I. PENDAHULUAN
1. UMUM
2. DASAR
a. Maksud
Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem Pengamanan Kota (Sispam
Kota) di Wilayah jajaran Polda Jatim ini disusun guna memberikan gambaran
bagi pelaksana di lapangan tentang tata cara serta prosedur kerja untuk
keseragaman dan keterpaduan pola tindak penyelenggaraan dan
pelaksanaan penanganan gangguan Kamtibmas menonjol dan Penutupan
serta Pengejaran Pelaku Tindak Pidana di Wilayah Hukum jajaran Polda
Jatim;
b. Tujuan
5. SISTEMATIKA
Sistematika Penyusunan Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem
Pengamanan Kota (Sispam Kota) di Wilayah Hukum Polda Jatim adalah sebagai
berikut:
I. PENDAHULUAN
1. Umum
2. Dasar
3. Maksud dan tujuan
4. Ruang lingkup dan
5. Sistematika
II. TUGAS POKOK
III. PELAKSANAAN
IV. PENUTUP
III. PELAKSANAAN
2. Pertelaan .....
5
2. Pertelaan Tugas (Job Discription)
a. Kasatgasda ( Karoops ) :
1) Bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan Operasi Pengamanan Kota
di wilayah Jawa Timur;
2) Menggerakkan satuan Opsnal dibawahnya untuk mendukung
penanggulangan terhadap suatu perkembangan situasi dalam
pelaksanaan Ops Pengamanan Kota di wilayah Jawa Timur;
3) Melakukan koordinasi dengan unsur pimpinan terkait dalam rangka
penggunaan kekuatan aparat keamanan untuk penanggulangan situasi
dalam pelaksanaan Operasi Pengamanan Kota di wilayah Jawa timur
b. Waka .....
6
c. Penasehat :
1) Memberikan saran kepada Kasatgasda dalam penanggulangan
perkembangan situasi Pengamanan kota di wilayah Polda Jatim;
1) Logistik / Ro Sarpras:
a) Menyiapkan segala sarana dan prasarana untuk mendukung
pelaksanaan Pengamanan Kota;
b) Membuat rencana kebutuhan / dukungan logistik selama
pelaksanaan Pengamanan kota;
c) Memberikan .....
7
c) Memberikan saran dan membantu tugas Ka Satgas sesuai ruang
lingkup tugasnya dalam upaya penggulangan suatu
perkembangan situasi pelaksanaan Pengamanan Kota.
2) Personil/Ro SDM :
a) Menyiapkan personil sesuai kebutuhan Sat Gas Pengamanan;
b) Menyiapkan personil Cadangan yang sewaktu-waktu dapat
digunakan sesuai kebutuhan dalam Ops pengamanan Kota;
c) Memberikan saran dan membantu tugas Ka Sat Gas sesuai
dengan ruang lingkup tugasnya dalam upaya penganggulangan
suatu perkembangan situasi pelaksanaan Ops Pengamanan Kota
3) Bid TI Pol :
a) Mengendalikan arus informasi;
b) Memonitoring segala perkembangan situasi dan pelaksanaan di
lapangan melalui jaringan komando yang tersedia;
c) Memberikan saran dan membantu tugas Ka Sat Gasda sesuai
ruang lingkup tugasnya terhadap upaya penyiapan dukungan
alkom yang dibutuhkan sesuai dengan pelaksanaan Ops
Pengamanan Kota
4) Satker Pendukung :
a) Dit Intelkam :
(1) Memberikan data intelejen kepada Kasatgasda dan Kasat Gas
tentang suatu pekembangan situasi guna dijadikan bahan
pengambilan keputusaan;
(2) Memonitor dan mencermati setiap perkembangan situasi dalam
melaksanakan pelaksanaan Ops Pengamanan Kota ;
(3) Melakukan lidik, pulbaket, penggalangan untuk dapat Baket dan
pelaku penyebab terjadinya suatu perkembangan yang situasional.
