BULUKUMBA
NUR AZISAH
1811442005
JURUSAN MATEMATIKA
2022
i
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
maupun algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa, menurut BSNP (2006),
antar konsep dan menggunakan konsep tersebut dalam menyelesaikan soal atau
masalah, karena konsep-konsep matematika saling terkait satu sama lain. Oleh
karena itu, jika siswa tidak memahami suatu konsep, maka siswa tersebut akan
mengalami kesulitan dalam memahami materi, maka siswa juga akan kesulitan
dalam menyelesaikan soal yang terkait dengan materi (Komariyah dkk, 2018).
1
2
itu dapat dilihat dari hasil observasi penelitian terhadap salah satu SMA Negeri di
disekolah tersebut, diketahui bahwa siswa belum memahami konsep dengan baik
konsep matematika yang telah dimiliki dengan konsep matematika yang baru
soal, walaupun soal yang diberikan berkaitan dengan konsep yang telah diajarkan
sebelumnya.
matematika. Hal itu karena salah satu faktor penyebab rendahnya pemahaman
karena dipicu oleh kemampuan siswa yang kurang dalam matematika, karakter
matematika dan tidak percaya diri (Handayani, 2019). Selain itu, menurut Santri
terhadap proses pembelajaran matematika siswa. Ketika siswa merasa cemas saat
pun menjadi menurun. Akibatnya, hasil belajar matematika pun menjadi rendah.
maka peneliti terdorong untuk mengangkat hal tersebut untuk menjadi sebuah
Bulukumba”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
bagi orang lain. Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan
dan terjawabnya rumusan masalah secara akurat. Oleh karena itu, manfaat yang
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Guru
kecemasan matematika pada diri siswa. Dapat menjadi masukan bagi guru
sungguh.
b. Peneliti Lain
c. Masyarakat
tua, konseler sekolah, guru dan seluruh masyarakat agar dapat memberikan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Kecemasan Matematika
kecemasan berasal dari kata cemas yang berarti, risau hati (karena khawatir,
something that is happening or might happen in the future; something that causes
a feeling of fear and worry (kecemasan adalah perasaan tidak nyaman berupa
gugup atau khawatir tentang sesuatu yang terjadi atau mungkin terjadi di masa
depan; sesuatu yang menyebabkan rasa takut atau khawatir). Lebih lanjut,
ill; an abnormal and overwhelming sense of apprehension and fear often marked
by physical signs (such as tension, sweating, and increased pulse rate), by doubt
concerning the reality and nature of the threat, and by self-doubt about one’s
capacity to cope with it (kecemasan adalah rasa gelisah atau gugup yang
menimbulkan kekhawatiran yang biasanya muncul karena akan jatuh sakit; rasa
gelisah dan takut yang tidak normal dan berlebihan yang seringkali ditandai oleh
tanda-tanda fisik (seperti tegang, berkeringat, dan peningkatan denyut nadi), ragu
terhadap realitas dan sifat ancaman, dan ragu terhadap kemampuan seseorang
6
7
kecemasan, secara bahasa adalah suatu perasaan tidak nyaman, takut, khawatir,
dan gelisah akan sesuatu yang dirasa mengancam atau sesuatu yang akan terjadi.
kondisi di mana seseorang merasa tegang dan gelisah atau tidak dalam kondisi
kehidupan sehari-hari dan situasi akademik. Selain itu, menurut Ashcraft (2002),
peserta didik dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi (Peker, 2009).
banyaknya siswa yang merasa sulit memahami penjelasan yang diberikan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Anita (2014) bahwa kecemasan matematika tidak bisa
matematika.
belajar matematika siswa (Anita, 2014), tapi juga berdampak pada kondisi fisik
siswa (Lynons & Beylock, dalam Syafri, 2017). Lynons & Beylock, menemukan
bahwa kecemasan matematika memiliki pengaruh yang sama dengan rasa sakit
yang dialami oleh tubuh karena sebab-sebab yang lain. Hal ini disebabkan oleh
insula posterior yang merupakan bagian otak mempersepsikan rasa sakit pada
tubuh menjadi bagian otak yang aktif pada subjek dengan kecemasan matematika,
a. Normal/Antisipasi
Pada tingkatan ini seseorang merasa bahwa dirinya baik-baik saja dan
b. Kecemasan ringan
menjadi lebih waspada, namun jenis kecemasan ini masih termasuk kedalam
c. Kecemasan sedang
masalah lain yang tidak terlalu penting, sehingga seseorang yang mengalami
d. Kecemasan berat
memusatkan pada satu hal dan tidak mampu untuk berfikir hal yang lain.
berkaitan dengan hal-hal munculnya pikiran bahwa dirinya tidak cukup tahu
tentang matematika.
ketika berhadapan dengan matematika, seperti tidak dapat berpikir jernih atau
(psikologi atau emosional), faktor lingkungan atau sosial dan faktor intelektual.
Faktor ini biasanya ditandai dengan munculnya perasaan takut pada diri
siswa tentang kemampuan yang dimilikinya. Juga, kurangnya rasa percaya diri
dapat mempengaruhi nilai harapan siswa. Selain itu, motivasi belajar siswa dan
Salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan dalam diri siswa adalah
faktor lingkungan yakni kondisi saat proses belajar mengajar matematika di kelas
yang kurang teratasi dengan baik, sehingga proses pembelajaran menjadi tegang
bagi siswa. Selain itu, kurangnya pemahaman dan rasa percaya diri pada guru
tua selalu memaksakan bahwa anak harus pandai dalam segala hal terutama dalam
3) Faktor intelektual
Faktor intelektual terdiri dari pengaruh yang bersifat kognitif yakni bakat
Faktor fisiologis meliputi rasa mual, berkeringat, jantung berdebar dan sakit
dikemukakan oleh Suharyadi seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2.1 berikut
(Satriyani, 2016). Oleh karena itu, indikator kecemasan inilah yang akan
Untuk membawa siswa sampai pada pemahaman konsep matematika bukanlah hal
individu berbeda-beda.
Secara bahasa, pemahaman konsep terdiri dari dua kata, yaitu pemahaman
dan konsep. Agar lebih jelas, maka makna kedua kata ini diulas terlebih dahulu.
Setelah itu, dilanjutkan dengan makna frase “pemahaman konsep” dan kaitannya
dengan matematika.
kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang
sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Sedangkan, menurut Susanto,
pemahaman adalah suatu proses yang terdiri dari kemampuan untuk menerangkan
penjelasan yang lebih luas dan memadai serta mampu memberikan uraian dan
penjelasan yang lebih kreatif (Mawaddah & Maryanti, 2016). Dengan demikian,
pemahaman bukan hanya akan membuat seseorang mampu melihat sesuatu dari
berbagai segi dan mengingatnya dengan baik. Tetapi juga mampu menerangkan
13
kreatif.
Sementara itu, konsep merupakan salah satu objek kajian matematika yang
mendasar dan sangat penting. Menurut Soedjadi (2000), konsep adalah ide abstrak
yang dapat digunakan untuk melakukan penggolongan atau klasifikasi. Selain itu,
menurut Rosser, konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-
mempunyai atribut-atribut yang sama (Sagala, 2017). Konsep juga dapat diartikan
sebagai suatu ide, gagasan, ataupun pengertian yang tergambar dalam suatu
mengabstraksi sifat yang sama dari ciri khas konsep yang telah dipelajari dan juga
dikatakan sebagai suatu proses menerima dan memahami sebuah ide abstrak yang
bentuk yang lain. Kesimpulan ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2009) yang
masalah matematika dengan baik. Hal itu karena dalam mempelajari matematika,
siswa dituntut untuk mengetahui atau memahami konsep dari matematika itu
14
sebagai suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menguasai materi dan
telah ia peroleh kepada orang lain dan orang tersebut juga mengerti yang ia
d) Kemampuan memberikan contoh dan non contoh dari konsep yang telah
dipelajari.
matematika.
mengetahui perbedaan
e) Mampu memberikan contoh dan contoh kontra dari konsep yang dipelajari
indikator pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai
berikut:
menggunakan bahasanya sendiri. Contoh: pada saat siswa belajar maka siswa
Contoh: siswa belajar suatu materi dimana siswa dapat mengelompokkan suatu
objek dari materi tersebut sesuai sifat-sifat yang ada pada konsep.
untuk dapat membedakan contoh atau bukan contoh dari suatu materi. Contoh:
siswa dapat memahami contoh yang benar dan contoh yang tidak benar dari suatu
materi.
Kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu dan mana syarat cukup
yang terkait dalam suatu konsep. Contoh: siswa dapat memahami suatu materi
persamaan matematika yang terdiri dari dua persamaan linear dua variabel,
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = 𝑐1
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = 𝑐2
Keterangan:
𝑥, 𝑦 = Variabel
𝑎1 , 𝑎2 = Koefisien variabel 𝑥
𝑏1 , 𝑏2 = Koefisien variabel 𝑦
𝑐1 , 𝑐2 = Konstanta Persamaan
a. Metode Substitusi
dengan mengubah salah satu dari variabel 𝑥 dan 𝑦 ke dalam bentuk hasil dari
variabel lain.
18
metode substitusi:
atau 𝑦 dalam 𝑥.
lainnya.
3𝑥 + 2𝑦 = 12 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (1)
2𝑥 + 2𝑦 = 9 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (2)
2𝑥 + 2𝑦 = 9
↔ 2𝑥 + (12 − 3𝑥) = 9
↔ 2𝑥 + 12 − 3𝑥 = 9
↔ 2𝑥 − 3𝑥 = 9 − 12
↔ −𝑥 = −3
↔ 𝑥=3
(2), diperoleh:
2𝑥 + 2𝑦 = 9
↔ 2(3) + 2𝑦 = 9
19
↔ 6 + 2𝑦 = 9
↔ 2𝑦 = 9 − 6
↔ 2𝑦 = 3
3
↔ 𝑦=2
3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {3, 2}
b. Metode Eliminasi
metode eliminasi:
3𝑥 + 2𝑦 = 12 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (1)
2𝑥 + 2𝑦 = 9 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (2)
Eliminasi y
3𝑥 + 2𝑦 = 12
2𝑥 + 2𝑦 = 9
𝑥−0=3
20
𝑥=3
Eliminasi x
3𝑥 + 2𝑦 = 12 ×2 ↔ 6𝑥 + 4𝑦 = 23
2𝑥 + 2𝑦 = 9 × 3 ↔ 6𝑥 + 6𝑦 = 27
0 − 2𝑦 = −3
−2𝑦 = −3
2𝑦 = 3
3
𝑦=2
3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {3, 2}
3𝑥 + 2𝑦 = 12 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (1)
2𝑥 + 2𝑦 = 9 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (2)
Eliminasi y
3𝑥 + 2𝑦 = 12
2𝑥 + 2𝑦 = 9
𝑥−0=3
𝑥=3
2𝑥 + 2𝑦 = 9
↔ 2(3) + 2𝑦 = 9
21
↔ 6 + 2𝑦 = 9
↔ 2𝑦 = 9 − 6
↔ 2𝑦 = 3
3
↔ 𝑦=2
3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {3, 2}
d. Metode Grafik
dengan menentukan titik potong antara dua persamaan garis sehingga di dapatkan
sistem koordinat Cartesius. Pada langkah ini, kita harus menentukan titik
potong sumbu X dan titik potong sumbu Y nya yaitu titik potong sumbu X saat
𝑐2 (jika ada).
22
2𝑥 + 𝑦 = 4 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (1)
𝑥 + 𝑦 = 3 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (2)
Persamaan 2𝑥 + 𝑦 = 4
x 0 2
y 4 0
Persamaan 𝑥 + 𝑦 = 3
x 0 3
y 3 0
rencana penelitian.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Alfia Okta Dewi Aditya Putri dkk (2021) yang
konsep matematika SMP kelas VII tahun ajaran 2020/2021”. Hasil penelitian
antara self-efficacy dengan pemahaman konsep; dan (3) Kecemasan dan self-
dengan penelitian ini adalah menggunakan variabel bebas lainnya yaitu self-
efficacy siswa.
konsep matematika.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Rahmi Yuberta dkk (2019) yang
4. Penelitian yang dilakukan oleh Andina Alawia dkk (2019) yang berjudul
Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Raha”. Hasil penelitian ini menunjukkan
pemahaman konsep matematis siswa. Hal ini terlihat dari hasil persentase
78,9%. Sedangkan kategori cemas ringan memiliki persentase sebesar 10%. (2)
siswa.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Shinta Dwi Handayani (2016) yang berjudul
dengan penelitian ini adalah menggunakan variabel bebas lainnya yaitu konsep
diri.
C. Kerangka Pikir
konsep matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari masih ditemukannya siswa
yang belum memahami konsep matematika dengan baik terkait materi yang
contoh soal, sehingga akan kebingungan, apabila diberikan soal dengan tipe atau
format yang berbeda. Selain itu, siswa kurang mampu menghubungkan konsep
matematika yang telah dimiliki dengan konsep matematika yang baru baginya.
27
walaupun konsep yang mendasari soal yang diberikan sebenarnya telah mereka
pelajari.
karena kecemasan matematika siswa memang ada dan dapat berpengaruh negatif
terhadap pemahaman konsep matematika siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan
untuk bekerja dengan matematika. Selain itu, Anita (2014), berpendapat bahwa
kecemasan matematika tidak bisa dipandang sebagai hal biasa, karena dapat
berdampak pada pemahaman konsep matematika siswa. Hal ini dibuktikan dengan
D. Hipotesis
berdasarkan pada teori yang relevan dan belum berdasarkan fakta empiris yang
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
facto.
Jln. KH. Mukhtar Lutfi No. 32 Bulukumba, Sulawesi Selatan. Adapun rencana
pelaksanaan penelitian ini, yaitu pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023.
1. Populasi
SMAN 8 Bulukumba yang terdiri dari lima kelas dengan jumlah siswa sebanyak
penelitian homogen.
2. Sampel
28
29
dipilih 100 siswa kelas XI MIPA yang terdiri dari 5 kelas dengan setiap kelas
D. Desain Penelitian
X Y
Keterangan:
Y : Variabel terikat atau dalam hal ini adalah pemahaman konsep matematika
siswa.
tegang, cemas, serta takut yang dimiliki oleh seseorang, sehingga menghambat
siswa, digunakan tes berbentuk uraian dengan materi Sistem Persamaan Linear
digunakan dalam penelitian ini adalah menyatakan ulang konsep yang telah
konsepnya, memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari,
F. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah angket tertutup atau angket terstruktur yang
menggunakan skala likert berisi pernyataan yang harus dijawab oleh siswa
sebagai responden dengan memberikan checklist (√) pada jawaban yang dianggap
paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau karakteristik dirinya. Menurut
Sugiyono (2019), skala Likert terdiri dari lima akternatif jawaban, yaitu “Sangat
Namun, dalam penelitian ini skala Likert yang digunakan hanya terdiri dari empat
31
alternatif jawaban, yaitu “Sangat Setuju”, “Setuju”, “Tidak Setuju”, dan “Sangat
Tidak Setuju”, atas dasar pemikiran jumlah klasifikasi yang genap dipakai dengan
tujuan agar supaya skala tersebut dapat ditransformasikan menjadi indikator satu-
nol (dummy variabel) secara tepat (Ruslan, 2009). Sejalan dengan yang dikatakan
Gregory (Ruslan, 2009) bahwa dua penilaian pakar mengevaluasi butir tes dengan
matematika dapat diberi skor seperti pada Tabel 3.2 sebagai berikut.
konsep yang berupa tes berbentuk uraian sebanyak lima butir soal tes yang
mengandung lima indikator. Bentuk soal yang diberikan adalah soal bentuk uraian
sebanyak lima butir soal yang disusun berdasarkan indikator pemahaman konsep
matematika siswa yang telah diuji validitasnya oleh para ahli. Adapun rubrik
penilaian dari tes pemahaman konsep matematika siswa ialah sebagai berikut.
32
G. Validitas Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dan tes
uraian. Dalam penelitian ini instrumen akan divalidasi isi dan konstruk.
1. Validitas Isi
terhadap konstruk yang akan diukur. Dengan kata lain, validitas isi ingin
memberikan bukti bahwa instrumen penilaian dapat mengukur apa yang ingin
instrumen, dan tingkat keterwakilan konstruk yang ingin diukur (Ructicus, 2014).
Dalam penelitian ini, penelaahan validitas isi pada instrumen angket dan tes
dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antar butir soal dengan indikator kisi-kisi
pada instrumen. Pengujian butir soal dengan validitas isi dilakukan dengan
34
Validator dapat memberikan respon pada aspek penilaian dengan memberi skor 1
Validator 2
Keterangan:
B : Banyaknya item yang relevansinya lemah menurut salah satu validator dan
C : Banyaknya item yang relevansinya lemah menurut salah satu validator dan
Untuk menentukan apakah derajat validitas yang diukur telah cukup, maka
digunakan model kesepakatan dua validator untuk meyakini relevansi butir soal
dan angket yang ditempatkan pada sel D mampu merefleksikan kesepakatan yang
35
valid antar validator. Apabila hasil dari koefisien validitas ≥ 0,75, maka dapat
dinyatakan bahwa hasil pengukuran yang dilakukan adalah valid (Ruslan, 2009).
2. Validitas Konstruk
instrumen tes, validitas konstruk dimaknai sebagai tingkat kemampuan alat ukur
tes untuk menunjukkan bahwa skor pada tes tertentu memang memprediksi sifat
dimaknai sebagai tingkat kemampuan alat ukur nontes seperti kuesioner, untuk
benar-benar menguji hipotesis atau teori yang ingin di uji (Ginty, 2013).
diukur dan untuk mengetahui kesesuaian antar konsep teoritis dengan data empiris
> 0,50; (2) Uji Bartlett’s tes dengan nilai sig 0,00 untuk dianalisis lebih lanjut; (3)
(Sappaile, 2006).
36
H. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
salah satu guru matematika di sekolah yang menjadi tempat penelitian, serta
menentukan sampel penelitian dari populasi penelitian. Selain itu, pada tahap ini
peneliti juga menyusun instrumen penelitian berupa angket dan soal tes. Pada
jika instrumen dalam penelitian ini telah dinyatakan layak, maka penelitian sudah
berupa surat izin penelitian dari instansi terkait untuk kelancaran penelitian yang
2. Tahap Pelaksanaan
siswa.
3. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang telah diperoleh selama
yang telah dianalisis untuk mendapatkan hasil atau kesimpulan dari penelitian
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Pemberian angket yang diisi oleh siswa yang menjadi responden penelitian.
Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
nilai minimum, nilai maksimum, rentang nilai, rata-rata, median, modus dan
melalui tes pemahaman konsep matematika siswa tentang materi yang telah
angket yang telah dikerjakan atau diisi oleh responden. Untuk data skor angket
ditetapkan.
b. Menandai bilangan dari hasil penjumlahan skor tersebut pada garis bilangan.
a. Uji Normalitas
normal atau tidak. Pengujian normalitas data menggunakan software SPSS versi
atau 0,05. Kriteria pengujiannya ialah data berasal dari populasi berdistribusi
normal, jika Sig.(1-tailed)≥ 0,05. Sebaliknya jika Sig.(1-tailed)< 0,05, maka data
b. Uji Heteroskedastisitas
pengamatan lain. Jika variansi dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain
heteroskedastisitas pada regresi dapat dilakukan dengan melihat pada hasil uji
nilai Sig.(1-tailed)≥ 0.05 untuk semua variabel bebas, maka tidak mengandung
adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
Setelah uji asumsi, dilakukan uji hipotesis. Hipotesis statistik penelitian ini
𝐻0 ∶ 𝛽 ≥ 0 melawan 𝐻1 ∶ 𝛽 < 0
Keterangan:
matematika siswa .
𝑌 = 𝛼 + 𝛽𝑋 (3.3)
Keterangan:
𝑋 = Kecemasan matematika
𝛼, 𝛽 = Koefisien regresi
Melalui analisis regresi linear sederhana dengan SPSS versi 24, akan
dihasilkan output yang menunjukkan koefisien regresi, hasil uji F, dan uji t yang
digunakan untuk pengujian hipotesis. Hasil uji F dan t digunakan untuk melihat
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil analisis data dari analisis statistik
pertanyaan dari rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah dipaparkan
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. 2006. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk.
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Komariyah, S., Nur Afifah, D. S., & Resbiantoro, G. (2018). Analisis Pemahaman
Konsep Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Minat
Belajar Siswa. Jurnal LP3M, 4(1), 1-8.
https://doi.org/10.30738/sosio.v4i1.1477
Ruslan. (2009). Validitas Isi. Bulein Pa’biretta. Media Informasi dan Komunikasi
LPMP Sulawesi Selatan No. 10 Tahun IV. ISSN 18-19.
Yuberta, K. R., Setiawati, W., & Kurnia, L. (2019). Pengaruh Math Anxiety
Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Berdasarkan
Gender. Jurnal Analisis Gender dan Agama, 2(1), 81-87.
http://dx.doi.org/10.31958/agenda.v2i1.1995