Anda di halaman 1dari 50

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MILIK DINAS


LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

HANJAR PENDIDIKAN POLRI

MANAJEMEN MEDIA

untuk

SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2021
KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SAMBUTAN

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Salam sejahtera, Om Swastiastu, Namo Budaya dan Salam Kebajikan.

uji dan syukur tiada henti-hentinya kita panjatkan


P ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya kepada kita sekalian atas tersusunnya
bahan ajar (Hanjar) dalam bentuk modul ini, sehingga
dapat membantu para pendidik maupun peserta didik dalam
mengikuti pendidikan sampai dengan selesainya pendidikan
Sekolah Inspektur Polisi T.A. 2021.

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri merupakan


unsur pendukung pelaksana pendidikan dan pengembangan yang
kedudukannya berada di bawah Kapolri dengan tugas merencanakan,
mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan kepolisian dalam rangka
mewujudkan sumber daya manusia yang unggul untuk menciptakan insan Tribrata
yang profesional dan modern berdasarkan jenis pendidikan profesi, manajerial
(kepemimpinan), akademis dan vokasi serta mengelola komponen pendidikan di
jajaran Lemdiklat Polri.

Untuk menghasilkan perwira Polri sebagai pemimpin garis depan yang unggul dan
berintegritas guna melaksanakan tugas Kamtibmas, diharapkan Polri dapat memenuhi
tuntutan serta menjalankan tugas pokoknya secara baik. Salah satu wujudnya
dengan mendahulukan pembenahan-pembenahan dalam pendidikan dan
penyempurnaan pada semua komponen pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP)
antara lain kurikulum dan Hanjar yang disesuaikan dengan tantangan tugas
sehingga diharapkan peserta didik SIP dapat menambah wawasan dan
pengetahuan serta memberikan pengalaman belajar.

Sekolah Inspektur Polisi (SIP) merupakan pendidikan pengembangan Polri yang


memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan pendidikan bagi calon perwira Polri
sebagai pemimpin garis depan. Sehingga diharapkan profil lulusannya sebagai
manajer tingkat pertama dalam mengelola sumber daya yang berada di bawah
tanggung jawabnya, analis masalah-masalah Harkamtibmas dan penegakan hukum
sesuai dengan lingkup tugasnya dan supervisor dalam pelaksanaan tugas pokok
kepolisian.

Tujuan…….
ii
Tujuan pendidikan SIP T.A. 2021 yaitu menghasilkan perwira Polri yang bersumber dari
Brigadir Polri sebagai pemimpin garis depan dan manajer tingkat pertama yang
profesional, prediktif, responsibility, transparansi dan berkeadilan dalam
melaksanakan tugas sebagai Harkamtibmas, pelindung, pengayom, pelayan dan
penegakan hukum guna terciptanya Kamtibmas yang kondusif.

Hanjar dalam bentuk modul ini disusun melalui proses kelompok kerja yang melibatkan
Kasetukpa Lemdiklat Polri, para pendidik masing-masing mata pelajaran, narasumber
dan personel Lemdiklat Polri. Diharapkan Hanjar ini dapat menjadi panduan yang
masih relevan, valid dan aktual dalam beberapa tahun ke depan, yang disesuaikan
dengan perkembangan situasi dan kondisi terkini/aktual.

Materi Hanjar dalam bentuk modul ini merupakan panduan dalam proses belajar
mengajar dan diharapkan para peserta didik dapat memahami serta menambah
materi dari berbagai referensi sesuai dengan dinamika perkembangan situasi dan
kondisi dalam menunjang proses pembelajaran pada pendidikan SIP.

Saya ucapkan terima kasih kepada narasumber dan peserta kelompok kerja
penyusunan Hanjar SIP yang telah mencurahkan waktu dan pikirannya, sehingga
dapat tersusun Hanjar dalam bentuk modul.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada


kita semua dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Om shanti shanti shanti om, namo budaya dan salam kebajikan.

Jakarta, 24 Februari 2021

KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Drs. ARIF SULISTIYANTO, M.Si.


KOMISARIS JENDERAL POLISI
Paraf :

iii
MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


Nomor : Kep/ 67 /II/2021

tentang

HANJAR PENDIDIKAN POLRI


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI (SIP) T.A. 2021

KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Menimbang : bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Inspektur


Polisi (SIP) diperlukan adanya Hanjar yang sesuai dengan kurikulum
dipandang perlu menetapkan keputusan.

Mengingat : 1. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor


14 Tahun 2015 tentang Sistem Pendidikan Kepolisian Negara
Republik Indonesia;

2. Peraturan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Nomor


3 Tahun 2016 tentang Penyusunan Bahan Ajar Pendidikan Polri;

3. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor:


Kep/2463/XII/2020 tanggal 22 Desember 2020 tentang Program
Pendidikan dan Pelatihan Polri Tahun Anggaran 2021;

4. Keputusan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri


Nomor: Kep/253/VI/2020 tanggal 30 Juni 2020 tentang Rencana
Kerja Satker Lemdiklat Polri Tahun Anggaran 2021;

5. Pengumuman Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor:


Peng/2/I/DIK.2.2./2021 tanggal 8 Januari 2021 tentang Seleksi
Pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) Angkatan ke-50
Tahun Anggaran 2021.

Memperhatikan: hasil kelompok kerja penyusunan Hanjar dalam bentuk modul


pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) T.A. 2021.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : 1. mengesahkan berlakunya Hanjar pendidikan Polri untuk Sekolah
Inspektur Polisi (SIP) T.A. 2021, yang tersebut dalam lampiran
keputusan ini;
2. Hanjar.....
iv
2 KEPUTUSAN KALEMDIKLAT POLRI
NOMOR : KEP/ 67 /II/2021
TANGGAL: 24 FEBRUARI 2021

2. Hanjar dalam bentuk modul ini, berklasifikasi terbatas;


3. keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Jakarta


pada tanggal : 24 Februari 2021

KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kepada Yth: Dr ANTO, M.Si.


s. ARIEF SULISTY
KOMISARIS JENDERAL POLISI
Kasetukpa Lemdiklat Polri.

v
LEMBAR IDENTITAS

MANAJEMEN MEDIA

Penyusun:

Tim Rapat Koordinasi Lemdiklat Polri T.A. 2021

Editor:

1. Brigjen Pol. Drs. Adi Kuntoro


(Karo Kurikulum Lemdiklat Polri)
2. Kombes Pol. Drs. Imran Yunus, M.H.
(Kabag Kurhanjar Dikbangum Rokurlum Lemdiklat Polri)
3. AKBP Andi Sophian, S.I.K.
(Kasubbag Sespimma Bag Kurhanjar Dikbangum Rokurlum Lemdiklat Polri)
4. Penata Yusdan Ibnuza Mahany, S.Pd.
(Operator)

Hanjar Pendidikan Polri


Sekolah Inspektur Polisi

Diterbitkan oleh:

Bagian Kurikulum Bahan Ajar Pendidikan Pengembangan Umum


Biro Kurikulum
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri
Tahun 2021

Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Bahan Ajar (Hanjar) Pendidikan
Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri.

vi
DAFTAR ISI

Sambutan Kalemdiklat Polri ................................................................................ ii

Keputusan Kalemdiklat Polri ................................................................................ iv

Lembar Identitas.................................................................................................. vi

Daftar Isi .............................................................................................................. vii

Pendahuluan ........................................................................................................ 1

Standar Kompetensi ............................................................................................ 2

MODUL 1 MANAJEMEN MEDIA .........................................................................................


3

Pengantar ............................................................................................................
3

Kompetensi Dasar .............................................................................................


3

Materi Pelajaran .................................................................................................


4

Metode Pembelajaran ........................................................................................


4

Alat/Media Bahan, dan Sumber Belajar .............................................................


5

Kegiatan Pembelajaran ......................................................................................


5

Tagihan/Tugas ....................................................................................................
6

Lembar Kegiatan ................................................................................................


7

Bahan Bacaan .....................................................................................................


8

8
1. Hakikat Manajemen Media ..............................................

9
2. Unsur-Unsur Dalam Manajemen Media ..........................

vii
Rangkuman .........................................................................................................
14

Latihan ................................................................................................................
15

MODUL 2 PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL DI ERA REVOLUSI


INDUSTRI 4.0. .....................................................................................................
16

Pengantar ............................................................................................................
16

Kompetensi Dasar .............................................................................................


16

Materi Pelajaran .................................................................................................


17

Metode Pembelajaran ........................................................................................


17

Alat/Media Bahan, dan Sumber Belajar .............................................................


18

Kegiatan Pembelajaran ......................................................................................


19

Tagihan/Tugas ....................................................................................................
20

Lembar Kegiatan ................................................................................................


20

Bahan Bacaan .....................................................................................................


21

1. Pengertian Media Sosial .................................................. 21

2. Unsur-Unsur Dalam Penggunaan Media Sosial ............. 22

3. Jenis-Jenis dan Bentuk Media Sosial .............................. 22

4. Media Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 ........................ 26

5. Proses Pemanfaatan Media Sosial Dalam Rangka 27


Pembentukan Opini Positif Masyarakat Terhadap Polri ..

6. Dampak Media Sosial Terhadap Kehidupan Masyarakat 28

7. Faktor-Faktor Penunjang Keberhasilan Pengelolaan 29


Media Sosial ....................................................................

