Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fungsi penegakan hukum yang diemban Polri sesungguhnya tidak lepas dari fungsinya
sebagaimana telah diatur dalam UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Polri. Pasal 2 dalam UU ini
menyebutkan bahwa salah satu fungsi kepolisian adalah fungsi pemerintahan negara di
bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Secara eksplisit, pernyataan ini kembali
ditegaskan sebagai tugas dan wewenang Polri yang diatur pada Pasal 13 UU No. 2 Tahun
2002 Tentang Polri. Berdasarkan regulasi di atas, maka istilah keamanan dalam konteks tugas
dan fungsi Polri adalah “keamanan dan ketertiban masyarakat,” dimana istilah ini
mengandung dua pengertian. Pertama, sebagai suatu kondisi dinamis masyarakat, sebagai
salah satu prasyarat terselenggaranya pembangunan nasional sebagai tujuan nasional yang
ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, tegaknya hukum, serta terbinanya
ketentraman. Kedua, keamanan sebagai kemampuan membina serta mengembangkan potensi
dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk
pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan
masyarakat.

Upaya pencegahan dan pemutusan rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia


membutuhkan kedisiplinan pada banyak aspek, terutama kehidupan sosial masyarakat. Dalam
situasi pandemi,  diperlukan  disiplin yang sangat ketat terhadap kehidupan sosial masyarakat
dalam bentuk physical distancing. Metode ini dianggap sebagai upaya yang paling efektif
untuk mencegah dan mengurangi angka penyebaran virus ini. Pemerintah memperkuat
kewajiban physical distancing melalui Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Peraturan Kementerian Kesehatan
(Permenkes) No. 9 Tahun 2020. Aturan ini harus dipatuhi dan untuk memastikan kepatuhan
tersebut, Polri menjadi garda terdepan. Dalam konteks inilah, selain tenaga medis, Polri dapat
disebut sebagai garda terdepan dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
Keberhasilan PSBB memang tergantung dari kesadaran dan kedisiplinan masyarakat, namun
untuk memastikan keduanya berjalan, diperlukan peran Polri di dalamnya. Disinilah letak
persoalannya. Peran Polri yang demikian krusial dan signifikan untuk mencegah penyebaran
COVID-19 tentu menjadi tugas “tambahan” yang tidak pernah diduga sebelumnya. Polri,
pada satu sisi memiliki tugas-tugas rutin sebagai aparat penegak hukum dan penjaga
ketertiban umum, sementara di sisi lain menjadi pihak yang diandalkan untuk menegakkan
aturan PSBB. Pada saat yang sama, seluruh personel Polri di lapangan juga harus
meningkatkan kewaspadaan bagi dirinya masing-masing karena kemungkinan tertular virus
ini juga besar.

Di masa pandemi COVID-19, peran Polri lebih ditekankan pada masa PSBB, Polri
mengemban fungsi penegakan hukum yang ditegaskan kembali melalui Maklumat Kapolri
No. Mak/2/III/2020 tentang Kepatuhan Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Virus
Corona. Maklumat tersebut merupakan inisiatif Polri dalam mendukung PP Nomor 21 Tahun
2020 tentang PSBB dan Permenkes No. 9 Tahun 2020. Maklumat Kapolri ini menyatakan
bahwa Polri mendukung penuh kebijakan pemerintah terkait penanganan COVID-19 dan
memutus mata rantai wabah corona di Indonesia melalui penindakan kepada masyarakat yang
masih berkumpul. Selain itu, Polri juga fokus pada penanganan kejahatan yang berpotensi
terjadi saat penerapan PSBB, seperti street crime, perlawanan terhadap petugas, masalah
ketersediaan bahan pokok, dan kejahatan siber. Untuk mendukung aspek penindakan, Polri
menggelar operasi kontinjensi Aman Nusa II 2020. Operasi ini diberlakukan sejak 19 Maret
hingga 17 April 2020. Masa operasi bisa diperpanjang berdasarkan perkembangan situasi di
lapangan. Satgas ini memiliki beberapa subsatgas. Pertama, Subsatgas Pidana Umum
(Pidum) bertugas menindak kejahatan konvensional (pencurian, penjarahan, perampokan,
tindak pidana bencana alam, serta tindak pidana karantina kesehatan). Kedua, Subsatgas
Ekonomi bertugas mengawasi dan menindak penimbunan bahan makanan dan alat kesehatan,
menindak pelaku ekspor antiseptik, bahan baku masker, alat pelindung diri (APD) dan
masker, serta penindakan terhadap obat atau alat kesehatan yang tidak sesuai standar/izin
edar. Ketiga, Subsatgas Siber melakukan penindakan terhadap provokator dan penyebaran
hoaks terkait penanganan COVID-19.

B. Permasalahan

Diperlukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan Pelaksanaan Tugas POLRI guna


mendukung penerapan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 dalam rangka
terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif oleh karena itu tulisan ini akan mengangkat
permasalahan “Bagaimana mengoptimalkan Pelaksanaan Tugas POLRI guna mendukung
penerapan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 dalam rangka terwujudnya situasi
kamtibmas yang kondusif” dan diformulasikan beberapa pokok persoalan sebagai berikut :

1. Bagaimana dukungan sumber daya manusia untuk mengoptimalkan Pelaksanaan


tugas POLRI dalam mendukung penerapan protokol kesehatan selama pandemi
COVID-19 dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif?
2. Bagaimana dukungan anggaran untuk mengoptimalkan Pelaksanaan Tugas
POLRI dalam mendukung penerapan protokol kesehatan selama pandemi
COVID-19 dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif?
3. Bagaimana dukungan sarana dan prasarana untuk mengoptimalkan Pelaksanaan
Tugas POLRI dalam mendukung penerapan protokol kesehatan selama pandemi
COVID-19 dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif?
4. Bagaimana metode untuk mengoptimalkan Pelaksanaan Tugas POLRI dalam
mendukung penerapan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 dalam
rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif?

C. Ruang Lingkup

Tulisan NKP dengan judul Upaya Meningkatkan Pelaksanaan Tugas POLRI guna
mendukung penerapan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 dalam rangka
terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif akan dibatasi pembahasannya pada
penerapan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19.

D. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Disamping sebagai salah satu syarat untuk masuk pendidikan SIP REG Angkatan
50 T.A 2021, maka penulisan NKP ini memiliki maksud untuk memberikan
sumbang saran kepada POLDA Jabar dalam mengoptimalkan Pelaksanaan Tugas
POLRI guna mendukung penerapan protokol kesehatan selama pandemi COVID-
19 dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif.

2. Tujuan

a. Untuk menganalisis kondisi sumber daya manusia dalam mengoptimalkan


penerapan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 dalam rangka
terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif.
b. Untuk mengidentifikasi alokasi anggaran yang dibutuhkan oleh POLRI dalam
mengoptimalkan penerapan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19
dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif.
c. Untuk mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam mengoptimalkan penerapan protokol kesehatan selama pandemi
COVID-19 dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif.
d. Untuk menganalisis metode yang tepat agar penerapan protokol kesehatan
selama pandemi COVID-19 dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas
yang kondusif dapat dioptimalkan.
BAB II

KONDISI SAAT INI

A. KONDISI SDM DALAM UPAYA MENINGKATKAN PELAKSANAAN TUGAS


POLRI SAAT INI

1. Kualitas

Peran POLRI belum maksimal dalam menghimbau masyarakat untuk


mematuhi protokol kesehatan selama pademi COVID-19.

2. Kuantitas

Personil POLRI kurang memadai dalam pelaksanaan penyuluhan penerapan


protokol kesehatan selama pademi COVID-19.

B. DUKUNGAN ANGGARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN


PELAKSANAAN TUGAS POLRI SAAT INI

Tidak ada anggaran untuk POLRI dalam penanganan penerapan protokol


kesehatan selama pademi COVID-19.

C. DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA DALAM UPAYA


MENINGKATKAN PELAKSANAAN TUGAS POLRI SAAT INI

Menggunakan dan memanfaatkan semaksimal mungkin sarana dan prasarana


yang ada di kepolisian.

D. SISTEM DAN METODE YANG DI GUNAKAN DALAM UPAYA


MENINGKATKAN PELAKSANAAN TUGAS POLRI SAAT INI

1. Preemtif

Memberi himbauan/penyuluhan kepada masyarakat untuk menggunakan


masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

2. Preventif

Memberikan tindakan kepada pelanggar protokol kesehatan dengan cara


menyanyikan lagu Nasional, Push Up, dan Denda.

3. Represif

Melaksanakan kegiatan teguran razia agar masyarakat selalu mematuhi


protokol kesehatan.
BAB III

KONDISI YANG DIHARAPKAN

A. KONDISI SDM DALAM UPAYA MENINGKATKAN PELAKSANAAN TUGAS


POLRI YANG DIHARAPKAN

1. Kualitas

Personil POLRI mampu maksimal dalam menghimbau masyarakat untuk


mematuhi protokol kesehatan selama pademi COVID-19.

