Anda di halaman 1dari 10

POLRI DAERAH JAWA BARAT

RESOR BANDUNG
SEKTOR CIPARAY

SOP UNIT LANTAS


POLSEK CIPARAY

Ciparay , Oktober 2017


POLRI DAERAH JAWA BARAT
RESOR BANDUNG
SEKTOR CIPARAY

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


Tentang
TATA CARA BERTINDAK PERSONIL
UNIT LANTAS POLSEK CIPARAY POLRES BANDUNG

I. PENDAHULUAN

1. U m u m

a. Bahwa berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Polres dan Polsek, kesatuan Polri tingkat Polsek sebagai kesatuan tingkat kewilayahan
menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hukum, pemberian perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat, serta tugas-tugas Polri lain dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

b. Terkait peran strategis Polsek CIparay Polres Bandung sebagai salah satu unsur pelaksana
tugas tingkat Kewilayahan yang berada di bawah Kapolres, yang bertugas menyelenggarakan
tugas pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan
hukum, pemberian perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta
tugas-tugas Polri lain dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, maka tugas Polsek Ciparay saat ini dan kedepan dihadapkan kepada tantangan
tugas yang tidak semakin ringan namun sebaliknya semakin multi kompleks sehingga
menambah spektrum beban tugas Polres Bandung kedepan, antara lain menyangkut peran
Polsek Ciparay sebagai pelaksana tugas pokok Polri ditingkat kewilayahan.

d. Dalam rangka kesamaan visi persepsi dan pola tindak yang sama terhadap implementasi
penyelenggaraan dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan
hukum, pemberian perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta
tugas-tugas Polri lain dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, maka dipandang perlu membuat Naskah “Pedoman Standar Operasional Prosedur
(SOP) Polsek Ciparay Polres Bandung tentang Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi
Polsek Ciparay ” yang mengatur secara tegas dan jelas reaktualisasi kegiatan Harkamtibmas
dan pelayanan terhadap masyarakat secara terpadu, tertib dan terkoordinasi setiap seksi dan
fungsi/unit Polsek Ciparay.

e. Dengan penyusunan SOP Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek Ciparay
dimaksud adalah merupakan Pedoman Dasar, acuan / kerangka kerja bagi Unsur Pelaksana
dilapangan maupun staf pada tingkat Polsek dalam melaksanakan kegiatan Harkamtibmas
dan pelayanan terhadap masyarakat untuk menciptakan situasi kondusif dan meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat secara terintegrasi.
2. D a s a r

a. Undang-undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4168).
b. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 Tanggal 30 September 2010 Tentang Organisasi
& Tata Kerja Polres dan Polsek.
c. Peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2009 Tanggal 31 Maret 2009 Tentang Sistem
Operasional Kepolisian Negara Republik Indonesia.

3. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

1) Sebagai dasar dan pedoman implementasi bagi unsur pelaksana tugas tingkat Kewilayahan
Polsek Ciparay Polres Bandung dalam pelaksanaan Tata Cara Bertindak Personil
Seksi/Fungsi pada tingkat Polsek, sehingga lebih terkoordinasi, efektif, efisien dan dapat
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat umum di wilayah hukum Polsek Ciparay Polres
Bandung.

2) Untuk menjelaskan prinsip-prinsip dasar dari SOP ini agar mudah dipahami oleh seluruh
personil Polsek Ciparay Polres Bandung.

b. Tujuan

1) Untuk menjamin pemahaman tentang SOP Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi
Polsek Ciparay, sehingga tidak ragu-ragu dalam melakukan tindakan.

2) Untuk memastikan penerapan Prinsip dan Standar SOP guna terwujudnya persamaaan
Visi, Persepsi, Kesatuan Tindak dan Keseragaman dalam tindakan dilapangan pada
pelaksanaan Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek Ciparay.

3) Sebagai Pedoman atau kerangka kerja Polsek CIparay Polres Bandung agar selalu
mendasari prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Naskah “Pedoman Standar Operasional
Prosedur (SOP) Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek Ciparay ” dalam setiap
kegiatan, tugas pokok, fungsi dan perannya.

4) Untuk mengintegrasikan kegiatan Harkamtibmas dan pelayanan yang diberikan oleh


Polsek CIparay Polres Bandung yang sudah sesuai dengan keinginan masyarakat dalam
terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif dan mendapatkan pelayanan yang prima.

4. Ruang Lingkup

Adapun Ruang Lingkup Penyusunan Naskah Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP)
Polsek Ciparay Polres Bandung tentang Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek
Ciparay meliputi Kegiatan fungsi/unit dalam pelaksanaan tugas Harkamtibmas dan
Kamtibcar Lantas dan pembinaan personil dilingkup Polsek Ciparay Polres Bandung.
5. Sistematika

I. PENDAHULUAN

II. TUGAS POKOK

III. PELAKSANAAN

IV. ADMINISTRASI, LOGISTIK DAN ANGGARAN

V. PENUTUP
II. TUGAS POKOK

Secara umum pelaksanaan Tugas Pokok, Fungsi dan Peran Polsek Ciparay Polres Bandung
tersebut diatas, diselenggarakan secara terkoordinasi, terintegrasi dan efektif selaras dengan
kewenangan yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan Tata Cara Bertindak Personil
Seksi/Fungsi Polsek Ciparay dengan perincian tugas selektif di masing-masing Seksi dan
Unit sebagai berikut :

a. pembinaan partisipasi masyarakat di bidang lalu lintas melalui kerja sama lintas sektoral
dan Dikmaslantas.
b. pelaksanaan Turjawali lalu lintas dalam rangka Kamseltibcarlantas.

c. pelaksanaan penindakan pelanggaran serta penanganan kecelakaan lalu lintas dalam rangka
penegakan hukum.

III. PELAKSANAAN

a. Pelaksanaan Penjagaan dan Pengaturan Lalu Lintas


1) Tahap Persiapan

a) Perhatikan sikap tampan kerapihan, kebersihan dan penampilan Personil.


b) Mengecek kelengkapan perorangan yang dimiliki anggota antara lain : tutup kepala
(pet/Helm), sempritan dan atribut lantas lainnya, termasuk kartu anggota.
c) Mencegek keelengkapan lapangan antara lain, tongkat lantas, senter serba guna ( untuk
kegiatan malam hari), rompi lantas.
d) Memberikan APP sebelum melaksanakan tugas.
e) Menyiapkan surat perintah tugas.
f) Setiap petugas Gatur Lantas dilengkapi dengan buku Tilang dan blanko teguran.
g) Petugas yang akan melaksanakan pengaturan lantas, sudah harus berada di lapangan
sebelum masyarakat melakukan aktifitas.

2) Pelaksanaan
a) Petugas menempatkan diri pada tempat yang mudah dilihat oleh pemakai jalan dan
terjamin keamanan dalam pelaksanaan tugas.
b) Petugas menguasai 12 sikap dasar pengaturan lalu lintas.
c) Mengambil posisi sedemikian rupa sehingga muda melakukan gerakan pengaturan lalu
lintas.
d) Petugas yang melaksanakan penjagaan dan pengaturan lalu lintas tidak dibenarkan
menggunakan rompi yang menutup identitas petugas (Nama/ Pangkat/ Kesatuan).
e) Apabila arus lalu lintas dalam keadaan normal, petugas melakukan penjagaan lalu lintas
dan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

(1) Melakukan pengamatan dan mencari faktor-faktor penyebab timbulnya masalah


lalu lintas serta menjadikan priortasi untuk penyelesainnya.

(2) Mengadakan pembinaan dan pendekatan terhadap potensi masyarakat yang ada
disekitar lokasi dan bila diperlukan diminta untuk berperan serta dalam membantu
pengaturan lalu lintas.

f) Apabila menemukan pelanggaran yang dilakukan oleh pengemudi / pengendara yang


dilihat dengan kasat mata, misalnya tidak menggunakan helm sesuai ketentuan, (tali helm
tidak diikat dan bukan helm yang memenuhi standar industri Indonesia), kendaraan tidak
memenuhi persyaratan laik jalan, pengemudi/ pengendara tidak menggunakan lajur palin
gkiri pada jalan yang memiliki lajur lebih dari satu terutama sepeda motor dan angkutan
berat, Petugas diharuskan melakukan tindakan sebagai berikut :
(1) Memberhentikan kendaraan pelanggar pada tempat yang memiliki ruang yang cukup
untuk berhenti dan tidak mengganggu arus lalu lintas.
(2) Menyuruh pelanggar ke bahu jalan.
(3) Memerintahkan kepada pelanggar untuk mematikan kendaraa.
(4) Memberitahukan kepada pelanggar tentang pelanggaran yang dilakukan.
(5) Memberikan penjelasan kepada pelanggar tentang pentingnya perlengkapan kendaraan /
pengemudi.
(6) Petugas menanyakan surat-surat kendaraan / pengemudi dari pelanggar, dan apabila salah
satu tidak ada maka dapat dilakukan penilangan (tidak dapat menunjukkan SIM dan atau
STNK).
(7) Mengamankan barang bukti yang disita termasuk berkas tilang dan menyerahkan kepada
Baur Tilang pada hari itu juga, apabila Baur Tilang tidak ada, barang bukti tersebut
diserahkan kepada petugas Jaga / Piket pada hari itu (petugas piket mencatat dalam Buku
Mutasi Penjagaan).
(8) Memberikan pelayanan kepada pengguna jalan yang memerlukan bantuan.
(9) Petugas dapat melakukan tindakan diskresi Kepolisian terhadap pengemudi yang
melakukan pelanggaran (teguran lisan / tertulis).
(10) Membantu masyarakat yang akan menyeberang.
(11) Menegur angkot yang menurunkan / menaikkan penumpang pada badan jalan / tempat
terlarang (Rambu larangan berhenti, Tikungan, Traffic Light, Jembatan, Marka garis dan
lain-lain)
(12) Apabila terjadi kepadatan arus lalu lintas, anggota yang bertugas pada Traffic Light
wajib melaksanakan pengaturan dan tidak memfungsikan sementara traffic light sebelum arus
lalu lintas kembali normal.

3) Hal-hal yang Dilarang Dalam Melaksanakan Penjagaan dan Pengaturan Lalu Lintas.
a) Pada saat melaksanakan penjagaan dan pengaturan lalu lintas dilarang ngobrol sesama
petugas.
b) Dilarang berdiri dengan cara-cara yang tidak sesuai ketentuan seperti istirahat kuda atau
membelangi arus lalu lintas.
c) Dilarang memegang HT dengant angan kanan dan penghormatan pada saat melaksanakan
pengaturan yang dapat mengakibatkan tidak jelasnya perintah / larangan yang diberikan
kepada pengguna jalan.
d) Pada saat melaksanakan pengaturan petugas dilarang menggunakan HP.
e) Petugas dilarang memarkir kendaraan pada tempat larangan parkir / berhenti termasuk
pada mark Chevron.
f) Petugas dilarang membentak / mencaci maki atau melakukan tindakan kekerasan terhadap
pelanggar.
g) Petugas dilarang mengambil dokumen administrasi kendaraan tanpa disertai bukti
penindakan (Tilang).
h) Petugas dilarang mengambil sekecil apapun untuk kepentingan pribadi atau orang lain dari
barang bukti yang disita.
i) Petugas dilarang menerima uang titipan denda tilang di jalan.
j) Petugas dilarang menerima uang dalam bentuk apapun yang terkait dengan kasus
pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.
k) Dilarang istirahat (duduk) di pinggir jalan.

