Anda di halaman 1dari 193

PENERAPAN PEMBELAJARAN LANSUNG UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK MATERI

AKHLAK TERPUJI DI KELAS VIII A MTS DAKWAH ISLAMIYAH PUTRA

KEDIRI

Oleh
Ibrahim
Nim: 200101098

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2023

i
PENERAPAN PEMBELAJARAN LANSUNG UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK MATERI
AKHLAK TERPUJI DI KELAS VIII MTS DAKWAH ISLAMIYAH PUTRA
KEDIRI

Skripsi
diajukan kepada Universita Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan
mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Ibrahim
Nim: 200101098

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2023

ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal olehIbrahim, NIM 200101098 dengan judul “Penerapan Pembelajaran


Lansung Untuk Meningkatkan Siswa Pada Pembelajaran Akidah Akhlak Materi Akhlak
Terpuji Di Kelas VIII A MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri.” telah memenuhi syarat
dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal: ___________________________________

Pembimbing

Dr. Syukri, M.Pd


NIP. 196212311991031025

iv
NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram, ____________________

Hal: Ujian Skripsi

Yang Terhormat
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Di Mataram

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.


Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami
berpendapat bahwa skripsi:
Nama Mahasiswa :Ibrahim
NIM :200101098
Jurusan/Prodi :Pendidikan Agama Islam
Judul :Penerapan Pembelajaran Lansung Untuk Meningkatkan
Siswa Pada Pembelajaran Akidah Akhlak Materi Akhlak
Terpuji Di Kelas VIII A MTs Dakwah Islamiyah Putra
Kediri.
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam siding munaqasyah skripsi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap
agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.

Pembimbing,

Dr. Syukri, M.Pd.


NIP. 196212311991031025

v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :Ibrahim
NIM :200101098
Jurusan/Prodi :Pendidikan Agama Islam
Fakultas :Tarbiyah dan Keguruan

menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Pembelajaran Lansung Untuk


Meningkatkan Siswa Pada Pembelajaran Akidah Akhlak Materi Akhlak Terpuji Di
Kelas VIII A MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri” ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian /karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Jika
saya terbukti melakukan plagiat tulisan/ karya orang lain, siap menerima sanksi yang
telah ditentukan oleh Lembaga.

Mataram, ________________
Saya yang menyatakan,

Ibrahim

vi
PENGESAHAN

Skripsi oleh Ibrahim, NIM :200101098 dengan judul “Penerapan Pembelajaran Lansung
Untuk Meningkatkan Siswa Pada Pembelajaran Akidah Akhlak Materi Akhlak Terpuji
Di Kelas VIII A MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri” telah dipertahankan di depan
dewan penguji Jurusan Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Mataram pada tanggal____________________2023

Dewan Penguji

1. Dr. Syukri, M.Pd. :___________________________


Pembimbing

2. :____________________________
(Penguji I)

3. : ____________________________
(Penguji II)

Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Jumarim, M.H.I


NIP. 197412312005011014

vii
MOTTO

ً ْ ُ ْ ُْ َ َ َ
َّ َّۙ‫ف ِانََّّمعَّالعس ِرَّيسرا‬

َّ
Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.

viii
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibuku Sahora


dan Bapakku Makasau, kemudian untuk
Kakakku Dini Syahrianti dan Adikku Dewi
Sartika bersama Dian Permatasari untuk,
almamaterku, semua guru, dan dosenku.

ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan

sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, juga

kepada keluarga, sahabat dan semua pengikutnya. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses

tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan

penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu sebagai berikut:

1. Dr, Syukri M.Pd sebagai Pembimbing yang telah memberikan bimbingan,

motivasi dan koreksi secara mendetail, terus menerus, dan tanpa bosan di tengah

kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan

cepat selesai.

2. H. Muhammad Taisir, M.Ag sebagai ketua jurusan;

3. Dr. Jumarim, M. H.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

4. Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi

tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan

peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

5. Sahabat-sahabatku, teman-teman Jurusan PAI angkatan 2020

Semoga amal kebaikan dari pihak tersebut mendapat pahala yang

berlipat-ganda dari Allah SWT. dan semoga proposal penelitian ini bisa

bermanfaat dan mendapatkan respon positif dari penguji demi kelancaran proses

penelitian selanjutnya. Aamin.

x
Mataram, ____________________
Penulis,

Ibrahim
NIM. 200101098

xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii
HALAMAN LOGO .................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. iv
NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................... vi
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ....................................................................... vii
HALAM MOTTO ...................................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... vx
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvi
ABSTARK ................................................................................................................... xvii

BabI PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 9
C. Tujuan Penilitian ............................................................................ 9
D. Mannfaat dan hasil Penilitian ......................................................... 10
1. Manfaat Secara Teoritis ............................................................ 10
2. Manfaat Secara Praktis ............................................................. 10
BabII KAJIAN PUSTAKA AN HIPOTESIS TINDAKAN........................ 12
A. Kajian Teori .................................................................................... 12
1. Model Pembelajaran ................................................................. 12
2. Pemahaman............................................................................... 31
3. Pembelajaran Akidah Akhlak ................................................... 40
4. Materi Akhlak Terpuji .............................................................. 45
BABIII METODE PENITIAN ........................................................................ 48

xii
A. Setting Penilitian ............................................................................. 48
B. Sasaran Tindakan ............................................................................ 48
C. Desain PTK .................................................................................... 48
D. Rencana Tindakan .......................................................................... 51
E. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannnya ................................... 55
F. Pelaksaan Tindakan ........................................................................ 60
G. Cara Pengamatan (Monitoring/evaluasi) ........................................ 61
H. Indicator Keberhasilan .................................................................... 61
I. Analsisi Data dan Refleksi ............................................................. 62
BABIV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 65
A. Deskripsi Setting Penilitian ............................................................ 65
1. Sejarah Berdirinya MTs Dakwah Islamiya Putra Kediri, Pondok
Pesanteren Nurul Hakim ................................................................... 65
2. Visi dan Misi MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri ......................... 75
3. Keaadaan Siswa MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri .................... 75
4. Keaadan Guru dan Pegawai MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri .. 79
5. Sarana dan Prasarana MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri ............ 83
6. Struktur Organisasi MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri ............... 90
B. Hasil Penilitian ............................................................................... 91
1. SIKLUS I .................................................................................. 91
a. Perencanaan Tindakan ........................................................ 91
b. Pelaksaan Tindakan ............................................................ 92
c. Pengamatan dan Evaluasi Pemahaman Siswa .................... 96
d. Refleksi .............................................................................. 100
2. SIKLUS II ................................................................................ 104
a. Perencanaan Tindakan ........................................................ 105
b. Pelaksaan Tindakan ............................................................ 105
c. Pengamtan dan Evaluasi Pemahaman Siswa ...................... 111
d. Refleksi ............................................................................... 115
C. Pembahasan .................................................................................... 116

xiii
BABV PENUTUP ........................................................................................... 124
A. Kesimpulan ..................................................................................... 124
B. Saran ............................................................................................... 124
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 127
LAMPIRAN ................................................................................................................ 138
DAFTAR RIAWAT HIDUP

xiv
DAFTAR TABEL

Table 1.2 jumlah siswa kelas VIII A dalam ketuntasan pembelajara, 7.


Tabel 2.1 menggambarkan keadaan siswa di MTs, Dakwah Islamiyah Putra Kediri pada
tahun pelajaran 2023/2024, 76.
Tabel 2.2 Jumlah keseluruhan santri MTs. Putra (Khusus), 79.
Tabel 2.3 Daftar Nama Guru, Stap dan Pegawai MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri
Tahun Pelajaran 2023/2024, 80.
Tabel 2.4 Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri Tahun
Pelajara 2023/2024, 84.
Tabel 3.1 Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus I Kelas VIII A MTs Dakwah Islamiyah
Putra Kediri, 97.
Tabel 3.2 Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II Kelas VIII A MTs Dakwah Islamiyah
Putra Kediri, 112.
Table 3.3 Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Kelas VIII A MTs Dakwah
Islamiyah Putra Kediri, 118.

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus I, 138.
Lampiran 2 Indikator Observasi Aktifitas Guru Siklus 1, 145.
Lampiran 3 Indikator Observasi Aktifitas Siswa Siklus I, 149.
Lampiran 4 Tes Pilihan Ganda (multiple choise) siklus I, 152.
Lampiran 5 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus I, 155.
Lampiran 6 Indikator Observasi Aktifitas Guru Siklus II, 162.
Lampiran 7 Indikator Observasi Aktifitas Siswa Siklus II, 165.
Lampiran 8 Tes Pilihan Ganda (multiple choise) siklus II, 168.

xvi
PENERAPAN PEMBELAJARAN LANSUNG UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK MATERI
AKHLAK TERPUJI DI KELAS VIII A MTS DAKWAH ISLAMIYAH PUTRA
KEDIRI
Oleh:

Ibrahim
NIM 200101098

ABSTRAK

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, guru memiliki berbagai opsi


strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu pendekatan
yang dapat diterapkan adalah strategi pembelajaran yang bertujuan untuk mengajak
partisipasi siswa secara menyeluruh, baik secara kelompok maupun individual. Salah
satu contoh strategi ini adalah menggunakan metode pembelajaran langsung, di mana
konsep belajar langsung membantu siswa memahami materi dengan lebih mudah dan
merangsang kerjasama dalam menghadapi permasalahan yang muncul selama
pembelajaran. Pada penerapan strategi ini, guru secara aktif terlibat dengan
mendemonstrasikan penggunaan alat dan materi yang akan dijelaskan, bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa kelas VIII A di MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri.
Jenis penelitian yang dipakai adalah Penelitian Tindakan Kelas yang fokus pada
siswa kelas VIII MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri. Penelitian ini dilaksanakan
dalam dua putaran. Pada Siklus I, tingkat ketuntasan klasikal mencapai 58,62%,
sedangkan pada Siklus II, tingkat ketuntasan klasikal meningkat menjadi 93,10%.
Terjadi peningkatan persentase sebesar 34,48% dari Siklus I ke Siklus II. Dengan hasil
tersebut pada Siklus II, dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa telah mencapai
tingkat ketuntasan yang diharapkan yaitu 85%. Dengan demikian, Penerapan
Pembelajaran Langsung Mampu Meningkatkan Pemahaman Siswa.

Kata Kunci: Pembelajaran Lansung, Metode Praktek, Meningkatkan Pemahaman


Siswa.

xvii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu yang sangat penting dalam membantu peserta

didik untuk meningkatkan keadaran dan proses terencana dalam mewujudkan

susanan belajar agar proses pembelajaran peserta didik dapat secara aktif

mengembangkan kemampuan dirinya untuk memiliki kepribadian, kekuatan

pengendalian diri, spritual keagamaan, serta keterampilan bagi potensi dirinya.1

Tujuan pendidikan nasional, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 3 Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, adalah:

“Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

didik dan membentuk karakter serta peradaban mereka agar menjadi individu

yang memiliki keyakinan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berperilaku

baik, sehat, berpengetahuan, kompeten, kreatif, mandiri, serta menjadi warga

negara yang menganut prinsip demokrasi dan memiliki tanggung jawab.”2

Berikutnya dalam pelaksanaan Pendidikan semua aspek baik dari

pemerintah, guru, siswa dan orang tua memiliki peraranan masing-masing dalam

mewujudkan fungsi dan tujuan Pendidikan nasional. Akan tetapi aspek yang

terpenting adalah yang secara lansung berintraksi dalam proses Pendidikan di

antaranya guru dan peserta didik. Dimana guru berperan bertugas selaku

1 Sri wasis, “Pentingnya penerapan Merdeka Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)”,
Pedagogy, Vol. 09, Nomor 2, Tahun 2022, hlm. 36.
2 Desi Pristiwanti, Dkk, “Pengertian Pendidikan”. Jurnal Pendidikan Dan Konseling Vol. 4,
Nomor 6, Tahun 2022, hlm. 2.

1
pengajar, pendidik serta pelatih untuk peserta didik.3 Dalam teori

konstruktivistik, peran peserta didik telah berubah dari sekadar mengonsumsi

ide menjadi menjadi pencipta atau produsen ide. Sementara itu, peran guru tidak

lagi menjadi penghambat yang mungkin terjadi tanpa disengaja dalam proses

pembelajaran, melainkan berubah menjadi fasilitator dalam mendukung proses

pembelajaran.4

Meningkatkan kualitas pendidikan adalah tugas bersama dari semua

pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, terutama guru di Madrasah Aliyah

(MA) / Sekolah Menengah Atas (SMA), karena guru memiliki peran sentral

dalam meningkatkan mutu pendidikan.5 Namun, penting untuk diingat bahwa

dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan yang berkualitas, tidak hanya

guru yang merupakan satu-satunya komponen penentu keberhasilan pendidikan.

Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru adalah faktor kunci yang

memengaruhi apakah proses belajar akan sukses atau tidak.6

Salah satu tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh guru di sekolah

adalah memberikan pelayanan kepada siswa sehingga mereka dapat mencapai

3
Isnaya Qurratu Akyuni dan Siti Aminah, “Peran Guru Dalam Pembelajaran Al-Qur’an melalui
Aplikasi Program Holy Qur’an Release 6,5 Plusdi SMP Plus Darus Sholah Jember,” MA’ALIM: Jurnal
Pendidikan Islam, Volume 3, Nomor 2, Desember 2022, hlm, 210.
4
Ermis Suryana, Marni Prasyur Aprina, dan Kasinyo Harto, “Teori Konstruktivistik dan
Implikasinya dalam Pembelajaran”, Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Volume 5, Nomor 7, Juli 2022, hlm,
1.
5
Almawadi, “Upyaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliayah Negeri
Maguwoharajo Sleman Yogyakarta.” (UIN Sunan Kaliajaga: Yogyakarta, 2008), hlm 7.
6
Oemar Hamlik, “Psikologi Belajar Mengajar,” (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2014), hlm.
33.

2
tujuan sekolah.7 Dalam proses pembelajaran, guru perlu menjalankan tugasnya

dengan profesional sebagai tenaga pendidikan, yang mencakup tugas utama

seperti mengajar, mendidik, memberikan arahan, membimbing, melatih, menilai,

dan mengevaluasi kemajuan siswa.

Pendidikan, seperti yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, berasal dari kata “didik” yang berarti merawat, memberikan latihan,

ajaran, panduan, serta bimbingan, terutama dalam hal akhlak dan kecerdasan

pikiran. Dalam konteks ini, pendidikan adalah proses yang mengubah sikap dan

perilaku seseorang atau kelompok orang, dengan tujuan membantu manusia

mencapai kedewasaan melalui pengajaran dan pelatihan, serta berhubungan

dengan metode, proses, tindakan, dan cara dalam melatih.8 Dalam bahasa

Inggris, istilah “education” berasal dari kata “educate” yang mengacu pada

tindakan memberikan peningkatan dan perkembangan.9 Mc Leod

mendefinisikan pendidikan sebagai tindakan atau proses untuk memperoleh

pengetahuan. Sementara itu, Muhibbin memberikan definisi yang lebih luas,

yaitu suatu proses dengan metode-metode tertentu yang memungkinkan individu

memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang sesuai dengan

kebutuhan mereka.10

7
Rahman, Abdul, "Peranan guru bimbingan dan konseling terhadap pelaksanaan bimbingan
belajar di smk negeri 1 loksado", Jurnal mahasiswa BK An-nur: berbeda, bermakna, mulia, vol. 1,
Noomor 3, Tahun 2015, hlm. 3.
8
Imam Syafe’i, “Tujuan Pendidikan Islam”, Al-Tadzkiyyah, Vol. 6, Nomor 2, November 2015,
hlm. 153.
9
Masnur Muchlis, “Pendidikan Karakter”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm.67
10 Hasbullah, “Dasar-dasar Pendidikan”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005), hlm.1

3
Dengan demikian, guru diharapkan mampu mengelola proses

pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa dapat aktif terlibat dalam proses

belajar, yang pada intinya merupakan penerapan kemampuan belajar (learn how

to learn). Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran memberi mereka peluang

untuk mencari informasi, mengidentifikasi masalah, serta mengatasi tantangan,

dan bahkan membangun konsep-konsep mereka sendiri.11 Karena itu, guru

perlu memiliki keterampilan dan kemampuan untuk mendorong siswa agar aktif

bertanya, sehingga siswa dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan mengajukan

pertanyaan terkait dengan hal-hal yang belum mereka pahami atau mengerti.

Keterampilan siswa dalam menerapkan materi pembelajaran yang telah

diajarkan oleh guru melalui metode ceramah tidak mencapai hasil yang

memuaskan karena penjelasan tidak disertai dengan demonstrasi praktik. Untuk

mencapai hasil praktek pembelajaran yang baik, perlu adanya demonstrasi

langsung dan penjelasan materi yang sedang dibahas.12 Oleh karena itu, jika

pembelajaran hanya berlangsung satu arah, di mana guru hanya menggunakan

metode ceramah tanpa upaya untuk memotivasi siswa, maka siswa cenderung

kurang termotivasi dan pasif dalam proses pembelajaran. Dampaknya,

pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran menjadi rendah, dan mereka

tidak dapat mencapai standar minimal yang ditetapkan oleh sekolah.

11 Maemun, “Kiat Sukses Menjadi Guru Halal” (Mataram, Lembaga Pengkajian-Publikasi


Islam dan Masyarakat IAIN Mataram), hlm. 27.
12 Maemun, Kiat Sukses Menjadi Guru…, hlm. 27.

4
Berdasarkan observasi awal di kelas VIII A pada tanggal 4 September

2023 mengindikasikan bahwa siswa menghadapi kesulitan dalam memahami

materi pelajaran. Permasalahan ini berhubungan dengan fakta bahwa guru

menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi, yang kurang

mendukung pemahaman siswa. Observasi fokus pada pelajaran Bab II mengenai

mujizat dan kejadian luar biasa, khususnya sub bab yang berkaitan dengan

mujizat nabi Musa a.s. Guru menjelaskan materi ini dengan metode ceramah

tanpa menggunakan alat peraga. Observer minyimak penyampaian guru dalam

mengajar materi mujizat Nabi Musa a.s. antara lain: “Anak-anak Nabi Musa a.s

memiliki mujizat, di antaranya adalah tongkatnya yang bisa menjadi ular dengan

kuasa izin Allah SWT, serta tongkatnya yang mampu membelah laut, membuka

jalan raya bagi umatnya.”13

Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merasa bosan,

ada sebagain siswa ngobrol sendiri dengan temannya bahkan ada yang tertidur

selama proses pembelajaran. Observasi juga menyoroti bahwa materi tersebut

tidak dipresentasikan dengan cara yang konkret untuk mendapat suatu

gambaran, karena guru tidak menggunakan alat peraga yang dapat membantu

siswa memahami dengan lebih baik. Selain itu, observasi juga mencatat bahwa

sebagian besar siswa merasa malu untuk bertanya kepada guru mereka, yang

mengakibatkan mereka mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Proses

pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh beberapa siswa yang aktif,

13
Observasi Awal, MTs Dakwah Islamiyah Putra, selasa 4 September 2023.

5
sementara siswa yang memiliki kemampuan lebih rendah hanya menjadi

penonton dalam proses pembelajaran. Dan observer juga mengamati siswa

banyak mencatat dan mengerjakan soal latihan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Serijudin Mustafa S.Pd.I,

selaku guru pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII MTs Dakwah Islamiyah

Putra Kediri pada tanggal 4 September 2023, Bapak Serijudin Mengatakan:

“Pada pembelajaran di kelas memang menggunakan beberapa metode

diantaranya adalah metode ceramah dan metode diskusi kelompok dan juga di

dalam kelas ditemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran. Dua

permasalahan utama yang diidentifikasi adalah tingginya jumlah siswa yang

tertidur selama pembelajaran dan rendahnya tingkat aktivitas belajar siswa

dalam mata pelajaran Akidah Akhlak tersebut.”14

Selain itu, observer juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa

kelas VIII A pada saat selesai pembelajaran termasuk siswa yang bernama M.

Noval Latdha dan Andika Febrian Maulana S. Mereka mengungkapkan bahwa:

“Pembelajaran seringkali kami merasa bosan karena materi selalu disampaikan

dalam bentuk ceramah panjang, yang kadang membuat kita merasa ngantuk.

Kondisi seperti ini karena banyak kegiatan lain yang kita lakukan di pondok.

Namun, kami tidak bosan tergantung dari ustadz yang mengajarkan. Kami

menyukai ustazd yang lucu dan banyak pelajaran praktek seperti pelajaran

penjaskes, prakarya, dan fiqih. Pembelajaran penjaskes kita sering bermain

14
Sirajuddin Mustafa S.Pd.I Wawancara, selasa 4 September 2023.

6
sepak bola, pembelajaran fiqih praktik sujud sahwi dan solat jenazah, serta

pembelajaran prakarya kita membuat miniatur.”15

Observer mencatat dari hasil wawancara dengan siswa kelas A adalah

mereka merasa bosan dalam belajar tergantung dari guru yang menjelaskan dan

mereka lebih merasa tidak bosan asalkan guru mejelaskan materi tersebut ceriah

dan banyak melibatkan praktek. Observer juga menyimpulkan bahwa

permasalahan utama yang timbul adalah pendekatan guru dengan siswa tidak

selalu diterapkan secara merata, sehingga ada ketidaksetaraan dalam peluang

belajar dan perkembangan kemampuan siswa.

Akibat dari ketidaksetaraan tersebut, banyak siswa yang belum mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam hasil belajar mereka. Nilai-nilai

siswa masih cenderung rendah jika dibandingkan dengan Standar Nilai KKM

yang ditetapkan (75), dan ini mempengaruhi kategori sekolah secara

keseluruhan. Berdasarkan pencapaian sebelumnya di kelas VIII A, di mana

terdapat 29 siswa, tingkat ketuntasan yang berhasil dicapai adalah sebesar

44,82% selama proses pembelajaran oleh guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak.

Table 1.2 jumlah siswa kelas VIII A dalam ketuntasan pembelajaran.16

Jumlah siswa Tuntas Tidak Tuntas

29 siswa 13 siswa 16 siswa

15
M. Noval Latdha dan Andika Febrian Maulana S, Wawancara, Rabu 18 Oktober 2023.
16 Daftar Nilai Kelas VIII A Semester I Pembelajaran Akidah Akhlak Tahun Ajaran 2023.

7
Untuk mengatasi permasalahan diatas maka peneliti Menawarkan Model

Pembelajaran Langsung Dengan Metode Praktek, untuk meningkatkan

pemahaman siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Dalam pelaksanaan

tindakan kelas ini, yang diperbaiki lebih kepada memperbaiki kinerja guru

dalam proses pembelajaran yang membuat peneliti tertarik mengangkat judul

penelitian yaitu pembelajaran langsung dengan metode praktek adalah karena

ingin memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran yang disebabkan

karena dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah

dan penugasan saja atau resitasi jadi, peneliti berkolaborasi dengan guru tersebut

untuk melaksanakan jenis penelitian yang menggunakan model pembelajaran

langsung dengan menggunakan metode praktek agar mampu memberikan

pemahaman yang lebih baik dari sebelumnya. Karena dilihat metode praktek

adalah metode yang begitu relevan diterapkan dalam kehidupan siswa yang

masih memerlukan model pembelajaran yang melibatkan alat peraga atau

demonstrasi dalam proses pembelajarannya sehingga dari hal tersebut dapat

memperbaiki hasil belajar siswa kelas VIII A Dakwah Islamiyah Putra Kediri.

Dengan mempertimbangkan beragam isu yang telah disebutkan

sebelumnya, peneliti merasa tertarik untuk menginisiasi Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Peneliti berharap bahwa melalui metode pembelajaran yang akan

diterapkan dalam PTK ini, berbagai masalah yang timbul selama proses

pembelajaran di kelas dapat diatasi dan diselesaikan. Oleh karena itu, judul

penelitian ini akan menjadi "Penerapan Pembelajaran Langsung Untuk

8
Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran Akidah Akhlak Materi

Akhlak Terpuji Di Kelas VIII A MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri."

B. Sasaran Tindakan
Sasaran tindakan dalam penelitian ini melibatkan dua entitas, yakni

subjek dan objek. Subjeknya terdiri dari guru mata pelajaran Aqidah Akhlak dan

29 siswa kelas VIII A di MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri pada tahun

pelajaran 2023/2024. Sementara itu, objek penelitian adalah Model

Pembelajaran Langsung.

C. Rumusan Masalah
Dengan merujuk kepada konteks yang telah dijelaskan, permasalahan

yang menjadi fokus penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah

Penerapan Model Pembelajaran Langsung Pada Pembelajaran Aqidah Akhlak

Materi Akhlak Terpuji mampu meningkatkan pemahaman siswa kelas VIII A di

MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri pada tahun pelajaran 2023/2024?

D. Tujuan Penilitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penerapan Model Pembelajaran

Langsung dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan tujuan meningkatkan

efektivitas pengajaran guru serta perbaikan hasil belajar siswa. Hal ini

diharapkan dapat mencapai pemahaman belajar siswa di kelas VIII A MTs

Dakwah Islamiyah Putra Kediri pada tahun pelajaran 2023/2024 yang sesuai

9
dengan Kompetensi Dasar dan tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh guru

dan lembaga pendidikan tersebut.

E. Manfaat dan Hasil Penilitian


Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, baik dari segi teoritis

maupun praktis, mencakup hal-hal berikut:

1. Manfaat Secara Teoritis

Dari segi teoritis, penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan

wawasan baru dan berkontribusi pada pengetahuan serta literatur terutama

dalam konteks mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan Materi Akhlak

Terpuji. Hal ini berkaitan dengan penerapan Model Pembelajaran Langsung

pada siswa kelas VIII di MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri, terutama di

kelas VIII A.

2. Manfaat Secara Praktis

Dari segi praktis, penelitian ini memiliki manfaat yang signifikan bagi

berbagai pihak, termasuk siswa, guru, sekolah, dan peneliti. Rincian

manfaatnya adalah sebagai berikut:

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat berperan dalam meningkatkan

pemahaman belajar siswa, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang

diharapkan.

b. Bagi guru, temuan dari penelitian ini dapat menjadi alat bantu yang

berharga dalam proses pengajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak kepada

siswa kelas VIII di MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri.

10
c. Bagi sekolah, terutama di tingkat menengah atas, hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai pedoman dan acuan yang lebih baik dalam

meningkatkan proses pembelajaran, terutama dalam mata pelajaran

Aqidah Akhlak kelas VIII. Ini juga bisa menjadi sumber inspirasi untuk

membuat pembelajaran lebih kreatif, inovatif, dan menarik. Selain itu,

hasil penelitian dapat menyumbangkan informasi tambahan tentang

model-model pembelajaran baru, terutama dalam konteks pembelajaran

Aqidah Akhlak dengan Materi Akhlak Terpuji.

d. Bagi peneliti, penelitian ini akan memperluas dan memperdalam

pemahaman dalam bidang pendidikan, serta memberikan pengalaman

praktis yang berharga sebagai calon guru, terutama dalam mengajar mata

pelajaran Aqidah Akhlak dengan Materi Akhlak Terpuji.

11
Bab II
Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran
Secara keseluruhan, model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual

yang digunakan sebagai panduan dalam menjalankan berbagai jenis kegiatan

atau sebagai kerangka konseptual dan prosedur yang terstruktur dalam

mengatur pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Model ini berperan sebagai alat perancangan pembelajaran dan sebagai

panduan bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. 17

Sementara itu, pembelajaran merujuk pada aktivitas individu dalam

memperoleh pengetahuan, perilaku, dan keterampilan dengan cara mengolah

materi pembelajaran.18

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran

pada dasarnya adalah representasi pembelajaran yang terstruktur, yang

diarahkan oleh guru dari awal hingga akhir pembelajaran. Dalam istilah

sederhana, model ini adalah kerangka yang menggambarkan pendekatan,

metode, dan teknik pembelajaran yang akan digunakan.19 Adapun Menurut

Soekanto dan rekannya, mereka menyatakan bahwa model pembelajaran

adalah suatu rencana atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

17
Abdul Majid, “Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung”, 2013, hlm. 13.
18
Esthi Santi Ningtyas, Emy Waryani, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif
Learning) Berbantuan Media Komik Interaktif Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
IPS,” Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE), Vol. 3, Nomor 1, Juni 2017, hlm. 67.
19
Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.21.

12
perencanaan pembelajaran di dalam kelas. Model ini merupakan suatu

kerangka perilaku umum dalam pembelajaran yang bertujuan untuk

mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang diharapkan.20

Menurut Arends menjelaskan bahwa model pembelajaran mencakup

aspek-aspek seperti pendekatan yang digunakan, termasuk tujuan

pembelajaran, tahap-tahap dalam proses pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas.21 Menurut Joice dan Weli menjelaskan

bahwa model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang telah

dipersiapkan dengan cermat dan digunakan sebagai pedoman dalam

merancang kurikulum, mengatur materi pembelajaran, serta memberikan

arahan kepada pengajar di dalam kelas.22 Kurikulum 2013 dalam model

pembelajarannya memiliki empat karakteristik khusus. Karakteristik-

karakteristik tersebut adalah:

1. Rasional teoritik logis adalah dasar konseptual yang dikembangkan oleh

pembuat atau pengembang model pembelajaran tersebut.

2. Dasar pemikiran tentang metode dan cara siswa belajar, mencakup tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

20
Tritanto, Mendesain Model…, hlm. 22.
21
Suprijon, Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja
Gravindo Persada, 2013), hlm. 46.
22
Agus Herianto and Ibrahim, "Analisis efektivitas, kelebihan dan kekurangan desain model
cooperative learning dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar geografi lingkungan pada mahasiswa
program studi pendidikan geografi di pulau Lombok," Prosiding Seminar Nasional Pendidik dan
Pengembang Pendidikan Indonesia, 2018, hlm. 20.

13
3. Langkah-langkah pengajaran yang diperlukan untuk menjalankan model

tersebut dengan berhasil.

4. Lingkungan belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan

pembelajaran tersebut.23

Model pembelajaran adalah metode yang terstruktur untuk mengenali,

mengembangkan, dan mengevaluasi berbagai materi dan strategi yang

ditujukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Pemanfaatan

teknologi dalam pendidikan akan memberikan kemudahan dan dukungan

dalam proses pembelajaran, terutama dalam pengembangan beragam jenis

model pembelajaran yang akan digunakan.24

Dari berbagai pandangan yang telah disampaikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah serangkaian kerangka

konseptual yang menggambarkan secara sistematis berbagai prosedur dan

pengorganisasian pengalaman belajar guna mencapai tujuan tertentu. Model

ini berperan sebagai panduan bagi perencana pembelajaran dan pengajar

dalam merancang proses pembelajaran.

a. Model Pembelajaran Langsung


1. Pengertian Pembelajaran Langsung
Menurut Arends, model pembelajaran langsung adalah suatu

metode pengajaran yang telah direncanakan secara khusus untuk

23
Tritanto, Mendesain Model…, hlm.23.
24
Rusman, “Model-model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme Guru”
(Jakarta:Rajawali Pers, 2013), hlm. 155.

14
mendukung pembelajaran siswa terkait dengan pengetahuan

deklaratif dan pengetahuan prosedural yang telah terstruktur dengan

baik. Model ini dapat diajarkan melalui serangkaian kegiatan yang

berurutan dan bertahap.25 Sedangkan Widaningsih mengatakan

bahwa pembelajaran langsung adalah pengetahuan bagaimana

seseorang melakukan sesuatu hal secara langsung.26

Menurut Killent, model pembelajaran langsung adalah suatu

pendekatan ekspositori dalam pembelajaran, di mana pengetahuan

disampaikan langsung oleh guru kepada murid, seringkali melalui

metode seperti ceramah, demonstrasi, dan sesi tanya jawab yang

melibatkan seluruh kelas.27

Menurut Sofian Amdi dan Lif Khoiru Ahmad, pembelajaran

langsung adalah suatu model pembelajaran yang secara spesifik

dirancang untuk mengembangkan pemahaman siswa mengenai

pengetahuan prosedural dan deklaratif yang telah diorganisir dengan

25
Nur Huda Muttaqin, “Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Intructions) Disertai
dengan Diskusi dan Media Hyper camp Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Ikatan
Kimia Kelas X 1 SMA Islam 1 SurakartaTahun Pelajaran 2016/2017, “Jurnal Pendidikan Kimia,” Vol. 7,
Nomor 1, Tahun 2018, hlm. 63.
26
Widianingsih, “Model-Model Pembelajaran,” (Jakarta:Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 14.
27
Supriyono, “Penerapan Model Pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Tema Peristiwa di Sekolah Dasar” Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(JPGSD), Vol 2, Nomor 3, Tahun 2015, hlm. 3.

15
baik, dan dapat dipelajari secara bertahap dan berurutan.28 Arend

dalam Sugiarto bahwa pembelajaran

langsung adalah model pembelajaran langsung dikembangkan

secara khsus untuk mengembangkan proses pembelajaran siswa

terutama dalam hal memahami sesuatu (Pengetahuan) dan

menjelaskannya secara utuh sesuai pengetahuan prosedural dan

pengetahuan deklaratif yang diajarkan secara terus-menerus.29

Pengetahuan deklaratif merujuk pada pengetahuan yang dapat

diungkapkan secara verbal atau dengan kata-kata. Sementara itu,

pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan

atau mengungkapkan sesuatu.30 Model pembelajaran yang

menerapkan pendekatan pengajaran yang membantu siswa dalam

memperoleh keterampilan dasar dan pengetahuan secara bertahap

adalah model pembelajaran langsung (Direct Instructions). A

Teaching model that use a teaching approach learn basic skills and

gain knowledge step by step is a direct learning model.” 31

28
Sofian Amdi dan Khoiru Ahmad, “Strategi Belajar Mengajar,” (Jakarta: PT Rineka
Cipta,2010), hlm. 39.
29
Sugianto, “Pembelajaran Langsung,” (Jakarta: Raja Wali Perss,2008), hlm 49.
30
Pathuddin, "Pengatahuan Metakognis Dalam Menyelesaikan Masalah Limit," Prosiding
Seminar Nasional, Vol 2, Nomor 1. Tahun 2016, hlm. 52.
31
Supartini, Komang Wiwik. "Penerapan model pembelajaran direct learning untuk
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran food and beverage pada kompetensi menerapkan teknik
platting dan garnish," Journal of Education Action Research, Vol. 5, Nomor 2, Tahun 2021, hlm. 195-
196.

16
Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran langsung adalah suatu pendekatan pembelajaran di

mana guru memberikan penjelasan konsep atau keterampilan kepada

sekelompok siswa. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk

memperkuat pemahaman mereka karena mereka dapat menyaksikan

pembelajaran secara langsung, dan hal ini juga mempermudah

mereka dalam mengembangkan pengetahuan mereka melalui metode

yang sesuai dalam pembelajaran langsung tersebut.

Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran langsung adalah suatu pendekatan pembelajaran di

mana guru memberikan penjelasan konsep atau keterampilan kepada

sekelompok siswa. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk

memperkuat pemahaman mereka karena mereka dapat menyaksikan

pembelajaran secara langsung, dan hal ini juga mempermudah

mereka dalam mengembangkan pengetahuan mereka melalui metode

yang sesuai dalam pembelajaran langsung tersebut..32 Sama seperti

pembelajaran langsung yang diterapkan melalui contoh nyata dalam

kisah antara Allah SWT dan Nabi Ibrahim AS, yang terkait dengan

keraguan Nabi Ibrahim terhadap kemampuan Allah SWT untuk

menghidupkan orang yang telah meninggal, sebagaimana yang

dinyatakan dalam Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2):260:

32 Syukri “Tafsir Ayat-ayat Pembelajaran Dalam Al-Qur’an.,” (Mataram: Insan Madani Pres.
2016), hlm. 9.

17
‫قَا َل ا َ َولَ ْم‬ ‫ْف تُحْ ي ِ ْال َم ْو ٰت ۗى‬ َ ‫ب ا َ ِرنِ ْي َكي‬ ِ ‫َواِ ْذ قَا َل اِب ْٰر ٖه ُم َر‬
َّ َ‫ِمن‬
‫الطي ِْر‬ ْ ‫تُؤْ ِم ْن ۗقَا َل بَ ٰلى َو ٰل ِك ْن ِل َي‬
ً‫ط َم ِٕى َّن قَ ْل ِب ْي ۗقَا َل فَ ُخ ْذ ا َ ْربَ َعة‬
ُ ‫ع ٰلى ُك ِل َجبَ ٍل ِم ْن ُه َّن ُج ْز ًءا ث ُ َّم ا ْد‬
‫ع ُه َّن‬ َ ‫ص ْر ُه َّن اِلَي َْك ث ُ َّم اجْ عَ ْل‬
ُ َ‫ف‬
٢٦٠ ࣖ ‫ع ِزي ٌْز َح ِك ْي ٌم‬ َ َ‫ّٰللا‬ َ ‫َيأ ْ ِت ْين ََك‬
‫س ْعيًا َۗوا ْعلَ ْم ا َ َّن ه‬

Artinya; 260. (Ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya


Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau
menghidupkan orang-orang mati.” Dia (Allah) berfirman,
“Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab,
“Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang.” Dia (Allah)
berfirman, “Kalau begitu, ambillah empat ekor burung,
lalu dekatkanlah kepadamu (potong-potonglah).
Kemudian, letakkanlah di atas setiap bukit satu bagian
dari tiap-tiap burung. Selanjutnya, panggillah mereka,
niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.”
Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.33

2. Tujuan Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung berbeda dari metode ceramah,

namun metode ceramah adalah suatu bentuk pengiriman informasi

lisan dari guru ke siswa.34 Tujuan utama dalam model pembelajaran

langsung adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan waktu belajar

siswa. Beberapa aspek dalam teori perilaku terkait dengan waktu

yang diperlukan oleh siswa untuk belajar dan menyelesaikan tugas

33 Kemenag, Q.S Al-Baqarah ayat 260.


34
Trianto, Mendisain model..., hlm. 25.

18
serta kecepatan siswa dalam mencapai keberhasilan dalam

menyelesaikan tugas. Oleh karena itu, model pembelajaran langsung

didesain untuk menciptakan lingkungan belajar yang terstruktur dan

berfokus pada aspek akademik.35

3. Karakteristik Pembelajaran Langsung

Ciri khas yang jelas dalam pelaksanaan pembelajaran langsung

adalah elemen-elemen pengajaran yang mencakup: menetapkan

tujuan, menentukan materi yang akan diajarkan, menganalisis tugas-

tugas yang diperlukan, serta merencanakan penggunaan waktu dan

ruang. Penyusunan jadwal yang efisien untuk mencapai tujuan

pembelajaran sangat penting, sehingga guru dapat merancang waktu

yang digunakan dengan akurat.36

a. Keberadaan tujuan pembelajaran dan dampak model ini pada

siswa mencakup prosedur penilaian pembelajaran.

b. Keberadaan struktur atau pola umum dan urutan kegiatan dalam

proses pembelajaran.

35
Akhmad Sudrajat, “Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)." Diakses dari
akhmadsudrajat. wordpress. com (2011).
36
Ramayulis, “Metodelogi Pendidikan Islam,” (Jakarta: Jl.Teladan No.2 Johar Baru V,
Desember 2014), hlm. 247.

19
c. Sistem pengaturan dan lingkungan belajar yang diperlukan dalam

model ini untuk menjalankan kegiatan pembelajaran dengan

berhasil.37

4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Langsung

Sama seperti halnya dalam pembelajaran konvensional, terdapat

berbagai jenis langkah-langkah pembelajaran. Namun, dalam

pembelajaran langsung, seorang guru harus memiliki pemahaman

yang baik tentang cara mengimplementasikan teknik-teknik

pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan

lancar dan efektif. Beberapa teknik pembelajaran langsung meliputi

hal-hal berikut:

a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran dan Mempersiapkan


Siswa
1. Merumuskan Tujuan

Menurut Marger, tujuan yang efektif harus berfokus pada

kebutuhan siswa yang spesifik, mencakup deskripsi yang

jelas tentang konteks penilaian (Kondisi Evaluasi), dan

mencantumkan tingkat pencapaian pekerjaan yang diinginkan

(Kriteria Keberhasilan).38 Selain itu, penting bagi siswa untuk

memiliki pemahaman yang sangat baik tentang tujuan

37
Nurmala Sari. Pengaruh Model Pengajaran Langsung (Direct Intruction) Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Gelombang Di Smp Negeri I Teunom. (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2016),
hlm. 8.
38
Syaiful Bahri Djamarah, “Strategi Belajar Mengajar,” (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), hlm.
53.

20
pembelajaran agar mereka dapat melihat dengan jelas seluruh

rangkaian tahap pembelajaran.39

2. Menyiapkan Siswa

Pada tahap ini, tujuannya adalah untuk menggugah minat

dan perhatian siswa serta untuk fokus pada materi yang telah

diajarkan sebelumnya dalam proses pembelajaran. Saat

menyajikan materi, sangat penting agar materi tersebut

relevan dengan konten yang telah diajarkan sebelumnya,

sehingga pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran

yang telah dirancang. Selain itu, guru juga bisa mengajukan

pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah diajarkan

sebelumnya.40

b. Mendemonstrasikan Keterampilan dan Pengetahuan

1. Menyampaikan Informasi Dengan Jelas

Ketepatan penyampaian informasi atau presentasi dari

guru kepada siswa dapat terwujud melalui perencanaan dan

pengaturan pembelajaran yang efektif.41 Guru perlu memiliki

39
Ahdar, and Wardana. "Belajar dan pembelajaran: 4 pilar peningkatan kompetensi pedagogis.”
(Sulawesi Selatan: CV Kaaffah Learning Center, 2019), hlm. 59.
40
La Sulo, Sulo Lipu. "Pendekatan Keterampilan Proses (PKP),” hlm. 59.
41
https://galerisd.id/sintaks-model-direct-instruction/, diakses Tanggal 01 Oktober 2023, jam
15.15 WITA.

21
keterampilan tingkat tinggi dan komprehensif untuk

menyampaikan materi pembelajaran secara progresif.42

2. Melakukan Demonstrasi

Pembelajaran langsung bergantung pada asumsi bahwa

pengamatan langsung terhadap orang lain adalah suatu

komponen penting. Ini melibatkan demonstrasi keterampilan

atau konsep pembelajaran, sehingga guru harus memiliki

pemahaman menyeluruh tentang seluruh aspek pembelajaran

yang akan didemonstrasikan dan menguasai semua komponen

pembelajarannya.43

c. Menyediakan Latihan Terbimbing

Maksudnya adalah bahwa metode guru dalam persiapan dan

pelaksanaan "Pelatihan Terbimbing" yang mendorong partisipasi

aktif siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran, memperlancar proses pembelajaran, dan memberi

siswa kesempatan untuk menciptakan kontribusi baru dalam

proses pembelajaran.44

d. Menganalisis Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik

42
Ramayulis, Metodelogi Pendidikan Islam..., hlm. 248.
43
Siti Mariam, Penerapan model pembelajaran langsung dengan metode praktek untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih di kelas X IPS II MAN 1 Kota Mataram
Tahun Pelajaran 2019/2020. (UIN Mataram: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, 2019), hlm. 36-37.
44
Abrory, Mizan. Efektifitas pembelajaran langsung untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah belajar matematika siswa kelas VII SMPN 03 Sepotong Kecamatan Siak Kecil
Kabupaten Bengkalis. (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2011), hlm. 12.

22
Dalam pembelajaran langsung, fase ini sering disebut sebagai

tahap resitasi atau pemberian respons. Guru memiliki fleksibilitas

dalam mengaplikasikan berbagai metode untuk memberikan

umpan balik kepada siswa, memungkinkan terjalinnya

komunikasi dua arah antara guru dan siswa selama proses

pembelajaran.45

e. Memberikan Kesempatan Latihan Sendiri

Dalam tahap ini, guru memberikan tugas akhir kepada siswa

sebagai bentuk pekerjaan rumah. Tugas rumah atau latihan

mandiri memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan

kemampuan dan keterampilan mereka secara independen.46

f. Merencanakan Waktu dan Ruang

Dua aspek yang perlu diperhatikan oleh seorang guru

adalah:

1. Memastikan bahwa alokasi waktu dalam proses pembelajaran

sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing siswa.


2.
Menginspirasi siswa agar tetap mengerjakan tugas-tugas

mereka dengan tingkat perhatian yang optimal.47

5. Strategi Pembelajaran Langsung

45
Esa Nurwahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Anzul Media, 2007), hlm. 4.
46
Wina Sanjaya, “Strategi Pembelajaran Langsung,” Jakarta:Kencana PerdanaMedia, 2006),
hlm. 6.
47
Basar, Afip Miftahul. "Problematika pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid-19:
(Studi kasus di SMPIT Nurul Fajri–Cikarang Barat–Bekasi)." Edunesia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol. 2.
Nomor 1, 2021, hlm. 213.

23
Strategi pembelajaran langsung bertujuan untuk memperkenalkan

siswa pada materi pelajaran dengan maksud untuk menumbuhkan

minat, memicu rasa ingin tahu, serta merangsang pemikiran kreatif,

yang disusun oleh guru. Salah satu kesalahan umum yang sering

dilakukan oleh sebagian guru adalah memberikan materi

pembelajaran kepada siswa tanpa memberikan penjelasan terlebih

dahulu, bahkan sebelum siswa benar-benar siap secara mental.

Menurut Silbernan, pendekatan strategi pembelajaran langsung

melibatkan siswa secara aktif dalam memperkenalkan berbagai aspek

ilmu pengetahuan yang akan diajarkan, dan guru juga dapat

memanfaatkannya untuk mengevaluasi pemahaman siswa sambil

melibatkan mereka dalam kegiatan pembelajaran berkelompok.48

6. Kelebihan Model Pembelajaran Langsung

a. Dapat diterapkan secara efisien baik dalam kelas besar maupun

kelas kecil.

b. Mampu menyoroti masalah yang mungkin dihadapi siswa,

sehingga masalah-masalah tersebut dapat diatasi.

c. Efektif dalam mengajarkan konsep dan keterampilan baru.

d. Memberikan keuntungan dalam menyampaikan informasi kepada

siswa yang kurang gemar membaca atau memiliki keterampilan

membaca yang terbatas.

48
Siti Mariam, Penerapan model pembelajaran langsung…, hlm. 38.

24
e. Demonstrasi memungkinkan siswa untuk fokus pada hasil dari

suatu tugas.

f. Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada

kemampuan refleksi guru, sehingga guru dapat secara

berkelanjutan mengevaluasi dan meningkatkannya.49

7. Kekurangan Model Pembelajaran Langsung

a. Karena model ini berpusat pada peran guru (Teacher Centered),

keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada guru. Jika

guru kurang persiapan, pengetahuan, kepercayaan diri, atau

antusiasme, siswa dapat dengan mudah merasa bosan, teralihkan

perhatiannya, dan bahkan pembelajaran dapat terhambat atau

tidak selesai.

b. Efektivitas model pembelajaran langsung sangat tergantung pada

kemampuan komunikasi guru. Jika guru tidak mampu

berkomunikasi dengan baik, kualitas pembelajaran dapat

terpengaruh.

c. Ketika materi yang diajarkan sangat kompleks, kaya akan detail,

atau bersifat abstrak, model pembelajaran langsung mungkin

tidak memberi siswa cukup waktu untuk memproses dan

memahami informasi yang disampaikan.

49
Dimyati dan Mudjino, “Belajar dan Pembelajaran,” (Jakarta: PT Rineka Cipta,Februari
2015), hlm. 174.

25
d. Penggunaan berlebihan model pembelajaran langsung dapat

menyebabkan guru hanya menyampaikan informasi secara

menyeluruh tanpa memberikan petunjuk yang jelas.

e. Demonstrasi dalam model ini sangat bergantung pada

kemampuan pengamatan siswa. Namun, kenyataannya tidak

semua siswa memiliki kemampuan pengamatan yang baik,

sehingga beberapa informasi yang disampaikan oleh guru dapat

terlewatkan.50

b. Pembelajaran Dengan Metode Praktek

1. Pengertian Metode Pembelajaran Praktek

Secara linguistik, metode praktik dari kata "practice" dalam

bahasa Inggris merujuk pada pelaksanaan, penerapan, atau

pelaksanaan suatu tindakan atau kegiatan.51 Pada dasarnya,

penerapan metode praktik merupakan perkembangan dari metode

demonstrasi yang dilakukan oleh guru dalam pendidikan agama

Islam. Praktik adalah cara untuk memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengalami secara langsung.52 Metode

Pembelajaran Praktik adalah suatu pendekatan yang melibatkan

penggunaan materi pendidikan dengan alat atau objek tertentu, yang

50
Muhamad Afandi, Evi Chamalah, Oktarina Puspita Wardaniet al, "Model dan metode
pembelajaran," (Semarang: Unissula, 2013), hlm. 23.
51
John.M Echolas dan Hassan Sadilly, “Kamus Inggris-Indonesia,” (Jakarta:PT Gramedia
Pustaka Utama, 2016), hlm. 412
52
Titin Syahrowiyah, “Pengaruh Metode Pembelajaran Praktik Terhadap Motivasi dan Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV Sekolah Dasar,” Jurnal Online Studia Didaktika, Vol.
10, No 2, Tahun 2016, hlm. 3.

26
diperagakan, dengan tujuan agar peserta didik dapat dengan jelas

memahami dan kemudian mampu mengaplikasikan materi tersebut

dalam konteks masyarakat.53

Metode pembelajaran praktik adalah sebuah metode

pembelajaran dimana siswa/peserta didik melaksanakan kegiatan

pelatihan atau praktek agar memiliki ketegasan atau keterampilan

yang lebih tinggi dari teori yang dipelajari. Metode ini memberikan

jalan kepada peserta didik untuk menerapkan, menguji dan

menyesuaikan teori dengan kondisi sesungguhnya melalui praktek

atau kerja, peserta didik waktu latihan akan mendapatkan pengajaran

yang sangat baik untuk mengembangkan dan menyempurnakan

keterampilan yang diperlukan.54

Dalam Al-Qur'an, terdapat beberapa ayat yang terkait dengan

penerapan metode praktik, salah satunya adalah ketika Malaikat Jibril

memerintahkan Nabi untuk mengikuti bacaan yang dia bacakan.

Dalam pengalaman penerimaan wahyu pertama, Nabi Muhammad

Saw. dipersilakan oleh Malaikat Jibril untuk membaca lima ayat

dalam Surah Al-Alaq, sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah SWT

sebagai berikut:

53
Titin Syahrowiyah, "Pengaruh Metode Pembelajaran Praktik Terhadap Motivasi Dan Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV Sekolah Dasar." Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah
Bidang Pendidikan Vol. 10, Nomor. 2, 2016, hlm. 3.
54
Putri, Ulfa Liana, and Jamaris Jamna. "Penerapan Metode Praktik pada Pelatihan Menyulam
Benang Emas di PKBM Ar-Raudah Naras 1 Kota Pariaman." SPEKTRUM: Jurnal Pendidikan Luar
Sekolah (PLS) Vol. 6, Nomo 3. 2018, hlm. 326-332.

27
ْ‫ اِ ْق َرأ‬٢ ‫ق‬ ٍ َۚ َ‫عل‬
َ ‫سانَ ِم ْن‬ ِ ْ َ‫ َخلَق‬١ َ‫ي َخلَ َۚق‬
َ ‫اْل ْن‬ ْ ‫اِ ْق َرأْ ِباس ِْم َر ِب َك الَّ ِذ‬
٥ ‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬
َ ‫اْل ْن‬ َ ٤ ‫علَّ َم ِب ْالقَلَ ُِۙم‬
ِ ْ ‫علَّ َم‬ ْ ‫ الَّذ‬٣ ‫َو َرب َُّك ْاْلَ ْك َر ُۙ ُم‬
َ ‫ِي‬

Artinya:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

menciptakan!

2. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Mulia,

4. yang mengajar (manusia) dengan pena.

5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.55

2. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Praktek (Demonstrasi)

a. Tahap Persiapan

1. Mengidentifikasi tujuan dari proses demonstrasi

2. Merencanakan langkah-langkah yang akan diambil selama

demonstrasi

3. Menyiapkan peralatan atau objek yang diperlukan untuk

pelaksanaan demonstrasi

b. Tahap Pelaksanaan

1. Melakukan demonstrasi sesuai dengan tujuan yang diikuti

dengan penjelasan lisan.

2. Mengizinkan siswa untuk mengajukan pertanyaan.

55
Kemenag, QS al-Alaq [93]: 1-5.

28
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba dan

mempraktikkan sendiri.

c. Tahap Tindak Lanjut dan Evaluasi

1. Menginstruksikan siswa untuk mengaplikasikan dan

mengulangi apa yang telah ditunjukkan.

2. Melakukan penilaian terhadap hasil tugas siswa yang

mencakup tindakan atau karya yang telah diberikan.56

3. Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Metode Praktek

a. Menurut Isjoni, keunggulan metode praktik meliputi hal-hal

berikut:

1) Siswa atau peserta didik langsung menghadapi situasi nyata

atau praktik yang relevan.

2) Keterampilan siswa atau peserta didik berkembang.

3) Siswa atau peserta didik benar-benar memahami konten

pembelajaran.

4) Terjadi perubahan perilaku dalam aspek psikomotorik dalam

bentuk keterampilan.

5) Motivasi dan semangat belajar siswa atau peserta didik

meningkat.

6) Kepercayaan diri siswa atau peserta didik meningkat.57

56
Supardi, Darwyan Syah dan Eneng Muslihah, “Strategi Belajar Mengajar,” (Jakarta: Diadit
Media, 2006), hlm. 116.

29
b. Kekurangan metode pembelajaran praktek

1) Menyusun persiapan yang cermat dan memerlukan anggaran

yang signifikan untuk menyediakan materi pelajaran yang

diperlukan.

2) Memerlukan seorang guru atau pembimbing yang sangat

terampil dalam menjalankan tindakan yang akan

dipraktikkan.58

3) Siswa atau peserta didik memerlukan waktu yang relatif lama

untuk mencapai kompetensi dasar yang diperlukan.

4) Dalam praktik, sering kali muncul pola tindakan yang

monoton yang bisa menghambat perkembangan inovatif

peserta didik dalam mengembangkan keterampilannya.

5) Guru pembimbing seringkali meninggalkan area praktik

setelah memberikan contoh pembelajaran.59

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran praktik berkontribusi lebih dalam pengembangan

pemahaman materi pembelajaran oleh peserta didik, dan juga

mampu meningkatkan keterampilan mereka.

57
Ummi Rosyidah, “Pengaruh model pembelajaran praktek Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Metro,” Jurnal SAP (Susunan Artikel Pendidikan), Vol 1, Nomor 2,
Desember 2016, hlm 119.
58
Hasanah, Noviatul, “Analisis Penerapan Techhnologi Pedagogical And Content Knowledge
Dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di Madrasah Tsanawiyah Ar Riyadh Kertonegoro
Jenggawah Kabupaten Jember,” (Jember: Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq, 2023),
hlm. 83.
59
Esa Nurwahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta, Anzul Media,2007) hlm.24.

30
2. Pemahaman
a. Pengertian Pemahaman

Definisi pemahaman menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

adalah saat kita memiliki pemahaman yang benar terhadap suatu hal.

Menurut Sudirman, pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam

mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu

dengan caranya sendiri mengenai pengetahuan yang telah diterimanya.

Sedangkan menurut Arikunto, pemahaman (Comprehension) siswa

melibatkan kemampuan siswa untuk membuktikan bahwa mereka dapat

memahami hubungan yang sederhana antara fakta-fakta.60

Dalam pandangan Nana Sudjana, pemahaman merupakan hasil

dari proses pembelajaran. Sebagai contoh, peserta didik mampu

merangkai kalimat sendiri untuk menjelaskan apa yang telah mereka

baca atau dengar, mereka dapat memberikan contoh lain dari apa yang

guru tunjukkan, dan juga mampu menerapkan petunjuk yang diberikan

pada situasi atau kasus lainnya.61

Menurut Winkel dan Mukhtar, sebagaimana dikutip dalam buku

yang ditulis oleh Sudaryono, pemahaman adalah kemampuan individu

untuk menggambarkan dan memahami makna serta arti dari materi

pembelajaran. Hal ini tercermin dalam kemampuan mereka untuk

60
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Bahasa Indonesia,” (Jakarta: mydyredzone, 2008),
hlm. 843.
61
Arikunto, “Manajemen Penelitian,” (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 51.

31
merangkum inti dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan

dalam bentuk tertentu menjadi bentuk yang berbeda.

Benjamin S. Bloom menyatakan bahwa pemahaman

(Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk memahami atau

mengerti sesuatu setelah informasi itu diketahui dan diingat. Dengan kata

lain, pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu konsep dan

mampu melihatnya dari berbagai perspektif.

Sesuai dengan firman Allah SWT:

‫۞ َو َما َكانَ ْال ُمؤْ ِمنُ ْونَ ِليَ ْن ِف ُر ْوا َك ۤافَّ ۗةً فَلَ ْو َْل نَفَ َر ِم ْن ُك ِل‬
ِ ‫ط ۤا ِٕىفَةٌ ِل َيتَفَقَّ ُه ْوا ِفى‬
‫الدي ِْن َو ِليُ ْنذ ُِر ْوا قَ ْو َم ُه ْم اِذَا‬ َ ‫ِف ْرقَ ٍة ِم ْن ُه ْم‬
ࣖ َ‫َر َجعُ ْْٓوا اِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّ ُه ْم يَحْ ذَ ُر ْون‬
Artinya:

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi


semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-
Taubah :122)62

Dapat pula ditakwilkan bahwa ayat ini ini adalah penjelasan dari

maksud Allah SWT. terkait dengan perjalanan semua kabilah, dan

sejumlah kecil individu dari setiap kabilah jika mereka tidak bergabung

62
Departemen RI, “Al-Qur‟an dan Terjemahannya,” (Bandung: Diponegoro, 2003), hlm. 165.

32
dalam perjalanan tersebut. Tujuannya adalah agar mereka yang pergi

bersama Rasul Saw. dapat mendalamkan pemahaman agama mereka

melalui wahyu-wahyu yang diterima oleh Rasul. Kemudian, ketika

mereka kembali ke masyarakat mereka, mereka memberikan peringatan

kepada sesama anggota kabilah tentang ancaman musuh mereka, dengan

harapan agar mereka tetap waspada. Dengan demikian, kelompok

tertentu ini memiliki dua tanggung jawab sekaligus. Namun, setelah

masa Nabi Saw., individu-individu yang pergi dari berbagai kabilah

tersebut biasanya pergi untuk tujuan pembelajaran agama atau

berpartisipasi dalam perang jihad, karena ini pada dasarnya adalah

kewajiban kolektif bagi mereka.63

Dengan demikian, disimpulkan bahwa tingkat pemahaman

seorang siswa dapat diukur berdasarkan kemampuannya untuk

memberikan penjelasan yang lebih terperinci mengenai materi pelajaran

dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Bahkan lebih baik jika siswa

mampu memberikan ilustrasi atau mengaitkan apa yang telah

dipelajarinya dengan situasi atau permasalahan yang ada di sekitarnya.

1. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman

Dalam hal kemampuan pendidikan, berikut adalah faktor-faktor

yang berdampak pada pemahaman serta keberhasilan belajar siswa:

63
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq al- Syeikh, (2005), “Cet.4, Tafsir Ibnu
Katsir (Jilid 8),” (Jakarta: Pustaka Imam Syafii), hal. 229.

33
a) Tujuan

Tujuan adalah panduan yang juga merupakan target yang

ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Pembuatan tujuan akan

memengaruhi cara pengajaran guru dan juga pengaruhnya

terhadap proses belajar siswa. Dalam konteks ini, tujuan yang

dimaksud adalah pembuatan Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

oleh guru yang merujuk pada Tujuan Instruksional Umum (TIU).

Penulisan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini dianggap sangat

penting dalam proses belajar mengajar, dengan alasan:

1) Memperjelas tugas dan menghilangkan setiap unsur yang

membingungkan atau menyulitkan dalam proses

pembelajaran.

2) Memastikan pelaksanaan proses evaluasi dan penilaian yang

akurat untuk menentukan kualitas dan efektivitas pengalaman

belajar siswa.

3) Membantu guru dalam menentukan strategi yang paling

efisien untuk mencapai keberhasilan belajar.64

4) Berfungsi sebagai ringkasan materi pembelajaran yang akan

disampaikan dan panduan permulaan dalam proses belajar.

b) Guru

64
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini, “Strategi Belajar Mengajar.” Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1996), Hal: 126

34
Seorang guru adalah individu yang menyampaikan berbagai

pengetahuan kepada siswa di lingkungan sekolah. Seorang guru

adalah seseorang yang berpengalaman dalam bidang profesinya.

Setiap kelas memiliki siswa yang memiliki perbedaan satu sama

lain, oleh karena itu, setiap individu juga memiliki tingkat

keberhasilan belajar yang berbeda.

Dalam situasi seperti ini, seorang guru diharapkan untuk

mengadopsi pendekatan pembelajaran yang cocok dengan

kebutuhan siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

c) Peserta didik

Siswa adalah individu yang secara disengaja hadir di sekolah

untuk belajar bersama dengan panduan guru dan dalam

lingkungan teman sebaya mereka. Mereka memiliki latar

belakang yang beragam, serta memiliki perbedaan dalam bakat,

minat, dan potensi. Oleh karena itu, di dalam satu kelas, kita

selalu menemukan siswa dengan karakteristik dan kepribadian

yang berbeda. Hal ini mengakibatkan variasi dalam cara siswa

menyerap materi atau tingkat pemahaman mereka. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa adalah faktor manusia

35
yang memengaruhi proses belajar-mengajar dan hasil

pemahaman siswa.65

d) Kegiatan pengajaran

Kegiatan pengajaran adalah interaksi yang terjadi antara guru

dan siswa selama proses belajar mengajar. Kegiatan pengajaran

ini mengacu pada proses pembelajaran yang didesain oleh guru,

dan sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengelola

kelas. Aspek-aspek ini mencakup pemilihan metode pengajaran,

lingkungan kelas yang tenang, keamanan, dan disiplin, serta

pengaruhnya pada pemahaman siswa terhadap materi yang

sedang diajarkan. Hal ini berhubungan dengan tingkat

konsentrasi dan kenyamanan siswa yang pada gilirannya

memengaruhi cara siswa memahami dan menjawab soal ujian.

Jika hasil belajar siswa tinggi, maka kesuksesan dalam proses

belajar mengajar juga akan meningkat.

e) Bahan dan alat evaluasi

Bahan dan instrumen evaluasi merupakan salah satu elemen

dalam kurikulum yang digunakan untuk mengukur pemahaman

siswa. Instrumen evaluasi mencakup metode yang digunakan

untuk menyajikan materi evaluasi, seperti menyediakan

65
Muhammad Rifa'i, Rusydi Ananda, and Muhammad Fadhli. "Manajemen peserta didik
(Pengelolaan peserta didik untuk efektivitas pembelajaran." (Medan: Penerbit CV. Widya Puspita, 2018),
hlm. 6.

36
pertanyaan-pertanyaan dalam format benar-salah (true-false),

pilihan ganda (multiple-choice), pencocokan (matching),

pengisian kata (completation), dan esai. Pemahaman siswa tidak

hanya bergantung pada instrumen evaluasi, melainkan juga pada

cara guru menyusun dan memberikan instrumen evaluasi kepada

siswa. Jika siswa dapat menjawab instrumen evaluasi dengan

baik, dapat disimpulkan bahwa mereka memahami materi yang

diajarkan.66

Dalam hal lain beberpa yang faktor yang mempengaruhi

pemahaman belajar siswa antara lain sebagai berikut:

1. Faktor intern

Ada banyak faktor yang memengaruhi pemahaman dalam

proses belajar, namun dapat dibagi menjadi dua kategori utama,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merujuk

pada aspek yang terdapat dalam diri individu yang sedang

belajar, sementara faktor eksternal merujuk pada aspek yang

berasal dari lingkungan di luar individu.

Ada tiga faktor, yaitu:

1) Faktor jasmaniah

66
Khairy Abusyairi, "Pengembangan bahan ajar bahasa Arab," Dinamika Ilmu, Vol 13. Nomor
1, 2013). Hal 1-2

37
Sehat merujuk pada kondisi tubuh yang baik dan tidak ada

penyakit. Kesehatan seseorang memiliki dampak signifikan

pada proses pembelajarannya. Gangguan pada kesehatan

dapat mengganggu proses belajar seseorang, mengurangi

semangatnya, dan menyebabkan gangguan lain dalam

belajar.67

2) Faktor psikologis

a. Intelegensi

b. Perhatian

c. Minat

d. Bakat

e. Motif

f. Kematangan68

g. Kesiapan.

3) Faktor kelelahan

Terdapat dua jenis kelelahan yang dapat diidentifikasi

pada seseorang, yakni kelelahan fisik dan kelelahan mental.

Kelelahan fisik tampak pada tubuh yang menjadi lemah, dan

mungkin juga munculnya perbandingan terhadap kekuatan

fisik. Sementara itu, kelelahan mental dapat diamati dari rasa


67
Slameto, “Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,” (Jakarta: Rineka Cipta. 1991),
hal. 34.
68
Abd Hamid Isa, and Yakop Napu. "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Warga
Belajar Program Paket C Vokasi di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Batudaa Kabupaten Gorontalo." E-
PROSIDING PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO (2020), hlm. 159

38
lesu dan kebosanan, yang dapat menyebabkan berkurangnya

minat dan motivasi untuk melakukan suatu aktivitas.69

2. Faktor Ekstern

Dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu:

1) Faktor keluaga

a) Cara orang tua mendidik

b) Pengertian orang tua

c) Keadaan ekonomi keluarga

d) Relasi antara aggota keluarga Suasana rumah tangga

e) Latar belakang kebudayaan.70

2) Faktor sekolah

a) Metode mengajar

b) Kurikulum

c) Relasi antara guru dan siswa

d) Metode belajar

e) Disiplin sekolah

f) Standar pelajaran

g) Waktu sekolah

69
Syamsudin, Syamsudin, Zulfan Zulfan, and Muhammad Haikal. "Perbandingan Hasil Belajar
Siswa Mata Pelajaran Sejarah Antara SMA Inshafuddin dengan SMAN 5 Banda Aceh." JIM: Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 7. Nomor 1, 2022, hlm. 10.
70
Omardi, Okem Boy, Abu Talkah, and Ahsin Daroini. "Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan,
Lingkungan Keluarga Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Di STKIP PGRI
Tulungagung (Studi Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Tahun 2019-2020)." Otonomi Vol. 20. Nomor
1, 2020, hlm. 181

39
h) Keadaan gedung

i) Pekerjaan rumah71

3) Faktor Masyarakat

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

b) Bentuk kehidupan masyarakat

c) Media massa

d) Teman bergaul.72

3. Pembelajaran Akidah Akhlak


a. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak

Pembelajaran akidah akhlak adalah tindakan yang disengaja dan

dirancang dengan cermat untuk mempersiapkan peserta didik agar

mereka dapat mengenali, memahami, merasakan, dan beriman kepada

Allah SWT serta menerapkannya dalam perilaku etika yang baik dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini dicapai melalui berbagai kegiatan seperti

bimbingan, pengajaran, latihan, pengalaman, contoh teladan, dan

pembiasaan.73

Pembelajaran akidah akhlak, sebagai bagian dari pendidikan

agama Islam, menekankan aspek afektif, termasuk nilai-nilai keagamaan

dan kemanusiaan, yang hendak disemaikan dan diperkembangkan dalam

peserta didik. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada pemahaman teoritis

71
Mishbahush Shudur,. "Manfaat belajar kelompok dalam Meningkatkan Prestasi belajar
siswa." Sumbula: Jurnal Studi Keagamaan, Sosial dan Budaya Vol 4. Nomor 2, 2019, hlm. 343.
72
Maâ, Siti. "Telaah Teoritis: Apa Itu Belajar?," HELPER: Jurnal Bimbingan dan Konseling,
Vol 35. Nomor 1, 2018, hlm. 43.
73
Abdurrohim, dkk, “Akidah Akhlak,” (Jakarta: Kementrian Agama, 2004), hlm. 313.

40
yang berkaitan dengan akidah akhlak yang bersifat kognitif, tetapi juga

bertujuan untuk memberi makna dan memungkinkan integrasi serta

penerapan konsep akidah akhlak dalam kehidupan sehari-hari.74

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disarikan bahwa akidah

akhlak adalah keyakinan yang berakar dalam hati dan jiwa individu

untuk melaksanakan tindakan atau perilaku yang sesuai dengan ajaran

Islam.

b. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak

Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak di MTs yaitu:

1) Mengembangkan akidah melalui pemberian, pembiasaan, dan

peningkatan pengetahuan, penghayatan, penerapan, serta pengalaman

siswa dalam akidah Islam, dengan tujuan menciptakan individu

Muslim yang terus-menerus memperkuat keimanan dan

ketakwaannya kepada Allah SWT.

2) Menciptakan individu yang memiliki moralitas tinggi dan

menghindari perilaku buruk dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam

konteks individu maupun sosial, sebagai implementasi dari prinsip-

prinsip dan nilai-nilai akidah Islam.

a. Ruang Lingkup Akidah Akhlak

Ruang lingkup mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah

Ibtidaiyah meliputi:

74
Muhaimin, “Wacana Pengembangan Pendidikan Islam” (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004),
hlm. 313.

41
1) Aspek Akidah

a) Kalimat thayyibah yang dijadikan sebagai bahan latihan

mencakup: Laa ilaaha illallah, basmalah, Alhamdulillah,

Allaahu akbar, ta;awwudz, maasyaAllah,

assalamualaekum, salawat, laa haula walaa quwwata

illaabillah, dan istighfar.

b) Al-Asma' Al-Husna yang digunakan sebagai materi

latihan mencakup: alAhad, al-Khaliq, ar-Rahman, ar-

Rahiim, as-Sami', ar-Razzaq, al-Mughnii, al-Hamid, as-

Syakkuur, al-Qudduus, ash-Shomad, al-Muhaimin, al-

Azhim, al-Karim, al-Kabir, alMalik, al-Bhatiin, al-Walii,

al-Mujib, al-Wahhab, al-Alim, azZhahir, ar-Rasyid, al-

Hadii, as-Salam, al-Mu'min, al-Latiif, al-Basher, al-

Muhyi, al-Mumiit, al-Hakim, al-Jabbar, alMushawwir, al-

Qadiir, al-Afuww, dan al-Halim.

c) Keyakinan pada Allah dengan metode sederhana dengan

menggunakan kalimat thayyibah, al-Asma' al-Husna, dan

pengenalan solat lima waktu sebagai ekspresi dari iman

kepada Allah SWT.

42
d) Pemahaman pada pilar-pilar iman (iman kepada Allah,

Malaikat, Kitab Suci, Rasul, Hari Kiamat, serta takdir dan

ketetapan Allah).75

2) Aspek Akhlak meliputi:

a) Pembiasaan nilai-nilai etika yang disampaikan secara

berurutan setiap semester dan di setiap jenjang kelas,

termasuk disiplin, kebersihan, keramahan, tata krama,

rasa syukur, kesederhanaan, rendah hati, kejujuran,

kerajinan, kepercayaan diri, kasih sayang, kerukunan,

kerjasama, kejujuran, amanah, menyebarkan kebaikan,

kesuksesan, tanggung jawab, keadilan, bijaksana,

keteguhan pendirian, kepedulian, optimisme, dan tawakal.

b) Menghindari perilaku buruk seperti kebersihan yang

kurang, menggunakan bahasa kasar atau cabul,

berbohong, bersikap sombong, malas, tidak patuh kepada

orang tua, berkhianat, merasa iri, dengki, tamak, serakah,

pesimis, putus asa, marah, dan murtad.

3) Aspek adab islami, meliputi:

a) Tuntunan perilaku terhadap diri sendiri yang mencakup

adab dalam menjalani berbagai aktivitas seperti mandi,

75
Ahmad Amin, “ilmu Akhlak,” (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1976), hlm. 24.

43
tidur, buang air besar/kecil, berbicara, berpakaian,

meludah, makan, minum, bersin, dan proses belajar.

b) Etika dalam berinteraksi dengan Allah, termasuk perilaku

yang patut di dalam masjid, saat belajar agama, dan saat

beribadah.

c) Perilaku yang pantas terhadap individu-individu lainnya,

seperti orang tua, saudara, guru, teman, dan tetangga.

d) Etika dalam berhubungan dengan lingkungan sekitar,

termasuk perlakuan terhadap hewan dan tumbuhan,

tempat-tempat umum, dan di jalanan.76

b. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Akidah

Akhlak di kelas VIII A Dakwah Islamiyah Putra Kediri

1) Kompetensi inti meliputi:

KI : Mengahargai dan Menghayati ajaran agama

yang dianutnya.

KI : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

bertanggung jawab, peduli (toleransi, gotong

royong), santun, dan percaya diri dalam

berintaraksi, secara efekfif, dengan lingkungan

sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan

76
Keputusan Mentri Agama RI Nomor 165 Tahun 2014, hlm. 43-44.

44
dan keberadaannnya.

KI : Memahami pengatahuan (factual, konseptual,

dan procedural) berdasarkan ingin tahunya

tentang ilmu pengatahuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan kejadian nampak

mata

KI : Mencoba, mengelola, dan menyaji dalam ranah

kongret (menggunakan, mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan membuat), dan ranah

abstrak (menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan melarang) sesuai dengan

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang

sama dalam sudut pandang/teori.

4. Materi Akhlak Terpuji


a. Pengertian Akhlak Terpuji

Menurut Ibn Maskawaih dalam bukunya "Ihya Ulumuddin",

akhlak adalah atribut yang telah ada dalam diri seseorang, yang dapat

dengan mudah mendorongnya untuk bertindak tanpa perlu pertimbangan

atau pemikiran sebelumnya.

Menurut Abdul Hamid Yunus, akhlak adalah keseluruhan sifat

yang dimiliki oleh manusia yang telah mendapatkan pengaruh dari

45
pembentukan dan pendidikan sejak lahir. Dengan kata lain, sifat-sifat ini

dipengaruhi oleh proses pembentukan yang bisa berdampak positif jika

pengaruhnya positif, sehingga akan menghasilkan akhlak yang baik,

seperti akhlak yang mulia. Sebaliknya, jika pengaruhnya negatif, akhlak

yang terbentuk dapat menjadi tercela.77

1) Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Akidah Akhlak Materi Akhlak

terpuji di kelas VIII A Dakwah Islamiyah Putra Kediri

a. Kompetensi Dasar Meliputi:

1.3 Mengahayati hakikat ikhtiar, tawakkal, sabar,

syukur, dan qanaah sesuai keuntunghan islam.

2.3 Mengamalkan perilaku ikhtiar, tawakkal, sabar,

syukur, dan qanaah, dalam kehidupan, sehari-hari.

3.3 Menganalisis pengertian, dalil, contoh, dan

dampak positif sifat ikhtiar, tawakkal, qanaah,

sabar, dan syukur.

4.3 Mengomunikasiakan hasil analisis contoh

penerapan perilaku ikhtiar, tawakkal, qanaah,

77
Zubaedi, “Desain Pendidikan Karakter - Dr. Zubaedi, M.Ag., M.Pd. - Google Buku,” accessed
October 12, 2022,
https://books.google.co.id/books?id=fje2DwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q
&f=false. Diakses pada 4 Oktober 2023. Pukul 13:09 WITA, hlm. 66.

46
sabar, dan syukur.

47
Bab III
Metode Penilitian
A. Setting Penilitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri, pada

kelas VIII A, semester ganjil tahun pelajaran 2023/2024. Dengan jumlah siswa

29 orang siswa dengan melakukan penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini di

dasarkan dari hasil observasi yang menunjukkan kurangnnya pemahaman siswa

di MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri pada kelas VIII A. Pembelajaran di

kelas memang aktif tapi tingkat kerja sama atau kerja kelompok yang kurang

karena banyaknya jumlah siswa didalam kelas sehingga lebih bersifat

individuallistis.

B. Sasaran Tindakan

Sasaran dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII A, Semester ganjil

yang berjumlah 29 orang di MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri. Adapun target

yang ingin di capai peneliti dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar

siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada mata pelajaran

Akidah Akhlak kelas VIII A di MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri.

C. Desain PTK

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang

didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru atau pendidik dalam

kelas dengan pendekatan terstruktur untuk mengatasi masalah yang ada melalui

serangkaian aktivitas, dan akhirnya, masalah tersebut dapat dipecahkan.

Penelitian tindakan kelas juga sering disebut sebagai penelitian praktis karena

48
dilakukan oleh praktisi yang berada dalam lingkungan kelas. PTK ini terdiri dari

dua siklus, dan masing-masing siklus memiliki empat tahapan yang harus

dilalui. Penelitian tindakan kelas mengikuti proses berurutan yang terdiri dari.

perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan atau evaluasi

(observations/evaluations), dan refleksi (reflection), proses ini bertujuan untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan dan diterapkan baik dalam siklus I maupun

siklus II.78

Beberapa jenis penelitian tindakan kelas dikenal, termasuk Penelitian

Tindakan Kelas Individual (Individual Classroom Actions Research) dan

Penelitian Tindakan Kelas Kerja Sama (Collaborative Classroom Actions

Research). Menurut Kemmis dan Mc.Taggart, penelitian tindakan kelas adalah

bentuk penelitian yang melibatkan refleksi diri dengan partisipasi aktif dalam

situasi sosial dengan tujuan meningkatkan rasionalitas dan kebenaran dalam

konteks sosial atau praktik-praktik pendidikan.79

78 Tatang Arya Gumanti,Yunindar,Syahruddin, “Metode Penelitian Kelas,” ( Jakarta : Mitra


Wacana Media, 2016),hlm.254.
79
Afi Parnawi, Penelitian tindakan kelas (classroom action research). Yogyakarta: CV Budi
Utama, Juli 2020, hlm. 6.

49
Tahap-tahap tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:80

Bagan 1 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

Dari ilustrasi di atas, dapat dijelaskan bahwa PTK dimulai dengan siklus

pertama yang terdiri dari empat langkah. Setelah mengetahui sebab-akibat

keberhasilan dan masalah serta perbaikan yang dilakukan dalam siklus pertama,

80
Suharsimi Arikunto, dkk, “Penelitian Tindakan Kelas,” (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014),
hlm. 16.

50
maka akan dirancang tindakan untuk siklus berikutnya. Begitu seterusnya, satu

siklus diikuti oleh siklus berikutnya, sehingga PTK dapat dilakukan dengan

beberapa siklus.

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu sutau penelitian

tindakan (action research) yang dilakukan oleh seorang guru, baik secara

mandiri atau bekerja sama dengan orang lain dalam rangka meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas. Penelitian ini melibatkan perencanaan,

pelaksanaan, dan refleksi atas tindakan kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan

memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas melalui penerapan tindakan

tertentu (treatment) dalam siklus tertentu.

Penelitian tindakan kelas (PTK) juga melibatkan pengumpulan data dengan

mengamati secara langsung bagaimana model pembelajaran diimplementasikan

untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Data ini kemudian dianalisis

melalui beberapa fase dalam siklus tindakan yang terdiri dari 4 tahap yaitu

perencanaan (planning), pelaksanaan, (acting), pengamatan (observation), dan

refleksi (reflection).

1. Siklus 1 PTK

a. Tahap Perencanaan

1. Guru melakukan sosialisasi mengenai model pembelajaran langsung

dengan praktek dalam mata pelajaran Akidah Akhlak Materi Akhlak

Terpuji kepada siswa kelas VIII A.

51
2. Menentukan topik pembahasan.

3. Persiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mata

pelajaran Akidah Akhlak dengan fokus pada metode yang akan

digunakan.

4. Siapkan lembar observasi untuk mencatat aktivitas belajar siswa,

termasuk pengamatan terhadap siswa dan aktivitas guru selama

pembelajaran.

5. Persiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas

selama proses pembelajaran.

6. Sediakan materi bantu yang telah dijelaskan dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

7. Desain alat evaluasi dan buat tes pilihan ganda Multiple Choice.

8. Rencanakan analisis hasil tes.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahapan ini, guru berkolaborasi dengan peneliti dalam

melaksanakan rencana model pembelajaran langsung yang telah disusun

sebelumnya. Sedangkan guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti

bertindak sebagai observasi. Pada saat proses pembelajaran guru

mengimplementasikan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

dibuat yaitu sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran

52
langsung dengan menggunakan metode praktek Dalam pelaksanaan

pembelajaran guru memberikan penjelasan tentang sub-sub pokok

bahasan terkait dengan topik atau materi yang akan dibahas, setelah itu

guru menyampaikan materi dengan langkah-langkah strategi

pembelajaran langsun,yang sudah disiapkan dan untuk mengetahui

aktivitas belajar siswa peneliti sebagai observer melihat langsung proses

pembelajaran yang dilakukan secara langsung. Begitu juga pada tahap

siklus ke II peneliti bertindak sebagai pengamat dan yang menjadi guru

adalah guru mata pelajaran Akidah Akhlak Materi Akhlak Tepuji itu

sendiri.

Apabila pelaksanaan tindakan yang telah dibuat sesuai dengan

RPP dan sesuai dengan ketercapaian keterampilan siswa dalam

menjalankan model pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru dan

peneliti maka guru dikatakan telah berhasil melaksanakan proses

pembelajaran. Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah:

1) Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru untuk

melihat keterlaksanaan RPP.

2) Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran.

3) Peneliti melakukan pengamatan terhadap performance keterampilan

bertanya siswa.

53
4) Membimbing sekaligus memantau siswa dalam melaksanakan

tugasnya.

c. Observasi dan Evaluasi


Kegiatan observasi dan evaluasi dilakukan secara kontinyu setiap

kali pertemuan berlangsung dalam pelaksanaan tindakan dengan

mengamati kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa. Sedangkan evaluasi

dilakukan setelah akhir setiap siklus dengan memberikan tes soal pilihan

ganda dan isian yang dikerjakan secara individual sesuai dengan skenario

yang telah disusun

d. Refleksi
Refleksi adalah proses analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap

seluruh informasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan. Dalam

tahap ini, peneliti mengevaluasi dan mempertimbangkan hasil serta


81
dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Evaluasi hasil

pembelajaran siswa dilakukan di akhir setiap siklus dengan memberikan

tes pemahaman berbentuk soal pilihan ganda (Multiple Choice). Hasil

dari observasi dan evaluasi dianalisis. Dari hasil evaluasi dan analisis

siklus I, guru mengidentifikasi kesalahan dan kekurangan, menganalisis

penyebab kekurangan, dan melakukan refleksi diri untuk mempersiapkan

tindakan perbaikan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan siklus II.

2. Siklus II PTK

81
Mashud, S. Pd. Penelitian Tindakan Berbasis Project Based Learning Kelas Pendidikan
Jasmani (PTK) & Kelas Olahraga (PTO), (Sidoarjo: Zifatama Jawara, 2022), hlm. 90.

54
Siklus II dilakukan apabila pembelajaran pada siklus I dinilai belum

berhasil mencapai ketuntasan belajar dan proses belajar mengajar belum

selesai dengan apa yang diinginkan. Sedangkan pada dasarnya langkah-

langkah pada siklus II sama dengan langkah-langkah pada siklus I, hanya

saja pada siklus II dilakukan perbaikan terhadap kekurangan pada siklus I.

Dengan memperhatikan kekurangan kekurangan yang ada pada penerapan

pembelajaran yang ada pada siklus I, kemudian disempurnakan pada siklus

II.

E. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

Jenis Instrumen dan Penggunaannya Instrumen adalah alat yang

digunakan oleh peneliti ketika menerapkan suatu metode penelitian.82

Dengan demikian, instrumen penelitian merujuk kepada alat-alat yang

dirancang dan disusun sesuai dengan prosedur dan tahapan pengembangan

instrumen, yang didasarkan pada teori serta kebutuhan penelitian, dan

digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Dengan kata lain,

instrumen dapat dianggap sebagai alat untuk mengumpulkan data.83 Dalam

penelitian ini, terdapat beberapa jenis instrumen yang digunakan, yaitu:

1. Observasi

82
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,” (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), hlm.192.
83
Helen Sabera Adib,” Teknik Pengembangan Intrumen Penelitian Ilmiah di Perguruan Tinggi
Agama Islam,” Jurnal Pendidikan, Vol. 2, Nomor 6, hlm 139-140.

55
Observasi (Observation) adalah suatu tindakan alami yang sering

terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kadang-kadang dilakukan tanpa

disadari, namun sering juga dilakukan dengan sengaja. Proses ini

melibatkan pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara terencana,

sistematis, logis, obyektif, dan rasional terhadap beragam fenomena, baik

dalam konteks situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi yang

dibuat khusus untuk mencapai tujuan tertentu.84 Pada umumnya, alat

yang digunakan untuk melakukan observasi disebut sebagai panduan

observasi. Observasi bukan hanya terbatas pada kegiatan evaluasi, tetapi

juga merupakan bagian integral dari penelitian, terutama dalam konteks

penelitian kualitatif (Qualitatif Reseach).85 Dalam evaluasi

pembelajaran, observasi memiliki peran penting dalam mengevaluasi

baik proses maupun hasil belajar peserta didik. Ini mencakup

pengamatan terhadap perilaku peserta didik saat belajar, berdiskusi,

menyelesaikan tugas, dan berbagai aspek lainnya. Observasi juga

digunakan untuk menilai kinerja guru dalam pengajaran, suasana kelas,

interaksi sosial di antara peserta didik, hubungan antara guru dan peserta

84
Zainal Arifin, “Evaluasi Pembelajaran,” (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2017), hlm 152-
153
85
Phafiandita, Adisna Nadia, et al. "Urgensi evaluasi pembelajaran di kelas." JIRA: Jurnal
Inovasi Dan Riset Akademik, Vol 3. Nomor 2, 2022), hlm. 117.

56
didik, serta perilaku sosial lainnya yang relevan dalam konteks

pembelajaran. 86

Lembar observasi memuat informasi mengenai elemen-elemen

yang diperhatikan pada tindakan guru dan siswa sesuai dengan indikator

yang telah disusun secara relevan dalam rangka proses pembelajaran. Ini

mencakup langkah-langkah awal, aktivitas inti, dan tahapan penutup

dalam proses belajar-mengajar.87

2. Dokumentasi

Istilah "dokumentasi" berasal dari kata "dokumen," yang dalam

bahasa Belanda disebut "documen," dan dalam bahasa Inggris dikenal

sebagai "document." Metode dokumentasi merujuk pada proses

pengumpulan data yang melibatkan sekelompok berkas yang mencakup

informasi dalam bentuk catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulensi, agenda, dan lain sejenisnya.88 Metode dokumentasi

dapat dijelaskan sebagai cara untuk mengumpulkan data dari berbagai

86
Sudjna, “Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar,” (Bandung,Remaja Rosda Karya,2001),
hlm. 84.
87
Mitra Pramita, Sri Mulyati, and Hery Susanto. "Implementasi Desain Pembelajaran Pada
Kurikulum 2013 Dengan Pendekatan Kontekstual." Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan, Vol 1. Nomor 3, 2016, hlm. 291.
88
Taryana Suryana, “Pengelolaan Dokumen Sebagai Sarana Komunikasi Internal UNKOM”, E-
Jurnal, Vol 1, Nomor 1, Maret 2015, hlm. 2.

57
jenis dokumen atau catatan yang telah ada, termasuk transkrip, buku,

surat kabar, dan sejenisnya.89

Pedoman dokumentasi adalah alat yang dijadikan sebagai acuan.

Adapun data-data yang akan dikumpulkan melalui pedoman

dokumentasi yaitu data-data mengenai dokumen atau arsip yang ada di

MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri. Seperti sejarah berdirinya, letak

geografisnya, keadaan sarana dan prasarananya, keadaan guru, keadaan

siswa, keadaan pegawai yang ada di Dakwah Islamiyah Putra Kediri dan

struktur organisasi serta data-data lainnya. Adapun hal-hal yang akan

diambil melalui dokumentasi adalah:

a. Sejarah singkat berdirinya Dakwah Islamiyah Putra Kediri.

b. Letak geografi Dakwah Islamiyah Putra Kediri.

c. Visi misi dan tujuan Dakwah Islamiyah Putra Kediri.

d. Keadaan guru Dakwah Islamiyah Putra Kediri.

e. Keadaan siswa Dakwah Islamiyah Putra Kediri.

f. Keadaan sarana dan prasarana Dakwah Islamiyah Putra Kediri.

g. Struktur organisasi Dakwah Islamiyah Putra Kediri.

3. Tes

89 Rani Rana, “DMPk Kegiatan Penambangan Pasir Terhadap kehidupan Ekonomi Dan
Lingkungan Masyarakat Di Desa Menjalin Kecamatan Menjalin Kabupaten Landak,” (PONTIANAK:
IKIP PGRI, 2023), hlm. 28

58
Tes Istilah Tes berasal dari bahasa Prancis, yaitu “testum” berarti

piring yang digunakan untuk memilih logam-logam mulia dari benda-

beda lain. Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam

rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat

berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus

dikerjakan atau di jawab peserta didik untuk mengukur aspek prilaku

peserta didik. Tes pada umunya digunakan untuk mengukur prestasi

belajar peserta didik dalam bidang, kognitif, seperti pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Tes tersebut

digunakan untuk mendapatkan jawaban atas penilitian yang dilakukan

guna mendapatkan skor angka. Bentuk instrumen tes ini adalah tertulis

yang berbentuk pilihan ganda dan isian. Tes pilihan ganda, atau multiple

choise dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar, yang lebih

kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan. Soal tes yang berbentuk

pilihan ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban.

Pembawa pokok persoalan dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan

dan dapat pula dalam bentuk pernyataan (Statment) yang belum

sempurna yang sering disebut sebagai stem, sedangkan pilihan jawaban

berbentuk perkataan,bilangan atau kalimat, dan sering disebut options.

Pilihan jawaban terdiri dari opsi yang benar atau yang paling tepat, yang

disebut sebagai kunci jawaban, dan juga termasuk opsi yang salah, yang

disebut sebagai pengecoh (Distractor atau decoy atau fails), yang bisa

59
dipilih oleh seseorang jika ia tidak memiliki pemahaman yang memadai

tentang materi yang diminta dalam soal.

Soal tes disusun oleh peneliti sendiri yang diadaptasi dari buku

Siswa kurikulum K13 di Dakwah Islamiyah Putra Kediri Kelas VIII A

dengan pedoman pada kurikulum dan disetujui oleh guru mata pelajaran

Akidah Akhlak. Instrumen ini di buat untuk mengetahui sejauh mana

aktivitas hasil belajar siswa dalam menguasai materi yang telah

disampaikan pada siklus 1 (pertama) dan pada siklus II (kedua) masing-

masing sebanyak 20 soal Pilihan Ganda dan 10 soal isian. Adapun cara

penggunaanya adalah

1. Soal-soal yang telah disusun dalam rencana pembelajaran (RPP)

diberikan kepada siswa.

2. Siswa diberikan waktu terbatas untuk menyelesaikan soal-soal

tersebut.

3. Setelah selesai, guru dan peneliti segera mengevaluasi jawaban

siswa.

4. Jika hasilnya belum mencapai target yang diinginkan, maka akan

dilanjutkan dengan siklus ke II sesuai dengan rencana pelaksanaan

tindakan.

F. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh observer dan guru Akidah

Akhlak yang dilakukan ketika siswa sedang melaksanakan proses pembelajaran

60
tepatnya pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada pokok bahasan yang sesuai

dengan materi yang telah disediakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Adapun pelaksanaanya sesuai dengan rencan pembelajaran yaitu:

dilaksanakan dalam siklus-siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari

empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaa, pengamatan, evaluasi dan

refleksi. Keempat tahapan tersebut dilakukan pada siklus I dan II secara bertahap

sesuai dengan urutan pelaksanaan. Jika pada akhir siklus II masalah belum

terselesaikan siklus akan berlanjut pada siklus III. Demikian selanjutnya hingga

masalah dapat terpecahkan.

G. Cara Pengmatan (Monitoring/Evaluasi)

Pengamatan dilakukan secara berkelanjutan setiap kali proses

pembelajaran berlangsung. Metode pengamatan yang digunakan dalam

penelitian ini melibatkan pemantauan kegiatan siswa, aktivitas guru, dan

kemampuan siswa dalam bertanya. Observasi bertujuan untuk menilai

kesesuaian antara pelaksanaan pembelajaran dengan skenario yang telah

disusun. Pada akhir setiap siklus, observer memberikan tes tertulis berupa soal

pilihan ganda dan isian sebagai alat penilaian untuk menilai apakah metode yang

digunakan telah cocok atau tidak untuk diterapkan dalam proses pembelajaran

mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas tersebut.

H. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan penelitian ini dapat diukur melalui beberapa indikator, yaitu:

61
1. Efektivitas penerapan model pembelajaran langsung dengan metode

praktek dapat diidentifikasi melalui peningkatan persentase siswa yang

berhasil menyelesaikan siklus pembelajaran dari siklus I ke siklus

berikutnya. Keberhasilan ini diukur dengan persentase minimal 85% dari

total siswa di kelas.

2. Tingkat aktivitas belajar siswa dianggap meningkat apabila terdapat

peningkatan dalam partisipasi siswa selama proses pembelajaran, diukur

dari tingkat aktivitas belajar minimal yang terkategori baik.

I. Analisis Data dan Refleksi

1. Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan sepanjang proses

pembelajaran berlangsung. Setelah data terkumpul, pihak pengamat

menganalisis, mengurutkan, dan menyimpulkan data tersebut. Pengumpulan

data dilakukan pada setiap siklus penelitian tindakan di kelas. Dengan

pengumpulan data pada setiap siklus, pengamat dapat memahami tindakan

yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran, dan akhirnya

pengamat membuat keputusan untuk melanjutkan tindakan selanjutnya.

Analisis data ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang

diajukan oleh pengamat sendiri, yaitu: “Bagaimana penerapan Pembelajaran

Langsung dalam meningkatkan pemahaman siswa terkait materi Akhlak

Terpuji pada kelas VIIIA di MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri”

62
Analisis data dalam tindakan ini dilakukan oleh pengamat dengan

menggunakan metode analisis statistik. Dalam penelitian ini, analisis data

dilakukan terhadap berbagai aspek penilaian terhadap guru dan siswa.

Keberhasilan tindakan diukur dengan mencapai hasil belajar siswa sebesar

80% pada akhir setiap sesi pembelajaran. Sementara itu, pembelajaran

dianggap berhasil jika tingkat ketuntasan klasikal mencapai 85% sesuai

dengan target pembelajaran bagi siswa yang telah menggunakan model

pembelajaran langsung.

Data dari analisis dan pencapaian individual siswa serta tingkat

ketuntasan klasikal digunakan untuk menggambarkan pelaksanaan

penerapan Pembelajaran Langsung dengan tujuan untuk meningkatkan

pemahaman siswa dalam pembelajaran Materi Akhlak Terpuji di kelas VIII

A di MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri.

2. Refleksi

Refleksi adalah proses mengevaluasi berbagai kelemahan yang muncul

selama tindakan dilakukan oleh guru. Dalam tahap refleksi ini, pengamat

dan guru mata pelajaran Akidah Akhlak bersama-sama mengidentifikasi dan

mengatasi kendala serta hambatan yang muncul selama proses pembelajaran,

dengan tujuan menemukan alternatif solusi untuk setiap permasalahan yang

muncul dalam proses belajar-mengajar. Hasil dari refleksi pada siklus I akan

digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tindakan dalam siklus II.

63
3. Rumus KKM

KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal adalah standar nilai minimal

yang ditentukan oleh lembaga pendidikan, dengan tujuan untuk menilai

apakah seorang siswa telah berhasil atau tidak berhasil dalam suatu penilaian

hasil belajar. KKM mengacu pada tingkat nilai yang harus dicapai oleh

siswa dalam setiap mata pelajaran. Oleh karena itu, keberhasilan atau

kegagalan dalam hasil belajar ditentukan berdasarkan apakah siswa

mencapai atau tidak mencapai nilai minimal tersebut. Nilai minimal ini,

yang disebut KKM, diatur dan dirumuskan secara sistematis dan ilmiah oleh

lembaga pendidikan.

Rumus secara teoritik dan ilmiah dapat dilihat sebagai berikut:90

KK =∑ X × 100

Keterangan:

KK = Ketuntasan Klasikal

∑ X= Jumlah Siswa Yang Tuntas

N = Jumlah Siswa

90
Togi5k Hidayat, and Aisyah Endah Palupi, “Penerapan Media Pembelajaran Berbasis
Macromedia Flash 8 Melalui Pembe6lajaran Langsung untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada
Pelajaran Mesin CNC TU 2A Siswa Kelas XI TPM 3 di7 SMK Negeri 3 Boyolangu,” (State: University of
Surabaya, 2013), hlm. 69.

64
Bab IV
Hasil Penilitian dan Pembahasan
A. Deskripsi Setting Penilitian

1. Sejarah Berdirinya MTs Dakwah Islamiya Putra Kediri, Pondok

Pesanteren Nurul Hakim

Secara resmi, Pondok Pesantren Nurul Hakim didirikan pada tahun 1387

H atau 1948 M. Namun, sebenarnya, usaha untuk mendirikan Pondok

Pesantren Nurul Hakim Kediri dimulai pada tahun 1924 M oleh seorang

ulama besar bernama Tuan Guru Haji Abdul Karim. Beliau berasal dari

Kediri Lombok dan lahir pada hari Ahad, 30 Juni 1901 M, bersamaan

dengan tanggal 13 Rabiul Awal 1319 H. Orangtua beliau adalah Haji Abdul

Hakim dan Inak Amsiyah, yang juga dikenal sebagai Papuk Bongkok, dan

mereka tinggal di Karang Bedil Kediri Lombok Bara.91

Mula-mula terbentuknya Pondok Pesantren Nurul Hakim dimulai dengan

pembangunan sebuah "santren" sederhana. Bangunan ini didirikan melalui

kerjasama gotong-royong dengan masyarakat setelah TGH Abdul Karim

kembali dari tanah suci Makkah. Periode kediamannya di sana berlangsung

dari tahun 1919 hingga 1924. Seperti yang diungkapkan oleh TGH Muharrar

Mahfudz, proses ini menjadi cikal bakal lahirnya Pondok Pesantren Nurul

Hakim.92

91
Dokumen Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri. Dikutip tanggal 29 November
2023, Pukul 10.57 WITA.
92
Profil Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri, https://nurulhakim.or.id/ profile/sejarah/.
Dikutip tanggal 29 November 2023, Pukul 10.57 WITA.

65
“Titik awal terbentuknya Pondok Pesantren Nurul Hakim berawal dari

pembangunan sebuah pondok pesantren sederhana di tempat tinggal

TGH Abdul Karim. Struktur bangunan santren ini didirikan dengan cara

yang sangat sederhana, menggunakan bata mentah dan genteng, dengan

ukuran sekitar 10 x 8 meter persegi. Proyek pembangunan ini didanai

melalui partisipasi gotong royong dari masyarakat pada saat itu. Fungsi

utama santren ini adalah sebagai tempat untuk melaksanakan shalat

berjamaah, kegiatan pengajian al-Qur'an, dan studi kitab-kitab

kuning”.93

Tradisi pengajian umumnya dilaksanakan setelah pelaksanaan shalat

berjamaah, dengan menggunakan metode yang simpel, sebagaimana

diungkapkan oleh TGH Muharrar Mahfudz, "Pendekatan pengajaran yang

diterapkan oleh TGH Abdul Karim sangatlah sederhana. Para pelajar duduk

bersila setengah melingkar di atas tikar untuk menerima pelajaran, sambil

mendengarkan guru membacakan isi kitab dan menjelaskan pokok-

pokoknya."94

Pola pengajaran yang simpel ini berlangsung terus selama periode 14

tahun, yakni hingga saat TGH Abdul Karim pergi menunaikan ibadah haji

93
Wawancara dengan Pak Supardi, guru MTs Dakwah Islamiyah Putra Yayasan Pondok
Pesantren Nurul Hakim Kediri, di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 10.57 WITA..
94
Wawancara dengan Pak Supardi, guru MTs Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri,
di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.00 WITA.

66
dan melanjutkan studi kembali ke Makkah, mulai dari tahun 1938 hingga

1940.95

Setelah periode yang cukup lama mengikuti pengajaran halaqah TGH

Abdul Karim, pada tahun 1948 M, beberapa santri yang telah menetap lama

di Kediri meminta izin kepada beliau untuk mendirikan pondok-pondok

kecil di sekitar musala yang telah dibangun oleh beliau 24 tahun

sebelumnya. Melihat tekad yang kuat dari para santri, izin diberikan, dan

akhirnya, dibangunlah pondok-pondok sederhana di sekitar santren yang

dikenal sebagai Kerbung.

Dengan resmi, Kerbung TGH Abdul Karim berdiri pada saat itu, dan kini

telah menjadi Pondok Pesantren Nurul Hakim. Pada awalnya, pondok ini

berada di atas lahan seluas 4 are. Pondok-pondok kecil tersebut dibangun

dengan menggunakan bahan baku yang sederhana, seperti dinding bedek dan

atap ilalang, dengan ukuran 3 x 2,5 meter. Inisialnya, 15 orang santri

menempati pondok kecil ini, namun seiring berjalannya waktu, santri-satri

dari berbagai daerah, termasuk Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok

Timur, bahkan dari Sumbawa dan Bali, mulai berdatangan.96

Dari tahun 1948 hingga 1974, meskipun perkembangan fisiknya terbatas,

namun dapat dicatat bahwa kegiatan pembelajaran atau pengajian kitab di

Pondok Pesantren Nurul Hakim berjalan cukup efisien dan memiliki bobot

95
Tim Penyusun, Setengah Abad Nurul Hakim: Menyingkap Sejarah dan Konstribusi Nurul
Hakim bagi Masyarakat, (Lombok Barat NTB: Penerbit Pustaka Lombok, 2014), 28-29.
96
Wawancara dengan Pak Serijudin, Guru Mts Dakwah Islamiyah Putra Yayasan Pondok
Pesantren Nurul Hakim Kediri, di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA.

67
yang tinggi, khususnya dalam pengkajian kitab-kitab fiqih sesuai dengan

keahlian TGH Abdul Karim.

Pada tahun 1960 M, pondok bedek yang beratap ilalang di Pondok

Pesantren Nurul Hakim dirobohkan dan digantikan dengan pondok yang

menggunakan tembok dan beratap genteng, dengan ukuran 4 x 3 meter.

Setelah itu, pada tahun 1971 M, dilakukan rehabilitasi pondok untuk kedua

kalinya. Pada periode pengembangan ini, pengajaran secara terjadwal dan

estafet sudah dimulai secara rutin di pondok tersebut.97

Jadwal mengajar TGH Abdul Karim mencakup beberapa tahapan

kegiatan, yaitu: (1) di pagi hari untuk tahap pertama, dimulai dari pukul

06.30 wita hingga pukul 07.30 wita, dengan membahas kitab Syarah Dahlan

dan Fathul Qarib. Santri yang mengikuti pengajian ini umumnya adalah yang

masih berstatus yunior; (2) di pagi hari untuk tahap kedua, berlangsung dari

pukul 07.30 wita sampai pukul 08.30 wita, dengan membahas kitab Fathul

Mu’in dan Tafsir Jalalain. Kegiatan ini lebih ditujukan untuk santri yang

lebih senior; (3) Setelah Shalat Zuhur, dimulai pukul 13.00 wita hingga

pukul 14.30 wita, dengan membahas kitab Syarah Dahlan dan Safinatun

Najah atau Sullamut Taufiq; (4) Setelah Shalat Magrib, dimulai pukul 19.00

wita sampai pukul 20.00 wita, membahas kitab Tahrir, Bafadhal, dan

Umdatus Salikin; dan (5) Setelah Shalat Isya, dimulai sekitar pukul 20.30

wita hingga pukul 22.00 wita, membahas kitab Matan al-Ajrumiyah dan

97 Wawancara dengan Pak Serijudin, Guru MTs Dakwah Islamiyah Putra Yayasan Pondok
Pesantren Nurul Hakim Kediri, di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA.

68
Safinatun Najah. Pengajian pada tahap ini khusus diikuti oleh santri yang

masih tergolong yunior.98

Kitab-kitab yang diajarkan kepada santri oleh TGH Abdul Karim

meliputi: (1) Fiqih, seperti Sapinatunnaja, Matan Taqrib, Fathul Qorib,

Fathul Mu’in, Tahrir, Bafadhal, Umdah, Fathul Wahab, Iqna’; (2) Ushul

Fiqh dengan kitab Warqat; (3) Nahwu dengan menggunakan Matan

Jurmiyah, Syarah Dahlan, Syekh Khalid, Mutammimah, Azhari, Asymawi,

Qatrunnada, dan Alfiyah; (4) Tauhid melibatkan kitab Kifayatul Awam,

Hud-Hudy, Beijuri, Sanusi, dan Qhotrul Gaits; (5) Tafsir dengan kitab Tafsir

Jalalain; dan (6) Hadits mencakup Arbain Nawawi dan Riyadusholihin.99

TGH Abdul Karim menerapkan sistem pengajaran Kitab Islam Klasik

dengan menggunakan pendekatan halaqah dan menerapkan metode

bandongan. Hal ini diungkapkan oleh Pak Supardi sebagai berikut.

“Sejak awal pemberian pengajaran oleh TGH Abdul Karim, beliau

menggunakan sistem halaqah, di mana para santri yang mengikuti

pengajian duduk bersila membentuk setengah lingkaran di sekitar tuan

guru yang memberikan pengajaran. Metode yang beliau terapkan dalam

memberikan pengajaran adalah metode bandongan, yang berarti tuan

guru membacakan kitab yang sedang dikaji, kemudian memberikan

terjemahannya serta memberikan penjelasan dan komentar mengenai isi


98
Tim Penyusun, Setengah Abad Nurul Hakim: Menyingkap Sejarah dan Konstribusi Nurul
Hakim bagi Masyarakat, (Lombok Barat NTB: Penerbit Pustaka Lombok, 2014), 31-32.
99
Hj. Sri Banun Muslim, “Kemampuan Manajerial Tuan Guru dalam Penyelenggaraan
Pengajaran Bahasa Arab (Studi Kasus di Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Baratẓ”,
Disertasi, (Malang: Program Pascasarjana IKIP Malang, 1995), 124.

69
teks yang sedang dipelajari. Para santri dalam hal ini hanya menyimak

dan mencatat informasi atau tanda baca yang dianggap penting pada

kitab atau buku catatan mereka. Dengan demikian, dalam pelaksanaan

pengajaran ini, tuan guru menjadi pusat sentral dari seluruh kegiatan

pengajian atau menjadi satu jalur yang dominan.”100

Berdasarkan hal tersebut, dapat disampaikan bahwa awal pembentukan

Pondok Pesantren Nurul Hakim dimulai oleh TGH Abdul Karim pada tahun

1924 M, yang dimulai dengan pengajian secara halaqah di pondok sederhana

yang dimilikinya. Proses formalisasi pondok pesantren ini kemudian terjadi

pada tahun 1948 M, ditandai dengan berdirinya pondok-pondok kecil yang

dikenal sebagai Kerbung TGH Abdul Karim, sehingga memenuhi semua

elemen yang diperlukan oleh sebuah lembaga yang disebut pondok

pesantren.

Pada tahun 1972, TGH Abdul Karim mendirikan sebuah madrasah yang

dinamai Madrasah Menengah Pertama. Kelahiran madrasah ini tidak lepas

dari kondisi politik Indonesia pada periode tersebut.101

Madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah adalah dua jenis lembaga

pendidikan formal yang terdapat di Kecamatan Kediri Lombok Barat pada

awalnya. Para siswa yang mengikuti pembelajaran di lembaga ini berasal

dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk santri yang tinggal di pondok


100
Wawancara dengan TGH Pak Serijudin, Guru MTs Dakwah Islamiyah Putra Yayasan Pondok
Pesantren Nurul Hakim Kediri, di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA.
101
Wawancara dengan Pak Supardi, Guru Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri, di
Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA.Lihat Dokumentasi MTs Dakwah Islamiyah Putra
Nurul Hakim Kediri Lombok Barat.

70
(kerbung) yang dipimpin oleh berbagai guru di Kecamatan Kediri, seperti

Kerbung Bawak Paok yang diasuh oleh TGH Abdul Hafiz, Kerbung Dayen

Masjid, dan Kerbung TGH Abdul Karim di Kampung Karang Bedil Kediri.

Selain dari Desa Kediri,102 banyak pula santri yang belajar di lembaga

tersebut berasal dari pondok-pondok di luar Kediri, contohnya seperti

Kerbung yang diawasi oleh TGH Nasruddin di Dusun Gelogor.

Pada tahun 1955, Indonesia menggelar pemilihan umum pertama yang

diikuti oleh 29 partai politik dan individu. Dari berbagai partai yang turut

serta dalam pemilu tersebut, Partai Masyumi menjadi partai terbesar dan

mendapat dukungan mayoritas di Lombok. Masyarakat di Desa Kediri,

secara keseluruhan, sepenuhnya mendukung Partai Masyumi dengan tingkat

fanatisme yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa tokoh-tokoh

sentral seperti TGH Abdul Hafiz, TGH Mustafa al-Khalidy, TGH Ibrahim

al-Khalidy, dan TGH Abdul Karim adalah pendukung dan tokoh utama dari

partai tersebut di Lombok. TGH Abdul Hafiz Sulaiman bahkan pernah

menjadi anggota Konstituante bersama TGH M. Zainuddin Abdul Majid

Pancor pada tahun 1956-1959. Setelah Partai Masyumi dibubarkan pada

bulan Agustus 1960 oleh Presiden Soekarno, keempat tokoh sentral ini

beralih ke partai lain, beberapa di antaranya ke Partai NU dan Perti. Namun,

setelah Partai Golkar berkuasa, semua partai lain dibubarkan, dan sebagian

besar Tuan Guru di Lombok bergabung dengan Golkar, termasuk TGH

102
Wawancara dengan Pak Serijudin, Guru MTs Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hakim
Kediri, di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA.

71
Abdul Hafiz dan TGH Ibrahim al-Khalidy. Di sisi lain, TGH Abdul Karim

tetap setia pada partai Islam, yakni Parmusi, menjadi satu-satunya Tuan

Guru Kediri yang masih mempertahankan afiliasi dengan partai tersebut.103

Sebagai konsekuensi dari perbedaan afiliasi partai, pada tahun 1972,

Pondok Pesantren Ishlahuddiny Kediri yang dipimpin oleh TGH Ibrahim al-

Khalidy, yang mendukung Partai Golkar, melakukan "pemutihan" dengan

menerapkan ultimatum. Ultimatum ini berupa pemecatan bagi dewan guru

yang tidak bersedia bergabung dengan Sekertariat Bersama Golongan Karya

(Sekber Golkar) dan pemecatan bagi siswa yang tidak bergabung dengan

Organisasi Rabithah, sebuah organisasi di bawah naungan Sekber Golkar.

Akibat dari ultimatum tersebut, banyak siswa madrasah tsanawiyah yang

memilih untuk keluar, diikuti oleh beberapa guru.104

Melihat banyaknya siswa yang meninggalkan Pondok Pesantren

Ishlahuddiny, TGH Shafwan Hakim berupaya memberikan tempat bagi

mereka dengan mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang diberi nama

Madrasah Menengah Pertama. Pendaftaran sementara dilakukan di Masjid

Jami’ Kediri karena fasilitas pada waktu itu masih kurang memadai. Dengan

berdirinya lembaga pendidikan ini, para alumni Pondok Pesantren

Ishlahuddiny Kediri membanjiri pendaftaran. Para siswa yang mendaftar

semuanya merupakan alumni Pondok Pesantren Ishlahuddiny Kediri yang


103
Wawancara dengan Pak Supardi, Guru MTs Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri,
di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA.Lihat Dokumentasi MTs Dakwah Islamiyah
Putra Nurul Hakim Kediri Lombok Barat.
104
Wawancara dengan Pak Supardi Guru MTs Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri,
di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA

72
saat itu masih berada di kelas Tsanawiyah 1, 2, dan 3. Pada waktu itu,

jumlah siswa yang mendaftar mencapai sekitar 72 orang, berasal dari

Rumak, Gelogor, Kediri, Bile Tepung, dan Lombok Tengah.105

Dengan demikian, sejak saat itu, Pondok Pesantren Nurul Hakim

mengalami pertumbuhan yang signifikan, terutama setelah dipimpin oleh

putra TGH Abdul Karim, yaitu TGH Shafwan Hakim, yang baru saja

menyelesaikan studi di Makkah Al-Mukarramah. TGH Shafwan Hakim

mengambil alih kepemimpinan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri dari

ayahnya pada tahun 1976, setelah TGH Abdul Karim, ayahnya, meninggal

dunia pada tanggal 10 Mei 1976 di Kediri Lombok Barat.

TGH Shafwan Hakim dilahirkan di Dusun Karang Bedil, Kediri,

Lombok Barat, pada tanggal 10 Juni 1947 atau bertepatan dengan tanggal 21

Rajab 1366 H. Beliau merupakan anak sulung dari 14 bersaudara, lahir dari

pasangan ulama besar TGH Abdul Karim dan Hajjah Khairiyah.

Riwayat pendidikan formal TGH Shafwan Hakim dimulai pada tahun

1954 ketika memulai pendidikan di Sekolah Dasar (disebut Sekolah Rakyat

atau SR pada saat itu) di Kediri, yang berhasil diselesaikannya pada tahun

1959. Selanjutnya, pendidikan beliau dilanjutkan ke Sekolah Lanjutan

Pertama di Pondok Pesantren Ishlahuddiny Kediri, di mana beliau

menempuh selama 4 tahun dan lulus pada tahun 1963. Setelah

105
Dokumentasi MTs Dakwah Islamiyah Putra Nurul Hakim Kediri Lombok Barat. Dikutip
tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA

73
menyelesaikan pendidikan di PGAP, TGH Shafwan Hakim melanjutkan ke

Sekolah Menengah Atas, yaitu Sekolah Persiapan Institut Agama Islam

Negeri (SPIAIN) di Mataram selama 2 tahun, dan berhasil menamatkannya

pada tahun 1965. Pada tahun yang sama, beliau melanjutkan studi ke Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga di Yogyakarta, mengambil

jurusan Fakultas Adab dan berhasil meraih gelar Ijazah Sarjana Muda (BA)

pada tahun 1968.106

Setelah menyelesaikan studi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, TGH

Shafwan Hakim kembali ke Kediri dengan tujuan membantu orang tuanya,

TGH Abdul Karim, serta aktif dalam memberikan pengajian. Meskipun

demikian, karena merasa belum puas dengan pengetahuan agamanya yang

diperoleh sebelumnya, pada tahun 1975, beliau memutuskan untuk pergi ke

Makkah dengan tujuan mendalami ilmu agama di Masjidil Haram selama 2

tahun. Ia kembali ke Kediri pada tahun 1976 setelah menyelesaikan studi di

sana.107

Setelah kembali dari perjalanan ke tanah suci, TGH Shafwan Hakim

mengambil alih kepemimpinan Pondok Pesantren Nurul Hakim hingga

106
Dokumen Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri, dikutip 29 September 2023, Pukul
11.16 WITA . Lihat Tim Penyusun, Setengah Abad Nurul Hakim, hlm 51.
107
Wawancara dengan Pak Supardi Guru MTs Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri,
di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA

74
beliau wafat pada tanggal 21 Juni 2018. Saat ini, kepemimpinan tersebut

dilanjutkan oleh TGH Muharrar Mahfudz.108

2. Visi dan Misi MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri

a. Visi

Islami, Disiplin, Terampil, dan Berprestasi

b. Misi

1) Menghayati, memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran islami di

Lingkungan Madrasah

2) Meningkatkan kedisiplinan sesuai dengan tata tertib yang berlaku

3) Meningkatkan bimbingan keterampilan berbahasa dan hifzul Qur’an

4) Meningkatkan pembelajaran secara aktif, inovatif, kreatif, efektif,

koopratif, komunikatif, dan inspiratif

5) Meningkatkan komptensi tenaga Pendidik dan kependidikan sesuai

dengan standar Pendidikan nasional

6) Meningkatkan kualitas bimbingan baik akademik maupun non

akademik

3. Keadaan Siswa MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri

108
Wawancara dengan Pak Supardi Guru MTs Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri,
di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA

75
Dalam dinamika pengajaran, peran siswa menjadi elemen krusial dalam

kemajuan pembelajaran, karena siswa menjadi tolok ukur keberhasilan

proses tersebut. Siswa, sebagai peserta didik, diharapkan memiliki

kecerdasan yang holistik, mencakup aspek kognitif dan psikomotorik.

Kecerdasan peserta didik tercermin dalam kemampuannya untuk menguasai

berbagai aspek pembelajaran. Jumlah siswa yang mengikuti proses

pembelajaran di MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri pada tahun pelajaran

2023/2024 mencapai 954 orang, dengan rincian kelas VII 315 orang, kelas

VIII 328 orang, dan kelas IX 315 orang sedangkan jumlah santri khusus

kelas VII 148 orang, kelas VIII 136 dan kelas IX 121 orang. Rincian tersebut

dapat ditemukan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 menggambarkan keadaan siswa di MTs Dakwah Islamiyah Putra

Kediri pada tahun pelajaran 2023/2024.109

MUTASI JUMLAH
No Kelas JUMLAH
Masuk Keluar

1 VII A 28 28

2 VII B 28 1 27

3 VII C 28 28

109
Dokumentasi. Data Sekolah MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri, 30 November 2023

76
4 VII D 28 28

5 VII E 28 28

6 VII F 28 28

7 VII G 29 29

8 VII H 30 1 29

VII I 30 30

9 VII J 30 30

10 VII K 30 30

Jumlah 317 0 2 315

1 VIII A 29 29

2 VIII B 29 29

2 VIII C 27 27

3 VIII D 28 28

4 VIII E 25 25

5 VIII F 26 26

6 VIII G 28 28

7 VIII I 28 28

77
9 VIII J 28 28

10 VIII K 27 27

11 VIII L 27 27

12 VIII M 26 26

Jumlah 328 0 0 328

1 IX A 28 28

2 IX B 26 26

3 IX C 28 28

4 IX D 27 27

5 IX E 28 28

5 IX F 26 26

7 IX G 27 27

8 IX H 32 32

9 IX I 32 32

10 IX J 29 29

11 IX K 28 28

Jumlah 311 0 0 311

78
TOTAL 954

Tabel 2.2 Jumlah keseluruhan santri MTs. Putra


(Khusus)

NO KELAS JUMLAH

1 VII 148

2 VIII 136

3 IX 121

JUMLAH 405

Berdasarkan informasi di atas, terlihat bahwa MTs Dakwah Islamiyah

Putra Kediri mengalami fluktuasi jumlah siswa, dengan kadang mengalami

peningkatan dan kadang mengalami penurunan pada setiap awal tahun ajaran

atau penerimaan siswa baru.

4. Keadaan Guru dan Pegawai MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri

Guru adalah pendidik yang memiliki tanggung jawab profesional dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Tugas guru melibatkan penyajian dan

penjelasan materi pembelajaran, membimbing, serta mengarahkan siswa

menuju pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Dalam

konteks ini, pentingnya kemampuan dan profesionalisme guru tidak dapat

dipandang remeh. Oleh karena itu, kapasitas, keterampilan, dan kualitas guru

79
merupakan faktor yang sangat krusial dan tidak boleh diabaikan. Rincian

mengenai guru, Stap, dan Pegawai MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri

dapat ditemukan sebagai berikut:

Tabel 2.3 Daftar Nama Guru, Stap dan Pegawai MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri

Tahun Pelajaran 2023/2024110

No Nama Guru/NIP L/P Jabatan Mata pelajaran


1 Makmun, S.Pd., M.Pd.I L Kamad Kamad
197804062005011004
2 Ahmad Saeful Muslim, L Kepala Fiqih
S.Pd.I keperpustakaan

3 Nariadi, S.Pd., M.Pd L Guru Matematika


197112042005011004
4 Mahsun, SE., MA L Guru IPS Tepadu
520117782784
5 Saipudin, SE L Guru, Wali Kelas IPS Tepadu
520117922798
6 Muzakkir, S.Pd.I L Guru Bahasa Indonesia
520117882794
7 H. IlhamYusron, S.Pd.I L Guru Bahasa Arab
520117662772
8 Muhammad Yusni, L Guru Pra Karya
S.Pd.I
520117762782
9 H. Awaludin, M.Pd.I L Guru Bahasa Inggris
520117572763
10 Surdi, S.Pd., M.Pd.I L Guru, Waka Humas IPA Terpadu
197612312003121007
11 Supardi, S.Pd. MA L Guru, Waka Matematika
Kurikulum
520118022808
12 Haris Budianto, SP. L Guru IPA Terpadu
520117652771
13 Serijudin Mustafa, L Guru, Waka Sapras Akidah Akhlak
S.Pd.I

110
Dokumentasi. Data sekolah MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri, dikutip tanggal 30
November 2023 66

80
520117972803
14 Abdul Azim, S.Pd.I L Guru, Wali Kelas IPA Terpadu
520117522758
15 Yakfi Awara, S.P.I L Guru PKWn
520118052811
16 Edi Farlin, S.Pd L Guru IPS Terpadu
520117602766
17 Musaddad, S.Pd., M.Pd L Guru Bahasa Inggris
520117862792
18 Mujahidin, S.Pd L Guru, Kepala Lap Bahasa Arab
Komputer
520117852892
19 Jalaludin, S.Pd L Guru IPS Terpadu dan PKWn
520117682774
20 Saiful Fadli, S.Pd L Guru Sejarah Kebudayaan
Islam
520117912797
21 Mutahar Habibi, S.Pd L Guru Bahasa Inggris
520117872793
22 H. Abdullah, SE L Guru IPS Terpadu
520117542760
23 H. Mashuri., Lc L Guru Akidah Akhlak
520117802786
24 L. Muhammad Shiddiq, L Guru, wali Kelas Bahasa Arab
S.Pd.I
520117732779
25 Muhammad Yunus, L Guru, wali Kelas Al-Qur’an Hadist
S.Pd.I
520117842790
26 Ismail, SE L Guru, wali Kelas, IPS Terpadu
Staf Tata Usaha
520117672773
27 Rahmin, S.Pd.I L Guru, Wali Kelas Fiqih
28 Saparwadi, S.Pd.I L Guru, Wali Kelas Matematika
520117942800
29 Azmi Hamdi, S.Pd.I L Guru Bahasa Arab

30 Erwin Hardi, SE L Guru Matamatika


520117612767
31 Abdul Aziz, M.Pd L Guru IPA Terpadu

32 Abdul Akram, S.Pd.I L Guru, Wali Kelas Al-Qur’an Hadist


520117512757

81
33 Kamiludin, S.Pd.I L Guru, Wali Kelas Al-Qur’an Hadist
520117702776
34 Abubakar Siddiq, S.Pd L Guru, Wali Kelas Matematika

35 Moh. Ali Fikri, S.Pd L Guru Bahasa Indonesia


520117822788
36 Muhammad Solihin, L Guru Bahasa Indonesia dan
S.Pd Penjaskes
520117832789
37 L. Husni Faesal, S.Pd L Guru Bahasa Arab
520117722778
38 M. Fendi Stiawan, S.Pd L Guru SKI dan Akidah Akhlak

39 Harun Zaeni, S.Pd L Guru Penjaskes


520145125518
40 Sapri, S.Pd.I L Guru, Kepala TU, Fiqih dan Seni Budaya
Wali Kelas

41 Maswan. M.Pd L Guru, Wali Kelas Sejarah dan Seni Budaya

42 Muhammad Sarifudin, L Guru, Wali Kelas, Fiqih


S.Pd Staf tata Usaha

43 Fernande Yusuf, SE L Guru, Wali Kelas, PKWn dan IPS Terpadu


Staf tata Usaha
520117622768
44 Sudomo, A.Md L Guru, Staf Tata IPA Terpadu
Usaha
520118002806
45 Lutf Fadian Hardi, S.Pd L Guru, Wali Kelas Bahasa Inggris
520117742780
46 Zia Ulhak, S.Pd.I L Guru Bahasa Arab
520118572863
47 Suparman, S.Pd L Guru IPA Terpadu

48 Sopian Saupi Irawan, L Guru, Wali Kelas Bahasa Inggris


S.Pd

49 Sopyan Hadi, A.Md L Guru Seni Budaya

50 Hardiawan, S.Pd L Guru, Wali Kelas Matematika

51 M. Alim Jaelani, S.Hut L Guru, Staf Tata Sejarah Kebudayaan

82
Usaha islam

52 Firhan Gaosali Fatoni, L Guru Matematika dan Prakarya


S.Pd

53 Lalu Heri Afrizal, Lc L Guru Sejarah kebudayaan


Islam, Prakarya dan Seni
Budaya

54 Lalu Ahmad Naufal, Lc L Guru Sejarah kebudayaan


Islam dan Seni Budaya

55 M. Sakaki, S.Pd.I L Guru, Wali Kelas, Akidah Akhlak Prakarya


dan Bendahara

56 Hursa’i L Staf Tata Usaha -

Dari data tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa di MTs Dakwah

Islamiyah Putra kediri, Guru, Staf, dan Karyawan berasal dari berbagai latar

belakang sarjana, termasuk sarjana pendidikan dari tingkat D3 Kebidanan

dan jenis sarjana lainnya. Di samping Sarjana S1, terdapat juga individu

dengan gelar Sarjana S2. Pembagian tugas di MTs Dakwah Islamiyah Putra

kediri disesuaikan dengan bidang keahlian masing-masing individu,

berdasarkan spesifikasi keilmuannya.

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan fasilitas merupakan faktor penting dalam mendukung efektivitas

pengajaran di sekolah. Oleh karena itu, peneliti perlu memahami secara detil

sarana, prasarana, dan peralatan lain yang ada di MTs Dakwah Islmiyah

putra kediri agar dapat menyusun gambaran yang komprehensif. Informasi

lebih lanjut dapat ditemukan dalam tabel berikut:

83
Tabel 2.4 Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Dakwah Islamiyah Putra

Kediri Tahun Pelajara 2023/2024.111

Jumlah Sarpas Menurut Ket

No Jenis Sarana Prasarana Kondisi (unit)

Baik Rusak

1. Laptop 14 2

2. Deskop 23

3. LCD Proyektor 2 1

4. Layer Screen (Monitor) 8 8

5. Computer Server 2 1

6. CVU 8 7

7. Meja Komputer 37

8. Printer 6

9. Mesin Fotocopy 4

10. Mesin Fax 0

11. Mesin Scenner 4

111
Dokumentasi. Data Sekolah MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri, dikutip tanggal 31
November 2023

84
12. Meja Panjang Lap MIPA 2 3

13. Bangku panjang Lap MIPA 2 3

14. Alat Paraga MIPA 3

15. Alat Praga Biologi 3

16. Lemari Loker Guru 2

17. Lemari Arsip TU 6

18. Lemari arsip ruang guru dan Waka 3 2

19. Lemari Arsip Ruang Guru dan 2

Waka

20. Korsi Pimpinan 0 1

21. Kotak Obat (P3K) 0 1

22. Bak Sampah Besar 4

23. Bak Sampah Kesil 10

24. Pengeras Suara 2

25. Washtafel (Tempata Cuci Tangan) 2

26. Kendaraan Pengangkut Sampah 0 1

27. Mobil Ambulance 1

85
28. Korsi Plastik 30 30

29. Bola Sepak 2

30. Bola Voli 1

31. Bola Basket 1

32. Meja Pingpong (Tenis Meja) 3 1

33. Raket (Bulu Tangkis) 5 2

34. Sapu Lantai 45

35. Sapu Lidi 24

36. Penimbangan Berat Badan 1

37. Mikropon Kecil 2

38. Satu Set Alat Kesenian Hadrah 1

39. Papan Tulis Putih blm Terpakai 3

40. TV Smart 4

41. Finger Print 1 1

42. Lemari Piala 1

43. Lemari Brangkas Wakamad 1

45. Kipas Angin 10 1

86
46. Lemari Loker TU 2

47. Termogun 1

48. Penyemprot/Disinfektan 7

49. Dispenser 4

50. Tempat Ember Cuci Tangan 3

51. Ember Cuci Kecil 12

52. Ember Cuci Besar 6

53. Korsi Sopa 2

54. Terminak cok ruang Leb 0 0

55. Terminak cok Ruang Kantor 7

56. Kamera 1

57. Jam Dinding 2

58. Telpon 1

59. UPS 6

60. Korsi Besi Panjang 11

61. Korsi Besi Belajar Siswa 16 4

62. Berugak 3

87
63. Cokrol Panjang 1

64. Tenda Pramuka 1 1

65. Tongkat Pramuka 45

66. Lemari Besi 9

67. Warles Ravter 2

68. Warles Adapter 16

69. USB 1

70. Mouse 12

71. Televisi 1

72. Running Text 2

73. Bendera Merah Putih pajangan 10 m 4

74. Peta Indonesia 1

75. Peta Dunia 1

76. Kompas 2

77. Bendera Samapur 40

78. Bet Tenis Meja 4 2

79. Net Tenis Meja 2

88
80. Net Badminton 3 1

81. Mobil Operasional 1

82. Meja Korsi Guru 45

83. Lemari Penyimpanan barang-barang 1

Elektronik

Dari data tabeldiatas, dapat disimpulkan bahwa MTs Dakwah Islamiyah

Puta Kediri memiliki fasilitas dan infrastruktur yang sangat baik. Sarana dan

prasarana yang tersedia di sekolah ini dinilai sangat mampu untuk

mendukung kegiatan belajar peserta didik sesuai dengan standar sekolah.

Apabila dibandingkan dengan institusi pendidikan lain, fasilitas dan

infrastruktur di MTs Dakwah Islamiyah Puta Kediri dianggap memadai.

89
6. Struktur Organisasi MTs Dakwah Islamiya Putra Kediri Tahun Ajaran

2023/2024

PENJAMIN MUTU KEPALA MADRASAH KOMITE MADRASAH

Drs. Abdul Kadir Jailani Makmun, S.Pd TGH. ABDURRAHMAN

WAKAMAD. KURIKULUM WAKAMAD. KESISWAAN WAKAMAD. SARPRAS WAKAMAD. HUMAS

Supardi, S.Pd., M.A Muhammad Sarifudin, s.Pd.I Serijudin M., S.Pd.I Ayyub. SE

KEAPALA TATA USAHA


KEPALA PERPUSTAKAAN KEPALA LAB.IPA
Safi’i. S.Pd.I
Akhamad Saiful M., S.Pd.I
Abdul Azim, S.Pd.I

KEPALA LAB. BAHASA KEPALA LAB. KOMPUTER STAF. KURIKULUMN


BENDAHARA &KESISWAAN

H. Awaludin. M.Pd.I Mujahidin. S.Pd M. Sakaki., M.Pd Hursa’i

STAF PERSURATAN &KEARSIPAN STAF. SARPRAS &


HUMAS
Abib Mahbubillah. SE Ismail. SE

90
B. Hasil Penerapan Pembelajaran Lansung

Penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama 1 bulan, yakni pada

tanggal 13 bulan November dan tanggal 20 Desember, dan dilaksanakan di MTs

Dakwah Islamiyah Putra Kediri. Partisipan yang terlibat dalam penelitian

tindakan kelas ini melibatkan Guru Akidah Akhalk serta siswa kelas VIII A,

yang berjumlah 29 Orang.

Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dengan siklus pertama melibatkan

dua kali pertemuan untuk kegiatan pembelajaran dan evaluasi. Sementara itu,

siklus kedua dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan

kelas pada siklus pertama dilakukan oleh guru dan peneliti sebagai pengamat,

dan hal yang sama berlaku pada siklus kedua. Hasil observasi dianalisis secara

bersama-sama, kemudian digunakan sebagai bahan refleksi untuk perbaikan

pada siklus berikutnya. Adapun prosedur penilitian dari tiap siklus dijelaskan,

mulai dari Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Evaluasi dan bahkan

Refleksi Tindakan, berikut penjelasan:

1. SIKLUS I

Dalam siklus pertama, kegiatan yang dilakukan mencakup pelaksanaan

proses pembelajaran di kelas sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang. Pada siklus ini, diterapkan Model

Pembelajaran Langsung yang membahas materi tentang Akhlak Terpuji.

Tahapan-tahapan pelaksanaan pada siklus pertama adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

91
Pada fase ini, dilakukan serangkaian kegiatan pembelajaran

sebagai berikut:

1. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I,

sesuai dengan Model Pembelajaran Langsung Dengan Metode

Praktek (Lampiran 1).

2. Menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I

(Lampiran 3).

3. Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru pada siklus I (Lampiran

2).

4. Membuat soal evaluasi untuk siklus I (Lampiran 4).

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 November 2023. Durasi

setiap pertemuan adalah 2X45 menit untuk kegiatan pembelajaran, Pada

tahap ini, kegiatan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan

sebelumnya untuk siklus I. Proses pembelajaran siklus I pada siswa kelas

VIII A MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri disesuaikan dengan jadwal

pelajaran Akidah Akhlak di sekolah, dilaksanakan dalam satu pertemuan,

dan terdiri dari tiga tahap utama: kegiatan awal (pembuka), kegiatan inti,

dan kegiatan akhir (penutup).

(1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal terdiri dari membuka pembelajaran, melakukan

apresiasi dan motivasi yaitu dimulai dari guru masuk kelas tepat

92
waktu dengan mengucapkan salam sebagai penumbuhan karakter

budaya sekolah tentang disiplin dan regilius. Guru menyanakan

kondisi siswa pada saat ini. Guru eminta ketua kelas untuk

memimpin doa saat pembelajaran akan dimulai sebagai Penumbuhan

karakter religius, Guru mengintruksikan kepada siswa untuk

memperhatikan kebersihan kelas sebelum pembelajaran dimulai

sebagai Penumbuhan karakter peduli lingkungan. Pada pase 1 ini

menyampaiakn tujuan dan mempersiapakan siswa.

Kemudian guru mengajukan pertanyaan terkait pembelajaran

sebelumnnya, sebelum memulai pembelajaran. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran, guru menyampaikan pentingnya mengetahui

perilaku akhlak terpuji dari ikhtiar, tawakkal, qonaah, sabar dan

syukur.guru melakukan apresiasi dengan memotivasi siswa untuk

membangkitkan gairah dan wawasan siswa mengenai berbagai

perilaku akhlak terpuji dari ikhtiar, tawakkal, qonaah, sabar dan

syukur.

(2) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti menyajikan materi akhlak terpuji dari

ikhtiar, tawakkal, qonaah, sabar dan syukur. Yang dimana guru

memperagakan Akhlak terpuji dari ikhtiar adalah usaha yang

dilakukan harus bersungguh-sungguh seperti alat peraga yang dilihat

celengan dan uang yang maksudnya Menabung itu seperti

93
menggunakan celengan atau alat peraga celengan. Celengan itu

seperti lambang atau alat untuk menabung uang. Menabung itu

sebenarnya salah satu cara kita berusaha keras untuk mengatur uang

pribadi atau keluarga. Kita juga bisa pakai celengan dan uang sebagai

bagian dari rencana kita untuk mengelola uang dengan baik. Dalam

ikhtiar ini, kita membuat rencana dan mengatur uang dengan

bijaksana. Contohnya, kita bisa merencanakan bagaimana

mengeluarkan uang dan menabung untuk masa depan.

Tawakkal adalah orang yang berserah diri kepada Allah Swt

dan selalu berdoa contoh salah doa yang sering kita baca adalah Al-

fatihah, Doa Al-Fatihah itu seperti permohonan kita kepada Allah. Di

dalamnya, kita minta petunjuk, rahmat, dan 96 perlindungan dari-

Nya. Saat kita berdoa dengan membaca Fatihah, itu artinya kita lagi

berharap sekali dapat petunjuk dari Allah dan meraih keberkahan

hidup. Kemudia tawakkal itu kaya melepaskan diri dari rasa khawatir

yang berlebihan. Jadi, kita berusaha dengan sungguh-sungguh, tapi

kita juga percaya bahwa hasilnya kita serahkan sepenuhnya kepada

Allah. Jadi, gitu, kita berusaha dan berdoa, tapi akhirnya kita

tawakkal, artinya percaya banget sama Allah dalam segala hal.

sebagaimana anak-anak lihat di depan alat peraga seperti Al-quran

yang terdapat didalamnya surah alfatiha.”

94
Qonaah merupakan orang yang suka meneriama apa adanya,

seperti alat peraga yang dilihat adalah jajan, dalam jajan ini anak-

anak apabila ustadz memberi jajan ada yang dapat satu atau dua

anak-anak harus menerima apa adanya tampa ada yang mengeluh.

Sabar, terdapat kita melakukan kesabaran adalah sabar dalam

musibah merupakan yaitu kita tabah atau kuat hati saat menerima

cobaan hidup, sebagaimana alat peraga yang dilihat adalah Kain

kapan sebenarnya seperti simbol yang ngegambarin waktu kita lagi

ngalamin musibah atau kesulitan hidup, seperti saat kita lagi

kesulitan atau punya masalah besar. Syukur merupakan orang yang

berterimakasih atau memuji kepada yang telah memberikan.

Sebagaimana alat peraga yang dilihat adalah jajan yang ustad

berikapan kepada kalian.

Setelah penjelasan materi, guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang telah

dijelaskan. Namun, siswa masih merasa ragu untuk mengajukan

pertanyaan dan lebih memilih untuk tetap diam daripada

mengungkapkan ketidakpahaman mereka terhadap materi tersebut.

Setelah guru memberikan pertanyaan, ia memberikan lembar kerja

kepada siswa sebagai alat untuk mengevaluasi pemahaman mereka.

Para siswa dengan sungguh-sungguh mengerjakan lembar kerja yang

95
disediakan oleh guru. Selanjutnya, guru dan siswa bersama-sama

melakukan revisi terhadap materi yang telah dibahas sebelumnya.

(3) Kegiatan Penutup

Pada akhir kegiatan, suasana kelas dipenuhi dengan semangat

kebersamaan antara guru dan siswa. Mereka bersama-sama mereview

kembali esensi dari materi yang telah disampaikan mengenai ikhtiar,

tawakkal, qonaah, sabar, dan syukur. Guru dengan penuh

kebijaksanaan melakukan refleksi, bertujuan untuk memperkuat

pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan

sepanjang hari itu. Sesi pembelajaran ditutup dengan penuh inspirasi,

dimana guru memberikan motivasi kepada siswa agar tetap

bersemangat dalam menghadapi tantangan kehidupan. Sambil

mengakhiri kegiatan, guru mengingatkan semua siswa untuk

melibatkan doa sebagai penutup yang memberikan kedamaian dan

keberkahan. Keseluruhan kegiatan ini diarahkan untuk membentuk

karakter keagamaan siswa, membawa nilai-nilai spiritual yang

mendalam ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.

c. Pengamatan dan Evaluasi Pemahaman Siswa

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, terlihat bahwa

pemahaman siswa terhadap materi mengenai ikhtiar, tawakkal, qonaah,

sabar, dan syukur yang diajarkan oleh guru masih belum optimal.

Metode pengajaran guru masih cenderung menggunakan ceramah

96
panjang, sehingga sebagian siswa terlihat tidak fokus dan lebih memilih

bermain atau ngobrol dengan teman sebangkunya. Selain itu, cara

mengajar guru tidak mengikuti RPP yang telah disusun. Keadaan di

dalam kelas juga kurang kondusif untuk pembelajaran, dengan siswa

yang cenderung kurang antusias dan tidak terlibat sepenuhnya dalam

proses pembelajaran. Hal ini juga terlihat pada saat siswa mengerjakan

lembar kerja, di mana beberapa siswa lebih memilih untuk bermain atau

berbicara dengan teman sebangkunya daripada fokus pada tugasnya. Hal

ini terlihat pada lembar hasil tes pada siklus I yang disajikan dalam

bentuk tabel berikut:

Tabel 3.1 Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus I Kelas VIII A MTs

Dakwah Islamiyah Putra Kediri

No Nama Siswa Nilai Tuntas/Tidak Tuntas

1. Abdul Aziz 80 Tuntas

2. Abdul Aziz Fahrozi 80 Tuntas

3. Ahmad Fikri Zafrullah 85 Tuntas

4. Alif Rahman Akabar 65 Tidak Tuntas

5. Andika Febrian 65 Tidak Tuntas

6. Arifany Ahmad Patriansyah 50 Tidak Tuntas

97
7. Fadilan Lutfi Hadi 75 Tuntas

8. Fajar Rizky Anugrah 90 Tuntas

9. Heru Febrian 65 Tidak Tuntas

10. Imam Abdurrahman 60 Tidak Tuntas

11. Jhiyo Kusuma Ramdani 60 Tuntas

12. Khaerussobirin 65 Tidak Tuntas

13. Lalu Abdul Razaq Alqais 80 Tuntas

14. M. Alfarabi Benzema 85 Tuntas

15. M. Arhandika Athoullah 85 Tuntas

16. M. Fatha Pradita 90 Tuntas

17. M. Fiqrian Taulani 90 Tuntas

18. M. Lutfi Mustafa Baqri 80 Tuntas

19 M. Miftah Nawawi 60 Tidak Tuntas

20. M. Nashilul Ulum 65 Tidak Tuntas

21. M. Nufal Lautdhaka 65 Tidak Tuntas

22. M. Sobari Ulul Azmi 80 Tuntas

23. Muhammad Ali Gufran 80 Tidak Tuntas

98
24. Muhammad Mediawan 85 Tuntas

25. Naufal Aimansyah 75 Tuntas

26. Rifqi Purnama Saputra 80 Tuntas

27. Sultan Azmi Al Rahman 85 Tuntas

28. Syekhana Abdi Sabda 70 Tidak Tuntas

29. Zayyid Rahman Assarmada 65 Tidak Tuntas

Tuntas 17 orang

Tidak Tuntas 12 orang

Nilai Terendah 50

Nilai Tertinggi 90

Jumlah 2150

Rata-rata 74,48

Nilai KK 58,62%

Adapun data tes hasil siswa dilakukan dengan menggunakan

rumus :

KK =∑ X × 100

99
Keterangan:

KK = Ketuntasan Klasikal

∑ X= Jumlah Siswa Yang Tuntas

N = Jumlah Siswa

∑𝑥
KK = × 100
𝑛

17
KK = × 100
29

KK = 58,62%

Pada fase pertama siklus, pencapaian yang diharapkan belum

tercapai sepenuhnya. Evaluasi hasil dari siklus pertama menunjukkan

bahwa nilai tertinggi siswa pada pertemuan pertama mencapai 90,

sementara nilai terendahnya adalah 50. Terdapat 17 siswa yang berhasil

dalam keterampilan bertanya, namun ketuntasan klasikal hanya mencapai

skor 58,62%, dikategorikan sebagai cukup. Oleh karena itu, pencapaian

target persentase peningkatan pemahaman hasil belajar siswa pada

tingkat kualitas yang baik belum terpenuhi pada tahap ini. Sehingga,

perlu dilakukan peningkatan pada siklus selanjutnya.

d. Refleksi

Evaluasi dilakukan setelah setiap sesi pembelajaran selesai di

kelas VIII A oleh guru dan observer. Hal ini bertujuan untuk

100
mendiskusikan prestasi yang sudah terlihat selama proses pembelajaran

dan aspek-aspek yang perlu diperbaiki.

Hasil pemantauan pada siklus pertama menunjukkan bahwa

aktivitas guru belum cukup baikik dengan skor rata-rata 58,62%.

Demikian pula, aktivitas belajar siswa masih kurang. Hal demikian,

disebabkan oleh beberapa indikator yang masih belum terpenuhi.

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa pelaksanaan

siklus I belum mencapai kategori yang berhasil. Oleh karena itu, perlu

dilakukan perbaikan tindakan pada siklus berikutnya, yakni siklus II. Hal

ini menunjukkan bahwa pada siklus I masih terdapat kekurangan dalam

mencapai indikator keberhasilan, di mana keberhasilan siklus diukur dari

aktivitas baik guru maupun siswa. Oleh karena itu, perbaikan perlu

dilakukan pada siklus berikutnya untuk mengatasi kekurangan tersebut,

agar siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan hasil belajar

mereka dapat meningkat dengan kualitas yang baik.

Berbagai kelemahan yang teridentifikasi pada siklus I meliputi:

1) Interaksi komunikasi antara guru dan siswa belum optimal,

dikarenakan siswa tidak sepenuhnya fokus pada penjelasan guru

ketika alat peraga digunakan dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan

oleh kurangnya minat beberapa siswa untuk bertanya. Oleh karena

itu, pada beberapa kesempatan, beberapa siswa lebih memilih untuk

101
bermain dengan teman sekelasnya atau terlibat dalam kegiatan

lainnya.

2) Terkait alat praga yang digunakan masih terdapat beberapa materi

yang tidak berkaitan dengan pembelajaran lansung. Contohnya

ikhtiar dengan alat praga celengan, tawakkal dengan alat praga al-

quran dan menuruh siswa membaca surah alfatiha dan materi sabar

menggunakan kain kapan. Beberapa materi tersebut tidak terkait

dengan pembelajaran lansung.

3) Saat melakukan kesimpulan, guru kurang memberikan panduan yang

memadai kepada siswa, sehingga siswa merasa ragu-ragu untuk

menyampaikan kesimpulan dengan kata-kata mereka sendiri karena

kurangnya bimbingan.

4) Guru sering kali tidak memberikan perhatian pada catatan yang

dibuat siswa pada akhir pelajaran, sehingga banyak siswa yang tidak

memiliki catatan untuk dirujuk di rumah.

5) Selama kegiatan pembelajaran, hanya sejumlah siswa tertentu yang

aktif bertanya atau memberikan jawaban.

6) Siswa masih merasa enggan dan ragu untuk mengajukan pertanyaan,

serta mereka masih mencari keberanian untuk mencoba

menggunakan alat peraga yang telah disiapkan selama proses

pembelajaran.

102
7) Isi dari pertanyaan siswa sudah mencerminkan pemahaman konsep

materi, tetapi belum semua pertanyaan memerlukan jawaban yang

melibatkan penalaran, sehingga sebagian besar pertanyaan hanya

membutuhkan penalaran yang sederhana.

8) Siswa tidak menunjukkan partisipasi aktif dengan tidak mengangkat

tangan ketika ingin bertanya. Selain itu, mereka masih menggunakan

campuran bahasa Indonesia dan bahasa Sasak, dan beberapa siswa

juga bertanya dengan menggunakan suara yang tidak jelas. Hal ini

menyebabkan guru perlu mengulangi pertanyaan tersebut agar dapat

didengar oleh siswa yang lain.

Berikut adalah langkah-langkah perbaikan yang akan

diimplementasikan pada siklus II:

1) Guru perlu memiliki kendali atas situasi di dalam kelas agar saat

menyampaikan materi pembelajaran, mereka dapat berkomunikasi

secara efektif dengan menggunakan teknik-teknik yang baik. Hal ini

akan membantu menciptakan interaksi yang positif dan efektif.

2) Guru perlu memberikan bimbingan kepada siswa dalam menarik

kesimpulan dari hasil diskusi sehingga siswa dapat mengungkapkan

kesimpulan mereka dengan percaya diri dan menggunakan bahasa

sendiri.

103
3) Guru perlu menyiapkan alat praga yang dipraktekkan secara lansung

terkait materi yang di ajarkan contohnya materi sabar harus di

praktekkan secara lansung didalam kelas.

4) Aspek yang krusial adalah guru perlu meninjau catatan siswa untuk

memastikan bahwa semua siswa memiliki catatan materi yang telah

diajarkan di bukunya, sehingga siswa dapat meriviewnya kembali

sebagai bahan pembelajaran.

5) Guru perlu secara konsisten memberikan dorongan kepada siswa

agar mereka mau berkolaborasi, mengembangkan kebiasaan

mengangkat tangan sebelum bertanya, membangun rasa percaya diri

yang tinggi, dan melatih penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

6) Guru perlu mampu menyesuaikan model pembelajaran sesuai dengan

waktu yang tersedia.

7) Guru tidak efektif dalam menggunakan media pembelajaran,

sehingga perlu memperbaiki pengelolaan waktu agar lebih efektif

dan efisien.

8) Guru menginstruksikan siswa untuk menyempurnakan atau

menambahkan kesimpulan dari rekan mereka.

2. SIKLUS II

Kegiatan pembelajaran pada siklus kedua mirip dengan siklus

pertama, namun terdapat perbaikan terhadap aspek-aspek yang dianggap

104
belum optimal pada pelaksanaan siklus pertama. Pembelajaran pada

siklus kedua dilakukan dalam satu pertemuan pada hari Jum’at, 25

November 2023. Materi yang disampaikan pada siklus kedua adalah tata

cara pelaksanaan ibadah haji dan umroh. Rincian kegiatan pada siklus

kedua dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini, dilakukan serangkaian kegiatan pembelajaran

sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II sesuai

dengan Model Pembelajaran Langsung dengan Metode Praktek

(Lampiran 5).

2) Menyiapkan lembar observasi untuk memantau aktivitas belajar

siswa selama siklus II (Lampiran 7).

3) Menyiapkan lembar observasi untuk melacak kegiatan guru selama

siklus II (Lampiran 6).

4) Menyusun soal evaluasi untuk siklus II (Lampiran 8).

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakuakan pada tanggal 29 November pendidik

melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang

telah direncanakan dengan tambahan-tambahan perbaikan perbaikan

pada siklus I. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II hampir sama

dengan siklus I dimana kegiatan pembelajaran dengan Penerapan

105
Model Pembelajaran Langsung di laksanakan dalam proses

pembelajaran.

(1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal terdiri dari membuka pembelajaran,

melakukan apresiasi dan motivasi yaitu dimulai dari guru masuk

kelas tepat waktu dengan mengucapkan salam sebagai

penumbuhan karakter budaya sekolah tentang disiplin dan

regilius. Guru menyanakan kondisi siswa pada saat ini. Guru

eminta ketua kelas untuk memimpin doa saat pembelajaran akan

dimulai sebagai Penumbuhan karakter religius, Guru

mengintruksikan kepada siswa untuk memperhatikan kebersihan

kelas sebelum pembelajaran dimulai sebagai Penumbuhan

karakter peduli lingkungan. Pada pase 1 ini menyampaiakn tujuan

dan mempersiapakan siswa.

Kemudian guru mengajukan pertanyaan terkait

pembelajaran sebelumnnya, sebelum memulai pembelajaran.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru menyampaikan

pentingnya mengetahui perilaku akhlak terpuji dari ikhtiar,

tawakkal, qonaah, sabar dan syukur.guru melakukan apresiasi

dengan memotivasi siswa untuk membangkitkan gairah dan

wawasan siswa mengenai berbagai perilaku akhlak terpuji dari

ikhtiar, tawakkal, qonaah, sabar dan syukur.

106
(2) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti langkah-langkah akan dilakukan

mengamati, guru dan siswa mengamati, menanya,

mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

a. Mengamati Pada fase ini memprentasikan pengatahuan atau

demonstrasi keterampilan siswa.

1) Kegiatan Guru.

Guru menyajikan materi perilaku akhlak terpuji

Ikhtiar, Tawakkal, qonaah, sabar, dan syukur. Pertama,

guru memperlihatkan konsep ikhtiar dengan mengamati

gambar orang yang sungguh-sungguh dalam belajar.

Kedua, konsep tawakkal diilustrasikan melalui gambar

orang yang berserah diri kepada Allah SWT. Dalam

pelajaran tentang ikhtiar dan tawakkal, guru

mengaplikasikan pembelajaran langsung dengan

menunjukkan semangat usaha dan kemandirian kepada

Tuhan. Siswa diinstruksikan untuk menghadapi tantangan

soal yang lebih sulit dari pemahaman mereka sendiri.

Sebagai contoh, Ahmad Fikri Zafrullah mengakui

keterbatasan dirinya dalam menjawab pertanyaan sulit

tersebut.

107
Kemudian, guru mempraktikkan sikap qonaah

dengan memberikan wafer nabati coklat kepada siswa.

Dari 29 siswa, 10 mendapatkan dua wafer coklat dan 19

mendapatkan satu wafer coklat. Guru mengamati respon

siswa terhadap distribusi tersebut, melihat siapa yang

menunjukkan kepuasan dan penerimaan terhadap apa

yang diberikan. Naufal merasa tidak adil, sedangkan

Mediawan menerima apa adanya yang diberikan oleh

ustadznya.

Selanjutnya, guru menunjukkan sikap sabar ketika

secara tidak sengaja merusak pulpen siswa. Setelah

kejadian tersebut, guru memberi waktu bagi siswa untuk

merespons tanpa memberikan reaksi apa pun. Heru

Ferbrian, misalnya, menunjukkan sikap tenang dan

bersabar saat melihat pulpen rusaknya.

Terakhir, guru mempraktikkan sikap syukur

dengan memberikan uang kepada siswa dan mengamati

respon mereka. M. Miftah Nawawi menunjukkan sikap

syukur dengan mengucapkan terima kasih kepada

ustadznya.

2) Kegiatan Siswa

Mengamati materi yang di pragakan oleh guru.

108
b. Menyanya.

Seorang guru memandang pentingnya pengamatan

siswa terhadap konsep-konsep seperti ikhtiar, tawakkal,

qonaah, sabar, dan syukur dalam konteks pembelajaran.

Dalam pelajaran tersebut, guru memfokuskan pertanyaannya

pada M. Fiqrian Taulani, bertanya mengenai pemahaman

ikhtiar dan tawakkal. Fiqrian menjelaskan bahwa ketika

dihadapkan pada tugas sulit, mereka berusaha dengan sebaik

mungkin untuk menjawabnya, meskipun sulit, mereka

berserah diri dalam menjawabnya.

Selanjutnya, guru melibatkan Fadilan Lutfi Hadi

dengan pertanyaan tentang pengertian qonaah. Fadilan

mengamati situasi ketika guru memberikan jajan wafer, di

mana beberapa siswa mendapatkan satu dan yang lainnya

mendapatkan dua. Fadilan menjelaskan bahwa di antara

mereka, ada yang menerima pemberian dengan satu wafer,

ada yang dua, namun semua menerima apa adanya dari

ustadz sebagai bentuk qonaah.

Pertanyaan selanjutnya ditujukan kepada Imam

mengenai konsep sabar. Imam menjelaskan pengalamannya

ketika melihat pulpen Heru Febrian yang rusak karena

109
diinjak oleh ustadz. Dalam situasi tersebut, Heru terdiam dan

menunjukkan sikap sabar.

Terakhir, guru bertanya kepada Abdul Aziz tentang

pemahaman syukur. Aziz mengungkapkan bahwa ketika

mereka menerima uang dari ustadz, mereka mengucapkan

rasa terimakasih sebagai bentuk syukur terhadap pemberian

yang diberikan. Dengan demikian, guru menggunakan

pengamatan dan pengalaman siswa untuk mengajarkan nilai-

nilai penting dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengeksplorasi. Fase ini guru memberikan latihan

terbimbing apa itu sikap akhlak terpuji dari ikhtiar tawakkal,

qonaah, sabar dan syukur.

d. Mengasosiasi. Fase ini guru mengecek pemahaman siswa

dan memberikan umpan balik, yang diaman guru bersama

dengan siswa mereview materi yang dibahas tentang apa itu

sikap ikhtiar, tawakkal, qonaah, sabar dan syukur. Setelah itu

guru melakukan latihan soal secara intaktif dan guru

membagikan lembar kerja pilihan ganda kepada siswa untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa selama pembelajaran

e. Mengkomunikasikan, yang dimana guru membahas hasil

lembar kerja siswa dengan siswa, pada fase ini guru

memberikan lanjutan mengenai materi ikhtiar, tawakkal,

110
qonaah, sabar dan syukur. Kemudian guru meminta siswa

untuk mencari contoh ikhtiar, tawakkal, qonaah, sabar dan

syukur dalam kehidupan sehari-hari.

(3) Kegiatan Penutup

Pada akhir kegiatan, guru dan siswa bersama-sama

merangkum pokok-pokok materi mengenai ikhtiar, tawakkal,

qonaah, sabar, dan syukur. Guru melakukan refleksi untuk

memperkuat pemahaman yang diperoleh selama pembelajaran

hari itu. Dengan mengakhiri sesi pembelajaran, guru memberikan

motivasi kepada siswa untuk tetap bersemangat, sambil

mengingatkan mereka untuk berdoa sebagai penutup kegiatan

pembelajaran. Tujuannya adalah untuk membentuk karakter

keagamaan siswa. Pada akhir kegiatan, guru dan siswa bersama-

sama merangkum pokok-pokok materi mengenai ikhtiar,

tawakkal, qonaah, sabar, dan syukur. Guru melakukan refleksi

untuk memperkuat pemahaman yang diperoleh selama

pembelajaran hari itu. Dengan mengakhiri sesi pembelajaran,

guru memberikan motivasi kepada siswa untuk tetap

bersemangat, sambil mengingatkan mereka untuk berdoa sebagai

penutup kegiatan pembelajaran. Tujuannya adalah untuk

membentuk karakter keagamaan siswa.

c. Pengamatan dan Evaluasi Pemahaman Belajar Siswa

111
Penilaian dilaksanakan pada bagian akhir siklus, yakni pada

pertemuan kedua dengan durasi waktu 45 menit. Tujuannya adalah

untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi yang telah

diajarkan. Metode evaluasi pemahaman belajar siswa dilakukan

melalui ujian berbentuk pilihan ganda dengan total 15 soal. Hasil

analisis evaluasi belajar pada siklus kedua menghasilkan data sebagai

berikut:

Tabel 3.2 Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II Kelas VIII A MTs

Dakwah Islamiyah Putra Kediri

No Nama Siswa Nilai Tuntas/Tidak Tuntas

1. Abdul Aziz 85 Tuntas

2. Abdul Aziz Fahrozi 80 Tuntas

3. Ahmad Fikri Zafrullah 85 Tuntas

4. Alif Rahman Akabar 80 Tuntas

5. Andika Febrian 70 Tidak Tuntas

6. Arifany Ahmad Patriansyah 80 Tuntas

7. Fadilan Lutfi Hadi 85 Tuntas

8. Fajar Rizky Anugrah 95 Tuntas

112
9. Heru Febrian 90 Tuntas

10. Imam Abdurrahman 80 Tuntas

11. Jhiyo Kusuma Ramdani 90 Tuntas

12. Khaerussobirin 85 Tuntas

13. Lalu Abdul Razaq Alqais 80 Tuntas

14. M. Alfarabi Benzema 85 Tuntas

15. M. Arhandika Athoullah 85 Tuntas

16. M. Fatha Pradita 95 Tuntas

17. M. Fiqrian Taulani 90 Tuntas

18. M. Lutfi Mustafa Baqri 80 Tuntas

19 M. Miftah Nawawi 80 Tuntas

20. M. Nashilul Ulum 85 Tuntas

21. M. Nufal Lautdhaka 85 Tuntas

22. M. Sobari Ulul Azmi 80 Tuntas

23. Muhammad Ali Gufran 70 Tidak Tuntas

24. Muhammad Mediawan 85 Tuntas

25. Naufal Aimansyah 85 Tuntas

113
26. Rifqi Purnama Saputra 80 Tuntas

27. Sultan Azmi Al Rahman 85 Tuntas

28. Syekhana Abdi Sabda 90 Tuntas

29. Zayyid Rahman Assarmada 90 Tuntas

Tuntas 27 orang

Tidak Tuntas 2 orang

Nilai Terendah 70

Nilai Tertinggi 95

Jumlah 2435

Rata-rata 83,96

Nilai KK 93,10%

Adapun data tes hasil siswa dilakukan dengan menggunakan

rumus :

KK =∑ X × 100

Keterangan:

KK = Ketuntasan Klasikal

114
∑ X= Jumlah Siswa Yang Tuntas

N = Jumlah Siswa

∑𝑥
KK = × 100
𝑛

27
KK = × 100
29

KK = 93,10%

d. Refleksi

Dari hasil pengamatan dan evaluasi hasil belajar peserta didik,

dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan telah terpenuhi.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa aktivitas hasil belajar siswa

dikategorikan sebagai tuntas secara klasikal, karena persentase

ketuntasan telah melebihi 85%. Menurut tabel pada siklus II, rata-rata

skor hasil belajar setiap siswa juga mengalami peningkatan yang

signifikan jika dibandingkan dengan siklus I. Oleh karena itu,

tindakan intervensi dihentikan pada siklus II. Proses refleksi pada

siklus II dilakukan seperti yang telah dilakukan pada siklus I, yaitu

setelah setiap proses pembelajaran selesai.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, terungkap bahwa

aktivitas guru dinilai sangat baik, dengan nilai rata-rata pada

pertemuan I dan II mencapai 93,10%. Sementara itu, aktivitas siswa

juga masuk dalam kategori sangat baik, menunjukkan bahwa pada

115
siklus II, indikator keberhasilan yang diharapkan dari penelitian ini

telah tercapai. Oleh karena itu, penelitian ini dianggap selesai sampai

dengan siklus II.

C. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebagai upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak dengan

menerapkan Model pembelajaran langsung dengan metode praktek pada pokok

bahasan pada siklus I, tentang akhlak terpuji yakni iktiar, tawakkal sabar,

qonaah dan syukur dan pada siklus II dengan materi yang sama tentang akhlak

terpuji yakni iktiar, tawakkal sabar, qonaah dan syukur. Adapun ringkasan dari

hasil penelitian dari siklus I dan II yang memuat rata-rata skor hasil belajar

siswa, ketuntasan klasikal, aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar.

Pada siklus I rata-rata skor hasil belajar siswa dan skor aktivitas belajar

siswa sudah memenuhi indikator yang ditetapkan akan tetapi ketuntasan

klasikalnya masih dibawah 85%. Oleh karena itu diperlukan perbaikan kembali

untuk memperbaiki kesalahann pada siklus I yakni dengan melakukan tahapan

selanjutnya yaitu siklus II. Walaupun demikian, secara umum pembelajaran

dengan Model pembelajaran langsung sudah berjalan dengan baik. Hanya saja

perlu dilakukan penyempurnaan indikator-indikator pembelajaran dan aktivitas

belajar peserta didik yang belum terpenuhi pada siklus sebelumnya yang belum

maksimal seperti pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dengan Penerapan

model pembelajaran langsung dimana siswa tidak terlalu berani mengemukakan

116
pendapat berdasarkan hasil pengamatannya. Sehingga pada siklus II guru

meningkatkan cara pengajaran yang optimal seperti meningkatkan motivasi dan

minat belajar siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sementara

pada siklus II terlihat bahwa pemahamn belajar dan kategori aktivitas belajar

Akidah Akhlak siswa sudah tercapai dan memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM).

Hal ini tentunya merupakan pengaruh yang fositif dan baik dari

penerapan model pembelajaran tersebut, yang mendorong siswa untuk aktif

dalam mengemukakan pendapat dan menanggapi pendapat rekannya serta dapat

membuat ingatan lebih kuat dan mampu bekerja sama satu sama lain dalam

memperagakan media yang di praktekkan dalam proses pembelajaran. Selain itu,

di dalam Al-qur’an juga dijelaskan mengenai arah pembelajaran langsung

dengan metode praktek yang memiliki tiga hal utama yaitu: ajakan untuk

berfikir, memiliki media kongkret sebagai sarana penunjang dalam proses

pembelajaran dan mendemonstrasikan atau praktek.112 Dengan demikian, arah

yang terkandung dalam ayat-ayat pembelajaran sesungguhnya untuk mengajak

manusia berfikir secara rasional dengan bantuan media kongkrite. Bagi para

guru agar dapat menghadirkan media dalam setiap pembelajaran yang berkaitan

dengan proses pembelajaran, karena Allah SWT. Selalu mengajarkan manusia

dengan dukungan media secara simbolis, miniatur atau media asli.

112
Syukri M.Pd . Tafsir Ayat-ayat Pembelajaran Dalam Al-Qur’an. (Mataram: Insan Madani Pres. 2016)
hlm. 9.

117
Karena pada hakekatnya metode praktek lebih efektif digunakan dalam

dunia pendidikan karena pada saat pembelajaran siswa dilatih, dibimbing,

dididik, dan dibentuk dalam proses pembelajaran sehingga pemahaman dan

kemampuan siswa dalam memahami, mengamati dan menalar apa yang di

sampaikan oleh guru lebih muda untuk dicerna dan diolah oleh pemikiran

siswa.113 Seperti pada teori menurut Killent menyatakan bahwa model

pembelajaran langsung adalah teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan

pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung misalnya melalui metode

ceramah, demonstrasi dan tanyak jawab yang melibatkan seluruh kelas atau

siswa yang berada di dalam kelas baik sebagai model pembelajaran maupun

peraga pembelajaran).114

Adapun rata-rata nilai skor siswa pada setiap siklusnya sudah memenuhi

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sehingga peneliti menyimpulkan

bahwa dengan menerapkan pembelajaran ini akan membuat siswa aktif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri. Hal ini terlihat dari tabel di bawah

ini sebagai berikut:

Table 2.7 Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Kelas VIII

A MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri.

113
Syukri, Metode Khusus Pendidikan dan Pembelajaran (Jakarta:Prenadamedia Group,2019),
Hlm:149.
114
Supriyono, “Penerapan Model Pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Tema Peristiwa di Sekolah Dasar” Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(JPGSD),Vol 2, Nomor 3, Tahun 2015, hlm. 3.

118
Hasil Siklus I Hasil Siklus II

No. Nama Siswa Nilai Tuntas/Tidak Nilai Tuntas/Tidak

Siklus I Tuntas Siklus II Tuntas

1. Abdul Aziz 80 Tuntas 85 Tuntas

2. Abdul Aziz Fahrozi 80 Tuntas 80 Tuntas

3. Ahmad Fikri 85 Tuntas 85 Tuntas

Zafrullah

4. Alif Rahman Akabar 65 Tuntas 80 Tidak Tuntas

5. Andika Febrian 65 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas

6. Arifany Ahmad 50 Tuntas 80 Tidak Tuntas

Patriansyah

7. Fadilan Lutfi Hadi 75 Tuntas 85 Tuntas

8. Fajar Rizky 90 Tuntas 95 Tuntas

Anugrah

9. Heru Febrian 65 Tuntas 90 Tidak Tuntas

10. Imam Abdurrahman 60 Tuntas 80 Tidak Tuntas

11. Jhiyo Kusuma 60 Tuntas 90 Tuntas

Ramdani

12. Khaerussobirin 65 Tuntas 85 Tidak Tuntas

13. Lalu Abdul Razaq 80 Tuntas 80 Tuntas

Alqais

119
14. M. Alfarabi 85 Tuntas 85 Tuntas

Benzema

15. M. Arhandika 85 Tuntas 85 Tuntas

Athoullah

16. M. Fatha Pradita 90 Tuntas 95 Tuntas

17. M. Fiqrian Taulani 90 Tuntas 90 Tuntas

18. M. Lutfi Mustafa 80 Tuntas 80 Tuntas

Baqri

19 M. Miftah Nawawi 60 Tuntas 80 Tidak Tuntas

20. M. Nashilul Ulum 65 Tuntas 85 Tidak Tuntas

21. M. Nufal Lautdhaka 65 Tuntas 85 Tidak Tuntas

22. M. Sobari Ulul 80 Tuntas 80 Tuntas

Azmi

23. Muhammad Ali 80 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas

Gufran

24. Muhammad 85 Tuntas 85 Tuntas

Mediawan

25. Naufal Aimansyah 75 Tuntas 85 Tuntas

26. Rifqi Purnama 80 Tuntas 80 Tuntas

Saputra

27. Sultan Azmi Al 85 Tuntas 85 Tuntas

Rahman

120
28. Syekhana Abdi 70 Tuntas 90 Tidak Tuntas

Sabda

29. Zayyid Rahman 65 Tuntas 90 Tidak Tuntas

Assarmada

Ketuntasa Siklus I 58,62%

Ketuntasan Siklus II 93,10%

Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus I 58,62% dan Silus II 93,10%

Kenaikan % Kenaikan dari siklus I ke siklus II 34,48%

Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa hasil pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran langsung mampu meningkatkan hasil belajar

fiqih siswa. Oleh karena itu, secara keseluruhan bahwa model pembelajaran

tersebut dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Hal ini

disebabkan karena penerapan model pembelajaran langsung ini dapat

mendorong motivasi belajar siswa dan meningkatkan pemahaman secara

langsung kemudian siswa berani untuk mengemukakan pendapatnya ketika

proses diskusi kelompok berlangsung dan tidak serta merta sebagai pendengar

dan penerima hasil diskusi saja melainkan turut berpeeran aktif dalam proses

pembelajaran berlangsung. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran

dapat meningkatkan kwalitas pembelajaran, membuat pembelajaran berjalan

121
secara lancar, dan memungkinkan siswa menciptakan hal-hal baru dalam proses

pembelajaran.115

Maka siswa akan mengingat materi pembelajaran lebih lama karena

peserta didik sendiri yang menjadi model dalam praktek sehingga peserta didik

merasakan secara langsung apa yang di peragakan. Terlebih lagi Metode praktik

adalah sebuah metode pembelajaran dimana siswa/peserta didik melaksanakan

kegiatan pelatihan atau praktek agar memiliki ketegasan atau keterampilan yang

lebih tinggi dari teori yang dipelajari. Metode ini memberikan jalan kepada

peserta didik untuk menerapkan, menguji dan menyesuaikan teori dengan

kondisi sesungguhnya melalui praktek atau kerja, peserta didik dan waktu

latihan akan mendapatkan pengajaran yang sangat baik untuk mengembangkan

dan menyempurnakan keterampilan yang diperlukan.116 Dengan demikian

pembelajaran langsung ini tidak terlepas asumsi dari pengamatan secara

langsung terhadap orang lain. Mendemonstrasikan suatu keterampilan atau

konsep pembelajaran, sehingga guru dituntut untuk menguasai seluruh aspek

pembelajaran yang akan di demonstrasikan dan menguasai seluruh komponen-

komponen pembelajarannya. Yang pada akhirnya siswa mampu lenih mudah

memahami materi pembelajaran karena memperhatikan dan sekaligus melihat

proses pembelajaran dan bisa juga siswa sebagai model dalam pembelajaran

berlangsung. Terlebih dengan kerja sama dalam kelompok, berfikir kreatif dan
115
Ramayulis,Metodelogi Pendidikan Islam,(Jakarta:Jl.Teladan No.2 Johar Baru V, Desember
2014), hlm.249.
116
Titin Syahrowiyah,”Pengaruh Metode Pembelajaran Praktik Terhadap Motivasi dan Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV Sekolah Dasar,”Jurnal Online Studia Didaktika ,Vol.
10, No 2, Tahun 2016 ,hlm. 3.

122
inovatif dalam memecahkan masalah dan beraktivitas merupakan ciri khas

dalam pembelajaran ini menjadikan peserta didik untuk lebih termotivasi dalam

belajar.117

Dengan demikian berdasarkan pembahasan diatas, maka penerapan

model pembelajaran langsung dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa

pada mata pelajaran Akidah Akhlak Materi Akhlak Terpuji siswa kelas VIII A

Di MTs Dakhwah Islamiyah Putra Kediri.

117
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Langsung,( Jakarta:Kencana Perdana Media,2006), hlm
6

123
Bab V
Penutup
A. Kesimpulan

Dari analisis data yang telah dipaparkan oleh peneliti, dapat disimpulkan

bahwa penerapan model pembelajaran langsung dengan metode praktek mampu

meningkatkan pemahaman belajar siswa dalam mata pelajaran Akidah Akhlak

Materi Akhlak Terpuji di Kelas VIII A MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri

pada Tahun Pelajaran 2023/2024. Pada hasil pembelajaran sebelumnya

ketuntasan klasikal siswa kelas VIII A yang berhasil dicapai adalah sebesar

44,82% selama proses pembelajaran oleh guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak.

Pada Penerapan Pembelajaran Lansung peningkatan pemahaman siswa ini

terbukti dengan fakta bahwa dalam siklus I, persentase ketuntasan klasikal

mencapai 58,62%, sementara pada siklus II, persentase ketuntasan klasikal

meningkat menjadi 93,10%. Terjadi kenaikan nilai persentase ketuntasan

klasikal dalam hasil belajar siswa, menunjukkan bahwa pendekatan

pembelajaran langsung mampu memberikan dampak positif pada pencapaian

peserta didik. Melalui evaluasi hasil belajar yang telah dilakukan, terkonfirmasi

bahwa teori yang mendukung penerapan model pembelajaran langsung dengan

metode praktek merupakan pendekatan yang efektif dan efisien untuk

meningkatkan pemahaman belajar siswa.

B. Saran

124
1. Kepada para siswa di kelas VIII Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Mataram,

diharapkan agar lebih aktif dan meningkatkan konsentrasi selama proses

pembelajaran. Tujuannya adalah agar setiap materi yang disampaikan dapat

dipahami dengan baik, meningkatkan hasil belajar, dan mencapai prestasi

sebaik mungkin. Hal ini disampaikan karena hanya dengan belajar saja

belum cukup untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik, kecuali

jika konsep tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,

diharapkan adanya semangat ingin tahu dari dalam diri masing-masing untuk

mencapai kesuksesan, sebab Al-Qur'an mengajarkan bahwa Allah SWT

tidak akan mengubah nasib suatu kelompok kecuali mereka sendiri yang

merubah nasibnya.

2. Guru sebaiknya mempersiapkan diri dengan baik dan memiliki keterampilan

dalam mengaplikasikan teori kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang

merupakan elemen-elemen penting dalam proses pembelajaran.

3. Kepada kepala sekolah, disarankan untuk tetap mengimplementasikan

pembelajaran menggunakan model langsung dengan metode praktek dalam

rangka meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.

4. Orang tua sebaiknya selalu mengawasi pola belajar anak dengan

memberikan motivasi agar anak dapat belajar secara terarah, mandiri, dan

disiplin.

5. Diinginkan agar peneliti lain dapat menjalankan penelitian dengan cakupan

yang lebih meluas daripada skripsi ini, sehingga dapat memberikan

125
kontribusi pada pengetahuan umum dan khususnya pada pembelajaran

Akidah Akhlak.

126
DAFTAR PUSTAKA
Abd Hamid Isa, and Yakop Napu. "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Minat Warga Belajar Program Paket C Vokasi di Sanggar Kegiatan
Belajar (SKB) Batudaa Kabupaten Gorontalo." E-PROSIDING
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO (2020), hlm.
159
Abdul Majid, “Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung”,
2013, hlm. 13.
Abdul Rahman, "Peranan guru bimbingan dan konseling terhadap pelaksanaan
bimbingan belajar di smk negeri 1 loksado", Jurnal mahasiswa BK An-
nur: berbeda, bermakna, mulia, vol. 1, Noomor 3, Tahun 2015, hlm. 3.
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq al- Syeikh, “Cet.4, Tafsir
Ibnu Katsir (Jilid 8),” Jakarta: Pustaka Imam Syafii,2005, hal. 229.
Abdurrohim, dkk, “Akidah Akhlak,” (Jakarta: Kementrian Agama, 2004), hlm.
313.
Abrory, Mizan. Efektifitas pembelajaran langsung untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah belajar matematika siswa kelas VII
SMPN 03 Sepotong Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis.
(Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2011), hlm. 12.
Afi Parnawi, Penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Yogyakarta: CV Budi Utama, Juli 2020, hlm. 6.
Agus Herianto and Ibrahim, "Analisis efektivitas, kelebihan dan kekurangan
desain model cooperative learning dalam meningkatkan motivasi dan
hasil belajar geografi lingkungan pada mahasiswa program studi
pendidikan geografi di pulau Lombok," Prosiding Seminar Nasional
Pendidik dan Pengembang Pendidikan Indonesia, 2018, hlm. 20.
Ahdar, and Wardana. "Belajar dan pembelajaran: 4 pilar peningkatan
kompetensi pedagogis.” Sulawesi Selatan: CV Kaaffah Learning Center,
2019, hlm. 59.

127
Ahmad Amin, “ilmu Akhlak,” (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1976), hlm. 24.
Akhmad Sudrajat, “Model Pembelajaran Langsung (Direct
Instruction)." Diakses dari akhmadsudrajat. wordpress. Com, 2011.
Almawadi, “Upyaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliayah
Negeri Maguwoharajo Sleman Yogyakarta.” UIN Sunan Kaliajaga:
Yogyakarta, 2008, hlm 7.
Arikunto, “Manajemen Penelitian,” Jakarta: Rineka Cipta, 2005, hlm. 51.
Basar, Afip Miftahul. "Problematika pembelajaran jarak jauh pada masa
pandemi Covid-19: (Studi kasus di SMPIT Nurul Fajri–Cikarang Barat–
Bekasi)." Edunesia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol. 2. Nomor 1, 2021,
hlm. 213.
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Bahasa Indonesia,” Jakarta:
mydyredzone, 2008, hlm. 843.
Departemen RI, “Al-Qur‟an dan Terjemahannya,” (Bandung: Diponegoro,
2003), hlm. 165.
Desi Pristiwanti, Dkk, “Pengertian Pendidikan”. Jurnal Pendidikan Dan
Konseling Vol. 4, Nomor 6, Tahun 2022, hlm. 2.
Dewi Prasari Suryani, “Akidah Akhlak 2”, Solo: PT Tiga Serangkat Pustaka
Mandari, 2020, hlm 46-59.
Dimyati dan Mudjino, “Belajar dan Pembelajaran,” Jakarta: PT Rineka
Cipta,Februari 2015, hlm. 174.
Ermis Suryana, Marni Prasyur Aprina, dan Kasinyo Harto, “Teori
Konstruktivistik dan Implikasinya dalam Pembelajaran”, Jurnal Ilmiah
Ilmu Pendidikan, Volume 5, Nomor 7, Juli 2022, hlm, 1.
Esa Nurwahyuni, “Teori Belajar dan Pembelajaran,” Yogyakarta, Anzul
Media,2007, hlm. 24.
Esa Nurwahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Anzul Media,
2007), hlm. 4.
Esthi Santi Ningtyas, Emy Waryani, “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif (Cooperatif Learning) Berbantuan Media Komik Interaktif

128
Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar IPS,” Jurnal
Pendidikan Surya Edukasi (JPSE), Vol. 3, Nomor 1, Juni 2017, hlm. 67.
Hasanah, Noviatul, “Analisis Penerapan Techhnologi Pedagogical And Content
Knowledge Dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di
Madrasah Tsanawiyah Ar Riyadh Kertonegoro Jenggawah Kabupaten
Jember,” Jember: Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq,
2023, hlm. 83.
Hasbullah, “Dasar-dasar Pendidikan”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005,
hlm.1
Helen Sabera Adib,” Teknik Pengembangan Intrumen Penelitian Ilmiah di
Perguruan Tinggi Agama Islam,” Jurnal Pendidikan, Vol. 2, Nomor 6,
hlm 139-140.
https://galerisd.id/sintaks-model-direct-instruction/, diakses Tanggal 01 Oktober
2023, jam 15.15 WITA.
Imam Syafe’i, “Tujuan Pendidikan Islam”, Al-Tadzkiyyah, Vol. 6, Nomor 2,
November 2015, hlm. 153.
Isnaya Qurratu Akyuni dan Siti Aminah, “Peran Guru Dalam Pembelajaran Al-
Qur’an melalui Aplikasi Program Holy Qur’an Release 6,5 Plusdi SMP
Plus Darus Sholah Jember,” MA’ALIM: Jurnal Pendidikan Islam,
Volume 3, Nomor 2, Desember 2022, hlm, 210.
John.M Echolas dan Hassan Sadilly, “Kamus Inggris-Indonesia,” Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama, 2016, hlm. 412
Kemenag, Q.S Al-Baqarah ayat 260.
Kemenag, QS al-Alaq [93]: 1-5.
Keputusan Mentri Agama RI Nomor 165 Tahun 2014, hlm. 43-44.
Khairy Abusyairi, "Pengembangan bahan ajar bahasa Arab," Dinamika Ilmu,
Vol 13. Nomor 1, 2013. Hal 1-2
La Sulo, Sulo Lipu. "Pendekatan Keterampilan Proses (PKP),” hlm. 59.
M. Noval Latdha dan Andika Febrian Maulana S, Wawancara, Rabu 18 Oktober
2023.

129
Maâ, Siti. "Telaah Teoritis: Apa Itu Belajar?," HELPER: Jurnal Bimbingan dan
Konseling, Vol 35. Nomor 1, 2018, hlm. 43.
Maemun, “Kiat Sukses Menjadi Guru Halal, “Mataram, Lembaga Pengkajian-
Publikasi Islam dan Masyarakat IAIN Mataram, hlm. 27.
Mashud, S. Pd. Penelitian Tindakan Berbasis Project Based Learning Kelas
Pendidikan Jasmani (PTK) & Kelas Olahraga (PTO), Sidoarjo: Zifatama
Jawara, 2022, hlm. 90.
Masnur Muchlis, “Pendidikan Karakter”, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, hlm.67
Mishbahush Shudur, "Manfaat belajar kelompok dalam Meningkatkan Prestasi
belajar siswa." Sumbula: Jurnal Studi Keagamaan, Sosial dan
Budaya Vol 4. Nomor 2, 2019, hlm. 343.
Mitra Pramita, Sri Mulyati, and Hery Susanto. "Implementasi Desain
Pembelajaran Pada Kurikulum 2013 Dengan Pendekatan
Kontekstual." Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan,
Vol 1. Nomor 3, 2016, hlm. 291.
Muhaimin, “Wacana Pengembangan Pendidikan Islam” Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004, hlm. 313.
Muhamad Afandi, Evi Chamalah, Oktarina Puspita Wardaniet al, "Model dan
metode pembelajaran," Semarang: Unissula, 2013, hlm. 23.
Muhammad Rifa'i, Rusydi Ananda, and Muhammad Fadhli. "Manajemen
peserta didik (Pengelolaan peserta didik untuk efektivitas
pembelajaran." Medan: Penerbit CV. Widya Puspita, 2018, hlm. 6.
Nur Huda Muttaqin, “Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct
Intructions) Disertai dengan Diskusi dan Media Hyper camp Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Ikatan Kimia Kelas X
1 SMA Islam 1 SurakartaTahun Pelajaran 2016/2017, “Jurnal
Pendidikan Kimia,” Vol. 7, Nomor 1, Tahun 2018, hlm. 63.
Nurmala Sari. “Pengaruh Model Pengajaran Langsung (Direct Intruction)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gelombang Di Smp Negeri I
Teunom,” Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2016, hlm. 8.

130
Oemar Hamlik, “Psikologi Belajar Mengajar,” Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2014, hlm. 33.
Okem Boy Omardi, Abu Talkah, and Ahsin Daroini. "Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan, Lingkungan Keluarga Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi
Berwirausaha Mahasiswa Di STKIP PGRI Tulungagung (Studi Pada
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Tahun 2019-2020)." Otonomi Vol. 20.
Nomor 1, 2020, hlm. 181
Pathuddin, "Pengatahuan Metakognis Dalam Menyelesaikan Masalah Limit,"
Prosiding Seminar Nasional, Vol 2, Nomor 1. Tahun 2016, hlm. 52.
Phafiandita, Adisna Nadia, et al. "Urgensi evaluasi pembelajaran di
kelas." JIRA: Jurnal Inovasi Dan Riset Akademik, Vol 3. Nomor 2,
2022), hlm. 117.
Putri, Ulfa Liana, and Jamaris Jamna. "Penerapan Metode Praktik pada Pelatihan
Menyulam Benang Emas di PKBM Ar-Raudah Naras 1 Kota
Pariaman." SPEKTRUM: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Vol. 6,
Nomo 3. 2018, hlm. 326-332.
Ramayulis, “Metodelogi Pendidikan Islam,” Jakarta: Jl.Teladan No.2 Johar Baru
V, Desember 2014, hlm. 247.
Rani Rana, “DMPk Kegiatan Penambangan Pasir Terhadap kehidupan
Ekonomi Dan Lingkungan Masyarakat Di Desa Menjalin Kecamatan
Menjalin Kabupaten Landak,” PONTIANAK: IKIP PGRI, 2023, hlm. 28
Rusman, “Model-model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme Guru”
(Jakarta:Rajawali Pers, 2013), hlm. 155.
Siti Mariam, Penerapan model pembelajaran langsung dengan metode praktek
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih di
kelas X IPS II MAN 1 Kota Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020. UIN
Mataram: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, 2019, hlm. 36-37.
Slameto, “Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,” Jakarta: Rineka
Cipta. 1991, hal. 34.

131
Sofian Amdi dan Khoiru Ahmad, “Strategi Belajar Mengajar,” Jakarta: PT
Rineka Cipta,2010, hlm. 39.
Sri wasis, J “Pentingnya penerapan Merdeka Pada Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD)”, Pedagogy, Vol. 09, Nomor 2, Tahun 2022, hlm. 36.
Sudaryono, “Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran,” Penerbit Graha Ilmu:
Yogyakarta, 2012, hlm. 44.
Sudjna, “Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar,” Bandung,Remaja Rosda
Karya,2001, hlm. 84.
Sugianto, “Pembelajaran Langsung,” Jakarta: Raja Wali Perss,2008, hlm 49.
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,” Jakarta:
Rineka Cipta, 2013, hlm.192.
Suharsimi Arikunto, dkk, “Penelitian Tindakan Kelas,” Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014, hlm. 16.
Supardi, Darwyan Syah dan Eneng Muslihah, “Strategi Belajar Mengajar,”
Jakarta: Diadit Media, 2006, hlm. 116.
Supartini, Komang Wiwik. "Penerapan model pembelajaran direct learning
untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran food and beverage pada
kompetensi menerapkan teknik platting dan garnish," Journal of
Education Action Research, Vol. 5, Nomor 2, Tahun 2021, hlm. 195-
196.
Suprijon, Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme Guru,
Jakarta: Raja Gravindo Persada, 2013, hlm. 46.
Supriyono, “Penerapan Model Pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Tema Peristiwa di Sekolah Dasar” Jurnal
Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar (JPGSD), Vol 2, Nomor 3,
Tahun 2015, hlm. 3.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini, “Strategi Belajar Mengajar.”
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996, Hal: 126
Syaiful Bahri Djamarah, “Strategi Belajar Mengajar,” Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2014, hlm. 53.

132
Syamsudin, Syamsudin, Zulfan Zulfan, and Muhammad Haikal. "Perbandingan
Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Sejarah Antara SMA Inshafuddin
dengan SMAN 5 Banda Aceh." JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Sejarah Vol 7. Nomor 1, 2022, hlm. 10.
Syukri M.Pd, “Tafsir Ayat-ayat Pembelajaran Dalam Al-Qur’an.,” (Mataram:
Insan Madani Pres. 2016), hlm. 9.
Taryana Suryana, “Pengelolaan Dokumen Sebagai Sarana Komunikasi Internal
UNKOM”, E-Jurnal, Vol 1, Nomor 1, Maret 2015, hlm. 2.
Tatang Arya Gumanti,Yunindar,Syahruddin, “Metode Penelitian Kelas,” Jakarta
: Mitra Wacana Media, 2016, hlm.254.
Titin Syahrowiyah, "Pengaruh Metode Pembelajaran Praktik Terhadap Motivasi
Dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar." Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 10,
Nomor. 2, 2016, hlm. 3.
Titin Syahrowiyah, “Pengaruh Metode Pembelajaran Praktik Terhadap Motivasi
dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar,” Jurnal Online Studia Didaktika, Vol. 10, No 2, Tahun 2016,
hlm. 3.
Togik Hidayat, and Aisyah Endah Palupi, “Penerapan Media Pembelajaran
Berbasis Macromedia Flash 8 Melalui Pembelajaran Langsung untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pelajaran Mesin CNC TU 2A Siswa
Kelas XI TPM 3 di SMK Negeri 3 Boyolangu,” State: University of
Surabaya, 2013, hlm. 69.
Trianto, “Mendisain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif,” Jakarta: Kencana,
2009, hlm.21.
Ummi Rosyidah, “Pengaruh model pembelajaran praktek Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Metro,” Jurnal SAP
(Susunan Artikel Pendidikan), Vol 1, Nomor 2, Desember 2016, hlm
119.

133
Widianingsih, “Model-Model Pembelajaran,” Jakarta:Pustaka Pelajar, 2011,
hlm. 14.
Wina Sanjaya, “Penelitian Pendidikan,” Jakarta: Kencana Pernada Media Grup,
2014, hlm. 177.
Wina Sanjaya, “Strategi Pembelajaran Langsung,” Jakarta:Kencana
PerdanaMedia, 2006), hlm. 6.
Zainal Arifin, “Evaluasi Pembelajaran,” Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,
2017, hlm 152-153
Zubaedi, “Desain Pendidikan Karakter - Dr. Zubaedi, M.Ag., M.Pd. - Google
Buku,” accessed October 12, 2022,
https://books.google.co.id/books?id=fje2DwAAQBAJ&printsec=frontco
ver&hl=id#v=onepage&q &f=false. Diakses pada 4 Oktober 2023. Pukul
13:09 WITA, hlm. 66.
Dokumen Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri. Dikutip tanggal 29
November 2023, Pukul 10.57 WITA.
Daftar Nilai Kelas VIII A Semester I Pembelajaran Akidah Akhlak Tahun
Ajaran 2023.
Profil Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri, https://nurulhakim.or.id/
profile/sejarah/. Dikutip tanggal 29 November 2023, Pukul 10.57 WITA.
Tim Penyusun, Setengah Abad Nurul Hakim: Menyingkap Sejarah dan
Konstribusi Nurul Hakim bagi Masyarakat, (Lombok Barat NTB:
Penerbit Pustaka Lombok, 2014), 28-29.
Hj. Sri Banun Muslim, “Kemampuan Manajerial Tuan Guru dalam
Penyelenggaraan Pengajaran Bahasa Arab (Studi Kasus di Pondok
Pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Baratẓ”, Disertasi, (Malang:
Program Pascasarjana IKIP Malang, 1995), 124.
Dokumen MTs Dakwah Islamiyah Putra Nurul Hakim Kediri Lombok Barat.
Dikutip tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA
Dokumentasi. Data Sekolah MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri, 30 November
2023

134
Dokumentasi. Data sekolah MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri, dikutip
tanggal 30 November 2023
Dokumentasi. Data Sekolah MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri, dikutip
tanggal 31 November 2023
Syukri M.Pd . Tafsir Ayat-ayat Pembelajaran Dalam Al-Qur’an. (Mataram:
Insan Madani Pres. 2016) hlm. 9.
Syukri Metode Khusus Pendidikan dan Pembelajaran (Jakarta:Prenadamedia
Group,2019), Hlm:149.
Supriyono,”Penerapan Model Pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Tema Peristiwa di Sekolah Dasar” Jurnal
Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar (JPGSD),Vol 2, Nomor 3,
Tahun 2015, hlm. 3.
Ramayulis,Metodelogi Pendidikan Islam,(Jakarta:Jl.Teladan No.2 Johar Baru V,
Desember 2014), hlm.249.
Titin Syahrowiyah,”Pengaruh Metode Pembelajaran Praktik Terhadap Motivasi
dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar,”Jurnal Online Studia Didaktika ,Vol. 10, No 2, Tahun 2016 ,hlm.
3.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Langsung,( Jakarta:Kencana Perdana
Media,2006), hlm 6

135
DAFTAR WAWANCARA
Sirajuddin Mustafa S.Pd.I Wawancara, selasa 4 September 2023.

Wawancara dengan Pak Supardi, guru MTs Dakwah Islamiyah Putra Yayasan

Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri, di Kediri tanggal 29 November

2023, Pukul 10.57 WITA..

Wawancara dengan Pak Supardi, guru MTs Yayasan Pondok Pesantren Nurul

Hakim Kediri, di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.00 WITA.

Wawancara dengan Pak Serijudin, Guru Mts Dakwah Islamiyah Putra Yayasan

Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri, di Kediri tanggal 29 November

2023, Pukul 11.16 WITA.

Wawancara dengan Pak Serijudin, Guru MTs Dakwah Islamiyah Putra Yayasan

Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri, di Kediri tanggal 29 November

2023, Pukul 11.16 WITA.

Wawancara dengan TGH Pak Serijudin, Guru MTs Dakwah Islamiyah Putra

Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri, di Kediri tanggal 29

November 2023, Pukul 11.16 WITA.

Wawancara dengan Pak Supardi, Guru Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hakim

Kediri, di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA.Lihat

Dokumentasi MTs Dakwah Islamiyah Putra Nurul Hakim Kediri

Lombok Barat.

Wawancara dengan Pak Serijudin, Guru MTs Yayasan Pondok Pesantren Nurul

Hakim Kediri, di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA

136
Wawancara dengan Pak Supardi, Guru MTs Yayasan Pondok Pesantren Nurul

Hakim Kediri, di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16

WITA.Lihat Dokumentasi MTs Dakwah Islamiyah Putra Nurul Hakim

Kediri Lombok Barat.

Wawancara dengan Pak Supardi Guru MTs Yayasan Pondok Pesantren Nurul

Hakim Kediri, di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA

Wawancara dengan Pak Supardi Guru MTs Yayasan Pondok Pesantren Nurul

Hakim Kediri, di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA

Wawancara dengan Pak Supardi Guru MTs Yayasan Pondok Pesantren Nurul

Hakim Kediri, di Kediri tanggal 29 November 2023, Pukul 11.16 WITA

137
LAMPIRAN
Lampiran 1:
RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Satuan Pendidikan : MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri.

Mata Pelajaran : Akidah Akhlak

Kelas / Semester : VIII/Ganjil

Materi Pokok : Akhlak Terpuji

Alokasi Waktu : 2X 45Menit

A. Komptensi Inti
KI 1 : Mengahargai dan Menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berintaraksi,
secara efekfif, dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannnya.
KI 3 : Memahami pengatahuan (factual, konseptual, dan procedural)
berdasarkan ingin tahunya tentang ilmu pengatahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian nampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengelola, dan menyaji dalam ranah kongret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat), dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan melarang) sesuai
dengan dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Komptensi Dasar

138
1.3 : Mengahayati hakikat ikhtiar, tawakkal, sabar, syukur, dan qanaah sesuai
keuntunghan islam
2.3 : Mengamalkan perilaku ikhtiar, tawakkal, sabar, syukur, dan qanaah, dalam
kehidupan, sehari-hari.
3.3 : Menganalisis pengertian, dalil, contoh, dan dampak positif sifat ikhtiar,
tawakkal, qanaah, sabar, dan syukur.
4.3 : Mengomunikasiakan hasil analisis contoh penerapan perilaku ikhtiar,
tawakkal, qanaah, sabar, dan syukur.
C. IPK
1. Menjelaskan C2 pengertian ikhtiar, tawakkal, sabar, syukur, dan qanaah
2. Menjelaskan C2 dalil dari perilaku ikhtiar, tawakkal, sabar, syukur, dan
qanaah
3. Mengaitkan C3 dalil dari perilaku ikhtiar, tawakkal, sabar, syukur, dan
qanaah
4. Membentuk C6 dampak positif dari sifat ikhtiar, tawakkal, qanaah, sabar,
dan syukur.
5. Mendemontrasikan C3 contoh perilaku ikhtiar, tawakkal, sabar, syukur, dan
qanaah, dalam kehidupan, sehari-hari
6. Menyimpulkan C5 dari perilaku . ikhtiar, tawakkal, sabar, syukur, dan
qanaah
D. Pendekatan/ Model Pembelajaran
❖ Pendekatan : Saintifik
❖ Model : Pembelajaran Langsung dengan metode Praktek
❖ Metode : Ceramah,Tanyak Jawab, Diskusi, Demonstrasi, Penugasan dan
Praktek.
❖ Teknik : Praktek Langsung.
E. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : Spidol, papan tulis, kertas, dan bolpoin
Alat : kain kapan, jajan, celeng (tabungan), al-Quran, minitaur masjid, dan kartu
remi.

139
Sumber belajar : Internet, buku paket Akidah Akhlak, buku Akidah Akhlak dari
sumber lain yang relevan.
F. Kegiatan Pembelajaran: Direct Instruktion Model
Alokasi
Langkah-langkah Kegiatan
Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 10
a. Guru masuk kelas tepat waktu dan mengucapkan salam menit
(Penumbuhan karakter budaya sekolah tentang displin dan
religious)
b. Guru menanyakan kondisi siswa saat ini
c. Guru Meminta Ketua kelas untuk memimpin doa saat
pembelajaran akan dimulai (Penumbuhan karakter religius)
d. Guru mengintruksikan kepada siswa untuk memperhatikan
kebersihan kelas sebelum pembelajaran dimulai
(Penumbuhan karakter peduli lingkungan).
(Fase 1 menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
siswa)
e. Guru mengajukan pertanyaan terkait pembelajaran
sebelumnya sebelum memulai pelajaran.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
g. Guru menyampaikan pentingnya mengetahui berbagai
bentuk bangun ruang dan ciri-cirinya.
h. Apersepsi: guru memotivasi siswa dengan membangkitkan
gairah dan wawasan siswa mengenai berbagai bentuk
akhlak terpuji beserta contohnya dan mengaitkannya dengan
berbagai dalam kehidupan sekitar.
2. Kegiatan Inti 70
a. Mengamati menit
(Fase 2 mempresentasikan pengetahuan/ demonstrasi

140
keterampilan)
1. Guru menyajikan materi bentuk akhlak terpuji dari
Ikhtiar, Tawakkal, qonaah, sabar, dan sykur.
a) Memperagakan sikap ikhtiar dengan cara untuk
menabung di dalam celengan.
b) Memeragakan sikap tawakkal membacakan surah al-
fatihah yang diikuti oleh siswa.
c) Memperagakan sikap qonaah dengan cara
memberikan jajan wafer nabati coklat kepada siswa.
d) Memperagakan sikap sabar dengan cara memberikan
maksud dari kain kapan saat menghadapi sabar
dalam musibah.
e) Memepragakan sikap syukur dengan cara
memberikan jajan wafer keju kepada siswa.
2. Siswa mengamati materi yang diperagakan olehguru.
b. Menanya
1. Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk bertanya
mengenai materi yang disampaikan oleh guru.
c. Mengeksplorasi
(Fase 3 memberikan latihan terbimbing)
1. Guru memberikan latihan bagaimana menerapkan siakp
ikhtiar, tawakkal, qonaah, sabar dan syukur.
d. Mengasosiasi
(Fase 4 mengecek pemahaman dan umpan balik)
1. Guru bersama dengan siswa mereview materi yang
dibahas sebelumnya.
2. Setelah melakukan latihan soal secara interaktif, guru
membagikan lembar kerja peserta didik untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa.

141
3. Siswa mengerjakan lembar kerja peserta didik yang
dibagikan guru.
e. Mengkomunikasikan
1. Guru membahas hasil lembar kerja peserta didik
bersama dengan siswa.
(Fase 5 memberikan latihan lanjutan)
2. Guru meminta siswa untuk mencari contoh ikhtiar,
tawakkal, qonaah, sabar dan syukur dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Kegiatan Penutup 10
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi ikhtiar,
tawakkal, qonaah, sabar dan syukur.
b. Guru melakukan refleksi sebagai penguatan dari kegiatan
pembelajaran hari ini.
c. Guru memberikan apresiasi dan semangat untuk selalu
belajar pada peserta didik.
d. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran, dan motivasi
untuk tetap semangat serta mengingatkan peserta didik
untuk mempelajari materi baru.
e. Guru menyampaikan informasi materi pertemuan
berikutnya
f. Guru mempersilahkan siswa untuk berdoa, menutup
kegiatan pembelajaran hari ini (menumbuhkan karakter
religious)

G. Penilaian Hasil Pembelajaran


No Lingkup penilaian Teknik penilaian Bentuk instrumen
1 Pengetahuan Tes Tulis Tes Pilihan Ganda dan uraian
2 Keterampilan Unjuk kerja/penugasan Lembar Kerja Peserta Didik

142
1. Tabel Penilaian Pengetahuan
No Nama Siswa Skor Yang Skor Total Nilai
Diperoleh
1.
2.
3.
4.
5.

Keterangan Nilai

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = = X 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
2. Penilaian keterampilan
No Nama Peserta Diisi Aktif Teliti Ketepatan Total Nilai
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 Skor

Keterangan Nilai
Selalu = 4
Sering = 3
Jarang = 2
TidakPernah = 1

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran Lapangan Kepala Sekolah/Madrasah

143
Serijudin Mustafa, S.Pd.I Makmun, S.Pd, M.Pd.I
NIP 198807132015031007 NIP 197804062005011004

144
Lampiran 2 :
Indikator Observasi Aktifitas Guru Siklus 1
Penilaian
No Indikator Keterangan
Terlihat Tidak terlihat
1. Prapembelajaran
a. Guru menggunakan
RPP apserpsi
b. Guru melakukan
kegiatan
c. Guru memberitahukan
manfaat dan tujuan
pembelajran
d. Guru memberikan
deskripsi singkat
tentang materi
pembelajaran
e. Guru memberikan
petunjuk kegiatan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penguasaan Materi
Pembelajaran
1. Guru memberikan
motivasi
2. Guru mengaitkan materi
dengan pengetahuan
lain yang relevan
3. Guru mengaitkan materi
dengan realita
kehidupan
B. Pendekatan/strategi
pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran langsung
dengan metode Praktek
1. Menjelaskan Tujuan
Demonstrasi
Pembelajaran
2. Guru menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran
menggunakan strategi

145
Model Pembelajaran
langsung dengan
metode praktek kepada
peserta didik
3. Menyiapkan alat atau
benda yang dibutuhkan
untuk demonstrasi
materi pembelajaran
4. Mendemonstrasikan
sesuai sesuai dengan
tujuan pembelajaran
yang disertai dengan
penjelasan lisan
5. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk melakukan
tanyak jawab
6. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk mencoba
dan mempraktekkan apa
yang telah di peragakan
guru sebelumnya
C. Pemanfaatan Sumber
Belajar/ Media Pembelajaran
1. Guru menggunakan
media secara aktif dan
efisien
2. Guru melibatkan siswa
dalam pemanfaatan
media
D. Pelajaran Yang Memicu Dan
Memelihara Ketertiban
Siswa
1. Guru menumbuhkan
partisipatif aktif siswa lii
dalam pembelajaran.
2. Guru menunjukkan sikap
terbuka terhadap respon
siswa
3. Guru menumbuhkan
kecerian dan
antusiasisme siswa
dalam belajar

146
E. Penilaian Proses Dan Hasil
Belajar
1. Guru memantau
kemajuan belajar selama
proses pembelajaran
berlangsung
2. Guru melakukan
penilaian akhir sesuai
indikator
F. Penggunaan Bahasa
1. Guru menggunakan
bahasa lisan dan tulisan
secara baik, benar dan
jelas.
2. Guru menyampaikan
pesan dengan gaya yang
sesuai
3. Guru memberikan
apresiasi/ penghargaan
bagi kelompok terbaik
selama proses
pembelajaran.
3. Penutup
1. Guru memberikan
lembar evaluas
2. Guru mengucapkan
salam
Komentar:
Berdasarkan tabel aktivitas guru tersebut, terlihat bahwa pelaksanaan kegiatan
guru pada siklus I sudah termasuk dalam kategori baik. Meskipun demikian, masih
terdapat beberapa aspek pelaksanaan yang perlu diperbaiki pada pertemuan selanjutnya.
Beberapa hal tersebut antara lain: guru belum melaksanakan kegiatan apersepsi, belum
memberikan deskripsi singkat mengenai materi pembelajaran, belum memberikan
petunjuk kegiatan pembelajaran, belum mengaitkan materi dengan pengetahuan yang
relevan, belum melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah
direncanakan dalam RPP, belum menggunakan media pembelajaran secara efektif dan
efisien, kurangnya keterlibatan guru dengan siswa saat menggunakan media
pembelajaran, dan kurangnya pemantauan terhadap proses pembelajaran.

Mataram Oktober 2019

147
Observer/ Pengamat

IBRAHIM

148
Lampiran 3:
Indikator Observasi Aktifitas Siswa Siklus I
Penilaian
No. Indikator Keterangan
Terlihat Tidak terlihat
1. Prapembelajaran
a. Siswa mendengarkan
manfaat dan tujuan
pembelajaran
b. Siswa mendengarkan
pemaparan deskripsi
singkat tentang
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
c. Siswa mendengarkan
petunjuk kegiatan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penguasaan Materi
Pembelajaran.
1. Siswa mendengarkan
dengan saksama materi
singkat yang
disampaikan oleh guru
2. Siswa mengajukan
pertanyaan yang
dianggap belum jelas
3. Siswa menjawab
pertanyaan guru
dengan benar
B. Pendekatan Model
Pembelajaran langsung
1. Siswa mendengarkan
arahan dari guru
tentang penyiapan alat
peraga yang akan
digunakan
2. Siswa menerima
bagian materi yang
telah dituntaskan
3. Siswa menyimak dan
memperhatikan
penjelasan guru dengan

149
baik dan benar
4. Siswa mempraktekkan
materi pembelajaran
yang telah dicontohkan
oleh guru
5. Siswa
mempersentasikan
hasil pemahamanannya
di depan kelas
C. Pemanfaatan Sumber /
Media Pembelajaran
1. Siswa menggunkan
media secara efektif
dan efesien.
2. Siswa memanfaatkan
media yang sudah
tersedia
D. Pelajaran Yang Memicu
Dan Memelihara Ketertiban
Siswa
1. Siswa aktif dalam
partisipasi
pembelajaran
2. Siswa bertanya ketika
mendapat suatu
kesulitan yang belum
dipahami.
3. Siswa berantusias
dalam proses
pembelajaran.
E. Penilaian Proses Dan Hasil
Belajar
1. Siswa mencoba
menyimpulkan materi
yang sedang dibahas
2. Siswa berusaha
memperbaiki dan
menambah simpulan
dari temannya
3. Siswa menerima soal
yang diberikan oleh
guru dalam proses
pembelajaran

150
3. Penutup

151
Lampiran 4:
Tes Pilihan Ganda (multiple choise)
Berikan tanda (x) pada huruf a,b,c dan d dan jawaban paling benar.
1. Orang yang selalu menabung dan memikirkan kehidupan kedepannya sikap ini
merupakan…..
a. Sabar
b. Syukur
c. Tawakkal
d. ikhtiar
2. Membaca Alquran adalah salah satu sebagai penghormatan kita kepada Allah Swt
dan kita berserah diri dalam mengerjakan sesuatu. Hal ini merupakan contoh sikap
dari….
a. qonaah
b. ikhtiar
c. tawakkal
d. sabar
3. Maksud dari kain kapan menunjukkan kita dalam sikap…
a. sabar dalam musibah
b. qonaah dalam menerima pemberian
c. tawakkal dalam berserah diri kepada Allah
d. syukur dalam menikmati kehidupan
4. Perhatiakan gambar berikut ini.

Gambar diatas merupakan orang yang belajar dengan bersungguh-sunggh hal ini
merupakan contoh dari sikap…
a. Sabar
b. Tawakkal
c. Qonaah
d. Ikhtiar
5. Perhatikan gambar berikut ini

152
Gambar diatas merupakan orang selalu berdoa kepada Allah swt dan berserah diri
dalam menjalakan hidupnya hal ini merupakan sikap dari…
a. Sabar
b. Tawakkal
c. Qonaah
d. Ikhtiar
6. Perhatiakan gambar berikut ini.

Dari gambar diatas terdapat ungkapan tangan di atas lebih baik dari pada tangan di
bawah tepat apabila ditujukan kepada….
a. Orang yang rajin berusaha
b. Orang yang menerima pemberian orang lain
c. Barang yang diberikan
d. Orang yang memberi
7. Ketika seseorang yang memberikana sesuatu baik itu berupa uang atau jajan hal
yang harus diucapkan adalah….
a. Terimakasih
b. Sama-sama
c. Semoga dipermudahkan segala urusan
d. Semoga panjang umur
8. Saat berada di dalam kelas, Pak Ustadz memberikan jajan wafer coklat; ada yang
mendapatkan satu dan ada yang mendapatkan dua. Dalam konteks ini, sikap yang
akan dilakukan siswa adalah….
a. Sabar
b. Syukur
c. Qonaah

153
d. Tawakkal
9. Saat berada di dalam kelas, Pak Ustadz memberikan wafer keju kepada siswa.
Dalam konteks ini, sikap yang akan dilakukan siswa adalah…
a. Sabar
b. Syukur
c. Qonaah
d. Tawakkal
10. Seorang individu yang mengalami kesulitan dalam kehidupan tetapi tetap
bersyukur atas apa yang dimilikinya menunjukkan sikap…
a. Qonaah
b. Bijaksana
c. Tekun
d. Tawakkal
KUNCI JAWABAN PILIHAN GANDA
1. d
2. c
3. a
4. d
5. b
6. d
7. a
8. c
9. b
10. a

154
Lampiran 5:
RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Satuan Pendidikan : MTs Dakwah Islamiyah Putra Kediri.

Mata Pelajaran : Akidah Akhlak

Kelas / Semester : VIII/Ganjil

Materi Pokok : Akhlak Terpuji

Alokasi Waktu : 2X 45Menit

A. Komptensi Inti
KI 1: Mengahargai dan Menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli


(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam
berintaraksi, secara efekfif, dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannnya.

KI 3 : Memahami pengatahuan (factual, konseptual, dan procedural)


berdasarkan ingin tahunya tentang ilmu pengatahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian nampak mata.

KI 4 : Mencoba, mengelola, dan menyaji dalam ranah kongret


(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat), dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan melarang) sesuai dengan dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

155
B. Komptensi Dasar
1.3 : Mengahayati hakikat ikhtiar, tawakkal, sabar, syukur, dan
qanaah sesuai keuntunghan islam
2.3 : Mengamalkan perilaku ikhtiar, tawakkal, sabar, syukur, dan
qanaah, dalam kehidupan, sehari-hari.
3.3 : Menganalisis pengertian, dalil, contoh, dan dampak positif
sifat ikhtiar, tawakkal, qanaah, sabar, dan syukur.
4.3 : Mengomunikasiakan hasil analisis contoh penerapan perilaku
ikhtiar, tawakkal, qanaah, sabar, dan syukur.

C. IPK
1. Menjelaskan pengertian ikhtiar, tawakkal, sabar, syukur, dan qanaah
2. Menjelaskan dalil dari perilaku ikhtiar, tawakkal, sabar, syukur, dan qanaah
3. Mengaitkan dalil dari perilaku ikhtiar, tawakkal, sabar, syukur, dan qanaah
4. Membentuk dampak positif dari sifat ikhtiar, tawakkal, qanaah, sabar, dan
syukur.
5. Mendemontrasikan contoh perilaku ikhtiar, tawakkal, sabar, syukur, dan
qanaah, dalam kehidupan, sehari-hari
6. Menyimpulkan dari perilaku . ikhtiar, tawakkal, sabar, syukur, dan qanaah
D. Pendekatan/ Model Pembelajaran
❖ Pendekatan : Saintifik
❖ Model : Pembelajaran Langsung dengan metode Praktek
❖ Metode : Ceramah,Tanyak Jawab, Diskusi, Demonstrasi, Penugasan dan
Praktek.
❖ Teknik : Praktek Langsung.
E. Media, Alat dan Sumber Belajar
❖ Media : Spidol, papan tulis, kertas, dan bolpoin
❖ Alat : kain kapan, jajan, celeng (tabungan), al-Quran, minitaur masjid, dan
kartu remi.

156
❖ Sumber belajar : Internet, buku paket Akidah Akhlak, buku Akidah Akhlak
dari sumber lain yang relevan.
F. Kegiatan Pembelajaran: Direct Instruktion Model
Alokasi
Langkah-langkah Kegiatan
Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 10
a. Guru masuk kelas tepat waktu dan mengucapkan salam menit
(Penumbuhan karakter budaya sekolah tentang displin dan
religious)
b. Guru menanyakan kondisi siswa saat ini
c. Guru Meminta Ketua kelas untuk memimpin doa saat
pembelajaran akan dimulai (Penumbuhan karakter
religius)
d. Guru mengintruksikan kepada siswa untuk
memperhatikan kebersihan kelas sebelum pembelajaran
dimulai (Penumbuhan karakter peduli lingkungan).
(Fase 1 menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
siswa)
e. Guru mengajukan pertanyaan terkait pembelajaran
sebelumnya sebelum memulai pelajaran.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
g. Guru menyampaikan pentingnya mengetahui perilaku
akhlak terpuji dari ikhtiar, tawakkal, qonaah, sabar dan
syukur.
h. Apersepsi: guru memotivasi siswa dengan
membangkitkan gairah dan wawasan siswa mengenai
berbagai bentuk akhlak terpuji beserta contohnya dan
mengaitkannya dengan berbagai dalam kehidupan sekitar.
2. Kegiatan Inti 70

157
Mengamati menit
(Fase 2 mempresentasikan pengetahuan/ demonstrasi
keterampilan)
1) Guru menyajikan materi bentuk akhlak terpuji dari
Ikhtiar, Tawakkal, qonaah, sabar, dan sykur.
a) Memperagakan sikap ikhtiar dengan cara
mengamati gambar orang yang bersungguh dalam
belajar.
b) Memeragakan sikap tawakkal dengan cara
mengamati gambar tentang orang yang berserah
diri kepada Allah Swt
Cacatan:
Memperaktekkan sikap ikhtiar dan tawakkal yaitu
dengan menunjukkan semangat usaha dan
kemandirian kepada Tuhan, siswa diinstruksikan
untuk menghadapi tantangan soal yang jauh lebih
sulit dari pemahaman saat ini. Setelah itu, guru
mengobservasi respon siswa hingga mereka
mengakui keterbatasan mereka dalam menjawab
pertanyaan tersebut.
c) Menunjukkan sikap qonaah dengan memberikan
wafer nabati coklat kepada siswa, dengan
beberapa siswa mendapatkan satu dan yang lain
mendapatkan dua. Guru mengamati respons siswa
untuk melihat bagaimana mereka menanggapi
distribusi tersebut dan siapa yang menunjukkan
rasa puas dan penerimaan terhadap apa yang
diberikan.
d) Menyatakan kesabaran dengan cara seorang guru

158
menangani situasi di mana ia secara tidak sengaja
merusak pulpen siswa. Setelah kejadian tersebut,
guru menunggu tanggapan siswa tanpa
memberikan reaksi apapun, memberikan
kesempatan bagi siswa untuk tetap tenang dan
bersabar.
e) Mempragakan sikap syukur dengan cara
memberikan uang kepada kepada siswa. guru
mengobservasi respon siswa hingga mereka
mengucapkan terimakasih
2) Siswa mengamati materi yang diperagakan oleh guru.
Menanya
1. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang apa
yang diamati dari materi yang dipraktekkan.
Mengeksplorasi
(Fase 3 memberikan latihan terbimbing)
1. Guru memberikan Latihan untuk menerapkakn sikap
ikhtiar, tawakkal qonaah, sabar dan syukur.
Mengasosiasi
(Fase 4 mengecek pemahaman dan umpan balik)
1. Guru bersama dengan siswa mereview materi yang
dibahas sebelumnya.
2. Setelah melakukan latihan soal secara interaktif, guru
membagikan lembar kerja peserta didik untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa.
3. Siswa mengerjakan lembar kerja peserta didik yang
dibagikan guru.
Mengkomunikasikan
1. Guru membahas hasil lembar kerja peserta didik bersama

159
dengan siswa.
(Fase 5 memberikan latihan lanjutan)
2. Guru meminta siswa untuk mencari contoh ikhtiar,
tawakkal, qonaah, sabar dan syukur dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Kegiatan Penutup 10
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi ikhtiar, menit
tawakkal, qonaah, sabar dan syukur.
b. Guru melakukan refleksi sebagai penguatan dari kegiatan
pembelajaran hari ini.
c. Guru memberikan apresiasi dan semangat untuk selalu
belajar pada peserta didik.
d. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran, dan motivasi
untuk tetap semangat serta mengingatkan peserta didik
untuk mempelajari materi baru.
e. Guru menyampaikan informasi materi pertemuan
berikutnya
f. Guru mempersilahkan siswa untuk berdoa, menutup
kegiatan pembelajaran hari ini (menumbuhkan karakter
religious)

H. Penilaian Hasil Pembelajaran


No Lingkup penilaian Teknik penilaian Bentuk instrumen
1 Pengetahuan Tes Tulis Tes Pilihan Ganda dan uraian
2 Keterampilan Unjuk kerja/penugasan Lembar Kerja Peserta Didik

1. Tabel Penilaian Pengetahuan


No Nama Siswa Skor Yang Skor Total Nilai
Diperoleh
1.

160
2.
3.
4.
5.

Keterangan Nilai

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = = X 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
2. Penilaian keterampilan
No Nama Peserta Diisi Aktif Teliti Ketepatan Total Nilai
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 Skor

Keterangan Nilai
Selalu = 4
Sering = 3
Jarang = 2
TidakPernah = 1

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kepala Sekolah/Madrasah

Serijudin Mustafa, S.Pd.I Makmun, S.Pd, M.Pd.I


NIP 198807132015031007 NIP 197804062005011004

161
Lampiran 6:
Indikator Observasi Aktifitas Guru Siklus II
Penilaian
No Indikator Keterangan
Terlihat Tidak terlihat
1. Prapembelajaran
a. Guru menggunakan
RPP apserpsi
b. Guru melakukan
kegiatan
c. Guru memberitahukan
manfaat dan tujuan
pembelajran
d. Guru memberikan
deskripsi singkat
tentang materi
pembelajaran
e. Guru memberikan
petunjuk kegiatan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penguasaan Materi
Pembelajaran
1. Guru memberikan
motivasi
2. Guru mengaitkan materi
dengan pengetahuan
lain yang relevan
3. Guru mengaitkan materi
dengan realita
kehidupan
B. Pendekatan/strategi
pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran langsung
dengan metode Praktek
1. Menjelaskan Tujuan
Demonstrasi
Pembelajaran
2. Guru menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran
menggunakan strategi

162
Model Pembelajaran
langsung dengan
metode praktek kepada
peserta didik
3. Menyiapkan alat atau
benda yang dibutuhkan
untuk demonstrasi
materi pembelajaran
4. Mendemonstrasikan
sesuai sesuai dengan
tujuan pembelajaran
yang disertai dengan
penjelasan lisan
5. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk melakukan
tanyak jawab
6. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk mencoba
dan mempraktekkan apa
yang telah di peragakan
guru sebelumnya
C. Pemanfaatan Sumber
Belajar/ Media Pembelajaran
1. Guru menggunakan
media secara aktif dan
efisien
2. Guru melibatkan siswa
dalam pemanfaatan
media
D. Pelajaran Yang Memicu Dan
Memelihara Ketertiban
Siswa
1. Guru menumbuhkan
partisipatif aktif siswa
lii dalam pembelajaran.
2. Guru menunjukkan
sikap terbuka terhadap
respon siswa
3. Guru menumbuhkan
kecerian dan
antusiasisme siswa
dalam belajar

163
E. Penilaian Proses Dan Hasil
Belajar
1. Guru memantau
kemajuan belajar selama
proses pembelajaran
berlangsung
2. Guru melakukan
penilaian akhir sesuai
indikator
F. Penggunaan Bahasa
1. Guru menggunakan
bahasa lisan dan tulisan
secara baik, benar dan
jelas.
2. Guru menyampaikan
pesan dengan gaya yang
sesuai
3. Guru memberikan
apresiasi/ penghargaan
bagi kelompok terbaik
selama proses
pembelajaran.
3. Penutup
1. Guru memberikan
lembar evaluas
2. Guru mengucapkan
salam
Komentar:
Berdasarkan tabel aktivitas guru tersebut terlihat bahwa pelaksanaan kegiatan
guru siklus II, mencapai/memenuhi semua indikator lembar observasi yang sudah
disiapkan terlebih dahulu dalam siklus II. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan kegiatan
guru tergolong dalam kategori baik
Mataram Oktober
2023
Observer/ Pengamat

IBRAHIM

164
Lampiran 7:
Indikator Observasi Aktifitas Siswa Siklus II
Penilaian
No. Indikator Keterangan
Terlihat Tidak terlihat
1. Prapembelajaran
d. Siswa mendengarkan
manfaat dan tujuan
pembelajaran
e. Siswa mendengarkan
pemaparan deskripsi
singkat tentang
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
f. Siswa mendengarkan
petunjuk kegiatan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penguasaan Materi
Pembelajaran.
4. Siswa mendengarkan
dengan saksama materi
singkat yang
disampaikan oleh guru
5. Siswa mengajukan
pertanyaan yang
dianggap belum jelas
6. Siswa menjawab
pertanyaan guru
dengan benar
B. Pendekatan Model
Pembelajaran langsung
6. Siswa mendengarkan
arahan dari guru
tentang penyiapan alat
peraga yang akan
digunakan
7. Siswa menerima
bagian materi yang
telah dituntaskan
8. Siswa menyimak dan
memperhatikan
penjelasan guru dengan

165
baik dan benar
9. Siswa mempraktekkan
materi pembelajaran
yang telah dicontohkan
oleh guru
10. Siswa
mempersentasikan
hasil pemahamanannya
di depan kelas
C. Pemanfaatan Sumber /
Media Pembelajaran
3. Siswa menggunkan
media secara efektif
dan efesien.
4. Siswa memanfaatkan
media yang sudah
tersedia
D. Pelajaran Yang Memicu
Dan Memelihara Ketertiban
Siswa
4. Siswa aktif dalam
partisipasi
pembelajaran
5. Siswa bertanya ketika
mendapat suatu
kesulitan yang belum
dipahami.
6. Siswa berantusias
dalam proses
pembelajaran.
E. Penilaian Proses Dan Hasil
Belajar
4. Siswa mencoba
menyimpulkan materi
yang sedang dibahas
5. Siswa berusaha
memperbaiki dan
menambah simpulan
dari temannya
6. Siswa menerima soal
yang diberikan oleh
guru dalam proses
pembelajaran

166
3. Penutup

167
Lampiran 8:
Tes Pilihan Ganda (multiple choise)
Berikan tanda (x) pada huruf a,b,c dan d dan jawaban paling benar.
1. Bersyukur dengan mengucapkan…..
a. Alhamdulillah
b. Subhanallah
c. Masyaallah
d. Astagfirullah
2. Perhatiakan gambar berikut ini.

Gambar diatas merupakan orang yang belajar dengan bersungguh-sunggh hal ini
merupakan contoh dari sikap…
a. Sabar
b. Tawakkal
c. Qonaah
d. Ikhtiar
3. Perhatikan gambar berikut ini

Gambar diatas merupakan orang selalu berdoa kepada Allah swt dan berserah diri
dalam menjalakan hidupnya hal ini merupakan sikap dari…
a. Sabar
b. Tawakkal
c. Qonaah
d. Ikhtiar
4. Perhatiakan gambar berikut ini.

168
Dari gambar diatas terdapat ungkapan tangan di atas lebih baik dari pada tangan di
bawah tepat apabila ditujukan kepada….
a. Orang yang rajin berusaha
b. Orang yang menerima pemberian orang lain
c. Barang yang diberikan
d. Orang yang memberi
5. Jika kita ditimpa musibah, cara kita bersikap adalah …
a. Acuha. tak acuh
b. Menyesali
c. Stress
d. Sabar
6. Berikut dampak positif dari tawakkal kecuali….
a. Memperoleh kepuasan batin karena keberhasilan usahanya
b. Menumbuhkembangkan akan kesadaran akan kelemahan dirinya
c. Memiliki emosi yang stabil
d. Memperoleh keteguhan hati
7. Ketika seseorang yang memberikana sesuatu baik itu berupa uang atau jajan hal
yang harus diucapkan adalah….
a. Terimakasih
b. Sama-sama
c. Semoga dipermudahkan segala urusan
d. Semoga panjang umur
8. Didalam kelas Ahmad mencatat materi yang diberikan oleh ustadznya . suatu
ketikan saat mencatat polpennya terjatuh tampa disenagaja temannya menginjak
polpen tersebut sehingga polpen itu hancur dan rusak. Hal yang dilakukan Ahmad
adalah…
a. Sabar
b. Tawakkal
c. Ikhtiar
d. Qonaah
9. Perhatikan gambar berikut ini.

169
Gambar diatas terdapat siswa yang meneriama dari pemberian pak ustadznya
berupa jajan, salah sebagaian dari mereka ada yang mendapatkan satu dan ada
yang mendapatkan dua. Hal yang harus dilakukan siswa terebut adalah sikap…
a. Sabar
b. Syukur
c. Qonaah
d. Tawakkal
10. Berikut ini dampak positif dari ikhtiar adalah..
a. Merasakan kepuasan bantin karena dapat mencukupi kebutuhan hidupnya
b. Memiliki emosi yang stabil
c. Dapat berlaku adil dalam mebelanjakan harta
d. Terhindar dari sifat riyah
11. Perilaku tawakal kepada Allah Swt. dilakukan setelah manusia ….
a. Berikhtiar sungguh-sungguh
b. Mendapatkan kesuksesan
c. Gagal dalam berusaha
d. Mendapatkan musibah dan kesusahan
12. Mendayagunakan nikmat Allah Swt. pada hal-hal yang diridhai-Nya, merupakan
contoh perilaku syukur dengan ....
a. badan
b. hati
c. lisan
d. amal
13. Bagaimana cara menggabungkan ikhtiar dengan tawakal…
a. Hanya bergantung pada tawakal tanpa melakukan usaha
b. Hanya melakukan usaha tanpa tawakal
c. Melakukan usaha dengan sungguh-sungguh dan tawakal kepada Allah
d. Menyerah pada nasib tanpa melakukan apapun
14. Dibawah ini yang tidak termasuk dampak positif dari sifat qonaah adalah…
a. Terhindar dari sifat tamak

170
b. Dapat merasakan ketentraman hidup
c. Mendapat jaminan nikmat dari Allah
d. Mendapat rezeki dari Allah.
15. Manakah dari pernyataan berikut yang mencerminkan sikap ikhtiar yang benar..
a. Apa yang terjadi adalah takdir, tidak perlu berusaha
b. Berusaha keras tanpa berdoa karena sudah cukup usaha
c. Berdoa tanpa berusaha karena semuanya tergantung pada keberuntungan
d. Berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa kepada Allah untuk
mendapatkan hasil terbaik.
Kunci Jawaban
1. a
2. d
3. b
4. d
5. d
6. c
7. a
8. a
9. c
10. a
11. a
12. d
13. c
14. c
15. d

171
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas diri
Nama : Ibrahim
Tempat/Tanggal Lahir : Salit, 27 Maret 2001
Alamat Rumah : Dusun Salit, Desa Seminar Salit, RT. 07/RW 03, Kec.
Brang Rea, Kab. Sumbawa Barat. Prov. Nusa Tenggara
Barat.
Nama Ayah: Makasau
Nama Ibu: Sahora
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
f. SD : SDN Seminar, 2014
g. SMP: SMPN 1 Brang Rea, 2017
h. SMA : SMAN 1 Brang Rea, 2020
C. Riwayat Pekerjaan : -
D. Pengalaman Organiasasi: PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)
dan An-nadi UIN Matara

172
KEGIATAN SIKLUS I
DAN II
SIKLUS 1

173
174
SIKLUS II

175
176

Anda mungkin juga menyukai