Anda di halaman 1dari 161

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

TERTULIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN


KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW)

Oleh
Zaharatinni’am
NIM. 15.1.14.4.073

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2018

i
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
TERTULIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW)

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk


Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Zaharatinni’am
NIM. 15.1.14.4.073

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2018

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: Zaharatinni‟am, NIM: 15.1.14.4.073 dengan judul,

“Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write” telah memenuhi syarat dan

disetujui untuk diujiankan.

Disetujui pada tanggal: ____________________

Dibawah Bimbingan:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Nurhardiani, ST. M.Pd Kamirsyah Wahyu, M.Pd


NIP: 198004252008012012 NIP:198812292015031004

iii
Mataram,

Hal : Ujian Skripsi

Yang Terhormat
Rektor UIN Mataram
di Mataram

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan

koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama Mahasiswa : Zaharatinni‟am

NIM : 15.1.14.4.073

Jurusan /Prodi : Tadris Matematika

Judul : Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis

Tertulis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif

Tipe Think Talk Write (TTW)

telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami

berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.

Wasalamu’alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Nurhardiani, ST. M.Pd Kamirsyah Wahyu, M.Pd


NIP: 198004252008012012 NIP: 198812292015031004

iv
PENGESAHAN

Skripsi oleh: Zaharatinni‟am, NIM: 15.1.14.4.073 dengan judul, “Peningkatan

Kemampuan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa Melalui Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW)”, telah dipertahankan di depan dewan

penguji Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Mataram pada tangal_____________________2018

Dewan Penguji

Nurhardiani, ST. M.Pd ____________________________


(Ketua Sidang/Pemb. I)

Kamirsyah Wahyu, M.Pd ____________________________


(Sekertaris Sidang/Pemb. II)

Dr, Fathurahman Muhtar, MA ____________________________


(Penguji I)

Susilahuddin, P.W, M.Sc ____________________________


(Penguji II)

Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram

Dr. Hj. Lubna, M.Pd


NIP. 196812311993032008

vi
MOTTO

    

   

“dan sungguh Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui
orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan akan Kami uji perihal
kamu.”(Qs. Muhammad[47]:31)1

1
Departemen Agama RI,Al-Qur‟an Terjemah Al Karim,(Surabaya: Zavanaraya)

vii
PERSEMBAHAN

“Skripsi ini kupersembahkan untuk Bapak dan Ibuku tercinta (Saiful

Hanan dan Hifziah) yang senantiasa banting tulang, dan senantiasa

memberikan do’a sekaligus semangat yang tiada henti untuk

kesuksesanku. Keluarga terdekatku (nenek, adik dan kakak) yang

senantiasa memberikan dukungan dan motivasi. Keluarga yang tidak bisa

disebut satu persatu, terimah kasih telah mendukungku, guruku, dosen-

dosenku, sahabat-sahabatku, dan Almamater tercinta”

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam.

Salawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW,

juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin ya robbal „alamin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses

tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain adalah:

1. Ibu Nur hardiani, ST, M.Pd. Sebagai pembimbing I sekaligus wali dosen dan

Bapak Kamirsyah Wahyu, MPd. sebagai pembimbing II yang sabar

membimbing peneliti ditengah kesibukannya sehingga skripsi dapat

terselesaikan.

2. Bapak Dr. H. Mutawalli, MA. Selaku Rektor UIN Mataram.

3. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

4. Bapak Alkusairi, S.Pd.M.Pd. selaku ketua Program Studi Tadris Matematika

UIN Mataram beserta sekertaris Program Studi Tadris Matematika UIN

Mataram yang telah berjasa mendidik dan memberikan bimbingan dengan

penuh keikhlasan dan kesabaran kepada penulis selama melaksanakan studi di

UIN Mataram.

5. Bapak Khairul Wathani S.Pd, selaku kepala sekolah MTs NW Talun yang

telah memberikan izin melakukan penelitian sehingga penelitian dapat

berlangsung sesuai dengan yang diharapkan

ix
6. Bapak Fathullah, S.Pd sebagai guru matematika, yang telah membantu dalam

proses penelitian.

7. Teman-teman seperjuangan Prodi Tadris Matematika keluarga Kelas C 2014 (

khususnya saudari Sri Indra Iswari dan Nurhayati) terimakasih atas kerjasama

kita selama ini dan membantu saya dalam berjuang.

8. Semua pihak yang telah membantu peneliti menyelesaikan proposal skripsi

ini yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang

berlipat ganda dari Allah swt. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi

semesta. Amin

Mataram ,_______________ 2018

Penulis,

Zaharatinni‟am

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii

NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................ v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ............................................................ vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

ABSTRAK ................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1


B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ...................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat ..................................................................... 8
1. Tujuan Penelitian ................................................................... 8
2. Manfaat Penelitian ................................................................ 8
D. Definisi Operasional .................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ................... 11

A. Kajian Pustaka ............................................................................. 11

xi
1. Komunikasi Matematis .......................................................... 11
a. Pengertian Komunikasi matematis ..................................... 11
b. Indikator Komunikasi Matematis ....................................... 12
2. Jenis-jenis komunikasi Matematis .......................................... 14
a. Komunikasi Matematis Lisan ............................................ 14
1) Pengertian Komunikasi matematis Lisan ....................... 14
2) Indikator Komunikasi Matematis Lisan ......................... 15
b. Komunikasi Matematis Tertulis ......................................... 17
1) Pengertian Komunikasi Matematis Tertulis ................... 17
2) Indikator komunikasi Matematis Tertulis ...................... 18
3. Pembelajaran kooperatif Tipe Think Talk Write ..................... 19
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif tipe Think Talk Write 19
b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe Think Talk
Write ................................................................................. 20
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Talk Write.......................................................................... 24
B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 26
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 29
D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 32

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................... 32


B. Populasi dan Sampel.................................................................... 33
C. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 35
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 35
E. Desain Penelitian ......................................................................... 36
F. Instrumen / Alat dan Bahan Penelitian ......................................... 37
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 38
H. Teknik Analisis Data .................................................................. 39

xii
Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................ 47


1. Deskripsi Data ....................................................................... 47
a. Data Kemampuan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa Hasil
Pre-test ........................................................................... 48
b. Data Kemampuan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa Hasil
Post-test ........................................................................... 49
2. Hasil Analisis Data ............................................................... 50
a. Uji Prasyarat .................................................................. 51
1) Uji Normalitas ............................................................ 50
2) Uji Homogenitas ........................................................ 51
b. Uji Hipotesis .................................................................... 51
B. Pembahasan ................................................................................. 53
1. Analisis kemampuan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa .. 54
2. Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe Thik Talk Write ............ 63
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 65

A. Kesimpulan ................................................................................. 65
B. Saran ........................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiii
DAFTAR TABEL

NOMOR NAMA TABEL HALAMAN


TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Populasi 34
Tabel 3.2 PEDOMAN Penskoran 39
Tabel 4.1 Hasil Pre-test Kemampuan Komunikasi Siswa 48
Kelompok Eksperimen
Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Pre-test Kelompok 48
eksperimen Berdasarkan Indikator Kemampuan
Komunikasi Matematis Tertulis
Tabel 4.3 Hasil Post-test Kemampuan Komunikasi 50
Matematis Siswa Kelas Eksperimen
Tabel 4.4 Deskripsi Data Hasil P0st-test Kelompok 50
eksperimen Berdasarkan Indikator Kemampuan
Komunikasi Matematis Tertulis
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperimen 52
untuk Pre-Test dan Post-Test
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen 53
Untuk Pre-test Dan Post-test
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis Dengan Uji-t 54
Tabel 4.8 Perbedaan Hasil Tes Kemampuan Komunikasi 55
Matematis Siswa Kelompok eksperimen Untuk
Pre-test dan Post-test
Tabel 4.9 Perbandingan Kemampuan Komunikasi 55
Matematis Siswa Kelompok Eksperimen Untuk
Pre-test Dan Post-test Berdasarkan Indikator

xiv
DAFTAR GAMBAR

NOMOR NAMA GAMBAR HALAMAN


GAMBAR
Gambar 4.1 Jawaban Siswa soal nomor 1 Kelompok 54
Eksperimen waktu Pre-Test
Gambar 4.2 Jawaban Siswa soal nomor 1 Kelompok 55
Eksperimen waktu Post-Test
Gambar 4.3 Jawaban Siswa soal nomor 2 Kelompok 56
Eksperimen waktu Pre-Test
Gambar 4. 4 Jawaban Siswa soal nomor 2 Kelompok 56
Eksperimen waktu Post-Test
Gambar 4.5 Jawaban Siswa soal nomor 3 Kelompok 58
Eksperimen waktu Pre-Test
Gambar 4.6 Jawaban Siswa soal nomor 3 Kelompok 58
Eksperimen waktu Post-Test
Gambar 4.7 Jawaban Siswa soal nomor 4 Kelompok 59
Eksperimen waktu Pre-Test
Gambar 4.8 Jawaban Siswa soal nomor 4 Kelompok 60
Eksperimen waktu Post-Test

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Nama Lampiran


Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lampiran 3 Kisi-Kisi Soal
Lampiran 4 Soal KMT
Lampiran 5 Jawaban Soal KMT
Lampiran 6 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
tertulis Siswa Kelompok Eksperimen Waktu Pre-
Test
Lampiran 7 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Tertulis Siswa Kelompok Eksperimen Waktu Post-
Test
Lampiran 8 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi, Mean,
Varian Dan Simpangan Baku, Kelompok
Eksperimen Untuk Pre-test
Lampiran 9 Perhitungan Mean Dan Persentase Kemampuan
Komunikasi Matematis Tertulis
Kelompokeksperimen Untuk Pretest
Lampiran 10 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi, Mean,
Varian Dan Simpangan Baku, Pada Kelompok
Eksperimen Untuk Post-Test
Lampiran 11 Perhitungan Mean Dan Persentase Kemampuan
Komunikasi Matematis Tertulis Kelompok
Eksperimen Untuk P0st-Test
Lampiran 12 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
Untuk Pretest
Lampiran 13 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
Untuk Post-Test
Lampiran 14 Perhitungan Uji Homogenitas
Lampiran 15 Perhitungan Hipotesis Statistik
Lampiran 16 Dokumentasi
Lampiran 17 Surat BAKESBANGPOLDAGRI
Lampiran 18 Surat Telah Melakukan Penelitian Dari Madrasah
Lampiran 19 Daftar riwayat hidup

xvi
ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa Melalui


Pembelajaran kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW)

Zaharatinni’am
NIM 15.1.14.4.073

Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi


matematis tertulis siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write.
Penelitian ini menggunakan eksperimen dengan desain the one group pretest-
posttest Design, yang melibatkan 29 siswa sebagai sampel. Penentuan sampel
menggunakan random sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen
berupa tes kemmpuan komunikasi matematis berbentuk uraian.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan komunikasi matematis
siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write. Hal ini dapat dilihat
dari nilai rata-rata hasil posttest kemampuan komunikasi matematis siswa yang
setelah belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe think talk write
sebesar 64,66 dan nilai rata-rata pretes kemampuan komunikasi matematis siswa
adalah sebesar 23,07. Adapun rata-rata persentase berdasarkan indikator untuk
hasil pretes yaitu sebesar 22,52% sedangkan untuk posttest sebesar 66,16%.
Sedangkan nilai rata-rata perindikator hasil pre-tes dari yang tertinggi yaitu
idikator KMT 2 (mengekspresikan ide matematis dalam bentuk gambar) sebesar
36%, indikator KMT 1 (mengubah soal cerita ke dalam simbol atau bahasa
matematika) sebesar 19% dan terakhir indikator KMT 3 (menyelesaikan
permasalahan yang diberikan dengan menggunakan solusi yang tepat) sebesar
12,5%. Adapun untuk persentase rata-rata per indikator hasil post-tes dari yang
tertinggi yaitu indikator KMT 1 sebesar 75,5%, indikator KMT 3 sebesar 63% dan
indikator KMT 2 sebesar 60%.

Kata Kunci : Komunikasi Matematis, Think Talk Write (TTW)

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting,

sehingga diajarkan dari jenjang SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Sampai

saat ini, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu masuk

dalam daftar mata pelajaran yang diujikan secara nasional, mulai dari tingkat

SD sampai dengan SMA.2 Hal ini membuktikan bahwa matematika

merupakan mata pelajaran yang perlu mendapat perhatian lebih serius baik

dari guru maupun siswa.

Matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan

terwujudnya komunikasi secara cermat dan tepat. Matematika tidak hanya

sekedar alat bantu berpikir, tetapi matematika sebagai wahana komunikasi

antar siswa dan guru dengan siswa. Semua orang diharapkan dapat

menggunakan bahasa matematika untuk mengkomunikasikan informasi

maupun ide-ide yang diperolehnya. Banyak persoalan yang disampaikan

dengan bahasa matematika misalnya, dengan menyajikan persoalan atau

masalah ke dalam model matematika yang dapat berupa persamaan

matematika, diagram dan tabel.3

Menurut Fajar Shadiq yang dikutip oleh Purnama Ramellan, Edwin

Musdi, dan Armiati, mengomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika

2
Hery Saputra, “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write”, Sains Riset vol. 3, Nomor 1, 2013, hlm.1.
3
Purnama Ramellan, Edwin Musdi, dan Armiati, “Kemampuan Komunikasi Matematis
dan Pembelajaran Interaktif”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1 Nomor 1, hlm. 77.

1
2

justru lebih praktis, sistematis dan efisien.4 Hal ini dikarenakan dalam bahasa

matematika memiliki bahasa simbol-simbol sehingga memungkinkan apa

yang ingin disampaikan secara panjang lebar dapat lebih ringkas dengan

menggunakan bahasa matematika. Oleh sebab itu, siswa sangat dianjurkan

untuk mempelajari matematika dengan lebih serius karena matematika

merupakan alat komunikasi dan matematika sangat erat kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari

Ada beberapa pendapat yang dikutip oleh Sri Endah Mianti, mengenai

pengertian komunikasi matematis diantaranya menurut Ahmad Susanto,

komunikasi matematis merupakan suatu peristiwa dialog atau saling

berhubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan

pesan dan pesan yang dialihkan berisikan tentang materi matematika yang

dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus atau strategi penyelesaian

suatu masalah.5 Adapun menurut Karunia Eka Lestari, komunikasi matematis

adalah kemampuan menyampaikan ide/gagasan matematis, baik secara lisan

maupun tertulis serta kemampuan memahami dan menerima ide/gagasan

matematis orang lain secara cermat, analitis, dan kritis, untuk mempertajam

pemahaman.6

Komunikasi matematis ada dua yaitu komunikasi matematis lisan dan

komunikasi matematis tertulis. Komunikasi matematika lisan adalah

kemampuan siswa dalam menyampaikan gagasan dan ide dalam suatu

4
Ibid.
5
Sri Endah Mianti, “Efektivits Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW)
Terhadap kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII MTs Negeri Godean”,
.Universitas PGRI Yogyakarta. hlm.5.
6
Ibid.
3

masalah matematika secara lisan. Menurut Djumhur yang dikutip oleh Sri

Apiyati, untuk melihat kemampuan komunikasi matematis secara lisan, dapat

dilihat melalui representasi dan diskusi. Komunikasi matematis tertulis yaitu

kemampuan siswa dalam menyampaikan gagasan dan ide dari suatu

permasalahan matematika secara tertulis. Adapun indikator komunikasi

matematis tertulis yang di kemukakan oleh Ross yang di kutip oleh Sri

Apiyati, yaitu: (1) menggambar situasi masalah dan menyatakan situasi

masalah menggunakan gambar, bangun, tabel dan secara aljabar, (2)

menyatakan hasil dalam bentuk tertulis, (3) menggunakan refresentasi

menyeluruh untuk menyatakan konsep matematika dan solusinya,(4)

membuat situasi matematika dengan menyediakan ide dan keterangan dalam

bentuk tertulis, (5) menggunakan bahasa matematika dan simbol secra tepat.7

Komunikasi merupakan salah satu hal yang penting sehingga beberapa

ahli melakukan riset tentang kemampuan komunikasi matematis. Henry

Putra Imam Wijaya, Imam Sujadi, Riadi, mengutip empat hasil penelitian

terkait dengan komunikasi matematis, yaitu pertama penelitian Fuentes,

Wahyudin, Osterholm, Ahmad, Siti dan Roziati, mengemukakan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa dinilai masih rendah terutama

keterampilan dan ketelitian dalam mencermati atau mengenali sebuah

persoalan dalam matematika.8 Kedua, menurut riset Bergeson yang

7
Sri Apiyati, “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievment Divicion (STAD) Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Pokok Bahasan Pecahan”. Jurnal Cakrawala Pendas. Vol. 1, Nomor 2, 2015, hlm. 61.
8
Henry Putra Imam Wijaya, Imam Sujadi, Riadi, “Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Sesuai Dengan Gender Dalam Pemecahan Masalah Pada Materi Balok Dan Kubus(Studi
4

mengemukakan bahwa siswa sulit mengomunikasikan informasi visual

terutama dalam mengomunikasikan sebuah lingkungan tiga dimensi

(misalnya, sebuah bangunan terbuat dari balok kecil) melalui alat dua dimensi

(misalnya kertas dan pensil ) atau sebaliknya.9

Ketiga, hasil penelitian Osterholm yang menyatakan bahwa responden

tampaknya kesulitan mengartikulasikan alasan dalam memahami suatu

bacaaan. Ketika diminta mengemukakan alasan logis atas pemahamannya,

responden kadang-kadang hanya tertuju pada bagian kecil dari teks,

menyatakan bahwa bagian ini (permasalahan yang memuat simbol-simbol)

tidak mengerti tetapi tidak memberikan alasan atas pernyataan tersebut.10

Keempat, menurut hasil penelitian Ahmad Siti dan Roziati, menunjukkan

bahwa mayoritas siswa tidak menuliskan solusi masalah dengan

menggunakan bahasa matematika yang benar.11

Realitas pembelajaran matematika di lapangan saat ini, pada umumnya

belum berpusat pada siswa. Siswa di kelas tidak diperlakukan sebagai subjek

belajar, guru dengan metode ceramahnya masih tetap mendominasi proses

belajar mengajar. Inovasi pembelajaran masih jarang dilakukan sehingga

komunikasi matematis siswa dengan siswa dan siswa dengan guru masih

sederhana.12

Kasus Pada Siswa SMP Kelas VIII SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang)”, Jurnal Elektronik
Pembelajaran Matematika, Vol. 4, Nomor, 9, November 2016, hlm. 779.
9
Ibid.
10
Ibid.
11
Ibid.
12
Sri Apiyati, “Penggunaan..., hlm. 56.
5