b. Patroli Lalu Lintas


1) Tahap Persiapan

a) Mengecek sikap tampan dan kerapihan.


b) Mengecek kelengkapan perorangan.
c) Menyiapkan surat perintah pelaksanaan patroli.
d) Melaksanakan APP sebelum melaksanakan tugas.
e) Menyiapkan kendaraan dan kelengkapannya.
f) Mengecek air accu, angin ban, oli mesin, rem, power stering, lampu, segitiga pengaman,
traffic cone, meteran, alat tulis, kapur, accident kit dan lain-lain.
2) Pelaksanaan
a) Setiap melaksanakan patroli lampu rotator senantiasa menyala.
b) Pada saat patroli kaca samping pengemudi dan pendamping senantiasa terbuka kecuali
hujan.
c) Pada saat melaksanakan patroli, petugas mengamati dan mencermati situasi arus lalu lintas,
mengintai dan menemukan pelanggar, membuntuti dari belakang dengan cara yang aman,
mendahului dengan kecepatan di atas rata-rata dan mengambil tindakan sesuai prosedur.
d) Mengemudi kendaraan patroli dalam kecepatan rata-rata max 40 km/jam sehingga mudah
mengawasi situasi yang dilalui.
e) Mencatat masalah yang menonjol, apabila ada yang mencurigakan segera meminta
informasi pada kesatuan terdekat.
f) Melaporkan situasi lalu lintas pada Pos / Kesatuan Polri terdekat.
g) Membantu petugas Gatur untuk melakukan pengaturan lantas apabila terjadi kemacetan /
kesemrawutan lalu lintas.
h) Pada lokasi-lokasi tertentu petugas patroli melakukan penerangan lalu lintas dengan
menggunakan publik adress.
i) Apabila menemukan pelanggaran lalu lintas segera melakukan tindakan sesuai prosedur
penindakan, apabila dalam penindakan terseut harus disita barang bukti agar melakukan
koordinasi dengan Sat Lantas pada kesatuan setempat untuk penindakan lebih lanjut (untuk
patroli antar wilayah).
j) Apabila menemukan kecelakaan lalu lintas dan kasus kejahatan lainnya segera mengambil
tindakan pertama di TKP dan menghubungi kesatuan Polri setempat untuk penyelesaian
proses lanjut.
k) Melihat iring-iringan pengantar jenazah, lakukan pengawalan terhadap rombongan
jenazah.
l) Pada saat melaksanakan patroli melihat mobil berhenti, maka harus berhenti di belakang
mobil tersebut dan menyapa pengemudi yang diperlukan tanpa mengharapkan imbalan dari
masyarakat, dengan motto bisa membantu merupakan kebahagiaan kami.
m) Pada saat melaksanakan patroli posisi ranmor berada pada lajur paling kiri.
n) Membuat laporan hasil pelaksanaan patroli.

3) Hal-hal / Kegiatan yang Dilarang


a) Mengemudikan kendaraan dengan kecepatan tinggi kecuali dalam keadaan tertentu yang
membutuhkan penindakan dengan cepat (membawa korban laka lantas).
b) Melaksanakan pembiaran terhadap terjadinya kemacetan dan pelanggaran lalu lintas.
c) Tidak melaksanakan tindakan pertama di TKP apabila menemukan kasus laka lantas atau
kejahatan lain yang terjadi di jalan raya.
d) Pada saat melakukan patroli dilarang melaksanakan razia kendaraan dengan dalih apapun
kecuali atas perintah untuk menangkap pelaku kejahatan yang melarikan diri.
e) Dilarang melakukan tindakan penilangan di dalam kendaraan.
f) Dilarang membuka pet dan merokok dalam mobil.
g) Memberhentikan ranmor secara mendadak.
h) Dilarang memasang kaca film lebih dari 40 persen.

c. Pengawalan Lalu Lintas

1) Tahap Persiapan
a) Mengecek sikap tampan dan kerapihan
b) Mengecek kelengkapan perorangan dan kelengkapan lapangan.
c) Mengecek kelengkapan kendaraan.
d) Menyiapkan surat perintah pengawalan.
e) Melaksanakan APP sebelum melaksanakan tugas.
f) Mengadakan survey route perjalanan utama dan alternatif sebelum dilaksanakan
pengawalan.
g) Mengecek air accu, angin, ban, oli mesin, rem, power stering, lampu, setitiga pengaman,
traffic cone, meteran, alat tulis, kapur, accident kit dan lain-lain.
2) Pelaksanaan

a) Menentukan formasi pengawalan sesuai prosedur kawal kehormatan, kawal pengamanan


dan kawal pemantauan dengan mempertimbangkan obyek yang dikawal.
b) Petugas harus menguasai kendaraan yang digunakan, route pengawalan dan keadaan cuaca
sebelum melakukan pengawalan.
c) Melaksanakan koordinasi melalui alat komunikasi dengan unsur-unsur/ petugas
pengamanan yang ada disepanjang route perjalanan.
d) Mampu melakukan prosedur teknis escape dengan mempertimbangkan keamanan obyek
pengawalan sebagai prioritas dan mencari jalan terdekat dalam keadaan darurat.
e) Operator pengawal / pengemudi harus tahu persis kondisi ranmor yang dikawal, sehingga
pelaksanaan pengawalan berjalan dengan lancar (tidak terjadi yang dikawal ketinggalan /
terpisah).
f) Menjamin keamanan dan keselamatan obyek pengawalan sampai tujuan.

3) Hal-hal yang dilarang


a) Pada saat meminta jalan untuk mendahului kendaraan tidak boleh menggunakan tangan
terbuka, tetapi cukup dengan jempol diangkat ke atas.
b) Penggunaan sirine hanya dengan skala prioritas seperti pada jalur tikungan terjadi
kepadatan dan kemacetan lantas.
c) Dilarang menggunakan jalur lain yang berlawanan untuk mendahului, kecuali dalam
situasi aman.
d) Melaksanakan kegiatan lain diluar tugas pengawalan.

d. Penindakan Pelanggaran

1) Tahap Pelaksanaan

Untuk penindakan pelanggaran lalu lintas administrasi pendukung yang perlu disiapkan
antara lain :
a) Blanko Tilang / Blangko BAP Singkat.
b) Surat Perintah Tugas
c) Papan petunjuk adanya pemeriksaan.
d) Label barang bukti.

2) Cara Bertindak
Pelaksanaan penindakan Pelanggaran lalu lintas di golongkan menjadi 2 yaitu :

a) Penindakan bergerak / Hunting

(1) Yaitu cara menindak pelanggar sambil melaksanakan patroli/ bersifat insidentil, pelanggar
yang tertangkap tangan (pasal III KUHP) bagi petugas tidak perlu dilengkapi Sprin.
(2) Penindakan di tempat/stationer.
(3) Yaitu cara melaksanakan pemeriksaan kendaraan bermotor sebagaimana di atur dalam
pasal 2 huruf a pasal 3 (1) pasal 7, pasal 11, pasal 12, pasal 13 (1,2) pasal 14, 15, 18 PP 42
tahun 1993.

b) Setiap anggota Polri yang melaksanakan penindakan pelanggaran harus dilengkapi dengan
Surat Perintah Tugas dan di Pimpin oleh seorang Perwira.
c) Semua pelanggaran di tindak dengan Tilang Alternatif I, kecuali bagi pelanggar yang tidak
mengakui kesalahannya / tidak mau tanda tangan di tindak dengan alternatif II.
d) Alternatif tilang :

(1) Alternatif I diperuntukkan :


(a) Terhadap pelanggar yang mengakui kesalahannya.
(b) Pelanggar bersedia bayar denda ke Bank dan diwakili oleh petugas yang ditunjuk Polri.
(c) Formulir Tilang yang disampaikan warna biru.
(2) Alternatif II diperuntukkan :
Terhadap pelanggar yang tidak mengakui kesalahan, menentang petugas dengan cara tidak
mau tanda tangan dan atau pelanggar yang melakukan pelanggaran pada ruas jalan yang
ditetapkan sebagai Pilot Proyek Tertib Lalu Lintas (PPKTL) dan pelanggaran yang potensial
terjadi laka lantas.
e) Prosedur dan mekanisme Tilang.
Menindak pelanggar baik dengan alternatif I maupun alternatif II.

(1) Pelaksanan Tilang alternatif I

(a) Polri menindak dengan menggunakan Formulir warna Biru.


(b) Menyarankan pelanggar bayar denda ke Bank (Max. Dalam batas waktu 5 hari).
(c) Setelah pelanggar bayar denda di Bank dan Bank telah memberikan validasi berupa Cap
Registrasi, segera Polri mengembalikan Barang Bukti yang diamankan.
(d) Berkas tilang akan diajukan secara kumulatif oleh petugas Ba Tilang ke PN sedangkan
sidang di hadiri oleh wakil yang ditunjuk.

(2) Pelaksanaan Tilang Alternatif II

(a) Polri menindak dengan menggunakan Formulir warna merah.


(b) Dalam penetapan hari sidang harus memperhatikan ketetapan yang telah ditentukan oleh
pengadilan.
(c) Jelaskan dimana pelanggar harus menghadiri sidang.
(d) Pengembalian barang bukti menunggu sidang selesai.

IV. ADMINISTRASI, LOGISTIK DAN ANGGARAN

Dalam rangka mewujudkan efektifitas dan keberhasilan terhadap implementasi Naskah


Standar Operasional Prosedur (SOP) Polsek CIparay Polres Bandung tentang Tata Cara
Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek Ciparay tersebut agar dapat berjalan secara berhasil
dan berdaya guna maka diperlukan 3 (tiga) faktor pendukung yang saling berkaitan dan
terintegrasi meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Sistem Administrasi dan tata Naskah penulisan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Polsek CIparay Polres Bandung tentang Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek
Ciparay secara umum menggunakan tata penulisan dinas Polri sebagaimana ketentuan yang
berlaku di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

b. Aspek dukungan Logistik yang digunakan selama pelaksanaan Tata Cara Bertindak
Personil Seksi/Fungsi Polsek Ciparay secara umum mengacu kepada peraturan / ketentuan
tentang pola pengadaan dan pembinaan logistik yang berlaku di Lingkungan Kepolisian
Negara Republik Indonesia berupa pemanfaatan barang-barang dinas inventaris kantor Polsek
Ciparay Polres Bandung.

c. Aspek Dukungan Anggaran yang digunakan mulai dari tahapan perencanaan, tahapan
pengorganisasian, tahapan pelaksanaan, tahapan pengawasan dan pengendalian secara
keseluruhan untuk Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek Ciparay didukung /
menggunakan DIPA Polsek Ciparay Polres Bandung TA. 2017.
V. PENUTUP

1. Demikian penyusunan Naskah Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Polsek


CIparay Polres Bandung tentang Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek Ciparay
ini dibuat, agar dapat dilaksanakan oleh Polsek CIparay Polres Bandung secara terarah, tertib
dan mencapai sasaran yang telah ditentukan.

2. Sebagai pedoman, acuan dan kerangka kerja bagi para personil yang terlibat dalam Tata
Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek Ciparay sehingga dapat dilaksanakan secara
terpadu, optimal dan berhasil serta berdaya guna.

3. Naskah Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Polsek CIparay Polres Bandung
tentang Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek Ciparay ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan, dan apabila ada hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman ini akan diatur
kemudian sepanjang tidak bertentangan dengan Pedoman yang telah ada.

Ciparay, 01 Oktober 2017

KANIT LANTAS

TARYANA
AIPTU NRP 67070634

Anda mungkin juga menyukai