Anda di halaman 1dari 83

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK SHOW NOT TELL

TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS


KARANGAN ARGUMENTASI MURID KELAS V SD INPRES
TODDOPULI I MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Sayarat guna Mamperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

ULFA ASIS
10 5409618 15

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO
Bertakwalah kepada Allah,

Maka dia akan membimbingmu.

Sesungguhnya Allah mengetahui

segala sesuatu.

(Qs. Al Baqarah: 282)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua


tercinta, Ayahanda dan Ibunda, ketulusannya dari hati
atas doa yang tak pernah putus, semangat yang tak
ternilai. Serta untuk orang-orang terdekatku yang
tersayang, Dan almamater biru kebanggaanku.
ABSTRAK

Ulfa Asis. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Teknik Show Not Tell Terhadap
Hasil Belajar Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Murid Kelas V SD
Inpres Toddopuli I Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing oleh H.Bahrun Amin, dan Tarman A. Arif.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis


penelitian eksperimen bentuk One-Group Pretest-Postest Design. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran teknik show not tell
sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan menulis argumentasi. Populasi
adalah 27 siswa. Sampel penelitian dipilih secara total sampling.Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu pretest dan posttest. Data dianalisis
secara statistik deskriptif dan statistik inferensial menggunakan uji-t.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar


yang signifikan antara pretest dan posttest dengan penerapan model pembelajaran
teknik show not tell yang pada akhirnya memperoleh hasil belajar yang optimal
sehingga murid termotivasi dalam belajar. Data hasil penelitian diperoleh dengan
memberikan tes hasil belajar berupa posttest yang dianalisis menggunakan uji-t.
hasil analisis statistika inferensial diperoleh thitung (10,40) > ttabel (2,056) pada a =
0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran teknik show not tell berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada
keterampilan menulis karangan argumentasi murid kelas V SD Inpres Toddopuli I
Makassar.

Kata Kunci : Teknik Show Not Tell. menulis karangan argumentasi


KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahi rabbil „alamin, puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas

segala limpahan nikmat yang diberikan, baik nikmat kesehatan, kesempatan,

rahmat dan rahimnya kepada seluruh manusia terlebih nikmat iman. Rasa syukur

atas segala pemberian-Nya, kesabaran atas semua ujian yang diberikan-Nya yang

dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun

skripsi ini.

Salawat dan salam tak lupa tercurah kepada Nabiullah Muhammad Saw.

Sang pejuang dan pembawa kebenaran ditengah-tengah masyarakat sebagai

rahmatan lil alamin dan suri tauladan yang baik bagi seluruh ummatnya. Semoga

keselamatan dilimpahkan pula kepada seluruh keluarga dan sahabatnya serta para

pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Tidaklah mudah untuk dapat meyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari

bahwa banyak hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, namun berkat usaha

serta bantuan, motivasi dan doa dari berbagai pihak semua ini dapat teratasi

dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan guru Sekolah

Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Makassar. Skripsi ini berupaya memberi gambaran dan informasi sejauh mana

model pembelajaran Teknik Show Not Tell dalam meningkatkan rasa percaya diri
terhadap proses belajar keterampilan menulis karangan argumentasi Murid Kelas

V SD Inpres Toddopuli I Makassar

Penulis berharap dengan selesainya skripsi ini, bukanlah akhir dari sebuah

karya, melainkan awal dari semuanya, awal dari sebuah perjuangan hidup, dan

awal dari sebuah doa yang selalu menyertainya. Aamiin.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada kedua orang tua, ayahanda Abdul Asis dan Nurhayati yang telah rela

berkorban tanpa pamrih dalam membesarkan, mendidik serta mendoakan

keberhasilan penulis, yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan disertai

segala pengorbanan yang tulus dan ikhlas dalam penyelesaian skripsi ini. Tak lupa

pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak pembimbing saya yaitu

Dr.H. Bahrun Amin, M.Hum dan Bapak Dr. Tarman A. Arif, S.Pd,.M.Pd selaku

pembimbing I dan II saya yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi

sejak awal penyusunan skripsi hingga selesainya skripsi ini.

Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada;

Prof. Dr.H.Rahman Rahim,SE,MM. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar, dan Erwin Akib,M.Pd.,Pd.Phd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. dan Aliem Bahri,S,Pd,.M.Pd.,

ketua prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan para staf pegawai dalam

lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan

yang sangat bermanfaat bagi penulis.


Ucapan terima kasih yang sebesar besarnya juga penulis ucapkan kepada

kepala sekolah Dra. Seniwati. MM dan bapak Muhammad Fadli,S.Pd, wali kelas

V yang telah memberi izin dan bantuan untuk melakukan penelitian di SD Inpres

Toddopuli I Makassar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan saran yang sifatnya membangun

demi penyempurnaan skripsi ini. Mengiringi penghargaan dan ucapan terima

kasih tersebut penulis hanya mampu untuk bermohon dan penuh harap kepada

Allah Swt. Karena penulis menyadari hanya kepada Allah Swt sajalah penulis

serahkan segalanya, semoga tulisan ini dapat memberi sumbangan yang berarti

dalam segala bidang, dan semoga tulisan ini terhitung sebagai amal untuk

kepentingan umat manusia dalam dunia pendidikan serta bernilai amal ibadah di

sisi Allah Swt, amin.

Fastabiqul khaerat

Wassalamu alaikum Wr.Wb.

Makassar, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ......................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ............................................................................ v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Kajian Pustaka .................................................................................. 8

1. Penelitian yang Relevan .............................................................. 9

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia ................................................. 9


a. Pengertian Bahasa Indonesia Menurut Para Ahli ................... 10

b. Tujuan dan Fungsi Bahasa Indonesia ..................................... 11

c. Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ....................................... 12

d. Pengertian Menulis ................................................................. 13

e. Pengertian Karangan ............................................................... 15

f. Pengertian Argumentasi .......................................................... 15

g. Menulis Karangan Argumentasi ............................................ 17

3. Model Pembelajaran Show Not Teel .......................................... 18

a. Konsep Show Not Tell ............................................................ 18

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Teknik Show Not Tell ............................................................... 22

B. Kerangka Pikir .................................................................................. 23

C. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian .................................................. 26

1. Pendekatan Penelitian ................................................................. 26

2. Desain Penelitian ......................................................................... 26

B. Populasi dan Sampel ....................................................................... 27

1. Populasi ....................................................................................... 27

2. Sampel ......................................................................................... 28

C. Definisi Operasional........................................................................ 28

1. Teknik Show Not Tell .................................................................. 28

2.Hasil Belajar ................................................................................. 28


D. Instrumen Penelitian........................................................................ 28

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 29

a. Tes awal ....................................................................................... 29

b. treatment ...................................................................................... 29

c. Tes akhir ...................................................................................... 29

F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 29

a. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 30

b. Analisis Statistik Inferensial ....................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian.......................................................................................... 35

B. Pembahasan.............................................................................................. 40

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................... 45

B. Saran ........................................................................................................ 45

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 47

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL

3.1. Populasi murid Kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar ......................... 27


3.2. Standar Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia ................................... 31
4.2. Hasil penelitian pretest dan posttest ............................................................ 36
4.3. Distribusi Frekuensi dan Presentase ........................................................... 36
4.4. Kecenderungan umum penelitian berdasarkan pedoman interpretasi
hasil belajar keterampilan menulis karangan argumentasi ........................ 37
DAFTAR LAMPIRAN

A. Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

B. Lampiran 2 Deskriptor Penilaian

C. Lampiran 3 Data Mentah Hasil Karangan Menulis Karangan Argumentasi

Siswa kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar

D. Lampiran 4 Absen Siswa V SD Inpres Toddopuli I Makassar

E. Lampiran 5 Daftar nilai pretest dan posttest siswa kelas V SD Inpres

Toddopuli I Makassar

F. Lampiran 6 Daftar nilai posttest siswa kelas V SD Inpres Toddopuli I

Makassar

G. Lampiran 7 Hasil analisis data pretest dan Hasil analisis data postest

H. Lampiran 8 tabel T

I. Lampiran 9 Lembar Observasi

J. Lampiran 10 Dokumentas
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah

program pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan sikap

positif terhadap bahasa, terutama bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa

diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan

budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam

masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta

menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Tujuan

pembelajaran bahasa Indonesia secara khusus dijelaskan dalam Standar Isi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 sebagai berikut.

Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah: (1) berkomunikasi secara

efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun

tulis; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa Negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan

menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4)

menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya

sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; (6) menghargai dan


membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual

manusia Indonesia (BSNP, 2006: 119).

Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang sangat berperan dalam

banyak segi kehidupan siswa. Dikatakan demikian karena dengan bahasa, siswa

dapat memperoleh ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan informasi. Oleh karena

itu, guru sebagai pelaksana dan pengelola pembelajaran di sekolah dituntut untuk

dapat merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kompetensi umum dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Kompetensi-kompetensi dalam pembelajaran

bahasa Indonesia yang dimaksud adalah: (1) menyimak, yaitu kemampuan

memahami pesan melalui tahap mendengarkan bunyi-bunyi yang telah dikenal

untukmemaknai bunyi-bunyi itu; (2) berbicara, yaitu kemampuan mengucapkan

bunyibunyi bahasa untuk menyampaikan gagasan, pikiran, atau perasaan secara

lisan; (3) membaca, yaitu kemampuan memahami bahasa tulis, memaknai

simbolsimbol tertulis, dan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur

pengetahuan yang telah ada; dan (4) menulis, yaitu kemampuan menggunakan

bahasa tulis sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan (Santosa, 2005: 6.3-

6.26).

Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung. Tarigan (2008: 4) menyatakan bahwa

kemampuan menulis merupakan ciri orang atau bangsa yang terpelajar. Kemajuan

suatu negara dan bangsa dapat diukur dari maju atau tidaknya komunikasi tulis

bangsa tersebut. Tulisan digunakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam,

meyakinkan, melaporkan, dan mempengaruhi orang lain. Tujuan tersebut hanya


dapat tercapai jika seseorang dapat menyusun gagasannya dengan jelas dan

mudah dipahami.

Suparno dan Yunus (2003: 1.4) menyebutkan bahwa seseorang tidak suka

menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis,

dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Ketidaksukaan tersebut terjadi

sebagai akibat dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakatnya, serta

pengalaman pembelajaran menulis atau mengarang di sekolah yang kurang

memotivasi dan merangsang minat.

Berdasarkan data hasil pengamatan dan evaluasi dalam menulis karangan,

menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD

Inpres Toddopuli I Makassar masih belum optimal. Hal ini dikarenakan guru

belum maksimal dalam melaksanakan pembelajaran bahasa aspek keterampilan

menulis. Guru belum menemukan model yang tepat digunakan dalam

pembelajaran menulis. Hal ini berdampak pada aktivitas dan hasil belajar siswa

selama pembelajaran bahasa Indonesia. Aktivitas belajar siswa masih kurang,

siswa belum memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapatnya, siswa

belum berani bertanya dan mempresentasikan hasil pekerjaannya. Siswa juga

mengalami permasalahan dalam menulis karangan sederhana, khususnya pada

pemilihan kata dan penempatan tanda baca. Hal ini didukung dengan data hasil

evaluasi menulis karangan sederhana pada siswa kelas V semester 1 tahun

pelajaran 201/2020 masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang

ditetapkan sekolah yaitu 70. Data hasil belajar menunjukkan skor terendah adalah

50 dan skor tertinggi adalah 70, dengan rerata kelas 61,6. Persentase siswa yang
belum memenuhi KKM adalah 56%. Berdasarkan data tersebut, perbaikan

pembelajaran perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis,

mengingat peran penting bahasa Indonesia dalam berbagai segi kehidupan siswa.

Melihat kenyataan pembelajaran menulis karangan di kelas V SD Inpres

Toddopuli I Makassar yang belum memenuhi harapan tersebut, perlu dilakukan

upaya untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Hendaknya pembelajaran di

kelas dapat membangkitkan minat siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia.

Oleh karena itu perlu adanya penerapan suatu model baru untuk membangkitkan

aktivitas siswa dalam pembelajaran serta dapat membantu mengatasi

permasalahan menulis siswa. Alternatif model pembelajaran yang digunakan yaitu

model pembelajaran Teknik Show Not Tell.

Penelitian pendahuluan atau hasil observasi peneliti awal yang dilakukan

terhadap beberapa guru dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan

ditemukan bahwa pengajaran keterampilan menulis karangan yang banyak

diterapkan di sekolah adalah teknik konvensional yakni mengajar murid menulis

secara langsung dengan memberikan judul, tema, atau topik tertentu, serta

kerangka yang harus ditulis. Bahkan ada beberapa guru langsung menyuruh murid

menulis karangan dengan cara menulis bebas. Selain itu, rata-rata hasil belajar

menulis Murid Kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar menunjukkan rata-rata

nilai murid 60. Sementara itu, kriteria ketuntas belajar murid seharusnya rata-rata

68. Hal tersebut diakibatkan karena murid tidak terbiasa mengkaji secara langsung

permasalahan yang hendak ditulis. Akibatnya, murid terbentur dalam menulis

materi yang ada dalam pikirannya. Padahal, pada hakikatnya kemampuan menulis
murid sangat bergantung kepada penguasaan hal yang hendak ditulis. Strategi

tersebut menjadi kendala bagi pengembangan keterampilan menulis karangan

murid.

Salah satu solusi yang baik untuk menangani masalah ini adalah dengan

memilih teknik pembelajaran yang tepat. Teknik pembelajaran yang tepat mampu

mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu teknik pembelajaran yang ingin

diujicobakan adalah teknik Show Not Tell (menunjukkan bukan memberitahukan)

merupakan sebuah teknik menulis dengan mengubah kalimat deskripsi menjadi

gambarangambaran yang lebih hidup bagi para pembaca. Dengan pembelajaran

semacam ini, siswa akan lebih terangsang untuk berpikir dan memahami makna

pembelajaran.

Model pembelajaran Teknik Show Not Tell dapat memudahkan siswa dalam

menulis karangan, karena dalam model ini guru menyajikan kata-kata kunci yang

harus digunakan siswa untuk menulis karangan argumentasi. Pembelajaran

menulis karangan argumentasi menggunakan model Teknik Show Not Tell dapat

melibatkan siswa dalam pembelajaran yang terarah dan menyenangkan. Siswa

akan lebih aktif dalam pembelajaran..

Untuk itulah peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tentang teknik

pembelajaran dengan judul “Pengaruh Model Pembelajran Teknik Show Not

Tell Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi

Murid Kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar”.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis

merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: Apakah ada

pengaruh metode pembelajran Teknik Show Not Tell terhadap hasil belajar

keterampilan menulis karangan argumentasi murid Kelas V SD Inpres Toddopuli

I Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Dalam rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan “Untuk

mengetahui pengaruh model pembelajaran Teknik Show Not Tell terhadap hasil

belajar keterampilan menulis karangan argumentasi murid kelas V SD Inpres

Toddopuli I Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi peneliti: untuk memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti tentang

penggunaan Model Pembelajaran Teknik Show Not Tell terhadap hasil belajar

keterampilan menulis karangan argumentasi bila kelak menjadi guru.

b. Bagi guru: untuk memperoleh pengetahuan tentang penggunaan Metode

Pembelajran Teknik Show Not Tell Terhadap keterampilan menulis karangan

Argumentasi.
c. Bagi sekolah: untuk memperkaya inovasi pembelajaran bahasa Indonesia di

sekolah yang bersangkutan dan upaya pengembangan sistim pembelajaran

dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis yang dapat dipetik diantaranya, yaitu:

a. Bagi murid: untuk menumbuhkan minat murid dalam belajar bahasa

Indonesia khususnya dalam menulis Karangan argumentasi.

b. Bagi guru: untuk menumbuhkan kreatifitas guru dalam membuat dan

menggunakan berbagai model dalam pembelajaran bahasa Indonesia agar

minat dan motivasi, serta kemampuan murid dalam berbahasa tercipta.

c. Bagi sekolah: untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia

pada sekolah yang bersangkutan khususnya pada peningkatan menulis

karangan argumentasi.

d. Bagi peneliti: Dapat menambah wawasan/pengalaman dalam melakukan

penelitian, memberikan gambaran sebagai calon guru tentang penggunaan

model Show Not Tell terhadap hasil belajar dan keterampilan menulis

karangan Argumentasi, dan sebagai acuan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN


HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian Penelitian yang dianggap relevan diuraiakan sebagai

berikut:

Pertama, hasil penelitian Rediati dengan judul “Peningkatan keterampilan

menulis cerpen melalui teknik show not tell dengan media teks drama pada siswa

kelas X SMA Negeri 1 Mranggen Kabupaten Demak”. Hasil penelitian Ana

Rediati menunjukkan Kemampuan menulis cerpen siswa kelas X5 SMA Negeri 1

Mranggen mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis

cerpen melalui teknik show not tell dengan media adaptasi teks drama. Pada

siklus I, nilai rata-rata kelas X5 SMA Negeri 1 Mranggen hanya mencapai 64,93

dan termasuk kategori kurang dan masih jauh dari target yang telah ditentukan

sebelumnya. Kemudian pada siklus II, nilai rata-rata kelas X5 SMA N 1

Mranggen mengalami peningkatan sebesar 9,89% menjadi 71,35 dan termasuk

kategori baik. Perolehan hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis

cerpen siswa kelas X5 SMA Negeri 1 Mranggen melalui teknik show not tell

dengan media adaptasi teks drama dapat dikatakan berhasil.

Kedua, hasil penelitian Maria Krisnauli Manik dengan judul “Pengaruh

Teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) Terhadap Kemampuan


Menulis Puisi Oleh Siswakelas X Sma Swasta Budisatrya Medan Tahun

Pembelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian Maria Krisnauli Manik menunjukkan

Dari hasil pengolahan datadapat disimpulkan bahwa teknik menunjukkan bukan

memberitahu (show not tell) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan tahun

pembelajaran 2013/2014.

Ketiga, hasil penelitian Risnawati dengan judul “Peningkatan Menulis

Narasi Melalui Teknik Show Not Tell Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1 Bangkala

Kabupaten Jeneponto”Hasil penelitian Risnawati menunjukkan dari pengelolaan

data dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran menulis pragraf narasi setelah

pembelajaran mengalami peningkatan sebanyak 19,72% dan dinyatakan berhasil.

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesiadan bahasa

persatuan bangsaIndonesia.Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan

dengan mulai berlakunya konstitusi. Penamaan "Bahasa Indonesia"diawali sejak

ditanamkannya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia berhasil

membangkitkan diri menggalang semangat kebangsaan dan semangat perjuangan

dalam mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan”

sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Kenyataan sejarah itu

berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah berfungsi secara

efektif sebagai alat komunikasi antarsuku, antardaerah, dan bahkan antarbudaya.


Sebagai akibat dari ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara,

bahasa Indonesia yang memiliki peran yang sangat menentukan sebagai alat

komunikasi dalam peri kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam hubungan ini, bahasa Indonesia tidak hanya digunakan sebagai bahasa

resmi dalam penyelenggaraan kehidupan negara dan pemerintahan, tetapi juga

sebagai bahasa pengantar pada jenis dan jenjang pendidikan, sebagai bahasa

perhubungan nasional (terutama dalam kaitannya dengan perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan nasional), sebagai sarana pembinaan dan

pengembangan kebudayaan nasional.

a. Pengertian Bahasa Indonesia Menurut Para Ahli

Depdiknas, (2005:3) mengatakan bahwa: “Bahasa pada hakikatnya adalah

ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi

sebagai alatnya”.

Rasyid,2009: 126) mengatakan bahwa: “bahasa merupakan struktur dan

makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu

tujuan”.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Hasan Alwi, (2002: 88) mengatakan

bahwa: “bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh

semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan

mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik,

sopan santun yang baik”.

b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia


Seperti yang di ketahui, pembelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu

materi yang diajarkan di bangku sekolah mulai dari jenjang SD hingga Perguruan

Tinggi.

Adapun tujuan pembelajaran ini dapat di tinjau dari dua sudut pandang,

untuk para siswa ditujukan agar para siswa mampu menghayati bahasa dan juga

sastra Indonesia serta mempunyai kemampuan yang baik dan benar dalam

berbahasa.

Sementara tujuan bagi para guru yaitu untuk mengembangkan potensi para

siswa dalam berbahasa Indonesia, serta agar lebih mandiri dalam menyiapkan dan

menentukan bahan ajar sesuai dengan kemampuan siswadan kondisi

lingkungan.Selain itu, yang menjadi tujuan umum dari pembelajaran suatu bahasa

yakni peran pentingnya di dalam perkembangan intelektual dan emosional siswa

serta sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran.

Di samping itu pembelajaran Bahasa Iondnesia jugadapat memungkinkan

manusia untuk bisa saling berkomunikasi dan berbagi pengalaman serta saling

belajar satu sama lain untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Adapun

pembelajaran Bahasa Indonesia dibangku sekolah diharapkan bisa membantu

murid untuk mengenal dirinya sendiri, budayanya, budaya orang lain, belajar

untuk menyampaikan gagasan, serta mempu menggunakan kemampuan imajinatif

dan analitis yang terdapat pada diri masing-masing siswa.


c. Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Bahasa Indonesia di SD adalah Pembelajaran bahasa Indonesia di SD

dilaksanakan secara terpadu. Pembelajaran secara terpadu seharusnya

dilaksanakan sesuai dengan cara anak memandang dan menghayati dunianya.

Oleh karena itu dalam pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa dapat

memahami secara rasional serta konsep-konsep yang terkait dengan pembelajaran

bahasa Indonesia.

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran mendasar yang

sudah diajarkan sejak TK sampai dengan perguruan tinggi. Bahasa Indonesia

mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Kurikulum bahasa

Indonesia di SD mempunyai karakteristik:

a. Menggunakan pendekatan komunikatif keterampilan proses, tematis

integratif, dan lintas kurikulum.

b. Mengutamakan variasi, kealamian, kebermaknaan fleksibelitas.

c. Penggunaan metode

d. Memberi peluang untuk menggunakan berbagai sumber belajar (Djuanda,

2006: 53).

Pelajaran bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah dasar sejak

kelas 1 SD. Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan disemua jenjang

pendidikan formal. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia

bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa yaitu belajar bahasa (belajar

berkomunikasi) dan belajar sastra (belajar menghargai manusia dan nilai-nilai

kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengupayakan


peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta

menghargai karya cipta bangsa Indonesia (Hartati, 2003).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

bahasa Indonesia di SD adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu.

Selain itu juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta

didik.

d. Menulis

Menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan

menggunakan lambang grafik atau tulisan. Tulisan adalah suatu sistem

komunikasi manusia yang menggunakan tanda-tanda yang dapat dibaca atau

dilihat dengan nyata. Sedangkan Tarigan (dalam Junaidi 2013:19) menyatakan:

“Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipakai seseorang, sehingga orang lain dapat

membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan

gambaran tersebut”.

Menurut pendapat Nurgiyantoro, S menulis adalah aktivitas

mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menulis merupakan kegiatan

produktif dan ekspresif sehingga penulis harus memiliki kemampuan dalam

menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur bahasa. Dengan demikian dapat

disimpulkan, menulis merupakan kemampuan seseorang dalam melukiskan

lambang-lambang grafik untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat

dimengerti oleh orang lain.


Proses menulis meliputi tiga aspek yaitu menulis (handwriting), mengeja

dan mengarang. Seperti diketahui, di kelas-kelas permulaan SD (kelas 1-3)

kesulitan yang banyak dialami oleh anak-anak adalah menulis dan mengeja.

Pengajaran menulis mencakup menulis, mengeja, dan mengarang. Di samping itu

ada aspek yang mendasar yaitu kesiapan menulis. Pada kelas-kelas permulaan

pengajaran menulis dipusatkan pada menulis dan mengeja huruf atau kata yang

mempunyai frekuensi penggunaan tinggi, seperti nama, alamat, atau kosakata

sehari-hari. Pada tingkat yang lebih lanjut, pengajaran menulis diarahkan pada

kemampuan mengkomunikasikan pendapat dalam bentuk mengarang.

Agar dapat menulis dengan baik, diperlukan beberapa jenis keterampilan,

antara lain kemampuan mengorganisasikan pendapat, mengingat, membuat

konsep dan mekanik (tata tulis). Menulis merupakan tantangan yang berat bagi

anak luar biasa yang mungkin sudah mengalami kesulitan dalam bahasa lisan,

rendah diri, motivasi belajar kurang, dan kurangnya dorongan dari luar untuk

maju. Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam pengajaran menulis.

Kemampuan menulis sangat ditentukan oleh tingkat penguasaan keterampilan

bahasa yang lain, mendengarkan, berbicara, dan membaca. Oleh karena itu,

keterampilan menulis harus dikaitkan dengan keterampilan tersebut secara

hierarkis.

Beberapa pendapat di atas menunjukkan bahwa dengan tulisan dapat terjadi

komunikasi antara penulis dan pembaca, hal ini dapat terjadi apabila penulis dan

pembaca memahami lambang-lambang grafik yang dipergunakan untuk menulis

tersebut. Misalnya seseorang dapat dikatakan sedang menulis huruf latin jika
seseorang tersebut memahami lambang, grafik dari huruf latin tersebut, demikian

pula seseorang dapat dikatakasn sedang menulis huruf arab kalau orang tersebut

memahami lambang dan grafik dari huruf arab. Dalam hal ini seseorang tidak

dapat dikatakan sedang menulis huruf latin atau huruf arab jika orang tersebut

tidak memahami lambang, gambar grafik dari kedua huruf tersebut.

e. Pengertian Karangan

Karangan adalah bentuk tulisan dari suatu proses kegiatan berpikir

manusia yang hendak menggunakan kandungan jiwanya kepada orang lain atau

diri sendiri dalam tulisannya. Karangan adalah bentuk tulisan yang

mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang

utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan

perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur

f. Argumentasi

Pengertian Argumentasi

Akhadiah (1997:115) mengungkapkan bahwa:

Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan


pembacanya mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulis. Karena
tujuannya untuk meyakinkan orang laian, maka penulis harus
menyajikannya secara logis, kritis, sistematis, disertai bukti-bukti yang
dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikan sehingga
dapat menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap tulisan tersebut.

Wagiran dan Doyin (2005: 55) mengungkapkan bahwa:

Argumentasi bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca dengan cara


memaparkan alasan-alasan, fakta-fakta, bukti bukti suatu pendapat
gagasan pemecahan suatu masalah. Pengembangan paragraf dimulai
dengan mengemukakan pendapat umum yang menjadi pokok pikiran
kemudian kalimat-kalimat penjelas yang merupakan fakta yang dapat
meyakinkan pendapat tersebut.

Argumentasi terbagi menjadi dua macam, yaitu argumentasi induktif dan

argumentasi deduktif. Argumentasi induktif merupakan suatu proses berpikir yang

bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu

kesimpulan. Argumentasi induktif adalah suatu proses berpikir dari hal yang

bersifat khusus ke hal yang bersifat umum (Keraf: 1995:45).

Argumentasi deduktif adalah proses atau bernalar yang bertolak dari

sesuatu yang sudah ada menuju suatu proposisi baru yang berbentuk simpulan.

Argumentasi deduktif adalah proses berpikir dan sesuatu hal yang bersifat umum

ke hal yang bersifat khusus (Keraf 1995:57).

Perbedaan pembuktian penulisan argumentasi dengan persuasi, narasi,

eksposisi, dan deskripsi menurut Hardiyanto (2003:15) memuat beberapa hal,

yaitu (1) tulisan argumentasi harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap

dan keyakinan orang mengenai topik yang diargumentasikan. Untuk menunjukan

kebenaran tersebut, seorang penulis harus menyusun fakta-fakta yang benar, (2)

penulis harus berusaha menghindari setiap istilah yang dapat menimbulkan

prasangka tertentu, (3) penulis harus membatasi pengertian istilah yang akan

digunakan, agar dapat diminimalisir kemungkinan timbulnya ketidaksesuaian

pendapat karena perbedaan pengertian, dan (4) penulis harus menetapkan secara

tepat titik ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan. Langkah ini merupakan


langkah yang penting, sebab, setiap analisis yang dipaparkan harus tampak jelas

letak perbedaannya.

g. Memulis Karangan Argumentasi

Menulis karangan argumentasi merupakan sub bab pengajaran menulis.

Tujuannya yang ingin dicapai melalui pengajaran menulis adalah “setiap murid

memahami cara menulis dengan ejaan yang benar dan dapat mengomunikasikan

ide atau pesan secara tertulis” untuk mencapai tujuan pengajaran tersebut murid

diberi materi yang berkaitan dengan keterampilan menulis argumentasi. Menulis

argumentasi merupakan suatu proses kegiatan pikiran yang berusaha untuk

meyakinkan setiap pembaca bahwa apa yang disampaikan oleh penulis benar.

Argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca agar mereka percaya atau

sependapat dengan apa yang diyakini penulis. Wacana argumentasi adalah wacana

yang bertujuan memengaruhi pembaca agar dapat menerima ide, pendapat, atau

pernyataan yang dikemukakan penulisnya. Untuk memperkuat ide atau

pendapatnya, penulis wacana argumentasi menyertakan data-data pendukung

(Edukatif, 2007:84).

