HANJAR
KAPITA SELEKTA
PERUNDANG-UNDANGAN
untuk
P ujike hadirat
dan syukur tiada henti-hentinya kita panjatkan
Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya kepada kita sekalian atas tersusunnya
bahan ajar (Hanjar) dalam bentuk modul ini, sehingga
dapat membantu para pendidik maupun peserta didik dalam
mengikuti pendidikan sampai dengan selesainya pendidikan
Sekolah Inspektur Polisi T.A. 2021.
Untuk menghasilkan perwira Polri sebagai pemimpin garis depan yang unggul dan
berintegritas guna melaksanakan tugas Kamtibmas, diharapkan Polri dapat
memenuhi tuntutan serta menjalankan tugas pokoknya secara baik. Salah satu
wujudnya dengan mendahulukan pembenahan-pembenahan dalam pendidikan dan
penyempurnaan pada semua komponen pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP)
antara lain kurikulum dan Hanjar yang disesuaikan dengan tantangan tugas
sehingga diharapkan peserta didik SIP dapat menambah wawasan dan
pengetahuan serta memberikan pengalaman belajar.
Tujuan…….
ii
Tujuan pendidikan SIP T.A. 2021 yaitu menghasilkan perwira Polri yang bersumber
dari Brigadir Polri sebagai pemimpin garis depan dan manajer tingkat pertama yang
profesional, prediktif, responsibility, transparansi dan berkeadilan dalam
melaksanakan tugas sebagai Harkamtibmas, pelindung, pengayom, pelayan dan
penegakan hukum guna terciptanya Kamtibmas yang kondusif.
Hanjar dalam bentuk modul ini disusun melalui proses kelompok kerja yang
melibatkan Kasetukpa Lemdiklat Polri, para pendidik masing-masing mata pelajaran,
narasumber dan personel Lemdiklat Polri. Diharapkan Hanjar ini dapat menjadi
panduan yang masih relevan, valid dan aktual dalam beberapa tahun ke depan, yang
disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi terkini/aktual.
Materi Hanjar dalam bentuk modul ini merupakan panduan dalam proses belajar
mengajar dan diharapkan para peserta didik dapat memahami serta menambah
materi dari berbagai referensi sesuai dengan dinamika perkembangan situasi dan
kondisi dalam menunjang proses pembelajaran pada pendidikan SIP.
Saya ucapkan terima kasih kepada narasumber dan peserta kelompok kerja
penyusunan Hanjar SIP yang telah mencurahkan waktu dan pikirannya, sehingga
dapat tersusun Hanjar dalam bentuk modul.
iii
MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
tentang
MEMUTUSKAN
Menetapkan : 1. mengesahkan berlakunya Hanjar pendidikan Polri untuk Sekolah
Inspektur Polisi (SIP) T.A. 2021, yang tersebut dalam lampiran
keputusan ini;
2. Hanjar.....
iv
2 KEPUTUSAN KALEMDIKLAT POLRI
NOMOR : KEP/ 67 /II/2021
TANGGAL: 24 FEBRUARI 2021
v
MARKAS BESAR LAMPIRAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN KALEMDIKLAT POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
NOMOR : KEP/ 67 /II/2021
TANGGAL: 24 FEBRUARI 2021
1. IDEOLOGI PANCASILA;
2. BELA NEGARA;
3. REVOLUSI MENTAL;
4. BUDAYA ANTI KORUPSI;
5. KODE ETIK PROFESI POLRI DAN PP 1, 2, DAN 3 TAHUN 2003;
6. ETIKA PERWIRA POLRI;
7. PENGANTAR MANAJEMEN;
8. KEPEMIMPINAN;
9. SISTEM, MANAJEMEN DAN STANDAR KEBERHASILAN
OPERASIONAL KEPOLISIAN;
10. MANAJEMEN KONFLIK;
11. MANAJEMEN MEDIA;
12. MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI;
13. MANAJEMEN BANTUAN TEKNIS KEPOLISIAN;
14. MANAJEMEN TINGKAT POLSEK;
15. ADMINISTRASI UMUM DI LINGKUNGAN POLRI;
16. PENGANTAR HUKUM KEPOLISIAN;
17. HUKUM PIDANA;
18. HUKUM ACARA PIDANA;
19. KEADILAN RESTORATIF (RESTORATIF JUSTICE);
20. KAPITA SELEKTA PERUNDANG-UNDANGAN;
21. ANTROPOLOGI BUDAYA;
22. PSIKOLOGI SOSIAL;
23. HAK ASASI MANUSIA;
24. KOMUNIKASI SOSIAL POLRI DENGAN MASYARAKAT;
25. REFORMASI BIROKRASI POLRI;
26. SMART POLICING;
27. PEMOLISIAN DEMOKRASI (DEMOCRATIC POLICING);
27. REVOLUSI…..
vi
2 LAMPIRAN
KEPUTUSAN KALEMDIKLAT POLRI
NOMOR : KEP/ 67 /II/2021
TANGGAL: 24 FEBRUARI 2021
vii
LEMBAR IDENTITAS
Penyusun:
Editor:
Diterbitkan oleh:
Bagian Kurikulum dan Hanjar Pendidikan Pengembangan Umum
Biro Kurikulum
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri
Tahun 2021
Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Bahan Ajar (Hanjar) Pendidikan
Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri.
viii
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................... i
Sambutan Kalemdiklat Polri ................................................................................ ii
Keputusan Kalemdiklat Polri ............................................................................... iv
Lembar Identitas..........................................................................................................viii
Daftar Isi ............................................................................................................. ix
Pendahuluan........................................................................................................ 1
Standar Kompetensi ............................................................................................ 2
MODUL 5
UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG 100
KEKARANTINAAN KESEHATAN
Pengantar ................................................................................ 100
Kompetensi Dasar ................................................................... 100
Materi Pelajaran ...................................................................... 101
Metode Pembelajaran ............................................................. 101
Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ................................... 102
Kegiatan Pembelajaran ........................................................... 102
Tagihan/Tugas ......................................................................... 103
Lembar Kegiatan ..................................................................... 103
Bahan Bacaan .......................................................................... 104
1. Pengertian kekarantinaan kesehatan secara umum ......... 104
2. Asas kekarantinaan kesehatan ......................................... 108
3. Tujuan kekarantinaan kesehatan ...................................... 109
4. Hak dan Kewajiban kekarantinaan kesehatan .................. 109
5. Kedaruratan kesehatan masyarakat ................................. 109
6. Penyidik dalam kekarantinaan kesehatan ......................... 110
7. Sanksi pidana terhadappelaku yang melakukan
112
pelanggaran undang-undang kekarantinaan kesehatan....
Rangkuman....................................................................................114
Latihan............................................................................................115
xi
MODUL 6 UNDANG-UNDANG NOMOR NOMOR 31 TAHUN 2004 116
TENTANG PERIKANAN DAN PERUBAHANNYA
(UNDANG-UNDANG NOMOR 45 TAHUN 2009)
Pengantar ................................................................................ 116
Kompetensi Dasar ................................................................... 116
Materi Pelajaran ...................................................................... 117
Metode Pembelajaran ............................................................. 117
Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ................................... 118
Kegiatan Pembelajaran ........................................................... 118
Tagihan/Tugas ......................................................................... 119
Lembar Kegiatan ..................................................................... 119
Bahan Bacaan .......................................................................... 120
1. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan Undang-
122
Undang Perikanan ............................................................
2. Asas undang-undang perikanan...........................................124
3. Barang bukti dalam Undang-undang perikanan....................125
4. Barang bukti dalam Undang-Undang perikanan...................128
5. Sanksi Pidana Undang-Undang Perikanan...........................129
Rangkuman....................................................................................130
Latihan............................................................................................131
xii
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENDAHULUAN
STANDAR KOMPETENSI
PENGANTAR
Dalam Hanjar ini akan dibahas materi tentang pengertian-
pengertian yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, asas, tujuan dan ruang lingkup perlindungan
pengelolaan lingkungan hidup, perencanaan perlindungan pengelolaan
lingkungan hidup, pemanfaatan perlindungan pengelolaan lingkungan
hidup, pengendalian perlindungan pengelolaan lingkungan hidup dan
pemeliharaan perlindungan pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuannya diberikannya materi ini adalah agar peserta didik dapat
pokok-pokok Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Lingkungan Hidup.
KOMPETENSI DASAR
Memahami pokok-pokok Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Lingkungan Hidup.
Indikator hasil belajar:
1. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
2. Menjelaskan asas, tujuan dan ruang lingkup perlindungan
pengelolaan lingkungan hidup.
3. Menjelaskan perencanaan perlindungan pengelolaan lingkungan
hidup.
4. Menjelaskan pemanfaatan perlindungan pengelolaan lingkungan
hidup.
5. Menjelaskan pengendalian perlindungan pengelolaan lingkungan
hidup.
6. Menjelaskan pemeliharaan perlindungan pengelolaan lingkungan
hidup.
KAPITA SELEKTA PERUNDANG-UNDANGAN3
-SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
MATERI PELAJARAN
Pokok Bahasan:
pokok-pokok Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Lingkungan Hidup.
Subpokok Bahasan:
1. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
2. Asas, tujuan dan ruang lingkup perlindungan pengelolaan
lingkungan hidup.
3. Perencanaan perlindungan pengelolaan lingkungan hidup.
4. Pemanfaatan perlindungan pengelolaan lingkungan hidup.
5. Pengendalian perlindungan pengelolaan lingkungan hidup.
6. Pemeliharaan perlindungan pengelolaan lingkungan hidup.
METODE PEMBELAJARAN
1. Metode ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan
Hidup.
2. Metode tanya jawab
Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik menyerap materi yang telah disampaikan.
3. Metode Brainstorming/Curah Pendapat
Metode ini digunakan pada saat menggali pendapat peserta
tentang materi, menyandingkan hasil diskusi kelompok.
4. Metode Penugasan
Metode ini digunakan untuk menugaskan peserta didik untuk
membuat resume materi yang diberikan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Tahap Awal : 10 Menit
Pendidik melaksanakan:
a. Membuka kelas dan memberikan salam.
b. Perkenalan.
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.
2. Tahap Inti : 250 Menit
a. Pendidik menyampaikan materi tentang Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup.
b. Pendidik menggali pendapat tentang materi yang telah
disampaikan.
c. Peserta didik merespon secara aktif kegiatan pembelajaran
dengan metode tanya jawab.
d. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya atau menanggapi materi.
TAGIHAN / TUGAS
Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi kepada pendidik dalam
bentuk tertulis.
LEMBAR KEGIATAN
Peserta didik melaksanakan terkait dengan materi yang telah
diberikan.
Materi Diskusi :
Bagaimanakah hak atas lingkungan hidup dikaitkan dengan peran
serta masyarakat dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan
hidup yang baik dan sehat sebagaimana tertuang dalam UUD 1945.
BAHAN BACAAN
1) Perencanaan.
Perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dilaksanakan melalui tahapan:
a) Inventarisasi lingkungan hidup.
Inventarisasi lingkungan hidup terdiri atas
inventarisasi lingkungan hidup:
(1) Tingkat nasional.
(2) Tingkat pulau/kepulauan.
(3) Tingkat wilayah ekoregion.
Inventarisasi lingkungan hidup dilaksanakan untuk
memperoleh data dan informasi mengenai sumber
daya alam yang meliputi:
(1) Potensi dan ketersediaan.
(2) Jenis yang dimanfaatkan.
(3) Bentuk penguasaan.
(4) Pengetahuan pengelolaan.
(5) Bentuk kerusakan. dan
(6) Konflik dan penyebab konflik yang timbul
akibat pengelolaan.
b) Penetapan wilayah ekoregion.
(1) Inventarisasi lingkungan hidup menjadi dasar
dalam penetapan wilayah ekoregion dan
dilaksanakan oleh Menteri setelah
berkoordinasi dengan instansi terkait.
(2) Penetapan wilayah ekoregion dilaksanakan
dengan mempertimbangkan kesamaan:
(a) Karakteristik bentang alam.
(b) Daerah aliran sungai.
(c) Iklim.
(d) Flora dan fauna.
(e) Sosial budaya.
(f) Ekonomi.
(g) Kelembagaan masyarakat. dan
(h) Hasil inventarisasi lingkungan hidup.
Inventarisasi lingkungan hidup di tingkat
wilayah ekoregion dilakukan untuk
menentukan daya dukung dan daya
tampung serta cadangan sumber daya
alam.
2) Tata ruang.
Untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat, setiap perencanaan tata
ruang wilayah wajib didasarkan pada KLHS.
Perencanaan tata ruang wilayah ditetapkan dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup.
3) Baku mutu lingkungan hidup.
Penentuan terjadinya pencemaran lingkungan hidup di
ukur melalui baku mutu lingkungan hidup. Baku mutu
lingkungan hidup meliputi :
a) Baku mutu air.
b) Naku mutu air limbah.
c) Baku mutu air laut.
d) Baku mutu udara am bien.
e) Baku mutu emisi.
f) Baku mutu ganguan. dan
g) Baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke
media lingkungan hidup dengan persyaratan :
a) Memenuhi baku mutu lingkungan hidup. dan
b) Mendapat ijin dari Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
4) Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Untuk menentukan terjadinya kerusakan lingkungan
hidup, ditetapkan kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
meliputi kriteria baku kerusakan ekosistem dan kriteria
baku kerusakan akibat perubahan iklim. Kriteria baku
kerusakan ekosistem meliputi :
a) Kriteria baku kerusakan tanah untuk produksi
biomassa.
b) Kriteria baku kerusakan terumbu karang.
c) Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang
berkaitan dengan kebakaran hutan atau lahan.
d) Kriteria baku kerusakan mangrove.
e) Kriteria baku kerusakan padang lamun.
KAPITA SELEKTA PERUNDANG-UNDANGAN17
-SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
2) Remediasi.
3) Rehabilitasi.
4) Restorasi. dan/atau
5) Cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pemegang izin lingkungan wajib menyediakan dana
penjaminan untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup. Dana
penjaminan disimpan di bank pemerintah yang telah di
tunjuk oleh menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.
Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan
kewengannya dapat menetapkan pihak ketiga untuk
melakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup dengan
menggunakan dana penjaminan.
6. Pemeliharaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Pemeliharaan lingkungan hidup dilakukan melaui upaya :
a. Konservasi sumber daya alam.
b. Pencadangan sumber daya alam. dan/atau
c. Pelestarian fungsi atmosfer.
Konservasi sumber daya alam meliputi kegiatan :
a. Perlindungan sumber daya alam.
b. Pengawetan sumber daya alam, dan
c. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam.
Pencadangan sumber daya alam merupakan sumber daya alam
yang tidak dapat di kelola dalam jangka waktu tertentu. Pelestarian
fungsi atmosfer meliputi :
a. Upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
b. Upaya perlindungan lapisan ozon, dan
c. Upaya perlindungan terhadap hujan asam.
RANGKUMAN
1. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum.
2. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang
menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap
sifat fisik, kimia, dan/ hayati lingkungan hidup sehingga melampaui
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
3. Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atau
tidak langsung terhadap sifat kimia, dan atau/ hayati lingkungan
yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
4. Adapun Asas, Tujuan dan Ruang Lingkup perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup antara lain :
a. Asas:
1) Kelestarian dan keberlanjutan;
2) Keserasian dan keseimbangan;
3) Keterpaduan;
4) Manfaat;
5) Kehati-hatian;
6) Keadilan;
7) Ekoregion;
8) Keanekaragaman hayati;
9) Pencemar membayar;
10) Partisipatif;
11) Kearifan lokal;
12) Tata kelola pemerintahan yang baik; dan
13) Otonomi daerah.
b. Tujuan :
1) Melindunggi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup;
2) Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan
manusia;
3) Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan
kelestarian ekosistem;
LATIHAN
1. Jelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup!
2. Jelaskan asas, tujuan dan ruang lingkup perlindungan pengelolaan
lingkungan hidup!
3. Jelaskan perencanaan perlindungan pengelolaan lingkungan
hidup!
4. Jelaskan pemanfaatan perlindungan pengelolaan lingkungan
hidup!
5. Jelaskan pengendalian perlindungan pengelolaan lingkungan
hidup!
6. Jelaskan pemeliharaan perlindungan pengelolaan lingkungan
hidup!
PENGANTAR
Hanjar ini membahas materi tentang pengertian-pengertian yang
berkaitan dengan Undang-undang Cipta Kerja, latar belakang
dibuatkanya undang-undang cipta kerja, tujuan umum undang-undang
cipta kerja, hak-hak pekerja melalui perlindungan kerja, manfaat
undang-undang cipta kerja bagi masyarakat umum, sanksi pidana
pada undang-undang cipta kerja.
Dengan tujuan agar peserta didik memahami pokok-pokok
Undang-Undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja.
KOMPETENSI DASAR
Memahami pokok-pokok Undang-Undang nomor 11 tahun 2020
tentang cipta kerja.
Indikator hasil belajar:
1. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
Undang-undang Cipta Kerja.
2. Menjelaskan latar belakang dibuatkanya undang-undang cipta
kerja.
3. Menjelaskan tujuan umum undang-undang cipta kerja.
4. Menjelaskan hak-hak pekerja melalui perlindungan kerja.
5. Menjelaskan manfaat undang-undang cipta kerja bagi
masyarakat umum. dan
6. Menjelaskan sanksi pidana pada undang-undang cipta kerja.
MATERI PELAJARAN
Pokok bahasan:
Undang-Undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja.
Subpokok bahasan:
1. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan Undang-undang
Cipta Kerja.
2. Latar belakang dibuatkanya undang-undang cipta kerja.
3. Tujuan umum undang-undang cipta kerja.
4. Hak-hak pekerja melalui perlindungan kerja.
5. Manfaat undang-undang cipta kerja bagi masyarakat umum. dan
6. Sanksi pidana pada undang-undang cipta kerja.
METODEPEMBELAJARAN
1. Metode ceramah
Digunakan untuk menjelaskan tentang pokok – pokok Undang-
Undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja
2. Metode Brainstorming (curah pendapat)
Metode ini digunakan pendidik untuk mengeksplor pendapat
peserta didik tentang Undang-Undang nomor 11 tahun 2020
tentang cipta kerja.
3. Metodetanya jawab
Metode ini digunakan pendidik untuk bertanya dan menjawab
kepada peserta didik dalam rangka mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik tentang materi yang telah disampaikan.
4. Metode penugasan
Metode ini dugunakan pendidik untuk memberi penugasan kepada
peserta didik terkait dengan materi yang diberikan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Tahap awal : 10 menit
Pendidik melaksanakan apersepsi:
a. Pendidik memerintahkan peserta didik melakukan.
b. refleksi pendidik mengaitkan materi yang sudah
disampaikan dengan materi yang akan disampaikan.
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Tahap inti : 250 menit
a. Pendidik menyampaikan materi pokok – pokok Undang-
Undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja.
b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal penting,
bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami.
c. Pendidik menggali pendapat tentang materi yang telah
disampaikan.
d. Peserta didik melaksanakan curah pendapat tentang materi
yang disampaikan oleh pendidik.
e. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya atau menanggapi materi.
f. Pendidik menugaskan peserta didik untuk melaksanakan
diskusi terkait materi yang telah diberikan.
g. Peserta didik melaksanakan diskusi sesuai dengan materi
yang diberikan.
TAGIHAN/TUGAS
Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi kepada pendidik dalam
bentuk tertulis.
LEMBAR KEGIATAN
Pendidik menugaskan kepada peserta didik untuk melaksanakan
diskusi tentang materi yang telah diberikan.
BAHAN BACAAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
RANGKUMAN
1. Informasi Cipta kerja adalah upaya penciptaan kerja melalui
usaha kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi
dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem
dan investasi dan kemudahan berusaha, dan investasi
pemeintahan pusat dan percepatan proyek strategis nasional.
