Anda di halaman 1dari 39

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH JAWA TIMUR

SISTEM PENGAMANAN IBU KOTA ( SISPAMKOTA )


PROPINSI JAWA TIMUR

Surabaya, Desember 2013


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TIMUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


SISTEM PENGAMANAN IBU KOTA
PROPINSI JAWA TMUR

I. PENDAHULUAN

1. UMUM

a. Polri sebagai aparat yang utamanya bertanggung jawab di bidang keamanan


dan ketertiban dalam pelaksanaan tugasnya akan selalu dihadapkan pada
situasi dan kondisi yang berubah-ubah sejalan dengan dinamika masyarakat
itu sendiri. Sebagai Aparat Negara Pelindung, Pengayom, dan Pelayan
Masyarakat, maka Polri harus selalu bisa memberikan yang terbaik kepada
Masyarakat.
b. Dalam rangka menegakkan hukum dan menciptakan keamanan dan
ketertiban serta percepatan menangani Tindak Pidana Kriminalitas menonjol
yang terjadi di jajaran Wilayah Polda Jatim, guna mendukung pengungkapan
kasus, maka Polri perlu menggunakan suatu tindakan Kepolisian agar
tindakan bisa terukur, mempunyai standar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Tujuan dilakukan Sistem Pengamanan Kota (Sispam Kota) adalah wujud
respon dan kecepatan anggota dalam menangani gangguan kamtibmas
menonjol yang mengarah kepada kerusuhan massa, konflik sosial, Unras
maupun Tindak Pidana Kriminalitas yang berdampak terjadinya dispubilitas
secara masive di Wilayah Polda Jatim dengan maksud apabila terjadi
gangguan Kamtibmas menonjol, Polda, Polres dan Polsek Jajaran
langsung dapat mengerahkan anggota segera melakukan tindakan
Kepolisian untuk memberikan pengamanan, olah TKP di tempat kejadian
perkara, melakukan penyelamatan korban, melakukan pengejaran terhadap
pelaku Tindak Pidana dan menutup seluruh akses jalan keluar dari Wilayah (
Polres masing-masing ) dengan tujuan melakukan penangkapan terhadap
Pelaku Tindak Pidana Kriminal, sesuai dengan struktur tugas fungsi masing-
masing.
f. Dalam rangka untuk kesamaan Visi Persepsi dan pola tindak yang sama
terhadap implementasi penanganan gangguan Kamtibmas menonjol, maka
dipandang perlu membuat Naskah Sementara “Standar Operasional
Prosedur (SOP) Sistem Pengamanan Kota (Sispam Kota) Di Wilayah Hukum
jajaran Polda Jatim” yang mengatur secara tegas dan jelas reaktualisasi
kegiatan unsur Pelayanan Polri dalam melakukan tindakan kepolisian yang
terarah, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan, secara terpadu, tertib
dan terkoordinasi.
g. Penyusunan . . . .
2
g. Penyusunan SOP Sistem Pengamanan Kota ( Sispam Kota ) dimaksud
sebagai acuan / kerangka kerja bagi Unsur Pelaksana di lapangan dalam hal
ini adalah satuan fungsi Operasional Polda Jatim dan jajarannya untuk saling
bersinergi dalam upaya penanganan, penanggulangan gangguan
Kamtibmas termasuk penangkapan Pelaku Tindak Pidana Kriminal
khususnya di Wilayah Hukum jajaran Polda Jatim , sehingga diharapkan
upaya ini dapat menekan kriminalitas dan gangguan Kamtibmas lain yang
terjadi Wilayah jajaran Polda Jatim.

2. DASAR

a. UU RI No. 2 Th. 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;


b. Perkap Nomor 1 Tahun 2009 tentang penggunaan kekuatan dalam tindakan
Kepolisian;
c. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP);
d. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

3. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud
Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem Pengamanan Kota (Sispam
Kota) di Wilayah jajaran Polda Jatim ini disusun guna memberikan gambaran
bagi pelaksana di lapangan tentang tata cara serta prosedur kerja untuk
keseragaman dan keterpaduan pola tindak penyelenggaraan dan
pelaksanaan penanganan gangguan Kamtibmas menonjol dan Penutupan
serta Pengejaran Pelaku Tindak Pidana di Wilayah Hukum jajaran Polda
Jatim;

b. Tujuan

Tujuan dilakukan Sistem Pengamanan Kota (Sispam Kota) adalah wujud


respon dan kecepatan anggota dalam menangani gangguan Kamtibmas
yang menonjol serta tindak pidana kriminalitas menonjol di Wilayah jajaran
Polda Jatim dengan maksud apabila terjadi peristiwa menonjol, langsung
dapat mengerahkan anggota segera melakukan tindakan Kepolisian untuk
memberikan pengamanan, olah TKP di tempat kejadian perkara, melakukan
penyelamatan korban, melakukan pengejaran terhadap pelaku Tindak
Pidana dan menutup seluruh akses jalan keluar dari Wilayah (Polres masing-
masing).
4. RUANG LINGKUP
Adapun Ruang Lingkup penyusunan pedoman Standar Operasional Prosedur
(SOP) Sistem Pengamanan Kota (Sispam Kota) di Wilayah Hukum jajaran Polda
Jatim meliputi :
a. Kriteria Kasus menonjol yang meresahkan masyarakat luas perlu dilakukan
tindakan yang melibatkan kordinasi dengan stek holder lain yang terkait;
b. Kriteria .....
3

c. Kriteria kasus dalam hal dilakukan tindakan penutupan dan pengejaran


adalah segala pelaku tindak pidana yang pelariannya menggunakan akses
jalan umum, Pemukiman, perkantoran, dan tempat-tempat lain;
d. SOP ini berlaku di wilayah hukum jajaran Polda Jatim.

5. SISTEMATIKA
Sistematika Penyusunan Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem
Pengamanan Kota (Sispam Kota) di Wilayah Hukum Polda Jatim adalah sebagai
berikut:
I. PENDAHULUAN
1. Umum
2. Dasar
3. Maksud dan tujuan
4. Ruang lingkup dan
5. Sistematika
II. TUGAS POKOK
III. PELAKSANAAN
IV. PENUTUP

II. TUGAS POKOK


Secara umum tugas pokok, fungsi dan peran Polri dalam bertindak secara
terkoordinasi, terintegrasi dan efektif selaras dengan kewenangan yang telah
ditetapkan sebagaimana tertuang dalam konsep Standar Operasional Prosedur (SOP)
Sistem Pengamanan Kota (Sispam Kota) di Wilayah Hukum jajaran Polda Jatim
dengan prinsip-prinsip peraturan sebagai berikut :
1. Legalitas, merupakan tindakan yang dilaksanakan mendasari hukum dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum;
2. Proporsional, merupakan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan kadar
ancaman yang dihadapi;
3. Nesesitas, merupakan tindakan yang memang sungguh-sungguh dibutuhkan
berdasarkan pertimbangan yang cermat dan layak sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi di lapangan;
4. Azas Pliecmatigheid/ Diskresi, yaitu azas yang menyatakan bahwa Tindakan
Kepolisian dianggap tidak menyalahi / melanggar perundang-undangan apabila
tindakan tersebut diambil berdasarkan tugas dan kewenangannya untuk
kepentingan umum atau khalayak ramai, pengaturan dari tindakan tersebut telah
diatur dalam pasal 18 Undang-Undang No 2 Tahun 2002;
5. Humanis .....
4
5. Humanis, merupakan tindakan yang dilakukan senantiasa memperhatikan aspek
penghormatan, perlindungan, dan penghargaan Hak Asasi Manusia;
6. Keterpaduan, merupakan memelihara koordinasi, kebersamaan, keterpaduan
dan sinergi segenap unsur atau komponen bangsa yang dilibatkan dalam
penindakan.

III. PELAKSANAAN

STRUKTUR ORGANISASI SATGAS


1. Struktur Organisasi dan Tugas Satgas PHH
a. Pelindung : Kapolda Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur
Pangdam V Brawijaya
Pangarmatim
b. Penasehat : Wakapolda Jatim
Wagub Jatim
Kasdam V Brawijaya
c. Kasat Gas Da : Karoop Polda Jatim
b. Waka Satgas Da : Kabag Binops
c. Ka Posko dan Anev : Kabag Dal Ops Roops
d. Satgas Gakkum : Dirreskrimum dan Dirreskrimsus
e. Satgas Pendukung : Dirbinmas, Dirlantas, Dirpamobvit, Karo Sarpras,
Karo SDM, dan Polres Jajaran.
f. Satgas Penindakan : Dirshabara dan Kasat Brimob Polda Jatim.
g. Satgas Bantuan :
1) TNI
2) Bakesbang dan Linmas Pemkab/Pemkot
3) Sat Pol PP Pemkab/Pemkot
4) PMK Pemkab/Pemkot
5) RSU / PMI Pemda/Pemkot
6) PT . PLN
7) PT. Telkom
8) Instansi yang terkait lainnya

2. Pertelaan .....
5
2. Pertelaan Tugas (Job Discription)

a. Pelindung : Penanggung jawab seluruh jalannya kegiatan supaya


dapat berjalan dengan lancar;
b. Penasehat : Membantu memberikan saran dan nasehat kepada
Karoops selaku Koordinator dan Pengendali
pengamanan di wilayah hukum jajaran Polda Jatim;
c. Kasatgas Da : Sebagai Koordinator dan pengendali Pengamanan di
wilayah hukum jajaran Polda Jatim;
d. Wakasatgas Da : Membantu Kasat Gas Da dalam pelaksaan Ops terutama
dalam pengendalian / mengkoordinir pelaksanaan tugas
Ops di lapangan sehari-hari;
e. Ka Posko / Anev : Pelaksana pengendali Posko dan pelaksana kegiatan
pengamanan di lapangan, membantu Ka Sat Gas Da
dalam pelaksanaan kegiatan pengamanan;

f. Kasatgasres : Menggerakkan satuan Opsnal dibawahnya dan


Melakukan koordinasi dengan unsur pimpinan terkait
dalam rangka penggunaan kekuatan aparat keamanan
untuk penanggulangan situasi dalam pelaksanaan
Operasi Pengamanan Kota surabaya;
g . Sat Gas Gakkum : Pelaksana Penegakan Hukum yang bertugas
melaksanakan tugas penyelidikan dan penyidikan
terhadap pelaku yang diduga bertanggungjawab terhadap
peristiwa yang terjadi;

h .Satgas Penindakan : Melakukan upaya pengendalian massa dan Melakukan upaya


penindakan secara terkoordinasi terhadap massa dan melakukan
penghalauan massa yang turun jalan sesuai dengan prosedur.

