Anda di halaman 1dari 217

PENGARUH PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING (MT)

TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA


SISWA KELAS XI MA DDI GALESONG BARU KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh
ANDI RIFQAH SABIR
NIM. 10536 5216 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2020
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIAYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 Makassar 90221
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ANDI RIFQAH SABIR

NIM : 10536521615

Jurusan : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Pengaruh Pendekatan Metaphorical Thinking (MT) terhadap Kemampuan Pemaha
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan kepada tim penguji adalah hasil karya saya send
Demikian pernayataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabil
Makassar, Januari 2020 Yang membuat pernyataan

ANDI RIFQAH SABIR

iv
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIAYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 Makassar 90221
SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ANDI RIFQAH SABIR

NIM : 10536521615

Jurusan : Pendidikan Matematika

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Mulai penyusunan proposal ini sampai selesainya skripsi ini, saya menyusunya
sendiri tanpa dibuatkan oleh siapapun.

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan dalam menyusun skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar penjanjian seperti yang tertera di atas maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Januari 2020

Yang membuat perjanjian

ANDI RIFQAH SABIR

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Keajaiban adalah nama lain dari Kerja Keras

Yakin dan percaya, semua usaha dan kerja kerasmu akan mendapat
balasan yang setimpal dihari kemudian.

Kupersembahkan karya ini buat:

Ayah dan Ibu tercinta yang telah melahirkan, merawat, dan


membesarkanku dengan kasih sayang dan doa yang tak pernah putus
untukku, begitu pula kakek dan nenekku tersayang, selanjutnya kepada
saudara-saudaraku yang tidak pernah berhenti memberikan dukunganya,
teman-teman Geometri 15G, dan sahabat-sahabat yang telah membantu
saya menyelesaikan skripsi ini, serta kampus biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.

vi
ABSTRAK

Andi Rifqah Sabir, 2020. Pengaruh Pendekatan Metaphorical Thinking


terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas XI MA DDI
Galesong Baru Kota Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Pembimbing I Dr. Awi Dassa, M.Si dan Pembimbing II Kristiawati,
S.Pd., M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan


Metaphorical Thinking terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian pre-eksperiment. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 19
orang. Sampel untuk penelitian diambil dari keseluruhan populasi yang ada
(sampling jenuh), yakni seluruh siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota
Makassar yang berjumlah 19 orang pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes dan lembar observasi
aktivitas siswa. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis statistika
deskriptif dan inferensial. Hasil analisis statistika deskriptif menunjukkan (1) rata-
rata pretest kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yaitu 32,21 berada
pada kategori sangat rendah, (2) rata-rata posttest kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa yaitu 78,58 berada pada kategori baik, (3) N-gain sebesar 0,68
berada pada kategori sedang. Hasil analisis inferensial menunjukkan (1) nilai rata-
rata siswa setelah dilakukan pendekatan Metaphorical Thinking lebih besar dari 70
(kategori baik) dengan df adalah 18 dan signifikansi lebih kecil dari taraf
signifikansi yaitu 0,030 < 0,05, yang berarti H0 ditolak, (2) nilai ketuntasan klasikal
siswa lebih besar dari 70. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Metaphorical Thinking berpengaruh
terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI MA DDI
Galesong Baru Kota Makassar.

Kata Kunci: Pengaruh, pendekatan Metaphorical Thinking, kemampuan


pemahaman konsep

vii
ABSTRACT

Andi Rifqah Sabir, 2020. The Effect of a Metaphorical Thinking Approach toward
the Ability to Understand Mathematical Concepts of Students in Class XI MA DDI
Galesong Baru Makassar City. Thesis. Department of Mathematics Education,
Faculty of Teacher Training and Education, University of Muhammadiyah
Makassar. Supervisor I Dr. Awi Dassa, M.Si and Supervisor II Kristiawati,
S.Pd., M.Pd.

This study aimed to determine the effect of the application of the


Metaphorical Thinking approach toward the ability to understand mathematical
concepts of XI MA DDI Galesong Baru students in Makassar City. This type of
research was a pre-experiment research. The population in this study amounted to 19
people. Then, the samples for this study were taken from all existing participants
(saturated sampling), namely all students of class XI MA DDI Galesong Baru
Makassar City, which were collected 19 people in the odd semester of the 2019/2020
school year. The data were collected by using tests and observation sheets of student
activities. The analysis technique used was descriptive and inferential statistical
analysis techniques. The results of descriptive statistical analysis showed that(1) the
average pre-test ability of understanding mathematical concepts of students was 32.21
in the very low category,(2) the average post-test of students' understanding of
mathematical concepts was 78.58 in the good category, (3) N-gain of 0.68 was in the
medium category. The results of inferential analysis showed that (1) the average
value of students after the Metaphorical Thinking approach was greater than 70 (good
category) with df that was 18 and the significance was smaller than the significance
level of 0.030 <0.05, which means H0 was rejected, (2 ) the students' classical
completeness value was greater than 70. Based on the results of the research above, it
could be concluded that the application of the Metaphorical Thinking approach
affected the ability of understanding the mathematical concepts of students of class
XI MA DDI Galesong Baru, Makassar.

Keywords: Influence, Metaphorical Thinking approach, concept comprehension of


ability

viii
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang terindah melebihi segala puji dan syukur atas kehadirat Allah

SWT., atas segala rahmat dan petunjuk-Nya yang dilimpahkan kepada penulis mulai

dari pra penelitian sampai penyelesaian penyusunan skripsi ini. Alhamdulillah penulis

dapat menyelesaikam skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pendekatan Metaphorical

Thinking (MT) terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa

XI MA DDI Galesong Baru Kota Makassar”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu

syarat guna memperoleh gelar Serjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Penyelesaian ini tentunya tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari

semua pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis ingin

menyampaikan terima kasih setulus-setulusnya dan setinggi-tingginya kepada

Ayahanda tercinta Andi Sabir dan Ibunda tercinta ST. Nur’Aeni, yang telah

memberikan kasih sayang, doa, pengorbanan, nasehat, motivasi, dan dukungan yang

tiada hentinya dan tak ternilai harganya kepada penulis.

Selain itu, penulis hanturkan penghormatan dan penghargaan setinggi-

tingginya serta ucapan terima kasih kepada :

ix
1. Ayahanda Prof. Dr. H. Rahman Rahim, MM., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Ayahanda Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ayahanda Mukhlis, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Ayahanda Ma’rup, S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar.

5. Kakanda Fathrul Arriah, S.Pd., M.Pd., selaku Penasehat Akademik yang selalu

memberikan motivasi dan semangat kepada penulis selama menempuh

perkuliahan.

6. Ayahanda Dr. Awi Dassa, M.Si. dan Ibunda Kristiawati, S.Pd., M.Pd., selaku

dosen pembimbing yang dengan sabar telah membimbing, menasehati, dan

memotivasi penulis selama menyusun skripsi ini.

x
7. Ayahanda Dr. Alimuddin, M.Si. dan Ayahanda Dr. Asdar, M.Pd., selaku

validator yang telah memberikan arahan dan petunjuk terhadap instrumen

penelitian.

8. Para Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu

selama penulis menempuh pendidikan.

9. Para staff Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah melayani dengan

penuh sabar demi kelancaran proses perkuliahan.

10. Bapak Ahmad Taslim, S.Ag., M.Si. Selaku Kepala Sekolah MA DDI Galesong

Baru Kota Makassar yang telah membantu penelitian dalam hal pemberian izin

penelitian.

11. Ibu Nurlina S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran Matematika kelas XI MA DDI

Galesong Baru Kota Makassar yang telah membantu peneliti selama proses

penelitian.

12. Siswa-siswi kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota Makassar yang telah bekerja

sama dalam pelaksanaan penelitian ini.

13. Teman-teman angkatan 2015 di Pendidikan Matematika khususnya 2015 G yang

menjadi sahabat yang bersedia menemani peneliti selama proses penelitian,

xi
untuk bantuannnya dalam memberikan ide dan motivasi selama penyusunan

skripsi ini, juga untuk persahabatan yang luar biasa.

14. Saudara Ayu Juni Wulandary, Arisal, Nurhidayat, Sri Eka Wahyuni, Hasni yang

telah membantu banyak selama penyusunan skripsi.

15. Para staff dari PT. Stanbrain Pendidikan Indonesia yang sudah bersedia

membantu serta memberikan ide selama penyusunan skripsi

16. Saudara Erda Wahyuni Aras yang telah bersedia menjadi observer selama

penulis melakukan penelitian.

17. Seluruh pihak yang telah memberi saran, kritik, dan dukungan selama ini, yang

penulis tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Semoga segala

bantuan dan kerjasamannya dapat menjadi amal ibadah disisi Allah SWT.

Tak ada gading yang tak retak, oleh sebab itu meskipun penulis telah berusaha

secara maksimal untuk menyajikan skripsi ini dengan sempurna, namun tetap saja

skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan baik dari segi bahasa, sistematika

penulisan, maupun isi yang terkandung didalamnya. Olehnya itu penulis

mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak sehingga skripsi ini lebih terarah

kepada kesempurnaan.

Makassar, Januari 2020

xii
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN. ...................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................. iii

SURAT PERNYATAAN. .......................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN. ............................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................. vi

ABSTRAK. ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR................................................................................ ix

DAFTAR ISI............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL....................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


xiii

B. Batasan Masalah. ........................................................................... 5


C. Rumusan Masalah.......................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka ............................................................................... 8

1. Konsep Pengaruh. ................................................................... 8

2. Pendekatan Metaphorical Thinking ........................................ 8

3. Pemahaman Konsep ............................................................... 17

B. Penelitian Relevan ........................................................................ 22

C. Kerangka Pikir ............................................................................... 22

D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 26

B. Populasi dan Sampel.................................................................... 27

C. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 28

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ................................................. 29

xiv
E. Instrumen Penelitian .................................................................... 31

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 33

G. Teknik Analisis Data ................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian............................................................................ 37

1. Hasil Penelitian Deskriptif........ 37

2. Hasil Penelitian Inferensial....... 45

B. Pembahasan Hasil Penelitian....................................................... 47

1. Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif 47

2. Pembahasan Hasil Analisis Inferensial 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.................................................................................. 50

B. Saran ............................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................


LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xv
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 3.1 Desian Penelitian One Group Pretest-Posttest Design ............ 26


Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa .......................................... 31
Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep................ 34
Tabel 3.4 Pengkategorian Nilai Gain ...................................................... 35
Tabel 4.1 Statistik Kemampuan Pemahaman Konsep sebelum diberi perlakuan
(pretest) ................................................................................... 38
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kemampuan Siswa sebelum diberi
perlakuan (pretest) .................................................................. 38
Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Belajar Matematika sebelum diberi perlakuan
(pretest) dengan Pendekatan Metaphorical Thinking ............ 38
Tabel 4.4 Statistik Kemampuan Pemahaman Konsep setelah diberi perlakuan
(posttest).................................................................................. 40
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kemampuan Siswa setelah diberi
perlakuan (posttest)................................................................. 40
Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Belajar Matematika setelah diberi perlakuan
(posttest) dengan Pendekatan Metaphorical Thinking............ 41
Tabel 4.7 Statistik Gain Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa setelah diberi perlakuan (posttest)............ 42
Tabel 4.8 Deskriptif Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa setelah diberi perlakuan (posttest) ........... 42
Tabel 4.9 Deskriptif Hasil Observasi Aktivitas Siswa ............................ 43

xvi
DAFTAR GAMBAR

Tabel Judul Tabel Halaman

Gambar 2.1Bagan Kerangka Pikir ........................................................... 22

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, sehingga penting untuk diajarkan pada siswa di sekolah. Hal ini

ditegaskan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu

mata pelajaran wajib bagi siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Penyebab pentingnya matematika adalah kemampuan siswa dalam memahami

konsep matematika merupakan landasan dan wahana pokok yang menjadi syarat

mutlak yang harus dikuasai untuk dapat melatih siswa berpikir dengan jelas, logis,

sistematis serta memiliki kepribadian dan keterampilan dalam menyelesaikan

masalah dalam kehidupan sehari-hari. Paling (dalam Abdurrahman, 2012:203)

mengemukakan bahwa

“Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah


yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan
pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang
menghitung, dan yang penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu
sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan”.

Salah satu tujuan pembelajaran matematika dijenjang pendidikan dasar dan

pendidikan menengah menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 adalah memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

1
2

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien,

dan tepat dalam pemecahan masalah.

Sebagai ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikiran manusia yang

diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis dengan

penalaran di dalam struktur kognitif, matematika yang diajarkan di sekolah

diharapkan dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mengasah pengetahuan dalam

menghadapi berbagai situasi masalah.

Walaupun demikian, sejumlah pendapat yang sering kita dengar tentang

matematika adalah menakutkan, membosankan, membingungkan, menyebalkan dll.

Beberapa faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran yang sulit seperti

yang diungkapkan oleh Bambang (2008) yaitu, “Banyak faktor yang menyebabkan

matematika dianggap sulit diantaranya karakteristik materi matematika yang bersifat

abstrak, logis, sitematis serta penuh dengan lambing-lambang serta rumus yang

membingungkan”. Bahkan beberapa mahasiswa di perguruan tinggi yang mengambil

program studi di luar program studi matematika ketika dihadapkan dengan mata

kuliah pengenalan statistik (sebagai mata kuliah wajib) merasa tersiksa dengan

hitungan-hitungan yang diberikan.

Pendapat diatas semakin dipertajam dengan model pembelajaran matematika

di SD, SMP maupun SMA yang terjadi saat ini cenderung pada pencapaian target

materi yang diamanatkan dalam kurikulum atau merujuk pada buku yang dipakai

sebagai buku wajib dengan berorientasi pada soal-soal ujian nasional dan seleksi

masuk perguruan tinggi pada tahun-tahun sebelumnya, bukan pada pemahaman


3

(understanding) bahan materi yang dipelajari. Para siswa cenderung menghafalkan

konsep-konsep matematika, seringkali dengan mengulang-ulang menyebutkan

definisi yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku, tanpa berusaha untuk

memahami maksud dan isinya.

Menurut Marpaung (Hendriana, H. 2012:91) selama ini hal yang dapat kita

amati ketika siswa belajar, kebanyakan belajar baru dilakukan sangat intens atau

yang biasa dikenal dengan sebutan SKS (Sistem Kebut Semalam, Sejam, Setengah

jam, Semenit, atau …) menjelang ulangan atau ujian. Anehnya, seorang guru

mengatakan bahwa dalam tingkat SMA yang penting adalah bahwa siswa mampu

menghafalkan konsep-konsep dan bisa mengerjakan soal-soal seperti soal-soal

Ujian Nasional (UN) dan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN), hanya dengan satu tujuan, yakni agar mereka bisa lulus UN dan dapat

diterima di perguruan tinggi negeri yang dicita-citakan. Sedangkan, terkait

pemahaman materi itu nanti dapat dilaksanakan setelah mereka menempuh proses

perkuliahan di perguruan tinggi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di MA DDI Galesong Baru Kota

Makassar pada bulan Agustus 2018 diperoleh informasi bahwa Matematika

merupakan pelajaran yang sulit oleh siswa. Pembelajaran di kelas guru menggunakan

metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan, namun metode yang dominan

digunakan adalah metode ceramah. Pembelajaran dengan metode ceramah, guru

merupakan subjek utama kegiatan pembelajaran (teacher centered). Guru juga

mengeluhkan bahwa siswa sulit mencerna konsep yang diajarkan, tidak terampil

(kurang mandiri) dalam proses penyelesaian masalah dan lemah dalam penugasan
4

materi. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang belum dapat memahami konsep

matematika dengan baik dan menerapkan rumus untuk memecahkan persoalan yang

diberikan. Selama ini siswa cenderung menghafal konsep-konsep matematika, tanpa

mengetahui maksud dan isinya. Siswa hanya berpikir sederhana dan praktis untuk

mendapatkan tujuan akhir sehingga ketika dihadapkan pada permasalahan yang agak

berbeda pada konteks yang sama, siswa tidak mampu berfikir untuk mencari

alternatif solusinya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Supatmono (dalam Nizbah,

2013:16) bahwa

Kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dikarenakan siswa tidak


membangun sendiri tentang pengetahuan konsep-konsep matematika tetapi,
cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika tanpa mengetahui makna
yang terkandung pada konsep tersebut sehingga pada saat siswa meyelesaikan
masalah matematika sering melakukan kesalahan dan tidak menemukan solusi
penyelesaian masalahnya”.

Dengan demikian, berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah

dipaparkan, maka kemampuan pemahaman konsep matematika siswa perlu

dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. Pendekatan

pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam

mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu. Pada

pokoknya pendekatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan suatu

materi pelajaran dari bagian-bagian yang satu bagian lainnya berorientasi pada

pengalaman-pengalaman yang dimiliki siswa untuk mempelajari konsep, prinsip atau

teori yang baru tentang suatu bidang ilmu. Salah satu pendekatan pembelajaran

Matematika yaitu Pendekatan Metaphorical Thinking.


5

Pendekatan Metaphorical Thinking merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang menggunakan metafora-metafora untuk menjelaskan suatu

konsep. Metafora yang digunakan pada pendekatan ini merupakan proses

pemindahan arti dan asosiasi baru dari satu objek atau gagasan yang abstrak ke objek

atau gagasan yang lain yang sudah lebih dikenal. Pendekatan Metaphorical Thinking

membangun pemahaman dengan menggunakan metafora yang mengkaitkan dengan

pengetahuan yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang sudah diketahui,

kemudian solusi yang tercipta dari pengkaitan tersebut dapat digunakan pada

persoalan lain.

Berdasarkan pada deskripsi yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti

terdorong untuk melakukan penelitian berjudul: "Pengaruh pendekatan Metaphorical

Thinking (MT) terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas

XI MA DDI Galesong Baru Kota Makassar".

B. Batasan Masalah

Banyak hal yang menyebabkan siswa mengalami masalah dalam belajar

matematika, maka peneliti hanya membatasi permasalahan pada pengaruh

pendekatan Metaphorical Thinking terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika Siswa Kelas XI pada mata pelajaran matriks di MA DDI Galesong Baru

Kota Makassar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:


6

Apakah terdapat pengaruh penerapan pendekatan Metaphorical Thinking

terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI MA DDI

Galesong Baru Kota Makassar ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan

pendekatan Metaphorical Thinking terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota Makassar.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di

atas, maka manfaat penelitian yang diharapkan sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

siswa

b. Merasakan pembelajaran yang berbeda dari pembelajaran biasanya.

2. Bagi guru

a. lnformasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan

bagi pelaksana pengajaran matematika di sekolah.

b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data bagi guru dalam

merumuskan teknik pembelajaran terbaik bagi siswanya.

3. Bagi sekolah
7

Memiliki referensi baru tentang teknik pembelajaran yang dapat diterapkan

guna meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

4. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai pendekatan Metaphorical

Thinking serta sebagai bahan bandingan atau referensi khususnya kepada

peneliti lainnya yang akan mengkaji masalah yang relevan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pengaruh

Menurut Hugiono dan Poerwantana, “Pengaruh merupakan dorongan atau

bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan suatu efek”, sedangkan menurut

Badudu dan Zain, “Pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu terjadi, sesuatu

yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain dan tunduk atau mengikuti

karena kuasa atau kekuasaan orang lain”. Sedangkan Louis Gottschalk

mendefinisikan pengaruh sebagai suatu efek yang membentuk terhadap pikiran dan

perilaku manusia baik sendiri maupun kolektif.

Berdasarkan konsep pengaruh di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh

merupakan suatu reaksi yang timbul (dapat berupa tindakan atau keadaan) dari suatu

perlakuan akibat dorongan untuk mengubah atau membentuk sesuatu keadaan kearah

yang lebih baik. Maka pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh

pendekatan Metaphorical Thinking terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa. Jadi setelah mengetahui pendekatan Metaphorical Thinking akan

diketahui ada pengaruh atau tidak terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa.

B. Pendekatan Metaphorical Thinking

Pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam

memandang suatu masalah atau objek kajian. Pendekatan ini akan menentukan arah

8
9

pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan

terhadap masalah atau objek kajian yang akan ditangani.

Metaphorical thinking tersusun dari kata metaphore dan think. Metaphore

berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti memindahkan atau membawa,

sedangkan think berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti berpikir. Metafora

merupakan proses yang dimulai dengan memindahkan arti dan asosiasi baru dari satu

gagasan yang lain (abstrak). Metafora juga berarti suatu ide untuk mengaitkan

masalah yang dihadapi siswa dengan pengamalan sehari-hari.

Menurut Heris Hendriana, (2012) berpikir metaforik dalam matematika

dimulai dengan memodelkan suatu situasi secara matematis, kemudian model-model

itu dimaknai dengan pendekatan dari sudut pandang semantik. Di dalam

pembelajaran matematika penggunaan metafora oleh siswa merupakan suatu cara

untuk menghubungkan konsep-konsep matematika dengan konsep-konsep yang telah

dikenal siswa dalam kehidupan sehari-hari, dimana dia mengungkapkan konsep

matematika dengan bahasanya sendiri yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap

konsep tersebut.

Untuk menggunakan berpikir metaforik dalam membantu siswa memahami

suatu topik diperlukan strategi tertentu, diantaranya:

1. Gunakan metafora-metafora untuk mengilustrasikan suatu konsep

a. Identifikasi dulu konsep-konsep utama yang akan diajarkan

b. Pikirkan metafora-metafora yang mungkin untuk mengilustrasikan konsep-

konsep tersebut

c. Pilihlah salah satu metafora yang paling cocok


10

d. Rencanakan cara-cara untuk mendiskusikan metafora/analogi tersebut supaya

siswa tidak bingung. Dalam hal ini kita harus yakin bahwa para siswa

mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk berpikir metaforik

2. Beri kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan metafora-metafora mereka

sendiri

a. Perbedaan kultur dan adat istiadat menyebabkan berbeda pada sarana dan

landasan pemahaman para siswa dalam menganalogikan suatu topik

b. Berilah kesempatan kepada siswa untuk bertukar analogi sehingga mereka

berdiskusi satu sama lain

3. Diskusikan landasan pemahaman berpikir metaforik dengan menganalisis alasan-

alasan yang melatarbelakangi analogi-analogi/metafora-metafora yang dipilih.

4. Bandingkan keberartian metafora-metafora tersebut dari berbagai kultur.

Berdasarkan uraian di atas, maka Metaphorical thinking dapat diartikan

sebagai cara berpikir seseorang untuk memperjelas masalah dalam mengoptimalkan

kemampuan pemahaman dan penalaran dalam mengkonseptualisasikan konsep

tertentu melalui pernyataan-pernyataan metafora atau dengan kata lain Metaphorical

Thinking adalah suatu proses berpikir yang menggunakan metafora-metafora atau

analogi-analogi untuk dapat memahami suatu materi tertentu agar materi tersebut

mudah untuk diterima dan dipahami siswa. Menurut Hendriansyah (2010), beberapa

Metafora yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran matematika

diantaranya:
11

1. Bercerita dengan perumpaan untuk menumbuhkan kesadaran tentang

pentingnya materi yang sedang dipelajari.

2. Memberikan kiat/tips meraih kesuksesan dalam pembelajaran dan

kehidupan.

3. Mengisahkan tentang beberapa tokoh terkenal dalam keilmuan

matematika terutama yang berkaitan dengan materi yang sedang

dipelajari, seperti Phytagoras, Archimedes, Albert Einstein, Muhammad

Ibnu Musa Al-Khawarismi Al-Jabr, Thomas Alfa Edison dan lainnya.

Terkait dengan pembelajaran matematika, maka pembelajaran dengan

pendekatan Metaphorical Thinking merupakan suatu pendekatan untuk memahami,

menjelaskan dan menalar konsep-konsep abstrak menjadi lebih konkret dengan

membandingkan dua hal atau lebih yang berbeda makna baik berhubungan maupun

tidak berhubungan. Berpikir metaforik dalam matematika digunakan untuk

memperjelas jalan pikiran seseorang yang dihubungkan dengan aktivitas

matematiknya.

Menurut Siler (Sunito, Indira. dkk, 2013: 60) berfikir metaforik merupakan

aktivitas yang merujuk kepada kegiatan yang mengubah sesuatu dari keadaan materi

dan makna yang satu ke keadaan yang lain. Proses berfikir metaforik atau

Metaphorical Thinking ini dimulai dengan memindahkan arti dan asosiasi baru dari

satu objek atau gagasan ke objek atau gagasan yang lain.

Dalam hal ini, objek atau gagasan baru yang akan dipelajari dihubungkan

dengan objek atau gagasan lain yang lebih dikenal yang berhubungan dengan
12

permasalahan kontekstual, sehingga hal yang baru tersebut dapat lebih dipahami dan

dapat diterapkan pada konteks permasalahan lain yang berkaitan. Terdapat empat

tahap Metaphorical Thinking yang dikemukan oleh Siler (Sunito, Indira. dkk, 2013:

61), diantaranya:

1. Koneksi (Connection)

Menghubungkan dengan membandingkan dua atau lebih hal/ide-ide yang

akan dipelajari dengan pengalaman sehari-hari atau dengan pengetahuan yang sudah

diketahui sebelumnya yang memiliki tujuan untuk memahami sesuatu.

2. Penemuan (Discovery)

Mengeksplorasi perbandingan pada tahap sebelumnya secara mendalam dan

menemukan sesuatu yang baru, serta memecahkan persoalan berdasarkan hubungan

atau keterkaitan tersebut dengan cara melibatkan pengamatan dan pengalaman dan

mengorganisasikan karakteristik dari topik utama dengan didukung oleh topik

tambahan dalam bentuk pernyataan-pernyataan metaforik.

3. Penciptaan (Invention)

Menciptakan sesuatu dan membuat pemahaman baru berdasarkan pada tahap

koneksi (connection) dan penemuan (discovery). Suatu penemuan memerlukan suatu

proses dari menghubungkan sesuatu dengan yang lain, dan juga memerlukan

pengamatan. Dalam hal ini, konsep abstrak dihubungkan dan dipahami melalui proses

metafora. Kemudian metafor-metafor tersebut didefinisikan kembali sehingga

menghasilkan suatu produk atau hasil yang mana merupakan konsep yang sedang

dipelajari.
13

4. Aplikasi (Application)

Menerapkan produk atau hasil pada persoalan atau konteks lain.

Jadi, dapat dikatakan bahwa pada Metaphorical thinking materi atau ideide

matematika yang bersifat abstrak dipindahkan dan dihubungkan dengan materi atau

ide-ide yang bersifat konkret (masalah kontekstual), kemudian dibangun keterkaitan

diantara keduanya dengan cara memilih dan mengorganisasikan karakteristik masalah

kontekstual yang sesuai untuk menjelaskan konsep matematika yang bersifat abstrak.

Berdasarkan pemaparan diatas, pendekatan Metaphorical thinking adalah

pendekatan pembelajaran yang menggunakan metafora-metafora untuk menjelaskan

dan memahami suatu konsep. Pendekatan Metaphorical thinking yang digunakan

pada penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan permasalahan

kontekstual yang disusun untuk dipahami, dijelaskan dan diinterpretasikan kedalam

konsep matematis atau sebaliknya, dengan cara menghubungkan dan membandingkan

konsep konkrit yang sesuai dengan konsep matematis yang akan dipelajari;

mengeksplorasi perbandingan tersebut secara mendalam, membangun keterkaitan dan

menemukan konsep yang dimaksud; menghasilkan suatu pemahaman baru

berdasarkan hasil temuan; dan mengaplikasikan konsep yang ditemukan ke dalam

persoalan atau konteks lain.

Menurut Rimanita Khairunnisa, (2016: 25), adapun tahapan-tahapan

pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Grounding Metaphors

1. Connection (Koneksi)
14

a. Guru merancang penyampaian materi yang dimulai dari pemberian masalah

kontekstual yang disajikan dalam LKS

b. Siswa diminta untuk menghubungkan atau membandingkan permasalahan

tersebut dengan konsep yang akan dipelajari

2. Discovery (Penemuan)

Siswa mengeksplorasi perbandingan pada tahap sebelumnya secara mendalam dan

diminta untuk mengilustrasikan konsep-konsep utama dari masalah kontekstual

yang telah diberikan

3. Invention (Penciptaan)

a. Hasil temuan atau konsep yang ditemukan melalui metafora didefinisikan kembali

sesuai dengan materi yang sedang dipelajari

b. Guru dan siswa menyimpulkan kesamaan apa yang terbentuk dari perbandingan

konsep-konsep tersebut

4. Application (Aplikasi)

Siswa mengaplikasikan atau menerapkan konsep yang telah disimpulkan pada

konteks permasalahan lain yang berkaitan atau serupa.

Redefinitional Metaphors

1. Connection (Koneksi)

a. Guru menyajikan konsep yang sedang dipelajari


15

b. Siswa diminta untuk membuat metafora mereka sendiri berdasarkan konsep yang

disajikan

2. Discovery (Penemuan)

Siswa mengeksplorasi perbandingan pada tahap sebelumnya secara mendalam dan

diminta untuk mengilustrasikan konsep

3. Invention (Penciptaan)

a. Hasil temuan atau konsep yang ditemukan melalui metafora didefinisikan kembali

sesuai dengan materi yang sedang dipelajari

b. Guru dan siswa menyimpulkan kesamaan apa yang terbentuk dari perbandingan

konsep-konsep tersebut

4. Application (Aplikasi)

Siswa mengaplikasikan atau menerapkan konsep yang telah disimpulkan pada

konteks permasalahan lain yang berkaitan atau serupa.

Linking Metaphors

1. Connection (Koneksi)

a. Siswa diminta untuk membandingkan dua soal berbeda yang telah disajikan

b. Siswa diminta mengidentifikasi dan mencari keserupaan apa yang terdapat pada

kedua soal tersebut

2. Discovery (Penemuan)

Siswa diminta untuk menemukan dan memecahkan persoalan yang disajikan

tersebut

3. Invention (Penciptaan)
16

Siswa diminta untuk menuliskan hasil temuan yaitu berupa rumus atau konsep

dari kedua soal

4. Application (Aplikasi)

Siswa mengaplikasikan konsep yang telah disimpulkan pada tahap sebelumnya

pada konteks permasalahan lain yang berkaitan atau serupa.

Adapun kelebihan dan kekurangan pendekatan Metaphorical Thinking

menurut Hendriana (Rohaeti, 2019:278) sebagai berikut:

a. Kelebihan

1. Melalui pendekatan ini siswa berlatih berpikir sesuatu dari sudut

pandang yang lain,

2. Siswa berpikir kreatif membandingkan konsep matematika dengan

peristiwa sehari-hari.

b. Kekurangan

1. Untuk sebagian guru mencari contoh metaporik yang relevan dengan

topik matematika tertentu tidak mudah.

Berpikir metaforik dalam matematika dimulai dengan memodelkan suatu

situasi secara matematis, kemudian model-model itu dimaknai dengan pendekatan

dari sudut pandang semantik. Didalam pembelajaran matematika penggunaan

metafora oleh siswa merupakan suatu cara untuk menghubungkan konsep-konsep

matematika dengan konsep-konsep yang telah dikenal siswa dalam kehidupan


17

sehari-hari, dimana dia mengungkapkan konsep matematika dengan abahasanya

sendiri yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep tersebut.

Melalui pembelajaran Metaphorical Thinking, pembelajaran yang berlangsung

akan lebih menyenangkan, karena pada pembelajaran Metaphorical Thinking siswa

diajarkan dengan menggunakan analogi-analogi. Menurut Sumarno (1987) Analogi

adalah perikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data atau proses. Untuk

memahami konsep tertentu, siswa dibantu oleh analogi-analogi dimana analogi-

analogi ini dapat disampaikan oleh guru maupun dapat dibuat oleh siswa itu sendiri.

Semakin menarik analogi yang disampaikan oleh guru maupun yang dibuat oleh

siswa, tentunya ini akan berdampak pada perasaan senang siswa yang nantinya bisa

menumbuhkan minat siswa untuk belajar dan lebih mudah dalam memahami konsep

matematika.

Seperti pada permasalahan di atas, pada saat pembelajaran materi operasi

penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat, guru bisa menganalogikan

dengan “tabungan” dan “hutang”. Contohnya pada soal “3 – 2 = ...?”. Dengan analogi

“hutang”, guru dapat membantu siswa dengan menanyakan kepada siswa “jika kita

mempunyai hutang 3, lalu kita membayar hutang tersebut dengan 2 maka masih

berapakah kita mempunyai hutang?”. Hal ini dapat menyederhanakan pemikiran

siswa yang awalnya pelajaran disampaikan dengan simbol-simbol diganti dengan hal

yang lebih sederhana yang cukup dekat dengan dunia siswa. Contoh lain yaitu pada

soal “5.000 – 3.000 = .....?”. Dengan analogi transaksi yang biasa terjadi di

minimarket atau supermarket, guru dapat membantu siswa dengan menanyakan


18

kepada siswa “ jika kita pergi ke pasar dan membeli sebuah alat tulis yang harganya

3.000, dan kita membayarnya dengan uang 5.000 berapa kita mendapatkan

kembalian?”. dengan hal-hal seperti ini yaitu materi matematika dihubungkan dengan

kehidupan sehari-hari akan menambah menarik bagi siswa.

C. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep terdiri dari dua kata, yaitu pemahaman dan konsep.

Pemahaman berasal dari kata paham. Menurut Bloom (Rosyada, 2004:69)

pemahaman adalah "kemampuan untuk memahami apa yang sedang

dikomunikasikan dan mampu mengimplementasikan ide tanpa harus mengaitkannya

dengan ide lain. Dan juga tanpa harus melihat ide itu secara mendalam", Selanjutnya

konsep, Rooser (Sagala, Syaiful. 2017:73) mendefinisikan "konsep sebagai suatu

abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan

atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama".

Menurut Sanjaya (Harja, 2012), Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa

yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak sekedar

mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi mampu

mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan

interprestasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur

kognitif yang dimilikinya.

Artinya pemahaman konsep adalah kemampuan siswa untuk menyajikan

suatu materi dalam bentuk yang mudah dipahami, mampu memberikan interprestasi
19

data, serta mampu mengaplikasikan konsep sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya.

Sedangkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep

matematik menurut NCTM (1989:223), dapat dilihat dari kemampuan siswa

dalam:

a. Mendefinisikan konsep verbal dan tulisan.

b. Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh.

c. Menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan

suatu konsep.

d. Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya.

e. Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep.

f. Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang

menentukan suatu konsep.

g. Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.

Proses pembelajaran yang bermutu dan berkualitas ditandai dengan hasil

belajar yang tinggi, sehingga menuntut kemampuan pemahaman konsep matematika

yang baik. Menurut Syaiful Sagala (2017:71) konsep merupakan buah pemikiran

seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam defenisi sehingga

melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hokum dan teori. Kegunaan

konsep untuk menjelaskan dan meramalkan. Jadi, pemahaman konsep

matematika adalah kemampuan untuk menjelaskan suatu situasi atau tindakan

dalam matematika, bukan sekedar menghafal, bahkan siswa mampu menemukan dan
20

menjelaskan, menerjemahkan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep

matematika berdasarkan pengetahuan sendiri yang ia bentuk.

Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam

memahami konsep dan dalam prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan

tepat. Adapun indikator pemahaman konsep menurut Kurikulum 2006, yaitu:

1. menyatakan ulang sebuah konsep

2. mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan

konsepnya)

3. memberikan contoh dan non-contoh dari konsep

4. menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis

5. mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep

6. menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu

7. mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika maka

perlu diadakan penilaian terhadap pemahaman konsep dalam pembelajaran

matematika. Tentang penilaian perkembangan siswa dicantumkan indikator dari

kemampuan pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika menurut Tim PPG

Matematika (Dafril, 2011). Indikator tersebut adalah :

1. kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep adalah kemampuan siswa untuk

mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya. Contoh:

pada saat siswa belajar maka siswa mampu menyatakan ulang maksud dari

pelajaran itu.
21

2. Kemampuan mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai

dengan konsepnya adalah kemampuan siswa mengelompokkan suatu objek

menurut jenis berdasarkan sifat-sifat yang terdapat dalam materi. Contoh:

siswa belajar suatu materi dimana siswa dapat mengelompokkan suatu objek

dari materi tersebut sesuai sifat-sifat yang ada pada konsep.

3. Kemampuan memberikan contoh dan non-contoh dari konsep adalah

kemampuan siswa untuk dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari

suatu materi. Contoh: siswa dapat mengerti contoh yang benar dari suatu

materi dan dapat mengerti yang mana contoh yang tidak benar.

4. Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi

matematika adalah kemampuan siswa memaparkan konsep secara berurutan

yang bersifat matematis. Contoh: siswa mampu

mempresentasikan/memaparkan suatu materi secara berurutan.

5. Kemampuan mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep

adalah kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu dan mana syarat cukup

yang terkait dalam suatu konsep materi. Contoh: siswa dapat memahami suatu

materi dengan melihat syarat-syarat yang harus diperlukan /mutlak dan yang

tidak diperlukan harus dihilangkan.

6. Kemampuan menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau

operasi tertentu adalah kemampuan siswa menyelesaikan soal dengan tepat

sesuai dengan prosedur. Contoh: dalam belajar siswa harus mampu

menyelesaikan soal dengan tepat sesuai dengan langkah-langkah yang benar.


22

7. Kemampuan mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah

adalah kemampuan siswa menggunakan konsep serta prosedur dalam

menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Contoh:

dalam belajar siswa mampu menggunakan suatu konsep untuk memecahkan

masalah.

Adapun indikator pemahaman konsep matematika yang akan digunakan

dalam penelitian ini hanya 5. Siswa dikatakan memahami konsep jika siswa mampu

mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh

dari konsep, mengembangkan kemampuan koneksi matematik antar berbagai ide,

memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu sama lain sehingga

terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik dalam konteks di

luar matematika. Sedangkan siswa dikatakan memahami prosedur jika mampu

mengenali prosedur (sejumlah langkah- langkah dari kegiatan yang dilakukan)

yang didalamnya termasuk aturan algoritma atau proses menghitung yang benar.

D. Penelitian Relevan

Berikut ini beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini:

1. Heris Hendriana (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran

Matematika Humanis dengan Metaphorical Thinking untuk Meningkatkan

Kepercayaan Diri Siswa”. Hasil penelitian menyatakan bahwa Matematika

Humanis dengan Metaphorical Thinking lebih unggul dari pembelajaran

konvensional dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa, baik ditinjau secara


23

keseluruhan maupun berdasarkan level sekolah dan kemampuan awal matematika

siswa.

2. Iik Nurhikmayati (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran dengan

Pendekatan Metaphorical Thinking untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran

Siswa SMP”. Hasil penelitian menyatakan bahwa peningkatan kemampuan

penalaran matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui pendekatan

Metaphorical Thinking lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran

konvensional.

3. Rimanita Khairunnisa (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Pendekatan Metaphorical Thinking terhadap Kemampuan Penalaran Analogi

Matematik Siswa”. Hasil penelitian menyatakan bahwa kemampuan penalaran

analogi matematik siswa yang diajar dengan pendekatan Metaphorical Thinking

lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

D. Kerangka Pikir

Pendekatan Metaphorical Thinking adalah pendekatan pembelajaran yang

menggunakan metafora-metafora untuk menjelaskan dan memahami suatu konsep

yang menyajikan permasalahan kontekstual yang disusun untuk dipahami, dijelaskan

dan diinterpretasikan ke dalam konsep matematis atau sebaliknya, dengan cara

menghubungkan dan membandingkan konsep konkrit yang sesuai dengan konsep

matematis yang akan dipelajari; mengeksplorasi perbandingan tersebut secara

mendalam, membangun keterkaitan dan menemukan konsep yang dimaksud;


24

menghasilkan suatu pemahaman baru berdasarkan hasil temuan; dan mengaplikasikan

konsep yang ditemukan ke dalam persoalan atau konteks lain.

Seorang siswa dapat dikatakan memahami suatu pengetahuan yang baru

apabila dapat memahami konsep dasar, menjelaskan bukan sekedar menghafal,

menerjemahkan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep

matematika berdasarkan pengetahuan sendiri yang ia bentuk.


25

Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kurang terlatih dikarenakan pembelajaran lebi

Diterapkan Pendekatan Metaphorical Thinking

Pendekatan Metaphorical Thinking


Indikator kemampuan pemahaman konsep
matematika

1. Connection (menghubungkan
atau membandingkan hal-hal 1. Menyatakan ulang sebuah konsep
yang akan dipelajari dengan
pengetahuan yang diketahui)
2. Mengklarifikasi objek-objek
2.Discovery(mengeksplorasi
perbandingan secara mendalam, menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
membangun keterkaitandan dengan konsepnya)
menemukan dimaksud)
konsep yang 3. Memberikan contoh dan non-contoh
4. Menyajikan
dari konsep dalam berbagai bentuk representasi m

3. Invention (menghasilkan suatu pemahaman baru berdasarkan hasil temuan)

5. Mengembangkan syarat perlu atau


syarat cukup suatu konsep

6. Menggunakan,memanfaatkan,
4.Application (mengaplikasikan
dan memilih prosedur atau
konsep yang ditemukan ke dalam
persoalan atau konteks lain yang serupa) operasi tertentu

7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masal

Pendekatan Metaphorical Thinking berpengaruh terhadap kemampuan


pemahaman konsep matematika siswa
26

Berdasarkan te an Metaphorical Thinking


ori yangGambar
telah dipaparkan,
2.1
Kerangka
ini melatih siswa untuk menemukan kesamaan pada dua hal atau lebih dan

mengaplikasikan pada konteks permasalahan lain yang serupa. Hal ini relevan dengan

kemampuan pemahaman konsep yang ingin dibangun, yaitu kemampuan dalam

memahami dan mengaplikasikan konsep sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya.

E. Hipotesis Penelitian

Terdapat pengaruh pendekatan Metaphorical Thinking terhadap kemapuan

pemahaman konsep matematika siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota

Makassar, berdasarkan syarat pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI

MA DDI Galesong Baru Kota Makassar setelah penerapan pendekatan

Metaphorical Thinking mencapai kategori minimal sedang

𝐻0: 𝜇g1 = 0,30melawan 𝐻1: 𝜇g1 > 0,30

2. Skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah penerapan

pendekatan Metaphorical Thinking nilai 70 kategori baik

𝐻0: 𝜇1 = 70 melawan 𝐻1: 𝜇1 > 70

Keterangan :

𝜇g1: nilai gain ternormalisasi kemampuan pemahaman konsep

𝜇1: nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep


27
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis dan Design Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk melakukan sebuah penelitian,

diperlukan cara yang tepat sebagai strategi penelitian, sehingga penelitian dapat

mencapai sasaran berupa jawaban dari masalah yang hendak diteliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

pre-experimental design dengan desain One-Group Pretest-Posttest Design .

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group

Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2014). Ilustrasi desain penelitian tersebut

diberikan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design

Pretest Treatment Posttest


01 X 02

Keterangan :

01 = Nilai Pretest, yaitu nilai tes hasil belajar siswa sebelum menerapkan

pembelajaran pendekatan Metaphorical Thinking.

28
29

x = Treatment (perlakuan), yaitu menerapkan pembelajaran pendekatan

Metaphorical Thinking

02 = Nilai Posttest, yaitu nilai


tes26 belajar siswa setelah menerapkan
pembelajaran pendekatan Metaphorical Thinking.

2. Variable Penelitian

Variabel adalah kondisi-kondisi, karateristik-karakteristik atau atribut yang

dimanipulasi, dikontrol, diamati, atau menjadi pusat perhatian peneliti dan ditarik

kesimpulannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel sebagai

variabel penelitian. yaitu:

a. Variabel Bebas (independent variable)

Menurut Sugiyono, (2014: 61) Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjdi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,

predictor, antecedent. Variabel dalam penelitian perlakuan Pendekatan

Metaphorical Thinking.

b. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Variabel ini sering disebut sebagai variabel

output, kriteria, konsekuan. Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah

Pemahaman Konsep Matematika


30

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Usman (2006: 181) Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan

secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi. Adapun

jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 19 orang siswa kelas XI MA DDI

Galesong Baru Kota Makassar

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).

Adapun penentuan jumlah sampel yang digunakan adalah metode sensus berdasarkan

pada ketentuan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002: 61), yang mengatakan

bahwa, “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus”.

3. Teknik pengambilan sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif

sama dan dianggap bisa mewakili populasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini

dilakukan denga jenis Non Probablity Sampling, jenis sampel ini tidak dipilih secara

acak. Menurut Sugiyono (2002:61) Non Probablity Sampling adalah teknik yang

tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik Non Probablity Sampling yang dipilih

yaitu dengan Sampling Jenuh (sensus) yaitu metode penarikan sampel bila semua

anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila jumlah
31

populasi kecil, kurang dari 30 orang ( Supriyanto dan Machfudz, 2010: 188). Dalam

penelitian ini sampel yang akan diambil adalah seluruh siswa kelas XI MA DDI

Galesong Baru Kota Makassar berjumlah 19 orang siswa dengan teknik pengambilan

sampel yaitu dengan menggunakan metode sampel jenuh.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Pendekatan Metaphorical Thinking yang digunakan pada penelitian ini adalah

pendekatan pembelajaran yang menyajikan permasalahan kontekstual yang disusun

untuk dipahami, dijelaskan dan diinterpretasikan ke dalam konsep matematis atau

sebaliknya, dengan cara menghubungkan dan membandingkan konsep konkrit yang

sesuai dengan konsep matematis yang akan dipelajari; mengeksplorasi perbandingan

tersebut secara mendalam, membangun keterkaitan dan menemukan konsep yang

dimaksud; menghasilkan suatu pemahaman baru berdasarkan hasil temuan; dan

mengaplikasikan konsep yang ditemukan kedalam persoalan atau konteks lain.

2. Kemampuan pemahaman konsep adalah kemampuan siswa untuk

menyajikan suatu materi dalam bentuk yang mudah dipahami, mampu memberikan

interprestasi data, serta mampu mengaplikasikan konsep sesuai dengan pengetahuan

yang dimilikinya.

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan eksperimen, dilakukan beberapa persiapan yang

meliputi:

a. Melakukan observasi lapangan, dengan tujuan menemukan masalah yang

dihadapi oleh siswa dalam poses pembelajaran.


32

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pendekatan

Metaphorical Thinking

c. Konsultasi dengan guru mata pelajaran matematika MA DDI Galesong Baru

Kota Makassar mengenai materi dan langkah pembelajaran.

d. Menyediakan media dan alat bantu yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

e. Membuat instrumen penelitian yang terdiri dari RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa), Lembar Aktivitas siswa serta

soal pretest dan posttest.

f. Melakukan bimbingan validasi instrument sebelum melakukan penelitian di

MA DDI Galesong Baru Kota Makassar

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak enam kali pertemuan. Satu

pertemuan untuk tes awal (pretest), empat pertemuan untuk pembelajaran dan satu

pertemuan untuk tes akhir (posttest).

a. Melaksanakan tes awal (pretest) pada kelas eksperimen.

b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.

c. Melaksanakan pretest pada pertemuan pertama

d. Melaksanakan pertemuan ke 2 dengan materi konsep dasar dan pengertian

matriks
33

e. Melaksanakan pertemuan ke 3 dengan materi kesamaan pada matriks dan

matriks-matriks khusus

f. Melaksanakan pertemuan ke 4 dengan materi operasi penjumlahan,

pengurangan serta perkalian pada matriks

g. Melaksanakan pertemuan ke 5 dengan materi determinan dan invers pada

matriks

h. Melaksanakan tes hasil belajar siswa (posttest) pada kelas eksperimen.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Tes Hasil Belajar (Pretest dan Posttest)

Untuk memperoleh data hasil belajar, instrumen yang digunakan adalah tes

hasil belajar yang dikembangkan oleh penulis. Tes tersebut dimaksudkan untuk

mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi sebelum mengalami

perlakuan dan tingkat penguasaan siswa yang diperoleh setelah mengalami

proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Adapun indikator hasil

belajar adalah :

(a) Skor pencapaian hasil belajar matematika siswa setelah dilaksanakan proses

belajar mengajar dengan memperhatikan kriteria ketuntasan minimal tes

pemahaman konsep matematika siswa,

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa


34

Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengobservasi aktivitas

siswa selama proses pembelajaran pendekatan Metaphorical Thinking

berlangsung. Adapun tahapan lembar observasi siswa harus berdasarkan

langkah-langkah pendekatan Metaphorical Thinking

Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Jenis Aktivitas Aspek

1. Connection Siswa diminta untuk menghubungkan atau

membandingkan permasalahan kontekstual

dengan konsep yang akan dipelajari.

2. Discovery Siswa mengeksplorasi perbandingan pada

tahap sebelumnya secara mendalam dan

diminta untuk mengilustrasikan konsep-

konsep utama dari masalah kontekstual

yang diberikan.

3. Invention Hasil temuan atau konsep yang ditemukan

melalui metafora didefinikan kembali sesuai

dengan materi yang sedang dipelajari.

Siswa menyimpulkan kesamaan apa yang

terbentuk dari perbandingan konsep-konsep

tersebut.
35

4. Application Siswa mengaplikasikan atau menerapkan

konsep yang telah disimpulkan.

Data hasil belajar pengamatan aktivitas belajar siswa yang diambil dari

lembaran observasi dianalisis dengan menentukan frekuensi dan presentase frekuensi

yang digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran matematika.

Langkah-langkah analisis aktivitas siswa sebagai berikut :

1) Menentukan presentase jumlah siswa yang terlibat aktif dalam setiap

aktivitas yang diamati selama n pertemuan dengan menggunakan persamaan:

Ta = 𝑥 x 100 %
𝑦

Keterangan :

Ta = Presentase jumlah siswa yang terlibat aktif pada aktivitas ke-a


selama n pertemuan.

X = Rata-rata jumlah siswa yang melakukan aktivitas ke-a selama n


pertemuan

N = Jumlah seluruh siswa pada kelas eksperimen

a = 1, 2, 3,…(sebanyak aktivitas yang diamati)

2) Menentukan persentase jumlah siswa yang terlibat aktif dalam semua

aktivitas yang diamati dengan menggunakan rumus:

Pta = Z 𝑇𝑎 x 100%
Z𝑇
36

Keterangan :

Pta = Persentase jumlah siswa yang terlibat aktif dalam semua aktivitas
yang diamati

∑ 𝑇𝑎 = Jumlah dari Ta setiap aktivitas yang diamati.

∑ 𝑇 = Banyaknya seluruh aktivitas yang diamati setiap pertemuan.

Indikator keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan dengan


sekurang-kurangnya 80% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran
matematika, (Asmawati, 2014 : 38)

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1. Data aktivitas siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi

aktivitas siswa dalam pembelajaran. Data aktivitas siwa diperoleh dengan

melakukan pengamatan terhadap siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung yang dilakukan oleh peneliti.

2. Data hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar

siswa. Pemberian tes dilakukan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)

diberikan perlakuan (treatment).


37

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis Statisik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum

mengenai karakteristik pencapaian hasil belajar siswa bagi kelas eksperimen.

Statistik deskriptif meliputi penyajian tabel, diagram, nilai rata-rata, median,

modus, standar deviasi, variansi, nilai minimum dan nilai maksimum yang

dihitung menggunakan software statistik yaitu SPSS.

a) Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kategori pemahaman konsep.

Nilai rata-rata pemahaman konsep diinterpretasikan seperti berikut ini:

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep

Nilai Hasil Belajar Kategori

85,00-100 Sangat Baik

70,00-84,99 Baik

55,00-69,99 Cukup

40,00-54,99 Rendah

0,00-39,00 Sangat Rendah

Sumber: Sitti Mawaddah (2016)

Sedangkan, peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah


pembelajaran dilakukan dengan rumus gain (g) ternormalisasi (Purwanto, 2010).
𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
𝑔 = 𝑆𝑚𝑎𝑘 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
38

𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛:

𝑔 = 𝑔𝑎i𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙i𝑠𝑎𝑠i

𝑆𝑝𝑟𝑒 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑆𝑚𝑎𝑘 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠i𝑚𝑢𝑚 i𝑑𝑒𝑎𝑙

Tabel 3.4 Pengkategorian Nilai Gain


Interval Nilai Gain (g) Kategori

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Sumber: Purwanto (2010)


2. Analisis Statistik Inferensial

um dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas.

engetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas ini digunakan uji Kolmogorov-

Hipotesis:

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal


39

Kriteria pengujian apabila nilai probabilitas lebih besar dari taraf nyata 0,05

atau 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika Pvalue > 0,05 maka distribusinya adalah Normal

Jika Pvalue < 0,05 maka distribusinya adalah Tidak Normal

b) Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian yang

telah diajukan. Untuk maksud tersebut diatas maka pengujian dilakukan dengan uji

rata-rata. Jika syarat untuk pengujian hipotesis sudah terpenuhi, yakni data yang

diperoleh berdistribusi normal maka uji hipotesis dapat dilakukan.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji-t. Data yang diuji adalah data

post-test dengan analisis One-Sample T Test. Hipotesis yang diajukan dirumuskan

dalam bentuk hipotesis statistik sebagai berikut

𝐻𝑜: 𝜇 = 70 𝑙𝑎𝑤𝑎𝑛 𝐻1: 𝜇 > 70

Keterangan :

𝜇 = parameter skor rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan

pendekatan Metaphorical Thinking berdasarkan skor nilai pemahaman konsep

Pada uji-t ini, ada beberapa ketentuan yang dijadikan pedoman, yaitu jika

signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

c) Pengujian hipotesis berdasarkan Gain (peningkatan) menggunakan uji-t satu

sampel.

Pengujian Gain digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar

matematika yang terjadi pada siswa kelas eksperimen, diperoleh dengan


40

membandingkan skor rata-rata prestest dan posttest. Untuk keperluan pengujian

secara statistik maka, dirumuskan hipotesis penelitian kerja sebagai berikut

Ho : 𝜇g = 0,30 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑤𝑎𝑛 𝐻,: 𝜇g > 0,30

Kriteria pengambilan keputusan adalah;

Ho ditolak jika t > 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g dan H, diterima jika t ≤ 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g dimana 𝛼 = 5%. Jika t < 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g berarti hasil bela
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui pengaruh pendekatan Metaphorical Thinking terhadap

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru

Kota Makassar, dilakukan prosedur penelitian dan analisis data hasil penelitian

dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis inferensial.

Adapun hasil analisis dari kedua teknik analisis tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut :

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Statistika Deskriptif

Analisis statistika deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik

subjek penelitian sebelum dan sesudah pembelajaran matematika, hasil observasi

aktivitas siswa dengan pendekatan Metaphorical Thinking. Berikut disajikan

gambaran umum data hasil pretest, posttest, nilai gain serta hasil observasi aktivitas

siswa.

a. Deskriptif Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa sebelum Pendekatan

Metaphorical Thinking

Data hasil kemampuan pemahaman konsep sebelum diterapkan pendekatan

Metaphorical Thinking (Pretest) pada siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota

Makassar disajikan secara jelas pada lampiran D, selanjutnya analisis deskriptif

41
42

terhadap nilai tes kemampuan pemahaman konsep siswa sebelum penerapan

pendekatan Metaphorical Thinking (Pretest) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Statistik Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa sebelum diberi perlakuan
(Pretest)

Statistik Nilai Statistik


Jumlah sampel 19
Skor Ideal 100
Skor Maksimum 70
Skor Minimum 10
Rentang Skor 60
Skor Rata-rata 32,21
Standar Deviasi 19,837

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas maka dapat diketahui bahwa skor rata-rata

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI MA DDI Galesong

Baru Kota Makassar sebelum proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan

Metaphorical Thinking adalah 32,21 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai

siswa dengan standar deviasi 19,837. Skor yang dicapai siswa tersebut dari skor

terendah 10 sampai dengan skor tertinggi 70 dengan rentang skor 60.

Kemampuan pemahaman
distribusi frekuensi sebagai berikut.
43

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kemampuan Siswa sebelum


diberi perlakuan (Pretest)

Interval Skor Kategori Frekuensi Presentase (%)


85 – 100 Sangat Baik 0 0

70 – 84,99 Baik 1 5,26

55 – 69,99 Cukup 3 15,79

40 – 54,99 Rendah 1 5,26

< 39,00 Sangat Rendah 14 73,69

Jumlah 19 100

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matemat
persentase 73,69%.

Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan belajar matematika siswa

setelah diterapkan pendekatan Metaphorical Thinking dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Belajar Matematika sebelum diberikan


perlakuan (Posttest) dengan pendekatan Metaphorical Thinking

Nilai Kategori Frekuensi Persentase %

0-69 Tidak Tuntas 18 95

70-100 Tuntas 1 5

Jumlah 19 100
44

Dari Tabel 4.3 di atas maka dapat diketahui bahwa hasil ketuntasan belajar

matematika sebelum diterapkan pendekatan Metaphorical Thinking (Pretest) yaitu

jumlah siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar adalah 18 orang siswa (95%)

dan yang mencapai ketuntasan sebanyak 1 orang siswa (5%). Maka dapat

disimpulkan bahwa hasil ketuntasan belajar siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru

Kota Makassar sebelum diterapkan pendekatan Metaphorical Thinking belum

memenuhi indikator ketuntasan belajar matematika secara klasikal yaitu 70.

b. Deskriptif Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Setelah

Pendekatan Metaphorical Thinking

Data hasil kemampuan pemahaman konsep setelah diterapkan pendekatan

Metaphorical Thinking (Posttest) pada siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota

Makassar disajikan secara jelas pada lampiran D, selanjutnya analisis deskriptif

terhadap nilai tes kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah

pendekatan Metaphorical Thinking (Posttest) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Statistik Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa


setelah diberi perlakuan (Posttest)

Statistik Nilai Statistik


Jumlah sampel 19
Skor Ideal 100
Skor Maksimum 95
Skor Minimum 37
Rentang Skor 58
Skor Rata-rata 78,58
45

Standar Deviasi 15,837

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas maka dapat diketahui bahwa skor rata-rata

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru

Kota Makassar setelah proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Metaphorical Thinking ada
distribusi frekuensi sebagai berikut..

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kemampuan Siswa setelah diberi
perlakuan (Posttest)

Interval Skor Kategori Frekuensi Presentase (%)


85 – 100 Sangat Baik 8 42,11

70 – 84,99 Baik 7 36,84

55 – 69,99 Cukup 3 15,79

40 – 54,99 Rendah 0 0

< 39,00 Sangat Rendah 1 5,26

Jumlah 19 100

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa setelah diterapkan pendekatan Metaphorical

Thinking terdapat 8 orang siswa termasuk dalam kategori sangat baik dengan

persentase 42,11%.
46

Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan belajar matematika siswa

setelah diterapkan pendekatan Metaphorical Thinking dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Belajar Matematika setelah diberikan


perlakuan (Posttest) dengan pendekatan Metaphorical Thinking

Nilai Kategori Frekuensi Persentase %

0-69 Tidak Tuntas 4 21

70-100 Tuntas 15 79

Jumlah 19 100

Dari Tabel 4.6 di atas maka dapat diketahui bahwa hasil ketuntasan belajar

matematika setelah diterapkan pendekatan Metaphorical Thinking (Posttest) yaitu

jumlah siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar adalah 4 orang siswa (21%) dan

yang mencapai ketuntasan sebanyak 15 orang siswa (79%). Maka dapat disimpulkan

bahwa hasil ketuntasan belajar siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota

Makassar setelah diterapkan pendekatan Metaphorical Thinking sudah memenuhi

indikator ketuntasan belajar matematika secara klasikal yaitu 70.

c. Deskriptif Normalized Gain atau Peningkatan Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematika siswa setelah diterapkan Pendekatan Metaphorical

Thinking

Berdasarkan deskripsi diatas, data Pretest dan Posttest siswa selanjutnya

dihitung dengan menggunakan rumus Normalized gain. Tujuannya adalah untuk

mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas XI MA DDI

Galesong Baru Kota Makassar setelah diterapkan pendekatan Metaphorical Thinking


47

pada pembelajaran matematika. Hasil pengolaan data yang telah dilakukan secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran D, selanjutnya analisis deskriptif terhadap gain

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah penerapan pendekatan

Metaphorical Thinking dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Statistik Gain Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa


setelah diberi perlakuan (Posttest)

Statistik Nilai Statistik


Jumlah sampel 19
Skor Ideal 1,00
Skor Maksimum 0,94
Skor Minimum 0,30
Rentang Skor Gain 0,91
Skor Rata-rata Gain 0,68

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas maka dapat diketahui bahwa skor rata-rata gain kemampuan pemahaman k
skor 0,91.

Selanjutnya data peningkatan (gain) kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa setelah diterapkan pendekatan Metaphorical Thinking


48

dikategorikan berdasarkan tingkat kemampuan pemahaman konsep matematika yang

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Deskriptif Peningkatan Kemampuan Pemahaman


Konsep Matematika Siswa setelah diberi perlakuan
(Posttest)

Nilai Gain Kategori Frekuensi Presentase (%)

g ≥ 0,7 Tinggi 14 73,68

0,3 ≤ g ˂ 0,7 Sedang 5 26,32

g ˂ 0,3 Rendah 0 0

Jumlah 19 100

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada 14 orang siswa atau 73,68% dari juml
berada pada kategori sedang.

d. Deskripsi hasil observasi aktivitas siswa


Pada penelitian ini juga dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selamaprosespembelajaranmat

berlangsung. Instrument lembar observasi aktivitas siswa (lampiran B) digunakan

untuk mengamati semua aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Pengamatan


49

dilakukan oleh seorang observer terhadap kegiatan pembelajaran dikelas, yang hasil

pengamatannya ditulis pada lembar observasi yang disediakan.

Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui persentase rata-rata keaktifan

siswa didalam kelas. Hasil pengamatan aktivitas siswa dengan menggunakan pendekatan Metaphori
persentase sebagai berikut.

Tabel 4.9 Deskriptif hasil observasi aktivitas siswa

Pertemuan
Kategori/jenis Persentase
No aktivitas yang
dilakukan Siswa I II III IV %

Aktivitas Positif

Siswa mendengarkan
penjelasan guru
mengenai materi yang P P
1. berhubungan dengan 89% 95% 95% 100% 94,75%
soal kontekstual yang
diberikan pada saat
proses pembelajaran
R O
Siswa diminta untuk
menghubungkan atau
membandingkan
2. permasalahan 78% 78% 89% 95% 85%
kontekstual dengan E S
konsep yang akan
dipelajari.

3. Siswa mengeksplorasi 78% 84% 89% 95% 86,5%


perbandingan pada
50

tahap sebelumnya T T
secara mendalam dan
diminta untuk
mengilustrasikan
konsep-konsep utama
dari masalah E E
kontekstual yang
diberikan.

Siswa menyimpulkan
kesamaan apa yang S S
4. terbentuk dari 78% 89% 95% 100% 90,5%
perbandingan konsep-
konsep tersebut.

Siswa mengaplikasikan
T T
atau menerapkan
5. 78% 89% 95% 100% 90,5%
konsep yang telah
disimpulkan.

Aktivitas negative

Melakukan aktivitas
lain di luar kegiatan
pembelajaran seperti
mengganggu teman,
6. 26% 21% 21% 16% 21%
bermain, tidak
memperhatikan
penjelasan guru dan
keluar masuk ruangan

Rara-rata persentase aspek positif siswa = j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑎𝑘𝑡i𝑣i𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑜𝑠i𝑡if 𝑠i𝑠w𝑎
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑎𝑘𝑡i𝑣i𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑜𝑠i𝑡if 𝑠i𝑠w𝑎

447,25
= 5

= 89,45
51

Selama kegiatan pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan

Metaphorical Thinking berlangsung di kelas, siswa telah terlibat aktif sehingga

dominasi guru dalam pembelajaran dapat berkurang. Secara umum hasil pengamatan

untuk pertemuan 1 sampai dengan pertemuan IV berdasarkan tabel 4.9 diatas

menunjukkan bahwa

Hasil pengamatan untuk pertemuan pertama sampai keempat menunjukkan

bahwa komponen pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima telah memenuhi

syarat persentase aktivitas siswa yang ideal yakni 94,75%, 85%, 86,5%, 90,5%, dan

90,5%, dari batas jumlah persentase minimal 80%.

Meskipun dalam beberapa pertemuan masih terdapat komponen yang tidak

sesuai dengan syarat persentase aktivitas siswa yang ideal, namun secara garis besar

aktivitas siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota Makassar dapat dikategorikan

aktif. Hal ini dapat dilihat melalui rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa untuk

setiap komponen selam 4 kali pertemuan yaitu 89,45% dari hasil rata-rata persentase

tersebut sudah memenuhi standar indikator keberhasilan aktivitas siswa yang

ditentukan yaitu ≥ 80%.

2. Hasil Analisis Statistika Inferensial

Analisis statistika inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian

hipotesis yang telah dirumuskan. Sebelum melakukan pengujian hipotesis statistik

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat. Berdasarkan hasil

perhitungan komputer dengan bantuan SPSS versi 25, diperoleh hasil sebagai berikut:
52

a. Uji Normalitas

Uji normalitas betujuan untuk mengetahui apakah skor rata-rata hasil belajar

siswa (pretest-posttest) berdistribusi normal. Kriteria pengujian adalah

Jika 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 = 0,05 maka sampel yang berasal dari populasi yang

berdistribusi normal

Jika 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝛼 = 0,05 maka sampel yang berasal dari populasi yang tidak

berdistribusi normal

Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, hasil analisis skor rata-rata

untuk pretest menunjukan nilai 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 yaitu 0,102 ˂ 0,05 dan skor rata-rata

untuk posttest menunjukan nilai 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 yaitu 0,084 ˂ 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai pretest dan posttest berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Hal ini dapat dilihat pada lampiran D.

b. Uji Hipotesis

Karena data berdistribusi normal, maka memenuhi kriteria digunakannya uji-t

untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis pada penelitian ini

menggunakan one sample t-test pada data posttest untuk mengetahui rata-rata

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa mencapai ketuntasan minimal

setelah penerapan pendekatan Metaphorical Thinking.

Untuk menguji hipotesis penelitian kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota Makassar setelah melalui

penerapan pendekatan Metaphorical Thinking mencapai ketuntasan minimal 𝜇 adalah


53

70, maka dirumuskan hipotesis statistika sesuai yang telah dibahas pada bab II

sebagai berikut:

H0: 𝜇 < 70 melawan H1: 𝜇 ≥ 70

Keterangan: 𝜇 = rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

Pengujian hipotesis kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

dilakukan dengan menggunakan one sample t-test. Untuk posttest dengan df = 18,

diperoleh nilai 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 0,030. Signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,030

< 0,05 yang berarti H0 ditolak. Hal ini dapat dilihat pada lampiran D.

Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota

Makassar setelah pembelajaran dengan penerapan pendekatan Metaphorical Thinking

mencapai kategori baik.

A. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian A, maka pada

bagian ini diuraikan pembahasan hasil penelitian yang meliputi pembahasan hasil

analisis deskriptif serta pembahasan hasil analisis inferensial.

1. Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang (1) kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa sebelum penerapan pendekatan Metaphorical Thinking, (2)

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah penerapan pendekatan


54

Metaphorical Thinking, (3) peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika

siswa. Ketiga aspek ini akan diuraikan sebagai berikut:

a. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa sebelum Diterapkan

Pendekatan Metaphorical Thinking

Hasil analisis data skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

sebelum pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Metaphorical Thinking

sebesar 32,21 kategori sangat rendah dimana skor rata-rata tersebut belum memenuhi

indikator kategori pemahaman konsep yaitu 70

b. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa setelah Diterapkan

Pendekatan Metaphorical Thinking

Hasil analisis data skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan Metaphorical Thinking

menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika

siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota Makassar adalah 78,58 dan telah

melebihi indikator kategori pemahaman konsep yaitu 70, sehingga kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa setelah diterapkan pembelajaran melalui

pendekatan Metaphorical Thinking termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti

bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa sebelum

diterapkan pendekatan Metaphorical Thinking termasuk dalam kategori sangat rendah


55

bisa mencapai kategori baik setelah diberi pembelajaran menggunakan pendekatan

Metaphorical Thinking.

c. Normalized Gain atau Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika Siswa setelah Penerapan Pendekatan Metaphorical Thinking

Hasil pengolahan data yang telah dilakukan (Lampiran D) dengan bantuan

SPSS versi 25 menunjukkan bahwa hasil normalized gain atau rata-rata gain

ternormalisasi siswa setelah diajar dengan menggunakan pendekatan Metaphorical

Thinking adalah 0,68. Itu artinya peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota Makassar setelah

pembelajaran menggunakan pendekatan Metaphorical Thinking umumnya berada

pada kategori sedang karena nilai gainnya berada pada interval g ≥ 0,7. Dari

pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Metaphorical

Thinking dapat meningkatkan kemampuan kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa.

2. Pembahasan Hasil Analisis Inferensial

Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa data posttest telah memenuhi

uji normalitas yang merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji hipotesisi. Data

posttest berdistribusi normal karena 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > α = 0,05 (Lampiran D). Karena data

berdistribusi normal, maka memenuhi kriteria untuk digunakan uji-t untuk menguji

hipotesis penelitian.
56

Pada pengujian hipotesis untuk mengetahui rata-rata kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa setelah penerapan pendekatan Metaphorical Thinking,

mencapai kategori baik. Hal ini menunjukkan 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < α = 0,030 < 0,05 yang berarti

H0 ditolak.

Dari hasil analisis deskriptif dan inferensial yang diperoleh, ternyata

memenuhi syarat pada kriteria kemampuan pemahaman konsep matematika yang

telah dijelaskan pada bab II yaitu penerapan pendekatan Metaphorical Thinking

dapat dikatakan berpengaruh terhadap kemampuan pendekatan Metaphorical

Thinking siswa.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan pendekatan Metaphorical

Thinking terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI MA

DDI Galesong Baru Kota Makassar ini berdasarkan pada hasil analisis deskriptif dan

inferensial yang diperoleh bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa setelah penerapan pendekatan Metaphorical Thinking mencapai

ketuntasan minimal yang berada pada kategori baik dan terjadi peningkatan yang

berada dalam kategori sedang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka peneliti

mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Metaphorical Thinking dapat

diterapkan guru sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa dalam proses pembelajaran.

57
58

2. eberhasilan penelitian ini pada pendekatan Metaphorical Thinking untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa hanya pada

materi Matriks yang salah satu kompetensi dasarnya berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari, sehingga diharapkan pada peneliti yang ingin melakukan penelitian

dengan pendekatan Metaphorical Thinking agar menerapkan pada materi yang lain agar kita d
pendekatan Metaphorical Thinking untuk meningkatan kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa.


5

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan


Remediasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Akbar, Usman. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.

Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan : Metode dan Paradigma Baru. Bandung.


PT. Remaja Rosda Karya

Asmawati L. (2014). Perencanaan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT.


RemajaRosdakarya

Ayu, Rizki. 2018. Efektivitas Penerapan Pendekatan SAVI Setting Cooperative Script
Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas IX SMP Negeri 33 Makassar.
Skripsi. Fak. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. UNM. Makassar.

Dafril, R. 2011. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Pemahaman


Konsep Mahasiswa FKIP Universits PGRI Palembang: ProsidingPGRI.
(Online).
http://www.eprints.unsri.ac.id/15331/1/PROSIDING_SEMNAS_U_PGRI_2
011.html. (16 Agustus 2019: 19.30 WIB)

Harja, M. 2012. Pemahaman Konsep Matematis. (Online)


http://mediaharja.blogspot.co.id/2012/05/pemahaman-konsep-
matematis.html. (27 Mei 2019: 21.00 WIB)

Hendriana, Heris. 2012. Pembelajaran Matematika Humanis dengan Metaphorical


Thinking untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa. 2(2): 95-96.

Hendriansyah. 2010. Implementasi Metafora Pada Pembelajaran Matematika.


(Online).
http://hendriansyahpendidikanmatematika.blogspot.com/2010/02/implement
asi-metafora-pada-pembelajaran.html?m=1. (07 Agustus 2019: 20.00 WIB)
Kesumawati, Nila. 2008. Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran
Matematika. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Matematika dan

59
60

Pendidikan Matematika, FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas


PGRI Palembang.

Khairunnisa, Rimanita. 2016. Pengaruh Pendekatan Metaphorical Thinking terhadap


Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa. Skripsi. Fak. Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Mania, Sitti. 2013. Metodologi Penelitian Pendidika dan Sosial. Samata: Alauddin
University Press.

Mawaddah, Sitti. 2016. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP


dalam Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing
(Discovery Learning), EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika 4 (1), 76-
85.

Nisbah, F. 2013. Komponen Matematisasi dalam Pembelajaran Matematika. Diakses


dari: http://faizalnisbah.blogsporLcom/2013/05/komponen-matematisasi-
dalam.html

NCTM. 1989. Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics.


Reston,VA: NCTM.

Nurhikmayati, Iik. 2006. Pembelajaran dengan Pendekatan Metaphorical Thinking


untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Siswa SMP. 2(2): 23-24.

Purwanto, N. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rohaeti, dkk. 2019. Pembelajaran Inovatif Matematika Bernuansa Pendidikan Nilai


dan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Sagala, Syaiful. 2017. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supatmono, Catur. 2009. Matematika Asyik. Jakarta: Grasindo.

Supinah, 2013. Bagaimana Mengukur Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ? .


Tersedia :
http://www.academia.edu//11621749/BAGAIMANA_MENGUKUR_AKTI
61

VITAS_SISWA_DALAM_PEMBELAJARAN_Oleh_Dr._Supinah_Widyai
swara_PPPPTK_Matematika (30 Juli 2015).

Supriyanto, Achmad Sani. dan Masyhuri Machfudz. 2010. Metodologi Riset:


Manajemen Sumberdaya Manusia. Malang: UIN-Maliki Press.

Sumarno, U. 1987. Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa SMA


Dikaitkan dengan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur Proses
Belajar Mengajar. Disertasi pada Pascasarjana IKIP Bandung: tidak
diterbitkan

Sunito, Indira. dkk. 2013. Metaphorming: Beberapa Strategi Berpikir Kreatif.


Jakarta: Indeks.

Suparni. Nurul. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 1 Metro
Timur. Skripsi. Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung.
Bandar Lampung.

Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis; Sebuah Model Pelibatan


Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya.


Jakarta: Rineka Cipta.
LAMPIRAN A :

A.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A.2 LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

A.3 DAFTAR HADIR SISWA

A.4 JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah : MA DDI Galesong Baru Kota Makassar

Mata Pelajaran : Matematika Wajib

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Materi Pokok : Matriks

Alokasi Waktu : (8 x 45 menit) 4 x pertemuan

A. Kegiatan Inti

KI-1 (Spritual) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang di


anutnya.

KI-2 (Sosial) : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,


santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional.

KI-3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, dan menganalisis


pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.

KI-4 (Keterampilan) : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret


dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4 Menganalisis sifat- - Mengidentifikasi konsep dasar matriks
sifat determinan dan - Mengidentifikasi matriks-matriks khusus
invers matriks berodo
2 x 2 dan 3 x 3 - Mengidentifikasi kesamaan pada matriks
- Menyelesaikan operasi pada matriks
4.4 Menjelaskan masalah - Mengidentifikasi konsep dasar matriks yang
yang berkaitan dengan berkaitan dengan masalah kontekstual
determinan dan invers - Menjelaskan kesamaan pada matriks dengan
matriks berordo 2 x 2 menggunakan masalah kontekstual
dan 3 x 3
- Menyelesaikan operasi pada matriks
dengan menggunakan masalah kontekstual

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran siswa dapat:


PERTEMUAN I
1. Siswa dapat mengetahui konsep dasar matriks
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian matriks
3. Siswa dapat menjelaskan kesamaan pada matriks
4. Siswa dapat merumuskan masalah nyata yang berkaitan dengan konsep dasar
matriks
5. Siswa dapat menjelaskan kesamaan pada matriks dengan menggunakan
masalah kontekstual
PERTEMUAN II
6. Siswa dapat menjelaskan kesamaan pada matriks
7. Siswa dapat mengidentifikasi matriks-matriks khusus
8. Siswa dapat merumuskan masalah nyata yang berkaitan dengan konsep dasar
matriks
9. Siswa dapat menjelaskan kesamaan pada matriks dengan menggunakan
masalah kontekstual
PERTEMUAN III
10. Siswa dapat menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan serta perkalian
pada matriks
11. Siswa dapat menyelesaikan masalah matriks dengan menggunakan masalah
kontekstual
PERTEMUAN IV
12. Siswa dapat mengidentifikasi fakta dan sifat-sifat determinan dan
invers matriks berordo 2 x 2 dan 3 x 3
13. Siswa dapat menyelesaikan operasi determinan dan invers pada
matriks dengan menggunakan masalah kontekstual

D. Materi Pembelajaran

1. Fakta : semua simbol-simbol matematika baik berupa angka atau lambang


yang dapat digunakan dalam menjelaskan materi matriks
2. Konsep : definisi, pengertian, serta ciri-ciri yang berkaitan dengan
matriks
3. Prinsip : dalil, rumus serta teori yang menjelaskan tentang matriks
4. Prosedur: langkah-langkah sistematis tentang penyelesaian masalah matriks

E. Model dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Metaphorical Thinking


Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, dan
penugasan Model : Kooperatif
F. Media dan Alat Pembelajaran

Media : Lembar Kerja Siswa (LKS)


Alat : Penggaris, spidol, dan papan tulis
G. Sumber Belajar
1. Buku Matematika SMA dan MA Kemendikbud RI Kelas XI (Buku
Matematika SMA dan MA Kelas XI, karangan Sri Mulyaningsih,
dkk)
2. Buku Guru Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013
revisi 2017)
3. Buku Siswa Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
4. Referensi lain

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I

Kegiatan Pendahuluan dengan alokasi waktu 10 menit

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


o Guru membuka pembelajaran o Siswa menyiapkan diri untuk
dengan mengucapkan salam dan belajar dan berdoa.
berdo’a bersama siswa o Siswa memperhatikan penjelasan
o Guru mendata kehadiran siswa guru dan menyepakati keputusan
o Guru menyampaikan tujuan yang diberikan guru terhadap
pembelajaran yang akan di capai pembagian kelompok yang telah
o Guru memberitahu materi yang di tentukan
akan dipelajari kepada siswa
o Guru mengingatkan kembali
materi matriks yang pernah
dipelajari siswa
o Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang pada
masing-masing kelompok.
o Apersepsi o Apersepsi
o Guru melakukan apersepsi yaitu o Siswa merespon pertanyaan guru
dengan mengadakan tanya jawab
ringan mengenai materi
sebelumnyayaitu Matriks yang
merupakan materi prasyarat
untuk mempelajari materi yang
akan di ajarkan.
o Motivasi o Motivasi
o Guru memberikan motivasi o Siswa akan mendengarkan
kepada siswa dengan penjelasan yang disampaikan
menjelaskan pentingnya guru. Hal ini diharapkan akan
membaca buku teks, dan muncul respon-respon dari siswa
menjelaskan tentang keterkaitan yang bertujuan untuk
materi pembelajaran memotivasi siswa dalam
matematika dengan kehidupan mempelajari materi, dan dapat
sehari-hari. mengetahui manfaat matematika
dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti dengan alokasi waktu 70 menit
Tahap Pertama : Connection (Menghubungkan)
o Guru mengarahkan siswa untuk o Siswa duduk secara
duduk bersama kelompok yang berkelompok
telah ditentukan o Siswa menyimak materi atau
o Guru menjelaskan mekanisme masalah yang diberikan oleh
pembelajaran dengan guru
menggunakan pendekatan o Siswa mencari hubungan
Metaphorical Thinking masalah tersebut dengan cara
o Guru membagikan LKS membaca sumber belajar
(Lembar Kerja Siswa) untuk o Siswa diminta
dikerjakan. menghubungkan permasalahan
o Guru secara klasikal menyajikan tersebut dengan konsep/materi
materi yang dimulai dari yang akan dipelajari
pemberian masalah kontekstual sebagaimana yang terdapat
yang berkaitan dengan konsep dalam LKS 1
dasar matriks yang disajikan o Siswa diminta untuk membuat
dengan LKS 1 dengan bantuan metafora mereka sendiri
bahan ajar berdasarkan konsep yang
o Guru menginstruksikan kepada disajikan
setiap kelompok untuk mencari o Siswa diminta untuk
hubungan masalah tersebut membandingkan dua soal yang
dengan cara membaca sumber berbeda yang telah disajikan
belajar o Siswa diminta mengidentifikasi
dan mencari keserupaan pada
kedua soal tersebut
Tahap Kedua : Discovery (Menemukan)
o Guru menginstruksikan kepada o Siswa menyimak materi/masalah
setiap kelompok untuk yang diberikan guru
membaca sumber belajar yang o Siswa mengeksplorasi
dibagikan perbandingan pada tahap
o Guru memancing pertanyaan sebelumnya dan diminta
dari siswa dengan memberikan menggambarkan konsep utama
pertanyaan seputar masalah yang dari masalah kontekstual yang
terdapat pada LKS 1 diberikan dengan cara
o Guru meminta siswa untuk mendiskusikan dalam kelompok
mengidentifikasi kedua masalah masing-masing
tersebut yang terdapat pada o Siswa diminta untuk menemukan
LKS 1 dan memcahkan persoalan yang
disajikan tersebut.
o Siswa dapat menuliskan
perbandingan dari kedua soal
tersebut

o Tahap ketiga: Invention


o Guru meminta siswa untuk o siswa dapat mendefinisikan
mendefinisikan kembali dengan kembali dengan metafora mereka
metafora mereka sendiri sesuai sendiri sesuai dengan materi
dengan materi yang sedang yang sedang dipelajari dalam
dipelajari dalam tiap-tiap tiap-tiap kelompok
kelompok o siswa mencatat hal-hal penting
o Guru meminta masing-masing yang berkaitan dengan materi
perwakilan kelompok untuk bahan ajar
memamaparkan hasil diskusi o siswa diminta mempresentasikan
serta menjelaskan hasil kerja kelompoknya
penyelesaiannya
o Guru meminta satu kelompok
untuk menanggapi hasil diskusi
kelompok lain
o Tahap keempat: Application
o Guru menguatkan kembali o Siswa dapat menyimpulkan
tentang jawaban yang kesamaan dan perbandingan
dijawab oleh siswa pemateri. yang terbentuk dari kedua
o Guru melakukan evaluasi dan konsep atau masalah yang
refleksi terhadap kegiatan diberikan
Metaphorical Thinking o Siswa dapat mengaplikasikan
dan menerapkan konsep
yang
ditemukan
o Kegiatan Penutup dengan alokasi waktu 15 menit
o Guru memberi kesempatan o Siswa menyimak penjelasan dari
kepada siswa untuk menanggapi guru
kesimpulan jika belum dipahami
o Guru memberitahu materi
pertemuan selanjutnya, serta
menginstruksikan siswa untuk
mempelajari materi tersebut
sebelumnya di rumah
o Guru menutup pembelajaran
dengan doa bersama dan salam
penutup.

Pertemuan
Kegiatan Pendahuluan dengan alokasi waktu 10 menit

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


o Guru membuka pembelajaran o Siswa menyiapkan diri untuk
dengan mengucapkan salam dan belajar dan berdoa.
berdo’a bersama siswa o Siswa memperhatikan penjelasan
o Guru mendata kehadiran siswa guru dan menyepakati keputusan
o Guru menyampaikan tujuan yang diberikan guru terhadap
pembelajaran yang akan di capai pembagian kelompok yang telah
o Guru memberitahu materi yang di tentukan
akan dipelajari kepada siswa
o Guru mengingatkan kembali
materi matriks yang pernah
dipelajari siswa
o Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang pada
masing-masing kelompok.

o Apersepsi o Apersepsi
o Guru melakukan apersepsi yaitu o Siswa merespon pertanyaan guru
dengan mengadakan tanya jawab
ringan mengenai materi
sebelumnyayaitu Matriks yang
merupakan materi prasyarat
untuk mempelajari materi yang
akan di ajarkan.
o Motivasi o Motivasi
o Guru memberikan motivasi o Siswa akan mendengarkan
kepada siswa dengan penjelasan yang disampaikan
menjelaskan pentingnya guru. Hal ini diharapkan akan
membaca buku teks, dan muncul respon-respon dari siswa
menjelaskan tentang keterkaitan yang bertujuan untuk
materi pembelajaran memotivasi siswa dalam
matematika dengan kehidupan mempelajari materi, dan dapat
sehari-hari. mengetahui manfaat matematika
dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti dengan alokasi waktu 70 menit
Tahap Pertama : Connection (Menghubungkan)
o Guru mengarahkan siswa untuk o Siswa duduk secara
duduk bersama kelompok yang berkelompok
telah ditentukan o Siswa menyimak materi atau
o Guru menjelaskan mekanisme masalah yang diberikan oleh
pembelajaran dengan guru
menggunakan pendekatan o Siswa mencari hubungan
Metaphorical Thinking masalah tersebut dengan cara
o Guru membagikan LKS membaca sumber belajar
(Lembar Kerja Siswa) untuk o Siswa diminta
dikerjakan. menghubungkan permasalahan
o Guru secara klasikal menyajikan tersebut dengan konsep/materi
materi yang dimulai dari yang akan dipelajari
pemberian masalah kontekstual sebagaimana yang terdapat
yang berkaitan dengan konsep dalam LKS 2
dasar matriks yang disajikan o Siswa diminta untuk membuat
dengan LKS 2 dengan bantuan metafora mereka sendiri
bahan ajar berdasarkan konsep yang
o Guru menginstruksikan kepada disajikan
setiap kelompok untuk mencari o Siswa diminta untuk
hubungan masalah tersebut membandingkan dua soal yang
dengan cara membaca sumber berbeda yang telah disajikan
belajar o Siswa diminta mengidentifikasi
dan mencari keserupaan pada
kedua soal tersebut
Tahap Kedua : Discovery (Menemukan)
o Guru menginstruksikan kepada o Siswa menyimak materi/masalah
setiap kelompok untuk yang diberikan guru
membaca sumber belajar yang o Siswa mengeksplorasi
dibagikan perbandingan pada tahap
o Guru memancing pertanyaan sebelumnya dan diminta
dari siswa dengan memberikan menggambarkan konsep utama
pertanyaan seputar masalah yang dari masalah kontekstual yang
terdapat pada LKS 2 diberikan dengan cara
o Guru meminta siswa untuk mendiskusikan dalam kelompok
mengidentifikasi kedua masalah masing-masing
tersebut yang terdapat pada o Siswa diminta untuk menemukan
LKS 2 dan memcahkan persoalan yang
disajikan tersebut.
o Siswa dapat menuliskan
perbandingan dari kedua soal
tersebut

o Tahap ketiga: Invention


o Guru meminta siswa untuk o siswa dapat mendefinisikan
mendefinisikan kembali dengan kembali dengan metafora mereka
metafora mereka sendiri sesuai sendiri sesuai dengan materi
dengan materi yang sedang yang sedang dipelajari dalam
dipelajari dalam tiap-tiap tiap-tiap kelompok
kelompok o siswa mencatat hal-hal penting
o Guru meminta masing-masing yang berkaitan dengan materi
perwakilan kelompok untuk bahan ajar
memamaparkan hasil diskusi o siswa diminta mempresentasikan
serta menjelaskan hasil kerja kelompoknya
penyelesaiannya
o Guru meminta satu kelompok
untuk menanggapi hasil diskusi
kelompok lain
o Tahap keempat: Application
o Guru menguatkan kembali o Siswa dapat menyimpulkan
tentang jawaban yang kesamaan dan perbandingan
dijawab oleh siswa pemateri. yang terbentuk dari kedua
o Guru melakukan evaluasi dan konsep atau masalah yang
refleksi terhadap kegiatan diberikan
Metaphorical Thinking o Siswa dapat mengaplikasikan
dan menerapkan konsep
yang
ditemukan
o Kegiatan Penutup dengan alokasi waktu 15 menit
o Guru memberi kesempatan o Siswa menyimak penjelasan dari
kepada siswa untuk menanggapi guru
kesimpulan jika belum dipahami
o Guru memberitahu materi
pertemuan selanjutnya, serta
menginstruksikan siswa untuk
mempelajari materi tersebut
sebelumnya di rumah
o Guru menutup pembelajaran
dengan doa bersama dan salam
penutup.

Pertemuan III

Kegiatan Pendahuluan dengan alokasi waktu 10 menit

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


o Guru membuka pembelajaran o Siswa menyiapkan diri untuk
dengan mengucapkan salam dan belajar dan berdoa.
berdo’a bersama siswa o Siswa memperhatikan penjelasan
o Guru mendata kehadiran siswa guru dan menyepakati keputusan
o Guru menyampaikan tujuan yang diberikan guru terhadap
pembelajaran yang akan di capai pembagian kelompok yang telah
o Guru memberitahu materi yang di tentukan
akan dipelajari kepada siswa
o Guru mengingatkan kembali
materi matriks yang pernah
dipelajari siswa
o Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang pada
masing-masing kelompok.

o Apersepsi o Apersepsi
o Guru melakukan apersepsi yaitu o Siswa merespon pertanyaan guru
dengan mengadakan tanya jawab
ringan mengenai materi
sebelumnyayaitu Matriks yang
merupakan materi prasyarat
untuk mempelajari materi yang
akan di ajarkan.
o Motivasi o Motivasi
o Guru memberikan o Siswa akan mendengarkan
motivasi kepada siswa penjelasan yang disampaikan
dengan menjelaskan guru. Hal ini diharapkan akan
pentingnya muncul respon-respon dari siswa
membaca buku teks, dan
menjelaskan tentang keterkaitan yang bertujuan untuk
materi pembelajaran memotivasi siswa dalam
matematika dengan kehidupan mempelajari materi, dan dapat
sehari-hari. mengetahui manfaat matematika
dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti dengan alokasi waktu 70 menit
Tahap Pertama : Connection (Menghubungkan)
o Guru mengarahkan siswa untuk o Siswa duduk secara
duduk bersama kelompok yang berkelompok
telah ditentukan o Siswa menyimak materi atau
o Guru menjelaskan mekanisme masalah yang diberikan oleh
pembelajaran dengan guru
menggunakan pendekatan o Siswa mencari hubungan
Metaphorical Thinking masalah tersebut dengan cara
o Guru membagikan LKS membaca sumber belajar
(Lembar Kerja Siswa) untuk o Siswa diminta
dikerjakan. menghubungkan permasalahan
o Guru secara klasikal menyajikan tersebut dengan konsep/materi
materi yang dimulai dari yang akan dipelajari
pemberian masalah kontekstual sebagaimana yang terdapat
yang berkaitan dengan konsep dalam LKS 3
dasar matriks yang disajikan o Siswa diminta untuk membuat
dengan LKS 3 dengan bantuan metafora mereka sendiri
bahan ajar berdasarkan konsep yang
o Guru menginstruksikan kepada disajikan
setiap kelompok untuk mencari o Siswa diminta untuk
hubungan masalah tersebut membandingkan dua soal yang
dengan cara membaca sumber berbeda yang telah disajikan
belajar o Siswa diminta mengidentifikasi
dan mencari keserupaan pada
kedua soal tersebut
Tahap Kedua : Discovery (Menemukan)
o Guru menginstruksikan kepada o Siswa menyimak materi/masalah
setiap kelompok untuk yang diberikan guru
membaca sumber belajar yang o Siswa mengeksplorasi
dibagikan perbandingan pada tahap
o Guru memancing pertanyaan sebelumnya dan diminta
dari siswa dengan memberikan menggambarkan konsep utama
pertanyaan seputar masalah yang dari masalah kontekstual yang
terdapat pada LKS 3 diberikan dengan cara
o Guru meminta siswa untuk mendiskusikan dalam kelompok
mengidentifikasi kedua masalah masing-masing
tersebut yang terdapat pada o Siswa diminta untuk menemukan
LKS 3 dan memcahkan persoalan yang
disajikan tersebut.
o Siswa dapat menuliskan
perbandingan dari kedua soal
tersebut
o Tahap ketiga: Invention

o Guru meminta siswa untuk o siswa dapat mendefinisikan


mendefinisikan kembali dengan kembali dengan metafora mereka
metafora mereka sendiri sesuai sendiri sesuai dengan materi
dengan materi yang sedang yang sedang dipelajari dalam
dipelajari dalam tiap-tiap tiap-tiap kelompok
kelompok o siswa mencatat hal-hal penting
o Guru meminta masing-masing yang berkaitan dengan materi
perwakilan kelompok untuk bahan ajar
memamaparkan hasil diskusi o siswa diminta mempresentasikan
serta menjelaskan hasil kerja kelompoknya
penyelesaiannya
o Guru meminta satu kelompok
untuk menanggapi hasil diskusi
kelompok lain
o Tahap keempat: Application
o Guru menguatkan kembali o Siswa dapat menyimpulkan
tentang jawaban yang kesamaan dan perbandingan
dijawab oleh siswa pemateri. yang terbentuk dari kedua
o Guru melakukan evaluasi dan konsep atau masalah yang
refleksi terhadap kegiatan diberikan
Metaphorical Thinking o Siswa dapat mengaplikasikan
dan menerapkan konsep
yang ditemukan

o Kegiatan Penutup dengan alokasi waktu 15 menit


o Guru memberi kesempatan o Siswa menyimak penjelasan dari
kepada siswa untuk menanggapi guru
kesimpulan jika belum dipahami
o Guru memberitahu materi
pertemuan selanjutnya, serta
menginstruksikan siswa untuk
mempelajari materi tersebut
sebelumnya di rumah
o Guru menutup pembelajaran
dengan doa bersama dan salam
penutup.

PertemuanPendahuluan dengan alokasi waktu 10 menit


Kegiatan

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


o Guru membuka pembelajaran o Siswa menyiapkan diri untuk
dengan mengucapkan salam dan belajar dan berdoa.
berdo’a bersama siswa o Siswa memperhatikan
o Guru mendata kehadiran siswa penjelasan guru dan
o Guru menyampaikan tujuan menyepakati keputusan yang
pembelajaran yang akan di diberikan guru terhadap
capai pembagian kelompok yang
o Guru memberitahu materi yang telah di tentukan
akan dipelajari kepada siswa
o Guru mengingatkan kembali
materi matriks yang pernah
dipelajari siswa
o Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang pada
masing-masing kelompok.
o Apersepsi o Apersepsi
o Guru melakukan apersepsi yaitu o Siswa merespon pertanyaan
dengan mengadakan tanya guru
jawab ringan mengenai materi
sebelumnyayaitu Matriks yang
merupakan materi prasyarat
untuk mempelajari materi yang
akan di ajarkan.
o Motivasi o Motivasi
o Guru memberikan motivasi o Siswa akan mendengarkan
kepada siswa dengan penjelasan yang disampaikan
menjelaskan pentingnya guru. Hal ini diharapkan akan
membaca buku teks, dan muncul respon-respon dari
menjelaskan tentang keterkaitan siswa yang bertujuan untuk
materi pembelajaran memotivasi siswa dalam
matematika dengan kehidupan mempelajari materi, dan dapat
sehari-hari. mengetahui manfaat matematika
dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti dengan alokasi waktu 70 menit
Tahap Pertama : Connection (Menghubungkan)
o Guru mengarahkan siswa untuk o Siswa duduk secara
duduk bersama kelompok yang berkelompok
telah ditentukan o Siswa menyimak materi atau
o Guru menjelaskan mekanisme masalah yang diberikan oleh
pembelajaran dengan guru
menggunakan pendekatan o Siswa mencari hubungan
Metaphorical Thinking masalah tersebut dengan cara
o Guru membagikan LKS membaca sumber belajar
(Lembar Kerja Siswa) untuk o Siswa diminta
dikerjakan. menghubungkan permasalahan
o Guru secara klasikal tersebut dengan konsep/materi
menyajikan materi yang dimulai yang akan dipelajari
dari pemberian masalah sebagaimana yang
terdapat dalam LKS 4
kontekstual yang berkaitan o Siswa diminta untuk membuat
dengan konsep dasar matriks metafora mereka sendiri
yang disajikan dengan LKS 4 berdasarkan konsep yang
dengan bantuan bahan ajar disajikan
o Guru menginstruksikan kepada o Siswa diminta untuk
setiap kelompok untuk mencari membandingkan dua soal yang
hubungan masalah tersebut berbeda yang telah disajikan
dengan cara membaca sumber o Siswa diminta mengidentifikasi
belajar dan mencari keserupaan pada
kedua soal tersebut
Tahap Kedua : Discovery (Menemukan)
o Guru menginstruksikan kepada o Siswa menyimak
setiap kelompok untuk materi/masalah yang diberikan
membaca sumber belajar yang guru
dibagikan o Siswa mengeksplorasi
o Guru memancing pertanyaan perbandingan pada tahap
dari siswa dengan memberikan sebelumnya dan diminta
pertanyaan seputar masalah menggambarkan konsep utama
yang terdapat pada LKS 4 dari masalah kontekstual yang
o Guru meminta siswa untuk diberikan dengan cara
mengidentifikasi kedua masalah mendiskusikan dalam kelompok
tersebut yang terdapat pada masing-masing
LKS 4 o Siswa diminta untuk
menemukan dan memcahkan
persoalan yang disajikan
tersebut.
o Siswa dapat menuliskan
perbandingan dari kedua soal
tersebut

o Tahap ketiga: Invention


o Guru meminta siswa untuk o siswa dapat mendefinisikan
mendefinisikan kembali dengan kembali dengan metafora
metafora mereka sendiri sesuai mereka sendiri sesuai dengan
dengan materi yang sedang materi yang sedang dipelajari
dipelajari dalam tiap-tiap dalam tiap-tiap kelompok
kelompok o siswa mencatat hal-hal penting
o Guru meminta masing-masing yang berkaitan dengan materi
perwakilan kelompok untuk bahan ajar
memamaparkan hasil diskusi o siswa diminta
serta menjelaskan mempresentasikan hasil kerja
penyelesaiannya kelompoknya
o Guru meminta satu kelompok
untuk menanggapi hasil diskusi
kelompok lain
o Tahap keempat: Application
o Guru menguatkan kembali o Siswa dapat menyimpulkan
tentang jawaban yang kesamaan dan perbandingan
dijawab oleh siswa pemateri. yang terbentuk dari kedua
o Guru melakukan evaluasi dan konsep atau masalah yang
refleksi terhadap kegiatan diberikan
Metaphorical Thinking o Siswa dapat mengaplikasikan
dan menerapkan konsep
yang
ditemukan
o Kegiatan Penutup dengan alokasi waktu 15 menit
o Guru memberi kesempatan o Siswa menyimak penjelasan
kepada siswa untuk menanggapi dari guru
kesimpulan jika belum dipahami
o Guru memberitahu materi
pertemuan selanjutnya, serta
menginstruksikan siswa untuk
mempelajari materi tersebut
sebelumnya di rumah
o Guru menutup pembelajaran
dengan doa bersama dan salam
penutup.
Makassar, 2020

Mahasiswa
Andi Rifqah Sabir
NIM. 10536 5216 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : MA DDI Galesong Baru Kota Makassar


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)


K13: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan , kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
K14: Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4 Menganalisis sifat-sifat 3.4.1 Mengidentifikasi konsep dasar
determinan dan invers matriks matriks
berodo 2 x 2 dan 3 x 3 3.4.2 Mengidentifikasi matriks-matriks
khusus
3.4.3 Mengidentifikasi kesamaan pada
matriks
3.4.4 Menyelesaikan operasi pada
matriks

4.4 Menjelaskan masalah yang 4.4.1 Mengidentifikasi konsep dasar


berkaitan dengan determinan dan matriks yang berkaitan dengan
invers matriks berordo 2 x 2 dan masalah kontekstual
3x3 4.4.2 Menjelaskan kesamaan pada
matriks dengan menggunakan
masalah kontekstual
4.4.3 Menyelesaikan operasi pada
matriks dengan menggunakan
masalah kontekstual

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan siswa dapat:
3.4.3.1 Menjelaskan konsep dasar matriks
3.4.3.2 Menjelaskan pengertian matriks
3.4.3.3Menjelaskan kesamaan pada matriks
4.4.3.1 Merumuskan masalah nyata yang berkaitan dengan konsep dasar matriks
4.4.3.2Menjelaskan kesamaan pada matriks dengan menggunakan masalah kontekstual
D. Materi Pembelajaran
1. Konsep dasar matriks
2. Pengertian matriks
3. Kesamaan matriks
4. Masalah yang melibatkan konsep dasar matriks
E. Model dan Pendekatan/metode Pembelajaran : Pendekatan Metaphorical Thinking,
Tanya jawab, penugasan, dan diskusi
F. Media Pembelajaran
1. LKS ( Lembar Kerja Siswa )
2. Spidol, papan tulis

G. Sumber Belajar
1. Buku Matematika SMA dan MA Kemendikbud RI Kelas XI (Buku
Matematika SMA dan MA Kelas XI, karangan Sri Mulyaningsih, dkk)
2. Buku Guru Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
3. Buku Siswa Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
4. Referensi lain

H. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu

Pendahuluan  Guru membuka pembelajaran dengan 10 Menit


mengucapkan salam dan berdo’a bersama
siswa
 Guru mendata kehadiran siswa
 Guru memberitahu materi yang akan
dipelajari kepada siswa
 Guru mengingatkan kembali materi
matriks yang pernah dipelajari siswa
 Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
pada masing-masing kelompok.

Kegiatan Inti  Guru menjelaskan mekanisme 70 menit


pembelajaran dengan menggunakan
Grounding Metaphors pendekatan Metaphorical Thinking
 Connection  Guru menyajikan materi yang dimulai dari
pemberian masalah kontekstual yang
berkaitan dengan konsep dasar matriks
yang disajikan dengan LKPD 1
 Siswa diminta menghubungkan atau
membandingkan permasalahan tersebut
dengan konsep yang akan dipelajari
sebagaimana yang dituangkan dalam
LKPD 1
 Siswa mengeksplorasi perbandingan pada
tahap sebelumnya dan diminta
menggambarkan konsep utama dari
masalah kontekstual yang diberikan
dengan cara mendiskusikan dalam
kelompok masing-masing
 Discovery
 Hasil temuan atau konsep yang ditemukan
melalui metafora didefinisikan kembali
sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari dalam tiap-tiap kelompok
 Siswa menyimpulkan kesamaan apa yang
terbentuk dari perbandingan konsep-
konsep tersebut
 Siswa mengaplikasikan atau menerapkan
 Invention konsep yang telah disimpulkan
 Application
Redefinitional  Guru menyajikan konsep mengenai
Metaphors pengertian matriks
 Siswa diminta untuk membuat metafora
 Connection mereka sendiri berdasarkan konsep yang
disajikan

 Siswa mengeksplorasi perbandingan pada


tahap sebelumnya dan diminta
menggambarkan konsep utama dari
 Discovery masalah kontekstual yang diberikan
dengan cara mendiskusikan dalam
kelompok masing-masing

 Hasil temuan atau konsep yang ditemukan


melalui metafora didefinisikan kembali
sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari
 Siswa menyimpulkan kesamaan apa yang
 Invention terbentuk dari perbandingan konsep-
konsep tersebut

 Siswa mengaplikasikan atau menerapkan


konsep yang telah disimpulkan

 Application

Linking Metaphors  Siswa diminta untuk membandingkan dua


soal yang berbeda yang telah disajikan
 Connection  Siswa diminta mengidentifikasi dan
mencari keserupaan pada kedua soal
tersebut

 Siswa diminta untuk menemukan dan


memecahkan persoalan yang disajikan
tersebut
 Siswa diminta untuk menuliskan hasil
 Discovery
temuan yaitu berupa rumus atau konsep
dari kedua soal

 Invention  Siswa mengaplikasikan konsep yang telah


disimpulkan pada tahap sebelumnya pada
konteks permasalahan lain yang berkaitan
atau serupa

 Application
Penutup  Guru bersama siswa menarik kesimpulan 10 menit
dari materi yang telah dipelajari pada
pertemuan ini
 Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanggapi kesimpulan jika belum
dipahami
 Guru memberitahu materi pertemuan
selanjutnya, serta menginstruksikan siswa
untuk mempelajari materi tersebut
sebelumnya di rumah
 Guru menutup pembelajaran dengan doa
bersama dan salam penutup.

Penilaian
Teknik Penilaian : tertulis
Bentuk Instrumen : uraian

Makassar, 2020

Mahasiswa

Andi Rifqah Sabir


NIM. 10536 5216 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : MA DDI Galesong Baru Kota Makassar


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

J. Kompetensi Inti (KI)


K13: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan , kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
K14: Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

K. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.5 Menganalisis sifat-sifat 3.5.1 Mengidentifikasi konsep dasar
determinan dan invers matriks matriks
berodo 2 x 2 dan 3 x 3 3.5.2 Mengidentifikasi matriks-matriks
khusus
3.5.3 Mengidentifikasi kesamaan pada
matriks
3.5.4 Menyelesaikan operasi pada
matriks

4.4 Menjelaskan masalah yang 4.4.4 Mengidentifikasi konsep dasar


berkaitan dengan determinan dan matriks yang berkaitan dengan
invers matriks berordo 2 x 2 dan masalah kontekstual
3x3 4.4.5 Menjelaskan kesamaan pada
matriks dengan menggunakan
masalah kontekstual
4.4.6 Menyelesaikan operasi pada
matriks dengan menggunakan
masalah kontekstual

L. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan siswa dapat dapat:
3.4.3.3 Menjelaskan kesamaan pada matriks
3.4.3.4 Mengidentifikasi matriks-matriks khusus
4.4.6.1 Merumuskan masalah nyata yang berkaitan dengan konsep dasar matriks
4.4.6.2 Menjelaskan kesamaan pada matriks dengan menggunakan masalah
kontekstual

M. Materi Pembelajaran
5. Matriks-matriks khusus
6. Kesamaan pada matriks
7. Masalah yang melibatkan kesamaan pada matriks

N. Model dan Pendekatan/metode Pembelajaran : Pendekatan Metaphorical Thinking,


Tanya jawab, penugasan, dan diskusi
O. Media Pembelajaran
1. LKS ( Lembar Kerja Siswa )
2. Spidol, papan tulis

P. Sumber Belajar
1. Buku Matematika SMA dan MA Kemendikbud RI Kelas XI (Buku
Matematika SMA dan MA Kelas XI, karangan Sri Mulyaningsih, dkk)
2. Buku Guru Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
3. Buku Siswa Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
4. Referensi lain
Q. Kegiatan Pembelajaran

Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu

Pendahuluan  Guru membuka pembelajaran dengan 10 Menit


mengucapkan salam dan berdo’a bersama
siswa
 Guru mendata kehadiran siswa
 Guru memberitahu materi yang akan
dipelajari kepada siswa
 Guru mengingatkan kembali materi
matriks yang pernah dipelajari siswa
 Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
pada masing-masing kelompok.

Kegiatan Inti  Guru menjelaskan mekanisme 70 menit


pembelajaran dengan menggunakan
Grounding Metaphors pendekatan Metaphorical Thinking
 Connection  Guru menyajikan materi yang dimulai dari
pemberian masalah kontekstual yang
berkaitan dengan jenis-jenis matriks
khusus yang disajikan dengan LKPD 2
 Siswa diminta menghubungkan atau
membandingkan permasalahan tersebut
dengan konsep yang akan dipelajari
sebagaimana yang dituangkan dalam
LKPD 2
 Siswa mengeksplorasi perbandingan pada
tahap sebelumnya dan diminta
menggambarkan konsep utama dari
masalah kontekstual yang diberikan
dengan cara mendiskusikan dalam
kelompok masing-masing
 Discovery
 Hasil temuan atau konsep yang ditemukan
melalui metafora didefinisikan kembali
sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari dalam tiap-tiap kelompok
 Siswa menyimpulkan kesamaan apa yang
terbentuk dari perbandingan konsep-
konsep tersebut
 Siswa mengaplikasikan atau menerapkan
 Invention konsep yang telah disimpulkan

 Application
Redefinitional  Guru menyajikan konsep/materi
Metaphors mengenai matriks-matriks khusus
 Siswa diminta untuk membuat metafora
 Connection mereka sendiri berdasarkan konsep yang
disajikan

 Siswa mengeksplorasi perbandingan pada


tahap sebelumnya dan diminta
menggambarkan konsep utama dari
 Discovery masalah kontekstual yang diberikan
dengan cara mendiskusikan dalam
kelompok masing-masing

 Hasil temuan atau konsep yang ditemukan


melalui metafora didefinisikan kembali
sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari
 Siswa menyimpulkan kesamaan apa yang
 Invention terbentuk dari perbandingan konsep-
konsep tersebut

 Siswa mengaplikasikan atau menerapkan


konsep yang telah disimpulkan

 Application
Linking Metaphors  Siswa diminta untuk membandingkan dua
soal yang berbeda yang telah disajikan
 Connection  Siswa diminta mengidentifikasi dan
mencari keserupaan pada kedua soal
tersebut

 Siswa diminta untuk menemukan dan


memecahkan persoalan yang disajikan
tersebut
 Discovery  Siswa diminta untuk menuliskan hasil
temuan yaitu berupa rumus atau konsep
dari kedua soal

 Invention  Siswa mengaplikasikan konsep yang telah


disimpulkan pada tahap sebelumnya pada
konteks permasalahan lain yang berkaitan
atau serupa

 Application
Penutup  Guru bersama siswa menarik kesimpulan 10 menit
dari materi yang telah dipelajari pada
pertemuan ini
 Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanggapi kesimpulan jika belum
dipahami
 Guru memberitahu materi pertemuan
selanjutnya, serta menginstruksikan siswa
untuk mempelajari materi tersebut
sebelumnya di rumah
 Guru menutup pembelajaran dengan doa
bersama dan salam penutup.

R. Penilaian
1. Teknik Penilaian : tertulis
2. Bentuk Instrumen : uraian

Makassar, 2020

Mahasiswa
Andi Rifqah Sabir
NIM. 10536 5216 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : MA DDI Galesong Baru Kota Makassar


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

S. Kompetensi Inti (KI)


K13: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan , kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
K14: Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

T. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.6 Menganalisis sifat-sifat 3.6.1 Mengidentifikasi konsep dasar
determinan dan invers matriks matriks
berodo 2 x 2 dan 3 x 3 3.6.2 Mengidentifikasi matriks-matriks
khusus
3.6.3 Mengidentifikasi kesamaan pada
matriks
3.6.4 Menyelesaikan operasi pada
matriks

4.4 Menjelaskan masalah yang 4.4.7 Mengidentifikasi konsep dasar


berkaitan dengan determinan dan matriks yang berkaitan dengan
invers matriks berordo 2 x 2 dan masalah kontekstual
3x3 4.4.8 Menjelaskan kesamaan pada
matriks dengan menggunakan
masalah kontekstual
4.4.9 Menyelesaikan operasi pada
matriks dengan menggunakan
masalah kontekstual

U. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan siswa dapat dapat:
3.4.3.5 Menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan serta perkalian pada
matriks
4.4.3.3 Menyelesaikan operasi pada matriks dengan menggunakan masalah kontekstual

V. Materi Pembelajaran
8. Operasi pada matriks meliputi penjumlahan, pengurangan serta perkalian pada
matriks
9. Masalah yang melibatkan operasi pada matriks

W. Model dan Pendekatan/metode Pembelajaran : Pendekatan Metaphorical Thinking,


Tanya jawab, penugasan, dan diskusi
X. Media Pembelajaran
1. LKS ( Lembar Kerja Siswa )
2. Spidol, papan tulis

Y. Sumber Belajar
1. Buku Matematika SMA dan MA Kemendikbud RI Kelas XI (Buku
Matematika SMA dan MA Kelas XI, karangan Sri Mulyaningsih, dkk)
2. Buku Guru Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
3. Buku Siswa Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
4. Referensi lain

Z. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu

Pendahuluan  Guru membuka pembelajaran dengan 10 Menit


mengucapkan salam dan berdo’a bersama
siswa
 Guru mendata kehadiran siswa
 Guru memberitahu materi yang akan
dipelajari kepada siswa
 Guru mengingatkan kembali materi
matriks yang pernah dipelajari siswa
 Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
pada masing-masing kelompok.

Kegiatan Inti  Guru menjelaskan mekanisme 70 menit


pembelajaran dengan menggunakan
Grounding Metaphors pendekatan Metaphorical Thinking
 Connection  Guru menyajikan materi yang dimulai dari
pemberian masalah kontekstual yang
berkaitan dengan operasi pada matriks
yang disajikan dengan LKS 3
 Siswa diminta menghubungkan atau
membandingkan permasalahan tersebut
dengan konsep yang akan dipelajari
sebagaimana yang dituangkan dalam LKS
3
 Siswa mengeksplorasi perbandingan pada
tahap sebelumnya dan diminta
menggambarkan konsep utama dari
masalah kontekstual yang diberikan
dengan cara mendiskusikan dalam
kelompok masing-masing
 Discovery
 Hasil temuan atau konsep yang ditemukan
melalui metafora didefinisikan kembali
sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari dalam tiap-tiap kelompok
 Siswa menyimpulkan kesamaan apa yang
terbentuk dari perbandingan konsep-
konsep tersebut
 Siswa mengaplikasikan atau menerapkan
 Invention konsep yang telah disimpulkan
 Application
Redefinitional  Guru menyajikan konsep/materi
Metaphors mengenai operasi pada matriks yang
meliputi penjumlahan, pengurangan, serta
 Connection perkalian matriks
 Siswa diminta untuk membuat metafora
mereka sendiri berdasarkan konsep yang
disajikan

 Siswa mengeksplorasi perbandingan pada


tahap sebelumnya dan diminta
menggambarkan konsep utama dari
masalah kontekstual yang diberikan
 Discovery dengan cara mendiskusikan dalam
kelompok masing-masing

 Hasil temuan atau konsep yang ditemukan


melalui metafora didefinisikan kembali
sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari
 Siswa menyimpulkan kesamaan apa yang
terbentuk dari perbandingan konsep-
 Invention
konsep tersebut

 Siswa mengaplikasikan atau menerapkan


konsep yang telah disimpulkan

 Application
Linking Metaphors  Siswa diminta untuk membandingkan dua
soal yang berbeda yang telah disajikan
 Connection  Siswa diminta mengidentifikasi dan
mencari keserupaan pada kedua soal
tersebut

 Siswa diminta untuk menemukan dan


memecahkan persoalan yang disajikan
tersebut
 Discovery  Siswa diminta untuk menuliskan hasil
temuan yaitu berupa rumus atau konsep
dari kedua soal

 Invention  Siswa mengaplikasikan konsep yang telah


disimpulkan pada tahap sebelumnya pada
konteks permasalahan lain yang berkaitan
atau serupa

 Application
Penutup  Guru bersama siswa menarik kesimpulan 10 menit
dari materi yang telah dipelajari pada
pertemuan ini
 Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanggapi kesimpulan jika belum
dipahami
 Guru memberitahu materi pertemuan
selanjutnya, serta menginstruksikan siswa
untuk mempelajari materi tersebut
sebelumnya di rumah
 Guru menutup pembelajaran dengan doa
bersama dan salam penutup.

AA. Penilaian
1. Teknik Penilaian : tertulis
2. Bentuk Instrumen : uraian
Makassar, 2020

Mahasiswa

Andi Rifqah

Sabir
NIM. 10536 5216 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : MA DDI Galesong Baru Kota Makassar


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

BB. Kompetensi Inti (KI)


K13: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan , kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
K14: Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

CC. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.7 Menganalisis sifat-sifat 3.7.1 Mengidentifikasi konsep dasar
determinan dan invers matriks matriks
berodo 2 x 2 dan 3 x 3 3.7.2 Mengidentifikasi matriks-matriks
khusus
3.7.3 Mengidentifikasi kesamaan pada
matriks
3.7.4 Menyelesaikan operasi pada
matriks

4.4 Menjelaskan masalah yang 4.4.10 Mengidentifikasi konsep dasar


berkaitan dengan determinan dan matriks yang berkaitan dengan
invers matriks berordo 2 x 2 dan masalah kontekstual
3x3 4.4.11 Menjelaskan kesamaan pada
matriks dengan menggunakan
masalah kontekstual
4.4.12 Menyelesaikan operasi pada
matriks dengan menggunakan
masalah kontekstual
DD. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan siswa dapat dapat:
3.4.3.6 Mengidentifikasi fakta dan sifat-sifat determinan dan invers matriks berordo
2x2 dan 3x3
4.3.4.4 Menyelesaikan operasi determinan dan invers pada matriks dengan
menggunakan masalah kontekstual

EE.Materi Pembelajaran
10. Determinan dan invers matriks
11. Masalah yang melibatkan determinan dan invers pada matriks
FF. Model dan Pendekatan/metode Pembelajaran : Pendekatan Metaphorical Thinking,
Tanya jawab, penugasan, dan diskusi
GG. Media Pembelajaran
1. LKS ( Lembar Kerja Siswa )
2. Spidol, papan tulis

HH. Sumber Belajar


1. Buku Matematika SMA dan MA Kemendikbud RI Kelas XI (Buku
Matematika SMA dan MA Kelas XI, karangan Sri Mulyaningsih, dkk)
2. Buku Guru Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
3. Buku Siswa Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
4. Referensi lain

II. Kegiatan Pembelajaran

Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu

Pendahuluan  Guru membuka pembelajaran dengan 10 Menit


mengucapkan salam dan berdo’a bersama
siswa
 Guru mendata kehadiran siswa
 Guru memberitahu materi yang akan
dipelajari kepada siswa
 Guru mengingatkan kembali materi
matriks yang pernah dipelajari siswa
 Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
pada masing-masing kelompok.

Kegiatan Inti  Guru menjelaskan mekanisme 70 menit


pembelajaran dengan menggunakan
Grounding Metaphors pendekatan Metaphorical Thinking
 Connection  Guru menyajikan materi yang dimulai dari
pemberian masalah kontekstual yang
berkaitan dengan determinan pada matriks
yang disajikan dengan LKS 4
 Siswa diminta menghubungkan atau
membandingkan permasalahan tersebut
dengan konsep yang akan dipelajari
sebagaimana yang dituangkan dalam LKS
4
 Siswa mengeksplorasi perbandingan pada
tahap sebelumnya dan diminta
menggambarkan konsep utama dari
masalah kontekstual yang diberikan
dengan cara mendiskusikan dalam
kelompok masing-masing
 Discovery
 Hasil temuan atau konsep yang ditemukan
melalui metafora didefinisikan kembali
sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari dalam tiap-tiap kelompok
 Siswa menyimpulkan kesamaan apa yang
terbentuk dari perbandingan konsep-
konsep tersebut
 Siswa mengaplikasikan atau menerapkan
 Invention konsep yang telah disimpulkan

 Application
Redefinitional  Guru menyajikan konsep/materi
mengenai determinan dan invers pada
Metaphors matriks
 Connection  Siswa diminta untuk membuat metafora
mereka sendiri berdasarkan konsep yang
disajikan

 Siswa mengeksplorasi perbandingan pada


tahap sebelumnya dan diminta
menggambarkan konsep utama dari
masalah kontekstual yang diberikan
dengan cara mendiskusikan dalam
 Discovery kelompok masing-masing

 Hasil temuan atau konsep yang ditemukan


melalui metafora didefinisikan kembali
sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari
 Siswa menyimpulkan kesamaan apa yang
terbentuk dari perbandingan konsep-
konsep tersebut
 Invention
 Siswa mengaplikasikan atau menerapkan
konsep yang telah disimpulkan

 Application

Linking Metaphors  Siswa diminta untuk membandingkan dua


soal yang berbeda yang telah disajikan
 Connection  Siswa diminta mengidentifikasi dan
mencari keserupaan pada kedua soal
tersebut

 Siswa diminta untuk menemukan dan


memecahkan persoalan yang disajikan
tersebut
 Siswa diminta untuk menuliskan hasil
 Discovery temuan yaitu berupa rumus atau konsep
dari kedua soal

 Siswa mengaplikasikan konsep yang telah


 Invention disimpulkan pada tahap sebelumnya pada
konteks permasalahan lain yang berkaitan
atau serupa

 Application
Penutup  Guru bersama siswa menarik kesimpulan 10 menit
dari materi yang telah dipelajari pada
pertemuan ini
 Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanggapi kesimpulan jika belum
dipahami
 Guru memberitahu materi pertemuan
selanjutnya, serta menginstruksikan siswa
untuk mempelajari materi tersebut
sebelumnya di rumah
 Guru menutup pembelajaran dengan doa
bersama dan salam penutup.

JJ. Penilaian
Teknik Penilaian : tertulis
Bentuk Instrumen : uraian

Makassar, 2020

Mahasiswa

Andi Rifqah Sabir


NIM. 10536 5216 15
LKS 1
Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat mengidentifikasi konsep matriks

Siswa dapat menjelaskan pengertian dan kesamaan matriks dengan menggunakan masalah kontekstual.

Kelompok : Nama anggota : 1.


2.
3.
4.
5.

Grounding Metaphor ( Konsep Dasar Matriks ) Amati uraian berikut!


Diketahui harga tiket masuk suatu museum berikut ini.
Tabel 1.1 Harga Karcis

Hari Minggu/Libur (Rp) Hari Biasa (Rp)

Anak-anak 10.000 5000


Dewasa 15.000 10.000

Sajikan kembali data tersebut dalam bentuk matriks dan jelaskan


Jawab :
2. Seorang wisatawan local hendak berlibur ke beberapa tempat di pulau
Sulawesi dan dia mencatat waktu yang digunakan selama di pulau
Sulawesi sebagai berikut.

Kab. Gowa = 2 hari


Kab.Maros = 3 hari
Kab. Pangkep = 2 hari

Sajikanlah data tersebut dalam bentuk tabel dan matriks. Jelaskan !


Jawab :

Berdasarkan identifikasi kedua soal tersebut, maka :

a. Bandingkan kedua soal diatas dan jelaskan keserupaan yang terdapat pada kedua soal tersebut!
Jawab :
b. Mengetahui bahwa matriks tersusun dari … dan …

Jawab :

Redefinitional Metaphor ( Pengertian Matriks )

Perhatikan contoh matriks berikut!

Tabel berikut menyatakan nilai yang diperoleh oleh 3 tim sepak bola dari SMA yang berbeda dari 3 pert

Pertandingan ke- 1 2 3
Tim
SMAN 1 25 37 35

SMAN 2 22 35 42

SMAN 3 40 39 35

Jika data pada tabel diatas hanya dituliskan bilangan saja, kemudian susunan bilangan diberi

( ) Baris 1
Baris 2
Baris 3

K1 K2 K3

2. Buatlah contoh non matriks dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab :
Berdasarkan contoh dan non contoh matriks, tulislah kesimpulan mengenai
pengertian matriks.

Matriks adalah

Asah kemampuan
81214
1. Diberikan matriks A = 18168
22617
Sebutkan entry matriks yang terletak pada :

a. Baris kedua c. baris ketiga dan kolom pertama

b. Kolom ketiga d. baris pertama dan kolom ketiga

Jawab
5 :
2. Pegawai Alfamart ingin menata koleksi barang yang tersedia. Ubahlah bentuk susunan barang dib

SusJawab : Roti Permen


Sabu Sampo Deterg
dan dan
3 dan
.nu 18
10 biscui
pasta gigi cokelat
en 8
t
item
item item
LKS 2
Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat mengidentifikasi matriks-matriks khusus

Siswa dapat menjelaskan kesamaan matriks dengan menggunakan

Kelompok : Nama anggota : 1.


2.
3.
4.
5.

A. Grounding Metaphor ( Matriks-matriks khusus )


1. Matriks diagonal
1 0 0
Contoh : 𝐷 = (0 2 0)
0 0 3
Apakah matriks D merupakan matriks persegi?

Jawab :
Berdasarkan contoh dan jawaban kalian, cobalah kalian simpulkan pengertian matriks dia

2. Matriks Identitas
Kesimpulan :
Matriks diagonal adalah
1 0 0
Contoh : 𝐼 = (0 1 0)
0 0 1
 Berapakah jumlah baris dan kolom matriks I

? Jawab :

 Berapakah elemen/entry pada diagonal utamanya?

Jawab :

Kesimpulan :
Matriks Identitas adalah

B. Redefinitional Metaphor ( Jenis-jenis matriks )


Berdasarkan identifikasi kedua jenis matriks khusus tersebut, maka :
c. Bandingkan kedua jenis matriks diatas dan jelaskan keserupaan yang terdapat pada kedua soal tersebu
Jawab :
C. Linking Metaphor ( Kesamaan pada matriks )

Perhatikan matriks berikut!

A=B

(1) = (1)
2 2

Berapakah ordo matriks A?


Jawab :
Jawab :

Berapakah
Berdasarkan ordokalian,
jawaban matriksmaka
B? dua matriks dapat dikatakan
sama jika memiliki …
Diskusikanlah!

Jika diketahui matriks A=B

(34 + 1) = (√9 5)
79 7 32

A =B

Bagaimana dengan matriks berikut ini?


(4 9) 𝑑𝑎𝑛 (4 5)
58 9 8

Bandingkanlah kedua soal tersebut dan jelaskan ! Jawab :


KS 3

A. Grouding Metaphor ( Penjumlahan pada matriks )

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menyelesaikan operasi pada matriks yang meliputi penjumlahan, pengurangan serta perk

Kelompok : Nama anggota : 1.


2.
3.
4.
5.

1.
Diketahui A = (2 3 5)dan B = (1 2 0)

Maka A + B = ( )+ ( )
= (2 + 1 3+2 5 + 0)
=( )
a. 2 dan 1 merupakan elemen-elemen yang …

b. 3 dan 2 merupakan elemen-elemen yang …

c. 5 dan 0 merupakan elemen-elemen yang …

Berdasarkan identifikasi diatas, maka dapat mengetahui bahwa


penjumlahan dan pengurangan matriks dapat dioperasikan jika …
B. Redefinitional Metaphor ( Penjumlahan dan Pengurangan Matriks )
Jawab : !
Diskusikanlah
1. Diketahui matriks

2
A=(235) C= *−2 −10+
B= [4]
321
6

2 3
D= [5 4] F= [246]
1 2

Dari semua matriks diatas, pasangan matriks manakah yang dapat dijumlahkan dan dikurangkan. Kemud
Jawab :
𝑝+2 2 𝑝 6
2.
Misalkan matriks A = * + dan B = [ ]
3 5 6 𝑞+3

Jika 3A=B . Tentukanlah nilai p dan q !


Jawab :

C. Linking Metaphors

3. Tentukan hasil perkalian matriks A dan B di bawah ini!


𝐴 = (3 4) 𝐵 = (7 5)
12 6 4
Jawab :

4. Buatlah contoh lain mengenai matriks yang tidak dapat dioperasikan dalam perkalian matriks. Band
Jawab :
LKS 4
Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat mengidentifikasi fakta dan sifat-sifat determinan dan invers matriks berordo 2x2 dan 3x3

Kelompok : Nama anggota : 1.


2.
3.

4.
5.

Misalkan A = (𝑎 𝑏) maka
𝑐 𝑑
det A = |𝐴| = │𝑎 𝑏│ = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑐 𝑑

Misalkan A = (𝑎 𝑏) maka
𝑐 𝑑
𝐴−1 = 1( 𝑑 −𝑏) , dengan a.d ≠ b.c
𝑎𝑑−𝑏𝑐 −𝑐 𝑎

A. Grouding
Cermatilah Metaphors
uraian berikut ! ( Determinan

Diketahui harga tiket masuk suatu wahana permainan sebagai berikut:

Hari Minggu/LiburHari Biasa


Anak-anak 10.000 5.000

Dewasa 15.000 10.000

a. Buatlah matriks dari tabel di atas!

b. Tentukanlah hasil dari determinan serta invers dari matriks tersebut.

Jawab :

B. Redefinitional Metaphors

Diskusikanlah !
1. Diketahui matriks A= *45+ dan matriks B = *1 2+
26 3 4
Tunjukkan bahwa |𝐴. 𝐵| = |𝐴|. |𝐵|
Jawab :

C. Linking Metaphors

Jelaskanlah !
2. Jika 𝐴−1 𝑑𝑎𝑛 𝐵−1 adalah invers matriks A dan B, maka (𝐴𝐵)−1 = 𝐵−1𝐴−1.

Apakah (𝐴𝐵)−1 = 𝐴−1𝐵−1 . Jika tidak, berikan alasannya. Jawab


:
DAFTAR HADIR SISWA

KELAS XI

Pertemuan

1 2 3 4
NO NIS NAMA L/P
07/12/1 09/12/1 11/12/1 14/12/1
9 9 9 9

1 NURFADILLAH P √ √ √ √

2 RANIDHANI P √ √ √ √

3 JAWANI JULIANI OHEE L √ √ √ √

4 ADHELIYA RAMADHANI P √ √ √ √

5 MUH SAHRUL L √ √ √ √

6 AWALUDDIN L √ √ √ √

7 NASRULLAH SAIFUL L √ √ √ √

8 NURUL SUCI RAMADHANI P √ √ √ √

9 ARIYANI PUTRI P √ √ √ √

10 MUH AL FURQAN RAMLI L √ √ √ √

11 RISKAWATI P √ √ √ √

12 MUH ZULFIKAR L √ √ √ √

13 ABD RAHMAN WAHID L √ √ √ √

14 FADHIL PRATAMA L √ √ √ √

15 AKBAR HARIS L √ √ √ √

16 MUH DWI HARIYADI L √ √ √ √


17 MUH SULTAN L √ √ √ √

18 MUH ADITYA WAHYU PUTRA L √ √ √ √

19 FARID AKBAR FEBRIANTO L √ √ √ √


JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Sekolah : MA DDI Galesong Baru Kota

Makassar Kelas XI

PARAF GURU

NO HARI/TANGGAL JAM PEMBAHASAN KELAS

1 Kamis 11.00-12.30 Pretest (I)

5 Desember 2019

2 Sabtu 11.00-12.30 (II)

7 Desember 2109

3 Senin 07.45-09.15 (III)

9 Desember 2019

4 Rabu 09.15-10.45 (IV)

11 Desember 2109

5 Kamis 11.00-12.30 (V)

12 Desember 2019

6 Sabtu 11.00-12.30 Posttest (V)

14 Dember 2019
LAMPIRAN B :

B.1 INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR

B.2 KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN

B.3 KISI-KISI TES HASIL BELAJAR


PRE-TEST

Satuan Pendidikan : MA DDI Galesong Baru Kota Makassar

Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester: XI /Ganjil

Alokasi Waktu : 60 menit

Petunjuk :
 Tulislah nama lengkap, kelas dan NIS pada lembar jawaban yang
disediakan.
 Bacalah soal dengan teliti dan kerjakan sesuai dengan
kempuan sendiri tanpa melihat/menyontek pekerjaan teman.
 Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah.

Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar !


1 2 3
1. Diketahui A =, - . Apakah A merupakan matriks? Jelaskan .
0 3 2
2. Jika p dan q adalah jumlah boneka Ami dan jumlah boneka Ayu. Tentukan
nilai dari p dan q. jelaskan syarat dari konsep yang digunakan!
3𝑝 0 7
12 0 7
( )=( 21 )
0 8 3 0 𝑞 7
3. Manakah perkalian matriks berikut yang dapat ditentukan hasilnya? Jelaskan.

2 3 2
a. ( ). 1 2
4 2 1 (3 4)
0 1

1
b. ( ). 1 2
2
( 3 1)
4 3

4. Koperasi siswa MA DDI Galesong Baru Kota Makassar setiap hari menjual
berbagai macam gorengan. Banyaknya gorengan yang dibuat setiap harinya
disajikan dalam tabel dibawah ini.
Jenis Harga Rp.500,00 Harga Rp.1.000,00

Tahu isi 10 10
Bakwan 15 15
Jalangkote 20 10

Karena banyaknya permintaan, maka jumlah setiap gorengan ditingkatkan menjadi 2 kali lipat. Berapaka

5. Tentukanlah determinan dan invers di bawah ini !

a. Diketahui 𝐴 = (5 + 𝑥 𝑥 ) dan 𝐵 = (9−𝑥). Jika determinan A dan B


5 3𝑥 74
sama, maka nilai x yang memenuhi adalah …
b. Diketahui 𝐴 = (13). Tentukanlah invers dari matriks A tersebut!
24
POST-TEST

Satuan Pendidikan : MA DDI Galesong Baru Kota Makassar

Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester: XI /Ganjil

Alokasi Waktu : 60 menit

Petunjuk :
 Tulislah nama lengkap, kelas dan NIS pada lembar jawaban
yang disediakan.
 Bacalah soal dengan teliti dan kerjakan sesuai dengan
kempuan sendiri tanpa melihat/menyontek pekerjaan teman.
 Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah.

Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar !


6.
Diketahui A =‖1 2 5‖ .. Apakah A merupakan matriks? Jelaskan .

7.
Jika p dan q adalah jumlah kelereng Ali dan jumlah kelereng Abu.. Tentukan
nilai dari p dan q. Jelaskan syarat dari konsep yang digunakan!
4𝑝 0 7
12 0 7
( )=( 20)
0 5 4 0 𝑞 5

8.
Manakah perkalian matriks berikut yang dapat ditentukan hasilnya? Jelaskan.

1
c. ( ). 1 2
3 ( 5 1)
4 3

1 3 0
d. ( ). 1 2
4 2 3
(3 4)
0 1
9.
Koperasi siswa MA DDI Galesong Baru Kota Makassar setiap hari menjual
berbagai macam gorengan. Banyaknya gorengan yang dibuat setiap harinya
disajikan dalam tabel dibawah ini.

Jenis Harga Rp.500,00 Harga Rp.1.000,00

Tahu isi 10 15
Bakwan 10 15
Jalangkote 15 20

Karena banyaknya permintaan, maka jumlah setiap gorengan ditingkatkan menjadi 3 kali lipat. Berapaka

10. Tentukanlah determinan dan invers di bawah ini !

c. Diketahui Determinan dari matriks 𝐴 = (𝑥 + 2 −𝑥 ) adalah -7. Maka


5 𝑥−5
nilai x yang memenuhi adalah …

d. Diketahui 𝐴 = (25). Tentukanlah invers dari matriks A tersebut!


13
PEDOMAN PENSKORAN PRETEST

NO. ASPEK PENILAIAN RUBRIK PENILAIAN SKOR SKOR KUNCI JAWABAN


SOAL MAKSIMUM

1. Mengetahui A bukan  Dapat Mengetahui A bukan 10 10 Tidak, karena elemen pada matriks hanya
merupakan matriks dan merupakan matriks dan diapit oleh kurung siku atau kurung biasa,
mengetahui alasannya mengetahui alasannya bukan kurung kurawal.
dengan benar

 Hanya dapat mengetahui A


bukan merupakan matriks
Bukan matriks
 Tidak ada jawaban yang 5
benar

2. Menentukan nilai p dan q  Dapat menentukan nilai p 20 20 3p = 12 maka p = 4 dan q = 8.


serta menjelaskan syarat dan q serta menjelaskan
kesamaan dua matriks syarat kesamaan dua matriks Maka jumlah boneka Ami sebanyak 4
dengan benar dan jumlah kelereng Abu sebanyak 8.

Konsep yang digunakan adalah kesamaan


dua matriks. Dua matriks dikatakan sama
jika kedua matriks mempunyai ordo yang
sama yaitu 2x3 dan elemen seletak yang
diketahui juga sama.

 Hanya dapat menentukan


nilai p dan q dengan benar
 Tidak ada jawaban yang
benar Nilai dari 3p=12 maka p=4 dan q=8.

10

5
3. Menentukan perkalian  Dapat menentukan perkalian 10 10 Perkalian matriks A, karena syarat
matriks yang bisa matriks yang bisa dilakukan perkalian dua buah matriks jika jumlah
dilakukan dan dan mengetahui syaratnya kolom pada matriks 1 sama dengan
dengan benar
mengetahui syaratnya jumlah baris pada matriks 2

 Hanya dapat menentukan


perkalian matriks yang bisa Perkalian matriks A
dilakukan dengan benar
5
 Tidak ada jawaban yang
benar

4. Membentuk matriks dari  Membentuk matriks dari 20 20 Data tersebut dapat diubah ke bentuk
tabel, dan menentukan tabel dan menentukan hasil 10 10
hasil perkalian skalarnya. perkalian skalarnya, serta matriks (15 15) sebagai diperoleh
menuliskan kesimpulannya 20 10
dengan benar hasilnya:
10 10 20 20
2 (15 15) = (30 30)
20 10 40 20
Jumlah gorengan dan kue disajikan dalam
tabel dibawah ini.

Jenis Harga Harga


Rp. Rp.
500,00 1.000,00

Tahu isi 30 30

Bakwan 45 45

Jalangkote 60 30

 Hanya dapat membentuk Data tersebut dapat diubah ke bentuk


matriks dari tabel 10 10
matriks (15 15)
20 10

 Hanya dapat membentuk


matriks dari tabel dan
menentukan hasil perkalian
skalarnya Data tersebut dapat diubah ke bentuk
10 10
15 matriks (15 15) sebagai diperoleh
20 10
hasilnya:
10 10 20 20
2 (15 15) = (30 30)
20 10 40 20

 Tidak ada jawaban yang


benar
15
5
5+𝑥 𝑥 9 −𝑥
5. Menentukan determinan  Dapat menentukan 40 40 𝐴=( ) dan 𝐵 = ( )
5 3𝑥 7 4
dan invers pada matriks determinan dan invers pada
yang diketahui rumus matriks yang diketahui rumus
serta syaratnya. serta syaratnya
Det (A) = Det (B)

𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐

(5 + 𝑥)(3𝑥) − (𝑥. 5) = (9.4) − (−𝑥. 7)

(15𝑥 + 3𝑥2) − 5𝑥 = 36 + 7𝑥

3𝑥2 + 15𝑥 − 5𝑥 − 7𝑥 − 36 = 0

3𝑥2 + 3𝑥 − 36 = 0

𝑥2 + 𝑥 − 12 = 0

(𝑥 + 4)(𝑥 − 3) = 0

𝑥 = −4 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = 3
1 𝑑 −𝑏
𝐴−1 = ( )
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −𝑐 𝑎
 Hanya dapat menentukan
determinan matriks bagian a 1 4 −3
= 4 − 6 ( −2 1 )

5+𝑥 𝑥 9 −𝑥
𝐴=( ) dan 𝐵 = ( )
5 3𝑥 7 4

20 Det (A) = Det (B)

𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐

(5 + 𝑥)(3𝑥) − (𝑥. 5) = (9.4) − (−𝑥. 7)

(15𝑥 + 3𝑥2) − 5𝑥 = 36 + 7𝑥

3𝑥2 + 15𝑥 − 5𝑥 − 7𝑥 − 36 = 0

3𝑥2 + 3𝑥 − 36 = 0

𝑥2 + 𝑥 − 12 = 0

 Hanya dapat menentukan (𝑥 + 4)(𝑥 − 3) = 0


invers matriks bagian b
𝑥 = −4 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = 3
 Tidak ada jawaban yang
benar 1 𝑑 −𝑏
𝐴−1 = ( )
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −𝑐 𝑎
1 4 −3
= 4 − 6 ( −2 1 )

20

TOTAL SKOR 100


MAKSIMAL
PEDOMAN PENSKORAN POSTTEST

NO. ASPEK PENILAIAN RUBRIK PENILAIAN SKOR SKOR KUNCI JAWABAN


SOAL MAKSIMUM

1. Mengetahui A bukan  Dapat Mengetahui A bukan 10 10 Tidak, karena elemen pada matriks hanya
merupakan matriks dan merupakan matriks dan diapit oleh kurung siku atau kurung biasa,
mengetahui alasannya mengetahui alasannya bukan kurung kurawal.
dengan benar

 Hanya dapat mengetahui A


bukan merupakan matriks
Bukan matriks
 Tidak ada jawaban yang 5
benar
2

2. Menentukan nilai p dan q  Dapat menentukan nilai p 20 20 4p = 12 maka p = 3 dan q = 8.


serta menjelaskan syarat dan q serta menjelaskan
kesamaan dua matriks syarat kesamaan dua matriks Maka jumlah kelereng Ali sebanyak 4
dengan benar dan jumlah kelereng Abu sebanyak 5.

Konsep yang digunakan adalah kesamaan


dua matriks. Dua matriks dikatakan sama
jika kedua matriks mempunyai ordo yang
sama yaitu 2x3 dan elemen seletak yang
diketahui juga sama.

 Hanya dapat menentukan


nilai p dan q dengan benar
 Tidak ada jawaban yang
benar Nilai dari 3p=12 maka p=4 dan q=8.

10

5
3. Menentukan perkalian  Dapat menentukan perkalian 10 10 Perkalian matriks B, karena syarat
matriks yang bisa matriks yang bisa dilakukan perkalian dua buah matriks jika jumlah
dilakukan dan dan mengetahui syaratnya kolom pada matriks 1 sama dengan
dengan benar
mengetahui syaratnya jumlah baris pada matriks 2

 Hanya dapat menentukan


perkalian matriks yang bisa Perkalian matriks B
dilakukan dengan benar
5
 Tidak ada jawaban yang
benar

4. Membentuk matriks dari  Membentuk matriks dari 20 20 Data tersebut dapat diubah ke bentuk
tabel, dan menentukan tabel dan menentukan hasil 10 10
perkalian skalarnya, serta matriks (15 15) sebagai diperoleh
hasil perkalian skalarnya.
menuliskan kesimpulannya 20 10
dengan benar hasilnya:
10 10 30 30
3 (15 15) = (45 45)
20 10 60 30
Jumlah gorengan dan kue disajikan dalam
tabel dibawah ini.

Jenis Harga Harga


Rp. Rp.
500,00 1.000,00

Tahu isi 30 30

Bakwan 45 45

Jalangkote 60 30

 Hanya dapat membentuk Data tersebut dapat diubah ke bentuk


matriks dari tabel 10 10
matriks (15 15)
20 10

 Hanya dapat membentuk


matriks dari tabel dan
menentukan hasil perkalian
skalarnya Data tersebut dapat diubah ke bentuk
10 10
15 matriks (15 15) sebagai diperoleh
20 10
hasilnya:
10 10 30 30
3 (15 15) = (45 45)
20 10 60 30

 Tidak ada jawaban yang


benar
15
5
𝑥+2 −𝑥
5. Menentukan determinan  Dapat menentukan 40 40 𝐴=( ) = −7
5 𝑥−5
dan invers pada matriks determinan dan invers pada
yang diketahui rumus matriks yang diketahui rumus
serta syaratnya. serta syaratnya
Det (A) = -7

𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = −7

(𝑥 + 2)(𝑥 − 5) − (−𝑥. 5) = −7

(𝑥2 − 5𝑥 + 2𝑥 − 10) − (−5𝑥) = −7

𝑥2 − 3𝑥 − 10 + 5𝑥 = −7

𝑥2 − 3𝑥 + 5𝑥 − 10 + 7

𝑥2 + 2𝑥 − 3 = 0

(𝑥 − 1)(𝑥 + 3) = 0

𝑥 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = −3
1 𝑑 −𝑏
 Hanya dapat menentukan 𝐴−1 = ( )
determinan matriks bagian a 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −𝑐 𝑎
1 3 −5
= 6 − 5 ( −1 2 )

𝑥+2 −𝑥
𝐴=( ) = −7
5 𝑥−5

Det (A) = -7

20 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = −7

(𝑥 + 2)(𝑥 − 5) − (−𝑥. 5) = −7

(𝑥2 − 5𝑥 + 2𝑥 − 10) − (−5𝑥) = −7

𝑥2 − 3𝑥 − 10 + 5𝑥 = −7

𝑥2 − 3𝑥 + 5𝑥 − 10 + 7

𝑥2 + 2𝑥 − 3 = 0
 Hanya dapat menentukan
invers matriks bagian b (𝑥 − 1)(𝑥 + 3) = 0

𝑥 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = −3
1 𝑑 −𝑏
𝐴−1 = ( )
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −𝑐 𝑎
1 3 −5
= 6 − 5 ( −1 2 )
 Tidak ada jawaban yang
benar

20

TOTAL SKOR 100


MAKSIMAL
PEDOMAN PENSKORAN PEMAHAMAN KONSEP

Indikator Pemahaman Konsep Keterangan Poin

Menyatakan ulang sebuah konsep Dapat menuliskan yang diketahui dan 3


yang ditanyakan dari soal dengan
benar

Ada jawaban tetapi, tidak sesuai 2


dengan prosedur

Dapat menuliskan yang diketahui dan 1


yang ditanyakan dari soal tetapi, salah

Tidak ada jawaban untuk menjawab 0


soal

Mengklasifikasi objek-objek Dapat mengklasifikasikan objek-objek 3


menurut sifat-sifat tertentu (sesuai menurut sifat-sifat tertentu dengan
dengan konsepnya) benar dan tepat

Dapat mengklasifikasikan objek-objek 2


menurut sifat-sifat tertentu tetapi,
masih melakukan kesalahan

Ada jawaban tetapi, tidak sesuai 1


dengan objek-objek menurut sifatnya

Tidak ada jawaban untuk menjawab 0


soal

Memberi contoh dan non contoh Dapat mengidentifikasi dan membuat 3


dari konsepnya contoh dan bukan contoh dengan
benar

Dapat mengidentifikasi dan membuat 2


contoh dan bukan contoh tetapi, masih
melakukan kesalahan

Ada jawaban tetapi, tidak sesuai 1


dengan contoh dan bukan contoh
Tidak ada jawaban untuk menjawab 0
soal

Menggunakan, memanfaatkan Dapat menggunakan dan memilih 3


dan memilih prosedur atau operasi prosedur atau operasi tertentu dengan
tertentu benar

Dapat menggunakan dan memilih 2


prosedur atau operasi tertentu tetapi,
masih ada kesalahan

Ada jawaban tetapi, tidak sesuai 1


dengan prosedur operasi tertentu

Tidak ada jawaban untuk menjawab 0


soal

Mengaplikasikan konsep atau Menggunakan algoritma dalam 3


algoritma pada pemecahan pemecahan masalah dengan tepat
masalah
Menggunakan algoritma dalam 2
pemecahan masalah tetapi, salah

Ada jawaban tetapi, tidak sesuai 1


dengan algoritma pemecahan masalah

Tidak ada jawaban untuk menjawab 0


soal
KISI-KISI SOAL PRE-TEST

Satuan Pendidikan : MA DDI Galesong Baru Kota Makassar

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : XI / Ganjil

Materi Pokok : Matriks

Alokasi Waktu : 60 menit

Jumlah/Jenis Soal : 5/Uraian

Kompetensi Dasar :

3.4 Menganalisis sifat-sifat determinan dan invers matriks berordo 2 x 2 dan 3 x 3

4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan determinan dan invers matriks berordo 2
x 2 dan 3 x 3

Indikator Pembelajaran Indikator Soal Aspek yang Diukur No. Butir Bentuk Soal
Soal

1. Menentukan sifat-sifat 1. Siswa dapat menjelaskan Menyatakan ulang sebuah konsep 1 Uraian
operasi serta kesamaan pengertian matriks berdasarkan
matriks konsep dasar matriks serta
2. Menyelesaikan operasi pada kesamaan matriks dengan
matriks yang meliputi masalah kontekstual
penjumlahan, pengurangan, 2. Siswa dapat menjelaskan Mengklasifikasi objek-objek 2 Uraian
perkalian skalar, perkalian, objek menurut sifat-sifat yang menurut sifat-sifat tertentu sesuai
serta transpose berlaku pada operasi matriks dengan konsepnya
3. Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan 3. Siswa dapat mengidentifikasi Mengidentifikasi dan membuat 3 Uraian
dengan matriks dan dan membuat bentuk matriks bentuk matriks contoh dan bukan
operasinya contoh dan bukan contoh dari contoh
permasalahan yang disajikan
dalam soal
4. Siswa dapat menggunakan Menggunakan, memanfaatkan dan 4 Uraian
prosedur atau operasi tertentu memilih prosedur atau operasi
dalam mengerjakan soal
tertentu

5. Siswa dapat menggunakan Mengaplikasikan konsep atau 5 Uraian


algoritma dalam pemecahan algoritma pada pemecahan masalah
masalah
KISI-KISI SOAL POST-TEST

Satuan Pendidikan : MA DDI Galesong Baru Kota Makassar

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : XI / Ganjil

Materi Pokok : Matriks

Alokasi Waktu : 60 menit

Jumlah/Jenis Soal : 5/Uraian

Kompetensi Dasar :

3.4 Menganalisis sifat-sifat determinan dan invers matriks berordo 2 x 2 dan 3 x 3

4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan determinan dan invers matriks berordo 2
x 2 dan 3 x 3

Indikator Pembelajaran Indikator Soal Aspek yang Diukur No. Butir Bentuk Soal
Soal

4. Menentukan sifat-sifat 6. Siswa dapat menjelaskan Menyatakan ulang sebuah konsep 1 Uraian
operasi serta kesamaan pengertian matriks berdasarkan
matriks konsep dasar matriks serta
5. Menyelesaikan operasi pada kesamaan matriks dengan
matriks yang meliputi masalah kontekstual
penjumlahan, pengurangan, 7. Siswa dapat menjelaskan Mengklasifikasi objek-objek 2 Uraian
perkalian skalar, perkalian, objek menurut sifat-sifat yang menurut sifat-sifat tertentu sesuai
serta transpose berlaku pada operasi matriks dengan konsepnya
6. Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan 8. Siswa dapat mengidentifikasi Mengidentifikasi dan membuat 3 Uraian
dengan matriks dan dan membuat bentuk matriks bentuk matriks contoh dan bukan
operasinya contoh dan bukan contoh dari contoh
permasalahan yang disajikan
dalam soal
9. Siswa dapat menggunakan Menggunakan, memanfaatkan dan 4 Uraian
prosedur atau operasi tertentu memilih prosedur atau operasi
dalam mengerjakan soal
tertentu

10. Siswa dapat Mengaplikasikan konsep atau 5 Uraian


menggunakan algoritma algoritma pada pemecahan masalah
dalam pemecahan masalah
LAMPIRAN C :

C.1 INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

C.2 DAFTAR NAMA KELOMPOK

C.3 DAFTAR NILAI SISWA PRETEST DAN POSTTEST


LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PEMBELAJARAN
DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN METAPHORICAL THINGKING

Nama Sekolah : MA DDI Galesong Baru Kota


Makassar Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas XI
Pokok Bahasan : Matriks
Nama Observer : Erda Wahyuni Aras

Petunjuk Pengisian untuk Pengamatan

Amati hal-hal yang menyangkut aktivitas siswa dan keterlaksanaan pembelajaran


selama kegiatan pembelajaran berlangsung, kemudian isilah lembar pengamatan
dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pengamat mengambil tempat duduk dekat dengan kelompok siswa yang menjadi
objek pengamatan, sehingga siswa teramati dengan baik.

2. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran


mulai dari kegiatan awal sampai dengan akhir pembelajaran!

3. Kategori pengamatan ditulis secara berurutan sesuai dengan kejadian yang


dilakukan siswa yang ditulis dalam kolom yang tersedia.

Pertemuan
Kategori/jenis aktivitas Persentase
Rata-
No yang dilakukan Peserta
I II III IV rata %
Didik

Aktivitas Positif
Siswa mendengarkan
penjelasan guru mengenai
P P
materi yang berhubungan
1.
dengan soal kontekstual
yang diberikan pada saat
proses pembelajaran

Siswa diminta untuk R O


menghubungkan atau
membandingkan
2.
permasalahan kontekstual
dengan konsep yang akan
dipelajari. E S

Siswa mengeksplorasi
perbandingan pada tahap
sebelumnya secara
mendalam dan diminta T T
3.
untuk mengilustrasikan
konsep-konsep utama dari
masalah kontekstual yang
diberikan.
E E
Siswa menyimpulkan
kesamaan apa yang
4.
terbentuk dari perbandingan
konsep-konsep tersebut.
S S
Siswa mengaplikasikan
atau menerapkan konsep
5. yang telah disimpulkan.

T T
Aktivitas negatif

Melakukan aktivitas lain di


6. luar kegiatan pembelajaran
seperti mengganggu teman,
bermain, tidak
memperhatikan penjelasan
guru dan keluar masuk
ruangan

Makassar, 2019

Observer
Nama – Nama Kelompok

Kelompok 1 Kelompok 2

1. Adhelya Ramadhani 1. Awaluddin

2. Muh Dwi Hariyadi 2. Akbar Haris

3. Riskawati 3. Muh Al Furqan Ramli

4. Nurfadillah 4. Abd. Rahman Wahid

Kelompok 3

Ranidhani

Muh Sahrul

Muh Zulfikar

Nasrullah Saiful

Kelompok 4 Kelompok 5

1. Jawani Juliani Ohee 1. Nurul Suci Ramadhani

2. Ariyani Putri 2. Fadhil Pratama

3. Muh Aditya Wahyu Putra 3. Muh Sultan

4. Farid Akbar Febrianto


NO NAMA SISWA PRE-TEST POST-TEST

1 NURFADILLAH 14 67

2 RANIDHANI 60 92

3 JAWANI JULIANI OHEE 19 75

4 ADHELIYA RAMADHANI 30 95

5 MUH SAHRUL 59 90

6 AWALUDDIN 70 92

7 NASRULLAH SAIFUL 35 72

8 NURUL SUCI RAMADHANI 10 62

9 ARIYANI PUTRI 52 70

10 MUH AL FURQAN RAMLI 25 57

11 RISKAWATI 10 92

12 MUH ZULFIKAR 25 95

13 ABD RAHMAN WAHID 14 95

14 FADHIL PRATAMA 12 80
15 AKBAR HARIS 35 37

16 MUH DWI HARIYADI 67 95

17 MUH SULTAN 20 76

18 MUH ADITYA WAHYU PUTRA 25 77

19 FARID AKBAR FEBRIANTO 30 74


LAMPIRAN D :

D.1 HASIL ANALISIS DATA AKTIVITAS SISWA

ANALISIS DESKRIPTIF INFERENSIAL

ANALISIS RATA-RATA NILAI GAIN

DAFTAR NILAI TES HASIL BELAJAR


Hasil observasi aktivitas siswa

Pertemuan
Kategori/jenis Persentase
No aktivitas yang
dilakukan Siswa I II III IV %

Aktivitas Positif

Siswa mendengarkan
penjelasan guru
mengenai materi yang P P
1. berhubungan dengan 89% 95% 95% 100% 94,75%
soal kontekstual yang
diberikan pada saat
proses pembelajaran
R O
Siswa diminta untuk
menghubungkan atau
membandingkan
2. permasalahan 78% 78% 89% 95% 85%
kontekstual dengan
E S
konsep yang akan
dipelajari.

Siswa mengeksplorasi
perbandingan pada
tahap sebelumnya T T
secara mendalam dan
diminta untuk
3. 78% 84% 89% 95% 86,5%
mengilustrasikan
konsep-konsep utama
dari masalah E E
kontekstual yang
diberikan.

Siswa menyimpulkan
4. kesamaan apa yang S 78% 89% 95% 100% S 90,5%
terbentuk dari
perbandingan konsep-
konsep tersebut.

Siswa mengaplikasikan
T T
atau menerapkan
5. 78% 89% 95% 100% 90,5%
konsep yang telah
disimpulkan.

Aktivitas negative

Melakukan aktivitas
lain di luar kegiatan
pembelajaran seperti
mengganggu teman,
6. 26% 21% 21% 16% 21%
bermain, tidak
memperhatikan
penjelasan guru dan
keluar masuk ruangan

Rara-rata persentase aspek positif siswa = j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑎𝑘𝑡i𝑣i𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑜𝑠i𝑡if 𝑠i𝑠w𝑎
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑎𝑘𝑡i𝑣i𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑜𝑠i𝑡if 𝑠i𝑠w𝑎

= 447,25
5

= 89,45
DESKRIPSI

Statistics
pretest Posttest ngain_score
N Valid 19 19 19
Missing 0 0 0
Mean 32.21 78.58 .6808
Std. Error of Mean 4.551 3.633 .05178
Median 25.00 77.00 .7000
Mode 25 95 .03a
Std. Deviation 19.837 15.837 .22568
Variance 393.509 250.813 .051
Range 60 58 .91
Minimum 10 37 .03
Maximum 70 95 .94
Sum 612 1493 12.93
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 10 2 10.5 10.5 10.5


12 1 5.3
Pretest 5.3 15.8
14 2 10.5 10.5 26.3
19 1 5.3 5.3 31.6
20 1 5.3 5.3 36.8
25 3 15.8 15.8 52.6
30 2 10.5 10.5 63.2
35 2 10.5 10.5 73.7
52 1 5.3 5.3 78.9
59 1 5.3 5.3 84.2
60 1 5.3 5.3 89.5
67 1 5.3 5.3 94.7
70 1 5.3 5.3 100.0
Total 19 100.0 100.0

Posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 37 1 5.3 5.3 5.3


57 1 5.3 5.3 10.5
62 1 5.3 5.3 15.8
67 1 5.3 5.3 21.1
70 1 5.3 5.3 26.3
72 1 5.3 5.3 31.6
74 1 5.3 5.3 36.8
75 1 5.3 5.3 42.1
76 1 5.3 5.3 47.4
77 1 5.3 5.3 52.6
80 1 5.3 5.3 57.9
90 1 5.3 5.3 63.2
92 3 15.8 15.8 78.9
95 4 21.1 21.1 100.0
Total 19 100.0 100.0

ngain_score Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid .03 1 5.3 5.3 5.3


.38 1 5.3 5.3 10.5
.43 1 5.3 5.3 15.8
.57 1 5.3 5.3 21.1
.58 1 5.3 5.3 26.3
.62 1 5.3 5.3 31.6
.63 1 5.3 5.3 36.8
.69 1 5.3 5.3 42.1
.69 1 5.3 5.3 47.4
.70 1 5.3 5.3 52.6
.73 1 5.3 5.3 57.9
.76 1 5.3 5.3 63.2
.77 1 5.3 5.3 68.4
.80 1 5.3 5.3 73.7
.85 1 5.3 5.3 78.9
.91 1 5.3 5.3 84.2
.93 1 5.3 5.3 89.5
.93 1 5.3 5.3 94.7
.94 1 5.3 5.3 100.0
Total 19 100.0 100.0
Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pretest 19 100.0% 0 0.0% 19 100.0%
postest 19 100.0% 0 0.0% 19 100.0%
ngain_score 19 100.0% 0 0.0% 19 100.0%

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretest .181 19 .102 .880 19 .021
postest .186 19 .084 .886 19 .028
ngain_score .153 19 .200 *
.891 19 .033

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Uji T (One sample t test) UJI T (One sample t test)


One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean


Postest 19 78.58 15.837 3.633

One-Sample Test
Test Value = 70
95% Confidence Interval of the
Difference
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper
Postest 2.361 18 .030 8.579 .95 16.21
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
ngain_score 19 .6808 .22568 .05178

One-Sample Test 95% Confidence Interval of


Mean
Sig. (2- Test Value the Difference
=
t df tailed) Difference Lower Upper
ngain_score 7.354 18 .000 .38076 .2720 .4895
NO NAMA SISWA PRE-TEST POST-TEST Ngain

1 NURFADILLAH 14 67 .62

2 RANIDHANI 60 92 .80

3 JAWANI JULIANI OHEE 19 75 .69

4 ADHELIYA RAMADHANI 30 95 .93

5 MUH SAHRUL 59 90 .76

6 AWALUDDIN 70 92 .73

7 NASRULLAH SAIFUL 35 72 .57

8 NURUL SUCI RAMADHANI 10 62 .58

9 ARIYANI PUTRI 52 70 .38

10 MUH AL FURQAN RAMLI 25 57 .43

11 RISKAWATI 10 92 .91

12 MUH ZULFIKAR 25 95 .93

13 ABD RAHMAN WAHID 14 95 .94

14 FADHIL PRATAMA 12 80 .77

15 AKBAR HARIS 35 37 .03

16 MUH DWI HARIYADI 67 95 .85

17 MUH SULTAN 20 76 .70

18 MUH ADITYA WAHYU PUTRA 25 77 .69

19 FARID AKBAR FEBRIANTO 30 74 .63


DAFTAR NILAI PRETEST SISWA KELAS XI MA DDI GALESONG BARU
KOTA MAKASSAR TAHUN AJARAN 2019/2020

Skor Pretest

Skor setiap aspek

Soal Soal Soal


Soal 2 Soal 3 Total Pre-
No Nama Siswa 1 4 5
test

1 NURFADILLAH 2 5 2 5 0 14

2 RANIDHANI 10 20 10 20 0 60

3 JAWANI JULIANI OHEE 2 5 2 5 5 19

4 ADHELIYA RAMADHANI 5 0 5 20 0 30

5 MUH SAHRUL 2 5 2 20 30 59

6 AWALUDDIN 10 20 10 20 10 70

7 NASRULLAH SAIFUL 5 0 10 0 20 35

8 NURUL SUCI RAMADHANI 5 5 0 0 0 10

9 ARIYANI PUTRI 2 20 10 10 10 52

10 MUH AL FURQAN RAMLI 0 5 10 5 5 25


11 RISKAWATI 5 0 5 0 0 10

12 MUH ZULFIKAR 5 5 10 0 5 25

13 ABD RAHMAN WAHID 2 5 2 5 0 14

14 FADHIL PRATAMA 2 5 0 5 0 12

15 AKBAR HARIS 10 5 10 5 5 35

16 MUH DWI HARIYADI 2 5 10 20 30 67

17 MUH SULTAN 5 5 10 10 0 30

18 MUH ADITYA WAHYU P 0 10 0 5 10 25

19 FARID AKBAR FEBRIANTO 5 5 10 5 5 30

DAFTAR NILAI POSTTEST SISWA KELAS XI MA DDI GALESONG BARU KOTA MAKAS

Skor Posttest
Skor setiap aspek

Soal Soal Soal


Soal 2 Soal 3 Total Pre-
No Nama Siswa 1 4 5
test
1 NURFADILLAH 2 5 10 20 30 67

2 RANIDHANI 10 20 2 20 40 92

3 JAWANI JULIANI OHEE 5 10 10 20 30 75

4 ADHELIYA RAMADHANI 10 20 5 20 40 95

5 MUH SAHRUL 10 20 20 20 20 90

6 AWALUDDIN 10 20 2 20 40 92

7 NASRULLAH SAIFUL 10 20 2 20 20 72

8 NURUL SUCI RAMADHANI 10 20 2 20 10 62

9 ARIYANI PUTRI 5 5 10 20 30 70

10 MUH AL FURQAN RAMLI 10 20 2 20 5 57

11 RISKAWATI 10 20 2 20 40 92

12 MUH ZULFIKAR 10 20 5 20 40 95

13 ABD RAHMAN WAHID 10 20 5 20 40 95

14 FADHIL PRATAMA 10 10 10 20 30 80

15 AKBAR HARIS 10 20 2 5 0 37

16 MUH DWI HARIYADI 10 20 5 20 40 95


17 MUH SULTAN 5 0 10 20 40 75

18 MUH ADITYA WAHYU P 2 5 20 20 30 77

19 FARID AKBAR FEBRIANTO 2 2 20 20 30 74


LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PEMBELAJARAN DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING

Nama Sekolah : MA DDI Galesong Baru Kota Makassar


Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas XI
Pokok Bahasan : Matriks
Nama Observer :

Petunjuk Pengisian untuk Pengamatan

Amati hal-hal yang menyangkut aktivitas siswa dan keterlaksanaan


pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung, kemudian isilah lembar
pengamatan dengan prosedur sebagai berikut:

4. Pengamat mengambil tempat duduk dekat dengan kelompok siswa yang menjadi
objek pengamatan, sehingga siswa teramati dengan baik.

5. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran


mulai dari kegiatan awal sampai dengan akhir pembelajaran!

Kategori pengamatan ditulis secara berurutan sesuai dengan kejadian yang


dilakukan siswa yang ditulis dalam kolom yang tersedia

A. Petunjuk Pengisian Untuk Pengamat :

Amatilah hal-hal yang menyangkut aktivitas siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung, kemudian isilah lembar pengamatan dengan

prosedur sebagai berikut :


1. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang berhubungan

dengan soal kontekstual yang diberikan pada saat proses pembelajaran

2. Siswa diminta untuk menghubungkan atau membandingkan permasalahan

kontekstual dengan konsep yang akan dipelajari.

3. Siswa mengeksplorasi perbandingan pada tahap sebelumnya secara mendalam dan diminta untuk
kontekstual yang diberikan.

4. Siswa menyimpulkan kesamaan apa yang terbentuk dari perbandingan

konsep-konsep tersebut.

5. Siswa mengaplikasikan atau menerapkan konsep yang telah disimpulkan.

6. Melakukan aktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran seperti mengganggu teman, bermain, tidak
ruangan

NO NAMA SISWA ASPEK YANG DIAMATI

1 2 3 4 5 6

1 NURFADILLAH

2 RANIDHANI

3 JAWANI JULIANI OHEE


4 ADHELIYA RAMADHANI

5 MUH SAHRUL

6 AWALUDDIN

7 NASRULLAH SAIFUL

8 NURUL SUCI RAMADHANI

9 ARIYANI PUTRI

10 MUH AL FURQAN RAMLI

11 RISKAWATI

12 MUH ZULFIKAR

13 ABD RAHMAN WAHID

14 FADHIL PRATAMA

15 AKBAR HARIS

16 MUH DWI HARIYADI

17 MUH SULTAN

18 MUH ADITYA WAHYU P


19 FARID AKBAR FEBRIANTO

Jumlah

Presentase

Nama Observer

ERDA WAHYUNI ARAS


LAMPIRAN E :

E.1 PERSURATAN

E.2 VALIDASI

E.3 POWER POINT

E.4 DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP
Andi Rifqah Sabir. Dilahirkan di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 06 Maret 1997, d
Ayahanda Andi Sabir dan Ibunda ST. Nur’Aeni. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2003 di SDN Min

Anda mungkin juga menyukai