SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Sayarat guna Mamperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
ULFA ASIS
10 5409618 15
MOTO
Bertakwalah kepada Allah,
segala sesuatu.
PERSEMBAHAN
Ulfa Asis. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Teknik Show Not Tell Terhadap
Hasil Belajar Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Murid Kelas V SD
Inpres Toddopuli I Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing oleh H.Bahrun Amin, dan Tarman A. Arif.
rahmat dan rahimnya kepada seluruh manusia terlebih nikmat iman. Rasa syukur
atas segala pemberian-Nya, kesabaran atas semua ujian yang diberikan-Nya yang
skripsi ini.
Salawat dan salam tak lupa tercurah kepada Nabiullah Muhammad Saw.
rahmatan lil alamin dan suri tauladan yang baik bagi seluruh ummatnya. Semoga
keselamatan dilimpahkan pula kepada seluruh keluarga dan sahabatnya serta para
bahwa banyak hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, namun berkat usaha
serta bantuan, motivasi dan doa dari berbagai pihak semua ini dapat teratasi
dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk
Makassar. Skripsi ini berupaya memberi gambaran dan informasi sejauh mana
model pembelajaran Teknik Show Not Tell dalam meningkatkan rasa percaya diri
terhadap proses belajar keterampilan menulis karangan argumentasi Murid Kelas
Penulis berharap dengan selesainya skripsi ini, bukanlah akhir dari sebuah
karya, melainkan awal dari semuanya, awal dari sebuah perjuangan hidup, dan
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada kedua orang tua, ayahanda Abdul Asis dan Nurhayati yang telah rela
segala pengorbanan yang tulus dan ikhlas dalam penyelesaian skripsi ini. Tak lupa
pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak pembimbing saya yaitu
Dr.H. Bahrun Amin, M.Hum dan Bapak Dr. Tarman A. Arif, S.Pd,.M.Pd selaku
pembimbing I dan II saya yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi
ketua prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan para staf pegawai dalam
kepala sekolah Dra. Seniwati. MM dan bapak Muhammad Fadli,S.Pd, wali kelas
V yang telah memberi izin dan bantuan untuk melakukan penelitian di SD Inpres
Toddopuli I Makassar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kasih tersebut penulis hanya mampu untuk bermohon dan penuh harap kepada
Allah Swt. Karena penulis menyadari hanya kepada Allah Swt sajalah penulis
serahkan segalanya, semoga tulisan ini dapat memberi sumbangan yang berarti
dalam segala bidang, dan semoga tulisan ini terhitung sebagai amal untuk
kepentingan umat manusia dalam dunia pendidikan serta bernilai amal ibadah di
Fastabiqul khaerat
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
PENELITIAN
1. Populasi ....................................................................................... 27
2. Sampel ......................................................................................... 28
C. Definisi Operasional........................................................................ 28
b. treatment ...................................................................................... 29
A. Hasil Penelitian.......................................................................................... 35
B. Pembahasan.............................................................................................. 40
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................... 45
B. Saran ........................................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 47
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Toddopuli I Makassar
Makassar
G. Lampiran 7 Hasil analisis data pretest dan Hasil analisis data postest
H. Lampiran 8 tabel T
J. Lampiran 10 Dokumentas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Tujuan
efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun
tulis; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
serta kematangan emosional dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya
banyak segi kehidupan siswa. Dikatakan demikian karena dengan bahasa, siswa
dapat memperoleh ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan informasi. Oleh karena
itu, guru sebagai pelaksana dan pengelola pembelajaran di sekolah dituntut untuk
pengetahuan yang telah ada; dan (4) menulis, yaitu kemampuan menggunakan
bahasa tulis sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan (Santosa, 2005: 6.3-
6.26).
kemampuan menulis merupakan ciri orang atau bangsa yang terpelajar. Kemajuan
suatu negara dan bangsa dapat diukur dari maju atau tidaknya komunikasi tulis
mudah dipahami.
