TEMA
:
DENGAN SEMANGAT REFORMASI BIROKRASI POLRI,
SETUKPA LEMDIKPOL MEMBENTUK FIRST LINE SUPERVISOR
YANG BERMORAL, PROFESIONAL, MODERN DAN UNGGUL
SERTA MEMILIKI KARAKTER KEBHAYANGKARAAN DALAM
PELAKSANAAN TUGAS KEPOLISIAN GUNA MENSUKSESKAN
PEMILU TAHUN 2014.
JUDUL
:
DENGAN SEMANGAT REFORMASI BIROKRASI POLRI,
SETUKPA LEMDIKPOL MEMBENTUK FIRST LINE SUPERVISOR
YANG BERMORAL, PROFESIONAL, MODERN DAN UNGGUL
SERTA MEMILIKI KARAKTER KEBHAYANGKARAAN DENGAN
DIDUKUNG SARANA DAN PRASARANA YANG KUAT GUNA
MENSUKSESKAN PEMILU TAHUN 2014.
OPTIMALISASI
PENGELOLAAN
DUKUNGAN
SARANA
PRASARANA GUNA MENUNJANG KEBERHASILAN TUGAS
OPERASIONAL DI LAPANGAN DALAM RANGKA MEMELIHARA
KAMTIBMAS
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Dalam kurun waktu beberapa tahun ini gangguan kamtibmas yang
memanfaatkan penggunaan unsur bahan peledak (handak) mengemuka
di Indonesia. Walaupun rata-rata bom di Indonesia dikonstruksi secara
sederhana namun efektifitasnya dalam menimbulkan rasa takut tidak
diragukan lagi. Wilayah Polda X tidak luput dari permasalahan berkaitan
dengan handak. Kerawanan masalah handak di X berkaitan tidak hanya
dengan kondisi aktual dimana terdapat kelompok-kelompok yang berniat
mengganggu kamtibmas, tetapi khususnya juga terkait dengan historis
wilayah X sendiri. Letak Strategis X yang berada pada titik tengah pulau
Jawa menjadikan wilayah ini berada pada jalur perantara antara Jawa
Timur dan Jawa Barat.
Polri sebagai institusi yang diamanatkan untuk menjaga dan memelihara
stabilitas kamtibmas, sebagaimana yang tertuang dalam Undangundang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia, berkewajiban dan berperan dalam memelihara stabilitas
kamtibmas agar tetap kondusif. Brimob sebagai bagian dari Polri turut
serta dalam melaksanakan tugas pokok Polri tersebut. Tugas Pokok
Brimob Polri adalah melaksanakan dan mengerahkan kekuatan Brimob
Polri guna menanggulangi gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan
berorganisir bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radio aktif
bersama dengan unsur pelaksana operasional kepolisian lainnya.
Salah satu fungsi yang menjadi bagian dari tugas Brimob dilaksanakan
oleh Detasemen Gegana khususnya Sub Detasmen Jibom yang
berkedudukan di bawah Detasemen Satuan Brimob Polri baik di tingkat
Pusat maupun daerah. Salah satu dukungan sarana yang penting bagi
unit Jibom adalah adanya gudang bahan peledak (storage) atau tempat
penyimpanan handak (magazine). Magazine mempunyai fungsi utama
untuk menyimpan secara aman handak baik yang berupa temuan di
lapangan maupun handak yang sengaja disimpan untuk keperluan
training bagi para anggota Unit Penjinak Bom.
Meskipun nampaknya sederhana, keberadaan fasilitas ini harus
dipikirkan secara cermat agar dapat menjalankan fungsinya secara
maksimal dan yang paling utama adalah tidak membahayakan bagi
lingkungan di sekitarnya. Hal ini harus disadari, mengingat handak
mempunyai susunan kimia tersendiri dimana perubahan kondisi
lingkungan dapat mengakibatkan perubahan susunan kimia yang dapat
memicu terjadinya ledakan.
2.
Permasalahan
a.
b.
c.
4.
5.
Ruang Lingkup
Dalam membatasi ruang lingkup penulisan, ada beberapa hal yang perlu
dijelaskan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
6.
Sistematika
Makalah ini terbagai dalam 6 Bab untuk memudahkan pemahaman dari
mulai pendahuluan hingga kesimpulan dan rekomendasi. Lebih jelasnya
mengenai sistematika penulisan dapat dijelaskan sebagai berikut :
Bab I
Pendahuluan.
Bab II
Kajian Kepustakaan.
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
1.
Pengertian-pengertian :
a.
Optimalisasi
Istilah optimalisasi berasal dari kata optimal yang artinya adalah terbaik
atau tertinggi, sehingga optimalisasi berarti membentuk sesuatu menjadi
lebih baik atau lebih tinggi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2003) yang dimaksud dengan optimalisasi adalah suatu cara atau
perbuatan untuk mencapai sesuatu sehingga menghasilkan yang
terbaik.
b.
Pengelolaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) yang dimaksud dengan
pengelolaan dapat terdiri dari 4 pengertian sebagai
berikut :
1)
2)
3)
4)
c.
Unit Jibom
Berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada
Tingkat Polda tipe A, Detasemen Gegana terdiri dari 4 subden, salah
satunya adalah Subden Jibom. Jumlah anggota Subden Jibom sesuai
Perkap tersebut adalah 40 orang, dipimpin oleh Kasubden berpangkat
2)
3)
4)
5)
melaksanakan disposal.
2.
a.
b.
a.
b.
c.
d.
e.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
4.
a.
1)
2)
a)
b)
b.
1)
a)
konstruksi harus terbuat dari material yang tidak mudah terbakar, cukup
kuat seperti beton, bata, hollow brick, dan batu yang dilengkapi lobanglobang ventilasi pada dinding bagian atas, dan bawah atau alur
lobangnya serong dan dilengkapi dengan jeruji besi;
b)
atap gudang dipasang dengan bahan yang ringan (asbes atau seng) dan
langit-langitnya dipasang kawat karmunik;
c)
pintu gudang harus kuat, dilapisi dengan plat baja dan kunci pintu
dilindungi dengan kotak pelindung dibuat dari plat baja;
d)
(1)
(2)
e)
pintu depan atau pintu luar dan pintu dalam tidak boleh berhadapan
langsung;
f)
g)
h)
i)
dalam gudang harus ada thermometer dan suhu dalam gudang tidak
boleh lebih dari 35 derajat Celcius untuk yang peka detonator;
j)
harus ada pos penjagaan yang letaknya di bagian luar pagar yang dapat
mengawasi gudang dan sekitarnya;
k)
l)
2)
a)
b)
c)
c.
1)
a)
b)
disimpan di atas rak yang terbagi 5 susun dengan tinggi maksimal 180
cm dan jarak dari lantai ke dasar rak minimal 30 cm serta wajib
dikelompokkan sesuai macam dan jenis serta pengaturan kemasan
harus dipisahkan, peti-peti yang belum pernah dibuka dengan yang
sudah dibuka dan telah diambil isinya;
c)
d)
e)
f)
g)
didalam gudang tidak boleh ada detonator yang tercecer atau tersimpan
lepas dari kemasannya dan juga tidak boleh ada kemasan detonator
yang terbuka;
h)
gudang dan sekitarnya harus bersih dari sampah, rumput atau semak
dan bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar;
i)
dilarang merokok dan membawa geretan atau korek api, senjata api,
peluru,sepatu berduri atau alat-alat lain yang dapat menghasilkan nyala
api;
j)
pintu gudang harus selalu dalam keadaan tertutup dan terkunci, kecuali
apabila dibuka untuk pengeluaran yang sah dan pemeriksaan;
k)
l)
m)
2)
3)
4)
5)
a)
Eksterior, pintu, dan bukaan atas terbuat dari besi baja dengan tebal
minimal inchi (6,5 mm) dan dilapisi bagian dalamnya dengan kayu
lapis keras dengan ketebalan minimum 3 inchi (7,5cm). Bila memiliki
bukaan atas harus dipastikan bahwa tutup bukaan atas anti air dan tidak
memungkinkan air masuk melalui celahnya;
b)
c)
d)
5.
Teori SWOT
Analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities dan Threat)
adalah salah satu Model Dalam Analisis SWOT Kearns ditampilkan
matrik 6 (enam) kotak, dua yang paling atas adalah kotak faktor
eksternal yaitu PELUANG dan ANCAMAN / HAMBATAN, dua kotak
sebelah kiri adalah faktor internal, yaitu KEKUATAN dan KELEMAHAN.
Empat kotak lainnya (A, B, C, D) merupakan isu strategi yang timbul
sebagai hasil kontak antara faktor-faktor internal dan eksternal, yaitu :
a.
Strategi SO
Dipakai orang untuk menarik keuntungan dari peluang yang ada dalam
lingkungan eksternal;
b.
Strategi WO
Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang dari lingkungan luar. Sering dijumpai dilemma
ada peluang terlihat, tetapi orang tidak mampu mengerjakannya;
c.
Strategi ST
Strategi ini dipergunakan organisasi untuk menghindari, paling tidak
memperkecil dampak dari ancaman yang datang dari luar;
d.
Strategi WT
Strategi ini merupakan taktik pertahanan yang diarahkan pada usaha
memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
1)
2)
STRENGTH WEAKNESS
Susun Daftar Kekuatan Susun Daftar Kelemahan;
3)
4)
1.
a.
1)
Jarak 100 meter : jalan raya umum yang menghubungkan antar kota
dengan lalulintas padat;
2)
3)
4)
Jarak kurang dari 15 meter : Gudang Solar dan perumahan anggota, ada
2 fasilitas yang dipakai yaitu ruangan gudang dan bomb trailer. Isi dalam
fasilitas penyimpanan handak adalah sebagai berikut :
a)
Dalam gudang :
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
b)
(1)
(2)
(3)
(4)
1 buah Japanese Projectile, 75-mm, Anti Aircraft, Type 90, Long Pointed.
2.
1)
2)
3)
a.
b.
c.
e.
f.
Petugas Jaga tidak berada di sekitar gudang dan tidak dapat mengawasi
gudang secara langsung dan penuh dalam 24 jam. Personel yang
melaksanakan tugas piket tidak di tuntut tanggung jawabnya untuk
selalu berada di ruangan jaga atau sekitar gudang secara penuh 24 jam.
Hal ini menyebabkan minimnya pengawasan terhadap gudang dan
orang yang keluar masuk dari dan ke gudang handak secara bebas.
Kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan sangat besar
karena longgarnya pengawasan terhadap lalu lintas keluar masuk
anggota atau non anggota baik pada jam dinas atau di luar jam dinas;
g.
h.
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Pengelolaan fasilitas magazine yang aman dan memenuhi syarat
sehingga dapat menunjang tugas operasional Unit Jibom di Mako
Satbrimobda X merupakan salah satu prioritas yang harus dipikirkan
saat ini. Optimalisasi pengelolaan fasilitas penyimpanan handak ini di
pengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan observasi di lapangan,
maka dapat diidentifikasikan faktor-faktor internal maupun eksternal
yang berpengaruh.
1.
Faktor Internal
a.
c.
d.
Faktor Eksternal
Kerawanan
wilayah
Polda
X
dari
masalah
handak
Berdasarkan data dari Tahun 2011 hingga Februari 2014 telah
ditemukan 25 unit bahan peledak berbagai jenis, baik low explosive
maupun high explosive. Secara lengkap dapat dilihat dari rangkuman
dibawah ini :
No Jenis Handak Jumlah Bahan Aktif Daya Ledak dan Jangkauan
1)
2)
3)
4)
c.
a.
1)
di sekitar fasilitas
keamanannya;
penyimpanan
handak
untuk
memastikan
2)
3)
4)
5)
b.
gudang sendiri yang pintunya dikunci dengan gembok baja dan jika ada
bukaan ventilasi ataupun jendela dikonstruksi sedemikian rupa sehingga
tidak dapat diterobos.
2.
a.
b.
Perletakan handak
Handak diletakkan di lantai, tidak ditempatkan dalam rak-rak yang
seharusnya berjarak dari lantai. Hal ini mengakibatkan kerawanan
terendam air yang dapat merusak handak apabila posisi muka air di luar
gudang meningkat. Perletakan ini juga menyulitkan petugas jika harus
menjaga kebersihan gudang. Tanpa diatur pada rak-rak terpisah dan
letaknya yang menempel pada ubin dapat menyebabkan timbulnya
kelembaban yang merusak fungsi handak tersebut. Sesuai dengan
Perkap 02/2008 barang-barang dalam gudang diatur sesuai dengan
jenisnya dalam rak-rak dari bahan yang tidak mudah terbakar (misalkan
besi atau alumunium) sehingga memudahkan penghitungan kembali.
d.
Instalasi listrik
Dalam gudang seharusnya tidak ada instalasi listrik karena rawan
menimbulkan arus pendek yang dapat memicu terjadinya kebakaran.