3. Hubungan Tata Kerja Sat Gas

a. Kasatgasda ( Karoops ) :
1) Bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan Operasi Pengamanan Kota
di wilayah Jawa Timur;
2) Menggerakkan satuan Opsnal dibawahnya untuk mendukung
penanggulangan terhadap suatu perkembangan situasi dalam
pelaksanaan Ops Pengamanan Kota di wilayah Jawa Timur;
3) Melakukan koordinasi dengan unsur pimpinan terkait dalam rangka
penggunaan kekuatan aparat keamanan untuk penanggulangan situasi
dalam pelaksanaan Operasi Pengamanan Kota di wilayah Jawa timur

b. Waka .....
6

b. Waka Satgasda ( Kabagbinops ):


1) Membantu Kasatgasda dalam memimpin / mengendalikan satuan
pelaksana di bawah pengendaliannya;
2) Melaporkan hasil pelaksaan Pengamanan Kota kepada Kasatgasda
dalam kesempatan pertama;
3) Mampu menilai situasi untuk dapat mengambil keputusan Kasatgasda
serta menentukan langkah alternatif lain;
4) Menjabarkan dan meneruskan segala kebijaksanaan pimpinan dalam
upaya pengendalian Pengamanan Kota;
5) Melakukan pembagian tugas kepada staker pendukung, Satgas
Penindakan dan Satgas bantuan secara singkat, jelas dan tepat;
6) Melaksanakan konsolidasi dan Anev

c. Penasehat :
1) Memberikan saran kepada Kasatgasda dalam penanggulangan
perkembangan situasi Pengamanan kota di wilayah Polda Jatim;

2) Bertanggung jawab bersama terhadap keberhasilan Ops Pengamanan


kota di wilayah polda Jatim.
d. Kasatgasres :
1) Bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan Operasi Pengamanan Kota;
2) Menggerakkan satuan Opsnal dibawahnya untuk mendukung penanggulangan
terhadap suatu perkembangan situasi dalam pelaksanaan Ops Pengamanan Kota;

3) Melakukan koordinasi dengan unsur pimpinan terkait dalam rangka penggunaan


kekuatan aparat keamanan untuk penanggulangan situasi dalam pelaksanaan
Operasi Pengamanan Kota.

e. Kaposko/Kaanev ( Kabag Dalops Roops) :


1) Mengevaluasi seluruh rangkaian Ops dan Pola penanganan dan menentukan
langkah-langkah yang harus diambil oleh Kasat Gas Da;
2) Melakukan / mengumpulkan data segala bentuk perkembangan situasi
dalam pelaksanaan Ops Pengamanan Kota di wilayah Polda Jatim;

3) Dalam pelaksanaannya bertanggung jawab kepada Kasat Gas Da.


a. Satgas Pendukung :

1) Logistik / Ro Sarpras:
a) Menyiapkan segala sarana dan prasarana untuk mendukung
pelaksanaan Pengamanan Kota;
b) Membuat rencana kebutuhan / dukungan logistik selama
pelaksanaan Pengamanan kota;
c) Memberikan .....
7
c) Memberikan saran dan membantu tugas Ka Satgas sesuai ruang
lingkup tugasnya dalam upaya penggulangan suatu
perkembangan situasi pelaksanaan Pengamanan Kota.

2) Personil/Ro SDM :
a) Menyiapkan personil sesuai kebutuhan Sat Gas Pengamanan;
b) Menyiapkan personil Cadangan yang sewaktu-waktu dapat
digunakan sesuai kebutuhan dalam Ops pengamanan Kota;
c) Memberikan saran dan membantu tugas Ka Sat Gas sesuai
dengan ruang lingkup tugasnya dalam upaya penganggulangan
suatu perkembangan situasi pelaksanaan Ops Pengamanan Kota

3) Bid TI Pol :
a) Mengendalikan arus informasi;
b) Memonitoring segala perkembangan situasi dan pelaksanaan di
lapangan melalui jaringan komando yang tersedia;
c) Memberikan saran dan membantu tugas Ka Sat Gasda sesuai
ruang lingkup tugasnya terhadap upaya penyiapan dukungan
alkom yang dibutuhkan sesuai dengan pelaksanaan Ops
Pengamanan Kota
4) Satker Pendukung :
a) Dit Intelkam :
(1) Memberikan data intelejen kepada Kasatgasda dan Kasat Gas
tentang suatu pekembangan situasi guna dijadikan bahan
pengambilan keputusaan;
(2) Memonitor dan mencermati setiap perkembangan situasi dalam
melaksanakan pelaksanaan Ops Pengamanan Kota ;
(3) Melakukan lidik, pulbaket, penggalangan untuk dapat Baket dan
pelaku penyebab terjadinya suatu perkembangan yang situasional.
(4) Memberikan saran kepada Kasatgasda dan Kasat Gas terhadap
upaya penanggulangan situasi.

b) Dit Reskrim :
(1) Dalam tahap awal melaksanakan pemantauan terhadap situasi
melalui pelaksanaan kring Serse;
(2) Melaksanakan penyidikan terhadap pelaku anarkis / kejahatan
sebagai upaya penegakan hukum dalam pelaksanaan Pengamanan
Kota ;
(3) Memberikan saran kepada Kasatgasda dan Ka Sat Gas sesuai ruang
lingkup tugas upaya penanggulangan suatu perkembangan situasi.

c) Dit Lantas .....

c) Dit Lantas :
(1) Melakukan penjagaan dan pengaturan arus Lalin pada ruas jalan
pada pelaksanaan kegiatan pengamanan Kota;
(2) Mengatur arus Lalin agar segala aktifitas masyarakat maupun
pengguna jalan tidak terganggu;
(3) Memberikan saran kepada Kasatgasda dan Ka Sat Gas sesuai
dengan ruang lingkup tugasnya dan perkembangan situasi.
d) Dit Binmas :
(1) Memberikan penyuluhan dan penerangan terhadap massa yang
terlihat dalam kegiatan situasional yang memerlukan tindakan
Kepolisian;
(2) Mengkoordinir tindakan evakuasi agar berjalan lancar dan aman;
(3) Memberikan saran kepada Kasatgasda dan Ka Sat Gas sesuai
dengan ruang lingkup tugasnya dan perkembangan situasi.

e) Polres

(1) Polrestabes Surabaya:


Dari seluruh Polsek yang ada di jajaran Polrestabes surabaya
terbagi dalam 7 Rayon :
(a) Rayon 1 (Polsek Bubutan, Simokerto, Tambaksari dan
Sawahan);
(b) Rayon 2 (Polsek Genteng, Tegalsari, Wonokromo dan
Dukuh Pakis);
(c) Rayon 3(Polsek Gubeng, Mulyorejo dan Sukolilo);
(d) Rayon 4 (Polsek Wonocolo, Tenggilis mejoyo dan
Rungkut );
(e) Rayon 5 (Polsek Karangpilang, Gayungan dan Jambangan);
(f) Rayon 6 (Polsek Sukomanunggal, Benowo dan Pakal);
(g) Rayon 7 (Polsek Tandes, Wiyung dan Lakarsantri).
(2) Polres Gresik :
Melibatkan Polsek yang wilayahnya berbatasan dengan Wilayah
Polrestabes Surabaya meliputi :
(a) Polsek driyorejo( Driyorejo, Benowo, Wringin anom);
(b) Polsek Kebomas ( Romokalisari) ;
(c) Polsek Menganti ( Menganti ).

(3) Polres .....


9

(3) Polres Sidoarjo :


Melibatkan Polsek yang wilayahnya berbatasan dengan Wilayah
Polrestabes Surabaya meliputi :
(a) Polsek Waru ( Waru, Brebek, Tmbk oso) ;
(b) Polsek Taman ( Taman , Sepanjang);
(c) Polsek Porong (Gempol, Porong );
(4) Polres Pelabuhan Tg.Perak Surabaya :
Adalah Polres yang wilayahnya berbatasan dengan Wilayah
Polres Bangkalan .
(5) Sub Unit PJR VIII Suromadu :
f. Dit Sabhara :
(1) Memimpin / Mengendalikan kekuatan personil Dalmas / Reimas
dalam upaya mengendalikan massa agar tidak berkembang serta
mengamankan sasaran;
(2) Melakukan konsolidasi dalam pergeseran pasukan Dalmas/Reimas;
(3) Memberikan saran kepada Kasatgasda dan Ka Sat Gas sesuai
sesuai ruang lingkup tugasnya dalam upaya penanggulangan sesuai
dengan perkembangan situasi.
g) Sat Brimob Polda Jatim :
(1) Melakukan upaya pengendalian massa apabila kegiatan massa
sudah tidak dapat dikendalikan oleh Kompi Dalmas Polrestabes
surabaya /Reimas Polda Jatim;

(2) Melakukan upaya penindakan secara terkoordinasi terhadap massa


dan melakukan penghalauan massa yang turun jalan sesuai dengan
prosedur.
5) Sat bantuan :
a) TNI :
(1) Memback up Obyek/proyek vital apabila situasi dinyatakan sangat
rawan;
(2) Membantu Polri / Sat Brimob Polda Jatim apabila dalam upaya
penindakan terhadap massa situasinya belum dinyatakan aman.
b) Bakesbang :
(1) Mengoptimalkan peran serta FORKORIN (Forum Komunikasi
Intelijen).
(2) Mengkoordinasikan melalui Pimpinan Parpol/Ormas dan LSM
untuk membantu meredam permasalahan agar situasi tidak
berkembang dan campur tangan pihak-pihak tertentu.
c) PMK .....
10

c) PMK :
(1) Melakukan antisipasi pemadaman apabila terjadi tindakan anarkhis
yang mengarah pada pembakaran;
(2) Menghalau terhadap gelombang massa yang berupaya
menerobos /masuk ke lokasi vital/melawan tugas.
d) Rumah Sakit /PMI :
(1) Melakukan pertolongan/perawatan kepada korban akibat rusuh
massa;
(2) Merujuk kepada RSUD Dr. Sutomo Surabaya apabila kondisi
korban sangat kritis;
(3) Memberikan bantuan donor darah terhadap korban;
(4) Meminta kepada masyarakat yang bersedia memberikan donor
darahnya apabila stok donor darah terbatas.

e) Dinas Perhubungan :
(1) Membantu tugas Polri dalam upaya menanggulangi kemacetan arus
Lalin;
(2) Memberikan rambu-rambu Lalin tertentu pada jalan-jalan darurat.

f) PLN :
(1) Pemutusan hubungan arus listrik yang mengarah pada obyek /
proyek vital yang terbakar;
(2) Membantu pengadaan instalasi darurat untuk kepentingan umum.

g) Telkom
(1) Melakukan penyadapan terhadap nomor telp tertentu yang diduga
melakukan aksi terror;
(2) Membantu tugas Polri dalam upaya pelacakan secara cepat
terhadap telepon yang melakukan sabotase.

