(THE RECHTSTAAT)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Acara Peradilan HAM
Disusun oleh :
Irana Octa Alfiyana
NPM 15041015
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
acara peradilan HAM pada fakultas Hukum Jurusan Ilmu Hukum.
Akhir kata penyusun berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
sebagai sumber informasi seputar Pemberantasan Korupsi dan Pelanggaran HAM.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. unsur-unsur rechtsstaat :
Dari uraian unsur-unsur rechtsstaat maupun the rule of law tersebut nampak
adanya persamaan dan perbedaan antara kedua konsep tersebut. Baik rechtsstaat
maupun the rule of law selalu dikaitkan dengan konsep perlindungan hukum, sebab
konsep-konsep tersebut tidak lepas dari gagasan untuk memberi pengakuan dan
perlindungan terhadap hak asasi manusia. Dengan demikian keduanya sama-sama
memiliki inti upaya memberikan perlindungan pada hak-hak kebebasan sipil dari warga
negara, berkenaan dengan perlindungan terhadap hak-hak dasar yang sekarang lebih
populer dengan HAM, yang konsekuensi logisnya harus diadakan pemisahan atau
pembagian kekuasaan di dalam negara. Sebab dengan pemisahan atau pembagian
kekuasaan di dalam negara, pelanggaran dapat dicegah atau paling tidak dapat
diminimalkan.
Di samping itu, perbedaan antara konsep rechtsstaat dan the rule of law nampak
pada pelembagaan dunia peradilannya, Rechtsstaat dan the rule of law menawarkan
lingkungan peradilan yang berbeda meskipun pada intinya kedua konsep tersebut
menginginkan adanya perlindungan bagi hak asasi manusia melalui pelembagaan
peradilan yang independen.
2
Meskipun konsep Rechtsstaat dan Rule Of Law setelah Perang Dunia Kedua
juga sangat peduli terhadap kesejahteraan sosial, namun filosofi liberalistik individual
dan kapitalistiknya tetap menonjol, karena itu tidak disenangi oleh negara-negara yang
menganut paham sosialis-komunis. Negara-negara berpaham sosialis-komunis lalu
mengembangkan konsep Socialist Legality, ialah Negara Hukum berwawasan sosialis-
komunis untuk mewujudkan masyarakat sosialis tanpa kelas dan anti Hak Asasi
Manusia. Konsekuensinya tidak ada tempat istimewa bagi individu untuk memiliki Hak
Kekayaan Intelektual, semuanya harus diserahkan menjadi milik Negara.
Berkenaan dengan negara hukum ini, Daniel S. Lev berpendapat bahwa negara
hukum adalah suatu negara yang disandarkan pada pembagian kekuasaan yang
bertujuan untuk memperlemah elit-elit politik. Pembagian kekuasaan berdasarkan ide
negara hukum menjadi suatu hal yang sah (legitimate). Dalam konsep “Negara Hukum”,
eksistensi peraturan perundang-undangan merupakan salah satu unsur fundamental
bagi penyelenggaraan pemerintahan negara berdasarkan atas hukum. Hal itu tercermin
dari konsep Friedrich Julius Stahl dan Zippelius Menurut F.J. Stahl unsur-unsur utama
negara hukum adalah:
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada latar belakang, rumusan
masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud Negara Hukum (The Rechtstaat)?
2. Apa Unsur-unsur, Ciri-ciri, dan Tujuan Hukum?
3. Bagaimana Konsep Dasar Negara Hukum Indonesia?
4
C. Tujuan
a. Aristoteles
Negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga
negaranya.
b. Hugo Krabbe
Bahwa Negara seharusnya Negara Hukum (rechtsstaat) dan setiap tindakan
Negara harus didasarkan pada hukum atau harus dapat
dipertanggungjawabkan pada hukum.
c. F.R. Bothlingk
De staat, waarin de wilsvrijheid van gezagsdragers is beperkt door grenzen van
recht” (negara, dimana kebebasan kehendak pemegang kekuasaan dibatasi
oleh ketentuan hukum).
d. Wirjono Prodjodikoro
1. Semua alat-alat perlengkapan dari negara, khususnya alat-alat
perlengkapan dari pemerintah dalam tindakannya baik terhadap para warga
negara maupun dalam negara saling berhubungan masing-masing, tidak
boleh sewenang-wenang, melainkan harus memperhatikan peraturan-
peraturan hukum yang berlaku;
2. Semua orang (penduduk) dalam hubungan kemasyarakatan harus tunduk
pada peraturan-peraturan hukum yang berlaku.
