Anda di halaman 1dari 330

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BERDASARKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1

TEMPILANG

Skripsi

Oleh :

WAHYU SAPUTRA

Nomor Induk Mahasiswa 2014121011

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PALEMBANG

2018

i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BERDASARKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1

TEMPILANG

Skripsi Oleh :
Wahyu Saputra
Nomor Induk Mahasiswa 2014 121 011
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2018

Disetujui oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Hj. Nila Kesumawati, M.Si Dra. Rosinta Parapat, M.Si

Disahkan oleh :
a.n Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Ketua Jurusan MIPA

Patricia Hotma Minar Lubis, Ph. D

ii
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Berdasarkan Motivasi Belajar Siswa Di SMA Negeri 1
Tempilang.

Nama : Wahyu Saputra

NIM : 2014121011

Telah diuji dan lulus pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 2 Agustus 2018

Tim Penguji

1. Ketua : Dr. Hj. Nila Kesumawati, M.Si ( )

2. Anggota : Dra. Rosinta Parapat, M.Si ( )

3. Anggota : Yunika Lestaria N, S.Si, M.Pd ( )

4. Anggota : Dina Octaria, S.Si, M.Pd ( )

Palembang, Juli 2018


Dekan FKIP Univ. PGRI Palembang

Dr. Dessy Wardiah, M.Pd


NIP. 0225127701

iii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

 Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan nikmatnya kepadaku.


 Kedua orang tuaku tercinta Arianto dan Sakni yang selalu memberikan
semangat, motivasi, cinta, kasih sayang, serta yang selalu mendoakan demi
keberhasilanku.
 Semua keluarga besarku yang telah memberikan banyak wejangan dan doa bagi
kesuksesanku.
 Dosen pembimbingku Ibu Dr. Hj. Nila Kesumawati, M.Si dan Ibu Dra. Rosinta
Parapat M.Si, yang selalu sabar membimbing, mengarahkan serta memberikan
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
 Sahabat-sahabat perantauanku (Pahrozi, Rian, Iman, Rezi, Valdi, Jeki, dan
Toriq) yang telah memberikan warna dalam hidupku, memberikan bantuan saat
sakit dan berbagi canda tawa.
 Sahabat-sahabat kampusku (Megi, Egi, Bambang, Hari, Rahmi, Aprianti, Eka,
Desi, Anhe, Nurul, Mai) serta teman-teman seperjuangan kelas A Matematika
2014 yang telah memberikan bantuan, motivasi serta memberikan warna dalam
hidupku yang menginginkan kebahagiaan dan keberhasilanku.
 Kepala sekolah serta guru mata pelajaran Matematika SMA Negeri 1 Tempilang
yang telah memberikan izin penelitian.
 Guru-guru SD Negeri 1 Tempilang, MTs Nurul Huda Tempilang, dan SMA
Negeri 1 Tempilang serta para dosen Universitas PGRI Palembang yang telah
mengajar dan mendidikku.
 Rekan-rekan PPL dan Guru-guru Serta Siswa/i SMA Negeri 3 Palembang.
 Rekan-rekan KKL dan Guru-guru SMA Negeri Sumatera Selatan.
 Serta Almamaterku

Motto :

 Berusaha dan berdoalah dalam melakukan sesuatu, yakinlah pasti kamu bisa.
 Perubahan tidak akan hadir jika hanya menunggu orang lain dan menunda-
nunda dilain waktu. Kitalah orangnya yang sebenarnya sedang ditunggu
tersebut. Kita adalah perubahan yang kita cari (Barack Obama ).
 Agama tanpa ilmu menyesatkan dan ilmu tanpa agama menghancurkan (Albert
Einstein) .

iv
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul : “Pengaruh
Model Pembelajaran Make A Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa Bedarsarkan Motivasi Belajar Siswa Di SMA Negeri 1 Tempilang”
adalah hasil karya sendiri. Apabila ternyata terbukti bukan merupakan hasil karya saya,
saya bersedia diberikan sanksi sesuai dengan pasal 70, Undang-Undang nomor 20
Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional” yang berbunyi “Lulusan karya
ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi
sebagaimana dimaksud pasal 25 ayat 2 terbukti merupakan jiplakan dipidana penjara
paling lama dua tahun atau denda paling banyak Rp. 200.000.000 (Dua Ratus Juta
Rupiah)”.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Palembang, Juli 2018


Yang Menyatakan

Wahyu Saputra
NIM. 2014121011

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Atas berkat dan rahmat-Nya jualah saya
dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Make A Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Berdasarkan Motivasi Belajar Siswa Di SMA Negeri 1 Tempilang” tepat pada
waktunya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian guna
mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palembang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas PGRI Palembang
Dr. H. Bukman Lian, M.M., M.Si., Dekan FKIP Universitas PGRI Palembang
Dr. Dessy Wardiah, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Patricia Hotma Minar
Lubis, Ph.D., Ketua Program Studi Pendidikan Metematika Ety Septiati, S.Si., M.T dan
Dra. Lusiana, M.Pd selaku pembimbing akademik, yang telah memberikan kemudahan
dalam pengurusan administrasi penulisan skripsi ini.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Hj.
Nila Kesumawati, M.Si selaku pembimbing utama dan Dra. Rosinta Parapat, M.Si
selaku pembimbing pendamping, yang telah memberikan bimbingan selama penulisan
skripsi ini. Penulis juga berterima kasih kepada Dra. Hj. Jumroh, M.Pd dan Ibu Eka Fitri
Puspa Sari, M.Pd selaku validator instrumen penelitian.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Amrullah, S.Pd., M.M
selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Tempilang dan Ibu Yaya Hijriah, S.Pd selaku
guru mata pelajaran yang telah memberikan kemudahan dalam pengumpulan data, serta
pihak lain yang telah memberikan bantuannya sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengajaran bidang studi
Pendidikan Matematika di Universitas PGRI Palembang.
Palembang, Juli 2018
Penulis,

Wahyu Saputra

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii
HALAMAN TIM PENGUJI ......................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO. ......................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xiii
ABSTRAK ..................................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Masalah Penelitian ...................................................................................................... 7
1.2.1 Identifikasi Masalah ............................................................................................ 7
1.2.2 Pembatasan Lingkup Masalah ............................................................................. 7
1.2.3 Rumusan Masalah ............................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 9
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 11
2.1.1 Pembelajaran Matematika ................................................................................ 11
2.1.2 Model Pembelajaran Make A Match ................................................................ 10
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran ............................................................ 11
2.1.2.2 Pengertian Model Pembelajaran Make A Match ................................... 13
2.1.2.3 Ciri-Ciri Model Pembelajaran Make A Match ...................................... 14
2.1.2.4 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Make A Match ...................... 14
2.1.2.5 Kelebihan Model Pembelajaran Make A Match................................... 17
2.1.3 Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis ................................................... 18
2.1.3.1 Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis ..................... 18
2.1.3.2 Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis ....................... 19
2.1.3.3 Contoh Soal Indikator Pemahaman Konsep .......................................... 21
2.1.4 Motivasi Belajar Siswa ...................................................................................... 23
2.1.4.1 Pengertian Motivasi Belajar .................................................................. 23
2.1.4.2 Sifat-Sifat Motivasi Belajar ................................................................... 24
2.1.4.3 Peranan Motivasi Belajar ...................................................................... 24
2.1.4.4 Indikator Motivasi Belajar..................................................................... 25

vii
2.1.4.5 Contoh Pernyataan Angket Motivasi Belajar Berdasarkan Indikator .......... 26
2.1.5 Materi Vektor .................................................................................................... 27
2.1.5.1 Pengertian Vektor .................................................................................. 27
2.1.5.2 Operasi Aljabar Pada Vektor ................................................................. 29
2.1.5.3 Hubungan Vektor Dengan Vektor Lain ................................................ 30
2.1.5.4 Proyeksi Vektor ..................................................................................... 31
2.1.5.5 Perbandingan Vektor ............................................................................. 32
2.2 Kajian Terdahulu yang Relevan ................................................................................ 33
2.3 Kerangka Berpikir/Konseptual.................................................................................. 38
2.4 Anggapan Dasar ........................................................................................................ 38
2.5 Hipotesis Penelitian................................................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel.......................................... .. 40
3.1.1 Variabel Penelitian……….................................................................. ............ 40
3.1.2 Definisi Operasional Variabel ......................................................................... 40
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................... .............. 42
3.3 Metode Penelitian...................................................................................................... 42
3.4 Populasi dan Sampel..................................................................... ............................ 43
3.4.1 Populasi Penelitian................................................................................. ......... 43
3.4.2 Sampel Penelitian.................................................................................. .......... 44
3.5 Rancangan Perlakuan..................................................................... ........................... 44
3.6 Teknik Pengumpulan data............................................................................ ............. 45
3.6.1 Tes................................................................................. .................................. 45
3.6.2 Angket................................................................................. ............................ 47
3.7 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian......................................................................... 49
3.7.1 Tes.................................................................................. ................................. 49
3.7.1.1 Uji Validitas.................................................................................. ......... 49
3.7.1.2 Reliabilitas.................................................................................. ............ 50
3.7.1.3 Daya Pembeda.................................................................................. ...... 51
3.7.1.4 Tingkat Kesukaran ................................................................................. 52
3.7.2 Angket.................................................................................. ........................... 54
3.7.2.1 Uji Validitas.................................................................................. ......... 54
3.8 Teknik Analisis Data..................................................................................... ............ 56
3.8.1 Uji Normalitas............................................................................. ...................... 56
3.8.2 Uji Homogenitas................................................................................................ 57
3.8.3 Uji ANOVA Dua Jalur ...................................................................................... 57
3.9 Kriteria Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 58

viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian (Deskripsi dan Analisis Data) ......................................................... 60
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 60
4.1.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen ......................... 62
4.1.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol ................................ 85
4.1.2 Deskripsi Data Penelitian ................................................................................ 97
4.1.2.1 Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis ........................................................................................... 97
4.1.2.2 Deskripsi Data Hasil Angket Motivasi Belajar ................................... 99
4.1.3 Analisis Data Penelitian ................................................................................ 101
4.1.3.1 Uji Prasyarat .......................................................................................... 102
4.1.3.1.1 Uji Normalitas ........................................................................ 102
4.1.3.1.2 Uji Homogenitas .................................................................... 103
4.1.3.2 Uji Hipotesis ......................................................................................... 103
4.1.3.3 Uji Scheffe ............................................................................................. 106
4.2 Pembahasan ............................................................................................................ 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 119
5.2 Saran ..................................................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 121


LAMPIRAN ................................................................................................................. 125
RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................................... 292

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Desain Faktorial 2 x 3 ...................................................................... ………..42


Tabel 3.2: Populasi Penelitian ......................................................................................... 43
Tabel 3.3: Sampel Penelitian .......................................................................................... 44
Tabel 3.4: Pedoman Penskoran Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis .............. 46
Tabel 3.5: Skor Skala Motivasi Belajar .......................................................................... 48
Tabel 3.6: Kategori Motivasi Belajar Siswa ................................................................... 49
Tabel 3.7: Hasil Validasi Soal......................................................................................... 50
Tabel 3.8: Hasil Reliabilitas Butir Soal ......................................................................... 51
Tabel 3.9: Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda .......................................................... 52
Tabel 3.10: Hasil Daya Pembeda Soal ............................................................................ 52
Tabel 3.11: Kriteria Interpretasi Tingkat Kesukaran ...................................................... 53
Tabel 3.12: Hasil Tingkat Kesukaran Soal ..................................................................... 53
Tabel 3.13: Hasil Ujicoba Instrumen Keseluruhan ........................................... ………..54
Tabel 3.14: Hasil Validasi Angket .................................................................................. 55
Tabel 4.1 : Rata-Rata Nilai Siswa Pada Setiap Pertemuan ............................................ 98
Tabel 4.2 : Deskripsi Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................... 98
Tabel 4.3 : Rata-Rata Skor Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Perindikator .................................................................................................. 99
Tabel 4.4 : Deskripsi Data Angket Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ....................................................................................................... 100
Tabel 4.5 : Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Berdasarkan Pengelompokkan Motivasi Belajar ...................................... 101
Tabel 4.6 : Hasil Hitung Uji Normalitas Data Soal Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ............................................................................................. 102
Tabel 4.7 : Hasil Hitung Uji Normalitas Angket Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol........................................................................................................102
Tabel 4.8 : Hasil Hitung Uji Homogenitas Tes ............................................................ 103
Tabel 4.9 : Hasil Hitung Uji Homogenitas Angket ...................................................... 103
Tabel 4.10 : Hasil Hitung Uji ANAVA ........................................................................ 105
Tabel 4.11 : Hasil Hitung Uji Scheffe ........................................................................... 106

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Berpikir ........................................................................ 38


Gambar 3.1 : Desain Posttest-Only Control Group Design.......................................... 44
Gambar 4.1 : Salah Satu Siswa Bernama Rian Menjawab Pertanyaan Peneliti .......... 63
Gambar 4.2 : Peneliti Menjelaskan Peraturan Penggunaan Model Pembelajaran Make
A Match ...................................................................................................... 64
Gambar 4.3 : Peneliti Membagikan Kartu Soal dan Kartu Jawaban ............................ 65
Gambar 4.4 : Siswa Bernama Pitra Bertanya Tentang Kartu Soal yang Dia Dapat
Kepada Peneliti .......................................................................................... 66
Gambar 4.5 : Para Siswa Mencari Pasangan Kartu yang Mereka Miliki ..................... 66
Gambar 4.6 : Siswa Bernama Gita Lestari dan Rini Hairunnisa Pasangan yang
Melaporkan Bahwa Sudah Berhasil Menemukan Pasangan Kartu yang
Mereka Miliki ............................................................................................ 67
Gambar 4.7 : Resti Yuliana dan Winda Dewi Utami Sedang Menjelaskan Kartu Soal
dan Kartu Jawaban yang Mereka Pegang .................................................. 69
Gambar 4.8 : Peneliti Memberikan Konfirmasi Kebenaran Kecocokan Kartu ............. 69
Gambar 4.9 : Siswa Bernama Akbar Menyimpulkan Pelajaran .................................... 73
Gambar 4.10 : Contoh Kartu Soal dan Kartu Jawaban ................................................... 74
Gambar 4.11 : Peneliti Membimbing Para Siswa yang sedang Memikirkan Kartu ....... 75
Gambar 4.12 : Contoh Hasil Lembar Pencocokkan Kartu Soal dan Kartu Jawaban yang
dilakukan siswa ..................................................................................... 76
Gambar 4.13 : Siswa Bernama Rian dan Resti Sedang Bertanya Kepada Peneliti......... 79
Gambar 4.14 : Contoh Kartu Soal dan Kartu Jawaban ................................................... 80
Gambar 4.15 : Siswa yang Sedang Memikirkan Kartu Soal/Jawaban yang Didapt ....... 81
Gambar 4.16: Siwa yang Sedang Mencari Pasangan Kartu Soal/Jawaban yang Dicocok
Dengan yang Didapatkannya ................................................................... 81
Gambar 4.17: Siswa Sedang Mengerjakan Soal Posttest dan Angket Motivasi Belajar 85
Gambar 4.18: Peneliti Sedang Menjelaskan Materi Pembelajaran ................................. 87
Gambar4.19: Siswa Bernama Siti Halimah Sedang Mengerjakan Soal yang Ada Di
Papan Tulis .............................................................................................. 87
Gambar 4.20: Peneliti Membagikan Tugas Kepada Siswa ............................................. 88
Gambar 4.21: Siswa Bernama Ari Saputra Bertanya Kepada Peneliti ........................... 90

xi
Gambar4.22: Peneliti Bersama Dengan Siswa Menyimpulkan Materi yang Telah
Dipelajari ................................................................................................. 91
Gambar 4.23: Beberapa Siswa Sedang Mengerjakan Soal yang Ada di Papan Tulis .... 93
Gambar 4.24: Hasil Jawaban Latihan Siswa ................................................................... 94
Gambar 4.25: Siswa Sedang Mengerjakan Soal Posttest dan Angket Motivasi Belajar 96
Gambar 4.26: Grafik Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar ..... 117

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Usul Judul Skripsi .................................................................................... 125


Lampiran 2. Pengesahan Proposal Skripsi .................................................................... 126
Lampiran 3. Notulen Seminar ....................................................................................... 128
Lampiran 4. Surat Keterangan Lulus Seminar .............................................................. 129

xii
Lampiran 5. Kartu Bimbingan Validasi ........................................................................ 130
Lampiran 6. Kartu Bimbingan Skripsi .......................................................................... 132
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................ 141
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian ................................................................................. 142
Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian ..................................................................... 144
Lampiran 10.Hasil Uji Coba Instrumen . ...................................................................... 146
Lampiran 11. Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda ............ 149
Lampiran 12.Silabus ..................................................................................................... 156
Lampiran 15. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan 1 ...................................................... 158
Lampiran 16. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan 2 ...................................................... 170
Lampiran 17. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan 3 ...................................................... 182
Lampiran 18. RPP Kelas Kontrol Pertemuan 1 ............................................................ 193
Lampiran 19. RPP Kelas Kontrol Pertemuan 2 ............................................................ 204
Lampiran 20. RPP Kelas Kontrol Pertemuan 3 ............................................................ 214
Lampiran 21. Lembar Kartu Jawaban dan Kartu Soal 1 ............................................... 223
Lampiran 22. Lembar Kartu Jawaban dan Kartu Soal 2 ............................................... 227
Lampiran 23. Lembar Kartu Jawaban dan Kartu Soal 3 ............................................... 232
Lampiran 24. Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis ........ 236
Lampiran 25. Soal Posttest ........................................................................................... 241
Lampiran 26.Kunci Jawaban Soal Posttest ................................................................... 242
Lampiran 27. Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar ........................................ 244
Lampiran 27. Angket Motivasi Belajar ......................................................................... 247
Lampiran 27. Lembar Pencocokkan Kartu Soal dan Kartu Jawaban............................ 249
Lampiran 28. Hasil Jawaban Latihan Siswa Pertemuan 1 ........................................... 251
Lampiran 30. Hasil Jawaban Latihan Siswa Pertemuan 2 ............................................ 253
Lampiran 31. Hasil Jawaban Latihan Siswa Pertemuan 3 ............................................ 254
Lampiran 32. Hasil Lembar Jawaban Soal Posttest Siswa ........................................... 256
Lampiran 33. Hasil Lembar Jawaban Angket Motivasi .............................................. 260
Lampiran 34. Daftar Hadir Siswa Kelas Eksperimen .................................................. 268
Lampiran 35. Daftar Hadir Siswa Kelas Kontrol ......................................................... 269
Lampiran 36. Hasil Nilai Latihan Perpertemuan Kelas Eksperimen ........................... 270
Lampiran 37. Hasil Nilai Latihan Perpertemuan Kelas Kontol ................................... 271

xiii
Lampiran 38. Hasil Nilai Posttest Kelas Eksperimen .................................................. 272
Lampiran 39. Hasil Nilai Posttest Kelas Kontrol ........................................................ 273
Lampiran 40. Hasil Posttest Perindikator Kelas Eksperimen ..................................... 274
Lampiran 41. Hasil Posttest Perindikator Kelas Kontrol ............................................ 276
Lampiran 42. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen............. 278
Lampiran 43. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol ................... 280
Lampiran 44. Hasil Uji Deskriftif Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. 282
Lampiran 45. Hasil Uji Deskriftif Angket Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....... 283
Lampiran 46. Hasil Uji Normalitas Tes Kelas Eksperimen ......................................... 284
Lampiran 47. Hasil Uji Normalitas Tes Kelas Kontrol ............................................... 285
Lampiran 48. Hasil Uji Normalitas Angket Kelas Eksperimen ................................... 286
Lampiran 49. Hasil Uji Normalitas Angket Kelas Kontrol.......................................... 287
Lampiran 46. Hasil Uji Homogenitas Tes .................................................................. 288
Lampiran 47. Hasil Uji Homogenitas Angket ............................................................. 289
Lampiran 48. Hasil Uji ANAVA Dua Jalur ................................................................. 290
Lampiran 49. Hasil Uji Scheffe .................................................................................... 291

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP


KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
BERDASARKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1
TEMPILANG

WAHYU SAPUTRA
2014121011

xiv
Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model make a match
terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis berdasarkan motivasi belajar
siswa. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuasi eksperimen (quasi experiment) dengan desain faktorial (factorial
design) 2 x 3. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1
Tempilang. Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah peneliti menggunakan teknik cluster random sampling sehingga terpilih
sampel penelitiannya adalah siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 SMA Negeri 1
Tempilang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes untuk data
kemampuan pemahaman konsep matematis dan angket untuk data motivasi belajar
siswa. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji Analisis Varians dua jalan.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) Terdapat pengaruh model pembelajaran make a
match terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas X SMA Negeri
1 Tempilang (2) Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis
berdasarkan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa kelas X SMA Negeri 1
Tempilang (3) Terdapat interaksi antara model pembelajaran (make a match dan
konvensional) dan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa terhadap kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa di SMA Negeri 1 Tempilang.

Kata kunci: Kemampuan pemahaman konsep matematis; Model pembelajaran make a


match ; Motivasi belajar.

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah banyak

merubah aspek kehidupan manusia. Salah satu yang mendasari hal tersebut adalah

pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

didik agar bisa menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan

dengan demikian akan mengalami perubahan dalam dirinya serta berfungsi dalam

kehidupan masyarakat.1 Melalui pendidikan seseorang akan mendapatkan

penanaman pengetahuan dan keterampilan sebagai bagian dari satu generasi ke

generasi berikutnya.2

Salah satu upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan di sekolah adalah

dengan melalui perbaikan proses belajar mengajar, karena proses belajar mengajar

di sekolah saat ini telah berkembang sesuai pesatnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.3 Dalam proses belajar mengajar tentunya ada suatu

kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan

siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung.4 Guru sebagai personil yang

menduduki posisi strategis dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia,

1
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h. 3.
2
Lalu Saparwadi, Pengaruh Cooperative learning Tipe Make A Match Terhadap Motivasi dan
Hasil Belajar Matematika Siswa, dalam Beta Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 8 No 1 Mei
2015, h. 60.
3
Ibid., h. 60
4
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : PRENADAMEDIA
GROUP, 2013), h.1.

1
2

dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep – konsep baru dalam dunia

pendidikan karena guru yang memegang kendali suatu proses pembelajaran.5

Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan penting dalam

kehidupan, maka perlu menguasai ilmu matematika dengan baik agar dapat

menunjang kehidupan. Salah satu upaya untuk menguasai ilmu matematika yaitu

melalui proses pembelajaran matematika di sekolah.6 Pembelajaran matematika

adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreatifitas berpikir siswa serta meningkatkan kemampuan

mengkonstruksi pengetahuan baru untuk meningkatkan penguasaan yang baik

terhadap materi matematika.7 Pengertian yang benar tentang konsep dan prinsip

matematika sangat diperlukan siswa untuk membangun pemahaman siswa dalam

memecahkan berbagai masalah, tetapi kenyataan masih adanya anggapan bahwa

matematika sebagai salah satu pelajaran yang menakutkan, sulit dipahami dan

kurang menarik bagi siswa. Dari anggapan tersebut dapat mempengaruhi mental

siswa yang menimbulkan sifat negatif pada siswa sehingga kurangnya motivasi

belajar siswa untuk mengikuti pelajaran matematika.8

Motivasi belajar adalah suatu daya, dorongan atau ketekunan, baik yang

datang dari diri sendiri maupun dari luar yang mendorong peserta didik untuk

belajar. 9 Pentingnya motivasi belajar bagi peserta didik antara lain adalah sebagai

berikut : (1) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil belajar.

5
Vita Istihapsari, Meningkatkan Pemahaman Konsep Materi Matematika SMP Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mahasiswa Prodi Pendidikaan Matematika
UAD, dalam Jurnal AdMathEdu, Vol. 7 No. 1 Juni 2017, h. 83.
6
Larasati Tiara Medyasari, Muhtarom, & Sugiyanti, Efektivitas Model Pembelajaran Group
Investigation Berbantuan Kartu Soal Terhadap Prestasi Belajar ditinjau Dari Motivasi Belajar
Pada Materi Turunan Fungsi Aljabar, dalam Jurnal Aksioma, Vol. 8 No. 1 Juli 2017 h. 65.
7
Ahmad Susanto, Teori, h.186 - 187.
8
Lalu Saparwadi, Pengaruh, h. 61.
9
Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, (
Bandung : PT Refika Aditama, 2015), h. 93.
3

(2) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan

sebaya. (3) mengarahkan kegiatan belajar. (4) membesarkan semangat belajar. (5)

menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.10

Motivasi belajar juga dapat mempengaruhi proses – proses kognitif, peserta didik

yang termotivasi sering berusaha secara bersama – sama untuk benar – benar

memahami materi dikelas dan mempertimbangkan cara untuk menggunakan

materi tesebut dalam kegiatan sehari – hari.11 Dalam memahami pelajaran

matematika, seseorang harus memiliki motivasi belajar, karena seseorang yang

memiliki motivasi belajar akan mendorong mereka memahami dan menerapkan

apa yang telah dipelajari, serta menjaga keinginan mereka untuk terus membaca

dan belajar tentang berbagai hal, apabila seseorang tidak memiliki motivasi

belajar, maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti

proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas – tugas individu dari guru.12

Kemampuan pemahaman konsep matematis adalah suatu kemampuan yang

menjadi dasar bagi siswa dalam mengerjakan matematika. Pemahaman konsep

memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran matematika, sehingga

pemahaman konsep merupakan suatu kemampuan yang perlu diperhatikan.

Namun kenyataannya, kemampuan pemahaman konsep yang dimilki siswa saat

ini masih belum menunjukkan adanya kemampuan pemahaman konsep yang baik.

Rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap matematika terlihat

dari cara siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Siswa kesulitan

menyelesaikan soal – soal yang berbeda dari contoh-contoh yang diberikan guru.

10
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), h. 85.
11
Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : PEDAGOGIA, 2012), h. 161.
12
Ibid., h. 176.
4

Siswa hanya berfokus pada contoh-contoh yang telah diberikan guru. Siswa masih

belum dapat mengungkapkan kembali dengan lengkap konsep yang telah

dipelajari, dikarenakan siswa tidak paham menggunakan konsep yang mana untuk

pemecahan masalah tersebut. Pembelajaran di sekolah saat ini masih di dominasi

oleh guru sebagai pemberi informasi utama. Siswa tidak banyak terlibat dalam

mengkonstruksi pengetahuannya, hanya menerima saja informasi yang

disampaikan searah dari guru.13

Agar mudah memahami konsep matematika pembelajaran harus dimulai

dari yang sederhana ke kompleks dan dari yang konkret ke abstrak. Dengan

demikian, pemilihan model pembelajaran harus tepat. Model pembelajaran yang

sesuai adalah pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan minat belajar siswa,

siswa aktif dalam pembelajaran, dan pembelajaran dituntut untuk melakukan

diskusi antar siswa.14 Salah satu model pembelajarannya adalah model

pembelajaran make a match, yang dapat meningkatkan pemahaman siswa

terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.15

Model pembelajaran make a match merupakan model pembelajaran yang

digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa

serta dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan

kemampuan siswa dari materi tersebut.16 Karakteristik model pembelajaran make

13
Annajmi, Penigkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP Melalui Metode
Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Geogebra, dalam Jurnal MES (Journal of
Mathematics Education and Science), Vol. 2 No. 1 Oktober 2016, h. 2
14
Dwi Maisari, Gimin Suyadi & Rini Asnawati, Pengaruh Model Kooperatif Tipe Make A Match
Terhadap Pemahaman Konsep Matematis,dalam Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2, No. 1
Februari 2013, h. 2.
15
Miftahul Huda, Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2013), h. 253.
16
Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian, h. 75.
5

a match adalah memiliki hubungan yang erat dengan karakteristik siswa yang

gemar bermain. Pelaksanaan model make a match harus didukung dengan

keaktifan siswa untuk bergerak mencari pasangan dengan kartu yang sesuai

dengan jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut. Siswa yang

pembelajarannya dengan model make a match aktif dalam mengikuti

pembelajaran sehingga dapat mempunyai pengalaman belajar yang bermakna.17

Pelaksanaan model pembelajaran make a match dapat dilakukan dengan

cara, guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan dan kartu yang berisi

jawabannya. Setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan

berusaha menjawabnya. Setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan

persoalannya siswa yang benar mendapat nilai, kartu dikumpulkan lagi dan

dikocok, untuk babak berikutnya. Dilanjutkan pembelajaran seperti babak

pertama, penyimpulan dan evaluasi, serta refleksi.18

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Dwi Maisari, dkk dengan judul

penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa di SMPN 5 Bandar

Lampung”. Model pembelajaran make a match sangat berpengaruh terhadap

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di SMPN 5 Bandar Lampung

jika dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah.19

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas

X di SMA Negeri 1 Tempilang, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas X

17
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta : AR-
RUZZ MEDIA, 2014), h. 98.
18
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif”, (Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka, 2009), h.
72-73.
19
Dwi Maisari, Gimin Suyadi & Rini Asnawati, Pengaruh Model Kooperatif Tipe Make A Match
Terhadap Pemahaman Konsep Matematis,dalam Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2, No. 1
Februari 2013, h. 5.
6

masih rendah. Hal itu dapat dilihat dari rendahnya hasil Ulangan Tengah Semester

(UTS) genap siswa tahun pelajaran 2017-2018 dengan nilai rata-rata 64. Nilai

tersebut masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu siswa harus

mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 75. Adapun faktor yang diduga

menjadi penyebabnya adalah model pembelajaran yang diterapkan oleh guru di

kelas sebelumnya kurang efektif bagi siswa karena guru masih menggunakan

model pembelajaran konvensional, dimana guru menjadi pusat perhatian dalam

pembelajaran di kelas, guru menjelaskan materi di depan kelas, memberi contoh

soal dan dibahas secara bersama-sama di depan kelas, sehingga proses

pembelajaran membuat siswa menjadi bosan serta motivasi belajar siswa juga

berkurang untuk mengajukan pertanyaan, memberikan pendapat dan

menyelesaikan permasalahan materi. Peneliti juga mendapatkan informasi bahwa

di SMA Negeri 1 Tempilang kemampuan pemahaman konsep siswa belum pernah

dinilai, sehingga nilai kemampuan pemahaman konsepnya belum diketahui baik

atau tidaknya. Guru hanya menilai dari hasil belajar yang diperoleh siswa.

Dengan mengunakan model pembelajaran make a match, siswa bisa belajar

sambil bermain mencari pasangan melalui kartu soal dan kartu jawaban mengenai

suatu konsep atau topik materi dalam suasana yang menyenangkan. Dengan

adanya pembelajaran yang menyenangkan motivasi siswa dalam belajar akan

semakin bertambah sehingga siswa akan bersemangat mempelajari materi dengan

baik dan tekun agar dapat menambahkan pemahaman konsep dari materi yang

diberikan oleh guru.

Dari pemaparan dan kajian penelitian relevan yang diuraikan di atas maka

peneliti akan melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran make a


7

match siswa di SMAN 1 Tempilang agar kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa dapat berkembang dengan baik berdasarkan motivasi belajar

siswa. Maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Make A Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa Berdasarkan Motivasi Belajar Siswa Di Sma Negeri 1

Tempilang”.

1.2 Masalah Penelitian

1.2.1 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas , dapat ditunjuk identifikasi masalahnya yaitu :

1) Model pembelajaran make a match belum pernah dilakukan oleh guru

mata pelajaran matematika di SMA Negeri 1 Tempilang, guru masih

menggunakan model pembelajaran konvensional.

2) Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam memberikan alasan - alasan,

mengajukan pertanyaan dan menyelesaikan permasalahan matematika

masih kurang.

3) Kemampuan pemahaman konsep siswa SMA Negeri 1 Tempilang, belum

pernah dinilai oleh guru mata pelajaran matematika, guru hanya menilai

hasil belajar siswa sehingga pada saat ini kemampuan pemahaman

konsep siswa belum diketahui baik atau tidaknya.

1.2.2 Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas tidak meluas dan menyimpang dari

sasaran yang sebenarnya, maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut:

1) Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini dilihat dari perbandingan

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diajarkan dengan


8

model pembelajaran make a match di kelas eksperimen dengan

pembelajaran konvensional di kelas kontrol.

2) Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model

pembelajaran make a match, dimana siswa diminta mencari pasangan

kartu yang merupakan jawaban atau pertanyaan materi dalam

pembelajaran.

3) Kemampuan pada penelitian ini adalah Kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa yang akan dinilai dari indikator menggunakan tes.

4) Motivasi Belajar siswa pada penelitian ini akan diklasifikasikan menjadi

tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah.

5) Subjek dalam penelitian ini adalah siswa – siswi kelas X semester genap

tahun pelajaran 2017/2018 di SMA Negeri 1 Tempilang.

6) Materi pokok yang akan diajarkan dalam penelitian ini adalah materi

vektor.

1.2.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

dalam penelitan ini adalah:

1) Adakah pengaruh model pembelajaran make a match terhadap

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di SMA Negeri 1

Tempilang ?

2) Adakah perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

berdasarkan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa di SMA

Negeri 1 Tempilang ?
9

3) Adakah interaksi model pembelajaran (make a match dan konvensional)

dan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa terhadap kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa di SMA Negeri 1 Tempilang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitan ini untuk :

1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran make a match terhadap

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di SMA Negeri 1

Tempilang.

2) Mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

berdasarkan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa di SMA

Negeri 1 Tempilang.

3) Mengetahui interaksi antara model pembelajaran (make a match dan

konvensional) dan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa

terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di SMA

Negeri 1 Tempilang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini :

1) Bagi sekolah, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa lebih

baik lagi serta memfasilitasi guru – guru untuk lebih kreatif dalam

menggunakan berbagai sumber belajar, khususnya dalam mata pelajaran

matematika.
10

2) Bagi guru, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam menetapkan variasi pembelajaran yang digunakan dalam upaya

mengaktifkan siswa dalam belajar dan meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah salah satu komponen penentu bagi bermutu tidaknya

lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Pembelajaran yang baik

cenderung menghasilkan lulusan yang dengan hasil belajar yang baik pula, begitu

pula sebaliknya.20 Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.21 Pembelajaran ialah

membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh

pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau

murid.22

Berdasarkan ketiga pendapat ahli diatas dapat dikatakan bahwa

pembelajaran merupakan suatu proses kombinasi komunikasi dua arah antara

pihak guru yang mengajar sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau

murid dan bertindak sebagai penentu bagi bermutu tidaknya lulusan yang

dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan.

Matematika merupakan ide – ide abstrak yang mengisi simbol – simbol,

maka konsep – konsep matematika harus dipahami lebih dulu sebelum

memanipulasi simbol – simbol tersebut. Bidang studi matematika merupakan

20
Hartono dkk., PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan), (
Pekanbaru : Zanafa Publishing, 2012), h. 18.
21
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h. 57.
22
Syaiful sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta, 2009), h. 61.

11
12

salah satu komponen pendidikan dasar dalam bidang – bidang pengajaran. Bidang

studi matematika ini diperlukan untuk proses perhitungan dan proses berpikir

yang sangat dibutuhkan orang dalam menyelesaikan berbagai masalah.23

Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang

dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

mengkonstruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa

yang baik terhadap materi matematika.24

2.1.2 Model Pembelajaran Make A Match

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk

merancang strategi pengajaran.25 Model pembelajaran adalah suatu perencanaan

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat–perangkat

pembelajaran.26 Model pembelajaran adalah suatu pola interaksi antara siswa dan

guru di dalam kelas yang terdiri dari strategi, pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di

kelas.27

Berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan sebagai

23
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : Kencana, 2016),
h. 185.
24
Ibid., h. 186.
25
Dini Rosdiani, Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,
(Bandung : Alfabeta, 2013), h. 5.
26
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta : Kencana, 2013), h. 22.
27
Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian, h. 37.
13

pedoman untuk melaksanakan pembelajaran di dalam kelas yang terdiri dari

strategi, metode, dan teknik pembelajaran agar dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi peserta didik.

2.1.2.2 Pengertian Model Pembelajaran Make A Match

Model pembelajaran make a match merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang siswanya berdiskusi memikirkan jawaban atau soal

dari kartu yang mereka pegang kemudian mencari dan mencocokan pasangan

kartu tersebut.28 Model pembelajaran make a match merupakan model

pembelajaran yang dikembangkan Loma Curran, model pembelajaran ini

memiliki ciri utama yaitu siswa diminta mencari pasangan kartu yang merupakan

jawaban atau pertanyaan materi tertentu dalam pembelajaran dan memiliki

karakteristik yang erat dengan karakteristik siswa yang gemar bermain.29 Model

pembelajaran make a match juga merupakan model pembelajaran yang digunakan

untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat

digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa

dari materi tersebut.30

Berdasarkan beberapa definisi mengenai model pembelajaran make a match

di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran make a

match adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh

Lorna Curran, yang memiliki karakteristik siswa yang gemar bermain dan

siswanya berdiskusi memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang mereka

28
Dwi Maisari, Gimin Suyadi & Rini Asnawati, Pengaruh Model Kooperatif Tipe Make A Match
Terhadap Pemahaman Konsep Matematis,dalam Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2, No. 1
Februari 2013, h. 1.
29
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta : AR-
RUZZ MEDIA, 2014), h. 98.
30
Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian, h. 75.
14

pegang kemudian mencari dan mencocokan pasangan kartu tersebut sehingga

dapat memberikan konsep pemahaman materi agar bisa mengetahui sejauh mana

pengetahuan siswa dari materi tersebut.

2.1.2.3 Ciri – Ciri Model Pembelajaran Make A Match

Model pembelajaran make a match memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu

sebagai berikut :31

1) Mengajak siswa bermain sambil belajar

2) Membuat siswa lebih aktif, kreatif, dan inovatif

3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan

teman-temannya

4) Meningkatkan motivasi belajar siswa

5) Mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

2.1.2.4 Langkah – Langkah Model Pembelajaran Make A Match

Adapun langkah-langkah model pembelajaran make a match adalah sebagai

berikut :

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik

yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya

kartu jawaban.

2) Setiap siswa mendapat satu kartu.

3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya (soal jawaban).

31
Marlina, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match Pada Pembelajaran
Tokoh Sejarah Pada Masa Kerajaan Hindu-Buddha dan Islam Di Indonesia, Dalam skripsi :
Universitas Pasundan, h.17.
15

5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin.

6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

7) Kesimpulan/penutup.32

Sedangkan menurut pendapat lain langkah-langkah model pembelajaran

make a match adalah sebagai berikut :

1) Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa untuk

mempelajari materi dirumah.

2) Siswa dibagi ke dalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok

B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan.

3) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu

jawaban kepada kelompok B.

4) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus

mencari/mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain.

Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang ia

berikan kepada meraka.

5) Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya

di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-

masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru

mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan.

32
Ibid., h. 75.
16

6) Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah

habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul

tersendiri.

7) Guru memanggil beberapa pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan

siswa yang tidak mendapatkan pasangan memperhatikan dan memberi

tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

8) Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan

pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.

9) Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh

pasangan melakukan presentasi.33

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa langkah-langkah model pembelajaran make a match adalah sebagai

berikut:

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik

yang cocok untuk sesi review, yaitu bagian kartu soal dan bagian lainnya

kartu jawaban.

2) Siswa dibagi ke dalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok

B.

3) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu

jawaban kepada kelompok B.

4) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

5) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus

mencari/mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain.

33
Miftahul Huda, Model, h. 252-253.
17

Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang ia berikan

kepada meraka.

6) Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di

kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing,

guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka

pada kertas yang sudah dipersiapkan.

7) Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah

habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul

tersendiri.

8) Guru memanggil beberapa pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan

siswa yang tidak mendapatkan pasangan memperhatikan dan memberi

tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

9) Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan

pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.

2.1.2.5 Kelebihan Model Pembelajaran Make A Match

Adapun kelebihan model pembelajaran make a match sebagai berikut :34

1) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun

fisik.

2) Karena ada unsur permainan, model ini menyenangkan.

3) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi dipelajari dan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

4) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi.

5) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu belajar.

34
Miftahul Huda, Model, h. 253-254.
18

Kelebihan model pembelajaran make a match menurut pendapat lain adalah

sebagai berikut :35

1) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran.

2) Kerja sama antar-sesama siswa terwujud dengan dinamis.

3) Munculnya dinamika gotong-royong yang merata di seluruh siswa.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa kelebihan model pembelajaran make a match adalah sebagai berikut:

1) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif

maupun fisik.

2) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran.

3) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi dipelajari dan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

4) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil

presentasi.

5) Kerja sama antar-sesama siswa terwujud dengan dinamis.

2.1.3 Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

2.1.3.1 Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan yang dimiliki

seseorang untuk berusaha dengan diri sendiri.36 Pemahaman diartikan dengan

proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.37 Pemahaman adalah suatu

proses yang terdiri dari kemampuan menerangkan dan menginterpretasikan

35
Aris Shoimin, 68 Model, h. 99.
36
DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,
2012), h. 869.
37
Ahmad Susanto, Teori, h. 208.
19

sesuatu, mampu memberikan gambaran, contoh dan penjelasan. Sedangkan

konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran,

gagasan, atau suatu pengertian.38

Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam

memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes,

akurat, efisien, dan tepat.39 Kemampuan pemahaman matematis adalah

kemampuan menyerap dan memahami ide-ide matematika.40 Sedangkan

kemampuan pemahaman konsep matematis merupakan kemampuan seseorang

untuk memahami suatu materi atau objek dalam suatu pembelajaran matematika.41

Berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa merupakan kesanggupan

seseorang siswa menerangkan dan memahami ide-ide dalam suatu pembelajaran

matematika serta mampu memberikan gambaran, contoh dan penjelasan sehingga

mampu melakukan prosedur secara efisien dan tepat.

2.1.3.2 Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Adapun indikator yang menunjukkan Indikator kemampuan pemahaman

konsep matematis antara lain : (1) menyatakan ulang sebuah konsep, (2)

mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu(sesuai dengan

konsepnya), (3) memberi contoh dan non-contoh dari konsep, (4) menyajikan

konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, (5) mengembangkan syarat

38
Siti Mawaddah & Ratih Maryanti, Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP
Dalam Pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing (Discovery Learning),dalam
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4, No. 1, April 2016, h. 77.
39
Noor Fajriah & Desnalia Sari, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Pada Materi SPLDV Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Thin-Phair-Share di
Kelas VIII SMP, dalam EDU-MAT Jurnal Pend. Mtk, Vol. 4, No. 1, April 2016, h.69.
40
Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian, h. 81.
41
Dwi Maisari, Gimin Suyadi & Rini Asnawati, Pengaruh, h. 2.
20

perlu atau syarat cukup suatu konsep, (6) menggunakan, memanfaatkan, dan

memilih prosedur atau operasi tertentu, dan (7) mengaplikasikan konsep atau

algoritma pemecahan masalah.42

Sedangkan menurut Kilpatrick et al (dalam lestari) indikator kemampuan

pemahaman konsep antara lain:

1) Menyatakan ulang konsep yang dipelajari.

2) Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan konsep matematika.

3) Menerapkan konsep secara algoritma.

4) Memberikan contoh atau kontra contoh dari konsep yang dipelajari.

5) Menyanyikan konsep dalam berbagai representasi.

6) Mengaitkan berbagai konsep matematika secara internal atau eksternal.43

Adapun indikator pemahaman konsep menurut Depdiknas (dalam

Kesumawati), yaitu:44

(1) Menyatakan ulang sebuah konsep.

(2) Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai

dengan konsepnya).

(3) Memberikan contoh dan non-contoh dari konsep.

(4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

(5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.

(6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi

tertentu.

(7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

42
Noor Fajriah & Desnalia Sari, Meningkatkan, h. 69.
43
Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian, h. 81.
44
Nila Kesumawati, Pemahaman Konsep Matematika dalam Pembelajaran
Matematika,Proseding, (Palembang : Universitas PGRI Palembang, 2008), h.234.
21

Berdasarkan beberapa indikator pemahaman konsep menurut para ahli di

atas, peneliti dapat menyimpulkan indikator dari kemampuan pemahaman konsep

dalam penelitian ini, yaitu : menyatakan ulang sebuah konsep, mengklasifikasi

objek-objek menurut sifat-sifat tertentu(sesuai dengan konsepnya), memberi

contoh dan non-contoh dari konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk

representasi matematis, mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu

konsep, menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi

tertentu, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

2.1.3.3 Contoh Soal Indikator Pemahaman Konsep

Indikator
Soal Kunci Jawaban
Pemahaman Konsep

6. Menggunakan, 1. Diketahui vektor  2


memanfaatkan, dan   
 2 Diketahui : vektor a   1  dan
memilih prosedur     3
a  1 dan  
atau operasi tertentu.  3
   3
  
 3 vektor b   2 
    2
b   2 . Tentukan  
 2
 
𝑎 - ⃗⃗⃗𝑏 ?
Ditanya : ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ - ⃗⃗⃗
𝑎 𝑏…
Jawab :

 2  3  2  3
     
𝑎 - ⃗⃗⃗𝑏 =  1    2  =
⃗⃗⃗  1  2 =
 3  2  3  2
     
  1
 
  1
1
 
22

4. Menyajikan 2. Seorang anak berlari Diketahui : anak berlari sejauh 40


konsep dalam sejauh 40 meter meter kearah utara, kemudian
berbagai bentuk berbelok ke arah timur sejauh 40
kearah utara,
representasi meter, dan ke selatan sejauh 10
kemudian berbelok meter
matematis
ke arah timur sejauh
40 meter, dan ke 40 m
selatan sejauh 10 40 m
meter. Berapakah
10 m p
besar perpindahan 40 m 30 m
yang dilakukan anak p
tersebut…

Dari gambar diatas, pada sumbu


tegak terdapat dua vektor (utara dan
selatan) yang berlawanan arah. Jadi
selisih keduanya adalah : utara –
selatan = 40 m – 10 m = 30 m. Untuk
mencari perpindahan menggunakan
rumus phytagoras :
p = √402 + 302 = √1600 + 900 =
7. Mengaplikasikan √2500 = 50.
konsep atau perpindahan yang dilakukan anak
algoritma pemecahan tersebut adalah 50 meter.
masalah.

