Anda di halaman 1dari 4

BB03-RK16a-RII.

3
15 Agustus 2019

TUGAS TUTORIAL KE-1


KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH : PDGK 4202 /PEMBELAJARAN IPA DI SD/ 3 SKS PROGRAM STUDI PGSD

Nama Tutor : Geby Riyanti Utami, M.Pd


Tahun Pengembangan : 2021.1

Skor
No Uraian Tugas Tutorial Sumber Tugas Tutorial
Maksimal
1. Teori belajar ada 4. Menurut anda jika seorang guru ingin 40 Modul 1 : Teori Belajar Dalam Pembelajaran IPA
menerangkan materi IPA “struktur tumbuhan” teori belajar KB 1 : Teori Piaget dan
yang manakah yang paling cocok/sesuai jika pendekatan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD
yang kita terapkan adalah pendekatan sejarah serta jabarkan KB 2 : Model Bruner dan
alasannya. Penerapannya dalam pembelajaran IPA SD
KB 3 : Teori Belajar Gagne dan Penerapannya dalam
pembelajaran IPA SD
2. Menurut anda jika seorang guru ingin menerangkan materi KB 4 : Teori Ausubel dalam pembelajaran IPA di SD
IPA pada kelas rendah di SD dengan pendekatan yang 60 Modul 2 : Pendekatan Dalam
manakah yang paling cocok/sesuai dengan tahapan Pembelajaran IPA SD
perkembangannya, serta teori belajar manakah yang cocok KB 1 : Pendekatan dalam pembelajaran IPA
kita terapkan berikan langkah-langkah serta contoh proses KB 2 : Penerapan
pembelajarannya. Pendekatan dalam pembelajaran IPA
TUGAS TUTORIAL KE-1
KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH : PDGK 4202 /PEMBELAJARAN IPA DI SD/ 3 SKS PROGRAM STUDI
PGSD

1. Jawaban;

Menurut saya, jika guru ingin menerangkan materi IPA tentang “Struktur Tumbuhan” maka
Teori Ausuble yang bias digunakan. Karena Menurut Ausubel bahwa Belajar bermakna
merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang
terdapat pada struktur kognitif seseorang. Di dalam belajar bermakna, informasi baru
diasimilasikan pada subsume - subsume yang ada. Pada materi “Struktur Tanaman” guru akan
menerangkan dulu apa saja yang terdapat pada materi tersebut lalu peserta didik akan
mengaitkan dengan hal –hal yang relevan. Misalnya peserta didik bias menyebutkan bagian dari
“Struktur Tumbuhan” tersebut dengan melihat langsung tanaman yang ada di lingkungan sekolah
mereka. Selain itu, Ausubel juga berpendapat bahwa terdapat perbedaan mendasar antara belajar
menghapal dengan belajar bermakna. Di dalam belajar menghapal, siswa menghapalkan materi
yang sudah diperolehnya, sedangkan pada belajar bermakna, materi yang telah diperoleh tersebut
tersebut dikembangkan sehingga belajarnya menjadi lebih dimengerti.

Di dalam menerapkan teori Ausubel dalam menerangkan materi IPA tentang “Struktur
Tumbuhan” , terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, sebagai berikut.

a. Pengaturan awal (advance organizer)


Pengaturan awal mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajari dan mengingatkan siswa
pada materi sebelumnya yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam menanamkan
konsep baru.
b. Diferensiasi progresif
Pengembangan kosep berlangsung paling baik jika unsur-unsur yang paling umum, paling
inklusif dari suatu konsep diperkenalkan terlebih dahul, baru kemudian diberikan hal-hal yang
lebih spesifik dan khusus dari konsep tersebut.
c. Belajar superordinat
Selama informasi diterima dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kogniif (subsumsi),
maka konsep tersebut tumbuh dan mengalami diferensiasi. Belajar superordinat dapat terjadi
apabila konsep-konsep yang telah dpelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari sebuah
konsep yang lebih luas dan lebih inklusif.
d. Penyesuaian integratif (rekonsiliasi integratif)
Guru harus mampu memperlihatkan secara eksplisit bagaimana arti-arti baru dibandingkan dan
dipertentangkan dengan arti-arti sebelumnya yang lebih sempit, dan bagaimana konsep-konsep
yang tingkatannya lebih tinggi selanjutnya mengambil arti baru.

2. Jawaban;
Menurut saya, Pendekatan konseptual lebih cocok digunakan dikelas rendah. Karena pendekatan
konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa
memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep
merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam defenisi
sehingga menjadi pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip, hukum, dan teori. Konsep
diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berpikir abstrak. Konsep
dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru, sedangkan
kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan. Konsep dimulai dengan
memperkenalkan benda konkret, berkembang menjadi simbol sehingga menjadi abstrak yang
berupa ucapan atau tulisan yang mengandung konsep yang lebih kompleks. Konsep yang
kompleks memerlukan permunculan berulang kali dalam satu pertemuan dalam kelas, didukung
media atau sarana yang tepat.
Contoh : Kalau pengajar menjelaskan konsep “mata”, maka pembelajar dapat memperlihatkan
mata mereka secara konkret. Pengajar bertanya, “ Dimana matamu ?, Apa gunanya mata ?,
Berapa matamu ? “. Dan pertanyaan-pertanyaan ini pembelajar dapat menghubungkan benda
konkret dengan fungsinya dan kegiatannya. Semua ini memunculkan pengalaman baru.

Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu :


a. Tahap Enaktif, yaitu melalui Pengenalan benda konkret. menghubungkan dengan
pengalaman lama atau pengalaman baru, dan pengamatan, penafsiran tentang benda baru.
Contohnya; Pengajar memperlihatkan barang-barang yang sering dipakai orang sehari-
hari untuk menutup badan dan perlengkapannya. Pembelajar diminta mengamati dan
menghubungkan dengan apa yang pernah dialaminya atau barangkali ada kreasi baru.
Pengajar bertanya agar mendapat respons tentang barang-barang tersebut. “Apakah kamu
pernah mengenakan barang seperti ini?” jawabnya ya atau tidak. “Apakah kamu pernah
mengenakan barang seperti ini?”, jawabnya ya atau tidak. “Apakah barang-barang ini
sambil diperagakan, dipakai di badan, disebagian badan atau di seluruh badan serta
dikaki, di tangan atau di leher?”, jawabnya “ ya atau tidak “.
b. Tahap Simbolik yaitu dengan memperkenalkan ; Simbol, lambang, kode,
membandingkan antara contoh dan non contoh untuk menangkap apakah siswa cukup
mengerti akan ciri-cirinya. Seta memberi nama, istilah, serta definisi. dimana pengajar
memperlihatkan gambar tentang barang-barang yang ditunjukkan pada a dan b.
Pembelajar menunjuk dan menyebut ciri-ciri khusus tiap-tiap benda tersebut, dan
Pengajar bersama pembelajar memberi sebuah nama atau istilah. Gambar atau barang
yang termasuk baju dan gambar atau barang yang bukan baju tetapi sebagai pelengkap.
Pembelajar secara lisan dapat menyebut dengan nama dan definisinya.
c. Tahap Ikonik merupakan tahap penguasaan konsep secara abstrak.
Seperti ; Menyebut nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.

Anda mungkin juga menyukai