Anda di halaman 1dari 19

POLRI DAERAH LAMPUNG

RESOR TULANG BAWANG


SEKTOR LAMBU KIBANG

NASKAH KAJIAN
PEMBENTUKAN POL SUB SEKTOR WAY KENANGA
POLSEK LAMBU KIBANG

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Fungsi Kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang


pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan
tugas dan fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia diperlukan strata kesatuan atau
pembagian tingkatan satuan organisasi yang tergelar di seluruh Indonesia berdasarkan
daerah hukum Kepolisian. Daerah hukum Kepolisian terbagi dalam kesatuan
kewilayahan daerah yang meliputi Kepolisian Daerah, Kepolisian Resort, Kepolisian
Sektor dan Kepolisian Subsektor. Penggelaran satuan organisasi Kepolisian
diserasikan dengan wilayah administrasi pemerintahan daerah dan sistem peradilan
pidana terpadu.

Pemekaran wilayah administrasi pemerintahan daerah, perlu diikuti dengan


pembentukan satuan kewilayahan guna memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat. Saat ini jarak Polsek Lambu Kibang dengan pembentukan Pol Sub Sektor
Way Kenanga sejauh 30 Km atau 1 jam perjalanan, dengan Jarak yang cukup jauh
menjadi kendala dan efektifitas pelayanan kepolisian. Untuk mengefektifkan rentang
kendali dan pendekatan pelayanan publik di bidang keamanan dan ketertiban
dipandang perlu melakukan pengkajian pembentukan Pol Sub Sektor Way Kenanga.
2

2. Dasar

a. Peraturan Presiden RI Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Oganisasi dan


Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;
b. Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Tingkat Kepolisian Daerah;
c. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja pada Tingkat Polres dan Tingkat Polsek;
d. Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pembentukan dan Peningkatan
Status Kesatuan Kewilayahan.

3. Maksud dan Tujuan

a. Pembentukan Polsubsektor Way Kenanga dimaksud untuk mengakomodir


kebutuhan wilayah dalam pengembangan dan pembentukan organisasi pada
tingkat kewilayahan khususnya Polsek sesuai dengan kebutuhan wilayah dalam
memberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat;
b. Tujuan pembentukan Polsubsektor Way Kenanga adalah guna mendekatkan
pelayanan kepolisian kepada masyarakat, memantapkan situasi Kamtibmas,
memudahkan rentang kendali dan kesetaraan dalam pelaksanaan pemerintahan
di tingkat Kecamatan.

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembentukan Polsubsektor Way Kenanga adalah kajian usulan


pembentukan Polsubsektor Way Kenanga sesuai dengan ketentuan Perkap No. 7
tahun 2014 dan surat edaran asrena Kapolri Nomor 13 tahun 2016.

5. Tata Urut

a. BAB I PENDAHULUAN
b. BAB II KETENTUAN PEMBENTUKAN POLSUBSEKTOR
c. BAB III USULAN PEMBENTUKAN POLSUBSEKTOR WAY KENANGA
d. BAB IV KAJIAN PEMBENTUKAN POLSUBSEKTOR WAY KENANGA
e. BAB V KESIMPULAN
f. BAB VI PENUTUP
BAB II..
3

BAB II

LANDASAN KAJIAN

Pembentukan kesatuan kewilayahan adalah suatu upaya untuk membentuk


kesatuan kewilayahan Polri yang baru, berdasarkan kebutuhan dan kepentingan organisasi
sesuai kriteria dan persyaratan yang ditetapkan. Kepolisian Subsektor yang selanjutnya
disingkat Pol Subsektor adalah pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah Kecamatan
yang berada dibawah Kapolsek. Untuk membentuk Polsubsektor disesuaikan dengan
kepentingan organisasi, kriteria, persyaratan dan mekanisme yang telah diatur dalam
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2014 tentang
Pembentukan dan Peningkatan Status Kesatuan Kewilayahan.