SASARAN PENGAMANAN
4. Tempat / Loasi Pengamanan.
a. Obyek Vital :
1) Kantor DPRD TK I Jl Indrapura Surabaya;
2) Kantor DPRD TK II Jl Yos Sudarso Surabaya;
3) Gedung Grahadi Jl Gubernur Suryo Surabaya;
4) Kantor Gubernur Jawa Timur Jl Pahlawan Surabaya
5) Kantor .....
11
5) Kantor Walikota Surabaya Jl Walikota Mustajab;
6) Kantor Kejaksanaan Tinggi Jawa Timur Jl A. Yani Surabaya;
7) Kantor Pengadilan Negeri Surabaya Jl Raya Arjuno;
8) Mapolda Jatim;
9) Mapolrestabes surabaya;
10) Perbankan;
11) Tempat Wisata / Mall;
12) Tempat Penginapan;
13) Tempat ibadah ( Masjid, Gereja dan Klenteng );
14) PLN;
15) Gardu Listrik;
16) Telkom;
17) Terminal;
18) PDAM;
19) Universitas / Kampus;
20) Mall Ramayana, Matahari, Mc. Donald, KFC, Sun City di Sidoarjo;
21) Pemancar TVRI di Ds. Suko Sidoarjo;
b. Pengamanan Pabrik / Daerah Industri dan Instansi Pemerintah Kota
Surabaya :
1) Polda Jatim
2) Polrestabes Surabaya
a) POLSEK BUBUTAN
(1) PT SINDO;
(2) PT SURYA SARANA SAKTI;
(3) PT GUDANG GARAM.

(b) POLSEK SIMOKERTO


(1) PT PAKERIN (KERTAS);
(2) PT SINAR KENT JANA (AGAR-AGAR);
(3) PT SUNDA KELAPA.

(c) POLSEK TAMBAKSARI


-
(d) POLSEK SAWAHAN
(1) PT CIPAGANTI, TBK;
(2) PT KUDA RAYA.

(e) POLSEK .....

12

(e) POLSEK GENTENG


(1) PABRIK COKLAT;
(2) HOME INDUSTRI MEE;
(3) HOME INDUSTRI MIE KIM HWA;
(4) PT TIMUR MEGA STEEL.

(f) POLSEK TEGALSARI


(1) UD RAYA;
(2) PT MATARAM PAINT;
(3) PABRIK ROTI PAULUS;
(4) PABRIK ROTI RAMAYANA;

(g) POLSEK WONOKROMO

(h) POLSEK DUKUH PAKIS;


-
(i) POLSEK GUBENG;
-
(j) POLSEK TG MULYOREJO;
-
(k) POLSEK SUKOLILO;
- PT. SUPER INDO UTAMA COPORATION
(l) POLSEK WONOCOLO
-
(m) POLSEK TENGGILIS MEJOYO
(1) PT. TRAKINDO UTAMA;
(2) PT CANDI JAYA;
(3) PT ATRI DISTRIBUSINDO;
(4) PT. HARTONO ELEKTRIK;
(5) PT. KAMAJAYA;
(6) PT. INDOMARCO ADI PRIMA;
(7) PT. KALIMANTAN STEEL;
(8) PT. UNITOMO (CWI);
(9) PT. SMART;
(10) PT. SPINDO;
(11) PT. JOHNSON;
(12) PT. ARUKI ARJUNA UTAMA KIMIA;
(13) PT. POLARI LIMUN NUSA INTI;
(14) PT ......
13
(14) PT. ABADI ADI MULYA;
(15) PT. BAYER IND;
(16) PT. INDONESIA MULTI COLOUR PRINTING;
(17) PT. SINAR ANGKASA RUNGKUT;
(18) PT. SKT;
(19) PT. KARYA DIBYA MAHARDIKA;
(20) PT. KERTA RAJASA RAYA II;
(21) HEXINDO ADI PERKASA;
(22) PT. WIRIFA SAKTI;
(23) PT. COMBAT;
(24) CV. ALTA;
(25) PT. TIRTA INVESTAMA;
(26) GDG PT. WARE HOUSE PHILIPS;
(27) PT. TEMPO;
(28) GDG PT. SMART;
(29) PT. INDAH PLASTIK;
(30) PT. ASIA PLASTIC;
(31) PT. SIEOWERK INDONESIA;
(32) PT. GARUDA TOP PLASINDO;
(33) PT. KRISANTHIUM OFFSET PRINTING;
(34) PT. ALTRAK 78;
(35) PT. UNIPICES;
(36) PT. PARAZELSUS;
(37) PT. DORA FARMA;
(38) PT. MODERN MITRA SEJATI;
(39) PT. DAMAI SANTOSA;
(40) PT. REXAM.

(n) POLSEK RUNGKUT


(1) PT JACOB;
(2) PT HM SAMPOERNA;
(3) PT KEDAWUNG SUBUR.

(o) POLSEK KARANGPILANG


(1) PT. SUMBER RUBERINDO JAYA;
(2) PT. PURNOMO PLASTIK;
(3) UD.HAPLIK .....
14

(3) UD. HAPLIK;


(4) CV. SANDANG JAYA;
(5) PT. PANGESTU;
(6) PT. PUTRA BARU TAMA;
(7) PT. ICCI;
(8) UD. SRIWIJAYA;
(9) PT. GAWE REDJO;
(10) PT. MPM;
(11) PT. NUSANTARA UNDAAN JAYA;
(12) PT. SUMBER NIAGATAMA ABADI PERKASA;
(13) UD. SIMPATIK PLASTIK;
(14) PT. SINAR BARU SBY;
(15) PT. JATIM SUPER;
(16) PT. KAS (KARUNIA ALAM SEGAR);
(17) PT. ALVICONS;
(18) CV SUMBER UNTUNG;
(19) UD. AIR MAS;
(20) PT. BENTENG API TEHNIK;
(21) PT. DWI WIRA KUSUMA;
(22) PT. JAYA KERTA;
(23) UD ADELA;
(24) PT. FIRM;
(25) PT. PLN;
(26) PT. MERAK BETON;
(27) PT. PLATINUM;
(28) PT. PO SETIA KAWAN;
(29) PT. KARET NGAGEL;
(30) PT. LINTECH DUTA PRATAMA;
(31) PT. KARANGPILANG AGUNG ( KPA );
(32) PT. HENSON FARMA;
(33) PT. MUTIARA CAHAYA PASTINDO;
(34) LOG KSATRIA HUSADA;
(35) PT. HILON SURABAYA;
(36) PT ......
15
(36) PT. KEDAWUNG SETYA;
(37) PT. WARUGUNUNG IND;
(38) PT. SEKAWAN INTI PLAS;
(39) PT. SURABAYA LAMINATING;
(40) PT.SPINDO;
(41) PT. PDAM;
(42) PT. SARI MAS PERMAI;
(43) PT. DUTA CIPTA PAKAR PERKASA;
(44) PT. BINA ILMU;
(45) PT KEMASAN LESTARI;
(46) PT. LABAN RAYA CAKRA WALA;
(47) PT. GLORIA BISCUIT;
(48) PT. SUPARMA Tbk;
(49) PT. BISMA GENTENG;
(50) PT. CITA ALAM PERMAI;
(51) PT. SIANTAR MAJU.

(p) POLSEK GAYUNGAN


-
(q) POLSEK JAMBANGAN
(1) PT PAKABAYA;
(2) PT JAYABAYA;
(3) PT TEMPRINA;

(r) POLSEK SUKO MANUNGGAL

(1) SS UTAMA;
(2) CINDERELLA VILA INDO;
(3) PT WANGTA AGUNG;
(4) SS UTAMA;
(5) PT WANGTA AGUNG II;
(6) SINAR PURNAMA INDAH;
(7) KREATIVE VENEER PRATAMA;
(8) PT WONOSARI JAYA;
(9) CV CAHAYA GUNUNG JATI;
(10) PT. SIMPATIK;
(11) PT. .....
16
(11) PT . SBM;
(12) PT MASUYA SEJATI;
(13) PT. GRADIAL PERDANA PERKASA;
(14) PT. DAIMASTER;
(15) CV BAHAGIA INTRA NIAGA;
(16) PT. TIRTA PRIMA RASA;
(17) PT WANGTA AGUNG;
(18) PT BARINDO;
(19) PT. NESIO.

(s) POLSEK BENOWO

(1) PT MASPION IV ROMOKALISARI;


(2) PT DAD.

