Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budaya hidup sehat merupakan salah satu masalah yang sering diperdebatkan di kalangan
masyarakat. Itu terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hidup sehat. Jika
saja masyarakat tidak membudayakan hidup sehat sejak dini, maka masyarakat akan menambah
data orang sakit di Indonesia. Kebiasaan hidup sehat seharusnya  timbul dari kesadaran diri kita
sendiri. Hidup sehat  hendaknya selalu  dilakukan agar semua masyarakat mencapai kesehatan
jasmani dan rohani.

Upaya meningkatkan derajat kesehatan merupakan langkah yang dilakukan agar setiap
penduduk Indonesia dapat hidup sehat. Pencapaian kesehatan dan kesejahteraan yang optimal
merupakan salah satu cerminan dari kesejahteraan umum. Dalam rangka peningkatan derajat
kesehatan masyarakat secara umum dewasa ini mengalami tantangan yang sangat besar.
Pergeseran pola penyakit dan makin beragamnya jenis penyakit yang ada mengakibatkan upaya
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat semakin sulit. 

Hidup sehat yang pelaksanaannya diberikan melalui peningkatan pengetahuan,


penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dan
kemampuan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan
perawatan kesehatan serta pemeliharaan lingkungan. Untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat
sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat yang dikenal dengan nama tiga program pokok UKS (TRIAS UKS).

Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat dengan memberikan pengetahuan dan
pengalaman kepada setiap warga sekolah sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.

1.2 Landasan Hukum

Bahwa landasan hukum Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Pasal 45 Tentang Kesehatan sekolah ditegaskan


bahwa “Kesehat Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didi dapat belajar, tumbuh
dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan
sumber daya manusia yang berkualitas.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3
yaitu Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 bab V Tentang Kesehatan dalam Pasal 45 ayat
(1) menjelaskan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik
dapat belajar tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya
manusia yang lebih berkualitas.
4. TAP MPR No. II Tahun 1988 Tentang Tujuan Nasional dilaksanakan dalam rangka
pembangunan manusia seutuhnya dan pembanguna seluruh masyarakat Indonesia.
5. SKB 4 Menteri, Nomor: 0408a/U/84/319/Menkes. SKB/1984, 74/tahun 1984 dan Nomor
60 Tahun 1984 Tentang Pokok-pokok Kebijakan Pembinaan pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS), yang diperbaharui menjadi nomor 6/X/PB/2014, Nomor 73
Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014, dan Nomor 81 Tahun 2014.
6. Nomor 2/P/SKB/2003; Nomor 1068/Menkes/SKB/VII/2003; Nomor MA/230/B/2003
tentang Tim Pembina Pusat.

Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya pendidikan dan
kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung jawab
dalam menanamkan, menumbuhkan mengembangkan dan membimbing untuk menghayati,
menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari.

Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.32 tahun 2004, maka berbagai program
pelaksanaan UKS di setiap daerah pada dasarnya sepenuhnya diserahkan kepada Tim Pembina
UKS di daerah masing-masing untuk menentukan prioritas programnya, namun berdasarkan
pengamatan Tim Pembina UKS pusat ternyata pelaksanaan UKS sampai dengan saat ini
dirasakan masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga untuk itu perlu dipandang
adanya pemberdayaan tatanan UKS pada setiap jaringan dalam rangka memantapkan
pelaksanaan program-program UKS, seperti kita ketahui UKS adalah salah satu wadah untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin.

Dalam UU No. 23 tahun 1992 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan


mewujudkan tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasional. Selain itu pada Bab V pasal 45 disebutkan bahwa Kesehatan
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan
hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan
optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
Sedangkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional dinyatakan
bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Diantara tujuan tersebut
terdapat tujuan yang menyangkut kesehatan baik kesehatan jasmani maupun kesehatan mental
social, dimana keduanya sangat mempengaruhi terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.

Pada Kepmenkes  No. 1457 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan di Kabupaten/kota, UKS merupakan salah satu program yang telah ditetapkan SPM
nya, dan ini berarti bahwa UKS merupakan salah satu program yang wajib dilaksanakan di
Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Untuk itu pemerintah daerah wajib menyiapkan anggaran
untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam standar pelayanan minimal secara nasional.

Mengacu pada SPM tersebut pemerintah daerah povinsi dan kabupaten/kota berkewajiban
menyediakan dana dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) provinsi, kabupaten/kota
dan sumber lain untuk melaksanakan program di wilayah kerjanya dan hasilnya akan menjadi
salah satu point yang harus dipertanggung jawabkan oleh Gubernur dan Bupati, Walikota kepada
rakyat melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) masing-masing.

Salah satu modal pembangunan nasional adalah sumber daya manusia yang berkualitas yaitu
sumber daya manusia yang sehat fisik, mental dan sosial serta mempunyai produktifitas yang
optimal. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat fisik, mental dan sosial serta
mempunyai produktifitas yang optimal diperlukan upaya-upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan secara terus menerus yang dimulai sejak dalam kandungan, balita, usia sekolah sampai
dengan usia lanjut.

Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada peserta didik (usia sekolah),
yang merupakan salah satu mata rantai yang penting dalam meningkatkan kwalitas fisik
penduduk.

1.3 Tujuan UKS

               Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan
dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat serta
derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka
pertumbuhan manusia Indonesia seutuhnya.
               Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat
dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang didalamnya mencangkup:

a. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan melaksanakan prinsip hidup sehat,


berpartisifasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan di perguruan
agama, di rumah tangga, maupun di lingkungan masyarakat; Sehat, baik dalam arti fisik,
mental, sosial maupun lingkungan.
b. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan
narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah
pornografi dan masalah sosial lainnya. 

            Tujuan pembinaan dan pengembangan UKS adalah agar pengelolaan UKS mulai dari
pusat sampai ke daerah dan sekolah/madrasah dilaksanakan secara terpadu, terarah, intensif,
berkeseimbangan sehingga diperoleh hasil yang optimal.  

Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi;

Sasaran primer : peserta didik

Sasaran sekunder: guru, pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola
kesehatan, serta TP UKS disetiap jenjang.

Sasaran tersier: lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pada sekolah lanjutan
tingkat atas, termasuk suatu pendidikan luar sekolah dan perguruan agama serta pondok
pesantren beserta lingkungannya.

1.4  TRIAS UKS

Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tiga Program Pokok Usaha
Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS), yaitu sebagai berikut:

1.4.1 Pendidikan kesehatan

    a. Tujuan Pendidikan Kesehatan 

Tujuan pendidikan kesehatan ialah agar peserta didik :

1. Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur.
2. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
3. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan,
pertolongan, dan perawatan kesehatan.
4. Memiliki kebiasaan hidup sehari-hari yang sesuai syarat kesehatan.
5. Memiliki kemampuan dan kecakapan (Life Skills) untuk berprilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara
harmonis (Proporsional)
7. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam
kaitannya dalam kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
8. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (narkoba, miras, arus informasi
dan gaya hidup yang tidak sehat).
9. Memiliki tingkat kesegaran jasmani yang memadai dan derajat kesehatan yang optimal
serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.

     b.  Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui kegiatan kurikuler, pelaksanaan


pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada jam
pelajaran. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan sesuai dengan Kurikulum Satuan Pendidikan
(KTSP ) khususnya pada standar isi yang telah diatur dalam Peraturan Mendiknas nomor 22
tahun 2006 pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Pada Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), pelaksanaan pendidikan kesehatan
melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan  pada jam  pelajaran. Pelaksanaan
Pendidikan Kesehatan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan  (KTSP) Khususnya
pada standar isi yang telah diatur dalam Peraturan mendiknas nomor 22 tahun 2006 pada mata
pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, dimana untuk pendidikan kesehatan
pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, penanaman
kebiasaan hidup sehat,  terutama  melalui pemahaman penafsiran konsep-konsep yang berkaitan
dengan prinsip hidup sehat. Materi pendidikan kesehatan mencakup: memahami pola makanan
sehat, memahami perlunya keseimbangan gizi, yang dituangkan dalam materi mata pelajaran
bilogi dan muatan lokal IRT (Industri Rumah Tangga). Memahami berbagai penyakit menular
seksual, mengenal bahaya seks bebas, memahami berbagai penyakit menular yang bersumber
dari lingkungan yang tidak sehat, dituangkan dalam materi pelajaran bilogi. Serta  memahami
cara menghindari bahaya kebakaran dan memahami cara menghadapi berbagai bencana alam,
yang dituangkan dalam materi pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Juga dilakukan melalui
kegiatan kegiatan Ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran
biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun diluar sekolah
dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan ketrampilan siswa serta
melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler mencakup
kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan
lingkungan kehidupan sekolah sehat (UKS).

a) Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan, serta mengadakan


kegiatan seperti ceramah, diskusi, lomba kebersihan antar kelas maupun bimbingan hidup
sehat, kantin sekolah sehat, apotik hidup dan  kebun sekolah.
b) Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan (sekaligus merupakan
upaya pendidikan)

      Bimbingan hidup sehat berupa:

a) Penyuluhan ketrampilan, latihan ketrampilan antara lain; Palang Merah Remaja, Kader
Kesehatan Remaja
b) Membantu kegiatan posyandu pada masa liburan sekolah
c) Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah
sehat.
d) Kerja bakti kebersihan
e) Lomba sekolah sehat
f) Lomba yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan
g) Pembinaan kebersihan lingkungan mencakup pemberantasan sumber penularan penyakit
h) Piket sekolah seperti dengan pelaksanaan 9K

 c.  Pendekatan dan Metode

1)      Pendekatan

      Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan pendidikan


kesehatan antara lain ialah :

a) Pendekatan individual
b) Pendekatan kelompok  
c) kelompok kelas
d) kelompok bebas
e) lingkungan keluarga

Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat tercapai secara optimal,
dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:  kesesuaian dengan
tingkat kemampuan dan perbedaan individual peserta didik, diupayakan sebanyak banyaknya
melibatkan peran aktif peserta didik sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, selalu mengacu
pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya alih
teknologi, memperhatikan kebutuhan pembangunan nasional mengikuti dan
memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Metode Dalam proses belajar mengajar guru dan pembina dapat menggunakan metode yakni
belajar kelompok, kerja kelompok/ penugasan, diskusi, belajar perorangan, pemberian
tugas, pemeriksaan langsung, karyawisata, bermain peran, ceramah, demonstrasi, tanya
jawab, simulasi, dramatisasi  dan bibimbingan (konseling)
Selain kegiatan klasikal dan ekstrakurikuler kerjasama dengan pihak ketiga baik dari Dinas
Kesehatan, Polsek dan instansi terkait dalam penyelenggaraan ceramah maupun pembinaan
tentang kesehatan, baik kesehatan individu maupun lingkungan.
1.4.2 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan


(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan terhadap peserta didik dan
lingkungannya.

a.  Tujuan Pelayanan Kesehatan

    Tujuan pelayanaan kesehatan ialah :

1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat


dalam  rangka membentuk prilaku hidup sehat.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah terjadinya
penyakit,  kelainan dan cacat.
3. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit/kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang
cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal

b. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

 Pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan melalui :

1.Kegiatan Peningkatan (Promotif)


Kegiatan peningkatan (promotif) dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan
latihan ketrampilan yang dilaksanakan secara ekstrakurikuler yaitu :
a) Latihan ketrampilan teknis dalam rangka pemeliharaan    kesehatan, dan pembentukan
peran serta aktif peserta didik dalam pelayanan kesehatan, antara lain Kelompok Remaja
Pelopor Pelayanan Kesehatan, Palang Merah Remaja dan Kader Kesehatan Remaja
b) Pembinaan sarana keteladanan yang ada dilingkungan sekolah antara
lain: Pembinaan kantin sekolah sehat, lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari
faktor pembawa penyakit
c) Pembinaan keteladanan berprilaku hidup bersih dan sehat

