Anda di halaman 1dari 106

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR


SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VII DI MTS
MUHAMMADIYAH KALOSI KAB.ENREKANG

SKRIPSI

Diajukan untuk meraih gelar sarjana pendidikan pada Prodi Teknologi


Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar

Oleh

HADIS

105311105416

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

2020
ii
iii
iv
v
Motto

“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai


dengan kesanggupannya.”

“Man Jadda Wajada (Barang siapa bersungguh-sungguh


pasti akan mendapatkan hasil).”

Persembahan

”Ucapan penuh rasa syukur kepada Allah Swt karena


kepada-Nyalah kami menyembah dan kepada-Nyalah kami

memohon pertolongan”.

“Skripsi ini ku persembahkan kepada kedua orang tuaku,

saudara dan sahabat saya, berkat doa dan dukungan mereka

yang selalu ada untuk kelangsungan hidup saya, sehingga

memotivasi untuk tidak pernah putus asa dalam berusaha

hingga sukses kelak”

“Dan para sahabatku yang selalu setia mendukung dan

memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini”

“Teman-teman TEKPEN 2016 kelas B, Serta seluruh pihak

yang selalu mendukungku”

vi
ABSTRAK

HADIS, 2020. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Contextual Teaching


and Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di MTs
Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang Skripsi.Program Studi Teknologi
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Dibimbing oleh Andi Adam dan Nasir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa pengaruh Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA di MTs Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang. Metode yang
digunakan metode eksperimen dengan bentuk quasi experimental (eksperimen
semu), Sampel dalam penelitian adalah siswa MTs Muhammadiyah Kalosi kelas
VII A dan VII B. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi
langsung dan Tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis data tes/uji-T dimana data yang terkumpul akan diolah dan
dianalisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas menggunakan SPSS
versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh model Contextual
Teaching and Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dilihat dari hasil
rata-rata atau mean pretest dan posttes yaitu pretest 63.84% sedangkan posttest
81.12%, hal tersebut diperoleh dari 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,348 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 1,299 dan
taraf signifikansi α = 0,05. Melalui uji hipotesis yakni1,348 > 1,299 sehingga
hipotesis alternative diterima yaitu terdapat pengaruh siswa yang mengikuti
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning dengan siswa yang tidak menggunakan model tersebut. Dengan
demikian terdapat perbedaan hasil belajar posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat
disimpulkan Hasil Belajar IPA siswa kelas VII MTs Muhammadiyah Kalosi
terdapat pengaruh dengan menggunakan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning.
Kata kunci: Contextual Teaching and Learning, IPA.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah swt. berkat rahmat

dan karuniaNya peneliti telah dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan

judul: “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) terhadap Hasil Belajar Peserta Siswa Kelas VII Mts

Muhammadiyah kalosi” Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk

memenuhi kewajiban sebagai salah satu persyaratan guna menempuh gelar

Strata-1 Program Studi Teknologi Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini hambatan dan

kesulitan selalu penulis temui, namun hanya atas izin-Nya serta

bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini

dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibunda saya Hamina dan

ayahanda Kiman, atas kesabaran, keikhlasan, dan ketulusannya dalam

membimbing dan membesarkan saya dengan penuh cinta dan kasih

sayangnya.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Dosen

Pembimbing I Bapak Andi Adam, S.Pd., M.Pd. Dosen Pembimbing II

Bapak Nasir, S.Pd., M.Pd yang telah meluangkan waktu untuk

membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk sehingga skripsi

ini dapat selesai. Demikian pula, penulis mengucapkan terima kasih juga

kepada bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas

viii
Muhammadiyah Makassar, bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar, bapak Dr. Muhammad Nawir, M. Pd., Ketua Program Studi

Teknologi Pendidikan, serta bapak bapak kepala Sekolah MTs

Muhammadiyah kalosi bapak Harianto S.Ag.,M.Si yang telah mengizinkan

penulis untuk melakukan penelitian, ibu Marlina, S.Pd, guru pengampu

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas VII yang telah memberikan

waktu dan bantuannya dalam proses pengambilan data di lapangan,

bapak/ibu dosen Prodi Teknologi Pendidikan yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis, siswa-siswi MTs Muhammadiyah Kalosi yang

bersedia membantu dalam proses pengambilan data di lapangan Skripsi ini

dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih

atas dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu

saran dan kritik yang dapat menyempurnakan Skripsi ini sangat penulis

harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat

bermanfaat bagi perkembangan Teknologi Pendidikan pada khususnya dan

pembaca pada umumnya.

Makassar, oktober 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iii

SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN .................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah....................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS ....... 7

A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 7

1. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 7

2. Pengertian CTL.................................................................................... 9

3. Hasil Belajar ........................................................................................ 14

4. Pembelajaran IPA.................................................................................. 18

x
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ............................................ 18

b. Karakteristik Utama IPA .............................................................. 19

B. Kerangka Pikir .......................................................................................... 20

C. Hipotesis Penelitian................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 24

A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 24

B. Desain Penelitian....................................................................................... 24

C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 26

D. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 27

E. Prosedur Penelitian.................................................................................... 28

F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 29

G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 30

H. Teknik Analisis Data ................................................................................ 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN .............................. 33

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 33

B. Pembahasan Penelitian .............................................................................. 51

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 55

A. Simpulan.................................................................................................... 55

B. Saran .......................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 58

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Daftar Tabel Halaman


3.1 Populasi Penelitian ...................................................................................... 26

3.2 Sampel Penelitian ........................................................................................ 27

4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa .................................................................. 35

4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ................................. 37

4.3 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest............................................... 38

4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ................................ 39

4.5 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest ............................................. 40

4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ........................................ 41

4.7 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest............................................... 42

4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol ...................................... 43

4.9 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest ............................................. 44

4.10 Hasil Analisis Deskriptif Data Pretest dan Posttest siswa kelas eksperimen
dan kelas control .......................................................................................... 45

4.11 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest .................................................... 47

4.12 Uji Paired Samples Test Data Pretest dan Posttest ..................................... 47

4.13 Uji Paired Samples Statistics Data Pretest dan Posttest.............................. 48

4.14 Distribusi Hasil Uji Homogenitas ................................................................ 49

4.15 Uji Independent Samples T Test.................................................................. 50

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Kerangka Pikir .......................................................................................22

3.1 Desain Penelitian....................................................................................25

4.1 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa ............................................36

4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ...........37

4.3 Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest ........................38

4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ..........39

4.5 Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil BelajarPosttest.........................40

4.6 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ..................41

4.7 Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest .........................42

4.8 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol .................43

4.9 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Posttest ..........................................44

xiii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu upaya terpenting dalam menjalani

kehidupan sosial. Karena tanpa pendidikan, manusia tidak akan pernah

mengubah kelas sosialnya. Pendidikan juga berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa .

Hasbullah (2008: 4) menurut undang-undang dalam peraturan

sistem pendidikan No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah

upaya sadar dan terencana yang bertujuan untuk menciptakan suasana

belajar dan proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat secara aktif

mengembangkan potensinya, dengan kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, karakter mulia dan

keterampilan yang diperlukan. Dirinya sendiri masyarakat, bangsa dan

negara.

Masalah terbesar dalam pendidikan saat ini adalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam pembelajaran, anak tidak didorong untuk

mengembangkan keterampilan berpikir dan menjadikan pelajaran tersebut

bermakna. Proses pembelajaran di kelas hanya untuk kemampuan anak

dalam mengingat informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan

menghasilkan berbagai informasi memori untuk mereka hubungkan dalam

kehidupan sehari-hari. Hasilnya, ketika siswa kami lulus dari sekolah

1
2

mereka secara teoritis cerdas tetapi kemampuan praktis mereka sangat

buruk. Dalam proses pembelajaran, guru tidak berusaha memaksimalkan

potensi konsepnya. Sejauh menyangkut kemampuan untuk memahami

konsep ini, itu hanya bagaimana menggunakannya. Mulbar (2008: 136)

juga mensyaratkan hal tersebut, yaitu guru hanya menekankan pada

dimensi proses kognitif ketika menilai hasil belajar, terutama pemahaman

konsep dan keterampilan praktis. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Akibatnya upaya untuk memperkenalkan kedua dimensi ini jarang atau

bahkan diabaikan. Memperhatikan keadaan di atas, penulis berkeyakinan

bahwa perlu adanya pembaharuan, inovasi atau perubahan pikiran untuk

mencapai tujuan pendidikan di atas. Pembelajaran IPA harus

menggunakan berbagai model untuk mengoptimalkan potensi siswa.

Upaya guru dalam mengatur dan mengolah berbagai variabel pembelajaran

merupakan bagian terpenting dari keberhasilan siswa dalam mencapai

tujuan rencana. Oleh karena itu, dalam merancang model pembelajaran

untuk mencapai suasana pembelajaran yang bermakna dan positif, metode,

merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan staf dan guru

mata pelajaran IPA kelas VII yang dilakukan pada tanggal 10 Agustus

2020 di MTs Muhammadiyah Kalosi. Keadaan MTs Muhammadiyah

Kalosi memiliki sarana dan prasarana yang mendukung seperti ruangan

praktek atau laboratorium untuk pembelajaran IPA agar terciptanya proses

pembelajaran yang sangat bermanfaat khususnya pembelajaran IPA. Nilai


3

kriteria ketuntasan minimal (KKM) pembelajaran IPA di MTs

Muhammadiyah Kalosi yaitu 75. Dan yang dihadapi pada pembelajaran

IPA adalah lemahnya sistem pembelajaran yang dilakukan dalam proses

belajar mengajar dalam hal menggali potensi peserta didik. Metode atau

model pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran IPA lebih banyak

digunakan metode ceramah dan pemberian tugas, dalam hal ini guru IPA

menjelaskan secara umum di papan tulis, kemudian siswa mencatat

berdasarkan penjelasan guru pada papan tulis lalu di akhir pembelajaran

diberi tugas serta dikumpul. Pendekatan atau metode yang digunakan guru

sebenarnya bagus tetapi suatu metode yang dilakukan terus menerus dan

menonton akan memberikan respon negatif pada peserta didik seperti

bosan, mengantuk dan bahkan keluar masuk kelas. Selain itu, guru hanya

melakukan pengukuran terfokus pada ranah kognitif saja, siswa jarang

melakukan praktikum secara langsung.

Selain itu, yang terjadi di sekolah adalah model atau metode

pembelajaran yang sering digunakan guru IPA di MTs Muhammadiyah

Kalosi yaitu model diskusi, model pidato, dengan model pekerjaan rumah,

tetapi siswa jangan langsung bergabung mempraktekannya, membuat

siswa kurang mampu mengkonstruksi atau menghubungkan konsep ilmiah

yang dipelajari dengan lingkungan nyata.

Contextual Teaching and Learning (CTL) disebut sebagai

pendekatan kontekstual belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang dihadapi dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
4

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep

belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata dan membuat siswa membuat hubungan antara

pengetahuan. Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar,

manfaat, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan

ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai

hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai

diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya

nanti dan siswa akan berusaha untuk mencapainya.

Berawal dari pertanyaan penelitian tersebut di atas, kami

meyakinkan bahwa penelitian yang ada perlu dikembangkan lebih lanjut,

serta memotivasi penulis untuk melakukan penelitian yang bertajuk “

pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

pada mata pelajaran IPA kelas VII MTs Muhammadiyah Kalosi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

terhadap Hasil Belajar IPA siswa Kelas VII di MTs Muhammadiyah

Kalosi?”
5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah: “Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA kelas VII MTs Muhammadiyah Kalosi

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis:

1. Manfaat Teoritis

a. Secara umum dapat memberikan masukan dan kontribusi yang

positif bagi upaya peningkatan kualitas pembelajaran, dan hasil

belajar saintifik peserta didik Madrasah Tsanawiyah.

b. Meningkatkan ilmu sehingga memungkinkan peneliti menjadi calon

guru IPA dan menjadi bahan pelatihan penyusunan karya ilmiah.

c. Dapat dijadikan bahan pertimbangan saat memilih model

pembelajaran yang efektif.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan kepada pembaca agar dapat menjadikan

Penelitian ini sebagai kontribusi positif mengenai pengaruh

penggunaan model pembelajaran CTL terhadap hasil belajar siswa,

sehingga dapat menambah khazanah pengetahuan dan sebagai ilmu

yang bermanfaat
6

b. Bagi Guru

Penelitian ini digunakan sebagai acuan atau pedoman untuk

meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran

sehingga meningkatkan hasil belajar peserta didik.

c. Bagi pelajar

Bisa memberikan pengalaman belajar yang berbeda dari biasanya

Sehingga Memberikan dampak positif pada siswa agar lebih

bersemangat dalam belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

d. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pembaca agar

menambah pengetahuan yang ada dalam penelitian ini.

e. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan

peneliti mengenai pembelajaran yang dapat digunakan dalam

kegiatan belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan berfungsi memberikan pemaparan tentang penelitian

sebelumnya yang telah dilakukan. Berikut beberapa hasil penelitian yang

terdapat kaitannya dengan penelitian ini adalah:

a. Sulima (2014). Diterbitkan universitas muhammadiyah sidoarjo dalam

penelitiannya yang berjudul “pengaruh model pembelajaran CTL

(contextual teaching and learning) terhadap motivasi dan hasil belajar

siswa smkn 1 sidoarjo” Metode contextual teaching and learning sebagai

salah satu alternatif dalam pembelajaran IPA (SAINS), dalam

pembelajaran IPA, tujuannya untuk mengetahui bagaimana pengaruh

metode pembelajaran CTL terhadap hasil belajar yang efektif.

Permasalahan yang muncul adalah bagaimana agar pembelajaran dan

penyajian konsep IPA menyenangkan bagi siswa. IPA dianggap sebagai

pelajaran yang sulit, tentunya masalah tersebut Akan berimbas pada hasil

belajar siswa di sekolah. CTL adalah salah satu pendekatan pembelajaran

yang digunakan untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapan dalam kehidupan

mereka sehari-hari. Siswa XB pada materi klasifikasi makhluk hidup di

SMK Negeri 1 sidoarjo. Tujuannya yaitu untuk mengetahui pengaruh

7
8

pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran CTL terhadap hasil

belajar siswa kelas XB yang digunakan adalah penelitian eksperimen

kuantitatif dengan one group pretest-posttest. Instrumen yang digunakan

adalah penelitian tes sebelumnya diuji validitas dan uji reabilitas. Hasil

yang diuji validitas pada instrumen yang digunakan valid. Data tes

berdistribusi normal, hasil uji T-test paired sampai pada kelas XB

didapati bahwa nilai T-hitung dan T-tabel yakni 0, 576 > 2, 281 sehingga

ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah melakukan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL dari hasil tes siswa

diperoleh bahwa model pembelajaran CTL tersebut efektif sebagai

metode pembelajaran.

b. Nunik Wahyunita Sari (2015) dalam penelitiannya yang berjudul

“pengaruh hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran

contextual teaching and learning” Penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model

pembelajaran CTL pada mata pelajaran IPA. Melalui penerapan model

pembelajaran kontekstual, sangat memungkinkan terciptanya suasana

pembelajaran yang kondusif. Dengan adanya suasana belajar yang baru

ini, kualitas pembelajaran dapat meningkat dan motivasi belajar peserta

didik menjadi lebih baik. Dengan menggunakan metode CTL diharapkan

bahwa ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan. Dalam

penelitian ini, ketuntasan belajar peserta didik mencapai 83%. Untuk

mengetahui apakah ada perbedaan dalam penggunaan model


9

pembelajaran kontekstual dengan model pembelajaran konvensional,

peneliti menggunakan uji homogenitas, normalitas dan uji T. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah: Observasi, Dokumentasi dan

Tes. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh

yang signifikan dari kemudahan CTL dan harapan Guru terhadap

penggunaan model CTL dalam menunjang pembelajaran IPA. Sedangkan

untuk performa CTL dan pengaruh terhadap penggunaan model CTL

terdapat pengaruh yang signifikan.

Dengan demikian, pembelajaran CTL merupakan suatu konsep

pendekatan yang digunakan peneliti atau guru menghadirkan situasi

dunia nyata dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Tugas

guru dalam pembelajaran memberikan kemudahan belajar kepada

peserta didik, dengan menyediakan sarana dan sumber belajar yang

memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran

yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar.

2. Model Contextual Teaching and Learning (CTL)

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu

strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan

siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajarinya dan

menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata.


10

Sanjaya, (2006: 255). Contextual Teaching and Learning

(CTL) adalah suatu model pembelajaran yang menekankan kepada

proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan

materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi

kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat

menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Contextual Teaching and Learning (CTL) memungkinkan

siswa menghubungkan isi mata pelajaran akademik dengan konteks

kehidupan sehari-hari untuk menemukan makna. CTL memperluas

konteks pribadi siswa lebih lanjut melalui pemberian pengalaman

segar yang akan merangsang otak guna menjalin hubungan baru

untuk menemukan makna yang baru.

Menurut B. Johnson, (2014: 66) Contextual Teaching and

Learning (CTL) merupakan suatu pendekatan pendidikan yang

berbeda, melakukan lebih daripada sekedar menuntut para siswa

dalam menggabungkan subjek akademik dengan konteks keadaan

mereka sendiri. CTL juga melibatkan para siswa dalam mencari

makna itu sendiri. CTL mendorong mereka melihat bahwa manusia

sendiri memiliki kapasitas dan tanggung jawab untuk mempengaruhi

dan membentuk sederet konteks yang meliputi keluarga, kelas, klub,

tempat kerja, masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal, hingga

ekosistem.

B. Johnson (2014: 65) mendefinisikan CTL adalah sebuah


11

sistem yang menyeluruh. CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling

terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan

dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-

bagiannya secara terpisah. Setiap bagian CTL yang berbeda-beda ini

memberikan sumbangan dalam menolong siswa memahami tugas

sekolah. Secara bersama-sama, mereka membentuk sistem yang

memungkinkan para siswa melihat makna di dalamnya, dan

mengingat materi akademik.

Sanjaya, (2006: 255) berawal dari konsep ini, kita harus

memahami tiga hal. Pertama, CTL menekankan bahwa siswa

berperan serta dalam proses mencari bahan, yang artinya proses

pembelajaran berorientasi pada proses pengalaman langsung. Kedua,

CTL mendorong siswa untuk menemukan keterkaitan antara materi

pembelajaran dengan kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk

dapat memahami hubungan antara pengalaman belajar di sekolah

dengan kehidupan nyata, CTL mendorong siswa untuk menggunakan

dalam kehidupan mereka, artinya CTL tidak hanya berharap siswa

dapat memahami materi yang mereka pelajari, tetapi juga bagaimana

topik tersebut dapat mengubah perilaku mereka dalam kehidupan

sehari-hari.

Setiap hari dalam konteks CTL, kita harus memahami

beberapa hal, yaitu 1) belajar bukanlah proses mengaji melainkan

proses mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman, 2)


12

belajar lebih dari sekedar mengumpulkan kata-kata yang lepas, 3)

belajar adalah proses proses kemampuan pemecahan masalah, karena

melalui pemecahan masalah, perkembangan anak tidak hanya

perkembangan intelektual, tetapi juga perkembangan psikologis dan

emosional, 4) belajar merupakan proses pengalaman, yang

mengalami perkembangan bertahap dari yang sederhana menjadi

yang kompleks, 5) belajar pada dasarnya adalah memperoleh

pengetahuan dan kenyataan hari ini.

Dalam proses pembelajaran kontekstual, setiap guru perlu

memahami jenis pembelajaran dalam dunia siswa, artinya guru perlu

menyesuaikan gaya mengajar sesuai dengan gaya belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran tradisional hal ini sering dilupakan

sehingga proses pembelajaran seperti proses kemauan yang dipaksa,

menurut Paulo Freire sebagai penindasan.

Mengutip gagasan Mulyasa (2003: 34) lima unsur yang harus

diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual, yaitu 1) pembelajaran

harus memperhatikan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, 2)

pembelajaran dari keseluruhan (menyeluruh) hingga bagian khusus

(dari umum), 3) harus menekankan pembelajaran, caranya adalah

menyusun konsep sementara, berbagi untuk mendapatkan pendapat

dan tanggapan orang lain, memodifikasikan dan mengembangkan

konsep untuk dipahami, 4) menekankan pembelajaran untuk

langsung mempraktekkan pengetahuan yang dipelajari, 5) benar ada


13

refleksi tentang strategi pembelajaran dan pengembangan

pengetahuan yang dipelajari.

Rubiyanto, (2004: 76) penerapan dan metode pembelajaran

kontekstual ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang

makna topic penelitian dengan menghubungkan materi yang diteliti

dengan kehidupan sehari-hari sebagai individu, anggota keluarga,

anggota masyarakat, dan negara, sehingga dapat meningkatkan

prestasi akademik siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, banyak

hasil yang diharapkan akan tercapai dalam proses mengadopsi

metode pembelajaran situasional antara lain guru dengan

pengetahuan yang luas, materi pembelajaran, metode pembelajaran

dan strategi keterampilan, media pendidikan yang memadai, proses

pengajaran, bidang pembelajaran, dan penilaian adil dan suasana.

Dengan demikian, pembelajaran kontekstual adalah

pembelajaran yang mengembangkan level kognitif tingkat tinggi.

Pembelajaran dini melatih peserta didik untuk berpikir kritis dan

kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu, dan

memecahkan masalah.

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah

sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang

mewujudkan makna. CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok

dengan otak karena menghasilkan makna dengan menghubungkan

muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.


14

3. Hasil Belajar Siswa

Belajar dan mengajar merupakan kegiatan utama sekolah

yang meliputi tiga unsur yaitu tujuan mengajar, pengalaman belajar

mengajar, dan hasil belajar. Tujuan dari kegiatan mengajar adalah

hasil belajar. Dalam pengertian bahasa, hasil belajar diartikan

sebagai hasil yang dicapai seseorang yang digunakan sebagai alat

ukur untuk melihat apakah berhasil atau tidaknya setelah melakukan

suatu usaha.

Sudjana, (2019: 45) Hasil belajar juga merupakan hasil yang

diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru agar

dapat merancang atau mendesain pengajaran secara tepat dan penuh

arti.

Agus Suprijono, (2009: 12) hasil belajar menggambarkan

seberapa baik siswa telah menguasai tujuan pembelajaran dari topic

yang diajarkan. Keberhasilan seseorang dalam menguasai topic atau

materi sains atau tingkat hasil belajar dapat ditentukan melalui

penggunaan alat (seperti tes prestasi belajar sains) kemampuan

menjawab hasil tes berdasarkan hasil pengukuran (yang dapat berupa

skor atau nilai) merupakan salah satu indikator keberhasilan

seseorang dalam belajar. Hasil belajar berupa pola tingkah laku, nilai

pemahaman, sikap apresiasi dan keterampilan. Berikut adalah

gagasan hasil belajar:

a. Informasi lisan adalah kemampuan untuk mengungkapkan


15

pengetahuan dalam bahasa dan ekspresi lisan.

b. Keterampilan intelektual kemampuan untuk mengekspresikan

konsep dan simbol.

c. Strategi kognitif adalah kemampuan untuk membimbing dalam

aktivitas kognitif seseorang.

d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak tubuh dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

kemandirian gerak tubuh.

e. Sikap adalah kemampuan untuk menerima atau menolak suatu

objek berdasarkan penilaian objek tersebut.

Menurut Bloom yang dikutip oleh Sudjana, (2019: 46) , hasil

belajar dibagi menjadi tiga bidang, yaitu:

a. Satu jenis ranah. Ranah emosional merupakan aspek yang

berhubungan dengan emosi, sikap penerima, atau penolakan

terhadap objek.

b. Bidang psikomotor merupakan aspek yang berhubungan dengan

kemampuan kerja anggota tubuh, dan kemampuan yang

berhubungan dengan gerak fisik.

c. Ranah kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kekampuan

berpikir, kemampuan memperoleh pengetahuan dan mengenali,

memahami, membuat konsep, meneliti dan bernalar tentang

pengetahuan. Dalam bidang kognitif terdapat enam tingkatan

proses berpikir, enam tingkatan tersebut adalah:


16

1) Pengetahuan/hafalan/ingatan (C1)

Pengetahuan mencakup kemampuan mengenali, mengetahui dan

mengingat hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam

ingatan. Pengetahuan berkenaan dan fakta atau istilah-istilah,

peristiwa, pengertian, kaidah, teori dan metode.

2) Pemahaman (C2)

Pemahaman mencakup kemampuan menyerap pengertian dari hal-

hal yang telah dipelajari. Pada jenjang ini siswa dituntut untuk

mengerti dan memahami konsep yang dipelajari.

3) Penerapan/aplikasi (C3)

Penerapan merupakan kemampuan menerapkan pengetahuan yang

telah diperoleh dalam kegiatan pembelajaran untuk menghadapi

situasi baru yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

4) Analisis (C4)

Analisis merupakan upaya memisahkan suatu kesatuan menjadi

komponen atau unsur-unsur bagian, sehingga jelas eksplisit unsur-

unsurnya, meliputi unsur-unsur, analisis hubungan dan analisis

prinsip yang terorganisir.

5) Sintesis (C5)

Kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian menjadi satu

kesatuan yang menyeluruh. Sintesis selalu menyatukan unsur-unsur

dari hasil analisis tidak dapat disebut sintesis.


17

6) Evaluasi (C6)

Evaluasi merupakan kemampuan memberi keputusan tentang nilai

sesuatu yang ditetapkan dengan sudut pandang tujuan, metode dan

materi.

Menurut Gunawan, dkk, (2012: 98) tingkatan dalam

taksonomi telah digunakan selama hampir setengah abad sebagai

dasar untuk menetapkan tujuan pendidikan dan kurikulum di

seluruh dunia. Mentalitas ini memudahkan guru untuk memahami,

mengatur dan mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan hal

tersebut, klasifikasi Bloom menjadi sangat penting dan memiliki

pengaruh yang luas sejak lama.

Menurut kamus bahasa Indonesia, yang dimaksud

kompetensi prestasi belajar siswa adalah kemampuan siswa dalam

suatu bidang tertentu.

Menurut Arikunto, (2003: 24) hasil belajar siswa terdiri

dari tiga aspek dasar yaitu: kognitif, emosi, dan gerakan mental.

Bidang ini memiliki ciri khas tersendiri dan dapat diukur dalam

proses dalam proses pembelajarannya yaitu kognitif yang meliputi:

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi alam emosional menerima menanggapi, mengevaluasi

mengatur dan membentuk karakter. Ciri-ciri gerakan mental adalah

meniru, terstruktur, berbuat baik, tepat, dan bertindak secara alami.

Menurut Syah, (2006: 19) karakteristik perubahan hasil


18

belajar terbagi atas tiga, yaitu:

1. Perubahan Intensional

Perubahan dalam proses pembelajaran adalah hasil dari

pengalaman atau praktik yang disengaja dan disadari, atau tidak

disengaja.

2. Perubahan Positif – Aktif

Perubahan tersebut terjadi karena proses pembelajaran

yang positif. Dalam artian baik bermanfaat memenuhi ekspektasi.

Perubahan ini bersifat incremental, yaitu hal-hal baru yang lebih

baik dari sebelumnya. Untuk perubahan aktif, tidak terjadi secara

otomatis karena proses pematangan.

3. Perubahan efektif – fungsional

Perubahan disebabkan oleh proses pembelajaran yang

efektif. Dengan kata lain, perubahan tersebut telah membawa makna

dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu, dari perspektif yang

relatif tetap, perubahan dalam proses pembelajaran bersifat

fungsional, dan perubahan tersebut dapat disalin dan dimanfaatkan

selama diperlukan.

4. Pembelajaran IPA

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata

Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA).

Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam,


19

sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan

alam (IPA) atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu

yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.

Menurut Harre, (2008: 8) sains adalah kumpulan teori teruji

yang menjelaskan pola teratur fenomena alam yang diamati secara

cermat. Pandangan Halley mengandung dua hal penting. pertama, sains

adalah kumpulan ilmu yang berbentuk teoritis. Kedua, teori-teori ini

dapat menjelaskan fenomena alam.

Mendefinisikan IPA sebagai berikut: “Science is the

investigation and interpretation of events in the natural, physical

environment and within our bodies”. IPA merupakan penyelidikan dan

interpretasi dari kejadian alam, lingkungan fisik, dan tubuh kita. Seperti

halnya setiap ilmu pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai

objek dan permasalahan jelas yaitu berobjek benda-benda alam dan

mengungkapkan misteri (gejala-gejala) alam yang disusun secara

sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang

dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh

Mulbar Usman, (2008: 2) IPA merupakan ilmu yang berhubungan

dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang

tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil

observasi dan eksperimen.

b. Karakteristik Utama IPA

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri.


20

Karakteristik sangat dipengaruhi oleh sifat keilmuan yang terkandung

pada masing-masing mata pelajaran. Perbedaan karakteristik pada

berbagai mata pelajaran akan menimbulkan perbedaan cara mengajar

dan cara siswa belajar antar mata pelajaran satu dengan yang lainnya.

IPA memiliki karakteristik tersendiri untuk membedakan dengan mata

pelajaran lain.

Harlen, (2006: 10) menyatakan bahwa sains memiliki tiga ciri utama,

yaitu: pertama, melihat bahwa setiap orang berhak menguji validasi prinsip dan

teori ilmiah, meskipun tampak logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis. Teori

dan prinsip hanya berguna jika sesuai dengan fakta yang ada. Kedua,

memberikan pemahaman tentang hubungan antara fakta yang diamati, sehingga

prediksi dapat dibuat sebelum kesimpulan ditarik. Teori yang disusun harus

didukung oleh fakta dan data yang terbukti. Ketiga, makna yang diberikan pada

teori ilmiah bukanlah kebenaran hakiki, tetapi akan berubah atas dasar alat

pendukung teori tersebut. Ini berfokus pada kreativitas dan gagasan tentang

perubahan yang mungkin terjadi di masa lalu dan dimasa depan, serta

pemahaman tentang perubahan itu sendiri.

B. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran IPA yang didalamnya terdapat kegiatan interaksi

antara guru dengan siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung

edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Setelah proses pembelajaran

berlangsung siswa diberikan analisis awal atau pretest untuk mengetahui

kemampuan awal siswa. Setelah itu dibagi menjadi dua kelas ada yang
21

menggunakan pembelajaran model pembelajaran CTL (eksperimen) dan tanpa

menggunakan model pembelajaran CTL (control). Selanjutnya diberikan

analisa akhir atau Posttest memberikan soal ulangan kepada siswa untuk

mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran CTL

(eksperimen) dan tanpa menggunakan model pembelajaran CTL (control) .

Jadi, dengan menggunakan model pembelajaran CTL ini diharapkan dapat

membantu siswa membangkitkan minat serta motivasi belajar yang tinggi dan

memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya

kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


22

Bagan kerangka pikir

Proses pembelajaran

Pembalajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Analisis Pretest

Pembelajaran menggunakan model Pembelajaran menggunakan tanpa


Contextual Teaching and Learning model Contextual Teaching and
(Eksperimen) Learning (kontrol)

Analisis posttest

Hasil belajar

Kesimpulan

Gambar 2.1 bagan kerangka pikir


23

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dari kerangka berfikir yang telah

dikemukakan, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0: Model pembelajaran CTL tidak mempengaruhi hasil belajar siswa

kelas VII pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di MTs

Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang.

H1: Model pembelajaran CTL mempengaruhi hasil belajar pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di MTs Muhammadiyah Kalosi

Kabupaten Enrekang.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sugiyono, (2012: 107) Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode eksperimen. “metode eksperimental dapat

didefinisikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk menemukan

pengaruh perlakuan tertentu dalam kondisi terkontrol” pada saat yang sama,

menurut Syaodih (2010: 194) penelitian eksperimental adalah metode

penelitian kuantitatif sepenuhnya. Dalam arti, ia memenuhi semua persyaratan

untuk menguji hubungan sebab akibat “dapat disimpulkan bahwa metode

eksperimen adalah metode yang digunakan untuk menguji atau menemukan

pengaruh hubungan sebab akibat dalam penelitian. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui kemungkinan sebab akibat. Cara melakukannya

adalah dengan menerapkan kondisi perlakuan pada kelompok eksperimen dan

kemudian membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak

terpengaruh dengan kondisi perlakuan.

B. Desain Penelitian

Penggunaan desain kelompok kontrol pretest-posttest untuk penelitian

eksperimen sejalan dengan sudut pandang Sugiyono (2012: 107) pernyataan

tersebut menyatakan bahwa “ desain penelitian eksperimen termasuk desain

kelompok kontrol pretest-posttest” dengan menggunakan desain ini,

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki karakteristik yang

sama karena mereka juga dipilih secara acak dari populasi yang homogen.

24
25

Dalam desain ini, kedua kelompok tersebut diberi tes yang sama dilakukan

terlebih dahulu. Kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus

yaitu dengan pembelajaran CTL, dan kelompok kontrol diberi perlakuan

konvensional. Setelah diberi perlakuan kedua kelompok dites dengan tes

sebagai tes akhir (posttest) hasil kedua tes akhir dibandingkan, demikian juga

antara hasil tes awal dengan tes akhir pada masing- masing kelompok.

Gambar kelompok control pretest-posttest Design 3.1

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

K. Eksperimen (R) 𝑄1 X 𝑄2

K. Kontrol (R) 𝑄3 𝑄4

Sumber: Sugiyono, (2012: 112)

Keterangan:

R = kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa


MTS yang diambil dengan metode secara acak
(random sampling).

𝑄1 dan 𝑄3 = baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol


menerima perlakuan untuk mengetahui pengaruh
belajar siswa.

X = pada kelompok eksperimen pembelajaran dilakukan


dengan menggunakan model situasional (contextual
teaching and learning).

𝑄2 = Postes pada kelompok eksperimen setelah diberi


pembelajaran dengan menggunakan model Contextual
teaching and learning

𝑄4 = Posttest pada kelompok kontrol yang diberi


pembelajaran seperti biasanya.
26

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di MTs

Muhammadiyah Kalosi yang terdiri atas 6 kelas, Sebanyak 153. Penarikan

populasi ini adalah sebagai objek yang telah saya observasi baik secara

observasi langsung maupun observasi tidak langsung Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 3.2. Keadaan Populasi Siswa MTs Muhammadiyah Kalosi

No. Kelas L P Jumlah Siswa

1. VII A 12 13 25 orang

2. VII B 12 13 25 orang

3. VIII A 13 15 28 orang

4. VIII B 12 13 25 orang

5. IX A 10 15 25 orang

6. IX B 9 16 25 orang

Jumlah populasi 68 85 153 Orang

(Sumber Data: Kantor Tata Usaha MTs Muhammadiyah Kalosi)


27

2. Sampel

Sugiyono, (2011: 118). Sampel adalah bagian dari jumlah populasi

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Karena populasi dalam

penelitian ini masih sangat luas, dan peneliti memiliki keterbatasan waktu,

tenaga, maupun biaya, maka peneliti menggunakan sampel dalam penelitian

ini yang diambil dari populasi.

Pengambil sampel ini berdasarkan hasil observasi. Dalam penelitian

ini, teknik pengambilan sampel dengan cara sampling purposive yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu seperti memiliki karakteristik

yang sama dari jumlah siswa, dan aktivitas siswa. Adapun sampel pada

penelitian ini adalah siswa kelas VII A dan siswa kelas VII B. Dimana kelas

VII A sebagai kelas eksperimen dan VII B sebagai kelas kontrol.

Tabel. 3.3. Keadaan Sampel Siswa MTs Muhammadiyah Kalosi

NO Kelas L P Jumlah

1 VII A 12 13 25 Orang

2 VII B 12 13 25 Orang
Jumlah 50 Orang

(Sumber Data: Kantor Tata Usaha MTs Muhammadiyah Kalosi)

D. Definisi Operasional Variabel

1. Model CTL (Variabel Independen X)

Model Pembelajaran contextual teaching learning (CTL) adalah

model pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen, dan kelas

eksperimen dalam penelitian ini adalah kategori VIII model pembelajaran


28

conteks teaching learning merupakan konsep pembelajaran yang dapat

membantugurumenghubungkan materi optik antara situasi siswa yang

sebenarnya mendorong siswa untuk membantu hubungan antara

pengetahuan dan aplikasinya.

2. Hasil Belajar Siswa (Variabel Dependen Y)

Hasil belajar yang dimaksud peneliti adalah kemampuan kognitif

yang diperoleh siswa setelah penerapan model pembelajaran CTL. Dalam

hal ini hasil belajar yang ingin dicapai adalah siswa secara langsung

memahami alat optik yang digunakan pada kehidupan sehari-hari pada

bidang kognitif.

E. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dibagi tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Pengamatan dilakukan di sekolah yang dijadikan lokasi penelitian MTS

muhammadiyah Kalosi.

b. Mengembangkan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan

pembelajaran pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku teks, dan

perangkat yang akan digunakan dalam proses pengumpulan data.

c. Belajar dengan menggunakan model pembelajaran CTL untuk

mempersiapkan pengajaran.

2. Tahap Implementasi

a. Melaksanakan proses pembelajaran untuk kelas sampel yaitu

menggunakan model CTL VII B sebagai kelompok control dan


29

pembelajaran konvensional VIIA sebagai kelompok eksperimen.

b. Di akhir studi, post-test semua kelas yang menjadi sampel penelitian dan

tes hasil belajar ipa.

3. Tahap akhir

Tahap terakhir gunakan statistic inferensial dan analisis statistic data yang

diperoleh selama periode penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Arikunto, (2006) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

lembar observasi dan lembar tes untuk guru dan siswa menentukan efektif

atau tidaknya penggunaan model pembelajaran CTL pada mata pelajaran IPA

bagi siswa di MTs Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang.

1. Observasi

Lembar observasi dibuat untuk memperoleh salah satu jenis data

pendukung untuk kriteria keefektifan pembelajaran. Pengamatan ini

dilakukan dalam kelas selama proses pembelajaran. Data yang diperoleh

dari instrumen tersebut dirangkum pada setiap akhir pembelajaran. Jadi

dalam observasi peneliti melakukan pengamatan secara langsung kepada

objek penelitian.

2. Tes

Lembar tes digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa

terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Alat ukur tersebut

merupakan serangkaian pertanyaan yang akan diajukan kepada subjek

yang akan diteliti. Lembar tes tersebut berupa tes tertulis, yaitu tes
30

pembelajaran IPA yang dilakukan oleh siswa kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mencari bukti-bukti sejarah, landasan-

landasan hukum, dan peraturan-peraturan yang pernah berlaku.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, maka peneliti

menggunakan cara sebagai berikut:

1. Observasi adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan pencatatan

dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki sebagai data

pendukung. Selama fase observasi pengajaran sains, dilakukan hal

sebagai berikut:

a. Mengamati pembelajaran saintifik (IPA) dengan atau tanpa metode

pembelajaran.

b. Amati bagaimana siswa belajar menggunakan atau tidak menggunakan

metode pembelajaran CTL.

c. Amati kendala dan hal-hal yang menghambat siswa dalam belajar.

2. Tes digunakan untuk memperoleh data yang diinginkan yaitu sebelum

menggunakan metode pembelajaran CTL dan setelah menggunakan

metode pembelajaran CTL dengan, tes berupa soal pilihan ganda .

H. Teknik Analisis Data

Rangkaian proses yang dilakukan untuk menganalisis data dari

teknologi pengumpulan data penelitian ini adalah:


31

1. Uji hipotesis

Gunakan uji-t untuk menguji hipotesis ini guna menguji apakah ada

perbedaan yang signifikan antara kedua rangkaian uji-t. penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Asumsi dasar dari penguji tersebut

adalah normalitas dan keseragaman dari kedua data tersebut, rumus uji-t ada

dua jenis, yaitu uji-t dengan varian terpisah, dimana rumus yang akan

digunakan tergantung pada format datanya.

Syarat penerimaan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

• Hipotesis

H0: Model pembelajaran CTL tidak berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA di MTs Muhammadiyah Kalosi

H1: Model pembelajaran CTL berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA di MTs Muhammadiyah Kalosi

• menetapkan

Sugiyono, (2011: 142) menerima atau menolak hipotesis penelitian

dengan ketentuan sebagai berikut:

1) thitung < ttabel, maka H1 ditolak H0 diterima dan tidak ada pengaruh

2) thitung > ttabel, maka H1 diterima H0 ditolak maka ada pengaruh

2. Uji persyaratan analisis

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, akan digunakan uji-t untuk

mengolah data menganalisis hasil tes data siswa yang terkumpul

persyaratan yang harus dipenuhi adalah uji normalitas dan uji


32

homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk mengetahui apakah sebaran variabel kurva

sudah normal. Oleh karena itu, untuk mengetahui ada tidaknya

distribusi normal dari data hasil pengukuran, maka data tersebut

harus diuji normalitasnya. Perhitungan dalam penelitian ini

dilakukan dengan bantuan program statistic SPSS versi 23 for

windows.

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel

berasal dari variansi yang sama uji statistik yang digunakan adalah

uji F, yaitu membandingkan variabel terbesar dengan variabel

terkecil. Uji data pretest dan posttest dari kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Perhitungan uji hipotesis dilakukan dengan

bantuan program SPSS versi 23 for windows.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experimental)

yang dilakukan di MTs Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang di kelas VII

pada pembelajaran IPA dengan materi klasifikasi makhluk hidup dibagi menjadi dua

kelompok. Kelompok pertama, yaitu pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Contextual teaching and learning (CTL). Pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran CTL ini diberikan kepada kelas VII A sebagai

kelas eksperimen dengan jumlah siswa 25 orang. Kelompok kedua, pembelajaran

tanpa menggunakan model pembelajaran CTL ini diterapkan pada kelas VII B yang

berfungsi sebagai kelas kontrol dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang yang

terbagi dalam dua kategori yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif Data Penelitian

Deskripsi data dalam penelitian ini menggunakan distribusi skor masing-

masing topic penelitian dan karakteristik topik penelitian. Subjek penelitian ini

adalah 50 responden yang melaksanakan pelajaran IPA di MTS Muhammadiyah

Kalosi Kabupaten Enrekang yang terdiri dari dua kelas yaitu VII A dan kelas VII B

dengan 25 siswa sebagai responden. Deskripsi data ini akan memberikan data yang

diperoleh selama penelitian. Data terkait penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu

pembelajaran CTL sebagai variabel bebas (X) dan hasil belajar sebagai variabel

terikat (Y) pretest dilakukan untuk mengetahui keseragaman antar kelas sehingga

33
34

setelah dilakukan pretest digunakan dua kelas yang sama sebagai sampel penelitian,

yaitu tipe VII A sebagai tipe eksperimen dan tipe VII B sebagai tipe kontrol. Kelas

eksperimen adalah kelas yang menggunakan model pembelajaran CTL untuk

perlakuannya, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang tidak menggunakan model

pembelajaran CTL.

a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil analisis terhadap aktivitas belajar siswa merupakan gambaran kegiatan

siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model

pembelajaran CTL. Proses pengambilan data aktivitas siswa ini dilakukan oleh

observer ketika pembelajaran sedang berlangsung sesuai dengan penilaian

afektif yang ada pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berikut ini

adalah tabel hasil observasi yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.
35

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Pertemuan
Mean Persentase(%)
No Aktivitas Kelas Kelas
Eksperimen Kontrol

I II I II Kelas Kelas Kelas Kelas


(PreTest) (PostTest) (PreTest) (PostTest) Eksperi Kontrol Eksperi Kontrol
men men
1 Kehadiran Siswa
25 25 25 25 25 25 100% 100%
2 Siswa yang
memperhatikan
19 23 20 22 21 21 84% 84%
pada saat proses
pembelajaran
3 Siswa yang
mencatat 21 24 21 24 22,5 22,5 90% 90%
penjelasan guru
4 Siswa yang aktif
22 24 20 23 23 21,5 92% 86%
mengerjakan soal
5 Siswa yang
mengajukan 8 17 7 8 12,5 7,5 50% 30%
pertanyaan
6 Siswa yang
menjawab 9 15 6 10 12 8 48% 37%
pertanyaan
Berdasarkan tabel 4.1, terlihat bahwa dalam proses pembelajaran di kelas

eksperimen dan kelas kontrol, aktivitas siswa pada pretest berbeda. Dilihat dari

persentase aktivitas masing-masing siswa, terdapat perbedaan dan persamaaan antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Persamaan dalam kegiatan absensi siswa 100%,

Siswa yang memperhatikan pada saat proses pembelajaran 84%, Siswa yang

mencatat penjelasan guru 90%. Sedangkan perbedaannya yaitu pada aktivitas Siswa

yang aktif mengerjakan soal, Siswa yang mengajukan pertanyaan, Siswa yang

menjawab pertanyaan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar

siswa kelas eksperimen lebih besar daripada siswa kelompok kontrol.


36

30
Jumlah Siswa
25
20
15
10
5
Pertemuan I
0

memperhatikan pada…
Pertemuan II

Kehadiran Siswa
Aktivitas

Siswa yang mencatat

mengerjakan soal
Siswa yang mengajukan

Siswa yang menjawab


Siswa yang aktif
penjelasan guru
Pertemuan I

pertanyaan
Siswa yang

pertanyaan
Pertemuan II

No 1 2 3 4 5 6

Gambar 4.1 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa

b. Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar meliputi skor sebelum dan sesudah tes, dimana tes

dilakukan sebelum perlakuan pada kelas eksperimen dan kelompok kontrol, dan

tes dilakukan setelah perlakuan. Pretest dilakukan di awal pertemuan dan tes

selanjutnya dilakukan di akhir pertemuan, berikut adalah data pretest dan

posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1) Deskripsi Data Pembelajaran IPA Kelas Eksperimen

a) Pretest

Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas eksperimen

yang berjumlah 25 siswa yang diberi test materi klasifikasi makhluk hidup,

tidak diperoleh nilai seratus. Nilai maksimal yang mampu dicapai siswa

adalah 88 sedangkan nilai terendah adalah 38. Hasil pretest kelas VII A MTs

Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang ditunjukkan pada tabel berikut:


37

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen

Kategori Hasil
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%)
No belajar
1 0-60 11 44 % Sangat Rendah
2 61-70 7 28 % Rendah
3 71-80 6 24 % Sedang
4 81-90 1 4% Tinggi
5 91-100 - - Sangat Tinggi
Jumlah 25 100 %
Berdasarkan tabel 4. 2 dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai tertinggi

pada pretest berjumlah 1 siswa kategori tinggi, sedangkan untuk taraf nilai 71-80

diperoleh 6 siswa kategori sedang, nilai 61-70 juga diperoleh 7 siswa dengan

kategori rendah, 0-60 diperoleh 11 siswa kategori sangat rendah.

12 11

10

8 7
6
6
Frekuensi
4
Persentase (%)
2 1
44% 28% 24% 4%
0
0-60 61-70 71-80 81-90
Sangat Rendah Sedang Tinggi
Rendah

Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen

Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat diklasifikasikan ketuntasan

hasil belajar siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup. Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:


38

Tabel 4.3 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest

Standar Minimal Kategori Frekuensi Persentase (%)


≥ 75 Tuntas 2 8%

≤ 74 Tidak Tuntas 23 92 %
Jumlah 25 100 %

Apabila tabel 4.3 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar

siswa yang ditentukan oleh peneliti kategori siswa tidak tuntas sebanyak 23 siswa

dan kategori siswa tuntas sebanyak 2 siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu siswa yang

tuntas hanya 8% ≤ 92% tergolong rendah.

Frekuensi
25 23

20
Jumlah Siswa

15

10

5 2
0

Gambar 4.3 Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest

b) Posttest

Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas eksperimen yang

berjumlah 25 siswa yang diberi test materi klasifikasi makhluk hidup, tidak

diperoleh nilai seratus. Nilai maksimal yang mampu dicapai siswa adalah 92

sedangkan nilai terendah adalah 60. Hasil posttest kelas VII A MTs
39

Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen

Kategori Hasil
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%)
No Belajar
1 0-60 1 4% Sangat Rendah
2 61-70 2 8% Rendah
3 71-80 9 36 % Sedang
4 81-90 12 48 % Tinggi
5 91-100 1 4% Sangat Tinggi
Jumlah 25 100 %

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa setelah menerima perlakuan atau

setelah menggunakan model pembelajaran CTL, siswa yang mendapat nilai 91-100

berjumlah 1 siswa kategori sangat tinggi, siswa yang mendapat nilai 81-90 berjumlah

12 orang kategori tinggi, siswa yang mendapat nilai 71-80 berjumlah 9 siswa

kategori sedang, siswa yang mendapat nilai 61-70 berjumlah 2 siswa kategori rendah

dan siswa yang mendapat nilai 0-60 berjumlah 1 siswa kategori sangat rendah.

14
12
12
10 9
Jumlah Siswa

8
6 Frekuensi
4 Persentase (%)
2
2 1 1
0
0-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi

Gambar 4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen


40

Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat diklasifikasikan

ketuntasan hasil belajar siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup. Untuk lebih

jelas dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest


Standar
Kategori Persentase (%)
Minimal Frekuensi
≥ 75 Tuntas 22 88 %

≤ 74 Tidak Tuntas 3 12 %
Jumlah 25 100 %

Apabila tabel 4.5 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar

siswa pada konsep pembelajaran IPA yang ditentukan oleh peneliti, kategori siswa

tidak tuntas sebanyak 3 siswa dan kategori siswa tuntas sebanyak 22 siswa, sehingga

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan

secara klasikal yaitu siswa yang tuntas 88% .

Frekuensi
25 22
20
Jumlah Siswa

15

10

5 3

Gambar 4.5 Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest

1) Deskripsi Data Pembelajaran IPA Kelas Kontrol

a) Pretest
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas kontrol yang
41

berjumlah 25 siswa yang diberi test materi klasifikasi makhluk hidup, tidak

diperoleh nilai seratus. Nilai maksimal yang mampu dicapai siswa adalah 88

sedangkan nilai terendah adalah 38. Hasil pretest kelas VII B MTs

Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang ditunjukkan pada tabel berikut

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol

No Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil


1 0-60 9 36 % Sangat Rendah
2 61-70 8 32 % Rendah
3 71-80 7 28 % Sedang
4 81-90 1 4% Tinggi
5 91-100 - - Sangat Tinggi
6 Jumlah 25 100 %

Berdasarkan tabel 4.6 dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai tinggi

pada pretest berjumlah 1 siswa kategori tinggi, sedangkan untuk taraf nilai 71-80

diperoleh 7 siswa kategori sedang, nilai 61-70 juga diperoleh 8 siswa kategori

rendah, 0-60 berjumlah 9 siswa kategori sangat rendah.

10 9
9 8
8 7
Jumlah Siswa

7
6
5
4 Frekuensi
3
Persentase (%)
2 1
1 36% 32% 28% 4%
0
0-60 61-70 71-80 81-90
Sangat Rendah Sedang Tinggi
Rendah

.Gambar 4.6 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol

Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat diklasifikasikan ketuntasan


42

hasil belajar siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup. Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest


Standar Frekuensi
Kategori Persentase (%)
Minimal
≥ 75 Tuntas 6 24 %

≤ 74 Tidak Tuntas 19 76 %
Jumlah 25 100 %

Apabila tabel 4.7 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar

siswa yang ditentukan oleh peneliti kategori siswa tidak tuntas sebanyak 19 siswa

dan kategori siswa tuntas sebanyak 6 siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu siswa yang

tuntas hanya 24% ≤ 76% tergolong rendah

Frekuensi
20 19

15
Jumlah Siswa

10
6
5

Gambar 4.7 Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest

b) Posttest
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas kontrol yang

berjumlah 25 siswa yang diberi test materi klasifikasi makhluk hidup, tidak

diperoleh nilai seratus. Nilai maksimal yang mampu dicapai siswa adalah 92
43

sedangkan nilai terendah adalah 66. Hasil posttest kelas VII B MTs

Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol


No Kategori Hasil
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%)
Belajar
1 0-60 - - Sangat Rendah
2 61-70 4 16 % Rendah
3 71-80 14 56 % Sedang
4 81-90 6 24 % Tinggi
5 91-100 1 4% Sangat Tinggi
6 Jumlah 25 100 %

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang mendapat

nilai 91-100 berjumlah 1 siswa kategori sangat tinggi, nilai 81-90 berjumlah 6 siswa

kategori tinggi, siswa yang mendapat nilai 71-80 berjumlah 14 siswa kategori

sedang, siswa yang mendapat nilai 61-70 berjumlah 4 siswa kategori rendah.

16
14
14
12
Jumlah Siswa

10
8
6 Frekuensi -
6
4 Persentase (%) -
4
2 56% 1
16% 24% 4%
0
61-70 71-80 81-90 91-100
Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi
Gambar 4.8 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol

Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat diklasifikasikan ketuntasan

hasil belajar siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup. Untuk lebih jelas dapat
44

dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9 Ketuntasan Hasil Belajar Posttest


Standar Frekuensi
Kategori Persentase (%)
Minimal
≥ 75 Tuntas 19 76 %

≤ 74 Tidak Tuntas 6 24 %
Jumlah 25 100 %

Apabila tabel 4.9 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar

siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup yang ditentukan oleh peneliti, kategori

siswa tidak tuntas sebanyak 6 siswa dan kategori siswa tuntas sebanyak 19 siswa,

sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi kriteria

ketuntasan secara klasikal yaitu siswa yang tuntas 76%.

20 19
18
16
14
Jumlah Siswa

12
10
8 6
6
4
2
0

Gambar 4.9 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Posttest

Berdasarkan hasil analisis deskriptif data pretest dan posttest siswa kelas

eksperimen dan kontrol hasil belajar terdiri dari nilai pretest, dimana pretest

diberikan sebelum dilakukan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

sedangkan untuk posttest diberikan setelah menerima perlakuan. Pretest dilakukan

pada awal pertemuan sedangkan untuk posttest dilakukan pada akhir pertemuan.
45

Berikut data analisis deskriptif pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Tabel 4.10 Hasil Analisis Deskriptif Data Pretest dan Posttest Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Pre-Test
25 38 88 63.84 10.503
Eksperimen
Post-Test
25 60 92 81.12 8.022
Eksperimen
Pre-Test Kontrol 25 38 82 64.48 12.045
Post-Test Kontrol 25 66 92 78.24 7.055
Valid N (listwise) 25

Berdasarkan tabel 4.10 hasil analisis deskripsi data, rata-rata hasil pretest

kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata hasil pretest kelas

kontrol, akan tetapi tidak terpaut jauh atau signifikan yaitu 63,84 untuk kelas

eksperimen dan 64,48 untuk kelas kontrol. Setelah diberikan perlakuan kepada

kelas eksperimen lalu diberikan posttest rata-rata hasil belajar posttest kelas

eksperimen yaitu 81,12 sedangkan hasil rata-rata kelas kontrol yaitu 78,24.

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik interferensial dengan uji-t dilakukan guna mengungkapkan

efektif tidaknya penggunaan model pembelajaran CTL pada pembelajaran IPA

materi konsep pembelajaran IPA. Hasil analisis statistik interferensial

dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah dirumuskan

sebelumnya. Analisis statistik interferensial menggunakan bantuan program

Statistical For Social Science (SPSS) versi 23. Sebelum melakukan analisis
46

statistika interferensial, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas sebagai syarat untuk melakukan uji-t atau uji hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data

masing-masing variabel normal atau tidak.Pengambilan keputusan uji normalitas

ini dilakukan dengan membandingkan hitung dengan tabel pada taraf

signifikansi 5%. Adapun kriteria pengambilan keputusan uji normalitas menurut

Sugiyono (2011: 82) adalah sebagai berikut:

1) Jika thitung ≥ ttabel maka data tersebut normal.

2) Jika thitung < ttabel maka data tersebut tidak normal.

Hasil uji normalitas diperoleh dari skor pre-test dan post-test

pembelajaran IPA. Data tersebut kemudian diolah menggunakan program

komputer SPSS versi 23. Syarat data berdistribusi normal apabila nilai P yang

diperoleh dari perhitungan lebih besar dari hasil signifikansi 5% (0.05) atau

dengan kata lain memakai teknik Paired Samples T-Test dan data tidak

berdistribusi normal jika nilai P yang diperoleh lebih kecil dari 5% (0.05) .

Berikut disajikan tabel hasil perhitungan hasil uji normalitas hasil skor pretest

dan posttest.
47

Table 4.11 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest


Tests of Normality
Kolmogorov-
Shapiro-Wilk
Smirnova
Kelas
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Pre-Test Eksperimen
169 25 063 925 25 066
(MF8)
Post-Test Eksperimen
Hasil (MF8) 169 25 062 897 25 016
Belajar
Pre-Test Kontrol
Siswa 190 25 020 906 25 025
(Konvensional)
Post-Test Kontrol
206 25 007 935 25 116
(Konvensional)

Pada saat menggunakan program perhitungan komputer versi SPSS 23

pada tabel 4.11 diketahui nilai signifikansi yang diketahui lebih besar dari

0,05 untuk semua data, maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian

berdistribusi normal. Karena data penelitian berdistribusi normal maka

dapat digunakan statistika parametrik yaitu uji T sampel berpasangan

dengan uji T sampel independen untuk menganalisis data penelitian.

Tabel 4.12 Uji Paired Samples Test Data Pretest dan Posttest
Paired Samples Test
Paired Differences
Sig.
95% Confidence (2-
Std. Std. T df
Interval of the taile
Mean Deviati Error Difference d)
on Mean
Lower Upper
Pre-Test
Pair Eksperimen -
3.458 .692 -18.708 -15.852 -24.983 24 .000
1 - Post-Test 17.280
Eksperimen
Pre-Test
Pair Kontrol - -
8.048 1.610 -17.082 -10.438 -8.549 24 .000
2 Post-Test 13.760
Kontrol
48

Tabel 4.12 memperlihatkan hasil uji paired sample T test di mana pada

pair 1 dan pair 2 diperoleh nilai sig. (2-tailed ) sebesar 0,000 < 0, 05, maka

dapat disimpulkan ada perbedaan rata rata hasil belajar siswa untuk pretest dan

posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan hasil paired dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

penggunaan model pembelajaran CTL pada hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPA materi klasifikasi makhluk hidup. Berikut tabel untuk

melihat seberapa besar pengaruh model pembelajaran CTL yang digunakan.

Table 4.13 Uji Paired Samples Statistics Data Pretest dan Posttest
Paired Samples Statistics
Std. Std. Error
Mean N
Deviation Mean
Pair 1 Pre-Test Eksperimen 63.84 25 10.503 2.101
Post-Test Eksperimen 81.12 25 8.022 1.604
Pair 2 Pre-Test Kontrol 64.48 25 12.045 2.409
Post-Test Kontrol 78.24 25 7.055 1.411
Tabel 4.13 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari kondisi

siswa sebelum dan setelah diberi perlakuan. Hal tersebut dilihat pada Mean

postest adalah 81, 38 lebih besar dari mean pretest yaitu 64, 25. Karena Mean

pretest lebih besar, dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran

CTL pada pembelajaran IPA itu memiliki pengaruh dan efektif. Artinya

penelitian ini efektif.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui tingkat varians data.

Hasil uji homogenitas diperoleh dari skor posttest kelas eksperimen dan posttest
49

kelas kontrol Pembelajaran IPA. Data tersebut kemudian diolah menggunakan

program komputer SPSS versi 23. Berikut disajikan tabel hasil perhitungan hasil

uji homogenitas.

Tabel 4.14 Distribusi Hasil Uji Homogenitas


Test of Homogeneity of Variance
Levene
df1 df2 Sig.
Statistic
Based on Mean .890 1 48 .350
Based on Median .873 1 48 .355
Hasil Belajar Based on Median and
Siswa .873 1 47.999 .355
with adjusted df
Based on trimmed
.863 1 48 .358
mean

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan angka dilakukan dengan

program SPSS versi 23 di atas, diperoleh nilai signifikansi based of mean 0,

693 > 0, 05, hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok data untuk variabel

hasil belajar yang diambil adalah homogen dan memenuhi persyaratan analisis.

c. Uji Hipotesis

Berdasarkan deskripsi data dan uji persyaratan analisis telah

menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian

hipotesis dapat dilakukan.Untuk keperluan hipotesis digunakan statistika

interferensial dengan bantuan SPSS versi 23 yaitu statistika uji t, dalam hal ini

uji t sampel independen.

Kriteria pengujiannya adalah hipotesis H0 diterima dan H1 ditolak jika

nilai t hitung < t tabel, artinya tidak ada perbedaan antara dua perlakuan yang

diberikan. Sebaliknya, hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai t hitung> t


50

tabel, artinya hasil belajar kelas eksperimen yang diajar dengan model

pembelajaran CTL lebih baik dari pada hasil belajar kelas kontrol yang diajar

tanpa model pembelajaran CTL .

Secara umum dapat disimpulkan penelitian model pembelajaran CTL

berpengaruh dalam pembelajaran IPA dibuktikan dengan hasil angka yang

diperoleh yakni thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti

ada perbedaan kemampuan hasil belajar dengan menggunakan model

pembelajaran CTL dan tanpa menggunakan model pembelajaran CTL. Jadi,

penggunaan model pembelajaran CTL terbukti berpengaruh dalam pembelajaran

IPA pada siswa kelas VII MTs Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang.

Untuk lebih jelasnya berikut tabel thitung dan ttabel.

Tabel 4.15 Uji Independent Samples T Test


Independent Samples Test
Levene's
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
95%
Sig. Std. Confidence
Mean
(2- Error Interval of the
F Sig. T df Diffe
tailed Differe Difference
rence
) nce
Lower Upper
Equal
variances .890 .350 1.348 48 .184 2.880 2.137 -1.416 7.176
Hasil assumed
Belajar Equal
Siswa variances
1.348 47.229 .184 2.880 2.137 -1.418 7.178
not
assumed
51

Keterangan: N = 50

Df = 48

Thitung = 1,348

Ttabel = 1,299

Jadi, kesimpulan yang dapat diperoleh mengenai hipotesis yaitu H0

ditolak dan H1 diterima. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikasi antara nilai pembelajaran IPA materi klasifikasi makhluk

hidup pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan

berbeda. Hal ini berarti penggunaan model pembelajaran CTL berpengaruh

pada pembelajaran IPA materi konsep pembelajaran IPA siswa kelas VII MTs

Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang.

B. Pembahasan Penelitian

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran CTL

dalam melaksanakan pembelajaran akan berdampak pada hasil belajar siswa, yang

terlihat dari perbedaan hasil belajar dua kelas tersebut. Hal ini dibuktikan dengan

diperolehnya rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah tes. Sedangkan

untuk kelas kontrol, rata-rata nilai posttest prestasi akademik siswa adalah 78 dan 24.

Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan tingkat kemampuan siswa. Artinya

ketika siswa menggunakan model pembelajaran yang sama untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran, besarkecil hasil belajar kelas eksperimen dan kelompok kontrol akan

tetap seimbang, atau hasilnya tidak akan terlalu berbeda tetapi ketika siswa

menggunakan model yg berbeda untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, situasinya

berbeda dan hasilnya juga berbeda.


52

Proses pembelajaran pada kelas kontrol menunjukan siswa bosan dengan

pembelajaran yang dipimpin oleh guru, sehingga siswa kurang fokus pada materi.

Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tentang klasifikasi biologi hal inilah

yang membuat siswa kesulitan untuk memahami materi dan berpikir kritis.

Padahal proses pembelajaran di kelas eksperimen menunjukan bahwa siswa

terlihat sangat antusias. Saat mulai belajar, melihat hal ini dengan menghubungkan

pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa dapat menjelaskan klasifikasi

unsur-unsur zat biologi kepada siswa , guru menginformasikan elemen, struktur dan

kaidah pembelajaran IPA serta memperlihatkan berbagai contoh serta membimbing

siswa menguasai materi dan memberikan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran.

Guru juga akan menunjukan beberapa contoh yang tidak sesuai dengan materi yang

dibahas, sehingga siswa dapat menemukan perbedaan. Setelah siswa benar-benar

paham, guru akan memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, mencontoh kehidupan

sehari-hari setiap kelompok siswa, dan menunjukkannya didepan kelas.

Jadi ternyata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

CTL berpengaruh dari pada siswa yang tanpa menggunakan model pembelajaran

CTL. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran CTL juga memiliki pengaruh

terhadap hasil belajar.

Kaitan dari penelitian yang relevan Sulima, (2004) yaitu kedua penelitian ini

sama-sama memberikan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode

pembelajaran CTL terhadap hasil belajar yang efektif. Permasalahan yang muncul

adalah bagaimana agar pembelajaran dan penyajian konsep IPA menyenangkan bagi
53

siswa. IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit, tentunya masalah tersebut akan

berimbas pada hasil belajar siswa di sekolah. CTL adalah salah satu pendekatan

pembelajaran yang digunakan untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan situasi

dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa mengaitkan pembelajaran dengan

kehidupan sehari-hari mereka untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut

didukung dengan pendapat Rubiyanto, (2004: 76) yaitu tujuan dari penerapan dan

pendekatan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

melalui peningkatan pemahaman makna materi yang dipelajari dengan mengaitkan

antara materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sebagai

individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan bangsa. Hal ini juga didukung

dengan pendapat B. Johnson, (2014: 66) CTL merupakan suatu pendekatan yang

berbeda, menuntut para siswa dengan konteks keadaan mereka sendiri. CTL

mendorong siswa melihat bahwa manusia sendiri memiliki kapasitas dan tanggung

jawab untuk mempengaruhi dan membentuk sederet konteks yang meliputi keluarga,

kelas, masyarakat dan lingkungan tempat tinggal, hingga ekosistem.

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

kemampuan hasil belajar siswa antara siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran CTL dengan siswa yang tanpa diajar model pembelajaran CTL. Berarti

hipotesis diterima, yaitu model pembelajaran CTL berpengaruh pada pelajaran IPA

kelas VII MTs Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang. Hal tersebut

ditunjukkan melalui uji hipotesis yakni t hitung > ttabel = 1, 348 > 1, 299. Dengan

demikian, H0 ditolak dan H1 diterima.


54

Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar

siswa pada kelompok eksperimen CTL dengan siswa yang diajar dengan tanpa

menggunakan CTL siswa kelas VII MTs Muhammadiyah Kalosi Kabupaten

Enrekang.

Dengan demikian penelitian ini menghasilkan sebuah temuan MTs

Muhammadiyah Kalosi dengan adanya covid 19 siswa dianjurkan memakai masker

dan siswa bergantian masuk pada yang dianalisis berdasarkan hasil belajar siswa.

Kelas VII A sebagai kelas eksperimen diberikan sebuah perlakuan yaitu melakukan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL sedangkan pada kelas

kontrol proses pembelajaran berlangsung tanpa menggunakan model pembelajaran

CTL, namun materi yang diajarkan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.

Proses pembelajaran pada kelas kontrol menunjukan bahwa siswa bosan dan jenuh

dengan pembelajaran yang dipimpin oleh guru. siswa mendengarkan penjelasan guru

mengenai materi klasifikasi makhluk hidup padahal proses pembelajaran di kelas

eksperimen menunjukan bahwa siswa terlihat berbeda dari kelas kontrol. Siswa kelas

eksperimen bersemangat, antusias dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini

terlihat dengan memberikan penjelasan kepada siswa di awal pembelajaran

klasifikasi makhluk hidup, siswa diajarkan berpikir tentang materi yang mengaitkan

kehidupan sehari-hari mereka sebagai individu. .


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pertanyaan yang diajukan, hipotesis yang diajukan, serta hasil

penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) berpengaruh terhadap hasil belajar

dalam IPA materi konsep pembelajaran IPA pada siswa kelas VII MTs

Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang.

Dengan demikian hasil belajar IPA siswa kelas VII MTs Muhammadiyah

Kalosi terdapat pengaruh dengan menggunakan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL). Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dilihat dari hasil rata-rata atau mean

pretest dan posttest yaitu pretest 63. 84% sedangkan posttest 81.12%. Pengaruh

ini bisa dilihat dari hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan

model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam

pembelajaran IPA. Sebelum digunakannya model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning dalam pembelajaran IPA, sering kali ditemukan siswa

tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan guru didepan kelas, bercerita

dengan siswa lain atau mengerjakan tugas pelajaran lain. Hal ini terlihat pada hasil

belajar yaitu 11 siswa yang berada pada kategori sangat rendah dengan persentase

44% dari 25 siswa. Setelah adanya penggunaan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning dalam pembelajaran IPA, siswa lebih paham

55
56

pembelajaran IPA. Hal ini terlihat pada hasil belajar siswa yaitu 12 siswa yang

berada pada kategori tinggi dengan persentase 48% dari 25 siswa.

Sehingga hipotesis diterima yaitu terdapat perbedaan siswa yang mengikuti

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) dengan siswa yang tanpa menggunakan model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL). Jadi pernyataan di atas bahwa

pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

pada siswa kelas VII MTs Muhammadiyah Kalosi .

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis memberikan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Perlu untuk terus mengenalkan peserta didik pada pembelajaran IPA,

namun teori saja tidak cukup untuk memungkinkan peserta didik

memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu ke depan sebaiknya

pendidik lebih banyak mengadopsi model atau media dalam pembelajaran

agar peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran. Kepada guru IPA

agar dapat menerapkan metode atau media dalam pembelajaran jika

memang diperlukan karena dengan metode biasa (ceramah) kadang

membuat siswa jenuh dalam menerima pelajaran.


57

2. Guru IPA dapat menggunakan metode atau media pembelajaran bila

diperlukan, karena metode biasa ceramah terkadang membuat siswa

merasa bosan di kelas.

3. Penelitian ini hanya dilakukan untuk mata pelajaran IPA dengan berbagai

keterbatasan, dan terbatas pada satu variabel yaitu hasil belajar siswa.

Untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjut agar dapat memanfaatkan

model pembelajaran CTL yang dilakukan dengan sebaik-baiknya dalam

penelitian
58

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.


B.Johnson, Elaine. 2014. Contextual Teaching & Learning Bandung: Penerbit
Kaifa
Harlen, 2006. Karakteristik Utama IPA (eprints.uny.ac.id/9741/5/BAB2-
08108244136.pdf.)
Harre, Rom. 2008. Pengantar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
(eprints.uny.ac.id/9741/5/BAB2-08108244136.pdf.)
Hasbullah, 2008, Dasar-dasar ilmu pendidikan, Jakarta: Gema insani Press.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Jakarta. Balai Pustaka.
Mulbar, Usman. 2008. Pembelajaran Realistis yang Melibatkan Metakognisi
Siswa di Sekolah Menengah Pertama Surabaya : Perpustakan Pascasarjana
UNESA, Disertasi. Dikutip tanggal 19 April 2020.
Mulyasa. E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi; konsep, Karakteristik dan
Implementasi Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Nunik Wahyunita Sari. 2015. “pengaruh hasil belajar ipa dengan menggunakan
model pembelajaran contextual teaching and learning. Dikutip tanggal 4
April 2020
Rubiyanto. 2004. Buku Pendidikan Lengkap. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media
Group
Sudjana, Nana. 2019. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Baru
Algensindo
Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Penelitian Kuantitatif, Kualiatatif
dan R+D Bandung: Alfabeta.
Sulima. 2014. Pengaruh model pembelajaran CTL (contextual teaching and
learning) terhadap motivasi dan hasil belajar siswa smkn 1 sidoarjo.
Skripsi diterbitkan. Universitas Muhammadiyah sidoarjo. Dikutip 4 April
2020.
59

Suprijono. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Syah Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar, Jakarta:PT. Raja Grapindo Persada.
Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN A
PERSURATAN
Lampiran A.1 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Modal Kab.Enrekang
Lampiran A.2 Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran A.3 Kartu Kontrol Penelitian
LAMPIRAN B
INSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran B.2 Lembar Tes

SOAL PRE TES

Materi: klasifikasi mahluk hidup

Nama :

Kelas :

Berikan tanda silang (x) di depan huruf a,b,c atau d sebagai jawaban yang
benar :

1) Untuk melestarikan keturunannya maka makhluk hidup perlu melakukan..


A. Perkembangbiakan C. Gerak
B. Perkembangan D. Pertumbuhan
2) Faktor dari dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
manusia adalah..
A. Makanan C. Gen
B. Cahaya matahari D. Air
3) Penulisan nama ilmiah yang benar di bawah ini adalah...
A. Rhizopus oligosporus B. Rhizopus Oligosporus
C. rhizopus Oligosporus D. rhizopus oligosporus
4) Pemberian tata nama ganda diatur dalam Kode Internasional yang disebut
dengan ….
A. binomial nomenklatur C. kunci determinasi
B. pengelompokan D. klasifikasi
5) Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah ….
A. mempermudah pengenalan makhluk hidup
B. memilih makhluk hidup yang dapat dimakan
C. menentukan asal-usul makhluk hidup
D. memberikan nama pada setiap makhluk hidup
6) Pada taksonomi dari kingdom ke spesies, jumlah makhluk hidup yang
berbeda dalam setiap takson akan ….
A. semakin banyak C. berubah-ubah
B. semakin sedikit D.tetap
7) Hal berikut yang dilakukan oleh semua makhluk hidup kecuali...
A. Peka terhadap rangsang C. Tumbuh
B. Bernapas D. Fotosintesis
8) Ilmu yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup disebut ….
A. Botani C. Taksonomi
B. Zoologi D. Genetik
9) Zat sisa yang dikeluarkan oleh tumbuhan pada waktu bernapas adalah...
A. Co2 dan H2O C. CO2 dan zat gula
B. CO2 dan O2 D. Zat tepung dan O2
10) Urutan takson yang paling tepat untuk tumbuhan adalah ….
A. divisi – kelas – familia – genus – spesies
B . divisi – familia – kelas – genus – spesies
C . filum – kelas – genus – spesies
D. filum – familia – kelas – genus – spesies
11) Euglena kurang cocok jika hanya dimasukkan dalam animalia, karena
Euglena juga memiliki ciri yang dimiliki oleh Plantae, yaitu ….
A. cara makannya autotrof B. selalu bergerak
C. cara hidup berkoloni D. cara makannya heterotrof j
12) Lumut kerak merupakan tumbuhan ….
A. hasil hidup bersama askiometes dengan ganggang
B. hasil simbiosis antara jamur dengan lumut
C. gabungan antara tumbuhan paku dengan jamur
D. hasil hidup bersama antara dua jamur

13) Berikut ini ciri-ciri tumbuhan lumut, kecuali...


A. Mempunyai klorofil B. Memiliki berkas pengangkut
C. Multiseluler D. Membentuk spora
14) Bagian pada tumbuhan paku yang menghasilkan sel kelamin jantan
adalah ….

A. protalium B. arkegonium
C. antheridium D. sporogonium j

15) Spora pada tumbuhan paku apabila jatuh pada tempat yang cocok akan
tumbuh menjadi...
A. Tumbuhan paku B. Generasi sporofit
C. Protonema D. Protalium

Lampiran B.3 Pedoman Penskoran Nilai

PEDOMAN PENSKORAN SOAL PRETEST dan POSTTEST

Ketentuan penilaian yakni:

 Skor 0 jika salah atau tidak menjawab

 Skor jika benar untuk tia p soal:

 Nomor 1 = 4

 Nomor 2 = 4

 Nomor 3 = 6

 Nomor 4 = 8

 Nomor 5 = 4

 Nomor 6 = 6

 Nomor 7 = 6

 Nomor 8 = 8
 Nomor 9 = 6

 Nomor 10 = 10

 Nomor 11 =6

 Nomor 12 =6

 Nomor 13 =8

 Nomor 14 =8

 Nomor 15 =10

Menggunakan Rumus:

𝐒𝐤𝐨𝐫 = 𝑺𝒐𝒂𝒍 𝟏 + 𝑺𝒐𝒂𝒍 𝟐 + ⋯ 𝑺𝒐𝒂𝒍 𝟏5


LAMPIRAN C
HASIL BELAJAR SISWA KELAS
EKSPERIMEN
Lampiran C.1 Daftar Nilai Siswa

KELAS EKSPERIMEN

No Nilai
Nama Siswa L/P
. PreTest Kategori PostTest Kategori
1 Affanda Deva Indravuri L 60 Tidak tuntas 78 Tuntas
2 Afifah Yumna Zhafira P 88 Tuntas 92 Tuntas
3 Andi Nurhalisah P 68 Tidak tuntas 86 Tuntas
4 Andi Putra. S L 60 Tidak tuntas 78 Tuntas
5 Asti Nadya Amri P 76 Tuntas 90 Tuntas
6 Azzhimaturraddiah P 72 Tidak tuntas 88 Tuntas
7 Dewina Quinsha P 72 Tidak tuntas 88 Tuntas
8 Dwi Indriani Hasma P 68 Tidak tuntas 88 Tuntas
9 Eka Afrianti P 64 Tidak tuntas 82 Tuntas
10 Fadly Syamsuddin L 38 Tidak tuntas 60 Tidak tuntas
11 Faisal Adi Nugroho L 58 Tidak tuntas 76 Tuntas
12 Farhan Syam L 60 Tidak tuntas 78 Tuntas
Fitrizky Firanda Putri Tidak tuntas Tuntas
13 P 68 86
Disya
14 Khalisah Nur Qabila P 66 Tidak tuntas 84 Tuntas
15 Muh. Ahsanul Khaliqin L 58 Tidak tuntas 76 Tuntas
Muh. Aidil Abraar Dzikri Tidak tuntas Tuntas
16 L 64 80
Ismai
17 Muh. Faiz S L 60 Tidak tuntas 80 Tuntas
18 Muh. Raehal Rafsanjani L 54 Tidak tuntas 70 Tidak tuntas
Muh. Rangga Syahputra Tidak tuntas Tidak tuntas
19 L 40 64
Lakit
20 Muh. Ryan Kurniawan L 58 Tidak tuntas 76 Tuntas
Muhammad Surya Tidak tuntas Tuntas
21 L 60 78
Panulung
22 Natasya Aurelya A P 72 Tidak tuntas 88 Tuntas
23 Nur Fadillah Nasir P 68 Tidak tuntas 86 Tuntas
24 Nur Hilda Farista S P 72 Tidak tuntas 88 Tuntas
25 Nur Mufidha P 72 Tidak tuntas 88 Tuntas
LAMPIRAN D
HASIL BELAJAR SISWA KELAS
KONTROL
Lampiran D.1 Daftar Nilai Siswa

KELAS KONTROL

Nilai
No. Nama Siswa L/P
PreTest Kategori PostTest kategori
1 A. Muh. Washiyyatun H L 58 Tidak tuntas 66 Tidak tuntas
2 A. Muh. Jaelani Zidiq L 82 Tuntas 92 Tuntas
3 Andi Lamaddukelleng L 68 Tidak tuntas 72 Tidak tuntas
4 Ariel Muchlis L 78 Tuntas 90 Tuntas
5 Faisal Haeril L 72 Tidak tuntas 88 Tuntas
6 Irfan Julian L 40 Tidak tuntas 68 Tidak tuntas
7 M. Tri Bintang L 76 Tuntas 82 Tuntas
8 Muh. Fahrul Islam B L 66 Tidak tuntas 78 Tuntas
9 Muh. Rifqi Syahputra L 70 Tidak tuntas 80 Tuntas
10 Muh. Rizqullah Rasul L 54 Tidak tuntas 78 Tuntas
11 Muh. Yusuf Ramadhan L 72 Tidak tuntas 82 Tuntas
12 Muhammad Iqram L 60 Tidak tuntas 72 Tidak tuntas
13 Ainun Nurafidah P 76 Tuntas 86 Tuntas
14 Alfira Apriliani P 40 Tidak tuntas 78 Tuntas
15 Andi Rini Pratiwi P 76 Tuntas 82 Tuntas
16 Andi Shabrina N P 54 Tidak tuntas 66 Tidak tuntas
17 Athira Nur Achmadin P 68 Tidak tuntas 78 Tuntas
18 Aulia Ramadhan P 66 Tidak tuntas 78 Tuntas
19 Dewi Apriliani P P 76 Tuntas 82 Tuntas
20 Dhea Putri M P 60 Tidak tuntas 78 Tuntas
21 Eka Sabrina P 70 Tidak tuntas 82 Tuntas
22 Muthia Syahrani P 68 Tidak tuntas 78 Tuntas
23 Nurhandayani Natasya P 58 Tidak tuntas 76 Tuntas
24 Nur Mutiah Dewi P 66 Tidak tuntas 78 Tuntas
25 Nur Wahyuni Putri P 38 Tidak tuntas 66 Tidak tuntas
LAMPIRAN E
DOKUMENTASI
Photo Penelitian

Gambar 1. Observasi Kelas Kontrol

Gambar 2. Observasi Kelas Eksperimen


Gambar 3. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol

Gambar 4. Evaluasi Kontrol


Gambar 5. Proses Pembelajaran Eksperimen

Gambar 6. Evaluasi Eksperimen


RIWAYAT HIDUP

HADIS, lahir di Kalosi Kabupaten Enrekang, Provinsi


Sulawesi Selatan pada tanggal 18 Januari 1998. Anak keempat
dari empat bersaudara, dari pasangan Ayahanda Kiman dengan
Ibunda Hamina Yang beralamat di Kalosi, Kecamatan Alla,
Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

Pendidikan yang ditempuh yaitu masuk di pendidikan di


SDN 18 Kalosi dan tamat tahun 2010, pada tahun yang sama melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 3 Alla dan tamat pada Tahun 2013, pada tahun yang
sama melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1 Enrekang dan tamat pada Tahun
2016. Pada tahun 2016 terdaftar di Universitas Muhammadiyah Makassar
Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan
Program Strata 1 (S1). Pada tahun 2020, Penulis menyelesaikan studi dengan
menyusun karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Penerapan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran IPA di MTs Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang”.

Anda mungkin juga menyukai