Anda di halaman 1dari 25

Profil UKS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya hidup sehat merupakan salah satu masalah yang sering diperdebatkan di
kalangan masyarakat. Itu terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hidup
sehat. Jika saja masyarakat tidak membudayakan hidup sehat sejak dini, maka masyarakat
akan menambah data orang sakit di Indonesia. Kebiasaan hidup sehat seharusnya timbul dari
kesadaran diri kita sendiri. Hidup sehat hendaknya selalu dilakukan agar semua masyarakat
mencapai kesehatan jasmani dan rohani.
Upaya meningkatkan derajat kesehatan merupakan langkah yang dilakukan agar
setiap penduduk Indonesia dapat hidup sehat. Pencapaian kesehatan dan kesejahteraan yang
optimal merupakan salah satu cerminan dari kesejahteraan umum. Dalam rangka peningkatan
derajat kesehatan masyarakat secara umum dewasa ini mengalami tantangan yang sangat
besar.Pergeseran pola penyakit dan makin beragamnya jenis penyakit yang ada
mengakibatkan upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat semakit sulit.
Hidup sehat yang pelaksanaannya diberikan melalui peningkatan pengetahuan,
penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan
dan kemampuan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan
dan perawatan kesehatan serta pemeliharaan lingkungan. Untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup
sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan nama tiga program pokok UKS (TRIAS
UKS).
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat dengan memberikan pengetahuan dan
pengalaman kepada setiap warga sekolah sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.

1.2 Landasan Hukum


Pada tahun 1956 telah dirintis antara Departemen Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan
Departemen Dalam Negeri dalam bentuk Proyek UKS Perkotaan di Jakarta dan UKS
pedesaan di Bekasi. Selanjutnya pada tahun 1970 dibentuk Panitia Bersama Usaha Kesehatan
Sekolah, antara Departemen Kesahatan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang
ada pada tahun 1980 ditingkatkan menjadi Keputusan Bersama Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan dan Menteri Kesehatan, tentang pembentukan Kelompok Kerja Usaha
Kesehatan Sekolah.
Pada tahun 1982 ditandatangani Piagam Kerjasama antar Direktur Jendral Pembinaan
Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan dan Direktur Jendral Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam Departemen Agama, tentang Pembinaan Kesehatan Anak dan Perguruan Agama
Islam.
Tahun 1984, untuk lebih memantapkan pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah secara
terpadu, diterbitkanlah Surat Keputusan Bersama (SKB 4 Menteri) antara Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Menteri Kesahatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia :
1. Nomor 0408a/U/1984; Nomor 319/Menkes/SKB/ VI/1984; Nomor 74/Th/1984; Nomor
60 tahun 1984 tanggal 3 September 1984 tentang pokok kebijakan pembinaan dan
pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah
2. Nomor 372a/P/1989; Nomor 390a/Menkes/SKB/VI/1989; Nomor 140 A/Tahun 1989;
Nomor 30 A Tahun 1989 tanggal 12 Juni 1989 tentang Tim Pembina UKS.
Tahun 2003, seiring dengan perubahan system pemerintah di Indonesia dari
sentralisasi menjadi desentralisasi dan perkembangan dibidang pendidikan dan
kesehatan maka dilakukan penyempurnaan SKB 4 Menteri tahun 1984 menjadi :
a. Nomor : 1/U/SKB; Nomor 1067/ Menkes/SKB/VII/2003; Nomor MA/230 A/2003,
26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS.
b. Nomor : 2/P/SKB; Nomor 1068/ Menkes/SKB/VII/2003; Nomor MA/230 A/2003;
4415 404 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Tim Pembina UKS Pusat.
Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya pendidikan
dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung
jawab dalam menanamkan, menumbuhkan mengembangkan dan membimbing untuk
menghayati, menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta
didik sehari-hari.
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.32 tahun 2004, maka berbagai
program pelaksanaan UKS di setiap daerah pada dasarnya sepenuhnya diserahkan kepada
Tim Pembina UKS di daerah masing-masing untuk menentukan prioritas programnya, namun
berdasarkan pengamatan Tim Pembina UKS pusat ternyata pelaksanaan UKS sampai dengan
saat ini dirasakan masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga untuk itu perlu
dipandang adanya pemberdayaan tatanan UKS pada setiap jaringan dalam rangka
memantapkan pelaksanaan program-program UKS, seperti kita ketahui UKS adalah salah
satu wadah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
sedini mungkin.
Dalam UU No. 23 tahun 1992 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan
mewujudkan tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Selain itu pada Bab V pasal 45 disebutkan bahwa
Kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara
harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
Sedangkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
dinyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.Diantara tujuan tersebut terdapat tujuan yang menyangkut kesehatan baik
kesehatan jasmani maupun kesehatan mental social, dimana keduanya sangat mempengaruhi
terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.
Pada Kepmenkes No. 1457 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)
bidang kesehatan di Kabupaten/kota, UKS merupakan salah satu program yang telah
ditetapkan SPM nya, dan ini berarti bahwa UKS merupakan salah satu program yang wajib
dilaksanakan di Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Untuk itu pemerintah daerah wajib
menyiapkan anggaran untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam standar pelayanan
minimal secara nasional.
Mengacu pada SPM tersebut pemerintah daerah povinsi dan kabupaten/kota
berkewajiban menyediakan dana dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD)
provinsi, kabupaten/kota dan sumber lain untuk melaksanakan program di wilayah kerjanya
dan hasilnya akan menjadi salah satu point yang harus dipertanggung jawabkan oleh
Gubernur dan Bupati, Walikota kepada rakyat melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) masing-masing.
Salah satu modal pembangunan nasional adalah sumber daya manusia yang
berkualitas yaitu sumber daya manusia yang sehat fisik, mental dan sosial serta mempunyai
produktifitas yang optimal.
Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat fisik, mental dan sosial serta
mempunyai produktifitas yang optimal diperlukan upaya-upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan secara terus menerus yang dimulai sejak dalam kandungan, balita,
usia sekolah sampai dengan usia lanjut.
Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada peserta didik (usia sekolah),
yang merupakan salah satu mata rantai yang penting dalam meningkatkan kwalitas fisik
penduduk.

