Anda di halaman 1dari 89

PENGARUH MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE

(VCT) TERHADAP MORALITAS SISWA DALAM


PEMBELAJARAN PKN SDN 167 KASUSO
KECAMATAN BONTOBAHARI
KABUPATEN BULUKUMBA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

ANDI RAHMAWATI HAMZAH


10540 11009 16

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020

i
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : ANDI RAHMAWATI HAMZAH
Stambuk : 10540 11009 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul : Pengaruh Model Value Clarification Technique (Vct)
TerhadapMoralitas Siswa Dalam Pembelajaran Pkn
Sdn 167 Kasuso Kecamatan Bontobahari Kabupaten
Bulukumba

Dengan ini menyatakan bahwa:


Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya sendiri,
bukan hasil jiplakan atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2020

Yang membuat pernyataan

ANDI RAHMAWATI HAMZAH

v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : ANDI RAHMAWATI HAMZAH
Stambuk : 10540 11009 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya
yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya selalu melakukan konsultasi
dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian surat perjanjian ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh kesadaran.

Makassar, September 2020


Yang membuat pernyataan

ANDI RAHMAWATI HAMZAH

vi
MOTTO

 Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari


tua
 Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah
 Masa lalu hanya boleh disesali jika ada kesalahan-
kesalahan, tetapi jadikan penyesalan itu sebagai senjata
untuk masa depan agar tidak terjadi kesalahan lagi
 Rencanakan aktivitasmu dan selesaikan rencanamu

BERDOA, USAHA, IKHTIAR


“Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah“

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsiku ini untuk kedua orang tuaku, kakak-


kakak ku dan sahabat-sahabatku

vii
ABSTRAK

Andi Rahmawati Hamzah . 2020.Pengaruh Model VCT Terhadap Moralitas


Siswa Dalam Pembelajaran Pkn SDN 167 Kasuso Kecamatan Bontobahari
Kabupaten Bulukumba. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Andi Sugiati, dan pembimbing II Jumiati Nur.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dalam
membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, dan
bertanggung jawab. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Pengaruh model vct terhadap moralitas siswa dalam pembelajaran Pkn siswa
SDN 167 Kasuso Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen bentuk Pre Test Post
Test Design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya
melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas pembanding
(kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model vct
terhadap moralitas siswa dalam pembelajaran Pkn SDN 167 Kasuso Kecamatan
Bontobahari Kabupaten Bulukumba tahun ajaran 2020/2021. Satuan eksperimen
dalam penelitian ini adalah murid Kelas V sebanyak 11 orang.
Atas dasar penelitian yang telah diuraikan, penulis memberikan saran,
yaitu hendaknya pemerintah memperhatikan peningkatan mutu dan kualitas
pendidikan dengan memberikan sarana dan prasarana yang lebih menunjang
prestasi siswa juga meningkatkan mutu pembelajaran.Maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru kelas sangat
efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermutu.

Kata kunci: Model Value Clarification technique, Moralitas Siswa

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin puji dan syukur kehadirat Allah swt atas

segala limpahan rahmat dan segala nikmat yang selalu tercurahkan kepada

penulis, salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammmad saw, keluarga,

sahabat dan seluruh ummat muslim yang tetap istiqomah pada ajarannya. Pada

kesempatan ini penulis mendapat nikmat yang luar biasa karena dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan sikripsi ini, tidak sedikit mengalami hambatan, akan

tetapi atas berkat pertolongan sang Khalik Allah Swt penulis dapat mengatasinya

dengan baik. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan sebagaimana

layaknya sebuah karya ilmiah. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,

penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuannya baik berupa moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini

mulai dari awal sampai selesai. Ucapan terima kasih yang tak terhingga dan

ix
teristimewa untuk yang penulis cintai dan mencintai penulis dengan sepenuh hati

kepada.

Ayahanda terhormat Hamzah A,Ma.Pd dan Ibunda Ruhiyatun yang telah

membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang. Harapan dan

cita-cita luhur keduanya senantiasa memotivasi penulis untuk berbuat dan

menambah ilmu, juga memberikan dorongan moralmaupun material serta doa

yang tulus buat Ananda.

Demikian pula penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar

besarnya kepada ibu Dr. Andi Sugiati, M.Pd., selaku Pembimbing I, Dra. Jumiati

Nur, M.Pd., selaku Pembimbing II yang dengan ikhlas meluangkan waktunya

memberikan petunjuk, arahan, dan motivasi kepada penulis.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr.

H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin

Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar,

Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Universitas Muhammadiyah Makassar, Ernawati, S.Pd, M.Pd., Sekretaris Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar,

Bapak dan Ibu Dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal dan ilmu

pengetahuan selama mengikuti pendidikan.

x
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

Mappaewa Patmasuri, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN 167 Kasuso. Ibu Dian

Indriani, S.Pd., selaku guru kelas V yang telah mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian. staf SDN 167 Kasuso. Bapak dan Ibu guru serta sahabat

tercinta, serta teman-teman seperjuanganhususnya kelas 16.A terima kasih atas

keikhlasan dan kerja samanya selama menggeluti perkuliahan. Pihak-pihak lain

yang telah banyak membantu penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan

dengan baik.

Dan tiada imbalan yang dapat diberikan oleh penulis, hanya kepada Allah

Swt penulis menyerahkan segalanya dan semoga bantuan yang diberikan selama

ini bernilai ibadah di sisi-Nya Amin.

Makassar, Agustus 2020

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. ii

ABSTRAK……… .......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka...................................................................................... 7

B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 25

C. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis ..................................................................................................... 29

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................. 30

C. Sumber Data ......................................................................................... 30

D. Populasi Dan Sampel ........................................................................... 31

xii
E. Definisi Operasional............................................................................. 31

F. Instrumen Penelitian............................................................................. 32

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33

H. Teknik Analisis Data………………………………………………… 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ........ 38

B. Hasil Observasi ................................................................................... 49

C. Angket……………………………………………………………….. 43

D. Pembahasan …………………………………………………………. 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................. 48

B. Saran ..................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.......................... 39

Tabel 4.2 Hasil rekapitulasi lembar observasi ................................................. 40

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi observasi siswa ................................................ 42

Tabel4.4 Lembar observasi siswa .................................................................... 42

Tabel 4.5 Angket perkembangan moral siswa ................................................. 43

Tabel 4.6 Angket kecerdasan moral siswa ....................................................... 44

xiv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Pikir ................................................................................ 27

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangat penting bagi suatu bangsa atau negara karena pada

dasarnya pendidikan adalah awal dari perubahan menuju hal yang lebih baik.Mutu

pendidikan sangat menentukan majunya suatu negara dan generasi yang

diciptakan. Mundurnya pendidikan akan membawa dampak yang sangat besar,

sehingga perlu adanya inovasi dan kreativitas dari para pendidik sebagai suatu

komponen yang ada dalam pendidikan dan juga sebagai bagian yang terlibat

langsung. Tujuan pendidikan nasiaonal Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

tentang sistem Pendidikan Nasional berikut :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) mengemukakan bahwa “tujuan

pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut”. Dalam hal ini berarti proses pendidikan berujung pada pembentukan

sikap,pengembangan kecerdasan atau intelektual serta pengembangan

keterampilan siswa sesuai kemampuan dan kebutuhan. Ketiga aspek ini (sikap,

1
2

kecerdasan dan keterampilan) adalah arah dan tujuan pendidikan yang harus

diupayakan.

Pendidikan menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam

kehidupan, karena melalui pendidikan seseorang yang awalnya tidak tahu menjadi

tahu, tidak paham menjadi paham, tidak bisa menjadi bisa. Selain itu, pendidikan

juga menentukan kulitas seseorang.

Jenjang pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikanyang paling

fundamental dalam pemberian konsep pengetahuan.Pendidikankhususnya pada

Sekolah Dasar sangat menentukan langkah seseorang dalammelanjutkan jenjang

pendidikannya.Pendidikan di Sekolah Dasar memilikibeberapa mata pelajaran

yang sangat penting bagi kehidupan manusiadikemudian hari. Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satumata pelajaran yang berkaitan

langsung dengan kehidupan masyarakat dancenderung pada pendidikan afektif

yang berhubungan langsung dengan sikapseseorang khususnya anak-anak yang

banyak dipengaruhi oleh lingkungan,baik itu lingkungan keluarga, sekolah,

maupun lingkungan temanbermainnya.

Sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 penjelasan pasal 77 J ayat

(1)tentang struktur kurikulum ditegaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan

dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki

rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila,

kecerdasan berkonstitusi UUD Negara Republik Indonesia 1945, nilai dan

semangat Bhineka Tunggal Ika, serta komitmen NKRI.


3

Pada pasal 5 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

(UU Sisdiknas) yang menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak

yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang

bermutu dan berkualitas menjadi dambaan masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Andi Baso dan Nasrun Hasan (2015:4)Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan adalah “wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-

nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari

baik sebagai individu, anggota masyarakat, warga negara dan mahluk ciptaan

Tuhan Yang Maha Esa”.

Pembelajaran PKn merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan terpaanmoral yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa,

dan bagaimana gejala-gejala sosial, khususnya yang berkaitan dengan moral serta

prilaku manusia. Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana untuk

mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada

budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk

perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa baik sebagai individu, masyarakat,

warganegara dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Pola pembelajaran VCT menurut A. Kosasih Djahiri (1992) dianggap

unggul untuk pembelajaran afektif karena: pertama, mampu membina dan

mempribadikan (personalisasi) nilai moral. Kedua, mampu mengklarifikasi dan

mengungkapkan isi pesan nilai moral yang disampaikan.Ketiga,mampu

mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai moral diri siswa dan nilai moral dalam
4

kehidupan nyata. Keempat, mampu mengundang, melibatkan, membina dan

mengembangkan potensi diri siswa terutama potensi afektualnya.Kelima, mampu

memberikan pengalaman belajar berbagai kehidupan.Keenam, mampu

menangkal, meniadakan, mengintervensi berbagai nilai moral baikyang ada dalam

sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang.Ketujuh, menuntun dan

memotivasi hidup layak dan bermoral tinggi.

Pada kegiatan wawancara/Observasi dikelas V SDN 167 Kasuso pada

proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di temukan siswa-siswa

kelas V pada proses pembelajaran Pedidikan Kewarganegaraan (PKn) kurang

menghargai guru dalam pembelajaran yang terkait pada kondisi proses

pembelajaran. Beberapa siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dan sibuk

sendiri. Hanya siswa tertentu yang aktif saat proses pembelajaran berlangsung.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya

pemanfaatan papan tulis, serta belum optimalnya pemanfaatan media

pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi membosankan. Hal ini terlihat

ketika siswa kurang antusias dan kurang tertarik pada pembalajaran, sehingga

dampaknya kurang aktifnya siswa saat proses pembelajaran. Saat proses tanya

jawab berlangsung kebanyakan dari siswa hanya diam dan hanya beberapa siswa

tertentu yang berani untuk mengungkapkan pendapatnya.

Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini peneliti mengangkat

judul “Pengaruh Model Value Clarification Technique (VCT) Terhadap

Moralitas Dalam Pembelajaran Pkn SDN 167 Kasuso Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba.”


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

rumusan masalah dalam peneitian ini adalah “Apakah Ada Pengaruh Penggunaan

Model VCT Terhadap Moralitas Siswa Dalam Pembelajaran PKn SDN 167

Kasuso Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.”?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah “untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

penggunaan model VCT terhadap moralitas siswa dalam pembelajaran PKn

SDN167 Kasuso Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba?”.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan tentang moral.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Sekolah

Sebagai bahan referensi dalam upaya pembenahan dan

meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar mengajar


6

2) Bagi Guru

Dapat mengetahui penggunaan metode pembelajaran yang dapat

menimbulkan perhatian dan motivasi siswa dan dapat memperbaiki serta

meningkatkan sistem pembelajaran khususnya Pkn.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Relevan

Fairizah Haris Dan Ganes Gunansyah (2013), “Penerapan Model

Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) untuk meningkatkan

kesadaran nilai menghargai jasa para pahlawan pada siswa sekolah dasar”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran VCT dapat meningkatkan kesadaran nilai menghargai jasa

pahlawan serta semakin banyak siswa yang mencapai skor ketuntasan

minimal yang ditentukan.

Jandut Gregorius (2011) “Penerapan Model Pembelajaran VCT

Modifikasi Sebagai Upaya Membina Kesadaran Nilai pada siswa dalam

pembelajaran Pkn kelas V SDN Sumur Welut 3 Surabaya”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model VCT modifikasi

pada mata pelajaran Pkn SD, guru dapat membantu siswa

mengidentifikasi nilai dan mengklarifikasi sikap diri dengan baik oleh

siswa karena menyenangkan dan berhasil leih baik dalam penilaian skala

sikap dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

Endah Wahyuningsih (2006) “Penggunaan Model VCT Game Role

Playing dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Pkn di sekolah”

7
8

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran VCT Game Role Playing dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa yaitu siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran yang

melibatkan potensi efektifnya untuk merasakan suatu kejadian dalam

peristiwa yang disesuaikan dengan materi pelajaran.

Pembelajaran VCT berbantuan Media Gambar terhadap Nilai

Karakter Siswa kelas V SD Gugus V Tajun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan pada nilai karakter siswa pada kelas V antara kelompok siswa

yang dibelajarkan dengan metode VCT berbantuan media gambar dengan

kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran

konvensional.

2. Model VCT (value clarificationtechnique)

a. Pengertian model VCT (value clarification technique)

Menurut Toyibin dan Djahiri yang dikutip oleh Chotimah dalam

Rahayudhi dkk (2013:4) menyatakan bahwa “VCT berasal dari kata

Value Clarification dan Technique.Kata Value berarti nilai yang berasal

dari kata Vlure (bahasa latin), yang artinya baik atau kuat. Sedangkan arti

Clarification Technique adalah teknik mengklarifikasi (memperjelas,

mengungkapkan, memperinci) nilai”.

Menurut Sanjaya dalam Anggarini dkk (2013: 4)menyatakan

bahwa “model Pembelajaran dengan cara mengklarifikasi nilai value

clarification technique merupakan pengajaran untuk membentuk siswa


9

dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam

menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang

sudah ada dan tertanam dalam diri siswa”.

Menurut Djahiri dalam Wahyuni dkk (2014: 3) menyatakan

bahwa“VCT dimaksudkan untuk melatih dan membina siswa tentang

bagaimana cara menilai, mengambil keputusan terhadap suatu nilai

umum untuk kemudian dilaksanakannya sebagai warga masyarakat”

Menurut Taniredja dalam Rahayudhi dkk (2013: 4) menyatakan

bahwa“model pembelajaran VCT yaitu model pembelajaran yang

memungkinkan partisipasi aktif siswa, dapat mengarahkan pembelajaran

pada tujuan dan memungkinkan terjadinya proses internalisasi nilai

moral melalui cara-cara yang rasional, komunikatif, dan edukatif

sehingga siswa dapat menjunjung tinggi nilai yang dianutnya secara

kukuh dalam kehidupan sehari-hari”.

Rahayudhi, dkk(2013: 4) menyatakan bahwa “Value Clarification

Technique atau teknik mengklarifikasi nilai (TMN) adalah suatu nama

atau label dari suatu model pendekatan dan strategi belajar mengajar

khusus untuk pendidikan nilai dan moral”.

b. Kelebihan dan keunggulan model VCT (value clarification

technique)

Pola pembelajaran VCT menurut Djahiri dalam Winataputra dkk

(2008: 5.45) “dianggap unggul untuk pembelajaran afektif karena:

pertama, mampu membina dan mempribadikan (personalisasi) nilai


10

moral. Kedua, mampu mengklarifikasi dan mengungkapkan isi pesan

nilai moral yang disampaikan.Ketiga, mampu mengklarifikasi dan

menilai kualitas nilai moral diri siswa dan nilai moral dalam kehidupan

nyata.Keempat, mampu mengundang, melibatkan, membina dan

mengembangkan potensi diri siswa terutama potensi afektualnya.Kelima,

mampu memberikan pengalaman belajar berbagai kehidupan.Keenam,

mampu menangkal, meniadakan, mengintervensi berbagai nilai moral

baik yang ada dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri

seseorang.Ketujuh,menuntun dan memotivasi hidup layak dan bermoral

tinggi”.

Menurut Taniredja dkk dalam Nandari dkk (2013: 3) “keunggulan

dari model VCT ini model ini mampu mengungkapkan isi pesan materi

yang disampaikan melalui pemahaman nilai moral dalam kehidupan

nyata”.

Sanjaya dalam Nandari dkk (2013: 3) mengemukakan bahwa “VCT

akan membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang

dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses

menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa”.

Wahyuni,dkk(2014: 3) menyatakan bahwa “keunggulan teknik

VCT yaitu Pertama, mampu membina dan menanamkan nilai dan moral

pada ranah internal slide. Kedua,mampu mengklarifikasi atau menggali

dan mengungkapkan isi pesan materi yang disampaikan selanjutnya akan

memudahkan bagi guru untuk menyampaikan makna, pesan nilai, dan


11

norma. Ketiga, mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai moral

dari siswa, melihat nilai yang ada pada orang lain dan memahami nilai

moral yang ada dalam kehidupan nyata. Keempat,mampu mengundang,

melibatkan, membina, dan mengembangkan potensi diri siswa terutama

mengembangkan potensi sikap. Kelima, mampu memberikan sejumlah

pengalaman belajar dari berbagai kehidupan.Keenam,mampu menangkal,

meniadakan, mengintervensi dan memadukanberbagai nilai moral dalam

sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang”.

c. Langkah-langkah model VCT (value clarification technique)

Menurut Djahiri dalam Winataputra dkk (2008: 5.45) Model

pembelajaran VCT meliputi:

1) Metode percontohan

2) Analisis nilai

3) VCT daftar/Matriks yang meliputi

a) Daftar baik-buruk

b) Daftar tingkat urutan

c) Daftar skala prioritas

4) Daftar gejala kontinum

5) Daftar penilaian diri

6) Daftar membaca fikiran orang lain tentang diri kita

7) Perisai kepribadian diri

8) VCT dengan kartu keyakinan

9) VCT melalui teknik wawancara


12

10) Teknik yurisprudensi; dan

11) Teknik inkuiri nilai.

Menurut Winata dalam Rahayudhi dkk (2012: 4) Langkah-

langkah(Sintaks) Model VCTdimulai dari:

1) Pelontran media/stimulus

Aplikasinya dimulai dengan pelontaran media/stimulus pada

siswa yang berisi konflik nilai moral yang membingungkan dan dapat

melabilkan keseimbangan proses kognitif siswa.

2) Memilih(choosing)

Kemudian siswa terlibat untuk menyelidiki problema tersebut

dengan cara diskusi dan memilih cara penyelesaian problema tersebut

bersama dengan teman kelompok (memilih/choosing).

3) Menghargai (prizing)

Setelah itu guru mengkondisikan siswa agar mereka bisa

merasakan atau meyakini nilai yang dipilih dengan menyusun laporan

hasil diskusi.(Menghargai/prizing).

4) Bertindak (acting)

Selanjutnya, setelah siswa yakin atas plihan nilainya yang

dituangkan dalam laporan, siswa diminta untuk menyajikan nilai

pilihannya di depan kelas (Berbuat/acting)

5) Penekanan nilai

Setelah itu guru memberikan penekanan nilai pada nilai

pilihan siswa agar siswa tidak memilih nilai yang salah.


13

6) Refleksi, Kegiatan selanjutnya adalah siswa merefleksi diri.

7) Kesimpulan, dan menyimpulkanpembelajaran.

3. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

a. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Rumiati (2008:25) menjelaskan “PKN (N) adalah Pendidikan

Kewargaan Negara, sedangkan PKn (n) adalah Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan terjemahan civic.

Kaelan dan Achmad Zubaidi (2010:1) “ Pendidikan

Kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan diseluruh

dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah atau nama. Mata kuliah

tersebut sering disebut sebagai civic education, citizenship education, dan

bahkan ada menyebutkan sebagai democracy education. Mata kuliah ini

memiliki peran yang sangat strategis dalam mempersiapkan warga

negara yang cerdas, bertanggung jawab dan keadaban”.

Menurut Amin (2009: 1.31) “Pendidikan Kewarganegaraan

diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar pada

masa yang akan datang dapat menjadi patriot, patriotisme sebagai

pembela tanah air, bangsa dan negara”.

Menurut Andi Baso dan Nasrun Hasan (2015: 4).“Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan

dan melestarikan nilai-nilai luhur dan adat istiadat, moral yang berakar

pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam

bentuk dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga


14

negara perilaku dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa PGSD baik

bagi individu, anggota masyarakat, warga negara, dan makhluk ciptaan

Tuhan yang Maha Esa.

Wahab, dkk. (2007: i) menyatakan bahwa“Mata kuliah Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan program pendidikan

yang memiliki misi untuk mengembangkan nilai luhur dan moral yang

berakar pada budaya dan keyakinan bangsa Indonesia yang

memungkinkan dapat diwujudkan dalam perilaku dalam kehidupan

sehari-hari”.

“Kewarga Negaraan Merupakan terjemahan dari Civicsyang

merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan membina dan

mengembangkan anak didik agar menjadi warga negara yang baik (good

citizen)”.Somantri (Wahab dkk 2007:1.4).

Dalam kurikulum Dikdas (Depdikbud 1994) yang juga merupakan

penjelasan pasal 39 ayat (2) UU No.2 tahun 1994: “Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali siswa dan

kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara

dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi

warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara”. (Wahab

dkk 2007:1.6)

Wahab, dkk. mengemukakan bahwa “PPKn merupakan mata

pelajaran yang bersifat multidimensional, yang merupakan pendidikan

nilai dan pendidikan moral, pendidikan sosial, dan masalah pendidikan


15

politik.materi PPKn adalah konsep-konsep nilai Pancasila dan UUD 45

beserta dinamika perwujudan dalam kehidupan masyarakat Negara

Indonesia.PPKn dapat dikatakan sebagai program pembelajaran nilai dan

moral Pancasila dan UUD 45 yang bermuara pada terbentuknya watak

Pancasila dan UUD 45 dalam diri peserta didik.Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana

untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang

berakar pada budaya bangsa Indonesia.Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan yaitu membekali siswa dengan budi pekerti,

pengetahuan dan kemampuan dasar berkaitan dengan hubungan antara

warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara

agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan

negara”. (2007: 1.19,1.22,2.5)

Menurut Depdiknas dalam Wahyuni dkk (2014: 2) bahwa

“Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan

pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara

Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh

Pancasila dan UUD 1945”.

b. Tujuan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

Menurut Amin (2009: 1.38) bahwa“pendidikan ini

diselenggarakan untuk membekali para mahasiswa selaku calon


16

pemimpin dimasa depan dengan kesadaran bela negara serta kemampuan

berpikir secara komprehensif integral dalam rangka ketahanan Nasional”.

Andi Baso dan Nasrun Hasan mengemukakan bahwa “tujuan PPKn

menurut kurikulum tahun 1994,tujuannya adalah meningkatkan

pengetahuan dan pengembangankemampuan memahami, menghayati,

dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman perilaku dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga menjadi

warga negara yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan serta

memberi bekal kemampuan untuk belajar lebih lanjut. Tujuan dan fungsi

PPKn misi pentingyang diembannya adalah sebagai, pendidikan nilai dan

moral Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945, pendidikan politik,

Pendidikan Kewarganegaraan”. (2015: 14,16)

Menurut Permendiknas dalam Rahayudhi dkk (2013: 2)

bahwa“Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan tentang Standar Isi

untukSatuan Pendidikan Dasar dan Menengahyaitu untuk meningkatkan

kesadaran danwawasan peserta didik akan status, hakdan kewajibannya

dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegaraserta

peningkatan kualitas dirinya sebagaimanusia”.

Rahayudhi, dkk.(2013: 3) mengemukakan bahwa “tujuan akhir

pembelajaran PKn adalah agar siswa bisa bertingkahlaku sesuai dengan

Pancasila, namun aspek kognitif siswa juga sangat perlu untuk

ditingkatkan”.
17

Wahab, dkk. (2007: 1.7) menyatakan bahwa “tujuan dan lingkup

PPKn di SD adalah pemahaman dan pengalaman serta penerapan konsep,

nilai, moral, norma Pancasila dan hak dan kewajiban warga negara untuk

kepentingan kehidupan sehari-hari dan dasar pendidikan di SLTP”.

Winataputra (2008: 1.20) menyatakan bahwa “tujuan Pendidkan

Kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar dan tanggung

jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-

nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia”.

Wahab, dkk.menyatakan bahwa “tujuannya yaitu “menanamkan

sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan kepada

nilai-nilai Pancasila baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

masyarakat dan memberikan bekal kemampuan untuk mengikuti

kemampuan di SLTP.tujuan PPKn yaitu membina nilai-nilai moral dalam

diri anak didik” (2007: 2.6,7,6)

Depdiknas dalam Wahyuni dkk (2014: 2) menyatakan bahwa

“tujuan pembelajaran PKn adalah untuk memberikan kompetensi sebagai

berikut: a) Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan, b) Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab,

serta bertindak secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara, c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk

membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia

agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain, d) Berinteraksi


18

dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung

dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi”.

Depdikbud dalam Wahab dkk. (2007: 2.10) menyatakan

bahwa“tujuan PPKn SD adalah menanamkan sikap dan perilaku dalam

kehidupan sehari-hari,yang didasarkan kepada nilai-nilai Pancasila baik

sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat,dan memberi bekal

kemampuan untuk mengikuti pendidikan di SLTP”.

c. Ruang Lingkup Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

(PPKn)

Mata pelajaran PKn memiliki klasifikasi materi yang dirangkum

dalam ruang lingkup pembelajaran. Ruang lingkup pada materi mata

pelajaran PKn sesuai Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar

Isi, meliputi

1) Persatuan dan kesatuan bangsa

2) Norma, hukum dan peraturan

3) Hak asasi manusia

4) Kebutuhan warga negara

5) Konstitusi negara

6) Kekuasaan dan politik

7) Pancasila

8) Globalisasi

Berdasarkan uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa materi

pembelajaran pada mata pelajaran PKn terangkum dalam ruang lingkup


19

mata pelajaran PKn yang terdiri dari beberapa aspek, meliputi ruang

lingkup kesatuan dan kesatuan bangsa, ruang lingkup norma, hukum dan

peraturan, ruang lingkup HAM (Hak Asasi Manusia), ruang lingkup

kebutuhan dan konstitusi negara,ruang lingkup kekuasaan dan politik,

ruang lingkup Pancasila serta ruang lingkup globalisasi.

Andi Baso dan Nasrun Hasan menyatakan bahwa“ruang lingkup

materi pelajaran PPKn meliputi nilai moral Pancasila adalah nilai moral

dan norma Pancasila yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Ruang

lingkup itu meliputi juga kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial,

budaya, pertahanan dan keamanan negara Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ruang lingkup PPKn tersebut

mencakup spectrum yang dalam kerangka pengamalan nilai-nilai moral

Pancasila dalam berbagai segi kehidupan baik sebagai individu, anggota

keluarga, masyarakat, dan warga negara.Walaupun hal itu mengcakup

spectrum, kehidupan yang luas namun pada prinsipnya PPKn diarahkan

pada terbentuknya warga negara yang baik yaitu warga negara yang

patuh terhadap negara dan pemerintah memahami dengan baik hak-hak

dan kewajiban-kewajibannnya serta senantiasa memupuk rasa persatuan

dan kesatuan bangsa”. (2015: 17)

Wahab, dkk.(2007: 1.7) menyatakan bahwa“lingkupnya adalah

pemahaman dan pengamalan serta penerapan konsep, nilai, moral, norma

Pancasila dan hak dan kewajiban warga negara untuk kepentingan


20

kehidupan sehari-hari dan dasar pendidikan di SLTP.Nilai moral dan

norma bangsa Indonesia serta perilaku yang diharapkan terwujud dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagaimana

dimaksud dalam pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila”.

(2007: 1.7,2.10)

Menurut Depdikbud dalam Wahab dkk. (2007: 7.6) menyatakan

bahwa“kehidupan ideologi politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan,

dan keamanan di Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945”.Sedangkan luas liputan, kedalaman dan tingkat

kesukaran materi pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan belajar

murid pada satuan pendidikan yang bersangkutan sebagaimana tercantum

dalam program pengajaran.

d. Dasar Hukum Kewarganegaraan Indonesia

Kewarganegaraan berkaitan dengan identitas nasional suatu

individu di dalam bangsanya.Sebelum mencapai kemerdekaannya,

Indonesia telah melewati berbagai rintangan berat melalui pencapaian-

pencapaian para pemuda Indonesia yang rela berkorban demi bangsa

dan Negara.

Hukum kewarganegaraan, dilandasi oleh sikap nasionalisme yang

menjadi dasar maksud pembuatannya. Apabila seorang individu

tinggal dalam suatu Negara, bagaimana pandangannya terhadap

Negara itu, dan apakah individu itu hendak berpartisipasi


21

Berikut ini akan dijelaskan berbagai dasar hokum kewarganegaraan

Indonesia yang perlu diperhatikan oleh kita sebagai warga Negara yang baik.

Pembukaan UUD 1945 pada alinea kedua dan keempat, yang mencantumkan

cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia setelah merebut kemerdekaannya.Pasal

27 ayat 1 mengenai kesamaan kedudukan semua warga Negara di mata

hokum.Pasal 27 ayat 3 tentang hak dan kewajiban seluruh warga Negara untuk

berupaya membela negaranya.

4. Moral

a. Pengertian Moral

Wahab, dkk.(2007: 1.6) menyatakan bahwa“penjelasan pasal 39 ayat

(2) UU Nomor 2 tahun 1989 berbunyi Pendidikan Pancasila mengarahkan

perhatian pada moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan

sehari-hari,yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai

golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan

beradab, perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat

yang beraneka ragam kebudayaan dan golongan sehingga perbedaan

pemikiran, pendapat, ataupun kepentingan di atas melalui musyawarah

dan mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Menurut Graham dalam Wahab dkk. (2007: 3.5) menyatakan

bahwa“moral berasal dari bahasa Latin mores yang artinya rules of

conducts atau aturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat”.


22

Wahab, dkk.(2007: 3.6) menyatakan bahwa“moral adalah prinsip

baik dan buruk sedang moralita adalah kualitas perkembangan baik dan

buruk yang dimiliki individu.Moral/moralita adalah tuntutan penampilan

kebaikan yang dimiliki individu sebagai moralita yang sayangnya

tercermin dalam penalaran, sikap, dan perilaku.Kemampuan dasar terkait

moral adalah kesediaan siswa untuk memenuhi tuntutan perilaku sesuai

dengan suatu konsep dan nilai”. (2007: 3.6,3.65)

Menurut L. Kohlberg, “pada usia 9 tahun anak berada pada tahap

perkembangan prekonventional, anak mulai peka terhadap berbagai aturan

yang berlatar belakang budaya dan terhadap penilaian baik buruk, benar

salah, namun anak tersebut mengartikannya dari sudut sebab akibat fisik

suatu tindakan atau dari sudut enak tidaknya akibat tersebut”. Atmaka

(Wahab dkk 2007:7.3)

Zuriah (2007: 22) Menyatakan bahwa “pendidikan moral adalah

suatu program pendidikan (sekolah dan luar sekolah) yang

mengorganisasikan dan menyederhanakan sumber-sumber moral yang

disajikan dengan memperhatikan pertimbangan psikologis untuk tujuan

pendidikan”.

b. Perkembangan Moral

Perkembangan moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan

prilaku menurut aturan atau kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya

dilakukan seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain.


23

Perkembangan moral sangat berpengaruh terhadap lingkungan

sehingga pada masa anak-anak ini, orang tua dan lingkungan sangat

berpengaruh terhadap perkembangan moral anak, baik untuk kedepannya

dan begitupun sebaliknya. Jika si anak sejak kecil hanya menerima

perlakuan yang negative maka si anak akan berkembang tidak sesuai

dengan yang diharapkan oleh orang tuanya. Perkembangan moral pada

anak dapat berlangsung melalui beberapa cara, yaitu :

1. Pendidikan langsung

Pada cara pendidikan langsung dapat melalui penanaman pengertian

tentang tingkah laku yang benar dan salah

2. Identifikasi

Pada cara identifikasi dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi

atau meniru penampilan atau tingkah laku seseorang yang diidolakan

seperti orang tua, kiai, dan lain-lain.

c. Kecerdasan Moral

Lickona (2008:65) mengemukakan ada enam nilai moral

dalam kecerdasan moral, yaitu :

1. Hati nurani

Hati nurani memiliki dua sisi: sisi kognitif yaitu pengetahuan

tentang apa yang baik serta menuntun kita dalam menentukan hal

yang benar dan sisi emosional yaitu merasa wajib melakukan apa
24

yang baik dan benar. Jika nurani merasa wajib untuk berbuat

sesuatu, maka ia akan merasa bersalah jika tidak melakukannya.

2.Harga diri

Harga diri adalah kemampuan merasa bermartabat karena memiliki

kebaikan atau nilai luhur.Harga diri yang tinggi pada diri seseorang

tidak menjamin karakter yang baik pada seseorang tersebut.Sangat

mungkin adanya keinginan seseorang untuk memiliki harga diri

yang didasarkan atas hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan

karaakter baik seperti harta, tampilan bagus, popularitas.

3. Empati

Empati adalah kemampuan mengenali atau merasakan keadaan

yang tengah dialami oleh orang lain. Ibarat kata empati

memungkinkan kita keluar dari kulit kita dan masuk ke dalam

kulit orang lain.

4. Cinta kebaikan

Cinta kebaikan memiliki definisi yaitu bentuk tertinggi dari

karakter yang mencakup ketertarikan sejati atau tulus pada

kebaikan.Ketika orang mencintai kebaikan, mereka mendapatkan

rasa senang dalam melakukan kebaikan.

5. Kontrol diri

Kontrol diri adalah emosi yang dapat menenggelamkan

penalaran.Kontrol diri dapat membantu kita bermoral bahkan


25

ketika kita tidak ingin bermoral, ketika sedang marah pada

sesuatu.

6. Rasa hormat

Rasa hormat memiliki pengertian menghargai orang lain dengan

berlaku baik dan sopan. Kebajikan ini mengarahkan anak

memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin orang lain

memperlakukan dirinya, sehingga mencegah anak bertindak kasar,

tidak adil, bertindak memusuhi. Jika anak terbiasa bersikap

hormat terhadap orang lain, Ia akan memperhatikan hak-hak serta

perasaan orang lain, akibatnya ia juga akan menghormati dirinya

sendiri.

B. Kerangka Pikir

Sikap demokratis pada mata pelajaran PKn dipengaruhi oleh banyak

faktor. Salah satu yang mempengaruhi adalah penerapan model pembelajaran

yang digunakan oleh guru. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik siswa maupun materi pelajaran dapat membantu guru dan siswa

mampu meningkatkan nilai moral sesuai tujuan pembelajaran yang direncanakan.

Selama ini model pembelajaran PKn yang diterapkan kurang efektif yakni

guru dalam mengajar masih cenderung menggunakan model yang tidak sesuai

dengan pembelajaran sehingga pemahaman siswa tidak optimal. Oleh karena itu

dalam pembelajaran guru hendaknya menerapkan model yang sesuai dengan


26

pembelajarannya sehingga siswa dapat mengembangkan pemahamannya serta

dapat mengaplikasikan sikap demokratis dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan model VCT pada pembelajaran PKn dilakukan pada aspek

pembinaan moral. Model pembelajaran VCT merupakan model pembelajaran

yang menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka

lewat keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar

lebih diwarnai student centered daripada teacher centered. Sebagian besar waktu

proses belajar mengajar. Sebagain besar waktu proses belajar mengajar

berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa. Dengan demikian proses

belajar dan pembelajaran mengintegrasikan aktivitas moral, dengan model

pembelajaran VCT diharapkan siswa dapat memahami nilai demokrasi dan pada

akhirnya dapat bersikap demokratis .


27

Berikut ini adalah bagan yang mengambarkan kerangka pikir yang

melandasi pelaksanaan penelitian.

Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn)

Kegiatan Proses
Belajar Mengajar

Sebelum Menggunakan Sesudah Menggunakan


Model Value Clarification Model Value Clarification
Technique Technique

Terciptanya
Moralitas

Gambar 2.1 Alur Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir yang telah dipaparkan diatas maka hipotesis

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:“Terdapat pengaruh yang

signifikan antara Pengaruh Model Value Clarification Technique (VCT) dengan

Moralalitas siswa dalam Pembelajaran PKn SDN 167Kasuso Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba“.


74

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Peneliti dalam menulis penelitian ini berdasarkan masalah-masalah yang

ditemukan dengan jelas saat dilakukannya observasi dan wawancara pada tahun

2020. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian

eksperimen menurut Sukardi (2005: 179) adalah“metode sistematis guna

membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat”.Penelitian

iniakan menguji keefektifan suatu perlakuan tertentu terhadap hal lain dalam

keadaan yang dikendalikan. Penelitian ini ialah penelitian populasi maka desain

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian One Group Pretest Postest

Design.

Q1 X Q2

Gambar. 2 Intact – group – Comparison (Sugiono 2017 : 74 -75 )


Keterangan: X = Perlakuan

Q1= Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan

Q 2= Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi

perlakuan

29
75

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V SDN 167 Kasuso

Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Alasan memilih lokasi

ini yaitu lebih dekat dengan tempat tinggal dan mudah dijangkau.Selain

itu, karena ingin menerapkan suatu model pembelajaran yang membantu

peserta didik mencari maupun menentukan nilai yang dianggap baik

untuk mengatasi sutau permasalahan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai

dengan Mei pada tahun 2020

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data Primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara , jajak pendapat

dari individu atau kelompok(orang) maupun hasil observasi dari suatu

obyek, kejadian atau hasil pengujian(benda)

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh

melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku,

catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan

maupun yang tidak dipublikasikan secara umum


76

D. Pupulasi dan Sampel

1. Pupulasi

Populasi adalah “daerah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek

yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2015).Adapun

yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I

sampai dengan kelas VISDN Kasuso.Berdasarkan hasil yang diperoleh dari

papan potensi yang terdapat pada tahun 2019-2020 (semester genap)

diperoleh jumlah keseluruhan murid adalah 123 murid. Adapun potensi

sebahai berikut:

Tabel 1.1 Keadaan Populasi

Siswa Jumlah
Kelas Laki-Laki Perempuan
1 15 orang 10 orang 25 orang
II 8 orang 12 orang 20 orang
III 12 orang 12 orang 24 orang
IV 4 orang 12 orang 16 orang
V 6 orang 5 orang 11 orang
VI 7 orang 20 orang 27 orang
Jumlah 123 orang
Sumber 1.1 Sekolah V SDN 167 Kasuso tahun ajaran 2019/2020

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2015: 118) mengemukakan bahwa “sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh polpulasi

tersebut”. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

purposive sampling. Menurut Sugiyono (2015: 124) mengemukakan bahwa

“teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu”.
77

penelitian ini adalah siswa Kelas VSDN 167 Kasuso, yang

jumlahnya 11 orang siswa, laki-laki 6 orang dan perempuan 5 orang yang

aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2019-2020 dengan

sasaran utamapengaruh penggunaan model VCT terhadap Moralitas siswa

dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SDN 167 Kasuso.

Adapun alasan penulis memilih kelas V, adalah motivasi siswa dan

hasil belajar siswa yang belum memuaskan sehingga diperlukan

penggunaan serta perhatian khusus.

Adapun tabel potensi kelas V sebagai berikut:

Tabel 1.2 Sampel

No Jenis Kelamin Jumlah


Kelas Laki-Laki Wanita
1. V 6 orang 5 orang 11 orang
Sumber 1.2 Sekolah V SDN 167 Kasuso tahun ajaran 2019/2020

E. Definisi Operasional

1. VCT ( Value Clarifirification Tehnique )

VCT (Value Clarification Tehnique) adalah suatu model yang

mengutamakan nilai moral yang ada dalam diri siswa sehingga siswa

dapat menetukan suatu nilai yang dianggap baik atau buruk.

Dengan model VCT (Value Clarification Tehnique) guru dapat

mengarahkan siswa untuk lebih menghargai orang-orang yang ada di

sekalilingnya baik itu dilingkungan sekolah, keluarga serta masyarakat.


78

2. Moral

Moral merupakan suatu sikap yang harus dimiliki oleh setiap

individu sehingga dapat membentuk perilaku yang baik, serta

menumbuhkan kesadaran, empati serta kebiasaan yang sesuai dengan

aturan yang berlaku dalam lingkup sekolah, keluraga, serta masyarakat.

F.InstrumenPenelitian

Sugiyono (2017:103) menyatakan instrumen penelitian ialah “suatu alat

yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati.

Jadi dalam pengambilan data tentang apa yang akan diamati memerlukan alat

ukur”.

1. Lembar/Pedoman Observasi

Sugiyono (2017:227) mengemukakan observasi atau pengamatan

merupakan“suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung. Sesuai

dengan penelitian ini akan mengamati proses pembelajaran berlangsung.

Adapun kegiatan yang diamati berkaitan dengan perkembangan nilai moral

siswa. Jenis observasi yang digunakan ialah participant observation

sehingga peneliti ikut terlibat langsung dengan kegiatan yang sedang

diamati”.

2. Alat/Lembar Dokumentasi

Satori dan Komariah (2011: 149) menjelaskan dokumentasi

merupakan “pengumpulan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam

permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat


79

mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.

Data yang diperoleh dari dokumentasi tersebut dijadikan sebagai penguat

dari data-data yang diperoleh dengan teknik lainnya”. Dalam penelitian ini

yang akan didokumentasikan ialah berkaitan dengan proses pembelajaran

PKn, serta gejala-gejala perilaku siswa selama mengikuti proses

pembelajaran. Dokumentasi ini akan sangat mendukung data lainnya.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang

memungkinkan analis mempelajari sikap- sikap, keyakinan, perilaku, dan

karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa

terpengaruh oleh system yang diajukan oleh system yang sudah ada.

G.Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara peneliti

melakukan pengamatan secara langsung (dalam kelas). Dalam hal ini,

peneliti melakukan pengamatan secara langsung untuk mengetahui

aktivitas belajar murid kelas V SDN 167 Kasuso.

2. Dokumentasi

Mengumpulkan data- data yang diperlukan terhadap permasalahan

yang terjadi di SDN 167 Kasuso. Kemudian penelitian yang akan

didokumentasikan ialah berkaitan dengan moralitas (karakter) siswa

kelas V SDN 167 Kasuso


80

3. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menyebarkan

kuesioner, yaitu daftar berisi pertanyaan- pertanyaan penelitian yang

harus dijawab oleh responden yaitu kelas V SDN 167 Kasuso

H.Tehnik Analisis Data

Analisis data deskriptif ialah statistic yang digunakan menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksdu membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum”(Sugiyono,2017:147-148).“Adapun dalam statistic deskriptif penyajian

data dalam bentuk table, grafik, diagram lingkaran, perhitungan modus, median,

mean (pengukuran tendensisentral), perhitungan desil, persentil,perhitungan

penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan

presentase” (Sugiyono,2017:208).

1. Analisis Data Statistik

Merupakan statistik yangdigunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama

proses penelitian dan bersifat kuantitatif.Adapun langkah-langkah dalam

penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai berikut:

a) Rata-rata (Mean)


̅ = (Arif Tiro, 2008: 120)

b) Persentase (%) nilai rata-rata

= x 100%
81

Keterangan :

P = Angka persentase

f = frekuensi yang dicari persentasenya

N= Banyaknya sampel responden.

Dalam analisis ini peneliti menetapkan tingkat kemampuan siswa dalam

penguasaan materi pelajaran sesuai dengan prosedur yang dicanangkan oleh

Depdikbud (2013)(Sumber Anwar 2012:29) yaitu:

Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan Materi

Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar

0 – 54 Sangat Rendah

55 – 64 Rendah

65 – 79 Sedang

80 – 89 Tinggi

90 – 100 Sangat tinggi1

2. Analisis Statistik Inferensial

Sugiyono (2016:209), menyatakan bahwa “statistik inferensial

adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalis data sampel dan

hasilnya diberlakukan untuk populasi”.


82

Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan

teknik statistik t (uji t).Dengan tahapan sebagai berikut :

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:


Md=

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pretest dengan posttest

= jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = subjek pada sampel.

2. Mencari harga “ ∑ ” dengan menggunakan rumus:

(∑ )
∑ =∑

Keterangan :

∑ = Jumlah kuadrat deviasi

= jumlah dari gain (post test – pre test)

N = subjek pada sampel.

3. Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:

t = ∑

( )

Keterangan :

T = Perbedaan dua mean

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest

∑ = Jumlah kuadrat deviasi


83

N = subjek pada sampel

4. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan.

Kaidah pengujian signifikan :

Jika t Hitung> t Tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima, model Value

Clarification Tehnique (VCT) terhadap pengembangan nilai moraldalam

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) siswa kelas V SDN 167

Kasuso Kecamatan Bontobahari kabupaten Bulukumba

Jika t Hitung< t Tabel maka H o ditolak, berarti model Value Clarification

Tehnique (VCT) terhadap pengembangan nilai moral dalam pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) siswa kelas V SDN 167 Kasuso

Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

5. Mencari t Tabel dengan menggunakan table distribusi t dengan taraf

signifikan α = 0,05 dan db = N – 1

Keterangan:

db = Derajat kebebasan tertentu ditentukan dengan N-1

6. Membuat kesimpulan apakah penggunaan model Value Clarification

Tehnique (VCT) terhadap pengembangan nilai moral dalam

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) siswa kelas V SDN

167 Kasuso Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.


84

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin

Karakteristik responden digunakan untuk mengetahui keragaman

responden berdasarkan nama responden, jenis kelamin, dan umur. Hal

tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai

kondisi dari responden dan kaitannya dengan masalah dan tujuan penelitian

tersebut.

Tabel 4.1
No Nama Responden Jenis Kelamin Umur
1. APS P 11 tahun
2. AS L 11 tahun
3. DAS P 11 tahun
4. EF P 11 tahun
5. PA L 11 tahun
6. P P 11 tahun
7. R L 11 tahun
8. RS L 11 tahun
9. RAP L 11 tahun
10. RE L 11 tahun
11. TI P 11 tahun

Berdasarkan karakteristik nama responden, jenis kelamin, dan umur

pada tabel 4.1 tersebut, terlihat bahwa responden laki-laki sebanyak 6 orang,

sedangkan responden perempuan sebanyak 5 orang. Jadi total keseluruhan

responden sebanyak 11 orang, dengan rata-rata umur 11 tahun.

39
85

Chart Title
Jumlah Presentase

100%

55%
45% 11
6 5

Laki-laki Perempuan Jumlah

B. Hasil Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati

pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode VCT.Lembar observasi

terdiri dari beberapa pernyataan. Skor maksimal dari observasi adalah 20

dan skor minimalnya adalah 0.Penilaian dilakukan dengan memberikan

tanda centang pada kolom yang tersedia dengan ketentuan jawaban

terlaksana dengan sangan baik mendapat skor 4, terlaksana denganbaik

mendapat skor3, terlaksana dengan cukup baik mendapat skor 2 dan

terlaksana dengan kurang baik mendapat skor 1.


86

Dari pengamatan observer, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Lembar Observasi


N (jumlah siswa) 11
Tertinggi 18
Terendah 13
Jumlah skor 173
Rata-rata 15,7

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut dapat dilihat bahwa skor lembar

observasi memperoleh skor tertinggi 18 dan skor terendah 13 dengan

jumlah skor 173 diperoleh rata-rata 15,7. Skor yang diberikan pengamat

terhadap pembelajaran menggunakan metode VCT hampir mendekati

skor maksimal.Perkembangan dan kecerdasan moral siswa dapat terlihat

dari interaksi siswa saat pembelajaran menggunakan metode VCT

berlangsung Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran

menggunakan metode VCT yang dilakukan sudah berjalan sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode VCT.

Perkembangan dan kecerdasan moral siswa dapat terlihat ketika

siswa lebih memperhatikan penjelasan guru dan menulis yang relevan,

ikut aktif dalam mengikuti diskusidengan kelompoknya dan memberikan

masukan yang mengarah pada jawaban, tugas dikerjakan dan jawaban

benar semua, bertanya sesuai dengan materi dan tingkat kesulitan tinggi

dan mempresentasikan pendapatnya dengan baik,dapat menjawab

pertanyaan kelompok lain secara memuaskan dan tepat waktu. Distribusi

frekuensi skor lembar observasiyang diperoleh siswa disajikan dengan


87

jumlah kelas interval yang dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

K = 1+ 3,3 log N

K = 1+ 3,3 log11

K = 1 + 3,3(1,04)

K = 1 + 3,43

K = 4,43

Jumlah kelas interval adalah 4,43 dibulatkan menjadi 4, sedangkan

untuk menentukan panjang kelas interval adalah dengan membagi rentan

dengan jumlah interval kelas sebagai berikut :

R = 18 - 13 = 5

P = rentan/ jumlah kelas

interval

P=5/4

P = 1,25

Panjang kelas interval dibulatkan menjadi 2.Dibawah ini adalah

tabel distribusi frekuensi observasi siswa.


88

Tabel 4.3 Ditribusi Frekuensi Observasi Siswa


Interval Frekuensi

11 – 12 0

13 – 14 3

15 – 16 4

17 – 18 4

19 – 20 0

Jumlah 11

Tabel distribusi frekuensi hasil observasidi atas menunjukkan

bahwa tidak ada siswa yang memperoleh skor pada interval 11 – 12, 3

siswa yang memperoleh skor pada interval 13 -14, 4 siswa yang

memperolehskor pada interval 15 – 16 dan 4 siswa yang memperoleh

skor pada interval 17 – 18, tidak ada siswa yang memperoleh skor pada

interval 19 – 20 yang disajikan pada diagram berikut:

Lembar Observasi Siswa

Tabel 4.4
Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4
2 2 3 3 4 2 2 4 3 3 2 4
3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 4 3
4 2 4 4 2 4 2 3 4 2 3 4
5 2 3 4 2 4 3 3 2 4 4 3
Y 13 15 16 14 18 14 16 17 15 17 18
Y2 169 225 256 196 324 196 256 289 225 289 324
89

C. ANGKET

Angket Perkembangan Moral Siswa

Tabel 4.5
Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. 3 3 3 2 3 3 1 3 4 3 3
2. 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3
3. 3 3 3 2 4 4 3 2 4 3 3
4. 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3
5. 3 3 3 2 4 4 4 2 4 3 3
6. 4 4 3 2 4 4 4 1 4 4 4
7. 3 4 3 2 4 4 2 3 3 3 3
8. 3 4 3 2 3 4 2 2 3 3 3
9. 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3
10 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3
11. 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3
12. 3 3 4 2 3 4 2 2 4 3 3
13. 4 3 3 2 3 4 2 2 4 4 4
14. 3 4 3 2 3 4 2 2 3 3 3
15. 3 3 3 2 3 2 1 1 4 2 3
16. 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3
17. 3 3 3 2 3 4 2 2 4 3 3
18. 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3
19. 3 3 4 2 3 3 1 2 4 3 3
20. 3 4 4 3 4 4 2 1 3 3 3
X 62 66 63 44 68 73 47 43 75 61 62
X2 3844 4356 3969 1936 4624 5329 2209 1849 5625 3721 3844

Uji Realibilitas Perkembangan Moral

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.765 21
90

Angket Kecerdasan Moral Siswa

Tabel 4.6
Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 3 2 3 2 2 1 1 4 2 3 4
2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 4
3 3 2 3 2 3 1 1 4 3 3 3
4 2 2 3 3 2 1 1 4 4 3 4
5 3 2 3 2 3 1 1 4 2 3 3
6 2 3 3 4 4 1 1 3 4 3 3
7 3 4 3 4 2 1 1 3 4 3 2
8 3 2 2 2 2 1 1 3 3 3 4
9 3 2 3 2 2 1 1 3 2 3 4
10 3 2 2 2 4 2 1 4 2 3 4
Y 28 23 27 25 26 11 11 35 28 30 35
Y2 784 529 729 625 676 121 121 1225 784 900 1225

Uji Realibilitas Kecerdasan Moral

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.783 11

Uji Normalitas
Perkembangan_Moral
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Jenis_Kelamin Statistic df Sig. Statistic Df Sig.


*
Perkembangan_Moral Laki-Laki .198 6 .200 .924 6 .533

Perempuan .346 5 .051 .868 5 .258

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.


91

Kecerdasan_Moral
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Jenis_Kelamin Statistic df Sig. Statistic Df Sig.


*
Kecerdasan_Moral Laki-Laki .213 6 .200 .926 6 .549

Perempuan .291 5 .193 .900 5 .413

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Perkembangan_Moral .665 1 9 .436

Kecerdasan_Moral .001 1 9 .979

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Perkembangan_ Between Groups 1.745 1 1.745 .013 .912


Moral
Within Groups 1222.800 9 135.867

Total 1224.545 10

Kecerdasan_Mo Between Groups .245 1 .245 .003 .955


ral Within Groups 642.300 9 71.367

Total 642.545 10
92

Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

Perkembangan_ Between Groups (Combined) 621.545 7 88.792 .442 .832


Moral *
Linearity 13.592 1 13.592 .068 .812
Kecerdasan_Mo
Deviation from Linearity 607.953 6 101.326 .504 .782
ral
Within Groups 603.000 3 201.000

Total 1224.545 10

D. Pembahasan

Hasil deskripsi observasi pengamatan siswa memperoleh skor

tertinggi 18 dan skor terendah 13 dengan jumlah skor 173 diperoleh

dengan rata-rata 15,7. Skor yang diperoleh terhadap pembelajaran VCT

hamper mendekati skor maksimal.Perkembangan dan kecerdasan moral

siswa dapat terlihat ketika siswa lebih memperhatikan penjelasan guru dan

menulis yang relevan, ikut aktif dalam mengikuti diskusi dengan

kelompoknya dan memberikan masukan yang mengarah pada jawaban,

tugas dikerjakan dan jawaban benar semua, bertanya sesuai dengan materi

dan tingkat kesulitan tinggi dan mempresentasikan pendapatnya dengan

baik, dapat menjawab pertanyaan kelompok lain secara memuaskan dan

tepat waktu.Tabel distribusi frekuensi hasil observasi menunjukkan bahwa

tidak ada siswa yang memperoleh skor pada interval 11 – 12, 3 siswa yang
93

memperoleh skor pada interval 13 -14, 4 siswa yangmemperolehskor pada

interval 15 – 16 dan 4 siswa yang memperoleh skor pada interval 17 –

18.Maka pembelajaran menggunakan model VCT sudah berjalan sesuai

dengan langka-langkah pembelajaran menggunakan model VCT.

Deskripsi uji vadilitas perkembangan moral semua nilai yang

diperoleh oleh reponden signifikan atau valid. Karena semua responden

memiliki nilai kurang dari 0,05. Karena jika lebih dari 0,05 maka dapat

dikatakan tidak valid. Maka uji reabilitas perkembangan moral cronbach

alfa atau nilai yaitu sebesar 765, sedangkan N of item atau jumlah dari

item atu pertanyaan yaitu 21

Deskripsi uji vadilitas kecerdasan moral semua nilai yang

diperoleh oleh responden valid. Karena semua responden memiliki nilai

kurang dari 0,05.


94

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah penulis menjelaskan dan menguraikan secara detail beberapa

permasalahan tentang “Pengaruh Model Value Clarificaion Tehnique

(VCT) terhadap Moralitas Siswa Kelas V SDN 167Kasuso, Kecamatan

Bontobahari kabupaten Bulukumba”.

maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengelolaan pembelajaran yang

dilakukan guru kelas sangat efektif untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran yang bermutu.

1. Pengelolaan yang dilakukan oleh para guru kelas sangat membantu dalam

kegiatan pembelajaran, disamping itu dapat mempermudah manajemen

pengelolaan kelas.

2. para guru di tuntut memiliki kecermatan dalam memilah-milah strategi

pengajaran dengan menerapkan metode yang tepat sebagai perangkat yang

dapat di gunakan untuk mempermudah penyampaian pelajaran yang

disampailkan. Serta Keterampilan juga sangat menunjang dalam proses

pembelajaran yang dilakukan para guru kelas, karena keterampilan sangat

berpengaruh pada setiap pelajaran yang di sampaikan oleh para guru kelas.

Maka guru kelas di tuntut untuk memiliki keterampilan pengajaran yang

sesuai kebutuhan agar dapat tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan

secara maksimal.

54
95

B. Saran

Atas dasar hasil penelitian yang telah diuraikan selanjutnya penulis akan

memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Hendaknya pemerintah memperhatikan peningkatan mutu dan kualitas

pendidikan dengan memberikan sarana dan prasarana yang lebih

menunjang prestasi siswa juga meningkatkan mutu pembelajaran.

2. Penulis berharap kepada para pengajar SDN167Kasuso Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba lebih giat dalam mengembangkan

potensi siswa melalui peningkatan kualitas pengajaran.

3. Para guru dan staf hendaknya senantiasa piawai dalam bersikap, karena hal

tersebut merupakan bagian dari pengajaran juga sekaligus pengelolaan

sikap yang dapat di contoh siswa-siswi.


96

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Zainul I. 2009.Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Baso, Andi dan Hasan, Nasrun. 2015. Konsep Dasar PKn SD. Makassar: Media

Sembilansembilan.

Dewa, Ayu T.W., dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Value Clarification

technique Berbantuan Media Cerita Bergambar Terhadap Hasil Belajar

PKn Siswa Kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Gianya. Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha Singaraja.

Dewi, Anggarini. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Value Clarification

Technique Berbantuan Media Gambar Terhadap Nilai Karakter Siswa

Kelas V SD Gugus VI Tajun.Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja.

Ida, Ayu T.N., dkk.2013.Pengaruh Model Pembelajaran VCT Bermuatan Cerita

Berdilema Moral Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kamasan.Singaraja: Universitas Pendidikan

Ganesha Singaraja.

Kaelan, Achmad Zubaidi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:

Paradigma

Rahayudhi, Yoni, dkk. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran VCT Berbantuan

Media Microsoft Powerpoint Terhadap Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas V


97

SD Gugus II Kecamatan Tegallalang. Singaraja: Universitas Pendidikan

Ganesha Singaraja.

Rumiati. 2008. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD.

Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

Nasional

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

ALFABETA

Wahab, Aziz, dkk. 2007. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan(PPKn).

Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, Udin S, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif

Perubahan: Menggagas Platform Pendidikan Budi Pekerti Secara

Kontekstual dan Futuristik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


98

L
A
M
P
I
R
A
N
99

Lampiran 1

Lembar Observasi Siswa

Indikator Deskriptor Skor Catatan

1. Memperhatikan a. Memperhatikan

tujuan penjelasan guru.

b. Mengajukan

pendapat atau

menjawab

pertanyaan guru.

c. Menanyakan hal-

hal yang belum

jelas.

2. Menyimak a. Memperhatikan

penjelasan penjelasan materi.

materi b. Mencatat

penjelasan materi.

c. Menanyankan hal-

hal yang belum

jelas.

3. Keterlibatan a. Menjawab

dalam pertanyaan guru.

pembangkitan b. Menanggapi
100

pengetahuan penjelasan guru.

awal c. Mengemukakan

pendapat atau

alasan.

4. Keterlibatan a. Bersedia menjadi

dalam anggota.

pembentukan b. Menerima

kelompok keberadaan

kelompok.

c. Mau bekerja sama.

5. Memahami a. Memperhatikan

tugas penjelasan tugas

kelompok.

b. Menanyakan tugas

yang belum

dipahami.

c. Membagi tugas

sesuai kesepakatan.

Pedoman penskoran setiap indicator

4 : Jika tiga indicator muncul

3 : Jika dua indikator muncul

2 : Jika satu indikator muncul

1 : Jika tidak ada indikator muncul


101

Lampiran 2

Petunjuk Pengisian Angket

1. Isilah angket di bawah ini !


2. Bacalah dengan teliti sebelum menjawab !
3. Beri tanda ( √ ) pada kolom pilihan yang sudah disediakan sesuai
dengan pendapat kamu !
4. Tulis nama,kelas dan tanda tangan pada lembar jawab !
5. Pada pertanyaan ada 4 ( empat ) pilihan,keterangan di bawah ini :
a. Sering = ( SR ) c. Selalu = ( SL )
b. Kadang-Kadang = ( KD) d. Tidak PernaH = ( TP )
6. Jujurlah dalam menjawab tiap-tiap pertanyaan yang diberikan !
7. Jangan memberi coretan lain selain dikolom angket !
8. Selamat mengerjakan !

Nama :

Kelas :

Tanda tangan :

Perkembangan Moral

Pilihan
No. Pertanyaan
SR KD SL TP
1. Apakah orang tua kalian pernah memberikan nasehat?
2. Apakahkalian sering membantah/melawan ketika
orangtua kalian memberikan nasehat?
3. Apakah lingkungan sekitar mempengaruhi sikap kalian?
4. Apakah orang tua kalian selalu memberikan contoh yang
baik terhadap anak-anaknya?
5. Apakah kamu pernah melanggar aturan yang sudah
ditetapkan dirumah ataupun disekolah?
6. Apa bila dimarahi orangtua saya diam saja?
7. Apakah teman sebayamu mempengaruhi perilaku dalam
kepribadianmu?
8. Apakah kamu pernah melakukan kesalahan kepada
temanmu dalam pergaulan sehari hari?
9. Dalam menghadapi masalah apakah kamu melakukannya
dengan perasaan emosi?
10. Apakah kamu selalu memberikan contoh yang baik kepada
102

temanmu?
11. Jika kamu salah pernahkah kamu langsung meminta maaf?
12. Jika ada tawaran dari teman mu apakah kamu ikut
denganya?
13. Apakah orangtua kalian dirumah sering menanyakan waktu
kamu disekolah?
14. Apakah bila kebutuhan kamu terpenuhi, kamu merasakan
kenyamanan?
15. Apakah kamu pernah melakukan perbuatan anarkis
(merusak atau menganiaya)?
16. Saya bersikap sopan santun kepada orang yang usianya
lebih tua dari saya?
17. Saya tidak pernah menghiraukan, apabila ada orang yang
menegur tentang sikap dan prilaku saya?
18. Saya menyapa apabila bertemu dengan bapak ibuguru di
sekolah?
19. Apakah kamu suka bersosialisasi dirumah,disekolah
ataupun di masyarakat?
20. Apabila ada masalah, saya pergi dari rumah tanpa pamit?

Keterangan :

Sering (SR) = 4
Selalu (SL) = 3
Kadang-kadang (KD) = 2
Tidak pernah (TP) = 1
103

Petunjuk Pengisian Angket

Berikut ini disajikan pertanyaan mengenai intensitas prilaku yang anda


lakukan terkait dengan kecerdasan moral. Baca dan pahami setiap pertanyaan
yang tersedia. Setelah itu anda diminta untuk memberikan jawaban yang sesuai
dengan prilaku anda terkait dengan kecerdasan moral dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut.

Adapu pilihan jawabannya adalah sebagai berikut :

S : Selalu

K : kadang-kadang

JR : jarang

TP : tidak pernah

no Pertanyaan S K JR TP

1. Ketika ada teman bersedih, saya juga ikut bersedih

2. saya memahami kesedihan mendalam yang teman saya


rasakan

3. saya tertawa ketika seorang teman menceritakan


kesedihannya

4. Saya mengerti perasaan yang sedang dirasakan oleh


teman saya dan bersikap sesuai dengan perasaan yang
dirasakannya

5. Ketika ada teman yang mengajak bolos, saya menolak


untuk ikut-ikutan karena hal tersebut akan merugikan
diri saya

6. Saya tahu bolos itu kurang baik, namun saya memilih


melakukannya
104

7. Saya tahu bahwa saya telah melakukan kesalahan,


namun saya kurang berani mengakui kesalahan tersebut

8. Saya tahu bahwa saya telah melakukan kesalahan,


namun saya berani untuk mengakui kesalahan tersebut

9. Saya marah kepada teman saya yang telah meledek

10. Saya senang ketika ada teman yang mengajak untuk


membuat contekan sebelum ujuan akan dilksanakan

Keterangan :

Selalu (S) = 4

Kadang-kadang (K) = 3

Jarang (J) = 2

Tidak pernah (TP) = 1


105

Lampiran 3

Daftar Hadir Siswa Kelas V SDN 167 Kasuso Kecamatan


Bontobahari Kabupaten Bulukumba

NO NAMA PESERTA DIDIK JENIS PERTEMUAN


KEL. 03/08/ 05/08/ 12/08/ 15/08/ 17/08/ 22/08/
20 20 20 20 20 20
1. Aini Putri Samantari P      

2. Arya Saputra L A     
3. Delvina Ayu Safitri P      

4. Elsa Fahma P A     
5. Fadli Ariansyah L      

6. Puspayani P      

7. Reikal L  a    

8. Reno Syamputra L A     
9. Restu Aprian Putra L      

10. Reza Erlangga L      

11. Tiara Indah P      


106

Lampiran 4
UJI ANGKET

Uji Validitas Perkembangan Moral

Correlations

Y1 Y1 Y1 Y1
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 2 3 4 5 Y16 Y17 Y18 Y19 Y20 TotalY

Y1 Pears
*
on .06 .605 .69 .73 .68 .66 .53 .70 .59 *
.859 *
1 .211 .415 .522 .117 *
.536 .298 * * * * *
.726 .539 *
.308 .695
Correl 5 6 0 8 5 6 0 6
ation

Sig.
.85 .01 .01 .01 .02 .08 .01 .05
(2- .534 .205 .099 .732 .049 .089 .374 .011 .087 .001 .357 .018
1 7 1 9 6 9 6 3
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y2 Pears
*
on .21 .903 .787 .84 .763 .677 *
.29 .48 .61 .54 .67 .33 .35 * * **
1 ** * ** ** *
.677 .354 * *
.677 .586 .362 .670 .772
Correl 1 2 3 9 2 3 7 9 4
ation

Sig.
.53 .00 .38 .12 .04 .08 .02 .30 .28
(2- .000 .004 .006 .022 .022 .286 .022 .058 .274 .024 .005
4 1 2 7 5 4 2 9 6
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y3 Pears
* * *
on .41 .903 .904 .91 .764 * *
.55 .60 .73 .62 .63 .54 .63 .833 .770 **
**
1 * ** **
.593 .630 .638 ** * * * * *
.520 .591 .885
Correl 5 6 3 2 7 4 0 2 8
ation

Sig.
.20 .00 .07 .05 .01 .04 .03 .08 .03
(2- .000 .000 .006 .055 .038 .035 .001 .006 .101 .055 .000
5 0 7 0 0 0 8 5 5
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y4 Pears
* *
on .52 .787 .904 .80 .667 .36 .62 .64 .50 .51 .37 .74 .753 .866 **
** **
1 **
.495 *
.516 .371 * * ** * *
.449 .319 .768
Correl 2 3 3 9 2 0 6 1 2
ation
107

Sig.
.09 .00 .27 .03 .03 .11 .10 .26 .00
(2- .004 .000 .122 .025 .104 .262 .007 .001 .166 .338 .006
9 3 2 8 3 7 4 1 9
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y5 Pears
*
on .06 .842 .916 .803 .783 .29 .30 .51 .40 .41 .29 .59 * * *
** ** *
1 **
.346 .415 .596 .605 .696 .208 .398 .665
Correl 5 2 0 6 2 5 8 6
ation

Sig.
.85 .38 .37 .10 .22 .20 .37 .05
(2- .001 .000 .003 .004 .298 .205 .053 .049 .017 .540 .226 .025
1 4 1 4 1 5 3 3
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y6 Pears
on .763 .764 .78 * *
.43 .24 .49 .67 .61 .48 .43 * *
.117 ** **
.495 **
1 .351 .614 .648 * *
.614 .456 .321 .567 .717
Correl 3 9 4 9 3 4 9 2
ation

Sig.
.73 .00 .17 .46 .11 .02 .04 .12 .18
(2- .006 .006 .122 .290 .045 .031 .045 .159 .335 .069 .013
2 4 6 9 9 3 5 7 5
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y7 Pears
*
on .60 .677 *
.34 .833 .28 .82 .55 .46 .83 .38 .31 * *
* *
.593 .667 .351 1 *
.000 ** **
.630 .505 .520 .591 .718
Correl 5 6 9 3 3 0 3 9 9
ation

Sig.
.04 .29 1.00 .38 .00 .07 .15 .00 .23 .33
(2- .022 .055 .025 .290 .001 .038 .113 .101 .055 .013
9 8 0 9 2 8 4 1 7 9
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y8 Pears
*
on .53 .677 .630 .41 .614 .833 .50 .72 .73 .68 1.0 .52 .31 .796 * ** **
* *
.516 * **
1 .319 * ** * ** *
.553 .624 .770 .843
Correl 6 5 5 2 7 3 00 8 9
ation

Sig.
.08 .20 .11 .01 .01 .02 .00 .09 .33
(2- .022 .038 .104 .045 .001 .339 .003 .077 .040 .006 .001
9 5 3 2 0 1 0 5 9
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
108

Y9 Pears
on .29 .638 .59 .648 .82 .34 .57 .51 .31 .71 .50 * *
.354 *
.371 *
.000 .319 1 ** *
.638 .415 .512 .474 .647
Correl 8 6 9 6 7 2 9 8 0
ation

Sig.
.37 .05 1.00 .00 .29 .06 .10 .33 .01 .11
(2- .286 .035 .262 .031 .339 .035 .205 .108 .141 .032
4 3 0 2 8 3 8 9 3 7
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y1 Pears
* * *
0 on .69 .29 .829 .65 .71 .67 .50 .88 .41 .770 .810 * **
*
.293 .553 .363 .439 .289 .505 *
1 * * * ** *
.375 *
.607 .760
Correl 6 2 2 8 5 5 4 5
ation

Sig.
.01 .38 .03 .01 .02 .11 .00 .20
(2- .382 .077 .272 .176 .389 .113 .002 .006 .256 .003 .048 .007
7 4 0 3 3 3 0 5
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y1 Pears
1 on .73 *
.30 .823 *
.65 .59 .43 .72 .60 .34 * * * **
*
.489 .602 .629 .244 **
.722 .346 *
1 *
.722 .495 .627 .611 .753
Correl 0 0 2 9 4 2 2 6
ation

Sig.
.01 .37 .03 .05 .18 .01 .05 .29
(2- .127 .050 .038 .469 .002 .012 .298 .012 .121 .039 .046 .007
1 1 0 2 2 2 0 8
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y1 Pears
* * *
2 on .68 .612 .737 *
.51 .737 .71 .59 .73 .73 .69 .57 .921 *
.886 * **
* * **
.642 .499 .553 *
.577 *
1 ** ** * *
.718 *
.684 .898
Correl 8 6 8 9 9 7 1 7
ation

Sig.
.01 .10 .01 .05 .00 .01 .01 .06
(2- .045 .010 .033 .119 .078 .010 .063 .000 .013 .000 .020 .000
9 4 3 2 9 0 9 3
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y1 Pears
*
3 on .66 .624 .40 .673 *
.67 .43 .73 .68 .62 .51 .846 * **
*
.543 *
.500 *
.460 .683 .512 * **
1 * * *
.598 .702 .463 .809
Correl 5 2 5 4 9 3 4 2
ation
109

Sig.
.02 .22 .02 .18 .00 .02 .04 .10
(2- .084 .040 .117 .023 .154 .021 .108 .001 .052 .016 .152 .003
6 1 3 2 9 1 0 8
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y1 Pears
*
4 on .53 .677 .630 .41 .614 .833 1.00 .50 .72 .73 .68 .52 .31 .796 * ** **
* *
.516 * ** **
.319 * ** *
1 *
.553 .624 .770 .843
Correl 6 5 0 5 2 7 3 8 9
ation

Sig.
.08 .20 .11 .01 .01 .02 .09 .33
(2- .022 .038 .104 .045 .001 .000 .339 .003 .077 .040 .006 .001
9 5 3 2 0 1 5 9
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y1 Pears
*
5 on .70 .29 *
.88 .60 .69 .62 .52 .47 *
.846 * **
*
.339 .542 .371 .489 .389 .528 .718 ** * *
1 .681 .307 *
.629 .766
Correl 0 8 4 2 1 4 8 9
ation

Sig.
.01 .37 .00 .05 .01 .04 .09 .13
(2- .309 .085 .261 .127 .237 .095 .013 .021 .359 .001 .038 .006
6 3 0 0 9 0 5 6
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y1 Pears
* *
6 on .59 .638 .742 .59 .41 .34 .57 .51 .31 .47 *
.829 *
.354 * *
.432 .319 .319 .500 1 .638 *
.512 .000 .626
Correl 6 6 5 6 7 2 9 9
ation

Sig.
.05 .05 .20 .29 .06 .10 .33 .13
(2- .286 .035 .009 .185 .339 .339 .117 .035 .002 .108 1.000 .039
3 3 5 8 3 8 9 6
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y1 Pears
* * * *
7 on .72 .677 .833 .753 .60 .614 .630 .796 *
.77 .72 .92 .84 .79 .68 .63 .818 .787 * **
* * ** * * * * *
.638 ** * ** ** ** * *
1 * *
.619 .959
Correl 6 5 0 2 1 6 6 1 8
ation

Sig.
.01 .04 .00 .01 .00 .00 .00 .02 .03
(2- .022 .001 .007 .045 .038 .003 .035 .002 .004 .042 .000
1 9 6 2 0 1 3 1 5
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
110

Y1 Pears
* *
8 on .53 .770 .866 .69 .37 .49 .71 .59 .55 .30 .82 .818 *
.586 ** * *
.456 .505 .553 .415 * ** *
1 .463 .179 .731
Correl 9 6 5 5 8 8 3 7 9
ation

Sig.
.08 .01 .25 .12 .01 .05 .07 .35 .00
(2- .058 .006 .001 .159 .113 .077 .205 .002 .152 .599 .011
7 7 6 1 3 2 7 9 2
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y1 Pears
*
9 on .85 .20 *
.81 .62 .88 .70 .62 .84 .51 .787 * **
**
.362 .520 .449 .321 .520 .624 .512 ** * ** * * ** *
.463 1 .628 .804
Correl 9 8 0 7 6 2 4 6 2
ation

Sig.
.00 .54 .00 .03 .00 .01 .04 .00 .10
(2- .274 .101 .166 .335 .101 .040 .108 .004 .152 .038 .003
1 0 3 9 0 6 0 1 8
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y2 Pears
*
0 on .30 .670 .39 .770 .60 .61 .68 .46 .77 .62 .00 * * *
*
.591 .319 .567 .591 *
.474 * * * ** *
.619 .179 .628 1 .734
Correl 8 8 7 1 4 3 0 9 0
ation

Sig.
.35 .22 .04 .04 .02 .15 .00 .03 1.0
(2- .024 .055 .338 .069 .055 .006 .141 .042 .599 .038 .010
7 6 8 6 0 2 6 8 00
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

To Pears
* * * *
tal on .69 .772 .885 .768 .66 .717 .718 .843 *
.76 .75 .89 .80 .84 .76 .62 .959 *
.804 *
* ** ** * * * * *
.647 ** ** ** ** ** ** * *
.731 *
.734 1
Y Correl 5 5 0 3 8 9 3 6 6
ation

Sig.
.01 .02 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .03
(2- .005 .000 .006 .013 .013 .001 .032 .000 .011 .003 .010
8 5 7 7 0 3 1 6 9
tailed)

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
*. Correlation is significant
at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is
significant at the 0.01
level (2-tailed).
111

Uji Validitas Kecerdasan Moral

Correlations

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 SkorY

Y1 Pearson ** ** ** ** ** ** ** **
1 .857 .855 .760 .902 .350 .294 .855 .959 .735 .918
Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .001 .007 .000 .292 .380 .001 .000 .010 .000

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y2 Pearson ** * * ** ** * **
.857 1 .637 .602 .686 .198 .122 .875 .875 .657 .779
Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .035 .050 .020 .560 .720 .000 .000 .028 .005

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y3 Pearson ** * ** ** * ** ** ** **
.855 .637 1 .782 .948 .604 .450 .790 .790 .749 .932
Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .035 .004 .000 .049 .165 .004 .004 .008 .000

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y4 Pearson ** ** * * ** * **
.760 .602 .782 1 .652 .685 .559 .817 .720 .482 .874
Correlation

Sig. (2-tailed) .007 .050 .004 .030 .020 .074 .002 .012 .133 .000

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y5 Pearson ** * ** * * ** ** **
.902 .686 .948 .652 1 .487 .326 .716 .832 .815 .897
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .020 .000 .030 .129 .328 .013 .002 .002 .000

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y6 Pearson * * * *
.350 .198 .604 .685 .487 1 .710 .474 .374 .386 .668
Correlation

Sig. (2-tailed) .292 .560 .049 .020 .129 .014 .141 .257 .241 .025

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y7 Pearson *
.294 .122 .450 .559 .326 .710 1 .401 .303 -.008 .532
Correlation

Sig. (2-tailed) .380 .720 .165 .074 .328 .014 .222 .365 .981 .092
112

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y8 Pearson ** ** ** ** * ** * **
.855 .875 .790 .817 .716 .474 .401 1 .883 .680 .912
Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .000 .004 .002 .013 .141 .222 .000 .021 .000

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y9 Pearson ** ** ** * ** ** * **
.959 .875 .790 .720 .832 .374 .303 .883 1 .680 .898
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .012 .002 .257 .365 .000 .021 .000

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Y10 Pearson ** * ** ** * * **
.735 .657 .749 .482 .815 .386 -.008 .680 .680 1 .747
Correlation

Sig. (2-tailed) .010 .028 .008 .133 .002 .241 .981 .021 .021 .008

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

SkorY Pearson ** ** ** ** ** * ** ** **
.918 .779 .932 .874 .897 .668 .532 .912 .898 .747 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 .000 .000 .025 .092 .000 .000 .008

N 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

**. Correlation is significant at the 0.01 level


(2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-


tailed).
113

Lampiran 5

TABEL T

DF 0.25 0.1 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


DK 0.5 0.2 0.1 0.05 0.02 0.01 0.002
1 1.000 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657 318.309
2 0.816 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 22.327
3 0.765 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 10.215
4 0.741 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604 7.173
5 0.727 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032 5.893
6 0.718 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707 5.208
7 0.711 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499 4.785
8 0.706 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355 4.501
9 0.703 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250 4.297
10 0.700 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169 4.144
11 0.697 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106 4.025
12 0.695 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055 3.930
13 0.694 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012 3.852
14 0.692 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977 3.787
15 0.691 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947 3.733
16 0.690 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921 3.686
17 0.689 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898 3.646
18 0.688 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878 3.610
19 0.688 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861 3.579
20 0.687 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845 3.552
21 0.686 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831 3.527
22 0.686 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819 3.505
23 0.685 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807 3.485
24 0.685 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797 3.467
25 0.684 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787 3.450
26 0.684 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779 3.435
27 0.684 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771 3.421
28 0.683 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763 3.408
29 0.683 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756 3.396
30 0.683 1.310 1.697 2.042 2.457 2.750 3.385
31 0.682 1.309 1.696 2.040 2.453 2.744 3.375
32 0.682 1.309 1.694 2.037 2.449 2.738 3.365
33 0.682 1.308 1.692 2.035 2.445 2.733 3.356
34 0.682 1.307 1.691 2.032 2.441 2.728 3.348
35 0.682 1.306 1.690 2.030 2.438 2.724 3.340
114

Lampiran 6

Uji T

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Moralitas Siswa Perkembangan Moral 11 60.3636 11.06592 3.33650

Kecerdasan Moral 11 25.3636 8.01589 2.41688

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality


of Variances t-test for Equal

Mean
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference

Moralitas Siswa Equal variances


1.268 .273 8.495 20 .000 35.00000
assumed

Equal variances not


8.495 18.229 .000 35.00000
assumed
115

Lampiran 7

DOKUMENTASI
116
117
118
119
120

RIWAYAT HIDUP

Andi Ramhawati Hamzah, lahir di Tanah Beru, pada


tanggal 14 July 1998. Anak ke lima dari lima bersaudara
buah cinta pasangan Hamzah, A,Ma,Pd dan Ruhyatun.
Penulis mulai memasuki pendidikan formal di SD 262
Tanah Lemo pada tahun 2004 dan tamat pada tahun 2010.

Kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 32 Bulukumba pada


tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan
pendidikan ke SMA Negeri 3 Bulukumba dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun
yang sama penulis dinyatakan sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berkat karunia Allah subhanahu wata’ala, pada tahun 2020 penulis dapat
menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tersusunnya
skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Value Clarification Technique (Vct)
Terhadap Moralitas Siswa Dalam Pembelajaran Pkn Sdn 167 Kasuso
Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba”.

Anda mungkin juga menyukai