Anda di halaman 1dari 156

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL

MATEMATIKA BERDASARKAN WATSON’S ERROR CATEGORY


PADA MATERI BARISAN DAN DERET KELAS XI
SMA NEGERI 5 SELAYAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Risda Yanti
NIM 105361101317

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FEBRUARI 2022

ii
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Nama : Risda Yanti


Nim : 10536 11013 17
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan
Soal Matematika Berdasarkan Watson’s Error
Category pada Materi Barisan dan Deret Kelas XI
SMA Negeri 5 Selayar

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:


1.Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2.Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3.Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
ini.
4.Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Februari 2022


Yang Membuat Perjanjian

Risda Yanti
NIM. 10536 11013 17

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Tidak Ada Keberhasilan Tanpa


Rasa Sakit

Persembahan :

Dengan penuh syukur, skripsi ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tuaku atas limpahan doa yang tak berkesudahan, kasih dan
sayang serta dukungan kalian baik dalam bentuk materi maupun moril.

keluarga besarku, teman-teman ku,

Saudara dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi saat suka
maupun duka dan kepada teman-teman seperjuangan Matriks 17 Semoga tali
kasih di antara kita selalu abadi selamanya.

vi
ABSTRAK

Risda Yanti. 2021. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan


Soal Matematika Berdasarkan Watson’s Error Category pada Materi
Barisan dan deret Kelas XI SMA Negeri 5 Selayar. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Prof. Dr. H.
Usman Mulbar, M.Pd dan Pembimbing II St. Nur Humairah Halim,
S.Pd., M.Pd
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan siswa
dalam menyelesaikan soal matematika berdasarkan 8 kategori kesalahan
watson pada materi barisan dan deret kelas XI MIPA SMA Negeri 5
Selayar. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif.
Subjek penelitian terdiri dari 3 siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 5
Selayar yang terdiri dari 1 siswa dengan kategori kemampuan tinggi, 1
siswa dengan kategori kemampuan sedang dan 1 siswa dengan kategori
kemampuan rendah.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
pemberian tes kemampuan awal matematika, tes materi barisan dan
deret dan wawancara. Soal yang digunakan untuk kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal tes kemampuan awal berjumlah 4 nomor dan soal
tes barisan dan deret berjumlah 3 nomor. Teknik analisis data dilakukan
dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan
menggunakan triangulasi waktu. Hasil tes dan wawancara dianalisis
berdasarkan 8 indikator kesalahan menurut watson, yaitu : data tidak
tepat (id), prosedur tidak tepat (ip), data hilang (od), kesimpulan hilang
(oc), konflik level respon (rlc), manipulasi tidak langsung (um),
masalah hierarki keterampilan (shp) dan selain ketujuh kategori diatas
(ao).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) subjek dengan dengan
kategori kemampuan tinggi melakukan 4 kategori kesalahan yaitu data
tidak tepat (id), prosedur tidak tepat (ip), kesimpulan hilang (oc) dan
konflik level respon (rlc). 2) subjek dengan kategori kemampuan
sedang melakukan 5 kategori kesalahan yaitu kesalahan data tidak tepat
(id), prosedur tidak tepat (ip), masalah hierarki keterampilan (shp),
manipulasi tidak langsung (um) dan kesimpulan hilang (oc). 3) subjek
dengan kategori kemampuan rendah melakukan 4 kategori kesalahan
yaitu yaitu kesalahan data hilang (od), manipulasi tidak langsung (um),
kesimpulan hilang (oc), selain ketujuh kategori (ao).

vii
viii

Kata Kunci : analisis, kesalahan, Watson’s Error Category


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah

melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul

“Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika

Berdasarkan Watson’s Error Category pada Materi Barisan dan deret Kelas

XI SMA Negeri 5 Selayar”. Salam serta Shalawat juga senantiasa kita haturkan

kepada baginda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam yang telah menjadi suri

tauladan bagi seluruh umat di muka bumi ini.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban sebagai

salah satu persyaratan guna menempuh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Dalam melakukan penelitian maupun menyusun skripsi ini penulis telah

mendapatkan banyak masukan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang

sangat berguna dan bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini dengan berbesar hati penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya dan sebesar-besarnya kepada

kedua orang tua Bapak tercinta Muhammad Arisi,S.Pd.,SD dan Ibunda Angku

Daeng serta keluarga yang selalu memberikan dukungan baik spiritual maupun

material, dorongan, motivasi maupun doa serta materi kepada penulis dalam

viii
ix

penyusunan skripsi ini, serta kepada :


1. Ayahanda Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Ayahanda Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Ayahanda Dr. Mukhlis, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Ayahanda Ma'rup, S.Pd.,M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Prof. Dr. H. Usman Mulbar, M.Pd dan Pembimbing II St. Nur

Humairah Halim, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing, mengarahkan dan memberikan motivasi dan bantuan selama

penyusunan proposal sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. H. Usman Mulbar, M.Pd dan Dr. Ilham Minggi, M.Si selaku

validator yang telah memberikan arahan dan petunjuk terhadap instrumen

penelitian.

7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

mendidik dan mengajar penulis selama masa perkuliahan.

8. Para staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang memberikan arahan

dalam proses perkuliahan dan akademik.

ix
9. Kepala SMA Negeri 5 Selayar yang telah memberi izin kepada penulis untuk

mengadakan penelitian.

10. Guru Mata Pelajaran Matematika SMA Negeri 5 Selayar yang telah

membantu penulis selama proses penelitian.

11. Siswa-siswi kelas XI MIPA SMA Negeri 5 Selayar yang telah bekerja sama

dalam terlaksananya penelitian ini.

12. Teman-teman angkatan 2017 Pendidikan Matematika, terimakasih atas

segala kebersamaannya selama 4 tahun menuntut ilmu di Universitas

Muhammadiyah Makassar.

13. Teristimewa buat seluruh keluarga tercinta yang senantiasa memberikan doa,

dukungan dan perhatian kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut bersifat membangun penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya. Aamiin.

Makassar , Desember 2021

Risda Yanti

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiv
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................5
D. Batasan Istilah ..................................................................................................5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ..................................................................................................9
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...............................................................................................22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 23
C. Fokus Penelitian ............................................................................................. 23
D. Subjek Penelitian .......................................................................................... 24

xi
E. Instrumen Penelitian .....................................................................................
26
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 28
G. Teknik Analisis Data ................................................................................... 30
H. Keabsahan Data ......................................................................................... 32
I. Prosedur Penelitian ....................................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pemilihan Subjek Penelitian ................................................................ 36
B. Pemaparan Data Hasil Penelitian ................................................................. 38
C. Pembahasan .................................................................................................. 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 69
B. Saran ............................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
Riwayat hidup

xii
xiii
DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
2.1 Indikator Kategori Kesalahan ....................................................................... 15
3.1 Kriteria Pengelompokan Siswa Berdasarkan Nilai Tes Kemampuan Awal .. 25
4.1 Data Hasil Pengkategorian Siswa.................................................................. 37
4.2 Hasil Pemilihan Subjek Penelitian ................................................................. 37
4.3 Klasifikasi Jenis Kesalahan yang Dilakukan Subjek Peneliti......................... 68

xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
4.1 Jawaban Soal no.1 Subjek SKT . ................................................................. .39
4.2 Jawaban Soal no.2 Subjek SKT . ...................................................................42
4.3 Jawaban Soal no.3 Subjek SKT . ...................................................................44
4.4 Jawaban Soal no.1 Subjek SKS . ................................................................. ..46
4.5 Jawaban Soal no.2 Subjek SKS . ................................................................. ..48
4.6 Jawaban Soal no.3 Subjek SKS . ................................................................. ..51
4.7 Jawaban Soal no.1 Subjek SKR . ...................................................................53
4.8 Jawaban Soal no.2 Subjek SKR . ................................................................. .56
4.9 Jawaban Soal no.3 Subjek SKR . ................................................................. .58

xv
xv
DAFTAR BAGAN
Gambar
Halaman
3.1 Alur Pemilihan Subjek Penelitian ................................................................. 24

xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ...................................................................... 74
Lampiran 2 Lembar Hasil Penelitian ................ ............................................... 86
Lampiran 3 Dokumentasi ................................................................................. 98
Lampiran 4 Persuratan ..................................................................................... 100
Lampiran 5 Power Point ................................................................................. 115
Lampiran 6 Hasil Turnitin ................................................................................. 119

xvi
xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu usaha yang dirancang untuk memfasilitasi

manusia melakukan kegiatan belajar secara terencana. Secara detail, dalam

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

Bab 1 Pasal 1 (1) pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran yang nyaman sehingga siswa

dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual

keagamaan, kecerdasan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pembelajaran matematika merupakan salah satu cara yang dapat

digunakan dalam meningkatkan dan mengembangkan potensi diri siswa, dimana

pembelajaran matematika didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar mengajar

dalam mempelajari ilmu matematika guna membangun pengetahuan matematika

dan mengembangkan pemikiran siswa secara rasional, kritis, teliti, jujur dan logis

(Zebua, 2020). Sejalan dengan pernyataan Zanthy et al., (2016) kreativitas siswa

akan mengalami peningkatan melalui pembelajaran matematika dan terbiasa

untuk berpikir secara kritis, ilmiah, sistematis, logis serta meningkatkan daya

kreatifitasnya.

Aktivitas pembelajaran matematika di sekolah bertujuan untuk

mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan-perubahan keadaan

dalam kehidupan dunia, mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan

1
2

matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan (Nur, 2018). Selain itu, dalam Kurikulum

2013 Lampiran 3 Permendikbud No.58 (Kemendikbud, 2014) juga menjelaskan

tujuan pembelajaran matematikan yaitu siswa dapat memahami konsep dan

menjelaskan hubungan antar konsep sehingga dapat menggunakan konsep

matematika dengan akurat, efesien dan tepat dalam memecahkan masalah serta

memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

Berdasarkan tujuan pembelajaran diatas, siswa dituntut untuk memiliki

kemampuan matematika. Kemampuan matematika digunakan siswa untuk

memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi. Namun pada kenyataannya,

masih banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang

sulit dan susah untuk dipahami. Pemikiran awal siswa yang seperti itu jelas akan

memengaruhi terhadap penguasaan materi matematika karena sebelumnya sudah

ada rasa takut tidak bisa memahami pelajaran. Menurut Ruseffendi (Munawaroh

et al., 2018) menyatakan bahwa matematika dianggap sukar, ruwet dan sulit

karena setelah pembelajaran matematika, terdapat banyak siswa yang tidak

memiliki kemampuan dalam memahami materi terlebih di bagian yang sangat

sederhana sekalipun.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 5 Selayar

khususnya kelas XI, diperoleh informasi bahwa prestasi belajar siswa masih

kurang memuaskan dan kemampuan pemecahan masalah siswa terkait materi

barisan dan deret tergolong kurang baik. Hal ini dapat terlihat dari dokumentasi
3

nilai rata-rata ulangan harian materi barisan dan deret kelas XI hanya 60 dari

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Menurut informasi dari guru matematika

dan hasil ulangan harian terlihat bahwa masih banyak siswa yang melakukan

kesalahan-kesalahan dalam memecahkan masalah kontekstual. Kesalahan yang

dilakukan siswa seperti kesalahan dalam menentukan rumus, kesalahan mengubah

soal cerita kedalam bentuk kalimat matematika, kesalahan menentukan apa yang

diketahui dan apa yang ditanyakan serta kesalahan dalam menentukan konsep

yang harus digunakan dalam menyelesaikan soal. Hal ini bisa disebabkan oleh

beberapa faktor, diantaranya banyak rumus yang membuat siswa merasa jenuh

dan langkah-langkah pemecahan masalah yang sulit dipahami.

Kesulitan belajar matematika pada siswa dapat dideteksi melalui

kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan tugas maupun soal-soal tes.

Kesalahan adalah penyimpangan terhadap jawaban yang benar pada suatu butir

soal. Hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami konsep, disisi lain

ketidakcocokan metode dan sistem pengajaran yang dilakukan oleh guru. Jika ini

dibiarkan maka akan terjadi tingkat kesalahan yang lebih besar lagi.

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal

matematika khususnya materi barisan dan deret perlu dianalisis. Dengan

menganalisis kesalahan hasil belajar tersebut, diharapkan dapat mencari penyebab

kesalahan dan jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika

khususnya terkait materi barisan dan deret. Informasi tentang kesalahan siswa

dalam mengerjakan soal matematika dapat membantu guru dalam meningkatkan

mutu pembelajarannya dengan menekankan hal-hal yang kurang dikuasai siswa


4

dan diharapkan bisa menghindari kesalahan yang sama.

Ada beberapa metode yang biasa digunakan dalam menganalisis kesalahan

diantaranya Watson’s Error Categori, Prosedur Newman, Taksonomi SOLO, dan

Polya. Namun pada penelitian ini, penulis menggunakan Watson’s Error Categori

untuk menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa.

Menurut Watson, (Ningsih et al., 2019) terdapat 8 jenis kesalahan yang

dapat mengukur letak kemampuan kognitif siswa yaitu sebagai berikut, data tidak

tepat, prosedur tidak tepat, masalah hierarki keterampilan, data hilang, manipulasi

tidak langsung, konflik level respon, kesimpulan hilang dan selain tujuh kategori

tersebut.

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, peneliti memiliki ketertarikan

dalam melaksanakan kegiatan penelitian tentang “Analisis Kesalahan Siswa

Berdasarkan Watson’s Error Category dalam Menyelesaikan Soal

Matematika Materi Barisan dan Deret Kelas XI SMA Negeri 5 Selayar”.

B. Rumusan Masalah

Berlandasakan pada latar belakang tersebut, dalam penelitian ini dapat

disusun rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana deskripsi mengenai jenis-jenis kesalaham siswa dalam

menyelesaikan soal matematika berdasarkan Watson’s Error Category materi

barisan dan deret kelas XI SMA Negeri 5 Selayar?

2. Bagaimana deskripsi faktor-faktor penyebab timbulnya kesalahan siswa dalam

menyelesaian soal matematika berdasarkan Watson’s Error Category pada


5

materi barisan dan deret kelas XI SMA Negeri 5 Selayar?

C. Tujuan Penelitian

Dilandasi oleh rumusan masalah tersebut, dapat diperoleh tujuan

dilaksanakannya penelitian ini yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis kesalaham siswa dalam menyelesaikan soal

matematika berdasarkan Watson’s Error Category pada materi barisan dan

deret kelas XI SMA Negeri 5 Selayar.

2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor penyebab timbulnya kesalahan siswa

dalam menyelesaian soal matematika berdasarkan Watson’s Error Category

pada materi barisan dan deret kelas XI SMA Negeri 5 Selayar.

D. Batasan Istilah

Untuk menghindari interpretasi yang berbeda dari pembaca dan untuk

membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan dalam penelitian

maka perlu adanya batasan istilah sebagai berikut:

1. Analisis

Analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan

sebagainya) untuk mengetahui apa penyebabnya dan bagaimana kasusnya.

Analisis dalam penelitian ini adalah menyelidiki dan mendeskripsikan jenis

kesalahan dan faktor penyebab siswa melakukan kesalahan dalam

menyelesaikan soal matematika materi barisan dan deret kelas XI SMA

Negeri 5 Selayar.
6

2. Kesalahan

Arti dari kesalahan yaitu kekeliruan, tindakan yang salah (pelanggaran

hukum dan sejenisnya). Kesalahan yang dimaksud penulis dalam penelitian ini

adalah kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan kategori kesalahan

Watson dalam menyelesaikan soal materi barisan dan deret kelas XI SMA

Negeri 5 Selayar.

3. Kesalahan dalam Menyelesaian Soal Matematika

Kesalahan dalam penyelesaian soal matematika didefinisikan sebagai

pembelajaran konsep matematika dengan pemahaman yang salah atau

bersimpangan dengan aturan matematika yang berlaku. Kesalahan

penyelesaian yang dimaksud penulis dalam penelitian yaitu kesalahan siswa

dalam menentukan langkah-langkah atau proses penyelesaian dalam

menjawab soal terkait materi barisan dan deret.

4. Watson’s Error Category.

Jenis-jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika

yaitu sebagai berikut: Data tidak tepat (inappropriate data), prosedur tidak

tepat (inappropriate procedure), data hilang (omitted data), kesimpulan hilang

(omitted conclusion), konflik level respon (response level conflict), manipulasi

tidak langsung (undirected manipulation), masalah hierarki keterampilan

(skills hierarchy problem), dan selain ketujuh kategori di atas (above other).

5. Barisan dan Deret


7

Secara umum, barisan dan deret terbagi menjadi dua yaitu barisan dan

deret aritmatika serta barisan dan deret geometri. Materi inilah yang akan

digunakan penulis untuk mengetahui jenis kesalahan-kesalahan siswa

berdasarkan kategori kesalahan Watson.

E. Manfaat Penelitian
Berlandaskan pada tujuan yang ingin diraih, peneliti berharap agar

penelitian ini dapat bermanfaat sebagi berikut:

1. Manfaat teoritis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan serta

mengembangkan kemampuan siswa dalam mempelejari matematika

khususnya pada penyelesaian soal matematika materi barisan dan deret.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Siswa

1) Dapat mengetahui kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan soal

barisan dan deret.

2) Siswa lebih terampil dan teliti serta termotivasi untuk pembelajaran

selanjutnya setelah mengetahui letak kesalahannya.

b. Bagi Guru

1) Dapat mengetahui tingkat kemampuan siswanya.

2) Dapat mengetahui jenis kesalahan serta penyebab kesalahan yang

dilakukan siswanya.
8

3) Dapat memberikan bekal guru untuk bisa lebih meningkatkan

pembelajaran di dalam kelas.

4) Dapat menentukan langkah pembelajaran yang tepat dalam proses

belajar mengajar untuk mengurangi kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal.

c. Bagi Peneliti

1) Dapat memberikan bekal pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru

matematika.

2) Dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian lain

yang sejenis.
9
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Analisis Kesalahan

a. Hakekat Analisis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018), analisis diartikan sebagai

penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk

mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkaranya, dan sebagainya.

Sudijono (Arifin, 2018) mengatakan bahwa analisis adalah adalah kemampuan

sesorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau objek menurut bagian-

bagian yang lebih kecil dan memahami hubungan bagian yang satu dan yang lain.

Sedangkan, analisis menurut Sudjana (2014) adalah usaha memilah suatu

integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan

atau susunannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis adalah kegiatan

berpikir yang bertujuan untuk menyekidiki dan menguraikan suatu pokok

menjadi bagian-bagian terkecil serta hubungan antara tiap bagiannya agar

diketahui keadaan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan

melakukan penyelidikan terhadap jawaban penyelesaian soal matematika materi

barisan dan deret kelas XI SMA Negeri 5 Selayar.

9
10

b. Analisis kesalahan

Kesalahan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), adalah

kekeliruan, perbuatan yang salah (melanggar hukum dan sebagainya). Menurut

Ratnasari, (2018) mendefenisikan kata kesalahan sebagai penyimpangan yang

dilakukan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dari hal yang dianggap benar

atau penyimpangan dari prosedur yang dianggap yang telah ditetapkan

sebelummnya. Jadi analisis kesalahan adalah sebuah upaya penyelidikan terhadap

suatu peristiwa penyimpangan untuk mencari tahu apa yang menyebabkan suatu

peristiwa penyimpangan itu bisa terjadi. Dalam pembelajaran, seorang guru

sebaiknya melakukan analisis terhadap kesalahan yang dilakukan oleh siswa.

Analisis yang dilakukan berupa mencari tahu jenis dan penyebab kesalahan siswa.

Menurut Legutko (2008), pentingnya dilakukan analisis kesalahan sebagai

berikut:

… dalam kegiatan pembelajaran, guru harus benar-benar menganalisis


kesalahan siswa, mencoba untuk memahami kesalahan, menjelaskan apa
yang mereka alami, dan menemukan apa yang menyebabkan kesalahan itu
terjadi. Bergantung pada kesimpulan dari analisis tersebut, guru harus
memilih sarana pengkoreksian dan metode untuk memperdalam
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika, meningkatkan
metode penalaran mereka dan menyempurnakan keterampilan mereka.
Untuk mencapai itu guru perlu pengetahuan tertentu tentang kesalahan dan
metode respon terhadap kesalahan.

Analisis kesalahan yang akan dilakukan pada penelitian ini merupakan

penyelidikan terhadap penyimpangan-penyimpangan atas jawaban yang benar dari

siswa kelas XI SMA Negeri 5 selayar dalam menyelesaikan soal matematika

materi barisan dan deret.


11

2. Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Matematika

Menurut Eva (2011) dalam karyanya menjelaskan bahwa kesalahan dalam

matematika dapat diartikan sebagai suatu pemahaman yang kurang tepat dalam

mempelajari suatu konsep matematika, atau yang menyimpang dari aturan

matematika. Sedangkan menurut Malau (Zebua, 2020) penyebab kesalahan yang

sering dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal matematika dapat

dilihat dari beberapa hal antara lain disebabkan kurangnya pemahaman atas materi

prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari, kurangnya penguasaan bahasa

matematika, keliru menafsirkan atau menerapkan rumus, salah perhitungan,

kurang teliti, lupa konsep.

Kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika dapat dimanfaatkan

untuk mendeteksi kesulitan belajar matematika. Pada umumnya kesalahan dalam

menyelesaikan soal matematika dapat dilihat dari letak kesalahan yang sering

dilakukan. Letak kesalahannya itu adalah penyimpangan jawaban dari jawaban

yang benar (Rosyidi, 2015). Penyimpangan jawaban itu antara lain salah dalam

memahami soal, salah dalam pengerjaan soal, dan salah dalam memahami konsep

soal.

3. Kesalahan Siswa Berdasarkan Watson’s Error Categori

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis kesalahan berdasarkan

Watson’s Error Categori. Dinamakan Watson’s Error Categori.karena perumus

teori ini yaitu John Watson. John Watson 1878-1958; adalah seorang behavior

murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu lain seperti

fisika atau biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empiris semata,
12

yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur (Hervino, 2012).

Menurut Watson (Ningsih et al., 2019), terdapat 8 klasifikasi atau kategori

kesalahan dalam menyelesaikan soal antara lain: Data tidak tepat (inappropriate

data), prosedur tidak tepat (inappropriate procedure), data hilang (omitted data),

kesimpulan hilang (omitted conclusion), konflik level respon (response level

conflict), manipulasi tidak langsung (undirected manipulation), masalah hierarki

keterampilan (skills hierarchy problem), dan selain ketujuh kategori di atas (above

other).

a. Data tidak tepat atau inappropriate data (id)

Dalam kasus ini, siswa berusaha mengoperasikan pada level yang tepat pada

suatu masalah, tetapi siswa memilih informasi atau data yang tidak tepat.

Contohnya dalam penerapan soal barisan dan deret, seharusnya dilakukan

substitusi nilai suku pertama namun siswa mensubtitusikan nilai beda antar

suku atau kebalikannya.

b. Prosedur tidak tepat atau inappropriate procedure (ip)

Dijenis kesalahan ini, siswa berusaha mengoperasikan pada level yang tepat

pada suatu masalah, tetapi siswa menggunakan prosedur atau cara yang tidak

tepat, misalnya kurang tepat dalam menggunakan rumus. Contohnya dalam

menentukan nilai suku barisan ke-n (Un) dalam barisan aritmatika yang

seharusnya U n =a+ ( n−1 ) b menjadi U n =( n−1 ) b. Ataupun kesalahan siswa

dalam penulisan tanda, misalnya penulisan yang seharusnya tanda tambah

dituliskan dengan tanda kurang, kali atau bagi, atau juga sebaliknya.
13

c. Data hilang atau omitted data (od)

Pada kesalahan ini, terdapat data yang hilang pada jawaban siswa, sehingga

penyelesaian menjadi tidak benar. Namun siswa masih berusaha

mengoperasikan pada level yang tepat. Data hilang umumnya terjadi

dikarenakan siswa kurang teliti dalam menjawab soal, sehingga adanya data

yang hilang serta urutan penyelesaian yang tidak sinkron dengan proses yang

lainnya.

d. Kesimpulan hilang atau omitted conclusion (oc)

Dijenis kesalahan ini, siswa mengoperasikan pada level yang tepat namun

gagal dalam menyimpulkan. Dalam kesimpulan hilang berarti dalam

menyelesaikan soal siswa belum sampai tahap akhir dari apa yang soal minta.

Hal ini karena, kurangnya pemahaman siswa terhadap pertanyaan yang ada

dalam soal dan tidak tuntasnya proses penyelesaian soal.. Contohnya pada

barisan matematika akan ditentukan nilai suku ke-30, pada soal diketahui nilai

suku ke-5 serta nilai suku ke-15, namun pada saat siswa melakukan

penyelesaian soal hanya sampai di tahap penentuan nilai suku pertama dan

nilai beda antar suku tanpa menentukan nilai suku ke-30 sehingga dalam

penyelesaian tersebut tidak terdapat kesimpulan sesuai dengan permintaan

pada soal.

e. Konflik level respon atau response level conflict (rlc)

Dijenis kesalahan ini, siswa terlihat kurang memahami bentuk soal, sehingga

yang dilakukan adalah melakukan operasi sederhana dengan data yang ada

yang kemudian dijadikan hasil akhir dengan cara yang tidak sesuai dengan
14

konsep yang sebenarnya, ataupun siswa hanya langsung menuliskan

jawabannya saja tanpa ada alasan atau cara yang logis. Misalnya dalam soal

deret aritmatika, diminta untuk menentukan jumlah suku ke-n dari deret

arimatika, karena tidak tau harus seperti apa sehingga siswa langsung

memberikan jawaban tanpa ada perhitungannya.

f. Manipulasi tidak langsung atau undirected manipulation (um)

Dijenis kesalahan ini, terdapat proses penyelesaian dari tahap yang satu ke

tahap selanjutnya terdapat hal yang tidak logis, karena menyalahi aturan

operasi hitung. Contohnya dalam operasi bilangan bulat 30 – 9 x 9 = 81 – 30

ada perpindahan atau perubahan yang menyebabkan operasi bilangan bulat

tersebut menjadi salah karena dalam penggunaanya tidak masuk akal.

g. Masalah hirarki keterampilan atau skill hierarchy problem (shp)

Dalam masalah hirarki keterampilan ini berkaitan dengan bagaimana siswa

dapat merubah rumus dasar menjadi rumus yang diminta, misalnya dalam

mencari suku pertama dari suatu barisan aritmetika, rumus dasarnya 𝑈𝑛 = 𝑎 +

(𝑛 − 1)𝑏 menjadi 𝑎 = 𝑈𝑛 − (𝑛 − 1)𝑏 dan juga kreativitas siswa dalam merubah

bentuk-bentuk aljabar dan lain sebagainya yang membutuhkan keterampilan

merubah susunan.

h. Selain ketujuh kategori di atas atau above other (ao)

Di kategori jenis ini, Kesalahan siswa yang tidak termasuk pada ketujuh

kategori di atas dikelompokkan dalam kategori ini. Kesalahan selain ketujuh

kategori di atas diantaranya tidak menuliskan jawaban sama sekali.


15

Delapan kategori kesalahan menurut Watson tersebut nantinya dipakai

pada penelitian ini, karena dirasa cukup spesifik dan tidak problematis dalam

menganalisis kesalahan siswa. Berikut ini adalah delapan kategori kesalahan

menurut Watson.

Tabel 2.1: Indikator Kategori Kesalahan


No Jenis-jenis Kesalahan Indikator Kesalahan

1. Data tidak tepat (id) Tidak menggunakan data yang seharusnya


dipakai

1. Kesalahan dalam penggunaan rumus.

2. Prosedur tidak tepat (ip) 2. Penggunaan tanda yang salah.

3. Salah mengoperasikan bilangan.

3. Data hilang (od) 1. Data yang diketahui tidak dituliskan.

2. Data yang diketahui tidak digunakan


dalam menyelesaikan soal.

4. Kesimpulan hilang (oc) Tidak menuliskan kesimpulan akhir.

5. Konflik level respon (rlc) Jawaban ditulis secara langsung tanpa


menyertakan cara penyelesaian dan alasan
yang masuk akal.

6. Manipulasi tidak langsung Ketidaklogisan proses penyelesaian dari


(um) tahap awal hingga selanjutnya.
Masalah hierarki
7. keterampilan (shp) Menerapkan konsep aljabar yang salah.

Selain ketujuh kategori


8. 1. Menulis ulang soal.
diatas (ao)
2. Jawaban tidak dituliskan.
16

4. Tinjauan Materi Barisan dan deret

a. Barisan Aritmatika

Baris Aritmatika merupakan barisan bilangan dengan selisih antar dua

suku yang berurutan nilainya sama. a menyatakan suku pertama pada barisan

tersebut (U1), b menyatakan nilai selisih antar dua suku yang berurutan, dan Un

menyatakan suku barisan ke n, sehingga dapat dituliskan persamaan umum dari

barisan aritmatika yaitu:

U n =a+ ( n−1 ) b

Keterangan:

a=suku pertama

b=selisih atau beda ( U n−U n−1)

Contoh :

Jika diketahui barisan Aritmatika 5,10,15,20,….,tentukan persamaan suku ke-n

serta nilai suku ke-40 pada barisan tersebut!

Penyelesaian :

Diketahui nilai a = 5, b = 10-5 = 5

Persamaan suku ke-n U n =a+( n−1)b

= 5 + (n-1)5

= 5+ 5n-5 = 5n
17

Jadi persamaan suku ke-n adalah 5+ 5n-5 = 5n

Nilai suku ke-40 U 40 = 5 + (40-1) 5

=5 + 195

= 200

Jadi nilai suku ke-40 sama dengan 200

b. Deret Aritmatika

Deret aritmatika merupakan penjumlahan dari semua suku suatu barisan

aritmatika. Apabila jumlah n suku barisan aritmatika yang berurutan dinyatakan

sebagai Sn , maka:

1 1
Sn= n ( a+U n ) atau Sn= n { 2a+ ( n−1 ) b }
2 2

Keterangan , Sn= jumlah n suku pertama

Contoh :

1. Jumlah 15 suku dari deret aritmatika 12 + 17 + 22 + …adalah

Penyelesaian :

a = U1 = 12

b = 17 – 12 = 5

1
Sn= n { 2a+ ( n−1 ) b }
2

1
S15= 15 { 2 .12+ (15−1 ) 5 } ¿ 15 ( 47 )=705
2

Jadi jumlah 15 suku dari deret aritmatika di atas adalah 705.


18

2. Tentukan jumlah dari deret aritmatika berikut ini 8 + 10 + 12 + 14 + ….+

100!

Penyelesaian :

n
U n = a + (n-1)b Sn= ( a+U n )
2

47
100 = 8 + (n-1)2 S47 = (8+100)
2

47
100 = 8 + 2n -2 = (108)
2

n = 47 = 2538

jadi jumlah dari deret aritmatika di atas adalah 2538.

c. Barisan Geometri

Barisan geometri adalah suatu barisan bilangan yang memiliki

perbandingan (rasio) antara dua buah suku terdekat berturut–turut selalu tetap.

Bentuk umum barisan geometri dengan suku pertama a dan rasio r adalah sebagai

berikut.
(n−1)
U n =a r

Contoh :

Diketahui barisan geometri 3, 9,27, 81, …persamaan suku ke n serta nilai suku

ke 8 dari barisan geometri tersebut adalah

Penyelesaian :

a = 3, dan r = 9/3 = 3
19

(n−1)
U n =a r

( n−1)
U n =3.3

1+ n−1 n
¿3 ¿3
( 8−1)
U 8 =3.3 ¿ 2187

Jadi nilai suku ke 8 dari barisan geometri adalah 2187

d. Deret Geometri

Penjumlah semua suku dari barisan geometri yang berurutan disebut

dengan deret geometri, sama halnya dengan deret aritmatika, Sn , menyatakan nilai

deret geometri, yaitu :

Jika nilai r < 1, berlaku :

a ( 1−r )
n
Sn =
( 1−r )

Jika nilai r > 1, berlaku :


n
a (r −1)
Sn =
( r −1 )

Contoh:

Jika diketahui jumlah n suku pertama dari barisan geometri yaitu Sn=3n+1−3 ,

maka persamaan suku ke-n serta nilai suku ke-10 nya adalah …

Penyelesaian :

−¿3 Maka, U n =S n−Sn−1


n+1
Sn=3

= ( 3 n+1−3 ) −(3 n+1−1−3)

= 3. 3n +3
20

= 3n

Maka , U 10=3 10=59.049

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa orang sebelumnya telah melakukan penelitian yang berterkaitan

dengan penelitian ini. Berikut di bawah ini merupakan penelitian-penelitian yang

memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

1. Penelitian Mohamad Yusup (2020) dengan judul “Analisis Kesalahan Peserta

didik dalam Mengerjakan Soal Matematika Berdasarkan Teori Watson.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data

yang dilakukan menggunakan metode dokumentasi, tes, dan wawancara.

Subjek penelitian dari 36 siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 1 Wanasari.

Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang meliputi

reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Kategori Kesalahan yang paling

dominan dilakukan siswa secara keseluruhan dari soal tes adalah kesimpulan

hilang (oc) dengan persentase sebesar 33.33% dan dari hasil analisis terdapat

temuan bahwa siswa tidak melakukan kategori kesalahan berdasarkan teori

watson yaitu kategori kesalahan konflik level (rlc) atau persentasenya 0%.

2. Penelitian Sry hariani, dkk (2019) dengan judul “Analisis Kesalahan

Penyelesaian Soal Cerita Berdasarkan Kriteria Watson”. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini dipilih

dari kelas VIII C SMP NU Sunan Giri Kepanjen, yang terdiri dari 6 siswa
21

yaitu 2 dari kelompok rendah, 2 dari kelompok sedang dan 2 dari kelompok

tingggi. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan metode tes tertulis

yang berbentuk soal cerita, dan melakukan wawancara terhadap subjek

penelitian. Berdasarkan analisis diperoleh data bahwa kesalahan peserta didik

adalah Data tidak tepat (id), Prosedur tidak tepat (ip), Data hilang (od),

Kesimpulan hilang (oc), Konflik level respon (rlc), Manipulasi tidak langsung

(um)dan Masalah hierarki keterampilan (shp).

3. Penelitian Risma Rintias Saputri, dkk (2018) dengan judul “Analisis

Kesalahan Siswa dalam Menyelesaian Soal Materi Fungsi Berdasarkan

Kriteria Watson Ditinjau dari Perbedaan Gender Siswa SMP Kelas VIII”.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif . Subjek penelitian ini adalah 5

siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan yang dipilih dari 34 siswa kelas VIII C

SMP Negeri 8 Jember. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, laki-laki

cenderung melakukan kesalahan pada data hilang dengan persentase 13,33%,

konflik level respon dengan persentase 13,33%, dan selain ketujuh kesalahan

watson (tidak menjawab soal) dengan persentase 16,67%. Siswa perempuan

cenderung melakukan kesalahan pada kesimpulan hilang dengan persentase

24,14%.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, dimana pendekatan kualitatif adalah penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan

secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2019). Pendekatan

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.

Penelitian kualitatif deskriptif digunakan untuk mendapatkan data

langsung dari sumber data melalui tes dan pedoman wawancara. Selain itu

penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi, atau pengubahan

pada variabel-variabel yang diteliti melainkan menggambarkan suatu kondisi yang

sebenarnya. Penelitian ini dideskripsikan untuk mengumpulkan informasi

mengenai analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika

berdasarkan kategori kesalahan watson pada materi barisan dan deret kelas XI

SMA Negeri 5 Selayar.

22
23

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian ini berada pada SMA Negeri 5 Selayar

kabupaten Kepulauan Selayar. Waktu dilakukannya penelitian ini dibulan

November, semester ganjil pada tahun ajaran 2021/2022. Pemilihan lokasi ini

berdasarkan beberapa pertimbangan dari peneliti. Pertimbangan yang Pertama,

berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran

matematika di sekolah tersebut ditemukan bahwa salah satu materi matematika

yang sulit untuk dipahami siswa adalah materi barisan dan deret. Kedua, lokasi

penelitian yang terjangkau bagi peneliti sehingga dapat meminimalisir biaya

penelitian. Ketiga, guru sangat kooperatif. Hal ini terlihat dari sikap guru yang

sangat responsif dan antusias dalam memberikan informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian ini.

C. Fokus Penelitian

Moleong (2017) mengatakan bahwa fokus penelitian adalah arahan dalam

pengambilan data yang relevan dengan permasalahan penelitian. Fokus penelitian

bertujuan untuk membatasi objek penelitian yang diambil supaya peneleti tidak

keliru akibat terdapat banyak data yang diperoleh di lapangan.

Sugiono (2017) menjelaskan bahwa pada penelitian kualitatif terdapat

aturan batasan yang didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi, serta reabilitas

dari masalah yang hendak diselesaikan. Agar dalam pelaksanaan penelitian lebih

terarah dan dapat dikaji lebih mendalam, maka ditentukanlah fokus penelitian

sebagai berikut.

1. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran matematika kelas XI materi


24

barisan dan deret.

2. Penelitian ini difokuskan pada berbagai kesalahan siswa dalam menyelesaian

soal barisan dan deret berdasarkan Watson’s Error Category.

3. Subjek penelitian ini dibatasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Selayar.

D. Subjek Penelitian

Moleong (2017), menjelaskan bahwa subjek dalam penelitian merupakan

informan, yang artinya orang-orang yang berperan memberikan data dan

informasi mengenai situasi serta kondisi dalam peneltian. Subjek tes kemampuan

awal matematika dan tes soal matematika materi barisan dan deret adalah

keseluruhan siswa XI IPA. Tetapi, hanya 3 (tiga) siswa yang terpilih sebagai

subjek penelitian atau subjek wawancara untuk menganalisis kesalahan siswa

dalam menyelesaian soal matematika materi barisan dan. Secara garis besar,

berikut ini merupakan alur pengambilan subjek penelitian :

Bagan 3.1 Alur Pemilihan Subjek Penelitian

Siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 5 Selayar

Tes Kemampuan Awal Siswa

Siswa Kemampuan Tinggi Siswa Kemampuan Sedang Siswa Kemampuan Rendah

Tes Soal Materi Barisan dan Deret

Ditetapkan 3 (tiga) Siswa sebagai Subjek Penelitian


25

Dalam penelitian ini, teknik purposive sampling digunakan sebagai teknik

pengambilan sumber data. Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2019). Sebelum

menentukan ke-3 subjek, siswa XI MIPA dipilah terlebih dahulu untuk

dikategorikan berkemampuan tinggi, kemampuan sedang dan kemampuan rendah

berdasarkan dari hasuil tes kemampuan awal. Arikunto (2016), menjelaskan

bahwa alur pengkategorian siswa berdasarkan kemampuan tinggi, kemampuan

sedang serta kemampuan rendah adalah sebagai berkut:

1. Menjumlah nilai hasil tes kemampuan awal keseluruhan siswa.

2. Menentukan nilai rata-rata (mean) serta simpangan baku (deviasi

standart) dari tes kemampuan awal siswa.

3. Penentuan batas kelompok

Cara menentukan batas masing-masing kelompok dapat terlihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 3.1: Kriteria Pengelompokan Siswa Berdasarkan Tes Kemampuan Awal


Sumber: Arikunto (2016)

Keterangan:

s = nilai siswa

x = rata-rata nilai siswa

SD= Standar Deviasi


26

a. Kelompok tinggi merupakan siswa mendapat skor lebih atau sama dengan

hasil penjumlahan skor rata-rata dengan standar deviasi ke atas.

b. Kelompok sedang merupakan siswa yang mendapat skor antara hasil

pengurangan skor rata-rata dengan standar deviasi dan hasil penjumlahan

skor rata-rata dengan standar deviasi.

c. Kelompok rendah merupakan siswa yang mendapat skor kurang dari atau

sama dengan hasil pengurangan skor rata-rata dengan standar deviasi ke

bawah.

Pengambilan subjek dilakukan dengan cara seluruh siswa kelas XI IPA

diberikan lembar tes kemampuan awal matematika sebanyak 4 nomor.

Selanjutnya dipilih 3 (tiga) siswa untuk menjadi subjek pada penelitian dari ketiga

kriteria tersebut, yaitu 1 siswa dari kategori kemampuan tinggi, 1 siswa yang dari

kategori kemampuan sedang, dan 1 siswa dari kriteria kemampuan rendah.

Pemilihan ketiga subjek karena siswa-siswa tersebut melakukan kesalahan

berdasarkan Watson’s Error Category saat mengerjakan tes materi barisan dan

deret yang berjumlah 3 nomor serta mewakili seluruh kesalahan dari semua siswa

kelas XI IPA. Selanjutkan dapat diketahui faktor-faktor penyebab kesalahan atau

kekeliruan pada penyelesaian soal mengenai barisan dan deret melalui wawancara

dengan ketiga subjek.

E. Instrumen Penelitian

Berdasarkan pemaparan Sugiyono (2016), instrumen adalah suatu alat

yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
27

Instrumen penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

penelitian karena berfungsi sebagai alat atau sarana pengumpulan data. Dengan

demikian, agar informasi dan data yang diperoleh akurat, maka penggunaan

instrumen dalam penelitian harus sesuai dengan masalah aspek penelitian.

Instrumen yang dipakai pada penelitian ini diantaranya yaitu:

1. Pedoman Tes

Tes tertulis adalah kumpulan soal-soal yang digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam menyelesikan soal matematika. Tes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk uraian karena

dalam menyelesaikan soal dapat menunjukkan cara berpikir siswa sehingga

memudahkan peneliti untuk mengalisis atau mengidentifikasi letak dan jenis

kesalahan siswa dalam menyelesaiakn soal.

Dalam penelitian ini dilakukan 2 tes tertulis yaitu tes kemampuan awal

dan tes materi barisan dan deret. Pada tes tertulis ini diberikan 4 soal untuk tes

kemampuan awal dan 3 soal untuk tes materi barisan dan deret.

Sebelum dilakukan tes, terlebih dahulu dilakukan validasi tes tertulis

oleh dosen ahli serta mempertimbangkan pendapat pengajar mata pelajaran

agar instrumen yang dipakai pada penelitian valid serta menghasilkan data

yang sesuai harapan.

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara adalah pedoman peneliti dalam mewawancarai

subjek penelitian untuk menggali sebanyak-banyaknya tentang apa, mengapa,

dan bagaimana tentang masalah yang diberikan oleh peneliti. Pedoman ini
28

merupakan garis besar pertanyaan- pertanyaan yang akan diberikan peneliti

kepada subjek penelitian.

Jika selama wawancara siswa mengalami kesulitan dengan pertanyaan

tertentu yang diajukan oleh peneliti, maka mereka didorong untuk

merefleksikan dan menjelaskan kesulitan yang dihadapinya. Jika diperlukan

subjek diperkenankan menggunakan penjelasan secara tertulis untuk

menguatkan jawaban yang diberikan. Untuk memaksimalkan hasil wawancara

peneliti menggunakan alat perekam dalam pengambilan data berupa suara,

tujuannya untuk mengantisipasi keterbatasan peneliti dalam mengingat

informasi pada saat wawancara berlangsung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama demi keberhasilan penelitian, sebab tujuan utama dalam penelitian

adalah mendapatkan data (Sugiono,2019). Tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang ditetapkan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data,

siapa sumbernya dan apa alat yang digunakan. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah:

1. Tes Tertulis

Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang

benar atau salah. Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang

membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan


29

tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau

mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Tes tertulis bertujuan

untuk mengetahui hasil yang dicapai sumber data setelah melalui proses

belajar mengajar.

Tes yang dilakukan pada penelitian ini berupa tes kemampuan awal

dan tes materi barisan dan deret. Bentuk tes uraian dipilih dalam penelitian ini

karena setiap langkah uraian dalam menyelsaikan soal dapat menunjukkan

cara berpikir siswa sehingga memudahkan peneliti untuk mengalisis atau

mengidentifikasi letak dan jenis kesalahan siswa dalam menyelesaiakn soal.

2. Wawancara

Wawancara adalah sebuah percakapan antara dua orang atau lebih,

yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau sekelompok

subjek penelitian untuk dijawab. Teknik wawancara yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur, yaitu wawancara yang bebas

di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap, tetapi pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan

(Sugiyono, 2016).

Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk mengetahui cara

berpikir peserta didik dan menelusuri faktor-faktor penyebab kesalahan

peserta didik dalam menyelesaikan soal. Metode ini akan lebih memperkuat

hasil dari pengumpulan data yang dilakukan dengan metode tes, karena disini

peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan


30

mengamati reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oeh pertanyaan-

pertanyaan yang mengacu pada analisis kesalahan menurut Watson.

Wawancara ini ditujukan kepada ketiga siswa yang terpilih sebagai subjek

pada penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara atau metode yang digunakan untuk

memperoleh data atau informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan

angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat

mendukung penelitian. Dokumentasi ini dilakukan untuk melengkapi hasil

data yang telah diperoleh selama penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Berdasarkan pemaparan Sugiyono (2019), analisis data kualitatif adalah

bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya

dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Miles dan

Huberman sebagaimana dikutip oleh Sugiono (2019) mengemukakan bahwa

aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Untuk

menganalisis data yang telah terkumpul, dilakukan analisis hasil yang telah

dicapai oleh peserta didik melalui hasil tes tertulis dan wawancara mendalam.

Kegiatan analisi data dalam penelitian ini meliputi kondensasi data, penyajian data

dan verifikasi data.


31

1. Kondensasi data

Kondensasi data adalah kegiatan merangkum, memilah atau

penyeleksian hal-hal pokok, pemfokusan dan penyerdehanaan pada data yang

diperoleh dari hasil penelitian. Setelah kondensasi data, gambaran akan

terlihat lebih jelas dan peneliti lebih mudah dalam mengumpulkan

data.Tahapan reduksi data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1) Memeriksa hasil tes kemampuan awal siswa kemudian dibagi menjadi

tiga kelompok yaitu kelompok kemampuan tiggi, sedang dan rendah

untuk memilih ketiga siswa sebagai subjek penelitian.

2) Memeriksa hasil tes materi barisan dan deret untuk mengetahui letak dan

jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa.

3) Mentransfomasikan hasil pekerjaan dari ketiga subjek penelitian yang

masih berupa data mentah menjadi catatan untuk digunakan dalam

wawancara.

4) Menyederhanakan data hasil wawancara menjadi susunan kalimat yang

baku,baik dan rapi kemudian ditransformasikan ke dalam catatan.

2. Penyajian Data

Dalam penyajian data, akan ditampilkan data-data yang telah diolah

pada tahapan reduksi data sehingga memungkinkan dilakukan penarikan

kesimpulan. Data akan lebih mudah untuk dipahami karena terkelompokan,

tersususn dalam pola hubungan dalam penyajian data tersebut. Pada penelitian

kualitatif, penyajian data dapat berupa bentuk uraian pendek, diagram,


32

keterkaitan antar kategori, diagram alir, dan sejenisnya (Sugiono,2019:325).

Tahapan penyajian data pada penelitian ini yaitu:

a. Menampilkan hasil penyelesaian tes subjek penelitian untuk diolah

sebagai materi wawancara.

b. Menampilkan hasil wawancara dengan subjek penelitian.

3. Verifikasi data

Verifikasi data merupakan bagian dari keseluruhan konfigurasi

kegiatan sehingga pertanyaan dan tujuan penelitan dapat terjawab. Dibutuhkan

bukti valid dan baku ketika peneliti turun ke lapangan untuk menghimpun data

penarikan kesimpulan bisa dianggap bersifat kredibel. Dari perbandingan

analisis hasil pengerjaan tes serta wawancara dengan siswa dipelajari untuk

mengetahui jenis dan penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal

materi barisan dan deret sehinng dapat dijadikan sebagai bukti yang valid.

H. Keabsahan Data

Metode dalam pemeriksaan keabsahan data pada penelitian kualitatif salah

satunya adalah memakai triangulasi. Triangulasi adalah upaya guna memeriksa

keakuratan data yang diperoleh peneliti dari seluruh sumber pengumpulan data.

Sedangkan menurut Moleong (2017), teknik triangulasi adalah pemanfaatan hal

lain yang tidak terkait dengan data tersebut yang digunakan sebagai pengoreksi

atau pembanding data tersebut sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data.

Triangulasi metode merupakan jenis triangulasi yang digunakan pada

penelitian ini. Triangulasi metode yaitu melakukan perbandingan terhadap data


33

hasil tes tertilis yang telah terverifikasi dengan wawancara. Apabila dari kedua

sumber yaitu hasil tertulis dan wawancara terdapat banyak kesamaan maka data

dapat dikatakan valid, maka dapat diperoleh kesimpulan mengenai data tersebut.

Namun apabila terdapat data yang memiliki kecenderungan berbeda dari kedua

sembur tersebut, maka diperlukan sumber ketika untuk menemukan kesamaan-

kesamaan dari kedua sumber maupun data yang valid. Selanjutnya analisis

dilakukan pada data yang valid sehingga diperoleh laporan tentang jenis kesalahan

yang siswa lakukan dan faktor penyebab dalam penyelesaian soal matematika

materi barisan dan deret berlandasakan kategori kesalahan Watson.

I. Prosedur Penelitian

Untuk mempermudah peneliti melangsungkan penelitian, maka harus

dilakukan berdasarkan prosedur penelitian. Prosedur dalam penelitian ini terdiri

atas tahap persiapan, tahap pelaksanaan penelitian, tahap analisis data dan tahap

penyusunan laporan.

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini terdiri dari berbagai kegiatan yaitu:

a. Meminta izin kepada kepala sekolah SMA Negeri 5 Selayar untuk

melakukan penelitian di sekolah tersebut

b. Meminta izin kepada guru bidang studi matematika untuk melakukan

penelitian.

c. Membuat kesepakatan dengan guru bidang studi matematika tentang

waktu dan subjek yang akan digunakan dalam penelitian.

d. Membuat kesepakatan dengan subjek penelitian yang terpilih untuk


34

melakukan penelitian.

e. Membuat soal matematika materi barisan dan deret sesuai dengan tujuan

pelaksanaan penelitian.

f. Mempersiapkan dan menyusun instrumen penelitian meliputi lembar soal

tes tertulis dan pedoman wawancara

g. Validasi instrumen tes tertulis dan pedoman wawancara oleh dosen

pendidikan matematika dan guru bidang studi matematika. .

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksaan dalam penelitian ini yaitu:

a. Dilaksanakan tes kemampuan awal dan tes soal matematika materi

barisan dan deret. Tes diberikan kepada seluruh siswa di kelas tersebut.

Kemudian siswa terbagi dalam 3 kelompok berdasarkan skor siswa dari tes

kemampuan awal yaitu kelompok tinggi, sedang serta rendah. Dari

masing-masing kelompok akan dipilih 1 siswa sebagai subjek penelitian.

b. Melakukan wawancara terhadap subjek penelitian yang telah terpilih.

Selama wawancara peneliti menelusuri jenis kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal dan faktor penyebabnya.

c. Mengumpulkan seluruh data dari lapangan berupa tes tertulis, dokumen,

maupun pengamatan langsung pada waktu penelitian berlangsung.

3. Tahap Analisis

Data Pada tahap ini, peneliti menganalisis data setelah data terkumpul

dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis data meliputi


35

analisis hasil tes tertulis soal matematika materi barisan dan deret dan hasil

wawancara.

4. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini, peneliti menyusun laporan akhir penelitian berdasarkan

data dan analisis data. Hasil yang diharapkan adalah memperoleh informasi

mengenai jenis kesalahan siswa berdasarkan Watson’s Error Category dan

faktor penyebab beserta solusinya dalam menyelesaikan soal soal matematika

materi barisan dan deret.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pemilihan Subjek Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian di SMA Negeri 5 Selayar dibulan

Oktober 2021 pada saat semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Peneliti memilih

subjek penelitian di kelas XI tepatnya pada kelas XI IPA, dengan total siswa

adalah 21 siswa. Sebagaimana yang dijelaskan pada bab sebelumnya, pemilihan

subjek penelitian berdasarkan dari hasil pengkategorian tes kemampuan awal

siswa, rekomendasi dan pertimbangan dari guru matematika serta kesediaan

subjek untuk mengikuti seluruh kegiatan dalam mengumpulkan data selama

penelitian berlangsung.

Proses dalam pemilihan subjek penelitian dimulai dengan memberikan tes

kemampuan awal yang dilakukan di kelas XI IPA dengan jumlah siswa sebanyak

21 orang, akan tetapi hanya 20 orang yang mengikuti tes kemampuan awal

dikarenakan salah satu siswa berhalangan untuk hadir. Kemudian, hasil dari tes

kemampuan awal siswa dikelompokkan menjadi 3 kelompok kategori yaitu,

siswa kategori berkemampuan tinggi, siswa kategori berkemampuan sedang dan

siswa kategori berkemampuan rendah (tertera pada lampiran 2).

Adapun hasil pengkategorian tingkat kemampuan matematika siswa

berdasarkan hasil tes kemampuan awal matematika siswa oleh 20 calon subjek

disajikan pada tabel 4.1 berikut.

36
37

Selanjutnya dipilih satu siswa dari setiap kelompok sebagai subjek

penelitian berdasarkan dari skor hasil tes yang diperoleh dari masing-masing

siswa, serta kesediaan subjek untuk mengikuti seluruh kegiatan dalam

mengumpulkan data selama penelitian berlangsung.

Untuk memudahkan peniliti dalam menganalisis data serta menjaga privasi

subjek, maka dilakukanlah pengkodean terhadap ketiga subjek yang telah terpilih.

Berdasarkan hasil pengkategorian tingkat kemampuan awal matematika siswa

pada tabel 4.1, maka diperoleh subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.2

berikut.

Tabel 4.2 Hasil Pemilihan Subjek Penelitian

Selain itu, petikan pertanyaan untuk wawancara diberi kode “Q” dan untuk

petikan jawaban subjek diberi kode SKT untuk subjek kemampuan tinggi, SKS

untuk subjek kemampuan sedang dan SKR untuk subjek kemampuan rendah.
38

Contoh kode petikan pertanyaan yaitu Q1-01.

Keterangan:

Q : kode pertanyaan

1 : nomor soal yang dibahas

- : tanda pemisah

01 : urutan pertanyaan

Contoh untuk kode petikan jawaban subjek SKT1-01

Keteraangan:

SKT : kode subjek

1 : nomor soal yang dibahas

- : tanda pemisah

01 : urutan jawaban

B. Pemaparan Data Hasil Penelitian

Deskripsi data merupakan uraian peneliti mengenai data-data yang telah

dikumpulkan di lapangan selama melangsungkan penelitian. Pada bagian ini,

peneliti mendeskripsikan data sesuai dengan hasil penelitian, yaitu tentang analisis

kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika berdasarkan Watson’s Error

Category pada materi barisan dan deret. Adapun soal tes terkait materi barisan dan

deret yang diberikan kepada subjek adalah sebagai berikut:

1. Seorang anak menabung disuatu bank dengan selisih kenaikan tabungan antar

bulan tetap. Pada bulan pertama sebesar Rp. 50.000,00, bulan kedua
39

Rp.55.000,00, bulan ketiga Rp.60.000,00, dan seterusnya. Besar tabungan

anak tersebut selama dua tahun adalah?

2. Jika 4 + 6 + 8 + 10 +....+ x = 130, maka nilai x adalah?

3. Diketahui suku pertama dari deret geometri adalah 160, rasionya , dan Sn

sama dengan 2110.Tentukanlah nilai n!

1. Deskripsi Data pada Subjek SKT

a. Deskripsi Data pada Subjek SKT untuk Soal Nomor Satu

Berikut ini ditampilkan data dari hasil tes dan petikan wawancara subjek

SKT untuk soal nomor satu. Kemudian, data tersebut dipaparkan atau

dideskripsikan secara singkat mengenai kesalahan-kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal matematika berdasarkan Watson’s Error Category.

ip
rlc
oc

Gambar 4.1 Jawaban soal no.1 subjek SKT


40

Keterangan:

ip : Prosedur tidak tepat

rlc: konflik level respon

oc: kesimpulan hilang

Berdasarkan gambar 4.1 di atas, subek SKT mampu menuliskan data yang

diketahui dan data yang ditanyakan dengan benar. Subjek SKT berusaha

mengoperasikan pada level yang tepat, akan tetapi subjek melakukan kesalahan

dengan kategori prosedur tidak tepat (id) karena salah dalam menuliskan rumus

n
Sn. Subjek SKT menuliskan rumus sn = (a+ ( n−1 ) b) sedangkan rumus yang
2

n
benar adalah sn = (2 a+ ( n−1 ) b). Subjek SKT juga melakukan kesalahan
2

dengan kategori konflik level respon (rlc) karena langsung mensubtitusikan nilai

b = 5000 kedalam penyelesaian tanpa menguraikan cara mendapatkan nilai b

tersebut. Karena proses penyelesaiannya salah, maka kesimpulan akhir dari

jawaban pun menjadi salah.

Melihat hasil jawaban tertulis pada gambar di atas, maka dilakukanlah

wawancara untuk mengetahui letak kesalahan dan faktor penyebab subjek SKT

melakukan kesalahan. Berikut adalah petikan hasil wawancara dengan subjek

SKT terkait jawaban soal noomor 1.

Q1-01 : Coba adek cek untuk jawaban nomor 1. Menurut adek apakah rumus

yang adek gunakan sudah benar?

SKT1-01: Benar kak, saya menggunakan rumus sn.

Q1-02 : Apakah rumus sn yang adek gunakan sudah tepat? Bukankah seharusnya
41

n
rumus Sn adalah (2 a+ ( n−1 ) b)?
2

SKT1-02: (mengecek kembali rumus sn yang digunakan). salah rumus kak,

n
Seharusnya saya menuliskan sn = (2 a+ ( n−1 ) b).
2

Q1-03 : kenapa adek bisa salah rumus?

SKT1-03 : Saya salah ingat rumus jadi saya tulis saja seperti itu. Terkadang saya

kesulitan membedakan rumus Sn dengan rumus Un karena rumusnya

hampir mirip kak.

Q1-04 : Baiklah. Kemudian adek mensubtitusikan nilai b = 5000 ke dalam

penyelesaian. Dari mana nilai b tersebut diperoleh?

SKT1-04 : nilai b itu hasil pengurangan dari U2 dengan U1. Jadi b= 55.000 –

50.000 = 5000.

Q1-05 : Kenapa adek tidak tuliskan pada lembar jawaban?

SKT1-05 : Agar lebih cepat selesai kak jadi saya tidak tulis.

Q1-06 : Kemudian apakah kesimpulan akhir dari proses penyelesaian sudah

benar?

SKT1-06 : Salah kak, karena dari proses sebelumnya sudah salah.

Berdasarkan dari hasil tes terulis dan petikan wawancara di atas, subjek

SKT melakukan kesalahan dengan kategori peosedur tidak tepat (ip) karena tidak

mengingat dengan baik rumus sn yang digunakan dalam penyelesaiannya. Subjek

n
mengatakan bahwa ia menuliskan sn= (a+ ( n−1 ) b) karena salah ingat rumus
2

saat mengerjakan dan mengira bahwa rumus sn yang subjek SKT gunakan sudah

tepat (SKT1-03). Kemudian untuk kesalahan konflik level respon (rlc), dalam
42

wawancara, subjek SKT mengetahui cara mendapatkan nilai b yaitu dengan

mengurangkan U2 dengan U1 akan tetapi subjek SKT tidak menuliskan proses

penyelesaiannya dengan alasan supaya pekerjaannya cepat selesai. Subjek SKT

pun melakukan kesalahan beruntun yaitu kesimpulan hilang (oc) karena proses

penyelesaiannya sudah tidak tepat dan subjek salah menentukan kesimpulan akhir

dari proses penyelesaian akibat dari kesalahan sebelumnya.

b. Deskripsi Data pada Subjek SKT untuk Soal Nomor Dua

oc

Gambar 4.2 Jawaban soal no.2 subjek SKT


Keterangan:

oc : kesimpulan hilang

Berdasarkan gambar 4.2 di atas, terlihat bahwa subjek SKT mampu

mengerjakan soal dengan benar, data yang diketahui dan ditanyakan serta rumus-

rumus yang digunakan pun sudah tepat namun subjek SKT melakukan kesalahan
43

dengan kategori kesimpulan hilang (oc) karena tidak menuliskan atau

menyimpulkan hasil dari penyelesaiannya.

Melihat hasil jawaban tertulis pada gambar 4.2, maka dilakukanlah

wawancara untuk mengetahui letak kesalahan dan faktor penyebab subjek SKT

melakukan kesalahan. Berikut adalah hasil wawancara dengan subjek SKT terkait

jawaban soal nomor 2.

Q2-01 : Coba adek perhatikan jawaban akhir untuk soal nomor 2. Menurut adek

apakah itu merupakan kesimpulan akhir dari proses penyelesaian?

SKT2-01: Belum kak.

Q2-02 : Terus apa kesimpulan yang benar dari proses penyelesaian?

SKT2-02: Kesimpulan yang benar itu, jadi nilai x adalah 22.

Q2-03 : Mengapa kesimpulan dari proses penyelesaian tidak adek tuliskan pada

lembar jawaban?

SKT2-03: Saya lupa tulis kak. Saya tidak terbiasa karena selama ini saya jarang

menuliskan kesimpulan akhir.

Berdasarkan hasil tes tertulis dan petikan wawancara diatas, subjek SKT

melakukan kesalahan dengan kategori kesimpulan hilang (oc) pada soal nomor 2

dikarenakan tidak menuliskan kesimpulan dari hasil jawabannya. Akan tetapi

dalam proses wawancara subjek SKT mengetahui kesimpulan akhirnya yaitu nilai

x adalah 22. Subjek SKT lupa menyimpulkan hasil akhir karena tidak terbiasa

menuliskan kesimpulan akhir saat menyelesaikan soal (SKT2-03).


44

c. Deskripsi Data pada Subjek SKT untuk Soal Nomor tiga

id

oc

Gambar 4.3 Jawaban soal no.2 subjek SKT


Keterangan:

id: data tidak tepat

oc: kesimpulan hilang

Berdasarkan hasil tes tertulis subjek SKT untuk soal nomor 3, subjek

melakukan kesalahan dengan kategori data tidak tepat karena kurang tepat dalam
45

menuliskan data yang diketahui. Subjek menuliskan data yang diketahui yaitu

2 3
r = yang seharusnya nilai r = namun, dalam proses penyelesaian subjek
3 2

3
menggunakan data yang benar yaitu r = sehingga perhitungan dan hasil
2

akhirnya sudah benar. Subjek SKT juga melakukan kesalahan dengan kategori

kesimpulan hilang karena tidak menuliskan atau menyimpulkan hasil akhir dari

proses penyelesaian, dimana kesimpulannya yaitu, jadi nilai n sama dengan 5.

Berikut adalah petikan wawancara dengan subjek SKT terkait dengan soal

nomor 3.

Q3-01 : Coba adek perhatikan untuk soal nomor 3. Apa yang diketahui dan

ditanyakan dari soal?

3
SKT3-01: Diketahui itu a = 160, r = dan sn = 2110.
2

Q3-02 : Apakah data yang adek gunakan dalam jawaban sudah sesuai dengan

data dari soal? Coba cek jawaban adek!

2
SKT3-02 : Ada yang salah kak. Saya salah tulis nilai r = .
3

Q3-03 : Kenapa bisa salah tulis dek?

SKT3-03:Sepertinya saya salah karena tidak teliti saat menulis kak. saat

3
mengerjakan saya mengetahui bahwa r= , namun secara tidak sadar
2

2
saya malah menuliskan r= .
3

Q3-04 : Selanjutnya perhatikan jawaban akhir. Apakah kesimpulan dari hasil

jawaban adek?
46

SKT3-04 : kesimpulannya yaitu nilai n adalah 5

Q3-05 : kenapa adek tidak tuliskan dalam lembar jawaban?

SKT3-05 : saya sudah terbiasa kak tidak menuliskan kesimpulan akhir jadi sering

lupa untuk tulis kesimpulan.

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara diatas, diperoleh informasi

bahwa subjek melakukan kesalahan dengan kategori data tidak tepat (id) dan

kesimpulan hilang (oc), akan tetapi dalam proses wawancara subjek SKT dapat

menyebutkan data yang diketahui dan kesimpulan akhir dengan benar. Penyebab

subjek SKT melakukan kesalahan data tidak tepat karena tidak teliti saat

menuliskan data yang diketahui dan tidak memeriksa ulang hasil jawabannya.

3
Subjek SKT menjelaskan bahwa subjek mengetahui dengan jelas nilai r = ,
2

2
namun secara tidak sadar subjek menuliskan r= saat menuliskan data yang
3

diketahui karena kurang teliti. Selain itu subjek SKT tidak menyimpulkan hasil

akhir dari penrhitungan karena sudah terbiasa tidak menuliskan kesimpulan akhir

saat mengerjakan soal.

2. Deskripsi Data pada Subjek SKS

a. Deskripsi Data pada Subjek SKS untuk Soal Nomor Satu

id

ip
47

Gambar 4.4 Jawaban soal no.1 subjek SKS


Keterangan:

id: data tidak tepat


ip: prosedur tidak tepat
Berdasarkan gambar 4.4 di atas, subjek SKS menuliskan data yang

diketahui dengan tepat yaitu U1 = 50.000, U2 = 55.000,00, dan U3 = 60.000 akan

tetapi subjek SKS melakukan kesalahan dengan kategori data tidak tepat (id)

karena salah dalam menentukan apa yang ditanyakan dari soal. Berdasarkan

lembar jawaban tersebut, subjek SKS mencari nilai dari suku ke-24 atau U 24 yang

seharusnya adalah mencari nilai dari jumlah suku atau S 24. Dari hal inilah

kemudian menimbulkan kesalahan lain yaitu prosedur atau langkah penyelesaian

tidak tepat (ip). Subjek SKS pun menuliskan kesimpulan akhir namun kesimpulan

yang dituliskan salah karena tidak sesuai dengan apa yang diminta oleh soal.

Hasil wawancara dengan subjek SKS terkait jawaban soal noomor 1

Q1-01 : Coba adek cek untuk jawaban nomor 1. apakah ada data dalam

penyelesaian yang tidak sesuai dengan data dari soal?

SKS1-01 : sudah sesuai kak

Q1-02 : apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal?

SKS1-02 : diketahu suku pertama (U1) yaitu 50.000, suku ke-dua (U2) yaitu

55.000, suku ke-tiga (U3) yaitu 60.000. yang ditanyakan yaitu besar

tabungan selama dua tahun kak

Q1-03 : mengapa adek menuliskan bahwa yang ditanyakan adalah U24 ?

SKS1-03 : karena besar tabungan anak selama dua tahun sama dengan U24 kak.
48

Q1-04 : menurut adek apakah cara penyelesaian soal sudah benar?

SKS1-04 : iya sudah benar.

Q1-05 : Mengapa adek menggunakan rumus tersebut?

SKS1-05 : karena yang ditanyakan adalah U24 jadi saya menggunakan rumus U24.

Berdasarkan hasil wawancara, subjek SKS mengatakan bahwa besar

tabungan anak selama dua tahun sama dengan U24 (SKS1-03), inilah yang

menyebabkan subjek salah menentukan apa yang ditanyakan (id) karena kurang

memahami permasalahan soal. Seharusnya besar tabungan anak selama dua tahun

adalah jumlah suku atau S24. Hal ini jugalah yang menyebabkan subjek SKS

melakukan kesalahan dengan kategori prosedur tidak tepat (ip) karena

menggunakan rumus nilai suku ke-24 atau U24 yang seharusnya menggunakan

rumus jumlah 24 suku pertama atau S 24 (SKS1-05). Subjek SKS juga melakukan

kesalahan kesimpulan hilang (oc) sebagai akibat dari kesalahan sebelumnya

karena kesimpulan yang dituliskan oleh subjek tidak sesuai dengan apa yang

diperintahkan oleh soal.

b. Deskripsi Data pada Subjek SKS untuk Soal Nomor Dua

shp od
49

Gambar 4.5 Jawaban soal no.2 subjek SKS


Keterangan:

shp: masalah hierarki keterampilan


od: data hilang
Berdasarkan gambar 4.5 diatas, terlihat bahwa subjek SKS mampu

memahami soal dengan baik dan berusaha mengoperasikan pada level yang tepat

akan tetapi subjek SKS melakukan kesalahan dengan kategori masalah hirarki

keterampilan (shp) karena salah dalam menentukan konsep matematika. Dari

jawaban diatas, dapat dilihat bahwa subjek SKS menuliskan 2 + 2n = x, kemudian

merubahnya menjadi n = 2 (x-2) = 2x – 4, yang seharusnya adalah 2 + 2n = x

x−2
menjadi n = .
2

Subjek SKT juga melakukan kesalahan data hilang (od) karena subjek

SKS salah menyederhanakan persamaan 2x2 + 4x +16 = 260. Dari jawaban

Subjek SKS, terlihat bahwa pada bagian ruas kanan (2x 2 + 4x +16) dibagi dua

akan tetapi pada ruas kiri (260) dihilangkan. Karena nilai 260 dihilangkan dari

proses penyelesaian maka hasil penyederhanaan dari subjek SKT menjadi salah.

Hal ini jugalah yang menyebabkan kesimpulan akhir yang subek SKS tulis

menjadi salah.

Berikut adalah petikan hasil wawancara dengan subjek SKT terkait

jawaban dari soal nomor 2.

Q2-01 : coba perhatikan kembali soal dan jawaban nomor 2! menurut adek

apakah operasi hitung yang adek gunakakan sudah sesuai dengan

aturan perhitungan?
50

SKS2-01: belum kak

Q2-02 : menurut adek dimana letak kesalahannya?

SKS2-02: tidak tau kak, saya bingung.

Q2-03 : kenapa adek merubah bentuk dasar dari 2 + 2n = x menjadi n = 2 (x-2)?

SKS2-03: untuk mendapatkan nilai n kak tapi kadang-kadang saya kesulitan saat

memindah ruaskan atau merubah bentuk dasar kak jadi saya asal-

asalan tulis saja 2 (x-2).

Q2-04 : Selanjutnya, saat adek menyederhanakan persamaan 2x 2 + 4x + 16 =

260 apakah sudah sesuai dengan aturan perhitungan?

SKS2-04 : belum kak karena yang 260 tidak saya ikutkan.

Q2-05 : kenapa bisa 260 dihilangkan?

SKS1-05 : sebenarnya saya tidak hilangkan tetapi lupa menulis kembali nilai 260

karena terburu-buru saat mengoperasikan bilangan terus saya juga

tidak cek kembali jawabanku kak karena tidak cukup waktunya.

Berdasarkan dari hasil tes dan wawancara diatas, subjek SKS memahami

dengan baik apa yang ditanyakan dari soal nomor 2. Rumus-rumus yang

digunakan dalam penyelesaian juga sudah benar akan tetapi subjek SKS

melakukan beberapa kesalahan dalam proses penyelesaiannya yaitu kategori

kesalahan masalah hierarki keterampilan (shp). Subjek SKS menjelaskan bahwa

kemampuannya dalam merubah bentuk dasar masih kurang yang kemudian

menyebabkan subjek SKT salah saat merubah bentuk dasar dari 2 + 2n = x

(SKT2-03). Selain itu subjek SKT juga melakukan kesalahan data hilang karena

tidak teliti dalam mengoperasikan bilangan ketika menyederhanakan persamaan


51

2x2 + 4x + 16 = 260. Subjek tidak menggunakan nilai 260 saat menyederhakan

persamaan. Kesimpulan akhir yang subjek SKS tuliskan pun ikut salah akibat dari

kesalahan yang terjadi sebelumnya.

c. Deskripsi Data pada Subjek SKT untuk Soal Nomor Tiga

um

oc
Gambar 4.6 Jawaban soal no.3 subjek SKS
Keterangan:
um: manipulasi tidak langsung
oc: kesimpulan hilang
Berdasarkan gambar 4.6, subjek SKS mampu menuliskan data yang

diketahui dan data yang ditanyakan dengan tepat serta rumus yang digunakan pun

sudah benar. Akan tetapi didalam proses penyelesaiannya subjek SKS melakukan

kesalahan manipulasi tidak langsung (um) karena cara yang digunaakn dalam

mengoperasikan bilangan tidak logis. Kesalahan ini terjadi saat kedua ruas atau
52

n
3 −1
160( )
2
2110 = dikurang 160 sehingga ruas kiri menjadi 2110-160 sedangkan
1
2
n
3 −1
( )
2
ruas kanan menjadi . Hal inilah yang menyebabkan operasi hitungnya
1
2

menjadi salah. Selain itu subjek SKT juga tidak menyelesaikan sampai akhir

proses penyelesaiannya yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan

kesimpulan hilang (oc).

Berikut ini adalah petikan hasil wawancara dengan subjek SKS terkait

dengan soal nomor 3.

Q3-01 : Coba adek cek untuk jawaban nomor 3! Apakah langkah-langkah

penyelesaian dari awal hingga akhir sudah benar?

SKS3-01 : menurut saya langkah-langkahnya sudah benar kak hanya saja saya

tidak kerjakan sampai selesai.

Q3-02 : coba adek jelaskan mengapa pada ruas kiri ditahap ini menjadi 2110-

160?

SKS3-02 : 160 saya pindah ruaskan untuk memudahkan proses penyelesaian kak

dan menjadi 2110-160 karena 160 itu menjadi negatif sebab telah di

pindah ruaskan.

Q3-03 : baiklah, selanjutnya kenapa adek tidak menuliskan kesimpulan akhir

pada jawaban?

SKS3-03 : jawaban akhirnya tidak saya dapat kak karena tidak selesai saya

kerjakan. Makanya saya tidak tuliskan kesimpulannya.


53

Q3-04 : kenapa adek tidak selesaikan perhitungannya?

SKS3-04 : sampai disitu saja saya bisa kerjakan kak, saya tidak tau lagi

bagaimana caranya supaya nilai n saya peroleh.

Berdasarkan dari tes tertulis dan petikan wawancara diatas diperoleh

informasi bahwa subjek SKS melakukan kesalahan manipulasi tidak langsung

karena subjek berusaha mengeliminasi nilai 160 pada ruas kanan dengan cara

3 n−1
160( )
2
yang tidak masuk akal sebab dari tahap 2110 = menjadi 2110-160 =
1
2

3n−1
( )
2
. Subjek berusaha mengeliminasi nilai 160 pada ruas kanan dengan cara
1
2

kedua ruas dikurangi dengan 160. Dengan cara seperti itu, seharusnya ruas kanan
n
3 −1
160( )
2
menjadi −160 sedangkan subjek menuliskan ruas kanan menjadi
1
2
n
3 −1
( )
2
karena langsung mengeliminasi nilai 160 dengan alasan
1
2

memindahruaskan nilai tersebut. Dalam wawancara subjek menyatakan bahwa

subjek memindahruaskan nilai 160 pada ruas kanan ke ruas kiri agar lebih mudah

dalam mengoperasikan bilangan. Hal inilah yang menyebabkan proses

penyelesaian menjadi tidak logis. Dari petikan SKT3-03 dan SKT3-04 diketahui

bahwa subjek melakukan kesalahan dengan kategori masalah hierarki

keterampilan (shp) karena kurang menguasai konsep operasi hitung sehingga


54

n
3
proses perhitungannya dari 976 = tidak dikerjakan hingga akhir dan
2

menyebabkan subjek SKT melakukan kesalahan kesimpulan hilang (oc).

3. Deskripsi Data pada Subjek SKR

a. Deskripsi Data pada Subjek SKT untuk Soal Nomor Satu

rlc

ip

Gambar 4.7 Jawaban soal no.1 subjek SKR


Keterangan:

rlc: konflik level respon

ip: prosedur tidak tepat

Berdasarkan dari gambar 4.7 di atas, tertilhat bahwa subjek SKR mampu

menuliskan yang diketahui dan yang ditanyakan serta rumus yang digunakan

sudah tepat, akan tetapi dalam proses penyelesaiannya subjek SKR melakukan

kesalahan dengan kategori konflik level respon (rlc) karena langsung

mensubtitusikan nilai b = 5000 ke dalam penyelesaian tanpa menuliskan cara

memperoleh nilai b tersebut.

Selain itu, subjek SKR juga melakukan kesalahan dengan kategori

prosedur tidak tepat (ip) karena lebih mendahulukan mengerjakan penjumlahan


55

24
dibandingkan perkalian dari penyelesaian ( 100000 + ( 23) 5000). Subjek
2

24
SKT salah dalam penempatan tanda kurung yang dari tahap ( 100000 + ( 23)
2

24
5000) menjadi ( 100000 + 23) 5000 sehingga subjek langsung menjumlahkan
2

100.000 + 23 tanpa mengalikan terlebih dahulu antara 23 dengan 5000. Hal inilah

yang menyebabkan operasi perhitungannya menjadi tidak tepat. Karena terjadi

kealahan dalam proses penyelesaian maka hasil akhir dari perhitungannya pun

salah. Hal ini menyebabkan subjek salah dalam menuliskan kesimpulan akhir atau

kesimpulan hilang (oc)

Berikut adalah hasil petikan wawancara terkait dengan soal nomor 1.

Q1.01 : coba cek kembali jawaban adek untuk nomor 1. Adek mensubtitusikan

nilai b = 5000 ke dalam rumus. Dari mana nilai b didapatkan?

SKR1.01: nilai b itu 5000 karena U2 – U1 yaitu 55.000 – 50.000 = 5000

Q1.02 : kenapa adek tidak tuliskan dalam penyelesaian?

SKR1.02: agar lebih cepat selesai kak.

Q1.03 : menurut adek apakah langkah-langkah penyelesaian dari awal sampai

akhir sudah benar?

SKR1.03: ada salah kak di bagian ini ( menunjuk kategori kesalahan ip)

Q1.04 : coba jelaskan kenapa salah di bagian itu?

SKR1.04: saya salah mengoperasikannya kak. Seharusnya saya kalikan dulu 23

dengan 5000 baru saya jumlahkan dengan 100.000

Q1.05 : kenapa bisa salah seperti itu?

SKR1.05: sepertinya saat mengerjakan saya salah liat kak karena terubur-buru
56

alhasil saya langsung menjumlahkan saja antara 100.000 + 23 baru saya

kalikan dengan 5000

Q1.06 : kenapa bisa adek terburu-buru dalam mengerjakan?

SKR1.06: saya khawatir waktunya tidak cukup kak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek SKR terkait soal nomor 1,

subjek SKR mensubtitusikan nilai b kedalam rumus tanpa disertai dengan

menguraikan proses mendapatkan nilai b. Akan tetapi subjek SKR mengetahui

bagaimana cara memperoleh nilai b sesuai dengan petikan SKR1.01 hanya saja

SKR tidak menuliskan prosesnya karena ingin menyelesaikan tes dengan cepat.

Hal inilah menyebabkan subjek SKR melakukan kesalahan dengan kategori

konflik level respon (rlc). Kesalahan lain yang dilakukan adalah kesalahan dengan

kategori prosedur tidak tepat (ip). Subjek SKR salah saat menempatkan tanda

kurung sehingga lebih mendahulukan mengerjakan penjumlahan dibandingkan

perkalian (SKR1.04). Subjek SKR melakukan kesalahan kategori um karena

kurangnya ketelitian dalam mengoperasikan bilangan dan terburu-buru dalam

mengerjakan soal dengan alasan pekerjaannya cepat terselesaikan. Karena proses

penyelesaiannya salah, maka kesimpulan akhir pun ikut salahan subjek melakukan

kesalahan dengan kategori kesimpulan hilang (oc).

b. Deskripsi Data pada Subjek SKR untuk Soal Nomor Dua

rlc
57

Gambar 4.8 Jawaban soal no.2 subjek SKR


Keterangan :

rlc : konflik level respon

Berdasarkan jawaban SKR untuk soal nomor 2, terlihat bahwa subjek SKR

langsung menuliskan jawaban tanpa disertai dengan cara penyelesaian yang logis.

Subjek SKR menuliskan hasil akhir x adalah 52 tanpa menguraikan proses

mendapatkan nilai 52 tersebut. Hal ini menyebabkan subjek SKR melakukan

kesalahan dengan kategori konvlik level respon (rlc).

Berikut adalah hasil petikan wawancara terkait dengan soal nomor 2.

Q2.01 : coba cek kembali jawaban adek untuk nomor 2. Apa yang diketahui dan

ditanyakan dari soal?

SKR2.01: yang diketahui adalah barisan aritmatika 4+6+8+10+...+ x = 130 dan

yang ditanyakan adalah berapa nilai x?

Q2.02 : apakah itu saja yang diketahui dari soal?

SKR2.02: iya kak. Itu saja yang saya ketahui

Q2.03 : bagaimana cara agar nilai x diperoleh?

SKR2.03: saya tidak tau kak caranya

Q2.04 : adek menuliskan bahwa nilai x sama dengan 52. Dari mana nilai 52

tersebut adek peroleh?

SKR2.04: saya asal-asalan saja kak. saya hanya menjumlahkan semua nilai dari

barisan kak supaya bisa genap 130. Makanya saya menuliskan 50 dan

52 agar hasil penjumlahannya sama dengan 130

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas diperoleh informasi bahwa


58

subjek SKR tidak memahami soal dengan baik sehingga melakukan kesalahan

dengan kategori data hilang karena tidak menuliskan data yang diketahui dengan

lengkap, dimana data tersebut adalah a sama dengan 4, b sama dengan U 2-U1 yaitu

6-2= 2 dan Sn= 130. Kemudian subjek melakukan kesalahan dengan kategori

konflik level respon karena proses penyelsaian mencari nilai x tidak diuraikan

dengan jelas. Subjek hanya menuliskan nilai x = 52 tanpa diuraikan dengan lebih

rinci. Subjek SKR pun akhirnya ikut salah dalam menyimpulkan kesimpulan akhir

dari proses penyelesaian.

Berdasarkan dari hasil tes tertulis dan wawancara diatas, subjek SKR

melakukan kesalahan dengan kategori data hilang (od), konvlik level respon (rlc)

dan kesimpulan hilang (oc). Dalam kasus ini, Kesalahan-kesalahan yang subjek

SKR lakukan ini terjadi karena kurangnya penguasaan materi barisan dan deret

sehingga subjek kesulitan untuk menyelesaikan soal tersebut, subjek kesulitan

dalam menentukan langkah-langkah atau rumus apa yang harus digunakan

sehingga subjek langsung menuliskan jawaban tanpa disertai dengan cara yang

logis.

c. Deskripsi Data pada Subjek SKR untuk Soal Nomor Tiga

ao

Gambar 4.9 Jawaban soal no.3 subjek SKR


Keterangan:
59

ao : selain ketujuh kategori kesalahan Watson


Dari gambar 4.9 Diatas, terlihat bahwa subjek SKR sama sekali tidak

mengerjakan soal nomor 3 sehingga ia melakukan kesalahan dengan kategori

selain kategori diatas (ao).

Melihat hasil jawaban tertulis pada gambar 4.8, maka dilakukan

wawancara untuk mengetahui lebih dalam letak kesalahan dan faktor penyebab

subjek SKR melakukan kesalahan. Berikut adalah petikan hasil wawancara

dengan subjek SKR terkait jawaban soal nomor 3.

Q3.01 : coba cek kembali jawaban adek untuk nomor 3. Mengapa adek tidak

menuliskan jawaban untuk soal tersebut?

SKR3.01: saya tidak tahu cara penyelesaiannya kak jadi saya tidak kerjakan.

Q3.02 : coba adek baca kembali soal nomor 3. Apa yang diketahui dan

ditanyakan dari soal?

3
SKR3.02: yang diketahui adalah suku pertama atau a = 160, rasio atau r = dan
2

Sn = 2110. Yang ditanyakan adalah berapa nilai n?

Q3.03 : kenapa data yang diketahui dan yang ditanyakan tidak adek tuliskan

dalam lembar jawaban?

SKR3.03: saya tidak tahu kerjakan kak jadi percuma saya tuliskan yang diketahui

dan yang ditanyakan.

Q3.04 : meurut adek rumus apa yang harus digunakan untuk memproleh nilai n

tersebut?

SKR3.04: saya tidak tahu kak.

Berdasarkan hasil tes terulis dan wawancara di atas,diperoleh informasi


60

bahwa subjek SKR mampu menyebutkan data yang diketahui dan yang

ditanyakan pada soal, namun karena kurangnya penguasaan materi barisan dan

deret sehingga subjek tidak mampu menyelesaikan soal nomor 3. Subjek

terkendala karena tidak mengetahui proses atau langkah-langkah yang harus

digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut bahkan subjek tidak mengetahui

rumus yang harus digunakan dalam penyelesaian. Hal inilah yang menyebabkan

subjek SKR melakukan kesalahan dengan kategori selain kategori ketujuh diatas

(ao) karena subjek tidak menuliskan jawaban sama sekali.

C. Pembahasan

1. Kesalahan subjek SKT dalam menyelesaikan soal barisan dan deret

berdasarkan Watson’s Error Category

Kesalahan yang dialami Subjek SKT dalam menyelesaikan tes soal barisan

dan deret berdasarkan Watson’s Error Category yaitu kesalahan data tidak tepat

(id), prosedur tidak tepat (ip), konflik level respon (rlc), dan kesimpulan hilang

(oc).

a. Data tidak tepat (id)

Dalam kasus ini, kesalahan dengan kategori data tidak tepat terjadi karena

subjek SKT salah dalam menuliskan data yang diketahui dari soal. Subjek SKT

2
menuliskan data yang diketahui yaitu r = , sedangkan data yang benar pada soal
3

3
adalah r = . Sejalan dengan penelitian Sry hariani, dkk (2019) yang menyatakan
2

bahwa kasus dengan kesalahan data tidak tepat (id) terjadi ketika siswa berusaha
61

mengoperasikan penyelesaian dengan tepat akan tetapi salah dalam menentukan

data yang diketahui ataupun yang ditanyakan dari soal. Dari urian analisi yang

dilakukan sebelumnya, diperoleh informasi bahwa faktor penyebabnya karena

salah membaca soal saat menuliskan data yang diketahui, tergesa-gesa dalam

mengerjakan karena khawatir waktu yang diberikan tidak cukup dan tidak

memeriksa kembali hasil pekerjaannya.

b. Prosedur tidak tepat (ip)

Dalam kasus ini, kesalahan dengan kategori prosedur tidak tepat (ip)

terjadi karena subjek SKT salah saat menggunakan rumus dalam penyelesaian.

n
Subjek SKT menuliskan rumus sn = (a+ ( n−1 ) b) sedangkan rumus Sn yang
2

n
benar adalah sn = (2 a+ ( n−1 ) b). Dari uraian analisis yang telah dilakukan
2

sebelumnya diperoleh informasi bahwa penyebabnya karena siswa tidak

mempunyai penguasaan materi yang cukup sehingga kerap salah saat menuliskan

rumus. Sesuai dengan ungkapan Risma Rintias Saputri, dkk (2018) bahwa siswa

melakukan kesalahan prosedur tidak tepat (ip) karena tidak memahami materi, dan

kurangnya pemahaman konsep dalam mengoperasikan bilangan.

c. Kesimpulan hilang (oc)

Dalam kasus ini, kesalahan dengan kategori kesimpulan hilang dapat terjadi

karena subjek SKT tidak menuliskan kesimpulan akhir dari penyeleseaian.

Adapun faktor penyebabnya yaitu siswa tidak terbiasa menuliskan kesimpulan

akhir dan hanya mementingkan hasil akhir dari perhitungan sehingga sering

melewatkan untuk menuliskan kesimpulan jawaban. Hal ini sejalan dengan


62

penelitian Mohammad Yusup (2020) yang mengungkapkan bahwa kesalahan

dengan kategori kesimpulan hilang (oc) terjadi karena siswa tidak menyimpulkan

hasilnya setelah siswa mengerjakan soal tersebut dan hasil akhir yang salah akibat

dari kesalahan yang terjadi sebelumnya.

d. Konflik level respon (rlc)

Dalam kasus ini, kesalahan dengan kategori konflik level respon terjadi

karena subjek SKT langsung menuliskan jawaban tanpa menguraikan secara rinci

proses atau langkah-langkahnya. Pada kasus ini subjek SKT langsung menuliskan

nilai b= 5000 semantara cara mendapatkan nilai b tersebut tidak dituliskan dalam

lembar jawaban. Adapun faktor penyebab karena siswa terburu-buru saat

mengerjakan dengan alasan supaya pekerjaannya cepat terselesaikan.

2. Kesalahan subjek SKS dalam menyelesaikan soal barisan dan deret

berdasarkan Watson’s Error Category

Kesalahan yang dialami Subjek SKS dalam menyelesaikan soal barisan

dan deret berdasarkan Watson’s Error Category yaitu kesalahan data tidak tepat

(id), prosedur tidak tepat (ip), data hilang (od), masalah hierarki keterampilan

(shp), manipulasi tidak langsung (um) dan kesimpulan hilang (oc).

a. Data tidak tepat (id)

Dalam kasus ini, subjek SKS melakukan kesalahan dengan kategori

data tidak tepat dikarenakan salah dalam menentukan apa yang ditanyakan

dari soal. Subjek SKS menuliskan bahwa yang ditanyakan dari soal adalah

nilai dari U24 sedangkan yang ditanyakan dari soal adalah nilai dari S24. Dari
63

uarian analisi yang dilakukan sebelumnya, diperoleh informasi bahwa faktor

penyebabnya karena subjek kurang memahami permasalahan dalam soal

sehingga siswa keliru dalam menentukan apa yang ditanyakan dari soal.

b. Prosedur tidak tepat (ip)

Dari analisis data yang telah dilakukan sebelumnya, kategori kesalahan

ini terjadi ketika siswa berusaha mengoperasikan pada tingkat yang tetpat

tetapi salah dalam menggunakan langkah-langkah penyelesaian. Adapun letak

kesalahannya adalah saat subjek SKS salah dalam memahami apa yang

ditanyakan dari soal sehingga cara penyelesaiannya tidak sesuai dengan apa

yang diminta oleh soal. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sry

Hariani, dkk (2019) menjelaskan bahwa pada kasus prosedur tidak tepat (ip)

terjadi karena cara atau langkah-langkah penyelesaian yang digunakan siswa

tidak tepat, akan tetapi siswa berupaya mengoperasikannya dengan tepat.

c. Data Hilang (od)

Dalam kasus ini, subjek melakukan kesalahan dengan kategori data

hilang dikarenakan dari proses penyelesaian siswa terdapat data yang hilang

sehingga menyebabkan penyelesaiannya salah. Letak kesalahan yang

dilakukan subjek adalah saat menyelesaikan soal nomor 2. Subjek salah saat

menyederhanakan persamaan 2x2 + 4x + 16 = 260. Subjek hanya

menyederhanakan pada ruas kiri (2x2 + 4x + 16) sedangkan nilai pada ruas
64

kanan (260) tidak diikutkan dalam penyelesaian atau dihilangkan. Penyebab

dari kesalahan data hilang adalah tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal serta

kurangnya ketelitian dalam mengoperasikan bilangan.

d. Masalah hierarki keterampilan (shp)

Adapun letak kesalahannya yaitu siswa salah dalam memanipulasi

rumus awal menjadi rumus yang diminta oleh atau kesalahan merubah bentuk

persamaan menjadi persamaan yang sesuai dengan perintah soal. Subjek SKS

melakukan jenis kesalahan ini saat berusaha mengerjakan soal nomor 2 pada

3n
tahap mengoperasikan 976 = . Subjek tidak dapat menyelesaikan persamaan
2
n
3
976 = karena tidak mampu menuangkan konsep atau cara penyelesaian
2

untuk memperoleh nilai n tersebut. Adapun faktor penyebabnya yaitu

kurangnya pemahaman konsep dalam mengoperasikan bilangan. Sesuai

dengan hasil penelitian Sry Hariani, dkk (2019) bahwa penyebab terjadinya

kesalahan masalah hierarki keterampilan dikarenakan kurang menguasai

konsep operasi hitung serta kurangnya latihan dalam menyelesaikan masalah.

e. Manipulasi tidak langsung (um)

Dalam kasus ini, subjek SKS melakukan kesalahan dengan kategori

manipulasi tidak langsung (um) karenakan didalam penyelesaian terdapat cara

penyelesaian yang menyalahi aturan operasi hitung sehingga tahap

penyelesaiannya menjadi tidak logis. Kasus ini terjadi pada subjek SKS saat
65

n
3 −1
160( )
2
mengerjakan soal nomor 3 pada bagian 2110 = . subjek berusaha
1
2

mengeliminasi nilai 160 dengan cara kedua ruas dikurangi 160, sehingga
n
3 −1
( )
2
penyelesaiannya menjadi 2110-160 = . Penyebab dari kasus ini karena
1
2

subjek kurang menguasai operasi hitung dan kurangnya ketelitian dalam

menyelesaikan masalah. Sry Hariani, dkk (2019) menyatakan bahwa

kesalahan manipulasi tidak lagsung (um) kesalahan yang terjadi karena siswa

menggunakan alasan yang acak dan tidak logis dalam pengerjaannya.

f. Kesimpulan hilang (oc)

Letak kesalahannya yaitu subjek tidak menuliskan kesimpulan akhir

dari penyeleseaian atau kesimpulan yang dituliskan tidak sesuai dengan

perintah soal. Adapun faktor penyebabnya yaitu siswa lupa menuliskan

kesimpulan karena tergesa-gesa karena ingin cepat menyelesaikan tes dan

akibat dari kesalahan sebelumnya serta tidak melakukan pemeriksaan ulang

terhadap proses penyelesaiannya.

3. Kesalahan subjek SKR dalam menyelesaikan soal barisan dan deret

berdasarkan Watson’s Error Category

Kesalahan yang dialami Subjek SKR dalam menyelesaikan soal barisan


66

dan deret berdasarkan Watson’s Error Category yaitu kesalahan data hilang (od),

prosedur tidak tepat (ip), kesimpulan hilang (oc), selain ketujuh kategori (ao).

a. Data hilang (od)

Dalam kasus ini, subjek SKR melakukan kesalahan dengan kategori

data hilang dikarenakan siswa tidak mengetahui dan menuliskan data yang

diketahui dengan lengkap serta tidak menggunakan data yang diketahui dalam

penyelesaian. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mohamad Yusup (2020)

bahwa jenis kesalahan ini, siswa gagal menginput data yang diketahui ke

dalam penyelesaian atau tidak menggunakan data yang seharusnya berguna

dalam penyelesaian soal. Dari urian analisi yang dilakukan sebelumnya,

diperoleh informasi bahwa faktor penyebabnya karena tidak mengetahui

permasalahan dalam soal dan tidak mengerti dengan hal yang diketahui dari

soal serta kurangnya penguasaan materi barisan dan deret.

b. Prosedur Tidak Tepat (ip)

Dalam kasus ini, subjek SKR melakukan kesalahan dengan kategori

prosedur tidak tepat dikarenakan siswa lebih mendahulukan mengerjakan

penjumlahan dibandingkan perkalian sehingga proses penyelesaian menjadi

tidak logis. Hal ini sejalan dengan penelitian Risma Rintias Saputri, dkk

(2019) yang menjelaskan bahwa kesalahan prosedur tidak tepat adalah

kesalahan siswa yang telah mengerjakan soal namun cara mengoperasikan

bilangan tidak tepat. Dari urian analisi yang dilakukan sebelumnya, diperoleh

informasi bahwa faktor penyebabnya karena subjek kurang menguasai konsep

operasi perhitungan, tidak teliti dalam melakukan proses perhitungan, dan


67

tidak memeriksa kembali proses penyelesaiannya.

c. Konflik level respon (shp)

Dalam kasus ini, subjek SKR melakukan kesalahan dengan kategori

konflik level respon dikarenakan siswa menuliskan jawaban secara langsung

tanpa menyertakan cara penyelesaiannya. Dari urian analisi yang dilakukan

sebelumnya, diperoleh informasi bahwa faktor penyebabnya karena asal-

asalan dalam menuliskan jawaban karena tidak mengetahui rumus yang

semestinya digunakan, tidak memahami soal, tidak mengetahui data yang

diketahui dan yang ditanyakan serta kurangnya penguasaan materi barisan dan

deret. Hal ini sependapat dengan Mohamad Yusup (2020), bahwa penyebab

siswa melakukan kesalahan konflik level respon karena siswa kurang

memahami masalah dalam soal yang sehingga siswa tidak cara atau langkah-

langkah penyelesaian yang harus dipakai untuk menyelesaikan soal yang pada

akhirnya siswa hanya menuliskan jawaban dengan asal-asalan.

d. Kesimpulan hilang (oc)

Letak kesalahannya yaitu subjek tidak menuliskan kesimpulan akhir

dari penyeleseaian. Adapun faktor penyebabnya yaitu siswa lupa menuliskan

kesimpulan akhir karena tidak terbaisa, dan akibat dari kesalahan sebelumnya.

e. Selain ketujuh kategori kesalahan watson (ao)

Dalam kasus ini, subjek melakukan kesalahan dengan kategori selain

ketujuh kategori Watson (ao) karena tidak menuliskan jawaban sama sekali.
68

Sejalan dengan hasil penelitian Mohammad Yusup (2020) dikategori jenis ini,

kesalahan yang dilakukan oleh siswa tak tergolongkan di ketujuh siswa yang

lain tersebut maka digolongkan pada ketegori kesalahan ini yaitu tidak

menuliskan jawaban. Berdasarkan analisis sebelumnya, diperoleh informasi

bahwa penyebabnya karena subjek kurang menguasai materi barisan dan

deret, tidak mengetahui permasalahan soal dan tidak mengetahui langkah-

langkah atau proses penyelesaian yang harus digunakan.


69
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berikut adalah paparan kesimpulan yang dapat diangkat sesuai

pembahasan.

1. Subjek SKT melakukan kesalahan berdasarkan Wantson’s Error Category

dalam menyelesaikan soal materi barisan dan deret sebanyak 4 kategori

kesalahan yaitu data tidak tepat (id), prosedur tidak tepat (ip), kesimpulan

hilang (oc) dan konflik level respon (rlc).

2. Subjek SKS melakukan kesalahan berdasarkan Wantson’s Error Category

dalam menyelesaikan soal materi barisan dan deret sebanyak 5 kategori

kesalahan yaitu kesalahan data tidak tepat (id), prosedur tidak tepat (ip),

masalah hierarki keterampilan (shp), manipulasi tidak langsung (um) dan

kesimpulan hilang (oc).

3. Subjek SKR melakukan kesalahan berdasarkan Wantson’s Error Category

dalam menyelesaikan soal materi barisan dan deret sebanyak 4 kategori

kesalahan yaitu yaitu kesalahan data hilang (od), manipulasi tidak langsung

(um), kesimpulan hilang (oc), selain ketujuh kategori (ao).

4. Faktor-faktor penyebab siswa melakukan kesalahan diantaranya adalah:

a. Kurangnya penguasaan materi barisan dan deret.

b. Siswa kurang teliti dalam mengoperasikan biangan.

69
70

c. Siswa kurang teliti dalam membaca soal.

d. Siswa tidak terbiasa menuliskan kesimpulan akhir.

B. Saran

Adapun saran dari peneliti berdasarkan kesimpulan diatas antara lain yaitu

sebagai berikut:

a. Untuk siswa

1. Siswa rajin mengerjakan soal-soal untuk meningkatkan kemampuan dan

keterampilan dalam pemecahan masalah matematika.

2. Siswa lebih teliti dan fokus dalam mengerjakan soal-soal untuk

menghindari terjadinya kesalahan saat mengerjakan soal

3. Siswa melakukan pengecekan kembali terkait hasil jawabannya untuk

menyadari apakah ada kesalahan atau tidak.

b. Untuk Guru

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk guru

agar mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dan faktor

penyebabnya. Kemudian menjadikannya acuan untuk meningkatkan pembelejaran

dikelas dengan menggunakan metode-metode pembelajaran yang cocok dengan

siswa sehingga siswa dapat memahami pembelajaran dengan baik dan dapat

menghindari terjadinya kesalahan-kealahan dalam mengejakan soal.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin. (2018). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Matematika Berdasarkan Prosedur Newman di SMP Muhammadiyah 02

Medan . Journal of Materials Processing Technology, 1(1), 1–8.

http://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001%0

Departemen Pendidikan Dan Kurikulum. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Depertemen Nasional Balai Pustaka.

Depdiknas. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Depdiknas.

Ibrahim, Hervino. 2012. Teori Belajar Perilaku. Mister Phsics Education.

http://misterphisicseducation.blogspot.com/2012/teoribelajarperilaku.html.

Diakses pada 09 April 2021.

Islami, A. N., Nugrahaeni, A., Rahmayani, S., & Zanthy, L. S. (2021). Analisis
kesalahan siswa pada materi fungsi berdasarkan kriteria watson. 4(3), 719–
728. https://doi.org/10.22460/jpmi.v4i3.719-728

Kemendikbud. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Legutko,M. 2008. An Analysis of Stu dents Mathematical Errrors in The Teaching

Research Process. Prosiding Handbook of Mathematics Teaching

Research. Krakow: University of Krakow

Munawaroh, N., Rohaeti, E. E., & Aripin, U. (2018). Analisis Kesalahan Siswa

Berdasarkan Kategori Kesalahan Menurut Watson Dalam Menyelesaikan

Soal Komunikasi Matematis Siswa SMP. 1(5), 993–1004.

71
72

Ningsih, N., Hariyani, S., & Fayeldi, T. (2019). Analisis Kesalahan Siswa dalam

Menyelesaikan Soal Lingkaran Berdasarkan Kategori Watson. 7(2), 187–

200.

Queen, Nur. 2018. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal

Matematika di MTS Swasta Aisyiyah. Sumatra Utara: Universitas Islam

Negeri Sumatra Utara.

Ratnasari. (2018). Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Matematika

Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Kretek. Prosiding Seminar Nasional

Etnomatnesia, 140–146.

http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/etnomatnesia/article/view/2305/0

Rosyidi, Abdul Haris. 2005. Analisis Kesalahan Siswa Kelas II MTs Alkhoiriyah

dalam Menyelesaikan Soal Cerita yang Terkait dengan Sistem Persamaan

Linier Duah Peubah. Surabaya:Unesa.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta

______. 2019. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung : Alfabeta

Zanthy, L. S., Studi, P., & Matematika, P. (2016). PENGARUH MOTIVASI

BELAJAR DITINJAU DARI. 1(1).

Zebua, V. (2020). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Barisan

Dan Deret Ditinjau Dari Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis.

Jurnal LEMMA, 6(2), 122–133. https://doi.org/10.22202/jl.2020.v6i2.4088


LAMPIRAN
74

LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN
 KISI-KISI TES KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA
 SOAL TES KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA

 ATLERNATIF JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN


 KISI-KISI TES SOAL BARISAN DAN DERET

 SOAL TES MATERI BARISAN DAN DERET


 LEMBAR JAWABAN TES BARISAN DAN DERET

 PEDOMAN WAWANCARA
75

KISI-KISI TES KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA

Sekolah : SMA Negeri 5 Selayar

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Barisan dan Deret

Alokasi Waktu : 45 menit

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi No. Soal

Menggeneralisasi pola
 Menentukan rumus suku ke-n
bilangan dan jumlah 1 dan 2
dan menentukan jumlah deret
barisan dan deret aritmatika
aritmatika.
serta barisan dan deret 3
 Menentukan nilai suku ke-n
geometri.
dari suatu barisan bilangan

geometri. 4

 Menentukan nilai suku ke-n

dari suatu barisan bilangan

aritmatika.
76

SOAL TES KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA


Petunjuk:

1. Membaca doa sebelum memulai tes.

2. Tulislah identitas masing-masing dipojok kanan atas pada lembar jawaban


yang telah disediakan.

3. Jangan menyontek dan menggunakan kalkulator.

4. Tes ini hanya untuk kepentingan penelitian dan tidak berpengaruh terhadap
nilai matapelajaran matematika.

Soal:

1. Diketahui suatu deret aritmatika 1 + 4 + 7 + 10 +....


Carilah:
a. Rumus suku ke-n
b. Rumus jumlah n suku pertama
c. Jumlah 20 suku pertama
2. Pertambahan hasil produksi mobil di Indonesia adalah deret hitung (deret
aritmatika). Jika produksi pada bulan pertama adalah 150 unit dan produksi
pada bulan ke-4 adalah 180 unit, jumlah produksi mobil di Indonesia pada
tahun pertama adalah...
3. Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 40 m. Jika tinggi pantulan bola adalah
setengah dari pantulan sebelumnya, tinggi bola pada pantulan ke-4 adalah...
4. Gambar dibawah ini menunjukkan pola yang disusun dari batang korek api.
Banyaknya batang korek api pada pola ke-7 adalah....
77

ALTERNATIF JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN

No Pembahasan Skor Total


1 Diketahui: a = 1, 1
b = 4 - 1= 3 1
Ditanyakan
a. Rumus Un = ...? 1
b. Rumus Sn =...? 1
c. S20 =...? 1
Penyelesaian:
1 20
a. Un = a + ( n - 1 )b
= 1 + ( n - 1 )3 1
= 1 + 3n - 3 1
= 3n – 2 1
Jadi rumus Un = 3n – 2 1
b. Jumlah n suku pertama
n 1
Sn= ( a + Un )
2 1
n 1
Sn= ( 1 + 3n-2 )
2
1
n
Sn= (3n-1 )
2
3 n2 n
Sn= -
2 2
3 n2 n 1
Jadi rumus Sn= -
2 2
78

c. Jumlah 20 suku pertama


Sn= 3n2 – n 1
2 2
Sn= 3(20)2 – 20 1

2 2
= 600 – 10 1

= 590 1

Jadi, 20 jumlah suku pertama adalah 590. 1

No Pembahasan Skor Total


2 Diketahui : a = U1 = 150 1
1
U4 = 180
Ditanyakan : U12 = ....? 1
Penyelesaian:
1
Un = a + ( n - 1 )b 1
U4 = 150 + ( 4 - 1 )b 1 15
1
180= 150 + 3b 1
180-150 = 3b 1
30
=b
3
10 = b
n 1
Sn= ( 2a +( n – 1) b )
2 1
1
12
S12= ( 2 x 150 +(12 – 1) 10 ) 1
2 1
12
S12= ( 300 + 110 )
2
S12= 6 (410)
S12= 246 0
Jadi produksi mobil pada tahun pertama adalah 2460 1

3 1 1
Diketahui a = 40 x = 20
2
1
79

1
r=
2
ditanyakan : U4 = ....? 1
9
penyelesaian:
U4 = arn-1 1
1 4 −1 1
U4 = 20 x( ¿¿
2
1
1 3
U4 = 20 x ( ) 1
2
1 1
U4 = 20 x
8
U4 = 2,5
Jadi tinggi pantulan ke-empat adalah 2.5 meter 1

No Pembahasan Skor Total


4 1
1. Diketahui : U1 = a = 7
1
U2 = 11 1
U3= 15
1
Ditanyakan U7 =…?

Penyelesaian 1 10
b = U2 – U1 = 11 – 7 = 4 1
U7 = a + ( n - 1 )b 1
1
U7 = 7 + ( 7 - 1 ) 4 1
U7 = 7 + 24
U7 = 31

Jadi jumlah batang korek api pada pola ke-7 1


adalah 31

Skor Maksimal 54
80

jumlah skor jumlah skor


Nilai akhir = x 100= x 100
skor maksimal 54

KISI-KISI SOAL TES BARISAN DAN DERET

Sekolah : SMA Negeri 5 Selayar


Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Pokok Bahasan : Barisan dan Deret
Kelas/Semester : XI MIA/Ganjil
Jumlah Soal : 3 nomor
Kompetensi Dasar Indikator Soal Nomor Soal
Soal
Menggeneralisasi 1 Seorang anak menabung
 Menentukan jumlah di suatu bank dengan
pola bilangan dan
suku ke-n dari selisih kenaikan
jumlah barisan dan
barisan aritmatika tabungan antar bulan
deret aritmatika
tetap. Pada bulan
serta barisan dan pertama sebesar Rp.
deret geometri. 50.000,00, bulan
keduaRp.55.000,00,
bulan ketiga
Rp.60.000,00 dan
seterusnya. Besar
81

2 tabungan anak tersebut


selama dua tahun adalah

 Menentukan nilai 3 Jika 4 + 6 + 8 + 10 +....+


suku ke-n barisan x = 130, maka nilai x
adalah?
aritmatika.
Diketahui suku pertama
 menentukan nilai dari deret geometri
suku ke-n dari 3
adalah 160, rasionya ,
barisan geometri 2
dan Sn sama dengan
2110! Tentukanlah
nilai n

SOAL TES MATERI BARISAN DAN DERET

Mata Pelajaran : Matematika Wajib


Pokok Bahasan : Barisan dan Deret
Kelas/Semester : XI MIA/Ganjil
Jumlah Soal : 3 nomor
Alokasi waktu : 45 Menit

Petunjuk:
1. Membaca doa sebelum memulai tes.
2. Tulislah identitas masing-masing dipojok kanan atas pada lembar jawaban
yang telah disediakan.
3. Tuliskan apa yang diketahui, ditanyakan dan kesimpulan jawaban pada soal.
4. Selesaikan soal dengan cermat dan teliti mulai dari soal yang dianggap paling
mudah.

5. Tes ini hanya untuk kepentingan penelitian dan tidak berpengaruh terhadap
82

nilai matapelajaran matematika.

Soal:

1. Seorang anak menabung di suatu bank dengan selisih kenaikan tabungan antar
bulan tetap. Pada bulan pertama sebesar Rp. 50.000,00, bulan
keduaRp.55.000,00, bulan ketiga Rp.60.000,00, dan seterusnya. Besar
tabungan anak tersebut selama dua tahun adalah …

2. Jika 4 + 6 + 8 + 10 +....+ x = 130, maka nilai x adalah?

3
3. Diketahui suku pertama dari deret geometri adalah 160, rasionya , dan Sn
2
sama dengan 2110! Tentukanlah nilai n!

KUNCI JAWABAN SOAL TES MATERI BARISAN DAN DERET

1. Diketahui: U 1= a = Rp. 50.000,00


U 2 = Rp. 55.000,00
U 3 = Rp. 60.000,00
S
Ditanyakan : 24 = …?
Penyelesaian:
b = U 2– U 1 = Rp. 55.000,00 – Rp. 50.000,00 = Rp. 5.000,00
2 tahun = 24 bulan, jadi n = 24
Sn =   (2a + (n – 1) b)
S24   =   (2(50.000) + (24 – 1)5.000)
   = 12 (100.000 + 23(50.000))
   = 12 (100.000 + 115.000)
   = 12 (215.000)
= 2.580.000
Besar tabungan anak tersebut selama dua tahun adalah Rp. 2.580.000

2. Diketahui: deret aritmatika 4 + 6 + 8 + 10 +....+ x = 130


a = 4, b = 6 – 4 = 2, dan Sn = 130
83

Ditanyakan : nilai Un = x = ….?


Penyelesaian :
Menentukan n:
Un = x
a + (n – 1) b = x
4 + (n – 1) 2 = x
4 + 2n – 2 = x
2n = x – 2
x –2
n =
2
Sn = 130
n
¿ u ) = 130
2 n
x–2
2 = 130
(4 +x )
2
x –2
( 4 + x )= 130
4
(x – 2) (4 + x) = 520
4x + x2 – 8 – 2x = 520
x2 + 2x – 528 = 0
(x + 24) (x –22) = 0
x = - 24 atau x = 22
jadi nilai x adalah 22

3. Diketahui : a = 160
3
r=
2
Sn = 2110
Ditanyakan: n = ...?
Jawab:
n
a(r −1)
Sn =
r−1
3 n
160(( ) −1)
2
2110 =
3
−1
2
3 n
160(( ) −1)
2
2110 =
1
2
2110 = 320 ¿)
3 n 2110
( ) −1 ) =
2 320
84

n
3 2110
( ) = +1
2 320
3 n 243
( ) =
2 32
n 5
3 3
( ) = 5
2 2
n
3
( ) = ¿ )5
2
n=5
jadi n = 5

PEDOMAN WAWANCARA

A. Tujuan Wawancara

Tujuan wawancara adalah untuk menumpulkan data tentang kesalahan

yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berdasarkan kategori

watson pada materi barisan dan deret.


85

B. Jenis Wawancara

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

tak terstruktur.

C. Pelaksanaan Wawancara

Pelaksanaan wawancara dilakukan setelah setelah subjek melakukan tes

matematika materi barisan dan deret. Indikator kesalahan dalam menyelesaikan

soal matematika pada penelitian ini mengacu pada kategori kesalahan menurut

Watson.

No Kategori Kesalahan Indikator Kesalahan


1. Data tidak tepat (id) Tidak menggunakan data yang seharusnya
dipakai
4. Kesalahan dalam penggunaan rumus.
2. Prosedur tidak tepat (ip) 5. Penggunaan tanda yang salah.
6. Salah mengoperasikan bilangan.
3. Data hilang (od) 3. Data yang diketahui tidak disebutkan.

4. Data yang diketahui tidak digunakan


dalam menyelesaikan soal.
4. Kesimpulan hilang (oc) Kesimpulan tidak disebutkan

No Jenis-jenis Kesalahan Indikator Kesalahan


5. Konflik level respon (rlc) Jawaban ditulis secara langsung tanpa
menyertakan cara penyelesaian dan alasan
yang masuk akal.
6. Manipulasi tidak langsung Ketidaklogisan proses penyelesaian dari tahap
awal hingga selanjutnya.
(um)

7. Masalah hierarki Menerapkan konsep aljabar yang salah.


keterampilan (shp)
86

8. Selain ketujuh kategori di 1. Menulis ulang soal


atas (ao) 2. Jawaban tidak dituliskan

Berikut di bawah ini adalah gambaran umum pedoman wawancara. Dalam

pelaksanaanya, pertanyaan yang diberikan bisa bertambah atau berkurang sesuai

hasil jawaban siswa. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukaan saat

wawancara ialah sebagai berikut:

Bentuk Pertanyaan:

1. Data Tidak Tepat atau Innapropiate Data (id)

a. Setelah anda membaca soal tersebutinformasi apa yang anda dapatkan

atau peroleh?

b. Apa yang diketahui pada soal?

c. Apa yang ditanyakan pada soal?

2. Prosedur Tidak Tepat atau Inappropriate Procedure (ip)

a. Rumus apa yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal?

b. Mengapa anda menggunakan rumus tersebut?

c. Apakah operasi bilangan yang anda gunakan sudah sesuai dengan operasi

dalam rumus?

d. Apakah setiap langkah penyelesaian sudah benar?

3. Data hilang atau omitted data (od)


87

a. Apakah ada data lain yang seharusnya dimasukkan ke dalam rumus?

b. mengapa anda tidak menggunakan data yang seharusnya dimasukkan ke

dalam rumus?

4. Kesimpulan hilang atau omitted conclusion (oc)

a. Apa kesimpulan yang anda peroleh dari hasil perhitungan?

b. mengapa kesimpulan dari hasil perhitungan tidak anda tuliskan pada

lembar jawaban?

5. Konflik level respon atau response level conflict (rlc)

a. Coba koreksi ulang hasil perhitungannya!

b. Berikan alasan terhadap setiap jawaban dari pertanyaan?

c. Bagaimanakah anda yakin bahwa jawaban anda sudah benar?

d. Dapatkah anda memeriksa kebenaran dari jawaban anda?

6. Manipulasi tidak langsung atau undirected manipulation (um)

a. Menurut anda apakah langkah-langkah penyelesaian dari awal hingga

akhir sudah benar?

b. Dapatkah jawaban tersebut dicari dengan cara lain?

7. Masalah hirarki keterampilan atau skill hierarchy problem (shp)

a. Apakah operasi hitung yang anda gunakan sudah sesuai dengan aturan

perhitungan?

8. Selain ketujuh kategori di atas atau above other (ao)

a. Mengapa anda hanya menuliskan kembali soal tanpa disertai dengan


88

jawaban?

b. Mengapa anda tidak menuliskan jawaban untuk soal tersebut?


89

LAMPIRAN 2
LEMBAR HASIL PENELITIAN
 TABEL PENGKATEGORIAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

 HASIL TES KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA

 HASIL TES MATERI BARISAN DAN DERET

TABEL PENGKATEGORIAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

No Nama L/P Nilai Kategori


1 Abdul Rahim L 51,85 Rendah
2 Andi Cawang DG. Sunggu P 88,87 Tinggi
3 Darwis L 53,71 Rendah
4 Dewi Anti P 87,03 Tinggi
5 Ferdi Ananta P 64,81 Sedang
90

6 Firma P 79,62 Sedang


7 Fitriani P 72,21 Sedang
8 Handika Ifandi L 55,56 Rendah
9 Israyanti Magfirah P 90,19 Tinggi
10 Lidia Kalsum P 87,03 Tinggi
11 Lira Amalia Ikbal P 68,51 Sedang
12 Martika P 83,82 Tinggi
13 Mira syahdila B P 74,07 Sedang
14 Mustaming L 50 Rendah
15 Norma P 75,92 Sedang
16 Rafdal Aslam L 59,25 Rendah
17 Riswandi L 55,56 Rendah
18 Rosnani P 79,62 Sedang
19 Salmiati P 79,62 Sedang
20 Yuli yanti P 64,81 Sedang

LEMBAR JAWABAN TES KEMAMPUAN AWAL

 SUBJEK PENELITIAN SKT


91
92
93

 SUBJEK PENELITIAN SKS


94
95

 SUBJEK PENELITIAN SKR


96
97

LEMBAR JAWABAN TES MATERI BARISAN DAN DERET

 SUBJEK PENELITIAN SKT


98
99

 SUBJEK PENELITIAN SKS


100
101

 SUBJEK PENELITIAN SKR


102

LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI
103

DOKUMENTASI TES TERTULIS


104

DOKUMENTAS SAAT WAWANCARA


105

LAMPIRAN 4
PERSURATAN
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120

LAMPIRAN 5
POWER POINT
121
122
123
124

LAMPIRAN 6
HASIL TURNITIN
125
126
127
128
129
130
131

RIWAYAT HIDUP

Risda Yanti, panggilan Risda lahir di Kayuadi pada

tanggal 20 Januari 2000 dari pasangan bapak Muhammad

Arisi, S.Pd.,SD dan ibu Angku Daeng. Peneliti adalah

anak kedua dari tiga bersaudara. Saat ini peneliti

bertempat tinggal di Jalan Sultan Alauddin II, Kelurahan

Mangasa, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Peneliti

memulai pendidikan sekolah dasar pada tahun 2005 di SD Negeri Tangnga-

Tangnga dan tamat pada tahun 2011, tamat SMP Negeri 1 Taka Bonerate pada

tahun 2014, tamat SMA Negeri 5 Selayar pada tahun 2017 kemudian tahun 2017

mulai mengikuti Program S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan studi

Pendidikan Matematika kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

Anda mungkin juga menyukai