1.3 Tujuan UKS


Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan prilaku hidup bersih dan
sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka
pertumbuhan manusia Indonesia seutuhnya.
Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat
dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang didalamnya mencangkup:
a. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan melaksanakan prinsip hidup sehat,
berpartisifasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan di perguruan
agama, di rumah tangga, maupun di lingkungan masyarakat; Sehat, baik dalam arti fisik,
mental, sosial maupun lingkungan.
b. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan
narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah
pornografi dan masalah sosial lainnya.
Tujuan pembinaan dan pengembangan UKS adalah agar pengelolaan UKS mulai dari
pusat sampai ke daerah dan sekolah/madrasah dilaksanakan secara terpadu, terarah, intensif,
berkeseimbangan sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi;

a. Sasaran primer : peserta didik

b. Sasaran sekunder: guru, pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan
pengelola kesehatan, serta TP UKS disetiap jenjang.

c. Sasaran tersier: lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pada
sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk suatu pendidikan luar sekolah dan perguruan
agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya.

1.4 TRIAS UKS


Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tiga Program Pokok
Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS), yaitu sebagai berikut:

1.4.1 Pendidikan kesehatan


a. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan ialah agar peserta didik :
1. Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan
teratur.
2. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
3. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.
4. Memiliki kebiasaan hidup sehari-hari yang sesuai syarat kesehatan.
5. Memiliki kemampuan dan kecakapan (Life Skills) untuk berprilaku hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari.
6. Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan
secara harmonis (Proporsional)
7. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan
penyakit dalam kaitannya dalam kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan
sehari-hari.
8. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (narkoba, miras, arus
informasi dan gaya hidup yang tidak sehat).
9. Memiliki tingkat kesegaran jasmani yang memadai dan derajat kesehatan yang
optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.
b. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui kegiatan kurikuler, pelaksanaan
pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada jam
pelajaran. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan sesuai dengan Kurikulum Satuan Pendidikan
( KTSP ) khususnya pada standar isi yang telah diatur dalam Peraturan Mendiknas nomor 22
tahun 2006 pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Pada Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), pelaksanaan pendidikan
kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran.
Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Khususnya pada standar isi yang telah diatur dalam Peraturan mendiknas nomor 22
tahun 2006 pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, dimana untuk
pendidikan kesehatan pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan,
keterampilan, penanaman kebiasaan hidup sehat, terutama melalui pemahaman penafsiran
konsep-konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat. Materi pendidikan kesehatan
mencakup: memahami pola makanan sehat, memahami perlunya keseimbangan gizi, yang
dituangkan dalam materi mata pelajaran bilogi dan muatan lokal IRT (Industri Rumah
Tangga). Memahami berbagai penyakit menular seksual, mengenal bahaya seks bebas,
memahami berbagai penyakit menular yang bersumber dari lingkungan yang tidak sehat,
dituangkan dalam materi pelajaran bilogi. Serta memahami cara menghindari bahaya
kebakaran dan memahami cara menghadapi berbagai bencana alam, yang dituangkan dalam
materi pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Juga dilakukan melalui kegiatan kegiatan
Ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa
(termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun diluar sekolah
dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan ketrampilan siswa serta
melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler
mencakup kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat (UKS).
a)Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan, serta mengadakan
kegiatan seperti ceramah, diskusi, lomba kebersihan antar kelas maupun bimbingan hidup
sehat, kantin sekolah sehat, apotik hidup dan kebun sekolah.
b) Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan (sekaligus merupakan
upaya pendidikan)
Bimbingan hidup sehat berupa:
(a) Penyuluhan ketrampilan, latihan ketrampilan antara lain; Kelompok Remaja Pelopor
Pendidikan Kesehatan, Palang Merah Remaja, Kader Kesehatan Remaja
(b) Membantu kegiatan posyandu pada masa liburan sekolah
c) Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah
sehat.
a) Kerja bakti kebersihan
d) Lomba sekolah sehat
e) Lomba yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan
f) Pembinaan kebersihan lingkungan mencakup pemberantasan sumber penularan penyakit
g) Piket sekolah seperti dengan pelaksanaan 9K
c. Pendekatan dan Metode
1) Pendekatan
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan pendidikan
kesehatan antara lain ialah :
a)Pendekatan individual
b) Pendekatan kelompok
(a) kelompok kelas
(b) kelompok bebas
(c) lingkungan keluarga
Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat tercapai secara optimal,
dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: kesesuaian dengan
tingkat kemampuan dan perbedaan individual peserta didik, diupayakan sebanyak-banyaknya
melibatkan peran aktif peserta didik sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, selalu
mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya alih teknologi, memperhatikan
kebutuhan pembangunan nasional mengikuti dan memperhatikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2) Metode
Dalam proses belajar mengajar guru dan pembina dapat menggunakan metode yakni
belajar kelompok, kerja kelompok/ penugasan, diskusi, belajar perorangan, pemberian tugas,
pemeriksaan langsung, karyawisata, bermain peran, ceramah, demonstrasi, tanya jawab,
simulasi, dramatisasi dan bibimbingan (konseling)
Selain kegiatan classical dan ekstrakurikuler kerjasama dengan pihak ketiga baik dari
Dinas Kesehatan, Polsek dan instansi terkait dalam penyelenggaraan ceramah maupun
pembinaan tentang kesehatan, baik kesehatan individu maupun lingkungan.

1.4.2 Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),
pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan terhadap peserta didik dan
lingkungannya.
a. Tujuan Pelayanan Kesehatan
Tujuan pelayanaan kesehatan ialah :
1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka
membentuk prilaku hidup sehat.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah terjadinya
penyakit, kelainan dan cacat.
3. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit/kelainan,
pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat
berfungsi optimal
b. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
Pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan melalui :
1. Kegiatan Peningkatan (Promotif)
Kegiatan peningkatan (promotif) dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan
latihan ketrampilan yang dilaksanakan secara ekstrakurikuler yaitu :
a) Latihan ketrampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan peran
serta aktif peserta didik dalam pelayanan kesehatan, antara lain Kelompok Remaja Pelopor
Pelayanan Kesehatan, Palang Merah Remaja dan Kader Kesehatan Remaja
b) Pembinaan sarana keteladanan yang ada dilingkungan sekolah antara lain: Pembinaan kantin
sekolah sehat, lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari faktor pembawa penyakit
c) Pembinaan keteladanan berprilaku hidup bersih dan sehat

2. Kegiatan Pencegahan (preventif)


Kegiatan pencegahan dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh,
kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit
pada tahap dini sebelum timbul penyakit, yaitu :
a)Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit-
penyakit tertentu, antara lain demam berdarah, kecacingan dan muntaber.
b) Penjaringan (screening) kesehatan bagi anak yang baru masuk sekolah.
c) Pemeriksaan berkala kesehatan setiap 6 bulan
d) Mengikuti (memonitor/memantau) pertumbuhan peserta didik.
e) Immunisasi peserta didik kelas 1 dan kelas V1 di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah.
f) Usaha pencegahan penularan penyakit dengan jalan membrantas sumber infeksi dan
pengawasan kebersihan lingkungan sekolah dan perguruan agama.
g) Konseling kesehatan remaja di sekolah dan perguruan agama oleh Kader Kesehatan Sekolah,
Guru BP dan Guru Agama dan Puskesmas oleh Dokter Puskesmas atau tenaga kesehatan
lain.
3. Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)
Kegiatan penyembuhan dan pemulihan dilakukan melalui kegiatan mencegah
komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk mendekatkan kemampuan
peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal yaitu diagnosa dini,
pengobatan ringan, pertolongan pertama pada kecelakaan dan pertolongan pertama pada
penyakit dari rujukan medis.

c. Metode Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan di sekolah, dilakukan sebagai berikut:

1. Sebagian kegiatan pelayan kesehatan dapat didelegasikan kepada guru apabila di


sekolah sudah ada guru yang telah ditatar atau dibimbing tentang UKS oleh
Puskesmas. Kegiatan yang dapat didelegasikan itu adalah kegiatan promotif, prenatif
dan kuratif sederhana yang dilakukan pada saat kecelakaan atau penyakit. Dalam hal
ini kegiatan tersebut selain menjadi kegiatan pelayanaan, juga menjadi kegiatan
pendidikan. Kegiatan pelayanan kesehatan ini diawasi oleh puskesmas.

2. Sebagian lagi kegiatan pelayanan kesehatan hanya boleh dilakukan oleh petugas
puskesmas dan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan secara
terpadu (antara Kepala Sekolah dan petugas puskesmas). Pelayanan Kesehatan
Puskesmas, diberikan bagi peserta didik yang dirujuk dari sekolah (khusus untuk
kasus yang dapat diatasi di sekolah). Untuk itu perlu diadakan kesepakatan dalam
rapat perencanaan tentang pembiayaan peserta didik yang rujuk di puskesmas.
Sekolah sebaiknya mengupayakan dana UKS untuk pembiayaan yang diperlukan agar
masalah pembiayaan tidak menghambat pelayananan pengobatan yang berikan. Untuk
itu setiap peserta didik sejak kelas 1 harus memiliki buku/kartu rujukan yang dapat
dipakai sampai tamat sekolah. Tugas dan fungsi Puskesmas adalah melaksanakan
kegiatan pembinaan kesehatan dalam rangka usaha kesehatan sekolah di sekolah dan
perguruan agama yang mencakup:

1) Memberikan pencegahan terhadap sesuatu penyakit dengan imunisasi dan lainnya yang
dianggap perlu.
2) Merencanakan pelaksanakan kegiatan dengan pihak yang berhubungan dengan peserta didik
(kepala sekolah, guru, orang tua peserta didik dan lain-lan).
3) Memberikan bimbingan teknis medis kepada kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan
Usaha Kesehatan Sekolah.
4) Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan UKS pada khususnya
kepada kepala sekolah, guru, dan pihak lain dalam rangka meningkatkan peran serta dalam
pelaksanaan UKS.
5) Memberikan pelatihan/penataran kepada guru UKS dan kader UKS (Kader Kesehatan
Remaja dan Kelompok Remaja Pelopor Pelayanan Kesehatan)
6) Melakukan penjaringan dan pemeriksaan berkala serta perujukan terhadap kasus-kasus
tertentu yang memerlukannya.
7) Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling.
8) Menginformasikan kepada kepala sekolah tentang derajat kesehatan dan tingkat kesegaran
jasmani peserta didik dan cara peningkatannya.
9) Menginformasikan secara teratur kepada Tim pembina UKS setempat meliputi segala
kegiatan pembinaan kesehatan yang telah, sedang, dan akan dilakukan, permasalahan yang
dialami dan lain-lain penyelenggaraan pembina kesehatan di sekolah dan saran untuk
menanggulanginya.
Metode yang dipergunakan ialah penataran dan pelatihan, bimbingan kesehatan dan
bimbingan khusus (konseling), penyuluhan kesehatan, pemeriksaan langsung dan
pengamatan (observasi), dan dalam pelaksanaanya sekolah menjalin kerja sama dengan
Puskesmas, Dinas Kesehatan dan juga instansi terkait dalam memberikan pengetahuan dan
pengalaman tentang pelayanan kesehatan.
1.4.3 Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a. Program Pembinaan Lingkungan Sekolah
1). Lingkungan Fisik Sekolah meliputi penyediaan air bersih, pemeliharaan penampungan air
bersih, pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah, pengadaan dan
pemeliharaan air limbah, pemeliharaan wc/ jamban, pemeliharaan kamar mandi,
pemeliharaan kebersihan dan kerapian ruang kelas, ruang perpustakaan, dan ruang ibadah,
pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah (termasuk penghijauan
sekolah), pengadaan dan pemeliharaan warung/kantin sekolah dan pengadaan dan
pemeliharaan pagar sekolah.

2). Lingkungan Mental dan Sosial


Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat dilakukan melalui usaha
pemantapan sekolah sebagai lingkungan pendidikan (Wiyatamandala) dengan maningkatkan
pelaksanaan konsep ketahanan sekolah (9K), sehingga tercipta suasana dan hubungan
kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesamanwarga sekolah. Selain peningkatan
pelaksanaan konsep 9K, program pembinaan dilakukan dalam bentuk kegiatan antara lain
konseling kesehatan, bakti sosial masyarakat sekolah terhadap lingkungan, perkemahan,
tracking, darmawisata, olahraga, kepramukaan, PMR, Kader Kesehatan Remaja dan
Kelompok Remaja Pelopor Pelayanan Kesehatan dan lomba-lomba

b. Pembinaan Lingkungan Keluarga


Pembinaan lingkungan keluarga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua
peserta didik tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan dan meningkakan
kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik dalam pelaksanaan hidup sehatp,
pembinaan lingkungan keluarga dapat dilakukan antara lain dengan kunjungan rumah yang
dilakukan oleh pelaksanaan UKS dan ceramah kesehatan yang dapat dilaksanakan di sekolah
dengan bekerjasama dengan dewan sekolah, atau dipadukan dengan kegiatan di masyarakat

c. Pembinaan Masyarakat Sekitar


1) Pembinaan dengan cara pendekatan kemasyarakatan dapat dilakukan oleh kepala sekolah,
guru, pembina UKS. Misalnya dengan jalan membina hubungan baik/bekerjasama dengan
masyarakat/LKMD/ dewan kelurahan, ketua RT/RW, dan organisasi-organisasi
kemasyarakatan lainnya.
2) Penyelenggaraan ceramah tentang kesehatan dan pentingnya arti pembinaan lingkungan
sekolah sebagai lingkungan belajar yang sehat. Untuk ini masyarakat diundang ke sekolah.
Pembicara dapat dimintakan dari Puskesmas, Pemerintah Daerah setempat narasumber
lainnya misalnya dari LSM.
3) Penyuluhan massa baik secara tatap muka maupun melalui media cetak dan audio visual.
4) Menyelenggarakan proyek panduan di sekolah/madrasah/pondok pesantren.
Pelaksana Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat mencakup komponen-kompenen
sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah selaku Ketua Tim Pelaksana UKS sekolah bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah sehat di sekolah masing-masing. Dalam
melaksanakan pembinaan Kepala Sekolah dibantu oleh guru, pegawai sekolah, peserta didik,
orang tua peserta didik (Komite sekolah) dan lain-lain.

2. Guru
Dalam melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat guru mempunyai peranan penting
antara lain dengan cara memberikan:
a. Pengetahuan praktis tentang pembinaan lingkungan sekolah sehat;
b. Bimbingan, contoh dan teladan, dorongan serta melakukan pengamatan dan pengawasan
kepada peserta didik agar mau dan terampil menerapkan segala yang telah diberikan dalam
kegiatan sehari-hari baik di sekolah, dirumah maupun di masyarakat.

3. Peserta Didik
Peserta didik diharapkan ikut serta secara aktif dalam:
a. Menjaga serta mengawasi kebersihan lingkungan sekolah masing-masing, misalnya dengan
ikut mengawasi kawan-kawannya yang membuang sampah, membersihkan ruangan atau
halaman dan sebagainya.
b. Piket kelas, yang bertugas menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan dan
kekeluargaan kelasnya masing-masing.
c. Menjaga/memelihara lingkungan sehat di lingkungan keluarga dan masyarakat misalnya
dengan menyampaikan pesan tentang manfaat lingkungan yang sehat kepada anggota
keluarga yang lain, ikut kerja bakti membersihkan lingkungan dan sebagainya.

4. Pegawai Sekolah
Pegawai sekolah yang merupakan warga sekolah yang bersangkutan sehingga perlu ikut
melaksanakan penyelenggaraan dan mengawasi serta memelihara lingkungan sekolah sehat
terutama pada penyediaan fasilitas sarana dan prasarana.

5. Komite Sekolah
Komite sekolah sebagai wadah organisasi orang tua peserta didik diharapkan berperan serta
secara aktif dalam melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat, terutama penyediaan
dana dan fasilitas yang menunjang kegiatan.

6. Masyarakat
Masyarakat di sekitar sekolah diharapkan berperan serta untuk melaksanakan pembinaan
terutama dalam memelihara dan menjaga lingkungan sekolah sehat.

Kepala Sekolah

Label
Data (7)

Prestasi (4)

Profil (5)

Profil UKS (8)

Rencana Strategis UKS


1. Memasukkan tema pendidikan kesehatan diri dan kesehatan lingkungan ke dalam mata
pelajaran.
2. Memasukkan tema pendidikan kesehatan diri dan kesehatan lingkungan ke dalam program
pengembangan diri.
3. Mengembangkan kelompok-kelompok siswa pendesiminasi pendidikan kesehatan.
4. Mengembangkan pelayanan kesehatan yang prima dalam tradisi kehidupan sekolah.
5. Mengembangkan kelompok-kelompok siswa pelayan kesehatan sekolah
6. Mengembangkan kelompok-kelompok siswa peduli lingkungan sehat

Rabu, 19 Oktober 2011


SUMBER DAYA UKS

Sarana Prasarana UKS

Gedung
Dengan bantuan orang tua/wali murid, masyarakat dan pemerintah kami
mengusahakan berupaya untuk mewujudkan gedung-gedung yang memadai untuk kelancaran
kegiatan pembelajaran. Dalam pembangunannya kami lakukan pembangunan gedung yang
berwawasan lingkungan dengan penataan sedemikian rupa sehingga tercipta lingkungan yang
sehat, serasi, indah dan alami serta menyenangkan bagi seluruh warga sekolah, sehingga
semua siswa, guru dan pegawai merasa betah berada di sekolah selama mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Adapun sarana gedung yang telah kami usahakan untuk mendukung terwujudnya lingkungan
sekolah sehat yaitu :
- Padmasana
Padmasana dengan luas 212 m2 dan berada di halaman terbuka. Dibagi menjadi 2 bagian
yaitu Utama Mandala dan madya Mandala. Dan dengan pohon peneduh, berbagai tanaman
upakara dan tanaman hias sehingga menciptakan suasana yang nyaman bagi siswa dalam
melaksanakan persembahyangan

- Ruang Kepala Sekolah


Ruangan ini berukuran 4 m x 6 m yang dindingnya dicat dengan warna putih , berlantaikan
keramik, cukup ventilasi, penerangan, bersih dan indah berkat penataan perabotan yang
sedemikian rupa serta dilengkapi dengan telepon, mesin fax, gambar hiasan dinding dan
perlengkapan lainnya.
- Ruang Wakil Kepala Sekolah ( ada di ruangan guru)
Ruangan ini berada di ruangan guru dengan cat warna putih berlantaikan keramik warna
putih dengan ventilasi dan penerangan yang cukup, bersih, indah dan nyaman.
- Ruang Kepala Bidang Urusan ( ada di ruang Guru)
Ruangan ini berukuran 5m x 6m yang dinding berwarna putih, berlantaikan keramik,
ventilasi yang cukup sehingga menimbulkan suasana yang bersih indah dan nyaman.
- Ruang Tata Usaha
Ruangan ini bersebelahan dengan Ruang Kepala Sekolah .Ukurannya 12 m x 7 m dengan
dinding warna putih dilengkapi, cukup ventilasi dan penerangan, bersih, dan penataan meja
pegawai serta struktur dan administrasi yang sedemikian rupa sehingga menciptakan suasana
yang nyaman.
- Ruang Tamu
Ruangan ini berukuran 8 m x 4 m dengan cat warna putih berlantaikan keramik putih dengan
ventilasi dan penerangan yang cukup, dilengkapi dengan telepon , serta meja segiempat untuk
rapat stsf Kepala Sekolah, serta penataan kursi dan meja untuk menerima tamu sehingga
menciptakan suasananya sejuk, bersih, nyaman dan menyenangkan.
- Ruang guru
Ukuran ruang guru adalah 291 m2, dengan dinding warna putih, ventilasi, penerangan yang
cukup, bersih yang dilengkapi dengan meja untuk masing-masing guru. Dan satu unit
komputer lengkap dengan Printer untuk menunjang kinerja guru.
- Ruang belajar/kelas
Ruang belajar/kelas masing-masing berukuran 7 x 9 m sebanyak 15 ruangan, dengan
penataan bangku yang sedemikian rupa, dengan plangkiran di setipa ruangan ,ventilasi cukup,
penerangan serta lengkap dengan struktur administrasi kelas dan juga hiasan dinding.
- Ruang UKS
Ruangan ini berukuran 44m yang dindingnya dicat warna hijau muda dengan kombinasi hijau
tua, berlantaikan keramik, cukup pentilasi, penerangan, bersih, dan indah. Fasilitas UKS
terdiri dari Pol umum, mata, ruang informasi, sudut gizi, ruang tunggu dan segala peralatan
serta administrasi UKS
- Ruang Laboratorium IPA
Ruang ini dengan ukuran 210 m2, dengan dindingnya berwarna putih , ventilasi dan
penerangan cukup, wastafel, serta penataan alat-alat laboratorium, dan ditunjang dengan LCD
projector, jaringan intercom yang ditata secara rapi sehingga menciptakan suasana belajar
yang nyaman dan kondusif bagi siswa.
- Ruang Lab. Komputer
Ruang lab komputer berukuran 9 m x 7 m di lantai atas sebelah timur, dengan dinding warna
putih serta ventilasi dan penerangan yang cukup, berlantai keramik beralaskan karpet,
dengan dilengkapi jaringan internet, LCD Projector, jaringan intercom ,sehingga membuat
suasana nyaman, bersih dan kondusif untuk kegiatan pembelajaran
- Ruang Perpustakaan
Ukurannya 163 m2 dengan tembok warna putih , yang dilengkapi dengan rak dan almari
untuk memajang koleksi buku-buku dan penataan meja untuk membaca yang diatur
sedemikian rupa, ventilasi dan penerangan yang cukup sehingga kelihatan lebih nyaman,
bersih dan menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa.
- Ruang Bimbingan dan Konseling
Ruangan yang bersebelahan dengan ruang UKS ini, berukuran 34 m2 dengan dinding warna
hijau muda dengan kombinasi hijau tua , serta ventilasi dan penerangan yang cukup sehingga
lebih bersih dengan penataan ruangan yang sedemikian rupa sehingga menciptakan suasana
yang nyaman.
- Ruang Keterampilan
Ruang ini berukuran 272 m2 dengan dinding warna krem dengan ventilasi dan penerangan
yang cukup dan penataan hasil karya seni siswa dengan baik sehingga suasananya menjadi
lebih indah, bersih dan nyaman. Selain itu ruangan dimanfaatkan sebagai ruangan pameran
hasil karya siswa.
- Ruang OSIS
Ruangan ini satu bangunan dengan ruang belajar/kelas yang berukuran 69 m2 dengan dinding
warna putih dilengkapi dengan struktur organisasi OSIS, program kerja OSIS, dan cukup
ventilasi dan penerangan, sehingga tampak bersih dan nyaman.
- Ruang Komite
Ruang ini berukuran 4 m x 3 m dengan cat warna krem, cukup ventilasi, penerangan, sejuk,
bersih dan nyaman.
- Ruang Sekretariat Pramuka dan PMR
Ruangan ini berukuran 4m x 3m dengan cat warna krem, cukup ventilasi, penerangan dengan
penataan ruangan dengan struktur organisasi pramuka dan PMR sehingga menciptakan
suasana yang bersih dan nyaman.
- Ruang Sarana Olah Raga
Ruang ini berukuran 3 m x 5 m dengan cat warna putih berlantaikan semen dipergunakan
untuk menyimpan alat-alat olah raga, cukup ventilasi dan penerangan, bersih, sejuk, indah
dan menyenangkan.
- Koperasi Konsumsi Sekolah
Ukurannya 8 m x 3,5 m dengan cat warna krem cukup ventilasi dan penerangan, berlantaikan
keramik dan penataan yang baik sehingga menimbulkan kesan yang sejuk, bersih, dan
nyaman.
- Ruang Gudang Alat
Dapur memiliki luas dengan ukuran 20 m2 dengan cat warna putih berlantaikan semen,
dilengkapi dengan perabotan dapur lainnya, cukup ventilasi dan penerangan, bersih dan
nyaman
- Pos SatPam
Pos ini berukuran 9m2 yang berlantaikan keramik dengan tembok setinggi pinggang orang
dewasa, dengan penataan yang sedemikian rupa sehingga menciptahan suasana yang bersih
dan nyaman bagi petugas jaga.
- Kantin Sekolah
Ukurannya 35 m2 terdiri dari 3 tempat di dalam lingkungan sekolah , berlantaikan keramik,
ventilasi dan penerangan yang cukup, dilengkapi dengan wastafel untuk cuci piring di dalam
kantin dan juga wastafel untuk anak mencuci tangan bagi siswa, sehingga selalu tampak
bersih, indah dan nyaman.
- Bale Bengong
- Ukuranya 29 m2 ada 2 buah di dalam lingkungan sekolah ada 3 Bale Bengong yaitu :
- Bale Dharmavidya yang bermakna bale utnuk menimba ilmu, di bale ini biasanya terdapat
meja panjang dengan kursi sebagai tempat berlangsungnya pemantapan setiap akan lomba,
dipakai belajar berkelompok oleh siswa, dan dipakai menerima tamu yang akan mengadakan
penelitian di sekolah.dengan suasana terbuka membuat setiap orang yang belajar di ruangan
ini nyaman, tidak sumpek.
- Bale Dharmadara yang bermakna terpilih , dimana bale ini menjadi pilihan untuk
melaksanakan kegiatan seperti, metanding banten setiap purnama tilem dan mejejahitan,
dengan ditempatkan seperangkat meja kursi beton untuk kegiatan latihan siswa yang sedang
melaksanakan pemantapan dalam bidang prestasi akademik ( yang mau lomba) dengan
suasana yang nyaman diantara pepohonan Toga dan taman telajakan , bale ini menjadi pilihan
siswa dan orang tua siswa yang lagi bersantai beristirahat.
- Dan Bale bengong yang satunya yang berada di depan Lab IPA adalah Bale Dharmadesana
yang bermakna keunggulan , di bale ini dipergunakan untuk latihan pesantian, latihan catur,
persiapan penerbitan mading . tempatnya yang strategis membuat fungsi bale ini begitu
banyak .
Diposkan oleh Selamat Datang Di SMP N 4 Singaraja di 18.48
Kirimkan Ini lewat Email

Sarana Sanitasi

Sarana Sanitasi
- Sumber Air Bersih dan Air Minum
Air bersih yang digunakan bersumber dari jaringan air minum PDAM dan Air desa, serta Air
Subak . jika musim kemarau debit air PDAM menurun maka kami mempergunakan Air
Desa. Dan untuk air subak kami menerima sesuai pembagian subaknya .
- Tempat Cuci Tangan
Jumlah wastafel yang ada sebanyak 21 buah, yang tersebar didepan ruang belajar, Ruang
UKS, Laboratorium dan kantin dan untuk setiap wastafel dibuatkan peresapan agar air limbah
dipakai untuk menyuburkan tanah.

- Kamar Mandi/WC
a. Kamar mandi/WC Guru / Pegawai
Satu unit kamar mandi guru dan dua unit WC Guru yang dilengkapi dengan fasilitas
pendukung.
b. Kamar mandi/WC siswa
Sepuluh unit kamar mandi/WC siswa yang terdiri dari 5 buah kamar mandi/WC untuk siswa
putri dan 5 unit untuk siswa putra, kamar ganti dan sekaligus peturasan putri sebanyak 1 unit
dan kamar ganti dan peturasan putra sebanyak unit, yang dilengkapi sarana pendukung, serta
ventilasi dan penerangan yang cukup.
- Penanganan Sampah
a. Tempat Sampah
Tong sampah tersebar di setiap kelas dan juga di tempat tempat umum yang dibagi menjadi
2 jenis yaitu tong sampah untuk sampah organik, anorganik. Serta disediakan tong sampah
untuk pengangkutan ke TPS.
b. Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Satu unit tempat penampungan sementara (TPS) ada di sebelah aula sekolah yang masing-
masing menampung sampah organic, sampah anorganik . dan selanjutnya yang tidak bisa
diolah di sekolah oleh siswa diangkut untuk di buang ke TPA dengan truk setiap hari. Dimana
dalam hal ini sekolah menjalin kerja sama dengan Desa sekitar dalam hal pengangkutan dan
pembuangan sampah ke TPA
Proses Pengolahan Sampah
a. Sampah Organik
Untuk menanggulangi permasalahan sampah di sekolah khususnya sampah organik, maka
akan diupayakan untuk mendaur ulang sampah organik yang dilaksanakan oleh siswa
dibawah binaan guru-guru. Adapun penjabaran prosesnya adalah sebagai berikut :
Proses pengolahannya yaitu pertama-tama sampah organic itu ditimbun dan diusahakan agar
tidak banyak batang pohon, penimbunannya dilakukan pada sebuah bak sampah yang ada di
SMP Negeri 4 Singaraja dengan tertutup rapat, setiap satu minggu sampah itu dibalik dalam
artian yang tertimbun paling bawah diangkat ke atas demikian sebaliknya dengan
menggunakan cangkul atau skop. Proses pembalikan ini bertujuan untuk meratakan
pelapukan tumbuhan dan mencampurkan beberapa jenis tumbuhan yang ditimbun. Proses
pembalikan ini dilakukan secara periodic setiap minggu sekali, sehingga setelah kurang lebih
satu bulan sampah organic tersebut sudah menjadi kompos. Untuk mengetahui apakah
sampah organic tersebut sudah menjadi pupuk kompos maka dapat dilihat cirri-ciri yaitu
volume sampah menjadi lebih sedikit dan membentuk butiran-butiran yang berwarna hijau
kecoklatan, yang pada akhirnya diangkat dan ditempatkan dalam karung dan siap untuk
disebarkan ke setiap taman sekolah.
Dalam hal ini sekolah telah menyediakan lahan dan prasarana lainnya untuk pengolahan
sampah yang bertempat di luar area sekolah, dimana lahan ini adalah lahan milik sekolah.
c. Sampah Plastik
Untuk menanggulangi sampah plastik di sekolah, pihak sekolah menjalin kerjasama dengan
pengepul sampah plastik. Sampah plastik yang ada di TPS sekolah dipisahkan oleh siswa dan
ditempatkan dalam karung. Dan apabila jumlahnya sudah cukup banyak maka akan diambil
oleh pengepul sampah plastik. Kontribusi/hasil dari penjualan sampah plastik ini akan
digunakan untuk pengadaan tong sampah dan juga pemeliharaan sarana dan prasarana
pengolahan sampah di sekolah.

c. Bak air Limbah Kamar Mandi/WC


Untuk setiap unit kamar mandi/WC, masing-masing sudah dibuatkan septic tank, sehingga air
limbah tidak mengalir yang pada akhirnya akan menimbulkan pencemaran. Untuk itu
masing-masing air limbah yang berasal dari kamar mandi/WC, sudah ditampung di masing-
masing septic tank, sehingga tidak menimbulkan pencemaran dan kebersihan serta kesehatan
lingkungan sekolah dapat tetap dijaga dengan baik.

Prosedur Tetap (Protap) Pengendalian

Penyakit DBD di Kota Batam


Diposting pada Juni 14th 2012 pukul 07.13 oleh kesehatan

PROSEDUR TETAP (PROTAP)

PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

DINAS KESEHATAN KOTA BATAM

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Kota Batam yang erat kaitannya dengan peningkatan curah hujan, kepadatan
dan mobilitas penduduk, sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta
tersebar luasnya virus Dengue dan nyamuk penularnya diberbagai lokasi di Kota Batam.

Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Batam mengacu pada
prosedur tetap (Protap) yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
yaitu :

1. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue

Tatalaksana penyakit Demam Berdarah Dengue dilakukan di tempat-tempat pelayanan


Kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik, Balai Pengobatan dan lain-lain, dengan
melakukan pemeriksaan tersangka penderita DBD sebagai berikut :
1. Anamnesis ( wawancara ) penderita atau keluarga tentang keluhan yang
dirasakan sehubungan dengan gejala DBD.

2. Observasi kulit dan konjungtiva untuk mengetahui tanda pendarahan

3. Pemeriksaan keadaan umum dan tanda tanda vital ( kesadaran, tekanan


darah, nadi dan suhu )

4. Penekanan pada ulu hati ( epigastrium).

5. Uji Tourniquet ( Rumple Leede Test )

6. Pemeriksaan laboratorium

7. Pemutusan Rantai penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue

1. a. Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan


kepada masyarakat tentang penyakit DBD, bagaimana cara mencegah dan memberantas
penyakit demam berdarah yang lebih efektif, yaitu melalui pemberantasan sarang nyamuk
demam berdarah (PSN-DBD) dengan 4 M-Plus.

Manfaat dari kegiatan penyuluhan adalah menambah pengetahuan masyarakat yang pada
akhirnya mau dan mampu secara bersama sama dan terus menerus berperan aktif melakukan
pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ) dengan 4 M-plus.

1. b. Pemantauan Jentik Berkala

Pemantauan jentik berkala kegiatan untuk melihat situasi kepadatan jentik pada tempat
penampungan air di rumah/bangunan milik masyarakat maupun tempat tempat umum oleh
kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) atau tenaga puskesmas , sehingga dapat meningkatkan
kewaspadaan dini agar masyarakat terhindar dari penularan penyakit Demam Berdarah
Dengue.

Jumantik merupakan kader yang berasal dari masyarakat dan bertugas melakukan
Pemantauan & pemeriksaan jentik tempat-tempat penampungan air di lingkungan
masyarakat secara berkala dan terus-menerus, memberikan penyuluhan serta menggerakkan
masyarakat dalam melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk DBD.

Manfaat jumantik adalah memantau dan memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah
yang ada dilingkungan masyarakat serta memotivasi dan menggerakkan masyarakat untuk
berperan serta dalam melakukan PSN-DBD, sehingga diharapkan populasi jentik nyamuk
demam berdarah yang ada di lingkungan masyarakat menjadi berkurang.

1. c. Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN )


Kegiatan dimaksud adalah pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ) secara
bersama sama pada waktu yang bersamaan ( serentak ) oleh semua lapisan masyarakat baik
pemerintah maupun swasta. Sehingga kegiatan ini dapat memotivasi dan menggerakkan
masyarakat untuk berperan serta dalam melakukan PSN-DBD secara mandiri dan
berkesinambungan.

1. d. Larvasidasi Selektif

Larvasidasi terutama dilakukan di daerah yang banyak menampung air/susah air dan pada
penampungan air terbuka yang susah dikuras/dibersihkan.

Manfaat kegiatan Larvasidasi adalah memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah


dengan menggunakan bubuk abate terutama di daerah yg banyak menampung air/susah air
dan pada penampungan air terbuka yang susah dikuras/dibersihkan.