2. Latar belakang dibuatkannya undang-undang Cipta kerja.
3. Latar belakang dibuatnya Undang-undang cipta adalah melihat
kondisi perekonomian dan ketenagakerjaan yang ada di
Indonesia:
a. Terjadi perlambatan ekonomi dan ketidakpastian
perekonomian global, dan gejolak politik dunia, yang
sangat mempengaruhi perekonomian nasional Indonesia;
b. Perubahan yang sangat cepat di bidang teknologi
informasi dan ekonomi digital;
c. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 5 Tahun
terakhir berkisar di angka 5 % perlu pertumbuhan yang
lebih tiggi untuk mencapai Visi Indonesia di 2045;
d. Data ketenagakerjaan :
e. Penganguran 7,05 orang ;
f. Angkatan kerja baru sekitar 2 juta orang/tahun;
g. Pekerja formal sekitar 55,3 juta orang;
h. Pekerja informal sekitar 74,1 juta orang, sehingga
diperlukan suatu upaya untuk menciptakan lapangan kerja
baru, dn tetap menjaga kelangsungan bekerja bagi pekerja
(existing);
4. Tujuan umum undang-undang Cipta kerja terdapat dalam pasal 3
Undang-undang Cipta Kerja.
a. Menciptakan dan meningktakan lapangan kerja dengan
memberikan kemudahan, perlindungan, dan
pemberdayaan terhadap koperasi dan UMK-M serta
industri dan perdagangan nasional sebagai upaya untuk
dapat menyerap tenaga kerja indonesia yang seluas-
luasnya dengan tetap memperhatikan keseimbangan dan
kemajuan antar daerah dalam kesatuan ekonomi nasional;
b. Menjamin setiap warga negara memperoleh pekerjaan,
serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja;
c. Melakukan penyesuaian berbagai aspek pengaturan yang
berkaitan dengan keberpihakan, penguatan, dan
LATIHAN
1. Jelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
pengertian-pegertian undang-undang Cipta Kerja!
2. Jelaskan latar belakang dibuatkanya undang-undang cipta kerja!
3. Jelaskan tujuan umum undang-undang cipta kerja!
4. Jelaskan hak-hak pekerja melalui perlindungan kerja!
5. Jelaskan manfaat undang-undang cipta kerja bagi masyarakat
umum!
6. Jelaskan sanksi pidana pada undang-undang cipta kerja!
PELAYANAN PERLINDUNGAN
PEREMPUAN DAN ANAK SERTA
MODUL PENANGANAN ANAK YANG
BERHADAPAN DENGAN HUKUM (UU
03 NO 35 TAHUN 2014 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK, UU NO 11
TAHUN 2012 TENTANG PERADILAN
ANAK SERTA PP NO 65 TAHUN 2015
6 JP (270 Menit)
TENTANG PELAKSANAAN DIVERSI
PENGANTAR
Dalam Hanjar ini dibahas materi tentang pengertian-pengertian
yang berkaitan dengan undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang
perlindungan anak, pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana
anak, pengertian-pengertian yang berkaitan dengan PP nomor 65
tahun 2015 tentang pelaksanaan diversi, tujuan PPA dan ABH, azas
PPA dan ABH, hak dan kewajiban serta tanggung jawab, kedudukan
anak, peran masyarakat, hukum acara peradilan anak, pengertian dan
syarat-syarat diversi, sanksi pidana.
Tujuan diberikannya Hanjar ini yaitu agar peserta didik memahami
pokok-pokok PPA dan ABH (Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Peraturan Pemerintah Nomor
65 tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dan
Penanganan Anak yang Belum Berumur 12 Tahun).
KOMPETENSI DASAR
Memahami pokok-pokok PPA dan ABH (Undang-Undang Nomor 35
tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun
2002 tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang Nomor 11 tahun
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Peraturan Pemerintah
Nomor 65 tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dan
Penanganan Anak yang Belum Berumur 12 Tahun).
Indikator Hasil Belajar:
1. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan
anak.
2. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan
pidana anak.
3. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan PP
nomor 65 tahun 2015 tentang pelaksanaan diversi.
4. Menjelaskan tujuan PPA dan ABH
5. Menjelaskan azas PPA dan ABH.
6. Menjelaskan hak dan kewajiban serta tanggung jawab.
7. Menjelaskan kedudukan anak.
8. Menjelaskan peran masyarakat.
9. Menjelaskan hukum acara peradilan anak.
10. Menjelaskan pengertian dan syarat-syarat diversi.
11. Menjelaskan sanksi pidana.
MATERI PELAJARAN
Pokok bahasan:
Pokok-pokok PPA dan ABH (Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Peraturan Pemerintah Nomor
65 tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dan
Penanganan Anak yang Belum Berumur 12 Tahun).
Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan undang-undang
nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.
2. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan undang-undang
nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak.
3. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan PP nomor 65
tahun 2015 tentang pelaksanaan diversi.
4. Tujuan PPA dan ABH
5. Azas PPA dan ABH.
6. Hak dan kewajiban serta tanggung jawab.
7. Kedudukan anak.
8. Peran masyarakat.
9. Hukum acara peradilan anak.
10. Pengertian dan syarat-syarat diversi.
11. Sanksi pidana.
METODE PEMBELAJARAN
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan pendidik untuk menjelaskan materi pokok-
pokok PPA dan ABH (Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang Nomor 11 tahun
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Peraturan
Pemerintah Nomor 65 tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan
Diversi dan Penanganan Anak yang Belum Berumur 12 Tahun).
2. Metode Brainstorming (curah pendapat)
Metode ini digunakan pendidik untuk mengeksplor pendapat
peserta didik tentang pokok-pokok PPA dan ABH (Undang-
48KAPITA SELEKTA Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
PERUNDANG-UNDANGAN
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Tahap awal : 10 menit
Pendidik melaksanakan:
a. Membuka kelas dan memberikan salam;
b. Refleksi pendidik dengan mengkaitkan dengan materi yang
sudah disampaikan dengan materi yang telah di sampaikan;
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.
2. Tahap inti : 250 menit
a. Pendidik menyampaikan materi pokok-pokok PPA dan ABH
(Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Peraturan
Pemerintah Nomor 65 tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak yang Belum
Berumur 12 Tahun).
b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal penting, dan
bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami;
c. Pendidik menggali pendapat tentang materi yang telah
disampaikan;
d. Peserta didik melaksanakan brainstorming (curah pendapat)
tentang materi yang disampaikan oleh pendidik;
e. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya atau menanggapi materi;
f. Peserta didik merespon secara aktif kegiatan pembelajaran;
g. Peserta didik melaksanakan kegiatan diskusi sesuai
permasalahan/persoalan yang di berikan oleh pendidik;
h. Pendidik membahas persoalan diskusi dan menyimpulkan
materi yang telah disampaikan.
3. Tahap akhir : 10 menit
a. Penguatan materi.
Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara
umum.
b. Cek penguasaan materi.
Pendidik mengecek penguasaan materi pembelajaran
dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta
didik.
50KAPITA SELEKTA PERUNDANG-UNDANGAN
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
TAGIHAN/TUGAS
Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi pemecahan persoalan
sesuai kelompoknya kepada pendidik.
LEMBAR KEGIATAN
Pendidik menugaskan kepada peserta didik untuk melaksanakan
diskusi sesuai dengan materi yang diberikan.
BAHAN BACAAN
j. Pasal 88
Setiap Orang yang melanggar ketentuan, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).”
k. Pasal 89
1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan, dipidana
dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) dan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
2) Setiap orang yang melanggar ketentuan, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling
sedikit Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) dan
denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah).
RANGKUMAN
1. Tujuan Perlindungan Perempuan dan Anak serta Anak Yang
Berhadapan Dengan Hukum Untuk memberikan pelayanan dan
perlindungan khusus kepada perempuan dan anak yang menjadi
saksi, korban dan/atau tersangka yang ditangani di Ruang
Pelayanan Khusus, Untuk menghindari terjadinya pelanggaran
Hak Asasi Manusia (HAM) dan tindakan yang dapat
menimbulkan ekses trauma atau penderitaan yang lebih serius
bagi perempuan dan anak.
2. Hak-hak anak dalam proses peradilan pidana merupakan suatu
hasil interaksi yang saling terkait dan mempengaruhi dengan
yang lainnya. Aspek mental, fisik, sosial, dan ekonomi
merupakan faktor yang harus ikut diperhatikan dalam
mengembangkan hak-hak anak. Untuk mendapatkan suatu
keadilan, diperlukan adanya keseimbangan antara hak dan
kewajiban.
3. Semua intervensi sistem peradilan terhadap anak, dari
pembangunan kebijakan hingga pekerjaan yang langsung
bersentuhan dengan anak harus diarahkan dengan prinsip-
prinsip, berdasarkan standar-standar dan norma-norma hukum
internasional.
4. Kenakalan anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan
sekolah dan faktor media massa baik cetak maupun elektronik.
5. Untuk mengantisipasi anak masuk pada proses peradilan, dan
implikasi negatif dari proses peradilan maka perlu diupayakan
dan memberikan porsi yang lebih besar terhadap penyelesaian
secara alternatif di luar pengadilan terhadap penanganan
masalah anak yang berhadapan dengan hukum.
6. Diversi adalah suatu pengalihan penyelesaian perkara anak dari
proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana
7. Keadilan restoratif adalah suatu penyelesaian secara adil yang
melibatkan pelaku, korban, keluarga mereka dan pihak lain yang
terkait dalam suatu tindak pidana, secara bersama-sama mencari
penyelesaian terhadap tindak pidana tersebut dan implikasinya,
dengan menekankan pemulihan kembali kepada keadaan
semula.
LATIHAN
1. Jelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan undang-
undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak!
2. Jelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan undang-
undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana
anak!
3. Jelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan PP
nomor 65 tahun 2015 tentang pelaksanaan diversi!
4. Jelaskan tujuan PPA dan ABH!
5. Jelaskan azas PPA dan ABH!
6. Jelaskan hak dan kewajiban serta tanggung jawab!
7. Jelaskan kedudukan anak!
8. Jelaskan peran masyarakat!
9. Jelaskan hukum acara peradilan anak!
10. Jelaskan pengertian dan syarat-syarat diversi!
11. Jelaskan sanksi pidana!
PENGANTAR
Hanjar ini membahas materi tentang pengertian-pengertian yang
berkaitan dengan informasi dan transaksi elektronik, asas dan tujuan,
ujaran kebencian (Hate Speech), penyelenggaraan sistem elektronik,
penyelesaian sengketa, penyidikan, perbuatan dan ketentuan pidana
informasi dan transaksi elektronik,
Dengan tujuan agar peserta didik memahami pokok – pokok
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
KOMPETENSI DASAR
Memahami pokok – pokok Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.
Indikator hasil belajar:
a. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
informasi dan transaksi elektronik;
b. Menjelaskan asas dan tujuan informasi dan transaksi elektronik;
c. Menjelaskan ujaran kebencian (Hate Speech);
d. Menjelaskan penyelenggaraan sistem elektronik;
e. Menjelaskan penyelesaian sengketa;
f. Menjelaskan penyidikan Tindak Pidana dalam Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik;
g. Menjelaskan perbuatan dan ketentuan pidana informasi dan
transaksi elektronik.
78KAPITA SELEKTA PERUNDANG-UNDANGAN SEKOLAH INSPEKTUR
POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
MATERI PELAJARAN
Pokok bahasan:
Pokok – pokok Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik..
Subpokok bahasan:
1. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan informasi dan
transaksi elektronik;
2. Asas dan tujuan informasi dan transaksi elektronik;
3. Ujaran kebencian (Hate Speech);
4. Penyelenggaraan sistem elektronik;
5. Penyelesaian sengketa;
6. Penyidikan;
7. Perbuatan dan ketentuan pidana informasi dan transaksi
elektronik.
METODE PEMBELAJARAN
1. Metode ceramah
Digunakan untuk menjelaskan tentang pokok – pokok Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik..
2. Metode Brainstorming (curah pendapat)
Metode ini digunakan pendidik untuk mengeksplor pendapat
peserta didik tentang informasi dan transaksi elektronik
khususnya yang berkaitan dengan ujaran kebencian (hate speech)
dan pencegahan penyalahgunaan dan atau penodaan agama.
3. Metodetanya jawab
Metode ini digunakan pendidik untuk bertanya dan menjawab
kepada peserta didik dalam rangka mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik tentang materi yang telah disampaikan.
4. Metode penugasan
Metode ini dugunakan pendidik untuk memberi penugasan kepada
peserta didik terkait dengan materi yang diberikan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Tahap awal : 10 menit
Pendidik melaksanakan apersepsi:
a. Pendidik memerintahkan peserta didik melakukan;
b. refleksi pendidik mengaitkan materi yang sudah
disampaikan dengan materi yang akan disampaikan;
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Tahap inti : 250 menit
a. Pendidik menyampaikan materi pokok – pokok Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal penting,
bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami;
c. Pendidik menggali pendapat tentang materi yang telah
disampaikan;
d. Peserta didik melaksanakan curah pendapat tentang materi
yang disampaikan oleh pendidik;
TAGIHAN/TUGAS
Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi kepada pendidik dalam
bentuk tertulis.
LEMBAR KEGIATAN
Pendidik menugaskan kepada peserta didik untuk melaksanakan
diskusi tentang materi yang telah diberikan.
Materi Diskusi :
Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang ITE dikaitkan dengan Peraturan
Kapolri Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana dalam
hal penanganan pelaporan tentang pencemaran nama baik.
BAHAN BACAAN
INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
(UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UU NOMOR 11 TAHUN 2008)
1) Penghinaan;
2) Pencemaran nama baik;
3) Penistaan;
4) Perbuatan tidak menyenangkan;
5) Memprovokasi;
6) Menghasut;
7) Penyebaran berita bohong dengan tujuan jahat.