Rendahnya komunikasi matematis siswa diperkuat oleh Sahat Saragih

yang mengatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran matematika banyak

siswa yang mengalami kesulitan ketika diminta untuk memberikan penjelasan

dan alasan atas jawaban yang dibuat. Lebih lanjut dikatakan bahwa salah satu

penyebab adalah proses pembelajaran yang monoton dan sangat jarang

ditemukan mengaktifkan siswa.13

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika MTs NW Talun,

Bapak Mahfudz mengatakan bahwa dari tiga kelas kemampuan komunikasi

matematis siswa baik kemampuan matematis lisan maupun tertulis ada yang

sudah baik dan ada yang masih kurang, dan jika dipersentasikan yang masih

kurang itu jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang sudah baik. Untuk

komunikasi lisan dalam satu kelas yang sering aktif paling banyak antara 3-5

orang. Sedangkan untuk komunikasi matematis tertulisnya masih banyak

siswa yang belum mampu menyelesaikan soal sesuai prosedur yang

seharusnya. Untuk model pembelajaran kooperatif tipe think talk write

sampai sejauh ini belum diterapkan. Adapun untuk diskusinya kadang-kadang

diterapkan namun tidak seperti prosedur dalam pembelajaran TTW, sekedar

diskusi dalam bentuk biasa (berdiskusi apabila guru tidak dapat masuk

memberikan pelajaran). Adapun metode yang sering digunakan dalam proses

pembelajaran yaitu apabila guru selesai menjelaskan dan jika siswa sudah

13
Sahat Saragih dan Rahmiyana, Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
SMA/MA di kecamatan Ulim Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD”, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 9, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 176.
6

dianggap mengerti maka guru memberikan soal dan mempersilahkan siswa

yang bisa menjawab untuk menuliskan jawabannya didepan (papan tulis).14

Melihat kenyataan di atas, salah satu cara yang dapat dilakukan agar siswa

mengalami peningkatan dalam pembelajaran matematika khususnya

mengenai komunikasi matematika adalah dengan menggunakan model

pembelajaran think-talk-write. Dalam model pembelajaran ini, siswa di

berikan waktu untuk melakukan kegiatan berpikir menyusun ide-ide atau

gagasan kemudian menuliskannya.

Pembelajaran dengan menggunakan think talk write dimulai dengan

keterlibatan siswa dalam berpikir sendiri setelah membaca materi selanjutnya

berbicara atau membagikan ide dengan teman dan dilanjutkan dengan

menuliskan laporan atau kesimpulan. Kegiatan berpikir dapat dilihat dari

proses siswa membaca suatu teks atau cerita matematika kemudian membuat

catatan apa yang telah dibaca. Dalam membuat catatan siswa

menterjemahkan apa yang telah dibaca ke dalam bahasanya sendiri. Kegiatan

ini dapat mempertinggi pengetahuan siswa dan meningkatkan keterampilan

berpikir dan menulis.15

Setelah tahap think (berpikir) dilanjutkan dengan tahap talk yaitu

berkomunikasi. Siswa menggunakan bahasa sendiri untuk menyampaikan ide

kepada temannya, membangun teori bersama, berbagi strategi dan solusi serta

membuat definisi. Tahap selanjutnya yaitu write atau menulis berarti

14
Mahfuz, Wawancara, Talun, 13 Februari 2018.
15
Sari Rahma Chandra, Ahmad Fauzan dan Helma, Pengaruh Model Pembelajaran Tipe
Think Talk Write Dan Gender Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa kelas VIII
SMPN 12 Padang, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.3, Nomor 1, 2014, hlm. 36.
7

mengkonstruksi ide melalui tulisan. Menulis dalam matematika membantu

merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran yaitu pemahaman siwa tentang

materi apa yang dipelajarinya. Kegiatan menulis membantu siswa dalam

membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat kemampuan

komunikasi tertulis siswa.16

Berdasarkan uraian di atas yaitu: pentingnya pembelajatran matematika,

matematika tidak hanya sekadar alat bantu berpikir tetapi juga merupakan

wahana komunikasi,17 pentingnya komunikasi matematis seperti yang dikutip

oleh Henry Putra Imam Wijaya, Imam Sujadi, Riadi,18 rendahnya

kemampuan komunikasi matematis siswa MTs NW Talun,19 salah satu

model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi matematis siswa yaitu model pembelajaran kooperatif tipe think

talk write. Peneliti tertarik untuk meneliti peningkatan kemampuan

komunikasi matematis siswa melelui model pembelajaran kooperatif tipe

think talk write. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui pembelajaran

kooperatif tipe think talk write.

Penelitian ini telah diteliti oleh Hery Saputra, dan banyak yang telah

meneliti mengenai peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa.

16
Ibid.
17
Purnama Ramellan, Edwin Musdi, dan Armiati, “Kemampuan…, hlm.77.
18
Fuentes, Wahyudin, Osterholm, Ahmad, Siti dan Roziati, Bergeson, Osterholm
Purnama Ramellan, Edwin Musdi, dan Armiati, Ahmad Siti dan Roziati, Henry Putra Imam
Wijaya, Imam Sujadi, Riadi, “Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sesuai Dengan Gender
Dalam Pemecahan Masalah Pada Materi Balok Dan Kubus(Studi Kasus Pada Siswa SMP Kelas
VIII SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang)”, Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol. 4,
Nomor, 9, November 2016, h. 779.
19
Mahfuz, Wawancara, Talun, 13 Februari 2018.
8

Namun secara umum, jenis penelitian yang digunakan adalah PTK sedangkan

dalam penelitian ini jenis penelitiannya yaitu eksperimen. Penelitian ini

hampir sama persis dengan penelitian yang dilakukan oleh Hery saputra

namun yang membedakannya adalah indikator kemampuan komunikasi

matematis yang digunakan. Indikator kemampuan komunikasi matematis

yang digunakan oleh Hery Saputra masih bersifat umum atau keduanya yaitu

secara lisan dan tertulis, namun dalam penelitian ini hanya berfokus pada

komunikasi matematis tertulis.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-

Write dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa?

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu dalam penelitian ini hanya

akan meneliti tentang kemampuan komunikasi matematis tertulis dengan

fokus materi kubus dan balok.

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya

peningkatan kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa melalui

pembelajaran kooperatif tipe Think Talk write.

Adapun untuk manfaat penelitian ini antara lain

1. Manfaat bagi siswa

a. Siswa mendapat pengalaman baru dengan diterapkannya model

pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write.


9

b. Siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

c. Terbentuknya sikap kerjasama antar siswa dalam menyelesaikan

suatu masalah.

2. Manfaat bagi guru

a. Guru dapat mengembangkan kemampuan dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write.

b. Guru tidak menjadi fokus pembelajaran, namun siswa yang menjadi

fokusnya

3. Manfaat bagi peneliti

Peneliti mampu memahami pelaksanaan pembelajaran matematika

melalui model pembelaaran kooperatif tipe think talk write.

D. Definisi Operasional

Beberapa variabel dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut

1. Komunikasi matematis adalah kegiatan berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa matematika secara lisan maupun tulisan.

2. Komunikasi matematis tertulis yaitu penyampaian atau pengungkapan hal-

hal yang berkaitan dengan matematika baik berupa simbol, istilah, konsep,

rumus atau model penyelesaian suatu masalah yang dinyatakan secara

tertulis. Indikator kemampuan komunikasi matematis tertulis yaitu,

kemampuan : (1) mengubah soal cerita ke dalam simbol atau bahasa

matematika, (2) mengekspresikan ide matematis dalam bentuk gambar

(3) menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan menggunakan

solusi yang tepat.


10

3. Model pembelajaran TTW yaitu suatu model pembelajaran yang dimulai

dengan proses berpikir kemudian dilanjutkan dengan mengemukakan

pendapat kepada orang lain dan yang terakhir adalah menulis kesimpulan

dari apa yang telah didapatkan setelah melakukan diskusi dengan orang

lain. Adapun langkah-langkah model pembelajaran TTW yaitu: (1) Guru

membagi siswa dalam kelompok kecil (3-5 siswa (2) Guru membagikan

LKS yang memuat materi dan soal yang harus dikerjakan oleh siswa serta

petunjuk pelaksanaannya, (3) Peserta didik membaca masalah yang ada

dalam LKS dan membuat catatan kecil secara individu (think), (4) Siswa

berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompoknya untuk

membahasa isi catatan dari hasil catatan (talk). (5) Dari hasil diskusi,

peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban

atas soal, (6) Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok.

(7) Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan

atas materi yang dipelajari.


11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Komunikasi Matematis

a. Pengertian Komunikasi Matematis

Komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa

dialog atau saling berhubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana

terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi

matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus atau

model penyelesaian suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam peristiwa

komunikasi di lingkungan kelas adalah guru dan siswa. Cara pengalihan

pesannya dapat secara lisan maupun tertulis.20 Adapun pengertian lain,

komunikasi matematis adalah kemampuan untuk berkomunikasi yang

meliputi kegiatan penggunaan keahlian menulis, menyimak, menelaah,

menginterpretasikan dan mengevaluasi ide, simbol, istilah serta informasi

matematika yang diamati melalui proses mendengar mempresentasikan

dan diskusi.21

Berdasarkan uraian di atas, Komunikasi matematis adalah kegiatan

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa matematika baik yang

disampaikan dengan lisan maupun tulisan.

20
Hery Saputra, Peningkatan…, hlm. 2.
21
Yani Ramdani, “Pengembangan Instrumen Bahan Ajar Untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Penalaran dan Koneksi Matematis Dalam Konsep Integral”, Jurnal
Penelitian Pendidikan, Vol.13, Nomor 1, April 2012, hlm.47-48.

11
12

b. Indikator Komunikasi Matematis

Untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa dibutuhkan

indikator, menurut Utari Sumarmo yang dikutip oleh Dedeh Tresnawati

Choridah, indikator kemampuan komunikasi matematik meliputi

kemampuan:

1) Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide

matematika;

2) Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik, secara lisan dan

tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar;

3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol

matematika;

4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika;

5) Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika

tertulis;

6) Menyusun konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan

generalisasi;

7) Mengungkap kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam

bahasa sendiri.22

Sedangkan menurut NCTM yang dikutip oleh Husna, dkk indikator

komunikasi matematis dapat dilihat dari

22
Dedeh Tresnawati Choridah, “Peran Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kreatif Serta Disposisi Matematis Siswa
SMA”, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol.2, Nomor 2,
September 2013,hlm. 197-198.
13

1) kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan,

tulisan dan mendemonstrasikannya serta menggambarnya

secara visual,

2) kemampuan dalam memahami, menginterpretasikan dan

mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan

maupun dalam bentuk visual lainnya,

3) kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi

matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide,

menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model

situasi.23

Adapun menurut A. John, yang dikutif oleh Alfi Yunita,

indikator komunikasi matematis yaitu sebagai berikut :

1) mengatur dan menggabungkan pemikiran matematika melalui

komunikasi,

2) mengomunikasi pemikiran matematika secara koheren dan

jelas,

3) menganalisa dan menilai pemikiran dan strategi matematika

orang lain,

4) menggunakan bahasa matematika untuk menyampaikan ide

dengan tepat.24

23
Husna, M. Ihsan, Siti Fatimah, “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)”, Jurnal Peluang, Vol.1, Nomor 2, April 2013, hlm. 85.
24
Alfi Yunita, “Pengaruh penerapan Metode Stratagem Melalui Pembelajaran Kooperatif
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIIIISMP Negeri 20 Padang”,
Jurnal Pelangi, Vol.4, Nomor 1, Desember 2011, hlm.45.
14

Berdasarkan uraian di atas, indikator komunikasi matematis

meliputi: (1) kemampuan dalam menghubungkan benda nyata dan gambar

ke dalam ide matematika, (2) kemampuan dalam mendengarkan,

berdiskusi dan menulis tentang matematika, dan (3) kemampuan dalam

menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi atau simbol-simbol matematika

dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide matematika.

2. Jenis-jenis Komunikasi Matematis

a. Komunikasi Matematis Lisan

1) Pengertian Komunikasi Matematis Lisan

Menurut B.I Ansari yang dikutip oleh Agi Nugraha,

komunikasi matematis lisan diartikan sebagai suatu peristiwa saling

interaksi (dialog) yang terjadi dalam suatu lingkungan kelas atau

kelompok kecil, terjadi pengalihan pesan berisi tentang materi dalam

matematika yang sedang dipelajari baik antar guru dengan siswa

maupun antar siswa itu sendiri.25 Selanjutnya menurut LACOE (Loss

Angeles County of Office Of Education) yang dikutip oleh Nihayah,

komunikasi matematis lisan dapat berupa pengungkapan dan penjelasan

verbal suatu gagasan matematika. Komunikasi lisan dapat terjadi

melalui interaksi antar siswa misalnya dalam pembelajaran dengan

setting diskusi kelompok.26

25
Agi Nugraha, “Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalyzed System Of
Instruction (PSI) Untuk meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP”, (Skripsi,
Universitas Pendidikan Indonesia, 2013), hlm. 11.
26
Nihayah, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa”, (Skripsi, Jurusan Tadris Matematika-Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon, Cirebon,2013), hlm. 2.
15

Berdasarkan uraian di atas, komunikasi matematis lisan adalah

penyampaian atau pengungkapan suatu gagasan matematika secara

lisan atau verbal.

2) Indikator Komunikasi Matematis Lisan

Adapun indikator komunikasi matematis lisan meliputi, (1)

siswa dapat menjelaskan kesimpulan yang diperolehnya, (2) siswa

dapat memilih cara yang paling tepat dalam menyampaiakan

penjelasannya, (3) menggunakan tabel, gambar, model dan lain-lain

untuk menyampaikan penjelasannya, (4) siswa dapat mengajukan suatu

permasalahan atau persoalan, (5) siswa dapat menyajikan suatu

permasalahan atau persoalan, (6) siswa dapat merespon suatu

pernyataan atau persoalan dari siswa lain dalam bentuk argumen yang

meyakinkan, (7) siswa dapat menginterpretasi dan mengevaluasi ide-

ide, simbol, istilah, serta informasi matematika, (8) siswa dapat

mengungkapkan lambang, notasi, dan persamaan matematika secara

lengkap dan tepat, (9) mau mengajukan pertanyaan ketika ada sesuatu

yang tidak dimengerti.27

Menurut S Nofiyanti, yang dikutip oleh Fitrah Amelia dan

Maya Trismawati, indikator kemampuan komunikasi matematis lisan

meliputi, (1) merespon secara lisan suatu pernyataan atau persoalan dari

siswa lain, (2) mengajukan pertanyaan, (3) menyelesaikan suatu

permasalahan yang diberikan, (4) menyampaikan gagasan secara lisan,


27
Faizal Muhammad Munandar, “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Conseptual Understanding Prosedures
(CUPs), (Skripsi, FKIP Universitas Pasundan, Bandung, 2016), hlm.18.
16

(5) memilih cara yang tepat dalam menyampaikan penjelasannya, (6)

menyajikan penyelesaian suatu permasalahan, (7) menjelaskan

kesimpulan yang diperolehnya (8) menggunakan lambang matematika

secara lengkap dan tepat, (9) menggunakan persamaan matematik

secara lengkap dan tepat.28 Disamping itu, menurut N Istiqamah yang

dikutip oleh Karlimah dan Dania Fuji Lestari, indikator kemampuan

komunikasi matematis lisan yaitu, (1) menjelaskan ide, situasi dan

relasi matematik secara lisan, (2) mendengarkan dan berdiskusi tentang

matematika, (3) membaca dengan pemahaman suatu presentasi

matematika tertulis.29

Berdasarkan uraian diatas, indikator kemampuan komunikasi

matematis lisan yaitu: kemampuan (1) merespon secara lisan suatu

pernyataan atau persoalan dari siswa lain, (2) mengajukan pertanyaan

ketika ada sesuatu yang tidak dimengerti, (3) menyelesaikan suatu

permasalahan yang diberikan, (4) menyampaikan gagasan secra lisan,

(5)menggunakan lambang matematika secara lengkap dan tepat, (6)

menggunakan persamaan matematik secara lengkap dan tepat, (7)

mendengarkan dan berdiskusi tentang matematika.

28
Fitrah Amelia dan Maya Trismawati, “Hubungan Antara Kemampuan Komunikasi
Lisan Dan Kemampuan Pemahaman Matematis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
VIII Di SMP Negeri 4 Batam tahun Pelajaran2013/2014”, Jurnal Program Studi Pendidikan
Matematika, Vol. 4, Nomor 1, 2015, hlm.13.
29
Karlimah, Dania Fuji Lestari komunikasi matematis, “Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Melalui Pendekatan Pemecahan
Masalah”, Jurnal Pendidikan, Vol. 14, No.2, September 2013, hlm. 82.
17

b. Komunikasi Matematis Tertulis

1) Pengertian Komunikasi Matematis Tertulis

Menurut Bansu Irianto Ansari yang dikutip oleh Nina

Agustyaningrum, komunikasi matematis tertulis yaitu kemampuan

siswa menggunakan kosa kata (vocabulary), notasi dan struktur

matematika untuk menyatakan hubungan dan gagasan serta

memahaminya dalam memecahkan masalah.30 Adapun menurut

LACOE (Loss Angeles County of Office Off Education) yang dikutip

Nihayah, komunikasi matematis tertulis dapat berupa penggunaan

simbol,gambar, tabel dan sebagainya yang menggambarkan proses

berpikir siswa. Komunikasi tertulis juga dapat berupa uraian

pemecahan masalah atau pembuktian matematika yang menggambarkan

kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk

menyelesaikan masalah.31

Berdasrkan uraian di atas, komunikasi matematis tertulis dalam

penelitian ini yaitu penyampaian atau pengungkapan hal-hal yang

berkaitan dengan matematika baik berupa simbol, istilah, konsep,

rumus atau model penyelesaian suatu masalah yang dinyatakan secara

tertulis.

