Anda di halaman 1dari 126

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED

READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP AKTIVITAS DAN


HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MURID KELAS
IV SD INPRES KAPASA KECAMATAN TAMALANREA
KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :
ERNAWATI
1054090 32 14

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
MOTO DAN PERSEMBAHAN

“ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Karena itu apabila engkau


telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang
lain)”

(Q.S Al-Hujurat : 6-7)

Jadilah seperti karang di lautan yang selalu kuat meskipun terus di

hantam ombak, Berdsabarlah dalam proses karena Allah tidak pernah

gagal dalam segala rancangannya serta laluilah dengan ikhlas maka

kita akan sampai, dan lakukanlah hal-hal yang bermanfaat untuk diri

sendiri dan orang lain.

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai ungkapan rasa cinta dan banggaku

sebagai seorang anak atas segala pengorbanan dan kasih sayang ibundaku

dan ayahandaku, saudara-saudariku, serta keluargaku yang senantiasa

mendoakanku. Dan sahabat yang selalu setia menemani saat

suka maupun duka.


ABSTRAK

Ernawati, 2018. Pengaruh model pembelajaran Cooperative Integrated Reading


and Composition (CIRC) terhadap aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial murid kelas IV di SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota
Makassar. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I oleh
H. Nurdin, dan pembimbing II oleh Hj. Rawiyah Tompo.
Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah Quasi-Experimental
Research dengan desain Nonequivalent Kontrol Group Design. Sampel penelitian
adalah murid kelas IV A yang berjumlah 36 orang. Teknik pengumpulan data
hasil belajar menggunakan tes pilihan ganda dan aktivitas murid menggunakan
angket lembar observasi aktivitas murid.
Hasil data aktivitas belajar dibandingkan berdasarkan kriteria, data hasil
belajar dianalisis dengan uji gain dan uji t, serta pengaruh aktivitas model
pembelajaran terhadap hasil belajar dianalisis dengan uji regresi linier sederhana.
Hasil penelitian aktivitas murid di kelas eksperimen memperoleh skor berturut-
turut 30, 38, dan 40 dengan kriteria baik dan sangat baik. Sedangkan di kelas
control memperoleh skor berturut-turut 11 dan 15 dengan kriteria kurang dan
cukup. Mean posttest kelas eksperimen sebesar 83,36%, sedangkan mean posttest
kelas kontrol sebesar 52,16%. Indeks gain <g> kelas eksperimen sebesar 0,71
(tinggi) sedangkan <g> kelas kontrol sebesar 0,21 (rendah). Hasil uji t
menunjukkan nilai thitung (6,275) > ttabel (2.030) berarti bahwa model CIRC
berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dan nilai Sig. (2-
tailed)< 0,05 yaitu 0,000. Hasil uji regresi linier sederhana, pada tabel
Coefficients, dihasilkan nilai sig = 0,000 < 0,05, yang artinya model CIRC secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar.
Sedangkan pada tabel Model Summary Nilai R Square = 0,649, sehingga dapat
diketahui bahwa pengaruh model CIRC terhadap aktivitas dan hasil belajar adalah
64,9%.

Kata kunci : Aktivitas Belajar; CIRC; Hasil Belajar; Ilmu Pengetahuan Sosial.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan ini dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran

Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Terhadap Aktivitas

Dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Murid Kelas IV SD Inpres

Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar”, sebagai syarat memperoleh

gelar sarjana, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Meskipun dalam penyusunan skripsi ini banyak menghadapi berbagai

macam hambatan, rintangan dan tantangan yang harus dilalui, tetapi berkat

pertolongan Allah SWT, dan berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Dengan segala keterbatasan waktu dan kemampuan yang ada, penulis

menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu kritikan dan saran sangat penulis harapkan. Semoga hal ini bermanfaat

bagi seluruh rekan-rekan pembaca. Amin

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak ditunjang dengan bantuan

tenaga, pemikiran baik moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, sepantasnyalah bila pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati

penulis menyampaikan banyak terima kasih yang setulus-tulusnya khususnya

kepada kedua orang tua, saudara, dan keluarga, yang telah memberikan segala
doa, pengorbanan dan usaha yang tidak mengenal lelah serta dukungan semangat

sehingga proses penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu,

dan tak lupa ucapan terimah kasih juga setulus-tulusnya kepada Drs. H. Nurdin,

M.Pd., selaku pembimbing I dan Dra. Hj. Rawiyah Tompo, M.Pd., selaku

pembimbing II yang dengan penuh keikhlasan meluangkan waktunya untuk

membimbing penulis hingga penulisan skripsi ini selesai. Ucapan terimah kasih

disampaikan juga kepada:

Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE, MM., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulfasyah,

MA., Ph.D., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Prodi pendidikan

Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar, Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Universitas

Muhammadiyah Makassar, khususnya pada Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah membina dan

memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama berada di bangku

perkuliahan.

Akhir kata penulis menyadari bahwa segala yang tertuang dalam skripsi

ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan

penulis sebagai manusia biasa. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca

akan diterima oleh penulis dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Makassar, 01 Juni 2018

Ernawati
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN.................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 7
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka .................................................................................. 10
1. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 10
2. Pengertian Model Pembelajaran CIRC ....................................... 11
3. Aktivitas Belajar.......................................................................... 14
4. Hasil Belajar ................................................................................ 16
5. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial ............................................... 19
6. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar........ 24
B. Kerangka Pikir.................................................................................. 27
C. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian .............................................................. 30
B. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 32
C. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 33
D. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 33
E. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 35
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................... 37
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 41
H. Uji Hipotesis..................................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ................................................................................ 48
B. Pembahasan ..................................................................................... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan....................................................................................... 72
B. Saran ................................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 77


LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Populasi Murid SD Inpres Kapasa ................................................. 35
Tabel 3.2 Sampel Murid SD Inpres Kapasa................................................... 36
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................ 49
Tabel 4.2 Hasil Observasi Model Pembelajaran CIRC ................................. 51
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Belajar murid ...................................... 53
Tabel 4.4 Hasil Belajar Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......... 58
Tabel 4.5 Hasil Belajar posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........ 59
Tabel 4.6 Analisis Nilai Rata-Rata Pretest Posttest Kelas Kontrol ............... 60
Tabel 4.7 Analisis Nilai Rata-Rata Pretest Posttest Kelas Eksperimen ........ 61
Tabel 4.8 Hasil Uji Gain ................................................................................ 65
Tabel 4.9 Hasil analisis Uji T ........................................................................ 66
Tabel 4.10 Koefisien Uji Regresi Linier Sederhana ........................................ 67
Tabel 4.11 Pengaruh Model CIRC Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar ..... 68
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 29


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Hasil Wawancara Identifikasi Penelitian..................................... 80
Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .................................................... 82

Lampiran 3 Lembar Observasi Model CIRC .................................................. 84

Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Murid ............................................. 85

Lampiran 5 Instrumen Pretest dan Posttest .................................................... 89

Lampiran 6 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Pretest .............................. 93

Lampiran 7 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Posttest ............................ 94

Lampiran 8 Perhitungan Uji T ........................................................................ 95

Lampiran 9 Perhitungan Uji Regresi Linier Sederhana .................................. 96

Lampiran 10 Daftar Nilai Pretest posttest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen .................................................................................. 98

Lampiran 11 RPP Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ................................. 102

Lampiran 12 Daftar Hadir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .................... 113

Lampiran 13 Surat Izin Penelitian .................................................................... 114

Lampiran 14 Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 115

Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 116


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara, UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia. Dalam hal

apapun manusia melakukan proses pendidikan mulai dari lahir sampai akhir hayat.

Dengan pendidikan seseorang akan mampu mengetahui sesuatu yang tidak ia

ketahui sebelumnya. Dengan pendidikan juga seseorang mampu memperoleh

kehidupannya menjadi lebih baik, seperti pepatah mengatakan bahwasanya belajar

adalah jembatan ilmu dan jendela dunia. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka akan semakin lebar jendela dunia yang diketahui sehingga

membuka wawasan yang luas dan menjadikan seseorang tersebut lebih memahami

bagaimana dan apa arti kehidupan sekaligus menemukan upaya dalam

memanfaatkan pendidikannya untuk mengembangkan potensi, memperbaiki diri,

membentuk karakter, membangun kreativitas, dan pengabdian terhadap

masyarakat.

Hal tersebut juga tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang

menyatakan bahwa :

1
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Pelaksanaan pendidikan di sekolah guru memiliki peran penting untuk

memaksimalkan fungsi pendidikan tersebut. Dimulai dari penguasaan materi ajar,

kemampuan memanajemen kelas, memberikan motivasi dan penguatan kepada

peserta didik, serta kemampuan mengadakan variasi strategi atau model

pembelajaran adalah potensi yang harus dimiliki seorang guru. Penggunaan model

pembelajaran yang bervariasi ditujukan untuk meningkatkan efektivitas belajar

murid dalam memahami setiap ilmu yang disampaikan, sehingga tujuan

pembelajaran dapat terwujud selaras dengan hasil belajar murid yang semakin

baik. Namun pada kenyataannya sampai saat ini model pembelajaran yang paling

dominan digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional terutama

ceramah. Setiap pembelajaran disampaikan secara monoton hanya dengan

ceramah saja tanpa mengadakan variasi sebagai bentuk inovasi guna

meningkatkan minat murid dalam belajar.

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang harus terus

diupayakan. Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan tersebut yaitu

dengan mengubah paradigma pendidikan dari pengajaran yang berpusat pada guru

(teacher centered) ke arah pembelajaran yang berpusat pada murid (student

centered). Dalam paradigma ini guru dituntut untuk lebih kreatif dalam

melakukan pengajaran, sehingga murid dapat ikut serta terlibat langsung secara
aktif dalam proses pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan nyata yang

menyenangkan dan mampu mengembangkan potensi murid secara optimal.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 Tahun 2006 tentang

standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari

SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji

seperangkat, fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

sosial, dan juga memuat materi geografi, ekonomi, sejarah,dan sosiologi. Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

digabungkan menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu dimana setiap

disiplin ilmu saling berkaitan satu sama lain sehingga mempunyai tujuan

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan ilmu sosial yang sebenar-benarnya.

Somantri (2001:92) berpendapat bahwa pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan

dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis

untuk tujuan pendidikan. Susanto (2013:137) menyatakan Ilmu Pengetahuan

Sosial adalah “ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan

kegiatan dasar manusia yang dikemas ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan

pemahaman kepada peserta didik”.

Tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial menurut (Sumaatmaja.2006)

yaitu membina peserta didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki

pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya,

masyarakat, dan negara. Hamalik (dalam Hidayati,dkk. 2008:1.24) menyatakan


bahwa tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial berorientasi pada tingkah laku murid yaitu

pengetahuan dan pemahaman, keterampilan, sikap belajar, dan nilai-nilai sosial.

Berdasarkan hasil wawancara observasi awal pada tanggal 04 Februari

2018 dengan guru kelas IV di SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota

Makassar, bahwa hasil belajar murid mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

masih dibawah KKM (75). Di Kelas IV A murid yang memperoleh nilai ≥ 75

adalah 12 dari 36 murid, dengan ketuntasan klasikalnya 33,33%. Sedangkan di

Kelas IV B jumlah murid yang memperoleh nilai ≥ 75 adalah 15 dari 37 murid,

dengan jumlah klasikalnya 40,54%.

Banyaknya murid yang belum tuntas memperoleh hasil belajar disebabkan

karena kurangnya variasi model yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran

dan latar belakang pendidikan guru yang mengajar. Guru, pendidik, dan inovator

pendidikan harus terus berupaya melakukan perbaikan dan perubahan dalam

sistem pembelajaran khususnya dalam kelas. Reformasi dalam pembelajaran perlu

dibangun dan dikembangkan guna menciptakan suasana belajar yang lebih

konstruksif, dan demokratis sehingga suasana interaksi kelas baik antara guru

dengan murid maupun murid dengan murid itu sendiri dapat tumbuh dan

berkembang. Peran guru sebagai instruktur perlu mengalami pergeseran menjadi

fasilitator dalam belajar. Penciptaan suasana belajar yang demikian sangat

memungkinkan tumbuhnya cara-cara belajar kerja sama sehingga model

pembelajaran kooperatif sangat perlu dikembangkan guna mencapai tujuan

pembelajaran.
Pada implementasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, di terapkan

model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

Karena dengan model ini setiap murid anggota kelompok diharapkan saling

mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas,

sehingga terbentuk pemahaman dan pengalaman belajar yang lama (Huda,

2014:223).

Implementasi model CIRC adalah dengan menggunakan tim-tim

kooperatif untuk membantu para murid mempelajari kemampuan memahami

bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas (Slavin, 2005:203). Menurut Shoimin

(2014:54), model CIRC adalah “salah satu tipe dari model pembelajaran

kooperatif”. Dari segi bahasa, model CIRC dapat diartikan sebagai suatu model

pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh

dan mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting.

Alasan peneliti memilih model pembelajaran CIRC, karena model CIRC

ditujukan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat

berlangsung lebih interaktif dan komunikasi baik antara murid dengan murid

maupun guru dengan murid. Suasana yang menyenangkan diharapkan mampu

meningkatkan hasil belajar murid. Karena itulah variasi sangat penting dilakukan

dalam setiap proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan. Karena suatu pengajaran akan berhasil secara baik apabila seorang

guru mampu mengubah diri murid dalam arti luas menumbuhkembangkan

keadaan murid untuk belajar, sehingga dari pengalaman yang diperoleh murid

selama ia mengikuti proses pembelajaran tersebut dirasakan manfaatnya secara


langsung bagi perkembangan pribadi murid. Dan atas dasar pertimbangan

penelitian eksperimen oleh Putu Agus Kuswandana, dkk (2014) yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Terhadap Hasil Belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial Murid Kelas V di Desa Penarukan” Hasil penelitian

membuktikan bahwa rata-rata kelompok eksperimen (17,42) lebih besar dari rata-

rata kelompok kontrol (13,91).

Model CIRC murid tidak hanya terpaku mendengarkan penjelasan yang

diberikan guru, tetapi murid dapat berdiskusi dan bersama-sama memecahkan

masalah persoalan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan teman diskusi. Di samping

itu, pembelajaran dengan model kooperatif tipe CIRC dapat membantu murid

yang lemah menjadi murid yang lebih teliti dalam mengerjakan persoalan Ilmu

Pengetahuan Sosial.

Latar belakang tersebut, hal-hal yang dapat diidentifikasi dari data yang

diperoleh di kelas IV di SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar

adalah pertama, pembelajaran cenderung teacher centered dengan model

pembelajaran konvensional yaitu ceramah bervariasi, sehingga murid pasif dalam

mengikuti pembelajaran dan sulit untuk memahami atau menguasai konsep materi

pelajaran. Kedua, karena proses penyampaian materi dari guru yang sekedar

menyampaikan karena hanya ingin mengejar materi yang di ajarkan dan tidak

disertai dengan kegiatan yang dapat mengasah kemampuan berpikir murid.

Ketiga, guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam proses kegiatan

belajar mengajar. Guru hanya memanfaatkan alat bantu pengajaran seperti buku

paket dan LKS.


Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang terfokus pada

penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) yang dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah

bervariasi terhadap aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, urgensi mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial dalam materi masalah sosial sangat penting untuk

dipelajari dan mencari solusi dari masalah tersebut. Dengan melihat referensi

jurnal tentang CIRC, peneliti berupaya mengimplementasikan model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam

penelitian eksperimen dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran

Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Terhadap

Aktivitas Dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Murid Kelas IV Sd

Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka perlu adanya rumusan

masalah sebagai batasan ruang lingkup masalah yang akan diteliti, peneliti

merumuskan masalah yaitu: “Apakah model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial murid kelas IV di SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea

Kota Makassar?”
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian yang

hendak dicapai oleh peneliti yaitu “Untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition terhadap aktivitas

dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas IV di SD Inpres Kapasa

Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar”.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti diharapkan memiliki manfaat

secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi dan

masukan bagi perkembangan pendidikan di sekolah dasar dan menambah kajian

disiplin ilmu sosial khususnya dalam menerapkan model pembelajaran yang

efektif dan tepat guna yang dapat digunakan dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial sesuai kebutuhan dan tingkat perkembangan murid.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman peneliti

khususnya yang terkait dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition dan juga menambah wawasan

tentang ilmu pengetahuan sosial.


b) Bagi Guru

Menambah pengetahuan guru dalam melaksanaan pembelajaran dengan

model Cooperative Integrated Reading and Composition dan memberi alternative

bagi guru untuk memilih model pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat

membuat suasana belajar menjadi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAIKEM).

c) Bagi Murid

Melatih murid untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah dengan

cara komunikasi edukatif, menumbuhkan daya tarik murid terhadap mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, meningkatkan keterampilan sosial individu

murid, aktivitas dan hasil belajar murid dalam pembelajaran. Sehingga diharapkan

aktivitas dan hasil belajar murid dapat berlangsung secara optimal.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan judul penelitian yang telah

dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading And Composition (CIRC) dalam pembelajaran adalah sebagai

berikut :

a. Penelitian oleh Yudasmini, Ni M dkk (2015) dalam penelitian eksperimen

yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated

Reading and Composition) terhadap Minat Baca dan Kemampuan Memahami

Bacaan pada murid Kelas VI di Sekolah Dasar Gugus Buruan” menunjukkan

bahwa Fhitung > Ftabel (7,641 > 3,98). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat perbedaan kemampuan memahami bacaan murid yang mengikuti

model pembelajaran CIRC dengan murid yang mengikuti pembelajaran

konvensional. Hal ini karena model pembelajaran CIRC merupakan model

yang melibatkan murid secara aktif dalam proses pembelajaran bahasa

Indonesia. Dalam proses pembelajaran, guru dapat memberikan suasana yang

menarik dan menyenangkan sehingga murid memperoleh konsep baru

b. Penelitian eksperimen oleh Sukiastini, I G. A. N. K dkk (2013) dalam

penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif” menunjukkan bahwa terdapat

10
11

perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir kreatif

yang signifikan antara murid yang belajar dengan model pembelajaran CIRC

dan murid yang belajar dengan model pembelajaran konvensional (F=

114,927 p<0,05). Hal ini dipengaruhi antara lain oleh pembelajaran CIRC

yang inovatif dan dapat meningkatkan antusiasme murid.

2. Pengertian Model Pembelajaran CIRC

Slavin (2005:17) menjelaskan dalam kegiatan Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC), para murid mengikuti rangkaian pengajaran

guru, praktik tim, pra-penilaian tim, dan kuis. Para murid tidak mengerjakan kuis

sampai teman satu timnya menyatakan mereka sudah siap. Penghargaan untuk tim

akan diberikan kepada tim berdasarkan kinerja rata-rata dari semua anggota tim

dalam semua kegiatan pembelajaran. Karena murid belajar dengan materi yang

sesuai tingkat kemampuan mereka, maka mereka pun mempunyai kesempatan

yang sama untuk sukses.

Sulistyaningsih (2014:17) menjelaskan bahwa pada pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) peserta didik diajak untuk bekerjasama,

berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok dan memperkaya proses interaksi

antar potensi peserta didik sehingga dapat meningkatkan keaktifan peserta didik.

Agar permahaman peserta didik dapat mencapai maksimal maka diperlukan upaya

untuk mengaktifkan kegiatan peserta didik secara maksimal dalam pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang mendukung pembelajaran kontekstual.


12

Dari pengertian tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition adalah suatu

model pembelajaran yang melibatkan murid secara langsung dalam bekerjasama,

berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok, dan untuk memperkaya proses

interaksi antar potensi peserta didik sehingga dapat meningkatkan keaktifan

peserta didik.

Model pembelajaran CIRC membuat murid termotivasi pada proses

pembelajaran, karena bekerja dalam kelompok. Murid tidak hanya mengharapkan

bantuan dari guru saja tetapi juga mendapat bantuan dari teman sebaya, serta

murid juga dapat termotivasi untuk belajar cepat, akurat, dan dapat mencapai

ketuntasan belajar dalam seluruh materi.

Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) menurut Slavin (Suyitno 2005:3-4) memiliki delapan komponen.

Kedelapan komponen tersebut adalah:

a. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5

murid

b. Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian

sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan

kelemahan murid pada bidang tertentu

c. Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan

menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau

dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya


13

d. Team Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh

kelompok dan guru memberikan bantuan kepada kelompok yang

membutuhkan.

e. Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja

kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang

berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil

dalam menyelesaikan tugas

f. Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru

menjelang pemberian tugas kelompok

g. Fact test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang

diperoleh murid

h. Whole class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir

waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah

a. Kelebihan Model Pembelajaran CIRC

Kelebihan dari model Cooperative Integrated Reading and Composition

menurut Kholida (2003: 133) antara lain :

A. Pengalaman dan kegiatan belajar murid akan selalu relevan dengan


tingkat perkembangan anak
B. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan murid
C. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi murid sehingga hasil
belajar murid akan dapat bertahan lebih lama
D. Pembelajaran terpadu dapat menumbuh kembangkan keterampilan
berpikir murid
E. Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis
(bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam
lingkungan murid
F. Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar murid ke
arah belajar yang optimal, dinamis, dan tepat guna. Pembelajaran
14

terpadu dapat menumbuh kembangkan interaksi sosial murid, seperti


kerja sama, komunikasi dan toleransi terhadap gagasan oranag lain
G. Membangkitkan motivasi belajar serta memperluas wawasan dan
aspirasi guru dalam mengajar

b. Prosedur Model Pembelajaran CIRC

Menurut Slavin, (1995: 106-107) langkah-langkah pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah:

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara hetorogen.


2. Guru memberi wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3. Murid bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberikan tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada
lembar kertas
4. Murid mempresentasikan hasil kelompok
5. Guru memberikan penguatan.
6. Murid dan guru membuat kesimpulan

3. Aktivitas Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan tingkah laku setiap

orang dan belajar mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh

seseorang. Slavin (Rifai dan Anni 2012:66) menyatakan bahwa belajar merupakan

perubahan individu yang di sebabkan oleh pengalaman. Belajar menurut Gagne

(Suprijono 2015:2) adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai

seseorang melalui aktivitas. Aktivitas inilah yang menyebabkan murid

mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru yang mengakibatkan perubahan

tingkah laku murid selama proses belajar. Jadi Aktivitas belajar adalah “aktivitas

yang bersifat fisik maupun mental, dalam kegiatan belajar kedua aktivitas tersebut

harus senantiasa berkait” (Sardiman, 2012:100).

Menurut Djamarah (2010: 349) aktivitas murid yang dipandang dari sisi

proses belajar, menekankan pada aktivitas yang optimal, seimbang antara aktivitas
15

fisik, mental, emosional, dan intelektual. Sedangkan, apabila dipandang dari segi

hasil belajar, aktivitas murid menghendaki hasil belajar yang seimbang dan

terpadu antara kemampuan intelektual, sikap, dan keterampilan. Dari beberapa

pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala

kegiatan yang dilakukan murid dalam proses pembelajaran yang menekankan

kegiatan fisk, mental, dan emosional sebagai usaha memperoleh pengalaman yang

mempengaruhi perubahan perilaku dalam dirinya berupa perpaduan antara aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dierich (Hamalik, 2012:172) mengkalisifikasikan daftar aktivitas murid

yaitu (1) visual activities, misalnya, membaca, memperhatikan gambar

demonstrasi, percobaan; (2) oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan,

bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat; (3) listening activities,

contohnya mendengarkan uraian percakapan, diskusi; (4) writing activities, seperti

misalnya menulis cerita, karangan, laporan; (5) drawing activities, misalnya

menggambar, membuat grafik, peta; (6) motor activities, antara lain melakukan

percobaan, membuat konstruksi,; (7) mental activities, misalnya: menanggapi,

mengingat, memecahkan soal, menganalisis; (8) emotional activities, seperti

misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, dan bersemangat.

Kegiatan yang dilakukan murid untuk meningkatkan hasil belajarnya

adalah sebagai berikut :

1. Murid harus menyadari sepenuhnya akan arah dan tujuan belajarnya, sehingga

ia senantiasa siap siaga untuk menerima dan mencernakan bahan. Jadi bukan

belajar asal belajar saja.


16

2. Harus belajar dengan “kepala penuh”, artinya murid memiliki pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya (apersepsi), sehingga

memudahkan dirinya untuk menerima sesuatu yang baru.

3. Harus senantiasa memusatkan perhatian (konsentrasi pikiran) terhadap apa

yang sedang dipelajari dan berusaha menjauhkan hal-hal yang mengganggu

konsentrasi sehingga terbina suasana ketertiban dan keamanan belajar bersama

atau sendiri.

4. Selama mengikuti pelajaran atau diskusi dalam kelompok, harus menunjukkan

partisipasi aktif dengan jalan bertanya atau mengeluarkan pendapat, bila

diperlukan.

5. Melakukan kerja sama yang baik dengan teman sekelasnya dalam berbagai

urusan dan kepentingan kelas serta segala sesuatunya dilakukan dengan cara

musyawarah dan mufakat.

Instrumen pengumpulan data aktivitas belajar dilakukan dengan

melakukan pengamatan langsung selama proses pembelajaran berlangsung,

menggunakan lembar pengamatan aktivitas belajar murid. Lembar pengamatan

aktivitas belajar diisi dengan memberi tanda cek (√) berdasarkan kondisi yang ada

dengan memperhatikan deskriptor yang tampak selama kegiatan proses belajar

mengajar.

4. Hasil Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Belajar adalah

berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang di sebabkan oleh pengalaman.


17

Fathurrohman dan Sutikno (2010:113) menyebutkan bahwa ukuran

keberhasilan belajar dalam pengertian yang operasional adalah penguasaan suatu

bahan ajar yang dinyatakan dalam tujuan pembelajaran khusus dan memiliki

kontribusi bagi tujuan diatasnya. Winkel (Purwanto, 2010: 45) mengungkapkan

bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah

dalam tingkah laku dan sikapnya.

Sudjana (2009: 22) mengartikan hasil belajar adalah “kemampuan-

kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar”.

Sejalan dengan itu Purwanto (2010: 44) mendefinisikan hasil belajar adalah

“perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai

dengan tujuan pendidikan”. Bloom (Rifa`I dan Anni, 2011:86) menyampaikan 3

taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif (cognitive

domain), ranah afektif ( affective domain) dan ranah psikomotorik (

psychomotoric domain).

Jadi dapat disimpulkan, hasil belajar merupakan suatu parameter

keberhasilan proses pembelajaran, dengan melihat tujuan instruksional yang telah

ditetapkan, apakah sudah tercapai atau belum, setelah menerima pengalaman

belajar yang terdiri dari ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Hasil belajar dalam penelitian ini hanya dibatasi untuk ranah kognitif saja

yang hanya diperoleh berdasarkan nilai hasil evaluasi pilihan ganda dan uraian

disetiap pertemuan pembelajaran dan nilai hasil tes pilihan ganda pada soal

prestest dan posttest. Adapun ranah kognitif yang terkandung dalam soal evaluasi,

soal prestest dan posttest adalah C1, C2, C3, C4, dan C5. Indikator keberhasilan
18

belajar ranah kognitif dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi pengertian

masalah sosial, menyebutkan bentuk-bentuk masalah sosial, menjelaskan

penyebab masalah sosial, menganalisis dampak masalah sosial, dan menguraikan

cara mengatasi masalah sosial.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam proses mencapai hasil belajar, ada beberpa faktor yang

mempengaruhi murid dalam pencapaian hasil belajarnya. Slameto (2010: 54)

menyebutkan terdapat 2 faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu factor

intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari diri murid

itu sendiri, diantaranya yaitu faktor jasmaniah, psikologis, dan faktor kelelahan.

Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar murid, misalnya

keluarga, sekolah, teman dan lingkungan. Sejalan dengan pendapat tersebut,

Rifa`I dan Anni (2011: 97) berpendapat bahwa faktor yang memberikan

kontribusi proses dan hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal. Kondisi

internal mencakup kondisi fisik, psikis dan sosial. Sedangkan kondisi eksternal

meliputi variasi dan tingkat kesulitan materi belajar, tempat belajar, iklim, suasana

lingkungan, dan lain-lain.

Slameto (2010:54-71) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar digolongkan menjadi 2 yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor

intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor

intern ini meliputi (1) faktor jasmaniah, dapat berupa faktor kesehatan, dan cacat

tubuh, (2) faktor psikologis, berupa inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, dan kesiapan, (3) faktor kelelahan, dapat berupa kelelahan jasmani
19

seperti lemah lunglai dan kelemahan rohani seperti kelesuan. Sengkan factor

ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern meliputi (1) factor

keluarga, berupa cara orang tua mendidik, pengertian orang tua, dan latar

belakang kebudayaan, (2) faktor sekolah, berupa model mengajar, kurikulum,

relasi guru dengan murid, relasi murid dengan murid, disiplin sekolah,alat

pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, tugas rumah, dan model belajar, (3)

faktor masyarakat, berupa kegiatan murid dalam masyarakat, media masa, teman

bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan 2 pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar berasal dari dalam diri murid (faktor intern) yang

meliputi psikologis, fisik, dan sosial murid. Sedangkan faktor dari luar diri murid

meliputi keluarga, lingkungan masyarakat, dan sekolah.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang akan diamati dalam

penelitian ini meliputi faktor ekstern yaitu sekolah yang berupa model mengajar

guru dan model belajar murid. Serta faktor intern berupa kemampuan intelektual,

dan kecerdasan emosional murid.

5. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan terjemahan dari istilah Sosial Studies.

Menurut Sumantri (2001: 74), Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan

penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara, dan disiplin


ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yang dioganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada
tingkat pendidikan dasar dan menengah.

Pusat Kurikulum (2006: 5) menyatakan, Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai


20

“integrasi dari berbagai cabang ilmu pengetahuan sosial seperti geografi,

sosiologi, sejarah, ekonomi, budaya, politik, dan hukum”. Ilmu Pengetahuan

Sosial dirumuskan atas dasar fenomena sosial dan realitas yang mewujudkan

suatu pendekatan interdisipliner dari berbagai aspek dan cabang-cabang ilmu

pengetahuan sosial tersebut.

Menurut Saidiharjo (1996:4) bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan

hasil kombinasi atau perpaduan dari sejumlah mata pelajran seperti ekonomi,

geografi, antropologi, sejarah, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai

cirri-ciri yang sama, oleh karena itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Ilmu Pengetahuan sosial menurut Ahmadi (2014:10) memiliki lima tujuan

yaitu:

1. Ilmu Pengetahuan Sosial mempersiapkan murid untuk studi lanjut di


bidang ilmu-ilmu sosial jika nantinya masuk ke perguruan tinggi
2. Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki tujuan mendidik kewarganegaraan
yang baik
3. Ilmu Pengetahuan Sosial yang hakikatnya merupakan suatu kompromi
antara satu dan dua tersebut diatas
4. Ilmu Pengetahuan Sosial mengajari masalah-masalah sosial yang
pantang untuk dibicarakan di muka umum
5. Menurut pedoman khusus bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial, tujuan
bidang studi tersebut yaitu dengan materi yang dipilih, disaring, dan
disingkronkan kembali maka sasaran seluruh kegiatan belajar dan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengarah pada dua hal, yaitu:
(a) Pembinaan Warga Negara Indonesia atas dasar moral Pancasila
atau UUD 1945
(b) Sikap sosial yang rasional dalam kehidupan.

Taneo (2010:1.27) mengemukakan bahwa tujuan Ilmu Pengetahuan


Sosial:
untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan anak didik dengan
mengembangkan kemampuan dalam lingkungannya dan melatih anak
didik untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat yang demokratis serta
menjadikan negaranya sebagai tempat hidup yang lebih baik.
21

a. Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Teori Belajar Konstruktivisme

Sukardjo dan Ukim Komarudin (2013:55-56) menyebutkan konsep

pembelajaran kontruktivisme adalah “suatu proses pembelajaran yang

mengkondisikan murid untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru,

pengertian baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data”. Proses pembelajaran

harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu mendorong murid

mengorganisasi pengalamnnya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna. Agar

Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki kebiasaan berpikir, maka dibutuhkan

kebebasan dan sikap belajar.

Slameto (2010:58-59) menjelaskan menurut pandangan kontruktivisme,

belajar merupakan “suatu proses pembentukan pengetahuan yang dilakukan oleh

murid. Murid harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep,

dan member makna hal-hal yang sedang dipelajari”. Kemudian peranan guru

dalam belajar adalah membantu agar pengkontruksian pengetahuan murid berjalan

lancar. Galserfeld (Paul, S., 1996) mengemukakan bahwa ada beberapa

kemampuan yang diperlukan dalam mengkontruksi pengrtahuan yaitu (1)

kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, (2)

kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan

perbedaan, dan (3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu

daripada lainnya.

Tugas utama guru dalam teori ini yaitu: (a) memperlancar murid dengan

mengajarkan cara membuat informasi bermakna dan relevan dengan murid; (b)
22

memberikan kesempaatan pada murid untuk menemukan gagasannya sendiri; dan

(c) menanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya sendiri

(Anni, 2004: 49-50).

2. Teori Belajar Kognitivisme

Sukardjo dan Ukim Komarudin (2013:50) menjelaskan kerangka dasar

atau dasar pemikiran dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional.

Teori ini memiliki asumsi filosofis rasionalisme, maksudnya pengetahuan

seseorang diperoleh berdsarkan pemikiran. Dalam teori kognitivisme menjelaskan

proses belajar secara alamai dari kegiatan mental internal dalam diri individu yang

melibatkan proses berpikir. Lapono (2008: 2.3) menjelaskan bahwa teori ini

memandang manusia sebagai makhluk yang selalu aktif mencari dan menyeleksi

informasi untuk diproses.

Slameto (2010:34) menerangkan teori belajar kognitiflebih mementingkan

proses belajar daripada hasil belajarnya. Model belajar kognitif merupakan suatu

bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perceptual. Dalam model

belajar kognitif, tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta

pemahamnnya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.

Tokoh yang terdapat dalam teori belajar kognitif antara lain:

1) Piaget

Menurut Piaget (Slameto, 2010:35) dengan makin bertambahnya umur

seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat

pula kemampuannya. Ketika individu berkembang menuju kedewasaan, maka

akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkunannya yang akanmenyebabkan


23

adanya perubahan-perubahan kualitatif di dalam struktur kognitifnya. Lebih

lanjut, Piaget (Rifa‟i dan Anni, 2010: 207) mengungkapkan 4 tahapan

perkembangan kognitif individu yaitu sensory motor (0-2 tahun), pre operationa

l(2-7 tahun), concrete operational (7-11 tahun), dan formal operational (>11

tahun).

Ciri-ciri teori belajar kognitif menurut Piaget:

a. Lebih mengutamakan pada proses belajar dan berpikir anak, tidak sekedar

melihat pada hasilnaya

b. Pola dan tahap-tahap ini bersifat hirarkis, artinya harus dilalui berdasarkan

urutan tertentu dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar

tahap kognitifnya

c. Penerimaan perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan

2) Brunner

Bruner (Slameto, 2010:41) berpendapat bahwa proses belajar akan

berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada murid

untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-

contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Menurut Bruner perkembangan

kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat

lingkungan yaitu tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik.

Ciri-ciri teori belajar kognitif menurut Bruner:

a. Perkembanagn intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam

menanggapi suattu rangsangan


24

b. Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan system

penyimpanan informasi secara realis.

c. Perkembangan intelekttual meliputi perkembangan kemapuan berbicara pada

diri sendiri atau pada orang lain melalui kata-kata atau lambing tentang apa

yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan

d. Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan

anaknya diperlukan bagi perkembnagan kognitifnya

e. Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan

beberapa alternative secara stimultan, memilih tindakan yang tepat, dapat

memberikan prioritas yang berurutan dalam berbagai situasi

6. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

a. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar mencakup hal-hal

yang ada disekitar lingkungan peserta didik. Ilmu Pengetahuan Sosial pada

jenjang ini merupakan pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari

sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains, isu dan masalah sosial

kehidupan.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD harus memperhatikan

kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Menurut Piaget (1963) anak

dalam kelompok usia 7-11 tahun berada dalam tahap perkembangan kemampuan

intelektual/kognitifnya pada tingkat oprasional kongkrit. Pada tahap ini mereka

memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh dan menganggap tahun sebagai

waktu yang masih jauh. Mereka hanya memperdulikan apa yang ada sekarang
25

(kongkrit) dan bukan pada masa depan yang mereka pahami (abstrak). Maka dari

itulah Ilmu Pengetahuan Sosial SD bergerak dari yang kongkrit ke arah yang

abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas dan

pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang

dekat ke yang jauh, dan seterusnya (Gunawan, 2013:50).

Pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial pada jenjang sekolah dasar ini aspek

antara disiplin ilmu tidak terlihat, karena yang lebih di pentingkan adalah dimensi

pedagogik dan psikologis serta karakteristik berpikir peserta didik yang bersifat

holistik (Sapriya, 2015: 20).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial SD merupakan pembelajaran yang mempelajari hal-hal

disekitar lingkungan murid, dimana dalam mempelajarinya dimulai dari diri murid

itu sendiri dan kemudian meluas kepada apa yang ada di sekitarnya dan

kehidupannya.

b. Materi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Materi yang terkandung dalam Ilmu Pengetahuan Sosial digali dari segala

aspek kehidupan praktis sehari-hari masyarakat (Hidayati, 2008: 1.26) . Ada lima

macam sumber materi Ilmu Pengetahuan Sosial antara lain,

(1) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak.

(2) Kegiatan manusia.

(3) Lingkungan geografis dan budaya.

(4) Kehidupan masa lampau.

(5) Anak sebagai sumber materi.


26

Hidayati, dkk (2008:5.30) menyatakan masalah sosial adalah:

suatu situasi di masyarakat yang telah menjadi warisan turun-temurun


yang memerlukan perbaikan atau pemecahan, yang timbul dari kondisi
masyarakat atau lingkungan sosial, dan yang menghendaki penerapan
kekuatan sosial untuk memperbaiki atau untuk mengatasinya.

Masalah sosial lahir dari kondisi masyarakat atau lingkungan sosial,

lingkungan sosial meliputi berbagai aspek kehidupan sosial, misalnya aspek

sosial-biologis, aspek sosial-budaya, aspek sosial-ekonomi, aspek social politik,

aspek sosial-geografis, dan sebagainya. Semua aspek tersebut mengadakan

asosiasi dan interelasi satu sama lain dan membentuk satu sistem. Dalam

menghadapi suatu masalah sosial di masyarakat tidak hanya melihat sepintas,

melainkan harus dikaji untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

c. Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Proses pelaksanaan pembelajaran membutuhkan suatu model pembelajaran

yang disusun secara sistematis dan dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep

Ilmu Pengetahuan Sosial untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan

pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Salah satunya adalah

dengan menerapkan model pembelajaran CIRC (Cooperatif Integrated Reading

and Compotition). Model pembelajaran CIRC termasuk salah satu model

pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran

kooperatif terpadu membaca dan menulis Steven dan Slavin (dalam inayah,

2007:20). Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran

bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran matematika.


27

Dalam penelitian ini, penerapan model pembelajaran CIRC (Cooperatif

Integrated Reading and Compotition) dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1. Guru membentuk kelompok diskusi secara hetorogen, masing-masing

kelompok beranggotakan 4 orang

2. Guru memberi artikel kepada masing-masing murid sesuai dengan topic

pembelajaran

3. Murid membaca artikel, menganalisis soal dalam Lembar Kerja Kelompok,

dan memberi tanggapan (menjawab) terhadap soal secara individu.

4. Murid berdiskusi dalam kelompok saling membacakan jawaban dan

mengemukakan pendapatnya terhadap soal yang ada.

5. Kelompok menuliskan jawaban atas kesepakatan bersama dari hasil diskusi

ke dalam lembar kerja kelompok.

6. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi

7. Guru memberikan penguatan dari hasil pemaparan diskusi kelompok

8. Murid dan guru membuat kesimpulan

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu

peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah

terwujudnya efesiensi dan efektifitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta

didik. (Isjoni, 2009).

Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang berlangsung di Kelas

IV A saat ini menggunakan sistem penyampaian klasikal, yaitu sistem yang

bertumpu pada aktivitas guru. Hal tersebut juga terjadi di kelas IV B. Pada
28

umumnya guru cenderung menggunakan model ceramah dalam mengajar karena

mudah dilakukan dan cepat. Bertumpunya proses belajar mengajar pada guru,

menimbulkan kurang tumbuh berkembangnya sikap kemandirian belajar pada

murid, sebab murid akan cenderung menganggap dirinya tergantung pada guru

dan sekolah dalam belajar.

Dari alasan tersebut, maka perlu diberikan suatu model pembelajaran

alternatif untuk mengetahui perbedaan aktivitas dan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial murid kelas IV A dan kelas IV B di SD Inpres Kapasa

Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Salah satunya adalah dengan menerapkan

model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

Dalam model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) aktivitas peserta didik belajar dalam kelompok yang

heterogen. Semua kegiatan melibatkan siklus reguler yang diawali presentasi dari

guru, latihan tim, latihan independen, pra penilaian teman, latihan tambahan, dan

tes. Hal tersebut bertujuan untuk memunculkan integrasi sosial antara para peserta

didik di dalam kelompoknya selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Sehingga harapannya murid dapat belajar bertanggung jawab untuk

menyelesaikan tugasnya dan tiap anggota kelompok mempunyai kesempatan yang

sama untuk sukses. Sebelum diberikan perlakuan, peneliti melakukan pretes

terhadap kelas eksperimen dan kontrol untuk mengetahui normalitas dan

homogenitas data sampel. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kevalidan hasil

penelitian pada variabel hasil belajar. Kemudian, posttest dilakukan setelah

perlakuan selesai. Pada variabel aktivitas belajar, data diperoleh selama proses
29

pembelajaran sesuai aktivitas murid dalam kelas untuk kemudian dibandingkan

perbedaannya. Berikut adalah alur penelitian yang peneliti rancang sebagai

kerangka pikir dalam melakukan penelitian eksperimen:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS)

Aktivitas Belajar Hasil Belajar

Pretest Terhadap Kelas


Eksperimen Dan Kelas
Kontrol

Posttest Terhadap
kelas eksperimen
dan kelas kontrol

Analisis

Temuan

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading

and Composition berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial murid kelas IV A di SD Inpres Kapasa Kecamatan

Tamalanrea Kota Makassar.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

pada prinsipnya dapat didefinisikan sebagai model sistematis guna membangun

hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Menurut Sugiyono (2013:

107) penelitian eksperimen adalah “model penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendali”.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan ilmiah untuk meneliti

populasi atau sampel tertentu yang berlandaskan filsafat positivisme, yaitu filsafat

yang memandang suatu gejala atau fenomena yang dapat diklasifikasikan, relative

tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Dalam

analisis data guna menguji hipotesis yang telah ditetapkan menggunakan statistic

karena bersifat kuantitatif karena data penelitiannya berupa angka-angka

(Sugiyono, 2013: 14).

Penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini

digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition terhadap aktifitas dan hasil belajar mata

30
31

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas IV SD Inpres Kapasa Kecamatan

Tamalanrea Kota Makassar.

Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah Quasi-Experimental

Research (Penelitian Eksperimen Semu), dengan anggapan bahwa penelitian ini

tidak dapat mengontrol sepenuhnya variabel yang dapat mempengaruhi hasil

penelitian.

2. Desain Penelitian

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah non

equivalent kontrol group design, yang dapat digambarkan sebagai berikut :

O1 X O2
O3 O4
(Sugiyono 2011: 118)

Keterangan:

O1 dan O3 : Aktivitas dan Hasil belajar kelompok eksperimen sebelum diberi

perlakuan dengan model pembelajaran CIRC.

O2 : Aktivitas dan Hasil belajar kelompok eksperimen setelah diberi

perlakuan dengan model pembelajaran CIRC.

O4 : Aktivitas dan Hasil belajar kelompok kontrol yang tidak diberi

perlakuan dengan model pembelajaran CIRC.

Dalam desain ini terdapat dua kelas yaitu kelas eksperimen (O1) dan kelas

kontrol (O4). Sebelum dilakukan penelitian masing-masing kelas diberi pretes

untuk mengetahui keadaan awal murid di masing-masing kelas. Keadaan awal ini

digunakan sebagai uji normalitas dan uji homogenitas antara kelas eksperimen
32

dan kelas kontrol. Hasil pretest tersebut dinotasikan dengan O1 dan O3. Kelas

eksperimen diberi perlakuan (X) yaitu dengan menerapkan model CIRC selama

pembelajaran dan untuk kelas kontrol tidak diberi perlakuan.

B. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang akan di laksanakan antara lain terdiri

dari dua tahap, yakni tahap pra penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian.

Adapun langkah–langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut :

i. Melakukan observasi, wawancara dan mengambil data nilai mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas IV di SD Inpres Kapasa.

j. Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan data nilai, ditentukan sampel

penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan

teknik simple Random. Kemudian menentukan kelas uji coba di luar sampel

penelitian.

k. Menyusun kisi–kisi tes uji coba.

f. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi–kisi yang ada.

g. Menguji cobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba. Instrumen uji

coba tersebut akan digunakan sebagai instrumen tes hasil belajar pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

h. Melaksanakan pretest terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen

i. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

CIRC pada kelas eksperimen.

j. Melaksanakan posttest pada kelas eksperimen dan kelas control

k. Menganalisis hasil penelitian


33

l. Menyusun hasil penelitian.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

D. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SD Inpres Kapasa dimana Kelas IV A

sebagai kelas eksperimen dan Kelas IV B sebagai kelas kontrol yang terletak di

Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

E. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian adalah pada semester genap tahun ajaran

2018/2019.

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat, nilai dari orang,

obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono

2011:64). Suharsimi Arikunto (1998:99) menjelaskan bahwa variabel penelitian

adalah objek penelitian, atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Darmadi (2014:14) menyimpulkan variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat,

nilai-nilai dari objek-objek, individu dan kegiatan yang mempunyai variasi antara

satu dengan yang lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan

dicari informasinya, kemudian ditarik kesimpulannya dalam suatu penelitian.

Sugiyono (2009:61) menyebutkan macam-macam, variabel dalam

penelitian dibedakan atas beberapa bentuk yaitu; “(1) variabel bebas, (2) variable
34

terikat, (3) variabel moderator, (4) variabel intervening, (5) variabel kontrol.

Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat”.

Dalam penelitian eksperimen variabel-variabel yang ada termasuk variable

bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

1. Variabel Bebas (independent variable)

Sugiyono (2009:61-62) menjelaskan bahwa variabel bebas (independent)

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya

variabel terikat. Sandjaya dan Albertus Hariyanto (2006:84) menyatakan biasanya

variabel bebas dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya

terhadap variabel lain. Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus,

prediktor, antecedent (Darmadi, 2014:14).

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran CIRC.

Variabel bebas tersebut disimbolkan dengan huruf X.

2. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat menurut Sugiyono (2009:61-62) adalah variabel yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat sering disebut

sebagai variabel output, konsekuen, dan kriteria. Sejalan dengan pendapat itu,

Sandjaya dan Hariyanto (2006:84) menjelaskan dalam penelitian, variabel terikat

diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh dari variable bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar

murid. Variabel terikat dilambangkan dengan huruf Y, dimana Y1 adalah aktivitas

belajar dan Y2 adalah hasil belajar murid.


35

E. Populasi dan Sampel Penelitian

9. Populasi

Sugiyono (2011:119) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek/subyek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang

dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Berdasarkan definisi tersebut, populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan

objek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu sehingga menjadi

generalisasi dari hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

murid kelas I-VI SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

Tahun Ajaran 2018/2019, dengan jumlah murid keseluruhan sebanyak 402 murid.

Tabel 3.1 Populasi Jumlah Keseluruhan Murid Kelas I-VI SD Inpres Kapasa

Jenis kelamin
No. Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 IA 17 14 31
2 IB 14 15 29
3 IC 17 9 26
4 II A 12 21 33
5 II B 14 17 31
6 III A 16 19 35
7 III B 22 18 40
8 IV A 19 18 37
9 IV B 18 18 36
10 V 17 17 34
11 VI A 12 23 35
12 VI B 18 17 35
Jumlah Keseluruhan Murid 402
Sumber data: Papan Kondisi jumlah murid SD Inpres Kapasa tahun ajaran
2018/2019
10. Sampel
36

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Dengan kata lain, sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai

perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari

sampel dapat digeneralisasikan pada populasi (Darmadi, 2014:57). Sejalan dengan

pendapat tersebut, Alya (2011: 689) memandang sampel sebagai sesuatu yang

digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah objek penelitian yang secara

langsung digunakan sebagai wakil dari populasi penelitian. Sampel harus mampu

mencerminkan karakteristik dari seluruh anggota penelitian (populasi penelitian).

Sampel dalam Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) kelas, yaitu kelas IV A

sebanyak 36 orang sebagai kelas eksperimen, dan Kelas IV B sebanyak 37 orang

sebagai kelas control. Dalam penelitian ini, dipilih murid kelas IV sebagai sampel

karena murid kelas IV merupakan murid kelas tinggi di sekolah dasar yang sudah

memiliki kemampuan untuk bisa menjalin komunikasi dengan baik, mampu

bekerjasama dalam kelompok dan saling membantu ketika ada yang kesulitan

dalam mengerjakan tugas kelompok.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian Murid Kelas IV SD Inpres Kapasa

Jenis kelamin
No. Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 IV A 19 17 37
2 IV B 19 18 36
Jumlah Keseluruhan Murid 73

11. Teknik Sampling


37

Sugiyono (2009:119) menyebutkan bahwa terdapat dua kelompok teknik

sampling yaitu: (1) probability sampling, terdiri dari simple random sampling,

proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random

sampling, dan area (cluster) sampling. (2) non-probability sampling terdiri dari

sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling,

sampling jenuh dan snowball sampling.

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel adalah dengan simple

random. Yang berarti bahwa pengambilan sampel atas kelas dilakukan secara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono,

2016:64).

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik dalam

pengumpulan data seperti dokumentasi, observasi, wawancara dan teknik

pengukuran berupa tes hasil belajar.

c. Dokumentasi

Ridwan (2010: 58) menyebutkan teknik dokumentasi ditujukan untuk

memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang

relavan, peraturan- peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan

data yang relevan dengan penelitian. Sejalan dengan pendapat tersebut, Arikunto

50 (2010: 201) menjelaskan bahwa sumber yang digunakan untuk memperhatikan

objek yang diteliti ada 3 macam yaitu tulisan, tempat, dan kertas atau orang.
38

Sumber pertama (tulisan) inilah yang selanjutnya disebut sebagai dokumentasi

(barang-barang tertulis).

Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi yang digunakan untuk

memperkuat hasil observasi, dengan mengetahui data nama murid dan data nilai

Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV A dan Kelas IV B di SD Inpres Kapasa

Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Serta untuk pengambilan gambar guna

mengkroscek ulang analisis yang lebih mendalam.

d. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwan 2010: 57).

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui karakteristik murid

dalam pembelajaran, melihat komunikasi edukatif antara guru dengan murid, dan

mengetahui gambaran aktivitas murid dalam proses pembelajaran. Arikunto

(2010: 200) menyebutkan terdapat 2 cara dalam melakukan observasi yaitu

observasi non-sistematis (pengamat tidak menggunakan instrumen pengamatan)

dan observasi sistematis (pengamat menggunakan instrumen pengamatan).

Dalam penelitian ini, peneliti akan menerapkan observasi sistematis yakni

observasi yang dilakukan dengan menentukan pedoman pengamatan terlebih

dahulu. Instrumen observasi dalam penelitian ini dilaksanakan untuk mengukur

keterlaksanaan penggunaan model pembelajaran terhadap aktivitas dan hasil

belajar.
39

e. Tes

Menurut Ridwan (2010: 57) tes sebagai instrumen pengumpul data adalah

serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Kemudian Arikunto (2010:193) menjelaskan bahwa tes

adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar pada

materi masalah sosial di kelas IV A dan Kelas IV B di SD Inpres Kapasa

Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar berupa Pretest dan Posttest.

(c) Pretest

Sebelum melakukan eksperimen, terlebih dahulu dilakukan Pretest,

sebagai bentuk pengujian terhadap masing-masing sampel (kelas kontrol dan kelas

eksperimen) untuk mengetahui tingkat penguasan atau pemahaman subjek

penelitian terhadap materi yang difokuskan. Pretest juga berfungsi sebagai

pembanding terhadap Posttest dalam menyimpulkan hasil penelitian.

(d) Posttest

Setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan sesuai

yang telah ditetapkan, maka prosedur selanjutnya adalah melaksanakan posttest.

Posttest merupakan tes akhir setelah kelas IV A diberikan perlakuan. Tes ini

bertujuan untuk memberikan inferensi terhadap pengaruh model tertentu yang

telah dilakukan melalui eksperimen. Dalam hal ini adalah pengaruh model
40

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

dibandingkan model pembelajaran ceramah bervariasi terhadap aktivitas belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial.

7. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi dan

lembar tes. Lembar observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran

berlangsung. Pengamatnya yaitu guru observer. Sedangkan untuk lembar tes,

pelaksanaannya setelah proses pembelajaran selesai.

Penyusunan instrumen observasi didasarkan pada sintak model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan

model pembelajaran ceramah bervariasi. Analisis data yang digunakan adalah

statistik kuantitatif. Oleh karena itu, data yang bersifat kualitatif harus diubah

menjadi sesuatu yang dapat dihitung. Dalam hal ini, peneliti menggunakan Skala

Likert sebagai penghitungannya. Skala Likert merupakan skala pengukuran untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

variabel penelitian. (Sugiyono, 2010:134). Skala Likert yang digunakan berbentuk

Checklist dengan pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”. Jika Ya, nilai yang diberikan

adalah 2 dan jika Tidak, nilai yang diberikan adalah 1.

Format penilaian : Σ 𝑠𝑘𝑜𝑟

Kriteria :

d. 0 – 7 : kurang Skor maksimal = 2 X 10 = 20

e. 8 – 13 : cukup Skor minimal = 1 X 10 = 10

f. 14 – 20 : baik
41

G. Teknik Analisis Data

b. Analisis Data Populasi

B. Uji Normalitas Populasi

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi yang

digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Data yang akan diuji

adalah nilai ulangan harian Ilmu PengetahuanSosial murid kelas IV A dan murid

kelas IV B SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar dengan

bantuan program SPSS 22.

Menurut Priyatno (2010:71) jika nilai Asimp. Sig (2-tailed) > nilai taraf

signifikansi, maka sampel atau subjek penelitian berdistribusi normal.

Hipotesis yang digunakan:

Ho : data statistik populasi berdistribusi normal jika Asimp. Sig (2-tailed)

>0,05.

Ha : data statistik populasi tidak berdistribusi normal jika Asimp. Sig (2

tailed) <0,05.

C. Uji Homogenitas Populasi

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui seragam tidaknya varians

sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Jumlah kelas yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Jika kedua kelas tersebut mempunyai varians yang sama maka

kelompok tersebut dikatakan homogen.


42

Data yang diuji dalam uji homogenitas populasi penelitian ini adalah nilai

ulangan harian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas IV A dan

Kelas IV B SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

Kriteria nilai signifikansinya adalah 5% (0,05). Jika data diperoleh dengan

nilai signifikansi > 0,05 maka data tersebut dikatakan homogen dan jika diperoleh

nilai signifikansi < 0,05 maka data tersebut tidak homogen.

Hipotesis yang digunakan adalah :

Ho : σ21= σ22 berarti kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai

varians yang sama

Ha : σ21≠ σ22 berarti kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai

varians yang berbeda

H. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh yang signifikan antara rerata hasil belajar kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar materi masalah

sosial pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2. Ha = Ada ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar materi masalah

sosial pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Hipotesis tersebut berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Jika nilai sig (2-tailed)<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

b. Jika nilai sig (2tailed)>0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima


43

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji gain

ternormalisasi dan uji dua pihak (uji t).

i. Uji Gain

Pengujian gain score digunakan untuk menguji peningkatan hasil belajar.

Gain ternormalisasi merupakan model yang tepat untuk menganalisis hasil pretest

dan posttest, dan merupakan indikator yang lebih baik dalam menunjukkan

tingkat efektivitas perlakuan dari perolehan posttest. Rumus gain adalah:

( ) ( )
(g)=
( )

Keterangan :

(g) = gain ternormalisasi (g) ≥ 0,7 = tinggi

(Si) = nilai rata-rata pretest 0,3 ≤ (g) < 0,7 = sedang

(Sf) = nilai rata-rata posttest (g) < 0,3 = rendah

Kriteria :

(g) ≥ 0,7 = tinggi

0,3 ≤ (g) < 0,7 = sedang

(g) < 0,3 = rendah

(Meltzer, 2002)

ii. Uji Dua Pihak (Uji t)

Uji t dilakukan setelah memperoleh data output gain score. Pengujian ini

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan model

pembelajaran CIRC terhadap aktivitas dan hasil belajar materi masalah sosial. Jika

signifikansi >0,05 maka tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan
44

kelas eksperimen. Jika signifikansi <0,05 maka terdapat perbedaan hasil belajar

antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

iii. Uji Regresi Linier Sederhana

Uji hipotesis pengaruh digunakan untuk menguji bagaimanakah pengaruh

model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

terhadap aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas IV A SD

Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Pengujian yang digunakan

adalah uji regresi linear sederhana. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan

fungsional ataupun klausal satu variable independen dengan satu variable

dependen (Sugiono, 2012: 261).

Data yang diinput adalah data nilai hasil belajar posttest dan data aktivitas

belajar murid kelas eksperimen (kelas yang diberikan perlakuan menggunakan

model pembelajaran CIRC). Uji regresi linier sederhana dilakukan dengan

bantuan program SPSS for windows version 22 yaitu Analyze- Regression-Linier.

Untuk mengetahui model CIRC berpengaruh atau tidak terhadap aktivitas

dan hasil belajar, maka dapat dilihat pada nilai signifikansi pada tabel Coefficients

SPSS. Jika nilai Sig. > 0,05 model CIRC tidak berpengaruh terhadap aktivitas dan

hasil belajar, sebaliknya jika Sig. < 0,05 maka model CIRC berpengaruh aktivitas

dan hasil belajar. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model

CIRC terhadap aktivitas dan hasil belajar, maka dapat dilihat pada kolom RSquare

dalam tabel Model Summarry SPSS. Nilai R-Square yang berupa decimal

dikalikan dengan 100% sehingga didapatkan persentase pengaruh model CIRC

terhadap aktivitas dan hasil belajar.


45

Dasar pengambilan keputusan untuk uji regresi linier sederhana adalah:

d. H0 : Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) tidak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar

e. H1 : Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) berpengaruh signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar.

iv. Analisis Data Aktivitas Belajar Murid

Data aktivitas belajar murid diperoleh dari observasi guru kelas

berdasarkan instrumen lembar aktivitas murid. Instrumen tersebut mengacu pada

deskriptor pedoman observasi aktivitas murid yang telah ditentukan peneliti.

Lembar observasi yang ada diisi dengan memberikan tanda (√) pada descriptor

yang nampak. Aspek aktivitas belajar murid dinilai dengan memberi skor berskala

1 sampai 4, sehingga skor maksimal yang diperoleh adalah 40. Langkah-langkah

dalam melakukan penilaian aktivitas belajar murid adalah sebagai berikut:

3) Memberikan skor pada tiap butir

4) Menjumlahkan skor untuk setiap butir deskriptor yang diperoleh secara

keseluruhan

5) Menentukan predikat

6) Mencari rentang skor

R = skor tertinggi – skor terendah.

7) Mencari banyak kelas

K = 4, karena dibagi dalam empat kriteria.

8) Mencari lebar kelas

I = Rentang
46

Banyak Kelas

9) Menyajikan hasil dalam bentuk tabel.

(Arikunto, 2010 : 270-272)

Skor maksimun adalah 40 dan skor minimumnya adalah 10. Predikat skor

aktivitas murid yang digunakan yaitu “sangat baik, baik,cukup dan kurang”.

Rentang (R) = nilai tertinggi – nilai terendah

= 40 – 10

= 30

Kelas (K) = 4 (karena menggunakan 4 kriteria)

Interval (i) =

Tabel 3.3 Kriteria Aktivitas Murid

Nilai Kriteria
31≤ skor 40 Sangat Baik
23 ≤ skor ≤ 30 Baik
15 ≤ skor ≤ 22 Cukup
7≤ skor ≤ 14 Kurang
*Diadaptasi dari Sukmadinata, 2010: 230

v. Analisis Data Hasil Belajar Murid

Analisis hasil belajar murid bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar

siswa ranah kognitif dengan tes pilihan ganda. Hasil tes diperiksa kemudian

dinilai (diberi skor). Item soal yang dijawab benar mendapat skor 1 dan yang

menjawab salah tidak diberi skor (0).

Menurut Poerwanti (2008:6-9) nilai murid diperoleh dengan rumus:

Nilai= x100(Skala 0-100)

Keterangan :
47

B = banyaknya butir yang dijawab benar

N = jumlah butir soal

Dengan berdasarkan KKM di SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea

Kota Makassar, pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ditetapkan KKM

sebesar 75. Jadi, jika nilai murid ≥ 75 murid dinyatakan telah tuntas belajarnya.

Sebaliknya, jika nilai murid dibawah ≤ 75 maka murid dinyatakan tidak tuntas

hasil belajarnya.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Tujuan utama pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

penggunaan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Composition) terhadap aktivitas dan hasil belajar murid di SD

Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar Kelas IV A. Dalam

mencari pengaruh tersebut diperlukan kelompok kontrol yang digunakan sebagai

pembanding dalam menerapkan model pembelajaran CIRC.

Pelaksana kegiatan penelitian adalah guru kelas dan peneliti. Alasan guru kelas

sebagai pelaksana utama (memberikan pengajaran) dalam penelitian ini karena

guru kelas lebih mengetahui kondisi kelas yang diampunya dan untuk mengurangi

pengaruh variabel dari luar yang mungkin dapat mempengaruhi hasil akhir

penelitian jika yang melakukan peneliti. Peneliti dalam kegiatan penelitian ini

berfungsi untuk menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan guru dalam proses

pembelajaran, seperti materi, media, lembar kerja kelompok (LKK), lembar soal

evaluasi, dan sebagai observer untuk meneliti pelaksanaan model pembelajaran,

aktivitas guru dan murid dalam proses pembelajaran, serta sebagai dokumenter

untuk mendokumentasikan jalannya proses pembelajaran.

Diharapkan mereka dapat mengambil manfaat dalam pelaksanaan penelitian ini,

khususnya bagi guru kelas dan murid kelas IV A di SD Inpres Kapasa Kecamatan

Tamalanrea Kota Makassar yang kelasnya digunakan sebagai kelas eksperimen.

48
49

Sebagai pelaksana, peneliti mengatur penelitian bersama guru kelas agar terjalin

kolaborasi yang baik. Guna menghindari faktor luar yang dapat mempengaruhi

hasil penelitian, peneliti dengan guru kelas menetapkan jadwal kegiatan di kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Berikut jadwal pelaksanaan penelitian yang telah

terlaksana

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian di SD Inpres Kapasa

No Tanggal Kegiatan Waktu Pelaksanaan


Penyerahan surat izin penelitian
1 23 Mei 2018 Pukul 09:13 WIB
kepada Kepsek
2 23 Mei 2018 Konsultasi RPP Pukul 10: 45 WIB
3 24 Mei 2018 Pre Test Kelas Eks & Kontrol Pukul 07.15-08.00 WIB
Pembelajaran dengan perlakuan
4 24 Mei 2018 Pukul 07.15-08.25 WIB
pada kelas eksperimen
Pembelajaran tanpa perlakuan
5 25 Mei 2018 Pukul 07.15-08.25 WIB
pada kelas kontrol
Pembelajaran dengan perlakuan
6 25 Mei 2018 Pukul 08.25-09.35 WIB
pada kelas eksperimen
4 26 Mei 2018 Post Test Kelas Eks & Kontrol Pukul 09.15-11.00 WIB

Berdasarkan data tersebut, Pretest dan Posttest dilaksanakan diluar waktu

penelitian. Hal ini bertujuan agar alokasi waktu penelitian tidak terganggu dengan

pengerjaan soal Pretest maupun Posttest.

Pada pertemuan pertama, pelaksanaan kegiatan dimulai di kelas eksperimen

terlebih dahulu dan dilaksanakan pada jam pelajaran pertama dan kedua. kegiatan

penelitian dilanjutkan di kelas kontrol pada jam pelajaran ketiga dan ke empat.

Pertemuan kedua, kegiatan penelitian dimulai di kelas eksperimen pada jam

pelajaran pertama dan kedua, dengan alokasi waktu 35 menit/JP. Setelah 2 JP di

kelas eksperimen, peneliti menyerahkan sepenuhnya kepada guru kelas, kemudian

penelliti melanjutkan penelitian di kelas control.


50

1. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC)

Pelaksanaan perlakuan di kelas eksperimen dilakukan sesuai dengan jadwal yang

telah dibuat bersama dengan guru kelas IV A di SD Inpres Kapasa Kecamatan

Tamalanrea Kota Makassar, seperti terlihat pada tabel 4.1. Dalam penelitian ini,

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas. Observer adalah

peneliti.

Guru kelas melakukan pembelajaran sesuai sintak yang telah direncanakan pada

RPP dan peneliti mengobservasi keterlaksanaan model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) selama proses pembelajaran sesuai

dengan lembar observasi yang telah tersedia. Penerapan model pembelajaran

CIRC di kelas eksperimen dilakukan selama dua kali pertemuan.

Berikut adalah gambaran penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Compositioen dari pertemuan 1-2 berdasarkan observasi dari peneliti

di kelas IV A SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

Tabel 4.2 Hasil Observasi Model Pembelajaran CIRC

Pertemuan
No Sintaks pembelajaran I II
Kegiatan awal
1 Guru menyampaikan tujuan dan materi pokok pembelajaran 2 2
menggunakan media bagan konsep.
Kegiatan inti
2 Guru meminta murid untuk memahami penjelasan materi dan 2 2
mengamati bagan konsep.
3 Guru meminta murid mencatat informasi yang dianggap 1 2
penting.
4 Guru membagi murid dalam beberapa kelompok. 2 2
5 Guru memberikan subpokok bahasan pada tiap kelompok. 2 2
51

6 Guru meminta masing-masing murid membaca lembar teks 2 2


yang dibagikan oleh guru.
7 Siswa mencari informasi / jawaban yang diminta dalam 2 2
LKK.
8 Murid berdiskusi membahas dan menyimpulkan tugas dalam 2 2
kelompok.
9 Murid menuliskan hasil diskusi ke dalam LKK. 2 2
Kegiatan akhir
10 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja. 2 2
Skor Total 19 20
Kategori Baik Baik

Berdasarkan tabel 4.2, keterlaksanaan seluruh sintaks pembelajaran CIRC pada

pertemuan I dan II termasuk dalam kategori baik.

Dalam setiap pelaksanaan perlakuan, guru kelas melakukan kegiatan

pembelajaran yang dihadiri langsung oleh peneliti. Observasi oleh peneliti

bertujuan untuk mengamati jalannya proses pembelajaran dengan memberikan

nilai pada lembar observasi yang disediakan. Setelah selesai perlakuan, peneliti

sebagai observer, memberikan penjelasan bahwa langkah-langkah yang ada sudah

terealisasi dengan baik, yang perlu dipertegas adalah disiplin waktunya belum

sesuai dengan yang terdapat di RPP, Namun, peneliti memaklumi bahwa murid

terkadang sulit dikendalikan sehingga alokasi waktunya tidak sesuai dengan yang

direncanakan. Peneliti juga memberikan penjelasan kepada guru kelas mengenai

apa saja yang sudah terlaksana dengan baik dan apa saja yang perlu di perbaiki.

Dengan ini, observer menegaskan bahawa langkah-langkah yang ada telah

terlaksana secara keseluruhan. Lembar observasi model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) di kelas eksperimen

dapat dilihat pada lampiran 3.

2. Data Hasil Aktivitas Belajar


52

Aktivitas belajar diobservasi sesuai dengan lembar observasi aktivitas belajar

murid yang telah ditetapkan peneliti. Observasi berlangsung mulai dari awal

pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran, selama dua kali pertemuan di

kelas control dan kelas eksperimen. Observasi ini dilakukan oleh observer yaitu

peneliti dengan memberikan tanda cek (√) pada lembar observasi sesuai dengan

apa yang terjadi di kelas.

Dalam lembar observasi terdapat 10 indikator pengamatan yang diamati dengan

masing-masing 4 deskriptor, sehingga skor maksimal adalah 40 dan skor

minimalnya adalah 10. Kriteria skor aktivitas murid yang digunakan yaitu sangat

baik, baik, cukup, dan kurang.

Adapun data hasil pengamatan lembar observasi aktivitas belajar murid di kelas

control dan kelas eksperimen selama dua kali pertemuan, dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Belajar murid

Aktivitas Belajar Murid


Kelas
Kelas Kontrol
Eksperimen
No Indikator Pengamatan
Pert Pert Pert Pert
I II I II
Deskriptor Cek
1 Kesiapan murid mengikuti 2 3 4 4
pembelajaran (mental activities)
2 Menanggapi apersepsi sesuai dengan 0 1 2 4
materi (emotional activities)
3 Memperhatikan penjelasan guru 1 2 1 3
(listening activities)
4 Kesiapan murid dalam pembentukan 0 0 4 4
kelompok (emotional activities)
5 Berdiskusi kelompok (mental activities) 0 0 3 4
6 Menemukan informasi dari kelompok 0 0 3 4
lain (motor activities)
7 Mempresentasikan hasil kerja 0 0 3 4
53

kelompok (oral activities)


8 Melakukan refleksi pembelajaran 2 2 3 4
(oral activities, emotional activities)
9 Membuat kesimpulan pembelajaran 2 3 3 3
(writing activities, mental activities)
10 Respon murid dalam menanggapi 4 4 4 4
penghargaan yang diberikan guru
(emotional activities)
JUMLAH 11 15 30 38
PERSENTASE 27,5% 37,5% 75% 95%
Sangat
KRITERIA Kurang Cukup Baik
baik

Pada tabel hasil observasi aktivitas belajar murid, deskriptor yang tercapai pada

pertemuan I adalah 30 deskriptor dan pertemuan II sebanyak 38 deskriptor. Kedua

pertemuan tersebut, berturut-turut berkriteria baik dan sangat baik.

Pada indikator pengamatan pertama yaitu kesiapan murid mengikuti

pembelajaran, pada pertemuan pertama, murid kelas IV B (kelas kontrol) hanya

melalukan 2 deskriptor yaitu murid duduk di tempatnya masing-masing, dan

memperhatikan guru. Murid belum dengan kesadaran diri sendiri dalam

menyiapkan buku dan peralatan tulis, guru harus menyuruh murid untuk

menyiapkan buku dan peralatan tulis terlebih dahulu. Pada pertemuan kedua,

terjadi peningkatan 1 deskriptor yaitu murid datang lebih awal (5 menit) sebelum

pembelajaran dimulai.

Pada pertemuan pertama di kelas kontrol, indikator menanggapi apersepsi tidak

ada, karena pada pertemuan pertama guru tidak melakukan kegiatan apersepsi,

tapi langsung masuk ke penyampaian materi pembelajaran. Di pertemuan kedua,

guru dan murid melakukan kegiatan apersepsi dengan bernyanyi bersama lagu

“Ibu Pertiwi”. Indikator pengamatan pada poin 4, 5, 6 dan 7 tidak dilakukan di

kelas kontrol sehingga indikator ini nihil (0).


54

Pada kegiatan penutup, indikator yang terlihat adalah melakukan refleksi,

membuat kesimpulan, dan respon murid dalam menanggapi penghargaan.

Deskriptor yang tercapai pada indikator ke-8 adalah 2 deskriptor dan tidak

mengalami peningkatan di pertemuan kedua, indikator ke-9 pada pertemuan

pertama tercapai 2 deskriptor dan pertemuan meningkat 1 deskriptor, dan

indikator ke-10 kesemua deskriptor terpenuhi, terlihat dari murid antusias

terhadap apresiasi atau penghargaan yang diberikan guru berupa pemberian stiker.

Di kelas IV A (kelas eksperimen), di pertemuan pertama dan kedua, pada

indikator pertama kesiapan murid dalam mengikuti pembelajaran, semua

deskriptor sudah nampak dilakukan murid, murid lebih disiplin dan siap dalam

persiapannya mengikuti pembelajran.

Pada indikator kedua yaitu menanggapi apersepsi pada pertemuan pertama, respon

murid terhadap materi ditunjukkan oleh >50% murid. Namun, respon yang sama

ditunjukkan di kelas eksprimen yaitu tidak sesuai dengan materi pelajaran.

Apersepsi yang dimaksud adalah lagu “Ibu Pertiwi”. Pada pertemuan berikutnya,

deskriptor pada indikator apersepsi mengalami peningkatan semua deskriptor

yang terpenuhi. Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan murid mampu

mengeluarkan pendapat yang dikaitkan dengan isi lagu dan kehidupan sehari-hari,

serta tanggapan yang diberikan murid lebih santun dan mudah dipahami.

Untuk indikator ketiga (memperhatikan penjelasan guru), pada pertemuan pertama

hanya 1 deskriptor yang terpenuhi yaitu mendengarkan penjelasan guru. Pada

deskriptor ini, penjelasan dibantu melalui media bagan konsep sehingga murid

lebih kondusif dalam menyimak penjelasan materi. Dalam kegiatan ini, sikap
55

murid belum sepenuhnya memperhatikan penjelasan guru. Hal ini terlihat dari

sebagian murid yang masih berbicara dengan temannya. Namun, pada pertemuan

kedua, sikap murid berubah sehingga terjadi peningkatan sebanyak 2 deskriptor

yaing terlihat dari sikap duduk murid yang fokus dan melaksanakan arahan guru.

Pada pembentukan kelompok, diawal pertemuan murid sudah melaksanakan

seluruh deskriptor dalam indikator ke-4, pembagian kelompok sudah kondusif dan

mereka tidak membeda-bedakan temannya, karena mereka sudah terbiasa tempat

duduk (rolling) berpindah setiap minggunya. Namun dalam kegiatan berdiskusi

kelompok, pada pertemuan pertama murid terlihat masih belum begitu paham

dengan sintaks pembelajaran CIRC. Walaupun demikian, murid dapat

bekerjasama menyelesaikan tugas kelompok, meskipun di beberapa kelompok,

ada murid yang hanya membaca tapi tidak menuliskan jawaban secara individu

sebelum berdiskusi dengan kelompoknya. Pada pertemuan kedua, pembentukan

kelompok juga tidak terjadi hambatan. Dalam kegiatan berdiskusi, murid lebih

memahami dan mudah melaksankan sintaks pembelajaran CIRC, keseluruhan

deskriptor dalam indikator ke-5 telah tercapai. Sedangkan pada indikator ke-6

yakni menemukan informasi dari kelompok lain, deskriptor pengamatan

mengalami peningkatan 1 deskriptor.

Pada indikator ke-7 yaitu mempresentasikan hasil kerja kelompok, pertemuan

kedua mengalami peningkatan deskriptor 1, dari pertemuan sebelumnya dimana

kelompok presentasi tidak memberikan tanggapan dari pertanyaan kelompok lain.

Pada kegiatan penutup, di kelas eksperimen indikator yang terlihat adalah

melakukan refleksi, membuat kesimpulan, dan respon murid dalam menanggapi


56

penghargaan. Keempat deskriptor tersebut, sebanyak >70% murid di kelas

eksperimen terlihat antusias dalam mengikuti alur kegiatan. Deskriptor pada

masing-masing indikator tercapai, murid terlihat antusias terhadap apresiasi atau

penghargaan yang diberikan guru berupa pemberian stiker.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, perbedaan yang paling menonjol

di kelas eksperimen terdapat pada indikator pengamatan ke-2 yaitu menanggapi

apersepsi dan indikator ke-3 yaitu memperhatikan penjelasan dari guru.

Disamping itu, pada indikator ke 4, 5, 6, 7 terkait pelaksanaan penugasan

kelompok dengan menerapkan model pembelajaran CIRC mengalami peningkatan

masing-masing 1 deskriptor.

3. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar dalam penelitian ini adalah data hasil belajar pretest dan

posttest. Pretest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal

murid sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan Posttest bertujuan untuk

mengetahui perbedaan hasil belajar murid setelah dilakukan treatment

(perlakuan). Data hasil belajar di kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan

analisis uji normalitas dan uji homogenitas sebagaimana pengujian normalitas dan

homogenitas populasi. Untuk mengetahui hasil belajar murid, berikut adalah

acuan penilaian di SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar

Kelas IV A dan Kelas IV B.

0 – 50 : Sangat Kurang
51 – 69 : Kurang
70 – 75 : Cukup
76 – 82 : Tinggi
57

83 – 100 : Sangat Tinggi

4. Data Hasil Belajar Pretest


Data hasil belajar pretest di kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan

adanya kesamaan. Untuk seluruh murid di kedua kelas tersebut tidak ada yang

memenuhi standar KKM sekolah pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

yaitu 75. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi murid dalam mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial materi masalah sosial adalah murni belum pernah

menerima materi tersebut. Adapun data hasil belajar pretest di kelas kontrol dan

kelas eksperimen dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.4 Hasil Belajar Pretest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen

Pretest
No Interval Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
F % F %
1 83-100 - -
2 76-82 - -
3 70-75 - -
4 51-69 3 8,11% 6% 17%
5 0-50 34 91,89% 30% 83%
Jumlah 37 100% 36 100%
Tuntas (≥ 75) - - - -
Tidak Tuntas (< 75) 37 0% 36 0%
Tertinggi 60 67
Terendah 17 20
Rata-rata 37,86% 43,28%
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil belajar pretest murid kelas kontrol dan murid

kelas eksperimen pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi masalah

sosial tidak ada yang tuntas hasil belajarnya. Nilai tertinggi untuk kelas kontrol

adalah 60 dan nilai terendah adalah 17. Sedangkan di kelas eksperimen nilai

tertingginya adalah 67 dan nilai terendah adalah 20. Disamping itu, nilai rata-rata

kedua kelas masih minim. Untuk kelas kontrol rata-ratanya sebesar 37,86% dan
58

untuk kelas eksperimen sebesar 43,28%. Namun nilai kelas eksperimen lebih

tinggi dari nilai kelas kontrol. Hal ini menandakan bahwa murid di kedua kelas

secara keseluruhan masih dalam kondisi murni belum mendapatkan materi terkait.

5. Data Hasil Belajar Posttest


Data hasil belajar posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperiemn

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Perlakuan selama 2x pertemuan

menghasilkan hasil belajar yang meningkat pada kelas eksperimen. Hal ini terlihat

pada hasil belajar murid setelah diberikan treatment mencapai ketuntasan klasikal

> 50%.

Tabel 4.5 Hasil Belajar posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Posttest
No Interval Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
F % F %
1 83-100 - 21 58,33%
2 76-82 3 8,11% 14 38,89%
3 70-75 - - - -
4 51-69 12 32,44% 1 2,78%
5 0-50 22 59,45% - -
Jumlah 37 100% 36 100%
Tuntas (≥ 75) 3 8.11% 35 97,22%
Tidak Tuntas (< 75) 34 91,89% 1 2,78%
Tertinggi 80 100
Terendah 20 60
Rata-rata 52,16% 83,36%
Berdasarkan tabel 4.5 tersebut dapat diamati bahwa ketuntasan murid dikelas

kontrol adalah sebesar 8,11% murid (3 dari 37 murid) sedangkan 91,89% murid

(34 dari 37 murid) lainnya belum tuntas hasil belajarnya. Di kelas eksperimen,

persentase ketuntasan murid mencapai 97,22% murid (35 dari 36 murid). Nilai

tertinggi dikelas control adalah adalah 80, dan di kelas eksperimen nilai tertinggi
59

adalah 100 sedangkan nilai terendah di kelas kontrol adalah 20 dan di kelas

eksperimen nilai terendah adalah 60.

Di kelas kontrol angka ketuntasan murid tergolong masih rendah. Hampir semua

murid masih belum mencapai nilai KKM. Hal tersebut salah satunya dikarena

dalam proses pembelajaran, mereka kurang mendalami materi, pemahaman materi

yang murid tangkap hanya dari mendengarkan penjelasan materi dari guru, tanpa

adanya pemerolehan belajar secara mandiri oleh murid sendiri, sehingga

pengetahuan yang didapat tidak maksimal dan murid mudah lupa dengan materi

yang telah dipelajari.

Sedangkan di kelas eksperimen, mereka relatif lebih memahami dan mendalami

materi, karena proses pembelajaran murid di kelas eksperimen, lebih menekankan

kegiatan yang mengaktifkan murid melalui kegiatan membaca dan berdiskusi,

disamping itu guru juga masih memberikan penjelasan terkait materi. Meskipun

demikian masih ada 1 murid yang nilainya di bawah KKM. Namun dari hasil

posttest ini dapat terlihat bahwa hasil belajar murid kelas eksperimen yang

menerapkan model pembelajaran CIRC lebih baik daripada kelas kontrol yang

tidak di berikan perlakuan.

a. Analisis Perbedaan Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

1. Perbedaan Nilai Rata-Rata Pretest Posttest Pada Kelas Kontrol

Input data dari pelaksanaan pretest dan posttest kelas kontrol yaitu kelas IV B SD

Inpres Kapasa yang tidak diberikan perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6 Analisis Nilai Rata-Rata Pretest Posttest Kelas Kontrol

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


60

Pretest 37 17.00 60.00 37.8649 10.44606


Posttest 37 20.00 80.00 52.1622 12.38842
Valid N (listwise) 37

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa perolehan hasil belajar pretest di kelas kontrol

mempunyai rata-rata 37.8649. sedangkan hasil belajar posttest rata-rata 52.1622.

Selisih rata-rata antara pretest dan posttest di kelas kontrol adalah 14,3%

2. Perbedaan Nilai Rata-Rata Pretest Posttest pada Kelas Eksperimen

Kelas eksperimen yang digunakan sebagai penelitian adalah kelas IV A SD Inpres

Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar yang diberikan perlakuan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC). Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar pretest dan

posttest di kelas ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Analisis Nilai Rata-Rata Pretest Posttest Kelas Eksperimen

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


PRETEST 36 20.00 67.00 43.0278 11.47789
POSTTEST 36 60.00 100.00 83.3611 7.24333
Valid N (listwise) 36
Berdasarkan tabel 4.7 nilai rata-rata pretest yang diperoleh pada kelas eksperimen

menunjukkan angka 43,0278 dan untuk posttest diperoleh rata-rata sebesar

83.3611. Angka tersebut menerangkan bahwa terdapat peningkatan sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran CIRC. Selisih

rata-rata antara pretest dan posttest di kelas eksperimen adalah 40,34%. Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan rerata sebesar 40,34% setelah diberi perlakuan

menggunakan model pembelajaran CIRC.

Perbedaan nilai pretest dan posttest di kelas control mempunyai selisih sebesar

14,3%. Sedangkan perbedaan nilai pretest dan posttest di kelas eksperimen


61

menunjukkan selisih angka sebesar 40,34%. Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa

peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen lebih baik daripada kelas control.

b. Analisis Data Awal

1. Uji Normalitas Data awal Pretest

Bedasarkan tabel hasil perhitungan uji normalitas data nilai pretest kelas kontrol

(kelas IV B) dan kelas eksperimen (kelas IV A) dengan bantuan program SPSS for

windows version 22 menunjukkan bahwa data pretest kedua kelas adalah

berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di kedua

kelas lebih dari nilai signifikansi 0,05 yaitu 0,38 di kelas kontrol dan 0,12 di kelas

eksperimen. Dengan ini, hipotesis yang berlaku adalah Ho diterima dan Ha ditolak

yakni data berdistribusi normal. Nilai rata-rata kedua kelas tersebut belum

mencapai KKM, di kelas eksperimen nilai rata-ratanya adalah 43.0278, sedangkan

di kelas control nilai rata-ratanya adalah 37.8649. Hal itu menunjukkan bahwa

kedua kelas masih dalam kondisi murni, belum memperoleh pembelajaran materi

masalah sosial.

2. Uji homogenitas data awal

Bedasarkan tabel hasil perhitungan uji homogenitas nilai pretest kelas IV SD

Inpres Kapasa kelas IV A dan kelas IV B dengan menggunkan bantuan program

SPSS 22.0 dengan cara Analyze–Compare Means–Oneway Anova, nilai hasil

belajar pretest kedua kelas adalah homogen. Kehomogenan tersebut ditunjukkan

dengan nilai Sig. sebesar 0, 89 > 0,05.Disamping itu, angka F Levene Statistic (hitung)

adalah 2,16 < Ftabel (1,183). Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa Ho diterima

dan Ha ditolak, yang berarti kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

mempunyai varians yang sama. Homogenitas data pretest mengartikan bahwa


62

sebaran data yang sama antara kelas kontrol (kelas IV B) dan kelas eksperimen

(kelas IV A). Hal ini menunjukkan bahwa data nilai pretest yang dihasilkan siswa

di kedua kelas adalah seimbang diantara kedua kelas. Artinya, murid kedua kelas

tidak terplot dalam satu kelas murid yang berprestasi dan satu kelas murid yang

kurang berprestasi. Data nilai pretest di kedua kelas berbeda. Namun, sebaran

datanya adalah homogen.

c. Hasil Analisis Data Akhir Posttest

1. Uji Normalitas Data Akhir Posttest

Bedasarkan tabel pengujian normalitas data posttest kelas kontrol (kelas IV B)

dan kelas eksperimen (kelas IV A) dengan bantuan program SPSS for windows

version 22 dengan teknik One-Sample Kolmogorov Smirnov yaitu Analyze–non

parametric test–One Sampel KS. Menginterpretasikan bahwa sebaran data posttest

di kelompok kontrol dan eksperimen berdistribusi normal yaitu Ho diterima dan

Ha ditolak. Terlihat pada hasil Asymp. Sig. (2-tailed), nilai signifikansi yang

diperoleh di kelas kontrol sebesar 0,13 dan di kelas eksperimen sebesar 0,18. Nilai

tersebut lebih besar dari α = 0,05.

Nilai rata-rata kelas IV B (kelas kontrol) adalah 52,16 dan di kelas IV A (kelas

eksperimen) adalah 83,36. Bedasarkan nilai tersebut, dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata di kelas kontrol belum mencapai KKM, namun nilai posttest mengalami

peningkatan dari nilai pretest, meskipun tidak terlau signifikan. Sedangkan di

kelas eksperimen sudah mencapai KKM dan juga mengalami peningkatan nilai

posttest yang signifikan dari nilai pretest.


63

d. Uji Homogenitas Data Akhir

Bedasarkan tabel pengujian homogenitas data akhir telah diketahui bahwa data

nilai posttest berdistribusi normal berdasarkan pengujian normalitas. Berikut hasil

uji homogenitas menggunkan program SPSS 22 dengan cara Analyze–Compare

Means–Oneway Anova. menginterpretasikan bahwa data hasil belajar posttest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah homogen. Kehomogenan

tersebut ditunjukkan dengan nilai Sig. sebesar 0,303 > 0,05. Disamping itu, angka

F Levene Statistic (hitung) adalah 1,271 < Ftabel (1,629). Dengan ini, dapat

disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen mempunyai varians yang sama.

Homogenitas data posttest mengartikan bahwa sebaran data yang sama antara

kelas kontrol (kelas IV B) dan kelas eksperimen (kelas IV A). Hal ini

menunjukkan bahwa data nilai posttest yang dihasilkan murid di kedua kelas

adalah seimbang diantara kedua kelas. Artinya, murid kedua kelas tidak terplot

dalam satu kelas murid yang berprestasi dan satu kelas murid yang kurang

berprestasi. Data nilai posttest di kedua kelas berbeda.

Namun, sebaran datanya adalah homogen. Untuk mengetahui perbedaan tersebut,

dapat dilihat pada hasil uji gain.

e. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

yang signifikan antara rerata hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. 0 : μ1 = μ2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar materi


64

masalah sosial pada kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran CIRC)

dan kelas kontrol.

2. : μ1 > μ2 : Ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar materi

masalah sosial pada kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran CIRC)

Hipotesis tersebut berlaku ketentuan sebagai berikut :

a. Jika nilai Sig. (2-tailed)<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

b. Jika nilai Sig. (2-tailed)>0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima

1. Uji Gain

Uji gain digunakan untuk menguji peningkatan hasil belajar. Uji gain merupakan

selisih perolehan hasil belajar pretest dan posttest. Data input yang telah diambil

dari nilai posttest dikurangi nilai pretest pada kedua kelompok penelitian. Nilai

tersebut kemudian dilakukan perhitungan sehingga diperoleh indeks gain <g>.

Tabel 4.8 Hasil Uji Gain

No Jenis Kelas Nilai Mean <g> Kategori Gain


Pretest Posttest
1 Kontrol 37,86 52,16 0,21 Rendah
2 Eksperimen 52,16 83,36 0,71 Tinggi

Pada tabel 4.8, indeks gain di kelompok kontrol menunjukkan angka 0,21. Angka

tersebut termasuk dalam kategori rendah. Pada indeks gain eksperimen, diperoleh

indeks gain <g> 0,71. Kategori gain untuk kelompok eksperimen adalah tinggi.

Hal ini menjelaskan bahwa peningkatan yang signifikan terjadi di kelompok

eksperimen daripada kelompok kontrol.

2. Uji Dua Pihak (Uji t)

Uji t merupakan langkah selanjutnya setelah uji gain dilakukan. Pengujian ini

menggunakan Independent Samples Test dengan tujuan untuk mengetahui apakah


65

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

menggunakan model pembelajaran CIRC. Untuk mengetahui kesamaan varian

dapat dilihat pada kolom uji Levene‟s dengan ketentuan jika signifikansi >0,05,

maka memiliki varian yang sama dan jika signifikansi <0,05 maka memiliki

varian yang berbeda. Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil

belajar dapat dilihat pada kolom t-test for Equality of Means pada Sig. (2-tailed),

jika signifikansi >0,05, maka tidak ada perbedaan. Jika signifikansi <0,05 maka

terdapat perbedaan. Adapun hasil pengujian uji t didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9 Hasil Uji T

Levene’s Test
for Equality of t-test for Equality of Means
Variances
Sig.(2 Std. 95% Confidence
- Error Interval of the
tailed Mean Differe Difference
F Sig T Df ) Difference nce Lower Upper
HasiL Belajar 2.0040
IPS .890 .349 6.275 71 12.57583 8.57990 16.57175
equal variances .000 3
assumed
66.99 1.9964
equal variances 6.299 .000 12.57583 8.59081 16.56085
not assumed 2 9

Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa varian adalah homogen atau mempunyai

varian yang sama. Homogenitas ini dapat dilihat pada kolom t-test for Equality of

Means yang menunjukkan nilai Sig(2-tailed). lebih kecil dari nilai signifikansi (α)

0,05 yaitu 0,000.

Nilai thitung yang didapatkan dari tabel 4.9 sebesar 6.299. Perbedaan rata-rata

(mean difference) sebesar 12.57583 dan perbedaan berkisar antara 8.57990 sampai

16.57175 (lihat pada lower dan upper). Untuk ttabel di Microsoft Exel dengan

memasukkan rumus =tinv(5%,35), didapatkan hasil sebesar 2,030. Dengan ini,


66

dapat disimpulkan bahwa thitung (6,275) > ttabel (2,030). Artinya, Ho ditolak dan

Ha diterima yaitu model CIRC berpengaruh terhadap hasil belajr Ilmu

Pengetahuan sosial. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara

hasil belajar materi masalah sosial pada kelas eksperimen (menggunakan model

pembelajaran CIRC) dengan kelas control yang tidak di berikan perlakuan.

3. Uji Regresi Linier Sederhana

Uji regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui bagaimanakah uji

pengaruh model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) terhadap aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas

IV SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) terhadap aktivitas dan hasil belajar, dapat

dilihat pada nilai signifikansi pada tabel Coefficients, jika nilai sig < 0,05, maka

H0 ditolak, yang berarti model pembelajaran CIRC secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar. Adapun hasil pengujian

uji regresi linier sederhana dengan bantuan program SPSS 22 didapatkan hasil

sebagai berikut.

Tabel 4.10 Koefisien Uji Regresi Linier Sederhana


a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 34.629 7.060 4.905 .000
Aktivitas_belajar 1.518 .192 .806 7.929 .000
a. Dependent Variable: Hasil_belajar

Bedasarkan tabel 4.10 di atas diketahui bahwa nilai sig = 0,000 < 0,05, sehingga

H0 ditolak, yang berarti model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and


67

Composition (CIRC) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

aktivitas dan hasil belajar Murid.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model CIRC terhadap aktivitas dan

hasil belajar, maka dapat dilihat pada kolom R-Square dalam tabel Model

Summarry. Hasil pengaruh model pembelajaran CIRC terhadap aktivitas dan hasil

belajar adalah sebagai berikut.

Tabel 4.11 Pengaruh Model CIRC Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .806 .649 .639 4.38400
a. Predictors: (Constant), aktivitas_belajar
Nilai R Square = 0,649 dari tabel di atas dikalikan dengan 100% sehingga

didapatkan persentase 64,9%. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa pengaruh

model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

terhadap aktivitas dan hasil belajar adalah 64,9%.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Model pembelajaran yang digunakan dalam iklim belajar sangat berpengaruh

terhadap aktivitas dan hasil belajar murid. Banyak model pembelajaran yang

menyediakan model inovatif yang mampu mengaktifkan murid dalam belajar.

Salah satunya adalah model pembelajaran pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC).

Model pembelajaran pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) merupakan model pembelajaran yang mengajak Ilmu

Pengetahuan Sosial untuk bekerjasama, berpartisipasi aktif dalam diskusi


68

kelompok dan memperkaya proses interaksi antar peserta didik sehingga dapat

meningkatkan keaktifan peserta didik. Dalam penerapan model CIRC setiap

murid bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas kelompok dengan kegiatan

membaca dan mencari jawaban secara individu, kemudian mendiskusikan

informasi yang diperolehnya dari kegiatan membaca.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji coba soal diluar sampel

penelitian. Dalam hal ini, peneliti melakukan uji coba soal sebanyak 30 nomor.

Instrumen tersebut digunakan ketika pengambilan data pretest dan posttest di

kelas IV A dan kelas IV B.

Ketika kegiatan penelitian berlangsung, faktor yang diduga muncul dan tidak

dapat dilakukan pengontrolan diantaranya adalah faktor intern meliputi kondisi

psikis murid, keadaan orang tua, masalah keluarga yang terkenang di sekolah, dan

faktor ekstern berupa suara pendidik yang kurang memenuhi ruangan, teman

sebangku yang tidak berkonsentrasi, dan sebagainya. Faktor yang telah disebutkan

secara tidak langsung dapat mempengaruhi hasil penelitian. Namun, kondisi

tersebut tidak bisa dielakkan.

Dalam pelaksanaan perlakuan, peneliti sebagai observer melakukan observasi

terhadap aktivitas murid selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan lembar

observasi yang telah dibuat. (interaksi promotif), Interpersonal skill (komunikasi

antaranggota), dan Group processing (pemprosesan kelompok). di kelas

eksperimen, pembelajaran berlangsung secara dua arah. Keaktifan murid

cenderung terlihat dari aktivitas murid dalam menyelesaikan lembar panduan yang

diberikan. Dalam pembelajaran di kelas ekseprimen ini terlihat 5 unsur

pembelajaran kooperatif seperti diungkapkan oleh Suprijono (2013: 58) yaitu


69

Positive interdependence (saling ketergantungan positif), Personal responsibility

(tanggung jawab perseorangan), Face to face promotive interaction

Dari pemaparan tersebut, terlihat bahwa aktivitas murid di kelas eksperimen

menekankan aktivitas fisik, mental, emosional, dan intelektual yang tinggi

dibandingkan aktivitas murid di kelas kontrol. Kondisi aktivitas murid dikedua

kelas tersebut sesuai dengan pendapat Djamarah (2010: 349) bahwa aktivitas

murid yang di pandang dari sisi proses belajar, menekankan pada aktivitas yang

optimal, seimbang antara aktivitas fisik, mental, emosional, dan intelektual.

Walaupun kedua kelas menekankan aktivitas fisik, mental, emosional, dan

intelektual, namun pendapat Djamarah lebih tepat ditujukan di kelas eksperimen.

Observasi peneliti terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, diketahui bahwa

pembelajaran yang berlangsung di kelas eksperimen dan kelas kontrol telah

terlaksana dengan baik. Sintaks dalam model CIRC telah dilaksanakan dengan

baik mulai dari kegiatan awal, inti dan penutup.

Berdasarkan observasi peneliti saat proses pembelajaran berlangsung, jumlah

deskriptor yang tercapai pada pertemuan I adalah 30 deskriptor dan pertemuan II

sebanyak 38 deskriptor. Kedua pertemuan tersebut, berturut-turut berkriteria baik

(B) dan sangat baik (A). Data tersebut menjelaskan adanya peningkatan di setiap

perlakuan di kelompok eksperimen menunjukkan peningkatan aktivitas murid

yang lebih baik daripada aktivitas murid di kelompok kontrol.

Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen, peneliti melakukan kegiatan

posttest untuk mengetahui pengaruh yang diberikan baik pada kelompok kontrol

maupun kelompok eksperimen. Data hasil belajar nilai posttest kelas kontrol
70

presentase ketuntasannya tergolong masih rendah. Hampir setengah murid masih

belum mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, diperoleh hasil bahwa terdapat

perbedaan rata-rata pada hasil belajar murid kelas kontrol (IV B) dan murid kelas

eksperimen (IV A). Perbedaan tersebut dapat dilihat pada perhitungan uji gain

terhadap hasil belajar pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen.

Pengujian gain digunakan untuk menguji peningkatan hasil belajar baik di kelas

kontrol maupun di kelas ekseprimen (Meltzer, 2002). Pada analisis uji gain,

diperoleh hasil bahwa nilai indeks gain <g> kelas kontrol sebesar 0,21 yang

termasuk dalam kategori rendah. Dan pada indeks gain eksperimen, diperoleh

indeks gain <g> 0,71 dengan kategori tinggi. Hal ini membuktikan bahwa

peningkatan kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Model pembelajaran Cooperative Reading and Composition (CIRC) merupakan

model yang tepat dalam penerapan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi

masalah sosial. Model ini dapat mempengaruhi aktivitas belajar murid yang

dibuktikan dengan lembar observasi guru dan mempengaruhi hasil belajar murid

dengan Uji hipotesis. Hasil uji hipotesis tersebut diperoleh bahwa thitung (6,275) >

ttabel (2,030). Artinya, Ho ditolak Ha diterima yakni model CIRC berpengaruh

terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Sedangkan nilai Sig. (2-tailed)<

0,05 yaitu 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

antara hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial materi masalah sosial pada kelas

eksperimen (menggunakan model pembelajaran CIRC).


71

Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan, diperoleh kesimpulan bahwa

penggunaan model pembelajaran CIRC berpengaruh positif dan signifikan

terhadap aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial materi masalah sosial

pada murid kelas IV A SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar

Tahun ajaran 2017/2018.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) diperoleh kesimpulan

bahwa model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) berpengaruh terhadap aktivitas dan hasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

murid kelas IV A. Hal ini di buktikan oleh analisis uji gain dan uji t bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar materi masalah sosial pada

kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran CIRC) dibandingkan

dengan kelas control yang tidak mendapat perlakuan. Hasil belajar murid di kelas

eksperimen mencapai ketuntasan belajar diatas KKM lebih banyak dibandingkan

kelas kontrol. Di kelas eksperimen, ketuntasan siswa mencapai 97,22% murid (35

dari 36 murid), sedangakan ketuntasan di kelas kontrol sebesar 8,11% murid (3

dari 37 murid). Perbedaan signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

utamanya dipangaruhi oleh aktivitas belajar murid dalam proses pembelajaran,

disamping dipengaruhi oleh faktor lain seperti perbedaan kemampuan berpikir

murid. Hasil uji pengaruh model pembelajaran Cooperative Integrated Reading

and Composition (CIRC) berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas dan

hasil belajar. Berdasarkan perhitungan uji regresi linier sederhana, diketahui

koefisien nilai sig = 0,000 < 0,05, sehingga H0 ditolak, yang berarti model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) secara

parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar. Dan

72
73

nilai R Square = 0,649% yang artinya pengaruh model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap aktivitas dan hasil belajar

adalah 64,9%. Sedangkan 35,1 % sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar

model pembelajaran CIRC.

Dengan ini, hipotesis yang berbunyi “Model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid kelas IV A SD Inpres Kapasa Kecamatan

Tamalanrea Kota Makassar”

B. Saran

Sejalan dengan analisis data hasil penelitian dan kesimpulan, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat dalam ilmu pendidikan secara luas.

Berikut saran yang dapat disampaikan:

1. Saran Teoritis

Model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran sangat

mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar murid. Oleh karena itu, sebaiknya

guru harus cermat dalam memilih suatu model pembelajaran yang tepat untuk

diterapkan di kelasnya pada kondisi tertentu, dan sebaiknya dilengkapi

dengan media pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam memahami

materi pembelajaran. Misalnya dengan menerapakan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), karena model

tersebut dapat digunakan sebagai alternatif model yang mampu

menumbuhkan aktivitas murid secara edukatif dan meningkatkan hasil belajar

murid secara tuntas.


74

2. Saran Praktis

a. Bagi murid

Dalam menyampaikan hasil diskusi hendaknya seluruh murid dapat

berani dan siap untuk mengajukan diri dalam mempresentasikan hasil

kelompok dan bertanya serta menambahkan jawaban dari hasil diskusi

kelompok lain, sebaiknya murid tidak menunggu untuk ditunjuk guru

terlebih dahulu, baru berani. Implementasi model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat

meningkatkan komunikasi, bertukar informasi, dan memperdalam

pemahaman murid antar kelompok.

b. Bagi guru

Guru handaknya lebih memahami karakteristik muridnya secara umum,

sehingga dapat memilih model pembelajaran yang tepat guna dalam

menyampaikan materi pembelajaran secara efektif. Pemilihan model

pembelajaran yang tepat akan menumbuhkan semangat belajar siswa dan

terjalin komunikasi edukatif antara guru dan murid, sehingga aktivitas

murid yang positif dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkat dan

memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

c. Bagi sekolah

Sekolah sebaiknya lebih mengarahkan guru untuk dapat menerapkan

model pembelajaran yang inovatif dan tepat guna, sehingga model

pembelajaran ceramah dapat diminimalisir.


75

d. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti yang akan melakukan peneltian menggunakan model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

dapat melakukan studi komparatif yang dibandingkan dengan model

inovatif yang lain.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Lif Khoiru. 2014. Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta:


Prestasi Pustaka.

Ahmad, Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Alya, Qonita. (2011). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Sarana Panca Karya
Nusa.

Anni, Catharina, Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Fathurrohman, Pupuh & M. Sobry Sutikno. 2010. Strategi Belajar Mengajar


Melalui Penanaman Konsep Umum & dan Konsep Islami. Refika
Aditama. Bandung.

Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta.

Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: DIKTI.

Huda, Miftahul. 2015. Cooperatif Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ischak, S.U., dkk. 2004. Pendidikan IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.


Bandung: Alfabeta.

Kholida S. Ida 2016. Penerapan model Cooperative CIRC disertai metode Two
Stay Two Stray pada Pokok Bahasan Jagat Raya untuk menuntaskan
hasil belajar di MA Al-Falah Sampang. Jurnal Pemikiran Penilitan
Pendidikan dan Sains. Vol 4. 133.

Nursid, Sumaatmadja. 2006. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


(IPS), Bandung: Alumni.

77
78

Pusat Kurikulum. 2006. Pembelajaran Tematik. Jakarta: Departemen Pendidikan


Nasional

Rifa‟i, Ahmad dan Anni, Chatarina Tri. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press

Saidihardjo. 1996. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. (Buku 1).


Yogyakarta: FIP IKIP.

Sapriya, M.Ed. 2015. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Sanjaya, W. 2006. Startegi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

Somantri, Numan. (2001). Pembaharuan pendidikan ilmu IPS. Bandung : Rosda


Karya.

Sugiyono. 2013. Model Penelitian Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta. CV.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Slavin. Robert E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research and Practice


Massachusett, USA: Allymand & Bacon.

. 2005. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung:


Nusa Media.

Suarjana, I Wayan dkk. 2014. Pengaruh Model CIRC berbasis Soal Cerita
terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus 1
Kecamatan. Jurnal Mimbar PGSD. 2(1):1-10.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

. 2010. Metoda Statistika. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukardjo, M dan Komarudin, Ukim. 2013. Landasan Pendidikan Konsep dan


Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
79

Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Taneo, Silvester Petrus. 2010.Kajian IPS SD. Jakarta: DIKTI.

Tim Penyusun, dkk. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi. Panrita Press Unismuh
Makassar: Makassar.

Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Amin, Suyitno. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan


Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional F. MIPA
UNNES. (online) http://www.slideshare.net/srijadi/uu-no-20-2003-sistem-
pendidikan-nasional#

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. KBBI.


http:kbbi.kemdikbud.go.id/entri/belajar (di akses tanggal 05, Februari
2018)
80

LAMPIRAN 1

HASIL WAWANCARA IDENTIFIKASI PENELITIAN KELAS


EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL SD INPRES KAPASA
KECAMATAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR

No Pertanyaan Wawancara Jawaban


1. Adakah kendala yang di Jumlah siswa yang cukup besar, seringkali siswa
hadapi dalam proses sibuk sindiri sepertingobrol dengan temannya dan
pembelajaran Ilmu tidak memperhatikan proses pembelajaran. Para
Pengetahuan Sosial siswa perlu diingatkan agar tidak ramai dan tenag,
baru mereka memperhatikan. Selain itu, siswa
jugakesulitan dalam memahami materi IS yang
cukup luas cangkupan materinya.
2. Apakah di dalam kelas 4 ini Untuk kelompok belajar ada dan kelompoknya
dibentuk kelompok belajar? tetap. Dipergunakan saat pembelajaran guru
menginginkan menggunakan diskusi baru kelompok
belajar berjalan.
3. Untuk penyampaian materi Pembelajaran secara umum saja guru menjelaskan
saat pembelajaran IPS lebih materi kepada siswa, tanya jawab, dan kemudian
sering mengggunakan siswa diberi tugas, baik tugas kelopmok maupun
model pembelajaran seperti tugas individu
apa?
4. Apasaja sumber belajar para LKS untuk individu dan buku paket BSE untuk
siswa? setiap meja satu (1 buku paket untuk 2 siswa).
5. Apa saja yang perlu Penguasaan materi, RPP yang sudah ada, buku LKS
dipersiapkan sebelum dan buku paket,
memualai kegiatan
pembelajaran?
6. Sebelum kegiatan Ya, motivasi belajar dan apersepsi diberikan oleh
pembelajaran, apakah guru guru.
selalu memberikan motivasi
belajar dan apersepsi?
7. Bagaimana bentuk motivasi Motivasinya dapat berupa dukungan, nasehat,
dan apersepsi yang guru himabauan yang intinya untuk siswa belajar lebih
berikan? baik. Untuk apersepsinya berupa tepuk atau
bernyanyi bersama sebelum masuk kegiatan inti
dalam pembelajaran.
8. Bagaimana dengan Penggunaan media tidak sering dilakukan, tapi jika
penggunaan media memang materi menuntut untuk menggunakan
pembelajaran? media maka digunakan media pembelajaran seperti
gambar, peta, atau benda konkrit.
9. Bagaimana antusiasme Ada yang antusias, ada yag pasif. Untuk siswa yang
81

siswa kelas 4 secara pasif perlu kiat agar siswa tersebut mau aktif dan
keseluruhan dalam ikut terlibat dalam proses pembelajarn. Misalnya
mengikuti pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan yang membuat para
IPS? siswa berpikir secara mandiri dan kreatif.
10. Setelah pembelajaran Dilakukan penyimpulan materi bersama oleh guru
selesai, apakah dilakukan dan para siswa.
penyimpulan materi
pelajaran?
11. Bagaimana keaktifan siswa Karakter siswanya aktif, aktif disini maksudnya ada
dalam proses pembelajaran yang positif dan ada negatifnya. Positifnya mau
IPS? bertanya jika ada hal yang, negatinya mereka
cenderung ramai sendiri
12. Bagaimana jalannya Evaluasi seringkali dilakuakan setiap selesai
pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Namun jika waktunya tidak
pembelajaran? memungkinkan bisa dengan memberikan umpan
balik, seperti penugasan di rumah.
13. Apakah guru sering Ya, seperti saya katakana tadi, tentunya seing
memberikan umpan balik diberikan PR, seperti berupa mengerjakan soal di
berupa PR (Pekerjaan LKS, buku paket atau praktik melakukan sesuatu.
Rumah) atau sebaliknya?
14. Setelah seluruh proses Iya, guru melaksanakan refleksi pembelajaran
pembelajaran dilaksanakan, bersama dengan siswa.
apakah guru melakukan
refleksi pembelajaran?
82

LAMPIRAN 2
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP


AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MURID KELAS IV SD INPRES KAPASA
KECAMATAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR

Sumber Alat atau


No Variabel Indikator
Data Instrumen
1. Penggunaan model 1. Guru menyampaikan tujuan dan materi pokok Guru 1. Lembar
pembelajaran Cooperative pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran observasi
Reading and Composition (bagan konsep). 2. Catatan
2. Guru meminta siswa untuk memahami penjelasan materi lapangan
dari guru dan mengamati bagan konsep.
3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
4. Guru memberikan subpokok bahasan pada tiap kelompok.
5. Guru meminta masing-masing siswa membaca lembar teks
yang dibagikan oleh guru pada masing-masing siswa
dalam kelompok.
6. Siswa berdiskusi dalam kelompok membahas,
menyimpulkan dan menuliskan informasi yang didapatnya
ke dalam LKK (Lembar Kerja Kelompok).
7. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja.
2. Aktivitas belajar siswa 1. Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran Murid 1. Lembar
dalam pembelajaran IPS 2. Menanggapi motivasi dan apersepsi
observasi
melalui model 3. Memperhatikan penjelasan guru
83

pembelajaran 4. Kesiapan siswa dalam pembentukan kelompok 2. Catatan


Cooperative Reading 5. Berdiskusi kelompok
Lapangan
and Composition 6. Menemukan informasi dari kegiatan membaca yang
dilakukannya.
7. Bertukar pikiran dan saling memberikan informasi dengan
teman sekelompoknya.
8. Menyepakati dan menyimpulkan hasil kerja kelompok.
9. Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan
kelas.
10. Melakukan refleksi pembelajaran
11. Membuat kesimpulan pembelajaran
12. Respon siswa dalam menanggapi penghargaan yang
diberikan guru.
3. Hasil belajar siswa dalam 1. Mengidentifikasi masalah sosial. Data hasil Tes tertulis
pembelajaran IPS melalui 2. Mengetahui bentuk-bentuk masalah sosial yang terjadi di Belajar
model pembelajaran lingkungan sekitar. murid
Cooperative Reading and 3. Menjelaskan penyebab masalah sosial yang terjadi di
Composition lingkungan sekitar.
4. Menyebutkan dampak masalah sosial yang terjadi.
5. Menemukan solussi untuk menyelesaikan masalah sosial.
Diadaptasi dari Slavin (2005)
84

LAMPIRAN 3
LEMBAR OBSERVASI MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Sekolah : SD Inpres Kapasa


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : IV / Genap
Waktu : 2 x 35 menit
Petunjuk : Berikan tanda cek(√) pada kolom ya atau tidak sesuai
pembelajaran!
Keterlaksanaan

No. Aspek yang di amati Pert. I Pert. II

Ya Tidak Ya Tidak

Guru menyampaikan tujuan dan materi


1.
pokok pembelajaran secara jelas

Guru meminta siswa untuk memahami penjelasan


2.
materi dan mengamati bagan konsep.

Guru meminta siswa mencatat informasi yang


3.
dianggap penting.

4. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.


85

Guru memberikan subpokok bahasan pada tiap


5.
kelompok.

Guru meminta masing-masing siswa membaca


6.
lembar teks yang dibagikan oleh guru.

Siswa mencari informasi / jawaban yang diminta


7.
dalam LKK.

Siswa berdiskusi membahas dan menyimpulkan


8.
tugas dalam kelompok.

9. Siswa menuliskan hasil diskusi ke dalam LKK.

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil


10.
kerja.

Diadaptasi dari Suprijono (2013)

Makassar, 2018
Observer

Ernawati
NIM. 10540 9032 14
85

LAMPIRAN 4

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MURID KELAS KONTROL DAN

KELAS EKSPERIMEN

Lembar Pengamatan Aktivitas Murid dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial “Masalah Sosial”

Sekolah : SD Inpres Kapasa

Kelas/Semester : IV / II

Materi : Masalah Sosial

Hari/Tanggal :

Petunjuk :

Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan

indikator pengamatan.

a. Jika deskriptor tidak nampak sama sekali dan nampak 1 maka beri tanda cek

pada tingkat kemampuan 1

b. Jika deskriptor nampak 2 maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 2

c. Jika deskriptor nampak 3 maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 3

d. Jika deskriptor nampak 4 maka beri tanda check (√) pada tingkat kemampuan 4

Pengamatan
No Indikator Cek Jumlah
Deskriptor
1. Kesiapan siswa Datang sebelum kegiatan
mengikuti pembelajaran dimulai.
pembelajaran Siswa duduk ditempatnya
(mental masing-masing
activities) Menyiapkan buku dan peralatan
tulis
Memperhatikan guru
86

2. Menanggapi Memberikan tanggapan terhadap


apersepsi sesuai apersepsi
dengan materi Tanggapan yang diberikan
(emotional sesuai dengan materi
activities) Memberikan tanggapan dengan
bahasa yang santun dan mudah
di pahami
Mengajukan pertanyaan atau
mengeluarkan pendapat
3. Memperhatikan Sikap duduk yang baik (tenang
penjelasan guru dan fokus)
(listening Tidak berbicara dan bermain
activities) sendiri atau dengan temannya
(berkosentrasi).
Mendengarkan penjelasan guru
Melaksanakan arahan dan
penugasan
dari guru
4. Kesiapan siswa Melaksanakan arahan guru
dalam dalam pembentukan kelompok
pembentukan Tidak membedakan teman
kelompok dalam kelompok
(emotional
Menempatkan diri sesuai
activities)
dengan meja kelompoknya
Mendengarkan intruksi guru
sebelum pengerjaan tugas
5. Berdiskusi Masing-masing siswa membaca
kelompok lembar teks yang dibagikan oleh
(mental guru
activities) Menuliskan informasi yang
didapatnya dari kegiatan
membacanya
Mengungkapkan pendapat
dalam kelompok
Menarik kesimpulan dan
menuliskan hasil diskusi
kelompok
6. Menemukan Memperhatikan penjelasan
informasi dari kelompok lain yang presentasi
kelompok lain Mencatat segala hal berdasarkan
(motor informasi yang didapat
activities) Mencari informasi dari
kelompok lain dengan bertanya
87

Menambahkan jawaban
kelompok presentasi
7. Mempresentasik Memaparkan hasil kerja
an hasil kerja kelompok di depan kelas
kelompok Hasil kerja disampaikan secara
(oral activities) keseluruhan
Menggunakan bahasa indonesia
dalam penyampaian informasi
Mampu menanggapi pertanyaan
teman anggota kelompok lain
8. Melakukan Menanyakan kesulitan pada
refleksi guru
pembelajaran Mengungkapkan pendapat yang
(oral activities, dikaitkan dengan kehidupan
emotional sehari-hari
activities) Menjawab pertanyaan guru
terkait materi yang telah
dipelajari
Menanggapi pernyataan atau
pertanyaan siswa lain
9. Membuat Menyampaikan kesimpulan
kesimpulan dengan kalimatnya sendiri
pembelajaran Menyimpulkan sesuai materi
(writing
activities, Menyimpulkan materi secara
mental keseluruhan
activities) Mencatat kesimpulan yang telah
dibuat bersama
10. Respon siswa Tersenyum atau bersorak ketika
dalam mendapatkan penghargaan dari
menanggapi guru
penghargaan Mengucapkan terima kasih saat
yang diberikan mendapatkan penghargaan
guru Menyimpan penghargaan yang
(emotional diberikan guru
activities) Menerima penghargaan dengan
senang dan percaya diri
Jumlah
Kriteria

Skor maksimun adalah 40 dan skor minimumnya adalah 10. Predikat skor
aktivitas murid yang digunakan yaitu “sangat baik, baik,cukup dan kurang”.
Tabel Kriteria Nilai Aktivitas Murid
88

Nilai Kriteria
31≤ skor 40 Sangat baik
23 ≤ skor ≤ 30 Baik
15 ≤ skor ≤ 22 Cukup
7≤ skor ≤ 14 Kurang

Makassar, 25 Mei 2018


Observer

Ernawati
NIM. 10540 9032 14
89

LAMPIRAN 5

INSTRUMEN PRETEST DAN POSTTEST KELAS KONTROL DAN


KELAS EKSPERIMEN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Nama :

Materi Pokok : Masalah Sosial No. Absen :

Kelas / Semester : IV / II Waktu : 90 Menit

Pilihlah jawaban dengan cara memberi tanda (X) pada huruf a,b,c, atau d
pada jawaban yang tepat!

1. Orang yang hidup di bawah garis kemiskinan yaitu orang yang tidak dapat
memenuhi…
a. Kewajibannya
b. Kebutuhan pokok
c. Kebutuhan tambahan
d. Kebutuhan hidup
2. Usaha yang dilakukakn pemerintah untuk mengurangi jumlah penduduk
adalah…
a. KB
b. Transmigrasi
c. Migrasi
d. Urbanisasi
90

3. Transmigrasi adalah usaha yang dilakukan pemerintah untuk ....


a. Mengurangi jumlah penduduk
b. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
c. Memberantas buta huruf
d. Memeratakan persebaran penduduk
4. Pernyataan berikut yang benar mengenai kemiskinan adalah ...
a. Orang miskin sulit mendapat pekerjaan
b. Orang miskin berpendidikan rendah
c. Orang miskin tidak bisa bekerja
d. Orang miskin hidup kekurangan
5. Cara yang dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan adalah ...
a. Menurukan harga BBM
b. Menyukseskan program KB
c. Memberikan pelatihan kerja
d. Membuka lapangan pekerjaan
6. Pemerintah telah memberikan BLT kepada warga yang berhak menerima.
BLT adalah ….

a. Bimbingan Langsung Terampil


b. Bimbingan Lingkungan Terpadu
c. Bantuan Langsung Tunai
d. Bantuan Lingkungan Terprogram
7. Orang tunawisma merupakan masalah sosial karena tidak mempunyai ....
a. Rumah
b. Keluarga
c. Penglihatan
d. Pekerjaan
8. Kesenjangan sosial yang tinggi mendorong ....
a. Kemiskinan dan urbanisasi
b. Kecemburuan dan kejahatan
c. Pertikaian dan transmigrasi
d. Pengangguran dan ledakan penduduk
9. Berikut ini yang merupakan sifat masalah sosial adalah ...
a. Dampaknya dirasakan oleh masyarakat luas
b. Dapat diselesaikan sendiri
c. Hanya merugikan diri sendiri jika tidak diselesaikan
d. Terjadi karena kelalaian pribadi
10. Salah satu masalah kependudukan adalah rendahnya kualitas penduduk. Salah
Satu penyebab masalah ini adalah ...
a. Penduduk sudah peduli pendidikan anak
b. Banyak lulusan sarjana yang menganggur
c. Tingginya usia anak sekolah
d. Tingkat pendidikan penduduk rendah
11. Tingginya pertumbuhan penduduk disebabkan oleh ...
a. Angka kelahiran lebih besar dari angka kematian
b. Banyak penduduk yang pindah ke negara lain
c. Banyak turis yang datang melancong
91

d. Keberhasilan program KB
12. Pengangguran akan terjadi jika ....
a. Jumlah lulusan sama dengan jumlah lapangan kerja
b. Jumlah lulusan lebih besar dari lapangan kerja
c. Jumlah lulusan lebih sedikit daripada jumlah lapangan kerja
d. Jumlah lapangan kerja lebih besar daripada jumlah lulusan
13. Pemberian kartu Askes bagi masyarakat miskin bertujuan untuk mengatasi
masalah di bidang ...
a. Pangan
b. Pendidikan
c. Tenaga kerja
d. Kesehatan
14. Bukan masalah kependudukan yang menjadi masalah sosial adalah ....
a. Pertambahan penduduk yang cepat
b. Terjadinya urbanisasi
c. Angka kematian tinggi
d. Banyaknya pengangguran
15. Di bawah ini yang bukan merupakan contoh upaya pemerintah dalam
mengatasi permasalahan sosial adalah ....
a. Pemberian kartu askes
b. Pemberian beras raskin
c. Pemberian bantuan modal usaha
d. Pemberian penghargaan upakarti
16. Masalah sosial yang paling sering terjadi adalah masalah …
a. Lingkungan hidup
b. Kemiskinan
c. Korupsi
d. Kependudukan
17. Pemberian kartu askes berguna untuk ....
a. Keluarga kaya
b. Berobat untuk keluarga miskin
c. Memperoleh pendidikan untuk keluarga miskin
d. Untuk biaya umum
18. Suatu peristiwa yang terjadi di lingkungan masyarakat dan mulai dirasakan
mengganggu dan bertentangan dengan norma kehidupan masyarakat
disebut ....
a. Masalah ekonomi
b. Masalah lingkungan
c. Masalah social
d. Masalah kependudukan
19. Penyebab utama permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat adalah
karena faktor ....
a. Ekonomi
b. Budaya
c. Geografis
d. Kultur
20. Lembaga-lembaga PBB yang sering memberikan bantuan sosial pada
Indonesia adalah di bawah ini kecuali . . . .
92

a. UNESCO
b. WHO
c. IGGI
d. UNICEF
21. GNOTA adalah singkatan dari ....
a. Gerakan Nasional Orang Tua Angkat
b. Gerakan Nasional Orang Tua Asuh
c. Gerakan Nasional Orang Tua Anak
d. Gerakan Nasional Orang Tua Anak Jalanan
22. Masalah sosial timbul karena masyarakat Indonesia berkonsentrasi di
pulau….

a. Sulawesi
b. Kalimantan
c. Jawa
d. Papua
23. Lembaga internasional yang bertugas memberikan bantuan perlindungan
untuk anak adalah…
a. WHO
b. UNICEF
c. PBB
d. FAO
24. Memberikan kredit UMKM merupakan cara pemerintah untuk mengatasi
masalah….
a. Tenaga kerja
b. Kemiskinan
c. Pengangguran
d. Sosial
25. Agar tidak terjadi ledakan penduduk, pemerintah perlu …
a. Membatasi jumlah kelahiran
b. Menggiatkan program kb
c. Melakukan program transmigrasi
d. Menekan angka kelahiran
26. Dibawah ini yang merupakan lembaga kemasyarakatan yang bergerak di
lingkungan hidup adalah ....
a. Green canyon
b. Green life
c. Green peace
d. Green house
27. Penyebab banyaknya lulusan sarjana yang masih menganggur diantaranya
faktor intern yaitu ...
a. Tidak tersedia lapangan pekerjaan
b. Perusahaan selektif dalam memilih tenaga kerja
c. Mahasiswa kurang memiliki keterampilan kerja
d. Persaingan dunia kerja yang sangat ketat
28. Investasi asing yang masuk ke Indonesia mempunyai manfaat dalam ...
a. Mengentaskan kemiskinan
93

b. Meningkatkan taraf hidup masyarakat


c. Mengurangi pengangguran
d. Mengatasi masalah sosial
29. Sungai yang tercemar kotoran manusia menjadi masalah sosial karena ...
a. Mencemari udara dan sungai
b. Dikonsumsi masyarakat
c. Merusak ekosistem sungai
d. Mengganggu kebersihan lingkungan
30. Peperangan merupakan masalah sosial yang paling sulit dipecahkan karena ...
a. Dipengaruhi banyak factor
b. Disorganisasi berbagai aspek kemasyarakatan
c. Melibatkan banyak masyarakat sealigus
d. Menimbulkan dampak yang lebih kompleks
93

LAMPIRAN 6
UJI NORMALITAS DAN UJI HOMOGENITAS PRETEST POS KONTROL
DAN KELAS EKSPERIMEN
1. Uji Normalitas Pretest
Rumus SPSS= Analyze–non parametric test–One Sampel KS
Data yang diinput di SPSS adalah nilai pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
Hasil output perhitungan =

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PRETEST_KO POSTTEST_KO
NTROL NTROL

N 37 37
a,b
Normal Parameters Mean 37.8649 52.1622
Std. Deviation 10.44606 12.38842
Most Extreme Differences Absolute .149 .164
Positive .149 .164
Negative -.122 -.142
Test Statistic .149 .164
c c
Asymp. Sig. (2-tailed) .038 .013

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Test of Homogeneity of Variances


POSTTEST_KONTROL

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.860 6 27 .125

ANOVA
POSTTEST_KONTROL

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1867.598 9 207.511 1.532 .187


Within Groups 3657.429 27 135.460
Total 5525.027 36
94

LAMPIRAN 7
UJI NORMALITAS DAN UJI HOMOGENITAS POSTTETS KELAS
KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN

1. Uji Normalitas Pretest


Rumus SPSS= Analyze–non parametric test–One Sampel KS
Data yang diinput di SPSS adalah nilai pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
Hasil output perhitungan =

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

posttest_kontrol posttest_eks

N 37 36
a,b
Normal Parameters Mean 52.1622 83.3611
Std. Deviation 12.38842 7.24333
Most Extreme Differences Absolute .164 .162
Positive .164 .159
Negative -.142 -.162
Test Statistic .164 .162
c c
Asymp. Sig. (2-tailed) .013 .018

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Test of Homogeneity of Variances


posttest_eks

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.271 3 29 .303

ANOVA
posttest_eks

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 462.869 6 77.145 1.629 .175


Within Groups 1373.436 29 47.360
Total 1836.306 35
95

LAMPIRAN 8

Perhitungan Uji T

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

hasil belajar IPS Kelas A 36 90.3056 7.29313 1.21552

Kelas B 37 77.7297 9.63399 1.58382

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of


the Difference

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference Lower Upper

hasil belajar IPS Equal variances assumed .890 .349 6.275 71 .000 12.57583 2.00403 8.57990 16.57175

Equal variances not assumed 6.299 66.992 .000 12.57583 1.99649 8.59081 16.56085
96

LAMPIRAN 9

PERHITUNGAN UJI REGRESI LINIER SEDERHANA

Rumus SPSS = Analiyze–Regresion-Linier


Data yang diinput di SPSS adalah nilai hasil belajar dan aktivitas belajar murid
kelas eksperimen.
a
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 aktivitas_belajar
b
. Enter

a. Dependent Variable: hasil_belajar


b. All requested variables entered.

Hasil output perhitungan =


Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .806 .649 .639 4.38400
a. Predictors: (Constant), aktivitas_belajar

Nilai R Square = 0, 649 dari tabel di atas dikalikan dengan 100% sehingga
didapatkan persentase 64,9%. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa pengaruh
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
terhadap aktivitas dan hasil belajar adalah 64,9%. Sedangkan 35.1% sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain di luar model pembelajaran CIRC.
a
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 1208.178 1 1208.178 62.862 .000
Residual 653.461 34 19.219
Total 1861.639 35
a. Dependent Variable: Hasil_belajar
b. Predictors: (Constant), Aktivitas_belajar
97

a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 34.629 7.060 4.905 .000

Aktivitas_belajar 1.518 .192 .806 7.929 .000


a. Dependent Variable: Hasil_belajar

Uji regresi dimaksudkan untuk menguji bagaimanakah pengaruh model


pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap
aktivitas dan hasil belajar.
Hipotesis :
a. H0 : Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) tidak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar
b. H1 : Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) berpengaruh signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar
Keputusan :
Pada tabel di atas nilai sig = 0,000 < 0,05, sehingga H0 ditolak, yang berarti
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap aktivitas dan hasil
belajar.
98

DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTTEST MURID KELAS


EKSPERIMEN (IV A) SD INPRES KAPASA KECAMATAN
TAMALANREA KOTA MAKASSAR

Kelas Eksperimen
No Nama Pre Post
Keterangan Keterangan
test test
1 Aliya Amelia 50 Tidak Tuntas 93 Tuntas
2 Ade Restiana 20 Tidak Tuntas 77 Tuntas
3 Agustina 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas
4 Ahmad Fachri. F 23 Tidak Tuntas 80 Tuntas
5 Anggi Lestari 40 Tidak Tuntas 77 Tuntas
6 Elfira Dwikan 40 Tidak Tuntas 93 Tuntas
7 Fajar 67 Tidak Tuntas 83 Tuntas
8 Hermansyah 40 Tidak Tuntas 100 Tuntas
9 Hilyatul Al 30 Tidak Tuntas 80 Tuntas
10 M. Fahriadi 40 Tidak Tuntas 87 Tuntas
11 M. Raifa Aril 40 Tidak Tuntas 83 Tuntas
12 M. Ari Tompo 67 Tidak Tuntas 87 Tuntas
13 M. Agung Pratama 60 Tidak Tuntas 87 Tuntas
14 M. Alif 40 Tidak Tuntas 87 Tuntas

15 M.Idam Syawal 40 Tidak Tuntas 77 Tuntas

16 M. Reza 50 Tidak Tuntas 83 Tuntas

17 M. Ridho Dwi Aditya 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas

18 M. Rifky 50 Tidak Tuntas 83 Tuntas

19 M. Harsul 60 Tidak Tuntas 60 Tuntas

20 Naila Aliya Asira 60 Tidak Tuntas 87 Tuntas

21 Nur Auliyah Asyarah 43 Tidak Tuntas 83 Tuntas

22 Nur Angraeni 43 Tidak Tuntas 77 Tuntas


99

23 Nurhadis 30 Tidak Tuntas 80 Tuntas

24 Nurul Amaliyah. R 43 Tidak Tuntas 80 Tuntas

25 Nurul Annisa. R 37 Tidak Tuntas 83 Tuntas

26 Nurul Atisa. R 30 Tidak Tuntas 87 Tuntas

27 Reski Amelia 33 Tidak Tuntas 77 Tuntas

28 Risnawati 40 Tidak Tuntas 97 Tuntas

29 Sitti Irdha Nur Idris 30 Tidak Tuntas 77 Tuntas

30 Suci Amalia R 30 Tidak Tuntas 77 Tuntas

31 Widya Nurfadillah 60 Tidak Tuntas 93 Tuntas

32 Yuliana 40 Tidak Tuntas 87 Tuntas

33 Bangkit Juniarta 50 Tidak Tuntas 83 Tuntas

34 Tasya Wasilah 50 Tidak Tuntas 80 Tuntas

35 Nofal Nur Alawansyah 43 Tidak Tuntas 83 Tuntas

36 Angga Saputra 50 Tidak Tuntas 93 Tuntas


Jumlah 1.549 Tidak Tuntas 3.001 Tuntas
100

DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTTEST MURID KELAS KONTROL


(IV B) SD INPRES KAPASA KECAMATAN TAMALANREA
KOTA MAKASSAR

Kelas Kontrol
No Nama Pre Post
Keterangan Keterangan
test test
1 Asrul Ramadhani 40 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
2 Khaysar 27 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
3 M. Anwar 17 Tidak Tuntas 63 Tidak Tuntas
4 M. Fadhil 30 Tidak Tuntas 80 Tuntas
5 Fahmi Hasan Alisra 40 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
6 Filigonius Adventus 30 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
7 Kian Nizal Wardani 23 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
8 Kuaian Kathir 43 Tidak Tuntas 40 Tidak Tuntas
9 M. Daffa Khaerul 30 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
10 M. Ardiansyah 40 Tidak Tuntas 40 Tidak Tuntas
11 M. Haikal Hamjah 40 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
12 M. Nur Imam 60 Tidak Tuntas 40 Tidak Tuntas
13 M. Reski Subrianto 33 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
14 M. Sabran 40 Tidak Tuntas 40 Tidak Tuntas
15 Putra Raihan 30 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
16 M. Reski 23 Tidak Tuntas 40 Tidak Tuntas
17 Padli 33 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
18 Afdan Askur 40 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
19 Sulfikar Praditia 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas
20 Nurasisah 50 Tidak Tuntas 40 Tidak Tuntas
21 Nurcahaya 43 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
22 Nur Faisah Sahra 30 Tidak Tuntas 40 Tidak Tuntas
23 Nurlina 23 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
101

24 Nurul Aulia 43 Tidak Tuntas 20 Tidak Tuntas


25 Sri Rahayu 37 Tidak Tuntas 40 Tidak Tuntas
26 Yunita 30 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
27 Nadina Putri Parel 33 Tidak Tuntas 40 Tidak Tuntas
28 Aish 40 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
29 Ira Zahrah 40 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
30 Naila Musrifa 30 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
31 Mauliana Salsabila 50 Tidak Tuntas 40 Tidak Tuntas
32 Miftahul Khaerati 40 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
33 Hajar Hadayanti 33 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
34 Patma Yuliana 50 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
35 Dian Ayu Mayanesari 60 Tidak Tuntas 77 Tuntas
36 Nur Annisa 50 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
37 Smawarullah 40 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1.401 Tidak Tuntas 1.930 Tuntas
102

LAMPIRAN 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (R P P)


KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SD Inpres Kapasa


Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : IV (Empat) / II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Tahun Pelajaran : 2017/2018

A. Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan


teknologi di lingkungan kabupaten kota dan Provinsi.

B. Kompetensi Dasar

2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya

C. Indikator

1. Mampu menganalisis dampak masalah sosial


2. Mampu menguraikan cara mengatasi masalah social.

D. Tujuan Pembelajaran
 Dengan memahami penjelasan materi dari guru melalui media bagan
konsep, siswa dapat menyebutkan dampak masalah sosial.
 Dengan kegiatan tanya jawab dengan guru, siswa dapat menganalisis
dampak dari masalah sosial.
 Dengan mengamati media bagan konsep dan memahami penjelasan
materi dari guru, siswa dapat menguraikan cara mengatasi masalah
social.
103

E. Materi Pembelajaran

1. Dampak dari masalah social


2. Cara mengatasi masalah sosial

F. Langkah – Langkah Pembelajaran

ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU

Pendahuluan  Guru memberikan salam dan membuka pelajaran 10 menit


dengan menyapa peserta didik dan menanyakan
kabar mereka.
 Guru mengajak semua siswa berdo‟a menurut
agama dan keyakinan masing-masing.
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapian
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
 Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
“Ibu Pertiwi”
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai yaitu :
1. Menganalisis dampak masalah sosial
2. Menguraikan cara mengatasi masalah sosial
 Guru menyampaikan KD dan skenario kegiatan
yang akan dilakukan.
Inti  Guru menjelaskan dampak masalah sosial yang 50 menit
terdapat di bagan konsep. (elaborasi)
 Guru melakukan tanya jawab dengan siswa
tentang dampak masalah sosial. (elaborasi)
 Siswa menyebutkan dampak masalah sosial
104

sepengetahuan mereka. (eksplorasi)


 Guru melengkapi jawaban siswa, dan
menjelaskan cara mengatasi masalah sosial
dengan menggunakan media bagan konsep.
(elaborasi)
 Siswa menyimak penjelasan materi dan
mengamati media bagan konsep. (eksplorasi)
 Siswa mencatat informasi penting yang
disampaikan oleh guru. (eksplorasi)
 Guru memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya mengenai hal-hal yang belum mereka
pahami seputar masalah sosial. (elaborasi)
Akhir  Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan 10 menit
materi yang telah dipelajari
 Guru memberikan soal evaluasi.
 Guru melakukan refleksi pembelajaran.
 Guru memberikan saran dan motivasi untuk
siswa belajar dengan rajin.
 Guru menutup kegiatan pembelajaran.

G. Model dan Metode Pembelajaran :

Strategi : Cooperative Learning


Model : Ceramah Bervariasi
Pendekatan : Ceramah, Tanya Jawab, Membaca, Diskusi, dan
Penugasan.
H. Bahan dan Sumber Ajar

 Media

1. Lagu “Ibu Pertiwi”


2. Bagan konsep dampak dan cara mengatasi masalah sosial
105

 Sumber Belajar :

1. BSE. Sadiman, Irawan Sadad. 2008. Ilmu pegetahuan sosial 4:


SD/MI kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
2. BSE. Suranti. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk SD dan MI
Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional

I. PENILAIAN
a. Prosedur Penilaian
1. Penilaian Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
2. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis berupa
pilihan ganda dan isian.

Makassar, 25 Mei 2018

Mengetahui,

Guru Kelas IV A Mahasiswa

Hijriah Abbas, S.Pd. Ernawati


NIP : 19661230 198907 2 001 NIM : 1054090 32 14

Menyetujui,
Kepala Sekolah SD Inpres Kapasa

Sudirman. M, S.Pd.
NIP : 19730720 199703 1 006
107

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (R P P)


KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SD Inpres Kapasa


Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : IV (Empat) / II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Tahun Pelajaran : 2017/2018

A. Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan


teknologi di lingkungan kabupaten kota dan Provinsi.

B. Kompetensi Dasar

2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya

C. Indikator

3. Mampu mengidentifikasi pengertian masalah sosial.


4. Mampu menyebutkan bentuk-bentuk masalah sosial.
5. Mampu menjelaskan penyebab masalah sosial

D. Tujuan Pembelajaran
 Dengan kegiatan tanya jawab dengan guru, siswa dapat menjelaskan
pengertian dari masalah sosial.
 Dengan menyimak penjelasan materi berbantuan media bagan konsep
dari guru, siswa dapat menyebutkan bentuk-bentuk masalah sosial.
 Dengan menyimak penjelasan materi berbantuan media bagan konsep
dari guru, siswa dapat menguraikan penyebab masalah sosial.
 Dengan kegiatan tanya jawab dengan guru, siswa dapat menjelaskan
penyebab masalah sosial sepengetahuan siswa.
108

 Dengan kegiatan membaca dan berdiskusi, siswa dapat menarik


kesimpulan dari penyebab suatu masalah sosial yang terjadi.

E. Materi Pembelajaran

3. Pengertian masalah social


4. Bentuk-bentuk masalah social
5. Penyebab masalah sosial

F. Langkah – Langkah Pembelajaran

ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU

Pendahuluan  Mengajak semua murid berdo‟a menurut agama 10 menit


dan keyakinan masing-masing.
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapian
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
 Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
“Ibu Pertiwi”
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai yaitu :
1. Menjelaskan pengertian dari masalah social
2. Menyebutkan bentuk-bentuk masalah social
3. Menguraikan penyebab masalah social
 Guru menyampaikan KD dan skenario kegiatan
yang akan dilakukan pada hari ini
Inti  Guru dengan murid bertanya jawab mengenai 50 menit
contoh masalah sosial. (eksplorasi)
109

 Murid menyimak penjelasan melalui bagan


konsep dari guru mengenai bentuk-bentuk
masalah sosial. (eksplorasi)
 Guru menjelsakan materi tentang penyebab
masalah sosial dengan menggunakan media bagan
konsep. (elaborasi)
 Murid menyimak penjelasan dari guru dan
mencatat informasi yang dianggap murid penting.
(eksplorasi)
 Guru dengan murid bertanya jawab mengenai
penyebab masalah sosial. (eksplorasi)
 Guru membagi murid ke dalam 8 kelompok untuk
diberikan tugas. (elaborasi)
 Masing-masing kelompok diberi teks bacaan
(artikel yang berbeda) untuk dianalisis.
(eksplorasi)
 Masing-masing murid membaca teks bacaan
(artikel) dan mencari tahu jawaban yang diminta
dalam LKK (Lembar Kerja Kelompok).
(eksplorasi)
 Murid berdiskusi dalam kelompok untuk menarik
kesimpulan, dan mencatat hasil diskusinya.
(eksplorasi)
 Perwakilan kelompok maju untuk menjelaskan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
(eksplorasi)
 Murid dari kelompok lain diperkenankan untuk
bertanya atau mengutarakan pendapat dari
presentasi kelompok lain. (eksplorasi)
 Guru meluruskan jawaban jika kurang tepat.
(elaborasi)
110

 Guru memberikan penghargaan pada kelompok


yang telah menyelesaikan tugas dengan baik.
(elaborasi)
 Guru memberi kesempatan pada murid untuk
bertanya mengenai hal-hal yang belum mereka
pahami seputar masalah sosial. (elaborasi)
Akhir  Murid bersama guru menyimpulkan materi yang 10 menit
telah dipelajari.
 Guru memberikan soal evaluasi.
 Guru bersama murid membahas soal evaluasi.
 Guru melakukan refleksi pembelajaran.
 Guru meminta murid mempelajari dampak dan
cara mengatasi sosial.
 Guru memberikan saran dan motivasi untuk murid
belajar dengan rajin.
 Guru menutup kegiatan pembelajaran

G. Model dan Metode Pembelajaran :

Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Pendekatan : Ceramah, Tanya Jawab, Membaca, Diskusi, dan
Penugasan.
Model : Cooperative Reading and Composition (CIRC)

H. Bahan dan Sumber Ajar

 Media

3. Lagu “Ibu Pertiwi”


4. Bagan konsep penyebab masalah social
111

5. Teks bacaan (artikel) seputar masalah sosial

 Sumber Belajar :

3. BSE. Sutrisno, Budi. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : Untuk


SD/MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
4. BSE. Indrastuti. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : Untuk Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
5. BSE. Suranti. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk SD dan MI
Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
112

I. PENILAIAN
a. Prosedur Penilaian
3. Penilaian Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
4. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan
lisan.
Makassar, 25 Mei 2018

Mengetahui,

Guru Kelas IV A Mahasiswa

Hijriah Abbas, S.Pd. Ernawati


NIP : 19661230 198907 2 001 NIM : 1054090 32 14

Menyetujui,
Kepala Sekolah SD Inpres Kapasa

Sudirman. M, S.Pd.
NIP : 19730720 199703 1 006
113

LAMPIRAN 12
DAFTAR HADIR MURID KELAS IV A DAN KELAS IV B
Pertemuan 1&2
Kelas Nama Kelas Kelas
No Nama Kelas Kontrol
Kontrol Eksperimen Eksperimen
1 2 1 2
1 Asrul Ramadhani Aliya Amelia
2 Khaysar Ade Restiana
3 M. Anwar Agustina
4 M. Fadhil Ahmad Fachri. F
5 Fahmi Hasan Alisra Anggi Lestari
6 Filigonius Adventus Elfira Dwikan
7 Kian Nizal Wardani Fajar
8 Kuaian Kathir Hermansyah
9 M. Daffa Khaerul Hilyatul Al
10 M. Ardiansyah M. Fahriadi
11 M. Haikal Hamjah M. Raifa Aril
12 M. Nur Imam M. Ari Tompo
13 M. Reski Subrianto M. Agung Pratama
14 M. Sabran M. Alif
15 Putra Raihan M.Idam Syawal
16 M. Reski M. Reza
17 Padli M. Ridho Dwi Aditya
18 Afdan Askur M. Rifky
19 Sulfikar Praditia M. Harsul
20 Nurasisah Naila Aliya Asira
21 Nurcahaya Nur Auliyah Asyarah
22 Nur Faisah Sahra Nur Angraeni
23 Nurlina Nurhadis
24 Nurul Aulia Nurul Amaliyah. R
25 Sri Rahayu Nurul Annisa. R
26 Yunita Nurul Atisa. R
27 Nadina Putri Parel Reski Amelia
28 Aish Risnawati
29 Ira Zahrah Sitti Irdha Nur Idris
30 Naila Musrifa Suci Amalia R
31 Mauliana Salsabila Widya Nurfadillah
32 Miftahul Khaerati Yuliana
33 Hajar Hadayanti Bangkit Juniarta
34 Patma Yuliana Tasya Wasilah
35 Dian Ayu Mayanesari Nofal Nur Alawansyah
36 Nur Annisa Angga Saputra
37 Smawarullah
116

LAMPIRAN 15

DOKUMENTASI PENELITIAN

Murid Kelas IV B(Kelas Kontrol) Mengerjakan Soal Pretest

Murid Kelas IV A(Kelas Eksperimen) Mengerjakan Soal Pretest

Murid Kelas IV B Mengerjakan Posttest Murid Kelas IV A Mengerjakan Posttest


117

Murid Kelas IV B (Kelas Kontrol) Mendengarkan Penjelasan dari Guru Pada


Pertemuan I dan II

Murid Kelas IV A (Kelas Eksperimen) Mendengarkan Penjelasan dari Guru Pada


Pertemuan I dan II

Suasana Kelas IV A (Kelas Eksperimen) Pada Saat Diskusi Kelompok Pada


Penerapan Model Pembelajaran CIRC
118

RIWAYAT HIDUP

Ernawati, Lahir di Tabang, pada tanggal 03 April 1996, anak

ketiga dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan suami

istri Randanan dan Sutia.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN No. 634 Rante

Balla pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2008. Kemudian

pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah

Tingkat Pertama di Madrasah Tsanawiyah Rony Uluway dan tamat pada tahun

2011. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Pesantren

Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja dan tamat pada tahun 2014, pada

tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar Program Strata 1 (S1).

Atas berkat dan rahmat Allah Swt, dan dengan kerja keras, pengorbanan

serta kesabaran, pada tahun 2018 penulis menyelesaikan pendidikan di bangku

kuliah strata 1 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative

Integrated Reading And Composition (Circ) Terhadap Aktivitas Dan Hasil

Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Murid Kelas IV Sd Inpres Kapasa Kecamatan

Tamalanrea Kota Makassar”

Anda mungkin juga menyukai