Anda di halaman 1dari 120

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIK SISWA KELAS XI


SMK MUHAMMADIYAH PARUNG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Atik Suryati

NIM 109017000021

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
ABSTRAK

ATIK SURYATI (NIM: 109017000021), “Analisis Kemampuan Pemecahan


Masalah Matematik Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah Parung”. Skripsi
Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Juli 2016.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah


matematik siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah Parung. Subjek penelitian
adalah siswa-siswi kelas XI Akuntansi yang berjumlah 42 orang. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah
data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik dan wawancara. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa secara keseluruhan tergolong cukup dengan persentase
ketercapaian sebesar 64,99%. Siswa dengan tingkat kemampuan tinggi dalam
memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana
termasuk kategori baik sedangkan aspek memeriksa kembali termasuk kategori
cukup. Siswa tingkat kemampuan sedang dalam aspek memahami dan
merencanakan penyelesaian termasuk kategori baik, aspek melaksanakan
penyelesaian dan memeriksa kembali termasuk kategori kurang. Siswa tingkat
kemampuan rendah dalam memahami masalah tergolong baik namun pada aspek
merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa
kembali termasuk kategori kurang. Jenis kesalahan yang banyak terjadi adalah
pada aspek memeriksa kembali.

Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

i
ABSTRACT

ATIK SURYATI (NIM: 109017000021), “Analysis of Mathematic Problem


Solving Ability of Second Grade Students of Vocational School
Muhammadiyah Parung”. Skripsi of Mathematic Education at Faculty of
Tarbiyah and Teachers Training of State Islamic University Syarif Hidayatullah,
July, 2016.

The aims of this study is to know mathematic problem solving ability of second
grade students of Vocational School Muhammadiyah Parung. The subjects of this
study were 42 second grade accounting students. This study used descriptive
method. The data were obtained from the result test of mathematic problem
solving ability and interview. The result of this study shown that mathematic
problem solving ability of student was categorized enough by the percentage
64,99%. The students with high ability in understanding the problem, planning the
completion, doing the completion were categorized well, whereas the students
with ability in rechecking the completion were categorized enough. The students
with medium ability on understanding and planning the completion was
categorized well, the aspect of doing and rechecking the completion was
categorized less. The students with low ability in understanding the problem were
categorized well, but the aspects of planning the completion, doing the completion
and rechecking was less. The most error happened was rechecking.

Keyword : Mathematic Problem Solving Ability

ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, atas limpahan nikmat dan
kasih sayangNya telah memudahkan penulis dalam menyusun skripsi yang
berjudul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Kelas XI
SMK Muhammadiyah Parung” sebagai syarat dalam menyelesaikan studi S1 di
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yang terus memotivasi penulis menyelesaikan pendidikan S1 ini.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Abdul Muin, S.Si., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memotivasi penulis selama
penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan
arahan dan nasehat selama membimbing perkuliahan selama ini.
5. Ibu Dr. Lia Kurniawati, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
waktu, arahan dan motivasi selalu dalam membimbing penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Dosen Pembimbing II yang juga telah sabar
dalam memberikan arahan, meluangkan waktu, dan memberi semangat selalu
kepada penulis selama bimbingan.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah yang
telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama
perkuliahan.
8. Bapak Sumar, S.Pd., Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Parung yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang

iii
iv

dipimpin, dan seluruh rekan guru serta karyawan di sekolah yang telah
membantu selama penelitian.
9. Rekan-rekan guru mata pelajaran matematika: Bapak Ahmad Jawoto, S.Pd,
Dra. Endang Suprapti, Ibu Nurul Fajri Fauziah, S.Pd., Indri Erlinda, S.Pd yang
bersedia membantu penulis sebelum penelitian.
10. Kedua orangtua tercinta, ayahanda Mista dan Ibunda Sopiah yang selalu
melimpahkan kasih sayang, kesabaran, untaian doa, motivasi dan memberikan
dukungan moril dan materiil kepada penulis.
11. Seluruh anggota “My Family” yaitu A’Liwa, Teh Iyi, A’Nardi, Teh Dede,
A’Mul, A’Deden, A’Ifan, Teh Sipa, Teh Nining, Teh Pipih yang selalu
memotivasi dan memenuhi keperluan penulis, adik perempuanku Suci Intan
Fitria yang selalu menemani penulis saat penulis menyusun skripsi, adik laki-
lakiku Reza Akbar Ramadhan yang menjadi semangat penulis untuk
menyelesaikan skripsi, semua keponakan-keponakanku yang selalu menghibur
penulis saat jenuh menulis.
12. Sahabat-sahabatku tercinta Vigina Vanarika dan Lola Novitasari yang selalu
memberikan waktu, perhatian dan motivasi kepada penulis. Teman-teman
seangkatan Pendidikan Matematika “AMIRA”: Mita, Irma, Roudoh dan
Azizah yang selalu bersama selama dalam perkuliahan.
13. Teman-temanku Teh Intan Puspita Sari, Nuramelia, Nurazizah, Syahlani
Wardani dan Alfi Syahrin yang telah memberikan semangat dan doa kepada
penulis.
14. Semua anggota “Tut Wuri Handayani”: Sisi, Ades, Endah, Indah, Aninda,
Ayu, Yusuf, Aan, Hanif, Irna, Esti, Zhia, Lukas, Afif, Angga, yang selalu
semangat dalam memotivasi semua anggota dalam menyusun skripsi ini.
15. Seluruh siswa-siswi kelas XI Akuntasi 2015/2016 di SMK Muhammadiyah
Parung, yang telah membantu penulis selama penelitian.

Penulis menyadari masih terdapat kesalahan atau kekeurangan dalam


penyusunan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
v

pribadi dan para pembaca dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan


masalah matematik siswa dalam pembelajaran matematika.
Jakarta, 21 Juli 2016
Penulis

Atik Suryati
vii

DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 4
D. Perumusan Masalah ......................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II. KAJIAN TEORI ................................................................................. 7
A. Kajian Teori ..................................................................................... 7
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ........................... 7
a. Pengertian Masalah Matematik ............................................ 7
b. Pengertian Pemecahan Masalah Matematik......................... 10
c. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ... 12
2. Barisan dan Deret ....................................................................... 14
a. Pengertian Barisan Aritmatika ............................................. 15
b. Rumus Suku ke-n Barisan Aritmatika.................................. 15
c. Pengertian Deret Aritmatika ................................................ 16
d. Pengertian Barisan Geometri ............................................... 17
e. Rumus Suku ke-n Barisan Geometri .................................... 18
f. Pengertian Derert Geometri ................................................. 18
g. Masalah dalam Barisan dan Deret........................................ 20
B. Penelitian yang Relevan ................................................................... 20
vii

C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 21


BAB III.METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 23
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 23
B. Metode Penelitian............................................................................. 23
C. Subjek Penelitian.............................................................................. 23
D. Instrumen Penelitian......................................................................... 24
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 28
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 28
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 31
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ....................................................... 31
1. Kegiatan Pra Penelitian .............................................................. 31
2. Pelaksanan Penelitian ................................................................. 32
3. Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa .......................................................................................... 32
4. Deskripsi Hasil Tes dan Wawancara Siswa ............................... 35
a. Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa. 35
b. Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa
Berdasarkan Tingkat Kemampuan Siswa ............................ 38
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 58
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 60
A. Kesimpulan ...................................................................................... 61
B. Saran ................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64
LAMPIRAN ......................................................................................................... 67
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Barisan dan Deret .......... 14
Tabel 3.1 Indeks Nilai CVR ................................................................................. 26
Tabel 3.2 Nilai Kritis CVR .................................................................................. 27
Tabel 3.3 Kategori Nilai CVI ............................................................................... 27
Tabel 3.4 Hasil Validitas Isi Instrumen Tes ......................................................... 28
Tabel 3.5 Pedoman Bobot Penskoran Nilai Tes Sisw .......................................... 30
Tabel 3.6 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa .................................................................................................... 31
Tabel 3.7 Klasifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa ........ 33
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa .................................................................................. 35
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Data Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa .................................................................................. 36
Tabel 4.3 Persentase Tiap Aspek Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa .................................................................................................... 36
Tabel 4.4 Analisis Profil Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa .................................................................................................... 40

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .............................................................................. 23


Gambar 4.1 Contoh Jawaban Siswa Menyelesaikan Soal 4 ............................................. 37
Gambar 4.2 Contoh Jawaban Benar Siswa Pada Aspek Memeriksa Kembali ................. 39
Gambar 4.3 Contoh Jawaban Keliru Siswa dalam Perhitungan Pada Aspek Memeriksa
Kembali ......................................................................................................... 39
Gambar 4.4 Grafik Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa
Berdasarkan Tingkat Kemampuan Siswa ..................................................... 41
Gambar 4.5 Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Tinggi pada Soal 1 ............................ 42
Gambar 4.6 Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Tinggi pada Soal 2 ............................ 43
Gambar 4.7 Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Tinggi pada Soal 3 ............................ 45
Gambar 4.8 Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Tinggi pada Soal 4 dan Soal 5 .......... 46
Gambar 4.9 Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Sedang pada Soal 1 ........................... 47
Gambar 4.10 Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Sedang pada Soal 2 ........................... 48
Gambar 4.11 Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Sedang pada Soal 3 ........................... 50
Gambar 4.12 Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Sedang pada Soal 4 ........................... 51
Gambar 4.13 Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Sedang pada Soal 5 ........................... 53
Gambar 4.14 Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Rendah pada Soal 1 ........................... 55
Gambar 4.15 Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Rendah pada Soal 2 ........................... 56
Gambar 4.16 Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Rendah pada Soal 3 ........................... 57
Gambar 4.17 Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Rendah pada Soal 4 ........................... 58
Gambar 4.18 Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Rendah pada Soal 5 ........................... 60

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ............. 67


Lampiran 2 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Smk Kelas XI
Pokok Bahasan Barisan Dan Deret (Sebelum Validasi) ............................. 68
Lampiran 3 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Smk Kelas XI
Pokok Bahasan Barisan Dan Deret (SetelahValidasi) ................................ 70
Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Tes ............................................................................. 72
Lampiran 5 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ... 77
Lampiran 6 Lembar Validitas Isi Instrumen Tes ........................................................... 78
Lampiran 7 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Tes ................................................... 83
Lampiran 8 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Tes ................................................ 84
Lampiran 9 Daftar Nama Siswa XI Akuntansi .............................................................. 85
Lampiran 10 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa ................. 86
Lampiran 11 Analisis Deskriptif Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa........................................................................................................... 87
Lampiran 12 Perhitungan Persentase Aspek Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa........................................................................................................... 89
Lampiran 13 Rekapitulasi Perhitungan Persentase Aspek Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa ........................................................................................ 90
Lampiran 14 Perhitungan Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tingkat
Rendah ........................................................................................................ 91
Lampiran 15 Perhitungan Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tingkat
Sedang ........................................................................................................ 92
Lampiran 16 Perhitungan Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tingkat
Tinggi.......................................................................................................... 93
Lampiran 17 Rekapitulasi Perhitungan Persentase Aspek Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Berdasarkan Tingkat Kemampuan Siswa ................................ 94
Lampiran 18 Lembar Pedoman Wawancara .................................................................... 95
Lampiran 19 Lembar Uji Referensi ................................................................................. 96
Lampiran 20 Surat Penelitian ......................................................................................... 101
Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian ..................................................................... 102

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan matematika berkembang seiring dengan perubahan dalam
bidang ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan ekonomi. Kebutuhan manusia
akan pendidikan matematika di era global saat ini akan semakin meningkat dalam
menghadapi tuntutan perubahan zaman tersebut. Menurut Cockcroft, seseorang
akan sangat kesulitan atau tidak mungkin untuk hidup di bagian bumi ini pada
abad ke-20 tanpa sedikitpun memanfaatkan matematika.1
Matematika adalah aktivitas kehidupan manusia, Freudenthal
mengistilahkannya sebagai “mathematics as human sense-making and problem
solving activity”.2 Artinya, matematika adalah akalnya manusia dan aktivitasnya
pemecahan masalah. Oleh karena itu, matematika bersifat dinamis dan fleksibel
serta selalu tumbuh dan berkembang. Matematika adalah salah satu mata pelajaran
yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar
sampai dengan pendidikan tinggi. Hal ini bertujuan agar melatih kemampuan
siswa dalam berpikir, membangun pengetahuannya sendiri serta dapat
menyelesaikan berbagai masalah matematik yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
Pembelajaran matematika secara kontruksi menuntun siswa menggali
pengetahuan mereka sendiri, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dalam
menjembatani siswa mengkonstruksi pengetahuannya. Pandangan ini sejalan
dengan aliran konstruktivistik, seperti yang diungkapkan Cobb bahwa belajar
matematika bukanlah suatu proses „pengepakan‟ pengetahuan secara hati-hati,
melainkan tentang mengorganisir aktivitas dimana kegiatan ini diinterpretasikan
secara luas termasuk aktivitas dan berpikir konseptual.3 Oleh karena itu,

1
Fadjar Shadiq, Pembelajaran Matematika Cara Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Siswa, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 3.
2
Ibrahim dan Suparni, Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya,
(Yogyakarta: Suka-Press UIN Sunan Kalijaga, 2012), Cet. 1, h. 25.
3
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
(Bandung: JICA, 2001), h. 76.

1
2

pembelajaran matematika memiliki peranan penting dalam membangun


pengalaman belajar siswa dalam mengembangkan pemahaman yang dimiliki serta
mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah baik di dalam maupun di luar
kelas.
Kenyataan yang ada di lapangan adalah pembelajaran matematika di
kelas masih banyak yang menekankan pada penyelesaian algoritmik dan bersifat
prosedural. Menurut Ruseffendi (1991) bahwa “terdapat banyak anak-anak yang
setelah belajar matematika bagian yang sederhanapun banyak yang tidak
dipahaminya, banyak konsep yang dipahami secara keliru. Matematika dianggap
ilmu yang sukar, ruwet dan banyak memperdayakan”.4 Matematika dinilai sulit
oleh siswa karena begitu banyak rumus, konsep serta perhitungan yang harus
mereka pelajari. Siswa merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika
apabila soal yang diberikan berbeda dengan yang dicontohkan oleh guru, mereka
mudah menyerah dan tidak dapat melakukan proses pemecahan masalah
matematika dengan baik.
Menurut Lambertus, kelemahan lain yang ditemukan adalah lemahnya
siswa dalam menganalisis soal, memonitor proses penyelesaian, dan mengevaluasi
hasil kurang nampak pada siswa.5 Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam
matematika terutama pada aspek pemecahan masalah ini menyebabkan tingkat
kemampuan berpikir matematik siswa tergolong rendah. Hal ini diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan Programme for International Student Assessment
(PISA) dalam OECD tahun 2012 menunjukkan bahwa dari 65 negara yang
disurvey untuk bidang kemampuan matematika, kemampuan membaca dan sains.
Dalam bidang kemampuan matematika Indonesia menempati peringkat ke-64
dengan skor yang diperoleh yaitu 375. Skor tersebut berada di bawah skor rata-
rata internasional yaitu 494.

4
Lia Kurniawati, “Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam Upaya
Mengatasi Kesulitan-kesulitan Siswa pada Soal Cerita”, dalam Gelar Dwirahayu (ed.), Pendekatan
Baru dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar, (Jakarta: PIC UIN Jakarta), h. 45.
5
Novi Erliana, “Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Pada
Materi Bilangan Bulat Berdasarkan Pemecahan Masalah George Polya Pada Siswa Kelas VII H
SMPN 1 Semen”, dalam Artikel Skripsi UNP Kediri, 2015, h. 2.
3

Selain hasil penelitian PISA, pencapaian prestasi belajar siswa Indonesia


yang menurun juga disebutkan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Trends
in Mathematics and Science Study (TIMSS). Berdasarkan hasil tes yang diikuti
oleh 42 negara yang ikut serta dalam TIMSS tahun 2011, Indonesia berada di
urutan ke-38 dengan skor 386, yang berada di bawah skor rata-rata 500. Hasil
penelitian PISA dan TIMSS tersebut menunjukkan masih rendahnya prestasi
siswa Indonesia dalam tes matematika, terutama soal-soal atau masalah non rutin.
Kemampuan pemecahan masalah menjadi salah satu kemampuan yang
perlu dikuasai siswa dalam pembelajaran matematika. Sebagaimana yang
tercantum dalam standar isi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa
tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa mempunyai kemampuan
antara lain:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaiatan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien
dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, dan
menjelaskna gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.6

Pehkonen memaparkan empat alasan pentingnya mengajarkan


pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika yaitu (1) pemecahan
masalah mengembangkan keterampilan kognitif, (2) pemecahan masalah
mendorong kreatifitas, (3) pemecahan masalah merupakan bagian dari proses
aplikasi matematika dan (4) pemecahan masalah memotivasi siswa untuk belajar
matematika.7 Berdasarkan empat alasan tersebut, melalui pemecahan masalah
siswa tidak hanya belajar matematika tetapi mengembangkan kemampuan

6
Tim Penyusun Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMK/MAK, (Jakarta: BSNP, 2006), h. 118.
7
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya: Unesa
University Press, 2008), h. 39.
4

kognitifnya, dan terbiasa untuk berpikir kreatif mencari alternatif solusi dari suatu
masalah sebagai bagian aplikasi matematika.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika mengisyaratkan agar siswa
mampu memecahkan masalah matematika yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, melaksanakan penyelesaian dan
menafsirkan solusi yang diperoleh. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih terampil
dalam menyelesaikan masalah matematika dan terampil dalam menggunakan
strategi pemecahan masalah dengan tepat dan cermat. Sejalan dengan tujuan
tersebut maka pemecahan masalah perlu diterapkan di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK).
SMK adalah lembaga pendidikan yang membekali siswa dengan
keterampilan sesuai dengan bidang yang dipilih dan mempersiapkan siswa untuk
terjun ke dunia kerja. Kemampuan dalam memecahkan masalah menjadi
kemampuan yang perlu dikuasai siswa SMK agar mereka terampil dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam dunia kerja atau usaha yang akan
ditekuni. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti tentang kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa. Penulis memilih SMK Muhammadiyah
Parung sebagai subjek penelitian. Salah satu misi yang dimiliki sekolah tersebut
adalah melahirkan lulusan yang terampil, percaya diri dan berwawasan luas.
Sekolah ini juga menerapkan problem based learning sebagai metode
pembelajarannya.
Berdasarkan data hasil Ujian Nasional tahun 2015 pada mata pelajaran
matematika untuk kompetensi memecahkan masalah yang berkaitan dengan
barisan dan deret, persentase penguasaan materi yang diperoleh siswa sebesar
31,03. Hasil ini belum memuaskan untuk sekolah yang menerapkan problem
based learning sebagai metode pembelajarannya. Selain itu, masih ditemukan
siswa yang mengalami kesulitan apabila diberikan soal yang berbeda dengan yang
dicontohkan oleh guru.
Menurut hasil observasi yang dilakukan penulis, belum pernah
dilakukan penelitian terkait kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
SMK Muhammadiyah Parung. Berdasarkan hal itu, penulis terdorong untuk
5

menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematik yang dimiliki siswa


SMK Muhammadiyah Parung dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana profil
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematik.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah Parung”.

B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah, yaitu:
1. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa masih tergolong rendah.
2. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal pemecahan masalah.
3. Siswa belum terbiasa mengerjakan soal yang berbeda dari yang dicontohkan
oleh guru.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah yang ada, maka fokus penelitian yang diteliti
dibatasi pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika
menurut teori Polya yang mengacu pada soal-soal yang mengukur kemampuan
memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan
penyelesaian, dan memeriksa kembali. Penelitian dibatasi untuk siswa kelas XI
SMK Muhammadiyah Parung pada tahun pelajaran 2015/2016 dengan materi
barisan dan deret.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan pembatasan masalah di atas, maka rumusan
masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelas XI SMK
Muhammadiyah pada materi barisan dan deret?.
2. Bagaimana profil kemampuan siswa tingkat tinggi dalam memecahkan
masalah matematik pada materi barisan dan deret?.
6

3. Bagaimana profil kemampuan siswa tingkat sedang dalam memecahkan


masalah matematik pada materi barisan dan deret?.
4. Bagaiman profil kemampuan siswa tingkat rendah dalam memecahkan
masalah pada materi barisan dan deret?.
5. Jenis kesalahan apa yang banyak terjadi saat siswa memecahkan masalah?.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa.
2. Menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa berdasarkan tingkat kemampuan siswa.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang penulis harapkan dapat diambil dari penelitian ini
adalah:
a. Bagi Siswa
Soal-soal yang diberikan dalam penelitian dapat dijadikan bentuk latihan
siswa dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematik.
b. Bagi Guru
1) Sebagai sumber informasi berkaitan dengan profil kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Parung pada
materi barisan dan deret.
2) Bahan evaluasi guru matematika terhadap pembelajaran matematika yang
dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Parung.
c. Bagi Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah tentang profil kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa kelas XI.
d. Bagi Peneliti
Memberikan informasi mengenaitingkat kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Parung.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
a. Pengertian Masalah Matematika
Matematika dikenal dengan ilmu eksak atau ilmu pasti. Secara
etimologis, kata matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan
bernalar”.1 Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, yaitu mathematike yang
mengandung pengertian hal-hal yang berhubungan dengan belajar (relating to
learning). Akar kata dari mathema yaitu pengetahuan atau ilmu, berhubungan
dengan kata lain mathanein yang artinya belajar (learning).2
Matematika merupakan hasil pemikiran manusia yang berhubungan
dengan ide, proses, penalaran yang dibangun dari pengalaman manusia secara
empiris. Freudenthal berpendapat matematika merupakan aktivitas manusia
(human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas.3 Matematika juga
dipandang sebagai ratunya ilmu karena matematika merupakan ilmu yang mandiri
dan sebagai sumber untuk ilmu yang lain. Matematika juga merupakan seni yang
mempelajari adanya unsur keteraturan, keterurutan dan konsistensi. Sebagai ilmu
yang terstruktur, matematika berkembang mulai dari unsur yang tidak terdefinisi
ke unsur yang didefinisikan, ke postulat/ aksioma kemudian ke teorema.4
Berbagai pengertian matematika dipaparkan oleh para ahli diantaranya
sebagai berikut:
1. James dan James (1976) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang
logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu sama lain yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis, dan geometri.

1
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
(Bandung: JICA, 2001), h. 16.
2
Suhendra, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007), h. 1.1.
3
Ibrahim dan Suparni, Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya,
(Yogyakarta: Suka-Press UIN Sunan Kalijaga, 2012), Cet. 1, h. 12.
4
Ibid., h. 8.

7
8

2. Reys, dkk (1984) mengatakan bahwa matematika adalah analisis tentang pola
dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan
suatu alat.
3. Kline (1973) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika bukanlah
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
matematika utamanya untuk membantu manusia dalam memahami dan
menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam, matematika dipandang
sebagai suatu hal untuk menyelesaikan persoalan.5
4. Herman Hudoyo (1979), matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-
struktur dan hubungan-hubungan yang diatur menurut urutan yang logis.6
5. Russefendi (1988) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang
struktur yang terorganisasi dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-
definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil dimana dalil-dalil setelah dibuktikan
kebenarannya berlaku secara umum.7
Berdasarkan pengertian mengenai matematika yang telah dipaparkan
oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah dasar dari ilmu
pengetahuan yang tumbuh dan berkembang karena proses berpikir membentuk
konsep-konsep, pola-pola dan hubungan yang memiliki struktur yang
terorganisasi dan merupakan suatu alat yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Seseorang sering dihadapkan kepada masalah-masalah yang
mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, namun tidak tahu secara langsung
apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya. Sebagian ahli pendidikan
matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan atau soal yang
harus dijawab atau direspon, namun tidak semua pertanyaan otomatis menjadi
masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu

5
Suherman, dkk, op. cit., 16-17
6
Sri Anitah, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 7.4.
7
Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI
Press, 2006), h. 7.
9

menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan


oleh suatu prosedur rutin (routine procedure) yang sudah diketahui si pelaku.8
Dalam Stezela dan Nicol, a problem is a situation in which the
individual initially does not know any algorithm or procedure that will guarantee
solution of the problem, but the individual desires to solve it.9 Masalah adalah
suatu situasi yang menempatkan seorang individu yang awalnya tidak mengetahui
algoritma atau prosedur pemecahan masalah, tetapi individu tersebut berkeinginan
untuk menyelesaikannya. Artinya, masalah dianggap sebagai suatu pertanyaan
menantang yang bisa dipecahkan dengan prosedur non rutin.
Menurut Ruseffendi, masalah bagi seseorang adalah suatu persoalan
yang tidak dikenalnya dan orang tersebut berkeinginan dan berkemampuan untuk
menyelesaikannya, terlepas apakah ia dapat mengerjakannya dengan benar atau
tidak.10 Dalam bukunya Webster (1979) mengajukan dua definisi tentang masalah
sebagai berikut:
1. “In mathematics, a problem is anything required to be done or that requires
the doing of something.”
2. “A question … that is perplexing or difficult”.11
Masalah diartikan sebagai sesuatu yang dituntut untuk diselesaikan
atau membutuhkan cara tertentu untuk menyelesaikannya dan merupakan suatu
pertanyaan yang membingungkan dan sulit. Saat siswa dihadapkan pada suatu
pertanyaan yang ia tidak dapat langsung mengerjakan dengan prosedur rutin maka
pertanyaan tersebut menjadi masalah baginya. Namun, suatu pertanyaan tidak
menjadi masalah bagi siswa lain jika siswa tersebut mengetahui prosedur rutin
untuk memecahkan masalah tersebut.

8
Fadjar Shadiq, Pembelajaran Matematika Cara Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Siswa, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 105.
9
W. Szetela dan C. Nicol, Evaluating Problem Solving, (New York: Cambridge
University Press, 1992), h. 42.
10
Ani Minarni, “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika, (UNY: November, 2012), h. 93.
11
Alan H. Schoenfeld, “Learning to Think Mathematically: Problem Solving,
Metacognition, and Sense Making in Mathematics”, dalam Douglas A. Grouws (ed.), Handbook of
Research on Mathematics Teaching and Learning, (New York: NCTM, 1992), h. 337.
10

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa masalah


adalah suatu kondisi siswa telah memiliki pengetahuan untuk menyelesaikannya
tetapi tidak mengetahui prosedur pemecahan yang harus ditempuh. Masalah dapat
juga diartikan sebagai situasi siswa telah memahami konsep dasar suatu materi
tertantang dalam menyelesaikan namun kesulitan dalam memecahkannya.

b. Pengertian Pemecahan Masalah Matematik


Pemecahan masalah memiliki peranan penting dalam kurikulum
matematika, karena di dalam proses pembelajaran siswa mengorganisasi
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang
tidak rutin. Stacey mengungkapkan bahwa “problem solving is recognized as an
important life skill involving a range of processes including analyzing,
interpreting, reasoning, predicting, evaluating and reflecting”.12 Pemecahan
masalah dipandang suatu proses yang melibatkan pengetahuan dan berbagai
keterampilan kognitif (analyzing, interpreting, reasoning, predicting, evaluating
and reflecting) dalam memecahkan suatu masalah.
Gagne menyatakan bahwa keterampilan tingkat tinggi dapat
dikembangkan melalui pemecahan masalah. Hal ini dapat dipahami sebab
pemecahan masalah merupakan tipe belajar paling tinggi dari delapan tipe yang
dikemukan Gagne, yaitu: signal learning, stimulus-respon learning, chaining,
verbal association, discrimination learning, concept learning, rule learning, dan
problem solving.13
Stanic dan Kilpatrick mendefinisikan “problem solving as skill”.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemecahan masalah adalah latihan mental
(mental exercise) yang memungkinkan siswa menggunakan pengetahuan yang
dimiliki dan meningkatkan pemahaman kemampuan bernalar yang lebih baik
tentang matematika. Stanic dan Kilpatrick juga mengungkapkan “putting problem
solving in a hierarchy of skills to be acquired by students leads to certain

12
Judy Anderson, “Mathematics Curriculum Development an the Role of Problem
Solving”, Makalah disampaikan dalam ACSA Conference, 2009, h. 1
13
Suherman, dkk, op. cit., h 89-90.
11

consequences for the role problem solving in the curriculum…”.14 Secara


sederhana dikatakan menempatkan pemecahan masalah dalam hirarki
keterampilan yang akan dikuasai oleh siswa dapat mengarahkan siswa pada
konsekuensi tertentu yang berperan terhadap pemecahan masalah dalam
kurikulum.
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) merumuskan
empat standar untuk pemecahan masalah yaitu:
1. Membangun pengetahuan matematika baru dalam pemecahan masalah.
2. Memecahkan masalah yang muncul dalam matematika dan konteks lainnya.
3. Menerapkan dan menyesuaikan berbagai macam strategi untuk
menyelesaikan masalah.
4. Mengawasi dan merefleksi proses pemecahan masalah matematika.15
Keempat standar tersebut menggambarkan bahwa melalui pemecahan
masalah, siswa akan mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan
masalah yang diberikan untuk kemudian menemukan solusi atas masalah tersebut.
Dalam proses pemecahan masalahnya, siswa dengan bebas menentukan berbagai
strategi penyelesaian dengan pengetahuan yang telah mereka miliki dan
merefleksi diri terhadap solusi dari pemecahan masalah yang mereka temukan
sebagai bagian dari proses pemecahan masalah itu sendiri.
Polya mendefinisikan pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan
keluar dari suatu kesulitan untuk mencapai suatu tujuan yang tidak segera
tercapai. Menurut Polya, ada empat langkah proses pemecahan masalah yaitu:
1. Memahami masalahnya.
2. Merancang cara penyelesaiannya.
3. Melaksanakan rencana.
4. Menafsirkan hasilnya/ menguji kembali.16
Selain itu menurut John Dewey, langkah-langkah pemecahan masalah
terdiri dari:

14
Schoenfeld, op. cit., h. 338.
15
Principles and Standards for School Mathematics, (USA: NCTM, 2000), h. 52.
16
Fadjar Shadiq, Strategi Pemodelan Pada Pemecahan Masalah Matematika,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 9.
12

1. Mengenali adanya masalah.


2. Mengidentifikasi masalah.
3. Memanfaatkan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
4. Menguji hipotesis-hipotesis atau kemungkinana-kemungkinan
penyelesaian secara berurutan.
5. Mengevaluasi penyelesaian-penyelesaian dan menarik kesimpulan
berdasarkan bukti.17

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dipaparkan, pemecahan


masalah matematik dapat disimpulkan sebagai suatu proses atau jalan yang
dilakukan siswa untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan pengetahuan
dan pemahaman yang telah dimiliki melalui prosedur non rutin guna memperoleh
kemampuan dan kecakapan kognitif.

c. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik


Kemampuan pemecahan masalah matematik merupakan salah satu dari
tujuan pembelajaran matematika. Menurut Wilson, tujuan anak belajar
matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan berbagai
ragam masalah matematika yang rumit (kemampuan pemecahan masalah
matematis), meskipun masalah bagi seseorang bisa jadi belum atau bukan masalah
bagi orang lain.18 Keterampilan serta kemampuan berpikir yang didapat ketika
seseorang memecahkan masalah dapat membantu seseorang untuk menghadapi
masalah di dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan dalam memecahkan masalah termasuk suatu
keterampilan, karena dalam pemecahan masalah melibatkan aspek kognitif
(analyzing, interpreting, reasoning, predicting, evaluating and reflecting). Dalam
memecahkan masalah perlu keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki, yaitu:
1. Keterampilan empiris (perhitungan, pengukuran).
2. Keterampilan aplikatif untuk menghadapi situasi yang umum (sering terjadi).

17
Lia Kurniawati, “Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Siswa SMP”, dalam Algoritma, Vol. I No.
1, 2006, h. 83.
18
Ani Minarni, “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika, (UNY: November, 2012), h. 93
13

3. Keterampilan berpikir untuk bekerja pada suatu situasi yang tidak biasa
(unfamiliar).19
NCTM menyatakan bahwa by learning problem solving in
mathematics, students should acquire ways of thinking, habits of persistence and
curiosity, and confidence in unfamiliar situations that will serve them outside the
mathematics classroom.20 Melalui pembelajaran pemecahan masalah matematik,
siswa mendapatkan jalan dalam berpikir, terbiasa pada ketekunan dan
keingintahuan, serta percaya diri pada situasi yang tidak biasa yang akan mereka
temui di luar kelas. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dalam memecahkan
masalah dibutuhkan siswa agar terbentuk sikap tekun dalam menyelesaikan
masalah serta percaya diri saat menemui masalah-masalah non rutin.
Dalam Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 disebutkan
indikator kemampuan dalam pemecahan masalah matematik sebagai berikut:
1. Menunjukkan pemahaman masalah.
2. Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam
pemecahan masalah.
3. Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk.
4. Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat.
5. Mengembangkan strategi pemecahan masalah.
6. Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah.
7. Menyelesaikan masalah yang tidak rutin.21

Kemampuan dalam pemecahan masalah adalah kapabilitas untuk


memecahkan masalah (hal-hal yang tidak rutin) dengan cara-cara yang benar dan
rasional. Seseorang dikatakan mampu memecahkan masalah bila ia telah dapat
melakukan beberapa hal di bawah ini antara lain:
1. Memahami dan mengungkapkan sesuatu masalah.
2. Memilih dan memprioritaskan strategi pemecahan yang tepat.
3. Menyelesaikan masalah tersebut secara efektif dan efisien.22

19
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan
dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya: Unesa
University Press, 2008), h. 36.
20
Principles and Standards, op.cit., h. 52
21
Sri Wardhani, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/ MTs untuk
Optimalisasi Pencapaian Tujuan, (Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2008), h. 18.
14

Berdasarkan pemaparan di atas, pemecahan masalah matematik yang


dimaksud dalam penelitian ini adalah pemecahan masalah sebagai suatu
kemampuan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematik adalah suatu keterampilan dalam menyelesaikan masalah matematika
yang melibatkan segala aspek kognitif yang sudah dimiliki sebelumnya agar
terbentuk sikap keingintahuan tinggi, tekun dan percaya diri dalam menyelesaikan
masalah di kehidupan sehari-hari.
Beberapa ahli telah memaparkan beberapa indikator yang dapat
digunakan dalam kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Berdasarkan
indikator kemampuan pemecahan masalah yang dipaparkan, penulis
menggunakan empat indikator kemampuan pemecahan masalah yang merujuk
pada empat tahap proses penyelesaian masalah yang dikemukakan oleh Polya
yaitu (1) memahami masalah, (2) merencanakan strategi penyelesaian, (3)
melaksanakan penyelesaian, dan (4) memeriksa kembali.

2. Barisan dan Deret


Materi barisan dan deret merupakan salah satu materi penting bagi
siswa SMK karena menjadi dasar untuk mata pelajaran lainnya. Salah satunya
seperti dalam mata pelajaran Akuntansi, untuk dapat melakukan perhitungan
bunga majemuk siswa harus menguasai konsep barisan dan deret geometri. Dalam
buku standar isi mata pelajaran matematika untuk kelompok Akuntansi, standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak dicapai adalah seperti tercantum
pada Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Barisan dan Deret
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
7.1 Mengidentifikasi pola, barisan dan
7. Menerapkan konsep barisan dan deret
deret bilangan
dalam pemecahan masalah
7.2 Menerapkan konsep barisan dan deret
aritmatika
7.3 Menerapkan konsep barisan dan deret
geometri

22
Suhendra, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007), h. 1.19.
15

Berikut ini uraian materi tentang barisan dan deret.

a. Pengertian Barisan Aritmatika


Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang tiap suku berikutnya
diperoleh dari suku sebelumnya dengan menambah atau mengurangi dengan suatu
bilangan tetap. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam barisan aritmatika
suku sesudah dikurang suku sebelumnya selalu sama.
Barisan : , , , , , ..., adalah barisan aritmatika apabila:
= = = = ...= =b

Contoh : Selidiki apakah barisan { } merupakan barisan aritmatika, jika


demikian tentukan beda barisannya.
Jawab : Barisan : { } = 5, 7, 9, 11, ...,
Karena 7 – 5 = 9 – 7 = 11 – 9 = 2 maka { } adalah barisan aritmatika
dengan beda = 2

b. Rumus Suku ke-n Barisan Aritmatika


Misal barisan: , , , , , ..., adalah barisan aritmatika
dengan beda = b, suku pertama , maka berdasarkan dengan pengertian
dapat dirumuskan bahwa :

Suku ke-n barisan aritmatika adalah =a+

Keterangan :
: suku ke-n
: suku pertama
16

: selisih atau beda


: banyaknya suku

c. Pengertian Deret Aritmatika


Penjumlahan suku-suku dari suatu barisan aritmatika disebut deret
aritmatika. Suku-suku yang membentuk deret aritmatika adalah suku-suku barisan
aritmatika.
Misal , , , , , ..., { } adalah barisan aritmatika
maka deret aritmatikanya adalah:

Jumlah n suku pertama deret aritmatika dilambangkan dengan dirumuskan


sebagai:

Contoh masalah yang berkaitan dengan barisan dan deret aritmatika.


Pada malam konser amal dalam rangka membantu korban bencana
alam, ruangan tempat duduk untuk para penonton dibagi atas beberapa baris. Tiap
baris terdiri dari 200 kursi. Harga tiket baris terdepan Rp 150.000,00 per orang.
Dan harga tiket baris paling belakang sebesar Rp 50.000,00 per orang. Selisih
harga tiket untuk tiap baris adalah sama. Jika semua tiket habis terjual maka
panitia berharap memperoleh dana sebesar Rp 120.000.000,00. Berapa harga tiket
per orang dari barisan sebelum baris paling belakang?
Jawaban :
 Diketahui:
Ruang tempat duduk terdiri beberapa baris.
Tiap baris terdiri dari 200 kursi.
Harga tiket:
Baris terdepan : Rp 150.000,00/ orang.
Baris paling belakang : Rp 50.000,00/ orang.
Selisih harga tiap baris adalah sama (masalah deret aritmatika)
Total dana apabila tiket habis terjual : Rp 120.000.000,00.
 Ditanyakan:
17

Harga tiket baris sebelum baris paling belakang?

Misal:
Perolehan uang dari tiket baris terdepan : U1 = a
Perolehan uang dari tiket baris palin belakang : Un
Sn = 120.000.000

dan

Penyelesaian

Ruangan tempat duduk terbagi atas 6 baris, maka baris sebelum baris paling
belakang adalah baris kelima: U5

Jadi, harga tiket per orang untuk baris sebelum baris paling belakang adalah Rp
70.000,00.

d. Pengertian Barisan Geometri


Barisan geometri adalah barisan bilangan yang tiap suku berikutnya
diperoleh dari suku sebelumnya dengan mengalikan suatu bilangan tetap.
Beradasarkan pengertian tersebut, maka dalam barisan geometri suku sesudah
dibagi suku sebelumnya selalu sama. Perbandingan dua suku berurutan pada
barisan geometri dinamakan pembanding atau rasio dan dilambangkan dengan .
18

Barisan : ... , adalah barisan geometri apabila


... =
e. Rumus Suku ke-n Barisan Geometri
Misal barisan ... , adalah barisan geometri dengan
rasio = r, suku pertama maka berdasarkan pengertiannya dapat
dirumuskan bahwa :

=
=
=
=

= =( =

Suku ke-n barisan geometri adalah:


Keterangan :
: suku ke-n barisan geometri
: suku pertama
: rasio
: banyaknya suku

f. Pengertian Deret Geometri


Penjumlahan suku-suku dari suatu barisan geometri disebut deret
geometri. Jumlah n suku pertama deret geometri dirumuskan sebagai berikut:

Atau
19

Contoh masalah yang berkaitan dengan barisan dan deret geometri.


Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika panjang sisi pada persegi terbesar adalah 1 satuan panjang dan persegi
berikutnya diperoleh dengan cara menghubungkan semua titik tengah pada
keempat sisinya. Berapa luas daerah yang berwarna?.
Jawaban:
Misal daerah yang berwarna merupakan daerah L1, L2, L3, L4, L5
 Luas daerah L1 = satuan luas.
 Luas daerah L2 adalah setengah dari L1, L2 ( )( )
 Luas daerah L3 adalah setengah dari L2, L3 ( )( )
 Luas daerah L4 adalah setengah dari L3, L4 ( )( )
 Luas daerah L5 adalah setengah dari L4, L5 ( )( )

Diperoleh barisan geometri

Luas total = L = L1 + L2 + L3 + L4 + L5

Jadi luas daerah yang berwarna adalah satuan luas.


20

g. Masalah dalam Barisan dan Deret


Dalam materi barisan dan deret terdapat banyak tipe masalah yang
dikembangkan, salah satunya masalah aplikasi. Pemahaman yang baik mengenai
materi barisan dan deret akan membantu siswa dalam memecahkan masalah
aplikasi yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh adalah
seperti soal-soal di bawah ini.
1. We know the sequence satisfy a certain pattern. What

is the sum of all those terms until 1024 appears as the numerator of the given
sequence?23
2. Pada malam konser amal dalam rangka membantu korban bencana alam,
ruangan tempat duduk untuk para penonton dibagi atas beberapa baris. Tiap
baris terdiri dari 200 kursi. Harga tiket baris terdepan Rp 150.000,00 per
orang. Dan harga tiket baris paling belakang sebesar Rp 50.000,00 per orang.
Selisih harga tiket untuk tiap baris adalah sama. Jika semua tiket habis terjual
maka panitia berharap memperoleh dana sebesar Rp 120.000.000,00. Berapa
harga tiket per orang dari barisan sebelum baris paling belakang?

B. Penelitian yang Relevan


1. Berdasarkan skripsi Meirita Rahma Felayani yaitu ”Pembentukan Karakter
dan Pemecahan Masalah Melalui Model Probing Promping Berbantuan
Scaffolding Materi Barisan dan Deret Kelas XI SMK”. Hasil penelitian
menunjukkan perkembangan karakter mandiri dan peningkatan keterampilan
pemecahan masalah masing-masing subjek penelitian setelah diterapkan
model probing prompting berbantuan scaffolding pada pembelajaran
matematika.24
2. Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Masrurotulllaily, Hobri, Suharto yaitu
“Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Keuangan

23
Raden Ridwan Hasan S, Kumpulan Soal Kompetisi Matematika Nalaria Realistik
9, (Bogor: Read1 KPM, 2015), h. 98.
24
Meirita Rahma Felayani, “Pembentukan Karakter dan Pemecahan Masalah
Melalui Model Probing Promping Berbantuan Scaffolding Materi Barisan dan Deret Kelas XI
SMK”, Skripsi pada Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013, tidak dipublikasikan.
21

Berdasarkan Model Polya Siswa SMK Negeri 6 Jember”. Berdasarkan hasil


penelitian di sekolah tersebut menunjukkan persentase tingkat kemampuan
pemecahan masalah matematika keuangan berdasarkan model Polya secara
umum adalah 52,97% siswa berkemampuan tinggi, 15,87% siswa
berkemampuan sedang, dan 30,16% siswa berkemampuan rendah.25
3. Berdasarkan jurnal yang ditulis oelh Siti Khabibah dan Teguh Wibowo yang
berjudul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP
Berdasarkan Langkah Polya”. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
SMP berdasarkan langkah Polya. Hasil penelitian menunjukkan siswa mampu
memecahkan masalah matematika berdasarkan langkah Polya.26
4. Berdasarkan artikel skripsi yang disusun oleh Novi Erliana tentang “Analisis
Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Pada Materi Bilangan
Bulat Berdasarkan Pemecahan Masalah George Polya Pada Siswa Kelas VII
H SMPN 1 Semen”. Hasil analisis soal yang dikerjakan oleh enam subjek
penelitiannya terkategori dalam dua jenis yaitu kategori sangat baik dan baik.
Kategori sangat baik sebanyak 1 siswa dan kategori baik sebanyak 5 siswa.
Disimpulkan bahwa siswa kelas VII H dalam menyelesaikan masalah
matematika berdasarkan pemecahan masalah George Polya berada pada
kategori baik.27

C. Kerangka Berpikir
Tujuan khusus pembelajaran matematika di sekolah diantaranya adalah
agar siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah. Pemecahan masalah
memiliki peranan penting dalam kurikulum matematika, karena di dalam proses
pembelajaran siswa mengorganisasi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

25
Masrurotullaily, Hobri dan Suharto, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Keuangan Berdasarkan Model Polya Siswa SMK Negeri 6 Jember”, dalam Jurnal
Kadikma, Vol. 4, No. 2, 2013, h 129-138.
26
Siti Khabibah dan Teguh Wibowo, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa SMP Berdasarkan Langkah Polya”, dalam Jurnal Ekuivalen, 2016, h 151-156.
27
Novi Erliana, “Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Pada
Materi Bilangan Bulat Berdasarkan Pemecahan Masalah George Polya Pada Siswa Kelas VII H
SMPN 1 Semen”, dalam Artikel Skripsi UNP Kediri, 2015, h. 4.
22

untuk memecahkan masalah yang tidak rutin. Hal ini yang menjadikan
pembelajaran matematika salah satu mata pelajaran wajib di sekolah, mulai dari
tingkat dasar sampai dengan tingkat menengah. Dalam satuan pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), matematika menjadi bekal siswa untuk dapat
memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau dunia
kerja.
Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah suatu
keterampilan dalam menyelesaikan masalah matematika yang melibatkan segala
aspek pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya agar terbentuk sikap
berkeingintahuan tinggi, tekun dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah di
kehidupan sehari-hari. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah
matematika mencakup aspek: memahami masalah, menyusun rencana
penyelesaian, melaksanakan penyelesaian, dan memeriksa kembali. Melalui
pemecahan masalah, siswa dapat mengembangkan keterampilan kognitif,
kreativitas, dan membiasakan berpikir tingkat tinggi untuk mencari solusi dari
masalah yang diberikan.
Faktanya, pembelajaran matematik di kelas masih banyak menekankan
pada penyelesaian algoritmik dan bersifat prosedural. Apabila soal yang diberikan
berbeda dengan yang dicontohkan oleh guru, mereka mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal tersebut. Hal ini menjadi salah satu faktor lemahnya
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.
Berdasarkan alasan tersebut, pendidik harus mengetahui hasil dari
pembelajaran matematika terkait dengan kemampuan pemecahan masalah
matematik yang dimiliki siswa. Untuk itu perlu analisis terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa. Deskripsi dari kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa dapat menjadi bahan evaluasi untuk proses
pembelajaran matematika yang lebih berkualitas.
Bagan kerangka berpikir dari uraian di atas dapat dilihat pada Gambar
2.1 berikut ini.
23

Pentingnya Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematik Siswa Tergolong Kurang

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematik Siswa Kelas XI Akuntansi

Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan


Memahami Merencanakan Melaksanakan Memeriksa
Masalah Penyelesaian Kembali
Penyelesaian

Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik


Siswa Kelas XI Akuntansi

Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di SMK Muhammadiyah Parung yang berlokasi di
Jalan H. Mawi No. 292 Desa Bojong Indah Parung, Bogor. Waktu penelitian pada
bulan Mei 2016 semester genap tahun ajaran 2015-2016.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Bugin tujuan
metode deskriptif untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai
situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang
menjadi objek penilaian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai
ciri karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun
fenomena tertentu.1 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa yang meliputi aspek memahami masalah,
merencanakan penyelesaian, melaksanakan penyelesaian dan memeriksa kembali.
Peneliti menganalisis data hasil penelitian selanjutnya mendeskripsikannya ke
dalam kata-kata tertulis dilengkapi kutipan wawancara subjek yang diteliti.

C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Akutansi
SMK Muhammadiyah Parung yang berjumlah 43 siswa terdiri dari 21 siswa laki-
laki dan 22 siswa perempuan.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes
dan non tes. Berikut uraian dari instrumen yang digunakan.

1
Kadir, dkk., Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN Jakarta, 2013), h. 62.

24
25

1. Instrumen Tes
Instrumen tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan.2 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
soal kemampuan pemecahan masalah matematik yang berupa soal uraian. Soal
pemecahan masalah yang diberikan berkaitan dengan materi barisan dan deret.
Soal dibuat berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk materi
tersebut dan disesuaikan dengan aspek kemampuan pemecahan masalah yang
hendak diukur. Sebelum diujikan kepada siswa, intrumen tes yang akan digunakan
divalidasi terlebih dahulu karena instrumen yang baik adalah instrumen yang telah
teruji keabsahannya sehingga instrumen tersebut dapat menjadi sumber data yang
baik pula. Berikut ini rumusan untuk mengukur kevalidan instrumen tes yang
diberikan:
a. Uji Validitas
Menurut Djaali dan Puji, butir tes dinyatakan valid jika butir-butir yang
dibuat secara tepat dapat mengukur indikator.3 Artinya, terdapat kecocokan antara
butir soal yang dibuat dengan indikator yang telah ditetapkan. Salah satu cara
untuk menentukan kevalidan suatu tes adalah dengan melakukan validasi isi
(content validity) yang dilakukan oleh validator ahli yaitu dosen dan guru mata
pelajaran matematika.
Teknik analisis validitas isi yang digunakan adalah perhitungan validitas
yang dikembangkan oleh Lawshe atau yang dikenal dengan Content Validity
Ratio (CVR). Penilaian dari validator ahli didasarkan pada rasio kecocokan para
ahli terhadap penting (essential) atau tidak pentingnya (not essential) butir soal
yang telah dibuat.
Untuk mengetahui hasil validasi dari seluruh penilai ahli digunakan
rumus Lawshe4 sebagai berikut:

2
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, edisi II, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2015), Cet. 4, h. 67.
3
Budi Susetyo, Prosedur Penyusunan dan Analisis Tes untuk Penilaian Hasil Belajar
Bidang Kognitif, (Bandung: PT Refika Aditama, 2015), Cet. 1, h. 113.
4
C. H. Lawshe, “A Quantitative Approach To Content Validity”, dalam Personnel
Psychology, 1975, h. 567.
26

𝑁
𝑛𝑒 −
𝐶𝑉𝑅
𝑁

Keterangan:
: jumlah ahli yang menyatakan essential
: jumlah penilai ahli

Ketentuan:
1. Jika banyak ahli yang menyatakan essential kurang dari banyak penilai ahli,
maka nilai CVR negatif.
2. Jika banyak ahli yang menyatakan essential sama dengan banyak penilai
ahli, maka nilai CVR = 0.
3. Jika seluruh responden menyatakan essential maka nilai CVR = 1 (diatur
menjadi 0,99).
4. Jika lebih dari penilai ahli menyatakan essential maka nilai CVR berada
diantara 0 dan 0,99.

Kriteria indeks rasio CVR yang diadaptasi dari Lawshe ini dapat dilihat
pada tabel indeks nilai CVR di bawah ini:
Tabel 3.1
Indeks Nilai CVR

Kriteria Nilai CVR


Negatif

0,99

Diantara 0 dan 0,99

Setiap butir soal dihitung nilai CVR kemudian dibandingkan dengan


nilai kritis CVR (CVRkritis) pada Tabel 3.2.5

5
F. R. Wilson, W. Pan, and D. A. Schumsky, “Recalculation of The Critical Values
for Lawshe’s Content Validity Ratio”, dalam Measurement and Evaluation in Counseling and
Development, 2012, h. 206.
27

Tabel 3.2
Nilai Kritis CVR

Jumlah Penilai Ahli


CVRkritis
(N)
5 0,736
6 0,672
7 0,622
8 0,582
9 0,548
10 0,520
11 0,496
12 0,475
15 0,425
20 0,368
25 0,329

Apabila nilai hitung CVR lebih besar sama dengan nilai kritis CVR
(CVR ≥ CVRkritis) maka butir soal dinyatakan valid.
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai CVI (Content Validity
Index) untuk menghitung kevalidan seluruh butir soal, rumus CVI (Lawshe) yang
digunakan sebagai berikut:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑉𝑅
𝐶𝑉𝐼
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑

Kriteria hasil perhitunagn CVI menurut Astrid6 adalah seperti Tabel 3.3
di bawah ini.
Tabel 3.3
Kategori Nilai CVI

Rentang Kategori
0 – 0,33 Tidak sesuai
0,34 – 0,67 Sesuai
0,68 – 1 Sangat sesuai

6
Astrid Sutrianing Tria, “Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Pada Topik
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”, Skripsi dalam UPI, Bandung, 2014, tidak dipublikasikan.
28

Berikut hasil validitas isi yang dilakukan oleh penilai ahli terhadap soal
yang peneliti buat dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Hasil Validitas Isi Instrumen Tes

Jumlah
Butir Penilai CVRkritis
CVR Keterangan CVI Keterangan
Soal Essensial
( )
1a 6 0,714 Valid
2 6 0,714 Valid
3a 7 0,999 Valid
3b 7 0,999 Valid
3c 7 0,999 Valid
4a 7 0,999 Valid Sangat
0,622 0,96
4b 7 0,999 Valid Sesuai
4c 6 0,714 Valid
6a 6 0,714 Valid
6b 7 0,999 Valid
6c 7 0,999 Valid
6d 6 0,714 Valid

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan suatu data sesuai
dengan kenyataan. Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes pada subjek yang sama.
Untuk menguji reliabilitas dari penilai ahli adalah dengan menggunakan rumus
Hoyt7 sebagai berikut:

𝑀𝐾𝑒 𝐽𝐾𝑒 𝐽𝐾𝑝


𝑟 − ; 𝑀𝐾𝑒 ; 𝑀𝐾𝑠
𝑀𝐾𝑠 𝑑𝑘𝑒 𝑑𝑘𝑝

Adapun langkah-langkah perhitungan dalam menentukan koefisien


reliabitas tersebut adalah sebagai berikut:

7
Susetyo, op.cit., h. 152-154.
29

(∑ )
1. Menentukan jumlah kuadrat total: ∑ −

N = jumlah penilai x jumlah butir soal


∑ (∑ )
2. Menentukan jumlah kuadrat antar butir soal: −

i = butir ke 1, 2, 3, … dan n = jumlah penilai


∑ (∑ )
3. Menentukan jumlah kuadrat antar penilai ahli: −

i = penilai ke 1, 2, 3, … dan n = jumlah butir soal.


Keterangan:
: reliabilitas tes = − −
: jumlah kuadrat total = B–1
: jumlah kuadrat antar butir soal = N–1
: jumlah kuadrat antar penilai = (B – 1)(N – 1)

Interpretasi dari koefisien reliabilitas yang didapat menurut Nunnaly


(1972) dan Kaplan dan Saccuzo (1989) apabila koefisien reliabilitas 0,7 sampai
0,8 maka cukup tinggi untuk suatu penelitian dasar.8 Hasil perhitungan reliabilitas
tes (terlampir), diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,74 maka reliabilitas soal
tes tergolong cukup tinggi.

2. Instrumen Non Tes


Instrumen non tes yang digunakan meliputi:
a) Lembar Validitas Tes
Lembar validitas adalah lembar penilaian tentang soal tes yang dibuat
peneliti. Validasi dilakukan oleh validator ahli dan guru yang mengampu mata
pelajaran matematika di sekolah.
b) Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisikan daftar pertanyaan yang akan diajukan
kepada siswa dan mengacu pada indikator pemecahan masalah. Pertanyaan

8
Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes IMplementasi
Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), h. 114.
30

wawancara dibuat untuk mendukung data hasil tes kemampuan pemecahan


masalah matematik siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
meliputi:
1. Memberikan tes kemampuan pemecahan masalah matematik dengan
mengujikan soal yang sudah valid dan reliabel. Soal dikerjakan oleh siswa
kelas XI Akuntansi sebagai subjek penelitian.
2. Melakukan wawancara terhadap siswa. Pemilihan subjek wawancara
dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu menentukan sampel dengan
pertimbangan tertentu dipandang dapat memberikan data secara maksimal.9

F. Teknik Analisis Data


Untuk mengukur kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
matematik diberikan soal pemecahan masalah yang memuat indikator memahami
masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan penyelesaian dan memeriksa
kembali. Pemberian skor hasil tes disesuaikan dengan pedoman penskoran yang
dibuat untuk setiap indikator. Pemberian bobot skor untuk masing-masing
kemampuan pemecahan masalah yang diukur dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Pedoman Bobot Penskoran Nilai Tes Siswa

Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa


Nomor Jumlah
Memahami Merencanakan Melaksanakan Memeriksa
Soal Skor
Masalah Penyelesaian Penyelesaian Kembali
1 4 4
2 3 3
3 2 3 4 9
4 2 3 4 9
5 2 3 4 3 12
Skor
6 9 16 6 37
Maksimal

9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. 14, h. 33.
31

Adapun pedoman penskoran yang digunakan adalah adaptasi dari


10
Yuanari sebagai berikut.

Tabel 3.6
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa
No. Aspek yang Diukur Skor Keterangan
1. Menunjukkan pemahaman masalah. 2 Menuliskan apa yang diketahui dan
(menulis apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal dengan benar.
ditanyakan dari soal). 1 Menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan dari soal, salah satu
benar atau hanya menuliskan salah
satu.
0 Tidak menjawab pertanyaan.
2. Merencanakan penyelesaian 3 Menulis model/ aturan matematika
masalah. yang dipakai (rumus) secara tepat,
dan algoritma benar.
2 Menuliskan model/ aturan
matematika yang dipakai (rumus),
dan algoritma secara kurang tepat
1 Salah menuliskan model/ aturan
matematika yang dipakai (rumus)
dan algoritma.
0 Tidak satupun yang ditulis.
3. Melaksanakan rencana penyelesaian 4 Menuliskan penyelesaian masalah
(menyelesaikan masalah dari soal dari soal secara benar, lengkap,
dengan benar, lengkap dan dan tepat.
sistematis). 3 Menuliskan penyelesaian soal
secara benar, dengan sedikit
kesalahan perhitungan.
2 Menuliskan sedikit penyelesaian
masalah dari soal.
1 Salah menuliskan penyelesaian
masalah dari soal.
0 Tidak menuliskan penyelesaian
masalah dari soal
4. Memeriksa kembali (mengecek 3 Menjawab penyelesaian masalah
kebenaran hasil, menjawab dengan secara benar dan tepat.
cara lain) 2 Kurang tepat dalam menjawab
penyelesaian masalah.
1 Salah menjawab penyelesaian
masalah.
0 Tidak menuliskan jawaban.

10
Novita Yuanari, “Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Sebagai Upaya
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa Kelas VIII
SMPN Wates Kulonprogo”, Skripsi pada UNY, Yogyakarta, 2011, h. 53-54., tidak dipublikasikan.
32

Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematik terlihat dari


skor rata-rata hasil tes, dihitung dengan menggunakan rumus.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑠 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 00
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Kemampuan pemecahan masalah yang dianalisis meliputi kemampuan


memahami masalah, menyusun rencana, melakukan penyelesaian dan memeriksa
kembali. Persentase rata-rata tiap indikator dihitung dengan rumus:

𝑎
Persentase kemampuan pemecahan masalah per indikator x 100%
𝑏

Keterangan:
a : skor rata-rata tiap indikator
b : skor ideal
Untuk menghitung persentase rata-rata skor kemampuan pemecahan
masalah siswa dengan perhitungan sebagai berikut:

∑𝑥
𝑝 × 00%
𝑥

Keterangan:
p : persentase rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
∑ : total rata-rata skor semua indikator kemampuan pemecahan masalah
x : skor maksimal

Berdasarkan hasil analisis, interpretasi hasil tes kemampuan pemecahan


masalah matematik siswa dapat dikategorikan baik apabila mencapai rata-rata ≥
75%. Pengkategorian tersebut diadopsi dan dimodifikasi dari D. Kusumaningsih11
dapat dilihat pada Tabel 3.7.

11
Diah Kusumaningsih, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas X-C SMA N 11 Yogyakarya Melalui Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Materi Perbandingan Trigonometri”, Skripsi pada
UNY, Yogyakarta, 2011, h. 38, tidak dipublikasikan.
33

Tabel 3.7
Klasifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

Persentase (x) Kategori


x ≥ 75% baik
62,5% ≤ x < 75% cukup
x < 62,5% kurang

Berdasarkan hasil analisis tes kemampuan pemecahan masalah


matematik siswa secara keseluruhan, kemampuan pemecahan masalah matematik
siswa dikelompokkan menjadi kelompok tingkat tinggi, tingkat sedang, dan
tingkat rendah. Peneliti mengelompokkan banyak siswa kedalam tiga kelompok
tingkat kemampuan siswa menggunakan skala perbandingan 3 : 4 : 3. Artinya,
30% dari banyaknya siswa dikelompokan kedalam tingkat tinggi, 30% dari
banyaknya siswa dikelompokan kedalam tingkat rendah, dan sisanya
dikelompokkan tingkat sedang. Dari jumlah siswa sebanyak 42 orang maka
banyak siswa untuk tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah berturut-turut
adalah 12 siswa, 18 siswa, dan 12 siswa.
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah dari tiap-tiap tingkatan
dianalisis kemudian dideskripsikan untuk mengetahui profil kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa berdasarkan tingkat kemampuan siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data-data hasil penelitian yang
telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa secara keseluruhan
tergolong cukup, dengan tingkat ketercapaian sebesar 64,99%. Persentase
pencapaian skor rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah matematik
siswa yang meliputi memahami masalah, merencanakan penyelesaian,
melakukan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali berturut-turut
sebesar 88,50%, 73,00%, 59,50%, dan 44,00%. Pencapaian persentase
kemampuan pemecahan masalah matematik didominasi oleh aspek memahami
masalah sedangkan aspek memeriksa kembali memperoleh persentase
pencapaian terendah.
2. Profil kemampuan siswa tingkat tinggi dalam memecahkan masalah
matematik adalah dalam aspek memahami masalah, merencanakan
penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian tergolong baik. Sedangkan
kemampuan siswa dalam memeriksa kembali masih tergolong kurang.
Pencapaian persentase aspek memahami masalah sebesar 94,44%, aspek
merencanakan penyelesaian mencapai 89,81%, dan persentase perolehan skor
pada aspek melaksanakan rencana penyelesaian sebesar 78,65%. Perolehan
persentase terkecil yakni pada aspek memeriksa kembali yang memperoleh
ketercapaian 62,50%.
3. Profil kemampuan siswa tingkat sedang dalam memecahkan masalah
matematik adalah dalam aspek memahami masalah dan merencanakan
penyelesaian tergolong baik, sedangkan aspek melakukan rencana
penyelesaian dan memeriksa kembali tergolong kurang. Persentase
kemampuan siswa dalam memahami masalah dan merencanakan penyelesaian
berturut-turut sebesar 87,04% dan 76,54%. Persentase kemampuan siswa

65
66

dalam melaksanakan penyelesaian dan memeriksa kembali berturut-turut


sebesar 57,29% dan 42,59%.
4. Profil kemampuan siswa tingkat rendah dalam memecahkan masalah
matematik adalah dalam aspek memahami masalah tergolong baik sedangkan
aspek merencanakan penyelesaian, melakukan rencana penyelesaian dan
memeriksa kembali tergolong kurang. Persentase kemampuan memahami
masalah mendominasi dengan ketercapaian 80,56%, sedangkan kemampuan
siswa dalam merencanakan, menyelesaikan dan memeriksa kembali berada di
bawah 50%.
5. Jenis kesalahan yang banyak terjadi pada hasil jawaban tes siswa berkaitan
dengan memecahkan masalah adalah pada aspek memeriksa kembali. Hal ini
ditandai dengan ketidaktelitian siswa dalam membaca soal, membuat
pemisalan, tidak sesuai menggunakan rumus, dan keliru dalam perhitungan,
dan merasa bingung untuk mengerjakan soal pemecahan masalah.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka penulis menyarankan
beberapa hal terkait hasil penelitian ini.
1. Siswa lebih banyak berlatih soal-soal yang berkaitan dengan aspek memeriksa
kembali, dan siswa banyak berlatih soal pemecahan masalah pada pokok
bahasan lainnya.
2. Guru perlu mendorong siswa untuk dapat menemukan cara lain dalam
memeriksa kembali proses dan hasil yang telah diperoleh dari pemecahan
masalah. Guru perlu memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa
agar siswa terbantu dalam menyelesaikan berbagai masalah dan tidak
mengulangi kesalahan yang sama saat memecahkan masalah.
3. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian sejenis pada pokok bahasan lain
atau pada jenjang pendidikan yang lain dengan subjek penelitian yang lebih
banyak agar data penelitian yang diperoleh lebih beragam dan berlaku secara
umum.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian


Penelitian deskriptif ini dilakukan di SMK Muhammmadiyah Parung,
Bogor dengan siswa kelas XI Akuntansi sebagai subjek penelitian. Penelitian
dilakukan pada bulan Mei 2016 semester genap tahun ajaran 2015/2016. Data-
data penelitian diperoleh berdasarkan hasil tes siswa dan wawancara yang telah
dilakukan selama penelitian berlangsung. Data hasil tes siswa yaitu data hasil tes
kemampuan pemecahan masalah matematik berdasarkan indikator pemecahan
masalah. Data-data tersebut kemudian dianalisis dan diinterpretasikan dalam
bentuk deskripsi sebagai gambaran hasil penelitian.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
validasi instrumen tes yang akan diberikan serta mengukur reliabilitasnya.
Instrumen tersebut diuji keabsahannya ditinjau dari validitas isi (validity content)
oleh para ahli dengan tujuan untuk menentukan kesesuaian butir-butir soal
pemecahan masalah dengan kisi-kisi yang dibuat (terlampir). Instrumen yang
telah diuji keabsahannya oleh para ahli selanjutnya diukur kekonsistensiannya
berdasarkan perhitungan terhadap koefisien reliabilitas hasil penilaian para ahli
yang telah dilakukan. Banyaknya soal yang diajukan terdiri dari 6 soal uraian
yang mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Kemampuan
pemecahanan masalah yang diukur meliputi kemampuan memahami masalah,
kemampuan merencanakan penyelesaian, kemampuan melaksanakan penyelesaian
dan kemampuan memeriksa kembali.
Berdasarkan penilaian dari tujuh orang ahli, soal yang dinyatakan valid
berjumlah 5 soal dengan koefisien reliabilitas cukup tinggi (terlampir), sehingga
dapat dikatakan tes yang diberikan reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
Butir soal tes berisikan masalah yang berkaitan dengan materi Barisan dan Deret.
Materi ini merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran matematika SMK
kelas XI semester genap yang menerapkan konsep barisan dan deret dalam
pemecahan masalah.

34
35

Setelah soal yang dibuat oleh peneliti valid dan reliabel untuk
digunakan, selanjutnya barulah peneliti memberikan soal tes kemampuan
pemecahan masalah tersebut kepada siswa-siswi kelas XI Akuntasi di SMK
Muhammadiyah Parung. Tes dimulai dengan pengkondisian siswa oleh peneliti
dilanjutkan dengan memeriksa kehadiran siswa. Dari 43 siswa di kelas tersebut,
hanya satu orang siswa tidak hadir dikarenakan izin. Sebelum memulai
pengerjaan, siswa diingatkan untuk berdoa terlebih dahulu dan memberitahukan
siswa untuk mengerjakan soal yang dianggap mudah terlebih dahulu, serta
melarang siswa untuk mencontek atau bekerjasama dengan temannya. Waktu
pengerjaan tes diberikan selama 100 menit.
Berikut data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
kelas XI Akuntansi pada materi barisan dan deret.
1. Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Secara
Keseluruhan

Soal yang telah diujikan kemudian dianalisis untuk mendapatkan


informasi tentang kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Hasil tes
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa diukur sesuai dengan pedoman
penskoran yang telah ditentukan (terlampir). Tabel distribusi hasil tes kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

No Interval F f relative (%) Fk


1 41 – 49 4 9,52 4
2 50 – 58 8 19,05 12
3 59 – 67 12 28,57 24
4 68 – 76 9 21,43 33
5 77 – 85 6 14,29 39
6 86 - 94 3 7,14 42
Total 42 100
36

Statistik data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa


dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Deskripsi Statistik Data Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

Statistik Hasil
Nilai tertinggi 92
Nilai terendah 41
Rata-rata (mean) 66
Median 65,25
Modus 63,64
Varian 156,73
Standar deviasi 12,52

Berdasarkan Tabel 4.2 tergambar bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 66


dengan median 65,25, modus 63,64 keseluruhan terletak pada interval kelas ketiga
antara 59 sampai 67 serta standar deviasi yang diperoleh sebesar 12,52.
Hasil keseluruhan tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
ditinjau dari masing-masing indikator yaitu memahami masalah, menyusun
rencana penyelesaian, melaksanakan penyelesaian, dan memeriksa kembali dapat
dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3
Persentase Tiap Aspek Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

Skor Rata-rata
Aspek Kemampuan %
Ideal Skor
Memahami masalah 6 5,31 88,50
Menyusun rencana penyelesaian 9 6,57 73,00
Melaksanakan penyelesaian 16 9,52 59,50
Memeriksa kembali 6 2,64 44,00
Total 37 24,05 64,99

Tabel 4.3 menunjukkan persentase kemampuan pemecahan masalah


matematik siswa mencapai 64,99% dan termasuk kualifikasi cukup dengan rata-
37

rata skor aspek kemampuan secara keseluruhan yang diperoleh siswa sebesar
24,05. Pencapaian persentase kemampuan pemecahan masalah matematik
didominasi oleh aspek memahami masalah sedangkan aspek memeriksa kembali
memperoleh persentase pencapaian terendah.
Berikut ini hasil analisis dari masing-masing aspek kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa.

1) Memahami Masalah
Kemampuan siswa dalam memahami masalah memperoleh persentase
skor tertinggi dibandingkan dengan aspek lainnya yaitu mencapai 88,50% artinya
lebih dari 50% siswa sudah mampu memahami masalah yang diberikan dengan
baik. Siswa mampu menuliskan data apa saja yang diketahui dan ditanyakan
dalam soal dengan baik dan lengkap.
2) Merencanakan Penyelesaian
Kemampuan siswa dalam menyusun rencana penyelesaian soal
mencapai 72,00% dari skor ideal. Siswa mampu menuliskan rencana penyelesaian
secara lengkap dan benar. Sebagian besar siswa berusaha menyusun rencana
penyelesaian dari soal yang diberikan walaupun beberapa rencana yang dibuat
tidak lengkap atau kurang tepat. Hasil pekerjaan siswa saat menyelesaikan soal 4
dapat dilihat pada Gambar 4.1.

(A) (B)

Gambar 4.1
Contoh Jawaban Siswa Menyelesaikan Soal 4
38

Gambar 4.1 menunjukkan keragaman siswa dalam menyusun rencana


penyelesaian masalah yang diberikan. Berdasarkan gambar terlihat siswa A
dengan runtut menuliskan informasi disertai dengan pemisalannya sehingga
rencana tersebut dapat membantunya dalam menyelesaikan langkah selanjutnya.
Sedangkan siswa B kurang jelas dalam menyusun rencana penyelesaian
dibandingkan dengan siswa A.

3) Melaksanakan Penyelesaian
Persentase rata-rata pencapaian kemampuan masalah pada aspek
melaksanakan rencana penyelesaian yang telah dibuat mencapai 59,50%. Angka
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih lemah dalam aspek ini. Siswa
banyak yang melakukan kesalahan perhitungan dalam menuliskan penyelesaian
masalah atau hanya sedikit menuliskan penyelesaian masalahnya. Pada gambar
4.1 terlihat siswa B melakukan kesalahan penghitungan yang melibatkan aljabar.
Kesalahan ini menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya perolehan skor
kemampuan pemecahan masalah pada aspek melakukan rencana penyelesaian.

4) Memeriksa Kembali
Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada aspek
memeriksa kembali memperoleh persentase rata-rata skor terkecil dibandingkan
aspek lainnya, yaitu mencapai 44,00%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
siswa dalam membuktikan apakah jawaban mereka benar atau menemukan solusi
lain untuk menemukan hasil penyelesaian yang sama masih sangat kurang.
Sebagian besar siswa tidak melakukan pemeriksaan kembali khususnya pada
permasalahan soal nomor 5d. Untuk soal nomor 2 sebanyak 4 siswa dapat
menjawab soal memeriksa perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku yang
membentuk barisan aritmatika memiliki perbandingan 3 : 4 : 5 secara benar dan
lengkap. Hasil pekerjaan siswa pada aspek memeriksa kembali dapat dilihat pada
Gambar 4.2 dan Gambar 4.3 di bawah ini.
39

Gambar 4.2
Contoh Jawaban Benar Siswa Pada Aspek Memeriksa Kembali

Gambar 4.3
Contoh Jawaban Siswa yang Keliru dalam Perhitungan Pada Aspek
Memeriksa Kembali

2. Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa


Berdasarkan Tingkat Kemampuan Siswa

Setelah menganalisis data kemampuan pemecahan masalah matematik


siswa secara keseluruhan, selanjutnya data hasil tes dikelompok kedalam tiga
tingkat kemampuan siswa yaitu siswa tingkat tinggi, sedang, dan rendah.
40

Kelompok siswa dengan kemampuan tingkat tinggi adalah siswa yang


kemampuan pemecahan masalahnya termasuk kategori baik dengan banyak siswa
12 siswa. Kelompok siswa tingkat sedang adalah siswa yang kemampuan
pemecahan masalahnya terkategori cukup sebanyak 18 siswa. Kelompok siswa
tingkat rendah adalah siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah
termasuk kategori kurang sebanyak 12 siswa.
Berikut ini analisis kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
berdasarkan tingkat kemampuan siswa.
Tabel 4.4
Analisis Profil Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

Tingkat Kemampuan Siswa


No Aspek Tinggi Sedang Rendah
(%) (%) (%)
1 Memahami masalah 94,44 87,04 80,56
2 Menyusun rencana penyelesain 89,81 76,54 49,07
3 Melaksanakan penyelesaian 78,65 57,29 46,35
4 Memeriksa kembali 62,50 42,59 27,78

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa persentase rata-rata untuk


aspek memahami masalah pada tiga tingkat kemampuan siswa menempati level
tertinggi dibandingkan ketiga aspek lainnya. Siswa dengan tingkat kemampuan
tinggi dalam memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan
penyelesaian termasuk kategori baik sedangkan aspek memeriksa kembali
termasuk kategori cukup. Siswa tingkat kemampuan sedang dalam aspek
memahami dan merencanakan penyelesaian termasuk kategori baik, aspek
melaksanakan penyelesaian dan memeriksa kembali termasuk kategori kurang.
Siswa tingkat kemampuan rendah dalam memahami masalah tergolong baik
namun pada aspek merencanakan penyelesaian, melaksanakan penyelesaian dan
memeriksa kembali termasuk kategori kurang. Berikut profil tingkat kemampuan
pemecahan masalah matematik yang tersaji dalam grafik seperti pada Gambar 4.4.
41

Gambar 4.4
Grafik Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Berdasarkan Tingkat Kemampuan Siswa
Keterangan:
1 : kemampuan memahami masalah
2 : kemampuan menyusun rencana
3 : kemampuan melaksanakan penyelesaian
4 : kemampuan memeriksa kembali

3. Deskripsi Hasil Tes dan Wawancara Siswa


1) Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Tingkat
Kemampuan Tinggi
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa tingkat
tinggi secara keseluruhan menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah
yang dimilikinya sudah baik. Terbukti dengan siswa mampu memahami apa yang
diketahui dan ditanyakan serta dapat menentukan strategi penyelesaian yang akan
digunakan sampai menemukan pemecahan masalah dari soal yang diberikan.
Perolehan skor rata-rata hasil pekerjaan salah satu siswa tingkat tinggi cukup
memuaskan yaitu 92, dan mencapai skor ideal pada aspek memahami masalah,
melakukan perhitungan dan memeriksa kembali. Berikut adalah masalah dan
jawaban siswa (Gambar 4.5) pada soal 1.
42

Masalah : Diberikan barisan

Tentukan jumlah dari suku-suku barisan tersebut.


Jawaban :

Gambar 4.5
Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Tinggi pada Soal 1

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa terlihat ia mampu menyelesaikan


masalah dari soal secara benar, lengkap dan tepat. Ketika peneliti bertanya,
“Apakah kamu kesulitan dalam memahami soal?”. Jawaban siswa adalah
“Awalnya saya kebingungan, Bu. Karena hanya pembilang yang memiliki
bilangan tetap 1. Peneliti bertanya kembali, “Bagaimana kamu membuktikan
bahwa langkah pengerjaan yang dipilih sudah benar?”. Siswa menjawab, “Kalo
diperhatikan penyebutnya membentuk pola. Dan saya pernah menemukan soal
yang setipe dengan soal ini tapi angkanya ngga sampai ribuan. Karena angka-
angka di penyebut bisa dijumlahkan jadi penyebutnya aja yang dimodifikasi.
Setelah saya otak atik ternyata pecahannya hasil dari pengurangan dua pecahan
ini (sambil menunjuk ke lembar jawaban). Dapat deh hasil yang paling
sederhana.”.
Kemampuan siswa pada aspek memeriksa kembali dapat dilihat pada
masalah dan jawaban pada soal 2.
43

Masalah : Sebuah segitiga siku-siku memiliki sisi-sisi yang membentuk suatu


barisan aritmatika. Periksa apakah sisi-sisi segitiga siku-siku
tersebut memiliki perbandingan 3 : 4 : 5.
Jawaban :

Gambar 4.6
Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Tinggi pada Soal 2

Siswa menggunakan tabel sebagai model penyelesaian masalah seperti


yang terlihat pada Gambar 4.6. Berikut kutipan wawancara dengan siswa:
P : Bagaimana kamu memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh dari soal
tersebut?
A : Saya mengunakan kelipatan, Bu. Walau cuma sampai kelipatan 5, saya
rasa sudah cukup mewakili pembuktian dari soal itu.
P : Dapatkah kamu memeriksa sanggahannya yang menyebabkan masalah
dari soal itu tidak terbukti?
A : Ngga bisa, Bu. Karena kalo sisi-sisi segitiga siku-sikunya merupakan
tripel phytagoras tapi ngga membentuk barisan aritmatika jadi ngga
menghasilkan perbandingan 3 : 4 : 5.
P : Apa contohnya ?
A : hmmm, (siswa AIS terlihat berpikir sambil menghitung). Ini, Bu. Angka-
angka 5, 12, 13 adalah tiga bilangan tripel phytagoras tapi ngga
membentuk barisan aritmatika dan perbandingan yang dihasilkan juga
bukan 3 : 4 : 5.
P : Dapatkah pembuktian ini dicari dengan cara lain?
A : Pasti bisa, Bu. Cuma saya aja yang mentok dengan cara ini.
44

Berdasarkan wawancara dengan siswa tersebut terlihat bahwa ia


mengerjakan pembuktian soal 2 dari apa yang ditanyakan terlebih dahulu
kemudian membuat tabel pembuktian yang secara sederhana dapat membuktikan
perbandingan yang dimiliki oleh sisi-sisi segitiga siku-siku yang membentuk
barisan aritmatika selalu sama yakni 3 : 4 : 5. Pembuktian yang sederhana ini
dapat menjadi penyelesaian dari masalah 2 walaupun cara ini belum tentu dapat
digunakan untuk soal lain.
Masalah pada soal 3 dapat diselesaikan dengan baik oleh siswa terlihat
ia menuliskan secara runtut apa yang diketahui dan ditanyakan dengan benar.
Siswa tersebut juga memahami masalah dalam soal secara baik dengan
memisalkan apa yang ditanyakan yaitu potongan pertama sebagai suku pertama,
potongan kedua sebagai suku kedua sampai dengan potongan terakhir atau Un.
Namun, hasil pekerjaan siswa menunjukkan ia tidak menuliskan rencana
penyelesaian pada soal 3b atau tidak memperhatikan perintah pada soal. Pada
aspek melaksanakan penyelesaian, Siswa menuliskan penyelesaian masalah dari
soal secara benar, lengkap, dan tepat. Hasil pekerjaan siswa pada soal 3 dapat
dilihat pada Gambar 4.7 di bawah ini.
Masalah : Naina suka memotong-motong kertas. Mula-mula ia memotong
kertas menjadi 10 potong, kemudian selembar dari 10 potongan
tersebut dipotong lagi menjadi 10 potong. Kegiatan tersebut terus
dilakukan sehingga jumlah potongan seluruhnya menjadi 352.
Tentukan berapa kali Naina menggunting, jika untuk memotong
kertas menjadi 10 potong ia lakukan 5 kali pengguntingan.
a. Tuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Buatlah model matematika yang sesuai dari permasalahan
yang ada dalam soal!.
c. Selesaikan soal tersebut.
45

Jawaban :

Gambar 4.7
Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Tinggi pada Soal 3

Berikut ini kutipan wawancara dengan siswa pada soal 3.


P : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam memahami soal ini?
A : Ya, Bu. Tapi hanya sedikit karena setelah dibaca ulang saya paham.
P : Setelah memahami soal apa yang kamu lakukan selanjutnya?
A : Saya tulis apa yang diketahui dan ditanyakan.
P : Materi apa yang berkaitan dengan masalah pada soal ini?
A : Barisan aritmatika.
P : Apakah semua informasi sudah kamu gunakan untuk menjawab soal?
A : Sudah, Bu.
P : Apakah harus mencari unsur lain untuk menyelesaikan masalah itu?
A : Iya, Bu. Karena selisih dari tiap potongan harus ditentukan terlebih
dahulu lalu berapa kali Naina memotong harus dicari juga.
P : Mengapa kamu tidak menuliskan jawaban dari soal 3b?
A : Saya tidak memperhatikan perintah di soal, karena setelah saya dapat
solusi jadi tuliskan jawaban penyelesaiannya langsung.
P : Apakah kamu tertantang untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah?
A : Ya, Bu. Kalo berhasil dapat jawabannya dan itu betul, saya senang
banget.

Secara keseluruhan hasil wawancara dengan siswa menunjukkan ia


mampu dalam memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melakukan
perhitungan, dan memeriksa kembali. Untuk soal 4 dan soal 5 menunjukkan
bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa tergolong baik. Hal ini terlihat dari
hasil pekerjaannya pada soal 4 dan 5 pada Gambar 4.8 di bawah ini.
46

Gambar 4.8
Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Tinggi pada Soal 4 dan Soal 5

2). Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Tingkat


Sedang

Salah satu siswa berkemampuan sedang perolehan skor rata-rata tes


adalah 73. Perolehan skor untuk aspek memahami masalah, merencanakan
47

penyelesaian, melaksanakan penyelesaian, dan memeriksa kembali masing-


masing adalah 6, 6, 11 dan 4 dari skor ideal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
siswa sudah mampu memahami masalah dengan baik ditunjukkan dengan
memperoleh skor yang ideal untuk aspek memahami masalah. Untuk aspek
perencanaan masalah, melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa
kembali tidak mencapai skor yang ideal.
Adapun hasil pekerjaan siswa untuk masing-masing masalah dapat
dilihat pada uraian di bawah ini.
Masalah : Diberikan barisan

Tentukan jumlah dari suku-suku barisan tersebut.


Jawaban :

Gambar 4.9
Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Sedang pada Soal 1

Dalam menyelesaikan masalah soal 1 pada Gambar 4.9 terlihat siswa


menuliskan sedikit penyelesaian masalah dari soal tersebut. Diawali dengan
menentukan apakah barisan dalam soal termasuk ke dalam barisan aritmatika atau
barisan geometri. Setelah diketahui bahwa barisan tersebut bukan merupakan
barisan aritmatika maupun geometri, siswa tidak melanjutkan pekerjaannya.Untuk
mengetahui alasannya, peneliti bertanya pada siswa yang bersangkutan. Berikut
hasil wawancara dengan siswa.
48

P : Apa hal pertama yang kamu lakukan ketika diberikan soal pemecahan
masalah?
B : Yang pastinya dibaca dulu, Bu.
P : Kemudian apa yang kamu lakukan?
B : Terus dipahami apa yang dimaksud dari soalnya.
P : Untuk soal 1, apakah kamu mengalami kesulitan dalam memahami soal
itu?
B : Iya, Bu.
P : Mengapa?
B : Karena saya coba dengan aturan pada deret aritmatika ngga didapat
beda yang sama, dicari rasionya pun ngga sama. Jadi, saya bingung
pake rumus apa.
P : Apakah kamu sudah berusaha untuk mencari cara lain?
B : Tidak, Bu. Saya pilih buat ngerjain nomor lain aja.

Permasalahan pada soal 1 tidak tuntas dikerjakan oleh siswa


dikarenakan ia memilih untuk mengerjakan soal lainnya. Pada soal 2, siswa
berusaha memeriksa kembali permasalahan pada soal 2 dengan cara seperti pada
Gambar 4. 10.
Masalah : Sebuah segitiga siku-siku memiliki sisi-sisi yang membentuk suatu
barisan aritmatika. Periksa apakah sisi-sisi segitiga siku-siku tersebut
memiliki perbandingan 3 : 4 : 5.
Jawaban :

Gambar 4.10
Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Sedang pada Soal 2
49

Berikut cuplikan wawancara terkait jawaban siswa terhadap masalah


pada soal 2 ini.
P : Bagaimana kamu memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh dari soal
tersebut?
B : Saya coba-coba aja, Bu. Karena 3, 4 dan 5 itu kan barisan aritmatika
sedangkan kalo pada segitiga siku-siku berlaku rumus phytagoras. Kalo
dimisalkan 3 sama dengan a-b, 4 sama dengan a, dan a + b sama dengan
5, lalu dimasukkan ke rumus phytagoras terus dihitung dapat
perbandingan 3 : 4 : 5.
P : Dapatkah pembuktian ini dicari dengan cara lain?
B : Mungkin saja, Bu. Tapi, saya sudah pusing lihatnya.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa siswa dapat


membuktikan bahwa perbandingan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku yang
dibentuk oleh barisan aritmatika memiliki perbandingan 3 : 4 : 5 dengan benar
tetapi kurang tepat. Saat melakukan perhitungan aljabar terdapat ketidaktelitian
siswa dalam menuliskan operasi dalam bentuk aljabar, sehingga mengakibatkan
berkurangnya perolehan skor untuk kemampuan memeriksa kembali yaitu hanya
mendapat skor 2 untuk soal nomor 2.
Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa untuk soal 3 dinilai
kurang. Siswa mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan
benar dan lengkap namun salah menuliskan pemisalan dan rumus yang harus
digunakan. Kesalahan siswa pada proses sebelumnya menyebabkan kesalahan
pada langkah selanjutnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.11 di bawah ini.
Masalah : Naina suka memotong-motong kertas. Mula-mula ia memotong
kertas menjadi 10 potong, kemudian selembar dari 10 potongan
tersebut dipotong lagi menjadi 10 potong. Kegiatan tersebut terus
dilakukan sehingga jumlah potongan seluruhnya menjadi 352.
Tentukan berapa kali Naina menggunting, jika untuk memotong
kertas menjadi 10 potong ia lakukan 5 kali pengguntingan.
a. Tuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Buatlah model matematika yang sesuai dari permasalahan
yang ada dalam soal!.
c. Selesaikan soal tersebut.
50

Jawaban :

Gambar 4.11
Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Sedang pada Soal 3

Berdasarkan pekerjaan siswa pada masalah soal 3, skor yang diperoleh


hanya sebesar 4. Untuk mengetahui penyebab kurangnya skor kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa, berikut adalah hasil wawancara dengan
siswa yang bersangkutan.
P : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam memahami soal ini?
B : Ya, Bu. Apalagi soal cerita.
P : Setelah memahami soal apa yang kamu lakukan selanjutnya?
B : Dikerjakan.
P : Materi apa yang berkaitan dengan masalah pada soal ini?
B : Aritmatika.
P : Barisan Aritmatika atau Deret Aritmatika?
B : Deret Aritmatika.
P : Apakah semua informasi sudah kamu gunakan untuk menjawab soal?
B : Sudah.
P : Apakah harus mencari unsur lain untuk menyelesaikan masalah itu?
B : Iya, Karena harus mencari berapa kali Naina memotong kertasnya atau
mencari n.
P : Saat membuat rencana penyelesaian, apakah kamu memeriksa langkah
penyelesaian yang digunakan benar?
B : Tidak, Bu.
51

P : Mengapa kamu tidak menyelesaikan penyelesaian masalah soal ini?


B : Sudah buntu, Bu. Tidak ketemu jawabannya.

Ketidaktelitian siswa dalam membaca soal menjadi salah satu penyebab


dalam kesalahan menyelesaikan masalah yang diberikan. Hal ini yang dialami
oleh siswa dalam pemecahan masalah soal 3. Namun, untuk masalah pada soal 4
siswa mengerjakan soal jauh lebih baik daripada hasil pekerjaannya di soal 3.
Pada Gambar 4.12 menunjukkan bahwa ia mampu memahami soal dengan baik,
merencanakan penyelesaian secara runtut dan memperoleh penyelesaian masalah
yang benar dan tepat.
Masalah : Pada malam konser amal dalam rangka membantu korban bencana
alam, ruangan tempat duduk untuk para penonton dibagi atas
beberapa baris. Tiap baris terdiri dari 200 kursi. Harga tiket baris
terdepan Rp 150.000,00 per orang. Dan harga tiket baris paling
belakang sebesar Rp 50.000,00 per orang. Selisih harga tiket untuk
tiap baris adalah sama. Jika semua tiket habis terjual maka panitia
berharap memperoleh dana sebesar Rp 120.000.000,00. Berapa harga
tiket per orang dari barisan sebelum baris paling belakang?
a. Tuliskan informasi apa yang kamu dapatkan dari soal di atas?
b. Tuliskan rumus apa yang akan kamu gunakan untuk menyelesaikan
masalah pada soal tersebut?
c. Selesaikanlah soal tersebut.
Jawaban :

Gambar 4.12
Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Sedang pada Soal 4
52

Berikut hasil wawancara dengan siswa terkait hasil pekerjaannya pada


soal 4.

P : Materi apa yang berkaitan dengan masalah pada soal ini?


B : Deret aritmatika.
P : Apakah semua informasi sudah kamu gunakan untuk menjawab soal?
B : Sudah.
P : Apakah harus mencari unsur lain untuk menyelesaikan masalah itu?
B : Iya, Karena harus mencari banyak baris dalam ruangan terlebih dahulu.
P : Bagaimana membuktikan bahwa langkah penyelesaian yang dipilih
sudah benar?
B : Dari hasil akhir yang didapat untuk harga tiket tiap barisnya kalo
dikalikan dengan banyak kursi lalu di total maka akan diperoleh hasil
sebesar 120.000.000 rupiah.

Siswa dapat dikatakan mampu menyelesaikan masalah pada soal 4


dengan benar. Hal ini didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan, siswa
dapat menjelaskan langkah penyelesaian yang ditulis dalam lembar jawabannya.
Selain mampu menyelesaikan soal 4, siswa juga menunjukkan kemampuan
pemecahan masalah yang cukup baik pada soal 5. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 4.13.

Masalah : Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika panjang sisi pada persegi terbesar adalah 1 satuan panjang dan
persegi berikutnya diperoleh dengan cara menghubungkan semua
titik tengah pada keempat sisinya. Berapa luas daerah yang
berwarna?.
a. Tuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal di atas!.
b. Apabila proses seperti yang digambar ini dilanjutkan terus
menerus, buatlah model matematika yang sesuai dengan masalah
tersebut.
c. Tentukan luas daerah yang berwarna.
53

d. Temukan cara lain untuk mendapatkan hasil yang sama, tuliskan


jawabanmu!.
Jawaban :

Gambar 4.13
Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Sedang pada Soal 5

Pada Gambar 4.13 menunjukkan bahwa siswa mampu menuliskan apa


yang diketahui dan ditanyakan dari soal dengan baik, namun memiliki rencana
penyelesaian yang kurang tepat. Hal ini dapat dilihat pada soal 5b, siswa
menuliskan masing-masing luas daerah berwarna membentuk barisan geometri 8,
16, 32, 64, 128. Akan tetapi, pada saat melakukan perhitungan yang digunakan
berbeda, rencananya itu dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah pada
soal 5 dengan benar. Dalam memeriksa kembali solusi yang diperoleh, siswa
kurang tepat dalam memberikan penyelesaian masalahnya. Kemampuan siswa
pada aspek memeriksa kembali masih tergolong cukup karena hanya kurang teliti
dalam menentukan barisan yang dibuat. Berikut hasil wawancara dengan siswa
yang berkaitan dengan penyelesaian pada soal 5.
P : Materi apa yang berkaitan dengan masalah pada soal ini?
B : Deret Geometri.
P : Apakah kamu sudah memeriksa setiap langkah yang digunakan benar?
B : Sudah, Bu.
P : Mengapa bilangan-bilangan pembentuk barisan geometri pada jawaban
soal b berbeda dengan bilangan yang digunakan pada jawaban soal c?
54

B : Itu maksud saya adalah luas tiap daerah berwarna adalah banyaknya
bagian segitiga jadi belum saya tuliskan seperbagiannya, Bu. Jadi, ditulis
di jawaban c.
P : Dapatkah jawaban tersebut dicari dengan cara lain?
B : Ya, tapi saya tidak dapat jawaban yang sama.
P : Apakah kamu tertantang dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah?
B : Kadang-kadang, Bu.
P : Mengapa?
B : Karena butuh pemahaman yang mendalam agar dapat hasilnya, jadi
kadang tidak ketemu. Disitu kadang saya merasa sedih.

Secara keseluruhan, siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah


yang cukup baik. Hal ini terlihat dari siswa mampu menyelesaikan sebagian besar
soal-soal yang diberikan dengan benar walaupun beberapa soal tidak terselesaikan
secara tuntas. Hasil wawancara dengan siswa juga menunjukkan bahwa siswa
mampu menjelaskan makna dari masalah yang diberikan, walau masih terdapat
ketidaktelitian dalam penggunaan rumus dan kesalahan perhitungan. Siswa juga
mampu memeriksa kembali penyelesaian soal, dengan memeriksa langkah-
langkah penyelesaian dan mencari cara lain untuk mendapat hasil jawaban yang
sama.

3) Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Tingkat


Kemampuan Rendah
Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa tingkat rendah
termasuk dalam kategori kurang. Perolehan skor tes yang didapat salah satu
adalah yang terkecil di kelas, yaitu 41. Skor untuk setiap aspek kemampuan
pemecahan masalah mendapat nilai di bawah skor ideal, dengan total skor 15 dari
skor idela 31. Berikut ini hasil jawan tes kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa dan hasil wawancara yang telah dilakukan.
Masalah : Diberikan barisan

Tentukan jumlah dari suku-suku barisan tersebut.


55

Jawaban :

Gambar 4.14
Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Rendah pada Soal 1

Berdasarkan Gambar 4.14 terlihat pada awalnya siswa menuliskan


hasil penjumlahan bilangan yang berada pada penyebut, tetapi langkah
selanjutnya berhenti sehingga tidak diperoleh hasil yang sederhana dari solusi
yang diinginkan. Ia hanya mampu menuliskan sedikit penyelesaian masalah dari
soal 1. Cuplikan hasil wawancara dengan siswa pada masalah 1 dapat dilihat di
bawah ini.
P : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah ini?
C : Ya, Bu.
P : Kesulitannya dimana?
C : Setelah menghitung angka dibawah per (baca: penyebut), saya bingung
apa yang harus dihitung selanjutnya. Saya coba menjumlahkan
pecahannya malah tidak dapat hasil.
P : Apakah kamu berusaha menemukan cara lain?
C : Tidak, Bu. Sudah pusing.

Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa ia mengalami


kesulitan dalam memecahkan masalah pada soal 1. Selain itu, siswa tidak tertarik
berusaha untuk menemukan cara lain dengan alasan “sudah pusing”.
Masalah : Sebuah segitiga siku-siku memiliki sisi-sisi yang membentuk suatu
barisan aritmatika. Periksa apakah sisi-sisi segitiga siku-siku tersebut
memiliki perbandingan 3 : 4 : 5.
56

Jawaban :

Gambar 4.15
Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Rendah pada Soal 2

Berikut cuplikan wawancara terkait jawaban siswa terhadap masalah


pada soal 2 ini.
P : Bagaimana kamu memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh dari soal
tersebut?
C : Saya pilih suku-suku 12, 16 dan 20 yang memiliki hubungan dengan 3, 4
dan 5. Lalu dimasukkan ke rumus phytagoras didapat hasil yang sama.
Suku-suku 12, 16, 20 bedanya 4 membentuk barisan aritmatika.
P : Apakah cara ini dapat digunakan untuk suku bilangan lain?
C : Tidak tahu, Bu.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara untuk masalah soal 2, siswa


belum mampu menunjukkan kemampuan memeriksa kembali. Pemeriksaan
kembali yang dilakukan belum dapat membuktikan bahwa perbandingan panjang
sisi-sisi segitiga siku-siku yang terbentuk dari barisan aritmatika adalah 3 : 4 : 5.
Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa untuk soal 3 dinilai
kurang. Siswa mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan
benar namun salah menggunakan rumus yang harus digunakan. Kesalahan siswa
ini mengakibatkan solusi yang dihasilkan salah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar
4.16 di bawah ini.
57

Masalah : Naina suka memotong-motong kertas. Mula-mula ia memotong


kertas menjadi 10 potong, kemudian selembar dari 10 potongan
tersebut dipotong lagi menjadi 10 potong. Kegiatan tersebut terus
dilakukan sehingga jumlah potongan seluruhnya menjadi 352.
Tentukan berapa kali Naina menggunting, jika untuk memotong
kertas menjadi 10 potong ia lakukan 5 kali pengguntingan.
a. Tuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Buatlah model matematika yang sesuai dari permasalahan
yang ada dalam soal!.
c. Selesaikan soal tersebut.
Jawaban :

Gambar 4.16
Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Rendah pada Soal 3

Berikut adalah hasil wawancara dengan siswa untuk masalah pada soal 3.
P : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam memahami soal ini?
C : Ya, Bu
P : Setelah memahami soal apa yang kamu lakukan selanjutnya?
C : Dicari apa yang ditanyakan dari soal.
P : Materi apa yang berkaitan dengan masalah pada soal ini?
C : Aritmatika.
P : Barisan Aritmatika atau Deret Aritmatika?
C : Deret Aritmatika.
P : Apakah semua informasi sudah kamu gunakan untuk menjawab soal?
C : Sudah.
P : Apakah harus mencari unsur lain untuk menyelesaikan masalah itu?
C : Tidak. Sudah ada semua.
P : Saat membuat rencana penyelesaian, apakah kamu memeriksa langkah
penyelesaian yang digunakan benar?
C : Sudah.
P : Bagaimana membuktikan bahwa langkah yang dipilih sudah benar?
C : Tidak tahu.
58

Pada Gambar 4.16 menunjukkan siswa mampu memahami soal dan


membuat model permasalahan ke dalam bentuk tabel secara benar. Namun, siswa
menggunakan rumus Sn untuk mencari mencari hasil yang ditanyakan. Terlihat
pula nilai n sudah diketahui yaitu 50, padahal unsur n harus dicari terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil wawancara dapat dilihat bahwa siswa yakin atas jawaban yang
ditulis tetapi tidak dapat menjelaskan langkah penyelesaian masalah yang dibuat
olehnya. Siswa pada dasarnya sudah memahami apa yang diketahui dan
ditanyakan, namun ia keliru dalam menggunakan konsep/pengetahuan yang telah
didapat sebelumnya berkaitan dengan konsep barisan dan deret aritmatika.
Masalah : Pada malam konser amal dalam rangka membantu korban bencana
alam, ruangan tempat duduk untuk para penonton dibagi atas
beberapa baris. Tiap baris terdiri dari 200 kursi. Harga tiket baris
terdepan Rp 150.000,00 per orang. Dan harga tiket baris paling
belakang sebesar Rp 50.000,00 per orang. Selisih harga tiket untuk
tiap baris adalah sama. Jika semua tiket habis terjual maka panitia
berharap memperoleh dana sebesar Rp 120.000.000,00. Berapa harga
tiket per orang dari barisan sebelum baris paling belakang?
a. Tuliskan informasi apa yang kamu dapatkan dari soal di atas?
b. Tuliskan rumus apa yang akan kamu gunakan untuk menyelesaikan
masalah pada soal tersebut?
c. Selesaikanlah soal tersebut.
Jawaban :

Gambar 4.17
Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Rendah pada Soal 4
59

Berikut hasil wawancara dengan siswa terkait hasil pekerjaannya pada


soal 4.

P : Materi apa yang berkaitan dengan masalah pada soal ini?


C : Deret aritmatika.
P : Apakah semua informasi sudah kamu gunakan untuk menjawab soal?
C : Sudah, Bu.
P : Apakah harus mencari unsur lain untuk menyelesaikan masalah itu?
C : Iya, karena belum ada n nya.
P : Bagaimana membuktikan bahwa langkah penyelesaian yang dipilih
sudah benar?
C : Saya membuat pemisalan terlebih dahulu, lalu dicari rumus yang tepat
untuk mencari jawabannya baru dihitung menggunakan rumus itu.
P : Apakah kamu sudah memeriksa setiap langkah penyelesaian benar?
C : Sudah.
P : Apakah yang dimaksud dengan n pada jawabanmu?
C : n adalah harga tiket.

Berdasarkan Gambar 4.17 menunjukkan bahwa siswa mampu


menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Selain itu, ia juga
mampu membuat pemisalan dalam rencana penyelesaian. Baris I dimisalkan
dengan a, dan baris terakhir dengan Un. Siswa juga menuliskan rumus Sn yang
akan digunakan dengan benar, tetapi ia keliru dalam perhitungan. Nilai n yang
mewakili banyak baris dinyatakan sebagai harga tiket. Siswa pada dasarnya sudah
memahami apa yang diketahui dan ditanyakan, namun ia masih keliru dalam
menggunakan konsep/pengetahuan yang telah didapat sebelumnya berkaitan
dengan konsep barisan dan deret aritmatika.
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik salah satu siswa
untuk soal 5 memperoleh skor terendah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.18 di
bawah ini.
60

Masalah : Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika panjang sisi pada persegi terbesar adalah 1 satuan panjang dan
persegi berikutnya diperoleh dengan cara menghubungkan semua
titik tengah pada keempat sisinya. Berapa luas daerah yang
berwarna?.
a. Tuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal di atas!.
b. Apabila proses seperti yang digambar ini dilanjutkan terus
menerus, buatlah model matematika yang sesuai dengan masalah
tersebut.
c. Tentukan luas daerah yang berwarna.
d. Temukan cara lain untuk mendapatkan hasil yang sama, tuliskan
jawabanmu!.
Jawaban :

Gambar 4.18
Jawaban Siswa Tingkat Kemampuan Rendah pada Soal 5

Pada Gambar 4.18 menunjukkan bahwa siswa mampu menuliskan apa


yang diketahui tetapi salah dengan apa yang ditanyakan dari soal, serta tidak
memiliki rencana penyelesaian. Hal ini dapat dilihat pada soal 5b, siswa tidak
menuliskan apapun. Pada soal 5c siswa menuliskan sedikit penyelesaian tetapi
penyelesaian yang ditulis bernilai salah. Selain itu, siswa tidak menuliskan
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan memeriksa kembali. Berikut hasil
wawancara dengan siswa yang berkaitan dengan penyelesaian pada soal 5.
61

P : Materi apa yang berkaitan dengan masalah pada soal ini?


C : Tidak tahu, Bu.
P : Apakah kamu kesulitan menyelesaikan soal ini?
C : Ya.
P : Kesulitannya dimana?
C : Saya paham maksud yang ditanyakan tapi saya tidak tahu cara
menyelesaikannya.
P : Apakah kamu sudah mencoba suatu cara untuk memecahkan soal ini?
C : Tidak.
P : Bagaimana kamu bisa menuliskan jawaban soal 5c?
C : Itu ngasal, Bu
P : Mengapa?
C : Bingung Bu.
P : Apakah kamu tertantang untuk menyelesaiakan soal pemecahan
masalah?
C : Tidak.
P : Mengapa?
C : Soal-soalnya ribet bikin ruwet, Bu.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara terhadap siswa tingkat


kemampuan rendah, secara garis besar siswa mampu memahami masalah namun
ia belum mampu untuk merencanakan penyelesaian dan melaksanakan rencana
penyelesaian dengan baik. Hal ini disebabkan siswa tidak dapat mengkaitkan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan baik, keliru dalam perhitungan,
dan tidak tertantang untuk menyelesaikan suatu masalah. Pada aspek memeriksa
kembali, siswa tidak menuliskan satupun jawaban dengan alasan bingung. Hal ini
juga didukung oleh kurangnya keingintahuan siswa dalam memecahkan suatu
masalah.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan


pemecahan masalah matematik siswa berdasarkan hasil tes dan wawancara untuk
mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelas XI
Akuntasi di SMK Muhammadiyah Parung. Tes kemampuan pemecahan masalah
berupa soal uraian yang berjumlah lima butir soal. Tes diberikan kepada 42 siswa
di kelas XI Akuntasi sebagai subjek penelitian. Hasil tes menjadi patokan untuk
mengelompokkan siswa kedalam tiga tingkat kemampuan siswa yaitu tinggi,
62

sedang, dan rendah. Setelah itu, dari masing-masing kelompok siswa tersebut
peneliti memilih tiga siswa sebagai subjek wawancara. Berdasarkan analisis yang
dibuat dalam tes tertulis maupun wawancara dapat diketahui bagaimana
kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematik baik siswa
yang berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah.
Persentase kemampuan pemecahan masalah matematik siswa secara
keseluruhan mencapai 64,99% dan termasuk kualifikasi cukup dengan total rata-
rata skor aspek kemampuan yang diperoleh siswa sebesar 24,05. Persentase
pencapaian skor rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
yang meliputi memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melakukan
rencana penyelesaian dan memeriksa kembali berturut-turut sebesar 88,50%,
73,00%, 59,50%, dan 44,00%. Aspek memahami masalah memiliki persentase
pencapaian skor tertinggi dibandingkan aspek lainnya, dengan ketercapaian
88,50%. Sedangkan aspek memeriksa kembali memperoleh persentase
ketercapaian terendah yaitu 44,00%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa memiliki kemampuan memahami masalah yang baik, sedangkan pencapaian
skor kemampuan memeriksa kembali yang kurang dari 50% menggambarkan
bahwa kemampuan siswa pada aspek ini masih rendah.
Kemampuan pemecahan masalah matematik berdasarkan tingkat
kemampuan siswa dikelompok dalam tingkat tinggi, sedang dan rendah.
Persentase kemampuan memahami masalah untuk ketiga tingkat kemampuan
siswa memperoleh persentase terbesar yakni 94,44%, 87,04% dan 80,56%
masing-masing untuk tingkat tinggi, sedang, dan rendah. Sedangkan, persentase
perolehan skor rata-rata untuk aspek memeriksa kembali termasuk kategori
kurang. Persentase kemampuan memeriksa kembali pada tingkat tinggi sebesar
62,50%, siswa tingkat kemampuan sedang 42,59%, dan siswa tingkat kemampuan
rendah sebesar 27,78%. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam aspek
memeriksa kembali, hal ini ditandai dengan siswa tidak menuliskan satupun
jawaban pada soal yang mengukur aspek memeriksa kembali. Siswa merasa
kebingungan dalam memahami soal yang diberikan dan mudah menyerah saat
mengerjakan soal tersebut.
63

Hasil analisis jawaban siswa didukung oleh hasil analisis wawancara


yang telah dilakukan terhadap tiga siswa dari masing-masing tingkat kemampuan
siswa menggambarkan secara keseluruhan memberikan tanggapan yang cukup
baik dalam mendeskripsikan hasil jawaban tes kemampuan pemecahan masalah
yang diberikan. Dalam memahami masalah, melaksanakan penyelesaian dan
memeriksa kembali siswa tingkat kemampuan tinggi menunjukkan kemampuan
pemecahan masalah matematik lebih tinggi dibandingkan kemampuan pemecahan
masalah yang dimiliki oleh siswa tingkat kemampuan rendah. Siswa tingkat
kemampuan tinggi memiliki keinggintahuan yang tinggi dalam memecahkan
masalah, sedangkan siswa tingkat kemampuan rendah tidak tertarik jika diberikan
soal pemecahan masalah. Siswa tingkat kemampuan sedang mampu memahami
masalah, namun tidak teliti dalam melakukan penyelesaian masalah. Hal ini
ditandai dengan banyaknya siswa yang tidak menuliskan jawaban penyelesaian
pada soal memeriksa kembali.
Kesalahan yang dibuat siswa dalam aspek memahami masalah salah
satunya adalah kesalahan konsep. Secara keseluruhan siswa mampu menuliskan
apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal tetapi tidak memahami maksud dari
masalahnya menyebabkan siswa tidak dapat menentukan langkah selanjutnya atau
keliru dalam menyelesaikan soal tersebut. Dalam merencanakan masalah,
kesalahan yang terjadi yaitu beberapa siswa tidak membuat rencana penyelesaian
untuk soal tertentu. Selain itu, siswa salah dalam menggunakan rumus yang harus
digunakan dan membuat pemisalan yang kurang tepat. Pelaksanaaan rencana
penyelesaian merupakan lanjutan dari perencanaan penyelesaian masalah.
Kesalahan yang muncul pada saat melaksanakan rencana penyelesaian
diantaranya ketidaktelitian penulisan operasi aljabar dan kesalahan dalam
perhitungan. Pada aspek memeriksa kembali, sebagian besar siswa tidak
melakukan pemeriksaan kembali dengan baik. Ada siswa yang sama sekali tidak
menuliskan jawaban apapun pada soal memeriksa kembali. Siswa merasa
kebingungan dalam memeriksa kembali kebenaran atau pembuktian dari hasil
yang diperoleh.
64

Secara umum berdasarkan analisis data hasil tes kemampuan


pemecahan masalah matematik dan wawancara tergolong cukup. Hal ini
tergambar dari kemampuan siswa dalam menentukan apa yang diketahui dan
ditanyakan ditulis secara lengkap, walaupun masih ada siswa yang belum mampu
memahami hubungan antar informasi yang diberikan sehingga siswa tersebut
kurang dalam memahami masalah. Dalam menyusun rencana penyelesaian, masih
ada siswa yang mampu menyusun model atau menggunakan rumus dengan benar
tetapi saat melakukan rencana penyelesaian tersebut melakukan kesalahan
perhitungan. Hal ini menyebabkan kekeliruan dalam memeriksa kembali baik
langkah-langkah maupun perhitungan untuk menemukan penyelesaian dengan
hasil yang sama.
Siswa tingkat kemampuan sedang dalam aspek memahami dan
merencanakan penyelesaian termasuk kategori baik, aspek melaksanakan
penyelesaian dan memeriksa kembali termasuk kategori kurang. Siswa tingkat
kemampuan rendah dalam memahami masalah tergolong baik namun pada aspek
merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa
kembali termasuk kategori kurang. Jenis kesalahan yang banyak terjadi adalah
pada aspek memeriksa kembali. Siswa kebingungan dan merasa kesulitan dalam
menyelesaikan soal yang mengukur aspek memeriksa kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Judy. “Mathematics Curriculum Development an the Role of Problem


Solving”, Makalah disampaikan dalam ACSA Conference, 2009.

Anitah, Sri., dkk, Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas


Terbuka, 2007.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, edisi II, Jakarta: Bumi


Aksara, Cet. 4, 2015.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:


Rineka Cipta, 2010.

Erliana, Novi. “Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Pada


Materi Bilangan Bulat Berdasarkan Pemecahan Masalah George
Polya Pada Siswa Kelas VII H SMPN 1 Semen”, Artikel Skripsi
dalam UNP Kediri, 2015.

Felayani, Meirita Rahma. “Pembentukan Karakter dan Pemecahan Masalah


Melalui Model Probing Promping Berbantuan Scaffolding Materi
Barisan dan Deret Kelas XI SMK”, Skripsi pada Universitas
Negeri Semarang, Semarang, 2013, tidak dipublikasikan.

Ibrahim dan Suparni, Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya,


Yogyakarta: Suka-Press UIN Sunan Kalijaga, Cet. 1, 2012.

Kadir, dkk., Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: UIN Jakarta, 2013.

Khabibah, Siti dan Teguh Wibowo. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika Siswa SMP Berdasarkan Langkah Polya, Jurnal
Ekuivalen, 2016.

Kurniawati, Lia. “Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam


Upaya Mengatasi Kesulitan-kesulitan Siswa pada Soal Cerita”,
dalam Gelar Dwirahayu (ed.), Pendekatan Baru dalam
Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar, Jakarta: PIC UIN
Jakarta.

Kurniawati, Lia. Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah untuk


Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Siswa
SMP, Algoritma, Vol. I No. 1, 2006.

Kusumaningsih, Diah. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


Kelas X-C SMA N 11 Yogyakarya Melalui Pembelajaran
Matematika Dengan Pendekatan Contextual Teaching And

67
68

Learning (CTL) Pada Materi Perbandingan Trigonometri”, Skripsi


pada UNY, Yogyakarta, 2011, h. 38, tidak dipublikasikan.

Lawshe, C. H. A Quantitative Approach To Content Validity, Personnel


Psychology, 1975.

Masrurotullaily, Hobri dan Suharto. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika Keuangan Berdasarkan Model Polya Siswa SMK
Negeri 6 Jember, Jurnal Kadikma, Vol. 4, No. 2, 2013.

Minarni, Ani. “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan


Pemecahan Masalah Matematis”, Makalah disampaikan pada
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, UNY:
November, 2012.

Principles and Standards for School Mathematics, USA: NCTM, 2000.

Saputra, Raden Ridwan Hasan. Kumpulan Soal Kompetisi Matematika Nalaria


Realistik 9, Bogor: Read1 KPM, 2015.

Schoenfeld, Alan H. “Learning to Think Mathematically: Problem Solving,


Metacognition, and Sense Making in Mathematics”, dalam
Douglas A. Grouws (ed.), Handbook of Research on Mathematics
Teaching and Learning, New York: NCTM, 1992.

Shadiq, Fadjar. Pembelajaran Matematika Cara Meningkatkan Kemampuan


Berpikir Siswa, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.

Simangunsong, Wilson, PKS Matematika Kelas XII SMA dan MA Program IPA,
Jakarta: Gematama, 2005

Siswono, Tatag Yuli Eko. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan


dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kreatif, Surabaya: Unesa University Press, 2008.

Suhendra, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Jakarta:


Universitas Terbuka, 2007.

Suherman, Erman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,


Bandung: JICA, 2001.

Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes


Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2009.

Susetyo, Budi. Prosedur Penyusunan dan Analisis Tes untuk Penilaian Hasil
Belajar Bidang Kognitif, Bandung: PT Refika Aditama, 2015.
69

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI


Press, 2006.

Szetela, W. dan C. Nicol, Evaluating Problem Solving, New York: Cambridge


University Press, 1992.

Tim Penyusun Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMK/MAK, Jakarta:
BSNP, 2006.

Tria, Astrid Sutrianing. “Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Pada Topik
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”, Skripsi dalam UPI,
Bandung, 2014, tidak dipublikasikan.

Wardhani, Sri. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/ MTs untuk
Optimalisasi Pencapaian Tujuan, Yogyakarta: PPPPTK
Matematika, 2008.

Wilson, F. R., W. Pan, and D. A. Schumsky, Recalculation of The Critical Values


for Lawshe’s Content Validity Ratio, Measurement and Evaluation
in Counseling and Development, 2012.

Yuanari, Novita. “Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Sebagai Upaya


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi
Matematis Siswa Kelas VIII SMPN Wates Kulonprogo”, Skripsi
pada UNY, Yogyakarta, 2011, h. 53-54., tidak dipublikasikan.
Lampiran 1
KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK

Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah Parung Kelas/Program : XI/ Akuntansi


Mata Pelajaran : Matematika Semester : IV (genap)
Materi : Barisan dan Deret Waktu : 100 menit
Standar Kompetensi : 7. Menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 7.1 Mengidentifikasi pola, barisan, dan deret bilangan.
7.2 Menerapkan konsep barisan dan deret aritmatika.
7.3 Menerapkan konsep barisan dan deret geometri.

Indikator Pemecahan Masalah


Indikator Pencapaian Kompetensi Memahami Merencanakan Melaksanakan Memeriksa Jumlah
Masalah Penyelesaian Penyelesaian Kembali
7.1.1 Menggunakan konsep barisan dan deret
1 1
dalam menyelesaikan masalah.
7.2.1 Menggunakan konsep beda/ selisih
dalam menyelesaikan masalah barisan 2 1
aritmatika.
7.2.2 Menggunakan konsep suku ke-n
barisan aritmatika dalam 3a 3b 3c 3
menyelesaikan masalah.
7.2.3 Menggunakan konsep jumlah n suku
pertama deret aritmatika dalam 4a 4b 4c 3
menyelesaikan masalah.
7.3.1 Menggunakan konsep deret geometri
5a 5b 5c 5d 4
dalam menyelesaikan masalah
Jumlah 3 3 4 2 12

70
Lampiran 2

SOAL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK


SISWA SMK KELAS XI
POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET
(sebelum validasi)

1. Diberikan barisan

a. Tentukan jumlah dari suku-suku barisan tersebut.


b. Dari soal 1a, carilah rumus sederhana untuk menyelesaikan soal ini.
2. Sebuah segitiga siku-siku memiliki sisi-sisi yang membentuk suatu barisan
aritmatika. Periksa apakah sisi-sisi segitiga siku-siku tersebut memiliki
perbandingan 3 : 4 : 5.
3. Naina suka memotong-motong kertas. Mula-mula ia memotong kertas menjadi 10
potong, kemudian selembar dari 10 potongan tersebut dipotong lagi menjadi 10
potong. Kegiatan tersebut terus dilakukan sehingga jumlah potongan seluruhnya
menjadi 352. Tentukan berapa kali Naina menggunting, jika untuk memotong
kertas menjadi 10 potong ia lakukan 5 kali pengguntingan.
a. Tuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Buatlah model matematika yang sesuai dari permasalahan yang ada dalam
soal!.
c. Selesaikan soal tersebut.
4. Pada malam konser amal dalam rangka membantu korban bencana alam, ruangan
tempat duduk untuk para penonton dibagi atas beberapa baris. Tiap baris terdiri
dari 200 kursi. Harga tiket baris terdepan Rp 150.000,00 per orang. Dan harga
tiket baris paling belakang sebesar Rp 50.000,00 per orang. Selisih harga tiket
untuk tiap baris adalah sama. Jika semua tiket habis terjual maka panitia berharap
memperoleh dana sebesar Rp 120.000.000,00. Berapa harga tiket per orang dari
barisan sebelum baris paling belakang?
a. Tuliskan informasi apa yang kamu dapatkan dari soal di atas?
b. Tuliskan rumus apa yang akan kamu gunakan untuk menyelesaikan masalah
pada soal tersebut?
c. Selesaikanlah soal tersebut.

71
72

5. Akar-akar persamaan kuadrat ( ) ( ) adalah dan .


Jika , p, membentuk barisan geometri.
a. Carilah suku-suku barisan itu.
b. Periksa: benarkah jika dan dikurangi 2 maka diperoleh suku-suku
barisan aritmatika.
5. Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika panjang sisi pada persegi terbesar adalah 1 satuan panjang dan persegi
berikutnya diperoleh dengan cara menghubungkan semua titik tengah pada
keempat sisinya. Berapa luas daerah yang berwarna?.
a. Tuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal di atas!.
b. Apabila proses seperti yang digambar ini dilanjutkan terus menerus, buatlah
model matematika yang sesuai dengan masalah tersebut.
c. Tentukan luas daerah yang berwarna.
d. Temukan cara lain untuk mendapatkan hasil yang sama, tuliskan jawabanmu!.
Lampiran 3

SOAL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK


SISWA SMK KELAS XI
POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET
(setelah validasi)

1. Diberikan barisan

Tentukan jumlah dari suku-suku barisan tersebut.


2. Sebuah segitiga siku-siku memiliki sisi-sisi yang membentuk suatu barisan
aritmatika. Periksa apakah sisi-sisi segitiga siku-siku tersebut memiliki
perbandingan 3 : 4 : 5.
3. Naina suka memotong-motong kertas. Mula-mula ia memotong kertas menjadi 10
potong, kemudian selembar dari 10 potongan tersebut dipotong lagi menjadi 10
potong. Kegiatan tersebut terus dilakukan sehingga jumlah potongan seluruhnya
menjadi 352. Tentukan berapa kali Naina menggunting, jika untuk memotong
kertas menjadi 10 potong ia lakukan 5 kali pengguntingan.
a. Tuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Buatlah model matematika yang sesuai dari permasalahan yang ada dalam
soal!.
c. Selesaikan soal tersebut.
4. Pada malam konser amal dalam rangka membantu korban bencana alam, ruangan
tempat duduk untuk para penonton dibagi atas beberapa baris. Tiap baris terdiri
dari 200 kursi. Harga tiket baris terdepan Rp 150.000,00 per orang. Dan harga
tiket baris paling belakang sebesar Rp 50.000,00 per orang. Selisih harga tiket
untuk tiap baris adalah sama. Jika semua tiket habis terjual maka panitia berharap
memperoleh dana sebesar Rp 120.000.000,00. Berapa harga tiket per orang dari
barisan sebelum baris paling belakang?
a. Tuliskan informasi apa yang kamu dapatkan dari soal di atas?
b. Tuliskan rumus apa yang akan kamu gunakan untuk menyelesaikan masalah
pada soal tersebut?
c. Selesaikanlah soal tersebut.

73
74

5. Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika panjang sisi pada persegi terbesar adalah 1 satuan panjang dan persegi
berikutnya diperoleh dengan cara menghubungkan semua titik tengah pada
keempat sisinya. Berapa luas daerah yang berwarna?.
a. Tuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal di atas!.
b. Apabila proses seperti yang digambar ini dilanjutkan terus menerus, buatlah
model matematika yang sesuai dengan masalah tersebut.
c. Tentukan luas daerah yang berwarna.
d. Temukan cara lain untuk mendapatkan hasil yang sama, tuliskan jawabanmu!.
Lampiran 4

KUNCI JAWABAN
SOAL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Aspek
Skor
No. Jawaban yang
diukur
1. Diketahui : barisan
C 4
Ditanyakan: =…?
Penyelesaian :

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Jadi, jumlah dari

2. Diketahui : ∆ siku-siku memiliki sisi-sisi membentuk


barisan aritmatika. D 3
Ditanyakan :
Apakah perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku itu 3 : 4
: 5?
Penyelesaian :

Misal sisi-sisi ∆ itu adalah a, b, c


Karena membentuk barisan aritmatika maka berlaku

…(1)
Menurut teorema Phytagoras:
…(2)
Substitusi (1) ke (2) menjadi
( )

75
76

( )
(ditolak) (diterima)
Substitusi ke persamaan (2) menjadi

( )

Diperoleh dan ,

Terbukti bahwa sisi-sisi ∆ siku-siku yang membentuk


barisan aritmatika dengan perbandingan
3 : 4 : 5.

3. a. Diketahui:
Pemotongan pertama = 10 potong (1 lembar dari 10 A 2
potong digunting menjadi 10
potong lagi)
Pemotongan kedua = 19 potong (9 + 1(yang menjadi
10))
Pemotongan ketiga = 28 potong (18 + 1(yang menjadi
10))
Dan seterusnya hingga jumlah potongan menjadi 352.
Ditanyakan: berapa kali Naina harus menggunting jika
satu kali pemotongan dilakukan sebanyak
5x pengguntingan?

b. Model matematika
Potongan Potongan Potongan … Potongan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-n B 3
10 19 28 … 352

Banyak potongan kertas yang diperoleh:


10, 19, 28, …, 352
Jika diperhatikan barisan membentuk barisan aritmatika
dengan maka berlaku rumus
( )
77

c. Penyelesaian
( )
( ) C 4

Potongan kertas sebanyak 352 merupakan pemotongan


ke-39.
Oleh karena, setiap pemotongan = 5 x pengguntingan
maka 39 pemotongan = 39 x 5 (kali pengguntingan) =
195 kali pengguntingan.
Jadi, Naina menggunting sebanyak 195 kali untuk 352
potongan kertas.

4 a. Diketahui:
Ruang tempat duduk terdiri beberapa baris. A 2
Tiap baris terdiri dari 200 kursi.
Harga tiket:
Baris terdepan : Rp 150.000,00/ orang.
Baris paling belakang : Rp 50.000,00/ orang.
Selisih harga tiap baris adalah sama (masalah deret
aritmatika)
Total dana apabila tiket habis terjual : Rp
120.000.000,00.

Ditanyakan:
Harga tiket baris sebelum baris paling belakang?

b. Rumus yang digunakan


Misal: B 3
Perolehan uang dari tiket baris terdepan : U1 = a
Perolehan uang dari tiket baris palin belakang : Un
Sn = 120.000.000

( )
dan
( )

c. Penyelesaian
( ) C 4

( )
78

Ruangan tempat duduk terbagi atas 6 baris, maka baris


sebelum baris paling belakang adalah baris kelima: U5

( )
Jadi, harga tiket per orang untuk baris sebelum baris
paling belakang adalah Rp 70.000,00.

5. a. Diketahui:
Panjang sisi persegi terbesar 1 satuan panjang artinya A 2
luas persegi terbesar = 1 satuan luas
Ditanyakan: luas daerah yang berwarna = …?

b. Misal daerah yang berwarna merupakan daerah L1,


L2, L3, L4, L5 B 3

L1
L2

 Luas daerah L1 = satuan luas.


 Luas daerah L2 adalah setengah dari L1,
L2 ( ) ( )
 Luas daerah L3 adalah setengah dari L2,
L3 ( ) ( )
 Luas daerah L4 adalah setengah dari L3,
L4 ( ) ( )
 Luas daerah L5 adalah setengah dari L4,
79

L5 ( )( )

Diperoleh barisan geometri

C 4
c. Luas total = L = L1 + L2 + L3 + L4 + L5

Jadi luas daerah yang diarsir adalah satuan luas.

d. Misal daerah yang berwarna merupakan daerah L∆1,


D 3
L∆2, L∆3, L∆4, L∆5

L∆1 = luas ∆1 dengan panjang sisi ½ satuan panjang =


U1

L∆ selanjutnya adalah setengah dari L∆ sebelumnya


sehingga rasio = r = ½

Luas daerah berwarna = L∆1 + L∆2 + L∆3 + L∆4 + L∆5 =


jumlah lima suku pertama barisan geometri dengan a =
1/8 dan r = ½

( )

( ) ( ) ( )

Total Skor 37

Keterangan
A : Kemampuan memahami masalah
B : Kemampuan merencanakan penyeleaian
C : Kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian
D : Kemampuan memeriksa kembali

Nilai akhir =
Lampiran 5

PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN PEMECAHAN


MASALAH MATEMATIK SISWA

No. Aspek yang Diukur Skor Keterangan


1. Menunjukkan pemahaman masalah. 2 Menuliskan apa yang diketahui dan
(menulis apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal dengan benar.
ditanyakan dari soal). 1 Menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan dari soal, salah satu
benar atau hanya menuliskan salah
satu.
0 Tidak menjawab pertanyaan.
2. Merencanakan penyelesaian 3 Menulis model/ aturan matematika
masalah. yang dipakai (rumus) secara tepat,
dan algoritma benar.
2 Menuliskan model/ aturan
matematika yang dipakai (rumus),
dan algoritma secara kurang tepat
1 Salah menuliskan model/ aturan
matematika yang dipakai (rumus)
dan algoritma.
0 Tidak satupun yang ditulis.
3. Melaksanakan rencana penyelesaian 4 Menuliskan penyelesaian masalah
(menyelesaikan masalah dari soal dari soal secara benar, lengkap,
dengan benar, lengkap dan dan tepat.
sistematis). 3 Menuliskan penyelesaian soal
secara benar, dengan sedikit
kesalahan perhitungan.
2 Menuliskan sedikit penyelesaian
masalah dari soal.
1 Salah menuliskan penyelesaian
masalah dari soal.
0 Tidak menuliskan penyelesaian
masalah dari soal
4. Memeriksa kembali (mengecek 3 Menjawab penyelesaian masalah
kebenaran hasil, menjawab dengan secara benar dan tepat.
cara lain) 2 Kurang tepat dalam menjawab
penyelesaian masalah.
1 Salah menjawab penyelesaian
masalah.
0 Tidak menuliskan jawaban.

80
Lampiran 6
LEMBAR VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA
KELAS XI SMK POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET

Petunjuk:
1. Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu berilah penilaian dengan memberi tanda centang () pada salah satu kolom yang tersedia.
Keterangan:
E (Esensial) : soal tersebut penting untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik.
TE (Tidak Esensial) : soal tersebut tidak terlalu penting untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik.
TR (Tidak Relevan) : soal tersebut tidak ada kaitannya dengan kemampuan pemecahan masalah matematik.
2. Apabila ada kritik dan saran, silahkan Bapak/Ibu menuliskan pada kolom komentar yang telah disediakan.

Indikator Pencapaian Penilaian


Soal Komentar
Kompetensi E TE TR
7.1.1 Menggunakan 1. 1. Diberikan barisan
konsep barisan dan
deret dalam
2.
menyelesaikan
a. Tentukan jumlah dari suku-suku
masalah.
barisan tersebut.
b. Dari soal 1a, carilah rumus
sederhana untuk menyelesaikan soal
ini.
Indikator Pencapaian Penilaian
Soal Komentar
Kompetensi E TE TR
7.2.1 Menggunakan 2. Sebuah segitiga siku-siku memiliki
konsep beda/ selisih sisi-sisi yang membentuk suatu
dalam barisan aritmatika. Periksa apakah
menyelesaikan sisi-sisi segitiga siku-siku tersebut
masalah barisan memiliki perbandingan 3 : 4 : 5.
aritmatika.
7.2.2 Menggunakan 3. Naina suka memotong-motong
konsep suku ke-n kertas. Mula-mula ia memotong
barisan aritmatika kertas menjadi 10 potong, kemudian
dalam selembar dari 10 potongan tersebut
menyelesaikan dipotong lagi menjadi 10 potong.
masalah. Kegiatan tersebut terus dilakukan
sehingga jumlah potongan
seluruhnya menjadi 352. Tentukan
berapa kali Naina menggunting, jika
untuk memotong kertas menjadi 10
potong ia lakukan 5 kali
pengguntingan.
a. Apa yang diketahui dan ditanyakan
dari soal tersebut?
b. Buatlah model matematika yang
sesuai dari permasalahan yang ada

82
dalam soal!.
Indikator Pencapaian Penilaian
Soal Komentar
Kompetensi E TE TR
c. Selesaikan soal tersebut.
7.2.3 Menggunakan 4. Pada malam konser amal dalam
konsep jumlah n rangka membantu korban bencana
suku pertama deret alam, ruangan tempat duduk untuk
aritmatika dalam para penonton dibagi atas beberapa
menyelesaikan baris. Tiap baris terdiri dari 200
masalah. kursi. Harga tiket baris terdepan Rp
150.000,00 per orang. Dan harga
tiket baris paling belakang sebesar
Rp 50.000,00 per orang. Selisih
harga tiket untuk tiap baris adalah
sama. Jika semua tiket habis terjual
maka panitia berharap memperoleh
dana sebesar Rp 120.000.000,00.
Berapa harga tiket per orang dari
barisan sebelum baris paling
belakang?
a. Informasi apa yang kalian dapatkan
dari soal di atas?
b. Rumus apa yang akan kalian
gunakan untuk menyelesaikan
masalah pada soal tersebut?

83
c. Selesaikanlah soal tersebut.
Indikator Pencapaian Penilaian
Soal Komentar
Kompetensi E TE TR
7.3.2 Menggunakan 5. Akar-akar persamaan kuadrat
konsep barisan ( ) ( )
geometri dalam
menyelesaikan adalah dan . Jika , p,
masalah membentuk barisan geometri.
a. Carilah suku-suku barisan itu.
b. Periksa: benarkah jika dan
dikurangi 2 maka diperoleh suku-
suku barisan aritmatika.
7.3.2 Menggunakan Perhatikan gambar di bawah ini!
konsep deret
geometri dalam
menyelesaikan
masalah

Jika panjang sisi pada persegi terbesar


adalah 1 satuan panjang dan persegi

84
Indikator Pencapaian Penilaian
Soal Komentar
Kompetensi E TE TR
berikutnya diperoleh dengan cara
menghubungkan semua titik tengah
pada keempat sisinya.
a. Tuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan dari soal di atas!.
b. Apabila proses seperti yang
digambar ini dilanjutkan terus
menerus, buatlah model matematika
yang sesuai dengan masalah tersebut.
c. Tentukan luas daerah yang berwarna.
d. Dapatkah kalian menemukan cara
lain untuk mendapatkan hasil yang
sama? Tuliskan jawabanmu!.
Jumlah

……………, … Mei 2016


Validator

85
PERHITUNGAN UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES

Lampiran 7
Butir Soal
Penilai
1a 1b 2 3a 3b 3c 4a 4b 4c 5a 5b 6a 6b 6c 6d
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
3 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Essensial 6 4 6 7 7 7 7 7 6 5 5 6 7 7 6
Tidak
Essensial
1 3 1 0 0 0 0 0 1 2 2 1 0 0 1

CVR 0.714 0.143 0.714 0.999 0.999 0.999 0.999 0.999 0.714 0.429 0.429 0.714 0.999 0.999 0.714
KRITERIA tidak tidak tidak
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
CVR valid valid valid
TOTAL CVR 11.56
BUTIR SOAL
86

VALID
12
CVI 0.96
KRITERIA
sangat sesuai
CVI

Nama-nama Penilai
Penilai 1 : Otong Suhyanto, M.Si Penilai 6 : Mita Anggraini, S.Pd
Penilai 2 : Ahmad Jawoto, S.Pd Penilai 7 : Lola Novitasari, S.Pd
Penilai 3 : Dra. Endang Suprapti
Penilai 4 : Nurul Fajri Fauziah, S.Pd
Penilai 5 : Indri Erlinda, S.Pd
Lampiran 8

PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS INSTRUMEN TES

Butir Soal
Penilai
1 2 3a 3b 3c 4a 4b 4c 6a 6b 6c 6d Xt Xt^2
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 8 64
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 144
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 144
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 144
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 144
6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 144
JML 6 6 7 7 7 7 7 6 6 7 7 6 79 905
Bi^2 36 36 49 49 49 49 49 36 36 49 49 36
jumlah
kuadrat
523
butir
soal



∑ ∑

∑ ∑

Oleh karena koefisien reliabitas yang diperoleh sebesar 0,74 maka reliabilitas tes
tergolong cukup tinggi.

87
Lampiran 9

DAFTAR NAMA SISWA KELAS XI AKUNTANSI

No.
Urut Nama Singkatan
Siswa
1 Amar Widura Febrianto AWF
2 Abdul Haris Riyanto AHR
3 Abdul Latif AL
4 Ade Irna Sari AIS
5 Ade Lestari AL
6 Ade Milah AM
7 Adinda Chyntia Hadiat ACH
8 Alifa Jahid Amrulloh AJA
9 Alwan Al Hilal AAH
10 Aria Wira Nata AWN
11 Arif Rahmawan AR
12 Daniel Setiawan DS
13 Desy Efriyanti DE
14 Dias Listia DL
15 Dimas Prayoga DP
16 Faisal Magreza FM
17 Fitri Ardiani FA
18 Hanna Lusiana HL
19 Hardiansyah HD
20 Imran Maulana IM
21 Intan Puji Rahayu IPR
22 Madroji MD
23 Mery Marisa MM
24 Muhamad Ilham MI
25 Muhamad Reza Ramdhani MRR
26 Muhammad Idris MID
27 Muhammad Khaerul MK
28 Mutia Rahayu MR
29 Mutia Rahmah MRH
30 Nadia Pramudiana NP
31 Nanang Juhana NJ
32 Nola Mahdayani NM
33 Nur Apli Lailah NAL
34 Nurlaeli N
35 Pungki P
36 Rema Yulia Rahma RYR
37 Rizkan Gusti Maulana RGM
38 Siti Hilwa Zakiatul Fadil SHZF
39 Siti Maulida SM
40 Siti Rahayu SR
41 Sofiah S
42 Syahrul Fikri SF
43 Via Novitadwitama VN

88
Lampiran 9

88
Lampiran 10

HASIL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA

Nomor Soal
No. 1 2 3 4 5 Jml Skor Kategori
C D A B C A B C A B C D
1 izin
2 3 2 2 3 4 2 3 3 2 2 1 1 28 76 Tinggi
3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 17 46 Rendah
4 4 3 2 0 4 2 3 4 2 3 4 3 34 92 Tinggi
5 2 1 1 3 4 1 2 2 2 1 2 1 22 59 Rendah
6 3 2 2 3 3 1 3 1 2 1 1 1 23 62 Rendah
7 4 1 1 2 4 1 1 1 1 2 2 0 20 54 Rendah
8 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 18 49 Rendah
9 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 17 46 Rendah
10 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 18 49 Rendah
11 4 3 2 3 4 2 3 4 0 2 3 2 32 86 Tinggi
12 2 2 2 3 4 1 3 2 2 3 2 3 29 78 Tinggi
13 3 3 2 2 4 1 2 3 2 3 4 0 29 78 Tinggi
14 4 2 2 3 3 2 3 1 2 3 2 2 29 78 Tinggi
15 2 2 2 1 1 2 3 4 2 2 4 2 27 73 Sedang
16 4 1 2 3 4 1 1 3 2 2 1 1 25 68 Sedang
17 3 2 2 3 4 2 2 1 2 3 4 1 29 78 Tinggi
18 3 2 2 3 4 2 2 1 2 3 4 0 28 76 Tinggi
19 2 2 2 3 4 2 2 1 2 2 1 1 24 65 Sedang
20 3 2 2 3 4 1 3 1 2 1 1 1 24 65 Sedang
21 2 2 2 3 4 2 3 2 2 2 2 2 28 76 Tinggi
22 2 1 2 3 3 2 2 1 2 2 2 0 22 59 Rendah
23 2 2 2 3 4 2 3 4 2 3 4 3 34 92 Tinggi
24 2 2 2 0 4 1 0 4 0 2 1 0 18 49 Rendah
25 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 21 57 Rendah
26 3 1 1 3 4 1 0 0 2 0 0 0 15 41 Rendah
27 3 2 1 3 4 0 3 1 2 2 1 0 22 59 Rendah
28 3 2 2 3 4 0 3 1 2 2 1 2 25 68 Sedang
29 2 2 2 3 4 2 3 1 2 2 1 2 26 70 Sedang
30 2 2 2 3 4 2 3 4 2 3 2 2 31 84 Tinggi
31 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 18 49 Rendah
32 0 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 0 16 43 Rendah
33 4 1 2 3 3 1 3 1 0 0 0 0 18 49 Rendah
34 3 1 2 0 4 2 3 1 2 0 1 0 19 51 Rendah
35 1 2 2 2 4 2 2 1 2 2 4 0 24 65 Sedang
36 3 1 2 3 3 2 3 1 2 1 1 1 23 62 Rendah
37 2 1 2 0 3 2 3 1 1 0 1 0 16 43 Rendah
38 3 1 1 3 4 1 3 1 2 2 3 2 26 70 Sedang
39 3 1 2 3 4 2 3 4 2 2 3 2 31 84 Tinggi
40 0 1 2 0 3 2 3 1 2 2 1 0 17 46 Rendah
41 3 1 2 3 4 1 3 1 2 2 3 2 27 73 Sedang
42 4 3 1 2 4 2 3 1 2 0 1 0 23 62 Rendah
43 4 1 0 0 4 1 3 1 0 0 1 0 15 41 Rendah

A : kemampuan memahami masalah B : kemampuan merencanakan penyelesaian


C : kemampuan melaksanakan penyelesaian D: kemampuan memeriksa kembali

89
Lampiran 11

ANALISIS DESKRIPTIF HASIL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN


MASALAH MATEMATIK SISWA

1. Data Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa XI


Akuntansi

76 46 92 59 62 54 49
46 49 86 78 78 78 73
68 78 76 65 65 76 59
92 49 57 41 59 68 70
84 49 43 49 51 65 62
43 70 84 46 73 62 41

2. Langkah-langkah Penyajian Data dalam Tabel Distribusi Frekuensi


a. Menentukan nilai terendah dan terbesar

b. Menentukan rentang

c. Menentukan banyak kelas

d. Menentukan panjang kelas

3. Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Nilai
41 – 49 4 9.52 45 180 2025 8100
50 – 58 8 19.05 54 432 2916 23328
59 – 67 12 28.57 63 756 3969 47628
68 – 76 9 21.43 72 648 5184 46656
77 – 85 6 14.29 81 486 6561 39366
86 - 94 3 7.14 90 270 8100 24300
Jumlah 42 2772 189378

a. Rata-rata Nilai


̅

90
91

b. Median

( ) ( )

c. Modus
( )

d. Varian
(∑ ) ( )

e. Standar Deviasi
√ √
Lampiran 12

PERHITUNGAN PERSENTASE ASPEK KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH


MATEMATIK SISWA

ASPEK KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA


NO.URUT
SISWA 3a 4a 5a 3b 4b 5b 1 3c 4c 5c 1 5d total
RTA RTB RTC RTD
A B C D
1
2 2 2 2 6 3 3 2 8 3 4 3 1 11 2 1 3 28
3 2 2 2 6 1 1 1 3 2 1 1 1 5 2 1 3 17
4 2 2 2 6 0 3 3 6 4 4 4 4 16 3 3 6 34
5 1 1 2 4 3 2 1 6 2 4 2 2 10 1 1 2 22
6 2 1 2 5 3 3 1 7 3 3 1 1 8 2 1 3 23
7 1 1 1 3 2 1 2 5 4 4 1 2 11 1 0 1 20
8 2 2 2 6 2 1 2 5 2 2 1 1 6 1 1 2 19
9 2 2 2 6 2 1 1 4 1 2 1 1 5 1 1 2 17
10 2 2 2 6 2 1 2 5 2 1 1 2 6 1 1 2 19
11 2 2 0 4 3 3 2 8 4 4 4 3 15 3 0 3 30
12 2 1 2 5 3 3 3 9 2 4 2 2 10 2 3 5 29
13 2 1 2 5 2 2 3 7 3 4 3 4 14 3 0 3 29
14 2 2 2 6 3 3 3 9 4 3 1 2 10 2 2 4 29
15 2 2 2 6 1 3 2 6 2 1 4 4 11 2 2 4 27
16 2 1 2 5 3 1 2 6 4 4 3 1 12 1 1 2 25
17 2 2 2 6 3 2 3 8 3 4 1 4 12 2 1 3 29
18 2 2 2 6 3 2 3 8 3 4 1 4 12 2 0 2 28
19 2 2 2 6 3 2 2 7 2 4 1 1 8 2 1 3 24
20 2 1 2 5 3 3 1 7 3 4 1 1 9 2 1 3 24
21 2 2 2 6 3 3 2 8 2 4 2 2 10 2 2 4 28
22 2 2 2 6 3 2 2 7 2 3 1 2 8 1 0 1 22
23 2 2 2 6 3 3 3 9 2 4 4 4 14 2 3 5 34
24 2 1 0 3 1 0 2 3 2 4 4 1 11 2 0 2 19
25 2 2 2 6 2 3 2 7 3 1 1 1 6 2 1 3 22
26 1 1 2 4 3 0 0 3 3 4 0 0 7 1 0 1 15
27 1 0 2 3 3 3 2 8 3 4 1 1 9 2 0 2 22
28 2 0 2 4 3 3 2 8 3 4 1 1 9 2 2 4 25
29 2 2 2 6 3 3 2 8 2 4 1 1 8 2 2 4 26
30 2 2 2 6 3 3 3 9 3 4 4 2 13 2 2 4 32
31 2 2 2 6 2 2 2 6 2 1 1 1 5 1 1 2 19
32 2 2 2 6 2 1 2 5 1 2 4 1 8 2 0 2 21
33 2 1 2 5 3 3 0 6 4 3 1 0 8 1 0 1 20
34 2 2 2 6 3 3 0 6 3 4 1 1 9 1 0 1 22
35 2 2 2 6 2 2 2 6 1 4 1 4 10 2 0 2 24
36 2 2 2 6 3 3 1 7 3 3 1 1 8 1 1 2 23
37 2 2 2 6 1 3 1 5 2 3 1 1 7 1 0 1 19
38 1 1 2 4 3 3 2 8 3 4 1 3 11 1 2 3 26
39 2 2 2 6 3 3 2 8 3 4 4 3 14 1 2 3 31
40 2 2 2 6 2 3 2 7 2 3 1 2 8 1 0 1 22
41 2 1 2 5 3 3 2 8 3 4 1 3 11 1 2 3 27
42 1 2 2 5 2 3 0 5 4 4 1 1 10 3 0 3 23
43 2 1 1 4 2 3 0 5 2 1 1 1 5 1 0 1 15
RATA2 SKOR/INDC 5.31 6.57 9.52 2.64 24.05
PERSENTASE 88.5 73 59.5 44 64.99

92
Lampiran 13

REKAPITULASI PERHITUNGAN PERSENTASE ASPEK KEMAMPUAN


PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA

Skor Rata-rata
Aspek Kemampuan %
Ideal Skor
Memahami masalah 6 5,31 88,50
Menyusun rencana penyelesaian 9 6,57 73,00
Melaksanakan rencana penyelesaian 16 9,52 59,50
Memeriksa kembali 6 2,64 44,00
Total 37 24,05 64,99

93
Lampiran 14

PERHITUNGAN PERSENTASE KEMAMPUAN PEMECAHAN


MASALAH MATEMATIK SISWA TINGKAT RENDAH

Tingkat Kemampuan Rendah


No. Urut Siswa
A B C D
26 4 3 7 1
43 1 3 10 1
3 6 3 5 3
9 6 4 5 2
8 6 5 6 2
10 6 5 6 2
24 3 3 11 2
31 6 6 5 2
37 6 5 7 1
7 3 5 11 1
33 5 6 8 1
32 6 5 8 2
rata-rata skor 4.833333 4.416667 7.416667 1.666667
persentase 80.56 49.07 46.35 27.78

Keterangan:

A : kemampuan memahami masalah


B : kemampuan merencanakan penyelesaian
C : kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian
D : kemampuan memeriksa kembali

94
Lampiran 15

PERHITUNGAN PERSENTASE KEMAMPUAN PEMECAHAN


MASALAH MATEMATIK SISWA TINGKAT SEDANG

Tingkat Kemampuan Sedang


No. Urut Siswa
A B C D
5 4 6 10 2
25 6 7 6 3
27 3 8 9 2
34 6 6 9 1
40 6 7 8 1
22 6 7 8 1
36 6 7 8 2
42 5 5 10 3
6 5 7 8 3
19 6 7 8 3
20 5 7 9 3
35 6 6 10 2
16 5 6 12 2
28 4 8 9 4
29 6 8 8 4
38 4 8 11 3
15 6 6 11 4
41 5 8 11 3
rata-rata skor 5.222222 6.888889 9.166667 2.555556
persentase 87.04 76.54 57.29 42.59

Keterangan:

A : kemampuan memahami masalah


B : kemampuan merencanakan penyelesaian
C : kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian
D : kemampuan memeriksa kembali

95
Lampiran 16

PERHITUNGAN PERSENTASE KEMAMPUAN PEMECAHAN


MASALAH MATEMATIK SISWA TINGKAT TINGGI

Tingkat Kemampuan Tinggi


No. Urut Siswa
A B C D
2 6 8 11 3
18 6 8 12 2
21 6 8 10 4
12 5 9 10 5
13 5 7 14 3
14 6 9 10 4
17 6 8 12 3
11 4 8 15 3
39 6 8 14 3
30 6 9 13 4
4 6 6 16 6
23 6 9 14 5
rata-rata skor 5.666667 8.083333 12.58333 3.75
persentase 94.44444 89.81481 78.64583 62.5

Keterangan:

A : kemampuan memahami masalah


B : kemampuan merencanakan penyelesaian
C : kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian
D : kemampuan memeriksa kembali

96
Lampiran 17

REKAPITULASI PERHITUNGAN PERSENTASE ASPEK KEMAMPUAN


PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA BERDASARKAN
TINGKAT KEMAMPUAN SISWA

Tingkat Kemampuan Siswa


Tinggi Sedang Rendah
No Aspek
(%) (%) (%)
n = 12 n = 18 n = 12
1 Memahami masalah 94,44 87,04 80,56
2 Merencanakan rencana penyelesain 89,81 76,54 49,07
3 Melaksanakan penyelesaian 78,65 57,29 46,35
4 Memeriksa kembali 62,50 42,59 27,78

97
Lampiran 18

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA

Daftar Pertanyaan Untuk Mengetahui Kemampuan Memahami Siswa.


1. Apa hal pertama yang kamu lakukan ketika diberikan soal pemecahan
masalah?
2. Setelah memahami soal, apa yang kamu lakukan selanjutnya?
3. Materi apa yang berkaitan dengan masalah pada soal tersebut?
4. Apakah kamu kesulitan dalam memahami soal?

Daftar Pertanyaan Untuk Mengetahui Kemampuan Merencanakan Penyelesaian.


1. Apakah semua informasi sudah kamu gunakan untuk menjawab soal?
2. Apakah harus mencari unsur lain untuk menyelesaiakn masalah itu?

Daftar Pertanyaan Untuk Mengetahui Kemampuan Melaksanakan Penyelesaian.


1. Apakah kamu sudah memeriksa langkah penyelesaian yang digunakan benar?
2. Bagaimana membuktikan bahwa langkah yang dipilih sudah benar?
3. Mengapa kamu tidak menyelesaikan masalah dalam soal?

Daftar Pertanyaan Untuk Mengetahui Kemampuan Memeriksa Kembali.


1. Bagaimana memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh dari soal itu?
2. Dapatkah kamu memeriksa sanggahan yang menyebabkan masalah dari soal
itu tidak terbukti?
3. Dapatkah pembuktian hasil/ jawaban dicari dengan cara lain?
4. Apakah kamu berusaha menemukan cara lain?

98
LEMBAR UJI REFERENSI

Nama Atik Suryati


NIM 109017000021

Jurusan/Prodi Pendidikan Matematika


Judul Skripsi Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa
Kelas XI SMKMuhammadiyah Parung
Dosen Pembim bing : 1. Dr. Lia Kurniawati, M.Pd
2. Otong Suhyanto, M.Si
Pembimbins
No Referensi
I il
BAB I
1 Fadjar Shadiq, Pembelajaran Matematika Cara
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa,

2
(Yoeyakafia: Graha [lmt,2074), h. 3.
Ibrahim dan Suparni, Pembelajaran Matematika
b K
Teori dan Aplikasinya, (Yogyakarta: Suka-Press
UIN Sunan Kaliiaea. 2012\. Cet. 1 ,h.25.
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran
h 9<
q
J
Matematika Kont emporer, (Bandung: JICA, 200 1 ),
h.76.
,*V
4 Lia Kumiawati, "Pendekatan Pemecahan Masalah
(Problem Solving) dalam Upaya Mengatasi
Kesulitan-kesulitan Siswa pada Soal Certta",
dalam Gelar Dwirahayu (ed.), Pendekatan Baru
dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar,
K
Qakafia: PIC UIN Jakarta), h.45.
5 Novi Erliana, "Analisis Kemampuan Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Pada Materi Bilangan
Bulat Berdasarkan Pemecahan Masalah George
Polya Pada Siswa Kelas VII H SMPN I Semen",
K
dalam Artikel Skripsi UNP Kediri.20I5.h.2.
6 Tim Penyusun Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMK/MAK,
4, %
(Jakarta: BSNP, 2006), h. 118.
7 Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran
Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan
Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kreatif, (Surabaya: Unesa University w
Press, 2008), h. 39.
BAB II
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran

k
I
Matemntika Kontemytrer, (Bandung: JICA, 2001),
tr 16 C4
2 Suhen&4 Pengembangan Kurihtlum dan

.,
Pembelajaran Matematih, (lal<arta: Universitas
Terbuka- 2007). h. l.l.
Ibralrim dan Supami, Pembelaiaran Matematila
* K
'l

4
Teori dan Apltlasinya, (Yogyakarta: Suka-Press
LIIN Sunan Kaliiasa 2012\, Cet. I, h. 12.
Ibralrim dan Suparni, Pembelaiaran Matemntila
+ (,\

Teori dan Aplikasinya, (Yoryakarta: Suka-Press


UIN Sunar Kaliiaea- 2012)" Cet. I. h. 8.
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran
t, V K
k
5
Matematilu Kontemporer, (Bandung: JICA 2001),
h. 16-17. K
6 Sri Anitah dkk Strategi Pembehjaran
Matematila, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007),
h.7 "4.
Ema Suwangsih dan Tiurlin4 Model
k K
k
7
Pembelajaran Matematilaa, (Bardung: UPI Press,
2006). h. 7. K
8 Fadjar Shadiq, Pembelaiarwt Matematika Cara
Meninglratlrnn Kemampuan Berpikir Siswa,
fYowakarta: Graha Ilmu 2014). h 105. 4"
9 W. Szetela dan C. Nicol, Evaluating Problem
Solving, (New York: Cambridge University Press,
1992\-lL 42. k q
^
l0 Ani Minami, "Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalalr Matematis"', Malalah disampaikan pada
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
K
Matematika (UNY: November. 2012). h 93.
l1 Alan H. Schoenfeld, "Leaming to Think
Mattrematically: Problem Solving Metacognition,
and Sense Making in Mathematics", dalam
Douglas A. Grouws (ed.), Handbook of Resmrch C,\
on Mathematics Teaching and Learning, (New
York NCTM. 1992). h. 337.
l2 Judy Andersoq "Mathematics Curriculum
Development an the Role of Problem Solving",
Mal<alah disampaikan dalam ACSA Conference,
2009- hI
fE
13 Erman Suherman, dlrk., Strategi Pembelniaran
Matematilra Kontemwrer. (Bandune: nCA 2001), A, K
h. 89-90.
t4 Alan H. Schoenfeld, "Leaming to Think
Mahematically: Problem Solving Metacognitiorl
and Sense Making in Mathematics", dalam
Douglas A. Grouws (ed.\, Handbtnk of Research e\
on Mathemntics Teaching and Learning, Siew
York NCTM. 1992). h 338.
l5 Principles and Standords for Schaol Mathematics,
(USA: NCTM.2000). h. 52.
Fadjar Shadiq, Strategi Pemadelan
k qg

k
16 Pada
Pemecalwn Masalah Matematilca, (Yogyakarta
Graha tlmu.2014)- h. 9. K
t7

l8
Lia Kumiawati, "Pembelajaran dengan Pendekatan
Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Siswa
SMP". dalantAlgoritma, Vol. I No. 1, 2006, h. 83.
Ani Minarni, "Pengaruh Pembelajaran Berbasis
q
Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis", lvlal{alah disampaikan pada
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
a\
Matematika- (UNY: Novembet 2012). h 93.
19 Tatrrg Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran
Matematila Berbasis Pengajuan dan Pemecahnn
Masalah untuk Meninglatkan Kemampuan
Berpilcir Kreatif, (Surabaya: Unesa University
q
Press- 2008). h 36.
20 Principles and Snndards for School fuIathematics,
(USA: NCTM.2000)" h. 52. fi- 9r<
21 Sri Wardhani,Analisis SI dan SKLMata Pelajaran
Matematila SMP/ MTs untuk Optimalisasi
Pencapaian Tujuaq (Yogyakarta: PPPPTK
Matematika 2008). h. 18.
Suhendra Pengembangan Kurihtlum dan
tu t\
x
22
Pembelaiaran Matematika, (Jlkafia: Universitas
Terbuka 2007\,h. 1.19. /b
23 Raden Ridwan Hasan S, Kumpulan Soal Kompetisi
Matematila Nalaria Realistik 9, (Bogor: Readl
KPM.201s)- h 98. tk ,\
24 Meirita Rahma Felayani, "Pembentukan Karakter
dan Pemecahan Masalah Melalui Model Probing
Promping Berbantuan Scaffolding Materi Barisan
dm Deret Kelas XI SMIC', Skripsi pada
C,\
Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013,
tidak dioublikasikan
25 Masrurotullaily, Hobri dan Suharfo, "Analisis
Kemamnuan Pemecahan Masalah Matematika A- K
Keuangan Berdasarkan Model Polya Siswa SMK
Negeri 6 Jember", dalam Jurnal Kadilvna, Vol. 4,
No. 2, 2013.h 129-138.
26 Siti Khabibah dan Teguh Wibowo, "Analisis
Kemampuan Pemecahan -Masalah Matematika
Siswa SMP Berdasarkan Langkah Polya", dalam
Jurnal Ekuivalen.2016. h 151-156.
Qr
27 Novi Erliana, "Analisis Kernampuan Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Pada Materi Bilangan
Bulat Berdasarkan Pemecahan Masalah George
Polya Pada Siswa Kelas VII H SMPN 1 Semen",
dalam Artikel Slvipsi UNP Kediri,20I5,h.4.
K
BAB III
Kadir, dl<k., Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas

2
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarf
Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:
2013). h.62_
UIN
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi
Jakarta,
l. r<
Pendidikan, edisi II, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015),
Cet.4,h.61.
tk q
J Budi Susetyo, Prosedur Penyusunan dan Analisis
Tes untuk Penilaian Hasil Belajar Bidang Kognitif
(Bandung: PT Refika Aditama, 2015), Cet. 1, h.
1 13.
K
4 C. H. Lawshe, "A
Quantitative Approach To
Content Validity", dalam Personnel Psychologt,
r97s.h_ s67. &- t1
5 F. R. Wilson, W. Pan, and D. A. Schumsky,
"Recalculation of The Critical Values for Lawshe's
Content Validity Ratio", dalam Measurement and
Evaluation in Counseling and Development, 2012,
h.206.
K
6 Astrid Sutrianing Tria, "Desain Pembelajaran
Kimia Bermuatan Nilai Pada Topik Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolit", Slcripsi dalam UPI, ar
Bandung, 201 4, tidak dipublikasikan.
7 Budi Susetyo, Prosedur Penyusunan dan Analisis
Tes ur;tuk Penilaian Hasil Belajar Bidang Kognitif
(Bandung: PT Refika Aditama, 2015), Cet. 1, h. a{
152-154.
8 Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan
Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum
2004, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2009),
h.114.
K
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Prahik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), q4
Cet.14. h. 33.
10 Novita Yuanari, "Penerapan Strategi TTW (Think-
Talk-Write) Sebagai Upaya Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi
Matematis Siswa Kelas VIII SMPN Wates ;,<
Kulonprogo", Slcripsi pada LI-NY, Yogyakarta,
2011. h. 53-54.. tidak dipublikasikan.
11 Diah Kusumaningsih, "Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X-C
SMA N 11 Yogyakarya Melalui Pembelajaran
Matematika Dengan Pendekatan Contextual Qs
Teaching And Learning (CTL) Pada Materi
Perbandingan Trigonometri", Skripsi pada UNY,
Yogyakarta, 2011,h. 38, tidak dipublikasikan.

Jakarta,2l Juli2016

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Lia Kurniawati, M.Pd Otong Suhvanto, M.Si


NrP. 19760521 200801 2 008 NrP. 19681104 199903 1 001
No-Dokume{1 : FITK-FR-AKD-082
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA
TglJerb{- :1Maret2010
FORM (FR) No. Revisi: : 01
FITK
.il tr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

Sunnr prnMoHoNAN lzlN PENELITIAN


Nomor : Un.01iF.1/KM.O1 .il .1q1fl2016 Jakarta, 27 Juni 2016
Lamp. . Outline/ProPosal
Hal : Permohonan lzin Penelitian

Kepada Yth.

Kepala SMK MuhammadiYah Parung


di
Tempat

Assal am u' al aikum wr.wb'


Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama . Atik Suryati

NIM : 109017000021
Jurusan : Pendidikan Matematika
Semester . 14

Judul Skripsi '. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Kelas

Xl SMK MuhammadiYah Parung


UIN Jakarta yang
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan
(riset)
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian
di

instanJi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin'

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut


melaksanakan penelitian dimaksud'
kasih'
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima

Wassal am u' al aiku m wr.wb.

a.n. Dekan

Itr
NtP. 19590208 198303 2001
Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
3. Mahasiswa Yang
PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KAB. BOGOR
MAJLIS PENDIDIKAN DA$AR DAN MENENGAH

SMK MUHAMMADIYAH PARUNG


20232465 : NPSN i STATUS "TERAKREDITASI"
JI.H. Mawi No. 292 Desa. Bojong lndah Kec. Parung Kab. Bogor Kode Pos 16330
Telp.(0251)8543901 email:smkmparung@gmail'com

SURAT KETERANGAN
No mor: L29 I tV .4. AU I KEr I D I 2OL6

yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (sMK) Muhammadiyah
Parung Kabupaten Bogor menerangkan bahwa:

Nama ATIKSURYATI

NIM 109017000021

Program Studi Pendidikan Matematika

Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1)

Semester t4

Berdasarkan surat dari pimpinan Faukultas llmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas lslam Negeri
Jakarta (F|TK UtN) Nomor: Un.0t/F.1lKM.O1.3lLO4712016 perihal Permohonan lzin Penelitian,
nama
Kabupaten
tersebut di atas telah melakukan penelitian di SMK Muhammadiyah Parung, Kecamatan Parung
Bogor dengan judul penelitian:,'Analisis Kemompuan Pemecohan Mosaloh Matemotik Siswa Kelos Xl SMK
Muhammadiyah Parungo.

Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya, untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Parung, 12 Juli 2016

e K\:tffi
2
EMli Nr\'!HAt*M

Anda mungkin juga menyukai