OLEH:
PEKANBARU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai salah satu organisasi
pengemban tugas pokok fungsi pelindung, pengayom, pelayan masyarakat,
penegakan hukum, serta menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Tugas
Kepolisian Negara Republik Indonesia sudah diatur dalam Undang-Undang No.2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Di era yang serba
digital saat ini Kepolisian Negara Republik Indonesia berkewajiban untuk
meningkatkan kinerja yang profesional, modern, bermoral dan dapat dipercaya
masyarakat. Oleh karena itu, perlu menyusun program yang dititikberatkan pada
perubahan perilaku anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan harapan dapat menjawab
tuntutan yang diharapkan masyarakat.
Polri juga melakukan berbagai upaya dalam rangka membantu masyarakat pada
saat pandemi Covid-19. Pandemi covid -19 ini juga berdampak pada masyarakat
tidak hanya di bidang kesehatan, melainkan juga di bidang ekonomi, keagamaan,
sosial dan budaya, serta politik. Jika tidak bisa dikelola dengan baik, maka akan
berpotensi mengganggu situasi Kamtibmas.
B. Identifikasi Masalah
Berdasar hal tersebut diatas maka penulis tertarik menulis naskah karya
perorangan dengan judul “optimalisasi pelaksanaan tugas Provos Polsek Tenayan
Raya guna mendukung terwujudnya penerapan protokol kesehatan selama
pandemi covid-19 dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif”.
C. Persoalan
D. Ruang Lingkup
Dalam penulisan Naskah Karya Perorangan ini, penulis membatasi pada ruang
lingkup pembahasan pelaksanaan tugas unit Provos Polsek Tenayan Raya guna
mendukung terwujudnya penerapan protokol kesehatan selama pandemi covid-
19 dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif.
Maksud dari penulisan Naskah Karya Perorangan ini adlah sebagai salah
satu syarat seleksi masuk Sekolah Inspektur Polisi tahun ajaran 2021. Selain itu
juga sebagai sumbangan pemikiran kepada pimpinan dalam mengambil langkah
dan kebijakan yang berkenaan dengan optimalisasi pelaksanaan penerapan
protokol kesehatan selama pandemi covid 19 dalam mewujudkan situasi
kambtibmas yang kondusif di unit Polsek Tenayan Raya.
“Sebagai anggota Polri yang setiap hari bertatap muka memberikan imbauan
kepada masyarakat maka harus di pastikan kesehatan anggota tersebut guna
memutus mata rantai penyebaran virus corona”. Sebagai anggota Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19, Polri memiliki sejumlah tugas. Salah satunya,
polisi bertugas memetakan wilayah yang rawan penyebaran virus corona sebagai
langkah preemtif. Kemudian, polisi mengimbau masyarakat menjaga jarak dan
menerapkan hidup bersih. Sebagai langkah preventif, polisi melakukan patroli di
wilayah yang rawan penyebaran virus tersebut, melakukan pengawasan seperti
mengukur suhu tubuh, serta menyemprot tempat publik dengan cairan
disinfektan. Polisi pun bertugas menindak pelaku tindak kejahatan, misalnya
penimbun bahan pokok. Di penegakan hukum, polisi melakukan penindakan
terkait hoaks dan penerapan protokol pencegahan Covid-19 di lingkungan kerja
unit Provos PolsekTenyan Raya masih terus berjalan hingga saat ini dan
pengawasannya juga terus ditingkatkan. Penerapan protokol kesehatan sampai
dengan saat ini masih terus ditingkatkan, di mulai dari akses untuk masuk ke
kantor, yang kini dibuat terbatas, yakni hanya melalui satu pintu, guna
mempermudah melakukan pengawasan dan pengukuran suhu tubuh. Selain
membatasi jalur masuk, Polsek Tenayan Raya melalui fungsi Provos juga
melakukan patroli dan razia kepada personel yang tidak menggunakan
masker. Kemudian mengontrol jaga jarak aman di ruang kerja. Setiap harinya
juga Provos melakukan patroli ke ruangan kerja, melakukan razia masker kepada
personel. Bahkan personel yang tidak menggunakan masker langsung diberikan
tindakan disiplin.