6. Tujuan Pembentukan Satuan Kewilayahan Polsubsektor

Tujuan Polda membentuk Pol subsektor di wilayah jajarannya sebagai berikut :


a. guna meningkatkan/mendekatkan pelayanan kepolisian kepada masyarakat;
b. guna meningkatkan/memantapkan situasi Kamtibmas di wilayah tersebut;
c. guna memudahkan pengendalian terhadap internal jajaran Polri di kewilayahan,
serta koordinasi antara Polri dengan pemerintah setempat;
d. terjalinnya kesetaraan dalam pelaksanaan pemerintahan di tingkat Kecamatan.

7. Kriteria Pembentukan Satuan Kewilayahan Polsubsektor Way Kenanga

Kriteria pembentukan Polsubsektor Way Kenanga sesuai pasal 5 Perkap


Nomor 7 tahun 2014 meliputi:
a. jumlah penduduk;
b. perkembangan gangguan Kamtibmas selama 3 tahun terakhir cenderung
meningkat, baik yang berkaitan dengan kriminalitas, lalu lintas maupun kerawanan
lainnya;
c. pemekaran wilayah Kecamatan yang merupakan bagian dari tuntutan
masyarakat;
d. kebutuhan organisasi Polri untuk penyetaraan dengan pemerintahan Kecamatan;

e. luas..
4

e. luas wilayah memadai untuk dibentuk status kesatuan kewilayahan menjadi


Polsubsektor;
f. adanya dukungan dari pimpinan yang lebih atas;
g. adanya dukungan dari masyarakat.

8. Syarat Pembentukan Satuan Kewilayahan

Adapun syarat pembentukan Polsubsektor Way Kenanga sesuai pasal 6 ayat


(1) Perkap Nomor 7 tahun 2014 sebagai berikut :
a. terpenuhinya kriteria yang telah ditetapkan;
b. adanya dokumen usulan pembentukan status Kesatuan Kewilayahan;
c. dilaksanakannya studi kelayakan yang merekomendasikan perlu dibentuknya
kesatuan kewilayahan;
d. tersedianya lahan untuk pembangunan kantor, rumah dinas/asrama, fasilitas
umum dan sosial untuk Polsubsektor seluas 0,5 (nol koma lima) hektar; dan
e. kesiapan dan dukungan satuan atas.
5

BAB III

USULAN PEMBENTUKAN POLSUBSEKTOR WAY KENANGA

9. Perkembangan Lingkungan

a. Perkembangan Wilayah

1) Geografi
Kecamatan Way Kenanga memiliki luas 76,48 Km2 yang terdiri dari 10
Kampung. Adapun batas wilayah Kecamatan Way Kenanga adalah sebagai
berikut :
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Gunung Agung.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Banjar Margo.
c. Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Way Serdang.
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Lambu Kibang.

2) Demografi
a) tahun 2014 jumlah penduduk Kecamatan Way Kenanga 18.421 jiwa,
b) kepadatan penduduk Kecamatan Way Kenanga sebesar 78 jiwa/km2;
c) suku/etnis yang ada di Kecamatan Way Kenanga, terdapat 8 suku
bangsa yaitu: Suku Jawa, Suku Bali, Suku Lampung, Suku Mesuji,
Suku Sunda, Suku Batak, Suku Padang, Suku Palembang,
d) jenis pekerjaan masyarakat yang ada di Kecematan Way Kenanga,
terdiri dari PNS, Pedagang, Petani, Karyawan Swasta dan lain-lain.

3) Sumber daya alam


Untuk Kecamatan Way Kenanga sebagian besar wilayah adalah perkebunan
yaitu sebagai berikut :
1) Sawit : 32,93 %
3) Singkong : 30,07 %
4) Karet : 33,60 %;
6

4) Politik.....
4) Politik
a) pembangunan bidang politik di Kecamatan Way Kenanga terus
berkembang dengan dukungan moril dan etika politik yang bersumber
pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Euphoria
reformasi juga mempengaruhi perkembangan politik di wilayah
Kecamatan Way Kenanga;
b) Partai Politik yang ada di Kecamatan Way Kenanga sebanyak 4 partai
Partai Politik yaitu partai PKB, PDIP, Golkar, Hanura;
c) Jumlah pemilih berdasarkan data pada komisi pemilihan umum daerah
berjumlah :
a. Dps tahun 2014 sejumlah: 14.387
b. Dpt tahun 2014 sejumlah: 14.387
5) Ekonomi
a) Obyek vital yang berada di Kecamtan Way Kenanga adalah:
- PT. SUN di Kampung Indraloka Jaya
- SPBU di Kampung Indraloka Jaya
- Kantor Kecamatan di Kampung Balam Jaya
- PONED Way Kenanga di Kampung Mercu Buana
- Puskesmas Way Kenanga di Kampung Mercu Buana
- Kantor KUA Kecamatan Way Kenanga
- Kantor kantor Balai Kampung

6) Sosial Budaya
a) secara historis Kecamatan Way Kenanga merupakan bagian dari
Kabupaten Tulang Bawang Barat yang lahir pada tahun 2005 hingga
sekarang. Kecamatan Way Kenanga merupakan lokasi transmigrasi
penduduk yang ada di wilayah Lampung;
b) kehidupan masyarakat Kecamatan Way Kenanga pada umumnya
bersifat tradisional religius yang sangat dipengaruhi oleh agama Islam
yang kuat dan adat istiadat yang sangat dipertahankan;
c) mayoritas pemeluk agama di wilayah Kecamatan Way Kenanga adalah
Islam sedangkan agama lain seperti Hindu, Kristen dan Budha
kebanyakan dari pendatang yang sebagian besar bekerja di wilayah
Kecamatan Way Kenanga;
d) .......
7

d) penduduk daerah Kecamatan Way Kenanga yang heterogen baik suku


agama dan kebudayaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1) pengaruh adat yang masih kuat dengan beragam corak sehingga
penduduk sangat sensitif terhadap perubahan budaya atau
gesekan budaya;
(2) sangat menjunjung tinggi harga dan kehormatan keluarga serta
fanatisme agama;
(3) tingginya pengaruh para tokoh Adat (Todat) sehingga seringkali
semua perkataan dan ucapan dijadikan pedoman mutlak oleh
masyarakat.

e) Kondisi masyarakat kecamatan Way Kenanga sangat heterogen,


dimana terdapat kesenjangan antara masyarakat yg berkecukupan dan
masyarakat miskin.

b. Data Kriminalitas 3 tahun terakhir sebagai berikut :


Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
NO Jenis Kejahatan
CT CC CT CC CT CC
1 Kejahatan kontijensi - - - - - -

2 Kejahatan Konvensional 30 11 54 4 66 12

3 Kejahatan terhadap kekayaan Negara - - - - - -


4 Kejahatan Trans Nasional - - - - - -

Jumlah 30 11 54 4 66 12

( Sumber Buku Laporan Polisi Polsek Lambu Kibang )


c. Data Laka Lantas
No Tahun Jumlah MD LB LR Matreril
1 2013 - - - - -
2 2014 - - - - -
3 2015 - - - - -

d. Data Pelanggaran Lantas


Pelanggaran
No Tahun JML Vonis
SIM STNK STCK KEL RMB LAIN
1 2013 - - - - - - - -
2 2014 - - - - - - - -
3 2015 - - - - - - - -
8

e. Unjuk Rasa
Unjuk rasa yang terjadi di Kecamatan Way Kenanga periode tahun 20132015:
1) Tahun 2013 :
KELOMPOK &
TAHUN/HARI /
NO JUMLAH KORLAP LOKASI TUNTUTAN KET
TGL
MASSA

2) Tahun 2014
Tahun/HARI / KELOMPOK &
NO KORLAP LOKASI TUNTUTAN KET
TGL JUMLAH MASSA
1
2
3

3) Tahun 2015
Tahun/HARI / KELOMPOK &
NO KORLAP LOKASI TUNTUTAN KET
TGL JUMLAH MASSA
1
2
3

f. Kejadian kontijensi
a. Bencana alam
1) Tahun 2013 : -
2) Tahun 2014 : -
3) Tahun 2015 : -
b. Kerusuhan massa
1) Tahun 2013 : -
2) Tahun 2014 : -
3) Tahun 2015 : -
9

10. Penanganan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat saat ini

a. Personel
Polsubsektor (kerangka) : 4 personel

b. Materiil :
1) Kendaraan
a) R4 : - Unit
b) R2 : 3 Unit

2) Alsus
a) - unit Senpi bahu,
b) 3 unit Revoper;
c) - buah Amunisi V2;
d) 18 buah Amunisi Revoper;
e) - buah Tameng;
f) 3 buah Tongkat;
g) 3 buah Borgor;
h) - unit komputer;
i) - mesin Tik;
j) - buah HT.

c. Jarak lokasi:
1) jarak Lokasi Polsubsektor Way Kenanga dengan Polsek Lambu Kibang + 30
KM;
2) jarak Lokasi Polsubsektor Way Kenanga dengan Polres Tulang Bawang + 45
KM

BAB IV.....
10

BAB IV

KAJIAN PEMBENTUKAN POLSUBSEKTOR WAY KENANGA

11. Kajian empiris

Kecamatan Way Kenanga saat ini masuk dalam wilayah kerja Polsek Lambu
Kibang. Polsek Lambu Kibang bertanggung jawab atas 2 (dua) wilayah kecamatan
yaitu Kecamatan Lambu Kibang dan Kecamatan Way Kenanga. Lokasi Polsek Lambu
Kibang memiliki jarak + 30 km dari Kecamatan Way Kenanga, sehingga akses
pelayanan membutuhkan waktu dan biaya transportasi yang tinggi serta kurang effektif.
Hal ini mengakibatkan pelayanan publik bidang keamanan dan ketertiban di Kecamatan
Way Kenanga optimal.
Pembentukan Polsubsektor Way Kenanga akan:
a) meningkatkan/mendekatkan pelayanan Kepolisian kepada masyarakat untuk
meningkatkan peran kemitraan Polri dan masyarakat;
b) memantapkan situasi Kamtibmas di wilayah tersebut,
c) memudahkan pengendalian serta koordinasi antara Polri dengan pemerintah
setempat dalam rangka mendekatkan pelayanan dan mengefisiensikan kinerja
Polri dalam rangka pemeliharaan keamanan di kewilayahan.
d) kesetaraan dalam pelaksanaan pemerintahan di tingkat kabupaten sebagai unsur
birokrasi di dalam meningkatkan kinerja yang ada di kewilayahan

12. Kajian yuridis

Kecamatan Way Kenanga dibentuk berdasarkan Perda No.07 Tahun 2005 tanggal
22 Desember 2005 tentang pembentukan Kecamatan Way Kenanga yang merupakan
hasil pemekaran dari Kecamatan Lambu Kibang. Pembentukan Kecamatan Way
Kenanga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mendekatkan pelayanan
publik kepada masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang tersebut Kecamatan Way
Kenanga merupakan daerah otonom dengan pemerintah Kecamatan dan wilayah
tersendiri. Sehubungan dengan hal tersebut masyarakat Kecamatan Way Kenanga
memerlukan pelayanan khususnya di bidang keamanan dan ketertiban.