30
Nina Agustyaningrum, “Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas IX B SMP Negeri 2 Sleman”,
Seminar Nasional Matematika dan pendidikan matematika, 3 Desember 2011, hlm.380.
31
Nihayah, Pengaruh…, hlm. 2.
18

2) Indikator Komunikasi Matematis Tertulis

Menurut Cai Jakabscin yang dikutip oleh Nina Agustyaningrum,

komunikasi matematis tertulis dapat diungkap melalui refrensentasi

matematis yang dikelasifikasikan dalam tiga kategori yaitu (1)

pemunculan model konseptual, seperti gambar, diagram, tabel dan

grafik (aspek drawing); (2) membentuk model matematika (aspek

mathematical express); (3) argumentasi verbal yang didasari dengan

analisis terhadap gambar dan konsep-konsep formal (aspek written

text).32

Adapun menurut Ross yang dikutip oleh Sonni Permana Sakti,

indikator kemampuan komunikasi matematis tertulis yaitu: (1)

Menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah

menggunakan gambar, bagan, tabel, atau penyajian secara aljabar; (2)

menyatakan hasil dalam bentuk tulisan; (3) menggunakan refresentasi

menyeluruh untuk menyatakan konsep matematika dan solusinya; (4)

membuat situasi matematika dengan menyediakan ide dan keterangan

dalam bentuk tulisan; (5) menggunakan bahasa matematika dan simbol

matematika matematika secara tepat.33

Berdasarkan uraian di atas, indikator komunikasi matematis

tertulis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, kemampuan: (1)

mengubah soal cerita ke dalam simbol atau bahasa matematika,

32
Nina Agustyaningrum, “Implementasi…, hlm.380.
33
Sonni Permana Sakti, “Efektivitas Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan
Masalah (problem solving) Dalam setting Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together
(NHT) Ditinjau Dari Peningkatan Pemecahan Konsep Dan Komunikasi Matematis Siswa SMP”,
(Skripsi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY, Yogyakarta, 2014), hlm.47-48.
19

(2) mengekspresikan ide matematis dalam bentuk gambar(3)

menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan menggunakan

solusi yang tepat.

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write

Menurut D. Huinker dan C. Laughlin yang dikutip oleh Ari Purwa

Kusuma, dkk. mengatakan bahwa Pembelajaran kooperatif tipe think talk

write merupakan model pembelajaran membangun pemikiran, refleksi dan

membangun ide, kemudian menguji ide tersebut sebelum siswa diharapkan

untuk menulis.34 Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write

yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin pada dasarnya dibangun

melalui berpikir, berbicara dan menulis. Model ini dikembangkan dari

keterlibatan siswa dari proses berpikir setelah membaca, selanjutnya

berbicara, dan membagi ide (sharing) dengan teman lain atau dalam

kelompok kemudian mengungkapkan dalam tulisan atau rangkuman sesuai

dengan kreativitasnya.35

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud pembelajaran

kooperatif tipe think talk write dalam penelitian ini yaitu suatu model

pembelajaran yang dimulai dengan proses berpikir kemudian dilanjutkan

34
Arie Purwa Kusuma, Budiyono, Dewi Retno Sari Saputro, “Eksperimentasi Model
Pembelajaran TTW Dan TPS Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Ditinjau Dari
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa, Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol.3,
No.2, April 2015, hlm. 191.
35
Ari Suningsih, Tri Atmojo Kusmayadi, Riyadi, “Eksperimentasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TTW dan TPS Pada Persamaan Garis Lurus Ditinjau Dari Karakteristik Cara
Berpikir Siswa SMP Negeri Se-Kabupaten Pringsewu”, Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika.
Vol.2 No.4, Juli 2014, hlm. 414.
20

dengan mengemukakan pendapat kepada orang lain dan yang terakhir

adalah menulis kesimpulan dari apa yang telah didapatkan setelah

melakukan diskusi dengan orang lain.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk

Write

Menurut Bansu Irianto Ansari yang dikutip oleh Hery Saputra,

Langkah-langkah pembelajaran dengan model TTW sebagai berikut.

1) Guru membagi teks bacaan berupa lembar aktivitas siswa yang

memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaannya.

2) Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara

individual, untuk dibawa ke forum diskusi (think).

3) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas

isi catatan (talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan

belajar.

4) Siwa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi

(write).36

Menurut Silver dan Smith yang dikutip oleh Prasetyo Adhi

Nugroho, langkah-langkah pembelajaran strategi Think Talk Write yaitu

1) Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara

individual (think) untuk dibawa ke forum diskusi

2) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk

membahas isi catatan (talk). Dalam kegiatan ini mereka

36
Hery Saputra, Peningkatan…, hlm. 4.
21

menggunakan bahasa dan kata-kata sendiri untuk menyampaikan

ide-ide matematika dalam diskusi. Pemahaman dibangun melalui

interaksinya dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapat menghasilkan

solusi atas soal yang diberikan.

3) Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memeuat

pemahaman dan komunikasi matematika dalam bentuk tulisan

(write).

4) Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan

kesimpulan atas materi yang dipelajari. Sebelum itu, dipilih satu atau

beberapa orang siswa sebagai perwakilan kelompok untuk

menyajikan jawabannya sedangkan kelompok lain diminta

memberikan tanggapan.37

Menurut Jumanta Hamdayama, langkah-langkah yang harus

ditempuh dalam pelaksanaan model TTW yaitu

1) Guru membagikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan

oleh siswa serta petunjuk pelaksanaannya.

2) Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat

catatan kecil secara individu tentang apa yang diketahui dan tidak

diketahui dari masalah tersebut

3) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (3-5 siswa).

37
Prasetyo Adhi Nugroho, “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write
(TTW)”, (Skripsi, FMIPA UNY, Yogyakarta, 2010), hlm. 37.
22

4) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu

kelompoknya untuk membahasa isi catatan dari hasil catatan (talk).

Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kaa

sendiri untuk menyampaikan ide-ide dalam diskusi. Diskusi

diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan.

5) Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan

pengetahuan berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan

keterkaitan konsep, metode dan solusi) dalam bentuk tulisan (write)

dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu, peserta didik

menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi.

6) Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok.

7) Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan

kesimpulan atas materi yang dipelajari. Sebelum itu, dipilih beberapa

atau satu orang peserta didik sebagai perwakilan kelompok untuk

menyajikan jawabannya. Sedangkan kelompok lain diminta

memberikan tanggapan.38

Berdasarkan uraian di atas langkah-langkah pembejaran TTW

yang dgunakan dalam penelitian ini yaitu langkah-lang TTW yang

dikemukakan oleh Jumanta Hamdayama, namun langkah ketiga

menjadi langkah pertama yaitu membagi siswa menjadi beberapa

kelompok. sehingga langkah-langkah pembelajaran TTW menjadi

seperti berikut
38
Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter
,(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2014), hlm.219-220.
23

1) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (3-5 siswa).

2) Guru membagikan LKS yang memuat materi dan soal yang harus

dikerjakan oleh siswa serta petunjuk pelaksanaannya.

3) Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat

catatan kecil secara individu tentang apa yang diketahui dan tidak

diketahui dari masalah tersebut.

4) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu

kelompoknya untuk membahasa isi catatan dari hasil catatan (talk).

Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kaa

sendiri untuk menyampaikan ide-ide dalam diskusi. Diskusi

diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan.

5) Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan

pengetahuan berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan

keterkaitan konsep, metode dan solusi) dalam bentuk tulisan (write)

dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu, peserta didik

menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi.

6) Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok.

7) Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan

kesimpulan atas materi yang dipelajari.


24

c. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Talk Write

1) Kelebihan ModelPembelajaran TTW

Menurut Jumanta Hamdayama ada beberapa kelebihan model

pembelajaran kooperatif tipe think talk write yaitu

a) Mempertajam seluruh keterampilan berpikir visual.

b) Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka

memahami materi ajar.

c) Berintraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan

siswa secara aktif dalam belajar.

d) Membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi dengan teman,

guru, dan bahkan dengan diri mereka sendiri.39

Adapun menurut Lusia Ari Sumirat kelebihan model

pembelajaran TTW yaitu

a) Melatih siswa belajar secara mandiri.

b) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan

kemampuan yang siswa miliki secara mandiri.

c) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama

dengan dengan siswa lain.

d) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.40

Berdasarkan uraian diatas kelebihan dari model pembelajaran

kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) yaitu: (a) Berintraksi dan
39
Jumanta Hamdayama, Model…, hlm.222.
40
Lusia Ari Sumirat, “Efektivitas Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk
Write”, (Skripsi, Program Pasca Sarjana Universitas Terbuka, Jakarta), hlm.16.
25

berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan siswa secara aktif dalam

belajar; (b) Membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi dengan

teman, guru, dan bahkan dengan diri mereka sendiri; (c) Dapat

memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan kemampuan

yang siswa miliki secara mandiri; (d) Dapat memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bekerjasama dengan dengan siswa lain

2) Kelemahan model pembelajaran TTW

Menurut jumanta hamdayama kelemahan model pembelajaran TTW

yaitu

a) Ketika siswa bekerja dalam kelompok itu mudah kehilangan

kemampuan dan kepercayaan, karena didominasi oleh siswa yang

mampu.

b) Guru harus benar-benar menyiapkan semua media dengan matang

agar dalam menerapkan strategi think talk write tidak mengalami

kesulitan.41

Adapun menurut lusia Ari Sumirat kelemahan model

pembelajaran TTW yaitu

a) Membutuhkan waktuyang lama karena waktu yang dibutuhkan

siswa untuk memahami suatu bacaan berbeda

b) Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya

yang kurang pandai ia sendiri yang pandai dan yang kurang

pandaipun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya

41
Jumanta Hamdayama, Model..., hlm.222.
26

yang pandai walaupun lama kelamaan perasaan itu hilang dengan

sendirinya.42

Berdasarkan uraian diatas kelemahan dari model

pembelajaran kooperatif tipe think talk write yaitu : (a) Ketika

siswa bekerja dalam kelompok itu mudah kehilangan kemampuan

dan kepercayaan, karena didominasi oleh siswa yang mampu; (b)

Guru harus benar-benar menyiapkan semua media dengan matang

agar dalam menerapkan strategi think talk write tidak mengalami

kesulitan; (c) Membutuhkan waktuyang lama karena waktu yang

dibutuhkan siswa untuk memahami suatu bacaan berbeda.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sari Rahma Chandra, Ahmad Fauzan dan

Helma, dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Talk Write Dan Gender Terhadap Kemampuan Komunikasi

Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 12 Padang. Menujukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model TTW

lebih tinggi dari siswa yang menggunakan model pembelajaran

konvensional.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetya Adhi Nugroho dengan judul

Meningkatkan Kemammpuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa Smp Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Talk Write (TTW). Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui

42
Lusia Ari Sumirat, “Efektivitas..., hlm.16.
27

tiga tahapan dalam pembelajaran tipe TTW, yaitu think (berpikir), talk

(berbicara) dan write (menulis) dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa dalam

pembelajaran matematika.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nunun Elida dengan judul Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama

Melalui Pembelajaran Think Talk Write (TTW), hasil penelitian

menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematik

siswa yang memperoleh pembelajaran dengan kooperatif Think Talk Write

(TTW) lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan

cara konvensional.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Alfian Tri Ananda, Makmuri dan Lukita

Ambarwati, dengan judul Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Model

Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Untuk Meningkatkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa Pada Materi Pythagoras Kelas VII-E SMP

Negeri 15 Jakarta. Hasil penelitian menuinjukkan bahwa pembelajaran

matematika melalui pendekatan saintifik dengan model pembelajaran

Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi

matematis siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan

nilai rata-rata tes akhir yang diberikan pada setiap siklus. Rata-rata nilai tes

akhir kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII-E pada siklus I

yaitu 58,64 dan siklus II meningkat menjadi 62,29 dan siklus III

meningkat menjadi 87,73.


28

5. Penelitian yang dilakukan oleh Meigi Nugroho dengan judul Penerapan

Model Kooperatif Tipe Thik Talk Write (TTW) Dalam Pembelajaran

Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa SMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP yang

mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) lebih tinggi dibandingkan dengan

peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan

pembelajaran langsung (direct instruction).

6. Penelitian yang dilakukan oleh Lusia Ari Sumirat, dengan judul Efektivitas

Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Terhadap

Kemampuan Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa. Hasil penelitian

menunjukkan kemampuan komunikasimatematis yang mendapatkan

pembelajaran dengan setrategi pembelajaran TTW lebih tinggi

dibandingkandengan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

mendapat pembelajaran ekspositori.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Saiful Hadi, dengan judul Analisis

Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Model Think Talk Write

(TTW) Di Kelas VII SMP Negeri 1 Manyar Gresik. Hasil penelitian

menunjukkan pembelajaran TTW lebih baik daripada pembelajaran

konvensional dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematika

siswa SMP Negeri 1 Manyar. Hal tersebut dikarenakan model TTW

memberikan peluang kepada siswa berpikir melalui bahan bacaan


29

matematika yang selanjutnya mengomunikasikan hasil bacaannya dengan

presentasi dan diskusi.

C. Kerangka Berpikir

Dalam pembelajaran matematika diharapkan adanya salah satu kompetensi

yaitu mengembangkan kemampuan untuk menyampaikan informasi atau

mengomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan lambang

matematika, grafik, tabel, gambar dan diagram dalam memperjelas keadaan atau

masalah serta pemecahannya. Pada kenyataannya masih timbul masalah yang

dihadapi siswa, khususnya kurangnya kemampuan komunikasi matematika yang

aspek-aspeknya meliputi kemampuan siswa dalam mengubah bentuk uraian

menjadi model matematika, mengilustrasikan ide-de matematika dalam bentuk

yang relevan. Hal ini sebagai salah satu akibat dari karakteristik matematika itu

sendiri yang tidak pernah lepas dengan istilah dan simbol. Oleh karena itu

kemampuan komunikasi matematis menjadi tuntutan khusus.

Di dalam proses pembelajaran matematika merupakan proses yang sengaja

dirancang dengan tujuan menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan

siswa melaksanakan kegiatan belajar matematika serta harus memberikan

peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang

matematika. Jadi dalam pembelajaran matematika salah satu faktor pendukung

keberhasilan belajar matematika siswa adalah model pembelajaran yang tepat

oleh guru.

Peran guru dalam pembelajaran harus memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengomunikasikan ide-idenya. Peran guru yang dimaksud adalah dengan


30

memberikan interaksi kepada siswa melalui model pembelajaran yang tepat.

Model pembelajaran yang digunakan memungkinkan terjadinya interaksi antara

siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru. Model pembelajaran yang

tepat dapat secara efektif menggiring proses berpikir siswa kearah yang benar

serta perubahan dalam aktivitas dan pemahaman siswa lebih baik.

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write merupakan salah satu

model pembelajaran yang banyak melibatkan siswa yaitu dari proses berpikir,

mengeluarkan pendapat sampai menulis kesimpulan dari hasil diskusi. Di sini

peran guru lebih sedikit atau guru hanya sebagi fasilitator atau mediator. Dengan

model pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan

matematikanya khususnya mengenai kemampuan komunikasi matematis tertulis.

Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TTW selama empat

kali memungkinkan siswa mengalami peningkatan dalam berkomunikasi

matematis khususnya matematis tertulis karena dalam pembelajaran dengan

menggunakan TTW ini hasil akhir siswa adalah menulis apa yang diperoleh dari

hasil diskusi entah itu mengenai istilah-istilah penting yang didapatkan pada saat

pembelajaran atau menjawab soal-soal yang diberikan dengan menggunakan

pemahamannya sendiri sehingga apabila mereka terbiasa menulis berdasarkan

pemahamannya memungkinkan kemampuan komunikasi matematis tertulis

mereka meningkat. Dengan demikian kemampuan komunikasi matematis siswa

kelas VIII MTs NW Talun dalam pembelajaran matematika diharapkan

mengalami peningkatan setelah dilaksanakan penelitian dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write.


31

Adanya peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write telah

dibuktikan oleh Prasetyo Adhi Nugroho pada penelitiannya yang berjudul

Meningkatkan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa melalui tiga tahapan dalam pembelajaran tipe

TTW, yaitu think (berpikir), talk (berbicara) dan write (menulis) dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika

siswa dalam pembelajaran matematika.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan atau proposisi yang masih lemah dan perlu

dibuktikan kebenarannya. Hipotesis juga dapat berarti dugaan yang masih

bersifat sementara atau jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.43

Dalam menguji hipotesis penelitian terdapat dua hipotesis yaitu hipotesis nol dan

hipotesis alternatif. Hipotesis nol atau hipotesis nihil yang disimbolkan dengan

Ho merupakan hipotesis yang meniadakan (nullify) perbedaan antar kelompok

atau meniadakan hubungan antarvariabel. Sedangkan hipotesis alternatif atau

biasa dilambangkan/disimbolkan dengan Ha biasanya menyatakan adanya

hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.44

Berdasarkan kerangka berpikir, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write dapat

43
Anna Armeini Rangkuti, “Statistika Inferensial Untuk Psikologi Dan Pendidikan”,
(Jakarta : Kencana, 2017), hlm.28
44
Ibid.
32

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Secara matematis

hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut

Ha : ada peningkatan kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa

dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think

talk write

Ho : tidak ada peningkatan kemampuan komunikasi matematis tertulis

siswa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

think talk write.


