Anda di halaman 1dari 21

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Peran Organisasi Kerohanian Islam (Rohis)

1. Defenisi Organisasi Kerohanian Islam

Organisasi merupakan kesatuan (susunan) yang terdiri atas bagian-bagian

(orang) dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan tertentu atau kelompok kerja

sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Suatu

organisasi memiliki jenjang pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang

ditetapkan bersama.5 Menurut schein organisasi adalah suatu usaha untuk

mengkoordinasi kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum

melalui pembagian pekerjaan dan fungsinya melalui tanggung jawab6

Jadi kesimpulannya organisasi merupakan wadah yang di dalamnya terdiri

dari sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama yang memiliki tanggung

jawab masing-masing.

Kemunculan organisasi keagamaan kerohanian Islam (Rohis) sebagai

bagian dari organisasi siswa intra sekolah (OSIS) di SMA-SMA pada akhir tahun

1980-an merupakan jalan keluar terhadap keterbatasan jumlah jam pelajaran

intrakulikuler Pendidikan Agam Islam (PAI) di kelas. Pembelajaran intrakulikuler

PAI di kelas, yang berlangsung selama dua jam pelajaran pada waktu sebelumnya

dan kini rata-rata selama tiga jam pelajaran, diakui oleh para guru PAI, Kepala

Sekolah, dan pemangku kepentingan PAI lainnya tidak akan optimal memberikan

pengetahuan, wawasan dan keterampilan beragama Islam peserta didik, apalagi


5
http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/244/1/Maslina%20Daulay.pdf
6
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 23.

7
8

membentuk karakter akhlaqul qarimah. Oleh karena itu, keberadaan Rohis

dimaksud sebagai wadah menambah wawasan dan memperdalam ajaran agama

Islam peserta didik.

Rohis sebagai kegiatan ekstrakulikuler keagamaan Islam yang memiliki

pijakan yang kuat yakni surat keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 0209/4/1984 tentang perbaikan kurikulum sekolah

Menengah Umum Tingkat Atas. Kebijakan ini mensyaratkan kepada setiap

sekolah untuk mengadakan program pembinaan bagi para peserta didik melalui

program ekstrakulikuler yang difungsikan sebagai ruang pembinaan, pelatihan,

dan pengembangan potensi peserta didik salah satu yang diwujudkan adalah

organisasi kerohanian Islam (Rohis).7

Rohis menjadi sebuah oragnisasi yang mampu memberikan pelayanan

kerohanian Islam kepada peserta didik secara lebih serius dan mendalam. Karena

itu pada perjalanannya sebagai sebuah organisasi, Rohis mampu memainkan

peran yang juga sama dengan organisasi lainnya. Pada awalnya, kegiatannya lebih

bersifat kultural dan seremonial, misalnya membantu penyelenggaraaan kegiatan

keagamaan sekolah seperti Peringatan Hari Besar Islam (PHBI).8

Kerohanian Islam (disingkat Rohis) berasal dari dua kata, yaitu kerohanian

dan Islam. Kerohanian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pusat

Bahasa Kementrian Pendidikan Nasional, sebagaimana dikutip oleh Ummu

Hanifah, berasal dari kata dasar “Rohani” yang artinya berkaitan dengan

7
Nasrullah Nurdin,2018, Pedoman Pembinaan Rohis di sekolah dan Madrasah, Penerbit:
emir, h. 14
8
Achmad Habibullah, Laporan Hail Penelitian, Sikap dan Jaringan Keberagaman Aktivis
Rohis SMA Negeri 1 Yogyakarta, 2017, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI,
Unpublished/Tidak Diterbitkan.
9

roh/rohaniah. Diberi imbuhan “ke-an” menjadi kerohanian yang berarti sifat-sifat

rohani atau perihal rohani.

Sedangkan Islam secara etimologis berasal dari Bahasa Arab “salima”

yang berarti selamat sentosa. Dari kata ini dibentuk “aslama” yang berarti

memelihara dalam keadaan yaang selamat sentosa, dan juga berarti menyerahkan

diri, tanduk, patuh dan taat. Kata “aslama” itulah yang menjadi kata pokok dalam

“Islam”. Dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia, Islam berarti “agama yang

diajarkan oleh Nabi Muhammad saw., berpedoman pada kitab suci Alquran yang

diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah swt.,”9

Islam adalah agama rahmatalil’alamiin karena Islam hadir di dunia ini

adalah sebagai rahmat semesta alam, hal ini sesuai dengan firman Allah swt.,.,

dalam surah Al-Anbiya’: 107

َ ‫اك إِاَّل َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِم‬


‫ين‬ َ َ‫َو َما أَرْ َس ْلن‬
Terjemahannya : “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk

(menjadi) rahmat bagi semesta alam.”10

Adapun Hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Muslim

membahas tentang Islam yaitu:

،‫ يَا ُم َح َّمد أَ ْخبِرْ نِي َع ِن ْا ِإل ْسالَ ِم‬:‫ض َي هللاُ َع ْنهُ أَيْضا ً قَ َل‬
ِ ‫َع ْن ُع َم َر َر‬
َ‫ ْا ِإل ِسالَ ُم أَ ْن تَ ْشهَ َد أَ ْن الَ إِلَه‬: ‫هللا صلى هللا عليه وسلم‬ َ َ‫فَق‬
ِ ‫ال َرس ُْو ُل‬

9
Op.cit., hlm 25.
10
Suparta, Pengantaran Teori dan Aplikasi Pengembangan Kurikulum PAI, penerbit: PT
Raja Grafindo Persada, 2016, h. 193
10

‫صالَةَ َوتُ ْؤتِ َي ال َّزكاَةَ َوتَص ُْو َم‬ َّ ‫إِالَّ هللاُ َوأَ َّن ُم َح َّمدًا َرس ُْو ُل هللاِ َوتُقِ ْي َم ال‬
ً‫ْت إِلَ ْي ِه َسبِ ْيال‬
َ ‫ْت إِ ِن ا ْستَطَع‬ َ ‫ َوتَ ُح َّج ْالبَي‬  ‫ان‬َ ‫ض‬َ ‫َر َم‬
Artinya : Dari Umar ra. Dia berkata : aku mendengar bahwa Rasulullah
saw. Bersabda. “islam adalah bersaksi bahwa tiada llah yang
berhak disembah selain Allah dan Nabi Muhammad utusan
Allah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan
dan melaksanakan haji bagi yang mampu11

Menurut Koesmarwanti kata Rohani Islam ini sering disebut dengan


istilah “Rohis” yang berarti sebagai suatu wadah besar yang dimiliki
oleh peserta didik untuk menjalankan aktivitas dakwah disekolah.
Sedangkan menurut Amru Khalid Rohani Islam merupakan kegiatan
ekstrakurikuler yang di jalankan di luar jam pelajaran. Tujuannya untuk
menunjang dan membantu memenuhi keberhasilan pembinaan
Intrakurikuler.

Sedangkan menurut Roman Sragen rohani Islam adalah organisasi yang


menghimpun remaja muslim yang aktif dalam kegiatan keagamaan
untuk maksud dan tujuan yang sama yaitu untuk memajukan agama
Islam.12

Kerohanian Islam (Rohis) merupakan sebuah organisasi yang mewadahi

peserta didik yang beragama Islam untuk berkumpul dan bertujuan memperdalam

dan memperkuat ajaran agama Islam. Rohis juga merupakan salah satu bentuk

organisasi ekstrakulikuler di sekolah menengah atas.

2. Fungsi dan Tujuan dibentuknya Rohis

a. Fungsi dibentuknya Rohis

Fungsi Rohis adalah forum, pengajaran, dakwah, dan berbagai

pengetahuan Islam. Susunan dalam Rohis layaknya organisai dalam Osis, di

dalamnya terdapat ketua, wakil ketua, sekertaris, dan devisi-devisi lainnya yang

11
Ninik Handrini, Berkata Baik atau Diam, (Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama anggota
IKAPI, 2016) hlm 188
12
Desi Narita, Peran Organisasi Rohani Islam dalam meningkatkan Nilai Religius dan
Kejujuran Peserta didik di SMAN 1 Pesisir Barat,2016, h.15-16
11

bertugas pada bagiannya masing-masing. Serta memantapkan dan memperkaya

pelaksanaan program dan kegiatan pembelajaran intrakulikuler PAI di sekolah.

Kegiatan-kegiatan keagamaan Islam yang diinisiasi dan dilaksanakan

Rohis berfungsi antara lain untuk mempererat talisilaturahmi sesama peserta didik

dan sebagai wadah untuk memperdalam ajaran-ajaran Agama Islam. Rohis juga

berfungsi sebagai media untuk membina mental spiritual peserta didik agar tidak

mudah goyah dan terjerumus pada hal-hal yang negatif.

b. Tujuan dibentuknya Rohis

Rohis berasal dari kata Rohani dan Islam, yang berarti sebuah lembaga

untuk memperkuat keIslaman. Rohis adalah suatu organisasi pemberdayaan

peserta didik setelah OSIS, khususnya dibidang keagamaan yang bertanggung

jawab terhadap kegiatan pemberdayaan rohani bagi peserta didik. Rohis

mempunyai dasar yang utama yaitu pembinaan ahlak dan kualitas agama yang

lurus dan baik.

Menurut koesmarwanti dan Nugroho Widiyantoro, kata “kerohanian

Islam” ini sering disebut dengan istilah “Rohis” yang berarti sebagai suatu wadah

besar yang dimiliki oleh peserta didik untuk menjalankan aktivitas dakwah di

sekolah.13

Sebagai suatu ilmu tentu saja Rohani Islam mempunyai tujuan yang sangat

jelas. Secara singkat tujuan bimbingan rohani Islam itu dapat dirumuskan sebagai

berikut:

13
Koesmarwanti, Nugroho Widiyantoro, Dakwah Sekolah di Era Baru, (Solo: Era Inter
Media, 2000), hal 124
12

1) Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di

akhirat.

2) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi

lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi

dirinya dan orang lain.14

Menurut praturan Diktorat Jendral pendidikan Islam nomor Dj.I/12A tahun

2009 tentang penyelenggaraan kegiatan ekstrakulikuler PAI di sekolah, Rohis

(Kerohanian Islam) adalah salah satu dari jenis kegiatan ekstrakulikuler PAI di

sekolah. Kegiatan ekstrakulikuler PAI adalah upaya pemantapan, pengayaan, dan

perbaikan nilai-nilai, norma serta pengembangan bakat minat dan kepribaian

peserta didik dalam aspek pengamatan dan penguasaan suci, keimanan,

ketaqwaan, ahlak mulia, ibadah, sejarah, seni, dan kebudayaan, yang dilakukan

diluar jam intrakulikuler melalui bimbingan guru PAI, guru mata pelajaran lain,

serta dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah.

Tujuan dari kegiatan ekstrakulikuler PAI di sekolah adalah membantu

mewujudkan kompetensi peserta didik pada sekolah dibidang pemahaman, sikap

dan pengalaman pendidikan agama Islam sesuai dengan kompetensi yang ingin

dicapai.15

14
Ainur Rohim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta:UII Press,
2001), hal 36
15
Praturan Diretur Jendral Pendidikan Islam Nomor: Dj.I/12 A Tahun 2009 tentang
Penylenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler PendidikanAgama Islam (PAI) pada sekolah.
13

Pada dasarnya Rohis di sekolah dibentuk dari sebuah upaya dan keinginan

untuk meberikan solusi kepada para pelajar Muslim untuk menambah wawasan

dan pengalaman Islam, karena jam pelajaran di sekolah sangat terbatas sehingga

Rohis sebagai wadah memperdalam agama Islam. Dengan demikian, Rohis

merupakan sebuah lembaga organisasi peserta didik dibidang keagamaan Islam

yang menyelenggarakan sejumlah program kegiatan dengan tujuan untuk

menggali dan mengembangkan potensi-potensi keagamaan yang dimiliki peserta

didik.

Maka dari itu, tujuan Rohis antara lain meningkatkan kesadaran dan

ketakwaan kepada Allah swt., memperbaiki ahlak dan budi pekerti yang luhur,

memahami hakikat hukum Islam dan memupuk rasa persatuan dan kestuan

sebagai sesama muslim serta menumbuhkan secara tidak langsung kader-kader

(calon) pemimpin Islam agar mampu terjun dalam pembangunan bangsa dan

negara engan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam (Islam kaffah) dalam

kehidupan sehari-hari.

Disebutkan dalam Panduan Kegiatan Ekstrakulikuler Pendidikan Agama

Islam (PAI) Kementerian Agama, bahwa peran dan tujuan Rohis antara lain

sebagai berikut:

1) meningkatkan pemahaman terhadap agama sehingga mampu

mengembangkan dirinya sesuai norma agama serta mampu

mengamalkannya.

2) Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat.

3) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik.


14

4) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab

dalam menjalankan tugas.

5) Menumbuh-kembangkan ahlak Islami yang mengintegrasikan

hubungan dengan Allah sw., rasul, manusia, dan alam sekitar.

6) Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-

persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif

terhadap permasalahan sosial dan dakwah Islamiah.

7) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta

didik.

8) Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk

komunikasi yang baik.

9) Melatih kemampuan peserta didik untuk bekerja dengan sebaik-

baiknya secara mandiri maupun kelompok.

10) Menumbuh-kembangkan kemampuan peserta didik untuk

memecahkan masalah sehari-hari.16

Berdasarkar uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan Rohis adalah

untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, pembinaan sikap dan

nilai serta kepribadian yang pada akhirnya bermuara pada pada penerapan akhlak

mulia.

3. Ruang Lingkup Kegiatan Organisasi Rohis

Kegiatan kerohanian Islam (Rohis) adalah kegiatan yang mengenalkan

Islam secara mendalam kepada para remaja, kaum muda-mudi, pelajar peserta

didik di sekolah, sehingga kegiatan kerohanian Islam mampu bermanfaat dan


16
Op.cit., h.29
15

menjadikan remaja sebagai agen perubahan (agent of change) dan trend center

Islam di tengah bergejolaknya dunia remaja,17 terutama bagi remaja zaman now.

Ekstrakulikuler ini juga mmemiliki program kerja serta anggaran dasar

rumah tangga (AD/ART). Rohis ini mampu membantu mengembangkan ilmu

tentang Islam yang diajarkan di sekolah.

Ruang lingkup kegiatan Ekstrakulikuler Kerohanian Islam pada Sekolah

Menengah Atas (SMA) Pada dasarnya meliputi semua kegiatan yang mendukung

tercapainya kegiatan intrakulikuler. Semuanya diarahkan kepada upaya

peningkatan ketercapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi pendidikan

agama Islam dengan memperhatikan beberapa Asas berikut:

a. Memperluas wawasan dan pengetahuan keagamaan.

b. Memantapkan penerapan dan pengamalan nilai-nilai ajaran agam Islam

yang telah disampaikan dalam kegiatan pembelajaran intrakulikuler.

c. Dilakukan diluar jam pelajaran.

d. Diarahkan pada pencapaian tujuan dan kompetensi peserta didik dibidang

Pendidikan Agam Islam.

e. Dilakukan secara terprogram dan terencana.

f. Disesuaikan dengan bakat, minat dan kemampuan pesert didik.18

Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler kerohanian Islam seyogyanya

harus memperhatikan asas-asas seperti yang dikemukakan di atas agar

kegiatannya dapat terlaksana dengan baik dan maksimal.19


17
Ummu Hanifah, Pengaruh Keikutsertaan Siawa Dalam Organisasi Kerohanian
Islam(Rohis) Terhadap perilaku Keagamaan peserta didik SMAN 1 Sragen Tahun pelajaran
2015/2016, h.20.
18
Kementrian Agama RI, Panduan....hlm.14.
19
Dewi Pertiwi, Peran Organisasi Kerohanian Islam (Rohis) dalam Membentuk perilaku
keagamaan peserta didik di SMAN 4 Kejuruan Muda, 2018, h.14.
16

Pada dasarnya, kegiatan dari Kerohanian Islam adalah segala kegiatan

yang bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengalaman yang lebih

mendalam tentang Ajaran Islam dan implementasinya kepada para anggotanya.

Dalam pelaksanaannya, setiap sekolah dapat menambah jenis-jenis kegiatan

ekstrakulikuler Rohis yang lain, serta dapat menyesuaikan dan

mengembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan, situasi, kondisi, dan potensi

masing-masing peserta didik selama tidak menyimpang dari tujuan pendidikan

nasional apalagi sampai mengancam NKRI serta tujuan penyelenggaraan Rohis

di sekolah tersbut.

Menurut Koesmawanti dan Nugroho Widayantoro sebagaimana dikutip

Rifatul Mahmudah, jenis kegiatan ekstrakulikuler Rohis terbagi pada dakwah

umum dan dakwah khusus.

a. Dakwah Ammah (umum)

Dakwah Ammah adalah dakwah yang dilakukan dengan cara yang umum.

Dakwah ammah dalam sekolah adalah proses penyebaran fikrah Islamiyah20

dalam rangka menarik simpati, dan meraih simpati, dan meraih dukungan dari

sekolah. Karena sifatnya demikian, dakwah ini harus dibuat dalam bentuk yang

menarik, sehingga memunculkan objek untuk mengikutinya. Dakwah ammah

meliputi:

1) Penyambutan peserta didik baru

2) Penyuluhan problem remaja

3) Studi dasar Islam

4) Perlombaan
20
Fikrah Islamiyah : Islam itu sendiri
17

5) Majalah dinding

6) Kursus membaca Alquran

b. Dakwah khasshah (khusus)

Dakwah khasshah adalah proses pembinaan dalam rangka pembentukan

kader-kader dakwah di lingkungan sekolah. Dakwah khasshah bersifat selektif

dan terbatas, dan lebih berorientasi pada proses pengkaderan dan pembentukan

kepribadian. Objek dakwah ini memiliki karakter yang khasshah (khusus),

harus di peroleh melalui pemilihan dan penyeleksian. Dakwah khusus seperti:

1) Mabit.

Mabit adalah kepanjangan dari Malam Bina Iman dan Takwa. Atau

bermalam bersama, diawali dari Maghrib atau Isya dan diakhiri dengan

sholat Subuh.

2) Diskusi atau bedah buku.

Untuk melatih dan mempertajam pemahaman, memperluas wawasan

serta meluruskan pemahaman.

3) Pelatihan (Daurah)

Pelatihan/daurah merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk

memberikan pelatihan kepada peserta didik.

4) Penugasan.
18

Penugasan yaitu suatu bentuk tugas mandiri yang diberikan seorang

murabbi kepada peserta halaqoh, penugasan tersebut dapat berupa

hafalan Alquran, Hadis, atau Penugasan dakwah.21

Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa, Rohis memiliki berbagai jenis

kegiatan ekstrakulikuler baik dari segi dakwah umum maupun khusus, yang

berkaitan dengan pembentukan kader-kader dakwah serta untuk menarik simpati

dan dukungan di lingkungan sekolah.

B. Pembinaan Spiritual Peserta didik

1. Pembinaan secara Umum

a. Pengertian Pembinaan

Pembinaan adalah suatu usaha untuk pembinaan kepribadian yang mandiri

dan sempurna serta dapat bertanggung jawab, atau suatu usaha pengaruh,

perlindungan dalam bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada

kedewasaan anak itu, atau lebih cepat untuk membantu anak agar cakap dalam

melaksanakan tugas hidup sendiri, pengaruh itu datangnya dari orang dewas

(diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku pintar hidup sehari-hari

bimbingan dan nasehat yang memotivasinya agar giat belajar), serta ditujukan

kepada orang yang belum dewasa.

Pembinaan secara secara etimologi berasal dari kata “bina” yang berarti

bangun. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembinaan berarti membina,

memperbaharui, atau proses, perbuatan, usaha, tindakan dan kegiatan yang

dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan baik. Dengan kata lain

21
Op.Cit., Hlm.32-34
19

pembinaan yaitu mengusahakan agar lebih baik atau sempurna.22 Kegiatan

pembinaan adalah usaha pembangunan watak sebagai atau karakter manusia

sebagai pribadi dan mahluk social yang pelaksanaannya dilakukan secara praktis,

melalui pengembangan sikap, kemampuan dan kecakapan. 23

Secara umum pembinaan disebut sebagai usaha perbaikan terhadap pola

kehidupan yang direncanakan. Setiap manusia memiliki tujuan hidup tertentu dan

ia memiliki keinginan untukmewujudkannya. Apabila tujuan tersebut tidak

tercapai, maka manusia akan berusaha untuk menata ulang pola

kehidupannya.untuk menata kembali pola tertentu, maka manusia perlu memiliki

karakter yang baik terlebih dahulu melalui melalui pembinaan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan merupakan

suatu proses yang dilakukan untuk merubah tingkah laku individu serta

membentuk kepribadiaannya, sehingga apa yang di cita-citakan dapat tercapai

sesuai yang diharapkan.

b. Tujuan Pembinaan

Pembinaan mental spiritual pada dasarnya berangkat dari landasan religius

yang terdapat pada Q.S at-Taubah ayat 122, yaitu:

‫ُوا َكٓافَّةً فَلَ ْواَل نَفَ َر ِمن ُكلِّ فِرْ قَ ٍة ِّم ْنهُ ْم‬ ۟ ‫ون لِيَنفِر‬
َ ُ‫ان ْٱل ُم ْؤ ِمن‬
َ ‫َو َما َك‬
‫ُوا قَ ْو َمهُ ْم إِ َذا َر َجع ُٓو ۟ا إِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم‬
۟ ‫ُوا فِى ٱلدِّين َولِيُن ِذر‬
ِ
۟ ‫طَٓائِفَةٌ لِّيَتَفَقَّه‬

َ ‫يَحْ َذر‬
‫ُون‬
Terjemahannya : “Tidak sepatutnya bagi mukmin itu pergi
semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
22
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi Lux, Semarang:
CV Widya Karya, 2009, hal 88
23
Mangun Harjana, pembinaan....hal.11
20

pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka


beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peingatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya. Supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya.”
Sesuai dengan pengertiannya, pembinaan bertujuan untuk mengubah

pribadi menjadi lebih baik atau menuju sempurna. Seorang pembina bertugas

untuk memberikan arahan yang baik kepada yang dibina.

c. macam-macam pembinaan

Pembinaan secara umum mecakup beberapa jenis, yaitu:

1) Pembinaan orientasi

Pembinaan ini diadakan untuk sekelompok orang yang baru masuk dalam

satu bidang hidup dan kerja. Bagi orang yang sama sekali belum

berpengalaman dalam bidangnya, pembinaan orientasi akan membantunya

mendapatkan hal-hal pokok.

2) Pembinaan kecakapan

Pembinaan ini bertujuan untuk membantu peserta guna mengembangkan

kecakapan yang sudah dimiliki/ mendapatkan kecakapan baru yang yang

diprlukan dalam pelaksanaan tugasnya.

3) Pembinaan kepribadian

Pembinaan ini menekankan pada pengembangan sikap dan kepribadian.

Bagaimana untuk membantu orang mengenal dan mengembangkan diri

menurut gambaran/ cita-cita hidup yng benar.

4) Pembinaan kerja
21

Pembinaan ini diadakan oleh suatu lembaga usaha bagi para anggota

stafnya. Pada dasarnya pembinaan ini diadakan bagi mereka yang sudah

bekerja dalam bidang tertentu.

5) Pembinaan Rohani

Dengan adanya pembinaan Rohani, maka anak dapat mengetahui

kewajibannya kepada Allah dan Rasul-Nya, orang tuanya dan masyarakat.

Pembinaan jika dikaitkan dengan pengembangan manusia merupakan

bagian dari pendidikan, pelaksanaan pendidikan adanya dari sisi praktis,

pengembangan sikap, kemampuan dan kecakapan. 24

2. Pembinaan Spiritual Keagamaan

Kata spiritual sering digunakan dalm percakapan sehari-hari. Untuk

memahami pengertian spiritual dapat dilihat dari berbagai sumber. Menurut

Oxford English Dictionary, untuk memahami makna kata spiritual dapat diketahui

dari arti kata-kata berikut ini: persembahan, dimensi supranatural, berbeda dengan

dimensi fisik, perasaan atau pernyataan jiwa, kekudusan, sesuatu yang suci,

pemikiran yang intelektual dan berkualitas, adanya perkembangan pemikiran dan

perasaan, adanya perasaan humor, ada perubahan hidup, dan berhubungan dengan

organisasi keagamaan. 25

Spiritual membahas hal-hal yang berhubungan dengan kejiwaan, rohani,

batin, mental, moral. Spiritualisasi adalah pembentukan jiwa. Spiritualisme

adalah aliran filsafat yang mengutamakan kerohanian. Spiritual adalah ilmu

pengetahuan yang memberikan pemahaman yang jelas dan sempurna ke dalam

24
Mangun Harjana, pembinaan...., hal 11-12
25
http:nezfine.wordpress.com/2010/05/05/pengertian-spiritual
22

keberadaan manusia, hubungannya dengan alam semesta sekelilingnya pada satu

pihak dan terhadaap sang pencipta di lain pihak, melalui realitas tertinggi dari
26
kesadaran kecerdasan abadi yang mempersatukan semua itu.

Spirit merupakan kata dasar spiritual yang berarti kekuatan, tenaga,

semangat, vitalitas, energi, moral, atau motivasi, sedangkan spiritual berkaitan

dengan roh, semangat atau jiwa, religius yang berhubungan dengan agama,

keimanan, kesalehan, menyangkut nilai-nilai transendetal, bersifat mental sebagai

lawan dari material, fisika atau jasmaniah.27

Jadi, dapat disimpulkan pembinaan spiritual keagamaan adalah suatu

proses yang dilakukan untuk merubah tingkah laku seseorang agar menjadi lebih

baik lagi sesuai dengan ilmu pengetahuan yang membahas tentang hubungan

seorang individu kepada Yang Maha Kuasa.

3. Pengertian Peserta Didik

Menurut wekipedia Bahasa Indonesia Peserta didik adalah anggota

masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses

pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan informal, pendidikan formal

maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan

tertentu.28

Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat

pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu

yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan

26
Wayan sudarman, 2011, tentang spiritual.
27
Tobroni, The spiritual Leadership (Pengefektifan Organisasi Nobel Industry Melalui
Prinsip-Prinsip Spiritual Etis), (Malang: UMM Press, 2005), hal. 20
28
https://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik
23

bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari

struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang

individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari

segi fisik dan mental maupun fikiran.

Sebagai individu yang mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik

masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju

kesempurnaan. Hal ini dapat dicontohkan ketika seorang peserta didik berada

pada usia balita seorang selalu banyak mendapat bantuan dari orang tua ataupun

saudara yang lebih tua. Dengan demikina dapat di simpulkan bahwa peserta didik

merupakan barang mentah (raw material) yang harus diolah dan bentuk sehingga

menjadi suatu produk pendidikan.

Adapun ayat yang membahas tentang peserta didik yaitu Q.S. At-

tahrim ayat 6 yakni:

َ ‫ين آ َمنُوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َج‬
—ُ‫ارة‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
َ ُ‫ُون هَّللا َ َما أَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعل‬
‫ون َما‬ َ ‫َعلَ ْيهَا َماَل ئِ َكةٌ ِغاَل ظٌ ِش َدا ٌد اَل يَ ْعص‬
َ ‫ي ُْؤ َمر‬
‫ُون‬
Terjemahannya : “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah
terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Adapun Hadis yang membahas tentang peserta didik yaitu dua jenis hasad

yang dibenarkan agama


24

‫صلَّى هَّللا َعلَي ِه و َسلَّ َم الَ َح َس َد‬


َ ‫ال النَّبِ ُّي‬ َ َ‫َع ْن َع ْب ِدهَّللا ِ ب ِْن َم ْسع ُْو ٍد ق‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬
‫ق َو َر ُج ٌل‬ ِّ ‫اِالَّ فِي ْاثنَتَي ِْن َر ُج ٌل اَتَاهُ هَّللا َماالَ فَ ُسلِّطَ َعلَى هَلَ َكتِ ِه فِي ْال َح‬
ِ ‫اَتَاهُ هَّللا ُ ْال ِح ْك َمةَ فَه َُو يَ ْق‬
‫ضى بِهَا َويُ َعلِّ ُمهَا‬
(‫) اخرجه محمدبن اسمعل البخاري في الكتاب العلم‬
Artinya: “Dari Abdillah Ibn Mas’ud ra. berkata bahwa Rasulullah saw.
Barsabda, “tidak boleh menginginkan kekayaan orang lain,
melainkan dua macam. Orang yang diberi oleh Allah kekayaan,
maka dipergunakan untuk membela hak kebenaran dan orang yang
diberi oleh Allah ilmu pengetahuan hikmat maka diajarkan kepada
semua orang.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Isma’il al
Bukhari dalam kitab Ilmu).29

ِ‫ْت َر ُس—و ُل هللا‬ ُ ‫ َس— ِمع‬:‫—ال‬ َ —َ‫ضي هللا َع ْنهُ َم——ا ق‬ ِ ‫َع ْن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن ُع َم َر َر‬
ُ‫ َر ُج— ٌل آتَ——اه‬:‫ (الَ َح َس— َد إِالَّ َعلَى ْاثنَتَي ِْن‬:ُ‫صلَّى هللا َعلَي ِه َوسّلَّ َم يَقُول‬ َ
‫ َو َر ُج— ٌل أَ ْعطَ——اهُ هللا َم— ااَل فَهُ——وض‬،‫—ل‬ َ َ‫هللا ْال ِكت‬
ِ —‫اب َوقَا َم بِ ِه آنَ——ا َء اللَّ ْي‬
‫ (اخرج——ه البخ——اري في كت——اب‬.)‫—ار‬ ِ —َ‫ق بِ— ِه آنَ——ا َء الَّل ْي— ِل َوالنَّه‬
ُ ‫ص— َّد‬َ َ‫يَت‬
)‫العلم‬
Artinya : “Dari Abdillah bin ‘Umar ra berkata bahwa saya mendengar
Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada hasad (iri) –yang
dianjurkan- kecuali dalam dua perkara: (yaitu) orang yang
diberikan pemahaman Al-Qur`an lalu dia mengamalkannya di
waktu-waktu malam dan siang; dan orang yang Allah karuniai
harta lalu dia menginfakkannya di waktu-waktu malam dan
siang.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Isma’il al Bukhari
dalam kitab Ilmu).30
Dalam Hadits di atas menjelaskan tentang hasad yang artinya

mengharapkan lenyapnya suatu nikmat yang dimilki oleh orang lain, dapat pula

diartikan mengharapkan suatu nikmat seperti yang dimiliki oleh orang lain (tanpa

mengharapkan lenyapnya nikmat tersebut darinya). Makna yang kedua inilah

29
Mas’ud Muhsan, Himpunan Hadits Shahih Bukhari, (Surabaya: Arloka, 2004), hlm. 280.
30
http://attaubah.com/ghibthoh-iri-yang-diperbolehkan.html (Minggu, 31 Maret 2013,
pukul: 15:03)
25

yang dimaksud dalam hadits ini. Singkatnya, tiada iri hati yang diperbolehkan

oleh syari’at kecuali dalam dua hal tersebut.

Dua perkara tersebut merupakan sifat dari akhlak seseorang. Yang pertama

ialah seseorang yang dianugerahi harta yang berlimpah lalu ia menafkahkannya di

jalan yang diridhoi Allah swt., Dan yang kedua ialah seseorang yang dianugerahi

ilmu lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain.

Di dalam Hadits di atas terkandung anjuran untuk menafkahkan harta di

jalan yang diridhoi Allah swt., dan memberikan petunjuk kepada manusia ke jalan

yang benar. Bahkan di dalam hadits ini dianjurkan pula untuk mengharapkan hal

tersebut.

Oleh karena itu, kita harus berkeinginan gibthah31 kepada kedua orang

tersebut. Namun, keinginan untuk memilikinya hendaknya disyaratkan untuk

tujuan yang lebih lanjut: pemilik kekayaan menggunakan kekayannya di jalan

kebenaran dan orang yang memiliki ilmu haruslah mengajarkannya kepada orang

lain, jadi bermanfaat bagi seluruh manusia yang menjadi tujuan.32

C. Karangka Konseptual

Dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia yang

tercantum di pembukaan UUD 1945 pada alenia ke-4 diantaranya untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa. Harus didukung oleh kualitas pendidikan yang

baik menuju warga negara yang baik dan berkarakter religius.

31
Gibtah : Menurut (KBBI) Kamus Besar Bahasa Indonesia gibtah adalah keinginan
terhadap suatu benda seperti yang dimiliki orang lain tanpa rasa dengki terhadap orang yang
memilikinya
32
Maulana Muhammad Ali, Kitab Hadis Pegangan, Terj. Kaeland-Imam Musa
Prodjosiswo, (Jakarta :CV. Kuning Mas, 1992), hlm. 35.
26

Untuk itu diperlukan sistem pendidikan yang terencana, teristem dan

terukur di sekolah. Peserta didik tidak hanya di harapkan cerdas secara kognitif

tetapi harus memiliki sikap baik dan terampil. Dalam hal kehidupan sebagai hasil

belajar di sekolah.

Program ekstrakulikuler merupakan pendukung utama untuk mewujudkan

tujuan dari pendidikan tersebut. Salah satu program ekskul di sekolah adalah

Rohani Islam. Organisasi Kerohanian Islam merupakan bentuk kegiatan

ekstrakulikuler yang berperan untuk mewadahi peserta didik dalam pembentukan

nilai karakter bagi peserta didik khusus orang yang beragama Islam untuk

terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia. Organisasi Kerohanian Islam

sangat tepat untuk mewadahi peserta didik khusus yang beragama Islam dalam

pembinaan spiritual peserta didik. Dunia pendidikan peserta didik tidak hanya

diukur dari segi ilmu pengetahuan saja melainkan sikap positif untuk menjadikan

siswa berakhlak mulia.

berdasarkan permasalahan yang ada organisasi Rohani Islam merupakan

organisasi yang sangat tepat untuk mewadahi peserta didik yang rendah akan

sikap religius dan kejujuran. Melalui peranan organisasi Rohani Islam ini

diharapkan dapat membina, membentuk dan menerapkan sikap religius peserta

didik di sekolah melalui kegiatan-kegiatan. Untuk lebih jelasnya karangka pikir

dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


27

Organisasi Kerohanian

Pembinaan Spiritual Ekstrakurikuler

Peserta Didik

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Anda mungkin juga menyukai