Oleh
MUHAMMAD RIDHO ARDIANZYAH
NIM: 151.131.092
MATARAM
2019
i
PENERAPAN VARIASI METODE PEMBELAJARAN PADA MATA
PELAJARAN FIKIH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS X MA UBUNG
KECAMATAN JONGGAT
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
MUHAMMAD RIDHO ARDIANZYAH
NIM: 151.131.092
MATARAM
2019
ii
iii
iv
vi
MOTTO
“.….. ْن َغی ِْر َمنِ ُكم َْ ْ”…… َعلِ ُموا اَو َال َْد ُك ِْم فَْا ِ نَّ ُھمْ َمخلُو قُو
ِْ ن لِ َْز َم
Didiklah anak-anak kamu, sesungguhnya mereka diciptakan
untuk menghadapi zaman yang berbeda dengan zaman kamu ini
(H.R. Bukhari)
vii
PERSEMBAHAN
viii
KATA PENGANTAR
Ubung”. Tak lupa pula Shalawat dan Salam kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW.yang telah mengayomi kita semua dengan cinta, kasihsayang, serta
perjuangan beliau sehingga kita bisa menghirup udara segar ini penuh dengan nikmat
Dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari peran dan
sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak.Oleh karena itu pada
1. Bapak Prof Dr H. Nashudin, M.Pd selaku pembimbing I dan bapak Dr. Syukri,
3. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK).
ix
4. Bapak Dr. H. Mutawali, M. Ag, selaku rektor UIN Mataram.
5. Seluruh rekan guru dan staf MA Ubung yang telah memberikan izin penelitian
serta informasi yang dibutuhkan selama observasi hingga penyusunan skripsi ini.
7. Dan kepada orang terkasih kepada semua yang telah banyak membantu, baik
terselesaikan.
Dengan rendah hati peneliti menyadari atas keterbatasan isi skripsi ini, maka
kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan.Semoga amal
kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah
x
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian.............................................................................. 1
E. Telaah Pustaka.................................................................................... 8
pembelajaran ............................................................................... 12
xi
3. Pentingnya Meningkatkan Motivasi dalam Proses Pembelajaran
..................................................................................................... 17
G. Metode Penelitian............................................................................... 23
xii
PENERAPAN VARIASI METODE PEMBELAJARAN PADA MATA
PELAJARAN FIKIH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS X MA UBUNG KECAMATAN JONGGAT
Oleh:
Muhammad Ridho Ardianzyah
NIM: 151.131.092
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah fenomena ini kurangnya variasi
medode pembelajaran yang diadakan oleh guru mata pelajaran Fikih. Penggunaan
metode ceramah yang selalu dominan dalam penyampaian pelajaran. Akibatnya siswa
menjadi merasa jenuh pada dalam mengikuti kegiatan belajar dan kurang motivasi
dalam mengikuti proses kegiatan belajar.
Fokus penelitian yang ada dalam skripsi ini adalah 1. Bagaimana penerapan
variasi metode pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X MA
Ubung? 2. Bagaimana dampak penerapan variasi metode pembelajaran dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X MA Ubung?
Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah 1. Untuk mengetahui bagaimana
penerapan variasi metode pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas X MA Ubung 2. Untuk mengetahui bagaimana dampak penerapan variasi
metode pembelajaran dalam meningkatkan motivasi siswa kelas X MA Ubung.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan
jenis penelitian deskriptif. Untuk metode pengumpulan data menggunakan metode
observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.Metode observasi danwawancara
digunakan untuk memperoleh data tentang penerapan variasi metode pembelajaran.
Sedangkan dokumentasi digunakan untuk menggali data tentang sarana-prasarana,
dokumen guru dan siswa MA Ubung. Dalam melakukan analisis data tahap-tahap
yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.Sedangkan dalam pengecekan keabsahan data tahap-tahap
yang dilakukan adalah triangulasi, ketekunan pengamat, perpanjangan keikutsertaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya guru Fikih dalam menerapkan
variasi metode pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Upaya yang dilakukan yaitu
mengadakan metode-metode lainnya dalam menyampaikan materi pembelajaran
seperti metode Tanya jawab, diskusi dan demonstrasi.
Hal-hal yang mendukung terlaksananya kegiatan proses pembelajaran yang
lebih aktif bagi siswa dan menghilangkan kejenuhan pada diri siswa.
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
pendidikan merupakan salah satu wadah untuk membawa perubahan yang berarti
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu berdaya
saing di dunia global sekarang ini. Hal ini dipertegas dalam Undang-Undang
secara sadar dan menjadi kebutuhan manusia, baik dalam meningkatkan sumber
daya manusia maupun sebagai upaya dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang
lebih baik yang dibarengi dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat
dan terarah.
1
Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS) Beserta Penjelasannya. (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.3.
2
dua kata yang memiliki makna yang berbeda. Metode dalam hal ini merupakan
pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan, dan
pembelajaran, suatu cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang
Zainal Asril bahwa kejenuhan atau kebosanan yang dialami dalam kegiatan
proses pembelajaran sering terjadi. Ditambah lagi kondisi ruangan yang tidak
2
Ismail Thoib Pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam (Mataram: Insan Madani
Institut.2019) h.5
3
Siti Mesaroh Perananan Metode Pembelajaran Terhadap Minat dan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam Jurnal Pendidikan,Vol.1 NO.1 November 2013,h.155
4 Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung,:Sinar Baru Algesindo 1997 h.
76
5 Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah.Metode dan Teknik Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. h.1
3
nyaman, performance guru kurang menyejukkan hati siswa dan materi yang
pada cakrawala kecerahan bagi siswa. 6 Sehingga, guru pada dasarnya dituntut
Variasi sendiri dalam hal ini dimaknai oleh Buchari Alma sebagai bentuk
sumber bahan pelajaran media pengajaran, maupun bentuk interaksi antara guru
dan murid.8 Bahkan keterampilan mengadakan variasi yang dimiliki oleh guru
partisipasi.9
metode pembelajaran mengarah pada terwujudnya motivasi dalam diri siswa, hal
ini selain didasari atas menariknya pembawaan materi yang disampaikan oleh
guru, juga responsifnya siswa dalam menilai materi dan gaya guru dalam proses
6Zainal Asril. Micro Teaching: Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan, (Jakarta:
Rajawali Press, 2016), Cet. Ke-7, h. 86.
7Buchari Alma, dkk. Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar,
(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 48.
8Ibid., h. 48-49
9Moh. Uzer Usma. Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2017),
Cet. Ke-20, h, 84.
4
penerapan variasi metode pembelajaran, maka tujuan pendidikan yang lebih baik
akan tercapai.
pada saat itu sedang menjelaskan materi tentang kepemilikan kepada siswa
menjadi metode inti yang selalu dijalankan oleh guru fikih, walapun terkadang
Adapun langkah yang dilakukan oleh guru fiqih dalam hal ini adalah pada
membuka buku fiqih sesuai dengan materi yang akan diberikan. setelah itu, guru
dibahas, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya terkait hal-hal yang belum
dimengerti (yang mana dalam hal ini guru menggunakan metode tanya jawab),
walaupun pada dasarnya metode ceramah menjadi metode inti yang digunakan.
Pada langkah akhir guru menggunakan metode resitasi yaitu dengan memberikan
tugas atau pekerjaan rumah kepada siswa untuk dikerjakan dan diserahkan
hasilnya pada pertemuan selanjutnya, . Ketika masih banyak siswa yang salah
dalam menjawab soal, maka akan dijelaskan ulang oleh guru mata pelajaran fiqih
terkait materi yang masih belum difahami secara utuh oleh siswa.11
Kecamatan Joggat”.
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini
Jonggat?
Jonggat?
1. Tujuan Penelitian
Kecamatan Jonggat?
7
2. Manfaat Penelitian
Jurusan PAI)
2) Bagi Madrasah
3) Bagi Peneliti
E. Telaah Pustaka
1. Skripsi yang ditulis oleh Siti Husaeni Nur Rohimah dengan judul
meliputi: variasi suara, variasi gerakan badan dan mimik muka, variasi
dapat dilihat berupa buku modul pembelajaran dan media yang dapat
diraba berupa alat peraga sosiodrama siswa. Dan Ketiga, Variasi pola
9
yang digunakan oleh guru. Metode yang digunakan oleh guru lebih dari
satu maka dikatakan bahwa guru telah mengadakan pola variasi, yaitu
islam. Sedangkan dalam penelitian ini lebih pada penerapan variasi metode
perbedaanya juga pada ranah mata pelajaran, yang mana Siti Husaeni Nur
metode pembelajaran.