33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

(percobaan) adalah penelitian dengan melakukan sebuah studi yang objektif,

sistematis untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect

relationship) dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental

dan satu atau lebih kondisi ekseprimen.45 Sedangkan pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Tujuan akhir yang ingin

dicapai dalam melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

adalah menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan dan pengaruh

serta perbandingan antarvariabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan

meramalkan hasilnya.46

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.47 Populasi

merupakan kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek atau individu yang

45
Syofian Siregar, “Statistika deskriptif Untuk Penelitian”, (Jakarta : Rajawali Pers,
2010), hlm.104.
46
Ibid., hlm.121
47
Sugiono, “Statistik Nonparametrik Untuk Penelitian”,(Yogyakarta: Alpabeta, 2015),
hlm.92.

33
34

sedang dikaji.48 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

siswa kelas VIII MTs NW Talun tahun pelajaran 2017/2018 yang masih

tercatat aktif sebagai siswa selama penelitian ini dilakukan.

Adapun jumlah populasinya yaitu sebanyak 88 orang yang terdiri dari

46 laki-laki dan 42 perempuan, sebagaimana disajikan pada tabel berikut

ini.49

Tabel 3.1
Jumlah Populasi
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
VIII A 14 15 29
VIII B 14 14 28
VIII C 18 13 31
Jumlah Total 46 42 88

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi.50 Sampel adalah sebagian atau subset (himpunan bagian), dari

suatu populasi.51 Secara sederhana sampel adalah sebagian dari populasi

yang terpilih mewakili populasi tersebut.52 Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 29 orang yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 19 orang

siswa perempuan. Cara pengambilan sampelnya dengan menggunakan

random sampling.

48
Harinaldi, “Prinsip-prinsip Statistika Untuk Teknik Dan Sains”, (jakarta : Erlangga,
2005), hlm.2.
49
Absensi Kelas VIII A -VIII C MTs NW Talun
50
Sugiono, “Statistik..., hlm.93.
51
Harinaldi, “Prinsip..., hlm.2.
52
A. Muri Yusuf, “Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan”,
(Jakarta : Kencana, 2017), hlm. 150.
35

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan selama penelitian terhitung

mulai dari pelaksanaan observasi sampai dengan pelaporan, Tempat

penelitian adalah lokasi berlangsungnya kegiatan penelitian. 53 Berdasarkan

hal diatas waktu penelitian mulai dari bulan November sampai dengan bulan

Juli, dan penelitian ini dilakukan di MTs NW Talun kelas VIII.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai berupa

kuantitatif maupun kualitatif yang dapat berubah-ubah nilainya.54 Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independen) dan

variabel terikat (dependen) . Variabel bebas (independen) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat).55 Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak

tergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan X.56 Adapun

variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe

think talk write.

Sedangkan variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.57 Variabel terikat

(dependent Variable) adalah variabel yang nilainya bergantung pada variabel

Tim Penulis, “Pedoman Penulisan Skripsi IAIN mataram”, hlm. 42.


53
54
Syofian Siregar, “Statistika..., hlm.109-110.
55
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan” (Bandung : Alfabeta, 2016), hlm.61.
56
M. Iqbal Hasan, “Pokok-pokok Materi Statistika 1: Statistika Deskriptif” (Jakarta : PT
Bumi Aksara, 2001), hlm. 227.
57
Sugiyono, “Metode…, hlm.61.
36

lainnya, biasanya disimbolkan dengan Y.58 Variabel terikat dalam penelitian ini

yaitu peningkatan kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa.

E. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah The One Group

Pretest-Posttest Design. Rancangan desain ini terdiri dari satu kelompok (tidak

ada kelompok kontrol), sedangkan proses penelitiannya dilakukan dalam tiga

tahapan, yaitu:

Pertama : melakukan pretest untuk mengukur kondisi awal responden

sebelum diberikan perlakuan.

Kedua : melakukan perlakuan (X).

Ketiga : melakukan posttest untuk mengetahui keadaan variabel terikat

sesudah diberikan perlakuan.59

Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan pada kelompok yang telah

dipilih. Penelitian ini membandingkan hasil sesudah dengan sebelum

pembelajaran pada kelas yang diberikan perlakuan. Adapun model pembelajaran

yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe think talk write.

Rancangan penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut.60

Rancangan Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest


O1 ___________________________ x_________________ O2
Pretest Perlakuan Posttest
Keterangan

58
M. Iqbal Hasan, “Pokok…, hlm. 227.
59
A. Muri Yusuf, “Metode..., hlm. 181.
60
Ibid.
37

O1 = tes kemampuan awal komunikasi matematis pada materi kubus dan

balok

X = model pembelajaran kooperatif tipe think talk write

O2 = tes kemampuan akhir komunikasi matematis pada materi kubus dan

balok

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes kemampuan

komunikasi matematis tertulis. Soal tes disusun dalam bentuk uraian (essay)

secara tertulis untuk mengukur tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa.

Sebelum digunakan terlebih dahulu soal tersebut divalidasi oleh ahli.

1. Validitas Tes

Validitas suatu instrumen menujukkan sejauh mana suatu alat ukur

mampu mengukur apa yang inigin diukur (valid measure if it succesfully

measure the phenomenon).61 Jadi validitas suatu instrumen berhubungan

dengan tingkat akurasi dari suatu alat ukur mengukur apa yang akan

diukur.62 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes

kemampuan komunikasi matematis tertulis. Soal tes disusun dalam bentuk

uraian (essay). Instrumen ini selanjutnya dikonsultasikan dan divalidasi oleh

2 orang ahli. Yang dimaksud ahli adalah dosen matematika (2 orang)

Aspek-aspek yang ditelaah dalam validasi dengan ahli meliputi materi,

konstruksi dan penggunaan bahasa.

61
Syofian Siregar, “Statistika…, hlm.162.
62
Alfira Mulya Astuti, “Statistika Penelitian”, (Mataram:Insan Madani Publishing
Mataram, 2016), hlm. 53.
38

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan dua teknik dalam pengumpulan data, yaitu

dokumentasi dan tes.

1. Dokumentasi

Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat

penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan

kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan.63 Pada penelitian ini

dokumentasi dilakukan untuk mengetahui jumlah siswa-siswi MTs NW Talun

kelas VIII tahun pelajaran 2017/2018.

2. Tes

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan

pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok.64 Secara umum tes diartikan sebagai alat yang digunakan

untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap

seperangkat konten atau materi tertentu.65

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data

menegenai kemampuan komunikasi matematis siswa pada pokok bahasan

kubus dan balok. Tes dalam penelitian ini berupa tes uraian soal komunikasi

matematis. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes awal berupa

tes kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa sebelum diberi

63
Sudaryono, “Metode Penelitian Pendidikan”, (Jakarta : Prenada Media Group, 2016),
hlm. 90.
64
Ibid., hlm. 89
65
Ibid.,
39

perlakuan dan tes akhir berupa tes kemampuan komunikasi matematis

tertulis siswa setelah diberikan perlakuan.

H. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini ada 3 indikator komunikasi yang digunakan yaitu (1)

mengubah soal cerita ke dalam bahasa atau simbol matematika, (2)

mengekspresikan ide matematis dalam bentuk gambar, dan (3) meyelesaikan

permasalahan yang diberikan dengan menggunakan solusi yang tepat. Untuk

pemberian penskoran digunakan pedoman penskoran seperti pada tabel 3.2

dibawah ini.

Indikaror KMT Jawaban Skor


Mengubah soal cerita Siswa tidak menuliskan jawaban 0
ke dalam simbol atau Siswa menuliskan unsur/data yang diketahui 1-2
bahasamatematika dan ditanyakan tetapi tidak lengkap
Siswa menuliskan unsur/data yang diketahui 3
dan ditanyakan dengan lengkap
Mengekspresikan ide Siswa tidak menuliskan jawaban 0
matematis dalam Siswa menuliskan gambar tanpa ukuran 1-2
bentuk gambar Siswa menuliskan gambar disertai ukuran 3-4
tetapi tidak lengkap/ tanpa ukuran (kubus)
tetapi mendekati benar
Siswa menuliskan gambar disertai ukuran dan 5
lengkap
Menyelesaikan Siswa tidak menuliskan jawaban 0
permasalahan yang Siswa menuliskan jawaban tetapi tidak benar 1
diberikan dengan Siswa menuliskan jawaban dengan benar 2-4
menggunakan solusi tetapi tidak lengkap
yang tepat Siswa menuliskan jawaban dengan benar dan 5
lengkap
Skor total 13

Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji

hipotesis, untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak menggunakan uji

perbedaan dua rata-rata. Uji yang digunakan adalah uji-t. Namun sebelum
40

pengujian hipotesis dengan uji-t maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis

terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan uji

homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai prasyarat dapat

dilakukan analisis data.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normaitas adalah untuk mengetahui apakah data

yang terambil merupakan data berdistribusi normal atau bukan. Maksud

dari data berdistribusi normal adalah data akan mengikuti bentuk distribusi

normal dimana data memusat pada nilai rata-rata dan median. Rumus yang

digunakan untuk uji normalitas yaitu rumus kai kuadrat (chi Kuadrat)

dengan simbol .66 Apabilah hasil pengujian menunjukkan bahwa

sebaran data berdistribusi normal maka dalam menguji kesamaan dua rata-

rata digunakan uji-t.67 Prosedur pengujian normalitas data

1) Merumuskan hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2) Menenentukan nilai uji statistik

Keterangan:

66
Rahayu Kardinata dan Maman Abdurrahman, “Dasar-Dasar Statistik Pendidikan”
(Bandung : CV Pustaka Setia, 2012), hlm.177.
67
M. Anang Jatmiko, “Pengaruh Metode TAPPS Terhadap Kemamuan Komunikasi
Matematik Siswa, (Skripsi, FITK, UIN syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014), hlm. 42.
41

x2 : x hitung

Oi : frekuensi pengamatan

Ei : frekuensi yang diharapkan

k : banyaknya interval kelas

3) Menentukan taraf nyata (a)

Untuk mendapatkan nilai chi kuadrat tabel

dk = derajat kebebasan = k – 3

k = banyak kelas interval

4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis

jika x2hitung x2tabel maka Ho diterima

jika x2hitung x2tabel maka Ho ditolak

5) Memberikan kesimpulan

x2hitung x2tabel : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

x2hitung x2tabel : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak

normal.68

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa

varian populasi adalah sama atau tidak.69 Jika kedua varians sama

besarnya, maka uji homogenitas tidakperlu dilakukan lagi karena datanya

68
Rahayu Kardinata dan Maman Abdurrahman, “Dasar..., hlm.177-178.
69
Tim Laboratorium Matematika, “Modul Statistika”, (Mataram, 2016), hlm.28.
42

sudah dapat dianggap homogen.70 Persyaratan agar pengujian homogenitas

dapat dilakukan ialah apabila kedua datanya telah terbukti berdistribusi

normal.71 Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji

F. Rumus yang digunakan yaitu.72

F=

Adapun langkah-langkah statistik uji F yaitu sebagai berikut.

1) Menulis Ha dan Ho dalam bentuk kalimat

2) Menulis Ha dan H0odalam bentuk statistik

3) Mencari Fhitung kini dengan menggunakan rumus

F=

4) Menetapkan tarapsignifikansi (α)

5) Mencari Ftabel semula dengan rumus

Ftabel = F1/2α (dk varians terbesar , dk varians terkecil )

6) Mencari Ftabel kanan dengan rumus

Ftabel kanan = f1/2α (k varians terkecil-1, k varians terbesar-1)

Dengan menggunakan tabel F didapat nilai Ftabel kanan. Nilai ini

selanjutnya sebagai nilai maksimal.

7) Mencari Ftabel kiri dengan rumus

Ftabel kiri = F(1-α) (k varians terkecil-1, k varians terbesar-1)

Atau

70
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, “Pengantar Statistika”, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2006), hlm. 133.
71
Ibid.
72
Ibid.,hlm.134
43

Ftabel kiri =

8) Menenentukan kriteria pengujiannya yaitu:

Jika –Ftabel kiri Fhitung kini +Ftabel kanan, maka Ho diterim (homogen)

9) Membandingkan nilai -Fhitung kiri, Fhitung kini dengan Ftabel kanan

10) Membuat kesimpulan.73

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan data hasil peningkatan

kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu data selisih nilai pre-test dan

post-test. Jika analisis data dalam penelitian dilakukan dengan cara

membandingkan data sebelum dengan data sesudah perlakuan dari satu

kelompok sampel, maka dilakukan pengujian hipotesis komparasi dengan uji-

t.74 Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut.75

Keterangan

di = selisih skor sesudah dengan skor sebelum dari setiap subjek

Md : rerata dari gain

X2 d : kuadrat deviasi skor gain terhadapreratanya

n = Banyak sampel subjek penelitian

73
Ibid, hlm. 135-136
74
Supardi U.S., “Aplikasi Statistika Dalam Penelitian”, (Jakarta : PT Ufuk Publishing
House, 2017), hlm.316.
75
Ibid,.
44

Jika uji prasyarat analisi tidak terpenuhi, yaitu apabila uji normalitas

pada kelompok sebelum dan setelah diberikan perlakuan tidak berasal dari

distribusi normal, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik non

parametrik. Adapun jenis uji yang digunakn yaitu Wilcoxon Match Pairs Test.

Untuk sampel pasangan lebih besar dari 25 maka distribusinya akan

mendekati distribusi normal untuk itu digunakan uji z dalam pengujiannya.

Z=

Dimana

T : jumlah jenjang/ranking yang kecil

:√

Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini yaitu

Ho :

Ha :

Keterangan

: skor kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum mengikuti

pembelajaran TTW

: skor kemampuan komunikasi matematis siswa setelah mengikuti

pembelajaran TTW

Kriteria pengujian

Jika thitung ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima


45

Jika thitung ttabel maka Ho diterimadan Ha ditolak


46

Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan ke
No kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei jun jul Agus
1 Observasi
Awal
2 Penyusunan
proposal
3 Seminar
Proposal
4 Ujian
Proposal
5 Penelitian
Lapangan
6 Penyusunan
Laporan
(Skripsi)
7 Konsultasi
Skripsi
8 Munaqosah
Skripsi
9 Wisuda
47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di MTs NW Talun yang bertujuan untuk

mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui

pembelajaran kooperatif tipe think talk write dan mengambil satu kelompok

untuk dijadikan sampel. Sampel yang digunakan sebanyak 29 orang yang

terdiri dari 10 laki-laki dan 19 perempuan dengan materi luas serta volume

kubus dan balok.

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis tertulis

siswa, terlebih dahulu kelompok sampel diberikan pre-test kemudian

diberikan perlakuan yaitu menggunakan pembelajaran kooperatit tipe think

talk write dan terakhir diberikan post-test untuk mengetahui peningkatan

kemampuan komunikasi matematis siswa setelah diberikan perlakuan. Tes

yang diberikan terdiri dari empat soal uraian.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes kemampuan

komunikasi matematis siswa. Setelah dua kali dilakukan tes yaitu pre-test dan

post-test, maka diperoleh hasil dari kedua tes tersebut. Adapun hasil tes

kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa dari hasil pretest dan

posttest adalah sebagai berikut.


48

a. Data Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Hasil Pre-test

Data tes kemampuan komunikasi matematis siswa pada waktu

pre-test dengan jumlah siswa sebanyak 29 dengan nilai tertinggi 54 dan

nilai terendah 58 Data hasil tes kemampuan komunikasi matematis tertulis

siswa kemudian disajikan pada tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1
Hasil Pre-test Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas
Eksperimen
Statistik Hasil Pretest
Banyak sampel 29
Nilai terendah 8
Nilai tertinggi 54
Means 23,07
Varians 129,66
Simpangan baku 11,38

Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa sampel yang mengikuti

pre-test yaitu sebanyak 29 siswa. Nilai terendah hasil pre-test yaitu 8

sedangkan nilai tertinggi yaitu 54. Berdasarkan perhitungan diperoleh

nilai rata-rata ( ̅ ) = 23,07, varians (S2) = 129,66 simpangan baku (S) =

11,38. (lampiran 11)

Tabel 4.2
Deskripsi Data Hasil Pre-test Kelompok eksperimen
Berdasarkan Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
Tertulis
No Indikator N Skor Mean Persentase
Ideal
1 KMT 1 29 12 2,28 19%
2 KMT 2 29 20 7,24 36%
3 KMT 3 29 20 2,51 12,55%
Rata –rata 4,01 22,52%
49

Berdasarkan tabel 4.2, terdapat 3 indikator kemampuan komunikasi

matematis tertulis yang diukur yaitu indikator indikator KMT

1(mengubah soal cerita ke dalam simbol atau bahasa matematika),

KMT 2 (mengekspresikan ide matematis dalam bentuk gambar), dan

KMT 3 (menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan

menggunakan solusi yang tepat). Berdasarkan tabel 4.2 di atas KMT

no 2 lebih tinggi dari no 1 dan no 3 pada materi kubus dan balok, hal

ini menujukkan bahwa siswa sudah mampu untuk mengekspresikan

ide matematis dalam bentuk gambar, adapun indikator yang paling

rendah yaitu indikator KMT 3 berdasarkan persentase tersebut dapat

diketahui bahwa siswa masih kurang dalam memberikan jawaban

yang seharusnya.

b. Data Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Hasil Post-test

Data tes kemampuan komunikasi matematis siswa hasil post-test

dengan jumlah siswa sebanhyak 29 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai

terendah 38. Data hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa

kemudian disajikan pada tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3
Hasil Post-test Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas
Eksperimen
Statistik Hasil pos-ttest
Banyak sampel 29
Nilai terendah 38
Nilai tertinggi 90
Means 634,66
Varians 204,96
Simpangan baku 14,32
50

Berdasarkan tabel 4.3, sampel yang mengikuti posttest yaitu sebanyak

29 siswa. Nilai terendah hasil post-test yaitu 38 sedangkan nilai

tertinggi yaitu 90. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai rata-rata

( ̅ ) =64,66, varians (S2) = 204,96, simpangan baku (S) = 14,32

(lampiran 13)

Tabel 4.4
Deskripsi Data Hasil Post-test Kelompok eksperimen
Berdasarkan Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
Tertulis
No Indikator N Skor Mean Persentase
Ideal
1 KMT 1 29 12 9,06 75,5%
2 KMT 2 29 25 12,03 60%
3 KMT 3 29 63 12,93 63%54
Rata –rata 17,36 66,16%

Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat ada 3 indikator komunikasi

matematis tertulis indikator yaitu indikator KMT 1 (mengubah soal

cerita ke dalam bahasa atau simbol matematika) KMT 2

(mengekspresikan ide matematis dalam bentuk gambar) dan KMT 3

(menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan menggunakan

solusi yang tepat). Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui KMT

1 lebih tinggi dari KMT 2 dan KMT 3. Jika dibandingkan dengan

hasil pre-test ketiga indikator tersebut mengalami peningkatan,

Peningkatan yang paling tinggi terjadi pada indikator KMT 1 sebesar

56,5% yaitu dari 19% ke 75,5% , selanjutnya indikator KMT 3

sebesar 50,5% yaitu dari 12,5% ke 63% dan yang paling rendah yaitu

indikator KMT 2 sebesar 24% yaitu dari 36% ke 60%.


51

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis mengenai

perbedaan rata-rata dua kelompok. Uji yang digunakan adalah adalah uji-

t. Uji-t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa antara pre-test dan post-test. Sebelum

dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat

analisis yaitu

a. Uji Prasyarat

1) Uji Normalitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Sebelum melakukan pengolahan data, dilakukan pengujian

prasyarat penelitian yaitu uji normalitas. Uji normalitas didapat

dengan menggunakan uji Kai Kuadrat (Chi Square) pada taraf

signifikan α = 0,05. Uji normalitas diperoleh dari hasil data pre-test

dan posttest. Hasil pengujian normalitas pretest diperoleh nilai

X2hitung =6,38 (lampiran 15) dan untuk post-test diperoleh nilai X2

hitung =3,03 (lampiran 16). Dari tabel nilai kritis uji chi – square

diperoleh nilai X2tabel untuk n = 29 pada taraf signifikan α = 0,05

adalah 7,81, maka dapat disimpulkan bahwa data hasil pre-test dan

post-test berdistribusi normal karena memenuhi X2hitung X2tabel.

Hasil pre-test dan post-test dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini
52

Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperimen untuk Pre-
Test dan Post-Test

Statistik Pre-test Post-test


N 29 29
̅ 23,07 64,66
S 11,38 14,32
2
X hitung 6,38 3,03
X2tabel 7,81 7,81
Kesimpulan Data Berasal Dari Populasi Berdistribusi
Normal

2) Uji Homogenitas Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Setelah diketahui kedua data berasal dari populasi

berdistribusi normal, maka selanjutnya akan dilakukan uji

homogenitas varians dengan menggunakan uji Fisher. Uji

homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua

varians populasinya homogen. Hasil perhitungan diperoleh nilai

Fhitung kini = 0,63, Ftabel =1,875 , Ftabel kanan = 1,875 dan Ftabel kiri =

0,53 pada taraf signifikan = 0,1 dengan derajat kebebasan

pembilang 28 dan derajat kebebasan penyebut 28 (lampiran ).

Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas

dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut

Tabel 4.6
Hasil Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen Untuk Pre-
test Dan Post-test
Kelompok Jumlah Varians Fhitung Ftabel
Ftabel Ftabel kiri Kesimpulan
Eksperimen sampel (s2) kini kanan
Data
Pre-test 129,66
29 Berasal
0,53
0,63 1,875 1,875 Dari
Post-test 29 204,96 Populasi
Yang
53

Homogen

Karena –0,53 0,63 1,875 atau –Ftabel kiri Ftabel kini +Ftabel kanan,

sehingga Ho diterima, artinya kedua varians populasi homogen

b. Pengujian hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis ternyata populasi

berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian

hipotesis untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi

matematis siswa denagn menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe think talk write meningkat. Dalam hal ini pengujian

dilakukan dengan uji-t. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis

sebagai berikut.

Ho : 2 1

Ha : 2 1

Keterangan

1 = kemampuan komunikasi matematis siswa kelompok pre-test

2 = kemampuan komunikasi matematis siswa kelompok post-test

Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan uji-t,

untuk sampel yang homogen maka diperoleh thitung = 5,026 (lampiran

18), mennggunakan tabel distribusi pada taraf signifikan 5 % atau (α

= 0,05) diperoleh harga ttabel = 1,67

Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada

tabel 4.7 berikut.


54

Tabel 4.7
Hasil Pengujian Hipotesis Dengan Uji-t
Statistik Kelompok eksperimen Kelompok
pre-test eksperimen post-test
Rata-rata 23,07 64,66
Varians (s2) 129,66 204,96
1224/29 = 42,21
56042
thitung 5,079
ttabel 1,68
Kesimpulan Terima Ha

Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa thitung lebih besar dari ttabel

( maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima

dengan taraf signifikan 5 %. Hal ini berarti bahwa kemmpuan komunikasi

matematis siswa dengan menngunakan model pembelajaran kooperatif tipe

think talk write mengalami peningkatan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Peneliti akan membahas kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa

pada kelompok pretest dan posttest setelah dilakukan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe think talk write.

1. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis

Berdasarkan hasil pretest dan posttest kemampuan komunikasi

matematis siswa terlihat adanya perbedaan nilai rata-rata, varians dan

simpangan baku. Deskripsi data perbedaan kemampuan komunikasi

matematis disajikan pada tabel 4.8 sebagai berikut


55

Tabel 4.8
Perbedaan Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Kelompok eksperimen Untuk Pre-test dan Post-test
Statistik Kelompok pretest Kelompok posttest
Banyak sampel 29 29
Nilai terendah 8 38
Nilai tertinggi 54 90
Means 23,07 64,66
Varians 129,66 204,96
Simpangan baku 11,38 14,32

Tabel 4.8 menunjukkan perbandingan kemampuan komunikasi

matematis siswa kelompok eksperimen antara pre-test dan post-test, yaitu

perolehan nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa waktu

post-test lebih tinggi dibanding dengan nilai rata-rata kemampuan

komunikasi matematis waktu pre-tes, hal ini menunjukkan adanya

peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada kelompok post-test

setelah diberikan perlakuan.

Perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa kelompok

eksperimen untuk pre-test dan post-test berdasarkan indikator dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9
Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Kelompok Eksperimen Untuk Pre-test Dan Post-test Berdasarkan
Indikator
No Indikator Skor Kelompok pre- Kelompok post-
Ideal test test
Mean % Mean %
1 Mengubah soal 12 2,28 19% 9,06 75,5%
cerita ke dalam
bahasa atau
simbol
matematika
2 Mengekspresikan 20 7,24 36% 12,03 60%
56

ide matematis
dalam bentuk
gambar
3 Menyelesaikan 20 2,51 12,5% 12,93 63%
permasalahan
yang diberikan
dengan
menggunakan
solusi yang tepat
Rata-rata 22,52% 66,16%

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis

tertulis kelompok eksperimen waktu post-test berdasarkan indikator

:Mengubah soal cerita ke dalam bahasa atau simbol matematika,

mengekspresikan ide matematis dalam bentuk gambar, dan menyelesaikan

permasalahan yang diberikan dengan menggunakan solusi yang tepat lebih

tinggi dibandingkan dengan waktu pre-test. Jika diakumulasi pada masing-

masing kelompok diperoleh rata-rata persentase kelompok post-test

66,16%, sedangkan rata-rata kelompok pre-test sebesar 22,52%. Dari

deskripsi data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil jawaban siswa

kelompok eksperimen waktu post-test lebih baik dibandingkan pre-test.

Perbedaaan kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian

ini juga tercermin dari hasil jawabankelompok eksperimen yang berbeda

antara pre-test dan post-test. Berikut ini adalah analisis hasil jawaban tes

kemampuan komunikasi matematis berdasarkan indikator-indikatornya

Soal no 1

Pak Kardiman memiliki sebuah wadah penampungan minyak tanah

berbentuk kubus dengan panjang rusuk 4 dm, jika wadah tersebut terisi
57

penuh dengan minyak tanah.Berapa literkah minyak tanah yang ada dalam

wadah tersebut? Skatsalah bentuk wadah tersebut! (catatan 1 dm3 = 1 liter)

 Contoh jawaban siswa kelompok eksperimen waktu pre-test

Gambar 4.1
Jawaban Siswa Soal Nomor 1 Kelompok Eksperimen Waktu
Pre-Test

 Contoh jawaban siswa pada kelompok eksperimen waktu post-test


58

Gambar 4.2
Jawaban Siswa Soal Nomor 1 Kelompok Eksperimen Waktu
Post-test

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa kelompok

eksperimen waktu pre-tes dan post-test sudah dapat menjawab soal

yang diberikan namun waktu pre-tes jawabannya belum lengkap

yaitu belum memuat indikator 1. Adapun untuk jawaban waktu post-

test jawabannya sudah memuat ketiga indikator kemampuan

komunikasi matematis.

Soal no 2

Nana memiliki 10 buah buku dengan ukuran yang sama, satu buah buku

ukurannya adalah ( cm, agar tidak berantakan ia akan

memasukkan buku tersebut ke dalam kardus. Buku tersebut akan

disusun dengan tinngi 10 buku. Berapakah volume minimal kardus

yang dibutuhkan agar dapat menampung 10 buku tersebut. Buatlah

sketsa bentuk kardus tersebut dilengkapi dengan ukurannya!

 Contoh jawaban siswa pada kelompok eksperimen waktu pre-test


59

Gambar 4.3
Jawaban Siswa Soal Nomor 2 Kelompok Eksperimen Waktu
Pre-test

 Contoh jawaban siswa pada kelompok eksperimen waktu post-

test

Gambar 4.4
Jawaban Siswa Soal Nomor 2 Kelompok Eksperimen Waktu
Post-test

berdasarkan gambardi atas, kelompok eksperimen waktu pre-tes dan

post-test sudah dapat memberikan jawaban berdasarkan indikator,

namun untuk pre-test jawabannya masih ada yang menimbulkan

pertanyaan dimanasetelah mendapatkan volume dari satu buah buku

mereka langsung mengalikannya dengan 10 tanpa memberikan

keterangan mengapa dikalikan dengan 10. Disamping itu, satuannya

belum ditulis. Gambar yang diberikan ukurannya masih ukuran satu

buah buku dan ukurannya tidak dituliskan satuannya.Sedangkan

waktu post-test sudah dapat menjawab dengan memberikan simbol

matematika atauu sudah menuliskan hal yang ditanyakan, namun


60

sketsa masih keliru yaitu terlihat dari ukuran 10 cm lebih panjang

dari 15 cm

Soal nomor 3

Ahmad membeli sebuah minuman kotak berbentuk balok dengan

ukuran panjang dan lebar secara berturut-turut 7 cm dan 4 cm, pada

kemasan tertulis isi bersih 280 ml. Berapakah luas kotak minuman

tersebut? Buatlah sketsa bentuk minuman kotak disertai dengan

ukurannya! (catatan 1 ml = 1 cm3)

 Contoh jawaban siswa kelompok eksperimen waktu pre-test

Gambar 4.5
Jawaban Siswa Soal Nomor 3 Kelompok Eksperimen Waktu
Pre-Test
61

 Contoh jawaban siswa kelompok eksperimen waktu pos-ttest

Gambar 4.6
Jawaban Siswa Soal Nomor 3 Kelompok Eksperimen Waktu
Post-test

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat siswa kelompok

eksperimen waktu pre-tes hanya menuliskan yang diketahui

tanpa menulis yang ditanyakan, untuk yang diketahui juga

mereka tidak menulisnya secara lengkap. Di samping itu,

jawaban yang diberikan tidak memuat indikator KMT 3.

Sedangkan waktu post-test mereka sudah menulis yang

diketahui dan ditanyakan disertai dengan menggunakan

simbol/bahasa matematika

Soal nomor 4

Rika memiliki dua buah kado yang akan diberikan kepada dua

orang adiknya yaitu Raka dan Rani. Kedua kado tersebut

berbentuk kubus. Agar dapat membedakan kado tersebut dia

membuatnya dengan ukuran berbeda.Kado untuk Raka panjang


62

rusuknya 9 cm sedangkan untuk Rani 7 cm. Agar nampak

menarik ia membungkus kado tersebut dengan kertas kado.

Berapakah ukuran kertas kado minimal yang dibutuhkan Rika

untuk membungkus kedua kado tersebut? Sketsalah bentuk

kado Raka dan Rani disertai dengan ukuran rusuknya!

 Contoh jawaban siswa kelompok eksperimen waktu pre-test

Gambar 4.7
Jawaban Siswa Soal Nomor 4 Kelompok Eksperimen Waktu
Pre-test

 Contoh jawaban siswa soal nomor 4 kelompok eksperimen

waktu post-test
63

Gambar 4.8
Jawaban Siswa Soal Nomor 4 Kelompok Eksperimen Waktu
Pos-Test

Berdasarkan gambar diatas terlihat kelompok eksperimen waktu

pre-tes sudah dapat menjawab berdasarkan indikator KMT 2,

namun untuk KMT 3 masih keliru karena solusi yang diberikan

adalah volume dari kubus yang seharusnya luas dari kubus,

namun untuk sketsa gambarnya sudah dapat membedakan yang

mana seharusnya lebih besar dan lebih kecil, sedangkan untuk

waktu post-tes jawabannya sudah memuat ketiga indikator KMT

namun untuk gambarnya sedikit keliru karena besar gambar

ukuran 9 cm dan 7 cm hampir sama.

2. Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write

Penelitian ini dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan dengan rincian 1

kali pertemuan untuk pre-tes, 4 kali pertemuan untuk memberikan perlakuan

dan 1 kali pertumuan untuk post-test. Adapun langkah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran think talk write yaitu siswa


64

dikelompokkan secara heterogen, selanjutnya, masing-masing siswa

diberikan LKS, kemudian siswa membaca dan memahami LKS selama 10-

15 menit, setelah itu siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya mengenai

hal-hal yang belum dipahami, selanjutnya siswa menulis sendiri hasil diskusi

dengan teman kelompoknya, selanjutnya perwakilan satu kelompok diminta

untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan siswa yang lain

diminta untuk menanggapi hasil diskusi kelompok tersebut, yang terakhir

guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang sedang dipelajari

saat itu.

Pada pertemuan pertama untuk pemberian perlakuan siswa masih

terlihat kaku dalam menyelesaikan soal yang diberikan pada LKS, namun

untuk pertemuan selanjutnya siswa sudah mulai untuk membiasakan diri

dengan soal-soal yang diberikan. Dalam LKS yang diberikan siswa

diharapkan dapat memberikan perhatianya secara penuh karena dalam LKS

tersebut siswa tidak hanya sekadar menjawab soal namun siswa dilatih untuk

menemukan sendiri rumus yang akan digunakan untuk menjawab soal yang

ada di LKS tersebut.


65

BAB V

Penutup

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran

matematikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think

talk write terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa di MTs NW

Talun, diperoleh kesimpulan sebahgai berikut.

Kemampuan komunikasi matematis siswa menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe think talk write mengalami peningkatan hal ini terlihat dari

persentase rata-rata indikator kemampuan komunikasi matematis siswa

perindikator yaitu sebesar 66,16%. Tingkat kemampuan komunikasi

matematis dari yang paling baik adalah indikator KMT 1 dengan persentase

rata-rata 75,5% , indikator KMT 3 dengan persentase rata-rata 63% dan

indikator KMT 2 dengan persentase rata-rata 60%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan

saran-saran sebagai berikut

1. Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini,

sebaiknya dilakukan penelitian lanjut yang meneliti tentang model

pembelajaran kooperatif tipe think talk write pada pokok bahasan lain dan

pada jenjang yang berbeda.

2. Pembelajaran kooperatif tipe think talk write, sebaiknya lebih sering

diterapkan dalam proses pembelajaran matematika terutama pada materi


66

kubus dan balok agar siswa terbiasa dengan proses pembelajaran

kooperatif tipe think talk write dan dapat mengembangkan kemampuan

komunikasi matematis mereka.

3. Guru yang hendak menggunakan pembelajaran kooperatif tipe think talk

write dalam pembelajaran matematika di kelas diharapkan mempunyai

persiapan yang matang dan kemampuan pengaturan kelas yang baik

(terutama dalam mengelompokkan siswa) karena pembelajaran kooperatif

tipe think talk write memerlukan waktu yang banyak dan siswa

dikelompokkan secara heterogen, hal ini agar kemampuan siswa yang

tergolong kurang dapat dibantu dengan siswa yang memiliki kemampuan

di atas rata-rata sehingga proses diskusi berjalan sesuai dengan yang

diharapkan.
67

DAFTAR PUSTAKA

Absensi Kelas VIII A-VIII C MTs NW Talun

Agustyaningrum, Nina. “Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5E


Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas IX B
SMP Negeri 2 Sleman”, Seminar Nasional Matematika dan pendidikan
matematika, 3 Desember 2011, hlm.380.

Amelia, Fitrah. dan Maya Trismawati, “Hubungan Antara Kemampuan


Komunikasi Lisan Dan Kemampuan Pemahaman Matematis Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 4 Batam tahun
Pelajaran 2013/2014”, Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Vol. 4,
Nomor 1, 2015, hlm.13.

Apiyati. Sri, “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams


Achievment Divicion (STAD) Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Pada Pokok Bahasan Pecahan”. Jurnal Cakrawala
Pendas. Vol. 1, Nomor 2, 2015, hlm. 61.

Astuti, Alfira Mulya. “Statistika Penelitian”. Mataram:Insan Madani Publishing


Mataram, 2016.

Chandra, Sari Rahma. dkk. “Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Think Talk
Write Dan Gender Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa kelas
VIII SMPN 12 Padang”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.3, Nomor 1,
2014, hlm. 36.

Choridah, Dedeh Tresnawati. “Peran Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk


Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kreatif Serta Disposisi
Matematis Siswa SMA”, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP
Siliwangi Bandung, Vol.2, Nomor 2, September 2013,hlm. 197-198.

Fuentes, Wahyudin, Osterholm, Ahmad, Siti dan Roziati, Bergeson, Osterholm


Purnama Ramellan, Edwin Musdi, dan Armiati, Ahmad Siti dan Roziati,
Henry Putra Imam Wijaya, Imam Sujadi, Riadi, “Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Sesuai Dengan Gender Dalam Pemecahan Masalah Pada
Materi Balok Dan Kubus(Studi Kasus Pada Siswa SMP Kelas VIII SMP
Islam Al-Azhar 29 Semarang)”, Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika,
Vol. 4, Nomor, 9, November 2016, h. 779.

