OLEH:
POLSEK KALIANGET
KALIANGET
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
.
Menurut Pasal 1 angka 15 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang
Disiplin Anggota Polri, Provos adalah Satuan fungsi pada Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang bertugas membantu pimpinan untuk membina dan menegakkan disiplin
serta memelihara tata tertib kehidupan anggota Kepolisian Negara Rebuplik Indonesia.
Namun dalam pelaksanaan pembinaan yang dilakukan oleh Provos terhadap anggota
Polri pada kenyataannya masih saja ditemukan anggota Polri yang melakukan
pelanggaran disiplin.
Polri juga melakukan berbagai upaya dalam rangka membantu masyarakat pada saat
pandemi Covid-19. Pandemi covid -19 ini juga berdampak pada masyarakat tidak
hanya di bidang kesehatan, melainkan juga di bidang ekonomi, keagamaan, sosial dan
budaya, serta politik. Jika tidak bisa dikelola dengan baik, maka akan berpotensi
mengganggu situasi Kamtibmas.
B. Identifikasi Masalah
Berdasar hal tersebut diatas maka penulis tertarik menulis naskah karya perorangan
dengan judul “optimalisasi pelaksanaan tugas Provos Polsek Kalianget guna
mendukung terwujudnya penerapan protokol kesehatan selama pandemi covid-19
dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif”.
C. Persoalan
1. Bagaimana kondisi dan kemampuan personil Polri khususnya unit Provos Polsek
Kalianget dalam mewujudkan penerapan protokol kesehatan selama pandemi
Covid-19 dalam mewujudkan situasi kamtibmas yang kondusif
2. Bagaimana dukungan anggaran yang dimiliki oleh unit Provos Polsek Kalianget
dalam penerapan protokol kesehatan selama Pandemi Covid 19 dalam
mewujudkan situasi kambtibmas yang kondusif
3. Bagaimana dukungan sarana dan prasarana yang dimiliki unit Provos Polsek
Kalianget dalam penerapan protokol kesehatan selama pandemi covid 19
4. Bagaimana metode yang digunakan personal unit Provos Polsek Kalianget
dalam penerapan protokol kesehatan selama pandemic covid 19 dalam
mewujudkan situasi kambtibmas yang kondusif.
D. Ruang Lingkup
Dalam penulisan Naskah Karya Perorangan ini, penulis membatasi pada ruang
lingkup pembahasan pelaksanaan tugas unit Provos Polsek Kalianget guna
mendukung terwujudnya penerapan protokol kesehatan selama pandemi covid-19
dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif.
E. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan Naskah Karya Perorangan ini adlah sebagai salah satu
syarat seleksi masuk Sekolah Inspektur Polisi tahun ajaran 2021. Selain itu juga
sebagai sumbangan pemikiran kepada pimpinan dalam mengambil langkah dan
kebijakan yang berkenaan dengan optimalisasi pelaksanaan penerapan protokol
kesehatan selama pandemi covid 19 dalam mewujudkan situasi kambtibmas yang
kondusif di unit Polsek Kalianget
Tujuan penulis juga untuk masukan dalam rangka meningkatkan kinerja anggota
unit Provos Polsek Kalianget, dan juga untuk mendeskripsikan secara global
pelaksanaan tugas Provos yang telah dilakukan dan yang akan dilaksanakan untuk
penerapan protokol kesehatan selama pandemi covid 19 untuk mewujudkan situasi
kambtibmas yang kondusif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONDISI SAAT INI
Propam terdiri dari 3 (tiga) bidang/wadah fungsi dalam bentuk sub organisasi
disebut Biro (Biro Paminal, Biro Wabprof, dan Biro Provos).
a. Fungsi pengamanan dilingkungan internal organisasi Polri dipertanggungjawabkan
kepada Biro Paminal
b. Fungsi pertanggungjawaban profesi dilimpahkan kepada Biro Wabprof
c. Fungsipenegakan disiplin dan ketertiban dilingkungan Polri
dipertanggungjawabkankepada Biro Provos.
Kegiatan tersebut merupakan upaya personel Polsek dalam menjaga kesehatan diri
ataupun kesehatan di lingkungan sekitar sebelum turun ke tengah masyarakat dalam
melaksanakan tugas sehari-hari sebagai pelindung dan pengayom masyarakat serta
upaya personil Provos Polsek Kalianget dalam memutus mata rantai penyebaran dari
virus corona yang saat ini makin mewabah.