Undang undang....
11

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia


Pasal 6 ayat (2) menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan peran dan fungsi
Kepolisian, wilayah Negara Republik Indonesia dibagi dalam daerah hukum menurut
kepentingan pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pelaksanaan
tugas perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat serta penegakkan hukum
memerlukan koordinasi yang erat dengan seluruh stake holder yang ada di wilayah.
Dengan demikian satuan organisasi Polri di Kecamatan Way Kenanga memerlukan
kesetaraan dengan pemerintahan Kecamatan Way Kenanga.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2007 tentang Daerah Hukum Kepolisian


Negara Republik Indonesia Pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa daerah hukum
kepolisian dibagi berdasarkan kepentingan penyelenggaraan fungsi dan peran
kepolisian. Sedangkan pada ayat (2) disebutkan bahwa pembagian daerah hukum
kepolisan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan berdasarkan pembagian
wilayah administrasi pemerintah daerah dan perangkat sistem peradilan pidana
terpadu.

Kriteria Pembentukan Polsubsektor Way Kenanga sesuai pasal 5 Peraturan Kapolri


Nomor 7 tahun 2014

a. Perkembangan Penduduk
Kecamatan Way Kenanga memiliki jumlah penduduk 18.421 jiwa pada tahun
2014 ( sumber BPS Tuab Barat ), dengan pertumbuhan penduduk rata-rata 33
jiwa per tahun atau 1,27 %. Penduduk Kecamatan Way Kenanga terdiri dari
berbagai etnis dengan beragam mata pencaharian sehingga memunculkan
potensi-potensi gangguan kamtibmas yang kompleks. Perkembangan penduduk
Kecamatan Way Kenanga perlu diikuti dengan penambahan jumlah personel Polri
yang memberikan pelayanan kepolisian kepada masyarakat dan mengantisipasi
potensi-potensi gangguan kamtibmas.

b. Trend gangguan.....
12

b. Trend gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat


Gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam 3 tahun terakhir di wilayah
Kecamatan Way Kenanga mengalami trend peningkatan, dari potensi gangguan
keamanan sangat rawan terjadinya konflik sosial yang memerlukan kehadiran
polisi. Karakteristik masyarakat yang sangat memegang teguh adat istiadat dan
norma-norma agama, sementara di sisi lain pemerintah daerah mengembangkan
sektor pariwisata dengan mengundang wisatawan dari dari dalam negri maupun
manca negara, hal ini menimbulkan perbenturan budaya atau pergesekan budaya
masyarakat dengan pendatang. Situasi ini sangat sensitif terhadap munculnya
konflik-konflik yang memerlukan intensitas kehadiran polisi guna memelihara dan
menjaga kamtibmas.

c. Perkembangan wilayah Kecamatan Way Kenanga


Kecamatan Way Kenanga merupakan daerah otonom yang terbentuk pada tahun
2005 berdasarkan Perda No.07 Tahun 2005 tanggal 22 Desember 2005 tentang
pembentukan Kecamatan Way Kenanga di Kabupaten Tuba Barat. Pembentukan
daerah otonom baru tersebut merupakan pemekaran dari Kecamatan Lambu
Kibang. Kecamatan Way Kenanga saat ini terdiri dari 10 Kampung. Pemekaran
daerah Kecamatan Way Kenanga merupakan tuntutan masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan dan pendekatan pelayanan publik. Kepolisian
sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan
dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat, harus mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan
fungsinya yang diserasikan dengan perkembangan atau pemekaran wilayah
tersebut.

d. Kebutuhan organisasi Polri


Dalam rangka melaksanakan tugas pokoknya sebagai pemelihara kamtibmas,
pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta alat negara penegak hukum,
maka Polri membutuhkan :

1) Efektifitas.....
13

1) Efektifitas dalam rentang kendali


Jarak ibu kota Kecamatan Way Kenanga dari Polsek Lambu Kibang adalah
+ 30 km, dimana ada jalur penghubung yaitu melalui darat. Jauhnya jarak
dan kondisi jalur jalan yang harus dilalui menghambat dalam pengerahan
kekuatan manakala terjadi gangguan kamtibmas di wilayah Kecamatan Way
Kenanga.

