Anda di halaman 1dari 78

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR

MURID SDN 060 MANGANAN KEC. RONGKONG KAB. LUWU UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat GunaMemperolehGelar


Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

LESTARI
NIM : 10540 9261 14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Orang terkaya sekalipun tidak bisa membeli waktu. Setiap orang


mempunyai jatah jam dan menit yang persis sama. Karena itu,
manfaatkan waktu dengan sebaik mungkin”

“Sebuah kesuksesan dapat diprediksi dan dipelajari”

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orangtuaku,saudaraku, dan sahabatku,

Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

Mewujudkan harapan menjadi kenyataan.


ABSTRAK

Lestari. 2018. Pengaruh motivasi orang tua terhadap hasil belajar murid SDN
060 Manganan Kec. Rongkong Kab. Luwu Utara. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I H. Muhammad Basri, dan pembimbing
II Syarifuddin Cn. Sida

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh motivassi
orang tua terhadap hasil belajar murid SDN 060 Manganan Kecamatan Rongkong
Kabupaten Luwu Utara.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh motivasi orang tua terhadap hasil belajar murid SDN 060 Manganan.

Populasi penelitian adalah semua murid SDN 060 Manganan sebanyak


147 murid.Pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling sebanyak
52 murid yang diambil secara proposional random sampling. ada 2 variabel yang
dikaji dalam penelitian ini, yaitu motivasi orang tua sebagai variabel bebas dan
hasil belajar sebagai variabel terikat. metode yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah angket, wawancara, dan observasi. Data yang dikumpulkan di analisis
dengan teknik deskriftif dan produck moment.

Hasil perhitungan angka korelasi antara variabel X dan variabel Y


bertanda positif dengan memperhatikan besarnya r xy yang diperoleh yaitu 0,8939.
Hal ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara 2 variabel yaitu variable
motivasi orang tua dan hasil belajar murid bernilai tinggi.

Setelah diperoleh r Hitung = 0,8939 dan r Tabel = 0,355 maka diperoleh


r Hitung > rTabel atau 0,8939 > 0,355. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh antara motivasi orang tua
terhadap hasil belajar murid SDN 060 Manganan Kecamatan Rongkong
Kabupaten Luwu Utara

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh motivasi


orang tua terhadap hasil belajar siswa SDN 060 Manganan Kec.Rongkong Kab.
Luwu Utara.

Kata kunci : Motivasi Orang Tua, Hasil Belajar Murid.


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kita haturkan syukur kehadirat Allah swt. berkat petunjuk

dan hidayah-Nya lah sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat

serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad saw. keluarga

dan para sahabat-sahabatnya, yang senantiasa konsisten menjalankan risalah

tauhid.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Hasil

Belajar Murid SDN 060 Manganan Kecamatan Rongkong Kabupaten Luwu

Utara” merupakan karya tulis yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan akademis guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan

Pendidikan guru sekolah dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, apabila pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada pihak yang telah membantu penulis, terutama kepada

Kedua Orang Tua kami Nur Bayang dan Abar, S.Pd atas jasa-jasanya, kesabaran,

doa, dan tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta yang tulus dan

ikhlas kepada penulis semenjak kecil, serta menasehati dan memberikan semangat

sehingga penulis sampai ke jenjang perkuliahan.


Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih atas segala dukungan

yang diberikan selama ini kepada :

1. Dosen pembimbing Bapak Dr. H. Muhammad Basri, M.Si, dan

Bapak Dr. Syarifuddin Cn. Sida, M.Pd, yang telah meluangkan waktu dan

penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

2. Dr.H.Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd.Ph.D,, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Sulfasyah, MA., Ph.D. selaku ketua Program Studi Guru Sekolah Dasar serta

seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali

penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi

penulis.

5. Amar, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN 060 Manganan yang telah

memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan

Penelitian di SDN 060 Manganan.

6. Saudara-saudara tercinta yang telah banyak memberikan dorongan, semangat,

bantuan, dan kasih sayang

7. Teman-teman semua atas kebersamaan dan bantuan yang berarti bagi penulis.
Kepada mereka tiada kata yang patut diucapkan selain ucapan terima

kasih yang tak terhingga dan do’a yang tulus dari penulis semoga semua yang

diberikan mendapat pahala dan balasan yang setimpal dari Allah swt. Amin.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa uraian yang disajikan dalam proposal


xi
ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritikan dan saran dari berbagai

pihak demi perbaikan dan penyempurnaan akan penulis terima dengan baik.

Sehingga diharapkan kedepannya penelitian ini dapat bermanfaat untuk

mengembangkan pembelajaran, khususnya di Sekolah dasar. Kesempurnaan

hanyalah milik Allah SWT. dan hamba hanyalah manusia yang tak luput dari

kesalahan dan kekhilafan. Akhir kata

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabikul Khaerat. Wassalam.

Makassar, 13 juli 2018

Penulis
Daftar Tabel

Tabel
Halaman

3.1 Populasi ......................................................................................................... 32

3.2 Sampel .......................................... ................................................................ 32

3.3 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelas..... 39

3.4 Pengelolahan Angket...................................................................................... 40

4.1 Hasil Data Analisis Korelasi ........................................................................ 43


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... v

SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii


DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
D. Manfaat Peneliti .................................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PUKIR DAN HIPOTESIS


TINDAKAN

1. Kajian Pustaka ..................................................................................... 9


A. Motivasi Orang Tua ........................................................................ 9
1. Pengertian Orang Tua ............................................................. 9
2. Tugas Dan Tanggung Jawab Orang Tua ............................... 12
3. Pengertian Dan Fungsi Motivasi ........................................... 16
4. Motivasi Orang Tua Yang Harus Dilaksanakan .................... 20
5. Indikator Motivasi Orang Tua ............................................... 21
B. Hasil Belajar ................................................................................ 22
1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................ 22
2. Indikator Hasil Belajar Siswa ................................................ 24
2. Kerangka Pikir ............................ ...................................................... 29
3. Hipotesis Tindakan ............................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................ 31
B. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 32
C. Variabel Penelitian ............................................................................ 34
D. Definisi Operasional .......................................................................... 35
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................ 36
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 39


B. Pembahasan .................................................................................................. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................... 48
B. Saran ............................................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 49

LAMPIRAN – LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kemajuan

suatu bangsa. Pendidikan juga dianggap sebagai kekuatan utama dalam komunitas

sosial untuk mengimbangi laju berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi

(Iptek). Persepsi masyarakat ini kiranya telah mampu memobilisasi kaum intelek

untuk selalu merespons secara simultan terhadap perkembangan dan system

pendidikan berikut unsur-unsur yang terkait yag berpotensi positif bagi

keberhasilan pendidikan Barizi dan Idris (2010:13).

Pendidikan diarahkan kepada pembentukan manusia yang berguna.

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi

pekerti yang luhur , berkepribadian, disiplin, bekerja keras, tangguh dan

bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan

rohaninya.

Saat ini pendidikan di Indonesia sedang dihadapkan pada masalah pendidikan

yang sangat serius, hal ini disebabkan rendahnya daya saing yang dimiliki

Indonesia sebagai indikator bahwa pendidikan belum mampu menghasilkan

sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.Pendidikan merupakan salah satu

upaya untuk melakukan bimbingan terhadap peserta didik oleh pendidik untuk

1
menuju kedewasaan peserta didik. Pendidikan juga dilakukan oleh orang tua

terhadap anaknya guna mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Salah satu tujuan itu antara lain memberi bekal kecerdasan kepada anak untuk

digunakan kelak dalam menjalani hidupnya setelah dewasa. Dalam motivasi

belajar terkandung adanya cita-cita atau aspirasi siswa, ini diharapkan siswa

mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan apa yang menjadi tujuan

dalam belajar,disamping itu keadaan siswa yang baik dalam belajar akan

menyebabkan siswa tersebut semangat dalam belajar dan mampu menyelesaikan

tugas dengan baik,kebalikannya siswa yang sedang sakit, ia tidak mempunyai

gairah gairah dalam belajar (mudjiono, 2002:98). iggs dan Tefler dalam Dimyanti

dan Mudjiono (1994) motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah, lemahnya

motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga

mutu hasil belajar menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri

siswa perlu diperkuat terus menerus. Dengan tujuan agar siswa mempunyai

motivasi belajar yang kuat, sehingga hasil belajar yang diraihnya dapat optimal.

Pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran tertentu Nashar (2004:11). Siswa-siswi tersebut akan

mememahami apa yang dipelajari dan dikuasai serta tersimpan dalam jangka

waktu yang lama. Siswa menghargai apa yang telah dipelajari sehingga

merasakan kegunaannya di dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah

masyarakat. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan

memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi pula, artinya semakin tinggi

motivasinya semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin
tinggi hasil belajar yang diperolehnya. Siswa melakukan usaha atau upaya untuk

meningkatkan keberhasilan dalam belajar sehingga mencapai keberhasilan yang

cukup memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Disamping itu motivasi juga

menopang upaya-upaya dan menjaga agar proses belajar siswa tetap jalan.

Apabila motif atau motivasi belajar muncul setiap kali belajar, besar

kemungkinan hasil belajarnya meningkat(Nashar:2004:5). Banyak bakat siswa

tidak berkembang karena tidak memiliki motif yang sesuai dengan bakatnya itu

apabila siswa itu memperoleh motif sesuai bakat yang dimilikinya itu, maka

lepaslah tenaga yang diluar biasa sehingga tercapai hasil-hasil belajar yang semula

tidak terduga.

Dimyati dan Mudjiono (2009:80) : “Motivasi orang tua dipandang sebagai

dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,

termasuk perilaku belajar”. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang

mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku

individu belajar. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan

kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental

yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Hadiah dan

hukuman sering digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar. Jika siswa

belajar dengan hasil sangat memuaskan, maka ia akan memperoleh hadiah dari

guru atau orang tua. Sebaliknya, jika hasil belajar tidak baik dan memperoleh nilai

kurang, maka ia akan memperoleh “peringatan atau hukuman” dari guru atau

orang tua. “Peringatan” tersebut tidak menyenangkan siswa. Motivasi belajar


meningkat, sebab siswa tidak senang memperoleh “peringatan” dari guru atau

orang tua. “Dalam hal ini, hukuman dan juga hadiah dapat merupakan motivasi

ekstrinsik bagi siswa untuk belajar dengan bersemangat (Siagian dkk dalam

Dimyati dan Mudjiono, 2009:92).