6
e. Prof. R. Djokosutomo, SH
Negara Hukum menurut UUD 1945 adalah berdasarkan pada kedaulatan
hukum. Hukumlah yang berdaulat. Negara adalah merupakan subjek hukum,
dalam arti rechtstaat (badan hukum republik). Karena negara itu dipandang
sebagai subjek hukum, maka jika ia bersalah dapat dituntut didepan
pengadilan karena perbuatan melanggar hukum.
Prof. Dr. Ismail Suny, SH., M. CL dalam brosur beliau “Mekanisme Demokrasi
Pancasila” mengatakan, bahwa negara hukum Indonesia memuat unsur-unsur:
1. Menjunjung tinggi hukum
2. Adanya pembagian kekuasaan
3. Adanya perlinduungan terhadap hak-hak asasi manusia serta remedi-remedi
prosedural untuk mempertahankannya
4. Dimungkinkan adanya peradilan administrasi
Negara hukum dalam arti formal yaitu Negara yang melindungi seluruh warga dan
seluruh tumpah darah, juga dalam pengertian Negara hukum material yaitu Negara
harus bertanggung jawab terhadap kesejahteraan seluruh warganya.
Dengan landasan dan semangat Negara hukum dalam arti material itu, setiap tindakan
Negara haruslah mempertimbangkan dua kepentingan atau landasan, ialah
kegunaannya (doelmatigheid) dan landasan hukumnya (rechmatighed).
7
Dalam segala hal harus senantiasa diusahakan agar setiap tindakan Negara
(pemerintah) itu selalu memenuhi dua kepentingan atau landasan tersebut. Adalah
suatu seni tersendiri untuk mengambil keputuasan yang tepat.
Negara yang berlandaskan hukum adalah Negara yang tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka. Hal ini mengandung arti bahwa Negara termasuk di dalamnya
pemerintahan dan lembaga-lembaga Negara lainnya dalam melaksanakan tindakan-
tindakan apapun harus dilandasi oleh peraturan hukum atau harus dapat dipertanggung
jawabkan secara hukum.
Dalam peletakkan peran negara sebagai anak/ orang tua dari hukum. Pada
awalnya kelihatan dalam negara polisis ataupun negara gagasan Thomas Aquinas,
yang mengabsolutkan tindakan dan peran raja dalam suatu kekuasaan pemerintahan.
Setidaknya konsep negara tersebut telah menjadi peletak batu pertama dalam
mengilhami negara untuk dikendalikan oleh hukum (control by law).
8
3. Pemerintah diselenggarakan berdasarkan atas Undang-undang (wetmatig
bestuur).
4. Adanya peradilan administrasi yang bertugas menangani kasus perbuatan
melanggar hukum oleh pemerintah (onrechtmatige overheidsdaad).
Gagasan negara hukum yang berasal dari Stahl ini dinamakan negara hukum
formil, karena lebih menekankan pada suatu pemerintahan yang berdasarkan Undang-
undang (wetmatigheid). Dalam perkembangannya, pemerintahan yang berdasarkan
Undang-undang dianggap lamban. Oleh karena itu diganti dengan pemerintahan yang
berdasarkan atas hukum (rechtmatig bestuur), kemudian melahirkan konsep yang
merupakan varian dari rechstaat seperti welvaarstaat dan verzorgingstaat sebagai
negara kemakmuran.
Ciri dari pada negara hukum formil adalah didasarkan pada filsafat liberal yang
individualistik. Ini merupakan corak pemikiran yang dominan menonjol pada pemikiran
negara hukum konsep Eropa Kontinental.
9
Perbedaan yang menonjol antara rechstaat dan rule of law ialah pada konsep
peradilan administrasi negara, merupakan suatu sarana yang penting dan sekaligus ciri
yang menonjol pada rechstaat itu sendiri.
10
Negara hukum adalah negara dimana tindakan pememerintah maupun rakyatnya
didasarkan atas hukum untuk mencegah adanya tindakan sewenang-wenang
(willekeur) dari pihak penguasa dan tindakan rakyat menurut kehendaknya sendiri.
Negara hukum pada masa yang lalu mengikat penguasa untuk tidak boleh bertindak
sebelum peraturan ada, secara tertulis. Sedangkan pada abad modern ini negara
hukum semakin memberikan keseimbangan antara pemerintah, dalam arti setiap
lembaga negara sebagai pelaksana Undang-undang berada dalam sarana dan muatan
kontrol (check and balance) untuk bertindak berdasarkan hukum. Lebih tepatnya adalah
semua tindakan pemerintah harus didasarkan atas undang-undang. Bahkan oleh
Budiono[1] mengemukakan Pada babak sejarah sekarang, sukar untuk membayangkan
negara tidak sebagai negara hukum. Setiap negara yang tidak mau dikucilkan dalam
pergaulan masyarakat internasional menjelang abad XXI paling sedikit secara formil
akan memaklumkan dirinya sebagai negara hukum.
Dalam negara hukum, hukum menjadi aturan permainan untuk mencapai cita-cita
bersama sebagai kesepakatan politik. Hukum juga menjadi aturan permainan untuk
menyelesaikan segala macam perselisihan, termasuk juga perselisihan politik dalam
rangka mencapai kesepakatan politik tadi. Dengan demikian, hukum tidak mengabdi
kepada kepentingan politik sektarian dan primordial, melainkan kepada cita-cita politik
dalam kerangka kenegaraan.
11
Ciri-ciri Negara Hukum
1. Kekuasaan dijalankan sesuai dengan hukum positif yang berlaku
2. Kegiatan negara berada dibawah kontrol kekuasaan kehakiman yang efektif
3. Berdasarkan sebuah undang-undang yang menjamin HAM
4. Menuntut pembagian kekuasaan
5. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia yang mengandung
persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
6. Peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak dipengaruhi oleh suatu
kekuasaan apapun juga.
7. Legalitas dalam arti segala bentuknya
12
1. unsur-unsur rechtsstaat :
2. Adanya perlindungan terhadap
hak-hak asasi manusia (HAM).
3. Adanya pemisahan dan
pembagian kekuasaan negara untuk menjamin
4. Perlindungan HAM,
5. pemerintahan berdasarkan
peraturan,
6. adanya peradilan administrasi;
dan
13
Dengan demikian rechtsstaat memiliki inti upaya memberikan perlindungan pada
hak-hak kebebasan sipil dari warga negara, berkenaan dengan perlindungan terhadap
hak-hak dasar yang sekarang lebih populer dengan HAM, yang konsekuensi logisnya
harus diadakan pemisahan atau pembagian kekuasaan di dalam negara. Sebab
dengan pemisahan atau pembagian kekuasaan di dalam negara, pelanggaran dapat
dicegah atau paling tidak dapat diminimalkan. Di samping itu, konsep rechtsstaat
menginginkan adanya perlindungan bagi hak asasi manusia melalui pelembagaan
peradilan yang independen. Pada konsep rechtsstaat terdapat lembaga peradilan
administrasi yang merupakan lingkungan peradilan yang berdiri sendiri.
Negara Anglo Saxon tidak mengenal Negara hukum atau rechtstaat, tetapi
mengenal atau menganut “ The Rule Of The Law” atau pemerintahan oleh hukum atau
government of judiciary. Menurut A.V.Dicey, Negara hukum harus punya 3 unsur pokok:
1. Supremacy Of Law
14
3. Human Rights
Negara Hukum Indonesia diilhami oleh ide dasar rechtsstaat dan rule of law.
Langkah ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa negara hukum Republik
Indonesia pada dasarnya adalah negara hukum, artinya bahwa dalam konsep negara
hukum Pancasila pada hakikatnya juga memiliki elemen yang terkandung dalam
konsep rechtsstaat maupun dalam konsep rule of law.
