SKRIPSI
AYU AMALIA
NIM. 180201021
Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Pada era modern ini banyak umat islam yang kemampuan membaca Al-Qurannya
sangat minim, untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah kabupaten
Pidie Jaya mengeluarkan satu program pembelajaran Al-Quran yang disebut
dengan Tahfidz, yang tertuang dalam Peraturan Bupati Pidie Jaya Nomor 6 Tahun
2018 tentang Pendidikan Berkarakter Islami (PBI) dengan target siswa mampu
menghafal 2 Juz Al-Quran untuk tingkat SMP dan 1 Juz Al-Quran untuk tingkat
SD. Salah satu sekolah yang melaksanakan program ini adalah SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya. Namun dalam pelaksanaan program tahfidz belum ada satupun
siswa SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya yang telah mampu menyelesaikan target
dari program ini. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1.
Bagaimana pelaksanaan program tahfidz di SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya? 2.
Bagaimana metode yang digunakan dalam pelaksanaan program tahfidz di SMPN
1 Meurah Dua Pidie Jaya? 3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan program tahfidz di SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya. Penelitian ini
menggunakan metode Kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah Pelaksanaan program
tahfidz di SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya dilaksanakan 2 jam pelajaran dalam
seminggu dan diwajibkan bagi seluruh siswa, pembelajaran tahfidz dibagi menjadi
3 kelompok yaitu kelas VII hanya mempelajari tentang dasar-dasar ilmu tajwid,
dan kelas VIII dan kelas IX sudah mulai menghafal dan masih tetap diajarkan
tentang ilmu tajwid, metode yang digunakan dalam pembelajaran tahfidz ini
metode wahdah dan metode khitabah, evaluasi dilaksanakan dengan ujian lisan
berupa hafalan dari segi kelengkapan, makharijul huruf, hukum bacaan dan mad
dan tulisan berupa tes pengetahuan tentag ilmu tajwid. Faktor pendukung berupa
penyediaan fasilitas yang memadai dalam pelaksanaan program tahfidz seperti
ruang kelas, musalla, perpustakaan dan Al-Quran sedangkan faktor
penghambatnya berupa kurangnya waktu pembelajaran, kurangnya kemampuan
dasar membaca Al-Quran siswa, rasa malas pada siswa, dan proses pembelajaran
yang membosankan.
v
KATA PENGANTAR
Puji syuku kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
Tahfidz dalam Pembelajaran Al-Quran pada Siswa SMPN 1 Meurah Dua Pidie
Jaya. Dan shalawat dan salam tidak lupa penulis kirimkan kepada baginda Nabi
hambatan, namun dengan berkat pertolongan dari Allah SWT. serta bantuan dari
berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu
terhormat:
bapak Safrul Muluk, MA, M.Ed, Ph.D baik secara langsung atau tidak
Marzuki, S.Pd.I, M.S.I baik secara langsung atau tidak langsung telah
vi
3. Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis berikan kepada bapak Dr.
membimbing penulis.
dan Istri, Abang Ali Akbar dan Istri, Abang Mawardi, Cek Ida, dan
ini.
vii
9. Terimakasih kepada seluruh kawan-kawan Prodi Pendidikan Agama
Islam terutama dari Unit 01 yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-
satu.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang
semua. Aamiin...
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
2. Dasar Hukum Pembelajaran Al-Quran .............................................. 40
3. Adab dan Metode Pembelajaran Al-Quran ........................................ 41
4. Evaluasi Pembelajaran Al-Quran ...................................................... 52
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 94
B. Saran .................................................................................................... 95
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Fasilitas sekolah SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya .............................. 66
Tabel 4.2 : Nama-nama guru di SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya ......................... 66
Tabel 4.3 : Jumlah siswa SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya ................................... 70
Tabel 4.4 :Praktik Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz .......................................... 72
Tabel 4.5 : Data guru PAI yang mengajar Tahfidz di SMPN 1 Meurah Dua Pidie
Jaya ...................................................................................................... 74
Tabel 4.6 : Jumlah siswa program Tahfidz di SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya. ... 75
Tabel 4.7 : Daftar nilai siswa program Tahfidz kelas VII ...................................... 76
Tabel 4.8 : Daftar nilai siswa program Tahfidz kelas VIII B ................................. 77
Tabel 4.9 : Daftar nilai siswa program Tahfidz kelas IX B ................................... 78
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 : Wawancara dengan Kepala Sekolah SMPN 1 Meurah Dua Pidie
Jaya ................................................................................................. 103
Gambar 5.2 : Wawancara dengan Guru Tahfidz Bapak Munawar ....................... 103
Gambar 5.3 : Wawancara dengan Guru Tahfidz Ibu Surhayati ........................... 104
Gambar 5.4 : Wawancara dengan Siswa Akbar .................................................. 104
Gambar 5.5 : Wawancara dengan Siswa Muhammad Lutfi ................................. 105
Gambar 5.6 : Wawancara dengan Siswa Muhammad Nadil ................................ 105
Gambar 5.7 : Wawancara dengan Siswa Khairul Hafiz Siregar ........................... 106
Gambar 5.8 : Proses Belajar Tahfidz .................................................................. 106
Gambar 5.9 : Proses Belajar Tahfidz .................................................................. 107
Gambar 5.10 : Proses Belajar Tahfidz .................................................................. 107
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
kepada Nabi Muhammad SAW diluar kepala agar tidak terjadi perubahan dan
pemalsuan serta untuk menjaga dari kelupaan baik secara keseluruhan maupun
Al-Quran dengan mutqin (hafalan yang kuat) terhadap lafadz-lafadz Al-Quran dan
Al-Quran senantiasa ada dan hidup di dalam hati sepanjang waktu sehingga
seluruh materi ayat (rincian bagian-bagiannya, seperti foneik, waqaf, dan lain-lain)
harus dihafal dan diingat secara sempurna. Sehingga seluruh proses pengingatan
terhadap ayat dan bagian-bagiannya dimulai dari proses awal, hingga pengingatan
kembali (recalling) harus tepat. Apabila salah dalam memasukkan suatu materi
atau menyimpan materi, maka akan salah pula dalam mengingat kembali materi
tersebut. Bahkan, materi tersebut sulit untuk ditemukan kembali dalam memori
1
Sucipto, Tahfidz Al-Quran Melejitkan Prestasi, (Sidoarjo: Guepedia, 2020), h. 14-15.
2
Wiwi Alawiyah, Panduan Menghafal Al-Quran Super Kilat, (Yogyakarta: Diva Press,
2015), h. 14-15.
1
2
ketika menghafal Al-Quran. Bisa jadi, dalam proses menghafal merasakan cepat
dalam menghafal ayat Al-Quran, namun juga cepat hilangnya. Hal demikian
sangat wajar dan pernah dirasakan oleh orang-orang yang menghafal Al-Quran.
Oleh karena itu, menjaga hafalan harus benar-benar dijaga agar tidak cepat
hilang.3
membacanya terlebih dahulu dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid.
Melihat realita saat ini masih banyak dijumpai muslimin yang belum mampu
dalam memba ayat-ayat Al-Quran dengan baik dan benar, bahkan banyak
dijumpai umat muslim yang tidak mampu membaca Al-Quran sama sekali. Oleh
kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang yang beragama Islam,
karena kunci utama dalam pelaksanaan ibadah dari setiap jiwa muslim adalah
mampu dalam membaca dan melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran, karena hal
tersebut maka seorang muslim dan muslimah haruslah mampu untuk membaca
dan menghafalkan kitab suci Al-Quran dengan baik dan benar sesuai dengan
kaidah-kaidah ilmu tajwid, dan ketika seorang muslim tidak mampu untuk
3
Wiwi Alawiyah, Panduan Menghafal..., h. 125-126.
3
paling mulia ibadahnya dan besar pahalanya ketika mendekatkan diri kepada
pahala. Inilah salah satu karakteristik sekaligus keistimewaan yang dimiliki oleh
yang membaca satu huruf dari ayat Al-Quran akan diberikan balasan oleh Allah
membacanya memakai ilmu tajwid secara baik dan benar merupakan fardhu ‘ain,
jika terjadi kesalahan dalam membaca Al-Quran maka termasuk dosa. Untuk
menghindari diri dari dosa tersebut, maka umat muslim dituntut untuk selalu
sesuai ilmu tajwid diharapkan tidak sekedar tau cara membaca Al-Quran namun
4
Rama Joni, Abdul Rahman dan Eka Yuniarti, Strategi Guru Agama Desa dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Warga Desa, Vol.3 No.1, Juni 2020, Diakses 21
Juni 2021.
5
Amirulloh Syarbini dan Sumantri Jamhari, Kedahsyatan Membaca…, h. 5.