1) Preemtif:
2) Preventif:
a) Pasal 27 meliputi:
b) Pasal 28 meliputi:
c) Pasal 29 meliputi:
d) Pasal 30 meliputi:
e) Pasal 31 meliputi:
f) Pasal 32 meliputi:
g) Pasal 33 meliputi:
h) Pasal 34 meliputi:
5. Penyelesaian Sengketa
a. Pasal 38
1) setiap orang dapat mengajukan gugatan terhadap
pihak yang menyelenggarakan sistem elektronik atau
menggunakan teknologi informasi yang menimbulkan
kerugian;
2) masyarakat dapat mengajukan gugatan secara
perwakilan terhadap pihak yang menyelenggarakan
sistem elektronik ataumenggunakan teknologi informasi
yang berakibat merugikan masyarakat, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Pasal 39
1) gugatan perdata dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2) selain penyelesaian gugatan perdata, para pihak dapat
menyelesaikan sengketa melalui arbitrase, atau
lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
a. Pasal 45
b. Pasal 46
1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam pasal 30 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun ataudenda
paling banyak Rp.600.000.000,00 (enam ratus juta
rupiah);
2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam pasal 30 ayat (2) dipidana dengan
pidana paling lama 7 (tujuh) tahun ataudenda paling
banyak Rp.700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah);
3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun
ataudenda paling banyak Rp.800.000.000,00 (delapan
ratus juta rupiah).
c. Pasal 47
d. Pasal 48
f. Pasal 50
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 34 ayat (1) dipadana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak
Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
g. Pasal 51
1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 12 (dua belas) tahun atau denda
paling banyak Rp.12.000.000.000,00 (dua belas miliar
rupiah);
2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam pasal 36 dipidana dengan pidana
penjar paling lama 12 (dua belas) tahun ataudenda
paling banyak Rp.12.000.000.000,00 (dua belas miliar
rupiah).
h. Pasal 52
1) Dalam hal tindak pidana menyangkut kesusilaan atau
eksploitasi seksual terhadap anak dikenakan
pemberatan sepertiga dari pidana pokok;
2) Dalam hal perbuatan ditujukan terhadap Komputer atau
system Elektronik serta Informasi Elektronik atau
Dokumen Elektronik milik Pemerintah atau yang
digunakan untuk layanan publik dipidana dengan pidana
pokok ditambah sepertiga;
3) Dalam hal perbuatan ditujukan terhadap Komputer atau
Sistem Elektronik serta Informasi Elektronik atau
Dokumen Elektronik milik Pemerintah atau badan
strategi termasuk dan tidak terbatas pada lembaga
pertahanan, bank sentral, perbankan, keuangan,
lembaga internasional, otoritas penerbangan diancam
dengan pian amaksimal ancaman pidana pokok masing-
masing pasal ditambah dua pertiga;
4) Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh korporasi
dipidana dengan pidana pokok ditambah dua pertiga.
RANGKUMAN
1. Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data
elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan,suara,
gambar, peta, rancangan, foto, electronic data Interchange (EDI),
surat elektronik (Electronic Mail), telegram, teleks, telecopy atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau
perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami
oleh orang yang mampu memahaminya;
2. Asas pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik
adalah Kepastian hukum, Manfaat, Kehati-hatian, Iktikad baik,
Kebebasan memilih teknologiatau netral teknologi.
3. Ujaran kebencian adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh
suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan,
ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam
hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat,
orientasi seksual, kewarganegaraan, agama dan lain-lain.
4. Setiap penyelenggara sistem elektronik harus menyelenggarakan
sistem elektronik secara andal dan aman serta bertanggung jawab
terhadap beroperasinya sistem elektronik sebagaimana mestinya.
LATIHAN
1. Jelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan informasi
dan transaksi elektronik!
2. Jelaskan asas dan tujuan!
3. Jelaskan ujaran kebencian (Hate Speech)!
4. Jelaskan penyelenggaraan sistem elektronik!
5. Jelaskan penyelesaian sengketa!
6. Jelaskan penyidikan!
7. Jelaskan perbuatan yang dilarang dalam UU ITE dan ketentuan
pidana!
PENGANTAR
Dalam Hanjar ini dibahas materi tentang pengertian kekarantinaan
kesehatan secara umum, azas kekarantinaan kesehatan, tujuan
kekarantinaan kesehatan, hak dan kewajiban kekarantinaan
kesehatan, kedaruratan kesehatan masyarakat, penyidik dalam
kekarantinaan kesehatan, sanksi pidana terhadap pelaku yang
melakukan pelanggaran Undang-Undang kekarantinaan kesehatan.
Tujuan diberikannya materi ini adalah agar peserta didik
memahami pokok-pokok Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018
tentang kekarantinaan kesehatan.
KOMPETENSI DASAR
Memahami pokok-pokok Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018
tentang kekarantinaan kesehatan.
MATERI PELAJARAN
Pokok bahasan:
Pokok-pokok Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 Tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
Subpokok bahasan:
1. Pengertian kekarantinaan kesehatan secara umum;
2. Azas kekarantinaan kesehatan;
3. Tujuan kekarantinaan kesehatan;
4. Hak dan kewajiban kekarantinaan kesehatan;
5. Kedaruratan kesehatan masyarakat;
6. Penyidik dalam kekarantinaan kesehatan;
7. Sanksi pidana terhadap pelaku yang melakukan pelanggaran
Undang-Undang kekarantinaan kesehatan.
METODE PEMBELAJARAN
1. Metode ceramah
Metode ini digunakan pendidik untuk digunakan untuk
menjelaskan materi tentang Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018
tentang Kekarantinaan Kesehatan.
2. Metode Brainstorming (curah pendapat)
Metode ini digunakan pendidik untuk mengeksplor pendapat
peserta didik tentang Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018
tentang Kekarantinaan Kesehatan.
3. Metode tanya jawab
Metode ini digunakan pendidik untuk bertanya dan menjawab
kepada peserta didik dalam rangka mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik tentang materi yang telah disampaikan.
4. Metode penugasan
Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik
melaksanakan diskusi kelompok pemecahan masalah yang
berkaitan dengan materi yang disampaikan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Tahap awal : 10 menit
Pendidik melaksanakan:
a. Membuka kelas dan memberikan salam;
b. Perkenalan;
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.
a. Penguatan materi.
Pendidikmemberikan ulasan dan penguatan materi secara
umum.
b. Cek penguasaan materi.
Pendidik mengecek penguasaan materi pembelajaran
dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta
didik.
c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.
Pendidik menggali manfaat yang bisa diambil dari
pembelajaran yang disampaikan.
d. Pendidik menugaskan peserta didik untuk mengumpulkan
hasil diskusi.
TAGIHAN/TUGAS
Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi pemecahan persoalan
kelompok kepada pendidik.
LEMBAR KEGIATAN
Pendidik menugaskan kepada peserta didik untuk melaksanakan
diskusi secara kelompok tentang permasalahan terkait kekarantinaan
kesehatanatau materi yang telah diberikan.
BAHAN BACAAN
RANGKUMAN
1. Kekarantinaan Kesehatan adalah upaya mencegah dan
menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko
kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan
kedaruratan kesehatan masyarakat.
2. Kedaruratan Kesehatan Masyarakat adalah kejadian kesehatan
masyarakat yang bersifat luar biasa dengan ditandai penyebaran
penyakit menular dan/atau kejadian yang disebabkan oleh radiasi
nuklir, pencemaran biologi, kontaminasi kimia, bioterorisme, dan
pangan yang menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensi
menyebar lintas wilayah atau lintas negara.
3. Asas-asa Kekarantinaan Kesehatan:
a. perikemanusiaan;
b. manfaat;
c. pelindungan;
d. keadilan
e. nondiskriminatif;
f. kepentingan umum;
g. keterpaduan;
h. kesadaran hukum; dan
i. kedaulatan negara.
4. Tujuan Kekarantinaan Kesehatan untuk:
a. Melindungi masyarakat dari penyakit dan/atau Faktor Risiko
Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat;
b. Mencegah dan menangkal penyakit dan/atau Faktor Risiko
Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat;
c. Meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan
masyarakat; dan
d. Memberikan pelindungan dan kepastian hukum bagi
masyarakat dan petugas kesehatan.
5. Hak dan kewajiaban kekarantinaan kesehatan diatur dalam:
a. Setiap Orang mempunyai hak memperoleh perlakuan yang
sama dalam penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan.
b. Setiap Orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan
kesehatan dasar sesuai kebutuhan medis, kebutuhan
pangan, dan kebutuhan kehidupan sehari-hari lainnya
selama Karantina.
c. Setiap orang wajib mematuhi penyelenggaraan
Kekarantinaan Kesehatan Setiap orang berkewajiban ikut
LATIHAN
1. Jelaskan pengertian kekarantinaan kesehatan secara umum!
2. Jelaskan azas kekarantinaan kesehatan!
3. Jelaskan tujuan kekarantinaan kesehatan!
4. Jelaskan hak dan kewajiban kekarantinaan kesehatan!
5. Jelaskan kedaruratan kesehatan masyarakat!
6. Jelaskan penyidik dalam kekarantinaan kesehatan!
7. Jelaskan sanksi pidana terhadap pelaku yang melakukan
pelanggaran Undang-Undang kekarantinaan kesehatan!
PENGANTAR
Dalam Hanjar ini dibahas materi tentang pengertian yang
berkaitan dengan Undang-Undang perikanan, asas Undang-Undang
perikanan, barang bukti dalam Undang-Undang perikanan, sanksi
pidana Undang-Undang perikanan..
Tujuan diberikannya materi ini adalah agar peserta didik
memahami pokok-pokok Undang-Undang Nomor Nomor 31 Tahun
2004 tentang Perikanan dan perubahannya (Undang-Undang Nomor
45 tahun 2009).
KOMPETENSI DASAR
Memahami pokok-pokok Undang-Undang Nomor Nomor 31 Tahun
2004 tentang Perikanan dan perubahannya (Undang-Undang Nomor
45 tahun 2009).
MATERI PELAJARAN
Pokok bahasan:
Pokok-pokok Undang-Undang Nomor Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan dan perubahannya (Undang-Undang Nomor 45 tahun
2009).
Subpokok bahasan:
1. Pengertian yang berkaitan dengan Undang-Undang perikanan.
2. Asas Undang-Undang perikanan.
3. Barang bukti dalam Undang-Undang perikanan.
4. Sanksi pidana Undang-Undang perikanan.
METODE PEMBELAJARAN
1. Metode ceramah
Metode ini digunakan pendidik untuk digunakan untuk
menjelaskan materi tentang Undang-Undang Nomor Nomor 31
Tahun 2004 tentang Perikanan dan perubahannya (Undang-
Undang Nomor 45 tahun 2009).
2. Metode Brainstorming (curah pendapat)
Metode ini digunakan pendidik untuk mengeksplor pendapat
peserta didik tentang Undang-Undang Nomor Nomor 31 Tahun
2004 tentang Perikanan dan perubahannya (Undang-Undang
Nomor 45 tahun 2009).
3. Metode tanya jawab
Metode ini digunakan pendidik untuk bertanya dan menjawab
kepada peserta didik dalam rangka mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik tentang materi yang telah disampaikan.
4. Metode penugasan
Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik
melaksanakan diskusi kelompok pemecahan masalah yang
berkaitan dengan materi yang disampaikan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Tahap awal : 10 menit
Pendidik melaksanakan:
a. Membuka kelas dan memberikan salam;
b. Perkenalan;
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.
a. Penguatan materi.
Pendidikmemberikan ulasan dan penguatan materi secara
umum.
b. Cek penguasaan materi.
Pendidik mengecek penguasaan materi pembelajaran
dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.
c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.
Pendidik menggali manfaat yang bisa diambil dari
pembelajaran yang disampaikan.
TAGIHAN/TUGAS
Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi pemecahan persoalan
kelompok kepada pendidik.
LEMBAR KEGIATAN
Pendidik menugaskan kepada peserta didik untuk melaksanakan
diskusi secara kelompok tentang permasalahan terkait Undang-
Undang Nomor Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dan
perubahannya (Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009) atau materi
yang telah diberikan.
BAHAN BACAAN
b. Penyidik berwenang:
1) menerima laporan atau pengaduan dari seseorang
tentang adanya tindak pidana di bidang perikanan;
2) memanggil dan memeriksa tersangka dan/atau saksi
untuk didengar keterangannya;
3) membawa dan menghadapkan seseorang sebagai
tersangka dan/atau saksi untuk didengar
keterangannya;
4) menggeledah sarana dan prasarana perikanan yang
diduga digunakan dalam atau menjadi tempat
melakukan tindak pidana di bidang perikanan;
5) menghentikan, memeriksa, menangkap, membawa,
dan/atau menahan kapal dan/atau orang yang
disangka melakukan tindak pidana di bidang
perikanan;
6) memeriksa kelengkapan dan keabsahan dokumen
usaha perikanan;
7) memotret tersangka dan/atau barang bukti tindak
pidana di bidang perikanan;
8) mendatangkan ahli yang diperlukan dalam
hubungannya dengan tindak pidana di bidang
perikanan;
9) membuat dan menandatangani berita acara
pemeriksaan;
10) melakukan penyitaan terhadap barang bukti yang
digunakan dan/atau hasil tindak pidana;
11) melakukan penghentian penyidikan; dan
12) mengadakan tindakan lain yang menurut hukum dapat
dipertanggungjawabkan.
13) Penyidik memberitahukan dimulainya penyidikan
kepada penuntut umum paling lama 7 (tujuh) hari
sejak ditemukan adanya tindak pidana di bidang
perikanan.
14) Untuk kepentingan penyidikan, penyidik dapat
menahan tersangka paling lama 20 (dua puluh) hari.
15) Jangka waktu, apabila diperlukan untuk kepentingan
pemeriksaan yang belum selesai, dapat diperpanjang
oleh penuntut umum paling lama 10 (sepuluh) hari.
16) Ketentuan tidak menutup kemungkinan tersangka
dikeluarkan dari tahanan sebelum berakhir waktu
penahanan tersebut, jika kepentingan pemeriksaan
sudah terpenuhi.
126KAPITA SELEKTA PERUNDANG-UNDANGAN SEKOLAH INSPEKTUR
POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
RANGKUMAN
1. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan
sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu
sistem bisnis perikanan. Sumber daya ikan adalah potensi semua
jenis ikan. Lingkungan sumber daya ikan adalah perairan tempat
kehidupan sumber daya ikan, termasuk biota dan faktor alamiah
sekitarnya.
2. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian
dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan.
3. Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di
perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat
atau cara apa pun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal
untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan,
menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya.
4. Pengelolaan perikanan dilakukan berdasarkan asas:
a. manfaat;
b. keadilan;
c. kebersamaan;
d. kemitraan;
e. kemandirian;
f. pemerataan;
g. keterpaduan;
h. keterbukaan;
i. efisiensi;
j. kelestarian; dan
k. pembangunan yang berkelanjutan.
5. Barang Bukti dalam undang-undang perikanan :
Barang Bukti adalah benda bergerak atau tidak bergerak
dan/atau alat/sarana yang digunakan dan/atau yang dihasilkan
dari Tindak Pidana Perikanan serta telah dilakukan Penyitaan
oleh penyidik sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
6. Sanksi Pidana undang-undang perikanan :
Ketentuan Pidana Undang-undang perikanan terdapat dalam
Pasal 84 sampai dengan Pasal 101 UU Nomor 31 tahun 2004
dan ada beberapa perubahan dan penambahan Pasal dalam
Undang-undang Nomor 45 tahun 2009.
LATIHAN
1. Jelaskan pengertian yang berkaitan dengan Undang-Undang
perikanan!
2. Jelaskan asas Undang-Undang perikanan!
3. Jelaskan barang bukti dalam Undang-Undang perikanan!
4. Jelaskan sanksi pidana Undang-Undang perikanan!
SURAT PERINTAH
Nomor : Sprin/ 127 /II/DIK.1.3./2021
DIPERINTAHKAN
e. Wakil Ketua
menjelaskan petunjuk teknis pelaksanaan, mengontrol
berlangsungnya kegiatan, dan moderator dalam kegiatan rapat
koordinasi penyusunan hanjar Dikbangum Sekolah Inspektur Polisi
(SIP) angkatan 50 T.A. 2021.
f. Sekretaris
menyiapkan kelengkapan administrasi (jadwal kegiatan, daftar
hadir, pembagian kelompok diskusi dan penyiapan tempat
pelaksanaan kegiatan).
g. Notulen
bertugas mencatat poin-poin penting yang dibahas dan disepakati
bersama.
i. Operator Kelompok
mempersiapkan perlengkapan diskusi, memfasilitasi kebutuhan
peserta diskusi, mengkompulir materi awal sebagai bahan diskusi,
dan menuangkan hasil diskusi disesuaikan dengan format
kurikulum.
JABATAN
NO NAMA PANGKAT
STRUKTURAL KEPANITIAAN
1 2 3 4 5
Drs. ARIEF KOMJEN
1. KALEMDIKLAT POLRI PELINDUNG
SULISTYANTO, M.Si. POL
Drs. LUKI HERMAWAN,
2. IRJEN POL WAKA LEMDIKLAT POLRI PENASIHAT
M.Si.
MARDIAZ KUSIN
BRIGJEN KA SETUKPA LEMDIKLAT
3. DWIHANANTO., S.I.K., PENGARAH
POL POLRI
M.HUM.
KABAG KURHANJAR
Drs. HUDIT WAHYUDI., KOMBES
5. DIKBANGUM ROKURLUM WAKIL KETUA
M.Hum., M.Si. POL
LEMDIKLAT POLRI
KASUBBAG SESPIMMA
BAG KURHANJAR
6. ANDI SOPHIAN, S.I.K. AKBP DIKBANGUM SEKRETARIS
ROKURLUM LEMDIKLAT
POLRI
PAUR SUBBAG
SESPIMTI BAG
KURHANJAR
7. RUDIANTO, S.E. PENATA NOTULEN
DIKBANGUM
ROKURLUM LEMDIKLAT
POLRI
10. RUTIYEM.....
2 LAMPIRAN
SURAT PERINTAH KALEMDIKLAT POLRI
NOMOR : SPRIN/ 127 /II/DIK.1.3./2021
TANGGAL: 1 FEBRUARI 2021
1 2 3 4 5
PS. PAUR SUBBAG
SESPIMMEN BAG
KURHANJAR
10. RUTIYEM PENDA I ANGGOTA
DIKBANGUM
ROKURLUM LEMDIKLAT
POLRI
PAUR PD SUBBAG STIK
BAG KURHANJAR
RINDANG GALIH. S., OPERATOR
11. PENATA DIKBANGUM
S.E. KELOMPOK I
ROKURLUM LEMDIKLAT
POLRI
KASUBBAG SESPIMMEN
BAGKURHANJAR
14. WILIANAH, S.H.,M.H. AKBP ANGGOTA
DIKBANGUM ROKURLUM
LEMDIKLAT POLRI
18. TJATUR.....
3 LAMPIRAN
SURAT PERINTAH KALEMDIKLAT
POLRI NOMOR : SPRIN/
127/II/DIK.1.3./2021 TANGGAL: 1
FEBRUARI 2021
1 2 3 4 5
KAURMIN
TJATUR
BAGKURHANJAR
18. SURATININGRUM, KOMPOL ANGGOTA
DIKBANGUM ROKURLUM
S.H.
LEMDIKLAT POLRI
BAMIN BAGKURHANJAR
HANNY SALOMI
19. AIPTU DIKBANGUM ROKURLUM ANGGOTA
NENO
LEMDIKLAT POLRI
PS. PAUR PD SUBBAG
BAG SESPIMMA
NERI ROCHNIAWATI, KURHANJAR OPERATOR
20. PENATA
S.Kom. DIKBANGUM KELOMPOK III
ROKURLUM LEMDIKLAT
POLRI
KETUA
KASUBIDMIN BIDANG
SITI ROMADIYAH, DISKUSI
21. AKBP HUKUM SETUKPA
S.H. KELOMPOK
LEMDIKLAT POLRI
IV
PS. PAUR SUBBAG
SESPIMMEM BAG
KURHANJAR
22. SUCI HASTUTI PENDA I ANGGOTA
DIKBANGUM
ROKURLUM LEMDIKLAT
POLRI
BAMIN BAGKURHANJAR
23. ACHMAD GUFRON BRIPKA DIKBANGUM ROKURLUM ANGGOTA
LEMDIKLAT POLRI
PAUR SUBBAG
SESPIMMEN BAG OPERATOR
24. Drs. HERU MARTONO PEMBINA KURHANJAR KELOMPOK
DIKBANGUM ROKURLUM IV
LEMDIKLAT POLRI
Dikeluarkan di : Jakarta
pada tanggal : 1Februari 2021
KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI