Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Disusun Oleh:
ISMA HASANAH
NIM 106017000526
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Jakarta,Desember 2010
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Tanda Tangan
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, Desember 2010
Yang Menyatakan
Isma Hasanah
ABSTRA
Penelitian ini dilakukan di MTs. Al-Falah Kebayoran Lama Jakarta Selatan dari
tanggal 11 Oktober – 8 November 2010. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
pengaruh metode SQ3R terhadap pemahaman konsep matematika siswa. Metode
yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Post Test Only
Control group Design. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random
sampling. Intrumen penelitiannya berupa tes essay sebanyak 7 soal. Untuk teknik
analisa data peneliti menggunakan uji perbandingan satu arah dengan uji “t”.
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar 2,018 dan
ttabel sebesar 1,673 . Karena thitung > ttabel (2,018 > 1,673), maka Ha diterima, artinya
rata-rata pemahaman konsep matematika yang diajarkan dengan metode SQ3R lebih
tinggi dari rata-rata pemahaman konsep matematika yang diajarkan dengan metode
konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan pembelajaran dengan
menggunakan metode SQ3R berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematika
siswa
i
ABSTRAC
The research was held in MTs. Al-Falah junior high school Kebayoran Lama, South
Jakarta on October 11th to November 8th 2010. The purpose of this rasearch is to
know the influence of SQ3R method through student’s understanding of
mathematical concept. The method used is quasi eksperiment with post test only
control group design. To take the sample, the researcher used cluster random
sampling. The research instrument is essay which content only seven questions. The
technic of data analysis is one tail test with T-test. According to the calculation
resulst of the hypotesis test, the researcher got ttest was 2,018 and ttabel was
1,673.Since ttest > ttabel (2,018 > 1,673),that Ha is accepted. This means that the
average of the stuent’s understanding of mathematical concept by using SQ3R
learning methode is higher than which tought by conventional method. Therefore
learning math by using SQ3R methode have influence on student’s understanding of
mathematical concept.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan izin-Nya saya bisa
membuat skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu saya selalu mencurahkan do’a kepada-Nya untuk memohon bantuan
dan pertolongan dalam menyelesaikan skripsi ini agar selalu diberikan
kemudahan dalam segala urusan baik lahiriyah maupun batiniyah.
Selama penyusunan ini tidak sedikit hambatan yang penulis alami, karena
berkat do’a, kesungguhan hati, kerja keras, dan bantuan dari berbagai pihak
skripsi ini dapat terselesaikan. Tidak ada kata selain terima kasih penulis ucapkan
atas bimbingan, dorongan, masukan-masukan positif yang diberikan untuk
skripsi ini, lebih khusus lagi penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika.
3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika.
4. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd., dosen Pembimbing I dan Ibu Maifalinda
Fatra M.Pd., dosen Pembimbing II . Dengan kesabaran dan keikhlasannya
telah membimbing, memberikan saran, masukan serta mengarahkan penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen yang telah membimbing, mendidik dan memberikan ilmunya
kepada penulis dalam perkuliahan. Semoga ilmu yang telah diberikan kepada
penulis menjadi amal ibadah dan pahala di sisi Allah SWT. Dan semoga ilmu
yang telah diberikan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis. Staff
Jurusan (K. Dede) yang telah melayani penulis dalam pembuatan surat-surat.
6. Kedua orangtua tercinta yang tidak henti-hentinya mencurahkan do’a dan
terus memberikan dorongan moril maupun materil sampai penyusunan skripsi
ini. Semoga amal ibadahnya dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.
7. Kakak-kakak tercinta yang telah memberikan dorongan baik secara moril
maupun materil.
iii
8. Bapak Yusri,H.K S.Pd., Kepala Sekolah MTs. Al-Falah yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian skripsi ini di institusi yang beliau
pimpin.
9. Ibu Lu’Luul Khusna, S.Pd, guru mata pelajaran matematika kelas VIII yang
telah membantu penulis dalam penelitian.
10. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Matematika kelas B,
khususnya Rina, Lilis dan Yuli, teman-teman angkatan 2006 yang tak dapat
disebutkan satu persatu, teman-teman BEMJ Pend. Matematika 2008 – 2009,
dan panitia LCCM IX, yang selalu memberikan motivasi, persahabatan dan
kenangan yang tak terlupakan.
11. Semua pihak yang terkait yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu nama,
jabatan serta sumbangsihnya, penulis ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya.
Hanya do’a yang penulis haturkan semoga semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan dan pahala yang
berlipat ganda dari Allah SWT.
Akhirnya penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan bagi semua pihak yang membacanya. Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................6
C. Pembatasan Masalah.....................................................................................6
D. Rumusan Masalah.........................................................................................6
E. Tujuan Penelitian.........................................................................................7
F. Manfaat Penelitian........................................................................................7
BAB II LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoretik.........................................................................................8
1. Belajar dan Pembelajaran.......................................................................8
2. Pembelajaran Matematika......................................................................11
3. Pemahaman Konsep Matematika...........................................................14
4. Berbagai Metode Pembelajaran Matematika.........................................19
5. Metode SQ3R........................................................................................21
6. Metode Konvensional...........................................................................29
B. Hasil Penelitian yang Relevan.....................................................................31
C. Kerangka Berpikir.......................................................................................32
D. Hipotesis Penelitian.....................................................................................34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................35
B. Desain Penelitian..........................................................................................35
v
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel...................................................36
D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................36
E. Kontrol Terhadap Validitas Internal.............................................................37
1. Uji Validitas...........................................................................................38
2. Uji Reliabilitas........................................................................................39
3. Tingkat Kesukaran Soal..........................................................................40
4. Daya Pembeda Soal...............................................................................41
F. Analisis Data.................................................................................................43
1. Uji Normalitas.........................................................................................43
2. Uji Homogenitas.....................................................................................44
3. Pengujian Hipotesis................................................................................44
G. Hipotesis Statistik.........................................................................................47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data..............................................................................................47
B. Pengujian Persyaratan Analisis....................................................................53
1. Uji Normalitas........................................................................................53
2. Uji Homogenitas.....................................................................................54
C. Pengujian Hipotesis......................................................................................55
D. Pembahasan.................................................................................................57
E. Keterbatasan Penelitian................................................................................60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...................................................................................................61
B. Saran.............................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR
vii
DAFTAR
viii
DAFTAR
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sri Anitah dan Janet Trineke, Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta:UT,
2007), h. 7.11
1
2
2
Fadjar Shadiq, “Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting?”, dari: www.
Fadjarp3g.woordpress.com, diakses Selasa 22 Juni 2010, pukul: 10.00
3
Luxsman, “Prestasi Anak Bangsa Indoesia” dari:
http://luxsman.blogspot.com/2009/08/prestasi-anak-bangsa-indonesia.html ,diakses
Jum’at, 2 Juli 2010,pukul 10.00
4
Hilda Sabri, “ RI Juara Umu Kompertisi The 3rd WIZMIC 2009”
dari:http://web.bisnis.com/umum/pendidikan/1id145058 , diakses Jum’at, 2 Juli 2010,
pukul: 12.00
3
secara umum adalah 397. Nilai tersebut masih jauh dari standar minimal nilai
rata-rata kemampuan matematika yang ditetapkan TIMSS yaitu 500.5
Keadaan ini sangat ironis dengan kedudukan dan peran matematika untuk
pengembangan ilmu dan pengetahuan. Mengingat matematika merupakan
induk ilmu pengetahuan, ternyata matematika hingga saat ini belum menjadi
pelajaran yang difavoritkan. Berhasil atau gagalnya dalam mempelajari
matematika disebabkan karena tingkat kesulitan materi pelajaran, metode
pembelajaran yang digunakan, penguasaan konsep dasar, minat siswa dan
bakat siswa.
Berdasarkan pengamatan penulis di sekolah tempat Praktek Profesi
Keguruan Terpadu (PPKT) pada tahun 2010, menunjukkan bahwa siswa hanya
mampu mengerjakan soal dengan mengikuti langkah-langkah yang diberikan
guru dan siswa terbiasa menghafal suatu konsep tanpa tahu bagaimana
pembentukan konsep itu berlangsung. Siswa mampu menghafal dengan baik
tentang materi ajar, namun pada kenyataannya mereka belum memahaminya.
Selain itu, ketika siswa diberikan soal siswa kurang mencermati isi soal. Hal ini
disebabkan karena siswa kurang teliti dalam membaca soal, sehingga siswa
tidak bisa menentukan konsep yang tepat untuk menjawab soal yang diberikan.
Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang disegani siswa,
karena matematika bagi mereka merupakan pelajaran yang sulit dan identik
dengan simbol-simbol dan rumus-rumus. Sering kali siswa kesulitan belajar
matematika karena mereka belum memahami konsep matematika yang mereka
pelajari. Siswa hanya sekedar mengetahui konsep matematikanya, tetapi
mereka tidak bisa menerapkannya dalam memecahkan masalah. Untuk
memahami suatu pokok bahasan matematika siswa harus menguasai konsep-
konsep matematika serta keterkaitan antara konsep yang satu dengan yang
lainnya.
5
Herlanti, “Prestasi Sains Indonesia”, dari:http://yherlanti.wordpress.com/2009/01/17/prestasi-
sains-indonesia-di-timss/, diakses Jum’at, 2 Juli 2010
4
6
Fadjar Shadiq, “Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting?”, dari: www.
Fadjarp3g.woordpress.com, diakses Selasa 22 Juni 2010, pukul: 10.00
7
Utari Sumarmo, “Pembelajaran Keterampila Membaca Matematika Pada Siswa
Sekolah Menengah” dari:http://math.sps.upi.edu/wp-content/uploads/2010/MKLH-
KETBACA-MAT-NOV-06-new.pdf, diakses Rabu, 15 Juni 2010 pukul: 11.00
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka masalah-
masalah yang diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika masih berpusat pada guru
2. Guru cenderung menggunakan metode pembelajaran konvensional dan
tidak variatif
3. Pemahaman konsep matematik siswa masih rendah
4. Siswa kurang teliti dalam membaca soal
5. Prestasi belajar matematika yang masih rendah dibandingkan dengan
pelajaran lain
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, maka perlu pembatasan
masalah:
1. Penelitian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan pemahaman
konsep matematik siswa yang sesuai dengan landasan Taksonomi Bloom
2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode SQ3R
3. Pokok bahasan yang diteliti adalah fungsi
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan
metode SQ3R dan metode konvensional?
2. Apakah kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan
dengan metode SQ3R lebih tinggi dari kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa yang diajarkan dengan metode konvensional?
7
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan data tentang kemampuan
pemahaman konsep matematik siswa dengan menggunakan metode SQ3R
dan metode konvensional
2. Untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika yang
menggunakan metode SQ3R lebih tinggi dari pemahaman konsep
matematika siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru
a. Memperoleh pengetahuan tentang pembelajaran dengan metode SQ3R
b. Dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas
dengan baik.
2. Bagi peneliti
a. Memperoleh pengalaman langsung dalam praktek metode SQ3R
b. Memperoleh bekal tambahan sebagai calon guru matematika sehingga
diharapkan dapat bermanfaat kelak ketika terjun di lapangan.
3. Bagi Pembaca
a. Memperoleh pengetahuan tentang Pengaruh Metode SQ3R terhadap
Pemahaman Konsep Matematika Siswa
8
BAB II
Landasan Teoretik, Kerangka Berpikir
dan Hipotesis Penelitian
A. Deskripsi Teoretik
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan kegiatan berproses yang dilakukan di dalam
pendidikan. Belajar dapat membuat siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu,
dari yang tidak bisa menjadi bisa dan siswa banyak mendapatkan informasi
dari proses belajar. Ini berarti berhasil atau gagalnya siswa sangat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika berada di
sekolah, maupun lingkungan di rumah atau keluarganya sendiri.
Pengertian belajar yang dikemukakan oleh Fontana yaitu “suatu
proses perubahan relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari
pengalaman”.1 Chaplin membatasi belajar dengan 2 macam rumusan yaitu:2
a. Acquisition of any relatively permanent change in behaviour as
result of practice and experience. Belajar adalah perolehan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat
praktik dan pengalaman.
b. Process of acquiring responses as a result of special practice.
Belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat
adanya pelatihan khusus.
Kegiatan proses belajar dapat membuat siswa mengalami perubahan-
perubahan menuju kearah yang lebih baik. Perubahan tersebut tidak hanya
pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek sikap (afektif) dan keterampilan
(psikomotorik). Perubahan-perubahan akibat proses belajar adalah
perubahan yang relatif menetap atau tidak mudah hilang, karena ketika
siswa melakukan proses belajar siswa akan dilatih segala aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik sehingga akan terjadi peningkatan. Oleh karena itu
1
Paulina Panen, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: UT, 2001), h.1.2
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2010), ed. 15, h. 88
8
9
perubahan yang terjadi pada diri siswa tidak mudah hilang bahkan terus
berkembang apabila siswa sering melakukan kegiatan belajar.
Menurut Hakim belajar adalah “suatu perubahan di dalam kepribadian
manusia, dan perubahan tersebut di tampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan pemahaman, keterampilan, daya fikir”.3
Sedangkan Hilgard dan Marquist berpendapat bahwa “belajar merupakan
proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan,
pembelajaran, dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri”. 4
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang mengakibatkan siswa
dapat merespon ilmu pengetahuan yang diberikan sehingga terjadi
peningkatan daya pikir, keterampilan, pemahaman, sikap, pengetahuan, dan
lain-lain yang dilakukan melalui pembelajaran.
Belajar merupakan aktivitas yang berproses yang di dalamnya banyak
perubahan-perubahan yang bertahap. Menutut Wittig (Syah, 2009) setiap
proses belajar selalu berlangsung dalam tahapan-tahapan yang mencakup:
Acquistion (tahap perolehan/peneriman informasi), Storage (tahap
penyimpanan informasi), dan Retrieval (tahap mendapatkan kembali
informasi).5 Pada tahap acquition, siswa mulai menerima informasi dan
mengembangkan hasil informasi itu hingga menimbulkan pemahaman.
Apabila pada tahap ini gagal, maka siswa akan kesulitan untuk melalui
tahap storage. Tahap storage adalah tahap penyimpanan informasi yang
telah didapat pada tahap acquistion. Selanjutnya pada tahap retrieval, siswa
akan mengaktifkan kembali memorinya untuk memecahkan masalah.
Misalnya ketika siswa melakukan evaluasi setelah belajar, UAS, UN, siswa
akan berusaha memanggil informasi-informasi yang telah dipahaminya
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
3
Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan
Konsep Islami, (Bandung:PT. Refika Aditama, 2007), Cet. I, h.6.
4
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 13
5
Muhibbinn Syah, Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2010), Cet. 15, h. 111
1
6
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Surabaya:Pustaka
Belajar, 2009), h. 13
7
Paulina Panen, Belajar dan Pembelajaran,...,h. 1.5
8
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran,..., h. 63
1
2. Pembelajaran Matematika
Menurut Suhendar istilah kata matematika menurut berbagai bahasa
antara lain mathematics (bahasa Inggris), mathematik (bahasa Jerman),
mathematique (bahasa Perancis), matematico (bahasa Italia), matematiceski
(bahasa Rusia) dan mathematick (bahasa Belanda). Istilah matematika yang
dinyatakan dalam berbagai ungkapan tersebut berasal dari bahasa Yunani,
yaitu mathematike yang mengandung pengertian hal-hal yang berhubungan
(relating to learning). Kata tersebut mempunyai akar kata mathema yang
artinya pengetahuan atau ilmu. Kata ini pun berhubungan erat dengan kata
lain, yaitu mathamein yang maknanya adalah belajar.9
Terdapat beberapa pengertian matematika menurut para ahli,
diantaranya seperti yang diungkapkan Paling (Abdurrahman, 2002) yaitu
matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah
yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan
pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang
menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri
manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. 10
Sedangkan James dan James (Suherman, 2003) mengatakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran,
dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis, dan geometri.11
Berdasarkan pendapat di atas matematika adalah ilmu yang berisi
struktur-struktur, konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya. Agar
siswa mengetahui dan memahami konsep-konsep serta struktur-struktur
yang ada di matematika, maka diperlukan belajar matematika. Menurut
Skemp inti belajar matematika adalah “agar siswa memiliki pemahaman
9
Suhendar, Perkembangan kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007), h. 7.4
10
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), cet. 1, h. 252
11
Erman Suherman, Strategi pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung : JICA,
2003), h. 16
1
relasional dimana para siswa dapat melakukan sesuatu namun ia juga harus
dapat menjelaskan mengapa ia harus melakukan”.12
Cornelius mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika, yaitu:13
1) Sarana berpikir yang jelas dan logis
2) Sarana untuk memecahkan masalah dalan kehidupan sehari-hari
3) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi
pengalaman
4) Sarana untuk mengembangkan kreativitas
5) Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya.
12
Fadjar Shadiq, “Apa Implikasi dari inti Psikologi Kognitif Terhadap Pembelajaran
Matematika?” dari : Limas, No. 22, April 2009
13
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, ..., h. 253
14
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematik Kontemporer,..., h. 33
1
15
Suhendar, Perkembangan kurikulum dan Pembelajaran Matematika, ..., h. 8.13
16
Suhendar, Perkembangan kurikulum dan Pembelajaran Matematika, ..., . 9.6
1
17
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematik Kontemporer,..., h. 32
18
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) cet. 9, Ed.
1, h. 79
19
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, ..., h. 80
1
mengaitkan dengan ide lain, dan juga tanpa harus melihat ide itu secara
mendalam.20
Supaya siswa memahami objek secara mendalam, siswa harus benar-
benar mengenal atau mengetahui objek itu sendiri dari sifat-sifat atau
perbedaan antara objek tersebut. Dengan demikian siswa dapat lebih mudah
untuk mengetahui relasi antara objek yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Bloom pemahaman dapat dibedakan menjadi 3 kategori,
yaitu:21
1) Pengubahan (translation), kemampuan dalam memahami suatu objek
yang dinyatakan dengan cara lain dari pernyataan asal yang dikenal
sebelumnya. Pada pembelajaran matematika pemahaman translation
berkaitan dengan kemampuan siswa menterjemahkan kalimat dalam soal
menjadi bentuk lain. Misalnya dapat menyebutkan variabel-variabel yang
diketahui dan ditanya.
2) Pemberian arti (interpretation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menentukan konsep-konsep yang tepat untuk
digunakan dalam menyelesaikan masalah. Misalnya dalam membedakan
relasi, fungsi, dan korespondensi satu-satu dalam diagram panah maka
konsep dasar yang harus dipahami siswa adalah definisi relasi, fungsi,
dan korespondensi satu-satu.
3) Pembuatan ekstrapolasi (extrapolation), yaitu pemahaman yang berkaitan
dengan kemampuan siswa menerapkan konsep dalam perhitungan
matematis untuk menyelesaikan soal. Misalnya menentukan banyak
fungsi dengan anggota himpunan tidak dirincikan, maka langkah pertama
yang harus dilakukan adalah merincikan anggota himpunan,menentukan
banyak anggota, kemudian menentukan banyak fungsi.
20
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), cet.1, h.
69
21
Algoritma (Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika): “Pembelajaran dengan
Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi
Matematika Siswa SMP”, (Jakarta: CeMED, UIN Jakarta, 2006), hlm. 108
1
22
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, ...,h.140
23
Tim Penulis Pekerti Bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran
Biologi di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PAU-PPAI, 2001),h.7
24
Wahyudin dan Sudrajat, Ensiklopedia Matematika untuk SLTP, (Jakarta: PT CV Tarity
Samudera Berlian, 2003), h. 7
1
25
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem,...,h. 9
26
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran,..., h. 73
27
Sri Anitah dan Janet Trineke Manoy, Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: UT,
2007), cet. 1, h. 7.6
28
Algoritma (Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika) : “Pengaruh Pendekatan
Contextual Learning pada Materi Bangun Ruang Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP”,
(Jakarta: CeMED, UIN Jakarta, 2006), h. 207
1
29
Mulyati, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Publishing Quality), h. 59.
1
30
Suhendar, Perkembangan kurikulum dan Pembelajaran Matematika, ..., h. 7.21
31
Sri Anitah Wiryawan dan Noorhadi Th, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: UT, 2001), h. 1.4
2
32
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Aplikasi PAIKEM,...h. 89
2
5. Metode SQ3R
Ada beberapa metode membaca yang telah dikembangkan dan
diterapkan dalam berbagai penelitian, salah satunya adalah metode SQ3R.
Metode SQ3R adalah metode memabaca untuk memahami bahan
ajar/materi, soal-soal cerita, dan lain-lain. Metode SQ3R telah banyak
terbukti bahwa dengan metode SQ3R dapat meningkatkan memahami
bacaan baik itu materi pelajaran, cerita, novel.
Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson pada tahun
1946 di Universitas Ohio Amerika Serikat.33 Metode SQ3R dapat
digunakan dalam pembelajaran untuk membantu memahami materi, seperti
di perguruan tinggi ataupun sekolah-sekolah. Dahulu metode SQ3R
digunakan sebagai sistem belajar untuk mahasiswa di perguruan tinggi
tetapi metode ini juga cocok untuk alat belajar siswa, karena metode ini
mudah diadaptasikan untuk teks cerita nyata yang lebih sederhana.34
Metode ini dirancang untuk membantu siswa memahami materi yang
digunakan beberapa tahap untuk membimbing siswa selama membaca dan
belajar. Langkah-langkah metode SQ3R disusun secara sistematis dan
bertahap hingga memudahkan siswa untuk memahami materi. Langkah-
33
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,....h.128
34
Pamela J. Faris, Teaching Reading: A Balanced Approach For Today’s Clasrooms, (New
York: MC Graw Hill, 2004), h. 356
2
langkah pada metode SQ3R yaitu Survey, Question, Read, Recite, dan
Review.35
Pada proses belajar, ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami definisi, cerita, atau bacaan lainya, sehingga mereka
terhambat untuk mendapatkan informasi dari apa yang dibacanya. Tidak
jarang untuk memahami suatu bacaan kita membaca lebih dari satu kali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam membaca dapat
dipengaruhi karena kondisi lingkungan keluarga, sekolah, tingkat materi
pelajaran, dan minat membaca.
Metode SQ3R dikenal untuk mempelajari suatu bacaan pada mata
pelajaran yang banyak mengandung bacaan, seperti mata pelajaran
geografi, sejarah, bahasa inggris. Padahal setelah dilakukan beberapa
penelitian, metode SQ3R juga dapat diterapkan pada pelajaran eksakta
seperti fisika, matematika, kimia, dan biologi. Penerapan pada pelajaran
eksakta sama halnya dengan pelajaran yang bukan eksakta. Seperti yang
dikatakan oleh Sagala (2009) metode SQ3R dapat digunakan untuk mata
pelajaran apa saja.36
Pada penerapan metode SQ3R siswa tidak sekedar menghafal dan
mengulang tanpa pemahaman makna, tetapi juga dapat melibatkan siswa
pada proses berpikir dan mencari pemahaman makna dari informasi yang
sedang dipelajari. Untuk memperoleh pemahaman dari informasi yang
dipelajari, siswa harus terampil membaca materi yang disajikan guru.
Adapun langkah-langkah metode SQ3R yaitu:
1) Survey
Survey adalah aktivitas siswa untuk mengamati atau
mengidentifikasi seluruh teks dari segi judul, subjudul, kata-kata yang
bercetak miring, kata-kata yang dibold atau kata-kata yang dianggap
penting. Pada aktivitas survey ini guru membantu dan mendorong siswa
35
Soedarso, Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Aktif, (Jakarta: Garamedia Pustaka,
2004), h. 59
36
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran,..., h. 60
2
untuk memeriksa dan meneliti secara singkat seluruh teks yang dibaca.
Survey ini dilakukan hanya beberapa menit. Pada langkah survey,
siswa dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, stabilo untuk menandai
bagian-bagian tertentu. Bagian-bagaian tertentu ini akan dijadikan dan
mempermudah menyusun bahan pertanyaan pada langkah berikutnya.
2) Question
Question adalah aktivitas siswa untuk menyusun pertanyaan-
pertanyaan yang relevan dengan teks. Pada langkah ini guru
memberikan petunjuk atau contoh kepada siswa untuk membuat
pertayaan-pertanyaan yang jelas, singkat, dan relevan, misalnya dengan
menggunakan kata tanya apa, bagaimana, mengapa, kapan, dimana,
siapa, dll. Misalnya, jika judul bacaan itu relasi dan cara penyajian
relasi, pertanyaan yang bisa muncul adalah apakah yang dimaksud
dengan relasi? atau bagaimanakah cara penyajian relasi? Jumlah
pertanyaan bergantung pada panjang-pendeknya teks dan kemampuan
siswa dalam memahami teks.