2) Pendekatan pelayanan masyarakat


Masyarakat Kecamatan Way Kenanga harus menempuh jarak yang cukup
jauh dalam rangka mendapatkan pelayanan kepolisian dimaksud. Untuk
menuju ke Polsek Lambu Kibang, masyarakat Way Kenanga harus
menempuh perjalanan darat yang cukup jauh.

3) Kesetaraan dengan pemerintah daerah.


Pemerintahan Daerah Kecamatan Way Kenanga telah defenitif dan berjalan
sejak tahun 2005. Dibutuhkan kesetaraan dengan masyarakat dan
pemerintah, dalam rangka pengelolaan kemanan dan ketertiban masyarakat
sehingga Polsubsektor Way Kenanga perlu dibentuk.

e. Luas wilayah Kecamatan Way Kenanga


Kecamatan Way Kenanga memiliki luas wilayah 76,48 km2 yang terdiri dari 10
Kampung. Dengan wilayah Kecamatan Way Kenanga dan perkembangan
masyarakat serta perkembangan pembangunan, kehadiran petugas kepolisian
setiap saat pada berbagai situasi sangat dibutuhkan guna mengatisipasi
gangguan keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut.

f. Wilayah Hukum Polsubsektor Way Kenanga.


Wilayah hukum Polsubsektor Way Kenanga direncanakan meliputi wilayah
administratif Kecamatan Way Kenanga.

g. Dukungan dari Satuan Atas

1) Dukungan Pemerintah Kecamatan Way Kenanga.

a) Dalam....
14

a) dalam rangka pembentukan Polsubsektor Way Kenanga, Pemerintah


Kecamatan Way Kenanga telah menghibahkan lahan seluas 1.800 m2
yang terletak di terletak di Jalan poros Balam Jaya, Kecamatan Way
Kenanga. Lahan tersebut telah dihibahkan Kepala Kampung Balam
Jaya tentang Pemberian Hibah tanah milik Kampung Balam Jaya
kepada Kepolisian Resor Tulang Bawang dalam hal ini Polsek Lambu
Kibang;

2) Dukungan Satuan atas (Polsek Lambu Kibang)


a) Personel
Polsek Lambu Kibang telah menempatkan personel Polri sejumlah 4
orang guna mengawaki sementara struktur organisasi Polsubsektor
Way Kenanga, yang terdiri dari :
(1) Bintara Tinggi : 1 orang;
(2) Bintara : 3 orang;
b) Sarana prasarana
(1) Kantor Polsubsektor Way Kenanga sementara masihd dalam
tahap pembangunan dan sementra menggunakan Pos Indraloka ;

(2) telah tersedia lahan bersertifikat milik Polri seluas 1.800 m2 untuk
pembangunan lokasi mako Polsubsektor Way Kenanga;
(3) Kendaraan yang telah siap untuk digelarkan adalah :
(a) R4 : - unit;
(b) R2 : 3 unit;

(4) Alsus
(a) V2 Senpi Shabara : - unit;
(b) Revolper : 3 unit;
(c) Amunisi V2 : - butir;
(d) Amunisi Revolper : 18 butir;
(e) Amunisi karet : - butir;
(f) Tameng : - buah;
(g) Rompi : - buah;
h) Pelindung....
15

(h) Pelindung kaki/tangan: - buah;


(i) Tongkat : 3 buah;
(j) Borgor : 3 buah;
(k) Pemadam api : - buah;
(l) Senter : - buah;
(m) Video camera : - unit;
(n) Toolkit identifikasi : - set;
(o) HT : - unit ;

c) Anggaran
Anggaran masih menginduk pada Polsubsektor Way Kenanga, sebagai
berikut :
(1) anggaran rutin Polsubsektor teralokasi pada DIPA Polsek Lambu
Kibang (sebagai Polres induk);

(2) anggaran untuk perbaikan/pengadaan meubelair akan didukung


dari Dukops Polres atau dana non DIPA Polres.

h. Dukungan Masyarakat

Masyarakat sangat mengharap segera terbentuknya Polsubsektor Way Kenanga.

13. Kesiapan dokumen pembentukan Polsubsektor Way Kenanga

Dokumen-dokumen pembentukan Polsubsektor Way Kenanga telah terpenuhi yaitu :


a. Surat Telegram Kapolri Nomor : ST/1268/V/2016 Tgl 23 Mei 2016 Tentang
Proses Kajian Pembentukan Dan Peningkatan Satuan Kewilayahan Ke Dalam
Sistem Aplikasi;
16

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

14. Kesimpulan

a. Pembentukan Polsubsektor Way Kenanga diperlukan dalam rangka pendekatan


pelayanan Kepolisian kepada masyarakat, mengefektifkan pengendalian dan
kesetaraan dengan pemerintah daerah Kecamatan Way Kenanga;

b. Pembentukan Polsubsektor Way Kenanga telah memenuhi kriteria, persyaratan


dan mekanisme sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Pembentukan dan Peningkatan Status Kesatuan Kewilayahan;

c. Polsubsektor Way Kenanga sudah siap operasional mengingat ketersediaan Mako


sementara di Pos Pol Indraloka, sarana prasarana dan anggaran yang telah
dialokasikan pada DIPA RKA KL Polres Tulang Bawang.

15. Saran

Usulan pembentukan Polsubsektor Way Kenanga dapat disetujui dengan tipologi


Polsubsektor yang dipimpin oleh Kapolsubsektor berpangkat IPDA.

BAB VI..
17

BAB VI

PENUTUP

Demikian hasil kajian pembentukan Polsubsektor Way Kenanga, untuk dapat


dijadikan bahan pertimbangan bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan guna
pemenuhan kebutuhan wilayah dalam memberikan pelayanan yang prima kepada
masyarakat.

1. :
Lambu Kibang, Agustus 2016

KEPALA KEPOLISIAN SEKTOR LAMBU KIBANG

M. TAUFIQ
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 70060224
18

POLRI DAERAH LAMPUNG


RESOR TULANG BAWANG
SEKTOR LAMBU KIBANG

NASKAH HASIL KAJIAN


TENTANG
PEMBENTUKAN POLSUBSEKTOR WAY KENANGA
POLSEK LAMBU KIBANG

Lambu Kibang, Agustus 2016


19

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1


1. Latar Belakang .................................................................................... 1
2. Dasar .................................................................................................. 2
3. Maksud dan Tujuan ............................................................................. 2
4. Ruang Lingkup .................................................................................... 2
5. Tata Urut.............................................................................................. 3

BAB II KETENTUAN PEMBENTUKAN POLRES .................................................. 4


6. Tujuan Pembentukan Satuan Kewilyahan ........................................... 4
7. Kriteria Pembentukan Satuan Kewilyahan........................................... 4
8. Syarat Pembentukan Satuan Kewilyahan .......................................... 5

BAB III USULAN PEMBENTUKAN POLSUBSEKTOR WAY KENANGA .............. 7


9. Perkembangan Lingkungan ................................................................. 7
10. Penanganan Keamanan dan Ketertiban saat ini ................................. 11

BAB IV KAJIAN PEMBENTUKAN POLSUBSEKTOR WAY KENANGA ................ 15


11. Dasar Hukum Polsubsektor Way Kenanga.......................................... 15
12. Tujuan Pembentukan Polsubsektor Way Kenanga ............................. 16
13. Kesiapan Dokumen Polsubsektor Way Kenanga ................................ 16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 16


14. Kesimpulan .......................................................................................... 16
15. Saran ................................................................................................... 16

BAB V PENUTUP.................................................................................................... 17

Anda mungkin juga menyukai