1. e. Fogging dengan Insektisida

Pengasapan dilakukan sesuai dengan kesimpulan analisis dari kegiatan penyelidikan


epidemiologi penyakit DBD di tempat tinggal penderita dan lingkungan sekitarnya.

Apabila kesimpulan akhir harus dilaksanakan pengasapan (fogging ) , maka Pengasapan


( fogging ) dilakukan oleh petugas puskesmas atau bekerjasama dengan dinas kesehatan
kabupaten/kota. Petugas penyemprot adalah petugas puskesmas atau petugas harian lepas
yang terlatih.

Persyaratan Fogging dengan insektisida :

Adanya penderita positif DBD berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan


laporan (SO) dari Rumah Sakit/Klinik/BP/Puskesmas.

Didukung hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan


yang telah terlatih dengan ditemukannya penderita demam tanpa sebab minimal 3 orang dan
atau tersangka penderita DBD serta ditemukan positif jentik Aedes ( 5 % ) dari
rumah/bangunan disekitar rumah penderita.

Kegiatan fogging focus ini bertujuan memutus rantai penularan dengan membunuh nyamuk
dewasa yang sudah mengandung virus dengue dengan radius 100 M dari rumah penderita.
Tetapi kegiatan fogging ini bukan merupakan solusi utama untuk pencegahan DBD selain itu
fogging tersebut harus dilakukan oleh tenaga khusus dan terampil karena obat (insektisida)
yang digunakan mempunyai efek samping berbahaya bagi lingkungan dan orang yang
melaksanakannya serta terjadinya resistensi terhadap nyamuk itu sendiri.
Menginggat Untuk pencegahan yang paling efektif dapat dilakukan dengan memberantas
tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah dengue dengan berperilaku hidup bersih
dan sehat di keluarga dan dilingkungan tempat tinggal yaitu dengan cara antara lain :

1. Membersihkan lingkungan dan rumah masing-masing setiap hari,


terutama tempat penampungan air sebagai tempat berkembangbiak
nyamuk demam berdarah dengue seperti bak mandi, drum, ban bekas,
alas pot bunga, dispenser, tempat minum burung dan lain-lain.

2. Melaksanakan kerja bakti secara teratur (satu minggu sekali) dilingkungan


masing-masing.

3. Melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 4 M PLUS :

1. MENGURAS : Menguras dan menyikat dinding tempat


penampungan air seperti : bak mandi dan drum.

2. MENUTUP : Menutup rapat-rapat tempat penampungan air


seperti : drum, tempayan dan lain-lain.

3. MENGUBUR : Mengubur atau menimbun barang-barang bekas


serta mengumpulkan barang-barang bekas yang dapat menampung
air dan dibuang ke tempat pembuangan sementara (TPS).

4. PLUS CARA LAIN : Mengganti air vas bunga seminggu sekali,


mengeringkan air di alas pot bunga, memperbaiki saluran air dan
talang air yang tidak lancar/rusak serta memasang kawat kasa atau
menggunakan obat anti nyamuk serta menggunakan kelambu
untuk menghindari dari gigitan nyamuk.

5. MEMANTAU : Memantau dan memeriksa tempat-tempat


penampungan air sebagai tempat berkembangbiak nyamuk aedes
aegpty seperti bak mandi, drum, ban bekas, alas pot bunga,
dispenser, tempat minum burung dan lain-lain.

Peran serta masyarakat dan pihak terkait sangat diperlukan dalam melakukan pencegahan
DBD melalui PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk ) tersebut.

KEPALA DINAS KESEHATAN

KOTA BATAM

TTD

Drg.CHANDRA RIZAL.M.Si.
NIP. 19590524-198910-1-001

Bismillahirrahmanirrahim

Yth : 1.

2.

3.

Assalamu Alaikum Wr.Wb......dst

Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan wendemis di hampir seluruh kota/kabupaten di Indonesia. Sejak
ditemukan pertama kali pada tahun 1968 hingga saat ini jumlah kasus DBD
dilaporkan meningkat dan penyebarannya semakin meluas mwencapai seluruh
provinsi di Indonesia. Dan seringkali menimbulkan KLB di berbagai daerah
endemis tinggi DBD termasuk Kabupaten Poso.

Peningkatan kasus dan klb dbd dipengaruhi oleh beberapa faktor


diantaranya ;

a. belum adanya obat anti virus untukl mengatasi infeksi virus dengue

b. kurangnya peran serta masyarakat dalam pengendalian DBD terutama


pada kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk, meskipun pada umumnya
pengetahuan tentang DBD dan cara cara pencegahannya sudah cukup
tinggi
c. kurangnya jumlah kualitas SDM pengelola program DBD di setiap
jenjangAdministrasi

d. Kurangnya kerjasama serta komitmen lintas program dan lintas swektor


dalam pengendalian DBD

e. sistem pelaporan dan penanggulangan yang terl;ambat

f. faktor tingginya kepadatan penduduk/pewmukiman, lancarnya


transportasi swerta keganasan dari virus dengue

g. faktor perubahan iklim yang cenderung menambah jumlah habitat


vektor DBD

h. adanya infrastruktur penyediaan aair bersih yang tidak memadai serta


letak geografis Indonesia di daerah tropik mendukung perkembang biakan
vektor dan pertumbuhan virus.

Permasalahan diatas merupakan tantangan dan pekerjaan rumah bagi


kita semua,
Dan sebagaimana kita ketahui bahwa untuk kecamatan poso kota utara
pada tahun 2015 kasus penyakit DBD sebanyak 13 kasus yang tersebar di
beberapa kelurahan, namun pada awal tahun 2016 jumlah kasus DBD
sebanyak 7 orang dan meninggal 1 org di kelurahan Lawanga Tawongan.

Berdasarklan hal terswebut diatas maka dinas kesehatan kabupaten poso


Tujuan dari pewrtemuan ini adalah :

Anda mungkin juga menyukai