Bentuk dan cara pembinaan yang dilakukan terhadap anggota Polri yaitu
pre-emtif, preventif dan represif . Hambatan yang dalam pelaksanaan pembinaan
Provos yaitu kurangya sumber daya manusia, kurangnya kepedulian terhadap
anggota Polri yang melakukan pelanggaran, minimnya dukungan dari masing-
masing pimpinan satuan Kerja, sebagian anggota Provos belum mengikuti
pendidikan kejuruan Provos dan tugas Provos belum dikenal luas oleh
masyarakat.Disarankan kepada atasan hukum Polri dalam menegakkan disiplin
lebih meningkatkan pembinaan disiplin baik secara pre-emtif, preventif, dan
represif. Pembinaan yang diberikan oleh Provos sebaiknya tidak melewati batas
waktu enam bulan sehingga dapat menghambat anggota Polri dalam melanjutkan
karirnya.
Virus yang kecil, namun berdampak besar bagi kehidupan manusia di dunia.
Ketika kasus ini semakin hari semakin meningkat, membuat semua menjadi panik,
apalagi pemerintah demi keselamatan penduduknya. Wabah corona virus disease
(penyakit) atau disebut juga covid-19 saat ini menjadi problem utama secara
global di seluruh dunia.
a. Faktor Internal
1. Kekuatan ( strength)
2. Kelemahan (weakness)
2.1 Kesiapan sumber daya personel unit Provos Polsek Tenayan Raya di
masa Pandemi Covid-19, tidak dapat dipungkiri telah membuat
pertumbuhan ekonomi menjadi lambat dan berujung pada PHK massal,
penghasilan menurun, dan sulitnya menjalankan usaha yang dilakukan
oleh masyarakat. Kondisi ini secara langsung dapat memicu
meningkatnya tindakan kejahatan yang terjadi pada masyarakat, seperti
pencurian, penjarahan, pembunuhan, dan tindakan kriminalitas dengan
motif ekonomi lainnya. Dalam kondisi tersebut, Polri dituntut bekerja
keras dalam penegakan hukum dan perlindungan masyarakat di
masapandemi.
2.2 Tingkat rasio jumlah personel Polri khususnya unit Provos Polsek
Tenayan Raya dengan jumlah warga Tenayan Raya belum ideal. Oleh
karenanya, daya dukung personel juga perlu diperhatikan. Jumlah
personel Provos yang terinfeksi virus juga perlu diidentifikasi. Langkah
ini penting dilakukan untuk mengukur daya dukung personel Polsek.
2.3 Tidak efektifnya anggota personil dalam menerapkan protokol kesehatan
selama pandemi covid 19
b. Faktor Eksternal
1. Peluang (Opportunities) .
Dukungan pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan pemerintah daerah
dan semua pihak untuk membantu dan menjalani penerapan prtokol
kesehatan selama pandemic covid 19
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
A. KONDISI YANG DI HARAPKAN
Dengan berkembangnya pola pikir masyarakat pada saat ini, dan kondisi
kehidupan masyarakat yang semakin maju, akan mendorong rasa keberanian
yang tinggi untuk menyampaikan pendapat dan melaporkan masalah kurang atau
tidak profesionalnya personil Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan pimpinan. Sehingga Kepolisian Negara
Republik Indonesia dianggap masih belum professional dan proporsional dalam
melaksanakan tugasnya. Hal ini yang memacu agar peningkatan pelayanan di
bidang pembinaan disiplin, pengawasan internal dan penegakan hukum disiplin di
internal Kepolisian Negara Republik Indonesiadi Divisi Propam pada tingkat
Mabes Kepolisian Negara Republik Indonesiadan Bidang Propam pada tingkat
Polda (daerah/provinsi) khusus untuk personel di bidang Provos agar
meningkatkan kinerjanya dengan memberikan pelatihan, pendidikan kejururan
atau disebut dengan pendidikan pengembangan spesialisasi serta pemahaman
hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Kemudian memberikan sosialisasi
atau menjadi narasumber di masyarakat, sekolah, kampus, dan dalam seminar
sehingga harapannya anggota Provos Polri lebih professional dalam memberikan
pelayanan, sesuai harapan masyarakat serta menjadikan Kepolisiam Negara
Republik Indonesia yang bersih dan dan menjadi percontohan Organisasi yang
berani membuka kekuranganya sendiri dan berani menegakan hukum kepada
anggotanya sendiri yang terbukti melakukan pelanggaran.
Karena itu, berdasarkan studi Stone dan Robert, pilihan yang dapat dilakukan
adalah komunikasi terbuka antara kepolisian dengan pemangku kepentingan.
Bentuk komunikasi ini adalah membangun dialog dua arah dengan para
pemangku kepentingan (pemerintah dan DPR). Polri perlu mengemukakan secara
realistis tentang apa yang mereka lakukan, mengapa, dan keterbatasan serta
ketidakpastian situasi keamanan yang akan dihadapi.
Isi maklumat Kapolri adalah Polri akan menindak masyarakat yang masih
berkerumun, menimbun kebutuhan bahan pokok maupun kebutuhan masyarakat
lainnya secara berlebihan dan menyebarkan berita hoaks. Selain itu, Polri juga
akan melakukan penindakan terhadap berbagai tindakan kriminalitas yang
disebabkan karena pandemi seperti pencurian, perampokan, penjarahan dan
tindakan kriminalitas dengan motif ekonomi lainnya. Langkah tersebut wujud
dukungan Polri kepada Pemerintah terkait penanganan Covid-19 dan memutus
mata rantai pandemi corona di Indonesia melalui penegakan hukum kepada
masyarakat.
Format polisi khususnya provos tidak sekedar sebagai organ pemerintah
yang bertugas mengawasi dan menggunakan paksaan supaya yang diperintah
menjalankan dan tidak melakukan larangan-larangan perintah. Format Polri
merupakan alat negara yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, memberikan pengayoman, dan memberikan perlindungan kepada
masyarakat.
Format Polri di masa pandemi dan diharapkan provos khusus diantaranya adalah :
Pertama, Polri sebagai instrumen penegakan hukum. Akibat pandemi,
pertumbuhan ekonomi melambat, PHK massal dan banyak pelaku usaha yang
gulung tikar. Sulitnya ekonomi memicu masalah sosial dan tindakan kriminalitas.
Akibatnya, tren angka kriminalitas juga naik. Polri memiliki peran kunci dalam
mencegah dan menindak tindak kejahatan yang timbul akibat pandemi.
Kedua, Polri sebagai instrumen pendukung untuk mencegah penyebaran
penyakit. Selain dokter dan tenaga kesehatan sebagai garda terdepan melawan
Covid-19, Polri juga memiliki peran krusial khususnya dalam pelaksanaan protokol
kesehatan. Masih rendahnya kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan
protokol kesehatan dan pembatasan pergerakan masyarakat selama masa
pandemi juga membutuhkan kiprah Polri dalam pelaksanaannya.
Ketiga, Polri sebagai instrumen edukasi masyarakat. Selain masalah kedisiplinan,
minimnya pengetahuan sebagian masyarakat mengenai Covid-19 juga menjadi
permasalahan tersendiri dalam penanganan Covid-19. Seperti, kasus pengambilan
jenazah pasien Covid-19 secara paksa di rumah sakit yang sempat viral baru-baru
ini. Kasus penolakan Rechts Vinding Online 3 pemakaman jenazah pasien Covid-
19 juga dapat menjadi representasi akan kondisi tersebut. Belum lagi stigma
negatif dan diskriminasi sosial pasien Covid-19 dan tenaga medis, mengarah pada
pentingnya edukasi masyarakat. Mengatasi hal tersebut, Polri melalui
Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat)
yang ada di setiap desa dan kelurahan dapat menjalankan fungsi edukasi
tersebut. Edukasi masyarakat penting dilakukan agar masyarakat senantiasa
menerapkan standar protokol kesehatan Covid-19 dan tingkat pengetahuan
masyarakat terkait Covid-19 juga meningkat.
Keempat, Polri sebagai basis deteksi dini. Berbagai inovasi telah dilakukan oleh
Polri dalam penanganan Covid-19. Inovasi yang sama juga dilakukan oleh Polsek
yang mewajibkan setiap polsek mendirikan tiga Kampung Tangguh Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) di setiap kecamatan.
Kelima, Polri sebagai instrumen pengamanan infrastruktur vital. Tatanan new
normal, infrastruktur publik akan dibuka, seperti destinasi wisata, mall, bandara,
stasiun dan berbagai tempat lainnya. Pengelola, pengunjung dan para pekerja di
lokasi wajib untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Oleh karena itu,
Polri diharapkan berperan memastikan apakah itu sudah dijalankan. Beberapa
kasus pengambilan jenazah secara paksa mengindikasikan perlunya keberadaan
Polri agar penanganan Covid-19 berjalan aman. Tahun ini, kiprah Polri berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya. Polri dituntut berperan lebih yang tidak sebagai
instrumen penegakan hukum tetapi juga instrumen pendukung keberhasilan
penanganan Covid-19. Selamat berjuang Kepolisian Republik Indonesia.
BAB IV
A.SASARAN DAN RENCANA AKSI
Indonesia telah menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE) atau dikenal dengan sebutan E-Government menjadi kebutuhan pada
semua level birokrasi, sebagai konsekuensi masifnya praktik bekerja dari rumah
atau work from home. Penerapan e-government yang semakin masif sebagai
dampak WFH perlu terus ditingkatkan pemanfaatannya pada masa new normal,
hal ini sebagai perwujudan implementasi dari digitalisasi data. Beberapa contoh
layanan yang telah disediakan oleh pemerintah seperti: webinar, penggunaan
aplikasi zoom, microsoft team, e-budgeting, eproject planning, e-perizinan,
system delivery, e-controlling, e-reporting hingga emonev, serta masih banyak
lagi layanan elektronik yang disediakan oleh pemerintah dalam memberikan
layanan kepada masyarakat. Kehadiran layanan elektronik ini merupakan salah
satu bentuk inovasi yang dihasilkan oleh pemerintah dalam masa pandemi Covid-
19 di mana penyelenggaraan pelayanan publik dijalankan melalui sistem online.
Terkait dengan kondisi pandemi covid-19 maka penulis menentukan
sasaran utama sesuai dengan fungsi manajemen yang dipengaruhi beberapa
factor sebagai berikut:
1. Membentuk kemampuan sumber daya manusia yaitu anggota Polri
khususnya di Provos Polsek Tenayan Raya untuk mendukung pelaksanaan
penerapan protokol kesehatan selama pandemi covid-19 agar terwujudnya
situasi kamtibmas.
2. Mengoptimalkan dukungan anggaran yang ada (DIPA) untuk mencapai
situasi kamtibmas di wilayah Polse Teanyan Raya
3. Memberdayakan sarpas yang ada
4. Merencanakan metode penerapan protokol kesehatan demi wujudkan
situasi kambtibmas di wilayah kerja masing-masing sesuai dengan standar
operasional yang telah di tetapkan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B.SARAN
Penularan virus SARS-CoV-2 masih terjadi di tengah masyarakat.
Penyebaran COVID-19 yang berkelanjutan dapat memicu dan memperburuk
berbagai permasalahan sosial-ekonomi. Kepatuhan dan kedisplinan dalam
penerapan protokol kesehatan menjadi salah kunci penanganan COVID-19.
Adapun poin yang harus di lakukan Provos adalah:
“Disini ada tim medisnya, penguatan terkait dengan ketahanan pangan, bahkan
sampai ada tim pemulasaraan, tim edukasi terkait dengan 3M. Langkah 3M
merupakan protokol kesehatan yang disosialisasikan oleh pemerintah, sebagai
penyingkatan dari memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Mengenai penegakkan hukum yang sifatnya denda hal tersebut adalah pilihan
terakhir. Penegakkan hukum pun dilakukan sesuai dengan peraturan daerah yang
dibuat oleh pemda masing-masing. Selagi masih dapat dilakukan pembinaan
dalam upaya mengajak masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan, Polri
akan mengedepankan hal terseut.