2. Kuantitas

Adanya penambahan Personil POLRI yang memadai dalam pelaksanaan


penyuluhan penerapan protokol kesehatan selama pademi COVID-19.

B. DUKUNGAN ANGGARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN


PELAKSANAAN TUGAS POLRI YANG DIHARAPKAN

Adanya anggaran untuk POLRI dalam penanganan penerapan protokol


kesehatan selama pademi COVID-19.

C. DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA DALAM UPAYA


MENINGKATKAN PELAKSANAAN TUGAS POLRI YANG DIHARAPKAN

Menggunakan dan memanfaatkan semaksimal mungkin sarana dan prasarana


yang ada di kepolisian.

D. SISTEM DAN METODE YANG DI GUNAKAN DALAM UPAYA


MENINGKATKAN PELAKSANAAN TUGAS POLRI YANG DIHARAPKAN

1. Preemtif

Personil POLRI lebih maksimal dalam memberikan himbauan/penyuluhan


kepada masyarakat untuk menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan
menghindari kerumunan.

2. Preventif

Personil POLRI lebih maksimal dalam memberikan tindakan kepada


pelanggar protokol kesehatan dengan cara menyanyikan lagu Nasional, Push Up, dan
Denda.

3. Represif

Personil POLRI lebih maksimal dalam memberikan teguran razia agar


masyarakat selalu mematuhi protokol kesehatan.
BAB IV

UPAYA MENGOPTIMALKAN PELAKSANAAN TUGAS POLRI GUNA


MENDUKUNG PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN SELAMA PANDEMI
COVID-19 DALAM RANGKA TERWUJUDNYA SITUASI KAMTIBMAS YANG
KONDUSIF

A. Visi dan Misi

1. Visi

Melakukan berbagai upaya untuk antisipasi penularan Covid-19 dengan POLRI

2. Misi

P : Patuhi himbauan protokol kesehatan

O : Olahraga yang teratur

L : Lakukan dengan 4 M

R : Rajin mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari


kerumunan

I : Ikuti anjuran pemerintah dengan adanya PSBB.

B. Tujuan

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas POLRI dalam penerapan protokol


kesehatan selama pandemi covid-19 dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang
kondusif dapat dioptimalkan.

C. Sasaran

Anggota POLRI dan Masyarakat.

D. Kebijakan

Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang kebijakan pemerintah


dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19.

E. Strategi/Upaya mengoptimalkan pelaksanaan tugas POLRI dalam penerapan protokol


kesehatan selama pandemi covid-19 dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang
kondusif

1. Strategi jangka pendek seperti mengoptimalkan kebijakan penerapan pembatasan


sosial berskala besar (PSBB) dengan melakukan komunikasi sosial kepada masyarakat
secara efektif.
2. Strategi jangka menengah seperti mengoptimalkan pelaksanaan rapid test virus
corona, sebagai upaya lain dalam mengantisipasi penyebaran wabah Covid-19

3. Strategi jangka panjang seperti mengoptimalkan anjuran kepada masyarakat untuk


tetap mematuhi protokol kesehatan dengan 4M, Memakai masker, Mencuci tangan,
Menjaga jarak dan Menjauhi kerumunan.

F. Action Plan

1. Strategi 1, action plannya sebagai berikut :

a. Berpatroli dalam pembubaran kerumunan massa


b. Memberikan teguran kepada warga masyarakat saat berkegiatan di luar rumah
yang melanggar aturan PSBB, seperti tidak memakai masker.

2. Strategi 2, action plannya sebagai berikut :

a. Melakukan pembatasan angkutan darat melalui pembatasan kapasitas angkutan


umum maksimal 50 persen dan pelaksanaan rapid test antigen acak di sejumlah
tempat.

b. Menggelar rapid test antigen di tempat wisata, yang dilakukan secara acak untuk
mengecek kesehatan masyarakat yang berkunjung ke tempat wisata.

3. Strategi 3, action plannya sebagai berikut :

a. Meminta warga masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan


4M, Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak dan Menjauhi kerumunan,
dengan komunikasi social yang efektif yang dapat diterima semua kalangan
masyarakat, yang dilakukan di media sosial dan dengan melakukan komunikasi
secara langsung melalui kerjasama dengan RT/RW, kepala desa, dan para tokoh
masyarakat.
b. Mendisiplinkan warga masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan
dengan 4M, Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak dan Menjauhi
kerumunan dilingkungan pasar, terminal dan pertokoan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dukungan sumber daya manusia untuk mengoptimalkan Pelaksanaan tugas


POLRI dalam mendukung penerapan protokol kesehatan selama pandemi COVID-
19 dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif dari segi kualitas
belum maksimal dalam menghimbau masyarakat untuk mematuhi protokol
kesehatan selama pademi COVID-19. Sedangkan dari segi kuantitas personil
POLRI kurang memadai dalam pelaksanaan penyuluhan penerapan protokol
kesehatan selama pademi COVID-19.
2. Dukungan anggaran untuk mengoptimalkan Pelaksanaan Tugas POLRI dalam
mendukung penerapan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 dalam
rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif tidak ada anggaran untuk
POLRI dalam penanganan penerapan protokol kesehatan selama pademi COVID-
19.
3. Dukungan sarana dan prasarana untuk mengoptimalkan Pelaksanaan Tugas POLRI
dalam mendukung penerapan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19
dalam rangka terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif dengan menggunakan
dan memanfaatkan semaksimal mungkin sarana dan prasarana yang ada di
kepolisian.
4. Metode untuk mengoptimalkan Pelaksanaan Tugas POLRI dalam mendukung
penerapan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 dalam rangka
terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif dengan metode :

1. Preemtif

Personil POLRI lebih maksimal dalam memberikan himbauan/penyuluhan


kepada masyarakat untuk menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak
dan menghindari kerumunan.

2. Preventif

Personil POLRI lebih maksimal dalam memberikan tindakan kepada pelanggar


protokol kesehatan dengan cara menyanyikan lagu Nasional, Push Up, dan Denda.

3. Represif

Personil POLRI lebih maksimal dalam memberikan teguran razia agar


masyarakat selalu mematuhi protokol kesehatan.

B. Saran / Rekomendasi

1. Saran

Pandemi COVID-19 berdampak pada masyarakat tidak hanya di bidang kesehatan,


melainkan juga di bidang ekonomi, keagamaan, sosial dan budaya, serta politik. Jika tidak
bisa dikelola dengan baik maka akan berpotensi mengganggu situasi Kamtibmas. Di situlah
peran Polri dibutuhkan agar potensi gangguan Kamtibmas tidak berkembang menjadi
gangguan nyata. Seluruh anggota Polri harus bekerja ekstra keras dengan mengedepankan
tindakan preemtif dan preventif. “Polri juga melakukan berbagai kegiatan dalam rangka
membantu masyarakat terdampak mulai dari memberikan bantuan sosial berupa sembako,
vitamin, masker, sampai dengan membangun dapur umum. Sebaiknya Personil Polri untuk
bekerja maksimal dalam setiap pelaksanaan tugas. Karena, kerja maksimal itulah yang akan
menentukan kualitas masing-masing personel Polri, yang nantinya akan menjadi pembeda
antara anggota satu dengan anggota lainnya. “Selalu belajar, berkembang, dan asah
kemampuan diri agar dapat memberikan kontribusi, pengabdian, dan inovasi dalam hal
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat serta penegakan
hukum,”

2. Rekomendasi

Sebaiknya Personil Polri melakukan komunikasi terbuka antara kepolisian dengan


pemangku kepentingan. Bentuk komunikasi ini adalah dengan cara membangun dialog dua
arah dengan para pemangku kepentingan (pemerintah dan DPR). Polri perlu mengemukakan
secara realistis tentang apa yang mereka lakukan, mengapa, dan keterbatasan serta
ketidakpastian situasi keamanan yang akan dihadapi dalam masa pandemi Covid-19,
ketimbang mengklaim seluruh masalah keamanan masyarakat dapat ditangani demi
melindungi reputasi. Selain itu Polri juga harus siap menegosiasikan peran mereka dan
memprioritaskan fungsi penegakan hukum pada kategori tertentu. Fungsi apa yang dapat
dikurangi atau dibatasi dan sejauh mana kapasitas dan kemampuan yang dimiliki untuk
menanggapi permintaan dukungan mereka dari lembaga lain dan masyarakat. Melalui
komunikasi ini, maka dapat ditentukan prioritas keamanan di masa pandemi Covid-19 yang
akan ditangani oleh Polri dengan berbagai pertimbangan.

Anda mungkin juga menyukai