SKRIPSI
Disusun Oleh :
Puji Santoso 1986208025
Faisal Akbar 1986208276
Devyna Eka Sisiani 1986208046
Nandini Kharisma Putri 1986208175
Muhammad Noval Habibi 1986208088
Yunita Suhartono 1986208216
2021 M/ 1443 H
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil dari karya saya,
Tangerang,.............................1443 H
.............................2022 M
KELOMPOK 2
i
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd)
Oleh :
KELOMPOK 2
Disetujui Oleh :
Tanda Tangan Tanggal
1. Drs. Abdul Basyit., M.A
NBM. 1139239
(Pembimbing I)
........................ .................
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Tangerang
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Tangerang, ................1443 H
................2022 M
Sidang Munaqasyah
Tanda Tangan Tanggal
iii
Abstract
masa pandemi covid-19 guru diharuskan untuk memilih strategi yang tepat untuk
mengatasi setiap kesulitan belajar siswa secara daring dan luring, komunikasi
antar guru dengan siswa tidak terlepas dari aplikasi WhatsApp Strategi yang
melalui WhatsApp, guru menjalin kerjasama dengan orang tua untuk mengatasi
memberikan catatan kecil didalam buku tugas siswa dan melakukan evaluasi
terhadap strategi yang digunakan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa saat
choose the right strategy to overcome each student's online and offline learning
WhatsApp groups and contact privately via WhatsApp, teachers collaborate with
media, teachers give small notes in student workbooks and evaluate strategies
used in overcome students' learning difficulties while studying during the covid-
19 pandemic.
iv
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat,
Taufiq, hidayah dan Inayah-Nya kepada penulis terutama nikmat sehat, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Strategi Guru
Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Daring Pada Mata Pelajaran PAI Siswa
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, maka dari
itu kritik dan saran yang membangun akan sangat bermanfaat bagi penulis guna
dan dukungan berbagai pihak, baik bantuan moril maupun material. Untuk itu
dengan hati yang tulus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada :
Muhammadiyah Tangerang.
v
3. Bapak H. Achmad Fauzi, SS, S.Pd.I, M.Pd., Ketua Program Studi dan
Muhammadiyah Tangerang.
9. Kedua orang tua yang tidak lelah untuk selalu mendukung dan
yang telah berjasa dan semoga skripsi ini dapat bemanfaat bagi penulis khususnya
Tangerang, 1443 H
2021 M
Kelompok 2
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN.......................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................iii
ABSTRAK..................................................................................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................1
B. Fokus Penelitian.............................................................4
C. Rumusan Masalah..........................................................4
D. Tujuan Penelitian...........................................................5
E. Manfaat Penelitian.........................................................6
F. Sistematika Penulisan....................................................7
vii
BAB III METODE PENELITIAN
C. Latar Penelitian............................................................................31
1. Kredibilitas............................................................................43
2. Triangulasi Sumber...............................................................44
3. Triangulasi Metode...............................................................44
4. Konfirmabilitas......................................................................45
viii
B. Hasil Strategi Guru dalam meningkatkan prestasi belajar ..........49
C. Kesulitan Dalam Melaksanakan Belajar Mengajar Daring ........52
D.Analisis Metode Penelitian..........................................................57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................63
B. Saran........................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA
ix
BAB I
PENDAHULUAN
usaha sadar, terencana dan diupayakan untuk memungkinkan siswa secara aktif
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada siswa agar menjadi
atau kelompok orang, guna mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
1
Didi Supriadie dan Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 1.
2
Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (PT Rineka Cipta, 2005), h. 305.
1
pelatihan. Dalam pengertian luas, pendidikan juga dapat diartikan sebagai sebuah
yang dikehandaki.
iman, dan taqwa.5 Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan penuh
Bimbingan dan pembinaan tidak hanya pada intelektualnya saja tetapi juga
3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), h.10.
4
Didi Supriadie dan Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, h. 2.
5
Abdul Majid,Strategi Pembelajaran ( Bandung : Remaja Rosdarkaya 2013 ) Hal 64
2
satuan pembelajaran, menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran
serta metode yang efektif dan variatif. Dengan hal itu, maka siswa akan lebih bisa
dalam pelaksanaan pembelajaran daring pada mata pelajaran PAI supaya tetap
efektif dan siswa maksimal dalam kegiatan belajar mengajar meskipun jarak jauh.
adanya media sosial yang canggih proses pembelajaran masih dapat berjalan
tersebut, sehingga salah satu implikasinya adalah setiap pihak wajib bekerja dari
bahwa perubahan belajar tatap muka menjadi online dalam artian belajar dalam
jaringan (daring).
tidak tatap muka langsung melainkan dengan menggunakan media sosial sebagai
6
Abu Ahmadi, psikologi belajar ( Jakarta : Rineka Putra 2013 ) Hal 23
3
menggunakan model interaktif berbasis internet dan Leraning Management
System (LMS). Misal dengan menngunakan Zoom, Google Meet, WA, dsb.
Konsep belajar mandiri ini dapat menekankan pada kreativitas dan inisiatif
siswa. Akan tetapi, pada kondisi saat ini siswa dapat menerima bantuan atau
bimbingan dari pendidik. Namun, disini guru lebih berperan sebagai fasilitator.
B. Fokus Penelitian
Tangerang.
Tangerang.
C. Perumusan Masalah
Tangerang.
4
2. Apa faktor pendukung dan penghambat strategi guru dalam mengatasi
kesulitan belajar mengajar daring pada mata pelajaran PAI siswa kelas X
Kota Tangerang.
D. Tujuan Penelitian
Kota Tangerang.
E. Manfaat Penelitian
5
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
6
Diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian terhadap pendidikan
e. Untuk Peneliti
dan juga sebagai pemenuhan salah satu tugas akhir pada mata
F. Sistematika Penulisan
Sebagai berikut :
BAB I
BAB II
pendorongnya
BAB III.
