Anda di halaman 1dari 92

ANALISIS BULLYING PADA PRESTASI BELAJAR MURID

KELAS IV SD INPRES MOROWA KABUPATEN BANTAENG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:
NURLAELI RESKI SYAM
105401105316

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
AGUSTUS 2020
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai seusatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah
yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah:216)

PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya. Saya dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini
kupersembahkan untuk :
Ayah dan Ibuku tercinta, yang telah mendukungku, memotivasiku dan berkat
ridhonya saya bisa sampai pada saat ini.
Teman-teman PGSD 2016 B, yang telah menemani perjalanan saya selama
perkuliahan
Serta keluarga dan teman-temanku, yang senantiasa memberikan motivasi dan
doa dalam mencapai keberhasilanku.
Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semuanya

iv
ABSTRAK

Nurlaeli Reski Syam, 2020, Analisis Bullying Pada Prestasi Belajar Murid
Kelas IV SD Inpres Morowa. Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dibimbing
oleh : Kaharuddin dan Hj. Muliati Samad.
Skripsi ini menggunakan penelitian Kualitatif Deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan bentuk-bentuk bullying dan pengaruhnya terhadap prestasi
belajar murid kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng. Penelitian ini berlokasi
di SD Inpres Morowa, Kabupaten Bantaeng. Informan penelitian yaitu Kepala
Sekolah, Guru, dan Murid. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
tiga teknik yaitu observasi, wawancara, dan dokumen. Sementara analisis data
dalam penelitian ini terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk bullying yang terjadi pada kelas IV
SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng yaitu bentuk bullying fisik dan bentuk bullying
verbal. Tindakan bullying sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar murid, dari
4 murid yang terkena tindakan bullying, hanya satu yang memperoleh diatas rata-
rata, sisanya memperoleh nilai dibawa rata-rata kelas.
Solusi yang diberikan SD Inpres Morowa Kabupaten Bantaeng untuk menekan
terjadinya tindakan bullying yaitu dengan membuat tata tertib, pembinaan dan
pengawasa kepada murid, strategi guru kelas dan kerjasama dengan orang tua.

Kata Kunci: Bullying, Prestasi Belajar, Sekolah Dasar

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhadulillahirabil’alamin,ungkapan syukur sudah seharusnya keluar dari

lisan seorang insan yang mengaku beriman kepada Allah Subhanawata’ala atas

segala kebaikan dan ujian serta limpahan nikmat yang diberikan kepada penulis.

Nikmat yang Allah berikan sangat banyak dan berlimpah. Bahkan jika penulis

ingin melukiskan nikmat Allah Subhanawata’ala menggunakan semua ranting

pohon yang ada di dunia sebagai penanya dan seluruh air di lautan sebagai

tintanya, maka semua ranting-ranting pohon dan air di laut akan habis dan belum

cukup untuk menuliskan nikmat-Nya tersebut. Semoga nikmat sang pencipta

selalu dilimpahkan kepada hamba-Nya yang senantiasa berbuat baik dan

bermanfaat.

Selawat berbingkaikan salam tak lupa pula penulis haturkan kepada Nabi

Muhammad Sallallahu allaihi wasaallam. Manusia yang menjadi sang

revolusioner Islam yang telah menggulung tikar-tikar kebathilan dan

menbentangkan permadani-permadani islam hingga saat ini. Nabi yang telah

membawah misi risalah Islam sehingga penulis dapat membedakan antara yang

haq dan yang bathil. Sehingga, kejahiliyaan tidak dirasakan oleh umat manusia di

zaman yang serba digital ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian

skripsi Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi ini

vi
juga disusun agar dapat memberi pengetahuan kepada pembaca mengenenai

pengaruh bullying terhadap prestasi belajar siswa.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua

orang tua yang telah membesarkan, mendidik, berjuang, berdoa, dan memenuhi

atau membiayai segala kebutuhan penulis dalam proses menuntut ilmu

pengetahuan hingga sampai di tahap penyelesaian skripsi ini.

Penulis berterima kasih pula kepada Kaharuddin,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D dan

Dra.Hj.Muliati Samad,M.Si pembimbing satu dan dua, yang senantiasa

membimbing penulis dalam proses bimbingan, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Teknik bimbingan yang dilakukan sangat membantu penulis dalam

membuat karya ilmiah ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H.

Ambo Asse., M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar; Erwin Akib,

S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar; Aliem Bahri,S.Pd.,M.Pd. Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam

lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar, yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan

yang sangat bermanfaat.

Ucapan terima kasih kepada keluarga besar yang ada di Makassar yang

telah memberikan dukungan serta menemani penulis dalam suka dan duka, rekan-

rekan kelas B angkatan 2016 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, rekan-rekan dari

berbagai pihak yang telah berbagi kasih, motivasi, bantuan, dan segala

vii
kebersamaan selama ini. Sehingga, penulis dapat melewati masa-masa sulit untuk

menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

Sebuah kata sempurna tidak pantas penulis sandang karena “tak ada

gading yang tak retak”. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan penulis. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karean itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun dari para pembaca. Harapan penulis, semoga skripsi ini

dapat memberikan setitik ilmu dan manfaat bagi para pembaca pada umunya dan

pada penulis khususnya.

Makassar, Agustus 2020

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................... ii

LEMBAR KARTU KONTROL.............................................................. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................... iv

ABSTRAK................................................................................................. v

KATA PENGANTAR............................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xi

DAFTAR TABEL..................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

E. Definisi Operasional……………………………………………......... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................... 8

A. Kajian Pustaka...................................................................................... 8

B. Kerangka Pikir...................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 30

A. Jenis Penelitian...................................................................................... 30

B. Pendekatan Peneliti............................................................................... 31

C. Lokasi Penelitian................................................................................... 31

ix
D. Informasi Peneliti.................................................................................. 32

E. Instrumen Penelitian............................................................................. 32

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian......................................................... 33

G. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 34

H. Teknik Analisa Data............................................................................. 35

I. Teknik Pengabsahan Data..................................................................... 36

J. Etika Peneliti......................................................................................... 42

BAB IV GAMBARAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN............... 43

A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian....................................................... 43

B. Keadaan Geografis................................................................................ 51

C. Keaadaan Penduduk.............................................................................. 53

D. Keadaan Pendidikan............................................................................. 54

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 56

A. Bentuk Bullying Yang Terjadi Pada Kelas IV SD Inpres Morowa...... 56


B. Dampak Bullying dan penanganannya di SD Inpres Morowa.............. 58
C. Prestasi Murid Yang Terkena Bullying kelas IV SD Inpres Morowa. . 67

D. Pembahasan........................................................................................... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 77

A. Kesimpulan........................................................................................... 77
B. Saran..................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ....................................................... 31

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Sekolah.................................. 50

xi
DAFTAR TABEL

Gambar 4.1 Keadaan Pendidik SD Inpres Morowa.............................. 45

Gambar 4.2 Daftar Nama Pendidik SD Inpres Morowa...................... 45

Gambar 4.3 Keadaan Peserta Didik SD Inpres Morowa...................... 47

Gambar 4.4 Keadaan Sarana SD Inpres Morowa................................. 48

Gambar 4.5 Keadaan Prasaran SD Inpres Morowa............................. 49

Gambar 5.1 Nilai Rata-Rata Murid Yang Terkena Bullying.............. 70

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, hal ini tercantum pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendapat Wardiati, E. (2018) bullying telah menjadi topik sosial yang

hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Kasus bullying selalu menjadi perbincangan

hangat bagi masyarakat, khususnya yang dialami oleh anak di sekolah maupun

lingkungan sosialnya. Bullying sebenarnya dapat dialami oleh siapa saja dan

kapan saja, namun seringkali kita tidak menyadari bahwa kita sendiri mungkin

sudah pernah menjadi korban bullying. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan

kita tentang pengertian bullying dan perilaku apa saja yang termasuk bullying.

Bentuk-bentuk bullying yang cenderung banyak terjadi dikalangan

sekolah dasar di antaranya ialah; murid yang memiliki fisik yang normal,

mencemooh murid yang tidak memiliki fisik yang normal, sehingga murid

yang memiliki fisik yang tidak normal merasa kurang percaya diri, tidak

banyak bicara, dan lebih suka mengisolasikan diri dari teman-teman lainnya,

dan adanya murid-murid tertentu yang membuat geng-geng tersendiri sehingga

1
2

murid yang tidak masuk dalam kelompok tersebut merasa terdeskriminasi dan

tidak akan mau untuk bergaul dan berkomunikasi dengan geng-geng tersebut.

Banyak sekali faktor penyebab mengapa seseorang berbuat bullying,

pada umumnya orang yang melakukan bullying karena merasa tertekan,

terancam, terhina, dendam dan sebagainya. Maraknya beberapa kasus bullying,

antara lain dipicu oleh belum adanya kesamaan persepsi antara pihak sekolah

maupun masyarakat dalam melihat pentingnya permasalahan bullying serta

penanganannya, dan belum adanya kebijakan secara menyeluruh dari pihak

pemerintah dalam rangka menanganinya. Beberapa remaja mengalami satu

gangguan yang disebut dengan conduct disorders, yaitu suatu gangguan yang

melibatkan adanya pola perilaku agresi, argumentatif, menindas pihak yang

lebih lemah secara fisik (bullying), ketidakpatuhan, dan setiap masalah

mempunyai latar belakang tertentu, begitu juga dengan kasus bullying, ada

banyak latar belakang yang mengakibatkan seorang menjadi perilaku bullying.

Masa awal seorang anak bukan hanya mengalami ketidakstabilan

perasaan dan emosi, dalam waktu bersamaan mereka mengalami masa krisis.

Krisis dalam konteks ini ialah krisis moral, yang menjadi momok ketakutan

terbesar bagi pendidik, oleh karena itu pendidik tidak hanya bertugas mengajar

melainkan juga membimbing moral murid di sekolah maupun lingkungan

sekitar, karena yang menentukan nasib bangsa ke depan adalah pelajar-pelajar

yang masih duduk di bangku sekolah.

Perilaku bullying bahkan terus berkembang dilingkup yang lebih

luas.Saat ini,bullyng juga merambat ke tembok sekolah dasar. Seperti yang


3

terjadi belum lama ini tentang seorang anak perempuan berinisial SN yang

tewas usai lompat dari lantai empat gedung di sekolahnya di Cibubur Jakarta

Timur. SN mencoba bunuh diri dengan melompat dari lantai empat gedung

sekolahnya SMPN 147 Jakarta pada selasa (14/1/2020) sore. SN pun dilarikan

ke RS polri Kramat Jati untuk jalani perawatan, dua hari dirawat, SN

meninggal dunia pada kamis (16/1/2020) sekitar pukul 16.15 WIB sore.

Dalam keterangan yang disampaikan kepada pihak penyidik, bahwa

hubungan korban dengan keluarga baik-baik saja, tidak ada permasalahan

keluarga seperti kabar yang beredar. Selain itu ayah korban juga

menyampaikan perundungan (Bullying) yang dialami korban, seperti

dikeluarkannya korban dari grup whatsaap, yang dicertakan korban kepada

kakaknya. Tapi mungkin bukan perundungan fisik, perundungan verbal,ini

yang lagi digali kepolisian,apa motifnya, ”kata Defrizal di mapolrestro Jakarta

Timur, selasa (21/1/2020).Sekarang bullyng di sekolah dilakukan secara verbal.

Dan banyak motif dan caranya. Malah lebih gawat lagi abis ngebully terus

diviralin. Dikutp dari Tribun JakartaKenakalan, penyiksaan, dan kenakalan

adalah perilaku yang selalu menarik untuk dibicarakan. Artinya bisa melanda

siapa saja, kapan saja, dan dimana saja tanpa mengenal usia, latar belakang,

pendidikan, jenis kelamin atau status sosial. Setiap orang mempunyai

kenakalannya sendiri yang ekspresinya muncul dalam berbagai bentuk baik

terang-terangan maupun tersamar.

Sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder, bagi anak yang sudah

bersekolah maka lingkungan yang tiap hari dimasukannya selain lingkungan


4

rumah adalah sekolahnya. Ini berarti bahwa hampir sepertiga dari waktu setiap

harinya di sekolah. Tidak mengherankan kalau pengaruh sekolah terhadap

perkembanga jiwa murid cukup besar dan tentunya diharapkan positif terhadap

perkembangannya, karena sekolah adalah lembaga pendidikan. Sebagai

lembaga pendidikan, sebagaiman hal nya dengan keluarga, sekolah juga

mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat

disamping mengajar berbagai keterampilan dan kepandaian kepada para

siswanya. Dalam menelusuri masa depan dengan penuh gambaran, murid tidak

mempunyai pilihan lain melainkan menghadapi dengan penuh kesabaran dan

bisa berpotensi di lingkungan. Pengaruh bullying bisa saja berdampak pada

psikologi murid, sehingga murid merasa tertekan dan tidak nyaman berada di

sekolah. Perilaku bullying ini tentunya sudah sering ditemukan bahkan

dijenjang sekolah dasar tanpa disadari perilaku tersebut mempengaruhi

kekuatan mental murid untuk belajar dan mengikuti pembelajaran dengan baik

sehingga akhirnya berdampak pada prestasi belajar nya.

Berdasarkan latar belakang diatas, dan hasil observasi pada magang 2 di

SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng peneliti melihat terdapat sekiranya ada

empat murid diantaranya tiga perempuan dan satu laki-laki yang mengalami

bullying terhadap teman sebayanya dan fenomena yang terjadi guru kelas

menganggap bahwa bullying adalah ejekan biasa saja sehingga belum

menanggapi secara serius apabila terjadi lagi hal-hal yang tak diinginkan

(bullying) di sekolah terkhusus di kelas IV. Oleh karena itu peneliti tertarik
5

untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis bullyng pada prestasi

belajar murid kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah bentuk bullying pada murid sekolah dasar kelas IV SD

Inpres Morowa Kab.Bantaeng?

2. Bagaimanakah prestasi belajar murid yang terkena bullying pada sekolah

dasar kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menggambarkan berbagai kasus bentuk bullying pada murid

sekolah dasar kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

2. Untuk mengetahui keterkaitan prestasi belajar murid yang terkena bullying

pada sekolah dasar kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

teoritis maupun praktis.

a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti lain yang

melakukan penelitian dengan kajian yang sama,yaitu tentang tindakan

bullying terhadap prestasi belajar murid.

b. Manfaaat Praktis

a. Bagi Sekolah

1. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada sekolah dalam


6

menciptakan hubungan sosial yang dinamis serta harmonis di

sekolah.

2. Memberikan gambaran mengenai perilaku bullying yang terjadi

pada siswa sekolah dasar sehingga pihak sekolah mampu

memberikan penanganan yang tepat.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan guna menyusun

cara-cara penanganan serta pendekatan dalam kasus bullying agar

penanganan dan pendekatan dapat dilakuka secara terintegrasi sesuai

kenyataan di sekolah tersebut.

c. Bagi Murid

Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan murid dan

mengetahui bahaya bullying serta dampak bullying.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam

menyelesaikan studi di jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyyah Makassar.

E. Definisi operasional

Berdasarkan dari penelitian di atas, maka definisi oprasional dijelaskan

sebagai berikut:

1. Bullying merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang

dengan sengaja kepada orang lain secara berulang kali yang berakibat
7

menyakiti hati para korban baik secara fisik maupun non-fisik karena

ketidakmampuan melawan atau lemah fisiknya, bullying sering kali

terjadi ditempat yang sama dan sulit bagi murid untuk mempertahankan

diri, bullying juga terjadi ketika murid digoda secara berulang-ulang

dengan cara menyakitkan. Namun bukan dikatakan bullying jika murid

digoda dengan cara bersahabat dan menyenangkan. Begitu juga bukan

dikatakan bullying jika kedua murid berkelahi dan memiliki kekuatan

yang sama.

2. Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang

dibentuk lewat nilai atau angka yang diberikan oleh guru yang

bersangkutan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian pustaka

1. Konsep Dasar Bullying

Fenomena bullying di sekolah bukanlah hal baru. Namun, hingga

kini belum benar-benar mendapat perhatian khusus dan ditangani secara

serius. Padahal, bullying adalah embrio kekerasan. Sebelum membahas

billying secara khusus, ada baiknya kita kaji terlebih dahulu apa itu

kekerasan, kekerasan (violence) adalah tindakan yang menggunakan

kekuatan fisik, ancaman atau tindakan untuk menyerang orang lain atau

kelempok tertentu dengan niat untuk menyakiti yang mengakibatkan atau

mendekati cedera, kematian, gangguan psikis, dan kerugian menurut Lee,

chen, lee, Kaur, 2007 dalam (Lutfi, 2018: 16). Kekerasan yang terjadi

antar siswa di sekolah merupakan fenomena yang sangat mengkhawatirkan

psikolog, guru dan keluarga di banyak negara menurut Gini, Albiero,

Benelli, Altoe, 2007 dalam (Lutfi, 2018: 16). Kekerasan dapat

menciptakan lingkungan yang penuh ancaman dan tekanan emosi yang

dapat menghambat proses belajar dan pencapaian prestasi menurut NCES,

2002 dalam (Lutfi, 2018: 16). Bahkan ini bisa berdampak panjang

menghantui korban selama hidupnya, yakni trauma.

Beberapa definisi kekerasan diatas dapat disimpulkan yakni

memfokuskan pada bentuk perilaku yang merugikan korban, baik secara

fisik maupun psikis. Pengertian kekerasan dapat dibedakan dengan istilah

8
9

bullying. Bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini

diperlihatkan ke dalam aksi secara fisik, psikis, atau verbal, yang

menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung

oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab,

berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang (Astuti. 2008).

Pengertian bullying tersebut memiliki perbedaan dengan kekerasan di

sekolah.Munculnya perilaku bullying memiliki tiga kriteria. Pertama hasrat

atau niat untuk menyakiti. Kedua, adanya ketidakseimbangan kekuatan

(power imbalance). Ketiga, dilakukan secara berulang-ulang.

Bullying itu problem yang dampaknya harus ditanggung oleh

semua pihak. Baik itu si pelaku, korban, ataupun dia yang menyaksikan

tindakan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa satu dari tiga anak

di seluruh dunia mengaku pernah mengalami bullying. Baik itu di sekolah,

di lingkungan, ataupun online. Begitupun sebaliknya satu dari tiga anak

mengaku pernah melakukan bullying pada kawannya. Bullying adalah

situasi dimana seseorang yang kuat (bisa secara fisik maupun mental)

menekan, memojokkan, melecahkan, dan menyakiti seseorang yang lemah

dengan sengaja dan berulang-ulang, untuk menunjukkan kekuasaanya

sehingga dalam hal ini sang korban tidak mampu membela atau

mempertahankan dirinya sendiri karena lemah fisik atau mental. Bully atau

penindasan adalah tindakan intimidasi yang dilakukan oleh pihak yang

lebih kuat terhadap pihak yang lemah. Bullying bermakna penyiksaa atau
10

pelecehan yang dilakukan tanpa motif tetapi dengan sengaja atau

dilakukan berulang-ulang terhadap orang yang lebih lemah.

Bullying merupakan tindakan yang disengaja oleh pelaku kepada

korbannya bukan sebuah kelalaian yang dilakukan secara berulang-ulang

yang didasari dengan perbedaan kekuatan yang tidak seimbang. Dalam arti

bahwa bullying ini adalah sebagai tindakan penekanan terhadap

sesesorang, baik fisik maupun mental yang dilakukan secara berulang kali

dengan sengaja untuk mencapai maksud tertentu. Definisi lain juga

dijelaskan bahwa bullying adalah perilaku menyimpan yang dilakukan

oleh seseorang yang dapat berakibat serius pada korbannya dari prestasi

belajar menurun, kegelisahan, trauma yang berkepanjangan, terluka

bahkan mengakibatkan kematian. Tindakan bullying akan menggangu

perkembangan sosial anak, emosional bahkan mengancam jiwa

keselamatan korban. Jadi hal yang penting disini bukan sekedar tindakan

yang dilakukan oleh pelaku melainkan dampaknya dari tindakan bully

tersebut terhadap korbannya.

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bullying

merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja

kepada orang lain secara berulang kali yang berakibat menyakiti hati para

korban baik secara fisik maupun non-fisik karena ketidakmampuan

melawan atau lemah fisiknya, bullying sering kali terjadi ditempat yang

sama dan sulit bagi siswa untuk mempertahankan diri, bullying juga terjadi

ketika siswa digoda secara berulang-ulang dengan cara menyakitkan.


11

Namun bukan dikatakan bullying jika siswa digoda dengan cara bersahabat

dan menyenangkan. Begitu juga bukan dikatakan bullying jika kedua siswa

berkelahi dan memiliki kekuatan yang sama.

a. Bentuk-Bentuk dan Karakteristik Bullying

Bentuk-bentuk bullying yang terjadi mulai dari lingkungan

pergaulan hingga di lingkungan sekolah sangat beragam. Secara garis

besar bentuk bullying dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Bullying fisik merupakan gangguan berupa serangan secara

fisik.Bullying fisik ini bertujuan menyakiti tubuh seseorang seperti

memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang dan

menampar.

2) Bullying verbal merupakan menyakiti korban dengan ucapan

misalnya mengejek, menccai, menggosip, memaki, dan membentak.

3) Bullying Sosial, seperti mnyebar gosip, rumor, mempermalkan di

depan umum, dikucilkan dari pergaulan, atau menjebak seseorang

sehingga dia yang dituduh melakukan tindakan tersebut.

4) cyber atau elektronik, seperti mempermalukan orang dengan

menyebar gosip di jejaring sosial internet (misal facebook, WA, dll),

menyebar foto pribadi tanpa izi pemiliknya di internet, atau

membongkar rahasia orang lewat internetan.

5) Bullying psikis seperti mengucilkan, mengintimidasi, atau menekan

dan mengabaikan.
12

Didalam konteks kekerasan di sekolah. Bullying merupakan

tindakan agresif yang dilakukan oleh pelaku kepada korban yang lebih

lemah secara berulang dengan tujuan menyakiti hati korbannya.

Tindakan bullying dapat dikelompokkan menjadi 5 kategori sebagai

berikut:

1) Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit,

menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan,

mencubit, mencakar, memeras, dan merusak barang-barang milik

orang lain).

2) Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan,

merendahkan, menggangu, memberi panggilan, sarkasme,

merendahkan, mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, dan

menyebarkan gosip).

3) Perilaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan

lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek,

atau mengancan biasanya yang disertai oleh bullying fisik atau

verbal).

4) Perilaku non-verbal tidak langsung (mendiamkan

seorang,memanipulasi persahabatan hingga retak,sengaja

mengucilkan, atau mengabaikan dan mengirim surat kaleng).

5) Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresif fisik

ataupun verbal).
13

Sedangkan menurut Dian Ratna Sawitri dalam

(Achroni,2016:251) perilaku bullying terbagi menjadi beberapa jenis:

1) Bullying fisik, yaitu Bullying yang bisa terlihat secara jelas. bentuk

Bullying fisik, antara lain pukulan, tendangan, dibenturkan

ketembok, tamparan, dorongan, dan bentuk-bentuk serangan fisik

lainnya.

2) Bullying non fisik, yaitu bentuk Bullying yang tidak terlihat langsung

dan berdampak serius, dapat dilakukan secara verbal dan non verbal.

Bentuk Bullying non fisik yang dilakukan secara verbal, antar lain

ejekan, panggilan dengan sebutan tertentu, ancaman, penyebaran

gosip, penyebaran berita rahasia, perketaan yang mempermalukan.

Sedangkan bentuk Bullying non fisik yang dilakukan secara non

verbal antara lain ekspresi wajah yang tidak menyenangkan, bahasa

tubuh yang mengancam, pengabaian, penyingkiran dan pengiriman

pesan tertulis yang bernada mengganggu.

Bullying dapat pula berbentuk perusakan atau perampasan

barang milik orang lain, seperti penyobekan, pencoretan, pembantingan,

menakut-nakuti, perkataan yang memalukan, perebutan bahkan

pencurian. Jadi dapat di pahami bahwa bentuk-bentuk Bullying tidak

hanya bersifat fisik saja namun bisa bersifat verbal, non verbal, psikis

bahkan pelecehan seksual, para pelaku Bullying memiliki ciri-ciri antara

lain:
14

1. Suka mendominasi anak lain.

2. Suka memanfaatkan anak lain untuk mendapatkan.

3. Sulit melihat situasi dari sudut pandang anak lain.

4. Hanya peduli pada kenginan dan kesenanganya sediri, tidak mau

peduli terhadap perasaan anak lain.

5. Cenderum melukai anak lain saat orang tua atau orang dewasa

lainnya tidak ada di sekitar mereka.

6. Memandang sudara-saudara dan teman-teman yang lebih lemah

sebagai sasaran.

7. Tidak mau bertanggung jawab atas tindakannya.

8. Tidak memiliki pandangan tehadap masa depan atau masa bodoh

terhadap akibat berbuatannya.

9. Haus akan perhatian.

Dari berbagai karakterisitik Bullying yang telah di paparkan di

atas maka kita telah mengetahui karakteristik atau ciri-ciri anak yang

menjadi pelaku Bullying. Dengan demikian mempermudah kita untuk

melakukan tindakan lebih lanjut.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan bullying

Bullying terjadi tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja

tetapi setiap bagian yang ada disekitar anak juga turut memberikan

kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam munculnya

perilaku tersebut. Adapun penyebab anak melakukan Bullying terhadap

anak-anak lain dan dianggap lemah antara lain:


15

1) Harga diri yang rendah, konsep diri yang negatif dan pemahaman

moral yang rendah pada anak. Kebutuhan untuk mendapatkan

penghargaan dari teman-temannya dan belum pahamnya anak-anak

akan nilai benar salah atau baik buruknya yang dapat menjadi

pemicu lahirnya tindakan Bullying pada anak.

2) Pola asuh yang terlalu memanjakan anak. Apapun keinginan anak

selalu di turuti hingga anak merasa berkuasa yang dapat mengatur

orang lain, memanfaatkan orang lain dan dapat menindas anak lain

yang lemah dibandingkan dengan dirinya.

3) Anak melakukan Bullying karena kebutuhan emosionalnya yang

tidak terpenuhi, misalnya perhatian, kasi sayang, dan penghargaan.

4) Mencontohkan perilaku buruk yang dilihat anak, baik dari orang tua,

guru, teman-temannya di sekolah, lingkungan pergulannya, televisi,

games, internet, atau film.

Tindakan bullying tidak hanya dari faktor pribadi anak itu

sendiri melainkan faktor dari keluarga, lingkungan, media, bahkan dari

sekolah. faktor-faktor yang dapat memicu anak melakukan bullying

antara lain:

1) Faktor dari Keluarga

Pola asuh dalam suatu keluarga mempunyai peran dalam

pembentukan perilaku anak terutama pada munculnya perilaku

bullying. Keluarga yang menerapkan perilaku permisif membuat

anak terbiasa untuk bebas melakukan segala sesuatu yang


16

diinginkannya. Anak pun juga menjadi manja, akan memaksakan

keinginanya.anak juga tidak tahu dimana letak kesalahannya ketika

ia melakukan kesalahan sehingga segala sesuatu yangdilakukannya

dianggapnya sebagai suatu hal yang benar. Begitu pula dengan pola

asuh yang keras, yang cenderung mengekang kebebasan anak. Anak

pun terbiasa mendapatkan perlakuan kasar yang nantinya akan

dipraktikan dalam pertemannya bahkan anak akan menganggap hal

tersebut sebagai hal yang wajar.

2) Faktor dari pergaulan

Teman sepermainan yang sering melakukan tindakan kekerasan

terhadap orang lain akan berimbas kepada perkembangan si anak.

Anak juga akan melakukan hal yang sama dengan apa yang

dilakukan oleh teman-temannya. Selain itu anak baik dari kalangan

sosial rendah hingga atas juga melakukan bullying dengan maksud

untuk mendapatkan pengakuan serta penghargaan dari teman-

temannya.

3) Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi yaitu terkait pengasingan aspek ekonomi dan sosial,

kemiskinan, pendidikan, dan lapangan kerja yang tidak merata,

sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai dan ruang kelas

yang sesak.
17

4) Faktor dari sekolah

Faktor dari sekolah yaitu terkait dengan model kekerasan yang telah

ada di sekolah, relasi antar siswa yang tidak harmonis, manajemen

kelas yang buruk, relasi yang buruk antar siswa dan guru, guru yang

suka menghukum-misalnya mengusir siswa dari kelas.

5) Faktor Sosial dan Politik

Faktor sosial dan politik yaitu terkait dengan perang politik dan

konflik senjata, geng jalanan yang merusak, mencuri properti

sekolah, penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol.

6) Faktor Individu

Faktor individu itu sendiri, yaitu terkait dengan masalah kepribadian,

perilaku agresif, dan kurangnya kemampuan berkomunikasi.

Penyebab terjadinya tindakan bullying tidak hanya dilatar

belakangi oleh satu faktor saja melainkan oleh beberapa faktor

diantaranya faktor internal dan faktor eksternal dari seorang anak juga

mengambil peranan dalam timbulnya tindakan bullying.

c. Dampak Buruk Bullying

Penting sekali bagi orang tua untuk memahami bahwa bullying itu

sama sekali bukan bagian normal pada masa kanak-kanak. Tindakan

bullying ini dapat berakibat buruk bagi korban sekaligus bagi pelakunya.

Dampak buruk yang dapat terjadi bagi anak yang menjadi korban

tindakan bullying antara lain:


18

(1) Kecemasan

(2) Merasa kesepian

(3) Rendah diri

(4) Tingkat kompetensi sosial yang rendah

(5) Depresi

(6) Simpton psikosomatik

(7) Penarikan social

(8) Keluhan pada kesehatan fisik

(9) Penggunaan alkohol dan obat

(10) bunuh diri dan penurunan perfomansi akademik

Sementara itu dampak pelaku bullying pun tidak terlepas dari

resiko berikut:

(1) Sering terlibat dalam perkelahian

(2) Resiko mengalami cidera akibat perkelahian

(3) Melakukan tindakan pencurian

(4) Minum alkohol

(5) Merokok

(6) Menjadi biang kerok disekolah

(7) Minggat dari sekolah

(8) Gemar membawa senjata tajam.

Sementara untuk mereka yang biasa menyaksikan tindakan

bullying pada kawan-kawannya berada pada resiko:

(1) Menjadi penakut dan rapuh.


19

(2) Sering mengalami kecemasan.

(3) Rasa keamanan diri yang rendah.

Hal demikian dapat kita lihat bahwa dampak dari tindakan

bullying ini tidak hanya dirasakan oleh pelaku bullying melainkan korba

bullying seperti minder, kurang bersemangat, luka fisik, gemar berkelahi

dan ketakutan. Bahkan perilaku kekerasan dapat meluas hingga mengenai

guru dan kepala sekolah yang dapat mengakibatkan kerugian,

membahayakan, dan mengancam manajemen sekolah, membuat grup

konflik, menyalurkan perilaku kekerasan ke lingkungan rumah dan

keluarga. Dampak lain dari tindakan bullying dapat mengembangkan rasa

takut dan rasa tidak aman kepada anak, pada taraf ekstrem perilaku

bullying dapat memperburuk prestasi belajar terhadap korban bullying.

d. Upaya guru dalam mengatasi tindakan bullying

Dalam suatu kejadian bullying tentunya tidak bisa diatasi dengan

hanya mmenghindari atau menghukum pelakunya, namun ada langkah-

langkah dalam mengatasi tindakan bullying yang ada. adapun langkah-

langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi bullying adalah:

a. Mengajarkan nilai-nilai moral, etika dan agama kepada anak sejak dini

c. Memenuhi kebutuhan emosional anak sehingga anak tidak akan

melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji demi memenuhi

kebutuhan emosionalnya yang tidak didapatkannya dari keluarga dan

orang tua.
20

d. Memberi pengertian kepada anak bahwa tindaknnya bisa berdampak

sangat buruk bagi anak lain dan bagi dirinya sendiri.

e. Jelaskan bahwa anak lain yang menjadi korban tindakannya bisa

terluka, takut, tertekan, dan depresi.

f. Menumbuhkan empati pada diri anak, misalnya dengan menjenguk

tetangga atau keluarga yang sedang sakit, membantu orang yang

membutuhkan bantuan, dan berbagi dengan orang-orang yang

kekurangan.

g. Mendorong dan memfasilitasi anak untuk lebih banyak melakukan

kegiatan-kegiatan yang bersifat positif, seperti belajar, bermain,

berolah raga, dan kegiatan berkesenian.

h. Membatasi dan mendampingi anak ketika menonton televisi,

memainkan game, atau memainkan internet.

i. Memantau pergaulan anak bersama teman-temannya. Jika anak

bergaul akrab dengan anak-anak yang suka melakukan tindakan

bullying, anak sebaiknya diingatkan akan pengaruh buruk yang

mungkin didapatnya dari teman-temannya terebut.

j. Mengajarkan anak-anak cara berkomunikasi atau mengelola emosinya

secara postif.

k. Menegur dan mengingatkan anak setiap kali melakukan tindakan

bullying, serta memberlakukan sanksi secara disiplin.

l. Bekerja sama dengan pihak sekolah (guru) dan psikolog untuk

menghentikan perilaku anak.


21

Beberapa penjelasan mengenai langkah-langkah mengatasi

tindakan bullying diatas dapat disimpulkan bahwa penting bagi setiap

orangtua tetap mengontrol dan mengawasi serta memberikan dorongan

terhadap anak didik guna terhindar dari tindakan bullying. Untuk

pendidik yang selaku mengawasi dan mentransfer kependidikan untuk

peserta didik, tentunya memiliki peran aktif terhadap peserta didik untuk

selalu memberikan wawasan serta dorongan empati baik moral maupun

materilnya.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Setiap proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar

merupakan kegiatan yang paling pokok dimana dengan berjalannya

kegiatan belajar di sekolah dapat mencerminkan berjalannya proses

pendidikan. Penilaian merupakan salah satu cerminan dari hasil kegiatan

belajar di sekolah yang dicapai peserta didik dalam menempuh proses

pembelajaran.kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu

“prestatie” kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang

berarti hasil usaha. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan

aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan

watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai

bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan

pendidikan, khususnya pembelajaran.


22

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar

untuk memberikan kemudahan dalam pemahaman. Maka penulis

mengemukakan beberapa pendapat tentang definisi dari kedua kata

tersebut. Dalam kamus bahasa indonesia kata belajar diartikan sebagai

menuntut ilmu. Sedangkan Prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan, baik secara individu maupun kelompok.

Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang merupakan akaibat adanya

interaksi antara stimulus dan respons (Raudatul, Nikmah, 2018: 81).

Menurut(Muhibbin Syah: 2011, 17) Prestasi adalah tingkat keberhasilan

siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.

Prestasi itu tidak mungkin dicapai oleh seseorang selama ia tidak

melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh. Sedangkan (Depdiknas:

2007) prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau

sekelompok orang yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan

hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. Berdasarkan devinisi diatas

dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari

yang telah dilakukan atau dikerjakan dan dinilai dalam bentuk angka,

simbol, huruf, maupun kalimat yang mencerinkan hasil yang sudah

dicapai oleh peserta didik.

Sedangkan belajar menurut (Slamento: 2010, 18) belajar

merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Belajar


23

merupakan suatu proses untuk menjadikan manusia berkembang secara

utuh, baik dari segi jasmani maupun rohani. Menurut (Djamarah dan

Zain, 2010: 25) belajar adalah proses perubahan perilaku berkat

pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan

tingkah laku, baik menyangkut penegtahuan, keterampilan maupun sikap

bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Berdasarkan

devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses dari tidak

tau menjadi tau dan proses yang berlangsung sapanjang hayat tanpa

adanya batasan usia dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Prestasi belajar hanya akan diraih jika seorang siswa melakukan

kegiatan belajar dengan bersungguh-sungguh.meraih prestasi belajar

merupakan tujuan dari proses belajar siswa di sekolah. Untuk mencapai

prestasi belajar seorang siswa harus menghadapi beragam tantangan dan

persoalan dalam megiatan belajarnya. Siswa yang optimis, ulet, dan gigih

belajar akan meraih prestasi belajar. Prestasi belajar juga dapat diartikan

sebgai kegiatan yang telah diciptakan, hasil pekerjaanyang

menyenangkan hati yang diperoleh dengan kegigihan untuk meraihnya.

Prestasi belajar merupakan penilain pendidikan mengenai perkembangan

dan kemajuan siswa terkait dengan penguasaan materi pembelajaran

yang diterima oleh siswa dan berdsarkan nilai-nilai yang terdapat dalam

kurikulum. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa

kesan-kesan yang mendorong perubahan-perubahan dalam diri individu

sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar merupakan


24

pencapaian siswa sebagai hasil menyelesaikan tugas atau kegiatan

tertentu di sekolah. Prestasi akademik merupakan hasil yang diperoleh

dari kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif umumnya,

hasil belajar kognitif ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.

Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang

ditentukan lewat nilai atau angka yang diberikan oleh guru yang

bersangkutan. Prestasi belajar juga disebut sebagai hasil yang diperoleh

setelah mengikuti, mengerjakan tugas, dan kegiatan pembelajaran di

sekolah. Prestasi belajar dinilai dari aspek kognitif. Hal tersebut

dikarenakan bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan

atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau

angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru. Prestasi belajar

berfokus pada nilai atau angka yang dicapai oleh siswa dalam kegiatan

belajar di sekolah. Angka-angka yang diperoleh siswa dinilai dari segi

kognitif. Aspek kognitif ini digunakan oleh guru untuk memantau

penguasaan pengetahuan sebagai pencapaian hasil belajar siswa .Prestasi

belajar merupakan suatu masalah yang potensial dalam sejarah

kehidupan manusia karena sepanjang tentang kehidupan manusia

mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan

jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tersendiri pada manusia.

Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang


25

dibentuk lewat nilai atau angka yang diberikan oleh guru yang

bersangkutan(Raudlatun Nikmah, 2018: 82). Semakin terasa penting

untuk dipermasalahkan,karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara

lain:

b. Fungsi Prestasi Belajar

1) Prestasi belajar berfungsi menilai karakterisrik kualitas dan kuantitas

pengetahuan murid.

2) Prestasi belajar berfungsi sebagai indikator internal dan eksternal pada

suatu institusi pendidikan.

3) Prestasi belajar berfungsi sebagai simbol pemenuhan kebutuhan akan

rasa ingin tahu dan haus wawasan.

4) Presatasi belajar berfungsi sebagai informasi pendidikan.

5) Prestasi belajar berfungsi sebagai sarana inovasi dlam pendidikan.

6) Prestasi belajar berfungsi sebagai indikator penguasaan materi

pembelajarn murid.

c. Tujuan Prestasi Belajar

1) Mengetahui tingkat penguasaan murid terhadap materi pelajaran yang

telah disampaikan oleh guru.

2) Mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar murid.

3) Mengetahui penguasaan murid pada materi pembelajaran sesuai

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah

ditetapkan.

4) menetukan murid pada tahap kenaikan kelas.


26

5) Menganalisis keunggulan dan kelemahan murid dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran di sekolah.

d. Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang asalnya dari dalam diri

seseorang atau individu itu sendiri. Faktor internal biasanya berupa

sikap dan sifat yang melekat pada diri seseorang.

a) Faktor fisiologis merupakan faktor-faktor yang berhubungan

dengan kondisi fisik individu. Faktor fisiologis yang

mempengaruhi prestasi belajar. yaitu sebagai berikut.

(1.) Kondisi fisik sakit

(2.) Kondisi fisik tidak fit

(3.) Kondisi fisik cacat

b) Faktor Psikologis merupakan kondisi psikologis siswa yang dapat

mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang

utama mempengaruhi proses belajar yaitu intelegensi, bakat, minat,

dan motivasi.

(1.) Tingkat Intelegensi

(2.) Memiliki bakat

(3.) Adanya minat

(4.) Tumbuhnya Motivasi

(5.) Faktor kesehatan mental


27

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang asalnya dari luar diri

seserang atau individu. Faktor eksternal meliputi lingkungan di

sekitar, termasuk orang-orang terdekat.

a) Lingkungan keluarga

b) Lingkungan sekolah

Dengan adanya penjelasan tersebut diatas,dapat dimengerti

betapa pentingnya untuk mengetahui prestasi belajar anak didik,baik

secara individu atau kelompok. Karena dalam fungsi prestasi tidak

hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu,

tetapi juga sebagai indikator kualitas pendidikan. Disamping itu

prestasi belajar juga berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar.

e. Prinsip-prinsip meraih Prestasi Belajar

1. Murid memiliki kematangan Jasmani dan Rohani

2. Murid memiliki kesiapan

3. Murid memahami tujuan belajar

4. Murid memiliki kesungguhan hati

5. Murid siap menghadapi ulangan

B. Kerangka Berpikir

Berawal dari fakta lapangan yang ditemukan peneliti di SD Inpres

Morowa, beberapa siswa dalam proses pembelajaran masih sering melakukan

tindakan-tindakan tidak sewajarnya terhadap teman sekelasnya. Ini terlihat


28

ketika proses pembelajaran beberapa murid saling ejek, saling sembunyikan

peralatan sekolah bahkan saling pukul. Tentu fenomena-fenomena seperti ini

akan berpengaruh terhadap mental murid. Inilah yang kemudian dikategorikan

seperti perilaku bullying. Hal ini membuat peneliti tertarik mengkaji lebih

mendalam lagi tentang masalah tersebut. Sehingga peneliti mencoba untuk

meneliti menganalisis tindakan bullying terhadap prestasi belajar murid.

Dengan indikator sebagai berikut: (a) Berprestasi di sekolah di bidang

pelajaran dan olahraga (b) Mengikuti norma atau aturan di sekolah (c) Dapat

bersosialisasi dengan baik (d) Nyaman berada di sekolah (e) Menjaga

hubungan baik dengan teman-teman (f) Menjadi penerus bangsa di masa

depan.

Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling penting. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks.

Setelah belajar murid memiliki keterampilan, pengatahuan, sikap, dan nilai.

Belajar terdiri dari tiga komponen penting yaitu kondisi internal, eksternal dan

hasil belajar. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan banyak

tergantung pada proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik.

Selain hal tersebut motivasi juga sangat mempengaruhi proses belajar

siswa. Guru seharusnya lebih memperhatikan bagaimana kondisi internal dan

eksternalnya murid yang belajar. Pada diri murid terdapat kekutan mental yang

menjadi penggerak belajar. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian,

kemauan, atau cita-cita. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang

menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.


29

Namun dalam dunia pendidikan saat ini banyak sekali guru yang

kurang memperhatikan aktivitas-aktivitas muridnya di sekolah. Sehingga tanpa

disadari atau beberapa siswa melakukan bullying kepada teman-temannya. Hal

tersebut bisa saja mempengaruhi mental, motivasi, minat keterampilan dan

akan berdampak pada prestasi belajar murid. Keberhasilan dalam peningkatan

pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar murid.

Gambar 2.1
Kerangka Pikir

SD Inpres Marowa Kec.


Sinoa

Bullyi dan Prestasi


Belajar Murid

bentuk bullyi pada prestasi belajar murid


murid sekolah dasar yang terkena bully pada
kelas IV SD Inpres sekolah dasar kelas IV
Morowa SD Inpres Morowa

HASIL
PENELITIAN DAN TEMUAN
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam ini adalah kualitatif deskriptif.

Peneliti mengunakan kualitatif dengan tujuan untuk menggambarkan secara

mendalam terkait kasus bullying pada prestasi belajar murid kelas IV di SD

Inpres Morowa Kab. Bantaeng. Sebagaima yang dimaksud Craswell, (2010)

pada prinsipnya kualitatif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan berbagai kasus atau peristiwa secara mendalam dan alami.

Oleh sebab itu, peneliti mengunakan motode penelitian kualitif deskriptif

untuk menggali informasi secara mendalam terkait tentang bullying yang

terjadi di kalangan murid sekolah SD Inpres Morowa. Selain itu, peneliti juga

akan mengamati secara mendalam keterkaitan antar bullying dengan prestasi

belajar murid di sekolah.

Aspek pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu

studi kasus. Alasan peneliti mengunakan pendekatan studi kasus adalah untuk

menggambarakan suatu peristiwa tertentu yang bersifat tunggal seperti

keterkaitan antara kasus bullying terhadap prestasi murid di SD Inpres

Morowa Kab. Bantaeng. Sebagaimana pendapat Yin, (2002) dan Creswell,

(2010) bahwa rancangan penelitian study kasus merupakan strategi penelitian

dimana didalamnya peneliti menyelidiki secara cermat dan terfokus suatu

program, peristiwa, aktivitas atau sekolompok individu. Kasus-kasus dibatasi

oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara

30
31

lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data

berdasarkan waktu yang telah ditentukan Stake 1995 dalam (Jhon W.

Craswell, 2010: 20)

B. Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada issu peristiwa yang terjadi

pada sekolah dasar (SD) Inpres Morowa Kec. Sinoa Kab. Bantaeng, dimana

pada sekolah tersebut kasus bullying telah mulai muncul dikalangan sesama

murid Sekolah Dasar. Walaupun bullying tersebut dikalangan murid SD dapat

dikatangan hal yang tidak subtansial, akan tetapi secara psikologi akan

membias pada kondisi anak dan proses belajar di sekolah. Dari kasus tersebut

sehingga peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam

di sekolah dasar (SD) Inpres Morowa Kec. Sinoa Kab. Bantaeng,

C. Informan Peneliti

Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling. Purposivesampling adalah pemilihan informan

secara sengaja dan dilakukan oleh peneliti itu sendiri. Berdasarkan teknik

penentuan informan penelitian yang digunakan peneliti maka informan dalam

penelitian terdiri dari Guru Wali Kelas, Kepala Sekolah, Wakil Kepala

Sekolah. Ini forman yang di pilih tersebut merupakan orang-orang yang

dianggap paham terkait dengan objek yang akan diteliti yaitu bully terhadap

prestasi belajar murid. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Creswell,

(2010) yang menyatakan bahwa penentuan informan dengan teknik purposive

sampling akan lebih mengurangi data yang bias dan proses penelitian lebih
32

tepat sasaran. Dari alasan inilah sehingga peneliti menggunakan pendekatan

purposive sampling dalam penentian informan penelitian.

D. Fokus Penelitian

Merujuk pada rumusan masalah dan kajian pustaka terkait bullying

yaitu suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara menyakiti

dalam bentuk fisik, verbal, atau emosional serta psikologi oleh seseorang atau

kelompok yang merasa lebih kuat atau lebih baik kepada korban yang lebih

lemah fisik atau mental secara berulang-ulang tampa melakukan perlawanan

dan terjadi secara berulang-ulang. Berdasarkan berdasarkan pernyataan

terkait bullying di atas dan rumusan masalah serta kajian pustaka maka

peneliti menentukan fokus penelitian yaitu 1) bentuk bullying dan

penanganannya dikalangan murid sekolah dasar, 2) keterkaitan bullying pada

prestasi belajar murid.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut (Suharsimi Arikunto, 2006: 149)

merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Sedangkan

menurut Suharsimi Arikunto dalam edisi sebelumnya adalah alat atau fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

sistematis sehingga mudah diolah.


33

Berdasarkan pendapat di atas maka instrumen yang digunakan dalam

pengumpulan data diantaranya:

1. Instrumen Observasi:

Instrumen observasi berupa lembaran catatan yang telah dibuat oleh

peneliti yang digunakan untuk mencatat berbagai temuan lapangan terkait

bentuk bullying yang terdapat pada sekolah tempat penelitian dialakukan.

Selain itu peneliti juga menggunakan kamera atau perekam untuk

mengambil berbagai peristiwa yang terjadi ketika peneliti tidak mampu

mencatat secara keseluruhan peristiwa yang terjadi.

2. Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara yang digunakan oleh peneliti berupa angket

pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti dan sudah divalidasi oleh

pembimbing.

3. Instrumen Dokumen:

Instrumen dokumen berupa lembar catat yang sudah dibuat oleh peneliti

dengan tujuan untuk mencatat berbagai data-data dokumen berupa arsip

sekolah seperti rapor murid, jurnal, dan buku-buku lainnya yang dianggap

berkaitan dengan penelitian.

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Bagian ini terdiri atas dua jenis data dan sumber data, diantaranya:

1. Jenis data primer:

Jenis data primer adalah jenis data yang bersumber langsung dari informan

atau lapangan. Jenis data ini juga dikenal dengan data yang bersumber dari
34

sumber aslinya yaitu data yang bersumber dari data observasi dan data

wawancara.

2. Jenis data sekunder:

Jenis data sekunder yaitu jenis data yang bersumber dari data yang sudah

ada, seperti arsip rapor murid untuk mengetahui perkembangan prestasi

murid yang terkena bullying, jurnal, dan buku-buku lainnya yang dianggap

berkaitan dengan penelitian ini.

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Observasi

Proses observasi yang dilakukan peneliti berupa pengamatan terhadap

murid yang sedang dibullying pada lingkungan sekolah. Proses ini akan

dilakukan oleh peneliti setiap hari dengan tujuan untuk mengetahui

bentuk-bentuk bullying yang terjadi pada murid.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, dimana

peneliti akan melakukan wawancara secara terstruktur dengan tujuan agar

data yang diperoleh lebih valid dan mengurangi bias data. Proses

wawancara ini akan dilakukan secara tatap muka oleh informan yang

sudah ditentukan oleh peneliti. Peneliti akan mengajukan sejumlah

pernyataan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.Teknik


35

ini digunakan untuk memperoleh data tentang tindakan bullying pada

siswa.

3. Dokumen

Pada bagian ini, peneliti akan mengumpulkan data-data dokumen berupa

arsif, seperti rapor murid, jurnal, buku-buku yang dianggap berkaitan

dengan penelitian ini.

H. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan setelah data yang

diperlukan dari responden atau sumber sudah terkumpul. Dalam penelitian ini

yang bersifat deskriptif kualitatif penelitian akan membahas setiap data yang

disimpulkan melalui hasil angket, dokumentasi dan data-data yang diambil

dari dokumen sekolah, seterusnya dibahas dalam bentuk kalimat untuk

menggambarkan tindakan bullying terhadap prestasi belajar murid di SD

Inpres Morowa Kab.Bantaeng.

Analisis berarti mengkaji data yang diperoleh dari lapangan dengan

cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-

unit, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan mebuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain, adapun

presedur pengenbangannya data kualitatif adalah:

1) Pengumpulan data baik melalui observasi langsung dilapangan kemudian

wawancara mendalam terhadap informan yang compatible terhadap

penelitian untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar memperoleh

data sesuai yang diharapkan.


36

2) Reduksi data adalah proses pemulihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dari catatan-catatan yang diperoleh dari pengumpulan

data.

3) Penyajian data adalah kegiatan mengumpulkan informasi dalam bentuk

teks naratif yang bertujuan untuk mempertajam pemahaman penelitian

terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam uraian

penjelasan.

4) Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan

dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan

ulang pada catatan-catatan data yang didapatkan. Dimana dalam analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif deskriptif,

yaitu dengan menelaah tindakan bullying pada prestasi belajar murid kelas

IV SD Inpres Morowa Kab. Bantaeng.

I. Teknik Pengabsahan Data

Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain

digunakan untuk menyangga balik yang dituduhkan kepada penelitian

kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang

tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong,

2007: 320). Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian

yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk

menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif

meliputi uji credibility,transferability, dependability, dan confirmability

(Sugiyono, 2007: 270).


37

Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan

sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji

keabsahan data yang dapat dilaksanakan yaitu:

1) Credibility

Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil

penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan

tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan:

a. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/

kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti

kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan

sumber data yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru.

Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan

sumber akan semakin terjalin, semakin akrab, semakin terbuka, saling

timbul kepercayaan, sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak

dan lengkap.

Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data

penelitian difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh.

Data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak,

ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data

yang telah diperoleh sudah dapat dipertanggung jawabkan/benar berarti

kredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu diakhiri.


38

b. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian

Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan

maka kepastian data dan kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam

dengan baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu

cara mengontrol atau mengecek pekerjaan apakah data yang telah

dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau belum. Untuk

meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan cara membaca

berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan dokumen-

dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang telah

diperoleh. Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat

dalam membuat laporan yang pada akhirnya laporan dibuat akan semakin

berkualitas.

c. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan

demikian terdapat trigulasi sumber, trigulasi teknik pengumpulan data,

dan waktu (Sugiyono, 2007: 273)

1) Trigulasi sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh, dianalisis oleh peneliti sehingga

menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan

(member check) dengan tiga sumber data (Sugiyono, 2007: 274).


39

2) Triangulasi Teori

Hasil akhir penelitian berupa sebuah informasi atau tesis

statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan

perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual

peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu,

trigulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan

peneliti mampu menggali pengetahuan teoritik secara mendalam atas

hasil analisis data yang telah diperoleh. Diakui tahap ini paling sulit

sebab peneliti dituntut memiliki expert, judgement ketika

membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih

jika perbandingannya menunjukkan hasil yang jauh berbeda.

(Sugiyono, 2007: 274).

3) Trigulasi Waktu

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari

pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid

sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan

pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam

waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang

berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai

ditemukan kepastian datanya. (Sugiyono, 2007: 274).

d. Analisis Kasus Negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data

yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah


40

ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan

dengamn temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang

bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan

mengubah temuannya. (Sugiyono, 2007: 275)

e. Menggunakan bahan referensi

Yang dimaksud referensi adalah pendukung atau membuktikan

data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian,

sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto

atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya

(Sugiyono, 2007: 276).

f. Mengadakan Membercheck

Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data

yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikn oleh pemberi data. Jadi

tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan

digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud

sumber data dan informan. (Sugiyono, 2007: 276).

2) Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketetapan atau dapat

diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil.

(Sugiyono. 2007: 276). Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer

sampai saat ini masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi

peneliti nilai transfer sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika


41

penelitian dapat digunakan dalam konteks yang berbeda disituasi sosial

yang berbeda validitas nilai transfer masih dapat dipertanggung jawabkan.

3) Dependability

Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain

beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapat hasil yang sama.

Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila

peneliti yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang sama

akan memperoleh hasil yang sama pula. Pengujian dependability dilakukan

dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

Dengan cara auditor yang independen atau pembimbing yang independen

mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam

melakukan penelitian. Misalnya bisa dimulai bagaimana peneliti mulai

menetukan masalah, terjun ke lapangan, memilih sumber data,

melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai pada

pembuatan laporan hasil pengamatan.

4) Confirmability

Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji

Confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil

penelitian telah disepakati oleh lebih banyakorang. Penelitian kualitatif uji

Confirmability berarti menguji hasil penelitian yang dilakukan dengan

proses yang telah dilakukan. Apabila hasil peneliti merupakan fungsi dari

proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi

standar confirmability.Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak


42

berbeda antara data yang diperoleh peneliti dengan data yang terjadi

sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang telah

disajikan dapat dipertanggungjawabkan.

J. Etika Peneliti

Etika peneliti yang perlu ditaati peneliti antara lain:

1) Bidang yang diteliti sesuai dengan keahlian peneliti

2) Peneliti harus merahasiakan semua informasi yang diperoleh dari

responden sehingga nama-nama responden harus dituliskan dalam bentuk

kode-kode atau inisial.

3) Peneliti tidak menuntut responden untuk bertanggung jawab atas informasi

yang telah disampaikannya.

4) Peneliti tidak memaksakan kehendaknya agar responden memberikan

informasi kepadanya.

5) Peneliti tidak mengubah informasi responden dengan pengertian yang

berbeda atau bertolak belakang atau mengganti angka yang didalam

tabulasi data yang berbeda dengan angka responden sebenarnya (Usman

dan Akbar,2009:2-3)
BAB IV

Gambaran Historis Lokasi Penelitian

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng adalah salah satu Sekolah

Dasar Negeri yang berada di kabupaten Bantaeng. Sekolah ini

terletak pada bagian barat Bantaeng, tepatnya di Kapung Morowa,

Desa Bonto Mate’ne, Kec.Sinoa. Adapun SK pendirian sekolah ini

terbit pada tahun 1977. Tetapi sekolah ini tidak langsung memiliki

kepala sekolah, barulah satu tahun kemudian SD Inpres Morowa

Kab.Bantaeng memiliki Kepala Sekolah, tepatnya 1987 yaitu bapak

H. Tahir R. Sebagai kepala sekolah pertama SD Inpres Morowa.

Sejak awal berdirinya SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

sampai saat ini, terdapat 6 kepala sekolah yang pernah menjabat,

yaitu sebagai berikut:

1. H. Tahir R. (1978-1985)

2. Syamsuddin (1985-1998)

3. H. Habodding, S.Pd (1998-2003)

4. H. Kahar, S.Pd (2003-2007)

5. H. Mustari, S.Pd (2007-2008)

6. Arifin S.Pd (2008-Sekarang)

43
44

2. Visi dan Misi

Setiap sekolah atau madrasah pasti memiliki Visi dan Misi,

termasuk SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng. Adapun visi misinya

adalah sebagai berikut.

a. Visi

Adapun visi dari SD Inpres Morowa Kab.bantaeng

yaitu“Terwujudnya peserta didik yang berprestasi, berdedikasi

dan berakhlak mulia.”

b. Misi

Adapun Misi dari SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng adalah

sebagai berikut :

1. Mengembangkan kegiatan keagamaan guna mewujudkan

manusia yang amanah, beriman dan bertaqwah.

2. Menerapkan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM

3. Melaksanakan pembelajaran yang berbasis ICT

4. Meningkatkan profesionalisme guru melalui pendampingan

KKG dan diklat

5. Meningkatkan pelaksaan kegiatan lomba akademik dan non

akademik

6. Meningkatkan hubungan yang harmonis antara pemerintah,

warga sekolah dan masyarakat.


45

3. Keadaan Pendidik dan Peserta Didik

a. Keadaan Pendidik

Pendidik merupakan salah satu faktor penetu dalam

proses belajar mengajar. Adapun jumlah tenaga pendidik SD

Inpres Morowa Kab.Bantaeng adalah 14 orang. Yang terdiri

dari 9 tenaga pendidk PNS, dan 5 tenaga pendidik Non PNS.

Untuk mengetahui keaadaan tenaga pendidik SD Inpres

Morowa Kab.Bantaeng, dapat disajikan dalam betuk tabel

sebagai berikut.

Tabel 4.1
Keadaan Pendidik SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

NO Jenis Jenis Kelamin Juml


Laki- Perem ah
Laki puan
Pendidik tetap 4 5 9
(PNS)
Pendidik 3 2 5
honorer
Jumlah 7 7 14
Sumber Data : Papan potensi Pendidik SD Inpres Morowa tahun pelajaran
2019-2020

Berikut ini adalah nama-nama pendidik SD Inpres

Morowa Kab.Bantaeng :

Tabel 4.2
Daftar Nama Pendidik SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

No Nama Keterangan
1 Arifin, A.Ma.Pd, S.Pd, M.M. PNS
2 Amiruddin, A.Ma.Pd, S.Pd.I PNS
3 Carlina Indriany Wahid, A.Ma.Pd, PNS
46

S.Pd
4 Nurlinda, A.Ma.Pd, S.Pd PNS
5 Rahlis Qifli A.Ma.Pd, S.Pd PNS
6 Ramli B, A.Ma.Pd, S.Pd PNS
7 Rostina, S.Pd PNS
8 Sitti Nuraeni, A.Ma.Pd, S.Pd PNS
9 Hasniaty, A.Ma.Pd, S.Pd PNS
10 Hayyung, A.Ma.Pd Honorer
11 Kamaruddin, S.Ag Honorer
12 Kasma,S.Pd Honorer
13 Sunarti, S.Sos Honorer
14 Syamsuddin Honorer

Sumber Data : Daftar hadir Pendidik SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng tahun


pelajaran 2019-2020

b. Keadaan Peserta Didik

Peserta didik adalah salah satu bagian yang tidak dapat

dipisahkan dengan sekolah, sebab tanpa mereka sekolah tidak mungkin

berkembang demikian juga keberhasilan pendidik sangat didukung oleh

keadaan dan potensi peserta didik.

Pada tahun pelajaran 2019/2020 jumlah peserta didik SD Inpres

Morowa Kab.Bantaeng tercatat sebanyak 159 orang yang terdiri dari 82

laki-laki , dan 77 wanita, dari 159 orang itu terdiri dari 28 kelas I,15

kelas II, 29 kelas III, 25 kelas IV, 32 kelas V dan 30 kelas VI.

Untuk mengetahui keadaan peserta didik di SD Inpres Morowa

Kab.Bantaeng, maka disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3
Keadaan Peserta Didik SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng
Berdasarkan Jenis Kelamin
47

K Ju
Jenis kelamin
N
el Laki- Peremp ml
O
as laki uan ah
1 I 13 15 28

2 II 7 8 15
II
3 20 9 29
I
I
4 14 11 25
V
5 V 16 16 32
V
6 12 18 30
I
15
TOTAL 82 77
9

Sumber data : Papan Informasi SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng


Tahun Pelajaran 2019-2020
48

4. Keadaan Sarana dan Prasaran

a. Keadaan Sarana

Sarana dan prasarana SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

menjadi salah satu bagian penting dalam suatu sekolah. Kondisi

yang nyaman tentunya akan menambah semangat peserta didik

dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan pengamatan dan data tertulis yang diperoleh,

dapat diketahui bahwa keadaan sarana SD Inpres Morowa

Kab.Bantaeng yang berlokasi di Kampung Morowa, Desa Bonto

Mate’ne, Kec.Sinoa, Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan

sudah termasuk cukup menunjang proses pembelajaran.

Adapun sarana yang dimiliki sekolah ini dapat dilihat

pada tabel berikut imi:

Tabel 4.4
Keadaan Sarana di SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng
49

J
Kondisi
u
R
m B
NO Jenis sarana u
l ai
sa
a k
k
h
Ruang Kepala Sekolah 1 1 -

Ruang Guru 1 1 -

Ruang Kelas 6 6 -

Ruang Perpustakaan 1 1 -
Ruang UKS 1 1 -
Ruang Shalat 1 1 -
Kamar Mandi/WC 4 4 -
Gudang 1 1 -
50

Sumber Data : Dokumentasi Tata Usaha SD Inpres Morowa


Kab.Bantaeng tahun pelajaran 2019-2020

b. Keadaan Prasarana
Di samping fasilitas, sarana yang menunjang pelaksanaan

proses belajar mengajar, prasarana juga tidak kalah pentingnya

karena keduanya sama-sama berperan dalam kegiatan belajar

mengajar.

Prasarana yang dimiliki SD Inpres Morowa, dapat dilihat


pada tabel berikut:

Tabel 4.5
Keadaan Prasarana SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

N Banya Keadaan
Nama
o knya Prasarana
1 Meja/Kursi Kepala 1

Sekolah pasan Baik

g
2 Meja/Kursi Tamu 2 Baik

pasan

g
3 Meja/Kursu 14 Baik

Pendidik pasan

g
4 Meja/Kursi Murid 160 Baik
51

pasan

g
5 Brankas 1 Baik

buah
6 Computer 2 Baik

buah
7 Lemari 12 Baik

buah
8 Tape Recorder 1 Baik

buah
9 Proyektor 2 Baik

buah
10 Printer 2 Baik

buah
11 Tempat Tidur(UKS) 1 Baik

buah

Sumber Data : Dokumentasi Tata Usaha SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

tahun pelajara 2019-2020

5. Struktur Organisasi Sekolah SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Sekolah SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

KEPALA SEKOLAH
H. Arifin, S.Pd M.M

a. KOMITE

SEKOLAH
Hayyung S.Pd.I

PERPUSTAKAAN TATA USAHA


Sunarti, S.Sos
OPERATOR KOMPUTER
Abd. Salam
Sunarti, S.Sos
BENDAHARA
Carlina I, S.Pd
BUJANG
Kamaruddin, S.Pd
SATPAM
Syamsuddin
52

KELOMPOK JABATAN FUNGSONAL

GURU KLS I GURU KLS II GURU KLS III GURU KLS IV GURU KLS V GURU KLS VI

Nurlinda, S.Pd Rostina, S.Pd ST. Nuraeni, S.Pd Ramli B, S.Pd Carlina I, S.Pd Hasniati, S.Pd

GURU AGAMA GURU PJOK PERTANIAN

Amiruddin, S.Pd.I Rahlis Qifli Kasmah, Spd

SISWA
B. Keadaan Geografis

Kabupaten Bantaeng secara geografis terletak pada titik

5021’23’’-5035’26’’ Lintang Selatan dan 119051’42’’-12005’26’’ Bujur

Timur. Kabupaten Bantaeng berada di bagian selatan provinsi Sulawesi

Selatan yang berjarak 125 km kearah selatan dari Makassar. Secara

administrasi berbatasan dengan kabupaten Jeneponto dan Bulukumba.

Luas wilayah kabupaten Bantaeng 395,83 km2 yang terdiri dari 8

kecamatan, 21 kelurahan, dan 46 desa. Kecamatan Sinoa memiliki luas

43 km2 dengan batas wilayah kabupaten Bantaeng sebagai berikut:

bagian utara kabupaten Bantaeng berbatasan dengan kabupaten

Bulukumba dan Kabupaten sinjai, bagian timur kabupaten Bantaeng


53

berbatasan dengan kabupaten Bulukumba, bagian selatan kabupaten

Bantaeng berbatasan dengan kabupaten Jeneponto dan laut Flores,

bagian barat kabupaten Bantaeng berbatsan dengan kabupaten Gowa

dan kabupaten Jeneponto.

Wilayah kabupaten Bantaeng terdiri dari 8 (delapan) kecamatan

yaitu: kecamatan Bissappu, kecamatan Sinoa, kecamatan Bantaeng,

kecamatan Tompobulu, kecamatan Uluere, kecamatan Pajukukang,

kecamatan Eremerasa, dan kecamatan Gantarangkeke.

Topologi wilayah kabupaten Bantaeng terletak di daerah pantai


yang memanjang pada bagian barat dan timur sepanjang 21,5 kilometer
yang cukup potensial untuk perkembangan perikanan dan rumput laut.
Pada bagian utara daerah ini terdapat dataran tinggi yang meliputi
penggunungan Lompobattang. Sedangkan di bagian selatan membujur
dari barat ke timur terdapat dataran rendah yang meliputi pesisir pantai
dan persawahan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 395,83 km 2 atau
39.583 Ha yang rinci berdasarkan lahan sawah mencapai 7.253 Ha
(18,32%) dan lahan kering mencapai 32.330 Ha. Kabupaten Bantaeng
yang luasnya mencapai 0,63% dari luas sulawesi selatan, masih
memiliki potensi alam untuk dikembangkan lebih lanjut. Lahan yang
dimilikinya 39.583 Ha. Di kabupaten Bantaeng mempunyai hutan
produksi terbatas 1.262 Ha dan hutan lindung 2.773 Ha. Secara
keseluruhan luas kawasan hutan menurut fungsinya di kabupaten
Bantaeng sebesar 6.222 Ha.
Kabupaten Bantaeng tergolong iklim tropis basah dengan curah

hujan tahunan rata-rata setiap bulan 490,17 mm dengan jumlah hari

hujan berkisar 426 hari pertahun. Temperatur udara rata-rata 230 C

sampai 330 C Dengan dua musim dan perubahan iklim setiap tahunnya
54

yang sangat spesifik karena merupakan daerah peralihan iklim barat

(sektor barat) dan iklim timur (sektor timur) dari wilayah Sulawesi

Selatan:

 Oktober – Maret, intensitas hujan rendah tetapi merata.

 April – Juli, intensitas hujan tinggi terutama juni – juli.

 Kemarau yang ekstrim hanya periode Agustus – September.

Secara letak geografisnya kabupaten Bantaeng yang strategis

memiliki alam tiga dimensi, yakni bukit pegunungan, lembah dataran

dan pesisir pantai, dengan dua musim. Iklim di daerah ini tergolong

iklim tropis basah dengan curah hujan tahunan rata-rata setiap bulan 14

mm. Dengan adanya kedua musim tersebut sangan menguntungkan

bagi sektor pertanian. Secara administratif, kabupaten Bantaeng terbagi

atas tiga kecamatan tepi pantai, dan lima kecamatan bukan pantai.

C. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk kabupaten Bantaeng selama kurun waktu

lima tahun (2016-2020) adalah 441 jiwa/km2 . Kepadatan penduduk

yang tertinggi berada di kecamatan Bantaeng, kecamatan Bissappu, dan

kecamatan pajukukang. Tingginya kepadatan penduduk di tiga

kecamatan daerah pesisir yang merupakan wilayah yang dilalui oleh

jalan nasional penghubung antar kabupaten dan desa-desa sekitarnya,

yang menyediakan berbagai macam pusat kegiatan ekonomi dan pusat

pemerintahan, dan juga tersedianya berbagai macam sarana dan


55

prasarana yang lebih baik dan lebih lengkap. Sedangkan kepadatan

penduduk terendah yaitu di kecamatan Uluere beberapa penyebab

rendahnya kepadatan penduduk di kecamatan ini diantaranya adalah

karena topografinya yang berbukit-bukit sehingga lahan kurang cocok

untuk dijadikan pemukiman dan sarana dan prasarana yang tersedia

kurang lengkap.

Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis

kelamin menunjukkan bahwa penduduk yang berjenis kelamin

perempuan(51,6%) lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin

laki-laki (48,4%).

D. Keadaan Pendidikan

Salah satu komponen dalam pembangunan manusia adalah

peningkatan dalam bidang pendidikan. Karena pendidikan merupakan

suatu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan

manusia. Salah satunya dapat diukur dari angka partisipasi sekolah

(APS). Salah satunya faktor untuk kemajuan pendidikan adalah melalui

penyediaan sarana dan prasarana yakni adanya peningkatan jumlah

sekolah dan jumlah pengajar.

Kepala dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng,

Muhammad Haris mengatakan, pihaknya kini merancang dua inovasi

pendidikan yang bakal diterapkan di Kabupaten Bantaeng, yakni, satu

inovasi satu guru dan hari bakat. Menurut Haris, dengan hari bakat
56

maka hal tersebut tidak lagi terjadi karena anak diberi kebebasan sesuai

minat dan bakatnya, dimana sekolah wajib menyediakan sarana

prasarana pendukung secara bertahap.

“Intoleransi lebih kepada pemaksaan kehendak guru di luar


batas mengajar,melatih dan mendidik dengan tidak memperhatikan
kemampuan anak secara individu. Bahkan cenderung guru
menyamarkan kemampuan, bakat, minat peserta didik,” kata Haris,
senin, 24 februari 2020.

Selain itu, peningkatan kompetensi dan kapabilitas seorang guru

untuk menjadi lebih profesional bisa melalui satu Inovasi satu Guru.

Sementara untuk mengantisipasi adanya bullying dan kekerasan

seksual, mantan plt kadispora Bantaeng ini menyebut, peran serta orang

tua dalam kegiatan parenting sekolah sangan diperlukan,

“Keterlibatan orang tua dalam kegiatan parenting kelas, sekolah


maka diharapkan tidak ada lagi kekerasan seksual dan bullying di
sekolah,’’ terang Haris.

Diketahui, beberapa waktu lalu, menteri pendidikan dan

kebudayaan, Nadiem makarim melontarkan pernyataan soal tiga dosa

besar dalam dunia pendidikan. Ketiga dosa tersebut yakni intoleransi,

kekerasan seksual dan perundungan (bullying).


57
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Bentuk Bullying (Perundungan) Pada Murid Sekolah Dasar Kelas IV

SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

Bullying merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh

seseorang dengan sengaja kepada orang lain secara berulang kali yang

berakibat menyakiti hati para korban baik secara fisik maupun non-fisik

karena ketidakmampuan melawan atau lemah fisiknya. Bullying saat ini

sudah terjadi hampir disetiap jenjang sekolah, baik SD, SMP dan SMA.

Salah satu tempat terjadinya bullying yaitu di SD Inpres Morowa

Kab.Bantaeng, tepatnya pada murid kelas VI.

Bentuk bullying yang terjadi pada murid kelas VI SD Inpres

Morowa Kab.Bantaeng yaitu bullying fisik dan bullying verbal. Betuk

bullying fisik yang terjadi meliputi adanya murid yang merasa dirinya

kuat dan menjadi jagoan dikelas yang apabila keinginannya tidak

dipenuhi oleh murid lainnya, dia tidak segan untuk memukul yang

mengakibatkan murid yang dipukulnya menangis. Adapun bentuk

bullying verbal yang terjadi yaitu ketika terjadi perselisihan antar murid,

sering kali murid yang memiliki warna kulit kuning langsat, mengejek

murid yang memiliki warna kulit gelap. Ada juga yang diejek

menggunakan nama orang tua, sebagai bahan ejekan. Hal ini dapat

56
57

dikuatkan dari hasil wawancara dengan bapak H. Arifin, S.Pd, M.M

selaku kepala sekolah SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng, yang

menyatakan bahwa :

“Bentuk bullying yang terjadi disekolah SD Inpres Morowa ini


sebenarnya hampir sama dengan sekolah lainnya, yaitu bullying
secara fisik, ada juga yang secara verbal. Seringkali ketika ada
murid yang menangis, setelah diintrogasi ternyata ada temannya
yang memukul, ada temannya yang mengejek.”

Berdasarkan wawancara bersama bapak H. Arifin, S.Pd selaku

Kepala Sekolah tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuk bullying yang

terjadi di SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng ada 2, yaitu bentuk bullying

fisik, dan bentuk bullying verbal. Bentuk bullying yang terjadi meliputi

adanya pemukulan dan ejekan dari murid ke murid lainnya, yang

mengakibatkan murid yang mengalami tindakan bullying tersebut

menangis.

Hal ini juga dikuatkan dengan hasil wawancara penulis bersama

bapak Ramli B, S.Pd. selaku wali kelas IV SD Inpres Morowa

Kab.Bantaeng, yang menyatakan bahwa :

“Bentuk bullying yang sering terjadi pada murid kelas IV itu ada
2, yaitu secara fisik, dan ada juga yang secara verbal. Seringkali
ketika jam istrahat, ada murid yang menangis yang diakibatkan
oleh temannya sendiri yang memukul atau mengejeknya.”

Adapun maksud dari bapak Ramli B, S.Pd selaku Wali Kelas IV

SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng senada dengan bapak Kepala Sekolah,


58

bahwa bentuk bullying yang terjadi pada murid kelas IV SD Inpres

Morowa Kab.Bantaeng ada dua, yaitu bentuk bullying fisik dan bentuk

bullying verbal. Meliputi pemukulan dan ejekan dari murid ke murid

lainnya hingga mengakibatkan murid yang terkena tindakan bullying

tersebut menangis.

Hal ini ditambahkan juga oleh murid Muh. Ishak Ramli selaku

ketua kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng, yang menyatakan

bahwa :

“Bentuk bullying yang terjadi ada 2, ada yang sering memukul


kalau keinginannya tidak dipenuhi, ada juga yang sering
menangis karena di ejek warna kulit, atau nama orang tuanya.”

Adapun maksud dari murid Muh. Ishak Ramli selaku ketua kelas

yaitu bentuk bullying pada murid kelas IV SD Inpres Morowa

Kab.Bantaeng meliputi pemukulan dan ejekan, artinya bentuk bullying

yang terjadi merupakan bentuk bullying fisik dan bentuk bullying verbal.

Berdasarkan hasil wawancara diatas, penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa bentuk bullying yang terjadi pada murid kelas IV SD

Inpres Morowa Kab,Bantaeng itu ada dua, yaitu bentuk bullying fisik dan

bentuk bullying verbal.

2. Solusi Yang Dilakukan Guru terhadap Murid Yang Terkena

Bullying (Perundungan) Pada Sekolah Dasar Kelas IV SD Inpres

Morowa Kab.Bantaeng
59

a. Dampak Murid Yang Terkena Bullying (Perundungan) dan

Solusinya

1. Dampak Bullying (perundungan) Bagi Murid

Penting sekali bagi guru atau orang tua untuk memahami

bahwa bullying itu sama sekali bukan bagian normal pada masa

kanak-kanak. Tindakan bullying ini dapat berakibat buruk bagi

korban. Sebagaimana dampak murid kelas IV SD Inpres

Morowa Kab.Bantaeng yang terkena bullying yang disampaikan

oleh bapak Ramli B, S.Pd selaku wali kelas IV SD Inpres

Morowa Kab.Bantaeng menyatakan bahwa:

“Dampak bullying terhadap murid kelas IV, ada yang


langsung dialami seperti luka kecil akibat pemukulan
dari murid lainnya,ada juga yang mengalami ketakutan
atau kecemasan.”

Berdasarkan wawancara bersama bapak Ramli B, S.Pd

selaku wali kelas tersebut, beliau menyatakan dampak murid

yang terkena bullying pada murid kelas IV SD Inpres Morowa

Kab.Bantaeng yaitu adanya luka-luka kecil akibat pemukulan,

dan ada juga yang mengalami ketakutan atau kecemasan. Beliau

juga menambahkan untuk dampak yang berpengaruh terhadap

pembelajaran dari bullying tersebut sebagai berikut :

“dampak kepada pembelajaran murid yang terkena


bullying ini, murid tersebut bisanya malu atau kurang
percaya diri saat ada pertanyaan yang diberikan
60

kepadanya, ada juga murid yang terkena tersebut yang


tidak kesekolah beberapa hari akibat dari bullying.”

Adapun maksud dari bapak Ramli B, S.Pd yaitu dampak

murid yang terkena bullying tersebut terhadap pembelajaran,

dimana murid yang terkena bullying mengalami kurang percaya

diri pada saat pembelajaran, ada juga yang sampai tidak ke

sekolah akibat dari tindakan bullying tersebut.

2. Langka Preventik Tindakan Bullying (perundungan)

Sekolah memiliki peran sebagai tempat berosialisasi bagi

seluruh warga sekolahnya. Sekolah tidak hanya sebagai tempat

belajar saja, tetapi memberikan pembelajaran melalui interaksi

sosial yang dialami warga sekolah. Murid di sekolah tidak hanya

sebagai salah satu komponen pendidikan yang harus diberikan

materi-materi mata pelajaran, tetapi juga memberikan pelajaran

melalui sikap-sikap dan tingkah laku murid saat bersosialisasi

sehingga juga dapat digunakan saat bermasyarakat. Dengan

demikian adanya berbagai peraturan yaang dijalankan oleh

warga sekolah serta melalui teladan yang baik yang dilakukan

kepala sekolah, guru, dan karyawan lainnya akan memberikan

kesembangan kehidupan sekolah. Namun tampaknya sekolah

juga menghadapi berbagai latar belakang murid serta kondisi

lingkungan yang mempengaruh pergaulan siswa saat di luar


61

sekolah. Berbagai kenakalan murid yang terjadi di sekolah

merupakan tanggung jawab sekolah. Namun hal itu

membutuhkan dukungan berbagai pihak sehingga dapat

melaksanakan tujuan seklah yang sejalan.

Bullying sebagai salah satu dampak proses interaksi

sosial di sekolah juga terjadi pada murid kelas IV SD Inpres

Morowa Kab.Bantaeng. Hal ini dapat dilihat dari hasil

Observasi dan wawancara dari beberapa warga sekolah. Dapat

diketahui bahwa ada Murid kelas IV SD Inpres Morowa

Kab.Bantaeng yang mengalami tindakan bullying, adapun

bentuk bullyingnya yaitu bentuk bullying fisik, dan bentuk

bullying verbal. Hal ini tentu membutuhkan langkah preventik

dari sekolah agar dapat menekan tindakan bullying dan

dampaknya di sekolah. Mengingat dampak yang dtimbulkan ada

murid yang tersakiti, luka dan ada yang sampai tidak kesekolah

beberapa hari.

Ada bebrapa langkah preventik yang dilakukan SD

Inpres Morowa Kab.Bantaeng terhadap tindakan bullying, antara

lain sebagai berikut :

a. Tata Tertib Sekolah

Tata tertib SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

merupakan seperangkat peraturan yang disusun kepala

sekolah, guru, yang disetujui komite sekolah sebagai acuan,


62

pedoman dalam bertindak atau berprilaku dalam sekolah.

Tata tertib tersebut salah satunya bertujuan untuk menekan

terjadinya tindak bullying, sebagaimana wawancara penulis

bersama bapak H. Arifin, S.Pd, M.M selaku kepala sekolah,

yang menyatakan bahwa :

“Tata tertib atau peraturan sekolah ini dibuat salah


satu tujuannya untuk menekan terjadinya tindakan
bullying, sehingga sekolah bisa aman dan nyaman
untuk semua warga sekolah.”

Adapun maksud dari bapak kepala sekolah yaitu, latar

belakang tata tertib sekolah salah atunya bertujuan untuk

menekan terjadinya tindakan bullying. Peraturan sekolah

sebagai pedoman murid dalam berprilaku di sekolah. Hal

ini dapat mendukung upaya pecegahan tindakan bullying,

sehingga tercipta sekolah yang aman dan nyaman untuk

seluruh warga sekolah.

b. Pembinaan dan Pengawasan ke Murid

Permasalahan bullying di SD Inpres Morowa

Kab.Bantaeng pada dasarnya belum menggunakan

penanganan khusus, karena masalah diselesaikan dengan

tahapan yang sama seperti masalah lainnya. Apalagi di SD

Inpres Morowa Kab.bantaeng belum memiliki guru

bimbingan konseling, sehingga permasalahan diselesaikan

oleh guru kelas, guru yang melihat kejadian (jika diluar


63

kelas) serta kepala sekolah jika tidak dapat diselesaikan

oleh guru. Langkah pencegahan yang dilakukan untuk

mengatasi permasalahan bullying lebih bersifat pembinaan.

Dalam mengatasi permasalahan bullying di SD

Inpres Morowa Kab.Bantaeng, terdapat beberapa tahapan

yang dilalui, hal ini seperti yang dijelaskan oleh bapak H.

Arifin, S.Pd, M.M selaku kepala sekolah, yang menyatakan

bahwa :

”Ada beberapa tahapan, yang pertama itu diingatkan


langsung, dan diselesaikan dikelas atau dikantor.
Yang kedua kalau setelah diselesaikan masih
diulang kembali, selanjutnya pemanggilan orang tua.
Tapi untuk pemanggilan orang tua ini, masih sangat
jarang dilakukan.”

Pendapat senada juga disampaikan oelh bapak Ramli

B, S.Pd selaku wali kelas, yang menyatakan bahwa:

“Pertama kita memanggil anaknya, kemudian


diberikan nasehat atau masukan. Kalau dia masih
mengulangi lagi, langakh selanjutnya adalah
memanggil orang tua untuk memberikan penjelasan.

Adapun maksud dari bapak H. Arifin, S.Pd, M.M


selaku kepala sekolah dan bapak Ramli B, S.Pd selaku wali
kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng yaitu, tahap
pertama Murid dinasehati oleh Guru kelas yang
bersangkutan. Jika tidak ada perubahan, maka guru melapor
64

kepada kepala sekolah. Kemudian kepala sekolah


memanggil orang tua untuk datang ke sekolah untuk
diberikan penjelasan. Selanjutnya pembinaan dlakukan oleh
guru kelas kepada murid melalui kerja sama dengan orang
tua dalam menangani permasalahan yang dialami oelh
murid. Pembinaan pada murid dilakukan bertujuan untuk
melatih mental murid sehingga mengurangi tindakan
kenakalan atau bullying yang terjadi.

c. Strategi Guru kelas dalam mencegah Bullying

(perundungan)

Guru kelas memilki peran penting sebagai pendidik,

fasilitator, motivator, sekaligus orang tua kedua saat murid

berada disekolah. Guru kelas juga memiliki intensitas

inetraksi yang palin banyak dengan murid saat di kelas,

sehingga perilaku murid di kelas dapat diamati secara

langsung.

Dalam upaya pencegahan bullying di SD Inpres

Morowa Kab.Bantaeng, pada dasarnya penyelesaian yang

dilakukan guru kelas hampir sama dengan guru kelas

lainnya, yaitu melalui bimbingan, nasehat dan pembelajaran

terkait perilaku yang boleh dilakukan dan tidka boleh

dilakukan, evaluasi belajar dan tingkah laku murid diawal

pembelajaran maupun diakhir pembelajaran. Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh bapak Ramli B, S.Pd selaku


65

wali kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng, yang

menyatakan bahwa :

“Diawal dan diakhir pembelajaran biasanya saya


memberikan nasehat serta motivasi kepada murid,
seringkali saya juga melakukan tindakan nyata
dalam menangani kenakalan seperti bullying secara
langsung.

Adapun maksud dari bapak Ramli B, S.Pd selaku

wali kelas yaitu dalam upaya pecegahan bullying dia

sebagai wali kelas memberikan nasehat serta motivasi baik

diawal maupun diakhir pembelajaran. Dia juga melakukan

tindakan nyata seperti menangani tindakan kenakalan

bullying secara langsung.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

strategi manajemen kelas dalam pencegahan bullying yaitu

dengan memberikan nasehat dan motivasi ke arah yang

positif, serta tindakan nyata dalam menangani tindakan

bullying secara langsung.

d. Kerjasama dengan Orang Tua

Pembinaan yang dilakukan sekolah kepada murid

tidak akan berhasil tanpa dukungan orang tua. Sekolah

membutuhkan kerjasama yang baik dalam mendukung

usaha sekolah dalam menangani kenakalan anak disekolah.


66

Selain itu orang tua juga berperan dalam memotivasi belajar

murid saat di rumah.

Orang tua murid kelas IV SD Inpres Morowa

Kab.Bantaeng memiliki latar belakang yang berbeda, serta

memiliki kesibukan yang berbeda pula. Hal ini tentunya

berpengaruh terhadap perhatian dan kasih sayang yang

diberikan kepada anak. Dari hasil studi dokumen ke orang

tua mayoritas orang tua murid memiliki pekerjaan tidak

tetap, beberapa orang tua ada yang menjadi pedagang,

petani, buruh, wiraswasta dan sebagainya. Sebagai upaya

dalam melakukan pencegahaan kenakalan murid salah

satunya bullying, maka SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

juga menjalin kerja sama dengan orang tua. Hal ini seperti

yang disampaikan oleh bapak Ramli B, S.Pd selaku wali

kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng, yang

menyatakan bahwa :

“Ada beberapa hal yang harus orang tua tau tentang


anaknya di sekolah, salah satunya adalah perilaku
anak disekolah. Biasanya pemberitahuan dilakukan
secara lisan, tapi kalau tidak ada respon maka ada
pemeritahuan secara terulis. Diakhir semester juga
orang tua diundang hadir dalam evaluasi hasil
belajar murid selama satu semester”
67

Adapun maksud dari pernyataan bapak wali kelas IV

SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng yaitu orang tua harus

tetap mengetahui perilaku anak mereka disekolah, biasanya

pihak sekolah memberitahukan secara lisan, ketika tidak

ada respon barulah dilakukan pemberithuan secara tertulis.

Terdapat juga pertemuan antara orang tua dengan guru

kelas diakhir semester dalam rangka evaluasi hasil belajar

murid selama satu semester.

3. Prestasi Belajar Murid Yang Terkena Bullying Pada Sekolah Dasar

Kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

a. Murid Yang Terkena Bullying

Berdasarkan hasil obeservasi yang dilakukan penulis,

terdapat 4 orang murid kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

yang sering mengalami tindakan bullying. 3 diantaranya adalah

perempuan, dan 1 orang laki-laki. Ke-4 murid yang sering

mengalami tindakan bullying adalah sebagai berikut :

1. An. V (Perempuan)

2. An. A (Perempuan)

3. An. D (Perempuan)

4. An. S(Laki-Laki)

Adapun ciri-ciri dari ke-4 anak tersebut diatas, adalah

sebagai berikut.
68

1. An. V (Perempuan)

a. Tinggi badan : 124 cm

b. Berat badan : 22 kg

c. Warna kulit : Sawo matang

2. An. A (Perempuan)

a. Tinggi badan : 126 cm

b. Berat badan : 23 kg

c. Warna kulit : Sawo matang

3. An. D (Perempuan)

a. Tinggi badan : 125 cm

b. Berat badan : 21 kg

c. Warna kulit : Gelap

4. An. S (Laki-laki)

a. Tinggi badan : 128 cm

b. Berat badan : 22 kg

c. Warna kulit : Gelap

Ke-4 murid tersebut diatas, masing-masing sering mengalami

tindakan bullying dari teman kelasnya yang lain. Hal ini dikuatkan

dari hasil wawancara penulis bersama bapak Ramli B, S.Pd. selaku

wali kelas IV SD Inpres morowa, yang menyatakan bahwa :


69

“Terdapat 4 orang murid kelas IV yang sering mengalami tindakan

bullying, 3 diantaranya adalah perempuan, dan sisanya laki-laki.”

b. Prestasi Belajar Murid Yang Terkena Bullying (perundungan)

Tindakan bullying sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar murid. Hal ni dapat dilihat dari 4 murid yang terkena bullying

di kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng, 3 diantaranya

memperoleh nilai rapor di bawah rata-rata nilai kelas, hanya 1 yang

memperoleh nilai diatas rata-rata. Sebagaimana hasil wawancara

bersama bapak Ramli B, S.Pd. selaku wali kelas IV SD Inpres

Morowa Kab.Bantaeng, yang menyatakan bahwa :

“Tindakan bullying sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar murid kelas IV, dapat dilihat dari 4 murid yang

terkena bullying, hanya 1 orang yang memperoleh nilai diatas

rata-rata kelas IV. Sisanya berada dibawah nilai rata-rata.”

Adapun maksud dari bapak wali kelas IV SD Inpres Morowa

Kab.Bantaeng yaitu tindakan bullying memiliki pengaruh yang besar

terhadap prestasi belajar Murid, hal ini ditunjukkan dalam nilai akhir

yang diperoleh, dimana hanya satu murid yang terkena bullying

memilik angka diatas rata-rata, sementara tiga sisanya memperoleh

nilai dibawa rata-rata.


70

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat dapat

disimpulkan, tindakan bullying berpengaruh besar terhadap prestasi

belajar murid kelas IV, sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut

ini.

Tabel 5.1
Nilai Rata-Rata Murid Yang Terkena Bullying Kelas IV

SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

NO NAMA NILAI RATA-RATA KET


1 An. V 71,8 -
2 An. A 76,95 -
3 An. D 80,45 +
4 An. S 76,5 -
NILAI RATA-RATA KELAS 78,73
Sumber Data : Rapor kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng semester 2

Tahun Pelajaran 2019-2020

Dari tabel tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa murid

yang bernama An.V, An. A, dan An. S memperoleh nilai dibawah

rata-rata kelas, yakni 78,73. Sementara Murid yang bernama An. D

memperoleh nilai diatas rata-rata kelas, dimana dia memperoleh nilai

rata-rata 80,45.
71

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Bentuk Bullying (perundungan) Pada Murid Sekolah Dasar Kelas IV

SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

Bentuk-bentuk bullying yang terjadi mulai dari lingkungan

pergaulan hingga di lingkungan sekolah sangat beragam.Secara garis besar

bentuk bullying dapat dibedakan menjadi tiga bagian,yaitu:

1) Bullying fisik merupakan gangguan berupa serangan secara

fisik.Bullying fisik ini bertujuan menyakiti tubuh seseorang seperti

memukul,mendorong,menggigit,menjambak, menendang dan

menampar.

2) Bullying verbal merupakan menyakiti korban dengan ucapan misalnya

mengejek,menccai,menggosip,memaki,dan membentak.

3) Bullying Sosial,seperti mnyebar gosip,rumor,mempermalkan di depan

umum,dikucilkan dari pergaulan,atau menjebak seseorang sehingga dia

yang dituduh melakukan tindakan tersebut.

4) cyber atau elektronik,seperti mempermalukan orang dengan menyebar

gosip di jejaring sosial internet (misal facebook,WA,dll),menyebar foto

pribadi tanpa izi pemiliknya di internet,atau membongkar rahasia orang

lewat internetan.

5) Bullying psikis seperti mengucilkan,mengintimidasi,atau menekan dan

mengabaikan.
72

Didalam konteks kekerasan di sekolah.Bullying merupakan

tindakan agresif yang dilakukan oleh pelaku kepada korban yang lebih

lemah secara berulang dengan tujuan menyakiti hati korbannya.Tindakan

bullying dapat dikelompokkan menjadi 5 kategori sebagai berikut:

1) Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit, menjambak,

menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar,

memeras, dan merusak barang-barang milik orang lain).

2) Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan,

menggangu, memberi

panggilan,sarkasme,merendahkan,mencela/mengejek,mengintimidasi,m

emaki,dan menyebarkan gosip).

3) Perilaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis,menjulurkan lidah,

menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau

mengancan biasanya yang disertai oleh bullying fisik atau verbal).

4) Perilaku non-verbal tidak langsung (mendiamkan

seorang,memanipulasi persahabatan hingga retak,sengaja

mengucilkan,atau mengabaikan dan mengirim surat kaleng).

5) Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresif fisik ataupun

verbal).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan

penulis, dapat diketahui bahwa bentuk bullying yang terjadi pada murid

kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng ada 2, yaitu :

a. Bullying Fisik
73

b. Bullying Verbal

Bullying fisik yaitu gangguan yang berupa serangan fisik,

sedangkan Bullying verbal yaitu gangguan yang dilakukan mengunakan

kata-kata atau ucapan.

2. Prestasi Belajar Murid Yang Terkena Bullying (perundungan) Pada

Sekolah Dasar Kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar

untuk memberikan kemudahan dalam pemahaman. Maka penulis

mengemukakan beberapa pendapat tentang definisi dari kedua kata

tersebut. Dalam kamus bahasa indonesia kata belajar diartikan sebagai

menuntut ilmu. Sedangkan Prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan, baik secara individu maupun kelompok.

Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang merupakan akaibat adanya

interaksi antara stimulus dan respons (Raudatul, Nikmah, 2018:

81).Menurut(Muhibbin Syah: 2011, 17)Prestasi adalah tingkat

keberhasilan murid mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah

program.Prestasi itu tidak mungkin dicapai oleh seseorang selama ia

tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh.Sedangkan

(Depdiknas:2007) prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau

sekelompok orang yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan

hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. Berdasarkan devinisi diatas

dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari
74

yang telah dilakukan atau dikerjakan dan dinilai dalam bentuk

angka,simbol,huruf,maupun kalimat yang mencerinkan hasil yang sudah

dicapai oleh peserta didik.

Sedangkan belajar menurut (Slamento: 2010, 18) belajar

merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Belajar

merupakan suatu proses untuk menjadikan manusia berkembang secara

utuh,baik dari segi jasmani maupun rohani. Menurut (Djamarah dan

Zain, 2010: 25) belajar adalah proses perubahan perilaku berkat

pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan

tingkah laku, baik menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap

bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Berdasarkan

devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses dari tidak

tau menjadi tau dan proses yang berlangsung sapanjang hayat tanpa

adanya batasan usia dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Prestasi belajar hanya akan diraih jika seorang murid melakukan

kegiatan belajar dengan bersungguh-sungguh. meraih prestasi belajar

merupakan tujuan dari proses belajar murid di sekolah. Untuk mencapai

prestasi belajar seorang murid harus menghadapi beragam tantangan dan

persoalan dalam kegiatan belajarnya. murid yang optimis, ulet, dan gigih

belajar akan meraih prestasi belajar. Prestasi belajar juga dapat diartikan

sebgai kegiatan yang telah diciptakan, hasil pekerjaan yang


75

menyenangkan hati yang diperoleh dengan kegigihan untuk meraihnya.

Prestasi belajar merupakan penilain pendidikan mengenai perkembangan

dan kemajuan murid terkait dengan penguasaan materi pembelajaran

yang diterima oleh siswa dan berdsarkan nilai-nilai yang terdapat dalam

kurikulum. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa

kesan-kesan yang mendorong perubahan-perubahan dalam diri individu

sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar merupakan

pencapaian murid sebagai hasil menyelesaikan tugas atau kegiatan

tertentu di sekolah. Prestasi akademik merupakan hasil yang diperoleh

dari kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif umumnya,

hasil belajar kognitif ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.

Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang

ditentukan lewat nilai atau angka yang diberikan oleh guru yang

bersangkutan. Prestasi belajar juga disebut sebagai hasil yang diperoleh

setelah mengikuti, mengerjakan tugas, dan kegiatan pembelajaran di

sekolah. Prestasi belajar dinilai dari aspek kognitif. Hal tersebut

dikarenakan bersangkutan dengan kemampuan murid dalam pengetahuan

atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau

angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru. Prestasi belajar

berfokus pada nilai atau angka yang dicapai oleh murid dalam kegiatan

belajar di sekolah. Angka-angka yang diperoleh siswa dinilai dari segi

kognitif. Aspek kognitif ini digunakan oleh guru untuk memantau


76

penguasaan pengetahuan sebagai pencapaian hasil belajar murid. Prestasi

belajar merupakan suatu masalah yang potensial dalam sejarah

kehidupan manusia karena sepanjang tentang kehidupan manusia

mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan

jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tersendiri pada manusia.

Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang

dibentuk lewat nilai atau angka yang diberikan oleh guru yang

bersangkutan (Raudlatun Nikmah, 2018: 82).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan

penulis, dapat diketahui bahwa prestasi belajar murid yang terkena

bullying pada kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng, dari 4 murid

yang terkena dampak bullying, hanya 1 yang memperoleh nilai diatas

rata-rata kelas, sedangkan sisanya memperoleh nilai dibawah rata-rata.

Nilai dibawah rata-rata yang diperoleh oleh murid yang terkena

bullying ini banyak diakibatkan karena kurangnya kehadiran serta

kurangnya keaktifan murid dikelas saat pembelajaran. Hal tersebut

merupakan dampak yang dihasilkan dari tindakan bullying.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis sampaikan, maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Bentuk bullying yang terjadi pada murid kelas IV SD Inpres Morowa

Kab.Bantaeng yaitu ada 2, yang pertama bentuk bullying fisik, dan yang

kedua adalah bentuk bullying verbal. Langkah preventif yang dilakukan

sekolah dalam upaya menekan terjadinya tindakan bullying ada 4, yaitu

tata tertib, pembinaan dan pengawasan terhadap murid, strategi guru kelas

dalam mencegah bullying dan kerja sama dengan orang tua.

2. Tindakan bullying sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar murid

kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng, dimana dari 4 murid yang

terkena tindakan bullying, hanya 1 yang memperoleh nilai diatas rata-rata

kelas, sementara 3 sisanya memperoleh nilai dibawah rata-rata kelas.

B. Saran Penelitian

1. Sekolah

Langkah yang dilakukan sekolah dalam upaya penekanan terhadap

tindakan bullying sudah cukup bagus, tapi harus ditingkatkan lagi. Adapun

saran dari penulis sebagai berikut :

a. Perlunya kegiatan penanaman kepedulian, kasih sayang dan rasa saling

menghargai atas sesama untuk murid

77
78

b. Perlunya pengawasan khusus sebagai upaya dalam penanganan

bullying serta mengetahui secara mendalam kasus bullying yang terjadi

disekolah.

2. Murid

a. Harus meningkatkatkan rasa peduli terhadap sesama

b. Penting untuk selalu mendengarkan arahan pendidik dengan baik


DAFTAR PUSTAKA

Andri Priyatna.2011.Let’s Bullying: Memahami,Mencegah,Dan Mengatasi


Bullying PT elex media kumputendo.

Arikunto,Suharsimi.2010.Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan


Praktik.Jakarta:Rineka Cipta

Djamarah,Syaiful Bahri dan Aswan Zain,2010.Strategi belajar


mengajar.Jakarta:PT Rineka Cipta.

Fitria Cakrawati.2015,Bullying Siapa Takut,Solo:Tiga Serangkai.

Hamdu,G.,Agustina,L.(2011).Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi


belajar IPA di sekolah dasar (studi kasus terhadap siswa kelas IV SDN
Tarumanegara Kecamatan Tawang kota Tasikmalaya).Jurnal penelitian
pendidikan Vol.12 No.1.ISSN:1412-565X 90.

JohnW.Craswell,2010.Research Desain Pendekatan Kualitatif,kuantitatif,dan


mixed,Yogyakarta:Pustaka pelajar.

Keen Achroni.2012,Ternyata Selalu Mengalah Itu Tidak Baik 35 Masalah


Perilaku Anak Palin Sering Dihadapi Dan Penangananya,Jogjakarta:PT
Buku Kita.

Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan


dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. Jakarta.

Lutfi Arya,Melawan Bullying Menggagas Kurikulum Anti Bullying di


Sekolah,Mojekerto:CV Sepilar Publishing House.

Muhibban Syah.2011.Psikologi Belajar,Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Nana Syaodih Sukmadinata.2011.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:PT


Remaja Rosdakarya.

Novan Ardi Wiyani.2012.Save Our Child From School Bullying,Jogjakarta:Ar-


Ruzz Media .

Priyatna,A.2010.Lets end Bullying”Memahami,Mencegah,dan Mengatasi


Bullying.Jakarta:PT Elex Media Komputindo.

R.Raudatul Nikmah,2018.Bimbingan Konseling Berbasis Evaluasi Dan


Supervisi,Yogyakarta:Araska Sekar Bakung.

Sejiwa Foundations,2010.Penelitian mengenai kekerasan di sekolah,April 2018


Slameto.2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Jakarta:PT.
Rineka Cipta

Sugiyono.2015.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Alfabeta.

Sugiyono.2007.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &


D.Bandung:Elfabeta

Sukmadinata,Nana Syaodih.2009.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Remaja


Rosdakarya

Syah,Muhibbin.2010.Psikologi Pendidikan,Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Wardiati, E. (2018). Pengaruh Bullying terhadap Moralitas Siswa pada SMP


Negeri 1 Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya (Doctoral dissertation, UIN
Ar-Raniry Banda Aceh).

Williams,David,2017.Penelitian Kualitatif:I Nyoman Media.

www.duniapelajar.com

www.gurupendidikan.co.id/pengertian-prestasi-menurut-para-ahli-beserta-
macamnya/.Diakses pada tanggal 29 mei 2019

www.kompas.tv/article/63413

www.liputan6.com/news/read/40

www.tribunnews.com/metropolitan

www.wikipedia.org.wiki.KabupatenBantaeng

Yusuf, Syamsu.2011.Perkembangan Peserta Didik,Jakarta:PT Raja Grafindo


Prasada.

Anda mungkin juga menyukai