Pelembang”.
mimic, mengubah posisi dengan bergerak, variasi media atau bahan ajar, dan
hanya menjadi penerima tapi pemberi pendapat atau peran utama dikelas dan
harus aktif agar proses kemandirian dapat tercapai nilai aktifitas dalam
hubungan sekolah dan masyarakat, dan orang tua dengan guru, pembelajaran
sehingga banyak ditemui siswa yang masih belum memiliki motivasi untuk
2015/2016. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yaitu t hitung sebesar
3,005 dan t tabel pada taraf signifikansi 5% atau 0,05 didapat ttabel sebesar
1,960. T hitung sebesar 3,005 > t tabel sebesar 1,960. Sumbangan variabel
penelitian.17
metode pembelajaran. Selain itu, perbedaan dalam penelitian ini juga pada
variabel yang diteliti, yakni antara prestasi belajar dan motivasi belajar. Dan
F. Kerangka Teoritik
siswa.19
baru.
3) Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah
18Moh. Uzer Usma. Menjadi Guru Profesional…, h. 84. (lihat juga, Zainal Asril. Micro
Teaching: Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan, (Jakarta: Rajawali Press, 2016), Cet. Ke-
7, h. 86.)
19Buchari Alma, dkk. Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar(Bandung:Akfabeta2014), h. 48
20Moh. Uzer Usma. Menjadi Guru Profesional (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2017) h,
84-85.
14
proses pembelajaran
Gaya guru yang professional harus hidup dan antusias (teacher liveliness)
guna menarik motivasi belajar siswa. Di mana dalam hal ini, guru
guru lebih jelas, karena ini berfungsi sebagai koma, titik, tanda seru
dan lainnya.
3) Guru menguasai dengan kontak mata, kalau ada kontak mata antara
guru dan siswa, hal ini berdampak pada keyakinan siswa terhadap
yang diucapkan, roman wajah guru harus ceria. Wajah yang punya
guru.
6) Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan siswa. Dalam hal ini, guru
harus menghindari banyak bicara atau terlalu lama. Hal ini akan
digunakan. Namun, dalam hal ini metode pembelajaran yang akan dijelaskan
demonstrasi.
a. Metode Ceramah
oleh guru terhadap siswa. Selain itu, metode ceramah adalah suatu cara
secara lisan oleh guru kepada siswa.22 Sejalan dengan ini metode
b. Metode Diskusi
orang atau lebih. Dalam Buchari Alma, metode diskusi diartikan sebagai
c. Demonstrasi
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
benda.26
24Buchari Alma, dkk Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar,. ,
(Bandung:Akfabeta2014) h.51-52
25Moch. Agus Krisno Budiyanto. Sintaks 45 Metode Pembelajaran (Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang Pers.2016), h. 106
26Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), h. 313
17
dari teman yang lain, serta bermain peran sebagai tokoh bangsa bersama
dengan baik.29
siswa tidak hanya pada konteks secara pribadi (internal), juga dapat
berasal dari eksternal siswa itu sendiri. Dengan kata lain, motivasi
situasi dan kondisi siswa, agar dapat membantu siswa dalam memilih
29Ibid., h, 23
30Ibid., h. 27-28
19
motivasi dalam dirinya, yang mana ketekutan belajar lahir atas dasar
1) Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu merupakan daya untuk
belajar. Sesuatu yang telah dikenal siswa, dapat diterima dan diingat
1) Memberi Angka
Salah satu tujuan dari proses belajar siswa yang kuat atau
belajar. Namun, dalam hal ini yang perlu diperhatikan oleh guru
31Ibid., h,34-37
32Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2016), Cet. Ke-23, h. 92-94
22
2) Memberi Hadiah
Hal ini didasari pada rasa tanggung jawab siswa terhadap hadiah yang
3) Saingan/Kompetisi
prestasi belajar siswa. Oleh karenanya, guru dalam hal ini harus
menjadi lemah.
4) Pujian
positif dalam mendorong hasil yang lebih baik. Pujian ini adalah
yang baik. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang
5) Minat
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
33Sukardi .Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 157. (Lihat
juga Sudarwan Danim. Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 61.)
24
dengan cara sabar (with picking way). Dan masalah-masalah dilandaskan pada
lain, sifat “masalah” dalam penelitian ini semuanya memiliki makna dan
2. Kehadiran Peneliti
dasar dari semua ini adalah bagaimana peneliti mengenal secara baik sumber
3. Lokasi Penelitian
dengan medan yang akan ditempuh oleh peneliti.40 Dengan demikian, tanpa
akan pernah selesai. Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah di MA Ubung
4. Sumber Data
Sumber data primer adalah sumber data utama dalam sebuah penelitian.
Adapun sumber data primer dalam hal ini adalah guru Fiqh dan beberapa
Sumber data skunder adalah sumber data pendukung dalam penelitian ini,
yang mana sumber data yang dimaksud adalah berupa dokumen tertulis,
foto-foto, film, dan sumber data lain yang dapat membantu menjawab
penelitian ini.
adalah hal yang tidak bisa dihindari dalam kegiatan penelitian dengan
oleh desain dalam penelitiannya tidak rijid atau dapat dimodifikasi setiap
saat.Pengumpulan data dalam penelitian ini menjadi satu fase yang sangat
sebagai berikut:
a. Observasi
yakni tidak terbatas pada orang, melainkan juga obyek-obyek alam yang
proses yang lebih kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
penelitian yang tidak terbatas pada orang, melainkan juga hal-hal yang
lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap
b. Wawancara
dan holistik dari informan dan sumber pendukung lainnya. Peneliti dalam
hal ini memiliki peranan untuk memperoleh kerja sama yang baik dengan
dengan kesan yang nampak, peneliti harus memiliki penampilan yang baik
c. Dokumentasi
mencatat peristiwa yang sudah berlalu, baik berupa tulisan, gambar, atau
menjelaskan bahwa:
bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
daya yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
b. Reduksi data: data yang sudah dikumpul dari studi lapangan diseleksi dan
c. Penyajian data: data yang telah melalui proes reduksi. Ditampikan dalam
terus-menerus.51
keterandalan yang sudah baku, yang kemudian kesahihan yang real akan dapat
kesahihan dan keterandalan itu relatif rumit. Adapun cara dalam menguji
a. Perpanjangan Pengamatan
semakin mendekatkan diri dengan nara sumber dan akan semakin terbentuk
rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling
kembali apakah data yang telah diberikan selama ini setelah dicek kembali
pada sumber yang data asli atau sumber data yang lain tidak benar, maka
b. Triangulasi
cek kembali untuk mendapatkan data yang lebih valid. Baik di sekolah
teknik yang berbeda dari data yang didapatkan dari sumber yang sama.
teknik lainnya. Ketika hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
datanya. Dalam hal ini, pengujian kredibelitas data yang sudah didapatkan
dan observasi dalam waktu atau situasi yang berbeda. Misalnya data yang
diambil pada siang hari, bisa saja tercampur oleh masalah-masalah dari
sumber itu sendiri, sehingga dapat dicek kembali pada pagi hari di saat
data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Ketika data yang ditemukan disepakati oleh
kredibel/dipercaya.
35
BAB II
kepedulian bahwa masa depan bangsa ditentukan oleh kualitas anak dan
Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Karena pada waktu itu banyak anak-
sekolah-sekolah yang jauh dari desanya. Oleh karena itu bapak Mawardi dan
Sementara bangunan atau ruang kelas MA dulu terdapat tiga ruang kelas
54 Ibid,...hlm.28
37
visi dan misi yang dibuat oleh pihak lembaga. Adapun visi misi di MA NW
a. Visi
b. Misi
perilaku islami.
3. Letak Geografis
Batrata. Madrasah ini terrakreditasi B pada tahun 2013 berstatus swasta dan
letak Madrasah ini kurang strategis mengingat jarak ke pusat kota berkisar
sepuluh kilo meter dan sebelah timur MA ada kantor kecematan dan desa
4. Keadaan Siswa
dalam pembelajaran, dimana ada pendidik atau guru maka pasti ada murid
atau siswa. Tanpa adanya siswa proses belajar mengajar tidak akan
terealisasi dan tidak akan ada yang namanya belajar mengajar. Adapun
kelas sebelas sebanyak 26 siswa dan pada kelas dua belas sebanyak 20
siswa. Sementara jumlah siswa dalam tiga tahun terakhir ini mulai dari tahun
2016 siswanya berjumlah 110 siswa, kemudian pada tahun 2017 jumlah
siswa. Sehingga dari tahun 2016 sampai 2019 jumlah siswa MA NW Ubung
mengalami penurunan.
dengan peraturan yang di tetapkan sekolah, yakni ketika pada waktu jam
istirahat mereka keluar istirahat dan jarang sekali ada yang bolos. Kemudian
keadaannya dalam kelas siswa sangat antusias dalam pelajaran aktif dalam
bertanya, tetapi ada juga satu dua orang siswa yang suka bermain. Berikut
Tabel: II.I
Daftar Nama Siswa Kelas X
MA NW Ubung57
Tabel: II.II
Kelas XI MA NW Ubung
6 Harmuningsih P
7 Indayanti P
8 Junaidi L
9 Khaerun Nisa P
10 Kurniati Atifiah P
11 L. Hobi Fauzan L
Anggara
12 Marni P
13 Marni P
14 Mila Ayu Lestari P
15 Mila Kartini P
16 Muadzunul Affwan L
17 Muh. Warwam L
Dani
18 Nova Harianti P
19 Raehan Aleansyah L
20 Rahmatul Ummah P
21 Siti Aisyah P
Humairah
22 Sunnatul Awal P
23 Tina Kurnia P
24 Khusnul Khotimah P
25 Yustiani P
26 Zainul L
Muhammadun
Tabel: II.III
Kelas XI MA NW Ubung
4 Gian Astitik P
5 Ilham L
Habiburrahman
6 Isnawati P
7 Lilis Karnila P
8 M. Saefuddin L
9 M. Taopik Jayadi L
10 M. Wahyuda L
11 M. Wahyu L
12 Mardi Adamwiyah L
13 Maryani P
14 Salman Alfarizi L
15 Siti Maemunah P
16 Siska Liani P
17 Soni Jayadi L
18 Yogi Pratama L
19 M. Munasip L
20 M. Sudi Horsi L
5. Keadaan Guru
pendidikan, dalam hal ini diperlukan pendidik atau guru yang mendidik sesui
kebanyakan gurunya adalah berasal disekitar desa Ubung itu sendiri, berikut
Tabel: II.IV
Daftar Nama Guru MA NW Ubung58
MAPEL Y
12 Resum S.Pd.I S1 GURU AKIDAH GT
MAPEL AKHLAK T
13 Zaenudin S.Pd S1 GURU IPA GT
MAPEL Y
14 Fuji Larasati S1 SEKRETA - GT
RIS Y
15 Sarudin S.Ag S1 - E-
16 Lilik Septiani S1 GURU BHS. INDO GT
S.Pd MAPEL T
17 Muh Haris S1 GURU IPA GT
S.Pd MAPEL T
berkut:
Tabel: II.V
Keadaan Sarana Prasarana MA NW Ubung59
3 Ruang Guru 1
4 Ruang Tata Usaha 1
5 Ruang Perpustakaan 1
6 Ruang Usaha Kesehatan 1
Sekolah (UKS)
7 Toilet Guru 1
8 Toilet Siswa 2
9 Ruang Osis 1
10 Masjid/Mushalla 1
11 R. Asrama Putera 4
12 R. Asrama Puteri 4
7. Struktur Organisasi
pihak ini maka suatu lembaga tidak akan bisa beroperasi seperti yang
KOMITE KEPALA
SEKOLAH SEKOLAH
SISWA
yang baik, terutama pada mata pelajaran fikih. Mata pelajaran fikih di MA Ubung
saat ini diampu oleh seorang sarjana sampai sekarang. Arifin namanya, seorang
guru yang percaya dan yakin bahwa mengajar tanpa adanya variasi pembelajaran,
akan mengarah pada tidak tersampainya makna pelajaran yang disampaikan oleh
seorang guru. Sehingga membuat variasi metode pembelajaran bagi Arifin adalah
poin penting yang harus dipahami oleh guru dalam menciptkan keseimbangan
pembelajaran yang dipakai oleh Guru, dan proses pembelajaran yang terjadi
dengan permainan tersebut, siswa tidak hanya belajar dengan penuh semangat,
47
juga belajar tentang bahagia dalam sebuah proses pembelajaran, yang seyogyanya
mata pelajaran fikih, serta menerangkan kedatangan peneliti, yang mana sesuai
dengan perjanjian yang peneliti buat. Guru Fikih pun menyambut salam peneliti
dengan ramah dan kemudian mengajak peneliti untuk duduk diruang tamu.
(Pak Arifin), dengan harapan bisa lebih dekat tanpa adanya penghalang. Guru
Jamaludin Sebagai salah satu siswa dan sebagai satu-satunya sumber data
yang peneliti ambil dari siswa/siswi yang ada, menceritakan bagaimana proses
pembelajaran yang ada tidak monoton dan membuat para siswa/siswi yang ada
“Saya dan teman-teman yang lain terkadang bosan dengan beberapa guru
yang ada terkait proses pembelajaran yang ada, terkadang sampai salah
satu teman tertidur saat dijelaskan. Bagi kami sederhana saja, proses
pembelajaran pada dasarnya tidak boleh dibawa ke dalam keadaan serius,
harus ada proses pembelajaran yang membuat saya dan teman-teman yang
lain senang dan mudah memahamai materi pembelajaran. Dalam pelajaran
fikih, yang diajarkan oleh Pak Arifin sebagian besar (dominan) merasa
senang dan mudah dipahami, karena terkadang materi pelajaran diajarkan
melalui proses bermain sambil berdiskusi, bahkan terkadang langsung
mengadakan praktik.”
berkaitan dengan membangun emosional yang baik antara para guru dan
pengetahuan kepada peserta didik yang belajar dan diharapkan para peserta
didik bisa menangkap dan mengetahui apa yang telah disampaikan oleh guru.
Dengan demikian segala sesuatu yang akan dipelajari bisa disampaikan secara
oleh guru, sebuah metode dasar dalam menerapan metode-metode yang lain.
Bagi Guru Fikih (Pak Arifin) metode ini sangat penting dalam memberikan
pemahaman teori kepada siswa/siswi yang ada, setelah itu para siswa/siswi
diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang ada ketika masih
belum memahami.64
“Metode ceramah adalah metode yang wajib digunakan oleh setiap guru
termaksud saya. Seperti biasa sebelum melakukan aktivitas belajar yang
panjang di dalam kelas maka materi pelajaran terlebih dahulu saya
sampaikan dengan berceramah dan menjelaskan hal-hal yang mendasar
mengenai pelajaran yang akan disampaikan tersebut. Sehingga peserta
didik mendapat pemahaman awal, kemudia baru itu saya mulai
menerapkan metode-metode yang lain.”65
Mata pelajaran fikih mengenai Qurban dan Aqikah pada dasarnya tidak
dalam pemahaman dan pelaksanaannya, terlebih lagi materi ini harus dipahami
dengan baik oleh siswa/siswi yang ada. Dalam kontek ini, Arifin selaku guru
fikih menjelaskan dengan hati-hati dan seksama agar siswa tidak kebingungan
dan salah penapsiran terhadap materi yang disampaikan, seperti halnya yang
dijelaskan, bahwa:
Jamaludin dalam hal ini membenarkan apa yang disampaikan oleh Guru
Metode diskusi sambil bermail dalam hal ini adalah upaya kolaborasi
metode ini adalah bagian dari memberikan pemahaman kepada siswa akan
pentingnya bahagia atau senang dalam belajar, karena hal tersebut dapat
berdampak signifikan terhadap motivasi belajar siswa, hal ini didasarkan pada
pasti, artinya materi yang diajarkan harus mampu dipahami dengan baik, agar
pada konteks praktiknya tidak salah. Sejalan dengan ini, Guru Fikih juga
3. Metode Demonstrasi
pembelajaran Fikih mengenai Qurban dan Aqikah dilakukan pasca belajar teori
Guru fikih dalam hal ini menjelaskan kepada peneliti mengenai esensi
“Saya rasa semua orang bisa menyembelih hewan, hanya saja proses
penyembelihan itu tidak sembarangan dilakukan, bahkan banyak orang
juga tidak berani melakukannya karena terkadang ada keraguan dalam
dirinya. Ketika keraguan muncul, maka terkadang dapat berdampak
pada sah dan tidak sahnya dalam menyembelih. Oleh karenanya, saya
merasa perlu untuk memberikan praktik secara langsung kepada siswa
dalam hal menyembelih, selain guna tidak memiliki keraguan,
diharapkan para siswa bisa memahami esensi dalam hal tersebut.
Bahkan bagi saya, praktik ini adalah sesuatu yang sangat penting dalam
pembelajaran, agar siswa tidak hanya mendapatkan pemahaman teori di
dalam kelas saja.”70
didapatkan di dalam kelas, karena guru fikih dalam hal ini menganggap sebagai
tindakan yang dapat mengutuhkan pemahaman siswa secara lebih baik. Pada
metode ini, guru fikih mengajak seluruh siswa untuk mempraktik teori yang
didapatkan dalam kelas, dan objek yang digunakan berbeda-beda sesuai dengan
aktif. Siswa secara individu dan kelompok lebih memiliki respon yang kuat
tingkat respon yang baik, baik pada materi yang diajarkan maupun hubungan
antara materi dengan kehidupan yang dijalani. hal ini digambarkan oleh Guru
“Saya melihat pada diri siswa/siswi yang biasa diam di dalam kelas,
akhirnya berani untuk melontarkan pertanyaan, berani untuk
mengeluarkan pendapat serta lebih aktif belajar. Sehingga terkadang
siswa saya lepas untuk berdiskusi maupun yang lainnya, saya hanya
sekedar memantau atau mengamati dan membimbing mereka ketika ada
54
Sisi lain, proses pembelajaran yang aktif merupakan harapan setiap guru
siswa/siswi yang lebih aktif ketika guru menggunakan berbagai macam cara
kelas adalah dasar dalam menjadikan siswa lebih memahami secara utuh
didapatkan siswa tidak setengah-tengah, yang dalam hal ini Guru Fikih
menerangkan bahwa siswa harus diberikan pemahaman yang utuh, yakni secara
mata pelajaran juga yang membuat saya semakin semangat, dan itu
karena ada proses pembelajaran yang berbeda-beda. Saya merasa
bahagia ketika diajarkan praktiknya, dalam setiap mata pelajaran yang
ada. Karena dengan begitu saya dan teman-teman yang lain mudah
memahaminya. Sehingga itu yang membuat kami semakin aktif dalam
belajar”
yang hal ini didasari oleh metode pembelajaran yang bervariasi, dan guru
dasarnya mengacu pada metode pembelajaran seorang guru, mulai dari gerak
tangan, mimik, nada, ruang yang digunakan, media dan lainnya. Seperti yang
Paparan data di atas yang mengacu pada penelitian ini, yakni penerapan
digunakan oleh guru fikih lebih menekankan pada keseimbangan antara teori
dan praktik. Artinya guru fikih tidak hanya menggunakan satu metode dalam
signifikan terhadap siswa, yang mana cendrung akan lebih responsif terhadap
BAB III
PEMBAHASAN
interaksi antara guru dengan siswa. 75 Dengan demikian, variasi adalah bagian
terhadap guru, dan sebagai upaya dalam melibatkan siswa dalam berpartisipasi
dengan berbagai bentuk kegiatan proses pembelajaran.76 Hal ini sejalan dengan
dibenturkan dengan teori dari materi yang ada. Misalnya materi mengenai Qurban
75 Buchari Alma, dkk. Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar
(Bandung: Alfabeta,2014) h. 48
76 Zainal Asril. Micro Teaching,(Jakarta:Rajawali Pers.2016) h, 87
59
ini merupakan cara dalam menyajikan informasi secara lisan oleh guru kepada
siswa.77 Bahkan metode secara lisan ini secara umumnya mengikuti secara pasif
oleh siswa/siswi yang ada.78 Guru fikih menegaskan bahwa metode ini adalah
metode pembuka dalam proses belajar mengajar. Selain itu, metode ini adalah
kepada siswa/siswi.
dianggap oleh siswa (Jamaludin) sebagai hal yang mendasar, sebuah metode
77Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia. 2012 h. 299
78Buchari Alma, dkk. Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar
(Bandung Alfabeta,2014) h. 49
60
dibenturkan dengan metode yang lainnya. Selain itu, metode ini satu sisi adalah
(dikemas dalam bahasa yang ringan). Penggunaan metode ini oleh guru guru
jelas. Bahkan ini terkadang guru fikih memberikan hadiah sebagai bentuk
bersama yang lebih jelas dan cermat tentang permasalahan atau topik yang
oleh guru dalam menciptakan suasana belajar yang aktif dan kreatif dalam
kelompok.80 Sejalan dengan ini, guru fikih menganggap metode diskusi sambil
karena dengan metode ini semua siswa dapat mengambil bagiannya masing-
suasana belajar yang lebih aktif melalui pertukaran informasi dari satu orang ke
yang lainnya maupun dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain. 81
maupun orang dewasa. Dengan bermain anak siswa dapat mengenal lingkungan
bermain anak didik belajar sesuatu tanpa mempelajarinya. Apa yang dipelajari
ini disimpan dalam pikirannya dan akan dipadukan menjadi satu kesatuan
Diskusi sambil bermain yang diterapkan oleh guru fikih bagi siswa
adalah suatu harapan besar, yang mana metode ini merupakan metode yang
3. Metode Demonstrasi
relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.83 Selain itu,
yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau
siswa/siswi terhadap teori yang dipelajari di dalam kelas. Selain itu, metode ini
adalah metode pelaksanaan dari tata cara dalam melakukan sesuatu yang
diinginkan oleh teori tersebut, misalnya adalah Qurban dan Akiqah. Sehingga
mempraktikkan teori yang dipelajari di dalam kelas, terlebih lagi pada materi-
Lebih lanjut guru fikih dalam hal ini menjelaskan bahwa dalam
mengenai tata cara Qurban dan Akiqah, misalnya harus menghadap kemana,
niat seperti apa, apa yang harus dibaca dan yang lainnya, tanpa mengetahui hal-
hal yang seperti ini, berdampak pada tidak sahnya dalam memotong hewan
Qurban dan Akiqah. Selain itu, pada pelaksanaan praktik ini, siswa diberikan
menunjukkan aplikasi dari teori yang dipelajari di dalam kelas, atau metode
demonstrasi ini adalah metode peragaan teori, karena tidak selamanya orang
bisa karena teori, dan tidak selamanya pula orang pandai karena praktik, dan
hanya keseimbanganlah (teori dengan praktik) yang dapat membuat siswa atau
proses pembelajaran yang diinginkan oleh guru. Guru Fikih menegaskan bahwa
dapat terwujud.
64
dasar dari pembelajaran yang aktif. Motivasi merupakan suatu dorongan yang
timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk
yang ada merasakan adanya dorongan yang kuat, yang tidak hanya dilandaskan
pada kewajibab dalam setiap tugas yang diberikan oleh guru, juga didasarkan
pada proses pembelajaran yang lebih menyenangkan. Terlebih lagi guru mampu
yang mengarah pada keaktifan siswa dalam setiap merespon materi-materi yang
Bahkan guru fikih dalam hal ini lebih mudah dan tidak terlalu mengalami
didasarkan pada metode belajar yang digunakan oleh guru fikih, yakni metode
belajar yang mampu memberikan motivasi belajar yang kuat. Hal ini sejalan
untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan
dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.86 Oleh karena itu,
Munculnya semangat belajar pada diri siswa/siswi, guru fikih dalam hal
ini juga memiliki semangat dalam mengajar, sebuah semangat yang dirasakan
sebagai hasil dari variasi metode pembelajaran yang digunakan. Guru fikih
kepada semangat belajar yang semakin kuat. Selain itu, semangat belajar yang
tumbuh adalah sebuah dorongan yang datang dari diri siswa itu sendiri, dan
guru harus bersifat sebagai pendorong secara terus menerus hingga mencapai
dalam mendorong siswa tidak boleh berhenti, karena pendidikan adalah wadah
merupakan corak dalam menentukan masa depan MA, sehingga MA dalam hal
ini memiliki harapan besar pada setiap guru dalam menciptakan suasana belajar
yang lebih baik dan produktif, guna menumbuhkan semangat siswa dalam
belajar. Guru Fikih sendiri memiliki pandangan yang luas terhadap proses
belajar yang lebih baik, bahwa proses belajar pada dasarnya harus didasarkan
proses pembelajaran dalam mata pelajaran fikih, satu sisi saya dasarkan pada
keinginan siswa.
68
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
oleh guru fikih, yakni: a) Metode Ceramah dan Tanya Jawab. Guru fikih
untuk bertanya terhadap materi yang belum jelas, dalam tanya jawab ini
belajar.
adalah sebuah metode gabungan dalam memberikan suasana belajar yang lebih
aktif melalui pertukaran informasi dari satu orang ke yang lainnya maupun dari
kelompok yang satu ke kelompok yang lain. Metode diskusi sambil bermain
yang diterapkan oleh Guru Fikih adalah suatu harapan besar, yang mana
langsung mengenai tata cara Qurban dan Akiqah, misalnya harus menghadap
kemana, niat seperti apa, apa yang harus dibaca dan yang lainnya, tanpa
mengetahui hal-hal yang seperti ini, berdampak pada tidak sahnya dalam
memotong hewan Qurban dan Akiqah. Selain itu, pada pelaksanaan praktik ini,
lebih menyenangkan. Bahkan guru fikih dalam hal ini lebih mudah dan tidak
B. Saran
2. Bagi Guru
Daftar Pustaka
Bimo Walgito. 2010. Bimbingan dan Konseling: Studi dan Karir, Yogyakarta: Andi.
Daryanto dan Muhammad Farid. 2015. Bimbingan Konseling: Panduan Guru BK dan
Guru Umum, Yogyakarta: Gava Media.
Irawan Soehartono. 2015. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnya, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Siti Maesaroh. 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Terhadap Minat dan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam
Sudjana. 1997 Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
A. Identitas Diri
Alamat Rumah :Aik Ara Desa Ubung Kec Jonggat Kab Lombok
B. Riwayat Pendidikan
D. Prestasi/Penghargaan
F. Karya Ilmiah
Mataram 12-12-2019