Anda di halaman 1dari 12

KETERKAITAN KASIS KORUPSI HAMBALANG DENGAN

HAK ASASI MANUSIA

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Disusun oleh
ABDUL BASIT
17180001

SMA NEGERI 9 KOTA BANDUNG


Jalan LMU 1 SuparminNomor 1A
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., Atas segala limpahan
karunia serta rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya tentu penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalan ini
dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW., keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Sekali lagi penulis mengucapkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada
Allah SWT., atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun
rohani, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berjudul
“Keterkaitan Kasus Korupsi Hambalang dengan Hak Asasi Manusia”. Penulis juga
mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semua orang yang telah membantu
pembuatan makalah ini
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran serta kritikan dari para pembaca agar kedepannya penulis dapat
menulis sebuah makalah lagi yang lebih baik daripada makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
sepada setiap pembacanya

Bandung, Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1


A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................1
C. Tujuan ............................................................................................................2
D. Manfaat ..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3


A. Pengertian Korupsi .........................................................................................3
B. Pengertian HAM ............................................................................................3
C. Kasus Mega Proyek Hambalang…………………………………………….4
D. Pelaku yang Terlibat Dalam Kasus Hambalang………………..………...….5
E. Hubungan Antara korupsi dan Hak Asasi Manusia…………………………6

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................8


A. Kesimpulan ....................................................................................................8
B. Saran ...............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena korupsi sudah ada sejak manusia mulai menata kehidupannya
dalam bentuk organisasi-organisasi yang teratur. Hampir semua Negara ditemukan
adanya korupsi, walaupundengan intensitas yang berbeda satu dengan yang lainnya,
sehingga ada yang mengatakan bahwa suatu pemerintahan akan tumbang bila
perbuatan korupsi tidak diberantas. Kasus korupsi sudah menjadi konsumsi sehari-
hari bagi penduduk warga Indonesia. Bahkan Indonesia sendiri menduduki posisi ke
96 dari 180 negara dalam negara-negara yang berpotensi melakukan korupsi besar.
Perilaku korupsi tidak saja terdapat di negara demokrasi saja, dalam
negaradiktator militer juga korupsi ada. Dalam setiap tahapan pembangunan dari
segalasistem ekonomi, dari negara kapitalis terbuka seperti Amerika Serikat, sampai
padaekonomi yang direncanakan secara terpusat seperti terdapat dibekas Negara Uni
Soviet sekalipun. Fenomena ini telah menghasilkan kemiskinan, rendahnya tingkat
pendidikan dan kesehatan, serta buruknya pelayanan publik. Dan akibat dari korupsi
penderitaan selalu dialami oleh masyarakat terutama masyarakat kecil yang berada
di bawah garis kemiskinan. Sekarang saja dibeberapa daerah dari berita-
berita di mediacetak maupun elektronik, kita bisa membaca dan melihat bahwa
banjir, longsor, infrastruktur hancur, taransportasi terganggu, distribusi barang-
barang terhambat, kesehatan masyarakat terpuruk dan semuanya ini merupakan efek
dari adanya korupsi,yang mau tidak mau dampaknya dirasakan oleh masyarakat kecil
yang tidak berdosa.
Hampir dalam semua kasus korupsi, secara langsung maupun tidak langsung
akan diikuti oleh pelanggaran HAM. Perbuatan korupsi selalu berawal dari adanya
penyalahgunaan kekuasaan, artinya pelaku korupsi biasanya dilakukan oleh para
pemegang kekuasaan. Dengan kata lain, bahwa perbuatan menyimpang yang
dilakukan oleh aparat dalam bentuk korupsi, dapat membuat kesengsaraan bagi
rakyat kecil disuatu negara. Itu artinya dengan perbuatan korupsi telah terjadi
perampasan terhadap hak-hak masyarakat atas hak ekonomi, sosial dan budaya, itu
berarti telah terjadi pelanggarn HAM.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang
dapat diambil, sebagai berikut.
1.Apakah kasus korupsi dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hak asasi
manusia ?
2.Bagaimana korelasi antara kasus korupsi dengan hak asasi manusia ?
3.Bagaimana Korupsi dalam kajian Hukum dan HAM ?

1
C. Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan dari dibuatnya makalah ini, sebagai berikut.
1.Mengetahui keterkaitan kasus korupsi dengan HAM.
2.Menambah ilmu bagi yang membaca.
3.Memenuhi tugas mata pelajaran PPKN.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak dicapai dari karya tulis ini, yaitu ;
1.menambah wawasan mengenai kasus korupsi dan HAM;
2.mengetahui bahaya korupsi bagi negara;
3.sebagai informasi sebagai usaha memberantas kasus korupsi di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi
Korupsi dari bahasa latin corruption dari kata kerja corrumpere yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Secaranharfiah, korupsi
adalah perilaku pejabat publik, baik politis maupun pegawai negeri, yang secara tidak
wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat
dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada
mereka.
Secara harfiah korupsi merupakan sesuatu yang busuk, jahat dan merusak. Jika
membicarakan tentang korupsi memang akan menemukan kenyataan semacam itu
karena korupsi menyangkut segi-segi moral, sifat dan keadaan yang busuk, jabatan
dalam instansi atau aparatur pemerintah,
penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, faktor ekonomi
dan politik, serta penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah
kekuasaan jabatannya. Korupsi merupakan salah satu jenis kejahatan yang semakin
sulit dijangkau oleh aturan hukum pidana, karena perbuatan korupsi bermuka
majemukyang memerlukan kemampuan berpikir aparat pemeriksaan dan penegakan
hukumdisertai pola perbuatan yang sedemikian rapi. Oleh karena itu, perubahan dan
perkembangan hukum merupakan salah satu untuk mengantisipasi korupsi tersebut.
Tindak Pidana Korupsi di Indonesia telah berkembang dalam 3 (tiga) tahap
yaitu elitis, endemic, dan sistematik. Pada tahap elitis, korupsi masih menjadi
penyakit sosial yang khas di lingkungan para pejabat. Pada tahap endemic, korupsi
mewabah dan mengjakau lapisan masyarakat luas. Lalu ditahap yang kritis, ketika
korupsi menjadi sistemik, setiap individu di dalam sistem terjangkit penyakit yang
serupa. Penyakit korupsi di Indonesia ini telah sampai pada tahap sistematik.
Perbuatan korupsi merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak-hak
ekonomi masyarakat, sehingga tindak pidana korupsi tidak dapat lagi digolongkan
sebagai kejahatan biasa (ordinary crimes). Dalam upaya pemberantasannya tidak lagi
dapat dilakukan “secara biasa”, tetapi dituntut caracara yang “luar biasa”
(extraordinary enforcement)

B. Pengertian Hak Asasi Manusia


Hak Asasi Manusia ( HAM ) merupakan hak-hak yang berlaku seumur hidup
dan tidak dapat diganggu gugat siapapun. HAM merupakan sebuah bentuk anugrah
yang diturunkan oleh Tuhan sebaga sesuatu karunia yang paling mendasar dalam
hidup manusia yang paling berharga. HAM dilandasi dengan sebuah kebebasan
setiap individu dalam menentukan jalan hidupna, tentunya HAM juga tidak lepas dari
kontrol bentuk norma-norma yang ada. Hak-hak ini berisi tentang kesamaan atau

3
keselarasan tanpa membeda-bedakan suku, golongan, keturunan, jabatan agama, dan
lain sebagaina antara setiap manusia yang haikatnya adalah sama sama makhluk
ciptaan Tuhan.
Sedangkan pengertian HAM menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia pasal (1), bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa. Hak itu merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi,
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Kalangan ahli HAM menyatakan bahwa konsep HAM bermula dan
berkembang di Eropa baru kemudian merambah ke Negara-negara lain. Untuk
melacak akar dan sejarah perkembangan konsep HAM, perlu dijelaskan sejarah Hak
Asasi Manusia. Meskipun HAM baru dideklarasikan pada tahun 1948, namun dasar
HAM sudah ada mulai sejak zaman sebelum masehi. Filsuf Yunani, seperti Socrates
(470-399 SM) dan Plato (428-348 SM) meletakkan dasar bagi perlindugan dan
jaminan diakuinya Hak Asasi Manusia. Konsepsinya menganjurkan masyarakat
untuk melakukan social control kepada penguasa yang zalim dan tidak mengakui
nilai-nilai keadilan dan kebenaran.

C. Kasus Mega Proyek Hambalang

1) Ringkasan umum proyek Hambalang


Proyek Pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga
Nasional (P3SON) Kementerian Pemuda dan Olahraga yang berlokasi di Desa
Hambalang, Kecamatan Citereup, Kabupaten bogor merupakan proyek
yangtelah direncanakan untuk dibangun sejak tahun 2004 pada saat fungsi dan
pembinaan olahraga nasional masih berada pada Ditjen Olahraga Departemen
Pendidikan Nasional. Pada saat awal prrencanaanya proyek ini hanya
dimaksudkan sebagai kamp latihan olahraga bagi para pelajar berskala nasional.

2) Indikasi penyimpangan
Penyelidikan kasus Hambalang ini berawal dari temuan KPK saat
menggeledah kantor Grup Permai, kongsi dagang milik Nazaruddin. Kasus
Hambalang menjadi semakin jelas ketika Nazaruddin ditangkap KPK dan
ditetapkan menjadi tersangka, sehingga kasus ini mengaitkan beberapa petinggi
Negara seperti Anas Urbaningrum (Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat).
Nazaruddin mengatakan telah memberikan keterangan kepada KPK terkait
aliran dana APBN 2010, beberapa dokumen tentang transaksi proyek
Hambalang yang langsung dipakai oleh kepentingan Anas pribadi atau yang
dipakai untuk kepentingan Anas di Kongres Partai Demokrat yang
memenangkan Anas. Anggaran Rp 1,2 triliun dari APBN 2010 yang dikelola

4
Partai Demokrat. Diterima Angelina Sondakh, dana itu kemudian dibagi-bagi
untuk kepentingan pemenangan Anas. Sebagian dari uang Rp 1,2 triliun itu
dipakai untuk membayar Hotel Sultan, iklan pencalonan Anas di TV, dan
beberapa event organizer . Ada juga sejumlah uang yang diserahkan pada tim
sukses Anas, dan semua itu sudah ada bukti diberikan ke penyidik.
Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan KPK akan mendalami
keterangan setiap saksi, termasuk Nazaruddin. Dalam kasus Hambalang, KPK
baru menetapkan dua tersangka. Mereka adalah mantan Menteri Pemuda dan
Olahraga, Andi Mallarangeng, dan Kepala Biro Keuangan serta Rumah Tangga
Kemenpora, Deddy Kusdinar. Meski demikian, KPK tidak berhenti pada dua
tersangka itu saja. KPK tetap akan menelusuri aliran dana terkait proyek
Hambalang, termasuk kemungkinan aliran dana ke Partai Demokrat.
Untuk keterkaitan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro
Yudhoyono atau Ibas dalam kasus ini belum ditemukan dugaan korupsi proyek
Hambalang. Karena itu, KPK belum bisa menyimpulkan tudingan yang
dilontarkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum atas
keterlibatan Ibas dalam kasus itu. Menurut Abraham, semua orang bisa saja
menyebut dan mengaitkan seseorang pada suatu kasus. Namun, lanjutnya, KPK
tetap berpatokan pada hasil pengembangan penyidikan yang dilakukan para
penyidik KPK.
Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku
pernah ikut dalam pertemuan antara M Nazaruddin dan politisi senior Demokrat
Amir Syamsuddin terkait kasus Hambalang. Saat itu, Amir meminta keterangan
Nazar terkait aliran uang Hambalang. Pada rapat itu, Anas mengaku hanya
mendengarkan penjelasan Nazar kepada Amir. Ketika kali pertama kasus
Hambalang mencuat, Anas pernah dikabarkan membawa Nazar ke kediaman
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Pada
pertemuan itu, Nazar dikatakan menyebut keterlibatan Ibas dalam kasus
tersebut. Anas menyebutkan, penjelasan Nazar terkait aliran uang Hambalang
cukup mengejutkan. Anas juga mengatakan, beberapa orang memang turut
menikmati uang Hambalang. Dalam kasus mega proyek ini, semua elemen
masyarakat sangat berharap agar KPK mengusut tuntas kasus tersebut sehingga
Korupsi di Negeri ini bisa diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.

D. Pelaku yang Terlibat Dalam Kasus Hambalang

1) Andi Alfian Mallarangeng


Seorang pengamat politik Indonesia yang menjabat sebagai Menteri
Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Ia juga
pernah menjabat sebagai Juru Bicara Kepresidenan bagi Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono.
2) Wafid Muharam
Sebagai Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sekmenpora) dan

5
sebagai tangan kanan Menpora Andi Alfian Mallarangeng
3) Deddy Kusdinar
Sebagai Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian
Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
4) Lisa Lukitawati
Sebagai Direktur dari CV Rifa Medika
5) Andi Zulkarnain Anwar
Sebagai Presiden Direktur PR FOX Indonesia.
6) Anas Urbaningrum
Sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat tahun 2009. Ia sempat
mempimpin Divisi Otonomi Politik dan Daerah sebelum menjadi
Ketua Umum DPP partai Demokrat. Pada tahun 2001-2005 ia juga
pernah bergabung menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pasca mundurnya beliau dari Ketua Umum Partai Demokrat, pada
tahun 2013 ia mendirikan organisasi masyarakat yang bernama
Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI)

E. Hubungan Antara korupsi dan Hak Asasi Manusia


Di dalam pendahuluan telah disinggung bagaimana persoalan korupsi dapat
menjadi persoalan yang sangat luas, yaitu tidak hanya menjadi persoalan hukum
tetapi juga telah menjadi persoalan ekonomi dan sosial bangsa, sehingga apabila itu
dibiarkandapat mengakibatkan persoalan pelanggaran hak asasi manusia. Apabila
persoalan korupsi sekarang merupakan persoalan pelanggaran HAM , maka
perlakuan terhadap perbuatan ini juga harus sama dengan perlakuan terhadap
pelanggaran-pelanggaran HAM lainnya, walaupun perbuatannya secara langsung
tidak sama dengan perbuatan pelanggaran HAM yang ada, yaitu seperti genosida,
atauseperti pembunuhan masal. Tetapi dampak atau akibat dari perbuatan korupsi
secaratidak langsung dan secara terus menerus dapat membunuh manusia, sehingga
pelaku korupsi dapat dikategorikan sebagai pelaku kejahatan luar biasa atau yang
sering disebut dengan istilah pelaku Extra Ordinary Crimes.
Penanganan terhadap pelaku kejahatan yang luar biasa harus dilakukan
dengan sangat luar biasa, artinya sebuah Negara seharusnya meiliki perangkat
undang-undang yang khusus mengatur kasus korupsi, yaitu undang-undang yang
dapat menjangkau segala perbuatan korupsi dalam berbagai jenis dan berbagai
tingkatan, perangkat pelaksana undang-undangnya juga harus orang-orang yang
terpilih, yaitu orang-orang yang sangat professional dalam bidang itu dan beresih
dari korupsi, termasuk budaya hukumnya (kesadaran hukum masyarakat) harus dapat
mendukung terlaksananya persoalan tersebut.
Di Indonesia sendiri sejak tahun 2002 telah dibentuk suatu lembaga yang
khusus untuk memberantas kasus korupsi di negeri ini yaitu KPK (Komisi

6
Pemberantasan Korupsi). Lembaga tersebut memiliki wewenang untuk menyelidiki
berbagai kasus korupsi dan menang kap koruptor. Dan yang terakhir yang harus
diperhatikan adalah budaya hukum, hal inisangat penting dikarenakan bahwa
penanggulangan korupsi tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dan kesadaran
hukum masyarakat.

7
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis paparkan di atas dapat disimpulkan
bahwa Tipikor (Tindak Pidana Korupsi) merupakan kejahatan luar biasa. Dan
apabila dihubungkan dengan Hak Asasi Manusia, khususnya pemenuhan hak-hak
Ekonomi Sosial, dan Budaya, maka jika terjadi Tindak Pidana Korupsi, dapat
dikatakan telah terjadi Pelanggaran Hak Asasi Manusia. Karena APBN yang
disediakan oleh Pemerintah untuk Pemenuhan Hak-hak tersebut telah dikorupsi.
Untuk itu dibutuhkan pengaturan yang luar biasa dalam ketentuan perundang-
undangan yang mengatur tentang Tindak Pidana Korupsi yang merupakan
Pelanggaran HAM dalam ketegori HAM Berat (gross violation of human rights).
Karena Tindak Pidana Korupsi dapat menyengsarakan masyarakat banyak diseluruh
Indonesia. Selain peraturan maka kelembagaan yang kuat, sumber daya manusia
yang tidak korup dan didukung oleh semua lapisan masyarakat harus dibentuk.
Korupsi, kolusi dan nepotisme merupakan hal yang sangat merugikan Negara dan
rakyat. Korupsi didapatkan dari penyelewengan anggaran Negara demi keuntungan
pribadi dan kelompok tertentu.
Kasus Hambalang bisa menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk membuat
kebijakan dan memilih perusahaan dalam penanganan proyek apapun agar tidak ada
lagi orang – orang yang memanfaatkan momen tersebut untuk mengeruk anggaran
Negara, yang seharusnya bisa disalurkan kepada masyarakat Indonesia. Pemerintah
harus mengevaluasi kebijakan tentang korupsi, kolusi dan nepotisme agar tidak yang
ada lagi yang berani tersenyum saat tertangkap KPK dan mereka sangat malu telah
melakukan hal tersebut.

B. Saran
Oleh karena itu, seharusnya pemerintah Indonesia lebih tegas dalam mengatasi
Tindak Pidana Korupsi banyak sekali koruptor yang hanya dijatuhi hukuman pidana
dalam waktu sebentar padahal dengan korupsi mereka telah merugikan Negara
sehingga hak-hak warga Negara tidak terpenuhi. Indonesia harus merevisi peraturan
perundang undangan tentang korupsi, agar koruptor mengalami hukuman yang jauh
lebih berat sehingga seseorang yang akan berpikir dua kali umtuk melakukan
korupsi. Kita sebagai masyarakat harus senantiasa mengawasi jalannya pemerintahan
sehingga terjadi check and balance antar masyarakat dan Pemerintah Indonesai

8
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat Joecelyn, 2018


https://www.kompasiana.com/jocelynhidajat7031/5bff638c6ddcae1897076b56/
apa-hubungan-korupsi-dengan-ham-dan-pancasila?page=all

Awi, 2001
https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol2599/korupsi-merupakan-
pelanggaran-ham-berat-/

Maxmanroe
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-ham.html

Karelrumlus, 2017
https://piuskarel.wordpress.com/2017/01/22/makalah-korupsi-pengantar-ilmu-
sosial/

Lawalatta Oktovianus, 2013


https://fhukum.unpatti.ac.id/korupsi/254-korupsi-dan-pelanggaran-hak-asasi-
manusia

Anda mungkin juga menyukai