26 JP ( 1.170 Menit )
PENGANTAR
Hukum Acara Pidana merupakan hukum formil yang didalamnya
memuat ketentuan-ketentuan tentang bagaimana suatu proses beracara
dalam rangka penegakan hukum pidana (hukum materil). Di Indonesia
hal tersebut diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tanggal
31 Desember 1981 ttg Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP ) yang dilengkapi dengan peraturan pelaksanaannya, yaitu PP
Nomor 27 tahun 1983 yang telah dirubah dengan PP Nomor 58 Tahun
2010 dan PP Nomor 92 Tahun 2015. Dalam ketentuan Hukum Acara
Pidana tersebut kita akan mengetahui bagaimana proses penanganan
suatu tindak pidana mulai dari penyelidikan, penyidikan, penuntutan
maupun pemeriksaan siding pengadilan dan pelaksanaan putusan
hakim. Disamping hal tersebut juga diatur bagaimana hak-hak tersangka
di lindungi Undang-Undang, antara lain adanya hak untuk mengajukan
saksi yang meringankan baginya, hak untuk didampingi Penasehat
Hukum dan mendapatkan bantuan Hukum serta hak untuk
mendapatkan salinan Berita Acara Pemeriksaan.
Beberapa hal yang akan kita bahas dalam Modul ini meliputi :
1. Sejarah Hukum Acara Pidana
2. Penyelidikan & Penyidikan
3. Criminal Juctice System ( CJS )
4. Upaya paksa
5. Tindakan Kepolisian terhadap Pimpinan/Anggota Dewan dan
terhadap Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
6. Pra Peradilan
7. Orientasi Penuntutan
8. Orientasi Peradilan
PENGANTAR
KOMPETENSI DASAR
MemahamiSejarah lahirnya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP),
perbedaan HIR dan KUHAP serta Azas-azas Hukum Acara Pidana.
MATERI POKOK
METODE PEMBELAJARAN
1. Metode ceramah
Metode ceramah ini digunakan pada saat menjelaskan materi
tentang:
1. Sejarah Hukum Acara Pidana
2. Perbedaan HIR dan KUHAP.
3. Azas-azas Hukum Acara Pidana.
2. Alat
a. Whiteboard
b. Flipchart
c. Kertas flipchart
d. Komputer/laptop
e. LCD dan screen
f. Alat tulis
PROSES PEMBELAJARAN
HUKUM ACARA PIDANA |3
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
TAGIHAN/TUGAS
Serdik mengumpulkan resume materi yang telah disampaikan pendidik
LEMBAR KEGIATAN
BAHAN BACAAN
Dengan demikian maka HIR tetap berlaku , dan pada tahun 1948 HIR
diganti namanya menjadi REGLEMENTS INDONESIA YANG
DIPERBAHARUI yang disingkat RIB.
Melihat sejarah berlakunya dan meneliti Hukum Acara Pidana yang lama
(HIR) maupun Hukum Acara Pidana yang baru (KUHAP) kalau
kitabandingkan ada perbedaan yang pokok yaitu :
RANGKUMAN
Pada tahun 1965 telah dibuat rancangan KUHAP dan diajukan ke DPR
ditarik kembali karena beberapa hal dan tidak sesuai dengan prosedur .
Kemudian RUU HAP (Rancangan Undang – undang Hukum Acara
Pidana) diadakan perubahan dan penyempurnaan kembali dengan
kegiatan –kegiatan sebagai berikut :
Rapat Kerja Para penegak Hukum di Cibogo yang dikenal dengan
nama Ci Bogo I,II dan Cibogo III .
Pertemuan 6 Pejabat tinggi terdiri dari : Menkeh , Ketua MA, Jaksa
Agung, Kapolri, Pangkopkamtib, dan Kaskopkamtib yang membahas
tentang bantuan Hukum
Kegiatan Badan Pembina Hukum Nasional ( BPHN ) dengan
kegiatan : Penelitian,Pengkajian , Simposium , Lokakarya , Diskusi
dan Lain – lain .
Setelah melalui proses yang panjang dan perubahan berkali–kali
serta penyempurnaan, maka tanggal 12 September 1979 RUU HAP
yang merupakan Draft yang ke 5 , diserahkan Pemerintah kepada
DPR untuk dibahas.
Setelah dibahas oleh DPR bersama Pemerintah kurang lebih 2
tahun terwujudlah RUU HAP yang telah di setujui DPR-RI
diserahkan kembali ke Pemerintah untuk di undangkan . Tanggal 31
Desember 1981 RUU HAP di undangkan menjadi UU No. 8 tahun
1981, dan di masukan dalam lembaran Negara tahun 1981 No. 76
dan dikenal dengan kitab Undang-undang Acara Pidana (KUHAP ).
Hukum Acara Pidana yang lama (HIR) maupun Hukum Acara Pidana
yang baru (KUHAP) kalau kita bandingkan ada perbedaan yang pokok
yaitu : sistem tindakan, sistem pengawasan, sistem pemeriksaan dan
tahap pmeriksaan
LATIHAN
Test Formatif
Berilah tanda silang ( X ) pada yang anda. Anggap paling tepat.
1) Inlands Reglement ( IR ) berlaku di Indonesia berdasarkan:
a. Staatblaad no 57/ 1847 b. Staatblaad no 48/1848
c. Staatblaad no 75/ 1874 d. Staatblaad no 47/1847
HUKUM ACARA PIDANA |9
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Kunci Jawaban. 1.a, 2.b, 3.b, 4.c, 5.b, 6.c, 7.a, 8.c, 9.d, 10,c
6. Soal Uraian
1) Sebutkan tahapan-tahapan sejarah Hukum Pidana di Indonesia
2) HIR yang merupakan produk kolonial Belanda ternyata tetap masih
diberlakukan setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17
Agustus 1945 : Jelaskan dasar hukum pemberlakukan HIR
tersebut
3) Jelaskan perbedaan HIR dan KUHAP di tinjau dari tahapan –
tahapan proses Pidana !
4) Sebutkan dan jelaskan secara singkat 2 Azas dalam KUHAP !
PENGANTAR
KOMPETENSI DASAR
Memahami tentang pengertian Penyelidikan dan Penyidikan siapa
penyelidik, penyidik, penyidik pembantu serta wewenangnya.
MATERI POKOK
METODE PEMBELAJARAN
1. Metode ceramah
Metode ceramah ini digunakan pada saat menjelaskan materi
tentang:
a. Penyelidikan & Penyidikan
b. Penyelidik dan penyidik
c. Proses penyidikan tindak pidana
1. Bahan
a. Bahan diskusi
b. Materi bahan ajar
2. Alat
a. Whiteboard
b. Flipchart
c. Kertas flipchart
d. Komputer/laptop
e. LCD dan screen
f. Alat tulis
PROSES PEMBELAJARAN
TAGIHAN/TUGAS
LEMBAR KEGIATAN
BAHAN BACAAN
1.1 Penyelidikan
1.2 Penyidikan
2.1 Penyelidik
Penyelidik adalah pejabat POLRI yang diberi wewenang oleh undang-
undang ini untuk melakukan penyelidikan ( pasal 1 butir 4)
KUHAP.
Penyelidik adalah setiap pejabat POLRI (pasal 4) KUHAP.
2.2 Penyidik
Penyidik adalah pejabat POLRI/ pejabat PNS tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan
penyidikan ( Pasal 1 butir 1 ) KUHAP.
Syarat kepangkatan dan pengangkatan sesuai dengan pasal 2A PP
No.58 tahun 2010 tentang Perubahan PP No.27 tahun 1983
tentang Pedoman Pelaksanaan KUHAP.
RANGKUMAN
LATIHAN
Test Formatif
Petunjuk Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap
paling benar !
Kunci jawaban : 1c, 2a, 3c, 4d, 5c, 6a, 7c, 8c, 9b, 10c
7. SOAL URAIAN
Modu
CRIMINAL JUSTICE SYSTEM
l
03 2 JP ( 90 menit)
PENGANTAR
KOMPETENSI DASAR
Memahami pengertian Criminal Justice System (CJS), hubungan
antara penyidik dengan Penuntut Umum, Pengadilan Negeri,
Penasehat Hukum, PPNS Dan Dapat Menerapkan CJS dengan
instansi terkait.
MATERI POKOK
1. Pengertian Criminal Justice System (CJS),
2. Hubungan koordinasi antara penyidik dengan Penuntut Umum,
3. Hubungan koordinasi antara penyidik dengan Pengadilan Negeri.
4. Hubungan koordinasi antara penyidik dengan Penasehat Hukum
5. Hubungan koordinasi antara penyidik dengan PPNS.
METODE PEMBELAJARAN
Ceramah digunakan untuk menjelaskan materi tentang :
a. Pengertian Criminal Justice System (CJS),
b. Hubungan koordinasi antara penyidik dengan Penuntut Umum,
c. Hubungan koordinasi antara penyidik dengan Pengadilan Negeri.
d. Hubungan koordinasi antara penyidik dengan Penasehat Hukum
e. Hubungan koordinasi antara penyidik dengan PPNS.
1. Bahan
a. Bahan diskusi
b. Materi bahan ajar
2. Alat
a. Whiteboard
b. Flipchart
c. Kertas flipchart
d. Komputer/laptop
e. LCD dan screen
f. Alat tulis
PROSES PEMBELAJARAN
1. Tahap awal :5 menit
TAGIHAN/TUGAS
LEMBAR KEGIATAN
Peserta didik diberi penugasan untuk membuat dan mengumpulkan
resume materi tentang criminal justice system
BAHAN BACAAN
Pasal 27 (1d) melengkap berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat
melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan
yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik .
Penyitaan surat atau tulisan lain dari mereka yang berkewajiban menurut
UU untuk merahasiakannya,sepanjang tidak menyangkut rahasia
Negara,hanya dapat dilakukan atas persetujuan mereka atau atas ijin
khusus Ketua Pengadilan Negeri setempat kecuali Undang-Undang
menentukan lain.
2.7 Pasal 47 KUHAP.
Ayat (3) Hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2) pasal ini, dapat dilakukan pada semua tingkat pemeriksaan
dalam proses peradilan menurut ketentuan yang diatur dalam ayat
tersebut.
Ayat (3) Dalam hal tindak pidana telah selesai di sidik oleh
penyidik tersebut pada pasal 6 ayat (1) huruf b, ia segera
menyerahkan hasil penyidikannya kepada PU melalui penyidik
tersebut pada pasal 6 ayat (1) huruf a .
Berita acara tersebut selain ditanda tangani oleh pejabat tersebut pada
ayat (2) ditanda tangani pula oleh semua pihak yang terlibat dalam
tindakan tersebut pada ayat (1), penasehat hukum ikut tanda tangan
berita acara.
Rangkuman
Criminal Justice System (CJS) adalah suatu sistem penegakan hukum
secara terpadu antara aparat penegak hukum dalam melakukan suatu
proses tindak pidana yang berpedoman kepada KUHAP. Dalam criminal
justice sistem tersebut diwujudkan dalam bentuk hubungan antara
penyidik dengan Penuntut Umum, Pengadilan Negeri, Penasehat
Hukum, PPNS.
Latihan
Test Formatif
Petunjuk Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap
paling benar !
Kunci jawaban :1.b, 2.d, 3.b, 4.d, 5.b, 6.a, 7.b, 8.c, 9.a, 10.d
Soal Uraian
PENGANTAR
Dalam bagian ini dibahas materi tentang upaya paksa yang meliputi
Pemanggilan, Pemeriksaan, Penangkapan, Penahanan,
Penggeledahan, Penyitaan dan Menerapkan ketentuan dalam
pelaksanaan upaya paksa.
KOMPETENSI DASAR
HUKUM ACARA PIDANA | 33
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
MATERI POKOK
1. Pemanggilan,
2. Pemeriksaan,
3. Penangkapan,
4. Penahanan,
5. Penggeledahan,
6. Penyitaan.
METODE PEMBELAJARAN
1) Pemanggilan
2) Penangkapan
3) Penahanan
4) Penggeledahan
5) Penyitaan
1. Bahan
a. Bahan diskusi
b. Materi bahan ajar
2. Alat
a. Whiteboard
b. Flipchart
c. Kertas flifchart
d. Komputer / laptop
e. LCD dan screen
f. Alat tulis
PROSES PEMBELAJARAN
TAGIHAN/TUGAS
Lembar kegiatan
BAHAN BACAAN
1. PEMANGGILAN
Apabila dengan cara tersebut diatas juga tidak ada hasilnya, maka
panggilan tersebut ditempelkan di tempat pengumuman kantor pejabat
yang mengeluarkan panggilan tersebut.
Terhadap mereka yang dipanggil wajib datang dan berhak segera
mendapat pemeriksaan. Bagi mereka yang dipanggil tidak datang maka
penyidik memangil sekali lagi dengan perintah kepada petugas untuk
membawa kepadanya ( Pasal 112 (2) ).
Bagi yang di panggil tidak datang dengan memberi alasan yang patut
dan wajar maka penyidik datang ke tempat kediamannya ( Pasal 113).
Yang perlu diperhatikan bahwa dalam pembuatan surat panggilan
tersebut harus memperhatikan adanya tenggang waktu yang wajar
antara diterimanya surat panggilan dengan keharusan untuk memenuhi
surat panggilan tersebut ( Lihat Kep. Menkeh No. M.14.PW.07.03 tahun
1983) , perlawanan terhadap panggilan ini dapat dipidana sesuai pasal
224 KUHP, 522 KUHPM, 212 KUHP, 216 KUHP.
2. PEMERIKSAAN
diambil sumpahnya.
Dalam hal dianggap perlu, penyidik dapat meminta pendapat orang ahli
atau orang yang memiliki keahlian khusus.
Saksi tersebut karena hak harkat martabat, pekerjaan atau jabatannya
harus menyimpan rahasia maka yang bersangkutan dapat menolak
untuk memberikan keterangan yang diminta . Hasil dari pemeriksaan
tersebut dituangkan dalam berita acara dan di tanda tangani oleh
petugas serta yang bersangkutan.
Pengertian penangkapan
Penangkapan adalah suatu tindakan penyelidik berupa pengekangan
sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat
cukup bukti guna kepentingan penyidikan dan tuntutan dan atau
peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam Undang –
undang No. 8 tahun 1981. Sementara waktu yang dimaksudkan adalah
1 x 24 jam. Adapun yang dapat di tangkap adalah :
Pelaku kejahatan berdasarkan bukti permulaan yang cukup.
Pelaku pelanggaran apabila setelah dipanggil secara sah dua kali
berturut-turut tidak memenuhi panggilan tanpa alasan.
Cara Penangkapan :
Apabila penangkapan akan dilakukan maka sebelumnya petugas
tersebut harus di lengkapi dengan surat Springas dan Sprin tangkap.
Setelah itu dibuatkan berita acaranya dan disampaikan kepada
keluarganya. Namun apabila dilakukan diluar daerah wilayah hukum dan
dilakukan oleh penyelidik maka di beritakan surat perintah membawa
dan menghadapkan seseorang kepada penyidik dan dapat dilakukan
HUKUM ACARA PIDANA | 40
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Tertangkap tangan
Pengertian tertangkap tangan adalah tertangkapnya seseorang pada
waktu sedang melakukan tindak pidana atau dengan segera melakukan
tindak pidana atau dengan segera setelah tindak pidana tersebut
dilakukan atau sesaat kemudian diserukan oleh kalayak ramai sebagai
orang yang melakukannya atau sesaat kemudian kepadanya ditemukan
benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak
pidana yang menunjukan bahwa ia adalah pelakunya atau turut
melakukan tindak pidana itu.
a. Memasuki :
Ruang dimana sedang berlangsung sidang MPR,DPR,DPRD.
Tempat dimana sedang berlangsung ibadah/Upacara keagamaan
Ruang dimana sedang berlangsung sidang pengadilan ( pasal 35
KUHAP ).
b. Dapat menyita :
Benda dan alat yang diduga untuk melakukan tindak pidana atau
benda lain yang dapat dipakai sebagai barang bukti ( pasal 40
KUHP )
Paket/surat /benda yang pengirim/pengangkutannya lewat kantor
pos dan telekomunikasi atau perusahaan pengangkutan lainnya
yang diperuntukan bagi tersangka atau berasal dari padanya
(pasal 41 KUHAP)
4. PENAHANAN
a. Syarat subjektif :
b. Syarat objektif :
tetapkan.
4.1.5 Pembantaran.
5. PENGGELEDAHAN
HUKUM ACARA PIDANA | 44
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
6. PENYITAAN
Bila tertangkap tangan penyitaan surat dan benda pos atau benda
telekomunikasi dapat dilakukan secara langsung oleh penyidik.
Demikian juga halnya pada penyitaan surat secara tidak langsung
melalui perintah penyidik kepada pemegang atau yang menguasai untuk
menyerahkan kepada penyidik seperti yang diatur dalam pasal 42 ayat
(2), maka pada pasal 43 diatur pula bentuk dan cara penyitaan surat-
surat lain yang disebutkan pada pasal 41 dan pasal 42 (2).
Yang dimaksud dengan surat masukan lain pda pasal 43 adalah surat
atau tulisan yang “ dismpan “ atau “dikuasai “ oleh orang tertentu dimana
yang menyimpan atau menguasai surat itu , “diwajibkan
merasahasikannya“ oleh Undang-undang misalnya , seorang Notaris
adalah Pejabat atau orang tertentu menyimpan dan menguasai akta
notaris testmen, dan oleh undang –undang diwajibkan untuk
merahasiakan isinya . Akan taetapi harus diingat , kepada kelompok
surat atau tulisan lain ini tidak termasuk surat atau tulisan yang
menyangkut “ rahasia Negara “ surat atau tulisan yang menyangkut
rahasia negara “ tidak takluk “ kepada ketentuan pasal 43 KUHAP . Oleh
karena itu pada pasal 43 tidak dapat diperlakukan sepanjang tulisan
atau surat yang menyangkut rahasia negara.
Atau kalau dibalik, pasal 43 hanya dapat di terapkan terhadap surat dan
tulisan yang “ tidak” menyangkut rahasia negara.
RANGKUMAN
Pemanggilan adalah kewenangan penyidik/penyidik pembantu, penuntut
umum, dan Hakim untuk memanggil/mendatangkan seseorang yang
dilakukan untuk kepentingan pemeriksaan/ didengar keterangan baik
sebagai saksi atau tersangka.
Alasan pemanggilan.
Waktu dan panggilan tersebut harus dipenuhi.
Nama dan jabatan yang memanggil.
Nama dan alamat yang dipanggil.
Latihan
Tes Formatif
a. Berhak c. Boleh
b. Wajib d. Dapat
5) Syarat untuk melakukan penahanan meliputi berikut kecuali :
a. Pelaku Tindak pidana c. Terpenuhinya syarat obyektif
b. dikawatirkan lari, ulang d. Tidak cukup bukti
tindak pidana , musnahkan
barbuk
6) Penyitaan yang boleh dilakukan tanpa harus menunggu ijin Pengadilan
Negeri terlebih dahulu terhadap :
a. Benda bergerak c. Benda antik
b. Benda tak bergerak d. Benda keramat
7) Dalam melaksanakan penggeledahan Rumah harus ada ijin dari
a. Penuntut Umum c. Ketua pengadilan Tinggi
b. Ketua Pengadilan Negri d. Majelis Hakim
Kunci Jawaban : 1b, 2d, 3c, 4a, 5d, 6a, 7b, 8b, 9b, 10b
Soal Uraian.
1) Jelaskan pengertian pemanggilan
2) Jelaskan tindakan yang dilakukan penyidik apabila yang dipanggil
PENGANTAR
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
1. Tindakan Kepolisian terhadap Kepala / Wakil Kepala Daerah.
2. Tindakan Kepolisian terhadap pimpinan/anggota Dewan.
3. Tindakan hukum terhadap aparat sipil di daerah.
METODE PEMBELAJARAN
a. Bahan diskusi
b. Materi bahan ajaran
2. Alat
a. Whiteboard
b. Flipchart
c. Kertas flifchart
d. Komputer/ laptop
e. LCD / screen
f. Alat tulis
PROSES PEMBELAJARAN
a. Penguasaan materi :
Gadik memberikan ulasan secara umum terkait
dengan proses pembelajaran hasil diskusi.
TAGIHAN/TUGAS
LEMBAR KEGIATAN
BAHAN BACAAN
KEPALA DAERAH
Pasal 66 :
(1) Pemanggilan dan permintaan keterangan untuk penyidikan terhadap
anggota MPR yang disangka melakukan tindak pidanaharus
mendapatkan persetujuan tertulis presiden.
(2) dalam hal persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak diberikan oleh presiden dalam waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari terhitung sejak diterimanya permohonan, proses
pemanggilan dan permintaan keterangan untuk penyidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan.
Pasal 245 :
(3) ketentuan sbgmn dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila
anggota DPR :
RANGKUMAN
LATIHAN
Test Formatif
Petunjuk berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anggap anda
paling benar !
1) Ketentuan yang mengatur penyidikan terhadap Kepala / wakil
Kepala Daerah :
a. Psl 36 UU No. 32 /2004 c. Psl 7 KUHAP
b. Psl 90 UU No. 23/ 2014 d. Psl 9 KUHAP
2) Ketentuan yang mengatur penyidikan terhadap anggota Dewan
a. Psl 36 UU No, 32 / 2004 c. Psl 4 KUHAP
b Psl 66 UU No. 27 / 2009 d. Psl 6 KUHAP
3) Penyidikan yang dilanjutkan dengan penahanan terhadap
Gubernur / Wakil Gubernur setelah ada persetujuan dari :
a. Presiden c. Menteri
b. Wakil Presiden d. Kapolri
4) Setelah berapa lama Penyidikan dapat dilakukan apabila izin dari
Presiden tidak diperoleh untuk penyidikan yang dilanjutkan
dengan penahanan terhadap Gubernur :
a. 30 Hari c. 60 Hari
b. 50 Hari d. 40 Hari
5) Penyidikan terhadap Anggota MPR, DPR, DPD harus ada
persetujuan tertulis dari :
a. Presiden c. Menteri Kehakiman
b. Wakil Presiden d. Kapolri
6) Penyidikan terhadap anggota DPRD Kabupaten Kota harus
mendapat persetujuan dari :
a. Presiden
b. Mendagri Atas nama Presiden
c. Gubernur atas nama mendagri
d. Wakil Presiden
7) Penyidikan terhadap anggota DPRD Kabupaten / Kota harus
persetujuan:
a. Bupati c. Gubernur
b. Walikota d. Gubernur atas nama Mendagri
Soal Uraian
1) Bagaimana ketentuan Penyidikan terhadap Kepala/ Wakil Kepala
Daerah?
2) Bagaimana ketentuan peyidikan terhadap anggota Dewan?
PENGANTAR
Dalam bagian ini dibahas materi tentang dasar hukum dan pengertian
pra peradilan serta bagaimana cara menghadapi tuntutan pra peradilan
terhadap tindakan yang telah dilakukan oleh penyidik serta bagaimana
cara mengantisipasi terjadinya tuntutan pra peradilan
KOMPETENSI DASAR
1. Memahami persyaratan permintaan sidang pra peradilan
MATERI POKOK
1. Persyaratan permintaan pra peradilan.
2. Tuntutan pra peradilan.
METODE PEMBELAJARAN
1. Bahan
2. Alat
a. Whiteboard
b. Flipchart
d. Kertas flifchart
e. Komputer/ laptop
f. LCD / screen
g. Alat tulis
PROSES PEMBELAJARAN
a. Penguasaan materi :
Gadik memberikan ulasan secara umum terkaitdengan proses
pembelajaran hasil diskusi.
TAGIHAN/TUGAS
Peserta didik mengumpulkan resume materi pra peradilan kepada
gadik
LEMBAR KEGIATAN
BAHAN BACAAN
Pengertian
Dasar hukum
2. Persyaratan
c. Sasaran
Syarat Obyektif
(1) Tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 5 tahun atau lebih.
(2) Tindak pidana sebagai mana dimaksud dalam pasal
282 ayat (3) pasal 296, pasal 372, pasal 378, pasal
379a, pasal 453, pasal 506 KUHAP, pasal 25 dan
pasal 26 Rechten Ordonantie (pelanggaran terhadap
ordinantie bea dan cukai terakhir dirubah dengan
STBL tahun 1931 No. 471 ) pasal 1, pasal 2 dan
pasal 4 UU Tindak pidana imigrasi ( UU No. 8 dari
tahun 1955 LN tahun 1955 No. 8 ), pasal 36 ayat 7,
Syarat Subyektif
Adanya keadaan yang menimbulkan Kekhawatiran bahwa :
(1) Tersangka akan melarikan diri, atau
(2) Menghilangkan atau merusak Barang Bukti, atau
(3) Mengulangi tindak pidana.
i) Pelaksanaan penahanan telah dilakukan sesuai prosedur
dan tata cara yang telah ditetapkan, ( Juklak atau Juklap )
antara lain :
(1) Dilakukan dengan sprin penahanan yang memuat
identitas tersangka, alasan penahanan dengan
menguraikan secara singkat tindak pidana yang
dipersangkakan menyebut tempat dimana dilakukan
penahanan dan sprin penahanan ditandatangani oleh
Kepala Kesatuan / Penyidik yang berwenang.
RANGKUMAN
LATIHAN
Test Formatif
Petunjuk : berilah tanda (X) pada jawaban yang anda anggap paling
tepat !
1. Lembaga Pra Peradilan melakukan pemeriksaan dan menuntut
pra peradilan menurut cara yang diatur dalam UU Hukum Acara
Pidana tentang
a. Sah tidaknya suatu pemanggilan dan pemeriksaan.
b. Sah tidaknya penyidik dalam melakukan pemeriksaan.
c. Sah tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan
d. Semua Benar.
2. Pemeriksaan pada Pra Peradilan dilakukan secara cepat dan
selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari Hakim harus sudah
menjatuhkan putusannya.
a. Pasal 80 (1) huruf a KUHAP
b. Pasal 81 (1) huruf b KUHAP
c. Pasal 83 (1) huruf a KUHAP
d. Pasal 82 (1) huruf b KUHAP
3. Dalam suatu perkara sudah dimulai diperiksa oleh Pengadilan
Negeri sedangkan Pemeriksaan mengenai permintaan kepada
Pra Peradilan belum selesai, maka :
a. Permintaan tersebut gugur
b. Permintaan tersebut tidak dilanjutkan
c. Permintaan tersebut diproses
d. Semua salah
4. Permintaan rehabilitasi oleh tersangka atas penangkapan atau
penahanannya tanpa alasan yang berdasarkan UU atau
kekeliruan mengenai orang / hukum yang diterapkan dengan
perkaranya tidak diajukan ke Pengadilan Negeri diputuskan oleh
a. Hakim Pengadilan Negeri
b. Hakim Pengadilan Tinggi
c. Hakim Pra Peradilan
d. Semua Benar
5. Lembaga yang menangani dan yang berwenang memeriksa serta
memutuskan Pra Peradilan adalah
a. Pengadilan Negeri
b. Pengadilan Tinggi
c. Mahkamah Agung
d. Salah semua
6. Putusan Pra Peradilan yang menetapkan tidak syahnya
penghentian penyidikan dapat dimintakan putusan akhir ke
Pengadilan Negeri dalam daerah hukum yang bersangkutan
a. Pasal 83 ayat (2) KUHAP
b. Pasal 84 ayat (2) KUHAP
c. Pasal 85 ayat (2) KUHAP
d. Semuanya benar
7. Pengaduan dicabut kembali
a. Perkara tersebut termasuk tindak pidana
b. Pengaduan tersebut dicabut kembali
c. Perkara tersebut termasuk tindak pidana aduan dan
pengaduan tersebut dicabut kembali oleh si pengadu
dengan pernyataan tertulis dan dibuat BA nya
d. a,b benar
8. Permintaan pemeriksa tentang sayah tidaknya suatu
penangkapan / penahanannya diajukan oleh tersangka /
keluarganya atau kuasa hukumnya kepada Ketua Pengadilan
Negeri dengan menyebut alasan
a. Pasal 77 KUHAP
b. Pasal 78 KUHAP
c. Pasal 79 KUHAP
d. Pasal 80 KUHAP
9. Salah satu hak – hak tersangka adalah
a. Pada tingkat penyidik dituntut adanya pengakuan
b. Menunggu penasehat hukum sebelum diperiksa penyidik
c. Menerima kunjungan dokter pribadi, keluarga dan
Rohaniawan
d. a, b, benar
10. Syarat subjektif
a. Tersangka akan melarikan diri
b. Menghilangkan atau merusak barang bukti
c. Mengulangi tindak pidana
d. a, b, c, benar
Uraian Singkat
1. Jelaskan pengertian Pra Peradilan !
2. Tuntutan ganti kerugian diajukan oleh siapa, jelaskan !
3. Sebutkan petugas yang tampil dalam sidang Pra Peradilan !
4. Apa yang dimaksud dengan penuntutan !
5. Sebutkan penggolongan dalam rangka menghadapi dan atau
pengajuan tuntutan Pra Peradilan
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku-buku :
b. Perundang-undangan :