SKRIPSI
Oleh
MUHAMMAD AGUSSALIM SYAMSIR
NIM 105361121216
Nothing Impossible
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Tiada kata lain selain mengucapkan puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas terselesaikannya skripsi ini yang berjudul “Analisis Kemampuan
Berpikir dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)
di tinjau dari gaya kognitif siswa kelas VIII MTs Guppi Buntu Barana ” dengan
baik. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
dapatkan oleh karena itu dengan rendah hati penulis mohon maaf atas segala
kekurangannya. Penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa ada bantuan dan
kerjasama dari pihak lain. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang
tua Bapak Syamsir Fathan dan Ibunda Nasira Ansar serta keluarga, terima kasih
telah memberi dukungan baik spiritual maupun material, kasih sayang yang luar
biasa, kalian adalah motivasiku, dan penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
Muhammadiyah Makassar.
viii
2. Ayahanda Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan
3. Ayahanda Mukhlis, S.Pd., M.Pd dan Ayahanda Ma’rup, S.Pd., M.Pd Selaku
4. Ayahanda Wahyuddin, S.Pd., M.Pd dan Ayahanda Abdul Gaffar, S.Pd., M.Pd.
5. Ayahanda Dr. Khaerul Syam. M.Pd. dan Andi Alim Syahri, S.Pd.,M.Pd selaku
penelitian.
Buntu Barana yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan
penelitian.
9. Ayahanda Mus, S.Pd selaku guru Matematika Kelas VIII MTs. Guppi
ix
10. Siswa-siswi kelas VIIIa MTs. Guppi Buntu Barana yang telah bekerja sama
11. Teman-teman kelas Algoritma’16 yang telah bersedia menjadi teman penulis
12. Seluruh pihak yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
semuanya. Demi perbaikan selanjutnya saran dan kritik yang membangun akan
penulis terima dengan senang hati. Penulis berhararap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Aamiin.
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
A. Kajian Teori.............................................................................. 7
B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 22
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 22
C. Subjek Penelitian ...................................................................... 22
xi
D. Instrumen Penelitian................................................................. 24
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 25
F. Keabsahan Data ....................................................................... 27
H. Teknik Analisis Data ................................................................. 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ......................... 28
A. Hasil Tes ................................................................................... 28
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 30
C. Paparan Data .............................................................................. 31
D. Hasil dan Pembahasan ............................................................... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 43
A. Kesimpulan ................................................................................ 43
B. Saran .......................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah isu yang menarik untuk dikaji dengan jelas, karena
kemajuan suatu bangsa dapat melalui pendidikan yang unggul. Secara umum
serta kebiasaan sekumpulan orang yang di wariskan pada suatu generasi ke generasi
pendidikan Nasional adalah bertakwa kepada tuhan yang maha esa, memiliki budi
yang seutuhnya. Hal ini sejalan dengan ketetapan MPRS No.2 Tahun 1960 yang
menyatakan bahwa tujuan dari pendidikan nasional adalah manusia yang memiliki
jiwa Pancasila sejati berdasarkan pembukaan UUD 1945 dan isi UUD1945.
dikarenakan Matematika adalah ilmu eksak yang mempunyai peran penting dalam
warganya untuk bersaing dan berkompetisi di bidang ekonomi dan teknologi. Maka
dari itu penting kiranya mata pelajaran matematika di ajarkan sejar mulau dari
supaya bisa menghadapi setiap perubahan yang sedang terjadi maupun pola pikir
1
2
berpikir logis, kritis dan praktis. Keterampilan berpikir kritis sangat perlu untuk
kehidupan sehari-hari.
kritis menjadi fokus pembelajaran serta menjadikan salah satu standar kelulusan
siswa Sekolah Menengah Pertama. Keterampilan berpikir kritis penting bagi siswa
karena dengan keterampilan ini siswa mampu bersikap rasional dalam menentukan
setiap keputusan yang diambil. Oleh sebab itu, siswa yang mempunyai kemampuan
berpikir kritis, mampu memilih serta menyaring setiap informasi yang baik dan
benar bagi diri dan masa depannya. Sehingga, ketika dihadapkan pada suatu
masalah siswa tersebut mampu menganalisis dan mengambil langkah yang tepat
Pemahaman terhadap kecakapan berpikir kritis siswa bisa digunakan pada guru
untuk merancang serta menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, maka
perlu kiranya untuk guru agar memantau kemajuan keterampilan berpikir kritis
siswa. Hadi (2005) dalam Lambertus (2009) menyatakan bahwa peran guru dalam
paradigma pembelajaran di era global yaitu sebagai mediator serta fasilitator, dan
mempunyai kemampuan kognitif yang baik juga. Hal ini, lebih membantu siswa
kehidupan individu baik dalam kehidupan pribadi ataupun yang lainnya, sehingga
berpikir kritis diharapkan penting agar dikembangkan di sekolah pada tiap jenjang,
Selain bepikir kritis salasatu hal yang mempenaruhi prestasi belajar seseorang
adalah adalah gaya kognitif. Hal ini sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa
dikarenakan setiap orang memiliki cara belajar atau memehami suatu informasi
dengan bernagai macam cara. Menurut Uno (2006:185) Gaya kognitif ialah cara
khas seseorang dalam belajar, baik yang berhubungan dengan cara penerimaan dan
tersendiri dalam memehamai setiap informasi, maka dari itu gaya kognitif di
penerimaan ransangan yang cenderung sangat tinggi, siswa yang memiliki gaya
kognitif seperti memeiliki kepercayaan yang sangat tinggi dan tidak terlalu
didapat sangat bergantung pada apa yang di samapaikan oleh guru. Perbedaan anara
4
kedua gaya kognitif tersebut dapat kita pahami dapat dipahami dari segi
ketergantungan informasi yang di berikan oleh guru. Maka dari itu prestasi belajar
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari guru matematika kelas VIII
MTs Guppi Buntu Barana menunjukkan bahwa nilai ujian akhir semester (UAS)
siswa sudah baik, dengan rata-rata nilai 86,2%, akan tetapi hal tersebut diperoleh
berpikir kritis siswa. Hal tersebut sejalan dengan hasil observasi dan apa yang di
katakan guru matematika pada saat wawancara dengan peneliti bahwa kemampuan
berpikir kritis siswa masih rendah khususnya pada materi sistem persamaan linear
dua variabel (SPLDV). Pada saat pembelajaran di kelas kebanyakan siswa kurang
aktif, dan ketika guru memberikan latihan soal hanya beberapa siswa yang dapat
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Ditinjau Dari Gaya Kognitif
B. Rumusan Masalah
sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) yang ditinjau dari gaya kognitif?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan dalam penelitian ini
sistim persamaan linear dua variabel (SPLDV) yang ditinjau dari gaya kognitif
D. Mamfaat Penelitian
sebagai berikut:
2. Bagi guru, Sebagai bahan informasi bagi guru dalam memanfaatkan sumber
E. Batasan Istilah
2. Gaya kognitif
mempermudah dan mendorong siswa untuk belajar dalam situasi yang telah
ditentukan. Adapun gaya kognitif yang dimaksud yaitu gaya kognitif field
yang sangat tinggi dan tidak terlalu bergantung pada informasi oleh guru.
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Analisis
sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan
intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk
mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang
dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan
informasi, merangkai gagasan dari informasi yang telah dipilih, menyimpulkan dan
7
8
langkah mental dengan mencari tahu atau menilai sebuah informasi, yang bisa
Ruggiero (2012), dan Snyder & Snyder, (2008) menjelaskan jikalau inti dari
kemampuan berpikir kritis ialah evaluasi. Oleh sebab itu, dipenelitian ini peneliti
mencari tahu keterkaitan dari informasi yang disampaikan, masalah yang akan
logis dari penyelesaian masalah yang sudah dibuat. Inference (inferensi), ialah
masuk akal.
berpikir kritis adalah kemampuan untuk mencari sumber informassi yangr relefan
yang di aplikasikan dalam dalam menilai situasi guna membuat pertimbangan dan
selesaikan.
9
Cognitive style/gaya kognitif ialah bahasa yang dipakai pada psikologi kognitif
ditetapkan.
Setiap indivisu mempunyai gaya kognitif bervariasi namun variasi itu tidak
mempunyai gaya kognitif yang sama belum tentu mempunyai kemampuan yang
sama. Gaya kognitif untuk setiap individu reltif berbeda dan dalam penggabarannya
tidak bisa dikatakan bahwa individu yang memiliki poin lebih tinggi lebih baik
dalam setiap situasi dibanding individu yang memiliki poin lebih rendah pada tes
10
gaya kognitif. Maka dari itu gaya kognitif diklasifikasikan dalam berbagai jenis
gaya kognitif untuk menggambarkan gaya kognitif setiap individu yang ia memiliki
Menurut Nasution tahun 2008: 95-96, ada berbagai macam gaya kognitif
yang ditunjukkan oleh seseorang yaitu murid yang mempunyai gaya kognitif field
cenderung pada yang sifatnya pendek, praktis dan tugas yang mandiri jarang
terpengaruh pada lingkungan sekitar, dan merasa kurang nyaman serta jenuh
terhadap proses belajar yang ditearpak tanpa ada. Namun untuk murid yang
mempunyai gaya kognitif field dependent proses pembelajaran akan efektif bila
pemahaman dan pengarahan diberikan langsung oleh pendidik akan tetapi sangat
rentan terpengaruh oleh faktor mampu memberi efek positif atau negatif dari
humanitas dan ilmu sosial meski lebih cenderung ke-matematika dan IPA;
tidak membutuhkan arahan yang detail; terbuka pada kritikan untuk perbaikan
jarang terpengaruh pada lingkungan dan masa lampau; tidak peduli terhadap
adalah gaya kognitif seseorang yang tingkat yang memiliki rasa ingin tahu
untuk selalu peduli pada orang lain; Memiliki keterkaitan sosial yang luas;
Sensitive pada kritik, Butuh mendapat dukungan dan menjauhi kritik yang
cenderung menyukai materi ilmu-ilmu sosial, dan mereka lebih unggul dalam
sebagai gaya kognitif individu yang cenderung dan sangat bergantung dari
sumber informasi pendidik. Tetapi model ini mempunyai ciri ini lebih berfokus
pada menghapal setiap informasi yang diberikan., dan rasa ingin tahu yang
Dari uraian para ahli tersebut, dapat diartikan bahwa berpikir kritis adalah
keputusan sesuai dengan apa yang dipercaya atau dilakukan. Kemampuan berpikir
kritis siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut muncul karena
setiap individu memiliki perbedaan. Perbedaan itu di sebabkan karena oleh jenis
gaya kognitif setiap siswa berbeda-beda. Menurut Uno (2006:185) gaya kognitif
ialah cara khas murid dalam belajar, baik yang berhubungan dengan cara
kebiasaan yang berhubungan dengan lingkungan belajar. Jenis gaya kognitif terbagi
2;
Apabila individu yang memiliki gaya kognitif ini dikaitkan pada proses
cenderung berat serta lebih senang untuk bekerja mandiri, dan individu ini juga
jika berhasil. Gaya kognitif field-independent memiliki rasa ingin tahu yang
13
tinggi dan kemadirian yang tinngi dalam mendapatkan suatu informasi tidak
Gaya kognitif ini mempunyai ciri lebih berfokus pada menghapal setiap
informasi yang diberikan., dan rasa ingin tahu yang kurang dominan pada
semisal dialog serta ilustrasi dari konteks yang diberikan. Gaya kognitif Field-
Persamaan linear dua variabel ialah persamaan yang memiliki 2 variabel serta
yang satu dengan variabel lainnya yang sama dari persamaan yang ada
(a) 3X – 2Y = 8
(b) 4X + Y = 7.
Penyelesaian:
(1).......... 3X – 2Y = 8
(2)........... 4X+ Y = 7
14
3X – 2(7 –4X) = 8
3X –14 + 8X = 8
11X –14 = 8
11X = 8 + 14
11X = 22,
22
X= 11
X=2
Y = 7 – 4 (2)
Y= 7 – 8
Y = -1.
2. Metode Eliminasi
Eliminasi berarti membuang atau menghilangkan. Metode ini digunakan
dengan tujuan untuk mengganti nilai suatu variabel pada persamaan satu ke
sebagai berikut.
a. 2m + 4n = 7
b. 4m 3n = 3
Penyelesaian:
15
2X + 4Y = 7 ×2 4X + 8Y = 14
4X – 3Y = 3 ×1 4X – 3Y = 3 _
0 + 11Y = 11
Y = 11/11
Y=1
2X + 4Y = 7 ×3 6X + 12Y = 21
4X – 3Y = 3 ×4 16X – 12Y = 12 +
22X + 0 = 33
22X = 33
33
X=
22
1
X=12
3. Metode Grafik
Seperti dengan namanya, metode ini menggunakan grafik. Untuk
a) 2 M + 3N = 12
b) M – N = 1.
Penyelesaian:
a. Persamaan 1
Misalkan N = 0 Untuk x = 0,
2M + 3N = 12 2M+ 3N = 12
2M + 3( 0) = 12 2(6) + 3N = 12
2M = 12 3N = 12
M = 12/2 N = 12/3
= 6 ........... (6,0) N = 4 ................ (0,4)
b. Persamaan 2
kritis:
1. Pasar tradisional yang ada di enrekang , pasar sudu menjual menjual buah-
lain dengan pasar yang sama menjual buah-buahah 3 kg salak dan 2 kg jeruk
dengan harga 33 ribu. Berapakah harga yang harus di jual penenjual lainnya di
Pembahasan:
Diketahui
Misal. A → Harga 1 Jeruk
B→ Harga 1 Salak
Maka: Interpretasi
2 A + 3 B = RP.32.000,00
3 A + 2 B = RP.33.000,00
Untuk lebih mudah disederhanakan dalam bentuk aljabar
2 A+ 3 B = 32.000
3 A + 2 B= 33.000
Ditanyakan
Berapakah harga 1 kg salak dan 5 kg jeruk ?Model Matematika
Maka:
2 A+ 3 B = Rp.32.000,00
3 A + 2 B= Rp.33.000,00 Analisis
2A+ 3A = 32.000……………….Persamaan 1
3A + 2B= 33.000……………….Persamaan 2
A + 5B= …?......……………… Persamaan 3
2 A+ 3 B = 32.000| x3 | 6 A+ 9 B = 96.000
3 A + 2 B= 33.000| x2 | 6 A + 4 B = 66.000 -
⟺ 5B = 30.000
5𝑌 30.000
⟺ 5
= 5
Evaluasi
⟺ B = 6.000
A = 7.000
Setelah menemukan harga jeruk dan salak maka kita substitusikan ke persamaan 3
=A+5B
= 7.000 + 5 (6.000)
= 7.000 + 30.000
= 37.000
Inferensi
Jadi, harga 1 kg jeruk dan 5 kg salak adalah Rp.37.000,00
diantaranya:
1. Sari Herlina, Agus Dahlia (2018) hasil penelitian menerangkan bahwa Hasil
mahasiswa dengan gaya kognitif Field Independent (FI). Untuk kelas B, ada
berpikir kritis dan gaya kognitif mahasiswa, tidak terlihat perbedaan yang
kognitif field dependent lebih banyak daripada jumlah siswa dengan gaya
fakta yang terdapat pada masalah yang disajikan jadi disarankan guru
diberikan.
3. Ida Kholid (2018) hasil penelitian menjelaskan bahwa ciri murid jika berpikir
yang kuat, serta 4) bisa mengatasi kebingungan. Proses berpikir kritis siswa
dengan konsep rumus yang sesuai dengan materi pada soal. 6) Eksplanasi
dan membuat karya bangun datar dan bangun ruang. 2) Ranah afektif yaitu
siswa memiliki sikap yang sopan dan ada yang lebih paham namun terkadang
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kognitif materi SPLDV siswa kelas VIII MTs Guppi Buntu Barana
Kabupaten Enrekang. Sedangkan waktu penelitian ini pada semester ganjil tahun
ajaran 2020/2021.
C. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah siswa Kelas VIII MTs Guppi Buntu Barana.
Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil tes Group Embedded Figure Test
(GEFT) kelas VIII MTs Guppi Buntu Barana menurut Witkin. Dari hasil tes
tersebut diperoleh 2 gaya kognitif field independent (FI) dan gaya kognitif Field
Kelompok ini dipilih berdasarkan hasil tes GEFT yang mana siswa yang
22
23
Kelompok ini dipilih berdasarkan hasil tes GEFT yang mana siswa yang
D. Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, untuk
pendukung seperti tes GEFT, tes kemampuan berpikir kritis, dan yang terakhir
wawancara
1. Tes GEFT
Dependent (FD) kelas VIII MTs Guppi Buntu Barana, yang nantinya
akan menjadi salah satu dari perwakilan FD dan FD ini akan menjadi
3. Wawancara
24
pada hasil jawaban siswa agar didapatkan informasi yang lebih valid
(FI) Dan Field-Dependent (FD) yang nantinya akan dipilih satu siswa sebagai
F. Keabsahan Data
Keabsahan data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah teknik
data tersebut. Adapun jenis triangulasi yang peneliti gunakan disini adalah
teknik atau metode yang peneliti bandingkan adalah hasil jawaban tes
kemampuan berpikir kritis siswa kemudian dari hasil tes tersebut di wawancara
G. Analisis Data
1. Tes GEFT
Tes GEFT (Group Embeddes Figure test) adalah tes yang bertujuan
adalah ketika siswa menjawab lebih dari 9 nomor dengan benar ( > 9 )
dengan benar Dan Field Dependent (FD) adalah ketika hasil jawaban
benar siswa siswi kurang dari 9 nomor ( < 9 ). Kemudian dipilih satu
Pada tahap ini peneliti harus cermat dalam mereduksi data, artinya
merangkum dan memilih data pokok, dan berfokus pada bagian yang
memeriksa hasil jawaban subjek. Pada tahap ini peneliti lebih berfokus
indikator
3. Wawancara
26
kemampuan berpikir kritis subjek FI dan FD, yang nantinya dari jawaban
subjek peneliti menggali informasi yang belum belum jelas pada hasil
jawaban siswa agar didapatkan informasi yang lebih valid. Pada tahap ini
A. Hasil Tes
Buntubarana. Lebih tepatnya di MTs Guppi Buntubarana kelas VIII.A, pada materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Tes gaya kognitif (GEFT)
dilakukan dikelas VIII.A yang berjumlah 18, dan tes kemampuan berfikir kritis
izin penelitian kepada pihak sekolah untuk melakukan penelitian pada hari sabtu
tanggal 7 November 2020 sekaligus memita bantuan . Kemudian pada hari senin
tanggal 9 November 2020 peneliti melakukan tes gaya kognitif (GEFT) dikelas
VIII.A.
Dari hasil tes gaya kognitif (GEFT) diatas dapat kita lihat bahwa siswa yang
menjawab < 9 nomor dengan jawaban yang tepat ada 4 siswa, sedangkan yang
menjawab > 9 nomor dengan jawaban yang tepat ada 14 siswa. Maka yang
memiliki gaya kognitif field-dependent berjumla 4 Siswa dan gaya kognitif field-
berpikir kritis materi Sistem Persamaaan Linear Dua Variabel (SPLDV) kemudian
di wawancarai. Adapun hasil tes gaya kognitif (GEFT) dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
27
28
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil tes gaya kognitif (GEFT), seperti
pada tabel 4.1. Empat siswa mewakili gaya kognitif field-dependent, sedangkan 14
dan 1 perempuan. Maka dari itu peniliti meminta pertimbangan dari guru
matematika dari ke empat siswa tersebut yang bisa mewakili gaya kognitif field-
29
dependent yang nantinya akan di berikan tes kemampuan berfikir kritis dan
AN karena termasuk siswa yang aktif di mata pelajaran matematika dan mampu
siswa dan akan dipilih 1 orang untuk mewakili gaya kognitif field-independent,
maka dari itu peneliti meminta pertimbangan guru matematika, yang nantinya akan
diberikan tes kemampuan berfikir kritis dan wawancara. Guru matematika memilih
yang paling menonjol pada mata pelajaran matematika. Maka dari itu peneliti
Setelah dipilih satu siswa yang mewakili setiap kelompok gaya kognitif file-
11 November kedua subjek tersebut di berikan tes kempuan berfikir kritis materi
Dari data hasil kerja siswa dan wawancara subjek, maka dipaparkan hasil
Linear Dua Variabel (SPLDV) ditinjau dari Gaya kognitif , dapat dilihat dalam
uraian berikut.
C. Paparan Data
Hasil tes dan petikan wawancara subjek gaya kognitif File-independent pada
soal nomor satu. Data tersebut dipaparkan mengenai kemampuan berpikir kritis
bahwa subjek menulikan pemisalan untuk X adalah buku tulis dan Y adalah
subjek juga menyelesaikan hasil soal dengan tepat, ini terbukti didapatkan nilai
X=2.5000, dan nilai Y=1.500. Lalu dari hasil tersebut sabjek juga menuliskan
kesimpulan yang didapatkan itu adalah untuk membeli 10 buku dan 3 penggaris
adalah 29.500.
dilihat subjek mampu menyelesaikan tes pada soal nomor satu pada setiap indikator
berpikir kritis :
Untuk indikator evaluasi, hasil jawaban dari subjek FI sudah baik dan benar
soal tersebut
Dari hasil wawancara tersebut, Dilihat bahwa subjek gaya kognitif field-
independent dapat memahami yang diketahui dan ditanyakan dalam soal, kemudian
subjek FI mampu memaparkan dari mana menemukan konsep yang diberikan untuk
menyelesaikan soal dengan benar, dan juga subjek FI mampu menarik kesimpulan
dari apa yang ditanyakan dari soal secara benar dan tepat.
Dari hasil tes dan wawancara menunjukkan subjek gaya kognitif field-
konsep yang akan digunakan (analisis), menggunakan strategi yang tepat dalam
(inferensi).
Berikut ini disajikan hasil tes dan wawancara subjek gaya kognitif File-
Independent pada soal nomor dua. Data tersebut dipaparkan mengenai kemampuan
33
berpikir kritis dalam menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
bahwa subjek menulikan pemisalan untuk X adalah Tiket orang dewasa dan Y
kemudian subjek juga menyelesaikan hasil soal dengan tepat, ini terbukti
didapatkan nilai X=65.000, sedangkan untuk nilai Y=40.000. Lalu dari hasil
tersebut sabjek juga menuliskan kesimpulan yang didapatkan itu adalah untuk
baik. Hal tersebut dilihat dari indicator yag dicapai siswa dalam menyelesaikan soal
Untuk indikator analisis subjek FI tidak terkecoh sama sekali dengan tepat
konsep yang akan digunakan, serta mampu memilih strategi yang tepat dalam
menyelesaikan soal
Untuk indikator evaluasi, disini dapat dilihat hasil jawaban yang baik dan
benar.
soal nomor 2
menjelaskan dengan baik yang diketahui dan ditanyakan soal nomor 2. Kemudian
subjek FI mampu memaparkan konsep dan memilih strategi yang tepat untuk
dengan tepat.
Dari hasil tes dan wawancara menunjukkan subjek gaya kognitif field-
independent pada soal nomor dua memenuhi keempat indicator berpikir kritis yaitu
yang tepat dalam menyelesaikan soal (evaluasi), dan membuat kesimpulan dari soal
tersebut (inferensi).
Hasil tes dan wawancara subjek gaya kognitif File-dependent pada soal
nomor satu. Data tersebut dipaparkan mengenai kemampuan berpikir kritis dalam
menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) ditinjau dari
Dari hasil kerja subjek gaya kognitif Field-dependen, dapat dilihhat bahwa
dari jawaban dan langkah kerja subjek ini juga cukup memuaskan ini terbukti
subjek mendapatkan nilai X=2.5000, dan nilai Y=1.500. setelah mendapatkan nilai
X dan nilai Y subjek mencari nilai dari persamaan 3 10X + 3Y = 29.000. Subjek
hanya berfokus pada mencari persamaan 3 tanpa menyimpulkan hasil jawaban yang
didapatkan.
dilihat bahwa untuk indikator kemmpuan berfikir kritisnya adalah sebagai berikut :
dan 3.
Untuk indikator infrensi subjek FD tidak dapat menarik kesimpulan dari apa
dependent belum mampu memahami dengan dengan baik apa saja yang diketahui
dan ditanyakan pada soal hanya menyebutkan persamaan 1, 2, dan 3. Akan tetapi,
subjek FD mampu memaparkan konsep yang diberikan serta memilih strategi yang
tepat untuk menyelesaikan soal tersebut, hasil jawaban subjek FD juga sudah baik
38
dan benar. Namun subjek FD tidak menyimpulkan hasil jawaban pada soal nomor
1.
Dari hasil tes dan wawancara menunjukkan subjek gaya kognitif field-
dependent pada soal nomor satu memenuhi hanya memenuhi dua indikator berpikir
kritis yaitu mampu mengidentifikasi hubungan antara konsep yang akan digunakan
Hasil tes dan wawancara subjek gaya kognitif Field-Dependent pada soal
nomor dua. Data tersebut dipaparkan mengenai kemampuan berpikir kritis dalam
menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) ditinjau dari
Dari hasil kerja subjek gaya kognitif Field-dependen, dapat dilihhat bahwa
dari jawaban dan langkah kerja subjek ini juga cukup memuaskan ini terbukti
Dari hasil kerja nomor 2 subjek FD, dapat dilihat bahwa untuk indikator
konsep yang akan digunakan serta memilih strategi yang tepat dalam
menyelesaikan soal,
Untuk indikator evaluasi hasil jawaban dan cara kerja subjek FD sudah baik
dan benar
didapat
yang diketahui dan ditanyakan pada soal nomor 2. Subjek FD mampu menjelaskan
konsep dan strategi yang dipakai dalam mengerjakan soal, serta subjek FD dapat
menjelaskan cara penyelesaian dan hasil jawaban yang didapat suah baik dan benar,
Dari hasil tes dan wawancara menunjukkan subjek gaya kognitif field-
dependent pada soal nomor dua hanya memenuhi dua indikator yaitu mampu
independent
41
dilihat bahwa subjek mampu mengerjakan soal dengan baik sekali. Dapat dilihat
menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal sehingga hasil jawaban
sudah baik dan benar (evaluasi), serta mampu membuat kesimpulan dari soal
tersebut (inferensi).
Dari hasil tes dan wawancara menunjukkan subjek gaya kognitif field-
independent pada soal nomor dua memenuhi keempat indicator berpikir kritis yaitu
yang tepat dalam menyelesaikan soal (evaluasi), dan membuat kesimpulan dari soal
tersebut (inferensi).
Dependent
Dari hasil tes dan wawancara menunjukkan subjek gaya kognitif field-
independent pada soal nomor dua memenuhi keempat indicator berpikir kritis
Subjek FD Belum mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada
didapatkan”. Hal ini sesui dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
PENUTUP
A. Kesimpulan
diatas dapat kita lihat bahwa kesimpulan dari penelitian ini bahwa:
menyelesaikan soal
berpikir kritis :
menyelesaikan soal
43
44
B. Saran
di tinjau dari gaya kognitif materi SPLDV kelas VIII MTs guppi buntu barana,
1. Bagi tenaga pendidik MTs Guppu Buntu Barana, terkhusus tenaga pengajar
2. Diharapkan siswa kelas VIIIa MTs Guppi Bntu Barana agar lebih giat dalam
belajar dan berlatih soal-soal berpikir kritis sehinggah lebih mudah dalam
peneliti berikutnya mengangkat materi tes yang berbeda dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
45
46
Lampiran
48
Lampiran A
Tes Gaya Kognitif (GEFT)
A.1 Petunjuk Tes Gaya
Kognitif (Geft)
A. 2 Tes Gaya kognitif
49
3. Pensil lunak dengan penghapus yang siap pakai, sejumlah peserta tes. Perlu
juga ada pensil tambahan bagi yang membutuhkan
4. Petunjuk Pelaksanaan
10. Selanjutnya mulai tes bagian pertama dalam waktu 2 menit untuk 7 soal.
** Semoga Sukses**
LAMPIRAN 1
GROUP
EMBEDDED
FIGURES TEST
Nama :
Kelas / No. Absen :
Jenis Kelamin :
Tempat/tanggal lahir :
Tanggal (hari ini) :
Nomor HP :
PENJELASAN
Tes ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan anda dalam menemukan
bentuk sederhana yang tersembunyi pada gambar rumit.
Pada gambar berikut tentukan dan beri garis tebal bentuk sederhana yang
bernama ‘Y’ dalam gambar rumit di bawah ini :
“Y”
Bentuk sederhana yang diberi nama “Y” tersembunyi di dalam gambar
rumit yang lebih rumit di bawah ini
51
JAWABAN:
instruksi
BENTUK-BENTUK SEDERHANA
A B C
D E F
G H
53
SESI PERTAMA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
SILAHKAN BERHENTI
SESI KEDUA
1.
2.
3.
4.
Teruskan ke halaman
berikutnya
5.
6.
7.
8.
Teruskan ke halaman
berikutnya
9.
SILAHKAN BERHENTI
SESI KETIGA
1.
2.
3.
4.
Teruskan ke halaman
berikutnya
5.
6.
7.
8.
Teruskan ke halaman
berikutnya
9.
SILAHKAN BERHENTI
Lampiran B
Tes Kemampuan Berfikir
Kritis
B.1 Soal Tes
B.2 Teknik Penilaian
62
Kelas : VIII
Keterangan
No Langkah Penyelesaian
Indikator
Diketahui
Y→ Harga 1 Penggaris
Maka:
Untuk lebih mudah disederhanakan dalam bentuk
Interpretasi
aljabar
1
Ditanyakan
Maka:
4𝑋 + 2𝑌 = 𝑅𝑝. 13.000,00
10𝑋 + 3𝑌 =. . . . . . ?
4𝑋 + 2𝑌 = 13.000 … … … … … … … . 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 1
3𝑋 + 𝑌 = 9.000 … … … … … . . … … . 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 2
10𝑋 + 3𝑌 =. . . . . . ? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 3
4𝑋 + 2𝑌 = 13.000 | 𝑥1 | 4𝑋 + 2𝑌 = 13.0000
3𝑋 + 𝑌 = 9.000 | 𝑥2 | 6𝑋 + 2𝑌 = 18.000 −
⟺ −2𝑋 = −5.000
−2𝑋 −5.000
⟺ =
−2 −2
⟺ 𝑋 = 2.500
Evaluasi
3𝑋 + 𝑌 = 9.000
3(2.500) + 𝑌 = 9.000
7.500 + 𝑌 = 9.000
𝑌 = 2.000
10𝑋 + 3𝑌 =
10(2.500) + 3(2.000) =
Diketahui
Y→ Tiket anak-anak
Maka: Interpretasi
2
2𝑋 + 𝑌 = 𝑅𝑝. 170.000,00
𝑋 + 3𝑌 = 𝑅𝑝. 185.000,00
2𝑋 + 𝑌 = 170.000
𝑋 + 3𝑌 = 185.000
Ditanyakan
Maka:
Berapa tarif yang harus dibayar
rombongan keluarga yang terdiri dari 3
orang dewasa dan 3 orang anak.? Analisis
3𝑋 + 3𝑌 = … ? … . … … . . … 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 3
Mencari nilai Y dengan metode eliminasi
2𝑋 + 𝑌 = 170.000 | 𝑥3 | 6𝑋 + 3𝑌 = 510.000
𝑋 + 3𝑌 = 185.000 | 𝑥1 | 𝑋 + 3𝑌 = 185.000 −
⟺ 5𝑋 = 325.000
5𝑥 325.000
⟺ = Evaluasi
5 5
⟺ 𝑋 = 65.000
2𝑋 + 𝑌 = 170.000
67
2(65.000) + 𝑌 = 170.000
130.000 + 𝑌 = 170.000
𝑌 = 40.000
= 3𝑋 + 3𝑌
= 3(65.000) + 3(40.000)
= 195.000 + 120.000
= 315.000
Lampiran C
Pedoman Wawancara
69
PEDOMAN WAWANCARA
I. Permasalahan
III. Metode
1. Interpretasi
2. Analisis
3. Evaluasi
4. Inferensi
2. Rumus atau cara apa yang kamu gunakan untuk menyelesaikan soal?
dikerjakan?
71
Lampiran D
D.1 Hasil Tes Siswa
D.2 Lembar Jawaban Siswa
D.3 Wawancara Subjek Penelitian
72
Keterangan :
yang menjawab <9 maka termasuk gaya kognitif field-dependen. Dari table
dipilih salah satu yang mewakili gaya kognitif, untuk menjadi subjek penelitian
Subjek FI
Soal nomor.1
Soal nomor 2
75
Subjek FD
Soal nomor 1
Soal nomor 2
76
Subjek FI
Subjek FD
77
Lampiran E
Dokumentasi
78
Lampiran E dokumentasi
79
LAMPIRAN F
ADMINISTRASI
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
RIWAYAT HIDUP