Rangkuman .........................................................................................................
41

Latihan ................................................................................................................
42

viii
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

MANAJEMEN MEDIA
MODUL
10 JP (450 Menit)

Pendahuluan

Kepercayaan publik sangat erat terkait dengan bagaimana opini publik


terhadap Polri akan terbangun, positif atau negatif. Opini sangat
tergantung pada bagaimana Polri dapat melaksanakan tugas sesuai
harapan masyarakat, dan bagaimana masyarakat itu sendiri bisa
menerima informasi tentang apa yang telah dilakukan Polri. Bila
seluruh anggota dan komponen Polri yang dapat mengemas dan
memberikan informasi dengan baik kepada masyarakat, maka sekecil
apapun keberhasilan yang dicapai Polri akan dapat membangun opini
publik yang positif terhadap Polri.
Dalam rangka memasuki era kemitraan dan kerjasama (Partnership
dan Networking) Polri merencanakan program – program untuk
mengintensifkan sosialisasi / promosi dan publikasi kinerja Polri guna
memperoleh dukungan dan partisipasi baik internal maupun
eksternal dengan memerankan fungsi Humas Polri sebagai Front
Office Polri. Agar kebijakan tersebut membumi, maka diperlukan
komitmen dan kerja keras seluruh jajaran Polri mewujudkan bukti nyata
berupa peningkatan profesionalisme dan pelayanan Polri.
Kepolisian harus senantiasa bisa bekerja sama dengan media, baik
formal maupun informal. Kerja sama juga harus dijalin dengan media
konvensional maupun mainstream. Kerja sama bisa dilakukan dengan
kegiatan informal, seperti mengadakan pertemuan atau forum diskusi.
Hal itu bertujuan agar media dapat membantu tugas kepolisian dalam
rangka menciptakan stabilitas keamanan sehingga terbangun satu
kesamaan pandangan jika berbicara kepentingan bangsa dan negara
dan stabilitas keamanan. Ini hanya bisa diwujudkan melalui
komunikasi.
Dalam hanjar ini materi yang akan diberikan yaitu manajemen media
serta pengelolaan media sosial di era revolusi industri 4.0, dengan
tujuan agar peserta didik Memahami dan terampil menerapkan
manajemen media di era revolusi industri 4.0.

MANAJEMEN MEDIA 1
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Standar Kompetensi

Memahami dan terampil menerapkan manajemen media di era revolusi


industri 4.0.

MANAJEMEN MEDIA 2
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

MODUL MANAJEMEN MEDIA


01
2 JP ( 90 menit)

Pengantar

Hanjar ini membahas materi hakikat manajemen media serta unsur-


unsur dalam manajemen media.

Tujuan diberikannya Hanjar ini yaitu agar peserta didik memahami


manajemen media.

Kompetensi Dasar

Memahami manajemen media.

Indikator Hasil Belajar

1. Menjelaskan hakikat manajemen media.

2. Menjelaskan unsur-unsur dalam manajemen media

MANAJEMEN MEDIA 3
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Materi Pelajaran

Pokok Bahasan

Manajemen media.

Subpokok Bahasan

1. Hakikat manajemen media.

2. Unsur-unsur dalam manajemen media

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah.
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang hakikat
manajemen media.
2. Metode Brainstorming (curah pendapat)
Metode ini digunakan untuk menggali pendapat/pemahaman
peserta tentang materi hakikat manajemen media.
3. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
telah disampaikan.
4. Metode Penugasan
Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik
tentang materi yang telah diberikan.

MANAJEMEN MEDIA 4
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Alat/media, bahan, dan Sumber belajar

1. Alat/Media :
a. White board.
b. LCD.
c. Laptop.
d. Laser point.
e. Koneksi internet.
f. Website.
g. Email.

2. Bahan:
a. Alat tulis.
b. Kertas flipchart.

3. Sumber belajar :
a. Tim MI Publishing, 2016, Kombes Pol Mohammad Iqbal
S.I.K, M.H - Bujan Sekadar Juru Bicara, Jakarta, Media
Indonesia Publishing.
b. https://nasional.kompas.com/read/2018/12/17/11473081/kap
olri-sebut-humas-jadi-fungsi-utama-polri.
c. https://nasional.kompas.com/read/2018/12/17/11473081/kap
olri-sebut-humas-jadi-fungsi-utama-polri.

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap awal : 10 menit


Pendidik melaksanakan apersepsi:
a. Pendidik memerintahkan peserta didik melakukan refleksi.
b. Pendidik mengaitkan materi yang sudah disampaikan
dengan materi yang akan disampaikan.
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.

MANAJEMEN MEDIA 5
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Tahap inti : 70 menit

a. Pendidik menyampaikan materi manajemen media.


b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal yang
penting, bertanya jika ada materi yang belum
dimengerti/dipahami.
c. Peserta didik melaksanakan curah pendapat tentang
materi yang disampaikan oleh pendidik.
d. Pendidik menggali pendapat tentang materi yang telah
disampaikan;
e. Peserta didik melaksanakan curah pendapat tentang
materi yang disampaikan oleh pendidik;
f. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya atau menanggapi materi;
g. Peserta didik merespon secara aktif proses pembelajaran;
h. Pendidik menyimpulkan materi pelajaran yang telah
disampaikan kepada peserta didik.

3. Tahap akhir : 10 menit


a. Cek Penguatan materi.
Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi
secara umum.
b. Cek penguasaan materi.
Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya
secara lisan dan acak kepada peserta didik.
c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.
Pendidik menggali manfaat yang bisa di ambil dari materi
yang disampaikan.
d. Pendidik menugaskan peserta didik untuk membuat
resume

Tagihan/Tugas
Peserta didik mengumpulkan resume dari materi yang telah
diberikan.

MANAJEMEN MEDIA 6
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Lembar Kegiatan

Peserta didik membuat resume dari materi yang telah diberikan.

MANAJEMEN MEDIA 7
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

MANAJEMEN MEDIA

1. Hakikat Manajemen Media.

Manajemen Media Massa dalam ilmu manajemennya di cirikan


sebagai seni untuk mengetahui animo serta keinginan massa
atas informasi tertentu yang menjual untuk dihadirkan ke
hadapan khalayak. Dalam kaidah keilmuan jurnalistik terkini,
membutuhkan informasi yang dipolakan, dicirikan serta diteliti
untuk menjadi fokus dalam kajian tersebut. Ini berlaku bagi
media apa saja baik cetak ataupun elektronik.
Media Massa memiliki satu tujuan pasti yakni menjual informasi
bagi khalayak. Karena strategisnya fungsi informasi bagi
masyarakat, maka usaha media massa selalu berkembang
seiring dengan tumbuhnya ekonomi. Dalam menjual informasi,
ada keunikan tersendiri dalam segi manajemen media massa.
Karena ini bisnis menjual informasi yang diolah dengan cara
jurnalistik, maka sebaiknya yang menjadi manajer media masa
adalah orang-orang jurnalistik, yakni orang-orang yang memiliki
kemampuan di bidang ilmu jurnalistik secara formal.
Dalam Manajemen Media Massa ada proses terpenting pada
elemen yang terkandung di dalamnya. Elemen yang terpenting
itu adalah survey. Survey merupakan elemen terpenting karena
menjadikan seseorang di dalamnya atau organisasi yang
menganut paham tersebut menjadi tahu bagaimana selera dan
target pasar/khalayak,mengerti dan paham bagaimana keadaan
kompetitor perusahaan apakah mermbahayakan atau tidak
sehingga memacu perusahaan kita lebih maju dan berkembang
sesuai yang kita harapkan. Survey juga merupakan awal dari
sebuah proses management media massa untuk mencapai
kesuksesan.
a. Pengertian manajemen media massa.
Pengertian manajemen media massa adalah suatu proses
pengelolaan media massa secara efektif dan efisien
dengan memanfaatkan berbagai sumber daya untuk
mencapai tujuan. Dalam hal ini strategi Humas Polri dalam
melakukan press reletions tidah hanya terbatas pada
media konvensional akan tetapi juga melakukan
pendekatan dengan media mainstream melalui berbagai
program dan kegiatannya dalam mendukung kinerja Polri.

MANAJEMEN MEDIA 8
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Konsepsi informasi publik.


Informasi publik adalah informasi yang dihasilkan,
disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu
Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan
penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan
penyelenggaraan Badan Publik lainnya serta informasi lain
yang berkaitan dengan kepentingan publik. Polri
merupakan badan publik.
c. Teori pencitraan dan kehumasan.
Citra dianggap memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
persepsi pelanggan terhadap barang dan jasa yang
ditawarkan (Danuparta, 2007), jadi citra akan
mempengaruhi perilaku pelanggan dalam hal ini
menyangkut minat. Sikap dan tindakan seseorang
terhadap suatu obyek sangat ditentukan oleh pencitraan
obyek tersebut, pada industri jasa dan business to
bussiness, merek atau jasa sering dikaitkan dengan
pencitraan suatu perusahaan. (Danuparta, 2007)
mengambil suatu kesimpulan bahwa pencitraan
merupakan keseluruhan persepsi yang terbentuk dari
obyek berdasarkan informasi dan pengalaman masa lalu
konsumen.
Manajemen Media tersebut meliputi kegiatan :
1) Pendekatan terhadap media Kovensional dan
Mainstream.
2) Pengelolaan sosial media.
3) Pengunaan intelijen media.
4) Mengangkat keberhasilan.
5) Menekan berita negatif.
6) Merespon cepat dan segera netralisir sentimen
negatif.
7) Mengelola trending topik.

2. Unsur-Unsur Dalam Manajemen Media

a. Teori Manajemen
Manajemen merupakan proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan
anggota organisasi dan menggunakan semua sumberdaya
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. George R. Terry menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan manajemen adalah proses planning
MANAJEMEN MEDIA 9
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating


(pelaksanaan), dan controlling (pengendalian) untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien
melalui kegiatan yang dilakukan oleh orang lain.
Dalam prosesnya, manajemen merupakan suatu daur
yang berulang dan tidak pernah berhenti sampai
organisasi tersebut tidak ada lagi. Sehingga dapat
ditemukan teknik, taktik, strategi dan siasat serta cara
bertindak yang tepat sebagai konsepsi pemecahan
masalah. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat
suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools
yang digunakan dalam penulisan ini dikenal dengan (4) M,
yaitu man (sumber daya manusia), money (uang atau
anggaran), materials (sarana dan prasarana) dan method
(sistem dan metode).
b. Manajemen Strategis
Manajemen strategis merupakan sejumlah keputusan dan
tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi
atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu
mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen
strategis adalah cara dengan jalan mana para perencana
strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan
(Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, 1997).
Dalam hal ini kegiatan - kegiatan ”perusahaan” dapat pula
diaplikasikan ke dalam kegiatan-kegiatan sebuah
”organisasi”, yakni satuan organisasi Kepolisian dari
tingkat Mabes, Polda sampai Polres. Sondang P. Siagian
mendefinisikan manajemen strategi sebagai serangkaian
keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh
manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh
jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi tersebut. Teori Managemen Strategi digunakan
untuk membahas dalam melakukan langkah-langkah
pencapaian.

Contoh unsur manajerial dalam manajemen media sebagai


berikut:

a. Aspek Perencanaan
1) Merencanakan kegiatan Jumpa Press secara berkala
(harian, mingguan dan bulanan).
2) Merencanakan pelatihan dan kursus kilat tentang
pengelolaan sosial media, pengelolaan trending topik
dan penggunaan intelijen media monitoring.
3) Merencanakan pengembangan sarana dan
MANAJEMEN MEDIA 10
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

prasarana berbasis teknologi bagi Humas Polri.


4) Merencanakan secara berkala dan rutin kegiatan
membuka ruang komunikasi dengan seluruh
masyarakat, baik melalui Focus Group Discassion
(FGD), dialog Polri maupun dengan menghadiri
kegiatan diskusi publik.
5) Merencanakan pertemuan dengan para nitizen,
blogger, pemilik akun yang mengatasnamakan Polri.
6) Merencanakan Goes to Campus sebagai sarana
komunikasi interaktif.
b. Aspek Pengorganisasian
1) Membentuk satuan tugas (Satgas) untuk
mengakselerasi tugas, yang di isi oleh personel
antar unit kerja.
2) Menyusun pertelaan tugas untuk pembagian tugas,
siapa berbuat apa dan siapa melakukan apa serta
siapa bertanggungjawab pada siapa.
3) Menyusun hubungan tata cara kerja untuk
mengoptimalisasi input dan support data ke Humas
Polri.
4) Terbentuknya tim analisa dan evaluasi yang
melakukan monitoring terhadap kinerja satuan tugas
(Satgas) manajemen media.
c. Aspek Pelaksanaan
1) Terhadap kegiatan pendekatan pada media
mainstream, dilaksanakan:
a) Pendekatan kepada pemilik dan tim manajemen
media mainstream (pimpinan dan pemimpin
redaksi, redaksi, koordinasi liputan dan
wartawan) milik media massa nasional maupun
daerah.
b) Arah pemilikan/agenda bahan informasi apa
yang akan disampaikan dalam waktu 1x24 jam
kedepan. Dinamika bahan informasi tersebut
untuk mengimbangi agenda setting yang telah
dipersiapkan media.
c) Pertemuan secara periodik dan
berkesinambungan yang melibatkan para
pejabat utama di tingkat Mabes Polri maupun di
wilayah hukum Polda, sebagai bentuk
komunikasi 2 (dua) arah.

MANAJEMEN MEDIA 11
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2) Terhadap kegiatan pengelolaan media sosial,


dengan melaksanakan :
a) Pemenuhan jumlah ideal dan rasional personel
pengelola media sosial serta pelatihan untuk
peningkatan kemampuan dan keterampilan.
b) Struktur organisasi yang secara khusus
mengelola media sosial.
c) Kebutuhan standar dan ideal serta dukungan
sarana dan prasarana untuk dapat mengelola
media sosial.
d) Melakukan Patroli di Media Sosial/Social Media.
3) Terhadap kegiatan penggunaan intelijen media,
dengan melaksanakan:
a) Penyediaan sarana dan prasarana intelijen
media monitoring (IMM), sehingga fungsi IMM
dapat dimanfaatkan oleh semua satuan kerja/
kewilayahan.
b) Sistem dan metode penyampaian informasi dari
satuan kerja/ mensupport data/ informasi ke
Humas Polri.
c) Monitoring trending topic di media sosial dan
media online serta media mainstream.
4) Terhadap kegiatan mengangkat keberhasilan tugas,
dengan merencanakan :
a) Pelatihan kemampuan dan keterampilan dalam
mengelola pemberitaan keberhasilan.
b) Penyediaan teknologi informasi untuk
mendistribusikan informasi secara massif dan
massal.
c) Meingikutsertakan media massa (mainstream
dan media online) untuk meliput keberhasilan
baik di Satuan Kerja tingkat Mabes dan Satuan
Kewilayahan (Polda dan jajarannya).
5) Tugas kegiatan menekan berita negatif
dilaksanakan :
a) Pelatihan/keterampilan personel untuk
mengendalikan berita negatif, misalnya
mendesiminasi berita positif atau dengan
menyatakan kepribadian/penyesalan terhadap
peristiwa negatif yang terjadi.
b) Melakukan kontra opini dengan membuat
penjelasan terkait fakta yang terjadi dan
MANAJEMEN MEDIA 12
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

melakukan koreksi bagi media yang tidak


mengkonfirmasi. Gunakan hak jawab dan hak
koreksi untuk menunjukan kemampuan/
pengetahuan Humas Polri tentang kode etik
jurnalistik.
c) membuat dan mengisi Media Internal seperti
Facebook, Youtube, Instagram, dengan berita-
berita positif Polri dengan mengedepankan
seluruh Humas yang ada di Satker dan Satwil.
d) Mengisi Berita Positif melalui pengelolaan
Website Polri.
6) Terhadap kegiatan yang harus direspon cepat dan
segera menetralisir sentiment negative,
dilaksanakan :
a) Memberdayakan personel Humas Polri untuk
memonitor informasi negatif, yang tersebar.
Hasil monitor, diserahkan kepada tim anev yang
sudah di bentuk (satuan tugas peningkatan
kapasitas) untuk penyampaian kontra opini dan
menetralisir sentiment negatif.
b) Mendesiminasi informasi dan dokumentasi fakta
yang terjadi. Dalam hal sentiment negatif
diakibatkan perilaku/ penyalahgunaan
wewenang personel Polri, maka
jelaskanlangkah tindakan Polri untuk
menangani masalah tersebut. Jangan biarkan
ssentimen negatif tanpa ada penjelasan dari
Polri.
7) Terhadap pengelolaan trending topik , dilaksanakan :
a) Monitoring berita di media sosial dan media
mainstream.
b) Terkait berita positif agar dipertahakan dalam
1-2 hari kedepan melalui pendesiminasian
informasi secara rutin.
c) Terkait berita negatif, desiminasi berita positif
untuk menurunkan peringkat topik yang jadi
trend.
d. Aspek Pengawasan dan Pengadilan
1) Sudah tersedianya unit wasdal di Humas Polri yang
berperan mengevaluasi kinerja Humas Polri.
2) Adanya laporan harian dan mingguan serta laporan
insidentil lainnya.
3) Terselenggaranya asistensi dan supervisi dari satuan
atas.
MANAJEMEN MEDIA 13
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4) Terpenuhinya target/sasaran pencapaian tujuan


manajemen media.
5) Penerapan punishment dan reward sehingga dapat
memotivasi personel dalam pelaksanaan tugas.

Rangkuman

1. Media Massa memiliki satu tujuan pasti yakni menjual informasi


bagi khalayak. Karena strategisnya fungsi informasi bagi
masyarakat, maka usaha media massa selalu berkembang
seiring dengan tumbuhnya ekonomi. Dalam menjual informasi,
ada keunikan tersendiri dalam segi manajemen media massa.
Karena ini bisnis menjual informasi yang diolah dengan cara
jurnalistik, maka sebaiknya yang menjadi manajer media masa
adalah orang-orang jurnalistik, yakni orang-orang yang memiliki
kemampuan di bidang ilmu jurnalistik secara formal.
2. Pengertian manajemen media massa adalah suatu proses
pengelolaan media massa secara efektif dan efisien dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan.
Dalam hal ini strategi Humas Polri dalam melakukan press
reletions tidah hanya terbatas pada media konvensional akan
tetapi juga melakukan pendekatan dengan media mainstream
melalui berbagai program dan kegiatannya dalam mendukung
kinerja Polri.
3. Citra dianggap memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
persepsi pelanggan terhadap barang dan jasa yang ditawarkan
(Danuparta, 2007).

4. Berikut dijelaskan fungsi manajerial dalam manajemen media


sebagai berikut:

a. Aspek Perencanaan.
b. Aspek Pengorganisasian.
c. Aspek Pelaksanaan.
d. Aspek Pengawasan dan Pengadilan.

MANAJEMEN MEDIA 14
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Latihan
1. Jelaskan hakikat manajemen media !
2. Jelaskan strategi kehumasan !
3. Jelaskan kepercayaan publik terhadap Polri 3 Tahun terakhir !
4. Jelaskan kondisi kehumasan Polri mendukung tugas Polri
melalui media !
5. Jelaskan strategi Humas dalam implementasi manajemen
media !

MANAJEMEN MEDIA 15
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL DI ERA


REVOLUSI INDUSTRI 4.0.
MODUL
02 8 JP ( 360 menit)

Pengantar

Pada Hanjar ini membahas materi tentang pengertian media sosial,


unsur-unsur dalam penggunaan media sosial, jenis-jenis dan bentuk
media sosial, media sosial di era revolusi industri 4.0, proses
pemanfaatan media sosial dalam rangka pembentukan opini positif
masyarakat terhadap Polri, dampak media sosial terhadap kehidupan
masyarakat, faktor-faktor penunjang keberhasilan pengelolaan media
sosial.
Tujuan diberikan materi ini agar peserta didik memahami dan
menerapkan pengelolaan media sosial di era revolusi industri 4.0.

Kompetensi Dasar

Memahami dan menerapkan pengelolaan media sosial di era


revolusi industri 4.0.
Indikator Hasil Belajar :
1. Menjelaskan pengertian media sosial.
2. Menjelaskan unsur-unsur dalam penggunaan media sosial.
3. Menjelaskan jenis-jenis dan bentuk media sosial.
4. Menjelaskan media sosial di era revolusi industri 4.0.
5. Menjelaskan proses pemanfaatan media sosial dalam rangka
pembentukan opini positif masyarakat terhadap Polri.
6. Menjelaskan dampak media sosial terhadap kehidupan
masyarakat.
7. Menjelaskan faktor-faktor penunjang keberhasilan pengelolaan
media sosial.
8. Membuat press release tugas Polri pada tingkat Polsek.
9. Melakukan press release tugas Polri pada masyarakat tingkat
Polsek.

MANAJEMEN MEDIA 16
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Materi Pelajaran

Pokok bahasan
Pengelolaan media sosial di era revolusi industri 4.0.
Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian media sosial.
2. Unsur-unsur dalam penggunaan media sosial.
3. Jenis-jenis dan bentuk media sosial.
4. Media sosial di era revolusi industri 4.0.
5. Proses pemanfaatan media sosial dalam rangka pembentukan
opini positif masyarakat terhadap polri.
6. Dampak media sosial terhadap kehidupan masyarakat.
7. Faktor-faktor penunjang keberhasilan pengelolaan media sosial.