Suparno dan Yunus (2003: 1.4) menyebutkan bahwa seseorang tidak suka
menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis,
dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Ketidaksukaan tersebut terjadi
Inpres Toddopuli I Makassar masih belum optimal. Hal ini dikarenakan guru
pembelajaran menulis. Hal ini berdampak pada aktivitas dan hasil belajar siswa
pemilihan kata dan penempatan tanda baca. Hal ini didukung dengan data hasil
ditetapkan sekolah yaitu 70. Data hasil belajar menunjukkan skor terendah adalah
50 dan skor tertinggi adalah 70, dengan rerata kelas 61,6. Persentase siswa yang
belum memenuhi KKM adalah 56%. Berdasarkan data tersebut, perbaikan
mengingat peran penting bahasa Indonesia dalam berbagai segi kehidupan siswa.
Oleh karena itu perlu adanya penerapan suatu model baru untuk membangkitkan
secara langsung dengan memberikan judul, tema, atau topik tertentu, serta
kerangka yang harus ditulis. Bahkan ada beberapa guru langsung menyuruh murid
menulis karangan dengan cara menulis bebas. Selain itu, rata-rata hasil belajar
nilai murid 60. Sementara itu, kriteria ketuntas belajar murid seharusnya rata-rata
68. Hal tersebut diakibatkan karena murid tidak terbiasa mengkaji secara langsung
materi yang ada dalam pikirannya. Padahal, pada hakikatnya kemampuan menulis
murid sangat bergantung kepada penguasaan hal yang hendak ditulis. Strategi
murid.
Salah satu solusi yang baik untuk menangani masalah ini adalah dengan
memilih teknik pembelajaran yang tepat. Teknik pembelajaran yang tepat mampu
semacam ini, siswa akan lebih terangsang untuk berpikir dan memahami makna
pembelajaran.
Model pembelajaran Teknik Show Not Tell dapat memudahkan siswa dalam
menulis karangan, karena dalam model ini guru menyajikan kata-kata kunci yang
menulis karangan argumentasi menggunakan model Teknik Show Not Tell dapat
pengaruh metode pembelajran Teknik Show Not Tell terhadap hasil belajar
I Makassar?
C. Tujuan Penelitian
mengetahui pengaruh model pembelajaran Teknik Show Not Tell terhadap hasil
Toddopuli I Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
penggunaan Model Pembelajaran Teknik Show Not Tell terhadap hasil belajar
Argumentasi.
c. Bagi sekolah: untuk memperkaya inovasi pembelajaran bahasa Indonesia di
2. Manfaat Praktis
karangan argumentasi.
model Show Not Tell terhadap hasil belajar dan keterampilan menulis
A. Kajian Pustaka
berikut:
menulis cerpen melalui teknik show not tell dengan media teks drama pada siswa
cerpen melalui teknik show not tell dengan media adaptasi teks drama. Pada
siklus I, nilai rata-rata kelas X5 SMA Negeri 1 Mranggen hanya mencapai 64,93
dan termasuk kategori kurang dan masih jauh dari target yang telah ditentukan
cerpen siswa kelas X5 SMA Negeri 1 Mranggen melalui teknik show not tell
memberitahu (show not tell) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan tahun
pembelajaran 2013/2014.
Narasi Melalui Teknik Show Not Tell Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1 Bangkala
data dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran menulis pragraf narasi setelah
berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah berfungsi secara
bahasa Indonesia yang memiliki peran yang sangat menentukan sebagai alat
Dalam hubungan ini, bahasa Indonesia tidak hanya digunakan sebagai bahasa
sebagai bahasa pengantar pada jenis dan jenjang pendidikan, sebagai bahasa
ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi
sebagai alatnya”.
makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu
tujuan”.
bahwa: “bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik,
materi yang diajarkan di bangku sekolah mulai dari jenjang SD hingga Perguruan
Tinggi.
Adapun tujuan pembelajaran ini dapat di tinjau dari dua sudut pandang,
untuk para siswa ditujukan agar para siswa mampu menghayati bahasa dan juga
sastra Indonesia serta mempunyai kemampuan yang baik dan benar dalam
berbahasa.
Sementara tujuan bagi para guru yaitu untuk mengembangkan potensi para
siswa dalam berbahasa Indonesia, serta agar lebih mandiri dalam menyiapkan dan
lingkungan.Selain itu, yang menjadi tujuan umum dari pembelajaran suatu bahasa
manusia untuk bisa saling berkomunikasi dan berbagi pengalaman serta saling
murid untuk mengenal dirinya sendiri, budayanya, budaya orang lain, belajar
Oleh karena itu dalam pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa dapat
bahasa Indonesia.
c. Penggunaan metode
2006: 53).
didik.
d. Menulis
menggambarkan suatu bahasa yang dipakai seseorang, sehingga orang lain dapat
gambaran tersebut”.
menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur bahasa. Dengan demikian dapat
kesulitan yang banyak dialami oleh anak-anak adalah menulis dan mengeja.
ada aspek yang mendasar yaitu kesiapan menulis. Pada kelas-kelas permulaan
pengajaran menulis dipusatkan pada menulis dan mengeja huruf atau kata yang
sehari-hari. Pada tingkat yang lebih lanjut, pengajaran menulis diarahkan pada
konsep dan mekanik (tata tulis). Menulis merupakan tantangan yang berat bagi
anak luar biasa yang mungkin sudah mengalami kesulitan dalam bahasa lisan,
rendah diri, motivasi belajar kurang, dan kurangnya dorongan dari luar untuk
maju. Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam pengajaran menulis.
bahasa yang lain, mendengarkan, berbicara, dan membaca. Oleh karena itu,
hierarkis.
komunikasi antara penulis dan pembaca, hal ini dapat terjadi apabila penulis dan
tersebut. Misalnya seseorang dapat dikatakan sedang menulis huruf latin jika
seseorang tersebut memahami lambang, grafik dari huruf latin tersebut, demikian
pula seseorang dapat dikatakasn sedang menulis huruf arab kalau orang tersebut
memahami lambang dan grafik dari huruf arab. Dalam hal ini seseorang tidak
dapat dikatakan sedang menulis huruf latin atau huruf arab jika orang tersebut
e. Pengertian Karangan
manusia yang hendak menggunakan kandungan jiwanya kepada orang lain atau
mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang
utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan
f. Argumentasi
Pengertian Argumentasi
bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu
kesimpulan. Argumentasi induktif adalah suatu proses berpikir dari hal yang
sesuatu yang sudah ada menuju suatu proposisi baru yang berbentuk simpulan.
Argumentasi deduktif adalah proses berpikir dan sesuatu hal yang bersifat umum
yaitu (1) tulisan argumentasi harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap
kebenaran tersebut, seorang penulis harus menyusun fakta-fakta yang benar, (2)
prasangka tertentu, (3) penulis harus membatasi pengertian istilah yang akan
pendapat karena perbedaan pengertian, dan (4) penulis harus menetapkan secara
letak perbedaannya.
Tujuannya yang ingin dicapai melalui pengajaran menulis adalah “setiap murid
memahami cara menulis dengan ejaan yang benar dan dapat mengomunikasikan
ide atau pesan secara tertulis” untuk mencapai tujuan pengajaran tersebut murid
meyakinkan setiap pembaca bahwa apa yang disampaikan oleh penulis benar.
sependapat dengan apa yang diyakini penulis. Wacana argumentasi adalah wacana
yang bertujuan memengaruhi pembaca agar dapat menerima ide, pendapat, atau
(Edukatif, 2007:84).
Argumentasi adalah jenis tulisan yang berisi ide atau gagasan yang
yang kritis dan logis, dengan tujuan memengaruhi atau meyakinkan pembaca
yang ditulis oleh pengarang, kemudian pembaca akan bertindak sesuai dengan apa
Pengarang harus berpikir secara kritis dan logis. Dia harus terbuka menerima
pendapat orang lain, lalu menganalisa dan mempertimbangkannya secara baik dan
argumentasi ini berusaha meyakinkan orang lain untuk bersikap dan berpendapat,
tanpa landasan yang kokoh pendapat tersebut tidaklah mampu memengaruhi dan
meyakinkan orang lain. Jadi karangan argumentasi harus lengkap, masuk akal dan
sana sini. Nyamuk senang bersarang dan bertelur di sini karena airnya
menggenang. Oleh sebab itu kita harus membersihkan selokan ini supaya air
lancar mengalir. Dengan demikian nyamuk tidak akan bersarang dan bertelur di
tempat ini. Contoh karangan di atas termasuk jenis karangan argumentasi karena
Show not tell dikembangkan oleh Rebekah Caplan (De Porter dan
gagasan pada proses menulis dengan cara bertolak dari bentuk kalimat
perlu diubah dengan cara menggambarkannya dalam sebuah paragraf apa indah
itu, hari apa kejadiannya, mengapa hari itu menjadi indah, sehingga gambaran
uniknya “Ini adalah hari yang indah” yang digambarkan pada paragraf.
dilakukan dengan cara meminta murid membuat daftar (De Porter dan
kapan kejadiannya.”
yang menarik waktu bertemu nenek, pohon mangga di rumah nenek, ayam yang
banyak dan waktu kejadiannya pada paragraf dan setiap tulisan murid akan
pada proses menulis dengan cara bertolak dari bentuk kalimat memberitahukan,
contoh berikut:
Dari kalimat-kalimat memberitahukan: (1) ini adalah hari yang indah; (2)
hujan menimpa atap; (3) di seberang jalan, padang rumput menghijau; (4)
a) Persiapan
Pada tahap ini, murid hanya akan membangun suatu fondasi untuk topik yang
adalah suatu cara memilah gagasan dan menuankannya keatas kertas secepatnya,
tanpa pertimbangan.
b) Draft-kasar
Di sini murid harus memusatkan pada isi, dari pada tanda baca, tata bahasa, atau
memberitahukan.
c) Berbagi
penulis. Murid mengatkan kepada temannya sebagai pembaca apa yang ingin
dicapai dengan menulis karangan itu. Murid hendaknya menyambut semua umpan
balik tanpa emosi, murid juga dituntut untuk mendengarkan tanpa menjelaskan
kejelasan.
Petunjuk untuk pembaca diantaranya adalah hanya membaca isinya saja dan
mengabaikan tata bahasa dan ejaan. Pembaca harus menunjukkan kepada penulis
kata-kata, frasa dan bagian utama yang paling baik dari sudut pandang pembaca.
yang terlintas di dalam pikiran saat membaca tulisan tersebut pembaca juga
hendaknya mengatakan kepada penulis jika menurut pembaca tulisan ini berhasil
penulis bagaimana tulisan tersebut dapat dijadikan lebih kuatdan lebih jelas.
d) Memperbaiki
Dari umpan balik tersebut murid memperbaiki tulisannya. Kini, setelah
murid mendapatkan umpan balik tentang nama yang baik dan mana yang perlu
e) Penyuntingan
Murid memperbaiki semua kesalahan, tata bahasa, dan tata baca. Pada tahap
ini siswa diharuskan memeriksa semua kesalahan ejaan. Siswa harus memastikan
f) Penulisan kembali
Murid menulis kembali karangan tadi, dengan memasukkan isi yang baru
g) Evaluasi
Murid memeriksa apakah tugas ini sudah selesai. Tiap siswa harus
memastikan telah menyelesaikan apa yang direncanakan dan apa yang ingin di
sampaikan.
Kelebihan dari teknik Show Not Tell adalah pola putaran penulisan yang
dapat memberikan informasi dari pembaca dalam fase berbagi. Selain itu bisa
ejaan, kepaduan paragraf dan struktur ide yang akan diungkapkan. Maka dengan
menerapkan teknik ini siswa diharapkan mampu menulis sebuah karangan dengan
dengan deskripsi uniknya sendiri untuk masing-masing kalimat. Teknik ini juga
efektif untuk puisi dan cerita, dan terutama sangat baik untuk menulis karangan.
Kekurangan dari teknik Show Not Tell adalah teknik ini sedikit akan
B. Kerangka Pikir
yang optimal. Aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan terdiri atas empat
Bahasa Indonesia, salah satu kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh siswa
Kurangnya
Kemampuan Siswa
dalam Keterampilan
Menulis Karangan
Argumentasi
Pretest
Argumentasi
Posttest
hhh Bagang 2.1 Kerangka Piker
Analisis
Berpengaruh Tidak
Temuan berpengaruh
C. Hipotesis Penelitian
Makassar
keefektifan model pembelajaran Teknik Show Not Tell terhadap hasil belajar
I Makassar
2. Desain Penelitian
Design. Desain ini digunakan karena penelitian ini hanya melibatkan satu kelas
yaitu kelas eksperimen yang diawali dengan pretest sebelum diberi perlakuan.
Dengan demikian hasil perlakuan yang didapat lebih akurat karena dapat
O1 X O2
Gambar: 3.1
kali tes, yaitu pretes (sebelum eksperimen) dan postes (setelah eksperimen).
1. Populasi
Penentuan populasi memberi batasan objek yang akan diteliti. Populasi ini
memberikan arti yang sangat penting karena merupakan sumber informasi dan
data penelitian. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-
cirinya akan diduga. Populasi dapat dibedakan pula antara populasi sampling
Makassar.
Siswa Siswa
Nama Sekolah Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan
Kelas V SD Inpres
16 11 27
Toddopuli 1 Makassar
variabel bebas diberi simbol (X) dan keterampilan menulis cerita sebagai variabel
1. Model pembelajaran Teknik Show Not Tell adalah suatu strategi pembelajaran
komunikasi murid
D. Instrumen Penelitian
Lembar penilaian tes hasil belajar digunakan utuk mengukur ketercapaian
Lembar penilaian tes hasil belajar yang dikembangkan peneliti berbentuk tes soal
essay.
Dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pre-test dan
pos-test. Jenis tes yang digunakan berupa tugas menulis argumentasi. Aspek yang
dinilai dari hasil kerja siswa itu ialah isi menulis argumentasi, penataan gagasan,
kalimat, diksi, dan ejaan. Ada beberapa tes yang dilakukan yaitu tes awal dan tes
akhir.
Dalam hal ini peneliti menerapkan model pembelajaran Teknik Show Not
digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa
nilai tersebut dengan mengajukan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai
pretest dengan nilai posttest. Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap
rerata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut
dengan model eksperimen One Group Pretest Posttest Design adalah sebagai
berikut:
Rata-rata (Mean)
P = Angka persentase
No.
Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar
1.
90-100 Sangat tinggi
2.
80 -89 Tinggi
3.
70 - 80 Sedang
4.
51 - 69 Rendah
5.
0 - 50 sangat rendah
Sumber: (Penilaian belajar murid SD Inpres Toddopuli I Makassar Tahun ajaran
2018/2019)
∑
√
(Arikunto, 2012: 306)
Keterangan:
Keterangan:
∑
∑ ∑
Keterangan:
∑
√
Keterangan:
Toddopuli I Makassar
3) Menentukan harga t Tabel dengan Mencari t Tabel menggunakan tabel
Keterangan:
A. Hasil Penelitian
pembelajaran teknik show not tell terhadap hasil belajar keterampilan membaca
Data yang diperoleh dan dianalisis dalam penelitian ini meliputi hasil
pretest dan posttes. Dalam penelitian ini adalah murid kelas V SD Inpres
sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan model Teknik Show Not Tell
dapat diketahui pada tabel 4.2 sebagai berikut (dapat dilihat pada lembaran
berikutnya):
Nilai
Statistik Deskriptif
Pretest Posttest
Jumlah Sampel (N) 27 27
Minimum 50 62
Maximum 79 100
Mean 61 389,29
Sumber : Hasil penelitian pretest dan posttest
Berdasarkan hasil analisis data statistik deskriptif pada tabel 4.2 diatas,
memberi gambaran umum pretest sebelum perlakuan model teknik show not tell
yaitu memperoleh nilai rata-rata sebesar 61% dan setelah diberikan perlakuan
berupa penggunaan strategi teknik show not tell diperoleh nilai rata-rata sebesar
389,29. Dari nilai rata-rata tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata posttest
Tingkat Hasil
Kemampuan Kelompok Eksperimen
Keterampilan Pretest Posttest
Interval
Menulis
Frekuensi Persentase
Karangan Frekuensi Persentase
Argumentasi
90 - 100 Sangat Tinggi - 0% 12 44,44%
80 - 89 Tinggi - 0% - 29,62%
70 - 80 Sedang 8 29,62% 13 18,51%
51 - 69 Rendah 10 37,03% 2 7,40%
Sangat Rendah 9 33,33% - 0%
0 - 50
Jumlah 27 100% 27 100%
Sumber: Hasil Penelitian Tes hasil belajar keterampilan menulis karangan
murid kelas V SD Inpres Toddopuli 1 Makassar. Pada pretest terdapat tidak ada
murid berada pada kategori tinggi, 8 murid atau 28,62% berada pada kategori
sedang, 10 murid atau 37,03% berada pada kategori rendah dan 9 murid atau
33,33% berada pada kategori sangat sangat rendah. Setelah diberikan perlakuan
berupa penggunaan model Teknik Show Not Tell, maka tingkat hasil belajar
berada pada kategori sedang, 2 murid atau 7,40% berada pada kategori rendah dan
Dari hasil ini disimpukan bahwa model Teknik Show Not Tell dapat
538,18s %.
= 538,18%
pembelajaran Teknik Show Not Tell terhadap hasil belajar keterampilan menulis
berikut:
∑
Md =
Md = 22,14
∑
∑X2d ∑
= 16.475
= 16.475
= 16.475 13.244
∑X2d = 3.231
c. Menentukan t- Hitung
t = ∑
√
t =
√
t =
√
t =
√
t =
t =
signifikan a = 0,05 dan d.b = N – 1 = 27-1 =26 maka diperoleh t 0,05 = 2,056
Setelah diperoleh tHitung = 10,40 dan tTabel = 2,056 maka diperoleh tHitung >
diterima. Ini berarti bahwa penggunaan model pembelajaran Teknik Show Not Tell
menggunakan analisis uji-t setelah tHitung = 10,40 dan tTabel = 2,056 maka
diperoleh tHitung > tTabel atau 10,>2,056. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa model pembelajaran Teknik Show Not
Pada bagian ini di uraikan temuan yang diperoleh dari hasil analisis data
penelitian tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Teknik Show Not Tell
model pembelajaran Teknik Show Not Tell, maka berikut ini akan disajikan dalam
jumlah 27 murid yang terdiri dari 16 murid laki-laki dan 11 murid perempuan.
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-postest
design, yang hanya melibatkan satu kelompok eksperimen, dimana diberikan tes
awal berupa pretest dan pada akhir pembelajaran diberikan tes akhir berupa
pembelajaran dengan menggunakan model Teknik Show Not Tell pada kelas
eksperimen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model Teknik Show Not
Tell terhadap hasil belajar keterampilan menulis karangan arumentasi murid kelas
pretest dan postets yang diberikan sebelum dan sesudah perlakuan, yang
sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan model Teknik Show Not Tell.
Tabel 4.2 memperlihatkan nilai hasil belajar pada nilai terendah dan tertinggi
pretest yaitu 50 dan 80 sedangkangkan nilai terendah dan tertinggi postest yaitu
60 dan 100. Berarti nilai terendah dan tertinggi pada kelas eksperimen pada hasil
Nilai median saat pretest yaitu 79 sedangkan nilai median pada saat
postest yaitu 100. Nilai modus pada saat pretest yaitu 62 sedangkan nilai modus
pada saat postest yaitu 92. Berarti nilai median dan modus postest kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada nilai median dan modus pretest.
Teknik Show Not Tell dan murid yang diberikan pretest tanpa diajar terlebih
dahulu menggunakan model Teknik Show Not Tell dapat dilihat pada :
bahwa saat pretest menunjukkan tidak ada murid berada pada kategori tinggi, 8
murid atau 28,62% berada pada kategori sedang, 10 murid atau 37,03% berada
pada kategori rendah dan 9 murid atau 33,33% berada pada kategori sangat sangat
rendah. Setelah diberikan perlakuan berupa penggunaan model Teknik Show Not
atau 44,44% berada pada kategori sangat tinggi, 13 murid atau 18,51% berada
pada kategori tinggi, tidak ada murid berada pada kategori sedang, 2 murid atau
7,40% berada pada kategori rendah dan tidak ada murid yang berada pada
kategori sangat rendah. Berdasarkan pengkategorian hasil belajar keterampilan
menulis karangan argumentasi murid pretest didapatkan hasil bahwa ada 9 murid
yang memiliki nilai dibawah KKM sedangkan hasil belajar keterampilan menulis
KKM. Karena KKM khusus mata pelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan
Dari hasil ini disimpukan bahwa model Teknik Show Not Tell dapat
penggunaan model Teknik Show Not Tell terhadap hasil belajar bahasa Indonesia
pada keterampilan menulis karangan argumentasi murid. Hal ini dapat dilihat dari
setelah diperoleh tHitung = 10,40 dan tTabel = 2,056 maka diperoleh tHitung > tTabel
Ini berarti bahwa penggunaan model pembelajaran Teknik Show Not Tell dalam
Not Tell berpengaruh terhadap hasil belajar murid. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan bahwa model Teknik Show Not Tell dapat mempengaruhi
Toddopuli I Makassar., yang dapat dilihat dari perbandingan tes hasil belajar
pretest paling banyak berada pada kategori cukup dengan presentase 29,62%.
Saat postest paling banyak berada pada kategori sangat baik dengan presentase 50
% dan cukup dengan presentase 44.44 %. Dari hasil ini disimpulkan bahwa model
Teknik Show Not Tell dapat mempengaruhi hasil belajar keterampilan menulis
A. Simpulan
yang dapat dilihat dari perbandingan tes hasil pretest dan posttest. Tes hasil
belajar murid pada saat pretest paling banyak berada pada kategori sangat rendah
dengan presentase 37,03%. Saat posttest paling banyak berada pada kategori
analisis uji-t setelah tHitung =14,76 dan tTabel= 2,056 maka diperoleh tHitung > tTabel
Ini berarti bahwa model pembelajaran Teknik Show Not Tell dalam proses
B. Saran
model teknik show not tell sebaiknya guru: (a) melakukan persiapan dan
pembelajaran secara efektif, (c) mengalokasikan waktu dengan tepat, dan (d)
membimbing siswa dalam kegiatan menulis karangan argumentasi secara
berulang-ulang;
menulis karangan argumentasi melalui model teknik show not tell sebaiknya
siswa: (a) membiasakan diri untuk bertanya, (b) memeriksa kembali karangan
yang dibuat, dan (c) belajar menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari
melalui model teknik show not tell, sebaiknya: (a) siswa dilatih untuk
menyusun kalimat yang baik dan menyusun paragraf yang sistematis, (b)
siswa dilatih untuk menggunakan tanda baca dan ejaan dengan benar sesuai
Rasyid, H., Mansyur, dan Suratno., 2009. Asesmen Perkembangan Anak Usia
Dini. Yogyakarta: penerbit Multi Pressindo
Risnawati. 2014 “Peningkatan Menulis Narasi Melalui Teknik Show Not Tell
Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto” Skripsi.
Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Santosa, P. et al. 2005. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
No
Aspek Kriteria Skor
.
1. Isi
keruntutan makna
keruntutan makna
mewakili gagasan
mewakili gagasan
pembaca
mewakili gagasan
3 Penulisan
coretan 1-5)
10)
RUBRIK NILAI
A = Sangat Baik = 4
B = Baik = 3
C = Cukup = 2
D = Kurang = 1
LAMPIRAN 3 Data Mentah Hasil Belajar Keterampilan Menulis Karangan
X2
No. Nama X1 (Pretest) ∑ (x2-x1) d2
(Posttest)
1. AA 71 92 21 441
2. AD 50 62 12 144
3. AR 62 79 17 289
4. AZ 62 71 9 81
5. MD 62 92 30 900
6. MH 71 92 21 441
7. MG 50 79 29 841
8. MK 71 92 21 441
9. MF 50 79 29 841
10. MT 62 92 30 900
11. MP 71 100 29 841
12. ML 62 71 9 81
13. MN 71 92 21 441
14. MY 71 100 29 841
15. RA 62 92 30 900
16. VN 50 62 12 144
17. AC 50 92 42 1.764
18. AO 62 92 30 900
19. DM 50 79 29 841
20. FZ 50 79 29 841
21. HS 70 83 13 169
22. JV 62 92 30 900
23. MJ 62 79 17 289
24. MR 50 79 29 841
25. MI 62 71 9 81
26. NF 71 92 21 441
27. RP 50 79 29 841
Jumlah 1.637 2.264 598 16.475
LAMPIRAN 4: Daftar Hadir Siswa kelas V SD Inpres Toddopuli I Makassar
PERTEMUAN
No. Nama siswa L/P KET
1 2 3 4 5
1. AA L √ √ √ √ √
2. AD L √ √ √ √ √
3. AR L √ √ √ √ √
4. AZ L √ √ √ √ √
5 MD L √ √ √ √ √
6. MH L √ √ √ √ √
7. MG L √ √ √ √ √
8. MK L √ √ √ √ √
9. MF L √ √ √ √ √
10. MT L √ √ √ √ √
11. MP L √ √ √ √ √
12. ML L √ √ √ √ √
13. MN L √ √ √ √ √
14. MY L √ √ √ √ √
15. RA L √ √ √ √ √
16. VN L √ √ √ √ √
17. AC P √ √ √ √ √
18. AO P √ √ √ √ √
19. DM P √ √ √ √ √
20. FZ P √ √ √ √ √
21. HS P √ √ √ √ √
22. JV P √ √ √ √ √
23. MJ P √ √ √ √ √
24. MR P √ √ √ √ √
25. MI P √ √ √ √ √
26. NF P √ √ √ √ √
27. NF P √ √ √ √ √
LAMPIRAN 5 : Daftar nilai pretest siswa kelas V SD Inpres Toddopuli I
Makassar
Aspek Penilaian
Kesesuaian Skor
Nama Siswa Kohesi dan Pilihan Ejaan dan Keefektifan Kerapian
Judul dengan Tota
koherensi kata tanda baca kalimat tulisan
isi
AA 4 4 3 2 1 3 17
AD 3 3 2 2 1 1 12
AR 3 2 4 2 2 2 15
AZ 2 3 2 4 2 2 15
MD 4 2 3 2 2 2 15
MH 4 3 2 3 4 1 17
MG 2 1 2 4 1 2 12
MK 3 2 4 4 3 1 17
MF 1 1 2 3 2 3 12
MT 3 3 3 2 2 2 15
MP 3 3 3 3 3 2 17
ML 2 3 4 2 2 2 15
MN 3 3 2 4 3 2 17
MY 4 3 3 3 3 3 19
RA 3 2 2 4 2 2 15
VN 2 2 3 2 2 1 12
AC 3 2 2 1 2 2 12
AO 3 3 2 2 2 3 15
DM 1 3 2 2 2 2 12
FZ 2 1 1 3 3 2 12
HS 4 2 3 2 3 3 17
JV 3 2 3 2 3 2 15
MJ 3 2 2 3 4 1 15
MR 2 3 2 1 3 1 12
MI 4 3 2 2 1 3 15
NF 3 3 3 3 3 2 17
RP 2 2 2 2 2 2 12
Ukuran Sampel = 27
Skor Tertinggi = 79
Skor Terendah = 50
= 79 -50
= 29
√
HASIL ANALISIS DATA POSTTEST
Ukuran Sampel = 27
Skor Terendah = 62
= 100 - 62
= 38
Kelas :V
Membuka Pelajaran
2.
Memberikan/Melakukan Pertanyaan
3.
Polewali Mandar dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis
melanjutkan sekolah SMP Negeri 1 Matakali dan tamat pada tahun 2012. Pada
Makassar hingga tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan ke
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(S1).