Dimyati dan Mudjiono (2009:92) : “Anak akan selalu membutuhkan suatu

motivasi untuk bisa terus konsisten belajar, ada beberapa motivasi yang bisa

diberikan orang tua kepada anak, misalnya : (1) Memberikan semangat pada

putra-putrinya, karena orang tua adalah sebagai sosok yang paling dekat dengan

mereka. (2) Memberikan pujian, karena dengan memberikan pujian akan

menambah kepercayaan diri seorang anak hingga ia menjadi lebih semangat untuk

belajar. (3) Memberikan suatu barang sebagai hadiah atas prestasi tertentu yang

dicapai oleh siswa. (4) Memberikan iming-iming yang dilakukan sebelum anak

melakukan kegiatan belajar. (5) Perancangan cita-cita. Maksudnya, orang tua

maupun guru sebaiknya menanyakan terlebih dahulu apa cita-cita siswa, setelah

itu akan lebih mudah mendorong anak untuk belajar lebih giat”.

Pendidikan bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah saja,

melainkan juga merupakan tanggung jawab antara keluarga, masyarakat dan

pemerintah. Sekolah hanya membantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga,

sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak ialah dalam keluarga.

Karena seorang anak dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dan tidak dapat

dipisahkan dengan kehidupan orang tuanya, bahkan sikap maupun perbuatan

seorang anak banyak dipengaruhi oleh sikap maupun perbuatan kedua orang
tuanya. Dan keluargalah yang pertama kali mengenal kepada anak tentang belajar

dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari sebelum anak mengenal

pendidikan formal di sekolah.

Abdul Latif (2009:1) : “Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni

proses transmisi pengetahuan dari satu orang kepada orang lainnya atau dari satu

generasi ke generasi lainnya, telah berlangsung setua umur manusia itu sendiri”.

Sebab, ketika seseorang mengetahui sesuatu kemudian ia memberitahukan apa

yang diketahuinya tersebut, atau suatu generasi mentransmisikan suatu nilai,

keyakinan, pandangan hidup, atau pola-pola merekayasa, dan lain-lain kepada

generasi berkutnya bisa dikatakan sebagai telah terjadi proses pendidikan”.

Istilah keluarga dalam sosiologi menjadi salah satu bagian ikon yang

mendapat perhatian khusus. Keluarga dianggap penting sebagai bagian dari

masyarakat secara umum. Individu terbentuk karena adanya keluarga dan dari

keluarga pada akhirnya akan membentuk masyarakat. Didalam keluarga inilah

motivasi orang tua sangat dibutuhkan oleh anak sehingga anak akan tergugah

untuk belajar yang lebih giat lagi sehingga memperoleh prestasi yang sangat

memuaskan. Apakah hasil belajar seorang anak tergantung pada orang tuanya?

SDN 060 Manganan., menurut pengamatan di lapangan dan informasi dari

guru kelas anak yang hidup dilingkungan keluarga yang sibuk, tetapi orang tuanya

masih mempunyai waktu untuk memperhatikan anaknya, serta membimbing dan

mengawasinya. Maka sangatlah menguntungkan bagi anak, sebab diharapkan

segala kesulitan atau hambatan-hambatan yang dialami anak akan dengan mudah
diselesaikan bersama orang tuanya. Dengan demikian hubungan antara orang tua

dan anak akan semakin akrap, dan akhirnya orang tua dapat mengetahui kesulitan

belajar anak. Begitu juga anak dalam mengalami kesulitan-kesulitan belajar akan

tahu ke mana anak harus minta bantuan dan menyelesaikan

masalahnya. Lain halnya apabila anak yang hidup dalam lingkungan

keluarga yang selalu sibuk dan tidak ada waktu untuk memperhatikan

perkembangan anak dalam belajar, juga tidak pernah mengetahui perkembangan

sikap dan tingkah laku anak, tentunya hal ini anak tidak tahu harus kemana

mencari bantuan untuk dapatnya menyelesaikan masalah yang dihadapinya, baik

masalah belajar di sekolah maupun masalah pribadinya. Dengan demikian

keluarga mempunyai peranan penting terhadap perkembangan pendidikan dan

sikap tingkah laku anak. Hal ini menunjukkan bahwa peralihan bentuk pendidikan

informal ke pendidikan formal memerlukan kerjasama antara orang tua dengan

sekolah. Kerjasama ini sangat diperlukan adanya kepercayaan orang tua terhadap

sekolah yang menggantikan tugasnya untuk mendidik, mengarahkan anak selama

dibangku sekolah. Oleh karena itu yang menjadi penanggung jawab dalam

pendidikan, bimbingan dan pengawasan anak adalah orang tua atau wali murid,

disamping sekolah dan masyarakat, sebab waktu anak sebagian besar ada dalam

lingkungan keluarga. Peran keluarga dalam memberikan bimbingan terhadap anak

lebih banyak bila dibandingkan dengan bimbingan yang diberikan oleh guru. Lagi

pula pengaruh motivasi orang tua untuk mengetahui sikap, perilaku, kedisiplinan

anak memiliki dampak positif terhadap perkembangan anak. Bahkan pengaruh

motivasi orang tua dalam memberikan bimbingan, dorongan, contoh-contoh


perilaku serta mengawasi kesulitan belajar anak baik di rumah maupun di sekolah

berpengaruh terhadap hasil belajar belajar. Hal itulah yang menjadi permasalahan

peneliti, sehingga peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang pengaruh motivasi

orang tua terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Berdasarkan pertimbanan pemikiran diatas maka peneliti mengambil judul

“PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR

MURID SDN 060 MANGANAN KECAMATAN RONGKONG KABUPATEN

LUWU UTARA”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas,maka dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

Apakah ada pengaruh motivassi orang tua terhadap hasil belajar murid SDN

060 Manganan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah: “ Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi

orang tua terhadap hasil belajar murid SDN 060 Manganan.


D. Manfaat penelitian

1. Bagi penulis

Sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan

wawasan berpikir kritis guna melatih kemampuan memahami dan

menganalisis masalah-masalah pendidikan dengan sistematis.

2. Bagi orang tua

Sebagai bahan pertimbangan orang tua dalam membimbing, memotivasi dan

membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.

3. Bagi sekolah

Dapat memberi masukan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil

kebijaksanaan, untuk mempererat hubungan kerjasama yang baik antara

sekolah dengan orang tua siswa.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Motivasi Orang tua

a. Pengertian orang tua

Orang tua adalah orang yang pertama kali bertanggung jawab penuh untuk

membesarkan anaknya sehingga tumbuh menjadi besar dan dewasa, dengan

memberikan kasih sayang yang tulus baik berupa moril maupun material, karena

adanya pertalian darah yang erat. Dengan harapan kelak anaknya tumbuh menjadi

anak yang cerdas, berguna bagi keluarga, agama, bangsa dan negara.

Orang tua dalam hal ini adalah ayah dan ibu yang mempunyai kedudukan

masing-masing. Dimana ayah sebagai kepala keluarga dan ibu sebagai ibu rumah

tangga atau orang tua kedua setelah ayah. Namun pada hakekatnya keduanya

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama dalam memelihara, membina,

mendidik dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Peran kasih orang tua tidak

pernah mengenal batas sampai kapanpun, bahkan orang tua adalah pendidik

pertama bagi anak di lingkungan keluarga.

Terutama peran seorang ibu sejak ia mengandung, ia akan berusaha

menjaga kandungannya dengan sebaik-baiknya karena ingin agar anaknya lahir

dengan baik dan sehat, seperti kata pepatah yang biasa kita dengar yang berbunyi

“kasih ibu sepanjang masa hanya memberi tak harap kembali”. Dari pepatah

tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kasih sayang sang ibu terhadap
anak-anaknya dilakukan dengan tulus murni dan ikhlas tanpa mengharapkan

imbalan apapun dari anaknya, walaupun pada saat melahirkan nyawa menjadi

taruhannya.

Ngalim Purwanto (1991:91-92). Begitu pula seorang ayah sebagai orang

tua kandung laki-laki dan sekaligus sebagai kepala keluarga pasti juga akan

menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya, hal ini akan terlihat dari usaha

sang ayah dalam bekerja keras mencari nafkah demi untuk mencukupi kebutuhan

hidup keluarganya dan untuk kebaikan anak-anaknya, karena ayah merupakan

sosok manusia yang sangat diandalkan dalam keluarga. Dalam hal ini Ngalim

Purwanto menyatakan, bahwa peranan ayah dalam pendidikan anak-nakanya yang

lebih dominan adalah sebagai berikut :

a. Sumber kekuasaan di dalam keluarga.

b. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar.

c. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga.

d. Pelindung terhadap ancaman dari luar.

e. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan

f. Pendidik dalam segi-segi rasional.

Sebagai kepala keluarga, ayah merupakan salah satu sumber kekuasaan

bagi anggota keluarganya. Sehingga dalam lingkup keluarga yang sangat potensial

untuk memberikan peraturan-peraturan terletak pada sang ayah.

Disinilah sebagai ayah diuji kemampuannya apakah mampu menjadi

sumber kekuasaan di dalam keluarga atau tidak. Sebagai penghubung intern

keluarga dengan masyarakat atau dunia luar, maka ia harus tampil prima
bagaimana cara terbaik untuk menghubungkan anak dan isterinya dengan

masyarakat di lingkungannya.

Sebagai pemberi rasa aman dan sebagai pelindung terhadap ancaman dari

luar bagi seluruh anggota keluarga, maka ia harus tampil terdepan diantara anak

dan isterinya, karena ia merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap

keamanan dan keselamatan keluarganya.

Adapun sebagai hakim dalam keluarga maka ia harus mengadili dan

memberikan jalan keluar sebaik mungkin dalam memecahkan permasalahan yang

ada diantara anggota keluarganya. Selain itu ayah juga berperan sebagai pendidik

dalam segi-segi rasional terhadap anak. Sebab jika anak tidak diberikan

pendidikan sebaik mungkin, maka pada akhirnya anak akan terjerumus kejalan

yang sesat. Maka dari itu pendidikan merupakan sesuatu yang harus diberikan

kepada anak, dan yang paling pertama adalah masalah keimanan.Hal ini

sebagaimana dilaksanakan oleh Luqman kepada anak-anaknya agar mereka tidak

menyekutukan Allah.

Dengan pendidikan keimanan anak akan dapat membedakan antara yang

baik untuk dapat dilaksanakan dan yang buruk untuk ditinggalkan sesuai dengan

tingkat kemampuannya. Keimanan yang tertanam dalam diri anak merupakan

salah satu pondasi kuat untuk menangkal bujuk rayuan syaitan, yang pada

akhirnya anak akan berusaha untuk berbuat amar ma’ruf nahi munkar dalam

kehidupan sehari-hari.

Orang tua disebut juga sebagai pendidik kodrat. Namun karena pihak

orang tua tidak mempunyai kemampuan baik dari segi waktu dan sebagainya,
maka mereka menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada orang lain yang

berkompeten untuk melaksanakan tugas mendidik. Secara tidak sadar banyak

orang tua yang menganggap bahwa ia telah mendidik anaknya bila memasukkan

anaknya ke sekolah, padahal kewajibannya untuk mendidik itu belum cukup

dengan memasukkannya ke sekolah saja, karena ia merupakan penanggung jawab

utamanya.

2. Tugas Dan Tanggung Jawab Orang Tua

Sebelum anak dewasa, orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya

dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Seperti anak diajari

berbicara, diajari berhitung, diajari membaca dan sebagainya. Ketika anak

mencapai usia belajar, maka orang tua harus bertanggung jawab memasukkan

anknya ke sekolah dan membiayai pendidikannya di sekolah. Terhadap hal ini

Abu Ahmadi (1992:103) mengemukakan sebagai berikut :

“Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu

dan grup, dan merupakan kelompok sosial individu yang pertama

dimana anak-anak menjadi anggotanya. Dan keluarga sudah

barang tentu yang pertama menjadi tempat untuk mengadakan

sosialisasi anak-anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya adalah

orang yang pertama dimana anakmengadakan kontak sosial dan

pertama pula untuk mengajarkan hal-hal tertentu kepada anak itu

sampai anak memasuki sekolah”.

Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa orang tua memegang peran

penting dalam pendidikan anaknya. Setelah anak masuk sekolah bukan berarti
tugas dan tanggung jawab orang tua mendidik anak berakhir, karena sekolah tidak

mungkin dapat membina anak dengan baik tanpa dukungan orang tua, dan alokasi

waktu yang tersedia di sekolah sangat terbatas.

Tanggung jawab orang tua khususnya ayah dalam merawat, mengasuh dan

mendidik anak, diharapkan pada akhirnya dapat membentuk anak menjadi insan

kamil (manusia yang sempurna). Baik sempurna dalam melaksanakan perintah

dalam kehidupan sehari-hari maupun melaksanakan perintah (peraturan-

peraturan) yang berlaku didalam lingkungan masyarakat sekitarnya. Oleh karena

itu pendidikan agama sangat penting untuk diberikan kepada anak sedini

mungkin. Agar mereka tidak terjerumus kepada perbuatan-perbuatan yang

dilarang oleh agama.

Redaktur (1989:10). Peran orang tua dalam membina anak pada garis

besarnya terbagi dua yaitu mensejahterakan kebutuhan fisik dan kebutuhan mental

rohani. Terhadap hal ini redaktur majalah keluarga mengemukakan sebagai

berikut : Diantara bentuk perwujudan tanggung jawab dalam membina anak

adalah dengan mensejahterakan kehidupan mereka. Semua narasumber

sependapat bahwa kesejahteraan anak itu meliputi segi fisik (jasmani) dan mental

(rohani). Tanggung jawab dalam segi mental rohani merupakan masalah penting

karena kualitas pribadi anak merupakan hasil dari pembinaan mental rohaninya.

Salah satu bagian dari tanggung jawab pembinaan mental rohani anak adalah

menyekolahkan anak ke sekolah.

Untuk membina mental rohani anak di sekolah tidak memadai waktu dan

kemampuan guru yang harus melayani jumlah siswa yang cukup banyak. Karena
itu untuk memperoleh prestasi belajar yang baik maka orang tua harus membantu

anak dengan masalah-masalah yang dihadapinya. Adanya tanggung jawab

bersama antara sekolah dengan keluarga dikemukakan oleh Abu Ahmadi

(1982:106) sebagai berikut:

“Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa sekolah

dan keluarga itu membagi tanggung jawab untuk mendidik anak.

Satu pendapat yang ekstrim mengatakan bahwa tiap-tiap grup itu

harus mengetahui keluarga tiap-tiap anak.Misalnya mengadakan

diskusi, konferensi dengan orang tuanya untuk kemajuan si anak,

disamping itu jugauntuk memberanikan orang tua dan untuk

mengunjungi sekolah dan sebagainya”.

Tanggung jawab orang tua dalam membina anaknya antara lain membantu

kesulitan belajar anaknya, mengontrol hasil belajar anaknya, memberi saran dan

petunjuk dalam belajar. Bantuan yang paling penting adalah memberi motivasi

belajar agar anaknya belajar dengan sungguh-sungguh dan serius.

Dalam memberi motivasi kepada anaknya, orang tua dalam memberi

motivasi, maka tinggal menentukan teknik yang digunakannya, yaitu apakah

dengan cara memberi hadiah atau dengan cara memberi hukuman atau denga cara

kompetensi (persaingan). Melalui pilihan cara ini anak diberi motivasi agar

belajar lebih baik lagi, biasanya orang tua tahu dengan kelemahan anak karena itu

mereka dapat memilih cara pemberian motivasi yang benar.


Dari devinisi di atas motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari diri

suatu individu baik dari dalam maupun dari luar yang terbagi dalam dua macam

motivasi: intrinsik dan ekstrinsik. Untuk membangkitkan motivasi seorang anak

maka diperlukan peranan orang tua agar motivasi dalam diri anak dapat mencapai

tujuan yang maksimal. Maka sintesis dari motivasi yang diberikan oleh orang tua

adalah agar anak memiliki rasa tanggung jawab, disiplin yang tinngi, memiliki

rasa percaya diri, kepribadian yang baik dan memiliki kemampuan bekerja keras.

Hussein (1980:87). Adapun kewajiban-kewajiban orang tua (terutama

ayah) terhadap anak antara lain sebagai berikut :

1) Orang tua hendaknya memberi nama anak-anaknya dengan nama yang baik.

2) Memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.

3) Memperlakukan dengan adil diantara anak-anaknya

4) Menolong mereka untuk berbuat kebaikan dan tidak segera menindak dengan

keras terhadap kenakalan anak-anaknya.

Pada hakekatnya setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya kelak akan

tumbuh dan berkembang supaya menjadi anak yang baik, memberikan ilmu

pendidikan yang benar, memperlakukan anak yang seadil-adilnya tanpa

membedakan yang satu dengan yang lainnya serta selalu menolong anak untuk

berbuat kebaikan. Mendidik sopan santun terhadap anak harus dilakukan sedini

mungkin, mengajarkan sopan santun termasuk pembentukan budi pekerti atau

akhlak mulia.

Akhlak terpuji bagi anak selalu didambakan oleh setiap orang tua. Oleh

karena itu maka sebagai orang tua berkewajiban untuk memberikan bimbingan
kepada anak secara terus-menerus, baik bersopan santun maupun tingkah laku

sehari-hari karena hal tersebut pada umumnya akan dilihat, ditiru dan diikuti oleh

anak-anaknya. Semua itu merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua.selaku

pendidik utama dan pertama sebelum anaknya dimasukkan ke lembaga

pendidikan.

3. Pengertian dan fungsi motivasi

a. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari katamotiveyang artinya segala sesuatu yang

mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.Dari pengertian di atas

dapat diambil kesimpulan bahwa motif adalah rangsangan atau dorongan daya

yang membangkitkan seseorang untuk melakukan sesuatu.

Sarlito Wirawan Sarwono (2008:34), istilah motivasi merupakan istilah

yang menunjukkan kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang

mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang

ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau

perbuatan. Selanjutnya M. Alisuf Sabri, motivasi adalah suatu yang menjadi

pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong untuk memenuhi sesuatu

kebutuhan dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu kepuasan

yang telah diterapkan individu sebagai suatu kebutuhan akan tujuan nyata yang

ingin dicapai.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1988:389), motivasi diartikan

sebagai “Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar

untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan

sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakunya atau mendapat

kepuasan dengan perbuatannya.

Roestiah (1986:146). Sehubungan dengan motivasi belajar, teori Behavior

yang dikemukakan oleh Waston sebagai berikut: Pengetahuan harus bersifat

positif sehingga objeknya harus dapat diamati ialah berupa tingkah laku. Tingkah

laku ialah reaksi organisme sebagai keseluruhan sebagai perangsang dari luar.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan dapat diketahui bahwa istilah

motivasi itu berhubungan dengan kekuatan yang timbul dalam diri manusia untuk

melakukan sesuatu karena dipengaruhi oleh rangsangan-rangsangan. Rangsangan

itu ada yang timbuldari diri sendiri karena naluri atau karena dipengaruhi oleh

pengaruh luar baik berupa saran, hukuman atau ganjaran.

Melihat sumber yang mempengaruhi lahirnya motif, motivasi itu dapat

dibagi ke dalam dua kategori, yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsic adalah motif yang berasal dari diri sendiri, terhadap hal ini

Amir Daien Indrakusuma mengemukakan sebagai berikut: “Yang dimaksud

dengan motivasi intrinsik ialah motivasi yang berasal dari dalam diri anak itu

sendiri” Faktor yang menimbulkan motivasi intrinsik antara lain : adanya

kebutuhan, adanya pengetahuan tentang kemajuan sendiri dan adanya aspirasi

atau cita-cita. Ketiga faktor inilah yang melahirkan motivasi pada anak.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang lahir karena adanya dorongan

atau pengaruh yang datang dari luar. Terhadap hal ini Amir Daien mengemukakan
sebagai berikut : Yang dimaksud motivasi ekstrinsik ialah motivasi atau tenaga-

tenaga pendorong yang berasal dari luar diri anak

Motivasi ini ada pula yang menyebutnya incetive atau perangsang”.

Motivasi ekstrinsik terdiri dari beberapa kategori , yaitu ganjaran, hukuman dan

persaingan atau kopetisi. Ganjaran merupakan motivator yang bersifat ekstrinsik,

karena itu ganjaran merupakan alat pendidikan represif yang bersifat

positif.Ganjaran sebagai alat motivasi dapat menjadikan pendorong bagi anak-

anak untuk belajar lebih baik dan lebih giat lagi.

Hukuman dapat menjadi motivator yang bersifat ekstrinsik, yaitu bila

seorang anak mendapat hukuman karena nakal atau lalai maka ia tidak akan

mengulangi kembali kesalahan yang telah dilakukan sehingga dengan adanya

hukuman tersebut dapat mendorong anak berbuat baik dan positif.

Setiap manusia membutuhkan penghargaan dan kedudukan sebab

penghargaan dan kedudukan itu penting bagi pertumbuhan dan perkembangan.

Untuk memperoleh kedudukan dan penghargaan diperlukan usaha yang serius

karena mereka harus bersaing dengan sesamanya. Usaha yang dilakukan untuk

memperoleh kedudukan dan penghargaan didorong oleh berkompetisi.

Gibson, Ivancevich dan Donnelly, dalam bukunya Organization

(1985:100), mengemukakan sebagai berikut : Motivasi adalah suatu konsep yang

dapat digunakan ketika memulai dan berprilaku secara langsung sesuai dengan

yang dikehendaki oleh pemimpin.


b. Fungsi Motivasi

Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa

menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu pulalah kualitas hasil

belajar siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan. Sisiwa yang dalam proses

belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil

belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi

sebagai berikut:

1) Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan.

2) Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

3) Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi

senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa

motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan

tetapi juga merupakan penentu suatu hasil perbuatan. Sejalan dengan arti dan

fungsi motivasi tersebut dalam agama islam ada sejenis motivasi yang arti dan

fungsinya sama yaitu “niat”, seperti yang dikemukakan oleh Rosulullah SAW

dalam sebuah hadits “Sesungguhnya amal itu tergantung dari niatnya, dan setiap

orang pasti akan mendapatkan sesuatu (balasan perbuatan)sesuai dengan niatnya.”

Dengan demikian niat itu sama dengan motivasi akan mendorong orang untuk

bekerja atau melakukan sesuatu perbuatan dengan sungguh-sungguh (tekun) dan

selanjutnya niat/motivasiitu pulalah yang akan menentukan pahala/balasan

sebagai hasil perbuatannya.


4. Motivasi orang tua yang harus dilaksanakan

Motivasi orang tua yang harus dilaksanakan dapat dibagi menjadi dua yaitu :

a. Motivasi yang bersifat material, diantaranya :

1) Orang tua dapat memberikan buku-buku kepada anak sebagai

pedoman atau bahan masukan untuk belajar. Mungkin dengan adanya

buku-buku, pada saat waktu luang anak dengan kegiatan membaca.

Dengan demikian anak akan memperoleh wawasan atau ilmu

pengetahuan baru dengan membaca. Hal ini berkaitan dengan

peningkatan prestasi belajar anak di sekolah.

2) Orang tua menyediakan media-media yang dibutuhkan oleh anak

dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Media tersebut bukan saja

keperluan belajar yang primer saja seperti buku dan alat tulis lainnya,

tetapi juga bagi orang tua yang mampu dapat menyediakan media

elektronik seperti computer. Dengan teknologi komputer dapat

mengasah fungsi psikomotorik anak.

b. Motivasi yang bersifat nonmaterial

1) Orang tua memberikan bimbingan yang baik kepada anak, bahkan dari

hal-hal yang sederhana. Membimbing anak bisa dilakukan dengan

nasehat-nasehat, nasehat tersebutdapat diberikan misalnya pada saat

sambil menyaksikan atau nonton televisi, saat makan bersama, dan

sebagainya.
2) Orang tua sebaiknya terlebih dahulu mengenalakan pemahaman

mengenai pembelajaran agama sebagai bekal dan pedoman penting

bagi setiap manusia (tua, muda, anak-anak maupun dewasa) dalam

menjalani kehidupan sehari-hari karena agar tujuan hidup dapat

terlaksana dengan baik maka tidak lepas dengan penegakkan syariah

agama. Disinilah sebagai orang tua sebaiknya memberikan

pemahaman tersebut.

Apabila motivasi orang tua tersebut dapat terlaksana maka prestasi belajar

anak akan semakin meningkat.Karena orang tua adalah pendidik informal utama

dan pertama bagi pelajar sebagai anak.

5. Indikator motivasi orang tua yang baik

Orang tua yang baik adalah orang tua yang sanggup memainkan peranan

dirinya sebagai orang tua seoptimal mungkin di mata anak-anaknya. Peranan yang

optimal itu ditandai salah satunya dengan kemampuannya dalam memunculkan

apa yang dalam teori pengetahuan disebut success factors. Beberapa indikator

motivasi orang tua yang baik, antara lain :

a. Orang tua dapat memberikan buku-buku kepada anak sebagai pedoman atau

bahan masukan untuk belajar. Mungkin dengan adanya buku-buku, pada saat

waktu luang anak dengan kegiatan membaca. Dengan demikian anak akan

memperoleh wawasan atau ilmu pengetahuan baru dengan membaca. Hal ini

berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar anak di sekolah.

b. Orang tua menyediakan media-media yang dibutuhkan oleh anak dalam

meningkatkan prestasi belajarnya. Media tersebut bukan saja keperluan belajar


yang primer saja seperti buku dan alat tulis lainnya, tetapi juga bagi orang tua

yang mampu dapat menyediakan media elektronik seperti computer. Dengan

teknologi komputer dapat mengasah fungsi psikomotorik anak.

c. Orang tua memberikan bimbingan yang baik kepada anak, bahkan dari hal-hal

yang sederhana. Membimbing anak bisa dilakukan dengan nasehat-nasehat,

nasehat tersebut dapat diberikan misalnya pada saat sambil menyaksikan atau

nonton televisi, saat makan bersama, dan sebagainya.

d. Orang tua sebaiknya terlebih dahulu mengenalakan pemahaman mengenai

pembelajaran agama sebagai bekal dan pedoman penting bagi setiap manusia

(tua, muda, anak-anak maupun dewasa) dalam menjalani kehidupan sehari-

hari karena agar tujuan hidup dapat terlaksana dengan baik maka tidak lepas

dengan penegakkan syariah agama. Disinilah sebagai orang tua sebaiknya

memberikan pemahaman tersebut.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik siswa

akibat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.Menurut Angkowo (2007:47)

belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.Perubahan persepsi dan

pemahaman ini tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang diamati.

Belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan

Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar

manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan

bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata
yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di

sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester. Untuk

mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh

seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan

kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada

tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh

strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa

W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang

dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan

dalam bentuk angka.

Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung:

Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan,

ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek

dalam menentukan keberhasilan siswa.

Hasil belajar murid dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari

dalam diri murid dan faktor yang datang dari luar diri murid. (lark dalam

Angkowo, 2007:50) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah adalah

70% dipengaruhi oleh siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Berkaitan

dengan factor.

Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil

belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar

mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku

seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan


berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan

filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada

kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa

suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan

berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.

Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru

perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada

siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah

menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini

adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki

proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang

belum berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil

apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut.

2. Indikator Hasil Belajar Siswa

Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

a. Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik

secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini

biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal

(KKM)

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa,

baik secara individual maupun kelompok.


Namun demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (dalam

buku Strategi Belajar Mengajar 2002:120) indikator yang banyak dipakai

sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum Hasil

belajar dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-faktor tersebut akan saya uraikan

dibawah ini, yaitu :

1. Faktor internal (factor dalam diri)

2. Faktor eksternal (factor diluar diri)

3. Faktor pendekatan belajar

Faktor internal

Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama adalah

Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil belajar yang baik, kebugaran

tubuh dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara : makanan/minuman

bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya banyak kasus anak yang prestasinya turun

karena mereka tidak sehat secara fisik.

Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek psikologis ini

meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan kepribadian. Factor

psikologis ini juga merupakan factor kuat dari Hasil belajar, intelegensi memang

bisa dikembangkang, tapi sikap, minat, motivasi dan kepribadian sangat

dipengaruhi oleh factor psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah

untuk terus mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan

mantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah. Berprestasilah.


Faktor eksternal

Selain faktor internal, Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Faktor eksternal meliputi beberapa hal, yaitu:

1. Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan

masyarakat. Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang

bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan manusia disekitarnya. Hal pertama

yang menjadi penting dari lingkungan sosial adalah pertemanan, dimana teman

adalah sumber motivasi sekaligus bisa menjadi sumber menurunnya prestasi.

Posisi teman sangat penting, mereka ada begitu dekat dengan kita, dan tingkah

laku yang mereka lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita. Kalau kalian

sudah terlanjur memiliki lingkungan pertemanan yang lemah akan motivasi

belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman kalian untuk belajar. Setidaknya

dengan cara itu kaluan bisa memposisikan diri sebagai seorang pelajar.

Guru, adalah seorang yang sangat berhubungan dengan Hasil belajar.

Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi bagaimana kita balajar dan bagaimana

minat kita terbangun di dalam kelas. Memang pada kenyataanya banyak siswa

yang merasa guru mereka tidak memberi motivasi belajar, atau mungkin suasana

pembelajaran yang monoton. Hal ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

Keluarga, juga menjadi faktor yang mempengaruhi Hasil belajar seseorang.

Biasanya seseorang yang memiliki keadaan keluarga yang berantakan (broken

home) memiliki motivasi terhadap prestasi yang rendah, kehidupannya terlalu

difokuskan pada pemecahan konflik kekeluargaan yang tak berkesudahan. Maka

dari itu, bagi orang tua, jadikanlah rumah keluarga kalian surga, karena jika tidak,
anak kalian yang baru lahir beberapa tahun lamanya, belum memiliki konsep

pemecahan konflik batin yang kuat, mereka bisa stress melihat tingkah kalian

wahai para orang tua yang suka bertengkar, dan stress itu dibawa ke dalam kelas.

Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang yang hidup

dimasyarakat akademik mereka akan mempertahankan gengsinya dalam hal

akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi lingkungan masyarakat mempengaruhi

pola pikir seorang untuk berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala aktifitas

kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun juga berpengaruh

terhadap siswa dan mahasiswa.

2. Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah, peralatan, alam

(cuaca). Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah (secara fisik), apakah rapi,

bersih, aman, terkendali dari gangguan yang menurunkan Hasil belajar. Sekolah

juga mempengaruhi Hasil belajar, dari pengalaman saya, ketika anak pintar masuk

sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa mengungguli teman-teman yang

lainnya. Tapi, bila disandingkan dengan prestasi temannya yang memiliki kualitas

yang sama saat lulus, dan dia masuk sekolah favorit dan berkualitas, prestasinya

biasa saja. Artinya lingkungan sekolah berpengaruh. cuala alam, berpengaruh

terhadap hasil belajar.

4. penilaian hasil belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-121)

mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar

siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan
dan ruang lingkunya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis

penilaian, sebagai berikut:

a. Tes formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok bahasan

tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa

terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki

proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.

b. Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang

telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh

gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar atau hasil

belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses

belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

c. Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap

bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau

dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat

keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes

sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking)

atau sebagai ukuran mutu sekolah


B. Kerangka Pikir

Uma Sekarang dalam Sugiono (2016: 91), mengemukakan bahwa

“kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting”. Kerangka berpikir dalam sebuah penelitian perlu dikemukakan

apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.Apabila

penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang

dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoris untuk masing-

masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.

Sugiono (2016: 92).

Setiap tingkah laku dari individu selalu disertai dengan adanya motivasi.

Motivasi sangat berperan penting terhadap pencapaian tujuan, hasil yang baik dan

memuaskan dapat dicapai bila dilandasi oleh motivasi yang kuat. motivasi dapat

dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Motivasi merupakan faktor yang menentukan hasil belajar, sehingga besar

sekali pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan seseorang. Dalam kegiatan belajar

motivasi intrinsik dan ekstrinsik tidak bisa berdiri sendiri melainkan bersama-

sama menuntun prilaku seseorang menuju sasaran yang dikehendaki. Dengan

motivasi yang kuat,maka seseorang akan lebih mudah meraih sesuatu yang

diinginkanya, sedang menurut kebutuhan, motivasi dapat dibedakan menjadi

kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan untuk berhubungan sosial. Motivasi

setiap individu pada hakikatnya tidak sama, ada yang tingkat motivasinya tinggi
dan ada juga yang tingkat motivasinya rendah, sehingga setiap siswa mempunyai

hasil belajar yang berbeda-beda dalam mencapai tujuan.

Indikator :

1) Sebagai Pedoman atau bahan


Motivasi Orang Tua masukan untuk belajar
2) Meningkatkan pretasi belajar
3) Memberikan bimbingan yang
baik

Indikator :

1) Ketercapaian daya serap


Hasil Belajar terhadap bahan pembelajaran
2) Perilaku dalam pembelajran
yang dicapai oleh siswa

Pengaruh Hubungan Motivasi Orang


Tua terhadap hasil Belajar Siswa

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritas di atas, maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini, yaitu: ada pengaruh motivasi orang tua terhadap hasil belajar siswa

di SDN 060 Manganan

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan desain Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode ex-

post facto. Penelitian sering disebut juga sebagai penelitian kasual komparatif,

karena penelitian tersebut berusaha mencari informasi tentang hubungan sebab

akibat dari suatu peristiwa. Karlinger (2013:119) penelitian ex-post facto adalah

penyelidikan empiris yang sistematis dimana ilmuan tidak dapat mengendalikan

variable secara langsung karena eksistensi variable tersebut telah terjadi, atau

karena variable tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi. Dalam

penelitian ini, peneliti melakukan penelitian ex-post facto tentang pengaruh

motivasi orang tua terhadap hasil belajar murid SDN 060 Manganan Kecamatan

Rongkong Kabupaten Luwu Utara.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian berawal dari masalah yang bersifat kuantitatif dan

membatasi permasalahan yang ada pada rumusan masalah. Rumusan masalah

dinyatakan dalam kalimat pertanyaan, selanjutnya peneliti menggunakan teori

untuk menjawabnya. Sugiono (2016;23) menyatakan bahwa “desain penelitian

harus spesifik, jelas dan rinci,ditentukan secara mantap sejak awal, menjadi

pengangan langkah demi langka. Pada penelitian ini menggunakan satu variabel

bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas yang di


maksud adalah motivasi orang tua yang diberi simbol X. Sedangkan variabel yang

terikat yang dimaksud adalah hasil belajar siswa yang diberi simbol Y.

X Y

Gambar 3.1 Desain penelitian

Keterangan

X = Motivasi Orang Tua

Y = Hasil Belajar Siswa

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Kegiatan penelitian pada dasarnya bertujuan untuk mengolah data yang

otentik di lapangan. Penelitian populasi maupun penelitian sampel sama-sama

tujuannya untuk memperoleh sejumlah data.

Penentuan jumlah populasi dalam suatu penelitian merupakan salah satu

langkah penting karena dalam populasi diharapkan diperoleh data yang

diperlukan. Untuk mengetahui secara jelas populasi yang akan dijadikan objek

penelitian,terlebih dahulu penulis mengemukakan pengertian populasi

berdasarkan rumusan oleh beberapa ahli antara lain:

Suharsimi Arikunto dalam Sugiyono (2002:115) berpendapat bahwa

“populasi yaitu keseluruhan objek penelitian”. Pendapat ini senada dengan apa

yang dikemukakan oleh sugiyono (2002: 55), bahwa “populasi adalah keseluruhan

objek yang diteliti, baik berupa benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang
terjadi”. Berdasarkan beberapa pandangan di atas, maka dapat dipahami bahwa

yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh anggota atau objek yang akan

diteliti di dalam suatu penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa SDN 060 Manganan Kecamatan Rongkong Kabupaten Luwu Utara. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1. Populasi SDN 060 Manganan

Kelas Jenis kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 2 3 4

I 10 13 23

II 11 11 22

III 9 10 19

IV 15 17 32

V 8 12 20

VI 13 18 31

Jumlah 66 81 147

Sumber: Data SDN 060 Manganan Kecamatan Rongkong Kabupaten Luwu Utara.
Tahun 2018
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang terjangkau yang

memiliki sifat dan karakteristik yang sama dengan populasi (Sugiyono, 2015:

118). Berkaitan dengan hal ini, Sudjana (Afiyanti, 2014: 35) menyatakan bahwa

“sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel”.

Didasarkan pada pertimbangan, pemilihan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu “pengambilan sampel yang

dilakukan dengan pertimbangan perorangan atau peneliti” Sudjana (Afiyanti,

2014: 35). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2. Sampel Populasi


Kelas Siswa perempuan Siswa laki-laki Jumlah

IV 17 15 32

V 8 12 20

Jumlah 17 15 52

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:63). Dalam penelitian ini

variabel yang digunakan yakni variabel independen dan dependen.

a) Variabel Independen

Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas. Sugiyono

(2016: 64) mengemukakan“variabel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat)”. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu motivasi


orang tua dalam belajar, yang menyangkut tentang pelayanan orang tua, perhatian

orang tua, pemberian hukuman dan pemberian hadiah oleh murid yang

bersangkutan.

b) Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Sugiyono

(2016: 64), “variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel dependen yaitu Hasil Belajar Murid SDN 060 Manganan Kecamatan

Rongkong Kabupaten Luwu Utara.

D. Defenisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk menyamakan persepsi antara

peneliti dengan pembaca terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian,

sehingga diharapkan dapat menghindari kekeliruan maksud dan tujuan yang ingin

dicapai.

a. Variabel motivasi orang tua dalam belajar (X)

Motivasi orang tua merupakan proses yang berlangsung selama manusia

hidup dan berkembang. Di dalam pendidikan akan berlangsung proses belajar

yang akan mempengaruhi sifat dan wawasan manusia. Semakin banyak seseorang

belajar maka semakin bertambah pula wawasan, pengetahuan, serta

pengalamannya. Begitu juga dengan orangtua, banyak atau sedikitnya pengalaman

belajar akan mempengaruhi cara mendidik anak, cara membesarkan anak, serta

cara membimbing anaknya.

b. Hasil Belajar (Y)


Hasil belajar adalah kemampuan yang di capai anak yang di bentuk dalam

sebuah angka atau nilai.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah paling penting dalam penelitian

untuk menguji hipotesis. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

utama dalam penelitian (Sugiyono,2016:308). Berikut penjelasan teknik-teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Observasi nonpartisipan (pengamat tidak terkendali)

Observasi non pertisipan merupakan suatu proses pengamatan observer

tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah

kedudukannya sebagai pengamat. (Margono, 2005 :161). Pada metode ini peneliti

hanya mengamati apa yang terjadi. Metode ini banyak dilakukan untuk melihat

atau mengamati perilaku murid disekolah. Para responden ini tidak dalam kendali

peneliti atau tidak di kondisikan oleh peneliti. Mereka bebas melakukan aktivitas

apa saja seperti biasa yang mereka lakukan.

b. Angket (Koesioner)

Sugiyono (2016: 192) mengemukakan “angket atau kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket yang

digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup yang disajikan dalam

bentuk pernyataan. Responden disuruh untuk memilih kategori jawaban yang

telah diatur oleh peneliti dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang

tersedia.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk checklist dengan

tingkatan-tingkatan nilai untuk setiap alternatif jawaban menggunakan skala

likert. Responden diminta untuk memberi tanda centang (√) pada kolom yang

tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Dalam proses ini digunakan

statistic yang salah satu fungsi pokoknya adalah menyederhakan data penelitian.

