Anda di halaman 1dari 265

PENGARUH METODE PEMODELAN MATEMATIKA

BERBANTUAN AUTOGRAPH TERHADAP KEMAMPUAN


REPRESENTASI SEMIOTIK MATEMATIK SISWA

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

AFRILIA EKA CHOIRIYAZA


NIM. 1113017000002

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ABSTRAK

AFRILIA EKA CHOIRIYAZA (1113017000002). “Pengaruh Metode


Pemodelan Matematika Berbantuan Autograph Terhadap Kemampuan
Representasi Semiotik Matematik Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, November 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode pemodelan


matematika berbantuan Autograph terhadap kemampuan representasi semiotik
matematik siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain
randomized control group posttest only. Sampel penelitian sebanyak 64 siswa,
terdiri dari 31 siswa kelompok eksperimen dan 33 siswa kelompok kontrol yang
diperoleh dengan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data kemampuan
representasi semiotik matematik dilakukan menggunakan instrumen tes.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan representasi semiotik
matematik siswa yang diajarkan dengan metode pemodelan matematika berbantuan
Autograph lebih tinggi daripada kemampuan representasi semiotik matematik
siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori. Kemampuan representasi
semiotik matematik meliputi 3 indikator yaitu, ikonik, simbolik, dan indeks.
Capaian kemampuan representasi semiotik matematik siswa pada indikator
simbolik lebih baik dibandingkan dengan indikator ikonik dan indeks. Kesimpulan
penelitian ini adalah penggunaan metode pemodelan matematik berbantuan
Autograph berpengaruh terhadap kemampuan representasi semiotik matematik
siswa (𝜂2 = 0,12).

Kata kunci: Metode pemodelan matematika, Autograph, kemampuan representasi


semiotik matematik.

i
ABSTRACT

AFRILIA EKA CHOIRIYAZA (11113017000002). “The Effect of


Mathematical Modelling Method assisted Autograph on Students Mathematical
Semiotic Representation Skill”. Thesis Department of Mathematics Education,
Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta, November 2017.

The purpose of this research was to analyze The Effect of Mathematical Modelling
Method assisted Autograph on Students Mathematical Semiotic Representation
Skill. This research is conducted at SMAN 3 Kota Tangerang Selatan in academic
year 2017/2018.

The research method used is quasi-experimental method with randomized control


group posttest only. The sample are 64 students, they are 31 students in
experimental class and 33 students in control class that chosen by cluster random
sampling technique. The data collecting of students mathematical semiotic
representation skill is conducted by using the test instrument.

The result of this research revealed that students mathematical semiotic


representation skill who are taught by mathematical modelling method assisted
Autograph is higher than students who are taught by expository method. The
mathematical semiotic representation skill include 3 indicators: iconic, symbolic,
and index. The attainment students mathematical semiotic representation skill for
indicator symbolic is better than indicator iconic and index. The conclusion of this
research is the use of mathematical modelling method assisted Autograph have
effect to mathematical semiotic representation skill (𝜂2 = 0,12).

Keywords: Mathematical Modelling Method, Autograph, Mathematical Semiotic


Representation Skil

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis diberi
kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita
yakni Nabi akhir zaman pembawa lentera cahaya yang membimbing kita kepada
zaman penuh dengan kecerdasaan intelektual maupun rohani, Nabi besar kita
Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Dalam penulisan
skripsi ini, penulis mendapat begitu banyak bantuan, arahan, dan bimbingan dari
berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. A., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Kegururan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Dosen Pembimbing Akademik, sekaligus Dosen Pembimbing I beserta Ibu
Moria Fatma, M. Si., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi, semangat, dan
segala bentuk kebaikan kepada penulis selama ini. Semoga semua amal
kebaikan yang diberikan mendapatkan balasan yang setimpal, dan semoga
selalu berada dalam kemuliaan dan ridha-Nya.
3. Bapak Dr. Abdul Muin, S. Si., M. Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Seluruh dosen beserta staff Jurusan pendidikan Matematika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia memberikan dan berbagi ilmu
pengetahuan kepada penulis selama masa kuliah berlangsung. Semoga ilmu
yang diberikan oleh Bapak dan Ibu dosen mendapat keberkahan dari Allah
SWT.

iii
5. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang membantu dalam hal administrasi penulisan skirpsi ini.
6. Bapak Drs. H.P.A. Sopandy, M.Pd., selaku kepala SMAN 3 Kota Tangerang
Selatan yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
7. Ibu Siti Mahmudah, M.M., selaku guru pamong yang telah membantu penulis
dan memberikan masukan selama penelitian berlangsung.
8. Siswa/i kelas XI MIA 2 dan XI MIA 3 SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
tahun ajaran 2017/2018, yang telah antusias dalam menyambut penulis dan
bersahabat selama penulis melaksanakan penelitian.
9. Keluarga tercinta, motivasi terbesar, dan segala alasan hidup bagi penulis,
terimakasih untuk Bapak Jafar Amir dan Ibu Sri Murtini yang tidak pernah
lupa untuk mendoakan, memberikan semangat, dan dukungan baik moril
maupun materi kepada penulis. Juga teruntuk adik tersayang Fien Melinia
Agustin, terimakasih atas hiburan dan keceriaan yang selalu diberikan kepada
penulis.
10. Sahabat tercinta Lia Rizki Ramadhani dan Yesi Novita Sundari yang selalu
setia mendengar curahan hati terkait perkuliahan, kisah asmara, dan keluh
kesah penulis semasa perkuliahan hingga penulis berhasil menyelesaikan
skripsi ini.
11. Kepada kak Aziz Muhtasyam yang telah mampu menjadi pendengar yang
baik, pemberi saran, masukan serta arahan yang baik, penyemangat, dan
motivasi bagi penulis. Terima kasih.
12. Teman satu dosen pembimbing Nurul Khairiatin Nida dan Fatimah Fatmawati
yang selalu setia bersama-sama menunggu giliran bimbingan, berbagi cerita,
motivasi, dan ilmu yang didapat selama bimbingan.
13. Kepada Kak Andre Veliana Verry, Kak Sri Utami dan Kak Lava Himawan
terima kasih atas bantuannya dalam ilmu cara mengolah data dan
mengarahkan penulis demi kesempurnaan susunan skripsi ini.
14. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2013,
terimakasih atas kebersamaan kita selama ini, semoga jarak tak melupakan
kita untuk tetap saling menjaga tali silaturahim.

iv
15. Teman-teman Al-Barkah Flamboyan 7, Kak Vivin Darna Diko, Anggita
Diana, Santika Fatmawati, Miftahul Khoiroh, dan Umi Sa’adatun Nisa, yang
selalu memberikan dorongan, bertukar pikiran, dan teman yang menemani
hari-hari penulis selama penulis hidup di Ciputat sehingga penulis tidak
merasa kesepian.
16. Kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas segala jasa dan
kebaikan yang diberikan kepada penulis.
Kesempurnaan hanyalah fatamorgana dari hasrat setiap manusia, namun
penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 21 Desember 2017


Penulis,

Afrilia Eka Choiriyaza

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8
D. Perumusan Masalah Penelitian ............................................................ 9
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ........................ 11
A. Kajian Teori ......................................................................................... 11
1. Kemampuan Representasi Semiotik Matematik ............................ 11
a. Representasi Matematik ........................................................... 11
b. Representasi Semiotik .............................................................. 13
c. Indikator Kemampuan Representasi Semiotik Matematik ...... 15
2. Pembelajaran dengan Pemodelan Matematika............................... 20
a. Matematisasi ............................................................................ 20
b. Pengembangan Model dan Pemodelan Matematika ................ 23
c. Langkah-Langkah Pemodelan Matematika.............................. 25
3. Autograph....................................................................................... 30
a. Definisi Autograph ................................................................... 30
b. Kelebihan dan Kekurangan Autograph .................................... 32
c. Contoh Penggunaan Autograph pada Materi Aplikasi
Turunan Fungsi Aljabar ........................................................... 33

vi
4. Pembelajaran dengan Metode Ekspositori ..................................... 38
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 40
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 41
D. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 44
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN ....................................................... 45
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 45
B. Metode dan Desain Penelitian.............................................................. 45
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 46
1. Populasi .......................................................................................... 46
2. Sampel ............................................................................................ 46
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 47
E. Instrumen Penelitian............................................................................. 47
1. Uji Validasi ................................................................................... 48
a. Validitas Isi .............................................................................. 48
b. Validitas Empiris...................................................................... 50
2. Reliabilitas .................................................................................... 50
3. Taraf Kesukaran ............................................................................ 51
4. Daya Pembeda ............................................................................... 52
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 54
1. Uji Prasyarat Analisis ..................................................................... 55
a. Uji Normalitas .......................................................................... 55
b. Uji Homogenitas ...................................................................... 56
2. Uji Hipotesis .................................................................................. 57
G. Menentukan Proporsi Varians (Effect Size) ........................................ 58
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN .............. 60
A. Deskripsi Data ..................................................................................... 60
1. Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa Kelompok
Eksperimen .................................................................................... 61
2. Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa Kelompok
Kontrol .......................................................................................... 62
3. Perbandingan Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa

vii
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ............................. 64
4. Perbandingan Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan
Indikator ........................................................................................ 66
5. Deskripsi Tahapan Pembelajaran .................................................. 69
B. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 76
1. Uji Prasyarat Analisis ..................................................................... 76
a. Uji Normalitas ......................................................................... 77
b. Uji Homogenitas ...................................................................... 77
2. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ........................................................ 78
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 79
1. Indikator Ikonik .............................................................................. 80
2. Indikator Simbolik ......................................................................... 82
3. Indikator Indeks ............................................................................. 85
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 89
A. Kesimpulan ......................................................................................... 89
B. Saran .................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 91
LAMPIRAN ...................................................................................................... 95

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penjelasan Ikon, Indeks, dan Simbolik .......................................... 17


Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Representasi Matematik ............................ 18
Tabel 2.3 Indikator Kemampuan Representasi Semiotik Matematik ............ 20
Tabel 3.1 Agenda Penelitian ......................................................................... 45
Tabel 3.2 Desain Penelitian ........................................................................... 46
Tabel 3.3 Minimum Value of CVR, One Tailed Test, p = .05......................... 49
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Isi Kemampuan Representasi Semiotik
Matematik ...................................................................................... 49
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen ........................ 51
Tabel 3.6 Kriteria Interpretasi Taraf Kesukaran ............................................ 52
Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Daya Pembeda ............................................... 53
Tabel 3.8 Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Kemampuan Representasi
Semiotik Matematik Siswa ............................................................ 54
Tabel 3.9 Klasifikasi Interpretasi Analisis Deskriptif .................................... 55
Tabel 3.10 Kriteria Effect Size.......................................................................... 59
Tabel 4.1 Based line Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .. 60
Tabel 4.2 Frekuensi Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa
Kelompok Eksperimen ................................................................... 61
Tabel 4.3 Frekuensi Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa
Kelompok Kontrol ......................................................................... 63
Tabel 4.4 Perbandingan Statistik Deskriptif Kemampuan Representasi
Semiotik Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol ........................................................................................... 64
Tabel 4.5 Perbandingan Nilai Rata-Rata Kemampuan Representasi Semiotik
Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan Indikator .................................................................... 67
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Representasi Semiotik
Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 77
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Representasi Semiotik

ix
Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 77
Tabel 4.8 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor Kemampuan
Representasi Semiotik Matematik Siswa Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol ................................................................... 78

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Pemodelan Matematika Versi Blum dan Leiss ................ 26
Gambar 2.2 Diagram Siklus Pemodelan Matematika CCSSM Setelah
Diperluas...................................................................................... 27
Gambar 2.3 Diagram Siklus Pemodelan Matematika yang Digunakan .......... 30
Gambar 2.4 Contoh 1 (langkah ke-1) pada Autograph ................................... 33
Gambar 2.5 Hasil Tampilan (langkah ke-1) pada Autograph ......................... 33
Gambar 2.6 Contoh 1 (langkah ke-2) pada Autograph ................................... 34
Gambar 2.7 Hasil Tampilan (langkah ke-2) pada Autograph ......................... 34
Gambar 2.8 Contoh 1 (langkah ke-3) pada Autograph ................................... 35
Gambar 2.9 Contoh 1 (langkah ke-4) pada Autograph ................................... 35
Gambar 2.10 Hasil Tampilan (langkah ke-4) pada Autograph ......................... 36
Gambar 2.11 Hasil Tampilan Contoh 2 (langkah ke-3) pada Autograph ......... 37
Gambar 2.12 Hasil Tampilan Contoh 2 (langkah ke-4) pada Autograph ......... 37
Gambar 2.13 Kerangka Berpikir ...................................................................... 43
Gambar 4.1 Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Representasi
Semiotik Matematik Siswa Kelompok Eksperimen .................... 62
Gambar 4.2 Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Representasi
Semiotik Matematik Siswa Kelompok Kontrol .......................... 64
Gambar 4.3 Kurva Perbandingan Nilai Kemampuan Representasi Semiotik
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......................... 66
Gambar 4.4 Diagram Batang Nilai Rata-Rata Kemampuan Representasi
Semiotik Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol Berdasarkan Indikator .................................................... 68
Gambar 4.5 Contoh Hasil Diskusi Siswa Tahap Menganalisis Masalah ........ 70
Gambar 4.6 Contoh Hasil Diskusi Siswa Tahap Merumuskan Model............ 71
Gambar 4.7 Contoh Hasil Diskusi Siswa Tahap Menghitung dan
Menginterpretasi .......................................................................... 72
Gambar 4.8 Contoh Hasil Diskusi Siswa Tahap Memvalidasi Kesimpulan ... 73
Gambar 4.9 Perbedaan Model Awal dan Model Hasil Modifikasi ................. 75

xi
Gambar 4.10 Contoh Hasil Diskusi Siswa Tahap Melaporkan Hasil ............... 76
Gambar 4.11 Soal Kemampuan Representasi Semiotik Indikator Ikonik ......... 80
Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa Pada Indikator Ikonik ............................ 81
Gambar 4.13 Soal Kemampuan Representasi Semiotik Indikator Simbolik .... 83
Gambar 4.14 Contoh Jawaban Siswa Pada Indikator Simbolik ........................ 84
Gambar 4.15 Soal Kemampuan Representasi Semiotik Indikator Indeks ........ 85
Gambar 4.16 Contoh Jawaban Siswa Pada Indikator Indeks ............................ 86

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Basedline Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok


Kontrol ......................................................................................... 95
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok
Eksperimen .................................................................................. 96
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok kontrol... 131
Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Kelompok Eksperimen ............. 157
Lampiran 5 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Representasi
Semiotik Matematik .................................................................... 199
Lampiran 6 Form Penilaian CVR ................................................................... 201
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Isi dengan Metode CVR .......... 207
Lampiran 8 Soal Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Representasi
Semiotik Matematik .................................................................... 211
Lampiran 9 Pedoman Penskoran Kemampuan Representasi Semiotik
Matematik .................................................................................... 214
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Representasi
Semiotik Matematik .................................................................... 216
Lampiran 11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Representasi
Semiotik Matematik .................................................................... 217
Lampiran 12 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Representasi
Semiotik Matematik .................................................................... 218
Lampiran 13 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Kemampuan Representasi
Semiotik Matematik .................................................................... 219
Lampiran 14 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Representasi Semiotik
Matematik .................................................................................... 220
Lampiran 15 Soal Tes Kemampuan Representasi Semiotik Matematik........... 222
Lampiran 16 Kunci Jawaban Soal Tes Kemampuan Representasi Semiotik
Matematik .................................................................................... 224
Lampiran 17 Hasil Posttest Kemampuan Representasi Semiotik Matematik
Siswa Kelompok Eksperimen...................................................... 230

xiii
Lampiran 18 Hasil Posttest Kemampuan Representasi Semiotik Matematik
Siswa Kelompok Kontrol ............................................................ 231
Lampiran 19 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Data Hasil Penelitian
dengan SPSS Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.... 232
Lampiran 20 Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas dengan SPSS .......... 234
Lampiran 21 Hasil Uji Hipotesis Statistik dengan SPSS .................................. 235
Lampiran 22 Perhitungan Proporsi Varians (Effect Size) ................................. 236
Lampiran 23 Hasil Pengecekan Plagiasi ........................................................... 237
Lampiran 24 Lembar Uji Referensi .................................................................. 238
Lampiran 25 Surat Bimbingan Skripsi.............................................................. 245
Lampiran 26 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................... 246
Lampiran 27 Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................ 247

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan rupanya masih menjadi fokus bagi perkembangan suatu
bangsa. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang paling penting
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berorientasi pada penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pemerintah telah melakukan berbagai macam
upaya guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Upaya tersebut terlihat dengan adanya perubahan pada muatan kurikulum yang
setiap periodenya dilakukan revisi. Seperti yang tercantum dalam lampiran
Permendikbud Nomor 59 tahun 2014 tentang kerangka dasar dan struktur
kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, kurikulum 2013
dikembangkan atas penyempurnaan pola pikir diantaranya adalah
pembelajaran menjadi berpusat pada peserta didik, pembelajaran interaktif,
pola belajar sendiri dan berkelompok, dan pembelajaran berbasis multimedia1.
Terjadinya perubahan paradigma pada proses pembelajaran di kelas
menjadi berpusat pada peserta didik telah menuntut peserta didik untuk lebih
berkontribusi dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Jika
sebelumnya guru menjadi pusat kegiatan pembelajaran mulai dari
menerangkan materi hingga memberikan contoh yang menyebabkan tidak
terlihatnya aktivitas yang membuat peserta didik dapat lebih mandiri untuk
menemukan konsep dari suatu materi dan mengaplikasikannya pada suatu
masalah, kini dengan adanya penyempurnaan pola pikir tersebut guru berperan
hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran di kelas dan peserta didik akan
lebih aktif selama pembelajaran. Perubahan yang telah dicanangkan
pemerintah tersebut dapat terlaksana dengan baik apabila didukang dengan
perbaikan proses pembelajaran, strategi, metode, dan teknik pembelajaran

1
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Lampiran Permendikbud Nomor 59 tahun 2014,
(Jakarta: Kemendikbud, 2014), h. 2.

1
2

yang digunakan oleh guru. Dalam hal ini, maka guru harus mampu memilih,
memodifikasi, dan menerapkan metode-metode pembelajaran yang sesuai,
yang dapat membuat peserta didik tertarik untuk belajar dan terdorong untuk
menjadi lebih aktif selama pembelajaran sehingga tercipta suatu pembelajaran
yang bermakna di dalam kelas.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran di kelas yang peneliti
lakukan di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2016/2017 salah satu
hal yang menyebabkan kurangnya kebermaknaan pembelajaran matematika di
sekolah adalah karena guru kurang mengaitkan ataupun memasukkan keadaan-
keadaan, fenomena, maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari ke dalam
matematika. Tentunya hal tersebut akan berpengaruh pada kemampuan berfikir
matematis siswa.
National Council of Teacher Mathematics (NCTM, 2000)
menyebutkan standar proses pembelajaran matematika diantaranya adalah
mampu mengembangkan kemampuan: (1) pemecahan masalah matematis, (2)
penalaran matematis, (3) komunikasi matematis, (4) koneksi matematis, dan
(5) representasi matematis.2 Sejalan dengan hal tersebut, Permendikbud No. 59
tahun 2014 juga telah menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika
pada butir nomor 4 adalah membuat siswa mampu mengomunikasikan
gagasan, penalaran, serta menyusun bukti matematika dengan menggunakan
kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah.3 Maka, dapat terlihat bahwa salah satu kemampuan
yang harus dikembangkan adalah kemampuan representasi matematis atau
kemampuan dalam mengungkapkan suatu gagasan matematika sebagai bentuk
yang mewakili suatu situasi masalah sehingga dapat untuk menemukan solusi
dari permasalahan tersebut.

2
National Council of Teacher Mathematics (NCTM), Executive Summary Principles and
Standards for School Mathematics, h. 4.
(https://www.nctm.org/uploadedFiles/Standards_and_Positions/PSSM_ExecutiveSummary.pdf),
diakses pada tanggal 25 November 2016.
3
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, op.cit., h. 329.
3

Dalam upaya pengembangan kemampuan representasi matematis,


konteks permasalahan sehari-hari nampaknya sesuai untuk diperkenalkan ke
dalam matematika. Semiotik merupakan ilmu yang memandang kehidupan di
dunia tidak luput dari tanda-tanda.4 Tanda-tanda itu terbentuk dari kata,
gambar, simbol, lambang, gesture, dan objek yang mana perlu diinterptretasi
untuk memperoleh sebuah arti atau makna dari tanda tersebut. Tentunya dalam
proses penerjemahan atau pun pencarian makna suatu tanda akan
memperlihatkan adanya perubahan dari suatu bentuk objek ke bentuk lain yang
mewakili objek tersebut. Hal ini mencerminkan adanya keterlibatan
representasi dalam semiotik.
Objek matematika merupakan objek yang terkait dengan tanda, simbol,
dan representasinya.5 Dapat berarti semiotik memiliki peranan penting dalam
representasi matematika, karena sesungguhnya dari semiotik itulah akan
melahirkan sebuah representasi, sehingga dalam matematika dapat kita sebut
sebagai representasi semiotik matematik. Jika dalam semiotik mempelajari
objek-objek, peristiwa-peristiwa, dan seluruh kebudayaan dalam kehidupan
sehari-hari sebagai suatu tanda maka untuk memperoleh kedalaman kemampuan
mengungkapkan gagasan matematik siswa dalam berbagai bentuk representasi
atas situasi masalah kehidupan sehari-hari perlu juga untuk meningkatkan
kemampuan representasi semiotik matematik siswa.
Hasil penelitian Programme for International Student Assessment
(PISA) tahun 2015 yang menunjukkan Indonesia berada pada peringkat 62 dari
69 negara yang ikut serta, dengan perolehan skor rata-rata yaitu 386. Skor
tersebut menunjukkan bahwa prestasi matematik siswa Indonesia berada pada
kategori rendah berdasarkan 6 level kemampuan matematika yang ditetapkan
pada PISA. Adapun rincian rata-rata persentase skor siswa Indonesia, yaitu
level 1 (40%), level 2 (30%), level 3 (20%), dan level 4, 5, dan 6 (< 10%).6

4
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 13.
5
Siti Inganah dan Subanji, “Semiotik dalam Generalisasi Pola”, KNPM V Himpunan
Matematika Indonesia, 2013, h. 432.
6
OECD, PISA 2015 Result (Volume I): Excellence and Equity In Education, (Paris: OECD
Publishing, 2016), p. 192.
4

Berdasarkan perolehan skor siswa Indonesia pada level 2, 3, 4, dan


level 5 yang meliputi kemampuan siswa dalam mengenali dan mengekstraki
informasi yang relevan dari situasi masalah, menafsirkan, dan memanfaatkan
suatu cara representasi tertentu (level 2), menafsirkan dan menggunakan
representasi berdasarkan informasi dan alasan (level 3), memilih dan
mengintegrasikan representasi yang berbeda (termasuk simbolis),
menghubungkannya dengan situasi nyata, dan mengkomunikasikan penjelasan
dan argumen berdasarkan interpretasi (level 4), mengidentifikasi masalah,
menentukan asumsi, mengembangkan model, menggunakan keterampilan
berpikir, penalaran, representasi yang sesuai, karakterisasi simbolik dan
formal, serta wawasan yang berkaitan dengan masalah, dan merenungkan
pekerjaannya (level 5), mencerminkan bahwa rendahnya prestasi matematik
siswa Indonesia merupakan rendahnya kemampuan representasi semiotik
matematik siswa.
Berdasarkan data penelitian PISA 2015 di atas maka dapat dikatakan
bahwa prestasi matematika siswa Indonesia termasuk kategori rendah.
Kemampuan yang menjadi bahan penelitian salah satunya merupakan
kemampuan representasi semiotik matematik, sehingga rendahnya prestasi
matematika tersebut termasuk rendahnya kemampuan representasi semiotik
matematik siswa.
Rendahnya kemampuan representasi semiotik matematik siswa juga
didasarkan pada hasil pengamatan dan nilai tes kemampuan representasi
semiotik yang peneliti lakukan ketika melaksanaan Praktik Profesi Keguruan
Terpadu di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Ketika siswa diberikan soal
dalam konteks masalah sehari-hari yang meliputi kemampuan dalam
mengungkapkan ide atau gagasan matematik dan merepresentasikan masalah
dalam bentuk gambar, simbol, dan memberikan interpretasi dari suatu
kesimpulan, sebanyak 52,8% dari 36 siswa tidak mampu mencapai nilai di atas
rata-rata. Hasil ini juga menunjukkan bahwasannya siswa sulit menganalisis
situasi masalah sehari-hari dan merepresentasikannya dalam pemodelan
matematika.
5

Berdasarkan hasil observasi, peneliti juga mendapati bahwa soal-soal


yang diberikan guru mulai dari contoh, latihan hingga tugas merupakan soal-
soal rutin dan dalam situasi matematika, bukan soal non rutin yang diambil dari
situasi masalah sehari-hari. Untuk itu, perlu adanya suatu metode pembelajaran
dimana siswa dapat terlibat aktif, mampu mengaitkan situasi masalah sehari-
hari ke dalam matematika, dan memungkinkan siswa dapat merepresentasikan
pemikirannya ke dalam bahasa matematika atau model matematika atau
mengembangkan kemampuan representasi semiotik matematiknya, dan
tercipta pembelajaran matematika yang bermakna.
Dalam soal PISA 2015 termaktub proses matematika yang diharapkan
yaitu: merumuskan situasi matematika, menerapkan konsep matematika, fakta,
prosedur dan bernalar serta menginterpretasikan, mengaplikasikan, dan
mengevaluasi hasil matematika yang didasari dengan kemampuan komunikasi,
matematisasi, representasi, penalaran, argumentasi, merumuskan strategi
pemecahan masalah, menggunakan bahasa simbol, formal, teknik dan operasi,
serta menggunakan alat matematika.7 Proses matematika yang telah disebutkan
tersebut mencirikan proses pembelajaran menggunakan metode pemodalan
matematika. Oleh karena itu, pemodelan matematika dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan
representasi semiotik matematik siswa.
Pemodelan matematik merupakan proses berpikir dan menggambarkan
suatu keterkaitan antara matematika dengan masalah dunia nyata yang
dituangkan dalam berbagai bentuk representasi seperti model matematik atau
gambar.8 Dapat juga dikatakan bahwa pemodelan matematika adalah
pengubahan bentuk suatu fenomena atau masalah dunia nyata ke dalam bentuk
bahasa matematika. Pemodelan matematika membuat proses pembelajaran

7
OECD, PISA 2015 Assessment and Analytical Framework: Science, Reading, Mathematic
and Financial Literacy, (Paris: OECD Publishing, 2016), p. 66-70.
8
Nida Nursyarifah, dkk., Penggunaan Pemodelan Matematik Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Aritmatika Sosial Siswa Sekolah Dasar, 2016, h. 140.
(http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/article/download/5101/3558), diakses pada
tanggal 26 November 2016.
6

menjadi lebih masuk akal dengan menggunakan situasi masalah sehari-hari dan
memungkinkan adanya pembentukan akar kognitif dimana konsep-konsep
dibangun oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka penggunaan pemodelan
matematika ini sesuai dengan proses berpikir siswa yang ikonik-piktorial dan
simbolik.
Dengan digunakannya pemodelam matematika dalam proses
pembelajaran matematika diharapkan hal ini menjadi suatu upaya ke arah yang
lebih baik agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya dalam
menganalisis masalah sehari-hari dan kemudian mengungkapkan ide-idenya
terkait situasi masalah sehari-hari dalam bentuk tampilan gambar, bahasa
matematika (simbol atau model matematik), serta melakukan interpretasi dan
mejelaskan kesimpulan yang diperolehnya dengan tanggung jawab. Dalam hal
ini yaitu mengembangkan kemampuan representasi semiotik matematiknya.
Seiring berkembangnya teknologi, integrasi teknologi informasi dan
komunikasi ke dalam dunia pendidikan semakin memfasilitasi penggunaan dan
pendistribusian media maupun bahan pembelajaran digital, serta menawarkan
kesempatan bagi para guru untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran.
Merujuk pada Permendikbud No. 59 tahun 2014 tentung pengembangan pola
pikir dalam kurikulum 2013, terlihat bahwa perubahan pedagogi kini juga
diarahkan pada penggunaan TIK dan media dalam pembelajaran semua mata
pelajaran di Sekolah, terutama matematika.
Salah satu software yang ditawarkan sebagai hasil dari integrasi
teknologi dalam bidang pendidikan adalah software Autograph. Autograph
merupakan software khusus yang dirancang untuk pembelajaran matematika
dan memiliki keistimewaan karena menawarkan tiga pilihan dalam
penggunaannya, yaitu 1D untuk statistik, 2D untuk grafik, koordinat,
transformasi dan geometri, sedangkan 3D untuk grafik, koordinat, dan
transformasi.9 Dengan Autograph siswa dapat melakukan eksplorasi,

9
Ida Karnasiha dan Abu Rahman, “Integrasi Software Dinamis Autograph Dalam
Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan Penemuan Terbimbing”, Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 4, No. 2, 2014, h. 151.
7

investigasi, pencarian, dan validasi. Siswa dapat berulang kali mencoba-coba


menghasilkan banyak data, grafik, fungsi, persamaan, dan perhitungan
sehingga dari eksperimennya siswa dapat menemukan, mengkonstruksi,
memvalidasi dan menyimpulkan hasil pemahamannya.10
Bila dikaitkan dengan pemodelan matematika, pembelajaran akan lebih
menyenangkan apabila siswa juga belajar dengan menggunakan Autograph,
karena pemodelan akan terlihat lebih jelas melalui bentuk representasi yang
ditampilkan pada Autograph. Hal tersebut dapat menjadikan proses
pembelajaran lebih interaktif dan partisipatif karena siswa terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran.
Namun disayangkan, para guru di sekolah belum memaksimalkan
penggunaan software-software yang telah disediakan dan dirancang untuk
dunia pendidikan khususnya software Autograph dalam pembelajaran
matematika. Hasil wawancara kepada guru pendidikan matematika yang
peneliti lakukan di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan mengungkapkan bahwa
pemakaikan software pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika
jarang sekali dilakukan. Alasannya adalah karena keterbatasan keahlian dalam
mengoperasikan software-software yang tersedia. Oleh karena hal tersebut,
pembelajaran yang terjadi di kelas berulang kali adalah pembelajaran yang
berpusat pada guru.
Bertolak dari permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berhubungan dengan penggunaan pemodelan matematika
berbantuan software Autograph yang dapat membantu peserta didik dalam
menganalisis masalah sehari-hari dan menuangkan ide matematiknya dalam
representasi semiotik matematik. Penelitian ini berjudul “Pengaruh
Pemodelan Matematika Berbantuan Autograph terhadap Kemampuan
Representasi Semiotik Matematik Siswa”.

10
Sahat Saragih, dan Vira Afriati, “Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi
Trigonometri Siswa SMK Melalui Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Autograph”, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, No. 4, 2012, h. 370.
8

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut.
1. Siswa sulit menganalisis situasi masalah kehidupan sehari-hari dan
merepresentasikannya kedalam pemodelan matematika.
2. Siswa sulit menuangkan gagasan-gagasan atau ide-ide matematik dan
merepresentasikannya ke dalam tampilan gambar, simbol ataupun lambang
dan memberikan makna serta penjelasan terhadap suatu paket pesan tanda.
Dalam hal ini maka kemampuan representasi semiotik matematik siswa
rendah.
3. Kurangnya pemanfaatan software pendidikan, terutama penggunaan
software Autograph dalam pembelajaran matematika.
4. Soal-soal yang diberikan kurang dapat mengukur kemampuan representasi
semiotik matematik siswa.

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan untuk memperjelas masalah dan
mengurangi perluasan masalah pada penelitian ini. Pembatasan masalah dari
masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Metode Pemodelan Matematika yang digunakan pada penelitian ini adalah
pemodelan matematika berdasarkan siklus yang dikemukakan oleh CCSSM
yang telah diperjelas oleh Cynthia Oropesa Anhalt dan Ricardo Cortez,
kemudian peneliti persempit menjadi enam tahapan yaitu menganalisis
masalah, merumuskan model, mengoperasikan dan menginterpretasi hasil,
memvalidasi kesimpulan, merumuskan model hasil modifikasi, dan
melaporkan hasil. Proses pemodelan matematika pada tahap memvalidasi
hasil akan dibantu dengan software Autograph.
2. Kemampuan representasi semiotik matematik yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kemampuan untuk menganalisis dan mengungkapkan
gagasan-gagasan atau ide-ide matematik dari suatu fenomena dan situasi
masalah sehari-hari ke dalam bentuk tanda baik gambar, simbol dan
9

lambang yang mewakilinya serta memberikan makna-makna dan penjelasan


terhadap suatu paket pesan tanda secara verbal guna menyelesaikan masalah
matematika.
3. Indikator kemampuan representasi semiotik matematik yang digunakan
adalah berdasarkan Pierce, yang dibedakan menjadi tiga kategori yaitu: ikon
(icon), simbol (symbol), dan indeks (index).

D. Perumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan
diteliti dan dikaji lebih lanjut adalah sesuai dengan perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kemampuan representasi semiotik matematik siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan metode pemodelan matematika
berbantuan Autograph dan kemampuan representasi semiotik matematik
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode ekspositori?
2. Apakah kemampuan representasi semiotik matematik siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan metode pemodelan matematik
menggunakan Autograph lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan metode ekspositori?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan kemampuan representasi semiotik matematik siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan metode pemodelan matematika
berbantuan Autograph dan kemampuan representasi semiotik matematik
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode ekspositori.
2. Menganalisis kemampuan representasi semiotik matematik siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan metode pemodelan matematika
berbantuan Autograph dan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
metode ekspositori.
10

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait
secara langsung maupun tidak langsung ataupun tidak terkait dengan bidang
pendidikan, khususnya mengenai penggunaan metode pemodelan matematika
dan software Autograph.
1. Bagi Guru
Memberikan informasi mengenai bagaimana sekaligus menjadi alternatif
pembelajaran matematika dengan metode pemodelan matematika dibantu
dengan software Autograph yang dapat memberikan pengaruh positif
terhadap kemampuan representasi semiotik matematik siswa.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak sekolah
dalam mengembangkan proses pembelajaran di kelas, meningkatkan
kualitas dan hasil dari pendidikan.
3. Bagi Peneliti
Sebagai rekomendasi agar dapat dijadikan bahan atau ide untuk
mengadakan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan hal-hal yang
belum terjangkau dalam penelitian.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. KAJIAN TEORI
1. Kemampuan Representasi Semiotik Matematik
a. Representasi Matematik
Istilah kata representasi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) merupakan: (1) perbuatan mewakili; (2) keadaan diwakili; (3) apa
yang diwakili, perwakilan.1 Goldin menjelaskan representasi sebagai suatu
cara yang dikonfigurasikan berdasarkan suatu keadaan sehingga dapat
menggambarkan, mewakili, serta melambangkan suatu keadaan tersebut.2
Adapun menurut Downs representasi adalah kontruksi matematis yang
dapat memberikan gambaran terhadap aspek-aspek konstruksi lainnya.3
Sesuai dengan beberapa penerjemahan kata tersebut, maka secara sederhana
representasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang dibentuk dan digunakan
untuk menggambarkan ataupun mewakili suatu keadaan.
Menurut Pape & Tchoshanov representasi dideskripsikan dalam
empat gagasan pokok, yaitu representasi sebagai: 1) ide-ide matematis yang
diabstraksi secara internal atau skema kognitif yang dikonstruk siswa dari
pengalamannya; 2) menghasilkan sesuatu yang baru dari situasi mental yang
yang telah ada; 3) sajian terstruktur dalam bentuk gambar, simbol maupun
lambang; 4) pengetahuan berkaitan dengan suatu hal yang dapat mewakili
sesuatu lain.4 Sejalan dengan itu, Hutagaol menjelaskan representasi
merupakan suatu gambaran mental yang dihasilkan akibat adanya
pemahaman dari proses perkembangan mental dan kognitif pada diri

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, (http://kbbi.web.id/representasi), diakses pada
tanggal 26 Juni 2016.
2
Ahmad Nizar Rangkuti, “Representasi Matematis”, Forum Pedagogik, Vol. 6, No.1, 2014,
h. 112.
3
Jaenudin, “Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan Representasi
Matematik Beragam Siswa SMP”, Artikel Jurusan Pendidikan Matematika UPI, 2010, h. 6-7.
4
Mustangin, “Representasi Konsep dan Peranannya dalam Pembelajaran Matematika Di
Sekolah”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 1, 2015, h. 16.

11
12

seseorang atas informasi yang diperolehnya baik dari dalam maupun dari
luar dirinya. Ketika informasi diolah dalam pikiran seseorang, disanalah
terbangun pemahaman ide atau konsep yang menjadi bentuk representasi
internal, dan dinyatakan dalam bentuk representasi eksternal yang berupa
pengungkapan kata-kata, tulisan melalui gambar, grafik, tabel, simbol,
ataupun alat peraga.5
Effendi menyatakan siswa memerlukan kemampuan representasi
matematik untuk membangun suatu alat atau cara berpikir dalam
mengungkapkan gagasan matematik dari suatu masalah kompleks agar lebih
mudah dipahami.6 Ungkapan-ungkapan gagasan atau ide matematika yang
ditampilkan oleh siswa merupakan bentuk representasi matematis atas
pemahamannya terhadap suatu konsep matematika tertentu untuk
menyelesaikan ataupun mendapatkan solusi atas permasalahan yang
dihadapinya.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, representasi matematik
dapat disimpulkan sebagai ungkapan gagasan atau ide-ide matematik yang
menggambarkan suatu masalah dan ditampilkan dalam bentuk gambar,
grafik, simbol dan lambang-lambang guna membantu siswa dalam
menyelesaikan masalah tersebut.
Sebagaimana telah ditetapkan oleh NCTM terkait standar
kemampuan representasi matematik siswa selama sekolah setidaknya
mencakup 3 yaitu sebagai berikut:7
1) Membuat dan menggunakan representasi untuk mengorganisasikan,
mencatat, dan mengomunikasikan ide-ide matematika.
2) Memilih, menerapkan, dan menerjemahkan representasi matematik
untuk memecahkan masalah.

5
Kartini Hutagaol, “Multi Representasi dalam Pembelajaran Matematika”, KNPM V
Himpunan Matematika Indonesia, 2013, h. 132.
6
Leo Adhar Effendi, “Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing
untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP”,
Jurnal Penelitian pendidikan, Vol. 13, No. 2, 2012, h. 2.
7
National TSA Conference Competitive Events Guide, 2011 & 2012 High School
Technology Activities, (Reston: Technology Student Association, 2010), h. 17.
13

3) Menggunakan representasi untuk memodelkan dan menginterpretasikan


fenomena fisik, sosial, dan matematika.
Standar tersebut menjelaskan bahwa representasi matematik seperti gambar,
simbol ataupun lambang dapat membantu siswa dalam mengungkapkan
pemikirannya sehingga memudahkannya dalam memahami suatu fenomena
atau masalah matematika untuk menyelesaikan masalah.

b. Representasi Semiotik
Secara etimologi, istilah semiotika diambil dari bahasa Yunani yaitu
semion yang berarti “tanda” atau seme yang berarti “penafsir tanda”.8
Menurut Eco, tanda yang terbentuk merupakan sesuatu yang berasal dari
konvensi sosial dan dianggap dapat mewakilkan sesuatu yang lain, juga
perlu ditafsirkan.9
Salah satu ahli linguistik, Saussure memberikan istilah ‘semiology’
(istilah Eropa) merupakan sebuah ilmu yang memepelajari peran tanda
sebagai bagian dari kehidupan sosial. Tujuannya adalah untuk menunjukkan
bagaimana tanda-tanda itu terbentuk dan kaidah yang mengaturnya.
Sedangkan filsuf Charles Peirce menyebutnya dengan istilah ‘semeiotic’
atau ‘semiotic’ (istilah Inggris) sebagai ‘formal doctrine of signs’ atau ajaran
formal tentang tanda-tanda yang berkaitan dengan logika.10 Yang menjadi
dasar bagi Peirce dari semiotik adalah konsep tentang tanda yang tidak
hanya merupakan bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun atas tanda-
tanda, melainkan dunia pun sejauh terkait dengan pikiran manusia maka
seluruhnya terdiri atas tanda-tanda.11 Kini istilah-istilah tersebut lebih
dikenal dengan semiotik.
Secara terminologis semiotik merupakan ilmu yang mempelajari
tentang seluruh objek, peristiwa, dan kebudayaan sebagai sebuah tanda.

8
Yoyon Mudjiono, “Kajian Semiotika dalam Film” Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No. 1,
2011, h. 129.
9
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 77.
10
Daniel Chandler, Semiotics: The Basics 2nd, (USA: Routledge, 2007), h. 3.
11
Alex Sobur, op.cit., h. 13.
14

Semiotik juga diartikan sebagai metode untuk menganalisis dan mengkaji suatu
tanda. Eco berpendapat bahwa semiotik mencakup apapun yang berhubungan
dengan tanda: mulai dari suatu tanda dikirim dan diterima oleh yang
menggunakannya, bagaimana cara tanda tersebut berfungsi, serta hubungan
tanda tersebut dengan sesuatu yang lain.12 Semiotik dapat berarti tanda-tanda
yang terbentuk dari kata, gambar, suara, bahasa tubuh dan objek. Semiotik
mempelajari bagaimana makna dibuat dan bagaimana suatu realitas
diwakili.13
Semiotika dipakai sebagai pendekatan untuk menganalisa sesuatu
baik itu berupa teks, gambar, ataupun simbol yang terdapat pada suatu paket
lambang-lambang pesan atau teks. Danesi menyatakan bahwa semiotik
berkerja menggunakan tanda baik berupa gambar, bunyi-bunyi, simbol, dan
lain-lain. Karenanya, istilah representasi menjadi hal yang sangat diperlukan
guna menghubungkan, menggambarkan, memotret, mereproduksi atas apa
yang dilihat, diindra, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik
tertentu.14
Dalam semiotik, tanda perlu disandingkan dengan makna. Proses
kognitif dalam upaya pemberian makna dari suatu tanda disebut semiosis.
Proses pemaknaan ini oleh Pierce dianggap selalu melibatkan hubungan
antara tiga elemen yaitu ground atau representamen, object, dan
interpretant, yang kemudian disebut dengan trikotomis atau tiadik.
Representamen merupakan tanda yang dapat dipersepsi secara fisik atau
mental. Pengelolaan dalam kognisi menghasilkan sesuatu yang merujuk
pada sesuatu yang diwakilinya disebut object. Interpretant adalah proses
menafsirkan hubungan antara representamen dan object.15

12
Christiyani Martha Sebayang, “Analisi Semiotika Representasi: Kecantikan Pada Iklan
Pantene Total Damage Care 10 Versi Raline Shah di Media Televisi”, eJournal Ilmu Komunikasi,
Vol. 5, No. 2, 2017, h. 69.
13
Daniel Chandler, op.cit., h. 2.
14
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenal Semiotika dan Teori
Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 24.
15
Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, (Depok: Komunitas Bambu, 2014),
h. 4-5.
15

Representasi semiotik berfokus pada tanda dan asosiasi tanda yang


diproduksi sesuai aturan. Duval (2006) mencoba mempelajari representasi
semiotik di tingkat struktur pikiran. Sistem representasi semiotik memiliki
tiga tujuan yang berbeda, yaitu: untuk menunjukkan objek matematika,
berkomunikasi, dan bekerja pada objek matematika itu sendiri. Semua
komunikasi dalam matematika dilakukan melalui representasi. Tranformasi
dari tanda ke dalam bentuk lain, atau substitusi dari beberapa representasi
semiotik untuk yang lain harus mempertimbangkan konten representasi,
daftar semiotik yang digunakan, dan objek yang diwakili. Untuk
mengajarkan konsep, sifat, struktur, hubungan yang timbul dari objek
matematika, harus memperhitungkan bentuk representasi yang berbeda-
beda dari objek-objek yang diwakili tersebut.16
Dalam berpikir matematis representasi semiotik menjadi bagian
yang penting karena melalui representasi semiotik itulah objek-objek
matematis dapat diakses dan dihasilkan. Representasi semiotik dalam
bidang pengetahuan lain dianggap sebagai gambaran atau deskripsi tentang
fenomena-fenomena ekternal di dunia nyata.17
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa representasi
semiotik adalah ungkapan gagasan-gagasan atau ide-ide yang ditampilkan
dalam suatu bentuk tanda (bahasa atau kata-kata, gambar, bunyi, simbol dan
lambang) yang dapat mewakili fenomena dunia nyata disertai dengan
pemberian makna terhadap tanda-tanda tersebut.

c. Indikator Kemampuan Representasi Semiotik Matematik


Bentuk representasi dari pemikiran sesorang sangatlah beragam.
Keragaman representasi tersebut dikarakterisasi berdasarkan pandangan
para ahli. Hiebert dan Carpenter mengemukakan bahwa representasi pada
dasarnya dibagi kedalam dua macam yaitu representasi internal dan

16
Didi Sukyadi, Teori dan Analisis Semiotika, (Bandung: Rizqi Press, 2011), h. 134.
17
Raymond Duval, Representation, Vision and Visualization: Cognivite Functions In
Mathematical Thingking. Basic Issues For Learning, (Université du Littoral Côte-d'Opale,
Boulogne, et Centre IUFM Nord Pas-de Calais, Lille), h. 1-2.
16

representasi eksternal.18 Pemikiran seseorang terkait ide matematis


merupakan representasi internal dan ide matematis tersebut
dikomunikasikan dalam representasi eksternal secara verbal, tampilan
gambar, dan benda konkrit.
Sehubungan dengan perwujudan dari representasi eksternal,
Schnotz membagi representasi eksternal menjadi representasi descriptive
dan representasi depictive. Representasi descriptive adalah teks yang berupa
simbol dimana simbol ini mempunyai struktur bebas dan hubungan dengan
konten yang dimaksudkan beserta maknanya sesuai dengan hasil konvensi.
Representasi depictive yaitu merupakan visual display yang di dalamnya
berupa tanda-tanda iconik yang memiliki kesesuaian dengan konten yang
dimaksudkan melalui ciri-ciri umum yang sama secara nyata atau yang
dinyatakan secara abstrak.19
Pembagian representasi eksternal dia atas berhubungan dengan
Pierce yang membedakan semiosis ke dalam tiga kategori pokok: yaitu, ikon
(icon), indeks (index), simbol (symbol).20 Ikon (icon) adalah tanda yang
dibuat untuk menyerupai, simulasi atau meniru sesuatu dalam bentuk lain.21
Dapat juga dikatakan tanda yang mempunyai ciri-ciri sama dengan apa yang
dimaksudkan atau objek yang diwakilinya. Indeks (index) adalah tanda yang
memperlihatkan hubungan keterkaitan (sebab-akibat) dengan sesuatu yang
diwakilinya. Indeks juga tercipta sebagai bahasa verbal. Simbol (symbol)
adalah tanda yang menunjukkan cara sebarang atau biasa. Simbol
merupakan tanda yang dihasilkan dari suatu konvensi, peraturan, ataupun
perjanjian yang telah disepakati bersama.22 Artinya, simbol dapat dipahami
apabila telah mendapat makna dari tanda tersebut berdasarkan hasil
kesepakatan. Simbol biasanya dipahami sebagai suatu tanda yang perlu

18
Mustangin, op. cit., h. 17.
19
Ibid., h. 19.
20
Benny H. Hoed, op. cit., h. 9-10.
21
Ifada Novikasari, “Semiotic Logical Approach”, prosiding Seminar Nasional Matematika
dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 2013, h. 323.
22
Sumbo Tinarbuko, “Semimotika Analisis Tanda Pada Karya Desain Komunikasi Visual”
Jurnal NIRMANA, Vol. 5, No. 1, 2003, h. 34.
17

diinterpretasi. Dalam upaya pemaknaan terhadap tanda-tanda simbolik,


interpretasinya melibatkan unsur dari tumbuh atau berkembangnya
pengalaman serta kesepakatan dalam masyarakat.23 Berikut disajikan tabel
yang dapat memperjelas ikon, indeks, dan simbol oleh C.S. Peirce.24
Tabel 2.1
Penjelasan Ikon, Indeks, dan Simbolik
Tanda Ikon Indeks Simbol
Proses Hubungan sebab- Konvensi/
Kemiripan
penandaan akibat Kesepakatan
Patung Kalimat/kata
Asap → Api
Contoh Pahlawan Nani Gestur/bahasa
Gejala → Penyakit
Wartabone tubuh
Proses Dapat dilihat Dapat menyimpulkan Interpretasi

Terlihat adanya kemiripan antara Pierce yang membagi semiosis ke


dalam tiga kategori dengan Bruner yang membagi representasi menjadi
representasi enaktif, representasi ikonik, dan representasi simbolik.
Representasi enaktif adalah representasi yang dibentuk melalui aksi atau
gerakan. Representasi ikonik adalah representasi yang berkaitan dengan
gambaran atau persepsi. Representasi simbolik adalah representasi yang
berkaitan dengan bahasa matematika dan simbol-simbol.25
Siswa mengomunikasikan solusi dari masalah matematika dalam
berbagai macam. Menurut Cai, Lane, Jacabcsin dalam mengomunikasikan
matematika seringkali digunakan representasi. Ragam representasi yang
biasa digunakan dapat berupa: (1) sajian visual (gambar, tabel, grafik); (2)
pernyataan atau simbol matematik; (3) teks tertulis (formal, informal, atau

23
I Ketut Darmaya, “Makna Mekala-Kalaan Pernikahan Adat Bali di Desa Buana
Tenggarong Seberang”, eJournal Ilmu Komunikasi, Vol. 5, No. 2, 2017, h. 140.
24
Alex Sobur, op. cit., h. 34.
25
Laelasari, Toto Subroto, dan Nurul Ikhsan K., “Penerapan Model Pembelajaran Learning
Cycle 7E dalam Kemampuan Representasi Matematis Mahasiswa”, Jurnal Euclid, Vol. 1, No. 2,
2014, h. 87.
18

kombinasi keduanya).26 Sejalan dengan itu, Mudzakkir membedakan


representasi matematika dalam tiga bagian, yaitu representasi visual
(diagram, tabel, grafik, dan gambar), kata-kata, dan ekspresi matematika.
Adapun bentuk-bentuk operasional representasi matematis disajikan pada
tabel berikut:27
Tabel 2.2
Indikator Representasi Matematik
No Representasi Bentuk-bentuk Operasionl
 Menyajikan data atau informasi dalam bentuk
Visual: representasi diagram, grafik, atau tabel
a. Diagram,  Menggunakan representasi visual untuk
tabel, atau menyelesaikan masalah
1
grafik  Membuat gambar untuk memperjelas masalah
dan memfasilitasi penyelesaiannya
 Membuat gambar untuk memperjelas masalah
b. gambar
dan memfasilitasi penyelesaiannya
 Membuat situasi masalah atau cerita
berdasarkan representasi yang disajikan
 Memberikan interpretasi dari suatu
Kata-kata representasi
2
 Menjelaskan tahapan penyelesaian masalah
matematika menggunakan kata-kata
 Menjawab soal dengan menggunakan kata-
kata
 Menyatakan masalah dalam model matematis
Ekspresi  Membuat konjektur dari suatu pola bilangan
3
matematis  Menyelesaikan masalah menggunakan
ekspresi matematis

26
Mustangin, loc. cit.
27
Ahmad Yazid, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Kooperatif
dengan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Pada Materi Volume Bangun Ruang Sisi Datar”, Journal
of Primary Educational, Vol. 1 No. 1, 2012, h. 33.
19

Representasi berkaitan erat dengan semiotik dilihat dari kebutuhan


masing-masing. Representasi visual, verbal, dan simbolik mewakili ciri dari
adanya semiotik yang muncul karena dari representasi akan
menginterpretasikan, tanda, makna dan fenomena yang terjadi baik sosial,
fisik maupun fenomena matematis. Semiotik sebagai kajian tentang simbol
atau tanda dan interpretasinya sesuai dengan konteks, sedangkan
matematika sebagai area pengetahuan dan kehidupan terkait tanda yang
berbasis aktivitas. Objek matematika merupakan objek yang terkait dengan
tanda, simbol dan representasinya.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan representasi semiotik matematik adalah kemampuan untuk
menganalisis dan mengungkapkan gagasan-gagasan atau ide-ide matematik
dari suatu fenomena dan situasi masalah sehari-hari ke dalam bentuk tanda
baik gambar, simbol dan lambang yang mewakilinya serta memberikan
makna-makna dan penjelasan terhadap suatu paket pesan tanda secara
verbal guna menyelesaikan masalah matematika.
Adapun indikator kemampuan representasi semiotik matematik
yang dapat disimpulkan yaitu meliputi tiga indikator besar, yaitu: ikonik,
indeks, dan simbolik. Ikonik adalah pengungkapan ide-ide atau gagasan-
gagasan matematis dalam tampilan menyerupai objek yang diwakilinya
yang memiliki makna secara matematis. Indeks adalah pengungkapan ide,
gagasan ataupun makna secara bahasa verbal dari suatu tampilan tanda
maupun representasi yang memiliki keterkaitan dengan objek matematis.
Adapun simbolik adalah pengungkapan ide-ide atau gagasan dalam bentuk
ekspresi matematis yang dibuat secara sembarang berdasarkan peraturan
yang disepakati. Berikut disajikan tabel indikator kemampuan representasi
semiotik matematik berserta kata kerja operasional yang akan digunakan
dalam penelitian.
20

Tabel 2.3
Indikator Kemampuan Representasi Semiotik Matematik
Representasi
No Kata Kerja Operasional
Semiotik Matematik
 Menyajikan data atau informasi ke
1 Ikonik dalam tampilan gambar yang dapat
dilihat.
 Menyatakan masalah dalam bentuk
simbol matematik
 Menggunakan simbol matematik untuk
2 Simbolik
menyelesaikan masalah
 Menginterpretasi simbol-simbol
matematik
 Menjelaskan kesimpulan dari suatu
3 Indeks tampilan representasi dengan bahasa
verbal

2. Pembelajaran dengan Pemodelan Matematika


a. Matematisasi
Matematisasi adalah istilah yang berasal dari kata mathematization
atau mathematisation yang berarti mematematikakan. Secara sederhana,
matematisasi diartikan sebagai suatu proses untuk mematematikakan suatu
fenomena. Adapun arti mematematikakan itu sendiri adalah merubah suatu
fenomena ke dalam bentuk matematika yang sesuai atau membangun suatu
konsep matematika berdasarkan fenomena tersebut.28
Fruedenthal mempunyai pandangan bahwa matematisasi merupakan
proses yang dapat meningkatkan dan mengembangkan ide matematika
siswa secara bertahap atau disebut level-raising. Level-raising dapat
dikembangkan apabila dalam pembelajaran matematika terdapat aktivitas

28
Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Ralistik: Suatu Alternatif Pendekatan
Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 41-42.
21

yang menekankan pada analogi, klasifikasi, dan struktur; refleksi,


justifikasi, dan pembuktian; pemodelan, simbolisasi, dan pendefinisian;
meringkas matematika melalui simbolisasi dan skematisasi.29
Gravemeijer memberikan penjelaskan bahawa di dalam proses
matematisasi terjadi proses generalisasi dan formalisasi. Proses
memodelkan, menyimbolkan, dan mendefinisikan merupakan bagian dari
proses formalisasi, sedangkan proses generalisasi merupakan pemahaman
yang lebih meluas. Proses generalisasi dan formalisasi bukanlah sesuatu
yang mendasar dalam kognisi siswa. Tujuan akhir dalam matematika adalah
formalisasi berdasarkan aksiomatisasi.30 Maka dari itu, dalam pembelajaran
matematika guru harus memberikan perhatian dalam artian harus
membimbing dan memberikan arahan kepada siswa agar kedua proses
tersebut dapat dicapai.
Adapun matematisasi dibagi menjadi dua macam oleh De Lange,
yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal.31 Gravemeijer
(1994) menjelaskan matematisasi horizontal berkenaan dengan pengubahan
masalah kontekstual menjadi masalah matematika, sedangkan matematisasi
vertikal adalah menggunakan aturan matematika yang bersesuaian dengan
masalah untuk memformulasikan masalah tersebut ke dalam penyelesaian
matematika.32 Dapat dikatakan matematisasi vertikal merupakan proses
formalisasi dimana hasil yang diperoleh pada metamatisasi horizontal
dijadikan landasan untuk mengembangkan konsep matematika ke dalam
bentuk yang lebih formal. Proses matematisasi horizontal dan vertikal tidak
dapat dipisahkan secara langsung, karena setelah proses matematisasi
horizontal berlangsung hasil yang diperoleh akan diproses dalam
matematisasi vertikal. Kedua peroses ini bisa saja terjadi secara bertahap
dan bergantian.

29
Ibid., h. 42.
30
Darhim, Pembelajaran Matematika Realistik sebagai Suatu Pendekatan, h. 4-5.
(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/195503031980021-
DARHIM/Makalah_Artikel/JURNAL_RME.pdf), diakses pada tanggal 19 November 2016,
31
Ariyadi Wijaya. loc. cit.
32
Darhim, op.cit ., h. 5.
22

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai proses matematisasi


horizontal adalah kegiatan identifikasi matematika, skematisasi, formulasi
dan visualisasi masalah konteks umum, mencarian ketetauran, hubungan,
dan kemudian mentransfer masalah nyata menjadi model matematika.
Adapun pada proses matematisasi vertikal kegiatan yang terjadi meliputi
merepresentasikan suatu relasi ke dalam rumus atau aturan, membuktikan
keteraturan, menyesuaikan, mengembangkan, menggunakan,
mengombinasikan, mengintegralkan model matematika, merumuskan suatu
konsep matematika baru, dan menggeneralisasikan. 33
Menurut De Lange (1987), matematisasi diawali dengan proses
menerjemahkan masalah dunia nyata menjadi masalah matematika.
Beberapa kegiatan yang mencakup proses ini adalah sebagai berikut. 34
1) Mengidentifikasi konsep matematika yang relevan dengan masalah
dunia nyata;
2) Merepresentasikan masalah, mengorganisasikannya berdasarkan
konsep matematika yang relevan, dan merumuskan asumsi yang sesuai;
3) Mencari keterhubungan masalah nyata dengan bahasa matematika agar
masalah nyata dapat dinyatakan secara matematis;
4) Menemukan keteraturan, relasi dan pola yang sesuai dengan masalah;
5) Menerjemahkan masalah dunia nyata secara matematis yaitu dalam
bentuk model matematika.
Kemudian, berlangsung proses menerapkan konsep matematika dan
keterampilan matematis yang dimiliki siswa. Kegiatan yang dilakukan
siswa pada proses ini meliputi.35
1) Menggunakan beragam representasi matematik, bahasa, simbol dan
proses formalisasi;
2) Menyesuaikan, mengembangkan dan menggabungkan beragam model
matematik;

33
Ariyadi Wijaya, op.cit., h. 43.
34
Ibid., h. 45-46.
35
Ibid., h. 46.
23

3) Argumentasi matematis;
4) Generalisasi.
Terakhir yaitu melakukan refleksi proses dan hasil matematisasi.
Siswa menginterpretasi dan memvalidasi hasil melalui proses:
1) Memahami keluasan dan keterbatasan konsep matematika terkait dalam
hubungannya dengan masalah dunia nyata;
2) Merefleksi argumen dan menjelaskan hasil matematis;
3) Mengomunikasikan proses dan hasil.
Proses matematisasi dianggap sebagai kunci dari pembelajaran
matematika menurut Freudenthal. Alasannya adalah karena matematisasi
menjadikan siswa terlibat dalam aktivitas memahami masalah sehari-hari
menggunakan pendekatan matematika dan dengan proses matematisasi
pembelajaran matematika menjadi terpusat pada penemuan kembali ide-
ide.36

b. Pengembangan Model dan Pemodelan Matematika


Model merupakan bentuk representasi dari suatu masalah (Maaβ,
2010).37 Model matematika suatu fenomena adalah suatu ekspresi atau
bentuk representasi matematika yang diturunkan dari fenomena tersebut.
Ekspresi matematika itu sendiri dapat berupa persamaan, sistem persamaan,
fungsi relasi, maupun ekspresi matematika lainnya. Model matematika
dibangun berdasarkan karakteristik fenomena yang dimodelkan, sehingga
model dapat menjelaskan fenomena secara kuantitatif maupun kualitatif.38
Model dibagi ke dalam tiga jenis yaitu model analog, model ikonik,
dan model simbolik. Model analog adalah model berupa sistem yang dapat
menjelaskan atau mendeskripsikan sistem lain. Model ikonik merupakan
model yang menyerupai bentuk asli dari sesuatu yang diwakilinya dari segi
fisik. Adapun model simbolik adalah model yang mempergunakan simbol

36
Darhim, loc. cit.
37
Ariyadi Wijaya, loc. cit.
38
Edi Cahyono, Pemodelan Matematika, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 2.
24

ataupun lambang dalam menggambarkan dan menjelaskan karakteristik dari


sesuatu yang dimodelkannya. Dalam matematika, model yang sering
digunakan adalah model yang berupa lambang atau simbol.39
Proses matematisasi tidak dapat dipisahkan dari kata model atau
pemodelan. Beberapa pihak menganggap bahwa model merupakan bagian
dari matematisasi, namun beberapa juga berpandangan bahwa matematisasi
terjadi didalam pengembangan model atau pemodelan.40
Model matematika adalah suatu bentuk representasi matematika dari
suatu masalah, sedangkan perbuatan atau proses merubah masalah tersebut
menjadi model matematika dikatakan sebagai pemodelan matematika atau
mathematical modelling. Saat bentuk matematika dipilih, disesuaikan dan
disusun untuk mengatasi aspek-aspek dari suatu konteks masalah atau
situasi di luar matematik, dapat dikatakan bahwa pemodelan matematika
sedang berlangsung.41
Lingefjärd (2006), mendefinisikan pemodelan matematika sebagai
proses matematis yang memerlukan pengamatan atas suatu fenomena,
mencari hubungan, menerapkan analisis matematika (persamaan, struktur
simbolik, dan lainnya), memperoleh solusi matematika, dan
menerjemahkan kembali model matematik yang telah dibuat sesuai dengan
fenomena yang ada. Adapun Ang (2009) menjelaskan bahwa pemodelan
matematika adalah proses yang memerlukan sejumlah urutan untuk
memperoleh bentuk representasi matematis dari masalah dunia nyata.
Sedangkan menurut beberapa pendidik matematika, pemodelan matematika
adalah proses menggunakan matematika untuk memecahkan masalah dunia
nyata.42 Adapun menurut Daniel Lawson and Glenn Marion (2008),

39
Ibid.
40
Ariyadi Wijaya, loc. cit.
41
Mogens Niss, “Models and Modelling in Mathematics Education”, EMS Newsletter,
Zurich, 2012, p. 50.
42
Farzad Bahmei, “Mathemathical Modelling in Primary School, Advantages and
Challenges”, Journal of Mathematical Modelling and Applicaton, Vol. 1, 2011, p. 3.
25

pemodelan matematika merupakan penerjemahan fenomena yang ada di


dunia ke dalam bentuk bahasa matematika.43
Dapat ditarik kesimpulan, pemodelan matematika adalah suatu
proses menerjemahkan masalah dunia nyata ke dalam bahasa matematika
atau bentuk representasi matematika guna menyelesaikan suatu masalah.
Maaβ mengemukakan alasan terkait pentingnya pemodelan dalam
pembelajaran matematika, yaitu karena pemodelan dapat meningkatkan
kepekaan, sikap positif siswa terhadap matematika akan manfaat
matematika dalam kehidupan, pemodelan menjadi penghubung antara dunia
nyata dengan matematika, salah satu aspek penting dalam proses
pemecahan masalah adalah pemodelan, dan dapat mempermudah siswa
untuk memahami ataupun menguasai konsep-konsep matematika.44

c. Langkah-langkah Pemodelan Matematika


Dalam memahami suatu fenomena, pengaplikasian matematika
melibatkan 3 proses yang perlu dilalui yaitu:45
1) Merumusan masalah, memodelkan fenomena secara matematis
Proses ini merupakan penerjemahan informasi dari suatu
fenomena masalah nyata ke dalam bentuk model matematika. Model
matematika yang terbentuk untuk mewakili masalah biasanya berupa
sistem persamaan, pertidaksamaan, ataupun ekspresi matematika agar
suatu fenomena dapat lebih terukur. Namun, penggunaan model
matematika mempunyai keterbatasan dibandingkan dengan fenomena
masalah nyata akibat asumsi-asumsi yang digunakan selama proses
pemodelan sehingga generalisasi interpretasi solusi kurang maksimal.
2) Mencari solusi dan kesimpulan matematika
Pada proses ini, model matematika yang telah dibuat digunakan
untuk memperoleh solusi matematika dengan menggunakan metode

43
Daniel Lawson and Glenn Mario, An Introduction to Mathematical Modelling, 2008, h. 1,
(https://people.maths.bris.ac.uk/~madjl/course_text.pdf), diakses pada tanggal 24 Agustus 2016.
44
Ariyadi Wijaya, op. cit., h. 46-47.
45
Edi Cahyono, op. cit., h. 4-5.
26

matematika bersesuaian. Biasanya, solusi matematika yang diperoleh


berada dalam bentuk fungsi matematika, angka, maupun grafik.
3) Menginterpretasi solusi dan kesimpulan matematika sesuai fenomena
yang dihapahami
Solusi berupa angka, grafik, fungsi dalam matematika tidaklah
berarti apabila solusi tersebut tidak dapat menjelaskan permasalahan awal.
Maka dari itu, interpretasi solusi matematik sangat penting untuk
memahami arti dan implikasi solusi tersebut dengan permasalahan awal.
Blum dan Leiss merumuskan suatu siklus pemodelan matematika
yang terdiri dari tujuh langkah, seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.1
Siklus Pemodelan Matematika Versi Blum dan Leiss

Proses pemodelan berawal dari situasi nyata yang selanjutnya


direpresentasikan dalam bentuk model situasi untuk mempermudah dalam
memahami masalah yang ada. Model situasi tersebut disederhanakan
menjadi suatu model nyata. Proses matematisasi terhadap model nyata
menghasilkan suatu model matematika. Model matematika merupakan
langkah awal untuk bekerja dan secara matematika untuk menentukan solusi
matematika. Solusi matematika yang didapat selanjutnya diinterpretasikan
menjadi solusi nyata yang relevan dengan masalah atau situasi nyata. Hasil
validasi solusi nyata menghasilkan model situasi yang selanjutnya disajikan
dalam bentuk yang sesuai dengan masalah atau situasi nyata.46

46
Ariyadi Wijaya, op. cit., h. 50-51.
27

Adapun siklus pemodelan matematika yang dikemukakan oleh


Common Core State Standards for Mathematics (CCSSM) (National
Geovernors Association Center for Best Practices (NGACBP) and the
Council of Chief State School Officers (CCSSO), 2010) adalah dimulai dari
1) mengidentifikasi dan memilih variabel yang dirasa penting dalam situasi,
2) merumuskan model dengan menyusun dan memilih representasi yang
menggambarkan keterkaitan antar variabel, 3) melakukan operasi pada
model dan menganalis keterkaitan tersebut untuk menarik kesimpulan, 4)
menerjemahkan solusi matematik ke dalam situasi nyata, 5) memvalidasi
kesimpulan dengan membandingkan solusi matematik dengan situasi nyata,
dan memperbaiki model atau jika kesimpulan diterima, 6) melaporkan
kesimpulan dengan alasan.47
Siklus di atas kemudian diperjelas setiap tahapan-tahapannya oleh
Cynthia Oropesa Anhalt dan Ricardo Cortez, agar tahapan siklus menjadi
lebih deskriptif. Keseluruhan tahapan siklus ditampilkan pada diagram
berikut ini.48

Develop &
Analyza a situation Validate Report the
formulate a
or problem conclusion situation
model

Compute Interpret the


solution of solution & draw
the model conclutions

Gambar 2.2
Diagram Siklus Pemodelan Matematika CCSSM Setelah Diperjelas

Tahapan siklus pemodelan matematika di atas dapat dideskripsikan


sebagai berikut.

47
Common Core State Standards Initiative (CCSSI), Common Core State Standards for
Mathematics, (Washington DC: National Geovernors Association Center for Best Practices and the
Council of Chief State School Officers, 2010), p. 72-73.
48
Cynthia Oropesa Anhalt dan Ricardo Cortez, “Modeling: A Structured Process”, Journal
of Mathematics Teacher, Vol. 108, No.6, 2015, p. 448.
28

1) Analyze the situation or problem


Tahap ini merupakan tahap mengidentifikasi masalah atau situasi
kehidupan sehari-hari yang harus dipahami untuk diselesaikan. Mencari
tahu tentang latar belakang masalahnya jika diperlukan dan memahami
situasi masalah serta memahami pertanyaan.
2) Develop and formulate a model
Aktivitas yang meliputi tahap ini adalah menentukan dan
menerjemahkan informasi dari masalah nyata, menentukan asumsi yang
diperlukan ke dalam masalah matematika dan menggunakan bentuk
matematika yang relevan dengan informasi yang ada dan diasumsikan.
3) Compute a solution of the model
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian masalah yang telah
dinyatakan dalam model matematika dengan melakukan operasi pada
model matematika.
4) Interpret the solution and draw conclusions
Setelah melakukan tiga tahap sebelumnya, tahap selanjutnya
adalah menerjemahkan solusi matematika dalam situasi nyata dan
menarik kesimpulan bahwa solusi yang diperoleh mencerminkan situasi
asli.
5) Validate conclusions
Pada tahap validasi ini, memastikan bahwa hasil matematika yang
diperoleh telah sesuai dengan situasi aslinya. Apabila kesimpulan sudah
sesuai dengan akurasi yang dibutuhkan, maka laporkan hasilnya.
Apabila kesimpulan harus diperbaiki, maka kembali ke tahap 2.
6) Develop and formulate a new or modified model
Pada tahap ini, dilakukan revisi terhadap asumsi-asumsi yang telah
dibuat sesuai dengan hasil validasi yang didasarkan atas permasalahan
yang ada, diterjemahkan menjadi sesuatu yang baru atau dimodifikasi
sehingga diperoleh model matematika yang berbeda dengan model
sebelumnya. Kegiatan tersebut dilakukan melalui tahapan yang sudah
dilakukan sebelumnya lagi yaitu: compute, interpret, dan validate.
29

7) Report the solution


Tahap report the solution adalah tahap penyampaian solusi dan
kesimpulan disertai dengan alasan yang mendasarinya.
Didasarkan atas pendapat tentang tahapan pemodelan matematika di
atas, maka peneliti akan menggunakan tahapan pemodelan matematika
menurut Common Core State Standards for Mathematics (CCSSM) yang
secara lebih jelas telah dideskripsikan oleh Cynthia Oropesa Anhalt dan
Ricardo Cortez namun peneliti persempit menjadi 6 tahapan sebagai
berikut:
1) Menganalisis masalah
Pada tahap ini, siswa memahami dan mengidentifikasi masalah
situasi eksternal (konteks kehidupan sehari-hari) untuk memperoleh
informasi dan mengetahui hal yang menjadi pertanyaan maupun hal
yang harus diselesaikan dari masalah tersebut.
2) Merumuskan model
Dalam tahap ini, siswa menentukan dan menerjemahkan informasi
masalah nyata bersama dengan membuat asumsi yang diperlukan ke
dalam masalah matematika sehingga masalah dapat diselesaikan, dan
menggunakan bentuk matematika yang sesuai dengan informasi serta
keahilan siswa.
3) Menghitung dan menginterpretasi hasil
Siswa menyelesaikan masalah yang telah direpresentasikan dalam
model matematika. Setelah solusi matematika diperoleh, siswa
menerjemahkannya ke dalam situasi nyata dan memberikan kesimpulan.
4) Memvalidasi kesimpulan
Pada tahap validasi ini, siswa memastikan jawaban matematika
yang diperoleh sesuai dengan situasi nyata. Jika kesimpulan telah sesuai
dan valid, laporkan solusinya, tetapi jika kesimpulan harus diperbaiki
maka siswa harus kembali dan mengulangi tahap 2.
5) Merumuskan model hasil modifikasi
30

Pada tahap ini, siswa memperbaiki asumsi yang telah dibuat


berdasarkan ketidaksesuaian yang diketahui pada tahap validasi.
Asumsi diperbaiki sesuai masalah yang ada, diterjemahkan atau
dimodifikasi menjadi rumusan masalah matematika yang baru agar
dapat diselesaikan. Kegiatan ini dilakukan melalui tahapan merumuskan
model, menghitung, menginterpretasi, dan memvalidasi kembali.
6) Melaporkan hasil
Melaporkan hasil adalah tahap akhir dimana siswa berbagi solusi,
kesimpulan beserta alasannya.
Langkah-langkah tersebut bila digambarkan dalam diagram siklus
adalah sebagai berikut.

Menganalisis Merumuskan Memvalidasi Melaporkan


Masalah Model Kesimpulan Hasil

Menghitung dan
Menginterpretasi Hasil

Gambar 2.3
Diagram Siklus Pemodelan Matematika yang Digunakan

3. Autograph
a. Definisi Autograph
Autograph adalah program computer baru yang dikembangkan oleh
Douglas Butler. Autograph merupakan salah satu software khusus yang
dirancang untuk digunakan dalam pembelajaran matematika yang bersifat
Dynamic Geometry Software. Autograph adalah suatu software dinamis
untuk pembelajaran matematika yang lebih efektif, efisien, dan
menyenangkan bagi guru maupun siswa karena memiliki fitur 1D, 2D dan
31

3D yang meliputi statistik, peluang, dan koordinat geometri.49 Pilihan dalam


penggunaannya, yaitu 1D unutk statistika, 2D untuk grafik, koordinat,
transformasi dan geometri, 3D untuk grafik, koordinat, dan transformasi.50
Autograph memiliki dua level sistem operasi yang dapat digunakan yaitu
Standard dan Advanced. Pada level Standard dalam penggunaannya
memberikan tampilan dan tools yang sangat sederhana serta ikon yang lebih
besar, sedangkan pada level Advanced memberikan pilihan tools yang lebih
lengkap termasuk kalkulus, distribusi probabilitas, dan persamaan dalam 3D
serta dapat merubah derajat ke dalam radian.51
Kemampuan yang dimiliki Autograph dalam fitur 2 dimensi dan 3
dimensi adalah dapat digunakan untuk materi gradien dan turunan. Selain
itu, Autograph juga dapat digunakan untuk membuat dan mengubah bentuk
grafik statistik, fungsi, dan vektor sehingga pengguna dapat mengamati,
mengubah dan mensimulasikan grafik fungsi yang terbentuk dari suatu
persamaan ataupun sebaliknya dan vektor yang telah ditempatkan
sebelumnya untuk mendorong daya visualisasi dan pemahaman siswa
terkait fenomena matematis dalam kehidupan sehari-hari.52
Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Autograph
adalah suatu software dinamis yang dirancang khusus untuk pembelejaran
matematika yang memiliki fitur 1 dimensi, 2 dimensi, dan 3 dimensi untuk
materi-materi matematika agar terciptanya pembelajaran yang lebih efektif,
efisien, dan menyenangkan.

49
Douglas Butler, Autograph Version 3: Getting Going with Autograph 3, (UK: Eastmond
Publishing Ltd., 2007), p. 4.
50
Sahat Saragih, dan Vira Afriati, “Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi
Trigonometri Siswa SMK Melalui Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Autograph”, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, No. 4, 2012, h. 374.
51
Douglas Butler, op. cit., p. 5.
52
Rustam E. Simamora, Journal Review: Penggunaan GeoGebra, Cabri 3D, dan Autograph
dalam Pembelajaran Matematika, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2017, h. 5-6.
(https://id.scribd.com/document/359601171/Penggunaan-GeoGebra-Cabri-3D-dan-Autograph-
dalam-Pembelajaran-Matematika), diakses pada tanggal 1 Desember 2017.
32

b. Kelebihan dan Kekurangan Autograph


Beberapa kelebihan Autograph berada pada tools yang terdapat di
dalamnya yaitu:53
1) Whiteboard mode: dengan adanya tombol whiteboard mode, pengguna
mudah untuk memperoleh keterangan/informasi pada layar (worksheet).
2) Equation entry: memudahkan pengguna untuk membuat grafik hanya
dengan mengklik equation entry, maka pengguna dapat memasukkan
persamaan grafik yang diinginkan.
3) Interpretating data in 1 and 2 dimension: data dari Microsoft excel dapat
diinput atau dipindahkan ke Autograph dalam 1D dan 2D.
4) Slow plot: tools ini dapat memunculkan dan membentuk grafik fungsi
secara perlahan-lahan.
5) Save page (bitmap): hasil pekerjaan pada worksheet dapat disimpan
dalam format bitmap yang kemudian bisa dibuka atau dimasukkan ke
dalam Microsfot word dan aplikasi komputer lainnya.
Fitur-fitur yang terdapat dalam Autograph membuat siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti juga menggunakan
Autograph sebagai alat bantu dalam membuat bentuk representasi dari suatu
objek atau masalah dan memvalidasi hasil pekerjaan siswa.
Disamping kelebihannya Autograph juga memiliki kekurangan,
yaitu:
1) Tidak dapat menampilkan cara penyelesaian masalah, Autograph hanya
memberikan hasil matematika.
2) Tidak dapat menyelesaikan masalah secara analitik.
3) Hanya bersifat sebagai latihan karena mengevaluasi pekerjaan siswa.

53
Ekaningsih Bano, “Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa
SMA Melalui Pendekatan Metakognitif Berbantuan Autograph” Tesis pada Universitas Pendidikan
Indonesia, 2012, h. 8-9.
33

c. Contoh Penggunaan Autograph pada Materi Aplikasi Turunan


Fungsi Aljabar
1) Menentukan Persamaan Garis Singgung Kurva
Tentukan persamaan garis singgung kurva 𝑦 = 𝑥 3 − 3𝑥 − 1 di titik
(4,3)!
Jawab.
Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Pilihlah menu “File”, lalu klik “New 2D graph page”

Gambar 2.4
Contoh 1 (langkah ke-1) pada Autograph

Maka akan muncul tampilan worksheet seperti berikut

Gambar 2.5
Hasil Tampilan (langkah ke-1) pada Autograph

2. Klik icon “Equation Entry” ( ) untuk memasukkan persamaan.


Kemudian masukkan persamaan 𝑦 = 𝑥 3 − 3𝑥 − 1, Lalu klik OK.
34

Gambar 2.6
Contoh 1 (langkah ke-2) pada Autograph

Maka akan muncul tampilan grafik fungsi yang diminta

Gambar 2.7
Hasil Tampilan (langkah ke-2) pada Autograph

3. Klik icon “Point Mode” ( ), arahkan pada kurva dan titik (4,3)
hingga terlihat panah berwarna hitam untuk membuat titik pada
kurva, lalu klik di tempat tersebut. Tampak seperti gambar berikut.
35

Gambar 2.8
Contoh 1 (langkah ke-3) pada Autograph

4. Pilih titik tersebut, lalu klik kanan dan pilih “Tangent”

Gambar 2.9
Contoh 1 (langkah ke-4) pada Autograph

Maka akan terlihat tampilan garis singgung kurva seperti berikut.


36

Gambar 2.10
Hasil Tampilan (langkah ke-4) pada Autograph

Untuk melihat persamaan garis singgungnya, lihat pada bagian kiri


bawah.

