Anda di halaman 1dari 119

PROBLEMATIKA GURU DALAM MENGEMBANGKAN MEDIA

PEMBELAJARAN PADA MUATAN BAHASA INDONESIA DI MI NW


NURUL HARMAIN NARMADA TAHUN PELAJARAN

Oleh

Meyyana Andriyani
NIM

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

i
PROBLEMATIKA GURU DALAM MENGEMBANGKAN MEDIA
PEMBELAJARAN PADA MUATAN BAHASA INDONESIA DI MI NW
NURUL HARMAIN NARMADA TAHUN PELAJARAN

Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh

Meyyana Andriyani
NIM

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh : Meyyana Andriyani, NIM : dengan judul “Problematika

Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran Pada Muatan Bahasa

Indonesia di MI NW Nurul Haramain Narmada” telah memenuhi syarat dan

disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal : Januari

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Muammar, M.Pd. Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag


NIP. NIP.

iii
NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram, Januari

Hal : Ujian Skripsi


Yang Terhormat
Dekan Fakultas Trbiyah dan Keguruan
Di Mataram
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.

Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami


berpendapat bahwa skripsi saudari :

Nama Mahasiswa : Meyyana Andriyani

NIM :

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul :Problematika Guru dalam Mengembangkan Media


Pembelajaran Pada Muatan Bahasa Indonesia di MI NW
Nurul Haramain Narmada Tahun Pelajaran

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam siding sidang skripsi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap
agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.

Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Muammar, M.Pd. Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag


NIP. NIP.

iv
PENGESAHAN

Skripsi oleh : Meyyana Andriyani, NIM : dengan judul


“Problematika Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran Pada
Muatan Bahasa Indonesia di MI NW Nurul Haramain” yang diajukan oleh
Meyyana Andriyani NIM. . telah dipertahankan di depan dewan
penguji Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Mataram pada
tanggal ________________

Dewan Penguji

Dr. Muammar. M.Pd ________________________

( Ketua Sidang/Pemb. )

Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag _______________________


( Sekretaris Sidang/Pemb. II)

H. Ridwan, M.Pd ________________________


(Penguji I)

Drs. H. Nujumuddin,M.Pd _________________________


(Penguji II)

vi
MOTTO

“ Yakin adalah kunci jawaban dari segala permasalahan Dengan bermodal

yakin merupakan obat mujarab penumbuh semangat hidup”

vii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, rahmat, hidayah, rezeki dan

semua yang saya butuhkan. Allah sutradara terhebat.

. Kedua orangtuaku, umi dan bapak serta adik ku tersayang Yudia Lara

Duta Wati dan Halqi Ade Agus Sanjaya, terima kasih atas doa, motivasi,

semangat, cinta, kasih, sayang dan pengorbanan yang telah diberikan.

. Bapak Dr. Muammar M.Pd dan Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag, terima

kasih atas segala bantuan, bimbingan dan motivasi.

. Keluarga besar pondok pesantren Nurul Haramain

. Sahabat perjuangan di pondok khususnya alumni (syvia eka safitri,

Hayatul Faniah, Kharisma Wandani, Florida Anggraini) terima kasih atas

segalanya.

. Sahabatku yang selalu mengisi hari-hariku dengan kecriaan dan selalu

memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini (Baiq. Maya

Daura, Nuruhandayani Hasanah, Siti Alfiana, Yeni Rostiana)

. Sababat perjuangan kelas B PGMI angkatan , terima kasih atas

waktunya yang berharga selama tahun lebih ini.

. Almamaterku tercinta, terima kasih.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. dengan limpahan,

rahmat, taufik-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat

dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW,

keluarga dan kepada seluruh sahabat dan shahabiah beliau yang turut

memperjuangkan Islam yang merupakan Agama Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaikan skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang ela membantu sebagai berikut.

. Dr. Muammar M.Pd. sebagai Pembimbing dan Ahmad Khalakul Khairi,


M.Ag. sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan
koreksi mendetail, terus-menerus, dan anpa bosan ditengah kesibukannya
dalam suasana keakaban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat
selesai.
. Bapak Dr. Ahmad Sulhan, M.pd selaku ketua jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
. Dr. Hj.Lubna, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah
memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi
bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa
pernah selesai.
. Bapak dan Ibu Dosen PGMI UIN Mataram yang telah banyak memberikan

bimbingan selama studi di UIN Mataram.

. Guru-guru di MI NW Nurul Haramain yang telah memberikan informasi


yang terkait dengan pelaksanaan penelitian dalam rangka penyusunan

ix
skripsi ini. Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat
pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. dan semoga

Narmada, _______________
Penulis,

Meyyana Andriyani

x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii
NOTA DINAS PEMBIMBING..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
ABSTRAK .................................................................................................... xv
BAB PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Latar Belakang Masalah..................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................
D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian ...........................................
E. Telaah Pustaka ................................................................................
F. Kerangka Teori................................................................................
G. Metode Penelitian............................................................................
H. Sistematika Pembahasan .................................................................
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..............................................
. Sejarah Berdirinya MI NW Nurul Haramain ..............................
. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah.................................................
. Kondisi Geografis .......................................................................
. Keadaan Guru MI NW Nurul Haramain.....................................
. Keadaan Siswa MI NW Nurul Haramain ...................................
. Keadaan Sarana dan Prasarana ...................................................
B. Paparan Data dan Temuan ............................................................
. Problematika Guru dalam Mengembangkan Media
Pembelajaran pada Muatan Bahasa Indonesia .........................
. Kendala-Kendala Guru dalam Mengembangkan Media
Pembelajaran ............................................................................
. Solusi-Solusi Guru dalam Mengembangkan Media
Pembelajaran Pada Muatan Bahasa Indonesia .........................

BAB III PEMBAHASAN ..............................................................................


A. Problematika Guru dalam Mengembangkan Media
Pembelajaran pada Muatan Bahasa Indonesia .........................
B. Kendala-Kendala Guru dalam Mengembangkan Media
Pembelajaran ............................................................................

xi
C. Upaya Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran
Pada Muatan Bahasa Indonesia ................................................

BAB IV KESIMPULAN ................................................................................


A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Nama-Nama Guru MI NW Nurul Haramain, .


Tabel Jumlah Siswa MI NW Nurul Haramain Narmada, .
Tabel Jumlah Ruang Kelas MI NW Nurul Haramain, .

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Instumen Lembaran Observasi

Lampiran Pedoman dan Hasil Wawancara kepala Madrasah


Lampiran Pedoman dan Hasil Wawancara kepada Guru Kelas
Lampiran Pedoman dan Hasil Wawancara kepada Guru Kelas
Lampiran Pedoman dan Hasil Wawancara kepada Guru Kelas
Lampiran Pedoman dan Hasil Wawancara kepada Guru Kelas
Lampiran Pedoman dan Hasil Wawancara kepada Guru Kelas
Lampiran Pedoman dan Hasil Wawancara kepada Guru Kelas
Lampiran Dokumentasi Poto Penelitian
Lampiran Dokumentasi Surat Izin Penelitian

xiv
PROBLEMATIKA GURU DALAM MENGEMBANGKAN MEDIA
PEMBELAJARAN PADA MUATAN BAHASA INDONESIA DI MI NW
NURUL HARAMAIN NARMADA TAHUN PELAJARAN
Oleh:
Meyyana Andriyani
NIM:

ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rasa keingin tahuan peneliti terhadap
problematika guru dalam mengembangkan media pembelajaran di MI NW Nurul
Haramain. Focus yang dikaji dalam penelitian ini adalah ( ) bagaimanakah
problematika guru dalam mengembangkan media pembelajaran pada muatan
bahasa Indonesia ? ( ) apa saja kendala guru dalam mengembangkan media
pembelajaran pada muatan bahasa Indonesia? ( ) bagaimana solusi yang
dilakukan guru dalam mengembangkan media pembelajaran?.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Adapun prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), penarikan kesimpulan (conclusion drawing).
Dengan melakukan pengecekan keabsahan data melalui, perpanjangan
keikutsertaan atau pengamatan, ketekunan atau keajegan pengamatan,
trianggulasi. Sumber data dari hasil wawancara diperoleh melalui kepala
madrasah dan guru-guru kelas di MI NW Nurul Haramain.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa ( ) guru
menggunakan media pembelajaran jika memang alat media pembelajaran tersedia
dan sesuai dengan materi yang diajarkan. akan tetapi guru-guru masih kurang
dalam mengembangkan media pembelajaran tersebut ( ) kendala yang menjadi
penghalang guru dalam mengembangkan media pembelajaran tersebut adalah,
minimnya dana, keterbatasan waktu, kurangnya kreativitas guru dalam
mengembangkan media media pembelajaran, materi yang susah dicarikan alat
media pembelajaran ( ) solusi atau upaya yang dilakukan oleh guru dalam
menhadapi kendala tersebut dengan cara mencari informasi melalui internet
tentang bagaimana cara mengembangkan media pembelajaran, dongeng,
permainan di dalam kelas, berdiskusi dengan guru lainnya dan mengikuti seminar-
seminar tentang bagaiamana cara mengembangkan media pembelajaran.

Kata kunci : Problematika, Guru, Media Pembelajaran, dan Bahasa

Indonesia.

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan menjadi salah satu aspek penting dalam membentuk karakter

generasi penerus bangsa. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan oleh suatu masyarakat untuk memelihara kelangsungan hidup

kebudayaan dan peradaban masyarakat. Sekolah merupakan tempat yang

strategis untuk melaksanakan rekayasa pedagogis guna mewujudkan

kelangsungan hidup kebudayaan dan peradaban masyarakat.

Pendidikan adalah sesuatu yang sangat diperlukan oleh manusia, melalui

pendidikan tersebut manusia dapat mengalami proses pembelajaran

pengetahuan. Dalam proses pembelajaran tersebut dibutuhkan seseorang

sebagai mediator sehingga tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai. Dan

mediator yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran tersebut adalah tugas

utama seorang guru.

Dunia pendidikan tidak terlepas dari peran seorang guru. Peran guru

sangat dibutuhkan dalam program pendidikan. Karena tanpa guru siapa yang

akan mengajar anak-anak di sekolah. Guru adalah seorang tenaga pendidik

profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih,

memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik.

Definisi guru adalah seseorang yang telah mengabdikan dirinya untuk

mengajarkan suatu ilmu, mendidik, mengarahkan, dan melatih muridnya agar


memahami ilmu pengetahuan yang diajarkannya tersebut profesi yang tidak

mudah.1

Tidak mudah menjadi guru yang baik, dikagumi dan dihormati oleh anak

didik, masyarakat sekitar dan rekan seprofesi. Menjadi professional, berarti

menjadi ahli dalam bidangnya. Seorang ahli, tentunya berkualitas dalam

melaksanakan pekerjaanya. Akan tetapi tidak semua ahli dapat menjadi

berkualitas. Karena menjadi berkualitas bukan hanya persoalan ahli, tetapi

juga menyangkut persoalan integritas dan personality. Dalam perspektif

pengembangan sumber daya manusia, menjadi professional adalah satu

kesatuan antara konsep personality dan integritas yang dipadupadankan

dengan skil atau keahliannya. Dalam hal ini profesionalisme seorang guru

sangatlah penting, karena menjadi guru professional itu tidak segampang yang

kita bayangkan, tetapi perlu kerja keras untuk menjadikan pembelajaran itu

menjadi lebih bermakna dalam proses pembelajaran yang baik. 2

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, kenyataan bahwa

guru jarang menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran

dikarenakan minimnya pengetahuan guru tentang mengembangkan media

pembelajaran dan menggunakannya. hal ini menyebabkan pembelajaran

menjadi mototon setiap harinya, sehingga siswa cepat merasa bosan dan

kurang aktif dalam proses pembelajaran. Padahal dengan adanya media

pembelajaran peserta lebih mudah mengerti dan cepat memahami pelajaran

1
Rulitawati, Husein Ritonga dan Hasibuan, Model Pengelolaan Kinerja Guru,
(Palembang : Tunas Gemilang Press, ), hlm. .
2
Moh. Noor, Guru Profesional dan Berkualitas, ( Semarang : Alprin, ), hlm. .
yang diajarkan. Sehingga guru akan terbantu dalam mengajar. Karena fungsi

utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu pengajaran.3

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intlektual, social, dan

emosional pesrta didik dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya

orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpatisipasi dalam

masyarakat yang menggunakan kemampuan analitis dan imaginative yang ada

dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan

apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Standar

kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi

kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan

pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan

sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik

untuk memahami dan merespon situasi local, regional, nasional, dan global.

Adapun media pembelajaran yang dibuat oleh guru pada mata

pembelajaran bahasa Indonesia yaitu eja abjad. Sedangkan media yang tidak

pernah dibuat oleh guru adalah boneka tangan untuk meningkatkan

3
MI NW Nurul Haramain Narmada, Observasi, September
kemampuan bercerita pada siswa. Media wayang kertas sebagai media untuk

meningkatkan kemampuan berbicara.

Adapun kendala yang menyebabkan guru tidak menggunakan dan

mengembangkan media pembelajaran tersebut dikarenakan ( ) ada beberapa

materi yang sulit untuk dirancang dan dicarikan medianya, ( ) guru merasa

rumit untuk membuat media pembelajaran, ( ) membutuhkan biaya, dan ( )

tidak tersedia, ( ) guru kurang tahu cara menggunakan media pembelajaran .4

Banyaknya permasalahan dan kendala yang di hadapi guru dalam

mengembangkan media pembelajaran yang ada di sekolah, hal inilah yang

menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian yang berjudul “Problematika

Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran pada Muatan Bahasa

Indonesia di MI NW Nurul Haramain Narmada Tahun Pelajaran ”

B. Rumusan Masalah

. Bagaimanakah penggunaan media pembelajaran pada Muatan Bahasa

Indonesia di MI NW Nurul Haramain?

. Apa saja problematika guru dalam mengembangkan media pembelajaran?

. Bagaimanakah solusi guru dalam mengatasi problematika pengembangan

media pembelajaran di MI NW Nurul Haramain?

C. Tujuan dan Manfaat

. Tujuan

a. Untuk mengetahui penggunaan penggunaan media pembelajaran pada

Muatan Bahasa Indonesia di MI NW Nurul Haramain.

4
Maharani, Wawancara, Oktober
b. Untuk mengetahui problematika guru dalam mengembangkan media

pembelajaran.

c. Untuk mengetahui solusi guru dalam mengatasi problematika

pengembangan media pembelajaran di MI NW Nurul Haramain

. Manfaat

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai refrensi untuk

penelitian berikutnya.

b. Manfaat Praktis

) Manfaat bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para

guru khususnya, guru muatan Indonesia agar dapat menambah

pengetahuan bagaimana seorang guru menghadapi problematika

mengembangkan media pembelajaran.

) Manfaat bagi Siswa

Penelitian ini diharapapkan dapat menerima variasi model

pembelajaran, sehingga terhindar dari rasa jenuh dan bosan.

) Manfaat bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam

rangka meningkatkan perbaikan pembelajaran di kelas, sehingga

didapat hasil yang optimal pada muatan Bahasa Indonesia maupun

muatan pembelajaran yang lain.


D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

. Ruang Lingkup

Problematika guru dalam mengembangkan media pembelajaran pada

muatan Bahasa Indonesia di MI NW Nurul Harmain Narmada Tahun

Pelajaran

. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI NW Nurul Haramain Narmada.

Alasan peniliti melakukan penelitian disini karena MI NW Nurul

Haramain merupakan MI yang tergolong cukup bagus dan memiliki

fasilitas yang lengkap dari segi kualitas dan kuantitas.

E. Telaah Pustaka

Beberapa penelitian yang relevan dengan permasalahan yang diangkat

pada penelitian ini antara lain :

. Puspa Ristina Kusumawardani ( ) berjudul, “ Problematika Guru

Dalam Pengembangan Media Pembelajaran Geometri Berbasis IT di SMP,

hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga guru tersebut belum pernah

mengembangan media pembelajaran geometri berbasis IT karena

kurangnya kemampuan dalam mengoperasikan software

pendukung pembelajaran seperti Ms. Power point, beban mengajar ketiga

guru sebanyak jam/minggu mengakibatkan kurangnya waktu untuk

latihan dalam mengembangkan, serta sarana dan prasarana sekolah yang

kurang mendukung seperti listrik, LCD dan komputer, guru masih

mendominasi pembelajaran menggunakan metode ceramah karena siswa


mengalami banyak kendala dalam operasi hitung perkalian dan

pembagian. Berdasarkan data hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa ada problematika guru dalam mengembangkan media

pembelajaran.5

Dari penelitian di atas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan

penelitian ini. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang

dilaksanakan ini adalah sama-sama mengungkapkan permasalahan

terhadap problematika pengembangan media pembelajaran. sedangkan

perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan ini

adalah pokok bahasan yang diajarkan dan kelas yang menjadi tempat

penelitian juga berbeda.

. Pramita Ricky ( ), “ Problematika Guru dalam Membuat Media

Pembelajaran di SMA Negeri Malang, hasil penelitian menunjukkan

bahwa kendala guru membuat media pemelajaran adalah ( ) profil media

pembelajaran yang digunakan oleh guru PKN di SMA Negeri di Kota

Malang dapat dikelompok ke dalam (a) media visual dan (b) multimedia

berbasis pengalaman langsung. Setiap bentuk media dipergunakan untuk

mencapai SK dan KD yang berbeda, sedangkan prosedur penyediaan

media pembelajaran melalui: membeli dan membuat. ( ) Setiap guru PKN

SMA Negeri di Kota Malang mempunyai problematika masing-masing

antara lain : (a) guru PKN SMA Negeri Malang mengalami problematika

kurangnya waktu untuk membuat media pembelajaran, (b) guru PKN

5
Puspa Ristina Kusumawardani, Problematika Guru Dalam Pengembangan Media
Pembelajaran Geometri Berbasis IT di SMP, Tahun Pelajran .
mengalami problematika kurangnya waktu dalam membuat media

pembelajaran serta jam pelajaran pelajaran PKn yang hanya jam

sehingga tidak mencukupi apabila menggunakan media pembelajaran,

selain itu kondisi siswa yang belum mempunyai keinginan belajar yang

tinggi juga menjadi problematika dalam membuat media pembelajaran, (c)

Guru mengalami problematika kurangnya keterampilan atau kemampuan

dalam membuat media pembelajaran IT seperti power point, (d) Guru juga

mengalami problematika kurangnya keterampilan atau kemampuan dalam

membuat media pembelajaran IT serta biaya dalam pembuatan media

pembelajaran selain sulitnya menselaraskan antara materi dengan media

yang akan dibuat, (e) Guru mengalami problematika kurangnya

keterampilan/kemampuan baik dalam membuat maupun menggunakan

media pembelajaran IT yang ada di sekolah (f) Guru mengalami

problematika kurangnya respon siswa dalam kerjasama membuat media

pembelajaran.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan

ini adalah sama-sama membahas media pembelajaran. sedangkan

perbedaanya adalah pokok bahasan yang diajarkan dan kelas yang menjadi

tempat penelitian juga berbeda.6

. Soewarno ( ) berjudul, “ Kendala - Kendala yang Dihadapi Guru

Dalam Memanfaatkan Media Berbasis Komputer di SD Negeri Banda

Aceh, hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala yang


6
Pramita Ricky, Problematika Guru dalam Membuat Media Pembelajaran di SMA
Negeri Malang, Tahun Pelajaran .
dialami guru dalam memanfaatkan media berbasis Komputer di SD Negeri

Banda Aceh adalah usia yang lanjut, biaya media yang mahal yaitu

computer dari infokus, keterbatasan fasilitas yang dimiliki sekolah, jumlah

siswa yang terlalu besar pada kelas, tidak pernah diberikan pelatihan

penggunaan computer disekolah, tidak mampu dalam penggunaan

computer disekolah, tidak mampu dalam penggunaan computer, tidak

seluruh guru memiliki latar belakang mampu dalam penggunaan computer

dan disarankan kepada pihak sekolah untuk menyediakan computer atau

laptop dan infokus serta memberikan pelatihan penggunaan computer

disekolah sehingga seluruh guru mampu menggunakan dan menerapkan

pada penggunaan media berbasis computer.7

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan

dilakukan ini adalah sama-sama sama-sama focus terhadap problematika

pengembangan media pembelajaran. sedangkan perbedaanya adalah pokok

bahasan yang diajarkan dan kelas yang menjadi tempat penelitian juga

berbeda.

F. Keragka Teori

. Tinjauan Tentang Guru

a. Pengertian Guru

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik. Dalam undang-undang ini kedudukan guru

7
Soewarno, Kendala - Kendala yang Dihadapi Guru Dalam Memanfaatkan Media
Berbasis Komputer di SD Negeri Banda Aceh
sebagai pendidik professional pada jenjang pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar dan menengah, pada jalur pendidikan formal yang

diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.8

Pendapat lain menyatakan bahwa Pengertian guru adalah seorang

tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu,

membimbing, melatih, memberikan penilaian, serta melakukan

evaluasi kepada peserta didik. Definisi guru adalah seseorang yang

telah mengabdikan dirinya untuk mengajarkan suatu ilmu, mendidik,

mengarahkan, dan melatih muridnya agar memahami ilmu

pengetahuan yang diajarkannya tersebut. 9 Pendapat lain menyatakan

bahwa guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada

anak didik.10

Dari penjelasan beberapa ahli di atas, dapat dipahami bahwa

guru tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, tapi juga pendidikan

lainnya dan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan

bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik

secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.

b. Persyaratan Guru

Menjadi guru berdasarkan tuntutan hati nurani tidaklah semua

orang dapat melakukannya, karena orang harus merelakan sebagian

8
Rulitawati, Husein Ritonga dan Hasibuan, Model Pengelolaan Kinerja Guru,
(Palembang Tunas Gemilang Press, ), hlm. .
9
Dewi Safitri, Menjadi Guru Profesional ( Riau : PT. Indragiri Dot Com, ),
h. .
10
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta
: PT Rineka Cipta, ), hlm. .
besar dari seluruh hidup dan kehidupannya mengabdi kepada Negara

dan bangsa guna mendidik anak didik menjadi manusia susila yang

cakap, demokratis, dan bertanggung jawab atas pembangunan dirinya

dan pembangunan bangsa dan Negara.

Menjadi guru menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat tidak

sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan seperti

dibawah ini :

) Takwa kepada Allah swt. Guru, sesuai dengan tujuan pendidikan


islam, tidak mungkin mendidik anak didik agar bertakwa kepada
Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya.
) Berilmu, ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu
bukti, bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan
kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan.
) Sehat jasmani, kesehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu
syarat bagi mereka yang melamar untuk menjadi guru. Guru yang
mengidap penyakit menular, umpamanya sangat membahayakan
kesehatan anak-anak.
) Berkelakuan baik, budi pekerti guru penting dalam pendidikan
watak anak didik. Guru harus menjadi teladan, karena anak-anak
bersifat suka meniru.11

c. Peranan Guru

Banyak peranan yang diperlukan dari guru sebagai pendidik, atau

siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru. Semua peranan

yang diharapkan dari guru seperti diuraikan dibawah ini :

) Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai
yang baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda
ini harus betul-betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat.
) Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham
yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar

11
Syaiful Bahri Djamarah, Guru …, hlm .
adalah masalah utama anak didik. Guru harus dapat memberikan
petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.
) Informator
Sebagai informator, guru harus dapat memberikan
informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain
sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah
diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif
diperlukan dari guru.
) Organisator
Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang
diperlukan dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan
pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah,
menyusun kalender akademik dan sebagainya. Semua
diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisien
dalam belajar pada diri anak didik.
) Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak
didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan
motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang
melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun
prestasinya di sekolah.
) Inisiator
Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat
menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan
pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus
diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang pendidikan.
) Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan
fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak
didik.
) Pembimbing
Peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran
yang disebutkan di atas, adalah sebagai pembimbing.
) Demonstrator
Dalam interkasi edukatif, tidak semua bahan pelajaran
dapat anak didik pahami. Apalagi anak didik yang memiliki
inteligensi yang sedang. Untuk bahan pelajaran yang sukar
dipahami anak didik, guru harus berusaha membantunnya, dengan
cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis, sehingga
apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik,
tidak terjadi kesalahan pengertian antara guru dan anak didik.
Tujuan pengajaran pun dapat tercapai dengan efektif dan efesien.
) Pengelola kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola
kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua
anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari
guru

) Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam
berbagai bentuk dan jenisnya, baik media nonmaterial maupun
materiil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna
mengefektifkan proses interaksi edukatif.
) Supervisor
Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu,
memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses proses
pengajaran. Teknik-teknik supervisi guru kuasai dengan baik agar
dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar
menjadi lebih baik.

) Evaluator
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang
evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang
menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsic.12

d. Kode Etik Guru

Kode etik guru ini merupakan ketentuan yang mengikat semua

sikap dan perbuatan guru. Bils guru telah melakukan perbuatan asusila

dan amoral berarti guru telah melanggar kode etik guru. Sebab kode

etik guru ini sebagai salah satu ciri yang harus ada pada profesi guru

itu sendiri.

Berbicara mengenai kode etik guru Indonesia, berarti kita

membicarakan guru di Negara kita. Berikut akan dikemukakan kode

etik guru Indonesia sebagai hasil rumusan kongres PGRI XIII pada

12
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta :
PT Rineka Cipta, ), hlm. - .
tanggal sampai dengan November di Jakarta, terdiri dari

Sembilan item, yaitu :

) Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk


membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
) Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan
kurikulum sesuai kebutuhan anak didik masing-masing.
) Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam
memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi
menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
) Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan
memelihara hubungan dengan orang tua anak didik sebaik-
baiknya bagi kepentingan anak didik.
) Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di
sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas
untuk kepentingan pendidikan.
) Guru sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan
dan meningkatkan mutu profesinya.
) Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara
sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun
dalam hubungan keseluruhan.
) Guru secara hokum bersama-sama memelihara, membina,
dan meningkatkan mutu organisasi guru professional
sebagai sarana pengabdiannya.
) Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Kode etik guru ini merupakan suatu yang harus
dilaksanakan sebagai barometer dari sikap dan
perbuatan guru dalam berbagai segi kehidupan, baik
dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.13

e. Kompetensi Guru Dalam Konteks Kebijakan

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah

telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana

tercantum dalam penjelasan peraturan pemeritah No. Tahun

tentang standar nasional pendidikan, yaitu :

) Kompetensi Pedagogik

13
Ibid, Hlm. - .
Kompetensi pedagogic yang harus dikuasai guru meliputi

pemahaman guru terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Secara rinci, tiap subkompetensi dijabarkan menjadi indicator

esensial sebagai berikut.

a) Memahami siswa secara mendalam

b) Merancang pembelajaran

c) Melaksanakan pembelajaran

d) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran

e) Mengembangka siswa untuk mengaktualisasikan berbagai

potensinya.

) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian bagi guru merupakan kemampuan
personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berakhlak mulia dan berwibawaa, dan dapat menjadi
teladan bagi siswa. Secara rinci, subkompetensi kepribadian terdiri
atas :
a) Kepribadian yang mantap dan stabil

b) Kepribadian yang dewasa

c) Kepribadian yang arif

d) Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan

e) Kepribadian yang berwibawa

) Kompetensi Sosial

Kompetensi social merupakan kemampuan yang harus dimiliki

guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa,


sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali siswa,

dan

Masyarakat sekitar. Kompetensis ini memiliki subkompetensi

dengan indicator esensial sebagai berikut.

a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

siswa.

b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

sesama pendidik dan tenaga kependidikan.

c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang

tua atau wali siswa dan masyarakat sekitar.

) Kompetensi professional

Kompetensi professional merupakan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang harus dikuasai guru

mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah

dan subtansi keilmuan. Setiap subkompetensi tersbut memiliki

indicator esensial sebagai berikut.

a) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan


bidang studi. Hal ini berarti guru harus memahami
materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah,
memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang
menangungi dan koheren dengan materi ajar,
memahami hubungan konsep antar mata pelajaran
terkait dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam
proses belajar – mengajar.
b) Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki
implikasi bahwa guru harus menguasai langkah-langkah
penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam
pengetahuan atau materi bidang studi.14

. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Secara etimologi, kata media berasal dari bahasa lain

“medium” yang artinya perantara, sedangkan dalam bahasa Arab

media berasal dari kata “wasaaila” artinya pengantar pesan dari

pengirim kepada penerima pesan. Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul

Hasanah mengutip beberapa pengertian media belajar mrnurut para

ahli sebagai berikut :

) Gelach dan Ely ( ) mengemukakan bahwa media belajar


merupakan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal.
) Heinich, dkk. ( ) mengemukakan bahwa media
pembelajaran merupakan pembawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung
maksud-maksud pembelajaran.
) Martin dan Briggs ( ) mengemukakan bahwa media
pembelajaran mecakup semua sumber yang diperlukan
untuk melakukan komunikasi dengan pembelajaran. Hal ini
bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan pada perangkat keras.
) H. Malik ( ) memukakan bahwa media belajar adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat meransang
perhatian, minat, pikiran danperasaan pembelajaran dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.15

14
Suyanto dan Jihad Asep, Menjadi Guru Profesional, ( Jakarta : Erlangga, ),
hlm. - .
15
Sumiharsono Rudy dan Hisbiyatul Hasanah, Media Pembelajaran, ( Jember : CV
Pustaka Abadi, ), hlm. - .
Dari penjelasan beberapa ahli di atas, dapat dipahami

bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang

digunakan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Gerlach dan Ely ( ) Mengemukakan tiga ciri media yang

merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang

dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau

kurang efesien) melakukannya.

) Ciri Fiksatif (Fixative Property)


Ciri ini menggambarkan kemampuan media meekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu
peristiwa atau objek suatu peristiwa atau objek dapat diurut
dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video
tape, audio tape, disket computer, dan film.
) Ciri Manipulatif (Manipulative Proverty)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan
karena media memiliki ciri manipulative. Kejadian yang
memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa
dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya,
bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian
menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman
fotografi tersebut.
) Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributive dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara
bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah
besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative
sama mengenai kejadia itu.16

c. Fungsi Media Pendidikan

16
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, ).
Hlm. - .
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat

penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua

aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar

tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai,

meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan

dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan

respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran

berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.

Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi

utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang

turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata

dan diciptakan oleh guru.

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-

pengaruh psikologis terhadap siswa.

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi

pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran

dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain

membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga

dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data


dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan

memadatkan informasi.

Levie dan lentz mengemukakan empat fungsi media

pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi

afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi

pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau

menyertai teks materi pelajaran.

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat

kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.

Gambar atau lambing visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,

misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan

penelitian yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil


penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran
berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan
lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau disajikan secara verbal.17

d. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

17
Ibid, hlm. - .
. Media Visual
Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber
ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan
kedalam bentuk-bentuk visual. Selain itu fungsi media visual juga
berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
menggambarkan fakta yang mungkin dapat mudah untuk dicerna
dan diingat jika disajikan dalam bentuk visual. Jenis-jenis media
visual, antara lain gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan, grafik,
kartun, poster, peta dan globe, papan planel, dan papan bulletin.

. Media Audio
Media audio adalah jenis media yang berhubungan dengan
indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan pada
lambang-lambang auditif. Jenis-jenis media audio, antara lain radio
dan alat perekam atau tape recorder.
. Media Proyeksi Diam
Jenis-jenis media proyeksi diam, antara lain adalah film
bingkai, film rangkai, OHP, Mikrofis. 18

e. Pengunaan media

Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media

mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerinama

yaitu siswa. Sebagian media dapat mengolah pesan dan respons siswa

sehingga media itu sering disebut media interaktif. Pesan dan

informasi yang dibawa oleh media bisa berupa pesan yang sederhana

dan bisa pula pesan yang amat kompleks.

18
Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoritis danPraktis, (Yogyakarta :
Deepublish, ).hlm. .
Berikut ini akan diuraikan prinsip-prinsip penggunaan dan

pengembangan media pembelajaran. Media pembelajaran yang akan

dibahas tersebut akan mengikuti taksonomi lehsin, dan kawan-kawan

yaitu media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran,

kegiatan kelompok, dan lain-lain), media berbasiscetakan (buku,

penuntun, buku kerja atau latihan, dan lembaran lepas), media berbasis

visual (buku, charts, grafik, peta, figure atau gambar, transparansi, film

bingkai atau slide, media berbasis audio-visual (video, film, slide

bersama tape, televise), dan media berbasis computer (pengajaran

dengan bantuan computer video interaktif).19

. Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk


memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.20
Belajar adalah kemampuan manusia untuk belajar merupakan
ciri penting yang mebedakan jenis manusia dan jenis makhluk
lain. Dengan kemampuan belajar dapat memberikan manfaat
bagi individu dan juga masyarakat.21

Dari penjelasan beberapa ahli di atas, dapat dipahami bahwa

belajar adalah merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk di

dalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Dengan kemampuan

belajar dapat memberikan manfaat bagi individu dan juga masyarakat.

Bagi individu, dengan kemampuan individu untuk belajar secara terus-

19
Ibid. hlm - .
20
Suryono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, ), hlm. .
21
Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran, (Depok : PT Raja
Grafindo Persada, ), hlm. .
menerus memberikan sumbangan bagi pengembangan berbagai gaya

hidup.

Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh factor eksternal

agar terjadi proses belajar pada individu yang belajar. Hakikat

pembelajaran secara umum dilukiskan Gagne dan Brigss adalah

serangkaian kegiatan yang dirancang yang memungkinkan terjadinya

proses belajar.22 Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh

guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana belajar

memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap.23

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa pembelajaran

adalah pembelajaran mengandung makna setiap kegiatan yang

dirancang untuk membantu individu mempelajari sesuatu kecakapan

tertentu. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran pemahaman karakteristik

internal individu yang belajar menjadi penting. Proses pembalajaran

merupakan aspek yang terintegrasi dan proses pendidikan.

b. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku


yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya
proses belajar. Karena belajar merupakan cara yang akurat
untuk menentukan hasil pembelajaran.24

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa Tujuan belajar

adalah suatu hasil dari kegiatan pembelajaran sebagai tanda bahwa

22
Ibid, hlm. - .
23
Dimyati dan mudjiono, Belajar dan Pembelajaran ( Jakarta : Rineka Cipta, ),
hlm .
24
Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta : Bumi Aksara, ), hlm.
siswa telah mengikuti kegiatan pembelajaran dan hasil yang diperoleh

berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dari penjelasan di atas

dapat disimpulkan bahwa tujuan dari belajar adalah adanya perubahan

tingkah laku yang terjadi pada siswa yang bersifat permanen sebagai

hasil dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas.

Sehingga siswa memiliki kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Tujuan pembelajaran merupakan titik awal yang sangat penting


dalam pembelajaran, sehingga baik arti maupun jenisnya perlu
dipahami betul oleh setiap guru maupun calon guru. Tujuan
pembelaajaran merupakan komponen yang harus dirumuskan
oleh guru dalam pembelajaran, karena merupakan sasaran dari
proses pembelajaran. Mau dibawa ke mana siswa, apa yang
harus dimiliki oleh siswa, semuanya tergantung pada tujuan
yang ingin dicapai.25

Dari penjelasan beberapa ahli di atas, dapat dipahami bahwa

tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku yang

diharapkan siswa setelah melaksanakan pembelajaran.

. Tinjauan tentang Muatan Bahasa Indonesia

a. Hakikat Muatan Bahasa Indonesia

Hakikat bahasa dilihat dari aspek bunyi dan isyarat, symbol

(huruf dan gambar), dan makna. Dari ketiga aspek ini dapat

didefinisikan bahwa bahasa adalah suatu bunyi ujaran atau isyarat

yang dapat disimbolkan melalui huruf atau gambar yang berbeda-

25
Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, ( Bekasi :
Kencana Prenadamedia, ), hlm. - .
beda, masing-masing bunyi atau isyarat dan symbol atau gambar

tersebut memiliki makna yang berbeda-beda pula.26

Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa system

lambing bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri

atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai

makna, yaitu hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dan

objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosakata itu

oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis. Atau menurut urutan

abjad, disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi

sebuah kamus.

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk

menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun lebih

jauh bahwa bahasa adalah alat untuk berinterkasi atau alat untuk

berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran,

gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa

diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat

arbitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.

Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa dibentuk oleh

sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat

dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap

lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau

konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau

26
Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
), hlm. .
menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat di simpulkan

bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna.27

b. Tujuan Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis

. Menghargai dan bangga menggunakan Indonesia sebagai bahasa

pesrsatuan dan bahasa Negara

. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat

dan kreatif untuk berbagai tujuan

. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intlektual, serta kematangan emosional dan social

. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa

. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intlektual manusia Indonesia.28

c. Ruang Lingkup Muatan Bahasa Indonesia

27
ibid
28
Kemendiknas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Tahun
tentang Standar Isi, (Jakarta : Kemendiknas, ), h. - .
Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP

saatt ini, pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang SD/MI

mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan

bersastra meliputi aspek :

) Mendengarkan

) Berbicara

) Membaca

) Menulis

Kemampuan bersastra untuk sekolah dasar bersifat

apresiatif. Karena dengan sastra dapat menanamkan rasa peka

terhadap kehidupan, mengajarkan siswa bagaimana

mengahargai orang lain, mengerti hidup, dan belajar bagaimana

menghadapi berbagai persoalan, selain sebagai hiburan dan

kesenangan juga siswa dapat belajar mempertimbangkan

makna yang terkandung di dalamnya.29

Tiap-tiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan

tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam.

Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya

melalui suatu hubungan urutan yang teratur. Mula-mula pada

masa kecil belajar menyimak bahasa kemudian berbicara,

sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan

berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah.


29
Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
), hlm. .
Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan

suatu kesatuam, merupakam catur-tunggal. Selanjutnya,

keterampilam itu erat pula berhubungan dengan proses-

prosesyang mendasari bahasa. Bahasa seseorang

mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang

berbahasa, semakin cerah pula dan jelas pula jalan pikirannya.

Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan

praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa

pula melatih keterampilan berfikir.30

. Media Pembelajaran dalam Muatan Bahasa Indonesia

a. Pengertian Media dalam Muatan Bahasa Indonesia

Media pembelajaran bahasa Indonesia adalah alat yang

digunakan oleh siswa maupun guru untuk memperlancar proses

belajar mengajar bahasa Indonesia, papan planel, gambar, bumbung

subtitusi merupakan contoh media pembelajaran bahasa Indonesia

yang sangat sederhana.31

b. Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dalam muatan bahasa Indonesia, fungsi media dapat

dikhususkan pada keterampilan bahasa, yaitu ( ) fungsi media

dalam pembelajaran mendengarkan atau menyimak, ( ) fungsi

media dalam pembelajaran membaca, dan ( ) fungsi media dalam

pembelajaran menulis.
30
Sri Satata, Bahasa Indonesia, (Jakarta : Mitra Wacana Media, ), hlm. .
31
Jauharoti Alfin, dkk. Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, ( Surabaya : LAPIS-
PGMI), hlm. .
) Fungsi media dalam pembelajaran mendengarkan atau

menyimak adalah sebagai berikut :

a. Memotivasi siswa-siswi untuk mencari dan mendapatkan

sesuatu lebih banyak dengan mendengarkan.

b. Agar siswa-siswi merasa bahwa apa yang didengarkan

berhubungan dengan kehidupan nyata

c. Memberi petunjuk tentang makna detil

d. Memberi petunjuk tentang makna pokok

e. Memberi materi non verbal yang bisa dipahami32

) Fungsi media dalam pembelajaran berbicara

a. Memotivasi siswa-siswi untuk ingin berani berbicara

b. Mengembangkan dalam wicaranya

c. Memberi informasi dalam wicara yang menyangkut objek,

tindakan, peristiwa, dan keterkaitannya

d. Memberi isyarat-isyarat non verbal dengan aman

e. Mendorong untuk berdialog atau menemukan

) Fungsi media dalam pembelajaran membaca

a. Memotivasi siswa-siswi agar ingin membaca

b. Memberikan petunjuk makna detail

c. Memberikan petunjuk tentang isi paragraph atau wacana

d. Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan isi teks

e. Memberikan materi non verbal yang dipahaminya

32
ibid
f. Memberikan analisis simbolik tentang hubungan bahasa tulis

dan bunyi luar

) Fungsi media dalam pembelajaran menulis

a. Memotivasi siswa-siswi

b. Mengembangkan konteks dalam tulisan

c. Memberikan informasi yang menyangkut objek, tindakan,

peristiwa, dan keterkaitannya

d. Memberikan isyarat non verbal dari latihan manipulasi

e. Menyediakan rencana non verbal untuk menulis karangan

c. Wujud Media Pembelajaran Bahasa Indonesia

Media pembelajaran bahasa Indonesia dibedakan atas media

pandang (visual), media dengar (audio), media pandang dengar

(audio visual), media cetak, objek fisik nyata, dan media computer.

Media pandang meliputi gambar buram dan gambar tembus

pandang. Gambar buram meliputi sketsa, kartun, lukisan dinding,

potongan gambar, chart, grafik, dan peta.

Gambar tembus pandang meliputi slide,gambar bergerak.

Media dengar meliputi radio, kaset. Media pandang dengar

meliputi televise, video. Media cetak meliputi buku-buku pelajaran,

buku bacaan, bunga rampai, kamus, ensiklopedia, buku cerita,

majalah, dan Koran. Objek nyata meliputi lingkungan alam,


lingkungan social, lingkungan budaya, nara sumber, dan hasil

karya siswa-siswi.33

d. Kriteria dan Prinsip-prinsip Pemilihan Media Pemblajaran Bahasa

Indonesia

Dalam pemilihan media pembelajaran bahasa Indonesia, juga

perlu dipertimbangkan prinsip pemilihan media. Prinsip yang

dimaksud adalah sebagai berikut :

) Prinsip yang pertama yaitu prinsip efisien atau hemat. Artinya,

apakah media yang dipilih dapat terjangkau pengadaanya. Guru

bahasa Indonesia harus benar-benar mampu memilih media

bahasa Indonesia sesuai dengan jangkauan guru dan sekolah .

jadi, seorang guru bahasa Indonesia tida meninggalkan prinsip

ini.

) Prinsip ketersediaan (availability factor). Maksudnya, apakah

media yang dipilihnya itu benar-benar tersedia saat dibutuhkan.

Hal ini, biasanya dilupakan guru pada saat menetukan media

pembelajaran (BI). Misalnya, guru sudah menentukan media

pembelajaran tertentu, ternyata pada saat media itu dibutuhkan

tidak tersedia.34

G. Metode Penelitian

33
Ibid., hlm.
34
Ibid.,hlm.
. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan


untuk mengidentifikasi problematika guru dalam mengembangkan
media pembelajaran dengan jenis studi kasus. Penelitian studi
kasus merupakan penelitian yang lebih menekankan pada
kedalaman informasi serta bersifat deskriftif dengan data yang
berbentuk kata-kata atau gambar pada suatu tempat tertentu.35

. Kehadiran Peneliti

Peneliti dalam melaksanakan penelitian berperan sebagai

pengumpulan data, peneliti sebagai partisipan penuh dengan informan

yang mengetahui kehadiran peneliti dalam statusnya sebagai peneliti.

. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di MI NW Nurul Haramain Narmada.

Lokasi ini dipilih dikarenakan permasalahan yang diangkat pada penelitian

ini ditemukan pada sekolah tersebut sebagaimana dijelaskan pada latar

belakang.

Selain itu, sekolah ini adalah satu naungan dimana saya sekolah ketika

saya Aliah, dan sekolah ini dinilai bagus oleh masyarakat sekitar.

Berdasarkan karakteristik tersebut maka sekolah ini cocok untuk dijadikan

penelitian oleh peneliti. Dalam pengamatan awal terlihat bahwa

pembelajaran di sekolah ini sangat kondusif dan guru yang disekolah

sangat ramah.

35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, ), hlm. -
.
. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah terdi dari dua jenis yakni data

primer dan data sekunder. Yang dimaksud dengan primer tersebut adalah

data yang didapatkan langsung dari sumber utama untuk diamati dan

merupakan bahan utama peneliti sedangkan data sekunder tersebut adalah

data yang didapatkan melalui sumber ketiga.

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah didapatkan pada kegiatan

proses pembelajaran di MI NW Nurul Haramain dan yang menjadi

responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : ( ) Harmayana,

( ) Kartini Wahyuni, ( ) Miftahussaadah, ( ) Rio Wilson ( ) Rohmah

Nurmahani ( ) Masithoh.

b. Data Sekunder

Dalam penelitian ini adalah berupa data yang didapatkan dari

data kelembagaan sekolah berupa dokumentasi serta perangkat

pembelajaran seperti RPP dan silabus atau foto yang berkaitan dengan

penelitian yang ada di sekolah.

. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

observasi, wawancaa dan dokumnetasi.

a. Observasi
Nasution menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi. Observasi ini dapat digolongkan
menjadi empat, yaitu partisipasi pasif, partisipasi moderat,
observasi yang terus terang dan tersamar, dan observasi yang
lengkap.36

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik observasi partisipatif. Berarti peneliti terlibat

dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan

sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,

peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut

merasakan suka dukanya. Dengan observasi penelitian ini, maka data

yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada

tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Sehingga peneliti

hanya melakukan pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan

oleh guru di MI NW Nurul Haramain Narmada terkait problematika

guru dalam mengembangkan media pembelajaran.

b. Wawancara

Wawancara adalah merupakan dua orang untuk bertukar


informasi dan melalui Tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. 37
wawancara adalah percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu.38

36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, ), hlm. .
37
Ibid, hlm. .
38
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset, ), hlm.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam. Teknik

pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri

sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan

atau keyakinan pribadi.

Berdasarkan pengertian di atas peneliti ingin mendalami hasil

observasi melalui berbagai petanyaan yang ditujukan kepada

responden untuk memperolrh data yang valid dan lengkap tentang

problematika guru dalam mengembangkan media pembelajaran.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.


Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi,
peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.39

Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih

kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi

kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat,

dan autobiografi.

Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung

oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

39
Sugiyono,Metode…,hlm. .
Tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki

kredibilitas yang tinggi. Sebagai contoh banyak foto dibuat untuk

kepentingan tertentu. Demikian juga autobiografi yang ditulis untuk

dirinya sendiri, sering subyektif.

. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Nasution menyatakan dalam buku sugiyono adalah analis telah mulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.

Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan

selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam

kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses

pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data.

Data dalam penelitian ini, menggunakan model analisis data Miles

dan Huberman dalam buku sugiyono yaitu reduksi data (Data Reduction),

penyajian data (Data Display), penarikan kesimpulan (Conclusion

Drawing).40

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak

40
Ibid, hlm. .
perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan


yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif
adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam
melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang
dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru
itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan
reduksi data.41

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman

menyatakan yang paling penting sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk


memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Selanjutnya
disarankan dalam melakukan display data, selain dengan teks
yang naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik, network (jejaring
kerja) dan chart.42

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

41
Ibid, hlm. - .
42
Ibid, hlm. .
Langkah ke tiga dalam analis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,

didukung oleh bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

mungkin jugak tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah

dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah


merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal dan
interaktif, hipotesis atau teori.43

. Pengcekan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari

konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut versi

“positivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan

43
Ibid, hlm. .
44
paradiigmanya sendiri. Untuk melakukan keabsahan data maka

dilakukan cara sebagai berikut.

a. Perpanjangan keikutsertaan atau pengamatan

Sebagaimana sudah dikemukakan, peneliti dalam penelitian kualitatif


adalah instrument itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat
menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak
hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan
perpanjangan keikusertaan pada latar penelitian. Perpanjangan keikut-
sertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai
kejenuhan pengumpulan data tercapai.45

b. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten

interprestasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis

yang konstan atau tentative. Mencari suatu usaha membatasi berbagai

pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak

dapat.

Seperti yang telah diuraikan, maksud perpanjangan keikutsertaan

ialah untuk memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda,

yaitu factor-faktor konstektual dan pengaruh bersama pada peneliti dan

subjek yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti.

Berbeda dengan hal itu, ketekunan pengamatan bermaksud

menemukan ciri-ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan

dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dn kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain,

44
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, ), hlm. .
45
Ibid, hlm. .
jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka

ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui

sumber lainnya.

Denzin membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber metode,

penyidik, dan teori.

) Triangulasi Sumber

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang di

peroleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif.

) Triangulasi Metode

Pada triangulasi dengan metode, menurut Patton terdapat dua

strategi, yaitu: pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan

derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang

sama.

) Triangulasi Teori
Triangulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba

berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat

kepercayannya dengan satu atau lebih teori.Jadi triangulasi berarti

cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi

kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu

mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari

berbagai pandangan.

Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-


recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan
berbagai sumber, metode, atau teori. Untuk itu maka peneliti
dapat melakukannya dengan jalan mengajukan berbagai
macam variasi pertanyaan, mengeceknya dengan berbagai
sumber data, memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan
kepercayaan data dapat dilakukan.46

H. Sistematika Pembahasan

Berdasarkan penelitian ini terdiri dari empat bab yaitu bab I, pendahuluan.

Bab II, Papara Data dan Temuan. Bab III Pembahasan. Bab IV, Penutup.

Bab Pendahuluan

Pada bab ini dijelaskan pentingnya dari penelitian yang telah dilakukan

dan bagaimana penjelasan masalah yang di angkat dalam penelitian ini dan

bagaimana penelitian tersebut akan dilakukan.

Bab II Paparan Data dan Temuan

Setelah permasalahan dan metode penelitian di jelaskan dalam bab

maka penelitian tersebut bisa dilakukan. Dan pada bab ini peneliti akan

46
Ibid, hlm - .
mendapatkan data. Kemudian data yang di dapatkan peneliti tersebut kemudia

digunakan dalam bab ini.

Bab III Pembahasan

Setelah data yang didapatkan dari bab II maka pada bab ini akan berkaitan

dengan data yang satu dengan yang lainnya. Pembahasan akan dijelaskan

sebagai berikut : ( ) Pelaksanaan pembelajaran di MI NW Nurul Haramain

Narmada Tahun Pelajaran . ( ) problematika guru dalam

mengembangkan media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

( ) Faktor yang menyebabkan kesulitan guru dalam mengembangkan media

pembelajaran.

Bab IV Penutup

Setelah semua data berhasil di reduksi maka pada bab ini aka dijelskan

kesimpulan hasil dari penelitian tersebut. Dan akan diuraikan juga saran-saran

yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil dari penelitian tersebut.


BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum MI NW Nurul Haramain

. Sejarah Berdirinya MI NW Nurul Haramain

Madrasah Ibtidaiyah yang menjadi lokasi tempat saya melakukan

penelitian ini adalah MI NW Nurul Haramain dengan NPSN .

MI NW Nurul Haramain ini berada di Jl. Tegal Banyu Lembuak

Narmada Lombok Barat.

MI NW Nurul haramain dipimpin oleh kepala sekolah yakni Bapak

Mutawalli M.Pd.I dan berdiri pada tahun dan mulai beroperasi juga

pada tahun pula. Dengan melanjutkan instansi pendidikan yang ada

di yayasan pondok pesantren Nurul Haramain. Untuk mencetak generasi

Qur’an dengan kolaborasi kurikulum kementrian agama dengan syarat

harus diasramakan.

. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah

a. Visi

“ Baik, Benar, Indah, Bermanfaat, Makmur”

b. Misi

Mewujudkan santri dan santriwati yang mencintai dan gemar

melakukan kebaikan dan kebenaran, mencintai keindahan, bermanfaat

bagi ummat, serta hidup makmur dan memakmurkan.

c. Tujuan Madrasah
) Diperolehnya santri dan santriwati yang mampu menghafal Al-

Qur’an

) Tersedianya sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar yang

memadai sehingga memiliki daya dukungan yang optimal

terhadap terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang efektif dn

efisien.

) Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi

standar yang ditetapkan, sebagai pendukung terciptanya kegiatan

belajar mengajar yang efektif, efisien, dan hasil yang maksimal.

) Terlaksananya tugas pokok dan fungsi dari masing-masing

komponen sekolah ( Kepala Madrasah, guru. Karyawan, dan

siswa).

) Terlaksananya tata tertib dan segala ketentuan yang mengatur

operasional sekolah, baik para pegawai maupun siswa.

) Terwujudnya sumber daya manusia di MI NW Nurul Haramain

Narmada bagi guru, karyawan, dan siswa yang mampu

memenangkan kompetisi di era global.47

. Kondisi Geografis

MI NW Nurul Haramain Narmada merupakan madrasah berstatus

swasta dengan akreditasi “B” sejak tahun . Madrasah ini berlokasi di

jl. Tegal banyu desa lembuak, Narmada, Lombok Barat provinsi Nusa

47
MI NW Nurul Haramain, Dokumentasi, Desember
Tenggara Barat. Secara topografi Madrasah ini berada di dataran rendah

dan berada di tengah pemukiman warga.48

. Keadaan Guru MI NW Nurul Haramain Narmada

Guru adalah faktor utama yang menyebabkan suatu program dapat

berlangsung. Tanpa adanya kehadiran seorang guru, proses belajar

mengajar tidak akan berjalan dengan baik, karena tidak akan mungkin

siswa dapat belajar sendiri tanpa bimbingan dari seorang guru. Kesadaran

akan tanggung jawab sebagai guru yaitu pendidik dan pengajar sangat

diperhatikan dan dipegang teguh.

Guru-guru MI NW Nurul Haramain Narmada memiliki kompetensi

dan kemampuan yang sangat bagus, baik dalam hal mengajar yaitu

memberikan ilmu pengetahuan maupun memberikan bimbingan

bagaimana supaya anak didik mereka menjadi cerdas dan berakhlak

mulia. Dukungan guru yang begitu besar dalam meningkatkan dan

mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik mereka.

Guru-Guru sangat mendukung semua kegiatan yang dilakukan oleh

siswa-siswinya yang bisa meningkatkan kemampuannya diberbagai

bidang baik itu dalam bentuk dukungan materi, saran, masukan, ide, dan

kesempatan. Tanggung jawab sebagai Pendidik dan Pengajar yang begitu

besar sangat dijunjung tinggi.Hal ini terlihat dari Guru-Guru yang rajin

masuk, mereka mengajarkan kepada siswa-siswinya untuk taat kepada

peraturan madrasah untuk datang tepat waktu dan tentunya pulang pada

48
Ibid
jam pulang Madrasah. Untuk memperlancar proses pembelajaran di MI

NW Nurul Haramain Narmada menyediakan orang tenaga pengajar

(Guru). Adapun daftar nama guru pada tahun pelajaran - adalah

sebagai berikut49 :

Tabel
Nama-nama Guru MI NW Nurul Haramain

No NAMA GURU L/P JABATAN

Mutawalli, M.Pd.I. L Kepala Madrasah

Sri Ramdhana, S.H. P Wakil Kepala

Iin Haryaningsih P Kepala Tata Usaha

Kurniawati

Bq. Maharani Sajidah P Bendahara

Didi Firmansyah L Bimbingan Konseling

Dedi Irawan L Bimbingan Konseling

Vedra Octa Samira P Bimbingan Konseling

Nurjuniya Ningsah P Pembina Pramuka

Rayhanun Hidayati P Staf KMI

Nia Amelia P Staf KMI

Wiryan Hadi Anggara L Staf KMI

Jaswardi Eka Putra, S.Pd L Pembina Eskul

Harmayana, s.Pd.SD. P Wali kelas

Siti Khairunnisa P Team Teaching Kelas

49
Ibid
Kartini Wahyuni P Wali kelas

Sri Wahyuningsih P Team Teaching Kelas

Rohmah Nurmahani, S.P P Wali kelas

Zainal Abidin L Team Teaching Kelas

Masithoh, S.Pd. P Wali kelas

Desiani Sutra Dewi P Team Teaching Kelas

Nurjuniya Ningsih P Wali kelas

Nina Khaeratunniza P Team Teaching Kelas

Dedi Irawan L Wali kelas

Rizal Fadli L Team Teaching Kelas

. Keadaan Siswa MI NW Nurul Haramain Narmada

Keadaan siswa di MI NW Nurul Haramain bahwa santri sudah

diwajibkan untuk tinggal di asrama, dan dibimbing untuk menghafal Al-

Qur’an dan membaca Al Qur’an dengan fasih Metode yang digunakan

untuk belajar Al Qur’an oleh MI NW Nurul Haramain adalah metode


WAFA (metode otak kanan) dengan menggunakan nada hijaz, dengan

pertemuan kali dalam sehari yaitu mulai dari setelah shubuh, setalah

ashar, setelah maghrib dan menit setelah sholat isya.

Guru guru di MI NW Nurul Haramain juga terbagi menjadi , yaitu

guru-guru yang langsung tinggal menemani anak anak di asrama, dan

guru guru yang tinggal di rumah masing-masing di luar lingkungan

sekolah Anak juga dibiasakan untuk tetap sholat berjama’ah setiap waktu

sholat, selalu mengulang hafalan setelah sholat, dibiasakan membaca

bagian dari Hizib NW pada malam jum’at

Pada malam sabtu anak-anak juga diputarkan bioskop film-film

tentang pendidikan untu menghibur mereka. MI NW Nurul Haramain

juga memiliki program literasi untuk meningkatkan minat baca pada

anak-anak sejak dini dengan membuat stand membaca pada hari sabtu

setelah kegiatan berolah raga. Selain untuk mengisi kekosongan, ini

adalah cara mengalihkan perhatian mereka untuk tidak mengingat rumah,

dan tetap bisa bermain dengan teman temannya. Karakter anak-anak juga

terbentuk di lingkungan ini langsung, mulai dari meneladani teman, yang

tidak terlalu terkontaminasi dengan kebiasan luar yang terlalu banyak

menjadi figure yang mereka liat, melatih kemandirian mereka sudah

dibiasakan sejak kecil, mengatasi masalah dengan teman, menyayangi

guru, dan terbiasa melakukan hal-hal yang baik.

Guru juga mencontohkan hal-hal yang sangat bisa dicontoh anak-

anak, maka lahirlah dari mereka juga kebiasaan yang tanpa harus
diintruksikan terlebih dahulu oleh guru-guru mereka. Dan dari sekian

banyak sanksi, anak-anak tidak terlalu banyak melanggar, pelanggaranya

hanya ketika telat sholat berjama’ah, telat masuk kelas

Adapun jumlah siswa pada Tahun Pelajaran yang terdaftar

di MI NW Nurul Haramain. Berikut ini perincian dari keseluruhan siswa

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.Jumlah siswa-siswi MI NW Nurul

Haramain Tahun pelajaran terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel
Jumlah Siswa MI NW Nurul Haramain Narmada

Jumlah Siswa

NO Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

II

III

IV

VI

Jumlah

. Keadaan Sarana dan Prasarana

Komponen pendidikan yang sangat vital selain Guru dan siswa

adalah sarana dan prasana, yang difungsikan sebagai pendukung dalam

kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya sarana dan prasarana, kegiatan


belajar mengajarakan dapat berjalan dengan baik.Sarana dan prasarana

yang terdapat di Mi NW Nurul Haramain adalah sebagai berikut :

a. Ruang Kelas

Ruang kelas merupakan sarana yang paling utama dalam suatu

lembaga pendidikan, karena disinilah terjadi proses belajar mengajar

secara rutin dan teratur. Jumlah ruang kelas di MI NW Nurul

Haramain ada ruangan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel
Jumlah Ruang Kelas MI NW Nurul Haramain

No Kelas Jumlah Ruangan

b. Ruang Guru

Ruang guru berfungsi sebagai tempat mempersiapkan kegiatan

pembelajaran dan kegiatan lain yang menunjang pelajaran.

c. Ruang Belajar

Ruangan belajar menggunakan berugak, kelas berjumlah

(Enam) dengan masing-masing ruang kelas dilengkapi dengan papan

tulis black bord, penghapus lembar struktur organisasi kelas, jadwal


piket kelas, satu meja guru dan siswa disediakan meja lipat untuk

masing masing anak.

d. Ruang Perpustakaan

Ruang perpustakaan MI NW Nurul Haramain awalnya memiliki

perpustakaan, karena madrasah sedang direnopasi perpustakaan

dipindahkan keruangan di dekat laboratorium komputer. Dan akhirnya

menggunakan ruangan khusus di dekat asrama santri sebagai ruang

baca.

e. Musholla

Musholla Terletak di dekat dapur santri putra. Dan yang

digunakan setiap hari sebagai tempat shalat berjamaah setiap hari

adalah aula besar di dekat asrama santri, tempat menghafal, belajar

membaca iqra’ dan al-Qur’an dan tempat berlangsungnya pelajaran

jika guru ingin mengajarkan diluar kelas.

f. Ruang Koperasi dan Kantin

Ruang koperasi dan kantin terdiri dari unit dilengkapi berbagai

perlengkapan yang dibutuhkan siswa.

g. Lapangan Olahraga

MI NW Nurul Haramain menggunakan lapangan yayasan yang

cukup luas untuk difungsikan sebagai lapangan olahraga sekaligus

lapangan upacara.

h. Toilet / WC
Ada beberapa pembagian toilet di Madrasah, yaitu untuk siswa

putri, untuk siswa putra, untuk guru, dan toilet di kantor guru.

i. Bak sampah

Letak bak sampah berada di depan masing-masing ruang kelas,

aula, depan kantin, kamar mandi, dan ruang guru yang dapat

dimanfaatkan oleh sejumlah guru, siswa dan yang lainnya sebagai

tempat pembuangan sampah dan sebagai sarana untuk menggali

kepedulian terhadap arti kebersihan.50

B. Paparan Data dan Temuan

. Problematika Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran pada

Muatan Bahasa Indonesia di MI NW Nurul Haramain Narmada

Media pembelajaran merupakan alat bantu proses pembelajaran yang

dapat merangsang pikiran, perhatian, atau suatu keterampilan yang dapat

mendorong terjadinya proses belajar mengajar yang lebih menarik. Guru

dituntut untuk mampu menggunakan dan mengembangkan media

pembelajaran apabila media pembelajaran tersebut belum tersedia.

Berdasarkan hasil penelitian di MI NW Nurul Haramain, diperoleh

informasi bahwa guru memiliki permasalahan dalam mengembangkan

media pembelajaran, khususnya pada Muatan Bahasa Indonesia, antara

lain: guru malas membuat media pembelajaran, guru tidak kreatif

50
Ibid
membuat media pembelajaran, dan guru tidak ada waktu untuk membuat

media pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, diuraikan sebagai berikut.

a. Guru Malas Membuat Media Pembelajaran

Rasa malas dirasakan oleh guru di MI Nurul Haramain dalam

mengembangkan media pembelajaran. Rasa malas ini bukan tidak

beralasan. Mereka sama sekali tidak membuat media pembelajaran.

Artinya, meskipun mengetahui media apa yang digunakan, guru-guru

tidak mau membuat media. Malah, mereka menggunakan media

pembelajaran yang sudah ada. Hal tersebut dijelaskan dalam

wawancara berikut ini:

”Ya, malas saya buat media Saya bukannya tidak tahu membuat media,
tapi itu sudah malas saja. Saya malah lebih memilih media yang sudah
ada Toh, juga menurut saya tinggal saya gunakan ” 51

Penjelasan di atas, sejalan juga dengan pendapat berikut:

”Saya itu menggunakan media yang ada saja Saya bisa saja membuat
media Tetapi, jujur saja, saya malas ” 52

b. Guru Tidak Kreatif dalam Membuat Media Pembelajaran

Guru di MI NW Nurul Haramain merasa kurang kreatif dalam

mengembangkan media pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh

kurangnya wawasan guru dalam pembuatan maupun mengunakan

media pembelajaran. Kurangnya kreativitas guru dalam kegiatan proses

pembelajaran akan menyebabkan pembelajaran menjadi monoton dan

51
Harmayana. Wawancara, November
52
Kartini. Wawancara, November
siswa akan merasa cepat bosan. Hal tersebut dijelaskan dalam

wawancara guru kelas sebagai berikut :

” saya sangat kurang ide untuk membuat media pembelajaran yang


menarik karena wawasan saya tentang media pembelajaran saya rasa
sangat kurang” 53

c. Guru Tidak Ada Waktu Luang untuk Membuat Media Pembelajaran

Waktu yang dirasakan guru untuk membuat media pembelajaran

sangat terbatas dikarenakan banyak hal yang harus dikerjakan selain

membuat media pembelajaran, apalagi guru yang yang sudah

berkeluarga merasa tidak ada waktu untuk membuat media

pembelajaran. Seperti yang dijelaskan dalam wawancara sebagai

berikut :

”Untuk membuat media pembelajaran saya merasa waktu yang


tidak cukup, karena banyak hal yang harus dikerjakan, apalagi
kami yang sudah berkeluarga merasa untuk membuat media
pembelajaran itu tidak ada waktu”54
Penggunaan media pembelajaran pada muatan bahasa indonesia.

Bahwa guru menggunakan media pembelajaran pada materi membaca

permulaan seperti media suku kata dan portopolio kumpulan puisi.

Adapun materi dalam mata pelajaran bahasa indonesia yang tidak

dikembangkan medianya adalah menulis tata bahasa. Alasannya adalah

karena guru menganggap menulis tata bahasa bisa langsung dijelaskan

lewat papan tulis saja. Media pembelajaran boneka tangan, wayang

kertas. untuk meningkatkan kemampuan bercerita peserta didik pada

siswa kelas II tidak pernah dikembangkan pula dikarenakan guru

53
Nanik , Wawancara, November
54
Masitoh , Wawancara, November
merasa bingung untuk mempergunakanya. Sehingga kemampuan siswa

dalam bercerita masih kurang.

Dari hasil studi pendahuluan di MI NW Nurul Haramain bahwa

dapat disimpulkan problematika guru dalam mengembangkan media

pembelajaran adalah rasa malas, kurangnya kreativitas guru,

keterbatasan waktu. Seperti biasanya guru hanya mengandalkan spidol

dan papan tulis untuk menjelaskan di dalam kelas. Padahal dengan

menggunakan media pembelajaran ini sangat penting untuk digunakan

dalam kegiatan proses pembelajaran sebagai alat penyampaian

informasi dari seorang guru kepada peserta didik agar pembelajaran

bisa berjalan dengan baik dan optimal.

. Kendala- Kendala Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran

Kendala merupakan suatu gejala, hambatan dan kesulitan menjadi

penghalang untuk mencapai suatu sasaran. Seperti halnya dengan yang

dialami oleh seorang guru dalam proses pembelajaran untuk

mengembangkan media pembelajaran, bahwa guru mengalami beberapa

kendala dalam hal mengembangkan media pembelajaran tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, bahwa guru di MI

NW Nurul Haramain memiliki beberapa kendala dalam mengembangkan

media pembelajaran sebagai berikut:

a. Media pembelajaran tidak tersedia dan terbatas

Dalam menerapkan proses pembelajaran di dalam kelas, guru

terkadang hendak menggunakan media pembelajaran yang sesuai


dengan materi pelajaran. Namun di MI NW Nurul Haramain, media

pembelajaran seperti LCD dan lain sebagainya masih terbatas dan

media seperti alat peraga dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak

tersedia, dikarekanakan minimnya biaya operasional untuk pengadaan

media pembelajaran tersebut. Selain itu guru di MI NW Nurul

Haramain masih merasa malu untuk meminta pengadaan media

pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan guru tidak dapat

mengembangkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Harmayana dan

Kartini memaparkan bahwa:

”Kendala yang saya hadapi dalam mengembangkan media


pembelajaran ini adalah perlengkapan kita kurang dan minimnya
dana yang dianggarkan untuk pengembangan media pembelajaran”
Seperti yang kita ketahui bahwa dana seringkali menjadi kendala
yang paling utama dalam hal mengembangkan sesuatu termasuk
media pembelajaran. Guru-guru di sekolah cenderung sungkan untuk
meminta dana kepada pengelola sekolah terlebih untuk sekolah -
sekolah dilingkungan swasta.55

b. Tidak Memiliki Kreativitas dan Jiwa Seni

Dalam menerapkan media pembelajaran, seorang guru

terkadang menggunakan media pembelajaran yang monoton. Hal ini

dikarenakan kurangnya kreatifitas dan jiwa seni dalam membuat dan

mengembangkan media pembelajaran. Kreatifitas dan jiwa seni

seorang guru sangat dibutuhkan oleh seorang guru, dikarenakan dalam

menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran harus

55
Harmayana, Wawancara, November .
bervariasi sehingga para siswa tidak bosan dan jenuh dalam menerima

materi pelajaran.

Di jelaskan lagi oleh narasumber Ibu Masitoh mengatakan

bahwa :

“Kurangnya kreativitas dalam mengembangkan media


pembelajaran. Saya mengalami kesulitan dalam membuat
media itu karena saya juga kurang kreatif sehingga media yang
saya buat tersebut tidak begitu menarik dan siswa tidak tertarik
untuk mendengarkan penjelasan saya. guru menyadari bahwa
membuat media pembelajaran yang ia kembangkan sendiri
masih kurang.56

56
Nurjuniya , Wawancara, November .
c. Guru Sibuk

Selain dua kendala yang tersebut di atas, kendala yang dihadapi

guru dalam mengembangkan media pembelajaran adalah suatu

kesibukan. Kesibukan yang dialami guru sangat bermacam-macam

seperti adanya kegiatan diluar sekolah, kurangnya waktu dalam

membuat media pembelajaran, adanya kesibukan di dalam rumah dan

lain sebagainya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Masitoh ,

memaparkan bahwa :

“Kendala yang saya alami dalam mengembangkan media


pembelajaran adalah karna banyak kegiatan yang saya kerjakan
diluar pekerjaan sekolah, sehingga membuat saya sibuk dan sulit
untuk mengembangkan media pembelajaran” 57

Peneliti disini juga melakukan wawancara dengan kepala madrasah di

MI NW Nurul Haramain yaitu bapak mutawalli mengatakan bahwa

“kendala yang dihadapi guru dalam mengembangkan media

pembelajaran tersebut disebabkan oleh kurangnya alat untuk membuat

media pembelajaran” 58

Berdasarkan beberapa kendala yang dialami tersebut, dapat

disimpulkan bahwa guru di MI NW Nurul Haramain memiliki beberapa

kendala dalam mengembangkan media pembelajaran disebabkan oleh

tidak tersedianya dan terbatasnya media pembelajaran di sekolah

tersebut, kurangnya kreativitas dan jiwa seni guru dalam membuat dan

57
Masitioh, Wawancara, November .
58
Mutawalli, Wawancara, November .
mengembangkan media pembelajaran sehingga tidak begitu menarik

bagi siswa, dan guru

. Solusi Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran pada Muatan

Bahasa Indonesia di MI NW Nurul Haramain Narmada

Solusi yang dilakukan MI NW Nurul Haramain Narmada, dalam

mengatasi beberapa kendala dalam mengembangkan media pembelajaran

tersebut, sebagai berikut :

a. Guru harus Lebih Kreatif

Kreativitas seorang guru dalam mengembangkan media

pembelajaran sangat diperlukan, karena disamping memberikan variasi

dalam media pembelajaran tersebut, media pembelajaran yang dibuat

akan sangat menarik bagi siswa. Media pembelajaran yang sangat

menarik akan sangat berguna bagi proses pembelajaran, karena

ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran akan mengacu dalam media

pembelajaran yang digunakan sehingga pemahaman siswa dalam materi

pelajaran tersebut akan tercapai.seperti yang dijelaskan oleh Ibu

Nurjuniya ningsih bahwa :

“ Guru harus lebih kreatif dan berusaha untuk membuat Media


sekreatif mungkin untuk menarik perhatian siswa. Sehingga siswa
lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran dan harus
sesuai dengan materi yang akan disampaikan” 59

b. Guru Diarahkan untuk Mengikuti, Pelatihan, Seminar, atau Workshop.

59
Maharani, Wawancara, November .
Solusi kedua dalam mengatasi beberapa kendala yang dialami

seorang guru adalah diarahkannya guru untuk mengikuti agenda seminar

atau workshop. Seminar atau workshop berperan untuk menambah

wawasan guru dalam mengembangkan materi pelajaran dan media

pembelajaran. Selain itu, dengan mengikuti seminar atau workshop akan

memberikan pengalaman bagi guru serta dapat meningkatkan kinerja

guru. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Harmayana sebagai berikut :

“ Guru harus lebih kreatif dalam mengembangkan media


pembelajaran dan tetap cari cara yang lain agar materi yang
diajarkan itu bisa dimengerti oleh siswa kami. Walaupun tidak ada
media yang tersedia kami berusaha agar materi itu tetap bisa di
mengerti oleh siswa dengan cara yang lain seperti dengan berusaha
menjelaskan kepada siswa dengan semenarik mungkin agar siswa
tidak merasa bosan. Dan pentingnya guru mengikuti pelatihan
seminar atau workshop dan juga menambah motivasi untuk diri
sendiri”60
c. Guru menambah motivasi

Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses

pembelajaran serta dapat menjadi pendorong dalam setiap proses

pembelajaran. Seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran harus

memberikan beberapa motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam proses

pembelajaran akan menunjukkan proses dan hasil yang baik. Seperti

yang dijelaskan oleh Ibu Maharani sebagai berikut :

” Guru harus lebih kreatif dan menambah motivasi untuk diri sendiri
dalam membuat Media pembelajaran. Karena dengan adanya
motivasi dan dorongan dalam sendiri akan membantu untuk
menjadi yang lebih baik Agar menarik perhatian siswa. Sehingga
siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran dan
harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan” 61

60
Harmayana, Wawancara, November .
61
Maharani, Wawancara, November .
d. Guru harus bisa Memanajemen Waktu

Solusi terakhir dalam mengatasi kendala dalam mengembangkan

media pembelajaran adalah memanajemen waktu. Manajemen waktu

dapat diartikan sebagai pengaturan, perencanaan, pengontrolan waktu

dalam kehidupan. Guru harus dapat memanajemen waktu sebaik

mungkin, sehingga guru dapat membuat media pembelajaran yang dapat

diterapkan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran. Terkadang

guru tidak bisa memanajemen waktu dengan baik sehingga proses

pembelajaran dengan menggunakan media tidak dapat di aplikasikan,

selain itu guru juga terkadang tidak dapat membuat media pembelajaran

dikarenakan tidak adanya waktu luang dan lain sebagainya. Seperti yang

dijelaskan oleh ibu Kartini sebagai berikut :

“ Guru harus bisa mengatur waktu sebaik mungkin dalam


pembuatan media pembelajaran, kapan bisa dilakukan dalam
pembuatan media pembelajaran. Agar proses pembelajararan
dengan adanya media pembelajaran menjadi lebih menarik” 62

62
Kartini, Wawancara, November .
BAB III

PEMBAHASAN

A. Problematika Guru Dalam Mengembangkan Media Pembelajaran pada Muatan

Bahasa Indonesia di MI NW Nurul Harmain Narmada

Problematika berasal dari kata problem yang memiliki arti sesuatu yang

menimbulkan masalah dan belum dapat diselesaikan. Problem juga dapat

diartikan sebagai beberapa hal yang menimbulkan masalah dan belum

terpecahkan. Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa problem adalah

suatu permasalahan atau persoalan yang belum terselesaikan dan dapat

menggangu suatu aktivitas.63

Media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat dipergunakan dalam

kegiatan proses pembelajaran untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima pesan tersebut. Sehingga terjadilah penerima dapat merangsang

pikiran, perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. media

pembelajaran juga dapat diartikan sebagai sarana penyalur informasi belajar

yang hendak disampaikan oleh guru kepada siswa untuk membantu pencapaian

keberhasilan belajar.64 Dalam menggunakan media pembelajaran, terdapat lima

unsur yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu harus sesuai dengan tujuan dan

bahan pengajaran, harus sesuai dengan kemampuan guru, harus sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik, harus sesuai dengan situasi dan kondisi,

63
Saprin Efendi, dkk, “Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD
Negeri Kecamatan Medan Tuntungan”, EDU RILIGIA, Vol. , No. , April - Juni ,
hlm.
64
Nunu, Mahnun, “MEDIA PEMBELAJARAN (Kajian terhadap Langkah-langkah
Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran)”, Jurnal Pemikiran Islam; Vol. ,
No. Januari-Juni , hlm.
dan yang terakhir harus memahami karakteristik media pembelajaran yang

digunakan.65

Berdasarkan hasil temuan tentang penggunaan media pembelajaran di

MI NW Nurul Haramain bahwa guru masih kurang dalam mengembangkan

media pembelajaran karena terdapat beberapa problem atau permasalahan yang

terjadi pada guru tersebut. Hal ini disadari oleh para guru di madrasah tersebut.

Meskipun begitu, guru tetap berusaha agar menyampaikan materi walaupun

tidak menggunakan media pembelajaran agar dipahami dan tetap di mengerti.

Guru tetap berusaha menjadi guru yang lebih baik dan menjadi guru yang

professional.

Beberapa problem atau permasalahan yang dihadapi seorang guru

dalam mengembangkan media pembelajaran adalah sebagai berikut:

. Guru Malas Membuat Media Pembelajaran

Malas adalah suatu kondisi seseorang tidak mau, segan, tidak suka,

tidak bernafsu atau enggan mengerjakan sesuatu. Malas juga diartikan

sebagai suatu kebiasaan yang dibentuk oleh kondisi lingkungan dan orang

disekitarnya. Sifat malas adalah akibat ketidakmampuan mengelola waktu

dan tidak adanya disiplin diri.66

Sifat malas dirasakan oleh guru di MI Nurul Haramain dalam

mengembangkan media pembelajaran. Sifat malas ini, terjadi dikarenakan

65
Septi Dwi Putri dan Desy Eka Citra, “Problematika Guru dalam Menggunakan
Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kota
Bengkulu”, IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education, Vol. , No. , Januari ,
hlm. .
66
Mei Mita Bella dan Luluk Widya Ratna, “Perilaku Malas Belajar Mahasiswa di
Lingkungan Kampus Universitas Trunojoyo Madura”, Kompetensi, Vol , No , Oktober ,
hlm. .
bukan tidak beralasan. Para guru sama sekali tidak engggan membuat

media pembelajaran. Artinya, meskipun mengetahui media apa yang

digunakan, guru-guru tidak mau membuat media, para guru hanya

menggunakan media pembelajaran yang tersedia dan terbatas.

Disamping itu, dalam proses pembelajaran para guru hanya

menggunakan media pembelajaran yang tersedia dan terkadang tidak

menggunakan media pembelajaran. Alhasil terkadang dalam beberapa

materi pelajaran terdapat kurangnya pemahaman siswa dan kurangnya

ketertarikan siswa itu sendiri dalam menerima materi pelajaran.

. Guru Tidak Kreatif dalam Membuat Media Pembelajaran

Kreatifitas merupakan suatu proses yang menuntut suatu

keseimbangan dan pengaplikasian dari ketiga aspek esensial yaitu

kecerdasan analisis, kreatif dan praktis. Beberapa aspek yang ketika

digunakan secara kombinatif dan seimbang akan melahirkan kecerdasan

kesuksesan. Kreatifitas berkaitan dengan pribadi seorang yang kreatif dan

melibatkan diri dalam proses kreatif.67

Dalam hal mengembangkan media pembelajaran, dapat dikatakan

para guru di MI NW Nurul Haramain kurang kreatif. Hal ini disebabkan

oleh kurangnya wawasan guru dalam pembuatan maupun penggunaan

media pembelajaran. Kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan

media pembelajaran akan menyebabkan proses pembelajaran menjadi

67
Agus Makmur, “Efektifitas Penggunaan Metode Base Method dalam Meningkatkan
Kreativitas dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMPN Padangsidimpuan”, Jurnal
EduTech, Vol . No Maret , hlm.
monoton dan siswa akan merasa cepat bosan karena tidak menarik dan lain

sebagainya.

. Guru Tidak Ada Luang Waktu untuk Membuat Media Pembelajaran

Selain beberapa problem di atas, problem yang dialami guru dalam

mengembangkan media pembelajaran adalah masalah waktu. Waktu

merupakan jangka atau batasan tersedia yang dimanfaatkan oleh guru

dalam rangka menyelesaikan tugasnya selama enam hari atau satu minggu

untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tidak adanya waktu luang

yang dimiliki para guru untuk membuat media pembelajaran menyebabkan

sulitnya guru unuk mengembangkan media pembelajaran tersebut.

Selain itu, tidak adanya waktu luang para guru dikarenakan banyak

hal yang harus dikerjakan diluar pekerjaan yang terdapat di sekolah,

seperti adanya kegiatan bisnis, berdagang, dan lain-lain. Sehaingga untuk

mengerjakan pekerjaan sekolah dalam menunjang proses pembelajaran

seperti membuat media pembelajaran, menyusun strategi pembelajaran

dan lain sebagainya tidak terurus. Terlebih guru yang yang sudah

berkeluarga merasa tidak ada waktu untuk membuat media pembelajaran

dikarenakan kesibukan mengurusi pekerjaan rumah tangga.

Dari penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa problem yang

dihadapi guru dalam pengembangan dan penggunaan media pembelajaran

di MI NW Nurul Haramain adalah masih adanya sifat malas, kurangnya

kreatifitas, dan tidak adanya waktu luang seorang guru. Meskipun begitu
guru tetap berusaha untuk menjadi yang terbaik. Hal ini dibutuhkan agar

guru menjadi guru yang professional dalam kegiatan proses pembelajaran.

B. Kendala Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran

Problem atau permasalahan guru dalam mengembangan media

pembelajaran tidak terjadi begitu saja, melainkan terdapat beberapa kendala

yang menyebabkan problem atau permasalahan tersebut muncul. Kendala

merupakan suatu hambatan, halangan atau keadaan yang membatasi dan

menghalangi suatu aktivitas. Sebagaimana yang termuat dalam bab

sebelumnya, kendala yang dihadapi guru dalam mengembangkan dan

menggunakan media pembelajaran di MI NW Nurul Haramain adalah sebagai

berikut:

. Media Pembelajaran Tidak Tersedia dan Terbatas

Media pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk

menyampaikan materi pelajaran. Tidak tersedianya atau terbatasnya media

pembelajaran yang mumpuni atau sesuai dengan materi pelajaran dapat

menyebabkan proses pembelajaran menjadi monoton dan memiliki hasil

yang kurang baik. Seorang guru harus mampu menyediakan media

pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang hendak

disampaikan.

Di dalam suatu lembaga pendidikan diperlukannya suatu fasilitas

penunjang materi pembelajaran seperti media pembelajaran yang berupa

LCD, alat peraga dan sejenisnya demi menunjang hasil yang baik dalam

proses pembelajaran. Di MI NW Nurul Haramain jumlah media


pembelajaran sangat terbatas, dikarenakan minimnya biaya operasional

dalam pengadaan fasilitas penunjang pembelajaran. Hal tersebut

mengakibatkan guru malas untuk mengembangkan fasilitas pembelajaran

dikarenakan tidak adanya fasilitas yang mumpuni.

. Tidak Memiliki Kreativitas dan Jiwa Seni

Selain tidak ada dan terbatasnya media pembelajaran atau fasilitas

penunjang pembelajaran, tidak adanya jiwa seni seorang guru

menyebabkan kurangnya kreatifitas guru dalam mengembangkan media

pembelajaran merupakan kendala yang dihadapi seorang guru di MI NW

Nurul Haramain. Para guru di MI NW Nurul Haramain kurang memiliki

jiwa seni dan kurang kreatifitas dalam mengembangkan media

pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan kurangnya wawasan serta

pemahaman yang dimiliki oleh seorang guru dalam mengembangkan

media pembelajaran.

Wawasan dan pemahaman seorang guru dalam mengembangkan

media pembelajaran sangat diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran. Disamping dapat menambah jiwa seni dan kreatifitas, akan

dapat memberikan kemudahan dalam pembuatan dan pengembangan

media pembelajaran sehingga dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi. 68

. Guru Sibuk

Kesibukan merupakan keadaan dimana seseorang memiliki banyak

sekali kegiatan yang dikerjakan. Kesibukan yang dialami guru sangat

68
Septi Dwi Putri dan Desy Eka Citra, “Problematika Guru…, hlm
bermacam-macam seperti adanya kegiatan diluar sekolah, kurangnya

waktu dalam membuat media pembelajaran, adanya kesibukan di dalam

rumah dan lain sebagainya. Kesibukan para guru di MI NW Nurul

Haramain, menyebabkan tidak adanya waktu luang para guru untuk

membuat serta mengembangkan media pembelajaran.

Segala sesuatu pasti berdasarkan beberapa pertimbangan, begitu

juga dengan media pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan

proses pembelajaran, haruslah ada pertimbangan, bukan hanya memilih

berdasarkan selera sendiri. Oleh sebab itu, tidaklah heran jika guru

mengalami kendala dalam menggunakan media pembelajaran. Karena

dengan menggunakan media pembelajaran suatu yang sangat penting

untuk efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan proses pembelajaran.

Dari uraian di atas, bahwa kendala guru dalam mengembangkan

media pembelajaran sehingga menyebabkan adanya problem atau

permasalahan dalam mengembangkan media pembelajaran yaitu, tidak ada

dan terbatasnya media pembelajaran di sekolah dikarenakan minimnya

dana, tidak adanya jiwa seni yang mengakibatkan kurangnya kreativitas

guru dalam mengembangkan media pembelajaran, serta adanya kesibukan

guru sehingga guru memiliki keterbatasan waktu dan sulit memanajemen

waktu.
C. Upaya Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran pada Muatan

Bahasa Indonesia di MI NW Nurul Haramain Narmada

Setiap guru profesional harus memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang mendalam dalam bidang spesialisasinya. Penguasaan pengetahuan

pemahaman ini merupakan syarat yang penting di samping keterampilan-

keterampilan lainnya. Oleh sebab itu, guru berkewajiban menyampaikan

pengetahuan, pengertian, keterampilan kepada murid-muridnya. Pengalaman

dan pengetahuan ini sangat diperlukan dalam pengajaran. Guru tidak cukup

hanya menguasai pengetahuan spesialisasinya saja, akan tetapi pengalaman

dan pengetahuanumum perlu juga dipahami.69

Dalam kegiatan mengajar sehari-hari, siswa sering menanyakan hal-hal

yang berada di luar pelajaran, dalam hal ini guru harus pandai

menjelaskannya. Tambahan lagi dengan pengalaman dan pengetahuan itu guru

dapat memberikan penjelasan dan analisi yang lebih mantap kepada murid.

Kadang-kadang dengan diberikannya penjelasan-penjelasan tambahan akan

menyebabkan pelajaran lebih menarik, tidak kaku dan lebih merangsang anak

belajar.

Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah (kelas). Ia

menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua

pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain dari itu ia juga berusaha agar

terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan social, apresiasi,

dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya.

69
Ibid, hlm.
Untuk mencapai tujuan-tujuan itu maka guru perlu memahami sedalam-

dalamnya pengetahuan yang akan menjadi tanggung jawabnya dan menguasai

dengan baik metode dan teknik mengajar. Harus dipahami bahwa pembimbing

yang terdekat dengan murid adalah guru.70

Di samping itu, upaya yang bisa diterapkan oleh guru-guru dalam

mengatasi problem atau permasalahan dan kendala dalam mengembangkan

media pembelajaran di MI NW Nurul Haramain Narmada yang nanti juga bisa

diterapkan oleh guru lainnya dalam mengatasi kendala tersebut antara lain

sebagai berikut:

. Menambah motivasi kepada diri sendiri.

Dalam mengembangkan media pembelajaran, penambahan motivasi

dapat membentuk sikap rajin dan menghindari sifat malas bagi guru untuk

menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran secara

professional dan baik dalam kegiatan proses pembelajaran. Karena fungsi

dari pemanfaatn media pembelajaran dalam kegiatan proses pembelajaran

tersebut adalah untuk membantu guru dalam memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dalam mengembangkan media pembelajaran.

. Guru Diarahkan untuk Mengikuti Pelatihan, Seminar atau Workshop

Upaya yang kedua adalah dengan mengikuti berbagai macama

pelatihan, seminar, atau workshop untuk menambah pengetahuan atau

pemahaman guru tentang media pembelajaran baik itu melalui internet

maupun secara tatap muka. Disamping itu, untuk menambah wawasan atau

70
Ibid, hlm. - .
pengetahuan serta pemahaman guru terhadap media pembelajaran, maka

guru harus mampu memanfaatkan media internet dan lain sebagainya.

. Kreativitas guru harus lebih dikembangkan

Upaya selanjutnya adalah pengembangan kreatifitas guru untuk

membuat media pembelajaran. Upaya pengembangan kreatifitas tidak

dapat dilakukan dengan cara spontan dan dalam waktu yang singkat,

melainkan harus dengan memupuk kreatifitas tersebut dan dilakukan

dengan cara step by step. Pengembangan kreatifitas tersebut dapat

dilakukan dengan menonton video dan informasi dari youtube tentang

bagaimana cara menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran

tersebut. Selain itu kreatifitas dapat dikembangkan dengan cara bertanya

kepada guru atau tutor yang menggunakan media pembelajaran yang

menarik, atau dengan mencontoh media pembelajaran yang digunakan

guru lainnya.71

. Manajemen waktu yang baik

Upaya yang terakhir untuk mengatasi problem dan kendala dalam

mengembangkan media pembelajaran adalah guru harus dapat

memanajemen waktu. Manajemen waktu memiliki peranan besar dalam

keberhasilan pengembangan media pembelajaran. Guru yang tidak

memiliki pemahaman manajemen waktu ditandai dengan perencanaan

yang tidak terorganisasi, tidak jelas, tidak konsisten, serta tidak ada tujuan.

71
Rahmiati, “Analisis Kendala Internal Mahasiswa dalam Menulis Karya Ilmiah”, Al-
Daulah, Vol. , No. , Desember , hlm. .
Dalam memanajemen waktu terdapat lima hal yang tidak boleh

ditinggalkan yaitu:

a. Kesadaran bahwa sebagin besar waktu yang dihabiskan bersifat

kebiasaan

b. Penentuan sasaran sangat dibutuhkan bagi manajemen yang baik

c. Prioritas harus dikategorikan dan dikaji

d. Komunikasi yang baik dan benar sangat esensial

e. Menangguhkan sesuatu merupakan halangan terbesar bagi pengelolaan

waktu.72

72
Diana Dwi Nurhidayati, “Peningkatan Pemahaman Manajemen Waktu Melalui
Bimbingan Kelompok dengan Teknik Problem Solving pada Siswa”, PSIKOPEDAGOGIA, Vol. ,
No. , Tahun , hlm. .
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa:

. Problematika yang dihadapi guru dalam mengembangkan media

pembelajaran tersebut adalah guru malas untuk membuat media

pembelajaran, karena merasa waktu yang kurang untuk membuatnya. Guru

tidak kreatif dalam membuat dan menggunakan media pembelajaran.

. Kendala guru dalam mengembangkan media pembelajaran tersebut adalah

media pembelajaran tidak tersedia dan terbatas, tidak memiliki kreativitas

dan jiwa seni, guru sibuk dan kurangnya waktu luang untuk membuat media

pembelajaran kurangnya kreatifitas yang dimiliki oleh guru.

. Solusi yang bisa dilakukan oleh guru untuk mengatasi problematika yang

dihadapi di madrasah tersebut adalah dengan cara pandai mengatur waktu

karena kendalanya adalah waktu yang kurang untuk membuat media

pembelajaran. Mengikuti pelatihan, seminar atau workshop. Menambah

motivasi, dan kreativitas guru harus lebih bisa dikembangkan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas mengenai problematika guru dalam

mengembangkan media pembelajaran, dirumuskan beberapa saran untuk


dijadikan acuan kepada pihak yang terkait dalam meningkatkan kendala yang

dihadapi dalaam madrasah sebagai berikut :

. Guru

Dengan penelitian ini, guru diharapkan menjadikan penelitian ini

sebagai masukan khususnya guru kelas dalam menghadapi kendala tersebut

dan seperti apa yang harus dilakukan sehingga penelitian ini menambah

pengetahuan pula.

. Madrasah

Peneltian ini diharapkan memberikan manfaat dalam meningkatkan

kualitas proses pembelajaran dalam kelas, sehingga tercapainya tujuan

pembelajaran tersebut.

. Peneliti

Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan dan

memberikan solusi untuk mengahadapi problematika dalam

mengembangkan media pembelajaran.


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran .

Instumen Lembaran Observasi

NO ASPEK-ASPEK YANG DIAMATI PEMUNCULAN


PENGAMATAN
YA TIDAK
. Guru menggunakan media pembelajaran sesuai
dengan kompetensi dasar
. Guru menggunakan media pembelajaran yang
membuat siswa menjadi aktif dalam proses
belajar mengajar
. Guru menyusun pembelajaran apa saja yang
akan diajarkan kepada siswa.
. Guru menginformasikan kompetensi apa saja
yang harus dicapai siswa
. Guru melakukan apersepsi yang sesuai dengan
materi pembelajaran
. Guru mengintegrasikan pembelajaran dengan
pengetahuan yang lain
. Guru menjelaskan materi dengan realita
kehidupan
. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
. Guru melaksanakan pembelajaran kontekstual
. Guru melaksanakan pembelajaran yang berpusat
kepada siswa
. Guru menggunakan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar secara efektif
. Guru menggunakan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar secara efisien
. Guru mengutamakan siswa dalam pemanfaatan
media pembelajaran
. Guru menggunakan bahasa yang baik dan benar
sehingga siswa mudah faham
. Guru memantau perkembangan siswa
menggunakan media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar
. Guru melaksanakan evaluasi akhir terhadap
kompetensi siswa
. Guru menyusun rangkuman di akhir
pembelajaran dengan melibatkan siswa.

Lampiran .

Pedoman dan Hasil Wawancara

Lampiran Wawancara Kepala Sekolah


Problematika Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran pada Muatan

Bahasa Indonesia di MI NW Nurul Haramain Narmada Tahun Pelajaran

Nama : Mutawalli

Tempat : MI NW Nurul Haramain

Hari/Tanggal : Sabtu- -November-

No PERTANYAAN KETERANGAN

Apakah yang bapak ketahui tentang Media pembelajaran adalah

media pembelajaran ? alat untuk membantu proses

belajar mengajar di dalam

atau di luar kelas

Apakah setiap guru kelas Tidak semua, tergantung

menggunakan media pembelajaran kebutuhan

Media apa sajakah yang pernah Untuk hal ini bisa langsung

dibuat guru kelas dalam proses tanyakan kepada guru kelas

belajar mengajar? masing-masing

. Apa problem guru kelas sehingga Ada beberapa guru yang

tidak mengembangkan media senggan untuk membuat

pembelajaran? media pembelajaran dan ada

juga yang memang terkendala

oleh waktu luang.


. Menurut bapak apak saja kendala Kurangnya alat untuk

guru kelas dalam pembuatan media membuat media

pembelajaran?

. Menurut bapak bagaimana cara Guru harus lebih kreatif, lebih

mengatasi kendala guru dalam banyak bertanya. Menonton

mengembangkan media video dan informasi dari

pembelajaran ? youtube tentang bagaimana

cara menggunakan dan

mengembangkan media

pembelajaran tersebut dan

guru diarahkan untuk

mengikuti agenda seminar

atau workshop. Karena hal ini

berperan untuk menambah

wawasan guru dalam

mengembangkan materi

pelajaran dan media

pembelajaran. Selain itu,

dengan mengikuti seminar

atau workshop akan

memberikan pengalaman bagi

guru serta dapat

meningkatkan kinerja guru


Lampiran .

Pedoman dan Hasil Wawancara

Lampiran Wawancara dengan guru kelas

Problematika Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran pada Muatan

Bahasa Indonesia di MI NW Nurul Haramain Narmada Tahun Pelajaran

Nama : Harmayana, s.Pd.SD

Guru Kelas : (satu)


Tempat : MI NW Nurul Haramain

Hari/Tanggal : Sabtu- -November-

No PERTANYAAN JAWABAN

. Berapa jumlah siswa di kelas yang Siswa

bapak/ibu ajarkan ?

. Sudah berapa tahun bapak/ibu Saya mulai mengajar di MI

mengajar di kelas ? dan di kelas ini sejak awal

didirikan pada tahun

saya sudah jadi guru kelas

dikelas

. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui Media pembelajaran adalah

tentang media pembelajaran ? alat bantu dalam proses

belajar mengajar untuk

mempermudah anak dalam

memahami materi pelajaran

. Apakah Bapak/Ibu menggunakan Jika media pembelajaran

media pembelajaran dalam proses tersedia dan sesuai dengan

belajar mengajar ? materi yang diajarkan. Pasti

kami menggunakanya.
. Apakah problem Bapak/Ibu dalam Ya, malas saya buat media.

mengembangkan media pembelajaran Saya bukannya tidak tahu

membuat media, tapi itu

sudah malas saja. Saya

malah lebih memilih media

yang sudah ada. Toh, juga

menurut saya tinggal saya

gunakan.

. Apa saja kendala Bapak/Ibu membuat Media pembelajaran tidak

media pembelajaran atau untuk tersedia dan terbatas.

mengembangkan media Kendala yang saya hadapi

pembelajaran? dalam mengembangkan

media pembelajaran ini

adalah perlengkapan kita

kurang dan minimnya dana

yang dianggarkan untuk

pengembangan media

pembelajaran. Seperti yang

kita ketahui bahwa dana

seringkali menjadi kendala


yang paling utama dalam hal

mengembangkan sesuatu

termasuk media

pembelajaran. Guru-guru di

sekolah cenderung sungkan

untuk meminta dana kepada

pengelola sekolah terlebih

untuk sekolah -sekolah

dilingkungan swasta.

. Menurut Bapak/Ibu bagaima upaya kita tetap cari cara yang lain

yang harus dilakukan dalam agar materi yang diajarkan

mengembangkan atau mengatasi itu bisa dimengerti oleh

kendala untuk mengembangkan siswa kami. Walaupun tidak

media pembelejaran tersebut? ada media yang tersedia

kami berusaha agar materi

itu tetap bisa di mengerti

oleh siswa dengan cara yang

lain seperti dengan berusaha

menjelaskan kepada siswa

dengan semenarik mungkin

agar siswa tidak merasa

bosan juga dan juga


menambah motivasi untuk

diri sendiri.

Lampiran .

Nama : kartini

Guru Kelas : (Dua)

Tempat : MI NW Nurul Haramain

Hari/Tanggal : Sabtu- -November-

No PERTANYAAN JAWABAN

. Berapa jumlah siswa di kelas yang Jumlah siswa di kelas

bapak/ibu ajarkan ? berjumlah orang, laki-

laki dan orang perempuan.

. Sudah berapa tahun bapak/ibu Saya mulai mengajar disini

mengajar di kelas ? sejak tahun hingga saat


ini.

. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui Media pembelajaran adalah

tentang media pembelajaran ? sesuatu yang dapat

membawa informasi dan

pengetahuan interaksi yang

berlangsung antara peserta

didik dengan guru.

. Apakah Bapak/Ibu menggunakan Jika ada pasti menggunakan

media pembelajaran dalam proses

belajar mengajar?

. Apakah problem Bapak/Ibu dalam Saya bisa saja membuat

mengembangkan media media. Tetapi, jujur saja,

pembelajaran? saya malas.

. Apa saja kendala Bapak/Ibu membuat Kurangnya dana untuk

media pembelajaran atau untuk membuat media

mengembangkan media pembelajaran yang

pembelajaran? dibutuhkan dan keterbatasan

waktu.
. Menurut Bapak/Ibu bagaima upaya Solusi yang saya lakukan

yang harus dilakukan dalam untuk mengatasi kendala

mengembangkan atau mengatasi tersebut dengan cara mencari

kendala untuk mengembangkan informasi bagaimana cara

media pembelejaran tersebut? cara mengembangkan dan

menggunakan media

pembelajaran dengan baik

dan bisa mengatur waktu

dengan baik. Berusaha untuk

tidak malas juga dalam

membuat media.
Lampiran .

Nama : nanik

Guru Kelas : (Tiga)

Tempat : MI NW Nurul Haramain

Hari/Tanggal : Senin - -November-

No PERTANYAAN JAWABAN

. Berapa jumlah siswa di kelas yang Siswa

bapak/ibu ajarkan ?

. Sudah berapa tahun bapak/ibu tahun berjalan

mengajar di kelas ?

. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui Media pembelajaran itu

tentang media pembelajaran ? adalah cara yang digunakan

guru untuk menyampaikan

pembelajaran kepada siswa

sebagai alat bantu proses

dalam pembelajaran.

. Apakah Bapak/Ibu menggunakan Terkadang menggunakan

media pembelajaran dalam proses media pembelajaran dalam

belajar mengajar? proses belajar mengajar


. Apakah problem Bapak/Ibu dalam saya sangat kurang ide

mengembangkan media untuk membuat media

pembelajaran? pembelajaran yang menarik

karena wawasan saya

tentang media pembelajaran

saya rasa sangat kurang

. Apa saja kendala Bapak/Ibu membuat Kurangnya kreativitas dalam

media pembelajaran atau untuk mengembangkan media

mengembangkan media pembelajaran. Saya

pembelajaran? mengalami kesulitan dalam

membuat media itu karena

saya juga kurang kreatif

sehingga media yang saya

buat tersebut tidak begitu

menarik dan siswa tidak

tertarik untuk mendengarkan

penjelasan saya. guru

menyadari bahwa membuat

media pembelajaran yang ia

kembangkan sendiri masih

kurang.
. Menurut Bapak/Ibu bagaima upaya Guru harus lebih kreatif.

yang harus dilakukan dalam Guru harus tetap berusaha

mengembangkan atau mengatasi menjadi guru yang lebih baik

kendala untuk mengembangkan dan kreatif.

media pembelejaran tersebut?

Lampiran .

Nama : Masitoh

Guru Kelas : (Empat)

Tempat : MI NW Nurul Haramain

Hari/Tanggal : Senin - - November-

No PERTANYAAN JAWABAN
. Berapa jumlah siswa di kelas yang siswa

bapak/ibu ajarkan ?

. Sudah berapa tahun bapak/ibu Sejak tahun

mengajar di kelas ?

. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui Media pembelajaran adalah

tentang media pembelajaran ? alat yang digunakan

seseorang untuk membantu

mempemudah proses

pembelajaran. Jadi bagi saya

seorang guru, tidak

dikatakan media

pembelajaran, jika dia tidak

bisa menyampaikan materi

atau penyampaian materi

secara afektif dan efesien.

Dalam arti jika dia

mempersulit dalam

pembelajaran itu bukan

dikatakan media

pembelajaran.
. Apakah Bapak/Ibu menggunakan Mengguanakan jika tersedia

media pembelajaran dalam proses alatnya

belajar mengajar?

. Apakah problem Bapak/Ibu dalam Kurangnya kreativitas

mengembangkan media pembelajaran dalam mengembangkan

dalam proses belajar mengajar? media pembelajaran.

. Apa saja kendala Bapak/Ibu membuat Kurangnya kreativitas dalam

media pembelajaran atau untuk mengembangkan media

mengembangkan media pembelajaran. Saya

pembelajaran? mengalami kesulitan dalam

membuat media itu karena

saya juga kurang kreatif

sehingga media yang saya

buat tersebut tidak begitu

menarik dan siswa tidak

tertarik untuk mendengarkan

penjelasan saya. guru

menyadari bahwa membuat

media pembelajaran yang ia

kembangkan sendiri masih

kurang
. Menurut Bapak/Ibu bagaima upaya Upaya dalam mengatasi

yang harus dilakukan dalam kendala tersebut guru harus

mengembangkan atau mengatasi lebih kreatif, berinovasi lagi,

kendala untuk mengembangkan dalam mencari cara

media pembelejaran tersebut? penyamapaian materi

menggunakan media.

Kemudian dari pihak

sekolah juga ketika ada

pembelajaran missal guru

membutuhkan dana untuk

sebuah pembuatan media,

jika bisa itu difasilitasi.

Walaupun tidak sebanyak

yang dibutuhkan pada saat

iti. Intinya membantu guru

yang akan menggunakan

media pembelajaran tersebut.

Kemudian sumber-sumber

belajar yang kurang seperti

buku pegangan guru, siswa,

itukan merupakan media

pembelajaran, kalo bisa

sekolah juga harus peka


untuk menyediakan sumber

belajar tersebut. Jikapun

sumber belajar seperti buku

jika tidak disediakan

disekolah, harapan setiap

guru pasti ingin punya itu.

Ketika guru jua beriinisiatif

untuk membeli buku tersebut

maka diharapkan pihak

sekolah agar mengganti uang

yang digunakan guru

tersebut.

Lampiran .

Nama : Nurjuniya

Guru Kelas : (Lima)

Tempat : MI NW Nurul Haramain

Hari/Tanggal : Senin - - November-


No PERTANYAAN JAWABAN

. Berapa jumlah siswa di kelas yang siswa

bapak/ibu ajarkan ?

. Sudah berapa tahun bapak/ibu Sejak tahun

mengajar di kelas ?

. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui Media pembelajaran

tentang media pembelajaran ? merupakan alat bantu proses

pembelajaran agar

penyampaian materi menjadi

lebih menarik.

. Apakah Bapak/Ibu menggunakan Menggunakan terkadang jika

media pembelajaran dalam proses memang harus dipergunakan

belajar mengajar? dan alatnya memang tersedia

. Apakah problem Bapak/Ibu dalam untuk membuat media

mengembangkan media pembelajaran pembelajaran saya merasa

dalam proses belajar mengajar? waktu yang tidak cukup,

karena banyak hal yang

harus dikerjakan, apalagi

kami yang sudah berkeluarga

merasa untuk membuat

media pembelajaran itu tidak


ada waktu

. Apa saja kendala Bapak/Ibu membuat Kendalanya karena saya

media pembelajaran atau untuk sibuk dan waktu untuk

mengembangkan media membuat media

pembelajaran? pembelajaran tersebut tidak

ada.

. Menurut Bapak/Ibu bagaima upaya Guru harus dapat

yang harus dilakukan dalam memanajemen waktu sebaik

mengembangkan atau mengatasi mungkin, sehingga guru

kendala untuk mengembangkan dapat membuat media

media pembelejaran tersebut? pembelajaran yang dapat

diterapkan dan

dikembangkan dalam proses

pembelajaran.

Lampiran .

Nama : Maharani

Guru Kelas : (Enam)

Tempat : MI NW Nurul Haramain

Hari/Tanggal : Senin - - November-


No PERTANYAAN JAWABAN

. Berapa jumlah siswa di kelas yang Siswa

bapak/ibu ajarkan ?

. Sudah berapa tahun bapak/ibu Mulai mengajar dari sini

mengajar di kelas ? sejak taun

. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui Media pembelajaran adalah

tentang media pembelajaran ? sarana untuk menyampaikan

materi pembelajaran

. Apakah Bapak/Ibu menggunakan Pernah menggunakan

media pembelajaran dalam proses

belajar mengajar?

. Apakah problem Bapak/Ibu dalam Problem saya dalam

mengembangkan media pembelajaran mengembangkan media

dalam proses belajar mengajar? pembelajaran tersebut yakni

kurangnya ide dalam

membuat media yang

menarik

. Apa saja kendala Bapak/Ibu membuat Media pembelajaran tidak

media pembelajaran atau untuk begitu menarik sehingga

mengembangkan media siswa tidak tertarik untuk

pembelajaran? mendengarkan penjelasan


saya ketika mengajar.

. Menurut Bapak/Ibu bagaima upaya Guru harus lebih kreatif dan

yang harus dilakukan dalam berusaha untuk membuat

mengembangkan atau mengatasi Media sekreatif mungkin

kendala untuk mengembangkan untuk menarik perhatian

media pembelejaran tersebut? siswa. Sehingga siswa lebih

tertarik dalam mengikuti

proses pembelajaran dan

harus sesuai dengan materi

yang akan disampaikan.


Lampiran .

Dokumentasi Foto Penelitian

Wawancara dengan guru kelas sampai mengenai prolematika guru dalam


mengembangkan media pembelajaran pada muatan bahasa indonesia
Lampiran .

Dokumentasi Surat Izin Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

Dewi Safitri, Menjadi Guru Profesional, Riau : PT. Indragiri Dot Com,

Diana Dwi Nurhidayati, “Peningkatan Pemahaman Manajemen Waktu Melalui

Bimbingan Kelompok dengan Teknik Problem Solving pada Siswa”,

PSIKOPEDAGOGIA, Vol. , No. , Tahun

Dimyati dan mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta,

Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara,

Jauharoti Alfin, dkk. Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, Surabaya : LAPIS-

PGMI,

Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran, Depok : PT Raja

Grafindo Persada,

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung : PT Remaja

Rosdakarya Offset,

Moh. Noor, Guru Profesional dan Berkualitas, Semarang : Alprin,

Muhammad Anwar, Menjadi Guru Profesional, Jakarta : Prenadamedia

Group,

Puspa Ristina Kusumawardani, Problematika Guru Dalam Pengembangan

Media Pembelajaran Geometri Berbasis IT di SMP, Tahun Pelajaran


Rahmiati, “Analisis Kendala Internal Mahasiswa dalam Menulis Karya Ilmiah”, Al-

Daulah, Vol. , No. , Desember .

Rulitawati, Husein Ritonga dan Hasibuan, Model Pengelolaan Kinerja Guru,

Palembang : Tunas

Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoritis danPraktis, Yogyakarta :

Deepublish,

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta,

Suryono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung : PT Remaja

Rosdakarya,

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik Dalam Interaksi Edukatif,

Jakarta : PT Rineka Cipta,

Suyanto dan Jihad Asep, Menjadi Guru Profesional, Jakarta : Erlangga,

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,

Jakarta : PT Rineka Cipta,

Sumiharsono Rudy dan Hisbiyatul Hasanah, Media Pembelajaran, Jember :

CV Pustaka Abadi,

Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Bekasi

: Kencana Prenadamedia,

Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia, Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

Anda mungkin juga menyukai