OLEH
I GEDE ARIESTANTA FRANDIKA YOGA
NIM: 1113011003
DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. I GUSTI PUTU SUHARTA, M. Si
NIP. 19621215 198803 1 002
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah Seminar Matematika dengan judul Peran Disposisi Matematika
dalam Menentukan Hasil Belajar.
Makalah ini telah diseminarkan dan disetujui sebagai kelengkapan
melaksanakan seminar matematika pada :
Hari
Tanggal
Dosen Penguji,
Pembahas Mahasiswa,
NIM. 1113011006
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
SURAT PERNYATAAN
NIM
: 1113011003
Jurusan/Fakultas
Judul Makalah
Menyatakan bahwa makalah ini dengan seluruh isi bersumber dari jurnal ilmiah
dari NCTM dengan pemaparan saya sendiri.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam
makalah saya ini.
Singaraja,
Desember 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah seminar matematika yang berjudul PERAN DISPOSISI
MATEMATIKA DALAM MENENTUKAN HASIL BELAJAR tepat pada
waktunya.
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
seminar matematika ini, diantaranya adalah sebagai berikut
1. Ibu Dra. I Gusti Ayu Mahayukti selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
2. Bapak Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M. Si selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan
arahan dalam menyelesaikan seminar matematika ini
3. Bapak,
ibu,
dan
seluruh
saudara-saudara
yang
senantiasa
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN.........................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1
Latar Belakang..........................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3
Tujuan........................................................................................................3
1.4
Manfaat Penulisan.....................................................................................3
Disposisi Matematika................................................................................4
2.2
2.3
2.4
Simpulan..................................................................................................20
4.2
Saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hubungan Tujuan, Pengalaman, dan Hasil Belajar................................6
Gambar 2. Ilustrasi Jalinan Komponen Kecakapan Matematis.............................18
ABSTRAK
PERAN DISPOSISI MATEMATIKA DALAM MENENTUKAN HASIL
BELAJAR
I Gede Ariestanta Frandika Yoga
1113011003
Dalam belajar matematika siswa dituntut untuk memiliki kemampuan:
pemahaman,
pemecahan masalah,
komunikasi, dan koneksi matematis.
Berdasarkan ungkapan tersebut dapat dikatakan matematika bukanlah pelajaran
hafalan. Paradigma untuk menghafal konsep-konsep dan rumus-rumus yang
terdapat dalam pelajaran matematika dan ditambah dengan pembelajaran yang
cenderung terpusat pada guru menyebabkan banyak siswa yang beranggapan
bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan kurang diminati.
Rendahnya kepercayaan diri dan antusias dalam belajar matematika ini
mempengaruhi tingkat disposisi matematika siswa. Di sisi lain NCTM (2000)
menyatakan bahwa sikap siswa dalam menghadapi matematika dan keyakinannya
dapat mempengaruhi prestasi mereka dalam matematika. Begitu juga menurut
taksonomi bloom hasil belajar tidak hanya ditentukan berdasarkan ranah kognitif
atau ranah pengetahuannya saja, tetapi keterampilan dan sikap siswa dalam belajar
matematika juga mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Salah satunya
yaitu disposisi matematika.
Kata kunci : disposisi matematika, pembelajaran matematika, hasil belajar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika
merupakan
ilmu
universal
yang
mendasari
dalam menghadapi
berbagai
masalah
serta
mampu
memiliki
kemampuan:
pemahaman,
pemecahan
masalah,
Pembelajaran
matematika
selain
untuk
meningkatkan
1.3 Tujuan
Tujuan dari seminar ini adalah untuk mengetahui bagaimana disposisi
matematika dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar matematika.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah diperolehnya informasi
mengenai bagaimana disposisi matematika dapat mempengaruhi keberhasilan
dalam belajar matematika.(memang manfaatnya dpt informasi, tp apa gda
manfaat yg lbih spesifik? Sperti bagi tenaga pendidikan dan bg siswa).
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Disposisi Matematika
National Council of Teachers of Mathematics (1989) memaparkan
bahwa disposisi matematis adalah keterkaitan dan apresiasi terhadap
matematika yaitu suatu kecenderungan untuk berpikir dan bertindak dengan
cara yang positif. Disposisi matematis siswa terwujud pada saat siswa
melakukan sikap positif pada saat pembelajaran matematika, seperti membuat
tugas yang dilakukan dengan percaya diri, keingintahuan mencari alternatif
jawaban, tekun, dan tertantang untuk menjawab soal-soal yang diberikan.
Berdasarkan yang diungkapkan oleh Wardani (2008: 15), disposisi matematis
adalah ketertarikan dan apresiasi terhadap matematika yaitu kecenderungan
untuk berpikir dan bertindak dengan positif, termasuk kepercayaan diri,
keingintahuan, ketekunan, antusias dalam belajar, gigih menghadapi
permasalahan, fleksibel, mau berbagi dengan orang lain serta reflektif dalam
kegiatan matematika (doing math).
Menurut Sumarmo (2006: 4), disposisi matematis adalah keinginan,
kesadaran dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika
dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika. Mulyana (2009:19)
menyatakan bahwa disposisi terhadap matematika adalah perubahan
kecenderungan siswa dalam memandang dan bersikap terhadap matematika,
serta bertindak ketika belajar matematika. Misalnya, ketika siswa dapat
menyelesaikan permasalahan non rutin, sikap dan keyakinannya sebagai
seorang pelajar menjadi lebih positif. Makin banyak konsep matematika yang
dipahami, maka makin yakin bahwa matematika itu dapat dikuasai.
Berdasarkan beberapa pendapat dari ahli maka dapat disimpulkan
bahwa disposisi matematika adalah kecenderungan untuk berpikir dan
bersikap yang positif terhadap matematika, termasuk kepercayaan diri,
keingintahuan, ketekunan, antusias dalam belajar, gigih menghadapi
permasalahan, fleksibel, mau berbagi dengan orang lain serta reflektif dalam
kegiatan matematika.
4
(2)
fleksibel
dalam
melakukan
kerja
matematika
Pengalaman belajar
Hasil Belajar
mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah
melakukan aktivitas belajar. Pengertian yang diungkapkan oleh Djamarah dan
Zain ini lebih menekankan pada pengalaman yang didapatkan oleh peserta
didik pada saat setelah melakukan aktivitas belajar. Pengukuran hasil belajar
tidak hanya dinilai dari pengalaman yang didapat oleh peserta didik, tetapi
dapat juga dinilai berdasarkan tes hasil belajar yang dilakukan oleh peserta
didik. Dimyati dan Mudjiono (2006) mengungkapkan bahwa hasil belajar
adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah
diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang
diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam
menerima materi pelajaran.
Menurut Nasution (2006:36), hasil belajar adalah hasil dari suatu
interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes
yang diberikan guru. Hamalik (2008) mengungkapkan hasil belajar adalah
sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat
diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan
tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan
yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu. Berdasarkan
beberapa pendapat dari para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan hasil
belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah peserta didik
melakukan proses pembelajaran yang dapat diamati dan diukur dengan tes
hasil belajar yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yakni
faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989).
Djamarah (2003) mengungkapkan bahwa berhasil atau tidaknya seseorang
dalam belajar disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu
dan faktor dari luar individu. Clark (dalam Sabri 2005) mendukung hal
tersebut dengan menyatakan bahwa 70% hasil belajar siswa di sekolah
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi lingkungan.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagaimana
diungkapkan oleh Sudjana (2005 : 39), yaitu :
a.
b.
Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang
prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam
keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat
mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi
pelajaran.
2)
Faktor Psikologis
Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya
memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal
ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor
psikologis meliputi: intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat,
motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.
b. Faktor Eksternal
1)
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor
lingkungan ini meliputi: lingkungan fisik dan lingkungan
sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan
lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang
akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan
sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang
kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup
untuk bernafas lega.
2)
Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi
sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang
direncanakan.
Faktor-faktor
instrumental
ini
berupa
b.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Pembelajaran matematika selain untuk meningkatkan kemampuan
berpikir matematis atau aspek kognitif siswa, juga harus memperhatikan
aspek afektif siswa, yaitu disposisi matematis. Pembelajaran matematika di
kelas harus dirancang khusus sehingga selain dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa, juga dapat meningkatkan disposisi matematis. Hal ini didukung
oleh pendapat yang dikemukanan oleh NCTM (1989) yaitu sikap siswa dalam
menghadapi matematika dan keyakinannya dapat mempengaruhi keberhasilan
belajar matematika siswa.
Disposisi matematis adalah apresiasi siswa terhadap matematika
(NCTM, 1989). Apresiasi tersebut berupa kecenderungan untuk berpikir dan
bertindak secara positif terhadap matematika. Kecenderungan ini tercermin
oleh ketertarikan siswa dan kepercayaan diri dalam mengerjakan matematika,
kemauan alternatif untuk mengeksplorasi dan ketekunan dalam memecahkan
masalah matematika, serta kemauan untuk merefleksikan pemikiran mereka
sendiri ketika mereka belajar matematika. Tindakan-tindakan positif siswa
juga akan terwujud ketika mereka senantiasa percaya diri dalam menghadapi
persoalan matematis, memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, tekun, dan
senantiasa melakukan refleksi terhadap hal-hal yang telah dilakukannya.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain: kognitif, afektif, psikomotor.
Perinciannya sebagai berikut: (1) Ranah kognitif adalah aspek yang
berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu:
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian, (2)
Ranah afektif adalah aspek yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu: menerima, menjawab atau
reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks
nilai, dan (3) Ranah psikomotor adalah aspek yang meliputi keterampilan
motorik,
manipulasi
benda-benda,
koordinasi
neuromuscular
12
menggunakan
matematika
untuk
memecahkan
masalah,
untuk
2.
13
3.
4.
5.
1. Pemahaman Konseptual
Mengacu
pada "pengintegrasian
dan fungsional
dari ide-ide
1 1
2 4
= ? Untuk
14
dengan
3
4
1 1
2 4
akan sama
dapat
diprediksi)
dan
bahwa
sebuah
prosedur
yang
15
menyajikannya
dalam
kalimat
matematika.
Misal
permasalahan
ini
siswa
dituntut
untuk
memahami
alternatif
dari
penyelesaiaannya,
dan
cara
mencari
16
lainnya
berkembang
dan
saling
berkaitan
untuk
banyak
matematikanya,
siswa
semakin
tersebut
percaya
paham
diri
terhadap
mereka
konsep
mengerjakan
17
keempat komponen lainnya juga akan ikut melemah. Tapi sebaliknya jika
kelima tali tersebut dijalin dengan kuat dan rapat maka kesatuan tali tersebut
juga semakin kuat. Disposisi matematika merupakan salah satu lima
komponen dan hasil belajar ditentukan berdasarkan kelima komponen dari
kecakapan matematis. Tentunya berdasarkan ilustrasi di atas jika disposisi
18
menuntut
kemampuan
pemecahan
masalahnya.
Jika
disposisi
matematika siswa ini rendah maka mereka akan kurang tahan banting dalam
mengerjakan tugas tersebut dan akibatnya hasil belajar dari siswa tersebut
juga ikut rendah.
Peran disposisi matematika dalam hasil belajar matematika dapat
dikatakan sebagai motivasi dalam pembelajaran. Hal ini terlihat pada kasus
yang dibahas sebelumnya. Siswa yang disposisinya rendah cenderung tidak
menyelesaikan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Hal ini terjadi karena
siswa yang disposisinya rendah maka siswa tersebut tidak bertanggungjawab
dalam belajar mereka, tidak senantiasa percaya diri dalam menghadapi
persoalan matematis, dan memiliki rasa keingintahuan yang rendah. Karena
rendahnya sifat yang dimiliki oleh siswa tersebut maka siswa tersebut
cenderung malas untuk mengerjakan tugas dan pada akhirnya tugas tersebut
tidak dapat dikerjakan. Disinilah peran disposisi matematika sebagai motivasi
dalam pembelajaran. Jika siswa tersebut memiliki disposisi matematika yang
tinggi maka siswa tersebut akan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi,
sehingga siswa tersebut tidak akan menyerah sebelum tugas tersebut selesai
dikerjakan, dan dalam jangka panjang hal ini akan megakibatkan hasil belajar
matematika siswa tersebut akan meningkat.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Hasil belajar tidak hanya ditentukan berdasarkan ranah kognitif atau
ranah pengetahuannya saja, tetapi keterampilan dan sikap siswa (aspek
afektif) dalam belajar matematika juga mempengaruhi hasil belajar siswa.
Salah satu aspek afektif yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah
disposisi matematika. Disposisi matematika merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa yang timbul dari dalam diri siswa itu
sendiri. Disposisi matematika merupakan salah satu dari lima komponen
kecakapan matematis dan hasil belajar ditentukan berdasarkan kelima
komponen ini. Adapun kelima komponen tersebut yaitu pemahaman
konseptual, kelancaran prosedural, kompetensi strategis, penalaran adaptif,
dan disposisi produktif. Komponen-komponen ini tidak saling bebas dan
terjalin menjadi satu. Sehingga jika kemampuan disposisi matematika siswa
tinggi, maka keempat komponen kecakapan matematis yang lain juga akan
tinggi yang mengakibatkan hasil belajar matematika siswa tersebut juga ikut
tinggi.
Peran disposisi matematika yaitu sebagai motivasi dalam pembelajaran.
Jika siswa tersebut memiliki disposisi matematika yang tinggi maka siswa
tersebut akan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, sehingga siswa
tersebut tidak akan menyerah sebelum tugas tersebut selesai dikerjakan, dan
dalam jangka panjang hal ini akan megakibatkan hasil belajar matematika
siswa tersebut akan meningkat.
4.2 Saran
Disposisi matematika sangat penting untuk diterapkan, dikembangkan
dan ditingkatkan bagi siswa, sedangkan guru sebagai fasilitator hendaknya
sesering mungkin untuk memicu siswa untuk lebih meningkatkan disposisi
matematika dari dalam dirinya sendiri.
20
DAFTAR PUSTAKA
Kilpatrick, J., Swafford, J., & Findell, B. (2001). Adding it up: Helping Children
Learn Mathematics. Washington DC: National Academy Press.
Mandur, K., Sadra, I., & Suparta, I. (2013). Kontribusi Kemampuan Koneksi,
Kemampuan Representasi, dan Disposisi Matematis terhadap Prestasi
Belajar Matematika Siswa SMA Swasta di Kabupaten Manggarai. eJournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Matematika (Volume 2 Tahun 2013).
Mulyana, E. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Knisley terhadap
Peningkatan Pemahaman dan Disposisi Matematika Siswa Sekolah
Menengah Atas Program Ilmu Pengetahuan Alam.
NCTM. (1989). EVALUATION: Standard 10 - Mathematical Disposition.
Retrieved 12 1, 2014
Retnowati, D., & Murtiyasa, B. (2013). Upaya Meningkatkan Pemahaman
Konsep dan Disposisi Matematis Menggunakan Model Pembelajaran
Treffinger. Seminar Nasional Pendidikan Matematika, 14-23.
Sudjana, N. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar-Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugilar, H. (2013). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Disposisi
Matematik Siswa Madrasah Tsanawiyah melalui Pembelajaran Generatif.
Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, 156168.
Sulistyaningsih, D., & Joko, I. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa melalui Metode Pembelajaran Jigsaw berbantuan CD Pembelajaran
Materi Ekponen Kelas X. 325-331.
Sumarmo, U. (2010). Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik.
Syaban, M. (2009). Menumbuhkembangkan Daya dan Disposisi Matematis Siswa
Sekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran Investigasi. Educationist,
129-136.
21
22