3.Memberikan 3. Dari beberapa Bentuk vektor di 𝑅 3 :


bentuk vektor
contoh dan non- berikut, manakah b) ⃗b⃗ = (3,2,4) , karena
yang termasuk komponen pada vektor ⃗b⃗
contoh dari konsep.
bentuk vektor di 𝑅 3 terdapat tiga komponen yaitu x
? berikan alasan = 3, y = 2, dan z = 4.
anda!
a. a⃗⃗ = (1,2)
b. ⃗b⃗ = (3,2,4)
23

5. Mengembangkan 4. Diketahui vektor ⃗⃗a = Diketahui vektor :


𝑖⃗ − 𝑥𝑗⃗ + 3k ⃗⃗ , ⃗⃗b⃗ =
syarat perlu atau a⃗⃗ = 𝑖⃗ − 𝑥𝑗⃗ + 3k ⃗⃗ = (1, −x, 3)
2𝑖⃗ + 𝑗⃗ − ⃗⃗⃗⃗
k , dan c⃗ =
⃗⃗b⃗ = 2𝑖⃗ + 𝑗⃗ − ⃗⃗k = (2,1, −1)
𝑖⃗ + 3𝑗⃗ + 2k ⃗⃗⃗ . jika a⃗⃗
syarat cukup suatu ⃗⃗ = (1,3,2)
c⃗ = 𝑖⃗ + 3𝑗⃗ + 2k
tegak lurus ⃗⃗b⃗ , maka
Karena a⃗⃗ tegak lurus b ⃗⃗⃗ , maka
konsep. 3a⃗⃗ ( ⃗⃗⃗
𝑏 − c⃗ ) adalah…
a⃗⃗ . ⃗⃗b⃗ = 0,
sehingga diperoleh :
(1, −x, 3). (2,1, −1) = 0
=> 2 − 𝑥 − 3 = 0 => 𝑥 = −1

Jadi, dapat :
2.Mengklasifikasikan
3a⃗⃗ ( ⃗⃗⃗𝑏 – c⃗ ) = 3a⃗⃗ . 𝑏 ⃗⃗⃗ − 3a⃗⃗ . c⃗
objek-objek menurut
= 3(a⃗⃗ . ⃗⃗⃗
𝑏 ) − 3(a⃗⃗ . c⃗ )
sifat-sifat tertentu
= 3((1,1,3). (2,1, −1)) −
(sesuai dengan
3((1,1,3). (1,3,2))
konsepnya).
= 3(1 + 1 − 3) − 3(1 +
3 + 6)
= 3(0) − 3(10) = −30

1. Menyatakan ulang 5. Vektor memiliki dua Vektor di R2 adalah vektor yang


macam, yaitu vektor terletak di satu bidang atau vektor
sebuah konsep di R2, dan vektor di yang mempunyai dua komponen
R3 . Jelaskan yaitu x dan y.
pengertian vektor di
R2?

2.1.4 Motivasi Belajar Siswa

2.1.4.1 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah kekuatan yang berasal dari dalam diri maupun dari luar

yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah

direncanakan sebelumnya.45 Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang


45
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), h. 1.
24

diperlukan.46 Sedangkan motivasi belajar adalah suatu daya, dorongan atau

kekuatan, baik yang datang dari diri sendiri maupun dari luar yang mendorong

peserta didik untuk belajar.47 Motivasi belajar adalah proses yang memberi

semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi

adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. 48 Motivasi belajar

juga diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang

sedang belajar untuk memberi perubahan tingkah laku.49

Berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa motivasi belajar merupakan dorongan atau kekuatan yang berasal dari

dalam diri seseorang maupun dari luar agar memiliki keterampilan dan

pengetahuan yang bertahan lama dan bisa memberi perubahan tingkah laku

seseorang.

2.1.4.2 Sifat – Sifat Motivasi Belajar

Motivasi belajar memiliki dua sifat, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Motivasi instrik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar

yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi intrinsik

terjadi jika sumber stimulasi berasal dari dalam diri individu, sedangkan motivasi

ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi

belajar, seperti : angka, ijazah, hadiah, tingkatan, dan persaingan. Motivasi

46
Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Dian Rakyat, 2009), h.6.
47
Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian, h. 93.
48
Sumartono & Normalina, Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble Di SMP, dalam EDU-
MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3, No. 1, April 2015, h. 86.
49
Hamzah B. Uno, Teori, h. 23.
25

ekstrinsik terjadi jika individu melakukan sesuatu karena alasan-alasan eksternal

seperti ingin menyenangkan orang lain.50

2.1.4.3 Peranan Motivasi Belajar

Motivasi dalam belajar memiliki beberapa peranan penting, antara lain

untuk : 51

1) Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar

2) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai

3) Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar

4) Menentukan ketekunan belajar.

2.1.4.4 Indikator Motivasi Belajar

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :52

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

4) Adanya penghargaan dalam belajar.

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Adapun indikator motivasi belajar menurut pendapat lain, yaitu :53

1) Adanya dorongan dan kebutuhan belajar.

50
Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Pedagogia, 2012), h. 175.
51
Hamzah B. Uno, Teori, h. 27.
52
Ibid., h. 23.
53
Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian, h. 93.
26

2) Menunjukkan perhatian dan minat terhadap tugas-tugas yang diberikan.

3) Tekun menghadapi tugas.

4) Ulet menghadapi kesulitan.

5) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

Berdasarkan beberapa indikator motivasi belajar para ahli di atas, dalam

penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan indikator motivasi belajar, yaitu : (1)

adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam

belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (4) adanya penghargaan

dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6) adanya

lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat

belajar dengan baik.

2.1.4.5 Contoh Pernyataan Angket Motivasi Belajar Berdasarkan Indikator


Indikator Motivasi Belajar Pernyataan

(1) adanya hasrat dan Saya rajin belajar karena ingin mendapatkan
keinginan berhasil hasil belajar yang memuaskan.

Saya mempelajari lagi materi matematika yang


telah dijelaskan guru di sekolah agar saya lebih
memahami materi tersebut.

(2) adanya dorongan dan Saya belajar matematika atas keinginan sendiri.
kebutuhan dalam belajar
Saya mencatat semua contoh penyelesaian soal,
bagan, gambar, tabel, dan ilustrasi lainnya yang
dibuat guru matematika di papan tulis.

(3) adanya harapan dan cita- Saya yakin matematika sangat bermanfaat untuk
cita masa depan masa depan saya.

Saya yakin bisa mendapat nilai yang tinggi


dalam mata pelajaran matematika jika saya rajin
belajar.

(4) adanya penghargaan Saya senang jika guru memberikan kesempatan


27

dalam belajar pada saya untuk menjelaskan materi yang sudah


saya pahami kepada teman-teman yang lain
didepan kelas.

Saya senang jika guru mengumumkan siswa


yang mendapat nilai tertinggi dalam ulangan
harian.

(5) adanya kegiatan yang Saya lebih memahami materi matematika saat
menarik dalam belajar guru memberi contoh nyata dalam kehidupan
sehari-hari.

Saya merasa bosan dalam belajar matematika


karena guru memberikan latihan soal yang
banyak.

(6) adanyalingkungan Teman belajar dalam kelompok membantu saya


memahami materi matematika yang sulit.
belajar yang kondusif,
Saya asyik mengobrol dengan teman sebelah
sehingga memungkinkan pada saat diskusi kelompok berlangsung.

seseorang siswa dapat belajar

dengan baik.

(Modifikasi Antika, 2015)

2.1.5 Materi Vektor

2.1.5.1 Pengertian Vektor

⃗⃗⃗⃗⃗
Vektor merupakan besaran yang mempunyai panjang dan arah. Vektor 𝑃𝑄

memiliki titik pangkal P dan titik ujung Q. Sedangkan panjang vektor ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄

⃗⃗⃗⃗⃗ |. Vektor dapat ditulis dengan huruf kecil misalkan 𝑎


dilambangkan dengan |𝑃𝑄 ⃗⃗⃗ ,

⃗⃗⃗ , 𝑐⃗⃗ . Misalkan pada gambar dibawah ini :


𝑏
28

P ⃗⃗⃗
𝑎 Q

⃗⃗⃗⃗⃗ , dapat ditulis 𝑎


Maka vektor 𝑃𝑄 ⃗⃗⃗ . Pada diagram cartesius jika dimisalkan titik A

(𝑎1 , 𝑎2 ) dan B (𝑏1 , 𝑏2 )

𝒃𝟐 B (𝑏1 , 𝑏2 )

A (𝑎1 , 𝑎2 ) c 𝒂𝟐

a b

𝒂𝟏 𝑶 𝒃𝟏 x

Vektor di R2 adalah vektor yang terletak di satu bidang atau Vektor yang hanya

mempunyai dua komponen yaitu x dan y.

a1
a⃗⃗ = (a1 , a2 ) = (a ) = a1 i⃗ + a2 j⃗
2

Panjang vektor a⃗⃗ adalah | a⃗⃗ | = √a1 2 + a2 2

⃗b⃗ = (b1 , b2 ) = (b1 ) = b1 i⃗ + b2 j⃗


b2

Panjang vektor ⃗b⃗ adalah | ⃗b⃗ | = √b1 2 + b2 2

Jika titik A (a1 , a2 ) dan titik B (b1 , b2 ) maka vektor c⃗ = (b1 − a1 , b2 − a2 )

dengan panjang vektor c⃗⃗ adalah

| c⃗ | = √(b1 − a1 )2 + (b2 − a2 )2

Jika vektor a⃗⃗ = (a1 , a2 ), maka vektor satuan dari a⃗⃗ adalah
29

⃗⃗a
𝑒̂ =
| a⃗⃗ |

Vektor di R3 adalah Vektor yang terletak di ruang dimensi tiga atau Vektor yang

mempunyai tiga komponen yaitu x, y dan z.

a1
⃗⃗a = 1 , a2 , a3 = ( 2 ) = a1 i⃗ + a2 j⃗ + a3 ⃗⃗k
(a ) a
a3

Panjang vektor a⃗⃗ adalah | a⃗⃗ | = √a1 2 + a2 2 + a3 2

b1
⃗b⃗ = (b1 , b2 , b3 ) = (b2 ) = b1 i⃗ + b2 j⃗ + b3 ⃗⃗k
b3

⃗⃗ | = √b1 2 + b2 2 + b3 2
⃗⃗ adalah | b
Panjang vektor b

Jika titik A (a1 , a2 , a3 ) dan titik B (b1, b2 , b3 ) maka vektor c⃗⃗ = (b1 − a1 , b2 −

a2 , b3 − a3 ) dengan panjang vektor c⃗ adalah

| c⃗⃗ | = √(b1 − a1 )2 + (b2 − a2 )2 + (b3 − a3 )2

2.1.5.2 Operasi Aljabar Pada Vektor

1) Penjumlahan dan Pengurangan vektor

⃗⃗⃗ ± ⃗⃗⃗
Secara geometri penjumlahan vektor 𝑎 𝑏 = 𝑐⃗⃗ dapat dilakukan dengan dua

cara yaitu sebagai berikut.

a. Cara Segitiga
30

⃗⃗⃗ berimpit ruas dengan titik ujung vektor 𝑎


Titik pangkal vektor 𝑏 ⃗⃗⃗ . Jumlah

⃗⃗⃗ 𝑑𝑎𝑛 ⃗⃗⃗


vektor 𝑎 𝑏 didapat dengan menarik ruas garis dari titik pangkal

vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ . Ruas garis ini diwakili oleh vektor 𝑐⃗⃗ .


⃗⃗⃗ ke titik ujung vektor 𝑏

⃗⃗⃗ ± ⃗⃗⃗
Sehingga 𝑎 𝑏 = 𝑐⃗⃗ .

c=a+b

b. Aturan jajar genjang 𝑎 ⃗⃗⃗ harus berimpit.


⃗⃗⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝑏

a + (-b) -b

a
b
c

Jika Vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ di 𝑅 2 :


⃗⃗⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝑏

𝑎
⃗⃗⃗ = ( 1 ) + (𝑏1 ) = (𝑎1 + 𝑏1 )
⃗⃗⃗ + 𝑏
𝑎 𝑎2 𝑏2 𝑎2 + 𝑏2

𝑎
⃗⃗⃗ = ( 1 ) − (𝑏1 ) = (𝑎1 − 𝑏1 )
⃗⃗⃗ − 𝑏
𝑎 𝑎2 𝑏2 𝑎2 − 𝑏2

Jika menggunakan pasangan terurut

⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗
𝑎 𝑏 = (𝑎1 + 𝑏1 , 𝑎2 + 𝑏2 )

⃗⃗⃗ − ⃗⃗⃗
𝑎 𝑏 = (𝑎1 − 𝑏1 , 𝑎2 − 𝑏2 )

2) Perkalian Vektor
31

a. Perkalian skalar dengan vektor

⃗⃗⃗ = a1 i⃗ + a2 j⃗ + a3 ⃗⃗k maka,


Jika k skalar tak nol dan vektor 𝑎

vektor k 𝑎
⃗⃗⃗ = (ka1 + ka2 + ka3 ).

b. Perkalian skalar dua vektor

⃗⃗⃗ = a1 i⃗ + a2 j⃗ + a3 ⃗⃗k dan vektor ⃗⃗⃗


Jika vektor 𝑎 𝑏 = b1 i⃗ + b2 j⃗ + b3 ⃗⃗k

maka, 𝑎 ⃗⃗⃗ = a1 b1 + a2 b2 + a3 b3 .
⃗⃗⃗ . 𝑏

c. Perkalian Skalar dua vektor jika membentuk sudut

b B

𝛼
O a A
⃗⃗⃗ dan ⃗⃗⃗⃗
Jika 𝑎 ⃗⃗⃗ dan ⃗⃗⃗⃗
𝑏 vektor tak nol dan sudut 𝛼 diantara vektor 𝑎 𝑏 . Maka

perkalian skalar vektor 𝑎 ⃗⃗⃗⃗ adalah = |𝑎


⃗⃗⃗ dan 𝑏 ⃗⃗⃗ | cos 𝛼
⃗⃗⃗ |. |𝑏

2.1.5.3 Hubungan Vektor Dengan Vektor Lain

1) Saling Tegak Lurus

⃗⃗⃗ dengan vektor ⃗⃗⃗⃗


Jika tegak lurus antara vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ . ⃗⃗⃗
𝑏 maka 𝑎 𝑏 =0

2) Sejajar

⃗⃗⃗ sejajar dengan vektor ⃗⃗⃗⃗


Jika vektor 𝑎 𝑏 kalau 𝑎 ⃗⃗⃗ , dengan syarat 𝛽 ≠ 0
⃗⃗⃗ = 𝛽𝑏

Jika 𝛽 > 0 dua vektor tersebut searah

Jika 𝛽 < 0 dua vektor saling berlawanan arah


32

3) Sudut Dua Vektor

Jika vektor (𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 ) dan vektor (𝑏1 , 𝑏2 , 𝑏3 ) sudut yang dapat dibentuk dari

kedua vektor tersebut adalah :


⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎
cos 𝜃 = |𝑎⃗⃗⃗ ||𝑏⃗⃗⃗ |

2.1.5.4 Proyeksi Vektor

𝛼 c

O C B
b
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎 ⃗⃗⃗
1. Panjang proyeksi vektor a pada vektor b adalah 𝑐⃗⃗ = ⃗⃗⃗
|𝑏 |

⃗⃗⃗ .⃗⃗⃗𝑏
𝑎
2. Proyeksi vektor a pada vektor b adalah vektor 𝑐⃗⃗ = 2 . ⃗⃗𝑏
⃗⃗⃗ |
|𝑏

2.1.5.5 Perbandingan Vektor

P
m

r n N n

O s Q
33

Vektor posisi di titik n

𝑚𝑠+𝑛𝑟
𝑛= 𝑚+𝑛

⃗ (𝑚x2+nx1 , 𝑚y2+ny1)
Jika P(x1,y1) dan Q(x2,y2) di R2 koordinat titik N adalah 𝑁 𝑚+𝑛 𝑚+𝑛

Jika P(x1,y1,z1) dan Q(x2,y2,z2) di R3 koordinat titik N adalah

⃗ (𝑚x2+nx1 , 𝑚y2+ny1 , 𝑚z2+nz1)


𝑁 𝑚+𝑛 𝑚+𝑛 𝑚+𝑛

Perbandingan PN : NQ = m : n terdapat dua jenis, yaitu :

1. Titik N membagi PQ di dala3m

m n

P N Q

PN : NQ = m : n

2. Titik N membagi PQ di luar

P Q N
n
PN : NQ = m : (-n)

2.2 Kajian Terdahulu yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2017), Maisari, dkk (2013), Saparwadi

(2015), Susanto (2017), Mawaddah, dkk (2016), Fajriah, dkk (2016), Hidayati,

dkk (2017), Medyasari, dkk (2017), dan Sumartono, dkk (2015).


34

Pada tahun 2017 Iis Daniati Fatimah telah melakukan penelitian dengan

judul “Penerapan Model Pembelajaran Make A Match Dengan Media Kartu

Bergambar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa”.

Sampel penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Kranjingan 5 Jember. Penelitian

ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Aktivitas pada model make a match memotivasi siswa kelas III pada saat

pembelajaran sangat positif dan hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami

peningkatan.

Pada tahun 2013 Dwi Maisari, Gimin Suyadi, & Rini Asnawati telah

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Matematis”. Populasi

penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 5 Bandar Lampung. Sampel

penelitian ini adalah siswa kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas

VIII C sebagai kelas kontrol yang dipilih melalui teknik purposive sampling.

Penelitian ini merupakan quasi eksperimen dengan desain posttest only karena

sampel memiliki kemampuan awal relatif sama. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa model pembelajaran kooperatif make a match berpengaruh jika

dibandingkan dengan pembelajaran biasa diterapkan di sekolah terhadap

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Pada tahun 2015 Lalu Saparwadi telah melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Cooperative Learning Tipe Make A Match Terhadap Motivasi Dan

Hasil Belajar Matematika Siswa”. Populasi dalam penelitian ini adalah Semua

siswa kelas VII MTsN Model Selong. Sampel penelitian ini adalah dua kelas,

masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan


35

dalam penelitian ini adalah tes untuk mengukur hasil belajar matematika siswa

dan non-tes untuk mengetahui tingkat motivasi belajar matematika siswa. Data

hasil penelitian dianalisis melalui statistik nonparametrik yaitu statistika two-

group MANOVA. Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran make a

match sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

Pada tahun 2017 Agus Slamet Susanto telah melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)

Berbasis Lesson Study Terhadap Pemahaman Konsep Ditinjau Dari Kemampuan

Awal Matematis”. Populasi dalam penelitian ini adalah Semua siswa kelas VIII

MTsN 1 Pringsewu. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling dan teknik kelas acak. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisi variansi dua jalan dengan sel tak sama. Jenis penelitian ini

menggunakan quasi experimental desain (desain eksperimen semu) dengan

rancangan penelitian faktor 2 x 3. Hasil penelitian menunjukkan terdapat

pengaruh antara peserta didik yang memperoleh model Contextual teaching and

learning (CTL) dan Contextual teaching and learning (CTL) berbasis lesson study

terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik, serta terdapat

pengaruh kemampuan awal matematis tinggi, sedang, rendah terhadap

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Pada tahun 2016 Siti Mawaddah & Ratih Maryanti telah melakukan

penelitian dengan judul “Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP

Dalam Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing (Discovery

Learning)”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Subjek dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP N 17 Banjarmasin. Teknik


36

pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, tes dan angket. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika

siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model penemuan

terbimbing (discovery learning) secara keseluruhan berada pada kategori baik dan

respon siswa cenderung setuju terhadap pembelajaran matematika dengan

menggunakan model pembelajaran terbimbing (discovery learning).

Pada tahun 2016 Noor Fajriah dan Desnalia Sari telah melakukan penelitian

dengan judul “ Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Pada Materi

SPLDV Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Di Kelas

VIII SMP”. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIID SMP N 19

Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas.Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan statistika

deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis

siswa pada pokok bahasan SPLDV melalui model pembelajaran kooperatif tipe

think-pair-share meningkat dan aktivitas belajar siswa selama siklus I dan siklus

II untuk berdiskusi dengan kelompok termasuk dalam kriteria tinggi, maju ke

depan kelas menyampaikan hasil diskusi atau menjawab soal termasuk dalam

kriteria rendah, memberikan tanggapan termasuk dalam kriteria tinggi,

mengajukan pertanyaan dan membuat kesimpulan termasuk dalam kriteria sangat

rendah.

Pada tahun 2017 Nita Hidayati telah melakukan penelitian dengan judul

“Peningkatan Motivasi Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Aljabar

Matriks”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif interaktif case study.


37

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Indikator dan

variabel yang diukur meliputi Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) sebagai variabel

terikat dan nilai Ujian Tengah Semester (UTS) sebagai variabel bebas. Setelah

data diperoleh dari hasil soal UTS dan UAS, kemudian dilakukan analisis data

yakni uji peringkat bertanda wilcoxon. Hasil penelitian diperoleh bahwa motivasi

belajar mempunyai manfaat positif untuk peningkatan nilai UTS dan nilai UAS

mahasiswa.

Pada tahun 2017 Larasati Tiara Medyasari, Muhtarom, dan Sugiyanti telah

melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Group

Investigation Berbantuan Kartu Soal Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari

Motivasi Belajar Pada Materi Turunan Fungsi Aljabar”. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 5 Semarang. Teknik

pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling sehingga terpilih

kelas XI IPA 3 dan XI IPA 9. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan

angket. Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, sedangkan angket

digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Hasil penelitiannya adalah

model pembelajaran group investigation berbantuan kartu soal lebih efektif dari

pada model pembelajaran konvensional. Ada perbedaan efek antara siswa dengan

kategori motivasi tinggi, sedang, dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar siswa dengan motivasi tinggi lebih baik daripada siswa yang

mempunyai motivasi sedang dan rendah, prestasi belajar siswa dengan motivasi

sedang lebih baik daripada siswa yang mempunyai motivasi rendah.

Pada tahun 2015 Sumartono dan Normalina telah melakukan penelitian

dengan judul “Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran


38

Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Scramble Di SMP”. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP N 1 Gambut. Sedangkan objek

penelitian adalah motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika

menggunakan model pembeljaran kooperatif tipe scramble. Teknik pengumpulan

data menggunakan observasi, angket dan tes. Hasil Penelitian menunjukkan

bahwa secara keseluruhan aktivitas belajar siswa termasuk dalam kriteria sangat

baik, motivasi belajar matematika siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi

dan hasil belajar siswa termasuk dalam kriteria amat baik.

Berdasarkan hasil kajian terdahulu yang relevan di atas, maka peneliti

tertarik melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Model Pembelajaran Make A

Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Berdasarkan

Motivasi Belajar Siswa Di SMA N 1 Tempilang”. Dalam hal ini peneliti akan

membandingkan pengaruh kemampuan pemahaman konsep matematis dan

motivasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran make a match

dengan pembelajaran konvensional.

2.3 Kerangka Berpikir/Konseptual

Kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman –

pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi

pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari

Masalah:
- Dalam proses pembelajaran model pembelajaran yang digunakan masih
menggunakan model pembelajaran konvensional.
- Kemampuan pemahaman konsep siswa saat ini belum pernah dinilai sehingga
belum bisa menunjukkan pamahaman konsep yang baik atau tidaknya.
39

penelitian yang akan dilakukan.54 Adapun Kerangka berpikir dalam penelitian ini

dapat dilihat dari bagan berikut :

Penerapan :
Model pembelajaran make a match

(1)Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun


fisik.
(2) Karena ada unsur permainan, model ini menyenangkan.
(3) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi dipelajari dan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.

Terdapat pengaruh model pembelajaran make a match terhadap kemampuan


pemahaman konsep matematis siswa berdasarkan motivasi belajar siswa.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpifir

2.4 Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti

harus dirumuskan secara jelas.55 Anggapan dasar peneliti pada penelitian ini

adalah model pembelajaran make a match merupakan model pembelajaran dimana

siswa bisa belajar sambil bermain mencari pasangan melalui kartu soal dan kartu

jawaban mengenai suatu konsep atau topik materi dalam suasana yang

menyenangkan. Dengan adanya pembelajaran yang menyenangkan motivasi siswa

dalam belajar akan semakin bertambah sehingga siswa akan bersemangat

54
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, ( Palembang : Universitas PGRI Palembang, 2017),
h. 45.
55
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,
2014), h. 107.
40

mempelajari materi dengan baik dan tekun agar dapat menambahkan pemahaman

konsep dari materi yang diberikan oleh guru.

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

diajukan peneliti dan kebenarannya masih harus diuji secara empiris.56 Hipotesis

dari penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran make a

match terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di

SMA Negeri 1 Tempilang.

2. Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa berdasarkan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah)

siswa di SMA Negeri 1 Tempilang.

3. Ada interaksi yang signifikan antara model pembelajaran (make a

macth dan konvensional) dan motivasi belajar (tinggi, sedang,

rendah) siswa terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa di SMA Negeri 1 Tempilang.

56
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, ( Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2012), h. 110.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan dalam penelitian yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti.57

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1) Perlakuan (treatment) : Model pembelajaran make a match.

2) Variabel moderator : Motivasi belajar siswa.

3) Variabel terikat : Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

3.1.2 Definisi operasional variabel

Sesuai dengan variabel di atas, maka yang menjadi titik perhatian dalam

penelitian adalah :

1) Model pembelajaran make a match

Model pembelajaran make a match adalah salah satu model pembelajaran

kooperatif yang memiliki karakteristik siswa yang gemar bermain dan

siswanya berdiskusi memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang mereka

pegang kemudian mencari dan mencocokan pasangan kartu tersebut sehingga

dapat memberikan konsep pemahaman materi agar bisa mengetahui sejauh

mana pengetahuan siswa dari materi tersebut. Dalam penelitian ini peneliti

akan menggunakan model pembelajaran make a match dengan menerapkan

pendekatan informatif, dimana pembelajaran memfokuskan siswa untuk

mencari pengetahuan dan informasi dengan baik.

57
Punaji Setyosari, Metode, h. 126.

40
41

2) Kemampuan pemahaman konsep matematis

Kemampuan pemahaman konsep matematis merupakan kesanggupan

seseorang siswa menerangkan dan memahami ide-ide dalam suatu

pembelajaran matematika serta mampu memberikan gambaran, contoh dan

penjelasan sehingga mampu melakukan prosedur secara efisien dan tepat.

Indikator pemahaman konsep matematis, yaitu : menyatakan ulang sebuah

konsep, mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai

dengan konsepnya), memberi contoh dan non-contoh dari konsep,

menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,

mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, menggunakan,

memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Untuk

mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis siswa akan dilakukan

dengan tes.

3) Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan dorongan atau kekuatan yang berasal dari

dalam diri seseorang maupun dari luar agar memiliki keterampilan dan

pengetahuan yang bertahan lama dan bisa memberi perubahan tingkah laku

seseorang. Indikator motivasi belajar, yaitu : adanya dorongan dan kebutuhan

belajar, menunjukkan perhatian dan minat terhadap tugas-tugas yang

diberika, tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, adanya hasrat

dan keinginan berhasil. Untuk mengukur motivasi belajar siswa akan

dilakukan dengan angket.


42

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian : SMA Negeri 1 Tempilang

b. Waktu Penelitian : Semester genap tahun ajaran 2017/2018

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian pendidikan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan

suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

pendidikan.58 Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian kuasi eksperimen (quasi experiment) dengan desain faktorial

(factorial design).

Factorial design merupakan modifikasi dari desain true experimental yaitu

dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang

mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel

dependen).59 Dalam desain faktorial, variabel eksperimen dan variabel atribut

dibagi atas beberapa level. Level yang digunakan dalam penelitian ini adalah

desain faktorial 2 × 3, sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain faktorial 2 X 3


Model Pembelajaran (Ai)
Motivasi Belajar siswa (Bj)
Make A Match (A1) Konvensional (A2)
Tinggi (B1) (A1 B1) (A2 B1)
Sedang (B2) (A1 B2) (A2 B2)
Rendah (B3) (A1 B3) (A2 B)
Keterangan :
Ai : Model Pembelajaran
Bj : Motivasi Belajar siswa

58
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 6.
59
Ibid., h. 113.
43

A1 : Model Pembelajaran make a match


A2 : Model Pembelajaran Konvensional
B1 : Motivasi belajar tinggi
B2 : Motivasi belajar sedang
B3 : Motivasi belajar rendah
A1 B1 : Motivasi belajar siswa tinggi melalui model pembelajaran make a match
A1 B2 : Motivasi belajar siswa sedang melalui model pembelajaran make a match
A1 B3 : Motivasi belajar siswa rendah melalui model pembelajaran make a match
A2 B1 : Motivasi belajar siswa tinggi melalui model pembelajaran konvensional
A2 B2 : Motivasi belajar siswa sedang melalui model pembelajaran konvensional
A2 B3 : Motivasi belajar siswa rendah melalui model pembelajaran konvensional

Di dalam penelitian terdapat 2 kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Kelas eksperimen belajar dengan menggunakan model

pembelajaran make a match, sedangkan kelas kontrol belajar dengan

pembelajaran konvensional. Variabel atribut yang pengaruh dalam penelitian ini

menggunakan tiga variabel level yaitu motivasi tinggi,motivasi sedang, dan

motivasi rendah.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.60 Pada penelitian ini

populasinya adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Tempilang tahun ajaran

2017/2018.

Tabel 3.2 Populasi penelitian


Jenis kelamin Jumlah
No Kelas Siswa
Laki-laki Perempuan
1. X MIPA 1 11 23 34

2. 35
X MIPA 2 12 23
3. X IPS 1 17 16 33

60
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,
2014), h. 173.
44

4. X IPS 2 18 16 34

Jumlah 136
58 78
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Tempilang

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 61 Adapun teknik

yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah peneliti

menggunakan teknik cluster random sampling , dengan mengambil dua kelas

secara acak, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 3.3 Sampel penelitian


Jenis kelamin
No Kelas Jumlah Keterangan
Laki-laki Perempuan

1. Kelas Eksperimen
X MIPA 1 11 23 34
2. Kelas Kontrol
X MIPA 2 12 23 35

3.5 Rancangan Perlakuan

Rancangan perlakuan pada penelitian ini menggunakan posttest-only control


group design. Rancangan ini cukup ideal bahwa rancangan ini juga mengontrol
semua ancaman terhadap validitas dan semua sumber bias. Rancangan ini
menggunakan dua kelompok subjek, salah satunya diberikan perlakuan sedangkan
kelompok lain tidak diberikan perlakuan, dengan demikian dapat mengendalikan
sejarah sejarah dan maturasi. Bentuk desain posttest-only control group design
adalah sebagai berikut:62
R X O1
R O2
Gambar 3.1 Desain Posttest-Only Control Group Design
Keterangan:
R : Kelompok yang dipilih secara random/acak.
O1 : Adanya posttest pada kelompok yang diberikan perlakuan.

61
Ibid., h.174
62
Punaji Setyosari, Metode, h. 179.
45

O2 : Adanya posttest pada kelompok yang tidak diberikan perlakuan.


X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dengan menggunakan
model pembelajaran make a match

Penjelasan rancangan perlakuan di atas adalah kedua kelompok sama-

sama dipilih secara acak (random assignment), yang ditandai R. Pada rancangan

ini kelompok pertama dikenai perlakuan (X) dengan menggunakan model

pembelajaran make a match, sedangkan kelompok lain ditetapkan sebagai

kelompok pengendali atau kontrol dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional. Pada akhir perlakuan, kedua kelompok dikenai pengukuran

pascates atau posttest yang sama (O1 dan O2).

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Sebelum melakukan pengolahan data langkah yang harus ditempuh adalah

melakukan pengumpulan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

menggunakan tes dan angket.

3.6.1 Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok.63 Tes yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes hasil belajar (tes akhir penelitian) soal berbentuk uraian

atau essai yang mengacu pada indikator kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda. Tes

dilaksanakan di kelas yang mendapatkan perlakuan model pembelajaran make a

match dan kelas kontrol yang masing-masing diberikan soal uraian yang sama.

63
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,
2014), h. 193.
46

Soal yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama, dibuat

dengan mengacu pada indikator kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa. Adapun penskoran kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dapat

dilihat pada tabel berikut.64

Tabel 3.4 Pedoman penskoran kemampuan pemahaman konsep matematis


No Aspek yang diukur Respon siswa terhadap soal Skor
1. Menyatakan ulang sebuah Tidak menjawab 0
konsep Salah menginterpretasikan 1
Benar menginterpretasikan tetapi tidak lengkap 2
Benar menginterpretasikan dan lengkap 3
2. Mengaplikasikan objek- Tidak menjawab 0
objek menurut sifat-sifat Mengelompokkan suatu objek menurut jenisnya 1
tertentu sesuai dengan tetapi tidak sesuai dengan pernyataan
konsepnya Mengelompokkan suatu objek tetapi kurang tepat 2
Mengelompokkan suatu objek dengan benar dan 3
tepat
3. Memberikan contoh dan Tidak menjawab 0
non-contoh dari konsep Memberikan contoh da bukan contoh yang 1
berkaitan dengan materi tetapi tidak sesuai dengan
materi
Memberikan contoh dan bukan contoh berkaitan 2
dengan materi tetapi tidak sesuai dan tepat
Memberikan contoh dan bukan contoh berkaitan 3
dengan materi yang sesuai dan tepat.
4. Menyajikan konsep dalam Tidak menjawab 0
berbagai bentuk representasi Memberikan penjelasan benar tetapi salah 1
matematika Memberikan penjelasan benar tetapi 2
kurang tepat
Memberikan penjelasan dan memberikan jawaban 3
yang benar dan tepat
5. Mengembangkan syarat Tidak menjawab 0
perlu atau syarat cukup suatu Mampu mengkaji syarat dana syarat perlu dan 1
konsep cukup tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
Mampu mengkaji syarat dana syarat perlu dan 2
cukup tetapi kurang tepat
Mampu mengkaji syarat dana syarat perlu dan 3
cukup yang tepat dan sesuai
6. Menggunakan, Tidak menjawab 0
memanfaatkan da memilih Memberikan rumusan tetapi salah 1
prosedur atau operasi Rumusan benar tetapi belum lengkap 2
tertentu Rumusan benar dan lengkap 3
7. Mengaplikasikan konsep Tidak menjawab 0
atau algoritma pemecahan Mampu menggunakan konsep dalam menyelesaikan 1
masalah pemecahan masalah tetapi tidak sesuai dengan
pernyataan
Mampu menggunakan konsep dalam menyelesaikan 2

64
Nila Kesumawati, Peningkatan Kemampuan Pemahaman, Pemecahan masalah, Dan Disposisi
Matematis siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Matematis Realistik. Disertasi, (Bandung :
Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), h. 83.
47

pemecahan masalah tetapi kurang tepat


Mampu menggunakan konsep dalam menyelesaikan 3
pemecahan masalah dengan tepat dan benar

Dari jumlah skor yang diperoleh pada setiap aspek selanjutnya dihitung skor

akhirnya dengan cara sebagai berikut:

Jumlah skor yang diperoleh siswa


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
Jumlah skor total

3.6.2 Angket

Angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui.65

Dalam penelitian ini , angket digunakan untuk mengukur / mengetahui motivasi

belajar siswa.

Skala motivasi ini memuat pernyataan-pernyataan menyangkut motivasi

belajar siswa. Skala yang dipakai adalah skala likert dengan pilihan jawaban Ss

(Sering Sekali), S (sering), Kd (Kadang-kadang), J (Jarang), dan Js (Jarang

Sekali). Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu.

Skala likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu : pernyataan positif dan

negatif.66

Adapun teknik penentuan skor skala motivasi dalam penelitian ini yaitu

untuk pernyataan positif akan mempunyai skor 5 untuk jawaban Ss (Sering

65
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,
2014), h. 194.
66
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & SPSS, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 25.
48

Sekali), skor 4 untuk jawaban S (sering), skor 3 untuk Kd (Kadang-kadang), skor

2 untuk ), J (Jarang) dan skor 1 untuk dan Js (Jarang Sekali). Sementara untuk

pernyataan negatif akan mempunyai skor 1 untuk jawaban Ss (Sering Sekali), skor

2 untuk jawaban S (Sering), skor 3 untuk jawaban Kd (Kadang-kadang), skor 4

untuk jawaban J (Jarang), dan skor 5 untuk jawaban JS (Jarang Sekali).

Untuk memudahkan membaca, teknik penskoran skala motivasi belajar

disajikan dalam tabel berikut ini.67

Tabel 3.5 Skor skala motivasi belajar


Alternatif Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sering Sekali 5 1
Sering 4 2
Kadang-kadang 3 3
Jarang 2 4
Jarang Sekali 1 5

Berdasarkan skor angket yang telah dibuat, kemudian dihitung jumlah skor

tiap-tiap butir pertanyaan sesuai aspek-aspek yang diamati. Dari jumlah yang

diperoleh pada setiap aspek, kemudian dihitung nilai akhirnya dengan cara

sebagai berikut :

Jumlah skor yang diperoleh siswa


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
Jumlah skor total

Setelah diperoleh nilai akhir angket motivasi belajar masing-masing siswa

kemudian untuk mengetahui kategori motivasi belajar dapat dilihat pada tabel

berikut.68

67
Rindi Antika, Pembelajaran Matematika Kontekstual untuk Meningkatkan Literasi Matematis
dan Motivasi Belajar Siswa SMP. Tesis, ( Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, 2015), h.
57.
49

Tabel 3.6 Kategori motivasi belajar siswa


Skor Kategori Motivasi Belajar
𝑥 ≥ 76 Tinggi
56 ≤ 𝑥 ≤ 75 Sedang
𝑥 ≤ 55 Rendah

3.7 Hasil Uji Coba Instrumen

3.7.1 Tes

3.7.1.1 Uji Validitas

Validitas adalah derajat yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur tes atau nontes dalam melakukan fungsi ukurnya benar

– benar mengukur apa yang hendak diukur alat ukur itu hanya valid untuk suatu

tujuan. Untuk menghitung koefisien korelasi anatara skor butir dengan skor total

instrumen digunakan rumus statistika yang sesuai dengan jenis skor butir dari

instrumen tersebut. Jika skor butir kontinum maka untuk menghitung koefisien

korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen digunakan koefisien

korelasi product moment (r). Dengan rumus :69

𝑁(∑ 𝑋𝑌)− (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)


𝑟𝑋𝑌 =
√{𝑁(∑ 𝑋 2 )−(∑ 𝑋)2 }{𝑁(∑ 𝑌2 )−(∑ 𝑌)2 }

Keterangan :
𝑟𝑋𝑌 = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dua variabel yang
dikorelasikan.
∑𝑋 = jumlah rerata nilai X.
∑𝑌 = jumlah rerata nilai Y.
𝑁 = banyaknya responden.

68
Laurence Mari Sihaloho, Efektivitas Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Pokok Asam-Basa,
Skripsi, (Lampung : Universitas Lampung, 2013),h. 39.
69
Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 214 – 220.
50

Kriteria pengujiannya ialah apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka instrumen

dinyatakan valid. Sebaliknya apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka instrumen dinyatakan

tidak valid dengan taraf signifikan (∝= 0,05). Setelah peneliti melakukan uji

coba, maka diperoleh data uji validitas soal sebagai berikut.

Tabel 3.7 Hasil validitas soal


No Soal 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan

1 0,6 Valid

2 0,63 Valid

3 0,91 0,444 Valid

4 0,91 Valid

5 0,82 Valid

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa soal nomor 1, 2, 3, 4 dan 5 dapat

dinyatakan valid, karena nilai rhitung > rtabel.

3.7.1.2 Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya. Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur

berkaitan erat dengan eror dalam pengambilan sampel yang mengacu pada

inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok yang

berbeda. Salah satu syarat agar hasil ukur suatu tes dapat dipercaya ialah tes

tersebut harus mempunyai reliabilitas yang memadai.

Reliabilitas yang digunakan untuk mengukur tes hasil balajar adalah

dengan menggunakan rumus Alpha Crownbach, yaitu : 70

70
Ibid., h. 230 – 233.
51

𝑘 ∑ 𝜎𝑏 2
𝑟11 = (𝑘−1) (1 − )
𝜎𝑡 2

(∑ 𝑋)2 (∑ 𝑌)2
∑ 𝑋2 − ∑ 𝑌2 −
2 𝑛 2 𝑛
Dengan Varians, 𝜎𝑏 = , 𝜎𝑡 =
𝑛 𝑛

Keterangan :
𝑟11 = nilai reliabilitas.
𝑘 = banyaknya item pertanyaan.
2
∑ 𝜎𝑏 = jumlah varians butir.
𝜎𝑡 = varians total.
𝑋 = skor tiap siswa.
Y = jumlah skor
𝑛 = banyaknya siswa.

Kriteria pengujian validitas instrumen apabila ri hitung > ri tabel, maka

instrumen dinyatakan reliabel, sebaliknya apabila ri hitung ≤ ri tabel , maka instrumen

dinyatakan tidak reliabel dengan taraf signifikan 5%.

Tabel 3.8 Hasil reliabilitas butir soal


Varians Varians Skor
No Soal 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan
Skor Total

1 0,49

2 0,69

3 3,45
30,9 0,825 0,444 Reliabel
4 3,05

5 2,69

Jumlah 10,37

Dari tabel diatas, rhitung = 0,825 dan rtabel = 0,444. Karena rhitung>rtabel

maka dapat dikatakan kelima soal tersebut reliabel.

3.7.1.3 Daya Pembeda

Daya beda butir soal yaitu butir soal tersebut dapat membedakan

kemampuan peserta didik. Karena butir soal yang didukung oleh potensi daya

beda yang baik akan mampu membedakan peserta didik yang memliki
52

kemampuan tinggi atau pandai dengan peserta didik yang memiliki kemampuan

redah atau kurang pandai.

Rumus mencari daya pembeda adalah :71

𝑋̅ 𝐾𝐴− 𝑋̅ 𝐾𝐵
DP = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠
Keterangan :
𝑋̅ 𝐾𝐴 : Rata-rata kelompok atas
𝑋̅ 𝐾𝐴 : Rata-rata kelompok bawah
Skor maks : skor maksimum

Tabel 3.9 Klasifikasi interpretasi daya pembeda


Nilai Dp Interpretasi
Dp ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 < Dp ≤ 0,20 Jelek

0,20 < Dp ≤ 0,40 Cukup

0,40 < Dp ≤ 0,70 Baik

0,70 < Dp ≤ 1,00 Sangat Baik

Sumber: Hamzah (2014, h.243)

Setelah peneliti melakukan uji coba, maka diperoleh data uji klasifikasi daya

pembeda soal sebagai berikut:

Tabel 3.10 Hasil daya pembeda soal


Daya Pembeda
No Soal
DPhitung Kategori

1 0,23 Cukup

2 0,33 Cukup

3 0,41 Baik

4 0,45 Baik

5 0,38 Cukup

71
Zainal Arifin,.Evaluasi Pembelajaran. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2014),h.133.
53

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada soal nomor 1, 2, dan 5 masuk dalam

kategori cukup, sedangkan soal nomor 3 dan 4 masuk dalam kategori baik.

3.7.1.4 Tingkat Kesukaran


Tingkat kesukaran butir soal merpukan salah satu indicator yang dapat

menunjukkan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk sukar, sedang, atau

mudah. Tingkat dihitung melalui indeks kesukaran difficulty indeks yaitu angka

yang menunujukkan proposi siswa yang menjawab benar soal tersebut. Semain

tinggi angka indeks kesukaran semakin mudah soal tersebut. Sebaliknya semakin

kecil indeks kesukaran semakin sukar soal tersebut. Untuk menghitung tingkat

kesukaran sebuah butir soal menggunakan rumus : 72

𝐽𝑢𝑚𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑤𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑜𝑎𝑙


𝑀𝑒𝑎𝑛 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠

𝑀𝑒𝑎𝑛
𝑇𝐾 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑑𝑜𝑚𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑛

Tabel 3.11 Klasifikasi interpretasi tingkat kesukaran


Nilai Indeks Kesukaran Interpretasi
P = 0,00 Sangat sukar
0,00< 𝑃 ≤ 0,30 Sukar
0,30 < 𝑃 ≤ 0,70 Sedang
0,70 < 𝑃 ≤ 1,00 Mudah
P = 1,00 Sangat mudah
Sumber: Hamzah (2014, h.246)
Setelah peneliti melakukan uji coba, maka diperoleh data tingkat kesukaran

soal sebagai berikut:

Tabel 3.12 Hasil tingkat kesukaran soal


Tingkat Kesukaran
No Soal
Tingkat Kategori

1 0,75 Soal Mudah

72
Ibid., h.135.
54

2 0,7 Soal Sedang

3 0,59 Soal Sedang

4 0,57 Soal Sedang

5 0,29 Soal Sukar

Dari tabel diatas, terlihat bahwa soal nomor 1 termasuk kategori soal

mudah, soal nomor 2, 3 , dan 4 termasuk kategori soal sedang, sedangkan soal

nomor 5 termasuk kategori sukar.

Tabel 3.13 Hasil uji coba instrumen keseluruhan


Tingkat
No. Validitas Reliabilitas Daya Pembeda
kesukaran
Keterangan
Soal 𝒓𝒙𝒚 𝒓𝒕𝒂𝒃 Ket 𝒓𝟏𝟏 𝒓𝒕𝒂𝒃 Ket TK Kriteria DP Kriteria

1 0,6 Valid 0,75 Mudah 0,23 Cukup Dipakai

2 0,63 Valid reliab 0,7 Sedang 0,33 Cukup Dipakai


el
3 0,91 0,444 Valid 0,825 0,444 0,59 Sedang 0,41 Baik Dipakai

4 0,91 Valid 0,57 Sedang 0,45 Baik Dipakai

5 0,82 Valid 0,29 Sukar 0,38 Cukup Dipakai

3.7.2 Angket

3.7.2.1 Uji Validitas


55

Angket motivasi belajar akan divalidasi terlebih dahulu oleh validator.

Validitas adalah derajat yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur tes atau nontes dalam melakukan fungsi ukurnya benar

– benar mengukur apa yang hendak diukur alat ukur itu hanya valid untuk suatu

tujuan. Untuk menghitung koefisien korelasi anatara skor butir dengan skor total

instrumen digunakan rumus statistika yang sesuai dengan jenis skor butir dari

instrumen tersebut. Jika skor butir kontinum maka untuk menghitung koefisien

korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen digunakan koefisien

korelasi product moment (r). Dengan rumus :73

𝑁(∑ 𝑋𝑌)− (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)


𝑟𝑋𝑌 =
√{𝑁(∑ 𝑋 2 )−(∑ 𝑋)2 }{𝑁(∑ 𝑌2 )−(∑ 𝑌)2 }

Keterangan :
𝑟𝑋𝑌 = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dua variabel yang
dikorelasikan.
∑𝑋 = jumlah rerata nilai X.
∑𝑌 = jumlah rerata nilai Y.
𝑁 = banyaknya responden.

Kriteria pengujiannya ialah apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka instrumen

dinyatakan valid. Sebaliknya apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka instrumen dinyatakan

tidak valid dengan taraf signifikan (∝= 0,05). Setelah peneliti melakukan uji

coba, maka diperoleh data uji validitas soal sebagai berikut:

Tabel 3.14 Hasil validitas angket


Pernyataan 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan

1 0,47 Valid

2 0,62 Valid
0,444
3 0,47 Valid

4 0,6 Valid

73
Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 214 – 220.
56

5 0,47 Valid

6 0,46 Valid

7 0,34 Tidak Valid

8 0,66 Valid

9 0,37 Tidak Valid

10 0,46 Valid

11 0,45 Valid

12 0,74 Valid

13 0,24 Tidak Valid

14 0,55 Valid

15 0,49 Valid

16 0,63 Valid

17 0,72 Valid

18 0,61 Valid

19 0,35 Tidak valid

20 0,53 Valid

21 0,76 Valid

22 0,61 Valid

23 0,47 Valid

24 0,48 Valid

25 0,48 Valid

26 0,67 Valid

27 0,65 Valid

28 0,52 Valid

29 0,53 Valid

30 0,1 Tidak Valid


57

Dari tabel diatas, terlihat bahwa hanya terdapat 25 pernyataan yang valid.

Sedangkan 5 pernyataan lainnya tidak valid. Maka, peneliti hanya menggunakan

25 pernyataan yang valid dalam melakukan penelitian, yaitu pernyataan 1, 2, 3, 4,

5, 6, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21,22,23, 24, 25, 26, 27, 28, dan 29.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan

data berdasarkan variabel dan jenis responden, menstabulasi data berdasarkan

variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.74

Analisis data dalam penelitian ini digunakan analisis statistik deskriptif dan

statistik inferensial. Untuk prosedur inferensial diawali dengan melalui uji

prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varian. Berdasarkan uji

normalitas dan uji homogenitas normal maka dilanjutkan dengan uji Analisis

Varians dua jalan.

3.8.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan Uji

Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan software SPSS 16. Kriteria pengujian

74
Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfa Beta, 2011), h. 147.
58

dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov yakni data dikatakan berdistribusi

normal apabila:75

a. Nilai signifikan atau nilai probabilitas (𝑆𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑛) > 𝛼 (𝛼 = 0,05)

maka data dinyatakan berdistribusi normal.

b. Nilai signifikan atau nilai probabilitas (𝑆𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑛) ≤ 𝛼 (𝛼 = 0,05)

maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal.

3.8.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas data digunakan untuk membuktikan kesamaan varians

kelompok yang membentuk sampel tersebut dengan kata lain kelompok yang

diambil dengan populasi yang sama. Didalam penelitian ini homogenitas data di

uji dengan menggunakan Software SPSS 16 yaitu dengan uji Levance Statistik.

Uji homogenitas varians dengan menerapkan statistik levene’s test of

homogeneity of varians dikatakan memenuhi asumsi bahwa variansnya homeogen

dengan ketentuan sebagai berikut:76

a. Jika probabilitas atau signifikan ≥ 0,05, maka varian sampel dinyatakan

homogen.

b. Jika probabilitas atau nilai signifikan < 0,05, maka varians sampel

dinyatakan tidak homogen.

3.8.3 Uji Anova Dua jalur

Uji Anova dua jalur yang digunakan untuk menganalisis dua gugus dengan

mengikutsertakan variabel control. Uji Anova dua jalur adalah suatu uji hipotesis

penelitian yang digunakan untuk membandingkan mean lebih dari dua sampel

75
Nila Kesumawati dan Ichwan Aridanu, Statistik Parametrik Penetilitian Pendidikan,
(Palembang: Noer Fikri, 2017), h.56.
76
Ibid., h.67.
59

yang dikelompokkan menjadi dua faktor atau dua kelompok. Dapat juga

dikatakan, Anova dua jalur merupakan pengujian perbedaan rata-rata hasil

pengukuran terhadap satu variabel dependen tetapi kreteria pengukuran lebih dari

satu faktor.77 Untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan

ANOVA- 2 jalan menggunakan aplikasi SPSS 16.

3.9 Kriteria Pengujian Hipotesis

Kriteria pengujian hipotesis menggunakan kriteria pengujian Anova Dua

Jalur, adapun kriterianya sebagai berikut:

a. Hipotesis I

𝐻0 diterima jika nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑑engan 𝛼 = 5 %

𝐻0 ditolak jika harga-harga lainnya.

𝐻0 ∶ 𝜇1 ≤ 𝜇2 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model

pembelajaran make a match terhadap kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa di SMA Negeri 1

Tempilang.

𝐻𝑎 ∶ 𝜇1 ≠ 𝜇2 Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran make a

match terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa di SMA Negeri 1 Tempilang.

b. Hipotesis II

77
Ibid., h.154
60

𝐻0 diterima jika nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 78

𝐻0 ditolak jika nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

𝐻0 ∶ 𝜇1 = 𝜇2 Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan

pemahaman konsep matematis berdasarkan motivasi belajar

(tinggi, sedang, rendah) siswa di SMA Negeri 1 Tempilang.

𝐻𝑎 ∶ 𝜇1 ≠ 𝜇2 Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pemahaman

konsep matematis berdasarkan motivasi belajar (tinggi, sedang,

rendah) siswa di SMA Negeri 1 Tempilang.

c. Hipotesis III

𝐻0 diterima jika nilai 𝐹0 ≤ 𝐹∝(𝑣1, 𝑣2 ) 79

𝐻0 ditolak jika nilai 𝐹0 > 𝐹∝(𝑣1, 𝑣2 )

𝐻0 : (𝛼𝛽)1 = (𝛼𝛽)2 = 0 Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran

make a match dan motivasi belajar (tinggi, sedang,

rendah) siswa terhadap kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa di SMA Negeri 1

Tempilang.

𝐻𝑎 : Sekurang-kurangnya satu (𝛼𝛽)𝑖𝑗 ≠ 0 Terdapat interaksi yang signifikan

antara model pembelajaran make a match dan

motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa

terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa di SMA Negeri 1 Tempilang.

78
Nila Kesumawati, Allen Marga Retta & Novita Sari, Pengantar,h. 180.
79
Ibid.,h. 180
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian (Deskripsi dan Analisis Data)

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 1 Tempilang pada tahun

pelajaran 2017/2018 semester genap dari tanggal 05 Mei 2018 sampai dengan 21

Mei 2018. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan dan tahap evaluasi.

a. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan yaitu peneliti mendapatkan surat rekomendasi

penelitian dari Universitas PGRI Palembang, peneliti melanjutkan pengurusan

surat izin penelitian pada sekolah yang dituju ke Dinas Pendidikan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung. Pada tanggal 02 Mei 2018 peneliti mendapatkan

surat rekomendasi izin penelitian di SMA Negeri 1 Tempilang dari Dinas

Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan pada pada tanggal 04 Mei

2015 peneliti menghantarkan surat izin penelitian ke SMA Negeri 1 Tempilang,

peneliti berkesempatan bertemu langsung dengan kepala SMA Negeri 1

Tempilang, yakni Bapak Amrullah, S.Pd., M.M, untuk membicarakan rencana

penelitian yang akan dilaksanakan, dengan segala pertimbangan beliau

mengizinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian yang akan dilaksanakan

mulai tanggal 05 Mei 2018 sampai dengan 21 Mei 2018.

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan observasi ke ruangan

tata usaha untuk mengetahui jumlah siswa kelas X dan kondisi kelas X tempat

peneliti untuk melakukan penelitian. Berdasarkan hasil observasi didapat jumlah

60
61

keseluruhan siswa kelas X adalah 136 siswa yang dibagi dalam 4 kelas, yaitu :

kelas X MIPA 1, kelas X MIPA 2, kelas X IPS 1 , dan kelas X IPS 2. Setelah

mengetahui jumlah siswa dan keadaan kelas, peneliti memilih kelas X MIPA 1

dan kelas X MIPA 2 dengan guru mata pelajaran matematika di kelas tersebut

yaitu Ibu Yaya Hijriah, S.Pd. Peneliti memilih kelas X MIPA 1 sebagai kelas

eksperimen dengan jumlah 34 siswa dan kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol

dengan jumlah 35 siswa untuk . Instrumen penelitian terdiri dari instrumen tes dan

instrumen angket. Instrumen tes meliputi kisi-kisi soal tes, tes akhir, kunci

jawaban serta pedoman penskoran tes akhir. Instrumen tes akhir dibuat

berdasarkan indikator kemampuan pemahaman konsep matematis siswa, yang

sebelumnya telah diuji coba instrumen soal tes yang hasilnya valid, dengan soal

reliabel, daya pembeda soal cukup dan baik serta tingkat kesukaran soal yang

mudah, sedang dan sukar. Perangkat pembelajaran yang telah disiapkan

diantaranya adalah silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat

untuk tiga kali pertemuan dan Kartu Soal dan Kartu Jawaban untuk tiga kali

pertemuan. Sedangkan Instrumen angket dibuat berdasarkan indikator motivasi

belajar dan kisi-kisi skala angket motivasi belajar dari 30 butir pernyataan angket.

Setelah dilakukan uji coba instrumen angket maka didapat 25 butir pernyataan

angket yang dinyatakan valid. Sebelum melaksanakan penelitian, instrumen

penelitian tersebut telah divalidasi oleh validator/pakar.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan yaitu peneliti melaksanakan pembelajaran

berdasarkan RPP yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas

eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran make a match sedangkan


62

pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol dengan menggunakan metode

pembelajaran ekspositori, yang masing-masing akan berlangsung sebanyak tiga

kali pertemuan. Sebelum peneliti melakukan pelaksanaan penelitian, peneliti

terlebih dahulu melakukan diskusi bersama Ibu Yaya Hijriah, S.Pd selaku guru

bidang studi matematika, dan beliau sepakat bahwa akan diadakan penelitian

dengan tiga kali pertemuan tatap muka dan satu kali pertemuan untuk tes akhir

serta tes angket pada kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2.

4.1.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen dengan Model

Pembelajaran Make A Match

Pelaksanaan penelitian proses pembelajaran pada pada kelas eksperimen

yaitu sebagai berikut.

a. Pertemuan pertama

Proses pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 05

Mei 2018. Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah menjelaskan

pengetian vektor di R2 dan vektor di R3, menentukan operasi vektor di R2 dan

vektor di R3, menentukan perkalian skalar dua vektor, dan menyelesaikan masalah

sehari-hari yang berkaitan dengan operasi vektor. Pada proses pembelajaran

terdapat tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup.

Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan akan dilakukan selama 10 menit, adapun

kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Peneliti memberi salam dan memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai,

setelah itu peneliti memperkenalkan diri kepada siswa dan memperhatikan


63

kesiapan psikis dan fisik siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan

memperhatikan kebersihan, kerapian, ketertiban dan kehadiran siswa. Pada

pertemuan pertama kegiatan pembelajaran diikuti oleh 30 siswa, dengan 4 siswa

tidak hadir, yaitu Andriyanto (izin), Arisa Dewi (izin), Eshi Yuliandari (alfa) dan

Fionita Rina Oktavia (sakit). Peneliti memberikan apersepsi kepada siswa dengan

menanyakan kembali materi pelajaran yang telah diterima di pertemuan

sebelumnya. Peneliti bertanya kepada siswa “Anak-anak ada yang tau materi apa

yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya? Salah satu siswa bernama

Rian menjawab, materi sebelumnya tentang penegertian vektor pak. Peneliti

menjawab, ya benar sekali Rian, sekarang apa yang kamu ketahui tentang vektor

?, Rian menjawab, vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah, Pak

guru menjawab, ya tepat sekali Rian, beri tepuk tangan untuk Rian”.

Gambar 4.1 Salah satu siswa bernama Rian menjawab pertanyaan


peneliti
Selanjutnya peneliti memberikan motivasi dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran/indikator pencapaian kompetensi, yaitu “anak-anak tujuan

pembelajaran kita hari ini adalah kalian akan bisa menjelaskan pengetian vektor

di R2 dan vektor di R3, bisa menentukan operasi vektor di R2 dan vektor di R3, bisa
64

menentukan perkalian skalar dua vektor, dan bisa menyelesaikan masalah sehari-

hari yang berkaitan dengan operasi vektor, semua siswa menjawab, iya pak”.

Peneliti menyampaikan garis besar cakupan materi, kegiatan yang akan dilakukan

dalam pembelajaran. “Anak-anak nanti kita belajar akan menggunakan model

pembelajaran make a match, salah satu siswa bernama resti bertanya, model

pembelajaran make a match itu apa pak? Peneliti menjawab, model

pembelajaran make a match itu adalah model pembelajaran yang nantinya kalian

akan belajar dengan dibagikan 2 kelompok dan diberikan kartu soal dan kartu

jawaban, setelah itu kelompok yang mendapatkan kartu soal akan mencari

pasangannya yaitu kelompok yang mendapatkan kartu jawaban.

Gambar 4.2 Peneliti menjelaskan peraturan penggunaan model


pembelajaran make a match

Kegiatan Inti

Peneliti memberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran

make a match. Pada kegiatan inti akan dilakukan selama 90 menit, adapun

kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.


65

Langkah pertama : Peneliti menyiapkan 34 kartu yang berisi beberapa materi

mengenai vektor di R2 dan vektor di R3, operasi vektor di R2 dan vektor di R3,

perkalian skalar dua vektor, yaitu 17 bagian kartu soal dan 17 bagian kartu

jawaban.

Langkah Kedua : Peneliti membagikan siswa ke dalam 2 kelompok, misalnya

kelompok A dan kelompok B. Setelah itu peneliti memberikan kartu soal kepada

kelompok A dan memberikan kartu jawaban kepada Kelompok B.

Gambar 4.3 Peneliti membagikan kartu soal dan Kartu jawaban

Langkah Ketiga : Peneliti memberikan waktu selama 10 menit, agar tiap siswa

memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. Pada langkah ini, salah satu

siswa bernama Pitra bertanya kepada peneliti tentang kartu soal yang didapatnya’

“Pak, kalau untuk menghitung operasi penjumlahan dua buah vektor di R2 angka

yang berada di baris pertama kolom pertama pada vektor 𝑎


⃗⃗⃗ dijumlahkan dengan

angka yang berada di baris pertama kolom pertama vektor ⃗⃗⃗


𝑏 juga kan pak?

Peneliti menjawab,Ya benar sekali Pitra, silahkan dilanjutkan pekerjaan mu”.

Setelah itu peneliti menyampaikan kepada siswa bahwa kalau sudah selesai
66

memikirkan jawaban/soal kartu yang didapatkan, mereka harus

mencari/mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain.

Gambar 4.4 Siswa bernama Pitra bertanya tentang kartu soal yang dia dapat
kepada peneliti

Langkah Keempat : Peneliti memberikan waktu 5 menit untuk meminta semua

anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B dan peneliti

memberi motivasi jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing,

peneliti meminta mereka melaporkan diri kepadanya, dan peneliti mencatat

mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan untuk diberikan poin.

Gambar 4.5 Para siswa mencari pasangan kartu yang mereka miliki
67

Gambar 4.6 Siswa bernama Gita Lestari dan Rini Hairunnisa pasangan yang
melaporkan bahwa sudah berhasil menemukan pasangan kartu yang mereka
miliki

Langkah Kelima : Setelah waktu yang diberikan oleh peneliti sudah habis, Siswa

yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri. Pada

pertemuan pertama, siswa yang bisa mencocokkan pasangan kartunya dengan

benar, yaitu Anggia Fernanda dan Mentari, A. Shihab dan Rendi Syahputra,

Purnama Dewi dan Anik Megasari, Akbar Putra dan M. Ilham Aditya, Gita

Lestari dan Rini Hairunnisa, Resti Yuliana dan Winda Dewi Utami, Dwi Tiara

Amanda dan Pitri Yani, Sonia Afridewi dan Sugitari, Dhelva Fareztyta dan Pitra,

Reza Yunita dan Sulastina, Hilda dan Rian Pandawa, Arjuna dan Qodrat.

Sedangkan siswa yang tidak bisa mencocokkan pasangan kartunya dengan benar,

yaitu Aditya Mulya Evanza dan Dewi Fortuna Putri, Eka Febrianti dan Putri

Sarmini, Ardi Dika Kurniawan dan Toni.


68

Langkah Keenam : Peneliti memanggil beberapa pasangan untuk presentasi.

Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapatkan pasangan memperhatikan dan

memberi tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. Pada pertemuan

pertama, peneliti memanggil salah satu pasangan untuk presentasi yaitu pasangan

Resti Yuliana dan Winda Dewi Utami. Mereka membahas soal berikut :

Dari gambar di atas, apakah termasuk vektor di R2? jelaskan pengertian vektor

tersebut !

Jawab :

Vektor di atas adalah termasuk vektor di R2.

Vektor di 𝑅 2 adalah vektor yang terletak di satu bidang atau Vektor yang hanya

mempunyai dua komponen yaitu x dan y.

”Bagaimana apakah ada pertanyaan atau tanggapan dari teman-teman ?, tanya

Resti”. Salah satu siswa bernama Arjuna perwakilan dari pasangan lain memberi

tanggapan, Arjuna bertanya ”Bagian yang kalian berdua bahas itukan pengertian

dari vektor di R2, saya ingin bertanya bagaimana kalau pengertian dari vektor di

R3 ? Terima kasih”. Kemudian Resti dan Winda menjawab “Kalau vektor di R3


69

artinya adalah Vektor di 𝑅 3 adalah vektor yang terletak di satu ruang atau Vektor

yang hanya mempunyai tiga komponen yaitu x, y dan z. Bagaimana saudara

Arjuna apakah anda sudah mengerti?”. Setelah itu Arjuna menjawab,”Ya, saya

sudah mengerti, terima kasih untuk jawabannya”.

Gambar 4.7 Resti Yuliana dan Winda Dewi Utami sedang menjelaskan kartu
soal dan kartu jawaban yang mereka pegang

Langkah Ketujuh : Peneliti memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan

kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi. d

Gambar 4.8 Peneliti memberikan konfirmasi kebenaran kecocokan kartu


70

Pada presentasi ini, kartu yang dicocokan Resti Yuliana dan Winda Dewi Utami

sudah benar. Setelah itu peneliti bertanya, “Anak-anak apakah masih ada yang

ingin ditanyakan?”, para siswa menjawab, “tidak ada pak”.

Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup akan dilakukan selama 35 menit, adapun kegiatan

yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Peneliti memfasilitasi siswa untuk mereview semua pembelajaran yang

telah dilaksanakan. “Bagaimana anak-anak, siapa yang ingin membuat

kesimpulan tentang pelajaran yang telah kita pelajari tadi ?, salah satu siswa

bernama Akbar menjawab, “Saya pak, kesimpulan dari pelajaran hari ini adalah

Vektor di 𝑅 2 adalah vektor yang terletak di satu bidang atau Vektor yang hanya

mempunyai dua komponen yaitu x dan y, sedangkan Vektor di 𝑅 3 adalah vektor

yang terletak di satu Ruang atau Vektor yang mempunyai tiga komponen yaitu x,

y dan z, dan operasi vektor tersebut ada 3 macam pak, yaitu operasi

penjumlahan, operasi pengurangan, dan operasi perkalian pak. Ya tepat sekali

Akbar, Beri tepuk tangan untuk Akbar”, jawab Peneliti.

Gambar 4.9 Siswa bernama akbar menyimpulkan pelajaran


71

Setelah itu peneliti memberikan tugas mengerjakan 4 soal latihan kepada

siswa untuk mengukur pemahaman materi yang sudah dipelajari siswa serta

mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas dipertemuan

berikutnya yaitu sudut antar dua vektor.

b. Pertemuan Kedua

Proses pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 12

Mei 2018. Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah Menentukan

hubungan vektor dengan vektor lain dan menentukan besar sudut antara dua

vektor. Pada proses pembelajaran terdapat tiga kegiatan, yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan akan dilakukan selama 10 menit, adapun

kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Peneliti memberi salam dan memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai,

setelah itu peneliti memperhatikan kesiapan psikis dan fisik siswa untuk

mengikuti proses pembelajaran dengan memperhatikan kebersihan, kerapian,

ketertiban dan kehadiran siswa. Pada pertemuan kedua kegiatan pembelajaran

diikuti oleh 32 siswa, dengan 2 siswa tidak hadir, yaitu Mentari (izin), dan Putri

Sarmini (sakit). Peneliti memberikan apersepsi kepada siswa dengan menanyakan

kembali materi pelajaran yang telah diterima di pertemuan sebelumnya. Peneliti

bertanya kepada siswa “Anak-anak ada yang tau materi apa yang sudah

dipelajari pada pertemuan minggu kemarin? Salah satu siswa bernama Resti

menjawab, materi minggu kemarin tentang penegertian vektor di R2 dan di R3

,serta perkalian antara dua vektor pak. Peneliti menjawab, ya benar sekali Resti,
72

sekarang apa bapak mau bertanya, siapa yang tau rumus perkalian antara dua

vektor?, Salah satu siswa bernama Andriyanto menjawab, Rumus perkalian

⃗⃗⃗ .⃗⃗⃗⃗
antara dua vektor itu 𝑎 𝑏 = |𝑎 ⃗⃗⃗ | cos 𝜃 kalau menggunakan sudut pak, tetapi
⃗⃗⃗ |. |𝑏

kalau tidak menggunakan sudut rumusnya 𝑎. 𝑏⃗ = 𝑎1 . 𝑏1 + 𝑎2 . 𝑏2 + 𝑎3 . 𝑏3 begitu

pak, Pak guru menjawab, ya tepat sekali Andriyanto, beri tepuk tangan untuk

Andriyanto”. Selanjutnya peneliti memberikan motivasi dengan menyampaikan

tujuan pembelajaran/indikator pencapaian kompetensi, yaitu “anak-anak tujuan

pembelajaran kita hari ini adalah kalian akan bisa menentukan hubungan vektor

dengan vektor lain dan bisa menentukan sudut antar dua vektor, semua siswa

menjawab, iya pak”. Peneliti menyampaikan garis besar cakupan materi, kegiatan

yang akan dilakukan dalam pembelajaran. “Anak-anak untuk menguasai materi

yang akan dipelajari hari ini, kalian harus paham dengan pelajaran yang

kemarin, soalnya materi yang kita pelajari hari ini masih berkaitan dengan

materi yang kemarin.

Kegiatan Inti

Peneliti memberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran

make a match. Pada kegiatan inti akan dilakukan selama 90 menit, adapun

kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Langkah pertama : Peneliti menyiapkan 34 kartu yang berisi beberapa materi

mengenai vektor di R2 dan vektor di R3, operasi vektor di R2 dan vektor di R3,

perkalian skalar dua vektor, yaitu 17 bagian kartu soal dan 17 bagian kartu

jawaban.
73

Langkah Kedua : Peneliti membagikan siswa ke dalam 2 kelompok, misalnya

kelompok A dan kelompok B. Setelah itu peneliti memberikan kartu soal kepada

kelompok A dan memberikan kartu jawaban kepada Kelompok B.

Gambar 4.10 Contoh kartu soal dan kartu jawaban

Langkah Ketiga : Peneliti memberikan waktu selama 10 menit, agar tiap siswa

memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. Pada langkah ini, peneliti

membimbing para siswa dalam memikirkan kartu soal yang didapatkan oleh

siswa. Setelah itu peneliti menyampaikan kepada siswa bahwa kalau sudah selesai

memikirkan jawaban/soal kartu yang didapatkan, mereka harus

mencari/mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain.


74

Gambar 4.11 Peneliti membimbing para siswa yang sedang memikirkan kartu

Langkah Keempat : Peneliti memberikan waktu 5 menit untuk meminta semua

anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B dan peneliti

memberi motivasi jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing,

peneliti meminta mereka melaporkan diri kepadanya, dan peneliti mencatat

mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan untuk diberikan poin.

Langkah Kelima : Setelah waktu yang diberikan oleh peneliti sudah habis, Siswa

yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri. Pada

pertemuan kedua, siswa yang bisa mencocokkan pasangan kartunya dengan benar,

yaitu Anggia Fernanda dan Anik Megasari, Akbar Putra dan Ardi Dika

Kurniawan, Purnama Dewi dan Eshi Yuliandari, A. Shihab dan M. Ilham Aditya,

Dwi Tiara Amanda dan Rini Hairunnisa, Resti Yuliana dan Hilda, Arjuna dan

Pitri Yani, Sonia Afridewi dan Sugitari, Dhelva Fareztyta dan Pitra, Mulya

Evanza dan Sulastina, Winda Dewi Utami dan Rian Pandawa, Gita Lestari dan

Qodrat, Rendi Syahputra dan Toni, Andriyanto dan Arisa Dewi. Sedangkan siswa
75

yang tidak bisa mencocokkan pasangan kartunya dengan benar, yaitu Aditya

Reza Yunita dan Dewi Fortuna Putri, Eka Febrianti dan Fionita Rina Oktavia.

Gambar 4. 12 Contoh Hasil Lembar Pencocokkan Kartu Soal dan Kartu


Jawaban yang dilakukan siswa

Langkah Keenam : Peneliti memanggil beberapa pasangan untuk presentasi.

Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapatkan pasangan memperhatikan dan

memberi tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. Pada pertemuan kedua,

peneliti memanggil salah satu pasangan untuk presentasi yaitu pasangan Akbar

Putra dan Ardi Dika Kurniawan. Mereka membahas soal berikut ini:
76

Jika vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ membentuk sudut 60°, serta vektor 𝑎


⃗⃗⃗ dan 𝑏 ⃗⃗⃗ tegak lurus vektor 𝑐⃗⃗ ,

dengan |𝑎 ⃗⃗⃗ | = 3, 𝑑𝑎𝑛 |𝑐⃗⃗ | = 6, maka tentukan 𝑎


⃗⃗⃗ | = 4, |𝑏 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ) !
⃗⃗⃗ (𝑏

Jawaban :

Diketahui : |𝑎 ⃗⃗⃗ | = 3, 𝑑𝑎𝑛 |𝑐⃗⃗ | = 6 , 𝜃 = 60°


⃗⃗⃗ | = 4, |𝑏

vektor 𝑎
⃗⃗⃗ tegak lurus vektor 𝑐⃗⃗

Ditanya : nilai 𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ )?


⃗⃗⃗ (𝑏

Karena 𝑎
⃗⃗⃗ tegak lurus 𝑐⃗⃗ , maka 𝑎
⃗⃗⃗ . 𝑐⃗⃗ = 0

𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ) = 𝑎
⃗⃗⃗ (𝑏 ⃗⃗⃗ + 𝑎
⃗⃗⃗ . 𝑏 ⃗⃗⃗ . 𝑐⃗⃗

= |𝑎 ⃗⃗⃗ |𝑐𝑜𝑠60° + 0
⃗⃗⃗ |. |𝑏

1
= 4.3. 2 = 6

Sehingga nilai 𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ) = 6


⃗⃗⃗ (𝑏

Salah satu siswa bernama Pitra perwakilan dari pasangan lain memberi tanggapan,

Pitra bertanya ” kenapa pada bagian 𝑎


⃗⃗⃗ . 𝑐⃗⃗ = 0 ?”. Kemudian Akbar Putra

menjawab “𝑎
⃗⃗⃗ . 𝑐⃗⃗ = 0 karena disoal diketahui bahwa vektor 𝑎
⃗⃗⃗ tegak lurus vektor

𝑐⃗⃗ , syarat tegak lurus itu adalah hasil perkalian vektor apapun akan menghasilkan

nilai 0”. Bagaimana Pitra apakah kamu sudah mengerti?”. Setelah itu Pitra

menjawab,”Ya, saya sudah mengerti, terima kasih atas penjelasannya”.

Langkah Ketujuh : Peneliti memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan

kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.

Pada presentasi ini, kartu yang dicocokan Akbar Putra dan Ardi Dika Kurniawan

sudah benar.
77

Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup akan dilakukan selama 35 menit, adapun kegiatan

yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Peneliti memfasilitasi siswa untuk mereview semua pembelajaran yang

telah dilaksanakan. “Bagaimana anak-anak, siapa yang ingin membuat

kesimpulan tentang pelajaran yang telah kita pelajari tadi ?, salah satu siswa

bernama Qodrat menjawab, “Saya pak, kesimpulan dari pelajaran hari ini

adalah Hubungan antara vektor satu dengan vektor lain itu ada tiga pak, seperti

kedua vektor saling sejajar, saling tegak lurus dan berlawanan arah pak. Ya tepat

sekali Qodrat, Beri tepuk tangan untuk Qodrat”, jawab Peneliti.

Setelah itu peneliti memberikan tugas mengerjakan 2 soal latihan kepada

siswa untuk mengukur pemahaman materi yang sudah dipelajari siswa serta

mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas dipertemuan

berikutnya yaitu tentang proyeksi vektor.

c. Pertemuan Ketiga

Proses pembelajaran pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 19

Mei 2018. Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah Menentukan

proyeksi skalar antar dua vektor dan menentukan proyeksi vektor antara dua

vektor. Pada proses pembelajaran terdapat tiga kegiatan, yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan akan dilakukan selama 10 menit, adapun

kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.


78

Peneliti memberi salam dan memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai,

setelah itu peneliti memperhatikan kesiapan psikis dan fisik siswa untuk

mengikuti proses pembelajaran dengan memperhatikan kebersihan, kerapian,

ketertiban dan kehadiran siswa. Pada pertemuan ketiga kegiatan pembelajaran

diikuti oleh 32 siswa, dengan 2 siswa tidak hadir, yaitu Purnama Dewi (alfa), dan

Reza Yunita (sakit). Peneliti memberikan apersepsi kepada siswa dengan

mengulang kembali materi pelajaran yang telah diterima di pertemuan

sebelumnya, yaitu tentang sudut antar dua vektor. Selanjutnya peneliti

memberikan motivasi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran/indikator

pencapaian kompetensi, yaitu “anak-anak tujuan pembelajaran kita hari ini

adalah kalian akan bisa menentukan proyeksi skalar antar dua vektor dan bisa

menentukan proyeksi vektor antar dua vektor. Setelah itu peneliti menyampaikan

garis besar cakupan materi, kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran.

Pada kesempatan ini, siswa bernama Rian bertanya, “Pak, perbedaan proyeksi

skalar dengan proyeksi vektor itu apa pak?”, peneliti menjawab : “Anak-anak

perbedaan antara proyeksi skalar dengan proyeksi vektor itu adalah kalau

proyeksi skalar nanti hasilnya akan berbentuk satuan, sedangkan proyeksi vektor

nanti hasilnya akan berbentuk vektor juga.


79

Gambar 4.13 Siswa bernama Rian dan Resti Sedang bertanya kepada peneliti

Kegiatan Inti

Peneliti memberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran

make a match. Pada kegiatan inti akan dilakukan selama 90 menit, adapun

kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Langkah pertama : Peneliti menyiapkan 34 kartu yang berisi beberapa materi

mengenai vektor di R2 dan vektor di R3, operasi vektor di R2 dan vektor di R3,

perkalian skalar dua vektor, yaitu 17 bagian kartu soal dan 17 bagian kartu

jawaban.

Langkah Kedua : Peneliti membagikan siswa ke dalam 2 kelompok, misalnya

kelompok A dan kelompok B. Setelah itu peneliti memberikan kartu soal kepada

kelompok A dan memberikan kartu jawaban kepada Kelompok B.


80

Gambar 4.14 Contoh kartu soal dan kartu jawaban

Langkah Ketiga : Peneliti memberikan waktu selama 10 menit, agar tiap siswa

memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. Pada langkah ini, peneliti

membimbing para siswa dalam memikirkan kartu soal yang didapatkan oleh

siswa. Setelah itu peneliti menyampaikan kepada siswa bahwa kalau sudah

selesai memikirkan jawaban/soal kartu yang didapatkan, mereka harus

mencari/mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain.


81

Gambar 4.15 siswa yang sedang memikirkan kartu soal/jawaban yang didapat

Langkah Keempat : Peneliti memberikan waktu 5 menit untuk meminta semua

anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B dan peneliti

memberi motivasi jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing,

peneliti meminta mereka melaporkan diri kepadanya, dan peneliti mencatat

mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan untuk diberikan poin.

Gambar 4.16 siswa yang sedang mencari pasangan kartu soal/jawaban yang
dicocok dengan yang didapatkannya
82

Langkah Kelima : Setelah waktu yang diberikan oleh peneliti sudah habis, Siswa

yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri. Pada

pertemuan ketiga, siswa yang bisa mencocokkan pasangan kartunya dengan

benar, yaitu Hilda dan Anik Megasari, Akbar Putra dan Pitra, Gita Lestari dan M.

Ilham Aditya, Dwi Tiara Amanda dan Mentari, Rendi Syahputra dan Anggia

Fernanda, Arjuna dan Pitri Yani, Sonia Afridewi dan Qodrat, Dhelva Fareztyta

dan Ardi Dika Kurniawan, Aditya Mulya Evanza dan Sulastina, Putri Sarmini dan

Arisa Dewi, A. Shihab dan Sugitari, Resti Yuliana dan Toni, Andriyanto dan Rian

Pandawa. Sedangkan siswa yang tidak bisa mencocokkan pasangan kartunya

dengan benar, yaitu Winda Dewi Utami dan Dewi Fortuna Putri, Eka Febrianti

dan Rini Hairunnisa, Fionita Rina Oktavia dan Eshi Yuliandari.

Langkah Keenam : Peneliti memanggil pasangan untuk presentasi. Pasangan lain

dan siswa yang tidak mendapatkan pasangan memperhatikan dan memberi

tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. Pada pertemuan ketiga, peneliti

memanggil salah satu pasangan untuk presentasi yaitu pasangan Andriyanto dan

Rian Pandawa . Mereka membahas soal berikut ini:

⃗⃗⃗
𝑎

𝜃
𝑐⃗⃗ ⃗⃗⃗
𝑏
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎
Jika, |𝑐⃗⃗ | = |𝑎
⃗⃗⃗ |. 𝐶𝑜𝑠 𝜃 , dengan 𝐶𝑜𝑠 𝜃 = |𝑎⃗⃗⃗ ||𝑏⃗⃗⃗ | . Tentukan nilai |𝑐⃗⃗ | ?
Jawaban :

⃗⃗⃗
𝑎

𝜃
𝑐⃗⃗ ⃗⃗⃗
𝑏
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎
Diketahui : |𝑐⃗⃗ | = |𝑎
⃗⃗⃗ |. 𝐶𝑜𝑠 𝜃. dengan 𝐶𝑜𝑠 𝜃 = |𝑎⃗⃗⃗ ||𝑏⃗⃗⃗ |
83

Ditanya : nilai |𝑐⃗⃗ |?

Dari gambar dapat dilihat bahwa |𝑐⃗⃗ | adalah proyeksi skalar vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ .
⃗⃗⃗ pada 𝑏

|𝑐⃗⃗ | = |𝑎
⃗⃗⃗ |. 𝐶𝑜𝑠 𝜃

⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎
= |𝑎
⃗⃗⃗ |. |𝑎⃗⃗⃗ ||𝑏⃗⃗⃗ |

⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎 ⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎 ⃗⃗⃗
|𝑐⃗⃗ | =
|𝑏⃗⃗⃗ |
. ⃗⃗⃗ pada ⃗⃗⃗
Maka proyeksi skalar vektor 𝑎 𝑏 adalah |𝑏⃗⃗⃗ |
.

Salah satu siswa bernama Rini perwakilan dari pasangan lain memberi tanggapan,

Rini bertanya ” bagaimana kalau rumus proyeksi skalar vektor ⃗⃗⃗


𝑏 pada 𝑎
⃗⃗⃗ ?”.

⃗⃗⃗
Kemudian Andriyanto menjawab “rumus proyeksi skalar vektor 𝑏 pada

⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑣𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑎
𝑎 ⃗⃗⃗ , 𝑗𝑎𝑑𝑖 |𝑎⃗⃗⃗ |
.”

.Bagaimana Rini apakah kamu sudah mengerti?”. Setelah

itu Rini menjawab,”Ya, saya sudah mengerti, terima kasih atas penjelasannya”.

Langkah Ketujuh : Peneliti memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan

kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.

Pada presentasi ini, kartu yang dicocokan Andiyanto dan Rian Pandawa sudah

benar.

Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup akan dilakukan selama 35 menit, adapun kegiatan

yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Peneliti bersama siswa untuk mereview semua pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Peneliti bertanya kepada siswa ”anak-anak apakah kalian sudah

mengerti tentang pelajaran kita hari ini ?, iya pak kami sudah mengerti, jawab

para siswa”. Setelah itu peneliti memberitahu siswa kalau untuk pertemuan
84

selanjutnya akan diadakan postest (tes akhir), dan peneliti menyuruh siswa untuk

mempelajari semua materi yang telah dipelajari.

d. Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2018. Pada

pertemuan keempat atau pertemuan terakhir ini peneliti tidak melakukan

pembelajaran, namun peneliti memberikan soal postest (tes akhir) dan angket

Motivasi belajar kepada siswa. Pada proses pembelajaran terdapat tiga kegiatan,

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan Pendahuluan

Peneliti memberi salam dan memimpin doa sebelum memulai pelajaran,

setelah itu peneliti memperhatikan kesiapan psikis dan fisik siswa untuk

mengikuti proses pembelajaran dengan memperhatikan kebersihan, kerapian,

ketertiban dan kehadiran siswa. Pada pertemuan keempat seluruh siswa hadir

semua dengan jumlah siswa 34 orang.

Kegiatan Inti

Pada pertemuan terakhir peneliti memberitahukan kepada siswa bahwa akan

dilaksanakan evaluasi tes kepada siswa untuk mengambil data kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa setelah diadakan proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran make a match yang telah dilaksanakan

sebanyak tiga kali pertemuan. Peneliti memberitahukan bahwa soal tes akhir

berbentuk uraian sebanyak 5 soal yang mencakup seluruh materi yang telah

diajarkan mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga.


85

Gambar 4.17 Siswa sedang mengerjakan soal postest dan angket motivasi
belajar
Kegiatan Penutup

Setelah semua siswa telah mengisi lembar tes akhir kemampuan

pemahaman konsep matematis dan angket motivasi belajar serta

mengumpulkannya kepada peneliti, peneliti meminta kesan dan pesan selama

peneliti melakukan pembelajaran yang telah dilakukan peneliti kepada siswa,

kemudian peneliti menutup pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih dan

memberi saran serta salam kepada seluruh siswa.

4.1.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Kelas kontrol dengan Model

Pembelajaran Konvensional

Pelaksanaan penelitian proses pembelajaran pada pada kelas eksperimen

yaitu sebagai berikut.

a. Pertemuan pertama

Proses pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 05

Mei 2018. Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah menjelaskan

pengetian vektor di R2 dan vektor di R3, menentukan operasi vektor di R2 dan


86

vektor di R3, menentukan perkalian skalar dua vektor, dan menyelesaikan masalah

sehari-hari yang berkaitan dengan operasi vektor. Pada proses pembelajaran

terdapat tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup.

Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan akan dilakukan selama 10 menit, adapun

kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Peneliti mengkondisikan kelas dalam suasana kondusif untuk

berlangsungnya pembelajaran, dengan membukaan pelajaran dengan salam dan

berdoa bersama siswa. Setelah itu peneliti memperkenalkan diri kepada sisiwa

dan mengecek kehadiran siswa, pada pertemuan pertama siswa yang hadir

sebanyak 31 orang, sedangkan siswa yang tidak hadir sebanyak 4 orang, yaitu

Adrian (izin), Ichsan Fahrozi (sakit), Nurul Janah Putri (sakit), dan Ranu Kartika

(izin). Setelah mengecek kehadiran peneliti memberikan apersepsi serta

memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai antara lain, yaitu “anak-anak tujuan pembelajaran kita hari ini

adalah kalian akan bisa menjelaskan pengetian vektor di R2 dan vektor di R3, bisa

menentukan operasi vektor di R2 dan vektor di R3, bisa menentukan perkalian

skalar dua vektor, dan bisa menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan

dengan operasi vektor, semua siswa menjawab, iya pak”.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti akan dilakukan selama 110 menit, adapun kegiatan yang

dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.


87

Peneliti mempersiapkan bahan ajar dan menyampaikan materi yang akan

dipelajari, yaitu materi tentang vektor di R2, vektor di R3 dan perkalian skalar dua

vektor. Setelah itu peneliti menjelaskan materi pembelajaran tentang vektor di

R2, vektor di R3 dan perkalian skalar dua vektor.

Gambar 4.18 Peneliti sedang menjelaskan materi pembelajaran


Peneliti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya

tentang materi yang telah dijelaskan. Setelah itu peneliti meminta beberapa siswa

untuk mengerjakan soal di papan tulis. Pada pertemuan pertama salah satu siswa

bernama Siti Halimah mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti di papan

tulis, sementara siswa yang lain memperhatikan.

Gambar 4.19 Siswa bernama Siti Halimah sedang mengerjakan


soal yang ada di papan tulis
88

Peneliti bersama dengan siswa menyimpulkan materi tentang vektor di R2,

vektor di R3 dan perkalian skalar dua vektor serta peneliti bertanya kepada siswa,

“anak-anak apakah kalian sudah mengerti? sudah pak, jawab para siswa.”

Setelah itu peneliti memberikan tugas 4 soal latihan kepada siswa untuk

mengukur pemahaman materi yang sudah dipelajari siswa.

Gambar 4.20 Peneliti membagikan tugas kepada para siswa

Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup akan dilakukan selama 15 menit, adapun kegiatan

yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Peneliti memfasilitasi siswa untuk mereview semua pembelajaran yang

telah dilaksanakan dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya yaitu tentang sudut antara dua vektor setelah itu peneliti

mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberi salam.


89

b. Pertemuan kedua

Proses pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 12

Mei 2018. Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah menentukan

hubungan antar dua vektor, menentukan sudut antar dua vektor. Pada proses

pembelajaran terdapat tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup.

Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan akan dilakukan selama 10 menit, adapun

kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Peneliti mengkondisikan kelas dalam suasana kondusif untuk

berlangsungnya pembelajaran, dengan membukaan pelajaran dengan salam dan

berdoa bersama siswa. Setelah itu peneliti mengecek kehadiran siswa, pada

pertemuan kedua siswa yang hadir sebanyak 32 orang, sedangkan siswa yang

tidak hadir sebanyak 3 orang, yaitu Aldi Yansah (sakit), Destika (izin), dan Kiko

Kuncoro Adi (alfa). Setelah mengecek kehadiran peneliti memberikan apersepsi

serta memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai antara lain, yaitu “anak-anak tujuan

pembelajaran kita hari ini adalah kalian akan bisa menentukan hubungan antar

dua vektor dan menentukan sudut antar dua vektor, semua siswa menjawab, iya

pak”.
90

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti akan dilakukan selama 110 menit, adapun kegiatan yang

dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Peneliti mempersiapkan bahan ajar dan menyampaikan materi yang akan

dipelajari, yaitu materi tentang hubungan antar dua vektor dan sudut antar dua

vektor. Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya tentang materi yang telah dijelaskan. Setelah itu peneliti meminta

beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis.

Gambar 4.21 Siswa bernama Ari Saputra bertanya kepada peneliti

Peneliti bersama dengan siswa menyimpulkan materi tentang hubungan

antar dua vektor dan sudut antar dua vektor serta peneliti bertanya kepada siswa,

“anak-anak apakah kalian sudah mengerti? sudah pak, jawab para siswa.”
91

Gambar 4.22 Peneliti bersama dengan siswa menyimpulkan materi


yang telah dipelajari

Setelah itu peneliti memberikan tugas 2 soal latihan kepada siswa untuk

mengukur pemahaman materi yang sudah dipelajari siswa.

Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup akan dilakukan selama 15 menit, adapun kegiatan

yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Peneliti memfasilitasi siswa untuk mereview semua pembelajaran yang

telah dilaksanakan dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya yaitu tentang proyeksi setelah itu peneliti mengakhiri

kegiatan pembelajaran dengan memberi salam.

c. Pertemuan ketiga

Proses pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 19

Mei 2018. Pada pertemuan ketiga materi yang diajarkan adalah menentukan

proyeksi skalar vektor dan menentukan proyeksi vektor. Pada proses


92

pembelajaran terdapat tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup.

Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan akan dilakukan selama 10 menit, adapun

kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Peneliti mengkondisikan kelas dalam suasana kondusif untuk berlangsungnya

pembelajaran, dengan membukaan pelajaran dengan salam dan berdoa bersama

siswa. Setelah itu peneliti memperkenalkan diri kepada sisiwa dan mengecek

kehadiran siswa, pada pertemuan pertama siswa yang hadir sebanyak 30 orang,

sedangkan siswa yang tidak hadir sebanyak 5 orang, yaitu Dina Angelina (alfa),

Ela Ferdyanti (sakit), Rendi Pratama (sakit), Stephani Agustina Mika Yahana

(izin) dan Tessa Utari (alfa). Setelah mengecek kehadiran peneliti memberikan

apersepsi serta memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai antara lain, yaitu “anak-anak tujuan

pembelajaran kita hari ini adalah kalian akan bisa menentukan proyeksi skalar,

bisa menentukan proyeksi vektor, semua siswa menjawab, iya pak”.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti akan dilakukan selama 110 menit, adapun kegiatan yang

dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Peneliti mempersiapkan bahan ajar dan menyampaikan materi yang akan

dipelajari, yaitu materi tentang proyeksi skalar vektor dan proyeksi vektor..
93

Peneliti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya

tentang materi yang telah dijelaskan. Setelah itu peneliti meminta beberapa siswa

untuk mengerjakan soal di papan tulis.

Gambar 4.23 Beberapa siswa sedang mengerjakan soal yang ada di papan
tulis

Peneliti bersama dengan siswa menyimpulkan materi tentang proyeksi

skalar vektor dan proyeksi vektor serta peneliti bertanya kepada siswa, “anak-

anak apakah kalian sudah mengerti? sudah pak, jawab para siswa.” Setelah itu

peneliti memberikan tugas 2 soal latihan kepada siswa untuk mengukur

pemahaman materi yang sudah dipelajari siswa.


94

Gambar 4.24 Hasil jawaban latihan siswa

Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup akan dilakukan selama 15 menit, adapun kegiatan

yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.

Peneliti memfasilitasi siswa untuk mereview semua pembelajaran yang

telah dilaksanakan dan menyampaikan pada pertemuan berikutnya yaitu tentang


95

sudut antara dua vektor setelah itu peneliti mengakhiri kegiatan pembelajaran

dengan memberi salam.

d. Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2018. Pada

pertemuan keempat atau pertemuan terakhir ini peneliti tidak melakukan

pembelajaran, namun peneliti memberikan soal postest (tes akhir) dan angket

Motivasi belajar kepada siswa. Pada proses pembelajaran terdapat tiga kegiatan,

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan Pendahuluan

Peneliti memberi salam dan memimpin doa sebelum memulai pelajaran,

setelah itu peneliti memperhatikan kesiapan psikis dan fisik siswa untuk

mengikuti proses pembelajaran dengan memperhatikan kebersihan, kerapian,

ketertiban dan kehadiran siswa. Pada pertemuan keempat seluruh siswa hadir

semua dengan jumlah siswa 35 orang.

Kegiatan Inti

Pada pertemuan terakhir peneliti memberitahukan kepada siswa bahwa

akan dilaksanakan evaluasi tes kepada siswa untuk mengambil data kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa setelah diadakan proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran ekspositori yang telah dilaksanakan sebanyak

tiga kali pertemuan. Peneliti memberitahukan bahwa soal tes akhir berbentuk

uraian sebanyak 5 soal yang mencakup seluruh materi yang telah diajarkan mulai

dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga.


96

Gambar 4.25 Siswa sedang mengerjakan soal postest dan angket


motivasi belajar

Kegiatan Penutup

Setelah semua siswa telah mengisi lembar tes akhir kemampuan

pemahaman konsep matematis dan angket motivasi belajar serta

mengumpulkannya kepada peneliti, peneliti meminta kesan dan pesan selama

peneliti melakukan pembelajaran yang telah dilakukan peneliti kepada siswa,

kemudian peneliti menutup pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih dan

memberi saran serta salam kepada seluruh siswa.

c. Tahap Evaluasi

Pada tahap evaluasi yaitu peneliti mengumpulkan data pemberian angket

Motivasi belajar dengan jumlah pernyataan yang harus dijawab adalah 25

pernyataan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan pemberian tes akhir

dengan lima soal uraian yang mengacu pada indikator kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa, kemudian di analisis dan dilakukan pembahasan,


97

sehingga mendapat suatu kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di

SMA Negeri 1 Tempilang.

4.1.2 Deskripsi Data Penelitian

Data hasil penelitian pada penelitian ini ada dua macam, yaitu data skor tes

untuk mengukur tingkat kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dan

data skor angket untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa. yang diberi

perlakuan dengan model make a match dan siswa yang diberi perlakuan dengan

metode ekspositori. Berikut deskripsi dari kedua data hasil penelitian tersebut:

4.1.2.1 Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tempilang dengan sampel

penelitian ada dua kelas yaitu kelas X MIPA 1 yang berjumlah 34 siswa

sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 2 yang berjumlah 35 orang

sebagai kelas kontrol.

Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dilihat dari hasil tes akhir

siswa, dimana tes akhir tersebut dilaksanakan setelah siswa diberikan materi

tentang vektor sebanyak tiga kali pertemuan baik di kelas eksperimen maupun di

kelas kontrol.

Sebelum diberikan tes akhir, siswa diberikan latihan diakhir pembelajaran

pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga baik dikelas eksperimen maupun di

kelas kontrol. Dari penelitian diperoleh data hasil latihan pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Adapun data tes hasil rata-rata nilai siswa setiap pertemuan

pada materi vektor dapat dilihat pada tabel berikut:


98

Tabel 4.1 Rata-rata nilai siswa pada setiap pertemuan


Pertemuan
Kelas
1 2 3
Eksperimen 58,2 68 77,5
Kontrol 55,2 64 69,8
Dari tabel 4.1 terlihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol terdapat perbedaan. Nilai kelas eksperimen

pada pertemuan pertama sebesar 58,2, pertemuan kedua sebesar 68, dan

pertemuan ketiga sebesar 77,5. Sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol pada

pertemuan pertama sebesar 55,2, pertemuan kedua sebesar 64, dan pertemuan

ketiga sebesar 69,8. Dari data diatas terlihat jelas bahwa nilai siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi daripada nilai siswa pada kelas kontrol.

Untuk mengetahui hasil tes akhir kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, pada tabel 4.2 dapat

dilihat deskripsi data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Tabel 4.2 Deskripsi data kemampuan pemahaman konsep matematis kelas


eksperimen dan kelas kontrol
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance


Kelas Eksperimen 34 41 95 76,15 13,315 177,281
Kelas Kontrol 35 41 91 69,31 14,954 223,634

Berdasarkan tabel diatas untuk kemampuan pemahaman konsep

matematis dapat dilihat perbandingan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Nilai rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran make a

match terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis yaitu 76,15 dengan

nilai terbesar 95 dan nilai terkecil 41 lebih tinggi dibandingkan dengan


99

pembelajaran konvensional yaitu nilai rata-rata sebesar 69,31 dengan nilai

terbesar 91 dan nilai terkecil 41.

Untuk mengetahui tingkat kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa berdasarkan indikator kemampuan pemahaman konsep matematis, berikut

ini ditampilkan perbandingan rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa tiap-tiap indikator pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.3 Rata-rata skor tes kemampuan pemahaman konsep matematis


siswa perindikator
Kelas Kelas
No. Indikator
Eksperimen Kontrol
1 Menyatakan ulang sebuah konsep. 81,4 79,4
2 Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-
74,5 62,7
sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya).
3 Memberikan contoh dan non-contoh dari konsep. 73,5 72,5
4 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
77,5 65,7
representasi matematis.
5 Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup
83,8 78,9
suatu konsep.
6 Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih
69,6 69,6
prosedur atau operasi tertentu.
7 Mengaplikasikan konsep atau algoritma
71,6 73,5
pemecahan masalah.
Rata-rata 76 71,8

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

make a match memperoleh rata-rata 76 sedangkan kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa pada kelas kontrol diperoleh rata-rata 71,8. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada

kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran make a match lebih

baik dari pada kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas

kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional.


100

4.1.2.2 Deskripsi Data Hasil Angket Motivasi Belajar

Motivasi belajar siswa dilihat dari angket yang dijawab oleh siswa, dimana

angket tersebut diberikan kepada siswa pada pertemuan terakhir. Angket motivasi

belajar bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa setelah diberikan

perlakuan model pembelajaran make a match pada kelas eksperimen dan

pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Angket yang diberikan adalah

angket skala likert yang berisi pertanyaan positif dan negatif berjumlah 25 butir

pertanyaan. Berikut deskripsi data angket motivasi belajar siswa.

Tabel 4.4 Deskripsi data angket motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance


Kelas Eksperimen 34 50 87 70,35 10,896 118,720
Kelas Kontrol 35 48 84 66,11 9,320 86,869
Berdasarkan tabel diatas untuk angket motivasi belajar dapat dilihat

perbandingan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran make a match terhadap

angket motivasi belajar siswa yaitu 70,35 dengan nilai terbesar 87 dan nilai

terkecil 50 lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yaitu

nilai rata-rata sebesar 66,11 dengan nilai terbesar 84 dan nilai terkecil 48.

Setelah diperoleh data angket, kemudian peneliti mengelompokkan

motivasi belajar menjadi tiga, yaitu motivasi belajar tinggi, motivasi belajar

sedang dan motivasi belajar rendah


101

Tabel 4.5 Rekapitulasi hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis


siswa berdasarkan pengelompokkan motivasi belajar

Model Pembelajaran
Motivasi Belajar
Make A Match Konvensional

95,8 62,5 62,5

91,7 70,8 62,5

91,7 87,5 50

83,3 87,5 54,2

95,8 95,8 83,3


Tinggi (𝒙 ≥ 𝟕𝟔)
83,3 62,5

75

Jumlah = 1083 Jumlah = 312

N = 13 N=5

Rata-rata = 83,3 Rata-rata = 62,5

79,2 95,8 79,2 66,7

83,3 83,3 83,3 83,3

79,2 83,3 45,8 75

83,3 66,7 83,3 75

41,7 70,8 79,2 58,3

79,2 91,7 91,7

62,5 79,2 87,5


Sedang (𝟓𝟔 ≤ 𝒙 ≥ 𝟕𝟓)
70,8 50 70,8

70,8 75 70,8

75 87,5 83,3

79,2 66,7

Jumlah = 1204 Jumlah = 1583

N = 16 N = 21

Rata-rata = 75 Rata-rata = 75
102

50 70,8 70,8

75 66,7 62,5

58,3 50 70,8

58,3 41,7 41,7


Rendah (𝒙 ≤ 𝟓𝟓)
75 87,5

Jumlah = 317 Jumlah = 563

N=5 N=9

Rata-rata = 63,4 Rata-rata = 62,5

4.1.3 Analisis Data Penelitian

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji Analisis Varians dua

jalan. Sebelum menggunakan uji Analisis Varians dua jalan, dilakukan terlebih

dahulu uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas untuk mengetahui

apakah data yang dianalisis normal dan homogen. Semua teknik analisis data

dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16 For Windows.

4.1.3.1 Uji Prasyarat

4.1.3.1.1 Uji Normalitas


103

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov - Smirnov


Test:
Tabel 4.6 Hasil hitung uji normalitas data soal postest kelas eksperimen dan
kelas kontrol

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Kelas Eksperimen .114 34 .200* .953 34 .150
Kelas Kontrol .118 35 . 200* .935 35 .041
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true
significance.

Berdasarkan tabel 4.6 nilai signifikan untuk kelas eksperimen adalah .200 >

(∝= 0,05) dan signifikan untuk kelas kontrol adalah .200 > (∝= 0,05) sehingga

dapat disimpulkan bahwa data yang diambil dari populasi yaitu berdistribusi

normal.

Tabel 4.7 Hasil hitung uji normalitas angket kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.


Kelas Eksperimen .119 34 .200* .945 34 .085
Kelas Kontrol .112 35 .200* .962 35 .268
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel 4.7 di atas nilai signifikan untuk kelas eksperimen adalah

0,200 > (∝= 0,05) dan signifikan untuk kelas kontrol adalah 0,200 > (∝= 0,05)

sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diambil dari populasi yaitu

berdistribusi normal.
104

4.1.3.1.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Lavene’s Test :

Tabel 4.8 Hasil hitung uji homogenitas tes


Test of Homogeneity of Variances
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,757 1 67 ,387

Berdasarkan table 4.8 didapat nilai signifikansi adalah 0,387 > (∝= 0,05),

sehingga dapat disimpulkan bahwa variansi nilai tes dari dua kelas adalah sama

(homogen).

Tabel 4.9 Hasil hitung uji homogenitas angket


Test of Homogeneity of Variances
Motivasi Belajar
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.685 1 67 ,199

Berdasarkan table 4.9 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,199

> (∝= 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variansi nilai angket dari dua

kelas adalah sama (homogen).

4.1.3.2 Uji Hipotesis

Sebelumnya peneliti telah menganalisis data tes akhir dan hasilnya data

tersebut berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol, maka pengujian hipotesis dapat dilaksanakan

dengan uji anava 2 x 3. Kriteria pengujian hipotesis I, II dan III dalam penelitian

ini adalah :

a. Hipotesis I
105

𝐻0 ∶ 𝜇1 = 𝜇2 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran

make a match terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa di SMA Negeri 1 Tempilang.

𝐻𝑎 ∶ 𝜇1 ≠ 𝜇2 Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran make a

match terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa di SMA Negeri 1 Tempilang.

b. Hipotesis II

𝐻0 ∶ 𝜇1 = 𝜇2 Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan

pemahaman konsep matematis berdasarkan motivasi belajar

(tinggi, sedang, rendah) siswa di SMA Negeri 1 Tempilang.

𝐻𝑎 ∶ 𝜇1 ≠ 𝜇2 Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pemahaman

konsep matematis berdasarkan motivasi belajar (tinggi, sedang,

rendah) siswa di SMA Negeri 1 Tempilang.

c. Hipotesis III

𝐻0 : (𝛼𝛽)1 = (𝛼𝛽)2 = 0 Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran

make a match dan motivasi belajar (tinggi, sedang,

rendah) siswa terhadap kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa di SMA Negeri 1

Tempilang.

𝐻𝑎 : Sekurang-kurangnya satu (𝛼𝛽)𝑖𝑗 ≠ 0 Terdapat interaksi model

pembelajaran (make a match dan konvensional) dan

motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa

terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa di SMA Negeri 1 Tempilang


106

Kriteria pengujian hipotesisnya adalah terima H0 jika nilai Signifikan > α

(0,05) dan tolak H0 Untuk harga-harga lain atau jika Fhitung > Ftabel, maka H0

ditolak.80 Berdasarkan hasil perhitungan uji anava maka diperoleh data sebagai

berikut.

Tabel 4.10 Hasil Uji Anava Dua Jalur


Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Nilai
Type III Sum of
Source Squares Df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 3555.582 5 711.116 4.443 .002
Intercept 252568.230 1 252568.230 1.578E3 .000
Motivasi 1463.730 2 731.865 4.572 .014
Model 671.079 1 671.079 4.192 .045
Motivasi * Model 1167.323 2 583.661 3.646 .032
Error 10084.186 63 160.066
Total 380757.000 69
Corrected Total 13639.768 68
a. R Squared = ,261 (Adjusted R Squared = ,202)
Hasil perhitungan anava dua jalur diatas, diperoleh :

1. Nilai signifikan = 0,045 < 0,05, sehingga H0 ditolak dengan demikian

terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran make a match

terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas X SMA

Negeri 1 Tempilang.

2. Nilai signifikan = 0,014 < 0,05, sehingga H0 ditolak dengan demikian

terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep

matematis berdasarkan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa

kelas X SMA Negeri 1 Tempilang.

3. Nilai signifikan = 0,032 < 0,05, sehingga H0 ditolak dengan demikian

terdapat interaksi yang signifikan model pembelajaran (make a match

80
Nila Kusumawati dan Ichwan Aridanu, Statistik, h.155.
107

dan konvensional) dan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa

terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di SMA

Negeri 1 Tempilang.

4.1.3.3 Uji Scheffe

Uji scheffe merupakan salah satu uji lanjut yang dapat dilakukan setelah

melakukan uji ANAVA. Uji ini dilakukan apabila hasil pengujian dengan

ANAVA menunjukkan bahwa H0 ditolak dan berguna untuk mengetahui

pasangan kelompok sampel mana yang memiliki perbedaan rata-rata yang

signifikan. 81 Pada Uji ANAVA yang dilakukan diatas, untuk hipotesis yang

kedua menunjukkan bahwa H0 ditolak, dengan demikian terdapat perbedaan

kemampuan pemahaman konsep matematis ditinjau dari motivasi belajar (tinggi,

sedang, rendah) siswa kelas X SMA Negeri 1 Tempilang. Berikut data

perhitungan menggunakan Uji scheffe.

Tabel 4.11 Hasil perhitungan uji scheffe


Multiple Comparisons
Nilai
Scheffe
(I) (J) 95% Confidence Interval
Motivasi Motivasi Mean Difference
Belajar Belajar (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Tinggi Sedang 2.11 3.636 .845 -7.01 11.22
*
Rendah 14.70 4.508 .007 3.40 26.00
Sedang Tinggi -2.11 3.636 .845 -11.22 7.01
*
Rendah 12.59 3.970 .009 2.64 22.54
*
Rendah Tinggi -14.70 4.508 .007 -26.00 -3.40
Sedang -12.59* 3.970 .009 -22.54 -2.64
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 160,066.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.

81
Nila Kesumawati, Allen Marga Retta & Novita Sari, Pengantar,h. 184.
108

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.11 dapat dibuat kesimpulan

sebagai berikut.

1. Antara motivasi belajar tinggi dengan motivasi belajar sedang nilai

signifikan 0,845 > 0,05, sehingga H0 diterima dengan demikian tidak

terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep

matematis antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan sedang

pada siswa yang memperoleh model pembelajaran make a match dan

model pembelajaran konvensional.

2. Antara motivasi belajar tinggi dengan motivasi belajar rendah nilai

signifikan 0,007 < 0,05, sehingga H0 ditolak dengan demikian terdapat

perbedaan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep matematis

antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah pada siswa

yang memperoleh model pembelajaran make a match dan model

pembelajaran konvensional.

3. Antara motivasi belajar sedang dengan motivasi belajar rendah nilai

signifikan 0,009 < 0,05, sehingga H0 ditolak dengan demikian terdapat

perbedaan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep matematis

antara siswa yang memiliki motivasi belajar sedang dan rendah pada siswa

yang memperoleh model pembelajaran make a match dan model

pembelajaran konvensional.

4.1 Pembahasan

Dari data hasil penelitian yang dilakukan peneliti melalui pemberian tes

akhir dan angket pada akhir pembelajaran menunjukan bahwa secara keseluruhan

terdapat perbedaan hasil tes kemampuan pemahaman konsep dan motivasi belajar
109

siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran make a match dengan

siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional. Hasil

kemampuan pemahaman konsep matematis tersebut siswa yang menggunakan

model pembelajaran make a match lebih tinggi daripada kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Perbedaan ini terlihat dari hasil rata-rata tes kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa kelas eksperimen adalah 76,15 sedangkan pada kelas kontrol

adalah 69,31. Setelah dianalisis dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh untuk

pengujian hipotesis yaitu :

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran make a match terhadap

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di SMA Negeri 1

Tempilang

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa pada kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan

model pembelajaran make a match memiliki rerata skor akhir yang lebih tinggi

dibandingkan dengan rerata kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan

pembelajaran konvensional.

Hasil Uji Anava Dua Jalur


Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Nilai
Type III Sum of
Source Squares Df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 3555.582 5 711.116 4.443 .002
Intercept 252568.230 1 252568.230 1.578E3 .000
Motivasi 1463.730 2 731.865 4.572 .014
Model 671.079 1 671.079 4.192 .045
Motivasi * Model 1167.323 2 583.661 3.646 .032
Error 10084.186 63 160.066
Total 380757.000 69
Corrected Total 13639.768 68
110

Hasil Uji Anava Dua Jalur


Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Nilai
Type III Sum of
Source Squares Df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 3555.582 5 711.116 4.443 .002
Intercept 252568.230 1 252568.230 1.578E3 .000
Motivasi 1463.730 2 731.865 4.572 .014
Model 671.079 1 671.079 4.192 .045
Motivasi * Model 1167.323 2 583.661 3.646 .032
Error 10084.186 63 160.066
Total 380757.000 69
a. R Squared = ,261 (Adjusted R Squared = ,202)

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji ANAVA dua jalur

dilakukan dengan perhitungan SPSS 16 maka diperoleh nilai Sig. = 0,045.

Berdasarkan kriteria nilai Sig. = 0,045 < 0,05 maka H0 ditolak. Maka disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran make a match terhadap

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di SMA Negeri 1 Tempilang.

Model pembelajaran make a match merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif yang siswanya berdiskusi memikirkan jawaban atau soal dari kartu

yang mereka pegang kemudian mencari dan mencocokan pasangan kartu

tersebut.82 Pada saat proses pembelajaran, para siswa sangat antusias belajar

dengan menggunakan model pembelajaran make a match, karena pada proses

pembelajaran adanya unsur bermain sambil belajar dengan menggunakan kartu

soal dan kartu jawaban, dengan adanya banyak berbagai macam kartu soal dan

kartu jawaban siswa akan terbiasa dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal

tentang materi yang dipelajari.

82
Dwi Maisari, Gimin Suyadi & Rini Asnawati, Pengaruh Model Kooperatif Tipe Make A Match
Terhadap Pemahaman Konsep Matematis,dalam Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2, No. 1
Februari 2013, h. 1.
111

Hal ini sependapat dengan Lestari, ia mengatakan bahwa model

pembelajaran make a match merupakan model pembelajaran yang digunakan

untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat

digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa

dari materi tersebut.83

Dalam proses kegiatan belajar pada penelitian ini siswa dibagikan menjadi

dua kelompok, setelah itu peneliti membagikan kartu soal kepada kelompok A

dan kartu jawaban dibagikan kepada kelompok B. Setelah itu peneliti

mempersilahkan siswa untuk memikirkan kartu soal/jawaban yang mereka

pegang, pada kesempatan inilah siswa akan berpikir mengenai konsep dari

soal/jawaban tentang materi yang dipelajari dan peneliti menyampaikan motivasi

agar siswa segera menemukan pasangan kartu yang mereka pegang, karena

apabila siswa yang telah menemukan pasangan kartunya, maka peneliti akan

memberikan poin. Disetiap pertemuan siswa akan mendapatkan pasangan yang

berbeda-beda. Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan pencocokan kartu soal dan

jawaban. Pada kegiatan pencocokan seluruh siswa aktif, setelah pencocokan kartu,

kelompok kecil kembali berdiskusi tentang jawaban atau soal yang mereka

cocokan. Pada tahap inilah siswa dapat mengasah pemahaman konsep

matematisnya dan mematangkan konsep-konsep tersebut. setelah siswa dapat

mencocokkan pasangan kartu yang mereka pegang, mereka langsung

mengkonfirmasikan hal tersbut kepada peneliti. Setelah itu peneliti memberi

kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan kartu soal/jawaban yang telah

berhasil para siswa cocokkan, pada proses presentasi inilah siswa akan

83
Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian, h. 75.
112

menemukan berbagai macam soal-soal tentang materi yang dipelajari, karena

dengan adanya berbagai macam soal-soal latihan siswa akan mudah memahami

konsep materi yang mereka pelajari.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Dwi Maisari, Gimin Suyadi, & Rini

Asnawati telah melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep

Matematis”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif

make a match berpengaruh jika dibandingkan dengan pembelajaran biasa

diterapkan di sekolah terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Sedangkan pembelajaran yang dilakukan pada kelas kontrol adalah

pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru. Peneliti memberikan contoh

soal dan latihan untuk dikerjakan dipapan tulis. peneliti memberikan kesempatan

bertanya kepada siswa yang belum mengerti. Pada proses pembelajaran ini pada

awalnya membuat siswa menjadi lebih tenang. Siswa duduk dan memperhatikan

guru menerangkan materi pelajaran. Hal semacam ini menjadikan peneliti sulit

mengetahui kemampuan peserta didik, karena peserta didik yang belum paham

tidak mau bertanya. Hubungan timbal balik yang terjadi hanya satu arah, yaitu

dari peneliti ke siswa. Sementara hubungan timbal balik dari siswa ke peneliti

atau dari siswa ke siswa hampir tidak ada. Peranan peneliti yang sangat dominan

ini mengakibatkan dalam proses belajar mengajar peneliti mengakibatkan kurang

adanya respon yang baik, serta secara tidak langsung melemahkan cara berfikir

siswa, juga dapat mengakibatkan kecanggungan siswa untuk mengeksplor atau

mengemukakan ide, gagasan atau pemikiran siswa dalam proses pembelajaran


113

tersebut. Oleh karena itu, kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di

kelas kontrol lebih rendah dari pada kelas eksperimen.

2. Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis

berdasarkan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa kelas X SMA

Negeri 1 Tempilang.

Motivasi belajar diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedang belajar untuk memberi perubahan tingkah laku. 84

Seseorang yang memiliki motivasi dalam belajar, maka ia akan bersemangat

dalam belajar serta memiliki kegigihan merubah perilaku. Artinya, perilaku yang

termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah. Pada proses penelitian,

proses pembelajaran pada kelas eksperimen peneliti mengunakan model

pembelajaran make a match, siswa bisa belajar sambil bermain mencari pasangan

melalui kartu soal dan kartu jawaban mengenai suatu konsep atau topik materi

dalam suasana yang menyenangkan. Dengan adanya pembelajaran yang

menyenangkan motivasi siswa dalam belajar akan semakin bertambah sehingga

siswa akan bersemangat mempelajari materi dengan baik dan tekun agar dapat

menambahkan pemahaman konsep dari materi yang diberikan oleh peneliti.

Sedangkan pembelajaran yang dilakukan pada kelas kontrol adalah pembelajaran

konvensional yang berpusat pada peneliti. peneliti memberikan contoh soal dan

latihan untuk dikerjakan dipapan tulis. Peneliti memberikan kesempatan bertanya

kepada siswa yang belum mengerti. Pada proses pembelajaran ini pada awalnya

membuat siswa menjadi lebih tenang. Siswa duduk dan memperhatikan peneliti

menerangkan materi pelajaran. Peranan peneliti yang sangat dominan ini

84
Hamzah B. Uno, Teori, h. 23.
114

mengakibatkan kegiatan proses belajar mengajar membosankan, sehingga

hilangnya motivasi belajar siswa untuk melakukan pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa angket motivasi belajar

dapat dilihat perbandingan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-

rata kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran make a match

terhadap angket motivasi belajar siswa yaitu 70,35 dengan nilai terbesar 87 dan

nilai terkecil 50 lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional

yaitu nilai rata-rata sebesar 66,11 dengan nilai terbesar 84 dan nilai terkecil 48.

Untuk melihat perbedaan motivasi belajar siswa maka didapatkan dari

jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol yaitu untuk kelas eksperimen didapatkan motivasi belajar tinggi sebanyak

13 siswa dengan rata-rata 83,3, motivasi belajar sedang sebanyak 16 siswa dengan

rata-rata 75 dan motivasi belajar rendah sebanyak 5 siswa dengan rata-rata 63,4.

Sedangkan pada kelas konvesional didapatkan motivasi belajar tinggi sebanyak 5

siswa dengan rata-rata 59, motivasi belajar sedang sebanyak 21 siswa dengan rata-

rata 75, dan motivasi belajar rendah sebanyak 9 siswa dengan rata-rata 62,5. Pada

hal ini menunjukkan terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep

matematis berdasarkan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa kelas X

SMA Negeri 1 Tempilang baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Hasil Uji Anava Dua Jalur


Tests of Between-Subjects Effects
115

Dependent Variable:Nilai
Type III Sum of
Source Squares Df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 3555.582 5 711.116 4.443 .002
Intercept 252568.230 1 252568.230 1.578E3 .000
Motivasi 1463.730 2 731.865 4.572 .014
Model 671.079 1 671.079 4.192 .045
Motivasi * Model 1167.323 2 583.661 3.646 .032
Error 10084.186 63 160.066
Total 380757.000 69
Corrected Total 13639.768 68
a. R Squared = ,261 (Adjusted R Squared = ,202)

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji ANAVA dua jalur

dilakukan dengan perhitungan SPSS 16 maka diperoleh nilai Sig. = 0,014.

Berdasarkan kriteria nilai Sig. = 0,014 < 0,05 maka H0 ditolak. Maka

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep

matematis berdasarkan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa kelas X

SMA Negeri 1 Tempilang. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep matematis

antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan sedang, terdapat

perbedaan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep matematis antara

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah, terdapat perbedaan yang

signifikan kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa yang

memiliki motivasi belajar sedang dan rendah pada siswa yang memperoleh

model pembelajaran make a match dan model pembelajaran konvensional.

3. Terdapat interaksi model pembelajaran (make a match dan konvensional)

dan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa terhadap kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa di SMA Negeri 1 Tempilang


116

Interaksi dalam penelitian ini merupakan interaksi antara model

pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap kemampuan pemahaman

konsep. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran make a

match dan model pembelajaran konvensional. Sedangkan motivasi belajar pada

penelitian ini dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu motivasi belajar tinggi,

motivasi belajar sedang, dan motivasi belajar rendah.

Model pembelajaran make a match adalah model pembelajaran yang

dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.85 Sedangkan motivasi belajar adalah suatu

daya, dorongan atau kekuatan, baik yang datang dari diri sendiri maupun dari

luar yang mendorong peserta didik untuk belajar.86 Dengan menggunakan

model pembelajaran make a match siswa akan diberikan pembelajaran sambil

bermain kartu mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang dimiliki oleh

siswa, dan bagi siswa yang berhasil menemukan pasangannya dengan benar,

siswa tersebut akan diberi poin penghargaan, dengan adanya suasana

pembelajaran seperti itu, motivasi belajar siswa akan bertambah dalam belajar

dan bersemangat mempelajari materi dengan baik dan tekun agar dapat

menambahkan pemahaman konsep dari materi yang diberikan oleh peneliti.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iis Daniati Fatimah, dengan

judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Make A Match Dengan Media

Kartu Bergambar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar

Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aktivitas pada model pembelajaran

make a match memotivasi siswa pada saat pembelajaran sangat positif dan hasil

85
Miftahul Huda, Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2013), h. 253.
86
Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian, h. 93.
117

belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan. Hal ini sependapat dengan

penelitian yang dilakukan oleh Lalu Saparwadi yang telah melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Cooperative Learning Tipe Make A Match Terhadap

Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan

model pembelajaran make a match sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar

dan hasil belajar siswa.

Hasil Uji Anava Dua Jalur


Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Nilai
Type III Sum of
Source Squares Df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 3555.582 5 711.116 4.443 .002
Intercept 252568.230 1 252568.230 1.578E3 .000
Motivasi 1463.730 2 731.865 4.572 .014
Model 671.079 1 671.079 4.192 .045
Motivasi * Model 1167.323 2 583.661 3.646 .032
Error 10084.186 63 160.066
Total 380757.000 69
Corrected Total 13639.768 68
a. R Squared = ,261 (Adjusted R Squared = ,202)

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji ANAVA dua jalur

dilakukan dengan perhitungan SPSS 16 maka diperoleh nilai Sig. = 0,032.

Berdasarkan kriteria nilai Sig. = 0,032 < 0,05 maka H0 ditolak, maka

disimpulkan bahwa terdapat interaksi yang signifikan model pembelajaran (make

a match dan konvensional) dan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa

terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di SMA Negeri 1

Tempilang.
118

Gambar 4.26 Grafik interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar

Berdasarkan gambar 4.26 menunjukkan adanya perpotongan antara garis

profil kelas model pembelajaran make a match dan garis profil kelas model

pembelajaran konvensional yang ditunjukkan oleh grafik, perpotongan garis

terjadi karena garis profil rata-rata kemamampuan pemahaman konsep matematis

siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran make a match yang memiliki

motivasi sedang dan rendah lebih dari rata-rata kemamampuan pemahaman

konsep matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional

yang memiliki motivasi tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa adanya interaksi

antara model pembelajaran (make a match dan konvensional) dengan motivasi

belajar(tinggi, sedang, rendah). Kesimpulannya adalah pengaruh motivasi

belajar lebih besar pada model pembelajaran make a match daripada model

pembelajaran konvensional. Akibatnya, siswa yang mendapatkan pengajaran

dengan menggunakan model pembelajaran make a match dan memiliki motivasi

belajar akan meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.


119

Oleh karena itu, sebaiknya dalam proses pembelajaran perlu mengolaborasikan

model pembelajaran make a match dan motivasi belajar untuk meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil pengujian hipotesis, maka dapat dikemukakan

beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran make a match terhadap

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas X SMA Negeri

1 Tempilang.

2. Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis

berdasarkan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa kelas X

SMA Negeri 1 Tempilang.

3. Terdapat interaksi model pembelajaran (make a match dan

konvensional) dan motivasi belajar (tinggi, sedang, rendah) siswa

terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di SMA

Negeri 1 Tempilang

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, maka dapat disampaikan beberapa

saran sebagai berikut.

1. Bagi sekolah hendaknya menjadi bahan pertimbangan guna memfasilitasi

guru – guru untuk lebih kreatif dalam menggunakan berbagai sumber

belajar, khususnya dalam mata pelajaran matematika menerapkan

model pembelajaran make a match dalam proses pembelajaran akan

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dan

motivasi belajar siswa.

119
120

2. Bagi guru diharapkan model pembelajaran make a match dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan variasi pembelajaran

yang digunakan dalam upaya mengaktifkan siswa dalam belajar dan

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa serta

motivasi belaja siswa.


121

DAFTAR PUSTAKA

Annajmi. 2016. Penigkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa


SMP Melalui Metode Penemuan Terbimbing Berbantuan Software
Geogebra. Jurnal MES (Journal of Mathematics Education and Science),
Vol. 2 No. 1 Oktober 2016, h. 1 – 10, ISSN : 2528-4363. Online, tersedia di
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/mesuisu/article/view/110, diakses tanggal
3 Januari 2018.

Arifin, Zainal. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : Rineka Cipta.

DEPDIKNAS. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Fajriah, Noor & Desnalia Sari. 2016. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman


Konsep Matematis Siswa Pada Materi SPLDV Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Thin-Phair-Share di Kelas VIII SMP. EDU-
MAT Jurnal Pend. Mtk, Vol. 4, No. 1, April 2016, h.68 – 75, ISSN : 2338-
2759. Online, tersedia di
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/edumat/article/view/2291/2009,
diakses tanggal 10 Januari 2018.

Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers.

Hartono, dkk. 2012. PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan). Pekanbaru : Zanafa Publishing.

Huda, Mifatahul. 2013. Model – Model Pengajaran dan Pembelajar. Yogyakarta :


Pustaka Pelajar.

Istihapsari, Vita. 2017. Meningkatkan Pemahaman Konsep Materi Matematika


SMP Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada
Mahasiswa Prodi Pendidikaan Matematika UAD. Jurnal AdMathEdu, Vol.
7 No. 1 Juni 2017. Hal. 83–98, ISSN : 2088-687X. Online, tersedia di
http://journal.uad.ac.id/index.php/AdMathEdu/article/view/7404, diakses
tangggal 3 Januari 2018.

Kesumawati, Nila. 2008. Pemahaman Konsep Matematika dalam Pembelajaran


Matematika. Proseding. ISSN : 978-979-16353-1-8. Online, tersedia di
http://eprints.uny.ac.id/6928/1/P-18%20Pendidikan(Nila%20K).pdf.
Diakses tanggal 10 Januari 2018.
122

, Nila. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman, Pemecahan


masalah, Dan Disposisi Matematis siswa SMP Melalui Pendekatan
Pendidikan Matematis Realistik. Disertasi. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia.

, Nila. Allen Marga Retta & Novita Sari. 2017. Pengantar Statistika
Penelitian. Depok : PT Raja Grafindo Persada.

, Nila dan Ichwan Aridanu. 2017. Statistik Parametrik Penelitian


Pendidikan. Palembang: Noer Fikri.

Lalu Saparwadi, Lalu. 2015. Pengaruh Cooperative learning Tipe Make A Match
Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa. Beta Jurnal
Pendidikan Matematika, Vol. 8 No 1 Mei 2015. Hal. 59 – 74, ISSN : 2085-
5893. Online, tersedia di http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/beta,
diakses tanggal 3 Januari 2018.

Latipah, Eva. Pengantar Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : PEDAGOGIA.

Lestari, Karunia Eka & Mokhammad Ridwan Yudhanegara. 2015. Penelitian


Pendidikan Matematika. Bandung : PT Refika Aditama.

Maisari, Dwi, Gimin Suyadi & Rini Asnawati. 2013. Pengaruh Model Kooperatif
Tipe Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Matematis. Jurnal
Pendidikan Matematika, Vol. 2, No. 1 Februari 2013, h. 1 – 6. Online,
tersediadihttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=288102&val=
7232&title=Pengaruh%20Model%20Pembelajaran%20Kooperatif%20Tipe
%20Make%20A%20Match%20Terhadap%20Pemahaman%20Konsep%20
Matematis, diakses tanggal 3 Januari 2018.

Marlina, 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A


Match Pada Pembelajaran Tokoh Sejarah Pada Masa Kerajaan Hindu-
Buddha dan Islam Di Indonesia, Dalam skripsi : Universitas Pasundan,
h.17. Online, tersedia di http:/repository.unpas.ac.id/15487, diakses tanggal
20 April 2018.

Mawaddah, Siti & Ratih Maryanti. 2016. Kemampuan Pemahaman Konsep


Matematis Siswa SMP Dalam Pembelajaran menggunakan model
penemuan terbimbing (Discovery Learning). EDU-MAT Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 4, No. 1, April 2016, h. 76 – 85, ISSN : 2338-
2759.Online, tersedia di
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/edumat/article/view/2292/2010,
diakses tanggal 10 Januari 2018.

Medyasari, Larasati Tiara, Muhtarom, & Sugiyanti. Efektivitas Model


Pembelajaran Group Investigation Berbantuan Kartu Soal Terhadap
Prestasi Belajar ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Materi Turunan
123

Fungsi Aljabar, dalam Jurnal Aksioma, Vol. 8 No. 1 Juli 2017. Hal. 65 – 75,
e-ISSN : 2579-7646. Online, tersedia di
https://www.neliti.com/id/publications/176824/efektivitas-model
pembelajaran-group-investigation-berbantuan-kartu-soal-terhadap, diakses
tanggal 3 Januari 2018.

Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Dian


Rakyat.

Antika, Rindi. 2015. Pembelajaran Matematika Kontekstual untuk Meningkatkan


Literasi Matematis dan Motivasi Belajar Siswa SMP. Tesis. Bandung :
Universitas Pendidikan Indonesia. Online, tersedia di
http://repository.upi.edu/21235/10/T_MTK_1302416_Appendix1.pdf,.
Diakses tanggal 10 Januari 2018.

Rosdiani, Dini. 2013. Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani


dan Kesehatan. Bandung : Alfabeta.

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.


Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA.

Sihaloho, Laurence Mari. Efektivitas Model Pembelajaran Learning Cycle 5E


Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Penguasaan Konsep Siswa
Pada Materi Pokok Asam-Basa. Skripsi, Lampung : Universitas Lampung.
Online, tersedia di http://digilib.unila.ac.id/264/. Diakses tanggal 13 Januari
2018.

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan


Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

. 2011. Metode Penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfa Beta.

Sumartono & Normalina. 2015. Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Scramble Di SMP. EDU-MAT Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 3, No. 1, April 2015, h. 84 – 91, ISSN : 2338-2759.
Online,tersediadihttp://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/edumat/article/vi
ew/638/545, diakses tanggal 10 Januari 2018.
124

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Jakarta : Kencana.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana


Pustaka.

Tim Penyusun. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi. Palembang: Universitas PGRI


Palembang.

Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :


Kencana.

Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149

PERHITUNGAN VALIDITAS

Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas tes adalah teknik korelasi product moment dengan
angka kasar di mana rhitung menggunakan rumus:

𝑛(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)


rhitung =
√{𝑛 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑛 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2

Soal no 1: 𝐒𝐨𝐚𝐥 𝐧𝐨 2:

20(635)−(45)(262) 20(609)−(42)(262)
= =
√(20×111 –2025)(20×4050 −68644) √(20×102 –1764)(20×4050 −68644)

12700−11790 12180 −11004


= =
√(2220−2025) (81000−68644) √(2040−1764) (81000−68644)

910 1176
= =
√2409420 √3410256

= 0,6 = 0,63

𝐒𝐨𝐚𝐥 𝐧𝐨 𝟑: 𝐒𝐨𝐚𝐥 𝐧𝐨𝟒:

20(1118)−(71)(262) 20(1080)−(69)(262)
= =
√(20×321 –5041)(20×4050 −68644) √(20×299 – 4761)(20×4050 −68644)

22360 − 18602 21600 − 18078


= =
√(6420 −5041) (81000−68644) √(5980−4761) (81000−68644)

3758 3522
= =
√17038924 √15061964

= 0,91 = 0,91

𝐒𝐨𝐚𝐥 𝐧𝐨 𝟓:

20(608)−(35)(262)
=
√(20×115 – 1225)(20×4050 −68644)

12160 − 9170
=
√(2300−1225) (81000−68644)

2990
=
√13282700

= 0,82
150

Untuk mencari rtabel , dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 dan n = 20, maka diperoleh nilai rtabel = 0,
444.

Tabel 1
Hasil Validasi Soal
No. Soal rhitung rtabel Keterangan

1 0,6

2 0,63

3 0,91 0,444 Valid

4 0,91

5 0,82

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa soal nomor 1, 2, 3, 4 dan 5 dapat dinyatakan valid,
karena nilai rhitung > rtabel.

PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL

𝑘 ∑ 𝜎𝑏 2
𝑟11 = (𝑘−1) (1 − 𝜎𝑡 2
)

(∑ 𝑋)2 (∑ 𝑌)2
∑ 𝑋2 − ∑ 𝑌2 −
2 𝑛 2 𝑛
Dengan Varians, 𝜎𝑏 = , 𝜎𝑡 =
𝑛 𝑛

varians butir sol


2025
111− 111 – 101,25
2 20
𝜎 1 = = = 0,49
20 20
1764
102− 102−88,2
2 20
𝜎 2 = = = 0,69
20 20
5041
321− 321− 252,05
2 20
𝜎 3 = = = 3,45
20 20
4761
299− 299 – 238,05
2 20
𝜎 4 = = = 3,05
20 20
1225
115− 115 −61,25
2 20
𝜎 5 = = = 2,69
20 20

Jumlah varians semua item adalah

∑ 𝜎 2 = 𝜎12 + 𝜎22 + 𝜎32 + 𝜎42 + 𝜎52

= 0,49 + 0,69 + 3,45 + 3,05 + 2,69 = 10,37

Varians total

(∑ 𝑌)2
∑ 𝑌2−
𝑁
𝜎2 i =
𝑁
151

68644
4050− 4050 −3432,2
2 20
𝜎 i= = = 30,9
20 20

Maka reliabilitasnya:

𝑘 𝜎2
r11 = (
𝑘−1
) (1 − 𝜎2)
𝑡

5 10,37
r11 = (
5−1
) (1 − 30,9
)

5
r11 = (4) (0,66)

r11 = 0,825
harga rhitung = 0,825 dan rtabel = 0,444.Karena rhitung>rtabel maka dapat dikatakan kelima soal tersebut
reliabel.

PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA

𝑋̅𝐴 −𝑋̅𝑏
DP = 𝑠𝑚

Soal no 1: Soal no 2:

2,6−1,9 2,6−1,6
DP = = 0,23 DP = = 0,33
3 3

Soal no 3: Soal no 4:

4,8−2,3 4,8−2,1
DP = = 0,41 DP = = 0,45
6 6

Soal no 5:

2,9−0,6
DP = = 0, 38
6

Daftar Daya Pembeda Butir Soal

No. Soal Koefisien Daya Kriteria


Pembeda

1 0,23 Cukup

2 0,33 Cukup

3 0,41 Baik

4 0,45 Baik

5 0,38 Cukup
152

PERHITUNGAN TARAF KESUKARAN

𝑥̅ ∑𝑥
𝑇𝐾 = 𝑠 dimana ̅
𝑥=
𝑚 𝑛

1. tingkat kesukaran no 1
∑𝑥 45 𝑥̅ 2,25
𝑥̅ = = = 2,25 , 𝑇𝐾 = 𝑠 = = 0, 75
𝑛 20 𝑚 3

2. tingkat kesukaran no 2
∑𝑥 42 𝑥̅ 2,1
𝑥̅ = = = 2,1 , 𝑇𝐾 = 𝑠 = = 0,7
𝑛 20 𝑚 3

3. tingkat kesukaran no 3
∑𝑥 71 𝑥̅ 3,55
𝑥̅ = = = 3,55 , 𝑇𝐾 = 𝑠 = = 0,59
𝑛 20 𝑚 6

4. tingkat kesukaran no 4
∑𝑥 69 𝑥̅ 3,45
𝑥̅ = = = 3,45 , 𝑇𝐾 = 𝑠 = = 0,57
𝑛 20 𝑚 6

5. tingkat kesukaran no 5
∑𝑥 35 𝑥̅ 1,75
𝑥̅ = = = 1,75 , 𝑇𝐾 = 𝑠 = = 0,29
𝑛 20 𝑚 6

Hasil Tingkat Kesukaran


No Soal Tingkat Kriteria
1 0,75 Soal Mudah
2 0,7 Soal Sedang
3 0,59 Soal Sedang
4 0,57 Soal Sedang
5 0,29 Soal Sukar
153

Uji Validitas Angket

Angket Self Efficacy akan divalidasi terlebih dahulu oleh validator. Validitas adalah derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
peneliti. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dengan
kata lain dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menghitung
validitas soal menggunakan rumus Pearson Product Moment yaitu:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋) (∑ 𝑌)

√{𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋2 )}{𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌2 }

Dimana:
rxy = koefisien korelasi dan
∑𝑋 = Jumlah rerata nilai X
∑𝑌 = Jumlah rerata nilai Y
N = Banyaknya responden.
Kriteria pengujiannya ialah apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka instrumen dinyatakan valid.
Sebaliknya apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka instrumen dinyatakan tidak valid dengan taraf signifikan (∝
= 0,05). Setelah peneliti melakukan uji coba, maka diperoleh data uji validitas soal sebagai berikut:

TABEL PERHITUNGAN UJI VALIDITAS INSTRUMEN ANGKET


154

√({n(∑x)^2)- (n(∑xy)-∑x
No n(∑(xy)-∑x n(∑x^2)- n(∑y^2 )- (∑x)^2 ∑y)/√({n((∑x)^2)-
∑x ∑y n(∑x^2) n(∑y^2 ) Keterangan
Angket ∑y) (∑x)^2 (∑(y)^2 }{n(∑y^2 )- (∑x)^2 }{n(∑y^2 )-
(∑y)^2 } ) (∑(y)^2 } )
1 136010 4170 5440 3918420 540 143171 8792,743599 0,474254703 valid
2 124352 6608 4880 3918420 784 143171 10594,6243 0,623712537 valid
3 128238 4542 5000 3918420 644 143171 9602,193708 0,47301691 valid
4 132124 5636 5240 3918420 616 143171 9391,130709 0,600140726 valid
5 139896 3664 5600 3918420 416 143171 7717,456576 0,474767816 valid
6 124352 4788 4840 3918420 744 143171 10320,81508 0,463916848 valid
7 75777 1283 1620 3918420 99 143171 3764,827885 0,340785831 tidak valid
8 137953 5787 5580 3918420 539 143171 8784,598397 0,658766598 valid
9 134067 3593 5420 3918420 659 143171 9713,376807 0,369902257 tidak valid
10 137953 4487 5700 3918420 659 143171 9713,376807 0,46194028 valid
11 130181 4059 5060 3918420 571 143171 9041,606107 0,448924666 valid
12 126295 8105 5060 3918420 835 143171 10933,79097 0,741279948 valid
13 124352 2648 4920 3918420 824 143171 10861,53323 0,243796152 tidak valid
14 134067 5213 5380 3918420 619 143171 9413,970947 0,553751443 valid
15 118523 4577 4340 3918420 619 143171 9413,970947 0,48619228 valid
16 114637 5343 3980 3918420 499 143171 8452,356417 0,632131412 valid
17 134067 7613 5540 3918420 779 143171 10560,78638 0,720874348 valid
18 114637 3403 3700 3918420 219 143171 5599,504353 0,607732361 valid
19 126295 3225 4820 3918420 595 143171 9229,66657 0,34941674 tidak valid
20 136010 5030 5520 3918420 620 143171 9421,572056 0,533881179 valid
21 130181 8619 5380 3918420 891 143171 11294,48365 0,763115895 valid
22 132124 5736 5240 3918420 616 143171 9391,130709 0,610789071 valid
23 116580 4500 4240 3918420 640 143171 9572,326781 0,470105138 valid
24 120466 4954 4600 3918420 756 143171 10403,71453 0,47617608 valid
25 137953 4247 5580 3918420 539 143171 8784,598397 0,483459779 valid
26 108808 5492 3600 3918420 464 143171 8150,542559 0,673820173 valid
27 110751 5429 3740 3918420 491 143171 8384,328297 0,647517584 valid
28 130181 4699 5060 3918420 571 143171 9041,606107 0,51970855 valid
29 122409 4611 4500 3918420 531 143171 8719,162861 0,528835173 valid
30 136010 1110 5760 3918420 860 143171 11096,26334 0,100033675 tidak valid

TABEL HASIL VALIDITAS ANGKET


Pernyataan 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan
155

1 0,47 Valid

2 0,62 Valid

3 0,47 Valid

4 0,6 Valid

5 0,47 Valid

6 0,46 Valid

7 0,34 Tidak Valid

8 0,66 Valid

9 0,37 Tidak Valid

10 0,46 Valid

11 0,45 Valid

12 0,74 Valid

13 0,24 Tidak Valid

14 0,55 Valid

15 0,49 Valid
0,444
16 0,63 Valid

17 0,72 Valid

18 0,61 Valid

19 0,35 Tidak valid

20 0,53 Valid

21 0,76 Valid

22 0,61 Valid

23 0,47 Valid

24 0,48 Valid

25 0,48 Valid

26 0,67 Valid

27 0,65 Valid

28 0,52 Valid

29 0,53 Valid

30 0,1 Tidak Valid

Dari tabel diatas, terlihat bahwa hanya terdapat 25 pernyataan yang valid. Sedangkan 5

pernyataan lainnya tidak valid. Maka, peneliti hanya menggunakan 25 pernyataan yang valid dalam
156

melakukan penelitian, yaitu pernyataan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21,22,23,

24, 25, 26, 27, 28, dan 29.

SILABUS SMA/MA

Mata Pelajaran : Matematika Peminatan


157

Kelas :X

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMA/MA


(PEMINATAN)
KELAS: X

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap
sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif,
dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran


berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)


3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural ranah konkret dan ranah abstrak terkait
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu dengan pengembangan dari yang
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban kaidah keilmuan
terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Mendeskripsikan dan menentukan 4.1 Menyajikan dan menyelesaikan


penyelesaian fungsi eksponensial dan
masalah yang berkaitan dengan
fungsi logaritma menggunakan masalah fungsi eksponensial dan fungsi
kontekstual, serta keberkaitanannya logaritma
157
158

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1)


KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMA NEGERI 1 TEMPILANG
Mata Pelajaran : Matematika Peminatan
Kelas/ semester :X/2
Materi Pokok : Vektor
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti / KI
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu,
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
KI 3 (Kompetensi Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasaingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 (Kompetensi Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK
Kompetensi Dasar Indikator
3.2 Menjelaskan vektor, operasi 3.2.1 Menjelaskan pengetian vektor di R2
vektor,panjang vektor, sudut dan vektor di R3
antarvektor dalam ruang 3.2.2 Menentukan operasi vektor di R2 dan
159

berdimensi dua (bidang) dan vektor di R3


berdimensi tiga. 3.2.3 Menentukan perkalian skalar dua
4.2 Menyelesaikan masalah yang vektor.
berkaitan dengan vektor, operasi 4.2.1 Menyelesaikan masalah sehari-hari
vektor, panjang vektor, sudut antar yang berkaitan dengan operasi vektor.
vektor dalam ruang berdimensi
dua (bidang) dan berdimensi tiga.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran make a match dengan menggali informasi
dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah
informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan
pengamatan dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, pada penelitian ini
diharapkan siswa dapat :
1. Menjelaskan pengetian vektor di R2 dan vektor di R3
2. Menentukan operasi vektor di R2 dan vektor di R3
3. Menentukan perkalian skalar dua vektor.
4. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan operasi
vektor.
D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
a. Penjumlahan vektor : 𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ + 𝑏
b. Pengurangan vektor : 𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ − 𝑏
⃗⃗⃗ . ⃗⃗𝑏 = |𝑎
c. Perkalian skalar dua vektor : 𝑎 ⃗⃗⃗ | cos 𝜃
⃗⃗⃗ ||𝑏
d. Perkalian skalar dua vektor dalam bentuk komponen :
⃗⃗⃗ . ⃗⃗𝑏 = 𝑎1 . 𝑏1 + 𝑎2 . 𝑏2 + 𝑎3 . 𝑏3
𝑎
2. Konsep
a. Penjumlahan Vektor
Penjumlahan dua buah vektor dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni:
160

1) Aturan Jajargenjang

Berdasarkan aturan jajargenjang, a  b diperoleh dengan menempatkan titik

pangkal vektor a dan b berimpit, lalu membentuk sebuah jajargenjang dengan

sisi a dan b , a  b adalah diagonal jajargenjang tersebut yang titik pangkalnya

adalah titik pangkal a dan b .

2) Aturan Segitiga.

Berdasarkan aturan segitiga, a  b diperoleh dengan menempatkan titik ujung

vektor a berimpit dengan titik pangkal vektor b lalu hubungkan titik pangkal a

dengan titik ujung b . Ruas garis ini diwakili oleh vektor c . Akibatnya,

ab  c .

b. Pengurangan Vektor
Operasi pengurangan merupakan invers/kebalikan dari operasi penjumlahan
sehingga operasi pengurangan dapat diubah ke operasi penjumlahan.
3. Prinsip
a. Aturan Penjumlahan dan Pengurangan vektor
⃗ vektor-vektor di R2, berlaku
⃗ dan 𝒃
1) Untuk 𝒂
a  b   a  b 
⃗ + ⃗𝒃 =  1    1    1 1 
𝒂
 a2   b2   a2  b2 
161

a  b   a b 
⃗ − ⃗𝒃=  1    1    1 1 
𝒂
 a2   b2   a2  b2 
⃗ vektor-vektor di R3, berlaku
⃗ dan 𝒃
2) Untuk 𝒂
 a1   b1   a1 b1 
     
⃗ + ⃗𝒃=  a 2    b2    a 2  b2 
𝒂
 a  b   a b 
 3  3  3 3

 a1   b1   a1 b1 
     

⃗ − 𝒃 =  a 2    b2    a 2  b2 
𝒂
 a  b   a b 
 3  3  3 3

4. Prosedur
Operasi penjumlahan dan pengurangan dua vektor, hasil perkalian
vektor dengan skalar.
a. Penjumlahan Vektor
Contoh :
 3   2
⃗ =   , ⃗𝒃 =
1) Diketahui vektor-vektor 𝒂   . Tentukan 𝒂
⃗ + ⃗𝒃
  2  
4
Jawab :
 3   2  3  2   5
⃗ + ⃗𝒃 =   +   = 
𝒂  =  
  2  4   2  4  2
b. Pengurangan Vektor
 3 1
   
⃗ =
⃗ = 5 , 𝒃
1) Diketahui vektor-vektor 𝒂  2  . Tentukan 𝒂 ⃗
⃗ –𝒃
 2  4
   
Jawab :
 3 1  3 1  2 
       

⃗ – 𝒃 =  5 -  2 =  5  2 =  3 
𝒂
 2  4  2 4   2
       
c. Perkalian skalar dua vektor dalam bentuk komponen
Contoh :
⃗ = (1, 4, 5) dan ⃗𝒃 = (2, 3, 2). Tentukan
1) Diketahui vektor 𝒂
⃗ . ⃗𝒃 …
vektor𝒂
162

Jawab :
⃗ = 𝑎1 . 𝑏1 + 𝑎2 . 𝑏2 + 𝑎3 . 𝑏3
⃗ .𝒃
𝒂
= 1.2 + 4.3 + 5.2 = 2 + 12 + 10 = 24
E. Model Pembelajaran
Model pembelajaran : make a match.

F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


Media/Alat dan bahan pembelajaran : Papan Tulis/White Board, Laptop,
Kartu soal dan kartu jawaban.

G. Sumber Belajar
1. Kanginan, Marthen,dkk. 2016. Matematika Untuk Siswa SMA/MA
Kelas X Kelompok peminatan Matematika dan ilmu – ilmu Alam.
Bandung: YRAMA WIDYA.
2. Sukino. 2016. Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan.Jakarta : Erlangga

H. Langkah – Langkah Pembelajaran


Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.2.1 Menjelaskan pengetian vektor di R2 dan vektor di R3
3.2.2 Menentukan operasi vektor di R2 dan vektor di R3
3.2.3 Menentukan perkalian skalar dua vektor.
4.2.1 Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan operasi
vektor

Langkah Kegiatan Pembelajaran


Model Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Make A Match

1. Guru memberi salamdan 1. Siswa menjawab salam dan 10 Menit


berdoa sebelum pembelajaran berdoa.
Pendahuluan 2. Siswa menyiapkan buku dan
dimulai.
alat tulis, serta
memperhatikan guru selama
163

2. Guru memperhatikan kesiapan mengabsen kehadiran.


psikis dan fisik siswa untuk 3. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru.
mengikuti proses pembelajaran
4. Siswa memperhatikan guru
dengan memperhatikan pada saat penyampaian
kebersihan, kerapian, motivasi.
5. Siswa memperhatikan
ketertiban dan kehadiran siswa.
penjelasan dari guru.
3. Guru memberikan apersepsi
kepada Peserta didik dengan
menanyakan kembali materi
pelajaran yang telah diterima
di jenjang sebelumnya.

4. Guru memberikan motivasi


dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran/ indikator
pencapaian kompetensi.

5. Guru menyampaikan garis


besar cakupan materi, kegiatan
yang akan dilakukan, lingkup
dan teknik penilaian yang akan
digunakan dalam
pembelajaran.

1. Guru menyiapkan beberapa 1. Siswa menunggu arahan dari 90 menit


kartu yang berisi beberapa guru.
konsep atau topik mengenai 2. Siswa bergabung
vektor di R2, vektor di R3, dan membentuk kelompoknya
Inti perkalian skalar antar dua masing – masing misalnya
vektor yang cocok untuk sesi kelompok A dan kelompok B
review, yaitu bagian kartu soal dengan bentuk kedua
dan bagian lainnya kartu kelompok saling berhadap-
jawaban. hadapan.
164

2. Siswa dibagi ke dalam 2 3. Pada kelompok A siswa


kelompok, misalnya kelompok menerima kartu soal, untuk
A dan kelompok B. kelompok B siswa menerima
3. Guru membagikan kartu kartu jawaban
pertanyaan kepada kelompok 4. Siswa memikirkan
A dan kartu jawaban kepada soal/jawaban dari kartu yang
kelompok B. dipegang.
4. Tiap siswa memikirkan 5. Siswa mencari dan
jawaban/soal dari kartu yang mencocokkan kartu yang
dipegang. dipegang dengan kartu
5. Guru menyampaikan kepada kelompok lain. Guru juga
siswa bahwa mereka harus perlu menyampaikan batasan
mencari/mencocokkan kartu maksimum waktu yang ia
yang dipegang dengan kartu berikan kepada meraka.
kelompok lain. Guru juga 6. Setiap siswa yang dapat
perlu menyampaikan batasan mencocokkan kartunya
maksimum waktu yang ia sebelum batas waktu diberi
berikan kepada meraka. poin.
6. Guru meminta semua anggota 7. Siswa berkumpul tersendiri
kelompok A untuk mencari apabila belum menemukan
pasangannya di kelompok B. pasangan.
Jika mereka sudah menemukan 8. Beberapa pasangan siswa
pasangannya masing-masing, melakukan presentasi.
guru meminta mereka Pasangan lain dan siswa
melaporkan diri kepadanya. yang tidak mendapatkan
Guru mencatat mereka pada pasangan memperhatikan
kertas yang sudah dan memberi tanggapan
dipersiapkan. apakah pasangan itu cocok
7. Jika waktu sudah habis, atau tidak.
mereka harus diberitahu bahwa 9. Siswa memperhatikan
waktu sudah habis. Siswa yang penjelasan dari guru tentang
belum menemukan pasangan kebenaran dan kecocokan
165

diminta untuk berkumpul pertanyaan dan jawaban dari


tersendiri. pasangan yang memberikan
8. Guru memanggil beberapa presentasi.
pasangan untuk presentasi.
Pasangan lain dan siswa yang
tidak mendapatkan pasangan
memperhatikan dan memberi
tanggapan apakah pasangan itu
cocok atau tidak.
9. Guru memberikan konfirmasi
tentang kebenaran dan
kecocokan pertanyaan dan
jawaban dari pasangan yang
memberikan presentasi.
1. Guru memfasilitasi siswa 1. Siswa dan guru mereview 35 Menit
untuk mereview semua semua pembelajaran yang
pembelajaran yang telah telah dilaksanakan.
dilaksanakan. 2. Siswa menyelesaikan tugas
2. Guru memberikan tugas yang diberikan oleh guru.
kepada siswa untuk mengukur 3. Siswa memperhatikan
Penutup pemahaman materi yang penjelasan dari guru.
sudah dipelajari siswa. 4. Berdoa dan memberi salam.
3. Guru mengingatkan siswa
untuk mempelajari materi
yang akan dibahas
dipertemuan berikutnya.
4. Berdoa dan memberi salam.

I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


a. Teknik Penilaian :
1. Pengetahuan : Tes Tertulis
b. Bentuk Penilaian :
166

1. Pengetahuan : Soal esai (Lampiran 1)


167
168

Lampiran RPP (2) Instrumen Penilaian

a. Kisi-kisi Soal

No. Bentuk Nomor


IPK MATERI INDIKATOR SOAL Ket
Urut Soal Soal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. 3.2.2 Vektor di R2 Menentukan operasi vektor di R2 dan Uraian 1 dan 2


dan vektor di
R3 vektor di R3

2. 4.2.2 Vektor Menyelesaikan masalah sehari-hari yang Uraian 3

berkaitan dengan vektor.

3. 3.2.3 Perkalian skalar Menentukan perkalian skalar dua vektor. Uraian 4


dua vektor
168

a. Soal

⃗⃗⃗ = (2, 4, 3) dan ⃗⃗⃗


1. Diketahui vektor-vektor 𝑎 𝑏 = (1, 2, 3). Tentukan hasil
⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗
penjumlahan vektor 3(𝑎 𝑏 )?
 2  3
     
⃗⃗⃗ - ⃗⃗⃗
2. Diketahui vektor a   1  dan b   2  . Tentukan 𝑎 𝑏…
 3  2
   
3. Seorang anak berlari sejauh 40 meter kearah utara, kemudian berbelok ke
arah timur sejauh 40 meter, dan ke selatan sejauh 10 meter. Berapakah
besar perpindahan yang dilakukan anak tersebut…
4. Diketahui : 𝑎 ⃗⃗⃗ , ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ = 3𝑖⃗⃗⃗ − 2𝑗⃗ + 6𝑘 ⃗⃗⃗ , dan 𝑐⃗⃗ = 2𝑖⃗⃗⃗ +
𝑏 = 4𝑖⃗⃗ + 3𝑗⃗ − 2𝑘
⃗⃗⃗
5𝑗⃗ − 3𝑘
Hitunglah 𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗⃗ )…
⃗⃗⃗ . (𝑏
b. Pedoman Penilaian

No Uraian Skor Indikator Pemahaman Konsep

1 Diketahui : 𝑎 ⃗⃗⃗ = (1, 2, 3).


⃗⃗⃗ = (2, 4, 3) dan 𝑏

⃗⃗⃗ ) ?
⃗⃗⃗ + 𝑏
Ditanya : 3(𝑎

Jawab :
3

𝑎 + ⃗⃗⃗𝑏 = (2, 4, 3) + (1, 2, 3)


⃗⃗⃗ 5. Mengembangkan syarat perlu
atau syarat cukup suatu konsep.
= (2 + 1, 4 + 2, 3 + 3)

= (3, 6, 6)

⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗
3(𝑎 𝑏 ) = 3 (3, 6, 6) = (9, 18, 18)
169

2  2  3
     
Diketahui : vektor a   1  dan vektor b   2 
 3  2
   

𝑎 - ⃗⃗⃗𝑏 ?
Ditanya : ⃗⃗⃗

Jawab :
6. Menggunakan, memanfaatkan,
 2  3  2  3   1 dan memilih prosedur atau operasi
        3
𝑎 - ⃗⃗⃗𝑏 =  1    2  =
⃗⃗⃗  1  2 =   1 tertentu.
 3  2  3  2 1
       
169

3. Diketahui : anak berlari sejauh 40 meter kearah utara,


kemudian berbelok ke arah timur sejauh 40 meter, dan
ke selatan sejauh 10 meter.

40 m 40 m
3 4. Menyajikan konsep dalam
10 m berbagai bentuk representasi
40 m 30 m p matematis

Dari gambar diatas, pada sumbu tegak terdapat dua vektor


(utara dan selatan) yang berlawanan arah. Jadi selisih
keduanya adalah : utara – selatan = 40 m – 10 m = 30
m.Untuk mencari perpindahan menggunakan rumus
phytagoras : 3
p = √402 + 302 = √1600 + 900 = √2500 = 50.
Jadi, besar perpindahan yang dilakukan anak tersebut adalah 50 meter.

7. Mengaplikasikan konsep atau


algoritma pemecahan masalah.

4. Diketahui :

⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗ , ⃗⃗⃗𝑏 = 4𝑖⃗⃗ + 3𝑗⃗ − 2𝑘


𝑎 = 3𝑖⃗⃗ − 2𝑗⃗ + 6𝑘 ⃗⃗⃗ , dan

⃗⃗⃗
𝑐⃗⃗ = 2𝑖⃗⃗ + 5𝑗⃗ − 3𝑘
5. Mengembangkan syarat perlu
Ditanya :
atau syarat cukup suatu konsep.

⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗


𝑎 . (𝑏 𝑐 ) ?
3
Jawab :
⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗
(𝑏 𝑐 ) = (4𝑖⃗⃗ + 3𝑗⃗ − 2𝑘 ⃗⃗⃗ + 2𝑖⃗⃗ + 5𝑗⃗ − 3𝑘
⃗⃗⃗ )
⃗⃗⃗ )
= (6𝑖⃗⃗ + 8𝑗⃗ − 5𝑘

⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗


𝑎 . (𝑏 ⃗⃗⃗ ). (6𝑖⃗⃗ + 8𝑗⃗ − 5𝑘
𝑐 ) = (3𝑖⃗⃗ − 2𝑗⃗ + 6𝑘 ⃗⃗⃗ )
= 18 − 16 − 30 = −28

Skor maksimal 15
170

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
170

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 2)


KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMA NEGERI 1 TEMPILANG


Mata Pelajaran : Matematika Peminatan
Kelas/ semester :X/2
Materi Pokok : Vektor
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti / KI
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu,
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
KI 3 (Kompetensi Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 (Kompetensi Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK


Kompetensi Dasar Indikator
3.2 Menjelaskan vektor, operasi 3.2.4 Menentukan hubungan vektor
vektor,panjang vektor, sudut antar vektor, dengan vektor lain.
proyeksi vektor dalam ruang berdimensi 3.2.5 Menentukan besar sudut antara dua
dua (bidang) dan berdimensi tiga. vektor.

4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan 4.2.1 Menyelesaikan masalah sehari-hari


dengan vektor, operasi vektor, panjang yang berkaitan dengan sudut vektor.
vektor, sudut antar vektor, proyeksi vektor
dalam ruang berdimensi dua (bidang) dan
171

berdimensi tiga.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran make a match dengan menggali informasi
dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah
informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan
pengamatan dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, pada pembelajaran ini
diharapkan siswa dapat :
1. Menentukan hubungan vektor dengan vektor lain.
2. Menentukan besar sudut antara dua vektor.
3. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sudut dua
vektor.

D. Materi Pembelajaran

1. Fakta :

Perkalian skalar antara dua vektor a dan b didefinisikan suatu skalar


yang sama dengan |a| |b| cos ө , dengan ө adalah sudut antara vektor a
dan b.
2. Konsep :

a. Vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah.


b. Besar vektor artinya panjang vektor.
c. Arah vektor artinya sudut yang dibentuk dengan sumbu X positif.
d. Vektor disajikan dalam bentuk ruas garis berarah.
e. Vektor di R2 adalah vektor yang terletak di satu bidang atau Vektor
yang hanya mempunyai dua komponen yaitu x dan y.
f. Vektor di R3 adalah Vektor yang terletak di ruang dimensi tiga
atau Vektor yang mempunyai tiga komponen yaitu x, y dan z.
g. Jika dua vektor 𝑎 dan 𝑏⃗ bertemu pada satu titik, maka sudut antara
dua vektor tersebut adalah sudut yang dibentuk oleh kaki vektor 𝑎
dan kaki vektor 𝑏⃗. Sudut yang diambil adalah sudut terkecil.
h. Hasil perkalian skalar dua vektor
172

O a A

⃗⃗⃗ dan ⃗⃗⃗⃗


Jika 𝑎 ⃗⃗⃗ dan ⃗⃗⃗⃗
𝑏 vektor tak nol dan sudut 𝛼 diantara vektor 𝑎 𝑏 .

Perkalian skalar antara a dan b dituliskan dengan notasi a . b. Penggunaan

notasi titik untuk menyatakan perkalian skalar menyebabkan perkalian

skalar sering juga disebut sebagai perkalian titik. Jadi, dari definisi

tersebut diperoleh pengertian perkalian skalar sebagai berikut.

𝑎 . ⃗⃗⃗
𝑏 = |𝑎||𝑏⃗|cosө

3. Prinsip
a. Hubungan Vektor Dengan Vektor Lain

Saling Tegak Lurus


Jika tegak lurus antara vektor 𝑎 ⃗⃗⃗⃗ maka 𝑎
⃗⃗⃗ dengan vektor 𝑏 ⃗⃗⃗ = 0
⃗⃗⃗ . 𝑏

Sejajar
⃗⃗⃗ sejajar dengan vektor ⃗⃗⃗⃗
Jika vektor 𝑎 𝑏 kalau 𝑎 ⃗⃗⃗ , dengan
⃗⃗⃗ = 𝑘𝑏
syarat 𝑘 ≠ 0
Jika 𝑘 > 0 dua vektor tersebut searah
Jika 𝑘 < 0 dua vektor saling berlawanan arah

b. Sifat-sifat hasil kali skalar :


Bersifat komutatif : a . b =b. a
Bersifat distributif : a . (b + c) = a . b + a . c
k(a . b) = (ka) . b = a . (kb), k adalah konstanta
173

a . a = |a|2
Dari rumus:
𝑎. 𝑏⃗ = 𝑎1 𝑖 . 𝑏1 𝑖 + 𝑎1 𝑗⃗ . 𝑏1 𝑗 + 𝑎1 𝑘
⃗ . 𝑏1 𝑘

𝑎 . 𝑏⃗= |𝑎||𝑏⃗|cosө

Diperoleh :


𝑎⃗ .𝑏 𝑎1 𝑖 .𝑏1 𝑖+𝑎1 𝑗.𝑏1 𝑗+𝑎1 ⃗𝑘 .𝑏1 ⃗𝑘
Cosө = |𝑎⃗||𝑏⃗| =
⃗ )(𝑏1 𝑖+,𝑏1 𝑗 +𝑏1 𝑘
√(𝑎1 𝑖+ 𝑎1 𝑗+ 𝑎1 𝑘 ⃗)

4. Prosedur
Jika sudut antara vektor a = (2, 1,-3) dan vektor b = ( -1, 3,-2)
adalah α , maka tentukan besarnya sudut α tersebut…
Jawab :
Diketahui :

vektor a = 2i + j – 3k dan b = -i + 3j - 2k

a = 2 2  12  (3) 2 = 14

b = (1) 2  3 2  (2) 2 = 14

a . b = 2.(-1) + 1.3 + (-3).(-2) = -2 + 3 + 6 = 7

a .b 7 7 1
Cos α = = = = = 0,5
a b 14 . 14 14 2

α = arc cos 0,5


174

α = 60o
E. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran : make a match.

F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


Media/Alat dan bahan pembelajaran : Papan Tulis/White Board, Laptop,
Kartu Soal dan Kartu Jawaban.

G. Sumber Belajar
1. Kanginan, Marthen,dkk. 2016. Matematika Untuk Siswa SMA/MA
Kelas X Kelompok peminatan Matematika dan ilmu – ilmu Alam.
Bandung: YRAMA WIDYA.
2. Sukino. 2016. Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan.Jakarta : Erlangga
H. Langkah – Langkah Pembelajaran
Indikator pencapaian Kompetensi :
1. Menentukan hubungan vektor dengan vektor lain.
2. Menentukan besar sudut antara dua vektor.
3. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sudut dua
vektor.

Langkah Model Kegiatan Pembelajaran


Alokasi
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Make A Match

6. Guru memberi salam dan berdoa 6. Siswa menjawab salam dan 10 Menit
sebelum pembelajaran dimulai. berdoa.
7. Siswa menyiapkan buku dan
7. Guru memperhatikan kesiapan alat tulis, serta
memperhatikan guru selama
psikis dan fisik siswa untuk
mengabsen kehadiran.
mengikuti proses pembelajaran 8. Siswa menjawab pertanyaan
dengan memperhatikan dari guru.
Pendahuluan 9. Siswa memperhatikan guru
kebersihan, kerapian, ketertiban
pada saat penyampaian
dan kehadiran siswa. motivasi.
10. Siswa memperhatikan
8. Guru memberikan apersepsi penjelasan dari guru.
kepada Peserta didik dengan
menanyakan kembali materi
pelajaran yang telah diterima di
175

jenjang sebelumnya.

9. Guru memberikan motivasi


dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran/ indikator
pencapaian kompetensi.

10. Guru menyampaikan garis


besar cakupan materi, kegiatan
yang akan dilakukan, lingkup
dan teknik penilaian yang akan
digunakan dalam pembelajaran.

1. Guru menyiapkan beberapa 10. Siswa menunggu arahan 90 menit


kartu yang berisi beberapa dari guru.
konsep atau topik mengenai 11. Siswa bergabung
sudut antara dua vektor dan membentuk kelompoknya
hubungan vektor dengan vektor masing – masing misalnya
lain yang cocok untuk sesi kelompok A dan kelompok B
review, satu bagian kartu soal dengan bentuk kedua
dan bagian lainnya kartu kelompok saling berhadap-
jawaban. hadapan.
2. Siswa dibagi ke dalam 2 12. Pada kelompok A siswa
Inti kelompok, misalnya kelompok menerima kartu soal, untuk
A dan kelompok B. kelompok B siswa menerima
3. Guru membagikan kartu kartu jawaban
pertanyaan kepada kelompok A 13. Siswa memikirkan
dan kartu jawaban kepada soal/jawaban dari kartu yang
kelompok B. dipegang.
4. Tiap siswa memikirkan 14. Siswa mencari dan
jawaban/soal dari kartu yang mencocokkan kartu yang
dipegang. dipegang dengan kartu
5. Guru menyampaikan kepada kelompok lain. Guru juga
siswa bahwa mereka harus perlu menyampaikan batasan
176

mencari/mencocokkan kartu maksimum waktu yang ia


yang dipegang dengan kartu berikan kepada meraka.
kelompok lain. Guru juga perlu 15. Setiap siswa yang dapat
menyampaikan batasan mencocokkan kartunya
maksimum waktu yang ia sebelum batas waktu diberi
berikan kepada meraka. poin.
6. Guru meminta semua anggota 16. Siswa berkumpul tersendiri
kelompok A untuk mencari apabila belum menemukan
pasangannya di kelompok B. pasangan.
Jika mereka sudah menemukan 17. Beberapa pasangan siswa
pasangannya masing-masing, melakukan presentasi.
guru meminta mereka Pasangan lain dan siswa
melaporkan diri kepadanya. yang tidak mendapatkan
Guru mencatat mereka pada pasangan memperhatikan
kertas yang sudah dipersiapkan. dan memberi tanggapan
7. Jika waktu sudah habis, mereka apakah pasangan itu cocok
harus diberitahu bahwa waktu atau tidak.
sudah habis. Siswa yang belum 18. Siswa memperhatikan
menemukan pasangan diminta penjelasan dari guru tentang
untuk berkumpul tersendiri. kebenaran dan kecocokan
8. Guru memanggil beberapa pertanyaan dan jawaban dari
pasangan untuk presentasi. pasangan yang memberikan
Pasangan lain dan siswa yang presentasi.
tidak mendapatkan pasangan
memperhatikan dan memberi
tanggapan apakah pasangan itu
cocok atau tidak.
9. Guru memberikan konfirmasi
tentang kebenaran dan
kecocokan pertanyaan dan
jawaban dari pasangan yang
memberikan presentasi..
177

5. Guru memfasilitasi siswa untuk 5. Siswa dan guru mereview 35 Menit


mereview semua pembelajaran semua pembelajaran yang
yang telah dilaksanakan. telah dilaksanakan.
6. Guru memberikan tugas kepada 6. Siswa menyelesaikan tugas
siswa untuk mengukur yang diberikan oleh guru.
pemahaman materi yang sudah 7. Siswa memperhatikan
Penutup dipelajari siswa. penjelasan dari guru.
7. Guru mengingatkan siswa 8. Berdoa dan memberi salam.
untuk mempelajari materi yang
akan dibahas dipertemuan
berikutnya yaitu proyeksi
vektor.
8. Berdoa dan memberi salam.

I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


a. Teknik Penilaian :
1. Pengetahuan : Tes Tertulis

b. Bentuk Penilaian :
1.. Pengetahuan : Soal esai (Lampiran 2)

c. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya
belum tuntas
178
179

Lampiran RPP (2) Instrumen Penilaian

a. Kisi-kisi Soal

No. Bentuk Nomor


IPK MATERI INDIKATOR SOAL Ket
Urut Soal Soal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 3.2.6 Besar sudut Diberikan beberapa permasalahan Uraian 1


. antar dua mengenai besaran sudut antar dua vektor,
vektor siswa dapat Menentukan besar sudut
antara dua vektor.
.

2 3.2.5 Hubungan vektor Diberikan beberapa permasalahan Uraian 2


dengan vektor lain mengenai hubungan vektor dengan
vektor lain, siswa dapat menentukan
hubungan vektor dengan vektor lain.
180

a. Soal

1. Jika sudut antara vektor a = (2, 1,-3) dan vektor b = ( -1, 3,-2)
adalah α , maka tentukan besarnya sudut α tersebut !
𝑥−2 −1
⃗⃗⃗
𝑎 = ( 6 ) dan 𝑏 = ( 2 ) sejajar, maka tentukan
2. Jika vektor ⃗⃗⃗
𝑦−𝑥 3𝑥
nilai 𝑥 + 2𝑦 !
b. Pedoman Penilaian

Skor Indikator Pemahaman


No Uraian
Konsep

1 Diketahui :

vektor a = 2i + j – 3k dan b = -i + 3j - 2k

a = 2 2  12  (3) 2 = 14 3 5. Mengembangkan syarat


perlu atau syarat cukup
suatu konsep.
b = (1) 2  3 2  (2) 2 = 14

a . b = 2.(-1) + 1.3 + (-3).(-2) = -2 + 3 + 6 = 7

a .b 7 7 1
Cos α = = = = = 0,5
a b 14 . 14 14 2

6. Menggunakan,
α = arc cos 0,5
memanfaatkan, dan
memilih prosedur atau
α = 60o
operasi tertentu.
3
181

2. 𝑥−2 −1
𝑎 = ( 6 ) dan ⃗⃗⃗
Diketahui : vektor ⃗⃗⃗ 𝑏 =( 2 )
𝑦−𝑥 3𝑥
sejajar,

Karena kedua vektor sejajar, maka dapat kita tulis


𝑎 ⃗⃗⃗ .
⃗⃗⃗ = 𝑘𝑏 5. Mengembangkan syarat
perlu atau syarat cukup
Maka nilai k : 3 suatu konsep.

⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ = 𝑘𝑏
𝑎

𝑥−2 −1
( 6 ) = 𝑘( 2 )
𝑦−𝑥 3𝑥

𝑥−2 −𝑘
( 6 ) = ( 2𝑘 )
𝑦−𝑥 3𝑘𝑥

Dari kesamaan dua vektor kita peroleh : 6. Menggunakan,


3 memanfaatkan, dan
6 = 2𝑘 => 𝑘 = 3 memilih prosedur atau
operasi tertentu.
𝑥 − 2 = −𝑘 => 𝑥 − 2 = −3 => 𝑥 = −1

𝑦 − 𝑥 = 3𝑘𝑥 => 𝑦 − (−1) = 3(3)(−1)

=> 𝑦 + 1 = −9 => 𝑦 = −10

Ditanya : 𝑥 + 2𝑦

Maka 𝑥 + 2𝑦 = −1 + 2(−10) = −1 + (−20)

= −21

Skor maksimal 12

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
182

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 3)


KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMA NEGERI 1 TEMPILANG


Mata Pelajaran : Matematika Peminatan
Kelas/ semester :X/2
Materi Pokok : Vektor
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

I. Kompetensi Inti / KI
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu,
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
KI 3 (Kompetensi Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasaingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 (Kompetensi Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
J. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK
Kompetensi Dasar Indikator
183

3.2 Menjelaskan vektor, operasi 3.2.6 Menentukan proyeksi skalar vektor


vektor,panjang vektor, sudut antar vektor, 3.2.7 Menentukan proyeksi vektor
proyeksi vektor dalam ruang berdimensi
dua (bidang) dan berdimensi tiga.

4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan


dengan vektor, operasi vektor, panjang
vektor, sudut antar vektor, proyeksi vektor
dalam ruang berdimensi dua (bidang) dan
berdimensi tiga.

K. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran make a match dengan menggali informasi
dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah
informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan
pengamatan dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, pada pembelajaran ini
diharapkan siswa dapat :
1. Menentukan proyeksi skalar vektor
2. Menentukan proyeksi vektor

L. Materi Pembelajaran

5. Fakta :

Notasi vektor : ⃗⃗⃗⃗⃗⃗


𝐴𝐵

Panjang vektor ⃗⃗⃗ |


: |𝑏

⃗⃗⃗ . ⃗⃗⃗
Perkalian skalar vektor : 𝑎 𝑏

6. Konsep :

Hasil proyeksi vektor


184

Hasil proyeksi skalar

Proyeksi ortogonal adalah cara pandang mata pada sebuah objek yang

ditarik garis tegak lurus pada sebuah bidang datar. Terdapat dua

proyeksi ortogonal yang ada dua macam, yaitu proyeksi skalar dan

proyeksi vektor ortogonal.

7. Prinsip :

Proyeksi Vektor

a
𝛼 c

O C B
b
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎 ⃗⃗⃗
Proyeksi skalar vektor a pada vektor b adalah 𝑐⃗⃗ = |𝑏⃗⃗⃗ |

⃗⃗⃗ .⃗⃗⃗𝑏
𝑎
Proyeksi vektor a pada vektor b adalah vektor 𝑐⃗⃗ = 2 . ⃗⃗𝑏
⃗⃗⃗ |
|𝑏

8. Prosedur :

Diketahui vektor 𝑢
⃗⃗⃗ = i + 2j - 3 k dan 𝑣
⃗⃗⃗ = 2i - 3j - 6 k. Proyeksi skalar
orthogonal dari vektor 𝑢
⃗⃗⃗ pada 𝑣
⃗⃗⃗ adalah...
Jawab :
⃗⃗⃗ |
Hitung terlebih dahulu |𝑣
⃗⃗⃗ | = √22 + −32 + −62
|𝑣
185

= √4 + 9 + 36 = √49 = 7
Menghitung 𝑢
⃗⃗⃗ . 𝑣
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ . 𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ = 1 . 2 + 2 . - 3 + - 3 . - 6
= 2 - 6 + 18 = 14

Maka proyeksi skalar orthogonal vektor 𝑢


⃗⃗⃗ pada 𝑣
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗
𝑢 .𝑣 ⃗⃗⃗ 14
= |𝑣⃗⃗⃗ |
= 7
=2

M. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran : make a match.

N. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


Media/Alat dan bahan pembelajaran : Papan Tulis/White Board, Laptop,
Kartu Soal dan Kartu Jawaban.

O. Sumber Belajar
3. Kanginan, Marthen,dkk. 2016. Matematika Untuk Siswa SMA/MA
Kelas X Kelompok peminatan Matematika dan ilmu – ilmu Alam.
Bandung: YRAMA WIDYA.
4. Sukino. 2016. Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan.Jakarta : Erlangga

P. Langkah – Langkah Pembelajaran


Indikator pencapaian Kompetensi :
1. Menentukan proyeksi skalar vektor
2. Menentukan proyeksi vektor vektor

Langkah Kegiatan Pembelajaran


Model Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Make A Match

11. Guru memberi salam dan 11. Siswa menjawab salam dan 10 Menit
berdoa sebelum pembelajaran berdoa.
12. Siswa menyiapkan buku dan
dimulai.
alat tulis, serta
Pendahuluan memperhatikan guru selama
12. Guru memperhatikan
mengabsen kehadiran.
kesiapan psikis dan fisik siswa 13. Siswa menjawab pertanyaan
untuk mengikuti proses dari guru.
14. Siswa memperhatikan guru
pembelajaran dengan
pada saat penyampaian
186

memperhatikan kebersihan, motivasi.


kerapian, ketertiban dan 15. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
kehadiran siswa.

13. Guru memberikan


apersepsi kepada Peserta didik
dengan menanyakan kembali
materi pelajaran yang telah
diterima di jenjang
sebelumnya.

14. Guru memberikan


motivasi dengan
menyampaikan tujuan
pembelajaran/ indikator
pencapaian kompetensi.

15. Guru menyampaikan garis


besar cakupan materi, kegiatan
yang akan dilakukan, lingkup
dan teknik penilaian yang akan
digunakan dalam
pembelajaran.

10. Guru menyiapkan beberapa 19. Siswa menunggu arahan 90 menit


kartu yang berisi beberapa dari guru.
konsep atau topik mengenai 20. Siswa bergabung
proyeksi vektor yang cocok membentuk kelompoknya
untuk sesi review, satu bagian masing – masing misalnya
Inti
kartu soal dan bagian lainnya kelompok A dan kelompok B
kartu jawaban. dengan bentuk kedua
11. Siswa dibagi ke dalam 2 kelompok saling berhadap-
kelompok, misalnya hadapan.
kelompok A dan kelompok B. 21. Pada kelompok A siswa
187

12. Guru membagikan kartu menerima kartu soal, untuk


pertanyaan kepada kelompok kelompok B siswa menerima
A dan kartu jawaban kepada kartu jawaban
kelompok B. 22. Siswa memikirkan
13. Tiap siswa memikirkan soal/jawaban dari kartu yang
jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
dipegang. 23. Siswa mencari dan
14. Guru menyampaikan kepada mencocokkan kartu yang
siswa bahwa mereka harus dipegang dengan kartu
mencari/mencocokkan kartu kelompok lain. Guru juga
yang dipegang dengan kartu perlu menyampaikan batasan
kelompok lain. Guru juga maksimum waktu yang ia
perlu menyampaikan batasan berikan kepada meraka.
maksimum waktu yang ia 24. Setiap siswa yang dapat
berikan kepada meraka. mencocokkan kartunya
15. Guru meminta semua anggota sebelum batas waktu diberi
kelompok A untuk mencari poin.
pasangannya di kelompok B. 25. Siswa berkumpul tersendiri
Jika mereka sudah apabila belum menemukan
menemukan pasangannya pasangan.
masing-masing, guru meminta 26. Beberapa pasangan siswa
mereka melaporkan diri melakukan presentasi.
kepadanya. Guru mencatat Pasangan lain dan siswa
mereka pada kertas yang yang tidak mendapatkan
sudah dipersiapkan. pasangan memperhatikan
16. Jika waktu sudah habis, dan memberi tanggapan
mereka harus diberitahu apakah pasangan itu cocok
bahwa waktu sudah habis. atau tidak.
Siswa yang belum 27. Siswa memperhatikan
menemukan pasangan diminta penjelasan dari guru tentang
untuk berkumpul tersendiri. kebenaran dan kecocokan
17. Guru memanggil beberapa pertanyaan dan jawaban dari
188

pasangan untuk presentasi. pasangan yang memberikan


Pasangan lain dan siswa yang presentasi.
tidak mendapatkan pasangan
memperhatikan dan memberi
tanggapan apakah pasangan
itu cocok atau tidak.
18. Guru memberikan konfirmasi
tentang kebenaran dan
kecocokan pertanyaan dan
jawaban dari pasangan yang
memberikan presentasi.
9. Guru memfasilitasi siswa 9. Siswa dan guru mereview 35 Menit
untuk mereview semua semua pembelajaran yang
pembelajaran yang telah telah dilaksanakan.
dilaksanakan. 10. Siswa menyelesaikan tugas
10. Guru memberikan tugas yang diberikan oleh guru.
kepada siswa untuk mengukur 11. Siswa memperhatikan

Penutup pemahaman materi yang penjelasan dari guru.


sudah dipelajari siswa. 12. Berdoa dan memberi salam.
11. Guru mengingatkan siswa
untuk mempelajari semua
materi yang telah dipelajari,
karena pertemuan berikutnya
akan diberikan postest.
12. Berdoa dan memberi salam.

Q. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran

a. Teknik Penilaian :
1. Pengetahuan : Tes Tertulis

b. Bentuk Penilaian :
1. Pengetahuan : Soal esai (Lampiran 2)
189

c. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya
belum tuntas
2. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching
(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
190
190

Lampiran RPP (2) Instrumen Penilaian

a. Kisi-kisi Soal

No. Bentuk Nomor


IPK MATERI INDIKATOR SOAL Ket
Urut Soal Soal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 3.2.9 Proyeksi skalar Diberikan beberapa permasalahan Uraian 1


mengenai proyeksi skalar vektor,
orthogonal vektor peserta didik dapat Menentukan
proyeksi skalar vektor.

2 3.2.10 Proyeksi vektor Diberikan beberapa permasalahan Uraian 2


orthogonal suatu vektor.
mengenai proyeksi vektor, siswa

dapat Menentukan proyeksi vektor.


191

a. Soal

1. Diketahui vektor 𝑢
⃗⃗⃗ = i + 2j - 3 k dan 𝑣
⃗⃗⃗ = 2i - 3j - 6k. Tentukan
proyeksi skalar dari vektor 𝑢
⃗⃗⃗ pada 𝑣
⃗⃗⃗ adalah...
⃗⃗⃗ = (2, −1,3) dan vektor ⃗⃗⃗
2. Diketahui vektor 𝑎 𝑏 = (−1,2, −2).
⃗⃗⃗ pada ⃗⃗⃗
Tentukan proyeksi vektor 𝑎 𝑏 adalah…

c. Pedoman Penilaian
Indikator Pemahaman
No Uraian Skor
Konsep

1 Diketahui : vektor 𝑢
⃗⃗⃗ = i + 2j - 3k = (1, 2, -3)

⃗⃗⃗ = 2i - 3j - 6k = (2, -3, -6)


𝑣

Ditanya : Proyeksi skalar dari vektor 𝑢


⃗⃗⃗ pada
⃗⃗⃗ ?
𝑣
⃗⃗⃗ | = √22 + −32 + −62
|𝑣

= √4 + 9 + 36 = √49 = 7
3
⃗⃗⃗ . 𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ = (1.2) + (2 .– 3) + (- 3.– 6)
= 2 - 6 + 18 = 14 6. Menggunakan,
Maka proyeksi skalar orthogonal vektor memanfaatkan, dan
memilih prosedur atau
⃗⃗⃗ pada 𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ :
operasi tertentu.
⃗⃗⃗
𝑢 .𝑣 ⃗⃗⃗ 14
= |𝑣⃗⃗⃗ |
= 7
=2

2 𝑎 = (2, −1,3)
Diketahui: vektor ⃗⃗⃗

⃗⃗⃗𝑏 = (−1,2, −2)

Ditanya : Proyeksi vektor dari vektor ⃗⃗⃗


𝑎 pada
⃗⃗⃗ ?
𝑏
⃗⃗⃗ | = √(−1)2 + 22 + (−2)2
|𝑏 3

= √1 + 4 + 4 = √9 = 3
5. Mengembangkan
Menghitung 𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ . 𝑏 syarat perlu atau syarat
cukup suatu konsep.
192

𝑎 . ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ 𝑏 = 2.(-1) + (-1) . 2 + 3 . (-2)

= - 2 – 2 – 6 = -10 3
Maka proyeksi vektor orthogonal vektor 𝑎
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗
pada 𝑏
𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏 −10
⃗⃗⃗ 𝑏⃗⃗⃗ = (
𝑎 2
⃗⃗⃗ = ( ) . (−1,2, −2)
).𝑏
⃗⃗⃗ |
|𝑏 32

−10 6. Menggunakan,
=( ) . (−1,2, −2)
9 memanfaatkan, dan
10 −20 20 memilih prosedur atau
=(9 , 9
, 9)
operasi tertentu.

Skor maksimal 9

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
193

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1)


KELAS KONTROL
Sekolah : SMA NEGERI 1 TEMPILANG
Mata Pelajaran : Matematika Peminatan
Kelas/ semester :X/2
Materi Pokok : Vektor
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti / KI
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia”.
KI 3 (Kompetensi Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasaingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 (Kompetensi Keterampilan)
194

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK


Kompetensi Dasar Indikator
3.3 Menjelaskan vektor, operasi 3.2.1 Menjelaskan pengetian vektor di R2
vektor,panjang vektor, sudut dan vektor di R3
antarvektor dalam ruang 3.2.2 Menentukan operasi vektor di R2 dan
berdimensi dua (bidang) dan vektor di R3
berdimensi tiga. 3.2.3 Menentukan perkalian skalar dua
4.3 Menyelesaikan masalah yang vektor.
berkaitan dengan vektor, operasi 4.2.1 Menyelesaikan masalah sehari-hari
vektor, panjang vektor, sudut antar yang berkaitan dengan operasi vektor.
vektor dalam ruang berdimensi
dua (bidang) dan berdimensi tiga.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode pembelajaran ekspositori dengan menggali informasi dari
berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah
informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan
bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan,
memberi saran dan kritik, dalam pembelajaran ini diharapkan siswa dapat :
i. Menjelaskan pengetian vektor di R2 dan vektor di R3
ii. Menentukan operasi vektor di R2 dan vektor di R3
iii. Menentukan perkalian skalar dua vektor.
iv. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan operasi vektor.

D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
1. ⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗
Penjumlahan vektor : 𝑎 𝑏
195

2. Pengurangan vektor : 𝑎 ⃗⃗⃗


⃗⃗⃗ − 𝑏
3. ⃗⃗⃗ . ⃗⃗𝑏 = |𝑎
Perkalian skalar dua vektor : 𝑎 ⃗⃗⃗ | cos 𝜃
⃗⃗⃗ ||𝑏
4. Perkalian skalar dua vektor dalam bentuk komponen :
5. ⃗⃗⃗ . ⃗⃗𝑏 = 𝑎1 . 𝑏1 + 𝑎2 . 𝑏2 + 𝑎3 . 𝑏3
𝑎
2. Konsep
Penjumlahan Vektor
Penjumlahan dua buah vektor dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:
Aturan Jajargenjang

Berdasarkan aturan jajargenjang, a  b diperoleh dengan menempatkan titik

pangkal vektor a dan b berimpit, lalu membentuk sebuah jajargenjang dengan

sisi a dan b , a  b adalah diagonal jajargenjang tersebut yang titik pangkalnya

adalah titik pangkal a dan b .

Aturan Segitiga.

Berdasarkan aturan segitiga, a  b diperoleh dengan menempatkan titik ujung

vektor a berimpit dengan titik pangkal vektor b lalu hubungkan titik pangkal a

dengan titik ujung b . Ruas garis ini diwakili oleh vektor c . Akibatnya, a  b  c .

Pengurangan Vektor
196

Operasi pengurangan merupakan invers/kebalikan dari operasi penjumlahan


sehingga operasi pengurangan dapat diubah ke operasi penjumlahan.

3. Prinsip
Aturan Penjumlahan dan Pengurangan vektor
⃗ dan ⃗𝒃 vektor-vektor di R2, berlaku
Untuk 𝒂
a  b   a  b 
⃗ + ⃗𝒃 =  1    1    1 1 
𝒂
 a2   b2   a2  b2 

a  b   a b 
⃗ − ⃗𝒃=  1    1    1 1 
𝒂
 a2   b2   a2  b2 

⃗ dan ⃗𝒃 vektor-vektor di R3, berlaku


3) Untuk 𝒂
 a1   b1   a1 b1 
     
⃗ + ⃗𝒃=  a 2    b2    a 2  b2 
𝒂
 a  b   a b 
 3  3  3 3

 a1   b1   a1 b1 
     

⃗ − 𝒃 =  a 2    b2    a 2  b2 
𝒂
 a  b   a b 
 3  3  3 3

4. Prosedur
Operasi penjumlahan dan pengurangan dua vektor, hasil perkalian vektor dengan
skalar.
Penjumlahan Vektor
Contoh :
 3  ⃗  2
⃗ =   , 𝒃
1. Diketahui vektor-vektor 𝒂 =   . Tentukan 𝒂 ⃗
⃗ +𝒃
  2  4
Jawab :
 3   2  3  2   5
⃗ + ⃗𝒃 =   +   = 
𝒂  =  

    
2 4  2  4   2

Pengurangan Vektor
197

 3 1
   
⃗ =
⃗ = 5 , 𝒃
1.Diketahui vektor-vektor 𝒂  2  . Tentukan 𝒂 ⃗
⃗ –𝒃
 2  4
   
Jawab :
 3 1  3 1  2 
       
⃗ =  5 -  2 =  5  2 =  3 
⃗ –𝒃
𝒂
 2  4  2 4   2
       
Perkalian skalar dua vektor dalam bentuk komponen
Contoh :
⃗ = (1, 4, 5) dan ⃗𝒃 = (2, 3, 2). Tentukan
2) Diketahui vektor 𝒂
⃗ . ⃗𝒃 …
vektor𝒂
Jawab :
⃗ . ⃗𝒃 = 𝑎1 . 𝑏1 + 𝑎2 . 𝑏2 + 𝑎3 . 𝑏3
𝒂
= 1.2 + 4.3 + 5.2 = 2 + 12 + 10 = 24
E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran : Metode ekspositori.

F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


Media/Alat dan bahan pembelajaran : Papan Tulis/White Board, Laptop.

G. Sumber Belajar
Kanginan, Marthen,dkk. 2016. Matematika Untuk Siswa SMA/MA Kelas X
Kelompok peminatan Matematika dan ilmu – ilmu Alam. Bandung: YRAMA
WIDYA.
Sukino. 2016. Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan.Jakarta
: Erlangga

H. Langkah – Langkah Pembelajaran


Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.2.1 Menjelaskan pengetian vektor di R2 dan vektor di R3
3.2.2 Menentukan operasi vektor di R2 dan vektor di R3
3.2.3 Menentukan perkalian skalar dua vektor.
4.2.1 Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan operasi vektor
198

Langkah Metode Kegiatan Pembelajaran


Alokasi
pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
ekspositori

1. Guru mengkondisikan kelas 1. Siswa menjawab salam dan 10 Menit


dalam suasana kondusif untuk berdoa.
2. Siswa menjawab pertanyaan
berlangsungnya pembelajaran,
dari guru.
dengan: 3. Siswa memperhatikan
 Pembukaan dengan salam penjelasan guru.
4. Siswa memperhatikan guru
dan doa
pada saat penyampaian
 Mengecek kehadiran peserta motivasi.
didik
Pendahuluan 2. Guru melakukan apersepsi
dengan memberikan pertanyaan
yang mengarahkan ke materi
yang akan dipelajari.
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru memberikan motivasi agar
siswa berperan aktif dalam
pembelajaran.
110
Inti
menit

Persiapan 1. Guru mempersiapkan bahan 1. Siswa menyimak dan


ajar dan menyampaikan materi memperhatikan penjelasan
yang akan dipelajari, yaitu guru.
materi tentang vektor di R2,
vektor di R3 dan perkalian
skalar dua vektor
2. Guru menjelaskan materi
pembelajaran tentang vektor di 2. Siswa mendengarkan dan
R2, vektor di R3 dan perkalian memperhatikan materi yang
skalar dua vektor. dijelaskan oleh guru.
3. Guru memberikan kesempatan
199

kepada peserta didik untuk


bertanya tentang materi yang
telah dijelaskan.
Penyajian
4. Guru meminta beberapa siswa 3. Siswa bertanya kepada guru
untuk mengerjakan soal di tentang materi yang belum
papan tulis. dipahami.

4. Perwakilan siswa mengerjakan


soal yang ada dipapan tulis.

Korelasi

Menyimpulkan 5. Guru bersama dengan siswa 5. Siswa menyimpulkan materi


menyimpulkan materi tentang tentang vektor di R2, vektor di
vektor di R2, vektor di R3 dan R3 dan perkalian skalar dua
perkalian skalar dua vektor. vektor bersama dengan guru.

Mengaplikasikan 6. Guru memberikan tugas kepada 6. Siswa menyelesaikan tugas yang


siswa untuk mengukur diberikan oleh guru.
pemahaman materi yang sudah
dipelajari siswa.
1. Guru memfasilitasi siswa untuk 13. Siswa dan guru mereview
mereview semua pembelajaran semua pembelajaran yang telah
yang telah dilaksanakan. dilaksanakan.
2. Guru menyampaikan materi 14. Siswa memperhatikan
Penutup yang akan dipelajari pada penjelasan dari guru.
pertemuan berikutnya yaitu 15. Siswa menjawab salam.
tentang sudut antara dua vektor.
3. Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan memberi
200

salam.

I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


a. Teknik Penilaian :
Pengetahuan : Tes Tertulis
b. Bentuk Penilaian :
Pengetahuan : Soal esai (Lampiran)
c. Remedial
1.Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya belum tuntas
2.Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching
(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
201
201

Lampiran RPP (2) Instrumen Penilaian

a. Kisi-kisi Soal

No. Bentuk Nomor


IPK MATERI INDIKATOR SOAL Ket
Urut Soal Soal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. 3.2.2 Vektor di R2 Menentukan operasi vektor di R2 dan Uraian 1 dan 2


dan vektor di
R3 vektor di R3

2. 4.2.2 Vektor Menyelesaikan masalah sehari-hari yang Uraian 3

berkaitan dengan vektor.

3. 3.2.3 Perkalian skalar Menentukan perkalian skalar dua vektor. Uraian 4


dua vektor
202

a. Soal

⃗⃗⃗ = (2, 4, 3) dan ⃗⃗⃗


1. Diketahui vektor-vektor 𝑎 𝑏 = (1, 2, 3). Tentukan hasil
⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗
penjumlahan vektor 3(𝑎 𝑏 )?
 2  3
     
⃗⃗⃗ - ⃗⃗⃗
2. Diketahui vektor a   1  dan b   2  . Tentukan 𝑎 𝑏…
 3  2
   
3. Seorang anak berlari sejauh 40 meter kearah utara, kemudian berbelok ke
arah timur sejauh 40 meter, dan ke selatan sejauh 10 meter. Berapakah
besar perpindahan yang dilakukan anak tersebut…
4. Diketahui : 𝑎 ⃗⃗⃗ , ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ = 3𝑖⃗⃗⃗ − 2𝑗⃗ + 6𝑘 ⃗⃗⃗ , dan 𝑐⃗⃗ = 2𝑖⃗⃗⃗ +
𝑏 = 4𝑖⃗⃗ + 3𝑗⃗ − 2𝑘
⃗⃗⃗
5𝑗⃗ − 3𝑘
Hitunglah 𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗⃗ )…
⃗⃗⃗ . (𝑏
b. Pedoman Penilaian

No Uraian Skor Indikator Pemahaman Konsep

1 Diketahui : 𝑎 ⃗⃗⃗ = (1, 2, 3).


⃗⃗⃗ = (2, 4, 3) dan 𝑏

⃗⃗⃗ ) ?
⃗⃗⃗ + 𝑏
Ditanya : 3(𝑎

Jawab :
3

𝑎 + ⃗⃗⃗𝑏 = (2, 4, 3) + (1, 2, 3)


⃗⃗⃗ 5. Mengembangkan syarat perlu
atau syarat cukup suatu konsep.
= (2 + 1, 4 + 2, 3 + 3)

= (3, 6, 6)

⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗
3(𝑎 𝑏 ) = 3 (3, 6, 6) = (9, 18, 18)
203

2  2  3
     
Diketahui : vektor a   1  dan vektor b   2 
 3  2
   

𝑎 - ⃗⃗⃗𝑏 ?
Ditanya : ⃗⃗⃗

Jawab :
6. Menggunakan, memanfaatkan,
 2  3  2  3   1 dan memilih prosedur atau operasi
        3
𝑎 - ⃗⃗⃗𝑏 =  1    2  =
⃗⃗⃗  1  2 =   1 tertentu.
 3  2  3  2 1
       

3. Diketahui : anak berlari sejauh 40 meter kearah utara,


kemudian berbelok ke arah timur sejauh 40 meter, dan
ke selatan sejauh 10 meter.

40 m 40 m
3 4. Menyajikan konsep dalam
10 m berbagai bentuk representasi
40 m 30 m p
matematis

Dari gambar diatas, pada sumbu tegak terdapat dua vektor


(utara dan selatan) yang berlawanan arah. Jadi selisih
keduanya adalah : utara – selatan = 40 m – 10 m = 30
m.Untuk mencari perpindahan menggunakan rumus
phytagoras : 3
p = √402 + 302 = √1600 + 900 = √2500 = 50.
Jadi, besar perpindahan yang dilakukan anak tersebut adalah 50 meter.

7. Mengaplikasikan konsep atau


algoritma pemecahan masalah.

4. Diketahui :

⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗ , ⃗⃗⃗𝑏 = 4𝑖⃗⃗ + 3𝑗⃗ − 2𝑘


𝑎 = 3𝑖⃗⃗ − 2𝑗⃗ + 6𝑘 ⃗⃗⃗ , dan
204

⃗⃗⃗
𝑐⃗⃗ = 2𝑖⃗⃗ + 5𝑗⃗ − 3𝑘 5. Mengembangkan syarat perlu

atau syarat cukup suatu konsep.


Ditanya :

⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗


𝑎 . (𝑏 𝑐 ) ?
3
Jawab :
⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗
(𝑏 𝑐 ) = (4𝑖⃗⃗ + 3𝑗⃗ − 2𝑘 ⃗⃗⃗ + 2𝑖⃗⃗ + 5𝑗⃗ − 3𝑘
⃗⃗⃗ )
⃗⃗⃗ )
= (6𝑖⃗⃗ + 8𝑗⃗ − 5𝑘

⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗


𝑎 . (𝑏 ⃗⃗⃗ ). (6𝑖⃗⃗ + 8𝑗⃗ − 5𝑘
𝑐 ) = (3𝑖⃗⃗ − 2𝑗⃗ + 6𝑘 ⃗⃗⃗ )
= 18 − 16 − 30 = −28

Skor maksimal 15

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 2)


KELAS KONTROL

Sekolah : SMA NEGERI 1 TEMPILANG


Mata Pelajaran : Matematika Peminatan
Kelas/ semester :X/2
Materi Pokok : Vektor
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti / KI
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
205

toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia”.

KI 3 (Kompetensi Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasaingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 (Kompetensi Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK


Kompetensi Dasar Indikator
3.2 Menjelaskan vektor, operasi 3.2.4 Menentukan hubungan vektor
vektor,panjang vektor, sudut antar vektor, dengan vektor lain.
proyeksi vektor dalam ruang berdimensi 3.2.5 Menentukan besar sudut antara dua
dua (bidang) dan berdimensi tiga. vektor.

4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan 4.2.2 Menyelesaikan masalah sehari-hari


dengan vektor, operasi vektor, panjang yang berkaitan dengan sudut dua
vektor, sudut antar vektor, proyeksi vektor vektor.
dalam ruang berdimensi dua (bidang) dan
berdimensi tiga.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode pembelajaran ekspositori dengan menggali informasi dari
berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah
informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan
pengamatan dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, dalam pembelajaran ini
diharapkan siswa dapat :
206

4. Menentukan hubungan vektor dengan vektor lain.


5. Menentukan besar sudut antara dua vektor.
6. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sudut dua
vektor.

D. Materi Pembelajaran
1. Fakta :

Perkalian skalar antara dua vektor a dan b didefinisikan suatu skalar yang sama
dengan |a| |b| cos ө , dengan ө adalah sudut antara vektor a dan b.
2. Konsep :

1. Vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah.


2. Besar vektor artinya panjang vektor.
3. Arah vektor artinya sudut yang dibentuk dengan sumbu X positif.
4. Vektor disajikan dalam bentuk ruas garis berarah.
5. Vektor di R2 adalah vektor yang terletak di satu bidang atau Vektor yang
hanya mempunyai dua komponen yaitu x dan y.
6. Vektor di R3 adalah Vektor yang terletak di ruang dimensi tiga atau Vektor
yang mempunyai tiga komponen yaitu x, y dan z.
7. Hasil perkalian skalar dua vektor
B

O a A

Jika 𝑎 ⃗⃗⃗⃗ vektor tak nol dan sudut 𝛼 diantara vektor 𝑎


⃗⃗⃗ dan 𝑏 ⃗⃗⃗⃗ .
⃗⃗⃗ dan 𝑏

Perkalian skalar antara a dan b dituliskan dengan notasi a . b. Penggunaan

notasi titik untuk menyatakan perkalian skalar menyebabkan perkalian

skalar sering juga disebut sebagai perkalian titik. Jadi, dari definisi

tersebut diperoleh pengertian perkalian skalar sebagai berikut.

𝑎 . ⃗⃗⃗
𝑏 = |𝑎||𝑏⃗|cosө
207

3. Prinsip
Hubungan Vektor Dengan Vektor Lain

⃗⃗⃗ dengan vektor ⃗⃗⃗⃗


Saling Tegak Lurus Jika tegak lurus antara vektor 𝑎 𝑏 maka
⃗⃗⃗ . ⃗⃗⃗
𝑎 𝑏 =0

Sejajar

Jika vektor 𝑎 ⃗⃗⃗⃗ kalau 𝑎


⃗⃗⃗ sejajar dengan vektor 𝑏 ⃗⃗⃗ , dengan syarat 𝛽 ≠ 0
⃗⃗⃗ = 𝛽𝑏

Jika 𝛽 > 0 dua vektor tersebut searah

Jika 𝛽 < 0 dua vektor saling berlawanan arah

Sifat-sifat hasil kali skalar :


Bersifat komutatif : a . b =b. a
Bersifat distributif : a . (b + c) = a . b + a . c
k(a . b) = (ka) . b = a . (kb), k adalah konstanta
a . a = |a|2
4. Prosedur
Jika sudut antara vektor a = (2, 1,-3) dan vektor b = ( -1, 3,-2) adalah α , maka
tentukan besarnya sudut α tersebut…
Jawab :

Diketahui : vektor a = 2i + j – 3k dan b = -i + 3j - 2k

a
= 2 2  12  (3) 2 = 14

b
= (1) 2  3 2  (2) 2 = 14

a . b = 2.(-1) + 1.3 + (-3).(-2) = -2 + 3 + 6 = 7

a .b 7 7 1
Cos α = = = = = 0,5
a b 14 . 14 14 2

α = arc cos 0,5


208

α = 60o
E. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Ekspositori
F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran
Media/Alat dan bahan pembelajaran : Papan Tulis/White Board, Laptop.
G. Sumber Belajar
Kanginan, Marthen,dkk. 2016. Matematika Untuk Siswa SMA/MA Kelas X
Kelompok peminatan Matematika dan ilmu – ilmu Alam. Bandung: YRAMA
WIDYA.
Sukino. 2016. Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan.Jakarta
: Erlangga.

H. Langkah – Langkah Pembelajaran


Indikator pencapaian Kompetensi :
1. Menentukan hubungan vektor dengan vektor lain.
2. Menentukan besar sudut antara dua vektor.
3. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sudut dua
vektor.
Langkah Metode Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
ekspositori

1. Guru mengkondisikan kelas 1. Siswa menjawab salam dan 10 Menit


dalam suasana kondusif berdoa.
2. Siswa menjawab
untuk berlangsungnya
pertanyaan dari guru.
pembelajaran, dengan: 3. Siswa memperhatikan
2. Pembukaan dengan salam penjelasan guru.
4. Siswa memperhatikan guru
dan doa
pada saat penyampaian
3. Mengecek kehadiran peserta motivasi.
didik
Pendahuluan
5. Guru melakukan apersepsi
dengan memberikan pertanyaan
yang mengarahkan ke materi
yang akan dipelajari.
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
7. Guru memberikan motivasi agar
siswa berperan aktif dalam
209

pembelajaran.
Inti 110 menit

Persiapan 7. Guru mempersiapkan bahan 6. Siswa menyimak dan


ajar dan menyampaikan materi memperhatikan penjelasan
yang akan dipelajari, yaitu guru.
materi tentang sudut antara dua
vektor dan hubungan vektor
dengan vektor lain
8. Guru menjelaskan materi
pembelajaran tentang sudut 7. Siswa mendengarkan dan
Penyajian
antara dua vektor dan hubungan memperhatikan materi
vektor dengan vektor lain yang dijelaskan oleh guru.

9. Guru memberikan kesempatan


kepada peserta didik untuk
8. Siswa bertanya kepada
Korelasi bertanya tentang materi yang
guru tentang materi yang
telah dijelaskan.
belum dipahami.
10. Guru meminta beberapa siswa
9. Perwakilan siswa
untuk mengerjakan soal di
mengerjakan soal yang
papan tulis.
ada dipapan tulis.

Menyimpulkan 10. Guru bersama dengan siswa 11. Siswa menyimpulkan


menyimpulkan materi tentang materi tentang vektor di
vektor di R2, vektor di R3 dan R2, vektor di R3 dan
perkalian skalar dua vektor. perkalian skalar dua vektor
bersama dengan guru.

Mengaplikasikan 12. Guru memberikan tugas kepada 6. Siswa menyelesaikan tugas


siswa untuk mengukur yang diberikan oleh guru.
pemahaman materi yang sudah
dipelajari siswa.
210

4. Guru memfasilitasi siswa untuk 16. Siswa dan guru mereview


mereview semua pembelajaran semua pembelajaran yang
yang telah dilaksanakan. telah dilaksanakan.
5. Guru menyampaikan materi 17. Siswa memperhatikan

Penutup yang akan dipelajari pada penjelasan dari guru.


pertemuan berikutnya yaitu 18. Siswa menjawab salam.
proyeksi vektor.
6. Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan memberi
salam.

I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


c. Teknik Penilaian :
Pengetahuan : Tes Tertulis
d. Bentuk Penilaian :
Pengetahuan : Soal esai (Lampiran)
e. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya
belum tuntas
211
211

Lampiran RPP (2) Instrumen Penilaian

a. Kisi-kisi Soal

No. Bentuk Nomor


IPK MATERI INDIKATOR SOAL Ket
Urut Soal Soal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 3.2.6 Besar sudut Diberikan beberapa permasalahan Uraian 1


. antar dua mengenai besaran sudut antar dua vektor,
vektor siswa dapat Menentukan besar sudut
antara dua vektor.
.

2 3.2.5 Hubungan vektor Diberikan beberapa permasalahan Uraian 2


dengan vektor lain mengenai hubungan vektor dengan
vektor lain, siswa dapat menentukan
hubungan vektor dengan vektor lain.
212

a. Soal

1. Jika sudut antara vektor a = (2, 1,-3) dan vektor b = ( -1, 3,-2)
adalah α , maka tentukan besarnya sudut α tersebut !
𝑥−2 −1
⃗⃗⃗
𝑎 = ( 6 ) dan 𝑏 = ( 2 ) sejajar, maka tentukan
2. Jika vektor ⃗⃗⃗
𝑦−𝑥 3𝑥
nilai 𝑥 + 2𝑦 !
b. Pedoman Penilaian

Skor Indikator Pemahaman


No Uraian
Konsep

1 Diketahui :

vektor a = 2i + j – 3k dan b = -i + 3j - 2k

a = 2 2  12  (3) 2 = 14 3 5. Mengembangkan syarat


perlu atau syarat cukup
suatu konsep.
b = (1) 2  3 2  (2) 2 = 14

a . b = 2.(-1) + 1.3 + (-3).(-2) = -2 + 3 + 6 = 7

a .b 7 7 1
Cos α = = = = = 0,5
a b 14 . 14 14 2

6. Menggunakan,
α = arc cos 0,5
memanfaatkan, dan
memilih prosedur atau
α = 60o
operasi tertentu.
3
213

2. 𝑥−2 −1
⃗⃗⃗ = ( 2 )
⃗⃗⃗ = ( 6 ) dan 𝑏
Diketahui : vektor 𝑎
𝑦−𝑥 3𝑥
sejajar,

Karena kedua vektor sejajar, maka dapat kita tulis


𝑎 ⃗⃗⃗ .
⃗⃗⃗ = 𝑘𝑏 5. Mengembangkan syarat
perlu atau syarat cukup
Maka nilai k : 3 suatu konsep.

⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ = 𝑘𝑏
𝑎

𝑥−2 −1
( 6 ) = 𝑘( 2 )
𝑦−𝑥 3𝑥

𝑥−2 −𝑘
( 6 ) = ( 2𝑘 )
𝑦−𝑥 3𝑘𝑥

Dari kesamaan dua vektor kita peroleh : 6. Menggunakan,


3 memanfaatkan, dan
6 = 2𝑘 => 𝑘 = 3 memilih prosedur atau
operasi tertentu.
𝑥 − 2 = −𝑘 => 𝑥 − 2 = −3 => 𝑥 = −1

𝑦 − 𝑥 = 3𝑘𝑥 => 𝑦 − (−1) = 3(3)(−1)

=> 𝑦 + 1 = −9 => 𝑦 = −10

Ditanya : 𝑥 + 2𝑦

Maka 𝑥 + 2𝑦 = −1 + 2(−10) = −1 + (−20)

= −21

Skor maksimal 12

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
214
214

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 3)


KELAS KONTROL
Sekolah : SMA NEGERI 1 TEMPILANG
Mata Pelajaran : Matematika Peminatan
Kelas/ semester :X/2
Materi Pokok : Vektor
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti / KI
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia”.

KI 3 (Kompetensi Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasaingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 (Kompetensi Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK
Kompetensi Dasar Indikator
3.2 Menjelaskan vektor, operasi vektor,panjang vektor, sudut 3.2.6 Menentukan proyeksi
antar vektor, proyeksi vektor dalam ruang berdimensi dua skalar vektor
(bidang) dan berdimensi tiga. 3.2.7 Menentukan proyeksi
vektor.
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan vektor,
operasi vektor, panjang vektor, sudut antar vektor proyeksi
vektor dalam ruang berdimensi dua (bidang) dan berdimensi
tiga.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode pembelajaran ekspositori dengan menggali informasi dari
berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah
informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar
215

berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan
bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan,
memberi saran dan kritik, dalam pembelajaran ini diharapkan siswa dapat :
1. Menentukan proyeksi skalar vektor.
2. Menentukan proyeksi vektor.

D. Materi Pembelajaran
1. Fakta :
Notasi vektor : ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵
Panjang vektor ⃗⃗⃗ |
: |𝑏
Perkalian skalar vektor : 𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ . 𝑏
2. Konsep :

Hasil proyeksi vektor

Hasil proyeksi skalar

Proyeksi ortogonal adalah cara pandang mata pada sebuah objek yang ditarik garis

tegak lurus pada sebuah bidang datar. Terdapat dua proyeksi ortogonal yang ada

dua macam, yaitu proyeksi skalar dan proyeksi vektor ortogonal.

3. Prinsip :

Proyeksi Vektor

a
𝛼 c

O C B
b
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎 ⃗⃗⃗
Proyeksi skalar vektor a pada vektor b adalah 𝑐⃗⃗ = |𝑏⃗⃗⃗ |
216

⃗⃗⃗ .⃗⃗⃗𝑏
𝑎
Proyeksi vektor a pada vektor b adalah vektor 𝑐⃗⃗ = 2 . ⃗⃗𝑏
⃗⃗⃗ |
|𝑏

4. Prosedur :

Diketahui vektor 𝑢
⃗⃗⃗ = i + 2j - 3 k dan 𝑣
⃗⃗⃗ = 2i - 3j - 6 k. Proyeksi skalar dari vektor
⃗⃗⃗ pada 𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ adalah...
Jawab :
⃗⃗⃗ |
Hitung terlebih dahulu |𝑣
⃗⃗⃗ | = √22 + −32 + −62
|𝑣

= √4 + 9 + 36 = √49 = 7
Menghitung 𝑢
⃗⃗⃗ . 𝑣
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ . 𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ = 1 . 2 + 2 . - 3 + - 3 . - 6

= 2 - 6 + 18 = 14
Maka proyeksi skalar orthogonal vektor 𝑢
⃗⃗⃗ pada 𝑣
⃗⃗⃗

⃗⃗⃗
𝑢 .𝑣 ⃗⃗⃗ 14
= |𝑣⃗⃗⃗ |
= 7
=2

E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran : ekspositori
F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran
Media/Alat dan bahan pembelajaran : Papan Tulis/White Board, Laptop.
G. Sumber Belajar
5. Kanginan, Marthen,dkk. 2016. Matematika Untuk Siswa SMA/MA
Kelas X Kelompok peminatan Matematika dan ilmu – ilmu Alam.
Bandung: YRAMA WIDYA.
6. Sukino. 2016. Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan.Jakarta : Erlangga
H. Langkah – Langkah Pembelajaran
Indikator pencapaian Kompetensi :
1. Menentukan proyeksi skalar vektor
2. Menentukan proyeksi vektor
Langkah Metode Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
ekspositori

1. Guru mengkondisikan 1. Siswa menjawab salam 10 Menit


Pendahuluan dan berdoa.
kelas dalam suasana
2. Siswa menjawab
217

kondusif untuk pertanyaan dari guru.


berlangsungnya 3. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
pembelajaran, dengan:
4. Siswa memperhatikan
2. Pembukaan dengan salam guru pada saat
dan doa penyampaian motivasi.

3. Mengecek kehadiran
peserta didik
4. Guru melakukan apersepsi
dengan memberikan
pertanyaan yang
mengarahkan ke materi
yang akan dipelajari.
5. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
6. Guru memberikan motivasi
agar siswa berperan aktif
dalam pembelajaran.
110
Inti
menit

Persiapan 7. Guru mempersiapkan 5. Siswa menyimak dan


bahan ajar dan memperhatikan
menyampaikan materi penjelasan guru.
yang akan dipelajari, yaitu
materi tentang proyeksi
vektor.

8. Guru menjelaskan materi 6. Siswa mendengarkan dan


Penyajian
pembelajaran tentang memperhatikan materi
proyeksi vektor. yang dijelaskan oleh
guru.

Korelasi
218

9. Guru memberikan 7. Siswa bertanya kepada


kesempatan kepada peserta guru tentang materi yang
didik untuk bertanya belum dipahami.
tentang materi yang telah 8. Perwakilan siswa
dijelaskan. mengerjakan soal yang
10. Guru meminta beberapa ada dipapan tulis.
siswa untuk mengerjakan
soal di papan tulis.
Menyimpulkan 11. Guru bersama dengan 13. Siswa menyimpulkan materi
siswa menyimpulkan materi tentang proyeksi vektor
tentang proyeksi vektor. bersama dengan guru.

Mengaplikasikan 14. Guru memberikan tugas 6. Siswa menyelesaikan tugas


kepada siswa untuk yang diberikan oleh guru.
mengukur pemahaman
materi yang sudah
dipelajari siswa.
7. Guru memfasilitasi siswa 19. Siswa dan guru mereview 15 Menit
untuk mereview semua semua pembelajaran yang
pembelajaran yang telah telah dilaksanakan.
dilaksanakan. 20. Siswa memperhatikan
8. Guru mengingatkan siswa penjelasan dari guru.
untuk mempelajari semua 21. Siswa menjawab salam.
Penutup materi yang telah
dipelajari, karena
pertemuan berikutnya akan
diberikan postest.
9. Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan
memberi salam.
219
220
220

Lampiran RPP (2) Instrumen Penilaian

a. Kisi-kisi Soal

No. Bentuk Nomor


IPK MATERI INDIKATOR SOAL Ket
Urut Soal Soal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 3.2.9 Proyeksi skalar Diberikan beberapa permasalahan Uraian 1


mengenai proyeksi skalar vektor,
orthogonal vektor peserta didik dapat Menentukan
proyeksi skalar vektor.

2 3.2.10 Proyeksi vektor Diberikan beberapa permasalahan Uraian 2


orthogonal suatu vektor.
mengenai proyeksi vektor, siswa

dapat Menentukan proyeksi vektor.


221

a. Soal

1. Diketahui vektor 𝑢
⃗⃗⃗ = i + 2j - 3 k dan 𝑣
⃗⃗⃗ = 2i - 3j - 6k. Tentukan
proyeksi skalar dari vektor 𝑢
⃗⃗⃗ pada 𝑣
⃗⃗⃗ adalah...
⃗⃗⃗ = (2, −1,3) dan vektor ⃗⃗⃗
2. Diketahui vektor 𝑎 𝑏 = (−1,2, −2).
⃗⃗⃗ pada ⃗⃗⃗
Tentukan proyeksi vektor 𝑎 𝑏 adalah…

c. Pedoman Penilaian
Indikator Pemahaman
No Uraian Skor
Konsep

1 Diketahui : vektor 𝑢
⃗⃗⃗ = i + 2j - 3k = (1, 2, -3)

⃗⃗⃗ = 2i - 3j - 6k = (2, -3, -6)


𝑣

Ditanya : Proyeksi skalar dari vektor 𝑢


⃗⃗⃗ pada
⃗⃗⃗ ?
𝑣
⃗⃗⃗ | = √22 + −32 + −62
|𝑣

= √4 + 9 + 36 = √49 = 7
3
⃗⃗⃗ . 𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ = (1.2) + (2 .– 3) + (- 3.– 6)
= 2 - 6 + 18 = 14 6. Menggunakan,
Maka proyeksi skalar orthogonal vektor memanfaatkan, dan
memilih prosedur atau
⃗⃗⃗ pada 𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ :
operasi tertentu.
⃗⃗⃗
𝑢 .𝑣 ⃗⃗⃗ 14
= |𝑣⃗⃗⃗ |
= 7
=2

2 𝑎 = (2, −1,3)
Diketahui: vektor ⃗⃗⃗

⃗⃗⃗𝑏 = (−1,2, −2)

Ditanya : Proyeksi vektor dari vektor ⃗⃗⃗


𝑎 pada
⃗⃗⃗ ?
𝑏
⃗⃗⃗ | = √(−1)2 + 22 + (−2)2
|𝑏 3

= √1 + 4 + 4 = √9 = 3
5. Mengembangkan
Menghitung 𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ . 𝑏 syarat perlu atau syarat
cukup suatu konsep.
222

𝑎 . ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ 𝑏 = 2.(-1) + (-1) . 2 + 3 . (-2)

= - 2 – 2 – 6 = -10 3
Maka proyeksi vektor orthogonal vektor 𝑎
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗
pada 𝑏
𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏 −10
⃗⃗⃗ 𝑏⃗⃗⃗ = (
𝑎 2
⃗⃗⃗ = ( ) . (−1,2, −2)
).𝑏 6. Menggunakan,
⃗⃗⃗ |
|𝑏 32
memanfaatkan, dan
−10 memilih prosedur atau
=( 9
) . (−1,2, −2)
operasi tertentu.
10 −20 20
=(9 , 9
, 9)

Skor maksimal 9

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
223

LEMBAR KARTU JAWABAN DAN KARTU SOAL MATERI VEKTOR


DI R2, DI R3, DAN PERKALIAN SKALAR DUA VEKTOR
PERTEMUAN 1

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

Dari gambar di atas, apakah termasuk Vektor di atas adalah termasuk vektor di R2.
vektor di R2? jelaskan pengertian vektor
tersebut ! Vektor di 𝑅 2 adalah vektor yang terletak di satu bidang
atau Vektor yang hanya mempunyai dua komponen
yaitu x dan y

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

Dari gambar di atas, apakah termasuk Vektor di atas adalah termasuk vektor di R3.
vektor di R3? jelaskan pengertian vektor
Vektor di 𝑅 3 adalah vektor yang terletak di satu ruang
tersebut ! atau Vektor yang hanya mempunyai tiga komponen
yaitu x, y dan z.

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

4 −2 4 −2 1
⃗⃗⃗ = ( ) , ⃗⃗⃗
Jika vektor 𝑎 𝑏 = ( ) dan ⃗⃗⃗ = ( ) , ⃗⃗⃗
Diketahui : 𝑎 𝑏 = ( ) dan 𝑐⃗⃗ = ( ).
3 3 3 3 5
Ditanya : vektor (𝑎 ⃗⃗⃗ ) dan vektor (2⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ + 𝑏 𝑎 + 𝑐⃗⃗ ) ?
1
⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗
𝑐⃗⃗ = ( ). Tentukan vektor (𝑎 𝑏)
5 4 −2 4 1
⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗
(𝑎 𝑏 ) = ( ) + ( ) (2⃗⃗⃗⃗
𝑎 + 𝑐⃗⃗ ) = 2 ( ) + ( )
⃗⃗⃗ ) ! 3 3 3 5
Dan vektor (2⃗⃗⃗⃗
𝑎 +𝑏 4 + (−2) 8 1
= ( ) = ( )+( )
3+3 6 5
224

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

5 ⃗⃗⃗ −2 5 ⃗⃗⃗ −2 7
Jika vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ = ( ) , 𝑏 =( ) Diketahui : 𝑎
⃗⃗⃗ = ( ) , 𝑏 = ( ) dan 𝑐⃗⃗ = ( ).
4 −5 4 −5 1
7 ⃗⃗⃗
Ditanya : vektor (𝑏 − 𝑎 ⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ ) dan vektor (3 𝑏 − 𝑐⃗⃗ ) ?
dan 𝑐⃗⃗ = ( ). Tentukan vektor
1
⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗ ) Dan vektor (3⃗⃗⃗⃗
(𝑏 – 𝑎 𝑏 − 𝑐⃗⃗ ) ! −2 5 −2 7
⃗⃗⃗ − 𝑎
(𝑏 ⃗⃗⃗ ) = ( ) − ( ) (3⃗⃗⃗⃗
𝑏 − 𝑐⃗⃗ ) = 3 ( ) − ( )
−5 4 −5 1
−2 − 5 −6 7
= ( ) = ( )−( )
−5 − 4 −15 1
−7 −6 − 7
= ( ) = ( )
−9 −15 − 1
−13
=( )
−16

KARTU JAWABAN
KARTU SOAL
2 1 −5
2 1 Diketahui : vektor 𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ = (0) , 𝑏 = ( 3 ) dan 𝑐⃗⃗ = (−1).
Jika vektor 𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ = (0) , 𝑏 = ( 3 ) 1 −1 1
1 −1 ⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ +3 𝑏 − 𝑐⃗⃗ )?
Ditanya : (𝑎
−5 2 1 −5
dan 𝑐⃗⃗ = (−1). Tentukan vektor ⃗⃗⃗ +3⃗⃗⃗⃗
𝑎 𝑏 − 𝑐⃗⃗ = (0) + 3 ( 3 ) − (−1)
1 1 −1 1
⃗⃗⃗ +3⃗⃗⃗⃗
(𝑎 𝑏 − 𝑐⃗⃗ ) ! 2 3 −5 2+3 −5
= (0) + ( 9 ) − (−1) = ( 0 + 9 ) − (−1)
1 −3 1 1 + (−3) 1
5 −5 5 − (−5) 10
= ( 9 ) − (−1) = (9 − (−1)) = ( 10 )
−2 1 −2 − 1 −3

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

Panjang vektor 𝑎⃗⃗⃗ = |𝑎


⃗⃗⃗ | = Diketahui : |𝑎 ⃗⃗⃗ | = 8 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛. 𝜃 = 30°
⃗⃗⃗ | = 6 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛, |𝑏
6 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛, panjang vektor ⃗⃗⃗ 𝑏 = Ditanya : 𝑎 ⃗⃗⃗ .⃗⃗⃗⃗
𝑏?
⃗⃗⃗ | = 8 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛, dan sudut yang
|𝑏 ⃗⃗⃗ .⃗⃗⃗⃗
𝑎 𝑏 = |𝑎 ⃗⃗⃗ |. |𝑏 ⃗⃗⃗ | cos 𝜃
dibentuk kedua vektor adalah 30°. = 6.8 cos 30°
1
Hitunglah perkalian skalar antara = 48. 2 √3
⃗⃗⃗ ….
⃗⃗⃗ dan 𝑏
𝑎 ⃗⃗⃗ .⃗⃗⃗⃗
𝑎 𝑏 = 24√3
225

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

Seorang anak berjalan 4 meter Diketahui : anak berjalan 4 meter kebarat, 12 meter ke selatan,
ke arah barat, kemudian dan 20 meter ketimur.
berbelok ke selatan sejauh 12 Ditanya : Perpindahan anak dari posisi awal ?
4m
meter, dan ke arah timur sejauh
Dari gambar di samping, pada
20 meter. Perpindahan anak itu sumbu mendatar terdapat dua
dari posisi awal adalah…. vektor (timur dan barat) yang
berlawanan arah. Jadi selisih
keduanya adalah :
12 m p timur – barat = 20 m – 4 m = 16 m

20m

12m p

16 m
Untuk mencari perpindahan (p) maka gunakan rumus
phytagoras :
𝑝 = √122 + 162 = √144 + 256 = √400 = 20𝑚
Jadi, perpindahan anak dari posisi awal adalah 20 meter.

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

sifat-sifat perkalian skalar vektor :


Buktikan bahwa 𝑎 ⃗⃗⃗ . 𝑏⃗ = ⃗⃗⃗⃗
𝑏. 𝑎 ⃗⃗⃗
Untuk setiap vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ berlaku sifat komutatif
⃗⃗⃗ dan 𝑏
bersifat komutatif !
⃗⃗⃗ . 𝑏⃗ = 𝑏
artinya : 𝑎 ⃗⃗⃗⃗ . 𝑎
⃗⃗⃗ (BENAR)
5 ⃗⃗⃗ −2
Pembuktian : misalkan vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ = ( ) , 𝑏 =( )
4 −5
5 −2 −2 5
( ).( ) = ( ).( )
4 −5 −5 4
= −10 + (−20) = −10 + (−20)
=> - 30 = -30 (terbukti)
226

KARTU JAWABAN
KARTU SOAL
Diketahui : vektor 𝑢 ⃗⃗⃗ = (3, −4,2), dan 𝑣 ⃗⃗⃗ = (𝑛, 5, 1) , 𝜃 =
Diketahui vektor 𝑢 ⃗⃗⃗ = (3, −4,2), 90°
⃗⃗⃗ = (𝑛, 5, 1). Jika sudut
dan 𝑣 Ditanya : nilai 𝑛 ?
antara vektor 𝑢
⃗⃗⃗ dan 𝑣⃗⃗⃗ adalah 90°, ⃗⃗⃗ . 𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ = |𝑢 ⃗⃗⃗ ||𝑣 ⃗⃗⃗ |cos 90°
hitunglah nilai n ! ⃗⃗⃗ . 𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ = |𝑢 ⃗⃗⃗ ||𝑣 ⃗⃗⃗ |. 0 = 0
KARTU SOAL KARTU JAWABAN
(3, −4,2). (𝑛, 5, 1) = 0
+ (−20):+
3𝑛Diketahui 2 =A(5,3,-1),
titik 0 B(-2,4,3), dan C(1,-5,2).
Diberikan titik A(5,3,-1), B(-
3𝑛 = 18 =>
⃗⃗⃗⃗⃗ mewakili vektor 𝑢 𝑛 = 6 ⃗⃗⃗⃗⃗
2,4,3), dan C(1,-5,2). Rusuk garis Jadi,𝐵𝐶 nilai 𝑛 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 6 ⃗ dan 𝐵𝐴 mewakili vektor 𝑣
⃗⃗⃗⃗⃗ mewakili vektor 𝑢
berarah 𝐵𝐶 ⃗ dan Ditanya : nilai 𝑢 ⃗⃗⃗ . 𝑣
⃗⃗⃗ ?
rusuk garis berarah ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐵𝐴 mewakili ⃗⃗⃗ = 𝐵𝐶
𝑢 ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ = 𝐵𝐴
𝑣
1 −2 5 −2
vektor 𝑣. Hitunglah 𝑢⃗⃗⃗ . 𝑣 !
= (−5) − ( 4 ) =( 3 )−( 4 )
2 3 −1 3
3 7
⃗⃗⃗ = (−9)
𝑢 ⃗⃗⃗ = (−1)
𝑣
−1 −4
3 7
Jadi, 𝑢 ⃗⃗⃗ . 𝑣 ⃗⃗⃗ = (−9) . (−1) = 21 + 9 + 4 = 34
−1 −4

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

1 1 1 2
Diketahui vektor 𝑎
⃗⃗⃗ = ( 1 ), ⃗⃗⃗ = ( 1 ), ⃗⃗⃗
Diketahui : vektor 𝑎 𝑏 = (0) dan 𝑐⃗⃗ = (−1)
−2 −2 1 3
1 2
⃗⃗⃗
𝑏 = (0) dan 𝑐⃗⃗ = (−1) Ditanya : 𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ )?
⃗⃗⃗ . (𝑏
1 3
1 1 2
Hitunglah 𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ) !
⃗⃗⃗ . (𝑏 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ) = ( 1 ) . ((0) + (−1))
⃗⃗⃗ . (𝑏
𝑎
−2 1 3

1 2
= ( 1 ) . (−1) = 2 + (−1) + (−8) = −7
−2 4
227

LEMBAR KARTU JAWABAN DAN KARTU SOAL MATERI SUDUT


ANTARA DUA VEKTOR DAN HUBUNGAN VEKTOR DENGAN
VEKTOR LAIN
PERTEMUAN 2

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

2 2 1
⃗⃗⃗ = (−3) dan ⃗⃗⃗
Diketahui vektor 𝑎 𝑏 = Diketahui : vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ = (−2)
⃗⃗⃗ = (−3), 𝑏
1 1 3
1
(−2). Ditanya : Sinus 𝜃 ?
3 2 1
(−3).(−2)
Tentukan nilai sinus sudut antara vektor ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎 1 3
Cos 𝜃 = |𝑎⃗⃗⃗ ||𝑏⃗⃗⃗ | = √22 +(−3)2 +12 .√12 +(−2)2 +32
⃗⃗⃗ adalah….
⃗⃗⃗ dan vektor 𝑏
𝑎 2+6+3 11
= = 14
√14 .√14

11 11
cos 𝜃 = 14 => 𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 −1 14 => 𝜃 = 38°

sin 𝜃 = sin 38° = 0,61

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

2 2 2
𝑎 = (−2) dan ⃗⃗⃗
Diketahui vektor ⃗⃗⃗ 𝑏 = Diketahui : vektor ⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗
𝑎 = (−2), 𝑏 = (3)
1 1 6
2
(3). Ditanya : 𝜃 ?
6 2 2
(−2).(3)
Hitunglah besar sudut antara vektor 𝑎
⃗⃗⃗ 𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏 1 6 4+(−6)+6
Cos 𝜃 = |𝑎⃗⃗⃗ ||𝑏⃗⃗⃗ | = =
√22 +(−2)2 +12 .√22 +(3)2 +62 √9 .√49
dan vektor ⃗⃗⃗
𝑏 adalah….
4 4
Cos 𝜃 = 3.7 = 21
4 4
cos 𝜃 = 21 => 𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 −1 21 => 𝜃 = 79°

KARTU SOAL KARTU JAWABAN


2 3 2 3
Agar vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ = (2).
⃗⃗⃗ = (𝑝) dan 𝑏 ⃗⃗⃗ = (2), vektor
Diketahui : vektor 𝑎
⃗⃗⃗ = (𝑝), 𝑏
1 4 1 4
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝑏 tegak lurus.
𝑎
Saling tegak lurus, maka nilai p
Ditanya : 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝 ?
adalah…
⃗⃗⃗
228

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

Diketahui titik A (1,0,-2), Diketahui : titik A (1,0,-2), B(2,1,-1), dan C (2,0,-3).


B(2,1,-1), dan C (2,0,-3). Sudut Ditanya : Sudut antara vektor 𝐴𝐵⃗⃗⃗⃗⃗ dengan 𝐴𝐶
⃗⃗⃗⃗⃗ ?
antara vektor ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 dengan ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = 𝐵 − 𝐴 ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶 = 𝐶 − 𝐴
adalah….
2 1 2 1
=( 1 )−( 0 ) =( 0 )−( 0 )
−1 −2 −3 −2
1 1
= (1 ) =( 0 )
1 −1
1 1
(1).( 0 )
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 .𝐴𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 1 −1 1+0+(−1)
Cos 𝜃 = |𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ||𝐴𝐶
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ |
= = =
√12 +12 +12 .√12 +02 +(−1)2 √3 .√2
0
=0
√6
Cos 𝜃 = 0 => 𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 −1 0 => 𝜃 = 90°

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

Diketahui vektor 𝑎⃗⃗⃗ = (2, −3, 1), ⃗⃗⃗ = (2, −3, 1), ⃗⃗⃗
Diketahui : vektor 𝑎 𝑏 = (4,1, 2),
⃗⃗⃗
𝑏 = (4,1, 2), 𝑐⃗⃗ = (−6,9, −3) 𝑐⃗⃗ = (−6,9, −3) 𝑑𝑎𝑛⃗⃗⃗⃗
𝑑 = (8, 2, 4)
dan 𝑑⃗⃗⃗ = (8, 2, 4) Ditanya : Manakah pasangan vektor yang sejajar ?
Diantara keempat vektor tersebut, Dua buah vektor sejajar memiliki syarat salah satu vektor
manakah pasangan vektor yang adalah kelipatan dari vektor yang lain.
Pasangan vektor-vektor yang sejajar adalah :
sejajar!
1. Vektor 𝑎⃗⃗⃗ sejajar dengan 𝑐⃗⃗ karena 𝑐⃗⃗ = −3 𝑎 ⃗⃗⃗
2. Vektor ⃗⃗⃗
𝑏 sejajar dengan ⃗⃗⃗
𝑑 karena ⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗
𝑑 = 2𝑏

KARTU JAWABAN
KARTU SOAL
⃗⃗⃗ = (−1,3, 2), 𝑏
Diketahui : vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ = (5,3, −2)dan
⃗⃗⃗ = (−1,3, 2),
Diketahui vektor 𝑎
𝑐⃗⃗ = (1, −2, 3)
⃗⃗⃗
𝑏 = (5,3, −2)dan
Ditanya : Apakah vektor 𝑎⃗⃗⃗ tegak lurus vektor ⃗⃗⃗
𝑏!
⃗⃗𝑐 = (1, −2, 3), tentukan :
Apakah vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ tegak lurus vektor 𝑐⃗⃗ !
a. Vektor 𝑎⃗⃗⃗ tegak lurus vektor
Syarat vektor tegak lurus apabila ⃗⃗⃗⃗ 𝑝 .𝑞 ⃗⃗⃗ = 0
⃗⃗⃗ !
𝑏
Apakah vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ tegak lurus 𝑏⃗⃗⃗ : Apakah vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ tegak lurus
b. Vektor 𝑎
⃗⃗⃗ tegak lurus vektor 𝑐⃗⃗ :
𝑐⃗⃗ !
𝑎 . ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗ 𝑏 =0 𝑎 . 𝑐⃗⃗ = 0
⃗⃗⃗⃗
c. −1 5 −1 1
( 3 ).( 3 ) = 0 ( 3 ) . (−2) = 0
229

KARTU SOAL KARTU JAWABAN


Diketahui vektor 𝑢 ⃗⃗⃗ = (2, −1, 𝑚), Diketahui : vektor 𝑢 ⃗⃗⃗ = (2, −1, 𝑚), dan 𝑣
⃗⃗⃗ = (−3,2, 4)
dan 𝑣⃗⃗⃗ = (−3,2, 4). Jika 𝑢⃗⃗⃗ tegak ⃗⃗⃗ tegak lurus vektor 𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗
lurus vektor 𝑣
⃗⃗⃗ .Tentukan nilai 2
Ditanya : nilai 𝑚 − 2𝑚 + 2017 ?
2
𝑚 − 2𝑚 + 2017 ! Syarat tegak lurus : 𝑢 ⃗⃗⃗ . 𝑣
⃗⃗⃗ = 0
⃗⃗⃗ . 𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ = 0
(2, −1, 𝑚). (−3,2, 4) = 0
−6 + (−2) + 4𝑚 = 0
4𝑚 = 8 => 𝑚 = 2
nilai 𝑚2 − 2𝑚 + 2017 => 22 − 2(2) + 2017
= 4 − 4 + 2017 = 2017

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

Jika vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ dan ⃗⃗⃗


𝑏 membentuk Diketahui : |𝑎
⃗⃗⃗ | = 4, |𝑏 ⃗⃗⃗ | = 3, 𝑑𝑎𝑛 |𝑐⃗⃗ | = 6 , 𝜃 = 60°
sudut 60°, serta vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ tegak vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ tegak lurus vektor 𝑐⃗⃗
lurus vektor 𝑐⃗⃗ , dengan |𝑎 ⃗⃗⃗ | = Ditanya : nilai 𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ )?
⃗⃗⃗ (𝑏
⃗⃗⃗ | = 3, 𝑑𝑎𝑛 |𝑐⃗⃗ | = 6, maka
4, |𝑏 Karena 𝑎 ⃗⃗⃗ tegak lurus 𝑐⃗⃗ , maka 𝑎 ⃗⃗⃗ . 𝑐⃗⃗ = 0
tentukan 𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ) !
⃗⃗⃗ (𝑏 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ) = 𝑎
⃗⃗⃗ (𝑏
𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑎
⃗⃗⃗ . 𝑏 ⃗⃗⃗ . 𝑐⃗⃗
= |𝑎 ⃗⃗⃗ |𝑐𝑜𝑠60° + 0
⃗⃗⃗ |. |𝑏
1
= 4.3. 2 = 6
Sehingga nilai 𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ) = 6
⃗⃗⃗ (𝑏

KARTU SOAL
KARTU JAWABAN
2
2 3
Diketahui vektor 𝑎
⃗⃗⃗ = (−3) dan ⃗⃗⃗ = (−2)
Diketahui : vektor 𝑎
⃗⃗⃗ = (−3), 𝑏
3
3 3 −4
⃗⃗⃗
𝑏 = (−2). Ditanya : 𝜃 ?
−4
2 3
Tentukan besar sudut antara (−3).(−2)
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎 3 −4 6+6+(−12)
Cos 𝜃 = |𝑎⃗⃗⃗ ||𝑏⃗⃗⃗ | = =
⃗⃗⃗ dan vektor ⃗⃗⃗
vektor 𝑎 𝑏 adalah…. √22 +(−3)2 +32 .√32 +(−2)2 +(−4)2 √22 . √29

0
Cos 𝜃 = =0
√638

cos 𝜃 = 0 => 𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 −1 0 => 𝜃 = 90°


230

KARTU JAWABAN
KARTU SOAL
C(3,2+√3 Diketahui : koordinat titik A =(3,2)
C(3,2+√3 koordinat titik B = (4,2)
koordinat titik C =(3, 2+√3)

𝜃
𝜃
A(3,2) B(4,2)
A(3,2) B(4,2)
Ditanya : 𝑆𝑢𝑑𝑢𝑡 𝐴𝐵𝐶 ?
Dari gambar segitiga ABC diatas,
tentukan besar sudut ABC…. Untuk mencari sudut ABC, maka harus mencari vektor
⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ .
𝐵𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝐵𝐶

⃗⃗⃗⃗⃗ = ( 3 ) − (4) = (−1)


⃗⃗⃗⃗⃗ = (3) − (4) = (−1), 𝐵𝐶
𝐵𝐴
2 2 0 2 + √3 2 √3
−1 −1
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ .𝐵𝐶
𝐵𝐴 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ( ).( ) 1+0
0 √3
Cos 𝜃 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
|𝐵𝐴 ||𝐵𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ |
= =
√1 . √4
√(−1)2 +02 .√(−1)2 +(√3)2
1 1
Cos 𝜃 = =2
√4
1 1
cos 𝜃 = 2 => 𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 −1 2 => 𝜃 = 60°. Jadi, sudut ABC
adalah 60°.

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

−2 1 −2 1
Jika ⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗
𝑎 = ( 1 ) dan 𝑏 = ( 1 ). Diketahui : 𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ = ( 1 ) dan 𝑏 = ( 1 ).
−1 −1 −1 −1
Ditanya : besar sudut antara ( 𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑏 ⃗⃗⃗ ) dan ( 𝑎 ⃗⃗⃗ )?
⃗⃗⃗ − 𝑏
Hitunglah besar sudut antara
−2 1 −2 1
𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ + 𝑏 = ( 1 ) + ( 1 ) ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ – 𝑏 = ( 1 ) − ( 1 )
𝑎
(𝑎 ⃗⃗⃗ ) dan ( 𝑎
⃗⃗⃗ + 𝑏 ⃗⃗⃗ ) !
⃗⃗⃗ − 𝑏
−1 −1 −1 −1
−1 −3
= ( 2 ). =( 0 )
−2 0
−1 −3
( 2 ).( 0 )
(𝑎 ⃗⃗⃗ +𝑏 ⃗⃗⃗ ).( 𝑎
⃗⃗⃗ –𝑏⃗⃗⃗ ) −2 0
Cos 𝜃 = |( 𝑎
⃗⃗⃗ +𝑏⃗⃗⃗ )||( 𝑎 ⃗⃗⃗ –𝑏 ⃗⃗⃗ )|
=
√(−1)2 +22 +(−2)2 .√(−3)2 +0+0
3+0+0 3
= =9
√9 .√9
3 1
Cos 𝜃 = 9 = 3
1 1
cos 𝜃 = 3 => 𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 −1 3 => 𝜃 = 70°
231

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

⃗⃗⃗ membentuk Diketahui : |𝑎


⃗⃗⃗ | = 4, |𝑏 ⃗⃗⃗ | = 3, 𝑑𝑎𝑛 |𝑐⃗⃗ | = 6 , 𝜃 = 60°
Jika vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ dan 𝑏
sudut 60°, serta vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ tegak vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ tegak lurus vektor 𝑐⃗⃗
lurus vektor 𝑐⃗⃗ , dengan |𝑎 ⃗⃗⃗ | = Ditanya : nilai 𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ )?
⃗⃗⃗ (𝑏
⃗⃗⃗ | = 3, 𝑑𝑎𝑛 |𝑐⃗⃗ | = 6, maka
4, |𝑏 Karena 𝑎 ⃗⃗⃗ tegak lurus 𝑐⃗⃗ , maka 𝑎 ⃗⃗⃗ . 𝑐⃗⃗ = 0
⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ) ! 𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ) = 𝑎
⃗⃗⃗ (𝑏 ⃗⃗⃗ . ⃗⃗⃗
𝑏 +𝑎 ⃗⃗⃗ . 𝑐⃗⃗
tentukan 𝑎
⃗⃗⃗ (𝑏
= |𝑎⃗⃗⃗ |. |𝑏⃗⃗⃗ |𝑐𝑜𝑠60° + 0
1
= 4.3. 2 = 6
Sehingga nilai 𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ) = 6
⃗⃗⃗ (𝑏

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

2 2 3
Diketahui vektor 𝑎
⃗⃗⃗ = (−3) dan Diketahui : vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ = (−2)
⃗⃗⃗ = (−3), 𝑏
3 3 −4
3
⃗⃗⃗ = (−2).
𝑏 Ditanya : 𝜃 ?
−4 2 3
(−3).(−2)
Tentukan besar sudut antara ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎 3 −4 6+6+(−12)
Cos 𝜃 = |𝑎⃗⃗⃗ ||𝑏⃗⃗⃗ | = =
√22 +(−3)2 +32 .√32 +(−2)2 +(−4)2 √22 . √29
⃗⃗⃗ dan vektor ⃗⃗⃗
vektor 𝑎 𝑏 adalah….
0
Cos 𝜃 = =0
√638

cos 𝜃 = 0 => 𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 −1 0 => 𝜃 = 90°


232

LEMBAR KARTU JAWABAN DAN KARTU SOAL MATERI PROYEKSI


VEKTOR
PERTEMUAN 3

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

⃗⃗⃗
𝑎 ⃗⃗⃗
𝑎

𝜃 𝜃
⃗⃗𝑐 ⃗⃗⃗
𝑏 𝑐⃗⃗ ⃗⃗⃗
𝑏
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎
Jika, |𝑐⃗⃗ | = |𝑎⃗⃗⃗ |. 𝐶𝑜𝑠 𝜃 , dengan 𝐶𝑜𝑠 𝜃 = Diketahui : |𝑐⃗⃗ | = |𝑎
⃗⃗⃗ |. 𝐶𝑜𝑠 𝜃. dengan 𝐶𝑜𝑠 𝜃 = |𝑎⃗⃗⃗ ||𝑏⃗⃗⃗ |
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎
|𝑎
⃗⃗⃗ ||𝑏 ⃗⃗⃗ |
. Tentukan nilai |𝑐⃗⃗ | ? Ditanya : nilai |𝑐⃗⃗ |?
Dari gambar dapat dilihat bahwa |𝑐⃗⃗ | adalah proyeksi
skalar vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ pada ⃗⃗⃗
𝑏.
|𝑐⃗⃗ | = |𝑎
⃗⃗⃗ |. 𝐶𝑜𝑠 𝜃
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎
= |𝑎
⃗⃗⃗ |. |𝑎⃗⃗⃗ ||𝑏⃗⃗⃗ |
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎 ⃗⃗⃗
|𝑐⃗⃗ | = ⃗⃗⃗ |
|𝑏
. ⃗⃗⃗ pada ⃗⃗⃗
Maka proyeksi skalar vektor 𝑎 𝑏
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎
adalah ⃗⃗⃗ |
|𝑏
.

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

Jika vektor 𝑎 ⃗,
⃗⃗⃗ = 3𝑖 + 𝑗 + 𝑘 Diketahui : vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ = 3𝑖 + 𝑗 + 𝑘⃗ ,
⃗⃗⃗
𝑏 = 𝑖 − 2𝑗 + 2𝑘 ⃗ dan 𝑐⃗⃗ = 3𝑖 − 4𝑗 + 2𝑘 ⃗
⃗⃗⃗
𝑏 = 𝑖 − 2𝑗 + 2𝑘 ⃗ dan 𝑐⃗⃗ = 3𝑖 − 4𝑗 + ⃗⃗⃗ ?
Ditanya : proyeksi vektor (𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ) pada 𝑏
2𝑘 ⃗ . Hitunglah proyeksi vektor (𝑎
⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ) 3 3 6
⃗⃗⃗ ! ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ = (1) + (−4) = (−3)
𝑎
pada 𝑏
1 2 3
⃗ 2
|𝑏| = √1 + (−2) + 2 = √9 = 3 2 2

6 1
(𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ). 𝑏 = (−3) . (−2) = 6 + 6 + 6 = 18
3 2
(𝑎
⃗⃗⃗ +𝑐 ⃗⃗⃗
⃗⃗ ).𝑏 18
(𝑎 ⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ )⃗⃗⃗𝑏 = 2 . ⃗⃗⃗
𝑏 = 2 .(1 −2 2)
⃗|
|𝑏 3
18
= (1 −2 2) = (2 −4 4)
9
⃗⃗⃗ + 𝑐⃗⃗ ) pada ⃗⃗⃗
Jadi, proyeksi vektor (𝑎 𝑏 adalah
(2 −4 4)
233

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

Hitunglah proyeksi skalar dari 2 −1


2 −1 Diketahui : vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ = ( 3 )
⃗⃗⃗ = (5) , 𝑏
⃗⃗⃗ = (5) pada ⃗⃗⃗
vektor 𝑎 𝑏 =( 3 ) 1 2
1 2 Ditanya : Proyeksi Skalar vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ ?
⃗⃗⃗ pada vektor 𝑏
!
2 −1
⃗⃗⃗ = (5) . ( 3 ) = −2 + 15 + 2 = 15
⃗⃗⃗ . 𝑏
𝑎
1 2

|𝑏⃗| = √(−1)2 + 32 + 22 = √14

⃗⃗⃗ pada vektor ⃗⃗⃗


Proyeksi Skalar vektor 𝑎 𝑏 ∶
⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎 15 √14 15
|𝑏⃗|
= × = 14 √14
√14 √14

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

Proyeksi skalar dari vektor 𝑎


⃗⃗⃗ = 𝑝 2
𝑝 2 Diketahui : vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ = (2) , ⃗⃗⃗
𝑏 = (2)
(2) pada ⃗⃗⃗
𝑏 = (2) adalah 4. 4 1
4 1 Proyeksi skalarnya adalah 4.
Tentukan nilai p…. Ditanya : nilai p?
𝑝 2
⃗⃗⃗ = (2) . (2) = 2𝑝 + 4 + 4 => 2𝑝 + 8
⃗⃗⃗ . 𝑏
𝑎
4 1

|𝑏| = √2 + 2 + 12 = √9 = 3
2 2

Proyeksi Skalar vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ pada vektor ⃗⃗⃗


𝑏 ∶
𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏 2𝑝+8
|𝑏⃗|
= 4 => =4
3
=> 2𝑝 + 8 = 12 => 2𝑝 = 4 => 𝑝 = 2
Jadi, nilai p adalah 2.

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

2 2 −2
Diketahui 𝑎⃗⃗⃗ = (6) dan ⃗⃗⃗
𝑏 = ⃗⃗⃗ = (6) dan ⃗⃗⃗
Diketahui : 𝑎 𝑏 =(2 )
3 3 −1
−2 Ditanya : proyeksi skalar vektor ⃗⃗⃗
𝑏 pada 𝑎
⃗⃗⃗ ?
( 2 ) . Hasil dari proyeksi skalar −2 2
−1 ⃗⃗⃗
𝑏 .𝑎⃗⃗⃗ = ( 2 ) . (6) = −4 + 12 + (−3) = 5
vektor ⃗⃗⃗
𝑏 pada 𝑎 ⃗⃗⃗ adalah…. −1 3
234

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

Apabila proyeksi skalar 𝑎 ⃗⃗⃗ = 3 2


3 2 Diketahui : 𝑎 ⃗⃗⃗ = (−2) terhadap 𝑏 ⃗⃗⃗ = (𝑛)
(−2) terhadap 𝑏 ⃗⃗⃗ = (𝑛) 1 2
1 2 Proyeksi skalar 𝑎
⃗⃗⃗ terhadap 𝑏⃗⃗⃗ = 1 |𝑏
⃗⃗⃗ |
3
adalah sepertiga panjang vektor Ditanya : 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑛 ?
⃗⃗⃗
𝑏 , Tentukan kemungkinan 3 2
⃗⃗⃗ = (−2) . (𝑛) = 6 + (−2𝑛) + 2 = 8 − 2𝑛
⃗⃗⃗ . 𝑏
𝑎
nilai n yang memenuhi !
1 2
|𝑏⃗⃗⃗ | = √22 + 𝑛2 + 22 = √8 + 𝑛2
⃗⃗⃗ .𝑏
𝑎 ⃗⃗⃗ 1
⃗⃗⃗ |
= 3 |𝑏
|𝑏⃗⃗⃗ |
2
⃗⃗⃗ . ⃗⃗⃗
3(𝑎 ⃗⃗⃗ |
𝑏 ) = |𝑏
3(8 − 2𝑛) = (√8 + 𝑛2 )2
24 − 6𝑛 = 8 + 𝑛2
𝑛2 + 6𝑛 − 16 = 0
(𝑛 + 8)(𝑛 − 2) = 0
𝑛 = −8 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑛 = 2
Jadi, Nilai n yang mungkin adalah -8 atau 2.

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

2 2 3
Diketahui vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ = (3), Diketahui : vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ = (3), ⃗⃗⃗
𝑏 = (4)
2 2 1
3 Ditanya : proyeksi vektor 𝑎 ⃗⃗⃗ pada ⃗⃗⃗
𝑏?
⃗⃗⃗
𝑏 = (4) .Tentukan proyeksi 2 3
1 ⃗⃗⃗ . ⃗⃗⃗
𝑎 𝑏 = (3) . (4) = 6 + 12 + 2 = 20
⃗⃗⃗ pada ⃗⃗⃗
vektor 𝑎 𝑏 ! 2 1
⃗⃗⃗
|𝑏 | = √3 + 42 + 12 = √26
2

𝑎 ⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ .𝑏 20
⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗ = 2 . ⃗⃗⃗
𝑎 𝑏 𝑏 = 2 .(3 4 1)
⃗|
|𝑏 (√26)
20 10 30 40 10
= 26 .(3 4 1) = 13 .(3 4 1) = (13 13 13
)
30 40 10
⃗⃗⃗ pada ⃗⃗⃗
Jadi, proyeksi vektor 𝑎 𝑏 adalah (13 13 13
)
235

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

−1 −1 2
Diketahui vektor 𝑢 ⃗⃗⃗ = ( 1 ), Diketahui : vektor 𝑢
⃗⃗⃗ = ( 1 ), 𝑣 ⃗⃗⃗ = (−2)
2 2 1
2 Ditanya : proyeksi vektor (𝑢 ⃗⃗⃗ ) pada (𝑢
⃗⃗⃗ + 𝑣 ⃗⃗⃗ )?
⃗⃗⃗ − 𝑣
⃗⃗⃗ = (−2) . Tentukan
𝑣
1 −1 2 1
proyeksi vektor (𝑢
⃗⃗⃗ + 𝑣⃗⃗⃗ ) pada ⃗⃗⃗ + 𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ = ( 1 ) + (−2) = (−1)
(𝑢 ⃗⃗⃗ )!
⃗⃗⃗ − 𝑣 2 1 3
−1 2 −3
⃗⃗⃗ − 𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ = ( 1 ) − (−2) = ( 3 )
2 1 1
1 −3
(𝑢⃗⃗⃗ + 𝑣 ⃗⃗⃗ ). (𝑢 ⃗⃗⃗ ) = (−1) . ( 3 )
⃗⃗⃗ – 𝑣
3 1
= −3 + (−3) + 3 = −3
|(𝑢 ⃗⃗⃗ – 𝑣⃗⃗⃗ )| = √(−3)2 + 32 + 12 = √10
(𝑢
⃗⃗⃗ +𝑣⃗⃗⃗ ).(𝑢 ⃗⃗⃗ )
⃗⃗⃗ –𝑣
(𝑢 ⃗⃗⃗ )(𝑢⃗⃗⃗ –𝑣⃗⃗⃗ ) =
⃗⃗⃗ + 𝑣 2
. (𝑢 ⃗⃗⃗ )
⃗⃗⃗ – 𝑣
|(𝑢
⃗⃗⃗ –𝑣⃗⃗⃗ )|
−3
= 2 .(−3 3 1)
(√10)
−3 −3
= .(−3 3 1) = .(−3 3 1)
10 10
9 −9 −3
= (10 10 10
)
9 −9 −3
⃗⃗⃗ pada ⃗⃗⃗
Jadi, proyeksi vektor 𝑎 𝑏 adalah (10 10 10
)

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

vektor 𝑧⃗⃗ adalah proyeksi 6 1


6 Diketahui : vektor 𝑢⃗⃗⃗ = (−3), 𝑣⃗⃗⃗ = (−2).
vektor 𝑢 ⃗⃗⃗ = (−3) pada 𝑣 ⃗⃗⃗ = 3 2
3 Vektor 𝑧⃗⃗ adalah proyeksi vektor ⃗⃗⃗
𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑣
⃗⃗⃗
1 Ditanya : panjang vektor 𝑧⃗⃗ ?
(−2). Tentukan panjang
2 6 1
vektor 𝑧⃗⃗ ! ⃗⃗⃗ . 𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ = (−3) . (−2) = 6 + 6 + 6 = 18
3 2
⃗⃗⃗ | = √12 + (−2)2 + 22 = √9 = 3
|𝑣

⃗⃗⃗ .𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗
𝑧⃗⃗ = 𝑢
⃗⃗⃗ 𝑣⃗⃗⃗ = |𝑣⃗⃗⃗ |2
.𝑣
⃗⃗⃗
18
= 32 .(1 −2 2)
18
= 9 .(1 −2 2) = 2 .(1 −2 2)
⃗⃗𝑧 = (2 −4 4)
236
236

KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Indikator
No Kemampuan
Soal Jawaban Respon Jawaban skor
Soal pemahaman
konsep

1. Dari dua macam gambar Vektor di 𝑅 2 adalah vektor yang 1. Menyata 1. Tidak menjawab 0
dibawah ini, yaitu gambar terletak di satu bidang atau Vektor kan ulang 2. Salah
vektor di 𝑅 2 dan gambar yang hanya mempunyai dua sebuah menginterpretasikan
vektor di 𝑅 3 . komponen yaitu x dan y. konsep. 3. Benar 1
menginterpretasikan
Sedangkan Vektor di R3 adalah tetapi tidak lengkap
Vektor yang terletak di ruang dimensi 4. Benar
tiga atau Vektor yang mempunyai tiga menginterpretasikan
komponen yaitu x, y dan z. dan lengkap

Jelaskan dengan kata-kata


anda sendiri, pengertian
1 dari vektor di 𝑅 2 dan
vektor di 𝑅 3 adalah …

3
237

Skor maksimal soal nomor 1 3

2. Dari beberapa bentuk 3


vektor berikut, manakah Bentuk vektor di 𝑅 : 3. 1. Tidak menjawab 0
yang termasuk bentuk Memberik 2. Memberikan contoh da
2 b) ⃗b⃗ = (3,2,4) , karena komponen an contoh bukan contoh yang
vektor di 𝑅 3 ? berikan
pada vektor ⃗b⃗ terdapat tiga komponen dan non- berkaitan dengan materi 1
alasan anda!
yaitu x = 3, y = 2, dan z = 4. contoh tetapi tidak sesuai
c. a⃗⃗ = (1,2)
dari dengan materi
d. ⃗⃗b⃗ = (3,2,4) d) a⃗⃗ = (9,3,5), karena komponen pada konsep. 3. Memberikan contoh dan
e. a⃗⃗ = (10,15) vektor a⃗⃗ terdapat tiga komponen yaitu bukan contoh berkaitan
f. a⃗⃗ = (9,3,5) x = 9, y = 3, dan z = 5. dengan materi tetapi
tidak sesuai dan tepat
4. Memberikan contoh dan
bukan contoh berkaitan
dengan materi yang
sesuai dan tepat.

2
238

Skor maksimal soal nomor 2 3

3. 3. Seorang anak berlari Diketahui : anak berlari ke arah : 4. 1. Tidak menjawab 0


sejauh 80 meter kearah timur 80 m, selatan 80 m, dan barat 20 Menyajika 2. Memberikan penjelasan
timur, kemudian berbelok meter. n konsep benar tetapi salah
ke arah selatan sejauh 80 Ditanya : Perpindahan yang dilakukan dalam 3. Memberikan penjelasan
benar tetapi kurang tepat 1
meter, dan ke barat sejauh oleh anak tersebut ? berbagai
4. Memberikan penjelasan
20 meter. Berapakah besar bentuk
80 m 60 m dan memberikan jawaban
perpindahan yang representas
yang benar dan tepat
dilakukan anak tersebut… i
matematis 2
p 80 m p 80m dan
239

20 m

3
1. Tidak menjawab
Dari gambar diatas, pada sumbu 2. Mampu menggunakan
mendatar terdapat dua vektor (timur dan konsep dalam
barat) yang berlawanan arah. Jadi selisih menyelesaikan
pemecahan masalah
keduanya adalah : timur – barat = 80 m – 7.
tetapi tidak sesuai
20 m = 60 m.Untuk mencari perpindahan Mengaplik
dengan pernyataan 0
menggunakan rumus phytagoras : asikan
3. Mampu menggunakan
P = √802 + 602 = √10000 = 100 𝑚 konsep
konsep dalam
Jadi, besar perpindahan yang dilakukan atau menyelesaikan
anak tersebut adalah 100 meter. algoritma pemecahan masalah 1
pemecahan tetapi kurang tepat
masalah. 4. Mampu menggunakan
konsep dalam
menyelesaikan
pemecahan masalah
dengan tepat dan benar
240

Skor Maksimal Soal Nomor 3 6

4. 4. Diketahui vektor a⃗⃗ = 𝑖⃗ − Diketahui vektor : 5. 1. Tidak menjawab 0


⃗⃗ , ⃗b⃗ = 2𝑖⃗ + 𝑗⃗ −
𝑥𝑗⃗ + 3k Mengembang 2. Mampu mengkaji syarat
⃗⃗a = 𝑖⃗ − 𝑥𝑗⃗ + 3k ⃗⃗ = (1, −x, 3) kan syarat dana syarat perlu dan
⃗⃗⃗⃗
k , dan c⃗ = 𝑖⃗ + 3𝑗⃗ + 2k ⃗⃗⃗ .
⃗b⃗ = 2𝑖⃗ + 𝑗⃗ − ⃗⃗k = (2,1, −1) perlu atau cukup tetapi tidak sesuai
jika a⃗⃗ tegak lurus ⃗⃗⃗
b , maka dengan kenyataan
1
c⃗ = 𝑖⃗ + 3𝑗⃗ + 2k ⃗⃗ = (1,3,2) syarat cukup
241

3a⃗⃗ ( ⃗⃗⃗
𝑏 − c⃗⃗ ) adalah… ⃗⃗ , maka
Karena a⃗⃗ tegak lurus b suatu konsep. 3. Mampu mengkaji syarat
dana syarat perlu dan
a⃗⃗ . ⃗b⃗ = 0,
cukup tetapi kurang tepat
sehingga diperoleh :
4. Mampu mengkaji syarat
(1, −x, 3). (2,1, −1) = 0 dana syarat perlu dan
=> 2 − 𝑥 − 3 = 0 => 𝑥 = −1 cukup yang tepat dan 2
sesuai

Jadi, dapat : 2. 1. Tidak menjawab 0


Mengklasifik 2. Mengelompokkan suatu
3a⃗⃗ ( ⃗⃗⃗
𝑏 – c⃗⃗ ) = 3a⃗⃗ . ⃗⃗⃗
𝑏 − 3a⃗⃗ . c⃗ asikan objek- objek menurut jenisnya
objek tetapi tidak sesuai dengan
⃗⃗⃗ ) − 3(a⃗⃗ . c⃗ ) 1
= 3(a⃗⃗ . 𝑏 menurut
pernyataan
= 3((1,1,3). (2,1, −1)) 3. Mengelompokkan suatu
sifat-sifat
objek tetapi kurang tepat
− 3((1,1,3). (1,3,2)) tertentu
4. Mengelompokkan suatu
= 3(1 + 1 − 3) − 3(1 + 3 + 6) (sesuai objek dengan benar dan
= 3(0) − 3(10) = −30 dengan tepat
konsepnya).
2
242

Skor maksimal soal nomor 4 6

5. Diketahui titik A(2,7,8), Diketahui : titik A(2,7,8), B(-1,1,-1) 5. 1. Tidak menjawab 0


B(-1,1,-1) dan C(0,3,2), dan C(0,3,2) Mengembang 2. Mampu mengkaji syarat
⃗⃗⃗⃗⃗ wakil 𝑢 ⃗⃗⃗⃗⃗ kan syarat dana syarat perlu dan
jika 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗ dan 𝐵𝐶
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 wakil 𝑢
⃗⃗⃗ dan 𝐵𝐶⃗⃗⃗⃗⃗ wakil 𝑣 perlu atau cukup tetapi tidak sesuai
wakil 𝑣 maka proyeksi 1
dengan kenyataan
vektor 𝑢 ⃗⃗⃗ adalah…
⃗⃗⃗ pada 𝑣 syarat cukup
Ditanya :proyeksi vektor 𝑢 ⃗⃗⃗ pada 𝑣
⃗⃗⃗ 3. Mampu mengkaji syarat
suatu konsep.
dana syarat perlu dan
Menentukan 𝑢 ⃗⃗⃗ : cukup tetapi kurang tepat
−1 4. Mampu mengkaji syarat
5 Vektor ⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑢 = 𝐴𝐵 = 𝐵 − 𝐴 = ( 1 ) − dana syarat perlu dan
−1 cukup yang tepat dan
2 −3 sesuai
(7) = (−6)
2
8 −9
Menentukan 𝑣 ⃗⃗⃗ :
0
Vektor 𝑣 ⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ = 𝐵𝐶 = 𝐶 − 𝐵 = (3) −
2
−1 1 3
( 1 ) = (2 )
−1 3
⃗⃗⃗ | = √12 + 22 + 32 = √14
|𝑣
243

6. 1. Tidak menjawab
Menentukan proyeksi vektor 𝑢
⃗⃗⃗ pada Menggunaka 2. Memberikan rumusan tetapi
⃗⃗⃗ :
𝑣 n, salah
−3 1 memanfaatka 3. Rumusan benar tetapi belum
(−6).(2) 1 lengkap
⃗⃗⃗ .𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ −9 3 n, dan
|𝑣⃗⃗⃗ |2
.𝑣
⃗⃗⃗ = 2. (2) 4. Rumusan benar dan lengkap
(√14) memilih
3
1 prosedur atau
−3−12−27
= . (2) operasi
14
3 tertentu.
1 −3
= −3 (2) = (−6)
3 −9
= −3𝑖 − 6𝑗 − 9𝑘

Skor maksimal soal nomor 5 6

Jumlah skor maksimal 24

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑎h𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑠 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
241

SOAL POSTEST

1. Dari dua macam gambar dibawah ini, yaitu gambar vektor di 𝑅 2 dan
gambar vektor di 𝑅 3 .

a. Gambar Vektor di 𝑹𝟐 Gambar Vektor di 𝑹𝟑

Jelaskan dengan kata-kata anda sendiri, pengertian dari vektor di 𝑅 2 dan


vektor di 𝑅 3 adalah …

2. Dari beberapa bentuk vektor berikut, manakah yang termasuk bentuk


vektor di 𝑅 3 ? berikan alasan anda!

a. a⃗⃗ = (1,2)
⃗⃗⃗ = (3,2,4)
b. b
c. a⃗⃗ = (10,15)
d. a⃗⃗ = (9,3,5)

3. Seorang anak berlari sejauh 80 meter kearah timur, kemudian berbelok ke


arah selatan sejauh 80 meter, dan ke barat sejauh 20 meter. Berapakah
besar perpindahan yang dilakukan anak tersebut…

4. Diketahui vektor a⃗⃗ = 𝑖⃗ − 𝑥𝑗⃗ + 3k ⃗⃗ , ⃗b⃗ = 2𝑖⃗ + 𝑗⃗ − ⃗⃗⃗⃗


k , dan c⃗ = 𝑖⃗ + 3𝑗⃗ +
⃗⃗⃗ . jika a⃗⃗ tegak lurus b
2k ⃗⃗ , maka 3a⃗⃗ ( ⃗⃗⃗
𝑏 − c⃗ ) adalah…

5. Diketahui titik A(2,7,8), B(-1,1,-1) dan C(0,3,2), jika ⃗⃗⃗⃗⃗


𝐴𝐵 wakil 𝑢 ⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ dan 𝐵𝐶
wakil 𝑣 maka proyeksi vektor 𝑢 ⃗⃗⃗ adalah…
⃗⃗⃗ pada 𝑣
242

b. Pedoman Penilaian

Indikator Pemahaman
No Uraian Skor
Konsep

Vektor di 𝑅 2 adalah vektor yang terletak di satu

bidang atau Vektor yang hanya mempunyai dua

komponen yaitu x dan y.


1
Sedangkan Vektor di R3 adalah Vektor yang terletak 2. Menyatakan ulang
3 sebuah konsep.
di ruang dimensi tiga atau Vektor yang mempunyai

tiga komponen yaitu x, y dan z.

2 Bentuk vektor di 𝑅 3 : 3. Memberikan contoh


dan non-contoh dari
⃗⃗ = (3,2,4) , karena komponen pada vektor b
b) b ⃗⃗ konsep.
terdapat tiga komponen yaitu x = 3, y = 2, dan z = 4.

d) a⃗⃗ = (9,3,5), karena komponen pada vektor a⃗⃗


terdapat tiga komponen yaitu x = 9, y = 3, dan z = 5. 3

3 Diketahui : anak berlari ke arah : 4. Menyajikan konsep


timur 80 m, selatan 80 m, dan barat 20 meter. dalam berbagai bentuk
Ditanya : Perpindahan yang dilakukan oleh anak 3 representasi matematis
tersebut ? dan

80 m 60 m

p 80 m p 80m

20 m
Dari gambar diatas, pada sumbu mendatar terdapat dua
vektor (timur dan barat) yang berlawanan arah. Jadi
3
243

selisih keduanya adalah : timur – barat = 80 m – 20 m 7. Mengaplikasikan


= 60 m.Untuk mencari perpindahan menggunakan konsep atau algoritma
rumus phytagoras : pemecahan masalah.
P = √802 + 602 = √10000 = 100 𝑚
Jadi, besar perpindahan yang dilakukan anak tersebut
adalah 100 meter.

4 Diketahui vektor :

⃗⃗a = 𝑖⃗ − 𝑥𝑗⃗ + 3k ⃗⃗ = (1, −x, 3)


⃗b⃗ = 2𝑖⃗ + 𝑗⃗ − ⃗⃗k = (2,1, −1)
c⃗ = 𝑖⃗ + 3𝑗⃗ + 2k ⃗⃗ = (1,3,2)
3
Karena a⃗⃗ tegak lurus ⃗b⃗ , maka a⃗⃗ . ⃗b⃗ = 0,
sehingga diperoleh : 5. Mengembangkan
(1, −x, 3). (2,1, −1) = 0 syarat perlu atau syarat
=> 2 − 𝑥 − 3 = 0 => 𝑥 = −1 cukup suatu konsep.
Jadi, dapat :
3a⃗⃗ ( ⃗⃗⃗
𝑏 – c⃗ ) = 3a⃗⃗ . ⃗⃗⃗
𝑏 − 3a⃗⃗ . c⃗
= 3(a⃗⃗ . ⃗⃗⃗
𝑏 ) − 3(a⃗⃗ . c⃗ )
= 3((1,1,3). (2,1, −1)) −
3((1,1,3). (1,3,2))
= 3(1 + 1 − 3) − 3(1 + 3 + 6)
= 3(0) − 3(10) = −30 2. Mengklasifikasikan
3 objek-objek menurut
sifat-sifat tertentu (sesuai
dengan konsepnya).

5 Diketahui : titik A(2,7,8), B(-1,1,-1) dan C(0,3,2)

⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 wakil 𝑢 ⃗⃗⃗⃗⃗ wakil 𝑣
⃗⃗⃗ dan 𝐵𝐶

Ditanya :proyeksi vektor 𝑢


⃗⃗⃗ pada 𝑣
⃗⃗⃗ 5. Mengembangkan
syarat perlu atau syarat
Menentukan 𝑢
⃗⃗⃗ : 3
cukup suatu konsep.
−1 2 −3
Vektor 𝑢 ⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐵 − 𝐴 = ( 1 ) − (7) = (−6)
⃗⃗⃗ = 𝐴𝐵
−1 8 −9
Menentukan 𝑣 ⃗⃗⃗ :
244

0 −1 1
Vektor ⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑣 = 𝐵𝐶 = 𝐶 − 𝐵 = (3) − ( 1 ) = (2)
2 −1 3 6. Menggunakan,
|𝑣⃗⃗⃗ | = √12 + 22 + 32 = √14 memanfaatkan, dan
memilih prosedur atau
Menentukan proyeksi vektor 𝑢
⃗⃗⃗ pada 𝑣
⃗⃗⃗ : 3 operasi tertentu.
−3 1
(−6).(2) 1 1
⃗⃗⃗ .𝑣
𝑢 ⃗⃗⃗ −9 3 −3−12−27
|𝑣⃗⃗⃗ |2
.𝑣
⃗⃗⃗ = 2 . (2) = . (2)
(√14) 14
3 3
1 −3
= −3 (2) = (−6) = −3𝑖 − 6𝑗 − 9𝑘
3 −9
Skor Maksimal 24

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

KISI-KISI INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

No Indikator + - Pernyataan No

1. Hasrat dan keinginan √ Saya rajin belajar karena ingin 7


berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan.

√ Saya cemas nilai matematika saya 8


jelek.

√ Saya mengerjakan tugas matematika 10


dengan mencontek pekerjaan teman.

√ Saya mempelajari lagi materi 13


matematika yang telah dijelaskan guru
di sekolah agar saya lebih memahami
materi tersebut.

√ Saya hanya mencatat hasil 28


penyelesaian soal-soal matematika
dalam diskusi kelompok tanpa
memahami hasil diskusi tersebut.
245

2. Dorongan dan kebutuhan √ Saya belajar matematika atas 1


dalam belajar keinginan sendiri.

√ Saya mempelajari materi matematika 2


sebelum diberikan guru di sekolah.

√ Dalam mempersiapkan diri untuk 3


ulangan matematika, terlebih dahulu
saya menyusun bahan-bahan (soal atau
rumus) yang akan saya pelajari secara
sistematis.

√ Saya yakin dapat menguasai pelajaran 4


matematika meskipun pelajaran
matematika dianggap sulit.

√ Saya berinisiatif mengerjakan latihan 5


tanpa disuruh guru.

√ Saya mencatat semua contoh 6


penyelesaian soal, bagan, gambar,
tabel, dan ilustrasi lainnya yang dibuat
guru matematika di papan tulis.

√ Apabila saya merasa ragu-ragu dalam 9


menyelesaikan soal atau mengerjakan
tugas matematika, maka saya akan
mencari contoh yang benar sebagai
pola yang akan saya ikuti.

√ Saya merasa tertantang untuk 21


mengerjakan soal matematika yang
sulit.

√ Materi matematika yang dijelaskan 22


guru begitu membosankan sehingga
saya lebih senang menggambar,
membuat coret-coretan atau melamun
pada saat pembelajaran berlangsung.

3. Harapan dan cita-cita masa √ Saya mempelajari matematika tanpa 11


depan target apapun.

√ Saya yakin matematika sangat 12


bermanfaat untuk masa depan saya.
246

√ Saya yakin bisa mendapat nilai yang 14


tinggi dalam mata pelajaran
matematika jika saya rajin belajar.

√ Saya tidak semangat belajar 15


matematika karena tidak ada
hubungannya dengan cita-cita saya.

4. Penghargaan dalam belajar √ Saya menjadi lebih bersemangat 16


dalam belajar matematika saat guru
memberikan pujian atas usaha saya
dalam menyelesaikan soal.

√ Saya senang jika guru memberikan 17


kesempatan pada saya untuk
menjelaskan materi yang sudah saya
pahami kepada teman-teman yang lain
didepan kelas.

√ Saya senang jika guru mengumumkan 18


siswa yang mendapat nilai tertinggi
dalam ulangan harian.

√ Saya senang jika guru menilai hasil 19


pekerjaan rumah (PR).

√ Saya senang jika guru mengumumkan 20


kelompok terbaik pada saat
pembelajaran matematika.

5. Kegiatan yang menarik √ Saya lebih memahami materi 23


dalam belajar matematika saat guru memberi contoh
nyata dalam kehidupan sehari-hari.

√ Saya lebih mudah memahami materi 24


matematika pada saat guru
menjelaskan materi dengan
menggunakan powerpoint.

√ Saya merasa bosan dalam belajar 25


matematika karena guru memberikan
latihan soal yang banyak.

√ Saya senang jika guru memberikan 26


banyak kesempatan untuk bertanya
mengenai materi matematika yang
247

kurang dipahami.

√ Adanya bimbingan guru dalam 30


menyelesaikan latihan soal, membuat
saya semangat dalam mengerjakan
latihan soal tersebut.

6. Lingkungan belajar yang √ Teman belajar dalam kelompok 27


membantu saya memahami materi
kondusif, sehingga matematika yang sulit.
memungkinkan seseorang √ Saya asyik mengobrol dengan teman 29
sebelah pada saat diskusi kelompok
siswa dapat belajar dengan
berlangsung.
baik.

(Modifikasi Antika , 2015)


248

ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA

Nama :
Kelas :

PETUNJUK PENGISIAN

1. Isilah angket ini dengan apa adanya sesuai dengan keadaan diri kamu serta

usahakanlah untuk mengisi seluruh pernyataan tanpa ada nomor yang terlewatkan.

2. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti.

3. Berilah tanda chek list (√) pada lembar kolom yang telah disediakan.

4. Pedoman Alternatif jawaban adalah sebagai berikut.

Ss = Sering Sekali

Sr = Sering

Kd = Kadang-Kadang

Jr = Jarang

Js = Jarang Sekali

Pernyataan Ss Sr Kd Jr Js

1. Saya belajar matematika atas keinginan sendiri.

2. Saya mempelajari materi matematika sebelum diberikan


guru di sekolah.
249

3. Dalam mempersiapkan diri untuk ulangan matematika,


terlebih dahulu saya menyusun bahan-bahan (soal atau
rumus) yang akan saya pelajari secara sistematis.

4. Saya yakin dapat menguasai pelajaran matematika


meskipun pelajaran matematika dianggap sulit.

5. Saya berinisiatif mengerjakan latihan tanpa disuruh guru.

6. Saya mencatat semua contoh penyelesaian soal, bagan,


gambar, tabel, dan ilustrasi lainnya yang dibuat guru
matematika di papan tulis.

7. Saya cemas nilai matematika saya jelek.

8. Saya mengerjakan tugas matematika dengan mencontek


pekerjaan teman.

9. Saya mempelajari matematika tanpa target apapun.

10. Saya yakin matematika sangat bermanfaat untuk masa


depan saya.

11. Saya yakin bisa mendapat nilai yang tinggi dalam mata
pelajaran matematika jika saya rajin belajar.

12. Saya tidak semangat belajar matematika karena tidak ada


hubungannya dengan cita-cita saya.

13. Saya menjadi lebih bersemangat dalam belajar


matematika saat guru memberikan pujian atas usaha saya
dalam menyelesaikan soal.

14. Saya senang jika guru memberikan kesempatan pada


saya untuk menjelaskan materi yang sudah saya pahami
kepada teman-teman yang lain didepan kelas.

15. Saya senang jika guru mengumumkan siswa yang


mendapat nilai tertinggi dalam ulangan harian.

16. Saya senang jika guru mengumumkan kelompok terbaik


pada saat pembelajaran matematika.
250

17. Saya merasa tertantang untuk mengerjakan soal


matematika yang sulit.

18. Materi matematika yang dijelaskan guru begitu


membosankan sehingga saya lebih senang menggambar,
membuat coret-coretan atau melamun pada saat
pembelajaran berlangsung.

19. Saya lebih memahami materi matematika saat guru


memberi contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.

20. Saya lebih mudah memahami materi matematika pada


saat guru menjelaskan materi dengan menggunakan
powerpoint.

21. Saya merasa bosan dalam belajar matematika karena


guru memberikan latihan soal yang banyak.

22. Saya senang jika guru memberikan banyak kesempatan


untuk bertanya mengenai materi matematika yang kurang
dipahami.

23. Teman belajar dalam kelompok membantu saya


memahami materi matematika yang sulit.

24. Saya hanya mencatat hasil penyelesaian soal-soal


matematika dalam diskusi kelompok tanpa memahami
hasil diskusi tersebut.

25. Saya asyik mengobrol dengan teman sebelah pada saat


diskusi kelompok berlangsung.
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270

DAFTAR HADIR SISWA


KELAS X MIPA 1 SEBAGAI KELAS EKSPERIMEN
Pertemuan Ke-
No Nama Siswa
1 2 3 4

1 Abdurachman Shihab √ √ √ √

2 Aditya Mulya Evanza √ √ √ √

3 Akbar Putra √ √ √ √

4 Andriyanto I √ √ √

5 Anggia Fernanda √ √ √ √

6 Anik Megasari √ √ √ √

7 Ardi Dika Kurniawan √ √ √ √

8 Arisa Dewi I √ √ √

9 Arjuna √ √ √ √

10 Dewi Fortuna Putri √ √ √ √

11 Dhelva Fareztyta √ √ √ √

12 Dwi Tiara Amanda √ √ √ √

13 Eka Febrianti √ √ √ √

14 Eshi Yuliandari A √ √ √

15 Fionita Rina Oktavia S √ √ √

16 Gita Lestari √ √ √ √

17 Hilda √ √ √ √

18 M. Ilham Aditya √ √ √ √

19 Mentari √ I √ √

20 Pitra √ √ √ √

21 Pitriyani √ √ √ √
271

22 Purnama Dewi √ √ A √

23 Putri Sarmini √ S √ √

24 Qodrat √ √ √ √

25 Rendy Saputra √ √ √ √

26 Resti Yuliana √ √ √ √

27 Reza Yunita √ √ S √

28 Rian Pandawa √ √ √ √

29 Rini Hairunnisa √ √ √ √

30 Sonia Apridevi √ √ √ √

31 Sugitari √ √ √ √

32 Sulastina √ √ √ √

33 Toni √ √ √ √

34 Winda Dewi Utami √ √ √ √

Jumlah 30 32 32 34

DAFTAR HADIR SISWA


KELAS X MIPA 2 SEBAGAI KELAS KONTROL
Pertemuan Ke-
No Nama Siswa
1 2 3 4

1 Adelia Pratiwi √ √ √ √

2 Adis Wiyanto √ √ √ √

3 Adrian I √ √ √

4 Ajeng Listianingsih √ √ √ √

5 Aldi Ansyah √ S √ √

6 Ari Abdul Gani √ √ √ √


272

7 Ari Saputra √ √ √ √

8 Ariska Purnama Sari √ √ √ √

9 Chintya Isabela Wahyuni √ √ √ √

10 Destika √ I √ √

11 Dimas Saputra √ √ √ √

12 Dina √ √ √ √

13 Dina Angelina √ √ A √

14 Ela Ferdyanti √ √ S √

15 Elisa √ √ √ √

16 Febi Dwi Purnamasari √ √ √ √

17 Ichsan Fahrozi S √ √ √

18 Juliana √ √ √ √

19 Kadi √ √ √ √

20 Kiki √ √ √ √

21 Kiki Ladita Febrianti √ √ √ √

22 Kiko Kuncoro Hadi √ A √ √

23 Kirani Muftia Salsabila √ √ √ √

24 Melawati √ √ √ √

25 Meliana √ √ √ √

26 Nurul Janah Saputri S √ √ √

27 Olvia Sanggita khoirunnisa √ √ √ √

28 Ranu Kartika I √ √ √

29 Rendi √ √ √ √

30 Rendi Pratama √ √ S √
273

31 Resilita √ √ √ √

32 Siti Halimah √ √ √ √

33 Sri Meliyanti √ √ √ √

34 Stephani Agustina Mika Yahana √ √ I √

35 Tessa Utari √ √ A √

Jumlah 31 32 30 35

HASIL NILAI LATIHAN PERPERTEMUAN KELAS EKSPERIMEN

Pertemuan
No Nama
1 2 3
1 Abdurachman Shihab 73,3 66,7 88,9
2 Aditya Mulya Evanza 60 41,7 77,8
3 Akbar Putra 60 66,7 77,8
4 Andriyanto 0 75 88,9
5 Anggia Fernanda 53,3 58,3 77,8
6 Anik Megasari 60 66,7 66,7
7 Ardi Dika Kurniawan 66,7 91,7 77,8
8 Arisa Dewi 0 75 88,9
9 Arjuna 73,3 75 100
10 Dewi Fortuna Putri 46,7 50 77,8
11 Dhelva Fareztyta 73,3 75 77,8
12 Dwi Tiara Amanda 66,7 66,7 88,9
13 Eka Febrianti 80 83,3 77,8
14 Eshi Yuliandari 0 58,3 66,7
15 Fionita Rina Oktavia 0 75 77,8
16 Gita Lestari 53,3 58,3 66,7
17 Hilda 66,7 75 100
18 M. Ilham Aditya 73,3 75 66,7
19 Mentari 53,3 0 66,7
20 Pitra 80 75 77,8
21 Pitriyani 73,3 75 77,8
22 Purnama Dewi 66,7 58,3 0
23 Putri Sarmini 53,3 0 88,9
24 Qodrat 86,7 91,7 100
274

25 Rendy Saputra 60 75 77,8


26 Resti Yuliana 73,3 75 77,8
27 Reza Yunita 60 58,3 0
28 Rian Pandawa 53,3 75 88,9
29 Rini Hairunnisa 66,7 91,7 100
30 Sonia Apridevi 73,3 83,3 88,9
31 Sugitari 73,3 83,3 77,8
32 Sulastina 60 75 88,9
33 Toni 66,7 75 88,9
34 Winda Dewi Utami 73,3 83,3 88,9
Jumlah 1980 2308 2633
Rata-Rata 58,2 67,9 77,5
HASIL NILAI LATIHAN PERPERTEMUAN KELAS KONTROL
No Nama Pertemuan
1 2 3
1 Adelia Pratiwi 60 58,3 55,6
2 Adis Wiyanto 46,7 50 100
3 Adrian 0 66,7 77,8
4 Ajeng Listianingsih 66,7 75 88,9
5 Aldi Ansyah 53,3 0 77,8
6 Ari Abdul Gani 53,3 66,7 100
7 Ari Saputra 60 91,7 100
8 Ariska Purnama Sari 53,3 66,7 100
9 Chintya Isabela Wahyuni 73,3 75 100
10 Destika 46,7 0 77,8
11 Dimas Saputra 73,3 75 66,7
12 Dina 66,7 66,7 66,7
13 Dina Angelina 80 83,3 0
14 Ela Ferdyanti 53,3 58,3 0
15 Elisa 46,7 75 77,8
16 Febi Dwi Purnamasari 53,3 58,3 100
17 Ichsan Fahrozi 0 75 77,8
18 Juliana 73,3 75 88,9
19 Kadi 53,3 58,3 66,7
20 Kiki 66,7 75 66,7
21 Kiki Ladita Febrianti 73,3 75 77,8
22 Kiko Kuncoro Hadi 66,7 0 66,7
23 Kirani Muftia Salsabila 53,3 58,3 88,9
275

24 Melawati 60 58,3 55,6


25 Meliana 60 66,7 77,8
26 Nurul Janah Saputri 0 75 77,8
27 Olvia Sanggita khoirunnisa 73,3 83,3 88,9
28 Ranu Kartika 0 75 77,8
29 Rendi 60 66,7 100
30 Rendi Pratama 66,7 75 0
31 Resilita 66,7 58,3 66,7
32 Siti Halimah 80 83,3 88,9
33 Sri Meliyanti 66,7 75 88,9
34 Stephani Agustina Mika Yahana 73,3 75 0
HASIL NILAI POSTEST KELAS EKSPERIMEN

Soal
No Nama Skor Nilai
1 2 3 4 5
1 Abdurachman Shihab 2 2 4 6 5 19 79,2
2 Aditya Mulya Evanza 2 2 3 2 3 12 50
3 Akbar Putra 2 2 5 6 5 20 83,3
4 Andriyanto 3 2 4 5 5 19 79,2
5 Anggia Fernanda 3 3 6 5 3 20 83,3
6 Anik Megasari 2 2 2 4 0 10 41,7
7 Ardi Dika Kurniawan 2 2 4 6 5 19 79,2
8 Arisa Dewi 3 3 5 6 6 23 95,8
9 Arjuna 3 3 5 6 5 22 91,7
10 Dewi Fortuna Putri 3 2 4 4 2 15 62,5
11 Dhelva Fareztyta 2 2 5 3 5 17 70,8
12 Dwi Tiara Amanda 2 2 5 5 3 17 70,8
13 Eka Febrianti 3 2 4 4 5 18 75
14 Eshi Yuliandari 3 2 5 5 3 18 75
15 Fionita Rina Oktavia 3 3 5 5 6 22 91,7
16 Gita Lestari 2 2 4 6 6 20 83,3
17 Hilda 2 3 6 6 6 23 95,8
18 M. Ilham Aditya 2 2 4 6 6 20 83,3
19 Mentari 3 2 4 3 6 18 75
20 Pitra 2 2 5 6 4 19 79,2
21 Pitriyani 3 1 4 4 3 15 62,5
22 Purnama Dewi 2 2 4 4 5 17 70,8
23 Putri Sarmini 2 2 3 5 2 14 58,3
24 Qodrat 3 2 4 6 6 21 87,5
276

25 Rendy Saputra 3 3 6 6 5 23 95,8


26 Resti Yuliana 2 2 6 5 6 21 87,5
27 Reza Yunita 3 3 3 2 3 14 58,3
28 Rian Pandawa 3 2 4 5 6 20 83,3
29 Rini Hairunnisa 2 2 4 6 6 20 83,3
30 Sonia Apridevi 2 3 6 6 6 23 95,8
31 Sugitari 2 2 5 2 4 15 62,5
32 Sulastina 3 2 3 5 3 16 66,7
33 Toni 2 2 5 3 5 17 70,8
34 Winda Dewi Utami 2 2 6 6 2 18 75
Jumlah 625 2604
Rata-rata 18,38 76,6
Standar Deviasi 3,21 13,4
HASIL NILAI POSTEST KELAS KONTROL

Soal
No Nama Skor Nilai
1 2 3 4 5
1 Adelia Pratiwi 2 1 5 6 5 19 79,2
2 Adis Wiyanto 2 2 4 6 6 20 83,3
3 Adrian 2 3 3 4 5 17 70,8
4 Ajeng Listianingsih 2 2 3 2 2 11 45,8
5 Aldi Ansyah 3 2 4 3 3 15 62,5
6 Ari Abdul Gani 3 2 2 3 1 11 45,8
7 Ari Saputra 2 2 4 6 6 20 83,3
8 Ariska Purnama Sari 3 3 2 1 3 12 50
9 Chintya Isabela Wahyuni 2 1 5 6 5 19 79,2
10 Destika 3 3 6 4 6 22 91,7
11 Dimas Saputra 2 2 5 4 3 16 66,7
12 Dina 2 1 4 6 6 19 79,2
13 Dina Angelina 3 2 1 4 2 12 50
14 Ela Ferdyanti 3 3 1 2 3 12 50
15 Elisa 2 2 6 6 2 18 75
16 Febi Dwi Purnamasari 3 1 5 6 6 21 87,5
17 Ichsan Fahrozi 2 3 2 2 1 10 41,7
18 Juliana 2 2 5 6 1 16 66,7
19 Kadi 2 2 5 4 3 16 66,7
20 Kiki 2 2 5 5 6 20 83,3
21 Kiki Ladita Febrianti 2 2 6 6 2 18 75
22 Kiko Kuncoro Hadi 3 3 6 5 4 21 87,5
23 Kirani Muftia Salsabila 3 3 3 5 4 18 75
277

24 Melawati 2 2 4 4 5 17 70,8
25 Meliana 3 2 3 3 4 15 62,5
26 Nurul Janah Saputri 2 3 4 1 4 14 58,3
27 Olvia Sanggita khoirunnisa 3 2 5 6 6 22 91,7
28 Ranu Kartika 2 3 4 3 5 17 70,8
29 Rendi 2 3 4 6 6 21 87,5
30 Rendi Pratama 3 1 2 3 4 13 54,2
31 Resilita 2 2 5 5 3 17 70,8
32 Siti Halimah 2 2 6 5 5 20 83,3
33 Sri Meliyanti 2 2 4 6 3 17 70,8
34 Stephani Agustina Mika Yahana 3 3 5 4 5 20 83,3
35 Tessa Utari 3 1 2 3 1 10 41,7
Jumlah 576 2442
Rata-rata 16,74 69,8
Standar Deviasi 3,584 14,9
274

HASIL POSTEST PER INDIKATOR KELAS EKSPERIMEN

Indikator
1 2 3 4 5 6 7
No Nama
soal soal soal soal Soal soal Soal
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
1 4 2 3 4 5 5 3
1 Abdurachman Shihab 2 66,7 3 100 2 66,7 2 66,7 3 2 83,3 3 100 2 66,7
2 Aditya Mulya Evanza 2 66,7 0 0 2 66,7 2 66,7 2 3 83,3 0 0 1 33,3
3 Akbar Putra 2 66,7 3 100 2 66,7 3 100 3 2 83,3 3 100 2 66,7
4 Andriyanto 3 100 3 100 2 66,7 2 66,7 2 2 66,7 3 100 2 66,7
5 Anggia Fernanda 3 100 2 66,7 3 100 3 100 3 2 83,3 1 33,3 3 100
6 Anik Megasari 2 66,7 2 66,7 2 66,7 2 66,7 2 0 33,3 0 0 0 0
7 Ardi Dika Kurniawan 2 66,7 3 100 2 66,7 2 66,7 3 2 83,3 3 100 2 66,7
8 Arisa Dewi 3 100 3 100 3 100 2 66,7 3 3 100 3 100 3 100
9 Arjuna 3 100 3 100 3 100 2 66,7 3 3 100 2 66,7 3 100
10 Dewi Fortuna Putri 3 100 1 33,3 2 66,7 2 66,7 3 2 83,3 0 0 2 66,7
11 Dhelva Fareztyta 2 66,7 1 33,3 2 66,7 3 100 2 2 66,7 3 100 2 66,7
12 Dwi Tiara Amanda 2 66,7 3 100 2 66,7 3 100 2 3 83,3 0 0 2 66,7
13 Eka Febrianti 3 100 2 66,7 2 66,7 2 66,7 2 2 66,7 3 100 2 66,7
14 Eshi Yuliandari 3 100 2 66,7 2 66,7 2 66,7 3 1 66,7 2 66,7 3 100
15 Fionita Rina Oktavia 3 100 3 100 3 100 3 100 2 3 83,3 3 100 2 66,7
16 Gita Lestari 2 66,7 3 100 2 66,7 2 66,7 3 3 100 3 100 2 66,7
17 Hilda 2 66,7 3 100 3 100 3 100 3 3 100 3 100 3 100
275

18 M. Ilham Aditya 2 66,7 3 100 2 66,7 2 66,7 3 3 100 3 100 2 66,7


19 Mentari 3 100 1 33,3 2 66,7 2 66,7 2 3 83,3 3 100 2 66,7
20 Pitra 2 66,7 3 100 2 66,7 2 66,7 3 1 66,7 3 100 3 100
21 Pitriyani 3 100 1 33,3 1 33,3 2 66,7 3 2 83,3 1 33,3 2 66,7
22 Purnama Dewi 2 66,7 2 66,7 2 66,7 3 100 2 3 83,3 2 66,7 1 33,3
23 Putri Sarmini 2 66,7 2 66,7 2 66,7 2 66,7 3 2 83,3 0 0 1 33,3
24 Qodrat 3 100 3 100 2 66,7 2 66,7 3 3 100 3 100 2 66,7
25 Rendy Saputra 3 100 3 100 3 100 3 100 3 3 100 2 66,7 3 100
26 Resti Yuliana 2 66,7 3 100 2 66,7 3 100 2 3 83,3 3 100 3 100
27 Reza Yunita 3 100 0 0 3 100 2 66,7 2 2 66,7 1 33,3 1 33,3
28 Rian Pandawa 3 100 2 66,7 2 66,7 2 66,7 3 3 100 3 100 2 66,7
29 Rini Hairunnisa 2 66,7 3 100 2 66,7 2 66,7 3 3 100 3 100 2 66,7
30 Sonia Apridevi 2 66,7 3 100 3 100 3 100 3 3 100 3 100 3 100
31 Sugitari 2 66,7 2 66,7 2 66,7 2 66,7 3 2 83,3 2 66,7 3 100
32 Sulastina 3 100 2 66,7 2 66,7 1 33,3 3 2 83,3 1 33,3 2 66,7
33 Toni 2 66,7 0 0 2 66,7 3 100 3 3 100 2 66,7 2 66,7
34 Winda Dewi Utami 2 66,7 3 100 2 66,7 3 100 3 1 66,7 1 33,3 3 100
Jumlah 2767 2533 2500 2633 2850 2367 2433
Rata-rata 81,4 74,5 73,5 77,5 83,8 69,6 71,6
Rata-rata Keseluruhan 76
276

HASIL POSTEST PER INDIKATOR KELAS KONTROL

Indikator
1 2 3 4 5 6 7
No Nama
soal soal soal soal Soal soal Soal
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
1 4 2 3 4 5 5 3
1 Adelia Pratiwi 2 66,7 3 100 1 33,3 2 66,7 3 2 83,3 3 100 3 100
2 Adis Wiyanto 2 66,7 3 100 2 66,7 1 33,3 3 3 100 3 100 3 100
3 Adrian 2 66,7 1 33,3 3 100 3 100 3 3 100 2 66,7 0 0
4 Ajeng Listianingsih 2 66,7 0 0 2 66,7 2 66,7 2 1 50 1 33,3 1 33,3
5 Aldi Ansyah 3 100 0 0 2 66,7 3 100 3 2 83,3 1 33,3 1 33,3
6 Ari Abdul Gani 3 100 3 100 2 66,7 1 33,3 3 3 100 3 100 3 100
7 Ari Saputra 2 66,7 3 100 2 66,7 1 33,3 3 3 100 3 100 3 100
8 Ariska Purnama Sari 3 100 0 0 3 100 1 33,3 1 1 33,3 2 66,7 1 33,3
9 Chintya Isabela Wahyuni 2 66,7 3 100 1 33,3 2 66,7 3 2 83,3 3 100 3 100
10 Destika 3 100 2 66,7 3 100 3 100 2 3 83,3 3 100 3 100
11 Dimas Saputra 2 66,7 1 33,3 2 66,7 2 66,7 3 2 83,3 1 33,3 3 100
12 Dina 2 66,7 3 100 1 33,3 1 33,3 3 3 100 3 100 3 100
13 Dina Angelina 3 100 2 66,7 2 66,7 1 33,3 2 1 50 1 33,3 0 0
14 Ela Ferdyanti 3 100 1 33,3 3 100 1 33,3 1 2 50 1 33,3 0 0
15 Elisa 2 66,7 3 100 2 66,7 3 100 3 2 83,3 0 0 3 100
16 Febi Dwi Purnamasari 3 100 3 100 1 33,3 2 66,7 3 3 100 3 100 3 100
277

17 Ichsan Fahrozi 2 66,7 0 0 3 100 1 33,3 2 1 50 0 0 1 33,3


18 Juliana 2 66,7 3 100 2 66,7 2 66,7 3 0 50 1 33,3 3 100
19 Kadi 2 66,7 1 33,3 2 66,7 2 66,7 3 2 83,3 1 33,3 3 100
20 Kiki 2 66,7 2 66,7 2 66,7 2 66,7 3 3 100 3 100 3 100
21 Kiki Ladita Febrianti 2 66,7 3 100 2 66,7 3 100 3 2 83,3 0 0 3 100
22 Kiko Kuncoro Hadi 3 100 2 66,7 3 100 3 100 3 2 83,3 2 66,7 3 100
23 Kirani Muftia Salsabila 3 100 2 66,7 3 100 2 66,7 3 2 83,3 2 66,7 1 33,3
24 Melawati 2 66,7 1 33,3 2 66,7 2 66,7 3 2 83,3 3 100 2 66,7
25 Meliana 3 100 0 0 2 66,7 2 66,7 3 1 66,7 3 100 1 33,3
26 Nurul Janah Saputri 2 66,7 0 0 3 100 2 66,7 1 3 66,7 1 33,3 2 66,7
27 Olvia Sanggita khoirunnisa 3 100 3 100 2 66,7 2 66,7 3 3 100 3 100 3 100
28 Ranu Kartika 2 66,7 1 33,3 3 100 2 66,7 2 2 66,7 3 100 2 66,7
29 Rendi 2 66,7 3 100 3 100 2 66,7 3 3 100 3 100 2 66,7
30 Rendi Pratama 3 100 3 100 1 33,3 1 33,3 3 3 100 3 100 3 100
31 Resilita 2 66,7 2 66,7 2 66,7 2 66,7 3 0 50 3 100 3 100
32 Siti Halimah 2 66,7 2 66,7 2 66,7 3 100 3 3 100 2 66,7 3 100
33 Sri Meliyanti 2 66,7 3 100 2 66,7 2 66,7 3 1 66,7 2 66,7 2 66,7
34 Stephani Agustina Mika 3 100 2 66,7 3 100 3 100 2 2 66,7 3 100 2 66,7
35 Tessa Utari 3 100 1 33,3 1 33,3 1 33,3 2 1 50 0 0 1 33,3
Jumlah 2700 2133 2467 2233 2683 2367 2500
Rata-rata 79,4 62,7 72,5 65,7 78,9 69,6 73,5
Rata-rata Keseluruhan 71,8
278

HASIL TES ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA KELAS EKPERIMEN


p p P p p p p n n p p n p p p p p n p p n p p n n
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Skor Nilai Ket
1 Abdurachman Shihab 4 3 2 2 4 4 4 2 4 4 3 3 4 5 4 4 5 2 2 2 2 4 1 5 3 82 65,6 Sedang
2 Aditya Mulya Evanza 3 2 3 1 2 3 3 2 5 3 5 4 3 2 1 3 4 1 3 2 3 2 1 2 3 66 52,8 Rendah
3 Akbar Putra 4 2 4 3 2 5 5 3 3 5 4 4 5 4 5 5 2 4 4 3 3 4 5 3 3 94 75,2 Sedang
4 Andriyanto 4 3 4 4 2 4 2 4 3 4 4 5 5 4 3 3 3 4 2 3 5 4 1 5 5 90 72 Sedang
5 Anggia Fernanda 4 3 4 3 4 5 4 3 3 4 4 5 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 90 72 Sedang
6 Anik Megasari 3 1 3 4 1 5 5 4 3 5 5 3 3 2 3 3 3 3 1 3 5 3 3 3 3 80 64 Sedang
7 Ardi Dika Kurniawan 4 3 4 2 2 5 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 2 4 4 2 4 3 3 3 4 79 63,2 Sedang
8 Arisa Dewi 5 5 4 3 4 3 5 5 4 5 4 5 4 3 5 5 4 3 4 3 4 5 4 5 4 105 84 Tinggi
9 Arjuna 5 3 4 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 3 3 4 3 5 2 5 3 5 4 4 5 102 81,6 Tinggi
10 Dewi Fortuna Putri 3 2 2 3 3 4 1 2 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 76 60,8 Sedang
11 Dhelva Fareztyta 3 3 4 3 2 5 4 4 3 5 5 2 5 2 5 4 3 5 3 2 4 2 5 4 4 91 72,8 Sedang
12 Dwi Tiara Amanda 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 5 2 3 3 5 3 3 3 5 3 1 3 3 1 3 77 61,6 Sedang
13 Eka Febrianti 4 3 3 4 2 4 1 2 3 3 3 4 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 4 3 4 76 60,8 Sedang
14 Eshi Yuliandari 4 1 3 1 2 3 3 2 5 3 5 2 2 3 2 3 4 1 3 2 3 2 3 2 2 66 52,8 Rendah
15 Fionita Rina Oktavia 5 5 4 3 4 3 5 5 4 3 4 5 4 3 5 3 4 3 4 3 4 3 4 5 5 100 80 Tinggi
16 Gita Lestari 5 2 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 2 3 3 3 2 1 98 78,4 Tinggi
17 Hilda 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 3 5 3 4 5 4 3 4 4 4 5 4 106 84,8 Tinggi
18 M. Ilham Aditya 5 4 4 3 3 4 5 3 3 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 3 3 4 5 2 3 99 79,2 Tinggi
19 Mentari 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 5 3 5 4 4 5 1 4 4 3 3 4 4 4 4 100 80 Tinggi
20 Pitra 5 3 4 3 3 5 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 88 70,4 Sedang
21 Pitriyani 5 5 4 5 4 3 5 4 4 3 4 5 4 5 5 3 4 3 5 3 4 3 4 5 4 103 82,4 Tinggi
279

22 Purnama Dewi 5 2 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 2 5 5 5 4 4 109 87,2 Tinggi


23 Putri Sarmini 3 1 3 1 1 4 5 2 0 3 5 4 2 3 2 3 4 1 2 2 3 2 4 2 1 63 50,4 Rendah
24 Qodrat 5 4 4 3 3 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 5 4 4 98 78,4 Tinggi
25 Rendy Saputra 4 3 5 3 3 5 4 3 3 5 5 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 2 2 78 62,4 Sedang
26 Resti Yuliana 4 2 3 4 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 5 5 4 5 5 108 86,4 Tinggi
27 Reza Yunita 4 1 3 1 2 4 5 2 1 3 5 2 2 3 2 3 4 1 4 2 3 2 4 2 2 67 53,6 Rendah
28 Rian Pandawa 5 3 5 4 3 5 4 5 0 5 4 3 5 5 5 5 4 2 5 3 3 0 5 1 5 94 75,2 Sedang
29 Rini Hairunnisa 5 2 3 4 2 5 5 3 4 5 5 5 5 5 3 5 1 2 5 3 4 0 4 4 1 90 72 Sedang
30 Sonia Apridevi 3 3 3 4 3 5 5 5 4 5 5 4 5 3 5 3 5 5 4 3 2 5 5 3 5 102 81,6 Tinggi
31 Sugitari 3 3 4 4 3 5 5 5 3 4 5 3 5 4 5 5 1 4 4 3 3 4 4 4 4 97 77,6 Tinggi
32 Sulastina 3 3 3 2 2 5 5 3 4 5 3 4 2 2 2 4 4 3 3 2 3 2 3 4 3 79 63,2 Sedang
33 Toni 4 3 3 4 3 4 4 4 3 5 3 2 2 3 4 2 4 4 4 4 3 4 0 4 4 84 67,2 Sedang
34 Winda Dewi Utami 3 1 3 1 1 4 5 5 0 3 5 5 2 3 2 3 4 1 2 2 3 3 4 2 2 69 55,2 Rendah
Jumlah 3006 2405
Rata-rata 88,4 70,7
Standar Deviasi 13,5 10,8
280

HASIL TES ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA KELAS KONTROL


p p P p p p p n n p p n p p p p p n p p n p p n n
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Skor Nilai Ket
1 Adelia Pratiwi 3 2 4 3 1 5 4 4 4 5 5 4 3 1 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 85 68 Sedang
2 Adis Wiyanto 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 83 66,4 Sedang
3 Adrian 3 4 3 5 2 1 5 4 2 3 4 5 1 3 2 1 1 3 2 3 2 3 3 1 2 68 54,4 rendah
4 Ajeng Listianingsih 4 2 5 4 3 5 5 4 4 5 5 5 4 5 3 4 5 4 3 2 5 5 4 4 3 102 81,6 tinggi
5 Aldi Ansyah 5 4 3 4 3 4 5 2 3 4 5 4 4 3 5 4 4 4 2 4 5 2 4 5 4 96 76,8 tinggi
6 Ari Abdul Gani 5 3 4 4 0 5 3 4 5 5 4 5 1 3 1 3 3 3 4 4 3 5 5 4 5 91 72,8 Sedang
7 Ari Saputra 5 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 91 72,8 Sedang
8 Ariska Purnama Sari 5 3 5 4 5 5 5 3 4 5 5 5 3 2 4 4 5 3 5 5 3 5 5 4 4 106 84,8 tinggi
9 Chintya Isabela Wahyuni 3 2 4 3 2 5 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 83 66,4 Sedang
10 Destika 4 3 3 4 2 4 5 3 2 4 5 3 2 3 2 3 2 4 4 2 4 3 4 3 4 82 65,6 Sedang
11 Dimas Saputra 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 4 2 3 69 55,2 rendah
12 Dina 3 2 5 3 2 3 5 3 1 4 3 3 2 4 3 5 3 4 3 3 4 3 5 4 3 83 66,4 Sedang
13 Dina Angelina 5 2 3 2 3 3 4 2 5 2 5 4 2 4 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 73 58,4 rendah
14 Ela Ferdyanti 4 4 3 3 2 2 5 4 2 3 2 5 3 3 3 2 4 2 4 5 2 3 2 3 3 78 62,4 Sedang
15 Elisa 3 3 5 3 2 5 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 1 4 2 2 4 4 3 2 79 63,2 Sedang
16 Febi Dwi Purnamasari 4 3 4 4 4 5 5 3 2 5 5 5 4 3 4 4 0 3 3 3 4 4 3 4 5 93 74,4 Sedang
17 Ichsan Fahrozi 5 2 3 2 2 4 5 2 1 3 3 4 2 3 2 3 4 1 2 1 3 2 4 3 2 68 54,4 rendah
18 Juliana 3 2 2 3 0 5 5 4 3 5 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 5 3 3 85 68 Sedang
19 Kadi 3 3 3 3 2 5 5 2 1 4 4 3 3 3 3 4 4 5 3 4 1 4 5 3 3 83 66,4 Sedang
20 Kiki 4 3 4 5 1 5 5 3 5 5 5 5 5 3 4 4 3 1 5 3 1 5 4 3 1 92 73,6 Sedang
281

21 Kiki Ladita Febrianti 3 3 5 4 2 5 4 5 3 5 5 2 4 2 3 3 2 1 3 3 1 3 3 1 2 77 61,6 Sedang


22 Kiko Kuncoro Hadi 4 3 4 2 2 3 1 3 3 5 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 4 2 3 67 53,6 rendah
23 Kirani Muftia Salsabila 5 3 4 3 4 5 4 3 5 4 3 5 4 3 3 4 4 2 3 2 4 3 3 2 4 89 71,2 Sedang
24 Melawati 3 1 3 1 1 4 5 2 1 3 3 4 2 3 2 2 4 1 2 2 3 2 4 2 1 61 48,8 rendah
25 Meliana 5 1 2 2 3 2 4 2 3 2 5 2 1 4 2 2 3 1 3 2 3 4 3 2 2 65 52 rendah
26 Nurul Janah Saputri 5 2 3 3 1 5 3 4 3 3 4 2 2 3 4 3 2 3 3 5 2 1 5 2 2 75 60 Sedang
Olvia Sanggita
27 khoirunnisa 3 2 4 3 3 5 5 3 2 5 5 5 5 3 5 5 4 2 5 5 1 3 4 3 3 93 74,4 Sedang
28 Ranu Kartika 5 1 3 2 2 3 5 2 1 3 3 3 2 4 2 3 4 1 2 2 3 3 4 2 2 67 53,6 rendah
29 Rendi 3 3 4 3 5 5 5 5 3 5 5 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 93 74,4 Sedang
30 Rendi Pratama 4 3 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 3 5 2 4 3 2 5 3 5 5 100 80 tinggi
31 Resilita 4 3 4 5 1 5 5 3 5 5 5 5 5 3 4 4 3 1 5 2 1 5 4 3 1 91 72,8 Sedang
32 Siti Halimah 3 2 4 4 1 5 3 4 4 4 5 5 4 3 4 5 4 3 3 5 5 3 4 5 4 96 76,8 tinggi
33 Sri Meliyanti 4 2 4 5 3 5 4 2 2 5 5 4 4 3 3 2 3 5 4 3 4 3 4 4 5 92 73,6 Sedang
Stephani Agustina Mika
34 Yahana 5 4 2 3 4 3 4 3 3 4 5 2 3 3 5 3 3 4 5 4 1 5 3 4 3 88 70,4 Sedang
35 Tessa Utari 5 2 2 3 2 4 3 2 2 3 4 3 2 3 2 1 4 2 3 3 1 4 3 2 3 68 54,4 rendah
Jumlah 2912 2330
Rata-rata 83,2 66,6
Standar Deviasi 11,7 9,38
282

HASIL UJI DESKRIFTIF KELAS EKSPERIMEN


FREQUENCIES VARIABLES=K
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN ME
AN SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet1] C:\Users\Asus\Documents\UJI SKRIPSI\UJI DESKRIFTIF.sav
Statistics
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
N Valid 34
Missing 0
Mean 76.15
Std. Error of Mean 2.283
Std. Deviation 13.315
Variance 177.281
Minimum 41
Maximum 95
Sum 2589
DATASET CLOSE DataSet0.

HASIL UJI DESKRIFTIF TES KELAS KONTROL


FREQUENCIES VARIABLES=K
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN ME
AN SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
N Valid 35
Missing 0
Mean 69.31
Std. Error of Mean 2.528
Std. Deviation 14.954
Variance 223.634
Minimum 41
Maximum 91
Sum 2426
DATASET CLOSE DataSet0.
283

HASIL UJI DESKRIFTIF ANGKET KELAS EKSPERIMEN

FREQUENCIES VARIABLES=K
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN ME
AN SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
MOTIVASI BELAJAR
N Valid 34
Missing 1
Mean 70.35
Std. Error of Mean 1.869
Std. Deviation 10.896
Variance 118.720
Minimum 50
Maximum 87
Sum 2392
DATASET CLOSE DataSet0.

HASIL UJI DESKRIFTIF ANGKET KELAS KONTROL

FREQUENCIES VARIABLES=K
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN ME
AN SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
MOTIVASI BELAJAR
N Valid 35
Missing 0
Mean 66.11
Std. Error of Mean 1.575
Std. Deviation 9.320
Variance 86.869
Minimum 48
Maximum 84
Sum 2314
DATASET CLOSE DataSet0.
284

HASIL UJI NORMALITAS TES KELAS EKSPERIMEN

DATASET ACTIVATE DataSet1.


DATASET CLOSE DataSet0.
EXAMINE VARIABLES=k
/PLOT BOXPLOT NPPLOT
/COMPARE GROUP
/STATISTICS NONE
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Explore
[DataSet1]
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kemampuan pemahaman konsep
34 100.0% 0 .0% 34 100.0%
matematis

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kemampuan pemahaman konsep
.114 34 .200* .953 34 .150
matematis
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Kemampuan pemahaman konsep matematis


285

HASIL UJI NORMALITAS TES KELAS KONTROL

EXAMINE VARIABLES=Kemampuan
/PLOT NPPLOT
/STATISTICS NONE
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Explore
[DataSet0]
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kemampuan Pemahaman
35 100.0% 0 .0% 35 100.0%
Konsep Matematis

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Kemampuan Pemahaman
.118 35 .200* .935 35 .041
Konsep Matematis
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis


286

HASIL UJI NORMALITAS ANGKET KELAS EKSPERIMEN

EXAMINE VARIABLES=Motivasi
/PLOT NPPLOT
/STATISTICS NONE
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Explore
[DataSet0]
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Motivasi Belajar siswa 34 100.0% 0 .0% 34 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Motivasi Belajar siswa .119 34 .200* .945 34 .085
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Motivasi Belajar siswa


287

HASIL UJI NORMALITAS ANGKET KELAS KONTROL

EXAMINE VARIABLES=Motivasi
/PLOT BOXPLOT NPPLOT
/COMPARE VARIABLES
/STATISTICS NONE
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.

Explore
[DataSet0]

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Motivasi Belajar 35 100.0% 0 .0% 35 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Motivasi Belajar .112 35 .200* .962 35 .268
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Motivasi Belajar Siswa


288

HASIL UJI HOMOGENITAS TES

ONEWAY Nilai BY Model


/STATISTICS HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS.

Oneway

[DataSet0]

Test of Homogeneity of Variances


Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.757 1 67 .387

ANOVA
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 805.178 1 805.178 4.010 .049
Within Groups 13453.808 67 200.803
Total 14258.986 68

DATASET CLOSE DataSet0.


289

HASIL UJI HOMOGENITAS ANGKET

ONEWAY Motivasi BY Model


/STATISTICS HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS.

Oneway

[DataSet0]

Test of Homogeneity of Variances


Motivasi belajar
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.685 1 67 .199

ANOVA
Motivasi belajar
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 309.852 1 309.852 3.021 .087
Within Groups 6871.308 67 102.557
Total 7181.159 68

DATASET CLOSE DataSet0.


290

HASIL UJI ANAVA DUA JALUR

DATASET ACTIVATE DataSet0.


UNIANOVA Nilai BY Motivasi Model
/METHOD=SSTYPE(3)
/INTERCEPT=INCLUDE
/PLOT=PROFILE(Motivasi*Model)
/EMMEANS=TABLES(Motivasi*Model)
/CRITERIA=ALPHA(.05)
/DESIGN=Motivasi Model Motivasi*Model.
Univariate Analysis of Variance
[DataSet0]
Between-Subjects Factors

Value Label N
Motivasi Belajar 1 Tinggi 18
2 Sedang 37
3 Rendah 14
Model 1 Make A Match 34
2 Konvensional 35

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable:Nilai
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 3555.582a 5 711.116 4.443 .002
Intercept 252568.230 1 252568.230 1.578E3 .000
Motivasi 1463.730 2 731.865 4.572 .014
Model 671.079 1 671.079 4.192 .045
Motivasi * Model 1167.323 2 583.661 3.646 .032
Error 10084.186 63 160.066
Total 380757.000 69
Corrected Total 13639.768 68
a. R Squared = ,261 (Adjusted R Squared = ,202)

Profile Plots

DATASET CLOSE DataSet0.


291

HASIL UJI SCHEFFE

UNIANOVA Nilai BY Motivasi Model


/METHOD=SSTYPE(3)
/INTERCEPT=INCLUDE
/POSTHOC=Motivasi(SCHEFFE)
/PLOT=PROFILE(Motivasi*Model)
/EMMEANS=TABLES(Motivasi*Model)
/CRITERIA=ALPHA(.05)
/DESIGN=Motivasi Model Motivasi*Model.

Univariate Analysis of Variance

[DataSet1] C:\Users\Asus\Documents\UJI SKRIPSI\UJI ANAVA 2 JALUR.sav


Between-Subjects Factors
Value Label N
Motivasi Belajar 1 Tinggi 18
2 Sedang 37
3 Rendah 14
Model 1 Make A
34
Match
2 Konvensional 35
Post Hoc Tests
Motivasi Belajar

Multiple Comparisons
Nilai
Scheffe
(I) (J) 95% Confidence Interval
Motivasi Motivasi Mean
Belajar Belajar Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Tinggi Sedang 2.11 3.636 .845 -7.01 11.22
*
Rendah 14.70 4.508 .007 3.40 26.00
Sedang Tinggi -2.11 3.636 .845 -11.22 7.01
*
Rendah 12.59 3.970 .009 2.64 22.54
*
Rendah Tinggi -14.70 4.508 .007 -26.00 -3.40
*
Sedang -12.59 3.970 .009 -22.54 -2.64
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 160,066.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
292

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Wahyu Saputra, dilahirkan di Air Lintang, Kec. Tempilang, Kab. Bangka


Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tanggal 03 Juni 1997. Penulis
merupakan putra tunggal dari pasangan Bapak Arianto dengan Ibu Sakni.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2008 di SD
Negeri 1 Tempilang pada tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan
di MTs Nurul Huda Tempilang dan selesai pada tahun 2011. Setelah itu penulis
menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Tempilang dan selesai pada tahun 2014.
Penulis melanjutkan Pendidikan di Universitas PGRI Palembang di Program
Studi Pendidikan Matematika pada jurusan Pendidikan MIPA. Sebagai tugas akhir
penulis menyusun skripsi di semester VIII tahun 2017/2018 yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match Terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Berdasarkan Motivasi Belajar Siswa Di
SMA Negeri 1 Tempilang”. Alhamdulillah penulisan skripsi ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya walaupun banyak halangan dan rintangan menghadang dan
berbagai masalah yang timbul menghampiri tetapi tidak menghilangkan rasa
semangat yang kuat dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga apa yang saya
lakukan dapat bermanfaat bagi saya sendiri maupun orang lain dan mendapatkan
keridhoan dari Allah SWT.
293
294
295

Anda mungkin juga menyukai