(4) Memberikan saran kepada Kasatgasda dan Kasat Gas terhadap
upaya penanggulangan situasi.
b) Dit Reskrim :
(1) Dalam tahap awal melaksanakan pemantauan terhadap situasi
melalui pelaksanaan kring Serse;
(2) Melaksanakan penyidikan terhadap pelaku anarkis / kejahatan
sebagai upaya penegakan hukum dalam pelaksanaan Pengamanan
Kota ;
(3) Memberikan saran kepada Kasatgasda dan Ka Sat Gas sesuai ruang
lingkup tugas upaya penanggulangan suatu perkembangan situasi.
c) Dit Lantas :
(1) Melakukan penjagaan dan pengaturan arus Lalin pada ruas jalan
pada pelaksanaan kegiatan pengamanan Kota;
(2) Mengatur arus Lalin agar segala aktifitas masyarakat maupun
pengguna jalan tidak terganggu;
(3) Memberikan saran kepada Kasatgasda dan Ka Sat Gas sesuai
dengan ruang lingkup tugasnya dan perkembangan situasi.
d) Dit Binmas :
(1) Memberikan penyuluhan dan penerangan terhadap massa yang
terlihat dalam kegiatan situasional yang memerlukan tindakan
Kepolisian;
(2) Mengkoordinir tindakan evakuasi agar berjalan lancar dan aman;
(3) Memberikan saran kepada Kasatgasda dan Ka Sat Gas sesuai
dengan ruang lingkup tugasnya dan perkembangan situasi.
e) Polres
c) PMK :
(1) Melakukan antisipasi pemadaman apabila terjadi tindakan anarkhis
yang mengarah pada pembakaran;
(2) Menghalau terhadap gelombang massa yang berupaya
menerobos /masuk ke lokasi vital/melawan tugas.
d) Rumah Sakit /PMI :
(1) Melakukan pertolongan/perawatan kepada korban akibat rusuh
massa;
(2) Merujuk kepada RSUD Dr. Sutomo Surabaya apabila kondisi
korban sangat kritis;
(3) Memberikan bantuan donor darah terhadap korban;
(4) Meminta kepada masyarakat yang bersedia memberikan donor
darahnya apabila stok donor darah terbatas.
e) Dinas Perhubungan :
(1) Membantu tugas Polri dalam upaya menanggulangi kemacetan arus
Lalin;
(2) Memberikan rambu-rambu Lalin tertentu pada jalan-jalan darurat.
f) PLN :
(1) Pemutusan hubungan arus listrik yang mengarah pada obyek /
proyek vital yang terbakar;
(2) Membantu pengadaan instalasi darurat untuk kepentingan umum.
g) Telkom
(1) Melakukan penyadapan terhadap nomor telp tertentu yang diduga
melakukan aksi terror;
(2) Membantu tugas Polri dalam upaya pelacakan secara cepat
terhadap telepon yang melakukan sabotase.
SASARAN PENGAMANAN
4. Tempat / Loasi Pengamanan.
a. Obyek Vital :
1) Kantor DPRD TK I Jl Indrapura Surabaya;
2) Kantor DPRD TK II Jl Yos Sudarso Surabaya;
3) Gedung Grahadi Jl Gubernur Suryo Surabaya;
4) Kantor Gubernur Jawa Timur Jl Pahlawan Surabaya
5) Kantor .....
11
5) Kantor Walikota Surabaya Jl Walikota Mustajab;
6) Kantor Kejaksanaan Tinggi Jawa Timur Jl A. Yani Surabaya;
7) Kantor Pengadilan Negeri Surabaya Jl Raya Arjuno;
8) Mapolda Jatim;
9) Mapolrestabes surabaya;
10) Perbankan;
11) Tempat Wisata / Mall;
12) Tempat Penginapan;
13) Tempat ibadah ( Masjid, Gereja dan Klenteng );
14) PLN;
15) Gardu Listrik;
16) Telkom;
17) Terminal;
18) PDAM;
19) Universitas / Kampus;
20) Mall Ramayana, Matahari, Mc. Donald, KFC, Sun City di Sidoarjo;
21) Pemancar TVRI di Ds. Suko Sidoarjo;
b. Pengamanan Pabrik / Daerah Industri dan Instansi Pemerintah Kota
Surabaya :
1) Polda Jatim
2) Polrestabes Surabaya
a) POLSEK BUBUTAN
(1) PT SINDO;
(2) PT SURYA SARANA SAKTI;
(3) PT GUDANG GARAM.
12
(1) SS UTAMA;
(2) CINDERELLA VILA INDO;
(3) PT WANGTA AGUNG;
(4) SS UTAMA;
(5) PT WANGTA AGUNG II;
(6) SINAR PURNAMA INDAH;
(7) KREATIVE VENEER PRATAMA;
(8) PT WONOSARI JAYA;
(9) CV CAHAYA GUNUNG JATI;
(10) PT. SIMPATIK;
(11) PT. .....