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah.
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang
manajemen media.
2. Metode Brainstorming (curah pendapat)
Metode ini digunakan untuk menggali pendapat/pemahaman
peserta tentang materi Manajemen Media.
3. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
telah disampaikan.
4. Metode Penugasan
Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik
tentang materi yang telah diberikan.
5. Metode Praktik
Metode ini digunakan untuk membuat press release tugas Polri
pada tingkat Polsek dan melakukan press release tugas Polri
pada masyarakat tingkat Polsek.

MANAJEMEN MEDIA 17
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Alat/media, bahan, dan Sumber belajar

1. Alat/Media :
a. White board.
b. LCD.
c. Laptop.
d. Laser point.
e. Koneksi Internet .
f. Website.
g. Email.

2. Bahan:
a. Alat tulis.
b. Kertas flipchart.

3. Sumber belajar :
a. Tim MI Publishing, 2016, Kombes Pol Mohammad Iqbal
S.I.K, M.H - Bujan Sekadar Juru Bicara, Jakarta, Media
Indonesia Publishing.
b. https://nasional.kompas.com/read/2018/12/17/11473081/k
apolri-sebut-humas-jadi-fungsi-utama-polri.
c. https://nasional.kompas.com/read/2018/12/17/11473081/k
apolri-sebut-humas-jadi-fungsi-utama-polri.
d. https://tekno.kompas.com/read/2019/02/05/11080097/face
book-jadi-medsos-paling-digemari-di-indonesia?page=all
e. https://www.bawaslu.go.id/sites/default/files/publikasi/Pand
uan%20Pengawasan%20MediaSosial.pdf
f. Jurnal Pemanfaatan Media Sosial Untuk Efektifitas
Komunikasi oleh Ahmad Setiadi ( AMIK BSI Karawang).

MANAJEMEN MEDIA 18
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap awal : 10 menit


Pendidik melaksanakan apersepsi:
a. Pendidik memerintahkan peserta didik melakukan refleksi.
b. Pendidik mengaitkan materi yang sudah disampaikan
dengan materi yang akan disampaikan.
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Tahap inti : 160 menit

a. Pendidik menyampaikan materi manajemen media.


b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal yang
penting, bertanya jika ada materi yang belum
dimengerti/dipahami.
c. Peserta didik melaksanakan curah pendapat tentang
materi yang disampaikan oleh pendidik.
d. Pendidik menyimpulkan materi pelajaran yang telah
disampaikan kepada peserta didik.
e. Pendidik menugaskan peserta didik untuk membuat siaran
pers dan membuat press release tugas polri pada tingkat
Polsek dan praktik melakukan press release tugas Polri
pada masyarakat tingkat Polsek.
f. Pendidik membahas hasil praktik press release peserta
didik.

3. Tahap akhir : 10 menit


a. Cek Penguatan materi.
Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara
umum.
b. Cek penguasaan materi.
Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya
secara lisan dan acak kepada peserta didik.
c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.
Pendidik menggali manfaat yang bisa di ambil dari materi
yang disampaikan.
d. Pendidik menugaskan peserta didik untuk membuat
resume.
4. Tahap ujian (tes sumatif) : 90 menit

MANAJEMEN MEDIA 19
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Tagihan/Tugas
1. Peserta didik mengumpulkan resume dari materi yang telah
disampaikan.
2. Peserta didik mengumpulkan hasil pembuatan press release
tugas Polri pada tingkat Polsek dan hasil press release tugas
Polri pada masyarakat tingkat Polsek.

Lembar Kegiatan
1. Peserta didik meresume materi peran humas dalam
membangun kemitraan di masyarakat.
2. Peserta didik mempraktikan membuat siaran pers.

SKENARIO 1

Pelaku : IS dan BG
Barang bukti : Luka tusuk di beberapa bagian tubuh
korban
Motif : Belum diketahui
Pasal yang disangkakan : 338 KUHP ancaman kurungan
20 Tahun
Waktu kejadian : Rabu, 12 Januari 2018
Upaya kepolisian : mengumpulkan bukti dan memeriksa
saksi-saksi
Lokasi : Jalan Bandeng Raya No 10, Kelurahan
Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi
Selatan, Kabupaten Bekasi
Korban : Satu Keluarga
 Buatlah Press Release tentang pembunuhan yang
menewaskan satu keluarga dengan poin-poin diatas :
SKENARIO 2
1. Briptu Agus Hartono, anggota Bhabinkamtibmas Polres Kolaka,
Sulawesi Tenggara menciptakan alat pengolah limbah plastik menjadi
bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan bermotor. Keprihatinan
melihat banyaknya sampah plastik menumpuk di lingkungannya
menjadi alasan Briptu Agus untuk melakukan hal tersebut. Kapolres
Kolaka, AKBP Bambang Satriawan, S.Ik. mengapresiasi apa yang
dilakukan Briptu Agus. Harapannya Briptu Agus dapat menjadi contoh
bagi anggota lain.
 Buatlah Headline atau judul berita yang menarik kemudian
susunlah menjadi berita dengan diksi-diksi yang dapat
menaikkan citra positif kepolisian!

MANAJEMEN MEDIA 20
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL


DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0.

1. Pengertian Media Sosial

Sebelum dikenalnya media komunikasi seperti sekarang, arus


informasi yang disampaikan terbilang masih belum secepat saat
ini dikarenakan masih digunakannya media konvensional.
Namun, seiring dengan berkembangnya jaman, masyarakat
tentu saja juga ikut beradaptasi menghadapi kemajuan dengan
munculnya media sosial dan perangkat elektronik lain yang
memudahkan dalam berinteraksi yang bersifat tanpa batas.
Media semestinya diperhatikan karena dapat mempengaruhi
masyarakat (Wahyudin,Ronauli, Elita, Mirawati, 2016:125).
Media juga merupakan alat persuasi yang ampuh (Barezki &
Hafiar,2016:1).
Media sosial menurut Van Dijk (dalam Nasrullah, 2014: 11)
adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi
pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun
berkolaborasi yang mana media sosial dapat dilihat sebagai
fasilitator online yang menguatkan hubungan antar pengguna
sekaigus sebagai sebuah ikatan sosial. Selain itu media sosial
memungkinkan seseorang menyusun pesan personal dan
menyebarluaskannya secara massal dalam waktu yang
cepat serta menjangkau khalayak yang sangat luas dan tak
terbatas. Di dunia maya tidak terikat pada lokasi dan institusi
tertentu sehingga melahirkan berbagai kesempatan atau peluang
bagi pengguna media sosial berpikir, bersikap, atau bertindak,
tanpa adanya kontrol yang berarti, kecuali kesadaran diri
pengguna tersebut (Maryani dan Arifin, 2014).
Jumlah pengguna media sosial di Indonesia semakin bertambah.
Tahun ini, menurut riset dari perusahaan media We Are Social
yang bekerja sama dengan Hootsuite, menyebut ada 150 juta
pengguna media sosial di Indonesia. Jumlah itu naik 20 juta
pengguna dibanding hasil riset pada 2018. Masih sama seperti
tahun lalu, Facebook menjadi aplikasi media sosial yang paling
banyak digemari di Indonesia, dengan penetrasi 81 persen,
meski diterpa skandal keamanan setahun belakangan. Instagram
yang juga dimiliki Facebook, menjadi media sosial terpopuler
kedua di Indonesia, dengan penetrasi 80 persen. Khusus untuk
media sosial, lima besar di Indonesia diduduki oleh Facebook,
Instagram, Twitter, Snapchat, dan LinkedIn. Popularitas
Facebook sebagai media sosial hanya bisa dikalahkan oleh
platform streaming video YouTube dan aplikasi pesan instan

MANAJEMEN MEDIA 21
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

yang dinaunginya, yakni WhatsApp. YouTube di Indonesia


memiliki penetrasi 88 persen, sementara WhatsApp dengan
penetrasi 83 persen.
Di masa sekarang, selain berubah menjadi media baru, media
konvensional juga mulai merambah ke arah media sosial sebagai
salah satu cara menyebarkan dan mendapatkan informasi.
Secara tidak langsung, sosial media membantu media untuk
bertukar informasi.
Kini terdapat lebih dari 20 sosial media yang ada di dunia
dengan pengguna yang berjumlah ribuan bahkan jutaan.
Banyaknya pengguna sosial media tentu memperluas jaringan
pertukaran informasi, termasuk media itu sendiri. Melalui media
sosial masyarakat dengan mudah memperoleh informasi tentang
peristiwa yang terjadi di negara lain. Hal inilah yang kemudian
dimanfaatkan oleh media. Banyaknya informasi yang berlalu-
lalang di sosial media tak ayal mempermudah pekerjaan media
dalam membuat berita.

2. Unsur-Unsur Dalam Penggunaan Media Sosial

Media sosial mempunyai unsur – unsur yang bercirikan :


a. Partisipasi
Media sosial mendorong kontribusi dan umpan balik
(feedback) dari siapapun. Setiap orang dapat
mengaksesnya secara bersama-sama berdasarkan
kesadaran sendiri;
b. Keterbukaan
Setiap kata/ungkapan/informasi yang dipublikasikan
berpeluang untuk ditanggapi orang lain karena pada
dasarnya media sosial bersifat terbuka bagi siapa saja;
c. Saling terhubung
Sifat media sosial adalah berjejaring. Media sosial dapat
melakukan percakapan dua arah atau lebih, antara satu
dengan lainnya akan saling terhubung. Kelebihan media
sosial terletak pada link-link yang menghubungkannya
dengan berbagai situs antar media sosial maupun
perorangan;
d. Advokasi
Media sosial memungkinkan siapa saja mampu
menjangkau orang banyak serta mendapat dukungan
terhadap satu isu yang sedang mereka perjuangkan.

