SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ANDI RIFQAH SABIR
NIM. 10536 5216 15
2020
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIAYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 Makassar 90221
SURAT PERNYATAAN
NIM : 10536521615
Judul Skripsi : Pengaruh Pendekatan Metaphorical Thinking (MT) terhadap Kemampuan Pemaha
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan kepada tim penguji adalah hasil karya saya send
Demikian pernayataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabil
Makassar, Januari 2020 Yang membuat pernyataan
iv
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIAYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 Makassar 90221
SURAT PERJANJIAN
NIM : 10536521615
1. Mulai penyusunan proposal ini sampai selesainya skripsi ini, saya menyusunya
sendiri tanpa dibuatkan oleh siapapun.
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
4. Apabila saya melanggar penjanjian seperti yang tertera di atas maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Yakin dan percaya, semua usaha dan kerja kerasmu akan mendapat
balasan yang setimpal dihari kemudian.
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
Andi Rifqah Sabir, 2020. The Effect of a Metaphorical Thinking Approach toward
the Ability to Understand Mathematical Concepts of Students in Class XI MA DDI
Galesong Baru Makassar City. Thesis. Department of Mathematics Education,
Faculty of Teacher Training and Education, University of Muhammadiyah
Makassar. Supervisor I Dr. Awi Dassa, M.Si and Supervisor II Kristiawati,
S.Pd., M.Pd.
viii
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang terindah melebihi segala puji dan syukur atas kehadirat Allah
SWT., atas segala rahmat dan petunjuk-Nya yang dilimpahkan kepada penulis mulai
dari pra penelitian sampai penyelesaian penyusunan skripsi ini. Alhamdulillah penulis
XI MA DDI Galesong Baru Kota Makassar”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu
syarat guna memperoleh gelar Serjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Makassar.
Penyelesaian ini tentunya tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
semua pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis ingin
Ayahanda tercinta Andi Sabir dan Ibunda tercinta ST. Nur’Aeni, yang telah
memberikan kasih sayang, doa, pengorbanan, nasehat, motivasi, dan dukungan yang
ix
1. Ayahanda Prof. Dr. H. Rahman Rahim, MM., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Ayahanda Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Muhammadiyah Makassar.
Makassar.
5. Kakanda Fathrul Arriah, S.Pd., M.Pd., selaku Penasehat Akademik yang selalu
perkuliahan.
6. Ayahanda Dr. Awi Dassa, M.Si. dan Ibunda Kristiawati, S.Pd., M.Pd., selaku
x
7. Ayahanda Dr. Alimuddin, M.Si. dan Ayahanda Dr. Asdar, M.Pd., selaku
penelitian.
8. Para Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
9. Para staff Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
10. Bapak Ahmad Taslim, S.Ag., M.Si. Selaku Kepala Sekolah MA DDI Galesong
Baru Kota Makassar yang telah membantu penelitian dalam hal pemberian izin
penelitian.
11. Ibu Nurlina S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran Matematika kelas XI MA DDI
Galesong Baru Kota Makassar yang telah membantu peneliti selama proses
penelitian.
12. Siswa-siswi kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota Makassar yang telah bekerja
xi
untuk bantuannnya dalam memberikan ide dan motivasi selama penyusunan
14. Saudara Ayu Juni Wulandary, Arisal, Nurhidayat, Sri Eka Wahyuni, Hasni yang
15. Para staff dari PT. Stanbrain Pendidikan Indonesia yang sudah bersedia
16. Saudara Erda Wahyuni Aras yang telah bersedia menjadi observer selama
17. Seluruh pihak yang telah memberi saran, kritik, dan dukungan selama ini, yang
penulis tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Semoga segala
bantuan dan kerjasamannya dapat menjadi amal ibadah disisi Allah SWT.
Tak ada gading yang tak retak, oleh sebab itu meskipun penulis telah berusaha
secara maksimal untuk menyajikan skripsi ini dengan sempurna, namun tetap saja
skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan baik dari segi bahasa, sistematika
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak sehingga skripsi ini lebih terarah
kepada kesempurnaan.
xii
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
xiv
E. Instrumen Penelitian .................................................................... 31
A. Hasil Penelitian............................................................................ 37
A. Kesimpulan.................................................................................. 50
B. Saran ............................................................................................ 51
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
dan teknologi, sehingga penting untuk diajarkan pada siswa di sekolah. Hal ini
Nasional yang menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu
mata pelajaran wajib bagi siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
konsep matematika merupakan landasan dan wahana pokok yang menjadi syarat
mutlak yang harus dikuasai untuk dapat melatih siswa berpikir dengan jelas, logis,
mengemukakan bahwa
1
2
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien,
Sebagai ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikiran manusia yang
diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis dengan
diharapkan dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mengasah pengetahuan dalam
Beberapa faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran yang sulit seperti
yang diungkapkan oleh Bambang (2008) yaitu, “Banyak faktor yang menyebabkan
abstrak, logis, sitematis serta penuh dengan lambing-lambang serta rumus yang
program studi di luar program studi matematika ketika dihadapkan dengan mata
kuliah pengenalan statistik (sebagai mata kuliah wajib) merasa tersiksa dengan
di SD, SMP maupun SMA yang terjadi saat ini cenderung pada pencapaian target
materi yang diamanatkan dalam kurikulum atau merujuk pada buku yang dipakai
sebagai buku wajib dengan berorientasi pada soal-soal ujian nasional dan seleksi
definisi yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku, tanpa berusaha untuk
Menurut Marpaung (Hendriana, H. 2012:91) selama ini hal yang dapat kita
amati ketika siswa belajar, kebanyakan belajar baru dilakukan sangat intens atau
yang biasa dikenal dengan sebutan SKS (Sistem Kebut Semalam, Sejam, Setengah
jam, Semenit, atau …) menjelang ulangan atau ujian. Anehnya, seorang guru
mengatakan bahwa dalam tingkat SMA yang penting adalah bahwa siswa mampu
Ujian Nasional (UN) dan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN), hanya dengan satu tujuan, yakni agar mereka bisa lulus UN dan dapat
pemahaman materi itu nanti dapat dilaksanakan setelah mereka menempuh proses
merupakan pelajaran yang sulit oleh siswa. Pembelajaran di kelas guru menggunakan
metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan, namun metode yang dominan
mengeluhkan bahwa siswa sulit mencerna konsep yang diajarkan, tidak terampil
(kurang mandiri) dalam proses penyelesaian masalah dan lemah dalam penugasan
4
materi. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang belum dapat memahami konsep
matematika dengan baik dan menerapkan rumus untuk memecahkan persoalan yang
mengetahui maksud dan isinya. Siswa hanya berpikir sederhana dan praktis untuk
mendapatkan tujuan akhir sehingga ketika dihadapkan pada permasalahan yang agak
berbeda pada konteks yang sama, siswa tidak mampu berfikir untuk mencari
2013:16) bahwa
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam
materi pelajaran dari bagian-bagian yang satu bagian lainnya berorientasi pada
teori yang baru tentang suatu bidang ilmu. Salah satu pendekatan pembelajaran
pemindahan arti dan asosiasi baru dari satu objek atau gagasan yang abstrak ke objek
atau gagasan yang lain yang sudah lebih dikenal. Pendekatan Metaphorical Thinking
kemudian solusi yang tercipta dari pengkaitan tersebut dapat digunakan pada
persoalan lain.
B. Batasan Masalah
Matematika Siswa Kelas XI pada mata pelajaran matriks di MA DDI Galesong Baru
Kota Makassar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
siswa
2. Bagi guru
3. Bagi sekolah
7
4. Bagi peneliti
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pengaruh
bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan suatu efek”, sedangkan menurut
Badudu dan Zain, “Pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu terjadi, sesuatu
yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain dan tunduk atau mengikuti
mendefinisikan pengaruh sebagai suatu efek yang membentuk terhadap pikiran dan
merupakan suatu reaksi yang timbul (dapat berupa tindakan atau keadaan) dari suatu
perlakuan akibat dorongan untuk mengubah atau membentuk sesuatu keadaan kearah
yang lebih baik. Maka pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh
matematika siswa.
memandang suatu masalah atau objek kajian. Pendekatan ini akan menentukan arah
8
9
berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti memindahkan atau membawa,
sedangkan think berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti berpikir. Metafora
merupakan proses yang dimulai dengan memindahkan arti dan asosiasi baru dari satu
gagasan yang lain (abstrak). Metafora juga berarti suatu ide untuk mengaitkan
konsep tersebut.
konsep tersebut
siswa tidak bingung. Dalam hal ini kita harus yakin bahwa para siswa
sendiri
a. Perbedaan kultur dan adat istiadat menyebabkan berbeda pada sarana dan
analogi-analogi untuk dapat memahami suatu materi tertentu agar materi tersebut
mudah untuk diterima dan dipahami siswa. Menurut Hendriansyah (2010), beberapa
diantaranya:
11
kehidupan.
membandingkan dua hal atau lebih yang berbeda makna baik berhubungan maupun
matematiknya.
Menurut Siler (Sunito, Indira. dkk, 2013: 60) berfikir metaforik merupakan
aktivitas yang merujuk kepada kegiatan yang mengubah sesuatu dari keadaan materi
dan makna yang satu ke keadaan yang lain. Proses berfikir metaforik atau
Metaphorical Thinking ini dimulai dengan memindahkan arti dan asosiasi baru dari
Dalam hal ini, objek atau gagasan baru yang akan dipelajari dihubungkan
dengan objek atau gagasan lain yang lebih dikenal yang berhubungan dengan
12
permasalahan kontekstual, sehingga hal yang baru tersebut dapat lebih dipahami dan
dapat diterapkan pada konteks permasalahan lain yang berkaitan. Terdapat empat
tahap Metaphorical Thinking yang dikemukan oleh Siler (Sunito, Indira. dkk, 2013:
61), diantaranya:
1. Koneksi (Connection)
akan dipelajari dengan pengalaman sehari-hari atau dengan pengetahuan yang sudah
2. Penemuan (Discovery)
atau keterkaitan tersebut dengan cara melibatkan pengamatan dan pengalaman dan
3. Penciptaan (Invention)
proses dari menghubungkan sesuatu dengan yang lain, dan juga memerlukan
pengamatan. Dalam hal ini, konsep abstrak dihubungkan dan dipahami melalui proses
menghasilkan suatu produk atau hasil yang mana merupakan konsep yang sedang
dipelajari.
13
4. Aplikasi (Application)
Jadi, dapat dikatakan bahwa pada Metaphorical thinking materi atau ideide
matematika yang bersifat abstrak dipindahkan dan dihubungkan dengan materi atau
kontekstual yang sesuai untuk menjelaskan konsep matematika yang bersifat abstrak.
konsep konkrit yang sesuai dengan konsep matematis yang akan dipelajari;
Grounding Metaphors
1. Connection (Koneksi)
14
2. Discovery (Penemuan)
3. Invention (Penciptaan)
a. Hasil temuan atau konsep yang ditemukan melalui metafora didefinisikan kembali
b. Guru dan siswa menyimpulkan kesamaan apa yang terbentuk dari perbandingan
konsep-konsep tersebut
4. Application (Aplikasi)
Redefinitional Metaphors
1. Connection (Koneksi)
b. Siswa diminta untuk membuat metafora mereka sendiri berdasarkan konsep yang
disajikan
2. Discovery (Penemuan)
3. Invention (Penciptaan)
a. Hasil temuan atau konsep yang ditemukan melalui metafora didefinisikan kembali
b. Guru dan siswa menyimpulkan kesamaan apa yang terbentuk dari perbandingan
konsep-konsep tersebut
4. Application (Aplikasi)
Linking Metaphors
1. Connection (Koneksi)
a. Siswa diminta untuk membandingkan dua soal berbeda yang telah disajikan
b. Siswa diminta mengidentifikasi dan mencari keserupaan apa yang terdapat pada
2. Discovery (Penemuan)
tersebut
3. Invention (Penciptaan)
16
Siswa diminta untuk menuliskan hasil temuan yaitu berupa rumus atau konsep
4. Application (Aplikasi)
a. Kelebihan
peristiwa sehari-hari.
b. Kekurangan
analogi ini dapat disampaikan oleh guru maupun dapat dibuat oleh siswa itu sendiri.
Semakin menarik analogi yang disampaikan oleh guru maupun yang dibuat oleh
siswa, tentunya ini akan berdampak pada perasaan senang siswa yang nantinya bisa
menumbuhkan minat siswa untuk belajar dan lebih mudah dalam memahami konsep
matematika.
dengan “tabungan” dan “hutang”. Contohnya pada soal “3 – 2 = ...?”. Dengan analogi
“hutang”, guru dapat membantu siswa dengan menanyakan kepada siswa “jika kita
mempunyai hutang 3, lalu kita membayar hutang tersebut dengan 2 maka masih
siswa yang awalnya pelajaran disampaikan dengan simbol-simbol diganti dengan hal
yang lebih sederhana yang cukup dekat dengan dunia siswa. Contoh lain yaitu pada
soal “5.000 – 3.000 = .....?”. Dengan analogi transaksi yang biasa terjadi di
kepada siswa “ jika kita pergi ke pasar dan membeli sebuah alat tulis yang harganya
3.000, dan kita membayarnya dengan uang 5.000 berapa kita mendapatkan
kembalian?”. dengan hal-hal seperti ini yaitu materi matematika dihubungkan dengan
C. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep terdiri dari dua kata, yaitu pemahaman dan konsep.
dengan ide lain. Dan juga tanpa harus melihat ide itu secara mendalam", Selanjutnya
yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak sekedar
interprestasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur
suatu materi dalam bentuk yang mudah dipahami, mampu memberikan interprestasi
19
dimilikinya.
dalam:
suatu konsep.
yang baik. Menurut Syaiful Sagala (2017:71) konsep merupakan buah pemikiran
dalam matematika, bukan sekedar menghafal, bahkan siswa mampu menemukan dan
20
memahami konsep dan dalam prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan
konsepnya)
kemampuan pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika menurut Tim PPG
pada saat siswa belajar maka siswa mampu menyatakan ulang maksud dari
pelajaran itu.
21
siswa belajar suatu materi dimana siswa dapat mengelompokkan suatu objek
kemampuan siswa untuk dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari
suatu materi. Contoh: siswa dapat mengerti contoh yang benar dari suatu
materi dan dapat mengerti yang mana contoh yang tidak benar.
adalah kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu dan mana syarat cukup
yang terkait dalam suatu konsep materi. Contoh: siswa dapat memahami suatu
materi dengan melihat syarat-syarat yang harus diperlukan /mutlak dan yang
masalah.
dalam penelitian ini hanya 5. Siswa dikatakan memahami konsep jika siswa mampu
memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu sama lain sehingga
yang didalamnya termasuk aturan algoritma atau proses menghitung yang benar.
D. Penelitian Relevan
Berikut ini beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini:
siswa.
konvensional.
D. Kerangka Pikir
Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kurang terlatih dikarenakan pembelajaran lebi
1. Connection (menghubungkan
atau membandingkan hal-hal 1. Menyatakan ulang sebuah konsep
yang akan dipelajari dengan
pengetahuan yang diketahui)
2. Mengklarifikasi objek-objek
2.Discovery(mengeksplorasi
perbandingan secara mendalam, menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
membangun keterkaitandan dengan konsepnya)
menemukan dimaksud)
konsep yang 3. Memberikan contoh dan non-contoh
4. Menyajikan
dari konsep dalam berbagai bentuk representasi m
6. Menggunakan,memanfaatkan,
4.Application (mengaplikasikan
dan memilih prosedur atau
konsep yang ditemukan ke dalam
persoalan atau konteks lain yang serupa) operasi tertentu
mengaplikasikan pada konteks permasalahan lain yang serupa. Hal ini relevan dengan
dimilikinya.
E. Hipotesis Penelitian
Keterangan :
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk melakukan sebuah penelitian,
diperlukan cara yang tepat sebagai strategi penelitian, sehingga penelitian dapat
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group
Keterangan :
01 = Nilai Pretest, yaitu nilai tes hasil belajar siswa sebelum menerapkan
28
29
Metaphorical Thinking
2. Variable Penelitian
dimanipulasi, dikontrol, diamati, atau menjadi pusat perhatian peneliti dan ditarik
Metaphorical Thinking.
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel ini sering disebut sebagai variabel
output, kriteria, konsekuan. Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah
1. Populasi
Menurut Usman (2006: 181) Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan
secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi. Adapun
jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 19 orang siswa kelas XI MA DDI
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).
Adapun penentuan jumlah sampel yang digunakan adalah metode sensus berdasarkan
pada ketentuan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002: 61), yang mengatakan
bahwa, “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus”.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif
sama dan dianggap bisa mewakili populasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini
dilakukan denga jenis Non Probablity Sampling, jenis sampel ini tidak dipilih secara
acak. Menurut Sugiyono (2002:61) Non Probablity Sampling adalah teknik yang
tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik Non Probablity Sampling yang dipilih
yaitu dengan Sampling Jenuh (sensus) yaitu metode penarikan sampel bila semua
anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila jumlah
31
populasi kecil, kurang dari 30 orang ( Supriyanto dan Machfudz, 2010: 188). Dalam
penelitian ini sampel yang akan diambil adalah seluruh siswa kelas XI MA DDI
Galesong Baru Kota Makassar berjumlah 19 orang siswa dengan teknik pengambilan
menyajikan suatu materi dalam bentuk yang mudah dipahami, mampu memberikan
yang dimilikinya.
1. Tahap Persiapan
meliputi:
Metaphorical Thinking
2. Tahap Pelaksanaan
pertemuan untuk tes awal (pretest), empat pertemuan untuk pembelajaran dan satu
matriks
33
matriks-matriks khusus
matriks
E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data hasil belajar, instrumen yang digunakan adalah tes
hasil belajar yang dikembangkan oleh penulis. Tes tersebut dimaksudkan untuk
belajar adalah :
(a) Skor pencapaian hasil belajar matematika siswa setelah dilaksanakan proses
yang diberikan.
tersebut.
35
Data hasil belajar pengamatan aktivitas belajar siswa yang diambil dari
Ta = 𝑥 x 100 %
𝑦
Keterangan :
Pta = Z 𝑇𝑎 x 100%
Z𝑇
36
Keterangan :
Pta = Persentase jumlah siswa yang terlibat aktif dalam semua aktivitas
yang diamati
sebagai berikut:
modus, standar deviasi, variansi, nilai minimum dan nilai maksimum yang
70,00-84,99 Baik
55,00-69,99 Cukup
40,00-54,99 Rendah
𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛:
𝑔 = 𝑔𝑎i𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙i𝑠𝑎𝑠i
g ≥ 0,7 Tinggi
um dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas.
engetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas ini digunakan uji Kolmogorov-
Hipotesis:
Kriteria pengujian apabila nilai probabilitas lebih besar dari taraf nyata 0,05
b) Pengujian Hipotesis
telah diajukan. Untuk maksud tersebut diatas maka pengujian dilakukan dengan uji
rata-rata. Jika syarat untuk pengujian hipotesis sudah terpenuhi, yakni data yang
Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji-t. Data yang diuji adalah data
Keterangan :
𝜇 = parameter skor rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
Pada uji-t ini, ada beberapa ketentuan yang dijadikan pedoman, yaitu jika
signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.
sampel.
Ho ditolak jika t > 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g dan H, diterima jika t ≤ 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g dimana 𝛼 = 5%. Jika t < 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g berarti hasil bela
BAB IV
Kota Makassar, dilakukan prosedur penelitian dan analisis data hasil penelitian
Adapun hasil analisis dari kedua teknik analisis tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
A. Hasil Penelitian
gambaran umum data hasil pretest, posttest, nilai gain serta hasil observasi aktivitas
siswa.
Metaphorical Thinking
Metaphorical Thinking (Pretest) pada siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota
41
42
Tabel 4.1 Statistik Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa sebelum diberi perlakuan
(Pretest)
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas maka dapat diketahui bahwa skor rata-rata
Metaphorical Thinking adalah 32,21 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai
siswa dengan standar deviasi 19,837. Skor yang dicapai siswa tersebut dari skor
Kemampuan pemahaman
distribusi frekuensi sebagai berikut.
43
Jumlah 19 100
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matemat
persentase 73,69%.
setelah diterapkan pendekatan Metaphorical Thinking dapat dilihat pada tabel berikut
70-100 Tuntas 1 5
Jumlah 19 100
44
Dari Tabel 4.3 di atas maka dapat diketahui bahwa hasil ketuntasan belajar
jumlah siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar adalah 18 orang siswa (95%)
dan yang mencapai ketuntasan sebanyak 1 orang siswa (5%). Maka dapat
disimpulkan bahwa hasil ketuntasan belajar siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru
Metaphorical Thinking (Posttest) pada siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas maka dapat diketahui bahwa skor rata-rata
Kota Makassar setelah proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Metaphorical Thinking ada
distribusi frekuensi sebagai berikut..
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kemampuan Siswa setelah diberi
perlakuan (Posttest)
40 – 54,99 Rendah 0 0
Jumlah 19 100
Thinking terdapat 8 orang siswa termasuk dalam kategori sangat baik dengan
persentase 42,11%.
46
setelah diterapkan pendekatan Metaphorical Thinking dapat dilihat pada tabel berikut
70-100 Tuntas 15 79
Jumlah 19 100
Dari Tabel 4.6 di atas maka dapat diketahui bahwa hasil ketuntasan belajar
jumlah siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar adalah 4 orang siswa (21%) dan
yang mencapai ketuntasan sebanyak 15 orang siswa (79%). Maka dapat disimpulkan
bahwa hasil ketuntasan belajar siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota
Thinking
pada pembelajaran matematika. Hasil pengolaan data yang telah dilakukan secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran D, selanjutnya analisis deskriptif terhadap gain
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas maka dapat diketahui bahwa skor rata-rata gain kemampuan pemahaman k
skor 0,91.
g ˂ 0,3 Rendah 0 0
Jumlah 19 100
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada 14 orang siswa atau 73,68% dari juml
berada pada kategori sedang.
dilakukan oleh seorang observer terhadap kegiatan pembelajaran dikelas, yang hasil
siswa didalam kelas. Hasil pengamatan aktivitas siswa dengan menggunakan pendekatan Metaphori
persentase sebagai berikut.
Pertemuan
Kategori/jenis Persentase
No aktivitas yang
dilakukan Siswa I II III IV %
Aktivitas Positif
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
mengenai materi yang P P
1. berhubungan dengan 89% 95% 95% 100% 94,75%
soal kontekstual yang
diberikan pada saat
proses pembelajaran
R O
Siswa diminta untuk
menghubungkan atau
membandingkan
2. permasalahan 78% 78% 89% 95% 85%
kontekstual dengan E S
konsep yang akan
dipelajari.
tahap sebelumnya T T
secara mendalam dan
diminta untuk
mengilustrasikan
konsep-konsep utama
dari masalah E E
kontekstual yang
diberikan.
Siswa menyimpulkan
kesamaan apa yang S S
4. terbentuk dari 78% 89% 95% 100% 90,5%
perbandingan konsep-
konsep tersebut.
Siswa mengaplikasikan
T T
atau menerapkan
5. 78% 89% 95% 100% 90,5%
konsep yang telah
disimpulkan.
Aktivitas negative
Melakukan aktivitas
lain di luar kegiatan
pembelajaran seperti
mengganggu teman,
6. 26% 21% 21% 16% 21%
bermain, tidak
memperhatikan
penjelasan guru dan
keluar masuk ruangan
Rara-rata persentase aspek positif siswa = j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑎𝑘𝑡i𝑣i𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑜𝑠i𝑡if 𝑠i𝑠w𝑎
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑎𝑘𝑡i𝑣i𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑜𝑠i𝑡if 𝑠i𝑠w𝑎
447,25
= 5
= 89,45
51
dominasi guru dalam pembelajaran dapat berkurang. Secara umum hasil pengamatan
menunjukkan bahwa
bahwa komponen pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima telah memenuhi
syarat persentase aktivitas siswa yang ideal yakni 94,75%, 85%, 86,5%, 90,5%, dan
sesuai dengan syarat persentase aktivitas siswa yang ideal, namun secara garis besar
aktivitas siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota Makassar dapat dikategorikan
aktif. Hal ini dapat dilihat melalui rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa untuk
setiap komponen selam 4 kali pertemuan yaitu 89,45% dari hasil rata-rata persentase
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat. Berdasarkan hasil
perhitungan komputer dengan bantuan SPSS versi 25, diperoleh hasil sebagai berikut:
52
a. Uji Normalitas
Uji normalitas betujuan untuk mengetahui apakah skor rata-rata hasil belajar
Jika 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 = 0,05 maka sampel yang berasal dari populasi yang
berdistribusi normal
Jika 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝛼 = 0,05 maka sampel yang berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal
untuk pretest menunjukan nilai 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 yaitu 0,102 ˂ 0,05 dan skor rata-rata
untuk posttest menunjukan nilai 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 𝛼 yaitu 0,084 ˂ 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai pretest dan posttest berasal dari populasi yang berdistribusi
b. Uji Hipotesis
menggunakan one sample t-test pada data posttest untuk mengetahui rata-rata
matematika siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota Makassar setelah melalui
70, maka dirumuskan hipotesis statistika sesuai yang telah dibahas pada bab II
sebagai berikut:
dilakukan dengan menggunakan one sample t-test. Untuk posttest dengan df = 18,
diperoleh nilai 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 0,030. Signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,030
< 0,05 yang berarti H0 ditolak. Hal ini dapat dilihat pada lampiran D.
A. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian A, maka pada
bagian ini diuraikan pembahasan hasil penelitian yang meliputi pembahasan hasil
sebesar 32,21 kategori sangat rendah dimana skor rata-rata tersebut belum memenuhi
siswa kelas XI MA DDI Galesong Baru Kota Makassar adalah 78,58 dan telah
pendekatan Metaphorical Thinking termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti
Metaphorical Thinking.
SPSS versi 25 menunjukkan bahwa hasil normalized gain atau rata-rata gain
pada kategori sedang karena nilai gainnya berada pada interval g ≥ 0,7. Dari
matematika siswa.
uji normalitas yang merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji hipotesisi. Data
posttest berdistribusi normal karena 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > α = 0,05 (Lampiran D). Karena data
berdistribusi normal, maka memenuhi kriteria untuk digunakan uji-t untuk menguji
hipotesis penelitian.
56
mencapai kategori baik. Hal ini menunjukkan 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < α = 0,030 < 0,05 yang berarti
H0 ditolak.
Thinking siswa.
BAB V
A. Simpulan
DDI Galesong Baru Kota Makassar ini berdasarkan pada hasil analisis deskriptif dan
ketuntasan minimal yang berada pada kategori baik dan terjadi peningkatan yang
B. Saran
57
58
materi Matriks yang salah satu kompetensi dasarnya berkaitan dengan kehidupan
dengan pendekatan Metaphorical Thinking agar menerapkan pada materi yang lain agar kita d
pendekatan Metaphorical Thinking untuk meningkatan kemampuan pemahaman
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.
Ayu, Rizki. 2018. Efektivitas Penerapan Pendekatan SAVI Setting Cooperative Script
Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas IX SMP Negeri 33 Makassar.
Skripsi. Fak. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. UNM. Makassar.
59
60
Mania, Sitti. 2013. Metodologi Penelitian Pendidika dan Sosial. Samata: Alauddin
University Press.
VITAS_SISWA_DALAM_PEMBELAJARAN_Oleh_Dr._Supinah_Widyai
swara_PPPPTK_Matematika (30 Juli 2015).
Kelas/Semester : XI/Ganjil
A. Kegiatan Inti
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I
Pertemuan
Kegiatan Pendahuluan dengan alokasi waktu 10 menit
o Apersepsi o Apersepsi
o Guru melakukan apersepsi yaitu o Siswa merespon pertanyaan guru
dengan mengadakan tanya jawab
ringan mengenai materi
sebelumnyayaitu Matriks yang
merupakan materi prasyarat
untuk mempelajari materi yang
akan di ajarkan.
o Motivasi o Motivasi
o Guru memberikan motivasi o Siswa akan mendengarkan
kepada siswa dengan penjelasan yang disampaikan
menjelaskan pentingnya guru. Hal ini diharapkan akan
membaca buku teks, dan muncul respon-respon dari siswa
menjelaskan tentang keterkaitan yang bertujuan untuk
materi pembelajaran memotivasi siswa dalam
matematika dengan kehidupan mempelajari materi, dan dapat
sehari-hari. mengetahui manfaat matematika
dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti dengan alokasi waktu 70 menit
Tahap Pertama : Connection (Menghubungkan)
o Guru mengarahkan siswa untuk o Siswa duduk secara
duduk bersama kelompok yang berkelompok
telah ditentukan o Siswa menyimak materi atau
o Guru menjelaskan mekanisme masalah yang diberikan oleh
pembelajaran dengan guru
menggunakan pendekatan o Siswa mencari hubungan
Metaphorical Thinking masalah tersebut dengan cara
o Guru membagikan LKS membaca sumber belajar
(Lembar Kerja Siswa) untuk o Siswa diminta
dikerjakan. menghubungkan permasalahan
o Guru secara klasikal menyajikan tersebut dengan konsep/materi
materi yang dimulai dari yang akan dipelajari
pemberian masalah kontekstual sebagaimana yang terdapat
yang berkaitan dengan konsep dalam LKS 2
dasar matriks yang disajikan o Siswa diminta untuk membuat
dengan LKS 2 dengan bantuan metafora mereka sendiri
bahan ajar berdasarkan konsep yang
o Guru menginstruksikan kepada disajikan
setiap kelompok untuk mencari o Siswa diminta untuk
hubungan masalah tersebut membandingkan dua soal yang
dengan cara membaca sumber berbeda yang telah disajikan
belajar o Siswa diminta mengidentifikasi
dan mencari keserupaan pada
kedua soal tersebut
Tahap Kedua : Discovery (Menemukan)
o Guru menginstruksikan kepada o Siswa menyimak materi/masalah
setiap kelompok untuk yang diberikan guru
membaca sumber belajar yang o Siswa mengeksplorasi
dibagikan perbandingan pada tahap
o Guru memancing pertanyaan sebelumnya dan diminta
dari siswa dengan memberikan menggambarkan konsep utama
pertanyaan seputar masalah yang dari masalah kontekstual yang
terdapat pada LKS 2 diberikan dengan cara
o Guru meminta siswa untuk mendiskusikan dalam kelompok
mengidentifikasi kedua masalah masing-masing
tersebut yang terdapat pada o Siswa diminta untuk menemukan
LKS 2 dan memcahkan persoalan yang
disajikan tersebut.
o Siswa dapat menuliskan
perbandingan dari kedua soal
tersebut
Pertemuan III
o Apersepsi o Apersepsi
o Guru melakukan apersepsi yaitu o Siswa merespon pertanyaan guru
dengan mengadakan tanya jawab
ringan mengenai materi
sebelumnyayaitu Matriks yang
merupakan materi prasyarat
untuk mempelajari materi yang
akan di ajarkan.
o Motivasi o Motivasi
o Guru memberikan o Siswa akan mendengarkan
motivasi kepada siswa penjelasan yang disampaikan
dengan menjelaskan guru. Hal ini diharapkan akan
pentingnya muncul respon-respon dari siswa
membaca buku teks, dan
menjelaskan tentang keterkaitan yang bertujuan untuk
materi pembelajaran memotivasi siswa dalam
matematika dengan kehidupan mempelajari materi, dan dapat
sehari-hari. mengetahui manfaat matematika
dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti dengan alokasi waktu 70 menit
Tahap Pertama : Connection (Menghubungkan)
o Guru mengarahkan siswa untuk o Siswa duduk secara
duduk bersama kelompok yang berkelompok
telah ditentukan o Siswa menyimak materi atau
o Guru menjelaskan mekanisme masalah yang diberikan oleh
pembelajaran dengan guru
menggunakan pendekatan o Siswa mencari hubungan
Metaphorical Thinking masalah tersebut dengan cara
o Guru membagikan LKS membaca sumber belajar
(Lembar Kerja Siswa) untuk o Siswa diminta
dikerjakan. menghubungkan permasalahan
o Guru secara klasikal menyajikan tersebut dengan konsep/materi
materi yang dimulai dari yang akan dipelajari
pemberian masalah kontekstual sebagaimana yang terdapat
yang berkaitan dengan konsep dalam LKS 3
dasar matriks yang disajikan o Siswa diminta untuk membuat
dengan LKS 3 dengan bantuan metafora mereka sendiri
bahan ajar berdasarkan konsep yang
o Guru menginstruksikan kepada disajikan
setiap kelompok untuk mencari o Siswa diminta untuk
hubungan masalah tersebut membandingkan dua soal yang
dengan cara membaca sumber berbeda yang telah disajikan
belajar o Siswa diminta mengidentifikasi
dan mencari keserupaan pada
kedua soal tersebut
Tahap Kedua : Discovery (Menemukan)
o Guru menginstruksikan kepada o Siswa menyimak materi/masalah
setiap kelompok untuk yang diberikan guru
membaca sumber belajar yang o Siswa mengeksplorasi
dibagikan perbandingan pada tahap
o Guru memancing pertanyaan sebelumnya dan diminta
dari siswa dengan memberikan menggambarkan konsep utama
pertanyaan seputar masalah yang dari masalah kontekstual yang
terdapat pada LKS 3 diberikan dengan cara
o Guru meminta siswa untuk mendiskusikan dalam kelompok
mengidentifikasi kedua masalah masing-masing
tersebut yang terdapat pada o Siswa diminta untuk menemukan
LKS 3 dan memcahkan persoalan yang
disajikan tersebut.
o Siswa dapat menuliskan
perbandingan dari kedua soal
tersebut
o Tahap ketiga: Invention
Mahasiswa
Andi Rifqah Sabir
NIM. 10536 5216 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan siswa dapat:
3.4.3.1 Menjelaskan konsep dasar matriks
3.4.3.2 Menjelaskan pengertian matriks
3.4.3.3Menjelaskan kesamaan pada matriks
4.4.3.1 Merumuskan masalah nyata yang berkaitan dengan konsep dasar matriks
4.4.3.2Menjelaskan kesamaan pada matriks dengan menggunakan masalah kontekstual
D. Materi Pembelajaran
1. Konsep dasar matriks
2. Pengertian matriks
3. Kesamaan matriks
4. Masalah yang melibatkan konsep dasar matriks
E. Model dan Pendekatan/metode Pembelajaran : Pendekatan Metaphorical Thinking,
Tanya jawab, penugasan, dan diskusi
F. Media Pembelajaran
1. LKS ( Lembar Kerja Siswa )
2. Spidol, papan tulis
G. Sumber Belajar
1. Buku Matematika SMA dan MA Kemendikbud RI Kelas XI (Buku
Matematika SMA dan MA Kelas XI, karangan Sri Mulyaningsih, dkk)
2. Buku Guru Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
3. Buku Siswa Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
4. Referensi lain
H. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu
Application
Application
Penutup Guru bersama siswa menarik kesimpulan 10 menit
dari materi yang telah dipelajari pada
pertemuan ini
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanggapi kesimpulan jika belum
dipahami
Guru memberitahu materi pertemuan
selanjutnya, serta menginstruksikan siswa
untuk mempelajari materi tersebut
sebelumnya di rumah
Guru menutup pembelajaran dengan doa
bersama dan salam penutup.
Penilaian
Teknik Penilaian : tertulis
Bentuk Instrumen : uraian
Makassar, 2020
Mahasiswa
L. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan siswa dapat dapat:
3.4.3.3 Menjelaskan kesamaan pada matriks
3.4.3.4 Mengidentifikasi matriks-matriks khusus
4.4.6.1 Merumuskan masalah nyata yang berkaitan dengan konsep dasar matriks
4.4.6.2 Menjelaskan kesamaan pada matriks dengan menggunakan masalah
kontekstual
M. Materi Pembelajaran
5. Matriks-matriks khusus
6. Kesamaan pada matriks
7. Masalah yang melibatkan kesamaan pada matriks
P. Sumber Belajar
1. Buku Matematika SMA dan MA Kemendikbud RI Kelas XI (Buku
Matematika SMA dan MA Kelas XI, karangan Sri Mulyaningsih, dkk)
2. Buku Guru Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
3. Buku Siswa Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
4. Referensi lain
Q. Kegiatan Pembelajaran
Application
Redefinitional Guru menyajikan konsep/materi
Metaphors mengenai matriks-matriks khusus
Siswa diminta untuk membuat metafora
Connection mereka sendiri berdasarkan konsep yang
disajikan
Application
Linking Metaphors Siswa diminta untuk membandingkan dua
soal yang berbeda yang telah disajikan
Connection Siswa diminta mengidentifikasi dan
mencari keserupaan pada kedua soal
tersebut
Application
Penutup Guru bersama siswa menarik kesimpulan 10 menit
dari materi yang telah dipelajari pada
pertemuan ini
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanggapi kesimpulan jika belum
dipahami
Guru memberitahu materi pertemuan
selanjutnya, serta menginstruksikan siswa
untuk mempelajari materi tersebut
sebelumnya di rumah
Guru menutup pembelajaran dengan doa
bersama dan salam penutup.
R. Penilaian
1. Teknik Penilaian : tertulis
2. Bentuk Instrumen : uraian
Makassar, 2020
Mahasiswa
Andi Rifqah Sabir
NIM. 10536 5216 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
U. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan siswa dapat dapat:
3.4.3.5 Menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan serta perkalian pada
matriks
4.4.3.3 Menyelesaikan operasi pada matriks dengan menggunakan masalah kontekstual
V. Materi Pembelajaran
8. Operasi pada matriks meliputi penjumlahan, pengurangan serta perkalian pada
matriks
9. Masalah yang melibatkan operasi pada matriks
Y. Sumber Belajar
1. Buku Matematika SMA dan MA Kemendikbud RI Kelas XI (Buku
Matematika SMA dan MA Kelas XI, karangan Sri Mulyaningsih, dkk)
2. Buku Guru Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
3. Buku Siswa Matematika Untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum 2013 revisi
2017)
4. Referensi lain
Z. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu
Application
Linking Metaphors Siswa diminta untuk membandingkan dua
soal yang berbeda yang telah disajikan
Connection Siswa diminta mengidentifikasi dan
mencari keserupaan pada kedua soal
tersebut
Application
Penutup Guru bersama siswa menarik kesimpulan 10 menit
dari materi yang telah dipelajari pada
pertemuan ini
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanggapi kesimpulan jika belum
dipahami
Guru memberitahu materi pertemuan
selanjutnya, serta menginstruksikan siswa
untuk mempelajari materi tersebut
sebelumnya di rumah
Guru menutup pembelajaran dengan doa
bersama dan salam penutup.
AA. Penilaian
1. Teknik Penilaian : tertulis
2. Bentuk Instrumen : uraian
Makassar, 2020
Mahasiswa
Andi Rifqah
Sabir
NIM. 10536 5216 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
EE.Materi Pembelajaran
10. Determinan dan invers matriks
11. Masalah yang melibatkan determinan dan invers pada matriks
FF. Model dan Pendekatan/metode Pembelajaran : Pendekatan Metaphorical Thinking,
Tanya jawab, penugasan, dan diskusi
GG. Media Pembelajaran
1. LKS ( Lembar Kerja Siswa )
2. Spidol, papan tulis
Application
Redefinitional Guru menyajikan konsep/materi
mengenai determinan dan invers pada
Metaphors matriks
Connection Siswa diminta untuk membuat metafora
mereka sendiri berdasarkan konsep yang
disajikan
Application
Application
Penutup Guru bersama siswa menarik kesimpulan 10 menit
dari materi yang telah dipelajari pada
pertemuan ini
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanggapi kesimpulan jika belum
dipahami
Guru memberitahu materi pertemuan
selanjutnya, serta menginstruksikan siswa
untuk mempelajari materi tersebut
sebelumnya di rumah
Guru menutup pembelajaran dengan doa
bersama dan salam penutup.
JJ. Penilaian
Teknik Penilaian : tertulis
Bentuk Instrumen : uraian
Makassar, 2020
Mahasiswa
Siswa dapat menjelaskan pengertian dan kesamaan matriks dengan menggunakan masalah kontekstual.
a. Bandingkan kedua soal diatas dan jelaskan keserupaan yang terdapat pada kedua soal tersebut!
Jawab :
b. Mengetahui bahwa matriks tersusun dari … dan …
Jawab :
Tabel berikut menyatakan nilai yang diperoleh oleh 3 tim sepak bola dari SMA yang berbeda dari 3 pert
Pertandingan ke- 1 2 3
Tim
SMAN 1 25 37 35
SMAN 2 22 35 42
SMAN 3 40 39 35
Jika data pada tabel diatas hanya dituliskan bilangan saja, kemudian susunan bilangan diberi
( ) Baris 1
Baris 2
Baris 3
K1 K2 K3
Jawab :
Berdasarkan contoh dan non contoh matriks, tulislah kesimpulan mengenai
pengertian matriks.
Matriks adalah
Asah kemampuan
81214
1. Diberikan matriks A = 18168
22617
Sebutkan entry matriks yang terletak pada :
Jawab
5 :
2. Pegawai Alfamart ingin menata koleksi barang yang tersedia. Ubahlah bentuk susunan barang dib
Jawab :
Berdasarkan contoh dan jawaban kalian, cobalah kalian simpulkan pengertian matriks dia
2. Matriks Identitas
Kesimpulan :
Matriks diagonal adalah
1 0 0
Contoh : 𝐼 = (0 1 0)
0 0 1
Berapakah jumlah baris dan kolom matriks I
? Jawab :
Jawab :
Kesimpulan :
Matriks Identitas adalah
A=B
(1) = (1)
2 2
Berapakah
Berdasarkan ordokalian,
jawaban matriksmaka
B? dua matriks dapat dikatakan
sama jika memiliki …
Diskusikanlah!
(34 + 1) = (√9 5)
79 7 32
A =B
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menyelesaikan operasi pada matriks yang meliputi penjumlahan, pengurangan serta perk
1.
Diketahui A = (2 3 5)dan B = (1 2 0)
Maka A + B = ( )+ ( )
= (2 + 1 3+2 5 + 0)
=( )
a. 2 dan 1 merupakan elemen-elemen yang …
2
A=(235) C= *−2 −10+
B= [4]
321
6
2 3
D= [5 4] F= [246]
1 2
Dari semua matriks diatas, pasangan matriks manakah yang dapat dijumlahkan dan dikurangkan. Kemud
Jawab :
𝑝+2 2 𝑝 6
2.
Misalkan matriks A = * + dan B = [ ]
3 5 6 𝑞+3
C. Linking Metaphors
4. Buatlah contoh lain mengenai matriks yang tidak dapat dioperasikan dalam perkalian matriks. Band
Jawab :
LKS 4
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat mengidentifikasi fakta dan sifat-sifat determinan dan invers matriks berordo 2x2 dan 3x3
4.
5.
Misalkan A = (𝑎 𝑏) maka
𝑐 𝑑
det A = |𝐴| = │𝑎 𝑏│ = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑐 𝑑
Misalkan A = (𝑎 𝑏) maka
𝑐 𝑑
𝐴−1 = 1( 𝑑 −𝑏) , dengan a.d ≠ b.c
𝑎𝑑−𝑏𝑐 −𝑐 𝑎
A. Grouding
Cermatilah Metaphors
uraian berikut ! ( Determinan
Jawab :
B. Redefinitional Metaphors
Diskusikanlah !
1. Diketahui matriks A= *45+ dan matriks B = *1 2+
26 3 4
Tunjukkan bahwa |𝐴. 𝐵| = |𝐴|. |𝐵|
Jawab :
C. Linking Metaphors
Jelaskanlah !
2. Jika 𝐴−1 𝑑𝑎𝑛 𝐵−1 adalah invers matriks A dan B, maka (𝐴𝐵)−1 = 𝐵−1𝐴−1.
KELAS XI
Pertemuan
1 2 3 4
NO NIS NAMA L/P
07/12/1 09/12/1 11/12/1 14/12/1
9 9 9 9
1 NURFADILLAH P √ √ √ √
2 RANIDHANI P √ √ √ √
4 ADHELIYA RAMADHANI P √ √ √ √
5 MUH SAHRUL L √ √ √ √
6 AWALUDDIN L √ √ √ √
7 NASRULLAH SAIFUL L √ √ √ √
9 ARIYANI PUTRI P √ √ √ √
11 RISKAWATI P √ √ √ √
12 MUH ZULFIKAR L √ √ √ √
14 FADHIL PRATAMA L √ √ √ √
15 AKBAR HARIS L √ √ √ √
Makassar Kelas XI
PARAF GURU
5 Desember 2019
7 Desember 2109
9 Desember 2019
11 Desember 2109
12 Desember 2019
14 Dember 2019
LAMPIRAN B :
Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester: XI /Ganjil
Petunjuk :
Tulislah nama lengkap, kelas dan NIS pada lembar jawaban yang
disediakan.
Bacalah soal dengan teliti dan kerjakan sesuai dengan
kempuan sendiri tanpa melihat/menyontek pekerjaan teman.
Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah.
2 3 2
a. ( ). 1 2
4 2 1 (3 4)
0 1
1
b. ( ). 1 2
2
( 3 1)
4 3
4. Koperasi siswa MA DDI Galesong Baru Kota Makassar setiap hari menjual
berbagai macam gorengan. Banyaknya gorengan yang dibuat setiap harinya
disajikan dalam tabel dibawah ini.
Jenis Harga Rp.500,00 Harga Rp.1.000,00
Tahu isi 10 10
Bakwan 15 15
Jalangkote 20 10
Karena banyaknya permintaan, maka jumlah setiap gorengan ditingkatkan menjadi 2 kali lipat. Berapaka
Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester: XI /Ganjil
Petunjuk :
Tulislah nama lengkap, kelas dan NIS pada lembar jawaban
yang disediakan.
Bacalah soal dengan teliti dan kerjakan sesuai dengan
kempuan sendiri tanpa melihat/menyontek pekerjaan teman.
Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah.
7.
Jika p dan q adalah jumlah kelereng Ali dan jumlah kelereng Abu.. Tentukan
nilai dari p dan q. Jelaskan syarat dari konsep yang digunakan!
4𝑝 0 7
12 0 7
( )=( 20)
0 5 4 0 𝑞 5
8.
Manakah perkalian matriks berikut yang dapat ditentukan hasilnya? Jelaskan.
1
c. ( ). 1 2
3 ( 5 1)
4 3
1 3 0
d. ( ). 1 2
4 2 3
(3 4)
0 1
9.
Koperasi siswa MA DDI Galesong Baru Kota Makassar setiap hari menjual
berbagai macam gorengan. Banyaknya gorengan yang dibuat setiap harinya
disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tahu isi 10 15
Bakwan 10 15
Jalangkote 15 20
Karena banyaknya permintaan, maka jumlah setiap gorengan ditingkatkan menjadi 3 kali lipat. Berapaka
1. Mengetahui A bukan Dapat Mengetahui A bukan 10 10 Tidak, karena elemen pada matriks hanya
merupakan matriks dan merupakan matriks dan diapit oleh kurung siku atau kurung biasa,
mengetahui alasannya mengetahui alasannya bukan kurung kurawal.
dengan benar
10
5
3. Menentukan perkalian Dapat menentukan perkalian 10 10 Perkalian matriks A, karena syarat
matriks yang bisa matriks yang bisa dilakukan perkalian dua buah matriks jika jumlah
dilakukan dan dan mengetahui syaratnya kolom pada matriks 1 sama dengan
dengan benar
mengetahui syaratnya jumlah baris pada matriks 2
4. Membentuk matriks dari Membentuk matriks dari 20 20 Data tersebut dapat diubah ke bentuk
tabel, dan menentukan tabel dan menentukan hasil 10 10
hasil perkalian skalarnya. perkalian skalarnya, serta matriks (15 15) sebagai diperoleh
menuliskan kesimpulannya 20 10
dengan benar hasilnya:
10 10 20 20
2 (15 15) = (30 30)
20 10 40 20
Jumlah gorengan dan kue disajikan dalam
tabel dibawah ini.
Tahu isi 30 30
Bakwan 45 45
Jalangkote 60 30
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
(15𝑥 + 3𝑥2) − 5𝑥 = 36 + 7𝑥
3𝑥2 + 15𝑥 − 5𝑥 − 7𝑥 − 36 = 0
3𝑥2 + 3𝑥 − 36 = 0
𝑥2 + 𝑥 − 12 = 0
(𝑥 + 4)(𝑥 − 3) = 0
𝑥 = −4 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = 3
1 𝑑 −𝑏
𝐴−1 = ( )
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −𝑐 𝑎
Hanya dapat menentukan
determinan matriks bagian a 1 4 −3
= 4 − 6 ( −2 1 )
5+𝑥 𝑥 9 −𝑥
𝐴=( ) dan 𝐵 = ( )
5 3𝑥 7 4
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
(15𝑥 + 3𝑥2) − 5𝑥 = 36 + 7𝑥
3𝑥2 + 15𝑥 − 5𝑥 − 7𝑥 − 36 = 0
3𝑥2 + 3𝑥 − 36 = 0
𝑥2 + 𝑥 − 12 = 0
20
1. Mengetahui A bukan Dapat Mengetahui A bukan 10 10 Tidak, karena elemen pada matriks hanya
merupakan matriks dan merupakan matriks dan diapit oleh kurung siku atau kurung biasa,
mengetahui alasannya mengetahui alasannya bukan kurung kurawal.
dengan benar
10
5
3. Menentukan perkalian Dapat menentukan perkalian 10 10 Perkalian matriks B, karena syarat
matriks yang bisa matriks yang bisa dilakukan perkalian dua buah matriks jika jumlah
dilakukan dan dan mengetahui syaratnya kolom pada matriks 1 sama dengan
dengan benar
mengetahui syaratnya jumlah baris pada matriks 2
4. Membentuk matriks dari Membentuk matriks dari 20 20 Data tersebut dapat diubah ke bentuk
tabel, dan menentukan tabel dan menentukan hasil 10 10
perkalian skalarnya, serta matriks (15 15) sebagai diperoleh
hasil perkalian skalarnya.
menuliskan kesimpulannya 20 10
dengan benar hasilnya:
10 10 30 30
3 (15 15) = (45 45)
20 10 60 30
Jumlah gorengan dan kue disajikan dalam
tabel dibawah ini.
Tahu isi 30 30
Bakwan 45 45
Jalangkote 60 30
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = −7
(𝑥 + 2)(𝑥 − 5) − (−𝑥. 5) = −7
𝑥2 − 3𝑥 − 10 + 5𝑥 = −7
𝑥2 − 3𝑥 + 5𝑥 − 10 + 7
𝑥2 + 2𝑥 − 3 = 0
(𝑥 − 1)(𝑥 + 3) = 0
𝑥 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = −3
1 𝑑 −𝑏
Hanya dapat menentukan 𝐴−1 = ( )
determinan matriks bagian a 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −𝑐 𝑎
1 3 −5
= 6 − 5 ( −1 2 )
𝑥+2 −𝑥
𝐴=( ) = −7
5 𝑥−5
Det (A) = -7
20 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = −7
(𝑥 + 2)(𝑥 − 5) − (−𝑥. 5) = −7
𝑥2 − 3𝑥 − 10 + 5𝑥 = −7
𝑥2 − 3𝑥 + 5𝑥 − 10 + 7
𝑥2 + 2𝑥 − 3 = 0
Hanya dapat menentukan
invers matriks bagian b (𝑥 − 1)(𝑥 + 3) = 0
𝑥 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = −3
1 𝑑 −𝑏
𝐴−1 = ( )
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −𝑐 𝑎
1 3 −5
= 6 − 5 ( −1 2 )
Tidak ada jawaban yang
benar
20
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Kompetensi Dasar :
4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan determinan dan invers matriks berordo 2
x 2 dan 3 x 3
Indikator Pembelajaran Indikator Soal Aspek yang Diukur No. Butir Bentuk Soal
Soal
1. Menentukan sifat-sifat 1. Siswa dapat menjelaskan Menyatakan ulang sebuah konsep 1 Uraian
operasi serta kesamaan pengertian matriks berdasarkan
matriks konsep dasar matriks serta
2. Menyelesaikan operasi pada kesamaan matriks dengan
matriks yang meliputi masalah kontekstual
penjumlahan, pengurangan, 2. Siswa dapat menjelaskan Mengklasifikasi objek-objek 2 Uraian
perkalian skalar, perkalian, objek menurut sifat-sifat yang menurut sifat-sifat tertentu sesuai
serta transpose berlaku pada operasi matriks dengan konsepnya
3. Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan 3. Siswa dapat mengidentifikasi Mengidentifikasi dan membuat 3 Uraian
dengan matriks dan dan membuat bentuk matriks bentuk matriks contoh dan bukan
operasinya contoh dan bukan contoh dari contoh
permasalahan yang disajikan
dalam soal
4. Siswa dapat menggunakan Menggunakan, memanfaatkan dan 4 Uraian
prosedur atau operasi tertentu memilih prosedur atau operasi
dalam mengerjakan soal
tertentu
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Kompetensi Dasar :
4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan determinan dan invers matriks berordo 2
x 2 dan 3 x 3
Indikator Pembelajaran Indikator Soal Aspek yang Diukur No. Butir Bentuk Soal
Soal
4. Menentukan sifat-sifat 6. Siswa dapat menjelaskan Menyatakan ulang sebuah konsep 1 Uraian
operasi serta kesamaan pengertian matriks berdasarkan
matriks konsep dasar matriks serta
5. Menyelesaikan operasi pada kesamaan matriks dengan
matriks yang meliputi masalah kontekstual
penjumlahan, pengurangan, 7. Siswa dapat menjelaskan Mengklasifikasi objek-objek 2 Uraian
perkalian skalar, perkalian, objek menurut sifat-sifat yang menurut sifat-sifat tertentu sesuai
serta transpose berlaku pada operasi matriks dengan konsepnya
6. Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan 8. Siswa dapat mengidentifikasi Mengidentifikasi dan membuat 3 Uraian
dengan matriks dan dan membuat bentuk matriks bentuk matriks contoh dan bukan
operasinya contoh dan bukan contoh dari contoh
permasalahan yang disajikan
dalam soal
9. Siswa dapat menggunakan Menggunakan, memanfaatkan dan 4 Uraian
prosedur atau operasi tertentu memilih prosedur atau operasi
dalam mengerjakan soal
tertentu
1. Pengamat mengambil tempat duduk dekat dengan kelompok siswa yang menjadi
objek pengamatan, sehingga siswa teramati dengan baik.
Pertemuan
Kategori/jenis aktivitas Persentase
Rata-
No yang dilakukan Peserta
I II III IV rata %
Didik
Aktivitas Positif
Siswa mendengarkan
penjelasan guru mengenai
P P
materi yang berhubungan
1.
dengan soal kontekstual
yang diberikan pada saat
proses pembelajaran
Siswa mengeksplorasi
perbandingan pada tahap
sebelumnya secara
mendalam dan diminta T T
3.
untuk mengilustrasikan
konsep-konsep utama dari
masalah kontekstual yang
diberikan.
E E
Siswa menyimpulkan
kesamaan apa yang
4.
terbentuk dari perbandingan
konsep-konsep tersebut.
S S
Siswa mengaplikasikan
atau menerapkan konsep
5. yang telah disimpulkan.
T T
Aktivitas negatif
Makassar, 2019
Observer
Nama – Nama Kelompok
Kelompok 1 Kelompok 2
Kelompok 3
Ranidhani
Muh Sahrul
Muh Zulfikar
Nasrullah Saiful
Kelompok 4 Kelompok 5
1 NURFADILLAH 14 67
2 RANIDHANI 60 92
4 ADHELIYA RAMADHANI 30 95
5 MUH SAHRUL 59 90
6 AWALUDDIN 70 92
7 NASRULLAH SAIFUL 35 72
9 ARIYANI PUTRI 52 70
11 RISKAWATI 10 92
12 MUH ZULFIKAR 25 95
14 FADHIL PRATAMA 12 80
15 AKBAR HARIS 35 37
17 MUH SULTAN 20 76
Pertemuan
Kategori/jenis Persentase
No aktivitas yang
dilakukan Siswa I II III IV %
Aktivitas Positif
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
mengenai materi yang P P
1. berhubungan dengan 89% 95% 95% 100% 94,75%
soal kontekstual yang
diberikan pada saat
proses pembelajaran
R O
Siswa diminta untuk
menghubungkan atau
membandingkan
2. permasalahan 78% 78% 89% 95% 85%
kontekstual dengan
E S
konsep yang akan
dipelajari.
Siswa mengeksplorasi
perbandingan pada
tahap sebelumnya T T
secara mendalam dan
diminta untuk
3. 78% 84% 89% 95% 86,5%
mengilustrasikan
konsep-konsep utama
dari masalah E E
kontekstual yang
diberikan.
Siswa menyimpulkan
4. kesamaan apa yang S 78% 89% 95% 100% S 90,5%
terbentuk dari
perbandingan konsep-
konsep tersebut.
Siswa mengaplikasikan
T T
atau menerapkan
5. 78% 89% 95% 100% 90,5%
konsep yang telah
disimpulkan.
Aktivitas negative
Melakukan aktivitas
lain di luar kegiatan
pembelajaran seperti
mengganggu teman,
6. 26% 21% 21% 16% 21%
bermain, tidak
memperhatikan
penjelasan guru dan
keluar masuk ruangan
Rara-rata persentase aspek positif siswa = j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑎𝑘𝑡i𝑣i𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑜𝑠i𝑡if 𝑠i𝑠w𝑎
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑎𝑘𝑡i𝑣i𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑜𝑠i𝑡if 𝑠i𝑠w𝑎
= 447,25
5
= 89,45
DESKRIPSI
Statistics
pretest Posttest ngain_score
N Valid 19 19 19
Missing 0 0 0
Mean 32.21 78.58 .6808
Std. Error of Mean 4.551 3.633 .05178
Median 25.00 77.00 .7000
Mode 25 95 .03a
Std. Deviation 19.837 15.837 .22568
Variance 393.509 250.813 .051
Range 60 58 .91
Minimum 10 37 .03
Maximum 70 95 .94
Sum 612 1493 12.93
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ngain_score Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretest .181 19 .102 .880 19 .021
postest .186 19 .084 .886 19 .028
ngain_score .153 19 .200 *
.891 19 .033
One-Sample Test
Test Value = 70
95% Confidence Interval of the
Difference
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper
Postest 2.361 18 .030 8.579 .95 16.21
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
ngain_score 19 .6808 .22568 .05178
1 NURFADILLAH 14 67 .62
2 RANIDHANI 60 92 .80
6 AWALUDDIN 70 92 .73
11 RISKAWATI 10 92 .91
Skor Pretest
1 NURFADILLAH 2 5 2 5 0 14
2 RANIDHANI 10 20 10 20 0 60
4 ADHELIYA RAMADHANI 5 0 5 20 0 30
5 MUH SAHRUL 2 5 2 20 30 59
6 AWALUDDIN 10 20 10 20 10 70
7 NASRULLAH SAIFUL 5 0 10 0 20 35
9 ARIYANI PUTRI 2 20 10 10 10 52
12 MUH ZULFIKAR 5 5 10 0 5 25
14 FADHIL PRATAMA 2 5 0 5 0 12
15 AKBAR HARIS 10 5 10 5 5 35
17 MUH SULTAN 5 5 10 10 0 30
DAFTAR NILAI POSTTEST SISWA KELAS XI MA DDI GALESONG BARU KOTA MAKAS
Skor Posttest
Skor setiap aspek
2 RANIDHANI 10 20 2 20 40 92
4 ADHELIYA RAMADHANI 10 20 5 20 40 95
5 MUH SAHRUL 10 20 20 20 20 90
6 AWALUDDIN 10 20 2 20 40 92
7 NASRULLAH SAIFUL 10 20 2 20 20 72
9 ARIYANI PUTRI 5 5 10 20 30 70
11 RISKAWATI 10 20 2 20 40 92
12 MUH ZULFIKAR 10 20 5 20 40 95
14 FADHIL PRATAMA 10 10 10 20 30 80
15 AKBAR HARIS 10 20 2 5 0 37
4. Pengamat mengambil tempat duduk dekat dengan kelompok siswa yang menjadi
objek pengamatan, sehingga siswa teramati dengan baik.
3. Siswa mengeksplorasi perbandingan pada tahap sebelumnya secara mendalam dan diminta untuk
kontekstual yang diberikan.
konsep-konsep tersebut.
6. Melakukan aktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran seperti mengganggu teman, bermain, tidak
ruangan
1 2 3 4 5 6
1 NURFADILLAH
2 RANIDHANI
5 MUH SAHRUL
6 AWALUDDIN
7 NASRULLAH SAIFUL
9 ARIYANI PUTRI
11 RISKAWATI
12 MUH ZULFIKAR
14 FADHIL PRATAMA
15 AKBAR HARIS
17 MUH SULTAN
Jumlah
Presentase
Nama Observer
E.1 PERSURATAN
E.2 VALIDASI
E.4 DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP
Andi Rifqah Sabir. Dilahirkan di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 06 Maret 1997, d
Ayahanda Andi Sabir dan Ibunda ST. Nur’Aeni. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2003 di SDN Min