Oleh
NiaArmi
NIM 1501101190
vi
ANALISIS KESULITAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS
INKLUSIF DI PAUD LENTERAHATI ISLAMIC BOARDING SCHOOL
JEMPONG BARU MATARAM
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Nia Armi
NIM 1501101190
vii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Nia Armi, NIM. 1501101190 dengan judul, “Analisis Kesulitan Guru
dalam Pengelolaan Kelas Inklusif di PAUD Lenterahati Islamic Boarding School
Jempong Baru Mataram” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.
viii
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram,
Yang Terhormat
Di Mataram
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
NIM : 1501101190
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam siding skripsi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat
segera di munaqasyahkan,
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.
ix
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Skripsi oleh: Nia Armi, NIM: 1501101190 dengan judul “Analisis Kesulitan Guru
dalam Pengelolaan Kelas Inklusif di PAUD Lenterahati Islamic Boarding School
Jempong Baru Mataram” telah dipertahankan didepan dewan penguji Jurusan
Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Mataram pada tanggal 11 juli 2019
Dewan Penguji
Mengetahui;
DekanFTK UIN Mataram
xi
MOTTO:
vii
PERSEMBAHAN
1. Orang tuaku tercinta (As’ad dan Sarmah) yang selalu memberiku do’a,
dukungan dan menjadi motivasiku untuk terus semangat dan berusaha.
2. Saudara-saudaraku Zia Karmila dan Kamsi Syabandi yang selalu mendukung
dan memotivasiku untuk terus semangat dan tidak menyerah.
3. Keluarga besar yang selalu mendukung dan memotivasiku.
4. Temanku Rahmayatun, teman yang paling berjasa dalam hidupku.
5. Teman-teman seperjuanganku kelas PIAUD A, yang selalu memberiku
semangat dan selalu mendukungku.
6. Almamater tercinta, Fakultas tarbiyah dan keguruan UIN Mataram.
7. Nusa dan Bangsa.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya.
Penulis membuat skripsi dengan judul “Analisis Kesulitan Guru dalam
Pengelolaan Kelas Inklusif di PAUD Lenterahati Islamic Boarding School
Jempong Baru Mataram” guna menyelesaikan tugas akhir pendidikan S1 di UIN
Mataram.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses
tanpa ada bantuan dan keterlibatan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan tugas akhir ini dan semoga Allah SWT. Membalas amal baiknya
kepada:
1. Bapak Dr. Muhammad Fakhri, M.Pd selaku pembimbing I dan ibu Nani
Husnaini, M.Pd selaku pembembing II dan ketua prodi PIAUD yang telah
banyak meluangkan waktu dan kesempatan untuk memberikan bimbingan
sejak awal hingga selesainya skripsi ini.
2. Ibu Jumrah, M.Pd selaku sekretaris prodi PIAUD atas support dan dorongan
yang tiada henti.
3. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ibu Dr. Lubna, M.Pd.
4. Rektor UIN Mataram, Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag.
5. Ibu Fitrian Trianty, S.Psi selaku kepala sekolah PAUD Lenterahati Jempong
Baru Mataram
6. Ibu Eka Lidiawati, S.Pd selaku guru kelas TK PAUD Lenterahati Jempong
Mataram
7. Bapak dan ibu guru PAUD Lenterahati Jempong Mataram
8. Semua pihak yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti menerima dengan hati terbuka atas
ix
semua kritik dan saran dari pembeca demi kesempurnaan penelitisn
selanjutnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta.Aamiin.
Nia Armi
x
DAFTAR ISI
xi
E. Permasalahan-permasalahan yang muncul
dalam pelaksanaan sekolah inklusif berdasarkan
persepsi dari guru ................................................................ 36
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan
guru dalam pelaksanaan program pendidikan
inklusif................................................................................. 39
4. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)........................................... 42
a. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus............................... 42
b. Anak Tunagrahita (Retardasi Mental).................................. 43
1. Pengertian tunagrahita.................................................... 43
2. Klasifikasi Tunagrahita (Retardasi Mental) ................... 44
3. Layanan Bagi Anak Tunagrahita ................................... 46
G. Metode penelitian ............................................................................ 47
H. Sistematika pembahasan .................................................................. 55
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 57
1. Gambaran PAUD Lenterahati Islamic Boarding School .......... 57
2. Tujuan PAUD Lenterahati ........................................................ 58
3. Visi dan Misi PAUD Lenterahati .............................................. 58
4. Kurikulum PAUD Lenterahati .................................................. 59
5. Sumber Daya yang dimiliki PAUD Lenterahati ....................... 60
B. Kesulitan Guru dalam Pengelolaan Kelas Inklusif di
PAUD Lenterahati Islamic Boarding School Jempong
Baru Mataram................................................................................... 63
C. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan
dalam pengelolaan kelas inklusif di PAUD Lenterahati
Islamic Boarding School Jempong Baru Mataram .......................... 71
BAB III PEMBAHASAN
A. Analisis Kesulitan Guru dalam Pengelolaan Kelas
Inklusif di PAUD Lenterahati Islamic Boarding School
Jempong Baru Mataram ................................................................... 73
xii
B. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan
dalam pengelolaan kelas inklusif di PAUD Lenterahati
Islamic Boarding School Jempong Baru Mataram .......................... 83
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 85
B. Saran ..................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 87
DAFTAR TABEL
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
ANALISIS KESULITAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS INKLUSIF
DI PAUD LENTERAHATI ISLAMIC BOARDING SCHOOL JEMPONG BARU
MATARAM
Oleh:
Nia Armi
NIM. 1501101190
ABSTRAK
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap anak terlahir dalam keadaan suci dan bersih. Setiap anak telah
Tuhan ciptakan dengan beragam potensi yang berbeda-beda. Hal ini ditegaskan
Dari semua anak yang terlahir normal, ada sebagian kecil anak yang
terlahir dengan beberapa gangguan baik secara fisik maupun mental, akan tetapi
mereka tetap memiliki hak untuk memperoleh kehidupan yang layak dan
mendapatkan pendidikan.
Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat (1) “setiap warga negara mempunyai
hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, ayat (2) “warga
negara yang memiliki kelainan fisik, emosi, intelektual dan/atau sosial berhak
1
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 85.
2
Suparno, Buku Panduan Pendidikan Inklusif Untuk Anak Usia Dini Di Taman Kanak-
Kanak, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2010), hlm. 5.
2
bicara dan bahasa, autisme maupun gangguan emosi dan prilaku.3 Layanan
pendidikan inklusif.
berkebutuhan khusus atau anak berkelainan yang selama ini tidak bisa
yang saling terkait. Komponen satu dengan yang lain saling terkait agar
komponen pendidikan yang ada tidak saling berhubungan. Salah satu komponen
yang penting dalam pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik atau
suatu pendidikan.
3
Ni’matuzahroh dan Yuni Nurhamida, Individu Berkebutuhan Khusus dan Pendidikan
Inklusif, (Malang: UMM Press, 2016) hlm. 1.
3
peserta didik sebagai subjek belajar, oleh karena itu guru dituntut untuk harus
belajar mengajar. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki seorang guru
seorang guru adalah mendidik siswa dan menciptakan kondisi belajar yang
dalam pengelolaan kelas, selain itu guru harus memiliki kompetensi mengelola
perbedaan. Oleh karena itu, dalam sekolah inklusif dibutuhkan guru yang
bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan. Sampai saat ini kendala yang
pembelajaran imtaq (solat berjamaah) pada waktu itu, peserta didik yang
mengalami gangguan atau ABK membuat suasana kelas tidak afektif dan
melihat pendidik cukup kesulitan dalam mengelola kelas dan membuat proses
untuk melakukan penelitian untuk mendalami lebih rinci tentang kesulitan guru
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kesulitan yang dihadapi guru terkait pengelolaan kelas inklusif di
a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dilihat dari
Mataram.
b. Manfaat penelitian
a) Bagi pendidik
kelas inklusif.
b) Bagi peneliti
maka peneliti menegaskan bahwa penelitian ini menitik beratkan pada kesulitan
2. Setting Penelitian
E. Telaah Pustaka
telaah pustaka ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian terdahulu untuk
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Jakfar dengan judul Strategi Guru
strategi guru dalam mengelola kelas inklusif dilihat dari faktor lingkungan
1 Malang. (2) apa saja faktor pendukung dan hambatan strategi guru dalam
baik apabila didukung dengan kondisi lingkungan fisik yang memadai yaitu
ruangan tempat belajar disesuaikan dengan tema dan materi, begitu juga
tempat duduk, pencahayaan dan udara masuk dengan maksimal dan barang
Ahmad Jakfar dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu:
kelas inklusif
b. Jenis penelitian yang yang dilakukan oleh Ahmad Jakfar dan peneliti
4
Ahmad Jakfar, “Strategi Guru dalam Mengelola Kelas Inklusif di SDN Kiduldalerm 1
Malang, (Skripsi, FTK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, 2017).
8
diselenggarakan.5
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu pada objek penelitian,
5
Ferbalinda, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Guru dalam Pelaksanaan
Program Pendidikan Inklusi di SMA Negeri 14 Bandar Lampung, (skripsi, FKIP Universitas
Lampung, Lampung, 2016).
9
F. Kerangka Teori
6
http://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-analisis.html, diakses tanggal 12
juli 2019, pokul 13.02.
7
http://artidanpengertian.blogspot.com/2016/02/pengertian-kesulitan.html?m=m,
diakses tanggal 12 juli 2019, pukul 13.10
10
interaksi belajar mengajar, suasana kelas yang baik dan serasi adalah
kelas yang dapat menyediakan kondisi yang kondusif. Oleh karena itu,
8
Rita Mariayana, dkk., Pengelolaan Lingkungan Belajar, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.
16.
9
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha
Nasional, 2012) hlm. 88.
10
Erwin Widiasworo, Cerdas Pengelolaan Kelas (Panduan Mewujudkan Pembelajaran
Efektif dan Berkualitas di Sekolah), (Yogyakarta: DIVA Press, 2018), hlm. 11.
11
dicapai.12
11
Ibid., hlm. 12.
12
Ibid., hlm. 13.
13
Ibid., hlm. 13
12
yang ada untuk mewujudkan kondisi belajar yang efektif dan kondusif
diantaranya yaitu:14
semaksimal mungkin.
14
Ibid., hlm. 17.
13
potensi indranya. 15
1. Masalah individual
menyimpang.
laku mencari perhatian orang lain. Bentuk tingkah laku tersebut antara
15
Rita Mariayana, dkk., Pengelolaan..., hlm. 20.
16
Erwin Widiasworo, Cerdas..., hlm. 18.
17
Ibid., hlm. 176.
14
lain.
peserta didik yng melakukan aksi balas dendam mengalami rasa frustasi
2. Masalah kelompok
a. Kurangnya kekompakan
lingkungan.
tengah digarap.
18
Ahmad Rohani, Pengelolaan..., hlm.126.
16
secara pasti situasi dan kondisi kelas, terutama keadaan peserta didik
cerdas.
Maksud kreatif dalam hal ini adalah guru harus memiliki inovasi dan
kelas.
19
Erwin Widiasworo, Cerdas Pengelolaan Kelas..., hlm. 80.
17
secara berkelanjutan.
tertentu.
pelajaran.
memiliki sikap, karakter, dan akhlak yang baik agar dapat dijadikan
panutan.
18
budaya.
yang ada di lingkungan sebagai sumber belajar. Selain itu, guru juga
19
dalam pembelajaran.
yang tertata rapi, bersih, dan menarik bagi peserta didik akan
20
Erwin Widiasworo, Cerdas Pengelolaan Kelas..., hlm. 85.
21
Ibid, hlm. 44.
20
a. Ventilasi
Ruang kelas biasanya dihuni oleh puluhan peserta didik.
b. Penataan Cahaya
Penataan cahaya merupakan peran yang sangat penting bagi
didik.
2. Kondisi Sosio-Emosional
a. Tipe kepemimpinan
kreativitasnya.
b. Sikap Guru
22
Ibid, hlm. 137.
23
adil terhadap semua peserta didik. Perlu diingat bahwa setiap guru
c. Suara Guru
membosankan.
e. Kondisi Organisasional
laku secara teratur dan penuh disiplin pada semua kegiatan yang
bersifat rutin.
23
Ibid, hlm. 202.
24
Ibid, hlm. 203.
25
kelas
2. Guru yang berhasil dalam mengelola kelas tidak akan pulang dalam
keadaan lelah
berarti apa yang peserta didik lakukan secara otomatis, misalnya tata
hal yang harus dilakukan peserta didik dan disertai dengan sanksi
prosedur-prosedur
berlangsung optimal.
dan konsekuensi
didik dapat berlaku disiplin sesuai aturan. Untuk itu, guru dapat
27
ketika masuk kelas. Jika bel tanda masuk dibunyikan, guru masuk
kelas tepat waktu. Maka, dengan sendirinya pesrta didik akan ikut
terbiasa disiplin.
dengan baik.
28
3. Pendidikan Inklusif
25
Mukhtar Latif, dkk., Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini (Teori Dan Aplikasi),
(Jakarta: kencana, 2013), hlm. 315.
26
Stella Olivia, Pendidikan Inklusi Untuk Anak-Anak Berkebutuhan Khusus:
Diintegrasikan Belajar di Sekolah Umum, (Yogyakarta: C.V ANDI, 2017), hlm. 3-4
29
diterapkan di sekolah.
kelainan..28
27
Suparno, Buku..., hlm. 8
28
J. David Smith, Sekolah Inklusif: Konsep dan Penerapan Pembelajaran, (Bandung:
NUANSA, 2012), hlm. 190
30
1. Inklusif penuh
bahwa anak dinilai telah siap untuk mengikuti kelas reguler, barulah
29
Ni’matuzahroh dan Yuni Nurhamida, Individu..., hlm. 47-48.
30
Ibid., hlm. 47.
31
4. Model inklusif
31
Ibid., hlm. 48.
32
berbagi.
kepada guru, siswa reguler, karyawan, maupun orang tua regular dan
pendidikan inklusif.
32
Ibid., hlm. 50.
34
pada orang tua dan anak reguler, melakukan pelatihan terhadap guru
ABK jika siswa ABK yang akan masuk kesekolah tersebut memiliki
33
Ibid., hlm. 50.
35
diterapkan, dll.
optimal pada siswa ABK. Salah satu keterampilan yang harus dilatih
individual.
khusus.
individual.
dan yang lebih penting diberikan secara bertahap sampai para guru
benar-benar memahami.34
pribadi dan profesinya secara terus menerus, serta dituntut untuk mampu
professional.
yang tepat bagi anak berkebutuhan khusus dengan anak normal yang
35
Mukhtar Latif, dkk., Orientasi..., hlm. 324.
38
sungguh-sungguh.
dengan keadaan siswa yang beraneka ragam baik dari segi intelegensi,
anak dalam satu kelas yang inklusif dengan cara mengakomodir semua
agar dapat dipergunakan bagi semua siswa yang ada di dalam lingkup
profesinya.
39
belajar.
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan
studi yang terakreditasi baik itu Anak Usia Dini/ Taman Kanak-
36
Ferbalinda, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Guru dalam Pelaksanaan
Program Pendidikan Inklusi di SMA Negeri 14 Bandar Lampung, (skripsi, FKIP Universitas
Lampung, Lampung, 2016), hlm. 42-46.
42
1. Guru
yang tidak sesuai, beban administrasi yang semakin berat untuk guru,
2. Orangtua
menangani ABK.
3. Siswa
4. Manajemen Sekolah
program sekolah inklusi baik dari segi administrasi dan SDM, proses
5. Pemerintah
6. Masyarakat
7. Lainnya
dikaji lebih lanjut akan saling berkaitan antara satu dengan yang
1. Faktor Internal
37
Nissa Tarnoto, “Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi Sekolah Penyelenggara
Pendidikan Inklusi pada Tingkat SD”, Humanitas, Vol. 13, Nomor 1, hlm. 55-56.
45
a. Profesionalisme Guru
yang dimiliki guru. Hal ini terdapat perbedaan antara guru khusus
2. Faktor Eksternal
a. Kondisi Siswa
dari ketiga dimensi inilah salah satu faktor kesulitan guru dalam
mengajar.
b. Fasilitas
38
Ferbalinda, “Faktor-faktor…, hlm. 47-50.
48
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
39
Elsa ikdul farid, “Pendidikan Inklusi”, dalam https://youtu.be/ssM0R53DVRY, diakses
tanggal 19 mei 2019, pukul 06.44.
49
atau simbol.
2. Kehadiran Peneliti
3. Lokasi Penelitian
Adapun penelitian ini berada di Jl. Banda Seraya No. 100x, Jempong
alasan:
40
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling
(Pedekatan Praktis untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi dengan Contoh Transkip Hasil
Wawancara Serta Model Penyajian Data), (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), hlm. 3..
50
a. PAUD Lenterahati adalah salah satu PAUD yang menerima anak yang
adanya kesulitan yang dialami oleh guru dalam mengelola kelas dan
observasi)
5. Pengumpulan Data
41
Ibid., hlm. 61.
51
a. Metode observasi
the researcher learn about behavior and the meaning attached to those
tersebut.
b. Metode wawancara
topik tertentu.43
42
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 64.
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantifatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017), hlm. 231.
52
1) Wawancara terstruktur
2) Wawancara semiterstruktur
ide-idenya.
44
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif…, hlm. 73.
53
kurang jelas bisa ditanyakan kembali kepada responden sehingga data yang
c. Dokumentasi
Pada penelitian ini penulis menggunakan analisis data model Miles dan
a. Reduksi Data
45
Ibid., hlm 240.
54
untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti yang telah
akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
b. Penyajian Data
hal ini Miles dan Huberman menyatakan “the most frequent from
display data for qualitative research data in the past has been narrative
c. Conclusion Drawing/Verification
46
Ibid., hlm. 247.
47
Ibid., hlm. 249
55
uji validitas dan reabilitas, karena dalam penelitian kualitatif kriteria pada
a. Perpanjangan pengamatan
b. Triangulasi
48
Ibid., hlm. 252-253.
49
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif…, hlm. 122.
56
1) Triangulasi sumber
sumber.
2) Triangulasi teknik
berbeda.
3) Triangulasi waktu
data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil
57
H. Sistematika Pembahasan
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting
pembahasan.
Jempong Baru Mataram. Hasil penelitian ini dapat dibuktikan dengan data
BAB III PEMBAHASAN: Dalam bab ini menjawab rumusan masalah yang
mencakup:
1. Apa saja kesulitan yang dihadapi guru terkait pengelolaan kelas inklusif di
BAB II
(inklusif).
(KB), dan Taman Penitipan Anak (TPA). Sekolah ini mempunyai tenaga
KB, dan satu Atropi Cerebral Frontal (tuna grahita) berada di kelas TK.
59
yaitu membentuk manusia yang beriman dan bertakwa pada Allah SWT,
a. Visi
Merupakan tempat untuk menyemaikan anak didik yang
anggota keluarga yang memiliki jati diri yang penuh rasa ingin tahu
b. Misi
50
Dokumentasi, 10 Juni 2019.
60
bertanggung jawab.51
berbagai macam muatan lokal yang dirancang dengan ciri khas sendiri
School. Oleh karena itu budi pekerti menjadi master dalam model
51
Dokumentasi, 10 Juni 2019.
61
Sumber daya yang dimiliki oleh PAUD Lenterahati yaitu antara lain:
Lenterahati:
Tabel 2.1
NO JABATAN IJAZAH
1 Kepala sekolah merangkap Guru Pendamping S1
Khusus (GPK)
2 Guru Kelas TK S1
3 Guru Kelas KB S1
4 Guru Pendamping S1
5 Admin S1
52
Dokumentasi, 10 Juni 2019.
53
Dokumentasi, 10 Juni 2019.
62
sebagai berikut:
Tabel 2.2
Jumlah Peserta Didik Menurut Kelas Tahun Pelajaran 2018/2019
KELAS L P JUMLAH
Taman Kanak-Kanak 7 3 10
Kelompok Bermain 16 10 26
JUMLAH 23 13 36
54
Sumber: File Data Siswa PAUD Lenterahati Mataram
54
Dokumentasi, 10 Juni 2019.
63
Tabel 2.3
Data Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di PAUD Lenterahati
Tahun Pelajaran 2018/2019
khusus dengan jumlah tiga anak. Ketiga anak tersebut semuanya laki-
laki dan memiliki jenis ketunaan yang sama yaitu tuna grahita ringan.
Tabel 2.4
SARANA
1 Meja Guru 1 Baik
2 Kursi Guru 2 Baik
3 Meja Murid 12 Baik
4 Kursi Murid 10 Baik
5 Lemari 2 Baik
6 Rak Buku 2 Baik
7 Rak Sepatu 3 Baik
8 Ayunan 2 Baik
9 Jungkitan 1 Baik
10 Prosotan 1 Baik
11 Tangga 1 Baik
Majemuk
12 Komputer 1 Baik
13 Karpet 6 Baik
14 Pengeras 1 Baik
Suara
15 Jam 4 Baik
Dinding
16 Kipas 3 Baik
Angin
17 Televisi 2 Baik
18 LCD 1 Baik
56
Sumber: Data Sarana Prasarana PAUD Lenterahati.
setiap kegiatan yang dilakukan, tidak mungkin akan selalu berjalan dengan
mulus seperti apa yang direncanakan, pasti ada kendala dan kesulitan yang
56
Dokumentasi, 10 Juni 2019.
65
a. Sarana prasarana
khusus.
sarana umum yang dapat digunakan untuk semua siswa, dan sarana
khusus.
57
Kepala Sekolah, Wawancara 13 Juni 2019.
66
ruang ibadah, tidak terdapat papan tulis dalam setiap kelas, kurangnya
c. Guru
58
Observasi, 10 Juni 2019.
59
Kepala Sekolah, Wawancara 13 Juni 2019.
67
mengatakan:
dengan guru:
60
Guru pendamping KB, Wawancara 11 Juni 2019.
68
sebagai berikut:
diri. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu NH dan ibu BM selaku
“saya dan bunda BM adalah guru baru disini mbak, jadi kami
belum pernah mengikuti pelatihan-pelatihan untuk penanganan
anak berkebutuhan khusus, itu yang membuat kita kesulitan dan
tidak ada gambaran tentang bagaimana menangani anak
berkebutuhan khusus”.62
61
Guru kelas KB, Wawancara 11 Juni 2019.
62
Guru Pendamping KB, Wawancara 11 juni 2019.
69
mengungkapkan:
berbagai pihak.
khusus untuk menangani siswa ABK serta alat untuk menanganinya pun
63
Guru kelas KB, Wawancara 11 Juni 2019.
64
Guru kelas TK, Wawancara 13 Juni 2019.
70
mengatakan:
itu juga perlu keterlibatan berbagai pihak. Hal ini diungkapkan oleh
ibu FI:
65
Kepala Sekolah, Wawancara 13 Juni 2019.
71
PAUD Lenretahati adalah model inklusif penuh. Dalam model ini semua
mengatakan:
dalam mengelola kelas inklusif, pasti ada upaya untuk mengatasi kendala
66
Kepala Sekolah, Wawancara 13 Juni 2019.
67
Guru Kelas TK, Wawancara 13 Juni 2019.
73
Selain itu, upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan dalam
kesehariannya.70
68
Guru Kelas TK, Wawancara 13 Juni 2019
69
Kepala Sekolah, Wawancara 13 Juni 2019
70
Kepala Sekolah, Wawancara 13 Juni 2019
74
BAB III
PEMBAHASAN
menjelaskan lebih lanjut mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Sesuai
dengan teknik analisis data kualitatif deskriptif, maka berikut data yang diperoleh:
Nasional pasal 5 ayat (1) “setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, ayat (2) “warga negara yang
pendidikan khusus.71 Dalam hal ini pemerintah tidak tinggal diam, pemerintah
71
Suparno, Buku Panduan Pendidikan Inklusif Untuk Anak Usia Dini Di Taman Kanak-
Kanak, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2010), hlm. 5.
75
kegiatan yang dilakukan, tidak mungkin akan selalu berjalan dengan mulus
seperti apa yang direncanakan, pasti ada kendala dan kesulitan yang dihadapi.
yang di dalam satu kelas terdapat anak dengan berbagai karekteristik. Anak
ABK berbeda dengan anak yang normal sehingga guru dituntut untuk memiliki
sekolah.
inklusif.
hal yang bersangkutan dengan sekolah dan peserta didik mulai dari pengelolan
inisiatif dan kreatif dalam mengelola kelas karena dialah yang mengetahui
secara pasti situasi dan kondisi kelas, terutama keadaan peserta didik dengan
72
Erwin Widiasworo, Cerdas Pengelolaan Kelas..., hlm. 80.
77
faktor dari guru itu senidiri. Kurangnya guru pendamping khusus dan guru
tidak sesuai dengan bidang keahliannya. Oleh karena itu, guru harus selalu
yang matang agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Hal
dengan keadaan siswa yang beraneka ragam baik dari segi intelegensi,
dipergunakan bagi semua siswa yang ada di dalam lingkup kelas inklusif
tersebut.
pribadi dan profesinya secara terus menerus, serta dituntut untuk mampu
masyarakat. Hal ini sudah jelas disebutkan di dalam empat kompetensi guru
profesinya.
Selain itu ada juga hal yang perlu disiapkan sekolah sekolah untuk
73
Ferbalinda, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Guru dalam Pelaksanaan
Program Pendidikan Inklusi di SMA Negeri 14 Bandar Lampung, (skripsi, FKIP Universitas
Lampung, Lampung, 2016), hlm. 43-45.
80
inklusif.
konseling pada saudara kandung siswa ABK jika siswa ABK yang akan
prasarana berupa fasilitas dan kurikulum yang akan digunakan oleh siswa.
menggunakan kursi roda maka fasilitas yang disiapkan adalah akses jalan
lain-lain.74
reguler pada umumnya. Tetapi terkadang karena kondisi peserta didik yang
74
Ni’matuzahroh dan Yuni Nurhamida, Individu..., hlm. 74.
81
berkebutuhan khusus.
normal secara penuh (tidak ada pemisahan atau perpindahan kelas sewaktu-
waktu) dan guru kelas tidak memiliki tanggung jawab utama dalam
75
Ibid., hlm. 47.
82
reguler, akan tetapi lebih melihat pada kemampuan dan keinginan guru,
merasa tidak nyaman berada dilingkup kelas inklusif. Hal tersebut perlu
pembelajaran.
diperhatikan agar inklusif dapat berjalan yaitu tidak melabel anak ABK
dan tidak melabel anak sebagai sesuatu yang membahayakan, sekolah juga
76
Ibid., hlm. 48.
83
siswa dapat berkembang secara optimal jika berada dalam lingkungan sosial
Baru Mataram
Upaya merupakan ihtiar dan usaha untuk mencapai suatu maksud, dan
77
Ibid., hlm. 50.
78
Ibid., hlm. 50.
84
keluar.
guru pasrah akan keadaan. Tetapi justru dapat memicu guru untuk berpikir
terlebih dukungan teman sebaya dan dukungan orang tua. Karena selain
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
murid yaitu melalui kegiatan parenting, serta meminta orang tua untuk
B. Saran
dilakukan anak pasti ada alasan dibalik itu semua. Serta tingkatkan
5. Bagi peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Mukhtar Latif, dkk., Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini (Teori Dan
Aplikasi). Jakarta: kencana, 2013.
Suparno, Buku Panduan Pendidikan Inklusif Untuk Anak Usia Dini Di Taman
Kanak-Kanak. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2010.
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional, 2012.