2.      Kegiatan Pencegahan (preventif)

Kegiatan pencegahan dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh,


kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit
pada tahap dini sebelum timbul penyakit, yaitu :

a) Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit-
penyakit tertentu
b) Penjaringan (screening) kesehatan bagi anak yang baru masuk sekolah.
c) Mengikuti (memonitor/memantau) pertumbuhan peserta didik.
d) Usaha pencegahan penularan penyakit dengan jalan membrantas sumber infeksi dan
pengawasan kebersihan lingkungan sekolah dan perguruan agama.
e) Konseling kesehatan remaja di sekolah dan perguruan agama
oleh Kader Kesehatan Sekolah, Guru BK  dan Guru Agama dan Puskesmas oleh Dokter
Puskesmas atau tenaga kesehatan lain.

3. Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)

Kegiatan penyembuhan dan pemulihan dilakukan melalui kegiatan mencegah komplikasi dan
kecacatan akibat proses penyakit atau untuk mendekatkan kemampuan peserta didik yang cedera
atau cacat agar dapat berfungsi optimal yaitu  diagnosa dini, pengobatan ringan, pertolongan
pertama pada kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit  dari rujukan medis.

c. Metode Pelayanan Kesehatan

 Pelayanan kesehatan di sekolah, dilakukan sebagai berikut:

Sebagian kegiatan pelayan kesehatan dapat didelegasikan kepada guru apabila di sekolah
sudah ada guru yang telah ditatar atau dibimbing tentang UKS oleh Puskesmas. Kegiatan yang
dapat didelegasikan itu adalah kegiatan promotif, prenatif dan kuratif sederhana yang dilakukan
pada saat kecelakaan atau penyakit. Dalam hal ini kegiatan tersebut selain menjadi kegiatan
pelayanaan, juga menjadi kegiatan pendidikan. Kegiatan pelayanan kesehatan ini diawasi oleh
puskesmas.

Sebagian lagi kegiatan pelayanan kesehatan hanya boleh dilakukan oleh petugas
puskesmas dan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan secara terpadu
(antara Kepala Sekolah dan petugas puskesmas). Pelayanan Kesehatan Puskesmas, diberikan
bagi peserta didik yang dirujuk dari sekolah (khusus untuk kasus yang dapat diatasi di sekolah).
Tugas dan fungsi Puskesmas adalah melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan dalam rangka
usaha kesehatan sekolah di sekolah yang mencakup:

1) Memberikan pencegahan terhadap sesuatu penyakit dengan imunisasi dan lainnya yang
dianggap perlu.

2) Merencanakan pelaksanakan kegiatan dengan pihak yang berhubungan dengan peserta didik
(kepala sekolah, guru, orang tua peserta didik dan lain-lan).

3) Memberikan bimbingan teknis medis kepada kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan
Usaha Kesehatan Sekolah.

4) Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan UKS pada khususnya
kepada kepala sekolah, guru, dan pihak lain dalam rangka meningkatkan peran serta dalam
pelaksanaan UKS.

5) Memberikan pelatihan/penataran kepada guru UKS dan kader UKS (Kader Kesehatan
Remaja dan Kelompok Remaja Pelopor Pelayanan Kesehatan)

6) Melakukan penjaringan dan pemeriksaan berkala serta perujukan terhadap kasus-kasus


tertentu yang memerlukannya.
7) Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling.

8) Menginformasikan kepada kepala sekolah tentang derajat kesehatan dan tingkat kesegaran
jasmani peserta didik dan cara peningkatannya.

9) Menginformasikan secara teratur kepada Tim pembina UKS setempat meliputi segala
kegiatan pembinaan kesehatan yang telah, sedang, dan akan dilakukan, permasalahan yang
dialami dan lain-lain penyelenggaraan pembina kesehatan di sekolah dan saran untuk
menanggulanginya.

Metode yang dipergunakan ialah penataran dan pelatihan, bimbingan kesehatan dan


bimbingan khusus (konseling), penyuluhan kesehatan, pemeriksaan langsung dan pengamatan
(observasi), dan dalam pelaksanaanya sekolah menjalin kerja sama dengan Puskesmas, Dinas
Kesehatan dan juga instansi terkait dalam memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang
pelayanan kesehatan.

1.4.3 Pembinaan Lingkungan  Sekolah Sehat

      Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup hal-hal sebagai berikut:

a.  Program Pembinaan Lingkungan Sekolah

   1). Lingkungan Fisik Sekolah meliputi  penyediaan air bersih, pemeliharaan penampungan air


bersih, pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah, pengadaan dan pemeliharaan
air limbah, pemeliharaan wc/ jamban, pemeliharaan kamar mandi, pemeliharaan kebersihan dan
kerapian ruang kelas, ruang perpustakaan, dan ruang ibadah, pemeliharaan kebersihan dan
keindahan halaman dan kebun sekolah (termasuk penghijauan sekolah), pengadaan dan
pemeliharaan warung/kantin sekolah dan pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah.

2). Lingkungan Mental dan Sosial

Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat dilakukan melalui usaha
pemantapan sekolah sebagai lingkungan pendidikan (Wiyatamandala) dengan maningkatkan
pelaksanaan konsep ketahanan sekolah (9K), sehingga tercipta suasana dan hubungan
kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesamanwarga sekolah. Selain peningkatan pelaksanaan
konsep 9K, program pembinaan dilakukan dalam bentuk kegiatan antara lain konseling
kesehatan, bakti sosial masyarakat sekolah terhadap lingkungan, perkemahan, tracking,
darmawisata, olahraga,  kepramukaan, PMR, Kader Kesehatan Remaja dan Kelompok Remaja
Pelopor Pelayanan Kesehatan dan  lomba-lomba.

b.      Pembinaan Lingkungan Keluarga

Pembinaan lingkungan keluarga bertujuan  untuk meningkatkan pengetahuan orang tua


peserta didik tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan dan meningkakan kemampuan
dan partisipasi orang tua peserta didik dalam pelaksanaan hidup sehatp, pembinaan lingkungan
keluarga dapat dilakukan antara lain dengan kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksanaan
UKS dan ceramah kesehatan yang dapat dilaksanakan di sekolah dengan bekerjasama dengan
dewan sekolah, atau dipadukan dengan kegiatan di masyarakat

c.       Pembinaan Masyarakat Sekitar

1)      Pembinaan dengan cara pendekatan kemasyarakatan dapat dilakukan oleh kepala


sekolah, guru, pembina UKS. Misalnya dengan jalan membina hubungan baik/bekerjasama
dengan masyarakat/ LKMD/ dewan kelurahan, ketua RT/RW, dan organisasi-organisasi
kemasyarakatan lainnya.

2)      Penyelenggaraan ceramah tentang kesehatan dan pentingnya arti pembinaan lingkungan


sekolah sebagai lingkungan belajar yang sehat. Untuk ini masyarakat diundang ke sekolah.
Pembicara dapat dimintakan dari Puskesmas, Pemerintah Daerah setempat narasumber lainnya
misalnya dari LSM.

3)      Penyuluhan massa baik secara tatap muka maupun melalui media cetak dan audio visual.

4)      Menyelenggarakan proyek panduan di sekolah/ madrasah/ pondok pesantren.

Pelaksana Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat mencakup komponen-kompenen sebagai


berikut:

1.      Kepala Sekolah

Kepala Sekolah selaku Ketua Tim Pelaksana UKS sekolah bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah sehat di sekolah masing-masing. Dalam
melaksanakan pembinaan Kepala Sekolah dibantu oleh guru, pegawai sekolah, peserta didik,
orang tua peserta didik (Komite sekolah) dan lain-lain.

