Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nurmalianis
NIM: 109017000053
JAKARTA
2014
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
ﺑﺳﻢﺍﷲﺍﻟﺭﺤﻣﻦﺍﻟﺭﺤﻳﻢ
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan kemudahan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Penyelamat umat, pemberi syafaat hingga yaumil kiamat.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan
dan pengetahuan penulis sangat terbatas. Namun, berkat dorongan serta masukan-
masukan yang positif dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Nurlena Rifa’i, P.hd., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Abdul Muin S.Si., M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik Kelas B angkatan
2009 Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Dr. Tita Khalis Maryati, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan
bimbingan, kesabaran, pengarahan, waktu, nasihat dan semangat dalam penulisan
skripsi ini.
6. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan
bimbingan, kesabaran, pengarahan, waktu, nasihat dan semangat dalam penulisan
skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama
iii
mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
8. Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan dalam
pembuatan surat-surat serta sertifikat.
9. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis
dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan.
10. Bapak kepala SMP N 3 Tangerang Selatan, yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.
11. Seluruh dewan guru SMP N 3 Tangerang Selatan, khususnya Bapak Soleh S.Pd
sebagai Wakasek dan Ibu Lendra, S.Pd., sebagai guru pamong tempat penulis
mengadakan penelitian yang telah memberikan bimbingan dan berbagi
pengalaman.
12. Siswa dan siswi kelas VIII SMPN 3 Tangerang Selatan, khususnya kelas VIII-5
dan VIII-7 yang telah bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian.
13. Keluarga tercinta. Ayahanda Salijo dan Ibunda Caswili yang tak henti-hentinya
mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan
materil kepada penulis, serta selalu menginspirasi penulis. Semangat-semangatku
kakak Abdi Ginanjar S.Kom dan adik Huda Darussyafa, serta semua keluarga
yang selalu menjadi kekuatan bagi penulis untuk tetap semangat dalam mengejar
dan meraih cita-cita.
14. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan ’09, kelas
A, B dan C terutama Bunga, Zia, Indah, Syifa, Ayik, Rina, Beni, Ria yang selalu
memberikan motivasi, memberikan bantuan, doa dan semangat selama penulisan
skripsi ini. Tetap semangat teman-teman.
15. Teman-teman seatap (kosan Nek Gani) Kakek Gani, Nek Gani, Laila, Meta, Rara,
Virda, Bu Moly, dan Bang Hero yang selalu mendukung, membantu dan tempat
berbagi suka-duka.
iv
16. Teman-temanku teristimewa Dewi, Bang Jek, Arya, Dina, Kiki yang selalu
memberikan motivasi, nasihat, doa, dan perhatian selama ini.
17. Teman-teman ’tugeder’ (Dina, Mila, Hapsari, Cristie, Reni, Sarah, Tika, Lestari,
Yanuar, Abang, Madew) yang selalu memberikan semangat, perhatian, dan
do’anya.
18. Kakak kelas angkatan 2008, 2007, dan 2006 yang membantu mempermudah
penulis dalam menyusun skripsi. Adik kelas angkatan 2010, 2011, 2012, dan
2013 yang telah memberikan doa dan motivasi kepada penulis dalam menyusun
skripsi.
Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik yang
diberikan kepada penulis.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan dan masih belum mendekati sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak sangat dibutuhkan demi kesempurnaan penulis
dimasa datang. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat menambah
pengetahuan dan bermanfaat bagi yang membacanya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ........................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori ............................................................................ …. 8
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ................................... 8
a. Pengertian Berpikir Kreatif Matematis .................................. 8
b. Indikator Berpikir Kreatif Matematis ..................................... 11
c. Contoh Soal Berpikir Kreatif Matematis................................. 13
2. Strategi Konflik Kognitif dalam Pembelajaran Matematika ....... 16
a. Pengertian Strategi Konflik Kognitif ...................................... 16
b. Tahapan Pembelajaran Matematika dengan Strategi Konflik
Kognitif .................................................................................. 23
3. Strategi Ekspositori dalam Pembelajaran Matematika ................ 25
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori ........................ 25
b. Karakteristik Strategi Pembelajaran Ekspositori .................... 25
vi
c. Tahapan Pembelajaran Matematika dengan Strategi Ekspositori 26
4. Efektivitas dalam Pembelajaran .................................................. 26
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................................ 29
C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 29
D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 33
B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................... 33
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .................................. 34
1. Populasi Penelitian ................................................................... 34
2. Teknik Pengambilan Sampel .................................................... 34
D. Prosedur Penelitian ....................................................................... 35
1. Tahap Persiapan ........................................................................ 35
2. Tahap Pelaksanaan ................................................................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 36
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 36
1. Validitas .................................................................................... 38
2. Reliabilitas ................................................................................ 40
3. Tingkat Kesukaran Soal............................................................ 41
4. Daya Pembeda .......................................................................... 42
G. Teknik Analisis Data .................................................................... 43
1. Uji Normalitas .......................................................................... 44
2. Uji Homogenitas ....................................................................... 44
3. Uji Hipotesis ............................................................................. 45
4. N-gain ....................................................................................... 48
H. Hipotesis Statistik......................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data dan Analisis ......................................................... 50
1. Data Kemampuan Awal (Pretest) Berpikir Kreatif Matematis
.................................................................................................. 50
vii
2. Data Kemampuan Akhir (Posttest) Berpikir Kreatif Matematis
.................................................................................................. 57
3. Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa . 62
4. Data Kemampuan Akhir (Posttest) Berpikir Kreatif Matematis
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ................. 68
B. Pembahasan .................................................................................. 71
1. Proses Pembelajaran di Kelas ................................................... 73
2. Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis .......... 82
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 88
B. Saran ............................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 91
LAMPIRAN ................................................................................................. 94
viii
DAFTAR TABEL
ix
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ....................... 68
Tabel 4.19 Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ....................... 71
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR GRAFIK
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Lampiran 22 Statistik Deskriptif Nilai Kemampuan Awal (Pretest) Kelompok
Eksperimen ................................................................................... 198
Lampiran 23 Statistik Deskriptif Nilai Kemampuan Awal (Pretest) Kelompok
Kontrol ......................................................................................... 202
Lampiran 24 Perhitungan Uji Normalitas Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 206
Lampiran 25 Perhitungan Uji Normalitas Nilai Pretest Kelompok Kontrol ...... 207
Lampiran 26 Perhitungan Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol ................................................................... 208
Lampiran 27 Perhitungan Uji Hipotesis Nilai Pretest ......................................... 209
Lampiran 28 Nilai Kemampuan Akhir (Posttest) Berpikir Kreatif Matematis
Kelompok Eksperimen ................................................................... 210
Lampiran 29 Nilai Kemampuan Akhir (Posttest) Berpikir Kreatif Matematis
Kelompok Kontrol ......................................................................... 211
Lampiran 30 Statistik Deskriptif Nilai Kemampuan Akhir (Posttest) Kelompok
Eksperimen ................................................................................... 212
Lampiran 31 Statistik Deskriptif Nilai Kemampuan Akhir (Posttest) Kelompok
Kontrol ......................................................................................... 216
Lampiran 32 Perhitungan Uji Normalitas Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 220
Lampiran 33 Perhitungan Uji Normalitas Nilai Posttest Kelompok Kontrol...... 221
Lampiran 34 Perhitungan Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol ................................................................... 222
Lampiran 35 Perhitungan Uji Hipotesis Nilai Posttest ....................................... 223
Lampiran 36 N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelompok
Eksperimen..................................................................................... 224
Lampiran 37 N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelompok
Kontrol ........................................................................................... 225
Lampiran 38 Statistik Deskriptif Nilai N-Gain Kelompok Eksperimen ........... 226
Lampiran 39 Statistik Deskriptif Nilai N-Gain Kelompok Kontrol .................. 230
Lampiran 40 Perhitungan Uji Normalitas Nilai N-Gain Kelompok Eksperimen 234
xiv
Lampiran 41 Perhitungan Uji Normalitas Nilai N-Gain Kelompok Kontrol...... 235
Lampiran 42 Perhitungan Uji Hipotesis Nilai N-Gain ........................................ 236
Lampiran 43 Perhitungan Skor Kemampuan Akhir (Posttest) Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Kelompok Eksperimen Berdasarkan Indikator . 239
Lampiran 44 Perhitungan Skor Kemampuan Akhir (Posttest) Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Kelompok Kontrol Berdasarkan Indikator ....... 240
Lampiran 45 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ............................................ 241
Lampiran 46 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat ........................................................ 242
Lampiran 47 Tabel Nilai-Nilai Distribusi F ........................................................ 243
Lampiran 48 Tabel Nilai-Nilai Distribusi t ......................................................... 246
Lampiran 49 Hasil Wawancara .......................................................................... 247
Lampiran 50 Uji Referensi ................................................................................. 250
Lampiran 51 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................... 255
Lampiran 52 Surat Izin Penelitian ...................................................................... 256
Lampiran 53 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 257
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional RI, 2003), h.5.
1
2
2
Ina V.S. Mullis, et.al., TIMSS 2011 International Results in Mathematics, (Boston: TIMSS
& PIRLS International Study Center, Lynch School of Education, Boston College, 2011), p. 56.
3
diagram batang dan diagram gambar dan membaca diagram garis sederhana.3
Dengan demikian nampak bahwa siswa telah memiliki pengetahuan dalam
berhitung. Namun belum mampu dalam mengeksplorasi pengetahuannya secara
fasih, memberikan gagasan serta memecahkan masalah dengan caranya sendiri.
Peneliti mengasumsikan bahwa kemampuan berpikir tingkat tingginya termasuk
berpikir kreatif masih rendah.
Jika dilihat lebih dekat lagi, berdasarkan observasi di SMP 3 Tangerang
Selatan melalui pemberian soal kemampuan berpikir kreatif matematis kepada
siswa kelas IX diperoleh bahwa pada aspek berpikir lancar (fluency) yaitu
memberikan banyak jawaban yang lengkap dan benar presentasenya sebesar
25,63% serta pada aspek berpikir fleksibel (flexibility) yaitu memberikan cara
penyelesaian yang berbeda-beda presentasenya sebesar 41%. Peneliti
menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih rendah.
Sebagai contoh pada soal yang mengukur berpikir fleksibel (flexibility) siswa
diminta untuk memberikan beberapa jaring-jaring limas segi-4, dari 40 siswa
hanya seorang siswa yang mampu membuat dua buah jaring-jaring limas segi
empat yang berbeda. Sementara 31 siswa menjawab sebuah jaring-jaring limas
segi-4 dengan bentuk yang sama dengan jaring-jaring limas segi-4 di buku
pegangan siswa dan 8 siswa yang lain tidak menjawab.
Berdasarkan wawancara dengan guru matematika di SMP Negeri 3 Tangerang
Selatan diketahui bahwa pada tahapan tanya-jawab jarang ada siswa yang
menjawab pertanyaan dari guru kalau pun ada hanya siswa yang tergolong pandai
saja. Siswa juga kesulitan mengungkapkan gagasan-gagasan yang mereka miliki.
Bahkan ketika mereka diminta untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti,
mereka bingung harus menanyakan apa. Pada tahapan akhir pembelajaran, guru
memberikan penugasan berupa latihan soal. Ternyata hanya beberapa siswa saja
yang masih kesulitan mengerjakan latihan soal. Namun, jawaban siswa masih
mengadopsi cara penyelesaian guru.
Ada banyak faktor penyebab dari permasalahan ini, salah satunya adalah guru
masih mendominasi aktifitas pembelajaran sementara siswa cenderung pasif.
3
Ibid., h.121.
4
Dalam pembelajaran di kelas, guru menjelaskan materi dalam bentuk jadi melalui
ceramah disertai tanya jawab dan penugasan sementara siswa hanya menerima
informasi dari yang guru berikan. Pembelajaran yang demikian belum
memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
matematis. Latihan soal yang diberikan bersifat tertutup, artinya hanya ada satu
jawaban benar sehingga siswa tidak terlatih untuk memberikan banyak jawaban,
menggunakan cara penyelesaian yang berbeda-beda ataupun merumuskan cara
penyelesaiannya sendiri. Guru cenderung menekankan pada hasil pembelajaran
daripada proses pembelajaran karena tuntutan penyelesaian materi yang telah
ditetapkan oleh kurikulum. Akibatnya kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa tidak berkembang sebagaimana mestinya.
Strategi konflik kognitif merupakan strategi yang menghadirkan konflik
kognitif berupa miskonsepsi atau masalah non-rutin terbuka yang mengkonflikkan
prakonsepsi siswa dalam pembelajaran. Strategi konflik kognitif memiliki tiga
tahap, yaitu preliminary stage, conflict stage, and resolution stage.
Tahap pendahuluan (Preliminary stage) merupakan tahapan prakonsepsi yakni
guru mengidentifikasi miskonsepsi dan pengetahuan awal siswa tentang aspek-
aspek penting yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Menurut
Trianto, “sering seorang pelajar mengalami kesulitan dalam memahami suatu
pengetahuan tertentu, yang salah satu penyebabnya karena pengetahuan baru yang
diterima tidak terjadi hubungan dengan pengetahuan yang sebelumnya, atau
mungkin pengetahuan awal sebelumnya belum dimiliki”.4 Siswa diajak untuk
berpikir lancar dalam mengeksplorasi pengetahuan awalnya atau mengungkapkan
ide-idenya.
Kemudian konflik kognitif dihadirkan pada tahap yang kedua, yakni tahap
konflik (conflict stage). Konflik ini dapat berupa miskonsepsi yang telah
diidentifikasi pada tahap prakonsepsi ataupun masalah-masalah terbuka yang
dapat mengkonflikkan prakonsepsi siswa. Sesuai dengan karakteristiknya, konflik
ini membuat siswa memanfaatkan kemampuan kognitifnya dalam upaya
4
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010),
h. 33.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih rendah, misalnya
siswa kesulitan untuk memberikan banyak jawaban, menggunakan cara
penyelesaian yang berbeda-beda dan memberikan jawaban yang unik.
2. Siswa belum diberi kesempatan untuk berpikir kreatif matematis dalam
pembelajaran matematika.
6
C. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luasnya ruang lingkup permasalahan, maka peneliti akan
membatasi masalah dengan maksud untuk lebih memfokuskan masalah yang akan
diteliti sehingga hasil penelitian lebih terarah. Adapun pembatasan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang akan diteliti dalam
penelitian ini dibatasi pada indikator berpikir lancar (fluency), berpikir
fleksibel (flexibility), dan berpikir kebaruan (novelty).
2. Strategi pembelajaran yang digunakan dibatasi pada strategi konflik
kognitif.
3. Penelitian ini terbatas pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kelas
VIII.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan di atas,
maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang proses
pembelajarannya menggunakan strategi konflik kognitif ?
2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang proses
pembelajarannya menggunakan strategi ekspositori ?
3. Apakah kemampuan berpikir kreatif matematis pada siswa yang diajarkan
dengan strategi konflik kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan siswa
yang diajarkan dengan strategi ekspositori ?
4. Apakah strategi konflik kognitif lebih efektif dibandingkan strategi
ekspositori dalam mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa ?
7
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis pada siswa yang
diajarkan dengan menggunakan strategi konflik kognitif.
2. Menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis pada siswa yang
melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi
ekspositori.
3. Membandingkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang
diajarkan dengan strategi konflik kognitif dengan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan strategi ekspositori.
4. Membandingkan efektivitas strategi konflik kognitif dengan strategi
ekspositori dalam mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, sebagai informasi untuk memperoleh gambaran mengenai
penerapan strategi konflik kognitif dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa. Sehingga dapat dijadikan salah satu
alternatif strategi pembelajaran matematika di kelas.
2. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai bahan sumbangan pemikiran
penggunaan strategi konflik kognitif dalam rangka memperbaiki
kemampuan berpikir kreatif di sekolah tersebut.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
informasi dan bahan rujukan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
mengenai strategi konflik kognitif.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Edward de Bono menyebutkan bahwa “berpikir adalah eksplorasi
pengalaman yang dilakukan secara sadar dalam mencapai suatu tujuan. Tujuan
itu mungkin berbentuk pemahaman, pengambilan keputusan, perencanaan,
pemecahan masalah, penilaian, tindakan, dan sebagainya”.1 Bahan dasar
berpikir adalah pengetahuan dan informasi. Namun, informasi dan
pengetahuan yang sempurna tidak akan menimbulkan kegiatan berpikir. Untuk
itu dalam pembelajaran, informasi tidak seharusnya diberikan dalam keadaan
yang tersusun rapi. Informasi ini diperoleh siswa dengan menyimak
pengalaman, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mengetahui dimana mencari
informasi tersebut, dan dengan membuat berbagai asumsi. Dengan demikian,
berpikir merupakan upaya untuk menarik informasi dari pengalaman.
1
Edward de Bono, Buku Mengajar Berpikir. Ter. dari Teaching Thinking oleh Soemardjo,
(tt.p.: Erlangga, 1992), Cet. 2, h 36.
2
Tatag Eko Yuli Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (tt.p.: Unesa University
Press, 2008), h. 21.
8
9
3
Ibid., h. 28-31.
4
Utari Sumarmo, Makalah “Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik”, FMIPA UPI, Bandung, Januari 2010, h. 10.
5
Andri Suryana, “Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Lanjut (Advanced Mathematical
Thinking) dalam Mata Kuliah Statistika Matematika I,” makalah dipresentasikan pada Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema Kontribusi Pendidikan Matematika
dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa, FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta, 10 November 2012, h. 44.
10
6
Ali Mahmudi, “Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis,” makalah disajikan
pada Konferensi Nasional Matematika XV, UNIMA, Manado, 30 Juni – 3 Juli 2010, h. 3.
7
Ibid.
8
Ibid.
9
Akhmad Jazuli, “Berpikir Kreatif Dalam Kemampuan Komunikasi Matematika,” Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, UNY, Yogyakarta, 5 Desember 2009,
h. 213.
11
10
Abdul Aziz Saefudin, “Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam
Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI),” Al-Bidayah, Vol.4, No.1, Juni 2012, Yogyakarta, h. 42.
11
Tatag Eko Yuli Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (tt.p.: Unesa University
Press, 2008), h. 23.
12
Ibid., h. 22.
13
Ibid., h. 18.
12
14
Ali Mahmudi, “Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis,” makalah disajikan
pada Konferensi Nasional Matematika XV, UNIMA, Manado, 30 Juni – 3 Juli 2010, h. 3.
15
Tatag Eko Yuli Siswono, op.cit., h. 22.
16
Ibid.
17
Ali Mahmudi, “Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis,” makalah disajikan
pada Konferensi Nasional Matematika XV, UNIMA, Manado, 30 Juni – 3 Juli 2010, h. 3.
13
sebelumnya. Kebaruan juga dapat dilihat dari solusi yang berbeda dalam
suatu kelompok artinya satu jawaban yang “tidak biasa” dilakukan oleh
siswa pada tingkat pengetahuannya yang dapat dilihat dari kejarangan
jawaban pada suatu kelompok. Sependapat dengan Haylock “Keaslian
artinya kejarangan tanggapan (respon) dalam kaitan dalam sebuah
kelompok pasangannya (the statistical infrequency of the responsses in
relation to the peer group)”.18
Peneliti merumuskan indikator berpikir kreatif matematis dalam Tabel
2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
Indikator Aspek Berpikir Kreatif Matematis
No Aspek Indikator
1. Berpikir Memberikan beragam jawaban yang lengkap dan
lancar benar.
(fluency)
2. Berpikir Memberikan cara penyelesaian yang berbeda-beda
fleksibel dan logis untuk penyelesaian masalah.
(flexibility)
3. Berpikir Memberikan jawaban yang unik (gabungan atau
kebaruan kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada).
(novelty)
8 cm
18
Tatag. loc.cit.
19
Ibid., h. 45.
14
Dari soal tersebut terlihat bahwa terdapat lebih dari satu jawaban yang
mungkin diberikan oleh siswa. Sehingga soal ini dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir lancar (fluency). Semakin tinggi
kemampuan berpikir lancar siswa, maka ia dapat memberikan jawaban
lebih dari satu yang relevan dengan pemecahan masalah dan
pengungkapannya lengkap serta jelas.
Contoh soal berpikir fleksibel (flexibility) lainnya yaitu:22
Diagram batang berikut menunjukkan acara TV favorit seluruh siswa
SMP Cerdas Cendikia.
23
Ibid., h.10.
24
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010),
h. 139.
17
25
Ibid., h.38.
26
Ibid., h.18-19.
18
27
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA-
Universitas Pedidikan Indonesia (UPI), 2001), h. 38.
28
Jeane Ellis Ormrod, Buku Edisi Keenam Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh
dan Berkembang, Terj. dari Sixth Edition Educational Psychology Developing Learners oleh
Wahyu Indianti, Eva Septiana, dkk, (Jakarta: Erlangga, 2008), Jilid 1, h. 41.
19
29
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006), h.10-11.
30
Dasa Ismaimuza, “Pembelajaran Matematika dengan Konflik Kognitif”, Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika, Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako
Palu, Palu, 2008, h. 164.
31
Robert E. Slavin, Buku Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik Terj. dari Educational
Psycology: Theory and Practice oleh Marianto Samosir, (Jakarta: Indeks, 2008), Ed. Ke-8, Jilid 1,
h. 44.
20
32
Jeane Ellis Ormrod, Buku Edisi Keenam Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh
dan Berkembang, Terj. dari Sixth Edition Educational Psychology Developing Learners oleh
Wahyu Indianti, Eva Septiana, dkk, (Jakarta: Erlangga, 2008), Jilid 1, h. 41.
33
Edward de Bono, Buku Berpikir Lateral, Terj. dari Lateral Thinking oleh Sutoyo, (tt.p.:
Erlangga, 1991),Cet. 3, h. 9.
21
34
Jeane Ellis Ormrod, op. cit.., h. 42-43.
35
Dasa Ismaimuza, “Pembelajaran Matematika dengan Konflik Kognitif”, Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika, Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako
Palu, Palu, 2008, h. 158.
22
36
David Heywood dan Joan Parker, Contemporary Trends And Issues In Science Education
The Pedagogy of Physical Science, (London: Springer, t.t.) p. 66.
23
37
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010),
h. 36.
38
Gyoungho Lee dan Kwon Jaesool,”What Do We Know About Students’ Cognitive Conflict
In Science Classroom: A Theoretical Model of Cognitive Conflict Process”, Prosiding Annual
Meeting of the Association for the Education of Teachers in Science, Costa Mesa, CA, 18-21
Januari, 2001, h. 10.
24
39
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2008), Cet. V, h. 177.
40
Ibid.
26
41
Ibid., h.183-188.
42
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2012), Ed. 4, h.352.
43
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), Cet-1. h.262.
27
44
Chris Watkins dkk, Effective Learning in Classroom, (London: Paul Chapman Publishing,
2007), Cet-1. p.17.
45
Heru Kurniawan, “Upaya Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas V SD
Negeri Sidomulyo Tahun Pelajaran 2011/2012,” Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan
Pendidikan FMIPA UNY Yogyakarta, 10 November 2012, h. 370.
46
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Strategi Mewujudkan
Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2009), Cet-3, h.113.
28
a. Tujuan
Tujuan pembelajaran merupakan pedoman arah yang akan dicapai
dalam kegiaan belajar mengajar. Semakin jelas tujuan pembelajaran
maka semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainya.
b. Guru
Performance guru dalam mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti kepribadian, latar belakang pendidikan, pengalaman dan
pandangan filosofis guru terhadap murid. Misalnya guru yang
memiliki pandangan bahwa siswa laksana gelas kosong akan banyak
menggunakan pendekatan metode yang teacher-centered. Hal ini
dikarenakan siswa bisa diisi apapun. Padahal yang terpenting bagi guru
adalah mengetahui siswa dengan segala potensi dan kekuatannya.
c. Peserta Didik
Peserta didik dengan segala perbedaannya seperti motivasi, minat,
bakat, perhatian, harapan, latarbelakang, dan sebagainya menyatu
dalam sebuah sistem belajar dikelas. Perbedaan-perbedaan inilah yang
dikelola dan diorganisir oleh guru untuk mencapai proses
pembelajaran yang optimal.
d. Kegiatan Pengajaran
Kegiatan pengajaran meliputi lingkungan belajar serta gaya mengajar
guru. Gaya mengajar guru dapat mempengaruhi gaya belajar siswa.
Gaya mengajar menurut Muhammad ali yaitu gaya mengajar klasik,
teknologis, personalisasi, dan interaksional. Perbedaan gaya mengajar
yang digunakan guru dapat menyebabkan perbedaan kegiatan
mengajar.
e. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan harus benar-benar dapat mengevaluasi tujuan
yang telah ditetapkan, bahan yang diajarkan, dan proses yang
dilakukan.
47
Ibid., h.115.
29
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah proses mental yang
menghasilkan suatu ide yang baru (novelty), menghasilkan ide yang banyak
(fluency) dan berbeda-beda (flexibility) untuk memperbaiki keadaan atau
menyelesaikan masalah. Ide yang baru tidak seluruhnya harus baru, bisa jadi yang
baru adalah gabungan atau kombinasi yang digunakan, sedangkan unsur-unsurnya
sudah ada sebelumnya.
Banyak siswa yang masih memiliki kemampuan berpikir kreatif matematis
yang rendah. Salah satu penyebabnya adalah strategi pembelajaran yang guru
gunakan masih berorientasi pada guru. Guru menyajikan informasi yang berkaitan
dengan konsep yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian ilustrasi atau
contoh soal, diskusi, tanya jawab, dan penugasan sampai akhirnya guru merasa
30
bahwa apa yang telah diajarkannya dapat dimengerti siswa. Sementara kegiatan
siswa adalah duduk, memperhatikan dan mencatat penjelasan guru, menghafal,
kemudian mengerjakan latihan. Latihan-latihan yang guru berikan pun tidak
memfasilitasi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, yakni latihan-latihan
yang bersifat tertutup.
Adapun salah satu alternatif strategi pembelajaran yang diharapkan mampu
untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu strategi konflik kognitif. Strategi
konflik kognitif merupakan strategi yang menuntut keaktifan siswa dan
menjadikan siswa pusat pembelajaran sehingga siswa berani mengungkapkan ide–
ide. Konflik yang dihadirkan merupakan upaya untuk membiasakan siswa dan
memberi pengalaman bagaimana menghadapi suatu situasi yang tidak
dikehendaki, memberi tantangan dan kesempatan kepada siswa untuk
memantapkan pengetahuan dan keterampilan berpikir matematis yang
dimilikinya, dalam hal ini berpikir kreatif matematis.
Strategi konflik kognitif memiliki tiga tahap: preliminary stage, conflict stage,
and resolution stage. Tahap pendahuluan (preliminary stage) merupakan tahapan
prakonsepsi yakni guru mengidentifikasi miskonsepsi dan pemahaman awal siswa
tentang aspek-aspek penting yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
Kemudian konflik kognitif dihadirkan pada tahap yang kedua, yakni tahap konflik
(conflict stage). Konflik ini dapat berupa miskonsepsi yang diidentifikasi pada
tahap prakonsepsi ataupun soal dengan pendekatan pemecahan masalah yang
dapat mengkonflikkan prakonsepsi siswa. Tahap yang terakhir adalah tahap
penyelesaian konflik (resolution stage). Pada tahap ini siswa dibimbing untuk
menemukan sendiri pemecahan masalahnya dengan cara scaffolding dari guru,
berdiskusi dengan teman, menganalogikan, mengkontradiksikan, atau dengan
memberikan contoh-contoh tandingan (counter example). Kemudian hasilnya
dikomunikasikan dan dievaluasi.
Ketika siswa diberikan masalah yang berbasis konflik kognitif, siswa akan
berpikir berdasarkan pengetahuan awalnya mengeluarkan ide-idenya dengan
lancar atau bahkan siswa dapat menghasilkan ide-ide yang bersifat baru karena
berbeda dari ide temannya yang lain. Ketika siswa sudah melewati tahapan
31
Rendahnya Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis
Faktor
Penyebab
Tingginya Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dijelaskan
sebelumnya maka hipotesis pada penelitian ini adalah :
1. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi
konflik kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi ekspositori.
32
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), Cet.11, h. 114.
33
34
kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak
berbeda secara signifikan. Kemudian kelompok eksperimen diberikan perlakuan
berupa pembelajaran matematika dengan strategi konflik kognitif (X). Sementara
kelompok kontrol diberikan perlakuan berupa strategi ekspositori. Pada akhirnya,
kedua kelompok diberikan posttest atau tes kemampuan akhir (O2 atau O4).
Desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design digambarkan sebagai
berikut:2
R O1 X O2
R O3 O4
2
Ibid., h. 112.
3
Ibid., h. 117.
4
Ibid., h. 118.
35
Tujuannya untuk mengeliminasi dua kelas yang terdiri dari kelas akselerasi
(VIII-1) dan kelas bilingual (VIII-2). Kemudian dari kelima kelas regular
dilakukan pengambilan sampel sebagai kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dengan teknik cluster random sampling melalui cara undian. Semua
siswa pada kelas–kelas yang terpilih menjadi sampel penelitian. Dalam
penelitian ini kelas VIII-5 dengan jumlah siswa 41 orang sebagai kelompok
eksperimen dan kelas VIII-7 dengan jumlah siswa 44 orang sebagai kelompok
kontrol.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan prosedur yang telah ditentukan
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan observasi ke sekolah.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar
pada pokok bahasan yang dipilih (Bangun Ruang Sisi Datar).
c. Menyusun instrumen penelitian.
d. Melakukan validitas isi kepada guru matematika.
e. Melakukan uji coba instrumen penelitian kepada siswa.
f. Analisis hasil uji coba instrumen.
g. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Pemberian tes kemampuan berpikir kreatif matematis sebelum
diberikan perlakuan (pretest) pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Pretest berguna untuk mengetahui kemampuan
awal berpikir kreatif matematis siswa baik pada kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol.
b. Menerapkan strategi konflik kognitif pada pembelajaran matematika di
kelompok eksperimen dan menerapkan strategi ekspositori pada
36
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen tes
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa berbentuk uraian. Tes uraian disusun
berdasarkan konsep tes berpikir kreatif matematis yang memenuhi indikator
berpikir lancar (fluency) yaitu kemampuan memberikan beragam jawaban yang
lengkap dan benar, berpikir fleksibel (flexibility) yaitu kemampuan memberikan
cara penyelesaian yang berbeda-beda dan logis untuk penyelesaian masalah, dan
37
Tabel 3.2
Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Materi Bangun Ruang Sisi Datar
Aspek
yang Respon Siswa terhadap Soal atau Masalah Skor
Diukur
Berpikir Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang tidak 0
Lancar relevan.
(Fluency) Memberikan sebuah jawaban yang relevan tetapi salah. 1
Memberikan sebuah jawaban yang relevan dan benar. 2
Memberikan lebih dari satu jawaban namun tidak beragam. 3
Memberikan lebih dari satu jawaban beragam. 4
Berpikir Tidak menjawab atau memberikan satu/lebih cara tetapi 0
Fleksibel semua salah.
(Flexibility) Memberikan penyelesaian dengan satu cara tetapi masih 1
terdapat kesalahan sehingga jawaban salah.
Memberikan penyelesaian dengan satu cara dan jawaban 2
benar.
Memberikan penyelesaian dengan lebih dari satu cara 3
tetapi masih terdapat kesalahan dalam proses perhitungan
sehingga jawaban salah.
Memberikan penyelesaian dengan lebih dari satu cara dan 4
jawaban benar.
Berpikir Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah. 0
Kebaruan Membuat sebuah bangun ruang. 1
(Novelty) Membuat bangun ruang dengan menggunakan lebih dari 2
satu bangun ruang yang sejenis.
Membuat bangun ruang dengan menggunakan lebih dari 3
satu bangun ruang yang berbeda.
1. Validitas
Menurut Zainal, “jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai
dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk
tujuan tersebut”.5 Dengan kata lain validitas digunakan untuk mengetahui
apakah instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Dalam penelitian ini dilakukan validitas isi dan validitas empiris.
Uji validitas isi dengan metode Content Validity Ratio (CVR) yaitu
sebagai berikut:6
CVR =
Keterangan :
CVR = Konten Validitas Rasio (Content Validity Ratio)
Ne = Jumlah penilai/pakar yang menyatakan soal esensial
N = Jumlah penilai/pakar
Validitas isi dengan metode CVR dilakukan pada tiap butir soal. Jika nilai
CVR pada butir soal lebih besar dari nilai minimum yang disajikan Lawshe
(lihat pada lampiran), maka butir soal tersebut esensial artinya dapat
digunakan dan sebaliknya jika nilai CVR lebih kecil dari nilai minimum maka
butir soal tersebut tidak dapat digunakan.
Peneliti melakukan pengujian validitas isi instrumen tes kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa yaitu dengan memberikan form uji validitas
isi dengan metode CVR ini kepada 6 orang guru matematika di SMP N 3
Tangerang Selatan.
5
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 247.
6
C.H Lawshe, A Quantitative Approach To Content Validity, (Purdue University: Personnel
Psychology, 1975), p.567.
39
Terdapat delapan butir soal yang diuji dengan metode CVR dan keenam
guru mengatakan bahwa kedelapan soal instrumen adalah esensial. Sehingga
nilai CVR lebih besar dari nilai minimum yang disajikan Lawshe (lampiran
10) atau 1 > 0,99. Dengan demikian kedelapan soal tersebut esensial artinya
dapat digunakan sebagai instrumen pada uji coba instrumen tes kemampuan
berpikir kreatif. Berikut disajikan tabel rekapitulasi hasil uji CVR.
Tabel 3.3
Hasil Uji CVR
Kategori
No
Tidak Tidak CVR Keterangan
Soal Esensial
Esensial Relevan
1 6 - - 1 Esensial/ Pakai
2 6 - - 1 Esensial/ Pakai
3 6 - - 1 Esensial/ Pakai
4 6 - - 1 Esensial/ Pakai
5 6 - - 1 Esensial/ Pakai
6 6 - - 1 Esensial/ Pakai
7 6 - - 1 Esensial/ Pakai
8 6 - - 1 Esensial/ Pakai
√ ∑ ∑ ∑ ∑
7
Zainal Arifin, op.cit., h. 254.
40
Keterangan:
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah siswa
X = Skor butir soal
Y = Skor total
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka harus mengetahui
hasil perhitungan dibandingkan product moment pada taraf
signifikan sebesar 5%. Jika hasil perhitungan maka soal tersebut
valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa. Jika hasil penelitian maka soal
tersebut dinyatakan tidak valid (drop) berarti soal tersebut tidak diikutsertakan
sebagai instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis.
Dari hasil analisa data uji coba tes dapat disimpulkan bahwa terdapat 6
soal yang dinyatakan valid, dan 2 soal yang tidak valid.
2. Reliabilitas
Menurut Zainal, “Reliabilitas adalah tingkat suatu derajat konsistensi dari
suatu instrumen. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu
tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila
diteskan pada waktu dan kesempatan yang berbeda”.8 Adapun rumus yang
digunakan untuk menguji reliabilitas pada penelitian ini adalah Cronbach’s
Alpha atau koefisien Alpha adalah:9
∑
[ ][ ]
( )
Keterangan :
= Koefisien reliabilitas
R = Jumlah butir soal
= Varians skor total
8
Ibid., h. 258.
9
Ibid., h. 164.
41
Keterangan:
p : tingkat kesukaran
∑ : jumlah skor
N : jumlah skor maksimum
10
Erman Suherman, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Bandung: JICA UPI, 2003), h. 139.
11
Zainal Arifin, op.cit., h. 272.
12
Ibid.
42
Dari hasil analisa data uji coba tes dapat disimpulkan tingkat kesukaran
perbutir soal dan dapat dikategorikan 1 soal sulit dan 5 soal sedang.
Keterangan :
D = Indeks daya beda
= Jumlah skor siswa kelompok atas
= Jumlah skor siswa kelompok bawah
= Skor maksimum siswa kelompok atas
= Skor maksimum siswa kelompok bawah
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) , h.
213.
14
Ibid, h. 218.
43
Dari hasil analisa data uji coba tes dapat disimpulkan pada aspek daya
pembeda terdapat 4 soal yang kriterianya cukup dan 2 soal yang
kriterianya baik.
Berikut ini disajikan tabel rekapitulasi validitas, tingkat kesukaran soal, daya
pembeda, dan reliabilitas uji coba instrumen.
Tabel 3.5
Rekapitulasi Analisis Kualifikasi Instrumen Tes
No. Tingkat
Validitas Daya Pembeda Reliabilitas
Butir Kesukaran KET
Soal Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 0.427 Valid 0.442 Sedang 0.217 Cukup Pakai
2 0.596 Valid 0.6 Sedang 0.275 Cukup Pakai
3 0.563 Valid 0.419 Sedang 0.313 Cukup Pakai
4 0.540 Valid 0.331 Sulit 0.263 Cukup Pakai
Tidak =
5 0.212 - - - - Buang Baik
Valid 0.65
6 0.627 Valid 0.594 Sedang 0.413 Baik Pakai
7 0.670 Valid 0.475 Sedang 0.450 Baik Pakai
Tidak
8 0.195 - - - - Buang
Valid
Berdasarkan Tabel 3.5, terdapat 6 butir soal yang valid yang dapat digunakan
sebagai instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis. Keenam soal
tersebut terdiri dari satu soal yang termasuk dalam kriteria sulit sementara lima
soal yang lainnya termasuk dalam kriteria sedang. Ditinjau dari daya pembeda
soal, terdapat dua soal dalam kriteria soal yang memiliki daya pembeda baik
sementara empat soal yang lainnya memiliki daya pembeda cukup. Secara
keseluruhan, instrumen tes ini memiliki derajat reliabilitas 0,65 termasuk dalam
kriteria sedang. Instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis dapat dilihat
pada lampiran 18.
c. Menghitung ∑
f. Kesimpulan
: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
normal.
2. Uji Homogenitas
Salah satu syarat untuk menghasilkan estimasi yang akurat dalam uji
perbedaan, misalnya uji-t, data diasumsikan homogen. Uji homogenitas
dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang
15
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 80-82.
45
F=
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan pada nilai pretest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, nilai posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
dan nilai N-gain kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok
16
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010),
h. 118.
46
eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah dilakukan uji normalitas, jika data
berdistribusi normal maka untuk menguji kesamaan dua rata-rata hitung dari
dua sampel digunakan uji t sedangkan jika tidak normal, maka dilakukan uji
non-parametrik menggunakan uji Mann Whitney U–Test. Uji Mann Whitney
U–Test adalah uji non-parametrik yang tergolong kuat sebagai pengganti uji-t.
Berikut langkah-langkah uji hipotesis dengan menggunakan uji t.17
a. Tentukan hipotesis alternatif (H1), yaitu “Kemampuan berfikir kreatif
matematis siswa yang menggunakan strategi konflik kognitif lebih
tinggi daripada kemampuan berfikir kreatif matematis siswa yang
menggunakan strategi ekspositori.”
b. Sajikan skor hasil penelitian baik kelas eksperimen (X1) maupun kelas
kontrol (X2) kedalam tabel.
c. Tentukan rata-rata hitung masing-masing kelas, kemudian tentukan
nilai thit dengan rumus dibawah ini:
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
thit = , dengan √
√
Keterangan :
̅̅̅ : rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis kelas
eksperimen
̅̅̅ : rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis kelas
kontrol
: varians populasi
: jumlah siswa kelas eksperimen
: jumlah siswa kelas kontrol
d. Hitung besarnya derajat kebebasan (db, degree of freedom, df). Rumus
menghitung db = . Sedangkan Taraf signifikan (α) sebesar
5%. Kemudian cari ttabel pada tabel nilai-nilai kritis t berdasarkan db dan
taraf signifikan.
e. Kesimpulan:
Jika thitung ≥ ttabel maka hipotesis alternatif diterima. Artinya,
kemampuan berfikir kreatif matematis yang menggunakan strategi konflik
17
Burhan Nurgiyantoro dkk, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002), h.170 - 175.
47
Keterangan:
: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok
eksperimen.
: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok
kontrol.
Hipotesis alternatifnya (H1) adalah “Kemampuan berfikir kreatif
matematis siswa yang menggunakan strategi konflik kognitif lebih
tinggi daripada kemampuan berfikir kreatif matematis siswa yang
menggunakan strategi ekspositori.”
b. Menetapkan U kritis
α = 0,05; n1 = ukuran sampel ke- 1 (terkecil); dan n2 = ukuran sampel
ke-2 sehingga diperoleh U(α)(n1;n2).
c. Menentukan nilai statistik Mann-Whitney (U), dengan langkah-
langkah:
1) Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya: skor terkecil
diberi ranking 1 dan yang lebih besar diberi ranking 2 dan
seterusnya, jika terdapat skor sama maka digunakan ranking rata-
rata.
2) Menjumlahkan ranking masing-masing sampel.
18
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010),
h. 275.
48
Pertama U = n1 n2 + - K1
Kedua U = U = n1 n2 + - K2
5) Standar Error = =√
7) Membuat kesimpulan
Jika tolak Ho.
Jika tolak H1.
4. N-Gain
Perhitungan N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
berpikir kreatif matematis masing-masing siswa setelah dilakukan
pembelajaran dengan strategi konflik kognitif dan strategi ekspositori.
Analisis hasil tes (g Factor) Gain yang diperoleh adalah gain
ternormalisasi (N-gain), perbandingan gain absolut dengan gain maksimum.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasi
perolehan gain siswa. Rumus g faktor (N-gain) sesuai dengan Hake :19
–
–
19
R.Ariesta dan Supartono, Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan Laboratorium
Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa, Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia 7, Januari 2011, FMIPA UNNES Semarang, h. 64.
49
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistiknya adalah:
1. :
:
Keterangan:
: rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok
eksperimen.
: rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok
kontrol.
Tingkat signifikasi yang diambil dalam penelitian ini adalah derajat
kepercayaan 95 % atau α = 5 %. Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut :
Terima Ho jika
Tolak Ho jika
2. :
:
Keterangan:
: rata-rata N-gain kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
kelompok eksperimen.
: rata-rata N-gain kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
kelompok kontrol.
Tingkat signifikasi yang diambil dalam penelitian ini adalah derajat
kepercayaan 95 % atau α = 5 %. Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut :
Terima Ho jika
Tolak Ho jika
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
50
51
atau sebesar 26,829% sementara nilai tertinggi berada pada kelas ketujuh
sebanyak 1 siswa atau sebesar 2,43%.
8
6 Kelompok Kontrol
4 Kelompok Eksperimen
2
0
0 10 20 30 40
Nilai
Grafik 4.1
Grafik Perbandingan Nilai Pretest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Grafik 4.1 menunjukkan bahwa nilai antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tidak berbeda signifikan. Nilai tertinggi dan nilai
terendah pada kedua kelompok terdapat pada kelas interval yang sama.
Nilai terendah terdapat pada kelas interval pertama dengan interval 8,7–13.
Pada kelompok eksperimen jumlah siswa pada kelas interval pertama
(terendah) sebanyak 11 siswa sementara pada kelompok kontrol jumlah
siswa pada kelas interval pertama (terendah) sebanyak 12 siswa.
Sedangkan nilai tertinggi terdapat pada kelas interval ketujuh dengan
interval 35,1–39,4. Berdasarkan Grafik 4.1 ujung kurva kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen nampak berhimpit. Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah siswa pada kelas interval ketujuh (tertinggi) pada kelompok
eksperimen sama dengan jumlah siswa pada kelas interval ketujuh
(tertinggi) pada kelompok kontrol.
2) Uji Homogenitas
Berdasarkan uji normalitas kedua kelompok dinyatakan
berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas dengan
menggunakan uji Fisher. Varians kedua kelompok dinyatakan
homogen, jika Fhitung < Ftabel. Adapun hasil uji homogenitas kedua
kelompok adalah sebagai berikut.
56
Tabel 4.5
Data Uji Homogenitas Pretest
Kelompok N Varians (s2) Fhitung Ftabel Kesimpulan
Eksperimen 41 46.228
1.05 1.67 Homogen
Kontrol 44 43.918
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel atau 1,05 < 1,67 pada
taraf signifikan 5%, derajat kebebasan kelompok kontrol (dbpenyebut)
sebesar 43, serta derajat kebebasan kelompok eksperimen (dbpembilang)
sebesar 40. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari
varians yang homogen. Perhitungan terdapat pada lampiran 26.
Tabel 4.6 menunjukkan nilai thitung < ttabel atau -0,144 < 1,675 pada
taraf signifikan 5% (α = 0,05). Sehingga data pretest terletak pada
daerah penerimaan H0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok
eksperimen lebih rendah atau sama dengan rata-rata kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok kontrol. Perhitungan
terdapat pada lampiran 27.
57
8
Kelompok Kontrol
6
Kelompok Eksperimen
4
2
0
0 20 40 60 80 100
Nilai
Grafik 4.2
Grafik Perbandingan Nilai Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Grafik 4.2 menunjukkan bahwa nilai terendah terdapat pada kelompok
kontrol dan nilai tertinggi terdapat pada kelompok eksperimen. Selain itu
juga nampak bahwa nilai kemampuan akhir berpikir kreatif matematis
siswa pada kelompok eksperimen tersebar diatas nilai kemampuan akhir
berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok kontrol.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Square
( . Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data posttest
berdistribusi normal atau tidak. Data berdistribusi normal jika
.
2) Uji Homogenitas
Berdasarkan uji normalitas, kedua kelompok dinyatakan
berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas dengan
menggunakan uji Fisher. Varians kedua kelompok dinyatakan
homogen jika Fhitung < Ftabel. Adapun hasil uji homogenitas kedua
kelompok adalah sebagai berikut.
Tabel 4.11
Data Uji Homogenitas Posttest
Kelompok N Varians (s2) Fhitung Ftabel Kesimpulan
Eksperimen 41 212.439
1.55 1.67 Homogen
Kontrol 44 137.144
62
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel atau 1,55 < 1,67 pada
taraf signifikan 5%, derajat kebebasan kelompok kontrol (dbpenyebut)
sebesar 43, serta derajat kebebasan kelompok eksperimen (dbpembilang)
sebesar 40. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest berasal
dari varians yang homogen. Perhitungan terdapat pada lampiran 34.
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau 6,384 < 1,675
pada taraf signifikan 5% (α = 0,05). Sehingga data posttest kedua
kelompok terletak pada daerah penolakkan H0.Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok
kontrol. Perbedaan ini diasumsikan sebagai pengaruh dari penggunaan
strategi pembelajaran konflik kognitif. Perhitungan terdapat pada
lampiran 35.
10
8
Kelompok Kontrol
6
Kelompok Eksperimen
4
2
0
-0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Nilai
Grafik 4.3
Grafik Perbandingan N-Gain
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Grafik 4.3 menunjukkan bahwa nilai N-gain terendah terdapat pada
kelompok kontrol sementara N-gain tertinggi terdapat pada kelompok
eksperimen. Nampak pada Grafik 4.3 nilai N-gain siswa kelompok kontrol
pada nilai negatif. Hal ini menunjukkan terjadi penurunan pada kelompok
kontrol. Selain itu, Grafik 4.3 juga menunjukkan bahwa nilai N-gain
kelompok eksperimen tersebar diatas mean N-gain kelompok kontrol.
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa zhitug > ztabel atau 5,71 > 1,96 pada
taraf signifikan 5%, kemudian dapat disimpulkan bahwa terima H1.
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata N-gain kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada
rata-rata N-gain kemampuan berpikir kreatif matematis kelompok
kontrol. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 42.
60
50
Presentase (%)
40
30 Postest Kontrol
20 Postest Eksperimen
10
0
Fluency Flexibility Novelty
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Grafik 4.4
Diagram Presentase Skor Kemampuan Akhir (Posttest) Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif Matematis
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa pada materi bangun ruang sisi datar secara keseluruahan disajikan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 4.19
Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis (KBKM)
KBKM Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Kemampuan Kemampuan Peningkatan
Kelompok awal (Pretest) Akhir (Posttest) (N-Gain)
Eksperimen 18.040 56,406 0.468
Kontrol 18.250 38,157 0.223
secara kualitatif muncul cara baru untuk berpikir menyelesaikan masalah, dan
anak-anak melangkah ke tahap perkembangan baru.”1
Selain itu, data N-gain yang diperoleh dari formulasi Hake menunjukkan
bahwa adanya perbedaan rata-rata N-gain dari kedua kelompok tersebut. Nilai
rata-rata N-gain kemampuan berpikir kreatif matematis kelompok eksperimen
lebih tinggi daripada rata-rata N-gain kemampuan berpikir matematis kelompok
kontrol atau 0,468 > 0,223. Rata-rata N-gain kelompok eksperimen menurut Hake
berada pada kategori tingkat gain sedang sementara rata-rata N-gain kelompok
kontrol berada pada kategori tingkat gain rendah. Hal ini senada dengan uji
hipotesis yaitu uji non-parametrik Mann Whitney yang menyimpulkan bahwa
rata-rata N-gain kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Menurut Masitoh dan Laksmi Dewi bahwa suatu pembelajaran
disebut efektif ketika pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran itu mencakup pada penguasaan
IPTEKS sebagai bahan ajar, pembentukan keterampilan/ kemampuan belajar yang
lebih efektif dan efisien (belajar mengenai bagaimana cara belajar), bahkan
pembentukan kemampuan meta-kognisi (kemampuan penegndalian proses
kognitif itu sendiri).2 Berdasarkan tujuan pembelajaran pada penelitian ini yakni
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa serta berdasarkan
hasil perhitungan N-gain (peningkatan) kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa yang menunjukkan bahwa rata-rata N-gain kelompok eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol, maka dengan demikian strategi
konflik kognitif lebih efektif dibandingkan dengan strategi ekspositori dalam
mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif matematis.
Berikut ini pembahasan lebih rinci mengenai proses pembelajaran di kelas
dan hasil posttest di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
1
Robert E. Slavin, Buku Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik Terj. dari Educational
Psycology: Theory and Practice oleh Marianto Samosir, (Jakarta: Indeks, 2008), Ed. Ke-8, Jilid 1,
h. 44.
2
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), Cet-1. h.262.
73
3
Ibid., h.38.
74
Gambar 4.1
Kerjasama Siswa dalam Membuat Jaring-Jaring
Pada Gambar 4.1 merupakan contoh kegiatan siswa pada tahapan
pendahuluan yaitu siswa bekerja secara kelompok. Ada siswa yang bertugas
menggunting model prisma, sementara yang lain menyebutkan dan mencatat
rusuk mana yang digunting agar menjadi jaring-jaring. Disini nampak
tanggung jawab individu pada kelompok. Masing-masing memiliki
peranannya dan beraktivitas menuju tujuan bersama. Bertukar peran dapat
dimungkinkan pada pertemuan berikutnya sehingga masing-masing siswa
dapat menguasai materi pelajaran secara keseluruhan.
Berikut ini gambar hasil pekerjaan siswa pada tahap pendahuluan di
kelompok eksperimen.
4
Jeane Ellis Ormrod, Buku Edisi Keenam Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh
dan Berkembang, Terj. dari Sixth Edition Educational Psychology Developing Learners oleh
Wahyu Indianti, Eva Septiana, dkk, (Jakarta: Erlangga, 2008), Jilid 1, h. 38.
75
Gambar 4.2
Hasil Pekerjaan Siswa Pada Tahap Pendahuluan di LKS 2
Gambar 4.2 merupakan gambar tahap pendahuluan pada LKS 2, tahapan
pendahuluan pada LKS ini masih “otoriter”, ditunjukkan pada siswa harus
memotong rusuk yang telah ditentukan pada LKS sehingga menghasilkan
berbagai macam jaring-jaring kubus. Hal ini dilakukan atas pertimbangan agar
siswa secara sedikit demi sedikit diajak untuk belajar terbiasa dengan
diterapkannya strategi konflik kognitif dalam proses pembelajaran. Pada LKS
pertemuan selanjutnya siswa sendiri yang memutuskan rusuk yang akan
digunting kemudian akan nampak kemampuan berpikir lancarnya dalam
membuat beragam jaring-jaring bangun ruang dengan lengkap dan benar.
Menurut peneliti hal ini yang menyebabkan kemampuan berpikir lancar
siswa tidak berkembang dengan baik. Otonomi siswa seharusnya diberikan
oleh guru sejak awal. Siswa didorong untuk mencari jawaban sendiri dan
membiarkan siswa berdasarkan pengetahuan awalnya untuk menggunting
rusuk kubus. Sementara guru sebagai fasilitator tidak lagi bertindak diatas
panggung, tetapi memandu siswa dari samping . Maknanya pada saat memberi
bantuan guru dalam posisi sejajar dengan siswa.
76
Gambar 4.3
Hasil Pekerjaan Siswa Pada Tahap Pendahuluan di LKS 3
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa siswa sudah mulai bisa dan terbiasa
menggunakan strategi konflik kognitif dalam proses pembelajaran. Kemudian
siswa dilatih untuk memformulasi rumus luas permukaan balok dan dilatih
kemampuan berpikir lancar (fluency) dalam menentukan rusuk mana yang
harus digunting, sehingga siswa dapat membuat berbagai macam bentuk
jaring-jaring balok.
Kemudian siswa menemukan konsepnya sendiri mengenai jaring-jaring
dan luas permukaan balok. Beberapa diantaranya mengungkapkan gagasan
mengenai jaring-jaring bangun ruang sebagai berikut:
a. Jaring-jaring bangun ruang selalu berbentuk bangun datar, namun
susunannya bisa diubah-ubah.
b. Jaring-jaring bangun ruang yang terbentuk bisa berbeda-beda sesuai
dengan rusuk mana yang digunting.
77
Gambar 4.4
Contoh Jawaban Siswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Lancar
Gambar 4.5
Contoh Jawaban Siswa yang Belum Memiliki Kemampuan Berpikir
Lancar
79
6
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012),
h.114.
80
Gambar 4.6
Perwakilan Kelompok Menuliskan Hasil Diskusi di Papan Tulis
Gambar 4.6 menunjukkan salah satu kegiatan siswa dalam tahap
penyelesaian konflik kognitif yaitu perwakilan kelompok menuliskan hasil
dikusi dari kelompoknya masing-masing yang kemudian siap untuk di
diskusikan di kelas.
Sementara, pada kelompok kontrol proses pembelajarannya menggunakan
strategi ekspositori. Tahapan pembelajaran dalam strategi ekspositori, yaitu
persiapan, penyajian, menghubungkan, menyimpulkan, penerapan dan
penutupan. Pada tahap persiapan guru mengkondisikan kelas, memberikan
apersepsi, menyampaikan indikator pembelajaran, serta memotivasi siswa
untuk belajar. Pada tahap penyajian guru menjelaskan materi sementara siswa
memperhatikan dan mencatat penjelasan guru. Pada tahap menghubungkan,
guru menghubungkan materi yang telah dipelajari melalui contoh–contoh soal.
Misalnya, menghubungkan materi bangun ruang ini dengan materi luas dan
keliling bangun datar, teorema phytagoras, serta bilangan berpangkat atau
akar. Pada tahap menyimpulkan, siswa diberi kesempatan untuk bertanya-
jawab dan mencatat kesimpulan materi yang diberikan oleh guru. Namun,
kebanyakan disetiap pertemuan tidak ada siswa yang bertanya kepada guru.
Pada tahapan penerapan, siswa diberikan soal-soal latihan yang ada pada buku
paket, LKS (LKS dari sekolah) dan soal buatan peneliti. Sementara, guru
membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Kemudian siswa diberi
81
Gambar 4.7
Contoh Potongan Soal LKS Sekolah Kelompok Kontrol
Gambar 4.7 menunjukkan kurangnya ketelitian serta pemahaman materi siswa
kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan kepasifannya itu. Siswa tidak bertanya jika
ia tidak mengerti. Ketika dalam proses pembelajaran, siswa yang tergolong pintar
saja yang terkadang bertanya, pertanyaannya pun terfokus pada pertanyaan
prasyarat. Siswa pun enggan untuk memeriksa kembali atas jawaban serta cara
penyelesaian yang dikerjakan. Selain itu, penyelesaian soal yang dilakukan pun
masih mengikuti cara-cara/ jawaban dari guru.
Aktivitas siswa pada kedua kelompok terlihat berbeda ketika proses
pembelajaran. Nampak pada kelompok eksperimen yang menggunakan strategi
konflik kognitif aktivitas siswa dominan. Sebaliknya, pada kelompok kontrol
yang menggunakan strategi ekspositori aktivitas guru yang mendominasi proses
pembelajaran. Sehingga menyebabkan hasil pembelajarannya pun berbeda. Hasil
82
7
Novi Yannidah, Lambang Kurniawan, dan Aunillah, Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Aptitude Treatment Interaction Pada Efektivitas
Pembelajaran Matematika, Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI sidoarjo, Vol.1, No.1,
April 2013, h.3.
83
Gambar 4.8
Contoh Jawaban Siswa Pada Indikator Kemampuan Berpikir
Lancar (Fluency) Pada Kelompok Eksperimen
Gambar 4.9
Contoh Jawaban Siswa Pada Kemampuan Berpikir Lancar
(Fluency) Pada Kelompok Kontrol
Gambar 4.10
Contoh Jawaban Siswa Pada Kemampuan Berpikir Fleksibel
(Flexibility) Pada Kelompok Eksperimen
Gambar 4.11
Contoh Jawaban Siswa Pada Kemampuan Berpikir Fleksibel
(Flexibility) Pada Kelompok Kontrol
Gambar 4.12
Contoh Jawaban Siswa Pada Kemampuan Berpikir Kebaruan
(Novelty) pada Kelompok Eksperimen
2) Cara menjawab siswa kelompok kontrol
Berikut ini disajikan gambar salah satu contoh jawaban siswa pada
kemampuan berpikir kebaruan (Novelty) pada kelompok kontrol.
Gambar 4.13
Contoh Jawaban Siswa Pada Kemampuan Berpikir Kebaruan
(Novelty) pada Kelompok Kontrol
Gambar 4.12 menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen siswa
dapat memberikan jawaban yang unik, yaitu dengan menggabungkan 3
buah bangun ruang (balok, limas segiempat, dan prisma segitiga),
sedangkan berdasarkan Gambar 4.13 nampak bahwa pada kelompok
kontrol, siswa memberikan sebuah bangun ruang yaitu kubus.
Berdasarkan hasil persentase skor posttest siswa kelompok eksperimen
sebesar 63,41% dan kelompok kontrol sebesar 32,58%. Presentase skor
posttest kemampuan berpikir kebaruan siswa kelompok eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
87
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah
dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal.
Walaupun demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga
membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya:
1. Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar
saja, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
2. Penelitian dilakukan hanya dalam waktu sekitar 1 bulan, sehingga
pengaruh pembelajaran matematika dengan strategi konflik kognitif
terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis masih kurang maksimal.
3. Kontrol terbatas pada variabel strategi konflik kognitif, strategi
ekspositori, dan kemampuan berpikir kreatif matematis. Variabel lain
seperti minat, motivasi, lingkungan belajar, dan lain-lain tidak terkontrol.
Karena hasil penelitian dapat saja dipengaruhi variabel di luar variabel
yang ditetapkan dalam penelitian ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi
konflik kognitif memiliki nilai rata-rata 56,41. Siswa yang dalam
pembelajarannya menggunakan strategi konflik kognitif memiliki
kemampuan berpikir kebaruan dan fleksibel lebih baik daripada
kemampuan berpikir lancar. Kemampuan siswa dalam memberikan
jawaban yang unik (gabungan atau kombinasi dari unsur-unsur yang telah
ada) memiliki persentase skor akhir tertinggi pada siswa yang diajarkan
dengan strategi konflik kognitif. Kemudian diikuti oleh kemampuan
memberikan cara penyelesaian yang berbeda-beda dan kemampuan
memberikan jawaban yang bermacam-macam.
2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi
ekspositori memiliki nilai rata-rata sebesar 38,16. Siswa yang dalam
pembelajarannya menggunakan strategi ekspositori memiliki kemampuan
berpikir lancar dan fleksibel lebih baik daripada kemampuan berpikir
kebaruan. Kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang
bermacam-macam memiliki persentase tertinggi pada siswa yang diajarkan
dengan strategi ekspositori. Kemudian diikuti oleh kemampuan
memberikan cara penyelesaian yang berbeda-beda dan kemampuan
memeberikan jawaban yang unik (gabungan atau kombinasi dari unsur-
unsur yang telah ada).
3. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan
strategi konflik kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan strategi
ekspositori. Hal ini terlihat dari hasil uji hipotesis kemampuan akhir
88
89
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti memberikan saran-
saran terkait penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Strategi konflik kognitif dapat digunakan sebagai alternatif dan variasi
strategi pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa.
2. Penelitian ini hanya ditunjukkan pada mata pelajaran matematika pada sub
pokok bahasan bangun ruang sisi datar, oleh karena itu sebaiknya perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut pada sub pokok bahasan matematika yang
lainnya.
3. Langkah kerja pada LKS harus dikomunikasikan kepada siswa secara jelas
dan terarah sehingga siswa dapat menjalani proses pembelajaran dengan
baik. Selain itu perlu diperhatikan alokasi waktu serta persiapan media dan
peralatan yang akan digunakan sebelum pembelajaran dimulai. Sebisa
90
Bono, Edward de. Buku Berpikir Lateral, Terj. dari Lateral Thinking oleh Sutoyo,
Cet. 3. tt.p.: Erlangga, 1991.
Heywood, David dan Joan Parker. Contemporary Trends And Issues In Science
Education The Pedagogy of Physical Science. London: Springer, t.t.
91
92
Mullis, Ina V.S, et.al. TIMSS 2011 International Results in Mathematics. Boston:
TIMSS & PIRLS International Study Center, Lynch School of Education,
Boston College, 2011.
Ormrod, Jeane Ellis. Buku Edisi Keenam Psikologi Pendidikan Membantu Siswa
Tumbuh dan Berkembang, Terj. dari Sixth Edition Educational Psychology
Developing Learners oleh Wahyu Indianti, Eva Septiana, dkk. Jilid 1
Jakarta: Erlangga, 2008.
Slavin, Robert E. Buku Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik Terj. dari
Educational Psycology: Theory and Practice oleh Marianto Samosir, Ed.
Ke-8, Jilid 1. Jakarta: Indeks, 2008.
Sumarmo, Utari. Makalah “Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik”. Bandung: FMIPA UPI,
2010.
Indikator Pembelajaran
1. Menyebutkan secara rinci unsur-unsur penyusun kubus, balok, prisma, dan
limas.
2. Melukis kubus, balok, prisma, dan limas secara geometris.
3. Menafsirkan bangun ruang sisi datar jika diketahui salah satu unsur
penyusunnya.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan secara rinci unsur-unsur penyusun kubus,
balok, prisma, dan limas (rusuk, sisi, diagoanal bidang, diagonal ruang, dan
bidang diagonal nya).
2. Peserta didik dapat melukis kubus, balok, prisma, dan limas secara geometris.
3. Peserta didik dapat menafsirkan bangun ruang yang terbentuk jika diketahui
salah satu unsurnya.
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya
Sub Materi Pokok : Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi Datar.
96
Proses Pembelajaran
Pendekatan : Konstruktivisme
Strategi : Konflik Kognitif
Waktu Aktivitas Guru
10 menit Pendahuluan
Mengkondisikan kelas, berdoa, dan mengabsen.
Memberikan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan
mengenai materi sebelumnya yang relevan.
Menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai.
Menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa melalui
harapan siswa yang ingin dicapainya dari materi yang akan
dipelajari (sifat-sifat kubus, balok, prisma segitiga dan limas
dari unsur-unsurnya).
60 menit Kegiatan Inti
Preliminary stage (tahap pendahuluan)
Memfasilitasi siswa memperoleh pengetahuan awal dengan
mengamati media bangun ruang sisi datar (BRSD).
Membagi siswa dalam kelompok 4-5 orang.
Memberikan LKS Konflik Kognitif 1 “Sifat-Sifat Prisma dan
Limas” yang terdiri dari:
a. Conflict stage (tahap konflik kognitif)
Menyajikan soal-soal konflik kognitif dan Meminta siswa
untuk mendikusikan penyusunan strategi penyelesaian konflik.
b. Resolution stage (tahap pemecahan)
Memberikan scaffolding/ demonstrasi/ contoh-contoh lawan/
analogi bagi siswa yang mengalami kesulitan, serta meminta
siswa untuk menyelesaikan konflik sesuai strategi dan
mengecek kembali penyelesaian konflik.
Meminta salah satu kelompok siswa mempresentasikan
97
resolusi konflik.
Memantau apakah miskonsepsi siswa masih dipertahankan
atau tidak.
10 menit Penutupan
Memfasilitasi siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Memfasilitasi siswa merefleksi diri.
Memberikan stempel kreatif bagi siswa yang aktif pada
pertemuan hari ini.
Memberikan tugas untuk membaca materi selanjutnya yaitu
jaring-jaring dan luas permukaan kubus.
Karakter yang diharapkan: Demokratis dan Berani Berpendapat
Indikator Pembelajaran
1. Membuat beragam bentuk jaring-jaring kubus.
2. Menemukan rumus umum luas permukaan kubus .
3. Menyelesaikan masalah mengenai luas permukaan kubus dengan langkah-
langkah yang terperinci.
4. Menafsirkan luas permukaan kubus berdasarkan cerita/situasi.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat membuat banyak jaring-jaring kubus.
2. Peserta didik dapat menemukan rumus umum luas permukaan kubus.
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas
permukaan kubus dengan langkah-langkah yang terperinci.
4. Peserta didik dapat memberikan tafsirannya mengenai luas permukaan kubus
berdasarkan dari sebuah cerita/situasi.
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya
98
Proses Pembelajaran
Pendekatan : Konstruktivisme
Strategi : Konflik Kognitif
Waktu Aktivitas
10 menit Pendahuluan
Mengkondisikan kelas, berdoa, dan mengabsen.
Apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai
materi sebelumnya yang relevan.
Menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai.
Menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa melalui
harapan siswa yang ingin dicapainya dari materi yang akan
dipelajari (jaring-jaring dan luas permukaan kubus).
Indikator Pembelajaran
1. Membuat beragam jaring-jaring balok.
2. Menemukan rumus umum luas permukaan balok.
100
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat membuat beragam jaring-jaring balok.
2. Peserta didik dapat menemukan rumus umum luas permukaan balok.
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah luas permukaan balok dengan cara
penyelesaian yang berbeda.
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya.
Sub Materi Pokok : Jaring- Jaring dan Luas Permukaan Balok.
Jaring-jaring balok adalah sebuah bangun datar yang jika dilipat menurut ruas-
ruas garis pada dua persegi/persegi panjang yang
berdekatan akan membentuk bangun balok
Contohnya: Perhatikan balok berikut ini !
W V
T U
S R
P Q
Proses Pembelajaran
Pendekatan : Konstruktivisme
Strategi : Konflik Kognitif
Waktu Aktivitas
10 menit Pendahuluan
Mengkondisikan kelas, berdoa, dan mengabsen.
Apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai
materi sebelumnya yang relevan.
101
5. Buku paket
6. Balok dari karton
Indikator Pembelajaran
1. Membuat beragam jaring-jaring prisma.
2. Menemukan rumus umum luas permukaan prisma.
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan prisma dengan
cara penyelesaian sendiri.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat membuat beragam jaring-jaring prisma.
2. Peserta didik dapat menemukan rumus umum luas permukaan prisma.
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas
permukaan prisma cara sendiri.
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya.
Sub Materi Pokok : Jaring- Jaring dan Luas Permukaan Prisma.
Luas permukaan Prisma adalah jumlah luas seluruh sisi prisma yaitu dua kali
alas ditambah dengan luas selimut (sisi tegak) prisma
Rumus :L =
Proses Pembelajaran
Pendekatan : Konstruktivisme
Strategi : Konflik Kognitif
Waktu Aktivitas
10 menit Pendahuluan
Mengkondisikan kelas, berdoa, dan mengabsen.
Apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai
materi sebelumnya yang relevan.
Menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai.
Menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa melalui
harapan siswa yang ingin dicapainya dari materi yang akan
dipelajari (jaring-jaring dan luas permukaan prisma tegak
segitiga).
60 menit Kegiatan Inti
Preliminary stage (tahap pendahuluan)
Berdasarkan pengetahuan yang telah dimilikinya, siswa
menyebutkan defenisi prisma, menggambarkan prisma yang
lainnya, serta mengingat kembali rumus luas segitiga.
Membagi siswa dalam kelompok 4-5 orang.
Memberikan LKS Konflik Kognitif 4 “Jaring-Jaring dan Luas
Permukaan Prisma Segitiga” yang terdiri dari:
a. Conflict stage (tahap konflik kognitif)
Siswa membuat jaring-jaring model prisma segitiga
(karton) dengan menentukan sendiri rusuk yang digunting,
membuat kemungkinan jaring-jaring prisma segitiga yang
lainnya, serta menemukan rumus umum luas permukaan
prisma.
Guru memberikan soal-soal konflik kognitif.
Siswa menyusun strategi untuk memecahkan konflik
kognitif.
b. Resolution stage (tahap pemecahan).
Guru memberikan scaffolding/ demonstrasi/ contoh-contoh
lawan/ analogi bagi siswa yang mengalami kesulitan.
104
Indikator Pembelajaran
1. Membuat beragam jaring-jaring limas.
2. Menemukan rumus umum luas permukaan limas segiempat.
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan limas
segiempat dengan jawaban yang beragam.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat membuat beragam jaring-jaring limas.
2. Peserta didik dapat menemukan rumus umum luas permukaan limas.
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas
permukaan limas segiempat dengan jawaban yang beragam.
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya.
105
Limas adalah Bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah bidang segibanyak
sebagai sisi alas dan sisi tegak berbentuk segitiga.
Luas permukaan limas adalah jumlah luas seluruh sisi limas yaitu alas dan sisi
tegaknya.
Rumus :L =
L =
Keterangan : = tinggi Segitiga
La = Luas alas
L = Luas Sisi Tegak/ segitiga
= keliling alas
Jaring-jaring limas adalah sebuah bangun datar yang jika dilipat menurut ruas-
ruas garis pada dua bangun datar yang berdekatan akan membentuk
bangun limas.
Contohnya: Salah satu jaring-jaring limas segiempat digambarkan sebagai
berikut:
Proses Pembelajaran
Pendekatan : Konstruktivisme
Strategi : Konflik Kognitif
Waktu Aktivitas
10 menit Pendahuluan
Mengkondisikan kelas, berdoa, dan mengabsen.
Apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai
materi sebelumnya yang relevan.
Menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai.
Menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa melalui
harapan siswa yang ingin dicapainya dari materi yang akan
dipelajari (jaring-jaring dan luas permukaan limas segiempat).
60 menit Kegiatan Inti
Preliminary stage (tahap pendahuluan)
Siswa menyebutkan menggambarkan limas berdasarkan
defenisi limas yang telah dipelajari pada pertemuan
106
Indikator Pembelajaran
1. Menemukan rumus umum volume:
a. Kubus.
b. Balok.
107
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menemukan rumus umum volume:
a. Kubus.
b. Balok.
2. Peserta didik dapat menentukan banyaknya kubus ukuran berbeda yang dapat
disusun agar memiliki volume yang sama dengan sebuah balok.
3. Peserta didik dapat menentukan beragam bentuk balok yang bervolume sama.
4. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah mengenai volume balok dengan
cara penyelesaian yang berbeda.
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya.
Sub Materi Pokok : Volume Kubus dan Balok.
Proses Pembelajaran
Pendekatan : Konstruktivisme
Strategi : Konflik Kognitif
Waktu Aktivitas
10 menit Pendahuluan
Mengkondisikan kelas, berdoa, dan mengabsen.
Apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai
materi sebelumnya yang relevan.
Menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai.
Menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa melalui
harapan siswa yang ingin dicapainya dari materi yang akan
dipelajari (volume kubus dan balok).
108
Indikator Pembelajaran
1. Menemukan rumus umum volume prisma.
109
2. Menentukan beragam ukuran luas alas dan tinggi prisma tegak segitiga siku-
siku yang bervolume sama.
3. Memberikan penafsiran mengenai volume prisma yang rusuknya
diperbesar/diperkecil.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menemukan rumus volume prisma segi-n dari volume
prisma segitiga
2. Peserta didik dapat menyebutkan beragam ukuran luas alas dan tinggi prisma
tegak segitiga siku-siku yang bervolume sama.
3. Peserta didik dapat memberikan penafsiran mengenai volume prisma yang
rusuknya diperbesar/diperkecil.
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya.
Sub Materi Pokok : Volume Prisma.
Proses Pembelajaran
Pendekatan : Konstruktivisme
Strategi : Konflik Kognitif
Waktu Aktivitas
10 menit Pendahuluan
Mengkondisikan kelas, berdoa, dan mengabsen.
Apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai
materi sebelumnya yang relevan.
Menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai.
Menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa melalui
harapan siswa yang ingin dicapainya dari materi yang akan
dipelajari (volume prisma).
60 menit Kegiatan Inti
Preliminary stage (tahap pendahuluan)
Menentukan rumus volume prisma segitiga dari volume
balok.
Membedakan sisi alas dan sisi tegak prisma.
Membagi siswa dalam kelompok 4-5 orang.
Memberikan LKS Konflik Kognitif 7 “Volume Prisma” yang
terdiri dari :
a. Conflict stage (tahap konflik kognitif)
110
Indikator Pembelajaran
1. Menyebutkan beragam ukuran luas alas dan tinggi limas yang bervolume
sama.
2. Menyelesaikan masalah mengenai volume limas dengan cara penyelesaian
yang berbeda.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan beragam ukuran luas alas dan tinggi limas
yang bervolume sama.
2. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah secara rinci mengenai volume
limas.
111
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya.
Sub Materi Pokok : Volume limas.
Keterangan:
La = Luas alas limas
t = Tinggi limas
Proses Pembelajaran
Pendekatan : Konstruktivisme
Strategi : Konflik Kognitif
Waktu Aktivitas
10 menit Pendahuluan
Mengkondisikan kelas, berdoa, dan mengabsen.
Apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai
materi sebelumnya yang relevan.
Menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai.
Menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa melalui
harapan siswa yang ingin dicapainya dari materi yang akan
dipelajari (volume limas).
60 menit Kegiatan Inti
Preliminary stage (tahap pendahuluan)
Menentukan rumus volume limas segiempat dari volume
kubus.
Membagi siswa dalam kelompok 4-5 orang.
Memberikan LKS Konflik Kognitif 8 “Volume Limas” yang
terdiri dari:
a. Conflict stage (tahap konflik kognitif)
Guru memberikan soal-soal konflik kognitif.
Siswa menyusun strategi pemecahan konflik.
b. Resolution stage (tahap pemecahan).
Guru memberikan scaffolding/ demonstrasi/ contoh-contoh
lawan/ analogi bagi siswa yang mengalami kesulitan.
Siswa memecahkan konflik sesuai strategi kemudian
mengecek kembali pemecahan tersebut.
Meminta salah satu kelompok siswa mempresentasikan
resolusi konflik.
Memantau apakah miskonsepsi siswa masih dipertahankan
atau tidak.
10 menit Penutupan
Memfasilitasi siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
112
Penilaian
1. Jenis Instrumen : Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian (LKS)
3. Instrumen Penilaian : Terlampir
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Matematika Peneliti
Indikator Pembelajaran
1. Menyebutkan secara rinci unsur-unsur penyusunkubus, balok, prisma, dan
limas.
2. Melukis kubus, balok, prisma, dan limas secara geometris.
3. Menafsirkan bangun ruang sisi datarjika diketahui salah satu unsur
penyusunnya.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan secara rinciunsur-unsur penyusun kubus,
balok, prisma, dan limas (rusuk, sisi, diagoanal bidang, diagonal ruang, dan
bidang diagonal nya).
2. Peserta didik dapat melukis kubus, balok, prisma, dan limas secara geometris.
3. Peserta didik dapat menafsirkan bangun ruang yang terbentuk jika diketahui
salah satu unsurnya.
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya
Sub Materi Pokok : Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi Datar.
114
Proses Pembelajaran
Strategi : Ekspositori
Waktu Aktivitas
10 menit Persiapan (Preparation)
Guru mengkondisikan kelas, berdoa (bersama dengan siswa),
dan guru mengabsen.
Guru memberikan apersepsi dengan cara mengajukan
pertanyaan mengenai materi sebelumnya yang relevan.
Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai.
Guru menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa
untuk belajar.
15 menit Penyajian (Presentation)
Guru menyajikan kerangka balok, kubus, prisma segitiga dan
limas.
Guru menuntun siswa menyebutkan sifat-sifat dari unsur-unsur
bangun ruang sisi datar tersebut.
Siswa memperhatikan dan mencatat penjelasan guru.
45 menit Menghubungkan (Correlation), Menyimpulkan (Generalization),
dan Penerapan (Application)
Guru memberikan tugas yang mencakup menghubungkan
(correlation) materi dengan pengetahuan yang telah dimilikinya,
sebagai upaya menyimpulkan materi, serta penerapan dengan
kehidupan sehari-hari.
Guru memfasilitasi siswa menyajikan hasil kerjanya.
Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja siswa.
10 menit Penutupan
Guru melakukan penilaian atas hasil kerja siswa.
Guru memberikan tugas untuk membaca materi selanjutnya yaitu
jaring-jaring dan luas permukaan kubus.
Karakter yang diharapkan:Demokratis dan rasa ingin tahu
115
Penilaian
1. Jenis Instrumen : Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
Indikator
Kemampuan Berpikir Pembelajaran SOAL
Kreatif
Aspek berpikir lancar Menyebutkan secara rinci Sebutkan secara rinci
(fluency): sifat-sifat kubus, balok, sifat-sifat dari prisma
Mengembangkan/mempe prisma tegak segitiga, dan dan limas ?
rinci suatu objek/gagasan limas.
secara logis.
Aspek berpikir fleksibel Melukis kubus, balok, Perhatikan benda-
(flexibility): prisma tegak segitiga, danbenda disekitarmu!
Mengklasifikasikan hal- limas secara geometris. Gambarkan secara
hal menurut kategori geometris benda-
yang berbeda-beda. benda yang
menyerupai kubus,
balok, prisma segitiga
dan limas?
Aspek berpikir kebaruan Menafsirkan bangun ruang Sebutkan dan
(novelty): yang terbentuk jika gambarkan bangun
Memberikan penafsiran diketahui salah satu unsur ruang apa yang sisinya
yang unik terhadap suatu penyusunnya. ada yang berbentuk
gambar, cerita atau persegi ?
masalah.
Indikator Pembelajaran
1. Membuat beragam bentuk jaring-jaring kubus.
2. Menemukan rumus umum luas permukaan kubus.
3. Menyelesaikan masalah mengenai luas permukaan kubus dengan langkah-
langkah yang terperinci.
116
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat membuat banyak jaring-jaring kubus.
2. Peserta didik dapat menemukan rumusumum luas permukaan kubus.
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas
permukaan kubus dengan langkah-langkah yang terperinci.
4. Peserta didik dapat memberikan tafsirannya mengenai luas permukaan kubus
berdasarkan dari sebuah cerita/situasi.
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya
Sub Materi Pokok : Jaring- Jaring dan Luas Permukaan Kubus
Jaring-jaring kubus adalah sebuah bangun datar yang jika dilipat menurut ruas-
ruas garis pada dua persegi yang berdekatan akan
membentuk bangun kubus.
Contoh: Perhatikan gambar kubus berikut !
Proses Pembelajaran
Strategi : Ekspositori
Waktu Aktivitas
10 menit Persiapan (Preparation)
Guru mengkondisikan kelas, berdoa (bersama dengan siswa),
dan guru mengabsen.
Guru memberikan apersepsi dengan cara mengajukan
pertanyaan mengenai materi sebelumnya yang relevan.
Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai.
Guru menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa
117
untuk belajar.
15 menit Penyajian (Presentation)
Guru menyajikan kubus yang terbuat dari karton, menggunting
beberapa rusuk kubus, kemudian merebahkan kubus tersebut.
Siswa memperhatikan kegiatan yang guru lakukan kemudian
mencatat apa yang terjadi.
10 menit Menghubungkan (Correlation)
Siswa menggunakan konsep luas persegi untuk menemukan
rumus umum luas permukaan kubus.
10 menit Menyimpulkan (Generalization)
Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan jaring-jaring
kubus dan rumus luas permukaan kubus.
25 menit Penerapan (application)
Guru memberikan tugas sebagai penerapan pelajaran pada
kehidupan sehari-hari.
Guru memfasilitasi siswa menyajikan hasil kerjanya.
Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja siswa.
10 menit Penutupan
Guru memfasilitasi siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Guru memberikan tugas untuk membaca materi selanjutnya
yaitu jaring-jaring dan luas permukaan balok.
Karakter yang diharapkan:Demokratis, Jujur
Penilaian
1. Jenis Instrumen : Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
Indikator
Kemampuan Berpikir SOAL
Pembelajaran
Kreatif
Aspek berpikir lancar Membuat beragam Buatlah jaring-jaring kubus
(fluency): bentuk jaring-jaring yang beragam ?
Memberikan beragam kubus.
jawaban yang lengkap
dan benar.
118
Indikator Pembelajaran
1. Membuat beragam jaring-jaring balok.
2. Menemukan rumus umum luas permukaan balok.
3. Menyelesaikan masalah luas permukaan balok dengan cara penyelesaian yang
berbeda.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat membuat beragam jaring-jaring balok.
2. Peserta didik dapat menemukan rumus umum luas permukaan balok.
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah luas permukaan balok dengan cara
penyelesaian yang berbeda.
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya.
Sub Materi Pokok : Jaring- Jaring dan Luas Permukaan Balok.
119
Jaring-jaring balok adalah sebuah bangun datar yang jika dilipat menurut ruas-
ruas garis pada dua persegi/persegi panjang yang
berdekatan akan membentuk bangun balok
Contohnya: Perhatikan balok berikut ini !
W V
T U
S R
P Q
Proses Pembelajaran
Strategi : Ekspositori
Waktu Aktivitas
10 menit Persiapan (Preparation)
Guru mengkondisikan kelas, berdoa (bersama dengan siswa),
dan guru mengabsen.
Guru memberikan apersepsi dengan cara mengajukan
pertanyaan mengenai materi sebelumnya yang relevan.
Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai.
Guru menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa
untuk belajar.
15 menit Penyajian (Presentation)
Guru menyajikan balok yang terbuat dari karton, menggunting
beberapa rusuk balok, kemudian merebahkan balok tersebut.
Siswa memperhatikan kegiatan yang guru lakukan kemudian
mencatat apa yang terjadi.
10 menit Menghubungkan (Correlation)
Siswa menggunakan konsep luas persegi dan luas persegi
panjang untuk menemukan rumus umum luas permukaan balok.
120
Penilaian
1. Jenis Instrumen : Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
Indikator
Kemampuan Berpikir Pembelajaran SOAL
Kreatif
Aspek berpikir lancar Membuat beragam Buatlah jaring-jaring balok
(fluency): bentuk jaring-jaring yang beragam ?
Memberikan beragam balok.
jawaban yang lengkap
dan benar.
Aspek berpikir Menyelesaikan masalah Sebuah dus sepatuberbentuk
fleksibel (flexibility): luas permukaan balok balok yang berukuran 28 cm
Memberikan cara dengan cara x 12 cm x 10 cm. Berapa
penyelesaian yang penyelesaian yang lembar karton yang
berbeda-beda dan logis berbeda. dibutuhkan jika setiap lembar
untuk penyelesaian karton memiliki luas 46 cm2?
masalah.
121
Indikator Pembelajaran
1. Membuat beragam jaring-jaring prisma.
2. Menemukan rumus umum luas permukaan prisma.
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan prisma dengan
cara yang berbeda.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat membuat beragam jaring-jaring prisma.
2. Peserta didik dapat menemukan rumus umum luas permukaan prisma.
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas
permukaan prisma dengan cara yang berbeda.
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya.
Sub Materi Pokok : Jaring- Jaring dan Luas Permukaan Prisma.
Luas permukaan Prisma adalah jumlah luas seluruh sisi prisma yaitu dua kali
alas ditambah dengan luas selimut (sisi tegak) prisma
Rumus :L =
Keterangan : = Luas alas
t = Tinggi prisma
= Keliling alas
Jaring-jaring prisma adalah sebuah bangun datar yang jika dilipat menurut
ruas-ruas garis pada dua bangun datar yang berdekatan akan membentuk
bangun prisma.
Contohnya: Alur pembuatan jaring-jaring prisma tegak segitiga.
122
Proses Pembelajaran
Strategi : Ekspositori
Waktu Aktivitas
10 menit Persiapan (Preparation)
Guru mengkondisikan kelas, berdoa (bersama dengan siswa),
dan guru mengabsen.
Guru memberikan apersepsi dengan cara mengajukan
pertanyaan mengenai materi sebelumnya yang relevan.
Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan
dicapai.
Guru menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa
untuk belajar.
15 menit Penyajian (Presentation)
Guru menyajikan prisma segitiga yang terbuat dari karton,
menggunting beberapa rusuk prisma segitiga, kemudian
merebahkan prisma segitiga tersebut.
Siswa memperhatikan kegiatan yang guru lakukan kemudian
mencatat apa yang terjadi.
10 menit Menghubungkan (Correlation)
Siswa menggunakan konsep luas persegi, luas persegi panjang,
luas segitiga, serta teorema pythagoras untuk menemukan
rumus umum luas permukaan prisma segitiga.
10 menit Menyimpulkan (Generalization)
Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan jaring-jaring
prisma segitiga dan rumus luas permukaan prisma segitiga.
25 menit Penerapan (application)
Guru memberikan tugas sebagai penerapan pelajaran pada
kehidupan sehari-hari.
Guru memfasilitasi siswa menyajikan hasil kerjanya.
Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja siswa.
10 menit Penutupan
Guru memfasilitasi siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
123
Penilaian
1. Jenis Instrumen : Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
Indikator
Kemampuan Berpikir Pembelajaran SOAL
Kreatif
Aspek berpikir lancar Membuat beragam Buatlah jaring-jaring prisma
(fluency): bentuk jaring-jaring segitiga yang beragam ?
Memberikan beragam prisma.
jawaban yang lengkap
dan benar.
Aspek berpikir Menyelesaikan masalah Sebuah prisma segitiga
kebaruan (novelty): yang berkaitan dengan terbuat dari baja memiliki
Menghasilkan cara luas permukaan prisma tinggi 10 cm dan alasnya
penyelesaian yang segitiga dengan cara berbentuk segitiga siku-siku
tidak biasa dilakukan penyelesaian sendiri. dengan panjang salah satu
oleh siswa pada sisi tegaknya 9 cm dan sisi
tingkat miringnya 15 cm. Prisma
pengetahuannya tersebut setiap rusuknya
(ditinjau dari diberi kerangka terbuat dari
kejarangan siswa yang kawat dan setiap sisinya di
menjawab demikian). cat. Harga baja setiap cm2
adalah Rp. 8000,00; setiap 4
cm kawat harganya Rp
1.300,00; dan setiap 10 cm2
membutuhkan cat seharga
Rp. 1.600,00. Berapa biaya
yang dibutuhkan untuk
membuat prisma…
124
Indikator Pembelajaran
1. Membuat beragam jaring-jaring limas.
2. Menemukan rumusumum luas permukaan limas.
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan limas
segiempat dengan jawaban yang beragam.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat membuat beragam jaring-jaring limas.
2. Peserta didik dapat menemukan rumus umum luas permukaan limas.
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas
permukaan limas segiempat dengan jawaban yang beragam.
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya.
Sub Materi Pokok : Jaring- Jaring dan Luas Permukaan Limas.
Limas adalah Bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah bidang segibanyak
sebagai sisi alas dan sisi tegak berbentuk segitiga.
Luas permukaan limas adalah jumlah luas seluruh sisi limas yaitu alas dan sisi
tegaknya.
Rumus :L =
L =
Keterangan : = tinggi Segitiga
La = Luas alas
L = Luas Sisi Tegak/ segitiga
= keliling alas
Jaring-jaring limas adalah sebuah bangun datar yang jika dilipat menurut ruas-
ruas garis pada dua bangun datar yang berdekatan akan membentuk
bangun limas.
Contohnya: Salah satu jaring-jaring limas segiempat digambarkan sebagai
berikut:
125
Proses Pembelajaran
Strategi : Ekspositori
Waktu Aktivitas
10 menit Persiapan (Preparation)
Guru mengkondisikan kelas, berdoa (bersama dengan siswa),
dan guru mengabsen.
Guru memberikan apersepsi dengan cara mengajukan
pertanyaan mengenai materi sebelumnya yang relevan.
Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan
dicapai.
Guru menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa
untuk belajar.
15 menit Penyajian (Presentation)
Guru menyajikan limas segiempat yang terbuat dari karton,
menggunting beberapa rusuk limas segiempat, kemudian
merebahkan limas segiempat tersebut.
Siswa memperhatikan kegiatan yang guru lakukan kemudian
mencatat apa yang terjadi.
10 menit Menghubungkan (Correlation)
Siswa menggunakan konsep luas persegi, luas persegi panjang,
luas segitiga, serta teorema pythagoras untuk menemukan
rumus umum luas permukaan limas segiempat.
10 menit Menyimpulkan (Generalization)
Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan jaring-jaring
limas segiempat dan rumus luas permukaan limas segiempat.
25 menit Penerapan (application)
Guru memberikan tugas sebagai penerapan pelajaran pada
kehidupan sehari-hari.
Guru memfasilitasi siswa menyajikan hasil kerjanya.
Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja siswa.
10 menit Penutupan
Guru memfasilitasi siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Guru memberikan tugas untuk membaca materi selanjutnya
yaitu volume kubus dan balok.
Karakter yang diharapkan:Demokratis, Percaya Diri
Penilaian
1. Jenis Instrumen : Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
Indikator
Kemampuan Berpikir Pembelajaran SOAL
Kreatif
Aspek berpikir lancar Membuat beragam Buatlah jaring-jaring limas
(fluency): bentuk jaring-jaring segiempat yang beragam ?
Memberikan beragam limas segiempat.
jawaban yang lengkap
dan benar.
Aspek berpikir lancar Menyelesaikan masalah Diketahui luas seluruh
(fluency): yang berkaitan dengan permukaan limas yang
Memberikan beragam luas permukaan limas alasnya berbentuk persegi
jawaban yang lengkap segiempat dengan adalah 192 cm2. Tentukanlah
dan benar. jawaban yang beragam. luas keempat sisi tegak nya
dan luas alasnya !
Indikator Pembelajaran
1. Menemukan rumus umum volume:
a. Kubus.
b. Balok.
2. Menentukan banyaknya kubus ukuran berbeda yang dapat disusun agar
memiliki volume yang sama dengan sebuah balok.
3. Menentukan beragam bentuk balok yang bervolume sama.
4. Menyelesaikan masalah mengenai volume balok dengan cara penyelesaian
yang berbeda.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menemukan rumus umum volume:
a. Kubus.
b. Balok.
2. Peserta didik dapat menentukan banyaknya kubus ukuran berbeda yang dapat
disusun agar memiliki volume yang sama dengan sebuah balok.
3. Peserta didik dapat menentukan beragam bentuk balok yang bervolume sama.
4. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah mengenai volume balok dengan
cara penyelesaian yang berbeda.
127
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya.
Sub Materi Pokok : Volume Kubus dan Balok.
Proses Pembelajaran
Strategi : Ekspositori
Waktu Aktivitas
10 menit Persiapan (Preparation)
Guru mengkondisikan kelas, berdoa (bersama dengan siswa),
dan guru mengabsen.
Guru memberikan apersepsi dengan cara mengajukan
pertanyaan mengenai materi sebelumnya yang relevan.
Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan
dicapai.
Guru menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa
untuk belajar.
15 menit Penyajian (Presentation)
Guru memberikan stimulus berupa pemberian materi mengenai
volume kubus dan balok.
Siswa memperhatikan dan mencatat materi yang diberikan.
10 menit Menghubungkan (Correlation)
Siswa menggunakan konsep bilangan berpangkat dua dan tiga,
akar dua dan akar tiga, serta luas bangun datar.
5 menit Menyimpulkan (Generalization)
Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan volume
kubus dan balok.
30 menit Penerapan (application)
Guru memberikan tugas sebagai penerapan pelajaran pada
kehidupan sehari-hari.
Guru memfasilitasi siswa menyajikan hasil kerjanya.
Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja siswa.
10 menit Penutupan
Guru memfasilitasi siswa menyimpulkan materi yang telah
128
dipelajari.
Guru memberikan tugas untuk membaca materi selanjutnya
yaitu volume prisma segitiga.
Karakter yang diharapkan:Demokratis, Percaya Diri
Penilaian
1. Jenis Instrumen : Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
Indikator
Kemampuan Berpikir Pembelajaran SOAL
Kreatif
Aspek berpikir lancar Menentukan banyaknya Sebuah box berukuran 9 cm x
(fluency): kubus ukuran berbeda 6 cm x 4 cm. Berapa banyak
Memberikan beragam yang dapat disusun agar kubus-kubus kecil yang dapat
jawaban yang lengkap memiliki volume yang mengisi box tersebut jika:
dan benar. sama dengan sebuah a. Ukuran sisi kubus kecil 2
balok cm ?
b. Ukuran sisi kubus kecil
1,5 cm?
Aspek berpikir lancar Menentukan beragam Jika diketahui volume sebuah
(fluency): bentuk balok yang balok 512 cm3. Tentukan
Memberikan beragam bervolume sama. panjang, lebar dan tingginya?
jawaban yang lengkap Adakah kemungkinan balok
dan benar. dengan ukuran panjang,
lebar, dan tinggi yang lain?
Jika ada sebutkan !
Aspek berpikir Menyelesaikan masalah
fleksibel (flexibility): mengenai volume balok
Memberikan cara dengan cara
penyelesaian yang penyelesaian yang
berbeda-beda dan logis berbeda.
untuk penyelesaian
masalah.
Balok I berukuran 12 cm x 15
cm x 30 cm. Balok II
berukuran 6 cm x 7,5 cm x 15
cm. Tentukanlah jumlah
volume kedua balok tersebut!
Indikator Pembelajaran
1. Menemukan rumus volume prisma segi-n dari volume prisma segitiga
2. Menentukan beragam ukuran luas alas dan tinggi prisma tegak segitiga siku-
siku yang bervolume sama.
3. Memberikan penafsiran mengenai volume prisma yang rusuknya
diperbesar/diperkecil.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menemukan rumus volume prisma segi-n dari volume
prisma segitiga
2. Peserta didik dapat menyebutkan beragam ukuran luas alas dan tinggi prisma
tegak segitiga siku-siku yang bervolume sama.
3. Peserta didik dapat memberikan penafsiran mengenai volume prisma yang
rusuknya diperbesar/diperkecil.
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya.
Sub Materi Pokok : Volume Prisma.
Proses Pembelajaran
Strategi : Ekspositori
Waktu Aktivitas
10 menit Persiapan (Preparation)
Guru mengkondisikan kelas, berdoa (bersama dengan siswa),
dan guru mengabsen.
Guru memberikan apersepsi dengan cara mengajukan
pertanyaan mengenai materi sebelumnya yang relevan.
Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan
dicapai.
Guru menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa
untuk belajar.
130
Penilaian
1. Jenis Instrumen : Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
Indikator
Kemampuan Berpikir Pembelajaran SOAL
Kreatif
Aspek berpikir lancar Menentukan beragam Sebuah cokelat berbentuk
(fluency): ukuran luas alas dan prisma segitiga memiliki
Memberikan beragam tinggi prisma tegak volume 96 mm3. Tentukanlah
jawaban yang lengkap segitiga siku-siku yang kemungkinan-kemungkinan
dan benar. bervolume sama. luas alas dan tinggi cokelat !
Aspek berpikir Memberikan penafsiran Sebuah prisma segitiga siku-
kebaruan (novelty): mengenai volume siku beraturan memiliki
Memberikan prisma yang rusuknya panjang rusuk 10. Jika
penafsiran yang unik diperbesar/diperkecil. rusuknya diperbesar dua kali.
terhadap suatu Menurutmu, bagaimana
131
Indikator Pembelajaran
1. Menyebutkan beragam ukuran luas alas dan tinggi limas yang bervolume
sama.
2. Menyelesaikan masalah mengenai volume limas dengan cara penyelesaian
yang berbeda.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan beragam ukuran luas alas dan tinggi limas
yang bervolume sama.
2. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah secara rinci mengenai volume
limas.
Materi Pelajaran
Materi Pokok : Geometri dan Pengukurannya.
Sub Materi Pokok : Volume limas.
Proses Pembelajaran
Strategi : Ekspositori
Waktu Aktivitas
10 menit Persiapan (Preparation)
Guru mengkondisikan kelas, berdoa (bersama dengan siswa),
dan guru mengabsen.
Guru memberikan apersepsi dengan cara mengajukan
pertanyaan mengenai materi sebelumnya yang relevan.
Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan
dicapai.
Guru menumbuhkan persepsi positif dan memotivasi siswa
untuk belajar.
132
Penilaian
1. Jenis Instrumen : Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
Indikator
Kemampuan Berpikir Pembelajaran SOAL
Kreatif
Aspek berpikir lancar Menyebutkan beragam Sebuah atap rumah berbentuk
(fluency): ukuran luas alas dan limas yang didalamnya berisi
Memberikan beragam tinggi limas yang udara 96 cm3. Tentukanlah
jawaban yang lengkap bervolume sama. kemungkinan-kemungkinan
dan benar. ukuran luas alas dan tinggi
atap rumah tersebut ?
Aspek berpikir Menyelesaikan masalah Sebuah limas alasnya
fleksibel (flexibility): mengenai volume limas berbentuk belah ketupat.
Memberikan cara dengan cara
penyelesaian yang penyelesaian yang B
133
D
Jika AD = 5 cm, BO = 3 cm,
dan tinggi limas 7 cm.
Tentukan dengan cara
berbeda volume limas
tersebut !
LKS I
SIFAT-SIFAT PRISMA DAN LIMAS
1. Bentuk bangun ruang sisi datar apa yang mungkin akan dibuat oleh
designer interior dari besi yang telah tersedia itu?
______________________________________
2. Gambarkan secara geometris dan beri nama setiap titik sudutnya
dengan huruf abjad (A-Z) !
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
136
LKS 2
JARING – JARING DAN LUAS PERMUKAAN KUBUS
Pendahuluan
Pada pertemuan sebelumnya kalian telah
mengenali sifat-sifat dari kubus. Pada materi
hari ini, kita akan membahas jaring-jaring dan
luas seluruh permukaan kubus.
________________________
________________________
Hitunglah luas permukaan dari susunan rubik yang telah kamu buat !
142
LKS 3
JARING – JARING DAN LUAS PERMUKAAN BALOK
Pendahuluan
LKS 4
JARING – JARING DAN LUAS PERMUKAAN PRISMA
LKS 5
JARING – JARING DAN LUAS PERMUKAAN LIMAS
Pendahuluan
Perhatikan gambar
dua buah limas kembar yang
alasnya berbentuk persegi dan
panjang rusuk tegaknya sama.
Jika luas seluruh permukaannya
192 cm2, maka hitunglah:
A. Luas bidang segitiga tegak
bangun ruang disamping !
B. Tentukan beberapa kemung-
kinan panjang alas segitiga
dan tinggi segitiga bidang te-
gak (selimut) !
C. Hitung beberapa kemung-
kinan jarak titik puncak
kedua limas itu?
152
PENDAHULUAN
Volume digunakan untuk menyatakan ukuran besar suatu bangun ruang. Untuk menentukan
volume PRISMA kita cari dulu luas alasnya kemudian dikalikan dengan tinggi prisma.
Pada pertemuan sebelumnya kalian telah mengetahui bahwa balok dan kubus termasuk dalam
PRISMA. Balok adalah prisma yang alasnya berbentuk persegi panjang. Sementara kubus
adalah prisma yang alasnya berbentuk persegi dan semua panjang rusuknya sama. Oleh karna
itu, volume Balok dan volume Kubus dapat kita tentukan:
Volume KUBUS = Luas alas x tinggi Volume BALOK = Luas alas x tinggi
= ( r x r ) x r = (p x l) x t
= r3 = p x l x t
KONFLIK 1
PENYELESAIAN KONFLIK 1
1. Jenis bangun ruang
_________________
1. Termasuk jenis _________________.
bangun ruang apa
sebuah bata itu?
153
2. Berapa vol- 2.
ume sebuah
bata ?
3.
3. Berapa buah
bata pada gam-
bar itu?
4.
6.
6. Berapa panjang,
lebar, dan tinggi
susunan bata itu
sekarang?
7. Berapa volume 7.
susunan bata itu
sekarang?
KONFLIK 2
1 2 2x2x2=8
CARA :
Kubus ke-1
Kubus ke-2
Kubus ke-3
Sebutkan panjang, lebar, dan tinggi balok yang berbeda tetapi volumenya
sama dengan volume balok 9 cm x 6 cm x 4 cm. Sajikan dalam tabel berikut!
1 9 6 4
CARA:
155
1. Berapa vol-
ume prisma
1.
mula-mula?
2. Berapa pan-
2.
jang AB, BC,
AC, dan tinggi
prisma setelah
diperbesar?
3. Berapa volume
3.
prisma setelah
diperbesar?
4. Bagaimana per-
bandingan volume 4.
mula-mula dengan
volume setelah
diubah ?
Soal 2
Penyelesaian Soal 2 :
KONFLIK KOGNITIF I
1. Gambarkan ter-
1.
lebih dahulu kubus
PQRS.KLMN serta
limas O.PQRS !
2. Berbentuk
apa alas limas
O.PQRS ? 2.
160
3. Berapa luas 3.
alas limas
O.PQRS ?
4. Berapa 4.
tinggi limas
O.PQRS ?
Jadi,
161
KONFLIK KOGNITIF II
Sebuah limas memiliki alas berbentuk segitiga sama kaki. Jika tinggi
limas diperbesar menjadi kali, sedangkan alasnya tetap.
Tentukan:
A. Perbandingan volume limas sebelum dan sesudah tingginya
diperbesar.
B. Macam-macam ukuran tinggi dan luas alas setelah diperbesar jika
volume limas sebelum diperbesar adalah 96 cm3.
Petunjuk :
a. Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan.
b. Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah dengan soal
yang kamu anggap paling mudah.
c. Kerjakan soal dengan teliti, cepat, dan tepat.
d. Lembar soal dikumpulkan kembali beserta lembar jawaban.
SOAL
1. Jika disediakan batang korek api yang
banyak seperti pada ilustrasi disamping,
maka gambarlah sebuah bangun ruang sisi
datar yang unik dari batangan korek api itu
serta hitung berapa batang korek yang
dibutuhkan ?
4. Sebuah bak mandi berbentuk balok memiliki luas sisi depan 24 dm2, luas sisi
samping 30 dm2, dan luas sisi alasnya 20 dm2. Berapa liter air yang diperlukan
untuk mengisi penuh bak mandi itu? (Tulislah jika ada cara yang lain !)
6. Volume limas yang alasnya berbentuk persegi adalah 180 cm3. Buatlah
beragam ukuran luas alas dan tinggi limas tersebut bila tinggi limas tidak lebih
dari 20 cm!
8. Diberikan sebuah kawat yang panjangnya 100 cm. Gunakanlah seluruh kawat
yang ada untuk membuat bangun ruang sisi datar yang unik, kemudian
sertakan ukuran rusuk-rusuknya!
166
Lampiran 6
Gambar geometrisnya
1. JAWABAN 1
2. Jaring-Jaring I Jaring-jaring 3
Jaring-Jaring 2
3. Diketahui :
Ditanya: Volume ?
Jawab:
168
CARA I (Umum)
Tinggi Trapesium = √ √ √
Volume Prisma segi 5 = Luas alas x Tinggi
= Luas Trapesium x 18 cm
= (6 + 10) x x 18
= 432 cm3
Jadi, volume bangun ruang sisi datar tersebut adalah 432 cm3
4. Diketahui : luas sisi depan 24 dm2, luas sisi samping 30 dm2, dan luas sisi
alasnya 20 dm2
Ditanya : berapa liter air untuk mengisi penuh bak mandi?
Jawab :
CARA I (aljabar)
Misalkan, p = panjang; l = lebar; t = tinggi
luas sisi depan = 24 dm2
pxt = 24 dm2
p = dm
169
CARA II
Misalkan, p = panjang; l = lebar; t = tinggi
Luas sisi depan x Luas sisi samping x Luas sisi alas = 24 dm x 30 dm x 20
dm
(pxt) x (lxt) x (pxl) = 14400 dm3
2 2 2
p xl xt = 14400 dm3
(p x l x t)2 = 14400 dm3
pxlxt =√ dm3
3
Volume = 120 dm = 120 liter
Jadi, air untuk mengisi penuh bak mandi adalah 120 liter.
Jawab :
Alternatif 1:
Luas alas I = 3 x 2 = 6 m2
Luas alas II = 3 x 1,5 = 4,5 m2
Luas alas III = 1,5 x 8 = 12 m2
Luas alas total = 6 + 4,5 + 12 = 19,5 m2
Keliling alas = 8 + 3 + 3 + 1,5 + 3 + 1,5 + 3 = 25 m
Luas permukaan BRSD = (2 x Luas alas) + ( tinggi x keliling alas)
= (2 x 19,5) + (6 x 25)
= 39 + 150
= 189 m2
Jumlah kaleng cat yang dibutuhkan = 189 m2 : 3 m2 = 63 kaleng
Jika seluruhnya dicat warna merah maka biaya yang dibutuhkan sebesar
= 63 x Rp 23.000,- = Rp 1.449.000,-
Alternatif 2:
Jika seluruhnya dicat warna biru maka biaya yang dibutuhkan sebesar
= 63 x Rp 22.500,- = Rp 1.417500,-
Alternatif 3:
Jika seluruhnya dicat warna kuning maka biaya yang dibutuhkan sebesar
= 63 x Rp 20.500,- = Rp 1.291.500,-
Alternatif 4:
Alternatif 6:
Banyaknya kaleng tiap warna = : banyaknya warna
= :3
= 21 kaleng
Harga cat merah = 21 x Rp 23.000,- = Rp 483.000,-
Harga cat biru = 21 x Rp 22.500,- = Rp 472.500,
Harga cat kuning = 21 x Rp 20.500,- = Rp 430.500,-
Jadi total biaya keseluruhan = Rp 1. 386.000,-
7.
173
2 cm 5 cm
2 cm
10 cm 1 cm
174
Lampiran 7
Aspek
yang Respon Siswa terhadap Soal atau Masalah Skor
Diukur
Berpikir Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang tidak 0
Lancar relevan.
(Fluency) Memberikan sebuah jawaban yang relevan tetapi salah. 1
Memberikan sebuah jawaban yang relevan dan benar. 2
Memberikan lebih dari satu jawaban namun tidak beragam. 3
Memberikan lebih dari satu jawaban beragam. 4
Berpikir Tidak menjawab atau memberikan satu/lebih cara tetapi 0
Fleksibel semua salah.
(Flexibility) Memberikan penyelesaian dengan satu cara tetapi masih 1
terdapat kesalahan sehingga jawaban salah.
Memberikan penyelesaian dengan satu cara dan jawaban 2
benar.
Memberikan penyelesaian dengan lebih dari satu cara 3
tetapi masih terdapat kesalahan dalam proses perhitungan
sehingga jawaban salah.
Memberikan penyelesaian dengan lebih dari satu cara dan 4
jawaban benar.
Berpikir Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah. 0
Kebaruan Membuat sebuah bangun ruang. 1
(Novelty) Membuat bangun ruang dengan menggunakan lebih dari 2
satu bangun ruang yang sejenis.
Membuat bangun ruang dengan menggunakan lebih dari 3
satu bangun ruang yang berbeda.
175
Lampiran 8
CVR =
Keterangan :
CVR = Konten Validitas Rasio (Content Validity Ratio)
Ne = Jumlah penilai/pakar yang menyatakan soal esensial
N = Jumlah penilai/pakar
CVR = = =1
Jadi, nilai CVR pada soal nomor 1 yaitu 1. Berdasarkan kriteria menurut
Lawshe, nilai CVR > nilai minimum CVR atau 1 > 0,99 maka soal dikatakan
esensial artinya soal dapat digunakan.
Dari 8 soal yang diuji validitas isi dengan metode Content Validity Ratio
(CVR), didapatkan 8 soal yang esensial artinya 8 soal tersebut dapat
digunakan.
HASIL UJI VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES
Lampiran 9
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP
DENGAN METODE CONTENT VALIDITY RATIO (CVR)
Untuk menguji validitas secara isi dari instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis, penilai diharapkan memberikan
penilaiannya pada masing-masing soal yang berbentuk tes uraian di bawah ini dengan memberi tanda ( √ ) pada kolom kategori yang
telah disediakan.
Keterangan :
E – Esensial (Soal tersebut sangat penting untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis)
TE – Tidak Esensial (Soal tersebut tidak terlalu penting untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matemtis)
TR – Tidak Relevan (Soal tersebut tidak ada kaitannya dengan kemampuan berpikir kreatif matematis)
Aspek Kategori Nilai
No Indikator Instrumen Tes Kriteria
Berpikir CVR CVR
Soal Kemampuan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis E TE TR Soal
Kreatif Min
1 Berpikir Menghasilkan Jika disediakan 6 1 0,99 Esensial/
kebaruan jawaban yang sejumlah batang Pakai
(Novelty) tidak biasa korek api yang
dilakukan oleh banyak seperti pada
siswa pada ilustrasi di samping,
tingkat maka gambarlah
pengetahuannya sebuah bangun ruang
(ditinjau dari sisi datar yang unik dari batangan korek api
kejarangan siswa itu serta hitung berapa batang yang
yang menjawab dibutuhkan ?
demikian).
176
2 Berpikir Memberikan Para anggota Pramuka SMP N 3 sedang 6 1 0,99 Esensial/
fleksibel cara melakukan kegiatan Sosial untuk membantu Pakai
(Flexibility) penyelesaian para korban letusan Gunung Kelud. Mereka
yang berbeda- membuat posko kemanusiaan berupa tenda
beda dan logis seperti gambar dibawah ini.
untuk
penyelesaian
masalah.
177
masalah.
4 Berpikir Memberikan Sebuah bak mandi memiliki luas sisi depan 6 1 0,99 Esensial/
fleksibel cara 24 dm2, luas sisi samping 30 dm2, dan luas Pakai
(Flexibility) penyelesaian sisi alasnya 20 dm2. Berapa liter air yang
yang berbeda- diperlukan untuk mengisi penuh bak mandi
beda dan logis itu?
untuk
penyelesaian
masalah.
5 Berpikir Memberikan Perhatikan bangun ruang sisi datar dibawah 6 1 0,99 Esensial/
lancar beragam ini ! Pakai
(Fluency) jawaban yang
lengkap dan
benar.
178
biaya yang lainnnya!
6 Berpikir Memberikan Volume limas yang alasnya berbentuk 6 1 0,99 Esensial/
lancar beragam persegi adalah 180 cm3. Buatlah beragam Pakai
(Fluency) jawaban yang ukuran luas alas dan tinggi limas tersebut
lengkap dan bila tinggi limas tidak lebih dari 20 cm!
benar.
7 Berpikir Memberikan Perhatikan kubus disamping ini ! 6 1 0,99 Esensial/
lancar beragam Sebutkan bangun Pakai
(Fluency) jawaban yang ruang sisi datar lain
lengkap dan dari kubus
benar. PQRS.KLMN ?
(Jika perlu buatlah
titik baru dari
perpotongan garis).
8 Berpikir Menghasilkan Diberikan sebuah kawat yang panjangnya 6 1 0,99 Esensial/
kebaruan jawaban yang 100 cm akan dibuat sebuah bangun ruang Pakai
(Novelty) tidak biasa sisi datar. Buatlah bangun ruang sisi datar
dilakukan oleh yang unik dari seluruh kawat itu beserta
siswa pada ukurannya!
tingkat
pengetahuannya
(ditinjau dari
kejarangan siswa
yang menjawab
demikian).
179
180
Lampiran 10
TABEL
NILAI CVR MINIMUM DAN CVRt
Tes Satu Arah, α = 0.05
A. Uji Validitas
Contoh penghitungan uji validitas nomor 1
∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )
( ) ( )( )
√( ( ) ( ) )( ( ) ( ) )
B. Uji Reliabilitas
Tentukan nilai varians skor tiap soal, misal varians skor nomor 1
( )
( )
( )( )
( )( )
183
D. Daya Pembeda
Contoh penghitungan daya pembeda nomor 1
N0 Butir Soal
Y
Sampel X1 X2 X3 X4 X6 X7
1 2 2 0 2 4 0 10
2 1 2 1 1 2 1 8
3 0 1 0 0 2 4 7
4 3 2 2 2 4 4 17
5 1 2 2 2 4 1 12
6 1 2 2 2 0 0 7
7 3 4 2 0 2 3 14
8 1 2 1 1 2 1 8
9 1 3 2 2 2 0 10
10 1 2 2 2 2 0 9
11 3 2 1 1 3 1 11
12 1 2 2 2 2 0 9
13 1 2 2 2 2 0 9
14 1 2 2 0 2 0 7
15 1 2 2 0 2 0 7
16 1 2 0 0 2 1 6
17 1 2 1 2 0 0 6
18 1 2 0 0 2 1 6
19 1 2 0 0 1 1 5
20 1 1 0 1 1 4 8
21 1 2 4 2 4 4 17
22 2 2 4 2 4 1 15
23 1 4 4 4 0 2 15
24 1 4 2 2 1 2 12
25 1 2 2 1 2 0 8
26 3 4 2 4 2 4 19
27 1 4 2 2 4 4 17
28 1 2 0 2 1 1 7
29 1 4 4 2 4 4 19
30 1 4 1 2 4 4 16
31 2 2 0 0 0 3 7
32 1 2 0 0 2 3 8
33 1 2 4 2 2 2 13
34 1 1 2 0 2 0 6
35 1 2 2 0 2 0 7
36 1 4 2 1 4 4 16
37 2 4 2 2 4 4 18
38 3 2 2 1 4 4 16
39 1 2 2 1 4 4 14
40 1 2 2 1 4 4 14
∑ 53 96 67 53 95 76
P 0.442 0.6 0.419 0.331 0.594 0.475
Kriteria SEDANG SEDANG SEDANG SULIT SEDANG SEDANG
Lampiran 16 187
N0 Butir Soal
Kelompok Y
Sampel X1 X2 X3 X4 X6 X7
26 3 4 2 4 2 4 19
29 1 4 4 2 4 4 19
37 2 4 2 2 4 4 18
4 3 2 2 2 4 4 17
21 1 2 4 2 4 4 17
27 1 4 2 2 4 4 17
30 1 4 1 2 4 4 16
36 1 4 2 1 4 4 16
Kelompok atas
38 3 2 2 1 4 4 16
22 2 2 4 2 4 1 15
23 1 4 4 4 0 2 15
7 3 4 2 0 2 3 14
39 1 2 2 1 4 4 14
40 1 2 2 1 4 4 14
33 1 2 4 2 2 2 13
5 1 2 2 2 4 1 12
24 1 4 2 2 1 2 12
11 3 2 1 1 3 1 11
9 1 3 2 2 2 0 10
1 2 2 0 2 4 0 10
Σ 33 59 46 37 64 56
0.550 0.738 0.575 0.463 0.80 0.70
10 1 2 2 2 2 0 9
12 1 2 2 2 2 0 9
13 1 2 2 2 2 0 9
2 1 2 1 1 2 1 8
8 1 2 1 1 2 1 8
20 1 1 0 1 1 4 8
25 1 2 2 1 2 0 8
Kelompok bawah
32 1 2 0 0 2 3 8
3 0 1 0 0 2 4 7
6 1 2 2 2 0 0 7
14 1 2 2 0 2 0 7
15 1 2 2 0 2 0 7
28 1 2 0 2 1 1 7
31 2 2 0 0 0 3 7
35 1 2 2 0 2 0 7
16 1 2 0 0 2 1 6
17 1 2 1 2 0 0 6
18 1 2 0 0 2 1 6
34 1 1 2 0 2 0 6
19 1 2 0 0 1 1 5
Σ 20 37 21 16 31 20
0.333 0.4625 0.2625 0.2 0.3875 0.25
D 0.217 0.275 0.313 0.263 0.413 0.450
Kriteria CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP BAIK BAIK
188
Lampiran 17
Petunjuk :
a. Berdoalah sebelum dan setelah mengerjakan soal.
b. Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar soal dan lembar jawaban yang
telah disediakan.
c. Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah dengan soal
yang kamu anggap paling mudah.
d. Kerjakan soal dengan teliti, cepat, dan tepat.
e. Lembar soal dikumpulkan kembali beserta lembar jawaban.
SOAL
1. Jika disediakan batang lidi yang banyak seperti
pada ilustrasi disamping, maka gambarlah
sebuah bangun ruang sisi datar yang unik dari
lidi-lidi itu serta hitung berapa batang lidi yang
dibutuhkan ?
4. Sebuah bak mandi berbentuk balok memiliki luas sisi depan 24 dm2, luas sisi
samping 30 dm2, dan luas sisi alasnya 20 dm2. Berapa liter air yang diperlukan
untuk mengisi penuh bak mandi itu? (Tulislah jika ada cara yang lain !)
5. Volume limas yang alasnya berbentuk persegi adalah 180 cm3. Buatlah
beragam ukuran luas alas dan tinggi limas tersebut bila tinggi limas tidak lebih
dari 20 cm!
_Selamat Mengerjakan_
192
Lampiran 19
Gambar geometrisnya
1. JAWABAN 1
Membutuhkan 50 lidi
2. Jaring-Jaring I Jaring-jaring 3
Jaring-Jaring 2
3. Diketahui :
Ditanya: Volume ?
194
Jawab:
CARA I (Umum)
Tinggi Trapesium = √ √ √
Volume Prisma segi 5 = Luas alas x Tinggi
= Luas Trapesium x 18 cm
= (6 + 10) x x 18
= 432 cm3
Jadi, volume bangun ruang sisi datar tersebut adalah 432 cm3
CARA II (memotong bangun ruang sisi datar)
4. Diketahui : luas sisi depan 24 dm2, luas sisi samping 30 dm2, dan luas sisi
alasnya 20 dm2
Ditanya : berapa liter air untuk mengisi penuh bak mandi?
Jawab :
CARA I (aljabar)
Misalkan, p = panjang; l = lebar; t = tinggi
luas sisi depan = 24 dm2
pxt = 24 dm2
p = dm
Luas sisi samping = 30 dm2
lxt = 30 dm2
l = dm
Luas sisi alas = 20 dm2
pxl = 20 dm2
x = 20 dm2
720 = 20 t2 dm2
t = 6 dm
panjang = p = dm = dm = 4 dm
195
l ebar = l = dm = dm = 5 dm
Volume = p x l x t = 4 dm x 5 dm x 6 = 120 dm3 = 120 liter
Jadi, air untuk mengisi penuh bak mandi adalah 120 liter.
CARA II
Misalkan, p = panjang; l = lebar; t = tinggi
Luas sisi depan x Luas sisi samping x Luas sisi alas = 24 dm x 30 dm x 20
dm
(pxt) x (lxt) x (pxl) = 14400 dm3
p2 x l2 x t2 = 14400 dm3
2
(p x l x t) = 14400 dm3
pxlxt =√ dm3
Volume = 120 dm3 = 120 liter
Jadi, air untuk mengisi penuh bak mandi adalah 120 liter.
No Butir Soal
Total Nilai
Subyek x1 x2 x3 x4 x5 x6
E1 1 2 0 0 2 4 9 39.13
E2 0 2 0 0 1 0 3 13.04
E3 0 2 0 0 2 1 5 21.74
E4 0 2 0 0 1 0 3 13.04
E5 0 1 0 0 1 1 3 13.04
E6 3 3 0 0 1 0 7 30.43
E7 1 1 0 0 1 4 7 30.43
E8 0 2 0 0 1 1 4 17.39
E9 1 2 0 0 2 0 5 21.74
E10 0 2 0 0 2 0 4 17.39
E11 0 1 0 0 1 1 3 13.04
E12 1 2 0 0 2 0 5 21.74
E13 0 2 0 0 1 1 4 17.39
E14 0 2 0 0 3 0 5 21.74
E15 0 2 0 0 1 0 3 13.04
E16 3 2 0 0 1 0 6 26.09
E17 0 2 0 0 1 1 4 17.39
E18 0 2 0 0 2 1 5 21.74
E19 0 2 0 0 1 0 3 13.04
E20 0 2 0 0 2 0 4 17.39
E21 0 2 0 0 2 1 5 21.74
E22 0 1 0 0 2 2 5 21.74
E23 0 2 0 0 2 2 6 26.09
E24 1 1 0 0 2 2 6 26.09
E25 1 0 0 0 1 2 4 17.39
E26 0 2 0 0 1 0 3 13.04
E27 0 2 0 0 1 0 3 13.04
E28 1 2 0 0 1 0 4 17.39
E29 1 2 0 0 1 3 7 30.43
E30 0 1 0 0 1 0 2 8.70
E31 1 2 0 0 1 0 4 17.39
E32 0 2 0 0 1 1 4 17.39
E33 1 1 0 0 3 3 8 34.78
E34 0 2 0 0 1 1 4 17.39
E35 0 1 0 0 0 2 3 13.04
E36 0 2 0 0 1 1 4 17.39
E37 0 2 0 0 0 1 3 13.04
E38 1 2 0 0 1 1 5 21.74
E39 1 1 0 0 3 1 6 26.09
E40 1 1 0 0 2 2 6 26.09
E41 0 2 0 0 1 1 4 17.39
JUMLAH 19 71 0 0 57 41 188 817.39
Lampiran 21 197
No Butir Soal
Total Nilai
Subyek x1 x2 x3 x4 x5 x6
K1 0 2 1 0 2 2 7 30.43
K2 1 0 0 0 1 2 4 17.39
K3 0 0 0 0 1 1 2 8.70
K4 1 2 0 0 1 2 6 26.09
K5 0 0 0 0 1 1 2 8.70
K6 1 0 0 0 1 1 3 13.04
K7 1 2 1 0 2 2 8 34.78
K8 1 0 0 0 1 0 2 8.70
K9 1 2 0 0 1 0 4 17.39
K10 0 2 1 0 2 2 7 30.43
K11 1 2 0 0 1 1 5 21.74
K12 1 1 1 0 1 1 5 21.74
K13 1 2 0 0 1 1 5 21.74
K14 1 2 0 0 1 1 5 21.74
K15 0 2 0 0 1 1 4 17.39
K16 1 2 1 0 1 0 5 21.74
K17 1 2 0 0 1 0 4 17.39
K18 1 1 1 0 1 1 5 21.74
K19 1 1 1 0 1 2 6 26.09
K20 0 0 0 0 1 2 3 13.04
K21 1 3 0 0 1 1 6 26.09
K22 1 2 0 0 1 1 5 21.74
K23 1 2 0 0 1 1 5 21.74
K24 1 2 0 0 0 2 5 21.74
K25 0 2 0 0 1 0 3 13.04
K26 0 2 0 0 1 0 3 13.04
K27 0 3 0 0 3 0 6 26.09
K28 1 2 0 0 1 0 4 17.39
K29 1 2 0 0 0 1 4 17.39
K30 1 2 0 0 0 1 4 17.39
K31 1 1 1 0 3 3 9 39.13
K32 0 2 0 0 0 0 2 8.70
K33 0 1 0 0 1 0 2 8.70
K34 0 2 0 0 0 0 2 8.70
K35 1 2 1 0 1 2 7 30.43
K36 1 1 0 0 1 0 3 13.04
K37 0 2 1 0 2 1 6 26.09
K38 0 2 1 0 1 0 4 17.39
K39 1 4 1 0 0 0 6 26.09
K40 1 2 0 0 1 2 6 26.09
K41 1 2 0 0 1 1 5 21.74
K42 0 2 0 0 2 0 4 17.39
K43 0 1 1 0 0 0 2 8.70
K44 0 1 0 0 0 3 4 17.39
Jumlah 27 72 13 0 45 42 199 865.22
198
Lampiran 22
R = Xmax – Xmin
= 39,1 – 8,7
= 30,4
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 41
= 1 + (3,3 x 1,61)
= 6,322
≈ 7 (pembulatan ke atas)
(pembulatan ke atas)
199
Frekuensi Titik
Batas Batas
No Interval Tengah xi2 fixi fixi2
Bawah Atas fi fi (%) (xi)
1 8.7 - 13.0 8.65 13.05 11 26.829 10.85 117.723 119.35 1294.948
2 13.1 - 17.4 13.05 17.45 12 29.268 15.25 232.563 183.00 2790.750
3 17.5 - 21.8 17.45 21.85 8 19.512 19.65 386.123 157.20 3088.980
4 21.9 - 26.2 21.85 26.25 4 9.756 24.05 578.403 96.20 2313.610
5 26.3 - 30.6 26.25 30.65 4 9.756 28.45 809.403 113.80 3237.610
6 30.7 - 35.0 30.65 35.05 1 2.439 32.85 1079.123 32.85 1079.123
7 35.1 - 39.4 35.05 39.45 1 2.439 37.25 1387.563 37.25 1387.563
Jumlah 41 100 739.65 15192.583
Mean 18.040
Median 16.533
Modus 13.930
Varians 46.228
Simpangan Baku 6.799
Mean ( X ) =
f X i i
f i
Keterangan :
f i X i = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
masing interval dengan frekuensinya.
fi = Jumlah frekuensi/ banyak siswa.
Mean ( X ) =
f X i i
739,65
= 18,040
f i 41
1
41 11
Median 13,05 2 4,4 13,05 3,483 16,533
12
3) Modus (Mo)
1
Mo l
i
1 2
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
MO 13,05
11
4,4 13,05 0,88 13,930
1 4
∑ (∑ ) ( ) ( )
4) Varians ( s 2 ) = 46,228
( ) ( )
∑ (∑ )
5) Simpangan Baku (s) = √ √ 6,799
( )
( ) ( )
6) Koefisien Kemiringan Pearson = 0,665
( )
7) Koefisien Kurtosis Persentil ( ) = 0,248
201
i
n f Qk
Qi lQ 4 i
f Qi
i
n f Pk
Pi l p 100 i
f Pi
Keterangan :
Qi = Kuartil ke-i
Pi = Persentil ke-i
lQ = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas kuartil ke-i)
lP = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas persentil ke-i)
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
fQk = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas kuartil ke-i
fPk = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas persentil
ke-i
fQi = Frekuensi kelas kuartil ke-i
fPi = Frekuensi kelas persentil ke-i
i = Interval kelas
Q1 = 8,65 ( ) 12,750
Q3 = 17,45 ( ) 21,713
–
P90 = 26,25 ( ) 28,340
Karena 0,248 < 0,263 artinya, kurtosisnya lebih kecil dari 0,263 maka model
kurvanya mendatar disebut juga kurva platikurtik.
202
Lampiran 23
R = Xmax – Xmin
= 39,1 – 8,7
= 30,4
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 44
= 1 + (3,3 x 1,64)
= 6,423
≈ 7 (pembulatan ke atas)
(pembulatan ke atas)
203
Mean ( X ) =
f X i i
f i
Keterangan :
f i X i = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
masing interval dengan frekuensinya.
fi = Jumlah frekuensi/ banyak siswa.
Mean ( X ) =
f X i i
803
= 18,250
f i 44
1
44 12
Median 13,05 2 4,4 13,05 4,4 17,450
10
3) Modus (Mo)
1
Mo l
i
1 2
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
Mo 8,65
12
4,4 8,65 3,771 12,421
12 2
∑ (∑ ) ( ) ( )
4) Varians ( s 2 ) = 43,918
( ) ( )
∑ (∑ )
5) Simpangan Baku (s) = √ √ 6,627
( )
( ) ( )
6) Koefisien Kemiringan Pearson = 0,362
( )
7) Koefisien Kurtosis Persentil ( ) = 0,290
205
i
n f Qk
Qi lQ 4 i
f Qi
i
n f Pk
Pi l p 100 i
f Pi
Keterangan :
Qi = Kuartil ke-i
Pi = Persentil ke-i
lQ = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas kuartil ke-i)
lP = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas persentil ke-i)
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
fQk = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas kuartil ke-i
fPk = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas persentil
ke-i
fQi = Frekuensi kelas kuartil ke-i
fPi = Frekuensi kelas persentil ke-i
i = Interval kelas
Q1 = 8,65 ( ) 12,683
Q3 = 21,85 ( ) 22,479
Karena 0,290 < 0,263 artinya, kurtosisnya lebih besar dari 0,263 maka puncak
model kurvanya relatif tinggi disebut juga kurva leptokurtik.
206
Lampiran 24
Keterangan:
2 = harga chi square
Fo = frekuensi observasi
Fe = frekensi ekspetasi
Luas Fo Fe 2
Kelas Batas Fo
z F(z) Kelas Fe Fe
Interval Kelas
Interval
8.65 -1.449 0.074
8.7 - 13.0 0.143 6.274 12 5.225
13.05 -0.785 0.216
13.1 - 17.4 0.236 10.368 10 0.013
17.45 -0.121 0.452
17.5 - 21.8 0.255 11.200 10 0.129
21.85 0.543 0.707
21.9 - 26.2 0.180 7.911 7 0.105
26.25 1.207 0.886
26.3 - 30.6 0.083 3.653 3 0.117
30.65 1.871 0.969
30.7 - 35.0 0.025 1.102 1 0.009
35.05 2.535 0.994
35.1 - 39.4 0.005 0.217 1 2.825
39.45 3.199 0.999
Rata-rata 18.250
Simpangan Baku 6.627
2 hitung 8.422
2 tabel 9.488
Keterangan:
2 = harga chi square
Fo = frekuensi observasi
Fe = frekensi ekspetasi
1. Menentukan hipotesis
Ho :
H1 :
Keterangan:
= varians kelompok eksperimen
= varians kelompok kontrol
2. Menentukan Fhitung dengan menggunakan uji fisher sebagai berikut:.
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Varians (s2) 46.228 43.918
Fhitung 1.053
Fhitung = 1,053
Keterangan:
2
s1 : Varians terbesar (Kelompok Eksperimen)
2
s 2 : Varians terkecil (Kelompok Kontrol)
6. Kesimpulan
Karena Fhitung ≤ Ftabel atau 1,053 ≤ 1,670 berarti Ho diterima, maka distribusi
populasi kedua kelompok mempunyai varians yang sama (homogen).
209
Lampiran 27
1. Menentukan Hipotesis
Ho : 1 2
H1 : 1 2
Keterangan:
1 = Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok
eksperimen
2 = Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok
kontrol
2. Menentukan thitung
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Rata-rata 18.040 18.250
Varians (s2) 46.228 43.918
S Gabungan 6.711
t Hitung -0.144
X1 X 2 18,040 18,250
t hitung 0,144
1 1 1 1
s gab 6,711
n1 n 2 41 44
3. Menentukan ttabel
Menentukan ttabel dengan df = (41 + 44) – 2 = 83 (melalui interpolasi) pada
taraf signifikansi 5% pada satu arah. Perhitungan polarisasi uji-t:
t(60, 95%) = 1,671
t(120, 95%) = 1,658
Selisih df = 83 – 60 = 23, jadi ttabel untuk df 83 adalah sebagai berikut:
t(83,95%) = 1,671 - (1,658 – 1,671) = 1,675
4. Kesimpulan
Berdasarkan kriteria, thitung < ttabel atau – 0,144 < 1,675, maka H0 diterima dan
H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen kurang atau sama dengan
rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok kontrol.
Lampiran 28 210
No Butir Soal
Total Nilai
Subyek x1 x2 x3 x4 x5 x6
E1 1 2 2 4 1 4 14 60.9
E2 1 2 4 1 4 2 14 60.9
E3 3 3 2 1 1 4 14 60.9
E4 1 3 4 1 4 1 14 60.9
E5 1 4 3 1 4 1 14 60.9
E6 3 2 3 1 3 0 12 52.2
E7 3 4 4 4 2 4 21 91.3
E8 1 2 4 4 1 4 16 69.6
E9 1 3 3 4 4 3 18 78.3
E10 2 2 2 1 0 2 9 39.1
E11 1 3 4 1 2 0 11 47.8
E12 1 4 4 4 4 1 18 78.3
E13 1 2 3 1 2 2 11 47.8
E14 3 3 4 4 4 1 19 82.6
E15 2 3 2 4 1 1 13 56.5
E16 3 4 4 4 4 1 20 87.0
E17 1 2 4 1 2 1 11 47.8
E18 3 2 4 3 2 2 16 69.6
E19 3 2 4 1 2 2 14 60.9
E20 1 4 2 4 1 3 15 65.2
E21 3 4 2 0 4 2 15 65.2
E22 1 2 4 4 2 0 13 56.5
E23 1 2 4 1 1 0 9 39.1
E24 3 4 4 4 2 1 18 78.3
E25 1 2 0 1 1 0 5 21.7
E26 2 2 1 1 1 4 11 47.8
E27 1 2 2 1 4 0 10 43.5
E28 3 3 4 1 4 1 16 69.6
E29 3 2 0 0 4 3 12 52.2
E30 3 2 1 1 0 3 10 43.5
E31 1 4 0 0 4 1 10 43.5
E32 3 2 3 1 2 0 11 47.8
E33 1 4 3 1 2 2 13 56.5
E34 3 2 3 3 1 2 14 60.9
E35 3 2 3 0 2 2 12 52.2
E36 3 2 4 3 1 2 15 65.2
E37 2 2 0 0 4 1 9 39.1
E38 1 2 0 1 1 1 6 26.1
E39 1 2 3 1 3 1 11 47.8
E40 1 4 4 4 0 1 14 60.9
E41 1 4 0 1 1 4 11 47.8
Jumlah 77 111 111 78 92 70 539 2343.5
Lampiran 29 211
No Butir Soal
Total Nilai
Subyek x1 x2 x3 x4 x5 x6
K1 1 3 2 1 2 4 13 56.5
K2 1 2 0 2 4 0 9 39.1
K3 1 1 0 0 2 2 6 26.1
K4 1 3 2 2 1 3 12 52.2
K5 1 2 0 2 1 1 7 30.4
K6 1 2 0 2 0 0 5 21.7
K7 1 2 0 1 4 1 9 39.1
K8 0 0 0 0 4 2 6 26.1
K9 2 4 0 0 4 3 13 56.5
K10 1 4 2 2 2 1 12 52.2
K11 1 2 2 1 1 2 9 39.1
K12 1 2 2 1 1 3 10 43.5
K13 1 4 2 1 1 0 9 39.1
K14 0 2 0 1 2 3 8 34.8
K15 1 0 2 1 2 0 6 26.1
K16 1 2 2 1 2 2 10 43.5
K17 1 4 0 1 0 2 8 34.8
K18 1 4 0 1 2 1 9 39.1
K19 1 4 0 1 2 2 10 43.5
K20 1 0 0 4 4 3 12 52.2
K21 1 0 0 2 4 2 9 39.1
K22 1 4 2 1 2 3 13 56.5
K23 0 4 2 0 0 3 9 39.1
K24 1 4 2 4 2 1 14 60.9
K25 1 4 2 1 1 0 9 39.1
K26 1 2 0 1 1 1 6 26.1
K27 1 4 0 0 4 2 11 47.8
K28 1 2 2 1 1 0 7 30.4
K29 1 4 0 0 0 0 5 21.7
K30 1 2 0 1 1 1 6 26.1
K31 1 4 2 1 4 2 14 60.9
K32 1 2 2 1 1 0 7 30.4
K33 1 2 2 2 1 2 10 43.5
K34 1 2 0 0 1 1 5 21.7
K35 1 4 0 1 0 2 8 34.8
K36 1 2 0 1 0 0 4 17.4
K37 1 0 2 2 1 1 7 30.4
K38 1 2 0 1 1 0 5 21.7
K39 1 2 2 1 1 0 7 30.4
K40 1 2 0 0 2 0 5 21.7
K41 0 2 0 1 4 2 9 39.1
K42 1 2 0 1 1 4 9 39.1
K43 1 2 0 2 1 1 7 30.4
K44 1 4 2 1 1 3 12 52.2
Jumlah 41 109 38 51 76 66 381 1656.5
212
Lampiran 30
= 9,943
≈ 10 (pembulatan ke atas)
213
Mean ( X ) =
f X i i
f i
Keterangan :
f i X i = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
masing interval dengan frekuensinya.
fi = Jumlah frekuensi/ banyak siswa.
Mean ( X )
f X i i
2312,650
= 56,406
f i 41
1
41 14
Median = 51,65 2 10 51,65 4,333 55,983
15
3) Modus (Mo)
1
Mo l
i
1 2
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
Mo 51,65
4
10 51,65 3,333 54,983
48
∑ (∑ ) ( ) ( )
4) Varians ( s 2 ) = 212,439
( ) ( )
∑ (∑ )
5) Simpangan Baku (s) = √ √ 14,575
( )
( ) ( )
6) Koefisien Kemiringan Pearson = 0,087
( )
7) Koefisien Kurtosis Persentil ( ) = 0,225
215
Qi = ( )
Pi = ( )
Keterangan :
Qi = Kuartil ke-i
Pi = Persentil ke-i
lQ = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas kuartil ke-i)
lP = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas persentil ke-i)
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
fQk = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas kuartil ke-i
fPk = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas persentil
ke-i
fQi = Frekuensi kelas kuartil ke-i
fPi = Frekuensi kelas persentil ke-i
i = Interval kelas
Q1 = 41,65 ( ) 46,9
Q3 = 61,65 ( ) 64,567
Karena kurtosisnya lebih kecil dari 0,263 maka model kurvanya mendatar
disebut juga kurva platikurtik.
216
Lampiran 31
(pembulatan keatas)
217
Mean ( X ) =
f X i i
f i
Keterangan :
f i X i = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
masing interval dengan frekuensinya.
fi = Jumlah frekuensi/ banyak siswa.
Mean ( X ) =
f X i i
1678,9
= 38,157
f i 44
1
44 20
Median 36,25 2 6,3 36,25 1,26 37,51
10
3) Modus (Mo)
1
Mo l
i
1 2
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
Mo 36,25
1
6,3 36,25 1,05 37,3
1 5
∑ (∑ ) ( ) ( )
4) Varians ( s 2 ) = 137,144
( ) ( )
∑ (∑ )
5) Simpangan Baku (s) = √ √ 11,711
( )
( ) ( )
6) Koefisien Kemiringan Pearson = 0,166
( )
7) Koefisien Kurtosis Persentil ( ) = 0,241
219
Qi = ( )
Pi = ( )
Keterangan :
Qi = Kuartil ke-i
Pi = Persentil ke-i
lQ = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas kuartil ke-i)
lP = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas persentil ke-i)
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
fQk = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas kuartil ke-i
fPk = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas persentil
ke-i
fQi = Frekuensi kelas kuartil ke-i
fPi = Frekuensi kelas persentil ke-i
i = Interval kelas
Q1 = 23,65 ( ) 29,95
Q3 = 42,55 ( ) 46,33
Karena kurtosisnya lebih kecil dari 0,263 maka puncak model kurvanya
relatif rendah disebut juga kurva platikurtik.
220
Lampiran 32
Luas Fo Fe 2
Kelas Batas Fo
z F(z) Kelas Fe Fe
Interval Kelas
Interval
21.65 -2.385 0.009
21.7 - 31.6 0.036 1.482 2 0.181
31.65 -1.698 0.045
31.7 - 41.6 0.111 4.550 3 0.528
41.65 -1.012 0.156
41.7 - 51.6 0.216 8.873 10 0.143
51.65 -0.326 0.372
51.7 - 61.6 0.268 11.004 14 0.815
61.65 0.360 0.640
61.7 - 71.6 0.212 8.680 6 0.827
71.65 1.046 0.852
71.7 - 81.6 0.106 4.353 3 0.421
81.65 1.732 0.958
81.7 - 91.6 0.034 1.387 3 1.875
91.65 2.418 0.992
Rata-rata 56.406
Simpangan Baku 14.575
2 hitung 4.789
2 tabel 9.488
Keterangan:
2 = harga chi square
Fo = frekuensi observasi
Fe = frekensi ekspetasi
Keterangan:
2 = harga chi square
Fo = frekuensi observasi
Fe = frekensi ekspetasi
1. Menentukan hipotesis
Ho :
H1 :
Keterangan:
= varians kelompok eksperimen
= varians kelompok kontrol
2. Menentukan Fhitung dengan menggunakan uji fisher sebagai berikut:.
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Varians (s2) 212.439 137.144
Fhitung 1.549
Fhitung = 1,549
Keterangan:
2
s1 : Varians terbesar (Kelompok Eksperimen)
2
s 2 : Varians terkecil (Kelompok Kontrol)
6. Kesimpulan
Karena Fhitung ≤ Ftabel atau 1,549 ≤ 1,670 berarti Ho diterima, maka distribusi
populasi kedua kelompok mempunyai varians yang sama (homogen).
223
Lampiran 35
1. Menentukan Hipotesis
Ho : 1 2
H1 : 1 2
Keterangan:
1 = Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok
eksperimen
2 = Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok
kontrol
2. Menentukan thitung
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Rata-rata 56.406 38.157
Varians (s2) 212.439 137.144
S Gabungan 13.169
t Hitung 6.384
sgab
n1 1s12 n2 1s2 2
(41 1)(212,439) (44 1)(137,144)
13,169
n1 n2 2 41 44 2
X1 X 2 56,406 38,157
thitung 6,384
1 1 1 1
sgab 13,169
n1 n2 41 44
3. Menentukan ttabel
Menentukan ttabel dengan df = (41 + 44) – 2 = 83 ( melalui interpolasi) pada
derajat signifikan 95% pada satu arah. Perhitungan polarisasi uji-t:
t(60, 95%) = 1,671
t(120, 95%) = 1,658
Selisih df = 83 – 60 = 23, jadi ttabel untuk df 83 adalah sebagai berikut:
t(83,95%) = 1,658 - (1,658 – 1,671) = 1,675
4. Kesimpulan
Berdasarkan kriteria, thitung > ttabel atau 6,384 > 1,675 maka H1 diterima dan H0
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok
kontrol.
224
Lampiran 36
R = Xmax – Xmin
= 0,88 – 0,05
= 0,83
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 41
= 1 + (3,3 x 1,61)
= 6,322
≈7 (pembulatan ke atas)
(pembulatan ke atas)
227
Frekuensi Titik
Batas Batas
No Interval Tengah xi2 fixi fixi2
Bawah Atas fi fi (%) (xi)
1 0.05 - 0.16 0.045 0.165 2 4.878 0.105 0.011 0.210 0.022
2 0.17 - 0.28 0.165 0.285 2 4.878 0.225 0.051 0.450 0.101
3 0.29 - 0.40 0.285 0.405 15 36.585 0.345 0.119 5.175 1.785
4 0.41 - 0.52 0.405 0.525 5 12.195 0.465 0.216 2.325 1.081
5 0.53 - 0.64 0.525 0.645 11 26.829 0.585 0.342 6.435 3.764
6 0.65 - 0.76 0.645 0.765 3 7.317 0.705 0.497 2.115 1.491
7 0.77 - 0.88 0.765 0.885 3 7.317 0.825 0.681 2.475 2.042
Jumlah 41 100 19.185 10.287
Mean 0.468
Median 0.441
Modus 0.353
Varians 0.033
Simpangan Baku 0.181
Mean ( X ) =
f Xi i
f i
Keterangan :
f i X i = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing -
masing interval dengan frekuensinya.
fi = Jumlah frekuensi/ banyak siswa.
Mean ( X ) =
f X i i
19,185
= 0,468
f i 41
1
41 19
Median 0,405 2 0,12 0,405 0,036 0,441
5
3) Modus (Mo)
1
Mo l
i
1 2
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
Mo 0,285
13
0,12 0,285 0,068 0,353
13 10
2 ∑ (∑ ) ( ) ( )
4) Varians ( s ) = ( ) ( )
∑ (∑ )
5) Simpangan Baku (s) = √ √ 0,181
( )
( ) ( )
6) Koefisien Kemiringan Pearson = 0,446
( )
7) Koefisien Kurtosis Persentil ( ) = 0,303
229
Qi = ( )
Pi = ( )
Keterangan :
Qi = Kuartil ke-i
Pi = Persentil ke-i
lQ = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas kuartil ke-i)
lP = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas persentil ke-i)
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
fQk = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas kuartil ke-i
fPk = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas persentil
ke-i
fQi = Frekuensi kelas kuartil ke-i
fPi = Frekuensi kelas persentil ke-i
i = Interval kelas
Q1 = 0.285 ( ) 0,335
Q3 = 0.525 ( ) 0,599
Karena kurtosisnya lebih besar dari 0,263 maka model kurvanya relatif tinggi
disebut juga kurva leptokurtik.
230
Lampiran 39
0,087
0,09 (pembulatan keatas)
231
Frekuensi Titik
Batas Batas
No Interval Tengah xi2 fixi fixi2
Bawah Atas
fi fi(%) (xi)
1 -0.06 - 0.02 -0.065 0.025 1 2.273 -0.020 0.0004 -0.020 0.0004
2 0.03 - 0.11 0.025 0.115 10 22.727 0.070 0.005 0.700 0.049
3 0.12 - 0.20 0.115 0.205 7 15.909 0.160 0.026 1.120 0.179
4 0.21 - 0.29 0.205 0.295 15 34.091 0.250 0.063 3.750 0.938
5 0.30 - 0.38 0.295 0.385 6 13.636 0.340 0.116 2.040 0.694
6 0.39 - 0.47 0.385 0.475 4 9.091 0.430 0.185 1.720 0.740
7 0.48 - 0.56 0.475 0.565 1 2.273 0.520 0.270 0.520 0.270
Jumlah 44 100 9.830 2.870
Mean 0.223
Median 0.229
Modus 0.247
Varians 0.018
Simpangan Baku 0.134
Mean ( X ) =
f Xi i
f i
Keterangan :
f i X i = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
masing interval dengan frekuensinya.
fi = Jumlah frekuensi/ banyak siswa.
Mean ( X ) =
f X i i
9,830
= 0,223
f i 44
1
44 18
Median 0,205 2 0,09 0,205 0,024 0,229
15
3) Modus (Mo)
1
Mo l
i
1 2
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
Mo 0,205
8
.0,09 0,205 0,042 0,247
8 9
2 ∑ (∑ ) ( ) ( )
4) Varians ( s ) = 0,018
( ) ( )
∑ (∑ )
5) Simpangan Baku (s) = √ √ 0,134
( )
( ) ( )
6) Koefisien Kemiringan Pearson = -0,125
( )
7) Koefisien Kurtosis Persentil ( ) = 0,241
Qi = ( )
233
Pi = ( )
Keterangan :
Qi = Kuartil ke-i
Pi = Persentil ke-i
lQ = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas kuartil ke-i)
lP = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas persentil ke-i)
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
fQk = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas kuartil ke-i
fPk = Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas persentil
ke-i
fQi = Frekuensi kelas kuartil ke-i
fPi = Frekuensi kelas persentil ke-i
i = Interval kelas
Q1 = 0,025 ( ) 0,115
Q3 = 0,205 ( ) 0,295
Karena kurtosisnya lebih kecil dari 0,263 maka puncak model kurvanya
relatif rendah disebut juga kurva platikurtik.
234
Lampiran 40
Luas Fo Fe 2
Kelas Batas Fo
z F(z) Kelas Fe Fe
Interval Kelas
Interval
0.045 -2.337 0.010
0.05 - 0.16 0.037 1.532 2 0.143
0.165 -1.674 0.047
0.17 - 0.28 0.109 4.468 2 1.363
0.285 -1.011 0.156
0.29 - 0.4 0.208 8.527 15 4.914
0.405 -0.348 0.364
0.41 - 0.52 0.260 10.649 5 2.997
0.525 0.315 0.624
0.53 - 0.64 0.212 8.705 11 0.605
0.645 0.978 0.836
0.65 - 0.76 0.114 4.657 3 0.590
0.765 1.642 0.950
0.77 - 0.88 0.040 1.630 3 1.152
0.885 2.305 0.989
Rata-rata 0.468
Simpangan Baku 0.181
2 hitung 11.764
2 tabel 9.488
Keterangan:
2 = harga chi square
Fo = frekuensi observasi
Fe = frekensi ekspetasi
Lampiran 41
Luas Fo Fe 2
Kelas Batas Fo
z F(z) Kelas Fe Fe
Interval Kelas
Interval
-0.065 -2.145 0.016
- 0.06 - 0.02 0.054 2.377 1 0.798
0.025 -1.476 0.070
0.03 - 0.11 0.140 6.161 10 2.393
0.115 -0.806 0.210
0.12 - 0.20 0.236 10.364 7 1.092
0.205 -0.137 0.446
0.21 - 0.29 0.257 11.321 15 1.196
0.295 0.533 0.703
0.30 - 0.38 0.182 8.030 6 0.513
0.385 1.202 0.885
0.39 - 0.47 0.084 3.698 4 0.025
0.475 1.872 0.969
0.48 - 0.56 0.025 1.105 1 0.010
0.565 2.541 0.994
Rata-rata 0.223
Simpangan Baku 0.134
2 hitung 6.026
2 tabel 9.488
Keterangan:
2 = harga chi square
Fo = frekuensi observasi
Fe = frekensi ekspetasi
d. Tentukan U1 dan U2
n1(n1 1)
U1 = n1n2+ - R1,
2
( )
U1 = ( )( )
U1 = 253
n2(n2 1)
U2 = (n1)(n2)+ - R2
2
( )
U2 = ( )( )
U2 = 1551
e. Tentukan rata-rata ( u )
n1 n 2
u =
2
( )( )
u = = 902
f. Tentukan simpangan baku ( u )
n1 n2 (n1 n2 1)
u=
12
( )( )( )
u= √ = 113,7
g. Tentukan nilai z
U u
z=
u
z= = 5,708
5. Melakukan pengambilan keputusan
Karena diperoleh z = 5,708, berdasarkan tingkat signifikansi 0,05 maka
tolak H0, artinya N-Gain kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada N-Gain kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa kelompok kontrol.
238
3. Perhitungan Mean
a. Indikator fluency
̅= = = 3,95
b. Indikator flexibility
̅= = = 7,32
c. Indikator novelty
̅= = = 1,88
4. Persentase (%)
a. Indikator fluency : x 100% = 49,39 %
3. Perhitungan Mean
a. Indikator fluency
̅= = = 3,23
b. Indikator flexibility
̅= = = 4,50
c. Indikator novelty
̅= = = 0,93
4. Persentase (%)
a. Indikator fluency : x 100% = 40,34 %
243
244
245
246
Lampiran 48
WAWANCARA
Kalau untuk contoh soal saya buat sendiri. tapi kalau latihan
atau penugasan lebih sering mereka mengerjakan dari buku
paket dan LKS sekolah atau kadang dari yang saya buat sendiri.
Peneliti : Apakah siswa sering diminta untuk mengerjakan latihan soal di
papan tulis?
Narasumber : Iya. ketika latihan atau pembahasan PR.
Peneliti : Siswa bagaimana yang sering mengerjakan latihan soal di papan
tulis? apakah siswa itu-itu saja? bagaimana dengan siswa yang
berkemampuan rendah?
Narasumber : Terkadang kalau PR siswa yang berkemampuan rendahpun bisa
maju kedepan. Seringnya siwa yang pandai yang sering maju
mengerjakan soal di depan.
Peneliti : Apakah guru selalu memberikan tugas/pr kepada siswa?
Narasumber : Iya selalu. Walupun hanya 5 sampai 10 soal saja. Karena siswa
tidak akan mengulang pelajaran kalau tidak diberi PR. Ini cara
saya juga untuk memotivasi siswa belajar.
Peneliti : Bagaimana respon siswa terhadap tugas/PR yang ibu berikan?
Narasumber : Pastilah siswa keberatan, tapi mereka mengerjakan.. dan selalu
saya beri nilai tugas-tugas itu agar mereka jadi termotivasi.
Namun, saya memilih nilai tugas yang dimasukkan ke buku
nilai karena tidak bisa semua tugas dimasukkan ke buku nilai.
Peneliti : Kendala apa saja yang guru hadapi ketika mengajar di kelas
VIII ini?
Narasumber : Motivasi siswa, siswa sekarang motivasi belajarnya semakin
menurun. Entah mengapa.. Jadi mereka seperti tidak mau
berusaha untuk bisa jika menemui kesulitan.
250
UJI REFERENSI
Nama : Nurmalianis
NIM : 109017000053
Judul Skripsi : Pengaruh Strategi Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis Siswa.
251
252
253
254
255
Lampiran 51
256
Lampiran 52
257
Lampiran 53