“Sebagai anggota Polri yang setiap hari bertatap muka memberikan imbauan kepada
masyarakat maka harus di pastikan kesehatan anggota tersebut guna memutus mata
rantai penyebaran virus corona”. Sebagai anggota Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19, Polri memiliki sejumlah tugas. Salah satunya, polisi bertugas
memetakan wilayah yang rawan penyebaran virus corona sebagai langkah preemtif.
Kemudian, polisi mengimbau masyarakat menjaga jarak dan menerapkan hidup bersih.
Sebagai langkah preventif, polisi melakukan patroli di wilayah yang rawan penyebaran
virus tersebut, melakukan pengawasan seperti mengukur suhu tubuh, serta
menyemprot tempat publik dengan cairan disinfektan. Polisi pun bertugas menindak
pelaku tindak kejahatan, misalnya penimbun bahan pokok. Di penegakan hukum, polisi
melakukan penindakan terkait hoaks dan penerapan protokol pencegahan Covid-19 di
lingkungan kerja unit Provos Polsek Kalianget masih terus berjalan hingga saat ini dan
pengawasannya juga terus ditingkatkan. Penerapan protokol kesehatan sampai dengan
saat ini masih terus ditingkatkan, di mulai dari akses untuk masuk ke kantor, yang kini
dibuat terbatas, yakni hanya melalui satu pintu, guna mempermudah melakukan
pengawasan dan pengukuran suhu tubuh. Selain membatasi jalur masuk, Polsek
Kalianget melalui fungsi Provos juga melakukan patroli dan razia kepada personel yang
tidak menggunakan masker. Kemudian mengontrol jaga jarak aman di ruang kerja.
Setiap harinya juga Provos melakukan patroli ke ruangan kerja, melakukan razia
masker kepada personel. Bahkan personel yang tidak menggunakan masker langsung
diberikan tindakan disiplin.
Bentuk dan cara pembinaan yang dilakukan terhadap anggota Polri yaitu pre-
emtif, preventif dan represif . Hambatan yang dalam pelaksanaan pembinaan Provos
yaitu kurangya sumber daya manusia, kurangnya kepedulian terhadap anggota Polri
yang melakukan pelanggaran, minimnya dukungan dari masing-masing pimpinan
satuan Kerja, sebagian anggota Provos belum mengikuti pendidikan kejuruan Provos
dan tugas Provos belum dikenal luas oleh masyarakat.Disarankan kepada atasan
hukum Polri dalam menegakkan disiplin lebih meningkatkan pembinaan disiplin baik
secara pre-emtif, preventif, dan represif. Pembinaan yang diberikan oleh Provos
sebaiknya tidak melewati batas waktu enam bulan sehingga dapat menghambat
anggota Polri dalam melanjutkan karirnya.
Virus yang kecil, namun berdampak besar bagi kehidupan manusia di dunia. Ketika
kasus ini semakin hari semakin meningkat, membuat semua menjadi panik, apalagi
pemerintah demi keselamatan penduduknya. Wabah corona virus disease (penyakit)
atau disebut juga covid-19 saat ini menjadi problem utama secara global di seluruh
dunia.
c. Dukungan sarana dan prasarana dalam penerapan protokol kesehatan di unit Provos
Polsek Kalianget
Salah satu lembaga pemerintah yang tetap memberikan pelayanan kepada
masyarakat pada masa pandemi Covid-19 adalah lembaga kepolisian. Meski dalam
kondisi pandemi Covid-19 layanan utama kepolisian seperti Surat Keterangan Catatan
Kepolisian (SKCK), layanan SIM, dan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT)
masih berjalan. Bahkan, sejumlah Polres menyusun prosedur tetap (protap) terkait
pelayanan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Prosedur ini dilakukan dengan
membatasi jumlah masyarakat yang dilayani. Setiap masyarakat dan anggota
kepolisian yang masuk kantor Polsek harus melewati bilik antiseptik serta pemeriksaan
suhu tubuh. Setiap Markas Komando Polsek juga menyediakan beberapa keran air
lengkap dengan sabun cuci tangan, serta hand sanitizer. Masyarakat dan petugas
kepolisian juga wajib memakai masker, tes suhu serta memastikan bahwa anggota
yang melaksanakan pelayanan sudah menerapkan protokol kesehatan dengan
memakai masker maupun face shield. Jadi sebelum polisi mendisipllinkan masyarakat
untuk penerapan protokol kesehatan, maka secara internal personel polri harus bisa
memberikan contoh.
a. Faktor Internal
1. Kekuatan ( strength)
2. Kelemahan (weakness)
2.1 Kesiapan sumber daya di masa Pandemi Covid-19, tidak dapat dipungkiri
telah membuat pertumbuhan ekonomi menjadi lambat dan berujung pada
PHK massal, penghasilan menurun, dan sulitnya menjalankan usaha yang
dilakukan oleh masyarakat. Kondisi ini secara langsung dapat memicu
meningkatnya tindakan kejahatan yang terjadi pada masyarakat, seperti
pencurian, penjarahan, pembunuhan, dan tindakan kriminalitas dengan motif
ekonomi lainnya. Dalam kondisi tersebut, Polri dituntut bekerja keras dalam
penegakan hukum dan perlindungan masyarakat di masapandemi.
2.2 Tingkat rasio jumlah personel Polri khususnya Polsek Kalianget dengan
jumlah warga Kalianget belum ideal. Oleh karenanya, daya dukung personel
juga perlu diperhatikan. Jumlah personel yang terinfeksi virus juga perlu
diidentifikasi. Langkah ini penting dilakukan untuk mengukur daya dukung
personel Polsek.
2.3 Tidak efektifnya anggota personil dalam menerapkan protokol kesehatan
selama pandemi covid 19
b. Faktor Eksternal
1. Peluang (Opportunities) .
Dukungan pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan pemerintah daerah dan
semua pihak untuk membantu dan menjalani penerapan prtokol kesehatan
selama pandemic covid 19
2. Kendala /ancaman (Threats)
2.1 Tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan
dirasakan masih sangat rendah, karena dalam praktikya dapat kita lihat
masyarakat masih banyak yang berkerumun, tidak memakai masker, dan
tidak menjaga jarak.
2.2 Tingkat kepedulian dan pengetahuan masyarakat terhadap penerapan
protokol kesehatan selama pandemi masih sangat rendah.
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
Tugas pokok Provos Polri adalah peraturan disiplin anggota Polri, pelaksanaan
teknis Institusional peradilan umum bagi anggota Polri tatacara penyelesaian perkara
pelanggaran disiplin anggota Polri, serta kode etik profesi Polri. Dan unit Provos ketika
memberikan teguran kepada anggota, baiknya dilakukan secara halus agar merasa
tersentuh dan orang yang ditegur lebih didengar dan diterima. Tugas pokok Provos
adalah membina dan menyelenggarakan penegakkan disiplin kepada anggota
kepolisian dengan adanya kegiatan ini diharapkan khususnya Kanit Provost maupun
anggota Provost dapat melaksanakan tugasnya secara lebih professional dan
proposional. Provos untuk wilayah polsek dijadikan garda terdepan dalam penegakan
disiplin dan benteng terakhir penjaga citra Polri. Provos melakukan pembinaan dan
pengawasan melekat terhadap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia baik
yang sedang berdinas maupun anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia di
lingkungan masyarakat. Di dalam Provos juga terdapat pengemban tugas penyidikan,
penyelidikan dan adanya persidangan disiplin dan kode etik profesi Polri. Penyelidikan
dilakukan oleh penyelidik pengamanan internal atau disebut dengan PAMINAL,
penyidikan dan sidang disiplin dilakukan oleh PROVOS POLRI, untuk penyidikan dan
sidang kode etik profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dilakukan oleh
PROFESI, sebagai penerima laporan pengaduan masyarakat dilaksanakan oleh Bagian
Sentra Pelayanan Pengaduan (SPP).
Dengan berkembangnya pola pikir masyarakat pada saat ini, dan kondisi
kehidupan masyarakat yang semakin maju, akan mendorong rasa keberanian yang
tinggi untuk menyampaikan pendapat dan melaporkan masalah kurang atau tidak
profesionalnya personil Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan
tugas yang dibebankan pimpinan. Sehingga Kepolisian Negara Republik Indonesia
dianggap masih belum professional dan proporsional dalam melaksanakan tugasnya.
Hal ini yang memacu agar peningkatan pelayanan di bidang pembinaan disiplin,
pengawasan internal dan penegakan hukum disiplin di internal Kepolisian Negara
Republik Indonesiadi Divisi Propam pada tingkat Mabes Kepolisian Negara Republik
Indonesiadan Bidang Propam pada tingkat Polda (daerah/provinsi) khusus untuk
personel di bidang Provos agar meningkatkan kinerjanya dengan memberikan
pelatihan, pendidikan kejururan atau disebut dengan pendidikan pengembangan
spesialisasi serta pemahaman hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
Kemudian memberikan sosialisasi atau menjadi narasumber di masyarakat, sekolah,
kampus, dan dalam seminar sehingga harapannya anggota Provos Polri lebih
professional dalam memberikan pelayanan, sesuai harapan masyarakat serta
menjadikan Kepolisiam Negara Republik Indonesia yang bersih dan dan menjadi
percontohan Organisasi yang berani membuka kekuranganya sendiri dan berani
menegakan hukum kepada anggotanya sendiri yang terbukti melakukan pelanggaran.
Polri di tuntut memiliki daya dukung dan kemampuan optimal untuk menjalankan
seluruh kategori di atas. Studi Stone dan Robert memotret fenomena ini di beberapa
negara (Tiongkok, AS, dan Inggris) ternyata hasilnya sangat sulit. Apalagi angka rasio
polisi di Indonesia dengan jumlah masyarakatnya masih belum ideal. Selain itu, yang
paling utama adalah daya dukung personel kepolisian yang berkurang akibat virus ini.
Banyak personil kepolisian yang terpapar virus ini sehingga berdampak pada
pelaksanaan teknis di lapangan.
Karena itu, berdasarkan studi Stone dan Robert, pilihan yang dapat dilakukan adalah
komunikasi terbuka antara kepolisian dengan pemangku kepentingan. Bentuk
komunikasi ini adalah membangun dialog dua arah dengan para pemangku
kepentingan (pemerintah dan DPR). Polri perlu mengemukakan secara realistis tentang
apa yang mereka lakukan, mengapa, dan keterbatasan serta ketidakpastian situasi
keamanan yang akan dihadapi.
Isi maklumat Kapolri adalah Polri akan menindak masyarakat yang masih
berkerumun, menimbun kebutuhan bahan pokok maupun kebutuhan masyarakat
lainnya secara berlebihan dan menyebarkan berita hoaks. Selain itu, Polri juga akan
melakukan penindakan terhadap berbagai tindakan kriminalitas yang disebabkan
karena pandemi seperti pencurian, perampokan, penjarahan dan tindakan kriminalitas
dengan motif ekonomi lainnya. Langkah tersebut wujud dukungan Polri kepada
Pemerintah terkait penanganan Covid-19 dan memutus mata rantai pandemi corona di
Indonesia melalui penegakan hukum kepada masyarakat.
Format polisi khususnya provos tidak sekedar sebagai organ pemerintah yang
bertugas mengawasi dan menggunakan paksaan supaya yang diperintah menjalankan
dan tidak melakukan larangan-larangan perintah. Format Polri merupakan alat negara
yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, memberikan
pengayoman, dan memberikan perlindungan kepada masyarakat.
Format Polri di masa pandemi dan diharapkan provos khusus diantaranya adalah :
Pertama, Polri sebagai instrumen penegakan hukum. Akibat pandemi, pertumbuhan
ekonomi melambat, PHK massal dan banyak pelaku usaha yang gulung tikar. Sulitnya
ekonomi memicu masalah sosial dan tindakan kriminalitas. Akibatnya, tren angka
kriminalitas juga naik. Polri memiliki peran kunci dalam mencegah dan menindak tindak
kejahatan yang timbul akibat pandemi.
Kedua, Polri sebagai instrumen pendukung untuk mencegah penyebaran penyakit.
Selain dokter dan tenaga kesehatan sebagai garda terdepan melawan Covid-19, Polri
juga memiliki peran krusial khususnya dalam pelaksanaan protokol kesehatan. Masih
rendahnya kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dan
pembatasan pergerakan masyarakat selama masa pandemi juga membutuhkan kiprah
Polri dalam pelaksanaannya.
Ketiga, Polri sebagai instrumen edukasi masyarakat. Selain masalah kedisiplinan,
minimnya pengetahuan sebagian masyarakat mengenai Covid-19 juga menjadi
permasalahan tersendiri dalam penanganan Covid-19. Seperti, kasus pengambilan
jenazah pasien Covid-19 secara paksa di rumah sakit yang sempat viral baru-baru ini.
Kasus penolakan Rechts Vinding Online 3 pemakaman jenazah pasien Covid-19 juga
dapat menjadi representasi akan kondisi tersebut. Belum lagi stigma negatif dan
diskriminasi sosial pasien Covid-19 dan tenaga medis, mengarah pada pentingnya
edukasi masyarakat. Mengatasi hal tersebut, Polri melalui Bhabinkamtibmas
(Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) yang ada di setiap desa
dan kelurahan dapat menjalankan fungsi edukasi tersebut. Edukasi masyarakat penting
dilakukan agar masyarakat senantiasa menerapkan standar protokol kesehatan Covid-
19 dan tingkat pengetahuan masyarakat terkait Covid-19 juga meningkat.
Keempat, Polri sebagai basis deteksi dini. Berbagai inovasi telah dilakukan oleh Polri
dalam penanganan Covid-19. Inovasi yang sama juga dilakukan oleh Polsek yang
mewajibkan setiap polsek mendirikan tiga Kampung Tangguh Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) di setiap kecamatan.
Kelima, Polri sebagai instrumen pengamanan infrastruktur vital. Tatanan new normal,
infrastruktur publik akan dibuka, seperti destinasi wisata, mall, bandara, stasiun dan
berbagai tempat lainnya. Pengelola, pengunjung dan para pekerja di lokasi wajib untuk
menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Oleh karena itu, Polri diharapkan
berperan memastikan apakah itu sudah dijalankan. Beberapa kasus pengambilan
jenazah secara paksa mengindikasikan perlunya keberadaan Polri agar penanganan
Covid-19 berjalan aman. Tahun ini, kiprah Polri berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya. Polri dituntut berperan lebih yang tidak sebagai instrumen penegakan
hukum tetapi juga instrumen pendukung keberhasilan penanganan Covid-19. Selamat
berjuang Kepolisian Republik Indonesia.
BAB IV
A. KESIMPULAN
Sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang
Polri, maka Polri menjadi bagian dari institusi terpenting yang berada di garda terdepan,
terutama dalam hal penanganan, pengamanan dan juga edukasi serta bhakti sosial
yang bertujuan menenangkan, melindungi dan juga memberi kenyamanan kepada
masyarakat luas di seluruh Indonesia. Tugas-tugas kepolisian tersebut terus bertambah
apalagi untuk unit Provos Polsek Kalianget seiring dengan adanya masa Covid-19.
Provos yang biasanya memberikan pengamanan dan ketertiban, dengan adanya
pandemi Covid-19 ini, Polri bertugas menyalurkan sembako ke masyarakat yang
kurang mampu. Tidak itu saja, Polri juga mendapat tugas tambahan lain diantaranya
adalah mengawal jenazah Covid-19, melaksanakan pemulasaran sampai dengan
menguburkan jenazahnya. Bahkan dalam beberapa kasus, di berbagai daerah terjadi
aksi penolakan penguburan jenazah yang dilakukan dengan protokol Covid-19. Tugas -
tugas yang dilakukan ini tentu saja diluar kebiasaan Polri, namun harus tetap dilakukan.
Seiring dengan tugas tambahan tersebut, Polri juga konsentrasi pada penegakan
hukum. Polisi menghadapi tantangan lebih berat antara lain dengan meningkatkan
kemantapan dan pembinaan hukum dan penegakan hukum di Tanah Air. Disisi lain, di
masa pandemi Covid-19 ini, Polri juga harus tetap fokus untuk selalu melaksanakan
promoter (Profesional Modern dan Terpercaya) dengan mamantapkan jajaran
internalnya dan juga serangan kejahatan dari luar (Eksternal) yang setiap saat dapat
mengancam.
B.SARAN
Penularan virus SARS-CoV-2 masih terjadi di tengah masyarakat. Penyebaran
COVID-19 yang berkelanjutan dapat memicu dan memperburuk berbagai
permasalahan sosial-ekonomi. Kepatuhan dan kedisplinan dalam penerapan protokol
kesehatan menjadi salah kunci penanganan COVID-19. Adapun poin yang harus di
lakukan Provos adalah:
“Disini ada tim medisnya, penguatan terkait dengan ketahanan pangan, bahkan sampai
ada tim pemulasaraan, tim edukasi terkait dengan 3M. Langkah 3M merupakan protokol
kesehatan yang disosialisasikan oleh pemerintah, sebagai penyingkatan dari memakai
masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Mengenai penegakkan hukum yang sifatnya denda hal tersebut adalah pilihan terakhir.
Penegakkan hukum pun dilakukan sesuai dengan peraturan daerah yang dibuat oleh
pemda masing-masing. Selagi masih dapat dilakukan pembinaan dalam upaya
mengajak masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan, Polri akan
mengedepankan hal terseut.