Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fungsi dan tugas utama Kepolisian adalah menjaga ketertiban

masyarakat, kesadaran dalam mengubah cara pandang tugas utama polisi dari

pendekatan keamanan menjadi pendekatan ketertiban masyarakat diakibatkan

karena kejahatan timbul dari masyarakat yang tidak tertib hukum dan tidak

sadar hukum. Dalam amandemen Ke tiga Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia Tahun 1945 Pada Pasal 1 ayat 3 dinyatakan: ”Negara Indonesia

adalah Negara hukum.”The American Heritage Dictionary of The English

language, mendefinisikan konsep Polisi sebagai berikut : Agovermental

department established to maintain order, enforce the law, and detect crime,

The members of such a department. Dalam terjemahan bebas adalah

Departemen Pemerintahan yang didirikan untuk memelihara keteraturan serta

ketertiban dalam masyarakat, menegakkan hukum, dan mendekteksi

kejahatan serta mencegah terjadinya kejahatan terutama bagi pihak

Kepolisian. Dari defenisi diatas dapat terlihat tugas utama Kepolisian

menjaga keteraturan, keamanan dan ketertiban masyarakat agar masyarakat

tetap berada pada koridor tatanan masyarakat tersebut. Untuk menjaga agar

tetap terjaganya tatanan masyarakat maka pihak Kepolisian harus bergaul dan

hidup bermasyarakat di tempat satuan wilayah dia bertugas.

1
Kepolisian dapat berfungsi untuk berjalan sebagaimana yang

diharapkan diantaranya menjaga ketertiban dan terjaganya tatanan masyarakat

pada lingkungan perkotaan baik pada tingkat satuan tugas sektoral (Polsek)

maupun satuan tugas Kota/Kabupaten (Polres). Dalam wilayah ini baik Resor

(Kota) maupun Sektor (Kecamatan) hubungan antara Polisi dan Masyarakat

saling mempengaruhi dan membutuhkan, atau lebih tepatnya keberadaan

Polisi dalam kehidupan masyarakat adalah fungsional dalam hidup

bermasyarakat. Sehingga Polisi mengetahui akan perubahan kehidupan

masyarakat, perubahan nilai–nilai hidup masyarakat tersebut. Karena dengan

cepatnya pihak Kepolisian mengetahui perubahan akan tata nilai kehidupan

masyarakat, yang akan menyebabkan pula perubahan nilai-nilai budaya yang

menyebabkan efek samping, maka pihak kepolisian dapat cepat

menangkalnya.

Pentingnya hubungan antara Polisi dan Masyarakat, maka Kepala Polisi

Republik Indonesia mengeluarkan suatu surat keputusan yaitu: Surat

Keputusan Kapolri No. Pol.: Skep / 737 / X / 2005 Tentang : Kebijakan Dan

Strategi Penerapan Model Perpolisian Masyarakat Dalam Penyelenggaraan

Tugas Polri pada tanggal 13 Oktober 2005 4 Surat keputusan Kapolri diatas

memuat arah bagaimana Polisi menjalankan tugas-tugasnya dan bagaimana

cara pendekatan-pendekatan Polisi bila terjadi konflik-pada masyarakat

diwilayahnya, bagaimana cara meminimalkan konflik sehingga tidak terjadi

tindak kejahatan yang lebih besar.

2
Kabupaten Banggai Laut merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi

Sulawesi Tengah. Banggai laut merupakan pemekaran dari Kabupaten

Banggai Kepulauan, pada tahun 2014 Kabupaten Banggai Laut resmi di

mekarkan yang berkedudukan di kota Banggai, sebagai Kabupaten yang baru

saja dimekarkan peran Kantor Kepolisian skala Kabupaten sangat di

butuhkan, yang sebelumnya Kantor Kepolisian di Kabupaten Banggai Laut

hanya di tingkat Sektoral (Kecamatan), maka perlu adanya perencanaan

Kantor Kepolisian yang berskala Kabupaten.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang timbul dari acuan perancangan Kantor

Kepolisian Resor Kota (POLRES) di Kabupaten Banggai Laut adalah :

1. Arsitektural

a. Bagaimana acuan penentuan lokasi Kantor POLRES ?

b. Bagaimana acuan penentuan tapak/site Kantor POLRES ?

c. Bagaimana menentukan acuan Landscape ?

d. Bagaimana menentukan acuan bentuk bangunan?

e. Bagaimana menentukan acuan struktur ?

f. Bagaimana acuan tata ruang makro dan mikro ?

g. Bagaimana acuan utilitas bangunan ?

h. Bagaimana menentukan acuan sistem pencahayaan dan penghawaan ?

3
2. Non Arsitektural

a. Bagaimana peranan, fungsi, tugas dan wewenang Kepolisian ?

b. Bagaimana persyaratan perencanaan Kantor Kepolisian Resor ?

c. Bagaimana kondisi Eksisting perencanaan Kantor Kepolisian Resor

(POLRES) untuk Kabupaten Banggai Laut ?

d. Bagaimana prasarana dan sarana yang sesuai dengan Kantor Kepolisian

Resor (POLRES) Kabupaten Banggai Laut ?

e. Bagaimana pola perencanaan Kantor POLRES di Kabupaten Banggai

Laut ?

C. TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan

Untuk menghasilkan landasan konseptual mengenai perancangan

Kantor Kepolisian Resor di Kabupaten Banggai Laut Provinsi Sulawesi

Tengah.

2. Sasaran

a. Bagaimana merancang bangunan yang sesuai dengan konsep standar

arsitektur Kantor Kepolisian dan juga kenyamanan, penghawaan,

pencahayaan, pada ruang-ruang bangunan.

b. Bagaimana menata ruang-ruang dalam bangunan dan sirkulasinya.

c. Menciptakan suasana yang nyaman.

4
D. BATASAN PEMBAHASAN

1. Batasan Pembahasan Umum

a. Pembahasan mengenai Kepolisian Republik Indonesia (POLRI)

khususnya ditingkat kabupaten dalam lingkup Kepolisian Resor

(POLRES).

b. Aksesibilitas yang mudah bagi masyarakat dalam pelaporan yang

menyangkut Kepolisian Resor (POLRES).

c. Peranan POLRES dalam mengawal Pendapatan Asli Daerah (PAD) di

tingkat Kabupaten.

d. Pengelolaan / manajemen Kepolisian Resor (POLRES).

e. Pembahasan tentang Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia No. Pol.: Skep/589/VIII/2005 Tanggal 24 Agustus

2005 tentang Prototipe Bangunan-Bangunan Polri, dan juga SK Kapolri

No.: Kep/1010/IX/2016 Tanggal 30 September 2016 tentang

Keseragaman Warna Bangunan Gedung di Lingkungan Polri.

2. Batasan Pembahasan Khusus

Lingkup pembahasan khusus yang mengarah pada disiplin ilmu

arsitektur serta hal-hal lain yang berpengaruh terhadap perencanaan dan

perancangan Kantor Kepolisian Resor di Kabupaten Banggai Laut maka

perlu adanya lingkup permasalahan arsitektur seperti:

a. Fungsi Ruang

b. Bentuk Ruang

c. Sirkulasi Ruang

5
d. Prasarana dan Sarana

e. Penekanan Konsep pada Kearifan Lokal.

f. Landscape

E. METODE PEMBAHASAN

Metode pembahasan yang digunakan adalah analisa deskriptif yaitu dengan :

1. Mengumpulkan data primer dan sekunder melalui studi perpustakaan,

wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan peninjauan langsung.

2. Mengidentifikasi masalah, mengelompokkannya kemudian mengaitkan

satu dengan lainnya untuk selanjutnya disimpulkan.

3. Kesimpulan ditransformasikan pada konsep perencanaan untuk

memperoleh beberapa persyaratan yang akan digunakan.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I : Memberikan gambaran tentang pendahuluan yang didalamnya

mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran,

lingkup pembahasan, metode dan sistematika pembahasan,

metode perancangan, sistematika penulisan.

Bab II : Membahas tentang tinjauan umum Polisi Republik Indonesia

(POLRI), tinjauan umum Kepolisian Resor (POLRES).

Bab III : Membahas tentang tinjauan khusus Kepolisian Resor (POLRES)

di Kabupaten Banggai Laut.

Bab IV : Membahas pendekatan acuan perancangan makro, pendekatan

acuan perancangan mikro, acuan perancangan dan perencanaan.

Bab V : Membahas kesimpulan umum dan khusus

Anda mungkin juga menyukai