Setelah data terkumpul kemudian data dikelompokkan dan ditabulasikan

sesuai dengan variabel masing-masing yaitu:

Variabel x (variabel bebas), yaitu motivasi orang tua

Variabel y (variabel terikat), yaitu hasil belajar siswa

Untuk mengetahui kegiatan hubungan antara x dan y, digunakan rumus

koefisien sebagai berikut:

Bentuk rumus korelasi produck Moment

√∑ ∑

(Sugiyono, 2016 :183)

Keterangan :

rxy = Korelasi product moment person item dengan total


N = Jumlah responden

∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

∑x = Jumlah seluruh skor X

∑y = Jumlah seluruh skor Y

Table 3.3 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi


Interval Koefisien Tingkat hubungan

0,00 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil penelitian

1. Hasil Analisis Deskriftif

Hasil analisis deskriftif menunnjukkan tentang pengaruh motivasi orang tua

terhadap hasil belajar murid di SDN 060 Manganan Kecamatan Rongkong

Kabupaten Luwu Utara. Analisis deskriftif yang dilakukan oleh peneliti dalam hal

ini tidak terbatas dengan menganalisis dengan data-data namun juga dengan cara

observasi langsung di kelas. Dalam penelitian ini jumlah populasi sebanyak 52

murid yang terdiri dari 2 kelas dalam tingkatan kelas tinggi yaitu kelas IV dan V.

a. Data Motivasi Orang Tua

Langkah pertama yang peneliti lakukan sebelum menganalisis data, terlebih

dahulu peneliti menentukan data yang akan dianalisis. Data pertama adalah skor

hasil angket motivasi orang tua yang di isi oleh 52 orang tua murid dari kelas

kelas IV responden. Untuk data pertama nilai alternatif jawaban per item untuk

angket motivasi orang tua adalah sebagai berikut

Table 4.1 Penentuan Skor Angket Motivasi Orang Tua

OPTION PILIHAN SKOR


SL SELALU 4
SR KADANG-KADANG 3
KD JARANG 2
TP TIDAK PERNAH 1
Untuk analisis data peneliti menguraikan terlebih dahulu rekapitulasi nilai

hasil pengisian angket tentang motivasi orang tua yang terdiri dari beberapa table

yang berhubungan dengan analisis data sebagai berikut :


Table 4.2 Respon Murid terhadap Angket Motivasi Orang Tua

Jumlah Jumlah
No. Responden SL (4) SR (3) KD (2) TP (1)
Aspek Skor
1 2 3 4 5 6 7
001 18 1 1 0 20 76
002 18 2 0 0 20 78
003 15 4 1 0 20 74
004 15 2 3 0 20 72
005 9 4 6 1 20 61
006 10 4 4 2 20 62
007 11 3 3 3 20 62
008 13 3 4 0 20 69
009 20 0 0 0 20 80
010 12 2 6 0 20 66
011 14 5 1 0 20 73
012 9 5 3 3 20 60
013 8 6 3 3 20 59
014 14 3 0 3 20 68
015 17 0 0 3 20 71
016 19 0 0 1 20 77
017 12 4 4 0 20 68
018 6 10 4 0 20 62
019 12 8 0 0 20 72
020 11 4 4 1 20 65
021 13 7 0 0 20 73
022 8 3 9 0 20 59
023 10 7 2 1 20 66
024 16 2 2 0 20 74
025 11 9 0 0 20 71
026 5 4 10 0 20 53
027 7 2 0 11 20 45
028 4 3 7 6 20 45
029 2 3 9 6 20 41
030 7 7 4 2 20 59
031 18 0 0 2 20 74
032 18 0 0 2 20 74
033 15 4 1 0 20 54
034 15 2 3 0 20 42
035 9 4 6 1 20 61
036 10 4 4 2 20 62
037 11 3 3 3 20 62
038 13 3 4 0 20 60
039 20 0 0 0 20 50
040 12 2 6 0 20 66
041 14 5 1 0 20 53
042 9 5 3 3 20 60
043 8 6 3 3 20 59
044 14 3 0 3 20 58
045 17 0 0 3 20 51
046 16 3 0 1 20 50
047 19 0 0 1 20 66
048 12 4 4 0 20 60
049 6 10 4 0 20 62
050 12 8 0 0 20 62
051 11 4 4 1 20 55
052 13 7 0 0 20 63
∑N=52 638 194 139 71 20 3323
Rata-rata 63,90

Sumber : Hasil angket atau kuesioner yang dibagikan tentang motivasi orang
tua

Untuk mengetahui skor rata-rata motivasi orang tua, maka peneliti

menggunakan rumus :

= 63,90

Keterangan : Mx =Mean

∑x = Jumlah nilai X

N =Jumlah Sampel

Table 4.3 Respon Murid terhadap Hasil Belajar

Jumlah Jumlah
No. Responden SL (4) SR (3) KD (2) TP (1)
Aspek Skor
1 2 3 4 5 6 7
001 16 2 2 0 20 79
002 17 1 1 1 20 77
003 14 4 2 0 20 74
004 15 1 3 1 20 72
005 7 4 6 2 20 74
006 10 4 4 2 20 77
007 11 3 3 3 20 78
008 13 3 4 0 20 79
009 20 0 0 0 20 82
010 12 2 6 0 20 75
011 13 5 1 2 20 78
012 8 5 3 4 20 79
013 8 5 4 3 20 58
014 14 3 0 3 20 67
015 17 0 0 3 20 70
016 19 0 0 1 20 76
017 13 3 4 0 20 67
018 5 10 4 1 20 64
019 11 8 0 1 20 73
020 11 4 4 1 20 80
021 12 7 0 1 20 72
022 7 4 9 0 20 59
023 9 7 2 2 20 76
024 16 2 2 0 20 74
025 11 9 0 0 20 71
026 5 4 10 0 20 53
027 8 2 1 11 20 78
028 8 3 3 6 20 68
029 2 3 9 6 20 62
030 16 0 2 2 20 58
031 15 0 3 2 20 76
032 16 0 2 2 20 79
033 14 4 2 0 20 82
034 15 1 3 1 20 85
035 7 4 6 2 20 80
036 10 4 4 2 20 82
037 11 3 3 3 20 64
038 13 3 4 0 20 72
039 20 0 0 0 20 72
040 12 2 6 0 20 69
041 13 5 1 2 20 82
042 8 5 3 4 20 89
043 8 5 4 3 20 66
044 14 3 0 3 20 74
045 17 0 0 3 20 81
046 19 0 0 1 20 83
047 13 3 4 0 20 78
048 5 10 4 1 20 78
049 11 8 0 1 20 72
050 11 4 4 1 20 78
051 12 7 0 1 20 86
052 7 4 9 0 20 79
∑N=52 619 183 151 88 20 3857
74,17

Sumber : Hasil angket atau kuesioner yang dibagikan tentang hasil belajar

Untuk mengetahui skor rata-rata hasil belajar, maka peneliti menggunakan

Rumus :

= 74,17

Keterangan : Mx =Mean

∑x = Jumlah nilai X

N =Jumlah Sampel

2. Analisis Korelasi

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan perhitungan

koefisien. Untuk menghitung koefisien korelasi antara lain motivasi orang tua

(Variabel X) dengan hasil belajar murid (Variabel Y) digunakan Person Product

Moment. Adapun langkah-langkah perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Perhitungan untuk Memperoleh Koefisien Korelasi


No No. Responden X Y XY X² Y²
1 001 76 79 6004 5776 6241
2 002 78 77 6006 6084 5929
3 003 74 74 5476 5476 5476
4 004 72 72 5184 5184 5284
5 005 61 74 4514 3721 5476
6 006 62 77 4774 3844 5929
7 007 62 78 4836 3844 6084
8 008 69 79 5451 4761 6241
9 009 80 82 6560 6400 6724
10 010 66 75 4950 4356 5625
11 011 73 78 5694 5329 6084
12 012 60 79 4740 3600 6241
13 013 59 58 3422 3481 3364
14 014 68 67 4556 4624 4489
15 015 71 70 4970 5041 4900
16 016 77 76 5852 5929 5776
17 017 68 67 4556 4556 4489
18 018 62 64 3968 3844 4096
19 019 72 73 5256 5184 5329
20 020 65 80 5200 4226 6400
21 021 73 72 5256 5329 5184
22 022 59 59 3481 3481 3481
23 023 66 76 5016 4356 5776
24 024 74 74 5476 5476 5476
25 025 71 71 5041 5041 5041
26 026 53 53 2809 2809 2809
27 027 45 78 3510 2025 6084
28 028 45 68 3060 2025 4624
29 029 41 62 2542 1681 3844
30 030 59 58 3422 3481 3364
31 031 74 76 5624 5476 5776
32 032 74 79 5846 5476 6241
33 033 54 82 4428 2916 6724
34 034 42 85 3570 1764 7225
35 035 61 80 4880 3721 6400
36 036 62 82 5002 3844 6724
37 037 62 64 3958 3844 4096
38 038 60 72 4320 3600 5184
39 039 50 72 3600 2500 5184
40 040 66 69 4554 4356 4761
41 041 53 82 4346 2809 6724
42 042 60 89 5340 3600 7921
43 043 59 66 3304 3481 4356
44 044 58 74 4292 3364 5476
45 045 51 81 4131 2601 6804
46 046 50 83 4150 2500 6889
47 047 66 78 5148 4356 6084
48 048 60 78 4680 3600 6084
49 049 62 72 4464 3844 5184
50 050 62 78 4836 3844 6084
51 051 55 86 4730 4356 7396
52 052 63 79 4977 3969 6241
∑X= ∑Y= ∑XY= ∑X2= ∑Y2=
∑N=32
2109 2305 220782 210755 289418

Sumber : Hasil Koefisien Korelasi antara Motivasi Orang Tua terhadap Hasil
Belajar Murid

3. Pengujian hipotesis

Perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan rumus korelasi

product moment :


√ ∑ ∑

Berdasarkan hasil perhitungan diatas ternyata angka korelasi antara variabel

X dan variabel Y bertanda positif dengan memperhatikan besarnya r xy yang

diperoleh yaitu 0,8939. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara 2

variabel yaitu variable motivasi orang tua dan hasil belajar murid bernilai tinggi.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau tidak maka

rHitung perhitungan dibandingkan rTabel. Dan sebelum membandingkannya, terlebih


dahulu di cari derajat kebebasannya atau df (degrees of freedom) dengan

menggunakan rumus :

Df = N - nr

= 52 - 1

= 51

Setelah diperoleh r Hitung = 0,8939 dan r Tabel = 0,355 maka diperoleh

r Hitung > rTabel atau 0,8939 > 0,355. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh antara motivasi

orang tua terhadap hasil belajar murid SDN 060 Manganan Kecamatan

Rongkong Kabupaten Luwu Utara.

B. Pembahasan

Motivasi orang tua yang telah dilakukan oleh murid SDN 060 Manganan

Kecamatan Rongkong Kabupaten Luwu Utara. berada pada kualifikasi baik, hal

tersebut berdasarkan perhitungan rata-rata yang diperoleh sebesar 63,90. Begitu

pula halnya dengan hasil belajar siswa termasuk dalam kategori baik dengan

tingkat rata-rata 74,17

Dari hasil penelitian ini dapatlah dibuktikan bahwa faktor motivasi orang

tua memegang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar yang baik

merupakan wahana utama mencapai tujuan pendidikan, yang menentukan mutu

pendidikan nasional.

Motivasi orang tua dan hasil belajar di sekolah sangat erat hubungaannya

dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Dengan demikian,
agar siswa belajar lebih maju maka siswa harus diberi motivasi oleh orang tua.

Oleh karena itu motivasi orang tua sangat berperan terhadap hasil belajar Siswa.

Dengan sikap motivasi orang tua, akan membuat siswa memiliki kecakapan

menangani cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses menuju

pembentukan watak yang baik. Sikap disiplin akan memungkinkan untuk

memperoleh serta mendapatkan hasil dari setiap individu yang beraktifitas, lebih-

lebih dalam korelasinya dengan hasil belajar.

Dengan demikian motivasi orang tua dan hasil belajar memiliki

keterkaitan yang kuat dengan hasil belajar sehingga dapatlah disimpulkan bahwa

semakin tinggi tingkat motivasi orang tua, maka akan semakin tinggi pula hasil

belajar yang dicapai murid. Begitu pula sebaliknya, semakin kurang motivasi

orang tua yang diberikan, maka akan rendah pula hasil belajarnya.

Dari uraian di atas dapat dikertahui bahwa motivasi orang tua

berpengaruh terhadap hasil belajar murid, dalam penelitian ini diperoleh nilai

r Hitung sebesar 0,8939 dan r Tabel sebesar 0,355 ini menunjukkan adanya

pengaruh yang kuat antara motivasi orang tua dan hasil belajar murid di SDN

060 Manganan Kecamatan Rongkong Kabupaten Luwu Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SDN 060 Manganan Kecamatan

Rongkong Kabupaten Luwu Utara. yang mengkaji tentang hubungan

motivasi orang tua terhadap hasil belajar murid, maka penliti dapat menarik

kesimpulan yaitu Ada pengaruh antara motivasi orang tua terhadap hasil

belajar murid SDN 060 Manganan Kecamatan Rongkong Kabupaten Luwu

Utara

Jadi hipotesis yang diajukan pada halaman 30 yang berbunyi ada

pengaruh motivasi orangtua terhadap hasil belajar murid di SDN 060

Manganan Kec. Rongkong Kab. Luwu Utara dinyatakan di terima.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka penulis

mengajukan saran sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah hendaknya lebih meningkatkan pembinaan dan pengawasan

kepada guru agar tetap konsisten membimbing siswa dalam menumbuhkan

pasil belajar murid dalam proses pembelajaran.

2. Kepada guru hendaknya lebih giat lagi menumbuhkan hasil belajar kepada

murid dalam proses pembelajaran


3. Bagi murid hendaknya motivasi belajar lebih ditingkatkan agar hasil

belajarnya dapat meningkat pula.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 1998. Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi.

Bandung: Angkasa

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta.

Asmani, Jamal Ma'mur. (2009). Manajemen Strategi Pendidikan Anak Usia. Dini
(Paud). Yogyakarta: Diva Press.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Organisasi Dan Administrasi: Pendidikan Teknologi
Dan Kejuruan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asmani, Jamal Ma'mur. (2009). Manajemen Strategi Pendidikan Anak Usia. Dini
(Paud). Yogyakarta: Diva Press.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Organisasi Dan Administrasi: Pendidikan Teknologi


Dan Kejuruan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rieneka Cipta.
Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi

Aksara.

Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi

Aksara.

Dimyanti Dan Mudjiono, 1994. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta :

Dekpdikbud.

Djamarah, Syaiful Bahri. Drs. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Pt Rienaka Cipta

Hamalik, Oemar. 2003. Prosedur Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara


Nashar. Drs. 2004. Peranan Motivasi Dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan
Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.
Sardiman, A.M. 2000. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :

Grafindo Persad

Sugiono, 2001. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sudjana, 2002. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Sujanto, Bedjo. 2007. Managemen Pendididkan Berbasis Sekolah. Jakarta: Cv.

Sagung Seto.

Sudjana, Nana. 1996. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung ; Sinar

Baru.
L

N
Lampiran I

ANGKET HASIL BELAJAR SISWA

Nama :

Sekolah :

Kelas/Semester :

Petunjuk Pengisian

1. Mulailah dengan membaca basmala dan akhiri dengan hamdala


2. Isilah jawaban sesuai dengan pendapat dan keadaanmu yang sebenarnya
3. Jawaban dijamin keberhasilannya dan tidak akan mempengaruhi nilai anak
4. Berikan tanda ceklis pada lembar jawaban yang tersedia. Dengan
keterangan
1. SL : Selalu
2. SR : Sering
3. KD : Kadang – Kadang
4. TP : Tidak Pernah
5. Terimakasih untuk kesedian kamu untuk mengisi angket ini dengan tulus
dan jujur

NO PERTANYAAN SL SR KD T
1. Apakah anda selalu mengungkapkan pendapat
dengan baik?
2. Apakah anda selalu mampu menerima semua
informasi dari guru?
3 Apakah anda selalu berfikir jernih setiap menghadapi
permasalahan?
4 Apakah anda selalu mendapatkan ide setelah
mendapatkan materi baru?
5 Apakah anda selalu bisa memahami setiap materi
yang telah di pelajari?
6 Apakah anda selalu ingat tentang materi pelajaran
yang telah di ajarkan?
7 Apakah anda selalu cepat dalam menjawab
pertanyaan?
8 Apakah anda selalu melakukannya dengan reflek
apabila guru menyuruh mengerjakan tugas di papan
tulis?
9 Jika nilai kamu jelek, apakah kamu selalu ingin
memperbaikinya?
10 Apakah anda selalu merayakan setiap mendapatkan
nilai yang bagus?
11 Apakah anda selalu berusaha untuk belajar sendiri di
rumah?
12 Apakah anda selalu selalu menjawab pertanyaan
dengan benar?
13 Apakah anda selalu siap dalam menerima pelajaran?
14 Apakah anda selalu mengikuti mata pelajaran dengan
kondisi yang terpaksa?
15 Apakah anda sangat senang selama belajar di SDN
060 manganan?
16 Apakah anda selalu menyempatkan sarapan pagi
sebagai penambah stamina agar dalam proses belajar
mengajar menjadi lancar?
17 Untuk mengejar pelajaran ketinggalan selama tidak
masuk sekolah karna sakit, apakah kamu selalu
meminjam catatan kepada teman mengenai materi
pelajaran yang telah di berikan oleh guru?
18 Apakah cuaca yang panas sering mengganggu proses
pembelajaran di dalam kelas?
19 Apakah anda selalu mempergunakan kesempatan
untuk bertanya kepada guru?
20 Apakah guru anda selalu memberikan tugas di
rumah?
Lampiran II

ANGKET MOTIVASI ORANG TUA

Nama :

Sekolah :

Kelas/Semester :

Petunjuk Pengisian

1. Mulailah dengan membaca basmala dan akhiri dengan hamdala


2. Isilah jawaban sesuai dengan pendapat dan keadaanmu yang sebenarnya
3. Jawaban dijamin keberhasilannya dan tidak akan mempengaruhi nilai anak
4. Berikan tanda ceklis pada lembar jawaban yang tersedia. Dengan
keterangan
1. SL : Selalu
2. SR : Sering
3. KD : Kadang – Kadang
4. TP : Tidak Pernah
5. Terimakasih untuk kesedian kamu untuk mengisi angket ini dengan tulus
dan jujur

NO PERTANYAAN SL SR KD T
1. Apakah anda selalu mendampingi anak anda ketika
sedang belajar dirumah
2. Apakah anda sebagai orang tua selalu memberiuang
saku kepada anak anda
3 Apabila anak anda malas belajar, apakah anda
sebagai orang tua selalu menasehati agar anak anda
rajin belajar
4 Apakah anda menyediakan sarapan pagi untuk anak
anda
5 Apakah anda membiayai anak anda untuk ikut
bimbingan belajar diluar sekolah
6 Jika anak anda mendapatkan prestasi disekolah,
apakah anda akan selalu memberikan hadiah untuk
anak anda?
7 Apakah anda selalu memenuhi kebutuhan belajar
anka anda?
8 Apakah anda marah ketika hasil belajar anak anda
rendah?
9 Apakah anda mengawasi anak anda ketika belajar di
rumah ?
10 Apakah anda selalu menanyakan perkembangan
belajar anak anda ?
11 Apakah anda memberikan hukuman anak anda ketika
tidak mengerjakan tugas ?
12 Apakah dengan perhatian anak anda membantu
proses belajarnya ?
13 Apakah anda sering menunda-nunda memberikan
uang kepada ank anda ?
14 Apakah anda membelikan sepeda ketika nilai anak
anda meningkat
15 Jika anda menghukum anak anda. Apakah kegiatan
belajar anak anda terganggu
16 Apakah anda memberikan les tambahan lketika anak
anda malas belajar
17 Apakah anak anda sering berdoa bersama dengan
anak anda ketika berada di rumah
18 Apakah anda menambah uang jajan anak anda ketika
nilai nya bagus
19 Apakah dengan anda di berikan hadiah untuk anak
anda, anak anda lebih bersemangat dalam belajar
20 Apabilah anda memberikan pujian atau penghargaan
kepada anak anda setelah mengerjakan soal membuat
anak anda mendapatkan perhatian
Lampiran III

Tabel Respon Murid terhadap Angket Motivasi Orang Tua

Jumlah Jumlah
No. Responden SL (4) SR (3) KD (2) TP (1)
Aspek Skor
1 2 3 4 5 6 7
001 18 1 1 0 20 76
002 18 2 0 0 20 78
003 15 4 1 0 20 74
004 15 2 3 0 20 72
005 9 4 6 1 20 61
006 10 4 4 2 20 62
007 11 3 3 3 20 62
008 13 3 4 0 20 69
009 20 0 0 0 20 80
010 12 2 6 0 20 66
011 14 5 1 0 20 73
012 9 5 3 3 20 60
013 8 6 3 3 20 59
014 14 3 0 3 20 68
015 17 0 0 3 20 71
016 19 0 0 1 20 77
017 12 4 4 0 20 68
018 6 10 4 0 20 62
019 12 8 0 0 20 72
020 11 4 4 1 20 65
021 13 7 0 0 20 73
022 8 3 9 0 20 59
023 10 7 2 1 20 66
024 16 2 2 0 20 74
025 11 9 0 0 20 71
026 5 4 10 0 20 53
027 7 2 0 11 20 45
028 4 3 7 6 20 45
029 2 3 9 6 20 41
030 7 7 4 2 20 59
031 18 0 0 2 20 74
032 18 0 0 2 20 74
033 15 4 1 0 20 54
034 15 2 3 0 20 42
035 9 4 6 1 20 61
036 10 4 4 2 20 62
037 11 3 3 3 20 62
038 13 3 4 0 20 60
039 20 0 0 0 20 50
040 12 2 6 0 20 66
041 14 5 1 0 20 53
042 9 5 3 3 20 60
043 8 6 3 3 20 59
044 14 3 0 3 20 58
045 17 0 0 3 20 51
046 16 3 0 1 20 50
047 19 0 0 1 20 66
048 12 4 4 0 20 60
049 6 10 4 0 20 62
050 12 8 0 0 20 62
051 11 4 4 1 20 55
052 13 7 0 0 20 63
∑N=52 638 194 139 71 20 3323
Rata-rata 63,90
Lampiran IV

Tabel Respon Murid terhadap Hasil Belajar

Jumlah Jumlah
No. Responden SL (4) SR (3) KD (2) TP (1)
Aspek Skor
1 2 3 4 5 6 7
001 16 2 2 0 20 79
002 17 1 1 1 20 77
003 14 4 2 0 20 74
004 15 1 3 1 20 72
005 7 4 6 2 20 74
006 10 4 4 2 20 77
007 11 3 3 3 20 78
008 13 3 4 0 20 79
009 20 0 0 0 20 82
010 12 2 6 0 20 75
011 13 5 1 2 20 78
012 8 5 3 4 20 79
013 8 5 4 3 20 58
014 14 3 0 3 20 67
015 17 0 0 3 20 70
016 19 0 0 1 20 76
017 13 3 4 0 20 67
018 5 10 4 1 20 64
019 11 8 0 1 20 73
020 11 4 4 1 20 80
021 12 7 0 1 20 72
022 7 4 9 0 20 59
023 9 7 2 2 20 76
024 16 2 2 0 20 74
025 11 9 0 0 20 71
026 5 4 10 0 20 53
027 8 2 1 11 20 78
028 8 3 3 6 20 68
029 2 3 9 6 20 62
030 16 0 2 2 20 58
031 15 0 3 2 20 76
032 16 0 2 2 20 79
033 14 4 2 0 20 82
034 15 1 3 1 20 85
035 7 4 6 2 20 80
036 10 4 4 2 20 82
037 11 3 3 3 20 64
038 13 3 4 0 20 72
039 20 0 0 0 20 72
040 12 2 6 0 20 69
041 13 5 1 2 20 82
042 8 5 3 4 20 89
043 8 5 4 3 20 66
044 14 3 0 3 20 74
045 17 0 0 3 20 81
046 19 0 0 1 20 83
047 13 3 4 0 20 78
048 5 10 4 1 20 78
049 11 8 0 1 20 72
050 11 4 4 1 20 78
051 12 7 0 1 20 86
052 7 4 9 0 20 79
∑N=52 619 183 151 88 20 3857
74,17
Lampiran V

Perhitungan untuk Memperoleh Koefisien Korelasi

No No. Responden X Y XY X² Y²
1 001 76 79 6004 5776 6241
2 002 78 77 6006 6084 5929
3 003 74 74 5476 5476 5476
4 004 72 72 5184 5184 5284
5 005 61 74 4514 3721 5476
6 006 62 77 4774 3844 5929
7 007 62 78 4836 3844 6084
8 008 69 79 5451 4761 6241
9 009 80 82 6560 6400 6724
10 010 66 75 4950 4356 5625
11 011 73 78 5694 5329 6084
12 012 60 79 4740 3600 6241
13 013 59 58 3422 3481 3364
14 014 68 67 4556 4624 4489
15 015 71 70 4970 5041 4900
16 016 77 76 5852 5929 5776
17 017 68 67 4556 4556 4489
18 018 62 64 3968 3844 4096
19 019 72 73 5256 5184 5329
20 020 65 80 5200 4226 6400
21 021 73 72 5256 5329 5184
22 022 59 59 3481 3481 3481
23 023 66 76 5016 4356 5776
24 024 74 74 5476 5476 5476
25 025 71 71 5041 5041 5041
26 026 53 53 2809 2809 2809
27 027 45 78 3510 2025 6084
28 028 45 68 3060 2025 4624
29 029 41 62 2542 1681 3844
30 030 59 58 3422 3481 3364
31 031 74 76 5624 5476 5776
32 032 74 79 5846 5476 6241
33 033 54 82 4428 2916 6724
34 034 42 85 3570 1764 7225
35 035 61 80 4880 3721 6400
36 036 62 82 5002 3844 6724
37 037 62 64 3958 3844 4096
38 038 60 72 4320 3600 5184
39 039 50 72 3600 2500 5184
40 040 66 69 4554 4356 4761
41 041 53 82 4346 2809 6724
42 042 60 89 5340 3600 7921
43 043 59 66 3304 3481 4356
44 044 58 74 4292 3364 5476
45 045 51 81 4131 2601 6804
46 046 50 83 4150 2500 6889
47 047 66 78 5148 4356 6084
48 048 60 78 4680 3600 6084
49 049 62 72 4464 3844 5184
50 050 62 78 4836 3844 6084
51 051 55 86 4730 4356 7396
52 052 63 79 4977 3969 6241
∑X= ∑Y= ∑XY= ∑X2= ∑Y2=
∑N=32
2109 2305 220782 210755 289418
Lampiran VI
NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
Taraf Signif Taraf Signif Taraf Signif
N N N
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 27 0.381 0.487 55 0.266 0.345
4 0.950 0.990 28 0.374 0.478 60 0.254 0.330
5 0.878 0.959 29 0.367 0.470 65 0.244 0.317
6 0.811 0.917 30 0.361 0.463 70 0.235 0.306
7 0.754 0.874 31 0.355 0.456 75 0.227 0.296
8 0.707 0.834 32 0.349 0.449 80 0.220 0.286
9 0.666 0.798 33 0.344 0.442 85 0.213 0.278
10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 90 0.207 0.270
11 0.602 0.735 35 0.334 0.430 95 0.202 0.263
12 0.576 0.708 36 0.329 0.424 100 0.195 0.256
13 0.553 0.684 37 0.325 0.418 125 0.176 0.230
14 0.532 0.661 38 0.320 0.413 150 0.159 0.210
15 0.514 0.641 39 0.316 0.408 175 0.148 0.194
16 0.497 0.623 40 0.312 0.403 200 0.138 0.181
17 0.482 0.606 41 0.308 0.398 300 0.113 0.148
18 0.468 0.590 42 0.304 0.393 400 0.098 0.128
19 0.456 0.575 43 0.301 0.389 500 0.088 0.115
20 0.444 0.561 44 0.297 0.384 600 0.080 0.105
21 0.433 0.549 45 0.294 0.380 700 0.074 0.097
22 0.423 0.537 46 0.291 0.376 800 0.070 0.091
23 0.413 0.526 47 0.288 0.372 900 0.065 0.086
24 0.404 0.515 48 0.284 0.368 1000 0.062 0.081
25 0.396 0.505 49 0.281 0.364
26 0.388 0.496 50 0.279 0.361
Lampiran VII

Lampiran nama siswa yang di beri angket :

No Nama siswa Jenis kelamin Kelas

1 Renaldi Laki-laki IV

2 Muh. Irsan Laki-laki IV

3 Muh. Iqbal Laki-laki IV

4 junaid Laki-laki IV

5 Taufik hidayat Laki-laki IV

6 Fausan Laki-laki IV

7 Andi ikram Laki-laki IV

8 Fausan hidayat Laki-laki IV

9 Ahmad alif Laki-laki IV

10 Sigit suganda Laki-laki IV

11 Tabrani Laki-laki IV

12 Ibrahim Laki-laki IV

13 Fardian Laki-laki IV

14 Rivai putra Laki-laki IV

15 Rivon papuang Laki-laki IV

16 Dedi manika Laki-laki V

17 Reski Laki-laki V

18 Muh. Iqram Laki-laki V

19 Fikransya Laki-laki V
20 Munawir Laki-laki V

21 Risal pratama Laki-laki V

22 Irwan Laki-laki V

23 Gedi Laki-laki V

24 Adeliah Perempuan IV

25 Irma yanti Perempuan IV

26 Sari Perempuan IV

27 Pratiwi Perempuan IV

28 Eka pratiwi S Perempuan IV

29 Rosmala Perempuan IV

30 Sinta destari Perempuan IV

31 Endang Perempuan IV

32 Ayu aprilia Perempuan IV

33 Gita sri handayani Perempuan IV

34 Nurhastuti Perempuan IV

35 Sri novianti Perempuan IV

36 Anggita Perempuan IV

37 Widya wardani Perempuan IV

38 Ersi saptarini Perempuan IV

39 Ela pratiwi Perempuan IV

40 Iis angreni Perempuan IV

41 Sifa ananda Perempuan V


42 Dwi angraeni Perempuan V

43 Melani Perempuan V

44 Tika puspita sari Perempuan V

45 Novitasari Perempuan V

46 Wiwit Perempuan V

47 Fitri wahyuni Perempuan V

48 Evi surfaita Perempuan V

49 Elfiani Perempuan V

50 Sri rahayu Perempuan V

51 Tutun sri wahyuni Perempuan V

52 Adinda lestari Perempuan V


RIWAYAT HIDUP

Lestari, lahir di Manganan pada tanggal 25 juni 1994, dari pasangan

ayahanda Abar Spd dan ibunda Nur Bayang

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 025

Limpomajang pada tahun 2006. Pada tahun 2009 menyelesaikan

pendidikan tingkat menengah di SMPN 1 Baebunta dan tamat di SMA

Negeri Baebunta pada tahun 2012.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang ada di

Makassar yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) pada tahun 2014, dan

mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (FKIP) atas berkat yang maha kuasa saya berhasil menyelesaikan

seluruh mata kuliah yang diprogramkan dan semua itu dilakukan dengan semangat dan

usaha yang tinggi untuk mendapatkannya.

Anda mungkin juga menyukai