Hamdayama, Jumanta. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif dan


Berkarakter. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2014.
68

Harinaldi. “Prinsip-prinsip Statistika Untuk Teknik Dan Sains”. Jakarta :


Erlangga, 2005.

Hasan, M. Iqbal.“Pokok-pokok Materi Statistika 1: Statistika Deskriptif”. Jakarta :


PT Bumi Aksara, 2001.

Husna, M. dkk. “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi


Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)”, Jurnal Peluang, Vol.1, Nomor 2,
April 2013, hlm. 85.

Jatmiko, M. Anang. “Pengaruh Metode TAPPS Terhadap Kemampuan


Komunikasi Matematika Siswa,Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta, 2014.

Kardinata, Rahayu. dan Maman Abdurrahman. “Dasar-Dasar Statistik


Pendidikan”. Bandung : CV Pustaka Setia, 2012.

Karlimah, Dania Fuji Lestari komunikasi matematis, “Meningkatkan Kemampuan


Komunikasi Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Melalui
Pendekatan Pemecahan Masalah”, Jurnal Pendidikan, Vol. 14, No.2,
September 2013, hlm. 82.

Kusuma, Ari Purwa. dkk. “Eksperimentasi Model Pembelajaran TTW Dan TPS
Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Ditinjau Dari Kemampuan
Penalaran Matematis Siswa, Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika,
Vol.3, No.2, April 2015, hlm. 191.

Laboratorium Matematika. Tim, “Modul Statistika”, Mataram, 2016.

Mawarwati, Andelina Henny. “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan


Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournaments)
Pada Sub Pokok Bahasan Segiempat Ditinjau Dari Motivasi Belajar
Matematika Siswa”. Skripsi, FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta,
2010.

Mianti, Sri Endah. “Efektivits Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write
(TTW) Terhadap kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII
MTs Negeri Godean”, .Universitas PGRI Yogyakarta. hlm.5.

Munandar, Faizal Muhammad. “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi


Matematis Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Conseptual
Understanding Prosedures (CUPs), Skripsi, FKIP Universitas Pasundan,
Bandung, 2016
69

Nihayah. “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW)


Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa”. Skripsi, Jurusan
Tadris Matematika-Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Syekh
Nurjati Cirebon, Cirebon,2013.

Nugraha, Agi. “Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalyzed System


Of Instruction (PSI) Untuk meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa SMP”, Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.

Nugroho, Prasetyo Adhi. “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan


Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW)”, Skripsi, FMIPA UNY,
Yogyakarta, 2010.

Nurgiyantoro, Burhan. dkk. “Statistika Terapan Untuk Penelitian Ilmu-ilmu


sosial”. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2004.

Ramdani,Yani. “Pengembangan Instrumen Bahan Ajar Untuk Meningkatkan


Kemampuan Komunikasi Penalaran dan Koneksi Matematis Dalam Konsep
Integral”, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol.13, Nomor 1, April 2012,
hlm.47-48.

Ramellan, Purnama. dkk. “Kemampuan Komunikasi Matematis dan Pembelajaran


Interaktif”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1 Nomor 1, hlm. 77.

Rangkuti, Anna Armeini. “Statistika Inferensial Untuk Psikologi Dan


Pendidikan”. Jakarta : Kencana, 2017.

Sakti, Sonni Permana. “Efektivitas Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan


Masalah (problem solving) Dalam setting Pembelajaran Kooperatif Tipe
Number Head Together (NHT) Ditinjau Dari Peningkatan Pemecahan
Konsep Dan Komunikasi Matematis Siswa SMP”. Skripsi, Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY, Yogyakarta, 2014.

Saputra, Hery. “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa melalui


Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write”, Sains Riset vol. 3,
Nomor 1, 2013, hlm.1.

Saragih, Sahat. dan Rahmiyana. “Peningkatan Kemampuan Komunikasi


Matematis Siswa SMA/MA di kecamatan Ulim Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 9, Nomor
2, Juni 2013, hlm. 176.

Siregar, Syofian. “Statistika deskriptif Untuk Penelitian”. Jakarta : Rajawali Pers,


2010.
70

Sudaryono. “Metode Penelitian Pendidikan”. Jakarta : Prenada Media Group,


2016.

Sugiyono. “Statistik Nonparametrik Untuk Penelitian”. Yogyakarta: Alpabeta,


2015.

Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung : Alfabeta, 2016.

Sumirat, Lusia Ari. “Efektivitas Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think


Talk Write”, Skripsi, Program Pasca Sarjana Universitas Terbuka, Jakarta,
2013

Suningsih, Ari. dkk. “Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW


dan TPS Pada Persamaan Garis Lurus Ditinjau Dari Karakteristik Cara
Berpikir Siswa SMP Negeri Se-Kabupaten Pringsewu”, Jurnal Elektronik
Pendidikan Matematika. Vol.2 No.4, Juli 2014, hlm. 414.

Suryani dan Hendryadi. “Metode Riset Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi Pada
Penelitian Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam”. Jakarta : Prenadamedia
Group, 2016.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar, “Pengantar Statistika”. Jakarta : PT


Bumi Aksara, 2006.

U.S., Supardi. “Aplikasi Statistika Dalam Penelitian”. Jakarta : PT Ufuk


Publishing House, 2017.

Wardani, Fajria. “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas VII MTs


Daarul Hikmah Pamulang Pada Materi SegiempatDan Segitiga”, Skripsi,
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2016.

Wijaya, Imam Putra. dkk. “Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sesuai


Dengan Gender Dalam Pemecahan Masalah Pada Materi Balok Dan
Kubus(Studi Kasus Pada Siswa SMP Kelas VIII SMP Islam Al-Azhar 29
Semarang)”, Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol. 4, Nomor, 9,
November 2016, hlm. 779.

Yunita. Alfi, “Pengaruh penerapan Metode Stratagem Melalui Pembelajaran


Kooperatif Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas
VIIIISMP Negeri 20 Padang”, Jurnal Pelangi, Vol.4, Nomor 1, Desember
2011, hlm.45.

Yusuf, A. Muri. “Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian


Gabungan”. (Jakarta : Kencana, 2017.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELOMPOK TTW

Nama Sekolah : MTs NW Talun

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/II

Alokasi Waktu : 2 40 menit (2 jam pelajaran)

Pertemuan :1

Standar Kompetensi : memahami sifat-sifat kubus, balok dan bagian-bagiannya,

serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,

prisma dan limas.

Indikator : menggunakan rumus luas permukaan kubus untuk

menyelesaikan persoalan.

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menggunakan rumus luas permukaan kubus untuk

menyelesaikan berbagai persoalan.

B. Materi Ajar

1. Mencari luas permukaan kubus

2. Menggunakan rumus luas permukaan kubus

C. Model dan metode pembelajaran

Model pembelajaran : kooperatif tipe think talk write


Metode yang digunakan : ceramah dan diskusi

D. Langkah-langkah pembelajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan salam, do‟a dan presensi

b. Apersepsi

Guru mengingatkan kembali tentang materi yang berkaitan dengan

kubus dan balok, yaitu materi kubus dan balok yang pernah diajar

waktu SD/MI

c. Guru memberikan gambaran tentang manfaat materi ini pada bidang

lain.

d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yaitu, menggunakan

rumus luas permukaan untukberbagai persoalan

e. Guru mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil (3-5 orang)

2. Kegiatan Inti

a. Guru membagikan LKS kepada masing-masing siswa

b. Tahap think

Siswa secara individu membaca, berpikir dan memahami setiap

pertanyaan dan pernyataan pada aktivitas yang diberikan pada LKS dan

serta buku referensi yang digunakan disekolah.. Adapun isi dari LKS

yaitu menentukan jaring-jaring dan mencari rumus luas permukaan

kubus serta menggunakan rumus luas permukaan kubus untuk

menyelesaikan berbagai persoalan. Di kertas lain yang telah disediakan

siswa menulis jawaban dari setiap pertanyaan dan mencatat hal-hal


penting baik yang telah dipahami atau belum dipahami. Siswa membuat

catatan kecil berdasarkan pemahamannya pada LKS 1.

c. Tahap talk

Siswa mendiskusikan catatan kecil yang telah dibuat dengan anggota

kelompok agar diperoleh kesepakatan kelompok mengenai

penyelesaian dari setiap masalah yang ada dalam LKS 1.

d. Siswa secara individu menuliskan hasil diskusi kelompok yang berupa

penyelesaian dari setiap masalah dan mengerjakan soal (aktivitas 3)

e. Siswa mengumpulkan pekerjaannya masing-masing

3. Penutup

a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah

dipelajari yaitu menentukan jaring- jaring kubus dan menemukan rumus

luas permukaannya serta menggunakan rumu luas permukaan kubus

untuk meyelesaikan berbagai persoalan.

b. Guru meminta siswa mempelajari materi selanjutnya yaitu menentukan

jaring-jaring dan mencari rumus luas permukaan balok serta

menggunakan rumus luas permukaan balok untuk menyelesaikan

berbagai persoalan.

E. Alat dan sumber belajar

1. LKS yang telah dipersiapkan

F. Penilaian

Teknik penilaian : tes tulis

Bentuk instrumen : tes uraian


Instrumen

1. Diantara gambar jaring-jaring berikut manakah yang merukan jaring-

jaring kubus

2. Budi ingin membuat kotak makanan berbentuk kubus dari sehelai karton .

jika kotak makanan yang diinginkan memiliki panjang rusuk 8 cm.

Berapakah luas karton yang dibutuhkan untuk membuat kotak makanan

tersebut?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELOMPOK TTW

Nama Sekolah : MTs NW Talun

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/II

Alokasi Waktu : 2 40 menit (2 jam pelajaran)

Pertemuan :2

Standar Kompetensi : memahami sifat-sifat kubus, balok dan bagian-bagiannya,

serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,

prisma dan limas.

Indikator : menggunakan rumus luas permukaan balok untuk

menyelesaikan berbagai persoalan.

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menggunakan rumus luas permukaan balok untuk menyelesaikan

berbagai persoalan.

B. Materi Ajar

1. Menentukan jaring-jaring dan mencari luas permukaan balok

2. Menggunakan rumus luas permukaan balok

C. Model dan metode pembelajaran

Model pembelajaran : kooperatif tipe think talk write

Metode yang digunakan : ceramah dan diskusi


D. Langkah-langkah pembelajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan salam, do‟a dan presensi

b. Apersepsi

Guru mengingatkan kembali tentang materi yang berkaitan dengan

kubus dan balok, yaitu materi balok yang pernah diajar waktu SD/MI

c. Guru memberikan gambaran tentang manfaat materi ini pada bidang

lain.

d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yaitu, menggunakan

rumus luas permukaan balok untuk berbagai persoalan

e. Guru mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil (3-5 orang)

2. Kegiatan Inti

a. Guru membagikan LKS kepada masing-masing siswa

b. Tahap think

Siswa secara individu membaca, berpikir dan memahami setiap

pertanyaan dan pernyataan pada aktivitas yang diberikan pada LKS 2

dan serta buku referensi yang digunakan disekolah. Adapun isi dari

LKS 2 yaitu menentukan jaring-jaring dan mencari rumus luas

permukaan balok serta menggunakan rumus luas permukaan balok

untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Di kertas lain yang telah

disediakan siswa menulis jawaban dari setiap pertanyaan dan mencatat

hal-hal penting baik yang telah dipahami atau belum dipahami. Siswa

membuat catatan kecil berdasarkan pemahamannya pada LKS 2.


c. Tahap talk

Siswa mendiskusikan catatan kecil yang telah dibuat dengan anggota

kelompok agar diperoleh kesepakatan kelompok mengenai

penyelesaian dari setiap masalah yang ada dalam LKS 2.

d. Tahap write

Siswa secara individu menuliskan hasil diskusi kelompok yang berupa

penyelesaian dari setiap masalah dan mengerjakan soal

e. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya dan siswa lain diharapkan untuk memberikan

tanggapan.

3. Penutup

a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah

dipelajari

b. Guru meminta siswa mempelajari materi selanjutnya yaitu mencari

rumus volume kubus dan menggunakan rumus volume untuk

menyelesaikan berbagai persoalan.

E. Alat dan sumber belajar

1. LKS yang telah dipersiapkan

F. Penilaian

Teknik penilaian : tes tulis

Bentuk instrumen : tes uraian

Instrumen
1. Diantara gambar jaring-jaring berikut manakah yang merukan jaring-

jaring balok

2. Sebuah balok memiliki ukuran panjang 15 cm dan lebar 4 cm. Jika luas

permukaan balok tersebut adalah 500 cm2, berapakah tinggi balok

tersebut?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELOMPOK TTW

Nama Sekolah : MTs NW Talun

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/II

Alokasi Waktu : 2 40 menit (2 jam pelajaran)

Pertemuan :3

Standar Kompetensi : memahami sifat-sifat kubus, balok dan bagian-bagiannya,

serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,

prisma dan limas.

Indikator : menggunakan rumus volume kubus untuk

menyelesaikan berbagai persoalan.

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menggunakan rumus volume kubus untuk menyelesaikan

berbagai persoalan.

B. Materi Ajar

1. Menemukan rumus volume kubus

2. Menggunakan rumus volume kubus untuk menyelesaikan berbagai

peroalan

C. Model dan metode pembelajaran

Model pembelajaran : kooperatif tipe think talk write

Metode yang digunakan : ceramah dan diskusi


D. Langkah-langkah pembelajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan salam, do‟a dan presensi

b. Apersepsi

Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu materi

tentang luas permukaan kubus.

c. Guru memberikan gambaran tentang manfaat materi ini pada bidang

lain.

d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yaitu, menggunakan

rumus volume kubus untuk berbagai persoalan

e. Guru mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil (3-5 orang)

2. Kegiatan Inti

a. Guru membagikan LKS kepada masing-masing siswa

b. Tahap think

Siswa secara individu membaca, berpikir dan memahami setiap

pertanyaan dan pernyataan pada aktivitas yang diberikan pada LKS 3

dan serta buku referensi yang digunakan disekolah. Adapun isi dari

LKS 3 yaitu menemukan rumus volume kubus dan menggunakan

rumus volume kubus untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Di

kertas lain yang telah disediakan siswa menulis jawaban dari setiap

pertanyaan dan mencatat hal-hal penting baik yang telah dipahami atau

belum dipahami.

c. Tahap talk
Siswa mendiskusikan catatan kecil yang telah dibuat dengan anggota

kelompok agar diperoleh kesepakatan kelompok mengenai

penyelesaian dari setiap masalah yang ada dalam LKS.

d. Tahap write

Siswa secara individu menuliskan hasil diskusi kelompok yang berupa

penyelesaian dari setiap masalah

e. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya dan siswa lain diharapkan untuk memberikan

tanggapan.

3. Penutup

a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah

dipelajari yaitu mengenai rumus volume kubus

b. Guru meminta siswa mempelajari materi selanjutnya yaitu menemukan

rumus volume balok dan menggunakan rumus volume untuk

menyelesaikan berbagai persoalan.

E. Alat dan sumber belajar

LKS yang telah dipersiapkan

F. Penilaian

Teknik penilaian : tes tulis

Bentuk instrumen : tes uraian

Instrumen
1. Bak mandi di rumah Joni berbentuk kubus dengan rusuk 8 dm. Bak mandi

joni terisi penuh air. Volume bak mandi tersebut adalah ...liter. (catatan 1

dm3 = 1 liter)

2. Rani sedang menyusun kotak kue berbentuk kubus. Agar terkesan rapi ia

menyusun kotak kue tersebut menjadi kubus yang berukuran lebih besar.

Panjang sisi kubus besar yang dibuat rani adalah 8 buah kotak kue.

Berapakah jumlah kotak kue yang disusun Rani untuk membentuk kubus

besar?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELOMPOK TTW

Nama Sekolah : MTs NW Talun

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/II

Alokasi Waktu : 2 40 menit (2 jam pelajaran)

Pertemuan :4

Standar Kompetensi : memahami sifat-sifat kubus, balok dan bagian-bagiannya,

serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,

prisma dan limas.

Indikator : menggunakan rumus volume balok untuk

menyelesaikan berbagai persoalan.

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menggunakan rumus volume balok untuk menyelesaikan

berbagai persoalan.

B. Materi Ajar

1. Menemukan rumus volume balok

2. Menggunakan rumus volume balok untuk menyelesaikan berbagai

persoalan balok

C. Model dan metode pembelajaran

Model pembelajaran : kooperatif tipe think talk write

Metode yang digunakan : ceramah dan diskusi


D. Langkah-langkah pembelajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan salam, do‟a dan presensi

b. Apersepsi

Guru mengingatkan kembali tentang materi yang berkaitan dengan

balok, yaitu materi tentang luas permukaan balok.

c. Guru memberikan gambaran tentang manfaat materi ini pada bidang

lain.

d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yaitu, menggunakan

rumus volume balok untuk berbagai persoalan

e. Guru mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil (3-5 orang)

2. Kegiatan Inti

a. Guru membagikan LKS kepada masing-masing siswa

b. Tahap think

Siswa secara individu membaca, berpikir dan memahami setiap

pertanyaan dan pernyataan pada LKS 3 dan serta buku referensi yang

digunakan disekolah. Adapun isi dari LKS 3 yaitu menemukan rumus

volume balok dan menggunakan rumus volume balok untuk

menyelesaikan berbagai persoalan. Di kertas lain yang telah disediakan

siswa menulis jawaban dari setiap pertanyaan dan mencatat hal-hal

penting baik yang telah dipahami atau belum dipahami.

c. Tahap talk
Siswa mendiskusikan catatan kecil yang telah dibuat dengan anggota

kelompok agar diperoleh kesepakatan kelompok mengenai

penyelesaian dari setiap masalah yang ada dalam LKS 4.

d. Tahap write

Siswa secara individu menuliskan hasil diskusi kelompok yang berupa

penyelesaian dari setiap masalah dan mengerjakan soal

e. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya dan siswa lain diharapkan untuk memberikan

tanggapan.

3. Penutup

a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah

dipelajari yaitu rumus volume balok

b. Guru meminta siswa mempelajari materi mulai dari LKS 1 –LKS 4.

Karena minggu depan akan diadakan ulangan..

E. Alat dan sumber belajar

LKS yang telah dipersiapkan

F. Penilaian

Teknik penilaian : tes tulis

Bentuk instrumen : tes uraian

Instrumen

1. Untuk keperluan olahraga, sebuah MTs membuat bak pasir di halaman

sekolah. Panjangnya 6 m, lebarnya 3 m dan kedalamannya 0,5 m. Bak itu


akan diisi penuh dengan pasir. Berapa meter kubik untuk memenuhibak

tersebut?

2. Sebuah akuarium berbentuk balok memiliki uuran panjang 74 cm dan

tinggi 42 cm. Jika volume air dalam akuarium tersebut adalah 31.080 cm3,

tentukan lebar akuarium tersebut?


Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA 1

(LKS 1)

(waktu 2 X 40 menit)

Nama :
Kelas :
Absen :

Kegiatan 1

Menentukan Jaring-Jaring kubus Dan Menemukan Rumus Luas


Permukaannya
Perhatikan gambar dibawah ini!

Jika sebuah bangun ruang seperti pada gambar (a) diiris pada beberapa
rusuknya, kemudian dibuka dan dibentangkan sedemikaian rupa sehingga
menjadi sebuah bangun datar seperti gambar (b), maka bangun datar
tersebut akan membentuk jaring-jaring ...............
Sekarang perhatikan gambar di bawah ini

Berdasarkan gambar di atas manakah yang merupakan jaring-jaring


kubus?
Jawab................................................................................................

Berdasarkan uraian di atas kamu dapat menyimpulkan beberapa hal

1. Gambar (a) merupakan bangun ruang ….

2. Kubus terdiri dari …. sisi yang

3. Sisi kubus berbentuk bangun datar…….. yang kongruen

4. Jika kubus dibentangkan akan membentuk sebuah bangun datar

seperti pada gambar (b) yang disebut …………………kubus

Sekarang bagaimanakah cara menentukan

luas permukaan kubus jika kalian sudah

mengetahui bahwa banyak sisi persegi

pada bangun ruang kubus ada 6??????


Luas persegi adalah L = = …2
Karena ada 6 bangun datar persegi pada sebuah kubus maka

Luas permukaan kubus = � ��� �� ���

Luas permukaan kubus = �

Kegiatan 2

Untuk lebih memahami tentang luas permukaan kubus selesaikanlah


permasalahan dibawah ini

Permasalahan 1 : menghitung luas dari benda yang berbentuk kubus

Imran akan membungkus sebuah kado berbentuk kubus dengan panjang

rusuk 6 cm. Berapakah luas kertas kado minimal yang harus disediakan

oleh Imran agar dapat membungkus kado tersebut? Buatlah sketsa dari

kado tersebut!

a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari pernyataan di atas?


b. Buatlah ilustrasi gambar poin a!

c. Carilah luas dari benda berbentuk kubus tersebut tersebut

d. Buatlah kesimpulan terhadap hasil yang kamu peroleh!

Permasalahan 2 : mencari panjang sisi dari bangun berbentuk kubus

Sebuah akurium berbentuk kubus luas permukaannya 216 cm2.


Berapakah panjang rusuk akuarium tersebut? Sketsalah gambar
akuarium tersebut

a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari pernyataan di atas?


..............................................................................................................
................................................................................................................
b. Carilah panjang sisi akuarium tersebut!

c. Buatlah ilustrasi gambar poin b!

d. Buatlah kesimpulan terhadap hasil yang kamu peroleh!


LEMBAR KERJA SISWA 2

(LKS 2)

(Waktu 2 x 40 menit)

Nama :
Kelas :
Absen :

Kegiatan 1
Menentukan Jaring-Jaring Balok Dan Menemukan Rumus Luas
Permukaannya
Untuk mengetahui rumus luas balok perhatikan gambar di bawah ini!

(a) (b)

Pada gambar (a) apa nama bangun ruang tersebut?


………………………………………
Berapakah banyak sisi yang dimiliki?
………………………………………
Ada berapa banyak panjang sisi yang sejajar? sebutkan
……………………………………….
Jika sebuah bangun ruang pada gambar (a) diiris pada beberapa
rusuknya, kemudian dibuka dan dibentangkan sedemikan rupa sehingga
menjadi sebuah bangun datar seperti gambar (b) maka bangun datar
tersebut akan membentuk jarring-jaring …….
Perhatikan gambar berikut ini!

berdasarkan gambar di atas manakah yang merupakan jaring-jaring balok?


Jawab:..................................................

Berdasarkan uraian di atas kamu dapat menyimpulkan beberapa hal

5. Balok terdiri dari …..sisi

6. Pada balok ada ….. pasang sisi yang sejajar

7. Jika balok dibentangkan akan membentuk sebuah bangun datar

yang disebut …………………..balok

8. Dari jaring-jaring balok terlihat bahwa sisi yang sejajar

ukurannya ……………….

Sekarang bagaimanakah cara menentukan luas

permukaan balok jika kalian sudah mengetahui

bahwa ada 3 pasang sisi yang sejajar dan

memiliki ukuran sama besar?


Luas persegi panjang adalah L =
Karena ada 3 pasang sisi bangun datar yang memiliki ukuran yang sama pada
sebuah balok maka

maka L =

maka L =

maka L =

Luas permukaan balok = + +

= + … …+ … …)
Kegiatan 2

Untuk lebih memahami tentang luas permukaan balok selesaikanlah permasalahan


berikut
Permasalahan 1 : menghitung luas benda yang berbentuk balok

Bak mandi di rumah Arman berbentuk balok memiliki


kedalaman 90 cm, panjang 160 cm dan lebarnya 80 cm.
Berapakah luas dari bak mandi tersebut?

a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari pernyataan di atas?

b. Buatlah ilustrasi gambar poin a!

c. Carilah luas bak mandi tersebut!


d. Buatlah kesimpulan terhadap hasil yang kamu peroleh!

Permasalahan 2 : mencari nilai salah satu rusuk benda berbentuk balok

Anita memiliki kamar berbentuk balok dengan luas permukaan


52 m2. Jika lebar dan tinggi kamar tersebut masing-masing 2
m dan 3m. maka panjang kamar tersebut adalah.....m.

a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari pernyataan di atas?

b. Carilah panjang kamar tersebut!

c. Buatlah ilustrasi gambar berdasarkan poin a dan b!


d. Buatlah kesimpulan terhadap hasil yang kamu peroleh!
LEMBAR KERJA SISWA 3

(LKS 3)

(Waktu 2 X 40 menit)

Nama :
Kelas :
Absen :

Kegiatan 1

Menemukan rumus volume kubus


Untuk menentukan rumus volume kubus, isilah tabel berikut
(petunjuk : kubus kecil berukuran 1 cm)
Kubus ukuran volume
3 cm3

.....cm3

.....cm3

.....cm3
. . .
. . .
.....cm3

Apa yang dapat kalian


simpulkan?

Berdasarkan tabel di atas, misalkan s = rusuk kubus


Volume Kubus (V) dapat dinyatakan dengan
V =.... ...
V =....3
Jadi volume kubus yaitu

Volume kubus (V) = ....3


Kegiatan 1

Untuk lebih memahami tentang volume kubus marilah jawab soal berikut
ini

Permasalahan 1 : menghitung volume benda yang berbentuk

Intan memiliki akuarium berbentuk kubus, akuarium


tersebut memiliki kedalaman 10 cm. Intan akan mengisi
akuarium itu sampai penuh. Berapa ml air untuk mengisi
akuarium milik intan? ( catatan 1 cm3 = 1ml)

e. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari pernyataan di atas?

f. Buatlah ilustrasi gambar dari poin a

g. Carilah volume benda berbentuk kubus tersebut!


h. Buatlah kesimpulan terhadap hasil yang kamu peroleh

Permasalahan 2: mencari panjang rusuk benda yang berbentuk

Ani memiliki 8 buah dadu. satu buah dadu panjang


sisinya 2 cm, agar terlihat rapi ia menyusunnya sehingga
berbentuk kubus. Berapa cm panjang sisi kubus tersebut?

a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari pernyataan di atas?

b. Carilah panjang sisi kubus tersebut


c. Buatlah ilustrasi gambar berdasarkan poin a dan b!

d. Buatlah kesimpulan terhadap hasil yang kamu peroleh!


LEMBAR KERJA SISWA 4

(LKS 4)

(Waktu 2 X 40 menit)

Nama :
Kelas :
Absen :

Kegiatan 1

Menemukan rumus volume balok


Sama seperti kubus untuk mencari rumus volume balok isilah tabel berikut
(petunjuk: kubus kecil berukuran 1 cm)
Balok P ukuran ( volume
)
6 cm3

...cm3

...cm3

...cm3

. . .
. . .
Selanjutnya lengkapilah tabel dibawah ini
balok Ukuran ( ) volume

.........satuan kubik

Apa yang dapat kalian


simpulkan?

Berdasarkan tabel di atas, misalkan p = panjang rusuk balok, l = lebar balok dan t
= tinggi balok
Volume Balok (V) dapat dinyatakan dengan
V =.... ...
Berdasarkan dari volume yang kalian temukan yaitu
V = .... ...
Dimana luas alas
Maka V =....
Jadi volume balok yaitu

Volume balok (V )=
Atau
V = ��� � ��
Kegiatan 2

Untuk lebih memahami tentang volume balok marilah jawab soal berikut
ini

Permasalahan 1 : menghitung volume benda yang berbentuk balok

Badu memiliki bak berbentuk balok dengan tinggi 50


cm, lebarnya 70 cm dan panjangnya 90 cm. Bak tersebut
akan diisi air. Berapa banyak air yang dibutuhkan untuk
mengisi bak tersebut ....ml ( catatan 1 cm3 = 1ml)

a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari pernyataan diatas?

b. Buatlah ilustrasi gambar poin a!

c. Carilah volume dari benda berbentuk balok tersebut!


d. Buatlah kesimpulan terhadap hasil yang kamu peroleh!

Permasalahan 2 : mencari tinggi dari suatu benda berbentuk

12 buah kotak korek api dengan ukuran (6 4 ) cm akan di


masukkan ke dalam sebuah kotak dengan susunan panjang 2 kotak, lebar
2 kotak, ternyata kotak tersebut terisi penuh dengan 12 kotak korek api
tersebut. berapakah tinggi dari kotak tempat korek api tersebut? Dan
buatlah sketsa dari kotak tersebut!

a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari pernyataan diatas?

b. Carilah tinggi kotak tersebut!


c. Buatlah ilustrasi gambar berdasarkan poin a dan b!

d. Buatlah kesimpulan terhadap hasil yang kamu peroleh


Lampiran 3

KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/II
Materi : Kubus dan Balok
Banyak Soal : 4
Kompeten Materi Indikator Indikator Indikator No
si Dasar Komunikasi Pembelajar Soal .
Matematis an But
ir
So
al
5.3 1. Mencari 1. Mengubah 1. Menggu 1. Siswa 1,
Menghitu rumus soal cerita nakan dapat 2,
ng luas ke dalam rumus menguba 3,
luas permuka simbol luas h soal 4
permu an atau permuka cerita ke
kaan kubus bahasa an dalam
dan dan matematik kubus simbol
volum balok a dan atau
e 2. Menggu 2. Mengekspr balok bahasa
kubus nakan esikan ide untuk matemati
dan rumus matematis menyele ka
balok untuk dengan saikan 2. Siswa
menghit gambar berbagai dapat
ung luas 3. Menyelesa persoala mengeks
permuka ikan n. presikan
an permasala 2. Menghit ide
kubus han yang ung luas matemati
dan diberikan permuka s melalui
balok dengan an gambar
3. Mencari mengguna kubus 3. Siswa
rumus kan solusi dan dapat
volume yang tepat balok menyeles
kubus memberika yang aikan
dan n solusi berkaita permasal
balok yang tepat n ahan
4. Menggu dengan yang
nakan permasa diberikan
rumus lahan dengan
untuk kehidup menggun
menghit an akan
ung sehari- solusi
volume hari yang
kubus 3. Menggu tepat
dan nakan memberi
balok rumus kan
volume solusi
kubus yang
dan tepat
balok
untuk
menyele
saikan
berbagai
persoala
n.
4. Menghit
ung
volume
kubus
dan
balok
yang
berkaita
n
dengan
permasa
lahan
kehidup
an
sehari-
hari
Lampiran 4

Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis


Materi : Kubus dan Balok
Kelas/semester : VIII/II
Alokasi Waktu : 2 40 menit
Petunjuk!

1. Berdo‟alah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.

2. Tulislah identitas diri Anda dengan lengkap (Nama, Kelas dan Nomor

Absen) pada lembar yang telah disediakan.

3. Kerjakanlah butir soal yang dianggap mudah terlebih dahulu.

4. Kerjakanlah secara mandiri dan jujur.

5. Periksalah jawaban Anda sebelum diserahkan kepada Guru.

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan benar!

1. Pak Kardiman memiliki sebuah wadah panampungan minyak tanah

berbentuk kubus dengan panjang sisi 4 dm, jika wadah tersebut terisi

penuh dengan minyak tanah, berapa liter minyak tanah yang ada dalam

wadah tersebut? Skatsalah bentuk wadah tersebut! (catatan 1 dm3 = 1 liter)

2. Nana memiliki 10 buah buku dengan ukuran yang sama, satu buah buku

ukurannya adalah ( cm, agar tidak berantakan ia akan

memasukkan buku tersebut ke dalam kardus. Buku tersebut akan disusun

dengan tinngi 10 buku. Berapakah volume minimal kardus yang

dibutuhkan agar dapat menampung 10 buku tersebut. Buatlah sketsa

bentuk kardus tersebut dilengkapi dengan ukurannya!


3. Ahmad membeli sebuah minuman kotak berbentuk balok dengan ukuran

panjang dan lebar secara berturut-turut 7 cm dan 4 cm, pada kemasan

tertulis isi bersih 280 ml. berapakah luas kotak minuman tersebut?

Buatlah sketsa bentuk minuman kotak disertai dengan ukurannya!

4. Rika memiliki dua buah kado yang akan diberikan kepada dua orang

adiknya yaitu Raka dan Rani. Kedua kado tersebut berbentuk kubus. Agar

dapat membedakan kado tersebut dia membuat dengan ukuran berbeda,

kado untuk Raka panjang rusuknya 9 cm sedangkan untuk Rani 7 cm.

Agar nampak menarik ia membungkus kado tersebut dengan kertas kado,

Berapakah ukuran kertas kado minimal yang dibutuhkan Rika untuk

membungkus kedua kado tersebut? Sketsalah bentuk kado Raka dan Rani

disertai dengan ukuran rusuknya!


Lampiran 5

KUNCI JAWABAN

No Langkah Penyelesaian Skor Skor


soal total
1 Diketahui 2 15
Panjang sisi (s) = 4 dm
1 dm3 = 1 liter
Ditanyakan
Berapa liter minyak =volume kubus =.....
Jawaban 1
V = s3
= (4 dm)3 2
= 64 dm3 2

Karena volume kubus = banyak minyak yang 2


ada di dalam wadah,. dimana 1 dm3 = 1 liter ,
maka 64 dm3 = 64 liter
Jadi banyak minyak dalam wadah tersebut 2
adalah 64 liter
Adapun sketsa gambarnya yaitu 5

4 dm
4 dm

4 dm

2 Diketahui 20
Ukuran buku = ( cm, 3
maka p =15 cm, l = 8 cm dan t = 1cm
Disusun dengan tinggi = 10 buku = 10 1 cm =
10 cm
Ditanyakan
V kardus =.....?
Volume satu buah valok 1
V=
=( 2
=120 cm3 2

Maka volume 10 buku adalah 1


V = banyak buku volume 1 buku
= 10 120 cm3 2
= 1.200 cm3 2
Jadi volume kardus minimal yang dibutuhkan 2
adalah 1.200 cm3
Adapun sketsa dari kardus tersebut yaitu 5

10 buah buku =10 cm

8cm
15 cm

3 Diketahui 30
p =7 cm l = 4 cm 3
V = 280 ml = 280 cm
Ditanyakan
L =…?
Jawab 2
Untuk menghitung luas tempat alat tulis
tersebut kita harus mengetahui lebar dari
tempatalat tulis tersebut.
Berdasarkan hubungan volume, panjang, lebar
dan tinggi maka dapat kita tentukan lebar dari
tempat alat tulis tersebut yaitu
V=
280 cm3 = 4 3
3
280 cm = 3
=t 3

10 cm = t atau t = 10 cm 2
L = 2 {( +( +( )} 1
L = 2 {( 4 +( + 3
(4 )}
= 2 (28cm2 +70 cm2 +40 cm2) 3
= 2 (138 cm2)
=276 cm2
Jadi luas kotak minuman yang dimiliki oleh 2
ahmad adalah 276 cm2
Adapun sketsa gambarnya yaitu 5

10 cm

4 cm
7 cm
4 Diketahui 3 35
sA= 7cm
sB= 9cm
Ditanyakan
Ukuran kertas kado (L)=…..?
Jawab 1
LA = 6 s2
= 6 (7cm)2 2
= 6 49 cm2 2
= 294 cm2 2
LB = 6 s2 1
= 6 (8cm)2 2
= 6 64 cm2 2
= 384 cm2 2
Luas kertas yang dibutuhkan 1
LK = LA+ LB
= 294 cm2 + 384 cm2 2
= 678 cm2 2

Jadi ukuran kerta minimal yang dibutuhkan 3


rika yaitu seluas 678 cm2

5
7 cm

sketsa kado afika


5
9 cm

sketsa kado ahmad


Lampiran 6

HASIL TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

KELOMPOK EKSPERIMEN WAKTU PRE-TEST

NO NAMA Nilai Persoal Skor


1 2 3 4 Total
1 Asroful Ikhwan 3 0 0 5 8
2 Aulia Jami‟iyatul Fitriyani 9 8 4 13 34
3 Baiq Rita Zahrani 7 4 5 12 28
4 Erna Agustiana 5 0 0 0 5
5 Erniawati 2 3 0 0 5
6 Evi Yuliana 8 7 2 0 17
7 Hairil Wathani 13 5 0 0 18
8 Hafsari Safitri 6 7 1 0 14
9 Harniati 7 10 6 10 33
10 Hasanuddin 6 4 0 0 10
11 Islamiatul Insani 12 6 0 0 18
12 Liza Adriani 5 5 3 1 14
13 M. Bahaji Anwar 5 1 6 4 16
14 M. Hadromi Rahmatullah 3 5 3 0 11
15 M. Khairul Harjoni 3 6 2 6 17
16 M Naziman Khairi 5 8 5 0 18
17 M. Samsul Hidayat 6 3 5 0 14
18 Muzayyin Asrori 3 4 0 0 7
19 Nadwatirrohimah 5 7 4 7 24
20 Reza Umami 3 2 2 2 9
21 Rina Hayati 6 4 6 10 26
22 Rokyal Aini 2 3 0 0 5
23 Safitri 6 6 2 0 17
24 Samsul Mujahidin 4 0 0 4 8
25 Saripatul Laili 13 8 0 0 21
26 Sastrida 5 9 2 0 16
27 Siti Zihani 6 6 6 9 28
28 Tiara Puspa Dewi 6 4 4 8 22
29 Ziadatul Jannah 3 1 1 0 5
Lampiran 7

HASIL TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

KELOMPOK EKSPERIMENN WAKTU POST-TEST

Skor Persoal Skor


NO Nama
1 2 3 4 total
1 Asroful Ikhwan 0 17 0 21 48
2 Aulia Jami‟iyatul Fitriyani 12 17 30 18 77
3 Baiq Rita Zahrani 14 20 25 34 93
4 Erna Agustiana 12 15 12 7 46
5 Erniawati 13 12 3 4 33
6 Evi Yuliana 13 16 30 15 74
7 Hairil Wathani 13 15 28 7 63
8 Hafsari Safitri 11 17 20 1 49
9 Harniati 13 18 30 22 82
10 Hasanuddin 12 16 0 16 44
11 Islamiatul Insani 12 15 30 35 92
12 Liza Adriani 10 18 30 3I 89
13 M. Bahaji Anwar 12 18 26 17 73
14 M. Hadromi rahmatullah 9 12 10 0 31
15 M. Khairul Harjoni 14 17 18 34 83
16 M Naziman Khairi 14 16 30 35 95
17 M. Samsul Hidayat 14 9 19 11 53
18 Muzayyin Asrori 13 19 14 8 53
19 Nadwatirrohimah 13 10 13 27 63
20 Reza Umami 12 0 27 19 59
21 Rina Hayati 14 6 18 22 60
22 Rokyal Aini 13 15 10 4 42
23 Safitri 12 15 30 17 74
24 Samsul Mujahidin 12 16 0 25 53
25 Saripatul Laili 14 16 0 30
26 Sastrida 14 14 30 5 63
27 Siti Zihani 14 14 30 33 75
28 Tiara Puspa Dewi 14 7 13 32 66
29 Ziadatul Jannah 12 11 17 6 46
Lampiran 8

PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, VARIAN

DAN SIMPANGAN BAKU, KELOMPOK EKSPERIMEN UNTUK

PRETEST

A. Distribusi Frekuensi

5 5 5 5 7 8 8
9 10 11 14 14 14 16
16 17 17 17 18 18 18
21 22 24 26 28 28 33
34

 Banyak data (n) = 29

 Perhitungan rentang

R = Xmax - Xmin

= 34 -5

= 29

 Perhitungan banyak kelas

K = 1 + 3,3 log (n)

= 1 + 3,3 log ()

= 1 + 4,87

= 5,87

 Perhitungan panjang kelas

P=

P=
P = 4,83

P 5

̅ ̅ fi.
NO Interval fi ̅
1 5–9 8 7 56 80,28 642,24
2 10 – 14 5 12 60 15,68 78,4
3 15 – 19 8 17 136 1,08 8,64
15,96
4 20 – 24 3 22 66 36,48 109,44
5 25 – 29 3 27 81 121,88 365,64
6 26 – 34 2 32 64 257,28 514,56

29 463 1718,92

B. Perhitungan Mean

̅=

̅=

̅ = 15,96

C. Perhitungan Varians

̅
s2 =

̅
==

= 61,39

D. Perhitungan Simpangan Baku

s=√

= 7,83
Lampiran 9

PERHITUNGAN MEAN DAN PERSENTASE KEMAMPUAN

KOMUNIKASI MATEMATIS TERTULIS KELOMPOKEKSPERIMEN

UNTUK PRETEST

 N = jumlah siswa

 Skor ideal

1. Mengubah soal cerita ke dalam simbol atau bahasa matematika : 4 soal

3 = 12

2. Mengekspresikan ide matematis dalam bentuk gambar : 4 soal +1 5=

25

3. Menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan menggunakan

solusi yang tepat = 63

 Mean =

Mean indikator KMT 1 = = = 2,24

Mean indikator KMT 2 = = = 8,51

Mean indikator KMT 3 = = = 4,75

 Persentase =

Persentase indikator KMT 1 =

=
Persentase indikator KMT 2 =

= 4

= 4

Persentase indikator KMT 3 =

=
Lampiran 10

PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, VARIAN

DAN SIMPANGAN BAKU, PADA KELOMPOK EKSPERIMEN UNTUK

POST-TEST

A. Distribusi Frekuensi

30 31 33 42 44 46 46
48 49 53 53 53 59 60
63 63 63 66 73 74 74
75 77 82 83 89 92 93
95

 Banyak data (n) = 29

 Perhitungan rentang

R = Xmax - Xmin

= 95 -30

= 65

 Perhitungan banyak kelas

K = 1 + 3,3 log (n)

= 1 + 3,3 log (29)

= 1+4,82

= 5,82

 Perhitungan panjang kelas

P=

P=
P = 10,83

P 11

NO Interval fi ̅ ̅ fi ̅
1 30 – 40 3 35 105 809,40 2428,2
2 41 – 51 6 46 276 304,50 1827
3 52 – 62 5 57 285 41,60 208
63.45
4 63 – 73 5 68 340 20,70 103,5
5 74 – 84 6 79 474 241,80 1450,8
6 85 – 95 4 90 360 704,90 2819,6

29 1840 2122,90 8836,3

B. Perhitungan Mean

̅=

̅=

̅ = 63,448

̅ = 63,45

C. Perhitungan Varians

̅
s2 =

̅
=

= 315,58

D. Perhitungan simpangan baku

s=√

= 17,76
Lampiran 11

PERHITUNGAN MEAN DAN PERSENTASE KEMAMPUAN

KOMUNIKASI MATEMATIS TERTULIS KELOMPOK EKSPERIMEN

UNTUK P0ST-TEST

 N = jumlah siswa

 Skor ideal

1. Mengubah soal cerita ke dalam simbol atau bahasa matematika : 4 soal

3 = 12

2. Mengekspresikan ide matematis dalam bentuk gambar : 4+1 soal 5=

25

3. Menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan menggunakan

solusi yang tepat 63

 Mean =

Mean indikator KMT 1 = = = 9,13

Mean indikator KMT 2 = = = 15,13

Mean indikator KMT 3 = = = 32,13

 Persentase =

Persentase indikator KMT 1 =

=
Persentase indikator KMT 2 =

Persentase indikator KMT 3 =

=
Lampiran 12

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELOMPOK EKSPERIMEN

UNTUK PRETEST

1. Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi berdidtribusi normal

Ha : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

2. Menentukan X2 tabel

Dari tabel kai kuadrat untuk jumlah sampel 29 taraf signifikansi = 5 % dan

dk = k -3 = 6-3 = 3, diperoleh = 7,81

3. Menentukan X2hitung

Batas Luas
N (fo-
Interval Kelas Kela Z F(Z) Kelas Fe Fo
O fe)^2/fe
s Interval
4,5 --1,46 0,07
1 5-9 0,13 3,77 8 4,74
9,5 -0,82 0,20
2 10-14 0,22 6,38 5 0,29
14,5 -0,18 0,42
3 15-19 0,25 7,25 8 0,07
19,5 0,45 0,67
4 20-24 0,19 5,51 3 1,14
24,5 1,09 0,86
5 25-29 0,09 2,61 3 0,05
29,5 1,72 0,95
6 30-34 0,04 1,16 2 0,60
34,5 2,36 0,99

Rata-rata 15,96
Simpangan Baku 7,83
X2hitung 6,89
X2tabel(0,05)(3) 7,81
Kesimpulan:terima Ho
Data Berasal Dari Populasi Berdistribusi Normal
X2 hitung =Σ =4,74+0,29+0,07+1,14+0,05+0,60=6,89

Keterangan

X2: harga chi square

fo : frekuensi observasi

fe : frekuensi ekspektasi

4. Kriteria pengujian

jika x2hitung x2tabel maka Ho diterima dan Ha di tolak

jika x2hitung x2tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

5. Membandingkan x2tabel dan x2hitung

x2hitung x2tabel (6,89 7,81)

6. Kesimpulan

Karena x2hitung x2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya sampel

berasal dari populasi berdistribusi normal.


Lampiran 13

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELOMPOK EKSPERIMEN

UNTUK POST-TEST

1. Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi berdidtribusi normal

Ha : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

2. Menentukan X2 tabel

Dari tabel kai kuadrat untuk jumlah sampel 29 taraf signifikansi = 5 % dan

dk = k-3 = 6-3 = 3, diperoleh = 7,81

3. Menentukan X2hitung

Luas (fo-
N Batas
Interval Kelas Z F(Z) Kelas Fe Fo fe)^2/f
O Kelas
Interval e
29,5 --1,91 0,03
1 30-40 0,07 2,03 3 0,46
40,5 --1,29 0,10
2 41-51 0,15 4,35 6 0,63
51,5 --0,67 0,25
3 52-62 0,23 6,67 5 0,41
62,5 --0,05 0,48
4 63-73 0,22 6,38 5 0,29
73,5 0,56 0,70
5 74-84 0,18 5,22 6 0,12
84,5 1,18 0,88
6 85-95 0,08 2,32 4 1,21
95,5 1,80 0,96

Rata-rata 63,45
Simpangan baku 17,76
X2hitung 3,12
X2tabel(0,05)(3) 7,81
Kesimpulan:terima Ho
Data Berasal Dari Populasi Berdistribusi Normal
X2 hitung =Σ = 0,46+0,63+0,41+0,29+0,12+1,21 = 3,12

Keterangan

X2: harga chi square

fo : frekuensi observasi

fe : frekuensi ekspektasi

4. Kriteria pengujian

jika x2hitung x2tabel maka Ho diterima dan Ha di tolak

jika x2hitung x2tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

5. Membandingkan x2tabel dan x2hitung

x2hitung x2tabel (3,12 7,81)

6. Kesimpulan

Karena x2hitung x2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya sampel

berasal dari populasi berdistribusi normal.


Lampiran 14

PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS

A. Menentukan hipotesisi statistik

Ho : 12 = 22

Ha : 12 22

B. Menentukan F tabel

Dari tabel F untuk jumlah sampel 29 pada taraf signifikansi ( ) 5 % dan pada

taraf signifikansi = 0,01 untuk dk penyebut (varians terbesar) 29 dan dk

pembilang (varians terkecil) 29, diperoleh Ftabel = 1,875

C. Menentukan Fhitung

Fhitung kini =

Fhitung =

Fhitung = 0,19

D. Taraf signifikansi (

E. Hitung Ftabel dengan rumus

Ftabel = F1/2α(dk varians terbesar-1,dk varians terkecil-1)

Ftabel = F1/2.0,1(29-1,29-1)

Ftabel = F0,05(28,28)

F0,05(28,28), karena di dalam daftar tabel untuk pembilang tidak ada 28 maka

kita ambil angka 20 dan 30 karena 28 ada di antara 24 dan 30

F0,05(24/28) = 1,9

F0,05(30/28) = 1,8
Jadi F0,05(28/28) = 1,9 – ¼(1,9-1,8)

= 1,9 – ¼((0,1)

= 1,9 – 0,026

= 1,9 – 0,025

= 1,875, nilai ini sebagai Ftabel semula

F. Cari Ftabel kanan dengan rumus

Ftabel = F1/2α(dk varians terkecil-1,dk varians terbesar-1)

Ftabel = F1/2.0,01(29-1,29-1)

Ftabel = F0,05(28,28)

F0,05(28,28), karena di dalam daftar tabel untuk pembilang tidak ada 28 maka

kita ambil angka 20 dan 30 karena 28 ada di antara 24 dan 30

F0,05(24/28) = 1,9

F0,05(30/28) = 1,8

Jadi F0,05(28/28) = 1,9 – ¼(1,9-1,8)

= 1,9 – ¼((0,1)

= 1,9 – 0,026

= 1,9 – 0,025

= 1,875

Nilai ini selanjutnya sebagainilai maksimal

G. Cari Ftabel kiri dengan rumus

Ftabel kiri = = = 0,53


H. Kriteria pengujiannya yaitu

Jika –Ftabel kiri Ftabel kini +Ftabel kanan, maka Ho diterima (homogeny)

I. Ternyata –0,53 0,19 +1,875 atau –Ftabel kiri Ftabel kini +Ftabel kanan,

sehingga Ho diterima (homogen)

J. Kesimpulan

Karena –0,53 0,16 +1,875 atau –Ftabel kiri Ftabel kini +Ftabel kanan,

sehingga Ho diterima artinya kelompok pretest maupun posttest memiliki

varians yang sam


Lampiran 15

PERHITUNGAN HIPOTESIS STATISTIK

Skor Skor
D D2
NO Nama Pre-test Post-test
1 Asroful Ikhwan 8 48 40 1600
2 Aulia Jami‟iyatul Fitriyani 34 77 43 1849
3 Baiq rita Zahrani 28 93 65 4225
4 Erna Agustiana 5 46 41 1681
5 Erniawati 5 33 28 784
6 Evi Yuliana 17 74 57 3249
7 Hairil Wathani 18 63 45 2025
8 Hafsari Safitri 14 49 35 1225
9 Harniati 33 82 49 2401
10 Hasanuddin 10 44 34 1156
11 Islamiatul Insani 18 92 74 5476
12 Liza Adriani 14 89 75 5625
13 M. Bahaji Anwar 16 73 57 3249
14 M. Hadromi Rahmatullah 11 31 20 400
15 M. Khairul Harjoni 17 83 66 4356
16 M. Naziman Khairi 18 95 77 5929
17 MSamsul Hidayat 14 53 39 1521
18 Muzayyin Asrori 7 53 46 2116
19 Nadwatirrohimah 24 63 39 1521
20 Reza Umami 9 59 50 2500
21 Rina Hayati 26 60 34 1156
22 Rokyal Aini 5 42 37 1369
23 Safitri 17 74 57 3249
24 Samsul Mujahidin 8 53 45 2025
25 Saripatul Laili 21 30 9 81
26 Sastrida 16 63 47 2209
27 Siti Zihani 28 75 47 2209
28 Tiara Puspa Dewi 22 66 44 1936
29 Ziadatul Jannah 5 46 41 1681
Jumlah 1341 68803
A. Menentukan Hipotesis Statistik

Ho :

Ha :

Keterangan

= rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelompok

posttest

= rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelompok

Pretest

Ho = tidak ada peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada

kelompok post-test

Ha = terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada

kelompok post-test.

B. Menentukan Ttabel

Dengan dk = (n1+n2-1) = (29+29-1) = 57

Pada taraf signifikansi = 0,05 diperoleh ttabel = t(0,05)(57) =1,67

C. Menentukan thitung

Statistik Kelompok Pre-test Kelompok Post-test


1341/29 = 46,24
68803
thitung 15,026
ttabel 1,68
Kesimpulan Terima Ha

Thitung =

=

=

=

= 5,026

D. Membandingkan thitung dengan ttabel

Dari hasil perhitungan diperoleh

thitung ≥ ttabel = 5,026 1,68

E. Kriteria Pengujian

Kriteria pengujian untuk uji hipotesis statistik sebagai berikut

Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

F. Kesimpulan

Dari pengujian hipotesis dengan uji t diperoleh thitung > ttabel maka Ho ditolak

dan Ha diterima dengan kata lain terdapat peningkatan kemampuan

komunikasi matematis siswa kelompok post-test


Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji

hipotesis, untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak menggunakan uji

perbedaan dua rata-rata. Uji yang digunakan adalah uji-t. Namun sebelum

pengujian hipotesis dengan uji-t maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis

terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan uji

homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai prasyarat dapat

dilakukan analisis data. Dari hasi uji diperoleh bahwa kelas eksperimen baik

waktu pretest maupun posstest berasal dari populasi berdistribusi normal. Hasil

thitung untuk pretest yaitu 6,38 . dan untuk posttest thitung = 3,03 adapun untuk

ttabelnya = 7,81. Dikatakan berasal dari populasi berdistribusi normal apabila thitung

ttabel. Dan berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa thitung kelompok

eksperimen baik waktu pretest maupun posstest nilanya kurang dari ttabel sehingga

dapat disimpulkan bahwa keompok eksperimen berasal dari populasi

berdistribusi normal.

Adapun untuk uji homogenitasnya diketahui bahwa kelompok eksperimen

homogen. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan menggunakan rumus Fisher

diperoleh kesimpulan –0,53 0,63 +1,875 atau –Ftabel kiri Ftabel kini +Ftabel

kanan atau dengan kata lain kelompok eksperimen memiliki varians yang sama.

dan untuk uji hipotesisnya diperoleh Ha diterima atau dengan kata lain terdapat

peningkatan kemampuan komunikasi matematis tertulis dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe think talk write hal ini dapat dilihat dari hasil

perhitungan yaitu thitung ttabel (5,079 1,68).


Lampiran 16

Proses Pembelajaran TTW


Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20

Anda mungkin juga menyukai