Anda di halaman 1dari 6

UPAYA MENINGKATKAN KONEKSI MATEMATIS SISWA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menyelesaikan Studi dan Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

RIYANTI
NIM : 16230310413

Program Studi : Pendidikan Matematika

UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH LABUHANBATU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
RANTAUPRAPAT
2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting dalam


kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat kita ketahui dari pekerjaan kita sehari-hari
seperti memasak, bepergian, ataupun melakukan transaksi jual beli yang semua itu
memerlukan perhitungan Matematika. Dalam NCTM 2000, di Amerika,
disebutkan bahwa terdapat lima kemampuan dasar Matematika yang merupakan
standar yakni pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan bukti
(reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connection), dan
representasi (representation). Berdasarkan lima standar kemampuan NCTM
tersebut, maka dalam tujuan pembelajaran Matematika yang ditetapkan dalam
kurikulum 2006 yang dikeluarkan Depdiknas meliputi : (1) koneksi antar konsep
dalam Matematika dan penggunaannya dalam memecahkan masalah, (2)
penalaran, (3) pemecahan masalah, (4) komunikasi dan representasi , dan (5)
factor afektif.

Dalam kedua dokumen tersebut, kemampuan koneksi merupakan


kemampuan yang strategis yang menjadi tujuan pembelajaran Matematika.
Namun, pada kenyataanya di sekolah siswa yang mampu menguasai konsep
Matematika tidak dengan sendirinya pintar dalam mengkoneksikan Matematika.
Terlihat dari salah satu wawancara kepada salah satu guru matematika yang
mengatakan hanya 40% siswa yang dapat mengkaitkan pembelajaran tentang
koneksi matematika dalam kehidupan sehari-hari. Padahal materi pelajaran seperti
pecahan, kecepatan, perbandingan dan rasio merupakan topic yang dapat dikait-
kaitkan.
Selain itu, koneksi antar konsep-konsep dalam matematika sebaiknya
didiskusikan oleh siswa. Pengkoneksian antar ide matematik yang diajarkan
secara eksplisit oleh guru tidak membuat siswa memahaminya secara bermakna
(Hibert dan carpenter, 1992 yang dirangkum oleh Bergeson, 2000:37). Apabila
siswa mampu mengkoneksikan ide-ide matematika dalam kehidupan sehari-hari
maka akan lebih mengingat topic dalam matematika yang bersifat abstrak.

Guru seharusnya mampu membuat siswa dapat mengkoneksikan materi-


materi pelajaran matematika pada kehidupan sehari-hari. Namun guru merasa
kesulitan untuk membuat siswa paham bagaimana mengkait-kaitkan topic
matematika dengan kehidupan sehari-hari karna guru mengajar secara eksplisit.
Maka dari itu dalam hal ini peneliti ingin menambah satu referensi kepada guru
untuk meningkatkan koneksi matematis siswa melalu model Pembelajaran
Berbasis Masalah, sebab guru juga belum pernah menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah pada topic matematika khususnya pada topic-
topik matemtika yang dapat dikait-kaitkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran berbasis masalah dapat memfokuskan siswa pada proses


pembelajaran dan mengaktifkan siswa untuk menemukan kembali konsep-konsep,
melakukan refleksi, abstraksi, formalisasi, pemecahan masalah, komunikasi dan
aplikasi (Ruchaedi 2016:22). Siswa diberi kesempatan untuk memikirkan
penyelesaian dari masalah itu melalui diskusi dengan teman sekelasnya. Dengan
demikian akan melatih siswa untuk berpikir kreatif, kritis, dan dapat memecahkan
persoalan matematika yang dapat menumbuh kembangkan sikap positif siswa
terhadap matematika. Guru hanyalah sebagai fasilitator. Alasan peneliti memilih
model Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai salah satu referensi solusi,
dikarenakan model Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki kelebihan salah
satunya yaitu : memberi kesempatan pada siswa untuk menghadapi dan
memecahkan masalah secara mandiri. Oleh sebab itu, model pembelajaran
berbasis masalah ini diharapkan mampu meningkatkan daya koneksi matematis
siswa agar semakin lebih baik lagi. Yang pada akhirnya akan mempermudah
siswa untuk menguasai dan mengingat topic dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan uraian diatas maka judul yang tepat untuk melaukan penelitian
ini yaitu : “Upaya Meningkatkan Koneksi Matematis Siswa Melalui model
pembelajaran Berbasis Masalah di Kelas X-3 SMA N 01 Rantauprapat T.A
2020/2021.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka identifikasi masalah


dalam penelitian ini adalah :

1. Siswa yang mampu menguasai konsep Matematika tidak dengan sendirinya


pintar dalam mengkoneksikan Matematika.
2. Konsep-konsep matematika yang diajarkan guru secara eksplisit tidak dapat
membuat siswa paham.
3. Guru merasa kesulitan untuk membuat siswa paham bagaiman mengkait-
kaitkan topic matematika dalam kehidupan sehari-hari.
4. Guru belum pernah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang termasuk dalam pembelajaran


matematika, dalam penelitian ini masalah dibatasi pada Upaya Meningkatkan
Koneksi Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah di
Kelas X-3 SMA N 01 Rantauprpat.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah : apakah terdapat


pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap koneksi
matematis siswa di SMA N 01 Rantauprapat.
E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat


pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap koneksi
matematis siswa di SMA N 01 Rantauprapat.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Sekolah; dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran dan tingkat koneksi siswa dalam mata pelajaran matematika.
2. Guru; terkhusus mata pelajaran matematika, untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan koneksi matematis siswanya dan cara menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran matematika untuk
meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa.
3. Siswa tentang seberapa tingkat kemampuan koneksi matematik mereka
terhadap pelajaran matematika sehingga diharapkan peserta didik dapat terus
belajar dengan baik dan benar untuk meningkatkan kemampuan dalam belajar
terutama kemampuan dalam mengkait-kaitkan topic-topik dalam
pembelajaran matematika.
4. Peneliti; dapat menambah pengetahuan sebagai bekal untuk menjadi tenaga
pendidik atau guru yang professional.
5. Peneliti selanjutnya; dapat menjadi salah satu referensi untuk penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

NCTM. (2000). Principles and Standars for School Mathematics. [online].


Tersedia di :
http://www.nctm.org/uploadedFiles/Math_Standars/12752_exec_pssm.pdf
[26 Desember 2013]
Depdiknas. (2006). Kurikulum 2006: Standar Isi Mata Pelajaran Matematika
untuk SMP/MTs.
Bergeson, T. (2000). Teaching and Learning Mathematics: Using Research to Sift
From the “Yesterday” Mind to the “Tomorrow” mind. [online] tersedia:
www.l2.wa.us. [20 April 2008]
Ruchaedi, R dan Baehaki, I. (2016). Pengaruh Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Kemampuan Heuristik Pemecahan Masalah dan Sikap Matematis
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala Pendas, Vol. 2, No 2, Juli 2016,
hlm. 22

Anda mungkin juga menyukai