3) Read
Read adalah aktivitas membaca teks secara aktif. Aktivitas ini
dilakukan untuk mencari ide pokok dan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang telah dibuat pada langkah kedua. Tandailah kata kunci
dengan menggaris bawahi, memberikan warna, atau membuat catatan
dipinggir halaman.
4) Recite
Recite adalah aktivitas menjawab setiap jawaban yang telah
ditemukan. Pada langkah ini siswa menyebutkan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. Siswa harus merubah
informasi yang telah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri dan
mengatakannya dengan lantang. Pada langkah ini siswa dilatih untuk
tidak membuka catatan jawaban. Jika sebuah pertanyaan tidak terjawab,
siswa tetap menjawab pertanyaan berikutnya hingga seluruh pertanyaan
dapat dijawab dengan baik. Recite merupakan aktivitas siswa untuk
2
37
Soedarso, Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Aktif, (Jakarta: Garamedia Pustaka,
2004), h. 58
38
John, Edwin, Literacy for Children in an Information Age, (Canada: Thomson Higher
Education, 2008) h. 217
39
Nida Husna, Step by Step to Reading Skill, (Jakarta: English Department Faculty of
Tarbiyah and Teachers Training Syarif Hidayatullah State Islamic University 2006), Cet. 3, h. 11
2
40
Utari Sumarrno, “Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika Pada Siswa Sekolah
Menengah”, dari: http://math.sps.upi.edu/wp-content/uploads/2010/02/MKLH-KETBACA-MAT-
NOV-06-new.pdf, diakses, Rabu, 15 juni 2010,pukul: 11.00
2
Tabel 1
Langkah-Langkah Metode
Langkah-langkah SQ3R
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
a. Memberikan bahan a. Membaca bahan
bacaan kepada siswa bacaan yang
b. Menginformasikan diberikan
cara b. Mengidentifikasi
mengidentifikasi teks bacaan dari segi
Survey bahan bacaan judul, subjudul,
dengan symbol, grafik, atau
memperhatikan istilah-istilah yang
judul, subjudul, ada pada teks bacaan
symbol, grafik, atau
istilah-istilah
a. Memberikan tugas a. Membuat
kepada siswa untuk pertanyaan dari hasil
Question membuat pertanyaan pengamatan yang
yang sesuai dengan dilakukan pada
hasil survey langkah survey
a. Memberikan tugas a. Membaca secara
kepada siswa untuk aktif sambil
membaca bahan memahami konsep
bacaan secara yang ada pada bahan
Read
menyeluruh bacaan guna
b. Meminta siswa mencari jawaban-
untuk jawaban yang telah
mendiskusikan disusun
2
Rela
2) Langkah kedua : Question/membuat pertanyaan
si
a. apakah yang dimaksud dengan relasi?
1. Pengertian Relasi
b. apakah yang dimaksud dengan himpunan?
Banyak kasus di dalam kehidupan yang sering kita jumpai adanya
3) Langkah ketiga : Read/membaca keseluruhan teks dengan
hubungan (relasi) antara himpunan yang satu dengan himpunan lainnya.
teliti
Hubungan tersebut disebut relasi. Untuk memahami pengertian relasi,
4) Langkah keempat : Recite/menjawab pertanyaan
perhatikan uraian berikut:
a. relasi adalah adanya hubungan antara himpunan A dengan himpunan B
Suatu kumpulan anak Tino, Ayu, Togar, dan Nia ditanya ibu guru tentang
b. himpunan adalah kumpulan anggota-anggota yang sejenis
jenis minuman yang mereka sukai. Ternyata Tino dan Ayu suka minum
teh, Ayu dan Togar suka minum susu, Togar dan Nia suka minum kopi.
Berdasarkan keterangan di atas dapat dibentuk 2 himpunan,
yaitu: Himpunan anak, A = {Tino, Ayu, Togar, Nia}
Himpunan jenis minuman yang disukai, B = {Teh, susu,
kopi}. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Langkah-langkah membaca menggunakan metode
Suatu Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah
41
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,...., h. 203
3
42
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta:Kencana, 2007), h. 183
3
Tabel 2
Perbandingan metode SQ3R dengan metode konvensional
Aspek yang
Metode SQ3R Metode Konvensional
dibandingkan
Siswa lebih aktif Siswa umumnya
Aktivitas Siswa
bersifat pasif
Guru sebagai fasilitator Guru memberikan
dalam pembelajaran informasi dan berperan
Aktivitas Guru
penting dalam
pembelajaran
Siswa ditekankan untuk Penekanan siswa untuk
dapat menemukan dapat menerima
Kegiatan Pembelajaran pengetahuan atau pengetahuan dari
konsep-konsep yang penjelasan guru
ada dalam materi
Aktivitas kelas lebih Aktivitas kelas lebih
interaktif dan dapat cenderung pasif,
memperdayakan semua monoton, dan kurang
Aktivitas kelas
siswa dalam kegiatan melibatkan semua
survey,question,read siswa
recite, and review
komunikasi matematika siswa yang lambat dan siswa yang cepat dengan
metode SQ3R mengalami peningkatan43
2) Penelitian Edy Suparno (2009) yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran
Matematika melalui Metode Survey, Question, Read, Recite, Review
(SQ3R) Terhadap Prestasi Belajar Siswa ditinjau dari Kreativitas Belajar
(Pada siswa kelas X Semester II Tahun pelajaran 2008/2009 SMA Negeri
1 Kartasura) menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih
tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol, ini berlaku untuk semua tingkat
kreativitas (tinggi, sedang, dan rendah).44
C. Kerangka Berpikir
Pemahaman konsep matematika merupakan landasan dasar dalam
belajar matematika, oleh karena itu dalam pembelajaran matematika yang
ditekankan terlebih dahulu adalah pemahaman konsep yang baik dan benar.
Agar siswa lebih memahami konsep dengan baik dan benar, para guru
matematika harus berusaha untuk mewujudkan keabstrakan konsep menjadi
yang lebih konkret.
Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam mengklasifikasi
konsep dan mengimplementasikan konsep berdasarkan contoh dan bukan
contoh, dan siswa dapat mengungkapkan suatu konsep dengan menggunakan
kata-kata sendiri disertai alasannya.
Masalah yang sering terjadi yaitu siswa hafal suatu konsep, tetapi siswa
tidak bisa menerapkan suatu konsep dalam memecahkan masalah. Selain itu
kebiasaan guru langsung memberikan suatu konsep secara baku, tanpa
menjelaskan pembentukan konsep itu berlangsung. Akibatnya ketika siswa
mengerjakan soal yang berbeda dengan yang diberikan contoh oleh guru atau
siswa harus mencari konsep yang belum diketahui dalam soal, siswa belum
mampu mengerjakannya.
43
http://www.scribd.com/doc/16826530/, diakses Rabu, 15 Juni 2010, pukul: 11.00
44
http://viewer.eprints.ums.ac.id/archive/etd/3492, diakses Sabtu, 10 Juli 2010, pukul: 09.00
3
Salah satu cara agar siswa mudah memahami konsep matematika, yaitu
dengan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran
matematika yang melibatkan siswa aktif dapat meningkatkan kemampuan
berpikir siswa dalam memahami sebuah konsep serta dapat menyelesaikan
masalah dengan keterampilan-keterampilan dan ilmu pengetahuan yang telah
dimiliki.
Para guru matematika dapat mencoba berbagai metode yang dapat
membangkitkan kemampuan berpikir siswa, salah satunya adalah metode
membaca yang sangat efisien diterapkan untuk memahami suatu materi ajar
secara mandiri yaitu metode SQ3R. Metode SQ3R memuat lima langkah utama
yaitu: survey, question, read, recite, dan review. Langkah-langkah yang
sistematis dalam metode SQ3R memudahkan siswa memperoleh pemahaman
melalui teks yang diberikan guru. Metode SQ3R dapat membuat siswa lebih
mandiri dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan, karena penerapan metode
SQ3R melatih siswa untuk aktif menggunakan cara berfikir siswa.
Penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran matematika dapat membantu
siswa menemukan konsep matematika pada materi ajar yang sedang dipelajari,
sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman konsep dengan cara berfikir
mereka sendiri. Pada langkah survey, question, read siswa melakukan aktivitas
membaca dengan tujuan agar siswa dapat menangkap informasi dan
menemukan ide pokok yang tepat dari bahan bacaan yang diberikan.
Selanjutnya setelah siswa melakukan tiga tahap tersebut siswa akan diuji
sejauh mana siswa memahami bahan bacaan. Pada langkah recite siswa dapat
mengungkapkan hasil informasi yang telah mereka peroleh dengan kalimat
sendiri namun tetap sesuai dengan informasi. Kemudian pada langkah review
adalah pemantapan siswa terhadap pemahaman yang mereka peroleh dengan
menyimpulkan bahan bacaan dengan menggunakan bahasa sendiri.
Langkah-langkah pada metode SQ3R dapat meningkatkan pemahaman
konsep matematika siswa, karena siswa dikatakan sudah memahami konsep
salah satunya adalah siswa dapat mengungkapkan suatu konsep dengan kalimat
sendiri, indikator tersebut ada pada langkah recite dan review.
3
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi dan kerangka berfikir di atas, maka peneliti
mengemukakan hipotesis, yaitu “kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan den
3
BAB III
METODE PENELITIAN
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 87
35
3
Keterangan:
X = perlakuan pembelajaran dengan metode SQ3R
R = pemilihan sampel secara acak
O = tes akhir pada kelompok eksperimen dan kontrol.
korespondensi
satu-satu dalam
kehidupan sehari-
hari
2. Menyatakan relasi,
fungsi dalam
diagram panah,
1a
himpunan 2 10
6
pasangan
berurutan, dan
grafik cartesius
3. Menjelaskan
perbedaan relasi,
fungsi dan
korespondensi 1b
satu-satu dalam 3
3 10
bentuk diagram 9
panah,himpunan
pasangan
berurutan, dan
grafik cartesius
4. Menentukan
banyaknya
korespondensi
satu-satu
5
Menentukan
7 4 10
banyaknya fungsi
10a
Menentukan
10b
bentuk fungsi
Menentukan nilai
fungsi
5. Melukis grafik 4
2 10
cartesius 11
Jumlah Soal 13
1. Uji Validitas
Tes yang digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji validitas
agar ketetapan penilaian terhadap konsep yang dinilai sesuai. Valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur. Instrument yang mempunyai validitas internal atau rasional bila
kriteria yang ada dalam instrument secara rasional (teoritis) telah
mencerminkan apa yang hendak diukur.3 Validitas internal yang berupa test
harus memenuhi validitas konstruk dan validitas isi.4 Validitas konstruk
adalah uji validitas dengan meminta pendapat para ahli tentang instrument
yang telah disusun, mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrument
dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak
total. Validitas isi dilakukan dengan cara menyusun tes bersumber dari
materi dan tujuan pembelajaran. Secara teknis pengujian validitas konstruksi
dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi
instrument,dengan kisi-kisi instrument pengujian validitas dapat dilakukan
dengan mudah dan sistematis.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Tes yang digunakan dalam penelitin perlu
dilakukan uji validitas. Pada penelitian ini digunakan validitas isi (Content
Validity) berarti tes disusun dengan materi dan tujuan pembelajaran.
Pengujian validitas ini menggunakan Korelasi Product Moment, apabila
validitas r hitung > r table maka butir tersebut dapat dikatakan valid.
Rumus r Product Moment:
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variable X dan Y yang
dikorelasikan N = banyaknya testi (subyek)
= jumlah nilai setiap butir soal
3
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta,2010). Cet.16,hal. 350
4
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta,2010). Cet.16,hal. 350
3
2. Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan
hasil yang tetap.
Untuk menentukan apakah tes hasil belajar bentuk uraian memiliki
reliabilitas yang tinggi, maka peneliti menggunakan rumus Alpha.
Rumus Alpha:
Keterangan:
= koefisien reabilitas tes
= banyaknya butir item
1 = bilangan kostanta
= varian total
5
Suharismi, Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara). Cet. 8, h.
72.
4
6
Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009), h.181
7
Suharismi, Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara). Cet. 8, h.
72.
8
Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran,..., h.182
4
Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran
SA = jumlah skor kelompok atas
SB = jumlah skor kelompok bawah
N = jumlah seluruh siswa elompok atas dan bawah
Maks = skor maksimal soal yang bersangkutan
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).10 Langkah-langkah untuk
menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
a. Merangking skor hasil tes uji coba, yaitu mengurutkan hasil tes siswa
mulai dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah.
b. Mengelompokkan seluruh peserta tes menjadi 2 kelompok, yaitu
kelompok atas dan kelompok bawah. 11
9
Suharismi, Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan…, h. 210
10
Suharismi, Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan…, h. 211
11
Suharismi, Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,...
4
Keterangan:
Besarnya Angka
DP = daya pembeda
Diskriminasi item soal Klasifikasi Interpretasi
SA = jumlah
(D) skor kelompok atas SB = jumlah skor kelompok bawah
N = jumlah seluruh siswa kelompok atas dan bawah
Butir item yang bersangkutan daya
Maks = skor maksimal
Bertanda negatif soal yang -bersangkutan
pembedanya negatif (jelek sekali)
Butir item yang bersangkutan daya
pembedanya lemah sekali, dianggap
Kurang dari 0,20 Poor
tidak memiliki daya pembeda yang
baik.
Butir item yang bersangkutan telah
Patokan klasifikasi daya pembeda yang pada umumnya dipegangi adalah sebagai berikut: 1
0,21 – 0,40 Satisfactory memiliki daya pembeda yang cukup
Tabel 4
(sedang)
Klasifikasi Daya Pembeda
Butir item yang bersangkutan telah
0,41 – 0,70 Good
memiliki daya pembeda yang baik
Butir item yang bersangkutan telah
0,71 – 1,00 Excellent memiliki daya pembeda yang baik
sekali
12
Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran,...., h.189
13
Anas, Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…, h. 389
4
F. Analisis Data
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka dilakukan pemeriksaan
dari data yang diperoleh. Selanjutnya dilakukan perhitungan statistik dan
melakukan perbadingan dua kelompok untuk mengetahui kontribusi metode
SQ3R terhadap pemahaman konsep matematika. Perhitungan statistik yang
digunakan, yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data post test
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berasal dari populasi
berdistribusi normal atau tidak. Analisis data yang digunakan adalah uji Chi-
Kuadrat. Adapun rumus uji chi-kuadrat yang digunakan adalah:14
Keterangan :
= Nilai statistic Chi-Kuadrat
= Nilai Pengamatan ke- i
= Nilai yang diharapkan
= Bawah kelas
Dengan hipotesis :
Ho = sebaran data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha = sebaran data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Kriteria pengujian:
Apabila > (1 -α) (k-3), maka Ho ditolak, yang berarti sebaran data
tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
14
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung:Tarsito, 1996), h. 273
4
F= Dimana
Keterangan:
S12= kelompok yang mempunyai varians besar
S22= kelompok yang mempunyai varians kecil
Dengan hipotesis:
Ho :
Ha :
Kriteria pengujian:
Jika Fhitung < Ftabel , maka Ho diterima, yang berarti kedua varians populasi
homogen.
Jika Fhitung > Ftabel , maka Ha diterima, yang berarti kedua varians populasi
tidak homogen.
3. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian prasayarat analisis data dengan
menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan
pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini digunakan untuk mengetahui
adanya perbedaan antara kemampuan pemahaman konsep siswa yang
15
Sudjana, Metoda Statistika,..., h.249
4
diajarkan dengan metode SQ3R dengan siswa yang tidak diajarkan dengan
metode SQ3R.
Hipotesis satatistik uji dengan mengunakan uji-t dengan taraf
signifikan α = 0,05, dengan rumus yang digunakan untuk menguji kebenaran dalam penel
1) Apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen,
maka dilakukan uji hipotesis dengan uji-t.
t= dengan =
2) Apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi tidak homogen, maka dilaku
t=
16
Sudjana, Metoda Statistika,..., h. 239-241
4
3. Apabila data populasi tidak berdistribusi normal dan data populasi tidak homogen, maka
Rumus Mann-Witney:17
Jika ukuran sampel lebih besar dari 20, maka distribusi peluang U menurut mann dan Whit
satandar error:
17
Kadir, Statistika: Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT Rosemata
Sampurna,2010),cet. 1 h. 274-275
4
G. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
4
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di MTs. Al-Falah. Penelitian ini terdiri dari dua
kelas yang diberi perlakuan yang berbeda. Pada kelas VIII-1 sebagai kelas
eksperimen diberi perlakuan dengan metode SQ3R dan kelas VIII-4 diberi
perlakuan dengan menggunakan metode konvensional. Banyak siswa pada
setiap masing-masing kelas berjumlah 30 siswa. Penelitian ini dilakukan
selama delapan kali pertemuan. Materi yang diajarkan adalah fungsi.
Instrument yang diberikan mengacu pada indikator pemahaman konsep
matematika. Jenis test yang diberikan adalah essay. Sebelum instrument
digunakan, terlebih dahulu harus diujicobakan pada kelas yang pernah
mendapatkan materi fungsi. Instrument test diujicobakan untuk mengetahui
validitas, realibilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran soal.
Selanjutnya pada akhir pertemuan instrument yang telah dianalisis
diberikan kepada kelas eksperimen dan kontrol untuk mengetahui kelompok
mana yang memiliki kemampuan pemahaman konsep matematika yang lebih
baik pada materi fungsi. Soal yang diberikan pada kedua kelompok adalah
sama. Berdasarkan perhitungan pada soal yang valid, tingkat kesukaran soal
terdiri dari soal sukar 57,14% dan soal sedang 42,86%. Pada posttest ini tidak
ada soal yang mudah.
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil pemahaman konsep matematika
dengan Metode Pembelajaran SQ3R dan Metode Pembelajaran Konvensional
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, histogram dan poligon
berikut
47
4
Frekuensi
Interval Relatif
Absolut Kumulatif
Kumulatif(%)
40-49 2 2 6,67
50-59 4 6 20
60-69 10 16 53,33
70-79 5 21 70
80-89 5 26 86,67
90-99 4 30 100
Jumlah 30
f (%)
86,
70
55,55
53,33
21,67
20
Interv
6,67 39 79
Gambar 1
0 49,559,5Frekuensi69,5
Ogive Distribusi 89,599,5
60 70,83
Pemahaman Konsep Matematika Kelas Eksperimen
Berdasarkan gambar di atas, persentase siswa yang nilainya di bawah rata-rata (70,83) ada 55,
siswa yang belum mencapai KKM (60) 21,67% dan yang sudah mencapai
KKM ada 78,33%. Sehingga pada kelas eksperimen mayoritas siswa sudah
memiliki kemampuan pemahaman konsep yang baik.
5
Frekuensi
Interval
Relatif
Absolut Kumulatif
Kumulatif(%)
40-48 2 2 6,67
49-57 8 10 33,33
58-66 10 20 66,67
67-75 4 24 80
76-84 4 28 93,33
85-93 2 30 100
Jumlah 30
Berdasarkan tabel disrtibusi frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa proporsi siswa yang mendapatkan
atau 2 siswa berada pada interval 40-49. Sedangkan siswa yang paling banyak
memperoleh nilai pada interval 58-66, yaitu 33,33% atau sebanyak 10 siswa.
Siswa pada kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 63,80. Median terletak
pada interval 58-66 dengan nilai 62. Modus terletak pada interval 58-66 dengan
nilai 59,75. Distribusi hasil tes pemahaman konsep matematika siswa kelas
kontrol tersebut dapat digambarkan dalam grafik ogive.
5
.
f (%)
100
93,33
66,67
61,11
42,59
33,33
6,67
Interv
0
KKM 57,41%. Sehingga
39,548,5 pada kelas
57,5 kontrol ini mayoritas siswa belum
75,584,593,5
66
6063,80
Gambar 2
Ogive Distribusi Frekuensi Pemahaman Konsep Matematika Kelas Kontrol
Berdasarkan gambar di atas, persentase siswa yang nilainya di bawah rata-rata (63,80) ada 61,1
siswa yang belum mencapai KKM (60) ada 42,59% dan yang sudah mencapai
memiliki kemampuan pemahaman konsep yang baik.
Penyajian hasil pemahaman konsep matematika kelas eksperimen dan
kontrol dalam bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut:
5
Tabel 8
Statistik Deskriptif Skor
Hasil Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelas
Statistik
Eksperimen Kontrol
Nilai Terendah 40 40
Nilai Terbesar 97 93
Rata-Rata 70,83 63,80
Median 68,5 62
Modus 64,95 59,75
Varians 210,22 147,47
Simpangan Baku 14,498 12,143
Kemiringan Kurva 0,405 0,333
Kurtosis 2,03 2,31
4. Menentukan
Tabel 9
Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Variabel Jumlah Taraf Kesimpulan
Sampel Signifikan
Hasil Posttest 30 0,05 2,713 7,815 Sebaran data
Kelas berasal dari
Eksperimen populasi yang
Hasil Posttes 30 0,05 3,281 7,815 berdistribusi
kelas Kontrol normal
5.Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas dengan rumus chi kuadrat
diperoleh hitung < tabel , maka H0 diterima. Artinya sebaran data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Setelah persyaratan normalitas dipenuhi, maka persyaratan
selanjutnya yang harus dipenuhi adalah homogenitas varians. Uji
homogenitas varians yang digunakan adalah rumus fisher. Uji
homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians populasi
sama. Langkah-langkah uji homogenitas sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho :
Ha :
2. Menentukan Statistik Uji dan Taraf Signifikan
Berdasarkan tabel F untuk jumlah sampel 30, dk pembilang = 29 dkpenyebut
= 29 pada taraf signifikan = 0,05 diperoleh Ftabel = 2,101
3. Menentukan Kriteria Pengujian
Jika Fhitung < Ftabel , maka Ho diterima, yang berarti kedua varians
populasi homogen.
Jika Fhitung > Ftabel , maka Ha diterima, yang berarti kedua varians populasi
tidak homogen
5
4. Menentukan Fhitung
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai varians kelas eksperimen =
210,22 dan nilai varians kelas kontrol = 147,47. Sehingga diperoleh
Fhitung = 1,425. Berikut ini adalah tabel hasil uji homogenitas kelas
eksperimen dan kontrol.
Tabel 10
Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Varians
Taraf
Kelas Kelas Fhitung Ftabel Kesimpulan
Signifikan
Eksperimen Kontrol
Kedua Varians
210,22 147,47 0,05 1,425 2,101 populasi
homogen
5. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas dengan rumus fisher
diperoleh Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima. Artinya kedua varians
populasi homogen
C. Pengujian Hipotesis
Setelah uji prasyarat normalitas dan homogenitas dipenuhi, selanjutnya
untuk melihat adanya pengaruh antara kelas yang diajarkan dengan metode
SQ3R dengan kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode konvensional
digunakan uji t-test. Langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut:
1. Mentukan Hipotesis
Ho : ≤
Ha :
Daerah Penolakan Ho
Daerah
Penerimaan Ho
t-hitung = 2,018
Gambar 3
Kurva Distribusi Normal
Kriteria pengujian adalah tolak H0, jika thitung lebih besar dari 1,673.
Penelitian ini memberikan hasil thitung 2,018 dan jatuh pada daerah penolakan
H0. Jadi hipotesis H0 ditolak, maka Ha diterima artinya kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan metode SQ3R
lebih tinggi dari kemampuan pemahaman konsep matematika yang
diajarkan dengan metode konvensional.
5
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, menyatakan adanya
pengaruh kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara kelas
eksperimen yang pembelajarannya menggunakan metode SQ3R dengan kelas
kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional. Hal
tersebut dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa yang pembelajarannya
menggunakan metode SQ3R lebih besar dari siswa yang pembelajarannya
menggunakan metode konvensional.
Sesuai pengalaman penulis siswa yang diajarkan dengan metode SQ3R
baik siswa yang berprestasi tinggi ataupun rendah ikut aktif dalam
pembelajaran. Langkah-langkah pada metode SQ3R melibatkan siswa menjadi
aktif baik secara mental atau fisik, sehingga membantu siswa mengkonstruksi
ilmu pengetahuan dengan cara bekerjasama dengan teman sekelompoknya.
Pada proses pembelajaran dengan metode SQ3R, siswa saling bertukar pikiran
atau sharing antar siswa. Pembelajaran dengan metode SQ3R siswa lebih ingat
dan paham tentang konsep yang telah mereka pelajari, karena secara langsung
siswa yang menggali informasi baru dengan kemampuannya. Berikut ini adalah
contoh catatan bermakna siswa atau hasil kesimpulan siswa selama belajar:
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, karena masih
banyak keterbatasan, diantaranya:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa yang diajarkan dengan metode SQ3R mempunyai
pemahaman pada aspek translation yang lebih baik, karena pada
langkah-langkah metode SQ3R siswa dilatih untuk menyatakan suatu
konsep dengan menggunakan cara mereka sendiri. Jika dilihat dari
indikator soal yang mengacu pada aspek pemahaman Bloom, siswa
yang diajarkan dengan metode SQ3R mempunyai pemahaman pada
aspek translation dan interpretation yang baik. Namun pada aspek
extrapolation beberapa siswa kurang menguasainya, karena siswa
kurang menguasai konsep aljabar sehingga salah perhitungan. Hal ini
juga dapat dilihat dari nilai rata-rata dan jumlah siswa yang mencapai
kriteria ketuntasan minimum (KKM). Sehingga pada kelas eksperimen
mayoritas siswa sudah memiliki kemampuan pemahaman konsep
matematika yang baik.
Sedangkan pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan
dengan metode konvensional, juga mempunyai pemahaman pada
aspek translation yang baik. Namun pada aspek interpretation dan
extrapolation beberapa siswa kurang menguasainya, karena siswa
belum bisa memberikan alasan dengan bahasa mereka sendiri dan
siswa kurang menguasai konsep aljabar. Hal ini juga dapat dilihat dari
nilai rata-rata dan jumlah siswa yang tidak mencapai kriteria
ketuntasan minimum (KKM). Sehingga pada kelas kontrol mayoritas
siswa belum memiliki kemampuan pemahaman konsep matematika
yang baik.
61
6
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah dan khususnya bagi guru, hendaknya menggunakan
pembelajaran dengan metode SQ3R sebagai alternatif dalam proses
belajar mengajar.
2. Bagi guru diharapkan dapat membiasakan siswa untuk memahami
konsep matematika dengan kemampuan mereka sendiri, misalnya
dengan cara berdiskusi. Sehingga siswa tidak hanya memahami materi
dari penjelasan guru, tetapi membiasakan siswa untuk mengeksplor
kemampuannya dalam proses pembelajaran.
3. Bagi siswa untuk membaca dan memahami kembali konsep-konsep
yang telah diberikan guru sebelumnya, sehingga tidak menghambat
pelajaran berikutnya.
4. Adanya beberapa keterbatasan peneliti dalam melaksanakan penelitian
ini, maka disarankan untuk penelitian lanjutan meneliti tentang
pembelajaran SQ3R ini, misalnya dengan mencoba mengambil materi
yang lebih sulit dan menggunakan penelitian tindakan kelas.
6
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Sri dan Manoy, Janet Trineke, Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007.
Anita, Sri, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001.
Husna, Nida. Step by Step to Reading Skill, Jakarta: English Department Faculty
of Tarbiyah and Teachers Syarif hidayatullah State Islamic University,
Cet.3, 2006.
Shadiq, Fajar, Apa Implikasi dari Inti psikologi Kognitif Terhadap Pembelajaran
Matematika?, Jakarta: Limas, No. 22, April, 2009.
Shadiq, Fajar, “Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting?”, dari: www.
Fadjarp3g.woordpress.com
Soedarso, Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Aktif, Jakarta: Gramedia
Pustaka, 2004.
Tim Penulis Pekerti Bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat
Pembelajaran Biologi di Perguruan Tinggi, Jakarta: PAU-PPAI, 2001.
Wahyudin dan Sudrajat, Ensiklopedia Matematika untuk SLTP, Jakarta: PT. CV.
Tarity Samudera Berlian, 2003.
6
6
Lampiran 1
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaaan garis lurus
II. Kompetensi Dasar
1. Memahami Relasi dan Fungsi
2. Menentukan Nilai Fungsi
3. Membuat Sketsa Grafik Fungsi Aljabar Sederhana Pada Sistem Coordinat
Cartesius
III. Indikator
1.Memberikan contoh relasi dalam kehidupan sehari-hari
2.Menentukan relasi pada kedua himpunan
3. Menyatakan relasi ke dalam diagram panah, himpunan pasangan berurutan,
dan koordinat kartesius
4. Memberikan contoh fungsi dalam kehidupan sehari-hari
5. Membedakann pengertian fungsi dan relasi
6. Menyatakan fungsi ke dalam diagram panah, himpunan pasangan berurutan,
dan koordinat kartesius
7. Menentukan domain, kodomain, dan range
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat contoh dan bukan contoh relasi dalam kehidupan
sehari-hari
2. Siswa dapat menyatakan relasi ke dalam diagram panah, himpunan pasangan
berurutan, dan grafik koordinat kartesius
3. Siswa dapat menentukan relasi pada kedua himpunan
4. Siswa dapat membuat contoh dan bukan contoh fungsi dalam kehidupan
sehari-hari
5. Siswa dapat menjelaskan perbedaan antara relasi dan fungsi melalui diagram
panah, himpunan pasangan berurutan dan koordinat cartesius yang telah
disajikan
6. Siswa dapat menentukan domain, kodomain, dan range pada fungsi
7. Siswa dapat menyatakan fungsi ke dalam diagram panah, himpunan pasangan
berurutan, dan koordinat cartesius
V. Materi Pokok
Relasi dan cara penyajian relasi
Fungsi dan Cara Penyajian Fungsi
VI. Metode Pembelajaran
Konvensional
6
Pertemuan Kedua
Pendahuluan (10 menit)
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru memberikan motivasi tentang keterkaitan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
c. Guru melakukan apersepsi dengan membahas PR yang sulit dan mengingatkan
materi sebelumnya
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Guru menjelaskan pengertian fungsi
b. Guru memberikan contoh-contoh fungsi dalam kehidupan sehari-hari
c. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila belum memahaminya
d. Guru menjelaskan cara penyajian fungsi
e. Guru memberikan contoh-contoh cara penyajian fungsi
f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila belum
memahaminya
g. Siswa diberikan waktu untuk mencatat materi
h. Setelah itu, guru memberikan latihan soal tentang relasi dan cara penyajian relasi
i. Guru dan siswa membahas hasil pekerjaan siswa
Penutup (10 menit)
a. Beberapa siswa diminta ubtuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan
b. Guru memberikan PR
c. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
6
Contoh Instrument
Diketahui himpunan bilangan P = {3, 6, 9, 12} dan Q = {0, 1, 2, 3, 4, 5}. Jika relasi himpunan P ke h
Tentukan relasi yang tepat pada himpunan A ke B!
AB
3● ●1
4● ●2
5● ●3
6● ●4
7● ●5
●6
●7
i
Buatlah 1 contoh fungsi dan bukan fungsi dalam kehidupan sehari-hari, kemudian tentukanlah rangenya!
Diagram panah berikut ini menunjukkan relasi antara dua himpunan. Relasi manakah yang merupakan fun
a.
b. A
AB B
●d
a● b● c● ●e 1● ●a
●f 2● ●b
●g 3● ●c
4● ●d
c. d.
A B A
B
a● b● c● d●
p● q● r● ●a ●2
●b ●5
●c
6
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaaan garis lurus
II. Kompetensi Dasar
1. Memahami Relasi dan Fungsi
2. Menentukan Nilai Fungsi
3. Membuat Sketsa Grafik Fungsi Aljabar Sederhana Pada Sistem Coordinat
Cartesius
III. Indikator
1. Menentukan hasil kali kartesius
2. Menentukan banyaknya fungsi
3. Memberikan contoh korespondensi satu-satu dalam kehidupan sehari-hari
4. Menjelaskan pengertian korespondensi satu-satu
5. Menentukan banyaknya korespondensi satu-satu
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan hasil kali kartesius melalui himpunan-himpunan yang
disajikan
2. Siswa dapat menentukan banyaknya fungsi
3. Siswa dapat membuat contoh dan bukan contoh korespondensi satu-satu
4. Siswa dapat menjelaskan pengertian korespondensi satu-satu
5. Siswa dapat menentukan banyaknya korespodensi satu-satu
V. Materi Pokok
Hasil kali kartesius dan menentukan banyaknya fungsi
Korespondensi satu-satu
VI. Metode Pembelajaran
Konvensional
VII. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ketiga
Pendahuluan (10 menit)
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru memberikan motivasi tentang keterkaitan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
c. Guru melakukan apersepsi dengan membahas PR yang sulit dan mengingatkan
materi sebelumnya
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Guru menjelaskan pengertian hasil kali produk kartesius
b. Guru memberikan contoh-contoh hasil kali produk kartesius
c. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila belum memahaminya
d. Guru menjelaskan cara menentukan banyak fungsi
6
Pertemuan Keempat
Pendahuluan (10 menit)
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru memberikan motivasi tentang keterkaitan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
c. Guru melakukan apersepsi dengan membahas PR yang sulit dan mengingatkan
materi sebelumnya
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Guru menjelaskan pengertian korespondensi satu-satu
b. Guru memberikan contoh-contoh korespondensi satu-satu
c. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila belum memahaminya
d. Guru menjelaskan cara menentukan banyaknya korespondensi satu-satu
e. Guru memberikan contoh-contoh cara menentukan banyaknya korespondensi
satu-satu
f. Siswa diberikan kesempata untuk bertanya apabila belum memahaminya
g. Siswa diberi waktu untuk mencatat materi
h. Setelah itu, guru memberikan latihan soal tentang korespondensi satu-satu
i. Guru dan siswa membahas hasil pekerjaan siswa
Penutup (10 menit)
a. Beberapa siswa diminta ubtuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan
b. Guru memberikan PR
c. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
Contoh Instrument
1. Diketahui P = {a,b,c} dan Q = {2,3,5}
a. Tentukan P x Q dan Q x P
b. Apakah P x Q = Q x P
7
c. Tentukan n (P x Q)
d. Tentukan n (Q x P)
e. Apakah n(P x Q) = n (Q x P)
2. Lengkapi tabel berikut.
Banyak himpunan yang
No. Himpunan A Himpunan B
mungin dari A ke B
1. {a} {1,3}
2. {a,b} {1,3,5}
3. {a,b.c} {1,3}
4. {a,b,c} {1,3,5}
Di antara diagram panah di bawah ini, manakah yang menunjukkan korespondensi satu-satu
b. PQ
c. P
PQ Q
●D A● ●D
A● B● C●
B● ●E A● C● ●D
●E
C●●F ●F
●F
●G
d.e.
PQPQ
A● B● C● D● ●D D● ●E
●E
●F
●G
Berapa banyak korespondensi satu-satu yang dapat dibuat dari himpunan berikut?
a. A = {faktor dari 6} dan B = {faktor dari 15}
Buatlah 1 contoh korespondensi satu-satu dalam kehidupan sehari-hari!
7
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaaan garis lurus
II. Kompetensi Dasar
1. Memahami Relasi dan Fungsi
2. Menentukan Nilai Fungsi
3. Membuat Sketsa Grafik Fungsi Aljabar Sederhana Pada Sistem Coordinat
Cartesius
III. Indikator
1. Menentukan nilai fungsi
2. Menentukan perubahan fungsi, jika nilai variabel berubah
3. Melukis grafik fungsi linear pada koordinat cartesius
4. Melukis grafik fungsi kuadrat pada koordinat cartesius
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan nilai fungsi, jika nilai fungsi diketahui
2. Siswa dapat menentukan perubahan fungsi, jika nilai variabel berubah
3. Siswa dapat melukis grafik fungsi linear pada kordinat catresius
4. Siswa dapat melukis grafik fungsi kuadrat pada koordinat cartesius
V. Materi Pokok
Menghitung nilai suatu fungsi dan menentukan nilai perubahan fungsi, jika nilai
variabel berubah
Menyusun tabel fungsi dan menggambar grafik fungsi linear dan kuadrat pada
kordinat cartesius
VI. Metode Pembelajaran
Konvensional
VII.Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Kelima
Pendahuluan (10 menit)
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru memberikan motivasi tentang keterkaitan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
c. Guru melakukan apersepsi dengan membahas PR dan mengingatkan materi
sebelumnya
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Guru menjelaskan cara menghitung nilai suatu fungsi, jika nilainya diketahui
b. Guru memberikan contoh-contoh menghitung nilai suatu fungsi, jika nilainya
diketahui
c. Siswa diberian kesempatan untuk bertanya apabila belum memahaminya
d. Guru menjelaskan cara menentukan nilai perubahan fungsi,jika nilai variabel
berubah
7
Pertemuan Keenam
Pendahuluan (10 menit)
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru memberikan motivasi tentang keterkaitan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
c. Guru melakukan apersepsi dengan dengan membahas PR yang sulit dan
mengingatkan materi sebelumnya
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Guru menjelaskan pengertian fungsi linear dan kuadrat dan cara melukis
grafik fungsi linear dan kuadrat pada koordinat cartesius
b. Guru memberikan contoh-contoh melukis grafik fungsi linear dan kuadrat
c. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila belum memahaminya
d. Siswa diberikan waktu untuk mencatat materi
e. Setelah itu, guru memberikan latihan soal tentang menggambar garafik fungsi
linear dan kuadrat
f. Guru dan siswa membahas hasil pekerjaan siswa
Penutup (10 menit)
a. Beberapa siswa diminta ubtuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan
b. Guru memberikan PR
c. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
Contoh Instrument
1. Fungsi f didefinisikan sebagai f(x) = 2x – 6.
a. Tentukan rumus fungsi yang paling sederhana dari f(x + 1), f(2x – 1), dan f(x2).
2. Jika fungsi f dirumuskan dengan f(x) = 4x + 3, untuk x bilangan real maka tentukan
rumus fungsi yang paling sederhana dari f(x – 3) dan f(x) – f(x – 3)
3. Fungsi f(x) dirumuskan dengan f(x) = 𝑥+1 dengan domain {x | 1≤ x ≤ 12; x ∈ C} ke
2
himpunan bilangan cacah.
Buatlah tabel pasangan nilai x dan y yang memenuhi fungsi tersebut.
Gambarlah grafiknya pada bidang Cartesius
4. Fungsi f(x) dirumuskan dengan f(x) = 1 𝑥2 + 1 dengan domain {0,1,2,3,4,5}
2
Buatlah tabel pasangan nilai x dan y yang memenuhi fungsi tersebut.
Gambarlah grafiknya pada bidang Cartesius
7
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaaan garis lurus
II. Kompetensi Dasar
1. Memahami Relasi dan Fungsi
2. Menentukan Nilai Fungsi
3. Membuat Sketsa Grafik Fungsi Aljabar Sederhana Pada Sistem Coordinat
Cartesius
III. Indikator
1. Melukis grafik koordinat cartesius fungsi konstan
2. Menjelaskan suatu grafik, apakah termasuk fungsi atau korespondensi satu-
satu
3. Menentukan Rumus Fungsi Baru
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melukis grafik kordinat catresius fungsi konstan
2. Siswa dapat mejelaskan suatu grafik, apakah grafik tersebut fungsi ataupun
korespondensi satu-satu
3. Siswa dapat menentukan rumus fungsi dengan menggunakan eliminasi dan
substitusi
V. Materi Pokok
Menggambar grafik kordinat cartesius fungsi konstan
Merumuskan Fungsi
VI. Metode Pembelajaran
Konvensional
VII. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ketujuh
Pendahuluan (10 menit)
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru memberikan motivasi tentang keterkaitan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
c. Guru melakukan apersepsi dengan membahas PR yang sulit dan
mengingatkan materi sebelumnya
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Guru menjelaskan pengertian fungsi kuadrat dan cara melukis grafik fungsi
konstan pada koordinat cartesius
b. Guru memberikan contoh-contoh melukis grafik fungsi konstan
c. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila belum memahaminya
d. Siawa diberikan waktu untuk mencatat materi
7
e. Setelah itu, guru memberikan latihan soal tentang menggambar grafik fungsi
konstan
f. Guru dan siswa membahas hasil pekerjaan siswa
Penutup (10 menit)
a. Beberapa siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan
b. Guru memberikan PR
c. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
Contoh Instrument
gambar grafik fungsi konstan dengan f(x) = 6
Apakah grafik pada gambar di bawah ini merupakan fungsi? jelaskan
Y
Y
Y
X
0 0
0 X
X
Y Y Y
X X
X
0
0
3. Diketahui f(x) = ax + b. Tentukan rumus fungsi-fungsi berikut jika 0
a. f(1) = 3 dan f(2) = 5;
b. f(0) = –6 dan f(3) = –5;
c. f(2) = 3 dan f(4) = 4.
7
Mengetahui,
Lampiran 2
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaaan garis lurus
II. Kompetensi Dasar
1. Memahami Relasi dan Fungsi
2. Menentukan Nilai Fungsi
3 Membuat Sketsa Grafik Fungsi Aljabar Sederhana Pada Sistem Coordinat
Cartesius
III. Indikator
1. Memberi contoh relasi dalam kehidupan sehari-hari
2. Menentukan relasi pada kedua anggota himpunan
3. Menyatakan relasi ke dalam diagram panah, himpunan pasangan berurutan,
dan koordinat kartesius
4. Memberikan contoh fungsi dalam kehidupan sehari-hari
5. Membedakann pengertian fungsi dan relasi
6. Menyatakan fungsi ke dalam diagram panah, himpunan pasangan berurutan,
dan koordinat kartesius
7. Menentukan domain, kodomain, dan range
VII. Kegiatan
Pembelajaran Pertemuan
Pertama Pendahuluan (10
menit)
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa tiap kelompok.
c. Guru memberikan motivasi tentang keterkaitan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
d. Guru melakukan apersepsi dengan cara tanya jawab tentang materi sebelumnya
yang menjadi kemampuan prasarat berkenaan dengan materi yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti (60 menit)
Tahap I: Survey (10 menit)
a. Guru membagikan LKS yang memuat materi tentang relasi serta latihan soal
b. Guru meminta setiap kelompok untuk menyediakan alat tulis yang diperlukan
dalam melakukan survey, seperti stabilo
c. Guru memberikan informasi cara melakukan survey, yaitu dengan menandai
bagian/istilah-istilah yang penting dalam sumber bacaan dengan menggunakan
stabilo secara cepat tanpa membaca keseluruhan teks
d. Siswa melakukan survey terhadap materi relasi secara cepat dan menuliskannya
pada lembar yang telah disediakan
e. Guru berkeliling memantau pekerjaan siswa, dan membimbing siswa yang merasa
kesulitan.
Tahap II: Question (10 menit)
a. Guru meminta siswa untuk membuat pertanyaaan berdasarkan hasil survey yang
mereka lakukan.
b. Guru menjelaskan cara membuat pertanyaan berdasarkan hasil survey
c. Siswa melanjutkan pekerjaannya dengan membuat pertanyaaan-pertanyaan dan
menuliskan pertanyaan-pertanyaan tersebut pada lembar yang telah disediakan
d. Guru berkeliling memantau pekerjaan siswa dan membimbing siswa yang merasa
kesulitan
Tahap III: Read (10 menit)
a. Guru meminta siswa untuk membaca teks relasi serta cara penyajiannya secara
keseluruhan dan mendiskusikannya untuk menemukan konsep yang tepat pada
materi yang sedang diajarkan serta menjawab pertanyaan-pertanyaaan yang telah
dibuat.
b. Siswa membaca teks dan mendiskusikannya untuk menemukan konsep yang tepat
pada materi yang sedang diajarkan serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah mereka buat dan menuliskannya pada lembar yang telah disediakan
c. Guru memantau pekerjaan siswa dan membimbing siswa yang merasa kesulitan
Tahap IV: Recite (30 menit)
a. Perwakilan dari masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil
pekerjaanya tanpa melihat teks atau catatan
b. Guru memberi kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh siswa untuk
berpendapat secara terbuka dan memandu jalannya diskusi sehingga berjalan
lancar dan siswa mencapai kesepakatan bersama yang mengarah pada solusi yang
benar.
Setelah melakukan recite, guru meminta siswa untuk membuat catatan bermakna
Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan yang ada pada LKS
Guru dan siswa membahas latihan
Penutup (10 menit)
7
Tahap V: Review
a. Beberapa siswa diminta untuk menyimpulkan materi dengan membacakan
catatan bermakna yang telah mereka buat
Guru melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan secara langsung
kepada siswa, tentang hal-hal yang diperoleh, dan hal-hal apa yang belum
dipahami untuk dipelajari di rumah.
Guru memberikan tugas PR
Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi pertemuan selanjutnya
Pertemuan Kedua
Pendahuluan (10 menit)
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
e. Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa tiap kelompok.
f. Guru memberikan motivasi tentang keterkaitan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
g. Guru melakukan apersepsi dengan membahas PR yang sulit dan mengingatkan
materi sebelumnya
Kegiatan Inti (60 menit)
Tahap I: Survey (10 menit)
a. Guru membagikan LKS yang memuat materi tentang fungsi dan cara penyajian
fungsi serta latihan soal
b. Guru meminta setiap kelompok untuk menyediakan alat tulis yang diperlukan
dalam melakukan survey, seperti stabilo
c. Guru memberikan informasi cara melakukan survey, yaitu dengan menandai
bagian/istilah-istilah yang penting dalam sumber bacaan dengan menggunakan
stabilo secara cepat tanpa membaca keseluruhan teks
d. Siswa melakukan survey terhadap materi secara cepat dan menuliskannya pada
lembar yang telah disediakan
e. Guru berkeliling memantau pekerjaan siswa, dan membimbing siswa yang merasa
kesulitan.
Tahap II: Question (10 menit)
a. Guru meminta siswa untuk membuat pertanyaaan berdasarkan hasil survey yang
mereka lakukan.
b. Guru menjelaskan cara membuat pertanyaan berdasarkan hasil survey
c. Siswa melanjutkan pekerjaannya dengan membuat pertanyaaan-pertanyaan dan
menuliskan pertanyaan-pertanyaan tersebut pada lembar yang telah disediakan
d. Guru berkeliling memantau pekerjaan siswa dan membimbing siswa yang merasa
kesulitan
Tahap III: Read (10 menit)
a. Guru meminta siswa untuk membaca teks tentang fungsi serta cara penyajian
fungsi secara keseluruhan dan mendiskusikannya untuk menemukan konsep yang
tepat pada materi yang sedang diajarkan serta menjawab pertanyaan-pertanyaaan
yang telah dibuat.
b. Siswa membaca teks dan mendiskusikannya untuk menemukan konsep yang tepat
pada materi yang sedang diajarkan serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah mereka buat dan menuliskannya pada lembar yang telah disediakan
c. Guru memantau pekerjaan siswa dan membimbing siswa yang merasa kesulitan
Tahap IV: Recite (30 menit)
8
Contoh instrument:
1. Diketahui himpunan bilangan P = {3, 6, 9, 12} dan Q = {0, 1, 2, 3, 4, 5}. Jika
relasi himpunan P ke himpunan Q adalah “tiga kali dari”, buatlah diagram
panahnya!
2. Tentukan relasi yang tepat pada himpunan A ke B!
A B
3● ●1
4● ●2
5● ●3
6● ●4
7● ●5
●6
●7
i
3. Buatlah 1 contoh fungsi dan bukan fungsi dalam kehidupan sehari-hari, kemudian
tentukanlah rangenya!
8
4. Diagram panah berikut ini menunjukkan relasi antara dua himpunan. Relasi manakah
yang merupakan fungsi ? (jelaskan)
a. b.
A B A B
●d
a● b● c● ●e 1● ●a
●f 2● ●b
●g 3● ●c
4● ●d
c.d.
ABA
B
a● b● c● d●
p● q● r● ●a ●2
●b ●5
●c
8
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaaan garis lurus
II. Kompetensi Dasar
1. Memahami Relasi dan Fungsi
2. Menentukan Nilai Fungsi
3. Membuat Sketsa Grafik Fungsi Aljabar Sederhana Pada Sistem Coordinat
Cartecius
III. Indikator
1. Menentukan hasil kali kartesius
2. Menentukan banyaknya fungsi
3. Memberikan contoh korespondensi satu-satu dalam kehidupan sehari-hari
4. Menjelaskan pengertian korespondensi satu-satu
5. Menentukan banyaknya korespondensi satu-satu
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan hasil kali kartesius melalui himpunan-himpunan yang
disajikan
2. Siswa dapat menentukan banyaknya fungsi
3. Siswa dapat membuat contoh dan bukan contoh korespondensi satu-satu
4. Siswa dapat menjelaskan pengertian korespondensi satu-satu
5. Siswa dapat menentukan banyaknya korespodensi satu-satu
V. Materi Pokok
Hasil kali kartesius dan menentukan banyaknya fungsi
Korespondensi satu-satu
VI. Metode Pembelajaran
SQ3R
VII. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ketiga
Pendahuluan (10 menit)
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa tiap kelompok.
c. Guru memberikan motivasi tentang keterkaitan materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari.
d. Guru melakukan apersepsi dengan membahas PR yang sulit dan mengingatkan materi
sebelumnya
Kegiatan Inti (60 menit)
Tahap I: Survey (10 menit)
a. Guru membagikan LKS yang memuat materi tentang hasil kali kartesius dan
menentukan banyaknya fungsi serta latihan soal
b. Guru meminta setiap kelompok untuk menyediakan alat tulis yang diperlukan
dalam melakukan survey, seperti stabilo
8
d. Guru melakukan apersepsi dengan membahas PR yang sulit dan mengingatkan materi
sebelumnya
Kegiatan Inti (60 menit)
Tahap I: Survey (10 menit)
a. Guru membagikan LKS yang memuat materi tentang korespondensi satu-satu
serta latihan soal
b. Guru meminta setiap kelompok untuk menyediakan alat tulis yang diperlukan
dalam melakukan survey, seperti stabilo
c. Guru memberikan informasi cara melakukan survey, yaitu dengan menandai
bagian/istilah-istilah yang penting dalam sumber bacaan dengan menggunakan
stabilo secara cepat tanpa membaca keseluruhan teks
d. Siswa melakukan survey terhadap bahan bacaan secara cepat dan
menuliskannya pada lembar yang telah disediakan
e. Guru berkeliling memantau pekerjaan siswa, dan membimbing siswa yang
merasa kesulitan.
Tahap II: Question (10 menit)
a. Guru meminta siswa untuk membuat pertanyaaan berdasarkan hasil survey yang
mereka lakukan.
b. Guru menjelaskan cara membuat pertanyaan berdasarkan hasil survey
c. Siswa melanjutkan pekerjaannya dengan membuat pertanyaaan-pertanyaan dan
menuliskan pertanyaan-pertanyaan tersebut pada lembar yang telah disediakan
d. Guru berkeliling memantau pekerjaan siswa dan membimbing siswa yang
merasa kesulitan
Tahap III: Read (10 menit)
a. Guru meminta siswa untuk membaca teks korespondensi satu-satu secara
keseluruhan dan mendiskusikannya untuk menemukan konsep yang tepat pada
materi yang sedang diajarkan serta menjawab pertanyaan-pertanyaaan yang telah
dibuat.
b. Siswa membaca teks dan mendiskusikannya untuk menemukan konsep yang
tepat pada materi yang sedang diajarkan serta menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telah mereka buat dan menuliskannya pada lembar yang telah disediakan
c. Guru memantau pekerjaan siswa dan membimbing siswa yang merasa kesulitan
Tahap IV: Recite (30 menit)
a. Perwakilan dari masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil
pekerjaanya tanpa melihat teks atau catatan
b. Guru memberi kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh siswa untuk
berpendapat secara terbuka dan memandu jalannya diskusi sehingga berjalan
lancar dan siswa mencapai kesepakatan bersama yang mengarah pada solusi yang
benar.
Setelah melakukan recite, guru meminta siswa untuk membuat catatan bermakna
Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan yang ada pada LKS
Guru dan siswa membahas LKS
Penutup (10 menit)
Tahap V: Review
a. Beberapa siswa diminta untuk menyimpulkan materi dengan membacakan catatan
bermakna yang telah mereka buat
Guru melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada
siswa, tentang hal-hal yang diperoleh, dan hal-hal apa yang belum dipahami untuk
dipelajari di rumah.
8
Contoh Instrument
1. Diketahui P = {a,b,c} dan Q = {2,3,5}
f. Tentukan P x Q dan Q x P
g. Apakah P x Q = Q x P
h. Tentukan n (P x Q)
i. Tentukan n (Q x P)
j. Apakah n(P x Q) = n (Q x P)
2. Lengkapi tabel berikut.
Banyak himpunan yang
No. Himpunan A Himpunan B
mungin dari A ke B
1. {a} {1,3}
2. {a,b} {1,3,5}
3. {a,b.c} {1,3}
4. {a,b,c} {1,3,5}
a. P Q b. P Q c. P Q
A● B● C● ●D A● B● C● ●D
●E A● C● ●D
●E
●F ●F
●F
●G
d. P Q e. P Q
A● B● C● D●
●D ●E
●E
●F D●
●G
4. Berapa banyak korespondensi satu-satu yang dapat dibuat dari himpunan berikut?
a. A = {faktor dari 6} dan
B = {faktor dari 15}
8
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaaan garis lurus
II. Kompetensi Dasar
1. Memahami Relasi dan Fungsi
2. Menentukan Nilai Fungsi
3. Membuat Sketsa Grafik Fungsi Aljabar Sederhana Pada Sistem Coordinat
Cartesius
III. Indikator
1. Menentukan nilai fungsi
2. Menentukan perubahan fungsi, jika nilai variabel berubah
3. Melukis grafik fungsi linear pada koordinat cartesius
4. Melukis grafik fungsi kuadrat pada koordinat cartesius
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan nilai fungsi, jika nilai fungsi diketahui
2.Siswa dapat menentukan perubahan fungsi, jika nilai variabel
berubah
3. Siswa dapat melukis grafik fungsi linear pada kordinat catresius
4.Siswa dapat melukis grafik fungsi kuadrat pada koordinat cartesius
V. Materi Pokok
Menghitung nilai suatu fungsi dan menentukan nilai perubahan fungsi, jika nilai
variabel berubah
Menyusun tabel fungsi dan menggambar grafik fungsi linear dan kuadrat pada
kordinat cartesius
VI. Metode Pembelajaran
SQ3R
VII. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Kelima
Pendahuluan (10 menit)
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa tiap kelompok.
c. Guru memberikan motivasi tentang keterkaitan materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari.
d. Guru melakukan apersepsi dengan membahas PR dan mengingatkan materi sebelumnya
Kegiatan Inti (60 menit)
Tahap I: Survey (10 menit)
a. Guru membagikan LKS yang memuat materi tentang menentukan nilai suatu
fungsi dan menentukan nilai perubahan fungsi, jika variabel berubah serta latihan
soal
b. Guru meminta setiap kelompok untuk menyediakan alat tulis yang diperlukan
dalam melakukan survey, seperti stabilo
8
Pertemuan Keenam
Pendahuluan (10 menit)
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
e. Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa tiap kelompok.
8
Contoh Instrument
1. Fungsi f didefinisikan sebagai f(x) = 2x – 6.
a. Tentukan rumus fungsi yang paling sederhana dari f(x + 1), f(2x – 1), dan f(x2).
2. Jika fungsi f dirumuskan dengan f(x) = 4x + 3, untuk x bilangan real maka tentukan
rumus fungsi yang paling sederhana dari f(x – 3) dan f(x) – f(x – 3)
3. Fungsi f(x) dirumuskan dengan f(x) = 𝑥+1 dengan domain {x | 1≤ x ≤ 12; x ∈ C} ke
2
himpunan bilangan cacah.
a. Buatlah tabel pasangan nilai x dan y yang memenuhi fungsi tersebut.
b. Gambarlah grafiknya pada bidang Cartesius
4. Fungsi f(x) dirumuskan dengan f(x) = 1 𝑥2 + 1 dengan domain {0,1,2,3,4,5}
2
a. Buatlah tabel pasangan nilai x dan y yang memenuhi fungsi tersebut.
b. Gambarlah grafiknya pada bidang Cartesius
9
I. Standar Kompetensi
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaaan garis lurus
II. Kompetensi Dasar
1. Memahami Relasi dan Fungsi
2. Menentukan Nilai Fungsi
3 Membuat Sketsa Grafik Fungsi Aljabar Sederhana Pada Sistem Coordinat
Cartesius
III. Indikator
4. Melukis grafik koordinat cartesius fungsi konstan
5. Menjelaskan suatu grafik, apakah termasuk fungsi atau korespondensi satu-
satu
6. Menentukan Rumus Fungsi Baru
IV. Tujuan Pembelajaran
4. Siswa dapat melukis grafik kordinat catresius fungsi konstan
5. Siswa dapat mejelaskan suatu grafik, apakah grafik tersebut fungsi ataupun
korespondensi satu-satu
6. Siswa dapat menentukan rumus fungsi dengan menggunakan eliminasi dan
substitusi
V. Materi Pokok
Menggambar grafik kordinat cartesius fungsi konstan
Merumuskan Fungsi
VI. Metode Pembelajaran
SQ3R
VII. Kegiatan
Pembelajaran Pertemuan
Ketujuh Pendahuluan (10
menit)
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa tiap kelompok.
c. Guru memberikan motivasi tentang keterkaitan materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari.
d. Guru melakukan apersepsi dengan membahas PR yang sulit dan mengingatkan materi
sebelumnya
Kegiatan Inti (60 menit)
Tahap I: Survey (10 menit)
a. Guru membagikan LKS yang memuat materi tentang menggambar grafik fungsi
konstan serta latihan soal
b. Guru meminta setiap kelompok untuk menyediakan alat tulis yang diperlukan
dalam melakukan survey, seperti stabilo
9
Pertemuan Kedelapan
Pendahuluan (10 menit)
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa tiap kelompok.
9
Contoh Instrument
gambar grafik fungsi konstan dengan f(x) = 6
Apakah grafik pada gambar di bawah ini merupakan fungsi? jelaskan
Y
Y
X
X
X 0 0
0
Y Y Y
X
0 X 0 0
b. nilai f(–1);
c. nilai f(–2) + f(–1);
d. rumus fungsi f(2x – 5).
Mengetahui,
Materi 1
Lampiran 3
1. Pengertian Relasi
Masih ingatkah kalian tentang himpunan? Untuk mempelajari relasi kalian harus memahami tentang
Bu neni mempunyai 4 orang anak, yaitu Rima, Wafi, Diba dan Biyan. Masing-masing anak m
Jika anak-anak Bu neni dikelompokkan menjadi satu dalam himpunan A, maka anggota him
Jenis makanan dikelompokkan menjadi himpunan B, maka anggota himpunan B adalah ch
A = {Rima,Wafi, Diba, Biyan}
B = {chiki, permen, cokelat, biskuit}
Kedua himpunan A dan B mempunyai relasi atau hubungan yaitu “suka makan”.
Relasi adalah
Materi 2
FUNGSI
1.Pengertian
Fungsi
Setelah anda memahami pengertian relasi. Sekarang apa perbedaan antara relasi
dan fungsi? Perhatikan Tabel di bawah ini!
Nama Disha Reina Abyan Raihan Daffa Naya
Berat
35 40 45 35 43 38
Badan
P Q
Disha●
Reina● ● 35
Abyan● ● 38
Raihan● ● 40
Daffa● ● 45
Naya● ● 43
Diagram panah di atas menunjukkan relasi berat badan dari data pada tabel.
Dari diagram panah dapat diketahui hal- hal sebagai berikut.
a. Setiap siswa memiliki berat badan. Hal ini berarti setiap anggota A
mempunyai kawan atau pasangan dengan anggota B.
b. Setiap siswa memiliki tepat satu berat badan. Hal ini berarti setiap anggota
A mempunyai tepat satu kawan atau pasangan dengan anggota B.
9
Fungsi (pemetaan) dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi khusus yang memasangkan setiap
Syarat suatu relasi merupakan pemetaan atau fungsi adalah
setiap anggota A mempunyai pasangan di B;
setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota
Istilah fungsi diperkenalkan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz (1646 – 1716) hampir 50 tahun setelah buku geometri dipublik
9
Dalam hal ini, y = f(x) disebut bayangan (peta) x oleh fungsi f. Variabel x dapat
diganti dengan sebarang anggota himpunan A dan disebut variabel bebas.
Adapun variabel y anggota himpunan B yang merupakan bayangan x oleh
fungsi f ditentukan (bergantung pada) oleh aturan yang didefinisikan, dan
disebut variabel bergantung.
contoh:
Tentukan Domain, Kodomain, dan Range pada diagram di bawah ini!
A setengah dari B
1 2
2 4
3 6
4 8
10
Lampiran 4
1. Diketahui A = {2, 5, 7, 9} dan B = {7, 10, 12, 14, 16}. Jika hubungan
anggota A dengan anggota B ditunjukkan dengan 2 → 7, 5 →10, 7 → 12,
dan 9 → 14, maka :
a. Gambarlah diagram panah relasi dari himpunan A ke B.
b. Sebutkan relasi yang mungkin dari himpunan A ke B.
c. Apakah relasi tersebut merupakan fungsi? Jelaskan!
2. Misalkan X = {1,2,3,4} Y = {o,p,q,r} Tentukan apakah setiap relasi pada
himpunan X berikut merupakan sebuah fungsi dari X ke Y?jelaskan!
a. f = { (2,q), (1,r), (2,o), (3,p),(4,r)}
b. g = {(3,o), (4, p), (1,o)}
c. h = {(2,r), (3,r), (1,r), (4,r)}
3. Tentukan domain, kodomain, dan range pada diagram panah di bawah ini!
a. b.
●0 ●2
●1 1● ●4
●2 2● ●6
●3 3● ●8
1●
●4 4● ●10
2●
3●
Diketahui P = {k, l, m, n} Q = { x, y, z}
Tentukan P x Q dan Q x P
Apakah P x Q = Q x P
Tentukan nilai n (P x Q)
Tentukan nilai n (Q x P)
Apakah n (P x Q) = n (Q x P)
Lengkapilah tabel di bawah ini!
3. Berapa banyak fungsi atau pemetaan yang mungkin dari himpunan berikut! a. P = {3≤ x ≤ 6}dan Q =
b. R = {bilangan prima kurang dari 7} dan S = {faktor dari 4}
2. Gambarkan grafik fungsi f(x) = –2x – 1, dengan domain {-4, -3, -2, -1}!
3. Fungsi f(x) dirumuskan dengan f(x) = dengan domain {x | 1x12; x
C}
Belajarlah, tidak ada seorang pun yang dilahirkan dalam keadaan pintar,
dan orang-orang berilmu akan berbeda dengan orang-orang bodoh
10
X X
Y Y
c.d.
X
X
10
3. Di antara grafik berikut manakah yang merupakan grafik fungsi dari f(x) jika
sumbu X adalah daerah asal?
a. b. c.
Y Y Y
X X
d. e. f.
YYY
X X X
Fungsi f ditentukan oleh f(x) = ax + b. Jika f(2) = 12 dan f (–3) = – 23, tentukan:
nilai a dan b,
rumus fungsi tersebut.
Diketahui fungsi f(x) = px + 5. Jika f(7) = 2, tentukan nilai p.
Fungsi g ditentukan oleh g(x) = –5x + 1 pada himpunan bilangan bulat. Tentukan:
bayangan 2 pada g,
nilai g (0),
nilai g jika x = – 1,
nilai x jika g(x) = – 14,
nilai a jika g(a) = 21.
Dan bergegaslah kepada apa yang kamu inginkan, dan jika belum
nampak keberhasilan (dari usahamu) maka bersabarlah
Lampiran 7
10
Waktu : 90 menit
Petunjuk : Bacalah soal dengan teliti, kemudian jawablah soal tersebut dengan
benar!
1. Andaikan x anggota himpunan C yaitu himpunan bilangan asli ganjil yang
kurang dari 10 dan himpuan D yaitu himpunan bilangan asli genap yang
kurang dari 19. Relasi yang menghubungkan himpunan C dan D adalah
setengah dari.
a. Sebutkan semua pasangan berurutan dari relasi tersebut!
b. Apakah relasi di atas merupakan fungsi?
2. Buatlah 1 contoh dan bukan contoh fungsi dalam kehidupan yang ada di
sekitarmu!
3. Perhatikan gambar diagram panah di bawah ini, manakah yang merupakan
fungsi? Jelaskan
A B A B
●2 ●2
●3 ●3
D● E● D● E●
●4 ●4
F● F●
●5 ●5
a b
A B A B
●2 ●2
●3 ●3
D● D●
●4 ●4
E● F● E● F●
●5 ●5
c
d
Lampiran 8
Soal Posttest Pemahaman Konsep Matematika
Pada Pokok Bahasan Fungsi
Waktu: 80 menit
Petunjuk : Bacalah soal dengan teliti, kemudian jawablah soal tersebut dengan benar!
Buatlah 1 contoh dan bukan contoh fungsi dalam kehidupan yang ada di sekitarmu!
Perhatikan gambar diagram panah di bawah ini, manakah yang merupakan fungsi? Jelaskan
ABAB
●2 ●2
●3 ●3
D● E● D● E●
●4 ●4
F● F●
●5 ●5
a b
ABAB
●2 ●2
●3 ●3
D● E● D● E●
●4 ●4
F● F●
●5 ●5
d
c
selasa, rabu, dan sabtu. Diki dapat bermain pada hari rabu, kamis, dan sabtu.
Dita harus tinggal di rumah pada hari senin dan kamis. Diba dapat berlatih
pada hari senin, selasa, jum’at. Tidak seorang pun dapat bermain pada hari
minggu.
a. Gambarlah diagram panah dari himpunan anak yang bermain basket ke
himpunan nama hari yang menunjukkan hubungan tidak dapat bermain
bersama
5. Diketahui fungsi f(x) = mx + n. Jika f(-1) = 1 dan f(1) = 5. Maka tentukanlah
a. Bentuk Fungsi Baru
b. Nilai fungsi dari f(4), f(-13), f(9)!
6. Suatu fungsi f: x → 3x2 dengan domain {0,1,2,3,4,5} gambarlah fungsi
tersebut dengan grafik cartesius!
11
Lampiran 9
Kunci Jawaban
3 X
2 1 2
-4-3-2-1
-3
-5
-7
5. Diketahui: Himpunan P = {bilangan prima kurang dari 7}
Himpunan Q ={huruf
-9 vokal}
Ditanya: Berapa banyak diagram panah dari X ke Y yang akan dibuat
Naura?
Kata Kunci: Setiap anggota himpunan X mempunyai pasangan tepat satu
pada anggota himpunan Y
Jawab:
X ={2,3,5} Y={a,i,u,e,o}
n (X) = 3 n (Y) = 5
Jadi Banyak diagram panah dari X ke Y adalah YX = 53 = 125
6. Diketahui: Himpunan anak yang bermain basket ={Dika, Diki, Dita,Diba}
Himpunan nama hari = {senin, selasa, rabu, kamis, jum’at,
sabtu, minggu}
11
dengan jumlah guru di sekolah dan tidak mungkin setiap satu siswa
mempunyai satu guru.
Jawab:
f: x → 3x2 dengan domain {0,1,2,3}
Tabel fungsi f: x → 3x2
x 0 1 2 3
3x2 0 3 12 27
9
6
0 1 23
11
11
Lampiran 8
N XY ( X )(Y )
Menentukan nilai r
xy
N X 2 ( X )2 N Y 2 (Y )2
=
= 0,141
Mencari nilai rtabel, dengan dk = n -2 = 31 – 2 = 29 dan tingkat signifikan sebesar 0,05 diperoleh
Setelah diperoleh nilai rxy = 0,141, lalu dikonsultasikan dengan nilai rtabel =
0,367. Karena rxy < rtabel (0,141 < 0,367), maka soal no.1a tidak valid.
1
Lampiran 9
( X )2
X2
2 N
N
2
235 (67 )
2 (1) 31
31
= 2,90
Untuk varian no 2 sampai 10b perhitungannya sama caranya dengan varian no.1
n 1 2
Menentukan nilai r11 = i
n 1 t2
7 103,36
= 1
7 1 168,22
= 0,45513
Berdasarkan kriteria reliabilitas, nilai r11 = 0,45513 berada pada 0,40 <
0,70 maka tes bentuk pilihan uraian tersebut memiliki reliabilitas sedang
11
Lampiran 10
DP =
=
= 0,03
Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai DP = 0,03 kurang dari 0,20
maka soal no.1a tersebut memiliki daya pembeda yang jelek
Untuk no.1b dan seterusnya, perhitungan daya pembedanya sama
dengan perhitungan daya pembeda soal no.1a
1
Lampiran 11
Langkah-Langkah Perhitungan Tingkat Kesukaran
Tes bentuk uraian
Menentukan nilai SA = jumlah skor kelompok atas yang menjawab soal
itu.
Menentukan nilai SB = jumlah skor kelompok bawah yang menjawab soal
itu.
Menentukan N = jumlah seluruh siswa kelompok atas dan bawah
Menentukan maks = skor maksimal soal yang bersangkutan
Misal, untuk soal no.1a perhitungan Daya Pembedanya sebagai berikut:
SA = 96, SB = 90, N = 31, Maks = 10
Menentukan TK = tingkat kesukaran
TK =
= 0,60
Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, nilai TK = 0,60 berada diantara
kisaran nilai 0,30 – 0,70, maka soal no.1 tersebut memiliki tingkat
kesukaran sedang.
Untuk no.1b dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya sama
dengan perhitungan tingkat kesukaran soal no.1a
11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
DISTRIBUSI FREKUENSI
KELAS EKSPERIMEN
Jumlah 30
Lampiran 15
DISTRIBUSI FREKUENSI
KELAS KONTROL
Panjang kelas yang dapat dipilih 8 atau 9. Sesuai syarat K x P > R = 6 x 9 > 53
= 54 > 53 maka panjang kelas yang dipilih adalah 9
d. Membuat Tabel Distribusi frekuensi
Frekuensi
Titik
Batas Batas Relatif
No. Interval Absolut Tengah
Bawah Atas Kumulatif Kumulatif
(fi) (xi)
(%)
1 40-48 39,5 48,5 2 6,67 2 44
2 59-57 48.5 57,5 8 33,33 10 53
3 58-66 57,5 66,5 10 66,67 20 62
4 67-75 66,5 75,5 4 80 24 71
5 76-84 75,5 84,5 4 93,33 28 80
6 85-93 84,5 93,5 2 100 30 89
Jumlah 30
13
Lampiran 16
PERHITUNGAN MEAN,MEDIAN,MODUS,VARIANS,SIMPANGAN
BAKU, KEMIRINGAN KURVA DAN KURTOSIS
2. Perhitungan Median
3. Perhitungan Modus
4. Perhitungan Varians
13
miring ke kiri
7. Perhitungan Kurtosis
B. Kelas Kontrol
1. Perhitungan Mean
2.Perhitungan Median
3. Perhitungan Modus
4. Perhitungan Varians
13
miring ke kiri
7. Perhitungan Kurtosis
Lampiran 17
UJI NORMALITAS EKSPERIMEN
Rata-rata = 70,83
s= 14,498
Z
Kelas Batas Nilai Z Luas Z (Oi –
Batas Ei Oi
Interval Kelas kelas tabel Ei)2/Ei
Kelas
39,5 -2,16 0,0154
40-49 0,0554 1,662 2 0,068
49,5 -1,47 0,0708
50-59 0,1469 4,407 4 0,037
59,5 -0,78 0,2177
60-69 0,2464 7,392 10 0,920
69,5 -0,09 0,4641
70-79 0,2583 7,749 5 0,975
79,5 0,59 0,7224
80-89 0,1773 5,319 5 0,019
13
Lampiran 18
UJI NORMALITAS
KELAS KONTROL
Rata-rata =63,80
s = 12,413
Z
Kelas Batas Nilai Z Luas Z (Oi –
Batas Ei Oi
Interval Kelas kelas tabel Ei)2/Ei
Kelas
39,5 -2,00 0,0228
40-48 0,0828 2,484 2 0,094
48,5 -1,25 0,1056
49-57 0,1994 5,982 8 0,680
57,5 -0,51 0,3050
58-66 0,2821 8,463 10 0,279
66,5 0,22 0,5871
13
Lampiran 19
A. Uji Normalitas
1. Kelas Eksperimen
Menentukan Nilai z
1,47 = 0,4292
0,5 – 0,4846 = 0,0154
0,5 -0,4292 = 0,0708
Menentukan Luas Tabel
0,0708 – 0,0154 = 0,0554
Menentukan Nilai Ei
Ei = luas kelas x n = 0,0554 x 30 = 1,662
Menghitung
diperoleh = 7,815
2. Kelas Kontrol
Menentukan Nilai z
diperoleh = 7,815
B. Uji Homogenitas
=
13
= 13,50
=
dengan dk =
= 30 + 30 – 2 = 58 dan , diperoleh
= 1,673