(t) POLSEK PAKAL


-
(u) POLSEK TANDES

(1) PT. BMI;


(2) PT. INDO PRIMA GEMILANG;
(3) PT. SUBAINDO CAHAYA POLITRAKO;
(4) PT. DAI;
(5) CV. SINAR BAJA ELEKTRIK;
(6) PT. GELORA JAYA;
(7) PT. ISTANA TIARA;
(8) PT. PELITA GUNA TAMA;
(9) PT. BERKAT ANUGRAH;
(10) PT. BLUE GAS.
(11) PERGUDANGAN MARGOMULYO INDAH;
(12) PT. ARDILES;
(13) PT. SURYA SARI TAMA;
(14) PT. GRAHA CENDANA;
(15) PT. LUCKY TOP;
(16) PT. BHIRAWA STEEL;
(17) PT. JAYA PARI STEEL;
(18) PT. INDO YOKE.
(v) POLSEK .....
17
(v) POLSEK WIYUNG

(1) PABRIK TAHU;


(2) PABRIK SUMBU KOMPOR PT. GUNUNG SARI;
(3) MITRA 10;
(4) PONDOK BUSONO / PAKAIAN JADI;
(5) PABRIK ROTI PENDOWO;
(6) UD. VIESTA;
(7) PT. TUNGGAL AGUNG SEHJAHTERA 9TAS / TINER DAN
CAT).
(w) POLSEK LAKARSANTRI

(1) PT ANGKASA RAYA;


(2) PT TRUE INDONESIA.

2. Polres Sidoarjo

(a) Bandara Juanda;


(b) Kantor DPRD;
(c) Kantor Bupati;
(d) Maspion I;
(e) Maspion II;
(f) Maspion III;
(g) Ramayana;
(h) Giant ;
(i) Sitos .

3. Polres Gresik
(a) Kantor Bupati;
(b) Petro Kimia;
(c) PLT;
(d) Pelabuhan Gresik.

4) Polres Tanjung Perak Surabaya

(a) Pelindo III;


(b)

KERAWANAN
5. Kerawanan di Wilayah Ibu Kota Surabaya
a. Kerawanan Instansi Pemerintah :
1) Curat;
2) Curas;

3) Curanmor .....
18
3) Curanmor;
4) Kebakaran;
5) Teror Bom;
6) Unras;
7) Penipuan;
8) Pemerasan melalui telepon;
9) Pengrusakan.
b. Kerawanan terhadap obyek vital :
1) Sabotase;
2) Teror Bom;
3) Curat;
4) Curas;
5) Curanmor;
6) Kebakaran;
7) Pengrusakan.

c. Kerawanan terhadap pemukiman :


1) Curat;
2) Curas;
3) Curanmor;
4) Kebakaran;
5) Bencana alam.

d. Kerawanan terhadap Mall / pertokoan.


1) Curanmor;
2) Curat;
3) Curas;
4) Kebakaran;
5) Pemerasan.
e. Kerawanan di Terminal Bungurasih :
1) Curanmor;
2) Curas;
3) Curat;
4) Unras;
5) Perkelaian;
6) Penipuan .....

19
6) Penipuan;
7) Pemerasan;
8) Teror Bom.
f. Kerawanan di perusahaan :
1) Unras / mogok kerja;
2) Kebakaran / pembakaran;
3) Penyandraan;
4) Pelanggaran TKA;
5) Penyalahgunaan produk;
6) Pemerasan;
7) PHK;
8) Curat;
9) Curas;
10) Curanmor.
g. Kerawanan pertandingan sepak bola :
1) Perkelahian antar suporter;
2) Perkelahian antar pemain;
3) Penganiayaan wasit;
4) Penyanderaan wasit;
5) Pengrusakan;
6) Curat;
7) Curas;
8) Curanmor.

TAHAP AWAL
Dalam upaya pelaksanaan pengamanan wilayah Kota surabaya, maka diperlukan persiapan baik
terhadap personil, sarana prasarana maupun dukungan lainnya yang perlu diteliti dan lengkap yang
mencakup perencanaan pengamanan, kegiatan intelijen serta menjamin kecepatan dalam penanganan,
kecepatan gerakan dan tindakan-tindakan yang cepat terhadap segala bentuk gangguan kamtibmas,
persiapan-persiapan yang dilakukan adalah :

1. Mako/ Mapolda :

a. Menyiapkan anggota Intelkam guna mencari, mengumpulkan dan mengelola data


dan mengumpulkan bahan keterangan yang didapat dari masyarakat;
b. Membuat Laporan Kirpat tentang perkembangan situasi;
c. Melaporkan kepada Kapolda selaku penanggung jawab keamanan daerah;
d. Membuat .....
20

d. Membuat peta kerawanan daerah / wilayah;


e. Melakukan koordinasi dengan fungsi terkait;
f. Menyiapkan kekuatan Dalmas/Reimas/Brimob beserta sarana dan prasarana yang
diperlukan antara lain :
1) Tongkat;
2) Tameng;
3) Gas air mata;
4) Topi pelindung muka;
5) Pakaian Dakhura;
6) Kendaraan Water Canon, Escape , R4 dan R2;
7) Dll.
g. Melaksanakan latihan yang diperlukan untuk menghadapi unras :

1) Latihan penggunaan alat;


2) Latihan aba-aba;
3) Latihan formasi;
4) Latihan Negosiator.

h. Melakukan hubungan yang erat dengan unsur mass media ( cetak maupun
elektronik );
i. Mengkoordinir penggunaan semua sarana.

2. Mako/ Mapolres :
a. Menyiapkan anggota Polres yang tergabung dalam ( Dalmas Awal ) dan kekuatan
personil disesuaikan dengan perkembangan situasi dan rayon masing-masing;
b. Melaporkan kepada Kapolda sebagai penanggung jawab keamanan wilayah;
c. Membuat peta kerawanan wilayah;
d. Lakukan pendekatan kepada pimpinan / tokoh massa serta menampung aspirasinya
untuk diteruskan kepada instansi yang berwenang;
e. Segera melaporkan ke satuan atas ( Karoops ) untuk mendapat bantuan pasukan agar
cara bertindak yang diambil dapat tepat sesuai dengan tingkat gangguan yang
dihadapi;
f. Dengan segera memerintahkan para Kapolsek yang tergabung dalam satu rayon
beserta seluruh anggotanya yang dipimpin oleh Kapolsek yang paling senior untuk
menghadapi situasi dilapangan, jika hal tersebut belum mampu mengendalikan
situasi agar segera meminta bantuan Dalmas Polres;
g. Bantuan Kompie Dalmas Polda beserta sarana dan prasarana yang diperlukan guna
membantu/back up dalam upaya menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif
apabila situasi juga tidak bisa dikendalikan , maka bantuan Sat Brimob, melalui
Kapolres dan Kabag Ops secara hirarki.
CARA .....
21

CARA BERTINDAK
6. Cara Bertindak
a. Rayon 1( Polsek Bubutan, Simokerto, Tambaksari dan Sawahan ).
1) Situasi rawan
a) Memberikan himbauan kepada masyarakat agar tidak mudah
terprovokasi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab;
b) Melaksanakan penindakan hukum terhadap segala bentuk pelanggaran
hukum;
c) Pengalihan arus lalin secara selektif;
d) Pengamanan / patroli dilokasi proyek vital;
2) Apabila terjadi kerusuhan :
Di Rayon 1 petugas dari Satuan atas maupun satuan samping mengamankan
/back up obyek/proyek vital :
a) Kantor DPRD TK I Propinsi Jatim Jl Indrapura Surabaya
(1) 1 SSK Brimob;
(2) 1 SSK Sabhara Polda Jatim;
(3) 1 SSK Dalmas Polrestabes;
(4) 1 Unit Tangkal Sabhara Polrestabes;
(5) 1 SSK Dalmas Rayon 1, 2 dan 3;
(6) Lantas Rayon 1;
(7) Lantas Polrestabes Surabaya;
(8) 1 Unit Nego Polwan;
(9) 1 Tim Ident;
(10) 1 Unit PMK;
(11) 1 Unit Kesehatan;
(12) I Unit Rantis AWC.
b) Kantor Gubernur JatimJl Pahlawan Surabaya
(1) 1 SSK Brimob;
(2) 1 SSK Dalmas Polda Jatim;
(3) 1 SSK Dalmas Polrestabes;
(4) 1 Unit Tangkal Sabhara Polrestabes;
(5) 1 SSK Dalmas Rayon 1, 2 dan 3;
(6) Lantas Rayon 1;
(7) Lantas Polrestabes Surabaya;
(8) 1 Unit Nego Polwan;
(9) 1 Tim .....
22
(9) 1 Tim Ident;
(10) 1 Unit PMK;
(11) 1 Unit Kesehatan;
(12) 1 Unit Rantis APC.
3) Pertolongan korban pada saat emergency:
a) Di wilayah Kec. Bubutan, di Puskesmas Bubutan atau ke R.S. Adi
Husada Jl. Undaan wetan Surabaya;
b) Di wilayah Kec. Simokerto, di Puskesmas Simokerto atau ke RSUD. dr.
Moh. Soewandhie;
c) Di wilayah Kec. Tambaksari, di Puskesmas Tambaksari atau ke RSUD.
dr. Moh. Soewandhie;
d) Di wilayah Kec. Sawahan, di Puskesmas Sawahan atau ke RS. RSI
Surabaya Jl. A. Yani Surabaya.
b. Rayon 2 ( Polsek Genteng, Tegalsari, Wonokromo dan Dukuh Pakis ).
1) Situasi rawan :
a) Memberikan himbauan kepada masyarakat agar tidak mudah
terprovokasi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab;
b) Melaksanakan penindakan hukum terhadap segala bentuk pelanggaran
hukum;
c) Pengamanan / patroli dilokasi proyek vital;
d) Penyekatan /Pengalihan arus lalu lintas kordinasi dengan wilayah Polsek
Gayungan.
2) Apabila terjadi kerusuhan :
Pelibatan anggota Polda Jatim / Polrestabes Surabaya pada saat terjadi
kerusuhan diwilayah Rayon 2 untuk back up obyek dan proyek vital adalah :
a) Gedung Grahadi Jl Gubernur Suryo Surabaya.

(1) 1 SSK Brimob;


(2) 1 SSK Dalmas Polda Jatim;
(3) 1 SSK Dalmas Sabhara Polrestabes;
(4) 1 Unit Tangkal Sabhara Polrestabes;
(5) 1 SSK Dalmas Rayon 1, 2 dan 3;
(6) Lantas Rayon 1;
(7) Lantas Polrestabes Surabaya;
(8) 1 Unit Nego Polwan;
(9) 1 Tim Ident;
(10) 3 Unit PMK;
(11) I Unit Rantis APC.
b) Kantor .....
23

b) Kantor DPRD TK II Kota Surabaya Jl Yos Sudarso Surabaya.


(1) 1 SSK Brimob;
(2) 1 SSK Dalmas Polrestabes;
(3) 1 Unit Tangkal Sabhara Polrestabes;
(4) Lantas Polrestabes Surabaya;
(5) 1 Unit Nego Polwan;
(6) 1 Tim Ident;
(7) 1 Unit PMK.
c) Kantor Walikota Surabaya Jl Walikota Mustajab Surabaya.

(1) 1 SSK Brimob;


(2) 1 SSK Dalmas Polrestabes;
(3) 1 Unit Tangkal Sabhara Polrestabes;
(4) Lantas Polrestabes Surabaya;
(5) Unit Nego Polwan;
(6) 1Tim Ident;
(7) 1Unit PMK.
3) Pertolongan korban pada saat emergency :

a) Di Kec Genteng, di Puskesmas Genteng atau ke RS Adi Husada Undaan


Wetan Jl Undaan Wetan 40-44 Surabaya;
b) Di Kec Tegalsari, di Puskesmas Tegalsari atau ke RS Adi Husada
Undaan Wetan Jl Undaan Wetan 40-44 Surabaya;
c) Di Kec Wonokromo, di Puskesmas Wonokromo atau ke RSAL Jl A Yani
Surabaya atau RSI Jl Jetis Surabaya;
d) Di Kec Dukuh Pakis, di Puskesmas Dukuh Pakisatau ke RSAL Jl A Yani
Surabaya atau RSI Jl Jetis Surabaya.
c. Rayon 3 ( Polsek Gubeng, Mulyorejo dan Sukolilo )
Situasi rawan :
a) Melaksanakan penindakan hukum terhadap segala bentuk pelanggaran hukum;
b) Melaksanakan penyuluhan dan pembinaan kepada
masyarakat;
c) Pengalihan arus lalin melalui Jalur rekayasa
lantas;
d) Pengamanan / patroli dilokasi proyek vital.
d. Rayon 4 : ( Polsek Wonocolo, Tenggilis Mejoyo dan Rungkut )

Situasi .....
24
Situasi rawan
a) Melaksanakan penindakan hukum terhadap segala bentuk pelanggaran hokum;
b) Gelar pasukan dalam rangka operasi;
c) Menempatkan anggota dititik-titik rawan tertentu;
d) Menempatkan anggota Tangkal Sabhara dilokasi obyek/ proyek vital.

e. Rayon 5 : ( Polsek Karangpilang, Gayungan dan Jambangan )


Situasi rawan
a) Melaksanakan penindakan hukum terhadap segala bentuk pelanggaran hokum;
b) Gelar pasukan dalam rangka operasi;
c) Menempatkan anggota dititik-titik rawan tertentu;
d) Menempatkan anggota Tangkal Sabhara dilokasi obyek/ proyek vital;
e) Pengalihan arus lalin secara selektif diperbatasan dengan Res Sidoarjo
( Waru ).
d. Rayon 6 : ( Polsek Sukomanunggal, Benowo dan Pakal)
Situasi rawan
a) Melaksanakan penindakan hukum terhadap segala bentuk pelanggaran hokum;
b) Gelar pasukan dalam rangka operasi;
c) Menempatkan anggota dititik-titik rawan tertentu;
d) Menempatkan anggota Polri dilokasi obyek/ proyek vital;
e. Rayon 7 : ( Polsek Tandes, Wiyung dan Lakarsantri)
Situasi rawan
a) Melaksanakan penindakan hukum terhadap segala bentuk pelanggaran hokum;
b) Gelar pasukan dalam rangka operasi;
c) Menempatkan anggota dititik-titik rawan tertentu;
d) Menempatkan anggota TNI dilokasi obyek/ proyek vital khususnya di Bandara
Juanda.

7) POLA PENYEKATAN JALUR / PENUTUPAN PERBATASAN KOTA


a) Rayon 1 ( Polsek Bubutan , Simokerto , Tambaksari dan Sawahan )
Antisipasi pola penanganan unjuk rasa/rusuh massa yang di Wilayah yang
berbatasan dengan Wilayah Pelresta Tanjung Perak Surabaya :
Dalmas Awal gabungan dari Rayon 1 (Polsek Bubutan, Simokerto,
Tambaksari dan Sawahan) dan Kompie Dalmas Polrestabes Surabaya yang
sudah terploting melakukan langkah pengamanan awal yang dipimpin
oleh .....
25

oleh Kapolres sebagai Pemegang kendali di lapangan, untuk segera


membubarkan unjuk rasa/rusuh massa, dan apabila situasi makin berkembang
sedang jumlah pasukan dilapangan dipandang perlu penambahan segara
laporkan kepada pimpinan untuk segera mendapat bantuan tambahan pasukan
dari satuan Dalmas Polda Jatim, bila perlu back up pasukan dari Sat Brimobda
Jatim, jika situasi sudah dinyatakan aman segera lakukan konsolidasi pasukan
untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya guna menjaga agar unjuk
rasa/rusuh massa tidak berkembang ke tempat lain untuk mencari dukungan
massa yang lebih besar lagi.
b) Rayon 2
Antisipasi pola penanganan unjuk rasa massa di wilayah yang berbatasan
dengan kota Gresik, Sidoarjo dan Madura :
Antisipasi unjuk rasa / rusuh massa yang berada di wilayah Rayon 2
( Polsek Gnteng, Tegalsari,Wonokromo dan Dukuh Pakis ) serta antisipasi
datangnya gelombang massa dari daerah Gersik, sidoarjo dan Madura,
Wilayah Kota Surabaya dengan melewati jalur Protokol Oleh Kompie
Dalmas gbungan dari Rayon 2 dan dibantu Kompie Dalmas Pol -
restabes surabaya yang dipimpin oleh Kapolrestabes sebagai Pemegang
kendalidi lapangan untuk segera membubarkan unjuk rasa/ rusuh massa,
dan apabila situasi makin berkembang sedang jumlah pasukan dilapangan
dipandang perlu penambahan segera dilaporkan kepada Pimpinan untuk segera
mendapat bantuan tambahan pasukan, dari satuan atas baik Dalmas maupun Sat
Brimob Polda Jatim.

c) Rayon 3 ( Polsek Gubeng, Mulyorejo Sukolilo)

Antisipasi pola penanganan bila terjadi kerusuhan massa di Wilayah


Barat ( Sidoarjo ) :
Antisipasi datangnya gelombang massa dari daerah Sidoarjo yang akan
memasuki Wilayah Kota Surabaya dilakukan penyekatan jalur dengan melalui
jalur protokol akan dilakukan penutupan jalur oleh Kompi Dalmas
gabungan dari Rayon 3 dan Kompie Dalmas Polrestabes
Surabaya yang dipimpin oleh Kasatgasres ( Kapolrestabes Surabaya) sebagai
pemegang kendali dilapangan untuk segera membubarkan unjuk rasa/ rusuh
massa , apabila situasi makin berkembang sedang jumlah pasukan dilapangan
dipandang perlu penambahan segera dilaporkan kepada Pimpinan untuk segera
mendapat bantuan tambahan pasukan dari Dalmas/ Reimas/ Sat Brimob Polda
Jatim.
d) Rayon 4

Antisipasi pola penanganan bila terjadi kerusuhan massal didaerah yang


berbatasan dengan sidoarjo Barat :

Antisipasi .....

26
Antisipasi datangnya gelombang massa dari daerah Sidoarjo yang akan
memasuki Wilayah Kota Surabaya dengan melewati jalur protokol Wilayah
Polsek Rayon 4 (Polsek Wonocolo, Tenggilis Mejoyo dan Rungkut) akan
dilakukan penutupan di bundaran Waru oleh Kompi Dalmas gabungan dari
Rayon 4 dan Kompie Dalmas Polrestabes surabaya yang dipimpin oleh
Kasatgasres ( Polrestabes Surabaya) sebagai Pemegang kendali di lapangan
untuk segera membubarkan unjuk rasa/ rusuh massa , dan apabila situasi
makin berkembang sedang jumlah pasukan dilapangan dipandang perlu
penambahan segera dilaporkan kepada Pimpinan untuk segera mendapat
bantuan tambahan pasukan Dalmas/Reimas/Brimob Polda Jatim.
e) Rayon 5
Antisipasi pola penanganan bila terjadi kerusuhan massal di wilayah
Karangpilang, Gayungan dan Jambangan :

Antisipasi datangnya gelombang massa dari daerah Sidoarjo yang akan


memasuki Wilayah Kota Surabaya dari arah barat dengan melewati jalur
protokol Wilayah Polsek Rayon 5 ( Polsek Karangpilang, Gayungan dan
Jambangan) akan dilakukan penutupan di daerah Tarik Krian dan bundaran
Waru oleh Kompie Dalmas gabungan dari Rayon 5 dan Kompie Dalmas
Polrestabes surabaya yang dipimpin oleh Kasatgasres ( Kapolrestabes
Surabaya) sebagai pemegang kendali di lapangan untuk segera membubarkan
unjuk rasa/ rusuh massa , dan apabila situasi makin berkembang sedang
jumlah pasukan dilapangan dipandang perlu penambahan segera dilaporkan
kepada Pimpinan untuk segera mendapat bantuan tambahan pasukan
Dalmas/Reimas/Brimob Polda Jatim.

f) Rayon 6
Antisipasi pola penanganan bila terjadi kerusuhan massal di wilayah
Polsek Sukomanunggal,Benowo Dn Pakal :
Antisipasi datangnya gelombang massa dari daerah Gersik yang akan
memasuki Wilayah Kota Surabaya dengan melewati jalur protokol Wilayah
Polsek Sektor 6 akan dilakukan penutupan di perbatasan Surabaya Gersik
oleh Kompie Dalmas gabungan dari Rayon 6 dibantu
Kompie Dalmas Polrestabes surabaya yang dipimpin oleh Kasatgasres
( Kapolrestabes Surabaya ) sebagai Pemegang kendali di lapangan untuk
segera membubarkan unjuk rasa/ rusuh massa , dan apabila situasi makin
berkembang sedang jumlah pasukan dilapangan dipandang perlu penambahan
segera dilaporkan kepada Pimpinan untuk segera mendapat bantuan tambahan
pasukan Dalmas/Reimas/Brimob Polda Jatim.
g) Rayon 7
Antisipasi pola penanganan bila terjadi kerusuhan massal di Wilayah
Tandes, Wiyung dan Lakarsantri :
Antisipasi datangnya gelombang massa dari daerahGresik yang akan

Memasuki .....