2.      Guru

Dalam melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat guru mempunyai peranan


penting antara lain dengan cara memberikan:

a. Pengetahuan praktis tentang pembinaan lingkungan sekolah sehat;

b. Bimbingan, contoh dan teladan, dorongan serta melakukan pengamatan dan pengawasan
kepada peserta didik agar mau dan terampil menerapkan segala yang telah diberikan dalam
kegiatan sehari-hari baik di sekolah, dirumah maupun di masyarakat.

3.      Peserta Didik

Peserta didik diharapkan ikut serta secara aktif dalam:

a. Menjaga serta mengawasi kebersihan lingkungan sekolah masing-masing, misalnya dengan


ikut mengawasi kawan-kawannya yang membuang sampah, membersihkan ruangan atau
halaman dan sebagainya.

b. Piket kelas, yang bertugas menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan dan
kekeluargaan kelasnya masing-masing.
c. Menjaga/memelihara lingkungan sehat di lingkungan keluarga dan masyarakat misalnya
dengan menyampaikan pesan tentang manfaat lingkungan yang sehat kepada anggota
keluarga yang lain, ikut kerja bakti membersihkan lingkungan dan sebagainya.

4.      Pegawai Sekolah

Pegawai sekolah yang merupakan warga sekolah yang bersangkutan sehingga perlu ikut
melaksanakan penyelenggaraan dan mengawasi serta memelihara lingkungan sekolah sehat
terutama pada penyediaan fasilitas sarana dan prasarana.

5.      Komite Sekolah

Komite sekolah sebagai wadah organisasi orang tua peserta didik diharapkan berperan
serta secara aktif dalam melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat, terutama
penyediaan dana dan fasilitas yang menunjang kegiatan.

6.      Masyarakat

Masyarakat di sekitar sekolah diharapkan berperan serta untuk melaksanakan pembinaan


terutama dalam memelihara dan menjaga lingkungan sekolah sehat.

1.5  Sarana dan Prasarana Kesehatan


Sarana dan prasarana kesehatan yang ada di ruang UKS SMP Negeri 182 antara lain :
1. Dipan lengkap dengan kasur, sprei, bantal dan sarung bantal
2. Almari obat yang berisi obat-obatan dan perawatan rawat luka (P3K)
3. Timbangan beserta alat pengukur tinggi badan
4. Tensimeter, stetoskop dan termometer
5. Tandu

1.6 Kegiatan di Ruang UKS


Kegiatan yang ada di ruang UKS SMP Negeri 182 adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan kesehatan (rawat luka, rawat keluhan siswa, mengukur tekanan darah, pengukuran
suhu tubuh, memberikan obat-obatan ringan)
2. Penimbangan BB dan pengukuran TB, LL, LB
3. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan oleh petugas

1.7  Administrasi UKS


Segala kegiatan yang dilaksanakan dalam UKS ini dicatat dan dibukukan secara tertib dan
teratur. Buku-buku administrasi tentang kegiatan UKS ini antara lain :
1. Buku pemeriksaan kesehatan
Buku ini berisi tentang nama siswa beserta keluhan dan obatnya. Buku pemeriksaan
kesehatan diisi setiap hari.
2. Buku Kunjungan pasien
Buku daftar pasien berisi tentang daftar nama pasien yang sakit, kelas dan keterangan untuk
minta obat, istirahat atau pulang.
3. Buku penerimaan barang
Buku ini memuat tentang daftar barang yang masuk di UKS SMPN 182 Jakarta
4. Buku agenda surat masuk dan surat keluar
Buku agenda surat masuk berisi tentang surat yang masuk dan surat yang dikeluarkan oleh
UKS SMPN 182 Jakarta.
5. Buku inventaris UKS
Buku inventaris UKS berisi tentang daftar barang yang ada di UKS SMPN 182 Jakarta
6. Buku pengukuran TB dan penimbangan BB
Buku ini berisi tentang hasil penimbangan BB dan pengukuran TB peserta didik kelas 7, 8, 9
yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali. Untuk kelas 9 hanya di semester pertama saja.
7. Buku tamu
Setiap tamu dari luar yang berkunjung ke UKS SMP Negeri 182 mengisi buku tamu yang
disediakan.
8. Selain di buku, administrasi kegiatan UKS juga dibuat dalam bentuk agenda kegiatan yang
ditempel di dinding dan juga data yang berupa; program tahunan kegiatan UKS, struktur
organisasi.

1.8  Tim Pelaksana UKS


UKS merupakan tanggung jawab bersama antara Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan
Pemerintah dan Puskesmas. Di SMP Negeri 182 Jakarta UKS dilaksanakan oleh tim pelaksana
UKS yang ditetapkan dengan surat keputusan kepala sekolah. Tim pelaksana UKS tersebut
terdiri dari Kepala Sekolah, guru dan para siswa.
VISI, MISI UKS

SMP NEGERI 182 JAKARTA

VISI UKS SMP NEGERI 182 JAKARTA

“Membentuk pribadi sehat jasmani dna rohani dalam lingkungan yang sehat, ramah, hijau, dan
asri”

MISI UKS SMP NEGERI 182 JAKARTA

1. Menetapkan organisasi pelaksanaan UKS

2. Membina peserta didik berbudi pekerti baik

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bertahap dan merata

4. Membina keterampilan peserta didik mengelola gizi dan makanan sehat

5. Menciptakan lingkungan kehidupan sekolah rumah anak

6. Menciptakan lingkungan sekolah yang teduh, sejuk, asri


RUANG UKS
SMP NEGERI 182 JAKARTA
RUANG UKS
SMP NEGERI 182 JAKARTA
SOSIALISASI PEMBERIAN TABLET PENAMBAH DARAH
UNTUK PESERTA DIDIK PEREMPUAN
OLEH PETUGAS PUSKESMAS KALIBATA
KEGIATAN CEK KADAR ROKOK
KEPADA PERWAKILAN PESERTA DIDIK LAKI-LAKI
OLEH PETUGAS PUSKESMAS KELURAHAN KALIBATA
PEMBERIAN TABLET PENAMBAH DARAH
KEPADA PESERTA DIDIK PEREMPUAN
OLEH PEMBINA DAN ANGGOTA UKS
PEMBERIAN VAKSIN DOSIS 1
KEPADA PESERTA DIDIK
OLEH PUSKESMAS KECAMATAN PANCORAN DAN
KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN (14 JULI 2021)
PEMBERIAN VAKSIN DOSIS 2
KEPADA PESERTA DIDIK
OLEH PUSKESMAS KECAMATAN PANCORAN DAN
KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN (12 AGUSTUS 2021)
ACF ( ACTIVE CASE FINDING) COVID 19
KEPADA GURU, PETUGAS DAN PESERTA DIDIK
OLEH PUSKESMAS KECAMATAN PANCORAN
(1 NOVEMBER 2021)
AKSI BERGIZI DENGAN SENAM BERSAMA, PENYULUHAN GIZI SEIMBANG,
DAN PEMBERIAN TABLET PENAMBAH DARAH
KEPADA PESERTA DIDIK PEREMPUAN
OLEH PEMBINA DAN ANGGOTA UKS
7 NOVEMBER 2022
AKSI BERGIZI DENGAN SENAM BERSAMA, PENYULUHAN GIZI SEIMBANG,
DAN PEMBERIAN TABLET PENAMBAH DARAH
KEPADA PESERTA DIDIK PEREMPUAN
OLEH PEMBINA DAN ANGGOTA UKS
7 NOVEMBER 2022
PEMERIKSAAN TINGGI BADAN, BERAT BADAN
KEPADA PESERTA DIDIK
OLEH PEMBINA UKS
10 JANUARI 2023
SOSIALISASI PHBS, PENCEGAHAN HIV AIDS DALAM MPLS
KEPADA PESERTA DIDIK
OLEH PUSKEMAS KECAMATAN PANCORAN
JULI 2022

Anda mungkin juga menyukai