Argumentasi adalah jenis tulisan yang berisi ide atau gagasan yang

dilengkapi dengan bukti-bukti kesaksian yang dijalin menurut proses penalaran

yang kritis dan logis, dengan tujuan memengaruhi atau meyakinkan pembaca

untuk meyatakan persetujuannya. Jika dalam eksposisi penutup tulisan adalah

dengan penegasan, maka dalam tulisan berjenis argumentasi penutup karangan

berupa kesimpulan (Pamungkas, 2012:59).a


Karangan argumentasi lebih sukar karena seorang pengarang

mengemukakan argumentasi (alasan), bukti atau contoh yang dapat meyakinkan,

sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan,dan sikap

yang ditulis oleh pengarang, kemudian pembaca akan bertindak sesuai dengan apa

yang diinginkan oleh pengarangnya. Untuk meyakinkan orang lain agar

terpengaruh dan bertindak seperti yang diinginkan, tentu ada persyaratannya.

Pengarang harus berpikir secara kritis dan logis. Dia harus terbuka menerima

pendapat orang lain, lalu menganalisa dan mempertimbangkannya secara baik dan

rasional. Karangan argumentasi dikatakan lebih sukar, karena karangan

argumentasi ini berusaha meyakinkan orang lain untuk bersikap dan berpendapat,

tanpa landasan yang kokoh pendapat tersebut tidaklah mampu memengaruhi dan

meyakinkan orang lain. Jadi karangan argumentasi harus lengkap, masuk akal dan

butuh pembuktian supaya bisa memengaruhi dan meyakinkan pembaca. Dari

beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan argumentasi adalah

karangan yang bertujuan meyakinkan atau membuktikan kepada pembaca agar

menerima sesuatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Contoh

Karangan Argumentasi Selokan ini sangat kotor. Sampah-sampah berserakan di

sana sini. Nyamuk senang bersarang dan bertelur di sini karena airnya

menggenang. Oleh sebab itu kita harus membersihkan selokan ini supaya air

lancar mengalir. Dengan demikian nyamuk tidak akan bersarang dan bertelur di

tempat ini. Contoh karangan di atas termasuk jenis karangan argumentasi karena

bermaksud meyakinkan pembaca mengenai hal yang di ungkapkan penulis.

3. Show Not Tell (Menunjukkan, Bukan Memberitahukan)


a. Konsep Show Not Tell (Menunjukkan, Bukan Memberitahukan)

Show not tell dikembangkan oleh Rebekah Caplan (De Porter dan

Henacki, 2007:50). Show not tell adalah strategi mempercepat pengembangan

gagasan pada proses menulis dengan cara bertolak dari bentuk kalimat

memberitahukan, kemudian mengubahnya menjadi paragraf yang

menggambarkan. Misalnya, kalimat memberitahukan, kini adalah hari yang indah,

perlu diubah dengan cara menggambarkannya dalam sebuah paragraf apa indah

itu, hari apa kejadiannya, mengapa hari itu menjadi indah, sehingga gambaran

uniknya “Ini adalah hari yang indah” yang digambarkan pada paragraf.

Pengembangan strategi show not tell menurut De Porter (2007:50) dimulai

dari mendaftar kalimat berita sebagal berikut:

1) Untuk memunculkan kelompok kalimat memberitahukan pada pramenulis

dilakukan dengan cara meminta murid membuat daftar (De Porter dan

Henacki, 2007:50). Daftar yang dimaksud adalah daftar kalimat

memberitahukan, misalnya murid membuat daftar kalimat tentang hal-hal

yang menarik waktu berkunjung ke rumah nenek. Daftar kalimat

memberitahukan yang akan muncul dari murid, misalnya:

Saya bertemu nenek

Di rumah nenek ada pohon mangga Banyak ayamnya

2) Mengubah kalimat-kalimat memberitahukan menjadi paragraf

menggambarkan berdasar daftar kalimat memberitahukan yang telah

ditetapkan dan dibantu dengan pertanyaan, “Apa yang menarik waktu


bertemu nenek; dan pohon mangga di rumah nenek; ayam yang banyak dan

kapan kejadiannya.”

Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa penggambaran hal

yang menarik waktu bertemu nenek, pohon mangga di rumah nenek, ayam yang

banyak dan waktu kejadiannya pada paragraf dan setiap tulisan murid akan

berbeda, tetapi masing-masing murid mempunyai ciri atau kekhasan gambaran

tentang hal- hal yang menarik sehingga maksudnya dapat dipahami.

Show not tell adalah strategi untuk mempercepat pengembangan gagasan

pada proses menulis dengan cara bertolak dari bentuk kalimat memberitahukan,

kemudian mengubahnya menjadi paragraf yang menggambarkan. Perhatikan

contoh berikut:

Dari kalimat-kalimat memberitahukan: (1) ini adalah hari yang indah; (2)

hujan menimpa atap; (3) di seberang jalan, padang rumput menghijau; (4)

beberapa anak perempuan mengenakan pita kuning di rambut mereka.

1. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Menggunakan Teknik Show Not Tell

Tahap-tahap proses penulisan ini diambil dari proyek penulisan California

(1999:194) dan diuraikan dalam tahap-tahap sebagai berikut:

a) Persiapan

Tahap pertama yang dilakukan adalah mengelompokkan dan menulis cepat.

Pada tahap ini, murid hanya akan membangun suatu fondasi untuk topik yang

berdasarkan pada pengetahuan, gagasan, dan pengalamannya. Pengelompokan

adalah suatu cara memilah gagasan dan menuankannya keatas kertas secepatnya,

tanpa pertimbangan.
b) Draft-kasar

Tahapan selanjutnya adalah mengeksplorasi dan mengembangkan gagasan.

Di sini murid harus memusatkan pada isi, dari pada tanda baca, tata bahasa, atau

ejaan. Murid juga harus menggunakan kalimat menunjukkan bukan

memberitahukan.

c) Berbagi

Berikut beberapa petunjuk untuk berbagi, yang pertama adalah untuk

penulis. Murid mengatkan kepada temannya sebagai pembaca apa yang ingin

dicapai dengan menulis karangan itu. Murid hendaknya menyambut semua umpan

balik tanpa emosi, murid juga dituntut untuk mendengarkan tanpa menjelaskan

kepada pembaca. Kemudian murid diperbolehkan bertanya untuk mendapatkan

kejelasan.

Petunjuk untuk pembaca diantaranya adalah hanya membaca isinya saja dan

mengabaikan tata bahasa dan ejaan. Pembaca harus menunjukkan kepada penulis

kata-kata, frasa dan bagian utama yang paling baik dari sudut pandang pembaca.

Pembaca diperbolehkan untuk bertanya untuk bertanya kepada penulis apapun

yang terlintas di dalam pikiran saat membaca tulisan tersebut pembaca juga

hendaknya mengatakan kepada penulis jika menurut pembaca tulisan ini berhasil

mencapai tujuan yang direncanakan. Pembaca dapat memberi saran kepada

penulis bagaimana tulisan tersebut dapat dijadikan lebih kuatdan lebih jelas.

d) Memperbaiki
Dari umpan balik tersebut murid memperbaiki tulisannya. Kini, setelah

murid mendapatkan umpan balik tentang nama yang baik dan mana yang perlu

diperbaiki lagi, murid mengulangi dan memperbaiki karangannya.

e) Penyuntingan

Murid memperbaiki semua kesalahan, tata bahasa, dan tata baca. Pada tahap

ini siswa diharuskan memeriksa semua kesalahan ejaan. Siswa harus memastikan

penggunaan kata kerjanya tepat dan kalimat-kalimatnya lengkap.

f) Penulisan kembali

Murid menulis kembali karangan tadi, dengan memasukkan isi yang baru

dan perubahan-perubahan penyuntingan.

g) Evaluasi

Murid memeriksa apakah tugas ini sudah selesai. Tiap siswa harus

memastikan telah menyelesaikan apa yang direncanakan dan apa yang ingin di

sampaikan.

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Teknik Show Not Tell

Kelebihan dari teknik Show Not Tell adalah pola putaran penulisan yang

dapat memberikan informasi dari pembaca dalam fase berbagi. Selain itu bisa

meminimalkan kesalahan yang muncul dalam penulisan. Kesalahan di sini berupa

ejaan, kepaduan paragraf dan struktur ide yang akan diungkapkan. Maka dengan

menerapkan teknik ini siswa diharapkan mampu menulis sebuah karangan dengan

baik. Ketika siswa menggunakan “menunjukkan bukan memberitahukan”,


paragraf terbentuk secara alamiah dan berkesan hidup. Hal terbaik tentang

“menunjukkan bukan memberitahukan” adalah bahwa setiap siswa akan menulis

dengan deskripsi uniknya sendiri untuk masing-masing kalimat. Teknik ini juga

mempunyai banyak aplikasi, di antaranya dapat digunakan untuk karakterisasi,

efektif untuk puisi dan cerita, dan terutama sangat baik untuk menulis karangan.

Kekurangan dari teknik Show Not Tell adalah teknik ini sedikit akan

membingungkan karena banyaknya tahapan yang harus dilalui. Akan tetapi

setelah mendapatkan perlakuan, tentu siswa akan terbiasa menggunakan teknik

Show Not Tell.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian

terpenting dalam kerangka pengembangan pendidikan maksimal yang bertujuan

untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan berbahasa

yang optimal. Aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan terdiri atas empat

aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia, salah satu kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh siswa

adalah kemampuan menulis cerita.

Pada penelitian ini, peneliti mengukur kemampuan menulis karangan

argumentasi dengan menggunakan model pembelajaran Teknik Show Not Tell.

Kemudian dianalisis sehingga menghasilkan temuan. Oleh karena itu, peneliti

dapat menyimpulkan dari hasil temuan tersebut tentang kemampuan menulis


argumentasi murid dengan menggunakan Teknik Show Not Tell. Dapat

digambarkan dengan bagan sebagai berikut:


Pembelajaran Kurikulum
Bahasa Indonesia 2013

Kurangnya
Kemampuan Siswa
dalam Keterampilan
Menulis Karangan
Argumentasi

Pretest

Argumentasi

Penggunaan Model pembelajaran


Teknik Show Not Tell Terhadap
Hasil Belajar Keterampilan
Menulis Karangan Argumentasi

Posttest
hhh Bagang 2.1 Kerangka Piker

Analisis

Berpengaruh Tidak
Temuan berpengaruh
C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir yang dicantumkan di atas, maka

diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan model

pembelajaran Teknik Show Not Tell terhadap hasil belajar keterampilan

menulis karangan argumentasi murid Kelas V SD Inpres Toddopuli I

Makassar

H1 : Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Teknik Show Not Tell

terhadap hasil belajar keterampilan menulis karangan argumentasi murid

Kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

1. Jenis Pendekatan Penelitian

Jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan eksperimen yang bersifat kuantitatif. Sedangkan jenis penelitian yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental Design, yang mengkaji

keefektifan model pembelajaran Teknik Show Not Tell terhadap hasil belajar

keterampilan menulis karangan argumentasi murid Kelas V SD Inpres Toddopuli

I Makassar

2. Desain Penelitian

Desain Experimen yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest

Design. Desain ini digunakan karena penelitian ini hanya melibatkan satu kelas

yaitu kelas eksperimen yang diawali dengan pretest sebelum diberi perlakuan.

Dengan demikian hasil perlakuan yang didapat lebih akurat karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Dengan pola sebagai berikut:

O1 X O2
Gambar: 3.1

(Sugiyono, 2007: 111)


Keterangan:

O1 : Pengukuran pertama (awal) sebelum subjek di beri perlakuan (pretest)

X : Treatmen atau perlakuan (pemberianmodel pembelajaran Teknik Show Not

Tell) melalui konseling kelompok

O2 : Pengukuran kedua setelah diberi perlakuan (post-test)

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan memberikan dua

kali tes, yaitu pretes (sebelum eksperimen) dan postes (setelah eksperimen).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Penentuan populasi memberi batasan objek yang akan diteliti. Populasi ini

memberikan arti yang sangat penting karena merupakan sumber informasi dan

data penelitian. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-

cirinya akan diduga. Populasi dapat dibedakan pula antara populasi sampling

dengan populasi sasaran (Singarimbun, 1989: 108). Dengan demikian, populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh murid Kelas V SD Inpres Toddopuli I

Makassar.

Tabel 3.1 Keadaan Populasi

Siswa Siswa
Nama Sekolah Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan

Kelas V SD Inpres
16 11 27
Toddopuli 1 Makassar

Sumber: Tata usaha SD Inpres Toddopuli I Makassar Tahun ajaran 2008/2019.


2. Sampel

Menurut Arikunto (Arikunto, 2012) sampel merupakan bagian dari

keseluruhan yang menjadi objek sesungguhnya dari suatu penelitian sedangkan

metodologi yang digunakan menyeleksi disebut sampling. Untuk menentukan

sampel dalam penelitian digunakan teknik “ Total sampling” artinya peneliti

mengambil seluruh jumlah populasi sebagai anggota sampel,. Adapun sampel

yang dimaksud peneliti adalah murid Kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar.

C. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu media gambar sebagai

variabel bebas diberi simbol (X) dan keterampilan menulis cerita sebagai variabel

terikat diberi simbol (Y).

Secara operasional variable tersebut didefinisikan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Teknik Show Not Tell adalah suatu strategi pembelajaran

yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan

komunikasi murid

2. Keterampilan menulis karangan Argumentasi adalah kemampuan

mengungkapkan suatu gagasan, pendapat, atau sikap disertai dengan alasan-

alasan sehingga pembaca mengerti dan membenarkannya, untuk memperkuat

alasan, penulis dapat menyertakan data-data pendukung berupa fakta-fakta,

contoh contoh, hasil observasi

D. Instrumen Penelitian
Lembar penilaian tes hasil belajar digunakan utuk mengukur ketercapaian

indikator yang diperoleh siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan.

Lembar penilaian tes hasil belajar yang dikembangkan peneliti berbentuk tes soal

essay.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pre-test dan

pos-test. Jenis tes yang digunakan berupa tugas menulis argumentasi. Aspek yang

dinilai dari hasil kerja siswa itu ialah isi menulis argumentasi, penataan gagasan,

kalimat, diksi, dan ejaan. Ada beberapa tes yang dilakukan yaitu tes awal dan tes

akhir.

Adapun langkah-langkah data yang dilakukan sebagai berikut:

a. Tes awal (pre-test)

Test awal dilakukan sebelum treatment (pemberian perlakuan), pre-test

dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh murid sebelum

diterapkan model pembelajaran Teknik Show Not Tell

b. Treatment (pemberian perlakuan)

Dalam hal ini peneliti menerapkan model pembelajaran Teknik Show Not

Tell pada pembelajaran bahasa Indonesia

c. Tes akhir (pos-test)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah pos-test untuk mengetahui

pengaruh penggunaan model pembelajaran Teknik Show Not Tell


F. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan

digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa

nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua

nilai tersebut dengan mengajukan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai

pretest dengan nilai posttest. Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap

rerata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut

dengan uji-t (t-test). Dengan demikian langkah-langkah analisis data eksperimen

dengan model eksperimen One Group Pretest Posttest Design adalah sebagai

berikut:

a. Analisis Data Statistik Deskriptif

Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama proses

penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan

melalui analisis ini adalah sebagai berikut:

Rata-rata (Mean)

(Arikunto, 2012: 300)

Persentase (%) nilai rata-rata


Keterangan:

P = Angka persentase

f = Frekuensi yang dicari persentasenya

N = Banyaknya sampel responden.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar bahasa

Indonesia siswa dalam yaitu:

Tabel 3.2. Standar Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia

No.
Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar

1.
90-100 Sangat tinggi
2.
80 -89 Tinggi
3.
70 - 80 Sedang
4.
51 - 69 Rendah
5.
0 - 50 sangat rendah
Sumber: (Penilaian belajar murid SD Inpres Toddopuli I Makassar Tahun ajaran

2018/2019)

b. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistic inferensial adalah teknik analisis data yang digunakan

untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang telah di rumuskan. Dalam

penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t (uji-t),

dengan tahapan sebagai berikut:



(Arikunto, 2012: 306)

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest

X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

D = Deviasi masing-masing subjek

∑ = Jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest

= Jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = Subjek pada sampel.

b. Mencari harga “ ∑ ” dengan menggunakan rumus:


∑ ∑

Keterangan:

∑ = Jumlah kuadrat deviasi


= Jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = Subjek pada sampel

c. Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:


Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest

X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

D = Deviasi masing-masing subjek

∑ = Jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

d. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan

Kaidah pengujian signifikan:

1) Jika t Hitung> t Tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti penggunaan

penerapan Metode Pembelajaran Teknik Show Not Tellberpengaruh

Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Menulis karangan Argumentasi

Murid Kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar

2) Jika t Hitung< t Tabel maka Ho diterima, berarti penerapan Metode

Pembelajaran Teknik Show Not Tell tidak Terhadap Hasil Belajar

Keterampilan Menulis karangan Argumentasi Murid Kelas V SD Inpres

Toddopuli I Makassar
3) Menentukan harga t Tabel dengan Mencari t Tabel menggunakan tabel

distribusi t dengan taraf signifikan .

Keterangan:

dk = Derajat kebebasan tertentu ditentukan dengan N-1

e. Membuat kesimpulan apakah ada pengaruh metode pembelajran Teknik Show

Not Tell Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Menulis Karangan

Argumentasi Murid Kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model

pembelajaran teknik show not tell terhadap hasil belajar keterampilan membaca

murid kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar.

Data yang diperoleh dan dianalisis dalam penelitian ini meliputi hasil

pretest dan posttes. Dalam penelitian ini adalah murid kelas V SD Inpres

Toddopuli I Makassar yang berjumlah 27 murid.

keterampilan menulis karangan argumentasi, murid kelas V SD Inpres Toddopuli


I Makassar.
Nilai statistik deskriptif hasil belajar keterampilan menulis karangan

argumentasi pada murid kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar, sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan model Teknik Show Not Tell

dapat diketahui pada tabel 4.2 sebagai berikut (dapat dilihat pada lembaran

berikutnya):

Nilai
Statistik Deskriptif
Pretest Posttest
Jumlah Sampel (N) 27 27
Minimum 50 62
Maximum 79 100
Mean 61 389,29
Sumber : Hasil penelitian pretest dan posttest

Berdasarkan hasil analisis data statistik deskriptif pada tabel 4.2 diatas,

memberi gambaran umum pretest sebelum perlakuan model teknik show not tell

yaitu memperoleh nilai rata-rata sebesar 61% dan setelah diberikan perlakuan
berupa penggunaan strategi teknik show not tell diperoleh nilai rata-rata sebesar

389,29. Dari nilai rata-rata tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata posttest

untuk lebih tinggi dari pada pretest.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi dan Presentase Keterampilan Menulis Karangan

Argumentasi Pada Murid Kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar Pretest dan

Postest dengan Menggunakan Model Teknik Show Not Tell

Tingkat Hasil
Kemampuan Kelompok Eksperimen
Keterampilan Pretest Posttest
Interval
Menulis
Frekuensi Persentase
Karangan Frekuensi Persentase
Argumentasi
90 - 100 Sangat Tinggi - 0% 12 44,44%
80 - 89 Tinggi - 0% - 29,62%
70 - 80 Sedang 8 29,62% 13 18,51%
51 - 69 Rendah 10 37,03% 2 7,40%
Sangat Rendah 9 33,33% - 0%
0 - 50
Jumlah 27 100% 27 100%
Sumber: Hasil Penelitian Tes hasil belajar keterampilan menulis karangan

argumentasi murid kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar .

Tingkat hasil belajar keterampilan menulis karangan argumentasi pada

murid kelas V SD Inpres Toddopuli 1 Makassar. Pada pretest terdapat tidak ada

murid berada pada kategori tinggi, 8 murid atau 28,62% berada pada kategori

sedang, 10 murid atau 37,03% berada pada kategori rendah dan 9 murid atau

33,33% berada pada kategori sangat sangat rendah. Setelah diberikan perlakuan

berupa penggunaan model Teknik Show Not Tell, maka tingkat hasil belajar

keterampilan menulis karangan argumentasi murid kelas V SD Inpres Toddopuli I

Makassar berpengaruh, sebanyak 12 murid atau 44,44% berada pada kategori


sangat tinggi, tidak ada murid berada pada kategori tinggi, 13 murid atau 18,51%

berada pada kategori sedang, 2 murid atau 7,40% berada pada kategori rendah dan

tidak ada murid yang berada pada kategori sangat rendah.

Tabel 4.4: Kecenderungan umum penelitian berdasarkan pedoman interpretasi

hasil belajar keterampilan menulis karangan argumentasi

Jenis Data Mean Interval Kategori

Pre- Test 61 0-54 Rendah

Post- Test 389,29 90-100 Tinggi

Sumber: Hasil pretest dan posttest

Dari hasil ini disimpukan bahwa model Teknik Show Not Tell dapat

mempengaruhi keterampilan menulis karangan argumentasi murid kelas V SD

Inpres Toddopuli I makassar. Hal tersebut dapat dilihat dengan meningkatnya

hasil belajar keterampilan menulis karangan argumentasi pada murid sebanyak

538,18s %.

= 538,18%

Pengaruh Model Pembelajaran Teknik Show Not Tell Terhadap Hasil

Belajar Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Murid Kelas V

SD Inpres Toddopuli I Makassar.

Berdasarkan hipotesis penelitian yakni “apakah ada pengaruh model

pembelajaran Teknik Show Not Tell terhadap hasil belajar keterampilan menulis

argumentasi murid kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar.”, maka teknik yang


digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik analisis statistik

inferensial dengan menggunakan uji-t.

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis penelitian adalah sebagai

berikut:

a. Mencari nilai “Md” dengan menggunakan rumus:


Md =

Md = 22,14

b. Mencari nilai “∑X2d” dengan menggunakan rumus:


∑X2d ∑

= 16.475

= 16.475

= 16.475 13.244

∑X2d = 3.231

c. Menentukan t- Hitung

t = ∑

t =

t =

t =

t =

t =

d. Menetukan nilai t Tabel

Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf

signifikan a = 0,05 dan d.b = N – 1 = 27-1 =26 maka diperoleh t 0,05 = 2,056

Setelah diperoleh tHitung = 10,40 dan tTabel = 2,056 maka diperoleh tHitung >

tTabel atau 10,40>2,056. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima. Ini berarti bahwa penggunaan model pembelajaran Teknik Show Not Tell

dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar keterampilan

menulis karangan argumentasi murid kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar

Dari hasil di atas simpulkan bahwa, Hasil perhitungan dengan

menggunakan analisis uji-t setelah tHitung = 10,40 dan tTabel = 2,056 maka

diperoleh tHitung > tTabel atau 10,>2,056. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa model pembelajaran Teknik Show Not

Tell dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap keterampilan menulis

karangan argumentasi murid kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini di uraikan temuan yang diperoleh dari hasil analisis data

penelitian tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Teknik Show Not Tell

terhadap hasil belajar murid kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar.

Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif untuk memperoleh

gambaran mengenai hasil belajar keterampilan menulis karangan argumentasi


murid sebelum (pretest) dan setelah (posttest) di beri perlakuan berupa berupa

model pembelajaran Teknik Show Not Tell, maka berikut ini akan disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi yang diklasifikasikan dalam 5 kategori yaitu

tingkat hasil belajar keterampilan menulis karangan argumentasi sangat tinggi,

tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah.

Pada penelitian Pre-Eksperimental ini, peneliti melakukan penelitian pada

kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar. sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah 27 murid yang terdiri dari 16 murid laki-laki dan 11 murid perempuan.

Pada saat melakukan penelitian, murid hadir berjumlah 27 murid. Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-postest

design, yang hanya melibatkan satu kelompok eksperimen, dimana diberikan tes

awal berupa pretest dan pada akhir pembelajaran diberikan tes akhir berupa

postest. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan perlakuan dalam

pembelajaran dengan menggunakan model Teknik Show Not Tell pada kelas

eksperimen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model Teknik Show Not

Tell terhadap hasil belajar keterampilan menulis karangan arumentasi murid kelas

V SD Inpres Toddopuli 1 Makassar. pada kelas eksperimen melalui hasil test

pretest dan postets yang diberikan sebelum dan sesudah perlakuan, yang

kemudian dianalisis dengan perhitungan manual.

Nilai statistik deskriptif hasil belajar keterampilan menulis karangan

argumentasi pada murid kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan model Teknik Show Not Tell.

Tabel 4.2 memperlihatkan nilai hasil belajar pada nilai terendah dan tertinggi
pretest yaitu 50 dan 80 sedangkangkan nilai terendah dan tertinggi postest yaitu

60 dan 100. Berarti nilai terendah dan tertinggi pada kelas eksperimen pada hasil

belajar postest setelah diberikan perlakukan secara berulang-ulang lebih tinggi

dari pada hasil belajar pretest sebelum dilakukan perlakuan.

Nilai median saat pretest yaitu 79 sedangkan nilai median pada saat

postest yaitu 100. Nilai modus pada saat pretest yaitu 62 sedangkan nilai modus

pada saat postest yaitu 92. Berarti nilai median dan modus postest kelas

eksperimen lebih tinggi dari pada nilai median dan modus pretest.

Dari keseluruhan nilai yang diperoleh murid jika dikelompokkan dalam

pengkategorian hasil belajar murid yang diajar dengan menggunakan model

Teknik Show Not Tell dan murid yang diberikan pretest tanpa diajar terlebih

dahulu menggunakan model Teknik Show Not Tell dapat dilihat pada :

Pada tabel 4.3 kategori hasil belajar keterampilan menulis karangan

argumentasi pada murid kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar pada pretest

bahwa saat pretest menunjukkan tidak ada murid berada pada kategori tinggi, 8

murid atau 28,62% berada pada kategori sedang, 10 murid atau 37,03% berada

pada kategori rendah dan 9 murid atau 33,33% berada pada kategori sangat sangat

rendah. Setelah diberikan perlakuan berupa penggunaan model Teknik Show Not

Tell, maka posttest tingkat hasil belajar keterampilan menulis karangan

argumentasi murid kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar, sebanyak 12 murid

atau 44,44% berada pada kategori sangat tinggi, 13 murid atau 18,51% berada

pada kategori tinggi, tidak ada murid berada pada kategori sedang, 2 murid atau

7,40% berada pada kategori rendah dan tidak ada murid yang berada pada
kategori sangat rendah. Berdasarkan pengkategorian hasil belajar keterampilan

menulis karangan argumentasi murid pretest didapatkan hasil bahwa ada 9 murid

yang memiliki nilai dibawah KKM sedangkan hasil belajar keterampilan menulis

karangan argumentasi pada postest 2 murid yang mendapatkan nilai dibawah

KKM. Karena KKM khusus mata pelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan

menulis karangan argumentasi di SD Inpres Toddopuli I Makassar adalah 70.

Dari hasil ini disimpukan bahwa model Teknik Show Not Tell dapat

mempengaruhi keterampilan menulis karangan argumentasi murid kelas V SD

Inpres Toddopuli I Makassar. Hal tersebut dapat dilihat dengan meningkatnya

hasil belajar keterampilan menulis karangan argumentasi pada murid.

Hasil analisis data secara inferensial, memperlihatkan adanya pengaruh

penggunaan model Teknik Show Not Tell terhadap hasil belajar bahasa Indonesia

pada keterampilan menulis karangan argumentasi murid. Hal ini dapat dilihat dari

hasil perhitungan dengan menggunakan analisis uji-t.dari hasil analisis diperoleh

setelah diperoleh tHitung = 10,40 dan tTabel = 2,056 maka diperoleh tHitung > tTabel

atau 10,40>2,056. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

Ini berarti bahwa penggunaan model pembelajaran Teknik Show Not Tell dalam

proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar keterampilan membaca

murid kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran menunjukan nilai yang lebih baik dibandingan dengan

menggunakan metode ceramah. Jadi penerapan model pembelajara Teknik Show

Not Tell berpengaruh terhadap hasil belajar murid. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan bahwa model Teknik Show Not Tell dapat mempengaruhi

hasil belajar keterampilan menulis karangan argumentasi murid kelas V SD Inpres

Toddopuli I Makassar., yang dapat dilihat dari perbandingan tes hasil belajar

pretest paling banyak berada pada kategori cukup dengan presentase 29,62%.

Saat postest paling banyak berada pada kategori sangat baik dengan presentase 50

% dan cukup dengan presentase 44.44 %. Dari hasil ini disimpulkan bahwa model

Teknik Show Not Tell dapat mempengaruhi hasil belajar keterampilan menulis

karangan argumentasi murid kelas V SD Inpres Toddopuli 1 Makassar.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan, penulis dapat

menyimpulkan pernyataan bahwa hasil belajar keterampilan menulis karangan

argumentasi dapat mempengaruhi murid kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar

yang dapat dilihat dari perbandingan tes hasil pretest dan posttest. Tes hasil

belajar murid pada saat pretest paling banyak berada pada kategori sangat rendah

dengan presentase 37,03%. Saat posttest paling banyak berada pada kategori

sangat tinggi dengan presentase 44,44%. Hasil perhitungan dengan menggunakan

analisis uji-t setelah tHitung =14,76 dan tTabel= 2,056 maka diperoleh tHitung > tTabel

atau 14,76>2,056. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

Ini berarti bahwa model pembelajaran Teknik Show Not Tell dalam proses

pembelajaran berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan argumentasi

murid kelas V SD Inpres Toddopuli 1 Makassar

B. Saran

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian di kelas V SD

Inpres Toddopuli I Makassar,maka peneliti mengajukan beberapa saran yang

dapat disampaikan, yaitu:

1. Sebagai bahan masukan keterampilan guru mengelola pembelajaran melalui

model teknik show not tell sebaiknya guru: (a) melakukan persiapan dan

perencanaan yang matang, (b) mempersiapkan dan memanfaatkan media

pembelajaran secara efektif, (c) mengalokasikan waktu dengan tepat, dan (d)
membimbing siswa dalam kegiatan menulis karangan argumentasi secara

berulang-ulang;

2. Sebagai bahan masukan aktivitas siswa pada pembelajaran keterampilan

menulis karangan argumentasi melalui model teknik show not tell sebaiknya

siswa: (a) membiasakan diri untuk bertanya, (b) memeriksa kembali karangan

yang dibuat, dan (c) belajar menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari

serta dari penjelasan guru;

3. Sebagai bahan masukan keterampilan murid menulis karangan sederhana

melalui model teknik show not tell, sebaiknya: (a) siswa dilatih untuk

menyusun kalimat yang baik dan menyusun paragraf yang sistematis, (b)

siswa dilatih untuk menggunakan tanda baca dan ejaan dengan benar sesuai

ejaan yang disempurnakan.


DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. 1997. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa


Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. 2005. Kurikulum Sekolah Dasar . Jakarta: Dirjen Dikdasen

DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2007. Quantum Learning:


Membiaasakan Belajar Nyaman & MEnyenangkan. Bandung:
PT.Mizah Pustaka

Djuanda, D. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan


Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas.

Hardiyanto. 2003. Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentatif


melalui Gambar Karikatur di Media Massa pada Siswa Kelas II
SLTP Muhammadiyah 3 Semarang Tahun Ajaran 2002/2003.
Skripsi. Semarang: Unnes.

Hernowo. 2003. Quantum Reading: Cara Cepat Nanbermanfaat untuk


Merangsang Munculnya Potensi Membaca. Bandung: MLC.

Junaedi, Fajar. 2013. Komunikasi Massa Pengantar Teoritis. Yogyakarta:


Santusta

Keraf, Gorys. 1995. Eksposisi: Komposisi Lanjutan 2. Jakarta: PT


Grasindo

Krisnauli Maria. 2014”Pengaruh Teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu


(Show Not Tell) Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Oleh Siswakelas X
Sma Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014” Skripsi.
Medan: Universitas Negeri Medan.

Radiati Ana.2011. “Peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui teknik


show not tell dengan media teks drama pada siswa kelas X SMA Negeri 1
Mranggen Kabupaten Demak”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang

Rasyid, H., Mansyur, dan Suratno., 2009. Asesmen Perkembangan Anak Usia
Dini. Yogyakarta: penerbit Multi Pressindo
Risnawati. 2014 “Peningkatan Menulis Narasi Melalui Teknik Show Not Tell
Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto” Skripsi.
Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Singarimbun,Masri dan Effendi Sofyan (ed). 1989. Metode penelitian survai.


LP3ES. Jakarta

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif


dan R&D. Bandung: Alfabeta

Wagiran dan Doyin. 2005. Curah Gagasan Pengantar Penulisan Karya


Ilmiah. Semarang: Rumah Indonesia.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang


Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Santosa, P. et al. 2005. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Suparno dan Mohammad Yunus. 2003. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Nurgiyantoro, Burhan. 1987. Peniliaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.


Yogyakarta: BPFE

Purwadinata. 1984. Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang. Yogyakarta: UP.


Indonesia.

Edukatif, Tim. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X.


Jakarta: Erlangga.

Pamungkas, Sri. 2010. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Jakarta:


Cipta Media Karya.
LAMPIRAN
DISKRIPTOR PENILAIAN

LAMPIRAN : 2 Diskriptor penilaian SD Inpres Toddopuli I

No
Aspek Kriteria Skor
.

1. Isi

a. Kesesuaian Isi paragraf sangat sesuai


4
judul dengan judul

dengan isi Isi paragraf cukup sesuai


3
dengan judul

Isi paragraf kurang sesuai


2
dengan judul

Isi paragraf tidak sesuai


1
dengan judul

Kalimat yang digunakan 4

b. Kohesi dan membentuk suatu pengertian

koherensi atau pertautan makna (kohesi)

yang mendukung terjadinya

keruntutan makna

(koherensi) sehingga menjadi

karangan yang padu.

Kalimat yang digunakan 3

sudah membentuk suatu


pengertian atau pertautan

makna (kohesi) tetapi kalimat

kalimat yang disusun masih

acak dan kurang terjadi

keruntutan makna

Kalimat yang digunakan 2

sudah membentuk suatu

pengertian atau pertautan

makna, tetapi kalimat yang

disusun masih acak belum

terjadi keruntutan makna.

Kalimat yang digunakan 1

belum membentuk suatu

pengertian atau pertautan

makna sehingga tidak terjadi

sebuah keruntutan makna.


2. Bahasa

Penggunaan pilihan kata 4

kurang tepat <5

Penggunaan pilihan kata 3

kurang tepat 5-10


a. Pilihan kata
Penggunaan pilihan kata 2

kurang tepat 10-15

Penggunaan pilihan kata 1

kurang tepat >15

b. Ejaan dan Kesalahan penggunaan ejaan 4

c. tanda baca dan tanda baca <5

Kesalahan penggunaan ejaan 3

dan tanda baca 5-10

Kesalahan penggunaan ejaan 2

dan tanda baca 10-15

Kesalahan penggunaan ejaan 1

dan tanda baca >15


Kalimat yang dapat 4

d. Keefektivan mewakili gagasan

kalimat penulisnya secara tepat,

jelas, ringkas, dan mudah

dipahami oleh pembaca

Kalimat yang dapat 3

mewakili gagasan

penulisnya secara tepat, jelas,

kurang ringkas, dan kurang

dapat dipahami oleh pembaca

Kalimat yang dapat 2

mewakili gagasan

penulisnya masih kurang

tepat, jelas, ringkas, dan

belum dapat dipahami oleh

pembaca

Kalimat yang belum 1

mewakili gagasan

penulisnya secara tepat,

jelas, ringkas, dan kurang

dipahami oleh pembacanya

3 Penulisan

a. Kerapian Tulisan bagus, jelas dibaca, 4


tulisan dan bersih

b. (tidak ada coretan).

Tulisan cukup bagus, terbaca 3

dan tidak bersih (terdapat

coretan 1-5)

Tulisan kurang bagus, 2

terbaca, dan kurang bersih

(terdapat coretan 6-10)

Tulisan tidak bagus, tidak 1

terbaca, dan tidak bersih

(terdapat coretan lebih dari

10)

RUBRIK NILAI
A = Sangat Baik = 4

B = Baik = 3
C = Cukup = 2
D = Kurang = 1
LAMPIRAN 3 Data Mentah Hasil Belajar Keterampilan Menulis Karangan

Argumentasi Murid Kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar.

X2
No. Nama X1 (Pretest) ∑ (x2-x1) d2
(Posttest)
1. AA 71 92 21 441
2. AD 50 62 12 144
3. AR 62 79 17 289
4. AZ 62 71 9 81
5. MD 62 92 30 900
6. MH 71 92 21 441
7. MG 50 79 29 841
8. MK 71 92 21 441
9. MF 50 79 29 841
10. MT 62 92 30 900
11. MP 71 100 29 841
12. ML 62 71 9 81
13. MN 71 92 21 441
14. MY 71 100 29 841
15. RA 62 92 30 900
16. VN 50 62 12 144
17. AC 50 92 42 1.764
18. AO 62 92 30 900
19. DM 50 79 29 841
20. FZ 50 79 29 841
21. HS 70 83 13 169
22. JV 62 92 30 900
23. MJ 62 79 17 289
24. MR 50 79 29 841
25. MI 62 71 9 81
26. NF 71 92 21 441
27. RP 50 79 29 841
Jumlah 1.637 2.264 598 16.475
LAMPIRAN 4: Daftar Hadir Siswa kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar

PERTEMUAN
No. Nama siswa L/P KET
1 2 3 4 5
1. AA L √ √ √ √ √
2. AD L √ √ √ √ √
3. AR L √ √ √ √ √
4. AZ L √ √ √ √ √
5 MD L √ √ √ √ √
6. MH L √ √ √ √ √
7. MG L √ √ √ √ √
8. MK L √ √ √ √ √
9. MF L √ √ √ √ √
10. MT L √ √ √ √ √
11. MP L √ √ √ √ √
12. ML L √ √ √ √ √
13. MN L √ √ √ √ √
14. MY L √ √ √ √ √
15. RA L √ √ √ √ √
16. VN L √ √ √ √ √
17. AC P √ √ √ √ √
18. AO P √ √ √ √ √
19. DM P √ √ √ √ √
20. FZ P √ √ √ √ √
21. HS P √ √ √ √ √
22. JV P √ √ √ √ √
23. MJ P √ √ √ √ √
24. MR P √ √ √ √ √
25. MI P √ √ √ √ √
26. NF P √ √ √ √ √
27. NF P √ √ √ √ √
LAMPIRAN 5 : Daftar nilai pretest siswa kelas V SD Inpres Toddopuli I
Makassar
Aspek Penilaian
Kesesuaian Skor
Nama Siswa Kohesi dan Pilihan Ejaan dan Keefektifan Kerapian
Judul dengan Tota
koherensi kata tanda baca kalimat tulisan
isi
AA 4 4 3 2 1 3 17
AD 3 3 2 2 1 1 12
AR 3 2 4 2 2 2 15
AZ 2 3 2 4 2 2 15
MD 4 2 3 2 2 2 15
MH 4 3 2 3 4 1 17
MG 2 1 2 4 1 2 12
MK 3 2 4 4 3 1 17
MF 1 1 2 3 2 3 12
MT 3 3 3 2 2 2 15
MP 3 3 3 3 3 2 17
ML 2 3 4 2 2 2 15
MN 3 3 2 4 3 2 17
MY 4 3 3 3 3 3 19
RA 3 2 2 4 2 2 15
VN 2 2 3 2 2 1 12
AC 3 2 2 1 2 2 12
AO 3 3 2 2 2 3 15
DM 1 3 2 2 2 2 12
FZ 2 1 1 3 3 2 12
HS 4 2 3 2 3 3 17
JV 3 2 3 2 3 2 15
MJ 3 2 2 3 4 1 15
MR 2 3 2 1 3 1 12
MI 4 3 2 2 1 3 15
NF 3 3 3 3 3 2 17
RP 2 2 2 2 2 2 12

NO NAMA SISWA PRETEST NILAI AKHIR KATEGORI


1. AA 17:24 x100 71 Tuntas
2. AD 12:24x100: 50 Tidak tuntas
3. AR 15:24x100: 62 Tidak tuntas
4. AZ 15:24x100 62 Tidak tuntas
5. MD 15:24x100: 62 Tidak tuntas
6. MH 17:24x100: 71 Tuntas
7. MG 12:24x100 50 Tidak tuntas
8. MK 17:24x100 71 Tuntas
9. MF 12:24x100 50 Tidak tuntas
10. MT 15:24x100 62 Tidak Tuntas
11. MP 17:24x100 71 Tuntas
12. ML 15:24x100: 62 Tidak tuntas
13. MN 17:24x100 71 Tuntas
14. MY 19:24x100 71 Tuntas
15. RA 15:24x100: 62 Tidak tuntas
16. VN 12:24x100: 50 Tidak tuntas
17. AC 12:24x100 50 Tidak tuntas
18. AO 15:24x100 62 Tidak tuntas
19. DM 12:24x100: 50 Tidak tuntas
20. FZ 12:24x100 50 Tidak tuntas
21. HS 17:2x100: 70 Tuntas
22. JV 15:24x100 62 Tidak tuntas
23. MJ 15:24x100 62 Tidak tuntas
24. MR 12:24x100: 50 Tidak tuntas
25. MI 15:24x100: 62 Tidak tuntas
26. NF 17:24x100 71 Tuntas
27 RP 12:24x100 50 Tidak tuntas

LAMPIRAN 6: Daftar nilai posttest siswa Kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar.


Aspek Penilaian
Skor
Nama Siswa Kesesuaian Kohesi dan Pilihan Ejaan dan Keefektifan Kerapian Tota
Judul dengan isi koherensi kata tanda baca kalimat tulisan
AA 4 4 4 3 3 4 22
AD 3 2 3 2 2 3 15
AR 3 3 4 3 3 3 19
AZ 4 3 3 2 2 3 17
MD 4 4 3 4 3 4 22
MH 3 4 4 4 3 4 22
MG 3 3 2 3 3 3 17
MK 4 4 4 4 3 3 22
MF 3 3 3 3 4 3 19
MT 3 3 4 4 4 4 22
MP 4 4 4 4 4 4 24
ML 3 2 2 4 3 3 17
MN 4 4 3 4 4 3 22
MY 4 4 4 4 4 4 24
RA 4 3 4 4 4 3 22
VN 2 3 3 3 2 2 15
AC 3 3 4 4 4 4 22
AO 3 3 3 4 3 3 19
DM 3 4 3 3 3 3 19
FZ 2 2 4 3 3 3 17
HS 4 4 4 3 3 4 22
JV 4 3 3 3 3 3 19
MJ 3 3 4 3 3 3 19
MR 3 4 3 3 3 3 19
MI 3 3 3 2 2 4 17
NF 4 3 3 4 4 4 22
RP 4 3 3 3 3 3 19

NO NAMA SISWA P0STTEST NILAI AKHIR KATEGORI


1. AA 22:24x100 92 Tuntas
2. AD 15:x100: 62 Tidak tuntas
3. AR 19:24x100: 79 Tuntas
4. AZ 17:24x100 71 Tuntas
5. MD 22:24x100: 92 Tuntas
6. MH 22:24x100: 92 Tuntas
7. MG 17:2x100 79 Tuntas
8. MK 22:24x100 92 Tuntas
9. MF 19:24x100 79 Tuntas
10. MT 22:24x100 92 Tuntas
11. MP 24:24x100 100 Tuntas
12. ML 17:24x100: 71 Tuntas
13. MN 22:24x100 92 Tuntas
14. MY 24:24x100 100 Tuntas
15. RA 22:24x100: 92 Tuntas
16. VN 15:24x100: 62 Tidak tuntas
17. AC 22:24x100 92 Tuntas
18. AO 19:24x100 79 Tuntas
19. DM 19:24x100: 79 Tuntas
20. FZ 17:24x100 71 Tuntas
21. HS 22:24x100: 92 Tuntas
22. JV 19:24x100 79 Tuntas
23. MJ 19:24x100 79 Tuntas
24. MR 19:24x100: 79 Tuntas
25. MI 17:24x100: 71 Tuntas
26. NF 22:24x100 92 Tuntas
27 RP 19:24x100 79 Tuntas
LAMPIRAN 7 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Siswa kelas V SD Inpres
Toddopuli 1 Makassar

HASIL ANALISIS DATA PRETEST

Xi Fi fi.xi xi² fi.xi²


50 9 450 2.500 202500
62 10 620 3.844 384.400
71 7 497 5.041 247.009
79 1 79 6.241 6.241
Jumlah 27 1.646 17.626 840.150

 Ukuran Sampel = 27

 Skor Tertinggi = 79

 Skor Terendah = 50

 Rentang Skor = Skor Tertinggi – Skor Terendah

= 79 -50

= 29

 Nilai Rata-rata ̅̅̅̅



̅

 Standar Variansi (S2)
∑ ∑


HASIL ANALISIS DATA POSTTEST

xi Fi fi.xi xi² fi.xi²


62 2 124 3.844 15.376
71 5 355 5.041 126.025
79 8 632 6.241 399.424
92 10 9.200 8.464 84.640
100 2 200 10.000 40.000
Jumlah 27 10.511 33.590 665.465

 Ukuran Sampel = 27

 Skor Tertinggi = 100

 Skor Terendah = 62

 Rentang Skor = Skor Tertinggi – Skor Terendah

= 100 - 62

= 38

 Nilai Rata-rata ̅̅̅̅



̅

 Standar Variansi (S2)
∑ ∑

 untuk uji dua fihak (two tail test)

0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 O,01

 untuk uji satu fihak (one tail test)

Dk 0,25 0,01 0,05 0,025 0,01 0,005

1 1,000 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657

2 0,816 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925

3 0,765 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841

4 0,741 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604

5 0,727 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032

6 0,718 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707

7 0,711 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499

8 0,706 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355

9 0,703 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250

10 0,700 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169

11 0,697 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106

12 0,695 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055

13 0,692 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012

14 0,691 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977

15 0,690 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947

16 0,689 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921

17 0,688 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898

18 0,688 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878

19 0,687 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861

20 0,687 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845

21 0,686 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831


22 0,686 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819

23 0,685 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807

24 0,685 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797

25 0,684 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787

26 0,684 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779

27 0,684 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771

28 0,683 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763

29 0,683 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756

30 0,683 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750

31 0,682 1,309 1,695 2,039 2,452 2,744

32 0,682 1,308 1,693 2,036 2,448 2,738

33 0,682 1,307 1,692 2,034 2,444 2,733

34 0,681 1,306 1,690 2,032 2,441 2,728

35 0,681 1,306 1,689 2,030 2,437 2,723

36 0,681 1,305 1,687 2,028 2,434 2,719

37 0,681 1,304 1,685 2,026 2,431 2,715

38 0,681 1,304 1,685 2,024 2,428 2,711

39 0,680 1,303 1,684 2,022 2,425 2,707

40 0,680 1,303 1,683 2,021 2,423 2,704


LEMBAR OBSERVASI
Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

Nama Guru : Muhammad Fadli , S.Pd

Kelas :V

No Cara mengajar/kegiatan mengajar Ya Tidak

Memulai Pembelajaran (Salam, Doa, Apersepsi)


1. 

Membuka Pelajaran
2. 

Memberikan/Melakukan Pertanyaan
3. 

Memberikan Penguatan/Keterangan Mengajar


4. 

Menjelaskan Materi Dengan Sistematis


5. 

Menggunakan Media/Alat Peraga


6. 

Antusias dalam Kegiatan Mengajar


7. 

Mengelola Pembelajaran dengan Diskusi


8. 

9. Adanya Variasi/Gaya Guru 

10. Bahasa yang Mudah dan Jelas 


11. Menulis di Papan Tulis Bagian yang di Jelaskan 

12. Memberikan Kesempatan Murid untuk Bertanya 

13. Mengadakan Kesimpulan 

14. Melaksanakan Penilaian 


DOKUMENTASI SD Inpres Toddopuli I Makassar
RIWAYAT HIDUP

ULFA ASIS, Makkombong,16 Agustus 1997. Anak

kedelapan dari sembilan bersaudara. Buah hati dari

Abdul Aziz dan Nurhayati Mulai menapaki dunia

pendidikan formal pada tahun 2003 di SD Negeri 009

Indo Makkombong Kecamatan Matakali Kabupaten

Polewali Mandar dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis

melanjutkan sekolah SMP Negeri 1 Matakali dan tamat pada tahun 2012. Pada

tahun 2012 penulis kembali melanjutkan pendidikan di SMA Bajiminasa

Makassar hingga tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi dan terdaftar di Universitas Muhammadiyah Makassar pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(S1).

Anda mungkin juga menyukai