Anda di halaman 1dari 107

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MENYELESAIKAN

SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV)


DI TINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA
KELAS VIII MTs GUPPI BUNTU BARANA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh
MUHAMMAD AGUSSALIM SYAMSIR
NIM 105361121216

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020
iv
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN

Selama Ada Niat dan Keyakinan

Nothing Impossible

Karya ini kubersembahkan kepada:

Orang tuaku yang tak pernah letih mendoakan ku sepanjang


waktu, membuatku bahagia menjalani hidup. Lalu kepada
saudara saudariku yang selalu memberikan semangat
kepadaku. Kupersembahkan pula kepada teman-temanku
yang selalu ada memberikan dukungan kepadaku, serta
kampus Universitas Muhammadiyah Makassar dan negara
tercinta Indonesia.

vi
ABSTRAK

Muhammad Agussalim Syamsir. 2020. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis


dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa Kelas VIII MTs Guppi Buntu Barana. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I
Wahyuddin dan Pembimbin II Abdul Gaffar.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis


siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variable (SPLDV)
kelas VIII MTs. Guppi Buntu Barana ditinjau dari gaya kognitif, yaitu gaya kognitif
field-independent (FI) dan gaya kognitif field-dependent (FD). Jenis penelitian ini
adalah kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 2 siswa kelas VIII MTs Guppi Buntu
Barana, yang terdiri dari 1 siswa FI, dan 1 siswa FD. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah teknik tes berupa Group Embedded Figures Test
(GEFT) untuk mengukur gaya kognitif siswa dan tes kemampuan berpikir kritis
serta teknik non tes berupa wawancara. Hasil tes dan wawancara dianalisis
berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis yaitu: interpretasi, analisis,
evaluasi dan inferensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) dari 18 siswa yang
melakukan tes GEFT, sebanyak 14 siswa memiliki gaya kognitif FI dan 4 siswa
memiliki gaya kognitif FD; (2) siswa jenis FI mampu menguasai ke 4 indikator
kempuan berpikir kritis; (3) siswa jenis FD mampu menguasai 2 indikator
kemampuan berpikir kritis (analisis dan evaluasi), kurang mampu menguasai
indikator interpretasi dan analisis

Kata Kunci : Kemampuan berpikir kritis, Gaya kognitif

vii
KATA PENGANTAR

Tiada kata lain selain mengucapkan puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas terselesaikannya skripsi ini yang berjudul “Analisis Kemampuan

Berpikir dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)

di tinjau dari gaya kognitif siswa kelas VIII MTs Guppi Buntu Barana ” dengan

baik. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk

mendapatkan gelar sarjana S1 pada program studi Pendidikan Matematika, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang peneliti

dapatkan oleh karena itu dengan rendah hati penulis mohon maaf atas segala

kekurangannya. Penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa ada bantuan dan

kerjasama dari pihak lain. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang

tua Bapak Syamsir Fathan dan Ibunda Nasira Ansar serta keluarga, terima kasih

telah memberi dukungan baik spiritual maupun material, kasih sayang yang luar

biasa, kalian adalah motivasiku, dan penulis juga ingin mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendorong

terwujudnya skripsi ini.

Segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayahanda Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

viii
2. Ayahanda Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ayahanda Mukhlis, S.Pd., M.Pd dan Ayahanda Ma’rup, S.Pd., M.Pd Selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ayahanda Wahyuddin, S.Pd., M.Pd dan Ayahanda Abdul Gaffar, S.Pd., M.Pd.

Selaku dosen pembimbing yang telah sabar membimbing, menasehati,

memotivasi penulis selama penyusunan skripsi.

5. Ayahanda Dr. Khaerul Syam. M.Pd. dan Andi Alim Syahri, S.Pd.,M.Pd selaku

validator yang telah memberikan arahan dan petunjuk terhadap instrumen

penelitian.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mendidik

dan mengajar penulis selama masa perkuliahan.

7. Seluruh staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah melayani

dengan penuh sabar demi kelancaran proses perkuliahan.

8. Ayahanda H. Mustapa Jawwidu, S. Ag selaku kepala sekolah MTs. Guppi

Buntu Barana yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan

penelitian.

9. Ayahanda Mus, S.Pd selaku guru Matematika Kelas VIII MTs. Guppi

Buntubarana yang telah membantu penulis dalam proses penelitian.

ix
10. Siswa-siswi kelas VIIIa MTs. Guppi Buntu Barana yang telah bekerja sama

dalam melaksanakan penelitian ini.

11. Teman-teman kelas Algoritma’16 yang telah bersedia menjadi teman penulis

yang telah direpotkan dalam mengurus apapun selama perkuliahan.

12. Seluruh pihak yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

dukungan kepada penulis dalam menyelsaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memeberikan balasan yang berlipat ganda kepada

semuanya. Demi perbaikan selanjutnya saran dan kritik yang membangun akan

penulis terima dengan senang hati. Penulis berhararap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Aamiin.

Makassar, November 2020

Penulis

Muhammad Agussalim Syamsir

x
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ iii

SURAT PERNYATAAN .......................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ............................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi

ABSTRAK ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 5
E. Batasan Istilah........................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 7

A. Kajian Teori.............................................................................. 7
B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 22
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 22
C. Subjek Penelitian ...................................................................... 22

xi
D. Instrumen Penelitian................................................................. 24
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 25
F. Keabsahan Data ....................................................................... 27
H. Teknik Analisis Data ................................................................. 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ......................... 28
A. Hasil Tes ................................................................................... 28
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 30
C. Paparan Data .............................................................................. 31
D. Hasil dan Pembahasan ............................................................... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 43
A. Kesimpulan ................................................................................ 43
B. Saran .......................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Indikator Berpikir Kritis ......................................................... 9

4.1 Hasil Penilaian Skor Tes Gaya Kognitif ................................ 29

4.2 Subjek Penelitian.................................................................... 31

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah isu yang menarik untuk dikaji dengan jelas, karena

kemajuan suatu bangsa dapat melalui pendidikan yang unggul. Secara umum

pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran ilmu pengetahuan, keterampilan,

serta kebiasaan sekumpulan orang yang di wariskan pada suatu generasi ke generasi

lain. Menurut udang-undang republik indonesaia nomor2 tahun 1985 bahwa

pendidikan Nasional adalah bertakwa kepada tuhan yang maha esa, memiliki budi

pekerti, dan menjadi warga negara yang demokratisserta bertanggung jawab

sehingga mampu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

yang seutuhnya. Hal ini sejalan dengan ketetapan MPRS No.2 Tahun 1960 yang

menyatakan bahwa tujuan dari pendidikan nasional adalah manusia yang memiliki

jiwa Pancasila sejati berdasarkan pembukaan UUD 1945 dan isi UUD1945.

Dalam dunia pendidikan sangat erat kaitannya dengan matematika,

dikarenakan Matematika adalah ilmu eksak yang mempunyai peran penting dalam

kemapuan berpikir logissistematis, analisis, kritis sehingga mampu menyiapkan

warganya untuk bersaing dan berkompetisi di bidang ekonomi dan teknologi. Maka

dari itu penting kiranya mata pelajaran matematika di ajarkan sejar mulau dari

sekolah dasar sampai ke tingkat yang lebih tinggi.

Tujuan pembelajaran matematika secara umum guna mempersiapkan siswa

supaya bisa menghadapi setiap perubahan yang sedang terjadi maupun pola pikir

untuk kehidupan dunia yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Materi

1
2

pelajaran matematika yang diajarkan di sekolah berperan dalam melatih siswa

berpikir logis, kritis dan praktis. Keterampilan berpikir kritis sangat perlu untuk

proses pembelajaran, sebab dengan keterampilan berpikir tersebut siswa akan

mampu menghubungkan materi pelajaran matematika yang telah didapatkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Depdiknas (2006: 361), mengemukakan bahwa kemajuan kemampuan berpikir

kritis menjadi fokus pembelajaran serta menjadikan salah satu standar kelulusan

siswa Sekolah Menengah Pertama. Keterampilan berpikir kritis penting bagi siswa

karena dengan keterampilan ini siswa mampu bersikap rasional dalam menentukan

setiap keputusan yang diambil. Oleh sebab itu, siswa yang mempunyai kemampuan

berpikir kritis, mampu memilih serta menyaring setiap informasi yang baik dan

benar bagi diri dan masa depannya. Sehingga, ketika dihadapkan pada suatu

masalah siswa tersebut mampu menganalisis dan mengambil langkah yang tepat

sebagai solusi dari masalah yang dihadapinya.

Pemahaman terhadap kecakapan berpikir kritis siswa bisa digunakan pada guru

untuk merancang serta menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, maka

perlu kiranya untuk guru agar memantau kemajuan keterampilan berpikir kritis

siswa. Hadi (2005) dalam Lambertus (2009) menyatakan bahwa peran guru dalam

paradigma pembelajaran di era global yaitu sebagai mediator serta fasilitator, dan

salah satu tugasnya yakni memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah

proses berpikir siswa mengalami perkembangan ataupun tidak, termasuk

didalammya yaitu keterampilan berpikir kritis siswa.


3

Siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis yang bagus diharapkan

mempunyai kemampuan kognitif yang baik juga. Hal ini, lebih membantu siswa

agar bisa berinteraksi dengan lingkungan serta masyarakat. Haryani (2012)

mengemukakan bahwa mengingat peran penting kemampuan berpikir kritis dalam

kehidupan individu baik dalam kehidupan pribadi ataupun yang lainnya, sehingga

berpikir kritis diharapkan penting agar dikembangkan di sekolah pada tiap jenjang,

guna menciptakan serta menghasilkan siswa yang mempunyai keterampilan

kognitif yang baik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Selain bepikir kritis salasatu hal yang mempenaruhi prestasi belajar seseorang

adalah adalah gaya kognitif. Hal ini sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa

dikarenakan setiap orang memiliki cara belajar atau memehami suatu informasi

dengan bernagai macam cara. Menurut Uno (2006:185) Gaya kognitif ialah cara

khas seseorang dalam belajar, baik yang berhubungan dengan cara penerimaan dan

pengolahan informasi, sikap terhadap informasi, maupun kebiasaan yang

berhubungan dengan lingkungan belajar. dikarenakan setiap orang memiliki cara

tersendiri dalam memehamai setiap informasi, maka dari itu gaya kognitif di

kelompokkan menjadi 2 kategori yaitu Gaya kognitif Field-Independent yang

merupakan gaya kognitif seseorang yang tingkat pemahaman informasi dan

penerimaan ransangan yang cenderung sangat tinggi, siswa yang memiliki gaya

kognitif seperti memeiliki kepercayaan yang sangat tinggi dan tidak terlalu

bergantung pada informasi oleh guru. Sedangkan gaya kognitif Field-Dependent

merupakan gaya kognitif seseorang yang tingkat pemahaman informasi yang

didapat sangat bergantung pada apa yang di samapaikan oleh guru. Perbedaan anara
4

kedua gaya kognitif tersebut dapat kita pahami dapat dipahami dari segi

ketergantungan informasi yang di berikan oleh guru. Maka dari itu prestasi belajar

seseorang tidak selamanya bergantung guru dikarenakan setiap siswa memiliki

gaya kognnitif yang berbeda-beda terutama dalam pembelajaran matematika yang

dilakukan di MTs Guppi Buntu Barana.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari guru matematika kelas VIII

MTs Guppi Buntu Barana menunjukkan bahwa nilai ujian akhir semester (UAS)

siswa sudah baik, dengan rata-rata nilai 86,2%, akan tetapi hal tersebut diperoleh

dengan metode pembelajaran konvesional, yang kurang melatih kemampuan

berpikir kritis siswa. Hal tersebut sejalan dengan hasil observasi dan apa yang di

katakan guru matematika pada saat wawancara dengan peneliti bahwa kemampuan

berpikir kritis siswa masih rendah khususnya pada materi sistem persamaan linear

dua variabel (SPLDV). Pada saat pembelajaran di kelas kebanyakan siswa kurang

aktif, dan ketika guru memberikan latihan soal hanya beberapa siswa yang dapat

menyelesaikan soal dengan terstruktur, sedangkan siswa lainnya masih kesulitan

dalam menyelesaikan soal tersebut.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Menyelesaikan Soal

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Ditinjau Dari Gaya Kognitif

Siswa Kelas VIII MTs Guppi Buntu Barana’’


5

B. Rumusan Masalah

“Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal

sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) yang ditinjau dari gaya kognitif?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan dalam penelitian ini

yaitu untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal

sistim persamaan linear dua variabel (SPLDV) yang ditinjau dari gaya kognitif

D. Mamfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi siswa, diharapkan siswa dapat mengetahui kemampuan berpikir kritisnya

dalam menyelesaikan soal SPLDV ditinjau dari gaya kognitifnya.

2. Bagi guru, Sebagai bahan informasi bagi guru dalam memanfaatkan sumber

belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang optimal

3. Bagi dunia pendidikan, melalui penelitian ini diharapkan bisa digunakan

sebagai sarana komunikasi yang efektif untuk meningkatkan proses

pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswa.

E. Batasan Istilah

1. Kemampuan Berfikir kritis

Adapun yang di maksud kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini

adalah kemampuan untuk mencari sumber informassi yangr relefan yang di

aplikasikan dalam dalam menilai situasi guna membuat pertimbangan dan

keputisan serta mampu menarik kesimpulan dari setiap permasalahan yang ia


6

selesaikan. Adapun indikator yang digunakan pada penilitian ini adalah

interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi.

2. Gaya kognitif

Adapun yang di maksud gaya kognitif adalah adalah faktor yang

mempermudah dan mendorong siswa untuk belajar dalam situasi yang telah

ditentukan. Adapun gaya kognitif yang dimaksud yaitu gaya kognitif field

dependent dan field independent :

a. Field-Independent yang merupakan gaya kognitif seseorang yang tingkat

pemahaman informasi dan penerimaan ransangan yang cenderung sangat

tinggi, siswa yang memiliki gaya kognitif seperti memeiliki kepercayaan

yang sangat tinggi dan tidak terlalu bergantung pada informasi oleh guru.

b. Field-Dependent merupakan gaya kognitif seseorang yang tingkat

pemahaman informasi yang didapat sangat bergantung pada apa yang di

samapaikan oleh guru.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Analisis

Menurut KBBI (2008) arti analisis adalah penyelidikan terhadap suatu

peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya). Menurut

Nasution dalam buku Sugiyono (2014:244) “Melakukan analisis adalah pekerjaan

sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan

intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk

mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang

dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan

lain oleh peneliti yang berbeda”.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diartikan bahwa analisis adalah

penyelidikan terhadap suatu peristiwa yang bertujuan untuk mengetahui keadaan

yang sebenarnya dari sebab yang ada

2. Kemampuan Berpikir kritis

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat diperlukan

seseorang agar dapat menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi dalam

kehidupan bermasyarakat maupun personal. Berpikir kritis dipakai seseorang jika

menentukan informasi yang cocok pada dirinya, mengenali benar tidaknya

informasi, merangkai gagasan dari informasi yang telah dipilih, menyimpulkan dan

menerapkan konsep tersebut dengan tetap melakukan evaluasi.

7
8

Menurut (Yulianti & Wiyanto, 2010). Kemampuan berpikir kritis ialah

langkah mental dengan mencari tahu atau menilai sebuah informasi, yang bisa

diperoleh pada hasil pemantauan, pengalaman, atau komunikasi. Sedangkan

Ruggiero (2012), dan Snyder & Snyder, (2008) menjelaskan jikalau inti dari

kemampuan berpikir kritis ialah evaluasi. Oleh sebab itu, dipenelitian ini peneliti

hanya terfokus 4 indikator, yakni interpretation, analysis, evaluation, inference.

Interpretation (interpretasi), ialah mendalami dan menjelaskan maksud dari

pernyataan matematika atau permasalahan matematika. Analysis (analisis), ialah

mencari tahu keterkaitan dari informasi yang disampaikan, masalah yang akan

diselesaikan, serta semua konsep yang dibutuhkan untuk menyusun rencana

penyelesaian masalah. Evaluation (evaluasi), ialah menilai kebenaran dan kekuatan

logis dari penyelesaian masalah yang sudah dibuat. Inference (inferensi), ialah

mengatakan kesimpulan dengan menyatakan semua alasan yang penting serta

masuk akal.

Berdasarkan definisi-definisi dari berpikir kritis dapat disimpulkan bahwa

berpikir kritis adalah kemampuan untuk mencari sumber informassi yangr relefan

yang di aplikasikan dalam dalam menilai situasi guna membuat pertimbangan dan

keputisan serta mampu menarik kesimpulan dari setiap permasalahan yang ia

selesaikan.
9

Tabel 2.1 indikator berpikir kritis


Kriteria berpikir kritis Indikator

Interprestasi Menangkap apa permasalahan dari soal yang


ditunjukkan dari caranya menulis yang diketahui serta
ditanyakan pada jawaban soal tersebut.

Analisis Mengenali hubungan antara pernyataan, pertanyaan,


serta konsep dalam soal yang ditunjukkan dengan baik
dan diberikan penjelasan yang pas.

Evaluasi Memakai perencanaan yang baik disetiap penyelesaian


soal, lengkap, dan benar dalam melakukan
perhitungan.

Inferensi Mampu menyimpulkan sesuatu dari pertanyaan yang


ditujukan.

Sumber: Purwati,dkk. (2016)


3. Gaya Kognitif

Cognitive style/gaya kognitif ialah bahasa yang dipakai pada psikologi kognitif

guna melukiskan gaya berpikir individu, menangkap juga mengingat

pemberitahuaan. Menurut Jahiri, (200l) gaya kognitif ialah unsur yang

mempermudah dan mendorong pelajar dalam belajar dikeadaan yang sudah

ditetapkan.

Setiap indivisu mempunyai gaya kognitif bervariasi namun variasi itu tidak

memperlihatkan tingkat kemampuan tertentu dikarenakan individu yang

mempunyai gaya kognitif yang sama belum tentu mempunyai kemampuan yang

sama. Gaya kognitif untuk setiap individu reltif berbeda dan dalam penggabarannya

tidak bisa dikatakan bahwa individu yang memiliki poin lebih tinggi lebih baik

dalam setiap situasi dibanding individu yang memiliki poin lebih rendah pada tes
10

gaya kognitif. Maka dari itu gaya kognitif diklasifikasikan dalam berbagai jenis

gaya kognitif untuk menggambarkan gaya kognitif setiap individu yang ia memiliki

Menurut Nasution tahun 2008: 95-96, ada berbagai macam gaya kognitif

yang ditunjukkan oleh seseorang yaitu murid yang mempunyai gaya kognitif field

independent mereka tidak menyukai pembahasan yang luas, sebaliknya lebih

cenderung pada yang sifatnya pendek, praktis dan tugas yang mandiri jarang

terpengaruh pada lingkungan sekitar, dan merasa kurang nyaman serta jenuh

terhadap proses belajar yang ditearpak tanpa ada. Namun untuk murid yang

mempunyai gaya kognitif field dependent proses pembelajaran akan efektif bila

pemahaman dan pengarahan diberikan langsung oleh pendidik akan tetapi sangat

rentan terpengaruh oleh faktor mampu memberi efek positif atau negatif dari

lingkungannya. Kemudian kedua gaya kognitif ini mampu mengembangkan

informasi dengan baik lewat gaya kognitif mereka masing-masing.

a. Gaya Kognitif Field Independent

Menurut nasution 2008: 95-96 field independentt memiliki sifat-sifat

dilatih untuk mandiri serta memiliki kebebasan dari tindakannya; menghargai

humanitas dan ilmu sosial meski lebih cenderung ke-matematika dan IPA;

tidak membutuhkan arahan yang detail; terbuka pada kritikan untuk perbaikan

jarang terpengaruh pada lingkungan dan masa lampau; tidak peduli terhadap

norma orang lain; lebih pantas mempunyai psikologi eksperimental; jarang

mengedepankan hubungan sosial, penyampaian bahasanya cepat tanpa

memperdulikan orang lain; lebih menyukai ceramah.


11

Sedangkan menurut Wahyuddin (2020) bahwa gaya kognitif field

independent memiliki ciri-ciri cenderung mandiri serta yakin dengan

kebenaran pekerjaannya pada pelajaran yang bersifat metematis atau ilmu-

ilmu eksakta, merujuk pada menghapal rumus,.

Dari kedua pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa Field-independent

adalah gaya kognitif seseorang yang tingkat yang memiliki rasa ingin tahu

yang lebih mendalam dalam memahami materi atau pembelajaran yang

diberikan bergantung pada tenaga pendidik. Gaya kognitif Field independen

ini sangat mandiri, memiliki sengmat tersendiri dalam melakukukan sesuatu

hal dikarenakan gaya kognitif ini suka mengekspor diri sendiri.

b. Gaya Kognitif Field Dependent

Menurut Witkin dalam Woolfolk (2004: 119) field dependent mempunyai

ciri atau sifat : Membutuhkan arahan untuk memahami sesuatu; Cara

penyampaian bahasanya lambat adar lebih dipahami orang lain; Lebih

terpengaruh lingkungan atau tergantung pada pendidikan masa lampau; Diajar

untuk selalu peduli pada orang lain; Memiliki keterkaitan sosial yang luas;

Sensitive pada kritik, Butuh mendapat dukungan dan menjauhi kritik yang

bersifat pribadi; Mengingat hal-hal pada lingkup sosial,.

Sedangkan Wahyuddin (2020), field dependent adalah gaya kognitif yang

cenderung menyukai materi ilmu-ilmu sosial, dan mereka lebih unggul dalam

menghapal serta merekam kata-kata orang dari tenaga pendidik.


12

Dari kedua pendapat di atas dapat di simpukan bahwa Field-dependent

sebagai gaya kognitif individu yang cenderung dan sangat bergantung dari

sumber informasi pendidik. Tetapi model ini mempunyai ciri ini lebih berfokus

pada menghapal setiap informasi yang diberikan., dan rasa ingin tahu yang

kurang dominan pada dirinya.

4. Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis Dengan Gaya Kognitif

Dari uraian para ahli tersebut, dapat diartikan bahwa berpikir kritis adalah

sebuah proses dalam menggunakan keterampilan berpikir secara efektif untuk

membantu seseorang membuat sesuatu, mengevaluasi, dan mengaplikasikan

keputusan sesuai dengan apa yang dipercaya atau dilakukan. Kemampuan berpikir

kritis siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut muncul karena

setiap individu memiliki perbedaan. Perbedaan itu di sebabkan karena oleh jenis

gaya kognitif setiap siswa berbeda-beda. Menurut Uno (2006:185) gaya kognitif

ialah cara khas murid dalam belajar, baik yang berhubungan dengan cara

penerimaan dan pengolahan informasi, sikap terhadap informasi, maupun

kebiasaan yang berhubungan dengan lingkungan belajar. Jenis gaya kognitif terbagi

2;

a. Gaya Kognitif Field Independent

Apabila individu yang memiliki gaya kognitif ini dikaitkan pada proses

pembelajaran maka sangat antusias dalam mengerjakan tugas-tugas yang

cenderung berat serta lebih senang untuk bekerja mandiri, dan individu ini juga

bersifat analitis dan kompleks baik, yang cenderung menggunakannya dengan

jika berhasil. Gaya kognitif field-independent memiliki rasa ingin tahu yang
13

tinggi dan kemadirian yang tinngi dalam mendapatkan suatu informasi tidak

bergantung pada tenaga pendidik.

b. Gaya Kognitif Field Dependent

Gaya kognitif ini mempunyai ciri lebih berfokus pada menghapal setiap

informasi yang diberikan., dan rasa ingin tahu yang kurang dominan pada

dirinya bertendensi lebih baik dalam mengingat kembali informasi sosial

semisal dialog serta ilustrasi dari konteks yang diberikan. Gaya kognitif Field-

dependentSangat bergantung pada sumber informasi dari guru, dan cenderung

menghapal dalam proses pembelajarannya.

5. Materi Sistem Persamaan Linar Dua Variabel

Persamaan linear dua variabel ialah persamaan yang memiliki 2 variabel serta

pangkat paling tinggi dari variabelnya adalah satu. Contohnya:

a. 2p + q = 4  variabel p dan q masingg-masing berpangkat 1


b. 3y = x – 5  variabel x dan y masing-masing berpangkat 1
Untuk menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel bisa
menggunakan tiga cara, diantaranya:
1. Metode Subsitusi
Subsitusi atau mengganti/menempatkan, ialah cara mengganti variabel

yang satu dengan variabel lainnya yang sama dari persamaan yang ada

.Contoh; tentukanlah nilai X dan Y pada persamaan berikut

(a) 3X – 2Y = 8

(b) 4X + Y = 7.

Penyelesaian:

(1).......... 3X – 2Y = 8

(2)........... 4X+ Y = 7
14

4X + Y = 7 Kita unah kebentuk lain menjadi Y = 7 – 4X.

Kemudian ganti y dengan 7–4x pada Persamaan 1, Maka

3X – 2(7 –4X) = 8

3X –14 + 8X = 8

11X –14 = 8

11X = 8 + 14

11X = 22,
22
X= 11

X=2

Maka X = 2, kemudian di masukkan kedalam Y = 7 - 4X, diperoleh

Y = 7 – 4 (2)

Y= 7 – 8

Y = -1.

Jadi X dan Y yang didapat adalah (2, -1).

2. Metode Eliminasi
Eliminasi berarti membuang atau menghilangkan. Metode ini digunakan

dengan tujuan untuk mengganti nilai suatu variabel pada persamaan satu ke

persamaan lainya. Adapun cara untuk mengeliminasi satu variabel, ialah

sebagai berikut.

Conto soal Tebtukan nilai X dan Y dari persamaan

a. 2m + 4n = 7

b. 4m 3n = 3

Penyelesaian:
15

2X + 4Y = 7 ×2 4X + 8Y = 14

4X – 3Y = 3 ×1 4X – 3Y = 3 _

0 + 11Y = 11

Y = 11/11

Y=1

2X + 4Y = 7 ×3 6X + 12Y = 21

4X – 3Y = 3 ×4 16X – 12Y = 12 +

22X + 0 = 33

22X = 33
33
X=
22

1
X=12

Jadi nilai (X,Y ) adalah (1 ½ , 1).

3. Metode Grafik
Seperti dengan namanya, metode ini menggunakan grafik. Untuk

mendapatkan himpunan penyelesaian yang cukup akurat, di metode ini

diperlukan kertas petak atau kertas grafik. Adapula langkah dalam

metode grafik sebagai berikut;

1. Tentukan terlebih dahulu nilai (x,y) untuk setiap persamaan.

2. Kemudian gambar grafik untuk kedua persamaan pada kertas

berpetak atau sumbu yang sudah disiapkan sebelumnya

3. Yang terakhir, tentukan titik potong antara dua grafik tersebut

dimana titik potong itu ialah penyelesaian dari SPLDV

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh dibawah;


16

Contoh : tentukan nilai dari

a) 2 M + 3N = 12

b) M – N = 1.

Penyelesaian:

Langkah 1; menentukan (N , Y).

a. Persamaan 1

Misalkan N = 0 Untuk x = 0,
2M + 3N = 12 2M+ 3N = 12
2M + 3( 0) = 12 2(6) + 3N = 12
2M = 12 3N = 12
M = 12/2 N = 12/3
= 6 ........... (6,0) N = 4 ................ (0,4)

b. Persamaan 2

Misalkan y = 0, jadi Untuk x = 0,


M-N=1 M-N =1
M+0=1 0-N =1
x = 1 ............ (1,0) N = 1 .......... (0,1)

Langkah 2. Gambar grafik

Langkah 3. Tentukan titik potong


17

Titik potong dari grafik diatas berada pada titik (3,2).

Jadi nilai (M,N) adalah (3,2)

Berikut Contoh soal yang mencangkup indikator keberhasilan berpikir

kritis:

1. Pasar tradisional yang ada di enrekang , pasar sudu menjual menjual buah-

buahan 2 kg salak dan 3 kg jeruk dengan harga 32 ribu. sedangkan penjual

lain dengan pasar yang sama menjual buah-buahah 3 kg salak dan 2 kg jeruk

dengan harga 33 ribu. Berapakah harga yang harus di jual penenjual lainnya di

pasar yang sama untuk 1 kg salak dan 5 kg jeruk??

Pembahasan:

Diketahui
Misal. A → Harga 1 Jeruk
B→ Harga 1 Salak
Maka: Interpretasi
2 A + 3 B = RP.32.000,00
3 A + 2 B = RP.33.000,00
Untuk lebih mudah disederhanakan dalam bentuk aljabar
2 A+ 3 B = 32.000
3 A + 2 B= 33.000
Ditanyakan
Berapakah harga 1 kg salak dan 5 kg jeruk ?Model Matematika

Maka:
 2 A+ 3 B = Rp.32.000,00
 3 A + 2 B= Rp.33.000,00 Analisis

 Terdapat 1 kg salak dan 5 kg jeruk


Untuk lebih mudah disederhanakan dalam bentuk aljabar
18

 2A+ 3A = 32.000……………….Persamaan 1
 3A + 2B= 33.000……………….Persamaan 2
 A + 5B= …?......……………… Persamaan 3

Mencari nilai B dengan metode eliminasi

2 A+ 3 B = 32.000| x3 | 6 A+ 9 B = 96.000

3 A + 2 B= 33.000| x2 | 6 A + 4 B = 66.000 -

⟺ 5B = 30.000

5𝑌 30.000
⟺ 5
= 5

Evaluasi
⟺ B = 6.000

Sekarang kita subtitusikan persamaan 1 dengan mengganti nilai B


2 A + 3 B = 32.000
2 A + 3(6.000) = 32.000
2 A + 18.000 = 32.000
2 A + 18.000 - 18.000 = 32.000 – 18.000
2 A = 14.000
2𝑋 14.000
2
= 2

A = 7.000
Setelah menemukan harga jeruk dan salak maka kita substitusikan ke persamaan 3
=A+5B
= 7.000 + 5 (6.000)
= 7.000 + 30.000
= 37.000

Inferensi
Jadi, harga 1 kg jeruk dan 5 kg salak adalah Rp.37.000,00

B. Penelitian Yang Relevan


19

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini

diantaranya:

1. Sari Herlina, Agus Dahlia (2018) hasil penelitian menerangkan bahwa Hasil

tes GEFT mahasiswa calon guru matematika semester 1 TA. 2017/2018 di

Universitas Islam Riau memperlihatkan kalau dari Kelas A, ada 26

mahasiswa yang mempunyai gaya kognitif Field Dependent (FD),dan 22

mahasiswa dengan gaya kognitif Field Independent (FI). Untuk kelas B, ada

22 mahasiswa dengan gaya kognitif Field Dependent (FD) dan 32 mahasiswa

dengan gaya kognitif Field Independent (FI). Dari analisis kemampuan

berpikir kritis dan gaya kognitif mahasiswa, tidak terlihat perbedaan yang

mendalam antar mahasiswa yang mempunyai gaya kognitif Field Dependent

dengan yang mempunyai gaya kognitif Fied Independentt.

2. L. Rifqiyana, Masrukan, B. E. Susilo (2016) jumlah siswa dengan gaya

kognitif field dependent lebih banyak daripada jumlah siswa dengan gaya

kognitif field independentt. Siswa jenis FD lemah (FDL) bisa menguasai

kemampuan 1, kurang dikemampuan 2, 3 dan 6 serta tidak mampu

dikemampuan 4 dan 5. Siswa jenis FD kuat (FDK) mampu menguasai

kemampuan 1 dan 2, kurang mampu menguasai kemampuan 3, 4, 5 dan 6.

Siswa jenis FI lemah (FIL) mampu menguasai kemampuan 1, kurang mampu

menguasai kemampuan 2, 3 dan 6 serta tidak mampu menguasai kemampuan

4 dan 5 Siswa jenis FI kuat (FIK) mampu menguasai kemampuan 1, 2 dan 3,

namun kurang menguasai kemampuan 4, 5 dan 6. Dari penelitian ini juga

ditemukan bahwa siswa field dependent merasa keberatan untuk memilih


20

fakta yang terdapat pada masalah yang disajikan jadi disarankan guru

memberikan isyarat agar siswa mampu membedakan informasi yang

diberikan serta siswa field dependent dan field independent memiliki

kesulitan dalam menarik kesimpulan sesuai fakta, sehingga guru bisa

membiasakan siswa untuk menyimpulkan setiap permasalahan yang

diberikan.

3. Ida Kholid (2018) hasil penelitian menjelaskan bahwa ciri murid jika berpikir

kritis di kedua MI bisa disimpulkan; 1) menjelaskan berbagai pertanyaan

dan permasalahan yang serius. 2) merangkum serta memperkirakan

informasi-informasi yang baik. 3) menyimpulkan sesuatu dengan alasan

yang kuat, serta 4) bisa mengatasi kebingungan. Proses berpikir kritis siswa

pada kedua MI tersebut disimpulkan lewat beberapa tahapan yakni; 1)

Klarifikasi yakni menulis masalah, menyatakan masalah dan menandai

masalah di dalam soal. 2) Dukungan dasar yaitu siswa menelaah berbagai

sumber, merilis dan menimbangkan materi yang relevan. 3) Interpretasi

yakni siswa menyampaikan dan menguraikan informasi yang penting

baginya. 4) Analisis yakni siswa mampu menentukan dan menguji

ide/gagasan yang diajukannya dan menuliskan rumus untuk memudahkan

pengerjaan soal tersebut. 5) Inference yakni murid menjawab soal itu

dengan konsep rumus yang sesuai dengan materi pada soal. 6) Eksplanasi

yaitu murid membenarkan konsep dan menyatakan alasan penggunaan

prosedur. Hasil belajar murid pada kedua MI tersebut dapat disimpulkan

yaitu meliputi; 1) Ranah kognitif hasilnya siswa mampu menerapkan


21

pengetahuannya dalam hitungan uang, jual beli dan statistik. Mampu

mengoreksi dan mengkritisi. Memiliki ingatan yang kuat dan bervariasi

dan membuat karya bangun datar dan bangun ruang. 2) Ranah afektif yaitu

siswa memiliki sikap yang sopan dan ada yang lebih paham namun terkadang

kurang memperhatikan penjelasan yang guru sampaikan. Konsentrasi

pada saat pembelajaran dan senang pada mapel matematika. 3) Ranah

psikomotor yaitu siswa dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas-

tugas, aktif dalam pembelajaran dan berkomunikasi lancar.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan

untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis yang ditinjau dari gaya

kognitif materi SPLDV siswa kelas VIII MTs Guppi Buntu Barana

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs. Guppi Buntu Barana yang terletak di

Kabupaten Enrekang. Sedangkan waktu penelitian ini pada semester ganjil tahun

ajaran 2020/2021.

C. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah siswa Kelas VIII MTs Guppi Buntu Barana.

Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil tes Group Embedded Figure Test

(GEFT) kelas VIII MTs Guppi Buntu Barana menurut Witkin. Dari hasil tes

tersebut diperoleh 2 gaya kognitif field independent (FI) dan gaya kognitif Field

Dependent (FD), yang kemudian meminta pertimbangan guru matematika untuk

dipilih satu perwakilan dari kelompok tersebut yang mewakili FI dan FD

1. Subjek gaya kognitif Field-Independent (FI)

Kelompok ini dipilih berdasarkan hasil tes GEFT yang mana siswa yang

menjawab dengan benar > 9 nomor dengan tepat, maka dikategorikan

kedalam gaya kognitif Field-Independent (FI), kemudian untuk subjek

FI dipilih berdasarkan pertimbangan guru matematika.

2. Subjek gaya kognitif Field-Dependent (FD)

22
23

Kelompok ini dipilih berdasarkan hasil tes GEFT yang mana siswa yang

menjawab dengan benar < 9 nomor maka dikategorikan ke dalam gaya

kognitif Field-Dependent (FD), kemudian untuk subjek FD dipilih

berdasarkan pertimbangan guru matematika

D. Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, untuk

memudahkan peneliti dalam mengambil data, maka dibutuhkan instrumen

pendukung seperti tes GEFT, tes kemampuan berpikir kritis, dan yang terakhir

wawancara

1. Tes GEFT

Group Embeddes Figure Test (GEFT) bertujuan untuk

mengelompokkan gaya kognitif siswa Field Independent (FI) Dan Field

Dependent (FD) kelas VIII MTs Guppi Buntu Barana, yang nantinya

akan menjadi salah satu dari perwakilan FD dan FD ini akan menjadi

subjek dalam penelitian ini. Tes ini di kembangkan oleh Witkin

2. Tes kemampuan berpikir kritis

Tes kemampuan berpikir kritis ini bertujuan untuk menentukan

kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

3. Wawancara
24

Wawancara pada penelitian ini berpedoman pada hasil jawaban tes

kemampuan berpikir kritis subjek FI dan FD, yang nantinya dari

jawaban subjek peneliti menggali informasi yang belum belum jelas

pada hasil jawaban siswa agar didapatkan informasi yang lebih valid

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini mengacu pada instrumen penelitian

yang digunakan. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengumpulan

data adalah sebagai berikut :

Memberikan Tes GEFT (Group Embeddes Figure test) untuk

mengelompokkan gaya kognitif siswa kedalam 2 kategori Field-Independent

(FI) Dan Field-Dependent (FD) yang nantinya akan dipilih satu siswa sebagai

subjek penelitian yang mewakili kelompok FI dan FD

Memberikan Tes kemampuan berpikir kritis materi SPLDV untuk

menentukan kemampuan berpikir kritis siswa

Wawancara subjek FI dan FD dari hasil jawaban tes kemampuan berpikir

kritisnya, agar didapatkan data yang valid

F. Keabsahan Data

Keabsahan data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah teknik

triangulasi dikarenakan teknik triangulasi memanfaatkan seluruh data dalam

memeriksa keabsahan data sebagai perbandingan atau pengecekan terhadap

data tersebut. Adapun jenis triangulasi yang peneliti gunakan disini adalah

triangulasi teknik atau metode dikarenakan triangulasi teknik dan metode

membandingkan antara tes dan wawancara pada penelitian. Dalam triangulasi


25

teknik atau metode yang peneliti bandingkan adalah hasil jawaban tes

kemampuan berpikir kritis siswa kemudian dari hasil tes tersebut di wawancara

untuk memastikan keabsahan dari data.

G. Analisis Data

1. Tes GEFT

Tes GEFT (Group Embeddes Figure test) adalah tes yang bertujuan

untuk mengklasifikasikan kedalam 2 kategori Field Independen (FI)

adalah ketika siswa menjawab lebih dari 9 nomor dengan benar ( > 9 )

dengan benar Dan Field Dependent (FD) adalah ketika hasil jawaban

benar siswa siswi kurang dari 9 nomor ( < 9 ). Kemudian dipilih satu

siswa sebagai subjek penelitian yang mewakili kelompok FI dan FD.

Pada tahap ini peneliti harus cermat dalam mereduksi data, artinya

merangkum dan memilih data pokok, dan berfokus pada bagian yang

lebih penting, sehingga akan mempermudah peneliti dan memberi

gambaran yang jelas dari data-data yang didapatkan.

2. Tes Kemampuan Berpikir Siswa

Hasil jawaban Tes Kemampuan Berpikir Siswa dianalisis kemampuan

berpikir kritisnya dalam menyelesaikan soal SPLDV sekaligus

memeriksa hasil jawaban subjek. Pada tahap ini peneliti lebih berfokus

pada penyajian data, maksudnya Penyajian data yang dilakukan adalah

mengklasifikasi dan mendeskripsikan data berdasarkan indikator-

indikator

3. Wawancara
26

Wawancara pada penelitian ini berpedoman pada hasil jawaban tes

kemampuan berpikir kritis subjek FI dan FD, yang nantinya dari jawaban

subjek peneliti menggali informasi yang belum belum jelas pada hasil

jawaban siswa agar didapatkan informasi yang lebih valid. Pada tahap ini

peneliti harus memverifikasi data sebelum mengambil kesimpulan yang

mengarah Jawaban dari hasil penelitian berdasarkan analisis data yang

berasal pada hasil tes dan wawancara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tes

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Enrekang, Kecamtan Curio, Desa

Buntubarana. Lebih tepatnya di MTs Guppi Buntubarana kelas VIII.A, pada materi

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Tes gaya kognitif (GEFT)

dilakukan dikelas VIII.A yang berjumlah 18, dan tes kemampuan berfikir kritis

dilakukan setelah mendapat hasil dari tes gaya kognitif (GEFT) .

Proses pelaksanaan penelitian diawali dengan peneliti memberikan surat

izin penelitian kepada pihak sekolah untuk melakukan penelitian pada hari sabtu

tanggal 7 November 2020 sekaligus memita bantuan . Kemudian pada hari senin

tanggal 9 November 2020 peneliti melakukan tes gaya kognitif (GEFT) dikelas

VIII.A.

Dari hasil tes gaya kognitif (GEFT) diatas dapat kita lihat bahwa siswa yang

menjawab < 9 nomor dengan jawaban yang tepat ada 4 siswa, sedangkan yang

menjawab > 9 nomor dengan jawaban yang tepat ada 14 siswa. Maka yang

memiliki gaya kognitif field-dependent berjumla 4 Siswa dan gaya kognitif field-

independent berjumlah 14 siswa kemudian dipilih 1 perwakilan dari setiap

kelompok dengan pertimbangan guru matematika kemudian di berikan tes kempuan

berpikir kritis materi Sistem Persamaaan Linear Dua Variabel (SPLDV) kemudian

di wawancarai. Adapun hasil tes gaya kognitif (GEFT) dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

27
28

4.1 Tabel hasil Penilaian Skor Tes Gaya Kognitif (GEFT)

No Nama Skor benar Kategori


1 Ahmad Sajjad S. Anwar 10 Field independent
2 Siti Al Waqiah 16 Field independent
3 Asma Nadia 17 Field independent
4 Faris Rahman Faisal 13 Field independent
5 Haisu Muksin 11 Field independent
6 Maqruf 16 Field independent
7 Marhamah Anas 17 Field independent
8 Suaib 17 Field independent
9 Zulfadli Jasman 16 Field independent
10 Muh. Fakhrul Mustafa 15 Field independent
11 Sahrul Gunawan 18 Field independent
12 Intan Nurhayati Sapan 18 Field independent
13 Nurul Annisa 12 Field independent
14 Nurul Azizah Imran 15 Field independent
15 Ainun Thahirah H 8 Fileld dependen
16 Muh. Akmal Jafar 8 Fileld dependen
17 Muh. Asyraf Hasbullah 8 Fileld dependen
18 Muh. Farhan 8 Fileld dependen

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil tes gaya kognitif (GEFT), seperti

pada tabel 4.1. Empat siswa mewakili gaya kognitif field-dependent, sedangkan 14

siswa lainnya mewakili gaya kognitif field-independent.

Dari siswa yang mewakili gaya kognitif field-dependent, terdapat 3 laki-laki

dan 1 perempuan. Maka dari itu peniliti meminta pertimbangan dari guru

matematika dari ke empat siswa tersebut yang bisa mewakili gaya kognitif field-
29

dependent yang nantinya akan di berikan tes kemampuan berfikir kritis dan

waawancara nantinya. Guru matematika memilih subjek perempuan dengan inisial

AN karena termasuk siswa yang aktif di mata pelajaran matematika dan mampu

berkomunikasi dengan baik di bandingkan ketiga laki-laki tersebut. Maka dipilih

AN menjadi subjek penelitian yang mewakili gaya kognitif field-dependent.

Untuk siswa yang mewakili gaya kognitif field-independet, terdapat 14

siswa dan akan dipilih 1 orang untuk mewakili gaya kognitif field-independent,

maka dari itu peneliti meminta pertimbangan guru matematika, yang nantinya akan

diberikan tes kemampuan berfikir kritis dan wawancara. Guru matematika memilih

subjek dengan inisial siswa AT karena dibandinngkan 13 siswa lainnya, subjek AT

yang paling menonjol pada mata pelajaran matematika. Maka dari itu peneliti

memilih subjek dengan inisial AT untuk mewakili gaya kognitif field-independent.

Setelah dipilih satu siswa yang mewakili setiap kelompok gaya kognitif file-

dependent dan file-independent, dari pertimbangan guru matematika, pada tanggal

11 November kedua subjek tersebut di berikan tes kempuan berfikir kritis materi

SPLDV di rumah salah satu subjek, kemudian di berikan wawancara.

4.2 Tabel Subjek Penelitian

No. Inisial Subjek Kode Subjek Keterangan

1. AN FI Gaya kognitif Field-Independent

2. AT FD Gaya kognitif Field-Dependent


30

Dari data hasil kerja siswa dan wawancara subjek, maka dipaparkan hasil

penelitian kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV) ditinjau dari Gaya kognitif , dapat dilihat dalam

uraian berikut.

C. Paparan Data

1. Subjek gaya kognitif File-Independent

a. Hasil Kerja dan Wawancara Subjek

Hasil tes dan petikan wawancara subjek gaya kognitif File-independent pada

soal nomor satu. Data tersebut dipaparkan mengenai kemampuan berpikir kritis

dalam menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

ditinjau dari gaya kognitif baik secara tulisan maupun lisan.

Gambar 4. 1 Hasil Kerja Nomor Satu Subjek gaya kognitif file-independent


31

Dari hasil kerja subjek gaya kognitif Field-independen, dapat dilihhat

bahwa subjek menulikan pemisalan untuk X adalah buku tulis dan Y adalah

penggaris, kemudian menuliskan yang diketahui 4X + 2Y = 13.000 ; 3X + Y =

9.000, kemudian menuliskan yang ditanyakan disini 10X + 3Y = ....?. kemudian

subjek juga menyelesaikan hasil soal dengan tepat, ini terbukti didapatkan nilai

X=2.5000, dan nilai Y=1.500. Lalu dari hasil tersebut sabjek juga menuliskan

kesimpulan yang didapatkan itu adalah untuk membeli 10 buku dan 3 penggaris

adalah 29.500.

Berdasarkan hasil kerja subjek gaya kognitif File-independent di atas, dapat

dilihat subjek mampu menyelesaikan tes pada soal nomor satu pada setiap indikator

dengan sangat baik dan tepat.

Adapun indikator yang dicapai siswa dalam menyelesaikan soal kemampuan

berpikir kritis :

 Untuk indikator interpretasi subjek FI dapat menuliskan unsur yang diketahui

dan yang ditanyakan pada soal.

 Untuk indikator analilis Subjek FI juga mampu nenuliskan hubungan antara

konsep, serta memilih strategi yang tepat dalam mengerjakan soal

 Untuk indikator evaluasi, hasil jawaban dari subjek FI sudah baik dan benar

 Untuk indikator inferensi subjek FI membuat kesimpulan dari jawaban pada

soal tersebut

Berikut wawancara subjek gaya kognitif field-independent

P : Coba lihat soal nomor 1dek. soalnya tentang apa?


FI : Soal ini, soal bentuk cerita sistem persamaan linear 2 variabel yang
mencari nilai x dan y
32

P : Dari soal tersebut apa yang adik pahami?


FI : Diketahui misalkan harga buku adalah x terus harga penggaris
adalah y, maka pers.1 4x+2y=13.000 dan pers.2 3x+y=9.000
P : lalu apa nya yang di cari?
FI : yang di cari itu harga 10 buku tulis ditambah harga 3 penggaris kak
P : metode apa yg kita gunakan untuk menyelesaikan ini soal.
FI : eliminasi dan subsitusi kak.
P : bagaimana langka-langka atau cara kerjanya itu dek?
FI :kan pers.1 tadi itu kak 4x+2y=13.000 sama dengan pers.2
3y+y=9.000 di eliminasi kak baru didapat nilai x= 2.500 baru di
subsitusi lagi kak nilai x nya ke pers.2 didapat mi nilai y = 1.500 baru
di jumlahkan mi x dengan y nya kak.
P : coba simpulkan dari hasil yang didapat dek?
FI : Jadi harga 10 buku ditambah 3 penggaris Rp 29.500 kak

Dari hasil wawancara tersebut, Dilihat bahwa subjek gaya kognitif field-

independent dapat memahami yang diketahui dan ditanyakan dalam soal, kemudian

subjek FI mampu memaparkan dari mana menemukan konsep yang diberikan untuk

menyelesaikan soal tersebut, lalu subjek menjelaskan cara bagaiman

menyelesaikan soal dengan benar, dan juga subjek FI mampu menarik kesimpulan

dari apa yang ditanyakan dari soal secara benar dan tepat.

Dari hasil tes dan wawancara menunjukkan subjek gaya kognitif field-

independent memenuhi keempat indicator berpikir kritis yaitu menuliskan yang

diketahui dan ditanyakan (interpretasi), mampu mengidentifikasi hubungan antara

konsep yang akan digunakan (analisis), menggunakan strategi yang tepat dalam

menyelesaikan soal (evaluasi), dan membuat kesimpulan dari soal tersebut

(inferensi).

Berikut ini disajikan hasil tes dan wawancara subjek gaya kognitif File-

Independent pada soal nomor dua. Data tersebut dipaparkan mengenai kemampuan
33

berpikir kritis dalam menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

ditinjau dari gaya kognitif baik secara tulisan maupun lisan.

Gambar 4. 2 Hasil Kerja Nomor dua Subjek gaya kognitif File-independent

Dari hasil kerja subjek gaya kognitif Field-independen, dapat dilihhat

bahwa subjek menulikan pemisalan untuk X adalah Tiket orang dewasa dan Y

adalah Tiket Anak-anak, kemudian menuliskan yang diketahui 2X + Y = 170.000 ;

X + 3Y = 9.000, kemudian menuliskan yang ditanyakan disini 3X + 3Y = ....?.

kemudian subjek juga menyelesaikan hasil soal dengan tepat, ini terbukti

didapatkan nilai X=65.000, sedangkan untuk nilai Y=40.000. Lalu dari hasil

tersebut sabjek juga menuliskan kesimpulan yang didapatkan itu adalah untuk

membeli 10 buku dan 3 penggaris adalah 315.000.


34

Berdasarkan hasil kerja nomor 2 subjek FI dapat dilihat subjek mampu

menyelesaikan soal kemampuan berpikir kritis untuk so nomor 2 dengan sangat

baik. Hal tersebut dilihat dari indicator yag dicapai siswa dalam menyelesaikan soal

kemampuan berpikir kritis:

 Untuk indikator interpretasi subjek FI mampu menuliskan yang diketahui dan

yang ditanyakan pada soal tersebut dengan tepat

 Untuk indikator analisis subjek FI tidak terkecoh sama sekali dengan tepat

konsep yang akan digunakan, serta mampu memilih strategi yang tepat dalam

menyelesaikan soal

 Untuk indikator evaluasi, disini dapat dilihat hasil jawaban yang baik dan

benar.

 Untuk indikator inferensi subjek FI juga menuliskan kesimpulan hasil kerja

soal nomor 2

Berikut ini petikan wawancara pada subjek gaya kognitif field-independent

P : kita lanjut di nomor 2


FI : Iye kak
P : apa yang adek pahami pada soal nomor 2?
FI : sama seperti soal nomor 1 kak soal sistem persamaan linear 2
variabel,
P : coba jelaskan lagi apa yang di ketahui pada soal ini?
FI : Diketahui kak misalkan x itu tiket orang dewasa, dan y itu tiket anak-
anak, maka pers.1nya 2x+y=170.000. pers.2 x+3y=185.000
P : lalu apanya yang di cari di soal nomor 2 dek
FI : mencari berapa harga 3 tiket orang dewasa dan 3 harga tiket anak-
anak kemudian di jumlahkan harganya kak
P : lalu apa metode yang adek pakai disini?
FI : masih menggunakan metode eliminasi dan subsitusi kak.
P : terus bagaimana cara menyelesaikannya dek?
FI : saya eliminasi pers.1 2x+y=170.000 sama pers.2 2x+3y=185.000 kak
baru didapat nilai x= 65.000 kalau untuk mencari nilai y supaya lebih
35

muda kak nilai x di supsitusi ke ke pers.1 kak didapat mi nilai y =


1.500 kak
P : jadi apa kesimpulan jawabannya itu?
FI : harga yang harus dibayar 3 tiket dewasa dan 3 tiket anak-anak itu
harganya 315.000
P : yakin miki dengan jawabanta itu dek?
FI : iye kak
P : oke dekk.. terimaksih banyak
Dilihat dari hasil wawancara subjek FI nomor 2, subjek FI mampu

menjelaskan dengan baik yang diketahui dan ditanyakan soal nomor 2. Kemudian

subjek FI mampu memaparkan konsep dan memilih strategi yang tepat untuk

mengerjakan soal tersebut Kemudian subjek FI mampu menjelaskan proses

menentukan jawaban dengan benar. Serta subjek FI mampu menarik kesimpulan

dengan tepat.

Dari hasil tes dan wawancara menunjukkan subjek gaya kognitif field-

independent pada soal nomor dua memenuhi keempat indicator berpikir kritis yaitu

menuliskan yang diketahui dan ditanyakan (interpretasi), mampu mengidentifikasi

hubungan antara konsep yang akan digunakan (analisis), menggunakan strategi

yang tepat dalam menyelesaikan soal (evaluasi), dan membuat kesimpulan dari soal

tersebut (inferensi).

2. Subjek Gaya Kognitif File-Dependent

a. Hasil Kerja dan Wawancara Subjek

Hasil tes dan wawancara subjek gaya kognitif File-dependent pada soal

nomor satu. Data tersebut dipaparkan mengenai kemampuan berpikir kritis dalam

menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) ditinjau dari

gaya kognitif baik secara tulisan maupun lisan.


36

Gambar 4. 3 Hasil Kerja Nomor satu Subjek gaya kognitif File-dependent

Dari hasil kerja subjek gaya kognitif Field-dependen, dapat dilihhat bahwa

subjek menulikan langsung menuliskan untuk persamaan 1 4X + 2Y = 13.000 ;

persamaan 2 3X + Y = 9.000, kemudian untuk persamaan 3 10X + 3Y = ....?. dan

dari jawaban dan langkah kerja subjek ini juga cukup memuaskan ini terbukti

subjek mendapatkan nilai X=2.5000, dan nilai Y=1.500. setelah mendapatkan nilai

X dan nilai Y subjek mencari nilai dari persamaan 3 10X + 3Y = 29.000. Subjek

hanya berfokus pada mencari persamaan 3 tanpa menyimpulkan hasil jawaban yang

didapatkan.

Berdasarkan hasil kerja subjek gaya kognitif field-dependent diatas, dapat

dilihat bahwa untuk indikator kemmpuan berfikir kritisnya adalah sebagai berikut :

 Untuk inikator interpretasi subjek FD tidak menuliskan apa yang diketahui

dan ditanyakan dari soal nomor 1,


37

 Untuk inikator analisis subjek FD mampu mengidentifikasi hubungan antara

konsep dan memilih startegi yang tepat dengan menuliskan persamaan 1, 2,

dan 3.

 Untuk inikator evaluasi subjek FD menyelesaikan soal dengan hasil

jawaban yang baik dan benar,

 Untuk indikator infrensi subjek FD tidak dapat menarik kesimpulan dari apa

yang ditanyakan pada soal nomor 1.

Berikut ini disajikan wawancara pada subjek gaya kognitif File-dependent


P : Perhatikan soal nomor 1dek.
FD : iye kak
P : Apa yang dipahami pada soal?
FD : soal tentang SPLDV kak tapi dalam bentuk cerita
P : Terus, apalagi yang adik pahami dari soal?
FD : saya ketahui, misalkan pers.I 4x+2y=13.000 dan pers.2 3x+y=9.000
pers.3 10x+3y=... kak
P : lalu apa nya yang di cari disini dek
FD : yang di cari itu kak nilanya pers.3 10x+3y
P : metode apa yg kita gunakan untuk menyelesaikan ini soal.
FD : eliminasi dan subsitusi kak.
P : bagaimana cara mengerjakannya itu dek?
FD :mencari nilai x kak dengan cara pers.1 4x+2y=13.000 dengan pers.2
3y+y=9.000 di eliminasi kak baru nilai x nya di supsitusi ke pers.2
kak untukmencari nila y kemudian di nilai x sama nilai y nya di
subsitusi lagi ke pers.3 kak
P : jadi coba simpulkan dari hasil yang didapat dek?
FD : saya belum bisa simpulkan kak, yang jelas sudah dapat hasilnya kak
P : oh,, oke dek
Dilihat dari hasil wawancara, dapat dilihat subjek gaya kognitif File-

dependent belum mampu memahami dengan dengan baik apa saja yang diketahui

dan ditanyakan pada soal hanya menyebutkan persamaan 1, 2, dan 3. Akan tetapi,

subjek FD mampu memaparkan konsep yang diberikan serta memilih strategi yang

tepat untuk menyelesaikan soal tersebut, hasil jawaban subjek FD juga sudah baik
38

dan benar. Namun subjek FD tidak menyimpulkan hasil jawaban pada soal nomor

1.

Dari hasil tes dan wawancara menunjukkan subjek gaya kognitif field-

dependent pada soal nomor satu memenuhi hanya memenuhi dua indikator berpikir

kritis yaitu mampu mengidentifikasi hubungan antara konsep yang akan digunakan

(analisis), menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal (evaluasi),

Hasil tes dan wawancara subjek gaya kognitif Field-Dependent pada soal

nomor dua. Data tersebut dipaparkan mengenai kemampuan berpikir kritis dalam

menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) ditinjau dari

gaya kognitif baik secara tulisan maupun lisan.

Gambar 4. 4 Hasil Kerja Nomor dua Subjek gaya kognitif Field-dependent

Dari hasil kerja subjek gaya kognitif Field-dependen, dapat dilihhat bahwa

subjek menulikan langsung menuliskan untuk persamaan 1, 2X + Y = 170.000 ;

persamaan 2, X + 3Y = 185.000, kemudian untuk persamaan 3, 3X + 3Y = ....? dan


39

dari jawaban dan langkah kerja subjek ini juga cukup memuaskan ini terbukti

subjek mendapatkan nilai X=65.000, dan nilai Y=40.000. setelah mendapatkan

nilai X dan nilai Y subjek mencari nilai dari persamaan 3, 3X + 3Y = 315.000.

Subjek hanya berfokus pada mencari persamaan 3 tanpa menyimpulkan hasil

jawaban yang didapatkan.

Dari hasil kerja nomor 2 subjek FD, dapat dilihat bahwa untuk indikator

kempuan berpikir kritis subjek FD adalah :

 Untuk indikator interpretasi subjek FD tidak menuliskan yang diketahui dan

ditanyakan pada soal nomor2,

 Untuk indikator anlisis subjek FD mampu mengidentifikasi hubungan antara

konsep yang akan digunakan serta memilih strategi yang tepat dalam

menyelesaikan soal,

 Untuk indikator evaluasi hasil jawaban dan cara kerja subjek FD sudah baik

dan benar

 Untuk indikator inferensi, subjek FD tidak menuliskan hasil kesimpulan yang

didapat

Berikut ini petikan wawancara pada subjek gaya kognitif file-independent

P : perhatikan soal nomor 2


FD : iye kak
P : apa yang dipahami pada soal nomor 2?
FD : masih soal sistem persamaan linear 2 variabel kak
P : coba jelaskan lagi apa yang di ketahui pada soal ini?
FD : diketahui pers.1nya itu 2x+y=170.000. pers.2 x+3y=185.000 sama
pers.3 3x+3y=... kak
P : lalu apanya yang di cari di soal nomor 2 dek
FD : mencari hasil dari pers.3 kak
P : lalu apa metode yang adek pakai?.
40

FD : masih menggunakan eliminasi dan subsitusi kak.


P : terus bagaimana cara menyelesaikannya dek?
FD : pers.1 2x+y=170.000 dengan pers.2 2x+3y=185.000 kak saya
eliminasi untuk mencari nilai x nya hasil yang saya dapat disini kak
x= 65.000. dan niliai y nya itu kak didapat dari hasil subsitusi nilai x
ke pers.1 kak lalu untuk hasilnya saya subsitusi lagi nilai x dan y ke
pers.3 kak
P : jadi apa kesimpulan jawabannya dek?
FD : kalau hasil jawabannya itu ji kak tapi kalau kesimpulan tidak tau ka
kak
P : yakin jaki dengan hasil jawabanta?
FD : iye kak
P : oke dekk.. terimaksih banyak
FD : iye kak sama-sama
Dilihat dari hasil wawancara tersebut, dapat dilihat subjek gaya kognitif

Field-dependent hanya menyebutkan persamaan 1, 2, dan 3, tidak menuliskan apa

yang diketahui dan ditanyakan pada soal nomor 2. Subjek FD mampu menjelaskan

konsep dan strategi yang dipakai dalam mengerjakan soal, serta subjek FD dapat

menjelaskan cara penyelesaian dan hasil jawaban yang didapat suah baik dan benar,

akan tepai subjek FD tidak menyimpulkan hasil jawaban yang didapat .

Dari hasil tes dan wawancara menunjukkan subjek gaya kognitif field-

dependent pada soal nomor dua hanya memenuhi dua indikator yaitu mampu

mengidentifikasi hubungan antara konsep yang akan digunakan (analisis),

menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal (evaluasi),

D. Hasil dan Pembahasan

1. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Subjek Gaya Kognitif Field-

independent
41

Berdasarkan hasil kerja subjek gaya kognitif File-independent di atas, dapat

dilihat bahwa subjek mampu mengerjakan soal dengan baik sekali. Dapat dilihat

subjek FI menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada soal (interpretasi).

Selanjutnya subjek FI mampu mengidentifikasi hubungan antara konsep yang akan

digunakan dalam menyelesaikan soal (analisis). Pada indikator evaluasi, subjek FI

menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal sehingga hasil jawaban

sudah baik dan benar (evaluasi), serta mampu membuat kesimpulan dari soal

tersebut (inferensi).

Dari hasil tes dan wawancara menunjukkan subjek gaya kognitif field-

independent pada soal nomor dua memenuhi keempat indicator berpikir kritis yaitu

menuliskan yang diketahui dan ditanyakan (interpretasi), mampu mengidentifikasi

hubungan antara konsep yang akan digunakan (analisis), menggunakan strategi

yang tepat dalam menyelesaikan soal (evaluasi), dan membuat kesimpulan dari soal

tersebut (inferensi).

2. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Subjek Gaya Kognitif File-

Dependent

Dari hasil tes dan wawancara menunjukkan subjek gaya kognitif field-

independent pada soal nomor dua memenuhi keempat indicator berpikir kritis

yaitu menuliskan yang mampu mengidentifikasi hubungan antara konsep yang

akan digunakan (analisis), dan menggunakan strategi yang tepat dalam

menyelesaikan soal (evaluasi), Hal ini dikarenakan pada indikator Interpretasi

Subjek FD Belum mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada

soal, sedangkan untuk indikator Inferensi, Subjek FD belum mampu


42

nenunjukkan kesimpulan dari jawaban yang ia dapatkan, hal ini di buktikan

keterangan subjek yang mengatakan “yang jelas jawabannya sudah

didapatkan”. Hal ini sesui dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

L.Rifqiana,(2015)“Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII

Dengan Pembelajaran Model 4k Ditinjau Darigaya Kognitif” Untuk kategori

Field –dependent lemah (FDL), hanya mampu menguassai 1 indikator

kemapuan berfikir kritis, yakni kemampuan merumuskan masalah, sedangkan

field-dependent kuat (FDK) hanya mampu menguasai 2 indikator, yakni

kemampuan menanyakan dan menjawab pertanyaan berupa kemampuan

menentukan fakta yang ada.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berlandaskan pembahasan yang dipaparkan dan apa yang dilakukan penelti

diatas dapat kita lihat bahwa kesimpulan dari penelitian ini bahwa:

1. Subjek gaya kognitif field-Independen (FI) memenuhi ke empat indikator

kempuan berpikir kritis :

a) Interpretasi, yaitu mampu mengetahui unsur yang diketahui dan

yang ditanyakan pada soal

b) Analisis, yaitu mampu mengidentifikasi hubungan antara konsep

yang akan digunakan

c) Evaluasi, yaitu menggunakan strategi yang tepat dalam

menyelesaikan soal

d) Inferensi, yaitu membuat kesimpulan dari soal tersebut.

2. Subjek gaya kognitif field-dependent (FD) hanya memenuhi dua indikator

berpikir kritis :

a) Analisis yaitu mampu mengidentifikasi hubungan antara konsep

yang akan digunakan

b) Evaluasi, yaitu menggunakan strategi yang tepat dalam

menyelesaikan soal

43
44

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dari penelitian kemampuan berpikir kritis yang

di tinjau dari gaya kognitif materi SPLDV kelas VIII MTs guppi buntu barana,

saran yang di ajukan penelti adalah:

1. Bagi tenaga pendidik MTs Guppu Buntu Barana, terkhusus tenaga pengajar

matematika kelas VIII, sebagai bahan evaluasi agar memudahkan dalam

mengajar materi SPLDV.

2. Diharapkan siswa kelas VIIIa MTs Guppi Bntu Barana agar lebih giat dalam

belajar dan berlatih soal-soal berpikir kritis sehinggah lebih mudah dalam

menyelesaikan soal dengan baik dan tepat.

3. Bagai peneliti, diharapkan untuk peneliti lainnya yang ini melakukan

penelitian yang serupa dengan ini agar kiranya memperbanyak referensi

keilmuan terkait kempuan berpikir kritis dan referensi mengenai gaya

kognitif, agar nantinya menjadi referensi mempermudah peneliti dalam

mengembangkan penelitian yang di lakukan, dan alangka baiknya jika

peneliti berikutnya mengangkat materi tes yang berbeda dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Depdiknas.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Ennis, R. H.1996. Critical Thinking. USA: Prentice Hall, Inc.

Farikhah, A. 2014. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pemecahan


Masalah Matematis. Semarang: UIN Walisongo Semarang

Hardiyanti, S. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted


Individualization terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa
Kelas X SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan T. P. 2018/2019. Medan: UIN
Sumatera Utara Medan

Haryani, D. 2012. Membentuk Siswa BerpikirKritis Melalui Pembelajaran


Matematik.Yogyakarta: Prosiding Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA
UNY

Herlina, S. & Dahlia. A. 2018. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis


Mahasiswa Calon Guru Ditinjau Dari Cognitive Style Berdasarkan Field
Independent Dan Field Dependent.Riau: Universitas Islam

Izzaty, R. E. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Kholid. I. 2018. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pemecahan Masalah


Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang

Lambertus. 2009. Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam


Pembelajaran Matematika di SD. Forum Pendidikan. 28(3): 136-142

Lexy. M. J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar.


Various Approaches In Learning & Teaching. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Prihatini. 2018. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis


Menggunakan Pendekatan Open Ended. Tangerang: Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya

Rifqiyana. L. & Susilo. M. B. E. 2016. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


Kelas Viii Dengan Pembelajaran Model 4k Ditinjau Dari Gaya Kognitif
Siswa. Surakarta

45
46

Rifqiyana. L. 2015. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dengan


Pembelajaran Model 4 Kmateri Geometri Kelas Viii Ditinjau Dari Gaya
Kognitif Siswa. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Sani, R. A. 2019. Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills).


Tangerang: Tsmart Printing

Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Teaching and Learning


Motivation and Motivation. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun K. B. B. I.200. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka:


Jakarta

Uno, H. B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. New Orientation in


Learning Psychology. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Wahyuddin. 2020. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau Dari Gaya


Kognitif Mahasiswa. Unismuh Makassar

Woolfolk, A. 2004. Educational Psychology. Boston: Pearson Educational.

Yulianti, D. & Wiyanto. 2010. Perancangan Pembelajaran Inovatif Prodi Pendidikan


Fisika. Semarang: LP2M.
47

Lampiran
48

Lampiran A
Tes Gaya Kognitif (GEFT)
A.1 Petunjuk Tes Gaya
Kognitif (Geft)
A. 2 Tes Gaya kognitif
49

PETUNJUK PENYELENGGARAAN TES GAYA KOGNITIF (GEFT)

(diadopsi dari I Nyoman S Degeng)

Bahan yang perlu disiapkan :

1. Naskah soal (dalam perangkat ini disebut GEFT)

2. Stop-watch atau jam tangan

3. Pensil lunak dengan penghapus yang siap pakai, sejumlah peserta tes. Perlu
juga ada pensil tambahan bagi yang membutuhkan

4. Petunjuk Pelaksanaan

5. Bagikan naskah tes, pensil dan penghapus

6. Peset mengisi identitas

7. Peserta membaca petunjuk mengerjakan tes. (Harus diingatkan bahwa


peserta hanya boleh membuka naskah tes sampai halaman 3 dalam
mengerjakan soa)

8. Setelah yakin bahwa peserta telah membaca hingga halaman 3. Penjaga


mengingatkan bahwa ada 5 butir penting yang tidak boleh dilupakan, seperti
tercantum pada halaman 3

9. Sebelum tes dimulai, berilah pertanyaan terlebih dahulu apakah diantara


peserta ada hal perlu ditanyakan terkait soal tes?

10. Selanjutnya mulai tes bagian pertama dalam waktu 2 menit untuk 7 soal.

11. Tes bagian kedua dalam waktu 5 menit untuk 9 soal

12. Tes bagian ketiga dalam waktu 5 menit untuk 9 soal

13. Total waktu tes seluruhnya adalah 12 menit


50

** Semoga Sukses**

LAMPIRAN 1

Instrumen Group Embedded Figure Test (GEFT)

GROUP
EMBEDDED
FIGURES TEST

Nama :
Kelas / No. Absen :
Jenis Kelamin :
Tempat/tanggal lahir :
Tanggal (hari ini) :
Nomor HP :
PENJELASAN
Tes ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan anda dalam menemukan
bentuk sederhana yang tersembunyi pada gambar rumit.
Pada gambar berikut tentukan dan beri garis tebal bentuk sederhana yang
bernama ‘Y’ dalam gambar rumit di bawah ini :

“Y”
Bentuk sederhana yang diberi nama “Y” tersembunyi di dalam gambar
rumit yang lebih rumit di bawah ini
51

JAWABAN:

Pada halaman-halaman berikut, akan ditemukan soal-soal di atas. Pada


setiap halaman anda akan melihat sebuah gambar rumit dan kalimat
dibawahnya merupakan kalimat yang menunjukkan bentuk sederhana yang
tersembunyi di dalamnya.
Untuk mengerjakan setiap soal, lihatlah sampul belakang dari buku ini
untuk melihat bentuk sederhana yang harus ditemukan. Kemudian berilah
garis tebal pada bentuk yang sudah ditemukan di gambar rumit.
Perhatikan pokok-pokok berikut ini:
1. Lihat kembali pada bentuk sederhana jika dianggap perlu.
2. Hapus semua kesalahan.
3. Kerjakan soal-soal secara urut, jangan melompati sebuah soal
kecuali anda benar- benar tidak bisa menjawabnya.
4. Banyaknya bentuk yang ditebalkan hanya satu saja. Jika anda
melihat lebih dari satu bentuk sederhana yang tersembunyi pada
gambar rumit, maka yang perlu ditebali hanya satu saja.
5. Bentuk sederhana yang tersembunyi pada gambar rumit,
mempunyai ukuran, perbandingan, dan arah menghadap yang
sama dengan bentuk sederhana pada gambar belakang.
52

Jangan membalik halaman sebelum ada

instruksi

BENTUK-BENTUK SEDERHANA

A B C

D E F

G H
53

SESI PERTAMA

1.

Carilah bentuk sederhana “B”

2.

Carilah bentuk sederhana “G”

3.

Carilah bentuk sederhana “D”

4.

Carilah bentuk sederhana “E”


54

5.

Carilah bentuk sederhana “C”

6.

Carilah bentuk sederhana “F”

7.

Carilah bentuk sederhana “A”

SILAHKAN BERHENTI

Tunggu pada instruksi lebih


lanjut
55

SESI KEDUA

1.

Carilah bentuk sederhana “G”

2.

Carilah bentuk sederhana “A”

3.

Carilah bentuk sederhana “G”

4.

Carilah bentuk sederhana “E”


56

Teruskan ke halaman
berikutnya

5.

Carilah bentuk sederhana “B”

6.

Carilah bentuk sederhana “C

7.

Carilah bentuk sederhana “E”

8.

Carilah bentuk sederhana “D”


57

Teruskan ke halaman
berikutnya

9.

Carilah bentuk sederhana “H”

SILAHKAN BERHENTI

Tunggu pada instruksi lebih


lanjut
58

SESI KETIGA

1.

Carilah bentuk sederhana “F”

2.

Carilah bentuk sederhana “G”

3.

Carilah bentuk sederhana “C”

4.

Carilah bentuk sederhana “E”


59

Teruskan ke halaman
berikutnya

5.

Carilah bentuk sederhana “B”

6.

Carilah bentuk sederhana “E”

7.

Carilah bentuk sederhana “A”

8.

Carilah bentuk sederhana “C”


60

Teruskan ke halaman
berikutnya

9.

Carilah bentuk sederhana “A”

SILAHKAN BERHENTI

Tunggu pada instruksi lebih


lanjut
61

Lampiran B
Tes Kemampuan Berfikir
Kritis
B.1 Soal Tes
B.2 Teknik Penilaian
62

LEMBAR SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Sekoah : MTs. Guppi Buntu Barana

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VIII

Waktu : 120 Menit

Petunjuk Pengerjaan Soal

1. Membaca doa sebelum mengerjakan soal


2. Tulislah Nama, Nis, dan Kelas pada lembar jawaban
3. Bacalah soal dengan cermat dan teliti
4. Kerjakan soal secara individu dan gunakan berbagai strategi untuk
menjawab soal
5. Periksa jawaban kembali sebelum dikumpulkan

2. Harga 4 buku tulis dan 2 Penggaris Rp13.000,00. Jika Erwin


membeli 3 buah buku tulis dan sebuah penggaris dengan harga
Rp9.000,00, berapa yang harus di bayar Ammar untuk membeli
Harga 10 buku tulis dan 3 penggaris ?

3. Pengelola kapal wisata menjual tiket untuk satu rombongan


keluarga yang terdiri dari 2 orang dewasa dan 1 anak dengan tarif
tiket sebesar Rp 170.000,00. Tidak lama kemudian datang
rombongan keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa membawa 3
orang anaknya membayar tiket sebesar Rp. 185.000,00. Berapa tarif
yang harus dibayar rombongan keluarga yang terdiri dari 3 orang
dewasa dan 3 orang anak.?
…..SELAMAT MENGERJAKAN…..
63

Keterangan
No Langkah Penyelesaian
Indikator

Diketahui

Misal. X → Harga 1 Buku Tulis

Y→ Harga 1 Penggaris

Maka:



Untuk lebih mudah disederhanakan dalam bentuk
Interpretasi
aljabar


1
Ditanyakan

Berapa yang harus di bayar Ammar untuk membeli


Harga 10 buku tulis dan 3 penggaris ?

Maka:

4𝑋 + 2𝑌 = 𝑅𝑝. 13.000,00

3𝑋 + 𝑌 = 𝑅𝑝. 9.000.00 Analisis

10𝑋 + 3𝑌 =. . . . . . ?

Untuk lebih mudah disederhanakan dalam bentuk


aljabar
64

4𝑋 + 2𝑌 = 13.000 … … … … … … … . 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 1

3𝑋 + 𝑌 = 9.000 … … … … … . . … … . 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 2

10𝑋 + 3𝑌 =. . . . . . ? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 3

Mencari nilai x dengan metode eliminasi

4𝑋 + 2𝑌 = 13.000 | 𝑥1 | 4𝑋 + 2𝑌 = 13.0000

3𝑋 + 𝑌 = 9.000 | 𝑥2 | 6𝑋 + 2𝑌 = 18.000 −

⟺ −2𝑋 = −5.000

−2𝑋 −5.000
⟺ =
−2 −2

⟺ 𝑋 = 2.500
Evaluasi

Sekarang kita subtitusikan persamaan 2 dengan


mengganti nilai X

3𝑋 + 𝑌 = 9.000

3(2.500) + 𝑌 = 9.000

7.500 + 𝑌 = 9.000

7.500 + 𝑌 – 7.500 = 9.500 – 7.500


65

𝑌 = 2.000

Selanjutnya kita akan menghitung berapa yang harus di


bayar Ammar untuk membeli Harga 10 buku tulis dan
3 penggaris

10𝑋 + 3𝑌 =

10(2.500) + 3(2.000) =

25.000 + 6.000 = 31.000

Jadi, Harga 10 buku tulis dan 3 penggaris yang harus


Inferensi
dibayar Ammar adalah sebesar Rp.31.000,00

Diketahui

Misal. X → Tiket orang dewasa

Y→ Tiket anak-anak

Maka: Interpretasi
2
2𝑋 + 𝑌 = 𝑅𝑝. 170.000,00
𝑋 + 3𝑌 = 𝑅𝑝. 185.000,00

Untuk lebih mudah disederhanakan dalam bentuk


aljabar
66

2𝑋 + 𝑌 = 170.000
𝑋 + 3𝑌 = 185.000

Ditanyakan

Berapa tarif yang harus dibayar rombongan keluarga


yang terdiri dari 3 orang dewasa dan 3 orang anak.?

Maka:



 Berapa tarif yang harus dibayar
rombongan keluarga yang terdiri dari 3
orang dewasa dan 3 orang anak.? Analisis

Untuk lebih mudah disederhanakan dalam bentuk


aljabar



 3𝑋 + 3𝑌 = … ? … . … … . . … 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 3
Mencari nilai Y dengan metode eliminasi

2𝑋 + 𝑌 = 170.000 | 𝑥3 | 6𝑋 + 3𝑌 = 510.000
𝑋 + 3𝑌 = 185.000 | 𝑥1 | 𝑋 + 3𝑌 = 185.000 −
⟺ 5𝑋 = 325.000
5𝑥 325.000
⟺ = Evaluasi
5 5

⟺ 𝑋 = 65.000

Sekarang kita subtitusikan persamaan 1 dengan


mengganti nilai X

2𝑋 + 𝑌 = 170.000
67

2(65.000) + 𝑌 = 170.000

130.000 + 𝑌 = 170.000

130.000 + 𝑌 – 132.000 = 170.000 – 130.000

𝑌 = 40.000

Setelah menemukan tarif orang dewasa dan tarif anak-


anak maka kita substitusikan ke persamaan 3

= 3𝑋 + 3𝑌

= 3(65.000) + 3(40.000)

= 195.000 + 120.000

= 315.000

Jadi, tarif yang harus di bayar rombongan keluarga


yang terdiri dari 3 orang dewasa dan 3 orang anak. Inferensi
adalah Rp.315.000,00
68

Lampiran C
Pedoman Wawancara
69

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman wawancara merupakan suatu alat bantu yang digunakan oleh

peneliti agar data yang dikumpulkan semakin akurat.

I. Permasalahan

Mampuan berpikir kritis subjek penelitian dalam memecahlan masalah

operasi SPLDV (Sistem Persamaan Linear Dua Variabel)

II. Tujuan Wawancara

Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan

soal SPLDV (Sistem Persamaan Linear Dua Variabel)

III. Metode

Wawancara tidak terstruktur.

IV. Langkah Pelaksanaan Wawancara

1. Perkenalan antara peneliti dengan subjek yang akan diwawancarai, serta

membuat jadwal wawancara dengan tiap-tiap subjek penelitian.

2. Menyiapkan lembar tes yang telah dikerjakan subjek.

3. Subjek diwawancarai berkaitan dengan soal.

V. Indikator Kemampuan berpikir kritis Subjek Penelitian

1. Interpretasi

Memahami masalah yang ditunjukkan dengan menulis yang diketahui

maupun yang ditanyakan soal dengan tepat.

2. Analisis

Mengidentifikasi hubungan-hubungan antara pernyataan-pernyataan,

pertanyaan-pertanyaan, konsep-konsep yang diberikan dalam soal yang


70

ditunjukkan dengan membuat model matematika dengan tepat dan

memberi penjelasan yang tepat.

3. Evaluasi

Menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal, lengkap, dan

benar dalam melakukan perhitungan.

4. Inferensi

Dapat menarik kesimpulan dari apa yang ditanyakan dengan tepat.

VI. Pertanyaan Pokok

Berdasarkan indikator maka pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan

digunakan adalah sebagai berikut:

1. Apa yang kamu pahami pada soal tersebut?

2. Rumus atau cara apa yang kamu gunakan untuk menyelesaikan soal?

3. Bagaimana cara kamu menyelesaikan soal tersebut?

4. Secara keseluruhan, yang manakah yang dianggap mampu untuk

dikerjakan?
71

Lampiran D
D.1 Hasil Tes Siswa
D.2 Lembar Jawaban Siswa
D.3 Wawancara Subjek Penelitian
72

D.1 Hasil Tes Siswa

No Nama Skor benar Kategori


1 Ahmad Sajjad S. Anwar 10 Field independent
2 Siti Al Waqiah 16 Field independent
3 Asma Nadia 17 Field independent
4 Faris Rahman Faisal 13 Field independent
5 Haisu Muksin 11 Field independent
6 Maqruf 16 Field independent
7 Marhamah Anas 17 Field independent
8 Suaib 17 Field independent
9 Zulfadli Jasman 16 Field independent
10 Muh. Fakhrul Mustafa 15 Field independent
11 Sahrul Gunawan 18 Field independent
12 Intan Nurhayati Sapan 18 Field independent
13 Nurul Annisa 12 Field independent
14 Nurul Azizah Imran 15 Field independent
15 Ainun Thahirah H 8 Fileld dependen
16 Muh. Akmal Jafar 8 Fileld dependen
17 Muh. Asyraf Hasbullah 8 Fileld dependen
18 Muh. Farhan 8 Fileld dependen

Keterangan :

Yang menjawab >9 maka termasuk gaya kognitif field-independen, sedangkan

yang menjawab <9 maka termasuk gaya kognitif field-dependen. Dari table

dipilih salah satu yang mewakili gaya kognitif, untuk menjadi subjek penelitian

dengan pertimbangan guru matematika


73

Subjek Penelitian Yang Terpilih

No. Inisial Siswa Kode Subjek Keterangan

1. AN FI Subjek gaya kognitif File-Independen

2. AT FD Subjek gaya kognitif File-Dependen


74

Lampiran D.2 Lembar Jawaban Siswa

Subjek FI

Soal nomor.1

Soal nomor 2
75

Subjek FD

Soal nomor 1

Soal nomor 2
76

Lampiran D.3 Wawancara

Subjek FI

Subjek FD
77

Lampiran E
Dokumentasi
78

Lampiran E dokumentasi
79

LAMPIRAN F
ADMINISTRASI
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Agussalim Syamsir, lahir


pada tanggal 17 Agustus 1997 di
Rantelimbong, Desa Buntubarana, Kecamatan
Curio, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Beragama Islam. Anak empat dari lima
bersaudara. Dari pasangan suami istri Nasira
Ansar dan Syamsir Fathan.
Penulis menempuh pendidikan dimulai di SDN 130 Rantelimbong dan lulus
pada tahun 2010, kemudian melanjutkan sekolah di MTs Guppi Buntu Barana
kemudian pada tahun 2013 melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Alla dan lulus
pada tahun 2016. Sekarang penulis menyelesaikan kuliah S1 Pendidikan
Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) Kampus
Parangtambung Semester 9.
Penulis memiliki hobby membaca, main futsal dan turing naik motor.
Penulis bercita-cita sebagai Guru dan menjadi orang yang sukses sesuai dengan
keinginan orang tua. Semoga penulis dapat menyelesaikan kuliah dengan baik dan
tepat waktu, dan mampu menyelesaikan amanah dan tanggung jawab yang
diberikan serta dapat membahagiakan orang-orang yang disayang.

Anda mungkin juga menyukai