Anda di halaman 1dari 114

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MENURUT

TEORI ANDERSON DAN KRATHWOHL MATERI PROGRAM LINEAR


PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 18 BONE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH :
Nur Ahyana
NIM. 10536 11047 16

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Janganlah Kamu Takut dan Janganlah Kamu Bersedih Hati.


Sesungguhnya Allah Ada Bersama Kita” (Q.S At-Taubah:40)”

“ Selesaikan Apa Yang Kamu Mulai, Apapun Itu Jalani dan Syukuri”

“Bukan Aku Yang Hebat, Tapi Doa Orang Tua Ku Yang Kuat"

Karya kecil ini kupersembahkan untuk:


 Alm ayahanda Palinrungi, Terimakasih untuk 21 tahun 4 bulan 14 harinya.
Sabar dan teguhmu menjadi kekuatan buatku.
 Ibunda Tercinta Nur Kaya yang darah, air mata, cinta kasih sayang, air susu
dan keringatnya mengalir di dalam tubuhku. Terimakasih untuk tetap kuat
sampai saat ini.
 Untuk saudara-saudara(i) ku tercinta, serta seluruh keluarga besarku yang
selalu mendukung dan memberikan semangat kepadaku dalam
menyelesaikan studiku selama ini.

vi
ABSTRAK

Nur Ahyana, 2020, Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Menurut Teori
Anderson dan Krathwohl Materi Program Linear pada Peserta Didik Kelas XI
SMA Negeri 18 Bone. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing oleh Andi Alim Syahri, S.Pd., M.Pd. sebagai Pembimbing I dan
Kristiawati, S.Pd., M.Pd. sebagai Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat
tinggi peserta didik berdasarkan teori Anderson dan Krathwohl materi program
linear pada level menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Kelas yang dipilih
adalah kelas XI MIA 1 semester ganjil yang telah mempelajari materi program
linear, kelas tersebut dipilih berdasarkan kelas yang memiliki hasil belajar yang
tinggi atau aktif dan berprestasi diantara kelas XI yang lain. Subjek dalam
penelitian ini berdasarkan hasil tes yang terdiri dari 2 peserta didik yang memiliki
nilai tertinggi. Instumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir
tingkat tinggi dan wawancara. Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data pada
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa subjek dapat memenuhi kemampuan berpikir tingkat tinggi
dilihat dari level menganalisis, dimana subjek dapat membedakan hal-hal yang
relevan, dapat mengorganisasikan informasi dan dapat menghubungakan
informasi dalam suatu konsep. Pada level mengevaluasi, subjek dapat memeriksa
fakta-fakta yang ada dan mengkritisi suatu hal yang kurang tepat dan pada level
mencipta, subjek dapat menciptakan dan merancang langkah-langkah pemecahan
masalah dan menghasilkan produk baru.

Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Teori Anderson dan


Krathwohl.

vii
ABSTRACT

Nur Ahyana, 2020, Analysis of High order Thinking Skiill according to Anderson
and Krathwohl Theory of Linear Program Material for Class XI Students of SMA
Negeri 18 Bone. Essay. Mathematics major. Faculty of Teacher Training and
Education. Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Andi Alim
Syahri, S.Pd., M.Pd. as Advisor I and Kristiawati, S.Pd., M.Pd. as Advisor II.
This study aims to determine the students' high-order thinking skills
based on Anderson and Krathwohl's theory of linear programming material at the
level of analyzing, evaluating and creating. This type of research used in this
research is descriptive research. The class chosen is class XI MIA 1 odd semester
that has studied linear program material, the class is selected based on classes
that have high learning outcomes or are active and have good achievement
among other XI classes. The subjects in this study were based on the results of the
tests which consisted of 2 students who had the highest scores. The instruments in
this study were tests of higher order thinking skills and interviews. Data analysis
in this research is carried out in stages which include data collection, data
reduction, data presentation and conclusion drawing. The data validity checking
technique in this study was carried out by using triangulation of sources. The
results show that the subject can meet high-order thinking skills seen from the
level of analysis, where the subject can distinguish relevant things, can organize
information and can connect information in a concept. At the level of evaluating,
the subject can check existing facts and criticize something that is not quite right
and at the level of creation, the subject can create and design problem-solving
steps and produce new products.

Keywords: High Order Thinking Skill, Anderson and Krathwohl Theory

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada

Allah SWT, yang karena-Nya kita hidup dan hanya kepada-Nya kita kembali.

Tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan pertolongan kepada hambanya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Salam dan shalawat semoga

tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para keluarganya,

para sahabatnya serta orang-orang yang tetap istiqomah di jalan-Nya.

Teristimewa dan terutama sekali penulis sampaikan ucapan terima kasih

yang tulus kepada kedua orang tua tercinta Nur Kaya dan Palinrungi atas segala

pengorbanan dan do’a restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam

menuntut ilmu sejak kecil sampai sekarang ini. Semoga apa yang telah mereka

berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di

dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan motivasi dari banyak pihak,

maka skripsi ini tidak dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Andi Alim Syahri, S.Pd., M.Pd. Pembimbing I dan Kristiawati, S.Pd.,M.Pd

pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi

sejak awal penyusunan proposal hingga selesaianya skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

3. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.


ix
4. Bapak Mukhlis, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar.

5. Bapak Ma’rup, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar, sekaligus sebagai validator pada saat penyusunan

instrumen penelitian.

6. Bapak Dr. Haerul Syam, M.Pd., Sebagai validator pada saat penyusunan

instrumen penelitian,

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya

Jurusan Pendidikan Matematika yang telah mendidik dan memberikan bekal

ilmu pengetahuan kepada penulis selama menempuh kuliah.

8. Bapak Drs. Muhammad Syahrir, M.H. Selaku kepala SMA Negeri 18 Bone

atas kesediaannya memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

9. Ibu Sumarni, S.Pd., Guru bidang studi matematika yang telah memberikan

bantuan dan masukan selama penulis melaksanakan penelitian.

10. Adik-adik kelas XI Mia 1 SMA Negeri 18 Bone yang telah membantu

penulis untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

11. Keluarga dan saudara(i) yang telah memberi dorongan dan motivasi.

12. Kepada sahabat seperjuanganku yang aku sayangi karena Allah Subhana

Wata’ala yaitu Ramlah, Yulinar, Dwi Puspa Melati Syam, Syamsinar dan

Hamrawati yang telah banyak membantu dan mensuport.

x
13. Saudara-saudariku mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

Angkatan 2016 terkhusus Kelas 2016 B yang telah berjuang bersama selama

kurang lebih empat tahun untuk bersama-sama menimba ilmu di bangku

perkuliahan, atas segala perhatian dan kebersamaan kita selama ini.

14. Seluruh pihak yang belum sempat dituliskan satu persatu, atas segala

perannya sehingga karya ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa betapapun telah berusaha memberikan yang

terbaik dalam penyusunan karya ini, namun tentu tidak akan mencapai

kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kemudian

menjadi bahan perbaikan karya ini.

Hanya Allah Subuhana Wata’ala yang dapat memberikan imbalan

yang setimpal. Semoga keikhlasan dan bantuan yang telah diberikan

memperoleh ganjaran di sisi-Nya. Aamiin.

Makassar, Februari 2021

Penulis

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAAN PEMBIMBING .............................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
E. Batasan Istilah ......................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .................................................... 10
B. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ..................................... 11
C. Syarat-syarat Soal HOTS ........................................................................ 11
D. Taksonomi Anderson dan Krathwohl ..................................................... 13
E. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Berdasarkan Anderson
dan Krathwohl ........................................................................................ 19
F. Program Linear ....................................................................................... 20
G. Penelitian Relevan .................................................................................. 26
H. Kerangka Pikir ........................................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 29
B. Subjek Penelitian .................................................................................... 29

xii
C. Prosedur Penelitian ................................................................................. 30
D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 33
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 34
G. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................. 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data ........................................................................................... 36
B. Pembahasan ............................................................................................ 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 52
B. Saran ....................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Taksonomi Bloom dan Anderson ........................................ 14


Tabel 2.2 Dimensi Proses Kognitif ....................................................................... 17
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal ........................................................................................ 31
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ............................................................................ 32
Tabel 4.1 Paparan Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Level
Menganalisis ......................................................................................................... 39
Tabel 4.2 Paparan Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Level
Mengevaluasi ........................................................................................................ 43
Tabel 4.3 Paparan Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Level
Mencipta ............................................................................................................... 47

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jawaban Peserta Didik pada Tahap Menganalisis............................. 4


Gambar 1.2 Jawaban Peserta Didik pada Tahap Mengevaluasi ........................... 5
Gambar 1.3 Jawaban Peserta Didik pada Tahap Mencipta ................................... 5
Gambar 4.1 Jawaban S1 Level Menganalisis ....................................................... 37
Gambar 4.2 Jawaban S2 Level Menganalisis ....................................................... 38
Gambar 4.3 Jawaban S1 Level Mengevaluasi ...................................................... 41
Gambar 4.4 Jawaban S2 Level Mengevaluasi ...................................................... 42
Gambar 4.5 Jawaban S1 Level Mencipta .............................................................. 45
Gambar 4.6 Jawaban S2 Level Mencipta .............................................................. 46

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman ini, dibutuhkan potensi yang mampu bersaing pada

perkembangan zaman yang semakin maju. Potensi ini dapat diperoleh melalui

pendidikan yang berkualitas dan bermutu tinggi disemua jenjang pendidikan.

Pendidikan membantu manusia memaksimalkan potensi yang dimilikinya.

Menurut Colin Rose dan Malcolm (Helmawati, 2019:4) menyatakan

bahwa keberhasilan pada abad ke-21 bergantung pada kemampuan kita

mengembangkan keterampilan yang tepat untuk menguasai kekuatan kecepatan,

kompleksitas, dan ketidakpastian yang berhubungan satu sama lain. Problematik

hidup yang makin kompleks mengharuskan peserta didik untuk menyesuaikan

diri terhadap perubahan. Maka dari itu, kemampuan berpikir harus lebih

dikembangkan sehingga dapat menghadapi perubahan zaman, jangan sampai

akhirnya mereka menjadi korban dari perubahan kemajuan itu sendiri.

Keterampilan berpikir merupakan salah satu ke cakapan hidup yang perlu

dikembangkan melalui proses pendidikan. Maka diperlukan suatu terobosan

yang bisa memperbaiki mutu pendidikan ke arah lebih bagus dan untuk

mengembangkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri. Adapun indikator pembelajaran bermutu

yaitu peserta didik mampu belajar secara mandiri dan dapat mengembangkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi. Peserta didik dikatakan mampu berpikir

1
2

tingkat tinggi apabila peserta didik tidak hanya mampu hafal informasi namun

juga dapat menerapkan informasi tersebut pada situasi tertentu.

Belajar bukan hanya aktivitas mengetahui jawaban, belajar bukan hanya

dilihat dengan prestasi dan hasil ujian, bukan hanya aktivitas diatas kertas.

Belajar merupakan perjalanan tanpa batas untuk menciptakan pemahaman dan

personal kita sendiri.

Namun pada kenyataannya, hasil belajar matematika peserta didik di

Indonesia masih sangat kurang. (Indah, 2019) dalam pernyataan Kemdikbud,

2016: Laporan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)

tahun 2011 yang dicapai peserta didik Indonesia untuk kategori rendah (400)

masih belum tercapai, dan sangat jauh dari kategori mahir (625). Jadi, hal ini

yang menyebabkan tingkat kemampuan peserta didik Indonesia masih sangat

rendah meskipun soal yang diberikan sudah sangat bervariasi.

Pembelajaran matematika yang mampu melatih kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa ialah pembelajaran yang dapat membuat para siswa dalam

menggeluti ide-ide baru, mengerjakan dan bertahan pada penyelesaiannya dalam

soal. Hal ini siswa didorong untuk bisa meningkatkan kemampuan tingkat

tingginya serta pemahaman sendiri.

Namun kenyataannya proses belajar mengajar di sekolah masih memakai

proses belajar mengajar yang kurang bisa melatih kemampuan berpikir tingkat

tinggi peserta didik. Matematika saat ini masih menjadi hal yang menakutkan,

peserta didik beranggapan pelajaran matematika ialah pelajaran yang rumit,

penuh dengan angka dan rumus yang mengakibatkan peserta didik kurang

tertarik pelajaran matematika bahkan dianggap sebagai hal yang menakutkan.


3

Padahal dari kurangnya ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran

matematika sangat berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa dalam

matematika.

Pada saat ini, kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah menuntut

peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi. Hal ini dilihat dengan adanya kata

kerja yang mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi pada kompetensi

inti ( KI) kurikulum 2013. Sebagaimana tercantum pada kemdikbud no 24 tahun

2016 mengenai Kompetensi inti kelas XI SMA , sebagai berikut: Kata

”menganalisis” pada KI.3 dan Kata “menyaji” pada KI 4 menunjukkan bahwa

dalam kurikulum 2013 peserta didik dituntut untuk memiliki kemampuan

bernalar yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Benjamin S. Bloom (Wicasari: 2016) teori berpikir memiliki enam

tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

evaluasi. Namun untuk menyesuaikan proses pembelajaran pada zaman ini

maka Anderson dan krathwohl yaitu murid dari Bloom merevisi tingkatan

berpikir yang terkenal dengan sebutan taksonomi bloom menjadi: mengingat,

memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

Terdapat perbedaan Bloom dan Anderson dalam tahap berpikir dimana, Bloom

memakai kata benda (noun) sedangkan Anderson dan Krathwohl memakai kata

kerja (Verb).

Anderson dan Kathwohl membagi tingkatan kemampuan berpikir

menjadi kemampuan berpikir tingkat rendah atau lower order thinking skill

(LOST) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skill

(HOST). LOST terdiri atas kemampuan mengingat, memahami dan


4

mengaplikasikan. Sedangkan HOST terdiri atas menganalisis, mengevaluasi dan

mencipta

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan masih banyak siswa belum

mampu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dilihat dari observasi

kelas dalam mengerjakan soal matematika. Dari 28 peserta didik hanya 1 siswa

yang mampu menyelesaikannya soal sampai level mencipta, dan 2 siswa yang

mampu sampai pada level mengevaluasi dan 9 peserta didik yang mampu

sampai pada level menganalisis, sedangkan 16 lainnya tidak mengerjakan sma

sekali.