27

memasuki Wilayah Kota Surabaya dengan melewati jalur protokol Wilayah


Tandes, Wiyung dan Lakarsantri akan dilakukan penutupan di perbatasan
Surabaya Gresik oleh Kompie gabung Dalmas dari Rayon 7 dan Kompie
Dalmas Polrestabes surabaya yang dipimpin oleh Kasatgasres ( Kapolrestabes
Surabaya ) sebagai Pemegang kendali di lapangan untuk segera
membubarkan unjuk rasa/ rusuh massa , dan apabila situasi makin
berkembang sedang jumlah pasukan dilapangan dipandang perlu penambahan
segera dilaporkan kepada Pimpinan untuk mendapat bantuan tambahan
pasukan Dalmas/Reimas/Brimob Polda Jatim.

PERSONIL / DALMAS
a. Dan Ton :
1) Dan Ton Dalmas mempelajari tugas yang diterimanya dan harus tahu rencana-
rencana dan kebijaksanaan tertentu yang akan diambil dalam menghadapi huru-hara
sesuai dengan kebijakan pimpinan.
2) Membuat rencana sementara berdasarkan hasil analisa keterangan (informasi) yang
tersedia baik darinya maupun dari stafnya dan hasil penelitian di Peta / bagan-bagan
kota.
3) Dengan dasar rencana sementara Dan Ton mulai mengatur anggotanya /
memploting beserta alat dan perlengkapan yang akan digunakan.
4) Keputusan Dan Ton antara lain :
a) Penentuan / pemilihan sasaran;
b) Cara mendekat ke sasaran;
c) Arah gerakan dalam penyaluran;
d) Penentuan CB/formasi-formasi permulaan;

5) Dan Ton Dalmas memberi perintah kepada Danru selain membuat tugas harus
ditekankan tentang batas-batas wewenang dan larangan satuan regunya, rolling dan
sistematika perintah Dan Ton berbentuk perintah Ops biasa.
6) Melakukan pengawasan intensif terhadap pelaksanaan.

b. Anggota :

1) Mahir menggunakan alat/peralatan Huru-hara;


2) Memiliki ketrampilan bela diri;
3) Dapat dengan cepat mengetahui sikon yang dihadapi;
4) Mengerti apa yang direncanakan oleh Dan Ton dan menempati posisi/ploting pada
daerah masing-masing;
5) Melaksanakan perintah Dan Ton sebagaimana yang diperintahkan dengan
memperhatikan batas-batas /larangan yang telah ditetapkan;
c. Duklog .....
28
c. Duklog :
1) Duklog membantu menyediakan segala sesuatu yang diperlukan selama
pelaksanaan tugas;
2) Membantu memelihara dan merawat alat peralatan yang dipertanggungjawabkan
kepada satuan;
3) Mengatur dan menyelenggarakan pembagian peralatan, perlengkapan maupun
makan bagi personil;
4) Melakukan perintah lain sesuai perintah atasan/Kapolrestabes/Kapolda.

TAHAP DINAMIKA
Pada kejadian unras satuan yang dikedepankan adalah Dalmas (Sabhara) tugas dan tanggung
jawabnya adalah untuk mengendalikan massa agar tidak berkembang dan situasi menjadi tidak
aman.
1. Fungsi Pendukung :
Apabila penanggulangan unras masih dapat ditangani Polrestabes surabaya maka fungsi-
fungsi yang terlibat adalah :
a. Dalmas (Sabhara)
Sebagai benteng untuk menahan aksi unjuk rasa menuju sasaran dan
mengamankan sasaran;
b. Unit Pendukung alih arus
Fungsi yang berperan dalam hal ini adalah Lalu lintas, sehingga lalu lintas jalan
tidak macet dan dapat berjalan lancar;
c. Unit Pengamanan Jalan
Fungsi yang berperan dalam hal ini adalah Lantas dan Sabhara dengan
mengamankan daerah sekitar jalan yang akan dilewati massa sehingga tidak
mengganggu baik aktifitas masyarakat maupun kelancaran arus lalu lilntas;
d. Unit Penyusupan
Fungsi yang dikedepankan adalah unit Reskrim dan Intelkam yaitu meredakan
emosi massa yang melaksanakan unjuk rasa dan jika mungkin
mengangkat/menangkap yang diduga sebagai Provokator massa Unras;
e. Sistem Sektorisasi
Di wilayah Polrestabes surabaya diterapkan sistem Rayonisasi yang terbagi
dalam tujuh Rayon yang berfungsi sebagai basis deteksi terhadap terjadinya
kerusuhan massa, dimana sumber/munculnya kerusuhan massa berawal dari
suatu Wilayah Polsek, sehingga dengan adanya sistem Rayonisasi ini diharapkan
dapat membantu Kasatgas dalam hal menggerakkan pasukan, cara bertindak
yang tepat sesuai dengan tingkat ancaman yang muncul di suatu wilayah Rayon,
dan apabila dari kekuatan pasukan yang ada di Rayon tidak lagi mampu
membendung laju gelombang massa yang semakin bertambah besar dan beringas
sehingga memungkinkan adanya tindakan anarkhis dari massa tersebut,
diperintahkan kepada Kapolsek yang dianggap paling senior dalam satu Wilayah
Rayon dengan segera melaporkan kepada Kapolrestabes dan Kasatgas serta
minta bantuan pasukan Dalmas Polres beserta sarana dan prasarana yang ada
untuk menetralisir situasi.
2. Kejadian .....
29
2. Kejadian kerusuhan massa / Huru-hara :

a. Adalah kejadian dimana pada saat massa melakukan unras telah berkembang
menjadi sikon yang lebih tinggi ancaman Kamtibmasnya dan cenderung
mengarah tidak pidana, ambang batas/penilaian dari unras dan huru-hara
adalah apabila massa telah melakukan suatu aksi misalnya pelemparan,
pengerusakan terhadap bangunan/gedung, terhadap petugas/masyarakat dan
sebagainya, apabila Dalmas masih bisa mengatasi maka tetap diserahkan
kepada Dalmas, namun pada saat itu Kapolrestabes sebagai penanggung
jawab, harus menghubungi ke satuan Brimob Polda Jatim untuk meminta
bantuan pengamanan lebih lanjut;
b. Indikator situassi kerusuhan massa / huru-hara
1) Fase permulaan /gejolak sosial, merupakan tahap awal munculnya bibit
ketegangan yang dapat dikenal dari gejala sebagai berikut :
(a) Beredar issue desas - desus, selebaran gelap akibat belum adanya
kepastian tentang penyelesaian masalah sosial yang
dimunculkan;
(b) Warga atau masyarkat / karyawan sudah mulai terpancing;
(c) Mulai ada upaya yang menggalang opini hukum massa untuk
merencanakan aksi secara berkelompok.

2) Fase unjuk rasa, merupakan tanggapan awal munculnya aktifitas massa


secara terbuka yang ditandai dengan gejala sebagai berikut:
(a) Upaya penyelesaian yang telah ditempuh tidak berhasil;

(b) Mulai dilakukan untuk rasa atau pernyataan tidak puas secara
terbuka didepan umum dengan lisan, tulisan atau tindakan
tersebut / protes;

(c) Tidak ada kepastian/ ketegasan sikap dari pihak tertentu untuk
mengakhiri persoalan yang timbul;

(d) Situasi sudah mulai menghangat emosional dan cukup krisis


meskipun dalam batas-batas tertentu belum banyak mengganggu
situasi kamtibmas secara umum. Aksi pengunjuk rasa dapat
menarik perhatian public dan mengganggu kelancaran arus lalu
lintas;
(e) Kegiatan yang mungkin dilakukan :

(1) Menyampaikan aspirasi secara langsung kepada pihak-


pihak yang diinginkan;
(2) Melakukan protes diam, aksi duduk, mogok makan dan
sebagainya untuk menarik perhatian publik;

(3) Mengajukan .....


30

(3) Mengajukan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan


tujuan atau tuntutannya dengan memanfaatkan tekanan
pengaruh massa;
(4) Menggalang dukungan massa lebih banyak dengan
mendekati tokoh-tokoh formal maupun informal;
(5) Menyusun rencana pengerahan massa lebih lanjut untuk
menekan tuntutannya.
3) Fase kerusuhan, merupakan tindakan lanjutan dari aksi massa sebagai
hasil penggalangan dan pematangan situasi pada fase sebelumnya,
apabila masalah sosial yang dipertentangkan tidak dapat terselesaikan,
gejala umum pada fase ini adalah antara lain :
(a) Telah terbentuk pengerahan massa secara luas, yang mulai sulit
dikendalikan dan cenderung bertindakan lebih agresif serta
emosional;
(b) Tuntutan dan sikap massa dinyatakan lebih tegas dank eras
diikuti dengan tindakan kekerasan seperti pemukulan,
pengerusakan, pembakaran dan sebagainya;
(c) Situasi Kamtibmas sudah mulai terganggu. Aksi massa mulai
meningkatnya frekuensi emosi maupun agresifitasnya;
(d) Ketertiban dan keamanan ditempat / obyek tertentu menjadi
rawan dan mudah meledak menjadi bentuk kerusuhan yang tidak
terkendali.
(e) Kegiatan yang mungkin dilakukan :
(1) Menghambat berlangsungnya suatu kegiatan yang tidak
dikehendaki;
(2) Merusak atau menghancurkan obyek tertentu yang tidak
disukai;
(3) Menyerang kelompok / golongan masyarakat tertentu
atas dasar sentilan SARA;
(4) Menyerang seorang tokoh yang tidak dikehendaki.
4) Fase pemulihan, adalah tahap purna kerusuhan kekacauan yang
ditimbulkan sudah mereda, konsentrasi massa telah bubar dan petugas
berhasil mengambil alih control atas situasi ditempat kejadian.
5) Tanda-tanda umum antara lain :
(a) Pimpinan massa sudah tidak lagi berperan.
(b) Massa pengikut telah bubar.
(c) Yang masih adalah massa penonton yang pasif, tidak melakukan
aksi apapun.
(d) Pimpinan .....
31
(d) Pimpinan /Korlap/ tokoh-tokoh massa berusaha melarikan diri
dari tempat kejadian dan mereka berusaha menghilangkan ciri-
ciri / tanda keterlibatannya dengan kerusuhan;
(e) Berusaha menghilangkan, merusak barang bukti.
(f) Berusaha konsolidasi dan menyusun kembali kekuatan massa
ataupun taktik yang akan digunakan.

FASE PERMULAAN

a. Unit intelkam melaksanakan peyelidikan intensif terhadap sumber keresahan sosial untuk
mengidentifikasi permasalahan, yang menimbulkan keresahan dan penyusunan laporan
guna menetapkan langkah antisipasi;
b. Unit Binmas, melaksanakan penyuluhan dan bimbingan sesuai karakteristik keresahan
sosial yang ada;
c. Kapolrestabes/Kapolres/Ta melalui Ka Sat Gas mengerahkan Kasat Fung para Kapolsek
dan Kasat Intelkam untuk melakukan upaya dan langkah-langkah antisipasi guna meredam
keresahan agar tidak berkembang menjadi unjuk rasa.

FASE UNJUK RASA


a. Ka SPKT segera mendatangi TKP bersama unit Sabhara. Unit intelkam dan Lantas;
b. Mengatur penempatan Unit Sabhara di Ring I untuk melokalisir massa, mengatur
penugasan Unit Lantas untuk menghindari kemacetan dan mengarahkan unit Intelkam
untuk mengumpulkan bahan keterangan tentang jumlah massa, aspirasi massa. Tokoh-
tokoh pimpinan massa dan rencana kegiatan selanjutnya;
c. Penindakan pada fase unjuk rasa berjalan secara damai dilaksanakan tindakan sebagai
berikut :
1) Prinsip pengerahan kekuatan persuasif;
2) Massa dihadapi oleh team negosiator;
3) Team negosiator mengadakan negosiasi dengan pimpinan/Korlap/tokoh massa;
4) Siagakan Ton Dalmas disekitar lokasi, kekuatan sesuaikan dengan hakekat ancaman;
5) Tugas pengamanan agar massa tetap tertib dan teratur;
6) Melaksanakan kegiatan dokumentasi terhadap kegiatan massa dengan Handycam dan
photo;
7) Melaporkan setiap perkembangan situasi kepada Kasatgas dengan dukungan alkom
yang ada;
8) Tugas dinyatakan selesai apabila masaa sudah bubar selanjutnya melaporkan secara
lisan/ tertulis kegiatan pengamanan kepada atasan dalam hal ini Kapolrestabes
surabaya / Karoops.
FASE .....

32
FASE KERUSUHAN
a. Apabila suatu unjuk rasa tidak berhasil dibubarkan dan justru berkembang menjadi
kerusuhan, kurang tertib (moderate massa) maka, dilaksanakan tindakan yang sebagai
berikut :
1) Prinsip kegiatan preventif kekuatan personil seimbang dengan hakekat ancaman;
2) Lakukan negosisasi dengan pimpinan /Korlap/ tokoh massa;
3) Massa tidak tertib, Dalmas memberikan peringatan dengan megaphone / pengeras suara
(minimal 3x ;
4) Peringatan tidak dindahkan Dalmas melakukan tindakan dengan tongkat Polri;
5) Bila massa sudah tertib Dalmas mengadakan pengawasan dan pengendalian sampai
massa bubar dan situasi benar-benar dinyatakan aman;
6) Tim dokumentasi meliput kejadian dengan hendycam / photo;
7) Kenali pimpinan /Korlap/tokoh massa, kemudian informasikan kepada unit intelkam /
reskrim;
8) Laporan setiap perkembangan kepada atasan;
9) Tugas selesai ( bila masa bubar / bersih), selanjutnya melaporkan kepada atasan secara
lisan atau tertulis, dalam hal ini Kapolrestabes surabaya selaku Ka Sat Gas Res;
10) Kapolrestabes selanjutnya melaporkan situasi terakhir kepada Karoops selaku
penanggung jawab keamanan setingkat lebih tinggi.

b. Massa mengarah pada rusuh (intermediate massa)


1) Prinsip pengerahan kekautan represif untuk preventif, tindakan dilakukan seimbang
dengan tingkah laku massa
2) Peringatan melalui pengeras suara tetap diberikan
3) Apabila peringatan tidak diindahkan lakukan penyemprotan dengan watercanon atau
gas air mata
4) Penembakan dilarang menggunakan peluru karet ataupun peluru tajam, maksimal
penembakan penghalau massa hanya menggunakan peluru gas air mata.
5) Ambil dokumentasi kegiatan massa
6) Tangkap pimpinan /Korlap/tokoh atau provokator dan diserahkan kepada unit
reskrim
7) Setelah massa tertib lakukan upaya-upaya pembubaran massa.
8) Berikut pertolongan kepada korban.
9) Laporkan setiap perkembangan melalui alat alkom kepada atasan.
10) Tugas terakhir apabila massa sudah bubar atau tidak ada konsentrasi massa dan
situasi benar-benar dinyatakan aman.

11) Laporkan akhir pelaksanaan tugas secara lisan maupun tertulis.


c. Massa .....
33
c. Massa bubar dan berbahaya (deadly mass)
1) Prinsip pengerahan kekuatan dengan pola pengegakan hukum penuh, contoh massa
menyerang dengan senjata tajam, agar menjaga jarak dan lakukan tembakan
penghalau menggunakan gas air mata.
2) Peringatan melalui pengeras suara tetap diberikan.
3) Massa tetap brutal, lakukan tembakan gas air mata ke arah massa yang melakukan
aksi brutal atau anarkis.
4) Apabila tembakan gas air mata tetap tidak diindahkan (ini merupakan batas
kewenangan tindakan tegas dan terukur fungsi Sabhara).
5) Kasatgasres (minimal setingkat Kapolrestabes) selanjutnya memerintahkan lintas
ganti dengan Sat Brimob untuk menggantikan posisi unit Sabhara di ring / garis
kontak.
6) Kasatgasres (minimal setingkat Kapolrestabes) selanjutnya mengendalikan segenap
kekuatan operasional yang tersedia, termasuk bantuan pasukan yang ada diperoleh
dari satuan atas maupun samping untuk menanggulangi kerusuhan.
7) Unit Sabhara ditempatkan untuk menyiapkan route penggiringan dan obyek-obyek
vital yang berdekatan dengan TKP.
8) Unit lain mengalihkan arus lalin yang menuju ke lokasi kerusuhan, disamping route
penggiringan dan di daerah pembubaran.
9) Unit intelkam membantu unit Reskrim menandai massa dan terus memantau
perkembangan gerakan massa.
10) Selanjutnya melalukan penangkapan terhadap tokoh/pimpinan massa/ Korlap dan
pengumpulan bukti-bukti.
11) Unit Binmas memberikan penyuluhan kepada massa penonton agar menjauhi lokasi
kerusuhan dan tidak ikut-ikutan.
12) Petugas Polsek yang berdekatan diarahkan untuk mendukung pelaksanaan tugas unit
Sabhara dan Lantas.
FASE PEMULIHAN
a. Unit Lantas dibantu Unit Sabhara dan petugas Polsek mengatur arus lalin agar kembali
lancar dan tertib.
b. Satuan Brimobda Jatim / Dalmas / Reimas melakukan konsolidasi selanjutnya melakukan
patroli selektif dan intensif disasaran tertentu untuk mencegah massa berhimpun kembali.
c. Unit Intelkam melanjutkan pemantauan terhadap kegiatan massa dan melaporkan kepada
Kasatgasres / Kapolrestabes.
d. Unit Reskrim melanjutkan melakukan pemeriksaan terhadap para tersangka serta
mengolah barang bukti untuk diproses dan diajukan ke PU.
e. Unit Binmas mengintensifkan penyuluhan dan bimbingan kepada kelompok massa yang
terkait dengan kerusuhan agar tidak terulang terjadinya aksi massa kembali.
f. Kasatgasres ( Kapolrestabes )menganalisa pekembangan situasi berdasarkan laporan
Intelkam dan hasil koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk menentukan langkah
dan tindakan selanjutnya.
TAHAP .....

34

TAHAP PELAKSANAAN
a. Pasukan yang terlebih dahulu tiba di TKP segera mengambil formasi yang tepat untuk
melindungi diri terhadap serangan-serangan massa dan memberi perlindungan kepada
pasukan-pasukan yang lain .
b. Hindari perkelahian satu lawan satu dan jika terjadi serangan perseorangan terhadap salah
satu anggota dalam formasi maka mereka yang berada dibelakang dapat memberikan
bantuan bila serangan tersebut belum dapat diatasi maka kelompok Dalmas Sabhara segera
dikerahkan.
c. Gerakan mendesak :
1) Setelah mendapatkan perintah dari Ka Sat / Ton Dalmas, maka regu depan
melaskanakan gerakan mendesak pada perusuh dengan arah desakan yang telah
ditentukan.
2) Apabila mendapat perlawanan beban, Dalmas diganti oleh Sat Brimobda Jatim atas
perintah Ka Sat Brimob dapat digunakan alat bantu yang lain misalnya mobil
pemadam kebakaran ( PMK atau Water cannon )
3) Hal yang diperoleh dengan menggunakan alat-alat bantu segera diikuti dan diteruskan
oleh anggota Sat Brimob depan untuk mendesak perusuh dengan tongkat sebagai alat
pendorongnya.
4) Sementara Ton Cadangan terus mengikuti pasukan depan sambil terus waspada dan
bersiap-siap memberikan bantuan apabila diperlukan, tugas provos untuk
mengamankan genbong-gembong perusuh itu sendiri.
5) Sat-sat cadangan juga dapat dipergunakan untuk gerakan –gerakan melambung
mengadakan desakan kepada perusuh, guna mengacaukan dan bubarkan perusuh
yang sifatnya terbawa-bawa oleh aksi gerakan massa sehingga dengan demikian
dukungan massa dapat dibubarkan.
6) Apabila massa telah tertembus, pasukan depan mengadakan pemecahan terhadap massa
agar dengan demikian massa dipecah menjadi kelompok-kelompok yang relatif lebih
kecil untuk memudahkan pembubaran selanjutnya.

d. Operasi / pengisolasian :

1) Tutup daerah gawat dan daerah rusuh massa dengan pasukan tirai dalam, tirai luar yang
terdiri dari brigade-brigade pos-pos pemeriksaan dan patroli mobil pasukan tirai
dalam untuk mencegah meluasnya rusuh massa ke daerah lain Bantu kendali
penyaluran massa dalam rangka Ops pembubaran pasukan tirai luar adalah untuk
mencegah datangnya bantuan perkuatan massa dan anisir-anisir pengacau kedarah
penindakan ke daerah rusuh massa.
2) Membagi batas daerah gawat dengan daerah rusuh massa serta daerah terbatas
dilakukan oleh Kasatgasres dan yang berwenang.
3) Menjaga kehidupan penduduk yang tidak telibat rusuh massa sejauh mungkin
sebagaimana dalam kadaan biasa, untuk itu perlu peningkatan kerja sama dan
koordinasi dengan pemerintah dan aparat sipil.

e. Operasi .....
35
e. Operasi penyaluran dan penggiringan.
Dilakukan oleh cadangan-cadangan dengan menggunakan formasi sesuai medan, dalam
gerakan ini diikut sertakan semua unsur-unsur bantuan umum dan berakhir setelah massa
tergiring sampai di daerah pembuabaran yang telah ditentukan.
f. Operasi pembubaran
1) Setelah lokasi induk massa dan sasaran jelas diketahui maka semua jalan yang akan
dilalui massa ditutup.
2) Menghambat gerak maju massa.
3) Kasatgasda atas nama undang-undang menyerukan agar massa bubar dan kembali ke
tempat asalnya masing-masing.
4) Apabila tidak diindahkan maka gerombolan perusuh dibubarkan dengan cara kekerasan,
dalam hal ini Kasatgasda mengambil tindakan yang tegas, tepat dan sesuai situasi
dan kondisi.
5) Mengamankan sasaran-sasaran, menghambat gerak maju massa yang akan bergabung
dengan massa yang sedang ditindak oleh pasukan Dakhura disalurkan ke daerah
rusuh massa dan dibubarkan dan jalan keluar yang telah ditentukan.
6) Apabila setelah pembubaran dengan kekerasn tidak berhasil bahkan massa bertambah
besar, nekat, agresif dan membahayakan keadaan maka satuan-satuan cadangan
dikerahkan untuk bertindak.
g. Penanggulangan rusuh massa tidak hanya bertujuan sekedar pembubaran massa tetapi
perlu diikuti dengan langkah-langkah lanjut yaitu penindakan sesuai dengan hukum yang
berlaku terhadap peristiwa pelanggaran hukum / tindak pidana sampai dengan upaya paksa
dalam penangkapan pelaku serta pengumpulan barang bukti yang selanjutnya diserahkan
kepada penyidik untuk dijadikan dasar penyidikan selanjutnya.
TAHAP PENGAKHIRAN
Operasi pembersihan
1) Operasi pembersihan dilakukan segera setelah perusuh terpecah, tercerai berai menjadi
kelompok-kelompok kecil yang tidak berarti, namun masih berkeliaran didaerah-daerah
tersebut.
2) Operasi dilakukan bersama Sat cadangan dengan giat patroli yang bergerak di daerah
kerusuhan guna pemulihan situasi.
3) Patroli harus kompak dan tidak dibenarkan bertindak sendiri-sendiri, waspada terhadap
oknum yang dicurigai jangan memberikan kesempatan pada anasir-anasir yang akan
melakukan kejahatan.
4) Patroli dilakuakn siang malam secara teratur dan berlanjut sehingga keadaan pengijinkan
dilakukan pemeliharaan keamanan sebagaimana biasanya.
5) Unsur-unsur satuan cadangan yang terdapat dalam operasi pembersihan antara lain :
a) Satuan TNI yang tidak bertindak sebagai satuan pembubaran massa.
b) Satuan bantuan dari satuan gabungan dari TNI.
c) Ormas dan Potmas lainnya.
5) KONSOLIDASI .....

36

KONSOLIDASI

Setelah kerusuhan dapat dibubarkan satuan-satuan dakhura segera mengadakan


konsolidasi, unit P3K dengan Ranmor ambulannya mengadakan perolongan terhadap seluruh
korban baik pihak petugas , perusuh, maupun rakyat lain yang terkena imbas kerusuhan.

KOMANDO PENGENDALIAN
a. Wewenang
Pada dasarnya penanganan rusuh massa adalah wewenang Polri, untuk itu perlu
penanganan secara bijaksana karenanya apabila situasi dan kondisi berkembang dengan
cepat kearah terjadinya caos maka bantuan pengerahan satuan tingkat atas ( Polda Jatim)
dapat secepat mungkin diterjunkan untuk menghalau massa sehingga situasi Kamtibmas
di wilayah tersebut dapat kembali normal.
Karoops selaku Kasagasda atas seijin Kapolda selaku penanggung jawab keamanan
memegang komando pengendalian untuk mengerahkan dan menggerakkan seluruh satuan
Polri dibawahnya sesuai dengan prosedur. bila kerusuhan tidak bisa dikendalikan karena
berkembang semakin besar maka selanjutnya Komando pengendalian dilakukan oleh
Kapolda Jatim.
b. Pertahapan pelibatan satuan Tugas Pengaman Kota
1. Pelibatan Satgaspam Jatim dilaksanakan secara bertahap baik satuan Dalmas maupun
satuan PHH-Polri mulai setingkat Ton sampai dengan Detasemen PHH dapat
digerakkan sesuai kewenangan Kepala Kesatuan.
2. Satuan pertama kali yang diterjunkan apabila terjadi rusuh massa adalah Kompi
Dalmas Polres yang bersangkutan, Kapolrestabes/Kapolres/Ta berperan sebagai
pemegang Komando dan pengendali pasukan. Penggunaan tahapan-tahapan
pengndalian massa berpedoman pada perkap no 1 tahun 2009.
3. Terhadap situasi dan kondisi yang menuju kepada rusuh massa dan kriminalitas yang
membahayakan keamanan kota secara menyeluruh maka PHH Polri (Brimob)
mengambil alih komando pengendali dilapangan dibawah perintah Kasatgasda.
4. Penempatan Personil TNI untuk mengamanankan obyek-obyek vital/proyek vital .
5. Perlibatan satuan PHH dari TNI untuk mendukung PHH Polri dalam mendesak massa
sesuai dengan prosedur yang berlaku dibawah kendali Kasatgasda.
c. Prosedur permintaan bantuan

1. Permintaan bantuan dalam rangka Ops penanggulangan rusuh massa dilakukan oleh
pemegang Komando pengendali operasi.

2. Komando .....

37

2. Komando pengendali PHH serendah-rendahnya dipegang oleh Kasatgasres setingkat


Kapolrestabes/Kapolres/Ta.
3. Dalam menerima laporan tejadinya rusuh massa Kapolrestabes/Kapolres/Ta secara
stimultan harus mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengerahkan Pasukan Dalmas Polres Secara Maksimal ke lokasi terjadinya
rusuh massa guna melakukan tindakan penanggulangan.
b. Melaporkan terjadinya rusuh massa kepada Kapolda, dan sekaligus meminta
bantuan kekuatan kepada Kapolda apabila memang diperlukan / dibutuhkan.
c. Melakukan koordinasi tentang Ops PHH dengan aparat terkait dan satuan
samping.

d. Fungsi dan peranan satuan-satuan yang dilibatkan dalam operasi rusuh massa (Satuan
Dalmas Polri) :

1) Mencegah berubahnya unjuk rasa meningkat menjadi tindakan anarkis.


2) Memperlambat peningkatan eskalasi ancaman unjuk rasa menjadi kerusuhan.
3) Penindakan awal dalam terjadinya unjuk rasa / rusuh massa sebelum datangnya
satuan huru-hara.
4) Melakukan upaya-upaya konsolidasi rehabilitasi dan mengawali penyelidikan.
5) Melakukan penyekatan- penyekatan massa diwilayah perbatasan yang
meliputi :
(a) Wilayah Sidoarjo
(b) Wilayah Gresik;
(c) Wilayah Tanjung Perak Surabaya
6) Mengamankan Obyek-obyek dan proyek- proyek Vital yang ada kota
bersangkutan.

IV. PENUTUP .....

38

IV. PENUTUP
Demikian Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Sistim pengamanan Ibu Kota
Propinsi Jawa Timur tahun ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan Pengamanan Kota
Surabaya dan Kota-kota di Jawa timur.

Surabaya, Desember 2013


KEPALA KEPOLISIAN DAERAH JAWA TIMUR

Drs. UNGGUNG CAHYONO


INSPEKTUR JENDERAL POLISI

Anda mungkin juga menyukai