PROPOSAL SKRIPSI
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas agama Islam
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
2. Sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di fakultas di Fakultas agama Islam
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil dari karya saya,
maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas agama Islam
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.)
Oleh
Muhammad Noval Habibi
NIM: 1986208088
Disetujui Oleh:
Tanda Tangan Tanggal
1. Dr. H. Khoirul Anwar, M.Pd.
NBM.
(Pembimbing I) …………………….. ……………………..
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Al Irsyadiyah, M.A.
NBM. 1037256
LEMBAR PENGESAHAN
iii
Skripsi ini berjudul PENGARUH METODE TAHSIN TERHADAP
PENGUASAAN BACAAN AL-QUR’AN PADA MATA PELAJARAN AL-
QUR’AN HADIST SISWA KELAS VIII DI MTs MIFTAHUL KHAER telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas agama Islam Universitas
Muhammadiyah Tangerang, pada tanggal 20 Februari 2023. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat dalam menempuh gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.)
Sidang Munaqasyah
Tanda Tangan Tanggal
1. Al Irsyadiyah, M.A.
NBM. 1037256
(Ketua) …………………….. ……………………..
2. H. Achmad Fauzi,
S.S., S.Pd.I., M.Pd.
NBM. 1037252
(Sekretaris) …………………….. ……………………..
3.
NBM.
(Penguji 1) …………………….. ……………………..
4.
NBM.
(Penguji 2) …………………….. ……………………..
Mengetahui,
Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Tangerang
iv
Segala Puji bagi Allahl yang telah memberikan nikmat sehat sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Metode
Penulis sangat menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu kritik dan saran membangun akan penulis terima dengan senang hati.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materiil. Untuk
itu dengan hati yang tulus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada:
Tangerang.
Muhammadiyah Tangerang.
Muhammadiyah Tangerang.
penulis.
v
7. Agus Salim, M.Pd. Dosen Pembimbing II pun ikut serta dalam membimbing
penulis.
Muhammadiyah Tangerang.
11. Siswa kelas VII MTs Miftahul Khaer yang telah membantu penulis untuk
12. Bapak dan Ibu serta keluarga kami yang selalu mendoakan dan
Akhir kata penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna, penulis masih
melakukan kesalahan dalam penulisan skripsi. Oleh karna itu, penulis meminta
Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB I
PENDAHULUAN
yang tidak dapat diragukan lagi kebenarannya. Setiap umat Islam dituntut dan
diwajibkan agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai
ۡ ِۚا ِۡق َر ۡا ب
ۡ اس ِم َربِ َك َّالذ
َِى َخلَق
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,”(QS
Al-Alaq (96): 1)
ظةٌ ِمن َر ِب ُكم َو ِشفَا ٌء ِل َما فِيَ اس قَد َجا َءت ُكم َمو ِع ُ َّيَا أَيُّ َها الن
َُور َو ُهدًى َو َرح َمةٌ ِلل ُمؤ ِمنِين
ِ صد ُّ ال
1
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Alquran)
dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS Yunus [10]: 57).
itu yang dilakukan, maka tidak akan pernah terjadi kesesatan dan
berfirman:
ِ َو ِل َيتَذَ َّك َر أُولُوا األَل َٰ َب,َاب أَنزَ ل َٰنَهُ ِإلَي َك ُم َٰ َب َركٌ ِل َيدَّب َُّروآ َٰا َٰ َيتِ ِه
ب ٌ ِكت
“Kitab (Al-Qur’an) yang kami turunkan kepadamu yang diberkahi, agar
Qur’annya dapat menghayati Al-Qur’an dengan baik, begitu juga orang yang
sah dalam salat. Sebagai langkah awal untuk memahami pesan dan ajaran-
ajaran Allah l yang terdapat didalam Al-Qur’an dengan fasih (baik dan benar)
pembiasaan.