16
(11) PT . SBM;
(12) PT MASUYA SEJATI;
(13) PT. GRADIAL PERDANA PERKASA;
(14) PT. DAIMASTER;
(15) CV BAHAGIA INTRA NIAGA;
(16) PT. TIRTA PRIMA RASA;
(17) PT WANGTA AGUNG;
(18) PT BARINDO;
(19) PT. NESIO.
2. Polres Sidoarjo
3. Polres Gresik
(a) Kantor Bupati;
(b) Petro Kimia;
(c) PLT;
(d) Pelabuhan Gresik.
KERAWANAN
5. Kerawanan di Wilayah Ibu Kota Surabaya
a. Kerawanan Instansi Pemerintah :
1) Curat;
2) Curas;
3) Curanmor .....
18
3) Curanmor;
4) Kebakaran;
5) Teror Bom;
6) Unras;
7) Penipuan;
8) Pemerasan melalui telepon;
9) Pengrusakan.
b. Kerawanan terhadap obyek vital :
1) Sabotase;
2) Teror Bom;
3) Curat;
4) Curas;
5) Curanmor;
6) Kebakaran;
7) Pengrusakan.
19
6) Penipuan;
7) Pemerasan;
8) Teror Bom.
f. Kerawanan di perusahaan :
1) Unras / mogok kerja;
2) Kebakaran / pembakaran;
3) Penyandraan;
4) Pelanggaran TKA;
5) Penyalahgunaan produk;
6) Pemerasan;
7) PHK;
8) Curat;
9) Curas;
10) Curanmor.
g. Kerawanan pertandingan sepak bola :
1) Perkelahian antar suporter;
2) Perkelahian antar pemain;
3) Penganiayaan wasit;
4) Penyanderaan wasit;
5) Pengrusakan;
6) Curat;
7) Curas;
8) Curanmor.
TAHAP AWAL
Dalam upaya pelaksanaan pengamanan wilayah Kota surabaya, maka diperlukan persiapan baik
terhadap personil, sarana prasarana maupun dukungan lainnya yang perlu diteliti dan lengkap yang
mencakup perencanaan pengamanan, kegiatan intelijen serta menjamin kecepatan dalam penanganan,
kecepatan gerakan dan tindakan-tindakan yang cepat terhadap segala bentuk gangguan kamtibmas,
persiapan-persiapan yang dilakukan adalah :
1. Mako/ Mapolda :
h. Melakukan hubungan yang erat dengan unsur mass media ( cetak maupun
elektronik );
i. Mengkoordinir penggunaan semua sarana.
2. Mako/ Mapolres :
a. Menyiapkan anggota Polres yang tergabung dalam ( Dalmas Awal ) dan kekuatan
personil disesuaikan dengan perkembangan situasi dan rayon masing-masing;
b. Melaporkan kepada Kapolda sebagai penanggung jawab keamanan wilayah;
c. Membuat peta kerawanan wilayah;
d. Lakukan pendekatan kepada pimpinan / tokoh massa serta menampung aspirasinya
untuk diteruskan kepada instansi yang berwenang;
e. Segera melaporkan ke satuan atas ( Karoops ) untuk mendapat bantuan pasukan agar
cara bertindak yang diambil dapat tepat sesuai dengan tingkat gangguan yang
dihadapi;
f. Dengan segera memerintahkan para Kapolsek yang tergabung dalam satu rayon
beserta seluruh anggotanya yang dipimpin oleh Kapolsek yang paling senior untuk
menghadapi situasi dilapangan, jika hal tersebut belum mampu mengendalikan
situasi agar segera meminta bantuan Dalmas Polres;
g. Bantuan Kompie Dalmas Polda beserta sarana dan prasarana yang diperlukan guna
membantu/back up dalam upaya menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif
apabila situasi juga tidak bisa dikendalikan , maka bantuan Sat Brimob, melalui
Kapolres dan Kabag Ops secara hirarki.
CARA .....
21
CARA BERTINDAK
6. Cara Bertindak
a. Rayon 1( Polsek Bubutan, Simokerto, Tambaksari dan Sawahan ).
1) Situasi rawan
a) Memberikan himbauan kepada masyarakat agar tidak mudah
terprovokasi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab;
b) Melaksanakan penindakan hukum terhadap segala bentuk pelanggaran
hukum;
c) Pengalihan arus lalin secara selektif;
d) Pengamanan / patroli dilokasi proyek vital;
2) Apabila terjadi kerusuhan :
Di Rayon 1 petugas dari Satuan atas maupun satuan samping mengamankan
/back up obyek/proyek vital :
a) Kantor DPRD TK I Propinsi Jatim Jl Indrapura Surabaya
(1) 1 SSK Brimob;
(2) 1 SSK Sabhara Polda Jatim;
(3) 1 SSK Dalmas Polrestabes;
(4) 1 Unit Tangkal Sabhara Polrestabes;
(5) 1 SSK Dalmas Rayon 1, 2 dan 3;
(6) Lantas Rayon 1;
(7) Lantas Polrestabes Surabaya;
(8) 1 Unit Nego Polwan;
(9) 1 Tim Ident;
(10) 1 Unit PMK;
(11) 1 Unit Kesehatan;
(12) I Unit Rantis AWC.
b) Kantor Gubernur JatimJl Pahlawan Surabaya
(1) 1 SSK Brimob;
(2) 1 SSK Dalmas Polda Jatim;
(3) 1 SSK Dalmas Polrestabes;
(4) 1 Unit Tangkal Sabhara Polrestabes;
(5) 1 SSK Dalmas Rayon 1, 2 dan 3;
(6) Lantas Rayon 1;
(7) Lantas Polrestabes Surabaya;
(8) 1 Unit Nego Polwan;
(9) 1 Tim .....
22
(9) 1 Tim Ident;
(10) 1 Unit PMK;
(11) 1 Unit Kesehatan;
(12) 1 Unit Rantis APC.
3) Pertolongan korban pada saat emergency:
a) Di wilayah Kec. Bubutan, di Puskesmas Bubutan atau ke R.S. Adi
Husada Jl. Undaan wetan Surabaya;
b) Di wilayah Kec. Simokerto, di Puskesmas Simokerto atau ke RSUD. dr.
Moh. Soewandhie;
c) Di wilayah Kec. Tambaksari, di Puskesmas Tambaksari atau ke RSUD.
dr. Moh. Soewandhie;
d) Di wilayah Kec. Sawahan, di Puskesmas Sawahan atau ke RS. RSI
Surabaya Jl. A. Yani Surabaya.
b. Rayon 2 ( Polsek Genteng, Tegalsari, Wonokromo dan Dukuh Pakis ).
1) Situasi rawan :
a) Memberikan himbauan kepada masyarakat agar tidak mudah
terprovokasi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab;
b) Melaksanakan penindakan hukum terhadap segala bentuk pelanggaran
hukum;
c) Pengamanan / patroli dilokasi proyek vital;
d) Penyekatan /Pengalihan arus lalu lintas kordinasi dengan wilayah Polsek
Gayungan.
2) Apabila terjadi kerusuhan :
Pelibatan anggota Polda Jatim / Polrestabes Surabaya pada saat terjadi
kerusuhan diwilayah Rayon 2 untuk back up obyek dan proyek vital adalah :
a) Gedung Grahadi Jl Gubernur Suryo Surabaya.
Situasi .....
24
Situasi rawan
a) Melaksanakan penindakan hukum terhadap segala bentuk pelanggaran hokum;
b) Gelar pasukan dalam rangka operasi;
c) Menempatkan anggota dititik-titik rawan tertentu;
d) Menempatkan anggota Tangkal Sabhara dilokasi obyek/ proyek vital.
Antisipasi .....
26
Antisipasi datangnya gelombang massa dari daerah Sidoarjo yang akan
memasuki Wilayah Kota Surabaya dengan melewati jalur protokol Wilayah
Polsek Rayon 4 (Polsek Wonocolo, Tenggilis Mejoyo dan Rungkut) akan
dilakukan penutupan di bundaran Waru oleh Kompi Dalmas gabungan dari
Rayon 4 dan Kompie Dalmas Polrestabes surabaya yang dipimpin oleh
Kasatgasres ( Polrestabes Surabaya) sebagai Pemegang kendali di lapangan
untuk segera membubarkan unjuk rasa/ rusuh massa , dan apabila situasi
makin berkembang sedang jumlah pasukan dilapangan dipandang perlu
penambahan segera dilaporkan kepada Pimpinan untuk segera mendapat
bantuan tambahan pasukan Dalmas/Reimas/Brimob Polda Jatim.
e) Rayon 5
Antisipasi pola penanganan bila terjadi kerusuhan massal di wilayah
Karangpilang, Gayungan dan Jambangan :
f) Rayon 6
Antisipasi pola penanganan bila terjadi kerusuhan massal di wilayah
Polsek Sukomanunggal,Benowo Dn Pakal :
Antisipasi datangnya gelombang massa dari daerah Gersik yang akan
memasuki Wilayah Kota Surabaya dengan melewati jalur protokol Wilayah
Polsek Sektor 6 akan dilakukan penutupan di perbatasan Surabaya Gersik
oleh Kompie Dalmas gabungan dari Rayon 6 dibantu
Kompie Dalmas Polrestabes surabaya yang dipimpin oleh Kasatgasres
( Kapolrestabes Surabaya ) sebagai Pemegang kendali di lapangan untuk
segera membubarkan unjuk rasa/ rusuh massa , dan apabila situasi makin
berkembang sedang jumlah pasukan dilapangan dipandang perlu penambahan
segera dilaporkan kepada Pimpinan untuk segera mendapat bantuan tambahan
pasukan Dalmas/Reimas/Brimob Polda Jatim.
g) Rayon 7
Antisipasi pola penanganan bila terjadi kerusuhan massal di Wilayah
Tandes, Wiyung dan Lakarsantri :
Antisipasi datangnya gelombang massa dari daerahGresik yang akan
Memasuki .....
27
PERSONIL / DALMAS
a. Dan Ton :
1) Dan Ton Dalmas mempelajari tugas yang diterimanya dan harus tahu rencana-
rencana dan kebijaksanaan tertentu yang akan diambil dalam menghadapi huru-hara
sesuai dengan kebijakan pimpinan.
2) Membuat rencana sementara berdasarkan hasil analisa keterangan (informasi) yang
tersedia baik darinya maupun dari stafnya dan hasil penelitian di Peta / bagan-bagan
kota.
3) Dengan dasar rencana sementara Dan Ton mulai mengatur anggotanya /
memploting beserta alat dan perlengkapan yang akan digunakan.
4) Keputusan Dan Ton antara lain :
a) Penentuan / pemilihan sasaran;
b) Cara mendekat ke sasaran;
c) Arah gerakan dalam penyaluran;
d) Penentuan CB/formasi-formasi permulaan;
5) Dan Ton Dalmas memberi perintah kepada Danru selain membuat tugas harus
ditekankan tentang batas-batas wewenang dan larangan satuan regunya, rolling dan
sistematika perintah Dan Ton berbentuk perintah Ops biasa.
6) Melakukan pengawasan intensif terhadap pelaksanaan.
b. Anggota :
TAHAP DINAMIKA
Pada kejadian unras satuan yang dikedepankan adalah Dalmas (Sabhara) tugas dan tanggung
jawabnya adalah untuk mengendalikan massa agar tidak berkembang dan situasi menjadi tidak
aman.
1. Fungsi Pendukung :
Apabila penanggulangan unras masih dapat ditangani Polrestabes surabaya maka fungsi-
fungsi yang terlibat adalah :
a. Dalmas (Sabhara)
Sebagai benteng untuk menahan aksi unjuk rasa menuju sasaran dan
mengamankan sasaran;
b. Unit Pendukung alih arus
Fungsi yang berperan dalam hal ini adalah Lalu lintas, sehingga lalu lintas jalan
tidak macet dan dapat berjalan lancar;
c. Unit Pengamanan Jalan
Fungsi yang berperan dalam hal ini adalah Lantas dan Sabhara dengan
mengamankan daerah sekitar jalan yang akan dilewati massa sehingga tidak
mengganggu baik aktifitas masyarakat maupun kelancaran arus lalu lilntas;
d. Unit Penyusupan
Fungsi yang dikedepankan adalah unit Reskrim dan Intelkam yaitu meredakan
emosi massa yang melaksanakan unjuk rasa dan jika mungkin
mengangkat/menangkap yang diduga sebagai Provokator massa Unras;
e. Sistem Sektorisasi
Di wilayah Polrestabes surabaya diterapkan sistem Rayonisasi yang terbagi
dalam tujuh Rayon yang berfungsi sebagai basis deteksi terhadap terjadinya
kerusuhan massa, dimana sumber/munculnya kerusuhan massa berawal dari
suatu Wilayah Polsek, sehingga dengan adanya sistem Rayonisasi ini diharapkan
dapat membantu Kasatgas dalam hal menggerakkan pasukan, cara bertindak
yang tepat sesuai dengan tingkat ancaman yang muncul di suatu wilayah Rayon,
dan apabila dari kekuatan pasukan yang ada di Rayon tidak lagi mampu
membendung laju gelombang massa yang semakin bertambah besar dan beringas
sehingga memungkinkan adanya tindakan anarkhis dari massa tersebut,
diperintahkan kepada Kapolsek yang dianggap paling senior dalam satu Wilayah
Rayon dengan segera melaporkan kepada Kapolrestabes dan Kasatgas serta
minta bantuan pasukan Dalmas Polres beserta sarana dan prasarana yang ada
untuk menetralisir situasi.
2. Kejadian .....
29
2. Kejadian kerusuhan massa / Huru-hara :
a. Adalah kejadian dimana pada saat massa melakukan unras telah berkembang
menjadi sikon yang lebih tinggi ancaman Kamtibmasnya dan cenderung
mengarah tidak pidana, ambang batas/penilaian dari unras dan huru-hara
adalah apabila massa telah melakukan suatu aksi misalnya pelemparan,
pengerusakan terhadap bangunan/gedung, terhadap petugas/masyarakat dan
sebagainya, apabila Dalmas masih bisa mengatasi maka tetap diserahkan
kepada Dalmas, namun pada saat itu Kapolrestabes sebagai penanggung
jawab, harus menghubungi ke satuan Brimob Polda Jatim untuk meminta
bantuan pengamanan lebih lanjut;
b. Indikator situassi kerusuhan massa / huru-hara
1) Fase permulaan /gejolak sosial, merupakan tahap awal munculnya bibit
ketegangan yang dapat dikenal dari gejala sebagai berikut :
(a) Beredar issue desas - desus, selebaran gelap akibat belum adanya
kepastian tentang penyelesaian masalah sosial yang
dimunculkan;
(b) Warga atau masyarkat / karyawan sudah mulai terpancing;
(c) Mulai ada upaya yang menggalang opini hukum massa untuk
merencanakan aksi secara berkelompok.
(b) Mulai dilakukan untuk rasa atau pernyataan tidak puas secara
terbuka didepan umum dengan lisan, tulisan atau tindakan
tersebut / protes;
(c) Tidak ada kepastian/ ketegasan sikap dari pihak tertentu untuk
mengakhiri persoalan yang timbul;
FASE PERMULAAN
a. Unit intelkam melaksanakan peyelidikan intensif terhadap sumber keresahan sosial untuk
mengidentifikasi permasalahan, yang menimbulkan keresahan dan penyusunan laporan
guna menetapkan langkah antisipasi;
b. Unit Binmas, melaksanakan penyuluhan dan bimbingan sesuai karakteristik keresahan
sosial yang ada;
c. Kapolrestabes/Kapolres/Ta melalui Ka Sat Gas mengerahkan Kasat Fung para Kapolsek
dan Kasat Intelkam untuk melakukan upaya dan langkah-langkah antisipasi guna meredam
keresahan agar tidak berkembang menjadi unjuk rasa.
32
FASE KERUSUHAN
a. Apabila suatu unjuk rasa tidak berhasil dibubarkan dan justru berkembang menjadi
kerusuhan, kurang tertib (moderate massa) maka, dilaksanakan tindakan yang sebagai
berikut :
1) Prinsip kegiatan preventif kekuatan personil seimbang dengan hakekat ancaman;
2) Lakukan negosisasi dengan pimpinan /Korlap/ tokoh massa;
3) Massa tidak tertib, Dalmas memberikan peringatan dengan megaphone / pengeras suara
(minimal 3x ;
4) Peringatan tidak dindahkan Dalmas melakukan tindakan dengan tongkat Polri;
5) Bila massa sudah tertib Dalmas mengadakan pengawasan dan pengendalian sampai
massa bubar dan situasi benar-benar dinyatakan aman;
6) Tim dokumentasi meliput kejadian dengan hendycam / photo;
7) Kenali pimpinan /Korlap/tokoh massa, kemudian informasikan kepada unit intelkam /
reskrim;
8) Laporan setiap perkembangan kepada atasan;
9) Tugas selesai ( bila masa bubar / bersih), selanjutnya melaporkan kepada atasan secara
lisan atau tertulis, dalam hal ini Kapolrestabes surabaya selaku Ka Sat Gas Res;
10) Kapolrestabes selanjutnya melaporkan situasi terakhir kepada Karoops selaku
penanggung jawab keamanan setingkat lebih tinggi.
34
TAHAP PELAKSANAAN
a. Pasukan yang terlebih dahulu tiba di TKP segera mengambil formasi yang tepat untuk
melindungi diri terhadap serangan-serangan massa dan memberi perlindungan kepada
pasukan-pasukan yang lain .
b. Hindari perkelahian satu lawan satu dan jika terjadi serangan perseorangan terhadap salah
satu anggota dalam formasi maka mereka yang berada dibelakang dapat memberikan
bantuan bila serangan tersebut belum dapat diatasi maka kelompok Dalmas Sabhara segera
dikerahkan.
c. Gerakan mendesak :
1) Setelah mendapatkan perintah dari Ka Sat / Ton Dalmas, maka regu depan
melaskanakan gerakan mendesak pada perusuh dengan arah desakan yang telah
ditentukan.
2) Apabila mendapat perlawanan beban, Dalmas diganti oleh Sat Brimobda Jatim atas
perintah Ka Sat Brimob dapat digunakan alat bantu yang lain misalnya mobil
pemadam kebakaran ( PMK atau Water cannon )
3) Hal yang diperoleh dengan menggunakan alat-alat bantu segera diikuti dan diteruskan
oleh anggota Sat Brimob depan untuk mendesak perusuh dengan tongkat sebagai alat
pendorongnya.
4) Sementara Ton Cadangan terus mengikuti pasukan depan sambil terus waspada dan
bersiap-siap memberikan bantuan apabila diperlukan, tugas provos untuk
mengamankan genbong-gembong perusuh itu sendiri.
5) Sat-sat cadangan juga dapat dipergunakan untuk gerakan –gerakan melambung
mengadakan desakan kepada perusuh, guna mengacaukan dan bubarkan perusuh
yang sifatnya terbawa-bawa oleh aksi gerakan massa sehingga dengan demikian
dukungan massa dapat dibubarkan.
6) Apabila massa telah tertembus, pasukan depan mengadakan pemecahan terhadap massa
agar dengan demikian massa dipecah menjadi kelompok-kelompok yang relatif lebih
kecil untuk memudahkan pembubaran selanjutnya.
d. Operasi / pengisolasian :
1) Tutup daerah gawat dan daerah rusuh massa dengan pasukan tirai dalam, tirai luar yang
terdiri dari brigade-brigade pos-pos pemeriksaan dan patroli mobil pasukan tirai
dalam untuk mencegah meluasnya rusuh massa ke daerah lain Bantu kendali
penyaluran massa dalam rangka Ops pembubaran pasukan tirai luar adalah untuk
mencegah datangnya bantuan perkuatan massa dan anisir-anisir pengacau kedarah
penindakan ke daerah rusuh massa.
2) Membagi batas daerah gawat dengan daerah rusuh massa serta daerah terbatas
dilakukan oleh Kasatgasres dan yang berwenang.
3) Menjaga kehidupan penduduk yang tidak telibat rusuh massa sejauh mungkin
sebagaimana dalam kadaan biasa, untuk itu perlu peningkatan kerja sama dan
koordinasi dengan pemerintah dan aparat sipil.
e. Operasi .....
35
e. Operasi penyaluran dan penggiringan.
Dilakukan oleh cadangan-cadangan dengan menggunakan formasi sesuai medan, dalam
gerakan ini diikut sertakan semua unsur-unsur bantuan umum dan berakhir setelah massa
tergiring sampai di daerah pembuabaran yang telah ditentukan.
f. Operasi pembubaran
1) Setelah lokasi induk massa dan sasaran jelas diketahui maka semua jalan yang akan
dilalui massa ditutup.
2) Menghambat gerak maju massa.
3) Kasatgasda atas nama undang-undang menyerukan agar massa bubar dan kembali ke
tempat asalnya masing-masing.
4) Apabila tidak diindahkan maka gerombolan perusuh dibubarkan dengan cara kekerasan,
dalam hal ini Kasatgasda mengambil tindakan yang tegas, tepat dan sesuai situasi
dan kondisi.
5) Mengamankan sasaran-sasaran, menghambat gerak maju massa yang akan bergabung
dengan massa yang sedang ditindak oleh pasukan Dakhura disalurkan ke daerah
rusuh massa dan dibubarkan dan jalan keluar yang telah ditentukan.
6) Apabila setelah pembubaran dengan kekerasn tidak berhasil bahkan massa bertambah
besar, nekat, agresif dan membahayakan keadaan maka satuan-satuan cadangan
dikerahkan untuk bertindak.
g. Penanggulangan rusuh massa tidak hanya bertujuan sekedar pembubaran massa tetapi
perlu diikuti dengan langkah-langkah lanjut yaitu penindakan sesuai dengan hukum yang
berlaku terhadap peristiwa pelanggaran hukum / tindak pidana sampai dengan upaya paksa
dalam penangkapan pelaku serta pengumpulan barang bukti yang selanjutnya diserahkan
kepada penyidik untuk dijadikan dasar penyidikan selanjutnya.
TAHAP PENGAKHIRAN
Operasi pembersihan
1) Operasi pembersihan dilakukan segera setelah perusuh terpecah, tercerai berai menjadi
kelompok-kelompok kecil yang tidak berarti, namun masih berkeliaran didaerah-daerah
tersebut.
2) Operasi dilakukan bersama Sat cadangan dengan giat patroli yang bergerak di daerah
kerusuhan guna pemulihan situasi.
3) Patroli harus kompak dan tidak dibenarkan bertindak sendiri-sendiri, waspada terhadap
oknum yang dicurigai jangan memberikan kesempatan pada anasir-anasir yang akan
melakukan kejahatan.
4) Patroli dilakuakn siang malam secara teratur dan berlanjut sehingga keadaan pengijinkan
dilakukan pemeliharaan keamanan sebagaimana biasanya.
5) Unsur-unsur satuan cadangan yang terdapat dalam operasi pembersihan antara lain :
a) Satuan TNI yang tidak bertindak sebagai satuan pembubaran massa.
b) Satuan bantuan dari satuan gabungan dari TNI.
c) Ormas dan Potmas lainnya.
5) KONSOLIDASI .....
36
KONSOLIDASI
KOMANDO PENGENDALIAN
a. Wewenang
Pada dasarnya penanganan rusuh massa adalah wewenang Polri, untuk itu perlu
penanganan secara bijaksana karenanya apabila situasi dan kondisi berkembang dengan
cepat kearah terjadinya caos maka bantuan pengerahan satuan tingkat atas ( Polda Jatim)
dapat secepat mungkin diterjunkan untuk menghalau massa sehingga situasi Kamtibmas
di wilayah tersebut dapat kembali normal.
Karoops selaku Kasagasda atas seijin Kapolda selaku penanggung jawab keamanan
memegang komando pengendalian untuk mengerahkan dan menggerakkan seluruh satuan
Polri dibawahnya sesuai dengan prosedur. bila kerusuhan tidak bisa dikendalikan karena
berkembang semakin besar maka selanjutnya Komando pengendalian dilakukan oleh
Kapolda Jatim.
b. Pertahapan pelibatan satuan Tugas Pengaman Kota
1. Pelibatan Satgaspam Jatim dilaksanakan secara bertahap baik satuan Dalmas maupun
satuan PHH-Polri mulai setingkat Ton sampai dengan Detasemen PHH dapat
digerakkan sesuai kewenangan Kepala Kesatuan.
2. Satuan pertama kali yang diterjunkan apabila terjadi rusuh massa adalah Kompi
Dalmas Polres yang bersangkutan, Kapolrestabes/Kapolres/Ta berperan sebagai
pemegang Komando dan pengendali pasukan. Penggunaan tahapan-tahapan
pengndalian massa berpedoman pada perkap no 1 tahun 2009.
3. Terhadap situasi dan kondisi yang menuju kepada rusuh massa dan kriminalitas yang
membahayakan keamanan kota secara menyeluruh maka PHH Polri (Brimob)
mengambil alih komando pengendali dilapangan dibawah perintah Kasatgasda.
4. Penempatan Personil TNI untuk mengamanankan obyek-obyek vital/proyek vital .
5. Perlibatan satuan PHH dari TNI untuk mendukung PHH Polri dalam mendesak massa
sesuai dengan prosedur yang berlaku dibawah kendali Kasatgasda.
c. Prosedur permintaan bantuan
1. Permintaan bantuan dalam rangka Ops penanggulangan rusuh massa dilakukan oleh
pemegang Komando pengendali operasi.
2. Komando .....
37
d. Fungsi dan peranan satuan-satuan yang dilibatkan dalam operasi rusuh massa (Satuan
Dalmas Polri) :
38
IV. PENUTUP
Demikian Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Sistim pengamanan Ibu Kota
Propinsi Jawa Timur tahun ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan Pengamanan Kota
Surabaya dan Kota-kota di Jawa timur.