Tahap menganalisis peserta didik yaitu mampu menganalisis informasi

yang didapatkan dan membagi dalam informasi ke dalam bagian yang lebih

kecil. Berikut contoh jawaban siswa untuk tahapan menganalisis:

Gambar 1.1 Jawaban siswa tahapan menganalisis

Untuk tahapan mengevaluasi, siswa dituntut dapat mengkrit pernyataan

sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Pada observasi ini ditunjukkan

ketika peserta didik dapat membedakan kasus maksimal dan minimal. Berikut

contoh jawaban siswa untuk tahapan mengevaluasi:


5

Gambar 1.2Jawaban siswa tahapan mengevaluasi

Untuk tahapan mencipta, siswa dapat membentuk suatu ide. Pada

observasi ini dapat ditunjukkan ketika siswa dapat membentuk ide baru untuk

menyelesaikan permasalahan. Berikut contoh jawaban siswa pada tahap

mencipta:

Gambar 1.3 Jawaban siswa tahapan mencipta

Program linear adalah materi yang biasa melatih kemampuan berpikir

peserta didik, materinya berkaitan langsung dengan kehidupan atau kejadian

nyata di lingkungan peserta didik (kontekstual). Soal tersebut dapat melatih

peserta didik dalam berpikir kritis dan sistematis untuk menyelesaikan


6

permasalahan pada kehidupan sehari-hari. Program linear juga memiliki bentuk

soal yang pada umumnya adalah soal cerita, kemudian untuk menyelesaikan

soal tersebut siswa membutuhkan analisis yang lebih mendalam pada soal.

Ketika siswa mempunyai kemampuan berpikir berpikir tingkat tinggi,

maka mereka akan mampu memecahkan masalah yang kompleks dan bervariasi.

Setiap peserta didik mempunyai kemampuan kognitif yang berbeda-beda, Oleh

karena itu mengetahui tingkat berpikir peserta didik menjadi sangat penting

untuk pengembangan kemampuan berpikir peserta didik lebih lanjut. Maka dari

itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan berjudul: “Analisis

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Menurut Teori Anderson dan

Krathwohl Materi Program Linear pada Peserta Didik Kelas XI SMA

Negeri 18 Bone”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka permasalahan dapat

difokuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada

level menganalisis?

2. Bagaimana gambaran kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada

level mengevaluasi?

3. Bagaimana gambaran kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada

level mencipta?

C. Tujuan Penelitian
7

Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada

level menganalisis.

2. Untuk Mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada

level mengevaluasi.

3. Untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada

level mencipta.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat:

1. Manfaat Teoritis

Menambah Khazanah pengetahuan dan wawasan untuk meningkatkan

mutu pendidikan mengenai kemampuan berpikir peserta didik sesuai

dengan teori Anderson dan Krathwohl.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Diharapkan peserta didik melihat kemampuannya dalam berpikir

tingkat tinggi dalam materi program linear, akhirnya peserta didik dapat

memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kemampuan belajarnya.

b. Bagi guru

Sebagai bahan informasi guru seberapa besar tingkat kemampuan

berpikir tingkat tinggi peserta didik dalam menyelesaikan soal dan sebagai

referensi guru untuk meningkatkan proses pembelajaran dalam kelas.

c. Bagi sekolah
8

Sebagai bahan informasi pihak sekolah mengenai kemampuan

berpikir tingkat tinggi peserta didik menurut menurut teori Anderson dan

Krathwohl sebagai alternatif dalam mengembangkan proses belajar

mengajar.

d. Bagi peneliti

Memperluas pengetahuan untuk keterampilan berpikir tingkat tinggi

peserta didik menurut teori Anderson dan Krathwohl.

E. Batas Istilah

1. Analisis

Analisis merupakan suatu penyelidikan terhadap peristiwa atau

kejadian untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.

2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Kemampuan berpikir tingkat tinggi ialah keterampilan bukan hanya

membutuhkan keterampilan mengingat saja, akan tetapi memerlukan

kemampuan lain yang lebih tinggi seperti kemampuan menganalisis,

mengevaluasi, mencipta.

3. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Menurut Teori Anderson dan

Krathwohl

Menurut Anderson dan krathwolh kemampuan berpikir dibagi

menjadi dua kemampuan yakni: pertama, kemampuan berpikir tingkat

rendah atau lower order thinking skill (LOST), terdiri atas kemampuan

mengingat, memahami dan mengaplikasikan. Kedua kemampuan berpikir

tingkat tinggi atau higher order thinking skill (HOTS), terdiri atas :

Menganalisis, Mengevaluasi,dan Mencipta.


9

4. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

 Menganalisis

a. Untuk membedakan hal yang relevan dan tidak relevan,

b. Untuk mengorganisasi informasi yang diperoleh dari berbagai

sumber,

c. Untuk menghubungkan bagian-bagian yang ada dalam satu

konsep atau permasalahan.

 Mengevaluasi

a. Mampu memeriksa fakta-fakta yang ada

b. Dapat mengkritik suatu hal yang dirasa kurang tepat atau tidak

pada tempatnya.

 Mencipta

a. Menciptakan hipotesis atau pemikiran dengan kriteria tertentu

b. Merencanakan langkah-langkah pemecahan masalah

c. Menghasilkan produk baru.

5. Program Linear

Materi program linear yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

pertidaksamaan linear dua variabel.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Menurut Sumadi (David: 2014) Berpikir yaitu menghubungkan antara

bagian-bagian pengetahuan seseorang, untuk berusaha memecahkan suatu

permasalahan dengan menghubungkan permasalahan yang satu dengan yang

lain, sehingga menarik suatu kesimpulan. Cara berpikir menyelesaikan suatu

permasalahan setiap individu pun berbeda tidak harus sama, namun dapat

disesuaikan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

Sementara Krulik dan Rudnick (Helmawati, 2019:139) secara umum

menyampaikan bahwa keterampilan berpikir terdiri atas empat: menghafal,

dasar, kritis, dan kreatif. Tingkat berpikir paling rendah ialah keterampilan

menghafal yaitu keterampilan yang refleksi. Di mana kemampuan hanya pada

hal rutin yang bersifat otomatis. Contohnya : menghafal dan mengulang-ulang

pelajaran sebelumnya. Sedangkan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking)

memacu peserta didik untuk menginterpretasikan, menganalisis bahkan dapat

memanipulasi informasi.

Berpikir kritis dan berpikir kreatif merupakan indikator kemampuan

berpikir tingkat tinggi. Berpikir kritis adalah proses berpikir yang tersusun

seperti menyelesaikan suatu permasalahan, mengambil keputusan, menganalisis,

dan melakukan penelitian ilmiah. Sementara berpikir kreatif merupakan sebuah

kebiasaan dari pikiran dengan memperhatikan kemampuan, menciptakan

imajinasi, memberikan dugaan yang baru, menciptakan pandangan yang luar

10
11

biasa, serta memberikan ide baru. Melalui berpikir kreatif dan kritis

memungkinkan peserta didik belajar suatu permasalahan secara teratur,

merumuskan dan merancang suatu solusi.

B. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Menurut Cohen (Meiriza:2015) kemampuan berpikir tingkat tinggi dibagi

menjadi empat kelompok, yaitu: mengambil keputusan, pemecahan masalah,

berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Dari empat kelompok tersebut diuraikan

dalam 10 indikator: 1)Mengambil keputusan, 2)Mengidentifikasi masalah,

3)Analisis, 4)Mengusulkan solusi, 5)Kesimpulan, 6)Evaluasi, 7)Prediksi,

8)Berpikir deduktif, 9)Induktif, 10)kreatif.

Adapun menurut Resnick (Ambar: 2019) kemampuan berpikir tingkat

tinggi ialah pemikiran yang mengikut sertakan beberapa sumber dan standar

tertentu untuk menyeselesaikan suatu permasalahan. Beberapa indikator HOST

menurut Resnisk yaitu: (1)bersifat non algoritmik, yaitu bagian dari tindakan,

(2)berpikir secara kompleks, (3)mempunyai beberapa solusi penyelesaian

masalah, (4)Definisi yang bermacam-macam, (5)kriteria aplikasi yang

melibatkan perdebatan, (6)mengikutsertakan ketidakpastian, tidak semua yang

dijelaskan dapat dikuasai (7)mengikutsertakan kontrol diri pada proses berpikir,

(8)mampu menemukan struktur permasalahan (9)mengikutsertakan definisi dan

penilaian yang dibutuhkan

C. Syarat-Syarat Soal Hots

Soal yang termasuk Higher Order Thinking, mempunyai ciri-ciri:

1. Mengubah suatu konsep ke konsep lain


12

2. Mencari dan mengaplikasikan informasi

3. Menghubungkan beberapa informasi

4. Informasi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah

5. Membahas ide dan informasi secara mendalam.

Karakteristik instrumen penilaian berpikir tingkat tinggi (HOTS)

1. Mengukur Kemampuan Bepikir Tingkat Tinggi

Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS,

diantaranya:

a. Mampu menyelesaiakan suatu permasalahan yang tidak biasa.

b. Mampu mengevaluasi langkah-langkah yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah dari sudut pandang yang berbeda.

c. Menemukan model langkah penyelesaian baru yang berbeda dengan

penyelesaian yang sebelumnya.

2. Bersifat Divergen

HOTS bersifat devergen, yaitu memberikan kemungkinan

peserta didik mendapat jawaban berbeda sesuai dengan langkah berpikir

yang digunakan, karena karena cara kerjanya bersifat unik dan berbeda

pada setiap individu.

3. Menggunakan Multirepresentasi

Instrumen penilaian HOTS biasanya tidak menyajikan seluruh

informasi secara tertulis, tetapi memancing peserta didik mencari sendiri

informasi yang ada.

4. Berbasis Permasalahn Kontekstual


13

Soal HOTS yaitu penilaian yang berbasis pada kondisi yang

nyata dalam kehidupan sehari-hari, di mana peserta didik diharapkan

mampu mengaplikasikan kosep pembelajaran di kelas dalam kehidupan

nyata.

5. Menggunakan Bentuk Soal yang Beragam

Menggunakan bentuk soal yang beragam bertujuan untuk dapat

memberikan pengetahuan yang lebih lengkap dan menyeluruh tentang

kemampuan peserta didik.

D. Taksonomi Anderson dan Krathwohl

Menurut kamus besar bahasa Indonesia Kata taksonomi diambil dari

bahasa Yunani tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang

berarti aturan. Sehingga dapat diartikan, taksonomi ialah pengelompokkan suatu

hal berdasarkan tingkatan tertentu.

Taksonomi Bloom diperkenalkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956

kemudian dikembangkan oleh Anderson and Krathwohl tahun 2001. Taksonomi

Bloom membagi kategori pembelajaran menjadi tiga yaitu: kognitif

(kemampuan intelektual atau penguasaan pengetahuan), Afektif(penguasaan

sikap dan perilaku), Psikomotorik (keterampilan).

Bloom menggolongkan enam tingkatan pada ranah kognitif. Enam

tingkatan tersebut yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis

dan penilaian. Dalam menghadapi abad ke-21, Lorin Anderson dan David

Krathwohl yaitu murid Benjamin Bloom memperbaiki susunan ranah kognitif.

Adapun perbaikannya yaitu perubahan dari kata benda ke kata kerja. Perubahan

ini disebabkan taksonomi perlu mencerminkan berbagai bentuk atau cara


14

berpikir dalam suatu proses yang aktif. Sehingga, penggunaan kata kerja lebih

sesuai dari pada kata benda.

Tabel 2.1. Perbedaan Taksonomi Bloom dan Anderson


NO Taksonomi Bloom Taksonomi Revisi
Anderson and Krathwohl

1 Pengetahuan Mengingat
2 Pemahaman Memahami
3 Penerapan Menerapkan
4 Analisis Menganalisis
5 Sintesis Mengevaluasi
6 Evaluasi Mencipta
Sumber: Anderson & Krathwohl, 2017

Keenam sub kategori mengalami perbaikan dan perubahan. Pengetahuan

yaitu hasil berpikir bukan cara berpikir, sehingga menjadi mengingat yang

merupakan suatu proses tingkat awal. Menilai ditempatkan setelah menganalisis

kemudian sintesis diganti menjadi mencipta. Hal ini dilakukan untuk

mengurutkan tingkatan dari proses berpikir yang paling mudah ke proses

penciptaan yang lebih rumit dan sulit. Karena akan sulit untuk menciptakan

sesuatu sebelum mampu menilai sesuatu dari berbagai pertimbangan dan

pemikiran kritis.

Anderson dan Krathwohl mempelajari taksonomi ini agar sesuai dengan

teori belajar saat ini. Teori kognitif memuat dimensi mengingat, memahami,

menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

Kategori dalam dimensi proses kognitif antara lain: (Anderson dan

Krathwohl, 2017:99)

1. Mengingat

Mengingat adalah proses mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari

memori jangka panjang. Kategori mengingat mencangkup proses kognitif yakni


15

mengenali dan Mengingat kembali. Mengenali ialah mengambil kembali

pengetahuan yang dibutuhkan dari memori sebelumnya untuk dibandingkan

dengan informasi yang baru. Sedangkan Mengingat kembali yaitu mengambil

pengetahuan yang relevan dari memori dan membawa informasi tersebut ke

memori kerja untuk diproses.

2. Memahami

Proses memahami yaitu ketika peserta didik dapat menyusun makna dari

pembelajaran, baik bersifat lisan, tulisan maupun gambar yang disampaikan oleh

guru. Proses kognitif pada kategori memahami yakni: a)Menafsirkan terjadi

ketika mampu mengubah informasi dari suatu bentuk ke bentuk lainnya, seperti

gambar jadi kata-kata ataupun sebaliknya, angka jadi kata-kata atau sebaliknya

dan seterusnya. b) Mencontohkan yaitu ketika peserta didik memberikan contoh

tentang konsep dan prinsip umum dengan melibatkan identifikasi ciri-ciri pokok,

c)Mengklasifikasikan yaitu proses mendeteksi kategori tertentu dengan

melibatkan ciri-ciri atau pola-pola yang sesuai dengan contoh dan konsep.

d)Merangkum yaitu ketika peserta didik menjelaskan informasi yang diterima

atau meringkas sebuah tema. e)Menyimpulkan proses menemukan pola dalam

sebuah contoh. f)Membandingkan yaitu melibatkan proses mendeteksi

persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek. g)Menjelaskan yaitu

ketika peserta didik dapat membuat atau menggunakan model pada sebuah

sistem.

3. Menerapkan

Proses kognitif menerapkan yaitu menggunakan prosedur tertentu untuk

menyelesaikan suatu permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan pengetahuan


16

prosedural. Soal latihan yaitu tugas yang cara penyelesaiannya telah diketahui

peserta didik yang digunakan secara rutin. Masalah yaitu tugas dengan cara

penyelesaiannya belum diketahui peserta didik, sehingga harus mencari cara

untuk menyelesaikan masalah. Kategori menerapkan terdiri dari dua proses

yakni :Mengeksekusi ketika tugas berupa soal latihan (yang familier), dan

Mengimplementasikan ketika berupa sebuah masalah (yang tidak familier)

4. Menganalisis

Proses menganalisis yaitu proses memisahkan materi jadi bagian-bagian

kecil dan menentukan hubungan antar bagian-bagian tersebut. Kategori

Menganalisis yakni : a)Membedakan yaitu proses memilih bagian-bagian yang

penting dari struktur. Membedakan yaitu membedakan informasi yang penting

dan tidak penting. b)Mengorganisasikan menentukan cara untuk menyusun

informasi yang diperoleh sehingga membentuk sebuah struktur yang koheren.

c)Menghubungkan menentukan tujuan dibalik informasi itu, terjadi ketika

peserta didik dapat menentukan sudut pandang, pendapat, dan tujuan dibalik

komunikasi.

5. Mengevaluasi

Proses mengevaluasi yaitu memberikan suatu keputusan sesuai dengan

kriteria dan standar. Kategori Mengevaluasi yakni: Memeriksa keputusan yang

diambil berdasarkan kriteria internal. Menentukan proses yang memiliki

kekonsistenan internal atau menemukan keefektifan suatu prosedur yang sedang

diterapkan. Mengkritik keputusan yang diambil sesuai dengan kriteria eksternal.

Ketika usaha menemukan ke tidak konsistenan antara hasil dan beberapa kriteria

luar atau keputusan yang sesuai dengan prosedur masalah.


17

6. Mencipta

Mencipta yaitu proses menyusun bagian-bagian jadi sebuah

keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan dalam mencipta

mendorong peserta didik membuat produk baru dengan menyusun bagian jadi

suatu pola yang belum pernah ada sebelumnya. Proses Mencipta yakni : a)

Merumuskan memikirkan sebuah solusi pada sebuah permasalahan. Proses

menggambarkan masalah dan membuat pilihan yang sesuai dengan kriteria

tertentu. b)Merencanakan yaitu proses membuat rencana untuk menyelesaikan

masalah. Peserta didik menyusun sebuah metode dan mengubahnya menjadi

rencana aksi. c) Memproduksi yaitu proses melaksanakan rencana untuk

menyelesaikan masalah sesuai dengan deskripsi yang diberikan.

Tabel 2.2 Dimensi Proses Kognitif (Anderson & Krathwohl,2017:100)


Kategori & Proses
Nama-Nama Lain Definisi
Kognitif
1. MENGINGAT: Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang
1.1. Mengenali Mengidentifikasi Mengidentifikasi
pengetahuan dari materi yang
lama
1.2. Mengingat kembali Mengambil Mendapat kembali
pengetahuan yang relevan
dari materi yang lama
2. MEMAHAMI: Membangun pengertian dari materi pengetahuan, baik
yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh pendidik
2.1. Mengartikan Menguraikan Mengubah suatu bentuk
kembali suatu gambar (misalnya numerik)
teks dalam bentuk ke bentuk lain (misalnya
lain, verbal)
menggambarkan
2.2. Memberi contoh Mengilustrasikan, Menemukan contoh ilustrasi
memberi contoh konsep atau prinsip.
2.3. Mengklasifikasi Mengkategorikan, Menentukan sesuatu dalam
mengelompokkan suatu kategori
2.4. Menyimpulkan Mengabstraksi, Meringkas tema umum /
menggeneralisasi. khusus
2.5. Menduga Memprediksi Menggambarkan kesimpulan
18

Kategori & Proses


Nama-Nama Lain Definisi
Kognitif
secara logis dari informasi
yang ada.
2.6. Membandingkan Membedakan, Menentukan hubungan antara
memetahkan, dua ide, dua objek, dan
mencocokkan semacamnya.
2.7. Menjelaskan Menciptakan Menciptakan model penyebab
model. di sebuah sistem.
3. MENGAPLIKASIKAN: Menggunakan prosedur pada situasi tertentu.
3.1. Menjalankan Membawa Menerapkan prosedur ke
tugas yang umum.
3.2. Melaksanakan Menggunakan Menerapkan prosedur ke
tugas yang tidak umum.
4. MENGANALISIS: Membagi materi jadi bagian kecil dan menentukan
hubungan antar bagian tersebut.
4.1. Membedakan memfokuskan, Membedakan pembelajaran
memilih. relevan dan tidak relevan.
4.2. Mengorganisasi menemukan Menetapkan bagaimana
hubungan, elemen cocok atau berfungsi
memadukan, dalam sebuah struktur.
meringkas,
menguraikan.
4.3. Menghubungkan membangun, Menetapkan pandang, nilai/
mengenali maksud yang mendasari
hubungan materi
5. MENGEVALUASI : membuat penilaian berdasarkan kriteria/standar
5.1. Memeriksa menyelidiki, memprediksi
mendeteksi, ketidakkonsistenan atau
memonitor, keliru dalam sebuah proses
menguji atau hasil, menetapkan
proses atau hasil yang masuk
akal, mendeteksi
ketidakefektifan prosedur
yang sedang dipraktikkan
5.2. Mengkritik Menilai mendeteksi ke tidak
konsistenan antara hasil dan
kriteria eksternal, menetapkan
hasil yang memiliki
konsistensi eksternal,
mendeteksi ke tidak tepatan
prosedur dalam penyelesaian
masalah.
6. MENCIPTA : Menaruh bagian-bagian dalam keseluruhan fungsi
menjadi sebuah pola atau struktur yang baru.
6.1. Merumuskan Membentuk Menciptakan hipotesis
19

Kategori & Proses


Nama-Nama Lain Definisi
Kognitif
struktur baru berdasarkan kriteria.
6.2. Merencanakan Merancang Menyusun prosedur untuk
menyempurnakan
penyelesaian
6.3. Memproduksi menghasilkan Menciptakan sebuah produk

Sumber: Anderson & Krathwohl, 2017

E. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Berdasarkan Anderson


& Krathwohl
Anderson dan Kathwohl membagi tingkatan kemampuan berpikir

menjadi kemampuan berpikir tingkat rendah atau lower order thinking skill

(LOST) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skill

(HOST). LOST terdiri atas kemampuan mengingat, memahami dan

mengaplikasikan. Sedangkan HOST terdiri atas menganalisis, mengevaluasi

dan mencipta.

Adapun indikator menganalisis yakni: (1) mampu membedakan hal yang

penting dan tidak penting, (2) mampu mengorganisasi informasi yang diperoleh

dari berbagai sumber, dan (3) dapat menghubungkan bagian-bagian yang ada

dalam satu konsep atau permasalahan. Adapun indikator mengevaluasi yakni:

(1) dapat memeriksa fakta-fakta yang ada, (2) mampu mengkritik hal yang

kurang tepat atau tidak pada tempatnya. sedangkan indikator mencipta yakni:

(1)menciptakan hipotesis atau pemikiran dengan kriteria tertentu,

(2)merencanakan langkah pemecahan masalah, dan (3) menghasilkan produk

baru.
20

F. Program Linear

Program linear yaitu suatu cara untuk menyelesaikan sebuah

permasalahan nilai optimum dengan metode matematika yang dirumuskan ke

dalam bentuk persamaan atau pertidaksamaan linear.

Sistem pertidaksamaan linear dua variabel yaitu kalimat terbuka yang

memuat dua variabel dan masing-masing variabel itu berderajat satu kemudian

dihubungkan dengan tanda-tanda pertidaksamaan seperti: besar dari (>), besar

dari atau sama dengan (≥), kecil dari (<), kecil dari atau sama dengan (≤).

1. Daerah Himpunan Penyelesaian

Teknik menentukan daerah himpunan penyelesaian sebagai berikut:

a. Gambarlah koodinat kartesius

b. Tentukan sumbu 𝑥 dan 𝑦 dari persamaan linearnya

c. Hubungkan antara titik sumbu x dan y

d. Pilih satu titik uji yang berada di luar garis.

e. Substitusi pada persamaan

f. Tentukan daerah penyelesaian

2. Model Matematika

Model matematika ialah menerjemahkan permasalahan dari sebuah cerita

menjadi bentuk matematika sehingga dapat diselesaikan dengan menggunakan

metode matematika.

contoh:

A. Tahap Menganalisis : Peserta didik mampu mengidentifikasi dan

menghubungkan informasi pada permasalahan.

Contoh:
21

Ani akan membeli buah salak dan jeruk. Harga jeruk Rp. 2.000 perbuah

sedangkan harga jeruk Rp. 2.500 perbuah. Jumlah uang yang dimiliki Ani

sebanyak Rp. 60.000. jumlah buah yang harus dibeli palinh sedikit 10 buah. Ia

akan membeli paling banyak 6 buah salak dan 9 buah jeruk. Tentukan model

matematika pada permasalahan tersebut!

Jawaban:

Misalkan:

𝑥: 𝐵𝑢𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑙𝑎𝑘

𝑦: 𝐵𝑢𝑎ℎ 𝐽𝑒𝑟𝑢𝑘

Jumlah buah salah dan salak yang dibeli paling sekit 10 buah

𝑥 + 𝑦 ≥ 10

Harga buah salak Rp. 2.000 per buah dan harga jeruk Rp. 2.500 per buah.

Jumlah uang Rp. 60.000

Model matematika:

2.000𝑥 + 2.500𝑦 ≤ 60.000

4𝑥 + 5𝑦 ≤ 120

Buah salak yang dibeli paling banyak 6 buah

𝑥≤6

Buah jeruk yang dibeli paling bnyak 9 buah

𝑦≤9

Jadi model matematikanya:


𝑥 + 𝑦 ≥ 10
4𝑥 + 5𝑦 ≤ 120
𝑥≤6
𝑦≤9
22

B. Tahap Mengevaluasi: Peserta didik mampu memeriksa dan menilai hal-hal

yang tidak tepat atau bukan pada tempatnya.

Contoh:

Fani memiliki sebuah tokoh kue, ia menjual 2 jenis kue, kue donat dan roti.

Untuk adonan donat dibutuhkan 10 gram tepung terigu dan 5 gram gula.

Sedangkan untuk adonan roti dibutuhkan 5 gram tepung terigu dan 15 gram

gula. Persediaan tepung terigu dan gula masing-masing 200 gram dan 300

gram. Harga donat dijual Rp.2000 dan roti dijual Rp. 3.000. untuk mendapat

keuntungan maksimum dari penjualan, berapa jumlah donat yang harus

dijual?

Jawaban:

Variabel Keputusan

Misalkan:
𝑥 = 𝑑𝑜𝑛𝑎𝑡
𝑦 = 𝑟𝑜𝑡𝑖
Jenis Kue Donat Roti Total
Tepung Terigu 10 5 200
Gula 5 15 300
Harga 2.0000 3.000

Model Matematika
10𝑥 + 5𝑦 ≤ 200
5𝑥 + 15𝑦 ≤ 300
𝑥≥0
𝑦≥0

Bentuk Sederhana
2𝑥 + 𝑦 ≤ 40
𝑥 + 3𝑦 ≤ 60
𝑥≥0
𝑦≥0
Fungsi Tujuan:
𝑓(𝑥) = 2000𝑥 + 3000𝑦
23

Menentukan Sumbu x dan y


 2𝑥 + 𝑦 = 40
Untuk 𝑥 = 0
2(0) + 𝑦 = 40
𝑦 = 40 (0,40)
Untuk 𝑦 = 0
2𝑥 + 0 = 40
𝑥 = 20(20,0)
 𝑥 + 3𝑦 = 60
Untuk 𝑥 = 0
0 + 3𝑦 = 60
𝑦 = 20 (0,60)
Untuk 𝑦 = 0
𝑥 + 0 = 60
𝑥 = 60 (60,0)
Daerah Himpunan Penyelesaian

Titik Potong
2𝑥 + 𝑦 = 40 … … . 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎
𝑥 + 3𝑦 = 60 … … . 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎
Eliminasi y pada persamaan 1 & 2
2𝑥 + 𝑦 = 40 × 3 6𝑥 + 3𝑦 = 120
| |
𝑥 + 3𝑦 = 60 × 1 𝑥 + 3𝑦 = 60
5𝑥 = 60
𝑥 = 12
Substitusi nilai 𝑥 pada persamaan 1
2𝑥 + 𝑦 = 40
2(12) + 𝑦 = 40
24 + 𝑦 = 40
𝑦 = 40 − 24
𝑦 = 16
Maka diperoleh titik potong (12,16)
24

Menguji Titik Sudut:


 Untuk titik (0,0)
2000(0) + 3000(0) = 0
 Untuk titik (0,20)
2000(0) + 3000(20) = 60.000
 Untuk titik (12,16)
2000(12) + 3000(16) = 24.000 + 48.000
= 72.000
 Untuk titik (20,0)
2000(20) + 3000(0) = 40.000
Pendapatan maksimum adalah Rp. 72.000 diperoleh jika terjual 12

kue donat dan 16 roti. Jadi jumlah donat yang terjual untuk mencapai nilai

maksimus yaitu sebanyak 12 donat.

C. Tahap Mencipta: mampu membuat pilihan atau hipotesis yang sesuai

dengan kriteria, mampu merancang penyelesaian masalah dan menemukan

beberapa solusi.

Contoh:

Daerah himpunan penyelesaian di bawah merupakan himpunan penyelesaian

dari sistem pertidaksamaan. Tentukan sistem pertidaksamaan grafik tersebut

Jawaban:

untuk menyelesaikan soal tersebut, yang Pertama dilakukan adalah mencari

titik pada grafik dengan menggunakan rumus persamaan garis melalui titik

(𝑥1 , 𝑦1 ) dan (𝑥2 , 𝑦2 ) sebagai berikut:


25

𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
 Garis 1 melalui titik (48,0) dan (0,48) , maka persamaanya:
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
𝑦−0 𝑥 − 48
=
48 − 0 0 − 48
𝑦 𝑥 − 48
=
48 −48
48(𝑥 − 48) = −48𝑦
48𝑥 − 2.304 = −80𝑦
48𝑥 + 48𝑦 = 2.304
𝑥 + 𝑦 = 48
 Garis 2 melalui titik (24,0) dan (0,72), maka persamaannya:
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
𝑦−0 𝑥 − 24
=
72 − 0 0 − 24
72(𝑥 − 24) = −24
72𝑥 + 1.728 = −24𝑦
72𝑥 + 24𝑦 = 1.728
3𝑥 + 𝑦 = 72

Daerah yang diarsir:


Sebelah kanan sumbu 𝑦 ⇒ 𝑥 ≥ 0
Sebelah atas sumbu 𝑥 ⇒ 𝑦 ≥ 0
Sebelah bawah garis 1 ⇒ 𝑥 + 𝑦 ≤ 48
Sebelah bawah garis 2 ⇒ 3𝑥 + 𝑦 ≤ 72
Jadi sistem pertidaksamaan dari daerah penyelesaiaan diatas adalah:
𝑥 + 𝑦 ≤ 48
3𝑥 + 𝑦 ≤ 72
𝑥≥0
𝑦≥0
26

G. Penelitian Yang Relevan

1. Indah perdana putri (2019) Dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa

kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik dalam manganalisis yaitu

ketiga subjek dapat memenuhi indikator menganalisis dengan baik. Sedangkan

pada level mengevaluasi subjek pertama mampu memenuhi indikator

menganalisis dengan baik, untuk subjek dua dan tiga belum mampu

memenuhi indikator mengevaluasi. Hal tersebut disebabkan karena tidak dapat

membuat hipotesis dan melakukan pengujian dalam menyelesaikan soal.

Sedangkan pada level mencipta subjek pertama dapat memenuhi indikator

mencipta dengan baik, sedangkan subjek kedua dan ketiga tidak mampu

memenuhi indikator menganalisis, karena tidak dapat menciptakan pemecahan

masalahnya sendiri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indah

Perdana Putri, perbedaan dalam penelitian ini yaitu terletak pada locus dan

materi, di mana locus dalam penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 18 Bone

dengan materi program linear. Sedangkan persamaannya terletak pada teori

yang digunakan yaitu sama-sama meneliti kemampuan berpikir tingkat tinggi

peserta didik menggunakan teori Anderson dan Krathwolh.

2. Wicasari (2016) Dalam hasil penelitian menunjukkan kebanyakan peserta

didik dalam memecahkan masalah tidak ada yang dapat mencapai tahap

mencipta, sebagian besar peserta didik pada tahap analisis dan sebagian kecil

peserta didik mencapai tahap Evaluasi. Hal ini disebabkan peserta didik

kurang berlatih sehingga dibutuhkan adanya pemberian soal-soal berorientasi

pada HOTS. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh wicasari. Perbedaan

dari penelitian ini yaitu terletak pada teori yang digunakan, penelitian ini
27

menggunakan Anderson dan Krathwolh sedangkan dalam penelitian terdahulu

menggunakan teori berpikir secara umum. Adapun persamaannya terletak

pada sama-sama mengkaji kemampuan berpikir tingkat tinggi.

3. Tandyo Andhana (2017) Dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta

didik dengan skor tinggi mampu mencapai tingkat berpikir mengingat(C1),

memahami(C2), menerapkan(C3), hingga menganalisis(C4). Sedangkan untuk

tingkat mengevaluasi(C5) dan mencipta(C6) peserta didik belum mampu

mencapai pada tahap tersebut. Sedangkan peserta didik dengan skor rendah

hanya mampu mencapai tahap memahami hingga menerapkan,disebabkan

adanya kesalahan dalam memahami konsep dan penerapan konsep matematika

yang masih kurang terampil. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Tandyo Andhana, perbedaan dengan penelitian ini yakni terletak pada locus

dan materi, di mana locus dalam penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 18

Bone dengan materi program linear. Sedangkan persamaannya terletak pada

teori yang digunakan yaitu sama-sama meneliti kemampuan berpikir tingkat

tinggi peserta didik menggunakan teori Anderson dan Krathwolh.

H. Kerangka pikir

Dalam menghadapi persoalan di zaman sekarang ini, diperlukan suatu

terobosan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu indikator

pembelajaran bermutu yaitu membelajarkan secara mandiri dan

mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir

tingkat tinggi yaitu kemampuan yang tidak hanya membutuhkan kemampuan

mengingat saja akan tetapi membutuhkan yang lebih tinggi seperti kemampuan
28

berpikir kreatif dan kritis. Sehingga dengan memiliki kemampuan tersebut tidak

hanya hafal informasi tetapi dapat menerapkan informasi pada situasi baru.

Anderson dan Krathwohl membagi tingkat kemampuan berpikir menjadi

kemampuan berpikir tingkat rendah atau Lower Order Thinking Skill (LOTS)

dan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS).

LOTS terdiri atas kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasikan,

sedangkan HOTS terdiri atas kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta.

Dengan menggunakan teori Anderson dan Krathwohl kemampuan

berpikir peserta bukan dinilai dari hasil saja namun bagaimana proses dalam

menyelesaikan suatu permasalahan tersebut. karena dalam mengerjakan soal

kemampuan berpikir tingkat tinggi setiap individu pastinya mendapat kesulitan-

kesulitan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk

melihat kemampuan berpikir tingkat tinggi sesuai dengan teori Anderson dan

Krathwohl pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 18 Bone serta melihat

kesulitan yang dihadapi peserta didik ketika menyelesaikan soal tersebut.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini ialah penelitian kualitatif metode deskriptif, yaitu

metode penelitian yang berusaha menganalisis dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa yang ada.

B. Subjek Penelitian

Penelitian yang di laksanakan di SMA Negeri 18 Bone. Berfokus pada

kemampuan berpikir tingkat tinggi berdasarkan teori Anderson dan Krathwohl,

adapun indikator yang dikembangkan oleh Anderson dan Kratwohl untuk

mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi ialah menganalisis, mengevaluasi

dan mencipta.

Adapun kelas XI dipilih yaitu kelas XI MIA 1 semester ganjil yang telah

mempelajari materi program linear, kelas tersebut dipilih berdasarkan kategori

peserta didiknya. Kelas yang dipilih berdasarkan kelas yang mempunyai hasil

belajar yang tinggi atau aktif dan berprestasi diantara kelas XI yang lain, sesuai

dengan konsultasi dan pertimbangan pada guru mata pelajaran matematika.

Selanjutnya melaksanakan tes kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada seluruh

siswa kelas XI MIA 1, kemudian memilih 2 siswa yang memiliki nilai tertinggi

dari hasil tes yang dilakukan sebagai subjek penelitian.

29
30

C. Prosedur Penelitian

1. Tahap persiapan

a. Memohon izin kepada UPT SMA Negeri 18 Bone dalam melakukan

penelitian.

b. Melakukan komunikasi dengan guru matematika kelas XI

c. Membuat dan mempersiapkan instrumen yang digunakan

2. Tahap pelaksanaan

a. Menentukan jadwal tes tertulis

b. Melakukan tes tertulis sesuai denga jadwal yang ditentukan.

c. Memeriksa hasil jawaban masing-masing peserta didik dan menentukan 2

subjek yang akan di wawancara.

d. Mengadakan wawancara dengan subjek yang dipilih.

e. Mengumpulkan data keseluruhan

f. Menarik kesimpulan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ialah alat yang di pergunakan setiap meneliti untuk

dapat mengumpulkan informasi dengan baik dan hasil baik, supaya dapat di olah

dengan mudah. Dalam penelitian instrumen yang dipakai antara lain:

1. Tes

Lembar tes yang pergunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa, tes tersebut yaitu soal uraian materi program linear dan

materi yang sudah diberikan oleh guru. Penelitian yang digunakan soal uraian

sebagai teknik untuk pengumpulan data karena soal uraian selain dapat
31

pergunakan untuk mengetahui hasil jawaban siswa juga sebagai cara untuk

melihat proses pengerjaan siswa.

Tes tersebut di susun dengan memperhatikan keterlibatan setiap

indikator teori Anderson dan Krathwohl pada tingkat menganalisis,

mengevaluasi dan mencipta. Lembar tes tersebut di konsultasikan dengan guru

mata pelajaran matematika pada lokasi penelitian dan di validasi oleh validator.

Jumlah soal sebanyak 3 soal, setiap satu soal mewakili satu indikator. Berikut

kisi-kisi soal:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal


No Aspek
Indikator Soal
Soal Kognitif
6.  Dapat Mengana Eka akan membeli buah jeruk dan
membedakan lisis mangga, jumlah buah yang dibeli paling
hal yang banyak 20 buah. Ia akan membeli paling
relevan dan paling sedikit 8 buah jeruk dan 10 buah
tidak relevan, mangga. Harga jeruk Rp. 2.000,00 per
 Dapat buah dan mangga Rp. 4.000,00 per buah.
mengorganisasi Ia mempunyai uang Rp. 50.000,00.
informasi yang Tentukan model matematika dari
di peroleh dari masalah tersebut!
berbagai
sumber.
 Dapat
mengaitkan
bagian yang ada
pada konsep /
masalah.
7.  Bisa melihat Mengeva Anisa memiliki toko bunga, di toko
fakta yang luasi tersebut menjual 2 macam karangan
ada. bunga. Karangan bunga pertama
 Bisamengkriti membutuhkan 20 tangkai bunga mawar
sihal yang dan 30 tangkai bunga lili. Karangan
kurangtepat. bunga kedua membutuhkan 10 tangkai
bunga mawar dan 30 tangkai bunga lili,
persediaan bunga mawar dan bunga lili
masing-masing 400 dan 900 tangkai.
Karangan bunga pertama dijual seharga
RP.300.000,00 dan karangan bunga
kedua di jual seharga Rp. 200.000,00.
Supaya pendapatan dari penjualan
32

karangan bunga mencapai maksimum,


berapa jumlah karangan bunga kedua
yang harus di sediakan?
8.  Menciptakan Mencipta Daerah himpunan penyelesaian di bawah
hipotesis merupakan himpunan penyelesaian dari
dengan sistem pertidaksamaan. Tentukan sistem
kriteria pertidaksamaan grafik tersebut dan nilai
tertentu, maksimum dari fungsi tujuan 𝑓(𝑥) =
 Menyusun 2𝑥 + 3𝑦.
langkah
memecahkan
masalah
 Menghasilkan
konsep baru.

2. Wawancara

Wawancara di gunakan untuk mempermudah peneliti untuk menggali

informasi yang lebih dalam mengenai hasil tes kemampuan berpikir tingkat

tinggi. Pada riset ini, akan digunakan jenis wawancara tak berstruktur,

Wawancara yang ditanyakan hanya garis-garis besar yang mengarah pada

kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan menggunakan bahasa sehari-hari agar

peserta didik lebih terbuka dalam menjawab pertanyaan. Berikut pedoman

wawancara yang telah divalidasi oleh validator:

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara


FokusPenelitian PertanyaanPeneliti Informan
1. Apakah kamu dapat
mengidentifikasi permasalahan
pada soal tersebut?
2. Bagaimana cara anda mentukan
Menganalisis model matematika pada soal Peserta didik
tersebut?
3. Apa yang dimaksud dari simbo
lini? (menunjuk simbol yang
dimaksud)
1. Apakah yang anda ketahui dalam
Mengevaluasi soal ini? Peserta didik
2. Bagaimana kamu yakin ini
33

merupakan jawaban yang benar?


Mengapa?
1. Menurut kamu, konsep/rumu sapa
yang di gunakan untuk
menyelesaikan soal ini?
2. Menurut Anda apakah ada cara
Mencipta lain untuk menyelesaikan masalah Peserta didik
tersebut?
3. Dimana kamu mengalami
kesulitan? Apa ide untuk
mengatasi kesulitan tersebut?

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah langkah pertama dalam penelitian,

karena bertujuan untuk medapatkan data. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini yaitu:

1. Tes

Tes digunakan dalam memperoleh data tentang kemampuan berpikir

tingkat tinggi peserta didik dalam menyelesaikan soal. Adapun yang diberikan

tes adalah kelas XI, hasil dari tes kemampuan berpikir tingkat tinggi subjek

kemudian akan di analisis berdasaarkan teori Andreson dan Krathwohl. Pada

tahap pelaksanaan tes, peserta didik di beri waktu untuk mengerjakan soal tanpa

membuka buku. Pengawasan dilakukan agar peserta didik tidak melakukan

kecurangan selama pengerjaan serta meminimalisi faktor lainnya.

2. Wawancara

Wawancara dilaksanakan pada subjek penelitian setelah dilakukan tes

kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hal ini dilaksanakan untuk mengonfirmasi

jawaban yang ditulis pada saat tes kemapuan berpikir tinggi, kemudian hasil

wawancara akan di korelasikan dengan hasil tes kemampuan berpikir tingkat


34

tinggi siswa.Kemudian wawancara ini di tanyakan satu persatu agar peneliti bisa

lebih mudah mendeskripsikan yang di alami siswa pada saat penyelesaiaan soal.

F. Teknik Analisi Data

Analisis data yang digunakan dengan model Milees dan Huberman (Sugiyono,

2018: 319), antara lain:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data pada riset ini ialah dengan tes dan wawancara. Dalam

penelitian ini Tes dilaksanakan supaya mengukur kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa dan wawancara dilaksanakan dalam mengonfirmasi dan menelusuri

hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada pemecahan masalah

matematika.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

menfokuskan pada hal yang penting. Data yang di dapatkan dari lapangan

lumayang banyak, hal ini perlu di catat secarat eliti dan rinci. Maka dilakukan

analisis data melalui reduksi data. Dalam penelitian ini data yang di reduksi

adalah data hasil wawancara kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Dari hasil

wawancara, kata-kata subjek yang tidak berkaitan dengan penelitian di

hilangkan. Dengan ini dapat memberikan gambaran dengan jelas dan bias lebih

mudah peneliti untuk pengumpulan datanya.

3. Penyajian Data (Data Display)

Dalam riset kualitatif, penyajian data dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori dan sejenisnya. Yang paling sering pergunakan dalam

riset kualitatif ialah dengan tesk yang bersifat naratif. Penyajian data dalam
35

penelitian ini yaitu dengan menyusun teks naratif dari kumpulan data yang

berasal dari reduksi data kemudian memungkinkan untuk menarik kesimpulan.

Dilengkapi dengan deskripsi data-data serta hasil wawancara antara penelitian

dengan subjek

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi(Conclusion Drawing / Verification)

Penarikan kesimpulan dan verifikasi data sebagai langkah terakhir pada

teknik analisis data. Verifikasi data dan penarikan kesimpulan di laksanakan

setelah kegiatan analisis kemudian di dapatkan kesimpulan akhir. Untuk hasil

kesimpulan ini berdarkan dengan hasil analisis data, tes dan wawancara yang

kemudian membandingkan hasiltes dan wawancara pada subjek.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam riset ini untuk mengecek keabsahan data digunakan triangulasi.

Triangulasi ialah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data itu pada keperluan pengecekan atau sebagai

perbandingan terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan ialah

triangulasi sumber.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu melakukan tes tertulis

sesuai jadwal yang telah ditentukan secara langsung dengan tetap menerapkan

protokol kesehatan. Kemudian memilih 2 subjek yang memiliki nilai tertinggi dari

hasil tes yang telah dilakukan. Adapun peserta didik yang terpilih yakni Umrah

Anugrah sebagai subjek 1 (S1) dan Akina Paramita Akil sebagai subjek 2 (S2).

Keduanya pun bersedia untuk ikut dalam proses pengambilan data pada

penelitian ini. Selanjutnya melakukan wawancara dengan subjek yang telah

dipilih kemudian mengumpulkan data keseluruhan dan menarik kesimpulan.

Untuk menganalisis data penelitian, jawaban wawancara subjek

diberikan kode. Kode jawaban terdiri dari 6 (enam) digit, diawali dengan “S1”

yang menyatakan subjek 1 dan “S2” menyatakan subjek 2, kemudian diikuti digit

ketiga kode “1” “2” dan “3” menyatakan kode nomor soal dan 3 digit terakhir

menunjukkan urutan jawaban. Contoh petikan jawaban “ S11_002” menyatakan

subjek 1 pada nomor soal 1 dengan petikan jawaban urutan ke 2.

A. Analisis Data

Adapun analisis data tes dan wawancara kemampuan berpikir tingkat

tinggi peserta didik materi program linear berdasarkan teori Anderson dan

Krathwohl

36
37

1. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Tahap Menganalisis


a. Paparan data tes dan wawancara S1 saat menyelesaikan soal kemampuan
berpikir tingkat tinggi materi program linear tahap menganalisis

Gambar 4.1 Jawaban S1 Level Menganalisis


Berikut transkip wawancara S1:
P_001 : masih diingat ini soal dek?
S11_001 : iye kak, soal program linear
P_002 : bagaimana menurut ta ini soal? Susah atau tidak?
S11_002 : tidak ji kak
P_003 : apa yang ditanyakan disini dek?
S11_003 : model matematikanya kak
P_004 : kenapa pake tanda ini ki disini? ( menujukkan tanda
pertidaksamaan 𝑥 + 𝑦 ≤ 20)
S11_004 : karena kak jumlah nya jeruk sama mangga yang na beli
tidak boleh lebih dari 20 kak paling banyak mi itu 20 kak,
itu mi pakai tanda kurang dari ki kak.
P_005 : pakai tanda besar dari ki mungkin disini dek?
S11_005 : iih kak, kalau pakai tanda besar dari ki kak berarti kak
jumlahnya yang na beli bisa itu lebih dari 20, na soalnya
paling sedikit 20 na beli buah kak.
P_006 : kalau persamaan ini dek 𝑥 ≥ 8?
S11_006 : kalau ini kak baru ki pakai besar dari atau sama dengan
kak karena disuruhkan ki paling sedikit 8 jeruk na beli jadi
bisa lebih dari 8 kak
P_007 : jadi sama ji ini? (menujukkan persamaan 𝑥 ≥ 10)
S11_007 : iye kak samaji, boleh lebih dari 10 mangga
P_008 : kalau itu harganya, kenapa bergitu persamaanta? Kenapa
pake tanda itu ki?
S11_008 : kan 50.000 uangnya kak jadi pake tanda kurang dari ki kak
karena tidak boleh lebih dari 50.000 na belanja kak. Kalau
pakai tanda besar dari kak berarti tidak genap ki itu
uangnya. Lebih banyak ki yang na belanja dari pada uang
yang na bawa.
P_009 : kalau ini persamaan 𝑥 ≥ 0 𝑦 ≥ 0 dapat dari mana ki?
38

S11_009 : jumlah jeruk sama mangga yang na beli kak tidak boleh
kurang dari 0 kak

b. Paparan data tes dan wawancara S2 saat menyelesaikan soal kemampuan


berpikir tingkat tinggi materi program linear tahap menganalisis

Gambar 4.2 Jawaban S2 Level Menganalisis


Berikut transkip wawancara S2:
P_001 : masih di ingat ini soal dek?
S21_001 : iye kak
P_002 : apa yang ditanyakan dari soal?
S21_002 : model matematikanya kak, pertidaksamaannya
P_003 : apa kesulitannya dari soal ini?
S21_003 : sempat jika keliru sedikit di tandanya itu persamaan
terakhir kak
P_004 : yang harga nya?
S21_004 : iye kak
P_005 : jadi bagaimana solusinya untuk tentukan
pertidaksamaan nya?
S21_005 : ku baca ulang kak, ku kira fungsi tujuan awalnya
P_006 : apa alasannya pakai kurang dari atau sama dengan
50.000 di situ persamaan dek?
S21_ : jumlah keseluruhan belanjaannya nanti kak jeruk sama
mangga tidak boleh lebih dar 50.000 kak, karena 50.000
ji uangnya jadi pakai tanda kurang dari ki atau sma
006 dengan ka kak
P_007 : kalau persamaan pertama dek? Kurang dari atau sama
dengan juga dipake, kenapa pake itu ki?
S21_007 : karena soalnya kak jumlah jeruk sama mangga yang na
beli paling banyak itu 20 kak, tidak boleh lebih dari 20
yang dibeli keseluruhannya kak, jadi itu mi pakai tanda
kurang dari kaa kak
P_008 : kalau itu dek 𝑥 ≥ 8?
S21_008 : sebaliknya tadi kak, jumlah jeruk yang na beli paling
39

sedikit 8 buah jadi harus ki lebih dari 8 tidak boleh ki


beli jeruk kurang dari 8 kak
P_009 : jadi begitu juga yang kurang dari 10?
S21_009 : iye kak, jumlahnya yang na belitidak boleh kurang dari
10

Berdasarkan paparan data pada S1 dan S2, sehingga dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Tabel Paparan Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Tahap
Menganalisis
S1 S2
S1 mampu mengidentifikasi S2 mampu menyusun
informasi, bagian yang informasi yang diperoleh pada
ditanyakan dan mampu sumber, menentukan
membuat model matematika dari penyelesaian dengan
soal tersebut. S1 juga mampu menganalisis informasi yang
merangkai komponen- diketahui untuk membuat
komponen yang ada pada suatu model matematikanya. S2
konsep yaitu Dapat dapat menghubungkan
menyimpulkan tanda beberapa bagian yang ada
pertidaksamaan yang digunakan dalam satu konsep yaitu
berdasarkan apa yang diketahui menentukan tanda
dan ditanyakan pertidaksamaan yang akan
digunakan berdasarkan apa
yang diketahui dan ditanyakan
Berdasarkan paparan data subjek kemampuan berpikir tingkat tinggi

pada saat menyelesaikan masalah dan wawancara dapat dikatakan valid dan

dilakukan analisis data hanya pada subjek S1, sebagai berikut:

Dari jawaban S1 pada gambar 4.1 dengan nomor soal “1”. Dalam

menganalisis S1 betul-betul memahami setiap komponen yang terbentuk pada

saat pemecahan masalah program linear. S1 mampu membentuk model

matematika dengan tepat dan memahami maksud dari setiap elemen pada

model matematika tersebut. Dalam pemecahan masalah S1 dapat menggunakan

kemampuan menganalisisnya dengan baik.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi S1 dalam menganalisis didahului

dengan kemampuan mengidentifikasi hal-hal diketahui dan ditanyakan yaitu


40

menentukan model matematika dalam soal tersebut. S1 memulai menyusun

suatu rencana penyelesaian dengan menganalisis informasi yaitu dengan cara

menentukan 𝑥 = 𝑗𝑒𝑟𝑢𝑘 dan 𝑦 = 𝑚𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎, selanjutnya menentukan jumlah

jeruk dan mangga yang harus dibeli. S1 mampu merangkai komponen-

komponen penting dalam suatu konsep yaitu S1 dapat menyimpulkan tanda

pertidaksamaan yang akan digunakan berdasarkan apa yang diketahui dan

ditanyakan

Sesuai penjelasan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada subjek dapat

menggunakan kemampuan menganalisis. Pada indikator kemampuan berpikir

tingkat tinggi tahap menganalisis peserta didik mampu membedakan hal-hal

yang penting dan tidak penting, menyusun informasi yang diperoleh pada

sumber dan mampu menghubungkan beberapa bagian pada satu konsep. Hasil

penelitian menunjukkan S1 sudah memenuhi indikator kemampuan berpikir

tingkat tinggi tahap menganalisis karena S1 dapat menguraikan informasi ke

dalam beberapa bagian.

2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Tahap Mengevaluasi


a. Paparan data tes dan wawancara S1 saat menyelesaikan soal kemampuan
berpikir tingkat tinggi materi program linear tahap mengevaluasi
41

Gambar 4.3 Jawaban S1 Level Mengevaluasi


Berikut transkip wawancara S1:
P_001 : apa kesulitannya dalam soal nomor 2?
S12_001 : panjang sekali jawabannya kak
P_002 : apa yang ditanyakan kah dek?
S12_002 : jumlah karangan bunga yang harus disediakan
P_003 : ditau ji bedanya maksimum dan minimum dek?
S12_003 : kalau maksimum kak nilai yang mempunyai nilai
tertinggi, kalau minimum kak sebaliknya nilai terendah
P_004 yakin jaki dek? Terbalik kayaknya?
S12_004 benar mi kak karena toh kak kalau maks berarti besar ki
kalau mini berarti kecil ki. Itu mi kak kalau maksimum
nilai terbesar atau teringgi kak kalau minimum baru nilai
terkecil atau terendah kak. begitu pemahaman ku kak.
P_005 : apa yang dikerja terlebih dahulu dek?
S12_005 : dibuatkan dulu model matematikanya kak, ehh di
misalkan dulu kak x dan y nya baru model matematikanya
P_006 : selanjutnya dek kalau didapat mi model nya?
S12_006 : tentukan mi titik-titik nya kak, dimisalkan 𝑥 = 0 dan 𝑦 =
0 terus kak digambar maki daerah penyelesaiaannya.
P_007 : terus apanya lagi dek?
S12_007 : titik potongnya kak, pake eliminasi substitusi ki kak
P_008 : selanjutnya dek?
42

S12_0087 : kan kalau ditau mi titik potongnya sama daerah


penyelesaiaanya kak disubstitusikan mi titik-titiknya
kefungsi tujuannya.
P_009 : yang mana fungsi tujuannya?
S12_009 : 300.000𝑥 + 200.000𝑦
P_010 : jadi jawaban nya?
S12_010 : karangan bunga pertama 1dan karangan bunga ke dua
20
b. Paparan data tes dan wawancara S2 saat menyelesaikan soal kemampuan
berpikir tingkat tinggi materi program linear tahap mengevaluasi

Gambar 4.4 Jawaban S2 Level Mengevaluasi


Berikut transkip wawancara S2:
43

P_001 : kalau nomor 2 dek apa yang ditanya kan dari soal
S22_001 : supaya pendapat maksimum, berapa jumlah karangan
bunga kedua yang disediakan?
P_002 : apa kesulitan ta dari soal dek?
S22_002 : itu kak, menentukan x dan y nya. Kukira tadi x itu
mawar kak y lili
P_003 : bagaimana caranya pale tentukan ki?
S22_003 : ku baca ulang mi kak, kan terakhir yang ditanyakan
dari soal nilai maksimum pendapatan karangan bunga
kak, berfokus ke karangan bunga kak terus ku buatkan
mi tabel kak jadi yang dimisalkan x karangan bunga 1
dan y karangan bunga 2
P_004 : terus kalau sudah itu dek?
S22_004 : di tentutkan mi titik x dan y nya, baru di substitusikan
mi ke persamaan. Kalau didapat mi titik-titik nya baru
ki gambar ki pakai titik yang didapat
P_005 : gambar daerah penyelesaiaanya?
S22_005 : iye kak
P_006 : kalau sudah itu dek?
S22_006 : titik potongnya lagi kak. Yang persamaan-persamaan
tadi kak di eliminasi terus disubstitusi. Terus kak kalau
didapat mi titik potongnya disubstitusikan mi lagi ke
fungsi tujuannya tadi kak sama titik-titik daerah
penyelesaiannya yang lain kak.
P_007 : semua titiknya?
S22_00 7 : tidak kak, itu ji bagian arsirannya kak.
P_008 : jadi apa jawaban ta dek?
S22_008 : 20 karangan bunga ke2, pendapatan maksimum 7 juta
kak
Berdasarkan paparan data pada S1 dan S2, maka dapat disimpulkan pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.2 Tabel Paparan Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Level
Mengevaluasi
S1 S2
S1 mampu memeriksa fakta-fakta S2 dapat menggunakan
yang ada, memahami masalah dan keterampilan mengevaluasinya,
mengidentifikasi bagian yang meskipun mengalami sedikit
ditanyakan dari soal. S1 mampu kendala dalam mengidentifikasi
menilai hal-hal tidak pada hal-hal yang diketahui. S2 dapat
tempatnya atau kurang tepat, mengatasi masalah tersebut
dengan kata lain mampu mengenali dengan cara memahami/
pernyataan yang benar yang salah. membaca kembali soal,
memeriksa fakta-fakta yang ada,
mengidentifikasi bagian yang
ditanyakan pada soal. S2 dapat
mengkritisi suatu hal atau tidak
44

pada tempatnya, mampu


mengenali pernyataan yang
benar dan salah

Berdasarkan paparan data subjek kemampuan berpikir tingkat tinggi

pada saat menyelesaikan masalah dan wawancara dapat dikatakan valid dan

dilakukan analisis data hanya pada subjek S1, sebagai berikut:

Dari jawaban S1 pada gambar 4.3 dengan nomor soal “2”. Dalam

pemecahan masalah program linear S1 terlihat dapat melakukan kemampuan

mengevaluasi dengan baik dan tepat. Dalam mengevaluasi S1 melibatkan

keterampilan mengevaluasi mulai pada tahap merencanakan penyelesaian.

Selain itu, dalam mengevaluasi pada indikator mengkritis suatu hal yang

kurang tepat yaitu menerima atau menolak pernyataan dari peneliti, S1

melibatkan kemampuan berpikirnya dengan mengenali dan menjelaskan

maksud setiap elemen dan hubungannya.

Pada tahap perencanaan S1 dapat memahami masalah, mengidentifikasi

hal yang ditanyakan dari soal yang diberikan yaitu berapa jumlah karangan

bunga yang harus disediakan. Selanjutnya, memisalkan x dan y dan

menentukan nilai pada titik-titik x dan y. Menghubungkan titik-titik tersebut

sehingga menghasilkan suatu grafik himpunan penyelesaian, menentukan titik

potong dengan cara eliminasi dan substitusi. Kemudian titik-titik pada daerah

penyelesaian di substitusikan kefungsi tujuan yaitu 300.000𝑥 + 200.000𝑦. S1

mampu memberikan suatu penilaian yaitu mampu menentukan karangan bunga

yang harus disediakan untuk mendapat pendapat maksimum yaitu 10 karangan

bunga 1 dan 20 karangan bunga 2.


45

Sesuai penjelasan kemampuan berpikir tingkat tinggi tahap

mengevaluasi pada subjek. S1 dapat menggunakan kemampuan

mengevaluasinya dengan baik dilihat dari S1 dapat memahami indikator

mengevaluasi yaitu mampu memeriksa fakta-fakta yang ada dan menilai hal-

hal yang kurang tepat.

3. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Tahap Mencipta


a. Paparan hasil tes dan wawancara S1 saat menyelesaikan soal kemampuan
berpikir tingkat tinggi materi program linear tahap mencipta

Gambar 4.5 Jawaban S1 Level Mencipta

Berikut transkip wawancara S1:


P_001 : bagaimana soal nomor 3, susah ki dek?
S13_001 : lumayan kak, harus ki teliti
P_002 : apa yang mau dicari di nomor 3 dek?
S13_002 : pertidaksamaan dan nilai maksimum
46

P_003 : pakai rumus apa ki cari pertidaksamaannya?


S13_003 : 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑎. 𝑏
P_004 : ada cara lainnya selain itu yang ditulis?
S13_004 : 𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
ada kak, pakai 𝑥2−𝑥1 = 𝑦2−𝑦1
P_005 : sama ji jawaban taa kalau pakai ini ki?
S13_005 : iye kak
P_006 : kenapa ki bukan tanda besar dari dipake dek?
S13_006 : eh tunggu dulu kak, ihh cocok mi kak kan dibawah garis
semua ki jadi kurang dari tandanya. Seandainya diatas
garis ki diarsir berarti tanda besar dari dipake kak
P_007 : apanya lagi di tentutkan?
S13_007 : kan diketahui mi titik-titik penyelesaiannya kak jadi
langsung mi titik potongnya dicari kayak nomor 2 kak.
Kalau didapat mi baruki substitusikan lagi di fungsi
tujuan 2𝑥 + 3𝑦
P_008 : jadi berapa didapat?
S13_008 : nilai maksimum 216

b. Paparan hasil tes dan wawancara S2 saat menyelesaikan soal kemampuan


berpikir tingkat tinggi materi program linear tahap mencipta

Gambar 4.6 Jawaban S2 Level Mencipta


47

Berikut transkip wawancara S2:


P_001 : apa yang ditanyakan dari soal dek?
S23_001 : mau ditentukan maksimum kak
P_002 : apa kesulitannya dek?
S23_002 : tidak ada ji kak
P_003 : apa yang diketahui dari soal dek?
S23_003 : himpunan penyelesaian kak sama fungsi tujuannya
P_004 : bisa ki jelaskan ki caranya dapat pertidaksamaannya?
S23_004 : eh anu dulu kak, ditentukan dulu garis 1 dan garis 2 terus
kak ditentukan a sama b nya baru dimasukkan dirumus
kak. Begini kak, misalnya toh garis 1 a=50 dan b=150
terus kak dimasukkan mi dirumus 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑎𝑏 jadi
50𝑥 + 150𝑦 = 50 × 150 jadi 7.500 baru mi kak
ditentukan pertidaksamaannya 50𝑥 + 150𝑦 ≤ 7.500.
begitu juga kak di garis 2, a=180 dan b=80 jadi 180𝑥 +
80𝑦 = 12.800 terus baru maki lagi ubah ki
kepertidaksamaan pakai tanda kurang dari jaki juga kak.
P_005 : kenapa ki pakai tanda kurang dari?
S23_005 : kan garis satu ini (sambil menunjukkan grafik pada soal)
daerah yang di arsir dibawa garis 1 kak jadi pakai tanda
kurang dari ki kak tanda nya. Garis 2 juga begitu kak
P_006 : ada cara lain ta cari pertidaksamaan?
S23_006 : ada kak, pakai rumus 𝑦−𝑦1 = 𝑥−𝑥1 begitu ji kapang kak
𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1

P_007 : kenapa ki tidak pakai rumus itu dulu?


S23_007 : waktu dulu ujian kak ku lupa-lupa rumusnya terus kak
panjang ki cara kerjanya.
P_008 : kalau sudah pertidaksamaanya apanya lagi dek?
S23_008 : nilai maksimumnya lagi kak
P_009 : caranya?
S23_009 : sama ji di nomor 2 tadi kak, ditentutkan titik potongnya
terus dimasukkan mi difungsi tujuan ehh di substitusikan
kak
Berdasarkan paparan data pada S1 dan S2, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Tabel Paparan Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Tahap
Mencipta
S1 S2
S1 mampu mengidentifikasi S2 mampu mengidentifikasi bagian
bagian yang ditanyakan. S1 yang diketahui dan ditanyakan. S2
mampu merancang dan mampu merancang dan
menjelaskan kembali langkah- menjelaskan kembali langkah-
langkah pemecahan masalah yaitu langkah pemecahan masalah yaitu
menentukan suatu pertidaksamaan menentukan suatu pertidaksamaan
dengan suatu rumus. dengan menggunakan suatu rumus.
Menghasilkan suatu produk baru S2 juga mampu menghasilkan
yaitu menentukan suatu bentuk pertidaksamaan dengan rumus yang
pertidaksamaan dengan berbeda namun menghasilkan hasil
48

menggunakan rumus yang yang sama atau pertidaksamaan


berbeda, dengan hasil yang sama yang sama.
atau pertidaksamaan yang sama.

Berdasarkan paparan data subjek kemampuan berpikir tingkat tinggi

pada saat menyelesaikan masalah dan wawancara dapat dikatakan valid dan

dilakukan analisis data hanya pada subjek S1, sebagai berikut:

Dari jawaban S1 pada gambar 4.5 dengan nomor soal “3”. Dalam

pemecahan masalah program linear terlihat S1 dapat menggunakan

keterampilan menciptanya dengan baik. S1 mampu mengindetifikasi hal

yang diketahui dan ditanyakan kan yaitu menentukan nilai

pertidaksamaannya dan nilai maksimumnya. S1 dapat dapat merancang

penyelesaiannya sendiri, menentukan suatu pertidaksamaan dengan

menggunakan rumus 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑎𝑏. Selanjutnya menghubungkan tanda

pertidaksamaan yang akan digunakan berdasarkan apa yang diketahui.

Menentukan titik potong kemudian substitusikan titik-titik dari daerah

penyelesaian ke dalam fungsi tujuan yang telah ditentukan. S1 dapat

menghasilkan produk baru yaitu menentukan suatu bentuk pertidaksamaan

dengan menggunakan rumus yang berbeda dengan sebelumnya yaitu


𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
= 𝑦2−𝑦1 dengan mendapatkan hasil atau pertidakasamaan yang sama.
𝑥2−𝑥1

Sesuai penjelasan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada subjek,

S1 dapat memenuhi indikator mencipta dengan baik dilihat dari S1dapat

memenuhi indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi pada level mencipta

yaitu mampu merumuskan suatu pendapat dengan kriteria-kriteria tertentu,


49

mampu merancang suatu penyelesaian masalah dan dapat menciptakan

suatu hal yang baru.

Dari hasil analisis data menujukkan bahwa subjek telah memenuhi

kemampuan berpikir tingkat tinggi, dilihat pada subjek telah mampu

memenuhi ketiga indikator . Pada level menganalisis subjek telah mampu

membagi-bagi suatu informasi jadi bagian kecil dan menghubungkan sesuai

dengan pola atau hubungannya. Pada level mengevaluasi, subjek telah

mampu mengidentifikasi suatu masalah dan menilai suatu hal yang tidak

tepat. Dan level mencipta, subjek telah mampu merumuskan, merencanakan

suatu penyelesaiaan dan menghasilkan suatu produk baru atau menemukan

beberapa solusi dalam penyelesaian masalah.

B. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk melihat

kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada kelas XI SMA Negeri

18 Bone berdasarkan teori Anderson dan Krathwohl materi program linear,

mempunyai pembahasan sebagai berikut:

Pada saat penyelesaian masalah pada level menganalisis pada soal

nomor 1, subjek 1 dapat menggunakan kemampuan menganalisisnya dengan

baik. S1 mampu mengidentifikasi bagian yang diketahui dan ditanyakan,

mampu membuat model matematika dari soal tersebut. S1 mampu

mendeskripsikan informasi yang ada, menentukan penyelesaian dengan

menganalisis informasi yang diketahui untuk membuat model

matematikanya. Sesuai dengan teori Anderson dan Krathwohl , di mana

menganalisis ialah membagi materi menjadi bagian penyusunnya dan


50

menentukan hubungan antar bagian tersebut. Dari hasil penelitian subjek

dapat dikatakan memenuhi tahap menganalisis, dilihat dari subjek dapat

menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian.

Pada saat penyelesaian masalah pada level mengevaluasi pada soal

nomor 2, subjek dapat menggunakan kemampuan mengevaluasinya. S1

mampu memeriksa fakta-fakta yang ada, memahami masalah dan

mengidentifikasi bagian yang ditanyakan dari soal yang diberikan. S1 dapat

menilai hal-hal yang dirasa tidak tepat , dengan kata lain mampu mengenali

pernyataan benar dan salah. Sesuai dengan teori Anderson dan Krathwohl,

mengevaluasi ialah menarik suatu kesimpulan sesuai dengan kriteria

tertentu. Dari hasil penelitian subjek dapat dikatakan memenuhi tahap

mengevaluasi, dilihat dari subjek mampu memeriksa dan mengkritisi suatu

informasi yaitu menerima atau menolak pernyataan dari peneliti dengan

mengenali dan menjelaskan maksud setiap elemen dan hubungannya.

Pada saat penyelesaian masalah pada level mencipta pada soal

nomor 3, subjek dapat menggunakan kemampuan menciptanya. S1 mampu

mengidentifikasi bagian yang ditanyakan yaitu menentukan pertidaksamaan

dan nilai maksimum, mampu merancang langkah-langkah pemecahan

masalah dan Menghasilkan suatu produk baru yaitu menentukan suatu

bentuk pertidaksamaan dengan menggunakan dua rumus yang berbeda

dengan hasil yang sama atau pertidaksamaan yang sama. Sesuai dengan

teori Anderson dan Krathwohl, mencipta ialah menyusun elemen-elemen

sehingga membentuk sesuatu hal yang baru. Dari hasil penelitian subjek

dapat dikatakan memenuhi kemampuan tahap mencipta, dilihat dari kedua


51

subjek dapat menemukan atau memikirkan beberapa solusi dalam

penyelesaian masalah.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan BAB sebelumnya, maka ditarik kesimpulan:

1. Subjek memenuhi indikator level menganalisis dilihat dari subjek mampu

memisahkan bagian yang penting dari yang tidak penting,

mengidentifikasi elemen-elemen dari beberapa sumber dan mampu

merangkai elemen-elemen dalam satu konsep.

2. Subjek telah memenuhi indikator level mengevaluasi dilihat dari subjek

dapat memeriksa dan menilai hal-hal yang tidak tepat atau bukan pada

tempatnya.

3. Subjek telah memenuhi indikator level mencipta dilihat dari subjek

mampu membuat pilihan atau hipotesis yang sesuai dengan kriteria,

mampu merancang penyelesaian masalah dan menemukan beberapa

solusi.

B. Saran

1. Untuk pendidik, saat pembelajaran matematika agar dapat membiasakan

peserta didik dalam menyelesaikan masalah, merancang langkah-

langkah penyelesaiannya sendiri.

2. Untuk peserta didik, berlatih mengerjakan soal-soal di sekolah maupun

di luar sekolah agar dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya.

3. Untuk sekolah, memberikan fasilitas yang memadai kepada pendidik

dan peserta didik agar dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya.

52
DAFTAR PUSTAKA

Ambar Risqi Firdausa (2019) pengembangan instrumen tes high order thinking
skils (HOST) boga dasar untuk peserta didik SMK program keahlian tata
boga

Anderson,Krathwohl. Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen Revisi


Taksonomi Pendidikan Bloom.Terjemahan oleh Agung Prihantoro. 2017.
Yogyakarta: Pustaka Belajar

Ardhana, T. (2017). Keterampilan Berpikir Peserta didik dalam Menyelesaikan


Soal Garis dan Sudut Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi. Skripsi.
Surakarta: Unismuh Surakarta.

David Novirin (2014) Efektivitas Penerapan Metode Group Investigation Dalam


Peningkatan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dan Prestasi Belajar
Peserta Didik Kelas X Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Di SMK
PGRI 2 Prabumulih Tahun Ajaran 2013/2014

Djadir.dkk.2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket


Keahlian Matematika Bab VII Program Linear. Online
(https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/Download/mat
eri/matematika/BAB-7-PROGRAM-LINEAR.pdf, 03 februari 2020)

Helmawati. 2019. Pembelajaran dan Penilaian Berbasis HOTS. Bandung:


Remaja Rosdakarya

Indah Perdana P (2019) Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Pemecahan


Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi Pada Peserta
didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Sungguminasa. Skripsi. Surakarta:
Unismuh Makassar.

Meiriza Ardiana, dkk. 2015. Penerapan Self Assessment Untuk Analisis


Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta didik. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia. Vol 9, No 2, 2015, Hlm 1459-1467

Sudianto Manullang,dkk. 2017. Matematika SMA/MA/SMK/MA Kelas XI. Jakarta:


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.


Bandung:Alfabeta

Wicasari,dkk,2016. Analisis Kemampuan Berpikir Peserta didik Dalam


Menyelesaikan Permasalahan Matematika Yang Berorientasi Pada Hots.
Prosiding Seminar Nasional Reforming Pedagogy 2016

Wirodikromo Sartomo. 2006. Matematika Untuk SMA Kelas XII. Jakarta:


Erlangga

53
LAMPIRAN 1
1. Soal Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
2. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi
3. Kisi-Kisi Soal
4. Pedoman Wawancara
SOAL KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Sekolah : SMA Negeri 18 Bone
Mata pelajaran : Matematika Wajib
Materi : Program Linear
Kelas : XI
Petunjuk:
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal
2. Tulislah terlebih dahulu sebelum mengerjakan tes berikut
3. Baca dan pahami permasalah dengan cermat dan teliti
4. Kerjakan secara individu dan tanyakan pada guru / pengawas apabila terdapat
soal yang kurang jelas
5. Selesaikan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
SOAL
1. Eka akan membeli buah jeruk dan mangga, jumlah buah yang dibeli paling
banyak 20 buah. Ia akan membeli paling paling sedikit 8 buah jeruk dan 10
buah mangga. Harga jeruk Rp. 2.000,00 per buah dan mangga Rp. 4.000,00
per buah. Ia mempunyai uang Rp. 50.000,00. Tentukan model matematika dari
masalah tersebut!
2. Anisa memiliki toko bunga, di toko tersebut menjual 2 macam karangan
bunga. Karangan bunga pertama membutuhkan 20 tangkai bunga mawar dan
30 tangkai bunga lili. Karangan bunga kedua membutuhkan 10 tangkai bunga
mawar dan 30 tangkai bunga lili, persediaan bunga mawar dan bunga lili
masing-masing 400 dan 900 tangkai. Karangan bunga pertama dijual seharga
RP.300.000,00 dan karangan bunga kedua dijual seharga Rp. 200.000,00.
Supaya pendapatan dari penjualan karangan bunga mencapai maksimum,
berapa jumlah karangan bunga kedua yang harus disediakan?
3. Daerah himpunan penyelesaian di bawah merupakan himpunan penyelesaian
dari sistem pertidaksamaan. Tentukan sistem pertidaksamaan grafik tersebut
dan nilai maksimum dari fungsi tujuan 𝑓(𝑥) = 2𝑥 + 3𝑦.
PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN BERFIKIR TINGKAT
TINGGI

No Soal Jawaban Skor


1. Eka akan membeli buah Misalkan:
jeruk dan mangga, 𝑥 = 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑗𝑒𝑟𝑢𝑘
2
jumlah buah yang dibeli 𝑦 = 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎
paling banyak 20 buah. Buah yang dibeli paling banyak 20 buah
Ia akan membeli paling Model matematika: 𝑥 + 𝑦 ≤ 20 2
paling sedikit 8 buah Jumlah jeruk yang dibeli paling sedikit
jeruk dan 10 buah 8 buah
2
mangga. Harga jeruk Rp. model matematika: 𝑥 ≥ 8
2.000,00 per buah dan Jumlah mangga yang dibeli paling
mangga Rp. 4.000,00 per sedikit 10 buah
2
buah. Ia mempunyai model matematika: 𝑦 ≥ 10
uang Rp. 50.000,00. Harga jeruk Rp.2.000 perbuah dan
Tentukan model harga mangga Rp. 4.000, jumlah uang
matematika dari masalah Rp. 50.000
2
tersebut! Model matematika:
2.000𝑥 + 4.000𝑦 ≤ 50.000
Bentuk sederhana: 𝑥 + 2𝑦 ≤ 25
Jadi sistem pertidaksamaannya yaitu
𝑥 + 𝑦 ≤ 15
𝑥≥8
𝑦 ≥ 10
𝑥 + 2𝑦 ≤ 25
𝑥≥0 1
𝑦≥0
2. Anisa memiliki toko Variabel keputusan:
misalkan 𝑥 = 𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 1 2
bunga, di toko tersebut
𝑦 = 𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 2
menjual 2 macam Jenis Karangan Karangan Total
karangan bunga. Bunga bunga 1 bunga 2
(x) (y)
Karangan bunga pertama Mawar 20 10 400
membutuhkan 20 tangkai Lili 30 30 900
Harga 300.000 200.000
bunga mawar dan 30
tangkai bungalili. Model matematika: 2
20𝑥 + 10𝑦 ≤ 400
Karangan bunga kedua
30𝑥 + 30𝑦 ≤ 900
membutuhkan 10 tangkai 𝑥≥0
bunga mawar dan 30 𝑦≥0

tangkai bunga lili, Bentuk sederhana:


persediaan bunga mawar 2𝑥 + 𝑦 ≤ 40
𝑥 + 𝑦 ≤ 30
dan bunga lili masing- 𝑥≥0
masing 400 dan 900 𝑦≥0
Fungsi tujuan:
tangkai. Karangan bunga 𝑓(𝑥) = 300.000𝑥 + 200.000𝑦 1
pertama dijual seharga Menentukan sumbu x dan y
 2𝑥 + 𝑦 = 40
RP.300.000,00 dan untuk 𝑥 = 0
karangan bunga kedua 2(0) + 𝑦 = 40
𝑦 = 40 (0,40)
dijual seharga Rp. 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑦 = 0
200.000,00. Supaya 2𝑥 + 0 = 40
𝑥 = 20 (20,0)
pendapatan dari 2
 𝑥 + 𝑦 = 30
penjualan karangan 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 0
0 + 𝑦 = 30
bunga mencapai
𝑦 = 30 (0,30)
maksimum, berapa 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑦 = 0
𝑥 + 0 = 30
jumlah karangan bunga
𝑥 = 30 (30,0)
kedua yang harus Daerah himpunan penyelesaian:
disediakan?
3

Titik potong:
2𝑥 + 𝑦 = 40 … … 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 1
𝑥 + 𝑦 = 30 … … 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 2
Eliminasi y pada persamaan 1 dan 2
2𝑥 + 𝑦 = 40
𝑥 + 𝑦 = 30
2
𝑥 = 10
nilai x=10, substitusikan nilai x pada
persamaan 2
𝑥 + 𝑦 = 30
10 + 𝑦 = 30
𝑦 = 30 − 10
𝑦 = 20
maka diperoleh titik (𝑥, 𝑦) = (10,20)
Menguji titik sudut:
 Untuk titik (0,0)
300.000(0) + 200.000(0) = 0
 Untuk titik (0,30)
300.000(0) + 200.000(30)
= 6.000.000
 Untuk titik (10,20)
300.000(10) + 200.000(20)
= 3.000.000
+ 4.000.000
= 7.000.000
3
 Untuk titik (20,0)
300.000(20) + 200.000(0)
= 6.000.000

Pendapatan maksimum adalah


Rp.7.000.000,00 diperoleh jika terjual
10 karangan bunga pertama dan 20
1
karangan bunga kedua.
Jadi jumlah karangan bunga kedua yang
harus disediakan adalah 20.
3. Daerah himpunan Sistem Pertidaksamaan:
penyelesaian di bawah untuk menyelesaikan soal tersebut, yang
merupakan himpunan Pertama dilakukan adalah mencari titik
penyelesaian dari sistem pada grafik dengan menggunakan
pertidaksamaan. rumus persamaan garis melalui titik
Tentukan sistem (𝑥1 , 𝑦1 ) dan (𝑥2 , 𝑦2 ) sebagai berikut:
pertidaksamaan grafik 𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
tersebut dan nilai
maksimum dari fungsi  Garis 1 melalui titik (80,0) dan
(0,160) , maka persamaanya: 2
tujuan 𝑓(𝑥) = 2𝑥 + 3𝑦.
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
𝑦−0 𝑥 − 80
=
160 − 0 0 − 80
𝑦 𝑥 − 80
=
160 −80
160(𝑥 − 80) = −80𝑦
160𝑥 − 12.800 = −80𝑦
160𝑥 + 80𝑦 = 12.800
2𝑥 + 𝑦 = 160
 Garis 2 melalui titik (150,0) dan
(0,50), maka persamaannya:
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1 2
𝑦−0 𝑥 − 150
=
50 − 0 0 − 150
50(𝑥 − 150) = −150
50𝑥 + 7.500 = −150𝑦
50𝑥 + 150𝑦 = 7.500
𝑥 + 3𝑦 = 150
Daerah yang diarsir:
Sebelah kanan sumbu 𝑦 ⇒ 𝑥 ≥ 0
Sebelah atas sumbu 𝑥 ⇒ 𝑦 ≥ 0
Sebelah bawah garis 1 ⇒ 2𝑥 + 𝑦 ≤
4
160
Sebelah bawah garis 2 ⇒ 𝑥 + 3𝑦 ≤
150
Jadi sistem pertidaksamaan dari
daerah penyelesaiaan diatas adalah:
2𝑥 + 𝑦 ≤ 160
𝑥 + 3𝑦 ≤ 150 1
𝑥≥0
𝑦≥0
Menentukan Titik Potong
2𝑥 + 𝑦 = 160 … … 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 1
𝑥 + 3𝑦 = 150 … … 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 2
Eliminasi 𝑥 pada persamaan 1 dan 2
2𝑥 + 𝑦 = 160 × 1 2𝑥 + 𝑦 = 160
| |
𝑥 + 3𝑦 = 150 × 2 2𝑥 + 6𝑦 = 300
2
−5𝑦 = −140
−140
𝑦=
−5
𝑦 = 28
Untuk nilai 𝑦 = 28, substitusi nilai y
pada persamaan 1
2𝑥 + 𝑦 = 160
2𝑥 + 2
8 = 160
2𝑥 = 160 − 28
2𝑥 = 132
132
𝑥=
2
𝑥 = 66
maka diperoleh titik potong (𝑥, 𝑦) =
(66,28)
Nilai Maksimum
𝑓(𝑥) = 2𝑥 + 3𝑦
 Untuk titik (0,0)
2𝑥 + 3𝑦 = 2(0) + 3(0) = 0
 Untuk titik (0,50)
2𝑥 + 3𝑦 = 2(0) + 3(50) = 150
 Untuk titik (66,28)
2𝑥 + 3𝑦 = 2(66) + 3(28) = 216
 Untuk titik (80,0) 3
2𝑥 + 3𝑦 = 2(80) + 3(0) = 160
Jadi nilai maksimum yaitu 216, pada
titik (66,28)
KISI-KISI SOAL

Sekolah : SMA Negeri 18 Bone


Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Materi : Program Linear
Kelas : XI
Kompetensi Dasar Indikator Soal Bentuk Soal Aspek Kognitif Nomor Bobot
Soal
3.2 Menjelaskan program linear  Dapat membedakan hal yang Uraian Menganalisis 1 11
dua variabel dan metode relevan dan tidak relevan,
penyelesaiannya dengan  Dapat mengorganisasi informasi
menggunakan masalah yang diperoleh dari berbagai
sumber.
kontekstual
 Dapat menghubungkan bagian-
4.2.Menyelesaikan masalah bagian yang ada dalam satu
kontekstual yang berkaitan konsep atau permasalahan.
dengan program linear dua 1. Mampu memeriksa fakta-fakta Uraian Mengevaluasi 2 16
variable yang ada.
2. Dapat mengkritisi suatu hal
yang dirasa kurang tepat atau
tidak pada tempatnya..
1. Menciptakan hipotesis atau Uraian Mencipta 3 14
pemikiran dengan kriteria
tertentu,
2. Merencanakan langkah-langkah
pemecahanmasalah.
3. Menghasilkan produk baru.

61
PEDOMAN WAWANCARA SETELAH PELAKSANAAN TES TERTULIS

Sekolah : SMA Negeri 18 Bone


Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Materi : Program Linear
Kelas : XI
A. Tujuan Wawancara
1. Mengkonfirmasi jawaban peserta didik dalam menyelesikan soal
kemampuan berpkir tingkat tinggi.
2. Mengetahui kemampuan berfikir tingkat tinggi peserta didik akan materi
yang diujikan.
B. Jenis Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara tidak
terstruktur. Dengan kata lain proses wawancara yang dilakukan dapat
berkembang dan tidak harus sama dengan pedoman wawancara yang telah
disusun. Pedoman wawancara digunakan sebagai garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Proses wawancara sebagai berikut:
1. Wawancara dilaksanakan secara langsung oleh peneliti dan peserta didik
2. Wawancara dilaksanakan setelah ada kesepakatan waktu dan tempat
pelaksanaan wawancara antara peneliti dan peserta didik
3. Pertanyaan yang diajukan tidak harus sama, namun memuat pokok
permasalahan yang sama.
C. Pelaksanaan
Wawancara dilakukan setelah pengerjaan tes tertulis, peneliti
menentukan waktu dan tempat yang disepakati bersama sejumlah peserta
didik yang akan diwawancarai terkait pengerjaan tes tertulis tersebut.
Adapun garis besar pertanyaan yang disusun peneliti:
Fokus
Pertanyaan Peneliti Informan
Penelitian
1. Apakah kamu dapat
mengidentifikasi permasalahn
pada soal tersebut?
2. Bagaimana cara anda mentukan
Menganalisis model matematika pada soal Peserta didik
tersebut?
3. Apa yang dimaksud dari simbol
ini? (menunjuk simbol yang
dimaksud)
1. Apakah yang anda ketahui dalam
soal ini?
Mengevaluasi 2. Bagaimana kamu yakin ini Peserta didik
merupakan jawaban yang benar?
Mengapa?
1. Apa yang ditanyakan dalam soal
Mencipta Peserta didik
ini?

62
2. Menurut kamu, konsep/rumus apa
yang digunakan untuk
menyelesaikan soal ini?
3. Menurut kamu apakah ada cara
lain untuk menyelesaikan masalah
ini?
LAMPIRAN 2
1. Jadwal Penelitian

2. Hasil Tes Pemilihan Subjek

3. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

4. Hasil Tes Wawancara Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

5. Dokumentasi
JADWAL PENELITIAN

NO HARI/ TANGGAL KETERANGAN

1 Sabtu/ 24 Oktober 2020 Menyerahkan izin kepada kepala

SMA Negeri 18 Bone

2. Senin/ 2 November 2020 Melakukan konsultasi pada guru

mata pelajaran

3. Kamis/ 5 November 2020 Melakukan tes kemampuan berpikir

tingkat tinggi

4. Sabtu/ 7 November 2020 Melakukan wawancara pada subjek 1

5 Senin/ 9 November 2020 Melakukan wawancara pada subjek 2


HASIL TES PEMILIHAN SUBJEK

No Nama Nilai
1. A. Ahmad Al Gazali -
2 Andi Nisa Salsabila 27
3 Akina Paramita Akil 88
4 Andi Aynul Fajrin 29
5 Andi Elisanda 27
6 Arniati -
7 Ceceng Agustina 76
8 Dedi 27
9 Dewi Astri Susanti 53
10 Echa Marsyanda 76
11 Eka Sri Wahyuni 22
12 Etri Agustin -
13 Ikhsanul Alim 27
14 Irma Santy 53
15 Jusriadi Kurniawan -
16 Mawar Paradiba -
17 Muh. Akmal Mansur 24
18 Muh. April Angriawan 29
19 Muhammad Fadil 34
20 Nur Azisyah Oktaviana 70
21 Nurul Hidayah Tulloh 24
22 Rahmat Shur Waqia 76
23 Sahrul Gunawan 24
24 Sarmila Nur 51
25 Siska Agustina -
26 Sri Muliani Putri 27
27 Shalman Khardianata M 23
28 Tanty Lestiani 51
29 Umrah Anugrah 93
30 Yuni Fajriani L 27
31 Yusrianto 27
32 Sri Uya Magfirah -
33 Muh Syafwan Arhan -
HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SUBJEK 1
HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SUBJEK 2
TRANSKIP HASIL WAWANCARA SUBJEK 1

Keterangan:

P: Peneliti

S1: Subjek 1

P : masih di ingat ini soal dek?


S1 : iye kak, soal program linear
P : bagaimana menurut ta ini soal? Susah atau tidak?
S1 : tidak ji kak
P : apa yang ditanyakan disini dek?
S1 : model matematikanya kak
P : kenapa pake tanda ini ki disini? ( menujukkan tanda
pertidaksamaan 𝑥 + 𝑦 ≤ 20)
S1 : karena kak jumlah nya jeruk sama mangga yang na beli tidak
boleh lebih dari 20 kak paling banyak mi itu 20 kak, itu mi
pakai tanda kurang dari ki kak.
P : pakai tanda besar dari ki mungkin disini dek?
S1 : iih kak, kalau pakai tanda besar dari ki kak berarti kak
jumlahnya yang na beli bisa itu lebih dari 20, na soalnya
paling sedikit 20 na beli buah kak.
P : kalau persamaan ini dek 𝑥 ≥ 8?
S1 : kalau ini kak baru ki pakai besar dari atau sama dengan kak
karena disuruhkan ki paling sedikit 8 jeruk na beli jadi bisa
lebih dari 8 kak
P : jadi sama ji ini? (menujukkan persamaan 𝑥 ≥ 10)
S1 : iye kak samaji, boleh lebih dari 10 mangga
P : kalau itu harganya, kenapa bergitu persamaanta? Kenapa
pake tanda itu ki?
S1 : kan 50.000 uangnya kak jadi pake tanda kurang dari ki kak
karena tidak boleh lebih dari 50.000 na belanja kak. Kalau
pakai tanda besar dari kak berarti tidak genap ki itu uangnya.
Lebih banyak ki yang na belanja dari pada uang yang na
bawa.
P : kalau ini persamaan 𝑥 ≥ 0 𝑦 ≥ 0 dapat dari mana ki?
S1 : jumlah jeruk sama mangga yang na beli kak tidak boleh
kurang dari 0 kak
P : apa kesulitannya dalam soal nomor 2?
S1 : panjang sekali jawabannya kak
P : apa yang ditanyakan kah dek?
S1 : jumlah karangan bunga yang harus disediakan
P : ditau ji bedanya maksimum dan minimum dek?
S1 : kalau maksimum kak nilai yang mempunyai nilai tertinggi,
kalau minimum kak sebaliknya nilai terendah
P yakin jaki dek? Terbalik kayaknya?
S1 benar mi kak karena toh kak kalau maks berarti besar ki
kalau mini berarti kecil ki. Itu mi kak kalau maksimum nilai
terbesar atau teringgi kak kalau minimum baru nilai terkecil
atau terendah kak. begitu pemahaman ku kak.
P : apa yang dikerja terlebih dahulu dek?
S1 : dibuatkan dulu model matematikanya kak, ehh di misalkan
dulu kak x dan y nya baru model matematikanya
P : selanjutnya dek kalau didapat mi model nya?
S1 : tentukan mi titik-titik nya kak, dimisalkan 𝑥 = 0 dan 𝑦 = 0
terus kak digambar maki daerah penyelesaiaannya.
P : terus apanya lagi dek?
S1 : titik potongnya kak, pake eliminasi substitusi ki kak
P : selanjutnya dek?
S1 : kan kalau ditau mi titik potongnya sama daerah
penyelesaiaanya kak disubstitusikan mi titik-titiknya kefungsi
tujuannya.
P : yang mana fungsi tujuannya?
S1 : 300.000𝑥 + 200.000𝑦
P : jadi jawaban nya?
S1 : karangan bunga pertama 1dan karangan bunga ke dua 20
P : bagaimana soal nomor 3, susah ki dek?
S1 : lumayan kak, harus ki teliti
P : apa yang mau dicari di nomor 3 dek?
S1 : pertidaksamaan dan nilai maksimum
P : pakai rumus apa ki cari pertidaksamaannya?
S1 : 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑎. 𝑏
P : ada cara lainnya selain itu yang ditulis?
S1 : 𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
ada kak, pakai 𝑥2−𝑥1 = 𝑦2−𝑦1
P : sama ji jawaban taa kalau pakai ini ki?
S1 : iye kak
P : kenapa ki bukan tanda besar dari dipake dek?
S1 : eh tunggu dulu kak, ihh cocok mi kak kan dibawah garis
semua ki jadi kurang dari tandanya. Seandainya diatas garis
ki diarsir berarti tanda besar dari dipake kak
P : apanya lagi ditentutkan?
S1 : kan diketahui mi titik-titik penyelesaiannya kak jadi langsung
mi titik potongnya dicari kayak nomor 2 kak. Kalau didapat
mi baruki substitusikan lagi difungsi tujuan 2𝑥 + 3𝑦
P : jadi berapa didapat?
S1 : nilai maksimum 216

TRANSKIP HASIL WAWANCARA SUBJEK 2

Keterangan:
P: Peneliti
S2: Subjek 2
P : masih di ingat ini soal dek?
S2 : iye kak
P : apa yang ditanyakan dari soal?
S2 : model matematikanya kak, pertidaksamaannya
P : apa kesulitannya dari soal ini?
S2 : sempat jika keliru sedikit di tandanya itu persamaan terakhir kak
P : yang harga nya?
S2 : iye kak
P : jadi bagaimana solusinya untuk tentukan pertidaksamaan nya?
S2 : ku baca ulang kak, ku kira fungsi tujuan awalnya
P : apa alasannya pakai kurang dari atau sama dengan 50.000 di
situ persamaan dek?
S2 : jumlah keseluruhan belanjaannya nanti kak jeruk sama mangga
tidak boleh lebih dar 50.000 kak, karena 50.000 ji uangnya jadi
pakai tanda kurang dari ki atau sma dengan ka kak
P : kalau persamaan pertama dek? Kurang dari atau sama dengan
juga dipake, kenapa pake itu ki?
S2 : karena soalnya kak jumlah jeruk sama mangga yang na beli
paling banyak itu 20 kak, tidak boleh lebih dari 20 yang dibeli
keseluruhannya kak, jadi itu mi pakai tanda kurang dari kaa kak
P : kalau itu dek 𝑥 ≥ 8?
S2 : sebaliknya tadi kak, jumlah jeruk yang na beli paling sedikit 8
buah jadi harus ki lebih dari 8 tidak boleh ki beli jeruk kurang
dari 8 kak
P : jadi begitu juga yang kurang dari 10?
S2 : iye kak, jumlahnya yang na belitidak boleh kurang dari 10
P : kalau nomor 2 dek apa yang ditanya kan dari soal
S2 : supaya pendapat maksimum, berapa jumlah karangan bunga
kedua yang disediakan?
P : apa kesulitan ta dari soal dek?
S2 : itu kak, menentukan x dan y nya. Kukira tadi x itu mawar kak y
lili
P : bagaimana caranya pale tentukan ki?
S2 : ku baca ulang mi kak, kan terakhir yang ditanyakan dari soal
nilai maksimum pendapatan karangan bunga kak, berfokus ke
karangan bunga kak terus ku buatkan mi tabel kak jadi yang
dimisalkan x karangan bunga 1 dan y karangan bunga 2
P : terus kalau sudah itu dek?
S2 : ditentutkan mi titik x dan y nya, baru disubstitusikan mi
kepersamaan. Kalau didapat mi titik-titik nya baru ki gambar ki
pakai titik yang didapat
P : gambar daerah penyelesaiaanya?
S2 : iye kak
P : kalau sudah itu dek?
S2 : titik potongnya lagi kak. Yang persamaan-persamaan tadi kak di
eliminasi terus disubstitusi. Terus kak kalau didapat mi titik
potongnya disubstitusikan mi lagi ke fungsi tujuannya tadi kak
sama titik-titik daerah penyelesaianya yang lain kak.
P : semua titiknya?
S2 : tidak kak, itu ji bagian arsirannya kak.
P : jadi apa jawaban ta dek?
S2 : 20 karangan bunga ke2, pendapatan maksimum 7 juta kak
P : apa yang ditanyakan dari soal dek?
S2 : mau ditentukan maksimum kak
P : apa kesulitannya dek?
S2 : tidak ada ji kak
P : apa yang diketahui dari soal dek?
S2 : himpunan penyelesaian kak sama fungsi tujuannya
P : bisa ki jelaskan ki caranya dapat pertidaksamaannya?
S2 : eh anu dulu kak, ditentukan dulu garis 1 dan garis 2 terus kak
ditentukan a sama b nya baru dimasukkan di rumus kak. Begini
kak, misalnya toh garis 1 a=50 dan b=150 terus kak dimasukkan
mi dirumus 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑎𝑏 jadi 50𝑥 + 150𝑦 = 50 × 150 jadi
7.500 baru mi kak ditentukan pertidaksamaannya 50𝑥 + 150𝑦 ≤
7.500. begitu juga kak digaris 2, a=180 dan b=80 jadi 180𝑥 +
80𝑦 = 12.800 terus baru maki lagi ubah ki kepertidaksamaan
pakai tanda kurang dari jaki juga kak.
P : kenapa ki pakai tanda kurang dari?
S2 : kan garis satu ini (sambil menujukkan grafik pada soal) daerah
yang diarsir dibawa garis 1 kak jadi pakai tanda kurang dari ki
kak tanda nya. Garis 2 juga begitu kak
P : ada cara lain ta cari pertidaksamaan?
S2 : 𝑦−𝑦1 𝑥−𝑥1
ada kak, pakai rumus 𝑦2−𝑦1 = 𝑥2−𝑥1 begitu ji kapang kak

P : kenapa ki tidak pakai rumus itu dulu?


S2 : waktu dulu ujian kak ku lupa-lupa rumusnya terus kak panjang ki
cara kerjanya.
P : kalau sudah pertidaksamaanya apanya lagi dek?
S2 : nilai maksimumnya lagi kak
P : caranya?
S2 : sama ji di nomor 2 tadi kak, ditentutksn titik potongnya terus
dimasukkan mi difungsi tujuan ehh di substitusikan kak
DOKUMENTASI
LAMPIRAN 3
Power point
LAMPIRAN 4
Persuratan
RIWAYAT HIDUP

Nur Ahyana, lahir di Luppereng pada tanggal 20 April 1998.

Adalah anak terakhir dari enam bersaudara dan merupakan

buah cinta kasih dari pasangan Palinrungi dan Nur kaya.

Penulis mengawali pendidikan formal di Tk Sejahtera, pada

tahun 2003. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SD INP 6/75

Cinennung dan tamat pada tahun 2010. Kemudian penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 2 Cina, Kec. Cina, Kab. Bone, pada tahun 2010 dan

tamat pada tahun 2013. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMA

Negeri 18 Bone mulai dari tahun 2013 sampai pada tahun 2016. Pada tahun yang

sama penulis melanjutkan jenjang pendidikan ditingkat Universitas pada program

Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2021.

Anda mungkin juga menyukai