7
BAB IV
BAB V
Penutup merupakan bagian terakhir dan penulisan ini. Bagian ini membuat
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategia. Strategi merupakan
sebuah perencanaan yang panjang untuk berhasil dalam mencapai suatu
keuntungan. Demikian juga strategi didefinisikan sebagai suatu garis besar
haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.7
Strategi pembelajaran yaitu suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk di
dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup
pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara spesifik.8
Yamin menegaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien.9
Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja” dalam bahasa
Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan gabungan dari kata Stratos
(militer) dengan ago (memimpin). Sebagai kata kerja,stratego berarti
merencanakan (to Plan). Mintzberg dan Waters, mengemukakan bahwa strategi
adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan. Hardi, Langlay, dan Rose
dalam Sudjana, mengemukakan strategy is perceived as plan or a set of explicit
7
Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik, (Jakarta: Ciputat Mega
Mall, 2016), h. 64
8
Suja‟i, Inovasi Pembelajaran, (Semarang: Walisongo Press, 2015), h. 31
9
Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik, h. 67
9
intention preceeding and controlling action (strategi dipahami sebagai rencana
atau kehendak yang mendahului dan mengendalikan kegiatan).10
Secara bahasa strategi bisa diartikan sebagai: Siasat, taktik, kiatkiat, trik-
trik, atau cara. Sedang secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-
garis besar haluan bertindak dalam usaha untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Bila dihubungkan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai
pola-pola umum kegiatan gurupeserta didik dalam mewujudkan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan atau dengan kata lain
strategi belajar mengajar merupakan sejumlah langkah yang direkayasa
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Dalam perspektif psikologi, kata strategi yang berasal dari bahasa Yunani
itu, berarti rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan. Seorang pakar psikologi pendidikan
Australia, Michael J. Lawson yang dikutip oleh Muhibbin Syah penulis buku
Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru mengartikan strategi sebagai
prosedur mental yang berbentuk tatanan langkah yang menggunakan upaya ranah
cipta untuk mencapai tujuan tertentu.11
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola
umum kegiatan guru peserta didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.12
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
10
Abdul Majid, Stategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2015), h. 3 15 Fatimah
Kadir, Strategi Belajar Mengajar, (Kendari: STAIN, 2016), h. 1.
11
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2015), h.214
12
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta,
2016), h. 5
10
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, strategi adalah
suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan
kegiatan atau tindakan. Dalam strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang
terlibat dalam kegiatan tersebut, isi kegiatan dan proses kegiatan tersebut.
2. Pengertian Guru
Pendidik atau guru dalam arti sederhana adalah semua orang yang dapat
membantu perkembangan kepribadian seseorang dan mengarahkannya pada
tujuan pendidikan. Pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas
membimbing, mengajar dan atau melatih peserta didik (UU RI No. 2 Th. 1989
Sisdiknas). Dalam dunia pendidikan, istilah pendidik atau guru bukanlah hal yang
asing. Menurut pandangan lama, guru adalah sosok manusi yang patut digugu
dan ditiru. Digugu dalam arti segala ucapannya dapat dipercayai, ditiru berarti
segala tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat.
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengertahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah
orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, baik lembaga
pendidikan formal maupun nonformal.13
13
M. Jumali, dkk, Landasan Pandidikan, (Surakarta: MUP, 2008), h. 41
14
Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), h. 33.
15
M. Sukardjo, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), 10.
11
Dengan demikian, pada dasarnya guru bukanlah sekedar orang yang
berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan
tetapi semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing
dan membina anak didik baik secara individual maupun klasikal, di sekolah
maupun di luar sekolah, harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam
mengarahkan perkembangan anak didiknya. Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.16
Guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang secara professional-
pedagogis merupakan tanggung jawab besar di dalam proses pembelajaran
menuju keberhasilan pendidikan, khususnya keberhasilan para siswanya untuk
masa depannya nanti.17
Pekerjaan guru dapat dipandang suatu profesi yang secara keseluruhan
harus memiliki kepribadian yang baik dan mental yang tangguh, karena mereka
dapat menjadi contoh bagi siswnya dan masyarakat sekitarnya. Dzakiyh drajat
mengemukakan tentang kepribadian guru sebagai berikut setiap guru hendaknya
mempunyai kepribadian yang akan di contoh dan diteladani oleh anak didiknya,
baik secara sengaja maupun tidak.18
Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, dapat dipahami bahwa
pengertian guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak
didiknya, baik secara klasikal maupun individual.
12
sadar untuk mencapai tujuan tertentu, strategi juga dapat difahami sebagai tipe
atau desain. Secara umum terdapat beberapa pendekatan dalam pembelajaran
yang dapat digunakan diantaranya adalah:
19
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta : Kencana, 2016), 177
20
Annisatul Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar, h. 60
13
berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengelolaan kelas. Strategi pembelajaran ekspositori lebih
mengarah kepada tujuannya dan dapat diajarkan atau dicontohkan dalam waktu
yang relatif pendek. Ia merupakan suatu "keharusan" dalam semua lakon atau
peran yang dimainkan guru.
Strategi pembelajaran ekspositori ini merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).
Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat
dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara
terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai
siswa dengan baik.21
Strategi pembelajaran ekspositori dapat berbentuk ceramah, demonstrasi,
pelatihan atau praktek kerja kelompok. Dalam menggunakan strategi
pembelajaran ekspositori seorang guru juga dapat mengkaitkan dengan diskusi
kelas belajar kooperatif, sebagaimana dikemukakan oleh Arends yang dikutip
oleh Kardi bahwa:
Seorang guru dapat menggunakan strategi pembelajaran ekspositori untuk
mengajarkan materi atau keterampilan guru, kemudian diskusi kelas untuk
melatih siswa berpikir tentang topik tersebut, lalu membagi siswa menjadi
kelompok belajar kooperatif untuk menerapkan keterampilan yang baru
diperolehnya dan membangun pemahamannya sendiri tentang materi
pembelajaran.
Penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip
yang harus diperhatikan oleh guru. Setiap prinsip tersebut dijelaskan dibawah
ini:22
1) Berorientasi pada tujuan
14
harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu
sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu, guru harus merumuskan tujuan
pembelajaran secara jelas dan terstruktur, seperti kriteria pada umumnya, tujuan
pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur
dan berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
2) Prinsip komunikasi
15
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi pembelajaran ekspositori, yaitu:
1) Persiapan (preparation)
2)Penyajian (presentation)
3) Menghubungkan (correlation)
4)Menyimpulkan (generalization)
5) Penerapan (application).23
Heuristik berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein, yang berarti “Saya
dan nilai-nilai.24
16
definisi lain disebutkan bahwa strategi pembelajaran heuristik adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
Strategi ini berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia,
sejak lahir. Manusia memiliki keinginan untuk mengenal apa saja melalui
berbagai indra yang ada di dalam diri manusia. Pengetahuan yang dimiliki
penelitian,
yaitu mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya (kognitif,
aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih dan
sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill sebagai bekal
17
Peranan guru dalam strategi ini adalah
(4) pembimbing penelitian. Agar hal tersebut di atas dapat terwujud, guru
Dari semua strategi yang sudah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa
dalam menyiasati kesulitan pembelajaran daring diperlukan ;
Perlu ditekankan selain materi yang akan dipaparkan juga harus
menemukan referensi yang berkaitan dengan tema yang akan dipaparkan
kepada semua tingkatan siswa. Yang bertujuan untuk mempermudah
penyampaian serta mencari jawaban lain yang akan dilontarkan dari para
siswa yang mencoba memberi pertanyaan.
Materi pembelajaran perlu diberikan dalam porsi yang tepat, tidak
berlebihan maupun kurang.
Pemilihan ice breker perlu disesuaikan dengan usia peserta didik.
Memperhitungkan ketepatan waktu.
perlu diperhatikan agar penyampaikan materi dapat diterima dengan jelas dan
dipahami serta dicerna dengan baik oleh para siswa walau dengan keterbatasan
akses dan jarak.27
27
Dr. Lidia susanti . S.P.,M.P. Strategi pembelajaran online yang inspiratif. .h.39
18
4. Keunggulan dan kelemahan pembelajaran daring
kurikulum yang diisyaratkan bagi mata pelajaran atau kelas”. Guru yang
a. Pengunduran Waktu
28
Louarne Johnson, Pengajaran yang kreatif dan menarik, (Indeks, 2018),
19
Terkadang ada saja kendala atau masalah yang datang tanpa kita
duga, sehingga membuat pelajaran menjadi terundur.Seperti
misalnya kurang komunikasi dan informasi penjadwalan mata
pelajaran. Hal ini tentu merugikan waktu kita, yang seharusnya
sudah melakukan kegiatan lain.
b. Boros Kuota
Memang ada beberapa aplikasi yang membuat kuota internet cepat
habis,Selain itu, kita tidak tahu bagaimana kondisi jaringan atau
sinyal di wilayah kita. Apakah cepat atau lambat.
c. Baterai
Dengan media ponsel maupun laptop, baterai memiliki batas
kemampuan masing - masing.Memang, hal itu bisa diatasi dengan
cara dicas. Akan tetapi ketika sudah panas, anda merasa khawatir
dan justru terganggu ketika memegangnya.
Dalam proses belajar mengajar sudah menjadi harapan setiap guru agar
peserta didiknya dapat mencapai hasil sebaik-baiknya,namun kenyataanya tidak
selalu menunjukan apa yang diharapkan.Dengan kata lain guru sering
menghadapi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kesulitan adalah keadaan
sulit,sesuati yang sulit atau kesukaran.Sedangkan belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil pengamalan sendiri dalam interaksi dengan
lingkunganya.29
Dalam keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya,itulah yang disebut dengan “Kesulitan belajar”.
29
Slameto,Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya(Jakarta:PT Rineka Cipta,2003)
20
Kesulitan Belajar yang dimaksud disini ialah kesukaran yang dialami siswa
dalam menerima atau menyerap pelajaran , kesulitan belajar yang dihadapi siswa
terjadi pada waktu mengikuti pelajaran yang disampaikan/ ditugaskan oleh
seorang guru.
Dalam Definisi lain dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi
dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman ,
hambatan ataupun gangguan dalam belajar . dapat diartikan juga Kesulitan
Belajar sebagai ketidakmampuan anak dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru. Menurut Masroza (2013), kesulitan belajar ini merupakan
gangguan yang secara nyata ada pada anak yang terkait dengan tugas umum
maupun khusus, yang diduga disebabkan karena faktor disfungsi neurologis,
proses psikologis maupun sebab-sebab lainnya sehingga anak yang berkesulitan
belajar dalam suatu kelas menunjukkan prestasi Belajar Rendah .
2. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Yakni hal-hal atau keadaan yang muncul dari dalam diri peserta didik sendiri.
Faktor intern peserta didik ini meliputi gangguan atau kekurang mampuan psiko-
fisik peserta didik, yakni:
a) Faktor Fisiologi
Faktor fisiologi ialah faktor yang berhubungan dengan jasmani peserta
21
didik.30
b) Faktor Psikologi
Faktor Psikologi adalah factor yang berhubungan dengan rohaniah.Yang
masuk dalam faktor ini ialah:
Intelegensi,Bakat,Minat,Motivasi,Kesehatan,Mental dan Emosi.31
2).Faktor ekstern peserta didik
Yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri peserta
didik.Faktor ekstern peserta didik ini meliputi semua situasi dan kondisi
lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar peserta didik. Faktor
lingkungan ini meliputi:
a) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, tetapi dapat juga
sebagai faktor penyebab kesulitan belajar.32
c) Lingkungan sekolah
Pada dasarnya belajar daring merupakan proses usaha aktif seseorang untuk
memperoleh sesuatu sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih
baik. Kenyataannya, para pelajar seringkali tidak mampu mencapai tujuan
belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana yang
30
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,Psikologi Belajar Edisi Revisi.
31
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,Psikologi Belajar Edisi Revisi.
32
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,Psikologi Belajar Edisi Revisi
22
diharapkan. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar yang
merupakan hambatan dalam mencapai hasil belajar
Adapun tujuan mengetahui kesulitan belajar daring , bisa mengetahui
kelemahan dalam proses belajar mengajar dan guru dapat memperbaiki
kelemahannya tersebut sehingga perlu menganalisis kesulitan belajar pada
siswa,Karena proses ini digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila
dijumpai hambatan-hambatan pada siswa dan guru juga mengetahui serta
langsung memberi penanganan sesuai dengan porsi kekurangan siswa itu sendiri.
4. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar
Dalam proses pembelajaran tidak pernah luput dari yang namanya kesulitan
belajar. Mata pelajaran pendidikan agama Islam sering dianggap membosankan
oleh sebagian peserta didik sehingga menimbulkan kurangnya minat peserta didik
dalam belajar. Minat belajar yang rendah tersebut dapat menghambat proses
belajarnya. Sebagai seorang guru yang professional harus mampu mengatasi
permasalahan yang dialami oleh peserta didiknya. Sebagai seorang guru serta
orang tua di sekolah, guru harus selalu memberikan dorongan motivasi, selain
memotivasi peserta didik ada banyak cara untuk mengatasi kesulitan belajar
peserta didik.
Masalah kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik di sekolah
bukanlah masalah yang mudah. Hal ini disebabkan banyaknya faktor yang
menyebabkan kesulitan dalam belajar, sehingga upaya dalam mengatasinya pun
berbeda-beda
Ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh guru dalam
mengatasi kesulitan belajar peserta didik sebagai berikut:
a. Pengumpulan data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan banyak
informasi. Untuk memperoleh informasi tersebut, maka perlu diadakan
suatu pengamatan langsung yang disebut pengumpulan data. Menurut Sam
Isbani dan R. Isbani seperti yang dikutip Ahmadi bahwa dalam
23
pengumpulan data dapat dipergunakan berbagai metode, di antaranya
adalah33
1) Observasi
2) Kunjungan rumah
3) Studikasus
4) Riwayathidup
5) Daftar pribadi
6) Meneliti pekerjaan anak
7) Melakukan tes (IQ atau prestasi)
Dalam pelaksanaannya, metode-metode tersebut tidak harus semuanya
digunakan secara bersama-sama, akan tetapi tergantung pada
masalahnya,kompleks atau tidak.
b. Pengolahan data
Data yang telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama tersebut, kemudian
diolah secara cermat. Semua data harus diolah dan dikaji untuk
mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang dialami oleh
anak.
Dalam pengolahan data, langkah yang ditempuh antara lain:
1) Identifikasikasus
2) Membandingkan antar kasus
5. Evaluasi
33
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,Psikologi Belajar Edisi Revisi
24
C. Hasil Penelitian yang Relevan
yang relevan dengan judul skripsi yang penulis akan teliti, penulis
menemukan beberapa skripsi yang memiliki judul atau objek yang hampir
Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan judul Strategi Guru PAI dalam
belajar yang awalnya dari buku paket yang disusun dalam bentuk pdf menjadi
Buku Kerja Siswa (BKS) yang didapat dari kalangan penerbit yang keliling
layar monitor lagi dan seperti banyak hal yang lain untuk pertemuan guru dan
muridnya.34
34
Moch Rafdi Ardiansyah, Strategi Guru PAI dalam Mengatasi Problem Pembelajaran dalam
Jaringan Siswa Kelas IX di SMPN 1 Pakis, artikel diakses pada 10 November 2021 dari
http://etheses.uim-malang.ac.id
25
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian terdiri atas dua kata, yaitu kata metode dan kata
penelitian. Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang
berarti cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah
yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu
keabsahannya.
dan analisis data yang dilakukan secara sistematis, untuk mencapai tujuan-
bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
Pendidikan.35 Dalam hal ini suatu penelitian didasarkan dengan cara yang
sistematis.
35
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 6.
26
Metode penelitian yang akan dipilih dalam penelitian ini adalah
kata tertulis atau lisan dari orang-orang, peristiwa tertentu, secara rinci dan
segala asumsi, prasangka, teori yang kita telah miliki terhadap fenomena
36
John W. Creswell, Educational Research, (New Jersey: Pearson Education. Third Edition,
2008), h. 389.
37
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 121.
27
fenomena. Selanjutnya karena penelitian kita dalam bidamg psikologi,
Bagian bagian dari deskripsi tadi kita beri nama “ Unit makna “
38
Dr. Seto Mulyadi, M.Psi., psikolog, prof.Dr. A. M. Heru Basuki, M.Si, Dr. Hendro Prabowo,
Psikolog, Metode Penelitian kualitatif dan mixed method, h 240.
39
Dr. Seto Mulyadi, M.Psi., psikolog, prof.Dr. A. M. Heru Basuki, M.Si, Dr. Hendro Prabowo,
Psikolog, Metode Penelitian kualitatif dan mixed method, h 243.
28
makna tersebut menentukan hal hal esensial. Hal yang esensialtersebut
melanjutkan belajar naik sepeda atau tidak. Jadi ternyata makna psikologi
yang sama, yaitu frustrasi dapat berlaku untuk pengalaman yang berbeda,
partisipan 2.40
strategi belajar dan mengajar dalam keadaan daring siswa kelas XII di MA
40
Dr. Seto Mulyadi, M.Psi., psikolog, prof.Dr. A. M. Heru Basuki, M.Si, Dr. Hendro Prabowo,
Psikolog, Metode Penelitian kualitatif dan mixed method, h 255.
29
observasi partisipan untuk mengetahui fenomena esensial partisipan dalam
pengalaman hidupnya.41
peneliti tidak dapat digantikan oleh alat lain. Selain itu, melalui keterlibatan
menjelaskan.
41
Dr. Seto Mulyadi, M.Psi., psikolog, prof.Dr. A. M. Heru Basuki, M.Si, Dr. Hendro Prabowo,
Psikolog, Metode Penelitian kualitatif dan mixed method, h 137.
30
belajar mengajar dari di MA Al-Ijtihad Kota Tangerang. Apabila sudah
tidak ada lagi informasi yang relevan dengan informasi yang sebelumnya
Bulan
No Kegiatan
September
November
Desember
Oktober
Januari
1 Pengajuan judul
2 Bimbingan
3 Pengumpulan
instrument penelitian
4 Pengumpulan data
penelitian
analisis data
6 Pengumpulan tugas
C. Latar Penelitian
studi kasus, mengingat ada strategi guru PAI dalam mengatasi kesulitan
31
Kondisi MA Al-Ijtihad Kota Tangerang
K-13.
1. Data
yang sesuai dengan fokus penelitian. Informasi dari subjek penelitian dapat
diperoleh secara lisan melalui wawancara atau dalam bentuk tertulis melalui
analisis dokumen.42 Data yang ada didalam penelitian ini adalah keterangan
lisan dan isi yang dapat digunakan sebagai bahan dasar kajian berkenaan
2. Sumber Data
42
Ruslan Ahmadi, Memahami Metodologi Penelitian Kualitatif,( Malang: UIN malang- prees,
2005), h. 63
32
Sumber data dalam penelitian ini adalah dari mana data dapat
diperoleh. Adapun sumber dan jenis data yag digali dalam penelitian ini
terdiri dari data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah
terdiri dari:
a. Kepala sekolah
b. Pendidik (guru)
c. Siswa
diteliti
data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada
generalisasi. 43
Untuk mendapatkan data penelitian, sesuai dengan metode
43
Sugiyono , Memahami Penelitian Kualitatif, h. 1.
33
yang dipakai, maka pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
bergantian sesuai dengan keperluan pada saat penelitian dilakukan dan akan
1. Wawancara
34
1. Menetapkan informan utama (key informan), yakni kepala
wawancara;
teknis;
agar materi wawancara dapat direkam secara utuh dan lengkap. Peneliti
dan juga memahami peristilahan yang dipakai dalam agama Islam dan
tradisi, sehingga antara peneliti dan yang diteliti dapat terjalin baik.48
2. Observasi
47
Masri Singarimbun, Metodologi Penelitian Survai, h 10.
48
John W. Creswell, Educational Research, h. 394.
35
Observasi adalah sebuah kegiatan berupa pengamatan yang
Here). Dalam konteks semacam ini, peneliti dapat (1) memahami motif,
Daring.
yang digunakan.
3. Studi Pustaka
49
Arikonto suharsini 1998 Pendekatan Praktik, ( Jakarta: reneka cipta ), h. 204.
50
A. Sonhaji,. Teknik Observasi dan Dokumentasi, Makalah ini disaji dalam lokakarya penelitian
tingkat lanjut angkatan I tahun 1991/1992. (Malang: Lembaga Penelitian IKIP Malang).
36
penelitian terdahulu dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian
4. Dokumentasi
variabel- variabel atau hal yang berupa catatan transkrip, buku, surat
siswa, data guru, sarana dan prasarana, daerah sekolah, serta data-data lain
5. Catatan Lapangan
F. Tahap Penelitian
51
Arikonto suharsini 1998 Pendekatan Praktik, ( Jakarta: reneka cipta ), h. 204.
52
Sedarmayanti dan Syarifudin, Metodologi Penelitian, h. 85.
37
Dalam penelitian ini, tahap-tahap pengumpulan data penelitian
meliputi tiga tahapan, yaitu: tahap orientasi, tahap eksplorasi dan tahap
member check.
penelitian ini.
Informan diberi kesempatan untuk menilai data dan informasi yang telah
38
merevisi data dan dapat memberikan data baru, selanjutnya data yang ada
dengan cara:
1. Pengolahan Data
penelitian ini.
data dari berbagai sumber, baik sumber lisan (hasil wawancara), sumber tulisan
39
data dilakukan dengan teknik-teknik triangulasi, perpanjangan kehadiran,
kasus negatif.53
sumber lain berarti mengecek validitas data dengan alat dan waktu yang berbeda.
yang dikatakan secara pribadi. Membandingkan apa yang dikatakan orang dengan
sertaannya dalam pengamatan suatu objek penelitian, tentu tidak dapat dilakukan
dalam kurun waktu yang sangat singkat, sehingga diperlukan teknik perpanjangan
validitas data yang dikumpulkan. Dengan cara ini, peneliti akan lebih akrab
dengan responden dan berpeluang untuk lebih dapat memahami tradisi dan
budaya yang mengitarinya. Hasilnya diharapkan, data yang digali akan menjadi
semakin akurat.
lingkup data yang dikumpulkan, maka pengamatan secara terus menerus akan
53
Y.B Lincoln and E.G. Guba, Naturalistic Inquiry, h.140.
54
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 178.
40
menghasilkan kedalaman data yang dicari. Selanjutnya adalah teknik pengecekan
atau media yang tersedia, seperti rekaman tape recorder dan foto-foto untuk
2. Analisis Data
melakukan analisis data. Menurut Patton, teknik analisis data adalah proses
yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan
Ijtihad Kota Tangerang yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara,
dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan
55
Ibid, H. 280
41
agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan
56
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 330.
57
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualititatif, h. 3.
42
(credibility), transferability, dependability, dan pasti. Masing-masing kriteria
penelitian ini, yang digunakan ada 3 kriteria yakni kredibilitas atau derajat
1. Kredibilitas
pengecekan anggota.59
Supaya data dan informasi yang didapatkan dalam penelitian ini dijamin
kevalidan dan juga kepercayaanya, maka dalam pengecekan keabsahan data yang
yang lain diluar data untuk kepentingan pemeriksaan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut.60 Sedangkan teknik triangulasi yang peneliti gunakan pada
58
Moleong, op. cit, h. 324.
59
Ibid, h. 327
60
Ibid, h. 330
43
2. Triangulasi Sumber
yang terkait.
3. Triangulasi Metode
derajat kepercayaan beberapa sumber data, yang dalam hal ini adalah
4. Konfirmabilitas
penelitian yang dilakukan dengan cara memeriksa data dan informasi yang
didukung oleh materi yang tersedia. Selain itu pada upaya yang dilakukan pada
kriteria ini yakni menekankan pada karakteristik data, supaya keaslian data yang
44
diperoleh dari informan, yaitu waka kurikulum dan guru PAI, didapatkan secara
BAB IV
kapasitas yang besar, hal ini sesuai dengan himbauan pemerintah untuk tiap
45
instansi dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi agar melaksanakan
pembelajaran daring.61
Kota Tangerang maka peneliti telah memperoleh data hasil penelitian berupa
tidak terlepas dari fokus penelitian dan judul skripsi tentang "Strategi Guru
salah satu media yang telah digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses
media yang digunakan dalam proses pembelajaran pada masa pandemi covid-
61
Hasil wawacara dengan dengan bidang kurikulum Chaerotul Amaliyah, S.Pd, Senin, 22
November 2021, di MA Al-Ijtihad Kota Tangerang
46
Pembelajaran daring dinilai sangat berrmaanfaat dan efektif bagi
masa pandemi covid-19. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari
dapat berlangsung antara seorang guru dan peserta didik itu sendiri.
dan hanya media pembelajaran daring yang dapat digunakan untuk membantu
menerapkan belajar mengajar daring agar seorang guru dan peserta didik
Berikut ini hasil wawancara dengan salah satu guru pendidikan agama
47
Proses pembelajaran daring ini diperlukan adanya media pendukung,
selain alat penunjang seperti internet, smartphone, atau juga komputer. Salah
satu website atau E-Learning yang dibuat khusus dari pihak sekolah sangat
media yang dapat menghubungkan banyak orang dalam satu waktu. Hal ini
digunakan pada proses pembelajaran daring adalah zoom, google meet, dan
google classrom.63
B. Hasil Strategi Guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XII
di kelas, semua sumber belajar, baik manusia maupun sarana dan prasarana
63
Hasil wawacara dengan dengan bidang kurikulum Chaerotul Amaliyah, S.Pd, Senin, 22
November 2021, di MA Al-Ijtihad Kota Tangerang
48
Strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus dapat memilih
Maka dalam hal ini guru-guru sangat dituntut untuk melaksanakan proses
penyajian pembelajaran.
Penggunaan media ini bertujuan agar peserta didik bisa lebih mudah dalam
menerima materi yang nantinya akan dipelajari. Hal ini sesuai dengan RPP yang
dibuat oleh guru dengan menyesuaikan pembelajaran daring ini tentu media yang
secara verbal maupun pesan teks secara langsung kepada peserta didik tentang
melalui panggilan video grub guru menggunakan Google Meet dan untuk materi
strategi pembelajaran individu dapat dilihat dari pemberian tugas kepada peserta
49
didik yang selalu diberikan tiap minggunya dengan batas waktu yang sudah
ditentukan. Hal ini berfungsi untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan
kedisplinan siswa sehingga meski tidak bisa memantau peserta didik secara
langsung laporan tugas yang dikirim melalui Google Classroom masih dapat
dipantau perkembangannya oleh guru PAI yang mengajar dalam kelas tersebut.
termasuk ke dalam pembelajaran yang berpusat pada pendidik karena mulai dari
materi, media dan juga strategi yang digunakan lebih condong kepada peran
pendidik seperti contohnya pada metode yang digunakan guru ini adalah metode
diskusi dalam pembelajaran dan juga dalam pengerjaan tugas yang diberikan oleh
guru kepada peserta didik. di dalam mengerjakan tugas ini peserta didik dibekali
oleh materi berupa PDF yang sudah dikirim ditiap grub WA ataupun melalui
Buku Kerja Siswa yang sudah didistribusikan menyeluruh kepada tiap siswa,
ataupun siswa dapat mencari informasi melalui media internet untuk mengerjakan
Menurut peneliti selain metode ceramah dan juga materi soft file
berbentuk PDF yang digunakan dalam menyampaikan materi kepada peserta didik
dapat pula media tersebut dikembangkan atau menggunakan metode yang lain
50
yang notabene guru tidak dapat melakukan pemantauan secara langsung kepada
penyampaian materi agar siswa lebih tertarik sehingga semangat belajar bisa
permainan, strategi belajar luring dan lain sebagainya sesuai dengan materi yang
dibahas.
1.Kesulitan Siswa
19 atau yang biasa disebut dengan pembelajaran daring khususnya dalam mata
1) Adanya Keterbatasan kuota data internet yang dimiliki oleh setiap peserta didik
video melalui aplikasi yang cukup menguras kuota. Faktor ekonomi dari
masing-masing peserta didik tentu tidak sama, hal ini menjadi salah satu
51
Peneliti memperoleh hasil wawancara dengan Ibu Chaerotul Amaliyah guru
ataupun Google Meet, tidak dilaksanakan pada setiap hari atau disetiap mata
zoom yang sangat membutuhkan kuota yang sangat besar. Walaupun ada bantuan
dari Kemenag, tetapi bantuan tersebut tidak bisa menunjang pembelajaran daring
Hal ini pun telah dikonfirmasi oleh kepala sekolah sekaligus guru pada mata
“Fasilitas yang diberikan kepada siswa memang ada, seperti bantuan kuota dari
Kemenag. Tetapi, bantuan Kuota Internet yang diberikan tidaklah besar. Oleh
karena itu, ketika menggunakan aplikasi Zoom kurang aktif, jadi para guru lebih
Berdasarkan hasil wawancara dari guru dan kepala sekolah memang keterbatasan
paket data masih menjadi kendala utama dalam proses pembelajaran daring di MA
Al-Ijtihad Kota Tangerang yang harus dapat diantisipasi oleh pihak sekolah.
Untuk saat ini pada masa pandemi covid-19, langkah tepat sebagai upaya yang
dapat dilakukan oleh pendidik dan pihak sekolah yakni menggunakan media
64
Hasil wawacara dengan dengan bidang kurikulum Chaerotul Amaliyah, S.Pd, Senin, 22
November 2021, di MA Al-Ijtihad Kota Tangerang
65
Hasil wawancara dengan guru Al-qur’an Hadits Ali Syakroni, M.Ag, Senin, 22 November
2021di MA Al-Ijtihad Kota Tangerang.
52
Google Classroom dan WhatssApp karena dinilai rendah kuota dan lebih mudah
untuk mengaksesnya.
2) Belajar mengajar daring sering dikeluhkan karena terlalu banyak tugas. Hal ini
perlu disadari bahwa ketidak siapan antara pendidik dan peserta didik terhadap
matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran
dapat terus berjalan lancar dan siswa aktif mengikuti walaupun dalam kondisi
pandemi Covid-19.
daring ini, terutama dalam permasalahan bantuan kuota yang tidak dapat
menunjang pembelajaran tatap muka melalui aplikasi zoom, para guru pun
hanya dapat memberikan siswa tugas yang dirasa akan tetap efektif dalam
sebagai berikut:
hanya sekitar 50% dari 100% untuk keefektifannya. Siswa pun sangat
terbebani dengan tugas yang diberikan. Guru dan siswa pun harus saling
66
Hasil wawacara dengan dengan bidang kurikulum Chaerotul Amaliyah, S.Pd, Senin, 22
November 2021, di MA Al-Ijtihad Kota Tangerang
53
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, akibat dari permasalahan kuota ini
menjadi salah satu kendala yang sering ditemukan pada saat melaksanakan proses
sekaligus tantangan bagi guru dalam melaksanakan belajar mengajar daring. Maka
Pembelajaran semi daring ini merupakan salah satu inisiatif dari pihak sekolah
“Kurang lebih sudah hampir satu tahun melakukan pembelajaran daring, dan
banyak siswa atapun guru yang sudah jenuh dan mengeluhkan dengan
daring ini, Siswa datang ke sekolah untuk mengambil tugas dari guru dan
pembelajaran tatap muka (PTM) di kelas. Hal serupa juga dikatakan oleh Ibu
Chaerotul Amaliyah:
67
Hasil wawancara dengan guru Al-qur’an Hadits Ali Syakroni, M.Ag, Senin, 22 November
2021di MA Al-Ijtihad Kota Tangerang.
54
“Berawal dari banyaknya keluhan wali murid dan peserta didik, pihak sekolah
tidak serta merta mengadakan PTM atau Pembelajaran Semi Daring, tetapi demi
seperti; RT, RW, Kelurahan, Binamas, dan Babinsa. Bahkan pada awal
protokol kesehatan. Selain perizinan dari lembaga sekitar, pihak sekolah pun
pertanyaan tentang keluhan pembelajaran daring dan ternyata sekitar 70% para
Daring).”68
Dari hasil wawancara diatas, dapat penulis simpulkan bahwa memang pada realita
karena situasi dan kondisi pandemi covid-19. Pembelajaran yang semula siswa
hadir di dalam kelas bertatap muka langsung diganti dengan pembalajaran dalam
cepat dalam situasi seperti ini. Pembelajaran daring sudah menjadi suatu hal wajib
bagi peserta didik dan guru untuk tetap melaksanakan pendidikan di tengah
pandemi. Dunia pendidikan seperti diberi kejutan, pada semua aspek dalam
2. Kesulitan Guru
68
Hasil wawacara dengan dengan bidang kurikulum Chaerotul Amaliyah, S.Pd, Senin, 22
November 2021, di MA Al-Ijtihad Kota Tangerang
55
Dalam pelaksanaan pembelajaran daring selain masalah kesulitan yang
dialami oleh peserta didik, beberapa guru juga memiliki permasalahan yang juga
harus dihadapi ketika proses belajar mengajar. Guru PAI yang juga sebagai kepala
sekolah menyampaikan:
“Pada awal proses belajar mengajar daring ini memang guru mau tidak mau
dituntut oleh keadaan harus menggunakan teknologi dan harus belajar lebih untuk
guru yang usianya lebih tua dan belum paham betul masalah penggunaan media
berbasis teknologi seperti sekarang ini yang mengalami beberapa kendala. Akan
tetapi hal itu sudah diantisipasi oleh pihak sekolah dengan adanya pembekalan
Berdasarkan hasil dari wawancara diatas memang bukan hanya siswa yang
tidak siap dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini, tetapi guru juga dapat
pandemi Covid-19 ini, oleh karena itu pengawasan yang intens harus dilakukan
oleh sekolah baik mulai dari pembekalan, pelaksanaan dan juga evaluasi harus
Tangerang
69
Hasil wawancara dengan guru Al-qur’an Hadits Ali Syakroni, M.Ag, Senin, 22 November
2021di MA Al-Ijtihad Kota Tangerang.
56
Di MA Al-Ijtihad Kota Tangerang, berbagai macam metode pembelajaran
Sehingga mereka ditekankan dalam keaktifan berbicara baik itu bertanya atupun
peserta didik.
dalam hal penghargaan dan peningkatan kompetensi guru. Oleh karena itu,
sekarang saat yang tepat untuk membangun paradigma yang dapat menjamin
efisien dan bermutu dengan memberdayakan peran serta masyarakat secara aktif.
nilai pribadi”70
peserta didiknya, agar mampu menangani dengan bijak dalam suatu permasalahan
yang terjadi. Selain wawasan akan agama ataupun pengetahuan umum lainnya,
57
jawabkan desain atau konsep belajar yang telah dibuat untuk merujuk kearah hasil
saja, tapi sadar untuk tidak melakukan lagi. Maka berusaha untuk memperbaiki
menyerah akan suatu hal karena belum bisa menguasai beberapa hal. Ada kutipan
dari anime Jepang, jika para pahlawan kabur, lalu siapa yang akan melawan
kebohan. Pepatah muslim mengatakan, jika kau tak mau merasakan lelahnya
belajar maka kau akan menanggung pedihnya kebodohan. Jadi terus berproses
untuk generasi yang lebih baik. Karena seiring berjalannya waktu generasi muda
akan melampaui kita, dan tugas kita lah sebagai panutan bagi generasi
selanjutnya.
agar bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan
71
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan supervise Pendidikan, (Bandung PT Remaja
Rosdakarya, 2017) h. 49-50.
58
Pembelajaran dalam bidang pendidikan merupakan kegiatan menerima,
peserta didik, sehingga ada pembaharuan ketika berganti pada generasi perikutnya
secara optimal.
terjadinya proses belajar pada diriya sendiri. Sedangkan media pembelajaran yang
digunakan yaitu berupa: buku paket, Iks, media gambar, media video. Sehingga
guru, peserta didik dapat menelan informasi yang matang bukan setengah-
setengah. Karena itu juga merupakan suatu kefatalan jika hanya separuh atau
setengah menerima infomasi. Apalagi di zaman modern sekarang ini, guru pun
khawatir pada perkembangan media yang digunakan oleh peserta didik baik itu
menyerap dan memberikan informasi yang positif jika digunakan dengan benar
begitupun sebaliknya.
Namun dimasa pandemi seperti ini ada sedikit perubahan atau penambahan nilai
59
dilakukan secara online ini dengan menggunakan google meet ataupun zoom, kita
belum tau nih apakah peserta didik itu benar-benar mendengarkan apa yang guru
sampaikan ataupun sedang melakukan kegiatan lain di balik layar. Maka ada
sedikit tambahan penilaian, bila ada sesuatu yang dirasa urgen harus izin kepada
guru terlebih dahulu agar mengetahui bahwa pas peserta didik mendegarkan
monitoring, (3) pengolahan data dan analisis, (4) pelaporan dan hasil evaluasi, dan
(5) pemanfaatan hasil evaluasi. Di samping itu baik buruknya evaluasi ada di
tangan evaluator, yaitu guru yang melaksanakan proses pembelajaran dalam suatu
kualitas mengajar guru. Peserta didik yang kesulitan dalam menerima materi
belajar, guru perlu mengadakan pendekatan kepada mereka seperti les tambahan
72
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remajas Rosdakarya, 2016), h. 88.
60
agar mereka bisa mengejar pelajaran-pelajaran yang tertinggal dari teman-
1) Ujian tertulis ataupun lisan tanya jawab di setiap akhir bab, untuk mengetahui
3) Ujian tengah semester dan ujian akhir semester yang ditujukan secara
pada moral peserta didik untuk selalu menerapkan ajaran Rasulullah SAW,
dan tetap berpegang teguh pada Al-Our'an juga Sunnah, sehingga senantiasa
penerus yang patuh akan agama Allah, dan menjadi anak-anak yang shalih juga
shalihah. Memang tak mudah membentuk karakter anak, harus ada kontak saling
terhubung baik guru maupun orang tua dengan sang anak, sperti menggunakan
pendekatan yang responsif atau pendekatan lainnya agar peserta didik tidak
merasa terasingkan. Guru atau orang tua yang memiliki kepemimpinan, akhlak
yang baik dan menjadi panutan serta wawasan tentang agama yang dapat
meluruskan akan informasi yang meragukan. Maka, guru ataupun orang tua dapat
mengetahui kelebihan juga kekurangan sang anak, serta bakat atau kualitas diri di
61
BAB V
Penutup
A.Kesimpulan
kesulitan tersebut muncul karena siswa tidak leluasa untuk bertemu dan
bertanya secara langsung dengan guru dan guru juga tidak bisa membimbing
pihak sekolah dengan adanya pembekalan diawal sebelum berjalan nya proses
bukan hanya siswa yang tidak siap dalam pelaksanaan pembelajaran daring
ini, tetapi guru juga dapat dikatakan kurangnya persiapan dalam menghadapi
62
pengawasan yang intens harus dilakukan oleh sekolah baik mulai dari
dalam mengatasi kesulitan belajar mengajar daring pada masa pandemi covid-
19 guru diharuskan untuk memilih strategi yang tepat untuk mengatasi setiap
kesulitan belajar siswa secara daring dan luring, komunikasi antar guru
dengan siswa tidak terlepas dari aplikasi WhatsApp Strategi yang digunakan
memberikan catatan kecil didalam buku tugas siswa dan melakukan evaluasi
B. Saran
temuan yang dapat dijadikan bahan masukan. Guru harus sabar dalam
covid-19. Guru sangat perlu menjalin komunikasi dengan orang tua agar
63
evaluasi untuk siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
64
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2016),
Zakiyah Darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang Edisi VI, 2018),
65
Dr. Lidia susanti . S.P.,M.P. Strategi pembelajaran online yang inspiratif.
Dr. Seto Mulyadi, M.Psi., psikolog, prof.Dr. A. M. Heru Basuki, M.Si, Dr.
Hendro Prabowo, Psikolog, Metode Penelitian kualitatif dan mixed method,
Ibid,
Hasil wawancara dengan guru Al-qur’an Hadits Ali Syakroni, M.Ag, Senin, 22
November 2021di MA Al-Ijtihad Kota Tangerang.
66
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru Dalam Pembelajaran :
Aspek yang Mempengaruhi, ( Jakarta : Bumi Aksara ),
67