Yamin menjelaskan pengertian Negara hukum dalam penjelasan UUD 1945,
yaitu dalam Negara dan masyarakat Indonesia, yang berkuasa bukannya manusia lagi
seperti berlaku dalam Negara-negara Indonesia lama atau dalam Negara Asing yang
menjalankan kekuasaan penjajahan sebelum hari proklamasi, melainkan warga
Indonesia dalam suasana kemerdekaan yang dikuasai semata-mata oleh peraturan
Negara berupa peraturan perundang-undangan yang dibuatnya sendiri
15
Indonesia berdasarkan UUD 1945 berikut perubahan-perubahannya adalah
negara hukum artinya negara yang berdasarkan hukum dan bukan berdasarkan
kekuasaan belaka. Negara hukum didirikan berdasarkan ide kedaulatan hukum sebagai
kekuasaan tertinggi
Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH ada dua belas ciri penting dari negara
hukum diantaranya adalah :
1. Supremasi hukum
2. Persamaan dalam hukum
3. Asas legalitas
4. Pembatasan kekuasaan
5. Organ eksekutif yang independent
6. Peradilan bebas dan tidak memihak
7. Peradilan tata usaha negara
8. Peradilan tata negara
9. Perlindungan hak asasi manusia
10. Bersifat demokratis
11. Sarana untuk mewujudkan tujuan negara
12. Transparansi dan kontrol sosial.
16
2. Azas Legalitas
Setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan terlebih
dahulu yang harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparaturnya.
3. Pemisahan Kekuasaan
Agar hak-hak azasi itu betul-betul terlindung adalah dengan pemisahan
kekuasaan yaitu badan yang membuat peraturan perundang-undangan, melaksanakan
dan mengadili harus terpisah satu sama lain tidak berada dalam satu tangan.
Namun apabila dikaji secara mendalam bahwa pendapat yang menyatakan
orientasi konsepsi Negara Hukum Indonesia hanya pada tradisi hukum Eropa
Continental ternyata tidak sepenuhnya benar, sebab apabila disimak Pembukaan UUD
1945 alinea I (satu) yang menyatakan “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” menunjukkan
keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia menghadapi masalah
kemerdekaan melawan penjajahan. Dengan pernyataan itu bukan saja bangsa
Indonesia bertekad untuk merdeka, tetapi akan tetap berdiri di barisan yang paling
depan dalam menentang dan menghapuskan penjajahan di atas dunia.
Alinea ini mengungkapkan suatu dalil objektif, yaitu bahwa penjajahan tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan dan oleh karenanya harus ditentang
dan dihapuskan agar semua bangsa di dunia ini dapat menjalankan hak atas
kemerdekaan sebagai hak asasinya. Di samping itu dalam Batang Tubuh UUD 1945
naskah asli, terdapat pasal-pasal yang memuat tentang hak asasi manusia antara lain:
Pasal 27, 28, 29, 30, dan 31. Begitu pula dalam UUD 1945 setelah perubahan pasal-
pasal yang memuat tentang hak asasi manusia di samping Pasal 27, 28, 29, 30 dan 31
juga dimuat secara khusus tentang hak asasi manusia dalam Bab XA tentang Hak
Asasi Manusia yang terdiri dari Pasal 28A, 28B, 28C, 28D, 28E, 28F, 28G, 28H, 28I dan
Pasal 28J. Hal ini menunjukkan bahwa dalam konsep negara hukum Indonesia juga
masuk di dalamnya konsepsi negara hukum Anglo Saxon yang terkenal dengan rule of
law.
17
Dari penjelasan dua konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep negara
hukum Indonesia tidak dapat begitu saja dikatakan mengadopsi konsep rechtsstaat
maupun konsep the rule of law, karena latar belakang yang menopang kedua konsep
tersebut berbeda dengan latar belakang negara Republik Indonesia, walaupun kita
sadar bahwa kehadiran istilah negara hukum berkat pengaruh konsep rechtsstaat
maupun pengaruh konsep the rule of law. Selain istilah rechtstaat, sejak tahun 1966
dikenal pula istilah The rule of law yang diartikan sama dengan negara hukum.
Dari berbagai macam pendapat, nampak bahwa di Indonesia baik the rule of law
maupun rechtsstaat diterjemahkan dengan negara hukum. Hal ini sebenarnya
merupakan sesuatu yang wajar, sebab sejak tahun 1945 The rule of law merupakan
suatu topik diskusi internasional, sejalan dengan gerakan perlindungan terhadap hak-
hak asasi manusia. Dengan demikian, sulitlah untuk saat ini, dalam perkembangan
konsep the rule of law dan dalam perkembangan konsep rechtsstaat untuk mencoba
menarik perbedaan yang hakiki antara kedua konsep tersebut, lebih-lebih lagi dengan
mengingat bahwa dalam rangka perlindungan terhadap hak-hak dasar yang selalu
dikaitkan dengan konsep the rule of law, Inggris bersama rekan-rekannya dari Eropa
daratan ikut bersama-sama menandatangani dan melaksanakan The European
Convention of Human Rights.
Dengan demikian, lebih tepat apabila dikatakan bahwa konsep negara hukum
Indonesia yang terdapat dalam UUD 1945 merupakan campuran antara konsep negara
hukum tradisi Eropa Continental yang terkenal dengan rechtsstaat dengan tradisi
hukum Anglo Saxon yang terkenal dengan the rule of law. Hal ini sesuai dengan fungsi
negara dalam menciptakan hukum yakni mentransformasikan nilai-nilai dan kesadaran
hukum yang hidup di tengah-tengah masyarakatnya. Mekanisme ini merupakan
penciptaan hukum yang demokratis dan tentu saja tidak mungkin bagi negara untuk
menciptakan hukum yang bertentangan dengan kesadaran hukum rakyatnya. Oleh
karena itu kesadaran hukum rakyat itulah yang diangkat, yang direfleksikan dan
ditransformasikan ke dalam bentuk kaidah-kaidah hukum nasional yang baru.
18
Apabila dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 naskah asli, tidak
secara eksplisit terdapat pernyataan bahwa Indonesia adalah negara hukum, lain
halnya dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS). Dalam KRIS dinyatakan
secara tegas dalam kalimat terakhir dari bagian Mukadimah dan juga dalam Pasal 1
ayat (1) bahwa Indonesia adalah negara hukum.
19
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Negara Indonesia adalah Negara hukum, begitu yang dinyatakan dalam UUD
Negara Republik Indonesia 1945 pasal 1 ayat (3) yang dirumuskan dalam
amandemennya yang ketiga ,Agustus 2011 yang lalu. Sehingga seharusnya seluruh
sendi kehidupan dalam bermasyarakat dan bernegara harus berdasarkan pada norma-
norma hukum. Artinya hukum harus dijadikan panglima dalam penyelesaian masalah-
masalah yang berkenaan dengan individu ,masyarakat dan Negara.
Hukum dipandang sebagai sesuatu yang luas,besar , dan agung. Hukum tidak
dibuat tetapi hidup,tumbuh, dan berkembang bersama masyarakat. Walaupun pada
kenyataannya hukum merupakan produk politik dimana hukum tergantung pada
konfigurasi politik yang sedang berlangsung seperti yang dikatakan oleh Mahfud MD,
namun seharusnya hukum harus tetap memuat nilai-nilai ideal yang harus dijunjung
20
Daftar Pustaka
http://hukum-on.blogspot.co.id/2013/02/Makalah-INDONESIA-SEBAGAI-NEGARA-
HUKUM-YANG-BERDASARKAN-PANCASILA.html
https://byantibyan.wordpress.com/2014/11/03/makalah-indonesia-sbg-negara-hukum/
http://www.negarahukum.com/hukum/rechstaat-negara-hukum.html
https://istilahhukum.wordpress.com/2012/07/25/negara-hukum-rechtstaat/
https://contohmakalahdocx.blogspot.com/2015/02/contoh-makalah-tentang-konsep-
indonesia-sebagai-negara-hukum-doc.html
https://feelinbali.blogspot.co.id/2013/04/negara-indonesia-sebagai-negara-hukum.html
21