2
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
keterampilan proses, peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Guru
hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator dan di sini guru harus
berusaha agar anak didik tersebut lebih aktif, maka guru harus bisa
tempatnya dan apa yang diajarkan. Belajar tentunya menjadi hal yang wajib
bagi para pelajar. Tetapi faktanya, Memang semua orang melakukan aktifitas
belajar. Hanya saja yang menguasai cara belajar efektif dan efisien lah yang
mampu menyerap hasil belajar lebih baik. dalam hal ini lebih menekankan
pembelajaran.
pelajaran) pada siswa anak didik. Dalam konsep mengajar tampak bahwa titik
berat peranan guru ialah sebagai: pembimbing, pemimpin, belajar dan sebagai
sesuai dengan strategi serta bahan materi pelajaran yang telah ditentukan.
1
Kontributor Wikipedia, 'Belajar',Wikipedia, Ensiklopedia Bebas, 7 Januari 2023, 05.28,
https://id.wikipedia.org/wiki/Belajar
3
Adapun strategi pembelajaran merupakan cara yang dilakukan seorang
guru dalam pembelajaran dari awal sampai akhir pelajaran. Seorang guru
harus dapat memilih strategi yang efektif dan efisien dalam proses
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan dan yang dapat
Qur’an hendaklah secara baik dan benar sesuai dengan ketentuan tajwid.
agamanya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kewajiban shalat. Seseorang
yang melaksanakan shalat setidaknya harus fasih dalam membaca surat Al-
dari kesalahan dan perbuatan serta memelihara lisan dari kesalahan membaca.
2
KH. M Ulil Albab Arwani, Kitab Tajwid, (kudus : Mubarokatan Thoyyibah 2019) hal.
32.
4
dengan baik (sesuai dengan ilmu tajwid) hukumnya fardhu ‘ain. Mengajarkan
ilmu tajwid kepada siswa juga bukan hal yang mudah, strategi, pendekatan
dan metode yang tepat merupakan salah satu dari pada faktor pendukung yang
diperlukan oleh seorang guru untuk dapat mengajarkan ilmu tajwid agar dapat
bertumpu kepada strategi lama, mencatat, menjelaskan dan tugas, maka tidak
heranlah siswa sering merasa bosan dengan materi yang diajarkan, walaupun
materi tersebut masih baru bagi siswa, namun siswa merasa enggan untuk
mempelajarinya.
Guru yang baik berani mencoba metode-metode yang baru yang dapat
bacaan siswa. Agar siswa dapat belajar dengan baik dan dapat meningkatkan
penguasaan bacaan Al-Qur’an salah satu metode yang bisa diterapkan oleh
guru adalah metode tahsin, karena metode tahsin merupakan metode yang
5
Berdasarkan hasil pengamatan penulis di MTs Miftahul Khaer
Qur’an hadist masih belum maksimal. Hal ini terlihat dari siswa yang belum
paham tentang hukum bacaan dalam ilmu tajwid sehingga masih ada siswa
yang belum benar dalam menerapkan hukum bacaan ilmu tajwid ketika
membaca Al-Qur’an.3
Qur’an siswa adalah metode mengajar yang digunakan guru selama ini, masih
monoton dan tidak bervariasi. Guru biasa mengajar dengan metode ceramah
dan tanya jawab saja, akibatnya siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan
hanya mencatat.
3
Hasil Wawancara dengan Ustadz Suyanto Najib Selaku Guru Mata Pelajaran Al-Qur’an
Hadist, Minggu, 22 Januari 2023 Pukul 09:15.
6
B. Identifikasi Masalah
6. Pengaruh apa saja yang ada pada metode tahsin terhadap penguasaan
C. Batasan Masalah
Masalah yang teridentifikasi akan dibatasi pada penelitian ini agar tidak
7
D. Rumusan Masalah
Khaer).
Khaer.
E. Tujuan Penelitian
Miftahul Khaer.
8
F. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
c. Bagi Penulis
ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu tajwid dan juga sebagai syarat
9
BAB II
HIPOTESIS
A. DESKRIPSI TEORI
1. Metode Tahsin
Secara bahasa metode tahsin terdiri dari dua suku kata, metode dan
tahsin. Metode sendiri berasal dari bahasa Yunani “metodos” yang terdiri
dari “metha” berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan
atau cara. Metode diartikan sebagai suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan.1
Berbeda dengan makna metode, Tahsin berasal dari kata kerja َ( َحسَّن
berasal dari ) ( َج َّودَ ـ يُ َج ِود ُ ـ ت َج ِويدًاTajwid merupakan bentuk masdar, dari fi’il
ِ األَتِيَاyang berarti
memantapkan. Tajwid menurut bahasa adalah ت بِال َجيِد
1
Zulkifli, Ilmu Pendidikan Islam (Tangerang : Bias Cemerlang) Hal. 69
2
Annuri, Ahmad. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an dan Tajwid, (Jakarta : Pustaka Al-
Kautsar, 2016), hal. 3
3
Ibid hal. 17.
10
ُ طائِ ِه َّحقَّهُ َو ُمستَ َحقَّه
َ اج َم َع ِإع
ٍ اإلخ َرا ُج ُك َّل َحرفٍ ِمن َمخ َر
ِ
"Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberi hak
dan mustahaknya”.
Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu
bersama dengan huruf tersebut, seperti Al-Jahr, Isti’la, istifal dan lain
dari kata ت َََّّل ـ يَتلُوا ـ ت ََِّل َوتًاyang artinya bacaan, dan آن
ِ ت ََِّل َوة ُ القُرartinya bacaan
َّ تِ ََّل َوتُهُ تِ ََّل َوةً ت ُ َب ِي ُن ُح ُروفَ َها َو يُت: الت َََّل َوة ُ اِصتِ ََّل ًحا
َأن فِي
آدَائِ َها ِليَ ُكونَ اَدنَى اِلَى فَه ِم ال َم َعانِى
“Membaca Al-Qur’an dengan bacaan yang menjelaskan huruf-hurufnya
‘ain hukumnya:
4
Rauf, Abdur. Pedoman Dauroh Al-Qur’an, (Jakarta : Markas Al-Qur’an, 2014), hal. 17.
5
Nadhratun Nai’m fi Makarimi Akhlaki Ar-Rasulil Karim, 117 dan Fathul Bari jilid 8,
hal. 707.
6
Annuri, Ahmad. Loc. Cit, hal 3.
11
)4( َو َرتِ ِل القثرآنَ تَرتِي ًَّل
“…Dan bacalah Al-Qur‟an dengan "Tartil". (Q.S Al-muzammil:4).
Allah l berfirman:
Qiyaamah:18).
Muadz bin Jabal z, Ubay bin Ka’ab z, dan Salim Maula Abi Hudzaifah z.
teknis membacanya. 7
7
Rauf, Abdur. Op. Cit, hal. 8.
12
Untuk menjaga keaslian Al-Qur’an, ulama menjaga sanad Al-
setiap muslim untuk membaca dengan tajwid atau tahsin, karena hal ini
An-Naas.
Qur’an terutama dalam hal tilawah, maka ulama ahli qira’at meletakkan
kaidah-kaidah cara membaca yang baik dan benar yang disebut tajwid.8
sesuai dengan makharijul huruf dan hukum bacaan supaya baik dan benar
8
Ibid, hal. 9-11.
13
orang lain. Dan setiap muslim harus memiliki andil mengajarkan tilawah
Bila tidak kita akan rugi tidak mendapat kebaikan yang dijanjikan
apabila masih terbata-bata maka juga tetap diberikan 2 pahala selama dia
dan masyarakat.11
9
H.R. Al-Bukhari, dalam Bab Keutamaan Al-Qur’an jilid 9, hal. 66. Abu Dawud, dalam Bab
Membaca Al-Qur’an. No. 2909.
10
Sugiati. “Implementasi Metode Sorogan Pada Pembelajaran Tahsin dan Tahfidz
Pondok Pesantren”, JURNAL QATHRUNA, Vol.3 No.1(Januari-Juni 2016), 141.
11
Annuri, Ahmad. Loc. Cit, hal. 6.
14
Membaca Al-Qur’an mempunyai kaidah tertentu agar ketika
bagi para pembacanya, untuk itu para guru Al-Qur’an harus berhati-hati
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid seperti
mencapai sebuah tujuan pembelajaran, dan guru dituntut untuk kreatif dalam
1) Individual
Individual atau sorogan yaitu mengajar dengan cara satu persatu sesuai
yang lainnya.
12
Abdur, Loc. Cit. hal. 18.
13
Munir, Ahmad. Ilmu Tajwid Seni Baca Al-Qur’an, (Jakarta : Bineka Cipta,
2007), hal. 23.
15
Individual adalah mengajar dengan memberikan materi pelajaran
2) Klasikal Individual
guru.14
14
SM, Ismail. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, dan Menyenangkan), (Semarang: RASAIL Media Group, 2008), 76.
15
Munir, Ahmad. Op. Cit, hal. 22.
16
mengajar secara klasikal dan 45-50 menit untuk mengajar secara
individual. 16
Didasarkan dari strategi ini adalah firman Allah l dalam surat Al-A’raf :
204.
membaca dan mulai dari halaman yang paling rendah sampai yang
tertinggi. 18
dilakukan dengan cara anak didik membaca dengan cara anak didik
16
Ahmad, Ibid, hal 24.
17
SM, Ismail. Loc.Cit, hal. 76.
18
Saiful Bakhri, Abu Najibullah, Buku Panduan Pendidikan Guru Pengajar Al-Qur’an,
(PGPQ)”, (Blitar: PONPES Nurul Iman, 2009), hal. 16.
17
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik
tercapai. 19
َ َ اbaca A, BA (bukan
1) Praktis, artinya: langsung (tanpa dieja). Contoh ب
alif fathah A, ba fathah ba), dan dibaca pendek jangan sampai dibaca
ب
َ bunyinya Ba, begitupula dengan bacaan yang lain. Ketika bertemu
tidak perlu terburu-buru, ajarkan sedikit demi sedikit asal benar, jangan
bata.
19
Munir, Ahmad. Loc. Cit, hal. 25.
18
5) Waspada terhadap bacaan yang salah, anak lupa terhadap pelajaran
yang lalu itu sudah biasa dan wajar, anak lupa dan guru diam itulah
yang tidak wajar. Terlalu sering anak membaca salah itu akan dirasa
benar oleh murid, dan salah merasa benar itulah bibit dari kesalahan.
maka harus waspada setiap ada anak salah baca tegur langsung, jangan
klasikal kita tidak tahu bagaimana bacaan anak tetapi dengan individual
kita dapat memahami bacaan anak-anak satu per satu sehingga kita
20
Sarotun, Cara Mudah dan Praktis Tahsin Tilawah Al-Qur’an Program 30 Jam,
(Ungaran : Rumah Tahsin Tahfidz Al-Bayan, 2013), hal. 4.
21
Sarotun, Ibid, hal. 4-12.
19
Penguasaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata
“kuasa” yang mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti proses,
sesuatu, sanggup, dapat, berada, dan berkuasa. Dalam kamus besar Bahasa
22
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Ciputat Press, 2003),
hal. 604.
23
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 69.
24
Depdiknas, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hal. 604.
20
Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi terhadap sesamanya. Membaca
adalah pengucapan kata-kata dan perolehan arti dari barang cetakan. Kegiatan
ujaran yang berbeda dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan
sandi. 26
sesuatu yang dibaca. Sedangkan para ulama telah berbeda pendapat di dalam
25
Wiryodijoyo, Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya, (Jakarta: P2LPTK, 1989),
hal. 1-2.
26
Tarigan, Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
1985), cet ke-3, hal. 7.
27
Wiryodijoyo, Op.Cit, hal. 2.
21
1) Sebagian dari mereka, diantaranya adalah Al-Syafi’i mengatakan lafal
Al-Qur’an bukan mustaq (pecahan dari akar kata apapun) dan bukan
kata qara’a (membaca), sebab kalau akar katanya qara-a, tentu setiap
nama khusus bagi Al-Qur’an, sama dengan nama Taurat dan Injil.
musytaq dari kata qara’a, tetapi pecahan kata dari kata qara’in (
Karena itu, huruf nun ] [نpada akhir lafal Al-Qur’an adalah huruf asli
sesuatu). Kat qarn dalam hal ini bermakna gabungan atau kaitan, karena
28
Dr. H. Saiman Sholeh, M. Pd. & Abdul Basyit, M. A., “Ulum Al-Qur’an”, (Banten:
Pustaka Getok Tular, 2017), hal. 2.
22
Sedangkan secara terminologis Al-Qur’an adalah kalamullah yang
7) Macam-macam idghom
29
Toto Suryana dkk, Pendidikan Agama Islam, Bandung: Tiga Mutiara, 2006, hal. 5.
23
11) Qalqolah
(1) : 4).31
30
S. Saadah, “Ilmu Tajwid (Pedoman Membaca Al-Qur’an dengan Semestinya)”,
(Surabaya: Khazamah Media Ilmu, 2006), Hal. 5.
31
At-Tirmidzi menyebutkan hadits ini Gharib dalam al-qira‟at (2927). Dan diriwayatkan
oleh Abu Daud dengan bentuk yang sama dalam al-huruf wal qira‟at (4001), dan al-hakim (2/233),
dan ia menshahihkannya berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim dan itu disepakati oleh Adz-
Dzahabi.
32
Al-Qardawi, Yusuf. Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, (Jakarta : Gema Insani Press, cet
ke-3, 2001), hal. 232.
24
seperti memungut kurma satu-persatu. Dan jangan pula membacanya
Jadi bacaan tartil yang pelan adalah membaca dengan tenang dan
perlahan-lahan. 33
Sebagaimana Allah l berfirman yang artinya
2) Menerapkan Tajwid
sifat asalnya seperti huruf hams dihamskan dan sebagainya, dan sifat
33
Supandi, Irfan. Agar Bacaan Tidak Sia-sia, (Solo : Tinta Medina, cet-1, 2013, hal. 128.
34
Wahyudin, Moh. Ilmu Tajwid Plus, (Surabaya : Anggota IKAPI JATIM, cet-2, 2008),
hal. 1.
35
H.R. Al-Bukhari dalam Fadhail Al-Qur’an, bab Mad al-Qira-at (6/241).
25
Membaca dengan tajwid berarti membaca dengan memberikan
3) Kelancaran Membaca
36
Wahyudin, Moh. Op. Cit, hal. 1.
37
DEPDIKKEB, “Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, Edisi-3, cet-
2, 2002), hal. 633.
38
Hadits no. 789, yang disebutkan dalam kitab terjemahan, Kaefa Nata’ ‘Amalu Ma’al
Quranil Azhim, hal. 226.
26
Allah l. Betapa banyak orang muslim yang berat lidahnya dalam
diantaranya:
39
Al-Qardawi, Yusuf. Loc. Cit, hal. 226.
40
Rusydi Suwaid, Aiman. Panduan Ilmu Tajwid Bergambar, (Solo : Zamzam, Cet-1,
2015), hal. 19.
41
H.R Ahmad dan An-Nasa’i, Ibnu Majah no. 215, dan Al-Hakim I/556. Lihat Shahih al-
jami’ Ash-Shagir, no. 2165.
27
3) Membuat bacaan menjadi indah, terlebih lagi bagi suara pembaca bagus
terhambat.43
42
Lihat penjelasan lengkapnya mengenai batasan memperindah bacaan dalam Yusuf Al-
Qadawi, Berinteraksi dengan Al-Qur’an, hal. 233-235.
43
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidkan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2006), cet. ke12, hal. 133.
28
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
tertinggi dari jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia.
atau bertindak.45
hal, yaitu:
44
Syah, Muhibbin. Ibid, hal. 133.
45
Alisuf Sabri, M. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2007), hal. 15.
46
Darajat, Zakiyah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), hal. 119.
29
menerima pelajaran atau informasi yang disampaikan, termasuk
tertentu.47
perbedaan bakat ini ada kalanya seseorang dapat dengan cepat atau
faktor yang timbul dari luar diri siswa. Adapun faktor eksternal yang
47
Syah, Muhibbin. Op. Cit, hal. 18.
48
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001), hal. 93.
49
Darajat, Zakiyah. Loc. Cit, hal. 133.
30
mempengaruhi penguasaan bacaan Al-Qur’an secara umum terdiri dari
a) Lingkungan sosial
b) Lingkungan non-sosial
letak geografis rumah siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
50
Syah, Muhibbin. Op.Cit, hal. 138.
51
Basyiruddin Usman, M. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta:
Ciputat Press, 2002), cet. 1, 8.
52
Syah, Muhibbin. Op.Cit, hal. 138.
31
belajar, hal ini akan membuat siswa malas belajar dan akhirnya
Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
dengan kaidah-kaidah hukum tajwid yang berlaku dengan baik, benar dan
fasih.
sebagai berikut:
sangkut, cepat dan fasih). 54 Yang dimaksud penulis dengan lancar adalah
53
Syah, Muhibbin. Ibid, hal. 139.
54
Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2006), hal. 559.
32
Ilmu tajwid adalah mengucapkan setiap huruf (Al-Qur’an) sesuai
dijelaskan:
Qur’an) hukumnya fardlu 'ain bagi setiap muslim dan muslimah yang
55
AF, Hasanuddin. Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya terhadap Istimbath Hukum
dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 118.
56
Abdurrohim, Acep Iim. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, (Bandung: CV. Penerbit
Diponegoro, 2003), hal. 6.
33
Sebelum membaca Al-Qur’an, sebaiknya seseorang terlebih dahulu
didik telah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai
dengan aturan atau kaidah-kaidah yang berlaku dalam ilmu tajwid dan
ilmu qiro’at.
B. Kerangka Berpikir
tidak didominasi oleh satu komponen saja. Hubungan guru dengan siswa
57
Khon, Abdul Majid. Praktikum Qira’at: Keanehan Bacaan Al-Qur’an Qira’at Ashim
dari Hafash, (Jakarta: Amzah, 2008), Cet ke-1, hal. 44.
58
Rauf Al-Hafizh, Abdul Aziz Abdur. Panduan Ilmu Tajwid Aplikatif, (Jakarta: Markaz
Al-Qur’an, 2017), cet ke-23, hal. 23.
34
dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan.
Pada tatanan praktis, proses pembelajaran yang berlangsung dalam kelas pada
dasarnya merupakan interaksi yang berlangsung antara guru, siswa dan materi.
guru, murid, bahan ajar, metode belajar mengajar, dan hasil belajar siswa.
ilmiah. Proses pembelajaran adalah segala upaya bersama antara guru dan
yang diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar
lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai
Sebagai umat Islam yang taat, sudah seharusnya melakukan hal yang
Islam, selain itu banyak sekali ilmu yang terdapat pada Al-Qur’an.
35
Penguasaan bacaan adalah kebiasaan atau keprofesionalan seseorang
dalam melakukan salah satu kegiatan aktif mencari informasi yang kita dapat
dalam bacaan atau aktivitas membaca. Dengan adanya kegiatan tahsin ini
Al-Qur’an. Namun, kegiatan tahsin yang tidak dikelola dengan baik dapat
kegiatan tahsin.
siswa dalam membaca Al-Qur’an. Namun tidak akan membantu apabila tidak
Bagan 2.1
Qur’an
Pengaruh
36
Indikator Metode Tahsin Indikator Penguasaan
Bacaan Al-Qur’an
1. Membaguskan Bacaan
Al-Qur’an 1. Kelancaran Membaca.
2. Menyempurnakan 2. Ketepatan membaca
Bacaan Al-Qur’an Al-Qur’an sesuai
3. Memantapkan Bacaan dengan kaidah tajwid.
Al-Qur’an 3. Kesesuaian membaca
dengan Makhrajnya.
Siswa
C. Hipotesis Penelitian
menguji apakah ada pengaruh metode tahsin terhadap penguasaan bacaan Al-
37
Hipotesa alternatif (Ha) : Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
Quran hadits.
Hipotesa nol (H0) : Tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap Penguasaan
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu pada
a. Persiapan pada tahap ini dimulai pada bulan desember 2022 dengan
tempat atau sekolah yang akan menjadi lokasi penelitian dan membuat
c. Pelaporan pada tahap ini dilakukan dengan mengedit data dan memberikan
39
sehingga mengahasilkan output yang akurat dan diakhhiri dengan kegiatan
Kegiatan Bulan
Persiapan .......
Palaksanaan ........
Pelaporan .......
B. Metode Penelitian
penelitian.
1. Populasi
subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs kelas 8 (VII) Miftahul Khaer
1
Sugiyono, Metode peneltian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2008), hal. 2015
40
2. Data/Sampel
populasi yang telah diketetahui julahnya yaitu sebanyak 311 siswa. Untuk
tingkat presisi yang ditetapkan dalam penentuan sampel adalah 10%. Alasan
peneliti menggunakan tingkat presisi 10% karena jumlah populasi kurang dari
1000.
Rumus Slovin:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑒)2
Keterangan:
𝑛 = Ukuran sampel
𝑁 = Ukuran Populasi
penelitian adalah:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑒)2
311
𝑛=
1 + 311(0,1)2
2
Kriyanto, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta : Kencana Prenada media
group, 2008)
41
311
𝑛=
1 + 311(0,01)
311
𝑛=
1 + 3,11
311
𝑛=
4,11
𝑛 = 75,6
𝑛 = 76 Siswa
kemudian nomor tersebut dikocok dan diambil secara acak, dan nomor
yang terpilih adalah siswa yang menjadi sampel. Jumlah sampel dalam
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pemberian tes atau
angket.
42
No Indikator No Butir Jumlah
1. Membaca menggunakan 1, 2, 8, 3
metode tahsin
qur’an
lingkungan yang
mendukung
Jumlah 10 10
tulisan Al-Qur’an
Jumlah 10 10
43
E. Teknik Analisis Data
teknik tertentu sehingga data yag diharapkan dapat terkumpul dan benar-
hanya untuk satu variabel bebas (independent) dan variabel tak bebas
16). SPSS 16 yang merupakan salah satu teknik komputer yang digunakan
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
3
V. Wiratna sujatweni, Metodologi Penelitian (Yogyakarta : Pustaka Baru, 2014), hal. 103
4
Djarwanto, Uji Statistik dalam Penelitian (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 2007), hal.
169.
5
Sofian Siregar, Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif (Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2012), hal. 379
44
Keterangan:
𝑌 = Variabel terikat
variabel independen. Bila (+) arah garis naik, bila (-) maka arah garis turun.
𝑛 ∑(𝑥𝑦)−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑏= 𝑛(∑ 𝑥 2 )−(∑ 𝑥)2
∑ 𝑦−𝑏(∑ 𝑥)
𝑎= 𝑛
∑ 𝑦 2−𝑎 ∑ 𝑦−𝑏 ∑ 𝑥𝑦
𝑠𝑒 = √ 𝑛−2
𝑠𝑒
𝑠𝑏 = 2
√∑ 𝑥 2−(∑ 𝑥)
𝑛
𝑏
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑠𝑏
2. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (a valid measure
if it successfully measure the phenomenon ).7 Dalam hal ini uji validitas
6
Dr. H. Koirul Anwar, M.Pd. & Ismail Marzuki, M.Pd., Ststistik Terapan (Yogyakarta : CV.
Tangan Emas, 2021), hal. 82
7
Sofian Siregar, Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatifi (Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2012), hal. 379
45
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
b. Uji reliabilitas
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika
sehingga parameter yang diperoleh logis dan masuk akal. Dan juga dengan
terpenuhinya asumsi dasar tersebut maka hasilnya lebih akurat. Maka uji
d. Uji Normalitas
tidak.10
8
Danang Sunyoto, Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, (yogyakarta : CAPS, 2011), hal. 72
9
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, (Semarang :
Badan Penerbit UNDIP, 2013), cet-4, hal. 47
10
Sofian Siregar, Ibid, hal. 153
46
Uji normalitas dilakukan menggunakan uji kormogorov smirnov
dengan bantuan SPSS 16. Uji normalitas dapat juga menggunakan uji
normal probablity plot. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka
hasil grafik histogram, didapatkan garis kurva normal, berarti data yang
diagonal. 12
e. Uji Hipotesis
digambarkan pada tabel yang diperoleh dari hasil olahan data melalui
11
Singgih Santoso, Mengatasi berbagai Masalah dengan SPSS, (Jakarta : PT. Media
Elexkomputindo, 2003), hal. 347
12
Haryadi Sarjono & Winda Julianita, SPPS vs Lisrel Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk
Riset, (Jakarta : Salemba Empat, 2011), hal. 91
47
0,00 – 0,25 : Korelasi lemah
13
Jonathan Sarwono, Statistik itu Mudah Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi
Statistik Menggunakan SPSS 16, (Yogyakarta : Penerbit Univ. Fitma Jaya Yogyakarta, 2009).
48
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Abdur Rauf Al-Hafizh, Panduan Ilmu Tajwid Aplikatif, (Jakarta:
2014).
Ahmad Munir, Ilmu Tajwid Seni Baca Al-Qur’an, (Jakarta : Bineka Cipta,
2007).
Cet-1, 2015).
diriwayatkan oleh Abu Daud dengan bentuk yang sama dalam al-huruf wal qira’at
2011).
49
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
2007)
Dr. H. Koirul Anwar, M.Pd. & Ismail Marzuki, M.Pd., Ststistik Terapan
Dr. H. Saiman Sholeh, M. Pd. & Abdul Basyit, M. A., “Ulum Al-Qur’an”,
H.R Ahmad dan An-Nasa’i, Ibnu Majah no. 215, dan Al-Hakim I/556. Lihat
H.R. Al-Bukhari, dalam Bab Keutamaan Al-Qur’an jilid 9, hal. 66. Abu
Hadits no. 789, yang disebutkan dalam kitab terjemahan, Kaefa Nata’ ‘Amalu
50
Hasanuddin AF, Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya terhadap Istimbath
Hasil Wawancara dengan Ustadz Suyanto Najib Selaku Guru Mata Pelajaran
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21,
Irfan Supandi, Agar Bacaan Tidak Sia-sia, (Solo : Tinta Medina, cet-1, 2013.
Group, 2008).
2019).
51
Nadhratun Nai’m fi Makarimi Akhlaki Ar-Rasulil Karim, 117 dan Fathul Bari
jilid 8.
Pustaka, 2006).
Saiful Bakhri, Abu Najibullah, Buku Panduan Pendidikan Guru Pengajar Al-
2016).
Alfabeta, 2008).
52
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Ciputat
Press, 2003).
Toto Suryana dkk, Pendidikan Agama Islam, Bandung: Tiga Mutiara, 2006,
2014)
Wahyudin, Moh. Ilmu Tajwid Plus, (Surabaya : Anggota IKAPI JATIM, cet-
2, 2008).
P2LPTK, 1989).
Aksara, 1995).
53