Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidik Strata 1 (S1)
Oleh
Dini Anugrah Safitri
1111018300070
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kata Kunci : Rasa Percaya Diri dan Prestasi Belajar Matematika Siswa
i
ABSTRACT
Purpose of this research was to examine whether there is a correlation between self-
confidence and mathematics achievement’s fifth grade students of SDN Kramat Jati
19 Pagi.
This reearch is the population, so that respondents in this study were all fifth grade
students of SDN 19 Pagi Kramat Jati. The method used is quantitative research
methods in the form of ex post facto and it’s supported by the references related to
the themes that are discussed in this paper (library research). The method supported
by data collection techniques including observation, questionnaires, and
documentation study. Data analysis technique used in this research used the
techniques Spearman Rank.
From processing the data obtained next step classified and processed to produce the
final data with ρ of 0.460, which means there is a correlation of self-confidence
with the mathematics achievement’s students. It can be concluded that the
alternative hypothesis (Ha) is accepted and the null hypothesis (Ho) is rejected, this
implies that the self-confidence that is being positively associated with mathematics
achievement’s students.
ii
KATA PENGANTAR
iii
Arsiyanti, yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian
skripsi ini.
8. Ibunda penulis yang tidak henti-hentinya memberikan do’a dan
dukungannya untuk keberhasilan penulis baik moril maupun materil.
9. Teman-teman PGMI B yang senantiasa memberikan pengalaman
kepada penulis tentang makna sebuah kebersamaan.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal skripsi
ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya, penulis panjatkan do’a semoga Allah SWT memberikan
balasan yang melimpah kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan para pembaca. Aaamiin
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ...............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1
B. Identifikasi Masalah ..........................................................................5
C. Pembatasan Masalah..........................................................................5
D. Rumusan Masalah..............................................................................6
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian.............................................................................6
iv
C. Hipotesis Penelitian ..........................................................................24
D. Penelitian yang Relevan ...................................................................24
v
BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum objek Penelitian.............................. ...................... 37
1. Sejarah Singkat SDN Kramat Jati 19 Pagi....................................37
2. Visi dan Misi SDN Kramat Jati 19 Pagi .......................................38
3. Jumlah Siswa Menurut Umur........................................................39
B. Uji Validitas dan reliabilitas...............................................................39
1. Uji Validitas ..................................................................................39
2. Uji Reliabilitas ..............................................................................41
C. Analisis Deksripsi Data Hasil Penelitian ........................................... 42
1. Analisis Data Rasa Percaya Diri ...................................................42
2. Analisis Data Prestasi Belajar Matematika Siswa ........................59
3. Hasil Uji Hipotesis Korelasi Rasa Percaya Diri dengan Prestasi
Belajar Matematika Siswa.............................................................61
D. Interpretasi Hasil Penelitian ............................................................... 62
vi
DAFTAR TABEL
vi
kalkulator untuk menghitung............................................................................
Tabel 4.17 Mengulang kembali pelajaran matematika yang baru dijelaskan oleh guru di
rumah.................................................................................................. 48
Tabel 4.18 Mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika di kelas dan
bahkan menjadi sesuatu yang menakutkan di antara mata pelajaran
lainnya.......................................................................................................... 49
Tabel 4.19 Mengerjakan latihan-latihan yang berkaitan dengan matematika di rumah........ 49
Tabel 4.20 Anggapan bahwa matematika itu berkenaan dengan rumus-rumus dan dapat
diterapkan dalam kehidupan nyata................................................................. 50
Tabel 4.21 Anggapan bahwa pelajaran matematika berhubungan dengan pelajaran lain....... 50
Tabel 4.22 Merasa belajar matematika adalah sia-sia karena merupakan pelajaran yang
abstrak dan tidak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.............................. 51
Tabel 4.23 Anggapan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang
membingungkan............................................................................................. 51
Tabel 4.24 Merasa matematika adalah pelajaran yang abstrak, sulit dipahami dan rumit
untuk dipecahkan........................................................................................... 52
Tabel 4.25 Matematika itu hanya digunakan untuk menghitung penjumlahan, pengurangan,
pembagian, dan perkalian saja....................................................................... 52
Tabel 4.26 Merasa terbantu dengan pelajaran matematika untuk membantu ibu menghitung
belanjaan...................................................................................................... 53
Tabel 4.27 Matematika mempunyai manfaat yang besar di kehidupan nyata................. 53
Tabel 4.28 Matematika melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan........ 54
Tabel 4.29 Cuek dengan kebenaran pada suatu rumus dalam matematika........................ 54
Tabel 4.30 Merasa lebih teliti, cermat, sabar dan tekun dalam bertindak setelah berlajar
matematika...................................................................................................... 55
Tabel 4.31 Mampu memahami soal matematika dalam bentuk cerita dengan baik................ 55
Tabel 4.32 Matematika hanya ilmu hitung yang tidak bisa membentuk karakter teliti,
cermat, sabar, tekun dan lainnya................................................................... 56
Tabel 4.33 Malas menggunakan konsep matematika yang pernah dipelajari...................... 56
vii
Tabel 4.34 Matematika dapat mengasah kecerdasan otak dan meningkatkan kemampuan
untuk lebih teliti dan cermat dalam bertindak................................................ 57
Tabel 4.35 Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V……………………………. 59
Tabel 4.36 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar…………………………………………. 60
Tabel 4.37 Perincian Hasil Korelasi Rasa Percaya Diri dengan Prestasi Belajar
Matematika Siswa......................................................................................... 61
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses panjang dan berkelanjutan untuk
mentransformasikan peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan
penciptaannya, yaitu bermanfaat bagi dirinya, bagi sesama, bagi alam
semesta, beserta segenap isi dan peradabannya. Menurut Undang-Undang RI
tahun 2003,1 ”pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”. Sehingga pendidikan merupakan salah satu upaya manusia untuk
menumbuhkan pengetahuan. Dimana pendidikan itu sendiri sebagai aktivitas
dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan
membina potensi-potensi pribadinya yaitu rohani (pikir, karya, cipta dan budi
nurani) dan jasmani (panca indera serta keterampilan).
Menurut Morris Kline yang dikutip oleh Lisnawaty Simanjuntak,
bahwa jatuh bangun suatu negara dewasa ini tergantung dari kemajuan di
bidang matematika.2 Penggunaan matematika atau berhitung dalam kehidupan
manusia sehari-hari telah menunjukkan hasil yang nyata. Metode matematis
juga memberikan inspirasi kepada pemikiran di bidang sosial dan ekonomi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa matematika
berguna dan erat kaitannya dengan segala segi kehidupan manusia, khususnya
bagi pelajar. Namun ironisnya, matematika dianggap sebagai momok bagi
1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem pendidikan
Nasional.8 Juli 2003.Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301. Jakarta
2
Lysnawaty Simanjuntak, Metode Mengajar Matematika, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
1993). h.64
1
2
3
Novita Eka Indiyani dan Anita Listiara, Efektivitas Metode Pembelajaran Gotong
Royong (Cooperative Learning) Untuk Menurunkan Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi
Pelajaran Matematika, Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 1, Juni 2006. h. 11
4
Maman Abdurrahman, Dasar-dasar Metode Statistika untuk Penelitian, (Bandung : CV
Pustaka Sedia, 2011). h. 252
5
Novita Eka Indiyani dan Anita Listiara, op.cit. h. 15
6
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997).
h. 44
7
Ach. Syaifullah, Tips Bisa Percaya Diri, (Yogyakarta : Garailmu, 2010). h. 15
3
8
Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta : Puspa Swara, 2002). h.
8
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
peneliti mengidentifikasikan permasalahan tersebut, antara lain:
1. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika.
2. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami keterkaitan antarkonsep
matematika.
3. Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran
matematika.
4. Kurangnya keyakinan atau rasa percaya diri siswa terhadap pelajaran
matematika.
5. Adanya anggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit.
6. Kurangnya variasi dalam model dan strategi pembelajaran matematika
yang digunakan oleh guru mata pelajaran matematika.
7. Siswa yang mencapai ketuntasan masih rendah.
8. Kurangnya pemahaman siswa tentang kegunaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang rasa
percaya diri siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh percaya diri siswa terhadap prestasi belajar
matematika.
1. Percaya diri merupakan sikap positif yang dimiliki seorang individu yang
membiasakan dan memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian
positif terhadap dirinya untuk meraih apa yang diinginkannya.9
2. Prestasi belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial
atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh
seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan
9
Ibid., h. 9
6
motorik.10 Prestasi belajar yang diteliti pada penelitian ini dibatasi pada
hasil belajar kognitif siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, peneliti
mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar tingkat rasa percaya diri siswa dalam belajar matematika?
2. Seberapa besar prestasi belajar siswa yang memiliki rasa percaya diri
dalam belajar matematika?
3. Apakah terdapat hubungan rasa percaya diri dengan prestasi belajar
matematika siswa?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat rasa percaya diri siswa kelas V SDN Kramat
Jati 19 Pagi.
2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa kelas V SDN Kramat Jati
19 Pagi.
3. Untuk mengkaji hubungan rasa percaya diri dengan prestasi belajar
matematika siswa kelas V SDN Kramat Jati 19 Pagi.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi apakah
terdapat hubungan rasa percaya diri dengan prestasi belajar matematika
siswa dan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian,
teknik analisis atau mungkin populasi yang berbeda sehingga dapat
dilakukan proses verifikasi demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya
untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
10
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2004). h. 101
7
2. Manfaat Praktis
Manfaat Praktis penelitian ini adalah:
a. Manfaat bagi guru Matematika
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah
yang efektif di dalam proses belajar mengajar.
b. Manfaat bagi siswa
Akan mendorong siswa untuk memiliki rasa percaya diri sehingga
memberikan prestasi yang memuaskan.
c. Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Mendapatkan tambahan wawasan dan pengetahuan serta pengalaman
dalam bidang pendidikan serta penulisan ilmiah.
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Hakikat Rasa Percaya Diri
a. Pengertian Rasa Percaya Diri
“Rasa percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang
terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan
tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai
tujuan didalam hidupnya”.11 Menurut Dimyati dan Mudjiono, Percaya
diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri
bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri
dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan.12
Orang yang percaya diri memiliki rasa optimis dengan
kelebihan yang dimiliki dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Siswa yang memiliki rasa percaya diri tinggi dapat memahami
kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Kelemahan-kelemahan yang
ada pada dirinya merupakan hal yang wajar dan sebagai motivasi
untuk mengembangkan kelebihan yang dimilikinya bukan dijadikan
penghambat atau penghalang dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sebagaimana pendapat Loekmono bahwa orang yang
memiliki kepercayaan diri akan memiliki keyakinan terhadap segala
aspek kelebihan dirinya sehingga mampu mengatasi ketakutan dan
kecemasan dirinya.13
Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada
adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut bahwa ia
merasa memiliki kompetensi, yakin mampu percaya bahwa dia bisa
11
Thursan Hakim, op.cit,. h. 6
12
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009). h.
13
L. Loekmono, Rasa Percaya Diri pada Diri Sendiri, (Salatiga: Universitas Satya
Wacana, 1983). h. 3
8
9
14
Siska, Sudardjo dan Esti H.Y, Kepercayaan Diri dan Kecemasan Komunikasi
Interpersonal Pada Mahasiswa, Jurnal Psikologi 2003 No. 2, h. 69
15
Hendra Surya, Percaya Diri itu Penting : Peran orang tua dalam membangun percaya
diri anak, (Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2007). h. 57
10
16
Sri Wahyuni, Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Berbicara di
depan Umum Pada Mahasiswa Psikologi, eJournal Psikologi 2014 Volume 2 No. 1. h. 54
17
K. Hambly, Bagaimana Meningkatkan Rasa Percaya Diri, (Salatiga: Universitas Kristen
Satya Wacana, 1995). h. 3
18
Loekmono, op.cit,. h. 36
19
Udin S Winataputra, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Penerbit Universitas
Terbuka, 2008). h. 32
11
20
Tina Afiatin & Budi Andayani. Konsep Diri, Harga Diri, dan Kepercayaan Diri
Remaja, 1996. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada No. 223. h.. 24
12
21
Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik), (Bandung:
Pustaka Setia, 2010). h. 149-150
22
Sri Wahyuni, op.cit., h. 54
13
23
Gaguk Margono, Pengembangan Instrumen Pengukur Rasa Percaya Diri Mahapeserta
didik terhadap Matematika, JURNAL ILMU PENDIDIKAN, Jilid 12, Nomor 1, (Februari 2005).
h. 48
14
24
Ibid, h. 48
25
Thursan Hakim, op.cit,. h. 121
15
26
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Erlangga, 2011).
h. 2
16
27
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010). h. 2
28
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009). h.6
29
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo,
2000). h.45
17
30
Mohammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Pustaka Bani
Quraisy, 2004). h. 75
31
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2011). h. 297
32
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010). h. 141
18
33
Saifudin Azwar, Pengantar Psikologi Intelegensi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996).
h. 44
34
Eva Latipah, Strategi Self Regulated Learning dan Prestasi Belajar : Kajian Meta
Analisis, Jurnal Psikologi Volume 37, No. 1, Juni 2010. h. 115
35
Harry Pranowo dan Annisa Ratna Sari, Pengaruh Persepsi Siswa tentang metode
mengajar guru dan kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI
IPS SMA N 1 Ngemplak Sleman Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Kajian Pendidikan dan
Akuntansi Indonesia vol.II no.1. Penerbit: Jurusan Pend. Akuntansi UNY, 2013. h. 105
19
c. Pengertian Matematika
Menurut Sumantoro, Matematika merupakan bahan kajian
yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran
deduktif, yaitu kebenaran konsep diperoleh sebagai akibat logis dari
kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antarkonsep dalam
Matematika bersifat kuat dan jelas.36
Adapun Manfaat berpendapat bahwa “Matematika adalah
pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang
dan bentuk”.37 Dalam lintasan perkembangannya, Matematika
bermula dari ruang lingkup kecil dan sederhana yang hanya menelaah
tentang bilangan (hitung) dan ruang. Dan pada saat sekarang kita
saksikan perkembangannya yang demikian pesat, hingga menjadi
sebuah ilmu yang menelaah pengertian-pengertian dengan abstraksi
yang tinggi.
Sedangkan menurut James yang dikutip oleh Hasratuddin,
“Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran dan konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang
banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan
geometri”.38 Selain itu menurut Prof. Dr. Andi Hakim Nasution,
Matemataika merupakan ilmu struktur, urutan (order) dan hubungan
yang meliputi dasar-dasar perhitungan, pengukuran, dan
39
penggambaran bentuk objek .
36
Sumantoro, dkk, Silabus Sains, Pengetahuan Sosial, Matematika, Bahasa Indonesia
untuk Kelas 1 Sekolah Dasar, (Yogyakarta : Kanisius, 2007). h. 17
37
Budi Manfaat, Membumikan Matematika, (Jakarta: Eduvision Publishing, 2010). h. 148
38
Hasratuddin, Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika, Jurnal
Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2. h. 132
39
Catur Supatmono, Matematika Asyik, (Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
2009). h. 7-8
20
40
Fatimah, Fun Math : Matematika Asyik Dengan Metode Pemodelan, (Bandung : PT
Mizan Pustaka). h. 15
21
44
Slameto, op.cit., h. 54
45
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2011). h. 102
23
46
Sumadi Suryabrata, op.cit., h. 233
24
B. Kerangka Berpikir
Rasa percaya diri terkait matematika menurut Mc. Leod merupakan
keyakinan tentang kompetensi diri dalam matematika dan kemampuan
seseorang dalam matematika yang merupakan hasil dari proses belajar dan
berlatih mengerjakan soal matematika. Prestasi belajar merupakan hasil akhir
yang didapat setelah melakukan proses belajar. Melalui proses belajar dalam
jangka waktu tertentu maka prestasi baru didapatkan.
Percaya diri memilki peran yang cukup penting dalam keberhasilan
suatu pembelajaran. Melalui percaya diri siswa dapat berfikir secara original
yaitu berfikir, aktif, agresif dalam memecahkan suatu masalah, bertanggung
jawab atas keputusan yang telah diambil, mampu menangkap fakta dan realita
secara obyektif yang didasari kemampuan dan keterampilan. Tingginya
tingkat percaya diri juga menentukan keberhasilan peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga hasil belajar yang didapat optimal. Jadi semakin tinggi
rasa percaya diri siswa semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai oleh
siswa.
C. Hipotesis Penelitian
Dari kajian teoritis dan kerangka berpikir diatas, maka peneliti mengajukan
hipotesis penelitian bahwa terdapat hubungan yang kuat antara rasa percaya
diri dengan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SDN 19 Pagi Kramat
Jati
Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar (Studi Mata Pelajaran IPS di
SMP Fatahillah Jakarta Selatan)”. Dalam penelitian ini menggunakan
analisis Product Moment dan koefisien korelasi yang didapat antara
variabel X dan Y sebesar 0,755 artinya terdapat hubungan yang positif
antara rasa percaya diri dengan hasil belajar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel, yaitu variabel
bebas (X) dan variabel terikat (Y). Adapun variabel bebas (X) adalah rasa
percaya diri siswa sedangkan variabel terikat (Y) adalah prestasi belajar
Matematika siswa kelas V SDN 19 Pagi Kramat Jati.
47
Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi (STD), (Bandung:
Alfabeta, 2013). h. 61
48
Nana Syaodih Sukmadinata,op.cit., h. 250
27
28
lebih jelasnya, populasi dalam penelitian ini disajikan pada tabel di bawah
ini.
Tabel 3.1
Distribusi Unit Populasi
Jumlah Siswa
Kelas Total
Pria Wanita
VA 13 8 21
VB 11 10 21
Jumlah 24 18 42
49
Sugiyono, op.cit., h. 118
50
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006). h. 134
51
Sugiyono, op.cit.., h. 18.
29
X r Y
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Keterangan:
X : Rasa Percaya Diri Siswa
Y : Prestasi belajar Matematika
r : Hubungan antara variabel X dan variabel Y
52
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2011), hlm. 35
53
Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui. Sebagaimana dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 194
54
Kuisioner tertutup, yaitu angket atau kuisioner yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih. Sebagaimana dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto, op.cit., h.
195
55
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 194
30
56
Sugiyono, op.cit., h. 134
57
Anas Sudjino, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
1994). h. 76.
58
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. Ke-
1. h. 175.
31
F. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti.59 Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Instrumen Angket
Instrumen angket ini digunakan untuk mengetahui tingkat rasa
percaya diri siswa pada mata pelajaran matematika. Angket ini
mengadopsi dari pendapat Margono60 yang membagi rasa percaya diri
menjadi tiga komponen. Tiga komponen rasa percaya diri yang diukur
adalah kepercayaan terhadap pemahaman dan kesadaran diri terhadap
kemampuan matematikanya, kemampuan untuk menentukan secara
realistik sasaran yang ingin dicapai dan menyusun rencana aksi sebagai
usaha untuk meraih sasaran yang telah ditentukan, dan kepercayaan
terhadap matematika itu sendiri.
Dalam penelitian ini, angket rasa percaya diri siswa terdiri dari 35
pernyataan. Bentuk pernyataan yang disusun memuat pernyataan
positif dan pernyataan negatif. Pernyataan positif adalah pernyataan
yang mendukung komponen rasa percaya diri, sedangkan pernyataan
negatif adalah pernyataan yang tidak mendukung komponen rasa
percaya diri. Hal ini diberikan untuk meminimalkan
kecenderungan responden dalam memilih pada salah satu kategori.
Adapun kisi-kisi angket tersebut sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kisi-kisi Angket Rasa Percaya Diri
No. Item
No Indikator Jumlah
Positif Negatif
Percaya diri dalam menghadapi 1,2,4 3,5 5
1
kegagalan dan keberhasilan
Percaya diri dalam bersaing 6,9 7,8 4
2
dan dibandingkan dengan
59
Sugiyono, op.cit., h. 73
60
Gaguk Margono, op.cit., h. 48
32
teman-temannya
Tahu keterbatasan diri dalam 11,12 10,13 4
3 menghadapi persaingan dengan
teman-temannya
Tahu keterbatasan diri dalam 15,17,18 14,16 5
4
menghadapi matematika
Matematika sebagai sesuatu 19,20 21,22,23 5
5
yang abstrak
Matematika sebagai sesuatu 25,27 24,26 4
6
yang sangat berguna
Matematika sebagai suatu seni, 28,30,31 29 4
7
analitis, dan rasional
Matematika sebagai suatu 33,35 32,34 4
8
kemampuan bawaan
Jumlah 21 14 35
2. Instrumen Observasi
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui masalah yang ada di
sekolah pada saat penelitian pendahuluan, dan sebagai pendukung hasil
angket yang telah dilakukan pada saat penelitian. Pedoman observasi ini
diberlakukan di kelas V-A dan V-B. Berikut ini adalah kisi-kisi pedoman
observasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Pedoman Observasi
No. Observasi Objek Observasi Tempat
1. - Siswa kelas V Kelas V SDN
Aktivitas Pembelajaran
- Guru Kelas V Kramat Jati 19 Pagi
2. Guru Kelas V-A Kelas V SDN
Aktivitas Mengajar dan V-B Kramat Jati 19 Pagi
4. Siswa kelas V-A Kelas V SDN
Aktivitas Belajar dan V-B Kramat Jati 19 Pagi
33
3. Instrumen Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah salah satu teknik
penunjang dalam pengumpulan data dengan menghimpun dokumen-
dokumen yang dapat mendukung serta melengkapi data penelitian. Data
yang dikumpulkan melalui studi dokumentasi dalam penelitian ini yaitu
daftar nilai UAS matematika kelas V SDN Kramat Jati 19 Pagi tahun
ajaran 2015-2016.
Sumber : Arikunto62
61
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 211
62
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 213
34
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
x = Skor butir soal yang dihitung validitasnya
y = Skor total
2. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto63 reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Metode uji
reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas
internal konsistensi dengan menggunakan Cronbach’s Alpha.
∑
( )
Sumber : Sugiyono64
Keterangan :
k = Mean Kuadrat antara subyek
∑ = Mean Kuadrat kesalahan
= Varians total
3. Uji Korelasi Spearman Rank
Untuk menguji hubungan dua variabel yang diteliti dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik korelasi tata jenjang atau rank
correlation atau sering disebut juga uji korelasi Spearman Rank. Alasan
peneliti menggunakan teknik ini karena data dari instrumen penelitian
menggunakan skala likert yang hasilnya berupa data ordinal atau
berjenjang. Adapun rumus Spearman Rank yaitu :
6∑
= 1−
( − 1)
Sumber : Sugiyono65
63
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 221
64
Sugiyono,op.cit., h. 229
35
Keterangan :
ρ = Koefisien korelasi Spearman Rank
n = banyaknya ukuan sampel
∑ = jumlah kuadrat dari selisih rank variabel X dengan rank variabel
Y
4. Uji - t
Setelah mendapatkan nilai koefisien korelasi dihitung
signifikansinya pada rumus uji-t sebagai berikut :
− 2
=
1−
Keterangan:
t = uji signifikansi korelasi
ρ = koefisien korelasi Spearman Rank
n = banyaknya ukuran sampel
Setelah nilai t hitung diketahui dari uji signifikansi korelasi,
selanjutnya hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai t table
untuk pengujian terhadap hipotesis penelitian.
Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima dan apabila t
hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Untuk mengidentifikasi
tinggi rendahnya koefisien korelasi atau memberikan interpretasi
koefisien korelasi digunakan tabel kriteria pedoman untuk koefisien
korelasi yang sesuai dengan pendapat Sugiyono66
Tabel 3.4
Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
65
Sugiyono, op.cit., h. 229
66
Sugiyono, op.cit., h. 184
36
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,00 Sangat kuat
37
38
Dari data siswa dalam tabel dapat dilihat bahwa jumlah siswa pada
tingkat 5 sebanyak 22 orang siswa yang terdiri dari 20 anak berumur 10
tahun dan 2 anak berumur 12 tahun sedangkan banyaknya siswi adalah 20
orang yang terdiri dari 18 anak berumur 10 tahun dan 2 anak berumur 2
tahun. Seluruh siswa tingkat 5 yang berjumlah 42 siswa merupakan
responden dalam penelitian ini.
B. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto, uji validitas dilakukan untuk mengukur tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen, sehingga alat ukur benar-benar
40
67
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 211
41
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Skala Rasa Percaya Diri
No. Item Jumlah
No Indikator
Item Valid Item Gugur item valid
Percaya diri dalam menghadapi 2,3,4,5 1 4
1
kegagalan dan keberhasilan
Percaya diri dalam bersaing 6,7,9 8 3
2 dan dibandingkan dengan
teman-temannya
Tahu keterbatasan diri dalam 10,11,12,13 - 4
3 menghadapi persaingan dengan
teman-temannya
Tahu keterbatasan diri dalam 14,15,16,17 18 4
4
menghadapi matematika
Matematika sebagai sesuatu 19,20, 5
5
yang abstrak 21,22,23
Matematika sebagai sesuatu 24,25,26 27 3
6
yang sangat berguna
Matematika sebagai suatu seni, 28,29,30,31 - 4
7
analitis, dan rasional
Matematika sebagai suatu 32,34,35 33 3
8
kemampuan bawaan
Jumlah 30 4 30
2. Uji Reliabilitas
Dari uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 22,
diperoleh hasil yaitu 0,734. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.906 30
42
Dari gambaran output SPSS di atas, diketahui bahwa nilai Alpha sebesar
0,906, kemudian nilai ini dibandingkan dengan nilai r tabel dengan nilai N=40.
Sesuai pada distribusi nilai r tabel signifikansi 5% diperoleh nilai r tabel sebesar
0,304, maka dapat dilihat bahwa nilai korelasi Alpha > r table artinya butir-butir
angket rasa percaya diri siswa dapat dikatakan reliabel atau terpercaya sebagai alat
pengumpul data dalam penelitian ini.
21 65 42 60
Sumber : Hasil analisis 2014
Dari pengolahan data rasa percaya diri siswa mempunyai rentangan 80-
112. Dari data tersebut diperoleh perhitungan-perhitungan dengan bantuan
program SPSS sebagai berikut:
Statistics
X
N Valid 42
Missing 0
Mean 94.36
Median 93.00
a
Mode 91
Std. Deviation 7.987
Variance 63.796
Range 32
Minimum 80
Maximum 112
Sum 3963
Tabel 4.4.
Distribusi Frekuensi Rasa Percaya Diri
Kelas
No fi fi(%) xi xi2 fi.xi fi. xi2
Interval
1 80-84 5 11,9 82 6724 410 33620
2 85-89 8 19,05 87 7569 696 60552
3 90-94 10 23,81 92 8464 920 84640
4 95-99 5 11,9 97 9409 485 47045
5 100-104 9 21,43 102 10404 918 93636
6 105-112 5 11,9 108,5 11772,25 542.5 58861.25
Jumlah 42 3971.5 378354.3
Sumber : Hasil analisis 2015
rasa percaya diri diatas rata-rata. Berikut penulis sajikan hasil angket
berdasarkan persentase jawaban.
Tabel 4.5
Keyakinan kalau belajar dengan giat maka akan mendapatkan nilai
matematika yang bagus
No. Alternatif Jawaban F %
1. Selalu 22 52,9
2. Sering 12 28,6
3. Jarang 8 19
4. Tidak Pernah - -
Jumlah 42 100
42,9% menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak
pernah malas mengulang kembali pelajaran matematika di rumah jika
mendapatkan nilai yang kurang memuaskan.
Tabel 4.7
Merasa tertantang mengerjakan soal-soal matematika
No. Alternatif Jawaban F %
1. Selalu 12 28,6
2. Sering 24 57,1
3. Jarang 1 2,38
4. Tidak Pernah 5 11,9
Jumlah 42 100
61,9% menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak
pernah memamerkan nilai matematika yang bagus kepada teman yang kurang
pintar
Tabel 4.13
Menjelaskan penyelesaian matematika kepada teman yang belum paham
No. Alternatif Jawaban F %
1. Selalu 14 33,3
2. Sering 16 38,1
3. Jarang 12 28,6
4. Tidak Pernah - -
Jumlah 42 100
4,76% menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sering
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika di kelas dan
bahkan menjadi sesuatu yang menakutkan di antara mata pelajaran lainnya.
Tabel 4.19
Mengerjakan latihan-latihan yang berkaitan dengan matematika di rumah
No. Alternatif Jawaban F %
1. Selalu 17 40,5
2. Sering 9 21,4
3. Jarang 15 35,7
4. Tidak Pernah 1 2,38
Jumlah 42 100
ini menunjukkan bahwa siswa tidak pernah merasa bahwa belajar matematika
adalah sia-sia karena merupakan pelajaran yang abstrak dan tidak berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
Tabel 4.23
Anggapan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang
membingungkan
No. Alternatif Jawaban F %
1. Selalu - -
2. Sering 12 28,6
3. Jarang 14 33,3
4. Tidak Pernah 16 38,1
Jumlah 42 100
merasa matematika adalah pelajaran yang abstrak, sulit dipahami dan rumit
untuk dipecahkan.
Tabel 4.25
Matematika itu hanya digunakan untuk menghitung penjumlahan,
pengurangan, pembagian, dan perkalian saja
No. Alternatif Jawaban F %
1. Selalu - -
2. Sering 5 11,9
3. Jarang 14 33,3
4. Tidak Pernah 23 54,8
Jumlah 42 100
2,38% menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa selalu
merasa terbantu dengan pelajaran matematika untuk membantu ibu
menghitung belanjaan.
Tabel 4.27
Matematika mempunyai manfaat yang besar di kehidupan nyata
No. Alternatif Jawaban F %
1. Selalu 20 47,6
2. Sering 12 28,6
3. Jarang 9 21,4
4. Tidak Pernah 1 2,38
Jumlah 42 100
merasa bahwa matematika melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik
kesimpulan.
Tabel 4.29
Cuek dengan kebenaran pada suatu rumus dalam matematika
No. Alternatif Jawaban F %
1. Selalu - -
2. Sering 2 4,76
3. Jarang 1 2,38
4. Tidak Pernah 39 92,9
Jumlah 42 100
Merasa lebih teliti, cermat, sabar dan tekun dalam bertindak setelah
berlajar matematika merupakan salah satu bentuk rasa percaya diri. Tabel di
atas menunjukkan bahwa 26,1% responden menjawab selalu, 38,1%
responden menjawab sering, dan 35,7% menjawab jarang. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa sering merasa lebih teliti, cermat, sabar dan tekun
dalam bertindak setelah berlajar matematika.
57
Tabel 4.31
Mampu memahami soal matematika dalam bentuk cerita dengan baik
No. Alternatif Jawaban F %
1. Selalu 13 31
2. Sering 12 28,6
3. Jarang 10 23,8
4. Tidak Pernah 7 16,7
Jumlah 42 100
tidak pernah merasa bahwa matematika hanya ilmu hitung yang tidak bisa
membentuk karakter teliti, cermat, sabar,tekun dan lainnya.
Tabel 4.33
Malas menggunakan konsep matematika yang pernah dipelajari
No. Alternatif Jawaban F %
1. Selalu - -
2. Sering 1 2,38
3. Jarang 7 16,7
4. Tidak Pernah 34 81
Jumlah 42 100
Tabel 4.35
Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V
Statistics
VAR00001
N Valid 42
Missing 0
Mean 75.07
Median 76.50
Mode 65
Std. Deviation 9.888
Variance 97.775
Range 33
Minimum 60
Maximum 93
Sum 3153
Tabel 4.36
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar
Kelas
No fi fi(%) xi xi2 fi.xi fi. xi2
Interval
1 60-65 13 30.95 62,5 3906.25 812.5 50781.25
2 66-71 3 7.143 68,5 4692.25 205.5 14076.75
3 72-77 5 11.9 74,5 5550.25 372.5 27751.25
4 78-82 7 16.67 80,5 6480.25 563.5 45361.75
5 83-88 11 26.19 85,5 7310.25 940.5 80412.75
6 89-94 3 7.143 91,5 8372.25 274.5 25116.75
Jumlah 42 3169 243500.5
Sumber : Hasil analisis 2015
PercayaDiri PrestasiBelajar
**
Spearman's rho PercayaDiri Correlation Coefficient 1.000 .460
N 42 42
**
PrestasiBelajar Correlation Coefficient .460 1.000
N 42 42
Tabel 4.37
Perincian Hasil Korelasi Rasa Percaya Diri dengan Prestasi Belajar
Matematika Siswa
ρ Sig. Keterangan Kesimpulan
0,460 0,001 Sig. ≤ 0,05 Signifikan
− 2
=
1−
42 − 2
= 0,460
1 − 0,460
40
= 0,460
0,2116
= 0,460 189,036
pelajaran yang sulit dan membosankan bagi siswa. Dikatakan sulit, karena
Matematika adalah pelajaran tentang hal-hal yang abstrak sehingga sulit
untuk dipahami. Sementara Matematika dianggap membosankan karena
Matematika hanya belajar mengenai angka-angka saja.
Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: (1) Faktor
internal, yakni faktor yang muncul dari dalam diri individu yang berupa
faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, kecerdasan, latihan,
motivasi dan faktor pribadi) dan faktor kelelahan; (2) Faktor eksternal yakni
kondisi lingkungan di sekitar siswa diantaranya lingkungan sosial,
lingkungan keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar
belakang kebudayaan) dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam
masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran matematika salah
satunya tergantung pada rasa percaya diri siswa. Tiga komponen rasa percaya
diri dalam matematika adalah kepercayaan terhadap pemahaman dan
kesadaran diri terhadap kemampuan matematikanya, kemampuan untuk
menentukan secara realistik sasaran yang ingin dicapai dan menyusun
rencana aksi sebagai usaha untuk meraih sasaran yang telah ditentukan, dan
kepercayaan terhadap matematika itu sendiri.
Rasa percaya diri siswa yang bermacam-macam dan berbeda antara
satu siswa dengan siswa yang lain akan memberikan berbagai macam prestasi
belajar Matematika yang berbeda pula. Apabila seorang siswa mempunyai
rasa percaya diri yang baik dalam kegiatan pembelajaran Matematika, siswa
tersebut akan mudah menerima setiap materi Matematika yang disampaikan
oleh guru, sehingga prestasi belajar Matematika dapat optimal.
Rasa percaya diri tidak akan tumbuh secara langsung melainkan
melalui suatu proses yang positif. Proses yang positif tersebut didapatkan
dalam kehidupan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Adapun
sekolah merupakan salah satu proses yang positif untuk menumbuhkan rasa
64
percaya diri siswa. Karena guru akan menanamkan keyakinan dalam diri
siswa untuk meningkatkan kemampuan siswa baik dari sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Dengan demikian rasa percaya diri terbentuk dan
berkembang melalui proses belajar di dalam interaksi seseorang dengan
lingkungannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan keseluruhan skripsi ini, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Tingkat rasa percaya diri siswa dalam belajar matematika dengan rata-
rata 94,36 adalah 45,23% siswa yang memiliki rasa percaya diri di atas
rata-rata dan 54,77% siswa yang memiliki rasa percaya diri di bawah
rata-rata. Berdasarkan persentase tersebut maka terlihat bahwa lebih
dari sebagian siswa kelas V memiliki tingkat rasa percaya diri di bawah
rata-rata.
2. Tingkat prestasi belajar siswa yang memiliki rasa percaya diri dalam
belajar matematika adalah sebesar 50,03% dari rata-rata yang sudah
didapatkan.
3. Berdasarkan hasil pembahasan keseluruhan skripsi ini, dapat disipulkan
bahwa rasa percaya diri siswa berhubungan dengan prestasi belajarnya.
Hal ini dibuktikan dari hasil data yang penulis olah melalui rumus
Spearman Rank yang menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,460
yang menunjukkan adanya korelasi positif yang sedang antara rasa
percaya diri dengan prestasi belajar Matematika siswa.
B. Saran
1. Saran untuk guru Matematika
Guru sebagai unsur terdepan dalam pembelajaran harus
memperhatikan strategi apa yang harus dilakukan agar siswa mampu
belajar dengan baik pada mata pelajaran Matematika. Mata pelajaran ini
masuk dalam kategori sulit bagi sebagian besar kalangan siswa. Dengan
memberikan pembelajaran yang baik dan sesuai dengan keinginan
siswa maka dapat membangkitkan rasa percaya siswa dan pada
akhirnya berpengaruh pada prestasi belajar yang optimal.
65
66
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka
Cipta
Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Puspa
Swara
Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: PT. Sinar
Baru Algesindo
Harry Pranowo dan Annisa Ratna Sari. 2013. Pengaruh Persepsi Siswa tentang
metode mengajar guru dan kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi
belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Ngemplak Sleman Tahun
Ajaran 2011/2012. Jurnal Kajian Pendidikan dan Akuntansi Indonesia
vol.II no.1. Penerbit: Jurusan Pend. Akuntansi UNY
67
68
Imam Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, Cet.
Ke-1
Latipah, Eva. Juni 2010. Strategi Self Regulated Learning dan Prestasi Belajar :
Kajian Meta Analisis. Jurnal Psikologi Volume 37, No. 1
Loekmono, L.. 1983. Rasa Percaya Diri pada Diri Sendiri, (Salatiga: Universitas
Satya Wacana
Novita Eka Indiyani dan Anita Listiara. Juni 2006. Efektivitas Metode
Pembelajaran Gotong Royong (Cooperative Learning) Untuk Menurunkan
Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Pelajaran Matematika, Jurnal
Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 1
Siska, Sudardjo dan Esti H.Y. 2003. Kepercayaan Diri dan Kecemasan
Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa, Jurnal Psikologi No. 2
Syaifullah, Ach.. 2002. Tips Bisa Percaya Diri. Yogyakarta : Gara ilmu
Surya, Drs Hendra. 2007. Percaya Diri itu Penting : Peran orang tua dalam
membangun percaya diri anak. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Sugiyono. 2013. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi (STD),
Bandung: Alfabeta
69
Tina Afiatin & Budi Andayani. 1996. Konsep Diri, Harga Diri, dan Kepercayaan
Diri Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada