Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa pandemi COVID-19, anak usia sekolah dan remaja
memiliki risiko tertular COVID-19 karena aktivitasnya yang tinggi dan
kecenderungan berkelompok. Namun, karena daya tahan tubuh yang baik
seringkali COVID-19 pada kelompok tersebut tidak memperlihatkan gejala atau
hanya gejala ringan sehingga sering diabaikan dan berpotensi menular kepada
orang sekitar. Dampak COVID-19 terhadap anak usia sekolah dan remaja dapat
mempengaruhi kesehatan fisik maupun kesehatan jiwa mereka. Hal ini dapat
diakibatkan infeksinya secara langsung, perubahan kebiasaan selama pandemi
seperti sekolah dari rumah, kehilangan mata pencaharian keluarga maupun
orangtua yang diisolasi/dirawat karena COVID-19. Dalam upaya pemenuhan
kebutuhan informasi dan layanan kesehatan bagi anak usia sekolah dan remaja
di tengah upaya meminimalisir penularan COVID-19, diperlukan berbagai
penyesuaian program dan kegiatan terkait kesehatan usia sekolah dan remaja.
Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja pada Masa
Pandemi COVID-19 bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas disusun sebagai
panduan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memberikan pelayanan
kesehatan pada anak usia sekolah dan remaja pada situasi pandemi COVID-19.
Pembinaan dan pendampingan puskesmas oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota secara terencana, terpadu, berkala dan berkesinambungan
sehingga Puskesmas menjalankan fungsinya secara optimal.
Keberhasilan pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) akhirnya akan terlihat pada perilaku hidup bersih dan sehat
serta derajat kesehatan peserta didik dan ini merupakan dampak yang di
harapkan dari keseluruhan pola pembinaan dan pengembangan UKS, hal ini di
karenakan UKS merupakan wadah dan program untuk meningkatkan
kemampuan hidup bersih sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini
mungkin, yang di lakukan secara terpadu oleh 4 Kementrian terkait beserta
seluruh jajarannya baik pusat maupu di daerah.Adapun landasannya yaitu
SKB 4 Menteri diantaranya Menteri Pendidikan Nasional, Menteri
Kesehatan,Menteri Agama,dan Menteri Dalam Negeri.
Usaha membina, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
hidup bersih sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilaksanakan melalui
program pendidikan sekolah dengan berbagai kegiatan intrakuler dan
ekstrakulikulernya, serta melalui usaha-usaha lain diluar sekolah yang di
lakukan dalam rangka membina dan pemeliharaan kesehatan peserta didik.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh TIM pembina
ternyata masih cukup banyak sekolah yang belum melaksanakan secara baik
dan benar,terutama disebabkan kurangnya buku-buku tentang pelaksanaan
UKS di sekolah.Dengan adanya buku dapat membantu Tim Pelaksana UKS
dalam melaksanakan pembinaan UKS di sekolah.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan prestasi peserta didik dengan meningkatkan perilaku
hidup bersih sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan
lingkungan yang sehat,sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia indonesia seutuhnya yaitu :
1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif di
dalam peningkatan kesehatan.
2. Memiliki kondisi sehat,baik dalam hal fisik, mental maupun
spiritual.
3. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh
penyalahgunaan narkotika, obat-obatan dan bahan berbahaya
(minuman keras) rokok dan sebagainya.
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran UKS adalah peserta didik dari tingkat sekolah dasar
sampai dengan pendidikan menengah
(SD/MI,SMP/MTS,SMA/SMK/MA) termasuk peserta di
perguruan agama beserta lingkungannya.

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


Ruang lingkup UKS/M yang tercermin dalam Tiga Program Pokok
Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (disebut Trias UKS) meliputi:
a. Pendidikan Kesehatan, dimaksudkan adalah meningkatkan
pengetahuan, perilaku, sikap, dan keterampilan hidup bersih.
Pembudayaan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pelayanan Kesehatan, dimaksudkan antara lain immunisasi,
screening kesehatan, pemeriksaan dan perawatan gigi serta mulut,
PHBS, tes kebugaran jasmani, pemberantasan sarang nyamuk (PSN),
pemberian tablet tambah darah, kecacingan, Tanaman Obat
Keluarga, kantin sehat, keamanan makanan jajanan anak sekolah dan
gizi, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan pertolongan
pertama pada penyakit (P3P), pemulihan pasca sakit, dan rujukan ke
Puskesmas/Rumah Sakit. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan
UKS/M
c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat, dimaksudkan adalah
pelaksanaan 7K (Kebersihan, Keindahan, Kenyamanan, Ketertiban,
Keamanan, Kerindangan, dan Kekeluargaan). Pemeliharaan
lingkungan sehat yaitu bebas dari narkoba, psikotropika, asap rokok,
pornografi, kekerasan dan perundungan (bullying) pada anak, dan
sebagainya.
Dalam pelaksanaan Trias UKS, perlu dipersiapkan dengan baik
tentang perencanaan, ketenagaan, pendanaan, sarana prasarana, penelitian,
pengembangan dan manajemen, komitmen, koordinasi yang baik serta
kerjasama dari semua pihak, baik lembaga pemerintah maupun swasta.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistim Pendidikan
Nasional
2. Undang-undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah No.27 tentang pra sekolah, 28 tentang
pendidikan dasar, 29 tentang pendidikan menengah
4. Nomor : 1/U/SKB; Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/2003 :
Nomor : MA/230 A/2003, Nomor:26 tahun 2003 tanggal 23 Juli
2003 tentang Pembinaan dan pengembangan UKS.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Sumber Daya Manusia Puskesmas teridiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan Jenis Tenaga Kesehatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan UKS adalah:
a. Dokter
b. Dokter gigi
c. Perawat
d. Ahli Gizi
e. Promkes
BAB III
STANDAR FASILITAS

a. Denah Ruangan
Disesuaikan dengan kondisi sekolah yang dikunjungi untuk pelaksanaan UKS

b. Standar Fasilitas
No JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
TUNJUNG

I. UKS KIT
1 Tensimeter Ada Ada

2 Stetoskop Ada Ada

3 Timbangan Ada Ada

4 Mikrotois Ada Ada

5 Senter Ada Ada

6 Termometer Ada Ada


7 Dental set Ada Ada
8 Buku Isihara Ada Ada
9 Snellen chart Ada Ada
10 Formulir pemeriksaan Ada Ada
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN SELAMA PANDEMI COVID-19

A. Persiapan
KEGIATAN TUJUAN FAKTOR FAKTOR
PENDUKUN PENGHAMB
G AT

1. Konsolidasi 1. Mendapatkan kesepakatan dalam 1. UU No. 36 Tahun 2009 1. Kelompok usia


internal dan menyelenggarakan PKPR di masa tentang Kesehatan. sekolah dan Remaja
Penyusunan pandemi. 2. UU No. 6 Tahun 2018 dianggap memiliki
rencana kerja: 2. Menetapkan prioritas kegiatan dan tentang Kekarantinaan kekebalan tubuh
a. Penetapan jenis jadwal pelaksanaan. Kesehatan. yang tinggi sehingga
kegiatan. 3. Menerapkan protokol kesehatan 3. Peraturan Pemerintah kecil kemungkinan
b. Penetapan jadwal dalam penyeleng-garaan pelayanan No. 21 Tahun 2020 terinfeksi COVID-19.
dan alur kesehatan termasuk membuat Pembatasan Sosial 2. Rendahnya kepatuhan
pelayanan. Berskala Besar Dalam kelompok usia sekolah
alur pelayanan untuk menghindari dan remaja dalam
c. Penyiapan Tim kerumunan di ruang tunggu serta Rangka Percepatan
PKPR dan Penanganan Corona menjaga jarak,
mempersingkat waktu tunggu pemakaian masker
pembagian tugas. pasien. Virus Disease 2019
d. Penyusunan (COVID-I9). dan kebiasaan cuci
4. Menyiapkan petugas yang dapat tangan.
Rencana diakses anak usia sekolah dan 4. Peraturan Menkes
3. Mobilitas yang tinggi
evaluasi. remaja baik melalui kontak No. 9 Tahun 2020 dan kecenderungan
langsung di puskesmas maupun tentang Pedoman berkelompok tanpa
melalui pemanfaatan teknologi Pembatasan Sosial mengindahkan
informasi dan media komunikasi Berskala Besar protocol kesehatan.
lainnya. Dalam Rangka 4. Keterbatasan alokasi
Percepatan anggaran bagi
Penanganan Corona pelaksanaan program
Virus Disease 2019 kesehatan usia
(COVID-19) (Berita sekolah dan remaja.
2. Pemetaan: 1. Mendapatkan gambaran kelompok Negara Republik 5. Keterbatasan
a. Sasaran dan sasaran dan kebutuhan layanan. kapasitas
karakteristik usia 2. Menyusun strategi pelaksanaan Indonesia Tahun 2020
puskesmas dan
sekolah dan kegiatan dalam dan luar gedung Nomor 326). petugas kesehatan
remaja. yang efektif dengan 5. Peraturan Menkes dalam
b. Petugas No. 25 Tahun menyelenggarakan
mempertimbangkan kondisi dan
kesehatan dan 2014 tentang Pelayanan
situasi wilayah, prioritas kebutuhan
pendukung. Upaya Kesehatan Kesehatan Peduli
c. Alokasi pembiayaan. serta ketersediaan sumber daya.
Anak. Remaja (PKPR).
d. Jenis dan alur 6. Keputusan Menkes 6. Nilai sosial dan
pelayanan. No. HK.01.07/ budaya yang
e. Kebutuhan sarana Menkes/413/2020 menghambat
prasarana. tentang Pedoman kelompok usia
Pencegahan dan sekolah dan remaja
Pengendalian meng- akses
layanan dan
COVID-19.
informasi kesehatan.
3. Pemenuhan Memenuhi sarana prasarana yang 7. SKB 4 Menteri tentang
sarana prasarana: menjamin kenyamanan, privasi serta Panduan Penyeleng-
a. Ruang konseling kerahasiaan pasien remaja sekaligus garaan Pembelajaran
dan peralatan. menjamin keamanan petugas pemberi pada Tahun Ajaran
pemeriksaan fisik. layanan. 2020/2021 dan Tahun
b. Buku pedoman. Akademik 2020/2021
c. Media pencatatan di Masa Pandemi
dan pelaporan. COVID-19.
d. Media KIE. 8. Peraturan Bersama
e. Perangkat 4 Menteri No. 6/X/
elektronik dan PB/2014, No. 73 Tahun
jaringan internet. 2014, No. 41 Tahun
f. Alat Pelindung Diri.
g. Fasilitas cuci tangan/ 2014, No. 81 Tahun.
9. SE Sekjen Kemendikbud
handsanitizer dll No. 15 Tahun 2020
tentang Pedoman
4. Koordinasi dan 1. Mendapat komitmen dan dukungan Penyelnggaraan Belajar
Advokasi pelaksanaan penyesuaian program dari Rumah dalam
kepada: selama pandemi. masa darurat
2. Mempromosikan modifikasi penyebaran COVID-19.
a. Lintas program 10. SE Dirjen
(internal puskesmas PKPR di puskesmas selama
pandemi. Kesehatan Masyarakat,
dan dina kesehatan). Kemenkes No.
1) Gizi. HK.02.02/11/509/
2) Promosi
Kesehatan 2020 tentang Pelayanan
. Kesehatan Keluarga di
3) Kesehatan Era Pandemi COVID-19.
Lingkungan. 11. Hasil
4) Kesehatan Kerja kajian/survei remaja di
dan Olahraga. masa pandemi COVID-
5) Pencegahan dan 19 yang dilaku- kan
Pengendalian oleh Kementerian/
Penyakit. Lembaga dan Organisasi
6) Farmasi dan Non Pemerintah.
alat kesehatan.

b. Lintas sektor. 12. Pelayanan kesehatan


1) OPD terkait usia sekolah dan
(Dinas remaja menjadi salah
pendidikan, satu indikator Renstra
Dinas Sosial, Kementerian
Dinas PPPAKB). Kesehatan dan
2) Kanwil Agama, Standar Pelayanan
Kanwil Hukum Minimal Bidang
dan HAM. Kesehatan.
3) TP UKS
Provinsi,
Kabupaten/
Kota, Kecamatan.
c. Organisasi Profesi
dan Asosiasi lain.
d. LSM.
e. Swasta dll.
B. Pelaksanaan kegiatan luar gedung
JENIS KEGIATAN HAL YANG HARUS MONITORING PENCATATAN
DIPERHATIKAN
1. Pelayanan Kesehatan 1. Pendidikan Kesehatan Indikator Pelaksanaan Media Pencacatan
di Satuan Pendidikan. a. Puskesmas berkoordinasi dengan Kegiatan yang harus Kegiatan Pelayanan
a. Pendidikan sekolah agar pendidikan kesehatan dimonitor adalah Kesehatan di Sekolah:
Kesehatan. dapat diberikan oleh guru kepada 1. Pendidikan Kesehatan. 1. Individu Peserta
b. Pelayanan peserta didik melalui edukasi a. Frekuensi KIE. Didik
Kesehatan. b. Topik yang a. Buku rapor
dan pembiasaan perilaku sehat
c. Pembinaan disampaikan. kesehatanku.
dalam pembelajaran jarak jauh
Lingkungan Sehat. c. Umpan balik peserta b. Formulir
termasuk daring.
didik/survey kepuasan. penjaringan
Materi edukasi dan kegiatan d. Hasil pretest/post kesehatan.
pembiasaan hidup sehat yang test. c. Kartu TTD rematri.
diberikan secara bertahap antara lain: e. Tingkat partisipasi d. Hasil pretest/
1) Informasi umum tentang COVID- sekolah/pem- post test.
19 (Gejala, cara penularan, cara belajaran jarak jauh.
pencegahan dan kebiasan 2. Petugas Kesehatan
berperilaku hidup sehat). 2. Pelayanan Kesehatan
a. Rekap hasil
2) Makan bergizi seimbang. a. Cakupan penjaringan
penjaringan.
3) Manfaat berjemur di bawah kesehatan pada kelas
b. Rekap laporan
matahari selama 15 menit pada 1, 7 dan 10.
bulanan, triwulan
pagi hari. b. Cakupan skrining
dan tahunan
4) Aktifitas fisik/berolahraga kesehatan pada
puskesmas.
minimal 30 menit per hari. kelas 1 – 9.
c. Daftar periksa
5) Kesehatan reproduksi dan c. Jumlah kasus rujukan
pengawasan dan
pendidikan keterampilan skrining kesehatan.
pembinaan protokol
hidup sehat. d. Cakupan TTD pada
kesehatan
6) PKHS terkait self care, peserta didik putri.
manajemen waktu, membantu e. Cakupan imunisasi di satuan pendidikan.
pekerjaan rumah tangga, pada kelas 1, 2 dan 3.
pencegahan gadget addiction, f. Cakupan pemberian
kecanduan gadget serta obat cacing.
menyalurkan hobi da ide-ide g. Jumlah kasus
kreatif selama “stay at home” konfirmasi positif
Materi untuk kegiatan ini dapat COVID-19.
diambil/diunduh dari link
3. Pembinaan Lingkungan
b. Apabila kegiatan belajar mengajar Sehat
tatap muka ditetapkan kembali, a. Cakupan disinfeksi
materi kesehatan dapat diberikan lingkungan sekolah.
melalui daring. b. Rasio tempat cuci
tangan dengan
Kegiatan literasi kesehatan dan sabun dan air
pembiasaan perilaku hidup sehat di mengalir.
satuan pendidikan dilaksanakan c. Rasio dan
sesuai protokol kesehatan yang kebersihan toilet.
dianjurkan. d. Ketersediaan
tempat sampah.
2. Pelayanan Kesehatan e. Pengelolaan dan
pemilahan sampah.
a. Penjaringan Kesehatan: f. Pengelolaan kantin
1. Pelaksanaan penjaringan sehat.
kesehatan harus mengutama- g. Kepadatan ruang
kan kesehatan dan kelas.
keselamatan anak dan tenaga Pengaturan jarak antar
kesehatan. Perlu kursi.
dipertimbangkan risiko
penularan COVID-19 di sekolah.
2. Kegiatan penjaringan didorong
untuk dilaksanakan secara
daring dengan menggunakan
teknologi informasi dan
komunikasi dan penggunaan
formulir google (google form).
Pada daerah dimana satuan pendidikan
sudah melakukan pembelajaran dengan
metode tatap muka maka penjaringan
kesehatan/skrining dapat
dipertimbangkan untuk dilaku- kan
seperti biasa di satuan pendidikan
dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan:
• Pelaksanaannya dilakukan
dengan pengaturan jadwal,
jaga jarak, menggunakan
masker, CTPS, pemeriksaan
di ruangan dengan ventilasi
yang baik/ruang terbuka
dan petugas kesehatan meng-
gunakan APD sesuai standar.
• Waktu pemeriksaan diupaya-
kan sesingkat mungkin, yaitu
dengan cara peserta didik
diminta melakukan pengisian
status kesehatan melalui
formulir cetak atau formulir
google pada pemeriksaan yang
dapat dilakukan secara mandiri
sebelum dilakukan pemeriksaan
langsung
oleh petugas kesehatan.
Pada daerah dimana anak masih
melakukan pembelajaran dari rumah,
penjaringan kesehatan/ skrining
dilakukan dengan meng- gunakan
teknologi informasi dan komunikasi atau
penggunaan formulir google.
Sedangkan, pada daerah dengan akses
internet sulit, dilakukan pengisian status
kesehatan melalui formulir cetak, bila
diperlukan kemudian dapat ditindaklanjuti
dengan pemeriksaan oleh tenaga
kesehatan melalui janji temu atau
kunjungan.
5. Apabila ditemukan masalah kesehatan
maka segera ke fasilitas pelayanan
kesehatan melalui janji temu.
b. Pemberian Tablet Tambah Darah
Penyesuaian pemberian tablet
tambah darah (TTD) pada remaja
putri antara lain dilakukan dengan
cara:
1) Untuk sekolah yang sudah men-
jalankan metode pembelajaran
tatap muka, TTD diberikan secara
langsung kepada remaja putri di
satuan pendidikan.
2) Untuk satuan pendidikan yang
masih menjalankan metode
pembelajaran dari rumah, TTD
dapat diberikan di sekolah melalui
janji temu dengan guru/ petugas
kesehatan dan tetap menerapkan
protokol kesehatan.
3) Membagikan secara langsung
dari rumah ke rumah yang
dilakukan oleh bidan desa/ kader
kesehatan remaja atau dengan
janji temu di posyandu remaja
dengan menerapkan protokol
kesehatan.
4) Membeli secara mandiri di
apotik.
c. Pemberian obat cacing
Untuk sekolah yang sudah menjalankan
metode pembelajaran tatap muka,
obat cacing diberikan secara
langsung kepada peserta didik
satuan pendidikan.
2) Untuk satuan pendidikan yang
masih menjalankan metode
pembelajaran dari rumah, obat
cacing dapat diberikan di sekolah
melalui janji temu dengan guru/
petugas kesehatan dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan.
d. Pemberian Imunisasi
1) Untuk satuan pendidikan yang
sudah menjalankan metode
pembelajaran tatap muka,
imunisasi diberikan mengikuti
jadwal BIAS.
2) Untuk satuan pendidikan yang
masih menjalankan metode
pembelajaran dari rumah bagi
seluruh peserta didik, pemberian
imunisasi dapat dilakukan dengan
cara:
a) Memberikan imunisasi
di sekolah dengan mengatur
jadwal dan jumlah peserta didik.
b) Memberikan imunisasidi
Puskesmas Pemberian
imunisasi diberikan dengan
menerapkan protokol kesehatan,
petugas dalam kondisi sehat dan
mengguna- kan APD sesuai
standar dan menyesuaikan
kebijakan daerah.
c) Memberikan imunisasi melalui
Puskesmas keliling.

3. Pembinaan Lingkungan Sehat


a. Puskesmas berkoordinasi dan
mendorong satuan pendidikan
menciptakan lingkungan yang
bersih dan sehat melalui:
1) Pemberian edukasi kesehatan
lingkungan secara daring.
2) Edukasi cara pembersihan dan
disinfeksi lingkungan terutama
pada bagian atau permukaan
benda yang sering tersentuh
tangan.
3) Pemberian informasi
ketersediaan sarana dan
prasarana kebersihan dan
sanitasi yang perlu ada
di satuan pendidikan.
4) Mendorong satuan pendidikan
menyediakan media KIE
kesehatan di lokasi strategis yang
mudah dibaca oleh warga satuan
pendidikan. Media KIE sebagai-
mana tercantum dalam lampiran.
b. Apabila kegiatan belajar dan
mengajar ditetapkan kembali/
peserta didik kembali masuk
satuan pendidikan, maka dalam
rangka pencegahan COVID-19:
Puskesmas mendorong satuan pendidikan
agar melaksanakan pembersihan dan
desinfeksi sebelum peserta didik kembali
ke satuan pendidikan.
2) Memastikan satuan pendidikan
memiliki sarana cuci tangan dalam
jumlah cukup sesuai standar yang
dianjurkan beserta air bersih dan
sabun. Dan melaksanakan
pembersihan serta disinfeksi rutin
setiap
hari sesuai protokol kesehatan.

Tetap melaksanakan pencegahan


COVID-19 seperti menjaga jarak
termasuk
di ruang kelas, tetap mengguna- kan
masker dan lain-lain.

Mendorong satuan pendidikan


melaksanakan kegiatan Lingkungan
sekolah sehat lainnya (penerapan
kawasan tanpa rokok, tanpa kekerasan dll)
dengan tetap mematuhi protokol
kesehatan.
BAB V
LOGISTIK

Bahan habis pakai yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan UKS adalah sebagai berikut :
NO NAMA BAHAN JUMLAH
1 Sarung tangan Sesuai kebutuhan

2 Masker Sesuai kebutuhan

3 Ballpoint 2

4 Buku register UKS 1


BAB VI
PENGENDALIAN DAN PELAKSANAAN

 A.SUPERVISI
1. Pengertian
Kegiatan supervisi dilakukan dengan melihat secara langsung pelaksanaan
Kegiatan untuk mengetahui :
 Apakah kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana
 Apa dan bagaimana hasil yang telah di peroleh
2.Tujuan
Tujuan supervisi UKS adalah untuk mengetahui daya guna, hasil guna, tepat guna
program dan penyimpangan-penyimpang yang mungkin terjadi pada pelaksanaan
a. Ruang Lingkup
Ruang lingkup supervisi meliputi semua aspek di dalam program,proses
maupun Hasil pelaksanaan pembinaan,pengembangan dan pelaksanaan
kegiatan UKS
b. Sasaran
Sasaran supervisi :
a.Manajemen/pengelolaan kegiatan
b.Jenis dan pelaksanaan kegiatan
c.Keberhasilan kegiatan
d.Upaya pengembangan
Pelaksanaan Supervisi
Pelaksanaan supervisi dilakukan lengsung kepada Tim Pembina dan Tim
Pelaksana UKS di bawahnya.
B.EVALUASI
1. Pengertian
Pengertian evaluasi adalah salah satu kegiatan pembinaan melalui proses
Pengukuran hasil yang di capai di bandingkan dengan sasaran yang telah di
Tentukan sebagai bahan penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan UKS
2. Maksud Evaluasi (penilaian)
a.Memberikan umpan balik sebagai dasar penyempurnaan program pembinaan
dan pengembangan
b.Mendapatkan gambaran tentang keberhasilan pelaksanaan program
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penilaian meliputi semua komponen program UKS, proses
maupun Hasil pelaksanaannya.
4. Sasaran Evaluasi (penilaian)
a. Peserta didik
b. Lingkungan sekolah
c. Dampak pembinaan terhadap perilaku peserta didik
d. Pengelolaan program pada setiap jenjang dan
e. Manajemen/pengelolaan program pada setiap jenjang
C. MONITORING
 Agar program pembinaan dan pengelolaan UKS senantiasa sesuai dengan
tuntutan/kebutuhan setiap waktu, maka umpan balik dari lapangan sangat
diperlukan. untuk itu perlu diadakan monitoring secara terus menerus, baik
terhadap program maupun proses pengelolaan guna penyempurnaan lebih lanjut.
D. PELAPORAN
1. Tim Pembina
a.Pelaporan dilakukan secara tertulis sesuai jadwal untuk masing-masing
Tim pembina
b.Tim pembina melaksanakan pelaporan kepada Tim Pembina yang bertugas
membina secara berjenjang
2. Tim Pelaksana
a.Pelaporan di lakukan secara tertulis yaitu laporan tengah tahunan/tahunan
b.Pelaporan di berikan kepada Tim pembina UKS Kecamatan dengan
tembusan instansi terkait
c.Pelaporan di lakukan ketua Tim pelaksanan berdasarkan hasil supervisi dan
kegiatan yang dilakukan
d.Pelaporan di lakukan sesuai instrumen inti (form 5) dan dapat dikembangkan
sesuai kebutuhan
e. Jalur pelaporan terlampir.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja pada saat pelaksanaan UKS harus dilakukan dengan cara pengendalian
resiko yang meliputi:
1. Pengendalian administrasi
Dengan memberikan pelayanan UKS sesuai SOP
2. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Sebelum melakukan pemeriksaan pada kegiatan UKS, petugas memakai masker, sarung
tangan
BAB VIII
PENUTUP

Pedoman UKS ini di buat untuk memberikan petunjuk dalam pelaksanaan


kegiatan program UKS di Puskesmas Tunjung, dalam penyusunan dokumen ini masih
memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional.
Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih di perlukan sesuai dengan kebijakan,
kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini di gunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan
program UKS di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari
kebijakan yang telah ditentukan.

Lumajang, 1 April 2020

dr. Tanti Umiyati


NIP. 197105032005032009

Anda mungkin juga menyukai