Oleh:
Irmayanti 13011900013
Registiani Awaliyah 13011900011
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, muncul beberapa permasalahan yang
dirangkum dalam poin-poin di bawah ini :
4
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan model
pembelajaran CPS berbantuan LKPD berbasis HOTS dan yang tidak?
2. Bagaimana keterampilan manipulasi matematis siswa yang menggunakan
model pembelajaran CPS berbantuan LKPD berbasis HOTS dan yang tidak?
3. Apakah ada perbedaan dari kemampuan pemecahan masalah siswa yang
menggunakan model pembelajaran CPS berbantuan LKPD berbasis HOTS dan
yang tidak?
4. Apakah ada perbedaan keterampilan manipulasi matematis siswa yang
menggunakan model pembelajaran CPS berbantuan LKPD berbasis HOTS dan
yang tidak?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan
model pembelajaran CPS berbantuan LKPD berbasis HOTS dan yang tidak
menggunakan LKPD berbasis HOTS.
2. Untuk mengetahui keterampilan manipulasi matematis siswa yang
menggunakan model pembelajaran CPS berbantuan LKPD berbasis HOTS dan
yang tidak menggunakan LKPD berbasis HOTS.
3. Membandingkan perbedaan antara siswa yang menggunakan model
pembelajaran CPS berbantuan LKPD berbasis HOTS dan yang tidak
menggunakan LKPD berbasis HOTS dalam kemampuan pemecahan masalah
siswa.
4. Menganalisa perbedaan keterampilan manipulasi matematis siswa yang
menggunakan model pembelajaran CPS berbantuan LKPD berbasis HOTS
dan yang tidak menggunakan LKPD berbasis HOTS.
E. Manfaat Peneltian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Penulis
5
A. Definisi Teoritis
1. Kemampuan Pemecahan Masalah
Krulik and Rudnick (1980) (Sutiawan : 2014) mendefinisikan
pemecahan masalah merupakan : Cara yang mengindividu menggunakan
pengetahuan yang diperoleh sebelumnya, keterampilan, dan pemahaman untuk
memenuhi tuntutan situasi yang asing. Siswa harus mensintesis apa yang telah
ia pelajari dan menerapkannya ke situasi baru dan berbeda. Jelas terlihat bahwa
sebuah persoalan bukan suatu permasalahan, apabila aturan atau algoritma
dalam menyelesaikan suatu masalah telah ada di dalam ingatan, maka
permasalahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai suatu masalah.
Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai suatu bentuk belajar yang
mempersyaratkan adanya hal yang baru, yang kelak dapat menjadi dasar bagi
siswa agar dapat diaplikasikan dalam masalah baru berikutnya. Sumarmo
(Sutiawan : 2014) menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematis dapat dirinci dengan indikator sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah.
b. Membuat model matematik dari suatu situasi atau masalah sehari-hari dan
menyelesaikannya.
c. Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika
dan atau di luar matematika.
d. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal, serta
memeriksa kebenaran hasil atau jawaban.
e. Menerapkan matematika secara bermakna.
Sejalan dengan pendapat Sumarmo, berpendapat bahwa“kemampuan
pemecahan masalah adalah kemampuan dalam memahami masalah, membuat
perencanaan, melaksanakan perencanaan, dan memeriksa kembali hasil yang
telah diperoleh”. Mengenai aturan atau urutan berupa langkah-langkah dalam
pemecahan masalah, sudah banyak ahli yang mengemukakannya. Gagne
( dalam Purwati : 2015) mengatakan bahwa dalam pemecahan masalah
biasanya ada 5 langkah yang harus dilakukan:
a. Menyajikan masalah dalam bentuk yang lebih jelas;
b. Menyatakan masalah dalam bentuk yang operasional (baik untuk
dipergunakan dalam memecahkan masalah itu );
c. Mengetes hipotesis dan melakukan kerja untuk memperoleh hasilnya
pengumpulan data, pengolahan data, dan lain-lain, hasilnya mungkin lebih
dari sebuah;
d. Memeriksa kembali mungkin memilih pula pemecahan yang paling baik.
6
7
bermanfaat, dan masuk akal, dan siapa pun dapat memberi alasan untuk
memahami gagasan matematis.
Menurut Lithner (dalam Jonas : 2016), definisi penalaran yang luas
diterapkan: “reasoning is the line of thought adopted to produce assertions and
reach conclusions in task solving. It is not necessarily based on formal logic,
thus not restricted to proof, and may even be incorrect as long as there are
some kind of sensible (to the reasoner) reasons backing it” . Dari definisi
penalaran menurut Lithner adalah garis pemikiran yang diadopsi untuk
menghasilkan pernyataan dan mencapai kesimpulan dalam penyelesaian tugas.
Ini tidak selalu didasarkan pada logika formal, sehingga tidak terbatas pada
bukti, dan bahkan mungkin salah selama ada beberapa alasan masuk akal
(untuk alasan) mendukungnya ". Hal ini sejalan dengan pernyataan Suherman
(dalam Tina: 2015) penalaran adalah proses berpikir yang dilakukan dengan
suatu cara untuk menarik kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil
bernalar, didasarkan pada pengamatan data-data yang ada sebelumnya dan
telah diuji kebenarannya.
Berdasarkan karya Napitupulu, Suryadi, & Kusumah (2016), empat
indikator untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa, yaitu: (a)
Buat kesimpulan logis; (b) Berikan penjelasan tentang model, fakta, properti,
hubungan, atau pola yang ada; (c) Buatlah dugaan dan bukti; dan (d)
Penggunaan pola hubungan untuk menganalisa situasi, membuat analogi, atau
menggeneralisasikan.
Adapun indikator kemampuan penalaran matematis menurut Sumarmo
(dalam Tina: 2015) dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :
a. Menarik kesimpulan logis.
b. Memberikan penjelasan dengan model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan.
c. Memperkirakan jawaban dan proses solusi.
d. Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematis.
e. Menyusun dan mengkaji konjektur.
f. Merumuskan lawan, mengikuti aturan inferensi, memeriksa validitas
argument .
g. Menyusun argument yang valid.
h. Menyusun pembuktian langsung, tak langsung, dan menggunakan induksi
matematika.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubugan dengan faktor yang telah didefiniskan sebagai masalah yang paling
16
penting. Berdasar pada latar belakang dan landasan teori yang telah dipaparkan,
setelah itu dapatlah melakukan penyusunan pada kerangka berpikir untuk
mendapatkan hipotesis-hipotesis pada setiap variabel.
Variabel independen atau variabel bebasnya adalah model pembelajaran (X)
yang terdiri dari dua sub variabel bebas yaitu model pembelajaran creative
problem solving (CPS) berbantuan LKPD HOTS dan model pembelajaran
creative problem solving (CPS) tidak berbantuan LKPD HOTS. Sebagai variabel
terikatnya adalah Kemampuan pemecahan masalah (Y1), dan keterampilan
manipulasi matematis (Y2).
Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ditunjukkan pada
gambar di bawah ini :
Y1
X
Y2
Gambar 2.1
Sketsa kerangka berpikir
Keterangan :
X : Model pembelajaran creative problem solving (CPS)
Y1 : Kmampuan pemecahan masalah
Y2 : Keterampilan manipulasi matematis
Proses Pembelajaran
Model Pembelajaran
Pretest Postest
Gambar 2.2
Alur Penelitian
17
D. Hipotesis Peneleitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan maslah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Berdasarkan uraian tersebut hipotesis adalah jawaban
sementara yang perlu diuji kebenarannya melalui analisis, penulis merumuskan
hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Ada perbedaan dari kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan
model pembelajaran CPS berbantuan LKPD berbasis HOTS dan yang tidak
2. Ada perbedaan keterampilan manipulasi matematis siswa yang menggunakan
model pembelajaran CPS berbantuan LKPD berbasis HOTS dan yang tidak
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis menggunakan pendekatan
kuantitatif. Penelitian kuantitaif adalah penelitian yang banyak menuntut
penggunaan angka, mulaii dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan
akan lebih baik bila disertai dengan dengan gambar, tabel, grafik atau tampilan
lainnya (Musfirah, et al, 2022).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dan
eksperimen. Dimana penelitian deskriptif untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Adapun penelitian
eksperimen yaitu melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok
eksperimen.
B. Desain Penelitian
Penelitian eksperimen dibagi menjadi empat bagian yaitu: pre
eksperimental design, true eksperimental desaign, faktorial desaign, dan quasi
esxperimental desaign (Nurwahida, 2018). Peneliti menggunakan desain quasi
experimental nonequivalent control group desaign, yaitu dengan menggunakan
pretest dan postest. Pre test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta
didik yang diberikan sebelum dimulai proses pembelajaran. Sedangkan post test
dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik setelah diberi perlakuan
yang dilakukan setelah proses pembelajaran.
Pada penelitian ini peneliti akan membandingkan anatara model
pembelajaran CPS berbantuan LKPD HOTS dengan model pembelajaran CPS
tidak berbantuan LKPD HOTS. Sehingga diketahui apakah ada perbedaan
terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan manipulasi matematis.
Penelitian ini menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok kelas, yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol,kelas eksperimen adalah kelas yang diberi
perlakuan (X) dan kelas kontrol adalah kelas yang diberi perlakuan (Y) (Kusuma,
2022).
Adapun pada penelitian ini penggunaan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol diberikan tes yang sama. Tes tersebut dilakukan sebanyak dua
kali, yaitu debelum diberikannya treatment (pretest) dan setelah diberikannya
treatmen (posttest). Adapun pola desain penelitian digambarkan dengan pola
seperti berikut (Kusuma, 2022).
R1 O1 X O2
18
19
R2 O3 O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
R1 = kelas eksperimen
R2 = kelas kontrol
O1 = hasil pengukuran pretest kelas eksperimen
O2 = hasil pengukuran pretest kelas kontrol
X = treatment (perlakuan)
O3 = hasil pengukuran postest kelas eksperimen
O4 = hasil pengukuran postest kelas kontrol
C. Waktu Dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Berdasarkan kurikulum 2013 materi peluang diajarkan pada awal
semester genap pada peserta didik kelas IX MTSS Alkhairiyah Kalodran.
Penelitian akan dilakukan pada bulan januari 2023.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan mengambil lokasi di MTSS Alkhairiyah Jl. Raya Jkt
No.Km.06, Kalodran, kecamatan Walantaka, kota Serang, Banten 4218.
Penelitian dilakukan pada kelas IX semester genap tahun ajaran 2022/2023.
Peneliti memilih tempat tersebut karena ingin mengetahui kemampuan
pemecahan masalah dan keterampilan manipulasi matematis siswa kelas IX di
MTSS Alkhairiyah Kalodran dengan menggunakan model pembelajaran
Creative Problem Solving berbantuan LKPD HOTS. Hasil dari penelitian ini
dapat menjadi masukan dalam proses pembelajaran yang akan digunakan di
masa yang akan mendatang.
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini yang akan diambil sebagi populasi yaitu seluruh
peserta didik kelas IX MTSS Alkhairiyah Kalodran tahun ajaran 2022/2023
yang terdiri dari 2 kelas. Populasi pada penelitian ini berjumlah 30 peserta
didik. Banyak peserta didik pada setiap kelasnya adalah sebagai berikut.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dari dua kelas yaitu kelas IX
A dan kelas IX B. Kelas eksperimen adalah kelas yang memperoleh model
pembelajaran CPS berbantuan LKPD HOTS yaitu kelas IX A, sedangkan
Kelas kontrol adalah kelas yang memperoleh model pembelajaran CPS tidak
berbantuan LKPD HOTS yaitu kelas IX B.
Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh atau
total sampling. Karena populasi terdiri dari 2 kelas, yaitu teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, teknik ini
digunakan apabila jumlah populasi dari suatu penelitian relatif kecil (Kusuma,
2022). Populasi akan diberi uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan
rata-rata yang bertujuan untuk memastikan kedua kelas memiliki kedaan awal
yang relatif sama untuk kemudian dipilih menjadi sampel penelitian, yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kebingungan dalam memahami istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian, berikut dijelaskan definisi operasional dari istilah-
istilah tersebut.
1. Kemampuan Pemecahan Masalah.
Pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar
matematika. Pada saat memecahkan masalah matematika, siswa dihadapkan
dengan beberapa tantangan seperti kesulitan dalam memahami soal. Hal ini
disebabkan karena masalah yang dihadapi bukanlah masalah yang pernah
dihadapi siswa sebelumnya.
Kemampuan pemecahan masalah matematika yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kemampuan yang ditunjukkan siswa dalam menyelesaikan
masalah berdasarkan tahapan-tahapan indikator pemecahan masalah.
Pada penelitian ini pemecahan masalah yang dimaksud adalah suatu
proses terencana yang dilakukan supaya mendapatkan penyelesaian tertentu
dari sebuah masalah yang mungkin tidak didapat dengan segera. Indikator
pemecahan masalah pada penelitian ini adalah siswa dapat memahami masalah
yang diberikan, dan mampu merencanakan penyelesaian dan menyelesaikan
masalah sesuai rencana.
2. Keterampilan Manipulasi Matematis
21
23
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Safitri, N.T., Salsabila, E. & Hajizah, M.N. 202. Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Probing Prompting Berbantuan LKS Terstruktur Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA Negeri 31
Jakarta.
Murwanto, A., Qohar, A., & Sa’dijah, C. 2022. Pengembangan LKPD Daring
Pendekatan Guided Discovery Berbasis HOTS Materi Persamaan dan
Fungsi Kuadrat. Jurnal Pendidikan Matematika. 11(3): 2527-8827.
Syazali, M. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Berbantuan Maple II Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis. Jurnal Pendidikan Matematika. 6(1): 91 - 9.
Wahyuni, P., Astuti, D., & Ijuddin, R. 202. Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Berbantuan Lkpd Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa Di Sma.
Kusumaningtyas, N., Parta, N., & Susanto, H. 2022. Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Siswa Pada
Saat Pembelajaran Daring. Jurnal Pendidikan Matematika. 6(1): 107-119.
Rahmawati, H.D., & Astuti, D. 2022. Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
SMA Pada Materi Pertidaksamaan dua Variabel. Jurnal Pendidikan
Matematika. 2(2): 187-200.
Ramdan, M.G.A., & Roesdiana, N. 2022. Analisis Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa SMP Pada Materi Teorema Phytagoras. Jurnal Educatio.
8(1): 386-395.
Kurniati, A.H., & Murniati. 200. Deskripsi Kemampuan Penalaran Matematika
Siswa Ditinjau Dari Pemahaman Konsep Siswa.
Juhaeriah, D., Hidayat, S., & Sudrajat. A. 2021. Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Berbantuan Lkpd Dan Kemampuan Berpikir Kritis
Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Siswa Kelas Vi
Sd. Jurnal Muara Pendidikan. 6(2): 2621-0703.
Qoma, I. 2021. Penerapan Model Pembelajaran Cps (Creative Problem Solving)
Terhadap Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Ditinjau Dari
Curiosity Peserta Didik. Skripsi.
Ningrum, P. 2019. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd) Berbasis
Strategi React Pada Materi Trigonometri Di Smk Pab 3 Medan Estate.
Skripsi.
Fitriani, A., Bahatullah., & Husniati, A. 2022. Pengaruh Pendekatan Problem
Solving Berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Higher Order
Thinking Skill Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif. Jurnal pedagogika.
13(02): 135-149.
25
26
Utami, D.P., & Dafit, F. 2021. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis
High Order Thingking Skills (HOTS) pada Pembelajaran Tematik. Jurnal
Mimbar Ilmu. 26(3): 381-389.
Rasmuin., & Syah, S. 2021. Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Solving
Terhadap Higher Order Thingking Skill (HOTS) pada Siswa SMP.
Akademik Pendidikan Matematika, 7(1); 72-80
Sari, A. D., & Noer, S. H. (2017). Kemampuan pemecahan masalah matematis
dengan model creative problem solving (cps) dalam pembelajaran
matematika. In Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika (Vol. 1, No. 1, pp. 245-252).
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/download/29072/12806/
http://eprints.ums.ac.id/17034/7/BAB_II.pdf