6
Otong Surasman, Metode Insani: Kunci Praktis Membaca Al-Quran Baik dan Benar,
(Jakarta: Gema Insani, 2002), h. 19.
4
mampu memahami makna yang terkandung dalam Al-Quran dan akhirnya dapat
Pada era modern ini banyak umat Islam yang kemampuan membaca Al-
Qurannya sangat minim, keadaan ini tidak hanya berlaku bagi umat islam yang
awam namun berlaku juga bagi pelajar, intelektual bahkan tokoh agama
kitab suci umat islam dan mereka merupakan generasi penerus agama. Dengan
merupakan program pemerintah kabupaten Pidie Jaya yang tertuang dalam satu
peraturan berupa Peraturan Bupati Pidie Jaya Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Pendidikan Berkarakter Islami (PBI) pada seluruh satuan pendidikan formal dan
nonformal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Pidie Jaya dengan
target dari program ini adalah siswa mampu menghafal 2 Juz Al-Quran untuk
7
Otong Surasman, Metode Insani: Kunci Praktis…, h. 20.
5
tingkat SMP dan 1 Juz Al-Quran untuk tingkat SD. Salah satu sekolah yang
Jaya ternyata belum ada satupun siswa SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya yang
telah mampu menyelesaikan target dari program ini. Oleh karena itu penulis
tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang proses pelaksanaan program tahfidz di
SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya dan apa saja kendala-kendala yang dihadapi
B. Rumusan Masalah
Jaya ?
C. Tujuan Penelitian
Pidie Jaya.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi Pendidik
b. Bagi Siswa
Al-Quran.
7
c. Bagi Sekolah
E. Definisi Operasional
Adapun istilah-istilah dalam judul skripsi ini yang kiranya perlu untuk
didefinisikan yaitu:
1. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari suatu rencana yang
8
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008), h. 291.
9
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2012), h. 70.
8
dan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat
para bawahan sedemikian rupa pada mereka mau bekerja secara ikhlas agar
yang telah disusun secara matang dan terarah yang dilakukan oleh individu
Meurah Dua Pidie Jaya. Dimana program ini telah disusun secara sistematis
2. Program
unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan perwujudan atau penerapan dari
10
Siti Hertanti dkk., Pelaksanaan Program Karang Taruna dalam Upaya Meningkatkan
Pembangunan di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran, Vol. 5, No. 3,
Agustus 2019, Diakses pada tanggal 21 Juni 2022.
11
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008), h. 291.
9
adalah sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya
adalah kegiatan satu organisasi dalam jangka panjang dan taksiran jumlah
sumber yang akan dialokasikan untuk setiap program, yang umumnya disusun
suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh individu maupun kelompok untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Adapun program dalam
penelitian ini adalah rancangan pemerintah Pidie jaya berupa sebuah kegiatan
3. Al-Quran
dan kata-kata dalam suatu ucapan yang rapi.14 Pengertian Al-Quran menurut
istilah adalah kitab yang diturunkan kepada Rasulullah SAW yang ditulis
dalam mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir tanpa keraguan. Dan Al-
12
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 2-
3.
13
Siti Hertanti dkk., Pelaksanaan Program Karang Taruna dalam Upaya Meningkatkan
Pembangunan di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran, Vol. 5, No. 3,
Agustus 2019, Diakses pada tanggal 21 Juni 2022.
14
Zaki Zamani, Syukron Maksum, Metode Cepat Menghafal Al-Quran, (Yogyakarta: Al-
Barokah, 2014), h. 13.
10
dunia. 15
Malaikat Jibril, yang diawali dengan surah Al-Fatihah dan di akhiri surah An-
dalam sebuah mushaf, dan diriwayatkan secara mutawatir yaitu dari Allah
identitas diri. Sebutan Al-Quran tidak terbatas pada sebuah kitab dengan
membaca Al-Quran.18
Menurut penulis Al-Quran adalah kitab suci umat islam yang berasal
15
Sucipto, Tahfidz Al-Quran Melejitkan Prestasi, (Sidoarjo: Guepedia, 2020), h. 14.
16
Zaki Zamani, Syukron Maksum, Metode Cepat…, h. 20.
17
Abdul Chaer, Perkenalan Awal dengan Al-Quran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), h. 1.
18
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, (Jakarta Timur: Pustaka
al-Kautsar, 2015), h. 16-17.
11
4. Tahfidz Al-Quran
menghafal. 19 Kata tahfidz berasal dari bahasa Arab yang berarti memelihara,
kata lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa. Dalam Kamus Besar Bahasa
(tentang pelajaran). Dan dapat diucapkan kembali diluar kepala (tanpa melihat
ingat.21
memelihara Al-Quran diluar kepala (mengingat) dengan baik dan benar sesuai
syarat dan tata cara yang sudah ditentukan. Menghafal Al-Quran adalah
dilakukan setelah proses membaca dengan baik dan benar.22 Menurut Abdul
Aziz Abdul Rauf, menghafal Al-Quran adalah proses mengulang sesuatu baik
yang tujuannya agar selalu ingat.23 Menurut penulis tahfidz Al-Quran adalah
19
Eko Aristanto, Syarif Hidayatullah, Ike Kusdyah Rachmawati, Taud Tabungan Akhirat,
(Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), h. 10.
20
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 2005, h. 105.
21
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008), h. 291.
22
Tika Kartika, ”Manajemen Pembelajaran Tahfidz Al-Quran Berbasis Metode Talaqqi”.
Jurnal Islamic Education Manajemen, 2019, 245-256. DOI: 10.15575/isema. V4i2.5988.
23
Abu Maskur, “Pembelajaran Tahfidz Al-Quran pada Anak Usia Dini”. Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 02 2018, h. 189.
12
menjaga keasliannya dan mengindari kepalsuan agar tidak hilang dari ingatan
atau program dari Perbup Pidie Jaya nomor 6 tahun 2018 tentang Pendidikan
5. Pembelajaran
(bahasa Inggris) dan ta’alum (bahasa Arab), yang berarti sebagai upaya untuk
memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang di harapkan, atau upaya
24
Ahmad Zayadi dan Abdul Majid, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Berdasarkan Pendekatan Kontekstual (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 8.
25
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 4.
26
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 61.
13
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
dan pengarahan oleh guru untuk siswa agar mendapat ilmu dan pengetahuan
dan membantu siswa agar dapat belajar dengan baik dan maksimal. Adapun
F. Kajian Terdahulu
dijadikan tolak ukur dan perbandingan untuk membedakan dengan apa yang akan
ditulis oleh peneliti dengan penelitian terdahulu. Adapun kajian terdahulu yang
27
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), h. 29.
28
Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Pustaka Bani
Quraisy, 2014), h. 7.
14
adalah metode drill, metode ceramah dan metode klasikal baca simak.
kurangnya alat bantu peraga, ketika hari jumat kegiatan tidak kondusif,
yang akan peneliti lakukan yaitu sama-sama difokuskan pada kajian Al-Quran.
hanya saja yang membedakan disini adalah penelitian yang dilakukan oleh Dedi
Indra Setiawan pada tahun 2015 ini meneliti tentang kegiatan Tahsin Al-Quran di
Ma’had Sunan Ampel Al-Aly Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
SMAS Fajar Hidayah Aceh” pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini
15
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa program halaqah dibagi menjadi tiga
yang akan dilakukan oleh peneliti pada saat ini adalah sama-sama difokuskan
pada kajian Al-Quran. yang membedakan disini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Zainuddin meneliti tentang program Halaqah dan seberapa efektif program
SMAS Fajar Hidayah sedangkan penelitian yang akan dilakukan pada saat ini
namun pada proses muraja’ah perlu diwajibkan pada seluruh santri dan
berupa fisik dan psikis yang baik, dukungan penuh dari pesantren, reward
atau piagam, serta fasilitas seperti Al-Quran, kartu menghafal, dan ruangan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti pada saat ini adalah sama-sama
yang dilakukan oleh Muhammad Hafidz meneliti tentang program Tahfidz yang
dalam membaca Al-Quran sedangkan penelitian yang akan dilakukan pada saat ini
G. Sistematika Pembahasan
BAB 1 Pendahuluan, adapun dalam bab ini terdiri dari 7 sub bab yaitu:
pembahasan.
29
Ridwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 164.
17
penelitian dan hasil penelitian berupa pelaksanaan kegiatan tahfidz Al-Quran, dan
BAB V Penutup, adapun dalam bab ini terdiri dari dua bagian yaitu
A. Tahfidz Al-Quran
Secara bahasa, tahfidz Al-Quran terdiri dari dua kata yaitu tahfidz dan
Al-Quran yang keduanya memiliki arti yang berbeda. Kata tahfidz artinya
menghafal dan memiliki kata dasar hafal yang berasal dari bahasa Arab
menghafal berasal dari kata hafal yang memiliki dua makna yaitu telah masuk
Menurut bahasa, Al-Quran berasal dari bahasa Arab dari kata qara-a
Al-Quran. Menurut Imam Syafi’i, lafadz Al-Quran itu bukan musytaq yaitu
bukan pecahan dari akar kata manapun dan bukan pula berhamzah yaitu tanpa
Quran dengan tidak membunyikan kata “a”. Maka dari itu menurut Imam
akar kata qara-a yang artinya membaca. Karena jika akar katanya berasal dari
30
Sakinah Assegaf, Meraih Prestasi Belajar dengan Tahfidz Al-Quran, (Penerbit A-
Empat, 2020), h. 78.
18
19
kata qara-a yang artinya membaca maka setiap sesuatu yang dibaca dapat
Menurut Mana’ Kahlil al-Qattan, bahwa lafadz Al-Quran berasal dari kata
dalam suatu ucapan yang tersusun dengan rapi sehingga Al-Quran adalah
kepada Rasulullah SAW yang ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan secara
yang diturunkan kepada Rasulullah SAW diluar kepala agar tidak terjadi
perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik secara
31
Sucipto, Tahfidz Al-Quran Melejitkan Prestasi, (Sidoarjo: Guepedia, 2020), h. 13.
32
Sucipto, Tahfidz Al-Quran..., h. 14.
33
Sucipto, Tahfidz Al-Quran..., h. 13-14.
20
keutamaan yang diperoleh oleh para hafidz Quran, antara lain adalah sebagai
berikut:34
Para ahli Allah adalah golongan manusia yang paling dicintai oleh
Nya, senantiasa menyertai dan membacanya pada siang dan malam hari
34
Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi, Revolusi Menghafal Al-Quran, (Surakarta: Insan
Kamil, 2011), h. 31-39
21
Quran pada siang dan malam hari mereka, Allah SWT akan memberkahi
waktu demi waktu yang mereka lalui, meskipun mereka sibuk dengan
yang baik
diantaranya yaitu dicintai oleh Allah SWT, akan selalu diberi pertolongan
oleh Allah ketika berada dalam kesulitan, memacu semangat dan lebih aktif
pemahaman yang benar, doa penghafal Al-Quran akan di makbul oleh Allah
Quran tidak semudah membalikkan telapak tangan, oleh sebab itu ada
Al-Quran agar tidak terlalu berat. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi
menghafal
menhafal merupakan hal yang penting. Dengan kondisi seperti ini akan
35
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, Mencintai Al-Quran, (Jakarta:
Gema Insani, 2006), h. 41.
23
Niat adalah syarat yang paling penting dan paling utama dalam
sebaiknya terlebih dahulu meminta izin kepada kedua orang tua dan
kepada suami (bagi wanita yang sudah menikah). Karena, hal tersebut
d. Sabar
penting bagi orang yang sedang dalam proses menghafal Al-Quran. Hal
e. Istiqamah
dijauhi bukan saja oleh orang yang sedang menghafal Al-Quran namun
penghafal mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar, baik dalam
berasal daridua suku kata yaitu: metha yang bermakna melalui atau melewati
dan hodos yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan yang dilalui untuk
dilaksanakan yang tersusun secara sistematis dan logis. 37 Jadi metode adalah
cara atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
36
Abu Ahmad dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka
Setia, 2005), h. 23.
37
Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar
Siswa, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), h. 176.
25
d. Retensi, yaitu ingatan yang telah dimiliki mengenai apa yang telah
a. Metode Wahdah
akan dihafalkan untuk mencapai hafalan awal setiap ayat akan dibaca
sama.
b. Metode Khitabah
bacaannya, lalu dihafalkan. Metode ini cukup praktis dan baik, karena
38
Zuhairinidan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Malang: UM PRESS, 2004), h. 76
26
selain dibaca dengan lisan, aspek visual menulis juga akan membantu
c. Metode Sima’i
penghafal yang memiliki daya ingat ekstra, terutama bagi penghafal yang
anak-anak yang masih dibawah umur yang belum mengenal baca tulis Al-
sempurna.
berulang-ulang.
d. Metode Gabungan
Hanya saja metode khitabah lebih memiliki fungsional terhadap uji coba
terhadap ayat yang dihafalkan. Maka dalam hal ini, setelah penghafal
e. Metode Jama’
f. Metode Talaqqi
dalam membaca Al-Quran. Metode ini lebih sering dipakai orang untuk
murid. Metode talaqqi lebih bersifat privat atau dapat dilakukan tanpa
39
Eko Aristanto, Syarif Hidayatullah dan Ike Rusdyah Rachmawati, Tabungan Akhirat
Perspektif Kuttab Rumah Quran, (Surabaya: Uwais Inspirasi Indonesia, 2009), h. 11-14.
28
g. Metode Jibril
oleh Malaikat Jibril sebagai penyampai wahyu. Metode ini diambil dari
metode ini juga diikuti dengan pemahaman terhadap isi kandungan ayat
h. Metode Isyarat
anak dengan mudah memahami setiap ayat Al-Quran dan bahkan dengan
i. Metode Takrir
ulang. Prinsip dari memori ini adalah dengan bahwa dengan mengulang-
Pengulangan materi pada metode ini dapat dibimbing oleh guru secara
klasikal. 40
j. Metode Sorogan
adalah sebuah sistem belajar dimana santri maju satu persatu untuk
membaca dan menguraikan isi kitab atau al quran dihadapan seorang guru
maupun kyai. 42 Sebagai adalah cara mengajar satu per kepala, yaitu setiap
dari kyai. 43
40
Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal al quran, (Jakarta: Bumi Aksara,
2005), h. 20.
41
Abuddin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga
Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Grasindo, 2001), h. 108.
42
Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,
2002), h. 150.
43
Hasbulla, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Lintasan Sejarah Pertumbuhan
Perkembangannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h. 145.
30
Tahfidz.
Misalnya untuk materi harian sebelum siswa menyetorkan hafalan ayat yang
baru kepada guru secara face to face, terlebih dahulu harus mengulang (takrir)
yang disimak secara lansung oleh guru. Hal ini harus dilakukan secara
sebagai berikut:
ulangi hafalan yang pernah dihafalkan. Oleh karena itu setelah menghafal
maka yang perlu mendapat perhatian dari seorang penghafal Al-Quran adalah
orang yang hafal Al-Quran tidak boleh lupa dan melupakan hafalannya. Kalau
begitulah yang terjadi, ada orang yang dulunya hafal Al-Quran dengan lancar,
kini tidak lagi, atau banyak dari hafalannya yang hilang karena tidak rajin
melakukan muraja’ah.
3) Muraja’ah bersama
dalam kerinduan
44
Umar al-Faruq, 10 Jurus Dahsyat Hafal Al-Quran, (Surakarta: Ziyad Books, 2014), h. 129.
32
Dalam menghafal Al-Quran cara yang paling ampuh dalam menjaga hafalan
berikut:
ini disebut dalam Al-Quran sebagai golongan yang paling rugi. “dan kami
turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
45
Umar Al-Faruq, 10 Jurus Dahsyat Hafal Al-Quran, (Surakarta: Ziyad Books, 2014), h.
134-141.
33
b. Penghafal Muqtashid
hafal, golongan ini juga mampu berbagi dan mengamalkan ayat-ayat yang
suatu program, kegiatan, atau proyek. Informasi tersebut dapat berguna dalam
46
Adi Hidayat, Muslim Zaman Now 30 Hari Hafal Al-Quran Metode At-Taisir, (Bekasi
Selatan: Institut Quantum Akhyar, 2018), h. 32-33.
47
Sudjana, Djudju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Untuk Pendidikan
Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
h. 39.
48
Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman
Teoritis Praktis bagi Praktisi Pendidikan. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), h. 17.
34
Evaluasi program adalah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan secara
baik terhadap program yang sedang berjalan maupun program yang telah
berlalu.49
informasi dan membandingkan suatu kegiatan yang ada dengan suatu standar
tertentu akan tetapi juga memutuskan keberlanjutan dari suatu kegiatan untuk
selama ini dialami dan apa yang menjadi pendukung program tahfidz
49
Widokoyo, Eko Putro, Evaluasi Program Pembelajaran, Panduan Praktis bagi
Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), h. 9-10.
50
Sudjana, Djudju, Evaluasi Program..., h. 36-37.
35
tujuan evaluasi program menjadi dua komponen yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus.51 Tujuan umum dari evaluasi program diketahui dari seberapa
51
Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman
Teoritis Praktis bagi Praktisi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), h. 19.
