Anda di halaman 1dari 65

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi
pemerintah yang bertugas sebagai ujung tombak penegakan hukum di
Indonesia. Tugas yang diemban ini tidaklah ringan karena akan
berhadapan dengan masyarakat.
Penegakan hukum, bukan saja masyarakat harus sadar hukum dan
taat hukum, tetapi lebih bermakna pada pelaksanaan hukum sebagaimana
mestinya dan bagi yang melanggar harus pula ditindak menurut prosedur
dan ketentuan hukum yang berlaku.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 22 tentang Kepolisian Negara
Indonesia, bila dikaji se!ara mendalam ternyata berisi harapan-harapan,
yang diarahkan pada hal-hal sebagai berikut "
(1) Ter#ujudnya aparatur kepolisian yang mandiri, berkualitas dan
pro$esional.
(2) Terlaksana tugas dan tanggung ja#ab kepolisian dengan baik, benar
dan berkualitas, dengan mengedepankan keadilan, kepolisian hukum
dan hak-hak a%asi manusia.

1
(3) Ter#ujudnya ketertiban, keamanan, kedamaian dalam masyarakat,
melalui peningkatan kesadaran hukum, ketaatan terhadap hukum dan
penegakan hukum sebagaimana mestinya.
&ukum sebagai suatu bentuk peraturan yang bersi$at mengikat setiap
tingkah laku masyarakat, memerlukan suatu kepedulian masyarakat agar
setiap tingkah laku dan perbuatan baik dalam suatu badan organisasi,
pemerintahan, maupun dalam kehidupan sehari-hari hendaknya setiap
tingkah laku selalu dibatasi oleh suatu aturan agar ter!ipta suatu
keamanan dan ketertiban.
Polisi sebagai penegak hukum yang bertugas memelihara ketertiban
dan menjamin keamanan umum, memelihara keselamatan negara serta
memelihara keselamatan orang, benda dan masyarakat termasuk memberi
perlindungan dan pertolongan dan memberi serta mengusahakan ketaatan
#arga negara dan masyarakat terhadap segala bentuk-bentuk peraturan.
&asil obser'asi a#al penulis menemukan bah#a di Polsek
(atubangga dalam melaksanakan penyidikan terhadap pelaku tindak
pidana minuman keras, banyak menemui permasalahan-permasalahan,
baik permasalahan dari segi personil penyidik yang ada di Polsek
(atubangga yang masih kurang, pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku
tindak pidana minuman keras yang sering menghilangkan barang bukti
penyidikan.

2
Ke!amatan (atubangga Kabupaten Kolaka sebagai suatu daerah
yang sedang membangun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
agar dapat menjadi suatu daerah ke!amatan yang didambakan oleh setiap
#arga masyarakat, memerlukan suatu bentuk penanganan yang serius
dari penegak hukum, agar kesadaran hukum masyarakat terhadap segala
bentuk kejahatan yang dapat menghambat pembangunan agar diatasi,
karena pembangunan tidak bisa berjalan dengan baik apabila masyarakat
dan penegak hukum tidak berdampingan.
)leh karena itu polisi bertujuan untuk mengayomi masyarakat,
hendaknya dapat melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan dalam undang-undang, agar pelaksanaan tugas
kepolisian tidak menyimpang sehingga masyarakat tidak selalu
menyalahkan petugas kepolisian apabila ada hal-hal yang si$atnya berada
diluar dari $ungsi dan #e#enang polisi itu sendiri.
*erdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis melakukan
pengkajian se!ara ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul
Pelaksanaan Penyidikan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Minuan
!eras " #tudi !asus di P$lsek %atu&angga !a&upaten !$laka '.

3
1.(. )uusan Masalah.
Permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut "
+. *agaimanakah pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana
minuman keras di Polsek (atubangga Kabupaten Kolaka ,
2. &ambatan-hambatan apakah yang dialami oleh Polsek (atubangga
dalam pelaksanaan penyidikan terhadap tindak pidana minuman keras,
-. Upaya-upaya apakah yang dilakukan Polsek (atubangga untuk
mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan penyidikan
terhadap pelaku tindak pidana minuman keras ,
1.*. Tu+uan dan Man,aat Penelitian
1.*.1. Tu+uan Penelitian
+. Untuk mengetahui pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku
tindak pidana minuman keras di Polsek (atubangga Kabupaten
Kolaka.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami oleh
Polsek (atubangga dalam pelaksanaan penyidikan terhadap
pelaku tindak pidana minuman keras.
-. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan Polsek
(atubangga untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam
pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana minuman
keras.

4
1.*.(. Man,aat Penelitian
+. .ebagai sumber in$ormasi dalam pengembangan di bidang
pengetahuan hukum terutama menyangkut tugas dan #e#enang
dalam penyidikan terhadap pelaku tindak pidana minuman keras
di Polsek (atubangga Kabupaten Kolaka.
2. .ebagai bahan perbandingan bagi peneliti berikutnya dalam
melakukan penelitian tentang pelaksanaan penyidikan terhadap
pelaku tindak pidana di Polsek (atubangga Kabupaten Kolaka.

5
BAB II
TIN-AUAN PU#TA!A
(.1. Tugas dan .ungsi !ep$lisian
Pengertian Kepolisian, menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun
22, adalah Institusi Negara yang diberikan tugas, $ungsi dan
ke#enangan tertentu, untuk menjaga keamanan, ketertiban dan
mengayomi masyarakat.
/engan berlakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 22, maka
jajaran kepolisian, semakin dituntut untuk mampu memberikan pelayanan
yang sebaik-baiknya kepada masyarakat dan sekaligus me#ujudkan
ketentraman ditengah-tengah masyarakat.
Tugas Kepolisian yang begitu mulia tersebut, maka dapat
di#ujudkan apabila aparaturnya mampu melaksanakan tugas-tugasnya
dengan baik, benar dan bertanggungja#ab, dengan memberikan
pelayanan pada masyarakat se!ara optimal.
.ehubungan dengan itu, maka Rahman Rahim, 02"+12,
menyatakan bah#a tugas yang diembang oleh institusi Kepolisian sangat
berat, sehingga sangat diperlukan aparatur yang handal, agar semua
tugas-tugas dimaksud dapat dilaksanakan dengan baik dan e$ekti$.
Tugas kepolisian adalah merupakan bagian dari pada Tugas Negara
dan untuk men!apai keseluruhannya tugas itu, maka diadakanlah

6
pembagian tugas agar mudah dalam pelaksanaan dan juga koordinasi,
karena itulah di bentuk organisasi polisi yang kemudian mempunyai tujuan
untuk mengamankan dan memberikan perlindungan kepada masyarakat
yang berkepentingan, terutama mereka yang melakukan suatu tindak
pidana.
3enurut 4. 4e#in 0/joko Prakoso,+567"+-12 Tugas Polisi adalah
sebagai berikut "
8Tugas polisi adalah bagian daripada tugas negara perundang-
undangan dan pelaksanaan untuk menjamin tata tertib ketentraman
dan keamanan, menegakkan negara, menanamkan pegertian,
ketaatan dan kepatuhan9.
Tugas polisi dalam Undang-Undang Nomor + Tahun +51+ tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Polisi Negara Republik Indonesia, telah
ditentukan didalamnya yakni dalam Pasal + Undang-Undang Nomor +
Tahun +51+, 0+56: " 22 menyatakan sebagai berikut "
0+2 Kepolisian Negara Republik Indonesia, selanjutnya disebut
Kepolisian Negara ialah alat negara penegak hukum yang
terutama bertugas memelihara keamanan dalam negeri.
022 Kepolisian Negara dalam menjalankan tugasnya selalu
menjunjung tinggi hak-hak asasi rakyat dan hukum negara.
/alam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun +57;
dalam butir -+ butir a 0/joko Prakoso.+567"+6-2 menyebutkan tugas dari
kepolisian adalah sebagai berikut "
8Kepolisian Negara Republik Indonesia disingkat Polri bertugas dan
bertanggung ja#ab untuk melaksanakan " segala usaha dan kegiatan
sebagai alat negara dan penegak hukum terutama dibidang

7
pembinaan keamanan da ketertiban masyarakat, sesuai dengan
Undang-Undang Nomor +- Tahun +51+ dan Keputusan Presiden
Nomor :2 Tahun +5159.
/ari berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
tugas Polisi Republik Indonesia seperti yang disebutkan di atas, maka
jelaslah bah#a tugas Polisi Republik Indonesia sangat luas yang
men!akup seluruh instansi mulai dari /epartemen Pertahanan Keamanan
sampai pada masyarakat ke!il semua membutuhkan polisi sebagai
pengaman dan ketertiban masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas dan membina keamanan dan ketertiban
masyarakat, Polisi Republik Indonesia berke#ajiban dengan segala usaha
pekerjaan dan kegiatan untuk membina keamanan dan ketertiban
masyarakat.
Polisi sebagai pengayom masyarakat yang memberi perlindungan
dan pelayanan kepada masyarakat bagi tegaknya ketentuan peraturan
perundang-undangan, tidak terlepas dari suatu aturan yang mengikat untuk
melakukan suatu tindakan dalam pelaksanaan tugasnya yang telah
digariskan dalam Undang-Undang Nomor +- Tahun +51+ pada *ab III,
bah#a ke#ajiban dan #e#enang kepolisian dalam menjalankan tugasnya
harus bersedia ditempatkan di mana saja dalam (ilayah Negara Republik
Indonesia.

8
(.(. %e/enang Penyidik P$lri
.ebelum peneliti menguraikan lebih jauh tentang #e#enang seorang
penyidik, maka sangatlah penting untuk diketahui siapa dapat yang
menjadi penyidik. Pasal + butir + KU&<P memberikan batasan tentang
penyidik.
8Penyidik adalah pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau
Pega#ai Negeri .ipil tertentu yang diberi #e#enang khusus oleh
undang-undang untuk melakukan penyidikan9.

Penyidik dalam melakukan tugas, harus memenuhi syarat-syarat
kepangkatan yang telah ditentukan. .yarat kepangkatan seorang penyidik
dalam melakukan penyidikan diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang
Pelaksanaan KU&<P Nomor 27 Tahun +56-. <dapun syarat-syarat
tersebut dijelaskan dalam Pasal 2 yang berbunyi "
0+2 Penyidik adalah "
a. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia yang sekurang-kurang
berpangkat pembantu =etnan /ua Polisi.
b. Pejabat pega#ai negeri tertentu yang sekurang-kurangnya
berpangkat pengatur muda Tk. I 0golongan II>b2 atau yang
disamakan dengan itu.
022 /alam sektor kepolisian tidak ada pejabat penyidik sebagai dimaksud
pada ayat 0+2 huru$ a, maka komandan sektor kepolisian bintara
diba#ah pembantu letnan dua polisi karena jabatannya adalah
penyidik.
0-2 Penyidik .ebagaimana dimaksud dalam ayat 0+2 huru$ a, ditunjukan
oleh kepala kepolisian negara republik indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
0;2 (e#enang penunjukkan sebagaimana dimaksud dalam ayat 0-2
dapat dilimpahkan kepada pejabat Kepolisian Negara Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

9
0:2 Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat 0+2 huru$ b, diangkat
oleh 3enteri atas usul dari /epartemen yang memba#ahi pega#ai
negeri tersebut.
012 (e#enang pengangkatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 0:2
dapat dilimpahkan kepada pejabat yang ditunjuk oleh menteri.
/ari #e#enang di atas dapatlah dikatakan bah#a penyidik adalah
pejabat kepolisian, baik karena ia diangkat oleh komandannya. &al ini
berarti bah#a syarat kepangkatan sebagaimana ditentukan dalam Pasal
2 ayat 0+2 butir a PP. Nomor 27 Tahun +56- tidak mutlak diterapkan
dalam praktek. )leh karena pelaksanaan penyidik dan penyelidikan
dibutuhkan jumlah polisi 0penyidik atau penyidik pembantu2 yang
memadai.
KU&<P memberikan ketegasan dan membedakan antara
penyelidikan dan penyidikan. Pasal ; dan Pasal : KU&<P mengatur
tentang pejabat yang menjalankan ke#ajiban-ke#ajiban penyelidikan.
.edangkan Pasal 1, 7, dan 6 KU&<P dijelaskan mengenai pejabat yang
menjalankan ke#ajiban sebagai penyidik. Tugas penyelidikan yang
dilakukan oleh penyidik merupakan monopoli tunggal bagi Polri. &al ini
!ukup beralasan untuk menyederhanakan dan memberi kepastian
kepada masyarakat siapa yang berhak melakukan penyelidikan,
kemudian menghilangkan kesimpangsiuran penyelidik oleh aparat
penegak hukum sehingga, tidak lagi terjadi tumpang tindih, juga
merupakan e$isiensi tindakan penyelidikan.

10
3engenai tugas dan #e#enang penyelidik dapat dilihat dalam Pasal :
KU&<P, yang berbunyi "
Penyelidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal ;. Karena
ke#ajibannya mempunyai #e#enang "
+2 3enerima laporan atau pengaduan dari seseorang.
22 3en!ari keterangan dan barang bukti.
-2 3enyuruh berhenti seorang yang di!urigai dan menanyakan
serta memeriksa tanda pengenal diri.
;2 3engadakan tindakan lain menurut hukum yang
bertanggungja#ab.
Pasal ini membedakan antara laporan dan pengaduan padahal
kedua-duanya merupakan pemberitahuan kepada yang ber#ajib yakni
polri tentang adanya kejahatan atau pelanggaran yang sering terjadi atau
telah selesai. Perbedaan dapat peneliti kemukakan sebagai
berikut "
Pada laporan pemberitahuan tersebut merupakan hak atau
ke#ajiban yang harus disampaikan oleh setiap orang kepada yang
ber#ajib, yaitu kepolisian negara. /alam hal yang dilaporkan merupakan
tindak pidana umum. Pada pengaduan, pemberitahuan tersebut
merupakan hak atau ke#ajiban oleh seorang tertentu yang disampaikan
kepada yang ber#ajib dengan permintaan agar yang ber#ajib melakukan
tindakan, hal yang diadukan merupakan tindak pidana umum.
/ari perbedaan tersebut yang terpenting adalah bagaimana sikap
dan ke#ajiban penyidik dalam menghadapi laporan atau pengaduan

11
untuk menja#ab persoalan ini, Pasal +2 sampai dengan Pasal +:
sebagai berikut "
Pasal +2 KU&<P.
0+2 Penyidik yang mengetahui, menerima laporan atau pengaduan
tentang terjadinya peristi#a yang patut diduga merupakan tindak
pidana #ajib segera melakukan tindakan penyelidikan yang
diperlukan.
022 /alam hal tertangkap tangan tanpa menunggu perintah penyidik,
penyelidik #ajib segera melakukan tindakan yang diperlukan dalam
rangka penyelidikan sebagaimana tersebut dalam Pasal : ayat 0+2
huru$ b.
0-2 Terhadap tindakan yang dilakukan tersebut pada Pasal : ayat 0+2,
dan ayat 022 penyelidik #ajib membuat berita a!ara dan melaporkan
kepada penyidik daerah hukum.
Pasal +- KU&<P.
0+2 =aporan atau pengaduan yang diajukan se!ara tertulis harus
ditanda tangani oleh pelapor atau pengadu.
022 =aporan atau pengadun yang diajukan se!ara lisan harus di!atat
oleh penyelidik dan ditanda tangani oleh prlapor atau pengadu dan
penyelidik.
Pasal +; KU&<P"
/alam hal melaksanakan tugas penyidikan, penyelidik #ajib
menunjukan tanda pengenalnya.
Pasal +: KU&<P"
/alam melaksanakan tugas penyidikan, penyelidik dikoordinasi,
dia#asi dan diberi petunjuk oleh penyelidik tersebut dalam Pasal 1 ayat
0+2 huru$ a.
3elalui ja#aban tersebut di atas maka perlu diperhatikan beberapa
$aktor yang sangat menentukan sikap penyelidik dalam tugas menerima
laporan dan pengaduan. *ah#a laporan dapat diajukan sembarang #aktu,

12
tetapi pengaduan dibatasi oleh undang-undang dalam arti bah#a
pengaduan tidak dapat diajukan sembarang #aktu, yaitu #aktu-#aktu
tertentu. *ah#a laporan dapat dilakukan oleh setiap orang sedang
pengaduan hanya boleh orang tertentu saja. *ah#a pengaduan berisikan
bukan saja laporan akan tetapi juga diikuti, permintaan pengaduan agar
orang yang diadukan dituntut menurut hukum.
/engan demikian jelaslah kiranya $aktor-$aktor tersebut pada
gilirannya menentukan pula kegiatan penyelidik dalam hal men!ari
keterangan dan barang bukti. /alam hal ini keterangan apa dan barang
bukti apa yang menjadi ke#ajiban penyelidik untuk diselidiki, tentu tidak
sembarangan.
Ke#ajiban penyelidik yang terdiri dari "
+2 3engenai laporan atau pengaduan, men!ari keterangan dan
barang bukti sebenarnya adalah masalah pembuktian apakah ada
bukti-bukti yang dapat dipergunakan untuk mendukung
penuntutan.
22 3enyuruh seorang yang di!urigai berhenti dan menanyakan serta
memeriksa tanda pengenal diri.
*ila ditelaah ke#enangan tersebut serta dihubungkan dengan
maksud dan tujuan penyelidikan berdasar ketentuan undang-undang,
perlulah kita menarik pelajaran dari praktek yaitu "
a2 Pelaksanaan #e#enang, sebagai kelanjutan hal menerima
laporan dan pengaduan.
b2 3emergoki atau keadaan tertangkap tangan.

13
*ilamana penyidik menerima laporan mengenai terjadinya peristi#a
pidana yang serius.
.ebagai !ontoh peristi#a pembunuhan sedang pelakunya telah siap
untuk melarikan diri bila keadaan menghendaki, maka penyelidik memiliki
ke#enangan untuk bertindak memeriksa dan menanyakan identitas
tersangka.
.eseorang yang tertangkap tangan karena melakukan kejahatan
memerlukan perhatian tertentu untuk kasus-kasus tertentu. Karena
tertangkap tangan atau kepergok pada satu pihak merupakan peristi#a
yang memperkuat pembuktian tentang siapa yang menjadi pelaku
kejahatan.
Kedua situasi di atas bila dibandingkan dengan dinamika masyarakat
adalah sedemikian rupa, sehingga polri tidak saja harus berhadapan
dengan peristi#a pidana tapi juga menjalankan tugas pen!egahan dan
penertiban keamanan masyarakat. /isamping #e#enang tersebut diatas,
penyelidik dapat mengadakan tindakan lain menurut hukum yang
bertanggungja#ab. 3aksudnya adalah tindakan dari penyelidik harus
memenuhi syarat-syarat seperti, tidak bertentangan dengan aturan hukum,
tindakan itu harus masuk akal, atas pertimbangan yang layak berdasarkan
keadaan memaksa dan menghormati, hak asasi manusia.

14
.elanjutnya akan dikemukakan ke#ajiban dan #e#enang penyelidik
dalam melakukan penyelidikan. <dapun ke#ajiban #e#enang penyelidik
diatur dalam Pasal 7 KU&<P yaitu "
0+2 Penyelidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 0+2 huru$ a
karena ke#ajiban mempunyai #e#enang "
a. 3enerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya
tindak pidana.
b. 3elakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian.
!. 3enyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal diri tersangka.
d. 3elakukan penagkapan, penahanan, pengeledahan dan
penyitaan.
e. 3elakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.
$. 3engambil sidik jari dan memotret seorang.
g. 3emanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai saksi atau
tersangka.
h. 3endatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara.
i. 3engadakan penghentian penyidikan.
j. 3engadakan tindakan lain menurut hukum yang
bertanggungja#ab.
022 Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huru$ b mempunyai
#e#enang sesuai dengan undang-undang yang menjadi dasar hukum
masing-masing dan dalam pelaksanaan tugasnya berada diba#ah
koordinasi dan penga#asan penyidik tersebut dalam Pasal 1 ayat 0+2
huru$ a.
0-2 /alam melakukan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat 0+2
dan ayat 022, penyidik #ajib menjunjung tinggi hukum yang berlaku.
/alam hubungannya dengan ke#ajiban dan #e#enang penyidik,
dapat kita lihat dalam Pasal 6 ayat 0+2, 022, 0-2 dan Pasal 7: ayat 0+2, 022,
0-2 KU&<P. /idalam praktek berbagai 'ariasi dapat terjadi. Tentu pelapor
atau pengadu tidak selalu dapat langsung menemui pejabat polri yang
ber#enang melakukan penyidikan. <da langsung menghadap kepada

15
Kepala .atuan Reserse atau kepada anggota pemeriksa. Pejabat-pejabat
itulah yang menentukan atau memberi instruksi mengenai kelanjutan
penyelidikan atau penyidikan.
(.*. Tindak Pidana Minuan !eras
Kitab Undang-Undang &ukum Pidana menyatakan bah#a tindak
pidana minuman keras diatur dalam Pasal - dan Pasal :-1 antara lain
bah#a "
Pasal - KU&P.
0+2 /engan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun atau
denda sebanyak-banyaknya Rp. ;.: di hukum "
0a2 *arang siapa dengan sengaja menjual atau menyuruh
minum minuman-minuman yang memabukkan kepada seseorang
yang telah kelihatan nyata mabuk.

0b2 *arang siapa dengan sengaja membuat mabuk
seseorang anak yang umurnya diba#ah +1 tahun.
0!2 *arang siapa dengan kekerasan atau an!aman
kekerasan dengan sengaja memaksa orang akan minum minuman
yang memabukkan.
022 Kalau perbuatan itu menyebabkan luka berat pada tubuh,
sitersalah di hukum penjara selama-lamanya tujuh tahun.
0-2 Kalau sitersalah melakukan kejahatan itu dalam jabatannya ia
dapat dipe!at dari pekerjaannya itu.
Pasal :-1 KU&P.
0+2 *arang siapa yang nyata mabuk ada dijalan umum
dihukum denda sebanyak-banyaknya Rp. 22:.

16
022 ?ika pada #aktu melakukan pelanggaran itu belum lalu
satu tahun, sejak ketetapan hukuman yang dahulu bagi sitersalah
lantaran pelanggaran berupa itu juga atau pelanggaran yang
diterangkan dalam Pasal ;52, maka hukuman denda itu dapat diganti
dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga hari.
0-2 Kalau pelanggaran itu diulang untuk kedua kalinya dalam
+ tahun sesudah ketetapan putusan hukuman yang pertama karena
ulangan pelanggaran itu maka, dijatuhkan hukuman kurungan selama-
lamanya dua minggu
0;2 Kalau pelanggaran itu diulang untukketiga kalinya atau
selanjutnya didalam + tahun sesudah ketetapan putusan hukuman yang
kemudian sekali lantara ulangan pelanggaran untuk kedua kalinya atau
selanjutnya, maka dijatuhkan hukuman kurungan selama-lamanya tiga
bulan.
@ang dimaksud dengan nyata mabuk atau kentara mabuk atau
kelihatan mabuk yaitu mabuk demikian rupa sehingga terlihat dan dapat
diketahui oleh setiap orang dan mengganggu perasaan pada orang-orang
di sekitarnya. .yarat-syaratnya sebagai berikut "
0a2 Tersangka menghembuskan na$as yang berbau minuman keras
0bau alkohol2
0b2 Tersangka berjalan dengan sempoyongan atau dengan tidak
berdaya roboh di jalananA dan
0!2 *i!ara tidak karuan 0ka!au2 atau tidak mampu sama sekali untuk
bi!ara.
@ang dikenakan Pasal tersebut di atas, terdak#a berada di jalan
umum. ?ika didalam rumah, tidak dikenakan Pasal tersebut dan tugas
polisi yaitu mempertahankan ketertiban dan keamanan serta ketentraman

17
umum, dalam tugas ini termasuk pula menyingkirkan orang-orang kentara
mabuk dari jalan umum untuk dilindungi, ditahan sementara sampai
mereka sembuh kembali dari mabuknya. *erdasarkan pendapat ini, maka
biasanya oleh polisi orang yang mabuk di jalan umum itu diba#a dan
ditahan di kantor polisi.
*erbeda halnya, Peraturan /aerah Kabupaten Kolaka Nomor +1
Tahun 2; tentang Penga#asan dan Pengendalian 3inuman *eralkohol
menyatakan bah#a minuman alkohol adalah minuman yang mengandung
alkohol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung
karbohidrat dengan !ara $ermentasi dan destilasi atau $ermentasi tanpa
destilasi baik dengan !ara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau
tidak, menambah bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan
men!ampur konsentrat dengan ethanol atau dengan !ara penge!eran
minuman mengandung ethanol yang terbagi dalam tiga golongan yaitu "
0a2 4olongan < "
3inuman kadar alkohol> ethanol 0B2&:)&2 +C sampai :C
0b2 4olongan * "
3inuman kadar alkohol> ethanol 0B2&:)&2 +C sampai 2C
0!2 4olongan B "
3inuman kadar alkohol> ethanol 0B2&:)&2 +C sampai ::C
Tindak pidana minuman keras sebagaimana diatur dalam Perda
Nomor +1 Tahun 2;, yaitu apabila melanggar ketentuan dalam perda

18
tersebut, mulai dari jenis minuman keras yang dijual samapai kepada
peredarannya, sebagai berikut"
?enis minuman beralkohol pada Pasal + jenis minuman beralkohol
yang boleh diedarkan di Kabupaten Kolaka yaitu 4olongan < 3inuman
kadar alkohol> ethanol 0B2&:)&2 +C sampai :C
Pasal ++ Perda No.+1 Tahun 2;.
0+2 Pengedaran minuman beralkohol boleh dilakukan oleh distributor>sub
distributor, yang telah mendapat i%in dari *upati Kolaka.
022 Pengedaran minuman beralkohol yang dilakukan oleh distributor> sub
distributor sebagaimana dimaksud pada ayat 0+2 #ajib dipasang stiker
pada setiap botol>kaleng atau sejenisnya.
0-2 Pemasangan stiker sebagaimana dimaksud pada ayat 022 dilakukan
oleh distributor>sub distributor sebelum disalurkan.
0;2 .tiker sebagaimana dimaksud pada ayat 0-2 dikeluarkan oleh pejabat
yang ditunjuk oleh bupati.
0:2 Dolume dan jumah minuman beralkohol 4olongan < yang akan
diedarkan, ditetapkan sesuai kebutuhan miniman yang ditetapkan
oleh *upati.
Pasal +2 Perda No. +1 Tahun 2;.
3inuman beralkohol yang hanya boleh dijual di Kota Kolaka
sebagai ibu kota Kabupaten atau ditempat lain yang ditetapkan oleh
*upati.
Pasal +- Perda No. +1 Tahun 2;.
0+2 3inuman beralkohol tidak boleh dijual di tempat umum seperti rumah
makan, #isma, gelanggang olah raga, gelanggang remaja, kantin,
kaki lima, terminal, stasiun, kios-kios ke!il dan tempat >lokasi tertentu
lainnya yang ditetapkan oleh *upati.

19
022 Tempat penjualan minuman beralkohol tidak boleh dekat dengan
tempat ibadah, sekolah, rumah sakit dan perkantoran.
0-2 3inuman alkohol tidak boleh dijual kepada anak diba#ah umur,
pelajar, dan anggota <*RI>Pega#ai negeri.
Pasal +; Perda No. +1 Tahun 2;.
0+2 *atas #aktu penjualan minuman beralkohol untuk penjualan di minum
ditempat penjualan ditetapkan mulai jam 2+. sampai jam ..
022 *atas #aktu penjualan minuman beralkohol untuk diminum diluar
tempat penjualan ditetapkan mulai jam 5. sampai dengan jam
2+..
Pasal -- Perda No. +1 Tahun 2;.
0+2 .emua minuman beralkohol yang diedarkan, dalam botol>kemasan
dengan men!antumkan stiker, jenis minuman, kadar alkohol, 'olume
minuman sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
022 3inuman beralkohol 4olongan < adalah kolompok minuman
beralkohol yang peredaran dan penjualannya ditetapkan sebagai
barang dalam penga#asan.
Pasal -; Perda No. +1 Tahun 2;.
0+2 *upati melakukan penga#asan dan penerbitan peredaran
minuman beralkohol di daerah dan tidak boleh dilakukan> diberikan
kepada perusahaan>s#asta.
022 Untuk menga#asi dan menerbitkan peredaran minuman
beralkohol di daerah, *upati dibantu oleh tim yang beranggotakan
Instansi terkait di daerah.
0-2 Tim memberikan pertimbangan kepada *upati dalam
memberikan I%in sebagaimana dimaksud Pasal 2 Peraturan /aerah
ini.

0;2 Tim sebagaimana dimaksud ayat 0-2 Pasal ini dibentuk
dengan keputusan *upati.

20
Pasal -: Perda No. +1 Tahun 2;.
Pribadi atau *adan Usaha yang menjual minuman beralkohol
berke#ajiban untuk "
a. 3enjaga ketertiban dan keamanan dalam ruangan
tempat penjualan
b. 3eminta bantuan kepada petugas keamanan
untuk menertibkan dan mengamankan kegaduhan yang terjadi di
tempat penjualannya bila tidak dapat di!egah sendiri
!. I%in harus ditempelkan di tempat penjualan
sehingga mudah dilihat oleh umum
d. &arus ditempelkan peringatan ditempat penjualan
bah#a setiap orang yang meminum minuman beralkohol tidak boleh
berlebihan atau sampai mabuk
Pasal -1 Perda No. +1 Tahun 2;.
0+2 Penga#asan dan penerbitan tempat penjualan minuman
beralkohol sebagaimana dimaksud pada Pasal 27 dilakukan oleh
bupati.
022 Untuk menga#asi dan menertibkan tempat penjualan minuman
beralkohol di daerah, *upati dibantu oleh tim yang beranggotakan
instansi terkait di daerah.
0-2 Tim memberikan pertimbangan kepada *upati dalam pemberian
i%in sebagaimana dimaksud peraturan daerah ini.
0;2 Tim sebagaimana dimaksud ayat 022 Pasal ini dibentuk dengan
keputusan *upati.
Pasal -7 Perda No. +1 Tahun 2;.

21
*upati ber#e#enang men!abut i%in peredaran minuman beralkohol
yang telah doberikan atau mengurangi jumlah minuman beralkohol yang
dii%inkan untuk diedarkan karena pertimbangan kepentingan umum
*upati ber#enang men!abut i%in tempat penjualan minuman
beralkohol karena "
a. *ertentangan dengan kepentingan umum
b. /ianggap perlu untuk menjaga kepentingan umum
!. *ertentangan dengan peraturan perudangan yang berlaku.
Pasal -6 Perda No. +1 Tahun 2;.
*upati dapat menghentikan penjualan minuman beralkohol karena
pertimbangan khusus, pada hari-hari tertentu karena dianggap akan
mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat.
(.0. Alasan Pelaksanaan Penahanan Pelaku Tindak Pidana
.eorang yang di sangka atau diduga melakukan tindak pidana, untuk
sementara #aktu dapat di batasi kebebasannya. Pembatasan itu dapat
dilakukan bilamana telah menunjukkan bukti-bukti yang kuat bah#a orang
itulah yang melakukan perbuatan tindak pidana.
Penahanan pelaku tindak pidana hanya dapat dilakukan oleh
penyidik, jaksa penuntut umum dan hakim, ke#enangan pejabat-pejabat
tersebut harus memperhatikan ketentuan yang telah diatur dalam KU&P.
Penahanan hanya dapat dilakukan terhadap kejahatan yang dian!am

22
hukum : tahun atau lebih. (alaupun Undang-undang menentukan
demikian namun adakalanya penahanan dapat ditangguhkan pada setiap
tingkat pemeriksaan.
3enurut Nanda <gung /e#antara 0+567"2;2 <da 2 yang menjadi
dasar diadakannya penahanan yaitu "
(1) /asar menurut hukum, yaitu harus adanya dugaan keras
berdasarkan bukti yang !ukup bah#a orang itu melakukan tindak
pidana lima tahun, keatas atau tindak pidana tertentu yang
ditentukan oleh Undang-Undang, meskipun an!aman pidananya
kurang dari lima tahun.
(2) /asar menurut keperluan yaitu adanya kekha#atiran bah#a
tersangka atau tersangka atau terdak#a akan melarikan diri atau
merusak> menghilangkan barang bukti atau akan mengulangi
tindak pidana.
Pernyataan tersebut diatas, merupakan salah satu ketentuan yang
telah diatur Pasal 2 ayat + KU&<P.
.ebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun +56+ tentang
KU&<P, penahanan didasarkan pada ketentuan yang terdapat dalam 0Het
Herzieneindslands Reglemen2 .taatblat Tahun +5;+ Nomor ;;. Pada
a%asnya &IR, mengenal dua 022 ma!am tahanan sementara yaitu "
0a2 Tahanan yang tidak memakai surat perintah.
0b2 Tahanan yang memakai surat perintah.
3enurut 3oelyatno 0Nanda <gung /e#antara.+567"212 tahanan
sementara tanpa surat permintaan didasarkan pada Pasal 6- $ ayat 0:2 jo.
Pasal 6-k ayat 0-2 &IR. *erikut ini peneliti mengutip kedua isi Pasal itu "

23
Pasal 6- $ ayat 0:2 &IR.
Pun dalam hal tidak ditahan buat sementara sitertuduh itu boleh juga
ditahan dan tidak bertangguh lagi ia dikirim bersama-sama dengan
ren!ana itu kepada magistraat atau disuruh ba#a kehadapan pega#ai
itu, yaitu kalau dengan hal yang demikian itu dapat di!apai, perkara
itu diperiksa pengadilan pada hari itu juga dikirim bersama-sama atau
disuruh ba#a kehadapan magistraat.
Pasal 6- k ayat 0-2 &IR.
Kalau sitertuduh ada dalam tahanan dan perkara itu diba#ah
kehadapan hakim sebelum le#at #aktu yang tersebut dalam Pasal 7-
ayat 0+2, atau tidak dapat diba#ah kehadapannya selambat-
lambatnya dalam 6 hari. .esudah tertuduh didengar oleh ?aksa
Penuntut Umum yaitu dalam hal yang disebut dalam Pasal 6- $ ayat
0:2, maka dengan mengingat peraturan dalam Pasal 6-! ayat 022,
sitertuduh itu dalam penjara atau tidakkah.
Ketentuan Pasal 6- $ ayat 022 Pasal 6- k &IR, dapat disimpulkan
bah#a penahanan sementara tanpa surat perintah maksimum 2 E 6 F +
hari, mengenai apa yang disebut tahanan sementara pakai surat perintah,
3oelyatno menyatakan "
Tahanan sementara dipakai surat perintah, berdasarkan Pasal 12 ayat
0+2 jo. <yat 022 &IR dalam hal tertangkap tangan, atau kalau tidak
berdasarkan Pasal 7: &IR. /isitu &IR mengisyaratkan atau jaksa
dapat mengeluarkan perintah untuk menahan sementara yang
lamanya 2 hari.

24
Penahanan sebagaimana diterangkan dalam Pasal 12 ayat 0+2 &IR
hanya dapat dilakukan dalam hal tertangkap tangan. 3engenai hal
tertangkap tangan, Pasal 7: &IR memberikan pembatasan mengenal arti
kejahatan "
0a2 Tengah dilakukan orang.
0b2 .egera setelah dilakukan orang diketahui.
0!2 .eorang diserukan oleh khalayak ramai sebagai yang melakukan.
0d2 Pada orang kedapatan barang-barang, senjata-senjata, alat
perkakas, atau surat yang menunjukkan, bah#a orang tersebut
adalah pelaku atau pembuatan perbuatan termaksud.
Pada umumnya orang beranggapan bah#a, syarat-syarat yang
ditentukkan harus dipenuhi bagi dilakukannya penahanan sementara
dalam Pasal 12 &IR, disebut sebagai alasan obyekti$. .elain alasan
obyekti$ dalam hal menahan seseorang penahanan sementara harus
memenuhi alasan subyekti$. 3oelyatno, dalam kuliah hukum a!ara pidana
tahun +51:-+511 0<!hmad .oema /i PradjaA+57;";22 menyatakan syarat-
syarat subyekti$ itu adalah "
0+2 Pasal 7: &IR menyebutkan adanya !ukup keterangan bah#a
terdak#a melakukan perbuatan pidana yang didak#akan.
022 Penahanan dianggap perlu sekali untuk kepentingan pemeriksaan.
0-2 Penahanan perlu sekali untuk tidak diulanginya perbuatan.
0;2 Penahanan perlu sekali untuk men!egah kalau terdak#a
melarikan diri.
Pejabat yang diberi #e#enang melakukan penahanan sementara
pada #aktu berlakunya &IR, adalah jaksa dan juga jaksa pembantu 0Polisi
Republik Indonesia2. /ari apa yang dikemukakan di atas jelas belum ada

25
kesepakatan yang bulat mengenai istilah penangkapan, penahanan
sementara, tahanan sementara. /alam lampiran .urat Keputusan *ersama
Ketua 3ahkamah <gung Kepolisian Negeri, dan 3enteri Kehakiman
Nomor" 2> K.3.<> 7" Kep. -;>/><>7>+57A Pol 61>.K> Kapolri >
+5A?<.7>7>+- dikemukakan tentang istilah penahanan sebagai berikut "
Undang-Undang tidak mengenal tahanan kepolisian, kejaksaan dan
pengadilan. Undang-undang hanya mengenal istilah penangkapan
sementara dan penahanan sementara dimana kepolisian dapat
menahan seseorang selama 2 hari, kejaksaan - hari, dan
perpanjangan atas perintah jaksa oleh hakim setiap kali - hari 0Pasal
7:2 jo. 6-! jo. 12 G ayat 022.
/asar hukum penahanan bagi jaksa terdapat dalam Pasal 6-! dan
6-j &IR yang berbunyi "
*ila ada hal yang sangat penting memberatkan sitertuduh dan !ukup
nyata salah perbuatan itu masuk ha-hal yang diterangkan dalam
Pasal 12 ayat 022 &IR, dan perkara itu rasanya tidak dapat diperiksa
pengadilan dalam #aktu yang ditetapkan dalam Pasal 72, maka untuk
kepentingan pemeriksa atau untuk menjaga perbuatan itu jangan
diulangi oleh sitertuduh atau untuk menjaga supaya ia jangan lari
opsir justiti atau magistraat dapat memerintahkan supaya ia terus
ditahan.
Perintah tersebut dalam 6-! ayat 0;2 hanya berlaku untuk masa -
hari, dan setelah masa penahanan tersebut habis dapat diperpanjang untuk
masa - hari. /an selanjutnya oleh keta pengadilan negeri 0Pasal 6-! ayat
0;2 &IR2. <pabila terdak#a tidak berada dalam tahanan, jaksa dapat
menuntut agar terdak#a setelah masa untuk ditahan sambil penyerahan
perkara kepengadilan negeri dengan disertai surat dak#aan 0Pasal 6- 0+2
&IR2.

26
Penahanan terdak#a pada tingkat pemeriksaan pengadilan negeri
tidak diperlukan lagi surat perintah perpanjangan penahan sampai
perkaranya diputus. Pelaksanaan dan penahanan yang diatur dalam &IR
sudah tidak berlaku lagi.
)leh karena aturan-aturan yang terdapat didalamnya tidak
memberikan kepastian kepada pen!ari keadilan. 3isalnya saja dalam hal
penahanan, tidak memberikan batasan #aktu sebagaimana yang diatur
dalam KU&<P. Kemudian &IR memberikan hak kepada tiap-tiap orang
untuk melakukan penahanan Pasal 1 ayat 0+2. .etelah kita mengetahui
dasar hukum penahanan dasar &IR, berikut ini dikemukakan dasar hukum
penahanan yang diatur dalam hukum a!ara pidana yang diatur dalam kitab
undang-undang hukum a!ara pidana. 3asalah penahanan yang diatur
dalam KU&<P dapat dilihat dalam Pasal 2 sampai dengan Pasal -
KU&<P. .edangkan pengertian penahanan dijelaskan dalam Pasal + butir
2+ KU&<P sebagaimana dijelaskan dimuka. ?adi untuk keperluan
penyidikan, penututan dan peradilan, Penyidikan penuntut umum dan
hakim dapat melakukan penahanan apabila atas diri tersangka atau
terdak#a diperoleh dugaan keras dan bukti yang !ukup bah#a ia telah
melakukan tindak pidana. Pelaksanaan dilakukan se!ara !ermat dan
berhati-hati, juga harus dipenuhi persyaratan "
0a2 Tindak pidana yang dian!am pidana sekurang-kurangnya : tahun,
ke!uali terhadap pelanggaran khusus yang diatur se!ara limitati$
didalam undang-undang ini.

27
0b2 Penahanan tidak dilakukan se!ara otomatis, #alaupun memenuhi
syarat pada sub diatas, melainkan harus dalam keadaan terpaksa
karena kekha#atiran bah#a tersangka atau terdak#a akan
melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti atau
akan mengulangi tindak pidana lain.
/alam hal pelaksanaan penahanan mengenal - jenis penahanan
yaitu, penahanan dalam rumah tahanan negara, penahanan rumah dan
penahanan kota. Penahanan dalam rumah tahanan negara merupakan
tahanan biasa dimana tersangka atau terdak#a ditempatkan dalam gedung
tahanan sendiri memenuhi syarat pengamanan dan pelayanan sejalan
dengan martabat mereka sebagai #arga yang belum tentu bersalah.
Penyidik penuntut umum dan hakim sesuai tahapan pemeriksaannya
masing-masing, ber#enang mengalihkan jenis penahanan kejenis yang lain
dengan pemberian syarat-syarat tertentu dapat pula memberikan
penaguhan penahanan dengan atau tanpa jaminan uang atau orang.
/idalam Pasal 2 KU&<P disebut tentang pejabat yang ber#enang
melakukan penahanan untuk lebih jelasnya penelitian mengutip isi pasal
tersebut.
Pasal 2 KU&<P.
<yat0+2 Untuk kepentingan penyidikan, penyidik atau penyidik
pembantu atas perintah penyidik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal ++ ber#enang menahan.
<yat022 Untuk Kepentingan penuntut umum ber#enang melakukan
panahanan atau penahanan lanjutan.

28
<yat0-2 Untuk kepentingan pemeriksaan hakim disidang pengadilan
dengan penetapan ber#enang melakukan penahanan.
Ketentuan untuk sahnya penahanan dapat kita temukan dalam Pasal
2+ KU&<P yang berbunyi "
ayat 0+2 Perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap
seorang tersangka atau terdak#a yang diduga keras melakukan
tindak pidana berdasarkan bukti yang !ukup dalam hal adanya
keadaan yang menimbulkan kekha#atiran bah#a tersangka atau
terdak#a akan melarikan diri, merupakan alat bukti dan atau
mengulangi tindak pidana.
ayat 022 Penahanan atau penahanan kelanjutan dilakukan penyidik atau
penuntut umum terhadap tersangka atau terdak#a dengan
memberikan surat perintah penahanan atau penetapan hakim
yang men!antumkan identitas tersangka atau terdak#a dan
menyebut alasan penahanan serta uraian singkat perkara
kejahatan yang dipersangkakan atau didak#akan serta tempat ia
ditahan.
ayat 0-2 Tembusan surat perintah penahanan atau penahanan lanjutan
atau penetapan hakim sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 harus
diberikan kepada keluarganya.
ayat 0;2 Penahanan tersebut hanya dapat dikenakan terhadap tersangka
atau terdak#a yang melakukan tidak pidana dan atau per!obaan
maupun pemberian bantuan dalam tindak pidana tersebut dalam
hal "
(a) Tindak pidana itu dian!am dengan pidana penjara : tahun atau
lebih.
(b) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 262
tentang Kesopanan ayat 0-2, Pasal 251 tentang Perbuatan
Babul, Pasal --: tentang 3ela#an &ak > 3emaksa )rang
=ain ayat 0+2, Pasal -:+ 0+2, Pasal -:- ayat 0+2, Pasal -72,
Pasal -76 dan Pasal -75 tentang Penipuan, Pasal ;:-, Pasal
;:;, Pasal ;::, Pasal ;6, dan Pasal :1 kitab undang hukum
pidana Pasal 2: dan Pasal 21 Rechtenordonnantie
0pelanggaran terhadap bea dan !ukai, terakhir diubah dengan
staatblat Tahun +5-+ Nomor ;7+2, Pasal + Pasal 2 dan Pasal ;
Undang-Undang tindak pidana imigrasi 0Undang-Undang
Nomor 6 /rt tahun +5::. =embaran negara tahun +5:: nomor

29
62, Pasal -1 ayat 072, Pasal ;+, Pasal ;2, Pasal ;-, Pasal ;7,
Pasal ;6, Undang-Undang Nomor 5 Tahun +571 tentang
Narkotika 0=embaran Negara Tahun +571 Nomor -7 Tambahan
=embaran Negara -12.
/ari bunyi Pasal diatas dapatlah dikatakan bah#a, pembuat Undang-
Undang yang sudah memperkirakan seseorang yang di duga atau di
sangka melakukan perbuatan pidana akan berusaha menyulitkan
pemeriksaan perkara. &al itu dapat dilakukan dengan meniadakan
kemungkinan akan di dengar baik dari dirinya sendiri maupun bagi orang
lain, untuk dirinya seorang terdak#a sema!am ini akan berusaha untuk
sama sekali terhindari dari hukuman pidana dengan !ara melarikan diri
atau menyembunyikan diri selama-lamanya. <pabila ada kekha#atiran
bah#a tersangka atau terdak#a akan melarikan diri atau mengulangi lagi
perbuatannya, maka satu-satunya jalan untuk menghindarkan kesulitan
dalam menghentikan kemerdekaan tersangka atau terdak#a untuk tidak
pergi kemana-mana, atau memerintahkan kepadanya supaya tetap tinggal
disuatu tempat yang telah ditentukan oleh Pasal 22 KU&<P.
Kitab undang-undang hukum a!ara pidana telah mengatur se!ara
tegas mengenai pejabat-pejabat yang berhak melakukan penahanan.
.ebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulu, pejabat yang dimaksud
adalah penyidik, penuntut umum dan hakim dapat melkukan penahanan
untuk kepentingan pemeriksaan 0Pasal 2 KU&<P2.

30
.etelah diketahui pejabat yang berhak melakukan penyidikan,
penuntutan dan pemeriksaan didepan sidang pengadilan maka peneliti
akan memberikan mengenai #e#enang masing-masing pejabat tersebut
dalam melakukan penahanan.
Penyelesaian perkara pidana merupakan tugas dan tanggungja#ab
penyidik, penuntut umum dan hakim. /alam proses pemeriksaan perkara
pidana diperlukan tindakan-tindakan dari penguasa untuk mengungkap
se!ara tuntas mengenai perkara yang disangkakan. Tindakan-tindakan
seperti penangkapan, penahanan dan pengeledahan tidak dilakukan
se!ara se#enang-#enang tetapi harus dengan alasan-alasan seperti yang
diinginkan undang-undang.
Penahanan yang dilakukan penyelidik, penuntut umum, dan hakim
benar-benar memperhatikan seperti yang dijelaskan dalam Pasal 2+
KU&<P. &al ini di maksud supaya yang di tahan tidak dilanggar hak
asasinya. /alam menetukan seorang tersangka, atau terdak#a telah
bersalah nanti setelah ada putusan pengadilan. Karena itu dalam Pasal 6
Undang-Undang Nomor +; tahun +57 tentang Pokok-Pokok Kekuasaan
&akim se!ara tegas menyatakan "
*ah#a setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan dan atau
dihadapkan di depan pengadilan #ajib dianggap tidak bersalah
sebelum adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya
dan memperoleh kekuasaan hukum yang tetap.

31
/ari bunyi Pasal 6 Undang-Undang Nomor +; tahun +57 dapat
dikatakan bah#a tersangka ataupun terdak#a tetap di jamin hak-haknya
selama dalam pemeriksaan.
?aminan sebagaimana tersebut dalam Pasal +; Undang-undang
tahun +57 biasanya dinamakan dengan asas 9presmption of innocent9
yaitu suatu asas yang menyatakan bah#a setiap orang #ajib dianggap
tidak bersalah sebelum adanya putusan pengadilan kekuatan hukum yang
tetap tentang kesalahan tersebut.
.ebagaimana konsekuensi dari asas hukum tersebut terhadap
seorang, disangka atau dituntut telah melakukan tindak pidana sekalipun
terhadap mereka diadakan penangkapan, penahanan, dan guna
pemeriksaan ataukah telah dihadapkan didepan sidang, tidak boleh
diperlukan sebagai seorang yang bersalah sebelum kesalahannya
dibuktikan dan melalui putusan hakim.
/alam pelaksanaan panahanan oleh penyidik penuntut umum dan
hakim didasarkan pada syarat-syarat dalam Pasal 2+ KU&<P. <dapun isi
syarat-syarat itu adalah "
b2 &arus adanya barang bukti yang !ukup dugaan keras bah#a
tersangka atau terdak#a melakukan tindak pidana.
!2 <danya keadaan yang menimbulkan kekha#atiran bah#a
tersangka atau terdak#a akan melarikan diri, merusak atau
menghilangkan barang bukti dan akan mengulangi perbuatannya.

32
d2 3elakukan tindak pidana yang disebut dalam Pasal 2+ ayat 0;2
sub a dan b.
Ketentuan syahnya penahanan dalam Pasal 2+ KU&<P merupakan
keharusan yang perlu diperhatikan oleh pejabat yang ber#enang yang
melakukan penahanan, utamanya penahanan dirumah tahanan negara.
&al ini untuk menjaga jangan sampai penahanan itu melanggar hal-hak
asasi manusia yang belum tentu bersalah.
/engan demikian dapatlah kita katakan bah#a alasan-alasan
penahanan selain dari ketentuan Pasal 2+ KU&<P, penahanan itu
diperlukan karena "
+2 Untuk memperlan!ar jalanya pemeriksaan tersangka atau
terdak#a.
22 Untuk menjaga jangan sampai tersangka atau terdak#a
mempengaruhi orang lain melakukan tindak pidana.
-2 Untuk kepentingan keamanan tersangka atau terdak#a terhadap
rasa dendam dari pihak yang dirugikan.

33
BAB III
MET1DE PENELITIAN
*.1. -enis Penelitian
/alam penelitian ini menggunakan jenis penelitian normati$ empiris
yakni penelitian berdasarkan aturan-aturan yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan kemudian mendiskripsikan se!ara $a!tual
pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana minuman keras di
Polsek (atubangga Kabupaten Kolaka.
*.(. L$kasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Polsek (atubangga Kabupaten Kolaka.
/engan pertimbangan bah#a di lokasi penelitian tersebut telah banyak
melakukan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana minuman keras.
*.*. P$pulasi dan #apel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat kepolisian di
Polsek (atubangga Kabupaten Kolaka . .edangkan sampel di tetapkan
se!ara purpossi'e sampling, sebanyak ; 0empat2 orang penyidik di Polsek
(atubangga.
*.0. -enis dan #u&er Data
+. /ata primer adalah data yang didapatkan se!ara langsung melalui
penelitian di lapangan dengan melakukan #a#an!ara terhadap
beberapa in$orman.

34
2. /ata sekunder adalah data yang diperoleh di lapangan, meliputi aturan-
aturan hukum, laporan-laporan, dokumen-dokumen serta data tertulis
lainnya yang dianggap berhubungan dan sangat mendukung penelitian
ini.
*.2. Teknik Pengupulan Data
Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan hal-hal yang teliti,
peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut "
+. )bser'asi yaitu pengamatan yang dilakukan se!ara langsung
dilapangan tentang pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku tindak
pidana minuman keras di Polsek (atubangga Kabupaten Kolaka.
2. (a#an!ara yaitu melakukan tanya ja#ab se!ara langsung dengan
in$orman untuk mengali dan mendalami hal-hal penting untuk
mendapatkan ja#aban yang lebih detail yang berhubungan dengan
penelitian.
-. /okumentasi yaitu penulusuran data melalui studi perpustakaan untuk
menggumpulkan data tertulis yang tidak didapatkan melalui
penggumpulan data lainnya.
*.3. Analisis Data
/ata yang telah dikumpulkan diolah se!ara analisis deskripti$ yaitu
dianalisa dengan uraian yang jelas dengan menggambarkan pelaksanaan

35
penyidikan tindak pidana minuman keras di Polsek (atubangga
Kabupaten Kolaka, guna dapat diambil kesimpulan dan saran.
*.4. De,inisi 1perasi$nal
+. Pelaksanaan penyidikan adalah proses penyidikan terhadap pelaku
tindak pidana minuman keras di Polsek (atubangga Kabupaten
Kolaka.
2. 3inuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang
diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat
dengan !ara $ermentasi dan destilasi atau $ermentasi tanpa destilasi
baik dengan !ara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak.
-. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia di Polsek
(atubangga Kabupaten Kolaka yang diberi #e#enang untuk
melakukan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana minuman keras.
;. Penyidikan adalah tindakan penyidik untuk berusaha men!ari serta
mengumpulkan bukti telah terjadinya tindak pidana minuman keras di
Ke!amatan (atubangga Kabupaten Kolaka.
:. Tindak pidana adalah suatu perbuatan yang melanggar hukum atau
bertentangan dengan undang-undang yang dapat
dipertanggungja#abkan.
1. Tindak pidana minuman keras adalah semua penjual minuman keras
yang menjual tanpa i%in atau tidak sesuai dengan apa yang diatur di

36
dalam Perda Nomor +1 Tahun 2; tentang Penga#asan dan
Pengendalian 3inuman *eralkohol di Ke!amatan (atubangga
Kabupataen Kolaka.
7. Polsek (atubangga adalah Unit Reserse dan Kriminal 0Reskrim2 yang
berada di Polsek (atubangga Kabupaten Kolaka.

37
BAB I5
HA#IL DAN PEMBAHA#AN
0.1. 6a&aran Uu L$kasi Penelitian
.e!ara geogra$is Kabupaten Kolaka terletak di ja%irah tenggara pulau
.ula#esi dan berada pada bagian barat Pro'insi .ula#esi Tenggara atau
tepat nya di tepi pantai Teluk *one bagian timur. .e!ara geogra$is Kota
Kolaka terletak antara 2
o
G :
o
H =. dan +2
o
G ;:
o
*T, karena letaknya
berbatasan langsung dan dihubungkan oleh Teluk *one dengan
Kabupaten *one Pro'insi .ula#esi .elatan maka Kota Kolaka merupakan
salah satu kota transit dari dan menuju ke Pro'insi .ula#esi Tenggara
0Kolaka /alam <ngka, 2:2.
.e!ara administrati$ Kabupaten Kolaka memiliki batas-batas #ilayah
sebagai berikut " .ebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kolaka
Utara, .ebelah *arat berbatasan dengan Teluk *one, .ebelah .elatan
berbatasan dengan Kabupaten *uton, dan .ebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten Kendari Pro'insi .ula#esi Tenggara.
Keadaan topogra$i yang digambarkan sebagai berikut " Ka#asan ber
gunung dengan kemiringan lereng lebih dari ;C meliputi :,71C dari
keseluruhan luas daratan, ka#asan berbukit dengan kemiringan +: s>d ;
C seluas -+,+5C dari keseluruhan #ilayah daratan termasuk daerah yang
landai meliputi kurang lebih +6,:C dari keseluruhan #ilayah daratan.

38
Keadaan iklim bulan basah berlangsung antara : G 5 bulan dalam
setahun yg terjadi pada Ke!amatan Kolaka, (olo, dan 3o#e#e, bulan
kering antara - G ; bulan dalam setahun yang terjadi pada Ke!amatan
(atubangga, Pomalaa, (undulako, =adongi dan Tira#uta 0Kolaka /alam
<ngka,2:2
Iasilitas Transportasi Kota Kolaka ber$ungsi sebagai pintu Pro'insi
.ula#esi Tenggara di bagian barat yang menghubungkan Pro'insi
.ula#esi Tenggara dan .ula#esi .elatan. Untuk mendukung $ungsi
tersebut, maka di Ke!amatan Kolaka terdapat pelabuhan laut yaitu 0+2
Pelabuhan penyeberangan $erry, 022 Pelabuhan laut>samudera, 0-2
Pelabuhan nelayan 0;2 Pelabuhan pertamina.
Pada pengembangan sistem transportasi regional jalan raya
Ke!amatan Kolaka dapat dihubungkan dengan kota-kota ke!amatan dari
ujung utara 0Ke!amatan (olo2 sampai ujung selatan 0Ke!amatan
(atubangga2 melalui jalan negara dengan kondisi serta intensitas lalu
lintas yang !ukup baik.
(ilayah &ukum Polisi .ektor Ke!amatan (atubangga ada 2 0dua2
Ke!amatan (atubangga dan Ke!amatan Tenggetada Ibu Kotanya <nai#oi
terletak di ja%irah tenggara pulau .ula#esi dan berada pada bagian
.elatan Kabupaten Kolaka Pro'insi .ula#esi Tenggara. .e!ara geogra$is
Ke!amatan (atubangga terletak antara -
o
:2H G ;
o
1H =. dan +2+
o
21H G

39
+2+
o
;-H *T, karena letaknya berbatasan langsung dengan Kabupaten
*ombana Pro'insi .ula#esi Tenggara.
Keadaan topogra$i yang digambarkan yaitu ka#asan bergunung
dengan kemiringan lereng lebih dari ;C meliputi :,71C dari keseluruhan
luas daratan, ka#asan berbukit dengan kemiringan +: s>d ; C seluas
-+,+5C dari keseluruhan #ilayah daratan termasuk daerah yang landai
meliputi kurang lebih +6,:C dari keseluruhan #ilayah daratan.
Ke!amatan (atubangga dengan luas J :7,16 Km
2
, jumlah
penduduknya 22.672 ji#a. =aki-laki sebanyak ++.67+ ji#a dan perempuan
sebanyak ++.+ ji#a dan Ke!amatan Tanggetada dengan luas J ;5,5+
Km
2
, jumlah penduduknya 6.5+5 ji#a =aki-laki sebanyak ;.1- ji#a dan
perempuan sebanyak ;.-+1 ji#a total luas (ilayah &ukum Polisi .ektor
Ke!amatan (atubangga Kabupaten Kolaka J. 5+7,:5 Km
2
/ari luas
#ilayah tersebut Ke!amatan (atubangga terdiri dari - 0tiga2 Kelurahan dan
sebanyak +7 0Tujuh *elas2 /esa sedangkan Ke!amatan Tanggetada terdiri
dari 2 0dua2 Kelurahan dan sebanyak 5 0sembilan2 /esa. 0Kabupaten
Kolaka dalam <ngka, 2;2.
Polsek (atubangga yang dipimpin oleh IP/< )s!ar .amsuddin dan
memba#ahi 27 orang anggota dengan perin!ian + orang Kapospol,
memba#ahi 7 orang anggota, + orang Kanit Rekrim memba#ahi ; orang
penyidik pembantu, + orang Kanit Patroli memba#ahi 5 orang anggota, +

40
orang Kanit Pulbaket memba#ahi 2 orang anggota, + orang *ataut
memba#ahi 2 orang anggota.
0.(. Pelaksanaan Penyidikan Pelaku Tindak Pidana Minuan !eras di
P$lsek %atu&angga !a&upaten !$laka
&asil obser'asi penulis 0tanggal, 2 ?uni 212 selama melakukan
penelitian dalam pelaksanaan penga#asan dan pengendalian minuman
beralkohol di Ke!amatan (atubangga menemukan beberapa pelanggaran
tentang penjualan minuman keras, seperti terdapatnya kois-kios ke!il yang
tidak memiliki i%in dalam penjualan minuman keras, minuman keras yang
dijual tidak berstiker i%in dari pemerintah setempat dalam hal ini i%in *upati
Kolaka, ditemukan minuman keras yang dijual mele#ati batas kadar
alkohol yang telah ditetapkan yaitu diatas : C dan #aktu penjualan
minuman keras tersebut di atas jam ,. &al demikian inilah yang
merupakan salah satu alasan dilaksanakannya penyidikan terhadap pelaku
tindak pidana minuman keras.
/ari hasil #a#an!ara dengan )s!ar .amsuddin, Kapolsek
(atubangga menyatakan bah#a pelaksanaan penyidikan terhadap tindak
pidana, khususnya pelaku tindak pidana minuman keras merupakan salah
satu tugas dari Polsek (atubangga. Penyidikan tindak pidana ini bertujuan
untuk menemukan kebenaran materiil atau kebenaran yang selengkap-
lengkapnya tentang telah terjadinya tindak pidana yang dilakukan oleh
seorang penjual minuman keras yang tidak sesuai dengan aturan yang

41
telah diatur dalam peraturan daerah tentang penga#asan dan
pengendalian minuman beralkohol di Kabupaten Kolaka yaitu Peraturan
/aerah 0Perda2 Nomor +1 Tahun 2; 0#a#an!ara tanggal 2+ ?uni 212.
.elanjutnya )s!ar .amsuddin menyatakan pula bah#a, penyidikan
yang dilaksanakan oleh penyidik di Polsek (atubangga merupakan mata
rantai terdepan dari seluruh proses pemeriksaan tindak pidana pelaku
minuman keras. )leh karena itu dalam pelaksanaan penyidikan tindak
pidana pelaku tindak pidana minuman keras diperlukan adanya
kemampuan teknis penyidikan dan pro$esionalisme yang dapat
mendukung pelaksanaan penyidikan untuk mendapatkan keterangan-
keterangan pembuktian dan atau pengakuan dari tersangka dalam upaya
mendapatkan titik terang telah terjadinya tindak pidana tersebut
0#a#an!ara tanggal 2+ ?uni 212.
)s!ar .amsuddin, Kapolsek (atubangga 0#a#an!ara tanggal 2+
?uni 212, mengatakan bah#a salah satu tugas penyidik di Polsek
(atubangga adalah melakukan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana
minuman keras yang melakukan pelanggaran dalam menjual minuman
beralkohol.
=ebih lanjut )s!ar .amsuddin, Kapolsek (atubangga menyatakan
bah#a pelanggaran terhadap penjualan minuman keras yaitu seorang
penjual menjual minuman keras tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur

42
dalam Perda tentang Penga#asan dan Pengendalian 3inuman *eralkohol,
minuman beralkohol yang bisa dijual bebas hanya golongan < yang kadar
alkoholnya +C sampai :C 0#a#an!ara tanggal 2+ ?uni 212.
&asil #a#an!ara dengan )s!ar .amsuddin, Kapolsek (atubangga,
menyatakan bah#a salah satu kegiatan dalam pelaksanan penyidikan
terhadap pelaku tindak pidana minuman keras adalah melakukan
penggeledahan, penyitaan barang bukti, pemeriksaan saksi dan
pemeriksaan tersangka berdasarkan hukum a!ara pidana, dengan tetap
berpegang pada asas praduga tak bersalah yang berarti bah#a setiap
orang yang disangka, sebagai pelaku tindak pidana maupun yang diadili
dimuka sidang #ajib diduga tidak bersalah sebelum adanya putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap 0#a#an!ara
tanggal 2+ ?uni 212.
&al senada dikemukakan oleh Ibrahim =enna, Kanit Reskrim Polsek
(atubangga 0#a#an!ara tanggal 2- ?uni 212, menyatakan bah#a
dalam pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana minuman
keras dilakukan mulai dari penggeledahan, penyitaan barang bukti,
pemeriksaan saksi dan pemeriksaan tersangka.
<dapun pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana
minuman keras, diuraikan sebagai berikut"
+. Penggeledahan Terhadap Pelaku Tindak Pidana 3inuman Keras

43
Untuk kepentingan penyidikan agar dapat dikumpulkan $akta dan
bukti yang menyangkut tindak pidana minuman keras, maka dilakukan
penggeledahan terhadap pelaku tindak pidana minuman keras.
Ibrahim =enna, Kanit Reskrim Polsek (atubangga,
mengemukakan bah#a penggeledahan dimaksudkan adalah memasuki
rumah tempat tinggal dan atau tempat tertutup yang merupakan tempat
kediaman sesorang untuk melakukan tindakan pemeriksaan terhadap
seorang yang diduga telah melakukan tindak pidana 0#a#an!ara
tanggal 2- ?uni 212.
.elanjutnya Ibrahim =enna, menyatakan pula bah#a
penggeledahan dilakukan terhadap seorang yang diduga melakukan
tindak pidana minuman keras karena adanya laporan dari masyarakat
bah#a seorang melakukan tindak pidana, misalnya menjual minuman
keras tanpa i%in dari pemerintah setempat 0#a#an!ara tanggal 2- ?uni
212.
&asil #a#an!ara dengan )s!ar .amsuddin, Kapolsek
(atubangga menyatakan bah#a #e#enang pengeledahan terhadap
pelaku tindak pidana minuman keras semata-mata hanya diberikan
kepada penyidik, untuk men!ari dan mengumpulkan $akta dan bukti
serta dimaksudkan untuk mendapatkan orang yang diduga keras
sebagai tersangka pelaku tindak pidana minuman keras.

44
=ebih lanjut )s!ar .amsuddin menyatakan bah#a sebelum
melaksanakan penggeledahan terhadap pelaku tindak pidana minuman
keras, penyidik menyampaikan pemberitahuan penggeledahan kepada
ketua pengadilan negeri setempat untuk mendapatkan persetujuan
penggeledahan, artinya pada setiap tindakan penggeledahan, penyidik
#ajib memerlukan bantuan dan penga#asan Ketua Pengadilan Negeri
0#a#an!ara tanggal 2; ?uni 212.
)s!ar .amsuddin, Kapolsek (atubangga menyatakan bah#a
kalau keadaan penggeledahan se!ara biasa atau dalam keadaan
normal, penggeledahan baru dapat dilakukan penyidik setelah dahulu
meminta i%in dari Ketua Pengadilan Negeri, apabila penggeledahan itu
dilaksanakan dalam keadaan luar biasa atau mendesak, penyidik dapat
melakukan penggeledahan tanpa lebih dahulu mendapat i%in dari Ketua
Pengadilan Negeri, namun segera sesudah penggeledahan, penyidik
#ajib meminta persetujuan Ketua Pengadilan Negeri 0#a#an!ara
tanggal 2- ?uni 212.
.uparman, *anit Reskrim Polsek (atubangga, menambahkan
lagi bah#a guna lebih terjamin ketertiban dan kepastian hukum,
undang-undang menempatkan instansi penyidik untuk selalu bekerja
sama dengan instansi Pengadilan Negeri setempat sebagai penga#as
dan mengontrol #e#enang penggeledahan yang diberikan undang-

45
undang. /isamping itu #e#enang dan tindakan penggeledahan
mendapat penga#asan dan hubungan kerja sama pula dengan pemilik
tempat yang digeledah, dengan jalan me#ajibkan penyidik memberikan
salinan berita a!ara penggeledahan kepada penghuni atau pemilik
tempat yang digeledah. /emikian juga penga#asan dan kerja sama
dengan pihak ketiga. .etiap penggeledahan harus disaksikan oleh dua
orang saksi, atau dalam keadaan penghuni atau pemilik menolak
tindakan penggeledahan, penggeledahan yang dijalankan tanpa
persetujuan penghuni>pemilik, harus disaksikan oleh kepala desa atau
kepala lingkungan, ditambah dua orang saksi yang harus ikut
menyaksikan jalannya penggeledahan 0#a#an!ara tanggal 2: ?uni
212.
.elanjutnya .uparman, menyatakan bah#a #aktu penggeledahan
sedapat mungkin harus dilakukan pada siang hari dan diusahakan
men!ari momen #aktu yang dapat menghindari akibat sampingan yang
bisa merusak pertumbuhan keji#aan dan mental anak-anak dan
keluarga tersangka yang digeledah 0#a#an!ara tanggal 2: ?uni 212.
.ebagaimana diatur dalam Pasal -- KU&<P bah#a syarat-syarat
umum untuk melaksanakan penggeledahan harus mendapat i%in Ketua
Pengadilan Negeri setempat, menunjukkan tanda pengenal kepada
tersangka, disaksikan oleh dua orang saksi apabila tersangka setuju,

46
dan apabila tersangkanya tidak setuju maka disaksikan oleh Kepala
/esa>=ingkungan dengan dua orang saksi. /alam #aktu selambat-
lambatnya dua hari penyidik membuat berita a!ara untuk itu dan
turunannya 0salinannya2 disampaikan kepada yang bersangkutan.
Kadangkala terjadi keadaan sangat mendesak bagi penyidik untuk
melaksanakan penyidikan dengan memasuki suatu tempat untuk
menggeledah dan tidak mungkin untuk meminta surat i%in dari Ketua
Pengadilan Negeri. Penyidik dalam pelaksanaan penyidikan apabila
mendapat kesulitan karena tersangka melarikan diri, mengulangi
perbuatannya, atau menghilangkan barang bukti.
/alam hal menurut Pasal -; ayat + KU&<P penyidik dapat
melakukan penggeledahan tanpa i%in terlebih dahulu dalam hal
penyidik melakukan penyidikan pada halaman rumah atau tempat
tinggal tersangka berdiam atau berada, ataupun tempat lain tersangka
bertempat tinggal, tempat tindak pidana dilakukan, tempat penginapan
atau tempat umum. .etelah penggeledahan selesai, penyidik dalam hal
ini #ajib segera melaporkan kepada Ketua Pengadilan Negeri
setempat.
/alam hal penyidik melaksanakan penggeledahan tidak
diperkenankan memeriksa atau menyita surat, buku, dan atau tulisan
lain yang tidak merupakan benda yang berhubungan dengan tindak

47
pidana yang bersangkutan, ke!uali benda yang berhubungan dengan
tindak pidana yang bersangkutan atau yang diduga telah dipergunakan
untuk melakukan tindak pidana tersebut, dan untuk itu #ajib segera
melaporkan kepada ketua pengadilan negeri setempat guna
memperoleh persetujuan. <pabila i%in penggeledahan dari ketua
pengadilan negeri bersi$at umum, maka tidak disebutkan dimana akan
dilakukan penggeledahan, tetapi kalau isinnya bersi$at khusus harus
di!antumkan dimana penggeledahan dilakukan oleh penyidik. /engan
sendirinya penyidik tidak dapat melakukan penggeledahan di tempat
yang tidak disebut dalam surat i%in itu, #alaupun kemudian ternyata
bah#a tempat itu perlu digeledah pula sesuai dengan petunjuk yang
diperoleh pada penggeledahan pertama.
2. Penyitaan *arang *ukti
Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil
alih dan atau menyimpan di ba#ah penguasaannya bendak bergerak
atau benda tidak bergerak, ber#ujud atau tidak ber#ujud untuk
kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan
0Pasal + butir ke-+1 KU&<P2. Tujuan penyitaan adalah untuk kepentingan
pembuktian terutama ditujukan sebagai barang bukti di muka sidang
peradilan.

48
/emikian dikemukakan oleh .upardi, <nggota Penyidik Pembantu
Polsek (atubangga, bah#a penyitaan merupakan tindakan hukum yang
dilakukan pada tara$ penyidikan. .esudah le#at tara$ penyidikan tidak
dapat lagi dilakukan penyitaan untuk atas nama penyidik. Itu sebabnya
Pasal -6 KU&<P tersebut telah ditentukan dengan pasti hanya penyidik
yang ber#enang melakukan tindakan penyitaan 0#a#an!ara tanggal -
?uni 212.
.upardi menyatakan pula bah#a ada kemungkinan adanya
penyitaan pada tingkat penuntutan atau tingkat pemeriksaan pengadilan,
namun demikian pelaksanaan penyitaan harus diminta kepada penyidik,
seandainya dalam pemeriksaan sidang pengadilan, hakim berpendapat
dianggap perlu melakukan penyitaan suatu barang, untuk itu hakim
mengeluarkan penetapan yang memerintahkan penuntut umum agar
penyidik melaksanakan penyitaan barang dimaksud 0#a#an!ara tanggal
- ?uni 212.
/emikian penyitaan dalam tindak pidana minuman keras, maka
tata !ara penyitaan yang biasa dilakukan pada umumnya mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan dalam Pasal ;1 KU&<P, yaitu harus ada
surat i%in penyitaan dari Ketua Pengadilan Negeri setempat, ke!uali
penyitaan itu harus dilakukan dalam keadaan mendesak, surat i%in
penyitaan dari Ketua pengadilan negeri nanti menyusul tetapi hanya

49
penyitaan atas benda bergerak dan segera melaporkan kepada Ketua
pengadilan negeri untuk mendapat persetujuan. /i samping itu penyidik
memperlihatkan atau menunjukkan tanda pengenal jabatan kepada
orang dari mana benda itu akan di sita agar ada kepastian bagi orang
yang bersangkutan bah#a dia benar-benar berhadapan dengan petugas
penyidik, sebab tanpa menunjukkan lebih dahulu tanda pengenal, orang
yang hendak disita berhak menolak tindakan dan pelaksanaan penyitaan.
.elain itu penyidik yang melakukan penyitaan memperlihatkan benda
yang akan disita kepada orang dari mana benda itu akan di sita atau
kepada keluarganya. Penyitaan pula harus disaksikan oleh kepala desa
atau kelurahan dengan dua orang saksi. 3embuat berita a!ara penyitaan
dan menyampaikan turunan berita a!ara penyitaan kepada orang dari
mana barang itu disita atau keluarganya dan kepala desa setempat.
2. Penangkapan
Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa
pengekangan sementara #aktu kebebasan tersangka apabila terdapat
!ukup bukti guna kepentingan penyidikan. Tindakan penangkapan baru
dapat dilakukan oleh penyidik apabila seseorang itu diduga keras
melakukan tindak pidana, dan dugaan itu didukung oleh permulaan bukti
yang !ukup dari penilaian penyidik sepenuhnya.

50
Pelaksanaan penangkapan dilakukan oleh petugas Kepolisian
Negara Republik Indonesia, ke!uali ?aksa Penuntut Umum dapat
melakukan penagkapan dalam kedudukannya sebagai penyidik. Penyidik
dalam melakukan penangkapan harus memba#a surat tugas
penangkapan dengan memperlihatkan surat perintah penangkapan yang
disampaikan kepada tersangka atau keluarga tersangka untuk
mengetahui dengan pasti seorang tersangka ditangkap dan diperiksa.
*atas #aktu penangkapan adalah + K 2; jam atau satu hari, dan
tidak boleh lebih dari satu hari, tetapi apabila jarak yang ditempuh antara
Polsek sebagai tempat penyidikan dengan lokasi penangkapan
membutuhkan jarak tempuh lebih dari satu hari, maka penyidik dapat
melakukan penangkapan dengan memperlihatkan surat perintah untuk
memba#a tersangka. (aktu penangkapan mulai terhitung sejak
tersangka tiba di Polsek untuk dilakukan pemeriksaan.
Penangkapan terhadap tersangka yang melakukan pelanggaran
seperti pelaku tindak pidana minuman keras tidak dapat dilakukan se!ara
langsung. <pabila pelaku tindak pidana minuman keras telah dilakukan
pemanggilan se!ara patut tetapi tidak mengindahkannya maka
penangkapan terhadap pelaku tindak pidana pelanggaran dapat
dilakukan.
-. Penahanan

51
Penahanan adalah menempatkan tersangka ditempat tertentu oleh
penyidik. .yarat-syarat untuk menahan seorang tersangka diperlukan
berbagai persyaratan. .yarat $ormal penahanan harus ada surat perintah
dari yang ber#enang, dan syarat materialnya adalah adanya dugaan
keras tersangka yang melakukan tindak pidana, adanya kekha#atiran
bah#a tersangka akan mengulangi tindak pidana, adanya kekha#atiran
bah#a tersangka akan merusak atau menghilangkan barang bukti.
Tindak pidana yang dian!am pidana lima tahun atau lebih dan menurut
si$at pelakunya perlu ditahan.
&asil #a#an!ara dengan Ibrahim =enni, Kanit Reskrim Posek
(atubangga, menyatakan bah#a pelaku tindak pidana minuman keras
ditahan karena dikha#atirkan akan menghilangkan barang bukti berupa
minuman keras yang dijualnya 0#a#an!ara tanggal 2: ?uni 212.
&al senada dikemukakan pula oleh 3ustamin, Kanit Pulbaket
Polsek (atubangga, menyatakan bah#a untuk menghindari pelaku
tindak pidana minuman keras mengulangi tindakannya, maka pihak
penyidik di Polsek (atubangga melakukan penahanan terhadap seorang
tersangka guna kepentingan penyidikan tindak pidana yang
bersangkutan. .eseorang yang disangka atau diduga melakukan tindak
pidana, untuk sementara #aktu dapat di batasi kebebasannya.
Pembatasan itu dapat dilakukan bilamana telah menunjukkan bukti-bukti

52
yang kuat bah#a orang itulah yang melakukan perbuatan tindak pidana
minuman keras. Penahanan pelaku tindak pidana minuman keras atau
mereka yang di tuduk melakukan. Penangkapan dan penahanan
terhadap pelaku tindak pidana minuman keras ini tidak lain adalah untuk
memudahkan proses penyidikannya 0#a#an!ara tanggal - ?uni 212.
0.(. Ha&atan7Ha&atan 8ang Dialai 1leh P$lsek %atu&angga Dala
Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana Minuan !eras
Penyebab orang melakukan tindak pidana 3inuman keras Khususnya
pelaku penjual tindak pidana 3inuman keras merasakan bah#a dengan
melakukan penjualan minuman Keras, sipelaku merasa mendapat
keuntungan yang lebih besar dari pada menjual selain minuman keras.
/ari hasil penelitian bah#a dalam pelaksanaan penyidikan terhadap
tindak pidana minuman keras di Polsek (atubangga, ada beberapa
hambatan yang dialami yaitu "
+. Kurangnya kerjasama antara Polisi 0Penyidik2 dengan
masyarakat.
&ambatan ini mun!ul dari pihak masyarakat karena masyarakat
beranggapan bah#a polisi merupakan institusi yang se!ara
kelembagaan bertugas untuk menjaga keamanan dan mengayomi
masyarakat. 3asyarakat kadangkala tidak mau menyampaikan
in$ormasi berkaitan dengan terjadinya tindak pidana minuman keras
dengan alasan tidak ingin menjadi saksi karena hal tersebut dapat

53
menyita #aktu, biaya dan tenaga serta dapat mengan!am keselamatan
mereka terutama datangnya dari pelaku tindak pidana minuman keras
0#a#an!ara, )s!ar .yamsuddin, Kapolsek (atubangga, tanggal 2+
?uni 212.
2. Pelaku tindak pidana minuman keras menghilangkan jejak terjadinya
tindak pidana
/ari hasil pengamatan yang dilakukan penulis di Polsek
(atubangga tidak sedikit dari mereka pelaku tindak oidana minuman
keras yang menghilangkan jejak agar terbebas dari penagkapan dan
an!aman hukuman dengan !ara menghilangkan barang bukti berupa
minuman keras pada #aktu akan dilakukan penggeledahan,
memberikan keterangan yang berbelit-belit, dan pelaku meninggalkan
#ilayah hukum Polsek (atubangga.
-. Terbatasnya sarana dan prasarana.
Terbatasnya sarana dan prasarana ini termasuk didalamnya
$asilitas kendaraan yang dimiliki oleh Polsek (atubangga untuk
mengadakan patroli pada setiap #ilayah yang dianggap ra#an yang
memerlukan penga#asan setiap saat tidak dapat dijangkau sehingga
penyidikan terhadap tindak pidana minuman keras tidak optimal
Kondisi seperti ini menyebabkan para petugas kepolisian tidak dapat
bertindak se!ara tepat untuk melakukan pengejaran dan penangkapan

54
terhadap pelaku tindak pidana minuman keras 0#a#an!ara, .upardi,
Penyidik Pembantu Polsek (atubangga, tanggal - ?uni 212.
;. Terbatasnya sumber daya manusia 0Polisi2 untuk mengungkap tindak
pidana minuman keras.
Pesatnya kemajuan dalam berbagai bidang terutama terjadinya
tindak pidana minuman keras , maka polisi dituntut untuk lebih
pro$esional dalam melakukan penyidikan yang semakin sulit dideteksi,
di!egah dan diselesaikan dengan baik dalam #aktu yang singkat akibat
pada umumnya tenaga penyidik pada Polsek (atubangga beluk
memiliki syarat untuk diangkat sebagai penyidik, tetapi mereka hanya
sebatas sebagai penyidik pembantu 0#a#an!ara, )s!ar .amsuddin,
Kapolsek (atubangga, tanggal 2+ ?uni 212.
0.*. Upaya7Upaya 8ang Dilakukan P$lsek %atu&angga Untuk Mengatasi
Ha&atan7Ha&atan Dala Peyidikan Terhadap Pelaku Tindak
Pidana Minuan !eras.

/alam mengatasi hambatan-hambatan yang dialami oleh penyidik
Polsek (atubangga dalam pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku tindak
pidana minuman keras , maka beberapa upaya yang dilakukan adalah
sebagai berikut "
+. .e!ara institusi Polsek (atubangga senantiasa membenahi diri dengan
mensosialisasikan perubahan paradigma kepolisian untuk mengubah
persepsi yang selama ini polisi !enderung membuat masyarakat

55
menjadi takut dengan keberadaan polisi, maka masyarakat merasa
aman.
2. Polisi di Polsek (atubangga senantiasa membuka diri memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh lapisan masyarakat
untuk memberikan masukan kepada pihak Polsek (atubangga dalam
rangka pembinaan personil. =angkah ini memberikan kesempatan
kepada berbagai pihak baik tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh
masyarakat.
-. Pembinaan personil yang mampu memberikan tindakan-tindakan
persuasi$, pembinaan kesadaran hukum masyarakat dengan
melakukan penyuluhan hukum khususnya dampak negati$ penggunaan
minuman keras di berbagai desa yang bertujuan untuk membantu
memberikan masukan dalam bentuk in$ormasi kepada polisi baik
se!ara kelembagaan maupun se!ara indi'idual.
;. /alam kaitannya dengan usaha pen!iptaan sumber daya manusia
0 polisi yang pro$esional 2 Polsek (atubangga memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada setiap personil yang berminat untuk
melanjutkan pendidikan baik pada jenjang starata satu 0.+2 maupun
pada /ikjur Kepolisian se!ara reguler dalam berbagai bidang.
:. *erkaitan dengan usaha mengatasi hambatan aspek kurangnya sarana
yang dimiliki oleh Polsek (atubangga, beberapa langkah yang
ditempuh selain mengusulkan kepada Polres Kabupaten Kolaka

56
tentang pengadaan sarana penunjang operasional juga bekerjasama
dengan pemerintah daerah dengan pihak lain yang tidak mengikat
untuk mengatasi keterbatasan sarana 0#a#an!ara )s!ar .amsuddin,
Kapolsek (atubangga tanggal - ?uli 212.
BAB 5
P E N U T U P
2.1. #ipulan
+. Pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana minuman keras
dilakukan mulai dari penggeledahan pelaku tindak minuman keras,
penyitaan barang bukti tindak pidana minuman keras, penangkapan
dan penahanan pelaku tindak pidana minuman keras untuk
memudahkan pemeriksaan pelaku tindak pidana minuman keras.
2. &ambatan-hambatan yang dialami oleh penyidik Polsek (atubangga
dalam pelaksanaan penyidikan tindak pidana minuman keras 0+2
Kurangnya kerjasama antara Polisi 0Penyidik2 dengan masyarakatA 022
Pelaku tindak pidana minuman keras menghilangkan jejak terjadinya
tindak pidanaA 0-2 Terbatasnya sarana dan prasarana.yang dimiliki oleh
Polsek (atubanggaA 0;2.Terbatasnya sumber daya manusia 0Polisi2
untuk mengungkap tindak pidana minuman keras.

57
-. Upaya-Upaya @ang /ilakukan Penyidik Polsek (atubangga Untuk
3engatasi &ambatan-&ambatan /alam Peyidikan Terhadap Pelaku
Tindak Pidana 3inuman Keras sebagai berikut " 0+2 3embenahi diri
dengan mensosialisasikan perubahan paradigma kepolisian kepada
masyarakat.022 3emberikan kesempatan kepada seluruh lapisan
masyarakat untuk memberikan masukan kepada pihak Polsek
(atubangga.0-2 Pembinaan personil yang mampu memberikan
tindakan-tindakan persuasi$.0;2 3emberikan kesempatan kepada setiap
personil yang berminat untuk melanjutkan pendidikan baik pada jenjang
starata satu 0.+2 maupun pada /ikjur Kepolisian. 0:2
3engusulkan kepada Polres Kolaka tentang pengadaan sarana
penunjang operasional.
2.(. #aran
+. &endaknya penyidik Polisi Republik Indonesia khususnya Polisi .ektor
(atubangga ditingkatkan pengetahuannya tentang hukum dan kalau
perlu semua penyidik Polisi Republik Indonesia adalah sarjana hukum
yang lebih mengetahui se!ara mendalam tentang hukum serta
menjalankan tugasnya agar memperhatikan #e#enang dan
ke#ajibannya yang telah digariskan dalam undang-undang.
2. .ebaiknya pihak kepolisian dibekali pengetahuan se!ara luas
mengenai kriminologi, hukum a!ara pidana serta penerapannya dalam

58
praktek, agar pihak kepolisian dapat mengetahui tugas-tugas yang
dilimpahkan kepadanya.
-. &endaknya Kepala /aerah Kab.Kolaka dalam mengeluarkan i%in
tentang penjualan minuman keras membuat lokasi khusus dalam
penempatan i%in yang dikeluarkan agar mudah dia#asi dalam
pelaksanaan penga#asan peredaran minuman keras di lapangan.


59
DA.TA) PU#TA!A
<ndi Lainal <bidin Iarid, +55-. Bunga Rampai Hukum Pidana. Pradnya
Paramitha, ?akarta.
<ndi &am%ah, +55-. Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, 4halia
Indonesia, ?akarta.
<bdurrahman,+55. Pembaharuan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara
Pidana Baru Indonesia, <lumni, *andung.
3. &ana$i <sma#ie, +56-. Ganti Kerugian dan Rehalibitasi menurut KUHAP,
Pradnya Paramitha, ?akarta.
<l$iah Ratna Nurul, tt. Praperadilan Dalam Ruang Lingkupna, <kademika
Pressindo, ?akarta.
<ri$ 4osita ,+557. !iktimologi dan KUHAP "ang #engatur Ganti Kerugian
Pihak Korban, <kademika Pressindo, ?akarta.
<.T. &amid, +552. Praktek Peradilan Perkara Pidana, <l Ihsan,
.urabaya.
@ahya &arahap, +56:. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP,
Pustaka Kartini, ?akarta.
.yahrial .yam,+555. $u%uan Pembuatan Peraturan Perundang&undangan,
.ihar <gung, ?akarta.
Rid#an .yahrani,+55-. Beberapa Hal $entang Hukum Acara Pidana, <lumni,
*andung.
.oerjono .oekanto,+555. 'aktor&(aktor ang mempengaruhi Penegakan
Hukum, Raja 4ra$indo Persada, ?akarta
Ta$al, *. *astian,+57;. Kumpulan Kuliah Hukum Acara Pidana, Unhas
Tirtaadmidjaja,+5:-. Kedudukan Hakim dan )aksa dan Acara Pemeriksaan
Biasa Perkara&perkara Pidana dan Perdata, Ias!o, ?akarta.
Tresna,R.+5:7. Peradilan di Indonesia dari Abad ke Abad, <msterdam G
?akarta,
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 22 $entang Kepolisian *egara Rebuplik
Indonesia, 3abes - Polri, ?akarta.

60

. K R I P . I
PEN8IDI!AN TE)HADAP PELA!U TINDA! PIDANA MINUMAN !E)A#
"#tudi !asus Di P$lsek %atu&angga !a&upaten !$laka'
Oleh
NATAL .)ID# #IT1)U#
NIM 9 (:(:;:3;
NI)M 9 ;10;:;:3;
.A!ULTA# HU!UM
UNI5E)#ITA# MUHAMMDI8AH !ENDA)I
(::3

61
PEN6E#AHAN PEMBIMBIN6
PEN8IDI!AN TE)HADAP PELA!U TINDA! PIDANA MINUMAN !E)A#
" #tudi !asus di P$lsek %atu&angga !a&upaten !$laka '
)=M&
NATAL .)ID#. #IT1)U#
NIM. (:(:;:3;
Telah Diperiksa dan Disetu+ui Untuk Dia+ukan
Pada U+ian #kripsi di HadapanTi Pengu+i #kripsi
Pr$gra #tudi Ilu Huku
.akultas Huku
Uni<ersitas Muhaadiyah !endari
Pe&i&ing I Pe&i&ing II
Deity 8uningsih= #H.MH Ali )i>ky= #H

62
ii
D A . T A ) I # I
HALAMAN -UDUL ................................................................................ i
PEN6E#AHAN PEMBIMBIN6.............................................................. ii
!ATA PEN6ANTA)................................................................................ iii
DA.TA) I#I............................................................................................. '
AB#T)A!................................................................................................ 'ii
BAB I PENDAHULUAN
+.+. =atar *elakang .................................................................
+.2. Rumusan 3asalah............................................................
+.-. Tujuan Penelitian .............................................................
+.;. 3an$aat Penelitian.............................................................
BAB II TIN-AUAN PU#TA!A
2.+. Tugas dan Iungsi Kepolisian..........................................
2.2. (e#enang Penyidik Polri................................................
2.-. Tindak Pidana 3inuman Keras....................................... +1
2.;. <lasan Pelaksanaan Penahanan
Pelaku Tindak Pidana...................................................... 22
BAB III MET1DE PENELITIAN
-.+. ?enis Penelitian ................................................................
-.2. =okasi Penelitian...............................................................
-.-. Populasi dan .ampel........................................................
-.; ?enis dan .umber /ata.....................................................
-.:. Teknik Pengumpulan /ata................................................
-:
-.1. <nalisis /ata.....................................................................
-:
-.7. /e$inisi )perasional..........................................................
-1
BAB I5 PEMBAHA#AN HA#IL PENELITIAN
;.+. 4ambaran Umum =okasi Penelitian.................................
-6
;.2. Pelaksanaan Penyidikan Pelaku Tindak Pidana
3inuman Keras..................................................................
;

63
v
;.-. &ambatan-hambatan @ang /ialami /alam Pelaksanaan
Penyidikan Pelaku Tindak Pidana 3inuman Keras .........
:-
;.;. Upaya-upaya @ang /ilakukan Untuk 3engatasi
&ambatan-&ambatan /alam Penyidikan
Tindak Pidana 3inutan Keras............................................
::
BAB 5 P E N U T U P
:.+. .impulan............................................................................
:7
:.2. .aran.................................................................................
:6
DA.TA) PU#TA!A

64
vi

65

Anda mungkin juga menyukai