𝑥 = 4, 𝑦 = 3 adalah titik yang diminta, sedangkan tangent: 𝑦 =


5𝑥 − 17 adalah persamaan garis singgung kurva pada titik yang
diminta. Sehingga diperoleh persamaan garis singgung kurva 𝑦 =
𝑥 3 − 3𝑥 − 1 di titik (4,3) adalah 𝑦 = 5𝑥 − 17.

2. Menentukan Persamaan Garis Normal Kurva


Tentukan persamaan garis normal kurva 𝑦 = 𝑥 3 − 3𝑥 − 1 pada titik
(4,3)!
Jawab.
Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :
Ikuti langkah 1 sampai dengan langkah 3 pada langkah-langkah
menentukan persamaan garis singgung kurva, sehingga tampilan akhir
dari langkah 3 adalah seperti berikut.
37

Gambar 2.11
Hasil Tampilan Contoh 2 (langkah ke-5) pada Autograph

4. Setelah itu, pilih titik tersebut, lalu klik kanan dan pilih “Normal”
Maka akan terlihat tampilan persamaan garis normal seperti gambar
berikut

Gambar 2.12
Hasil Tampilan Contoh 2 (langkah ke-6) pada Autograph

Untuk melihat persamaan garis normalnya, lihat pada bagian kiri


bawah.
38

𝑥 = 4, 𝑦 = 3 adalah titik yang diminta, sedangkan normal: 𝑦 =


−0,2𝑥 + 3,8 adalah persamaan garis normal kurva pada titik yang
diminta. Sehingga diperoleh persamaan garis normal kurva 𝑦 = 𝑥 3 −
3𝑥 − 1 pada titik (4,3) adalah 𝑦 = −0,2𝑥 + 3,8.

4. Pembelajaran dengan Metode Ekspositori


Metode ekspositori adalah salah satu metode pembelajaran
konvensional yang biasa diterapkan oleh guru di kelas. Pembelajaran ini
merupakan pembelajaran yang teacher center dimana guru menjadi sumber
dan pusat informasi utama dan siswa hanya sebagai objek pembelajaran
yang hanya menerima materi dari penjelasan guru. Pada penelitian ini,
metode ekspositori juga akan menggunakan. Metode ekspositori adalah
suatu metode pembelajaran yang mengharapkan dapat siswa menguasi
materi pelajaran secara optimal dimana segala kegiatan berorientasi pada
guru tentunya dalam hal menyampaikan materi secara verbal.54
Metode ekspositori merupakan mtode terpadu yang didalamnya
terdapat metode informasi, demonstrasi, tanya jawab, latihan soal, dan
adanya tugas pada akhir pembelajaran. Secara singkat, prosedur penerapan
pembelajarn metode ekspositori dimulai dengan pemaparan informasi
materi kepada siswa dengan ceramah, memberikan contoh soal secara
komunikatif dan interaktif dengan metode demonstrasi, dilanjutkan dengan
tanya jawab antar guru dan siswa, dan pemberian soal latihan untuk siswa,
diakhiri dengan guru bersama siswa membuat rangkuman hasil
pembelajaran.55

54
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013),
h. 189.
55
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 272-273.
39

Namun dalam penelitian ini, tahapan metode pembelajaran


ekspositori akan mengikuti tahapan-tahapan berikut.56
1) Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkenaan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan sugesti
positif yang mampu membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa,
merangsang pengetahuan maupun rasa ingin tahu siswa, sehingga
tercipta suasana pembelajaran yang terbuka.
2) Penyajian (Presentation)
Penyajian adalah tahap penyampaikan materi pelajaran sesuai
dengan apa yang sudah direncanakan dan dipersiapkan. Penggunaan
bahasa dan kalimat, intonasi suara, menjaga hubungan mata dengan
siswa sangat mempengaruhi keberhasilan guru dalam menjelaskan
materi.
3) Menghubungkan (Correlation)
Materi pelajaran perlu dihubungkan dengan pengalaman siswa
atau dengan hal-hal lain yang dapat memungkinkan siswa untuk
menerka keterkaitan antara materi yang dipelajari dengan pengetahuan
yang telah dimiliki sebelumnya. Dengan adanya tahapan ini
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa, dimana siswa dapat
memperbaiki struktur kognitif yang dimilikinya ataupun meningkatkan
kualitas kemampuan berpikir dan motoriknya.
4) Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan merupakan tahapan yang membuat siswa
memahami inti pelajaran dari apa yang dijelasan guru. Pada tahap ini,
memungkinkan inti-inti materi diulang kembali, melontarkan beberapa
pertanyaan terkait materi ajar, atau membuat mapping keterkaitan antar
pokok–pokok materi.

56
Wina Sanjaya, op. cit., h. 189-191.
40

5) Penerapan (Aplication)
Tahap penerapan adalah tahapan yang menuntut siswa untuk
menunjukan kemampuannya setelah mereka menyimak penjelasan dari
guru. Teknik yang digunakan guru adalah membuat tugas yang relevan
dengan materi yang telah disajikan dan memberikan tes yang sesuai
dengan materi pelajaran yang disajikan.

B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN


1. Jurnal internasional “Mathematical Modeling in Problem Situations of
Daily Life”, oleh Rafael Pantoja Rangel, dkk pada tahun 2016.
Penelitiannya menjelaskan bahwa penggunaan teknologi, tim kolaboratif,
pemodelan matematika, teknologi dan kegiatan yang melibatkan situasi
masalah dalam mata pelajaran matematika memungkinkan siswa untuk
berperan aktif dalam pembelajaran, membangun konsep dan
mengembangkan kemampuan dalam mengekspresikan ide-idenya yang
kemudian diinterpretasikan oleh siswa untuk mendapatkan representasi
terbaik dari fenomena yang mencerminkan representasi semiotik.
2. Penelitian (dalam jurnal) yang dilakukan oleh Sahat Saragih dan Vira
Afriati dengan judul “Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi
Trigonometri Siswa SMK Melalui Penemuan Terbimbing Berbantuan
Software Autograph”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan
pemahaman konsep siswa, ketuntasan, dan aktivitas belajar siswa pada
bahasan grafik fungsi trigonometri yang memperoleh pendekatan penemuan
terbimbing berbantuan software Autograph lebih tinggi dari siswa yang
memperoleh pendekatan biasa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
peningkatan pemahaman konsep siswa kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
3. Fatikah Suryani dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran
Matematika dengan Metode Pemodelan Matematis (Mathematical
Modeling) terhadap Kemampuan Penalaran Generalisasi Matematis”.
Temuannya menunjukkan bahwa metode pemodelan matematika terbukti
41

lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan penalaran generalisasi


matematika dibandingkan metode drill (konvensional). Hal ini terlihat dari
nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 64,71 sedangkan kelompok
kontrol memiliki nilai rata-rata sebesar 54,99.

C. KERANGKA BERPIKIR
Gagasan-gagasan atau ide-ide matematika dari suatu masalah sehari-
hari yang diperoleh akibat adanya proses mental dalam kognitif siswa akan sulit
diketahui bila tidak diungkapkan dalam bentuk representasi. Kemampuan
representasi semiotik matematik adalah kemampuan untuk menganalisis dan
mengungkapkan gagasan-gagasan atau ide-ide matematik dari suatu fenomena
dan situasi masalah sehari-hari ke dalam bentuk tanda baik gambar, simbol dan
lambang yang mewakilinya serta memberikan makna-makna dan penjelasan
terhadap suatu paket pesan tanda secara verbal guna menyelesaikan masalah
matematika. Kemampuan ini berkaitan dengan pengubahan bentuk persoalan
atau masalah nyata kedalam bahasa matematika. Pemodelan matematika
merupakan suatu metode yang meungkin siswa untuk dapat menuangkan ide-
ide matematikanya dari suatu permasalahan ke dalam bentuk matematika.
Sehingga dalam penelitian ini penileti beranggapan bahwa ada keterkaitan
antara metode pemodelan matematika dengan kemampuan representsi semiotik
matematik siswa. Terlebih jika pembelajaran dengan pemodelan matematika
dibantu dengan software Autograph yang memang dirancang khusus untuk
pembelajaran matematika. Autograph menawarkan siswa untuk melakukan
eksplorasi, investigasi, sehingga siswa dapat memvalidasi dan menyimpulkan
hasil pemahamannya yang termasuk dalam salah satu tahapan metode
pemodelan matematika.
Terdapat 6 tahapan pembelajaran matematika mengggunakan metode
pemodelan matematika dalam penelitian ini. Tahap pertama adalah
menganalisis masalah. Siswa berdiskusi untuk memahami dan
mengidentifikasi masalah yang diberikan pada LAS hingga dapat menentukan
informasi yang terdapat dalam permasalahan tersebut. Aktivitas yang dilakukan
42

siswa pada tahap ini dapat melatih kemampuan indeks siswa. Tahap kedua yaitu
merumuskan model. Kemampuan ikonik, indeks, dan sibolik siswa dilatih
pada tahap ini. Siswa menerjemahkan masalah dalam tampilan gambar,
menyusun langkah-langkah dan membuat asumsi-asumsi untuk merumuskan
model matematika. Selanjutnya, menghitung dan menginterpretasi hasil
yaitu tahap dimana siswa melakukan operasi pada model yang telah dirumuskan
dan menafsirkan solusi matematika serta menarik kesimpulan dalam situasi
aslinya. Hal tersebut dapat melatih kemampuan simbolik dan indeks siswa.
Tahap keempat yaitu memvalidasi kesimpulan. Siswa memeriksa hasil yang
mereka peroleh menggunakan Autograph. Siswa dapat melihat visualisasi dan
ekspresi matematik yang merupakan simbolisasi dari masalah pada LAS,
sehingga akan menunjang kemampuan ikonik dan simbolik siswa. Siswa juga
merenungkan hasil yang diperoleh agar dapat mmastikan bahwa hasil
matematika sesuai dengan situasi asli. Aktivitas ini dapat melatih kemampuan
indeks siswa. Tahap kelima yaitu merumuskan model hasil modifikasi.
Tahap ini dilakukan siswa apabila melakukan kesalahan atau terdapat
ketidakcocokan antara hasil matematika dengan masalah asli sebagaimana
ditunjukkan pada tahap memvalidasi. Siswa merevisi asumsi dan solusi yang
telah diperoleh untuk kemudian mendapatkan hasil yang tepat. (Pembelajaran
kembali ke tahap 2, 3, dan 4). Pada tahap terakhir yaitu melaporkan hasil,
siswa mempresentasikan dan menjelaskan hasil yang telah diperoleh serta
memberikan kesimpulan disertai alasan yang mendasarinya. Tahap ini mampu
melatih kemampuan indeks siswa.
Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas secara visual, kerangka
berpikir penelitian ini disajikan sebagai berikut.
43

Masalah:
Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa Rendah

Solusi:
Metode Ekspositori
Metode Pemodelan Matematika

Menganalisis Masalah

Kemampuan Persiapan
Representasi
Merumuskan Model Semiotik Matematik

1. Ikonik Penyajian
Menghitung dan
Menginterpretasi Hasil

Menghubungkan
Memvalidasi Kesimpulan 2. Simbolik
(Menggunakan Autograph)

Menyimpulkan
Merumuskan Model Hasil
Modifikasi 3. Indeks

Penerapan
Melaporkan Hasil

Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa Meningkat

Gambar 2.13
Kerangka Berpikir
44

D. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan kerangka teoritik yang telah dipaparkan, maka peneliti
mengajukan hipotesis penelitian yaitu: kemampuan representasi semiotik
matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode pemodelan
matematika berbantuan Autograph lebih tinggi daripada kemampuan
representasi semiotik matematik siswa yang memperoleh pembelajaran
konvensional (metode ekspositori).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan, yang
beralamat di Jl. Benda Timur XI, Komplek Pamulang Permai 2, Tangerang Selatan.
Dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA tahun ajaran 2017/2018. Waktu penelitian
dilaksanakan pada semester ganjil yaitu mulai tanggal 15 Agustus sampai dengan
21 September 2017.
Tabel 3.1
Agenda Penelitian
Bulan
Jenis Kegiatan
Feb - Juni Juli Agust Sept Okt Nov
Persiapan dan perencanaan  
Observasi 
Pelaksanaan pembelajaran  
Analisis data  
Laporan penelitian  

B. Metode dan Desain Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen.
Quasi eksperimen adalah metode penelitian dimana tidak memungkinkan adanya
pengontrolan dan/atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan.1 Metode
ini digunakan karena peneliti tidak mungkin melakukan pengontrolan penuh
terhadap variabel-variabel luar yang akan mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Penelitian ini membagi 2 kelompok, yakni kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberikan perlakuan
pembelajaran dengan metode pemodelan matematik berbantuan software
Autograph, sementara kelompok kontrol diberi perlakuan pembelajaran
konvensional.

1
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 74-75.

45
46

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Randomized


Control Group Post Test Only dimana pengontrolan secara acak hanya pada tes
akhir saja. Pemilihan desain ini karena peneliti hanya ingin melihat perbedaan
kemampuan representasi semiotik matematik antara kedua kelompok tersebut.
Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.2
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post Test
Eksperimen XE O
Kontrol XK O

Keterangan:
XE : Perlakuan pada kelompok eksperimen yaitu pembelajaran dengan metode
pemodelan matematika berbantuan software Autograph
XK : Perlakuan pada kelompok kontrol yaitu pembelajaran dengan metode
ekspositori
O : Post-test kemampuan representasi semiotik matematik pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek dengan karakteristik tertentu, baik
berupa orang, benda, kejadian, nilai, maupun hal-hal yang terjadi.3 Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMAN 3 Kota
Tangerang Selatan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki.4 Sampel dari
penelitian ini diambil dari populasi siswa kelas XI MIA SMAN 3 Kota
Tangerang Selatan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Teknik
pengambilan sampel diambil dilakukan dengan Cluster Random Sampling

2
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan, Penelitian Pendidikan Matematika,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2015) h. 134.
3
Zainal Arifin, op. cit., h. 215.
4
Ibid.
47

yaitu dengan mengambil dua kelas secara acak yang memiliki karakteristik
sama dari 6 kelas XI MIA yang ada. Dari kedua kelas yang terpilih tersebut,
diundi untuk menetapkan satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas
lagi sebagai kelas kontrol. Setelah dilakukan pengundian terhadap dua kelas
tersebut, maka terpilih kelas XI MIA 3 dengan jumlah siswa 31 orang sebagai
kelas eksperimen dan kelas XI MIA 2 dengan jumlah siswa 33 orang sebagai
kelas kontrol.

D. Teknik Pengumpulan Data


Data diperoleh dari hasil tes kedua kelompok sampel dengan pemberian tes
kemampuan representasi semiotik matematik yang sama dan dilakukan pada akhir
materi pembelajaran. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pengumpulan data tersebut diantaranya:
1. Variabel yang diteliti
Variabel bebas : Metode pemodelan matematik berbantuan Autograph.
Variabel terikat : Kemampuan representasi semiotik matematik.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel penelitian,
guru mata pelajaran, dan peneliti.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes
kemampuan representasi semiotik matematik siswa yang berbentuk soal uraian
(essay). Adapun kisi-kisi instrumen tes kemampuan representasi semiotik
matematik dapat dilihat pada lampiran 16.
Untuk memperoleh data kemampuan representasi semiotik matematik
siswa, diperlukan pedoman penskoran terhadap jawaban siswa untuk setiap butir
soal. Dalam penelitian ini, dibuat pedoman penskoran tes kemampuan representasi
semiotik matematik yang telah dimodifikasi dari Cai, Lane, dan Jakabcsin (1996)
(dalam Rafianti dan Pujiastuti, 2017) seperti pada lampiran 10.
48

Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, instrumen untuk mengukur


kemampuan representasi semiotik matematik siswa terlebih dahulu harus
diujicobakan untuk mengetahui dan mengukur validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda soal.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu derajat ketetapan instrumen (alat ukur),
maksudya ialah apakah instrumen yang digunakan benar-benar tepat untuk
mengukur apa yang akan diukur.5 Dalam penelitian ini yang akan diukur
adalah kemampuan representasi semiotik matematik, sehingga dengan
dilakukan uji validitas instrumen dapat diketahui apakah instrumen ini mampu
mengukur kemampuan representasi semiotik matematik. Uji validitas
dilakukan dengan menggunakan uji validitas isi dan uji validitas empiris.
a. Validitas Isi
Validasi isi digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap
isi suatu materi tertentu yang seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan
pembelajaran.6 Uji validitas isi dilakukan dengan memberikan lembar soal
instrumen tes kemampuan representasi semiotik matematik kepada
validator yang terdiri dari 2 dosen pendidikan matematika dan 6 guru
matematika untuk diberikan penilaian. Dalam form penilaian instrumen
terdapat 3 pilihan penilaian yaitu esensial, tidak esensial, dan tidak relevan
serta kolom komentar. Hal ini berdasarkan kriteria yang dibuat oleh
Lawshe dalam artikelnya terkait content validity (validitas isi).
Metode perhitungan validitas isi menggunakan CVR (Content
Validity Ratio) dengan rumus sebagai berikut.7
𝑁
(𝑛𝑒 − ( 2 ))
𝐶𝑉𝑅 =
𝑁
(2)

5
Ibid., h. 245.
6
Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2014), h. 216.
7
C. H Lawshe, A Quantitative Approach to Content Validity, Personel Psychology, INC,
1975, h. 567-568.
49

Keterangan:
𝑛𝑒 : Jumlah penilai yang menyatakan butir soal esensial
N : Jumah penilai
Validitas isi dengan metode CVR dilakukan pada tiap butir soal. Jika
nilai CVR tidak memenuhi signifikansi statistik yang ditentukan dari tabel
nilai minimum CVR yang disajikan Lawshe maka butir soal tersebut tidak
valid.
Tabel 3.3
Minimum Value of CVR, One Tailed Test, p = .05
No of Panelists Minimum Value
6 0.99
7 0.99
8 0.75
9 0.78
10 0.62

Berdasarkan hasil perhitungan CVR atas 13 butir soal, diperoleh 11


yang dinyatakan valid dan 2 butir soal tidak valid. Berikut disajikan hasil
uji validitas isi dari 8 orang ahli.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Isi Kemampuan Representasi Semiotik
Matematik
No Tidak Tidak Min.
Esensial N CVR Kesimpulan
Soal Esensial Relevan Skor
1a 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid
1b 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid
2 5 2 1 8 0.25 0.75 Tidak Valid
3 6 0 2 8 0.5 0.75 Tidak Valid
4a 8 0 0 8 1 0.75 Valid
4b 8 0 0 8 1 0.75 Valid
4c 8 0 0 8 1 0.75 Valid
4d 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid
5a 8 0 0 8 1 0.75 Valid
5b 8 0 0 8 1 0.75 Valid
6a 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid
6b 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid
7 8 0 0 8 1 0.75 Valid
50

b. Validitas Empiris
Uji validitas empiris dilakukan kepada siswa kelas XII MIA 2
SMAN 3 Kota Tangerang Selatan dengan jumlah siswa sebanyak 31
orang. Perhitungan validitas empiris menggunakan rumus korelasi
product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut.8
𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ) − (𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 )
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : Banyaknya siswa
X : Skor butir soal
Y : Skor total
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka hasil
perhitungan 𝑟𝑥𝑦 dibandingkan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Jika 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir
soal dikatakan valid, sedangkan jika 𝑟𝑥𝑦 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir soal
dikatakan tidak valid. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas empiris diperoleh sebanyak 10
butir soal kemampuan representasi semiotik matematik dinyatakan valid,
diantaranya yaitu butir soal nomor 1a, 1b, 2, 4a, 4b, 4c, 4d, 6a, 6b dan 3
butir soal lainnya dinyatakan tidak valid yaitu nomor 3, 5a, dan 5b
(lampiran 11).

2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil dari suatu pengukuran
dapat dipercaya. Suatu instrumen dapat dipercaya apabila dalam dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama
diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama.9 Untuk mengetahui reliabilitas
instrumen tes maka digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.10

8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 87.
9
Ali Hamzah, op. cit., h.230.
10
Ibid., h.233.
51

𝑘 ∑ 𝜎𝑏 2
𝑟11 = ( ) (1 − )
𝑘−1 𝜎𝑡 2
(∑ 𝑋)2
∑ 𝑋2−
2 𝑛
Dengan Varians : 𝜎 =
𝑛

Keterangan :
𝑟11 : Koefisien reliabilitas
𝑘 : Banyaknya butir soal
∑ 𝜎𝑏 2 : Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal
𝜎𝑡 2 : Varians total
n : Banyaknya siswa
X : Skor tiap-tiap butir soal
Kriteria menurut Guildford dalam menginterpretasikan koefisien
reliabilitas instrumen disajikan dalam tabel di bawah ini.11
Tabel 3.5
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien korelasi Korelasi Interpretasi
0,90 ≤ 𝑟11 ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat baik
0,70 ≤ 𝑟11 < 0,90 Tinggi Baik
0,40 ≤ 𝑟11 < 0,70 Sedang Cukup
0,20 ≤ 𝑟11 < 0,40 Rendah Buruk
𝑟11 < 0,20 Sangat rendah Sangat buruk

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas, dari 10 butir soal yang valid


pada uji validitas instrumen tes kemampuan representasi semiotik matematik
diperoleh koefisien korelasi reliabilitas 𝑟11 = 0,84. Nilai tersebut berada
diantara 0,70 ≤ 𝑟11 < 0,90, sehingga instrumen tes yang valid memiliki
kriteria derajat reliabilitas tinggi atau dapat dikatakan baik untuk mengukur
kemampuan representasi semiotik matematik siswa (lampiran 12).

3. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran butir soal merupakan salah satu indikator yang dapat
menunjukkan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk sukar, sedang atau

11
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, op. cit., h.206.
52

mudah. Taraf kesukaran soal diperoleh dari menghitung persentase siswa yang
dapat menjawab benar pada butir soal tersebut. Semakin besar presentase siswa
yang menjawab benar suat soal, semakin mudah soal itu. Sebaliknya, semakin
banyak siswa yang tidak dapat menjawab suatu soal maka semakin sukar soal
tersebut.12 Berikut rumus menghitung taraf kesukaran.13
𝐵
𝑃=
𝐽𝑆
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Setelah menemukan nilai taraf kesukan (P), maka digunakan kriteria
taraf kesukaran pada tabel berikut untuk menginterpretasikan taraf kesukaran
tiap butir tes.14
Tabel 3.6
Kriteria Interpretasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
0,00 < 𝑃 ≤ 0,30 Sukar
0,30 < 𝑃 ≤ 0,70 Sedang
0,70 < 𝑃 ≤ 1,00 Mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 10 butir soal yang valid,
diperoleh 6 butir soal dengan kriteria sukar dan 4 butir soal lainnya dengan
kriteria sedang (lampiran 13).

4. Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal yaitu butir soal yang dapat membedakan
kemampuan individu peserta didik. Uji daya beda ini dilakukan karena butir
soal yang memiliki daya beda baik akan mampu membedakan peserta didik
yang memiliki kemampuan tinggi atau pandai dengan peserta didik yang

12
Ali Hamzah, op. cit., h.244.
13
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 223.
14
Ibid., h.225
53

memiliki kemampuan rendah atau kurang pandai.15 Rumus yang digunakan


untuk mengetahui daya pembeda butir tes adalah sebagai berikut16.
𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝐷𝑝 = − = 𝑃𝐴 − 𝐵𝐵
𝐽𝐴 𝐽𝐵
Keterangan:
𝐵𝐴 : Jumlah skor siswa kelompok atas
𝐵𝐵 : Jumlah skor siswa kelompok bawah
𝐽𝐴 : Jumlah skor maksimum kelompok atas
𝐽𝐵 : Jumlah skor maksimum kelompok bawah
𝑃𝐴 : Proporsi skor kelompok atas yang menjawab benar
𝑃𝐵 : Proporsi skor kelompok bawah yang menjawab benar
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan kriteria daya pembeda
pada tabel berikut untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes.17
Tabel 3.7
Kriteria Interpretasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
0,70 < 𝐷𝑝 ≤ 1,00 Sangat baik
0,40 < 𝐷𝑝 ≤ 0,70 Baik
0,20 < 𝐷𝑝 ≤ 0,40 Cukup
0,00 < 𝐷𝑝 ≤ 0,20 Buruk
𝐷𝑝 ≤ 0,00 Sangat buruk

Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda dari 10 butir soal


instrumen tes kemampuan representasi semiotik matematik yang valid,
diperoleh 6 soal memiliki daya pembeda dengan kriteria buruk, 3 soal dengan
kriteria cukup dan 1 soal dengan kriteria baik (lampiran 14).
Berikut hasil rekapitulasi uji coba instrumen tes kemampuan
representasi semiotik matematik siswa disajikan pada tabel di bawah ini.

15
Hamzah, op. cit., h.240.
16
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 228.
17
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, op. cit., h.217.
54

Tabel 3.8
Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen
Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa
Taraf Daya
No Soal Validitas Keterangan
Kesukaran Pembeda
1a Valid Sukar Buruk Digunakan
1b Valid Sedang Buruk Digunakan
2 Valid Sedang Cukup Digunakan
3 Tidak Valid - - Tidak digunakan
4a Valid Sedang Cukup Digunakan
4b Valid Sukar Buruk Digunakan
4c Valid Sukar Buruk Digunakan
4d Valid Sukar Buruk Digunakan
5a Tidak Valid - - Tidak digunakan
5b Tidak Valid - - Tidak digunakan
6a Valid Sukar Cukup Digunakan
6b Valid Sukar Buruk Digunakan
7 Valid Sedang Baik Digunakan
Reliabilitas 0.84 (tinggi/baik)

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat


kesukaran, dan uji daya pembeda instrumen, maka diputuskan dari 13 butir
soal terdapat 10 butir soal yang akan digunakan dalam post-test pada akhir
penelitian, yaitu butir soal nomor 1a, 1b, 2, 4a, 4b, 4c, 4d, 6a, 6b, dan 7.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu teknik
analisis deskriptif dan teknik analisis inferensial. Teknik analisis deskriptif meliputi
ukuran kecenderungan seperti rata-rata, median, modus, dan ukuran penyebaran
seperti varians dan standar deviasi, serta ukuran distribusi yaitu Skewness
(kemiringan), dan Kurtosis (keruncingan). Berikut interpretasi skor analisis
deskriptif yang diadaptasi dari penilaian UIN Jakarta.18

18
Biro Akademik UIN Jakarta, Pedoman Akademik Program Strata 1 Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2013-2014, (Jakarta: UIN Jakarta, 2013), h.35.
55

Tabel 3.9
Klasifikasi Interpretasi Analisis Deskriptif
Nilai Keterangan
80 – 100 Sangat baik
70 – 79 Baik
60 – 69 Cukup baik
50 – 59 Kurang baik
< 50 Sangat kurang baik

Untuk teknik analisis inferensial dilakukan dengan membandingkan


hasil tes kemampuan representasi semiotik matematis siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Data yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata. Sebelum
melakukan uji hipotesis harus dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu, yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas. Teknik analisis data dalam penelitian ini
secara keseluruhan akan menggunakan software IBM Statistic SPSS 21.

1. Uji Prasyarat Analisis


a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal
dari populasi yang berdistristribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan pada penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk karena sampel
kurang dari 50. Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan software
IBM Statistic SPSS 21. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:19
1) Perumusan Hipotesis.
𝐻0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
𝐻1 : Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.
2) Pada menu utama SPSS, pilih menu analyze kemudian pilih sub menu
Decriptive Statistics, lalu klik Explore.
3) Pada kotak Dependent List, masukkan variabel eksperimen dan kontrol,
kemudian pilih Plots.

19
Kadir, Statistika Terapan : Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2015), h. 156-157.
56

4) Pada Boxplots klik None dan ceklis Normality plots with test, lalu pilih
Continue, kemudian klik OK.
5) Setelah itu akan muncul output Tests of Normality.
Untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, mengacu pada nilai
yang ditunjukkan oleh Sig. pada output yang dihasilkan dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut.
 Jika nilai Sig. atau (p-value) > α (0,05) maka Ho diterima yaitu sampel
berasal dari populasi berdistribusi normal.
 Jika nilai Sig. atau (p-value) ≤ α (0,05) maka Ho ditolak, yaitu sampel
berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
berasal dari populasi dengan varians yang homogen atau tidak. Uji
homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene pada software IBM
Statistic SPSS 21. Adapun langkah-langkah uji homogenitas adalah sebagai
berikut:20
1) Perumusan hipotesis
𝐻0 : 𝜎1 2 = 𝜎2 2 (varians kedua kelompok adalah sama atau homogen)
𝐻1 : 𝜎1 2 ≠ 𝜎2 2 (varians kedua kelompok berbeda atau tidak homogen)
2) Pada menu utama SPSS, pilih Analyze kemudian pilih sub menu
Compare Means, lalu klik One-Way ANOVA.
3) Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke Dependent List
dan varibel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom Factor.
4) Klik Option, kemudian pilih Homogeneity of variance test. Klik
Continue, lalu Ok.
5) Setelah itu akan muncul output Test of Homogeneity of Variances.
Untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, mengacu pada nilai
yang ditunjukan oleh Sig. pada output tabel Levene’s Test for Equality of

20
Ibid., h. 169-170.
57

Variances dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut.


 Jika nilai Sig. atau (p-value) > α (0,05) maka Ho diterima, yaitu varians
nilai kemampuan representasi semiotik matematik kedua kelompok
homogen.
 Jika nilai Sig. atau (p-value) ≤ α (0,05) maka H1 diterima, yaitu varians
nilai kemampuan representasi semiotik matematik kedua kelompok tidak
homogen.

2. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji prasyarat dapat diketahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen atau
tidak. Setelah dilakukan uji prasyarat hipotesis, ternyata diperoleh data tidak
berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Oleh karena itu,
untuk menguji kesamaan dua rata-rata digunakan pengujian hipotesis Mann-
Whitney (Uji U).
Hipotesis statistik untuk pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H0: μ1 ≤ μ2
H1: μ1 > μ2
Keterangan:
μ1 : rata–rata kemampuan representasi semiotik matematik siswa kelompok
eksperimen.
μ2 : rata–rata kemampuan representasi semiotik matematik siswa kelompok
kontrol.
Pengujian hipotesis menggunakan Mann-Whitney (Uji U) yang terdapat
pada software IBM Statistic SPSS 21. Berikut adalah langkah-langkahnya.21
a. Klik Analyze pada menu utama SPSS, kemudian pada sub menu pilih
Nonparametric test, kemudian pilih Legacy Dialogs, lalu klik 2 Independent
Samples.

21
Ibid, h. 492-493.
58

b. Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom Test
Variable List dan variabel kelompok ke kolom Grouping Variable.
c. Klik Define Groups, masukkan value data yang akan dibandingkan rata-
ratanya pada masing-masing kolom Group 1 untuk value 1 dan Group 2
untuk value 2, kemudian klik Continue.
d. Pada bagian Test Type ceklis Mann-Whitney U, lalu OK.
e. Setelah itu akan muncul outputl Mann-Whitney Test.
Untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, mengacu pada nilai
Sig. (2-tailed) yang terletak pada tabel Test Statistics pada output yang
dihasilkan dengna kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut.
𝑆𝑖𝑔.(2−𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑)
 Jika signifikansi p-value ( 2
) ≤ α (0,05) maka H1 diterima, yaitu

rata-rata nilai kemampuan representasi semiotik matematik siswa kelompok


eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai kemampuan representasi
semiotik matematik siswa kelompok kontrol.
𝑆𝑖𝑔.(2−𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑)
 Jika signifikansi p-value ( ) > α (0,05) maka H0 diterima, yaitu
2

rata-rata nilai kemampuan representasi semiotik matematik siswa kelompok


eksperimen sama dengan rata-rata kemampuan representasi semiotik
matematik siswa kelompok kontrol.

G. Menentukan Proporsi Varians (Effect Size)


Populasi varians adalah ukuran mengenai besarnya pengaruh (effect size)
variabel perlakuan (variabel bebas) terhadap kriterium (variabel tak bebas). Effect
size dapat dinyatakan sebagai koefisien determinasi ( ƞ2). Berikut rumus effect size
yang digunakan.22
𝑡02
𝜂2 =
𝑡02 + 𝑑𝑏
Keterangan:
to : t hitung
db : derajat bebas

22
Ibid., h. 298.
59

Adapun kriteria effect size adalah sebagai berikut.23


Tabel 3.10
Kriteria Effect Size
Nilai Effect Size Keterangan
0,01 < ƞ ≤ 0,09
2
Efek kecil
0,09 < ƞ ≤ 0,25
2
Efek sedang
ƞ > 0,25
2
Efek besar

23
Ibid., h. 296.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Penelitian tentang kemampuan representasi semiotik matematik siswa ini
dilaksanakan di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan pada dua kelas XI MIA. Kelas
XI MIA 3 sebagai kelompok eksperimen yang terdiri dari 31 siswa dan diajar
dengan metode pemodelan matematika berbantuan software Autograph, sedangkan
kelas XI MIA 2 sebagai kelompok kontrol yang terdiri dari 33 siswa dan diajar
dengan metode ekspositori.
Sebagai informasi awal kemampuan matematik yang telah dimiliki siswa
pada kedua kelas tersebut, berikut disajikan nilai ulangan harian pada materi barisan
dan deret sebagai based line data sebelum penelitian dilakukan.
Tabel 4.1
Based line Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jenis Kelamin
N ̅
𝒙 N ̅
𝒙
Laki-Laki 11 62,4 12 55,8
Perempuan 20 51,3 21 59,5
Total 31 55,3 33 58,2

Pada tabel 4.1 peneliti mengumpulkan nilai rata-rata ulangan harian baris
dan deret kelompok eksperimen dan kelompok kontrol antara siswa laki-laki dan
siswa perempuan. Terlihat perbedaan kemampuan awal siswa laki-laki dan siswa
perempuan, serta perbedaan kemampuan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kemampuan siswa kelompok eksperimen pada lebih rendah
dibandingkan kelompok kontrol.
Pokok bahasan yang diajarkan dalam penelitian ini adalah aplikasi turunan
fungsi aljabar. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan representasi semiotik
matematik siswa, diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, kemudian pada akhir pembelajaran diberikan tes
kemampuan representasi semiotik matematik (posttest) pada kedua kelompok
tersebut berupa tes uraian sebanyak 10 butir soal. Soal (posttest) tersebut
sebelumnya telah di analisis karakteristiknya dengan uji validitas konten dan

60
61

empiris (diujikan di kelas XII MIA 2 SMAN 3 Kota Tangerang Selatan), uji
reliabilitas, uji taraf kesukaran, dan uji daya pembeda soal. Selanjutnya dilakukan
analisis data hasil tes kemampuan representasi semiotik matematik siswa. Berikut
analisis data hasil posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

1. Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa Kelompok


Eksperimen
Data hasil posttest yang diberikan kepada kelompok eksperimen yang
dalam pembelajarannya menggunakan metode pemomdelan matematik
berbantuan software Autograph diperoleh nilai tertinggi sebesar 92,5 dan nilai
terendah sebesar 15. Untuk lebih jelasnya, data hasil tes kemampuan
representasi semiotik matematik siswa kelompok eksperimen disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi berikut ini.
Tabel 4.2
Frekuensi Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa
Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi Persen (%) Persen Kumulatif
15 2 6.5 6.5
17.5 1 3.2 9.7
27.5 1 3.2 12.9
35 3 9.7 22.6
40 1 3.2 25.8
42.5 1 3.2 29.0
45 1 3.2 32.3
50 1 3.2 35.5
65 3 9.7 45.2
67.5 2 6.5 51.6
70 2 6.5 58.1
72.5 4 12.9 71
77.5 2 6.5 77.4
80 1 3.2 80.6
82.5 2 6.5 87.1
85 2 6.5 93.5
90 1 3.2 96.8
92.5 1 3.2 100
Total 31 100
62

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai yang paling banyak diperoleh siswa
adalah 72,5 yaitu sebanyak 4 siswa dari 31 siswa (12,9%). Berdasarkan hasil
tes kemampuan representasi semiotik matematik siswa kelompok eksperimen
diperoleh nilai rata-rata yaitu 60,32. Siswa yang memperoleh nilai di atas rata-
rata sebanyak 20 siswa (64,52%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai
dibawah rata-rata sebanyak 11 siswa (35,48%).
Secara visual penyebaran data kemampuan representasi semiotik
matematik siswa kelompok eksperimen dapat dilihat pada histogram berikut ini.

Gambar 4.1
Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Representasi
Semiotik Matematik Siswa Kelompok Eksperimen

2. Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa Kelompok


Kontrol
Data hasil posttest yang diberikan kepada kelompok kontrol yang dalam
pembelajarannya menggunakan metode ekspositori diperoleh nilai tertinggi
sebesar 72,5 dan nilai terendah sebesar 10. Untuk lebih jelasnya, data hasil tes
kemampuan representasi semiotik matematik siswa kelompok kontrol disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut ini.
63

Tabel 4.3
Frekuensi Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa
Kelompok Kontrol
Nilai Frekuensi Persen (%) Persen Kumulatif
10 2 6.1 6.1
12.5 2 6.1 12.1
15 2 6.1 18.2
17.5 3 9.1 27.3
32.5 2 6.1 33.3
47.5 2 6.1 39.4
50 3 9.1 48.5
52.5 1 3.0 51.5
55 1 3.0 54.5
57.5 4 12.1 66.7
60 3 9.1 75.8
62.5 3 9.1 84.8
65 1 3.0 87.9
67.5 3 9.1 97.0
72.5 1 3.0 100
Total 31 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai yang paling banyak diperoleh siswa
adalah 57,5 yaitu sebanyak 4 siswa dari 33 siswa (12,1%). Berdasarkan hasil
tes kemampuan representasi semiotik matematik siswa kelompok kontrol
diperoleh nilai rata-rata yaitu 44,92. Siswa yang memperoleh nilai di atas rata-
rata sebanyak 22 siswa (66,67%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai
dibawah rata-rata sebanyak 11 siswa (33,33%).
Secara visual penyebaran data kemampuan representasi semiotik
matematik siswa kelompok eksperimen dapat dilihat pada histogram berikut ini.
64

Gambar 4.2
Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Representasi
Semiotik Matematik Siswa Kelompok Kontrol

3. Perbandingan Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa


Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data hasil tes kemampuan representasi semiotik matematik siswa
kelompok eksperimen dan kontrol disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.4
Perbandingan Statistik Deskriptif Kemampuan Representasi Semiotik
Matematik Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok
Statistik Deskriptif
Eksperimen Kontrol
Jumlah siswa 31 33
Mean 60.32 44.92
Median 67.50 52.50
Modus 72.50 57.50
Std. Deviation 23.14 20.98
Variance 535.309 440.03
Skewness -0.657 -0.622
Std. Error of Skewness 0.421 0.409
Kurtosis -0.761 -1.237
Std. Error of Kurtosis 0.821 0.798
Minimum 15.00 10.00
Maximum 92.50 72.50
65

Tabel 4.4 menunjukkan adanya perbedaan perhitungan antara statistik


deskriptif antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari tabel
terlihat bahwa nilai tertinggi diantara kedua kelompok terdapat pada kelompok
eksperimen yaitu sebesar 92,5, sedangkan nilai terendah terdapat pada
kelompok kontrol yaitu sebesar 10. Artinya, kemampuan representasi semiotik
matematik tertinggi secara perorangan terdapat pada kelompok eksperimen,
sedangkan kemampuan representasi semiotik matematik terendah terdapat pada
kelompok kontrol. Selain itu, nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada nilai rata-rata kelompok kontrol (60,32 > 44,92). Artinya, kemampuan
representasi semiotik matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada kelompok kontrol dengan selisih nilai 15,4. Adapun dari nilai median
kedua kelompok terlihat bahwa nilai median kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada kelompok kontrol (67,50 > 52,50) dengan selisih 15. Selain hal di
atas, Tabel 4.4 juga menunjukkan bahwa nilai yang banyak diperoleh siswa
(modus) dari kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol berada di atas
nilai rata-rata kelompok masing-masing, yaitu kelompok eksperimen sebesar
72,50 sedangkan modus kelompok kontrol sebesar 57,50.
Adapun jika dilihat dari penyebaran data kedua kelompok, kelompok
eksperimen memiliki nilai yang lebih menyebar dan bervariasi dibanding
kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat dari nilai varians kelompok eksperimen
yang 95,279 lebih besar dari kelompok kontrol, dan standar deviasi kelompok
eksperimen lebih besar 2,16 dari kelompok kontrol.
Koefisien Skewness (kemiringan) kedua kelompok memiliki nilai
negatif maka distribusi data miring negatif atau landai kiri. Dengan kata lain
kedua kelompok memiliki kecendrungan data mengumpul di atas rata-rata. Jika
dilihat dari nilai kurtosis (keruncingan), kelompok eksperimen memiliki nilai -
0,761 dan kelompok kontrol -1,237. Nilai kurtosis kedua kelompok kurang dari
0,263 sehingga bentuk kurvanya adalah datar (platikurtis) sehingga data tidak
terlalu menyebar.
Secara visual perbedaan penyebaran data dari kedua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada gambar berikut.
66

4
Banyak Siswa
3

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Nilai

Kontrol Eksperimen

Gambar 4.3
Kurva Perbandingan Nilai Kemampuan Representasi Semiotik
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Gambar 4.3 menunjukkan adanya perbedaan kemampuan represenrasi


semiotik matematik siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kurva
pada kelompok eksperimen lebih bergeser ke kanan. Pencapaian nilai tertinggi
siswa pada kelompok kontrol lebih rendah daripada nilai tertinggi siswa pada
kelompok eksperimen, dan nilai terendah siswa pada kelompok eksperimen
lebih tinggi daripada nilai terendah siswa pada kelompok kontrol. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan representasi semiotik matematik siswa
kelompok eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan metode
pemodelan matematik berbantuan software Autograph lebih tinggi daripada
kemampuan representasi semiotik matematik siswa kelompok kontrol yang
proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional (metode
ekspositori).

4. Perbandingan Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Siswa


Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan Indikator
Kemampuan representasi semiotik matematik yang diteliti dalam
penelitian ini didasarkan pada tiga indikator, yaitu ikonik atau kemampuan
mengungkapkan ide/gagasan matematis dalam tampilan menyerupai (ciri-ciri
67

yang sama) objek yang diwakilinya, simbolik atau kemampuan


mengungkapkan ide/gagasan dalam bentuk ekspresi matematis, dan indeks atau
kemampuan mengungkapkan ide/gagasan maupun makna secara bahasa verbal
dari suatu tampilan tanda yang memiliki keterkaitan dengan objek matematis.
Kemampuan representasi semiotik matematik pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol ditinjau dari indikator yang telah ditentukan pada penelitian
ini disajikan dalam tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5
Perbandingan Nilai Rata-Rata Kemampuan Representasi Semiotik
Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan Indikator
Kelompok
Skor
Indikator Eksperimen Kontrol
Maksimum
Nilai Rata-Rata Nilai Rata-Rata
Ikonik 12 53.49 46.72
Simbolik 20 70.65 51.97
Indeks 8 44.76 24.62

Tabel 4.5 di atas menunjukkan adanya perbedaan kemampuan


representasi semiotik matematik siswa kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol ditinjau dari masing-masing indikatornya. Berdasarkan tabel 4.5 terlihat
bahwa nilai rata-rata kemampuan representasi semiotik matematik siswa pada
indikator ikonik yang dicapai kelompok eksperimen adalah 53,49, sedangkan
pada kelompok kontrol adalah 46,72, dengan perbedaan ketercapaian sebesar
6,77. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan representasi semiotik matematik
siswa kelompok eksperimen pada indikator ikonik lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok kontrol atau dapat dikatakan, siswa pada kelompok
eksperimen dalam indikator ikonik lebih baik daripada kelompok kontrol.
Pada indikator simbolik, kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-
rata sebesar 70,65, sedangkan kelompok kontrol hanya memperoleh nilai rata-
rata sebesar 51,97. Kelompok eksperimen memiliki capaian nilai rata-rata lebih
tinggi dari kelompok kontrol dengan selisih 18,68. Hal ini menunjukan bahwa
kemampuan kelompok eksperimen dalam menyelesaikan soal-soal yang
memuat indikator simbolik lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.
68

Adapun pada indikator indeks, kelompok eksperimen memperoleh nilai


rata-rata sebesar 44,76, sedangkan kelompok kontrol hanya memperoleh nilai
rata-rata sebesar 24,62. Selisih antara kedua kelompok adalah 20,14 dengan
kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Artinya,
kelompok eksperimen lebih baik dalam indikator indeks dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
Nilai rata-rata kemampuan representasi semiotik matematik siswa
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan indikator secara lebih
jelas disajikan pada diagram berikut ini.
80
70.65
70
60 53.49 51.97
Nilai Rata-Rata

50 46.72 44.76
40
30 24.62
20
10
0
Ikonik Simbolik Indeks
Indikator Kemampuan Representasi Semiotik Matematik

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Gambar 4.4
Diagram Batang Nilai Rata-Rata Kemampuan Representasi Semiotik
Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan Indikator

Berdasarkan gambar 4.4, pencapaian indikator kemampuan representasi


semiotik matematik tertinggi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
terdapat pada indikator simbolik. Artinya, kemampuan siswa pada kedua
kelompok dalam mengungkapkan ide/gagasan dalam bentuk ekspresi
matematik lebih tinggi dibandingkan kemampuan pada dua indikator lainnya.
Adapun pencapaian indikator terendah pada kedua kelompok terdapat pada
indikator indeks.
69

Gambar 4.4 juga memperlihatkan bahwa ketercapaian setiap indikator


kemampuan representasi semiotik matematik siswa kelompok eksperimen lebih
tinggi daripada kelompok kontrol. Artinya, siswa pada kelompok eksperimen
memiliki kemampuan representasi semiotik matematik yang lebih tinggi
daripada kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan metode pemodelan matematika berbantuan software
Autograph pada kelompok eksperimen lebih baik dari pada pembelajaran
dengan metode ekspositori pada kelompok kontrol.

5. Deskripsi Tahapan Pembelajaran


Temuan dalam penelitian menunjukkan bahwa kemampuan representasi
semiotik matematik siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa kelompok kontrol. Hal tersebut disebabkan oleh metode
pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen menggunakan metode
pemodelan matematika berbantuan software Autograph dimana dalam tahapan
pembelajarannya mengharuskan siswa untuk menuangkan ide-ide matematiknya
dalam bentuk tampilan gambar, simbol, dan dengan bahasa, sedangkan pada
kelompok kontrol menggunakan metode ekspositori. Pada kelompok eksperimen
proses pembelajarannya selalu menggunakan Lembar Aktivitas Siswa (LAS)
pada setiap pertemuan.
Tahap pertama kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen yaitu
menganalisis masalah. Pada tahap ini siswa diarahkan untuk mampu menentukan
hal-hal penting dalam masalah dan mengaitkannya dengan konsep matematika.
Secara lebih rinci, berikut disajikan contoh pekerjaan siswa pada tahap
menganalisis masalah.
70

Gambar 4.5
Contoh Hasil Diskusi Siswa Tahap Menganalisis Masalah

Gambar 4.5 adalah tahap menganalisis masalah. Tahap ini dibagi


menjadi dua bagian. Pertama, siswa harus menentukan informasi yang terdapat
pada masalah sehari-hari yang disajikan pada LAS. Kedua, dari informasi-
informasi yang telah didapat siswa harus menghubungkan dengan konsep
matematika yang telah didapat untuk menentukan hal yang dipertanyakan dalam
masalah. Tahapan ini membiasakan siswa untuk mengaitkan masalah sehari-hari
dengan konsep matematika yang telah didapat. Hal tersebut berarti bahwa tahap
menganalisis masalah dapat melatih kemampuan siswa dalam mengungkapkan
gagasan matematiknya secara bahasa yaitu indeks yang terdapat pada indikator
kemampuan representasi semiotik matematik.
71

Tahap kedua yaitu merumuskan model. Pada tahap ini siswa dilatih
untuk membuat gambaran dari masalah sehari-hari, menentukan langkah-
langkah dan membiasakan siswa mendefinisikan variabel yang akan digunakan,
hingga memperoleh model matematik dari masalah pada LAS. Berikut adalah
hasil diskusi siswa pada tahap merumuskan model.

Gambar 4.6
Contoh Hasil Diskusi Siswa Tahap Merumuskan Model

Dari gambar 4.6, dapat dilihat kegiatan pertama siswa adalah harus
membuat gambaran masalah. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan siswa mengungkapkan gagasan matematiknya dalam tampilan
gambar yang termasuk dalam indikator representasi semiotik matematik yaitu
ikonik. Kemudian, siswa membuat langkah-langkah untuk dapat memperoleh
model. Hal tersebut melatih siswa mengungkapkan gagasan matematiknya
secara bahasa (indeks). Selanjutnya mendefiniskan varibel dimaksudkan agar
72

siswa terbiasa untuk membuat kesepakatan atas apa yang mereka tulis, sehingga
variabel-variabel yang digunakan terdefinisi secara jelas. Berdasarkan variabel-
variabel yang telah didefinisikan siswa dapat merumuskan model matematik dari
masalah. Hal tersbeut melatih kemampuan siswa mengungkapkan ide matematik
dalam bentuk ekspresi matematik (simbolik).
Tahap ketiga adalah menghitung dan menginterpretasi hasil. Pada tahap
ini siswa menyelesaikan masalah menggunakan model matematik yang telah
didapat pada tahap sebelumnya. Kemampuan siswa pada indikator simbolik
kembali dilatih pada bagian ini. Berikut hasil pekerjaan siswa pada LAS
berkaitan dengan menyelesaikan masalah menggunakan model matematik yang
didapat.

Gambar 4.7
Contoh Hasil Diskusi Siswa Tahap Menghitung dan Menginterpretasi

Selain itu, siswa juga dilatih kemampuannya terkait dengan indikator


indeks. Setelah siswa mendapatkan hasil dan melewati proses yang cukup
73

panjang, siswa harus memberikan kesimpulan dan mengaitkannya kembali


dengan masalah nyata yang diberikan.
Selanjutnya adalah tahap memvalidasi kesimpulan. Pada tahap ini siswa
akan memeriksa kebenaran atas jawaban yang telah diperolehnya menggunakan
software Autograph. Disini siswa dapat melihat gambar atau bentuk visual
maupun ekspresi matematik dari masalah nyata yang diberikan. Melalui tahap
ini, siswa akan terbiasa untuk bisa menerka ekspresi matematik yang sesuai
untuk gambar yang disajikan ataupun sebaliknya, sehingga siswa dapat melatih
kemampuan ikonik dan simboliknya.

Gambar 4.8
Contoh Hasil Diskusi Siswa Tahap Memvalidasi Kesimpulan

Hal lain, siswa juga diminta untuk merenungkan jawaban yang


diperoleh berdasarkan segaa proses yang telah dilalui agar jawaban yang
diperoleh sesuai dengan situasi nyata. Siswa diminta menjelaskan kesesuaian
maupun ketidakcocokan antara jawaban/kesimpulan dengan situasi nyata,
sehingga pada tahap ini kemampuan siswa yang berkaitan dengan indikator
indeks yaitu mengungkapkan ide secara bahasa dilatih.
74

Kemudian pada tahap merumuskan model hasil modifikasi, ketiga


kemampuan representasi semiotik matematik siswa kembali dilatih karena siswa
harus mengulangi semua proses yang telah dilalui, mulai dari merumuskan
model, menghitung dan menginterpretasi, serta memvalidasi ulang kesimpulan.
Tahap ini hanya dilalui siswa yang kesimpulannya tidak sesuai dengan masalah
nyata yang diberikan berdasarkan tahap memvalidasi kesimpulan.
Berikut disajikan jawaban awal model matematik hasil diskusi siswa
pada bagian yang mengalami/menyebabkan kesalahan dibandingkan dengan
model hasil modifikasi.
Model Awal
75

Model Hasil Modifikasi

Gambar 4.9
Perbedaan Model Awal dan Model Hasil Modifikasi

Terakhir adalah tahap melaporkan hasil. pada tahap ini kemampuan


representasi semiotik matematik siswa pada indikator indeks dilatih. Setelah
melalui proses yang cukup panjang, siswa menjelaskan hasil dan kesimpulan
yang diperoleh menggunakan bahasa.
76

Gambar 4.10
Contoh Hasil Diskusi Siswa Tahap Melaporkan Hasil

Berdasarkan deskripsi di atas, tahapan-tahapan metode pemodelan


matematika berbantuan software Autograph tersebut mampu mengembangkan
kemampuan representasi semiotik matematik siswa kelompok eksperimen.
Berbeda dengan kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol yang diajarkan
dengan metode ekspositori, siswa terlihat pasif dan hanya memiliki sedikit
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan representasi semiotik
matematik karena kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru. Tahapan-
tahapan metode ekspositori yang diterapkan pada kelompok kontrol adalah tahap
persiapan, penyajian, menghubungkan, menyimpulkan dan penerapan.

B. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, perhitungan uji prasyarat analisis dan uji kesamaan
dua rata-rata menggunakan software IBM Statistic SPSS 21.
1. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas dari data yang telah
terkumpul baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
77

a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji
Shapiro-Wilk menggunakan software IBM Statistic SPSS 21. Adapun hasil
perhitungan uji normalitas yang diperoleh pada penelitian ini disajikan
dalam tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Kemampuan Representasi Semiotik Matematik
Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Eksperimen ,225 31 ,000 ,906 31 ,010
Kontrol ,216 33 ,000 ,847 33 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel hasil uji normalitas di atas dengan taraf signifikansi α =


0,05 diperoleh nilai Sig. untuk kelompok eksperimen adalah 0,01 dan untuk
kontrol kelompok adalah 0,00. Nilai Sig. kedua kelompok sama-sama lebih
kecil daripada taraf signifikansi (α) yang telah ditetapkan. Dari hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, yang berarti sampel berasal dari
populasi yang tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Levene
dengan bantuan software IBM Statistic SPSS 21 yaitu One-Way ANOVA
Berikut hasil perhitungan uji homogenitas yang diperoleh pada penelitian
disajikan pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Representasi Semiotik
Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
0.302 1 62 0.585
78

Dari tabel hasil uji homogenitas di atas, diperoleh nilai Sig. sebesar
0,585 dengan taraf signifikansi (α) 0,05. Nilai Sig. lebih besar taraf
signifikansi (0,585 > 0,05) sehingga H0 diterima. Maka dapat disimpulkan
bahwa varians kedua kelompok adalah homogen.

2. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata


Dari hasil uji prasyarat analisis diperoleh bahwa sampel berasal dari
populasi yang tidak berdistribusi normal dan varians kedua kelompok
homogen. Oleh karena itu, pengujian kesamaan dua rata-rata dapat
dilakukan dengan menggunakan analisis Mann-Whitney (Uji U) yang
terdapat pada software IBM Statistic SPSS 21. Hasil perhitungan uji
kesamaan dua rata-rata disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.8
Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor Kemampuan Representasi
Semiotik Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Test Statisticsa
Nilai
Mann-Whitney U 278,500
Wilcoxon W 839,500
Z -3,134
Asymp. Sig. (2-tailed) ,002
a. Grouping Variable: Kelompok

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dengan taraf signifikansi (α) 0,05


diperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0,002 sehingga nilai Asymp.
Sig. (2-tailed)/2 = 0,002/2 = 0,001, maka p-value = 0,001 < 0,05 sehingga
H0 ditolak. Hal tersebut berarti rata-rata kemampuan representasi semiotik
matematik siswa kelompok eksperimen atau yang diajar dengan
menggunakan metode pemodelan matematika berbantuan software
Autograph lebih tinggi daripada kemampuan representasi semiotik
matematik siswa pada kelompok kontrol yang diajar menggunakan metode
79

ekspositori. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode pemodelan


matematika berbantuan software Autograph berpengaruh positif terhadap
kemampuan representasi semiotik matematik siswa. Adapun pengaruh
metode pemodelan matematika berbantuan software Autograph terhadap
kemampuan representasi semiotik matematik siswa tergolong dalam
kategori sedang sesuai harga effect size yaitu sebesar 0,12 (lampiran 21).

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Hasil penelitian mengungkapkan bahwa rata-rata kemampuan representasi
semiotik matematik siswa setelah diajarkan dengan metode pemodelan matematika
memberikan pengaruh lebih baik dibandingan kemampuan representasi siswa yang
diajarkan dengan metode ekspositori. Hal ini berarti metode pemodelan matematika
mendukung peningkatan kemampuan representasi semiotik matematik siswa.
Pembelajaran dengan metode pemodelan matematika membuat siswa lebih aktif
untuk mengungkapkan ide-ide matematik yang muncul ketika siswa diberikan
kasus/situasi masalah. Siswa menjadi lebih terbiasa melihat suatu masalah dari sisi
matematika seperti memberikan gambaran dari suatu ilustrasi masalah, mengubah
kalimat umum menjadi kalimat matematika, serta memberikan interpretasi dan
kesimpulan yang sesuai dengan situasi masalah yang diberikan.
Perbedaan perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol menyebabkan adanya perbedaan kemampuan representasi
semiotik matematik siswa. Kelompok eksperimen setelah diajarkan dengan metode
pemodelan matematika melalui tahapan menganalisis masalah, merumuskan
model, menyelesaikan dan menginterpretasi, memvalidasi kesimpulan,
merumuskan model hasil modifikasi, dan melaporkan kesimpulan selama 7
pertemuan memiliki kemampuan representasi semiotik matematika yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diajarkan dengan metode
ekspositori melalui tahapan persiapan, penyajian, menghubungkan, menyimpulkan,
dan penerapan.
Hasil penelitian dibuktikan dari hasil posttest yang diberikan pada akhir
proses pembelajaran pada masing-masing kelompok. Terdapat perbedaan cara
80

menjawab soal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk lebih
jelasnya, perbedaan kemampuan representasi semiotik matematik siswa kelompok
eksperimen dan siswa kelompok kontrol untuk masing-masing indikatornya akan
dibuktikan melalui jawaban-jawaban posttest berikut.

1. Indikator Ikonik
Ikonik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam
mengungkapan ide-ide matematik dalam tampilan menyerupai objek yang diwakili.
Butir soal yang memuat indikator ikonik adalah nomor 1b, 3a, dan 4b. Sebagai
gambaran umum, berikut disajikan soal nomor 1b yang mewakili indikator beserta
jawaban siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

1. Ali tinggal di daerah perkebunan teh yang bergelombang turun naik. Suatu
pagi Ali akan melakukan jogging melewati sebuah pabrik teh. Ali jogging
dari rumahnya yang berada 1 km sebelum dan 4 km di atas pabrik teh.
Karena lelah, Ali beristirahat di warung setelah 1 km melewati dan melihat
pabrik teh berada 2 km di bawahnya. Pada saat beristirahat, dari arah yang
tegak lurus (dari atas), ada seekor burung yang menjatuhkan biji jagung dan
mengenainya. Ali melanjutkan jogging-nya hingga setelah 1 km
melanjutkan jogging, ia berhenti karena bertemu temannya dan melihat
pabrik teh berada 1 km di bawah posisi ia berhenti.
b. Buatlah sketsa lintasan jogging dan biji jagung yang jatuh!

Gambar 4.11
Soal Kemampuan Representasi Semiotik Indikator Ikonik

Berikut diberikan contoh jawaban siswa kelompok eksperimen dan


kelompok kontrol untuk soal nomor 1b.
81

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Gambar 4.12
Contoh Jawaban Siswa Pada Indikator Ikonik

Kedua kelompok dapat membuat gambar dengan benar yaitu membuat


gambar lintasan jogging (yang menjadi kurva) dan gambar perjalanan biji jagung
yang jatuh (garis normal kurva). Gambar 4.12 membuktikan bahwa kelompok
eksperimen mampu melihat hal yang menjadi fokus dalam masalah, menentukan
pabrik teh sebagai titik pusat dan tempat-tempat lain sebagai titik-titik koordinat
lainnya, sehingga siswa pada kelompok eksperimen mampu membuat gambar dari
ilustrasi masalah yang diberikan dengan benar dan tepat. Sedangkan pada kelompok
kontrol, siswa dapat membuat gambar dengan benar tetapi tidak tepat. Hal ini
karena siswa pada kelompok kontrol tidak dapat menentukan titik pusat (tidak dapat
melihat pabrik teh sebagai pusat) dari ilustrasi yang diberikan sehingga dalam
menentukan titik-titik korrdinat lainnya menjadi kurang tepat.
Perbedaan jawaban kedua kelompok dikarenakan siswa pada kelompok
eksperimen proses pembelajarannya didukung dengan tahapan menganalisis
masalah, merumuskan model, dan memvalidasi kesimpulan. Pada tahapan pertama
yaitu menganalisis masalah, siswa dilatih untuk mengidentifikasi masalah atau hal
yang dianggap penting dan memahami hal yang ditanyakan dalam masalah
sehingga siswa terbiasa untuk melihat sesuatu dari segi matematika. Selanjutnya
melalui tahap merumuskan model siswa terlebih dahulu harus melewati proses
membuat gambaran masalah dari hal-hal yang sudah siswa identifikasikan
sebelumnya. Sehingga melalui proses ini siswa terlatih untuk membuat gambaran
82

masalah secara matematik. Ditambah dengan tahap memvalidasi kesimpulan


menggunakan software Autograph, siswa dapat melihat visualisasi gambaran
masalah yang berikan secara matematika, yang kemudian hal ini menjadikan siswa
terbiasa melihat masalah dan gambaran masalah masalah tersebut secara
matematik.
Temuan penelitian di atas sejalan dengan penelitian Jumady (2016) yang
menemukan bahwa kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis siswa yang diajar dengan media pembelajaran Autograph
lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan media gambar. Temuannya
menunjukkan rata-rata kemampuan siswa kelompok eksperimen pada indikator ini
mencapai persentase sebesar 86,36%, sedangkan siswa kelompok kontrol memiliki
persentase sebesar 71,57% dengan selisih 14,79%.1 Didukung dengan penelitian
Sahat Saragih dan Vina Afriati (2012) yang menunjukkan bahwa peningkatan
pemahaman konsep, ketuntasan dan aktivitas belajar siswa pada materi grafik
fungsi trigonometri yang memperoleh pendekatan penemuan terbimbing
berbantuan software Autograph lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh
pendekatan biasa.2

2. Indikator Simbolik
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan representasi
semiotik matematik siswa kelompok eksperimen pada indikator simbolik lebih
tinggi daripada kelompok kontrol. Indikator simbolik yang dimaksud adalah
kemampuan mengungkapkan ide/gagasan dalam bentuk ekspresi matematis yang
dibuat berdasarkan peraturan yang disepakati. Butir soal yang mewakili indikator
simbolik adalah nomor 1a, 3b, 3c, 4a, dan nomor 5. Temuan ini dibuktikan dengan
jawaban hasil posttest siswa. Berikut disajikan soal nomor 5 yang mewakili

1
Readyson Jumady, “Pengaruh Media Pembelajaran Autograph terhadap Pemahaman
Konsep Integral Luas Daerah di Bawah Kurva dan Volume Benda Putar Siswa”, Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2016, h. 97-98.
2
Sahat Saragih, dan Vira Afriati, “Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi
Trigonometri Siswa SMK Melalui Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Autograph”, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, No. 4, 2012, h. 379-380.
83

indikator simbolik beserta jawaban hasil posttest siswa kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.

5. Suatu besi ditemukan dengan bentuk menyerupai


gambar di samping. Lebar ujung-ujung tangannya
sama dengan lebar ujung kaki. Panjang tangan
dari ujung ke ujung adalah kuadrat dari lebar
ujung tangannya. Tinggi kaki dari besi tersebut 4
lebih pendek dari panjang tangan. Jika dipanaskan, besi dapat berubah
ukurannya. Berapakah laju rata-rata pertambahan luas besi tersebut pada saat
ukuran ujung-ujung tangan besi antara 4,5 cm sampai 6 cm?

Gambar 4.13
Soal Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Indikator Simbolik

Berikut contoh jawaban siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol


untuk soal nomor 5.
Kelompok Eksperimen
84

Kelompok Kontrol

Gambar 4.14
Contoh Jawaban Siswa Pada Indikator Simbolik

Gambar 4.14 membuktikan bahwa kedua kelompok mampu menjawab soal


nomor 5 dengan benar, namun tetap terdapat perbedaan pada jawaban yang ditulis
siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol. Siswa pada kelompok
eksperimen menjawab soal dengan terlebih dahulu mendefinisikan variabel yang
akan digunakan untuk menyelesaikan masalah, menuliskan rumus luas dari bangun
yang diberikan hingga memperoleh model matematika untuk masalah tersebut.
Sedangkan pada kelompok kontrol siswa tidak mendefinisikan variabel yang akan
digunakan terlebih dahulu.
Perbedaan jawaban antara kedua kelompok tersebut disebabkan oleh
metode pembelajaran yang diterapkan pada kedua kelas. Siswa pada kelas
eksperimen didukung dengan tahap merumuskan model. Pada tahap ini siswa
dilatih untuk membuat model matematika dari suatu masalah dengan terlebih
dahulu mendefinisikan variabel-variabel yang akan digunakan dalam merumuskan
model matematika. Selain itu, siswa eksperimen juga diperkuat dengan tahapan
memodifikasi. Dimana pada tahapan ini, jika pada tahap memvalidasi kesimpulan
siswa melakukan kesalahan atau terdapat ketidakcocokan antara hasil dan masalah
nyata maka siswa harus memperbaiki asumsi-asumsi yang dibuat dan merumuskan
kembali model matematik yang sesuai hingga diperoleh jawaban yang tepat.
85

Berdasarkan hal tersebut, siswa pada kelompok eksperimen benar-benar terbiasa


dalam mebuat simbol-simbol atau menuliskan gagasan dalam bentuk ekspresi
matematik.
Serupa dengan temuan penelitian di atas, Misel dan Erna Suwangsih (2016)
mengungkapkan pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika
realistik dapat meningkatkan kemampuan representasi matematik khususnya pada
kemampuan representasi simbolik. Hal ini terlihat dari rata-rata presentase
kemampuan representasi simbolik siswa pada siklus I 53,29% meningkat menjadi
73,03% setelah dilakukan perbaikan pada siklus II.3

3. Indikator Indeks
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan representasi
semiotik matematik siswa kelompok eksperimen pada indikator indeks lebih tinggi
daripada kelompok kontrol. Indikator indeks yang dimaksud adalah kemampuan
mengungkapkan ide, gagasan ataupun makna suatu tampilan representasi secara
bahasa verbal. Butir soal yang mewakili indikator indeks adalah butir nomor 2 dan
3d. Temuan ini akan dibuktikan dengan jawaban hasil posttest siswa. Berikut
disajikan soal nomor 2 yang mewakili indikator indeks beserta jawaban hasil
posttest siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2. Perhatikan beberapa tampilan grafik fungsi 𝑓′(𝑥) berikut!


Jelaskan kesimpulan yang
kalian peroleh dari tampilan
grafik fungsi di samping!

Gambar 4.15
Soal Kemampuan Representasi Semiotik Matematik Indikator Indeks

3
Misel dan Erna Suwangsih, “Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk
Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Siswa”, Jurnal Metodi Didaktik, Vol. 10, No.
2, 2016, h. 32.
86

Di bawah ini diberikan contoh jawaban siswa kelompok eksperimen dan


kelompok kontrol untuk soal nomor 2.
Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Gambar 4.16
Contoh Jawaban Siswa Pada Indikator Indeks

Berdasarkan gambar 4.16 terlihat bahwa kelompok eksperimen mampu


memberikan kesimpulan diserta dengan alasan yang jelas, sedangkan kelompok
kontrol hanya memberikan kesimpulan tanpa diserta alasan yang jelas.
Perbedaan jawaban kedua kelompok terdapat pada kelengkapan atau
kerincian jawaban. Dalam kata lain, hal ini menunjukkan bahwa siswa kelompok
eksperimen mampu mengungkapkan ide atau gagasan matematik yang didapat
berdasarkan tampilan gambar grafik fungsi turunan, mulai dari apa yang dilihat,
kemudian dikaitkan dengan teori/konsep yang ada, hingga akhirnya memperoleh
87

kesimpulan yang tepat. Sedangkan kelompok kontrol kurang cakap dalam


mengungkapkan ide matematiknya secara verbal, tetapi sudah mampu memberikan
alasan dengan mengaitkan apa yang ditampilkan oleh grafik fungsi turunan dengan
konsep yang telah dipelajari.
Hal tersebut dipengaruhi oleh tahapan pembelajaran yang terapkan pada
kedua kelompok. Kelompok eksperimen melalui tahap menganalisis masalah
dimana siswa harus menuangkan ide/gagasan matematik yang terpadat pada
masalah nyata, dan mengaitkan hal yang ditanyakan dengan konsep yang telah
didapat. Kemudian tahap merumuskan model, terdapat proses yang harus dilalui
siswa untuk menuliskan langkah-langkah yang harus dilalui untuk menyelesaikan
masalah yang ada. Selanjutnya tahap menghitung dan menginterpretasi, pada tahap
ini terdapat proses dimana siswa harus mengaitkan hasil yang diperoleh dengan
masalah nyata. Adapun tahap memvalidasi kesimpulan, dimana siswa dilatih untuk
meninjau ulang jawabannya dan menuliskan gagasan matematiknya secara verbal
berkaitan dengan penjelasan atas kesesuaian maupun letak ketidaksesuaian jawaban
dengan masalah nyata. Tahap lain yang juga melatih kemampuan pada indikator
indeks adalah tahap melaporkan kesimpulan, melatih siswa untuk mampu
menjelaskan cara menyelesaikan masalah mulai dari awal hingga memperoleh hasil
akhir. Sehingga apa yang telah dilalui siswa benar-benar dapat dijelaskan dengan
alasan yang ada dan logis. Semua tahapan yang dipaparkan tersebut melatih
kemampuan representasi semiotik matematik siswa kelompok eksperimen pada
indikator indeks.
Temuan penelitian pada indikator indeks di atas serupa dengan penelitian
Suryani (2016) yang mengungkapkan persentase rata-rata kemampuan penalaran
generalisasi pada indikator menarik kesimpulan siswa yang diajarkkan dengan
metode pemodelan matematika lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
diajarkan dengan metode drill dengan perolehan berturut-turut adalah 44,24%, dan
36,16%.4

4
Fatikah Suryani, “Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Metode Pemodelan
Matematis (Mathematical Modeling) terhadap Kemampuan Penalaran Generalisasi Matematis”,
Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2016, h. 71.
88

D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya
telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal.
Meskipun demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga
penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya:
1. Pada awal pertemuan, siswa pada kelompok eksperimen mengalami kesulitan
dalam beradaptasi dengan pembelajaran metode pemodelam matematika
berbantuan software Autograph sehingga peneliti harus membimbing siswa
dalam setiap tahapan-tahapan metode pemodelan matematika untuk
menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada Lembar Aktivitas Siswa
(LAS).
2. Pembelajaran dengan metode pemodelan matematik berbantuan software
Autograph memerlukan waktu yang relatif lama.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai
penerapan pembelajaran matematika dengan metode pemodelan matematika
berbantuan software Autograph terhadap kemampuan representasi semiotik
matematik siswa di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kemampuan representasi semiotik matematik siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan metode pemodelan matematika berbantuan
Autograph cukup baik dengan rata-rata 60,32, sedangkan kemampuan
representasi semiotik matematik siswa yang memperoleh pembelajaran
dengan metode ekspositori sangat kurang baik dengan rata-rata 44,92.
Capaian kemampuan representasi semiotik matematik siswa baik yang
diajarkan dengan metode pemodelan matematika berbantuan Autograph
maupun yang diajarkan dengan metode ekspositori pada indikator simbolik
lebih baik daripada ikonik dan indeks. Siswa yang diajarkan dengan metode
pemodelan matematika berbantuan Autograph sudah bisa mendefinisikan
variabel-variabel atau simbol-simbol yang akan digunakan untuk membuat
model matematik, sedangkan siswa yang diajarkan dengan metode
ekspositori hanya mampu membuat simbol tanpa mendefinisikannya
terlebih dahulu.
2. Kemampuan representasi semiotik matematik siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran menggunakan metode pemodelan matematika berbantuan
Autograph lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan representasi
semiotik matematik siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori. Hal
ini menunjukkan metode pemodelan matematika berbantuan Autograph
berpengaruh terhadap kemampuan representasi semiotik matematik siswa.
Adapun besar pengaruh metode pemodelan matematika berbantuan

89
90

Autograph terhadap kemampuan representasi semiotik matematik siswa


tergolong dalam kategori sedang (𝜂2 = 0,12).

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Metode pemodelan matematika dan software Autograph dapat menjadi
suatu alternatif pembelajaran matematika yang dapat diterapkan oleh
guru sebagai suatu usaha pengembangan kemampuan representasi
semiotik matematik siswa.
b. Mampu mengembangkan dan mendesain pembelajaran matematika
menggunakan metode pemodelan matematika berbantuan Autograph
lebih baik lagi sehingga penerapan metode ini dapat lebih optimal.
2. Bagi Sekolah
Metode pemodelan matematika dan software Autograph mampu
meningkatkan kualitas dan hasil pendidikan. Sekolah dapat memfasilitasi
pembelajaran di sekolah dengan menyediakan software-software
pembelajaran salah satunya software yang didesain khusus untuk
pembelajaran matematika seperti Autograph.
3. Bagi Peneliti
Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang meneliti tentang metode
pemodelan matematika berbantuan Autograph pada pokok bahasan lain,
mengukur aspek atau kemampuan lain, maupun pada jenjang sekolah yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Anhalt, Cynthia Oropesa dan Ricardo Cortez. Modeling: A Structured Process.


Journal of Mathematics Teacher. Vol. 108. No.6. 2015.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,


2012.

Bahmei, Farzad. Mathemathical Modelling in Primary School, Advantages and


Challenges. Journal of Mathematical Modelling and Applicaton. Vol. 1,
2011.

Bano, Ekaningsih. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis


Siswa SMA Melalui Pendekatan Metakognitif Berbantuan Autograph. Tesis
pada Universitas Pendidikan Indonesia, 2012.

Biro Akademik UIN Jakarta. Pedoman Akademik Program Strata 1 Universitas


Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2013-2014. Jakarta: UIN
Jakarta, 2013.

Butler, Douglas. Autograph Version 3: Getting Going with Autograph 3. UK:


Eastmond Publishing Ltd, 2007.

Cahyono, Edi. Pemodelan Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Chandler, Daniel. Semiotics: The Basics. USA: Routledge, 2007.

Common Core State Standards Initiative (CCSSI), Common Core State Standards
for Mathematics. Washington DC: National Geovernors Association Center
for Best Practices and the Council of Chief State School Officers, 2010.

Danesi, Marcel. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenal Semiotika
dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra, 2010.

Darhim, Pembelajaran Matematika Realistik sebagai Suatu Pendekatan, h. 4-5.


(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/195
503031980021-DARHIM/Makalah_Artikel/JURNAL_RME.pdf), diakses
pada tanggal 19 November 2016.

Darmaya, I Ketut. Makna Mekala-Kalaan Pernikahan Adat Bali di Desa Buana


Tenggarong Seberang. eJournal Ilmu Komunikasi. Vol. 5. No. 2, 2017.

91
92

Duval, Raymond. Representation, Vision and Visualization: Cognitive Functions


In Mathematical Thingking. Basic Issues For Learning. Université du
Littoral Côte-d'Opale, Boulogne, et Centre IUFM Nord Pas-de Calais, Lille.

Effendi, Leo Adhar. Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan


Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal Penelitian pendidikan.
Vol. 13. No. 2, 2012.

Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2014.

----------, dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika.


Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Hutagaol, Kartini. Multi Representasi dalam Pembelajaran Matematika. KNPM V


Himpunan Matematika Indonesia, 2013.

Inganah, Siti dan Subanji. Semiotik dalam Generalisasi Pola. KNPM V Himpunan
Matematika Indonesia, 2013.

Jaenudin. Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan Representasi


Matematik Beragam Siswa SMP. Artikel Jurusan Pendidikan Matematika
UPI, 2010.

Jumady, Readyson. Pengaruh Media Pembelajaran Autograph terhadap


Pemahaman Konsep Integral Luas Daerah di Bawah Kurva dan Volume
Benda Putar Siswa. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2016.

Kadir. Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, (http://kbbi.web.id/representasi) diakses


pada tanggal 26 Juni 2016.

Karnasih, Ida dan Abu Rahman. Integrasi Software Dinamis Autograph dalam
Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan Penemuan
Terbimbing. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 4. No. 2, 2014.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Lampiran Permendikbud Nomor 59


tahun 2014. Jakarta: Kemendikbud, 2014.

Laelasari, Toto Subroto, dan Nurul Ikhsan K. Penerapan Model Pembelajaran


Learning Cycle 7E dalam Kemampuan Representasi Matematis Mahasiswa.
Jurnal Euclid. Vol. 1. No. 2, 2014.

Lawshe, C.H. A Quantitative Approach to Content Validity. Personel Psychology.


INC, 1975
93

Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan. Penelitian Pendidikan


Matematika. Bandung: PT Refika Aditama, 2015.

Misel dan Erna Suwangsih. Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk


Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Siswa. Jurnal Metodi
Didaktik. Vol. 10. No. 2, 2016.

Mudjiono, Yoyon. Kajian Semiotika dalam Film. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 1.
No. 1, 2011.

Mustangin. Representasi Konsep dan Peranannya dalam Pembelajaran Matematika


Di Sekolah. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 1. No. 1, 2015.

National TSA Conference Competitive Events Guide. 2011 & 2012 High School
Technology Activities. Reston: Technology Student Association, 2010.

Niss, Mogens. Models and Modelling in Mathematics Education. EMS Newsletter,


Zurich, 2012.

Novikasari, Ifada. Semiotic Logical Approach. Prosiding Seminar Nasional


Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika
FMIPA UNY, 2013.

Nursyarifah, Nida., dkk. Penggunaan Pemodelan Matematik Untuk Meningkatkan


Kemampuan Pemecahan Masalah Aritmatika Sosial Siswa Sekolah Dasar.
2016.
(http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/article/download/5101/35
58), diakses pada tanggal 26 November 2016.

National Council of Teacher Mathematics (NCTM). Executive Summary Principles


and Standards for School Mathematics.
(https://www.nctm.org/uploadedFiles/Standards_and_Positions/PSSM_Ex
ecutiveSummary.pdf), diakses pada tanggal 25 November 2016.

OECD. PISA 2015 Result (Volume I): Excellence and Equity In Education. Paris:
OECD Publishing, 2016.

--------. PISA 2015 Assessment and Analytical Framework: Science, Reading,


Mathematic and Financial Literacy. Paris: OECD Publishing, 2016.

Provasnik, S., dkk. Highlights from TIMSS and TIMSS Advanced 2015.
Washington: U.S. Department of Education, National Center for Education
Statistics, 2016.

Rafianti, Isna dan Heni Puji Astuti. Analysis of Students’ Mathematical Power in
Terms of STIFIN Test. Journal of Mathematics Education. Vol. 6. No. 1,
2017.
94

Rangkuti, Ahmad Nizar. Representasi Matematis. Forum Pedagogik. Vol. 6. No. 1,


2014.

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana,


2013.

Saragih, Sahat, dan Vira Afriati. Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi
Trigonometri Siswa SMK Melalui Penemuan Terbimbing Berbantuan
Software Autograph. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 18. No. 4,
2012.

Sari, Dwi Cahya. Karakteristik Soal TIMSS. Hasil Seminar pada Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika UNY, 2015.

Sebayang, Christiyani Martha. Analisi Semiotika Representasi: Kecantikan Pada


Iklan Pantene Total Damage Care 10 Versi Raline Shah di Media Televisi.
eJournal Ilmu Komunikasi. Vol. 5. No. 2, 2017.

Simamora, Rustam E. Journal Review: Penggunaan GeoGebra, Cabri 3D, dan


Autograph dalam Pembelajaran Matematika. Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan. 2017.
(https://id.scribd.com/document/359601171/Penggunaan-GeoGebra-Cabri-
3D-dan-Autograph-dalam-Pembelajaran-Matematika), diakses pada
tanggal 1 Desember 2017.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Sukyadi, Didi. Teori dan Analisis Semiotika. Bandung: Rizqi Press, 2011.

Suryani, Fatikah. Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Metode Pemodelan


Matematis (Mathematical Modeling) terhadap Kemampuan Penalaran
Generalisasi Matematis. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
2016.

Tinarbuko, Sumbo. Semimotika Analisis Tanda Pada Karya Desain Komunikasi


Visual. Jurnal NIRMANA. Vol. 5. No. 1, 2003.

Wijaya, Ariyadi. Pendidikan Matematika Ralistik: Suatu Alternatif Pendekatan


Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Yazid, Ahmad. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model


Kooperatif dengan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Pada Materi Volume
Bangun Ruang Sisi Datar. Journal of Primary Educational. Vol. 1 No. 1,
2012.
95

Lampiran 1

BASED LINE DATA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


1 60 73,3
2 56,7 36,7
3 56,7 60
4 60 63,3
5 73,3 40
6 60 43,3
7 86,7 46,7
8 56,7 46,7
9 56,7 43,3
10 60 56,7
11 70 63,3
12 66,7 53,3
13 60 80
14 43,3 63,3
15 43,3 60
16 43,3 63,3
17 46,7 40
18 50 73,3
19 50 46,7
20 73,3 26,7
21 46,7 53,3
22 66,7 63,3
23 56,7 56,7
24 30 70
25 56,7 63,3
26 66,7 66,7
27 53,3 43,3
28 66,7 50
29 56,7 60
30 63,3 60
31 60 46,7
32 76,7
33 46,7
Total 1920 1713
̅
𝑿 58,19 55,26
96

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XI (Sebelas) / 1 (Ganjil)
Materi Pokok : Aplikasi Turunan Fungsi Aljabar
Alokasi Waktu : 7 Pertemuan (7 x 2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar (KD)


3. 23. Memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah dunia nyata
dan matematika yang melibatkan turunan dan memeriksa kebenaran
langkah-langkahnya.
3. 24. Mendeskripsikan konsep turunan dan menggunakannya untuk
menganalisis grafik fungsi dan menguji sifat-sifat yang dimiliki untuk
mengetahui fungsi naik dan fungsi turun.
3. 25. Menerapkan konsep dan sifat turunan fungsi untuk menentukan gradien
garis singgung kurva, garis tangen dan garis normal.
97

3. 26. Mendeskripsikan konsep dan sifat turunan fungsi terkait dan


menerapkannya untuk menentukan titik stasioner (titik maximum, titik
minimum dan titik belok).
3. 27. Menganalisis bentuk model matematika berupa persamaan fungsi, serta
menerapkan konsep dan sifat turunan dalam memecahkan masalah
maximum dan minimum.
4. 16. Memilih strategi yang efektif dan menyajikan model matematika dalam
memecahkan masalah nyata tentang turunan fungsi aljabar.
4. 17. Memilih strategi yang efektif dan menyajikan model matematika dalam
memecahkan masalah nyata tentang fungsi naik dan fungsi turun.
4. 18. Merancang dan mengajukan masalah nyata serta menggunakan konsep
dan sifat turunan fungsi terkait dalam titik stasioner (titik maximum,titik
minimum dan titik belok).
4. 19. Menyajikan data dari situasi nyata, memilih variabel dan
mengomunikasikannya dalam bentuk model matematika berupa
persamaan fungsi, serta menerapkan konsep dan sifat turunan fungsi
dalam memecahkan masalah maximum dan minimum.

C. Indikator
Pertemuan 1
1. Menemukan konsep garis singgung kurva
2. Menentukan gradien garis singgung kurva
3. Menentukan persamaan garis singgung kurva
4. Menyajikan masalah yang berkaitan dengan garis singgung kurva ke dalam
model matematika
5. Menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan garis singgung kurva
dengan menggunakan model matematika dan konsep turunan fungsi aljabar.
Pertemuan 2
1. Menemukan konsep garis normal kurva
2. Menentukan gradien garis normal kurva
3. Menentukan persamaan garis normal kurva
98

4. Menyajikan masalah yang berkaitan dengan garis normal ke dalam model


matematika
5. Menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan gradien garis normal
kurva dengan menggunakan model matematika dan konsep turunan.
Pertemuan 3
1. Menemukan konsep fungsi naik dan fungsi turun
2. Menentukan interval fungsi naik dan fungsi turun dari suatu fungsi
3. Menyajikan masalah nyata fungsi naik dan fungsi turun ke dalam model
matematika
4. Menyelesaikan masalah nyata dengan menggunakan model matematika
Pertemuan 4
1. Menemukan konsep titik stasioner (titik maximum, titik minimum dan titik
belok) dari suatu kurva
2. Menentukan titik stasioner (titik maximum, titik minimum dan titik belok)
dari suatu kurva
3. Menyajikan masalah nyata titik stasioner (titik maximum, titik minimum
dan titik belok) ke dalam model matematika.
4. Menyelesaikan masalah nyata titik stasioner dengan menggunakan model
matematika.
Pertemuan 5
1. Melukiskan grafik fungsi
2. Menganalisis grafik fungsi untuk menentukan interval fungsi naik, interval
fungsi turun, dan titik stasioner
3. Menyajikan masalah ke dalam model matematika dan grafik
4. Menyelesaikan masalah menggunakan model matematika dan grafik
Pertemuan 6
1. Menentukan nilai maksimum dan minimum dari suatu fungsi
2. Menyajikan masalah nyata tentang maksimum dan minimum ke dalam
model matematika.
3. Menyelesaikan masalah nyata maksimum dan minimum dengan
menggunakan model matematika.
99

Pertemuan 7
1. Menemukan turunan kedua dari suatu fungsi aljabar
2. Menyajikan masalah dunia nyata dan matematika ke dalam model
matematika
3. Menyelesaikan masalah dunia nyata (kecepatan dan percepatan) dan
masalah matematika yang melibatkan konsep turunan kedua dengan
menggunakan model matematika

D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Dengan diskusi kelompok, pendekatan kontekstual dan membuat asumsi-
asumsi serta melakukan pemodelan matematika dari suatu masalah nyata
peserta didik dapat menemukan konsep garis singgung kurva.
2. Dengan mengetahui konsep pada garis singgung kurva dan bantuan
software Autograph pesesta didik dapat menentukan gradien dan persamaan
garis singgung kurva, merancang model matematika dan menentukan
persamaan garis singgung kurva dari suatu masalah.
Pertemuan 2
1. Dengan diskusi kelompok, pendekatan kontekstual dan membuat asumsi-
asumsi serta melakukan pemodelan matematika dari suatu masalah nyata
peserta didik dapat menemukan konsep garis normal kurva.
2. Dengan mengetahui konsep pada garis normal kurva dan bantuan software
Autograph pesesta didik dapat menentukan gradien dan persamaan garis
normal kurva, merancang model matematika dari suatu masalah dan
menentukan persamaan garis normal kurva dari suatu masalah.
Pertemuan 3
1. Dengan diskusi kelompok, pendekatan kontekstual dan membuat asumsi-
asumsi serta melakukan pemodelan matematika dari suatu masalah nyata
peserta didik dapat menemukan konsep fungsi naik dan fungsi turun.
2. Dengan mengetahui konsep fungsi naik dan fungsi turun dari suatu kurva
serta bantuan software Autograph pesesta didik dapat menentukan interval
fungsi naik dan fungsi turun dari suatu kurva dan merancang model
100

matematika untuk menyelesaikan masalah nyata tentang fungsi naik dan


fungsi turun.
Pertemuan 4
1. Dengan diskusi kelompok, pendekatan kontekstual dan membuat asumsi-
asumsi serta melakukan pemodelan matematika dari suatu masalah nyata
peserta didik dapat menemukan konsep titik stasioner (titik maximum, titik
minimum dan titik belok) dari suatu kurva.
2. Dengan mengetahui konsep titik stasioner (titik maximum, titik minimum
dan titik belok) dari suatu kurva serta bantuan software Autograph pesesta
didik menentukan titik stasioner (titik maximum, titik minimum dan titik
belok) dan mampu merancang model matematika untuk menyelesaikan
masalah nyata tentang titik stasioner (titik maximum, titik minimum dan
titik belok).
Pertemuan 5
1. Dengan diskusi kelompok dan mengetahui konsep fungsi naik dan fungsi
turun serta titik stasioner dari suatu kurva serta bantuan software Autograph
pesesta didik dapat melukiskan grafik fungsi dan menganalisisnya untuk
menentukan interval fungsi naik, interval fungsi turun dan titik stasioner
dari suatu kurva serta merancang model matematika untuk menyelesaikan
masalah.
Pertemuan 6
1. Dengan diskusi kelompok, pendekatan kontekstual dan membuat asumsi-
asumsi serta melakukan pemodelan matematika dari suatu masalah nyata
peserta didik dapat menemukan konsep nilai maksimum dan nilai minimum
dari suatu fungsi.
2. Dengan mengetahui konsep nilai maksimum dan nilai minimum dari suatu
fungsi serta bantuan software Autograph pesesta didik mampu merancang
model matematika untuk menyelesaikan masalah nyata tentang maksimum
dan minimum.
101

Pertemuan 7
1. Dengan diskusi kelompok, pendekatan kontekstual dan membuat asumsi-
asumsi serta melakukan pemodelan matematika dari suatu masalah nyata
peserta didik dapat menemukan konsep turunan kedua dari suatu fungsi.
2. Dengan mengetahui konsep nilai turunan kedua dari suatu fungsi serta
bantuan software Autograph pesesta didik mampu merancang model
matematika untuk menyelesaikan masalah nyata (kecepatam dan
percepatan).
Karakter peserta didik yang diharapkan: kritis, kerjasama, aktif, tanggung
jawab.

E. Materi Ajar : Aplikasi Turunan Fungsi Aljabar


Pertemuan 1: Garis singgung kurva
Pertemuan 2: Garis normal kurva
Pertemuan 3: Fungsi naik dan fungsi turun
Pertemuan 4: Titik stasioner (titik maximum, titik minimum dan titik belok)
Pertemuan 5: Melukiskan grafik fungsi
Pertemuan 6: Nilai maksimum dan minimum
Pertemuan 7: Turunan Kedua (Kecepatan dan Percepatan)

F. Metode, dan Teknik Pembelajaran


Metode : Pemodelan Matematika
Teknik : Diskusi kelompok, presentasi, dan tanya jawab

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Langkah Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Guru membuka aktivitas di kelas dengan
mengucap salam, menanyakan kabar dan
Orientasi memeriksa kehadiran peserta didik
102

- Guru mengajak peserta didik untuk berdoa


sebelum memulai pelajaran
- Guru memberikan ice breaking yang
melatih konsentrasi pesera didik
- Guru menyampaikan tujuan dan metode
pembelajaran yang akan digunakan
- Tanya jawab antara guru dan peserta didik
Apersepsi terkait hubungan konsep turunan dan limit
fungsi aljabar yang kemudian akan
digunakan untuk menemukan konsep garis
singgung kurva
- Guru memberikan motivasi kepada peserta
Motivasi didik tentang pentingnya mempelajari
materi garis singgung kurva

Kegiatan Inti 60 menit


- Guru membagi peserta didik ke dalam
beberapa kelompok, kemudian siswa
berkumpul sesuai dengan kelompoknya
masing-masing
- Guru bersama peserta didik menemukan
konsep garis singgung kurva
- Setelah peserta didik berhasil menemukan
konsep, guru memperaktekkan cara
menggunakan software Autograph sesuai
dengan tujuan pembelajaran
- Peserta didik dibimbing dalam
mempraktekkan software Autograph serta
menanyakan hal-hal yang menjadi
kesulitannya
103

- Guru membagikan LAS 1 kepada setiap


kelompok yang berisi masalah tentang garis
singgung kurva
- Peserta didik berdiskusi untuk memahami
dan mengidentifikasi masalah pada LAS 1
- Guru membantu menjelaskan masalah yang
ada pada LAS 1 agar peserta didik mudah
dalam mengidentifikasi masalah untuk
menentukan informasi
1. Menganalisis
- Peserta didik menentukan informasi apa
masalah
saja yang terdapat dalam masalah
- Peserta didik memahami permasalahan
yang dipertanyakan hingga mencapai
kesepakatan bahwa masalah tersebut dapat
diselesaikan dengan menggunakan konsep
garis singgung kurva
- Peserta didik membuat persyaratan/asumi-
asumsi yang dapat menggambarkan
permasalahan untuk merumuskan model
matematik (persamaan kurva) dari masalah
tersebut
- Guru memantau aktivitas kelompok dan
melihat keterlibatan setiap peserta didik
2. Merumuskan model
dalam kelompok dan membimping proses
perjalanan peserta didik dalam merumuskan
persamaan kurva
- Peserta didik menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami dan menjadi kesulitan
dalam merumuskan persamaan kurva dari
masalah tersebut
104

- Peserta didik menentukan persamaan garis


singgung kurva dengan melakukan
perhitungan terhadap persamaan kurva
yang telah dirumuskan dengan
menggunakan konsep garis singgung kurva
- Peserta didik berdiskusi untuk menafsirkan
3. Menghitung dan
solusi matematika yang diperoleh ke dalam
menginterpretasikan
situasi masalah yang diberikan guru dan
hasil
memberikan kesimpulan terhadap hasil
yang diperoleh
- Guru membantu peserta didik dalam
menafsirkan dan menarik kesimpulan
antara hasil matematika dan masalah
aslinya
- Peserta didik melakukan pemeriksaan
terhadap hasil yang diperolehnya dengan
menggunakan Autograph
- Guru melakukan tanya jawab dengan
peserta didik terkait masalah garis singgung
yang ada pada LAS sehingga membuat
4. Memvalidasi
peserta didik melakukan pemeriksaan
kesimpulan
kembali terhadap solusi dan hasil yang telah
diperoleh
- Peserta didik berdiskusi untuk memastikan
apakah hasil matematika yang diperoleh
sudah sesuai dan masuk akal dengan situasi
asli atau belum.
Jika pada tahap validasi terdapat
5. Merumuskan model
ketidakcocokan antara hasil matematika dan
hasil modifikasi
masalah asli yang diberikan, maka:
105

- Peserta didik melakukan identifikasi pada


bagian mana mereka melakukan kesalahan
dan selanjutnya melakukan perbaikan
terhadap solusi.
- Guru membantu mengarahkan peserta didik
dalam memperbaiki asumsi yang telah
dibuat sebelumnya hingga hasil sesuai
dengan apa yang ditampilkan oleh guru dan
Autograph serta dipeloreh kecocokan antara
hasil matematika dan masalah asli yang
diberikan.
(pembelajaran kembali ke tahap 2, 3, dan 4)
- Guru meminta peserta didik untuk
6. Melaporkan hasil mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
Penutup 10 menit
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan
hasil pembelajaran tentang garis singgung
kurva
- Guru memberitahu materi untuk pertemuan
berikutnya adalah garis tangen kurva agar
dipelajari di rumah
- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan memotivasi pesera didik untuk tetap
semangat dalam belajar, mengucapkan
salam dan meninggalkan kelas.
106

Pertemuan 2
Langkah Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Guru membuka aktivitas di kelas dengan
mengucap salam, menanyakan kabar dan
Orientasi memeriksa kehadiran peserta didik
- Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran
- Guru menyampaikan tujuan dan metode
pembelajaran yang akan digunakan
- Tanya jawab antara guru dan peserta didik
Apersepsi
terkait materi garis singgung kurva yang
sudah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya
- Guru memberikan motivasi kepada peserta
Motivasi didik tentang pentingnya mempelajari
materi garis normal
Kegiatan Inti 60 menit
- Guru membagi peserta didik ke dalam
beberapa kelompok, kemudian siswa
berkumpul sesuai dengan kelompoknya
masing-masing
- Guru bersama peserta didik menemukan
konsep garis normal kurva
- Setelah peserta didik berhasil menemukan
konsep, guru memperaktekkan cara
menggunakan software Autograph sesuai
dengan tujuan pembelajaran
- Peserta didik dibimbing dalam
mempraktekkan software Autograph serta
107

menanyakan hal-hal yang menjadi


kesulitannya
- Guru membagikan LAS 2 kepada setiap
kelompok yang berisi masalah tentang
gradien garis normal kurva pada suatu titik
- Peserta didik berdiskusi untuk memahami
dan mengidentifikasi masalah pada LAS 2
- Guru membantu menjelaskan masalah yang
ada pada LAS 2 agar peserta didik mudah
dalam mengidentifikasi masalah untuk
menentukan informasi
1. Menganalisis
- Peserta didik menentukan informasi apa
masalah
saja yang terdapat dalam masalah
- Peserta didik memahami permasalahan
yang dipertanyakan hingga mencapai
kesepakatan bahwa masalah tersebut dapat
diselesaikan dengan menggunakan konsep
garis normal kurva
- Peserta didik membuat persyaratan/asumi-
asumsi yang dapat menggambarkan
permasalahan untuk merumuskan model
matematik (persamaan kurva) dari masalah
tersebut
- Guru memantau aktivitas kelompok dan
2. Merumuskan model
melihat keterlibatan setiap peserta didik
dalam kelompok dan membimbing proses
perjalanan peserta didik dalam
merumuskan persamaan kurva
- Peserta didik menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami dan menjadi kesulitan
108

dalam merumuskan persamaan kurva dari


masalah tersebut
- Peserta didik menentukan persamaan garis
normal kurva dengan melakukan
perhitungan terhadap persamaan kurva
yang telah dirumuskan dengan
menggunakan konsep garis normal kurva
- Peserta didik berdiskusi untuk menafsirkan
3. Menghitung dan
solusi matematika yang diperoleh ke dalam
menginterpretasikan
situasi masalah yang diberikan guru dan
hasil
memberikan kesimpulan terhadap hasil
yang diperoleh
- Guru membantu peserta didik dalam
menafsirkan dan menarik kesimpulan
antara hasil matematika dan masalah
aslinya
- Peserta didik melakukan pemeriksaan
terhadap hasil yang diperolehnya dengan
menggunakan Autograph
- Guru melakukan tanya jawab dengan
peserta didik terkait masalah garis normal
yang ada pada LAS sehingga membuat
4. Memvalidasi
peserta didik melakukan pemeriksaan
kesimpulan
kembali terhadap solusi dan hasil yang
telah diperoleh
- Peserta didik berdiskusi untuk memastikan
apakah hasil matematika yang diperoleh
sudah sesuai dan masuk akal dengan situasi
asli atau belum.
109

Jika pada tahap validasi terdapat


ketidakcocokan antara hasil matematika dan
masalah asli yang diberikan, maka:
- Peserta didik melakukan identifikasi pada
bagian mana mereka melakukan kesalahan
dan selanjutnya melakukan perbaikan
terhadap solusi.
5. Merumuskan model
- Guru membantu mengarahkan peserta didik
hasil modifikasi
dalam memperbaiki asumsi yang telah
dibuat sebelumnya hingga hasil sesuai
dengan apa yang ditampilkan oleh guru dan
Autograph serta dipeloreh kecocokan
antara hasil matematika dan masalah asli
yang diberikan.
(pembelajaran kembali ke tahap 2, 3 dan 4)
- Guru meminta beberapa kelompok untuk
6. Melaporkan hasil mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
Penutup 10 menit
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan
hasil pembelajaran tentang garis normal
kurva
- Guru memberitahu materi untuk pertemuan
berikutnya adalah fungsi naik dan dungsi
turun agar dipelajari di rumah
- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan memotivasi siswa untuk tetap
semangat dalam belajar, mengucapkan
salam dan meninggalkan kelas.
110

Pertemuan 3
Langkah Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Guru membuka aktivitas di kelas dengan
mengucap salam, menanyakan kabar dan
Orientasi memeriksa kehadiran peserta didik
- Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran
- Guru menyampaikan tujuan dan metode
pembelajaran yang akan digunakan
Apersepsi - Guru menayangkan video ilustrasi kegitan
sehari-hari yang berkaitan dengan fungsi
naik dan fungsi turun
- Guru memberikan motivasi kepada peserta
Motivasi didik tentang pentingnya mempelajari
materi yang akan disampaikan

Kegiatan Inti 60 menit


- Guru membagi peserta didik ke dalam
beberapa kelompok, kemudian siswa
berkumpul sesuai dengan kelompoknya
masing-masing
- Guru bersama peserta didik menemukan
konsep fungsi naik dan fungsi turun
- Setelah peserta didik berhasil menemukan
konsep, guru memperaktekkan cara
menggunakan software Autograph sesuai
dengan tujuan pembelajaran
- Peserta didik dibimbing dalam
mempraktekkan software Autograph serta
111

menanyakan hal-hal yang menjadi


kesulitannya
- Guru membagikan LAS 3 kepada setiap
kelompok yang berisi masalah tentang
fungsi naik dan fungsi turun
- Peserta didik berdiskusi untuk memahami
dan mengidentifikasi masalah pada LAS 3
- Guru membantu menjelaskan masalah yang
ada pada LAS 3 agar peserta didik mudah
dalam mengidentifikasi masalah untuk
menentukan informasi
1. Menganalisis
- Peserta didik menentukan informasi apa
masalah
saja yang terdapat dalam masalah
- Peserta didik memahami permasalahan
yang dipertanyakan hingga mencapai
kesepakatan bahwa masalah tersebut dapat
diselesaikan dengan menggunakan konsep
fungsi naik dan fungsi turun
- Peserta didik membuat persyaratan/asumi-
asumsi yang dapat menggambarkan
permasalahan untuk merumuskan model
matematik (persamaan kurva) dari masalah
tersebut
- Guru memantau aktivitas kelompok dan
2. Merumuskan model
melihat keterlibatan setiap peserta didik
dalam kelompok dan membimping proses
perjalanan peserta didik dalam
merumuskan persamaan kurva
- Peserta didik menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami dan menjadi kesulitan
112

dalam merumuskan persamaan kurva dari


masalah tersebut
- Peserta didik memecahkan masalah dengan
melakukan perhitungan pada persamaan
kurva yang telah dirumuskan dan membuat
grafiknya
- Peserta didik berdiskusi menafsirkan
tampilan grafik yang diperoleh untuk
menemukan interval fungsi naik dan
3. Menghitung dan interval fungsi turun
menginterpretasikan - Peserta didik menafsirkan interval fungsi
hasil naik dan interval fungsi turun yang
diperoleh ke dalam masalah yang diberikan
guru dan memberikan kesimpulan terhadap
hasil yang diperoleh
- Guru membantu peserta didik dalam
menafsirkan dan menarik kesimpulan
antara hasil matematika dan masalah
aslinya
- Peserta didik melakukan pemeriksaan
terhadap hasil yang diperolehnya dengan
menggunakan Autograph
- Guru melakukan tanya jawab dengan
peserta didik terkait masalah fungsi naik
4. Memvalidasi
dan fungsi turun yang ada pada LAS
kesimpulan
sehingga membuat peserta didik melakukan
pemeriksaan kembali terhadap solusi dan
hasil yang telah diperoleh
- Peserta didik berdiskusi untuk memastikan
apakah hasil matematika yang diperoleh
113

sudah sesuai dan masuk akal dengan situasi


asli atau belum.
Jika pada tahap validasi terdapat
ketidakcocokan antara hasil matematika dan
masalah asli yang diberikan, maka:
- Peserta didik melakukan identifikasi pada
bagian mana mereka melakukan kesalahan
dan selanjutnya melakukan perbaikan
terhadap solusi.
5. Merumuskan model
- Guru membantu mengarahkan peserta didik
hasil modifikasi
dalam memperbaiki asumsi yang telah
dibuat sebelumnya hingga hasil sesuai
dengan apa yang ditampilkan oleh guru dan
Autograph serta dipeloreh kecocokan
antara hasil matematika dan masalah asli
yang diberikan.
(pembelajaran kembali ke tahap 2, 3 dan 4)
- Guru meminta peserta didik untuk
6. Melaporkan hasil mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
Penutup 10 menit
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan
hasil pembelajaran tentang fungsi naik dan
fungsi turun
- Guru memberitahu materi untuk pertemuan
berikutnya adalah titik stasioner agar
dipelajari di rumah
- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan memotivasi peserta didik untuk
tetap semangat dalam belajar, mengucapkan
salam dan meninggalkan kelas.
114

Pertemuan 4
Langkah Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Guru membuka aktivitas di kelas dengan
mengucap salam, menanyakan kabar dan
Orientasi memeriksa kehadiran peserta didik
- Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran
Apersepsi - Guru menyampaikan tujuan dan metode
pembelajaran yang akan digunakan
- Tanya jawab antara guru dan peserta didik
terkait ilustrasi yang berkaitan dengan titik
stasioner (titik maximum, titik minimum
dan titik belok)
Motivasi - Guru memberikan motivasi kepada peserta
didik tentang pentingnya mempelajari
materi yang akan disampaikan

Kegiatan Inti 60 menit


- Guru membagi peserta didik ke dalam
beberapa kelompok, kemudian siswa
berkumpul sesuai dengan kelompoknya
masing-masing
- Guru bersama peserta didik menemukan
konsep titik stasioner (titik maximum, titik
minimum dan titik belok)
- Setelah peserta didik berhasil menemukan
konsep, guru memperaktekkan cara
menggunakan software Autograph sesuai
dengan tujuan pembelajaran
115

- Peserta didik dibimbing dalam


mempraktekkan software Autograph serta
menanyakan hal-hal yang menjadi
kesulitannya
- Guru membagikan LAS 4 kepada setiap
kelompok yang berisi masalah tentang titik
stasioner (titik maximum, titik minimum
dan titik belok)
1. Menganalisis - Peserta didik berdiskusi untuk memahami
masalah dan mengidentifikasi masalah pada LAS 4
- Guru membantu menjelaskan masalah yang
ada pada LAS 4 agar peserta didik mudah
dalam mengidentifikasi masalah untuk
menentukan informasi
- Peserta didik menentukan informasi apa
saja yang terdapat dalam masalah
- Peserta didik memahami permasalahan
yang dipertanyakan hingga mencapai
kesepakatan bahwa masalah tersebut dapat
diselesaikan dengan menggunakan konsep
titik stasioner
2. Merumuskan model - Peserta didik membuat persyaratan/asumi-
asumsi yang dapat menggambarkan
permasalahan untuk merumuskan model
matematik (persamaan kurva) dari masalah
tersebut
- Guru memantau aktivitas kelompok dan
melihat keterlibatan setiap peserta didik
dalam kelompok dan membimping proses
perjalanan peserta didik dalam
merumuskan persamaan kurva
116

- Peserta didik menanyakan hal-hal yang


kurang dipahami dan menjadi kesulitan
dalam merumuskan persamaan kurva dari
masalah tersebut
3. Menghitung dan - Peserta didik memecahkan masalah dengan
menginterpretasikan melakukan perhitungan pada persamaan
hasil kurva yang telah dirumuskan dan membuat
grafiknya
- Peserta didik berdiskusi menafsirkan
tampilan grafik yang diperoleh untuk
menemukan titik-titik stasioner (titik
maximum, titik minimum dan titik belok)
- Peserta didik menafsirkan titik maximum,
titik minimum dan titik belok yang
diperoleh ke dalam masalah yang diberikan
guru dan memberikan kesimpulan terhadap
hasil yang diperoleh
- Guru membantu peserta didik dalam
menafsirkan dan menarik kesimpulan
antara hasil matematika dan masalah
aslinya
4. Memvalidasi - Peserta didik melakukan pemeriksaan
kesimpulan terhadap hasil yang diperolehnya dengan
menggunakan Autograph
- Guru melakukan tanya jawab dengan
peserta didik terkait masalah titik stasioner
yang ada pada LAS sehingga membuat
peserta didik melakukan pemeriksaan
kembali terhadap solusi dan hasil yang
telah diperoleh
117

- Peserta didik berdiskusi untuk memastikan


apakah hasil matematika yang diperoleh
sudah sesuai dan masuk akal dengan situasi
asli atau belum.
5. Merumuskan model Jika pada tahap validasi terdapat
hasil modifikasi ketidakcocokan antara hasil matematika dan
masalah asli yang diberikan, maka:
- Peserta didik melakukan identifikasi pada
bagian mana mereka melakukan kesalahan
dan selanjutnya melakukan perbaikan
terhadap solusi.
- Guru membantu mengarahkan peserta didik
dalam memperbaiki asumsi yang telah
dibuat sebelumnya hingga hasil sesuai
dengan apa yang ditampilkan oleh guru dan
Autograph serta dipeloreh kecocokan
antara hasil matematika dan masalah asli
yang diberikan.
(pembelajaran kembali ke tahap 2, 3 dan 4)
6. Melaporkan hasil - Guru meminta peserta didik untuk
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
Penutup 10 menit
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan
hasil pembelajaran dan melakukan refleksi
terhadap kesimpulan pembelajaran
- Guru memberitahu materi untuk pertemuan
berikutnya adalah melukis grafik agar
dipelajari di rumah dan memimta peserta
didik untuk membawa kertas berpetak
118

- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran


dengan memotivasi peserta didik untuk
tetap semangat dalam belajar,
mengucapkan salam dan meninggalkan
kelas.

Pertemuan 5
Langkah Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Guru membuka aktivitas di kelas dengan
mengucap salam, menanyakan kabar dan
Orientasi memeriksa kehadiran peserta didik
- Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran
- Guru menyampaikan tujuan dan metode
pembelajaran yang akan digunakan
- Tanya jawab antara guru dengan peserta
Apersepsi
didik tentang materi pada pertemuan
sebelumnya, yaitu fungsi naik dan fungsi
turun serta titik stasioner
- Guru memberikan motivasi kepada peserta
Motivasi didik tentang pentingnya mempelajari
materi melukis grafik fungsi

Kegiatan Inti 60 menit


- Guru membagi peserta didik ke dalam
beberapa kelompok, kemudian siswa
berkumpul sesuai dengan kelompoknya
masing-masing
- Guru bersama peserta didik merumuskan
langkah-langkah membuat grafik fungsi
119

berdasarkan konsep fungsi naik, fungsi


turun, dan titik stasioner
- Setelah peserta didik mengetahui langkah-
langkah membuat grafik, guru
memperaktekkan cara menggunakan
software Autograph sesuai dengan tujuan
pembelajaran
- Peserta didik dibimbing dalam
mempraktekkan software Autograph serta
menanyakan hal-hal yang menjadi
kesulitannya
- Guru membagikan LAS 5 kepada setiap
kelompok yang berisi masalah matematika
dimana masalah tersebut dapat dibentuk ke
dalam persamaan/fungsi
- Peserta didik berdiskusi untuk memahami
dan mengidentifikasi masalah pada LAS 5
- Guru membantu menjelaskan masalah yang
ada pada LAS 5 agar peserta didik mudah
dalam mengidentifikasi masalah untuk
menentukan informasi
1. Menganalisis
- Peserta didik menentukan informasi apa
masalah
saja yang terdapat dalam masalah
- Peserta didik memahami permasalahan
yang dipertanyakan hingga mencapai
kesepakatan bahwa masalah tersebut dapat
diselesaikan dengan menggunakan konsep
melukis grafik
- Peserta didik membuat persyaratan/asumi-
2. Merumuskan model asumsi yang dapat menggambarkan
permasalahan untuk merumuskan model
120

matematik (persamaan/fungsi) dari


masalah tersebut
- Guru memantau aktivitas kelompok dan
melihat keterlibatan setiap peserta didik
dalam kelompok dan membimping proses
perjalanan peserta didik dalam
merumuskan persamaan/fungsi
- Peserta didik menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami dan menjadi kesulitan
dalam merumuskan fungsi dari masalah
tersebut
- Peserta didik memecahkan masalah dengan
melakukan perhitungan pada
persamaan/fungsi yang telah dirumuskan
dan membuat grafiknya
- Peserta didik berdiskusi menafsirkan
tampilan grafik yang diperoleh untuk
menemukan titik-titik stasioner, interval
fungsi naik dan interval fungsi turun
3. Menghitung dan
- Peserta didik menafsirkan titik maximum,
menginterpretasikan
titik minimum, titik belok, interval fungsi
hasil
naik dan interval fungsi turun yang
diperoleh ke dalam masalah yang diberikan
guru dan memberikan kesimpulan terhadap
hasil yang diperoleh
- Guru membantu peserta didik dalam
menafsirkan dan menarik kesimpulan
antara hasil matematika dan masalah
aslinya
121

- Peserta didik melakukan pemeriksaan


terhadap hasil yang diperolehnya dengan
menggunakan Autograph
- Guru melakukan tanya jawab dengan
peserta didik terkait masalah yang dapat
dinyatakan dalam bentuk fungsi dan dapat
4. Memvalidasi diselesaikan dengan melukis grafik fungsi
kesimpulan yang ada pada LAS sehingga membuat
peserta didik melakukan pemeriksaan
kembali terhadap hasil yang telah diperoleh
- Peserta didik berdiskusi untuk memastikan
apakah hasil matematika yang diperoleh
sudah sesuai dan masuk akal dengan situasi
asli atau belum.
Jika pada tahap validasi terdapat
ketidakcocokan antara hasil matematika dan
masalah asli yang diberikan, maka:
- Peserta didik melakukan identifikasi pada
bagian mana mereka melakukan kesalahan
dan selanjutnya melakukan perbaikan
terhadap solusi.
5. Merumuskan model
- Guru membantu mengarahkan peserta didik
hasil modifikasi
dalam memperbaiki asumsi yang telah
dibuat sebelumnya hingga hasil sesuai
dengan apa yang ditampilkan oleh guru dan
Autograph serta dipeloreh kecocokan
antara hasil matematika dan masalah asli
yang diberikan.
(pembelajaran kembali ke tahap 2, 3 dan 4)
122

- Guru meminta peserta didik untuk


6. Melaporkan hasil mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
Penutup 10 menit
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan
hasil pembelajaran
- Guru memberitahu materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya
adalah nilai minimum dan nilai maksimum
agar dipelajari di rumah
- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan mengucapkan salam dan
meninggalkan kelas.

Pertemuan 6
Langkah Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Guru membuka aktivitas di kelas dengan
mengucap salam, menanyakan kabar dan
Orientasi memeriksa kehadiran peserta didik
- Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran
- Guru menyampaikan tujuan dan metode
pembelajaran yang akan digunakan
- Tanya jawab antara guru dan peserta didik
Apersepsi
terkait materi sebelumnya yaitu titik
stasioner (titik maximum, titik minimum
dan titik belok)
123

- Guru memberikan motivasi kepada peserta


Motivasi didik tentang pentingnya mempelajari
materi yang akan disampaikan

Kegiatan Inti 60 menit


- Guru membagi peserta didik ke dalam
beberapa kelompok, kemudian siswa
berkumpul sesuai dengan kelompoknya
masing-masing
- Guru bersama peserta didik menemukan
konsep nilai maksimum dan nilai minimum
- Setelah peserta didik berhasil menemukan
konsep, guru memperaktekkan cara
menggunakan software Autograph sesuai
dengan tujuan pembelajaran
- Peserta didik dibimbing dalam
mempraktekkan software Autograph serta
menanyakan hal-hal yang menjadi
kesulitannya
- Guru membagikan LAS 6 kepada setiap
kelompok yang berisi masalah tentang nilai
maksimum dan nilai minimum
- Peserta didik berdiskusi untuk memahami
dan mengidentifikasi masalah pada LAS 6
- Guru membantu menjelaskan masalah yang
ada pada LAS 6 agar peserta didik mudah
1. Menganalisis dalam mengidentifikasi masalah untuk
masalah menentukan informasi
- Peserta didik menentukan informasi apa
saja yang terdapat dalam masalah
- Peserta didik memahami permasalahan
yang dipertanyakan hingga mencapai
124

kesepakatan bahwa masalah dapat


diselesaikan dengan menggunakan konsep
nilai maksimum dan nilai minimum
- Peserta didik membuat persyaratan/asumi-
asumsi yang dapat menggambarkan
permasalahan untuk merumuskan model
matematik (persamaan/fungsi) dari
masalah tersebut
- Guru memantau aktivitas kelompok dan
melihat keterlibatan setiap peserta didik
2. Merumuskan model
dalam kelompok dan membimping proses
perjalanan peserta didik dalam
merumuskan persamaan atau fungsi
- Peserta didik menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami dan menjadi kesulitan
dalam merumuskan persamaan atau fungsi
dari masalah tersebut
- Peserta didik memecahkan masalah dengan
melakukan perhitungan pada persamaan
atau fungsi yang telah dirumuskan untuk
menemukan nilai maksimum dan minimum
- Peserta didik menafsirkan nilai maksimum
3. Menghitung dan dan nilai minimum yang diperoleh ke
menginterpretasikan dalam masalah yang diberikan guru dan
hasil memberikan kesimpulan terhadap hasil
yang diperoleh
- Guru membantu peserta didik dalam
menafsirkan dan menarik kesimpulan
antara hasil matematika dan masalah
aslinya
125

- Peserta didik melakukan pemeriksaan


terhadap hasil yang diperolehnya dengan
menggunakan Autograph
- Guru melakukan tanya jawab dengan
peserta didik terkait masalah nilai
maksimum dan nilai minimum yang ada
4. Memvalidasi
pada LAS sehingga membuat peserta didik
kesimpulan
melakukan pemeriksaan kembali terhadap
solusi dan hasil yang telah diperoleh
- Peserta didik berdiskusi untuk memastikan
apakah hasil matematika yang diperoleh
sudah sesuai dan masuk akal dengan situasi
asli atau belum.
Jika pada tahap validasi terdapat
ketidakcocokan antara hasil matematika dan
masalah asli yang diberikan, maka:
- Peserta didik melakukan identifikasi pada
bagian mana mereka melakukan kesalahan
dan selanjutnya melakukan perbaikan
terhadap solusi.
5. Merumuskan model
- Guru membantu mengarahkan peserta didik
hasil modifikasi
dalam memperbaiki asumsi yang telah
dibuat sebelumnya hingga hasil sesuai
dengan apa yang ditampilkan oleh guru dan
Autograph serta dipeloreh kecocokan
antara hasil matematika dan masalah asli
yang diberikan.
(pembelajaran kembali ke tahap 2, 3 dan 4)
- Guru meminta peserta didik untuk
6. Melaporkan hasil mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
126

Penutup 10 menit
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan
hasil pembelajaran dan melakukan refleksi
terhadap kesimpulan pembelajaran
- Guru memberitahu materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya
adalah turunan kedua dan aplikasinya pada
kecepatan dan percepatan
- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan memotivasi peserta didik untuk
tetap semangat dalam belajar, mengucapkan
salam dan meninggalkan kelas.

Pertemuan 7
Langkah Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Guru membuka aktivitas di kelas dengan
mengucap salam, menanyakan kabar dan
Orientasi memeriksa kehadiran peserta didik
- Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran
- Guru menyampaikan tujuan dan metode
pembelajaran yang akan digunakan
- Tanya jawab antara guru dan peserta didik
Apersepsi
terkait materi sebelumnya yang berkaitan
dengan menyelesaikan masalah nyata
menggunakan konsep turunan
- Guru memberikan motivasi kepada peserta
Motivasi didik tentang pentingnya mempelajari
materi yang akan disampaikan
127

Kegiatan Inti 60 menit


- Guru membagi peserta didik ke dalam
beberapa kelompok, kemudian siswa
berkumpul sesuai dengan kelompoknya
masing-masing
- Guru bersama peserta didik menemukan
konsep turunan kedua yang berhubungan
dengan kecepatan dan percepatan
- Setelah peserta didik berhasil menemukan
konsep, guru memperaktekkan cara
menggunakan software Autograph sesuai
dengan tujuan pembelajaran
- Peserta didik dibimbing dalam
mempraktekkan software Autograph serta
menanyakan hal-hal yang menjadi
kesulitannya
- Guru membagikan LAS 7 kepada setiap
kelompok yang berisi masalah yang
berkaitan dengan turunan kedua, yaitu
kecepatan dan percapatan
- Peserta didik berdiskusi untuk memahami
dan mengidentifikasi masalah pada LAS 7
- Guru membantu menjelaskan masalah
yang ada pada LAS 7 agar peserta didik
mudah dalam mengidentifikasi masalah
1. Menganalisis
untuk menentukan informasi
masalah
- Peserta didik menentukan informasi apa
saja yang terdapat dalam masalah
- Peserta didik memahami permasalahan
yang dipertanyakan hingga mencapai
kesepakatan bahwa masalah dapat
128

diselesaikan dengan menggunakan konsep


kecepatan dan percepatan
- Peserta didik membuat persyaratan/asumi-
asumsi yang dapat menggambarkan
permasalahan untuk merumuskan model
matematik (persamaan/fungsi) dari
masalah tersebut
- Guru memantau aktivitas kelompok dan
melihat keterlibatan setiap peserta didik
2. Merumuskan model
dalam kelompok dan membimping proses
perjalanan peserta didik dalam
merumuskan persamaan/fungsi
- Peserta didik menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami dan menjadi kesulitan
dalam merumuskan persamaan/fungsi dari
masalah tersebut
- Peserta didik memecahkan masalah
dengan melakukan perhitungan pada
persamaan/fungsi yang telah dirumuskan
untuk menemukan nilai kecepatan dan
percepatan
- Peserta didik menafsirkan nilai kecepatan
3. Menghitung dan
dan percepatan yang diperoleh ke dalam
menginterpretasikan
masalah yang diberikan guru dan
hasil
memberikan kesimpulan terhadap hasil
yang diperoleh
- Guru membantu peserta didik dalam
menafsirkan dan menarik kesimpulan
antara hasil matematika dan masalah
aslinya
129

- Peserta didik melakukan pemeriksaan


terhadap hasil yang diperolehnya dengan
menggunakan Autograph
- Guru melakukan tanya jawab dengan
peserta didik terkait masalah kecepatan
dan percepatan yang ada pada LAS
4. Memvalidasi
sehingga membuat peserta didik
kesimpulan
melakukan pemeriksaan kembali terhadap
solusi dan hasil yang telah diperoleh
- Peserta didik berdiskusi untuk memastikan
apakah hasil matematika yang diperoleh
sudah sesuai dan masuk akal dengan
situasi asli atau belum.
Jika pada tahap validasi terdapat
ketidakcocokan antara hasil matematika
dan masalah asli yang diberikan, maka:
- Peserta didik melakukan identifikasi pada
bagian mana mereka melakukan kesalahan
dan selanjutnya melakukan perbaikan
terhadap solusi.
5. Merumuskan model - Guru membantu mengarahkan peserta
hasil modifikasi didik dalam memperbaiki asumsi yang
telah dibuat sebelumnya hingga hasil
sesuai dengan apa yang ditampilkan oleh
guru dan Autograph serta dipeloreh
kecocokan antara hasil matematika dan
masalah asli yang diberikan.
(pembelajaran kembali ke tahap 2, 3 dan
4)
130

- Guru meminta peserta didik untuk


6. Melaporkan hasil mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
Penutup 10 menit
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan
dan membuat ringkasan hasil pembelajaran
- Guru memberikan Quiz tentang turunan
kedua, kecepatan dan percepatan
- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan memotivasi peserta didik untuk
tetap semangat dalam belajar,
mengucapkan salam dan meninggalkan
kelas.

H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran
Alat : Papan tulis, proyektor/LCD, laptop, penghapus, dan spidol
Media : Software Autograph dan Lembar Aktivitas Siswa (LAS)
(terlampir).
Sumber : Simangunsong, Wilson. 2013. PKS Matematika Wajib Kelas XI
SMA dan MA. Jakarta: Gematama.
Kemendikbud RI. 2014. Matematika SMA/MA/MAK Kelas XI
Semester 2. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

I. Penilaian Hasil Belajar


Teknik penilaian : Tertulis
Bentuk instrumen : Uraian
Instrumen : Terlampir
131

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XI (Sebelas) / 1 (Ganjil)
Materi Pokok : Aplikasi Turunan Fungsi Aljabar
Alokasi Waktu : 7 Pertemuan (7 x 2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar (KD)


3. 23. Memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah dunia nyata
dan matematika yang melibatkan turunan dan memeriksa kebenaran
langkah-langkahnya.
3. 24. Mendeskripsikan konsep turunan dan menggunakannya untuk
menganalisis grafik fungsi dan menguji sifat-sifat yang dimiliki untuk
mengetahui fungsi naik dan fungsi turun.
3. 25. Menerapkan konsep dan sifat turunan fungsi untuk menentukan gradien
garis singgung kurva, garis tangen dan garis normal.
132

3. 26. Mendeskripsikan konsep dan sifat turunan fungsi terkait dan


menerapkannya untuk menentukan titik stasioner (titik maximum, titik
minimum dan titik belok).
3. 27. Menganalisis bentuk model matematika berupa persamaan fungsi, serta
menerapkan konsep dan sifat turunan dalam memecahkan masalah
maximum dan minimum.
4. 16. Memilih strategi yang efektif dan menyajikan model matematika dalam
memecahkan masalah nyata tentang turunan fungsi aljabar.
4. 17. Memilih strategi yang efektif dan menyajikan model matematika dalam
memecahkan masalah nyata tentang fungsi naik dan fungsi turun.
4. 18. Merancang dan mengajukan masalah nyata serta menggunakan konsep
dan sifat turunan fungsi terkait dalam titik stasioner (titik maximum,titik
minimum dan titik belok).
4. 19. Menyajikan data dari situasi nyata, memilih variabel dan
mengomunikasikannya dalam bentuk model matematika berupa
persamaan fungsi, serta menerapkan konsep dan sifat turunan fungsi
dalam memecahkan masalah maximum dan minimum.

C. Indikator
Pertemuan 1
1. Menemukan konsep garis singgung kurva
2. Menentukan gradien garis singgung kurva
3. Menentukan persamaan garis singgung kurva
4. Menyajikan masalah yang berkaitan dengan garis singgung kurva ke dalam
model matematika
5. Menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan garis singgung kurva
dengan menggunakan model matematika dan konsep turunan fungsi aljabar.
Pertemuan 2
1. Menemukan konsep garis normal kurva
2. Menentukan gradien garis normal kurva
3. Menentukan persamaan garis normal kurva
133

4. Menyajikan masalah yang berkaitan dengan garis normal ke dalam model


matematika
5. Menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan gradien garis normal
kurva dengan menggunakan model matematika dan konsep turunan.
Pertemuan 3
1. Menemukan konsep fungsi naik dan fungsi turun
2. Menentukan interval fungsi naik dan fungsi turun dari suatu fungsi
3. Menyajikan masalah nyata fungsi naik dan fungsi turun ke dalam model
matematika
4. Menyelesaikan masalah nyata dengan menggunakan model matematika
Pertemuan 4
1. Menemukan konsep titik stasioner (titik maximum, titik minimum dan titik
belok) dari suatu kurva
2. Menentukan titik stasioner (titik maximum, titik minimum dan titik belok)
dari suatu kurva
3. Menyajikan masalah nyata titik stasioner (titik maximum, titik minimum
dan titik belok) ke dalam model matematika.
4. Menyelesaikan masalah nyata titik stasioner dengan menggunakan model
matematika.
Pertemuan 5
1. Melukiskan grafik fungsi
2. Menganalisis grafik fungsi untuk menentukan interval fungsi naik, interval
fungsi turun, dan titik stasioner
3. Menyajikan masalah ke dalam model matematika dan grafik
4. Menyelesaikan masalah menggunakan model matematika dan grafik
Pertemuan 6
1. Menentukan nilai maksimum dan minimum dari suatu fungsi
2. Menyajikan masalah nyata tentang maksimum dan minimum ke dalam
model matematika.
3. Menyelesaikan masalah nyata maksimum dan minimum dengan
menggunakan model matematika.
134

Pertemuan 7
1. Menemukan turunan kedua dari suatu fungsi aljabar
2. Menyajikan masalah dunia nyata dan matematika ke dalam model
matematika
3. Menyelesaikan masalah dunia nyata (kecepatan dan percepatan) dan
masalah matematika yang melibatkan konsep turunan kedua dengan
menggunakan model matematika

D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Dengan pendekatan scientific dan penjelasan yang diberikan guru, peserta
didik dapat menemukan konsep garis singgung kurva sesuai
pemahamannya.
2. Dengan mengetahui konsep garis singgung kurva, pesesta didik dapat
menentukan gradien dan persamaan garis singgung kurva, menyajikan
masalah ke dalam model matematika serta menyelesaikan masalah.
Pertemuan 2
1. Dengan pendekatan scientific dan penjelasan yang diberikan guru, peserta
didik dapat menemukan konsep garis normal kurva sesuai pemahamannya.
2. Dengan mengetahui konsep garis normal kurva, pesesta didik dapat
menentukan gradien dan persamaan garis normal kurva, menyajikan
masalah ke dalam model matematika serta menyelesaikan masalah.
Pertemuan 3
1. Dengan pendekatan scientific dan penjelasan yang diberikan guru, peserta
didik dapat menemukan konsep fungsi naik dan fungsi turun sesuai
pemahamannya.
2. Dengan mengetahui konsep fungsi naik dan fungsi turun, pesesta didik dapat
menentukan interval fungsi naik dan fungsi turun dan merancang model
matematika untuk menyelesaikan masalah nyata tentang fungsi naik dan
fungsi turun.
135

Pertemuan 4
1. Dengan pendekatan scientific dan penjelasan yang diberikan guru, peserta
didik dapat menemukan konsep titik stasioner (titik maximum, titik
minimum dan titik belok) dari suatu kurva sesuai pemahamannya.
2. Dengan mengetahui konsep titik stasioner (titik maximum, titik minimum
dan titik belok) dari suatu kurva, pesesta didik dapat menentukan titik
stasioner (titik maximum, titik minimum dan titik belok) dan merancang
model matematika untuk menyelesaikan masalah nyata tentang titik
stasioner (titik maximum, titik minimum dan titik belok) dari suatu kurva.
Pertemuan 5
1. Dengan pendekatan scientific dan mengetahui konsep fungsi naik, fungsi
turun, titik stasioner dari suatu kurva serta penjelasan yang diberikan guru,
peserta didik dapat melukiskan grafik fungsi dan menganalisisnya untuk
menentukan interval fungsi naik, interval fungsi turun dan titik stasioner
dari suatu kurva serta merancang model matematika untuk menyelesaikan
masalah.
Pertemuan 6
1. Dengan pendekatan scientific dan penjelasan yang diberikan guru, peserta
didik dapat menemukan konsep nilai maksimum dan nilai minimum dari
suatu fungsi.
2. Dengan mengetahui konsep nilai maksimum dan nilai minimum dari suatu
fungsi pesesta didik mampu merancang model matematika untuk
menyelesaikan masalah nyata tentang maksimum dan minimum.
Pertemuan 7
1. Dengan pendekatan scientific dan penjelasan yang diberikan guru, peserta
didik dapat menemukan konsep turunan kedua dari suatu fungsi aljabar.
2. Dengan mengetahui konsep turunan kedua dari suatu fungsi aljabar pesesta
didik mampu menerapkannya dalam merancang model matematika untuk
menyelesaikan masalah nyata tentang kecepatan dan percepatan.
Karakter peserta didik yang diharapkan: kritis, aktif, disiplin, tanggung
jawab.
136

E. Materi Ajar : Aplikasi Turunan Fungsi Aljabar


Pertemuan 1: Garis singgung kurva
Pertemuan 2: Garis normal kurva
Pertemuan 3: Fungsi naik dan fungsi turun
Pertemuan 4: Titik stasioner (titik maximum, titik minimum dan titik belok)
Pertemuan 5: Melukiskan grafik fungsi
Pertemuan 6: Nilai maksimum dan minimum
Pertemuan 7: Turunan Kedua (Kecepatan dan Percepatan)

F. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran


Pendekatan : Scientific
Metode : Ekspositori
Teknik : Pemberian tugas dan tanya jawab

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Langkah Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Guru membuka aktivitas di kelas dengan
mengucap salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran peserta didik
- Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran.
1. Persiapan - Guru memberitahu materi yang akan
(Preparation) dipelajari adalah garis singgung kurva
- Guru memotivasi peserta didik dengan
memberitahu pentingnya mempelajari materi
garis singgung kurva
- Guru memberitahu tujuan pembelajaran dan
menjelaskan metode pembelajaran yang akan
digunakan
137

Kegiatan Inti 60 menit


2. Penyajian - Guru menanyakan kepada peserta didik apa
(Presentation) yang telah diketahui dari materi yang akan
dipelajari, yaitu tentang gradien dan
persamaan garis singgung untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman awal peserta didik
- Guru menayangkan video ilustrasi orang
bermain ski yang ada kaitannya dengan
konsep garis singgung kurva
- Guru melakukan tanya jawab tentang arti kata
“singgung” dan peserta didik mengartikan
kata “singgung”.
- Guru bersama peserta didik menemukan
konsep garis singgung kurva dengan
mengaitkan jawaban peserta didik dan
ilustrasi orang bermain ski serta pendekatan
koordinat cartesius
- Guru memberikan penjelasan tambahan
materi garis singgung kurva dan peserta didik
memperhatikan penjelasan guru
(mengamati, mengumpulkan informasi)
- Peserta didik menanyakan hal-hal yang
kurang dimengerti (menanya)
3. Menghubungkan - Guru memberikan beberapa contoh soal
(Correlation) menentukan gradien dan persamaan garis
singgung kurva agar peserta didik dapat
memahami keterkaitan materi garis singgung
kurva yang telah dijelaskan guru dengan
permasalahan yang ada dan dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut
(mengumpulkan informasi)
138

4. Menyimpulkan - Guru mengulang kembali inti-inti materi


(Generalization) garis singgung kurva dengan memberikan
beberapa pertanyaan terkait konsep garis
singgung kurva
- Guru bersama peserta didik membuat
mapping keterkaitan antar inti-inti materi
garis singgung kurva.
(mengasosiasi)
5. Penerapan - Guru memberikan beberapa soal latihan garis
(Aplication) singgung kurva untuk memperdalam
pemahaman peserta didik
- Peserta didik mengerjakan soal latihan yang
diberikan dengan menerapkan konsep garis
singgung kurva
- Peserta didik menuliskan hasil pekerjaannya
di papan tulis (mengomunikasikan)
- Guru membimbing peserta didik selama
pembahasan soal-soal latian dan memeriksa
kebenaran jawaban peserta didik
- Peserta didik diberi kesempatakan untuk
menanyakan hal-hal yang masih menjadi
kesulitannya dan guru memberikan
penjelasan tambahan
Penutup 10 menit
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan
hasil pembelajaran
- Guru memberitahu materi untuk pertemuan
berikutnya adalah garis tangen kurva agar
dipelajari di rumah
- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan memotivasi pesera didik untuk tetap
139

semangat dalam belajar, mengucapkan salam


dan meninggalkan kelas.

Pertemuan 2
Langkah Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Guru membuka aktivitas di kelas dengan
mengucap salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran peserta didik
- Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran.
6. Persiapan - Guru mengajak peserta didik mengingat
(Preparation) materi garis singgung kurva dan memberitahu
materi yang akan dipelajari berkaitan dengan
garis singgung kurva
- Guru memberitahu materi yang akan
dipelajari adalah garis normal kurva
- Guru memotivasi peserta didik dengan
memberitahu pentingnya mempelajari materi
garis normal kurva
- Guru memberitahu tujuan dan metode
pembelajaran yang akan digunakan
Kegiatan Inti 60 menit
7. Penyajian - Guru menanyakan kepada peserta didik apa
(Presentation) yang telah diketahui dari materi yang akan
dipelajari, yaitu tentang gradien dan
persamaan garis normal kurva untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman awal
peserta didik
140

- Guru melakukan tanya jawab tentang arti kata


“garis normal” dan peserta didik mengartikan
kata “garis normal”.
- Guru bersama peserta didik menemukan
konsep garis normal kurva dengan
mengaitkan jawaban peserta didik dan
pendekatan koordinat cartesius
- Guru memberikan penjelasan tambahan
materi garis normal kurva dan peserta didik
memperhatikan penjelasan guru
(mengamati, mengumpulkan informasi)
- Peserta didik menanyakan hal-hal yang
kurang dimengerti (menanya)
8. Menghubungkan - Guru memberikan beberapa contoh soal
(Correlation) menentukan gradien dan persamaan garis
normal kurva agar peserta didik dapat
memahami keterkaitan materi garis normal
kurva yang telah dijelaskan guru dengan
permasalahan yang ada dan dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut
(mengumpulkan informasi)
9. Menyimpulkan - Guru mengulang kembali inti-inti materi
(Generalization) garis normal kurva dengan memberikan
beberapa pertanyaan terkait konsep garis
normal kurva
- Guru bersama siswa membuat mapping
keterkaitan antar inti-inti materi garis normal
kurva.
(mengasosiasi)
141

10. Penerapan - Guru memberikan beberapa soal latihan garis


(Aplication) normal kurva untuk memperdalam
pemahaman peserta didik
- Peserta didik mengerjakan soal latihan yang
diberikan guru dengan menerapkan konsep
garis normal kurva yang telah dipelajari.
- Peserta didik menuliskan hasil pekerjaannya
di papan tulis (mengomunikasikan)
- Guru membimbing peserta didik selama
pembahasan soal-soal latian dan memeriksa
kebenaran jawaban peserta didik
- Peserta didik diberi kesempatakan untuk
menanyakan hal-hal yang masih menjadi
kesulitannya dan guru memberikan
penjelasan tambahan
Penutup 10 menit
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan
hasil pembelajaran
- Guru memberitahu materi untuk pertemuan
berikutnya adalah fungsi naik dan dungsi
turun agar dipelajari di rumah
- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan memotivasi siswa untuk tetap
semangat dalam belajar, mengucapkan salam
dan meninggalkan kelas.

Pertemuan 3
Langkah Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
142

- Guru membuka aktivitas di kelas dengan


mengucap salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran peserta didik
- Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran.
1. Persiapan - Guru memberitahu materi yang akan
(Preparation) dipelajari adalah fungsi naik dan fungsi turun
- Guru memotivasi peserta didik dengan
memberitahu pentingnya mempelajari materi
fungsi naik dan fungsi turun
- Guru memberitahu tujuan dan menjelaskan
metode pembelajaran yang akan digunakan
pada materi fungsi naik dan fungsi turun.
Kegiatan Inti 60 menit
2. Penyajian - Guru memberikikan ilustrasi masalah yang
(Presentation) berkaitan dengan konsep fungsi naik dan
fungsi turun.
- Guru melakukan tanya jawab tentang apa
yang dimaksud dengan fungsi naik dan
dungsi turun dan peserta didik
menjelaskannya.
- Guru bersama peserta didik menemukan
konsep fungsi naik dan fungsi turun dengan
mengaitkan jawaban peserta didik, ilustrasi
masalah yang diberikan guru dan pendekatan
koordinat cartesius
- Guru memberikan penjelasan tambahan
materi fungsi naik dan fungsi turun dan
peserta didik memperhatikan penjelasan guru
(mengamati, mengumpulkan informasi)
143

- Peserta didik menanyakan hal-hal yang


kurang dimengerti (menanya)
3. Menghubungkan - Guru memberikan beberapa contoh soal
(Correlation) menentukan interval fungsi naik dan fungsi
turun agar peserta didik dapat memahami
keterkaitan materi fungsi naik dan fungsi
turun yang telah dijelaskan guru dengan
permasalahan yang ada dan dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut
(mengumpulkan informasi)
4. Menyimpulkan - Guru mengulang kembali inti-inti materi
(Generalization) fungsi naik dan fungsi turun dengan
memberikan beberapa pertanyaan terkait
konsep fungsi naik dan fungsi turun
- Guru bersama peserta didik membuat
mapping keterkaitan antar inti-inti materi
fungsi naik dan fungsi turun.
(mengasosiasi)
5. Penerapan - Guru memberikan beberapa soal latihan
(Aplication) menentukan interval fungsi naik dan interval
fungsi turun untuk memperdalam
pemahaman peserta didik
- Peserta didik mengerjakan soal latihan yang
diberikan guru dengan menerapkan konsep
fungsi naik dan fungsi turun yang telah
dipelajari.
- Peserta didik menuliskan hasil pekerjaannya
di papan tulis (mengomunikasikan)
- Guru membimbing peserta didik selama
pembahasan soal-soal latian dan memeriksa
kebenaran jawaban peserta didik
144

- Peserta didik diberi kesempatakan untuk


menanyakan hal-hal yang masih menjadi
kesulitannya dan guru memberikan
penjelasan tambahan
Penutup 10 menit
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan
hasil pembelajaran
- Guru memberitahu materi untuk pertemuan
berikutnya adalah titik stasioner agar
dipelajari di rumah
- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan memotivasi peserta didik untuk tetap
semangat dalam belajar, mengucapkan salam
dan meninggalkan kelas.

Pertemuan 4
Langkah Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Guru membuka aktivitas di kelas dengan
mengucap salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran peserta didik
- Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran.
1. Persiapan - Guru mengajak peserta didik untuk
(Preparation) mengingat materi fungsi naik dan fungsi
turun yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.
- Guru memberitahu materi yang akan
dipelajari adalah titik stasioner (titik
145

maximum, titik minimum dan titik belok) dari


suatu kurva
- Guru memotivasi peserta didik dengan
memberitahu pentingnya mempelajari materi
titik stasioner (titik maximum, titik minimum
dan titik belok) dari suatu kurva
- Guru memberitahu tujuan dan menjelaskan
metode pembelajaran yang akan digunakan.
Kegiatan Inti 60 menit
2. Penyajian - Guru memberikan ilustrasi masalah yang
(Presentation) berkaitan dengan konsep titik stasioner (titik
maximum, titik minimum dan titik belok).
- Guru melakukan tanya jawab tentang apa
yang dimaksud dengan titik maximum, titik
minimum, titik belok dan peserta didik
menjelaskannya.
- Guru bersama peserta didik menemukan
konsep titik stasioner (titik maximum, titik
minimum dan titik belok) dengan mengaitkan
jawaban peserta didik, ilustrasi masalah yang
diberikan guru dan pendekatan koordinat
cartesius
- Guru memberikan penjelasan tambahan
materi titik stasioner dan peserta didik
memperhatikan penjelasan guru
(mengamati, mengumpulkan informasi)
- Peserta didik menanyakan hal-hal yang
kurang dimengerti (menanya)
146

3. Menghubungkan - Guru memberikan beberapa contoh soal


(Correlation) menentukan titik stasioner (titik maximum,
titik minimum dan titik belok) agar peserta
didik dapat memahami keterkaitan materi
titik stasioner (titik maximum, titik minimum
dan titik belok) yang telah dijelaskan guru
dengan permasalahan yang ada dan dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut
(mengumpulkan informasi)
4. Menyimpulkan - Guru mengulang kembali inti-inti materi titik
(Generalization) stasioner (titik maximum, titik minimum dan
titik belok) dengan memberikan beberapa
pertanyaan terkait konsep titik stasioner (titik
maximum, titik minimum dan titik belok)
Guru bersama peserta didik membuat
mapping keterkaitan antar inti-inti materi titik
stasioner (titik maximum, titik minimum dan
titik belok).
(mengasosiasi)
5. Penerapan - Guru memberikan beberapa soal latihan
(Aplication) menentukan titik stasioner (titik maximum,
titik minimum dan titik belok) untuk
memperdalam pemahaman peserta didik
- Peserta didik mengerjakan soal latihan yang
diberikan guru dengan menerapkan konsep
titik stasioner (titik maximum, titik minimum
dan titik belok) yang telah dipelajari.
- Peserta didik menuliskan hasil pekerjaannya
di papan tulis (mengomunikasikan)
147

- Guru membimbing peserta didik selama


pembahasan soal-soal latian dan memeriksa
kebenaran jawaban peserta didik
- Peserta didik diberi kesempatakan untuk
menanyakan hal-hal yang masih menjadi
kesulitannya dan guru memberikan
penjelasan tambahan
Penutup 10 menit
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan
hasil pembelajaran
- Guru memberitahu materi untuk pertemuan
berikutnya adalah melukis grafik agar
dipelajari di rumah dan memimta peserta
didik untuk membawa kertas berpetak
- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan memotivasi peserta didik untuk tetap
semangat dalam belajar, mengucapkan salam
dan meninggalkan kelas.

Pertemuan 5
Langkah Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Guru membuka aktivitas di kelas dengan
mengucap salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran peserta didik
- Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran.
1. Persiapan - Guru mengajak peserta didik untuk
(Preparation) mengingat materi fungsi naik, fungsi turun,
148

dan titik stasioner yang telah dipelajari pada


pertemuan sebelumnya.
- Guru memberitahu materi yang akan
dipelajari adalah melukiskan grafik fungsi
- Guru memotivasi peserta didik dengan
memberitahu pentingnya mempelajari materi
melukis grafik fungsi
- Guru memberitahu tujuan dan menjelaskan
metode pembelajaran yang akan digunakan.
Kegiatan Inti 60 menit
2. Penyajian - Guru melakukan tanya jawab tentang
(Presentation) bagaimana melukis grafik dari suatu fungsi
dan peserta didik menjelaskannya.
- Guru bersama peserta didik menemukan
langkah-langkah melukiskan grafik fungsi
dengan mengaitkan jawaban peserta didik
dan konsep fungsi naik, fungsi turun, dan titik
stasioner
- Guru memberikan penjelasan tambahan
materi melukis grafik fungsi dan cara
menganalisis grafik fungsi dengan
menngunakan konsep turunan
- Peserta didik memperhatikan penjelasan guru
(mengamati, mengumpulkan informasi)
- Peserta didik menanyakan hal-hal yang
kurang dimengerti (menanya)
3. Menghubungkan - Guru memberikan contoh melukiskan grafik
(Correlation) fungsi sesuai dengan konsep fungsi naik,
fungsi turun dan titik stasioner (titik
maximum, titik minimum dan titik belok)
agar peserta didik dapat memahami
149

keterkaitan langkah-langkah melukis grafik


yang telah dijelaskan guru kedalam bentuk
koordinat cartesius.
(mengumpulkan informasi)
4. Menyimpulkan - Guru mengulang kembali inti-inti materi
(Generalization) melukis dan menganalisis grafik fungsi
dengan memberikan beberapa pertanyaan
terkait konsep dan langkah-langkah melukis
dan menganalisis grafik fungsi
- Guru bersama peserta didik membuat
mapping keterkaitan antar inti-inti materi
melukis dan menganalisis grafik fungsi.
(mengasosiasi)
5. Penerapan - Guru memberikan beberapa soal latihan
(Aplication) melukis dan menganalisis grafik fungsi untuk
memperdalam pemahaman peserta didik
- Peserta didik mengerjakan soal latihan yang
diberikan guru dengan menerapkan konsep
yang telah dipelajari.
- Peserta didik menuliskan hasil pekerjaannya
di papan tulis (mengomunikasikan)
- Guru membimbing peserta didik selama
pembahasan soal-soal latian dan memeriksa
kebenaran jawaban peserta didik
- Peserta didik diberi kesempatan untuk
menanyakan hal-hal yang masih menjadi
kesulitannya dan guru memberikan
penjelasan tambahan
Penutup 10 menit
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan
hasil pembelajaran
150

- Guru memberitahu materi untuk pertemuan


berikutnya adalah nilai minimum dan nilai
maksimum agar dipelajari di rumah
- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan memotivasi peserta didik untuk tetap
semangat dalam belajar, mengucapkan salam
dan meninggalkan kelas.

Pertemuan 6
Langkah Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Guru membuka aktivitas di kelas dengan
mengucap salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran peserta didik
- Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran.
1. Persiapan - Guru mengajak peserta didik untuk
(Preparation) mengingat materi titik stasioner (titik
maximum, titik minimum dan titik belok)
yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya dan melakukan tanya jawab
terkait materi titik stasioner
- Guru memberitahu materi yang akan
dipelajari adalah nilai maksimum dan nilai
minimum
- Guru memotivasi peserta didik dengan
memberitahu pentingnya mempelajari materi
nilai maksimum dan nilai minimum
- Guru memberitahu tujuan dan menjelaskan
metode pembelajaran yang akan digunakan.
151

Kegiatan Inti 60 menit


2. Penyajian - Guru memberikan ilustrasi masalah sehari-
(Presentation) hari yang berkaitan dengan konsep nilai
maksimum dan nilai minimum.
- melakukan tanya jawab tentang apa yang
dimaksud dengan nilai maksimum dan nilai
minimum dari suatu fungsi dan peserta didik
menjelaskannya.
- Guru bersama peserta didik menemukan
konsep nilai maksimum dan nilai minimum
dengan mengaitkan jawaban peserta didik
dan konsep titik stasioner
- Guru memberikan penjelasan tambahan
materi nilai maksimum dan nilai minimum
suatu fungsi dan peserta didik memperhatikan
penjelasan guru
(mengamati, mengumpulkan informasi)
- Peserta didik menanyakan hal-hal yang
kurang dimengerti (menanya)
3. Menghubungkan - Guru memberikan contoh menentukan nilai
(Correlation) maksimum dan nilai minimum agar peserta
didik dapat memahami keterkaitan materi
yang telah dijelaskan guru dengan
permasalahan yang ada dan dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut
(mengumpulkan informasi)
4. Menyimpulkan - Guru mengulang kembali inti-inti materi nilai
(Generalization) maksimum dan nilai minimum dengan
memberikan beberapa pertanyaan terkait nilai
maksimum dan nilai minimum
152

- Guru bersama peserta didik membuat


mapping keterkaitan antar inti-inti materi
nilai maksimum dan nilai minimum.
(mengasosiasi)
5. Penerapan - Guru memberikan beberapa soal latihan
(Aplication) menentukan nilai maksimum dan minimum
untuk memperdalam pemahaman peserta
didik
- Peserta didik mengerjakan soal latihan yang
diberikan guru dengan menerapkan konsep
nilai maksimum dan nilai minimum yang
telah dipelajari.
- Peserta didik menuliskan hasil pekerjaannya
di papan tulis (mengomunikasikan)
- Guru membimbing peserta didik selama
pembahasan soal-soal latian dan memeriksa
kebenaran jawaban peserta didik
- Peserta didik diberi kesempatan untuk
menanyakan hal-hal yang masih menjadi
kesulitannya dan guru memberikan
penjelasan tambahan
Penutup 10 menit
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan
hasil pembelajaran
- Guru memberitahu materi untuk pertemuan
berikutnya adalah turunan kedua dan
aplikasinya pada kecepatan dan percepatan
- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan memotivasi peserta didik untuk tetap
semangat dalam belajar, mengucapkan salam
dan meninggalkan kelas.
153

Pertemuan 7
Langkah Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Guru membuka aktivitas di kelas dengan
mengucap salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran peserta didik
- Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran.
1. Persiapan - Guru mengajak peserta didik untuk
(Preparation) mengingat materi turunan pertama yang telah
dipelajari sebelumnya dan melakukan tanya
jawab terkait rumus-rumus turunan
- Guru memberitahu materi yang akan
dipelajari adalah turunan kedua dan
aplikasinya dalam persoalan kecepatan dan
percepatan
- Guru memotivasi peserta didik dengan
memberitahu pentingnya mempelajari materi
yang akan dipelajari
- Guru memberitahu tujuan dan menjelaskan
metode pembelajaran yang akan digunakan.
Kegiatan Inti 60 menit
2. Penyajian - Guru bersama peserta didik menemukan
(Presentation) rumus turunan kedua dan aplikasi konsep
turunan kedua dalam kecepatan dan
percepatan
- Guru memberikan penjelasan tambahan
materi turunan kedua, kecepatan dan
percepatan
- Peserta didik memperhatikan penjelasan guru
154

(mengamati, mengumpulkan informasi)


- Peserta didik menanyakan hal-hal yang
kurang dimengerti (menanya)
3. Menghubungkan - Guru memberikan ilustrasi masalah sehari-
(Correlation) hari yang tentang kecepatan dan percepatan
yang dapat diselesaikan dengan konsep
turunan kedua.
- Guru melakukan tanya jawab tentang
bagaimana menyelesaikan masalah kecepatan
dan percepatan, kemudian peserta didik
menjelaskannya.
- Guru memberikan contoh menyelesaikan
masalah terebut agar peserta didik dapat
memahami keterkaitan materi yang telah
dijelaskan guru dengan permasalahan yang
ada dan dapat menyelesaikan
permasalahannya.
(mengumpulkan informasi)
4. Menyimpulkan - Guru mengulang kembali inti-inti materi
(Generalization) turunan kedua, kecepatan dan percepatan
dengan memberikan beberapa pertanyaan
terkait konsep dan rumus-rumusnya.
- Guru bersama peserta didik membuat
mapping keterkaitan antar inti-inti materi
turunan kedua, kecepatan dan percepatan.
(mengasosiasi)
5. Penerapan - Guru memberikan beberapa soal latihan
(Aplication) menentukan turunan kedua, kecepatan dan
percepatan untuk memperdalam pemahaman
peserta didik
155

- Peserta didik mengerjakan soal latihan yang


diberikan guru dengan menerapkan konsep
turunan kedua, kecepatan dan percepatan
yang telah dipelajari.
- Peserta didik menuliskan hasil pekerjaannya
di papan tulis (mengomunikasikan)
- Guru membimbing peserta didik selama
pembahasan soal-soal latian dan memeriksa
kebenaran jawaban peserta didik
- Peserta didik diberi kesempatan untuk
menanyakan hal-hal yang masih menjadi
kesulitannya dan guru memberikan
penjelasan tambahan
Penutup 10 menit
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan
hasil pembelajaran
- Guru memberikan Quiz tentang turunan
kedua, kecepatan dan percepatan
- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan memotivasi peserta didik untuk tetap
semangat dalam belajar, mengucapkan salam
dan meninggalkan kelas.

H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran
Alat : Papan tulis, proyektor/LCD, laptop, penghapus, dan spidol
Media : Slide Power Point
Sumber : Simangunsong, Wilson. 2013. PKS Matematika Wajib Kelas XI
SMA dan MA. Jakarta: Gematama.
Kemendikbud RI. 2014. Matematika SMA/MA/MAK Kelas XI
Semester 2. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
156

I. Penilaian Hasil Belajar


Teknik penilaian : Tertulis
Bentuk instrumen : Uraian
Instrumen : Terlampir
157

Lampiran 4

Sub Materi
Nama Kelompok :
Garis Singgung Kurva
Nama Anggota :
(Pertemuan 1)
1. ……………………………………………
2. ……………………………………………
3. ……………………………………………
4. ……………………………………………
5. ……………………………………………

A. Kompetensi Dasar (KD)


3. 25. Menerapkan konsep dan sifat turunan fungsi untuk menentukan gradien
garis singgung kurva, garis tangen, dan garis normal.
4. 16. Memilih strategi yang efektif dan menyajikan model matematika dalam
memecahkan masalah nyata tentang turunan fungsi aljabar.

B. Indikator
1. Menyajikan masalah yang berkaitan dengan garis singgung ke dalam model
matematika
2. Menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan garis singgung, dengan
menggunakan model matematika dan konsep turunan.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan diskusi kelompok dan mengetahui konsep garis singgung kurva serta
bantuan software Autograph, pesesta didik dapat merancang model matematika
untuk menentukan persamaan garis singgung kurva pada suatu titik.

D. Petunjuk Pengerjaan Lembar Aktivitas Siswa


1. Baca dan pahami masalah/situasi yang yang disajikan pada LAS
2. Pahami pertanyaan, kemudian diskusikanlah dengan teman sekelompokmu
3. Ikuti langkah-langkah penyelesaian yang ada dalam LAS
4. Tuliskan jawaban hasil diskusi kelompokmu pada tempat yang sudah disediakan
158

Perhatikan masalah/situasi berikut!

Seorang pemain ski meluncur kencang di


permukaan es yang bergelombang. Dia meluncur
turun kemudian naik mengikuti lekukan permukaan
es. Setelah melewati puncak permukaan es yang
menyerupai bentuk bukit yang berketinggian 2
Hhmm…
Bagaimana ya cara meter dia melayang ke udara, kemudian turun
menerjakannya??? perlahan-lahan hingga menyentuh permukaan es

kembali setelah bergerak sejauh 1 meter dan pada


ketinggian 1 meter. Pergerakaan papan ski tersebut
membentuk sebuah garis. Bagaimanakah persamaan garis
tersebut?

1. Menganalisis Masalah

a. Informasi apa saja yang dapat kalian tentukan dari masalah diatas?

b. Tentukan hal apa yang ditanyakan dalam masalah di atas!


159

2. Merumuskan Model

a. Buatlah gambaran masalah di atas berdasarkan informasi yang kalian peroleh!

b. Setelah kalian membuat gambaran dari masalah di atas, bagaimana cara


kalian menentukan persamaan garis tersebut? Jelaskan!

c. Kalian dapat menggunakan variabel untuk membuat rumus/model matematika


yang kalian butuhkan dengan mendefinisikan variabel tersebut terlebih dahulu.
Contoh: puncak parabola = y
160

3. Menghitung dan menginterpretasi


2.
a. Tentukanlah hasil dari hal yang menjadi pertanyaan dalam masalah di atas
dengan menggunakan rumus/model matematika yang telah kalian peroleh!

b. Kemudian, berdasarkan hasil yang kalian peroleh, kesimpulan apa yang dapat
kalian tuliskan? (Kaitkan hasil dengan situasi/masalah di atas)
161

4. Memvalidasi Kesimpulan

3.
a. Gunakan software Autograph untuk memeriksa kebenaran dari jawaban
kalian, kemudian tuliskan hasil yang ditampilkan oleh software Autograph!

b. Dari hasil yang kalian peroleh dan kesimpulan yang telah kalian buat,
apakah hasilnya sudah sesuai dengan situasi/masalah di atas? Jelaskan!

5. Merumuskan model hasil modifikasi

Jika hasil tidak sesuai dengan jawaban yang


4.diharapkan dari masalah, kalian harus memulai
kembali dari langkah kedua (Merumuskan Model).

Identifikasilah pada bagian mana kalian melakukan kesalahan, lalu perbaiki!


162

Akan tetapi, jika hasil telah sesuai dengan jawaban yang diharapkan dari
masalah, kalian dapat melanjutkannya ke langkah selanjutnya.

6. Melaporkan Hasil

5.
Berikanlah kesimpulan dari keseluruhan langkah-langkah yang telah kalian
lewati, seperti model matematika dari masalah dan hasil yang diperoleh
dikaitkan dengan situasi/masalah yang ada.
163

Sub Materi
Nama Kelompok :
Garis Normal Kurva
Nama Anggota :
(Pertemuan 2)
1. ……………………………………………
2. ……………………………………………
3. ……………………………………………
4. ……………………………………………
5. ……………………………………………
6. ……………………………………………

A. Kompetensi Dasar (KD)


3. 25. Menerapkan konsep dan sifat turunan fungsi untuk menentukan gradien
garis singgung kurva, garis tangen, dan garis normal.
4. 16. Memilih strategi yang efektif dan menyajikan model matematika dalam
memecahkan masalah nyata tentang turunan fungsi aljabar.

B. Indikator
1. Menyajikan masalah yang berkaitan dengan garis normal ke dalam model
matematika
2. Menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan garis normal dengan
menggunakan model matematika dan konsep turunan

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan diskusi kelompok dan mengetahui konsep garis normal kurva serta
bantuan software Autograph, pesesta didik dapat merancang model matematika
untuk menentukan persamaan garis normal kurva pada suatu titik.

D. Petunjuk Pengerjaan Lembar Aktivitas Siswa


1. Baca dan pahami masalah/situasi yang yang disajikan pada LAS
2. Pahami pertanyaan, kemudian diskusikanlah dengan teman sekelompokmu
3. Ikuti langkah-langkah penyelesaian yang ada dalam LAS
4. Tuliskan jawaban hasil diskusi kelompokmu pada tempat yang sudah disediakan
164

Perhatikan masalah/situasi berikut!

Seekor burung terbang melayang di udara dan


melihat seekor ikan di permukaan laut. Burung
tersebut terbang melandai dan menyambar ikan.
Kemudian secara perlahan-lahan terbang kembali
ke udara. Lintasan burung mengikuti bentuk sebuah
Hhmm…
Bagaimana ya cara palung laut. Pada saat burung bergerak sejauh 2
menerjakannya??? meter dari titik menyambar ikan dan

pada ketinggian 4 meter di atas permukaan laut, ada sebuah


benda yang menyentuhnya dari atas dengan arah yang tegak
lurus. Pergerakan benda tersebut membentuk sebuah garis.
Bagaimanakah persamaan garis tersebut?

1. Menganalisis Masalah

a. Informasi apa saja yang dapat kalian tentukan dari masalah diatas?

b. Tentukan hal apa yang ditanyakan dalam masalah di atas!


165

2. Merumuskan Model

a. Buatlah gambaran masalah di atas berdasarkan informasi yang kalian peroleh!

b. Setelah kalian membuat gambaran dari masalah di atas, bagaimana cara


kalian menentukan persamaan garis tersebut? Jelaskan!

c. Kalian dapat menggunakan variabel untuk membuat rumus/model matematika


yang kalian butuhkan dengan mendefinisikan variabel tersebut terlebih dahulu.
Contoh: ketinggian = y
166

3. Menghitung dan menginterpretasi


2.
a. Tentukanlah hasil dari hal yang menjadi pertanyaan dalam masalah di atas
dengan menggunakan rumus/model matematika yang telah kalian peroleh!

b. Kemudian, berdasarkan hasil yang kalian peroleh, kesimpulan apa yang dapat
kalian tuliskan? (Kaitkan hasil dengan situasi/masalah di atas)
167

4. Memvalidasi Kesimpulan

3.
a. Gunakan software Autograph untuk memeriksa kebenaran dari jawaban
kalian, kemudian tuliskan hasil yang ditampilkan oleh software Autograph!

b. Dari hasil yang kalian peroleh dan kesimpulan yang telah kalian buat,
apakah hasilnya sudah sesuai dengan situasi/masalah di atas? Jelaskan!

5. Merumuskan model hasil modifikasi

Jika hasil tidak sesuai dengan jawaban yang


4.diharapkan dari masalah, kalian harus memulai
kembali dari langkah kedua (Merumuskan Model).

Identifikasilah pada bagian mana kalian melakukan kesalahan, lalu perbaiki!


168

Akan tetapi, jika hasil telah sesuai dengan jawaban yang diharapkan dari
masalah, kalian dapat melanjutkannya ke langkah selanjutnya.

6. Memvalidasi Hasil

5.
Berikanlah kesimpulan dari keseluruhan langkah-langkah yang telah kalian
lewati, seperti model matematika dari masalah dan hasil yang diperoleh
dikaitkan dengan situasi/masalah yang ada.
169

Sub Materi
Nama Kelompok :
Fungsi Naik & Fungsi Turun
Nama Anggota :
(Pertemuan 3)
1. ……………………………………………
2. ……………………………………………
3. ……………………………………………
4. ……………………………………………
5. ……………………………………………
6. ……………………………………………

A. Kompetensi Dasar (KD)


3. 24. Mendeskripsikan konsep turunan dan menggunakannya untuk menganalisis
grafik fungsi dan menguji sifat-sifat yang dimiliki untuk mengetahui fungsi
naik dan fungsi turun.
4. 17. Memilih strategi yang efektif dan menyajikan model matematika dalam
memecahkan masalah nyata tentang fungsi naik dan fungsi turun.

B. Indikator
1. Menyajikan masalah nyata fungsi naik dan fungsi turun ke dalam model
matematika
2. Menyelesaikan masalah nyata dengan menggunakan model matematika

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan diskusi kelompok dan mengetahui konsep fungsi naik dan fungsi turun
dari suatu kurva serta bantuan software Autograph, pesesta didik dapat
menentukan interval fungsi naik dan fungsi turun dari suatu kurva dan
merancang model matematika untuk menyelesaikan masalah nyata tentang
fungsi naik dan fungsi turun.

D. Petunjuk Pengerjaan Lembar Aktivitas Siswa


1. Baca dan pahami masalah/situasi yang yang disajikan pada LAS
2. Pahami pertanyaan, kemudian diskusikanlah dengan teman sekelompokmu
3. Ikuti langkah-langkah penyelesaian yang ada dalam LAS
4. Tuliskan jawaban hasil diskusi kelompokmu pada tempat yang sudah disediakan
170

Perhatikan masalah/situasi berikut!

Tiga orang anak sedang berlomba melempar buah


mangga di ketinggian 10 meter. Mereka berbaris
menghadap pohon mangga sejauh 5 meter. Anak
pertama akan melempar buah mangga tersebut
kemudian akan dilanjutkan dengan anak kedua
Hhmm…
Bagaimana ya cara dan anak ketiga. Lintasan lemparan setiap anak
menerjakannya??? menyerupai bentuk bohlam lampu. Lemparan anak
pertama mencapai ketinggian 9 meter dan batu

jatuh 12 meter dari mereka. Lemparan anak kedua melintas di atas


sasaran setinggi 5 meter. Sedangkan anak ketiga berhasil mengenai
sasaran. Dapatkah kamu menentukan interval jarak agar masing-
masing lemparan naik atau turun?

1. Menganalisis Masalah

a. Informasi apa saja yang dapat kalian tentukan dari masalah diatas?

b. Tentukan hal apa yang ditanyakan dalam masalah di atas!


171

2. Merumuskan Model

a. Buatlah gambaran masalah di atas berdasarkan informasi yang kalian peroleh!

b. Setelah kalian membuat gambaran dari masalah di atas, bagaimana cara


kalian menentukan interval jarak agar masing-masing lemparan naik atau turun?
Jelaskan!

c. Kalian dapat menggunakan variabel untuk membuat rumus/model matematika


yang kalian butuhkan dengan mendefinisikan variabel tersebut terlebih dahulu.
Contoh: ketinggian = y
172

3. Menghitung dan menginterpretasi


2.
a. Tentukanlah hasil dari hal yang menjadi pertanyaan dalam masalah di atas
dengan menggunakan rumus/model matematika yang telah kalian peroleh!

b. Kemudian, berdasarkan hasil yang kalian peroleh, kesimpulan apa yang dapat
kalian tuliskan? (Kaitkan hasil dengan situasi/masalah di atas)
173

4. Memvalidasi Kesimpulan

3.
a. Gunakan software Autograph untuk memeriksa kebenaran dari jawaban
kalian, kemudian tuliskan hasil yang ditampilkan oleh software Autograph!

b. Dari hasil yang kalian peroleh dan kesimpulan yang telah kalian buat,
apakah hasilnya sudah sesuai dengan situasi/masalah di atas? Jelaskan!

5. Merumuskan model hasil modifikasi

Jika hasil tidak sesuai dengan jawaban yang


4.diharapkan dari masalah, kalian harus memulai
kembali dari langkah kedua (Merumuskan Model).

Identifikasilah pada bagian mana kalian melakukan kesalahan, lalu perbaiki!


174

Akan tetapi, jika hasil telah sesuai dengan jawaban yang diharapkan dari
masalah, kalian dapat melanjutkannya ke langkah selanjutnya.

6. Memvalidasi Hasil

5.
Berikanlah kesimpulan dari keseluruhan langkah-langkah yang telah kalian
lewati, seperti model matematika dari masalah dan hasil yang diperoleh
dikaitkan dengan situasi/masalah yang ada.
175

Sub Materi
Nama Kelompok :
Titik Stasioner
Nama Anggota :
(maksimum, minimum, belok)
1. ……………………………………………
(Pertemuan 4)
2. ……………………………………………
3. ……………………………………………
4. ……………………………………………
5. ……………………………………………
6. ……………………………………………

A. Kompetensi Dasar (KD)


3. 26. Mendeskripsikan konsep dan sifat turunan fungsi terkait dan
menerapkannya untuk menentukan titik stasioner (titik maximum, titik
minimum dan titik belok).
4. 18. Merancang dan mengajukan masalah nyata serta menggunakan konsep dan
sifat turunan fungsi terkait dalam titik stasioner (titik maximum,titik
minimum dan titik belok).

B. Indikator
1. Menyajikan masalah nyata titik stasioner (titik maximum, titik minimum dan
titik belok) ke dalam model matematika.
2. Menyelesaikan masalah nyata titik stasioner dengan menggunakan model
matematika.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan diskusi kelompok dan mengetahui konsep titik stasioner dari suatu
kurva serta bantuan software Autograph, pesesta didik mampu merancang model
matematika untuk menyelesaikan masalah nyata tentang titik stasioner (titik
maximum, titik minimum dan titik belok).

D. Petunjuk Pengerjaan Lembar Aktivitas Siswa


1. Baca dan pahami masalah/situasi yang yang disajikan pada LAS
2. Pahami pertanyaan, kemudian diskusikanlah dengan teman sekelompokmu
3. Ikuti langkah-langkah penyelesaian yang ada dalam LAS
4. Tuliskan jawaban hasil diskusi kelompokmu pada tempat yang sudah disediakan
176

Perhatikan masalah/situasi berikut!

Di jalan pegunungan yang naik dan turun, terdapat


danau ditepinya. Posisinya terkadang berada di
bawah, di atas, dan sejajar dengan jalan. Rumah
Sinta berada di daerah pengunungan dan pada
ketinggian 3 km di atas danau. Saat Sinta sedang
Hhmm… berada di pom bensin yang jaraknya 1 km dari
Bagaimana ya cara
arah kiri rumahnya dan sejajar dengan danau,
menerjakannya???
Sinta terpikir untuk pergi ke taman. Perjalanan akan dilakukan dari
rumahnya. Di perjalanan menuju taman, setelah berjalan 1 km dari rumah,
sinta melihat danau sejajar dengan jalan. Setelah perjalanan bertambah
1km, Sinta berada di lembah (3 km di bawah danau), hingga beberapa
saat kemudian Sinta tiba di taman. Lintasan perjalanan Sinta membentuk
sebuah fungsi. Dapatkah kalian menentukan posisi tertinggi, terendah dan
belok perjalanan Sinta? Tentukanlah posisi tersebut!

1. Menganalisis Masalah

a. Informasi apa saja yang dapat kalian tentukan dari masalah diatas?

b. Tentukan hal apa yang ditanyakan dalam masalah di atas!


177

2. Merumuskan Model

a. Buatlah gambaran masalah di atas berdasarkan informasi yang kalian peroleh!

b. Setelah kalian membuat gambaran dari masalah di atas, bagaimana cara


kalian menentukan posisi tersebut? Jelaskan!

c. Kalian dapat menggunakan variabel untuk membuat rumus/model matematika


yang kalian butuhkan dengan mendefinisikan variabel tersebut terlebih dahulu.
Contoh: danau = sumbu x
178

3. Menghitung dan menginterpretasi


2.
a. Tentukanlah hasil dari hal yang menjadi pertanyaan dalam masalah di atas
dengan menggunakan rumus/model matematika yang telah kalian peroleh!

b. Kemudian, berdasarkan hasil yang kalian peroleh, kesimpulan apa yang dapat
kalian tuliskan? (Kaitkan hasil dengan situasi/masalah di atas)
179

4. Memvalidasi Kesimpulan

3.
a. Gunakan software Autograph untuk memeriksa kebenaran dari jawaban
kalian, kemudian tuliskan hasil yang ditampilkan oleh software Autograph!

b. Dari hasil yang kalian peroleh dan kesimpulan yang telah kalian buat,
apakah hasilnya sudah sesuai dengan situasi/masalah di atas? Jelaskan!

5. Merumuskan model hasil modifikasi

Jika hasil tidak sesuai dengan jawaban yang


4.diharapkan dari masalah, kalian harus memulai
kembali dari langkah kedua (Merumuskan Model).

Identifikasilah pada bagian mana kalian melakukan kesalahan, lalu perbaiki!


180

Akan tetapi, jika hasil telah sesuai dengan jawaban yang diharapkan dari
masalah, kalian dapat melanjutkannya ke langkah selanjutnya.

6. Memvalidasi Hasil

5.
Berikanlah kesimpulan dari keseluruhan langkah-langkah yang telah kalian
lewati, seperti model matematika dari masalah dan hasil yang diperoleh
dikaitkan dengan situasi/masalah yang ada.
181

Sub Materi
Nama Kelompok :
Melukiskan Grafik Fungsi
Nama Anggota :
6. …………………………………………… (Pertemuan 5)
7. ……………………………………………
8. ……………………………………………
9. ……………………………………………
10. ……………………………………………
11. ……………………………………………

A. Kompetensi Dasar (KD)


3. 24. Mendeskripsikan konsep turunan dan menggunakannya untuk menganalisis
grafik fungsi dan menguji sifat-sifat yang dimiliki untuk mengetahui fungsi
naik dan fungsi turun.
3. 26. Mendeskripsikan konsep dan sifat turunan fungsi terkait dan
menerapkannya untuk menentukan titik stasioner (titik maximum, titik
minimum dan titik belok).
4. 16. Memilih strategi yang efektif dan menyajikan model matematika dalam
memecahkan masalah nyata tentang turunan fungsi aljabar.

B. Indikator
1. Menyajikan masalah ke dalam model matematika dan grafik
2. Menyelesaikan masalah dengan menggunakan model matematika dan grafik

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan diskusi kelompok dan mengetahui konsep fungsi naik dan fungsi turun
serta titik stasioner serta bantuan software Autograph, pesesta didik dapat
merancang model matematika dan melukis grafik fungsi untuk menyelesaikan
masalah.

D. Petunjuk Pengerjaan Lembar Aktivitas Siswa


1. Baca dan pahami masalah/situasi yang yang disajikan pada LAS
2. Pahami pertanyaan, kemudian diskusikanlah dengan teman sekelompokmu
3. Ikuti langkah-langkah penyelesaian yang ada dalam LAS
4. Tuliskan jawaban hasil diskusi kelompokmu pada tempat yang sudah disediakan
182

Perhatikan masalah/situasi berikut!

Seorang nelayan menyandarkan perahunya di laut.


Dia melihat seekor lumba-lumba sedang berenang.
Lantas ia pun mengamati pergerakan lumba-lumba
tersebut. Lumba- lumba melayang ke permukaan

air laut dari jarak 2 meter di sebelah kirinya. Kemudian


Hhmm…
menyelam setelah begerak 1 meter ke kanan. Tidak lama,
Bagaimana ya cara
menerjakannya??? lumba-lumba melayang kembali dan berada di sebelah kanan
nelayan dengan jarak 1 meter.Kemudian turun dan menyelam
pada jarak 2 meter. Nelayan mengira, lumba-lumba melayang
mencapai ketinngian 2,25 meter dan berada 1,58 meter
darinya. Demikan pergerakan lumba-lumba tersebut dapat
diamati seperti membentuk fungsi. Bagaimanakah lintasan
lumba-lumba yang terbentuk?

1. Menganalisis Masalah

a. Informasi apa saja yang dapat kalian tentukan dari masalah diatas?

b. Tentukan hal apa yang ditanyakan dalam masalah di atas!


183

2. Merumuskan Model

a. Buatlah gambaran masalah di atas berdasarkan informasi yang kalian peroleh!

b. Setelah kalian membuat gambaran dari masalah di atas, bagaimana cara


kalian membuat lintasan lumba-lumba tersebut? Jelaskan!

c. Kalian dapat menggunakan variabel untuk membuat rumus/model matematika


yang kalian butuhkan dengan mendefinisikan variabel tersebut terlebih dahulu.
Contoh: Ketinggian = y
184

3. Menghitung dan menginterpretasi


2.
a. Tentukanlah hasil dari hal yang menjadi pertanyaan dalam masalah di atas
dengan menggunakan rumus/model matematika yang telah kalian peroleh!

b. Kemudian, berdasarkan hasil yang kalian peroleh, kesimpulan apa yang dapat
kalian tuliskan? (Kaitkan hasil dengan situasi/masalah di atas)
185

4. Memvalidasi Kesimpulan

3.
a. Gunakan software Autograph untuk memeriksa kebenaran dari jawaban
kalian, kemudian tuliskan hasil yang ditampilkan oleh software Autograph!

b. Dari hasil yang kalian peroleh dan kesimpulan yang telah kalian buat,
apakah hasilnya sudah sesuai dengan situasi/masalah di atas? Jelaskan!

5. Merumuskan model hasil modifikasi

Jika hasil tidak sesuai dengan jawaban yang


4.diharapkan dari masalah, kalian harus memulai
kembali dari langkah kedua (Merumuskan Model).

Identifikasilah pada bagian mana kalian melakukan kesalahan, lalu perbaiki!


186

Akan tetapi, jika hasil telah sesuai dengan jawaban yang diharapkan dari
masalah, kalian dapat melanjutkannya ke langkah selanjutnya.

6. Memvalidasi Hasil

5.
Berikanlah kesimpulan dari keseluruhan langkah-langkah yang telah kalian
lewati, seperti model matematika dari masalah dan hasil yang diperoleh
dikaitkan dengan situasi/masalah yang ada.
187

Sub Materi
Nama Kelompok : Persoalan Maksimum & Minimum
Nama Anggota :
(Pertemuan 6)
1. …………………………………………
2. …………………………………………
3. …………………………………………
4. …………………………………………
5. …………………………………………

A. Kompetensi Dasar (KD)


3. 27. Menganalisis bentuk model matematika berupa persamaan fungsi, serta
menerapkan konsep dan sifat turunan dalam memecahkan masalah
maximum dan minimum.
4. 19. Menyajikan data dari situasi nyata, memilih variabel dan
mengomunikasikannya dalam bentuk model matematika berupa persamaan
fungsi, serta menerapkan konsep dan sifat turunan fungsi dalam
memecahkan masalah maximum dan minimum.

B. Indikator
1. Menyajikan masalah maksimum dan minimum ke dalam model matematika
2. Menyelesaikan masalah nyata maksimum dan minimum dengan menggunakan
model matematika.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan diskusi kelompok, mengetahui konsep maksimum dan minimum serta
bantuan software Autograph, pesesta didik mampu merancang model
matematika untuk menyelesaikan masalah nyata tentang maksimum dan
minimum.

D. Petunjuk Pengerjaan Lembar Aktivitas Siswa


1. Baca dan pahami masalah/situasi yang yang disajikan pada LAS
2. Pahami pertanyaan, kemudian diskusikanlah dengan teman sekelompokmu
3. Ikuti langkah-langkah penyelesaian yang ada dalam LAS
4. Tuliskan jawaban hasil diskusi kelompokmu pada tempat yang sudah disediakan
188

Perhatikan masalah/situasi berikut!

Pak Agus mempunyai sebuah lahan berbentuk


setengah lingkaran dengan diameter 20 meter.
Kemudian, dia berencana membuat sebuah
Hhmm… kebun berbentuk trapesium sama kaki di dalam
Bagaimana ya cara
lahan tersebut dengan masing-masing titik sudut
menerjakannya???
kebun menyinggung batas lahan tersebut. Pak
Agus ingin membuat kebun dengan luas yang
maksimal. Maka luas kebun berbentuk trapesium
sama kaki terbesar yang dapat dibuat dalam
lahan setengah lingkaran tersebut adalah?

1. Menganalisis Masalah

a. Informasi apa saja yang dapat kalian tentukan dari masalah diatas?

b. Tentukan hal apa yang ditanyakan dalam masalah di atas!


189

2. Merumuskan Model

a. Buatlah gambaran masalah di atas berdasarkan informasi yang kalian peroleh!

b. Setelah kalian membuat gambaran dari masalah di atas, bagaimana cara


kalian menentukan luas terbesar kebun trapesium sama kaki tersebut? Jelaskan!

c. Kalian dapat menggunakan variabel untuk membuat rumus/model matematika


yang kalian butuhkan dengan mendefinisikan variabel tersebut terlebih dahulu.
Contoh: Panjang = p
190

3. Menghitung dan menginterpretasi


2.
a. Tentukanlah hasil dari hal yang menjadi pertanyaan dalam masalah di atas
dengan menggunakan rumus/model matematika yang telah kalian peroleh!

b. Kemudian, berdasarkan hasil yang kalian peroleh, kesimpulan apa yang dapat
kalian tuliskan? (Kaitkan hasil dengan situasi/masalah di atas)
191

4. Memvalidasi Kesimpulan

3.
a. Gunakan software Autograph untuk memeriksa kebenaran dari jawaban
kalian, kemudian tuliskan hasil yang ditampilkan oleh software Autograph!

b. Dari hasil yang kalian peroleh dan kesimpulan yang telah kalian buat,
apakah hasilnya sudah sesuai dengan situasi/masalah di atas? Jelaskan!

5. Merumuskan model hasil modifikasi

Jika hasil tidak sesuai dengan jawaban yang


4.diharapkan dari masalah, kalian harus memulai
kembali dari langkah kedua (Merumuskan Model).

Identifikasilah pada bagian mana kalian melakukan kesalahan, lalu perbaiki!


192

Akan tetapi, jika hasil telah sesuai dengan jawaban yang diharapkan dari
masalah, kalian dapat melanjutkannya ke langkah selanjutnya.

6. Memvalidasi Hasil

5.
Berikanlah kesimpulan dari keseluruhan langkah-langkah yang telah kalian
lewati, seperti model matematika dari masalah dan hasil yang diperoleh
dikaitkan dengan situasi/masalah yang ada.
193

Sub Materi
Nama Kelompok : Kecepatan dan Percepatan
Nama Anggota :
(Pertemuan 7)
1. …………………………………………
2. …………………………………………
3. …………………………………………
4. …………………………………………
5. …………………………………………
6. …………………………………………

A. Kompetensi Dasar (KD)


3. 23. Memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah dunia nyata dan
matematika yang melibatkan turunan dan memeriksa kebenaran langkah-
langkahnya.
4. 16. Memilih strategi yang efektif dan menyajikan model matematika dalam
memecahkan masalah nyata tentang turunan fungsi aljabar.

B. Indikator
1. Menyajikan masalah dunia nyata dan matematika ke dalam model matematika
2. Menyelesaikan masalah dunia nyata (kecepatan dan percepatan) dan masalah
matematika yang melibatkan konsep turunan kedua dengan menggunakan model
matematika

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengetahui konsep nilai turunan kedua dari suatu fungsi serta bantuan
software Autograph pesesta didik mampu merancang model matematika untuk
menyelesaikan masalah nyata (kecepatam dan percepatan).

D. Petunjuk Pengerjaan Lembar Aktivitas Siswa


1. Baca dan pahami masalah/situasi yang yang disajikan pada LAS
2. Pahami pertanyaan, kemudian diskusikanlah dengan teman sekelompokmu
3. Ikuti langkah-langkah penyelesaian yang ada dalam LAS
4. Tuliskan jawaban hasil diskusi kelompokmu pada tempat yang sudah disediakan
194

Perhatikan masalah/situasi berikut!

Seorang peneliti melakukan penelitian terhadap


pertumbuhan tanaman jagung. Setelah dilakukan
pengamatan ternyata pertumbuhan tanaman jagung
diakibatkan oleh beberapa faktor. Ia memperoleh
Hhmm…
data pertumbuhan tanaman jagung dalam t minggu.
Bagaimana ya cara
menerjakannya??? Data yang diperolehnya adalah sebagai berikut:
Pertumbuuhan tetap = 10 cm
Pertumbuhan akibat penyiraman = 2 cm per minggu
Pertumbuhan akibat pupuk = 5 cm per t minggu
Berapakah kelajuan pertumbuhan tanaman jagung setelah
penelitian berjalan selama 1 bulan 3 minggu?

1. Menganalisis Masalah

a. Informasi apa saja yang dapat kalian tentukan dari masalah diatas?

b. Tentukan hal apa yang ditanyakan dalam masalah di atas!


195

2. Merumuskan Model

a. Buatlah gambaran masalah di atas berdasarkan informasi yang kalian peroleh!

b. Setelah kalian membuat gambaran dari masalah di atas, bagaimana cara


kalian menentukan kelajuan pertumbuhan tanaman jagung tersebut? Jelaskan!

c. Kalian dapat menggunakan variabel untuk membuat rumus/model matematika


yang kalian butuhkan dengan mendefinisikan variabel tersebut terlebih dahulu.
Contoh: Banyaknya minggu = t
196

3. Menghitung dan menginterpretasi


2.
a. Tentukanlah hasil dari hal yang menjadi pertanyaan dalam masalah di atas
dengan menggunakan rumus/model matematika yang telah kalian peroleh!

b. Kemudian, berdasarkan hasil yang kalian peroleh, kesimpulan apa yang dapat
kalian tuliskan? (Kaitkan hasil dengan situasi/masalah di atas)
197

4. Memvalidasi Kesimpulan

3.
a. Gunakan software Autograph untuk memeriksa kebenaran dari jawaban
kalian, kemudian tuliskan hasil yang ditampilkan oleh software Autograph!

b. Dari hasil yang kalian peroleh dan kesimpulan yang telah kalian buat,
apakah hasilnya sudah sesuai dengan situasi/masalah di atas? Jelaskan!

5. Merumuskan model hasil modifikasi

Jika hasil tidak sesuai dengan jawaban yang


4.diharapkan dari masalah, kalian harus memulai
kembali dari langkah kedua (Merumuskan Model).

Identifikasilah pada bagian mana kalian melakukan kesalahan, lalu perbaiki!


198

Akan tetapi, jika hasil telah sesuai dengan jawaban yang diharapkan dari
masalah, kalian dapat melanjutkannya ke langkah selanjutnya.

6. Memvalidasi Hasil

5.
Berikanlah kesimpulan dari keseluruhan langkah-langkah yang telah kalian
lewati, seperti model matematika dari masalah dan hasil yang diperoleh
dikaitkan dengan situasi/masalah yang ada.
199

Lampiran 5

KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN TES KEMAMPUAN REPRESENTASI


SEMIOTIK MATEMATIK

Materi : Aplikasi Turunan

Indikator
Kemampuan
Kemampuan Butir
Representasi Indikator Soal
Representasi Soal
Semiotik
Semiotik
Membuat gambar dari ilustrasi yang
1b
berhubungan dengan garis normal
Menyajikan data Melukiskan grafik fungsi dari suatu
atau informasi dari ilustrasi dengan menggunakan 3
Ikonik suatu masalah ke konsep turunan
dalam tampilan Membuat gambar dari masalah yang
4a
gambar diberikan
Membuat sketsa pergerakan suatu
6b
benda
Membuat persamaan dari masalah
yang berhubungan dengan garis 1a
Menyatakan normal
masalah dalam Membuat model matematika dari
4b
bentuk simbol masalah yang diberikan
Simbolik matematik Membuat model matematika dari
masalah yang berhubungan dengan 5a
kasus minimum
Menentukan nilai suatu variabel
Menyelesaikan
menggunakan konsep titik stasioner 5b
masalah dengan
(minimum)
200

menggunakan Menentukan volume maksimum dari


4c
simbol matematik suatu silinder
Menentukan kelajuan suatu benda
7
menggunakan konsep turunan
Menentukan dan menafsirkan
Menginterpretasi
interval waktu pergerakan suatu 6a
simbol matematik
benda berdasarkan konsep turunan
Membuat kesimpulkan dari grafik
Menyimpulkan fungsi turunan berdasarkan konsep 2
suatu tampilan turunan
Indeks
representasi dengan Menyimpulkan penyelesaian
bahasa/ kata-kata masalah (maksimum) dengan kata- 4d
kata
201

Lampiran 6

UJI VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN REPRESENTASI SEMIOTIK MATEMATIK SISWA
SMA/MA KELAS XI
DENGAN METODE CONTENT VALIDITY RATIO (CVR)
POKOK BAHASAN APLIKASI TURUNAN

Untuk menguji validitas secara isi dari instrumen tes kemampuan representasi semiotik matematik, para penilai diharapkan
memberikan penilaiannya pada kolom keterangan dan dimohon untuk memberi tanda (√) pada kolom E: Esensial (soal
tersebut sangat penting untuk mengukur kemampuan representasi semiotik matematik), TE: Tidak Esensial (soal tersebut
tidak terlalu penting untuk mengukur kemampuan representasi semiotik matematik), atau TR: Tidak Relevan (soal tersebut
tidak ada kaitannya dengan kemampuan representasi semiotik matematik) pada masing-masing soal yang berbentuk tes
uraian di bawah ini.

No Soal Indikator E TE TR Keterangan

1 Ali memulai jogging dari rumahnya. Lintasan 1.a. Simbolik: Menyatakan masalah
jogging digunakannya menyerupai bentuk grafik dalam bentuk simbol matematik
fungsi melalui titik (−1,4), (0,0), (1,2), dan
(2,1). Karena lelah, maka pada titik (1,2) Ali
202

beristirahat. Pada saat beristirahat, dari arah yang 1.b Ikonik: Menyajikan data atau
tegak lurus (dari atas) ada seekor burung yang informasi dari suatu masalah ke
menjatuhkan biji jagung dan mengenainya. dalam tampilan gambar

a. Tentukan persamaan dari ilustrasi tersebut!


b. Buatlah sketsa lintasan jogging dan biji
jagung yang jatuh!

2 Perhatikan beberapa tampilan grafik fungsi 𝑓′(𝑥) Indeks: Menyimpulkan suatu


berikut! tampilan representasi dengan
bahasa/kata-kata

Jelaskan kesimpulan yang kalian peroleh dari


tampilan grafik fungsi di atas!
203

3 Vien mudik ke rumah neneknya dengan Ikonik: Menyajikan data atau


menggunakan mobil. Di perjalanan beberapa informasi dari suatu masalah ke
kali Vien menghentikan mobilnya di tempat dalam tampilan gambar
peristirahatan. Setelah berhenti di tempat
peristirahatan pertama, Vien melanjutkan
perjalannya. Jika jarak dari rumah ke
peristirahatan pertama, peristirahatan pertama ke
peristirahatan kedua, dan seterusnya hingga
sampai ke rumah nenek adalah sebagai berikut
(𝑥), 2(𝑥 + 1), −( 𝑥 3 + 2), (𝑥 4 + 1) dan lintasan
perjalan tersebut mengikuti bentuk grafik fungsi
𝑓(𝑥), maka lukislah lintasan perjalanan tersebut
menggunakan konsep turunan!

4 Di dalam sebuah bola yang berjari-jari 3 dm akan 4.a. Ikonik: Menyajikan data atau
dibuat sebuah silinder tegak sedemikian informasi dari suatu masalah ke
sehingga lingkaran-lingkaran atas dan bawah dalam tampilan gambar
silinder tersebut tepat berada pada bidang bola.
204

a. Buatlah gambar dari masalah tersebut! 4.b. Simbolik: Menyatakan masalah


b. Buatlah model matematik yang menyatakan dalam bentuk simbol matematik
volume silinder!
4.c Simbolik: Menyelesaikan
c. Jelaskan berapa volume silinder maksimum
masalah menggunakan simbol
yang dapat dibuat!
matematik
d. Jelaskan dan berikan kesimpulan dari hasil
yang diperoleh! 4.d. Indeks: Menyimpulkan suatu
tampilan representasi dengan
bahasa/kata-kata

5 Diketahui bahwa untuk memproduksi x unit 5.a. Simbolik: Menyatakan masalah


komputer per hari sebuah pabrik komputer dalam bentuk simbol matematik
mengeluarkan biaya sebagai berikut:

 Biaya tetap Rp 100.000.000,00


5.b. Simbolik: Menyelesaikan
 Biaya tenaga kerja Rp 100.000,00 per
masalah menggunakan simbol
komputer
matematik
 Biaya iklan Rp 25.000.000,00 per x unit
komputer
205

a. Buatlah model matematika yang menyatakan


biaya produksi sebagai fungsi dari x!
b. Agar biaya total seminimal mungkin, berapa
banyak komputer yang harus diproduksi
setiap hari?

6 Suatu benda bergerak sepanjang garis mendatar 6.a. Simbolik: Menyatakan masalah
mengikuti persamaan 𝑠(𝑡) = 𝑡 3 − 6𝑡 2 + 9𝑡 + 4 dalam bentuk simbol matematik
dengan s diukur dalam sentimeter dan t dalam
detik. Suatu saat benda dapat bergerak ke kanan
dan suatu saat juga dapat bergerak ke kiri. 6.b. Simbolik: Menginterpretasi
Tentukanlah: simbol matematik

a. Buatlah model matematik dari masalah


tersebut yang menyatakan biaya produksi!
6.c. Ikonik: Menyajikan data atau
b. Agar biaya total seminimal mungkin, berapa
informasi dari suatu masalah ke
banyak komputer yang harus diproduksi
dalam tampilan gambar
setiap hari?
206

7 Suatu besi ditemukan Simbolik: Menyelesaikan masalah


dengan bentuk menyerupai menggunakan simbol matematik
gambar di samping. Lebar
ujung-ujung tangannya
sama dengan lebar ujung

kaki. Panjang tangan dari ujung ke ujung


adalah kuadrat dari lebar ujung tangannya.
Tinggi kaki dari besi tersebut 4 lebih pendek
dari panjang tangan. Jika dipanaskan, besi
dapat berubah ukurannya. Berapakah laju rata-
rata pertambahan luas besi tersebut pada saat
ukuran ujung-ujung tangan besi antara 4,5 cm
sampai 6 cm?

_______,_____________2017
Validator Ahli

(...............................................)
207

Lampiran 7

REKAPITULASI HASIL PENILAIAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN


REPRESENTASI SEMIOTIK MATEMATIK
DENGAN CVR (CONTENT VALIDITY RATIO)

Penilai
No Soal
1 2 3 4 5 6 7 8
1a TR E E E E E E E
1b TR E E E E E E E
2 TR E TE TE E E E E
3 TR TR E E E E E E
4a E E E E E E E E
4b E E E E E E E E
4c E E E E E E E E
4d E TR E E E E E E
5a E E E E E E E E
5b E E E E E E E E
6a TR E E E E E E E
6b TR E E E E E E E
7 E E E E E E E E

Penilai:
1. Ramdani Miftah, M.Pd (Dosen Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
2. Gusni Satriawati, M.Pd (Dosen Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
3. Dra. Yuniati, M.Pd (Guru Matematika SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
4. Lina Marlina, M.Pd (Guru Matematika SMAN 3 Kota Tangerang Selatan)
5. Dra. Eny Suryani, M.Pd (Guru Matematika SMAN 3 Kota Tangerang Selatan)
6. Mahmudah, S.Pd, MM (Guru Matematika SMAN 3 Kota Tangerang Selatan)
7. Mashudi Jaed, M.Pd (Guru Matematika SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
8. Dra. Mardiati (Guru Matematika SMAN 3 Kota Tangerang Selatan)
208

VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN REPRESENTASI


SEMIOTIK MATEMATIK DENGAN METODE CONTENT VALIDITY
RATIO (CVR) POKOK BAHASAN APLIKASI TURUNAN

No Tidak Tidak Min.


Esensial N CVR Kesimpulan Keterangan
Soal Esensial Relevan Skor
Diperbaiki,
1a 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid
Digunakan
1b 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid Digunakan
2 5 2 1 8 0.25 0.75 Tidak Valid Digunakan
Diperbaiki,
3 6 0 2 8 0.5 0.75 Tidak Valid
Digunakan
4a 8 0 0 8 1 0.75 Valid Digunakan
4b 8 0 0 8 1 0.75 Valid Digunakan
4c 8 0 0 8 1 0.75 Valid Digunakan
4d 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid Digunakan
Diperbaiki,
5a 8 0 0 8 1 0.75 Valid
Digunakan
5b 8 0 0 8 1 0.75 Valid Digunakan
6a 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid Digunakan
6b 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid Digunakan
7 8 0 0 8 1 0.75 Valid Digunakan

Catatan:
Meskipun soal nomor 1a, dan 5a bernilai valid, soal tersebut perlu ada perbaikan
dari segi redaksi. Adapun soal nomor 2 tetap digunakan dan nomor 3 tidak valid
namun diperbaiki dan digunakan untuk mempertahankan jumlah butir soal pada
indikator terkait. Hal ini berdasarkan pendapat responden dari UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Berikut disajikan tabel
perbaikan soal setelah dilakukan CVR.
209

Tabel Perbaikan Soal Setelah CVR


Nomor
1a Sebelum Diperbaiki
Ali memulai jogging dari rumahnya. Lintasan jogging digunakannya
menyerupai bentuk grafik fungsi melalui titik (−1,4), (0,1), (1,2), dan
(2,1). Karena lelah, maka pada titik (1,2) Ali beristirahat. Pada saat
beristirahat, dari arah yang tegak lurus (dari atas) ada seekor burung
yang menjatuhkan biji jagung dan mengenainya.
Tentukan persamaan dari ilustrasi tersebut!
Setelah Diperbaiki
Ali tinggal di daerah perkebunan teh yang bergelombang turun naik.
Suatu pagi Ali akan melakukan jogging melewati sebuah pabrik teh. Ali
jogging dari rumahnya yang berada 1 km sebelum dan 4 km di atas
pabrik teh. Karena lelah, Ali beristirahat di warung setelah 1 km
melewati dan melihat pabrik teh berada 2 km di bawahnya. Pada saat
beristirahat, dari arah yang tegak lurus (dari atas), ada seekor burung
yang menjatuhkan biji jagung dan mengenainya. Ali melanjutkan
jogging-nya hingga setelah 1 km melanjutkan jogging, ia berhenti
karena bertemu temannya dan melihat pabrik teh berada 1 km di bawah
posisi ia berhenti.
Buatlah model matematik dari ilustrasi tersebut!
3 Sebelum Diperbaiki
Vien mudik ke rumah neneknya dengan menggunakan mobil. Di
perjalanan beberapa kali Vien menghentikan mobilnya di tempat
peristirahatan. Setelah berhenti di tempat peristirahatan pertama, Vien
melanjutkan perjalannya. Jika jarak dari rumah ke peristirahatan
pertama, peristirahatan pertama ke peristirahatan kedua, dan seterusnya
hingga sampai ke rumah nenek adalah sebagai berikut (𝑥), 2(𝑥 +
1), 𝑥 2 (−𝑥 − 2), (𝑥 4 + 1) dan lintasan perjalan tersebut mengikuti
210

bentuk grafik fungsi 𝑓(𝑥), maka lukislah lintasan perjalanan tersebut


menggunakan konsep turunan!
Setelah Diperbaiki
Vien mudik ke rumah neneknya dengan menggunakan mobil. Di
perjalanan beberapa kali Vien menghentikan mobilnya di tempat
peristirahatan. Setelah berhenti di tempat peristirahatan pertama, Vien
melanjutkan perjalannya. Jarak dari peristirahatan pertama ke
peristirahatan kedua adalah dua kali jarak dari rumah ke peristirahatan
pertama lebih 1 meter. Kemudian jarak ke peristirahatan ketiga adalah
kurang dari jarak ke peristirahatan pertama pangkat 3 dan dua kali dari
jarak ke peristirahatan pertama pangkat 2. Dari ilustrasi tersebut
lukislah lintasan perjalanan Vien!
5a Sebelum Diperbaiki
Diketahui bahwa untuk memproduksi x unit komputer per hari sebuah
pabrik komputer mengeluarkan biaya sebagai berikut:
 Biaya tetap Rp 100.000.000,00
 Biaya tenaga kerja Rp 100.000,00 per komputer
 Biaya iklan Rp 25.000.000,00 per x unit komputer
Buatlah model matematika yang menyatakan biaya produksi sebagai
fungsi dari x!
Setelah Diperbaiki
Diketahui bahwa untuk memproduksi sejumlah unit komputer per hari
sebuah pabrik komputer mengeluarkan biaya sebagai berikut:
 Biaya tetap Rp 100.000.000,00
 Biaya tenaga kerja Rp 100.000,00 per komputer
 Biaya iklan Rp 25.000.000,00 per jumlah unit komputer
Buatlah model matematik dari masalah tersebut yang menyatakan biaya
produksi!
211

Lampiran 8

UJI COBA TES KEMAMPUAN REPRESENTASI SEMIOTIK


MATEMATIK
Pokok Bahasan: Aplikasi Turunan Fungsi Aljabar

Kerjakan soal di bawah ini!


Petunjuk:
 Tulislah nama dan kelasmu pada lembar jawaban yang telah disediakan.
 Baca dan kerjakan semua soal berikut ini dengan teliti, cepat, dan tepat.
 Gunakan bagian belakang soal sebagai tempat untuk menghitung (coret-coret)
 Diperbolehkan mengerjakan soal tidak sesuai dengan nomor urut soal (acak).

1. Ali tinggal di daerah perkebunan teh yang bergelombang turun naik. Suatu pagi
Ali akan melakukan jogging melewati sebuah pabrik teh. Ali jogging dari
rumahnya yang berada 1 km sebelum dan 4 km di atas pabrik teh. Karena lelah,
Ali beristirahat di warung setelah 1 km melewati dan melihat pabrik teh berada
2 km di bawahnya. Pada saat beristirahat, dari arah yang tegak lurus (dari atas),
ada seekor burung yang menjatuhkan biji jagung dan mengenainya. Ali
melanjutkan jogging-nya hingga setelah 1 km melanjutkan jogging, ia berhenti
karena bertemu temannya dan melihat pabrik teh berada 1 km di bawah posisi
ia berhenti.
a. Buatlah model matematik dari ilustrasi tersebut!
b. Buatlah sketsa lintasan jogging dan biji jagung yang jatuh!

2. Perhatikan beberapa tampilan grafik fungsi 𝑓′(𝑥) berikut!


Jelaskan kesimpulan yang kalian
peroleh dari tampilan grafik fungsi
di samping!
212

3. Vien mudik ke rumah neneknya dengan menggunakan mobil. Di perjalanan


beberapa kali Vien menghentikan mobilnya di tempat peristirahatan. Setelah
berhenti di tempat peristirahatan pertama, Vien melanjutkan perjalannya. Jarak
dari peristirahatan pertama ke peristirahatan kedua adalah dua kali jarak dari
rumah ke peristirahatan pertama lebih 1 meter. Kemudian jarak ke
peristirahatan ketiga adalah kurang dari jarak ke peristirahatan pertama pangkat
3 dan dua kali dari jarak ke peristirahatan pertama pangkat 2. Sedangkan jarak
ke peristirahatan keempat adalah jarak dari rumah ke peristirahatan pertama
pangkat 4 lebih 1 meter. Dari ilustrasi tersebut lukislah lintasan perjalanan
Vien!

4. Di dalam sebuah bola yang berjari-jari 3 dm akan dibuat sebuah silinder tegak
sedemikian sehingga lingkaran-lingkaran atas dan bawah silinder tersebut tepat
berada pada bidang bola.
a. Buatlah gambar dari masalah tersebut!
b. Buatlah model matematik yang menyatakan volume silinder!
c. Jelaskan berapa volume silinder maksimum yang dapat dibuat!
d. Jelaskan dan berikan kesimpulan dari hasil yang diperoleh!

5. Diketahui bahwa untuk memproduksi sejumlah unit komputer per hari sebuah
pabrik komputer mengeluarkan biaya sebagai berikut:
 Biaya tetap Rp 100.000.000,00
 Biaya tenaga kerja Rp 100.000,00 per komputer
 Biaya iklan Rp 25.000.000,00 per jumlah unit komputer
a. Buatlah model matematik dari masalah tersebut yang menyatakan biaya
produksi!
b. Agar biaya total seminimal mungkin, berapa banyak komputer yang harus
diproduksi setiap hari?

6. Suatu benda bergerak sepanjang garis mendatar. Suatu saat benda dapat
bergerak ke kanan dan suatu saat juga dapat bergerak ke kiri mengikuti
213

persamaan jarak terhadap waktu berikut 𝑡 3 − 6𝑡 2 + 9𝑡 + 4 dengan jarak diukur


dalam sentimeter dan waktu dalam detik. Tentukanlah:
a. Jelaskan interval waktu saat benda bergerak ke kanan dan bergerak ke kiri
serta berilah penafsiran terkait hubungan waktu, jarak, kecepatan dengan
pergerakan benda!
b. Buatlah sketsa yang menggambarkan arah gerak benda!

7. Suatu besi ditemukan dengan bentuk menyerupai


gambar di samping. Lebar ujung-ujung tangannya
sama dengan lebar ujung kaki. Panjang tangan dari
ujung ke ujung adalah kuadrat dari lebar ujung
tangannya. Tinggi kaki dari besi tersebut 4 lebih
pendek dari panjang tangan. Jika dipanaskan, besi
dapat berubah ukurannya. Berapakah laju rata-rata
pertambahan luas besi tersebut pada saat ukuran ujung-
ujung tangan besi antara 4,5 cm sampai 6 cm?
214

Lampiran 9

PEDOMAN PENSKORAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN


REPRESENTASI SEMIOTIK MATEMATIK

Kemampuan
Representasi
Indikator Kriteria Skor
Semiotik
Matematik
Membuat gambar secara lengkap dan benar 4
Menyajikan data
Membuat gambar secara lengkap tetapi masih
atau informasi 3
terdapat kesalahan
dari suatu
Ikonik Membuat gambar tetapi kurang lengkap dan benar 2
masalah ke
Membuat gambar tetapi salah 1
dalam tampilan
Tidak ada jawaban atau memberikan jawaban
gambar 0
yang tidak berarti apa-apa
Membentuk model matematik dengan proses yang
4
lengkap dan benar
Membentuk model matematik dengan proses yang
Menyatakan 3
lengkap tetapi masih terdapat kesalahan
masalah dalam
Membentuk model matematik tetapi kurang
bentuk simbol 2
lengkap dan benar
matematik
Membentuk model matematik tetapi salah 1
Simbolik Tidak ada jawaban atau memberikan jawaban
0
yang tidak berarti apa-apa
Melakukan perhitungan menggunakan model
Menyelesaikan
matematik yang tepat serta mendapatkan solusi 4
masalah dengan
yang benar.
menggunakan
Melakukan perhitungan menggunakan model
simbol
matematik yang kurang tepat tetapi solusi benar / 3
matematik
model matematik tepat tetapi solusi kurang tepat
215

Melakukan perhitungan menggunakan model


matematik dan mendapatkan solusi tetapi masih 2
terdapat kesalahan
Melakukan perhitungan menggunakan model
1
matematik dan mendapatkan solusi tetapi salah.
Tidak ada jawaban atau memberikan jawaban
0
yang tidak berarti apa-apa
Memberikan penafsiran dengan jelas dan benar 4

Memberikan penafsiran kurang jelas tetapi benar 3


Menginterpretasi Memberikan penafsiran hanya sebagian yang
simbol 2
benar
matematik Memberikan penafsiran tetapi salah 1
Tidak ada jawaban atau memberikan jawaban
0
yang tidak berarti apa-apa
Memberikan kesimpulan disertai dengan alasan
4
yang jelas dan benar
Memberikan kesimpulan yang benar tetapi alasan
Menyimpulkan kurang tepat dan jelas / alasan benar tetapi 3
suatu tampilan kesimpulan salah
Indeks representasi Memberikan kesimpulan dan alasan hanya
2
dengan bahasa/ sebagian yang benar
kata-kata Memberikan kesimpulan tetapi tidak disertai
1
alasan
Tidak ada jawaban atau memberikan jawaban
0
yang tidak berarti apa-apa
216

Lampiran 10

HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES


KEMAMPUAN REPRESENTASI SEMIOTIK MATEMATIK

Butir Soal
Nama Y
1a 1b 2 3 4a 4b 4c 4d 5a 5b 6a 6b 7
S1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2
S2 0 2 1 0 2 1 1 1 1 0 2 1 3 15
S3 0 3 1 0 2 1 1 0 1 1 1 1 1 13
S4 3 3 3 0 4 4 4 2 1 1 2 1 4 32
S5 0 2 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 3 12
S6 0 1 1 1 4 0 0 0 1 1 0 0 0 9
S7 0 3 1 0 2 1 1 0 1 1 0 0 1 11
S8 0 1 1 0 4 1 1 1 0 0 1 1 1 12
S9 0 1 1 0 3 1 1 0 0 0 2 1 0 10
S10 0 3 1 0 4 0 0 0 1 1 0 0 2 12
S11 0 2 1 0 2 1 1 0 1 0 2 1 3 14
S12 0 2 1 0 2 1 1 0 1 1 1 0 1 11
S13 0 2 2 1 3 1 1 0 1 0 1 0 1 13
S14 0 3 1 0 2 1 1 0 1 1 0 0 1 11
S15 0 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 1 1 11
S16 0 0 1 0 2 4 0 0 1 0 2 1 4 15
S17 0 0 1 1 3 4 4 2 1 1 2 1 4 24
S18 0 3 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 3 13
S19 0 1 3 0 3 1 0 0 1 0 2 1 3 15
S20 0 1 1 1 4 1 0 0 0 0 1 1 1 11
S21 0 1 3 0 2 1 1 0 1 1 1 1 4 16
S22 0 3 1 0 2 1 1 0 2 0 0 0 0 10
S23 3 4 4 1 4 4 4 2 1 0 2 1 4 34
S24 0 1 1 0 3 0 0 0 1 1 0 0 0 7
S25 1 1 3 1 2 1 1 0 1 1 1 1 4 18
S26 0 3 2 0 3 1 0 0 1 0 2 1 4 17
S27 0 2 2 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 13
S28 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
S29 0 3 2 0 2 1 1 0 1 0 1 0 1 12
S30 0 0 0 0 3 1 1 1 2 0 1 0 0 9
S31 1 3 2 0 3 0 0 0 1 0 2 1 0 13
Total 8 55 45 7 74 37 30 11 30 13 33 19 54
r hitung 0.78 0.401 0.714 0.3274 0.458 0.81 0.81 0.701 0.0043 0.1339 0.637 0.531 0.734
r tabel 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355
tdk tdk tdk
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
valid valid valid
217

Lampiran 11

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN TES


KEMAMPUAN REPRESENTASI SEMIOTIK MATEMATIK

Butir Soal
Nama Y Y2
1a 1b 2 4a 4b 4c 4d 6a 6b 7
S1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
S2 0 2 1 2 1 1 1 2 1 3 14 196
S3 0 3 1 2 1 1 0 1 1 1 11 121
S4 3 3 3 4 4 4 2 2 1 4 30 900
S5 0 2 1 0 1 1 1 1 1 3 11 121
S6 0 1 1 4 0 0 0 0 0 0 6 36
S7 0 3 1 2 1 1 0 0 0 1 9 81
S8 0 1 1 4 1 1 1 1 1 1 12 144
S9 0 1 1 3 1 1 0 2 1 0 10 100
S10 0 3 1 4 0 0 0 0 0 2 10 100
S11 0 2 1 2 1 1 0 2 1 3 13 169
S12 0 2 1 2 1 1 0 1 0 1 9 81
S13 0 2 2 3 1 1 0 1 0 1 11 121
S14 0 3 1 2 1 1 0 0 0 1 9 81
S15 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 9 81
S16 0 0 1 2 4 0 0 2 1 4 14 196
S17 0 0 1 3 4 4 2 2 1 4 21 441
S18 0 3 1 0 1 1 1 1 1 3 12 144
S19 0 1 3 3 1 0 0 2 1 3 14 196
S20 0 1 1 4 1 0 0 1 1 1 10 100
S21 0 1 3 2 1 1 0 1 1 4 14 196
S22 0 3 1 2 1 1 0 0 0 0 8 64
S23 3 4 4 4 4 4 2 2 1 4 32 1024
S24 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 5 25
S25 1 1 3 2 1 1 0 1 1 4 15 225
S26 0 3 2 3 1 0 0 2 1 4 16 256
S27 0 2 2 2 1 1 0 1 1 0 10 100
S28 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
S29 0 3 2 2 1 1 0 1 0 1 11 121
S30 0 0 0 3 1 1 1 1 0 0 7 49
S31 1 3 2 3 0 0 0 2 1 0 12 144
Total 8 55 45 74 37 30 11 33 19 54 366 133956
Varians Xi 0.598 1.381 0.856 1.445 1.361 1.232 0.437 0.596 0.245 2.531
Jumlah Varians Xi 10.68
Varians total 43.09
Reliabilitas 0.836
218

Lampiran 12

HASIL UJI TARAF KESUKARAN INSTRUMEN TES


KEMAMPUAN REPRESENTASI SEMIOTIK MATEMATIK

Butir Soal
Nama Y
1a 2 4a 4b 4c 4d 5a 5b 5c 7
S1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
S2 0 2 1 2 1 1 1 2 1 3 14
S3 0 3 1 2 1 1 0 1 1 1 11
S4 3 3 3 4 4 4 2 2 1 4 30
S5 0 2 1 0 1 1 1 1 1 3 11
S6 0 1 1 4 0 0 0 0 0 0 6
S7 0 3 1 2 1 1 0 0 0 1 9
S8 0 1 1 4 1 1 1 1 1 1 12
S9 0 1 1 3 1 1 0 2 1 0 10
S10 0 3 1 4 0 0 0 0 0 2 10
S11 0 2 1 2 1 1 0 2 1 3 13
S12 0 2 1 2 1 1 0 1 0 1 9
S13 0 2 2 3 1 1 0 1 0 1 11
S14 0 3 1 2 1 1 0 0 0 1 9
S15 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 9
S16 0 0 1 2 4 0 0 2 1 4 14
S17 0 0 1 3 4 4 2 2 1 4 21
S18 0 3 1 0 1 1 1 1 1 3 12
S19 0 1 3 3 1 0 0 2 1 3 14
S20 0 1 1 4 1 0 0 1 1 1 10
S21 0 1 3 2 1 1 0 1 1 4 14
S22 0 3 1 2 1 1 0 0 0 0 8
S23 3 4 4 4 4 4 2 2 1 4 32
S24 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 5
S25 1 1 3 2 1 1 0 1 1 4 15
S26 0 3 2 3 1 0 0 2 1 4 16
S27 0 2 2 2 1 1 0 1 1 0 10
S28 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
S29 0 3 2 2 1 1 0 1 0 1 11
S30 0 0 0 3 1 1 1 1 0 0 7
S31 1 3 2 3 0 0 0 2 1 0 12
Total 8 55 45 74 37 30 11 33 19 54 366
Taraf 0.0645 0.4435 0.3629 0.5968 0.2984 0.2419 0.0887 0.2661 0.1532 0.4355
Kesukaran
Interpretasi Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sedang
219

Lampiran 13

HASIL UJI DAYA PEMBEDA INSTRUMEN TES


KEMAMPUAN REPRESENTASI SEMIOTIK MATEMATIK

Butir Soal
Nama Y
1a 2 4a 4b 4c 4d 5a 5b 5c 7
S23 3 4 4 4 4 4 2 2 1 4 32
S4 3 3 3 4 4 4 2 2 1 4 30
S17 0 0 1 3 4 4 2 2 1 4 21
S26 0 3 2 3 1 0 0 2 1 4 16
S25 1 1 3 2 1 1 0 1 1 4 15
S2 0 2 1 2 1 1 1 2 1 3 14
S16 0 0 1 2 4 0 0 2 1 4 14
S19 0 1 3 3 1 0 0 2 1 3 14
S21 0 1 3 2 1 1 0 1 1 4 14
S11 0 2 1 2 1 1 0 2 1 3 13
S8 0 1 1 4 1 1 1 1 1 1 12
S18 0 3 1 0 1 1 1 1 1 3 12
S31 1 3 2 3 0 0 0 2 1 0 12
S3 0 3 1 2 1 1 0 1 1 1 11
S5 0 2 1 0 1 1 1 1 1 3 11
S13 0 2 2 3 1 1 0 1 0 1 11
Ba 8 31 30 39 27 21 10 25 15 46
Pa 0.125 0.4844 0.4688 0.6094 0.4219 0.3281 0.1563 0.3906 0.2344 0.7188
S29 0 3 2 2 1 1 0 1 0 1 11
S9 0 1 1 3 1 1 0 2 1 0 10
S10 0 3 1 4 0 0 0 0 0 2 10
S20 0 1 1 4 1 0 0 1 1 1 10
S27 0 2 2 2 1 1 0 1 1 0 10
S7 0 3 1 2 1 1 0 0 0 1 9
S12 0 2 1 2 1 1 0 1 0 1 9
S14 0 3 1 2 1 1 0 0 0 1 9
S15 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 9
S22 0 3 1 2 1 1 0 0 0 0 8
S30 0 0 0 3 1 1 1 1 0 0 7
S6 0 1 1 4 0 0 0 0 0 0 6
S24 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 5
S28 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
S1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bb 0 24 15 35 10 9 1 8 4 8
Pb 0 0.4 0.25 0.5833 0.1667 0.15 0.0167 0.1333 0.0667 0.1333
Daya Pembeda 0.125 0.0844 0.2188 0.026 0.2552 0.1781 0.1396 0.2573 0.1677 0.5854
Interpretasi Buruk Buruk Cukup Cukup Buruk Buruk Buruk Cukup Buruk Baik
220

Lampiran 14

KISI-KISI TES KEMAMPUAN REPRESENTASI SEMIOTIK


MATEMATIK

Materi : Aplikasi Turunan

Indikator
Kemampuan
Kemampuan Butir
Representasi Indikator Soal
Representasi Soal
Semiotik
Semiotik
Membuat gambar dari ilustrasi yang
Menyajikan data 1b
berhubungan dengan garis normal
atau informasi dari
Membuat gambar dari masalah yang
Ikonik suatu masalah ke 3a
diberikan
dalam tampilan
Membuat sketsa pergerakan suatu
gambar 4b
benda
Membuat persamaan dari masalah
Menyatakan
yang berhubungan dengan garis 1a
masalah dalam
normal
bentuk simbol
Membuat model matematika dari
matematik 3b
Simbolik masalah yang diberikan
Menyelesaikan Menentukan volume maksimum dari
3c
masalah dengan suatu silinder
menggunakan Menentukan kelajuan suatu benda
5
simbol matematik menggunakan konsep turunan
Menentukan dan menafsirkan
Menginterpretasi
interval waktu pergerakan suatu 4a
simbol matematik
benda berdasarkan konsep turunan
221

Membuat kesimpulkan dari grafik


Menyimpulkan fungsi turunan berdasarkan konsep 2
suatu tampilan turunan
Indeks
representasi dengan Menyimpulkan penyelesaian
bahasa/ kata-kata masalah (maksimum) dengan kata- 3d
kata
222

Lampiran 15

TES KEMAMPUAN REPRESENTASI SEMIOTIK MATEMATIK


Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Aplikasi Turunan Fungsi Aljabar

Petunjuk:
 Tulislah nama dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan.
 Baca dan kerjakan semua soal berikut ini dengan teliti, cepat, dan tepat.
 Diperbolehkan mengerjakan soal tidak sesuai dengan nomor urut soal (acak).
 Periksa kembali lembar jawabanmu sebelum dikumpulkan.

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Ali tinggal di daerah perkebunan teh yang bergelombang turun naik. Suatu pagi
Ali akan melakukan jogging melewati sebuah pabrik teh. Ali jogging dari
rumahnya yang berada 1 km sebelum dan 4 km di atas pabrik teh. Karena lelah,
Ali beristirahat di warung setelah 1 km melewati dan melihat pabrik teh berada
2 km di bawahnya. Pada saat beristirahat, dari arah yang tegak lurus (dari atas),
ada seekor burung yang menjatuhkan biji jagung dan mengenainya. Ali
melanjutkan jogging-nya hingga setelah 1 km melanjutkan jogging, ia berhenti
karena bertemu temannya dan melihat pabrik teh berada 1 km di bawah posisi
ia berhenti.
a. Buatlah model matematik dari ilustrasi tersebut!
b. Buatlah sketsa lintasan jogging dan biji jagung yang jatuh!

2. Perhatikan beberapa tampilan grafik fungsi 𝑓′(𝑥) berikut!


Jelaskan kesimpulan yang
kalian peroleh dari tampilan
grafik fungsi di samping!
223

3. Di dalam sebuah bola yang berjari-jari 3 dm akan dibuat sebuah silinder tegak
sedemikian sehingga lingkaran-lingkaran atas dan bawah silinder tersebut tepat
berada pada bidang bola.
a. Buatlah gambar dari masalah tersebut!
b. Buatlah model matematik yang menyatakan volume silinder!
c. Jelaskan berapa volume silinder maksimum yang dapat dibuat!
d. Jelaskan dan berikan kesimpulan dari hasil yang diperoleh!

4. Suatu benda bergerak sepanjang garis mendatar. Suatu saat benda dapat
bergerak ke kanan dan suatu saat juga dapat bergerak ke kiri mengikuti
persamaan jarak terhadap waktu berikut 𝑡 3 − 6𝑡 2 + 9𝑡 + 4 dengan jarak diukur
dalam sentimeter dan waktu dalam detik. Tentukanlah:
a. Jelaskan interval waktu saat benda bergerak ke kanan dan bergerak ke kiri
serta berilah penafsiran terkait hubungan waktu, jarak, kecepatan dengan
pergerakan benda!
b. Buatlah sketsa yang menggambarkan arah gerak benda!

5. Suatu besi ditemukan dengan bentuk menyerupai


gambar di samping. Lebar ujung-ujung tangannya
sama dengan lebar ujung kaki. Panjang tangan dari
ujung ke ujung adalah kuadrat dari lebar ujung
tangannya. Tinggi kaki dari besi tersebut 4 lebih
pendek dari panjang tangan. Jika dipanaskan, besi
dapat berubah ukurannya. Berapakah laju rata-rata
pertambahan luas besi tersebut pada saat ukuran ujung-
ujung tangan besi antara 4,5 cm sampai 6 cm?
224

Lampiran 16

KUNCI JAWABAN
TES KEMAMPUAN REPRESENTASI SEMIOTIK MATEMATIK

1. Misal:
Ketinggian : sumbu y
Sebelum dan sesudah pabrik : sumbu x
Asumsikan prabrik teh berada pada titik (0,0), maka diperoleh titik-titik dari
ilustrasi masalah tersebut adalah
- Rumah berada pada titik (−1,4)
- Prabrik teh berada pada titik (0,0)
- Warung berada pada titik (1,2)
- Tempat akhir berada pada titik (2,1)
a. Fungsi melalui 4 titik, maka merupakan fungsi pangkat tiga.
Bentuk umum: 𝑦 = 𝑎𝑥 3 + 𝑏𝑥 2 + 𝑐𝑥 + 𝑑
 Untuk titik (0,0) → 0 = 𝑎(0)3 + 𝑏(0)2 + 𝑐(0) + 𝑑
0=𝑑
 Untuk titik (−1,4) → 4 = 𝑎(−1)3 + 𝑏(−1)2 + 𝑐(−1) + 0
4 = −𝑎 + 𝑏 − 𝑐 … (𝑖)
 Untuk titik (1,2) → 2 = 𝑎(1)3 + 𝑏(1)2 + 𝑐(1) + 0
2 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 … (𝑖𝑖)
 Untuk titik (2,1) → 1 = 𝑎(2)3 + 𝑏(2)2 + 𝑐(2) + 0
1 = 8𝑎 + 4𝑏 + 2𝑐 … (𝑖𝑖𝑖)
Lakukan eliminasi.
4 = −𝑎 + 𝑏 − 𝑐 … (𝑖) 4 = 2𝑎 + 2𝑏 + 2𝑐 … (𝑖𝑖)
2 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 … (𝑖𝑖) 1 = 8𝑎 + 4𝑏 + 2𝑐 … (𝑖𝑖𝑖)
+ 
6 = 2𝑏 3 = −6𝑎 − 2𝑏
3=𝑏 subtitusi nilai b → 3 = −6𝑎 − 2(3)
3 = −6𝑎 − 6
9 = −6𝑎
3
−2 = 𝑎
3
Substitusi nilai a dan b → 2 = − 2 + 3 + 𝑐
225

1
=𝑐
2
3 1
Sehingga diperoleh nilai 𝑎 = − 2 , 𝑏 = 3, 𝑐 = 2 dan 𝑑 = 0, substitusi ke

bentuk umum 𝑦 = 𝑎𝑥 3 + 𝑏𝑥 2 + 𝑐𝑥 + 𝑑
3 1
𝑦 = − 2 𝑥 3 + 3𝑥 2 + 2 𝑥 (persamaan lintasan joging)

Burung menjatuhkan biji jagung dari arah yang tegak lurus pada saat Ali
berada di warung atau titik (1,2).
Menggunakan konsep persamaan garis normal kurva.
3 1
𝑦 = − 2 𝑥 3 + 3𝑥 2 + 2 𝑥
9 1 9 1
𝑦 ′ = − 𝑥 2 + 6𝑥 + → − (1)2 + 6(1) + = 2
2 2 2 2
1
Gradien 𝑚 = 1 → 𝑚𝑛 = − 2

𝑦 − 𝑏 = 𝑚𝑛 (𝑥 − 𝑎)
1
𝑦 − 2 = − (𝑥 − 1)
2
1 1
𝑦 = − 2 𝑥 + 2 2 (Persamaan biji jagung yang jatuh)

b. Biji jagung yang jatuh dari arah tegak lurus dianggap sebagai garis normal.
Sketsa lintasan jogging
Sketsa biji jagung yang jatuh

2. Dengan mengamati grafik turunan fungsi, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
grafik memiliki titik stasionernya masing-masing. Titik stasioner yang dimiliki
kedua grafik adalah titik maksimum dan titik minimum.
 Titik maksimum dapat dilihat ketika 𝑥 < 𝑎 nilai 𝑓 ′ (𝑥) > 0 atau posisi grafik
berada di atas sumbu x (y bernilai positif), kemudian grafik turun dan berada
di bawah sumbu x (y bernilai negatif) atau nilai 𝑓 ′ (𝑥) < 0 saat 𝑥 > 𝑎.
226

 Titik minimum, dapat dilihat ketika 𝑥 < 𝑎 nilai 𝑓 ′ (𝑥) < 0 atau posisi grafik
berada di bawah sumbu x (y bernilai negatif), kemudian grafik naik dan berada
di atas sumbu x (y bernilai positif) atau nilai 𝑓 ′ (𝑥) > 0 saat 𝑥 > 𝑎.
Didapati dari grafik pertama: x = 0 adalah titik maksimum
x = -4 adalah titik minimum
Didapati dari grafik kedua: x = 0 adalah titik maksimum
x = 2 adalah titik minimum

3. a.

1
𝑡
2

1 3
𝑡
2

b. Misal: Tinggi silinder =t


Jari-jari silinder = r
Berdasarkan sektsa gambar maka jari-jari silinder
1 2
𝑟 2 = 32 − ( 𝑡)
2

1
𝑟 = √32 − ( 𝑡 2 )
4

Misal volume silender dinyatakan sebagai fungsi dari t (V(t)), sehingga


𝑉 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 x 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
𝑉 = 𝜋𝑟 2 x 𝑡
2
1
𝑉(𝑡) = 𝜋 (√9 − 𝑡 2 ) x 𝑡
4

1
𝑉(𝑡) = 𝜋(9 − 𝑡 2 ) x 𝑡
4
1
𝑉(𝑡) = 9𝜋𝑡 − 𝜋𝑡 3
4
Jadi, model matematik yang menyatakan volume silender yang adalah
1
𝑉(𝑡) = 9𝜋𝑡 − 4 𝜋𝑡 3
227

𝑑𝑉
c. Syarat maksimum adalah 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 ⇒ 𝑉 ′ (𝑡) = =0
𝑑𝑡
1
𝑑(9𝜋𝑡 − 4 𝜋𝑡 3 )

𝑉 (𝑡) = =0
𝑑𝑡
3
𝑉 ′ (𝑡) = 9𝜋 − 𝜋𝑡 2 = 0
4
3 2
𝜋𝑡 = 9𝜋
4
36
𝑡2 = = 12
3
𝑡 = √12 = 2√3
Jadi, nilai t yang memenuhi agar volume silinder maksimum adalah 2√3 dm.
1
Sehingga, 𝑉(2√3) = 9𝜋(2√3) − 4 𝜋(2√3)3
1
𝑉(2√3) = 18√3𝜋 − 𝜋(24√3)
4
𝑉(2√3) = 18√3𝜋 − 6√3𝜋
𝑉(2√3) = 12√3𝜋
Jadi, volume maksimum silinder adalah 12√3𝜋 𝑑𝑚3 .

d. Untuk mendapatkan volume silinder yang maksimum harus ditentukan tinggi


maksimum silinder, karena tinggi silinder akan mempengaruhi volume dan
diameter. Dengan memisalkan sisi-sisi silinder yang belum diketahui
besarnya, akan dapat dibuat persamaan volume silinder sebagai fungsi dari
1
tinggi silinder 𝑉(𝑡) = 9𝜋𝑡 − 4 𝜋𝑡 3 . Dari persamaan tersebut dapat

menggunakan turunan (titik stasioner 𝑉 ′ (𝑡) = 0) untuk menentukan tinggi


maksimum silinder, diperoleh 𝑡𝑚𝑎𝑥 = 2√3 𝑑𝑚. Setelah itu, substitusikan
nilai t yang sudah didapat ke dalam model matematik volume maksimum
silinder. Sehingga dapat disimpulkan volume maksimum silinder yang dapat
dibuat di dalam bola yang berdiameter 3 dm adalah 12√3𝜋 𝑑𝑚3 .

4. a. - Benda bergerak ke kanan jika kecepatannya positif


- Benda bergerak ke kiri jika kecepatannya negatif
- Benda diam ketika kecepatannya sama dengan nol
𝑣(𝑡) = 𝑠 ′ (𝑡) = 3𝑡 2 − 12𝑡 + 9
228

𝑣(𝑡) = 0
3𝑡 2 − 12𝑡 + 9 = 0
3(𝑡 − 3)(𝑡 − 1) = 0
𝑡 = 3 atau 𝑡 = 1
Maka benda diam pada saat t=1 dan t=3

Tabel Interpretasi. hubungan antara waktu (t), jarak (s), kecepatan (v)
t s v Interpretasi

t<1 + + Benda berada di kanan titik asal, dan bergerak ke kanan

t=1 8 0 Benda berada 8 cm di kanan titik asal, dan geraknya


berbalik arah dari kanan ke kiri

1<t<3 + ─ Benda berada di kanan titik asal, dan bergerak ke kiri

t=3 4 0 Benda berada 4 cm di kanan titik asal, dan geraknya


berbalik arah dari kiri ke kanan

3<t + + Benda berada di kanan titik asal, dan bergerak ke kanan

Maka, dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa:


- Benda bergerak ke kanan pada interval: 0 < t < 1 atau t > 3
- Benda bergerak ke kiri pada interval: 1 < t < 3
b. t

s
0 1 2 3 4 5 6 7 8

5. Diketahui:
- Lebar ujung-ujung tangannya sama dengan panjang ujung kaki.
- Panjang tangan dari ujung ke ujung adalah kuadrat dari lebar ujung
tangannya.
- Tinggi kaki 4 lebih pendek dari panjang tangan.
229

Misalkan: lebar ujung tangan = l


l2
Sehingga dapat diberikan keterangan pada gambar l l
2 2
Luas = 𝑙 ∙ 𝑙 + 𝑙(𝑙 − 4)
𝐿 = 𝑙 3 + 𝑙 3 − 4𝑙 l2 - 4
𝐿 = 2𝑙 3 − 4𝑙
Laju rata-rata pertambahan luas besi saat 4,5 ≤ 𝑙 ≤ 6 l
𝐿 = 2𝑙 3 − 4𝑙
𝐿′ = 6𝑙 2 − 4
(6(6)2 − 4) − (6(4,5)2 − 4) 94,5
𝐿′ rata − rata = = = 63
6 − 4,5 1,5
Jadi, laju rata-rata pertambahan luas besi saat 4,5 ≤ 𝑙 ≤ 6 adalah 63.
230

Lampiran 17

HASIL POSTTEST KEMAMPUAN REPRESENTASI SEMIOTIK


MATEMATIK SISWA KELAS EKSPERIMEN

Butir Soal
No Nama Y Nilai
1b 1a 2 3a 3b 3c 3d 4a 4b 5
1 AE 4 4 2 4 4 4 1 2 4 4 33 82.5
2 BE 3 4 0 4 4 4 2 1 0 4 26 65
3 CE 4 4 3 4 4 4 1 3 2 4 33 82.5
4 DE 1 1 2 1 1 0 0 1 0 4 11 27.5
5 EE 3 4 1 4 4 4 1 1 2 3 27 67.5
6 FE 3 4 2 4 4 4 2 1 1 3 28 70
7 GE 4 4 3 2 4 4 1 2 1 4 29 72.5
8 HE 1 0 0 4 4 4 0 0 0 4 17 42.5
9 IE 1 3 2 2 4 4 4 2 2 4 28 70
10 JE 3 4 4 4 4 4 1 2 1 4 31 77.5
11 KE 4 4 4 4 4 4 1 2 1 4 32 80
12 LE 2 3 4 2 4 4 3 4 4 4 34 85
13 ME 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 37 92.5
14 NE 3 2 4 2 4 4 3 4 4 4 34 85
15 OE 4 3 1 1 1 0 1 0 1 4 16 40
16 PE 3 2 2 2 0 0 0 0 1 4 14 35
17 QE 1 3 4 2 4 4 3 4 0 4 29 72.5
18 RE 1 2 2 2 4 4 4 2 2 4 27 67.5
19 SE 1 4 4 2 4 4 1 2 0 4 26 65
20 TE 2 4 0 2 4 4 0 0 0 4 20 50
21 UE 1 0 0 4 1 0 0 0 0 0 6 15
22 VE 3 4 4 4 4 4 0 2 0 4 29 72.5
23 WE 4 2 0 2 0 0 0 2 4 4 18 45
24 XE 3 4 4 4 4 4 1 2 1 4 31 77.5
25 YE 4 1 1 1 1 0 1 0 1 4 14 35
26 ZE 2 0 0 0 0 0 0 0 0 4 6 15
27 AAE 4 4 2 4 4 4 2 0 1 4 29 72.5
28 ABE 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 7 17.5
29 ACE 3 2 4 1 4 4 3 1 0 4 26 65
30 ADE 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 36 90
31 AEE 1 0 0 1 4 4 0 0 0 4 14 35
Total 80 84 68 79 96 92 43 48 40 118 748 1870
Rata-rata 2.58 2.71 2.19 2.55 3.1 2.97 1.39 1.55 1.29 3.81 24.13 60.32
231

Lampiran 18

HASIL POSTTEST KEMAMPUAN REPRESENTASI SEMIOTIK


MATEMATIK SISWA KELAS KONTROL

Butir Soal
No Nama Total Nilai
1b 1a 2 3a 3b 3c 3d 4a 4b 5
1 AK 3 1 3 2 4 4 3 2 1 4 27 67.5
2 BK 2 1 2 3 4 4 0 2 4 3 25 62.5
3 CK 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 6 15
4 DK 2 1 2 2 4 4 2 2 4 4 27 67.5
5 EK 2 1 2 3 4 4 0 2 4 3 25 62.5
6 FK 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 4 10
7 GK 1 0 1 3 1 0 0 2 4 1 13 32.5
8 HK 2 1 2 2 4 4 0 2 4 3 24 60
9 IK 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 5 12.5
10 JK 2 1 0 2 4 4 0 2 4 3 22 55
11 KK 3 3 0 2 4 4 4 1 1 4 26 65
12 LK 2 1 2 4 4 4 0 2 2 4 25 62.5
13 MK 2 1 2 3 4 4 0 2 2 3 23 57.5
14 NK 2 1 4 2 4 4 2 2 4 4 29 72.5
15 OK 2 1 0 3 0 1 0 0 0 0 7 17.5
16 PK 0 0 0 1 1 0 0 0 0 3 5 12.5
17 QK 0 0 3 2 4 4 0 6 0 0 19 47.5
18 RK 2 1 0 1 4 4 0 2 4 3 21 52.5
19 SK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 10
20 TK 1 1 1 3 4 4 0 2 4 3 23 57.5
21 UK 1 0 1 3 1 0 2 2 2 1 13 32.5
22 VK 1 1 0 2 0 0 0 2 0 0 6 15
23 WK 2 1 0 4 4 4 2 1 1 1 20 50
24 XK 2 1 0 1 0 1 2 0 0 0 7 17.5
25 YK 1 1 2 4 4 4 0 2 0 2 20 50
26 ZK 1 1 2 2 4 4 1 2 2 4 23 57.5
27 AAK 2 1 2 2 4 4 2 2 2 3 24 60
28 ABK 2 1 3 3 4 4 3 3 1 3 27 67.5
29 ACK 2 1 1 2 4 4 2 2 2 4 24 60
30 ADK 1 2 1 2 4 4 0 2 0 3 19 47.5
31 AEK 1 0 0 2 4 4 0 2 4 3 20 50
32 AFK 2 1 0 3 4 4 0 2 4 3 23 57.5
33 AGK 2 0 1 3 0 1 0 0 0 0 7 17.5
Total 52 28 39 73 93 93 26 53 60 76 593 1483
Rata-rata 1.58 0.85 1.18 2.21 2.82 2.82 0.79 1.61 1.82 2.3 18 44.92
232

Lampiran 19

HASIL PERHITUNGAN STATISTIK DESKRIPTIF DATA HASIL


PENELITIAN DENGAN SPSS KELOMPOK EKSPERIMEN DAN
KELOMPOK KONTROL

A. Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen

B. Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Kelompok Kontrol


233
234

Lampiran 20

HASIL UJI NORMALITAS DAN UJI HOMOGENITAS DENGAN SPSS

A. Hasil Uji Normalitas

Pada tabel lihat nilai Sig. pada Shapiro-Wilk


Nilai Sig. kelompok eksperimen = 0,010
Nilai Sig. kelompok kontrol = 0,000
Taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 0,05
Nilai Sig. kedua kelompok < (α), sehingga H0 ditolak atau sampel berasal dari
populasi yang tidak berdistribusi normal.

B. Hasil Uji Homogenitas

Nilai Sig. yang diperoleh = 0,585


Taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 0,05
Nilai Sig. > (α), sehingga H0 diterima atau varians kedua kelompok adalah
homogeny.
235

Lampiran 21

HASIL UJI HIPOTESIS STATISTIK DENGAN SPSS

Taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 0,05


Nilai Asymp Sig. (2-tailed) = 0,002
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed)/2 = 0,002/2 = 0,001
p-value = 0,001 < 0,05 sehingga H1 diterima.
Kesimpulan:
Rata-rata kemampuan representasi semiotik matematik siswa kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada kemampuan representasi semiotik matematik
siswa pada kelompok kontrol.
236

Lampiran 22

PERHITUNGAN PROPORSI VARIANS (EFFECT SIZE)

𝑡02
𝜂2 =
𝑡02 + 𝑑𝑏

2
2,7922
𝜂 = = 0,112
2,7922 + 62
Keterangan:
to = t hitung = 2,792
db = derajat bebas = 31 + 33 -2 = 62
237
238

lampiran 24
239
240
241
242
243

6-157
492-493.
244
245

Lampiran 25
246

Lampiran 26
247

Lampiran 27

Anda mungkin juga menyukai