36
B. Pembelajaran Al-Quran
pendidik atau guru untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan
dalamnya terjadi hubungan anrata stimulus dan respon. Hasil dari belajar
perubahan sikap.
ragam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan
tertentu. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid yang
52
Rusdiana dan Yeti Heryati, Pendidikan Profesi Keguruan (Menjadi Guru Inspiratif dan
Inovatif), (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), h. 259.
53
Halid Hanafi, La Adu dan Zainuddin, Ilmu Pendidikan Islam, (Deepublish: 2018), h.
469.
37
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
yang berbeda.
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang bersifat mukjizat
dengan sebuah surat dari padanya yang beribadat bagi yang membacanya. Al-
Quran adalah kitab suci yang terakhir diturunkan Allah SWT dengan
selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Al-Quran sebagai kunci dan kesimpulan
dari semua kitab suci yang pernah diturunkan Allah SWT kepada nabi-nabi
suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tidak ada satu bacaan
pun sejak manusia mengenal tulisan dan bacaan sekitar lima ribu tahun yang
diperuntukkan bagi umat islam yang telah dipilih oleh Allah sebagai umat
38
perkara dunia dan agama serta berisi tentang peraturan-peraturan umat dan
sebagai penutup para nabi dan rasul, dengan perantara Malaikat Jibril, ditulis
peserta didik melalui kegiatan belajar Al-Quran yaitu berupa membaca dan
menghafal ayat Al-Quran dengan tartil, baik dan benar sesuai dengan kaidah
dilalui peserta didik dalam mempelajari Al-Quran agar tidak terjadi kesalahan
membaca dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid,
54
Sri Belia Harahap,Strategi Penerapan Metode Ummi dalam Pembelajaran Al Quran,
(Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2020), h. 8-10.
39
c. Siswa bisa menghadirkan rasa khusyu dan tenang jiwanya serta takut
kepada Allah
mengarahkan peserta didik kepada hal yang akan dicapai. Dimana dalam
materi dan di akhir proses tersebut seorang guru berusaha untuk mengarahkan
siswa agar dapat menguasai materi sehingga tercapai tujuan yang diharapkan,
mereka
Sebagai berikut:
menjauhi kemungkaran
membacanya memakai ilmu tajwid secara baik dan benar merupakan fardhu
‘ain, jika terjadi kesalahan dalam membaca Al-Quran maka termasuk dosa.
Untuk menghindari dari dosa tersebut, maka umat muslim dituntut untuk
ibadah-ibadah yang ada. Setiap huruf yang dibaca maka dinilai 10 kebaikan
oleh Allah. Sebagai seorang muslim tidak hanya dituntuk untuk membacanya
saja. Akan tetapi hendaknya juga harus bisa membacanya dengan baik dan
mempelajari ilmu tajwid. Dengan ilmu inilah kita dapat memperbaiki bacaan
oleh setiap orang yang hendak membaca Al-Quran. Di antara sopan santun
56
Otong Surasman, Metode Insani : Kunci Praktis Membaca Al-Quran Baik dan Benar,
(Jakarta: Gema Insani, 2002), h. 19-20.
57
Siti Nur Aidah, Panduan Lengkap Belajar Ilmu Tajwid, (Jogjakarta: Penerbit KBM
Indonesia, 2020), h.1-2.
42
ilmu tajwid
masam, dan tidak melihat atau memperhatikan kepada hal lain selain
dilalui dalam proses belajar mengajar Al-Quran dengan tujuan agar dapat
membaca dan mempelajari Al-Quran dengan baik dan benar sesuai dengan
untuk belajar membaca Al-Quran bagi pemula, ada lima metode yang cukup
a. Metode Qiraati
Arab dan merupakan kata dasar atau masdar. Masdar yang di sandarkan
58
Otong Surasman, Metode..., h.20-21.
59
Ahmad Syaifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Quran,
(Depok: Gema Insani, 2008), h. 81
43
ini bukunya).
yang tujuan utamanya sama dengan metode-metode yang lain, namun ciri
khas metode ini adalah lebih menekankan pada bacaan. 60 Secara istilah
metode qiraati adalah suatu model dalam belajar membaca Al-Quran yang
pembiasaan membaca tartil sesuai dengan kaidah tajwid. Ada dua hal
secara langsung dan pembiasaan dalam membaca tartil sesuai kaidah ilmu
tajwid.
adalah huruf yang ditulis dalam bahasa Arab dibaca secara lansung tanpa
Target utama dari metode qiraati adalah pelajar dapat secara lansung
60
Abu Bakar Dachlan, Pak Dachlan Pembaharu dan Bapak Al-Quran, (Semarang:
Yayasan Pendidikan Al-Quran Raudhatul Mujawwidin ), cet.1, h. 62.
44
Al-Quran karena di anggap sebagai salah satu metode baca tulis Al-Quran
61
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Quran Qiraati,
(Semarang: Koordinator Pendidikan Al-Quran, 2000), h. 8.
62
Akhmad Buhaiti, Cutra Sari, Modul Pembelajaan Al-Quran, (Serang: A-Empat, 2021),
h. 15.
63
Shabri Shaleh Anwar, Quality Student Of Muslim Achievement:Kualitas Anak Didik
dalam Islam, (Yayasan Doa Para Wali, 2016), h. 126.
45
b. Metode Iqra’
Kata iqra’ berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti bacalah.
membaca Al-Quran. Kata iqra’ merupakan ayat pertama dalam surat Al-
Alaq, pada ayat tersebut jelas sudah pengertian kata iqra’ sendiri yang
membaca, jelas dalam surat Al-Alaq ini Allah menyuruh umatnya untuk
juga merupakan suatu nilai ibadah bagi umat muslim karena dalam setiap
tingkat yang paling sederhana, tahap demi tahap sehingga sampai pada
As’ad Humam, Buku Iqra, Cara Cepat Belajar Al-Quran, ( Yogyakarta: Balai Litbang
64
Quran.65
dari permulaan dengan disertai aturan bacaan, tanpa makna dan tanpa
Quran.66
sempurna, metode ini lebih menekankan pada ingatan huruf tanpa perlu
menghafal.
c. Metode Tilawati
65
Nur’aini, Metode Pengajaran Al Quran dan Seni Baca Al Quran dengan Ilmu Tajwid,
(Jawa Tengah: CV. Pilar Nusantara, 2020), h. 26.
66
Akhmad Buhaiti, Cutra Sari, Modul Pembelajaran Al-Quran, (Serang: A-Empat, 2021),
h. 13.
47
dengan baca simak. Metode tilawati dapat diartikan sebagai cara yang
membaca Al-Quran yang disusun pada tahun 2002 oleh tim terdiri dari
Quran kepada murid dengan pendekatan seni agar dalam belajar Al-Quran
belajar.69
santri melalui munaqasah tapi juga pada guru/ ustadz dan ustadzah dibina.
67
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKIS, 2009), h. 91.
68
Abdurrahim Hasan, dkk, Strategi Pembelajaran Al-Quran Metode Tilawati, (Surabaya:
Pesantren Al-Quran Nurul Falah, 2010), h. 4.
69
Nur’aini, Metode Pengajaran..., h. 28.
48
d. Metode Ummi
Ummi berarti “ibuku” berasal dari bahasa Arab dari kata Ummun
menghormati dan mengingat jasa Ibu. Tiada orang yang paling berjasa
pada kita semua kecuali orang tua kita terutama ibu. Ibulah yang telah
seorang ibu yang pada hakikatnya pendekatan seorang ibu ada 3 unsur
yaitu:
70
Akhmad Buhaiti, Cutra Sari, Modul Pembelajaran Al-Quran, (Serang: A-Empat, 2021),
h. 14.
49
ulang kata atau kalimat dalam situasi dan kondisi yang berbeda-
beda.
3) Kasih sayang tulus: kekuatan cinta, kasih sayang yang tulus, dan
71
Modul Sertifikasi Guru Al-Quran Metode Ummi, (2015), h. 6.
72
Akhmad Buhaiti, Cutra Sari, Modul Pembelajaran Al-Quran dengan Metode Bismillah,
(Penerbit A-Empat, 2021), h. 14.
50
Ummi Faoundation ada dari 3 hal yaitu: Metode yang bermutu, guru yang
menurut Tim Ummi Foundation metode ummi adalah metode yang paling
metode qiraati dan lain sebagainya. Dari beberapa metode yang mereka
geluti, akhirnya tercetus sebuah metode yang labih praktis, mudah dan
e. Metode An-Nahdliyah
73
Afdal, “Implementasi Metode Ummi dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-
Quran Siswa Kelas III B Ibnu Khaldun SD Al-Firdaus Islamic School Samarinda Tahun
Pembelajaran 2015/2016”, Jurnal Pendas Mahakam, Vol 1 (2016), h. 77.
74
Rokim, Wahyuni Ahadiyah, Lindah Zahrotul Muafah, Solusi Mudah dan Menyenagkan
Belajar Al-Quran, (Nawa Litera Publishing, 2021), h. 15-16.
51
lainnya, sehingga dengan ketukan bacaan siswa sesuai baik panjang dan
yang dapat membedakan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain, apalagi
6 jilid.
75
Idha Vera Sophya dan Saiful Mujab, Metode Baca Al-Quran, (Kudus: Elementary),
Vol.2/Juli-Desember 2014, h. 339.
76
Maksum Farid, dkk, Cepat Tanggap Belajar Al-Quran An-Nahdliyah, (Tulungagung:
LP. Ma’arif, 1992), h. 9.
52
Quran yang menggunakan ketukan atau jarak pelafalan antara satu huruf
Quran.
besar keberhasilan dan kemampuan membaca apa yang tertulis dalam Al-
Quran sesuai dengan kriteria yang ada dalam ilmu tajwid. Ilmu tajwid
tajwid adalah kaidah (makhraj dan sifatnya) serta tatacara membaca Al-Quran
77
Moh. Mungin Arief dan Khanan Muhtar, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-
Quran Metode An-Nahdliyah, (Tulungagung: LP. Ma’arif NU, 1993), h. 10.
53
pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui
langkah-langkah selanjutnya.
diantaranya adalah:
Quran
78
Abu Zaki, Tuntunan Tahsin dan Kaidah Tajwid, (Pustaka Zaki), h. 4.
54
d. Aspek sikap meliputi sikap cinta Al-Quran, rajin shalat, suka belajar
(psikomotor).
a. Evaluasi Penempatan
b. Evaluasi Formatif
79
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 245.
55
c. Evaluasi Sumatif
d. Evaluasi Diagnostik
perbaikannya. 80
80
Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: 1991), h. 9.
BAB III
METODE PENELITIAN
diperoleh melalui prosedur kuantifikasi, perhitungan statistik, atau cara lain yang
yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan pelaku yang dapat diamati. Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan
dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai
atau makna hanya dapat diungkapkan atau dijelaskan melalui linguistik, bahasa
atau kata-kata.81
Jaya. Oleh karena itu untuk memperoleh data dalam penelitian ini, yaitu gambaran
tentang pelaksanaan program tahfidz melalui penelitian kualitatif, maka dalam hal
Kehadiran peneliti dalam obyek penelitian sangat perlu dilakukan, karena dengan
kehadiran peneliti inilah akan diperoleh data yang sebenarnya tentang obyek
81
Muh Fitrah, Luthfiyah, Metode Penelitian..., h. 44.
56
57
dengan kehadiran peneliti akan terjalin interaksi yang erat antara peneliti dan
obyek yang diteliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar valid. Dalam
penelitian ini, kehadiran peneliti di latar penelitian adalah untuk menemukan dan
mengeksploitasi segala sesuatu yang terkait dengan fokus penelitian. Dalam hal
ini peneliti adalah sebagai pengamat penuh serta diketahui oleh subyek atau
informan.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih pada penelitian ini bertempat di SMPN 1 Meurah Dua
Pidie Jaya yang beralamat di Jalan Seunong, Km 0,5, Gampong Meunasah Bie,
Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh. Dalam penelitian
ini, peneliti akan mendapatkan sumber informan dari siswa maupun guru dari
SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya. Setelah peneliti mendapatkan informan, peneliti
mengadakan wawancara dengan guru dan siswa untuk menggali data dari
informan.
D. Subyek Penelitian
peneliti. Jika berbicara tentang subyek penelitian, sebanarnya kita bicara tentang
unit analisis, yaitu subyek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti. 82
narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel
82
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 145.
58
dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel
orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau
dihayati.
sendiri
narasumber. 85
83
Sugiyono, Metode Penelitian..., h. 298.
84
Sugiyono, Metode Penelitian..., h. 301.
85
Sugiyono, Metode Penelitian..., h. 304.
59
E. Instrumen Penelitian
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Menurut purwanto
tujuan pengukuran dan teori yang digunakan sebagai dasar. Instrumen penelitian
dibuat untuk satu tujuan penelitian tertentu yang tidak bisa digunakan pada
penelitian yang lain, sehingga peneliti harus merancang sendiri instrumen yang
karena tujuan dari suatu penelitian adalah untuk mendapatkan data. Untuk
mendapatkan data yang relevan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan
1. Observasi
kegiatan yang sedang diamati. Pada penelitian ini yang akan diobservasi
2. Wawancara/Interview
narasumber. 87
guru yang mengajar program tahfidz dan siswa yang mengikuti program
86
Basrowi, Suwandi, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 94.
87
Sugiyono, Metode Penelitian..., h. 188.
61
3. Dokumentasi
didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. 88
yang berasal dari suatu catatan yang berbentuk tulisan, gambar, atau
88
Sugiyono, Metode Penelitian..., h. 326-327.
89
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 246.
62
Fokus penelitian ini masih sementara, dan akan berkembang setelah peneliti
masuk kelapangan.90
2. Analisi di lapangan
terhadap apa yang ditemukan dari hasil wawancara. Miles dan Huberman
datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data meliputi data reduction,
90
Sugiyono, Metode Penelitian..., h. 247.
63
lapangan.
91
Sugiyono, Metode Penelitian..., h. 249.
92
Sugiyono, Metode Penelitian..., h. 252.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Profil Sekolah
SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya merupakan sekolah yang menjadi tempat
Meunasah Bie Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.
Adapun sekolah ini didirikan pada tahun 1993 oleh bapak M. Rasyid Alamsyah,
S.Pd. selaku kepala sekolah pertama dengan masa jabatan sampai tahun 1996,
kemudian dilanjutkan oleh bapak Ilyas Ansari, S.Pd. sampai tahun 2000,
kemudian dilanjutkan oleh bapak Hasbi Afan, S.Pd. sampai tahun 2003, kemudian
dilanjutkan oleh bapak Drs. Anwar A. Gani sampai tahun 2010. Kemudian
dilanjutkan oleh ibu Ratnawati, S.Pd. sampai tahun 2014, kemudian dilanjutkan
oleh ibu Jamilah, S.Pd. sampai tahun 2019, kemudian dilanjutkan oleh bapak
S.Pd. sampai tahun 2021, dan terakhir dilanjutkan oleh ibu Ainol Mardhiah, S.Pd.
sampai sekarang.93
Adapun letak geografis sekolah SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya yaitu
sebagai berikut:
64
65
Adapun SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya memiliki visi dan misi sebagai
berikut:
a. Visi
Religius.
b. Misi
dan teknologi.
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMPN 1 Meurah Dua
Pidie Jaya yaitu ruang belajar, ruang kepala sekolah, ruang guru, pepustakaan,
laboratorium, musalla, toilet dan tempat bermain. Untuk lebih jelasnya dapat
94
Dokumentasi SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya tahun 2022
66
oleh SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya belum lengkap, karena masih ada beberapa
fasilitas yang tidak dimiliki oleh SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya antara lain
Lklklk
seperti ruang UKS, Gudang, kantin, Lab Agama, Lab IPS, dan ruang
keterampilan.
Adapun keadaan guru dan karyawan yang ada di SMPN 1 Meurah Dua
Pidie jaya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Pengelola Lab.
P Guru Tetap
8 Yuslaili,S.Pd IPA IPA
197908172008012001 wali kelas
Fitriani,S.Pd.I P Guru Tetap
9 Prakarya wali kelas
197904012008012001
Mulidawati,S.Pd P
11 Guru Tetap Penjaskes
198011261999052001
Wardiah,S.Pd.I
12 P Guru Tetap
197501152009042002
Liza Rahma,S.Pd
13 199107032019032001 P Guru Tetap .Matematika Bendahara
Nurul Wahyuni,S.Pd
14 198707272019032003 P Guru Tetap Matematika WALI KELAS
68
Afnizar,S.Pd
Mns.Balek,10-10-1985
16 P Guru Bakti Ppkn
Fauziah,S.Pd.I
17 Mns.Kulam, 28 Juni P Guru Bakti Agama
1985
Munawir,S.Pd L Guru
Pt.Beureune,18 Oktober
18 1985 Penjaskes WALI KELAS
Honor
Daerah
Husnawati, S. Pd.I P
19 Manyang Lancok, 12 Guru Bakti Agama
Sept 1987
P
Kasmawati,S.Pd.I
20 Manyang Cut,29 Guru Bakti Agama
Desember 1988
Marzuki,S.Pd L
21 Dayah Pangwa, 24 Mei Guru Bakti Penjaskes
1974
Ismawati,S.Pd.I P
22 Beuracan,05 Guru Bakti B. Daerah
Januari1988
Nilawati,S.Pd
24 Manyang Cut,28 - 10 - P Guru Bakti Ppkn
1979
Idawati,S.Pd
25 P Guru Bakti PPKN
Beunot,12 Mei 1986
Muliana,S.Pd
26 Mns.Balek,14 April P Guru Bakti Ppkn
1987
Aminah S.Pd.I
Reuleuet, 31 Oktober
27 1984 P Guru Bakti B.Daerah
Anisah,S.Pd P
29 Mamplam, 13 April Guru Bakti B.Daerah
1985
Rohaya, S.Pd P
30 Dayah Husen, 28 April Guru Bakti Agama
1990
Rahmayanti, S.Pd P
31 Gampong Blang, 12 Juli Guru Bakti seni budaya
1992
Sri Agustina,S.Pd.I
32 Glp. Tutong, 8 Agustus P Guru Bakti b. daerah
1985
Suwaibah,S.Pd
Rhieng Krueng, 18
33 P Guru Bakti Ppkn
Maret 1993
Risnawati,S.Pd
34 Langsa, 24 Desember P Guru Bakti b.indonesia
1993
70
Ulfah Fitriani,S.Pd
35 Guru Bakti Agama
Geunteng, 15 02 - 1996 P
Sri Wahyuni,S.Pd
36 P Guru Bakti IPS
Pidie,29 April 1994
Sulaiman, S.Pd
37 Lueng Bimba, 10-12- L Guru Bakti PPKN
1989
Keadaan siswa pada tahun ajaran 2022/2023 di SMPN 1 Meurah Dua Pidie
Jaya berjumlah 88 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:95
Kelas VIII 16 10 2 26
Kelas IX 17 16 2 33
Jumlah
44 6 88
44
Sumber Data: Dokumentasi SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya
95
Dokumentasi SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya tahun 2022
71
Jaya nomor 6 Tahun 2018 tentang pendidikan berkarakter islami dan surat
keputusan BupatiPidie Jaya nomor 430 tahun 2019 tentang penetapan mata
pelajaran muatan lokal dan penumbuhan karakter islami pada satuan pendidikan
sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di kabupaten Pidie Jaya yaitu mata
pelajaran bahasa Aceh dan mata pelajaran karakter islami yaitu baca Al-Quran
dan tahfidz. Adapun tujuan dan target pencapaian program tahfidz adalah dalam 3
tahun siswa hafidz 2 juz Al-Quran (Juz 29 dan Juz 30) dengan rincian sebagai
berikut:
b. Tahun kedua (kelas VIII): Hafidz Q.S. Al-Jinn sampai dengan Q.S.
Al-Mursalat.
c. Tahun ketiga (kelas IX): Hafidz Q.S. Al-Mulk sampai dengan Q.S.
Nuh. 96
berikut:
perminggu
96
Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie Jaya, Kurikulum Tahfidz.
72
murajaah(mengulang hafalan).
c. Murajaah dipimpin oleh siswa yang ditunjuk dan diawasi oleh guru
hafalannya.
5 Motivasi
97
Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie Jaya, Kurikulum Tahfidz.
73
8 Memberikan penilaian
Islam. Adapun data guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Meurah Dua Pidie
Tabel 4.5 Data guru PAI di SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya
Agama Islam di SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya berjumlah 5 orang yang terdiri
dari 2 orang guru PNS dan 3 orang guru bakti. Adapun guru yang menjadi
pengajar Tahfidz berjumlah 2 orang guru PAI yang bernama Munawar, S.Pd.I.
Meurah Dua Pidie Jaya dengan rincian jumlah siswa sebagai berikut:
Tabel 4.6 Jumlah Siswa program Tahfidz di SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mengikuti
siswa perempuan.
lancar.
Meurah Dua Pidie Jaya pada kelas VII, VIIIB dan IXB:
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 v vv v 50
Fathia Andriani
2 v v v 58
Saskia Najwa
3 v v v 33
Muhammad Lutfi
4 v v v 58
Rosita
5 v v v 33
Merina
6 v v v 33
Zilla Mahira
7 v v v 58
Rini Indzira
8 v v v 58
Asy Syifa
9 v v v 58
Ulfia
10 v v v 58
Syifa Nadila
11 Muhammad v v v 33
Nadil
12 V v v 25
Firdausi Nuzula
13 Muhammad v v v 41
Azizi
14 v v v 41
Syifaul Afifah
15 Nurhaliza v v v 58
Sumber data: Hasil Observasi Peneliti
77
Dari tabel di atas dapat penulis simpulkan bahwa di kelas VII siswa
membaca Al-Quran baik makharijul huruf, hukum bacaan dan mad pada siswa
kelas VII masih sangat kurang, hal ini terbukti dari nilai keterampilan membaca
Al-Quran yang diperoleh oleh siswa kelas VII yang masih sangat rendah yaitu
Dari tabel di atas dapat penulis simpulkan bahwa di kelas VIII siswa yang
sudah bisa menghafal diperbolehkan untuk menyetor hafalannya, dan siswa sudah
baik makharijul huruf, hukum bacaan dan mad pada siswa kelas VIII juga masih
kurang, terbukti dari nilai keterampilan membaca Al-Quran yang diperoleh oleh
siswa kelas VIII yang masih rendah yaitu hanya pada rentang nilai 25 sampai
dengan 62.
Dari tabel di atas dapat penulis simpulkan bahwa di kelas IX siswa sudah
kemampuan dasar membaca Al-Quran baik makharijul huruf, hukum bacaan dan
mad pada siswa kelas IX juga masih kurang, terbukti dari nilai keterampilan
membaca Al-Quran yang diperoleh oleh siswa kelas VIII yang masih rendah
pemerintah kabupaten Pidie Jaya memberikan intensif kepada guru yang mengajar
disusun dalam sebuah kurikulum tahfidz yaitu kurikulum yang disusun untuk
hafalan.
80
Program tahfidz ini mulai dilaksanakan pada tahun 2018 dan masih aktif
hingga saat ini. Sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Ainol Mardhiah selaku
kepala SMPN 1 Meurah Dua “Program tahfidz ini sudah dilaksanakan sekitar
kurang lebih empat tahun yaitu sejak tahun 2018, dimana program ini mulai
di luar kelas ketika jam istirahat kepada guru yang mengajar di kelas masing-
masing. Seperti yang dijelaskan oleh bapak Munawar, Selaku Guru Tahfiz:
tujuan utamanya di SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya ini adalah mengajarkan siswa
cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid,
membantu para siswa untuk mempelajari cara membaca Al-Quran. Ibu Ainol
Jika melihat kurikulum tahfidz, tujuan dari program ini untuk tingkat SMP
adalah siswa bisa menghafal 2 juz Al-Quran yaitu juz 29 dan juz 30.
Namun di SMP kita dikarenakan siswanya kurang kemampuannya dalam
membaca Al-Quran, jadi tujuan dari program ini belum tercapai dengan
98
Wawancara dengan ibu Ainol Mardhiah, Kepala sekolah SMPN 1 Meurah Dua Pidie
Jaya pada 28 September 2022
99
Wawancara dengan bapak Munawar, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya pada 29 September 2022
81
maksimal. Karena disini kita lebih fokus untuk mengajari siswa cara
membaca Al-Quran.100
Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Munawar selaku guru tahfiz
“Banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari program tahfidz salah satunya bisa
pembelajaran tahsin, pada awal pembelajaran siswa diajarkan tentang tahsin atau
ilmu tajwid karena kebanyakan dari siswa masih belum lancar dalam membaca
dihafal oleh siswa kepada guru. Seperti yang dijelaskan oleh bapak Munawar:
Hal serupa juga disampaikan oleh ibu Surhayati Pembelajaran tahfidz itu
dilakukan dua jam pelajaran, satu jam pertama belajar tajwid, baik hukum
bacaan maupun tentang mad selanjutnya baru murajaah hafalan, maupun
menambah hafalan, kemudian disetor ke guru, itu di kelas VIII dan kelas
IX, tapi di kelas VII mereka cuman belajar tajwid, belum di wajibkan
100
Wawancara dengan ibu Ainol Mardhiah, Kepala sekolah SMPN 1 Meurah Dua Pidie
Jaya pada 28 September 2022
101
Wawancara dengan bapak Munawar, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya pada 29 September 2022
102
Wawancara dengan bapak Munawar, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya pada 29 September 2022
82
c. Evaluasi
kepada guru yang mengajar di kelas. Hal yang dinilai adalah, kelancaran hafalan,
tajwid maupun makharijul hurufnya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh ibu
bagaimana mudahnya. Yang pasti ketika ujian semester program tahfidz ini juga
diujiankan”104
Ibu Surhayati juga mengatakan “Evaluasinya kita lakukan di kelas seperti ulangan
semester, ada yang tulisan dan ada yang lisan, untuk tulisan itu tentang
pengetahuan siswa masalah ilmu tajwid, kalo lisan dari bacaan, dinilai kelancaran,
Pidie Jaya dilaksanakan ketika ulangan dan ujian semester seperti pelajaran
lainnya yang ada di sekolah. Ujian tahfidz dibagi dalam dua bentuk ujian yaitu
ujian lisan dan ujian tulisan, untuk ujian lisan siswa diminta untuk membacakan
salah satu ayat Al-Quran secara acak maupun menghafal ayat yang sudah dihafal
siswa dengan kriteria yaitu dari segi jumlah hafalan, makharijul huruf, hukum
103
Wawancara dengan Ibu Surhayati, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya pada 30 September 2022
104
Wawancara dengan ibu Ainol Mardhiah, Kepala sekolah SMPN 1 Meurah Dua Pidie
Jaya pada 28 September 2022
105
Wawancara dengan Ibu Surhayati, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya pada 30 September 2022
83
bacaan dan mad, sedangkan untuk ujian tulisan berupa tes pengetahuan siswa
tentang ilmu tajwid dengan menjawab soal-soal yang telah dibuat oleh guru. Hal
ini seperti yang disampaikan oleh Bapak munawar “ujiannya ada ulangan dan ada
ujian semester, ada ujian lisan dan tulisan, untuk lisan itu hafalan, sudah berapa
surat yang dihafal, makhrajnya, kemudian ujian tulisan tentang ilmu tajwid. Nanti
waktu yang tersedia untuk melakukan proses ujian karena mengingat ujian yang
dilakukan ada dua yaitu ujian secara lisan dan ujian secara tulisan, sehingga
proses penilaian membutuhkan lebih banyak waktu, kemudian ketika ujian lisan
siswa sulit diarahkan untuk dilakukan ujian, terkadang ada siswa yang tidak hadir
ketika dilakukan ujian, sehingga guru harus menunggu semua siswa hadir supaya
bisa di lakukan ujian, dan hal ini tentu menghabiskan banyak waktu.107
metode tersendiri, metode yang sering dipakai adalah metode wahdah, dan metode
khitabah. Hal ini seperti yang disampaikan oleh siswa Ahmad Syauqi “Kami
belajar tahfidz di kelas, kalo untuk setoran bisa di kelas, bisa diluar kelas, kalo
106
Wawancara dengan bapak Munawar, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya pada 29 September 2022
107
Observasi peneliti pada tanggal 3 Oktober 2022
108
Wawancara dengan siswa Ahmad Syauqi , kelas IX B pada 1 Otober 2022
84
Ibu Surhayati juga mengatakan bahwa Metode yang kami gunakan untuk
belajar biasanya guru menjelaskan materi tentang ilmu tajwid, kemudian
siswa diminta untuk membaca satu ayat Al-Quran secara bergiliran, dan
guru menyimak bacaan mereka, jika bacaanya ada yang salah akan
diperbaiki oleh guru.110
ulang bacaan sampai terhafal, jika sudah terhafal langsung kami setorkan ke
guru”111. Siswa Akbar juga mengatakan “Saya kalo menghafal harus saya tulis
dulu, baru saya baca yang udah saya tulis dengan berulang-ulang sampai
terhafal”112. Hal serupa juga disampaikan oleh Khairul Hafiz Siregar “rata-rata
kami menghafalnya memang harus dibaca dulu berulang-ulang beberapa kali baru
terhafal, kalo ngga dibaca secara berulang-ulang memang tidak akan terhafal” 113.
dijelasin, kemudian kami disuruh baca satu ayat satu orang”114. Hal serupa juga
109
Wawancara dengan bapak Munawar, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya pada 29 September 2022
110
Wawancara dengan Ibu Surhayati, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya pada 28 September 2022
111
Wawancara dengan siswa Safrijal, kelas IX B pada 1 Otober 2022
112
Wawancara dengan siswa Akbar, kelas VIII B pada 1 Oktober 2022
113
Wawancara dengan siswa Khairul Hafiz Siregar , kelas VIII B pada 1 Oktober 2022
114
Wawancara dengan siswa Muhammad Nadil , kelas VII B pada 1 Oktober 2022
85
didepan, sambil nulis terus jika sudah selesai menjelaskan, kami disuruh baca satu
yaitu tahap awal, perbaikan dan mahir, tahap awal siswa diajarkan ilmu tajwid,
makharijul huruf, maupun hukum bacaan, tahap ini khusus untuk siswa baru atau
siswa kelas VII, kemudian dilanjutkan ke tahap perbaikan yaitu di kelas VIII
disini siswa akan lebih diajarkan lagi tentang hukum bacaan serta cara menghafal
yang baik, dan jika ada yang sudah bisa menghafal diperbolehkan untuk
siswa mulai fokus menghafal dan menyetorkan hafalan. Hal ini seperti yang
disampaikan oleh ibu Ainol Mardhiah “Siswa dibagi menjadi tiga kelompok, ada
tahap awal,perbaikan dan mahir, tahap awal untuk anak kelas satu itu belajar
makharijul huruf masih belajar dasar-dasarnya, perbaikan dan mahir untuk kelas
dua dan kelas tiga mereka udah mulai hafal, tapi ilmu tajwid tetap masih
belajar.”116
hal ini dipertegas oleh bapak Munawar yang mengatakan: jadi disini kita
ada membagi siswa menjadi beberapa tahap, tahap awal, kemudian tahap
perbaikan dan tahap mahir, tahap awal untuk siswa baru mereka belajar
tentang dasar-dasar ilmu tajwid seperti makharijul huruf, hukum bacaan,
dan lain sebagainya, kemudian tahap perbaikan bagi siswa kelas dua
mereka sudah mulai menghafal, dan memperbaiki bacaan, kemudian tahap
mahir untuk siswa kelas tiga mereka sudah fokus menghafal, tapi tetap
diajarkan tajwid, karena masih ada siswa yang belum lancar dalam
membaca Al-Quran.117
115
Wawancara dengan siswa Muhammad Lutfi, kelas VII B pada 1 Oktober 2022
116
Wawancara dengan ibu Ainol Mardhiah, Kepala sekolah SMPN 1 Meurah Dua Pidie
Jaya pada 28 September 2022
117
Wawancara dengan bapak Munawar, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya pada 29 September 2022
86
dimulai dengan guru masuk ke kelas dengan memberi salam dan berdoa
menjelaskan materi tentang ilmu tajwid berupa hukum bacaan idzhar, idgham,
iqlab dan ikfa, guru juga mempraktekkan bacaan ayat Al-Quran secara acak,
dilanjutkan dengan meminta siswa untuk mengulang bacaan ayat tersebut dan
guru menyimak bacaan siswa kemudian membenarkan bacaan yang belum benar
kelompok masing-masing dimana satu orang membaca dan satu orang menyimak
secara bergantian. Terakhir guru meminta siswa yang sudah bisa menghafal untuk
siswa, kemudian guru masuk kepada materi baru yaitu hukum bacaan dan mad
membaca satu ayat per orang secara bergantian sambilan membaca guru
118
Observasi peneliti pada 3 Oktober 2022
87
shalawat.119
a. Faktor pendukung
Dua Pidie Jaya antara lain adanya dukungan penuh dari pihak Sekolah berupa
harus dilakukan karena fasilitas ikut andil dalam keberhasilan hafalan siswa. Jika
dilihat dari fasilitas yang diberikan oleh pihak sekolah SMPN 1 Meurah Dua Pidie
punya banyak Al-Quran. Al-Quran ini hadiah dari siswa-siswa yang udah lulus,
karena sebelum mengambil ijazah mereka harus membawa satu mushaf Al-Quran,
119
Observasi peneliti pada 3 Oktober 2022
120
Wawancara dengan ibu Ainol Mardhiah, Kepala sekolah SMPN 1 Meurah Dua Pidie
Jaya pada 28 September 2022
121
Wawancara dengan bapak Munawar, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya pada 29 September 2022
88
b. Faktor penghambat
Tujuan dari program tahfidz di SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya belum
1) Rasa malas
Rasa malas ini berasal dari siswa sendiri, tidak jarang siswa merasa malas
menyetorkan hafalannya kadang kalo masuk kelas harus kita kejar-kejaran dulu
Hal itu diperkuat oleh bapak Munawar “Masalah paling utama di sekolah
kita itu rasa malas siswa, karna masih banyak siswa yang melarikan diri dari
pembelajaran tahfidz, kadang juga ada yang tidak mau sekolah” 123
2) Kurangnya waktu
Waktu pembelajaran yang hanya dua jam pelajaran dirasa tidak cukup
bahwa “waktu yang disediakan hanya dua jam, jadi kurang, karena kan kita ada
belajar tajwid, menghafal, menyetorkan hafalan, jadi kalo hanya dua jam itu tidak
cukup, makanya kita bebaskan siswa menyetor hafalan di luar jam pelajaran.”124
122
Wawancara dengan Ibu Surhayati, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya pada 30 Septembe 2022
123
Wawancara dengan bapak Munawar, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya pada 29 September 2022
124
Wawancara dengan bapak Munawar, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya pada 29 September 2022
89
ibu Ainol Mardhiah “Siswa kita kan kebanyakan dari pelosok, jadi kemampuan
baca Al-Quran mereka itu masih kurang, nah ini salah satu yang menjadi
penghambat, karena mereka kurang bisa baca, jadi menghafalpun meraka jadi
malas.125
siswa kita masih kurang, karena rata-rata mereka belajar membaca Al-Quran
hanya di sekolah”126
Untuk menghafal tidak semua siswa bisa menghafal dengan cepat dan
memang kurangnya niat menghafal dari siswa itu sendiri. Seperti yang
disampaikan oleh siswa Khairul Hafiz Siregar “Terkadang saya merasa ngantuk
karena bosan ketika masuk pelajaran tahfidz, karena cuman dijelasin aja. 127 Siswa
belajaranya kurang menarik, jadi kalo belajar tahfiz sering ngantuk” 128
125
Wawancara dengan ibu Ainol Mardhiah, Kepala sekolah SMPN 1 Meurah Dua Pidie
Jaya pada 28 September 2022
126
Wawancara dengan bapak Munawar, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya pada 29 September 2022
127
Wawancara dengan siswa Khairul Hafiz Siregar, kelas VII B pada 1 Oktober 2022
128
Wawancara dengan siswa Ahmad Syauqi , kelas IX B pada 1 Oktober 2022
90
sekolah di SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya, program tahfidz sudah dilaksanakan
dari tahun 2018 sejak kurikulum tahfidz dikeluarkan dan berjalan sampai saat ini.
pelajaran dalam seminggu. Target dari program tahfidz ini belum tercapai dengan
baik, hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang kemampuan membaca
Al-Qurannya masih kurang, dan belum ada satupun siswa dari SMPN 1 Meurah
Dua Pidie Jaya yang diwisudakan oleh dinas pendidikan Pidie Jaya karena belum
tiga kelompok yaitu tahap awal, perbaikan, dan mahir, tahap awal khusus siswa
baru atau siswa kelas VII dan taham perbaikan dan mahir untuk siswa kelas VIII
adalah mengajarkan tentang ilmu tajwid, baik makharijul huruf, hukum bacaan,
dan mad. Selanjutnya untuk materi hafalan, siswa menghafal dari juz 30
kemudian jika sudah selesai juz 30 dilanjutkan menghafal juz 29, siswa tidak
91
dipaksakan untuk bisa menghafal 2 juz tersebut, namun lebih di bebaskan kepada
Pidie Jaya adalah dengan ujian lisan dan tulisan dan dilaksanakan ketika ulangan
dan ujian semester. Artinya siswa diberikan ujian tulisan untuk mengetahui sejauh
memberikan soal-soal tentang ilmu tajwid dan ujian lisan untuk mengetahui
berapa banyak hafalan ayat dan surat yang mereka hafalkan, dan kelancaran
dalam membaca dengan menilai dari segi makharijul huruf, hukum bacaan
waktu untuk melakukan ujian dan siswa sulit diarahkan untuk dilakukan ujian.
metode yang sering digunakan adalah metode wahdah dan metode khitabah,
a. Metode wahdah
dihafal. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat dapat dibaca secara berulang-
ulang sebanyak sepuluh kali, dua puluh kali atau lebih sehingga proses ini mampu
pada ayat-ayat berikutnya dengan cara yang sama hingga mencapai satu surat.
92
b. Metode Khitabah
dibaca hingga benar dan lancar bacaannya, lalu dihafalkan. Selain membaca
Dua Pidie Jaya adalah berupa adanya dukungan dari pihak sekolah berupa
program tahfidz adalah rasa malas karena kurangnya kemampuan membaca Al-
Quran, kemudian kurangnya waktu yang disediakan untuk menghafal dan proses
dalam pelaksanaan program tahfidz di SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya meliputi
faktor pendukung berupa penyediaan fasilitas dari pihak sekolah yang cukup
faktor penghambat pelaksanaan program tahfidz berupa rasa malas para siswa,
93
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis bab sebelumnya maka dapat diambil
tajwid tanpa menghafal, kelas VIII dan kelas IX sudah mulai menghafal
ujian yaitu ujian lisan dengan cara menilai kemampuan membaca Al-
94
95
Meurah Dua Pidie Jaya adalah metode wahdah dan metode khitabah
Dua Pidie Jaya adalah berupa adanya dukungan dari pihak sekolah
pelajaran perminggu
c. Rasa malas siswa dan kurangnya motivasi siswa untuk menghafal dan
mengulang hafalan,
kreatifitas.
B. Saran
guru dan kepala sekolah SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya penulis memberikan
target yang ada dalam kurikulum tahfidz dan membagi siswa sesuai
3. Bagi guru diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar dan
membimbing siswa guna mengurangi rasa malas dan bosan pada siswa
Ahmad, Abu dan Joko Tri Prasetya. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Pustaka Setia.
Aidah, Siti Nur. (2020). Panduan Lengkap Belajar Ilmu Tajwid. Jogjakarta:
Diva Press.
Books.
Bumi Aksara.
97
98
Arief, Moh. Mungin dan Khanan Muhtar. (1993). Pedoman Pengelolaan Taman
NU.
Arif, Armai. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Press.
Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. (2004). Evaluasi Program Pendidikan,
Aksara.
Aristanto, Eko dkk. (2009). Tabungan Akhirat Perspektif Kuttab Rumah Quran.
IndoneIndonesia
Penerbit A-Empat.
Buhaiti, Akhmad dan Cutra Sari. (2021). Modul Pembelajaan Al-Quran. Serang:
A-Empat.
Chaer, Abdul. (2014). Perkenalan Awal dengan Al-Quran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dachlan, Abu Bakar. Pak Dachlan Pembaharu dan Bapak Al-Quran. Semarang:
Dimyati dan Mudjiono. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunawan, Imam. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Hertanti, Siti dkk. (2019). Pelaksanaan Program Karang Taruna dalam Upaya
Hidayat, Adi. (2018). Muslim Zaman Now 30 Hari Hafal Al-Quran Metode At-
Humam, As’ad. (2000). Buku Iqra, Cara Cepat Belajar Al-Quran. Yogyakarta:
Rajagrafindo Persada.
Joni, Rama dkk. 2020. Strategi Guru Agama Desa dalam Meningkatkan
10.15575/isema. V4i2.5988.
Maskur, Abu. (2018). “Pembelajaran Tahfidz Al-Quran pada Anak Usia Dini”.
Remaja Rosdakarya.
Murjito, Imam. (2000). Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-
Nur’aini. (2020). Metode Pengajaran Al Quran dan Seni Baca Al Quran dengan
Alfabeta.
Rokim dkk. (2021). Solusi Mudah dan Menyenagkan Belajar Al-Quran. Nawa
Litera Publishing.
Rusdiana dan Yeti Heryati. (2015). Pendidikan Profesi Keguruan (Menjadi Guru
Yogyakarta: Deepublish.
Sari, Nur Dewi Kartika dkk. (2022). Dokumentasi Kebidanan. Get Press.
Sophya, Idha Vera dan Saiful Mujab. (2014). Metode Baca Al-Quran. Kudus:
Elementary.
Sudjana dan Djudju. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Untuk
Alfabeta.
102
Syaifuddin, Ahmad. (2008). Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-
Pustaka Utama.
Grafindo Persada.
Kamil.
Zamani, Zaki dan Syukron Maksum. (2014). Metode Cepat Menghafal Al-Quran.
Yogyakarta: Al-Barokah.
Zayadi, Ahmad dan Abdul Majid. (2013). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Gambar 5.1 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMPN 1 Meurah Dua Pidie Jaya,
Ibu Ainol Mardhiah pada tanggal 28 September 2022
Gambar 5.2 Wawancara dengan Guru Tahfidz kelas VIII dan kelas IX Bapak
Munawar pada tanggal 29 September 2022
Gambar 5.3 Wawancara dengan Guru Tahfidz kelas VII Ibu Surhayati pada
tanggal 30 September 2022
tahfidz?
Pidie Jaya ?
10. Apa saja fasilitas yang digunakan dalam menunjang proses pembelajaran
program tahfidz?
tahfidz ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA