RII.4
15 Agustus 2019
1. Jelaskan definisi anak berbakat versi amerika (francoya gangen) dan versi indonesia !
2. Jelaskan disain pembelajaran anak berbakat menurut Renzulli!
3. Jelaskan dua jenis definisi sebuhubungan dengan kehilangan penglihatan!
4. Jelaskan strategi WHO untuk memerangi kebutaan dan kurang waras!
5. Jelaskan pengertian dari tunarungu menurut beberapa ahli!
TUGAS TUTORIAL KE 2
2. Jawaban :
Desain pembelajaran anak berbakat menurut Renzulli :
High Potential Ability (Kecerdasan Tinggi) Standard yang ditetapkan untuk anak
berbakat oleh Diknas tahun 2003 adalah 140 . Kalau hasil tes menunjukkan IQ
anak mencapai 140 ke atas, maka anak itu otomatis disebut gifted child. Tetapi
kemudian muncul pembagian tertentu untuk anak berbakat dilihat dari IQnya.
Keberbakatan ringan (IQ 115 – 129), keberbakatan sedang (IQ 130 – 144),
keberbakatan tinggi (IQ 145 ke atas).
Task Commitment adalah sejauh mana tanggung jawab dalam meyelesaikan
tugas. Tidak hanya tugas dari sekolah tapi juga tugas di rumah. Task commitment
dapat diukur melalui tes tertentu yang hanya boleh dilakukan oleh psikolog. Task
commitment ini mencakup tanggung jawab, motivasi, keuletan, kepercayaan diri,
memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan sesuatu dan kemandirian.
Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru
atau kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru dari yang sudah ada.
Kreativitas dapat dinilai dari 4 hal, produk, pribadi, proses dan pencetus /
penghambat. Suatu produk dikatakan kreatif kalau produk itu baru, berbeda dari
yang sudah ada, lebih baik dari yang lain dan tentu saja berguna. Sifat pribadi
kreatif yang lain adalah terbuka pada hal-hal baru, punya rasa ingin tau yang
besar, ulet, mandiri, berani mengambil resiko, berani tampil beda, percaya diri
dan humoris.
3. Jawaban :
Definisi Medis
Definisi medis ini didasarkan pada ketajaman penglihatan dan lantang pandangan.
Seseorang yang memiliki ketajaman penglihatan (visus) 20/200 atau kurang tergolong
buta. Sedangkan yang memiliki visus antara 20/70 tergolong low vision. Meskipun
seseorang memiliki ketajaman penglihatan normal tetapi lantang pandangannya
kurang dari 20 derajat juga tergolong buta. Karena difinisi medis ini semata-mata
didasarkan pada ketajaman penglihatan sering ditemukan seseorang yang memiliki
ketajaman penglihatan sama tetapi kemampuan penggunaan penglihatannya berbeda.
Di samping itu berdasarkan data statistik bahwa seseorang yang digolongkan buta
keadaan penglihatannya sangat beragam .
Definisi Pendidikan
Penggolongan ketunanetraan berdasarkan media apa yang digunakan untuk membaca
dan menulis merupakan dasar dari definisi pendidikan. Seseorang yang belajar
dengan menggunakan indera perabaan dan pendengaran digolongkan sebagai buta.
Sedangkan seseorang yang masih mampu menggunakan penglihatannya untuk
membaca meskipun dengan tulisan yang diperbesar (diadaptasi) mereka digolongkan
sebagai low vision. Seseorang yang masih mampu menggunakan penglihatannya
tetapi mengalami gangguan pada situasi tertentu tergolong sebagai limited vision.
4. Jawaban :
5. Jawaban :
Pengertian dari tunarungu menurut beberapa ahli :
Murni Winarsih (2007: 23), menyatakan tunarungu merupakan orang yang
mengalami kehilangan atau kekurangan kemampuan mendengar baik sebagian atau
seluruhnya yang diakibatkan tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat
pendengaran, sehingga anak tersebut tidak dapat menggunakan alat pendengarannya
dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut berdampak pada kehidupannya secara
kompleks utamanya kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi yang sangat
penting.
Iwin Suwarman (Edja Sadjaah. 2005: 75), pakar medik, mempunyai pandangan
yang sama bahwa anak tunarungu dikelompokkan menjadi dua kelompok.
Pertama Hard of hearing yakni seseorang yang masih mempunyai sisa pendengaran
sedemikian rupa sehingga masih cukup untuk digunakan sebagai alat penangkap
proses mendengar sebagai bekal primer penguasaan kemahiran bahasa dan
komunikasi dengan yang lain baik dengan maupun tanpa mengguanakan alat bantu
dengar. Kedua Deaf yakni seseorang yang tidak mempunyai indera dengar
sedemikian rendah sehingga tidak mampu berfungsi sebagi alat penguasaan
bahasa dan komunikasi, baik dengan ataupun tanpa menggunakan alat bantu dengar.
Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1995: 27) menyebut bahwa anak
tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan
kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak
berfungsinya seluruh alat pendengaran atau sebagian , sehingga ia tidak dapat
menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari yang berdampak
pada kehidupananya secara kompleks.
Mohammad Efendi (2006: 57), anak berkelainan pendengaran atau tunarungu
merupakan anak yang mengalami kerusakan atau gangguan pada satu atau lebih
organ telinga bagian luar, organ telinga bagian tengah, dan organ telinga bagian
dalam yang disebabkan kecelakaan, penyakit, atau sebab lainnya yang tidak
diketahui sehingga organ tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya sebagaimana
mestinya.
Murni Winarsih (2007: 23) mengungkapkan bahwa tunarungu yakni seseorang yang
mengalami kekurangan atau kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya
yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran,
sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-
hari, yang berdampak pada kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi yang
sangat penting.