Anda di halaman 1dari 116

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA

DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI PECAHAN PADA SISWA


KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 5 MARISO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Serjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH
SUMARNI
NIM 10536 11014 16

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021

i
iv
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Nama : Sumarni
Nim : 1053 611 01416
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika dalam
menyelesaikan soal materi Pecahan pada siswa kelas VII
SMP Muhammadiyah 5 Mariso
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat degan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Januari 2021

Yang Membuat Pernyataan

Sumarni
NIM. 105361101416

vi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Nama : Sumarni
Nim : 1053 611 01416
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika dalam
menyelesaikan soal materi Pecahan pada siswa kelas VII
SMP Muhammadiyah 5 Mariso
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya

yang menyusunnya sendiri (tidak dibuat oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Januari 2021


Yang Membuat Perjanjian

Sumarni
NIM. 105361101416

vii
MOTTO HIDUP

“Sabar dan sholat adalah kunci kesuksesan dalam segala


hal.”
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. (QS. Al
Baqarah ; 153)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

Kedua orang tuaku yang tak pernah surut memberikan doa, kasih dan sayang serta

dukungan baik secara spritual maupun materi. Semoga ananda dapat menjadi anak yang

berbakti dan membanggakan keluarga.

Adik-adikku tersayang dan sahabat “hati-hati salah hati” yang selalu mensuport, menopang

ketika aku mulai terjatuh dan mendo’akanku dan kepada teman-teman seperjuangan

algoritma 16A Semoga tali kasih di antara kita selalu abadi selamanya.

Almamater tercinta Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar,

Agama, Bangsa Dan Negara.

vi
ABSTRAK

Sumarni, 2021. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Dalam


Menyelesaikan Soal Materi Pecahan Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah
5 Mariso. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr.
Sukmawati. dan Pembimbing II Ikhbariaty Kautsar Qadry.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana deskripsi
kemampuan berpikir kreatif Matematika dalam menyelesaikan soal materi
Pecahan pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif Matematika dalam
menyelesaikan soal materi Pecahan pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5
Mariso. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi Kualitatif. Prosedur
penelitian ini meliputi persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Kecamatan
Mariso Kota Makassar sebanyak 3 orang siswa. Teknik penentuan subjek yaitu
dengan memberikan tes kepada seluruh siswa kelas VII untuk memilih siswa yang
paling banyak memperlihatkan indikasi berpikir kreatif. Penelitian ini mengacu
pada tiga aspek indikator berpikir kreatif yaitu: Kelancaran, kelenturan dan
elaborasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kreatif
dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap siswa
memiliki kemampuan berpikir kreatif, walaupun cara atau jalan dalam
menyelesaikan msalah yang diberikan berbeda-beda.
Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berpikir kreatif setiap subjek berdasarkan indikator kelancaran tergolong sangat
baik karena dapat menyelesaikan masalah yang diberikan dengan menggunakan
lebih dari satu cara, berbeda dengan indikator kelenturan, pada indikator ini
subjek tergolong masih kurang karena terdapat beberapa subjek yang belum
mampu menyelesaikan masalahyang diberikan. Selanjutnya pada indikator
elaborasi subjek tergolong sangat baik karena ketiga subjek juga mampu
mengembangkan suatu data yang diberikan sehingga terbentuk suatu masalah dan
menyelesaikannya.

vii
Kata kunci: Kemampuan, Berpikir Kreatif

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta‟ala yang telah melimpahkan

rahmat-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika dalam menyelesaikan soal

materi Pecahan pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso ”. Salawat

serta salam juga semoga senantiasa Allah curahkan kepada jungjungan kita Nabi

Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, kepada sahabat, keluarga, serta umat

yang istiqamah dijalannya.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban sebagai

salah satu persyaratan guna menempuh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan

ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang

tua Ayahanda Sumari dan Ibunda Suhra yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,

membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam pencarian ilmu. Demikian

pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada saudaraku Salman Al farizi,

Haris, Fira Lestari, Fakri Ramadhan selaku adik-adik saya serta keluarga yang tak

hentinya memberikan motivasi dan selalu menemani dengan candaannya.

Terima kasih penulis ucapkan dengan segala ketulusan dan kerendahan

hati kepada ibu Dr. Sukmawati, M.Pd. pembimbing I dan ibu Ikhbariaty Kautsar

Qadry, S.Pd,. M.Pd, pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan,

ix
serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada bapak Dr. Haerul Syam, M.Pd. Validator

I dan bapak Wahyudin, S.Pd., M.Pd. Validator II yang telah memvalidasi

instrument penelitian.

Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr.

H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, bapak

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, bapak Muhklis, S.Pd,. M.Pd. Ketua

Program Studi Pendidikan Matematika serta seluruh bapak/ibu dosen dan para staf

pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian

ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

kepala sekolah SMP Muhmamadiyah 5 Mariso, guru beserta staf yang telah

memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan, yang selalu

menemanku dalam suka dan duka, sahabat-sahabatku terima kasih serta seluru

rekan mahasiswa Jurusan pendidikan Matematika Angkatan 2016 atas segalah

kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi

pelangi dalam hidupku.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut bersifat membangun, karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

x
akan berhenti sama sekali tanpa adanya kritikan, terutama bagi diri pribadi

penulis. Aamiin.

Makassar , 2021

Sumarni

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................iii

SURAT PERYATAAN .................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. …...1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Landasan Teori ........................................................................................ 9
1. Kemampuan Berpikir Kreatif ........................................................... 9
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika .................................... 12
3. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika .................... 14
4. Materi Pecahan ............................................................................... 17
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................. 22

xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 25
B. Lokasi Penelitian ................................................................................... 25
C. Subjek Penelitian................................................................................... 26
D. Prosedur Penelitian................................................................................ 26
E. Sumber Data Penelitian ......................................................................... 26
F. Intstrumen Penelitian. ........................................................................... 27
G. Tekhnik Analisis Data ........................................................................... 28
H. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 29
I. Teknik keabsahan data .......................................................................... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


A. Paparan Data…………………………………………………………..33
B. Hasil Penelitian….………..…………………………………………..35
C. Pembahasan Penelitian……...…………………………....…………..60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ........................................................................................... 71
B. Saran . ................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1 Indikator berpikir kreatif ...................................................................16

Tabel 4.1 Rincian Kegiatan Penelitian ...............................................................33

Tabel 4.2 Penentuan Subjek Penelitian ..............................................................34

Tabel 4.3 Pencapaian indicator Berpikir Kreatif..............................................59

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pita pecahan ....................................................................................22

Gambar 2.2 Pita pecahan ....................................................................................22

Gambar 2.3 Pita pecahan ....................................................................................23

Gambar 2.4 Garis bilangan .................................................................................23

Gambar 4.1 Hasil tes Berpikir Kreatif Indikator KC Subjek 1 (S1) ..............37

Gambar 4.2 Hasil tes Berpikir Kreatif Indikator KT Subjek 1 (S1) ..............40

Gambar 4.3 Hasil tes Berpikir Kreatif Indikator EL Subjek 1 (S1) ...............42

Gambar 4.4 Hasil tes Berpikir Kreatif Indikator KC Subjek 2 (S2) ..............46

Gambar 4.5 Hasil tes Berpikir Kreatif Indikator KT Subjek 2 (S2) ..............48

Gambar 4.6 Hasil tes Berpikir Kreatif Indikator EL Subjek 2 (S2) ...............50

Gambar 4.7 Hasil tes Berpikir Kreatif Indikator KC Subjek 3 (S3) .............53

Gambar 4.8 Hasil tes Berpikir Kreatif Indikator KT Subjek 3 (S3) ..............56

Gambar 4.9 Hasil tes Berpikir Kreatif Indikator KC Subjek 3 (S3) ..............58

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika


Lampiran 2 : Tekhnik Penilaian
Lampiran 3 : Foto List Daftar Hadir Siswa Kelas Vii
Lampiran 4: Screenshoot Chat Dan Vidio Call Dengan Siswa Pada Saat
Mengerjakan Soal
Lampiran 5 : Foto Lembar Jawaban Siswa
Lampiran 6 : Screenshoot Vidio Call Dengan 3 Subjek Pada Saat
Wawancara
Lampiran 7 : Transkip Wawancara Subjek
Lampiran 8 : Foto Persuratan

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang.

Pendidikan merupakan suatu upaya yang terencana untuk mencapai

kondisi belajar dan proses pembelajaran supaya siswa dengan efektif

meningkatkan kemampuannya agar mempunyai kekuatan keagamaan,

kekuatan mengendalikan diri, berkepribadian kuat, kecerdasan, akhlak

mulia, dan kekreatifan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara UUSPN pasal 1 Ayat 1 (Siagian D. M., 2016). Dalam artian,

pendidikan memiliki peran terpenting khususnya pada kehidupan manusia

di era saat ini. Sebab adanya pendidikan, setiap manusia memiliki

rancangan dan arah hidup yang lebih jelas dan terkonsep kedepannya. Maka

dari itu, pendidikan yang baik ialah pendidikan yang mampu menjadikan

peserta didik yang mampu menyelesaikan masalah dan mengaplikasikan

dalam segala hal bukan hanya dalam lingkup kehidupan sehari-hari.

(Siagian D. M., 2016).

Diera pendidikan yang semakin berkembang saat ini, Pemerintah

Indonesia menciptakan sistem pendidikan yang sejalan dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Sehingga perkembangan

tersebut menyebabkan banyaknya perubahan diberbagai bidang baik

ekonomi, social, politik, maupun budaya dengan pengaruh yang sangat

besar tersebut sehingga memberikan motivasi pada pemerintah untuk

2
2

memperbaiki sistem pendidikan. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi

terbentuk atas landasan berpikir matematika. Dalam hal ini matematika

merupakan sarana berpikir ilmiah dan untuk mengembangkan kemampuan

berpikir logis dikalangan peserta didik. Salah satu pembelajaran yang

memiliki peranan penting dalam pendidikan adalah matematika.

Matematika adalah suatu hal terpenting pada bidang ilmu

pengetahuan. Jika digolongkan dalam sudut pengklasifikasian bidang ilmu

pengetahuan, matematika tergolong dalam ilmu-ilmu eksakta yang lebih

cenderung memerlukan berfikir kreatif untuk menyelesaikan suatu

permasalahan yang dihadapi. Selain itu, matematika merupakan suatu

pelajaran yang di pelajari di setiap jenjang pendidikan maka dari itu setiap

peserta didik mesti menguasai ilmu yang berhubungan dengan matematika.

Pelajaran matematika seringkali dijadikan sebagai sarana dalam seleksi

untuk memasuki suatu instansi baik yang akan menempuh jenjang

pendidikan maupun penerimaan tenaga kerja . Selain itu, matematika juga

merupakan salah satu instrumen dari PISA (Program for international

student assesment) yang melakukan tingkat dunia untuk menguji

kemampuan siswa-siswa yang berusia 15 tahun .(Aripin& Purwasih, 2017).

Menurut Muliawan (Astuti & Leonard) matematika termasuk ilmu

pengetahuan murni yang dipelajari di sekolah yang menyandarkan angka-

angka, simbol dan lambang. Pada umumnya, selama ini pembelajaran

matematika lebih difokuskan pada aspek komfutasi yang bersifat algoritmik.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Handoko (Marliani, 2015) yaitu


3

“Salah satu fungsi Matematika yaitu dapat sebagai sarana berpikir yang

sistematis, logis, kreatif, disiplin, dan kerja sama yang efektif dalam

kehidupan yang modern dan kompetitif. Hal itu sejalan dengan karakteristik

matematika menurut Heris Hendriana dan Utari Sumarno (Rahmawati,

I.2016) yang memberikan pandangan matematika dengan dua arah

pengembangan yaitu : 1) pandangan pertama, dengan belajar matematika

dapat memberikan arahan pada pemahaman konsep dan gagasan

matematika yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah matematika dan

ilmu pengetahuan lainnya. 2) pandangan kedua, pembelajaran matematika

memberikan kemungkinan meningkatnya kemampuan berpikir yang logis,

sistematik, kritis dan cermat, kreatif, menumbuhkan rasa percaya diri, dan

rasa keindahan terhadap ketentuan sifat matematikanya.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diambil simpulan bahwa

belajar matematika mampu mengembagkan kualitas sumber daya

manusiamengembangkan sumber daya manusia. Matematika juga sering

dikatakan sebagai ilmu perhitungan yang didalamnya mempelajari segala

bentuk perhitungan yang berupa persamaan yang harus dihafalkan, maka

dengan belajar matematika sangat diperlukan adanya kemampuan berpikir

kreatif.

Kemampuan Berpikir kreatif adalah suatu kemampuan yang dimiliki

seseorang dalam meningkatkan gagasan atau konsep yang sudah ada

sehingga menjadi sebuah konsep yang baru. Berpikir kreatif dalam

matematika dan selanjutnya disebut dengan berpikir kreatif matematis


4

adalah suatu kemampuan yang harus ada dalam diri peserta didik agar

mampu mengidentifikasi suatu masalah matematika dari berbagai arah atau

pandangan sehingga mampu memecahkan masalah tersebut dengan berbagai

cara hingga mampu menciptakan sesuatu hal yang baru. (Rahmawati, I.

2016).

Adapun Berpikir kreatif menurut Johnson (Marliani, 2015) yaitu

mencari peluang dalam menjadikan sesuatu sehingga menjadi lebih baik.

pemikiran kreatif ketika diri mereka tinggal disebuah lingkungan,

lingkungan keluarga, sekolah, kota, atau ekosistem, dan mereka mencoba

untuk memperbaiki lingkup ini. Pendapat diatas sejalan dengan pendapat

(Haeruddin, 2011) berpikir kreatif merupakan salah satu proses berpikir

agar menemukan suatu hal yang dapat merubah ataupun memperbaiki

kondisi apapun sehingga tambah menarik.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dengan

berpikir kreatif, maka sesorang akan menemukan sesuatu yang bisa

memeperbaiki atau mengubah produk lama menjadi produk yang baru.

