Anda di halaman 1dari 238

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI ICARE

(INTRODUCTION, CONNECTION, APPLICATION, REFLECTION,


EXTENSION) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Siti Maryam
NIM: 109017000062

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
ABSTRAK
Siti Maryam (109017000062), Pembelajaran Matematika dengan Strategi
ICARE (Introduction, Connection, Application, Reflection, Extension) untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa, Skripsi
Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah


matematis siswa dalam pembelajaran dengan strategi ICARE, menganalisis
kegiatan siswa serta peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa selama pembelajaran matematika dengan strategi ICARE, dan menganalisis
respon siswa selama pembelajaran matematika dengan strategi ICARE. Strategi
ICARE yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tahapan: Introduction
(Pendahuluan), Connection (Hubungan), Application (Penerapan), Reflection
(Refleksi), dan Extension (Perluasan). Indikator kemampuan pemecahan masalah
matematis yang digunakan adalah mengidentifikasi kecukupan unsur untuk
menyelesaikan masalah, menentukan cara untuk menyelesaikan masalah,
melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah,
dan memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan
di SMP YP 17 Bogor pada tahun ajaran 2015 2016. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan
pemecahan masalah matematis, lembar observasi aktivitas siswa, jurnal harian,
pedoman wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi ICARE dapat


meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Rata-rata hasil
tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada siklus II mengalami
peningkatan dari hasil tes siswa pada siklus I. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
dan respon positif siswa juga mengalami peningkatan pada pembelajaran siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, strategi ICARE dapat menjadi pilihan yang
cukup baik dalam mengembangkan pemecahan masalah matematis siswa.

Kata Kunci : strategi ICARE, pemecahan masalah matematis, kemampuan


pemecahan masalah, penelitian tindakan kelas

i
ABSTRACT

Siti Maryam (109017000062), "Mathematics Learning by using ICARE Strategy


(Introduction, Connection, Application, Reflection, Extension) to Increase
Students Ability in Mathematical Problem Solving", Thesis, Mathematics
Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University of Jakarta.

The purposes of this research are to increase students ability in mathematical


problem solving in learning by using ICARE strategy, to analyze the activities of
students as well as to increase students ability in mathematical problem solving
during the learning of mathematics by using ICARE strategy, and to analyze
responses of the students during the learning of mathematics by using ICARE
strategy. ICARE strategy that used in this study includes stages: Introduction,
Connection, Application, Reflection, and Extension. Indicators of the ability in
mathematical problem solving that used in this research are identifying sufficient
elements to resolve problems, determining how to resolve problems, performing
the counting process as it plans to resolve problems, and checking the correctness
of the results obtained. This research was conducted at SMP YP 17 Bogor in the
academic year of 2015 2016. The method that used in this research is the
Classroom Action Research (CAR), conducted in two cycles. The research
instruments that used were a test of mathematical problem solving ability,
observation of students activity sheets, daily journals, interviews, and
documentation.

The results showed that the application of ICARE strategy can increase students
ability in mathematical problem solving. The average results of the tests of
students ability in mathematical problem solving in the second cycle increased
from the results in the first cycle. Activities of students in learning and positive
response of the students also increased in the second cycle of learning. Based on
the results of this research, ICARE strategy can be a good option to increase
students ability in mathematical problem solving.

Keywords : ICARE strategy, mathematical problem solving, problem solving


ability, classroom action research

ii
KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan yang berlimpah.
Shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Dalam proses pembuatan skripsi berjudul Pembelajaran Matematika dengan
Strategi ICARE (Introduction, Connection, Application, Reflection, Extension)
untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dihadapi, namun berkat doa dan dukungan
dari berbagai pihak, kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi bisa teratasi
dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing I yang
selalu memberikan ilmu, bimbingan, pengarahan, dan motivasi dalam
penulisan skripsi ini.
2. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II sekaligus
Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika yang selalu memberikan ilmu,
bimbingan, pengarahan, dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., selaku Dosen Penasehat Akademik yang
selalu memberikan ilmu, pengarahan dan motivasi dari awal perkuliahan
hingga tahap akhir penyelesaian skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah memberikan ilmu
serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu
yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
5. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika yang
selalu memberikan ilmu dan pengarahan kepada penulis.
6. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

iii
7. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta pemberkasan mahasiswa.
8. Ibu Lasmaria, S.Pd, selaku kepala SMP YP 17 Bogor yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Ibu Anisa Pitriani, S.Pd, selaku guru matematika yang telah banyak
membantu penulis selama penelitian berlangsung.
10. Yang teristimewa kepada Ayahanda Yadi Mulyadi dan Ibunda Suparti yang
senantiasa mengingatkan, memberikan motivasi, dukungan baik moral
maupun materil, cinta dan kasih sayangnya, pelajaran berharga, serta doa
yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Adik-adikku tercinta Mohammad Al Rahman, Aisyah Siti AlRahmah, dan
Sabrina Nur Azizahyang senantiasa memberikan doa, kasih sayang,
dukungan, serta keceriaan yang melimpah kepada penulis.
12. Kakak tercinta Rina Siti Robiah yang senantiasa setia menemani,
mengingatkan, memberikan dukungan, serta doa kepada penulis.
13. Keluarga besar Konel, yang tidak pernah lelah mengingatkan dan
memberikan dukungan serta doa kepada penulis.
14. Keluarga besar PSM UIN Jakarta yang telah memberikan pengalaman dan
pelajaran berharga selama penulis masih aktif mengikuti kegiatan hingga saat
ini.
15. Keluarga besar Lembaga Kemanusiaan ESQ yang telah memberikan
pengalaman dan pelajaran berharga juga semangat kekeluargaan serta selalu
memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.
16. Guru-guruku tercinta Ibu Siti Amalia, Ibu Retno Widiowardhani, dan Bapak
Kuswa Wasja yang selalu menjadi motivasi bagi penulis.
17. Partner terbaik Michael Jourdan yang selalu setia menemani, mengingatkan,
memberikan dukungan, serta doa kepada penulis.
18. Sahabat-sahabatku tercinta Veda Grana, Tri Septiana Dewi, dan Lisa Aliyah
yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

iv
19. Sahabat-sahabatku tercinta Fhitria Abdul, Diani Nurhayati, Dyah Aminatun,
dan Fadhila Ungaro Acsa yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada
penulis.
20. Sahabat-sahabatku tercinta Thayibatul Aslamiyah, Rina Marlina, Puji
Syafitri, Chandra Duriyatin Nurul Iman, Septi Yenita, yang selalu setia
menemani penulis selama masa perkuliahan hingga saat ini baik susah
maupun senang, memberikan dukungan, serta doa hingga saat ini.
21. Sahabat-sahabatku tercinta Ismatun Nadhifah, Nurul Azmi, dan Annisa
Nuraeni yang selama masa perkuliahan selalu berbagi bersama baik susah
maupun senang, memberikan dukungan, serta doa hingga saat ini.
22. Sahabat-sahabatku Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2009 dan
adik-adik Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang menemani dalam diskusi,
memberikan dukungan dan motivasi selama pembuatan skripsi ini. yang
selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.
23. Sahabat-sahabat Tut Wuri Handayani, Nur Indah Cahyani, Ayu Aulia Sari,
Desi Ratnasari, Fajria Whardani, Angga Mailangga, Yusuf Ahmadi, Ilham
Fauzi, dll. yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan doa kepada
penulis selama pembuatan skripsi ini.
24. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan-


kekurangan karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi para
pembaca.
Jakarta, Juni 2016
Penulis

Siti Maryam

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teoretik ............................................................................ 9
1. Strategi Pembelajaran ICARE .............................................. 9
a. Pengertian Pembelajaran ............................................... 9
b. Pengertian Strategi Pembelajaran .................................. 9
c. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran ....................... 10
d. Pengertian Strategi Pembelajaran ICARE ..................... 10
2. Masalah Matematis dan Jenis-jenisnya ................................ 12
3. Pemecahan Masalah Matematis ........................................... 14
4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...................... 15
B. Penelitian Relevan ....................................................................... 16
C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan ................................ 18
D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 19

vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 21
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................. 21
C. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................... 23
D. Jenis Data dan Sumber Data ....................................................... 24
E. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan ............ 25
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 28
G. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi ..................................... 28
H. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis.............................. 31
I. Pengembangan Perencanaan Tindakan ....................................... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data ............................................................................. 34
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I ........................................... 35
a. Tahap Perencanaan ........................................................ 35
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ........................................ 36
c. Tahap Pengamatan dan Analisis Data Siklus I.............. 52
d. Tahap Refleksi ............................................................... 62
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II ......................................... 64
a. Tahap Perencanaan ........................................................ 64
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ........................................ 64
c. Tahap Pengamatan dan Analisis Data Siklus II ............ 79
d. Tahap Refleksi ............................................................... 87
B. Interpretasi Hasil Analisis ........................................................... 88
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa ........... 88
2. Aktivitas Siswa ..................................................................... 89
3. Respon Siswa ....................................................................... 91
4. Wawancara Guru .................................................................. 92
C. Pembahasan Temuan Penelitian .................................................. 93

vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 96
B. Saran ............................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 98
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 100

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .............................................................................. 21


Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Tahap Mengidentifikasi Kecukupan Unsur
untuk Menyelesaikan Masalah ......................................................... 26
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Tahap Menentukan Cara untuk
Menyelesaikan Masalah ................................................................... 26
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Tahap Melakukan Proses Penghitungan
Sesuai Rencana untuk Menyelesaikan Masalah ............................... 27
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Tahap Memeriksa Kebenaran Hasil yang
Diperoleh....... ................................................................................... 27
Tabel 3.6 Tabel Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas ........................................ 31
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Siklus I ................................................................. 53
Tabel 4.2 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Siklus I.............................................................................................. 54
Tabel 4.3 Rata-rata Aktivitas Siswa dengan Strategi ICARE dalam
Pembelajaran pada Siklus I .............................................................. 56
Tabel 4.4 Daftar Pertanyaan Jurnal Harian Siswa ............................................ 59
Tabel 4.5 Hasil Respon Siswa Siklus I............................................................. 59
Tabel 4.6 Temuan Kendala dan Rencana Perbaikan pada Siklus II ................. 63
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Siklus II ................................................................ 80
Tabel 4.8 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Siklus II ............................................................................................ 81
Tabel 4.9 Rata-rata Aktivitas Siswa dengan Strategi ICARE dalam
Pembelajaran pada Siklus II ............................................................. 84
Tabel 4.10 Hasil Respon Siswa Siklus II ........................................................... 86
Tabel 4.11 Perbandingan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa .............................................................................. 90

ix
Tabel 4.12 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan
Siklus II ............................................................................................ 91
Tabel 4.13 Persentase Rata-rata Respon Siswa pada Siklus I dan
Siklus II ............................................................................................ 92

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jawaban Siswa Menguraikan Sisa Uang Setiap Hari .................. 4
Gambar 1.2 Jawaban Siswa Membagi Uang yang Dimiliki dengan
Pengeluaran Setiap Hari .............................................................. 4
Gambar 2.1 Diagram Tahapan Strategi Pembelajaran ICARE ....................... 11
Gambar 2.2 Diagram Kerangka Pengajuan Konseptual Intervensi
Tindakan ...................................................................................... 20
Gambar 3.1 Diagram Model Penelitian Tindakan Kelas Bentuk Siklus ......... 24
Gambar 4.1 Kegiatan Siswa Memberi Warna pada Setiap Titik Sudut
Kubus Pertemuan 1...................................................................... 37
Gambar 4.2 Jaring-jaring Kubus Hasil Kerja Siswa Pertemuan 1 .................. 38
Gambar 4.3 Hasil Jawaban LKS pada Bagian Extension Pertemuan 1........... 39
Gambar 4.4 Hasil Jawaban LKS pada Indikator Mengidentifikasi
Kecukupan Unsur untuk Menyelesaikan Masalah
Pertemuan 2 ................................................................................. 41
Gambar 4.5 Hasil Jawaban LKS pada Indikator Menentukan Cara serta
Melakukan Proses Penghitungan sesuai Rencana untuk
Menyelesaikan Masalah Pertemuan 2 ......................................... 41
Gambar 4.6 Kegiatan Presentasi Siswa Pertemuan 2 ...................................... 43
Gambar 4.7 Hasil Diskusi Siswa Melengkapi Tabel untuk Menghitung
Luas Permukaan Balok Pertemuan 3 ........................................... 44
Gambar 4.8 Kegiatan Diskusi Siswa dalam Menentukan Rumus Luas
Permukaan Balok Pertemuan 3 ................................................... 45
Gambar 4.9 Hasil Jawaban LKS pada Bagian Extension Pertemuan 3........... 46
Gambar 4.10 Kegiatan Tanya-Jawab Siswa Pertemuan 3 ................................. 47
Gambar 4.11 Hasil Jawaban LKS pada Indikator Memeriksa Kebenaran
Hasil Pertemuan 4........................................................................ 48
Gambar 4.12 Hasil Jawaban LKS pada Bagian Reflection Pertemuan 4 .......... 49
Gambar 4.13 Kegiatan Diskusi Siswa Mengerjakan Masalah 2 pada
Pertemuan 4 ................................................................................. 50
xi
Gambar 4.14 Hasil Jawaban LKS pada Bagian Extension Pertemuan 4........... 50
Gambar 4.15 Pelaksanaan Tes Siklus I ............................................................. 52
Gambar 4.16 Kegiatan Siswa Mengerjakan LKS Bagian Application
Pertemuan 6 ................................................................................. 66
Gambar 4.17 Hasil Jawaban LKS pada Bagian Reflection Pertemuan 6 .......... 66
Gambar 4.18 Hasil Jawaban LKS pada Indikator Menentukan Cara untuk
Menyelesaikan Masalah bagian Extension Pertemuan 6 ............. 67
Gambar 4.19 Hasil Jawaban LKS pada Indikator Melakukan Proses
Penghitungan Sesuai Rencana untuk Menyelesaikan Masalah
Pertemuan 6 ................................................................................. 67
Gambar 4.20 Hasil Jawaban LKS pada Indikator Menentukan Cara untuk
Menyelesaikan Masalah 1 Pertemuan 7 ...................................... 69
Gambar 4.21 Hasil Jawaban LKS pada Indikator Menentukan Cara untuk
Menyelesaikan Masalah 2 Pertemuan 7 ...................................... 70
Gambar 4.22 Hasil Jawaban LKS pada Bagian Extension Pertemuan 7........... 71
Gambar 4.23 Kegiatan Presentasi Siswa Pertemuan 7 ...................................... 71
Gambar 4.24 Kegiatan Diskusi Siswa Pertemuan 8 .......................................... 73
Gambar 4.25 Hasil Jawaban LKS pada Bagian Extension Pertemuan 9........... 76
Gambar 4.26 Kegiatan Presentasi Siswa dan Penjelasan Peneliti
Pertemuan 9 ................................................................................. 77
Gambar 4.27 Kegiatan Presentasi Siswa Pertemuan 9 ...................................... 77
Gambar 4.28 Kegiatan Tanya-Jawab Siswa Pertemuan 9 ................................. 78
Gambar 4.29 Pelaksanaan Tes Siklus II ............................................................ 79

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pedoman Wawancara Guru Pra-Penelitian .................... 100


Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................... 102
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II .................. 119
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ............................................ 135
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II .......................................... 154
Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Tes Siklus I...................................................... 175
Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Tes Siklus II .................................................... 176
Lampiran 8 Instrumen Tes Siklus I ................................................................. 177
Lampiran 9 Instrumen Tes Siklus II ............................................................... 179
Lampiran 10 Jawaban Tes Siklus I ................................................................... 181
Lampiran 11 Jawaban Tes Siklus II .................................................................. 184
Lampiran 12 Uji Validitas Instrumen Siklus I .................................................. 187
Lampiran 13 Uji Validitas Instrumen Siklus II ................................................. 189
Lampiran 14 Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I .............................................. 191
Lampiran 15 Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II ............................................. 192
Lampiran 16 Pembagian Kelompok ................................................................. 193
Lampiran 17 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Siklus I ......................................................................................... 194
Lampiran 18 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Siklus II ....................................................................................... 195
Lampiran 19 Lembar Pedoman Wawancara Guru Siklus I .............................. 196
Lampiran 20 Lembar Pedoman Wawancara Guru Siklus II ............................. 198
Lampiran 21 Lembar Pedoman Wawancara Siswa Siklus I ............................. 200
Lampiran 22 Lembar Pedoman Wawancara Siswa Siklus II ............................ 202
Lampiran 23 Hasil Respon Siswa Siklus I ........................................................ 204
Lampiran 24 Hasil Respon Siswa Siklus I ........................................................ 206
Lampiran 25 Lembar Observasi Guru .............................................................. 208
xiii
Lampiran 26 Jurnal Harian Siswa ..................................................................... 209
Lampiran 27 Lembar Observasi Siswa ............................................................. 210
Lampiran 28 Uji Referensi ................................................................................ 212
Lampiran 29 Surat Bimbingan Skripsi.............................................................. 218
Lampiran 30 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 220

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan
hampir di segala aspek kehidupan manusia yang menuntut berbagai permasalahan
yang dipecahkan melalui upaya peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal
ini juga memberi dampak perubahan pada dunia pendidikan. Papadopoulos dalam
Dede Rosyada memberikan penjelasan bahwa seiring berjalannya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi membuat banyaknya bahan ajar yang harus
disampaikan dalam proses pendidikan.1 Adapun ilmu pengetahuan yang
memegang peranan penting dalam kehidupan dan sangat terkait erat dengan dunia
pendidikan adalah matematika. Matematika memegang peranan strategis dalam
pengembangan sains dan teknologi. Apabila dilihat dari sudut pengklasifikasian
bidang ilmu pengetahuan, matematika termasuk ke dalam kelompok ilmu-ilmu
eksakta yang lebih banyak memerlukan pemahaman dari pada hapalan.
Lia Kurniawati berpendapat bahwa untuk dapat memahami suatu pokok
bahasan dalam matematika, siswa harus mampu menguasai konsep-konsep
matematika dan keterkaitannya serta mampu menerapkan konsep-konsep tersebut
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.2 Pemahaman konsep-konsep
matematika juga dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mengembangkan
potensi intelektual yang ada dalam dirinya serta memudahkan mempelajari
bidang-bidang ilmu lain. Melalui proses pembelajaran matematika ini diharapkan
terjadi perubahan sikap, keterampilan, dan pengetahuan serta kemampuan berpikir
siswa.

1
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan Masyarakat
dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 7.
2
Lia Kurniawati, Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam Upaya Mengatasi
Kesulitan-kesulitan Siswa pada Soal Cerita dalam Gelar Dwi Rahayu dan Munasprianto Ramli
(eds.), Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar: Sebuah
Antologi, (Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2007), h. 45.

1
2

The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) dalam John A.


Van de Walle menjabarkan enam prinsip dasar untuk mencapai pendidikan
matematika yang berkualitas tinggi, yakni, Prinsip Kesetaraan, keunggulan dalam
pendidikan matematika membutuhkan kesetaraan harapan yang tinggi dan
dukungan yang kuat untuk semua siswa; Prinsip Kurikulum, kurikulum lebih dari
sekedar kumpulan aktivitas, kurikulum harus koheren, difokuskan pada
matematika yang penting, dan berkaitan dengan baik antar tingkat kelas; Prinsip
Pengajaran, mengajar matematika yang efektif memerlukan pemahaman tentang
apa yang siswa ketahui dan perlukan untuk belajar dan kemudian memberi
tantangan dan mendukung mereka untuk mempelajarinya dengan baik; Prinsip
Pembelajaran, para siswa harus belajar matematika dengan pemahaman, secara
aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan
sebelumnya; Prinsip Penilaian, penilaian harus mendukung pembelajaran
matematika yang penting dan memberi informasi yang berguna bagi guru dan
siswa; Prinsip Teknologi, teknologi penting dalam belajar dan mengajar
matematika; teknologi mempengaruhi matematika yang diajarkan dan
meningkatkan proses belajar siswa.3
Sejalan dengan pernyataan standar pembelajaran matematika dari NCTM
tersebut, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menjelaskan bahwa
pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika. Untuk itu,
perlu meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan
masalah, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.4 Tujuan tersebut juga sejalan
dengan pernyataan Shadiq bahwa pemecahan masalah menjadi hal yang sangat
menentukan keberhasilan pendidikan matematika, sehingga selama proses
pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah.5

3
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Jilid 1 Edisi Keenam,
(Jakarta: Erlangga, 2008), h. 2.
4
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan,
Kementrian Pendidikan Nasional, 2006), h. 345.
5
Fajar Shadiq, Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi Matematika, Departemen
Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: 2004), h. 16.
3

Fakta yang berasal dari temuan penelitian dan hasil survei yang dilakukan
oleh Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2007
untuk kelas VIII SMP, Indonesia berada pada peringkat 36 dari 49 negara untuk
matematika dengan skor rata-rata yang diperoleh siswa Indonesia adalah 397.6
Pada tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat 38 dari 45 negara dengan skor
rata-rata 386, mengalami penurunan dari 4 tahun sebelumnya. Bila dibandingkan
dengan dua negara tetangga, yaitu Singapura dan Malaysia, posisi peringkat siswa
kita jauh tertinggal. Di tahun 2007, Singapura berada pada peringkat 3 dan
Malaysia berada pada peringkat 20. Sedangkan di tahun 2011, Singapura berada
pada peringkat 2 dan Malaysia berada pada peringkat 26.7 Berdasarkan fakta yang
telah dipaparkan tersebut, menunjukkan bahwa prestasi siswa Indonesia masih
kurang dalam kemampuan matematika. Salah satunya adalah kemampuan
pemecahan masalah matematis.
Sebagai contoh lain kurangnya kemampuan pemecahan masalah siswa
terlihat dari jawaban siswa mengenai satu butir soal yang mengukur kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa pada materi aljabar yang peneliti laksanakan
pada saat observasi di kelas VIII B SMP YP 17 Bogor semester ganjil tahun
pelajaran 2015 2016 sebelum penelitian berlangsung, sebagai berikut:
Raka memiliki uang sebesar Rp 60.000. Raka mengeluarkan uangnya setiap
hari sebesar Rp 6.000. Pada hari ke berapa uang Raka akan habis? Tuliskan
penyelesaian masalah tersebut ke dalam model matematika.
Dari 33 siswa di kelas VIII B SMP YP 17 Bogor, sebanyak 21 siswa yang
tidak menjawab, 4 siswa menjawab dengan cara menguraikan sisa uang Raka
setiap harinya, dan 8 siswa menjawab dengan cara membagi uang yang dimiliki
dengan pengeluaran uang setiap hari, dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan
Gambar 1.2.

6
Ina V.S. Mullis, et. al., TIMSS 2007 International Mathematics Report: Findings from IEAs
Trends in International Mathematics and Science Study at the Fourth and Eight Grades,
(Massachusetts: TIMSS & PIRLS International Study Center, Lynch School of Education, Boston
College, 2008), p. 38.
7
Ina V.S. Mullis, et. al., TIMSS 2011 International Results in Mathematics, (Massachusetts:
TIMSS & PIRLS International Study Center, Lynch School of Education, Boston College, 2012),
p. 46.
4

Gambar 1.1
Jawaban Siswa Menguraikan Sisa Uang Setiap Hari

Gambar 1.2
Jawaban Siswa Membagi Uang yang Dimiliki dengan
Pengeluaran Setiap Hari

Dari jawaban siswa dalam observasi yang peneliti laksanakan tersebut,


terlihat bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih rendah
dalam materi aljabar, siswa kurang memahami masalah, terlihat dari sebagian
besar siswa tidak lengkap menjawab pertanyaan yang telah disediakan. Siswa
belum bisa membuat model matematika pada materi aljabar. Hal ini menandakan
bahwa rencana penyelesaian sebagian besar siswa belum terarah sehingga belum
bisa melaksanakan penyelesaian dengan tepat. Berdasarkan observasi di kelas,
guru menjelaskan keseluruhan materi yang dipelajari, setelah itu guru
memberikan arahan untuk kegiatan tanya jawab, beberapa siswa antusias bertanya
ataupun menjawab pertanyaan, namun sebagian besar siswa masih terlihat pasif
5

dalam mengemukakan pendapatnya. Hal ini menandakan bahwa pembelajaran


matematika di kelas masih berpusat pada guru.
Pengambilan kesimpulan ini sejalan dengan pernyataan Trianto, bahwa
proses pembelajaran hingga saat ini sebagian besar masih didominasi oleh guru
dan belum memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri
melalui penemuan dan proses berpikirnya, sehingga siswa menjadi pasif dalam
proses pembelajaran.8 Sejalan pula dengan pernyataan Shadiq yang berpendapat
bahwa rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa disebabkan
oleh proses pembelajaran matematika di kelas kurang meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills) dan kurang terkait langsung
dengan kehidupan nyata.9
Mengingat pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematis bagi siswa
serta melihat kenyataan bahwa sebagian besar pelaksanaan proses pembelajaran
matematika di kelas masih berpusat pada guru, maka untuk menyikapi
permasalahan tersebut guru harus dapat memilih metode, teknik, strategi, model,
maupun pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan di dalam kelas sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sekaligus
melaksanakan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satu
modifikasi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dan diduga dapat
mengaktifkan siswa agar mampu memecahkan masalah matematis adalah dengan
menerapkan strategi pembelajaran ICARE (Introduction, Connection,
Application, Reflection, Extension) yang inti kegiatannya dilakukan oleh siswa
dengan bimbingan guru. Strategi ICARE ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Adapun tahapan strategi ICARE, yaitu: Introduction (Pendahuluan),
Connection (Hubungan), Application (Penerapan), Reflection (Refleksi), dan

8
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), cet. 1, h. 1.
9
Kadir, Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP melalui
Penerapan Pembelajaran Kontekstual Pesisir, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY,
Yogyakarta, 5 Desember 2009, h. 428.
6

Extension (Perluasan). Dalam strategi ICARE, guru menjelaskan tujuan


pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa pada tahapan Pendahuluan.
Pengetahuan siswa tentang materi sebelumnya bisa diaktifkan oleh guru dalam
pelaksanakan brainstorming atau tukar pendapat pada tahapan Hubungan.
Kemudian, pada tahapan Penerapan, siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri
dari 4 sampai 5 siswa. Dalam kelompok tersebut, siswa berdiskusi tentang
masalah matematis yang diberikan oleh guru berkaitan dengan masalah nyata.
Selanjutnya, siswa membuat laporan dari hasil yang telah diperoleh dalam
kegiatan kelompok dan perwakilan siswa dalam satu kelompok diberikan
kesempatan untuk mempresentasikan atau menjelaskan hasil yang diperoleh
kepada siswa lainnya pada tahapan Refleksi. Dengan cara ini, siswa dapat
memperkaya pengetahuannya dalam memecahkan suatu masalah matematis dan
diharapkan meningkatnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Kemudian yang terakhir, guru memberi tugas individu untuk dikerjakan di rumah
agar siswa dapat melatih kemampuannya dalam memecahkan masalah
matematis.10
Dengan adanya tahapan-tahapan tersebut dalam ICARE, diharapkan adanya
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Sehingga peneliti
tertarik melaksanakan suatu penelitian dengan judul Pembelajaran Matematika
dengan Strategi ICARE (Introduction, Connection, Application, Reflection,
Extension) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
.
Matematis Siswa

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru.
2. Pembelajaran jarang dikaitkan dengan permasalahan kehidupan sehari-hari.
3. Sebagian besar siswa tidak terbiasa mengerjakan soal matematika yang
berbeda dengan yang diberikan oleh guru.

10
Better Teaching and Learning: Training Module 1 (USAID-DBE3, 2008), p.8.
7

4. Sebagian besar siswa belum cukup memiliki kemampuan mengaitkan konsep-


konsep matematika.
5. Sebagian besar siswa belum cukup memiliki kemampuan pemecahan masalah
matematis.
6. Sebagian besar siswa belum dapat mengemukakan ide-ide yang dimilikinya
secara terbuka dalam pembelajaran.
7. Sebagian besar siswa cenderung kurang aktif dalam pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya penafsiran terhadap masalah yang diteliti,
maka peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi
ICARE, yang dijelaskan dalam Better Teaching and Learning: Training
Module 1,11 dimana terdapat tahapan-tahapan yang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematis menurut Polya.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang dan
identifikasi masalah, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan pembelajaran matematika dengan strategi ICARE
dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa?
2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dan
peningkatannya selama penerapan pembelajaran dengan strategi ICARE?
3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan pembelajaran dengan strategi
ICARE selama pembelajaran matematika?

11
Better Teaching and Learning: Training Module 1, op. cit.
8

E. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam
pembelajaran matematika dengan strategi ICARE.
2. Menganalisis kegiatan siswa serta peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa selama pembelajaran matematika dengan strategi
ICARE.
3. Menganalisis respon siswa selama pembelajaran matematika dengan strategi
ICARE.

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa dalam pembelajaran serta membantu mengemukakan ide-ide
yang dimilikinya.
2. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi alternatif strategi pembelajaran
matematika yang dapat digunakan dalam upaya untuk mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa serta dapat memperoleh
informasi mengenai penerapan strategi ICARE dalam mata pelajaran
matematika.
3. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai pengetahuan dengan pengalaman
langsung dalam menerapkan pembelajaran matematika menggunakan strategi
ICARE untuk menangani masalah-masalah dalam pembelajaran matematika
di sekolah.
4. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan
positif dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika dan peningkatan
kualitas pendidikan di Indonesia.
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teoretik
Dalam penelitian ini peneliti akan menuliskan kajian teoritik mengenai
kemampuan pemecahan masalah matematis dan strategi pembelajaran ICARE.
1. Strategi Pembelajaran ICARE
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Oemar, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas dan perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Unsur
manusiawi, yakni manusia itu sendiri yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri
dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Unsur
material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide, dan film,
audio, dan video tape. Unsur fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas,
perlengkapan audio visual, juga komputer. Selain itu, adapun unsur prosedur,
yakni meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian,
dan sebagainya.
Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruang saja, tetapi juga bisa
dilaksanakan di luar ruang. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara
belajar di dalam kelas, di luar kelas yang masih dalam lingkungan sekolah,
maupun di luar lingkungan sekolah, karena dilengkapi oleh organisasi dan
interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan
siswa.1

b. Pengertian Strategi Pembelajaran


Menurut Dick dan Carey dalam Yatim Riyanto, strategi pembelajaran adalah
semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang digunakan untuk
membantu siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Strategi pembelajaran tidak

1
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), h. 57.

9
10

hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan termasuk seluruh komponen


materi pengajaran dan pola pengajaran itu sendiri.2 Dengan memahami pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah siasat guru dalam
mengefektifkan, mengefisiensikan, serta mengoptimalkan fungsi dan interaksi
antara siswa dengan komponen pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pengajaran.

c. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran


Secara umum, dalam strategi pembelajaran ada tiga tahapan pokok yang
harus diperhatikan dan diterapkan sebagai berikut:
1. Tahap pemula (prainstruksional), adalah tahapan persiapan guru sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai.
2. Tahap pengajaran (instruksional), yaitu langkah-langkah yang dilakukan saat
pembelajaran berlangsung.
3. Tahap penilaian dan tindak lanjut (evaluasi), ialah penilaian atas hasil belajar
siswa setelah mengikuti pembelajaran dan tindak lanjutnya. 3

d. Pengertian Strategi Pembelajaran ICARE


Dalam pembelajaran dan penyusunan RPP serta Lembar Kerja Siswa (LKS),
peneliti menggunakan strategi pembelajaran ICARE. Peneliti menggunakan
strategi ICARE yang terdapat dalam modul 1 dari USAID-DBE3. Pada tahun
1998, strategi pembelajaran ICARE dikemukakan oleh Bob Hoffman dan Donn
Ritchie dari San Diego State University dalam dokumen mereka yang berjudul
Teaching and Learning Online: Tools, Templates, and Training.4 Dokumen ini
menjelaskan tentang bagaimana mereka merancang Tools, Templates, and
Training Workshop atau yang disingkat dengan T3 workshop dengan
menggunakan lima tahapan yang terdapat dalam ICARE. Lima tahapan tersebut

2
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 132.
3
Ibid., h. 133.
4
Bob Hoffman and Don Ritchie, Teaching and Learning Online: Tools, Templates, and
Training, (California: Educational Resources Information Center (ERIC), 1998), p. 4.
11

sesuai dengan akronimnya, yaitu: Introduction, Connection, Application,


Reflection, dan Extension. Tahapan dalam strategi ICARE dapat dilihat pada
Gambar 2.1 berikut ini:

Introduction

Connection

Application

Reflection

Extension
Gambar 2.1
Gambar 2.1
Diagram Tahapan Strategi Pembelajaran ICARE

Adapun tahapan strategi ICARE yang dimaksud dalam penelitian ini, yaitu:
1. Introduction (Pendahuluan), guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta
memotivasi siswa untuk menghubungkan materi matematika yang akan
dipelajari dengan kehidupan nyata;
2. Connection (Hubungan), guru mencoba menghubungkan materi yang akan
dipelajari dengan materi yang sebelumnya telah dipelajari. Guru dapat
melaksanakan brainstorming sederhana untuk mengetahui apa yang telah
siswa ketahui, dengan bertanya kepada siswa apa yang mereka ingat dari
materi sebelumnya. Kemudian guru memberikan presentasi atau penjelasan
singkat terkait materi yang akan dipelajari;
3. Application (Penerapan), guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa
kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 siswa, dan kemudian siswa
mendiskusikan lembar kerja yang berisi situasi masalah materi matematika
yang dihubungkan dengan kehidupan nyata serta memecahkannya
menggunakan pengetahuan baru dan kemampuan yang mereka peroleh;
12

4. Reflection (Refleksi), guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok


untuk mempresentasikan atau menjelaskan apa yang telah mereka pelajari,
dapat berupa individual writing activity dimana siswa menulis ringkasan
materi yang telah mereka pelajari dalam kertas yang telah disediakan, atau
berupa quick quiz dimana guru bertanya kepada siswa terkait materi yang
telah mereka pelajari;
5. Extension (Perluasan), guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.5

2. Masalah Matematis dan Jenis-jenisnya


Paul Halmos menyimpulkan hal terpenting yang ada dalam matematika yang
dituangkan ke dalam artikelnya The Heart of Mathematics, sebagai berikut:
What does mathematics really consist of? Axioms (such as the parallel
postulate)? Theorems (such as the fundamental theorem of algebra)? Proofs (such
as Gdels proof of undecidability)? Definitions (such as the Menger definition of
dimension)? Theories (such as a category theory)? Formulas (such as Cauchys
integral formula)? Methods (such as the method of successive approximations)?
Mathematics could surely not exist without these ingredients; they are all
essential. It is nevertheless a tenable point of view that none of them is at the
heart of the subject, then the mathematicians main reason for existence is to
solve problems, and that, therefore, what mathematics really consists of is
problems and solutions.
Dari pernyataan tersebut, Paul Halmos mengungkapkan bahwa aksioma,
teorema, pembuktian, definisi, teori, formula, ataupun metode merupakan bagian
yang penting, namun tidak ada satupun yang merupakan inti dari matematika.
Menurut Paul Halmos, bahwa yang terpenting dari matematika adalah masalah
dan penyelesaiannya.6 Hal ini menjelaskan bahwa masalah ada dalam
pembelajaran matematika.
Sebagian besar ahli Pendidikan Matematika menyatakan bahwa masalah
merupakan pertanyaan atau soal yang harus dijawab atau direspon. Namun
mereka menyatakan juga bahwa tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi
masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu
menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan
5
Better Teaching and Learning: Training Module 1, op. cit.
6
M.S.Badger, et.al., Teaching Problem-solving in Undergraduate Mathematics, (Birmingham:
National HE STEM Programme, University of Birmingham, 2012), p. 9.
13

oleh suatu prosedur rutin (routine procedure) yang telah diketahui siswa, seperti
yang dinyatakan Cooney, dkk. berikut: ... for a question to be a problem, it must
present a challenge that cannot be resolved by some routine procedure known to
the student.7 Hal ini berdampak pada bagaimana suatu pertanyaan yang akan
diberikan kepada siswa akan menentukan terkategorikan atau tidaknya suatu
masalah atau hanyalah suatu pertanyaan biasa. Karenanya, dapat terjadi bahwa
suatu masalah bagi seseorang siswa akan menjadi pertanyaan biasa bagi siswa
lainnya karena ia sudah mengetahui prosedur untuk menyelesaikannya.
Dalam pembelajaran matematika, masalah dapat disajikan dalam bentuk soal
tidak rutin yang berupa soal cerita, penggambaran fenomena atau kejadian,
ilustrasi gambar atau teka-teki. Masalah tersebut kemudian disebut masalah
matematis karena mengandung konsep matematika.8 Dari pemaparan mengenai
masalah dan kaitannya dengan matematika, bahwa masalah matematis yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah pertanyaan atau soal yang memuat
tantangan yang tidak diketahui sebelumnya oleh siswa pada suatu materi dalam
pembelajaran matematika.
Banyak ahli yang mengklasifikasikan jenis-jenis masalah matematis, salah
satunya menurut Hudoyo dalam Dindin Abdul Muiz, jenis-jenis masalah
matematis adalah sebagai berikut: Masalah translasi, merupakan masalah
kehidupan sehari-hari; Masalah aplikasi, memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan berbagai keterampilan dan
prosedur matematika; Masalah proses, biasanya untuk menyusun langkah-langkah
merumuskan pola dan strategi khusus dalam menyelesaikan masalah sehingga
menjadi terbiasa menggunakan strategi tertentu; Masalah teka-teki, seringkali
digunakan untuk rekreasi dan alat yang bermanfaat untuk tujuan afektif dalam
pembelajaran matematika.9 Jenis masalah matematis yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah masalah aplikasi yaitu siswa diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan masalah dengan berbagai keterampilan dan prosedur matematika.

7
Fajar Shadiq, op. cit., h. 10.
8
Dindin Abdul Muiz Lidinillah, Heuristik dalam Pemecahan Masalah Matematika dan
Pembelajarannya di Sekolah Dasar, file.upi.edu, 2014, h. 3.
9
Ibid.
14

3. Pemecahan Masalah Matematis


Pemecahan masalah matematis merupakan salah satu dari lima standar proses
dalam NCTM, selain komunikasi, penalaran dan bukti, koneksi, dan representasi
matematis.10 Pemecahan masalah matematis mempunyai dua makna, yaitu:
sebagai suatu pendekatan pembelajaran, digunakan untuk menemukan kembali
dan memahami materi atau konsep maupun prinsip matematika, pembelajaran
diawali dengan penyajian masalah atau situasi yang kontekstual kemudian melalui
induksi siswa menemukan konsep/prinsip matematika; dan sebagai kemampuan
atau berpikir matematis yang memiliki indikator: mengidentifikasi kecukupan
data untuk pemecahan masalah, membuat model matematis, memilih dan
menerapkan strategi, menginterpretasi hasil sesuai permasalahan asal, dan
memeriksa kebenaran hasil atau jawaban.11 Dalam hal ini, peneliti menggunakan
makna pemecahan masalah matematis yang kedua, yaitu sebagai kemampuan atau
berpikir matematis.
Menurut Oemar, pemecahan masalah adalah suatu proses mental dan
intelektual dalam menemukan suatu masalah dan memecahkannya berdasarkan
data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat
dan cermat.12 Polya mencoba mengungkapkan apa yang dimaksud dengan
pemecahan masalah, sebagai berikut: To search conciously for some action
appropriate to attain a clearly conceived but not immediately attainable aim.13
Dalam pernyataan tersebut, Polya mengungkapkan bahwa pemecahan
masalah adalah proses untuk mencari langkah pasti dengan tujuan memahami
sesuatu tetapi tidak juga terburu-buru mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian,
pemecahan masalah matematis menurut peneliti adalah proses berpikir untuk
menentukan langkah-langkah penyelesaian ketika dihadapkan pada pertanyaan
atau soal yang memuat tantangan pada suatu materi dalam pembelajaran
matematika yang tidak kita pahami atau yang dianggap sebagai masalah.

10
Kadir, op. cit.
11
Utari Sumarmo, Mengembangkan Instrumen untuk Mengukur High Order Mathematical
Thinking Skills, Makalah disampaikan pada Workshop Pendidikan Matematika, UIN Jakarta,
Jakarta, Oktober 2014, h. 11.
12
Oemar Hamalik, op. cit, h. 151.
13
M.S.Badger, et.al., op. cit., p. 34.
15

4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan seseorang
dalam mengimplikasikan pengetahuan yang dimiliki untuk memahami suatu
masalah matematis dan memecahkannya berdasarkan data dan informasi yang
akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat.14 Dalam buku
Polya How to Solve It, Polya memberikan arahan untuk menemukan solusi dalam
memecahkan masalah melalui tahapan berikut: memahami masalah; membuat
rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah, dan
melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan.15
Kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematis menurut Polya, meliputi:
a. Memahami masalah
Langkah ini sangat menentukan kesuksesan memperoleh solusi masalah.
Langkah ini melibatkan pendalaman situasi masalah, melakukan pemilihan fakta-
fakta, menentukan hubungan diantara fakta-fakta dan membuat formulasi
pertanyaan masalah. Setiap masalah yang tertulis, bahkan yang paling mudah
sekalipun harus dibaca berulang kali dan informasi yang terdapat dalam masalah
dipelajari dengan seksama. Biasanya siswa harus menuliskan kembali masalah
dalam bahasanya sendiri.
b. Membuat rencana pemecahan masalah
Langkah ini perlu dilakukan dengan percaya diri ketika masalah sudah dapat
dipahami. Rencana solusi dibangun dengan mempertimbangkan struktur masalah
dan pertanyaan yang harus dijawab. Jika masalah tersebut adalah masalah rutin
dengan tugas menulis kalimat matematika terbuka, maka perlu dilakukan
penerjemah masalah menjadi bahasa matematika. Jika masalah yang dihadapi
adalah masalah nonrutin, maka suatu rencana perlu dibuat, bahkan kadang strategi
baru perlu digunakan.

14
Sri Wardhani, dkk., Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SMP,
(Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2010), h. 33.
15
M.S. Badger, et.al., op. cit., p. 25.
16

c. Melaksanakan rencana pemecahan masalah


Untuk mencari solusi yang tepat, rencana yang sudah dibuat dalam langkah
ke-2 harus dilaksanakan dengan hati-hati. Diagram, tabel atau urutan yang
dibangun secara seksama sehingga siswa tidak akan bingung. Tabel digunakan
jika perlu. Jika solusi memerlukan penghitungan yang kompleks, jika
diperbolehkan menggunakan alat bantu hitung, kebanyakan siswa akan
menggunakan kalkulator untuk menghitung daripada menghitung dengan kertas
dan pensil dan mengurangi kekhawatiran yang sering terjadi dalam pemecahan
masalah. Langkah melaksanakan rencana pemecahan masalah yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah langkah menyelesaikan penghitungan.
d. Melakukan pengecekan kembali
Selama langkah ini berlangsung, solusi masalah harus dipertimbangkan.
Melakukan pengecekan dapat dilakukan dengan menghitung kembali solusi
masalah.16 Langkah melakukan pengecekan kembali yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah langkah memeriksa kebenaran hasil.

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimaksud dalam


penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
b. Menentukan cara untuk menyelesaikan masalah
c. Melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah
d. Memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh

B. Penelitian Relevan
1. Putu Yuli Krisnawati, dkk. dengan judul penelitian Penerapan Model
Pembelajaran ICARE (Introduction Connection Application Reflection
Extension) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK). Peneliti menemukan bahwa model pembelajaran ICARE

16
Sri Wardhani, dkk., op. cit.
17

dapat meningkatkan hasil belajar TIK siswa. Penerapan model pembelajaran


ICARE juga mendapatkan respon yang positif dari siswa.17
2. Ali Maskur, dkk. dengan judul penelitian Pembelajaran Matematika dengan
Strategi ICARE Beracuan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kreatif Materi Dimensi Tiga. Peneliti menemukan bahwa uji
banding dengan menggunakan rumus t dapat disimpulkan bahwa rata-rata
kelas ICARE lebih besar dari rata-rata kelas ekspositori. Uji peningkatan
kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan uji gain rata-rata
ternormalisasi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan
strategi ICARE beracuan konstruktivisme benar-benar dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif.18
3. Anna Fauziah dengan judul penelitian Peningkatan Kemampuan
Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP melalui Strategi
REACT. Peneliti menemukan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa yang pembelajarannya melalui strategi REACT
lebih baik daripada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa yang pembelajarannya secara konvensional.19

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berbeda dengan ketiga penelitian
yang relevan di atas. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti diharapkan akan
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Berbeda dengan
penelitian Putu Yuli Krisnawati, dkk. yang melakukan penelitian tindakan kelas
dengan menerapkan model ICARE dalam pembelajaran TIK, peneliti menerapkan
strategi ICARE dalam pembelajaran matematika.

17
Putu Yuli Krisnawati, dkk., Penerapan Model Pembelajaran ICARE (Introduction Connection
Application Reflection Extension) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI), Volume 3 Nomor 1, 2014.
18
Ali Maskur, dkk., Pembelajaran Matematika dengan Strategi ICARE Beracuan
Konstruktivisme untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Materi Dimensi Tiga, Journal
of Primary Education, Volume 1 Nomor 2, 2012.
19
Anna Fauziah, Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa SMP melalui Strategi REACT, Forum Kependidikan Volume 30 Nomor 1, 2010.
18

C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan


Berdasarkan latar belakang masalah, kemampuan pemecahan masalah
merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika. Di dalam memecahkan
masalah matematis, siswa diharapkan mampu mengidentifikasi kecukupan unsur
untuk menyelesaikan masalah, menentukan cara untuk menyelesaikan masalah,
melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah,
dan memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh. Namun, kenyataan yang ada
menunjukkan bahwa kemampuan masalah matematis siswa masih rendah.
Proses pembelajaran matematika bukan hanya sekedar mentransfer ide dan
pengetahuan dari guru kepada siswa. Lebih dari itu, proses pembelajaran
matematika merupakan suatu proses dimana guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengungkapkan ide yang dimiliki. Oleh karena itu,
pembelajaran yang berpusat pada siswa diperlukan dalam pembelajaran
matematika agar tujuan pembelajaran tercapai. Pembelajaran berpusat pada siswa
dapat dilakukan dengan cara pembelajaran berkelompok yang melibatkan proses
diskusi untuk memecahkan suatu masalah matematis.
Strategi pembelajaran dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Strategi
ICARE menekankan pada bagaimana siswa membangun sendiri pengetahuannya,
kemudian mengemukakan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sehingga
mampu menyelesaikan setiap masalah yang diberikan kepada individu atau
kelompok. Dalam strategi ICARE pada tahapan Introduction, guru menjelaskan
tujuan pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa. Pada tahapan Connection,
pengetahuan siswa tentang materi sebelumnya bisa diaktifkan oleh guru dalam
pelaksanakan brainstorming atau tukar pendapat. Kemudian pada tahapan
Application, siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri 4 sampai 5 siswa.
Dalam kelompok tersebut, siswa berdiskusi tentang masalah matematis yang
diberikan oleh guru berkaitan dengan masalah nyata.
Selanjutnya pada tahapan Reflection, siswa membuat laporan dari hasil yang
telah diperoleh dalam kegiatan kelompok dan perwakilan siswa dalam satu
kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan atau menjelaskan hasil
yang diperoleh kepada siswa lainnya. Kemudian yang terakhir pada tahapan
19

Extension, guru memberikan arahan bagaimana hubungan materi pembelajaran


yang satu dengan materi pembelajaran yang lain, atau hubungannya dengan
masalah kehidupan sehari-hari, guru juga bisa memberikan tugas individu untuk
dikerjakan di rumah agar siswa dapat melatih kemampuannya dalam memecahkan
masalah matematis.
Dalam strategi pembelajaran ICARE, terlebih pada tahapan Application,
siswa berkelompok dan berdiskusi untuk melatih kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah matematis, yang diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah,
menentukan cara untuk menyelesaikan masalah, melakukan proses penghitungan
sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah, dan memeriksa kebenaran hasil
yang diperoleh. Dalam tahapan Reflection, siswa diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil yang diperoleh dan memberikan kesimpulan, dalam
tahapan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memeriksa
kebenaran hasil yang diperoleh siswa.
Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa dengan menerapkan strategi
ICARE dalam pembelajaran matematika, kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa akan meningkat. Adapun kerangka pengajuan konseptual
intervensi tindakan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk diagram yang
dapat dilihat pada Gambar 2.2.

D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran
ICARE akan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis bagi
siswa kelas VIII B SMP YP 17 Bogor.
20

Masalah

Siswa kurang Sebagian besar siswa belum Pembelajaran


memahami masalah bisa menyelesaikan matematika masih
pada materi aljabar masalah secara tepat berpusat pada guru

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa rendah

Pembelajaran Matematika

Alternatif strategi
pembelajaran Kemampuan pemecahan masalah
matematika

Mengidentifikasi kecukupan
ICARE unsur untuk menyelesaikan
masalah dicapai
Introduction
Menentukan cara untuk
Connection menyelesaikan masalah

Melakukan proses
Application
penghitungan sesuai rencana
untuk menyelesaikan
Reflection masalah dicapai

Extension Memeriksa kebenaran hasil


yang diperoleh

Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa


dengan penerapan strategi ICARE

Gambar 2.2
Diagram Kerangka Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap Tahun
Pelajaran 20152016, yaitu pada bulan November sampai bulan Maret 2016 di
SMP YP 17 Bogor yang beralamat di Jalan Gunung Batu No. 144, Bogor.
Perincian jadwal penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei


1 Persiapan dan perencanaan
2 Observasi awal
3 Pelaksanaan pembelajaran
4 Analisis Data
5 Laporan Penelitian

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Ada beberapa pengertian tentang PTK, diantaranya menurut
Hopkins dalam Rochiati Wiriaatmadja, pengertian penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan
substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha
seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, dan seseorang tersebut juga
terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.1
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, penelitian tindakan kelas merupakan salah
satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan

1
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 11.

21
22

tanggung jawab guru, khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. 2 Peningkatan


kualitas peran dan tanggung jawab guru diantaranya dapat terlihat pada
bagaimana guru mampu mengevaluasi metode mengajar yang telah dilakukan di
dalam kelas, memperluas dan menambah pengetahuan mengenai metode-metode
pengajaran, serta menerapkan metode mengajar secara inovatif. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pengamatan
terhadap kegiatan belajar yang melibatkan sebuah tindakan untuk perbaikan
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran.
Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas,
diharapkan kemampuan pendidik dan proses pembelajaran semakin meningkat
kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini
diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan
siklus I. Jika indikator keberhasilan yang diharapkan telah tercapai, maka
penelitian dihentikan. Namun jika belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan
pada siklus II, begitu seterusnya hingga indikator keberhasilan tercapai. Dalam hal
ini, yang dimaksud siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke
langkah semula, dan setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini peneliti menentukan titik fokus masalah
peristiwa berupa rancangan penerapan pembelajaran dengan strategi ICARE dan
kemampuan pemecahan masalah yang akan ditingkatkan, kemudian bekerja sama
dengan kolaborator (guru kelas), membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang akan disajikan dalam proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini
juga peneliti membuat instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi,
lembar wawancara, angket, dan soal tes untuk akhir siklus.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan
isi rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan tindakan kelas.

2
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. 1, h. 13.
23

3. Pengamatan (Observing)
Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada
siklus berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, menggali,
dan mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama proses
penelitian. Peneliti melakukan pengamatan dengan dibantu oleh guru kelas yang
bertugas sebagai observer dan kolabolator.
4. Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis
bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang
telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu ada
perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan
penelitian sebelumnya, yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya.
Secara lebih rinci, prosedur pelaksanaan PTK dalam bentuk siklus dapat dilihat
pada Gambar 3.1.

C. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan


Hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan
sebagai berikut:
1. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam
pembelajaran matematika pada saat akhir siklus sudah mencapai rata-rata
nilai 73. Nilai ini ditetapkan oleh KKM kelas VIII SMP YP 17 Bogor.
2. Hasil pengamatan melalui lembar observasi aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika dengan strategi ICARE menunjukkan peningkatan. Hal
ini dapat dilihat berdasarkan hasil persentase pembelajaran pada saat akhir siklus
mencapai 70%.
3. Hasil respon positif siswa melalui jurnal harian dalam pembelajaran
matematika dengan strategi ICARE menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan hasil persentase pembelajaran pada saat akhir siklus
mencapai 70%.
24

Refleksi Awal
Studi
Pendahuluan
Perencanaan
Tindakan

Pelaksanaan 1

Observasi 1

Refleksi 1

Observasi 2
Perencanaan 2

Refleksi 2
Pelaksanaan 2

Gambar 3.1
Diagram Model Penelitian Tindakan Kelas Bentuk Siklus

D. Jenis Data dan Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru, dan peneliti. Adapun
jenis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif, sebagai berikut:
1. Data kualitatif : hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa dengan
strategi ICARE, jurnal harian setiap akhir pertemuan, hasil wawancara terhadap
guru dan siswa, dan hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran).
2. Data kuantitatif : nilai hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa pada setiap siklus.
25

E. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan


Intrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Instrumen Tes
Instrumen tes terdiri dari beberapa jenis, diantaranya tes tertulis, tes lisan, dan
tes tindakan. Jenis instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes
tertulis dan berbentuk uraian yang berisi soal-soal pemecahan masalah matematis.
Tes dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Adapun untuk mengukur kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa dalam penelitian ini menggunakan
penskoran yang diadopsi dari aturan penskoran Charles dan Randall dalam Abdul
Muin3, dapat dilihat dalam Tabel 3.2 s.d. Tabel 3.5.
2. Instrumen non tes
Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut:
a. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dengan strategi ICARE, dapat dilihat pada Lampiran 27.
b. Lembar wawancara
Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
secara langsung kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai
pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas.
Wawancara dengan guru dilakukan sebelum penerapan pembelajaran strategi
ICARE dan setelah akhir siklus, dapat dilihat pada Lampiran 1, Lampiran 19 dan
Lampiran 20. Wawancara dengan siswa dilakukan setelah akhir siklus, dapat
dilihat pada Lampiran 21 dan Lampiran 22.
c. Jurnal Harian
Jurnal harian digunakan untuk mengetahui respon siswa dengan
diterapkannya pembelajaran dengan strategi ICARE. Jurnal harian diberikan
kepada siswa pada tiap akhir pertemuan, dapat dilihat pada Lampiran 26.

3
Abdul Muin, Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Matematika Siswa
SMA, Tesis pada Pascasarjana UPI Bandung, Bandung, 2005, h. 33, tidak dipublikasikan.
26

d. Dokumentasi
Dokumentasi ini berupa gambar atau foto saat kegiatan penelitian
berlangsung. Dokumentasi ini diperlukan sebagai bukti pelaksanaan penelitian di
kelas VIII B SMP YP 17 Bogor.

Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Tahap Mengidentifikasi Kecukupan Unsur untuk
Menyelesaikan Masalah

Skor Kriteria
Mengidentifikasi kecukupan unsur dengan menuliskan
3 pernyataan informasi kecukupan unsur, apa yang
diketahui, dan apa yang ditanya secara lengkap
Mengidentifikasi kecukupan unsur dengan menuliskan
hanya dua dari ketiga unsur yang diperlukan:
2
menuliskan pernyataan informasi kecukupan unsur, apa
yang diketahui, dan apa yang ditanya
Mengidentifikasi kecukupan unsur dengan menuliskan
hanya satu dari ketiga unsur yang diperlukan:
1
menuliskan pernyataan informasi kecukupan unsur, apa
yang diketahui, dan apa yang ditanya
0 Tidak menuliskan kecukupan unsur

Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Tahap Menentukan Cara untuk
Menyelesaikan Masalah

Skor Kriteria
Menentukan cara / rencana sesuai dengan prosedur dan
3
mengarah pada penyelesaian masalah yang benar
Menentukan cara / rencana yang mengarah pada
2
penyelesaian masalah yang benar tetapi belum lengkap
Menentukan cara / rencana yang tidak mengarah pada
1
penyelesaian masalah yang benar
0 Tidak ada cara / rencana penyelesaian yang dibuat
27

Tabel 3.4
Kriteria Penilaian Tahap Melakukan Proses Penghitungan
Sesuai Rencana untuk Menyelesaikan Masalah

Skor Kriteria
Menuliskan rumus yang digunakan benar, proses
3
penghitungan benar, dan kesimpulan benar
Menuliskan rumus yang digunakan benar, proses
2 penghitungan benar, dan kesimpulan salah / tidak
menuliskan kesimpulan
Menuliskan rumus yang digunakan benar, proses
1
penghitungan salah, dan kesimpulan salah
Tidak melakukan proses penghitungan atau Menuliskan
0 rumus yang digunakan salah, proses penghitungan salah,
dan kesimpulan salah

Tabel 3.5
Kriteria Penilaian Tahap Memeriksa Kebenaran Hasil yang Diperoleh

Skor Kriteria
Memeriksa kebenaran hasil secara lengkap dengan
3 menuliskan kecukupan unsur, proses penghitungan
benar, dan kesimpulan benar
Memeriksa kebenaran hasil kurang lengkap hanya
2 memenuhi dua dari ketiga kelengkapan yang diperlukan:
menuliskan kecukupan unsur, proses penghitungan
benar, dan kesimpulan benar
Memeriksa kebenaran hasil kurang lengkap hanya
1 memenuhi satu dari ketiga kelengkapan yang
diperlukan: menuliskan kecukupan unsur, proses
penghitungan benar, dan kesimpulan benar
Tidak memeriksa kebenaran hasil atau tidak menuliskan
0 kecukupan unsur, proses penghitungan salah, dan
kesimpulan salah
28

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Hasil Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa terhadap
pembelajaran matematika dengan strategi ICARE (data diperoleh dari lembar
observasi yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan).
2. Jurnal Harian
Jurnal harian digunakan untuk mengetahui respon siswa dengan
diterapkannya pembelajaran dengan strategi ICARE.
3. Nilai
Nilai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diperoleh dari tes
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang dilakukan pada setiap
akhir siklus.
4. Hasil Wawancara
Hasil wawancara dengan guru dapat diperoleh pada sebelum penerapan
pembelajaran strategi ICARE dan setelah akhir siklus. Hasil wawancara dengan
siswa dapat diperoleh pada setiap akhir siklus..
5. Hasil Dokumentasi
Hasil dokumentasi yang dimaksud berupa foto-foto yang diambil pada saat
proses pembelajaran yang diperoleh dari setiap siklus.

Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru melakukan analisis,


interpretasi, dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa terhadap pembelajaran matematika. Selain
itu juga data diperlukan untuk menyimpulkan kelebihan dan kekurangan
penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.

G. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi


Teknik pemeriksaan kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah suatu cara untuk
mendapatkan informasi yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar
29

informasi itu dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah


mengambil keputusan. Penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini sama halnya
dengan penelitian lainnya, diperlukan hasil evaluasi yang didapat dari instrumen
yang digunakan. Agar dapat mencapai hasil evaluasi yang objektif, maka
instrumen tersebut sebaiknya memenuhi suatu validitas.
Menurut Suharsimi, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.4 Instrumen tes kemampuan
pemecahan masalah matematis yang digunakan dalam penelitian ini perlu
dilakukan uji validitas agar ketepatan penilaian terhadap konsep yang dinilai
sesuai, sehingga betul-betul menilai apa yang harus dinilai. Peneliti menggunakan
teknik korelasi product moment sebagai berikut:5

{ }{ }

Keterangan:
: koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N : jumlah responden
X : skor butir
Y : skor total

Setelah diperoleh harga , kita lakukan pengujian validitas dengan


membandingkan harga dan product moment, dengan terlebih dahulu
menetapkan degrees of freedom-nya atau derajat kebebasannya, dengan rumus
. Dengan diperolehnya , maka dapat dicari harga product

4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), cet. 14, h. 211.
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet. 10,
h. 72.
30

moment pada taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujiannya adalah jika ,


maka soal tersebut valid dan jika maka soal tersebut tidak valid.
Selain melakukan pengujian instrumen dengan uji validitas, dalam penelitian
ini juga dilakukan pengujian instrumen dengan uji reliabilitas. Reliabilitas bisa
diartikan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data apabila instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengukur
reliabilitas instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis dalam
penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach6, yaitu:


( ) )

Keterangan:
: reliabilitas yang dicari
: banyak butir soal
: jumlah varians skor tiap-tiap item
: varians total

Adapun klasifikasi interpretasi reliabilitas yang digunakan dalam penelitian


ini menurut Subana dan Sudrajat dalam Arsy Ainun Nisa7 dapat dilihat pada
Tabel 3.6. Penelitian ini hanya melakukan uji validitas dan reliabilitas karena
instrumen yang digunakan telah diperiksa dan dipertimbangkan kembali untuk
digunakan, sehingga perhitungan daya beda dan tingkat kesukaran tidak dilakukan
oleh peneliti. Pertimbangan ini sebagai hasil dari diskusi peneliti dan dosen
pembimbing. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji validitas
instrumen tes siklus I kepada kelas IX A di SMP YP 17 Bogor, dan terdapat satu
butir soal yang tidak valid sehingga tidak digunakan dalam tes siklus I pada siswa
kelas VIII B. Peneliti juga melakukan uji reliabilitas pada isntrumen tes siklus I.
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, op. cit., h. 109.
7
Arsy Ainun Nisa, Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi dan Eksperimen pada Mata
Pelajaran Gambar Teknik Dasar dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMK
Negeri 6 Bandung, Skripsi pada UPI Bandung, Bandung, 2014, h.33, tidak dipublikasikan.
31

Tabel 3.6
Tabel Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas

Nilai Korelasi Interpretasi


r11 0,20 Tidak ada korelasi

0,20 r11 0,40 Korelasi rendah

0,40 r11 0,70 Korelasi sedang

0,70 r11 0,90 Korelasi tinggi

0,90 r11 1,00 Korelasi sangat tinggi

r11 1,00 Korelasi sempurna

Setelah pembelajaran pada siklus I berakhir, peneliti kembali berdiskusi


dengan dosen pembimbing untuk membahas instrumen tes siklus II. Uji validitas
dan uji reliabilitas instrumen tes siklus II kepada kelas IX A dilaksanakan sebelum
peneliti melanjutkan pembelajaran pada siklus II.

H. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis


Data yang diperoleh dalam penelititan, selanjutnya diinterpretasikan melaui
analisis perhitungan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data kuantitatif
Data hasil tes siswa dianalisis dari setiap siklus yang telah dilakukan.
Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dapat terlihat dalam
perhitungan skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Selanjutnya kemampuan pemecahan masalah matematis dianalisis per indikator
yaitu mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah,
menentukan cara untuk menyelesaikan masalah, melakukan proses penghitungan
32

sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah, dan memeriksa kebenaran hasil


yang diperoleh.
Persentase skor tiap indikator pemecahan masalah matematis dihitung dengan
rumus:

2. Data Kualitatif
a. Observasi
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis
menggunakan nilai persentase. Terdapat tujuh indikator pada lembar observasi
siswa, dapat dilihat pada Lampiran 27. Dalam penelitian ini, digunakan rumus
hasil observasi tiap indikator yang sebagai berikut:

b. Jurnal Harian
Data hasil jurnal harian yang diisi oleh siswa dianalisis dan diinterpretasikan
untuk mengetahui respon siswa dengan diterapkannya pembelajaran dengan
strategi ICARE, dan dibagi menjadi tiga respon, yaitu respon positif, netral, dan
negatif. Dalam penelitian ini, digunakan rumus persentase skor sebagai berikut:
33

c. Wawancara
Data hasil wawancara dideskripsikan dalam kalimat kemudian disusun dalam
bentuk rangkuman hasil wawancara. Data ini dapat memperkuat hasil temuan
aktivitas siswa dan respon siswa.

I. Pengembangan Perencanaan Tindakan


Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa dalam pembelajaran matematika maka
sebagai rencana perbaikan pembelajaran, penelitian akan dilanjutkan pada siklus
II. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi,
serta analisis dan refleksi.

Penelitian ini berakhir, apabila penelitian ini telah berhasil menguji penerapan
pembelajaran dengan strategi ICARE dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa dengan indikator keberhasilan sebagai
berikut:
1. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa mencapai rata-
rata nilai 73.
2. Hasil persentase observasi aktivitas siswa mencapai rata-rata 70%.
3. Hasil persentase respon positif siswa mencapai rata-rata 70%.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMP YP 17 Bogor di kelas VIII B dengan
jumlah siswa 33 orang, yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 18 siswa laki-
laki. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015 2016 dari
tanggal 19 Januari 2016 sampai dengan 15 Maret 2016. Penelitian dimulai dengan
melakukan observasi awal dari tanggal 16 November 2015 sampai dengan
27 November 2015. Observasi awal dilaksanakan sebelum peneliti melakukan
tindakan pembelajaran. Kegiatan ini terdiri dari observasi sekolah, pengamatan
pembelajaran di kelas, dan wawancara guru bidang studi matematika. Tujuan
dilaksanakannya observasi awal yaitu untuk mengetahui proses pembelajaran
yang terjadi di kelas, seperti pengajaran yang dilakukan oleh guru bidang studi,
aktivitas belajar matematika siswa serta mensosialisasikan pembelajaran yang
akan dilakukan oleh peneliti selama proses penelitian.
Dari hasil observasi yang dilakukan, secara umum dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika yang berlangsung di kelas kurang efektif. Hal ini dapat
dilihat dari aktivitas siswa yang melakukan kegiatan yang tidak berhubungan
dengan proses pembelajaran, misalnya siswa mengobrol dengan teman
sebangkunya, siswa tidak memperhatikan penjelasan materi dari guru,
mengganggu teman yang sedang belajar, siswa terkadang melontarkan gurauan
dengan suara lantang ketika pembelajaran berlangsung yang mengganggu
konsentrasi siswa lain. Selain itu, guru bidang studi masih menerapkan
pembelajaran dengan metode konvensional sehingga guru lebih banyak
menjelaskan materi dan kurangnya interaksi antara guru dan siswa. Hal ini terlihat
dari banyaknya siswa yang ragu atau malu untuk bertanya serta mengemukakan
pendapatnya dalam pembelajaran matematika, sehingga siswa merasa malas dan
kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas. Siswa juga
kurang terampil dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematis yang
diberikan peneliti dalam observasi awal. Soal pemecahan masalah matematis yang

34
35

diberikan yaitu soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada
materi aljabar. Siswa kurang mengeksplorasi kemampuan mereka dalam
pembelajaran matematika karena siswa hanya mengerjakan soal-saol rutin yang
diberikan guru. Siswa juga jarang membentuk kelompok diskusi, akibatnya siswa
jarang berdiskusi atau bertukar pendapat dengan siswa lain.
Berdasarkan hasil wawancara yang sudah peneliti lakukan dengan guru
bidang studi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika masih berpusat
pada guru dan kemampuan pemecahan masalah matematis masih rendah.
Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih rendah terlihat dalam
pengerjaan soal pemecahan masalah matematis yang diberikan pada observasi
awal, siswa kesulitan membuat model matematik dalam materi aljabar. Oleh
karena itu, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan strategi
pembelajaran ICARE.
Peneliti dan guru bidang studi menentukan kelas mana yang akan dijadikan
sebagai tempat untuk melakukan tindakan kelas. Setelah mengidentifikasi dari
permasalahan pembelajaran matematika di atas, ditetapkan kelas VIII B sebagai
tempat penelitian.
Adapun pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Siklus I terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Tahapan-tahapan
tersebut akan dideskripsikan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan siklus I, peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) yang didesain sesuai dengan
strategi pembelajaran ICARE, jurnal harian siswa, lembar observasi aktivitas
siswa, pedoman wawancara, lembar soal tes kemampuan pemecahan masalah
matematis, serta menyiapkan alat dokumentasi yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas.
36

Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui respon dan aktivitas siswa
terhadap pembelajaran matematika dan mengetahui perkembangan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa ketika diterapkan strategi pembelajaran
ICARE dalam pembelajaran matematika di kelas, diantaranya mengidentifikasi
kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah, menentukan cara untuk
menyelesaikan masalah, melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk
menyelesaikan masalah, dan memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh. Peneliti
dan guru bidang studi juga mendiskusikan pembagian kelompok untuk
pembelajaran siklus I dengan kemampuan siswa yang heterogen, baik menurut
kemampuan intelegensi maupun jenis kelamin. Kelompok ini disusun berdasarkan
hasil pengamatan guru bidang studi selama pembelajaran pada semester pertama.
Peneliti dan guru bidang studi membagi kelompok siswa menjadi 8 kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa. Daftar kelompok dapat dilihat pada
Lampiran 16.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan tindakan terdiri dari
5 pertemuan dimana 4 pertemuan sebagai kegiatan pembelajaran dan 1 pertemuan
digunakan untuk pelaksanaan tes kemampuan pemecahan masalah matematis
siklus I. Pada proses pembelajaran ini dilaksanakan dengan menggunakan strategi
pembelajaran ICARE. Adapun proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai
berikut:
1) Pertemuan pertama/ Selasa, 19 Januari 2016
Kegiatan pembelajaran matematika di kelas VIII B pada pertemuan pertama
berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Peneliti memulai kegiatan
belajar dengan mengucapkan salam dan membaca doa, kemudian peneliti
mengabsen siswa, ada 5 orang yang tidak masuk, diantaranya 2 siswa sakit, 1
siswa izin, dan 2 siswa tanpa keterangan. Selanjutnya peneliti melakukan
apersepsi dengan mengingatkan kembali sifat-sifat sebuah kubus, kemudian
peneliti memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan mempelajari luas
permukaan kubus dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti
mengelompokkan siswa menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa
37

yang sudah ditentukan sebelumnya pada tahap perencanaan. Suasana menjadi


ramai oleh aktivitas siswa yang mencari teman kelompoknya dan mengatur posisi
duduk dalam kelompok.
Setelah siswa duduk sesuai kelompoknya masing-masing, peneliti
memberikan LKS yang berisi tentang materi pembelajaran hari ini yaitu
menentukan rumus luas permukaan kubus serta sebuah kubus pada masing-
masing kelompok yang memiliki panjang sisi 2 cm. Pada saat memberikan LKS
dan kubus tersebut, siswa banyak yang bertanya akan digunakan untuk apa kubus
tersebut. Setelah peneliti selesai memberikan LKS dan sebuah kubus pada
masing-masing kelompok, peneliti mengarahkan siswa untuk mengikuti instruksi
yang tersedia dalam LKS. Peneliti bertanya kepada siswa apakah sudah
memahami instruksi di dalam LKS, kebanyakan siswa menjawab paham dengan
instruksi yang diberikan.
Pada bagian Introduction, siswa mengingat kembali sifat-sifat kubus yang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya (pada pertemuan sebelum penelitian
dimulai, siswa sudah diberikan materi sifat-sifat kubus dan balok oleh guru) dan
menuliskannya pada LKS sesuai instruksi yang diberikan. Kemudian, pada bagian
Connection, siswa memberi warna yang berbeda menggunakan krayon pada setiap
titik sudut sesuai instruksi dalam LKS. Pada Gambar 4.1, siswa terlihat antusias
mewarnai titik sudut pada kubus yang diberikan.

Gambar 4.1
Kegiatan Siswa Memberi Warna pada Setiap Titik Sudut Kubus
Pertemuan 1
38

Setelah siswa mewarnai setiap titik sudut kubus, siswa melanjutkan diskusi
pada bagian Application. Siswa mengukur panjang sisi kubus, menggunting
kubus, dan merentangkan jaring-jaring kubus yang diperoleh dari kubus yang
sudah digunting tersebut. Kemudian, siswa menempelkan jaring-jaring kubus
tersebut dengan menggunakan lem dan memberi nama pada setiap titik sudut
jaring-jaring kubus sesuai dengan nama titik sudut kubus. Jaring-jaring kubus
yang telah ditempelkan pada LKS dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2
Jaring-jaring Kubus Hasil Kerja Siswa Pertemuan 1

Setelah siswa menempelkan jaring-jaring kubus, siswa diarahkan untuk


melengkapi tabel untuk menghitung luas permukaan kubus. Selama kegiatan
diskusi kelompok, peneliti berkeliling mengamati setiap kelompok dan
membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam menentukan rumus luas
permukaan kubus serta menyelesaikan masalah dalam LKS. Beberapa siswa
belum tepat melengkapi tabel rumus luas sisi kubus, seperti mencari luas sisi
DCGH, siswa menuliskan perkalian sisi-sisinya DC GH seharusnya DC CG
atau DC DH. Hal ini dikarenakan beberapa siswa belum memahami konsep
perkalian sisi dalam materi bangun datar persegi.
39

Kemudian, pada bagian Reflection, siswa diinstruksikan untuk memberikan


kesimpulan tentang bagaimana cara menentukan rumus luas permukaan kubus
dan apa rumus luas permukaan kubus. Pada bagian Extension, siswa diarahkan
untuk menyelesaikan masalah yang tersedia dalam LKS. Masalah yang diberikan
adalah sebagai berikut:
Misalnya ruang kelas kamu memiliki dinding dengan sisi-sisi yang kongruen
dengan panjang rusuknya 6 meter. Pak Dedi (petugas sekolah) ingin mengecat
tiga sisi dinding ruang kelas kamu, berapa luas permukaan dinding yang akan
dicat oleh Pak Dedi?

Gambar 4.3
Hasil Jawaban LKS pada Bagian Extension Pertemuan 1

Seperti yang terlihat pada Gambar 4.3 dan dari hasil pengamatan peneliti,
sebagian siswa sudah dapat mengidentifikasi kecukupan unsur serta
melakukan proses penghitungan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan siswa untuk menyelesaikan masalah. Terlihat bahwa siswa
memahami bahwa dinding yang akan dicat ada 3 sisi, jadi siswa menghitung luas
ketiga permukaan dinding yang akan dicat.
Setelah selesai menyelesaikan LKS, perwakilan siswa diberikan kesempatan
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Peneliti bersama dengan
siswa bersama-sama membahas masalah yang terdapat dalam LKS, kemudian
menyimpulkan materi yang sudah dipelajari, yaitu menentukan rumus luas
permukaan kubus. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan memberikan
tanggapan terhadap materi pembelajaran hari ini. Sebelum pembelajaran ditutup,
peneliti memberikan tugas individu kepada siswa agar siswa dapat berlatih
40

menentukan rumus luas permukaan kubus dari benda-benda yang ada di sekitar
siswa. Peneliti juga membagikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa.
Pembelajaran ditutup dengan mengucapkan hamdalah dan salam penutup.
2) Pertemuan kedua/ Selasa, 26 Januari 2016
Kegiatan pembelajaran matematika pada pertemuan kedua berlangsung
selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Peneliti memulai kegiatan belajar dengan
mengucapkan salam dan membaca doa, kemudian peneliti mengabsen siswa, ada
3 orang yang tidak masuk, 1 siswa sakit dan 2 siswa tanpa keterangan.
Selanjutnya peneliti melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali rumus
luas permukaan kubus pada pertemuan sebelumnya, kemudian peneliti
menyampaikan tujuan mempelajari luas permukaan kubus dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Peneliti mengarahkan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya.
Setelah siswa duduk sesuai kelompoknya masing-masing, peneliti memberikan
LKS yang berisi masalah-masalah luas permukaan kubus. Setelah peneliti selesai
memberikan LKS, peneliti mengarahkan siswa untuk mengikuti instruksi yang
tersedia dalam LKS. Pada bagian Introduction, siswa diberikan ilustrasi mengenai
suatu masalah yang berkaitan dengan luas permukaan kubus untuk memotivasi
siswa agar siswa dapat menghitung luas permukaan kubus dan menggunakan luas
permukaan kubus dalam berbagai permasalahan.
Kemudian, pada bagian Connection, siswa diarahkan untuk menuliskan
kembali rumus luas permukaan kubus yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya. Sebagian besar siswa masih mengingat rumus luas permukaan
kubus. Pada bagian Application, siswa diarahkan untuk dapat menyelesaikan
masalah-masalah pada LKS. Ilustrasi masalah 1 pada LKS sebagai berikut:
Hari Minggu lalu, Bu Ria membeli dua kotak makanan kosong berbentuk
kubus di Pasar Devris. Kotak yang pertama memiliki panjang sisi 20 cm dan
kotak yang kedua memiliki panjang sisi 30 cm. Berapa selisih luas permukaan
kedua kotak makanan yang dibeli Bu Ria?
Pada tahap ini, banyak siswa yang bertanya maksud dari masalah yang
diberikan, sedangkan siswa belum berdiskusi dengan kelompoknya. Akibatnya,
41

suasana kelas menjadi berisik dan tidak kondusif. Kemudian, siswa diberikan
arahan oleh peneliti untuk mendiskusikan LKS terlebih dahulu dengan teman
kelompoknya. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, peneliti berkeliling
mengamati setiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami
kesulitan menyelesaikan masalah 1.

Gambar 4.4
Hasil Jawaban LKS pada Indikator Mengidentifikasi Kecukupan Unsur
untuk Menyelesaikan Masalah Pertemuan 2

Dari hasil pengamatan peneliti serta terlihat pada Gambar 4.4 di atas,
menunjukkan bahwa sebagian siswa sudah dapat mengidentifikasi kecukupan
unsur untuk menyelesaikan masalah 1. Kemudian, pada masalah 1 bagian b,
siswa diarahkan untuk dapat menentukan cara serta melakukan proses
penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah. Hasil jawaban siswa
pada masalah 1 bagian b dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5
Hasil Jawaban LKS pada Indikator Menentukan Cara serta Melakukan
Proses Penghitungan sesuai Rencana untuk Menyelesaikan Masalah
Pertemuan 2
42

Seperti yang terlihat pada Gambar 4.5, sebagian siswa terlihat sudah dapat
melakukan proses penghitungan sesuai dengan rumus yang digunakan. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian siswa sudah dapat menentukan cara serta
melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan
masalah 1. Pada bagian Reflection, siswa diarahkan untuk dapat memberikan
kesimpulan yang diperoleh setelah menyelesaikan masalah 1.
Setelah menyelesaikan masalah 1, siswa diarahkan untuk menyelesaikan
masalah 2. Beberapa siswa kesulitan memahami maksud dari masalah 2,
kemudian peneliti memberi arahan kepada siswa sehingga siswa dapat memahami
maksud dari masalah 2. Dari hasil pengamatan peneliti, sebagian siswa sudah
mulai beradaptasi dengan tahapan-tahapan pemecahan masalah pada LKS.
Sebagian siswa dapat mengidentifikasi kecukupan unsur, menentukan cara, serta
melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah,
tetapi beberapa siswa masih kesulitan menentukan berapa banyak permukaan
kubus yang dicat. Oleh karena itu, beberapa siswa masih kesulitan menentukan
cara dan melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan
masalah.
Pada bagian Reflection, siswa diarahkan untuk dapat memberikan kesimpulan
setelah menyelesaikan masalah 2. Setelah selesai menuliskan kesimpulan, pada
bagian Extension, siswa diberikan masalah yang berkaitan dengan masalah
aritmetika sosial. Setelah semua kelompok telah menyelesaikan masalah-masalah
dalam LKS, perwakilan siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya. Kegiatan siswa mempresentasikan hasil diskusinya
dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Kemudian, peneliti bersama dengan siswa bersama-sama membahas masalah
dan menyimpulkan masalah yang terdapat dalam LKS. Siswa diberikan
kesempatan untuk bertanya dan memberikan tanggapan terhadap materi
pembelajaran hari ini. Sebelum pembelajaran ditutup, peneliti memberikan tugas
kepada masing-masing kelompok yaitu membuat sebuah balok dari kertas karton
yang berukuran panjang 8 cm, lebar 6 cm, dan tinggi 3 cm. Peneliti juga
43

membagikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa. Pembelajaran ditutup dengan
mengucapkan hamdalah dan salam penutup.

Gambar 4.6
Kegiatan Presentasi Siswa Pertemuan 2

3) Pertemuan ketiga/ Senin, 1 Februari 2016


Kegiatan pembelajaran matematika di kelas VIII B pada pertemuan ketiga
berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Peneliti memulai kegiatan
belajar dengan mengucapkan salam dan membaca doa, kemudian peneliti
mengabsen siswa, ada 2 orang yang tidak masuk, keduanya tanpa keterangan.
Selanjutnya peneliti melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali sifat-
sifat sebuah kubus dan rumus luas permukaan kubus yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya. Kemudian, peneliti memberikan materi singkat untuk
mengingatkan kembali sifat-sifat sebuah balok, memotivasi siswa dengan
menyampaikan tujuan mempelajari luas permukaan balok dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya peneliti mengarahkan siswa untuk duduk sesuai dengan
kelompoknya. Setelah siswa duduk sesuai kelompoknya masing-masing, peneliti
memberikan LKS yang berisi tentang materi pembelajaran hari ini yaitu
menentukan rumus luas permukaan balok pada masing-masing kelompok. Pada
saat memberikan LKS, peneliti mengarahkan siswa untuk tidak berisik atau tidak
mengobrol hal di luar materi pembelajaran. Setelah peneliti selesai memberikan
LKS kepada masing-masing kelompok, peneliti mengarahkan siswa untuk
44

menaruh balok yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok di atas meja
kelompoknya (peneliti memberi tugas membuat sebuah balok pada pertemuan 2),
serta mengarahkan siswa untuk mengikuti instruksi yang tersedia dalam LKS.
Pada bagain Introduction, siswa mengingat kembali sifat-sifat balok yang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya (pada pertemuan sebelum penelitian
dimulai, siswa sudah diberikan materi sifat-sifat kubus dan balok oleh guru) dan
menuliskannya pada LKS sesuai instruksi yang diberikan. Kemudian, pada bagian
Connection, siswa memberi warna yang berbeda menggunakan krayon pada setiap
titik sudut sesuai instruksi dalam LKS. Pada bagian Application, siswa mengukur
kembali panjang rusuk balok yang dibuat oleh masing-masing kelompok,
menggunting balok, dan merentangkan jaring-jaring balok yang diperoleh dari
balok yang sudah digunting tersebut.
Kemudian, siswa menempelkan jaring-jaring kubus tersebut pada LKS
dengan menggunakan lem dan memberi nama pada setiap titik sudut jaring-jaring
balok sesuai dengan nama titik sudut balok. Setelah siswa menempelkan jaring-
jaring balok, siswa diarahkan untuk melengkapi tabel untuk menghitung luas
permukaan balok, tabel ini dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7
Hasil Diskusi Siswa Melengkapi Tabel untuk Menghitung
Luas Permukaan Balok Pertemuan 3

Selama kegiatan diskusi kelompok, peneliti berkeliling mengamati setiap


kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam
45

menentukan rumus luas permukaan balok serta menyelesaikan masalah dalam


LKS. Kegiatan diskusi siswa dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8
Kegiatan Diskusi Siswa dalam Menentukan Rumus Luas Permukaan Balok
Pertemuan 3

Pada pertemuan ketiga ini, banyak siswa yang bingung untuk mengisi sisi
mana yang merupakan panjang, lebar, dan tinggi, misalnya sisi BCGF, siswa
menuliskan perkalian sisinya BC CG = p t. Melihat banyaknya kesulitan
siswa, siswa diberi arahan bahwa siswa harus mengukur sisinya terlebih dahulu,
jika sisinya berukuran 8 cm maka sisinya merupakan panjang balok, jika sisinya
berukuran 6 cm maka sisinya merupakan lebar balok, dan jika sisinya berukuran
3 cm maka sisi yang dimaksud adalah tinggi balok.
Selanjutnya, pada bagian Reflection, siswa diinstruksikan untuk memberikan
kesimpulan tentang bagaimana cara menentukan rumus luas permukaan balok dan
apa rumus luas permukaan balok. Pada bagian Extension, siswa diarahkan untuk
menyelesaikan masalah. Siswa diberikan masalah mencari ukuran panjang kotak
pensil jika diketahui ukuran lebar, ukuran tinggi, serta luas permukaannya. Untuk
menyelesaikan masalah pada bagian Extension, siswa harus memahami materi
aljabar yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Hasil jawaban siswa dapat dilihat
pada Gambar 4.9.
Beberapa siswa kurang teliti pada proses penghitungan, sehingga siswa
kesulitan mencari panjang balok. Peneliti memberikan arahan kepada beberapa
46

siswa yang masih kesulitan agar dapat menyelesaikan masalah pada bagian
Extension. Dari hasil pengamatan peneliti dan dari hasil jawaban siswa, terlihat
sebagian siswa dapat melakukan proses penghitungan sesuai dengan rumus yang
digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian siswa sudah dapat
menentukan cara serta melakukan proses penghitungan sesuai rencana
untuk menyelesaikan masalah. Setelah selesai menyelesaikan LKS, perwakilan
siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Peneliti bersama dengan siswa bersama-sama membahas masalah yang
terdapat dalam LKS, kemudian menyimpulkan materi yang sudah dipelajari, yaitu
menentukan rumus luas permukaan balok. Siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya dan memberikan tanggapan terhadap materi pembelajaran hari ini.
Kegiatan tanya-jawab siswa dapat dilihat pada Gambar 4.10. Sebelum
pembelajaran ditutup, peneliti memberikan tugas individu kepada siswa agar
siswa dapat berlatih menentukan rumus luas permukaan balok dari benda-benda
yang ada di sekitar siswa. Peneliti juga membagikan jurnal harian untuk diisi oleh
siswa. Pembelajaran ditutup dengan mengucapkan hamdalah dan salam penutup.

Gambar 4.9
Hasil Jawaban LKS pada Bagian Extension Pertemuan 3
47

Gambar 4.10
Kegiatan Tanya-Jawab Siswa Pertemuan 3

4) Pertemuan keempat/ Selasa, 2 Februari 2016


Kegiatan pembelajaran matematika pada pertemuan keempat berlangsung
selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Peneliti memulai kegiatan belajar dengan
mengucapkan salam dan membaca doa, kemudian peneliti mengabsen siswa, ada
4 orang yang tidak masuk, 1 siswa sakit dan 3 siswa tanpa keterangan.
Selanjutnya peneliti melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali rumus
luas permukaan balok pada pertemuan sebelumnya, kemudian peneliti
menyampaikan tujuan mempelajari luas permukaan balok dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Peneliti mengarahkan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya.
Setelah siswa duduk sesuai kelompoknya masing-masing, peneliti memberikan
LKS yang berisi masalah-masalah luas permukaan balok. Setelah peneliti selesai
memberikan LKS, peneliti mengarahkan siswa untuk mengikuti instruksi yang
tersedia dalam LKS. Pada bagian Introduction, siswa diberikan ilustrasi mengenai
suatu masalah yang berkaitan dengan luas permukaan balok untuk memotivasi
siswa agar siswa dapat menghitung luas permukaan balok dan menggunakan luas
permukaan balok dalam berbagai permasalahan.
Kemudian, pada bagian Connection, siswa diarahkan untuk menuliskan
kembali rumus luas permukaan balok yang telah dipelajari pada pertemuan
48

sebelumnya. Pada bagian Application, siswa diarahkan untuk dapat


menyelesaikan masalah-masalah pada LKS. Ilustrasi masalah 1 pada LKS sebagai
berikut:
Pada hari libur, Jordan dan keluarga berencana akan berenang ke Sea
Park. Di Sea Park, terdapat berbagai bentuk kolam renang, ada yang lantai
dasarnya berbentuk persegi panjang, ada yang berbentuk lingkaran, ada yang
meliuk-liuk seperti sungai, dan lain sebagainya. Jordan melihat ada satu kolam
renang baru yang lantai dasarnya berbentuk persegi panjang sedang dipasang
keramik oleh petugas, yang rencananya akan dipasang keramik di seluruh
permukaan kolamnya. Kolam tersebut memiliki ukuran panjang 50 meter,
lebar 10 meter, dan kedalaman 1,5 meter. Periksa apakah benar luas permukaan
kolam renang yang dipasang keramik tersebut adalah 950 m2?
Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, peneliti berkeliling mengamati setiap
kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan menyelesaikan
masalah 1. Hasil jawaban siswa dapat dilihat pada Gambar 4.11. Setelah
menyelesaikan masalah 1, pada bagian Reflection, siswa juga diarahkan untuk
dapat memberikan kesimpulan yang diperoleh. Hasil jawaban siswa dapat dilihat
pada Gambar 4.12.

Gambar 4.11
Hasil Jawaban LKS pada Indikator Memeriksa Kebenaran Hasil
Pertemuan 4
49

Gambar 4.12
Hasil Jawaban LKS pada Bagian Reflection Pertemuan 4

Pada pertemuan keempat, siswa diharapkan mampu memeriksa kebenaran


hasil dari suatu masalah. Dari hasil jawaban LKS siswa di atas, dan dari hasil
pengamatan peneliti, terlihat bahwa sebagian siswa dapat memeriksa
kebenaran hasil dari masalah 1. Setelah menyelesaikan masalah 1, siswa
diarahkan untuk menyelesaikan masalah 2. Ilustrasi masalah 2 pada LKS sebagai
berikut:
Sebuah perusahaan minuman teh membuat kemasan kotak minuman
berbentuk balok yang terbuat dari kertas yang dilapisi alumunium foil. Kotak
minuman teh tersebut berukuran panjang 7 cm, lebar 4 cm, dan tinggi 11 cm. Jika
hari Senin perusahaan ingin membuat seribu kotak minuman teh, berapa jumlah
luas permukaan kertas yang digunakan pada hari Senin?
Ketika mengerjakan masalah 2, siswa terlihat sudah terbiasa menggunakan
rumus permukaan balok, sehingga peneliti hanya mengarahkan untuk lebih teliti
dalam memahami masalah 2 dan lebih teliti lagi pada saat melakukan proses
penghitungan. Kegiatan diskusi siswa dapat dilihat pada Gambar 4.13. Setelah
menyelesaikan masalah 2, pada bagian Reflection, siswa juga diarahkan untuk
dapat memberikan kesimpulan yang diperoleh. Ketika peneliti berkeliling untuk
melihat diskusi siswa, kebanyakan siswa terlihat bersemangat menyelesaikan
masalah-masalah dalam LKS.
50

Gambar 4.13
Kegiatan Diskusi Siswa Mengerjakan Masalah 2 pada Pertemuan 4

Pada bagian Extension, siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang


berkaitan dengan masalah aritmetika sosial. Hasil jawaban siswa dapat dilihat
pada Gambar 4.14. Ilustrasi masalah pada bagian Extension sebagai berikut:
Suatu hari, Angga ingin membuat sebuah akuarium berbentuk balok dengan
ukuran panjang 70 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 35 cm. Angga tidak memiliki kaca
untuk membuatnya, maka Angga pergi ke Toko Surya untuk membeli kaca seluas
akuarium yang akan ia buat. Berapa biaya yang harus dikeluarkan Angga jika
harga kaca 1 m2 adalah Rp 200.000,00?

Gambar 4.14
Hasil Jawaban LKS pada Bagian Extension Pertemuan 4
51

Setelah selesai menyelesaikan LKS, perwakilan siswa diberikan kesempatan


untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Dari hasil jawaban LKS
pada pertemuan 4 serta dari hasil pengamatan peneliti, terlihat bahwa sebagian
siswa sudah dapat mengidentifikasi kecukupan unsur, menentukan cara,
melakukan proses penghitungan sesuai rencana, serta memeriksa kebenaran
hasil untuk menyelesaikan masalah.
Kemudian, peneliti bersama dengan siswa bersama-sama membahas masalah
dan menyimpulkan masalah yang terdapat dalam LKS. Siswa diberikan
kesempatan untuk bertanya dan memberikan tanggapan terhadap materi
pembelajaran hari ini. Sebelum pembelajaran ditutup, peneliti memberikan tugas
kelompok yaitu masing-masing kelompok membuat 8 kubus kecil dari kertas
karton berukuran sisi 3 cm. Peneliti juga membagikan jurnal harian untuk diisi
oleh siswa dan menginformasikan kepada siswa bahwa tes siklus I akan
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. Pembelajaran ditutup dengan
mengucapkan hamdalah dan salam penutup.
5) Pertemuan kelima/ Selasa, 9 Februari 2016
Setelah peneliti melakukan proses pembelajaran dengan strategi ICARE
selama empat pertemuan, pada pertemuan kelima ini dilakukan tes siklus I untuk
mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII B yang
berlangsung selama 2 x 40 menit. Terlihat seluruh siswa kelas VIII B sudah siap
dengan tes yang akan dilaksanakan.
Sebelum tes dilaksanakan, ketua kelas memimpin untuk bersama-sama
berdoa terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti membagikan lembar soal tes kepada
setiap siswa. Soal tes siklus I ini berisi soal-soal pemecahan masalah matematis
yang terdiri dari 4 indikator tentang materi luas permukaan kubus dan luas
permukaan balok. Soal tes siklus II ini terdiri dari 3 butir soal yang sudah
divalidasi. Siswa tampak serius dalam mengerjakan soal tes siklus I dan suasana
terlihat tenang dan kondusif. Selama tes berlangsung, beberapa siswa ada yang
bertanya mengenai kejelasan soal. Proses tes siklus I ini berjalan dengan baik
hingga waktu tes habis. Kegiatan pelaksanaan tes siklus I dapat dilihat pada
Gambar 4.15.
52

Gambar 4.15
Pelaksanaan Tes Siklus I

c. Tahap Pengamatan (Observing) dan Analisis Data Siklus I


Tahap observasi ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan.
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru mata pelajaran matematika kelas VIII B
sebagai observer dan kolaborator dalam penelitian ini. Pengamatan dan analisis
data pada siklus I dilakukan untuk memperoleh data yang akurat pada proses
pembelajaran. Berikut ini merupakan paparan hasil observasi dan analisis data
pada pembelajaran siklus I:
1) Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Dalam penelitian ini, kemampuan pemacahan masalah matematis siswa yang
akan diteliti yaitu mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan
masalah, menentukan cara untuk menyelesaikan masalah, melakukan proses
penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah, dan memeriksa
kebenaran hasil yang diperoleh. Instrumen tes siklus I terdiri dari dari 3 soal yang
terdiri dari 2 indikator mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan
masalah (nomor 1a dan 3a), 2 indikator menentukan cara untuk menyelesaikan
masalah (nomor 1b dan 3b), 2 indikator melakukan proses penghitungan sesuai
rencana untuk menyelesaikan masalah (nomor 1c dan 3c), dan 1 indikator
memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh (nomor 2). Nilai tertinggi yang
53

diperoleh siswa VIII B adalah 100, nilai terendahnya adalah 28,57, dan nilai rata-
ratanya adalah 67,82. Hasil penilaian tes akhir siklus I yang diperoleh siswa kelas
VIII B dapat dilihat pada Lampiran 17.
Adapun penyajian data hasil penilaian tes akhir siklus I dapat dilihat pada
Tabel 4.1, sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Siklus I

Interval Frekuensi Persentase


28-39 4 12,12
40-51 5 15,15
52-63 5 15,15
64-75 4 12,12
76-87 10 30,30
88-100 5 15,15
Jumlah 33 100

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa terdapat 6 kelas interval dengan
panjang interval kelas adalah 12. Nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 28.
Terlihat bahwa sekitar 54,54% siswa mendapat nilai kurang dari nilai rata-rata
kemampuan pemecahan masalah matematis yang ditentukan. Nilai rata-rata hasil
tes kemampuan pemecahan masalah matematis pada siklus I sebesar 67,82,
jumlah ini masih kurang karena belum mencapai indikator yang ditentukan yaitu
nilai rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa 73.
Ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis yang terdiri dari
empat indikator, yaitu mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan
masalah, menentukan cara untuk menyelesaikan masalah, melakukan proses
penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah, dan memeriksa
kebenaran hasil yang diperoleh, rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa masih dalam kategori kurang, serta kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa masih belum merata.
Siswa yang berkemampuan akademis tinggi masih mendominasi dengan nilai
lebih dari rata-rata pada hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis.
54

Siswa juga banyak yang belum terbiasa dengan penerapan strategi ICARE dalam
pembelajaran matematika. Beberapa siswa masih merasa kesulitan dalam
menyelesaikan masalah yang disajikan. Adapun persentase skor rata-rata siswa
dari setiap indikator kemampuan pemecahan masalah matematis dapat dilihat
pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Siklus I

Indikator Kemampuan Skor Skor Persentase


No.
Pemecahan Masalah Ideal Rata-rata
Mengidentifikasi kecukupan unsur
1 6 3,91 65,15
untuk menyelesaikan masalah
Menentukan cara untuk
2 6 3,97 66,16
menyelesaikan masalah
Melakukan proses penghitungan
3 sesuai rencana untuk menyelesaikan 6 5,06 84,34
masalah
Memeriksa kebenaran hasil yang
4 3 1,30 43,43
diperoleh

Pada Tabel 4.2, skor ideal berfungsi sebagai acuan perolehan hasil
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa hingga didapat skor rata-rata
dari masing-masing siswa. Berdasarkan skor rata-rata kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa pada siklus I menunjukkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa dari empat indikator masih kurang,
kemampuan siswa masih belum merata.
Pada aspek mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah,
kemampuan rata-rata siswa sebesar 65,15%. Pada aspek ini sebagian besar siswa
sudah bisa mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah yang
disajikan, tetapi masih banyak juga siswa yang belum bisa mengidentifikasi
kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan hasil tes siklus I,
sebagian siswa tidak lengkap menuliskan identifikasi unsur untuk menyelesaikan
masalah dan ada pula siswa yang langsung melakukan proses penghitungan untuk
menyelesaikan masalah.
55

Pada aspek menentukan cara untuk menyelesaikan masalah, kemampuan rata-


rata siswa sebesar 66,16%. Pada aspek ini sebagian besar siswa sudah bisa
menentukan cara untuk menyelesaikan masalah yang disajikan, tetapi masih
banyak juga siswa yang belum bisa menentukan cara untuk menyelesaikan
masalah. Hal ini terjadi karena siswa terbiasa langsung mengerjakan soal dengan
rumus, belum terbiasa menuangkan ide atau cara penyelesaian masalah ke dalam
kalimat.
Pada aspek melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk
menyelesaikan masalah, kemampuan rata-rata siswa sebesar 84,34%. Pada aspek
ini sebagian besar siswa sudah bisa melakukan proses penghitungan sesuai
rencana untuk menyelesaikan masalah yang disajikan, hanya sedikit siswa yang
belum bisa melakukan proses penghitungan. Hal ini sebagian besar disebabkan
oleh ketidaktelitian siswa dalam melakukan proses penghitungan.
Pada aspek memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh, kemampuan rata-rata
siswa sebesar 43,43%. Pada aspek ini sebagian besar siswa belum bisa memeriksa
kebenaran hasil yang diperoleh. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, soal
nomor 2 dengan indikator memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh adalah soal
yang paling sulit, hal ini terlihat juga dari tingkat kesukaran butir soal. Sebagian
besar siswa siswa belum bisa memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh karena
siswa belum bisa mengidentifikasi kecukupan unsur, menentukan cara, dan
melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah.
Peneliti juga memberikan hasil tes siklus I kepada guru. Kemudian, peneliti
melakukan wawancara kepada guru untuk mengetahui bagaimana pendapat guru
mengenai peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa. Guru berpendapat
bahwa berdasarkan dari hasil tes akhir siswa cukup baik, kemampuan pemecahan
masalah matematisnya berkembang. Selain itu, terlihat dari cara siswa
menyelesaikan masalah dalam kelompok dan menjelaskannya dengan presentasi,
kemampuan pemecahan masalah matematis sebagian besar siswa sudah cukup
baik.
56

2) Analisis Aktivitas Siswa


Analisis aktivitas siswa diperlukan untuk melihat bagaimana aktivitas siswa
pada pembelajaran siklus I dengan strategi ICARE. Hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan bantuan guru selama pembelajaran siklus I dapat
dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Rata-rata Aktivitas Siswa dengan Strategi ICARE dalam Pembelajaran
pada Siklus I

Pertemuan Persentase
No. Hal yang diamati
1 2 3 4 Rata-rata
Memperhatikan
1 penjelasan peneliti 89,29% 93,33% 93,55% 96,43% 93,15
(Introduction)
Mempelajari dan
2 mengerjakan LKS 85,71% 90,00% 90,32% 96,43% 90,62
(Connection)
Antusias dalam
3 pembelajaran 75,00% 80,00% 87,10% 92,86% 83,74
(Connection)
Diskusi antar siswa
dalam kelompok selama
4 82,14% 86,67% 87,10% 92,86% 87,19
pembelajaran
(Application)
Mengajukan dan
5 menjawab pertanyaan 35,71% 40,00% 51,61% 60,71% 47,01
(Reflection)
Mempresentasikan hasil
6 14,29% 16,67% 12,90% 17,86% 15,43
diskusi (Reflection)
Memberi contoh
penerapan materi dalam
7 50,00% 50,00% 54,84% 60,71% 53,89
kehidupan sehari-hari
(Extension)
Persentase Rata-rata
61,73 65,24 68,20 73,98
Tiap Pertemuan
Persentase Rata-rata Siklus I 67,29
Keterangan: Pada pertemuan pertama 5 siswa tidak hadir, pada pertemuan
kedua 3 siswa tidak hadir, pada pertemuan ketiga 2 siswa tidak hadir, dan
pada pertemuan keempat 4 siswa tidak hadir.
57

Berdasarkan Tabel 4.3, diperoleh informasi mengenai aktivitas siswa pada


siklus I sebagai berikut:
a) Memperhatikan penjelasan peneliti
Persentase rata-rata siswa yang memperhatikan penjelasan peneliti yaitu
sebanyak 93,15%. Hal ini menunjukkan bahwa hanya beberapa siswa yang
terlihat tidak memperhatikan penjelasan peneliti.
b) Mempelajari dan mengerjakan LKS
Persentase rata-rata siswa yang mempelajari dan mengerjakan LKS yaitu
sebanyak 90,62%. Sebagian besar siswa mempelajari dan mengerjakan LKS,
tetapi ada juga beberapa siswa yang tidak mau mempelajari dan mengerjakan
LKS.
c) Antusias dalam pembelajaran
Persentase rata-rata siswa yang antusias dalam pembelajaran yaitu sebanyak
83,74%. Antusias siswa yang dimaksud dalam penelitian ini dapat terlihat dari
keseriusan, ketekunan, dan semangat siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
d) Diskusi antar siswa dalam kelompok selama pembelajaran
Persentase rata-rata siswa yang melakukan diskusi dalam kelompok selama
pembelajaran yaitu sebanyak 87,19%. Beberapa siswa terlihat tidak mau
berdiskusi dengan teman kelompoknya selama pembelajaran.
e) Mengajukan dan menjawab pertanyaan
Persentase rata-rata siswa yang mengajukan dan menjawab yaitu sebanyak
47,01%. Kegiatan siswa mengajukan dan menjawab pertanyaan serta menanggapi
jawaban siswa lain masih dianggap kurang, karena tidak lebih dari setengah siswa
di kelas VIII B yang mau mengajukan dan menjawab pertanyaan serta
menganggapi jawaban siswa lain.
f) Mempresentasikan hasil diskusi
Persentase rata-rata siswa yang mempresentasikan hasil diskusi yaitu
sebanyak 15,43%. Kegiatan siswa mempresentasikan hasil diskusi masih sangat
kurang, karena hanya beberapa siswa yang mau mendiskusikan hasil diskusi
kelompoknya. Siswa yang mau mempresentasikan hasil diskusinya masih
didominasi oleh siswa dengan kemampuan akademis tinggi. Sebagian besar siswa
58

terutama siswa dengan kemampuan akademis sedang atau rendah sudah merasa
jawabannya terwakilkan dengan jawaban siswa yang kemampuan akademisnya
tinggi sehingga siswa kurang termotivasi untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya. Persentase rata-rata siswa pada aspek ini paling rendah di antara
kelima aspek yang lain, dikarenakan waktu yang diberikan dalam satu kali
pembelajaran tidak memungkinkan seluruh siswa melakukan presentasi di depan
kelas.
g) Memberi contoh penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari
Persentase rata-rata siswa yang memberi contoh penerapan materi dalam
kehidupan sehari-hari yaitu sebanyak 53,89%. Kegiatan siswa memberi contoh
penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari juga masih kurang meskipun lebih
dari setengah siswa kelas VIII B sudah mau memberi contoh penerapan materi
dalam kehidupan sehari-hari.

Dapat dilihat kembali pada Tabel 4.3, persentase rata-rata aktivitas siswa
kelas VIII B pada pembelajaran siklus I adalah 67,29%. Berdasarkan hasil
persentase rata-rata aktivitas siswa dan pemaparan aktivitas siswa pada siklus I,
dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan strategi
ICARE harus ditingkatkan, sehingga aktivitas siswa yang masih kurang pada
pembelajaran siklus I diharapkan dapat meningkat pada pembelajaran siklus II.

3) Analisis Jurnal Harian Siswa


Pada setiap akhir pembelajaran, siswa mengisi jurnal harian yang diberikan
oleh peneliti. Jurnal harian ini digunakan sebagai alat ukur yang bertujuan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah diberikan. Respon
siswa yang telah diterima oleh peneliti kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.
Respon siswa terhadap pembelajaran dikategorikan menjadi respon positif, netral,
dan negatif. Daftar pertanyaan pada jurnal harian siswa yang digunakan oleh
peneliti dapat dilihat pada Tabel 4.4.
59

Tabel 4.4
Daftar Pertanyaan Jurnal Harian Siswa

No. Pertanyaan dalam Jurnal Harian Siswa


1 Materi apa yang telah kamu pelajari hari ini?
Apakah kamu telah mengetahui dan memahami materi yang kamu pelajari
2
hari ini?
3 Bagaimana pendapat kamu dalam pembelajaran hari ini?
4 Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran ini? Jelaskan!
5 Apa saranmu untuk pembelajaran berikutnya?

Dari kelima pertanyaan pada jurnal harian siswa yang dapat dilihat pada
Tabel 4.4 di atas, jawaban dari pertanyaan pada jurnal harian siswa yang dianalisis
oleh peneliti adalah jawaban dari pertanyaan nomor 2 sampai nomor 5. Adapun
hasil analisis respon siswa baik respon positif, netral, maupun negatif pada
pembelajaran siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan untuk lebih lengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 23.

Tabel 4.5
Hasil Respon Siswa Siklus I

Persentase Respon
Pertemuan
Positif Netral Negatif
1 60,71 10,71 28,57
2 55,00 9,17 35,83
3 68,55 7,26 24,19
4 63,79 6,90 29,31

Persentase
62,01 8,51 29,48
Rata-rata
60

Berdasarkan Tabel 4.5, pada pertemuan pertama persentase rata-rata respon


siswa yang merespon positif sebanyak 60,71%, tetapi pada pertemuan kedua
persentase rata-rata siswa yang merespon positif menurun menjadi 55,00%. Selain
itu, pada pertemuan pertama siswa yang merespon negatif sebanyak 28,57%,
kemudian meningkat menjadi 35,83% seiring menurunnya respon positif pada
pertemuan kedua. Pada pertemuan pertama siswa melengkapi jawaban dalam LKS
untuk menentukan rumus luas permukaaan kubus dan hanya diberikan masalah
berupa soal uraian pemecahan masalah matematis pada bagian Extension dalam
strategi ICARE, sedangkan pada pertemuan kedua siswa diberikan masalah
berupa soal-soal uraian dengan langkah-langkah dalam strategi ICARE serta
pemecahan masalah matematis yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada
bagian Application, Reflection, dan Extension. Hal ini menjelaskan bahwa siswa
belum terbiasa dengan strategi ICARE yang digunakan dalam pembelajaran dan
siswa juga belum terbiasa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pemecahan masalah matematis, sehingga banyak siswa yang kesulitan untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan.
Pada pertemuan ketiga, terjadi peningkatan persentase rata-rata siswa yang
merespon positif menjadi 68,55% dan penurunan respon negatif menjadi 24,19%.
Hal ini dikarenakan beberapa siswa yang merespon negatif atau netral pada
pertemuan kedua, sudah bisa beradaptasi dengan penerapan strategi ICARE serta
langkah-langkah pemecahan masalah matematis pada pertemuan ketiga ini,
sehingga memberikan respon posiif terhadap pembelajaran. Pada pertemuan
keempat, persentase rata-rata siswa yang merespon positif sebanyak 63,79%,
respon positif siswa kembali menurun dari pertemuan ketiga.
Meskipun siswa sudah terbiasa dengan penerapan strategi ICARE dan
langkah-langkah pemecahan masalah matematis pada pertemuan keempat ini,
tetapi beberapa siswa masih kesulitan menyelesaikan masalah dalam LKS tentang
luas permukaan balok pada pertemuan keempat. Penurunan respon positif ini
terjadi karena masalah yang diberikan dianggap terlalu sulit oleh beberapa siswa
yang pada pertemuan ketiga sudah merespon positif terhadap pembelajaran.
61

Pada pembelajaran siklus I yang dilaksanakan dalam empat kali pertemuan


mendapatkan rata-rata respon positif sebanyak 62,01%, respon netral sebanyak
8,51%, dan respon negatif sebanyak 29,48%. Hal ini menunjukkan bahwa lebih
dari setengah siswa VIII B dapat menerima dan mengikuti pembelajaran dengan
baik. Kendati demikian, penerapan strategi ICARE pada pembelajaran
matematika masih perlu ditingkatkan, karena masih banyak siswa yang merespon
negatif.
Hal ini perlu dijadikan motivasi bagi peneliti agar pembelajaran pada siklus II
lebih berinovasi dan menarik dalam pembelajaran matematika dengan strategi
ICARE sehingga siswa dapat menerima dan mengikuti pembelajaran dengan baik.
Diharapkan pada pertemuan selanjutnya di siklus II siswa yang merespon netral
akan merespon positif terhadap pembelajaran yang berlangsung.

4) Analisis Hasil Wawancara Siswa


Selain jurnal harian, peneliti juga melakukan wawancara kepada lima siswa
dengan kemampuan akademik tinggi, sedang, dan rendah, pada akhir siklus I
untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan strategi
ICARE. Berikut ini adalah analisis hasil jurnal harian yang diperkuat dengan hasil
wawancara siswa yang dilakukan pada siklus I:
a) Sebagian besar siswa merasa senang mengikuti pembelajaran matematika
dengan strategi ICARE karena pembelajaran yang dilakukan memacu siswa untuk
lebih mandiri, berani mengungkapkan ide dan gagasannya, serta lebih aktif dalam
berpikir.
b) Strategi ICARE juga lebih menyenangkan menurut siswa karena dilakukan
dalam diskusi kelompok. Diskusi dengan kelompok heterogen ini menciptakan
kerjasama dan interaksi yang baik antar siswa.
c) Sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, atau
menanggapi jawaban dari siswa lain.
d) Sedikit siswa yang mau untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
karena siswa belum terbiasa menjelaskan hasil penyelesaian masalah yang
diperoleh kepada siswa lain.
62

e) Kendala yang dirasakan oleh sebagian besar siswa adalah kurangnya latihan
menyelesaikan soal-soal uraian dengan langkah-langkah pemecahan masalah
matematis.

d. Tahap Refleksi (Reflecting)


Tahap ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis
bersama peneliti dan guru, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang telah
dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu ada perbaikan.
Tahap ini juga dilaksanakan dengan maksud untuk melihat apa saja perbaikan
dalam kegiatan pembelajaran yang perlu terapkan pada penelitian siklus II setelah
melakukan kegiatan pembelajaran pada penelitian siklus I.
Dari hasil tes akhir siklus I diperoleh rata-rata nilai kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa kelas VIII B sebesar 67,82, jumlah ini masih kurang
karena belum mencapai indikator yang ditentukan yaitu nilai rata-rata hasil tes
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa 73. Hasil yang diperoleh pada
siklus I ini menjadi bahan perbaikan pada proses pembelajaran dengan penerapan
strategi ICARE di siklus berikutnya sehingga pada siklus II diharapkan adanya
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Berdasarkan hasil analisis dan diskusi bersama guru, ada beberapa hal yang
menjadi keberhasilan dan kekurangan dalam tindakan pada siklus I. Keberhasilan
tindakan pada siklus I yaitu penggunaan LKS yang dapat membantu siswa
memahami materi dan memunculkan ide serta gagasan untuk menyelesaikan
masalah. LKS yang dibuat oleh peneliti menggunakan strategi ICARE yang berisi
langkah-langkah pemecahan masalah matematis yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Selain itu juga, beberapa siswa yang sebelumnya tidak antusias dalam
pembelajaran matematika, menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Adapun kendala pada proses pembelajaran siklus I serta rencana perbaikan pada
proses pembelajaran siklus II bisa dilihat pada Tabel 4.6.
63

Tabel 4.6
Temuan Kendala dan Rencana Perbaikan pada Siklus II
No. Temuan Kendala Rencana Perbaikan pada Siklus II
Beberapa siswa masih kesulitan Peneliti akan menambahkan pertanyaan
menuliskan ide dalam langkah bagaimana menentukan cara untuk
kedua pemecahan masalah menyelesaikan masalah dalam LKS.
1
matematis, yaitu menentukan
cara untuk menyelesaikan
masalah.
Siswa yang kemampuan Peneliti akan lebih sering memperhatikan
akademiknya rendah masih serta membimbing siswa yang
2
sering kesulitan menyelesaikan kemampuan akademiknya rendah untuk
masalah. bisa menyelesaikan masalah.
Kemampuan pemecahan Peneliti akan memperbanyak masalah
masalah matematis siswa pada yang dapat meningkatkan indikator
indikator memeriksa kebenaran memeriksa kebenaran hasil yang
3 hasil yang diperoleh masih diperoleh.
rendah dibandingkan dengan
ketiga kemampuan pemecahan
matematis yang lain.
Aktivitas siswa dalam Peneliti lebih mengutamakan kontribusi
mengajukan dan menjawab dari siswa yang pasif atau siswa dengan
pertanyaan serta aktivitas siswa kemampuan akademik rendah dalam
4 dalam mempresentasikan hasil mengajukan dan menjawab pertanyaan,
diskusi masih rendah, terutama serta mempresentasikan hasil diskusi.
siswa dengan kemampuan
akademik rendah.
64

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II


Tindakan pembelajaran siklus II merupakan refleksi dari pembelajaran yang
dilakukan pada siklus I. Sama seperti siklus I, siklus II juga terdiri dari beberapa
tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan,
dan tahap refleksi. Materi yang akan dipelajari pada siklus II ini adalah
menentukan rumus volume kubus dan balok serta menggunakan rumus volume
kubus dan balok pada berbagai masalah. Tahapan-tahapan tersebut akan
dideskripsikan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) yang didesain sesuai dengan
strategi pembelajaran ICARE, jurnal harian siswa, lembar observasi aktivitas
siswa, pedoman wawancara, lembar soal tes kemampuan pemecahan masalah
matematis, serta menyiapkan alat dokumentasi yang akan digunakan pada
pembelajaran siklus II. RPP, LKS dan lembar soal tes kemampuan pemecahan
masalah matematis yang akan digunakan pada siklus II telah didiskusikan kembali
dengan dosen pembimbing, hal ini dimaksudkan agar terjadinya perbaikan proses
pembelajaran.
Pada siklus II ini peneliti juga ingin mengetahui respon dan aktivitas siswa
terhadap pembelajaran matematika dan mengetahui perkembangan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa ketika diterapkan strategi pembelajaran
ICARE dalam pembelajaran matematika di kelas, diantaranya mengidentifikasi
kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah, menentukan cara untuk
menyelesaikan masalah, melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk
menyelesaikan masalah, dan memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II, pelaksanaan tindakan terdiri dari
5 pertemuan dimana 4 pertemuan sebagai kegiatan pembelajaran dan 1 pertemuan
digunakan untuk pelaksanaan tes kemampuan pemecahan masalah matematis
siklus I. Pada proses pembelajaran ini dilaksanakan dengan menggunakan strategi
65

pembelajaran ICARE. Adapun proses pembelajaran pada siklus II adalah sebagai


berikut:
1) Pertemuan Keenam/ Senin, 22 Februari 2016
Kegiatan pembelajaran matematika di kelas VIII B pada pertemuan keenam
berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Peneliti memulai kegiatan
belajar dengan mengucapkan salam dan membaca doa, kemudian peneliti
mengabsen siswa, ada 2 orang yang tidak masuk (1 siswa sakit dan 1 siswa tanpa
keterangan). Selanjutnya peneliti melakukan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan yang bertujuan untuk memahami pengertian volume kubus. Kemudian
peneliti memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan mempelajari volume
kubus dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah siswa duduk sesuai kelompoknya masing-masing, peneliti
memberikan LKS yang berisi tentang materi pembelajaran hari ini yaitu
menentukan rumus volume kubus serta sebuah kubus yang terbuat dari plastik
jilid pada masing-masing kelompok yang berukuran sisi 6 cm. Pada saat
memberikan LKS dan kubus tersebut, siswa banyak yang bertanya akan
digunakan untuk apa kubus tersebut. Setelah peneliti selesai memberikan LKS
dan kubus dari plastik jilid pada masing-masing kelompok, peneliti memberi
instruksi untuk meletakkan 8 kubus kecil berukuran sisi 3 cm di atas meja
kelompok masing-masing (peneliti memberi tugas membuat 8 kubus kecil pada
pertemuan 4). Peneliti juga mengarahkan siswa untuk mengikuti instruksi yang
tersedia dalam LKS, dan siswa terlihat paham dengan instruksi yang diberikan.
Pada bagian Introduction, siswa diberikan pengarahan mengenai pengertian
volume kubus. Kemudian pada bagian Connection, siswa memperhatikan kubus
kecil dan kubus besar yang ada di atas meja kelompoknya, menghitung kembali
banyaknya kubus kecil dan kubus besar, serta menyusun kubus sesuai dengan
instruksi yang ada dalam LKS. Pada bagian Application, siswa mengukur sisi
kubus kecil dan kubus besar, memasukkan kubus-kubus kecil ke dalam kubus
besar, dan berdiskusi dengan kelompoknya dalam mengerjakan LKS agar dapat
menentukan rumus volume kubus. Kegiatan siswa pada bagian Application dapat
dilihat pada Gambar 4.16. Pada bagian Reflection, terlihat hasil jawaban LKS
66

dalam memberikan kesimpulan tentang bagaimana cara menentukan rumus


volume kubus dan apa rumus volume kubus. Hasil jawaban LKS pada bagian
Reflection dapat dilihat pada Gambar 4.17.

Gambar 4.16
Kegiatan Siswa Mengerjakan LKS Bagian Application Pertemuan 6

Gambar 4.17
Hasil Jawaban LKS pada Bagian Reflection Pertemuan 6

Setelah siswa memahami cara menentukan volume kubus, pada bagian


Extension, siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Masalah yang diberikan adalah sebagai berikut:
Sebuah bak mandi berbentuk kubus diisi air hingga penuh. Jika bak mandi
dapat menampung sebanyak 216 liter air, berapa cm panjang sisi bak mandi
tersebut?
Dari hasil jawaban LKS siswa pada bagian Extension dan dari hasil
pengamatan peneliti, menunjukkan bahwa setiap kelompok menuliskan informasi
yang diberikan cukup untuk menyelesaikan masalah, serta menuliskan apa saja
67

yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
sudah bisa mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
pada bagian Extension. Adapun hasil jawaban siswa pada indikator menentukan
cara serta melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan
masalah dapat dilihat pada Gambar 4.18 dan Gambar 4.19.

Gambar 4.18
Hasil Jawaban LKS pada Indikator Menentukan Cara
untuk Menyelesaikan Masalah bagian Extension Pertemuan 6

Gambar 4.19
Hasil Jawaban LKS pada Indikator Melakukan Proses Penghitungan
Sesuai Rencana untuk Menyelesaikan Masalah Pertemuan 6

Seperti yang terlihat pada Gambar 4.18 dan Gambar 4.19, serta dari hasil
pengamatan peneliti, sebagian besar siswa sudah bisa menentukan cara dan
dapat melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan
68

masalah. Sebagian lagi masih ada yang tidak teliti dalam melakukan proses
penghitungan, dan ada pula yang tidak menggunakan mengubah satuan panjang
dari dm ke cm.
Sesuai dengan rencana perbaikan pada siklus II, setelah menyelesaikan LKS,
peneliti menunjuk siswa yang kurang aktif atau siswa yang memiliki kemampuan
akademik rendah untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Peneliti
bersama dengan siswa bersama-sama membahas masalah yang terdapat dalam
LKS, kemudian menyimpulkan materi yang sudah dipelajari, yaitu menentukan
rumus volume kubus. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan
memberikan tanggapan terhadap materi pembelajaran hari ini. Sebelum
pembelajaran ditutup, peneliti memberikan tugas individu kepada siswa yaitu
mengerjakan soal tentang volume kubus pada Buku Matematika kelas VIII
halaman 222 bagian uraian nomor 31. Peneliti juga membagikan jurnal harian
untuk diisi oleh siswa. Pembelajaran ditutup dengan mengucapkan hamdalah dan
salam penutup.
2) Pertemuan ketujuh/ Selasa, 23 Februari 2016
Kegiatan pembelajaran matematika pada pertemuan ketujuh berlangsung
selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Peneliti memulai kegiatan belajar dengan
mengucapkan salam dan membaca doa, kemudian peneliti mengabsen siswa,
semua siswa kelas VIII B hadir hari ini. Selanjutnya peneliti melakukan apersepsi
dengan mengingatkan kembali rumus volume kubus pada pertemuan sebelumnya,
kemudian peneliti menyampaikan tujuan mempelajari volume kubus dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti mengarahkan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya.
Setelah siswa duduk sesuai kelompoknya masing-masing, peneliti memberikan
LKS yang berisi masalah-masalah volume kubus. Setelah peneliti selesai
memberikan LKS, peneliti mengarahkan siswa untuk mengikuti instruksi yang
tersedia dalam LKS. Pada bagian Introduction, siswa diberikan ilustrasi mengenai
suatu masalah yang berkaitan dengan volume kubus untuk memotivasi siswa agar

1
Nuharini, dkk., BSE: Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs,
(Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008).
69

siswa dapat menghitung volume kubus dan menggunakan volume kubus dalam
berbagai permasalahan. Kemudian pada bagian Connection, siswa diarahkan
untuk mengingat kembali rumus volume kubus pada pertemuan sebelumnya dan
menuliskannya pada LKS sesuai instruksi yang diberikan.
Pada bagian Application, siswa diarahkan untuk dapat menyelesaikan
masalah-masalah pada LKS. Sesuai dengan rencana perbaikan pada siklus II,
siswa diberikan masalah yang sesuai dengan indikator menentukan cara dan
memeriksa kebenaran hasil pada masalah 1. Siswa diarahkan untuk mengikuti
tahapan-tahapan pemecahan masalah, mulai dari tahapan mengidentifikasi
kecukupan unsur, menentukan cara, melakukan proses penghitungan sesuai
rencana, dan yang terakhir memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh. Ilustrasi
masalah 1 pada LKS sebagai berikut:
Setiap hari Senin di awal bulan, Pak Arif, seorang penjual sembako
membeli minyak goreng dari distributor sebanyak 320 liter. Minyak tersebut akan
ditampung di dalam kotak minyak berbentuk kubus yang memiliki ukuran panjang
sisi 40 cm. Periksa apakah benar kotak minyak yang digunakan untuk
menampung minyak goreng yang dibeli Pak Arif sebanyak 6 kotak?

Gambar 4.20
Hasil Jawaban LKS pada Indikator Menentukan Cara
untuk Menyelesaikan Masalah 1 Pertemuan 7

Dari Gambar 4.20 di atas dan dari hasil pengamatan peneliti, menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa sudah bisa mengidentifikasi kecukupan unsur
dan menentukan cara untuk menyelesaikan masalah 1. Kemudian siswa
melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah.
Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, peneliti berkeliling mengamati setiap
70

kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan menyelesaikan


masalah 1.
Pada bagian Reflection, siswa diarahkan untuk dapat memberikan kesimpulan
yang diperoleh setelah menyelesaikan masalah 1. Dari hasil jawaban LKS dan
pengamatan peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah dapat
memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh. Setelah menyelesaikan masalah 1,
siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah 2. Dari Gambar 4.21 dan dari hasil
pengamatan peneliti, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah bisa
mengidentifikasi kecukupan unsur dan menentukan cara untuk
menyelesaikan masalah 2.

Gambar 4.21
Hasil Jawaban LKS pada Indikator Menentukan Cara
untuk Menyelesaikan Masalah 2 Pertemuan 7

Kemudian, siswa melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk


menyelesaikan masalah. Ada beberapa siswa dalam kelompok kesulitan
memahami maksud dari masalah 2, kemudian peneliti memberi arahan kepada
siswa sehingga siswa bisa memahami maksud dari masalah 2. Dari hasil
pengamatan peneliti, sebagian besar siswa sudah mulai beradaptasi dengan
tahapan-tahapan pemecahan masalah pada LKS. Sebagian besar siswa dapat
mengidentifikasi kecukupan unsur, menentukan cara, serta melakukan proses
penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah, tetapi beberapa siswa
masih kesulitan menentukan cara dan melakukan proses penghitungan sesuai
rencana untuk menyelesaikan masalah.
Pada bagian Reflection, siswa diarahkan untuk dapat memberikan kesimpulan
setelah menyelesaikan masalah 2. Setelah selesai menuliskan kesimpulan, pada
bagian Extension, siswa diberikan masalah yang berkaitan dengan masalah
71

aritmetika sosial. Hasil jawaban siswa pada bagian Extension dapat dilihat pada
Gambar 4.22. Setelah menyelesaikan masalah-masalah dalam LKS, perwakilan
siswa yang ditunjuk oleh peneliti diberikan kesempatan untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya. Kegiatan presentasi siswa dapat dilihat pada Gambar
4.23.

Gambar 4.22
Hasil Jawaban LKS pada Bagian Extension Pertemuan 7

Gambar 4.23
Kegiatan Presentasi Siswa Pertemuan 7
72

Kemudian, peneliti bersama dengan siswa bersama-sama membahas masalah


dan menyimpulkan masalah yang terdapat dalam LKS. Siswa diberikan
kesempatan untuk bertanya atau menanggapi materi pembelajaran hari ini.
Peneliti memberikan tugas kepada masing-masing kelompok, yaitu membuat
sebuah balok dari plastik jilid berukuran panjang 15 cm, lebar 3 cm, dan tinggi 6
cm. Peneliti juga membagikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa. Pembelajaran
ditutup dengan mengucapkan hamdalah dan salam penutup.
3) Pertemuan kedelapan/ Selasa, 8 Maret 2016
Kegiatan pembelajaran matematika di kelas VIII B pada pertemuan kedelapan
berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Peneliti memulai kegiatan
belajar dengan mengucapkan salam dan membaca doa, kemudian peneliti
mengabsen siswa, ada 1 siswa tidak masuk tanpa keterangan. Selanjutnya peneliti
melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk
memahami pengertian volume balok. Kemudian peneliti memotivasi siswa
dengan menyampaikan tujuan mempelajari volume balok dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Setelah siswa duduk sesuai kelompoknya masing-masing, peneliti
memberikan LKS yang berisi tentang materi pembelajaran hari ini yaitu
menentukan rumus volume balok, dan memberikan 10 kubus kecil berukuran sisi
3 cm (8 kubus kecil dibuat masing-masing kelompok digunakan pada pertemuan 6
dan peneliti menambahkan 2 kubus kecil pada pertemuan 8). Setelah peneliti
selesai memberikan LKS dan kubus kecil pada masing-masing kelompok, peneliti
memberi instruksi untuk meletakkan balok dari plastik jilid dan kubus-kubus kecil
di atas meja kelompok masing-masing (peneliti memberi tugas membuat sebuah
balok dari plastik jilid pada pertemuan 7). Peneliti juga mengarahkan siswa untuk
mengikuti instruksi yang tersedia dalam LKS, dan siswa terlihat paham dengan
instruksi yang diberikan.
Pada bagian Introduction, siswa diberikan pengarahan mengenai pengertian
volume balok. Kemudian pada bagian Connection, siswa memperhatikan balok
dan kubus kecil yang ada di atas meja kelompoknya, menghitung kembali
73

banyaknya balok dan kubus kecil, serta menyusun balok dan kubus kecil sesuai
dengan instruksi yang ada dalam LKS.
Pada bagian Application, siswa mengukur sisi balok dan kubus kecil,
memasukkan kubus-kubus kecil ke dalam balok, dan berdiskusi dengan
kelompoknya dalam mengerjakan LKS agar dapat menentukan rumus volume
balok. Peneliti berkeliling mengamati setiap kelompok pada saat kegiatan diskusi
berlangsung. Masing-masing kelompok tidak ada yang kesulitan mendiskusikan
jawaban LKS untuk menentukan volume balok. Pada bagian Reflection, siswa
memberikan kesimpulan tentang bagaimana cara menentukan rumus volume
balok dan apa rumus volume balok. Kegiatan diskusi siswa dapat dilihat pada
Gambar 4.24 dibawah ini:

Gambar 4.24
Kegiatan Diskusi Siswa Pertemuan 8

Setelah siswa memahami cara menentukan volume balok, pada bagian


Extension, siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Dari hasil jawaban LKS siswa pada bagian Extension dan
dari hasil pengamatan peneliti, menunjukkan bahwa setiap kelompok menuliskan
informasi yang diberikan cukup untuk menyelesaikan masalah, serta menuliskan
apa saja yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa sudah bisa mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan
masalah pada bagian Extension.
Dari hasil jawaban siswa dan dari hasil pengamatan peneliti, sebagian besar
siswa sudah dapat menentukan cara dan dapat melakukan proses
74

penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah. Hasil jawaban


setiap kelompok pada bagian Extension sudah sesuai dengan indikator
keberhasilan yang diharapkan, yaitu diharapkan dapat menentukan cara dan
melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah.
Namun, ada beberapa siswa yang masih bingung untuk menggunakan rumus
volume balok pada masalah yang diberikan.
Sesuai dengan rencana perbaikan pada siklus II, setelah menyelesaikan LKS,
peneliti menunjuk siswa yang kurang aktif atau siswa yang memiliki kemampuan
akademik rendah untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Peneliti
bersama dengan siswa bersama-sama membahas masalah yang terdapat dalam
LKS, kemudian menyimpulkan materi yang sudah dipelajari, yaitu menentukan
rumus volume balok. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan
memberikan tanggapan terhadap materi pembelajaran hari ini. Sebelum
pembelajaran ditutup, peneliti memberikan tugas individu kepada siswa yaitu
mengerjakan soal tentang volume balok pada Buku Matematika kelas VIII
halaman 222 bagian uraian nomor 52. Peneliti juga membagikan jurnal harian
untuk diisi oleh siswa. Pembelajaran ditutup dengan mengucapkan hamdalah dan
salam penutup.
4) Pertemuan kesembilan/ Senin, 14 Maret 2016
Kegiatan pembelajaran matematika pada pertemuan kesembilan berlangsung
selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Peneliti memulai kegiatan belajar dengan
mengucapkan salam dan membaca doa, kemudian peneliti mengabsen siswa, ada
1 siswa tidak masuk tanpa keterangan. Selanjutnya peneliti melakukan apersepsi
dengan mengingatkan kembali rumus volume balok pada pertemuan sebelumnya,
kemudian peneliti menyampaikan tujuan mempelajari volume balok dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti mengarahkan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya.
Setelah siswa duduk sesuai kelompoknya masing-masing, peneliti memberikan
LKS yang berisi masalah-masalah volume balok. Setelah peneliti selesai

2
Nuharini, dkk., BSE: Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs,
(Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008).
75

memberikan LKS, peneliti mengarahkan siswa untuk mengikuti instruksi yang


tersedia dalam LKS. Pada bagian Introduction, siswa diberikan ilustrasi mengenai
suatu masalah yang berkaitan dengan volume balok untuk memotivasi siswa agar
siswa dapat menghitung volume balok dan menggunakan volume balok dalam
berbagai permasalahan. Kemudian pada bagian Connection, siswa diarahkan
untuk mengingat kembali rumus volume balok pada pertemuan sebelumnya dan
menuliskannya pada LKS sesuai instruksi yang diberikan.
Pada bagian Application, siswa diarahkan untuk dapat menyelesaikan
masalah-masalah pada LKS. Sesuai dengan rencana perbaikan pada siklus II,
siswa diberikan masalah yang sesuai dengan indikator menentukan cara dan
memeriksa kebenaran hasil pada masalah 1. Siswa diarahkan untuk mengikuti
tahapan-tahapan pemecahan masalah, mulai dari tahapan mengidentifikasi
kecukupan unsur, menentukan cara, melakukan proses penghitungan sesuai
rencana, dan yang terakhir memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh.
Dari hasil jawaban siswa dan dari hasil pengamatan peneliti, menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa sudah bisa mengidentifikasi kecukupan unsur
dan menentukan cara untuk menyelesaikan masalah 1. Kemudian siswa
melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah.
Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, peneliti berkeliling mengamati setiap
kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan menyelesaikan
masalah 1. Pada bagian Reflection, siswa diarahkan untuk dapat memberikan
kesimpulan yang diperoleh setelah menyelesaikan masalah 1. Setelah
menyelesaikan masalah 1, siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah 2.
Kemudian, siswa melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk
menyelesaikan masalah. Ada beberapa siswa dalam kelompok kesulitan
memahami maksud dari masalah 2, kemudian peneliti memberi arahan kepada
siswa sehingga siswa bisa memahami maksud dari masalah 2. Dari hasil jawaban
LKS dan dari pengamatan peneliti, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
sudah dapat memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh. Sebagian besar siswa
dapat mengidentifikasi kecukupan unsur, menentukan cara, serta melakukan
proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah, tetapi
76

beberapa siswa masih kesulitan menentukan cara dan melakukan proses


penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah. Pada bagian
Reflection, siswa diarahkan untuk dapat memberikan kesimpulan setelah
menyelesaikan masalah 2.
Pada bagian Extension, siswa diberikan masalah yang berkaitan dengan
materi perbandingan. Hasil jawaban siswa pada bagian Extension dapat dilihat
pada Gambar 4.25. Ilustrasi masalah pada bagian Extension sebagai berikut:
Sebuah balok yang berukuran panjang 32 cm dan lebarnya 9 cm, memiliki
volume tiga kali lipat lebih besar dari sebuah kubus yang memiliki panjang sisi
12 cm. Berapa tinggi balok tersebut?

Gambar 4.25
Hasil Jawaban LKS pada Bagian Extension Pertemuan 9

Setelah menyelesaikan masalah-masalah dalam LKS, perwakilan siswa yang


ditunjuk oleh peneliti diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya. Kemudian, peneliti bersama dengan siswa bersama-sama
77

membahas masalah dan menyimpulkan masalah yang terdapat dalam LKS.


Kegiatan presentasi siswa dan penjelasan peneliti dapat dilihat pada Gambar 4.26
dan Gambar 4.27.

Gambar 4.26
Kegiatan Presentasi Siswa dan Penjelasan Peneliti Pertemuan 9

Gambar 4.27
Kegiatan Presentasi Siswa Pertemuan 9
78

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya atau menanggapi materi


pembelajaran hari ini. Kegiatan tanya-jawab siswa ini dapat dilihat pada
Gambar 4.28. Peneliti juga memberikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa dan
menginformasikan kepada siswa bahwa tes siklus II akan dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya. Pembelajaran ditutup dengan mengucapkan hamdalah dan
salam penutup.

Gambar 4.28
Kegiatan Tanya-Jawab Siswa Pertemuan 9

5) Pertemuan kesepuluh/ Selasa, 15 Maret 2016


Pada pertemuan kesepuluh ini dilakukan tes siklus II untuk mengetahui
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII B yang berlangsung
selama 2 x 40 menit. Terlihat seluruh siswa kelas VIII B sudah siap dengan tes
yang akan dilaksanakan.
Sebelum tes dilaksanakan, ketua kelas memimpin untuk bersama-sama
berdoa terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti membagikan lembar soal tes kepada
setiap siswa. Soal tes siklus II ini berisi soal-soal pemecahan masalah matematis
yang terdiri dari 4 indikator tentang materi luas permukaan kubus dan luas
permukaan balok. Soal tes siklus II ini terdiri dari 4 butir soal yang sudah
divalidasi. Siswa tampak serius dalam mengerjakan soal tes siklus II dan suasana
terlihat tenang dan kondusif. Selama tes berlangsung, beberapa siswa ada yang
79

bertanya mengenai kejelasan soal. Proses tes siklus II ini berjalan dengan baik
hingga waktu tes habis. Kegiatan pelaksanaan tes siklus II dapat dilihat pada
Gambar 4.29.

Gambar 4.29
Pelaksanaan Tes Siklus II

c. Tahap Pengamatan (Observing) dan Analisis Data Siklus II


Tahap observasi ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan.
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru mata pelajaran matematika kelas VIII B
sebagai observer dan kolaborator dalam penelitian ini. Pengamatan dan analisis
data pada siklus II dilakukan untuk memperoleh data yang akurat pada proses
pembelajaran. Berikut ini merupakan paparan hasil observasi dan analisis data
pada pembelajaran siklus II:
1) Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Dalam penelitian ini, kemampuan pemacahan masalah matematis siswa yang
akan diteliti yaitu mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan
masalah, menentukan cara untuk menyelesaikan masalah, melakukan proses
penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah, dan memeriksa
kebenaran hasil yang diperoleh. Instrumen tes siklus II terdiri dari dari 4 soal yang
terdiri dari 2 indikator mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan
80

masalah (nomor 1a dan 4a), 2 indikator menentukan cara untuk menyelesaikan


masalah (nomor 1b dan 4b), 2 indikator melakukan proses penghitungan sesuai
rencana untuk menyelesaikan masalah (nomor 1c dan 4c), dan 2 indikator
memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh (nomor 2 dan 3).
Nilai tertinggi yang diperoleh siswa VIII B adalah 100, nilai terendahnya
adalah 50, dan nilai rata-ratanya adalah 79,17. Hasil penilaian tes akhir siklus II
yang diperoleh siswa VIII B dapat dilihat pada Lampiran 18. Adapun penyajian
data hasil penilaian tes akhir siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.7, sebagai berikut:

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Siklus II

Interval Frekuensi Persentase


50-57 1 3,03
58-65 6 18,18
66-73 7 21,21
74-81 3 9,09
82-89 4 12,12
90-100 12 36,36
Jumlah 33 100,00

Berdasarkan Tabel 4.7, dapat dilihat bahwa terdapat 6 kelas interval dengan
panjang interval kelas adalah 8. Nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Terlihat
bahwa sekitar 57,57% siswa mendapat nilai di atas atau sama dengan rata-rata
kemampuan pemecahan masalah matematis yang ditentukan. Nilai rata-rata hasil
tes kemampuan pemecahan masalah matematis pada siklus II sebesar 79,17, hal
ini menunjukkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada
siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu nilai rata-
rata siswa 73.
Ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis yang terdiri dari
empat indikator, yaitu mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan
masalah, menentukan cara untuk menyelesaikan masalah, melakukan proses
penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah, dan memeriksa
81

kebenaran hasil yang diperoleh, secara umum rata-rata hasil tes kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa VIII B dapat dikatakan baik. Siswa yang
berkemampuan akademis sedang dan rendah juga bisa mencapai nilai 73.
Meskipun ada beberapa siswa yang belum mencapai nilai 73, tetapi siswa
tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis.
Adapun persentase skor rata-rata siswa dari setiap indikator kemampuan
pemecahan masalah matematis dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8
Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Siklus II

Indikator Kemampuan Skor Skor Persentase


No.
Pemecahan Masalah Ideal Rata-rata
Mengidentifikasi kecukupan unsur
1 6 4,91 81,82
untuk menyelesaikan masalah
Menentukan cara untuk
2 6 4,03 67,17
menyelesaikan masalah
Melakukan proses penghitungan
3 sesuai rencana untuk menyelesaikan 6 5,12 85,35
masalah
Memeriksa kebenaran hasil yang
4 6 4,94 82,32
diperoleh

Pada Tabel 4.8, skor ideal berfungsi sebagai acuan perolehan hasil
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa hingga didapat skor rata-rata
dari masing-masing siswa. Berdasarkan skor rata-rata kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa pada siklus II menunjukkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa dari empat indikator masih kurang,
kemampuan siswa masih belum merata.
Pada aspek mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah,
kemampuan rata-rata siswa sebesar 81,82%. Pada aspek ini sebagian besar siswa
sudah bisa mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah yang
disajikan. Berdasarkan hasil tes siklus II, beberapa siswa tidak lengkap
menuliskan identifikasi unsur untuk menyelesaikan masalah dan ada pula siswa
yang langsung melakukan proses penghitungan untuk menyelesaikan masalah.
82

Pada aspek menentukan cara untuk menyelesaikan masalah, kemampuan rata-


rata siswa sebesar 67,17%. Pada aspek ini, kemampuan rata-rata siswa hanya
meningkat sebesar 1,01%. Meskipun sebagian besar siswa sudah bisa menentukan
cara untuk menyelesaikan masalah yang disajikan, tetapi masih banyak juga siswa
yang belum bisa menentukan cara untuk menyelesaikan masalah. Hal ini terjadi
karena siswa masih terbiasa langsung mengerjakan soal dengan rumus, belum
terbiasa menuangkan ide atau cara penyelesaian masalah ke dalam kalimat.
Pada aspek melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk
menyelesaikan masalah, kemampuan rata-rata siswa sebesar 85,35%. Pada aspek
ini sebagian besar siswa sudah bisa melakukan proses penghitungan sesuai
rencana untuk menyelesaikan masalah yang disajikan, hanya sedikit siswa yang
belum bisa melakukan proses penghitungan. Hal ini sebagian besar disebabkan
oleh ketidaktelitian siswa dalam melakukan proses penghitungan.
Pada aspek memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh, kemampuan rata-rata
siswa sebesar 82,32%. Pada aspek ini sebagian besar siswa sudah bisa memeriksa
kebenaran hasil yang diperoleh. Beberapa siswa siswa belum bisa memeriksa
kebenaran hasil yang diperoleh, hal ini juga karena siswa tidak teliti dalam
melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah.
2) Analisis Aktivitas Siswa
Berdasarkan Tabel 4.9, diperoleh informasi mengenai aktivitas siswa pada
siklus II sebagai berikut:
a) Memperhatikan penjelasan peneliti
Persentase rata-rata siswa yang memperhatikan penjelasan peneliti yaitu
sebanyak 93,75%. Hal ini menunjukkan bahwa hanya beberapa siswa yang
terlihat tidak memperhatikan penjelasan peneliti dan pada aspek ini aktivitas siswa
meningkat sebesar 0,60% dari pembelajaran siklus I.
b) Mempelajari dan mengerjakan LKS
Persentase rata-rata siswa yang mempelajari dan mengerjakan LKS yaitu
sebanyak 92,13%. Sebagian besar siswa mempelajari dan mengerjakan LKS,
tetapi ada juga beberapa siswa yang tidak mau mempelajari dan mengerjakan
83

LKS. Pada aspek ini aktivitas siswa meningkat sebesar 1,51% dari pembelajaran
siklus I.
c) Antusias dalam pembelajaran
Persentase rata-rata siswa yang antusias dalam pembelajaran yaitu sebanyak
90,62%. Antusias siswa yang dimaksud dalam penelitian ini dapat terlihat dari
keseriusan, ketekunan, dan semangat siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Pada aspek ini terjadi peningkatan aktivitas siswa sebesar 6,88% dari
pembelajaran siklus I, hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih antusias dalam
pembelajaran siklus II.
d) Diskusi antar siswa dalam kelompok selama pembelajaran
Persentase rata-rata siswa yang melakukan diskusi dalam kelompok selama
pembelajaran yaitu sebanyak 89,84%. Beberapa siswa masih terlihat tidak mau
berdiskusi dengan teman kelompoknya selama pembelajaran. Pada aspek ini
aktivitas siswa meningkat sebesar 2,65% dari pembelajaran siklus I.
e) Mengajukan dan menjawab pertanyaan
Persentase rata-rata siswa yang mengajukan dan menjawab yaitu sebanyak
53,86%. Sudah lebih dari setengah siswa di kelas VIII B yang mau mengajukan
dan menjawab pertanyaan serta menganggapi jawaban siswa lain. Pada aspek ini
aktivitas siswa meningkat sebesar 6,85% dari pembelajaran siklus I.
f) Mempresentasikan hasil diskusi
Persentase rata-rata siswa yang mempresentasikan hasil diskusi yaitu
sebanyak 26,55%. Kegiatan mempresentasikan hasil diskusi masih sangat kurang,
namun pada aspek ini terjadi peningkatan aktivitas siswa yang paling besar
diantara kelima aspek yang lain, yaitu meningkat sebesar 11,12% dari
pembelajaran siklus I. Peningkatan ini dikarenakan beberapa siswa dengan
kemampuan akademis sedang atau rendah sudah mau mempresentasikan hasil
diskusi. Persentase rata-rata siswa pada aspek ini paling rendah di antara kelima
aspek yang lain, dikarenakan waktu yang diberikan dalam satu kali pembelajaran
tidak memungkinkan seluruh siswa melakukan presentasi di depan kelas.
84

g) Memberi contoh penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari


Persentase rata-rata siswa yang memberi contoh penerapan materi dalam
kehidupan sehari-hari yaitu sebanyak 61,75%. Kegiatan siswa memberi contoh
penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari meningkat sebesar 7,86% dari
pembelajaran siklus I.

Tabel 4.9
Rata-rata Aktivitas Siswa dengan Strategi ICARE dalam Pembelajaran pada
Siklus II

Pertemuan Persentase
No. Hal yang diamati
1 2 3 4 Rata-rata
Memperhatikan
1 penjelasan peneliti 93,55% 93,94% 93,75% 93,75% 93,75
(Introduction)
Mempelajari dan
2 mengerjakan LKS 87,10% 93,94% 93,75% 93,75% 92,13
(Connection)
Antusias dalam
3 pembelajaran 87,10% 87,88% 93,75% 93,75% 90,62
(Connection)
Diskusi antar siswa dalam
kelompok selama
4 90,32% 90,91% 90,63% 87,50% 89,84
pembelajaran
(Application)
Mengajukan dan
5 menjawab pertanyaan 48,39% 54,55% 53,13% 59,38% 53,86
(Reflection)
Mempresentasikan hasil
6 25,81% 27,27% 28,13% 25,00% 26,55
diskusi (Reflection)
Memberi contoh
penerapan materi dalam
7 61,29% 57,58% 62,50% 65,63% 61,75
kehidupan sehari-hari
(Extension)
Persentase rata-rata Tiap
70,51% 72,29% 73,66% 74,11%
Pertemuan
Persentase Rata-rata Siklus II 72,64
Keterangan: Pada pertemuan keenam 2 siswa tidak hadir, pada pertemuan
kedelapan dan kesembilan 1 siswa tidak hadir.
85

Dapat dilihat pada Tabel 4.9, persentase rata-rata siklus II sebesar 72,64%.
Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa sebesar 5,35%
dari pembelajaran siklus I. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II telah
mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu hasil persentase rata-rata
mencapai 70%. Beberapa siswa dengan kemampuan akademis sedang atau
rendah sudah mau mempresentasikan hasil diskusi, salah satunya karena dorongan
dari peneliti bahwa siswa yang bisa mempresentasikan hasil diskusi bukan hanya
siswa dengan kemampuan akademis tinggi. Berdasarkan hasil persentase rata-rata
dan pemaparan aktivitas siswa pada siklus II tersebut, dapat disimpulkan bahwa
aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan strategi ICARE pada siklus II
mengalami peningkatan yang baik dari setiap aspek.
3) Analisis Jurnal Harian Siswa
Pada setiap akhir pembelajaran, siswa mengisi jurnal harian yang diberikan
oleh peneliti. Daftar pertanyaan pada jurnal harian siswa yang digunakan oleh
peneliti dapat dilihat pada Tabel 4.4. Dari kelima pertanyaan pada jurnal harian
siswa yang dapat dilihat pada Tabel 4.4, jawaban dari pertanyaan pada jurnal
harian siswa yang dianalisis oleh peneliti adalah jawaban dari pertanyaan nomor 2
sampai nomor 5. Adapun hasil analisis respon siswa baik respon positif, netral,
maupun negatif pada pembelajaran siklus II berdasarkan hasil jurnal harian, dapat
dilihat pada Tabel 4.10 dan untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 24.
Berdasarkan Tabel 4.10, pada pertemuan pertama pembelajaran siklus II
persentase rata-rata respon siswa yang merespon positif sebanyak 73,39%, pada
pertemuan kedua respon positif siswa menurun menjadi 64,39%. Siswa yang
merespon negatif meningkat dari 21,77% pada pertemuan pertama menjadi
31,82% pada pertemuan kedua, hal ini dikarenakan beberapa siswa yang
merespon positif pada pertemuan pertama masih kesulitan menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan pemecahan masalah matematis tentang volume kubus pada
pertemuan kedua.
Pada pertemuan ketiga, terjadi peningkatan persentase rata-rata siswa yang
merespon positif menjadi 75,00% dan penurunan respon negatif menjadi 21,88%
86

dari pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan beberapa siswa yang merespon negatif
atau netral pada pertemuan kedua, sudah bisa menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan pemecahan masalah matematis pada pertemuan ketiga ini,
sehingga memberikan respon posiif terhadap pembelajaran. Pada pertemuan
keempat, persentase rata-rata siswa semakin meningkat yaitu siswa yang
merespon positif sebanyak 76,56% dan siswa yang merespon negatif menurun
menjadi 21,09%.
Tabel 4.10
Hasil Respon Siswa Siklus II

Persentase Respon
Pertemuan
Positif Netral Negatif
1 73,39 4,84 21,77
2 64,39 3,79 31,82
3 75,00 3,13 21,88
4 76,56 2,34 21,09

Persentase
72,34 3,52 24,14
Rata-rata

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran siklus II yang


dilaksanakan dalam empat kali pertemuan mendapatkan rata-rata respon positif
sebanyak 72,34%, respon netral sebanyak 3,52%, dan respon negatif sebanyak
24,14%. Dibandingkan dengan respon siswa pada pembelajaran siklus I, pada
pembelajaran siklus II ini terlihat siswa yang merespon positif meningkat sebesar
10,33%, siswa yang merespon netral menurun sebanyak 4,99%, dan siswa yang
merespon negatif menurun sebanyak 5,34%. Hal ini menunjukkan bahwa
beberapa siswa yang merespon negatif pada pembelajaran siklus I, sudah
merespon positif pada pembelajaran siklus II.
Sebagian besar siswa sudah terbiasa dengan penerapan strategi ICARE dan
langkah-langkah pemecahan masalah matematis yang dilakukan dalam
pembelajaran siklus II, tetapi masih ada beberapa siswa yang kesulitan
87

menyelesaikan masalah pada LKS karena soal yang diberikan dianggap masih
terlalu sulit. Hasil respon positif siswa pada siklus II telah mencapai indikator
keberhasilan yang diharapkan yaitu hasil persentase rata-rata mencapai 70%.
Dapat disimpulkan bahwa lebih dari 70% siswa VIII B dapat menerima dan
mengikuti pembelajaran dengan baik.
4) Analisis Hasil Wawancara Siswa
Selain jurnal harian, peneliti juga melakukan wawancara kepada lima siswa
dengan kemampuan akademik tinggi, sedang, dan rendah, pada akhir siklus II
untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan strategi
ICARE. Berikut ini adalah analisis hasil jurnal harian yang diperkuat dengan hasil
wawancara siswa yang dilakukan pada siklus II:
a) Sebagian besar siswa menyukai pembelajaran matematika dengan strategi
ICARE karena pembelajaran yang dilakukan membantu siswa dalam memahami
materi yang dipelajari, berani mengungkapkan ide dan gagasannya, serta lebih
aktif dalam berpikir.
b) Sebagian besar siswa juga merasa pembelajaran lebih menyenangkan karena
dilakukan dalam diskusi kelompok. Siswa merasa lebih termotivasi dan
bersemangat dalam kegiatan diskusi kelompok.
c) Siswa menjadi bersemangat untuk mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan, atau menanggapi jawaban dari siswa lain.
d) Siswa dengan kemampuan akademik sedang atau rendah juga mau untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya salah satunya karena dorongan dari
peneliti.

d. Tahap Refleksi (Reflecting)


Tahap ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis
bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang
telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu ada
perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan
penelitian sebelumnya, yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya.
88

Tes akhir siklus II dilakukan pada pertemuan kelima setelah peneliti


melakukan proses pembelajaran menggunakan strategi ICARE selama empat
pertemuan. Dari hasil tes akhir siklus II diperoleh rata-rata nilai kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII B sebesar sebesar 79,17, hal ini
menunjukkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada
siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu nilai rata-
rata siswa 73. Secara umum, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
mengalami peningkatan. Hal ini tidak terlepas dari perbaikan yang dilakukan
berdasarkan refleksi siklus I. Perbaikan ini dilakukan pada proses pembelajaran
sehingga kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dapat meningkat.
Respon siswa pada pembelajaran siklus II juga mengalami peningkatan ke
arah positif. Siswa sudah dapat beradaptasi dengan pembelajaran yang diterapkan
oleh peneliti. Kegiatan diskusi kelompok juga berjalan lebih efektif dibandingkan
pada saat pembelajaran siklus I. Beberapa siswa dengan kemampuan akademik
tinggi sudah mau membantu siswa dengan kemampuan akademik sedang atau
rendah, sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematisnya.

B. Interpretasi Hasil Analisis


Data-data yang diperoleh dari hasil intervensi tindakan pada pembelajaran
siklus I dan siklus II, diinterpretasi dan diolah. Data-data tersebut berupa data
kuantitatif maupun data kualitatif. Data dianalisis utnuk mengetahui
perkembangan penelitian. Adapun data-data yang diperoleh dari hasil intervensi
tindakan, peneliti deskripsikan berikut ini:
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Setelah dilakukan pembelajaran matematika di kelas VIII B dengan strategi
ICARE selama siklus I dan siklus II, diperoleh data persentase rata-rata skor
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Perbandingan indikator
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada Tabel 4.11.
89

Berdasarkan Tabel 4.11, peningkatan indikator kemampuan pemecahan


masalah matematis siswa terjadi di setiap aspek. Pada indikator mengidentifikasi
kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah meningkat sebesar 16,67% dari
pembelajaran pada siklus I menjadi 81,82% pada siklus II. Hal ini terjadi karena
sebagian besar siswa sudah dapat menuliskan apa informasi yang terdapat dalam
masalah, meskipun ada beberapa siswa masih kurang lengkap dalam
mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah.
Pada indikator menentukan cara untuk menyelesaikan masalah terjadi
peningkatan tetapi tidak terlalu signifikan, meningkat sebesar 1,01% dari
pembelajaran pada siklus I menjadi 67,17% pada siklus II. Hal ini bisa juga
disebabkan sebagian siswa belum bisa menentukan cara maupun langsung
mengerjakan bagian indikator melakukan proses penghitungan sesuai rencana
untuk menyelesaikan masalah. Pada indikator melakukan proses penghitungan
sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah juga tidak terjadi peningkatan yang
signifikan, meningkat sebesar 1,01% dari pembelajaran pada siklus I menjadi
85,35% pada siklus II. Beberapa siswa masih kurang teliti menyelesaikan proses
penghitungan.
Rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematis siswa mengalami
peningkatan dari siklus I. Nilai tertinggi pada siklus I dan siklus II diraih oleh
siswa yang sama, siswa tersebut terlihat lebih aktif pada pembelajaran siklus II.
Sedangkan nilai terendah pada siklus I diraih oleh siswa yang berbeda dengan
nilai terendah pada siklus II. Pada siklus II, nilai terendah diraih oleh siswa yang
jarang mengikuti aktivitas pembelajaran di kelas (sering tidak masuk sekolah),
dan aktivitas siswa tersebut di dalam kelas masih terlihat pasif.
Rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa meningkat
dari 67,82 menjadi 79,17. Berdasarkan Tabel 4.11, dapat disimpulkan bahwa
perbaikan tindakan yang direncanakan pada akhir siklus I dan dilakukan pada
siklus II dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
2. Aktivitas Siswa
Lembar observasi diperlukan untuk mengamati dan mencatat aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung yang berkaitan dengan kemampuan
90

pemecahan masalah matematis siswa dengan strategi ICARE. Pengisian lembar


observasi ini dilakukan oleh peneliti dengan bantuan guru. Adapun perbandingan
persentase rata-rata aktivitas kelompok dalam proses pembelajaran dengan
strategi ICARE dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa seluruh aspek yang diamati dalam
pembelajaran dengan strategi ICARE mengalami peningkatan yang cukup baik
dari siklus I ke siklus II. Peningkatan persentase rata-rata dari pembelajaran siklus
I ke siklus II yaitu sebesar 5,35%. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan perbaikan
yang dilakukan setelah pembelajaran pada siklus I dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran pada siklus II.

Tabel 4.11
Perbandingan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

No. Indikator Siklus I Siklus II


Kemampuan Skor Skor Persentase Skor Skor Persentase
Pemecahan Ideal Rata- Ideal Rata-
Masalah rata rata
1 Mengidentifikasi 6 3,91 65,15 6 4,91 81,82
kecukupan unsur
untuk
menyelesaikan
masalah
2 Menentukan 6 3,97 66,16 6 4,03 67,17
cara untuk
menyelesaikan
masalah
3 Melakukan 6 5,06 84,34 6 5,12 85,35
proses
penghitungan
sesuai rencana
untuk
menyelesaikan
masalah
4 Memeriksa 3 1,30 43,43 6 4,94 82,32
kebenaran hasil
yang diperoleh
Keseluruhan
21 67,82 24 79,17
Rata-rata
91

Tabel 4.12
Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Persentase Persentase
No. Hal yang diamati Rata-rata Rata-rata
Siklus I Siklus II
1 Memperhatikan penjelasan peneliti (Introduction) 93,15 93,75
2 Mempelajari dan mengerjakan LKS (Connection) 90,62 92,13
3 Antusias dalam pembelajaran (Connection) 83,74 90,62
Diskusi antar siswa dalam kelompok selama
4 87,19 89,84
pembelajaran (Application)
Mengajukan dan menjawab pertanyaan
5 47,01 53,86
(Reflection)
6 Mempresentasikan hasil diskusi (Reflection) 15,43 26,55
Memberi contoh penerapan materi dalam
7 53,89 61,75
kehidupan sehari-hari (Extension)
Persentase Rata-rata 67,29 72,64

3. Respon Siswa
Pada setiap akhir pembelajaran, siswa mengisi jurnal harian yang diberikan
oleh peneliti. Jurnal harian ini digunakan sebagai alat ukur yang bertujuan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah diberikan. Respon
siswa yang telah diterima oleh peneliti kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.
terhadap pembelajaran dikategorikan menjadi respon positif, netral, dan negatif.
Berdasarkan analisis jurnal harian siswa pada pembelajaran siklus I dan siklus II,
diperoleh bahwa respon positif siswa terhadap pembelajaran meningkat dari
62,01% pada siklus I menjadi 72,34% pada siklus II. Pada respon netral terjadi
penurunan dari 8,51% menjadi 3,52%. Selain itu, dalam pembelajaran masih ada
siswa yang merespon negatif, walaupun demikian respon negatif siswa mengalami
penurunan dari 29,48% menjadi 24,14%.
Perubahan yang cukup baik ini menunjukkan bahwa beberapa siswa yang
merespon netral atau negatif pada pembelajaran siklus I sudah merespon positif
pada pembelajaran siklus II. Peningkatan respon positif siswa tidak terlepas dari
perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II. Persentase rata-rata respon
92

siswa pada pembelajaran siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.13
berikut ini:

Tabel 4.13
Persentase Rata-rata Respon Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Persentase Rata-rata Persentase Rata-rata


No. Respon
Siklus I Siklus II
1 Positif 62,01 72,34
2 Netral 8,51 3,52
3 Negatif 29,48 24,14

4. Wawancara Guru
Selain wawancara kepada siswa pada akhir siklus I dan siklus II, peneliti juga
melakukan wawancara kepada guru sebelum penelitian berlangsung, pada akhir
siklus I dan akhir siklus II. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan
guru terhadap pembelajaran dengan strategi ICARE. Berikut ini adalah analisis
hasil wawancara yang dilakukan:
a. Kemampuan matematis siswa terutama dalam pemecahan masalah masih
sangat kurang, khususnya di kelas VIII B. Hal ini terlihat pada hasil ujian akhir
matematika di semester ganjil dan hasil observasi peneliti sebelum pembelajaran
dengan strategi ICARE berlangsung.
b. Pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagian besar masih menggunakan
metode ceramah dan hanya mengerjakan soal-soal rutin. Hal ini menyebabkan
siswa kurang bisa menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah, karena itu juga
kemampuan pemecahan masalah matematis sebagian besar siswa belum
berkembang.
c. Pada akhir siklus I, guru melihat bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa cukup baik dan sudah berkembanng, meskipun ada beberapa
siswa yang masih kesulitan mengikuti pembelajaran dengan strategi ICARE. Oleh
karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada pembelajaran siklus II,
salah satunya yaitu lebih memperhatikan dan mengarahkan siswa yang kurang
93

memahami materi, serta mendorong siswa untuk mau mempresentasikan hasil


diskusi kelompoknya.
d. Menurut guru setelah pembelajaran pada siklus II berakhir, kemampuan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa mengalami peningkatan dengan
diterapkannya pembelajaran dengan strategi ICARE. Hal ini terlihat dari hasil tes
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada setiap akhir siklus yang
mengalami peningkatan.

Penelitian ini berakhir pada siklus II karena indikator keberhasilan sudah


tercapai, yaitu:
1. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa mencapai rata-
rata nilai 73.
2. Hasil persentase observasi aktivitas siswa mencapai rata-rata 70%.
3. Hasil persentase respon positif siswa mencapai rata-rata 70%.

C. Pembahasan Temuan Penelitian


1. Penerapan strategi ICARE dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa dalam pembelajaran matematika
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada
penelitian ini tidak hanya terlihat pada hasil tes akhir pada siklus I dan siklus
II, tetapi juga terlihat dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Pada siklus I misalnya, pada pertemuan pertama dan kedua, beberapa siswa
dengan kemampuan akademis sedang atau rendah mengeluh tidak bisa
mengerjakan soal dalam LKS, dan beberapa siswa juga tidak mau berdiskusi
dengan kelompoknya. Tetapi, pada pertemuan ketiga dan keempat pada siklus
I, siswa tersebut terlihat sudah mau mengerjakan soal dalam LKS meskipun
butuh dorongan dari peneliti dan terlihat sudah mau berusaha mengerti materi
yang diberikan.
Oleh karena itu, pada siklus II peneliti lebih memperhatikan dan
mengarahkan siswa yang kurang mengerti materi yang diberikan. Terlihat
juga beberapa siswa dengan kemampuan akademis sedang atau rendah sudah
94

lebih berusaha mengerjakan soal-soal pemecahan masalah matematis dalam


LKS dengan aktif berdiskusi dengan teman satu kelompok.
Hasil tes akhir siklus II yang meningkat dari hasil tes akhir siklus I tidak
terlepas dari proses pembelajaran yang semakin baik dari setiap pertemuan.
Pada pembelajaran siklus II, siswa juga sudah terbiasa dengan soal-soal
pemecahan masalah matematis, sehingga siswa dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang terdapat dalam LKS juga dapat menyelesaikan tes
akhir siklus II dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa mengalami peningkatan yang baik
dalam pembelajaran matematika.
2. Penerapan strategi ICARE dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika
Terjadinya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
dapat terlihat jelas pada pembelajaran siklus II. Pada pembelajaran siklus I,
siswa dengan kemampuan akademis sedang atau rendah baru mulai berusaha
mengerti materi dengan berdiskusi dengan kelompoknya, sedangkan pada
siklus II, siswa sudah terbiasa berdiskusi dan hanya bertanya kepada peneliti
apabila dalam satu kelompok tidak ada satu orangpun yang mengerti masalah
yang diberikan dalam LKS.
Contoh lainnya, pada pembelajaran siklus I juga sedikit siswa yang mau
melakukan presentasi dan hanya siswa dengan kemampuan akademis tinggi
yang mau mempresentasikan hasil diskusinya. Meskipun waktu dalam satu
pertemuan tidak mencukupi setiap siswa melakukan presentasi, tetapi pada
siklus II beberapa siswa dengan kemampuan akademis sedang atau rendah
sudah mau mempresentasikan hasil diskusi. Ada juga siswa yang terlihat
tidak antusias pada pembelajaran siklus I, tetapi menjadi sangat antusias pada
pembelajaran siklus II. Siswa juga aktif bertanya, menjawab pertanyaan dari
guru, serta menanggapi jawaban siswa lain. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa penerapan strategi ICARE dalam pembelajaran
matematika dapat meningkatkan aktivitas siswa.
95

3. Sebagian besar siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran


matematika dengan strategi ICARE
Sebagian besar siswa memberikan respon positif terhadap penerapan
pembelajaran matematika dengan strategi ICARE. Respon positif siswa
terhadap pembelajaran matematika juga meningkat dari pembelajaran siklus I
ke siklus II, hal ini disebabkan siswa sudah terbiasa dengan strategi ICARE
yang digunakan dalam pembelajaran matematika, meskipun beberapa siswa
masih kesulitan menyelesaikan masalah-masalah dalam LKS yang berkaitan
dengan pemecahan masalah matematis.
Terdapat dua siswa yang selalu memberikan respon negatif yaitu siswa
yang jarang hadir pada proses pembelajaran. Ada juga beberapa siswa yang
terkadang merespon positif terkadang merespon negatif, dikarenakan siswa
terkadang memahami materi yang diberikan dan bisa menyelesaikan masalah-
masalah dalam LKS, tetapi terkadang juga masih kesulitan memahami materi
dan menyelesaikan masalah-masalah dalam LKS.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi, analisis data, interpretasi hasil analisis, dan
pembahasan temuan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran matematika dengan strategi ICARE dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Siswa
menunjukkan peningkatan yang baik dalam pembelajaran matematika dengan
strategi ICARE.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa mengalami peningkatan
selama penerapan pembelajaran dengan strategi ICARE. Siswa dapat
menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematis dalam LKS dan juga
siswa dapat menyelesaikan tes akhir pada siklus I dan siklus II dengan baik.
Penerapan strategi ICARE dalam pembelajaran matematika dengan perbaikan
tindakan pada siklus II, baik dalam LKS maupun dalam proses pembelajaran
di kelas, dapat meningkatkan rata-rata hasil tes akhir siklus II yaitu sebesar
79,17 dari hasil tes akhir siklus I sebesar 67,82.
3. Sebagian besar siswa merespon positif terhadap pembelajaran dengan strategi
ICARE. Respon positif siswa terhadap pembelajaran meningkat dari 62,01%
pada siklus I menjadi 72,34% pada siklus II. Sebagian besar siswa dapat
memahami materi pembelajaran matematika di kelas. Selain itu, sebagian
siswa yang mengalami kesulitan pada siklus I dalam memecahkan masalah,
pada siklus II tidak lagi mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah.

B. Saran
1. Pembelajaran matematika dengan strategi ICARE cukup baik dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Oleh karena
itu, strategi ICARE diharapkan dapat diterapkan dalam pembelajaran
matematika sehari-hari.

96
97

2. Bagi guru, pembelajaran dengan strategi ICARE ini dapat dijadikan alternatif
dalam mengembangkan serta menerapkan pendekatan pembelajaran dengan
strategi ICARE pada materi yang lain, baik dalam mata pelajaran matematika
maupun mata pelajaran yang lain.
3. Apabila pembelajaran dengan strategi ICARE akan dilakukan, maka guru
perlu mempersiapkan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
a. Mempersiapkan RPP, lembar observasi aktivitas siswa, serta jurnal
harian untuk mengetahui respon siswa.
b. Mempersiapkan LKS yang disesuaikan dengan strategi ICARE dan
memuat soal-soal pemecahan masalah matematis. LKS sebaiknya
dikemas semenarik mungkin agar siswa tidak cepat bosan menyelesaikan
masalah-masalah yang tersedia.
c. Dalam pembagian kelompok sebaiknya kelompok yang dibentuk
heterogen, artinya dalam satu kelompok terdapat siswa dengan
kemampuan akademis tinggi, sedang, atau rendah.
4. Bagi sekolah, diharapkan dapat mendukung dan memfasilitasi guru dengan
menerapkan strategi ICARE dalam pembelajaran, sehingga dapat
dikembangkan di lingkungan sekolah.
5. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti keterkaitan antara
penerapan dengan strategi ICARE terhadap kemampuan-kemampuan
matematis yang lain, maupun kemampuan-kemampuan siswa terhadap mata
pelajaran yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
Cet. 10, 2010.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, Cet. 14, 2010.
Arsy Ainun Nisa. Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi dan Eksperimen
pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Dasar dalam Upaya Peningkatan
Prestasi Belajar Peserta Didik di SMK Negeri 6 Bandung, Skripsi pada
UPI Bandung. Bandung: 2014. tidak dipublikasikan.
Badger, M.S. et al., Teaching Problem-solving in Undergraduate Mathematics.
Birmingham: National HE STEM Programme, University of Birmingham,
2012.
Fauziah, Anna. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa SMP melalui Strategi REACT. Forum Kependidikan
Volume 30 Nomor 1, 2010.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 1998.
Hoffman, Bob and Ritchie, Don. Teaching and Learning Online: Tools,
Templates, and Training. California: Educational Resources Information
Center (ERIC), 1998.
Kadir. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP
melalui Penerapan Pembelajaran Kontekstual Pesisir, Makalah
disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika. 5 Desember. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika
FMIPA UNY, 2009.
Krisnawati, Putu Yuli, dkk., Penerapan Model Pembelajaran ICARE
(Introduction Connection Application Reflection Extension) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI), Volume 3 Nomor 1, 2014.
Lidinillah, Dindin Abdul Muiz. Heuristik dalam Pemecahan Masalah
Matematika dan Pembelajarannya di Sekolah Dasar. http://file.upi.edu,
2014.
Maskur, Ali, dkk., Pembelajaran Matematika dengan Strategi ICARE Beracuan
Konstruktivisme untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Materi
Dimensi Tiga. Journal of Primary Education Volume 1 Nomor 2, 2012.

98
99

Muin, Abdul Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan


Matematika Siswa SMA, Tesis pada Pascasarjana UPI Bandung,
Bandung, 2005, tidak dipublikasikan.
Mullis, Ina V.S., et al., TIMSS 2007 International Mathematics Report: Findings
from IEAs Trends in International Mathematics and Science Study at the
Fourth and Eight Grades. Massachusetts: TIMSS & PIRLS International
Study Center, Lynch School of Education, Boston College, 2008.
Mullis, Ina V.S., et al., TIMSS 2011 International Results in Mathematics.
Massachusetts: TIMSS & PIRLS International Study Center, Lynch
School of Education, Boston College, 2012.
Rahayu, Gelar Dwi dan Ramli, Munasprianto (eds.). Pendekatan Baru dalam
Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar: Sebuah Antologi.
Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2007.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta:
Kencana, 2009.
Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2004.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, Cet. 1, 2009.
Shadiq, Fajar. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi Matematika,
Departemen Pendidikan Nasional. Yogyakarta: 2004.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2006.
Sumarmo, Utari. Mengembangkan Instrumen untuk Mengukur High Order
Mathematical Thinking Skills, Makalah disampaikan pada Workshop
Pendidikan Matematika. 22 Oktober. Jakarta: Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Jakarta, 2014.
Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet. 1, 2007.
USAID-DBE3. Better Teaching and Learning: Training Module. 2008.
Van de Walle, John A. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Jilid 1 Edisi
Keenam. Jakarta: Erlangga, 2008.
Wardhani, Sri, dkk., Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
di SMP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2010.
Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
100
Lampiran 1
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA GURU
PRA-PENELITIAN

Hari/tanggal : Selasa, 17 November 2015


Tujuan wawancara : Untuk mengetahui kondisi awal siswa dan kemampuan
siswa secara umum serta sistem pembelajaran yang
diterapkan di kelas

1. Bagaimana keadaan kelas VIII selama proses pembelajaran matematika


berlangsung?
Masih ada siswa yang mengganggu temannya ketika pembelajaran sedang
berlangsung jadi kadang-kadang kelas berisik dan tidak kondusif, dan juga
sedikit sekali siswa yang mau bertanya seputar materi yang sedang dipelajari
di kelas.
2. Apa model pembelajaran yang biasa Ibu terapkan selama mengajar di kelas?
Menjelaskan materi di depan kelas, memberikan rangkuman dan soal-soal
latihan kepada siswa, sesekali diskusi kelompok.
3. Materi apa yang dianggap sulit oleh siswa pada pembelajaran matematika
kelas VIII?
Selama semester ganjil ini materi persamaan linear dua variabel yang sulit
dipelajari siswa, untuk semester mendatang kemungkinan siswa akan
kesulitan mempelajari materi-materinya, garis singgung atau bangun ruang
misalnya.
4. Bagaimana kemampuan pemecahan matematis yang dimiliki siswa?
Sejauh ini saya rasa kemampuan siswa masih kurang maksimal, apalagi
dalam pemecahan masalah, siswa belum terbiasa dengan soal-soal
pemecahan masalah.
5. Seberapa penting kemampuan pemecahan masalah matematis dalam
pembelajaran?
Menurut saya sangat penting, karena siswa diharapkan mampu
menyelesaikan masalah-masalah dalam materi pembelajaran di kelas.
101

6. Sulitkah Ibu mengajak siswa untuk memecahkan masalah matematis yang


sudah atau sedang dipelajari?
Saya kira akan sulit, karena seperti yang sudah saya bilang tadi siswa belum
terbiasa dengan soal-soal cerita, tetapi kalau sering latihan mungkin siswa
lama-lama akan bisa terbiasa.
7. Menurut Ibu, apakah model pembelajaran yang Ibu gunakan sudah cukup
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa?
Saya rasa masih belum cukup, untuk itu saya harap peneliti dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa selama peneltian
berlangsung nanti. Aamiin.
102
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1
(RPP SIKLUS I)

Sekolah : SMP YP 17 Bogor


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas,
dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus,
balok, prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menggunakan informasi yang diketahui untuk menentukan rumus luas
permukaan kubus
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menentukan rumus luas permukaan
kubus
Strategi Pembelajaran : ICARE
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab

Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
Introduction
Guru memberi salam dan bersama-sama dengan siswa mengawali
pembelajaran dengan berdoa serta mengecek kehadiran siswa.
Guru menyampaikan materi pelajaran hari ini yaitu tentang Geometri dan
pengukuran tentang luas permukaan kubus, strategi pembelajaran yang
digunakan yaitu ICARE, dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
yaitu siswa mampu menentukan rumus luas permukaan kubus.
103

Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi Geometri dan


pengukuran tentang luas permukaan kubus sangat bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari, misalnya siswa mampu menghitung luas permukaan
ruang kelas yang akan dicat.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
Connection
Guru mengajukan beberapa pertanyaan dengan tujuan untuk mengingat
kembali bagian sisi pada sebuah kubus serta mengingat kembali berbagai
bentuk jaring-jaring kubus.
Guru memaparkan suatu permasalahan dalam luas permukaan kubus yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari untuk sejenak dipikirkan oleh
siswa.
Perhatikan ruang kelas kamu, misalnya ruang kelas kamu memiliki
dinding dengan sisi-sisi yang kongruen dengan panjang rusuknya 6 meter.
Pak Dedi (petugas sekolah) ingin mengecat tiga sisi dinding ruang kelas
kamu. Dapatkah kamu menghitung luas permukaan yang akan dicat oleh
Pak Dedi?
Guru menjelaskan bahwa materi yang akan dipelajari hari ini dapat
menjawab bagaimana pemecahan dari permasalahan tersebut.
Application
Siswa dibagi menjadi delapan kelompok (setiap kelompok beranggotakan
4 sampai 5 siswa). Pembagian kelompok ini telah ditentukan sebelumnya
sehingga kelompok bersifat heterogen.
Siswa duduk berkelompok sesuai pembagian kelompok diskusi.
Pengaturan tempat duduk ditentukan oleh guru.
Guru membagikan lembar kerja yang di dalamnya terdapat masalah yang
berkaitan dengan menentukan rumus luas permukaan kubus.
Guru memotivasi siswa untuk melatih kemampuan mengemukakan ide-ide
dan pendapat yang dimiliki siswa dengan mendiskusikan permasalahan
dalam lembar kerja dengan sesama anggota kelompok.
104

Jika dalam memahami masalah, siswa menemui kesulitan, maka guru


membantu siswa dengan menjelaskan situasi dan kondisi dari
permasalahan dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa
pertanyaan-pertanyaan yang memacu pengetahuannya, terbatas pada
bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami.
Guru mengorganisir diskusi kelas yang bertujuan untuk mengarahkan
siswa agar dapat menentukan rumus luas permukaan kubus.
3. Kegiatan akhir (25 menit)
Reflection
Beberapa siswa perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
Guru mengarahkan siswa lainnya untuk memberi tanggapan setuju atau
tidak setuju terhadap jawaban temannya. Jika ada siswa yang tidak setuju
dengan jawaban temannya, ia bisa diminta menjelaskan untuk memberikan
alternatif penyelesaian yang lain.
Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil pembelajaran, yaitu
rumus luas permukaan kubus.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum
siswa pahami tentang rumus luas permukaan kubus.
Extension
Guru membagikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa.
Guru memberikan tugas individu agar siswa dapat berlatih menghitung
luas permukaan kubus di rumah. (Menghitung luas permukaan kubus dari
benda-benda berbentuk kubus yang ada di sekitar siswa)
Guru menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya, yaitu
menghitung luas permukaan kubus dan menggunakan luas permukaan
kubus dalam berbagai permasalahan.
Guru mengakhiri pembelajaran hari ini dengan mengucapkan salam.
105

Alat dan Sumber Belajar


Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. BSE: Matematika Konsep dan
Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Lembar Kerja Siswa
8 buah kubus yang kongruen (masing-masing kelompok 1 buah kubus)
memiliki rusuk 2 cm.
Spidol atau krayon 8 warna (merah, kuning, hijau, biru muda, biru tua, ungu,
abu-abu, dan coklat)
Penggaris
Gunting
Perekat

Penilaian
Indikator Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen
1. Menentukan rumus Penilaian hasil Lembar Kerja Terlampir di Lembar
luas permukaan kerja Siswa Kerja Siswa
kubus kelompok
Bogor, November 2015
Guru Mata Pelajaran Peneliti

Anisa Pitriani, S.Pd Siti Maryam


106

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2


(RPP SIKLUS I)

Sekolah : SMP YP 17 Bogor


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas,
dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus,
balok, prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menentukan cara untuk menyelesaikan masalah
3. Melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menghitung luas permukaan kubus
2. Siswa mampu menggunakan luas permukaan kubus dalam berbagai
permasalahan
Strategi Pembelajaran : ICARE
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab

Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
Introduction
Guru memberi salam dan bersama-sama dengan siswa mengawali
pembelajaran dengan berdoa serta mengecek kehadiran siswa.
Guru menyampaikan materi pelajaran hari ini yaitu tentang Geometri dan
pengukuran tentang luas permukaan kubus, strategi pembelajaran yang
107

digunakan yaitu ICARE, dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai


yaitu siswa mampu menghitung luas permukaan kubus dan menggunakan
luas permukaan kubus dalam berbagai permasalahan.
Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi Geometri dan
pengukuran tentang luas permukaan kubus sangat bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari, misalnya siswa mampu menghitung luas permukaan
kotak makanan yang berbentuk kubus.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
Connection
Guru mengajukan beberapa pertanyaan dengan tujuan untuk mengingat
kembali rumus luas permukaan kubus.
Guru memaparkan suatu permasalahan dalam luas permukaan kubus yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari untuk sejenak dipikirkan oleh
siswa.
Hari Minggu lalu, Bu Ria membeli dua kotak makanan kosong berbentuk
kubus di Pasar Devris. Kotak yang pertama memiliki panjang rusuk 20 cm
dan kotak yang kedua memiliki panjang rusuk 30 cm. Dapatkah kamu
menghitung selisih luas permukaan kedua kotak makanan yang dibeli Bu
Ria?
Guru menjelaskan bahwa materi yang akan dipelajari hari ini dapat
menjawab bagaimana pemecahan dari permasalahan tersebut.
Application
Siswa dibagi menjadi delapan kelompok (setiap kelompok beranggotakan
4 sampai 5 siswa). Pembagian kelompok ini telah ditentukan sebelumnya
sehingga kelompok bersifat heterogen.
Siswa duduk berkelompok sesuai pembagian kelompok diskusi.
Pengaturan tempat duduk ditentukan oleh guru.
Guru membagikan lembar kerja yang di dalamnya terdapat masalah yang
berkaitan dengan menghitung luas permukaan kubus.
108

Guru memotivasi siswa untuk melatih kemampuan mengemukakan ide-ide


dan pendapat yang dimiliki siswa dengan mendiskusikan permasalahan
dalam lembar kerja dengan sesama anggota kelompok.
Jika dalam memahami masalah, siswa menemui kesulitan, maka guru
membantu siswa dengan menjelaskan situasi dan kondisi dari
permasalahan dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa
pertanyaan-pertanyaan yang memacu pengetahuannya, terbatas pada
bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami.
Guru mengorganisir diskusi kelas yang bertujuan untuk mengarahkan
siswa agar dapat menghitung luas permukaan kubus dan menggunakan
luas permukaan kubus dalam berbagai permasalahan.
3. Kegiatan akhir (25 menit)
Reflection
Beberapa siswa perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
Guru mengarahkan siswa lainnya untuk memberi tanggapan setuju atau
tidak setuju terhadap jawaban temannya. Jika ada siswa yang tidak setuju
dengan jawaban temannya, ia bisa diminta menjelaskan untuk memberikan
alternatif penyelesaian yang lain.
Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil pembelajaran, yaitu
bagaimana menggunakan rumus luas permukaan kubus serta langkah-
langkah penyelesaian masalah dalam menghitung luas permukaan kubus
dan menggunakan luas permukaan kubus dalam berbagai permasalahan.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum
siswa pahami tentang menghitung luas permukaan kubus dan
menggunakan luas permukaan kubus dalam berbagai permasalahan.
Extension
Guru membagikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa.
Guru memberikan tugas individu yaitu masing-masing siswa menghitung
luas permukaan satu benda berbentuk kubus yang ada di sekitar siswa.
109

Guru memberikan tugas kelompok yaitu masing-masing kelompok


membuat sebuah balok dari kertas karton yang berukuran panjang 8 cm,
lebar 6 cm, dan tinggi 3 cm.
Guru menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya, yaitu
menentukan rumus luas permukaan balok.
Guru mengakhiri pembelajaran hari ini dengan mengucapkan salam.

Alat dan Sumber Belajar


Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. BSE: Matematika Konsep dan
Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Lembar Kerja Siswa

Penilaian
Indikator Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen
1. Menghitung luas Penilaian hasil Lembar Kerja Terlampir di Lembar
permukaan kubus kerja Siswa Kerja Siswa
kelompok
2. Menggunakan luas Penilaian hasil Lembar Kerja Terlampir di Lembar
permukaan kubus kerja Siswa Kerja Siswa
dalam berbagai kelompok
permasalahan

Bogor, November 2015


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Anisa Pitriani, S.Pd Siti Maryam


110

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3


(RPP SIKLUS I)

Sekolah : SMP YP 17 Bogor


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas,
dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus,
balok, prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menggunakan informasi yang diketahui untuk menentukan rumus luas
permukaan balok
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menentukan rumus luas permukaan
balok
Strategi Pembelajaran : ICARE
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab

Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
Introduction
Guru memberi salam dan bersama-sama dengan siswa mengawali
pembelajaran dengan berdoa serta mengecek kehadiran siswa.
Guru menyampaikan materi pelajaran hari ini yaitu tentang Geometri dan
pengukuran tentang luas permukaan balok, strategi pembelajaran yang
digunakan yaitu ICARE, dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
yaitu siswa mampu menentukan rumus luas permukaan balok.
111

Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi Geometri dan


pengukuran tentang luas permukaan balok sangat bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari, misalnya siswa mampu menghitung luas permukaan
kotak pensil yang berbentuk balok.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
Connection
Guru mengajukan beberapa pertanyaan dengan tujuan untuk mengingat
kembali bagian sisi pada sebuah balok serta mengingat kembali berbagai
bentuk jaring-jaring balok.
Guru memaparkan suatu permasalahan dalam luas permukaan balok yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari untuk sejenak dipikirkan oleh
siswa.
Perhatikan kotak pensil milik teman kalian yang berbentuk balok.
Dapatkah kalian menghitung luas permukaan kotak pensil itu?
Guru menjelaskan bahwa materi yang akan dipelajari hari ini dapat
menjawab bagaimana pemecahan dari permasalahan tersebut.
Application
Siswa dibagi menjadi delapan kelompok (setiap kelompok beranggotakan
4 sampai 5 siswa). Pembagian kelompok ini telah ditentukan sebelumnya
sehingga kelompok bersifat heterogen.
Siswa duduk berkelompok sesuai pembagian kelompok diskusi.
Pengaturan tempat duduk ditentukan oleh guru.
Guru membagikan lembar kerja yang di dalamnya terdapat masalah yang
berkaitan dengan menentukan rumus luas permukaan balok.
Guru memotivasi siswa untuk melatih kemampuan mengemukakan ide-ide
dan pendapat yang dimiliki siswa dengan mendiskusikan permasalahan
dalam lembar kerja dengan sesama anggota kelompok.
Jika dalam memahami masalah, siswa menemui kesulitan, maka guru
membantu siswa dengan menjelaskan situasi dan kondisi dari
permasalahan dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa
112

pertanyaan-pertanyaan yang memacu pengetahuannya, terbatas pada


bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami.
Guru mengorganisir diskusi kelas yang bertujuan untuk mengarahkan
siswa agar dapat menentukan rumus luas permukaan balok.
3. Kegiatan akhir (25 menit)
Reflection
Beberapa siswa perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
Guru mengarahkan siswa lainnya untuk memberi tanggapan setuju atau
tidak setuju terhadap jawaban temannya. Jika ada siswa yang tidak setuju
dengan jawaban temannya, ia bisa diminta menjelaskan untuk memberikan
alternatif penyelesaian yang lain.
Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil pembelajaran, yaitu
rumus luas permukaan balok.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum
siswa pahami tentang rumus luas permukaan balok.
Extension
Guru membagikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa.
Guru memberikan tugas individu agar siswa dapat berlatih menghitung
luas permukaan balok di rumah. (Menghitung luas permukaan balok dari
benda-benda berbentuk kubus yang ada di sekitar siswa)
Guru menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya, yaitu
menghitung luas permukaan balok.
Guru mengakhiri pembelajaran hari ini dengan mengucapkan salam.

Alat dan Sumber Belajar


Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. BSE: Matematika Konsep dan
Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Lembar Kerja Siswa
113

8 buah balok (masing-masing kelompok 1 buah balok) memiliki ukuran


panjang 8 cm, lebar 6cm, dan tinggi 3cm
Spidol atau krayon 8 warna (merah, kuning, hijau, biru muda, biru tua, ungu,
abu-abu, dan coklat)
Penggaris
Gunting
Perekat

Penilaian
Indikator Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen
1. Menentukan rumus Penilaian hasil Lembar Kerja Terlampir di Lembar
luas permukaan kerja Siswa Kerja Siswa
balok kelompok

Bogor, November 2015


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Anisa Pitriani, S.Pd Siti Maryam


114

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4


(RPP SIKLUS I)

Sekolah : SMP YP 17 Bogor


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas,
dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus,
balok, prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menentukan cara untuk menyelesaikan masalah
3. Melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah
4. Memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menghitung luas permukaan balok
2. Siswa mampu menggunakan luas permukaan balok dalam berbagai
permasalahan
Strategi Pembelajaran : ICARE
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab

Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
Introduction
Guru memberi salam dan bersama-sama dengan siswa mengawali
pembelajaran dengan berdoa serta mengecek kehadiran siswa.
115

Guru menyampaikan materi pelajaran hari ini yaitu tentang Geometri dan
pengukuran tentang luas permukaan balok, strategi pembelajaran yang
digunakan yaitu ICARE, dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
yaitu siswa mampu menghitung luas permukaan balok dan menggunakan
luas permukaan balok dalam berbagai permasalahan.
Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi Geometri dan
pengukuran tentang luas permukaan balok sangat bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari, misalnya siswa dapat menghitung luas permukaan
kolam renang.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
Connection
Guru mengajukan beberapa pertanyaan dengan tujuan untuk mengingat
kembali rumus luas permukaan balok.
Guru memaparkan suatu permasalahan dalam luas permukaan balok yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari untuk sejenak dipikirkan oleh
siswa.
Pada hari libur, Jordan dan keluarga berencana akan berenang ke Sea
Park. Di Sea Park, terdapat berbagai bentuk kolam renang, ada yang
lantai dasarnya berbentuk persegi panjang, ada yang berbentuk lingkaran,
ada yang meliuk-liuk seperti sungai, dan lain sebagainya. Jordan melihat
ada satu kolam renang baru yang lantai dasarnya berbentuk persegi
panjang sedang dipasang keramik oleh petugas, yang rencananya akan
dipasang keramik di seluruh permukaan kolamnya. Kolam tersebut
memiliki ukuran panjang 50 meter, lebar 10 meter, dan kedalaman
1,5 meter. Dapatkah kamu memeriksa apakah benar luas permukaan
kolam renang yang dipasang keramik tersebut adalah 950 m2?
Guru menjelaskan bahwa materi yang akan dipelajari hari ini dapat
menjawab bagaimana pemecahan dari permasalahan tersebut.
116

Application
Siswa dibagi menjadi delapan kelompok (setiap kelompok beranggotakan
4 sampai 5 siswa). Pembagian kelompok ini telah ditentukan sebelumnya
sehingga kelompok bersifat heterogen.
Siswa duduk berkelompok sesuai pembagian kelompok diskusi.
Pengaturan tempat duduk ditentukan oleh guru.
Guru membagikan lembar kerja yang di dalamnya terdapat masalah yang
berkaitan dengan menghitung luas permukaan balok dan menggunakan
luas permukaan balok dalam berbagai permasalahan.
Guru memotivasi siswa untuk melatih kemampuan mengemukakan ide-ide
dan pendapat yang dimiliki siswa dengan mendiskusikan permasalahan
dalam lembar kerja dengan sesama anggota kelompok.
Jika dalam memahami masalah, siswa menemui kesulitan, maka guru
membantu siswa dengan menjelaskan situasi dan kondisi dari
permasalahan dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa
pertanyaan-pertanyaan yang memacu pengetahuannya, terbatas pada
bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami.
Guru mengorganisir diskusi kelas yang bertujuan untuk mengarahkan
siswa agar dapat menghitung luas permukaan balok dan menggunakan luas
permukaan balok dalam berbagai permasalahan.
3. Kegiatan akhir (25 menit)
Reflection
Beberapa siswa perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
Guru mengarahkan siswa lainnya untuk memberi tanggapan setuju atau
tidak setuju terhadap jawaban temannya. Jika ada siswa yang tidak setuju
dengan jawaban temannya, ia bisa diminta menjelaskan untuk memberikan
alternatif penyelesaian yang lain.
Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil pembelajaran, yaitu
bagaimana menggunakan rumus luas permukaan balok serta langkah-
117

langkah penyelesaian masalah dalam menghitung luas permukaan balok


dan menggunakan luas permukaan balok dalam berbagai permasalahan.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum
siswa pahami tentang menghitung luas permukaan balok dan
menggunakan luas permukaan balok dalam berbagai permasalahan.
Extension
Guru membagikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa.
Guru memberikan tugas individu yaitu masing-masing siswa menghitung
luas permukaan satu benda berbentuk balok yang ada di sekitar siswa.
Guru memberikan tugas kelompok yaitu masing-masing kelompok
membuat delapan buah kubus dari kertas karton berukuran sisi 3 cm.
Guru menginformasikan post-test luas permukaan kubus dan balok pada
pertemuan berikutnya.
Guru mengakhiri pembelajaran hari ini dengan mengucapkan salam.
Alat dan Sumber Belajar
Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. BSE: Matematika Konsep dan
Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Lembar Kerja Siswa

Penilaian
Indikator Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen
1. Menghitung luas Penilaian hasil Lembar Kerja Terlampir di Lembar
permukaan balok kerja Siswa Kerja Siswa
kelompok
2. Menggunakan luas Penilaian hasil Lembar Kerja Terlampir di Lembar
permukaan balok kerja Siswa Kerja Siswa
dalam berbagai kelompok
permasalahan
118

Bogor, November 2015


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Anisa Pitriani, S.Pd Siti Maryam


119
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5
(RPP SIKLUS II)

Sekolah : SMP YP 17 Bogor


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas,
dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus,
balok, prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menggunakan informasi yang diketahui untuk menentukan rumus volume
kubus
3. Menentukan cara untuk menyelesaikan masalah
4. Melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menentukan rumus volume kubus
2. Siswa mampu menggunakan volume kubus dalam menyelesaikan masalah
Strategi Pembelajaran : ICARE
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab

Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
Introduction
Guru memberi salam dan bersama-sama dengan siswa mengawali
pembelajaran dengan berdoa serta mengecek kehadiran siswa.
120

Guru menyampaikan materi pelajaran hari ini yaitu tentang Geometri dan
pengukuran tentang volume kubus, strategi pembelajaran yang digunakan
yaitu ICARE, dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa
mampu menentukan rumus volume kubus dan menggunakan volume
kubus dalam menyelesaikan masalah.
Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi Geometri dan
pengukuran tentang volume kubus sangat bermanfaat bagi kehidupan
sehari-hari, misalnya siswa dapat menghitung volume air di dalam bak
mandi yang berbentuk kubus.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
Connection
Guru mengajukan beberapa pertanyaan dengan tujuan untuk memahami
apa pengertian volume kubus.
Guru memaparkan suatu permasalahan dalam volume kubus yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari untuk sejenak dipikirkan oleh
siswa.
Sebuah bak mandi berbentuk kubus diisi air hingga penuh. Jika bak
mandi dapat menampung sebanyak 216 liter air, dapatkah kamu
menghitung berapa ukuran sisi bak mandi tersebut?
Guru menjelaskan bahwa materi yang akan dipelajari hari ini dapat
menjawab bagaimana pemecahan dari permasalahan tersebut.
Application
Siswa dibagi menjadi delapan kelompok (setiap kelompok beranggotakan
4 sampai 5 siswa). Pembagian kelompok ini telah ditentukan sebelumnya
sehingga kelompok bersifat heterogen.
Siswa duduk berkelompok sesuai pembagian kelompok diskusi.
Pengaturan tempat duduk ditentukan oleh guru.
Guru membagikan lembar kerja yang di dalamnya terdapat masalah yang
berkaitan dengan menentukan rumus volume kubus dan menggunakan
volume kubus dalam menyelesaikan masalah.
121

Guru memotivasi siswa untuk melatih kemampuan mengemukakan ide-ide


dan pendapat yang dimiliki siswa dengan mendiskusikan permasalahan
dalam lembar kerja dengan sesama anggota kelompok.
Jika dalam memahami masalah, siswa menemui kesulitan, maka guru
membantu siswa dengan menjelaskan situasi dan kondisi dari
permasalahan dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa
pertanyaan-pertanyaan yang memacu pengetahuannya, terbatas pada
bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami.
Guru mengorganisir diskusi kelas yang bertujuan untuk mengarahkan
siswa agar dapat menentukan rumus volume kubus dan menggunakan
volume kubus dalam menyelesaikan masalah.
3. Kegiatan akhir (25 menit)
Reflection
Beberapa siswa perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
Guru mengarahkan siswa lainnya untuk memberi tanggapan setuju atau
tidak setuju terhadap jawaban temannya. Jika ada siswa yang tidak setuju
dengan jawaban temannya, ia bisa diminta menjelaskan untuk memberikan
alternatif penyelesaian yang lain.
Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil pembelajaran, yaitu
rumus volume kubus.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum
siswa pahami tentang rumus volume kubus.
Extension
Guru membagikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa.
Guru memberikan tugas individu yaitu mengerjakan soal tentang volume
kubus pada Buku Matematika kelas VIII halaman 222 bagian uraian
nomor 3.
Guru menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya, yaitu
menghitung volume kubus dan menggunakan volume kubus dalam
berbagai permasalahan.
122

Guru mengakhiri pembelajaran hari ini dengan mengucapkan salam.

Alat dan Sumber Belajar


Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. BSE: Matematika Konsep dan
Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Lembar Kerja Siswa
Kubus-kubus kecil yang kongruen (masing-masing kelompok 8 buah kubus)
memiliki panjang sisi 3 cm yang terbuat dari kertas karton
8 buah kubus yang kongruen (masing-masing kelompok 1 buah kubus)
memiliki panjang sisi 6 cm yang terbuat dari plastik jilid
Penggaris

Penilaian
Indikator Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen
1. Menghitung volume Penilaian hasil Lembar Kerja Terlampir di Lembar
kubus kerja Siswa Kerja Siswa
kelompok
2. Menggunakan Penilaian hasil Lembar Kerja Terlampir di Lembar
volume kubus dalam kerja Siswa Kerja Siswa
menyelesaikan kelompok
masalah

Bogor, Februari 2015


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Anisa Pitriani, S.Pd Siti Maryam


123

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 6


(RPP SIKLUS II)

Sekolah : SMP YP 17 Bogor


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas,
dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus,
balok, prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menentukan cara untuk menyelesaikan masalah
3. Melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah
4. Memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menghitung volume kubus
2. Siswa mampu menggunakan volume kubus dalam berbagai permasalahan
Strategi Pembelajaran : ICARE
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab

Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
Introduction
Guru memberi salam dan bersama-sama dengan siswa mengawali
pembelajaran dengan berdoa serta mengecek kehadiran siswa.
Guru menyampaikan materi pelajaran hari ini yaitu tentang Geometri dan
pengukuran tentang volume kubus, strategi pembelajaran yang digunakan
124

yaitu ICARE, dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa
mampu menghitung volume kubus dan menggunakan volume kubus dalam
berbagai permasalahan.
Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi Geometri dan
pengukuran tentang volume kubus sangat bermanfaat bagi kehidupan
sehari-hari, misalnya siswa dapat menghitung volume minyak goreng yang
disimpan dalam kotak berbentuk kubus.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
Connection
Guru mengajukan beberapa pertanyaan dengan tujuan untuk mengingat
kembali rumus volume kubus.
Guru memaparkan suatu permasalahan dalam volume kubus yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari untuk sejenak dipikirkan oleh
siswa.
Setiap hari Senin di awal bulan, Pak Arif, seorang penjual sembako
membeli minyak goreng dari distributor sebanyak 320 liter. Minyak
tersebut akan ditampung di dalam kotak minyak berbentuk kubus yang
memiliki ukuran panjang rusuk 40 cm. Dapatkah kamu menghitung berapa
banyak kotak minyak yang digunakan untuk menampung minyak goreng
yang dibeli Pak Arif?
Guru menjelaskan bahwa materi yang akan dipelajari hari ini dapat
menjawab bagaimana pemecahan dari permasalahan tersebut.
Application
Siswa dibagi menjadi delapan kelompok (setiap kelompok beranggotakan
4 sampai 5 siswa). Pembagian kelompok ini telah ditentukan sebelumnya
sehingga kelompok bersifat heterogen.
Siswa duduk berkelompok sesuai pembagian kelompok diskusi.
Pengaturan tempat duduk ditentukan oleh guru.
Guru membagikan lembar kerja yang di dalamnya terdapat masalah yang
berkaitan dengan menghitung volume kubus dan menggunakan volume
kubus dalam berbagai permasalahan.
125

Guru memotivasi siswa untuk melatih kemampuan mengemukakan ide-ide


dan pendapat yang dimiliki siswa dengan mendiskusikan permasalahan
dalam lembar kerja dengan sesama anggota kelompok.
Jika dalam memahami masalah, siswa menemui kesulitan, maka guru
membantu siswa dengan menjelaskan situasi dan kondisi dari
permasalahan dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa
pertanyaan-pertanyaan yang memacu pengetahuannya, terbatas pada
bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami.
Guru mengorganisir diskusi kelas yang bertujuan untuk mengarahkan
siswa agar dapat menghitung volume kubus dan menggunakan volume
kubus dalam berbagai permasalahan.
3. Kegiatan akhir (25 menit)
Reflection
Beberapa siswa perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
Guru mengarahkan siswa lainnya untuk memberi tanggapan setuju atau
tidak setuju terhadap jawaban temannya. Jika ada siswa yang tidak setuju
dengan jawaban temannya, ia bisa diminta menjelaskan untuk memberikan
alternatif penyelesaian yang lain.
Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil pembelajaran, yaitu
bagaimana menggunakan rumus volume kubus serta langkah-langkah
penyelesaian masalah dalam menghitung volume kubus dan menggunakan
volume kubus dalam berbagai permasalahan.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum
siswa pahami tentang menghitung volume kubus dan menggunakan
volume kubus dalam berbagai permasalahan.
Extension
Guru membagikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa.
Guru memberikan tugas individu tentang menghitung volume kubus dan
menggunakan volume kubus dalam berbagai permasalahan.
126

Guru memberikan tugas kelompok yaitu masing-masing kelompok


membuat sebuah balok dari plastik jilid berukuran panjang 15 cm, lebar 3
cm, dan tinggi 6 cm.
Guru menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya, yaitu
menentukan rumus volume balok dan menghitung volume balok.
Guru mengakhiri pembelajaran hari ini dengan mengucapkan salam.

Alat dan Sumber Belajar


Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. BSE: Matematika Konsep dan
Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Lembar Kerja Siswa

Penilaian
Indikator Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen
1. Menghitung Penilaian hasil Lembar Kerja Terlampir di Lembar
volume kubus kerja Siswa Kerja Siswa
kelompok
2. Menggunakan Penilaian hasil Lembar Kerja Terlampir di Lembar
volume kubus kerja Siswa Kerja Siswa
dalam berbagai kelompok
permasalahan

Bogor, Februari 2015


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Anisa Pitriani, S.Pd Siti Maryam


127

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 7


(RPP SIKLUS II)

Sekolah : SMP YP 17 Bogor


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas,
dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus,
balok, prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menggunakan informasi yang diketahui untuk menentukan rumus volume
balok
3. Menentukan cara untuk menyelesaikan masalah
4. Melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menentukan rumus volume balok
2. Siswa mampu menggunakan volume balok dalam menyelesaikan masalah
Strategi Pembelajaran : ICARE
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab

Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
Introduction
Guru memberi salam dan bersama-sama dengan siswa mengawali
pembelajaran dengan berdoa serta mengecek kehadiran siswa.
128

Guru menyampaikan materi pelajaran hari ini yaitu tentang Geometri dan
pengukuran tentang volume balok, strategi pembelajaran yang digunakan
yaitu ICARE, dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa
mampu menentukan rumus volume balok dan menggunakan volume balok
dalam menyelesaikan masalah.
Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi Geometri dan
pengukuran tentang volume balok sangat bermanfaat bagi kehidupan
sehari-hari, misalnya siswa dapat menghitung volume minuman teh
di dalam kotak yang berbentuk balok.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
Connection
Guru mengajukan beberapa pertanyaan dengan tujuan untuk untuk
memahami apa pengertian volume balok.
Guru memaparkan suatu permasalahan dalam volume balok yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari untuk sejenak dipikirkan oleh
siswa.
Sebuah kotak berisi minuman teh berbentuk balok memiliki ukuran
panjang 8 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 10 cm. Dapatkah kalian menghitung
berapa liter volume minuman teh di dalam kotak tersebut?
Guru menjelaskan bahwa materi yang akan dipelajari hari ini dapat
menjawab bagaimana pemecahan dari permasalahan tersebut.
Application
Siswa dibagi menjadi delapan kelompok (setiap kelompok beranggotakan
4 sampai 5 siswa). Pembagian kelompok ini telah ditentukan sebelumnya
sehingga kelompok bersifat heterogen.
Siswa duduk berkelompok sesuai pembagian kelompok diskusi.
Pengaturan tempat duduk ditentukan oleh guru.
Guru membagikan lembar kerja yang di dalamnya terdapat masalah yang
berkaitan dengan menentukan rumus volume balok.
129

Guru memotivasi siswa untuk melatih kemampuan mengemukakan ide-ide


dan pendapat yang dimiliki siswa dengan mendiskusikan permasalahan
dalam lembar kerja dengan sesama anggota kelompok.
Jika dalam memahami masalah, siswa menemui kesulitan, maka guru
membantu siswa dengan menjelaskan situasi dan kondisi dari
permasalahan dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa
pertanyaan-pertanyaan yang memacu pengetahuannya, terbatas pada
bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami.
Guru mengorganisir diskusi kelas yang bertujuan untuk mengarahkan
siswa agar dapat menentukan rumus volume balok dan menggunakan
volume balok dalam menyelesaikan masalah.
3. Kegiatan akhir (25 menit)
Reflection
Beberapa siswa perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
Guru mengarahkan siswa lainnya untuk memberi tanggapan setuju atau
tidak setuju terhadap jawaban temannya. Jika ada siswa yang tidak setuju
dengan jawaban temannya, ia bisa diminta menjelaskan untuk memberikan
alternatif penyelesaian yang lain.
Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil pembelajaran, yaitu
rumus volume balok.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum
siswa pahami tentang rumus volume balok.
Extension
Guru membagikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa.
Guru memberikan tugas individu yaitu mengerjakan soal tentang volume
balok pada Buku Matematika kelas VIII halaman 222 bagian uraian
nomor 5.
Guru menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya, yaitu
menghitung volume balok dan menggunakan volume balok dalam
berbagai permasalahan.
130

Guru mengakhiri pembelajaran hari ini dengan mengucapkan salam.

Alat dan Sumber Belajar


Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. BSE: Matematika Konsep dan
Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Lembar Kerja Siswa
Kubus-kubus kecil yang kongruen (masing-masing kelompok 10 buah kubus)
memiliki panjang rusuk 3 cm yang terbuat dari kertas karton
8 buah balok (masing-masing kelompok 1 buah balok) memiliki panjang
15 cm, lebar 3 cm, dan tinggi 6 cm yang terbuat dari plastik jilid
Penggaris

Penilaian
Indikator Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen
1. Menghitung volume Penilaian Lembar Kerja Terlampir di Lembar
balok hasil kerja Siswa Kerja Siswa
kelompok
2. Menggunakan Penilaian Lembar Kerja Terlampir di Lembar
volume balok dalam hasil kerja Siswa Kerja Siswa
menyelesaikan kelompok
masalah

Bogor, Februari 2015


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Anisa Pitriani, S.Pd Siti Maryam


131

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 8


(RPP SIKLUS II)

Sekolah : SMP YP 17 Bogor


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas,
dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus,
balok, prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menentukan cara untuk menyelesaikan masalah
3. Melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah
4. Memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menghitung volume balok
2. Siswa mampu menggunakan volume balok dalam berbagai permasalahan
Strategi Pembelajaran : ICARE
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab

Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
Introduction
Guru memberi salam dan bersama-sama dengan siswa mengawali
pembelajaran dengan berdoa serta mengecek kehadiran siswa.
Guru menyampaikan materi pelajaran hari ini yaitu tentang Geometri dan
pengukuran tentang volume balok, strategi pembelajaran yang digunakan
132

yaitu ICARE, dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa
mampu menghitung volume balok dan menggunakan volume balok dalam
berbagai permasalahan.
Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi Geometri dan
pengukuran tentang volume balok sangat bermanfaat bagi kehidupan
sehari-hari, misalnya siswa dapat menghitung volume kotak penyimpanan
beras yang berbentuk balok.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
Connection
Guru mengajukan beberapa pertanyaan dengan tujuan untuk mengingat
kembali rumus volume balok.
Guru memaparkan suatu permasalahan dalam volume balok yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari untuk sejenak dipikirkan oleh
siswa.
Bu Ayu membeli 1 karung beras berisi 60 liter. Di rumah, Bu Ayu
menyimpan beras yang dibeli ke dalam 2 kotak penyimpanan beras
berbentuk balok dengan ukuran yang sama, yaitu berukuran panjang 40
cm, lebar 20 cm, dan tinggi 30 cm. Dapatkah kamu memeriksa apakah
benar ada 4 liter beras tersisa yang tidak disimpan di dalam kotak
penyimpanan beras?
Guru menjelaskan bahwa materi yang akan dipelajari hari ini dapat
menjawab bagaimana pemecahan dari permasalahan tersebut.
Application
Siswa dibagi menjadi delapan kelompok (setiap kelompok beranggotakan
4 sampai 5 siswa). Pembagian kelompok ini telah ditentukan sebelumnya
sehingga kelompok bersifat heterogen.
Siswa duduk berkelompok sesuai pembagian kelompok diskusi.
Pengaturan tempat duduk ditentukan oleh guru.
Guru membagikan lembar kerja yang di dalamnya terdapat masalah yang
berkaitan dengan menghitung volume balok dan menggunakan volume
balok dalam berbagai permasalahan.
133

Guru memotivasi siswa untuk melatih kemampuan mengemukakan ide-ide


dan pendapat yang dimiliki siswa dengan mendiskusikan permasalahan
dalam lembar kerja dengan sesama anggota kelompok.
Jika dalam memahami masalah, siswa menemui kesulitan, maka guru
membantu siswa dengan menjelaskan situasi dan kondisi dari
permasalahan dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa
pertanyaan-pertanyaan yang memacu pengetahuannya, terbatas pada
bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami.
Guru mengorganisir diskusi kelas yang bertujuan untuk mengarahkan
siswa agar dapat menghitung volume balok dan menggunakan volume
balok dalam berbagai permasalahan.
3. Kegiatan akhir (25 menit)
Reflection
Beberapa siswa perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
Guru mengarahkan siswa lainnya untuk memberi tanggapan setuju atau
tidak setuju terhadap jawaban temannya. Jika ada siswa yang tidak setuju
dengan jawaban temannya, ia bisa diminta menjelaskan untuk memberikan
alternatif penyelesaian yang lain.
Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil pembelajaran, yaitu
bagaimana menggunakan rumus volume balok serta langkah-langkah
penyelesaian masalah dalam menghitung volume balok dan menggunakan
volume balok dalam berbagai permasalahan.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum
siswa pahami tentang menghitung volume balok dan menggunakan
volume balok dalam berbagai permasalahan.
Extension
Guru membagikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa.
Guru memberikan tugas individu tentang menghitung volume balok dan
menggunakan volume balok dalam berbagai permasalahan.
134

Guru menginformasikan post-test volume kubus dan balok pada pertemuan


berikutnya.
Guru mengakhiri pembelajaran hari ini dengan mengucapkan salam.

Alat dan Sumber Belajar


Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. BSE: Matematika Konsep dan
Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Lembar Kerja Siswa

Penilaian
Indikator Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen
1. Menghitung Penilaian hasil Lembar Kerja Terlampir di Lembar
volume balok kerja Siswa Kerja Siswa
kelompok
2. Menggunakan Penilaian hasil Lembar Kerja Terlampir di Lembar
volume balok kerja Siswa Kerja Siswa
dalam berbagai kelompok
permasalahan

Bogor, Februari 2015


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Anisa Pitriani, S.Pd Siti Maryam


135
Lampiran 4

Kelas :
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,
prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menggunakan informasi yang diketahui untuk menentukan rumus luas permukaan
kubus

Introduction
Perhatikan gambar proyeksi kubus di bawah ini.

Masih ingatkah kamu sifat-sifat apa saja yang dimiliki sebuah kubus? Ayo mengingat
kembali.
136

Connection
Berdasarkan gambar proyeksi kubus tersebut, diantara sifat-sifatnya, kubus
memiliki ... sisi berbentuk persegi yang kongruen, yaitu sisi
.......................................................................... dan ... titik sudut, yaitu titik sudut
....................................................................................................................................
Sekarang perhatikan kubus yang kamu miliki di kelompokmu, dan perhatikan juga gambar
proyeksi kubus di bawah ini.
H G
E F

D C
A B
Nah, coba beri warna yang berbeda pada setiap titik sudut kubus yang kamu miliki di
kelompokmu sesuai dengan warna nama titik sudut pada gambar proyeksi kubus di atas
untuk memudahkan pengamatan yang kamu lakukan.

Application
a. Amati kubus ABCD.EFGH dan jadikan sisi ABCD sebagai alas kubus.
b. Ukurlah panjang rusuk kubus ABCD.EFGH menggunakan penggaris.
c. Kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk ... cm.
d. Guntinglah kubus ABCD.EFGH pada rusuk AE, EH, GH, FG, BF, CG, dan DH.
e. Coba kamu rentangkan kubus yang telah kamu gunting, kemudian tempelkan
menggunakan lem kertas di kotak yang di sediakan di bawah ini.
Jawabanmu:
137

Perhatikan kubus yang telah kamu gunting, rentangkan, dan tempelkan pada kotak
tersebut. Kubus yang telah di gunting tersebut sekarang menjadi bangun datar.
Bangun datar yang kamu peroleh itu disebut .............................................. kubus.
Berilah nama pada setiap titik sudut jaring-jaring kubus sesuai dengan nama titik
sudut kubus. (Perhatikan warna sudutnya, sudut yang berwarna sama memiliki nama
titik yang sama)
f. Lengkapi tabel di bawah ini untuk menghitung luas permukaan kubus.
Nama Sisi Rumus Luas Sisi Kubus Substitusikan Panjang Rusuk
ABCD LABCD = AB x BC = s s ... cm ... cm = ... cm2
ADEH LADEH = AD x DH = s ... ... cm ... cm = ... cm2
DCGH ... ... cm ... cm = ... cm2
... ... ... cm ... cm = ... cm2
... ... ... cm ... cm = ... cm2
... ... ... cm ... cm = ... cm2
Jumlah Lp = ... (s s) Lp = ... cm2

Reflection
Berdasarkan jawaban-jawabanmu di atas, berikan sebuah kesimpulan tentang bagaimana
menentukan rumus luas permukaan kubus dan apa rumus luas permukaan kubus.

Jawabanmu:
138

Extension
Sekarang kamu sudah tahu rumus luas permukaan kubus, ayo perhatikan ruang kelas
kamu, misalnya ruang kelas kamu memiliki dinding dengan sisi-sisi yang kongruen
dengan panjang rusuknya 6 meter. Pak Dedi (petugas sekolah) ingin mengecat tiga sisi
dinding ruang kelas kamu, berapa luas permukaan dinding yang akan dicat oleh Pak Dedi?

Jawabanmu:
139

Kelas :
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,
prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menentukan cara untuk menyelesaikan masalah
3. Melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah

Introduction
Pada pertemuan sebelumnya, kamu sudah menentukan rumus luas permukaan kubus. Pada
pertemuan hari ini, kamu akan belajar menghitung luas permukaan kubus dan
menggunakan luas permukaan kubus dalam berbagai permasalahan.
Coba perhatikan ilustrasi berikut:
Hari Minggu lalu, Bu Ria membeli dua kotak makanan kosong berbentuk kubus di Pasar
Devris. Kotak yang pertama memiliki panjang rusuk 20 cm dan kotak yang kedua
memiliki panjang rusuk 30 cm.
Dapatkah kamu menghitung selisih luas permukaan kedua kotak makanan yang dibeli Bu
Ria?
Ayo berlatih menyelesaikan masalah!
140

Connection
Sebelum kamu menyelesaikan masalah tersebut, masih ingatkah kamu rumus luas
permukaan kubus pada pertemuan sebelumnya?
Tuliskan rumus luas permukaan kubus dibawah ini.
Lp = ...

MASALAH 1

Application
Hari Minggu lalu, Bu Ria membeli dua kotak makanan kosong berbentuk kubus di Pasar
Devris. Kotak yang pertama memiliki panjang rusuk 20 cm dan kotak yang kedua
memiliki panjang rusuk 30 cm. Berapa selisih luas permukaan kedua kotak makanan yang
dibeli Bu Ria?
a. Informasi apa yang kamu peroleh dari masalah 1? Apa yang hendak dicari?

Jawabanmu:

b. Rumus apa yang digunakan? Tuliskan rumus yang kamu gunakan dan tuliskan cara
kamu menghitung penyelesaian masalah 1.

Jawabanmu:
141

Reflection
Tuliskan kesimpulan yang kamu peroleh setelah kamu menyelesaikan masalah 1.

Jawabanmu:

MASALAH 2
Application
OSIS SMP YP 17 Bogor mengadakan pemungutan suara untuk pemilihan ketua, wakil,
sekretaris, dan bendahara OSIS periode 2016 2017. Kertas pemilihan akan dimasukkan
ke dalam kotak-kotak kubus sama besar yang disusun seperti gambar di bawah ini.

Panjang rusuk kubus-kubus tersebut adalah 25 cm. Jika permukaan luar kotak pemilihan
yang telah disusun tersebut akan dicat dengan warna biru, berapa luas permukaan kotak
yang dicat?
a. Informasi apa yang kamu peroleh dari masalah 2? Apa yang hendak dicari?

Jawabanmu:
142

b. Rumus apa yang digunakan? Tuliskan rumus yang kamu gunakan dan tuliskan cara
kamu menghitung penyelesaikan masalah 2.

Jawabanmu:

Reflection
Tuliskan kesimpulan yang kamu peroleh setelah kamu menyelesaikan masalah 2.

Jawabanmu:
143

Extension
Dhilla akan membuat sepuluh kotak berbentuk kubus berukuran sisi 50 cm dari kertas
karton tebal untuk keperluan dekorasi festival di sekolahnya. Rencananya, seluruh
permukaan masing-masing kotak tersebut akan dilapisi kertas berwarna perak. Jika harga
1 m2 kertas berwarna perak adalah Rp 8.000,00, berapa biaya yang harus Dhilla keluarkan
untuk membeli kertas tersebut?
Jawabanmu:
144

Kelas :
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,
prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menggunakan informasi yang diketahui untuk menentukan rumus luas permukaan
balok

Introduction
Pada pertemuan sebelumnya, kamu sudah belajar tentang menentukan rumus luas
permukaan kubus, menghitung luas permukaan kubus, dan menggunakan luas permukaan
kubus dalam berbagai permasalahan.
Sekarang coba perhatikan gambar proyeksi balok di bawah ini.
145

Masih ingatkah kamu sifat-sifat apa saja yang dimiliki sebuah balok?
Ayo mengingat kembali.
Berdasarkan gambar sebuah balok di atas, diantara sifat-sifatnya, balok memiliki ... pasang
sisi yang kongruen dan saling berhadapan, yaitu sisi ............... kongruen dengan
sisi ............... , sisi ............... kongruen dengan sisi ..............., dan sisi ............... kongruen
dengan sisi ................, dan memiliki ... titik sudut, yaitu titik sudut
...........................................................................................................................................

Connection
Perhatikan kubus yang kamu miliki di kelompokmu.
Perhatikan juga gambar proyeksi kubus di bawah ini.
H G
E F

D C
A B
Nah, coba beri warna yang berbeda pada setiap titik sudut balok yang kamu miliki di
kelompokmu sesuai dengan warna nama titik sudut pada gambar proyeksi balok di atas
untuk memudahkan pengamatan yang kamu lakukan.

Application
a. Amati balok ABCD.EFGH dan jadikan sisi ABCD sebagai alas balok.
b. Ukurlah panjang, lebar, dan tinggi balok ABCD.EFGH menggunakan penggaris.
c. Panjang balok = p = ... cm
Lebar balok = l = ... cm
Tinggi balok = t = ... cm
d. Guntinglah balok ABCD.EFGH pada rusuk AE, EH, GH, FG, BF, CG, dan DH.
e. Coba kamu rentangkan balok yang telah kamu gunting, kemudian tempelkan
menggunakan lem kertas di kotak yang di sediakan di bawah ini.
146

Jawabanmu:
147

Perhatikan balok yang telah kamu gunting, rentangkan, dan tempelkan pada kotak
tersebut. Balok yang telah di gunting tersebut sekarang menjadi bangun datar.
Bangun datar yang kamu peroleh itu disebut .............................................. balok.
Berilah nama pada setiap titik sudut jaring-jaring balok sesuai dengan nama titik sudut
balok. (Perhatikan warna sudutnya, sudut yang berwarna sama memiliki nama titik
yang sama)
f. Lengkapi tabel di bawah ini untuk menghitung luas permukaan balok.
Nama Sisi Rumus Luas Sisi Balok Substitusikan Panjang Rusuk
ABCD LABCD = AB x BC = p l ... cm ... cm = ... cm2
ADEH LADEH = AD x DH = l t ... cm ... cm = ... cm2
DCGH LBCGF = DC x CG = p ... ... cm ... cm = ... cm2
... ... ... cm ... cm = ... cm2
... ... ... cm ... cm = ... cm2
... ... ... cm ... cm = ... cm2
Jumlah Lp = ... (p l) + ... (p t) + ... (l t) Lp = ... cm2

Reflection
Berdasarkan jawaban-jawabanmu di atas, berikan sebuah kesimpulan tentang bagaimana
menentukan rumus luas permukaan balok dan apa rumus luas permukaan balok.

Jawabanmu:
148

Extension
Sekarang kamu sudah tahu rumus luas permukaan balok, ayo berlatih memecahkan
masalah di bawah ini.
Berapa ukuran panjang kotak pensil berbentuk balok jika diketahui ukuran lebar 5 cm,
tinggi 4 cm, dan luas permukaannya 400 cm2?

Jawabanmu:
149

Kelas :
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,
prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menentukan cara untuk menyelesaikan masalah
3. Melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah
4. Memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh

Introduction
Pada pertemuan sebelumnya, kamu sudah menentukan rumus luas permukaan balok. Pada
pertemuan hari ini, kamu akan belajar menghitung luas permukaan balok dan
menggunakan luas permukaan balok dalam berbagai permasalahan.
Coba perhatikan ilustrasi berikut:
Pada hari libur, Jordan dan keluarga berencana akan berenang ke Sea Park. Di Sea
Park, terdapat berbagai bentuk kolam renang, ada yang lantai dasarnya berbentuk
persegi panjang, ada yang berbentuk lingkaran, ada yang meliuk-liuk seperti sungai, dan
lain sebagainya. Jordan melihat ada satu kolam renang baru yang lantai dasarnya
berbentuk persegi panjang sedang dipasang keramik oleh petugas, yang rencananya akan
150

dipasang keramik di seluruh permukaan kolamnya. Kolam tersebut memiliki ukuran


panjang 50 meter, lebar 10 meter, dan kedalaman 1,5 meter.
Dapatkah kamu memeriksa apakah benar luas permukaan kolam renang yang dipasang
keramik tersebut adalah 950 m2?
Ayo berlatih menyelesaikan masalah!

Connection
Sebelum kamu menyelesaikan masalah tersebut, masih ingatkah kamu rumus luas
permukaan balok pada pertemuan sebelumnya?
Tuliskan rumus luas permukaan balok dibawah ini.
Lp = ...

MASALAH 1

Application
Pada hari libur, Jordan dan keluarga berencana akan berenang ke Sea Park. Di Sea Park,
terdapat berbagai bentuk kolam renang, ada yang lantai dasarnya berbentuk persegi
panjang, ada yang berbentuk lingkaran, ada yang meliuk-liuk seperti sungai, dan lain
sebagainya. Jordan melihat ada satu kolam renang baru yang lantai dasarnya berbentuk
persegi panjang sedang dipasang keramik oleh petugas, yang rencananya akan dipasang
keramik di seluruh permukaan kolamnya. Kolam tersebut memiliki ukuran panjang
50 meter, lebar 10 meter, dan kedalaman 1,5 meter. Periksa apakah benar luas permukaan
kolam renang yang dipasang keramik tersebut adalah 950 m2?

a. Informasi apa yang kamu peroleh dari masalah 1? Apa yang hendak dicari?

Jawabanmu:
151

b. Rumus apa yang digunakan? Tuliskan rumus yang kamu gunakan dan tuliskan cara
kamu menghitung penyelesaian masalah 1.

Jawabanmu:

Reflection
Tuliskan kesimpulan yang kamu peroleh setelah kamu menyelesaikan masalah 1. Apakah
benar luas permukaan kolam renang yang dipasang keramik tersebut adalah 950 m2?

Jawabanmu:
152

MASALAH 2

Application
Sebuah perusahaan minuman teh membuat kemasan kotak minuman berbentuk balok yang
terbuat dari kertas yang dilapisi alumunium foil. Kotak minuman teh tersebut berukuran
panjang 7 cm, lebar 4 cm, dan tinggi 11 cm. Jika hari Senin perusahaan ingin membuat
seribu kotak minuman teh, berapa jumlah luas permukaan kertas yang digunakan pada hari
Senin?
a. Informasi apa yang kamu peroleh dari masalah 2? Apa yang hendak dicari?

Jawabanmu:

b. Rumus apa yang digunakan? Tuliskan rumus yang kamu gunakan dan tuliskan cara
kamu menghitung penyelesaian masalah 2.

Jawabanmu:
153

Reflection
Tuliskan kesimpulan yang kamu peroleh setelah kamu menyelesaikan masalah 2.
Jawabanmu:

Extension
Suatu hari, Angga ingin membuat sebuah akuarium berbentuk balok dengan ukuran
panjang 70 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 35 cm. Angga tidak memiliki kaca untuk
membuatnya, maka Angga pergi ke Toko Surya untuk membeli kaca seluas akuarium
yang akan ia buat. Berapa biaya yang harus dikeluarkan Angga jika harga kaca 1 m2
adalah Rp 200.000,00?

Jawabanmu:
154
Lampiran 5

Kelas :
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,
prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menggunakan informasi yang diketahui untuk menentukan rumus volume kubus
3. Menentukan cara untuk menyelesaikan masalah
4. Melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah

Introduction
Perhatikan gambar proyeksi kubus di bawah ini.

s
s
155

Tentu kamu sudah tahu bahwa kubus termasuk ke dalam bentuk bangun ruang, yang
setiap sisinya memiliki ukuran yang sama. Volume sebuah kubus adalah isi dari sebuah
bangun ruang kubus. Isi tersebut bisa berupa benda padat, cair maupun gas.
Lalu bagaimana cara menentukan volume kubus?
Untuk menentukan volume kubus, kita akan mengetahui bagaimana cara menentukan
rumus volume kubus terlebih dahulu.
Ayo ikuti langkah-langkah berikut ini.

Connection
Letakkan kubus besar dan kubus-kubus kecil yang kamu miliki di meja kelompokmu,
kemudian perhatikan kubus-kubus tersebut.
Ada ... kubus besar yang dibuat dari plastik jilid (transparan) dan ... kubus kecil yang
dibuat dari kertas karton.
Perhatikan juga gambar proyeksi kubus-kubus tersebut di bawah ini.

Susunlah kubus besar dan kubus-kubus kecil yang kamu miliki di meja kelompokmu
sesuai gambar proyeksi di atas.

Application
a. Amati kubus-kubus kecil dan kubus besar yang ada di meja kelompokmu.
b. Ukurlah panjang rusuk kubus kecil dan kubus besar menggunakan penggaris.
Panjang rusuk kubus kecil = ... cm
Panjang rusuk kubus besar = ... cm
c. Jika dimisalkan panjang rusuk kubus kecil sama dengan 1 satuan, maka panjang rusuk
kubus kecil = 1 satuan = ... cm.
d. Masukkan kubus-kubus kecil ke dalam kubus besar hingga terisi penuh.
156

e. Jika dimisalkan 1 kubus kecil sama dengan 1 satuan kubus, maka kubus kecil
yang dapat dimasukkan ke dalam kubus besar sebanyak ... satuan kubus.
f. Jumlah satuan kubus yang dapat dimasukkan ke dalam kubus besar disebut
juga ........... kubus besar. Jadi, volume kubus besar = ... satuan kubus.
g. Perhatikan kubus besar yang sudah terisi penuh kubus kecil, kemudian
pilihlah salah satu sisi untuk dijadikan alas. Ada ... kubus kecil di alas kubus
besar.
h. Rumus luas alas kubus yaitu:
L = ...2 = ... ...
i. Banyaknya kubus kecil di alas kubus besar dapat diperoleh dengan mengalikan
............ kubus besar dengan ............ kubus besar menjadi ........................... kubus
besar, yaitu:
... satuan ... satuan = ... satuan persegi
j. Perhatikan lagi tumpukan kubus kecil di dalam kubus besar yang terisi penuh. Ada ...
tumpuk kubus kecil di dalam kubus besar.
k. Banyaknya tumpukan tersebut merupakan .................. kubus besar yang panjangnya
... satuan.
l. Coba perhatikan hubungan bagian f, i, dan k.
Volume kubus besar dapat diperoleh dengan mengalikan ........................... kubus
besar dengan ............ kubus besar, yaitu:
Volume kubus besar = ........................... kubus besar ............ kubus besar
= ... satuan persegi ... satuan
= (... satuan ... satuan) ... satuan
= ... satuan kubus
m. Perhatikan bagian c dan e.
1 satuan kubus = 1 kubus kecil
Panjang rusuk kubus kecil = 1 satuan = ... cm
Volume kubus besar = (... satuan ... satuan) ... satuan
= ... cm ... cm ... cm
= ... cm3
157

Reflection
Berdasarkan jawaban-jawabanmu di atas, berikan sebuah kesimpulan tentang bagaimana
menentukan rumus volume kubus dan apa rumus volume kubus.
Jawabanmu:

Extension
Sekarang kamu sudah tahu rumus volume kubus, ayo berlatih memecahkan masalah di
bawah ini.
Sebuah bak mandi berbentuk kubus diisi air hingga penuh. Jika bak mandi dapat
menampung sebanyak 216 liter air, berapa cm panjang sisi bak mandi tersebut?
a. Apa yang hendak dicari? Apakah informasi yang diberikan cukup untuk menentukan
panjang sisi bak mandi? Jelaskan!

Jawabanmu:
158

b. Bagaimana cara menentukan panjang sisi bak mandi?


Jawabanmu:

c. Selesaikan proses penghitungan sesuai yang kamu tentukan pada bagian b di atas
untuk menentukan panjang sisi bak mandi.

Jawabanmu:

Reflection
Tuliskan kesimpulan yang kamu peroleh setelah kamu menyelesaikan masalah di atas.

Jawabanmu:
159

Kelas :
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,
prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menentukan cara untuk menyelesaikan masalah
3. Melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah
4. Memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh

Introduction
Pada pertemuan sebelumnya, kamu sudah menentukan rumus volume kubus. Pada
pertemuan hari ini, kamu akan belajar menghitung volume kubus dan menggunakan luas
permukaan kubus dalam berbagai permasalahan.
Coba perhatikan ilustrasi berikut:
Setiap hari Senin di awal bulan, Pak Arif, seorang penjual sembako membeli minyak
goreng dari distributor sebanyak 320 liter. Minyak tersebut akan ditampung di dalam
kotak minyak berbentuk kubus yang memiliki ukuran panjang rusuk 40 cm.
Dapatkah kamu menghitung berapa banyak kotak minyak yang digunakan untuk
menampung minyak goreng yang dibeli Pak Arif?
Ayo berlatih menyelesaikan masalah!
160

Connection
Sebelum kamu menyelesaikan masalah tersebut, masih ingatkah kamu rumus
volume kubus pada pertemuan sebelumnya?
Tuliskan rumus volume kubus dibawah ini.
V = ...

MASALAH 1

Application
Setiap hari Senin di awal bulan, Pak Arif, seorang penjual sembako membeli minyak
goreng dari distributor sebanyak 320 liter. Minyak tersebut akan ditampung di dalam
kotak minyak berbentuk kubus yang memiliki ukuran panjang rusuk 40 cm. Periksa
apakah benar kotak minyak yang digunakan untuk menampung minyak goreng yang dibeli
Pak Arif sebanyak 6 kotak?
a. Apa yang hendak dicari? Apakah informasi yang diberikan cukup untuk menentukan
banyak kotak minyak yang digunakan untuk menampung minyak goreng? Jelaskan!

Jawabanmu:

b. Bagaimana cara menentukan banyak kotak minyak yang digunakan untuk


menampung minyak goreng?

Jawabanmu:
161

c. Selesaikan proses penghitungan sesuai yang kamu tentukan pada bagian b di atas
untuk menentukan banyak kotak minyak yang digunakan untuk menampung minyak
goreng.

Jawabanmu:

Reflection
Tuliskan kesimpulan yang kamu peroleh setelah kamu menyelesaikan masalah 1. Apakah
benar kotak minyak yang digunakan untuk menampung minyak goreng yang dibeli Pak
Arif sebanyak 6 kotak?

Jawabanmu:
162

MASALAH 2

Application
Sebuah wadah dengan alas berbentuk persegi luasnya 625 cm2 dan tingginya 25 cm, diisi
air hingga ketinggian 15 cm seperti gambar di bawah ini.

15 cm

Berapakah volume air yang harus ditambahkan agar wadah tersebut penuh?
a. Apa yang hendak dicari? Apakah informasi yang diberikan cukup untuk menentukan
volume air yang harus ditambahkan agar wadah tersebut penuh? Jelaskan!

Jawabanmu:

b. Bagaimana cara menentukan volume air yang harus ditambahkan agar wadah tersebut
penuh?

Jawabanmu:
163

c. Selesaikan proses penghitungan sesuai yang kamu tentukan pada bagian b di atas
untuk menentukan volume air yang harus ditambahkan agar wadah tersebut penuh.

Jawabanmu:

Reflection
Tuliskan kesimpulan yang kamu peroleh setelah kamu menyelesaikan masalah 2.

Jawabanmu:
164

Extension
Bu Septi akan membeli isi ulang sabun cuci tangan berbentuk cairan. Harga setiap 100 ml
isi ulang sabun cuci tangan tersebut adalah Rp 16.000,00. Jika Bu Septi ingin memenuhi
wadah kosong yang memiliki volume 0,5 liter, periksa apakah benar biaya yang harus bu
Septi keluarkan untuk membeli isi ulang sabun cuci tangan tersebut adalah Rp 80.000,00?

Jawabanmu:
165

Kelas :
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,
prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menggunakan informasi yang diketahui untuk menentukan rumus volume balok
3. Menentukan cara untuk menyelesaikan masalah
4. Melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah

Introduction
Pada pertemuan sebelumnya, kamu sudah belajar tentang menentukan rumus volume
kubus, menghitung volume kubus, dan menggunakan volume kubus dalam berbagai
permasalahan.
Sekarang coba perhatikan gambar proyeksi balok di bawah ini.

l
p
166

Tentu kamu sudah tahu bahwa balok juga termasuk ke dalam bentuk bangun
ruang, yang memiliki 3 pasang sisi yang kongruen dan saling berhadapan.
Volume sebuah balok adalah isi dari sebuah bangun ruang balok. Isi tersebut bisa
berupa benda padat, cair maupun gas.
Lalu bagaimana cara menentukan volume balok?
Untuk menentukan volume balok, kita akan mengetahui bagaimana cara menentukan
rumus volume balok terlebih dahulu.
Ayo ikuti langkah-langkah berikut ini.

Connection
Letakkan balok dan kubus-kubus yang kamu miliki di meja kelompokmu, kemudian
perhatikan balok dan kubus-kubus tersebut.
Ada ... balok yang dibuat dari plastik jilid (transparan) dan ... kubus kecil yang dibuat dari
kertas karton.
Perhatikan juga gambar proyeksi balok dan kubus-kubus tersebut di bawah ini.

Susunlah balok dan kubus-kubus yang kamu miliki di meja kelompokmu sesuai gambar
proyeksi di atas.

Application
a. Amati balok dan kubus-kubus yang ada di meja kelompokmu.
b. Ukurlah panjang, lebar, dan tinggi balok, serta panjang rusuk kubus menggunakan
penggaris.
Panjang balok = ... cm
Lebar balok = ... cm
Tinggi balok = ... cm
Panjang rusuk kubus = ... cm
c. Jika dimisalkan panjang rusuk kubus sama dengan 1 satuan, maka panjang rusuk
kubus = 1 satuan = ... cm.
d. Masukkan kubus-kubus tersebut ke dalam balok hingga terisi penuh.
167

e. Jika dimisalkan 1 kubus sama dengan 1 satuan kubus, maka kubus yang dapat
dimasukkan ke dalam balok sebanyak ... satuan kubus.
f. Jumlah satuan kubus yang dapat dimasukkan ke dalam balok disebut juga ...........
balok. Jadi, volume balok = ... satuan kubus.
g. Perhatikan alas balok yang sudah terisi penuh kubus. Ada ... kubus di alas balok.
h. Rumus luas alas balok yaitu:
L = ... ...
i. Banyaknya kubus di alas balok dapat diperoleh dengan mengalikan ............ balok
dengan ............ balok menjadi ........................... balok, yaitu:
... satuan ... satuan = ... satuan persegi
j. Perhatikan lagi tumpukan kubus di dalam balok yang terisi penuh. Ada ... tumpuk
kubus di dalam balok.
k. Banyaknya tumpukan tersebut merupakan ............... balok yang panjangnya ... satuan.
l. Coba perhatikan hubungan bagian f, i, dan k.
Volume balok dapat diperoleh dengan mengalikan ........................... balok dengan
............ balok, yaitu:
Volume balok = ........................... balok ............ balok
= ... satuan persegi ... satuan
= (... satuan ... satuan) ... satuan
= ... satuan kubus
m. Perhatikan bagian c dan e.
1 satuan kubus = 1 kubus
Panjang rusuk kubus = 1 satuan = ... cm
Volume balok = (... satuan ... satuan) ... satuan
= ... cm ... cm ... cm
= ... cm3
168

Reflection
Berdasarkan jawaban-jawabanmu di atas, berikan sebuah kesimpulan tentang bagaimana
menentukan rumus volume balok dan apa rumus volume balok.
Jawabanmu:

Extension
Sekarang kamu sudah tahu rumus volume balok, ayo berlatih memecahkan masalah di
bawah ini.
Sebuah kotak berisi minuman teh berbentuk balok memiliki ukuran panjang 8 cm, lebar 5
cm, dan tinggi 10 cm. Berapa liter volume minuman teh di dalam kotak tersebut?
a. Apa yang hendak dicari? Apakah informasi yang diberikan cukup untuk menentukan
volume minuman teh di dalam kotak? Jelaskan!

Jawabanmu:
169

b. Bagaimana cara menentukan volume minuman teh di dalam kotak?


Jawabanmu:

c. Selesaikan proses penghitungan sesuai yang kamu tentukan pada bagian b di atas
untuk menentukan volume minuman teh di dalam kotak.

Jawabanmu:

Reflection
Tuliskan kesimpulan yang kamu peroleh setelah kamu menyelesaikan masalah di atas.

Jawabanmu:
170

Kelas :
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)
Tahun Pelajaran : 2015 2016
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,
prisma dan limas
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah :
1. Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah
2. Menentukan cara untuk menyelesaikan masalah
3. Melakukan proses penghitungan sesuai rencana untuk menyelesaikan masalah
4. Memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh

Introduction
Pada pertemuan sebelumnya, kamu sudah menentukan rumus volume balok. Pada
pertemuan hari ini, kamu akan belajar menghitung volume balok dan menggunakan luas
permukaan balok dalam berbagai permasalahan.
Coba perhatikan ilustrasi berikut:
Bu Ayu membeli 1 karung beras berisi 50 liter. Di rumah, Bu Ayu menyimpan beras yang
dibeli ke dalam 2 kotak penyimpanan beras berbentuk balok dengan ukuran yang sama,
yaitu berukuran panjang 40 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 30 cm.
Dapatkah kamu memeriksa apakah benar ada 4 liter beras tersisa yang tidak disimpan di
dalam kotak penyimpanan beras?
171

Ayo berlatih menyelesaikan masalah!


Connection
Sebelum kamu menyelesaikan masalah tersebut, masih ingatkah kamu rumus
volume balok pada pertemuan sebelumnya?
Tuliskan rumus volume balok dibawah ini.
V = ...

MASALAH 1

Application
Bu Ayu membeli 1 karung beras berisi 50 liter. Di rumah, Bu Ayu menyimpan beras yang
dibeli ke dalam 2 kotak penyimpanan beras berbentuk balok dengan ukuran yang sama,
yaitu berukuran panjang 40 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 30 cm. Periksa apakah benar ada
4 liter beras tersisa yang tidak disimpan di dalam kotak penyimpanan beras?
a. Apa yang hendak dicari? Apakah informasi yang diberikan cukup untuk menentukan
banyak beras tersisa yang tidak disimpan di dalam kotak penyimpanan beras?
Jelaskan!
Jawabanmu:

b. Bagaimana cara menentukan banyak beras tersisa yang tidak disimpan di dalam kotak
penyimpanan beras?

Jawabanmu:
172

c. Selesaikan proses penghitungan sesuai yang kamu tentukan pada bagian b di atas
untuk menentukan banyak beras tersisa yang tidak disimpan di dalam kotak
penyimpanan beras.

Jawabanmu:

Reflection
Tuliskan kesimpulan yang kamu peroleh setelah kamu menyelesaikan masalah 1. Apakah
benar ada 4 liter beras tersisa yang tidak disimpan di dalam kotak penyimpanan beras?

Jawabanmu:

MASALAH 2
Application
Pak Yadi akan membuat kolam ikan dengan ukuran panjang 28 m, lebar 15 m, dan
kedalaman 0,7 m. Pembuatan kolam itu dikerjakan oleh orang lain. Upah untuk setiap
penggalian 1 m3 sebesar Rp 30.000,00. Berapa biaya yang harus dikeluarkan Pak Yadi
untuk penggalian kolam seluruhnya?
173

a. Apa yang hendak dicari? Apakah informasi yang diberikan cukup untuk
menentukan besar biaya yang harus dikeluarkan Pak Yadi untuk penggalian
kolam seluruhnya? Jelaskan!

Jawabanmu:

b. Bagaimana cara menentukan besar biaya yang harus dikeluarkan Pak Yadi untuk
penggalian kolam seluruhnya?

Jawabanmu:

c. Selesaikan proses penghitungan sesuai yang kamu tentukan pada bagian b di atas
untuk menentukan besar biaya yang harus dikeluarkan Pak Yadi untuk penggalian
kolam seluruhnya.

Jawabanmu:

Reflection
174

Tuliskan kesimpulan yang kamu peroleh setelah kamu menyelesaikan masalah 2.

Jawabanmu:

Extension
Sebuah balok yang berukuran panjang 32 cm dan lebarnya 9 cm, memiliki volume tiga
kali lipat lebih besar dari sebuah kubus yang memiliki panjang sisi 12 cm. Berapa tinggi
balok tersebut?

Jawabanmu:
175
Lampiran 6
KISI-KISI INSTRUMEN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

TES SIKLUS I

No.
No. Kompetensi Dasar Indikator Pemecahan Masalah
Soal
5.3 Menghitung luas Mengidentifikasi kecukupan unsur 1.a
permukaan kubus untuk menyelesaikan masalah
Menentukan cara untuk menyelesaikan 1.b
masalah
Melakukan proses penghitungan 1.c
sesuai rencana untuk menyelesaikan
masalah
Memeriksa kebenaran hasil yang 2
diperoleh
5.3 Menghitung luas Mengidentifikasi kecukupan unsur 4.a
permukaan balok untuk menyelesaikan masalah
Menentukan cara untuk menyelesaikan 4.b
masalah
Melakukan proses penghitungan 4.c
sesuai rencana untuk menyelesaikan
masalah
Memeriksa kebenaran hasil yang 3
diperoleh
176
Lampiran 7
KISI-KISI INSTRUMEN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

TES SIKLUS II

No.
No. Kompetensi Dasar Indikator Pemecahan Masalah
Soal
5.3 Menghitung volume Mengidentifikasi kecukupan unsur 1.a
kubus untuk menyelesaikan masalah
Menentukan cara untuk menyelesaikan 1.b
masalah
Melakukan proses penghitungan 1.c
sesuai rencana untuk menyelesaikan
masalah
Memeriksa kebenaran hasil yang 3
diperoleh
5.3 Menghitung volume Mengidentifikasi kecukupan unsur 4.a
balok untuk menyelesaikan masalah
Menentukan cara untuk menyelesaikan 4.b
masalah
Melakukan proses penghitungan 4.c
sesuai rencana untuk menyelesaikan
masalah
Memeriksa kebenaran hasil yang 2
diperoleh
177
Lampiran 8

Nama :
Kelas :
Tanggal :

Materi : Luas Permukaan Kubus dan Balok


Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)

1. Sebuah perusahaan pembuat kotak makanan membuat kotak makanan berbentuk


kubus yang terbuat dari kertas karton dengan dua ukuran yang berbeda, kotak
makanan pertama memiliki ukuran sisi 10 cm 10 cm dan kotak makanan kedua
memiliki ukuran sisi 20 cm 20 cm. Jika harga tiap 1 m2 kertas karton adalah
Rp 40.000,00, berapa biaya yang dibutuhkan jika kedua ukuran kotak makanan
masing-masing akan dibuat 1000 kotak?
a. Apakah informasi yang diberikan cukup untuk menentukan besarnya biaya yang
dibutuhkan? Jelaskan!
b. Bagaimana cara menentukan besarnya biaya tersebut?
c. Selesaikan proses penghitungan sesuai yang kamu tentukan pada bagian b di atas
untuk menentukan besarnya biaya tersebut.

2. Indah memiliki sebuah kotak tanpa tutup berbentuk kubus. Kotak tersebut
memiliki luas permukaan 3,2 m2. Periksa apakah benar ukuran sisi kotak tersebut
adalah 90 cm 90 cm?

3. Pak Azi memiliki sebuah rak sepatu yang terbuat dari kayu jati yang memiliki bentuk
dan ukuran seperti gambar di bawah ini.

60 cm

30 cm
100 cm
178

Setiap hari Minggu pada akhir bulan, Pak Azi mengecat semua sisi rak sepatunya
dengan menggunakan pelitur agar kayu tetap terawat. Periksa apakah benar luas
permukaan yang dicat dengan menggunakan pelitur tersebut adalah 4,32 m2?
(keterangan: ketebalan kayu diabaikan)

4. Puji memiliki kotak berbentuk balok dengan ukuran panjang 25 cm, lebar 10 cm, dan
tinggi 15 cm. rencananya kotak tersebut akan dipakai untuk memasukkan kado untuk
Rina yang akan berulangtahun. Agar kotak terlihat indah, Puji ingin membungkus
kotak tersebut dengan kertas kado. Puji pergi ke Toko Unik untuk membeli kertas
kado. Toko Unik menyediakan dua jenis ukuran kertas kado, yang pertama
berukuran 40 cm 60 cm dan yang kedua berukuran 50 cm 55 cm. Jenis kertas
kado yang mana yang harus dibeli jika Puji ingin meminimalkan sisa kertas kadonya?
a. Apakah informasi yang diberikan cukup untuk menentukan sisa kertas kado yang
minimal? Jelaskan!
b. Bagaimana cara menentukan sisa kertas kado yang minimal tersebut?
c. Selesaikan proses penghitungan sesuai yang kamu tentukan pada bagian b di atas
untuk menentukan sisa kertas kado yang minimal.
179
Lampiran 9

Nama :
Kelas :
Tanggal :

Materi : Volume Kubus dan Balok


Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)

1. Hari Minggu kemarin, Thoyibah kembali ke Indonesia sepulang perjalanannya dari


Jepang. Thoyibah membawa oleh-oleh berupa kotak pensil yang biasanya diletakkan
di meja belajar. Kotak pensil tersebut berbentuk kubus dengan dua ukuran berbeda,
kotak pensil pertama memiliki ukuran sisi 8 cm 8 cm. Perbandingan volume kotak
pensil pertama dengan kotak pensil kedua adalah 8 : 27. Berapa ukuran sisi kotak
pensil kedua?
a. Apakah informasi yang diberikan cukup untuk menentukan ukuran sisi kotak
pensil kedua? Jelaskan!
b. Bagaimana cara menentukan ukuran sisi kotak pensil kedua?
c. Selesaikan proses penghitungan sesuai yang kamu tentukan pada bagian b di atas
untuk menentukan ukuran sisi kotak pensil kedua.

2. Bu Ati memiliki sebuah tempat penampungan air yang alasnya berukuran


60 cm 80 cm. Tempat penampungan tersebut berisi air sebanyak 576 liter. Periksa
apakah benar tinggi air di penampungan tersebut adalah 140 cm? Jelaskan
jawabanmu!

3. Sebuah akuarium berbentuk kubus yang memiliki ukuran sisi 70 cm 70 cm akan

diisi air sebanyak bagian. Jika debit air 0,1 liter/detik, periksa apakah benar waktu

yang diperlukan untuk mengisi air di akuarium tersebut adalah 49 menit? Jelaskan
jawabanmu!
180

4. Rara memiliki sebuah lilin berbentuk balok yang memiliki ukuran panjang 4 cm, lebar
4 cm, dan tinggi 20 cm. Saat dinyalakan, lilin akan terbakar sebanyak 80 cm3 setiap
jam. Berapa menit lilin menyala sampai habis terbakar?
a. Apakah informasi yang diberikan cukup untuk menentukan lama waktu lilin
menyala sampai habis terbakar?
b. Bagaimana cara menentukan lama waktu lilin menyala sampai habis terbakar?
c. Selesaikan proses penghitungan sesuai yang kamu tentukan pada bagian b di atas
untuk menentukan lama waktu lilin menyala sampai habis terbakar.
181
Lampiran 10
JAWABAN TES SIKLUS I

No. Jawaban Skor


1.a Informasi yang diberikan cukup untuk menentukan besarnya 1
biaya yang dibutuhkan.

Diketahui: 1
Ukuran sisi kotak makanan pertama = 10 cm 10 cm
Ukuran sisi kotak makanan kedua = 20 cm 20 cm
Harga 1 m2 kertas karton = Rp 40.000,00

Ditanya: 1
Biaya yang dibutuhkan jika kedua ukuran kotak makanan
masing-masing akan dibuat 1000 kotak

1.b Cara menentukan besarnya biaya tersebut yaitu dengan mencari luas
permukaan masing-masing kotak, kemudian menjumlahkan luas 3
permukaan kedua kotak, lalu mengalikannya dengan banyaknya
kotak yang akan dibuat dan harga 1 m2 kertas karton.

1.c Penyelesaian:
Lp = 6 s2

Lp1 = 6 s s
= 6 10 cm 10 cm
= 600 cm2

Lp2 = 6 s s
= 6 20 cm 20 cm 1
= 2.400 cm2

Luas permukaan seluruhnya = Lp1 + Lp2


= 600 cm2 + 2.400 cm2
= 3.000 cm2
= 0,3 m2

Biaya seluruhnya = 0,3 1000 Rp 40.000,00 1


= Rp 12.000.000,00

Jadi, biaya yang dibutuhkan untuk membuat 1000 kotak adalah 1


Rp 12.000.000,00
Jumlah Skor 9
2 Diketahui:
Luas permukaan kotak tanpa tutup berbentuk kubus = 3,2 m2
1
Ditanya:
182

Ukuran sisi kotak tanpa tutup

Penyelesaian:
Karena kotak tersebut tanpa tutup jadi kotak tersebut memiliki
5 sisi.
Lp = 5 s2
3,2 m2 = 5 s2
32.000 cm2 = 5 s2 1

= s2

s2 = 6.400 cm2
s =
= 80 cm

Jadi, salah bahwa sebuah akuarium tanpa tutup berbentuk 1


kubus memiliki ukuran sisi 90 cm 90 cm.
Jumlah Skor 3
3 Diketahui:
Panjang balok = 100 cm 1
Lebar balok = 30 cm
Tinggi balok = 60 cm
Ditanya:
Luas permukaan rak yang dicat dengan menggunakan pelitur

Penyelesaian:
Lp = 2 { }+2{ }
= 2 {2(100 cm 30 cm) + (100 cm 60 cm) +
2(30 cm 60 cm)} + 2 {2(100 cm 30 cm)}
= 2 {2(3.000 cm2) + (6.000 cm2) + 2(1.800 cm2)} + 1
2 {2(3.000 cm2)
= 2 (6.000 cm2 + 6.000 cm2 + 3.600 cm2) + 2 (6.000 cm2)
= 2 (15.600 cm2) + 2 (6.000 cm2)
= 31.200 cm2 + 12.000 cm2
= 43.200 cm2
= 4,32 m2

Jadi, benar bahwa luas permukaan rak sepatu yang dicat dengan 1
menggunakan pelitur 4,32 m2
Jumlah Skor 3
4.a Informasi yang diberikan cukup untuk menentukan sisa kertas 1
kado yang minimal.

Diketahui: 1
Panjang kotak = 25 cm
183

Lebar kotak = 10 cm
Tinggi kotak = 15 cm
Ukuran kertas kado pertama = 40 cm 60 cm
Ukuran kertas kado kedua = 50 cm 55 cm

Ditanya: 1
Kertas kado yang harus dibeli jika Puji ingin meminimalkan sisa
kertas kado.

4.b Cara menentukan sisa kertas kado yang minimal tersebut yaitu
dengan mencari luas permukaan kotak, kemudian karena ingin 3
meminimalkan sisa kertas kado, maka harus mencari selisih luas
masing-masing kertas kado dengan luas permukaan kotak yang
paling sedikit.

4.c Penyelesaian:
Lp = 2(p l) + 2(p t) + 2(l t)
= 2(25 cm 10 cm) + 2(25 cm 15 cm) + 2(10 cm 15 cm)
= 2(250 cm2) + 2(375 cm2) + 2(150 cm2) 1
= 500 cm2 + 750 cm2 + 300 cm2
= 1.550 cm2

Luas kertas kado pertama:


LI = p l
= 40 cm 60 cm
= 2.400 cm2

Luas kertas kado kedua: 1


LII = p l
= 50 cm 55 cm
= 2.750 cm2

Selisih luas kertas kado pertama dengan luas permukaan kotak:


LI Lp = 2.400 cm2 1.550 cm2
= 850 cm2

Selisih luas kertas kado pertama dengan luas permukaan kotak:


LII Lp = 2.750 cm2 1.550 cm2
= 1.200 cm2

Jadi, jika Puji ingin meminimalkan sisa kertas kadonya, Puji 1


harus membeli kertas kado jenis pertama.
Jumlah Skor 9
Total Skor 24
Nilai = 100
184
Lampiran 11
JAWABAN TES SIKLUS II

No. Jawaban Skor


1.a Informasi yang diberikan cukup untuk menentukan ukuran sisi 1
kotak pensil kedua.

Diketahui: 1
Ukuran sisi kotak pensil pertama = 8 cm 8 cm
Perbandingan volume kotak pensil pertama dengan kotak pensil
kedua adalah 8 : 27

Ditanya: 1
Ukuran sisi kotak pensil kedua

1.b Cara menentukan ukuran sisi kotak pensil kedua yaitu dengan
mencari volume kotak pensil pertama, kemudian mencari volume
kotak pensil kedua dengan menggunakan informasi perbandingan 3
volume yang diketahui. Setelah volume kotak pensil kedua
diketahui, maka dapat diketahui ukuran sisi kotak pensil kedua.

1.c Penyelesaian:
V = s3

V1 = s s s 1
= 8 cm 8 cm 8 cm
= 512 cm3

Perbandingan volume kotak pensil pertama dengan kotak pensil


kedua:

= 1

V2 =
= 1728 cm3

s2 =
= 12 cm

Jadi, ukuran kotak pensil kedua adalah 12 cm 12 cm. 1


Jumlah Skor 9
185

2 Diketahui:
Panjang penampungan air = 60 cm
Lebar penampungan air = 80 cm 1
Volume air di penampungan 576 liter

Ditanya:
Tinggi air di penampungan

Penyelesaian:
Volume air di penampungan = 576 liter = 576.000 cm3

V =plt 1
576.000 cm3 = 60 cm 80 cm t

t =

= 120 cm

Jadi, salah bahwa tinggi penampungan air tersebut adalah 1


140 cm.
Jumlah Skor 3
3 Diketahui:
Ukuran sisi akuarium = 70 cm 70 cm

Diisi air sebanyak bagian


1
Debit air 0,1 liter/detik

Ditanya:
Waktu yang diperlukan untuk mengisi air di akuarium

Penyelesaian:
V =sss
= 70 cm 70 cm 70 cm
= 343.000 cm3

Volume air di akuarium = 343.000 cm3 1

= 294.000 cm3
= 294 liter

Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi air:


t =
186

= 2940 detik
= 49 menit

Jadi, benar bahwa waktu untuk mengisi air di akuarium tersebut 1


adalah 49 menit.
Jumlah Skor 3
4.a Informasi yang diberikan cukup untuk menentukan lama waktu 1
lilin menyala sampai habis terbakar.

Diketahui: 1
Panjang lilin = 4 cm
Lebar lilin = 4 cm
Tinggi lilin = 20 cm
Lilin akan terbakar sebanyak 80 cm3 setiap jam

Ditanya: 1
Lama waktu lilin menyala sampai habis terbakar

4.b Cara menentukan lama waktu lilin menyala sampai habis


terbakar yaitu dengan menghitung volume lilin, dan mengurangi 3
volume lilin sebanyak 80 cm3 setiap jam.

4.c Penyelesaian:
V =plt
= 4 cm 4 cm 20 cm 1
= 320 cm3

Lama waktu lilin menyala sampai habis terbakar:


t = 1

= 4 jam
= 240 menit

Jadi, lama waktu lilin menyala sampai habis terbakar adalah 240 1
menit.
Jumlah Skor 3
Total Skor 24

Nilai = 100
187
Lampiran 12
UJI VALIDITAS INSTRUMEN SIKLUS I

Butir Soal x1a^ x1b^ x1c^ x2^ x3^ x4a^ x4b^ x4c^ x1a x1b x1c x4a x4b x4c
No. Nama y y^2 x2y x3y
x1a x1b x1c x2 x3 x4a x4b x4c 2 2 2 2 2 2 2 2 y y y y y y
1 s1 2 1 2 2 2 2 1 2 14 4 1 4 4 4 4 1 4 196 28 14 28 28 28 28 14 28
2 s2 1 0 1 2 1 1 1 2 9 1 0 1 4 1 1 1 4 81 9 0 9 18 9 9 9 18
3 s3 2 2 3 2 3 2 3 2 19 4 4 9 4 9 4 9 4 361 38 38 57 38 57 38 57 38
4 s4 1 0 2 2 2 2 1 2 12 1 0 4 4 4 4 1 4 144 12 0 24 24 24 24 12 24
5 s5 1 0 2 3 1 1 1 2 11 1 0 4 9 1 1 1 4 121 11 0 22 33 11 11 11 22
6 s6 1 0 1 2 1 0 1 2 8 1 0 1 4 1 0 1 4 64 8 0 8 16 8 0 8 16
7 s7 2 2 3 3 3 2 3 3 21 4 4 9 9 9 4 9 9 441 42 42 63 63 63 42 63 63
8 s8 1 1 1 2 1 0 1 1 8 1 1 1 4 1 0 1 1 64 8 8 8 16 8 0 8 8
9 s9 1 1 1 2 1 1 1 1 9 1 1 1 4 1 1 1 1 81 9 9 9 18 9 9 9 9
10 s10 2 1 3 2 3 2 1 3 17 4 1 9 4 9 4 1 9 289 34 17 51 34 51 34 17 51
11 s11 2 2 2 2 3 2 3 2 18 4 4 4 4 9 4 9 4 324 36 36 36 36 54 36 54 36
12 s12 1 0 1 2 1 1 0 1 7 1 0 1 4 1 1 0 1 49 7 0 7 14 7 7 0 7
13 s13 1 0 1 2 1 1 0 2 8 1 0 1 4 1 1 0 4 64 8 0 8 16 8 8 0 16
14 s14 2 1 2 2 2 2 1 2 14 4 1 4 4 4 4 1 4 196 28 14 28 28 28 28 14 28
15 s15 1 0 2 3 1 1 0 2 10 1 0 4 9 1 1 0 4 100 10 0 20 30 10 10 0 20
16 s16 1 0 1 2 1 1 0 1 7 1 0 1 4 1 1 0 1 49 7 0 7 14 7 7 0 7
17 s17 2 1 3 2 3 2 1 2 16 4 1 9 4 9 4 1 4 256 32 16 48 32 48 32 16 32
18 s18 1 1 1 2 1 1 1 1 9 1 1 1 4 1 1 1 1 81 9 9 9 18 9 9 9 9
19 s19 2 0 3 2 3 2 1 2 15 4 0 9 4 9 4 1 4 225 30 0 45 30 45 30 15 30
20 s20 2 3 2 3 2 2 1 3 18 4 9 4 9 4 4 1 9 324 36 54 36 54 36 36 18 54
21 s21 2 1 3 2 3 2 3 2 18 4 1 9 4 9 4 9 4 324 36 18 54 36 54 36 54 36
22 s22 1 1 1 2 1 1 1 0 8 1 1 1 4 1 1 1 0 64 8 8 8 16 8 8 8 0
23 s23 1 1 1 2 1 1 1 0 8 1 1 1 4 1 1 1 0 64 8 8 8 16 8 8 8 0
24 s24 1 1 1 2 1 1 1 0 8 1 1 1 4 1 1 1 0 64 8 8 8 16 8 8 8 0
25 s25 2 1 3 2 3 2 1 3 17 4 1 9 4 9 4 1 9 289 34 17 51 34 51 34 17 51
26 s26 1 1 2 2 2 2 1 2 13 1 1 4 4 4 4 1 4 169 13 13 26 26 26 26 13 26
27 s27 2 1 2 3 2 2 1 2 15 4 1 4 9 4 4 1 4 225 30 15 30 45 30 30 15 30
28 s28 1 1 2 2 1 0 1 2 10 1 1 4 4 1 0 1 4 100 10 10 20 20 10 0 10 20
29 s29 1 0 1 2 1 1 1 0 7 1 0 1 4 1 1 1 0 49 7 0 7 14 7 7 7 0
188

30 s30 2 1 3 3 3 1 3 2 18 4 1 9 9 9 1 9 4 324 36 18 54 54 54 18 54 36
31 s31 1 1 2 2 2 2 1 2 13 1 1 4 4 4 4 1 4 169 13 13 26 26 26 26 13 26
32 s32 1 1 2 3 2 2 1 2 14 1 1 4 9 4 4 1 4 196 14 14 28 42 28 28 14 28
33 s33 1 1 1 2 1 1 1 0 8 1 1 1 4 1 1 1 0 64 8 8 8 16 8 8 8 0
34 s34 2 0 2 2 1 2 0 1 10 4 0 4 4 1 4 0 1 100 20 0 20 20 10 20 0 10
35 s35 1 1 1 3 1 1 1 0 9 1 1 1 9 1 1 1 0 81 9 9 9 27 9 9 9 0
36 s36 1 0 1 2 1 1 0 0 6 1 0 1 4 1 1 0 0 36 6 0 6 12 6 6 0 0
50 29 65 80 62 50 40 56 432 78 41 139 184 132 84 70 118 5828 662 416 886 980 863 670 572 779
r hitung 0,835 0,638 0,898 0,316 0,934 0,723 0,717 0,759
r tabel 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339
Kriteria VALID VALID VALID DROP VALID VALID VALID VALID
189
Lampiran 13
UJI VALIDITAS INSTRUMEN SIKLUS II

Butir Soal x1a^ x1b^ x1c^ x2^ x3^ x4a^ x4b^ x4c^ x1a x1b x1c x4a x4b x4c
No. Nama y y^2 x2y x3y
x1a x1b x1c x2 x3 x4a x4b x4c 2 2 2 2 2 2 2 2 y y y y y y
1 s1 1 1 0 1 1 1 1 1 7 1 1 0 1 1 1 1 1 49 7 7 0 7 7 7 7 7
2 s2 1 0 0 1 1 0 1 1 5 1 0 0 1 1 0 1 1 25 5 0 0 5 5 0 5 5
3 s3 3 2 3 3 3 3 2 3 22 9 4 9 9 9 9 4 9 484 66 44 66 66 66 66 44 66
4 s4 1 0 0 1 0 1 1 1 5 1 0 0 1 0 1 1 1 25 5 0 0 5 0 5 5 5
5 s5 2 1 0 2 2 2 1 2 12 4 1 0 4 4 4 1 4 144 24 12 0 24 24 24 12 24
6 s6 1 1 0 1 0 1 1 0 5 1 1 0 1 0 1 1 0 25 5 5 0 5 0 5 5 0
7 s7 3 2 3 3 2 3 3 3 22 9 4 9 9 4 9 9 9 484 66 44 66 66 44 66 66 66
8 s8 1 1 1 1 0 1 1 1 7 1 1 1 1 0 1 1 1 49 7 7 7 7 0 7 7 7
9 s9 1 1 1 0 0 1 1 1 6 1 1 1 0 0 1 1 1 36 6 6 6 0 0 6 6 6
10 s10 2 1 3 1 2 3 1 3 16 4 1 9 1 4 9 1 9 256 32 16 48 16 32 48 16 48
11 s11 1 2 3 3 1 2 3 3 18 1 4 9 9 1 4 9 9 324 18 36 54 54 18 36 54 54
12 s12 1 0 0 1 1 1 0 1 5 1 0 0 1 1 1 0 1 25 5 0 0 5 5 5 0 5
13 s13 1 1 1 1 1 1 0 1 7 1 1 1 1 1 1 0 1 49 7 7 7 7 7 7 0 7
14 s14 3 0 3 2 2 2 1 3 16 9 0 9 4 4 4 1 9 256 48 0 48 32 32 32 16 48
15 s15 1 0 2 1 1 0 0 2 7 1 0 4 1 1 0 0 4 49 7 0 14 7 7 0 0 14
16 s16 1 0 1 1 1 0 0 1 5 1 0 1 1 1 0 0 1 25 5 0 5 5 5 0 0 5
17 s17 3 0 3 2 2 2 1 2 15 9 0 9 4 4 4 1 4 225 45 0 45 30 30 30 15 30
18 s18 2 1 0 2 2 2 3 3 15 4 1 0 4 4 4 9 9 225 30 15 0 30 30 30 45 45
19 s19 3 0 3 2 2 3 0 3 16 9 0 9 4 4 9 0 9 256 48 0 48 32 32 48 0 48
20 s20 3 2 3 3 1 3 1 3 19 9 4 9 9 1 9 1 9 361 57 38 57 57 19 57 19 57
21 s21 2 1 3 2 2 1 3 2 16 4 1 9 4 4 1 9 4 256 32 16 48 32 32 16 48 32
22 s22 1 0 0 1 1 1 1 1 6 1 0 0 1 1 1 1 1 36 6 0 0 6 6 6 6 6
23 s23 1 0 0 1 1 1 1 0 5 1 0 0 1 1 1 1 0 25 5 0 0 5 5 5 5 0
24 s24 1 1 0 1 1 1 0 0 5 1 1 0 1 1 1 0 0 25 5 5 0 5 5 5 0 0
25 s25 3 1 3 2 2 2 3 3 19 9 1 9 4 4 4 9 9 361 57 19 57 38 38 38 57 57
26 s26 1 1 2 1 1 0 1 2 9 1 1 4 1 1 0 1 4 81 9 9 18 9 9 0 9 18
27 s27 3 1 3 2 2 3 2 3 19 9 1 9 4 4 9 4 9 361 57 19 57 38 38 57 38 57
28 s28 1 1 2 1 1 1 1 2 10 1 1 4 1 1 1 1 4 100 10 10 20 10 10 10 10 20
29 s29 1 0 1 1 0 0 0 0 3 1 0 1 1 0 0 0 0 9 3 0 3 3 0 0 0 0
190

30 s30 3 1 3 2 2 3 3 2 19 9 1 9 4 4 9 9 4 361 57 19 57 38 38 57 57 38
31 s31 1 1 2 1 1 0 1 2 9 1 1 4 1 1 0 1 4 81 9 9 18 9 9 0 9 18
32 s32 1 1 2 1 1 1 1 2 10 1 1 4 1 1 1 1 4 100 10 10 20 10 10 10 10 20
33 s33 1 1 0 1 1 0 1 0 5 1 1 0 1 1 0 1 0 25 5 5 0 5 5 0 5 0
34 s34 2 0 2 1 2 2 1 1 11 4 0 4 1 4 4 1 1 121 22 0 22 11 22 22 11 11
35 s35 1 1 0 1 1 1 1 0 6 1 1 0 1 1 1 1 0 36 6 6 0 6 6 6 6 0
36 s36 1 1 0 1 1 1 0 0 5 1 1 0 1 1 1 0 0 25 5 5 0 5 5 5 0 0
59 28 53 52 45 50 42 58 387 123 36 137 94 75 106 82 136 5375 791 369 791 690 601 716 593 824
r hitung 0,877 0,517 0,827 0,865 0,777 0,847 0,707 0,882
r tabel 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339
Kriteria VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
191
Lampiran 14
UJI RELIABILITAS INSTRUMEN SIKLUS I

Butir Soal
No. Sampel y
x1a x1b x1c x3 x4a x4b x4c
1 2 1 2 2 2 1 2 12
2 1 0 1 1 1 1 2 7
3 2 2 3 3 2 3 2 17
4 1 0 2 2 2 1 2 10
5 1 0 2 1 1 1 2 8
6 1 0 1 1 0 1 2 6
7 2 2 3 3 2 3 3 18
8 1 1 1 1 0 1 1 6
9 1 1 1 1 1 1 1 7
10 2 1 3 3 2 1 3 15
11 2 2 2 3 2 3 2 16
12 1 0 1 1 1 0 1 5
13 1 0 1 1 1 0 2 6
14 2 1 2 2 2 1 2 12
15 1 0 2 1 1 0 2 7
16 1 0 1 1 1 0 1 5
17 2 1 3 3 2 1 2 14
18 1 1 1 1 1 1 1 7
19 2 0 3 3 2 1 2 13
20 2 3 2 2 2 1 3 15
21 2 1 3 3 2 3 2 16
22 1 1 1 1 1 1 0 6
23 1 1 1 1 1 1 0 6
24 1 1 1 1 1 1 0 6
25 2 1 3 3 2 1 3 15
26 1 1 2 2 2 1 2 11
27 2 1 2 2 2 1 2 12
28 1 1 2 1 0 1 2 8
29 1 0 1 1 1 1 0 5
30 2 1 3 3 1 3 2 15
31 1 1 2 2 2 1 2 11
32 1 1 2 2 2 1 2 11
33 1 1 1 1 1 1 0 6
34 2 0 2 1 2 0 1 8
35 1 1 1 1 1 1 0 6
36 1 0 1 1 1 0 0 4

50 29 65 62 50 40 56 352

xi 0,49441 0,70991 0,78629 0,8489 0,64488 0,85449 0,93944

xi^2 0,24444 0,50397 0,61825 0,72063 0,41587 0,73016 0,88254

xi^2 4,11587 y 4,17551


y^2 17,4349
r hitung 0,89125
192
Lampiran 15
UJI RELIABILITAS INSTRUMEN SIKLUS II

Butir Soal
No. Sampel y
x1a x1b x1c x2 x3 x4a x4b x4c
1 1 1 0 1 1 1 1 1 7
2 1 0 0 1 1 0 1 1 5
3 3 2 3 3 3 3 2 3 22
4 1 0 0 1 0 1 1 1 5
5 2 1 0 2 2 2 1 2 12
6 1 1 0 1 0 1 1 0 5
7 3 2 3 3 2 3 3 3 22
8 1 1 1 1 0 1 1 1 7
9 1 1 1 0 0 1 1 1 6
10 2 1 3 1 2 3 1 3 16
11 1 2 3 3 1 2 3 3 18
12 1 0 0 1 1 1 0 1 5
13 1 1 1 1 1 1 0 1 7
14 3 0 3 2 2 2 1 3 16
15 1 0 2 1 1 0 0 2 7
16 1 0 1 1 1 0 0 1 5
17 3 0 3 2 2 2 1 2 15
18 2 1 0 2 2 2 3 3 15
19 3 0 3 2 2 3 0 3 16
20 3 2 3 3 1 3 1 3 19
21 2 1 3 2 2 1 3 2 16
22 1 0 0 1 1 1 1 1 6
23 1 0 0 1 1 1 1 0 5
24 1 1 0 1 1 1 0 0 5
25 3 1 3 2 2 2 3 3 19
26 1 1 2 1 1 0 1 2 9
27 3 1 3 2 2 3 2 3 19
28 1 1 2 1 1 1 1 2 10
29 1 0 1 1 0 0 0 0 3
30 3 1 3 2 2 3 3 2 19
31 1 1 2 1 1 0 1 2 9
32 1 1 2 1 1 1 1 2 10
33 1 1 0 1 1 0 1 0 5
34 2 0 2 1 2 2 1 1 11
35 1 1 0 1 1 1 1 0 6
36 1 1 0 1 1 1 0 0 5

59 28 53 52 45 50 42 58 387

xi 0,86694 0,63746 1,29804 0,73463 0,73193 1,02198 0,97101 1,10267

xi^2 0,75159 0,40635 1,68492 0,53968 0,53571 1,04444 0,94286 1,21587

xi^2 7,12143 y 5,89128


y^2 34,7071
r hitung 0,92728
193
Lampiran 16
PEMBAGIAN KELOMPOK

Kelompok Nama Siswa


1. Ana Sulistiyana
2. Muhamad Zulpiqri
A 3. Muhamad Akmalludin
4. Oktari Putri Amanah
5. Robini
1. Andi M. Soleh
2. Herlin Novianti
B
3. Maradita Apriani
4. Muhandis Yahya
1. Dea Ristiyani
2. Fajri Ramadhan
C
3. Muhamad Sahrul
4. Nabila Islami Esa
1. Ariansyah
2. Putri Nur Shakila
D
3. Rizki Iswandi
4. Sadewa Zanwar
1. Muhamad Nur Ikhsan
2. Rizki Juladhan Luddica
E
3. Siti Nurhasanah
4. Tarisa Salsabila R
1. Fira Aulia
2. M. Irgi Paqih Hidayat
F
3. Maya Herdiana
4. Muhamad Zubair
1. Fahri Ramadhan
2. Renti Ayu Dayani
G
3. Vina Noverita Sari
4. Yusuf Mahendra
1. Fikri Awaludin Maulana
2. Muji
H
3. Nurhayati
4. Triasha Silvia Febiana
194
Lampiran 17
HASIL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
SISWA SIKLUS I

No. Nama L/P 1a 1b 1c 3 4a 4b 4c Skor Nilai


1 Ana Sulistiyana P 3 2 3 3 3 3 3 20 95,24
2 Andi M Soleh L 2 1 1 0 2 2 2 10 47,62
3 Ariansyah L 2 1 2 0 1 0 1 7 33,33
4 Dea Ristiyani P 2 1 1 1 2 3 2 12 57,14
5 Fahri Ramadhan L 2 1 3 0 2 2 2 12 57,14
6 Fajri Ramadhan L 2 1 3 2 2 3 3 16 76,19
7 Fikri Awaludin Maulana L 2 1 3 1 2 1 3 13 61,90
8 Fira Aulia P 2 3 3 2 2 3 3 18 85,71
9 Herlin Novianti P 2 1 3 0 2 3 3 14 66,67
10 M. Irgi Paqih Hidayat L 1 1 2 0 1 0 3 8 38,10
11 Maradita Apriani P 3 3 3 3 3 3 3 21 100,00
12 Maya Herdiana P 2 3 3 0 2 3 3 16 76,19
13 Muhamad Akmalludin L 2 1 3 0 0 0 0 6 28,57
14 Muhamad Zubair L 2 1 3 0 1 3 1 11 52,38
15 Muhamad Zulpiqri L 2 1 3 0 1 0 1 8 38,10
16 Muhammad Nur Ikhsan L 2 1 3 0 1 3 1 11 52,38
17 Muhammad Sahrul L 2 1 2 0 2 0 2 9 42,86
18 Muhandis Yahya L 2 1 3 0 2 3 3 14 66,67
19 Muji L 2 3 3 3 1 3 3 18 85,71
20 Nabila Islami Esa P 2 3 3 3 2 3 3 19 90,48
21 Nurhayati P 2 1 3 3 2 3 3 17 80,95
22 Oktari Putri Amanah P 2 3 3 2 2 3 3 18 85,71
23 Putri Nur Shakila P 3 3 3 3 3 3 3 21 100,00
24 Renti Ayu Dayani P 2 3 3 0 2 3 2 15 71,43
25 Rizki Iswandi L 2 1 2 0 2 1 2 10 47,62
26 Rizki Juladhan Luddica L 2 1 2 3 1 3 3 15 71,43
27 Robini L 2 1 2 0 2 1 2 10 47,62
28 Sadewa Zanwar L 2 1 2 0 2 1 2 10 47,62
29 Siti Nurhasanah P 2 3 3 3 2 3 2 18 85,71
30 Tarisa Salsabila R P 2 3 3 2 2 3 3 18 85,71
31 Triasha Silvia Febiana P 2 2 3 3 2 3 3 18 85,71
32 Vina Noverita Sari P 2 3 3 3 3 3 3 20 95,24
33 Yusuf Mahendra L 2 1 3 3 2 3 3 17 80,95
Jumlah Nilai 2238,10
Rata-rata 67,82
195
Lampiran 18
HASIL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
SISWA SIKLUS II

No. Nama L/P 1a 1b 1c 2 3 4a 4b 4c Skor Nilai


1 Ana Sulistiyana P 3 3 3 3 3 3 3 3 24 100,00
2 Andi M Soleh L 2 1 2 2 2 2 3 2 16 66,67
3 Ariansyah L 2 1 2 2 2 2 0 1 12 50,00
4 Dea Ristiyani P 2 1 2 3 3 2 3 2 18 75,00
5 Fahri Ramadhan L 2 1 3 3 2 2 1 3 17 70,83
6 Fajri Ramadhan L 2 3 3 3 2 2 3 3 21 87,50
7 Fikri Awaludin Maulana L 2 1 3 3 2 2 1 3 17 70,83
8 Fira Aulia P 3 3 3 2 2 3 3 3 22 91,67
9 Herlin Novianti P 2 3 3 3 2 2 3 3 21 87,50
10 M. Irgi Paqih Hidayat L 2 1 3 3 1 2 0 3 15 62,50
11 Maradita Apriani P 3 3 3 3 3 3 3 3 24 100,00
12 Maya Herdiana P 3 3 2 2 2 3 3 2 20 83,33
13 Muhamad Akmalludin L 2 1 2 2 2 2 1 2 14 58,33
14 Muhamad Zubair L 2 1 2 3 2 2 3 2 17 70,83
15 Muhamad Zulpiqri L 2 0 2 3 2 2 3 2 16 66,67
16 Muhammad Nur Ikhsan L 3 1 2 3 2 3 1 2 17 70,83
17 Muhammad Sahrul L 2 1 2 2 2 2 1 2 14 58,33
18 Muhandis Yahya L 2 1 2 3 2 2 3 2 17 70,83
19 Muji L 3 3 3 2 2 3 3 3 22 91,67
20 Nabila Islami Esa P 3 3 3 3 2 3 3 3 23 95,83
21 Nurhayati P 3 1 3 3 2 3 3 3 21 87,50
22 Oktari Putri Amanah P 3 3 3 2 2 3 3 3 22 91,67
23 Putri Nur Shakila P 3 3 3 3 3 3 3 3 24 100,00
24 Renti Ayu Dayani P 2 1 3 3 3 2 1 3 18 75,00
25 Rizki Iswandi L 2 1 2 3 2 2 1 2 15 62,50
26 Rizki Juladhan Luddica L 3 1 2 3 3 3 1 3 19 79,17
27 Robini L 2 1 2 3 2 2 1 2 15 62,50
28 Sadewa Zanwar L 2 1 2 2 2 2 1 2 14 58,33
29 Siti Nurhasanah P 2 3 3 3 3 2 3 3 22 91,67
30 Tarisa Salsabila R P 3 3 2 3 2 3 3 3 22 91,67
31 Triasha Silvia Febiana P 3 3 3 3 2 3 3 3 23 95,83
32 Vina Noverita Sari P 3 3 3 3 2 3 3 3 23 95,83
33 Yusuf Mahendra L 3 1 3 3 3 3 3 3 22 91,67
Jumlah Nilai 2612,50
Rata-rata 79,17
196
Lampiran 19
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA GURU
SIKLUS I

Hari/tanggal : Jumat, 12 Februari 2016


Tujuan : Untuk mengetahui perkembangan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa, kendala yang dihadapi saat
penerapan strategi ICARE dalam pembelajaran matematika,
dan perbaikan yang dilakukan pada tindakan selanjutnya.

1. Menurut Ibu, apakah strategi ICARE cocok diterapkan dalam pembelajaran


matematika?
Ya, siswa terlihat lebih bersemangat dan siswa lebih leluasa berdiskusi
dengan temannya.

2. Apakah ada perkembangan pada kemampuan pemecahan masalah matematis


siswa setelah diterapkan strategi ICARE dalam pembelajaran matematika?
Ya, ada, melihat dari hasil tes akhir siswa cukup baik, kemampuan
pemecahan masalah matematisnya berkembang. Selain itu juga terlihat dari
cara menyelesaikan masalah dalam LKS dan menjelaskannya dengan
presentasi, kemampuan pemecahan masalah matematis sebagian besar siswa
sudah cukup baik.

3. Apa kendala yang dihadapi saat penerapan strategi ICARE dalam


pembelajaran matematika?
Ada beberapa siswa yang tidak bisa memahami masalah yang diberikan, hal
ini dikarenakan siswa tidak terbiasa mengerjakan soal-soal cerita dan soal-
soal pemecahan masalah, selain itu juga mungkin siswa tersebut tidak mudah
menyesuaikan diri dengan cara pembelajaran yang dilakukan.
197

4. Apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki tindakan selanjutnya?


Saran saya, peneliti sebaiknya lebih memperhatikan dan mengarahkan siswa
yang kurang bisa memahami materi. Peneliti juga sebaiknya memilih secara
acak siswa yang akan presentasi, karena secara tidak langsung akan
memberikan motivasi kepada siswa yang kurang memahami materi agar
lebih berusaha untuk bisa mengerti materi yang diberikan.
198
Lampiran 20
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA GURU
SIKLUS II

Hari/tanggal : Senin, 21 Maret 2016


Tujuan : Untuk mengetahui perkembangan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa, kendala yang dihadapi saat
penerapan strategi ICARE dalam pembelajaran matematika.

1. Bagaimana pendapat Ibu mengenai strategi ICARE yang diterapkan dalam


pembelajaran matematika selama siklus II?
Kalau menurut saya, pembelajaran pada siklus II ini sudah lebih baik, tapi
bukan berarti pada siklus I tidak baik.

2. Apakah ada perkembangan pada kemampuan pemecahan masalah matematis


siswa setelah diterapkan strategi ICARE dalam pembelajaran matematika
selama siklus II?
Kalau dilihat dari hasil pengerjaan LKS selama siklus II dengan hasil tes
akhir siswa sekarang, sudah lebih baik dari siklus I. Kemampuan pemecahan
masalah mereka sudah lebih berkembang walaupun masih ada beberapa
siswa yang peningkatan hasil tesnya sangat sedikit dari tes siklus I.

3. Apakah ada perkembangan aktivitas siswa pada proses pembelajaran di kelas


selama siklus II berlangsung?
Ya, terlihat jelas sekali. Beberapa siswa yang tadinya ngga mau mengerjakan
LKS, sudah terlihat mengerjakan LKS dengan teman sekelompoknya.
Beberapa siswa yang tadinya tidak mau bertanya juga jadi lebih aktif
bertanya, dan juga mau presentasi.
199

4. Menurut Ibu, bagaimana respon siswa selama pembelajaran siklus II


berlangsung?
Respon siswa sudah cukup baik, beberapa siswa yang tadinya ngga merespon
dengan baik, sekarang sudah mulai merespon dengan baik bahkan
memperhatikan pelajaran dengan baik.
200
Lampiran 21
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA SISWA
SIKLUS I

Wawancara kepada siswa dilaksanakan pada akhir siklus I, pada hari Selasa
tanggal 9 Februari 2016. Wawancara dilakukan dengan beberapa orang siswa,
siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Berikut ini adalah hasil
kutipan wawancara peneliti:
1. Bagaimana pendapat kamu mengenai proses pembelajaran matematika
dengan strategi ICARE?
Seru bu, bisa diskusi kelompok, terus ngerjain soal cerita yang dikaitin
sama kehidupan sehari-hari.
Asik bu, saya jadi bisa belajar presentasi di depan teman-teman.
Kurang ngerti, masih bingung, soalnya lebih banyak diskusi sama teman-
teman daripada dijelasin sama ibu.
Ngga ngerti bu, ibu cuma ngejelasin sedikit terus kita langsung ngerjain
LKS sendiri.
2. Bagaimana dengan pemberian bahan ajar/LKS saat pembelajaran?
Bagus bu, saya jadi tahu kalau rumus luas permukaan itu bisa kita tentukan
sendiri dari luas-luas sisinya. Saya juga jadi tahu kalau matematika itu
banyak dipakai di kehidupan sehari-hari.
Bagus bu, awalnya saya ngga terlalu ngerti kalau nyelesain soal-soal
cerita, tapi alhamdulillah saya udah ngerti bu sekarang karena banyak
latihan soal-soal cerita.
Waktu diskusi sama teman ngerjain LKS sedikit bingung, tapi waktu
ngebahas bareng-bareng sama ibu jadi ngerti.
Ngga ngerti bu, susah, harus dijelasin dulu sama ibu.
3. Menurut kamu, apakah pembelajaran dengan strategi ICARE dapat
membantu kamu memahami dan menjawab soal-soal pada materi luas
permukaan kubus dan balok?
Iya bu, saya jadi lebih ngerti langkah-langkah menentukan rumus luas
permukaan. Langkah-langkah dalam LKS juga sangat membantu.
201

Lumayan membantu bu, saya paham dan bisa menjawab soal-soalnya,


walaupun saya harus belajar lagi sama teman yang lebih pintar.
Agak membantu bu, saya paham sedikit, lebih banyak yang ngga paham,
lebih enak langsung dijelasin di papan tulis aja kaya biasa.
4. Apakah kamu dapat menjawab tes akhir siklus I ini?
Ya bu, saya bisa, tapi ada yang ragu-ragu bu.
Bisa bu, tapi ngga tau ngitungnya bener atau engga bu.
Ada yang bisa ada yang ngga bu.
Susah bu, ngga ngerti soalnya.
5. Menurut kamu, soal nomor berapa yang paling sulit di tes siklus I ini?
Soal nomor 3 bu, agak bingung nentuin permukaannya ada berapa.
Nomor 3 susah banget, nomor 1 sama nomor 4 yang bagian b, susah bikin
kata-katanya bu.
Susah semua bu.
Yang paling susah itu nomor 3 bu, saya ngerjain tapi ngga tau bener atau
ngga bu.
6. Kendala apa yang kamu temukan pada proses pembelajaran?
Saya susah ngejelasinnya sama temen sekelompok yang kurang ngerti, dia
nya ngga ngerti-ngerti bu. Kelas juga jadi lebih berisik bu.
Kalau teman saya yang presentasi, saya kurang ngerti caranya bu. Waktu
ibu yang ngejelasin, baru saya ngerti.
Saya kadang ngerti kadang ngga bu waktu ngebahas soal.
Waktu ngebahas bareng-bareng, ibu terlalu cepat ngejelasinnya, jadi saya
kadang masih agak bingung.
7. Saran apa yang dapat kamu berikan untuk proses pembelajaran berikutnya?
Ibu harus lebih sering ngejelasin ke teman-teman saya yang kurang ngerti,
dan harus tegas sama teman-teman yang suka berisik.
Latihan soal yang kaya tes ini dibanyakin ya bu, saya masih belum lancar
bikin kata-kata yang kaya bagian b nomor 1 sama nomor 3 itu bu.
Sering-sering latihan soal kaya tes ini ya bu, sama nanti kalau tes lagi
jangan susah-susah bu.
202
Lampiran 22
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA SISWA
SIKLUS II

Wawancara kepada siswa dilaksanakan pada akhir siklus I, pada hari Selasa
tanggal 15 Maret 2016. Wawancara dilakukan dengan beberapa orang siswa,
siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Berikut ini adalah hasil
kutipan wawancara peneliti:
1. Menurut kamu, apakah pembelajaran dengan strategi ICARE dapat
membantu kamu memahami dan menjawab soal-soal pada materi volume
kubus dan balok?
Iya bu, sangat membantu.
Membantu bu, saya paham dan banyak yang bisa jawab soal-soalnya,
walaupun beberapa ada yang bingung.
Saya sudah lebih paham bu.
2. Apakah kamu dapat menjawab tes akhir siklus II ini?
Ya bu, saya bisa..
Bisa bu, tapi ngga tau ngitungnya bener atau engga bu.
Ada yang bisa ada yang ngga bu.
Ada yang gampang ngerjainnya, tapi juga ada yang susah bu.
3. Apakah ada perubahan positif yang kamu rasakan selama pembelajaran
matematika dengan strategi ICARE?
Iya ada bu, kelas jadi ngga terlalu berisik karene kebanyakan pada ngerjain
LKS bu.
Ada bu, temen sekelompok saya yang tadinya ngga mau ngerjain LKS, udah
mau ngerjain LKS nya bu.
Belajarnya jadi lebih seru, karena boleh banyak bertanya apalagi waktu
bagian presentasi dan ada tanya jawab.
4. Apakah kamu merasakan ada perkembangan terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematis setelah diterapkan strategi ICARE?
Ada bu.
Ya, saya jadi bisa mengerjakan soal-soal cerita.
203

Saya ngga tau bu.


Ada kayanya bu, jadi lebih ngerti ngerjain soal-soalnya.
5. Apakah kamu berusaha lebih aktif di dalam kelompok ketika sedang
berdiskusi?
Iya dong bu, kalau bisa lebih aktif.
Ya bu, saya berusaha aktif.
Ya, saya sangat berusaha mengikuti diskusi kelompok bu.
6. Saran apa yang dapat kamu berikan untuk proses pembelajaran berikutnya?
Bahasa dalam soal tes kadang susah dimengerti bu, mungkin nanti bisa
menggunakan bahasa yang lebih mudah dimengerti.
Sering-sering latihan soal kaya tes ini ya bu.
Tidak ada saran bu, sudah baik.
Waktu ngejelasin materi atau membahas soal LKS, jangan terlalu cepat bu,
saya tidak bisa mengikuti materi secepat teman-teman saya.
204
Lampiran 23
HASIL RESPON SISWA SIKLUS I

Respon Siswa Pertemuan 1

Respon (banyaknya siswa)


No. Pertanyaan
Positif Netral Negatif
2 17 4 7
3 23 2 3
4 18 0 10
5 10 6 12

Persentase 60,71% 10,71% 28,57%

Respon Siswa Pertemuan 2

Respon (banyaknya siswa)


No. Pertanyaan
Positif Netral Negatif
2 17 4 9
3 24 3 3
4 14 0 16
5 11 4 15

Persentase 55,00% 9,17% 35,83%

Respon Siswa Pertemuan 3

Respon (banyaknya siswa)


No. Pertanyaan
Positif Netral Negatif
2 20 3 8
3 27 2 2
4 22 0 9
5 16 4 11

Persentase 68,55% 7,26% 24,19%


205

Respon Siswa Pertemuan 4

Respon (banyaknya siswa)


No. Pertanyaan
Positif Netral Negatif
2 19 3 7
3 25 2 2
4 16 0 13
5 14 3 12

Persentase 63,79% 6,90% 29,31%

Hasil Respon Siswa Siklus I

Persentase Respon
Pertemuan
Positif Netral Negatif
1 60,71% 10,71% 28,57%
2 55,00% 9,17% 35,83%
3 68,55% 7,26% 24,19%
4 63,79% 6,90% 29,31%

Persentase Rata-rata 62,01% 8,51% 29,48%


206
Lampiran 24
HASIL RESPON SISWA SIKLUS II

Respon Siswa Pertemuan 6

Respon (banyaknya siswa)


No. Pertanyaan
Positif Netral Negatif
2 26 2 3
3 24 2 5
4 24 0 7
5 17 2 12

Persentase 73,39% 4,84% 21,77%

Respon Siswa Pertemuan 7

Respon (banyaknya siswa)


No. Pertanyaan
Positif Netral Negatif
2 19 2 12
3 27 1 5
4 21 0 12
5 18 2 13

Persentase 64,39% 3,79% 31,82%

Respon Siswa Pertemuan 8

Respon (banyaknya siswa)


No. Pertanyaan
Positif Netral Negatif
2 25 0 7
3 26 2 4
4 24 0 8
5 21 2 9

Persentase 75,00% 3,13% 21,88%


207

Respon Siswa Pertemuan 9

Respon (banyaknya siswa)


No. Pertanyaan
Positif Netral Negatif
2 28 0 4
3 25 2 5
4 21 0 11
5 24 1 7

Persentase 76,56% 2,34% 21,09%

Hasil Respon Siswa Siklus II

Persentase Respon
Pertemuan
Positif Netral Negatif
1 73,39% 4,84% 21,77%
2 64,39% 3,79% 31,82%
3 75,00% 3,13% 21,88%
4 76,56% 2,34% 21,09%

Persentase Rata-rata 72,34% 3,52% 24,14%


208
Lampiran 25
LEMBAR OBSERVASI GURU

Sekolah : SMP YP 17 Bogor


Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pembelajaran : Geometri dan Pengukuran
Nama Guru : Siti Maryam
Kelas/Semester : VIII (delapan) / 2 (dua)
Hari/tanggal :
Pertemuan ke :
Berilah tanda () pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengamatan anda.
Ket: 4 = Sangat Baik; 3 = Baik; 2 = Cukup Baik; 1 = Kurang Baik
Nilai
No. Aspek yang Dinilai Catatan
1 2 3 4
1 Kegiatan Awal
a. Mengkondisikan kesiapan siswa dan
kesiapan kelas
b. Apersepsi
2 Kegiatan Inti
a. Guru menyajikan masalah melalui
lembar kerja yang dibagikan kepada
siswa
b. Guru menerapkan strategi ICARE pada
pembelajaran
c. Antusiasme guru dalam mengajar
d. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan ide dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan
guru
e. Guru menjadi fasilitator dalam proses
diskusi kelompok siswa
f. Kejelasan pertanyaan dan jawaban
kepada siswa
g. Sambutan dan antusias terhadap
pertanyaan dan pendapat siswa
3 Kegiatan Akhir
a. Memberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok siswa
b. Membimbing siswa bersama-sama
membuat kesimpulan
Jumlah
Kategori Penilaian Total:
11 19 = Kurang Baik
20 28 = Cukup Baik
29 37 = Baik
38 44 = Sangat Baik
Bogor,
Observer
209
Lampiran 26
JURNAL HARIAN SISWA

Nama Siswa :
Hari/tanggal :
Kelas :

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kegiatan yang kamu alami.
Kejujuran kamu dalam menjawab pertanyaan akan membantu kamu memahami
perkembangan yang telah kamu capai.

1. Materi apa yang telah kamu pelajari hari ini?

2. Apakah kamu telah mengetahui dan memahami materi yang kamu pelajari
hari ini?

3. Bagaimana pendapat kamu terhadap pembelajaran hari ini?

4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran ini? Jelaskan!

5. Apa saranmu untuk pembelajaran berikutnya?

Terimakasih telah menjawab dengan jujur


210
Lampiran 27
LEMBAR OBSERVASI SISWA

Hari/tanggal :

Pertemuan ke- :

No. Hal yang diamati A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 B4 C1 C2


1 Memperhatikan penjelasan peneliti (Introduction)
2 Mempelajari dan mengerjakan LKS (Connection)
3 Antusias dalam pembelajaran (Connection)
Diskusi antar siswa dalam kelompok selama
4
pembelajaran (Application)
Mengajukan dan menjawab pertanyaan
5
(Reflection)
6 Mempresentasikan hasil diskusi (Reflection)
Memberi contoh penerapan materi dalam
7
kehidupan sehari-hari (Extension)
211

No. Hal yang diamati C3 C4 D1 D2 D3 D4 E1 E2 E3 E4 F1


1 Memperhatikan penjelasan peneliti (Introduction)
2 Mempelajari dan mengerjakan LKS (Connection)
3 Antusias dalam pembelajaran (Connection)
Diskusi antar siswa dalam kelompok selama
4
pembelajaran (Application)
Mengajukan dan menjawab pertanyaan
5
(Reflection)
6 Mempresentasikan hasil diskusi (Reflection)
Memberi contoh penerapan materi dalam
7
kehidupan sehari-hari (Extension)

No. Hal yang diamati F2 F3 F4 G1 G2 G3 G4 H1 H2 H3 H4


1 Memperhatikan penjelasan peneliti (Introduction)
2 Mempelajari dan mengerjakan LKS (Connection)
3 Antusias dalam pembelajaran (Connection)
Diskusi antar siswa dalam kelompok selama
4
pembelajaran (Application)
Mengajukan dan menjawab pertanyaan
5
(Reflection)
6 Mempresentasikan hasil diskusi (Reflection)
Memberi contoh penerapan materi dalam
7
kehidupan sehari-hari (Extension)

Anda mungkin juga menyukai