Terlebih didukung dengan adanya bahan-bahan yang mudah terbakar
seperti tripleks yang melapisi langit-langit, dan keberadaan bahan-bahan
peledak yang rawan terbakar.
e.
Lingkungan sekitar
Keberadaan gudang solar, garasi, perkantoran dan perumahan warga
asrama pada radius 50 meter dari gudang handak merupakan ancaman
resiko keselamatan yang tinggi. Aktivitas di garasi seperti memanaskan
kendaraan berpotensi menimbulkan percikan api, demikian pula
keberadaaan bahan bakar di dekatnya. Sedangkan keberadaan aktivitas
manusia baik berupa perkantoran maupun pemukiman merupakan
resiko tinggi seandainya terjadi ledakan pada fasilitas penyimpanan
handak bisa berupa kerusakan pada bangunan ataupun luka tubuh yang
a.
Strength
1)
2)
b.
Weakness
1)
2)
Dari segi kuntitas personel baru sekitar 70% DSPP, dan itupun masih
ditugaskan dalam tugas operasi kewilayahan;
3)
c.
Opportunity
1)
2)
d.
Threat
Kondisi wilayah X dengan kerawanan masalah handak yang ditimbulkan
karena historis X maupun situasi sosial politik, keresahan dari warga di
sekitar fasilitas penyimpanan handak yang mengkhawatirkan dampak
bila terjadi kebakaran atau ledakan. Dari keempat faktor tersebut maka
dapat disusun beberapa isu strategi untuk optimalisasi pengelolaan
fasilitas penyimpanan handak di Mako Satbrimobda X sebagai berikut :
1)
Strategi SO
Melanjutkan upaya-upaya pembinaan personel bekerjasama dengan Sat
I Gegana Mako Korps Brimob Polri dalam rangka peningkatan kualitas
personel. Pembinaan dapat dilakukan dengan sistem Training or
Trainers, sehingga dapat menghemat dari sisi anggaran. Pembinaan
meliputi prosedur pengamanan fasilitas penyimpanan handak, tindakan
preventif maupun langkah-langkah yang harus dilakukan seandainya
terjadi resiko seperti kebakaran, banjir, dan lain-lain.
2)
Strategi WO
(a)
(b)
3)
Strategi ST
(a)
4)
4.
a.
b.
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada Bab-Bab sebelumnya ada beberapa
kesimpulan yang dapat ditarik untuk menjawab pokok-pokok persoalan
yang dikemukaan pada Bab I, sebagai berikut :
a.
b.
c.
1)
(a)
(b)
Renovasi dan perbaikan fisik bangunan yang ada, yang terutama adalah
penambahan fasilitas penerangan dan pembuatann rak peletakan
handak;
(c)
Penyusunan regulasi atau SOP cara penjinakkan bom militer dan rakitan.
2)
Aspek Keselamatan
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
2.
Rekomendasi
Berdasarkan penjelasan pada Bab V maka dapat direkomendasikan
beberapa hal untuk optimalisasi pengelolaan fasilitas handak di Mako
Satbrimobda X sebagai berikut :
a.
Pengelolaan Keamanan
1)
2)
3)
b.
Pengelolaan Keselamatan
4)
5)
6)
7)
8)
9)
DAFTAR ISTILAH :
1.
2.
3.
4.
Bahan peledak adalah bahan atau zat yang berbentuk padat, cair , gas
ataupun campurannya apabila dikenai suatu aksi berupa panas,
benturan atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat
lain yang sebagian besar atau seluruhnya bernbentuk gas dan
perubahan tersebut berlangsung dalam waktu singkat disertai efek
panas dan tekanan yang sangat tinggi;
5.
6.
7.
8.
9.
Bom ( militer ) adalah suatu alat peledak pada umumnya buatan pabrik
yang terbuat dari isian handak yang dikemas dalam suatu pembungkus
dan dilengkapi dengan suatu alat ( mekanis ) sebagai penyala / peledak
penghantar yang akan menimbulkan ledakan yang besar;
10.
Temuan Bom, adalah suatu benda yang ditemukan dengan atau tanpa
alat deteksi khusus, yang memiliki cirri dan tanda tertentu, sehingga
patut diduga sebagi Bom;
11.
Ledakan Bom, adalah peristiwa pelepasan energy kimiawi secara tibatiba dari sebuah Bom;
12.
13.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.