Namun kenyataannya, kemampaun berpikir kratif matematis yang

merupakan salah satu tujuan pendidikan tersebut belum tercapai secara

maksimal. Salah satu hasil penelitian Irna rahmawati menjelaskan bahwa

kemampaun berpikir kreatif matematis siswa masih tergolong sangat

rendahyaitu rata-rata sebesar 50,27. Kemapuan tersebut diukur dari

indikator berpikir kreatif yaitu ; fluency 68,52 %, elaboration 34,10%,

flevibility 68,75%, originality 32,41%. Penelitian tersebut memiliki tujuan


5

untuk menganalisis bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa dalam

memecahkan masalah matematika.

Berdasarkan observasi sebelumnya yang dilakukan peneliti,peneliti

melihat kebanyakan siswa jika diberikan soal matematika siswa cenderung

mengerjakan soal dengan berpatokan pada satu cara atau hanya berpatokan

pada rumus yang sudah diberikan oleh guru sebelumnya siswa kurang

membuka wawasan untuk mengerjakan soal matematika tersebut dengan

menggunakan caranya sendiri atau mrnghubungkan soal matematika

tersebut dengan kehidupan sehari - hari. Salah satu penyebabnya yaitu

dikarenakan model soal yang diberikan kepada siswa hanya berpatokan

kepada buku pelajaran yang merupakan soal umum sajahal tersebut tidak

mendorong siswa untuk mengerjakan soal tersebut dengan menggunakan

imajinasinya sendiri, sehingga dapat dikatakan bahwa proses berpikir

kreatif siswa tergolong rendah.

Proses berpikir kreatif sangatlah penting, khususnya pada

pelajaran matematika karena dengan berpikir kreatif seseorang dapat

dengan mudah memecahkan suatu masalah matematika dengan

menghubungkan masalah tersebut dalam kehidupan sehari-hari atau

memandang suatu masalah dari arah yang berbeda dan dengan berpikir

kreatif sesorang dapat menciptakan suatu hal baru. Dengan berpikir kreatif

juga siswa dapat memperluas wawasannya jika menghadapi suatu masalah

sehingga mampu memecahkan masalah tersebut dengan cara nya sendiri.


6

Oleh karena itu pemberian soal yang dapat memberikan dorongan

kepada siswa untuk berpikir kreatif itu sangat penting karena hal tersebut

dapat mengungkap bagaimana tingkat kekreatifan yang ada dalam diri

siswa. Ada empat indikator berpikir kreatif yang dapat dijadikan acuan

untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif sesorang yaitu

kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi.

Akan tetapi, hanya sebagian materi pada pelajaran matematika

yang dapat dihubungkan pada indikator berpikir kraetif tersebut salah

satunya yaitu materi pecahan yang dipelajari pada kelas VII SMP, karena

Pecahan merupakan materi yang dapat dibuat kedalam bentuk soal cerita

sehingga dapat dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari dan hal

tersebutlah yang dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk berpikir

kreatif.

Dari pemaparan diatas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan

penelitian yang berjudul “Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematika dalam menyelesaikan soal materi Pecahan pada siswa

kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas,

permasalahan yang dapat di rumuskan adalah “Bagaimanakah kemampuan

berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal materi Pecahan pada

siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso ?.


7

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

yaitu untuk mendeksripsikan kemampuan berfikir kreatif siswa dalam

menyelsaikan soal soal materi Pecahan pada siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 5 Mariso.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berdasarkan tujuan penelitian di atas aalah

sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Secara Teoritis penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat

dalam ilmu pengetahuan dan penyajian materi pada pembelajaran

matematika. Terutama pada materi pecahan, sehingga kedepannya bisa

memberikan soal yang lebih menarik yang memberikan dorongan kepada

siswa untuk berpikir kreatif. Selain itu, juga diharapkan dapat memberi

manfaat sebagai langkah awal untuk melakukan penelitian yang lebih

mendalam untuk peneliti selanjutnya.

2. Secara praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat:

a. Bagi peneliti

Dengan penelitian ini, mampu memberi informasi mengenai

bagaimana kemampuan berfikir kreatif siswa dalam memecahkan soal


8

materi pecahan di SMP Muhammadiyah 5 Mariso dan peneliti lebih

mendalami karakteristik siswa dalam menyelesaikan sola beroikir

kreatif siswa.

b. Bagi pembaca

Dapat dijadikan referensi bagi yang akan meneliti permasalahan

yang sejalan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Selain itu,

penelitian ini juga memberikan gambaran pada pembaca mengenai

karakteristik siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif

melalui beberapa indicator yang peneliti gunakan pada penelitian ini

dan soal yang digunakan pada penelitian ini bisa dijadikan sebagai

bahan referensi untuk pembaca agar bisa mengetahui kemammpuan

berpikir kreatif siswa khususnya pada materi Pecahan.

c. Bagi siswa

Adapun manfaat bagi siswa antara lain: melatih siswa untuk

membuka wawasan sehingga dalam menyelesaikan masalah

matematika tidak berpatokan hanya kepada satu cara melainkan

menghubungkan masalah dari arah yang berbeda sehingga dapat

memecahkan permasalahan tersebut menggunakan caranya sendiri

sehingga menghasilkan suatu ide yang baru.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Berpikir Kreatif

Berpikir merupakan suatu aktifitas utama pada manusia. Salah satu

contoh dari aktifitas berpikir yaitu ketika seseorang memikirkan jalan

untuk memecahkan atau mencari jalan keluar suatu masalah yang terjadi

pada kehidupannya. Adapun contohnya pada kehidupan sehari-hari yaitu

ketika kita sedang terjebak pada kemacetan dijalan saat hendak pulang

kerumah maka kita akan berusaha untuk mencari atau melewati jalan

yang tidak atau kurang kemaceetannya. Berpikir adalah sebuah aktivitas

nalar yang menggunakan fungsi otak dalam sebuah permasalahan

sehingga dapat menciptakan suatu gagasan atau konsep. (Marliani, 2015).

Adapun Menurut Peter (Siswono&Eko, T.Y. 2008) berpikir

(thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar

mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Berpikir

akan mendorong seseorang selalubergerak untuk mengembangkan

pemikirannya hingga di luar informasi yang didengarnya. Misalkan jika

sesorang sedang mendapatkan suatu masalah maka sesorang tersebut akan

terus berpikir untuk mendapatkan solusi yang tepat untuk masalah

tersebut.

9
10

Kemampuan berpikir kreatif tidak dapat timbul sendiri akan tetapi

membutuhkan pelatihan yaitiu guru semestinya dapat memberikan latihan

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik melalui

pengajaran yang menimbulkan masalah yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari dan sifatnya tidak umum. Permasalahan umum

ialah suatu masalah yang cara menyelesaikannya hanya diulangi.

Sedangkan permasalahan tidak umum ialah permasalahan yang cara

menyelesaikannya membutuhkan rancangan untuk menyelesaikan, bukan

hanya menggunakan persamaan atau teori (Saputra, H. 2018).

Guilford (Rahmawati, I. 2011) menyatakan jika berfikir kreatif

ialah kemampuan dalam memandang berbagai macam peluang untuk

menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi. Jika Semakin banyak

atau bervariasi peluang atau jalan dalam memecahkan masalah yang

diciptakan oleh seseeorang maka seseorang tersebut dapat diaktakan

semakin kreatif, akan tetapi, jalan pemecahan masalah tersebut harus tapat

sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi.

Untuk melatih kemampuan berpikir kreatif, siswa harus

dihadapkan dengan permasalahan yang memiliki jawaban yang berbeda.

Kemudian, siswa memeberikan gagasan atau jawaban yang beraneka

ragam menurut pemikiran dan kemampuan masing-masing, Mahmudi

(Putra, H.D. dkk, 2018). Kemampuan berpikir kreatif tersebutlah sebagai

sarana yang mungkin seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya

terkhusus pada zaman sekarang, masyarakat dan Negara kita sejahtera dan
11

jaya karena tergantung kepada sumbangan kreatif, yaitu gagasan-gagasan,

temuan-temuan, serta tekhnologi baru yang berasal danggota masyarakat.

Pada pebelajarannya menurut Sugilar (Hidayat, W. dkk. 2018)

kemampuan berpikir kreatif peserta didik tidak bisa meningkat secara

baik jika pada proses belajar mengajar guru tidak melibatkan peserta didik

dengan aktif pada pembentukan konsep, karena metode pembelajaran

yang diaplikasikan disekolah masih menggunakan metode pembelajaran

langsung atau konvensional, yang merupakan pembelajaran dimana guru

yang menjadi pusat pembelajaran. Pembelajaran tersebutlah yang bisa

menjadi penghambat berkembangnya kreativftas dan aktifitas peserta

didik, misalnya dalam hal membicarakan ide atau gagasan. Maka dari itu,

situasi tersebut sudah tidak sejalan dengan tujuan dalam pembelajaran

matematika. Tujuan pembelajaran dapat tercapai jika rancangan dan

metode yang diaplikasikan mampu berpengaruh pada potensi dan

kemampuan yang dimiliki siswa dan keberhsilan itu dapat tercapai jika

siswa dilibatkan pada proses berpikirnya.

Dari beberapa pendapat diatas maka disimpulkan bahwa berpikir

kreatif ialah suatu kemampuan berpikir yang dimiliki oleh seseorang

dimana seseorang tersebut dapat berpikir secara terus menerus dan

konsisten sehingga dapat menghasilakn sesuatu yang kreatif. Proses

berpikir kreatih tidak mesti menghasilkan ide atau konsep yang baru. Dari

pernyataan diatas maka indikator yang penulis gunakan dalam penelitian

ini adalah kelancaran, kelenturan, keaslian dan elaborasi.


12

2. Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika

Kemampuan berpikir kreatif adalah suatu hal yang terpenting bagi

siswa, khususnya pada proses pembelajaran matematika. Dengan

kemampuan berpikir kreatif siswa dituntun supaya dapat paham,

menguasai, serta mampu mnyelesaikan masalah yang dihadapi. Melalui

adanya kreatifitas pada pembelajaran matematika siswa diharapkan

mampu dan berani memecahkan suatu masalah matematika dengan

menggunakan cara atau langkahnya sendiri (Wuryanto, dkk. 2018).

Berpikir kreatif didalam matematika bisa dikatakan sebagai

orientasi atau disposisi mengenai instruksi matematika, salah satunya

yaitu tugas penemuan dan pemecahan masalah matematika. Hal tersebut

dapat melatih siswa dalam memperluas wawasan sehingga dapat

mengembangkan pendekatan yang lebih kreatif dalam pelajaran

matematika.

Adapun menurut Munandar dan Supriadi (Sumarmo, U. dkk, 2017)

mencari tahu seseorang yang kreatif ialah mereka yang mempunyai rasa

keingintahuan tinggi, memiliki banyak ide, imajinasi, kepercayaan diri,

non-konformis, mempertahankan untuk mencapai keinginan, pekerja

keras, optimis, peka pada suatu permasalahan, posotif thinking,

mempunyai rasa kemampuan diri, berorientasi pada masa datang,

menyukai masalah yang kompleks dan menantang.

Adapun pendapat Munandar (Sumarmo, U. dkk, 2017)

memerlukan perilaku efektif yang dimuat pada berfikir kreatif yaitu :


13

menyadari masalah dan kemungkinan, toleransi terhadap sesuatu yang

tidak pasti, paham terhadap lingkungan dan jiwa kreatif orang lain,

memiliki sifat terbuka, tidak takut mengambil resiko, membangun rasa

percaya diri, mengontrol diri, rasa ingin tahu, menyatakan dan merespon

perasaan dan emosi, dam mengantisipasi sesuatu yang tidak diketahui.

Adapun menurut Hartono (2019), kemampuan berpikir kreatif

matematika adalah dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan

pertama adalah memperhatikan jawaban yang diberikan oleh siswa ketika

diberikan suatu masalah yang proses kognitifnya dianggap sebagai proses

berpikir kreatif matematika, Pendekatan kedua yaitu menentukan kriteria

bagi seluruh produk yang brindikasi sebagai hasil berpikir kreatif atau

produk divergen.

Selain berfikir kreatif matematika berpikir kreatif pada bidang lain

pun dibutuhkan sama halnya yang dikemukakan oleh Nurmasari

(Hidayat, dkk. 2018).Berfikir kreatif dalam bidang matematika dan

bidang lainnya merupakan bagian keterampilan hidup yang perlu

dikembangkan terutama dalam menghadapi era reformasi dan suasana

bersaing semakin ketat.

Berdasarkan beberapa pengertian berpikir kreatif matematika yang

dikemukakan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, berpikir

kreatif matematika yaitu sebagai kemampuan dalam menemukan dan

menyelesaikan masalah matematika yang meliputi komponen-komponen ;

kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi. Memberikan penilaian


14

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa sangat penting untuk

dilakukan melalui pemberian tugas-tugas yang bersifat penghadapan

siswa dalam masalah dan pemecahannya sehingga dapat digunakan untuk

mengidentifikasi individu-individu yang kreatif.

3. Indikator berpikir kreatif

Berdasrkan definisi berpikir kreatif yang telah di uraikan di atas,

Khusus dalam matematika, Balka (Sumarmo, U. 2017). Menyatakan

bahwa kemampuan berpikir kreatif matematika meliputi kemampuan

berpikir konvergen dan berpikir divergen, diuraikan sebagai berikut : a)

kemampuan merumuskan hipotesis matematika yang memfokuskan

kepada sebab dan akibat pada situasi masalah matematis, b) kemampuan

menetapkan aturan-aturan yang berada pada situasi masalah matematis :c)

kemampuan menyelesaikan pikiran yang buntu dengan memberikan cara-

cara baru dari permasalahan matematis : d) kemampuan menegeluarkan

gagasan matematika yang tidak lazim serta mampu mengevaluasi semua

konsekuensi yang ditimbulkannya : e) kemampuan mengidentifikasi

informasi matematis yang hilang dari permasalahan yang diberikan dan f)

kemampuan merinci masalah matematis yang umum kedalam sub-sub

masalah yang lebih spesifik.

Adapun indikator berpikir kreatif menurut Silver (Setianingsih, L

& Purwoko, R. Y., 2019) yaitu kefasihan (fluency), keluwesan

(flexibility), dan kebaruan (novelty ).


15

Selain itu, Munandar (Sumarmo, dkk. 2017). Menguraikan

indikator berpikir kreatif secara terperinci yaitu :

1. Kelancaran meliputi : a) mencetuskan banyak ide, banyak jawaban,

banyak penyelesaian masalah, banyak petanyaan dengan lancar ; b)

memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal;

c)memikirkan lebih dari satu jawaban.

2. Kelenturan meliputi : a) menghasilkan gagasan, jawaban, atau

pertanyaan yang bervariasi; b) melihat suatu masalah dari sudut

pandang yang berbeda-beda; c) Mencari banyak alternatif atau arah

yang berbeda-beda; d) Mampu mengubah cara pendekatan atau cara

pemikiran.

3. Keaslian meliputi : a) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan

unik ; b)memikirkan cara yang tidak lazim; c) mampu membuat

kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagiannya.

4. Elaborasi meliputi : a) Mampu memperkaya dan mengembangkan

suatu gagasan atau produk: b) menambah atau merinci detail-detail

dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih

menarik.

Dalam penelitian ini, dipilih indikator berpikir kreatif matematika

menurut Munandar yaitu kelancaran, kelenturan, keaslian dan

elaborasi.Makadalam penelitian ini, peneliti menggunakankeempat

indikatortersebut yaitu kelancaran, kelenturan, dan elaborasi. Karena


16

keempat indikator tersebut sangat berperan penting dalam mengungkap

kemampuan berpikir kreatif siswa

Tabel 2.1 Indikator berpikir kreatif

NO. Aspek Indikator

1. Kelancaran a. Siswa mampu menjawab dengan

sejumlah jawaban jika mengungkap

kemampuan berpikir kreaatif pertanyaan

b. Siswa dengan lancar mengemukakan ide-

idenya.

c. Siswa mampu menyadari adanya

kelemahan dan kesalahan pada suatu

objek dan situasi yang terjadi dengan

cepat.

2. Kelenturan a. Siswa memberi berbagai macam

penafsiran terhadap suatu gambar, cerita,

atau masalah

b. Saat diberi suatu masalah siswa biasanya

memikirkan bermacam cara yang

berbeda untuk menyelesaikannya

c. Menggolongkan hal-hal menurut

pembagian (kategori) yang berbeda.


17

a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap

jawaban atau pemecahan masalah dengan

melakukan langkah-langkah yang terperinci.

3. Elaborasi b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan

orang lain

c. Menguji detail-detail untuk melihat arah yang

akan ditempuh

4. Bilangan Pecahan

a. Pengertian bilangan Pecahan

Pecahan adalah bentuk bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk

a/b dimana a dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0, dan a tidak lebih besar

atau sama dengan b. Dimana untuk bilangan a disebut pembilang dan

bilangan b disebut penyebut. Pada hakikatnya transaksi dalam bilangan

pecahan adalah bagaimana cara menyederhanakan pembilang dan

penyebut.

1. Membandingkan bilangan pecahan

Bilangan pecahan , dapat dinyatakan dalam pecahan lain yang

relatif senilai, yaitu . Pecahan-pecahan yang relatif senilai. Dimisalkan a,

b, c dan d merupakan bilangan bulat, dengan b dan d ≠ 0, Pecahan senilai

dengan jika a x d – c x b.

Informasi :
18

Pada bilangan pecahan juga berlaku sifat komutatif, asosiatif, dan

distributif

Membandingkan dua bilangan pecahan

Langkah pertama yang dilakukan untuk meembandingkan dua

bilangan pecahn yaitu dengan cara menyamakan penyebut dari kedua

bilangan pecahn tersebut.

Contoh :

dengan . Dari bilangan tersebut sebutkan bilangan yang

terbesar !

Alternatif jawaban :

< karena - <

< karena - < -

< karena - < -

Dengan mengamati pola bilangan pecahan tersebut, kita mengarah

pada kesimpulan bahwa lebih besar dari .

2. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan

Contoh Penjumlahan Pecahan :

Tentukan hasil dari +

Alternatif jawaban :
19

Penjumlahan + dapat diilustrasikan menggunakan pita pecahan

berikut.

Gambar 2.1 Pita pecahan

Perhatikan bahwa satu objek utuh (keseluruhan) pada pita pecahan diatas

tersusun dari tiga bagian yang sama (sepertigaan).

Jadi, + = =1

bermakna 3 bagian dari 3 bagian yang sama dan berarti 1 subjek utuh.

Contoh Pengurangan Pecahan :

Tentukan hasil dari -

Alternatif jawaban :

Untuk menentukan hasil dari - kita harusmenyamakan penyebutnya

terlebih dahulu.

Gambar 2.2 Pita pecahan


20

Dalam hal ini - dapat ditulis - karena ekuivalen dengan ,


sedangkan ekuivalendengan , perhatikan ilustrasi menggunakan pita
pecahan berikut

Gambar 2.3 Pita pecahan

3. Perkalian dan Pembagian Bilangan Pecahan

Contoh Perkalian Bilangan Pecahan :

Tentukan hasil dari x 3

Jawaban :

Gambar 2.4Garis bilangan

Dengan bantuan garis bilangan diatas, didapatkan x 3 = 2

Pembagian Bilangan Pecahan

 Pembagian bilangan pecahan oleh bilangan bulat


21

Jika adalah bilangan pecahan, dengan c adalah bilangan bulat

maka ÷c=

 Pembagian bilangan pecahan oleh bilangan pecahan dengan

penyebut sama

Misalnya, jika dan adalah bilangan pecahan dengan b≠ 0, maka

÷ =

 Pembagian bilangan bulat oleh bilangan pecahan

Untuk membagi bilangan bulat dengan bilangan pechan, kita dapat

mengubah bilangan bulat tersebut menjadi pecahan senilai dengan

penyebut sama dengan bilangan pecahan pembagi.

Jika adalah bilangan pecahan dengan c adalah bilangan bulat dan

a ≠0, maka c ÷ - ÷ - ÷ -

 Pembagian bilangan pecahan oleh bilangan pecahan dengan

penyebut berbeda

Untuk membagi bilangan pecahan dengan bilangan pecahan, kita

dapat mengubah kedua bilangan pecahan tersebut menjadi pecahan

1senilai dengan penyebut sama.

Jika dan adalah bilangan pecahan, dengan c ≠ 0 maka

÷ = ÷ -
22

(Sumber : As‟ari.A.R.,dkk. “ Matematika Kelas VII SMP”

Kurikulum 2013, Edisi Revisi 2017.)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun hasil penelitian yang relevan dengan hasil penelitian

sebelumnya yaitu :

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Irna Rahmawatidengan judul

“Analisis kemampuan berpikir kreati matematis siswa SMP” . hasil

peneitian ini menjelaskan bahwa kemampaun berpikir kreatif

matematis siswa masih tergolong sangat rendahyaitu rata-rata

sebesar 50,27. Kemapuan tersebut diukur dari indikator berpikir

kreatif yaitu ; fluency 68,52 %, elaboration 34,10%, flevibility

68,75%, originality 32,41%.

2. Penelitian Anton david prasetyo dan dkk, dalam jurnl pendidikan

matematika STKIP PGRI Sidoarjo. Dengan judul “Berpikir kreatif

siswa dalam penerapan model pembelajaran berdasar masalah

matematika”. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa model

pembelajaran berdasar masalah berpengaruh terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa.

3. Penelitian dari Setianingsih, L.& Purwoko, R.Y., (2019) yang

berjudul “kemampuan berpikir kreatif siswa SMP dalam

menyelesaikan soal Open-Ended”. Jurnal Reviewpembelajaran


23

matematika). Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa subjek

penelitian mampu memenuhi indikator kemampuan berpikir kreatif

kefasihan, dan keluwesan dalam menyelesaikan soal barisan dan

deret aritmatika, sedangkan indikator berpikir kreatif kebaruan dapat

dipenuhi dua subjek dari tiga subjek keseluruhan yaitu subjek kedua

dan ketiga.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang relevan diatas, dapat

disimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan dengan yang akan

peneliti lakukan. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian yang

relevan diatas dengan penelitian ini yaitu :

1. Penelitian Irna Rahmawati, persamaan dengan penelitian ini yaitu,

sama-samamendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa

dengan menggunakan indikator kelancaran, kelenturan, keaslian dan

elaborasi. Adapun perbedaannya yaitu, penelitian Irna Rahmawati

menggunakan materi bangun datar sedangkan penelitian ini

menggunakan materi pecahan.

2. Penelitian Anton david prasetyo dan dkk, persamaan dengan

penelitian ini yaitu, sama-sama mengungkap kemampuan berpikir

kreatif siswa sedangkan perbedaannya adalah, peneliti sebelumnya

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, sedangkan

penelitian ini tidak menggunakan model pembelajaran melainkan

langsung memberikan tes kepada siswa yang akan diteliti.


24

3. Penelitian dari Setianingsih, L.& Purwoko, R.Y., (2019) yang

berjudul “kemampuan berpikir kreatif siswa SMP dalam

menyelesaikan soal Open-Ended”. Persamaan penelitian tersebut

dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang

kemampuan berpikir kreatif siswa. Perbedaan penelitian tersebut

dengan penelitian ini adalah indikator yang digunakan berbeda,

Penelitian dari Setianingsih, L.& Purwoko, R.Y., (2019)

menggunakan indikator kefasihan, keluwesan, dan kebaruan.

Sedangkan pada penelitian ini menggunakan indikator kelancaran,

kelenturan, dan keaslian.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini memanfaatkan penelitian lapangan yaitu, peneliti

terjun langsung menuju tempat penelitian guna mendapat data secara

konkrit yang terdapat kaitannya dari judul penelitian.

Terdapat metode pendekatan yang dipergunakan yaitu deskriptif

kualitatif. Pemilihan informasi dilaksanakan melalui evaluasi yang matang

dengan jumlah yang tidak terbatas, melalui menyusuri informasi lebih

dalam dari siswa yang dijadikan sebagai subjek. Metode dalam

mengumpulkan data yang dipergunakan yaitu observasi partisipatif,

Wawancara mendalam, dan dokumentasi. Metode yang dipergunakan dalam

menganalisis data yaitu metode deskriptif kualitatif.

Dari penjalasan tersebut peneliti menarik simpulan bahwa yang

hendak dideskripsikan pada penelitian ini yakni mengenai kemampuan

berpikir kreatif matematika dalam menyelesaikan soal materi Pecahan pada

siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 5 Mariso yang

bertempat di Jln, Gagak Komplek Pu Nomor 4 Kecamatan Mariso Kota

Makassar.

25
26

C. Subjek Penelitian

Adapun Subjek pada penelitian ini yakni siswa kelas VII

SMPMuhammadiyah 5 Mariso. Adapun Teknik sampling yang digunakan

yaitu Purposive Sampling. Dimana, Purposive Sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugyono,

2016). Pertimbangan tertentu tersebut dilihat dari kemampuan berpikir

kreatif siswa setelah diberikan tes berupa soal berpikir kreatif matematika

materi Pecahan di awal penelitian. Dari tes tersebut maka peneliti akan

mengambil 3 orang siswa untuk dijadikan sabjek penelitian. Dimana, 3

siswa yang dijadikan subjek tersebut yaitu siswa yang paling banyak

memperlihatkan indikasi kemampuan berpikir kreatif dan bersedia untuk

diwawancarai.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini diberikan kepada pada 25 siswa sebanyak dua kali,

yaitu dipertemuan awal diberikan soal tes berpikir kreatif materi pecahan

kepada siswa, dan pertemuan selanjutnya yaitu melakukan wawancara

pada 3 siswa yang telah ditetapkan sebagai subjek yaitu siswa yang paling

banyak memperlihatkan indikasi kemampuan berpikir kreatif. Berikut

gambaran proses persiapan peneitian sampai dengan pelaksanaan

penelitian :
27

a. Proses Perizinan Penelitian

Penelitian ini dilakukankan di SMP Muhammadiyah 5 Mariso.

Akan tetapi, sebelum meakukan penelitian, sebelumnya peneliti telah

berkunjung ke LP3M Unismuh Makassar untuk menyelesaikan

pengurusan surat izin penelitian. Surat tersebut selanjutnya ditujukan ke

sekolah SMP Muhammadiyah 5 Mariso.

b. Persiapan Penelitian

Persiapan yang matang sangat dibutuhkan pada penelitian ini,.

terutama instrument yang akan digunakan pada penelitian ini yang berupa

soal-soal berpikir kreatif materi pecahan yang disusun berdasarkan

indikator kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi. Sebelum soal-

soal tersebut digunakan, peneliti terlebih dahulu berkonsultasi dengan

dosen pembimbing terkait soal-soal yang dapat digunakan. Selanjutnya,

instrumen yang berupa soal-soal tersebut akan dilakukan validasi oleh tim

validator, setelah dikesepakati oleh tim validator mengenai instrument

penelitian tersebut, kemudian penelitian ini dapat dilakukan.

c. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dikelas VII SMP Muhammadiyah 5

Mariso tahun ajaran 2020. Langkah pertama penelitian ini yaitu tes

kemudian dilanjutkan dengan wawancara. Adapun siswa yang akan

menjadi subjek penelitian ini dengan jumlah 3 siswa yang diambil dari 19
26

orang siswa yang telah diberikan tes berpikir kreatif di awal

penelitian. Tes yang digunakan terdiri dari soal-soal berpikir kreatif yang

dibuat berdasarkan indikator berpikir kreatif. Soal tersebut berjumlah 3

nomor dan waktu pengerjaannya selama 45 menit.

E. Sumber Data Penelitian

Pada penelitian ini, menggunakan tiga sumber data pada penelitian

ini sebagai berikut:

1. Sumber Tertulis

Sumber ini didapatkan dengan bentuk buku, internet serta

jurnal yang relevan. Buku-buku dan jurnal sebagai referensi

mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis dalam

menyelesaikan soal matematika materi Pecahan pada siswa kelas VII

SMP Muhammadiyah 5 Mariso.

2. Sumber Lisan

Sumber lisan yaitu data melalui keterangan lisan atau

wawancara dengan siswa kelas VII.

3. Sumber Visual

Sumber visual yakni data yang diperoleh melalui

pengambilan foto mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis

dalam menyelesaikan soal matematika materi Pecahan pada siswa

kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso.


27

F. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama.. Peneliti

terjun langsung kelapangan baik dalam pengumpulan data, analisis, dan

penarikan kesimpulan. Adapun instrumen lain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Tes Tertulis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes tertulis yang

berupa tes kemampuan berpikir kreatif disusun berdasarkan indikator

kemampuan berpikir kreatif matematika, yaitu soal dengan pokok

bahasan Pecahan disesuaikan dengan indikator berpikir kreatif.

Dalam menyusun tes kemampuan berpikir kreatif akan

dikonsultasikan dengan tim validasi dan dosen pembimbing.

Validitas item berkenaan dengan kesanggupan alat peneliti dalam

mengukur item soal yang seharusnya, artinya tes tersebut harus

mampu mengungkapkan variabel yang hendak diukur. Selain itu tes

tertulis tersebut digunakan untuk menentukan subjek penelitian.

2. Instrumen pedoman Wawancara

Pada tahap wawancara, peneliti memilih pedoman waawancara

semii terstruktur, dimana peneliti membuat pedoman wawancara

pada saat ingin melakukan wawancara, pedoman wawancara tersebut

berasal dari topic yang dikembangkan sehingga terbentuk

pertanyaan-pertanyaan yang lebih fleksibel dari wawaancara


28

terstruktur. Pada penelitian ini, peneliti hanya membuat pokok

pertanyaan saja mengenai soal berpikir kreatif yang telah diberikan

kepada seluruh siswa kelas VII sebebelumnya dan pertanyaan

tersebut akan berkembang pada saat proses wawancara berlangsung

sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh subjek.

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Tes Kemampuan

Tes adalah suatu sarana atau cara yang digunakan dalam

mengungkap dan mengukur suatu hal tertentu menggunakan

langkah atau jalan yang telah ditetapkan. (Arikunto, S. 2016).

Untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa

berdasarkan jawaban siswa digunakan instrumen yaitu tes. Tes

tertulis yang diberikan kepada siswa adalah tes kemampuan

berpikir kreatif yang berupa soal-soal cerita materi Pecahan untuk

menentukan subjek dalam penelitian tes tersebut digunakan untuk

mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 5 Mariso, setelah diberikan tes maka akan

ditentukan subjek dan dilanjutkan dengan wawancara.

2. Waawancara

Wawancara digunakan untuk tekhnik pengumpulan data

jika peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk


29

mendapatkan suatu masalahan yang mesti dikaji, dan jika peneliti

ingin mengkaji suatu hal dari responden secara mendalam

(Sugyono, 2016). Adapun siswa yang diwawancarai dalam

penelitian ini merupakan siswa yang telah dipilih sebagai subjek

penelitian melalui tes berpikir kreatif yang diberikan kepada

seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso.

Wawancara pada penelitian ini merupakan waawancara semi

terstruktur dimana peneliti telah membuat pokok-pokok pertanyaan

berdasarkan soal berpikir kreatif yang telah diberikan sebelumnya

dan akan berkembang pada saat dilakukan wawancara dengan

subjek yang telah ditentukan.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data ialah cara dimana peneliti menelusuri kemudian

menyusun dengan terperinci hasil yang didapatkan melalui wawancara,

catatan-catatan dilapangan, serta dokumentasi, dengan cara

mengelompokkan data kedalam ketentuan, memaparkan dengan unit-

unit, melaksanakan penggabungan, mengatur kedalam pola, dipilih yang

penting dan yang mau dipelajari, serta menyusun kesimpulan hingga

gampang dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugyono, 2016).

Miles dan Huberman (Sugyono, 2016) menyatakan bawa aktivitas

pada analisis data kualitatif dilaksanakan dengan cara interaktif dan

berjalan dengan terus-terusan hingga tuntas, hingga datanya sudah jenuh.


30

Aktivitas dalam analisis data, yakni data reduction, data display, dan

conclusion drawing/ verification. Penjelasan aktivitas dalam analisis data

yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang

telah di temukan dilapangan. Maka dari itu data yang telah direduksi

tersebut memberikan pendeskripsian yang lebih jelas, dan

memudahkan peneliti dalam melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila dibutuhkan. Maka dari itu, data

yang peneliti pilih yaitu data yang didapatkan dari hasil

pengumpulan data.

Adapun proses reduksi data pada penelitian ini yaitu peneliti

mereduksi data dari hasil tes yang telah diberikan kepada siswa,

peneliti melihat bagaimana proses berpikir kreatif siswa melalui

hasil tes tersebut. Setelah itu,peneliti mulai memilih siswa yang

paling banyak memperliahtkan indikator berpikir kreatif.

2. Penyajian data

Seusai mereduksi data, kemudian langkah berikutnya ialah

mendisplaykan data. Penyajian data yaitu penyajian serangkaian

informasi yang disusun serta memberikan hal yang mungkin guna

menarik simpulan serta mengambil titik kesimpulan bahwa

penyajian data merupakan penyajian yang dilaksanakan berupa


31

model penjelasan secara ringkas hingga memudahkan peneliti lebih

paham tentang kejadian apa yang sedang timbul, melakukan

perencanaan, lalu disesuaikan apa yang sudah dipelajari itu.

Sesudah mereduksi data, maka akan dilakukan penyajian data

guna memilih data yang sejalan dengan penelitian yaitu tentang

kemampuan berpikir kreatif matematika dalam menyelesaikan soal

matematika materi Pecahan pada siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 5 Mariso. Berikut dilaksanakan dengan rangka

menggambarkan data agar di pilih-pilih berdasarkan data yang hanya

di perlukan.

3. Penarikan kesimpulan

Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif menurut

Milees dan Huberman (Sugiyono, 2016) ialah menarik kesimpulan

dan verivikasi. Kesimpulan pertama yang diberikan sifatnya masih

sementara, yang kemudian berubah jika sudah tidak didapatkan bukti

kuat yang mendukung dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-

bukti yang kuat dan mendukung di langkah pengumpulan data

selanjutnya. Namun, jika kesimpulan yang di berikan di langkah

pertama dengan bukti yang valid dan konsisten disaat terjun kembali

untuk pengumpulan data dilapangan, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.

Selanjutnya peneliti melakukan penarikan kesimpulan dengan

mengumpulkan data terkait kemampuan berpikir kreatif matematika


32

dalam menyelesaikan soal matematika materi Pecahan pada siswa

kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso yang telah direduksi dan

display datanya setelah itu ditarik kesimpulan.

I. Keabsahan Data

Rencana keabsahan data pada penelitian ini menggunakan tekhnik

triangulasi. Tekhnik triangulasi merupakan suatu tekhnik pemeriksaan

validitas yang menggunakan hal-hal selain data untuk memeriksa atau

membandingkan dengan data itu sendiri (Gunawan, 2017).Adapun tekhnik

triangulasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi

metode, yaitu membandingkan hasil tes berpikir kreatif dengan hasil

wawancara.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Paparan Data

Pada bab ini, peneliti akan menyajikan data-data yang berhubungan

dengan semua aktivitas peneliti dansubjek penelitian selama proses

penelitian. Data penelitian yakni berbentukproses pelaksanaan penelitian,

penyajian data, serta analisa data, setelah itu masuk dalam bagian

pembahasan.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 5 Mariso

dengan menggunakan instrument tes dan wawancara dimana pada tahap

pertama yaitu melakukan tes tertulis kepada seluruh siswa kelas VII, karena

kondisi saat ini yang masih belum kondusif karena Covid-19 dan

pembelajaran disekolah dilakukan secara daring, maka peneliti melakukan

penelitian secara daring dengan melakukan video call menggunakan

aplikasi WhatsApp untuk memantau masing-masing siswa pada saat

mengerjakan soal yang diberikan, serta tahapan akhir dalam studi ini ialah

wawancara kepada 3 siswa yang paling banyak memperlihatkan indikasi

berpikir kreatif atau dengan kata lain siswa yang mempunyai nilai

kemampuan berpikir kreatif yang tinggi, yang didasari pada jawaban soal

tes berpikir kreatif. Dibawah ini ialah tabel dari pelaksanaan aktifitas

penelitian :

33
Tabel 4.1 Rincian Kegiatan Penelitian

No Hari dan Tanggal Kegiatan Jumlah Peserta

1. Senin, 01 februari 2021 Tes Tertulis 25

2. Jumat , 05 februari 2021 Wawancara 3

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan penelitian

berlangsung selama kurang lebih 2 pekan yaitu pada pekan pertama peneliti

memberikan tes kemampuan berpikir kreatif kepada seluruh siswa kelas VII

SMP Muhammadiyah 5 Mariso, tepatnya pada tanggal 1 Februari 2021.

Setelah pemberian tes, maka selanjutnya peneliti akan memilih dan melihat

siswa mana yang mampu memperlihatkan indikasi berpikir kreatif yaitu

indikator kelancaran, kelenturan dan elaborasi untuk dijadikan sebagai subjek

penelitian.

Setelah proses pemberian tes selesai, selanjutnya peneliti memilih siswa

yang akan dijadikan sebagai subjek dengan pertimbangan subjek tersebut

merupakan siswa yang paling banyak memperlihatkan indikasi berpikir

kreatif yaitu siswa yang dianggap mampu menyelesaikan soal yang dierikan

sesuai indikator kelancaran, kelenturan dan elaborasi. Kemudian dilanjutkan

dengan pelaksanaan wawancara, dapat dilihat pada tabel 4.1, Adapun tabel

penentuan subjek sebagai berikut :

33
34

Tabel 4.2 Penentuan Subjek Wawancara

Indikasi berpikir kreatif siswa

No. Kode siswa


Kelancaran Kelenturan Elaborasi
1. S1 √ √ √

2. S2 √ X √

3. S3 √ X √

Keterangan :√ = Ada indikasi

X = Tidak ada indikasi

Wawancara tidak diberikan pada seluruh siswa, melainkan hanya

kepada 3 orang siswa yang paling banyak memperlihatkan indikasi

kemampuan berpikir kreatif dan bersedia untuk diwawancarai. Hal ini

dikarenakan peneliti ingin mengetahui bagaimana pola pikir dan sejauh mana

kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah matematika

khususnya materi Pecahan. Adapun siswa yang dipilih sebagai subjek untuk

diwawancarai yaitu S1, S2, dan S3. Ketiga siswa tersebut merupakan siswa

yang paling banyak menampilkan indikasi berpikir kreatif dalam

menyelesaikan soal, dapat dilihat pada tabel pemilihan subjek diatas dan

bersedia untuk diwawancarai secara mendalam.Wawancara dilakukan di

lakukan secara virtual yaitu peneliti melakukan video call kepada 3 siswa

yang telah dipilih sebagai subjek dengan menggunakan aplikasi WhatsApp.


35

Wawancara ini memiliki tujuan untuk melihat alur berfikir kreatif peserta

didik serta alasan yang dalam dari cara siswa menjawab soal yang diberikan.

B. Hasil Penelitian

Hasil tes dan wawancara pada ketiga subjek akan dipaparkan pada

hasil penelitian dibawah ini.

1. Proses berpikir kreatif oleh Subjek 1 (S1)

a. Soal nomor 1 (Kelancaran)

Yang dimaksud dengan kelancaran adalah dimana siswa mampu,

mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah,

banyak petanyaan dengan lancar, memberikan banyak cara atau saran untuk

melakukan berbagai hal dan memikirkan lebih dari satu jawaban.Adapun soal

tentang indikator kelancaran pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Dari lembar jawaban subjek (S1) dengan soal berpikir kreatif

indikator kelancaran dapat digambarkan bahwa Subjek (S1)menyelesaikan

soal dengan langkah pertama yaitu dengan cara menuliskan satu persatu

yang diketahui dan ditanyakan pada soal cerita yang diberikan yaitu tepung

ibu Aisyah = 500 gram, dibuat kue = 1500 gram, dan tepung yang dibeli lagi

= 35 ons. Setelah itu, subjek (S1) mulai menyelesaikan soal tersebut dengan
36

mengubah semua satuan yang ada pada soal menjadi kilogram, dan setelah

dilakukan wawancara subjek menjelaskan bahwa cara tersebut dilakukan

untuk mempermudah penyelesaiannya. Terlihat dari kutipan wawancara

subjek yaitu “Eemm…supaya gampang saya kerja kak. Karena yang

ingindicari kilogram satuannya kak”. Setelah mengubah semua satuannya

menjadi kilogram, subjek (S1) kemudian menyelesaikan dengan cara

menjumlah tepung ibu Aisyah dengan yang dibeli lagi, setelah itu

mengurangkan hasilnya dengan yang dibuat kue, yaitu 0,5 + 3,5 – 1,5 akan

tetapi pada hasil akhir yang didapatkan oleh subjek 1 (S1) salah, yaitu subjek

1 menuliskan 3,5 yang seharusnya 2,5, dan setelah peneliti melakukan

wawancara tentang hal tersebut subjek 1 menjelaskan bahwa subjek 1 (S1)

salah tulis yang dibuktikan dengan memperlihatkan kertas cakaran, dan pada

cakaran tersebut memng benar subjek mendapatkan jawaban 2,5 akan tetapi

salah dalam menuliskan di lembar jawabannya.selain itu, subjek (S1)

menyelesaikan dengan cara lain atau cara kedua. Pada cara yang kedua,

subjek (S1) menyelesaikan soal dengan cara hampir sama dengan yang

pertama yaitu mengubah semua satuannya ke kilogram tapi yang

membedakan hanya hasil akhirnya, pada hasil akhir yang kedua subjek (S1)

mengubah kebentuk pecahan biasa, dan setelah diwawancarai subjek (S1)

menjelaskan hal yang sama dengan apa yang telah ditulis dilembar

jawabannya yaitu subjek menjelaskan bahwa cara yang subjek gunakan

hampir sama dengan cara yang pertama yaitu mengubah satuannya juga ke

kilogram kemudian menyelesaikannya dengan menjumlahkan dan


37

mengurangkan. Dapat dilihat dari kutipan wawancara subjek yaitu:“emm…

sebenarnya sama saja dengan yang pertama tapi yang kedua langsung saya

ubah hasil akhirnya jadi pecahan biasa”

Dapat dilihat lembar hasil tes dan kutipan hasil wawancara subjek

(S1) dibawah ini ;

S1 – KC1

Gambar 4.1 Hasil Tes Berpikir Kreatif indikator KC Subjek 1 (S1)

Dari hasil pekerjaan S1 diatas menunjukkan bahwa siswa memiliki

kemampuan berpikir kreatif yang sangat baik berdasarkan indicator

kelancaran dikarenakan :

1) S1 dapat menuliskan semua yang diketahui pada soal.

2) S1 dapat memahami makna soal yang diberikan yaitu dengan cara

mengubah lebih awal satuan dari soal tersebut.

3) S1dapat menyelesaikan dengan menggunakan lebih dari satu cara yaitu 2

cara dimana cara pertama dan kedua jawabannya sama yaitu 2,5. Dapat

dilihat pada gambar diatas yaitu S1 – KC1


38

Keterangan :

= Kemampuan berpikir kreatif subjek 1 berdasarkan


S1– KC1
indikator Kelancaran

Sesuai penjabaran di atas dan dilihat dari lembar jawaban serta

wawancara subjek, dapat disimpulkan bahwasubjek mudah memahami

bentuk dan makna soal yang diberikan dan dapat dikatakan bahwa

kemampuan berpikir kreatif subjek 1 berdasarkan indikator Kelancaran

sudah baik karena menyelesaikan soal dengan memenuhi ketentuan dari

indikator kelancaran yaitu mampu mencetuskan ide-ide dengan baik dan

mampu menyelesaikannya dengan menggunakan lebih dari satu cara dengan

jawaban yang benarwalaupun terdapat sedikit kekeliruan pada lembar

jawaban subjek akan tetapi terjawab pada lembar saat wawancara subjek.

b. Soal nomor 2 (Kelenturan)

Soal nomor dua merupakan soal berdasarkan indikator kelenturan.

Yang dimaksud dengan kelenturan adalah adalah dimana siswa mampu,

menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, melihat

suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, Mencari banyak

alternatif atau arah yang berbeda-beda dan Mampu mengubah

carapendekatan atau cara pemikiran.Berikut hasil wawancara pada

indikator kelenturan.
39

Pada lembar jawaban subjek (S1) di soal nomor 2 subjek

menuliskan langkah pertama yang dilakukan yaitu membuat pertanyaan

dari data yang ada pada soal, adapun pertanyaan yang dibuat subjek (S1)

yaitu setelah dijemur berapa kandungan air yang hilang ?, setelah subjek

(S1) membuat pertanyaan. Berdasarkan hasil wawancara, subjek (S1)

menjelaskan bahwa subjek (S1) membuat pertanyaan dengan cara

memperhatikan apa saja yang diketahui pada soal kemudian membuatkan

pertanyaannya, berikut kutipan wawancaranya “Emmm…..Iya kak, karena

saya lihat yang diketahuinya terus saya buatkan pertanyaan dari situ

kak”. Langkah selanjutnya subjek (S1) menyelesaikan satu masalah yang

sudah dibuat sendiri dengan menggunakan 2 cara.Adapun cara yang

pertama yaitu subjek (S1) langsung menuliskan kandungan air yang hilang

sama dengan 40% dari 30%, dan mendapatkan jawaban sama dengan 12%.

Setelah menyelesaikan cara yang pertama subjek (S1) melanjutkan dengan

cara yang kedua, adapun cara yang kedua yaitu subjek (S1) mengubah

pecahan persen menjadi pecahan desimal yaitu 40% menjadi 0,4 dan 30%

menjadi 0,3 sehingga penyelesaiannya yaitu 0,4 dikali 0,3 sama dengan

0,12 atau 12%. Dapat dilihat lembar hasil tes dan kutipan hasil wawancara

subjek (S1) dibawah ini ;


40

S1 – KT1

S1 – KT2

Gambar 4.2 Hasil Tes berpikir kreatif Indikator KT Subjek 1

Dari hasil pekerjaan S1 diatas menunjukkan bahwa siswa memiliki


kemampuan berpikir kreatif yang baik berdasarkan indicator
kelenturandikarenakan :
1. S1 tidak dapat membuat lebih dari satu pertanyaan melalui data yang
diberikan. Dapat dilihat pada gambar diatas S1 – KT1
2. S1 dapat menyelesaikan pertanyaan yang dibuat sendiri.
3. S1 dapat menyelesaikan pertanyaan dengan menggunakan 2 cara. Bisa
dilihat pada gambar diatas S1 – KT2

Keterangan :

= Kemampuan berpikir kreatif subjek 1 berdasarkan


S1– KT1
indikator Kelenturan
41

Sesuai penjelasan di atas dalam ini bisa diambil simpulan

bahwasanya, kemampuan berpikir kreatif siswa (S1) dengan indikator

Kelenturan tergolong kurang baik, karena siswa (S1) belum mampu

membuat lebih dari satu pertanyaan walaupun menyelesaikan pertanyaan

yang telah dibuat dengan 2 cara.

c. Soal nomor 3 (Elaborasi)

Soal nomor tiga merupakan soal berdasarkan indikator

Elaborasi.Yang dimaksud dengan elaborasi adalah dimana siswa mampu,

Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk

serta mampu menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek,

gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. Berikut hasil

wawancara pada indikator Elaborasi.

Langkah awal yang dilakukan oleh subjek (S1) yaitu menlengkapi

data karena pada soal menuntut siswa untuk melengkapi data yang ada

pada soal, Subjek 1 (S1) melengkapi data pada sial nomor 3 dengan cara

menyambungkan kalimatnya dengan kalimat ya g biasa subjek dengar dan

kalimat tersebut berkaitan dengan topic pecahan. Terlihat dari kutipan

wawancara yaitu, “Emm…(Sambil berpikir)..saya sambungkan kak

dengan kalimat yang biasa saya dengar. Selanjutnya siswa (S1) mulai
42

merancang kalimat dengan mengaitkan kehidupan sehari-hari yang sering

dijumpai atau didengar dengan materi pecahan sesuai dengan petunjuk

soal yang diberikan. Bukan hanya melengkapi data yang diberikan, siswa

(S1) juga menyelesaikannya dengan menggunakan caranya sendiri dan

jawaban yang diberikan benar. Dapat dilihat dari wawancara yaitu,

“terlebih dahulu saya kurangi 850.000 dengan 200.000 kak jadi hasilnya

sama dengan 650.000. Dapat dilihat lembar hasil tes subjek 1 (S1)

dibawah ini ;

S1 – EL1

Gambar 4.3 Hasil Tes Berpikir Kreatif Indikator EL (S1)

Dari hasil pekerjaan S1 diatas menunjukkan bahwa siswa memiliki

kemampuan berpikir kreatif yang sangat baik berdasarkan indicator elaborasi

dikarenakan :

1) S1 dapat melengkapi data yang diberikan pada soal dengan berdasarkan

topik pecahan. Dapat dilihat pada gambara diatas


S1 – EL1
43

2) S1 dapat menyelesaikan masalah yang dibuat sendiri dari data yang

dilengkapi.

Keterangan :

= Kemampuan berpikir kreatif subjek 1 berdasarkan


S1– EL1
indikator Elaborasi

Sesuai penjabaran di atas dalam hal ini dimabil simpulan

bahwasanya kemampuan berpikir kreatif berdasarkan indikator elaborasi

subjek 1 (S1) tergolong sangat baikkarena subjek (S1) mampu

mengembangkan suatu gagasan atau data yang diberikan pada soal sehingga

menjadi sesuatu yang menarik dan menyelesaikan masalah tersebut dengan

baik.

2. Proses berpikir kreatif oleh Subjek 2 (S2)

a. Soal nomor 1 (Kelancaran)

Yang dimaksud dengan kelancaran adalah dimana siswa mampu,

mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah,

banyak petanyaan dengan lancar, memberikan banyak cara atau saran untuk

melakukan berbagai hal dan memikirkan lebih dari satu jawaban. Adapun

soal tentang indikator Kelancaran pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
44

Dilihat dari hasil tes, subjek 2 (S2) mengerjakan soal nomor satu

dengan cara yang hampir sama dengan subjek 2 (S2) dengan menuliskan

semua yang diketahui pada soal, hanya berbeda dari segi penggunaan

katanya, subjek 2 (S2) menuliskan bahwa yang diketahui pada soal yaitu

tepung sebanyak 500 gram, kemudian beli sebanyak 35 ons dan dibuat kue

sebanyak 1500 gram, setelah menuliskan yang diketahui, subjek 2 (S2)

langsung menuliskan apa yang ditanyakan pada soal yaitu berapa kilogram

persediaan tepung sekarang ?. Setelah di lakukan wawancara subjek 2 (S2)

menjelaskan hal yang sama dengan yang dituliskan pada lembar jawaban

yaitu pada tahap pertama subjek 2 (S2) menuliskan semua yang diketahui.

Berikut kutipan wawancara subjek “Emm…(sambil berpikir) pertama saya

tulis semua yang diketahui disoal kak dengan yang ditanyakan”. Pada

langkah selanjutnya subjek 2 (S2) menyelesaikan tahap penyelesaian dengan

menuliskan rumusnya yaitu tepung ditambah yang dibeli lagi kemudian

mengurangkan dengan yang dibuat kue, setelah itu subjek 2 (S2)

memasukkan angkanya yaitu 500 gram ditambah 1500 gram dan dikurang

dengan 35 ons. Setelah memasukkan semua angkanya subjek 2 (S2)

kemudian mengubah semua satuannya menjadi kilogram dengan bentuk

pecahan desimal yaitu 500 gram menjadi 0,5 kg, 1500 gram menjadi 1,5 kg,

dan 35 ons menjadi 3,5 kg. Sehingga hasil akhir dari jawaban subjek pada

cara yang pertama yaitu 2,5 kilogram. Selain menuliskan dalam bentuk

pecahan desimal subjek 2 (S2) juga mengubah hasil akhirnya menjadi

pecahan biasa yaitu 2,5 kg sama dengan . adapun cara kedua yang
45

dilakukan oleh subjek yaitu, subjek 2 (S2) mengubah semua satuannya

terlebih dahulu ke kilogram dan dalam bentuk pecahan biasa sehingga 500

gram menjadi kg, 1500 gram menjadi kg dan 35 ons menjadi .

kemudian menjumlahkan kg dengan kemudian mengurangkan

dengan kg dan mendapatakan hasil akhir sama dengan cara yang pertama

yaitu atau 2 . Setelah dilakukan wawancara subjek menjelaskan cara yang

kedua dari jawaban subjek dan sejalan dengan yang dituliskan pada lembar

jawabannya. Berikut lembar jawaban hasil tes dan transkip wawancara subjek

:
46

S2 – KC1

Gambar 4.7 Hasil Tes Berpikir Kreatif Indikator KC Subjek 2 (S2)

Dari hasil pekerjaan S2 diatas menunjukkan bahwa siswa memiliki

kemampuan berpikir kreatif yang sangat baik berdasarkan indikator Kelancaran

dikarenakan :

1) S2 dapat menuliskan semua yang diketahui dan ditanyakan pada soal.


2) S2 dapat memahami makna soal dengan baik yaitu dengan mengubah
terlebih dahulu satuannya.
3) S2 dapat menyelesaikan soal dengan menggunakan 2 cara. Dapat dilihat
pada gambar diatas S2 – KC1
47

Keterangan :

S2– KC1 = Kemampuan berpikir kreatif subjek 2 (S2) berdasarkan


indikator Kelancaran

Sesuai penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwanya kemampuan

berpikir kreatif siswa (S2) berdasarkan indikator Kelancaran sudah sangat

baik karena mampu mencetuskan ide-ide dengan baik dan mampu

menyelesaikannya dengan menggunakan lebih dari satu cara dengan

jawaban yang benar.

a. Soal nomor 2 (Kelenturan)

Soal nomor dua merupakan soal berdasarkan indikator kelenturan.

Yang dimaksud dengan kelenturan adalah adalah dimana siswa mampu,

menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, melihat

suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, Mencari banyak

alternatif atau arah yang berbeda-beda dan Mampu mengubah cara

pendekatan atau cara pemikiran.Berikut hasil wawancara pada indikator

kelenturan.
48

Pada lembar jawaban Subjek (S2), langkah awal yang dilakukan

oleh subjek (S2) yaitu menuliskan pertanyaan yang dibuat sendiri sesuai

dengan yang diperintahkan pada soal, yaitu berapa berat padi setelah

dijemur? dan saat dilakukan wawancara subjek menjelaskan bahwa sejak

awal subjek (S2) kebingungan dalam memahami masalah yang diberikan

akan tetapi sabjek (S2) mencoba untuk membuat pertanyaannya walaupun

subjek (S2) mengatakan masih ragu terhadap benar atau salahnya. Dapat

dilihat dari kutipan wawancara subjek yaitu, “emmm…(sambil berpikir)

saya baca berulang-ulang kak karena saya sedikit kebingungan”. Setelah

membuat pertanyaannya, subjek mulai menyelesaikannya dengan cara

mengalikan 30% x 20 = 6 ton.Selanjutnya pada saat wawancara subjek (S2)

diberikan kembali kesempatan untuk memikirkan pertanyaan yang dibuat

akan tetapi subjek mengatakan belum mampu memikirkan pertanyaan lain.

Terlihat dari wawancara berikut, “(Sambil berpikir)......emmm sudah tidak

ada kak. .Dapat dilihat lembar hasil tes subjek (S2) dibawah ini ;

S2 – KT1

S2 – KT2

Gambar 4.8 Hasil tes soal berpikir kreatif Indikator KT Subjek 2 (S2)
49

Dari hasil pekerjaan S2 diatas menunjukkan bahwa siswa memiliki

kemampuan berpikir kreatif yang kurang baik berdasarkan indicator

kelenturan dikarenakan :

1) S2 hanya dapat membuat satu pertanyaan melalui data yang


diberikan pada soal S2 – KT1
2) S2 tidak dapat menyelesaiakan pertanyaan yang telah dibuat

S2 – KT2
Keterangan :

S2– KT1 = Kemampuan berpikir kreatif subjek 2 (S2) berdasarkan


indikator Kelenturan

Sesuai penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwanya kemampuan

berpikir kreatif subjek (S2) berdasarkan indikator Kelenturan kurang baik

karena belum mampu membuat pertanyaan yang bervariasi serta jawaban

yang berbeda-beda.

a. Soal nomor 3 (Elaborasi)

Soal nomor tiga merupakan soal berdasarkan indikator Elaborasi.Yang

dimaksud dengan elaborasi adalah dimana siswa mampu, Mampu

memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk serta mampu

menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi

sehingga menjadi lebih menarik. Berikut hasil wawancara pada indikator

elaborasi.
50

Subjek 2 (S2) pertama-tama memikirkan kalimat yang akan

dihubungkan dengan data yang harus dilengkapi pada soal tersebut dan

kalimat tersebut berhubungan dengan materi pecahan. Terlihat dari kutipan

wawancara yaitu, “Emmm...di soalnya kak saya lihat harus sesuai dengan

pecahan, jadi saya sambung saja dengan ”.Bukan hanya melengkapi data

yang diberikan, siswa (S2) juga menyelesaikannya dan menjelasakan pada

saat wawancara secara mendetail yaitu, “Emmm...tinggal saya bagi 2 uang

milea dibank 850.000 tersu hasilnya saya bagi 2 lagi”. Dapat dilihat lembar

hasil tes subjek 2 (S2) dibawah ini ;

S2 – EL1

Gambar 4.9Hasil tes soal berrpikir kreatif Indikator EL subjek 2 (S2)


51

Dari hasil pekerjaan S2 diatas menunjukkan bahwa siswa memiliki

kemampuan berpikir kreatif yang sangat baik berdasarkan indicator

elaborasidikarenakan :

1) Subjek 2 (S2) dapat melengkapi data yang diberikan pada soal dengan

berdasarkan topik pecahan. Dapat dilihat pada gambaran diatas S2 – EL1


2) Subjek 2 (S2) dapat menyelesaikan masalah yang dibuat sendiri dari data

yang dilengkapi.

Keterangan :

S2– EL1 = Kemampuan berpikir kreatif subjek 2 (S2)berdasarkan


indikator Elaborasi

Sesuai penjabaran di atas dalam hal ini dimabil

simpulanbahwasanyakemampuan berpikir kreatif berdasarkan indikator

elaborasi siswa (S2) tergolong sangat baikkarena siswa (S2) mampu

mengembangkan suatu gagasan atau data yang diberikan pada soal

sehingga menjadi sesuatu yang menarik dan menyelesaikan masalah

tersebut dengan baikdan mampu menjelaskannya pada saat wawancara.

3. Proses berpikir kreatif oleh Subjek 3 (S3)

a. Soal nomor 1 (Kelancaran)

Yang dimaksud dengan kelancaran adalah dimana siswa mampu,

mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah,

banyak petanyaan dengan lancar, memberikan banyak cara atau saran untuk
52

melakukan berbagai hal dan memikirkan lebih dari satu jawaban.Adapun soal

tentang indikator kelancaran pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Subjek (S3) menyelesaikan soal nomor satu dengan menggunakan dua

cara dan subjek (S3) memulai penyelesaian dengan menuliskan semua yang

diketahui pada soal, yaitu menuliskan mula-mula tepung ibu Aisyah sebanyak

500 gram, tepung yang digunakan sebanyak 1500 gram dan tepung yang

dibeli lagi sebanyak 35 ons kemudian subjek (S3) langsung mengubah

satuannya kebentuk kilogram dengan dan merubahnya ke bentuk pecahan

biasa campuran yaitu 500 gram menjadi kg, 1500 gram menjadi 1 dan

35 ons menjadi 3 . Sebelum melangkah kepenyelesaian, hal tersebut

sejalan dengan penjelasan subjek (S3) pada saat diwawancarai, dapat dilihat

dari kutipan wawancara subjek (S3) yaitu “Emmm...saya tulis dulu tepung,

terus yang dibuat kue sama yang dibeli lagi”. Setelah itu, subjek (S3)

menuliskan bahwa yang ditanyakan pada soal yaitu persediaan tepung terigu

ibu Aisyah sekarang. Setelah menuliskan semua yang dietahui dan ditanyakan

subjek (S19) kemudian menyelesaikannya dengan menjumlahkan banyak

tepung ibu Aisyah = dengan dibeli lagi =1 dan mengurangkan

dengan banyak tepung dibuat kue = 3 sehingga hasil akhir yang


53

diperoleh sama dengan . Setelah menyelesaikan cara pertama, subjek

(S3) melanjutkan dengan cara kedua dengan cara hampir sama dengan yang

pertama, akan tetapi yang kedua lebih singkat proses pengerjaannya dimana

subjek (S3) langsung mennjumlahkan dan mengurangkan pecahan sesuai

dengan cara satu akan tetapi langkah selanjutnya mengeluarkan angka 3 dan 1

sehingga semua pecahan berubah menjadi pecahan biasa yang sebelumnya

berbentuk pecahan campuran dan hasil akhirnya sama dengan cara yang

pertama yaitu . Pada saat dilakukan wawancara subjek (S3) menjelaskan

cara yang kedua yang hampir sama dengan cara yang pertama.Telihat dari

wawancara yaitu, “Sama saja bedanya itu, saya keluarkan (3-1) tapi

hasilnya tetap sama”

Berikut lembar jawaban hasil tes subjek (S3) dibawah ini ;

S3 – KC1

Gambar 4.2 Hasil Tes Berpikir Kreatif Indikator KC Subjek 3 (S3)


54

Dari hasil pekerjaan (S3) diatas menunjukkan bahwa siswa memiliki

kemampuan berpikir kreatif yang sangat baik berdasarkan indicator kelancaran

dikarenakan :

1) S3 dapat menyelesaikan soal dengan langkah awal menuliskan semua

yang diketahui

2) S3 mengubah semua satuannya ke kilogram dan mengubah kedalam

bentuk pecahan biasa S3 – KC1


3) S3 menyelesaikan soal dengan menggunakan 2 cara. Dapat dilihat pada

gambar

Keterangan :

S3 – KC1= Kemampuan berpikir kreatif subjek 3 (S3) berdasarkan


indikator kelancaran

Sesuai penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa proses berpikir

kreatif siswa (S3) berdasarkan indicator kelancaran sudah sangat baik karena

mampu memikirkan sesuatu hal yang dapat memudahkannya dalam

menyelesaikan soal dan mampu menyelesaikannya dengan menggunakan

dua cara yang berbeda dengan jawaban yang benar.

b. Soal nomor 2 (Kelenturan)

Langkah pertama yang dilakukan oleh Subjek (S3) yaitu

menuliskan pertanyaan yang dibuat sendiri yaitu berapa banyak bobot padi

yang diperoleh setelah dijemur? dan setelah dilakukan wawancara (S3)

menjelaskan bahwa awalnya subjek bingung untuk membuat


55

pertanyaannya akan tetapi setelah subjek membaca berulang-ulang soalnya

subjek mulai memahami dan membuat pertanyaanya. Terlihat dari kutipan

wawancara subjek (S3) yaitu “awalnya saya bingung, tapi saya pahami

dulu baik-baik”. Setelah membuat pertanyaan, siswa (S3) mulai menjawab

partanyaan yang dibuat sendiri yaitu, bobot padi setelah dijemur = 30% x

20 = 6 ton setelah mendapatkan hasil dari bobot padi yang dijemur yaitu 6

ton kemudian mengalikan dengan 40% dan mendapatkan jawaban ,

setelah itu, subjek (S19) melanjutkan dengan menuliskan besar hasil panen

kemudian mengurangkan dengan hasil panen setelah dijemur dan

mengurangkan dengan padi setelah dijemur yaitu 20 – ( 6 - ), dan

mendapatkan jawaban = 16 . pada lembar jawaban subjek (S19)

menyelesaikan dengan menggunakan satu cara saja hal tersebut sejalan

dengan apa yang dikatakan oleh subjek pada saat diwawancarai oleh

peneliti dengan pertanyaan apakah ada cara lain untuk menyelesaikan

pertanyaannya dek? dan subjek menjawab, “sudah tidak ada kak”

Berikut hasil tes dan transkip wawancara subjek :


56

S3 – KC1

S3 – KC1

Gambar 4.5 Hasil tes soal berpikir kreatif indikator KC subjek 3 (S3)

Dari hasil pekerjaan S3 diatas menunjukkan bahwa siswa memiliki

kemampuan berpikir kreatif yang cukup baik berdasarkan indicator

kelenturandikarenakan :

1) S3 dapat membuat 1 pertanyaan melalui data yang diberikan pada soal.


Dapat dilihat pada gambar S3 – KC1
2) S3 dapat menyelesaikan soal yang dibuat dengan menggunakan 1 cara.

S3 – KC2

Keterangan :
S3 – KC1 = Kemampuan berpikir kreatif subjek 3 (S3) berdasarkan
indikator Kelenturan

Sesuai penjelasan di atas dalam hal ini bisa diambil simpulan

bahwasanya, kemampuan berpikir kreatif siswa (S3) dengan indikator

Kelenturan tergolong masih kurang baik, karena siswa (S3) belum mampu

membuat lebih dari satu cara dalam menyelesaikan pertanyaan yang


57

dibuat sendiri, begitupun dengan pertanyaannya siswa (S3) belum mampu

membuat pertanyaan yang bervariasi dari masalah yang diberikan.

c. Soal nomor 3 (Elaborasi)

Subjek (S3) secara langsung memikirkan kalimat yang akan

dihubungkan dengan data yang harus dilengkapi pada soal tersebut yaitu

dan kalimat tersebut berhubungan dengan materi pecahan. Terlihat dari

kutipan wawancara yaitu, “Emmm....(sambil berpikir) menurut saya cukup

mudah, karena tinggal disambung kalimatnya sesuai yang ditau”,

Selanjutnya siswa (S3) mulai merancang kalimat dengan mengaitkan

kehidupan sehari-hari dengan salah satu jenis bilangan pecahan yaitu

pecahan persen. Bukan hanya melengkapi data yang diberikan, siswa (S3)

juga menyelesaikannya dan menjelasakan pada saat wawancara secara

mendetail yaitu, “Diam....(sambil mencakar)...10% dari 850.000 = 85.000

jadi saya kurangi 850.000 – 85.000 jadi hasilnya 765.000. Dapat dilihat

lembar hasil tes subjek (S3) dibawah ini ;


58

S3 – EL1

Gambar 4.6 Hasil tes soal berpikir kreatif indikator EL subjek 3 (S3)

Dari hasil pekerjaan S3 diatas menunjukkan bahwa siswa memiliki

kemampuan berpikir kreatif yang sangat baik berdasarkan indicator elaborasi

dikarenakan :

3) Subjek 3 dapat melengkapi data yang diberikan pada soal dengan

berdasarkan topik pecahan. Dapat dilihat pada gambaran diatas S3 – EL1


4) Subjek 3 dapat menyelesaikan masalah yang dibuat sendiri dari data yang

dilengkapi.

S3– EL1 = Kemampuan berpikir kreatif subjek 3 berdasarkan


indikator Elaborasi

Sesuai penjabaran di atas dalam hal ini dimabil

simpulanbahwasanyakemampuan berpikir kreatif berdasarkan indikator

elaborasi subjek (S1) tergolong sangat baikkarena subjek (S2) mampu

mengembangkan suatu gagasan atau data yang diberikan pada soal sehingga

menjadi sesuatu yang menarik dan menyelesaikan masalah tersebut dengan

baik.
59

Setelah dideskripsikan proses berpikir kreatif setiap subjek dapat

dilihat kesimpulan mengenai pencapaian indikator semua subjek melalui tabel

dibawah ini :

Tabel. 4.3 Pencapaian Indikator Berpikir Kreatif setiap Subjek

Kode Indikator T W Ketercapaian


Subjek Berpikir kreatif Indikator Kesimpulan Akhir
Kelancaran X √ Hampir
Terpenuhi
Kemampuan Berpikir
S1 kreatif subjek 1
Kelenturan X X Tidak Terpenuhi
tergolong cukup kreatif

Elaborasi √ √ Terpenuhi

Kelancaran √ √ Terpenuhi

Kemampuan Berpikir
S2 kreatif subjek 1
Kelenturan X X Tidak Terpenuhi
tergolong kreatif

Elaborasi √ √ Terpenuhi

Kelancaran √ √ Terpenuhi

Kemampuan Berpikir
Kelenturan X X TidakTerpenuhi
kreatif subjek 1
S3 tergolong kreatif
Elaborasi √ √ Terpenuhi

Keterangan = T : Tes berpikir kraetif


W : Wawancara
60

√ :Subjek dapat memenuhi


X :Subjek Tidak dapat memenuhi

C. Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ketiga subjek penelitian

dapat menyelesaikan masalah pada soal cerita yang diberikan. Hanya saja

proses yang mereka lalui berbeda-beda. Berikut ini akan dipaparkan

kemampuan berpikir kreatif kepada ketiga subjek berdasarkan hasil tes dan

wawancara.

Subjek 1 (S1) dengan mudah memahami bentuk dan makna soal yang

diberikan, karena setelah membaca soalsubjek (S1) dapat menemukan cara

untuk mempermudah penyelesaiannya. Setelah menemukan caranya, siswa

tersebut mulai menyelesaikan soal dengan menggunakan caranya

sendiri.Selain itu subjek (S1) juga mampu menyelesaikan saol nomor satu

dengan menggunakan dua cara. Dapat di simpulkan bahwa kemampuan

berpikir kreatif subjek (S1) berdasarkan indikator kelancaran sudah sangat

baik karena mampu mencetuskan ide-ide dengan baik dan mampu

menyelesaikannya dengan menggunakan lebih dari satu cara dengan jawaban

yang benar. Pada indikator kelenturan subjek (S1) juga tergolong cukup baik,

karena subjek (S1) mampu membuat lebih dari satu cara dalam

menyelesaikan pertanyaan yang dibuat sendiri, walaupun subjek (S1) belum

mampu membuat pertanyaan yang bervariasi dari data yang diberikan. Selain

itu subjek juga tergolong sangat baik pada indikator elaborasi karena subjek
61

(S1) mampu mengembangkan suatu gagasan atau data yang diberikan pada

soal sehingga menjadi sesuatu yang menarik dan menyelesaikan masalah

tersebut dengan baik.

Subjek 2 (S2) mampu memikirkan atau menemukan cara untuk

mempermudah menyelesaikan soal yang diberikan. Hampir sama dengan

subjek (S2) setelah menemukan caranya, siswa tersebut mulai menyelesaikan

soal dengan menggunakan caranya sendiri. Siswa (S2) juga mampu

menyelesaikan soal dengan menggunakan dua cara. Sehingga dapat

disimpulkan bahwanya kemampuan berpikir kreatif siswa (S2) berdasarkan

indikator Kelancaran sudah sangat baik karena mampu memikirkan sesuatu

hal yang dapat memudahkannya dalam menyelesaikan soal dan mampu

menyelesaikannya dengan menggunakan dua cara yang berbeda dengan

jawaban yang benar. Akan tetapi hal ini berbeda dengan kemampuan pada

indikator kelenturan, disini subjek tergolong masih sangat rendah karena

siswa (S2) belum mampu mencetuskan banyak pertanyaan serta jawaban dari

data yang diberikan. Sedangkan pada indikator elaborasi siswa (S2) tergolong

sangat baikkarena siswa (S2) mampu mengembangkan suatu gagasan atau

data yang diberikan pada soal sehingga menjadi sesuatu yang menarik dan

menyelesaikan masalah tersebut dengan baikdan mampu menjelaskannya pada

saat wawancara.

Subjek 3 (S3) mampu memikirkan atau menemukan cara untuk

mempermudah menyelesaikan soal yang diberikan. Hampir sama dengan

subjek (S1) dan subjek (S2) setelah menemukan caranya, siswa tersebut mulai
62

menyelesaikan soal dengan menggunakan caranya sendiri. Siswa (S3) juga

mampu menyelesaikan soal dengan menggunakan dua cara, kesimpulannya

adalah Kemampuan berpikir kreatif subjek (S3) dengan indicator kelancaran

sudah sangat baik karena mampu mencetuskan ide-ide dengan baik dan

mampu menyelesaikannya dengan menggunakan lebih dari satu cara dengan

jawaban yang benar. Akan tetapi berbeda dengan indikator kelenturan subjek

3 (S3) tergolong sudah sangat baik karena mampu memikirkan sesuatu hal

yang dapat memudahkannya dalam menyelesaikan soal dan mampu

menyelesaikannya dengan menggunakan dua cara yang berbeda dengan

jawaban yang benar. Lain halnya dengan indikator elaborasi disini subjek (S3)

juga tergolong sangat baikkarena siswa (S3) mampu mengembangkan suatu

gagasan atau data yang diberikan pada soal sehingga menjadi sesuatu yang

menarik dan menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Subjek 1 (S1) memiliki kemampuan Berpikir Kreatif tergolong cukup

kreatif karena mampu menyelesaikan soal berdasarkan indikator

kelancaran dan elaborasi dengan sangat baik dan memenuhi kriteria-

kriteria setiap indikator, walaupun terdapat sedikit kekeliruan pada

jawaban akhir subjek pada soal kelancaran, akan tetapi subjek dapat

memberikan penjelasan serta alasan pada saat wawancara, Namun pada

indikator kelenturan subjek belum mampu memenuhi kriterianya yaitu

belum mampu membuat lebih dari satu pertanyaan dari data yang

diberikan dan menyelesaikannya dengan menggunakan lebih dari satu

cara.

2. Subjek 2 (S2) memiliki kemampuan berpikir kreatif tergolong kreatif

karena mampu menyelesaikan soal berdasarkan indikator kelancaran,

dan elaborasi dengan baik dan memenuhi kriteria-kriteria setiap

indikator, walaupun pada indikator kelenturan subjek belum mampu

memenuhi kriterianya dan tergolong kurang pada indikator kelenturan.

3. subjek 3 (S3) memiliki kemampuan berpikir kreatif tergolong kreatif

karena mampu menyelesaikan soal berdasarkan indikator kelancaran,

dan elaborasi dengan baik dan memenuhi kriteria-kriteria setiap

indikator, walaupun pada indikator kelenturan subjek hamper tidak

memenuhi kriterianya dan tergolong kurang pada indikator kelenturan

71
72

4. akan tetapi, dapat memberikan penjelasan serta alasan pada saat

wawancara.

B. Saran

Sesuai hasil penelitian, peneliti menyarankan agar sekolah

mengaplikasikan metode belajar matematika yang lebih konteks, dan bisa

memberikan soal atau pertanyaan yang lebih mendorongsiswa dalam

mengembangkan kemampuan berpik kreatif matematika yang sudah ada.

Pada umumnya tiap siswa mempunyai kemampuan berpikir kreatif

matematika, akan tetapi tingkatan keterampilannya bergantung pada

bagaimana ia mengelolanya. Diharapkan melalui penelitian ini sekolah

dapat mendeskripsikan kemampuan berpikr kreatif matematika pada peserta

didik kelas VII sehingga memiliki motivasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikr kreatif matematika pada setiap siswa.

73
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2016) “Dasar-dasar evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,


2016, Cet, Ke-5.

Aripin & Purwasih, (2017),” Penerapan pembelajaran berbasis Alternative


Solutions worksheet untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif matematik”. Jurnal pendidikan matematika FKIP
universitas Muhammadiyah Metro

As‟ari. A. R., dkk. (2017) “ Matematika Kelas VII SMP” Kurikulum 2013.

Hidayat, W., dkk. (2018), “ Analisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
SMP pada materi Bangun ruang”. JIPM, Volume 1 Nomor 3, Mei
2018.

Marliani, (2015) “ Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa


melalui model pembelajaran missouri mathematics project
(MMP)” Jurnal Formatif.

Prasetyo, A.D., dkk. (2014) “Berpikir kreatif siswa dalam penerapan model
pembelajaran berdasar masalah matematika”. Jurnal pendidkan
matematika STKIP PGRI Sidoarjo, volume 2,tahun 2014.

Putra, H.D., dkk, (2018) “Kemampuan Berpikir kreatif Matematik Siswa SMP di
Cimahi”. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif.

Rahmawati, I. (2011) “Analisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa


SMP” Skripsi Pendidikan Matematika.

Saputra, H. (2018) “ kemampuan berpikir kreatif matematis” tersedia


https://www. Researchgate.
Net/publication/326682090-KEMAMPUAN-BERPIKIR-KREATIF-MAREMATIS.
Diakses ,16

Sumarmo, U. (2017) Hard Skills dan Soft Skills Matematik Siswa. Bandung: PT
Refika Aditama.

Setianingsih, L & Purwoko, R. Y., (2019), “ Kemampuan berpikir kreatif siswa


SMP dalam menyelesaikan soal open-ended”. Jurnal review
pembelajaran matematika.

Sugyono, (2016), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Siagian, D.M., (2016) “Kemampuan koneksi matematika dalam pembelajaran


matematika”.Jurnal pendidikan matematika.

73
74

Wuryanto, dkk. (2018), “ Analisis kemampuan berpikir kreatif siswa ditinjau dari
gaya belajar pada Pembelajaran Model Eliciting Activities (MEA).
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA

Satuan Pendidikan : SMP Muhammadiyah 5 Mariso Waktu : 45 Menit


Jumlah Soal : 3 Butir Soal Nama :
Mata Pelajaran : Matematika Kelas :

Petunjuk Pengerjaan Soal


a. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
b. Tulis nama, kelas dan nomor urut absen pada lembar jawaban anda
c. Pahami pertanyaan setiap soal sebelum menyelesaikannya
d. Setiap jawaban harus jelas nomor soalnya

SOAL TES :

1. Ibu Aisyah memiliki 500 gr stok tepung terigu, untuk persedian ia


membeli lagi 35 ons tepung terigu dan dibuat adonan kue sebanyak 1500
gr tepung terigu. maka berapa kg sisa persediaan tepung terigu Ibu Aisyah
? Selesaikanlah dengan menggunakan lebih dari satu cara !

( )

2. Seorang petani sukses mendapatkan hasil panen padi besar-besaran yaitu


mencapai 20 ton. Sebelum digiling, padi tersebut dijemur agar kadar
airnya berkurang 40%. Dan rata-rata tiap butir padi mengandung 30% air.
d. Buatlah beberapa pertanyaan berdasarkan pernyataan diatas !
e. Selesaikanlah salah satu pertanyaan yang anda buat dengan
menggunakan lebih dari satu cara!

3. Uang Milea di Bank sebesar Rp. 850.000,00.


Lengkapilah data tersebut sehingga tersusun suatu masalah berdasarkan
topik Pecahan !. kemudian selesaikanlah masalah tersebut !
LAMPIRAN 2
TEKHNIK PENILAIAN

No
Alternatif Jawaban Indikator Berpikir
Kreatif
1. Dik : stok tepung terigu Ibu Aiayah = 500 gr KELANCARAN
Persediaan tepung terigu Ibu Aisyah = 35 Siswa mampu :
ons a. mencetuskan banyak
Pembuatan adonan = 1500 gr ide, banyak jawaban,
Dit : berapa kg sisa persediaan tepung terigu banyak penyelesaian
Ibu Aisyah ? masalah, banyak
Penyelesaian : petanyaan dengan
Jika 1 kg = 10 ons dan 1 kg = 1000 gr maka : lancar ;
500 gr = kg; 35 ons = 3 kg; 1500 gr = 1 kg b. memberikan banyak

sehingga : cara atau saran untuk

Cara 1 melakukan berbagai

persediaan tepung terigu Ibu Aisyah hal;


c. memikirkan lebih dari
+ – =
satu jawaban.
= = = 2 kg
Atau
Cara 2
( 3–1)( )

= (2) ( ) = (2) ( ) = 2 kg
a. beberapa kemungkinan pertanyaan KELENTURAN :
yang muncul : Siswa mampu :
1. Berapa kandungan air yang hilang
a. menghasilkan gagasan,
2. setelah dijemur?
jawaban, atau
2. Berapa bobot padi yang diperoleh
pertanyaan yang
setelah padi di jemur ?
bervariasi;
b. Kemungkinan penyelesaian : b. melihat suatu masalah
dari sudut pandang
Penyelesaian
yang berbeda-beda;
Cara 1
c. Mencari banyak
a. kandungan air yang hilang = 40 % dari
30% alternatif atau arah
40% 30% = 1.200% = 12% yang berbeda-beda;
b. bobot padi setelah dijemur = 30% dari d. Mampu mengubah
20 ton
cara pendekatan atau
30% 20 = 6 ton mengandung air
cara pemikiran.
setelah dijemur 40% 6= . sehingga

:
20 – = 20 –

= 20 – = 20 –

= = = = 16

atau
Cara 2
a. kandungan air yang hilang = 40 % dari
30%
40% = 0,4 dan 30% = 0,3 maka 0,4
0,3 = 0,12
b. bobot padi setelah dijemur = 30% dari
20 ton
30% = 0,3 20 = 6 ton mengandung
air
setelah dijemur 40% 6= .
sehingga :

20 – = 20 – = =

16, 4

3. ELABORASI :
Kemungkinan masalah yang diangkat adalah :
Siswa mampu :
Uang Milea di Bank sebesar Rp. 850.000,00
a. Mampu memperkaya
dan mendapat bunga sebesar 5% per tahun .
dan mengembangkan
Bunga selama setahun sebesar ?
suatu gagasan atau
produk:
Penyelesaian :
b. menambah atau merinci
detail-detail dari suatu
Bunga = 5% x Rp. 850.000,00
objek, gagasan, atau
= 5 / 100 x Rp. 850.000,00
situasi sehingga
= Rp. 4.250.000,00 ÷ 100
menjadi lebih menarik.
= Rp. 42.500,00
LAMPIRAN 3
Foto List Daftar Hadir siswa kelas VII
LAMPIRAN 4
Screenshoot chat dan vidio call dengan siswa pada saat mengerjakan soal
LAMPIRAN 5
Foto Lembar Jawaban siswa
LAMPIRAN 6

Screenshoot vidio call dengan 3 subjek pada saat wawancara


LAMPIRAN 7
Transkip Wawancara Subjek

Hasil wawancara dengan S1 pada nomor 1


P : Adek pernah maki dapat soal seperti ini sebelumnya ?
S : “ Iye kak, tapi beda bentuk soalnya”
P : Apa bedanya dek ?
S :“Kalau soal ini kak nasuruhki kerja dengan lebih dari satu cara “
P : Ow iye dek, saya lihat pekerjaanta ada 2 cara kita selesaikan cobaki
jelaskan bagaimana caranya yang cara pertama dek ?
S :“Kalau yang pertama kak ku ubah semua ke kilogram dulu”
P : Kenapa harus diubah ke kg dulu dek ?
S :“Eemm…supaya gampang ku kerja kak. Karena yang mau dicari kilogram
satuannya kak.
P : Setelah kita ubah dek ke kilogram bagaimana carata selesaikanki ?
S :“Ku tambahji kak terus ku kurangi”
P :Yakin maki itu dek dengan jawaban akhirta ?atau cobaki kerja ulang dek
soal nomor satu.
S :“Emmm...ku kerja ulang kak ?
P : Iye dek
S : Ow iye kak….(sambilmenulis)……
P :Berapa jawabannya dek ?
S :2,5 Kg kak. . ini kak (sambil memperlihatkan lembar jawaban yang kedua)
P : Kenapa dilembar jawabanta yang pertama 3,5 dek jawabannya ?
S :“Emmm astaga...Salah tuliska kak”
P : Yakin dek salah tuliski ?
S :“ Iye kak “
P : OK. Kalau cara yang kedua dek bagaimana caranya ?
S :“emm… sebenarnya samaji kak sama yang pertama tapi yang dua
langsungji kuubah hasil akhirnya jadi pecahan biasa”
(Subjek 1 mampu memberikan penjelasan mengenai jawaban atau cara
kedua pada lembar jawaban).

Hasil wawancara dengan S1 pada nomor 2


P : Kalau nomor 2 dek pernah maki dapat soal begitu ?
S :“ belum pernah kak”
P : Jadi bagaimana caaranya kita selesaikan dek ?
S : “ (Diam)”…..emmm selesaikan apa kak ?
P : Disitu dek saya lihat dilembar jawabanta ada pertanyaan kita buat dek.
Bagaimana carata buat pertanyaannya ?
S :“ Kubaca ulang-ulang soalnya kak”
P : Setelah kita baca ulang-ulang dek bisa maki buat pertanyaan ?
S :“Emmm…..Iye kak, karena kulihat-lihat yang diketahuinya terus
kubuatkan pertanyaan dari situ kak”.
(Subjek mampu menjelaskan mengenai pertanyaan yang dibuat pada
lembar jawaban).
P : Jadi pertanyaan yang kita buat apanya mau dicari dek ?
S :“Emmm….kandungan air yang hilang setelah dijemur kak”
P :Ow iye. Jadi bagaimana carata dapatki kandungan air yang hilang setelah
dijemur ?
S : “Itu kak 40% dari 30% kucari kak, jadi hasilnya itu 12% kak”
P :Kalau cara yang kedua dek ?
S :“Samaji kak, tapi cara kedua kuubah dulu ke bentuk pecahan biasa kak”.
P :Oke dek, jadi satuji pertanyaan bisa kita buat, atau masih ada dek ?
S :“(Sambil berpikir)…..tidak adami kak”.
(Subjek belum mampu membuat lebih dari satu pertanyaan sesuai
indikator elaborasi).

Hasil wawancara dengan S1 pada nomor 3


P : Kalau soal nomor 3 dek pernah maki dapat sebelumnya ?
S :“Tidak juga kak”.
P : Bagaimana carata lengkapi itu datanya ?
S ;“Emm…(Sambil berpikir)..ku sambungkanji kak dengan kalimat yang biasa
kudengar kak.
P : Di soalnya dek harus sesuai dengan topik pecahan. Apakah kalimat yang
kita buat itu sesuaiji dengan topik pecahan ?
S :“Iye kak pecahan itu”.
P : Dibagian mananya kita sebut pecahan ?
S :“Emm…itu kak yang 10%. Pecahan persen itu kak
P : Ok. Terus bagaimana lagi carata jawab itu dek pertanyaannya ?
S :“Kutulis ki dulu yang diketahui kak”.
P : Terus bagaimana lagi dek ?
S :“Ku kurangi dulu 850.000 dengan 200.000 kak jadi hasilnya sama dengan
650.000
P : Jadi itumi hasil akhirnya dek ?
S :“Belum kak. Hasil akhirnya itu kak 10% dari 650.000 kak”.
P : Jadi berapa hasil akhirnya itu dek. Cobaki cakarki !
S :“Diam….(sambil mencakar). 10% dari 650.000 sama dengan 65.000 kak.

Hasil wawancara dengan S2 pada nomor 1


P : Adek pernah maki dapat atau lihat soal seperti ini sebelumnya?
S :“Iye kak, tapi bisa kak satu caraji disuruhkan”
P : Tapi sama persis soalnya dek ?
S :“Tidak kak bentuknya ji sama kak”
P : Kalau kita lihat soalnya dek, kira-kira materi apa ini ?
S :“Emmm…Lupa kak”
P : Ow iye dek, berapa cara bisa kita selesaikan dek ?,
S :“ Dua cara kak”
P : bagaimana cara yang pertama dek ?
S :“Emm…(sambil berpikir) kutulis semua dulu yang diketahui disoal kak
sama yang ditanyakan”
P : Setelah ditulis yang diketahui langkah apa lagi dek yang adek lakukan?
S :“Eeeee…..ku selesakanmi kak, kutambah tepung sama yang dibeli lagi
terus ku kurangi dengan yang dibuat kue”
P :Saya lihat dilembar jawabanta ini jumlah tepung yang 500 gram berubah
menjadi 0,5 kg…kenapa bgitu dek ?
S :“Emmm…(sambil berpikir) karena ku ubah semua satuannya kak ke
kilogram”
P :Kenapa harus diubah ke kilogram dek ?
S :“Karena itu toh kak yang ditanyakan kg nya….jadi supaya gampang ku
dapat jawabannya ku ubah memang mi kak”.
P :OK dek, kalau cara yang kedua dek bagaimana langkah-langkah nya?
S :“emm itu cara yang kedua kak kuubah kedalam bentuk pecahan biasa
semua “.
P :Jadi samaji hasilnya sama cara yang pertama ?
S : “ Iye kak samaji 2 hasilnya.

Hasil wawancara dengan S2 pada nomor 2


P : Kalau nomor 2 dek pernah maki dapat soal begitu ?
S :“Emmm..tidak kak”
P : Kira-kira soal apa itu dek ?
S :“Emmmm…tidak tau kak”
P : Materi pecahan itu dek.
S :“emm iye kak “
P : Saya lihat dilembar jawabanta ada pertanyaan yang kita buat dek.
Bagaimana carata buat itu pertanyaanya dek ?
S :“emmm…(sambil berpikir) lama ku ulang-ulang itu kak ku baca karena
bingungka”
P : Bingug kenapa dek?
S :“Bingung untuk buat pertanyaannya kak”
P : Tapi dilembar jawabanta adaji pertanyaan yang kita buat dek.
S :“Iye kak, tapi tidak tau itu kak benar atau salah”
P : Jadi dari pertanyaan yang kita buat dek apanya mau dicari ?
S :“Eeeee…..itu kak beratnya padi setelah dijemur”
P :Jadi bagaimana carata cari berat padi setelah dijemur ?
S :“Ku kalikan ki kak berat padi sebelum dijemur dengan besar
kandungan air”
P :Apakah masih ada pertanyaan lain yang bisa kita buat dek dari
pernyataanya ?
S : “(Sambil berpikir)......emmm tidak adami kak.
P :Kalau jawabanta dek tidak adami cara lain untuk selesaikan
pertanyaanya?
S :“Iye kak tidak adami juga”

Hasil wawancara subjek 2:

P : Kalau soal nomor 3 dek pernah maki dapat ?


S : “Tidak pernah kak”
P : Bagaimana carata melengkapi datanya dek ?
S : “Emmm...di soalnya kak saya lihat harus sesuai dengan pecahan, jadi
kusambungji dengan ”.

P : Langsungji kita tulis dek ?

S :“Tidak kak kusambungki dulu kata-katanya dengan Milea mengambil


uang dan memberi adiknya lagi . Begitu kak”.

P :Jadi dari kalimat yang kita buat untuk melengkapi datanya menurutta
sesuaimi dengan materi pecahan ?
S :“ Iyse kak sesuaimi”.
P : Dibagian mananya dek ?
S :“Eeee...itu termasuk pecahan kak”

P : itu termasuk pecahan apa dek ?

S : “(Diam...sambil berpikir)...pecahan biasa kak”


P :OK...Jadi setelah dilengkapi datanya bagaimana carata jawab
pertanyaannya?
S : “Emmm...tinggal kubagi 2 uang milea dibank 850.000 tersu hasilnya
kubagi 2 lagi kak”
P :Tidak ada cara lain bisa kita gunakan lagi dek ?
S : “Tidak ada kak”

Hasil wawancara subjek S3 soal nomor 2:

P : Adek pernah maki lihat soal seperti ini sebelumnya ?


S : “Emmm...tidak kak”
P :Jadi bagaimana carata kerja itu dek soalnya? Karena di lembar
jawabantaada 2 cara kita gunakan ?
S :“Emmm...kutulis dulu tepung, terus yang dibuat kue sama yang
dibelilagi”.
P :Saya lihat ada disampinngnya 500 gram kita tulis kg...dari mana itu dek

?
S : “Itu kak yang 500 gram ku ubah jadi kilogram, jadi hasilnya kg”

P : Ow iye....kenapa langsung kita ubah ke kilogram dek ?


S : “Emmm....karena itu toh kak yang ditanyakan kg nya yang mau dicari”
P : Kenapa bukan hasil akhirnya pi dek baru di ubah ke kilogram?
S : “Susah kak kalau di akhirpi, jadi ku ubah memang di awal suapaya
lebih gampang kak”
P : Ow iye dek, jadi penyelesaiannya kita apakan itu dek ?
S : “Saya jumlah kg sama 3 kg dikurang 1 kg kak”

P : Bagaimana carata jumlahkan itu dek ?


S : “Emmm....itu kak yang 3 sama 1 kujadikan dulu pecahan biasa”

P : Bagaimana caranya dijadikan pecahan biasa itu dek ?


S : “Emmm...saya kali 3 sama 2 kak terus tambah 1 jadi hasilnya ”

P : Ok dek, kalau cara yang kedua dek ?


S :“Samaji kak, bedanya itu kak ku kasi keluarji (3-1) nya tapi hasilnya
samaji”.

Hasil wawancara subjek 3 soal nomor 3 :


P : Adek kalau soal nomor 2 pernah maki dapat ?
S : “Kalau soal nomor 2 tidak pernah kak”
P : Jadi bagaimana carata selesaikanki ?
S : “Emmm...Buatja satu pertanyaan kak, karena soalnya nasuruh buat
pertanyaan”
P : Bagaimana carata buat itu pertanyaan dek ?
S : “Bingungka awalnya kak, tapi kupahami dulu baik-baik”
P : Setelah kita pahami baik-baik bisa maki buat pertanyaannya ?
S : “Iye kak”
P : OK. Dari pertanyaan yang adek buat apanya yang mau dicari ?
S : “Emmm...itu kak padi setelah dijemur”
P : Bagaimana caranya didapat itu dek ?
S : “Ku kalikanji saja kak 30% X 20 ton = 6 ton kak
P : Setelah itu diapakan lagi dek ?
S : “Sampai disituji kutau kak, bingungma mau ku apakan lagi”
P : Sempat ada cara lain dek kita tau untuk selesaikanki ?
S : “Tidak adami kak”

Hasil wawancara subjek 3 soal nomor 3 :

P : Di nomor 3 dek, adek yang disuruh lengkapi datanya. Pernah maki dapat
soal begini sebelumnya ?
S : “Belum pernah kak”
P :Kalau kita lihat soalnya dek kira-kira termasuk materi apa itu ?
S :“Pecahan kak, karena diperintahnya nasuruh lengkapi sesuai topik
pecahan”
P : Menurutta gampang atau susah disoal nomor 3 itu dek ?
S :“Emmm....(sambil berpikir) kalau saya gampangji ku rasa kak karena
tinggal disambungji kalimatnya sesuai yang ditau”
P : Ok dek,Jadi bagaimana carata lengkapi datanya ?
S : “Ku sambungji kak bilang milea ambil 10% dari uangnya di bank”
P :Jadi apanya yang mau kita cari dari pertanyaan yang kita buat ?
S : “Emmm....sisa uangnya Milea kak di bank”
P :Bagaimana carata dapatki sisa uangnya Milea itu dek ?
S : “Diam....(sambil mencakar)...10% dari 850.000 kak = 85.000 jadi ku
kurangi 850.000 – 85.000 jadi hasilnya 765.000 kak.
LAMPIRAN 8
Foto Persuratan
RIWAYAT HIDUP

Sumarni, lahir di Rajuni Bakka Pada Tanggal 28 Oktober

1998, anak pertama dari 5 barsaudara, buah kasih pasangan

dari Ayahanda “Sumari” dan Ibunda “Suhra”. Penulis

pertama masuk sekolah dasar pada tahun 2005 di SDI

Rajuni Bakka Kabupaten Selayar dan tamat tahun 2010, dan

pada tahun yang sama penulis melanjutkan di Sekolah Mengah Pertama di SMP

Negeri 2 Takabonerate Kabupaten Selayar dan selesai tahun 2013, dan pada tahun

yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) di

MAN 1 Sinjai Utara dan selesai pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis

terdaftar pada salah satu perguruan tinggi swasta jurusan Matematika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berkat petunjuk dan pertolongan Allah SWT, usaha dan disertai doa dari

kedua orang tua dalam menjalani aktivitas akademik di perguruan Tinggi

Universitas Muhammadiyah Makassar. Alhamdulillah penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir dengan skripsi yang berjudul „Deskripsi Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematika dalam Menyelesaikan Soal Materi Pecahan pada

Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Mariso.‟‟

Anda mungkin juga menyukai