3. Jenis-Jenis dan Bentuk Media Sosial.

a. Relationship Networks
Sosial media yang dipahami oleh masyarakat umum adalah

MANAJEMEN MEDIA 22
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

website yang digunakan untuk bekomunikasi dan


bersosialisasi. Beberapa sosial media yang masuk dalam
kategori Relationship Networks adalah Facebook, LinkedIn,
Google Plus dan sebagainya.
Relationship Networks adalah salah satu fase awal sosial
media yang diluncurkan ke publik. Biasanya dengan fitur
halaman profil, yang berisi foto, biodata dan informasi
tambahan lain mengenai pengguna. Tidak jarang pengguna
dianjurkan untuk mendaftar dengan nama asli, tapi
sebagian besar sosial media bisa digunakan secara gratis.
Relationship Networks memudahkan pengguna untuk
berkomunikasi melalui satu tempat, yaitu pada dinding
(Walls), Timelines atau Private Messages (PM). Ditambah
fitur berbagi(sharing) informasi kepada seluruh jaringan
hanya dengan satu klik.
Jenis Relationship Networks pun bermacam-macam, mulai
dari yang profesional untuk mencari pekerjaan, terhubung
dengan sesama profesional dan berbagi rekomendasi
perusahaan.
Relationship network juga menawarkan cara yang menarik
bagi brand atau bisnis untuk terhubung dengan pengguna
(konsumen) secara pribadi. Jaman sekarang bagi sebuah
brand sangatlah penting untuk memiliki Facebook Page,
Instagram atau akun Twitter. Akun sosial media seperti ini
bisa dimanfaatkan untuk terhubung dengan konsumen via
online seperti menjawab keluhan dan pertanyaan.
b. Media Sharing Networks
Sosial Media ini ditentukan oleh jenis media yang dibagikan
antara penggunanya. Facebook dan Twitter memiliki
kemampuan berbagi video dan gambar yang sangat bagus.
Tapi, mayoritas content (postingan) yang dibagikan oleh
pengguna pada sosial media ini mengandung teks.
Berbeda dengan channel sosial media lain, pada Flickr atau
Instagram, content visual merupakan fokus utama mereka.
Pengguna memang diberikan fitur untuk mengunggah dan
mengedit gambar sebelum menambahkan caption atau
mention/tag pengguna lain.
Begitu juga dengan channel sosial media seperti YouTube
dan Vimeo serta aplikasi seperti Vine dan Snapchat yang
menggunakan video sebagai content utamanya.
c. Online Reviews
Sosial media untuk Online Reviews berbasis lokasi seperti
OpenRice, TripAdvisor & Zomato memiliki daya tarik
tersendiri sebagai sosial media yang mengadopsi teknologi
Geolocation.

MANAJEMEN MEDIA 23
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Geolocation (geolokasi) adalah sebuah sistem identifikasi


lokasi geografis untuk menemukan lokasi suatu objek
seperti smartphone atau komputer yang terhubung ke
Internet . Teknologi inilah yang kini secara tidak langsung
membuat sosial media menjadi semakin berkembang.
Ditambah semakin banyak pengguna yang lebih memilih
untuk mencari rekomendasi baik dari Internet maupun
rekomendasi teman untuk tempat makan.
Kini situs Online Reviews sudah sangat bervariasi jenisnya
mulai dari hotel, restoran atau bahkan perusahaan. Kini
Online Reviews memiliki andil yang cukup besar dalam
pengambilan keputusan pembelian konsumen, dibanding
sebelumnya. Situs penyedia jasa besar seperti Airbnb dan
Uber, sangat bergantung pada review dari konsumen. Hal
ini sangat penting bagi konsumen yang ingin mengetahui
kualitas dari layanan yang ditawarkan. Sangat penting bagi
sebuah brand untuk memiliki fitur Online Reviews, baik itu
positif atau negatif tetap berguna untuk menjaga hubungan
antara brand dengan konsumen.
Internet adalah sumber informasi kolektif yang sangat
besar, dan bisa dimanfaatkan dengan efektif jika paham
betul caranya. Dan kini semakin banyak konsumen yang
memilih untuk mengacu kepada opini publik/testimonial
sebelum membeli sebuah produk atau menggunakan suatu
jasa.
d. Forum Diskusi
Forum diskusi adalah salah satu jenis sosial media pertama
yang ada pada masa awal Internet. Jauh sebelum
pengguna Internet menggunakan Facebook untuk tag
teman di foto, mereka berkumpul di forum diskusi.
Pengguna Internet bertukar pesan di forum untuk
membahas video game favorit sampai film terbaru, bahkan
bertanya mengenai masalah kerusakan komputer di forum.
Perbedaan yang cukup besar antar forum dan sosial media
masa kini adalah anonimitas para penggunanya. Pada
masa itu, forum tidak menganjurkan pengguna untuk
mendaftar dengan nama dan identitas asli, semua orang
bisa menjadi siapa saja. Berbeda dengan sosial media
masa kini yang sangat menganjurkan para penggunanya
untuk mencantumkan nama, lokasi bahkan foto asli.
Meskipun anonimitas menjadi fitur yang menarik bagi
sebagian orang, tapi bagi sebuah brand hal ini tidak
direkomendasikan saat melakukan pemasaran. Karena
sebuah brand butuh untuk dikenal, bukan sebaliknya.
e. Social Publishing Platform s
Yang termasuk Social Publishing Platform s adalah blog

MANAJEMEN MEDIA 24
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dan microblog, dimana artikel yang ditulis dapat dibagikan


untuk dibaca antara sesama pengguna. Platform s ini
terbagi mulai dari yang sosial media yang bisa digunakan
untuk interaksi real-time seperti Twitter yang masuk dalam
kategori microblogging.
Sementara Medium dan Tumblr yang masuk dalam kategori
interactive social publishing, berbeda dengan pendahulunya
WordPress dan Blogger yang merupakan traditional
blogging platform s. Meskipun dengan Twitter for business
(iklan via Twitter) Anda bisa menjangkau lebih banyak calon
konsumen, tapi dengan blog efek yang dihasilkan tetap
tidak akan sama. Apalagi bila mengkombinasikan konten
teks dengan konten visual seperti gambar dan/atau video.
Jika ingin melakukan blogging melalui video, bisa
menggunakan VLOG.
f. Bookmarking Sites
Pada masa-masa awal Internet untuk mencari sebuah
informasi atau konten tidaklah mudah. Berbeda dengan
saat ini, begitu banyak website yang menyediakan
informasi untuk masing-masing kategori spesifik. Google
tentu saja bisa membantu mencari ketika tahu apa yang
ingin dicari. Tetapi jika hanya memiliki semacam ide atau
gambaran saja, jawabannya adalah bookmarking sites.
Bookmarking Sites adalah web services seperti
StumbleUpon, Pinterest dan Flipboard. Pengguna
menggunakan website-website ini untuk mengumpulkan
konten dari manapun di Internet lalu menyimpannya
didalam akun mereka.
Content yang mereka simpan bentuknya bermacam-
macam, bisa dalam bentuk gambar, video atau link ke
website yang menurut mereka menarik. Kumpulan content
tersebut kemudian diberi judul dan label untuk menjelaskan
isinya dan memudahkan pengguna lain untuk
menemukannya. Content yang mereka simpan ini bisa
dibuat private atau bebas diakses oleh publik dan dibagikan
ke pengguna lain. Biasanya Bookmarking Sites akan
menyarankan content yang memiliki kemiripan dengan link
website atau gambar yang pernah pengguna simpan
sebelumnya.
Pertama-tama sebuah brand bisa mendapat keuntungan
jika website mereka mudah untuk di-bookmark. Hal ini
mengharuskan website untuk dioptimisasi pada bagian
judul dan gambar pada RSS feeds, agar lebih mudah
diakses dan dibaca. Selain itu pastikan content dalam
website seperti artikel, gambar dan video sudah kompatibel
untuk dibagikan melalui Bookmarking Sites seperti
Pinterest.

MANAJEMEN MEDIA 25
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

g. Interest-based networks
Salah satu kelebihan yang diberikan oleh sosial media
adalah kemudahan untuk mempertemukan sekumpulan
orang dengan minat yang sama. Tidak peduli seberapa
spesifik pun hobi yang dicari, saat ini sudah cukup banyak
komunitas yang berkembang dengan bantuan sosial media.
Selain Facebook Groups dan Linkedin Groups serta
Google+ communities, masih ada banyak lagi sosial media
lain yang bisa digunakan untuk komunitas.
Last.fm salah satunya, adalah sosial media untuk musisi
dan pendengar musik, sementara Goodreads yang
diperuntukan bagi penulis dan pecinta buku. Serta ada
IMDB dan Rotten Tomatoes yang menjadi tempat
berkumpulnya para penggemar dan kritikus film.
h. E-commerce
Terakhir tapi cukup penting, dan sedang menjadi trend
akhir-akhir ini, adalah sosial media yang memudahkan
pengguna untuk melihat-lihat produk dan berbelanja hanya
dengan sentuhan jari.
Situs seperti Polyvore menampilkan produk yang
dikumpulkan dari berbagai penjual dalam sebuah
marketplace. Kemudian situs Etsy yang memperbolehkan
UKM dan pengrajin lokal untuk menjual produk mereka
secara online.
Beberapa tahun belakangan ini elemen e-commerce telah
diadopsi oleh berbagai sosial media yang pada awalnya
berada dikategori yang berbeda seperti Pinterest, Twitter
dan Facebook. Banyak konsumen, terutama generasi
milenial yang sangat suka mencari produk dan berbelanja
via online.
Anda bisa melakukan hal ini jika brand Anda cukup populer
dan memiliki toko online cukup besar yang bisa membuat
konsumen dari generasi Y tertarik. Sosial media dengan
fitur E-commerce seperti Pinterest, bisa menjadi solusi bagi
brand yang memiliki online store pada website-nya.

4. Media Sosial di Era Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan


berubahnya cara manusia berpikir, hidup, dan berhubungan satu
dengan yang lain. Era ini akan mendisrupsi berbagai aktivitas
manusia dalam berbagai bidang, tidak hanya dalam bidang
teknologi saja, namun juga bidang yang lain seperti ekonomi,
sosial, dan politik.
Di sektor ekonomi telah terlihat bagaimana sektor jasa
transportasi dari kehadiran taksi dan ojek daring. Hal yang sama
juga terjadi di bidang sosial dan politik. Interaksi sosial pun

MANAJEMEN MEDIA 26
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

menjadi tanpa batas (unlimited), karena kemudahan akses


Internet dan teknologi. Hal yang sama juga terjadi dalam bidang
politik. Melalui kemudahan akses digital, perilaku masyarakat
pun bergeser. Aksi politik kini dapat dihimpun melalui gerakan-
gerakan berbasis media sosial dengan mengusung ideologi
politik tertentu. Peran media sosial pada era industri 4.0
diantaranya :
a. Sebagai wadah bekomunikasi dan bersosialisasi.
b. Sebagai wadah berbagi dokumen berupa tulisan, video dan
gambar.
c. Sebagai wadah rekomendasi masyarakat dalam mencari
tempat wisata, hotel maupun bidang kuliner.
d. Sebagai forum diskusi.
e. Sebagai platform penerbitan sosial.
f. Sebagai wadah mempertemukan sekumpulan orang
dengan minat yang sama.
g. Sebagai wadah promosi elektronik.

5. Proses Pemanfaatan Media Sosial Dalam Rangka


Pembentukan Opini Positif Masyarakat Terhadap Polri

a. Strategi Kehumasan.
Strategi Divhumas Polri dalam menghadapi tantangan
tugas Polri kedepan dilakukan melalui strategi manajemen
media antara lain berupa:
1) Partnership/pendekatan dengan media massa baik
media konvensional dan media mainstream.
2) Mengelola media baik konvensional dan
mainstream/media sosial.
3) Kelola Intelligence Media Management (IMM).
4) Mengangkat keberhasilan kinerja personel Polri baik
di Satker maupun Satwil kewilayahan.
5) Menekan berita-berita Negatif yang merugikan Polri
dan Cepat menetralisir berita negatif .
6) Kelola Trending Topic pemberitaan media massa.
7) Membangun sarana dan prasarana berbasis teknologi
informasi.
8) Peningkatan kapasitas SDM kehumasan.
9) Membuka ruang komunikasi pada seluruh elemen
masyarakat.
10) Setiap anggota Polri menjadi agen kehumasan.

MANAJEMEN MEDIA 27
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Strategi Humas Polri ini menjadi strategi yang dijabarkan


dalam upaya-upaya yang diperlukan untuk mengelola
media massa, sehingga dengan pengelolaan media yang
tepat, dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap
Polri melalui prinsip Eksploitasi yang positif dan menekan
yang negatif (Tell the truth but not all of the truth) sehingga
Humas sebagai pengatur proaktif setting dan bukan juru
bicara responsif dan jangan didikte oleh issue tapi harus
mampu mendikte issue.

6. Dampak Media Sosial Terhadap Kehidupan Masyarakat

a. Dampak positif :
1) Untuk menghimpun keluarga, saudara, kerabat yang
tersebar, dengan jejaring sosial ini sangat bermanfaat
dan berperan untuk mempertemukan kembali
keluarga atau kerabat yang jauh dan sudah lama tidak
bertemu, kemudian lewat dunia maya hal itu bisa
dilakukan.
2) Sebagai media penyebaran informasi. Informasi yang
up to date sangat mudah menyebar melalui situs
jejaring sosial. Hanya dalam tempo beberapa menit
setelah kejadian, kita telah bisa menikmati informasi
tersebut.
3) Memperluas jaringan pertemanan. Dengan
menggunakan jejaring sosial, kita bisa berkomunikasi
dengan siapa saja, bahkan dengan orang yang belum
kita kenal sekalipun dari berbagai penjuru dunia.
4) Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja
menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati.
5) Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan
dan sosial. Pengguna dapat belajar bagaimana cara
beradaptasi, bersosialisai dengan publik dan
mengelola jaringan pertemanan.
6) Internet sebagai media komunikasi, setiap pengguna
Internet dapat berkomunikasi dengan pengguna
lainnya dari seluruh dunia.
7) Media pertukaran data. Dengan menggunakan
jaringan situs-situs web para pengguna Internet di
seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan
cepat dan murah.
8) Sebagai media promosi dalam bisnis. Hal ini
memungkinkan para pengusaha kecil dapat
mempromosikan produk dan jasanya tanpa
mengeluarkan banyak biaya.

MANAJEMEN MEDIA 28
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Dampak negatif :
1) Susah bersosialisasi dengan orang sekitar. Ini
disebabkan karena pengguna sosial media menjadi
malas belajar berkomunikasi secara nyata.
2) Situs sosial media akan membuat seseorang lebih
mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar
akan lingkungan sekitar mereka, karena kebanyakan
menghabiskan waktu di Internet.
3) Tertinggal dan terlupakannya bahasa formal. Karena
pengguna sosial media lebih sering menggunakan
bahasa informal dalam kesehariannya, sehingga
aturan bahasa formal mereka menjadi terlupakan.
4) Mengurangi kinerja. Karyawan perusahaan, pelajar,
mahasiswa yang bermain media sosial pada saat
sedang mengerjakan pekerjaannya akan mengurangi
waktu kerja dan waktu belajar mereka.
5) Berkurangnya privasi pribadi. Dalam sosial media kita
bebas menuliskan dan men-share apa saja, Sering
kali tanpa sadar kita mem-publish hal yang
seharusnya tidak perlu disampaikan ke lingkup sosial.
6) Kejahatan dunia maya. Kejahatan dikenal dengan
nama cyber crime. Kejahatan dunia maya sangatlah
beragam. Diantaranya : carding, hacking, cracking,
phising, dan spamming.
7) Pornografi. Dengan kemampuan penyampaian
informasi yang dimiliki Internet, pornografi pun
merajalela. Terkadang seseorang memposting foto
yang seharusnya menjadi privasi dia sendiri di sosial
media, hal ini sangat berbahaya karena bisa jadi foto
yang hanya di postingnya di sosial media disalah
gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

7. Faktor-Faktor Penunjang Keberhasilan Pengelolaan Media


Sosial

a. Kepercayaan Publik Terhadap Polri 3 Tahun Terakhir.


Sebagai salah satu aparatur pemerintah yang bertugas di
bidang pemeliharaan Kamtibmas dan pelayanan publik,
Polri selalu bersentuhan dengan kepentingan publik
(masyarakat). Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 30 (4) yang berbunyi, “Kepolisian Negara Republik
Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum”. Serta berdasarkan Undang-Undang No 2 Tahun
2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal
13, Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia

MANAJEMEN MEDIA 29
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,


menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Oleh karena itu, berbagai kegiatan tindakan bahkan perilaku
(baik organisasi maupun individu) akan selalu dilihat
dirasakan dan dinilai oleh masyarakat yang pada akhirnya
dapat membentuk suatu opini dalam masyarakat (opini
publik) terhadap Polri. Berbagai opini baik positif maupun
negatif terhadap Polri di tengah masyarakat saat ini tidak
terlepas dari peran serta media massa. Pesatnya
perkembangan teknologi telah menyebabkan media massa
semakin mendapat tempat dalam kehidupan setiap anggota
masyarakat.
Keberadaan media massa juga semakin cenderung
berorientasi kepada pendekatan pasar, sehingga muatan
informasi dari media massa cenderung untuk disesuaikan
dengan keinginan dan selera khalayak yang dikaitkan
dengan sasaran untuk mendapatkan keuntungan
sebanyak-banyaknya. Sebagai contoh media televisi,
acara-acara siaran umumnya diisi dengan film-film/sinetron
dengan muatan-muatan yang sesuai dengan selera
khalayak, maupun pembuatan mata acara siaran
didasarkan kepada “program rating” tertinggi yang peroleh
dari hasil survey.
Kondisi saat ini hubungan antara Polri dan media massa
hanya sebatas penyampaian beberapa hasil kegiatan Polri
kepada media informasi yang dikemas tanpa disertai
dengan adanya rencana program khusus yang betul-betul
dapat dijadikan strategi dalam upaya meningkatkan citra
Polri. Kepercayaan publik cenderung menurun ketika
permasalahan yang ditangani Polri menyangkut kelompok
penggiat HAM, masyarakat marginal maupun terkait
penanganan kelompok radikal. Penanganan Polri tidak
cukup dengan symbol legalitas yuridis saja, namun juga
harus dilengkapi dengan legitimasi publik yang sangat
subjektif sifatnya.

Data Harian Kompas Berikut Memperlihatkan Potret Polri


Dimata Publik s.d 2016.

MANAJEMEN MEDIA 30
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Dari data diatas, dapat digambarkan bahwa tingkat


kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Polri cenderung
meningkat dari tahun ke tahun (2012, 2015, 2016) walau
masih dibawah (65%). Pada tahun 2016 persepsi terhadap
penegakan hukum (52,7%), pemeliharaan keamanan
(59%), melayani masyarakat (61,4%) dan menangani kasus
terorisme (65,6%.). Kompas menyelenggarakan jajak
pendapat pada bulan Desember 2016 mengenai kepuasan
publik terhadap kinerja lembaga negara, dari hasil tersebut
mayoritas publik mengapresiasi kinerja Polri
sebesar 71,7 %.

Hasil Survey Kompas Yang Dipublikasikan Pada Senin


(3/7/2017)

Di tengah berbagai ancaman teror dan persepsi negatif,


kinerja dan citra Polri makin diapresiasi publik. Opini publik
terhadap kerja polisi saat ini menandakan optimisme meski
berbagai kekurangan masih menjadi catatan. Hal itu terlihat
dari hasil survey Kompas yang dipublikasikan pada Senin
(3/7/2017).
Sebanyak 46 persen responden menilai kinerja Polri secara
umum lebih baik dari tahun lalu. Selain itu, 32,7 persen
menilai kinerja Polri sama baik. Namun, sebanyak 10,5
persen responden masih menilai Polri tetap buruk dan 10,3
persen semakin buruk.
Dalam surveynya, Kompas meminta penilaian atas kinerja
Polri yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
Terkait penanganan kejahatan di sekitar tempat tinggal,
sebanyak 56,5 persen responden menilai, Polri kini lebih
baik dan 26,8 persen tetap sama baiknya. Lalu, dalam
pengurusan SIM dan STNK, sebanyak 62,2 persen

MANAJEMEN MEDIA 31
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

responden menganggap kinerja Polri semakin baik dan 23


persen menilai sama baiknya. Adapun dalam pengaturan
lalu lintas, 53 persen responden menilai semakin baik dan
29,7 persen sama baiknya.
Prestasi apa yang paling menonjol selama 2017? Mayoritas
responden sebesar 43,7 persen menilai prestasi Polri paling
menonjol dalam hal penangkapan pengedar narkoba. Lalu,
31,6 persen dalam penanganan terorisme 10,8
penangkapan penebar teror. 7,4 penangkapan koruptor.

Hasil Survey Litbang Kompas 2018: Citra Polri Meningkat

Berdasarkan hasil survey terbaru Litbang Kompas, tingkat


kepuasan masyarakat terhadap Polri meningkat dari 46,7
persen pada 2014 menjadi 82,9 persen pada 2018. Hasil
survey tersebut dipaparkan tim Litbang Kompas di hadapan
Kapolri di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (3/7/2018).
MANAJEMEN MEDIA 32
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Seperti dikutip Harian Kompas, survey tersebut dilakukan


terhadap 800 responden di wilayah hukum Polda Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Metro Jaya, Jawa
Timur, dan Sulawesi Selatan dengan metode sampel acak
bertingkat dan wawancara tatap muka. Sejumlah pelayanan
publik Polri yang disoroti berkaitan dengan pengurusan
surat kendaraan bermotor, surat izin mengemudi, surat
keterangan catatan kepolisian, dan denda tilang. Sedikitnya
75 persen responden mengaku puas dengan pelayanan
tersebut dan lebih dari 80 persen memilih mengurus sendiri
karena pelayanan lebih cepat, lebih mudah, dan lebih
memuaskan.
Tantangan Polri saat ini adalah masih ada masyarakat yang
menganggap berurusan dengan polisi memakan waktu dan
berbelit-belit sebanyak 53,8 persen pada 2018, meski
sudah turun drastis dari 72,04 persen (2008). Sebanyak
53,6 persen (2018) masyarakat masih beranggapan harus
mengeluarkan uang saat berurusan dengan polisi walau
lebih rendah dari 66,23 persen (2008). Sementara itu,
tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian dalam
melindungi masyarakat dan menjamin rasa aman mencapai
88,7 persen. Masih sedikit di bawah TNI yang memperoleh
91,3 persen. Penanganan kasus terorisme menjadi salah
satu tolok ukur masyarakat dalam hal ini. ”Secara
keseluruhan, mayoritas responden puas terhadap layanan
polisi.
b. Kondisi Kehumasan Polri Mendukung Tugas Polri Melalui
Media.
Seiring dengan perkembangan yang terjadi pada
masyarakat, maka Polri mulai memandang dan
menerapkan bahwa peran dan fungsi humas tidak hanya
sebagai sekedar corong atau jalur media komunikasi para
pimpinan lembaga, instansi atau pemerintah saja.
Divhumas sekarang ini mulai diberikan porsi untuk
mempunyai peran dan fungsi sebagai bagian yang dapat
melakukan kegiatan-kegiatan baik yang ditujukan ke dalam
(internal public relations) dan ataupun kegiatan-kegiatan
yang ditujukan ke luar (external public relations).
Divhumas mulai diberikan tempat khusus untuk dapat
memberikan masukan atau saran-saran yang diperlukan
oleh pimpinan dalam menghadapi permasalahan yang
terjadi. Selanjutnya, kegiatan-kegiatan humas sangat
diharapkan untuk dapat menjadi indera penglihatan dan
pendengaran atau sebagai mata dan telinga bagi organisasi
atau instansi yang bersangkutan. Oleh karenanya, humas
kemudian berkembang ruang lingkup tugasnya, yang
antara lain meliputi :

MANAJEMEN MEDIA 33
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

1) Membina hubungan ke dalam (public internal), yaitu


publik yang menjadi bagian dari unit/ badan/
organisasi itu sendiri, sehingga diharapkan mampu
untuk mengidentifikasi atau mengenal hal-hal yang
menimbulkan gambaran negatif di dalam
organisasinya sendiri atau masyarakat internalnya,
sebelum kebijaksanaan itu dijalankan oleh organisasi.
2) Membina hubungan ke luar (public external), yaitu
publik umum (masyarakat) mengusahakan tumbuhnya
sikap dan gambaran yang positif publik terhadap
lembaga yang diwakilinya.
Sesuai struktur organisasi di Polri, sebagaimana yang
selama ini terus dilakukan, tetap dituntut dan selalu
berupaya untuk dapat terus menerus melakukan berbagai
kegiatan yang mengacu kepada kepuasan publik
penggunanya (end-user) nya, baik untuk publik internal
Polri, maupun publik eksternal (media dan masyarakat
umum), serta dalam upaya menjalin hubungan baik dengan
sesama instansi pemerintah yang lain. Polri telah merubah
struktur organisasinya dengan menempatkan fungsi humas
mulai ditingkat Pusat (Divisi Humas Mabes Polri), Polda
(Bidang Humas), Polres (Subbag Humas) hingga Polsek
(Seksi Humas).
Berbagai kegiatan telah dimunculkan oleh Humas Polri,
yang antara lain adalah kegiatan untuk menyiapkan bahan
informasi bagi semua publik yang dilayaninya, serta
kegiatan-kegiatan lainnya yang sifatnya memberikan bahan
penerangan dan publikasi kepada masyarakat tentang
kebijakan dan pelaksanaan kegiatan departemen.
Sedangkan beberapa layanan yang diberikan diantaranya
adalah layanan konferensi pers, doorstop, dan kliping
media, menghadiri diskusi publik, menghadiri undangan
dan menyelenggarakan Diskusi Publik.
Berikut data hasil kegiatan Divisi Humas Polri selama tahun
2017 dan 2018, sebagai berikut:

Kegiatan Divisi Humas Polri yang ditampilkan data diatas


menyajikan kinerja yang cukup baik, kegiatan Divisi Humas

MANAJEMEN MEDIA 34
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Polri (diatas 80%) sudah dapat mengangkat peningkatan


kepercayaan publik secara signifikan, namun ada beberapa
kegiatan yang belum secara penuh mengangkat
kepercayaan publik.
c. Strategi Humas dalam Implementasi Manajemen Media
Peranan media massa yang sedemikian besar dalam
membangun opini publik saat ini sangatlah mempengaruhi
persepsi masyarakat terhadap kinerja dan perilaku Polri.
Opini masyarakat bisa positif, negatif atau netral, sangat
tergantung pada pembentukan opini oleh media tersebut.
Peran media modern tersebut, diperjelas dalam
International Journal of Hybrid Information Technology,
yang menyatakan :
“Internet public opinion reflects the trend of public opinion
in all sectors of society directly. It can affect the harmony
and stability of society. Therefore reducing the incidence of
adverse events and improving the ability to deal with
Internet public opinion have become an important issue
that the government needs to solve. Based on the existing
literature ,the paper firstly analyzes the propagation rule of
Internet public opinion and its features. Then it uses the
system dynamics to have an analysis of the influencing
factors of ecological dissemination system about Internet
public opinion”.
Opini publik melalui media modern telah mencerminkan
trend opini publik di semua lapisan masyarakat, dimana hal
tersebut dapat mempengaruhi secara langsung maupun
tidak langsung terhadap kondisi keharmonisan dan
stabilitas masyarakat yang ada. Dengan perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang demikian
pesat, dimana layanan untuk publikpun tersedia berbagai
media sosial seperti Facebook , Twitter, Instagram,
Youtube, Whatsapp, Email dan sebagainya maka informasi
yang beredarpun demikian cepat. Indonesia diketahui,
merupakan salah satu negara dimana pengguna media
sosialnya demikian tinggi jumlahnya. Konsekwensinya ialah
berita-berita yang populer apalagi berita negatif terhadap
sebuah lembaga besar akan cepat beredar dan menyebar.
Sejauh ini strategi dan manajemen kehumasan Polri dalam
membangun citranya sebagai aparat penegak hukum
belum begitu berjalan sebagaimana mestinya, karena
masih banyak faktor-faktor penghalang yang menghambat
fungsi dan tugas humas kepolisian dalam membangun citra
tersebut. Didalam membangun opini publik yang positif
guna meningkatkan kepercayaan publik Polri, sangat
diperlukan dukungan dan kerja sama internal Polri besama
media massa. Oleh karena itu, diharapkan Humas Polri
dapat mengelola media dengan baik. Pengelolaan media

MANAJEMEN MEDIA 35
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

atau manajemen media sebagai suatu kegiatan,


membutuhkan fungsi manajemen untuk mengerahkan dan
menggerakan pemberdayaan organisasi dan sumber daya
lainnya dalam pencapaian tujuan.
Berdasarkan pada prinsip-prinsip management trategis di
atas upaya-upaya yang dilaksanakan Humas Baik di Pusat
dan Kewilayahan terkait dengan strategi Humas Polri guna
mendukung program prioritas Kapolri melalui manajemen
media dalam rangka meningkatkan kepercayaan publik.
Upaya yang dilakukan dalam mengelola media dengan
strategi Humas Polri. Strategi yang dikedepankan ialah
sebagai berikut:
1) Partnership dengan Media Massa
Pendekatan terhadap media mainstream dan media
sosial, dilakukan dengan upaya sebagai berikut:
a) Meningkatkan kerja sama dengan stasiun televisi
dan radio swasta maupun pemerintah untuk
membuat program kemitraan.
b) Meningkatkan kerja sama dengan media cetak,
media televisi, media online dan pemegang
otoritas media sosial melalui penyediaan sarana
kontak dan agenda pertemuan rutin /insidentil.
c) Membina hubungan baik antar individu dengan
media massa konvensional guna secara
awal/dini mengetahui keluhan publik.
d) Membuat sistem database dan big data terkait
dengan informasi-informasi publik yang populer
di media online maupun media sosial dan yang
mendapatkan perhatian yang sangat besar dari
masyarakat.
e) Melaksanakan pertemuan dengan para nitizen,
blogger, seleb, folower, hacker dan
mesosialisasikan kinerja Polri.
f) Melaksanakan visit media.
g) Melaksanakan press gathering.
h) Melaksanakan luchelon bersama pimpinan
media dan awak media secara rutin.
i) Press tour bersama media massa untuk
mengangkat keberhasilan kinerja Polri baik di
satker pusat dan satwil.
2) Membangun sarana dan prasarana berbasis teknologi
informasi dan komunikasi.
3) Mengelola media sosial dan mengelola trending topik
serta penggunaan intelijen media dilakukan dengan

MANAJEMEN MEDIA 36
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

upaya sebagai berikut :


a) Membangun sarana dan prasarana TIK serta
sistem dan metode penanganan informasi publik
yang memadai.
b) Memfasilitasi secara lengkap segala kebutuhan
Humas Polri dengan sarana dan prasarana yang
memadai seperti ruang informasi publik yang
representatif, video conference maupun ruang
rapat.
c) Menyiapkan sarana pengaduan di media sosial
dan menyiapkan personel terlatih untuk
merespon pengaduan.
d) Membangun gedung humas yang representatif
dan menjadi satu dan dilengkapi dengan Balai
Wartawan.
e) Pengajuan program kebutuhan sarana dan
prasarana teknologi informasi komunikasi (TIK)
yang diperlukan guna meningkatkan pelayanan
informasi dan komunikasi kepada publik terkait
kegiatan Polri.
f) Mengintegrasikan sistem Teknologi Informasi
Komunikasi (TIK) sampai dengan unit pelayanan
terdepan guna mempercepat analisa dan
distribusi pemberian informasi publik.
g) Membangun studio TV guna memudahkan
Media Massa dalam melakukan diseminasi
Informasi.
h) Pemanfaatan Mobile liputan dalam mempercepat
diseminasi informasi kinerja Polri.
4) Meningkatkan kapasitas SDM kehumasan.
a) Menambah kuantitas personel unit di kehumasan
Polri dengan kualifikasi tertentu dan melalui
tahapan seleksi.
b) Meningkatkan kualitas SDM yang bertugas
sebagai pejabat pengelola informasi dan
dokumentasi di lingkungan Mabes Polri maupun
Polda dan jajaran melalui pelatihan.
c) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepada
personel terkait dengan pemanfaatan media
modern untuk mendiseminasi informasi kinerja
Polri guna memberi kesan opini positif Polri
melalui pelaksanaan pendidikan kejuruan.
d) Mereposisi struktur organisasi pada bagian
pelayanan informasi dan dokumentasi pindah ke
bawah Kadiv Humas Polri, sehingga Kadiv
MANAJEMEN MEDIA 37
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Humas dapat memonitor langsung kinerja bagian


pelayanan informasi.
e) Sosialisasi kepada anggota tentang undang-
undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers dan
undang-undang No. 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (KIP) agar anggota
mengerti bagaimana tugas, hak, kewajiban dan
peran Pers serta apa saja informasi yang harus
dibuka kepada publik dan apa saja yang dapat
dirahasiakan.
f) Kemitraan atau kerja sama dengan
menggandeng K/L maupun Non K/L seperti DS
ATA, JICA, ICITAP untuk memberikan program
Latihan Peningkatan Kemampuan bidang
Kehumasan di tingkat Pusat dan Kewilayahan.
5) Membuka ruang komunikasi pada seluruh elemen
masyarakat dengan cara:
a) Menyelenggarakan Diskusi publik mulai dari
tingkat Mabes, Polda, Polres dan Polsek.
b) Memanfaatkan semaksimal mungkin mediasosial
dengan membuat blog, facebook, Twitter, path,
instagram, Youtube untuk membuat opini public
yang positif terhadap berbagai kegiatan Polri
baik yang dilakukan melaui akun pribadi Polri
maupun akun satuan kerja.
c) Membentuk desk kehumasan untuk
memonitoring, menganalisis, meng-counter dan
mendesiminasi informasi sebagai imbangan
informasi yang keliru/tidak benar.
d) Pembuatan Iklan layanan Polri kepada
masyarakat yang dapat diperoleh dengan
mudah, cepat dan murah.
e) Pembuatan sinetron singkat/Film Layar Lebar,
FTV, Film Lepas/laga terkait keberhasilan
pelaksanaan tugas Polri.
f) Melakukan edukasi kepada masyarakat media
sosial terkait tugas-tugas Polri dan terkait
peraturan hukum serta penjelasan praktis.
6) Menjadikan setiap anggota Polri guna memerankan
agen kehumasan.
Merespon cepat dan segera menetralisir sentimen
negatif dilakukan dengan upaya sebagai berikut:
a) Meningkatkan komitmen kepemimpinan Polri
untuk konsisten dalam pelaksanaan reformasi
kultur Polri di setiap kesatuannya guna

MANAJEMEN MEDIA 38
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

membentuk mindset dan culturset Polri dalam


rangka meningkatkan pencitraan Polri.
b) Memberikan kesempatan kepada seluruh
personel Polri untuk berbicara dengan media
massa sebagai wujud akuntabilitas masing-
masing personel Polri, dengan tetap
memperhatikan pedoman berbicara di media
massa.
c) Mendorong personel Polri untuk menulis artikel
ilmiah atau pengalaman tugas di media cetak.
d) Melakukan counter informasi melalui media
sosial terhadap informasi - informasi yang
mendiskreditkan Polri secara cepat dan tepat
dengan cara memberi penjelasan yang informatif
melalui akun pribadinya.
e) Memelihara komunikasi yang telah terjalin antara
pengguna media sosial dengan personel Polri
secara intens dan bersahabat.
f) Melakukan upaya pertolongan terhadap
masyarakat, memberikan pelayanan simpatik
dan tidak melakukan perbuatan tercela di ruang
publik.
7) Pemolisian Media Sosial (Social Media Policing)
Upaya penyelenggaran kegiatan kepolisian yang
bersifat interaktif dalam berhubungan dengan
masyarakat yang berbasiskan teknologi, diantaranya :
1) Diseminasi informasi digital melalui media sosial.
2) Penguatan Cyber Troops guna melakukan
pemantauan informasi atau pemberitaan pada
dunia maya melalui media online dan media
Sosial.
3) Membuat ruang pengaduan masyarakat dan
cepat merespon setiap pengaduan melalui
media sosial seperti facebook, Twitter, dimana
masyarakat dapat melakukan pengaduan dan
saran kepada Polri.
4) Membuat akun media sosial (Facebook, Twitter,
Path, Instagram, YouTube) dengan akun satuan
Polsek/ Polres/ Polda.
5) Mempublikasikan berbagai informasi terkait
keberhasilan Polri yang dapat meningkatkan
citra Polri melalui berbagai media sosial secara
tepat waktu, tepat sasaran dan tepat.
6) Manfaatkan seluruh personel Polri yang
mencapai 400.000 personel Polri di seluruh
MANAJEMEN MEDIA 39
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Indonesia, bisa mendiseminasi informasi.


Dengan jumlah Polri yang besar tersebut,
personel Polri bisa menjadi news maker dan
keterlambatan news counter bisa teratasi.
Keterlibatan keluarga besar Polri (istri/suami
anggota Polri serta putra/putrinya) melalui akun
pribadinya, akan menambah kekuatan Polri di
dunia maya. Dengan demikian, jika seluruh
personel Polri bersikap membukadiri dan mampu
mengekplorasi kinerja yang positif, maka
pendapat publik terhadap Polri akan positif.
Kepemilikan akun media sosial oleh seluruh
personel Polri pada gilirannya membuat personel
Polri bisa menjadi agen-agen kehumasan.

MANAJEMEN MEDIA 40
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Rangkuman

1. Pengertian manajemen media massa adalah suatu proses


pengelolaan media massa secara efektif dan efisien dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan.
Dalam hal ini strategi Humas Polri dalam melakukan press
reletions tidah hanya terbatas pada media konvensional akan
tetapi juga melakukan pendekatan dengan media mainstream
melalui berbagai program dan kegiatannya dalam mendukung
kinerja Polri
2. Strategi Divhumas Polri dalam menghadapi tantangan tugas
Polri kedepan dilakukan melalui strategi Manajemen Media
antara lain berupa:
a. Partnership/pendekatan dengan media massa baik media
konvensional dan media mainstream.
b. Mengelola Media baik Konvensional dan
Mainstream/media sosial.
c. Kelola Intelligence Media Management (IMM).
d. Mengangkat Keberhasilan Kinerja Personel Polri baik di
Satker maupun Satwil Kewilayahan.
e. Menekan berita-berita Negatif yang merugikan Polri dan
Cepat menetralisir berita negatif .
3. Berdasarkan hasil survey terbaru Litbang Kompas, tingkat
kepuasan masyarakat terhadap Polri meningkat dari 46,7 persen
pada 2014 menjadi 82,9 persen pada 2018. Hasil survey
tersebut dipaparkan tim Litbang Kompas di hadapan Kapolri di
Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (3/7/2018). Seperti dikutip
Harian Kompas, survey tersebut dilakukan terhadap 800
responden di wilayah hukum Polda Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Jawa Barat, Metro Jaya, Jawa Timur, dan Sulawesi
Selatan dengan metode sampel acak bertingkat dan wawancara
tatap muka. Sejumlah pelayanan publik Polri yang disoroti
berkaitan dengan pengurusan surat kendaraan bermotor, surat
izin mengemudi, surat keterangan catatan kepolisian, dan denda
tilang. Sedikitnya 75 persen responden mengaku puas dengan
pelayanan tersebut dan lebih dari 80 persen memilih mengurus
sendiri karena pelayanan lebih cepat, lebih mudah, dan lebih
memuaskan. Tantangan Polri saat ini adalah masih ada
masyarakat yang menganggap berurusan dengan polisi
memakan waktu dan berbelit-belit sebanyak 53,8 persen pada
2018, meski sudah turun drastis dari 72,04 persen (2008).
Sebanyak 53,6 persen (2018) masyarakat masih beranggapan
harus mengeluarkan uang saat berurusan dengan polisi walau
lebih rendah dari 66,23 persen (2008). Sementara itu, tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian dalam melindungi
masyarakat dan menjamin rasa aman mencapai 88,7 persen.
Masih sedikit di bawah TNI yang memperoleh 91,3 persen.
MANAJEMEN MEDIA 41
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Penanganan kasus terorisme menjadi salah satu tolok ukur


masyarakat dalam hal ini. ”Secara keseluruhan, mayoritas
responden puas terhadap layanan polisi
4. Pendekatan terhadap media mainstream dan media sosial,
dilakukan dengan upaya sebagai berikut :
a. Meningkatkan kerja sama dengan stasiun Televisi dan
Radio swasta maupun pemerintah untuk membuat program
kemitraan.
b. Meningkatkan kerja sama dengan media cetak, media
televisi, media online dan pemegang otoritas media sosial
melalui penyediaan sarana kontak dan agenda pertemuan
rutin /insidentil.
c. Membina hubungan baik antar individu dengan media
massa konvensional guna secara awal/dini mengetahui
keluhan publik.
d. Membuat sistem database dan big data terkait dengan
informasi-informasi publik yang populer di media online
maupun media sosial dan yang mendapatkan perhatian
yang sangat besar dari masyarakat.

Latihan
1. Jelaskan pengertian media sosial!
2. Jelaskan unsur-unsur dalam penggunaan media sosial!
3. Jelaskan jenis-jenis dan bentuk media sosial!
4. Jelaskan media sosial di era revolusi industri 4.0!
5. Menjelaskan proses pemanfaatan media sosial dalam rangka
pembentukan opini positif masyarakat terhadap Polri!
6. Jelaskan dampak media sosial terhadap kehidupan masyarakat!
7. Jelaskan faktor-faktor penunjang keberhasilan pengelolaan
media sosial!

MANAJEMEN MEDIA 42
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

Anda mungkin juga menyukai